JURNAL SKRIPSI PENGARUH STIMULASI ORANG TUA DALAM PROSES BELAJAR TERHADAP KEJADIAN DEPRESI PADA ANAK SD KELAS 6 DI SDN WANGKALWETAN KECAMATAN KEJAYAN KABUPATEN PASURUAN
NUR SOFIA 201001062
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAJAPAHIT MOJOKERTO 2015
Pengaruh Stimulasi Orang Tua Dalam Proses Belajar Terhadap Kejadian Depresi Pada Anak SD Kelas 6 SDN Wangkal Wetan Kecamatan Kejayan Kabupaten Pasuruan
Nur Sofia Program Studi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit Mojokerto
[email protected] Abstrak Seluruh orang tua selalu mengharuskan anaknya mempunyai prestasi cemerlang di sekolahnya, tetapi keinginan tersebut seringkali tercermin dalam pemberian stimulasi belajar yang berlebihan. Akibat tuntutan tersebut memicu munculnya depresi pada anak. Tujuan penelitian ini mengetahui pengaruh stimulasi orang tua dalam proses belajar terhadap kejadian depresi pada anak kelas 6. Penelitian ini merupakan penelitian analitik corelasional dengan jenis backward study. Populasi sebanyak 32 responden, sekaligus digunakan sebagai sampel dengan teknik total sampling. Data diolah dengan cara editing, coding, scoring, dan tabulating. Kemudian diuji dengan uji wilcoxon sign rank test. Penelitian stimulasi orang tua menunjukkan dari 32 responden hampir seluruhnya memberikan stimulasi pada anaknya dengan buruk yaitu sebanyak 28 responden (87.5%). Penelitian kejadian depresi menunjukkan dari 32 responden hampir seluruhnya mengalami gejala depresi sedang berat yaitu sebanyak 16 responden (84.4%). Uji Wilcoxon Signed Rank Test didapatkan probabilitas 0,000 dan < α (0.05) artinya ada pengaruh stimulasi orang tua dalam proses belajar terhadap kejadian depresi pada anak kelas 6. Penyebab terjadinya depresi pada anak adalah pemberian stimulasi yang salah, orang tua terlalu banyak memberikan stimulasi terhadap anak berupa berbagai perintah yang justru membuat anak tertekan. Kata kunci : Stimulasi, Depresi, Anak Kelas 6 All parents have always been requiring that his brilliant achievements in school, but the desire is often reflected in the provision of learning stimulation in excess. As a result of these demands lead to the emergence of depression in children. The purpose of this study was to determine the effect of stimulation of the parents in the learning process on the incidence of depression in children in grade 6 Elementary School District of Kejayan Wangkal Wetan Pasuruan. This research is analytic corelasional. This type of research study used is backward. The population in this study a total of 32 respondents were once used as a sample by taking the total sampling technique. Once the data is collected and processed by means of editing, coding, scoring, and tabulating. Then the tested by using the Wilcoxon signed rank test trials. The data presented in the form of frequency distribution tables. The results of the study showed that stimulation of the parents of the 32 respondents almost entirely on his stimulating badly as many as 28 respondents (87.5%). Ha is accepted and H0 is rejected, which means no stimulatory effect of parents in learning process on the incidence of depression in
children in grade 6 Elementary School District of Kejayan Wangkal Wetan Pasuruan. The causes of depression in children is one of them giving the wrong stimulation, parents give too much stimulation to the child in the form of various commands that actually make the child depressed. Keywords : Stimulation, Depression Children Class 6 PENDAHULUAN Seluruh orang tua selalu mengharuskan agar anaknya mempunyai prestasi cemerlang di sekolahnya, akan tetapi keinginan tersebut seringkali tercermin dalam pemberian stimulasi dalam proses belajar yang berlebihan. Akibat tuntutan tersebut memicu munculnya depresi pada anak. Depresi dikaitkan dengan perasaan sedih, murung, putus asa, merana dan tidak bahagia (Soetjiningsih, dkk, 2004). Penyebab terjadinya depresi pada anak adalah salah satunya pemberian stimulasi yang salah, yaitu orang tua terlalu banyak memberikan stimulasi terhadap anak berupa berbagai perintah yang justru membuat anak tertekan. Tingkat depresi pada siswa SD di Indonesia terbilang cukup tinggi. Diperkirakan 2 dari 10 siswa SD yang mempunyai prestasi belajar rendah mengalami gejalagejala depresi. Depresi menjadi penyebab turunnya prestasi belajar siswa SD. Data tahun 2011 menunjukkan bahwa sekitar 23% orang tua anak SD di Jawa Timur mengeluh karena prestasi belajar anaknya kurang memuaskan (Fahrizati, 2013). Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti tanggal 10 Desember 2013 pada anak SD kelas 6 di SDN Wangkal Wetan Kecamatan Kejayan Kabupaten Pasuruan menunjukkan hasil, dari 10 anak kelas 6, 7 diantaranya (70%) yang mengalami gejala depresi seperti perasaan muram, murung, sedih, memikirkan hal yang sedih, dan mengeluh mengaku sering dipaksa orang tuanya untuk bisa mendapatkan prestasi baik. Sedangkan 3 anak (30%) yang tidak mengalami gejala depresi mengaku dianjurkan untuk bisa mendapatkan prestasi baik tanpa ada pemaksaan. Penatalaksanaan depresi adalah dengan menggunakan konsep elektik-holistik, yaitu penananganan lingkungan, psikoterapi dan medikamentosa. Prognosis tergantung penyebab, bentuk klinis, pikiran bunuh diri, kepribadian pramorbid dan keluarga dengan gangguan jiwa (Soetjiningsih, dkk, 2004). Disamping itu
sebagai manusia yang belum berpengalaman seorang anak tidak memiliki kemampuan untuk mencari solusi dari depresi yang dideritanya sehingga perlu mendapat bantuan dari orang dewasa untuk dapat mengatasi kesulitannya.
METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian analitik corelasional. Penelitian ini merupakan penelitian Expost Facto: yaitu penelitian dilakukan terhadap kejadian atau fenomena causal efek (sebab akibat) yang telah terjadi (bukan karena adanya perlakuan / intervensi dari peneliti) (Suparyanto, 2009). Jenis penelitian yang dipakai adalah backward study, penelitian kearah ke belakang (effect cause study= retrospective study= trohoc study: case control study), dimana yang dilakukan pengukuran awal adalah variabel akibat (tergantung), kemudian ditanyakan ulang ada tidak faktor risiko yang dialami responden beberapa waktu yang lalu, untuk pengukuran variabel sebab (bebas) (Suparyanto, 2009). Tujuan peneliti memilih jenis penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh stimulasi orang tua dalam proses belajar terhadap kejadian depresi pada anak SD kelas 6 di SDN Wangkal Wetan Kecamatan Kejayan Kabupaten Pasuruan. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 32 responden yang sekaligus digunakan sebagai sampel dengan teknik pengambilan total sampling. Setelah data terkumpul kemudian diolah dengan cara editing, coding, scoring, dan tabulating. Kemudian data diuji dengan menggunakan uji wilcoxon sign rank test. Data disajikan berbentuk tabel distribusi frekuensi.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian stimulasi orang tua menunjukkan bahwa dari 32 responden hampir seluruhnya memberikan stimulasi pada anaknya dengan buruk yaitu sebanyak 28 responden (87.5%) dan sebagian kecil memberikan stimulasi baik yaitu sebanyak 4 responden (12,5%). Secara rinci dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Stimulasi Orang Tua Dalam Proses Belajar Pada Anak No Stimulasi orang tua Jumlah Persentase 1 Baik 4 12.5 2 Buruk 28 87.5 Jumlah 32 100 Hasil penelitian kejadian depresi pada anak menunjukkan bahwa dari 32 responden hampir seluruhnya mengalami gejala depresi sedang berat yaitu sebanyak 16 responden (84.4%) dan sebagian kecil mengalami depresi ringan dan tidak mengalami gejala depresi yaitu sebanyak masing-masing 2 responden (6,3%). Secara rinci dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Distribusi Frekuensi Kejadian Depresi Pada Anak Kelas 6 No Kejadian Depresi Pada Jumlah Persentase Anak Kelas 6 1 Normal 2 6.3 2 Gejala Depresi Ringan 2 6.3 3 Gejala Depresi Ringan Sedang 7 21.9 4 Gejala Depresi Sedang Berat 16 50 5 Gejala Depresi Berat 5 84.4 Jumlah 32 100 Berdasarkan hasil perhitungan uji statistik Wilcoxon Signed Rank Test pada taraf signifikan
= 0,05 dengan jumlah responden 32 orang didapatkan tingkat
probabilitas / Asym.sig sebesar 0,000 dan < α (0.05) maka Ha diterima dan H0 ditolak yang artinya ada pengaruh stimulasi orang tua dalam proses belajar terhadap kejadian depresi pada anak SD kelas 6 di SDN Wangkal Wetan Kecamatan Kejayan Kabupaten Pasuruan. Hasil tabulasi silang dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Tabulasi Silang Pengaruh Stimulasi Orang Tua Dalam Proses Belajar Terhadap Kejadian Depresi Pada Anak SD Kelas 6 No 1 2
Kejadian Depresi Stimulasi Buruk Baik Jumlah
Ringan Sedang sedang berat % f % f % f % 0 0 0 7 21.9 16 50 6.3 2 6.3 0 0 0 0 6.3 2 6.3 7 21.9 16 50 n = 32, α = 0.05 sig. 0,000
Normal f 0 2 2
Ringan
Berat f 5 0 5
% 15.6 0 15.6
Ketera ngan f % 28 87.5 4 12.5 32 100
Berdasarkan hasil perhitungan uji statistik Wilcoxon Signed Rank Test pada taraf signifikan
= 0,05 dengan jumlah responden 32 orang didapatkan tingkat
probabilitas / Asym.sig sebesar 0,000 dan < α (0.05) maka Ha diterima dan H0 ditolak yang artinya ada pengaruh stimulasi orang tua dalam proses belajar terhadap kejadian depresi pada anak kelas 6 di SDN Wangkal Wetan Kecamatan Kejayan Kabupaten Pasuruan. Seluruh orang tua selalu mengharuskan agar anaknya mempunyai prestasi cemerlang di sekolahnya, akan tetapi keinginan tersebut seringkali tercermin dalam pemberian stimulasi dalam proses belajar yang berlebihan. Akibat tuntutan tersebut memicu munculnya depresi pada anak. Depresi dikaitkan dengan perasaan sedih, murung, putus asa, merana dan tidak bahagia (Soetjiningsih, dkk, 2004). Penyebab terjadinya depresi pada anak adalah salah satunya pemberian stimulasi yang salah, yaitu orang tua terlalu banyak memberikan stimulasi terhadap anak berupa berbagai perintah yang justru membuat anak tertekan. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan signifikan stimulasi orang tua dengan kejadian depresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar orang tua memberikan stimulasi buruk menyebabkan sebagian besar anak mengalami depresi sedang berat. Penyebab depresi pada anak adalah kesalahan dalam memberikan stimulasi. Bentuk stimulasi yang salah seperti memaksa anak untuk selalu belajar, ikut les setiap jum’at dan minggu tanpa memberikan waktu untuk bermain sesuai dengan usia anak menyebabkan anak mengalami depresi. Pemberian pelajaran tambahan / les terutama pada hari minggu mulai jam 9-11 pagi menyebabkan anak tidak bisa bermain padahal hari minggu adalah waktunya libur setelah 6 hari belajar. Penyebab depresi pada anak yang lain adalah pola pengasuhan orangtua yang keliru. Gaya pengasuhan yang salah contohnya sikap otoriter orangtua kepada anaknya, orangtua kurang demokratis, mengabaikan terhadap anak, dan stimulasi yang salah. Kondisi ini menyebabkan deprei pada anak yang bisa menggau masa depan anak.
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN Hasil stimulasi orang tua dalam proses belajar pada anak kelas 6 di SDN Wangkal Wetan Kecamatan Kejayan Kabupaten Pasuruan menunjukkan hampir seluruhnya memberikan stimulasi pada anaknya dengan buruk. Kejadian depresi pada anak kelas 6 di SDN Wangkal Wetan Kecamatan Kejayan Kabupaten Pasuruan menunjukkan hampir seluruhnya mengalami gejala depresi sedang berat. Ada pengaruh stimulasi orang tua dalam proses belajar terhadap kejadian depresi pada anak kelas 6 di SDN Wangkal Wetan Kecamatan Kejayan Kabupaten Pasuruan. Bagi peneliti Agar peneliti menggunakan hasil penelitian ini ketika melakukan pengabdian di mayarakat dengan cara menganjurkan kepada orang tua agar tidak memberikan stimulasi yang buruk misalnya dengan menyuruh untuk selalu mengikuti les pada hari minggu padahal hari tersebut waktunya anak istirahat. Disamping itu hendaknya orang tua memberikan stimulasi yang sesuai dengan karakter dan kepribadian anak dan tidak memaksakan kehendak orang tua kepada anak. SARAN Bagi Orang Tua Agar orang tidak memberikan stimulasi yang tidak sesuai dengan karakter dan kepribadian anak seperti selalu memaksa anak untuk ikut les pada hari minggu dan belajar sampai larut malam yang bisa menyebabkan anak malah menjdi malas belajar karena tekanan yang diberikan oleh orang tua. Bagi anak SD Agar anak menganggap bahwa apapun stimulasi belajar yang diberikan oleh orang tua merupakan bentuk keinginan orang tua supaya masa depan anak bisa lebih baik, tidak menjadikan sebagai tekanan dn tetap semangat dalam belajar Bagi SDN Wangkal Wetan Agar lembaga pendidikan terkait memberikan arahan kepada orang tua melalui komite sekolah agar tidak terlalu menekan anak untuk bisa mencapai prestasi terbaik supaya anak tidak mengalami depresi anak Bagi peneliti selanjutnya
Agar peneliti selanjutnya menjadikan hasil penelitian ini sebagai dasar untuk mengembangkan penelitian tentang faktor-faktor lain yang mempengaruhi kejadian depresi pada anak SD kelas 6 selama stimulasi orang tia dalam proses belajar sehingga dapat mencegah terjadinya depresi pada anak SD kelas 6.
DAFTAR PUSTAKA Akmal, Cairiyah Suci., Rima Semiarti, Gayatri. (2013). Hubungan Personal Hygiene Dengan Kejadian Skabies Di Pondok Pendidikan Islam Darul Ulum, Palarik Air Pacah, Kecamatan Koto Tangah Padang Tahun 2013. Jurnal Kesehatan Andalas. 2013 ; 2 (3) Ambarwati, Eny Retna, dkk. (2009). KDPK Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika. Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Badri Moh. (2007). Hygiene Perseorangan Santri Pondok Pesantren Wali Songo Ngabar Ponorogo. National Institute Of Health Research. Vo. 17 No. 2 Jun (2007) Faridah, Nur. (2013). Penanganan Keputihan pada Siswi kelas 2 SMPN 1 Pojokrejo Tahun 2013. digilip.usu.library Frenki. (2011). Hubungan Personal Hygiene Santri Dengan Kejadian Penyakit Kulit Infeksi Skabies Dan Tinjauan Sanitasi Lingkungan Pesantren Darel Hikmah Kota pekanbaru. Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Hidayat, Aziz Alimul. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : Salemba Medika. Hidayat, Aziz Alimul. (2007). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta : Salemba Medika. Hidayat, Aziz Alimul. (2009). Metode Penelitian Kebidanan & Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika. Hurlock, Elizabeth B. (2009). Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga. Istiana Siti, Mareta Wulan Permatasari, Budi Mulyono, (2012). Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Personal Hygiene Dengan Tindakan Pencegahan Keputihan Di Sma Negeri 9 Semarang Tahun 2012. Jurnal http:jurnal.unimus.ac.id Mustikawati, Intan Silviana. (2013). Perilaku Personal Hygiene Pada Pemulung Di Tpa Kedaung Wetan Tangerang. Forum Ilmiah Vo. 10. Nomor. 1 Januari 2013 Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Pieter, Herri Zan, dkk. (2010). Pengantar Psikologi dalam Keperawatan. Jakarta : Kencana Prenada Media. Purba (2013) Bab 2 Konsep Umur, Pendidikan, Pekerjaan. Universitas Sumatra Utara
Putri, Btari Sekar Saraswati Ardana. (2011) Hubungan Higiene Perseorangan, Sanitasi Lingkungan Dan Status Gizi Terhadap Kejadian Skabies Pada Anak (Studi kasus di Sekolah Dasar Negeri 3 Ngablak, Magelang tahun 2011). Jurnal KesehatanUndip. 2013 ; 2 (3) Soetjiningsih. (2004). Tumbuh Remaja dan Permasalahannya. Jakarta : Sagung Seto. Sugiyono. (2009). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. Suryanto (2012). Sikap Remaja Tentang Perubahan Fisik Ditinjau Dari Aspek Jenis Kelamin di SMPN 1 Sumberasih Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo. Karya Tulis Ilmiah. Poltekkes Majapahit Mojokerto Tarwoto, dkk. (2010). Kesehatan Remaja Problem dan Solusinya. Jakarta : Salemba Medika. Tarwoto, Wartonah. (2006). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Uliyah, Musrifatul, dkk. (2008). Keterampilan Dasar Praktik Klinik. Jakarta : Salemba Medika. Wawan, A, Dewi. 2010. Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Zulkifli. (2005). Psikologi Perkembangan. Bandung : Remaja Rosdakarya.