Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
10 Pages
ISSN 2302-0253 pp. 48- 57
KAJIAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PELAKSANAAN PERKUATAN TEBING SUNGAI DI PROVINSI ACEH Hasanudin1, Syamsidik 2, Ibnu Abbas Majid 3 1) Magister 2,3) Fakultas
Teknik Sipil, Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh Teknik Sipil, Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh email:
[email protected]
Abstract: Occupational health and safety is paramount in the construction of riverbank reinforcement. The purpose of the study was 1) to determine the level of awareness and understanding of the elements of the safety program, 2) To determine how the implementation of the Occupational Health and Safety program (K3) and 3) To determine what kind of risk of workplace accidents that occur at the project site. The scope of this study is limited to the study of occupational health and safety are applied to the implementation of the riverbank reinforcement construction in the province. The research was conducted by distributing questionnaires to 31 respondents who were directly involved in the implementation of the riverbank reinforcement construction in the province. Data processing is done by the analysis of the frequency and relative importance index (RII). The object of research is completed and the contractor is carrying out construction work strengthening the province's river bank sources of funds from the state budget for Fiscal Year 2010 to Fiscal Year 2013 Based on the results of data processing and discussion, the results of the study may have been in accordance with the objectives of the research: the level of awareness and understanding of the elements of K3 program "Provision of safety facility" occupies the highest weight, namely: 4.50, for the implementation of occupational safety and health program "Providing drugs (P3K)" with a 4.54 weight, type of work hazard most often occurs is wound on the leg with a 4:57 weight on work items and the pair gabion revetment work most frequent workplace accidents is on the job heap <40 kg and weighs 4.57 occur on the hands. Keywords: occupational health and safety, strengthening river bank Abstrak: Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan hal yang terpenting dalam konstruksi perkuatan tebing sungai. Tujuan penelitian adalah 1) Untuk mengetahui tingkat kesadaran dan pemahaman terhadap elemen-elemen program keselamatan kerja, 2) Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan 3) Untuk mengetahui apa saja jenis risiko kecelakaan kerja yang terjadi di lokasi proyek. Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada kajian keselamatan dan kesehatan kerja yang diterapkan pada pelaksanaan konstruksi perkuatan tebing sungai di provinsi Aceh. Penelitian dilaksanakan dengan penyebaran kuesioner kepada 31 responden yang terlibat langsung dalam pelaksanaan konstruksi perkuatan tebing sungai di provinsi Aceh. Pengolahan data dilakukan dengan analisis frekuensi dan relative importance index (RII). Objek penelitian adalah kontraktor yang telah selesai dan sedang melaksanakan pekerjaan konstruksi perkuatan tebing sungai di provinsi Aceh sumber dana dari APBN Tahun Anggaran 2010 sampai dengan Tahun Anggaran 2013. Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan, maka telah di dapat hasil penelitian sesuai tujuan penelitian yaitu: tingkat kesadaran dan pemahaman terhadap elemen-elemen program K3 ”Penyediaan fasilitas keselamatan kerja” menempati bobot paling tinggi yaitu: 4.50, Untuk pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja “Menyediakan obat-obatan (P3K)” dengan bobot 4.54, jenis risiko kecelakaan kerja yang paling sering terjadi adalah luka pada bagian kaki dengan bobot 4.57 pada item pekerjaan pasangan bronjong dan pada pekerjaan revetment yang paling sering terjadi kecelakaan kerja yaitu pada pekerjaan timbunan batu <40 kg dengan bobot 4.57 terjadi pada bagian tangan. Kata Kunci : keselamatan dan kesehatan kerja, perkuatan tebing sungai
Volume 3, No. 4, November 2014
- 48
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala perkuatan tebing sungai. Dan ketiga, untuk
PENDAHULUAN Dalam melaksanakan pekerjaan konstruksi, perkuatan tebing sungai banyak mengunakan
mengetahui apa saja jenis risiko kecelakaan kerja yang terjadi di lokasi konstruksi.
tenaga kerja manusia dan setiap pekerjaan
Melalui penelitian ini diharapkan dapat
perkuatan tebing sungai juga dipengaruhi oleh
menjadi acuan bagi perusahaan konstruksi
kondisi fisik pekerja khususnya pada area kerja
dalam
yang terbuka. Oleh karena itu, pelaksanaan
mengembangkan program K3, sebagai metode
pekerjaan perkuatan tebing sungai rawan terhadap
untuk meminimalisasikan kecelakaan kerja.
mempertimbangkan
dan
terjadinya kecelakaan kerja. Penerapan program keselamatan kerja dapat meminimalkan risiko
KAJIAN KEPUSTAKAAN Proyek perkuatan tebing sungai merupakan
terjadinya kecelakaan kerja. Namun pada kenyataan banyak hambatan yang sering dihadapi baik dari
diruangan yang terbuka dan menyangkut kondisi
pihak kontraktor maupun dari pihak pekerja. Berdasarkan permasalahan keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana diuraikan tersebut, maka
kondisi
yang
terjadi
adalah
belum
diketahuinya tingkat kesadaran dan pemahaman kontraktor terhadap program keselamatan kerja, masih minimnya informasi tentang pelaksanaan program keselamatan kerja pada proyek konstruksi perkuatan tebing sungai, dan apa saja jenis risiko kecelakaan kerja di lokasi proyek konstruksi
tujuan
fisik para pekerja sehingga dapat menimbulkan kecelakaan,
kecelakaan
kerja
pada
proyek
perkuatan tebing sungai menimbulkan banyak kerugian baik secara materi maupun korban kecelakaan, pemerintah telah menetapkan peraturan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dalam hal ini program K3 ditetapkan menurut standar Departemen Tenaga Kerja (DEPNAKER). K3 adalah suatu konsep berpikir berisi upaya nyata dalam bentuk perlindungan yang ditujukan untuk
perkuatan tebing sungai. Adapun
proyek yang berbahaya karena pekerjaan dilakukan
dari
penelitian
ini,
pertama adalah untuk mengetahui tingkat kesadaran dan pemahaman terhadap elemenelemen program keselamatan kerja, seperti jaminan keselamatan dan kesehatan kerja, pelatihan K3 dan alat pelindung diri yang
orang lain agar selalu dalam keadaan selamat dan sehat maka dari itu diperlukan sistem manajemen K3 (SMK3) sebagai suatu sistem manajemen yang berupaya dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (Ramli, 2010). Definisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
dilaksanakan oleh kontraktor dalam proyek
Silalahi (1995) mendefinisikan secara
konstruksi perkuatan tebing sungai di Balai
umum kecelakaan diartikan sebagai kejadian
Wilayah Sungai Sumatera-I Provinsi Aceh.
yang tidak dapat diduga. Kecelakaan kerja
Kedua,
dapat
untuk
pelaksanaan
mengetahui
Keselamatan
terjadi
karena
kondisi
yang
tidak
dan
membawa keselamatan kerja, atau perbuatan
Kesehatan Kerja (K3) pada proyek konstruksi
yang tidak selamat. Kecelakaan kerja dapat
49 -
program
bagaimana
Volume 3, No. 4, November 2014
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala didefinisikan sebagai setiap perbuatan atau
Meliputi, tidak cukup kepemimpinan dan
kondisi tidak selamat yang mengakibatkan
pengawasan,
kecelakaan.
pembelian/pengadaan barang, perawatan,
Berdasarkan definisi kecelakaan kerja
rekayasa,
standar kerja dan penyalahgunaan.
maka lahirlah keselamatan dan kesehatan kerja
Dari
yang mengatakan bahwa cara menanggulangi
kesimpulan mengenai indikator tentang
kecelakaan kerja adalah dengan meniadakan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
unsur
meliputi:
penyebab
mengadakan
kecelakaan
pengawasan
dan yang
atau ketat.
uraian
di
faktor
atas
dapat
manusia
ditarik
dan
faktor
lingkungan.
Keselamatan dan kesehatan kerja pada dasarnya mencari dan mengungkapkan kelemahan yang memungkinkan terjadinya kecelakaan. Fungsi ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu mengungkapkan sebab akibat suatu kecelakaan dan meneliti apakah pengendalian secara cermat dilakukan atau tidak oleh pelaksana di tempat kerja. Menurut Simanjuntak (1994) keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang
bebas
dari
risiko
kecelakaan
dan
kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup tentang kondisi bangunan, kondisi mesin,
Kecelakaan Kerja Menurut Reason (1997), kecelakaan kerja dapat terjadi akibat hancurnya pertahanan yang dibuat oleh organisasi, sehingga bahaya yang timbul
tidak
dapat
diantisipasi.
Semua
pertahanan yang dibentuk oleh organisasi merupakan
perencanaan
maupun
tindakan
untuk mengantisipasi bahaya yang mungkin muncul, dapat berupa tindakan pengawasan, perlengkapan pelindung, peraturan dan prosedur. Menurut Bird, Frank, E, Jr, (1994) kecelakaan tidak datang dengan sendirinya, ada
peralatan keselamatan dan kondisi pekerja.
rangkaian Indikator-indikator dalam Keselamatan dan
peristiwa
sebelumnya
yang
mendahului terjadinya kecelakaan tersebut.
Kesehatan Kerja Budiono dkk (2003) mengemukakan indikator keselamatan dan kesehatan kerja (K3),
Faktor manusia/pribadi (personal factor) Faktor manusia disini meliputi, antara lain kurangnya kemampuan fisik, mental dan psikologi, kurangnya pengetahuan dan ketrampilan/keahlian,
dan
motivasi yang tidak cukup. 2.
Faktor kerja/lingkungan
Konstruksi
perkuatan
tebing
sungai
merupakan konstruksi penambat tanah yang
meliputi: 1.
Konstruksi Perkuatan Tebing Sungai
stres
serta
berfungsi untuk melindungi tebing dari longsoran akibat gerusan aliran sungai serta melindungi bangunan-bangunan yang ada disekitarnya. Jenis konstruksi perkuatan tebing sungai terdiri dari pemasangan batu, dinding penahan tanah (tembok), turap beton, revetment, krib arus, dan bronjong kawat (Suyono dan Masateru, 1984).
Volume 3, No. 4, November 2014
- 50
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Analisis Relative Importance Index (RII) Penentuan tingkat kepentingan yang
a.
1,00 ≤ Tidak Pernah ≤ 1,80
ditunjukkan oleh pihak-pihak yang terkait
b.
1,80 ≤ Jarang ≤ 2,60
digunakan
relative
c.
2,60 ≤ Sering ≤ 3,40
importance index dari masing-masing faktor
d.
3,40 ≤ Sangat Sering ≤ 4,20
(Narbuko dan Achmadi, 2004). Rumus yang
e.
4,20 ≤ Paling Sering ≤ 5,00
untuk mengukur
nilai
digunakan adalah sebagai berikut: METODE PENELITIAN
5
Relative importance index (RII) =
Metode pengumpulan data, pengolahan
WiXi
i 1 5
Xi
i 1
data,
pengujian
data
dan
analisis
data
sebagaimana dirumuskan pada bagan alir
………………….(1)
metode
penelitian
di
bawah
ini.
Dimana : i = indeks kategori respon (1,2,3,4 dan 5 ) Wi = bobot yang dihubungkan dengan nilai respon ke-I (1,2,3,4,5 berurutan) Xi
= frekuensi dari respon ke i sebagai persentase dari total responden untuk setiap variabel/faktor.
Kriteria Interprestasi Skor RII Untuk meninterprestasikan skor/nilai RII setiap variabel/faktor dilakukan berdasarkan kriteria berikut (Arashpour, M. 2011) yang masing-masing terhadap program keselamatan dan kesehaatan kerja pada pelaksanaan perkuatan tebing sungai: 1. Kriteria Interprestasi Skor RII untuk variabel tingkat kesadaran dan pemahaman serta variabel tingkat pelaksanaan Program K3: Gambar A Bagan Alir Penelitian
a.
1,00 ≤ Tidak Penting ≤ 1,80
b.
1,80 ≤ Kurang Penting ≤ 2,60
c.
2,60 ≤ Penting ≤ 3,40
d.
3,40 ≤ Sangat Penting ≤ 4,20
e.
4,20 ≤ Paling Penting ≤ 5,00
Sampel Penelitian Responden pada penelitian ini berasal dari kontraktor – kontraktor yang pernah dan sedang
melaksanakan
pekerjaan
perkuatan
tebing sungai pada Balai Wilayah Sungai Sumatera - I tahun 2010 sampai dengan 2013,
2. Kriteria Interprestasi Skor variabel tingkat kejadian: 51 -
RII
untuk
Volume 3, No. 4, November 2014
diketahui
jumlah
kontraktor
dengan
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala keseluruhannya adalah sebanyak 45 perusahaan,
dari direktur perusahaan, Site manager dan
target responden dalam penelitian ini adalah
Pelaksana lapangan, baik pada pekerjaan yang
direktur/project manager, site manager dan
sudah
pelaksana lapangan. Sampel dari populasi akan
melakukan
dikumpulkan melalui teknik simple random
konstruksi perkuatan tebing sungai di lokasi proyek.
dilaksanakan
maupun
pekerjaan
yang
sedang
penyelesaian
proyek
sampling. Untuk mendapatkan jumlah sampel dalam populasi digunakan rumus Slovin,
Analisa Pengumpulan data dilakukan dengan cara
ukuran sampel dihitung menggunakan rumus:
menyebarkan 𝑁
n = 1+(𝑁.𝑒²)
kuesioner
dan
observasi
di
lapangan. Penyusunan kuesioner dilakukan
…………………......(2)
berdasarkan studi literatur yang telah dilakukan. Observasi lapangan dilakukan dengan tujuan untuk meninjau secara langsung pelaksanaan
dalam hal ini ; n = jumlah sampel; N = jumlah populasi; e2 = persentase toleransi ketidak telitian (presisi) karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir (1%, 5% dan 10%). 1 = angka konstan. Berdasarkan data yang didapat, jumlah perusahaan berjumlah 45. Penentuan jumlah minimum
sampel
dilakukan
dengan
menggunakan rumus Slovin pada persamaan (2), dengan
toleransi
kesalahan
analisa
yang
diizinkan adalah 10%. Langkah perhitungan sampel yang dilakukan sebagai berikut:
keselamatan dan kesehatan kerja pada proyek konstruksi perkuatan tebing sungai di provinsi Aceh. Pengamatan lapangan dilakukan untuk memperoleh
dokumentasi
(foto)
mengenai
keselamatan dan kesehatan kerja di lapangan. Data pengisian
yang
diperoleh
kuesioner
dari
sebagai para
hasil
responden
selanjutnya direkap dengan bantuan Software Microsoft Excel. Rekapitulasi data dilakukan berdasarkan kelompok. Analisa yang digunakan pada
penelitian
ini
terdiri
dari
Analisa
Reliabilitas, Analisa frekuensi dan Analisa Relative Importance Index. Analisa Reliabilitas untuk menguji kehandalan kuesioner yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian,
45 n=
= 31…….(3) 2
(45 x 0,1 ) + 1 Objek Penelitian Penelitian ini mengambil objek penelitian kepada kontraktor-kontraktor pelaksana yang telah
sedangkan analisa frekuensi untuk menentukan persentase jawaban setiap variabel dan analisa Relative Importance Index untuk menunjukkan tingkat kepentingan atau faktor-faktor atau variabel dalam penelitian.
dan sedang melaksanakan pekerjaan konstruksi perkuatan tebing sungai. Target responden terdiri Volume 3, No. 4, November 2014
- 52
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Provinsi Aceh.
HASIL PEMBAHASAN Data hasil penelitian disusun dalam bentuk
Tabel 1. Rekapitulasi (Pelaksana Lapangan)
Karakteristik
Responden
tabel dan berdasarkan rangking dan interprestasi skor. Dari hasil penelitian diharapkan dapat menghasilkan identifikasi tingkat kesadaran dan pemahaman kontraktor terhadap keselamatan dan kesehatan kerja
Jumlah Persentase Pengalaman perusahaan 0 – 2 tahun 0 0.00% 2 – 4 tahun 6 21.42% 4 – 7 tahun 4 14.29% > 7 tahun 18 64.29%
(K3), pelaksanaan program
keselamatan dan kesehatan kerja (K3), dan identifikasi risiko kecelakaan kerja yang terjadi di lokasi pekerjaan proyek perkuatan tebing sungai secara efektif dan efisien guna meminimalisir kecelakaan kerja yang berada dibawah pengawasan Balai Wilayah Sungai Sumatera-I Provinsi Aceh. Hasil Nilai-nilai yang diperoleh dari pengolahan data adalah koefisien Cronbach Alpha untuk menghitung reliabilitas, analisis frekuensi untuk menghitung frekuensi setiap variabel dan relative imfortance index (RII) untuk menghitung tingkat kepentingan setiap variabel tingkat kesadaran dan pemahaman kontraktor terhadap elemen-elemen program keselamatan kerja, pelaksanaan program keselamatan kerja dan jenis risiko kecelakaan kerja pada proyek konstruksi perkuatan tebing sungai di Provinsi Aceh. Responden dalam penelitian adalah pihak kontraktor
Kelompok
pelaksana
pekerjaan
konstruksi
Pengalaman responden 1 6 11 10 Pendidikan SMA/Sederajat 6 D3 9 S1 13 0 S2/S3 0 – 2 tahun 2 – 4 tahun 4 – 7 tahun > 7 tahun
3.57% 21.43% 39.29% 35.71% 21.43% 32.14% 46.43% 0.00%
Jumlah proyek tebing sungai yang pernah ditangani 1-3 11 39.29% 4-6 14 50.00% 7 - 10 2 7.14% > 10 1 3.57% Rata-rata nilai proyek tebing sungai yang dikerjakan tiap tahun Lebih kecil dari Rp. 1 6 21.43% M 1M–3M 14 50.00% 3M–5M 6 21.43% >5M 2 7.14% Estimasi durasi proyek < 6 bulan 15 53.57% 6 – 12 bulan 13 46.43% 0 0.00% 12 – 18 bulan 0 0.00% > 18 bulan Waktu aktual proyek tebing sungai diselesaikan < 6 bulan 24 85.71% 4 14.29% 6 – 12 bulan 0 0.00% 12 – 18 bulan >18 bulan
0
0.00%
perkuatan tebing sungai ini terdiri atas : (1)
Untuk mengkaji bahwa kuesioner yang telah
Direktur/Project Manager (2) Site Manager dan (3)
disusun handal digunakan sebagai alat untuk
pelaksana
pengembalian
mencapai tujuan penelitian, maka digunakan analisa
kuesioner dari responden berjumlah 28 perusahaan
reliabilitas berdasarkan Cronbach Alpha, dengan
dari 31 perusahaan dan perusahaan tersebut pernah
menggunakan
melaksanakan pekerjaan konstruksi perkuatan
diharapkan hasil perhitungan diperoleh ≥ 0,6,
tebing sungai di Balai Wilayah Sungai Sumatera – I
dimana nilai tersebut dianggap dapat memberikan
53 -
lapangan.
Jumlah
Volume 3, No. 4, November 2014
persamaan
Cronbach
Alpha
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala gambaran tingkat kehandalan kuesioner yang
Pembahasan
digunakan.
Analisa
memberikan jawaban untuk tiap variabel atau
0,868
dilihat dari bobot yang paling besar berdasarkan
0,961 0,990
interprestasi skor.
Analisa Relative Importance Index (RII) Perhitungan Analisa Relative Impoetance Index variabel Frekuensi penyediaan fasilitas
konstruksi
kerja khusunya
dalam proyek
pelaksanaan konstruksi
perkuatan tebing sungai dengan bobot: a)
dilakukan
Koefisien Cronbach Alpha
Tingkat kesadaran dan pemahaman K3 Pelaksanaan program K3 Jenis risiko kecelakaan kerja
keselamatan
kuesioner
dengan melihat bobot dari total 28 responden yang
Tabel 2. Koefisien Cronbach Alpha Skala Pengukuran Responden
terhadap
5 sebanyak : 17 orang; b) 4 sebanyak : 8 orang; c) 3 sebanyak : 3 orang; d) 2 sebanyak : 0 orang; e) 1 sebanyak : 0 orang; f) Total: 28 orang; g) RII = ((5 x
pertanyaan. Variabel yang paling dominan dapat
Berikut adalah hasil interpretasi jawaban untuk variable dari aspek-aspek yang ditanyakan. Tabel 3. Tingkat Kesadaran dan Pemahaman terhadap Elemen-elemen Program Keselamatan kerja No. Variabel A14 Penyediaan fasilitas keselamatan kerja A9 Alokasi dana keselamatan kerja dan pemilihan asuransi jamsostek A18 Program keselamatan kerja bagi pekerja
Bobot
Interpretasi Jawaban
4.50
Paling Penting
4.43
Paling Penting
4.21
Paling Penting
17) + (4 x 8) + (3 x 3) + (2 x 0) + (1 x 0)) / Dari total bobot jawaban yang diberikan
28 = 4,50 Perhitungan Analisa Relative Impoetance
pada Tabel 3, terlihat bahwa pada tingkat kesadaran
Index (RII) variabel Frekuensi menyediakan obat-
dan pemahaman terhadap elemen-elemen program
obatan (P3K) pelaksanaan program K3 dalam
keselamatan kerja variabel “Penyediaan fasilitas
kegiatan konstruksi khusunya proyek konstruksi
keselamatan kerja” adalah variabel yang paling
perkuatan tebing sungai dengan bobot:
banyak responden memberikan jawaban “Paling
a)
5 sebanyak : 18 orang; b) 4 sebanyak : 7
Penting” dengan bobot 4.50. Penyediaan fasilitas
orang; c) 3 sebanyak : 3 orang; d) 2
keselamatan kerja dapat meminimalisir kecelakaan
sebanyak : 0 orang; e) 1 sebanyak : 0
kerja
orang; f) Total: 28 orang; g) RII = ((5 x
dilapangan.
18) + (4 x 7) + (3 x 3) + (2 x 0) + (1 x 0)) /
Tabel 4. Tingkat Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan kerja
28 = 4,54
dalam
melaksanakan
setiap
Berdasarkan bobot RII tersebut selanjutnya ditentukan rangking dari setiap variabel pengkajian keselamatan dan kesehatan kerja pada pelaksanaan perkuatan tebing sungai.
No. B6
Variabel
Menyediakan obatobatan (P3K). B13 Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) yang menjadi keharusan
kegiatan
Bobot
Interpretasi Jawaban
4.54
Paling Penting
4.43
Paling Penting
Volume 3, No. 4, November 2014
- 54
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala dikalangan pekerja. B12 Penyediaan alat pelindung diri (APD) yang sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan. B10 Penyediaan informasi nomor telepon penting B4 Menyediakan alat-alat K3. B3 Memberikan pengarahan, pemahaman dan kesadaran akan pentingnya K3.
Menurut Jenis Kecelakaan 4.39
4.36 4.36
4.29
Paling Penting Paling Penting Paling Penting Paling Penting
Pada tabel di atas terlihat bahwa pada
C84 Tergores
kontraktor, variabel “Menyediakan obat-obatan (P3K)” adalah variabel yang paling banyak
C91 Luka Ringan
C96 Kaki II
3
71C Luka Ringan
75C Tangan
4
Paling Sering
4.54
Paling Sering
4.43
Paling Sering
4.21
Paling Sering
4.46
Paling Sering
4.54
Paling Sering
4.32
Paling Sering
4.43
Paling Sering
4.57
Paling Sering
Menurut Sifat Luka 122C Luka ringan Menurut Bagian Luka
Tabel 5. Jenis Risiko Kecelakaan Kerja Variabel
Kegiatan Bronjong Item Pekerjaan Pemancangan Kayu 1 Cerucuk Indikator Menurut Jenis Kecelakaan Terkena alat C67 pemukul Menurut Sifat Luka
Bobot
Jawaban
126C Tangan
I
C76 Luka ringan
5
C80 Tangan
Item Pekerjaan Timbunan Batu < 40 Kg (Pengunci) Indikator Menurut Jenis Kecelakaan
129C Terjepit
4.25
Paling Sering
135C Memar
4.50
Paling Sering
Paling Sering
142C Tangan
4.36
Menurut Bagian Luka
55 -
4.50
Item Pekerjaan Timbunan Batu 200-500Kg Indikator Menurut Jenis Kecelakaan
113C Terjatuh
lanjut.
2
Paling Sering
Menurut Bagian Luka
korban di bawa ke klinik atau rumah sakit
No
4.57
Menurut Sifat Luka
korban tidak menjadi lebih parah sebelum
terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih
Paling Sering
Kegiatan revetment/Dining penahan tanah Item Pekerjaan Bekisting Indikator Menurut Jenis Kecelakaan
64C Tergores
dapat memberikan penanganan pertama bagi korban kecelakaan kerja agar penderitaan
4.32
Menurut Bagian Luka
responden memberi jawaban “Paling Penting” dengan bobot 4.54. Kotak P3K yang lengkap
Paling Sering
Menurut Sifat Luka
variabel pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja yang umum dilakukan oleh
4.50
Item pekerjaan Pasangan Bronjong Indikator
Volume 3, No. 4, November 2014
Menurut Sifat Luka
Menurut Bagian Luka
Analisa terhadap kuesioner untuk jenis risiko kecelakaan kerja yang terjadi dilokasi proyek
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala konstruksi pada pelaksanaan perkuatan tebing
bobot 4.50 dan menurut bagian luka adalah
sungai, dilakukan dengan melihat bobot dari total
“tangan” dengan bobot 4.36, serta pada
28 responden yang memberikan jawaban untuk tiap
item pekerjaan pasangan bronjong, menurut
variabel, item pekerjaan dan indikator risiko. Jika
jenis kecelakaan adalah “tergores” dengan
bobot 1 maka jawabannya “tidak pernah”, bobot 2
bobot 4.50, menurut sifat luka adalah “luka
jawabannya “jarang”, bobot 3 jawabannya “sering”,
ringan” dengan bobot 4.32 dan menurut
bobot 4 jawabannya “sangat sering”, dan bobot 5
bagian luka adalah “kaki” dengan bobot
jawaban “paling sering”. Variabel, item pekerjaan
4.57.
dan indikator yang paling sering berdasarkan bobot
b. Jenis risiko kecelakaan kerja pada kegiatan
RII dan interprestasi jawaban dapat dilihat pada
revetment/dinding penahan tanah, yang
tabel di atas.
paling sering terjadi pada item pekerjaan bekisting, menurut jenis kecelakaan adalah
KESIMPULAN DAN SARAN
“tergores” dengan bobot 4.50, menurut sifat
Kesimpulan
luka adalah “luka ringan dengan bobot 4.54
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari hasil penelitian terhadap kajian keselamatan dan
kesehatan
kerja
pada
pelaksanaan
perkuatan tebing sungai pada Balai Wilayah Sungai Sumatera – I Provinsi Aceh untuk
dan menurut bagian luka adalah “tangan” dengan bobot 4.43, pada item pekerjaa timbunan batu 200-500 kg, menurut jenis kecelakaan adalah “terjatuh” dengan bobot 4.21, menurut sifat luka adalah “luka
peringkat teratas yang memberikan jawaban
ringan” dengan bobot 4.46 dan menurut
paling penting adalah penyediaan fasilitas
bagian luka adalah “tangan” dengan bobot
keselamatan kerja dan penyediaan obat-obatan (P3K).
4.54 serta pada item pekerjaan timbunan batu <40 kg (pengunci), menurut jenis
Berdasarkan hasil pengolahan data dan
kecelakaan adalah “terjepit” dengan bobot
pembahasan yang telah dilakukan, maka telah
4.32, menurut sifat luka adalah “memar”
diketahui jenis risiko kecelakaan kerja yang berada dalam katagori paling sering terjadi
dengan bobot 4.43 dan menurut bagian luka adalah “tangan” dengan bobot 4.57.
dilokasi proyek pada pelaksanaan konstruksi perkuatan tebing sungai di provinsi Aceh yaitu: a. Jenis risiko kecelakaan kerja pada kegiatan
Saran Penelitian ini dilakukan berdasarkan
bronjong, yang paling sering terjadi pada
karekteristik
item pekerjaan pemancangan kayu cerucuk,
dijelaskan pada bab IV dan lokasi proyek
menurut jenis kecelakaan adalah “terkena
perkuatan tebing sungai di provinsi Aceh
alat pemukul” dengan bobot 4.25, menurut
dengan sumber dana APBN. Penelitian serupa
sifat luka adalah “luka ringan” dengan
atau yang lebih lanjut (advance) dapat di
responden
tertentu
Volume 3, No. 4, November 2014
seperti
- 56
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala lakukan oleh para peneliti yang berminat terhadap kajian keselamatan dan kesehatan kerja pada pelaksanaan proyek konstruksi. Dengan banyaknya penelitian keselamatan dan kesehatan
kerja
proyek
konstruksi
akan
memperluas sumber referensi bagi peneliti yang dilakukan mahasiswa. DAFTAR KEPUSTAKAAN Arashpour, M., 2011. Important Factors Influencing Personnel Performance Of Construction Companies. International Conference On Economic, Business and Management, IPEDR vol.2 (2011) © (2011) IAC S IT Press. Manila: Philippines. Bird, F, E, Jr. 1994. International Safety System. International Loss Control Institute (USA).Georgia. Budiono., J. dan Pusparini., 2003. Bunga Rampai Hiperkes dan Keselamatan Kerja. Semarang: Penerbit Universitas Diponegoro. Narbuko, C dan Achmadi, A., 2004, Metodelogi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara. Ramli, 2010. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT. Dian Rakyat. Reason, J., 1997, Managing the risks of organizational accidents. Australia: Ashgate Publishing Company. Silalahi, B, N. B dan Silalahi, R, B., 1995. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Lembaga PPM. Simanjuntak, 1994. Manajemen Keselamatan Kerja. Jakarta: Himpunan Pembina Sumber Daya Manusia Indonesia (HIPSMI). Suyono, S. dan Masateru, T., 1984. Perbaikan dan Pengaturan Sungai. Jakarta: Penerbit Pradnya Paramita.
57 -
Volume 3, No. 4, November 2014