STUDI DESKRIPTIF PENDAMPINGAN DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PENGURANGAN RASA NYERI PADA IBU BERSALIN KALA I DI RS PANTI WILASA CITARUM SEMARANG
Ruri Astuti Dr. Bagoes Widjanarko, MPH, MA Hanna Yuanita Dana Santoso, MMID
Abstract Background: While entering the time of delivery, a mother usually overwhelmed by feelings of fear, worry, or anxiety, especially in primiparous mothers. Those feelings can increase the pain, the muscles become tense, and mother become tired quickly, which in turn inhibits the delivery process. Supportive care during labor means to be active and participate in ongoing activities. Support in labor may be provided by midwives and the people arround the mother. The presence of continuous mentoring has several benefits: 1) Reduce forceps, vacuum, or sectio Caesaria during labor, 2) Reduce Apgar score <7, 3) The duration of labor is becoming increasingly shorter, 4) Greater maternal satisfaction in experience of childbirth Aim (s) : This study aimed to find a desciptive of husbands’s in support in reducing maternal pain, as well as maternal responses to the reduction of pain. Method : This study used a cross sectional approach. The sampling method used in this study was accidental sampling. Accidental sampling was done by husband who where at the place by accident. Result : The study found that most respondents in the category of middle adulthood was 90%. Number of respondents were 55% primiparous and 55% multipara. Respondents studying Senior High School were 55% and 45% college educated. Respondents who worked 55%. Husbands who accompanied and supported againts pain of labor reducing were 100% of respondents with an average of 9-12 treatments provided. Respondents felt comfortable with the threatment of their husbands. Respondent said that there was a reducing pain, many support, and got more energy. All respondents agreed that there was a pain of labor reducing with the supports of their husbands. The support which most helpful to reducing pain was massaging the back as much as 55% Conclusion :The study found that 100% or 20 respondents gave a husbands’s support towards the reduction of pain and 100% or 20 respondents said that the reduction of pain and the respondents felt comfortable with pain of labor reducing the support and threatment of husbands.
Keywords : Pain of Labor Bibliography : 28 books Descriptions : Researcher, Leader I, Leader III
Jurnal Kebidanan Panti Wilasa, Vol. 3 No. 1, Oktober 2012____________________
1
Kerangka Pemikiran Persalinan dan kelahiran adalah akhir kehamilan dan titik dimulainya kehidupan diluar rahim bagi bayi baru lahir. Pada proses persalinan dibagi dalam empat kala atau fase. Fase persalinan aktif ada tiga kala yaitu kala I, kala II, dan kala III. Persalinan merupakan proses pergerakan keluarnya janin, plasenta, dan membran dari dalam rahim melalui jalan lahir. Proses ini berawal dari pembukaan dan dilatasi serviks sebagai akibat kontraksi uterus dengan frekuensi, durasi, dan kekuatan yang teratur. Peran penting dari penolong persalinan adalah mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin, dalam hal ini tergantung dari kemampuan dan kesiapan penolong saat proses persalinan. Terdapat lima kebutuhan dasar bagi wanita yang sedang mengalami proses persalinan. Lima kebutuhan dasar tersebut adalah: a.Asuhan fisik dan psikologis, b.Kehadiran seorang pendamping secara terus menerus, c.Pengurangan rasa sakit, d.Penerimaan atas sikap dan perilakunya. e.Informasi dan kepastian tentang hasil persalinan yang aman. Pada saat memasuki masa persalinan, seorang ibu akan diliputi perasaan takut, khawatir, atau kecemasan, terutama pada ibu primipara. Perasaan takut bisa meningkatkan nyeri, otot-otot menjadi tegang, dan ibu menjadi cepat lelah, yang pada akhirnya menghambat proses persalinan. Asuhan yang sifatnya mendukung selama persalinan merupakan suatu standar pelayanan kebidanan. Asuhan yang mendukung berarti bersifat aktif dan turut serta dalam kegiatan yang
sedang berlangsung. Apabila bidan dalam keadaan sibuk, dukungan dalam persalinan dapat diberikan oleh orang-orang terdekat pada ibu. Kehadiran pendampingan secara terus menerus memiliki manfaat: 1)Kelahiran dengan tindakan (forceps, vacuum, maupun sectio caesaria) menjadi berkurang, 2)APGAR skor <7 berkurang, 3)Lamanya persalinan menjadi semakin pendek, 4)Kepuasan ibu yang semakin besar dalam pengalaman melahirkan mereka. Salah satu prinsip dasar asuhan sayang ibu adalah mengikutsertakan suami dan keluarga selama proses persalinan dan kelahiran bayi. Kondisi emosional ibu menjelang persalinan sangat labil. Kegelisahan dan ketidaknyamanan ibu mencapai puncaknya. Kehadiran seorang pendamping akan memberikan kontribusi yang baik dalam proses persalinan. Dukungan yang diberikan seorang pendamping akan memberikan rasa nyaman kepada ibu. Bidan atau tenaga kesehatan lain hanya memfasilitasi pendamping persalinan dan ibu, agar persalinan dapat berjalan lancar. Kehadiran seorang pendamping persalinan khususnya suami memberikan sedikitnya tiga peran terhadap proses persalinan ibu. Peran yang pertama adalah sebagai pelatih, di mana seorang suami mendampingi dan membantu ibu selama dan sesudah kontraksi persalinan. Peran yang kedua adalah sebagai teman satu tim yang membantu memenuhi kebutuhan yang diharapkan ibu, seperti kebutuhan dukungan fisik dan psikologis. Peran yang ketiga adalah sebagai saksi, maksudnya suami menjadi saksi proses persalinan ibu sampai kelahiran bayi.
Jurnal Kebidanan Panti Wilasa, Vol. 3 No. 1, Oktober 2012____________________
2
Manfaat dari pendampingan suami selama proses persalinan antara lain adalah: 1)Memberi rasa tenang dan menguatkan psikis bagi ibu, karena suami adalah orang terdekat yang dapat memberikan rasa aman dan tenang yang diharapkan ibu saat bersalin. Di tengah kondisi yang tidak nyaman, ibu memerlukan pegangan, dukungan, dan semangat untuk mengurangi kecemasan dan ketakutannya,2)Menambah kedekatan emosi suami-istri, karena suami akan melihat sendiri perjuangan hidup dan mati ibu saat melahirkan anak mereka, sehingga membuatnya semakin sayang kepada istrinya, 3)Suami selalu ada saat dibutuhkan,
4)Menumbuhkan naluri kebapakan dalam diri suami ibu, 5)Suami akan lebih menghargai istri dan menjaga perilakunya terhadap istri, setelah melihat pengorbanan istri saat persalinan. Metode Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu dukungan suami terhadap pengurangan rasa nyeri ibu bersalin pada kala I. Variabel penunjang lain yang mendukung dukungan suami adalah pendidikan suami dan pekerjaan suami, serta karakteristik dari ibu yaitu umur, paritas,
Jurnal Kebidanan Panti Wilasa, Vol. 3 No. 1, Oktober 2012____________________
3
pendidikan ibu, pekerjaan ibu, dan respon ibu terhadap dukungan suami. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian survei deskriptif. Penelitian ini dilakukan dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan data, klasifikasi pengolahan/analisis data, membuat kesimpulan, dan laporan. Penelitian ini menggunakan pendekatan secara cross sectional. Survey cross sectional ialah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi, atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach). Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah ibu bersalin spontan di Ruang Bersalin RS Panti Wilasa Citarum Semarang sejumlah 52 ibu. Sampel Sampel dari penelitian ini adalah ibu bersalin spontan yang ditemani suami di Ruang Bersalin RS Panti Wilasa Citarum Semarang sejumlah 20 ibu. Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah accidental sampling. Pengambilan sampel secara accidental dilakukan dengan kasus atau responden yang kebetulan ada. Data Primer didapat melalui observasi atau pengamatan langsung dengan checklist dan wawancara terhadap responden setelah bersalin. Data sekunder pada penelitian ini berasal dari data rekam medik pasien. Kuesioner digunakan sebagai lembar pernyataan ibu atau lembar identitas ibu dan sebagai acuan untuk wawancara yang dilakukan terhadap ibu pasca bersalin untuk mengetahui keadaan yang ibu alami saat bersalin terhadap perlakuan suami. Checklist digunakan untuk pengamatan perlakuan suami pada pengurangan rasa nyeri persalinan kala I dan
respon ibu terhadap perlakuan suami. Data diolah dan dianalisis secara univariate yang dilakukan terhadap tiap variabel. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan proses berpikir induktif, artinya dalam pengujian hipotesishipotesis bertitik tolak dari data yang terkumpul kemudian disimpulkan. Analisis data pada penelitian ini menggunakan tabel yang bisa menjelaskan gambaran bentuk dukungan suami terhadap pengurangan rasa nyeri ibu bersalin pada kala I. Hasil Penelitian Jumlah responden yang masuk dalam golongan 21 tahun sampai kurang dari 35 tahun sebesar 18 responden, sedangkan golongan umur 35 tahun sampai kurang dari 45 tahun sebesar 2 responden. Sebagian besar responden yang peneliti ambil adalah golongan melahirkan dua sampai lima kali sebanyak 11 responden (55%), paling banyak melahirkan kedua dan ketiga kalinya kalinya. Jumlah ibu bersalin pertama kali adalah 9 responden (45%) dan ada satu responden yang melahirkan kelima kalinya. Tingkat pendidikan yang paling rendah adalah SMA atau SMK. Jumlah responden yang berpendidikan SMA atau SMK adalah 11 responden. Jumlah suami responden yang berpendidikan SMA atau SMK dengan akademi atau perguruan tinggi masing-masing 10 responden. Ibu tidak bekerja yaitu sejumlah 9 responden, karyawan swasta sejumlah 7 responden, PNS dan wiraswasta masing-masing sejumlah 2 responden. Hasil penelitian mengenai pekerjaan suami responden, didapatkan bahwa 16 suami responden berkerja sebagai
Jurnal Kebidanan Panti Wilasa, Vol. 3 No. 1, Oktober 2012____________________
4
karyawan swasta dan 4 suami responden bekerja sebagai wiraswasta. Dukungan suami yang diberikan kepada ibu bersalin kala I meliputi 13 tindakan. Tindakan tersebut antara lain adalah suami membelai rambut ibu, mengusap keringat ibu, suami mencium ibu, menggenggam tangan ibu, memijat punggung ibu, memberikan makan dan minum, membantu mengubah posisi ibu, menenangkan ibu dengan kata-kata penyemangat, suami mengkompres punggung ibu dengan air hangat atau air dingin, menceritakan hal-hal yang menyenangkan kepada ibu, memutarkan musik yang menenangkan ibu, menunjukkan gambar yang menangkan ibu, dan suami mendampingi ibu berjalanjalan. Secara umum sebagian besar melakukan beberapa perlakuan dan ada yang tidak melakukan beberapa perlakuan pengurangan rasa nyeri. Tabel. 2.1. Distribusi jumlah perlakuan suami pada responden
kata-kata penyemangat, dan ada beberapa suami memutarkan ibu musik yang menenangkan. Tabel. 2.2. Distribusi berdasarkan dukungan suami No Dukungan
Frekuensi 20 (100%)
1
Membelai
2
Mengusap keringat
19 (95%)
3
Memijat
18 (90%)
4
Menggenggam tangan
5
Mencium
6
Memberi makan dan minum
7
Mengganti posisi
8
Memberi semangat
9 10
Mengkompres punggung Menceritakan hal menyenangkan
20 (100%) 17 (85%) 20 (100%) 20 (100%) 19 (95%) 0 (0%) 5 (25%)
Jumlah Perlakuan
Frekuensi
11
Memutarkan musik
4 (20%)
10
7 (35%)
12
Melihatkan gambar
0 (0%)
11
2 (10%)
13
Mendampingi berjalan-jalan
6 (30%)
8
3 (15%)
9
8 (40%)
Data dari hasil pengamatan dan wawancara ibu didapatkan bahwa semua ibu merasa nyaman dengan dukungan yang suami ibu berikan untuk mengurangi rasa nyeri ibu bersalin kala I. Jumlah respon yang didapatkan antara lain; ibu tertidur dengan adanya dukunguan suami adalah 19 responden, ibu yang menangis dan berteriak kesakitan masing-masing adalah 1 responden. Semua responden merasa nyaman dengan dukungan suami dengan alasan bahwa dengan dukungan
20 (100%) Tindakan yang paling sering dilakukan oleh suami adalah suami membelai rambut ibu, mengusap keringat ibu, mencium ibu, suami menggenggam tangan ibu, memijat punggung ibu, memberikan makan dan minum, membantu mengubah posisi ibu, menenangkan ibu dengan
Jurnal Kebidanan Panti Wilasa, Vol. 3 No. 1, Oktober 2012____________________
5
suami ibu merasa tidak sendiri, mempunyai semangat dan tenaga yang lebih, dan ada yang memperhatikan. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap 20 ibu bersalin, Semua responden mengatakan ada pengurangan rasa nyeri saat suami memberikan dukungan. Perlakuan yang menurut ibu memberikan pengaruh yang besar terhadap pengurangan rasa nyeri ibu bersalin kala I adalah memijat punggung ibu, suami membelai rambut ibu, dan suami menggenggam tangan ibu. Tabel. 2.3 Distribusi perlakuan suami yang membantu mengurangi rasa nyeri responden Perlakuan Suami
Frekuensi
Membelai
6 (30%)
Menggenggam tangan
3 (15%)
Memijat punggung
11 (55%) 20 (100%)
Pembahasan Jenis dukungan yang suami berikan sesuai dengan teori penatalaksanaan non farmakologik pengurangan rasa nyeri di buku Keperawatan Maternitas dengan penulis Bobak, Lowdermilk, dan Jensen mengenai pendekatan yang dilakukan suami untuk mengurangi rasa nyeri ibu bersalin serta buku Hipnostetri, Rileks, Nyaman, dan Aman saat Hamil dan Melahirkan dengan penulis Yessy Aprilia. Jumlah dukungan yang diberikan berbeda pada masing-masing responden. Sebagian besar suami responden memberikan 9 sampai 11 perlakuan kepada respoden dari total 13
perlakuan yang mungkin muncul. Tindakan membelai memberikan ketenangan responden dalam menghadapi persalinan memiliki makna bahwa suami setia mendampingi responden dan menerima atas sikap reponden. Tindakan memberikan makanan dan minuman memberikan suplai energi kepada responden, selain kebutuhan akan nutrisi dan cairan selama persalinan kala I terpenuhi. Penelitian yang dilakukan oleh Tatik Indrawati dengan judul Metode Pengurangan Rasa Nyeri pada Kala I Persalinan Normal dan Efeknya di BPS Kota Semarang mengatakan bahwa mengganti posisi responden dalam persalinan memiliki efek pengurangan rasa nyeri bersalin. Dukungan suami yang tidak pernah dilakukan terhadap 20 responden adalah bentuk dukungan memperlihatkan gambargambar yang membuat ibu tenang dan mengkompres punggung ibu. Sebagian besar responden mengatakan belum tahu mengenai beberapa teknik pengurangan rasa nyeri. Sementara hanya tiga responden yang pernah membaca buku mengenai teknik pengurangan rasa nyeri ibu bersalin. Hasil wawancara yang dilakukan kepada responden menunjukkan bahwa responden merasa nyaman dan ada energi lebih ketika dukungan suami diberikan. Responden merasa tidak sendiri ketika bersalin karena ada yang memperhatikan dan memberikan semangat. Marie Mongan dalam buku Metode Melahirkan Secara Aman, Mudah, dan Nyaman menuliskan bahwa rasa sakit melahirkan adalah mitos. Ia membuktikan bahwa sakit melahirkan tidak akan terjadi jika ibu tidak memiliki rasa takut, dan menyambut prosesnya dengan kenikmatan. Menurut teori di buku
Jurnal Kebidanan Panti Wilasa, Vol. 3 No. 1, Oktober 2012____________________
6
Keperawatan Maternitas dan buku Hipnostetri, Rileks, Nyaman, dan Aman saat Hamil dan Melahirkan, pengurangan rasa nyeri ibu bersalin dapat diatasi dengan pendekatan secara nonfarmakologik. Salah satu pendekatan tersebut dengan adanya dukungan dan pendampingan suami guna mengurangi rasa nyeri ibu bersalin. Hasil wawancara yang telah dilakukan penulis terhadap responden ibu bersalin kala I didapatkan bahwa dukungan suami yang memberikan pengaruh yang besar terhadap pengurangan rasa nyeri ibu adalah saat suami memijat punggung ibu. Ibu merasa dengan pijatan yang dilakukan suami, rasa nyeri menurun dan ibu merasa ada tambahan tenaga semangat dalam menjalani proses persalinannya. Hasil ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rini Hariani Ratih dengan judul “Pengaruh Metode Massage terhadap Pengurangan Intensitas Nyeri pada Persalinan kala I di Klinik Bersalin Fatimah Ali I Marindal Medan” yang menyatakan bahwa ada perbedaan intensitas nyeri saat sebelum dilakukan pemijatan dengan yang sudah dilakukan pemijatan, setelah dilakukan pemijatan, intensitas nyeri berkurang. Selain adanya pengurangan rasa nyeri, ibu merasa nyaman dengan pendampingan dan dukungan suami yang diberikan. Penelitian yang dilakukan oleh Tatik Indrawati dengan judul Metode Pengurangan Rasa Nyeri pada Kala I Persalinan Normal dan Efeknya di BPS Kota Semarang, sebagian besar alasan ibu menyatakan nyaman dengan tindakan suami adalah karena ibu merasa tidak sendiri, ada semangat dan dukungan untuk berjuang, ibu tidak cemas dalam menghadapi proses persalinannya.
Kesimpulan 1 Umur responden sebagian besar masuk dalam kategori dewasa madya dan masa reproduksi yaitu sebesar 90%. 2 Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti didapatkan hasil bahwa 45% merupakan primipara dan 55% merupakan multipara. 3 Tingkat Pendidikan responden sebagian besar adalah SMA/SMK sebesar 55% dan 45% berpendidikan akademi/perguruan tinggi. Suami responden 50% berpendidikan SMA/SMK dan sebagian adalah akademi/perguruan tinggi. 4 Sebagian besar responden tidak bekerja, yaitu sebesar 55% dan sisanya bekerja. Suami responden 100% bekerja. 5 Semua suami responden menemani dengan memberikan dukungan serta semangat. Besar persentase pendampingan suami yang memberikan dukungan adalah 100%. Bentuk dukungan yang paling sering diberikan meliputi suami membelai rambut ibu, memberikan ibu makan dan minum, membantu ibu mengganti posisi. 6 Berdasarkanhasil pengamatan, suami memberikan 9-11 perlakuan kepada ibu yang membantu mengurangi rasa nyeri saat bersalin. 7 Ibu merasakan nyaman dengan dukungan yang diberikan oleh suami. Alasan ibu merasa nyaman dengan dukungan suami adalah ibu merasa tidak sendiri dalam menghadapi persalinannya, ibu ada tambahan energi dari dukungan yang diberikan, dan ibu lebih semangat. Sebagian besar respon ibu terhadap dukungan suami adalah ibu bisa tertidur. 8 Semua responden merasakan ada
Jurnal Kebidanan Panti Wilasa, Vol. 3 No. 1, Oktober 2012____________________
7
pengurangan rasa nyeri saat suami memberikan dukungan. Bentuk dukungan yang memberikan pengaruh besar dengan terhadap pengurangan rasa nyeri ibu bersalin adalah saat suami memijat punggung ibu, dengan persentase sebesar 55%.
2
3
Saran 1 Bagi Suami Suami diharapkan mendampingi dan mendukung ibu saat bersalin, disamping dukungan moral yang diberikan, pendampingan dan dukungan suami memiliki peran besar terhadap pengurangan rasa nyeri ibu bersalin. 2 Bagi Tenaga Kesehatan Asuhan yang diberikan kepada ibu bersalin hendaknya lebih ditingkatkan lagi, terkhusus mengikutsertakan pendampingan suami, supaya ibu lebih semangat dan tidak khawatir dalam menghadapi proses persalinannya. Pendampingan dan dukungan suami juga sesuai dengan Asuhan Sayang Ibu Bersalin yang bertujuan untuk menekan angka mortalitas dan mordibitas ibu bersalin. 3 Bagi Peneliti Lain Penelitian ini banyak kekurangan, saya berharap peneliti lain yang akan mengambil penelitian dengan pokok bahasan pengurangan rasa nyeri ibu bersalin dapat menghubungkan berbagai teknik pengurangan rasa nyeri ibu bersalin dengan efek yang dirasakan. Penelitian dapat dilakukan dengan metode eksperimental. Daftar Pustaka 1 Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Profil kesehatan Indonesia tahun 2010. Jakarta: Depkes RI;2011.
4
5
6
7
8
9
Departemen Kesehatan Republik Indonesia Jawa Tengah. Profil kesehatan Jawa Tengah tahun 2009. Semarang: Depkes Jateng;2010. Sari E. Pengaruh penggunaan kompres hangat dalam oengurangan nyeri persalinan kala I fase aktif di klinik Hj. Hamidah Nasution Medan. [Diakses tanggal 17 November 2011]. Didapat dari: http://repository.usu.ac.id/handle/1 23456789/18761. 4. Hariani R. Pengaruh metode massage terhadap pengurangan intensitas nyeri pada persalinan kala I di klinik bersalin Fatimah Ali I Marindal Medan. [Diakses tanggal 17 November 2011]. Didapat dari: http://repository.usu.ac.id/handle/1 23456789/19508. Hadijatun. Pengetahuan dan sikap bidan jalur khusus terhadap pengurangan nyeri persalinan di AKBID Pemda Kabupaten Aceh Tengah. [Diakses tanggal 17 November 2011]. Didapat dari: http://repository.usu.ac.id/handle/1 23456789/23928. Asrinah, Putri S, Dewi Sulistyorini, Ima Syamrotul, Dian Nirmala S. Asuhan kebidanan persalinan. Yogyakarta: Graha Ilmu;2010. Rohani, Reni Saswita, Marisah. Asuhan kebidanan persalinan. Jakarta: Salemba Medika;2010. Bobak, Lowdermilk, Jensen. Keperawatan maternitas. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;2005. Varney H, Jan M Kriebs, Carolyn L Gregor. Buku ajar asuhan kebidanan edisi 4. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;2003. PrawirohardjoS. Ilmu kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo;2009.
Jurnal Kebidanan Panti Wilasa, Vol. 3 No. 1, Oktober 2012____________________
8
10 FarerrH. Perawatan maternitas. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;2001. 11 Pieter,Zan H, Namora Lumongga L. Pengantar psikologi untuk kebidanan. Jakarta: Kencana;2010. 12 AprilliaY. Hipnostetri, rileks, nyaman, dan aman saat hamil dan melahirkan. Jakarta: Gagas Media; 2010. h. 1-121. 13 Mander R. Nyeri persalinan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2004; h.138218. 14 EndjunJ J. Mempersiapkan persalinan sehat. Jakarta: Puspa Swara; 2002. 15 Liu D T Y. Manual persalinan edisi 3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2005; h.65-106. 16 Notoatmodjo S. Metodologi penelitian untuk kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2010;h. 3546. 17 Arikunto S. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta;2010. 18 Sugiyono. Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta;2010. 19 Sulistyaningsih.Metodologi penelitian kebidanan kuantitatifkualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu;2011. 20 Mansur H.Psikologi ibu dan anak untuk kebidanan. Jakarta: Salemba Medika;2009. 21 Hidayat A. Metode penelitian kebidanan dan teknik analisis data. Jakarta: Salemba Medika;2007. 22 Setiawan A S. Metodologi penelitian kebidanan D III, D IV, S1, dan S2. Yogyakarta: Nuha Medika;2010. 23 Wawan A dan Dewi M. Teori dan pengukuran pengetahuan, sikap, dan perilaku manusia.
Yogyakarta:Nuha Medika;2010 24 Pusdiknakes, WHO, JHPIEGO. Panduan pengajaran asuhan kebidanan fisiologis bagi dosen diploma III kebidanan asuhan intrapartum. Jakarta: Pusdiknakes;2001. 25 Kuswandi L. Keajaiban HypnoBirthing. Jakarta: Pustaka Bunda;2011. 26 Tatik I. Metode pengurangan rasa nyeri pada kala I persalinan normal dan efeknya di BPS Kota Semarang. [Diakses tanggal 29 Mei 2012]. Didapat dari: http://jurnal.abdihusada.com/index .php/jdk/article/view/5/5. 27 MonganF M. Hypnobrithing the mongan method, metode melahirkan secara aman, mudah, dan nyaman. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer;2005.
Jurnal Kebidanan Panti Wilasa, Vol. 3 No. 1, Oktober 2012____________________
9