JURNAL INFORMATIKA PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN UKURAN POLA DAN DESAIN BUSANA Youllia Indrawaty N[1], Ir. M. Ichwan[2], Irma Amelia Dewi [3] Jurusan Teknik Informatika Intitut Teknologi Nasional Bandung
ABSTRAK Seseorang yang berpenampilan baik selain harus memiliki tingkah laku dan kepribadian yang baik juga harus didukung oleh penampilan luar berupa keindahan dan ketepatan dalam berbusana. Ketepatan busana yang baik sebaiknya memiliki ketepatan dari segi pola serta unsur dan prinsip desain yang sesuai bagi pengguna. Keranekaragamnya desain busana sering kali menimbulkan kesulitan bagi pengguna dalam mencocokkan jenis busana dengan kebutuhan penggunaan busana dan ketepatan ukuran busana dengan ukuran tubuh. Setiap orang memiliki ukuran tubuh yang berbeda sehingga memerlukan teknik perancangan pola yang lebih cermat terutama busana wanita. Oleh sebab itu untuk mengatasi masalah tersebut dibangun sebuah aplikasi yang dapat membantu pengguna dalam menentukan model busana yang tepat dengan kebutuhan dan keadaan pengguna serta dapat menghasilkan pola yang sesuai dengan ukuran badan. Adapun aplikasi yang dimaksud adalah Sistem Pakar untuk Menentukan Ukuran Pola dan Desain Busana. Perancangan sistem pakar ini menggunakan Frame sebagai teknik representasi dan forward chaining sebagai mesin inferensi. Adapun hasil pengujian dari sistem pakar untuk menetukan ukuran pola dan desain ini adalah berupa solusi penggunaan busana dengan tepat dan pola busana yang sesuai dengan ukuran badan user. Dengan adanya aplikasi tersebut diharapkan dapat membantu pengguna untuk menentukkan busana yang tepat serta dapat menghasilkan pola busana yang sesuai dengan ukuran. Kata kunci : Busana, Desain, Pola, Sistem Pakar, Forward Chaining, Frame
ABSTRACT Besides having a good personality and behavior, someone’s appearance must be supported by the beauties and accuracy in picking the right cloth. Picking the right cloth not only means the precision in terms of pattern and design elements, but also the principles of picking the right design. Fashion design diversity often caused the difficulties for users in matching the needs of fashion with the use and size of clothing. Each person has different body sizes and require the design techniques that more closely the pattern of clothing, especially women. Therefore, to overcome these problems the writers will built an application that can assist users in determining the appropriate fashion model with user needs and circumstances. The application can also resulting a pattern that can adapt to the body size. The application was referred to Expert System for Determining Size Clothing Pattern and Design. This expert system design using the frame as a representation techniques and forward chaining as No.1 , Vol. 3, Januari – April 2012
38
JURNAL INFORMATIKA inference engine. The test of an application resulting a solution of the proper use and clothing patterns to fit the body. With these applications are expected to help the user to determine the appropriate fashion and clothing that can produce the patterns that match the size.
Keywords: Clothing, Design, Patterns, Expert System, Forward Chaining, Frame I. 1.1
Pendahuluan Latar Belakang Masalah Setiap orang berusaha untuk tampil menarik dengan busana yang dikenakan untuk kegiatan sehari-hari. Penggunaan busana yang tepat dapat memberikan penampilan yang baik serta dapat menambah kepercayaan diri bagi pemakainya. Saat ini berpenampilan yang baik dengan menggunakan busana tidak hanya dilakukan oleh wanita saja tetapi juga oleh pria. Bagi sebagian orang memilih untuk membeli busana yang disukai walaupun busana yang dibeli tidak tepat dengan penggunaan dan tidak sesuai dengan ukuran badan. Oleh karena itu dalam pemilihan busana yang baik harus memperhatikan bentuk busana yang dapat menutupi kekurangan pada bagian tubuh dan disesuaikan dengan usia pengguna, pemilihan warna dan corak yang sesuai dengan jenis warna kulit serta kesempatan pemakaian dan pemilihan bahan kain yang disesuaikan dengan musim sehingga pengguna dapat terasa nyaman ketika memakai busana tersebut. Busana yang baik juga sebaiknya memiliki ketepatan dari segi pola yang sesuai dengan ukuran badan pengguna. Setiap busana memiliki desain pola yang beraneka ragam Keaneka ragaman desain busana tersebut sering kali menimbulkan kesulitan dalam perancangan pola. Setiap orang memiliki pola ukuran tubuh yang berbeda sehingga memerlukan teknik perancangan pola yang lebih cermat. Ketepatan dalam pembuatan pola busana yang sesuai dengan ukuran badan dapat memberikan penampilan yang baik bagi pengguna busana. Pembuatan pola yang dilakukan secara manual membutuhkan pengerjaan yang berulang dan No.1 , Vol. 3, Januari – April 2012
jika terjadi perubahan terhadap ukuran badan maka pola yang telah dibuat harus dilakukan perubahan dan membuat kembali pola tersebut dari awal. Oleh karena itu, dari kesulitan-kesulitan yang telah dipaparkan di atas dalam pemilihan dan pembuatan busana maka penulis melakukan penelitian penelitian mengenai perancangan dan realisasi sistem pakar dalam menentukan ukuran pola dan desain busana bagi pengguna. Bagian dalam sistem pakar terdiri dari 2 komponen utama, yaitu knowledge base yang berisi pengetahuan dan mesin inferensi yang menggambarkan kesimpulan dan solusi sebagai tanggapan dari inputan pengguna berupa usia, jenis kelamin, model busana, warna kulit, kesempatan, musim, lebar bahu, lingkar badan, lingkar pinggang dan lingkar pinggul. Solusi yang dihasilkan oleh sistem berupa saran penggunaan busana mulai dari bentuk model busana yang disesuaikan dengan ukuran badan dan usia, solusi penggunaan warna dan corak bahan yang disesuaikan dengan warna kulit dan kesempatan pemakaian,serta penggunaan bahan kain yang disesuaikan dengan musim. Sistem juga akan menghasilkan contoh gambar bentuk model busana yang disesuaikan dengan solusi yang diberikan. Masing-masing gambar bentuk model busana tersebut memiliki pola busana yang telah disediakan oleh sistem, pola tersebut akan menyesuaikan dengan ukuran badan yang telah diinputkan oleh pengguna. Dengan adanya sistem ini jika terjadi perubahan ukuran badan pada pengguna, pembuatan pola tidak dilakukan dari awal hanya menyesuaikan 39
JURNAL INFORMATIKA ukuran pola yang telah disediakan oleh sistem dengan ukuran badan yang diinputkan. Dengan adanya perancangan dan realisasi sistem pakar untuk menentukan ukuran pola dan desain busana diharapkan dapat memberikan saran berupa solusi penggunaan busana yang mengandung unsur desain yang sesuai dengan data yang diberikan pengguna, gambaran tentang pola busana yang sesuai dengan ukuran badan pengguna. 1.2
Rumusan Masalah Dari penjelasan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan, sebagai berikut : • Adanya kesulitan pengguna dalam memadupadankan busana dengan kebutuhan penggunaan busana. Kesulitan tersebut berupa penggunaan busana yang disesuaikan dengan usia, warna kulit, kesempatan, musim dan juga ukuran badan. • Kebanyakan orang kesulitan dalam mencari busana yang memiliki ukuran sesuai dengan bentuk tubuh. • Tidak semua orang memiliki kemampuan membuat pola busana yang sesuai dengan ukuran badan sehingga harus membeli busana yang terkadang tidak sesuai dengan ukuran badan. 1.3
Tujuan dan Sasaran Tujuan dari penelitian penelitian ini adalah untuk merancang dan merealisasikan sistem pakar untuk menentukan ukuran pola dan desain busana dalam rangka membangun ulang pola busana berdasarkan bentuk tubuh. Perancangan dan perealisasian sistem pakar desain busana ini dirancang berdasarkan variabel yang mempengaruhi solusi penggunaan busana yang berupa solusi bentuk model busana, warna dan corak bahan yang disesuaikan dengan jenis warna kulit serta
No.1 , Vol. 3, Januari – April 2012
penggunaan bahan kain yang disesuaikan dengan musim dan kesempatan penggunaan berdasarkan variabel yang diinputkan oleh pengguna serta dapat memberikan perhitungan perkiraan bahan yang akan digunakan. 1.4
Batasan Masalah Adapun batasan masalah dalam penelitian penelitian ini adalah sebagai berikut : • Model busana yang akan digunakan dalam penelitian adalah kemeja wanita lengan panjang dan pendek, kemeja pria lengan panjang dan pendek dan model blus wanita tanpa kerah. • Perancangan dalam membuat pola busana menggunakan metode Soekarno[1]. • Pembuatan sistem pakar dibuat dengan metode forward chaining serta teknik representasi bingkai (frame). • menentukan ukuran pola dan desain busana adalah usia, jenis kelamin, warna kulit, kesempatan, musim, lebar bahu, lingkar pinggang, lingkar badan dan lingkar pinggul. • Berdasarkan indikator yang telah ditentukan akan menghasilkan solusi sistem pakar berupa solusi bentuk model busana, warna, corak, dan jenis bahan kain. • Solusi berupa bentuk model busana dapat berubah berdasarkan ukuran badan pengguna. • Berdasarkan kemungkinan dari inputan variable tersebut menghasilkan 1944 aturan untuk satu model busana, sehinggan untuk tiga model busana menghasilkan 5832 aturan. 1.5
Tinjauan Pustaka (Wikaria Gazali , Willy Raharja, 2008) [1], telah melakukan penelitian dengan judul “PERANCANGAN PROGRAM OPTIMASI PELETAKAN POLA PADA PAKAIAN” untuk merancang dan membangun sebuah sistem pencarian posisi yang optimal dari 40
JURNAL INFORMATIKA peletakan pola-pola (pattern) busana terhadap sehelai kain dengan menggunakan metode pencarian Tabu search. Dalam makalah ini dibuat program pencarian posisi yang optimal yang dimulai dari input berupa gambar pola (pattern) busana, mengubah gambar pola (pattern) tersebut menjadi objek pola (pattern) yang digunakan dalam program, memproses objek pola-pola (pattern) tersebut hingga menghasilkan keluaran berupa gambar gabungan dari pola-pola (pattern) busana tersebut. Sedangkan (Lectramag,2003)[2], telah melakukan perkembangan teknologi pembuatan pakaian jadi dengan menciptakan mesin pengukur tubuh dengan sistem digital, mesin ini mampu mengambil lebih dari 200 titik tubuh untuk membuat pola pakaian yang pas di badan dalam waktu cepat. Mesin ini bekerja dengan empat kamera yang mengambil data digital. Informasi dari kamera ini diproses dalam peranti lunak (software) yang mengeluarkan 200 ukuran tubuh secara akurat dalam waktu kurang dari 1 menit. Ukuran tersebut langsung dibuatkan pola di layar komputer sehingga pembeli dapat langsung melihat seperti apa pakaian itu akan menempel di tubuhnya . Adapula(Nanik Rahmawati, 2005)[3], telah melakukan proses pembuatan busana pengantin muslimah dengan variasi bahan pleats. Adapun metode yang digunakan adalah metode eksperimen dan kepustakaan dengan dana yang dikeluarkan Rp 401.700,-, dan waktu yang diperlukan sampai tahap penyelesaian adalah 103 jam. (Sulistyo Rahayu Purwaningsih, 2007)[4] melakukan penelitian untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil pembuatan kebaya menggunakan pola sistem Soekarno dengan pola sistem Sanny Poespo untuk wanita gemuk dan pola manakah yang lebih baik untuk pembuatan kebaya untuk wanita gemuk pendek, gemuk sedang dan gemuk tinggi. No.1 , Vol. 3, Januari – April 2012
II Landasan Teori 2.1 Konsep Dasar Sistem Pakar Menurut Oxman (1985)[5] Sistem pakar adalah sistem berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan (aturan-aturan tentang sifat dari unsur suatu masalah), fakta, dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang biasanya hanya dapat dipecahkan oleh seorang pakar dalam bidang tersebut. Pada dasarnya sistem pakar diterapkan untuk mendukung aktifitas pemecahan masalah. Pengetahuan yang digunakan dalam sistem pakar terdiri dari kaidah-kaidah atau informasi dari pengalaman tentang tingkah laku suatu unsur dari suatu gugus personal. Kaidahkaidah biasanya memberikan deskripsi tentang kondisi yang diikuti oleh akibat dari prasyarat tersebut. Tujuan perancangan sistem pakar adalah untuk mempermudah kerja, penggabungan ilmu dan pengalaman dari beberapa tenaga ahli, training tenaga ahli baru, penyediaan keahlian yang diperlukan oleh suatu proyek yang tidak ada atau tidak mampu membayar tenaga ahli. Penggabungan ilmu dan pengalaman para tenaga ahli bukan merupakan pekerjaan yang mudah, khususnya untuk tenaga ahli yang berbeda bidang keahliannya. Dalam hal ini sistem pakar dirancang untuk menyimpan dan menggunakan ilmu serta pengalaman dari satu atau beberapa tenaga ahli. Sistem pakar atau sistem berbasis pengetahuan kecerdasan merupakan salah satu bagian dari kecerdasan buatan yang memungkinkan computer dapat berpikir dan mengambil kesimpulan dari sekumpulan aturan. Dalam proses tersebut seorang pengguna dapat berkomunikasi secara interaktif dengan computer untuk memecahkana suatu persoalan atau seolah-olah pengguna berhadapan dengan seseorang yang ahli dengan masalah tersebut. Dapat dilihat konsep dasar sistem pakar pada gambar 2.1.
41
JURNAL INFORMATIKA
Gambar 2.1 Konsep dasar Sistem Pakar 2.2 Struktur Sistem Pakar Sistem pakar terdiri dari dua bagian utama, yaitu bagian pengembangan dan konsultasi. Bagian pengembangan sistem pakar digunakan oleh penyusunnya untuk memasukkan pengetahuan dasar ke dalam lingkungan sistem informasi. Bagian konsultasi digunakan oleh pemakai untuk mendapatkan pengetahuan ahli serta saran, nasehat ataupun pembenaran. Sistem pakar memiliki beberapa komponen utama, yaitu : Antar muka pengguna (user interface), Basis data sistem pakar (Expert Sistem database), Fasilitas akuisisi pengetahuan (knowledge acquisition facility), Mekanisme Inferensi (inference mechanism), Workplace, Perbaikan pengetahuan , selain itu ada satu komponen yang hanya ada pada beberapa sistem pakar, yaitu fasilitas penjelasan (Martin dan Oxman, 1988). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar 2.2 gambar arsitektur sistem pakar.
Gambar 2.2 Arsitektur Sistem pakar (sumber : Turban (1955) 2.3 Metodelogi Spiral Pendekatan yang diterapkan dalam pembuatan sistem pakar untuk menentukan ukuran pola dan desain busana adalah model spiral. Menurut Roger S Pressman[6] Model spiral (spiral model) adalah model proses software yang evolusioner yang merangkai sifat iteratif dari prototipe dengan cara control dan aspek sistematis dari model sekuensial linier.
Gambar 2.3 diagram metodelogi spiral No.1 , Vol. 3, Januari – April 2012
42
JURNAL INFORMATIKA Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam pembuatan sistem berdasarkan metodelogi spiral adalah sebagai berikut : Langkah kerja kami pengembangan sistem terbagi menjadi sejumlah aktifitas sebagai berikut: 1. Komunikasi 2. Perencanaan 3. Analisis Risiko 4. Rekayasa 5. Konstruksi dan Peluncuran 6. Evaluasi Pelanggan 2.4 Pengertian Pola Busana Pola sangat penting artinya dalam membuat busana. Pembuatan pola dapat dilakukan tanpa merancang pola terlebih dahulu namun memungkinkan hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan yang diharapkan. Kualitas pola pakaian akan ditentukan oleh beberapa hal, diantaranya adalah: 1. Ketepatan dalam mengambil ukuran tubuh pengguna. 2. Kemampuan dalam menentukan kebenaran garis-garis pola 3. Ketepatan memilih kertas untuk pola 4. Kemampuan dan ketelitian memberi tanda dan keterangan setiap bagian-bagian pola. 5. Kemampuan dan ketelitian dalam menyimpan dan mengarsipkan pola.
1993) fungsi pola ini sangat penting bagi seseorang yang ingin membuat busana dengan bentuk serasi mengikuti lekuk-lekuk tubuh, serta membuat potongan-potongan lain dengan bermacam-macam model yang dikehendaki. Dengan demikian pola busana merupakan suatu sistem dalam membuat busana. Sebagai suatu sistem tentu pola busana juga terkait dengan sistem lainnya. Jika pola busana digambar dengan benar berdasarkan ukuran badan seseorang yang diukur secara cermat, maka busana tersebut mestinya sesuai dengan bentuk tubuh sipemakai. • Ukuran standar busana wanita A E D
C G
B
F
Gambar 2.4 Pola lengan ukuran S,M,L Keterangan gambar 2.4 : A-B : panjang lengan. A-C : ukuran tinggi puncak lengan A-D : lingkar kerung lengan bagian muka A-E : lingkar kerung lengan bagian belakang D-G : Sisi lengan bagian muka E-F : Sisi lengan bagian belakang
Menurut (Porrie Muliawan,1990)[7] pengertian pola dalam bidang menjahit maksudnya adalah potongan kain atau kertas yang digunakan sebagai contoh untuk membuat pakaian. (Tamimi,1982) mengemukakan pola merupakan tiruan bentuk badan yang biasa dibuat dari kertas dan digunakan sebagai contoh untuk menggunting pakaian seseorang, tiruan bentuk badan ini disebut pola dasar. Pendapat tersebut didukung oleh (Sri Rudiati Sunato, No.1 , Vol. 3, Januari – April 2012
43
JURNAL INFORMATIKA
1
A1
2
C
A
D
Keterangan gambar 2.6 : A-C : Ukuran rendah bahu B-D : Ukuran rendah punggung B-E : Ukuran panjang punggung A-F : Panjang kemeja C-I : setengah lebar punggung A-a1 : seperenam lingkar leher D-L, F-O,D-L : seperempat lingkar badan
E
Gambar 2.5 Pola Badan Keterangan gambar 2.5: 1 : Pola badan bagian depan 2 : Pola badan bagian belakang A1-A2 : Garis leher pola bagian depan A1-C : Ukuran panjang bahu C-D : Lingkar kerung lengan A1-E : Panjang badan Untuk pola badan bagian belakang dirancang hampir sama dengan pola badan bagian depan hanya berbeda ukuran. • Ukuran standar busana pria
Gambar 2.6 Pola dasar busana pria
No.1 , Vol. 3, Januari – April 2012
Gambar 2.7 Pola dasar lengan busana pria 2.5 Unsur-Unsur Desain Unsur desain atau unsur visual merupakan unsur-unsur yang digunakan untuk mewujudkan desain sehingga orang lain dapat menikmati desain tersebut. Unsurunsur desain ini terdiri dari: 1. Garis, Melalui goresan-goresan berupa unsur garis tersebut seseorang dapat berkomunikasi dan mengemukakan pola. 2. Arah,sering dimanfaatkan dalam merancang benda dengan tujuan tertentu. Misalnya dalam rancangan busana. 3. Bentuk adalah hasil hubungan dari beberapa garis yang mempunyai area atau bidang dua dimensi (shape). 4. Ukuran, merupakan salah satu unsur yang mempengaruhi desain busana ataupun benda lainnya. 44
JURNAL INFORMATIKA 5. Tekstur merupakan keadaan permukaan suatu benda atau kesan yang timbul dari apa yang terlihat pada permukaan benda 6. Value (Nada Gelap dan Terang), benda hanya dapat terlihat karena adanya cahaya, baik cahaya alam maupun cahaya buatan. 7. Warna, dapat mengungkapkan suasana perasaan atau watak benda yang dirancang. III. Analisis dan Perancangan 3.1 Analisis Sistem Analisis sistem pada sistem pakar untuk menentukan pola dan desain busana dibagi menjadi 2 yaitu : analisis pengguna sistem dan analisis kebutuhan 3.1.1 Analisis Pengguna Sistem Dalam analisis pengguna sistem untuk menentukan pola dan desain busana yaitu: • User merupakan pengguna sistem pakar ini yang memiliki aktifitas dan hak akses dalam melakukan inputan parameter berupa ukuran tubuh dan kebutuhan yang berkaitan dengan penggunaan busana tersebut sehingga menghasilkan solusi pengunaan busana yang tepat dan gambar pola dari penjabaran ukuran tubuh yang telah diinputkan sebelumnya. 3.1.2 Analisis Kebutuhan Sistem Sistem pakar ini dibangun melalui tahapan analisis sesuai dengan metodologi spiral. Analisis dan pemodelan terhadap kebutuhan-kebutuhan sistem tersebut dilakukan agar dapat menjalankan proses dengan baik sesuai dengan kebutuhannya. Oleh karena itu pada penelitian ini dilakukan beberapa analisis dan pemodelan kebutuhan yang meliputi : • Kebutuhan Aplikasi Kebutuhan ini meliputi bagaimana sistem dapat menunjang penggunanya dalam mengakses sistem tersebut. No.1 , Vol. 3, Januari – April 2012
• Kinerja Sistem Yang Diharapkan Sebuah aplikasi harus dirancang agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik, sehingga dapat memberikan solusi atas permasalahan yang ada. Berikut ini merupakan kinerja sistem yang diharapkan dari sistem pakar untuk menentukan pola dan desain busana : 1. Dukungan interface yang dapat memberikan kemudahan bagi pengguna aplikasi dalam mengakses informasi. 2. Model pengembangan program yang memungkinkan aplikasi dapat diakses lebih cepat. 3. Sistem Pakar dapat melakukan proses dengan cepat dan sesuai untuk memberikan kesimpulan. 3.2 Analisis dan Perancangan Sistem Pakar Analisis kebutuhan sistem pakar untuk menentukan ukuran pola dan desain busana ini dibagi menjadi 2 yaitu basis pengetahuan dan mekanisme inferensi. 3.2.1 Basis Pengetahuan Sistem pakar memiliki basis pengetahuan yang terdiri dari pengetahuan yang dimaksud dan spesifikasi dari pokok persoalan yang akan diselesaikan. Basis pengetahuan yang dilakukan dalam pembuatan sistem pakar ini menggunakan Kaidah Produksi. Kaidah produksi dituliskan dalam bentuk jika-maka (ifthen). Kaidah if-then menghubungkan anteseden (antecedent) dengan konsekuensi yang diakibatkannya. Adapun Indikatorindikator yang telah ditentukan untuk membuat sistem pakar ini adalah sebagai berikut : 1. Model busana yang akan dipilih user 2. Jenis kelamin 3. Usia 4. Warna kulit 5. Kesempatan/acara 6. Musim 45
JURNAL INFORMATIKA 7. Lingkar badan 8. Lingkar pinggang 9. Lingkar pinggul 10. Lebar bahu Basis pengetahuan tersebut memuat seluruh pengetahuan dan solusi dari kemungkinan terhadap inputan-inputan user. Adapun aturan yang disimpan merupakan pengetahuan yang didasarkan pada keterkaitan antara indicator dengan inputan user sehingga dapat membuat kesimpulan beupa solusi busana yang sesuai dengan inputan tersebut dan bagaimana perubahan template dasar pola terhadap perubahan ukuran tersebut. Berdasarkan hasil analisis dari indikator untuk menentukan hasil sistem pakar pola dan desain ini memiliki basis kaidah sebanyak 1944 untuk satu model busana. Hasil ini didapat dari persilangan antara indikator dimana untuk satu jenis model busana dan salah satu jenis kelamin memiliki indicator berupa usia, warna kulit, kesempatan, musim, lingkar badan, lingkar pinggang, lingkar pinggul dan lebar bahu . Indikator usia dikelompokkan menjadi 3, yaitu usia 20thn, 30thn dan 50 thn. Warna kulit dikelompokkan menjadi Terang dn gelap. Kesempatan dikelompokkan menjadi Informal dan Formal. Musim dikelompokkan menjadi dingin dan panas. Lingkar badan dikelompokkan menjadi ukuran 80(kecil), 86(sedang), 92(besar). Lingkar pinggang dikelompokkan menjadi 64(kecil), 68(sedang), 74(besar). Lingkar pinggul dikelompokkan menjadi 84(kecil), 90(sedang), 98(besar). Lebar bahu dikelompokkan menjadi 3 yaitu 11(kecil), 12(sedang), 13(besar). Sehingga diperoleh basis kaidah berupa Hasil = 3*2*2*2*3*3*3*3 = 1944 aturan. Dari indikator tersebut yang mempengaruhi terhadap perubahan pola adalah indikator lingkar badan, lingkar pinggang, lingkar pinggul dan lebar bahu.
No.1 , Vol. 3, Januari – April 2012
3.2.2 Mekanisme Inferensi Di dalam mesin inferensi terjadi proses untuk memanipulasi dan mengarahkan kaidah, model dan fakta yang disimpan pada basis pengetahuan untuk mendapatkan pemecahan atau kesimpulan. Pendekatan yang digunakan dalam sistem pakar untuk menentukan pola dan desain busana ini menggunakan runut maju atau forward chaining. Proses pendekatan forward chaining diawali dengan data inputan data user , kebutuhan busana dan ukuran tubuh pengguna tersebut yang kemudian akan diproses untuk menentukan kesimpulan dan solusi serta gambar pola busana yang telah berubah sesuai dengan ukuran user.
Gambar 3.1 flowchart forward chaining sistem pakar untuk menentukan ukuran pola dan desain busana Proses perubahan pola akan digambarkan dalam bentuk flowchart pada gambar 3.2.
46
JURNAL INFORMATIKA 3.3 Perancangan Sistem Perancangan sistem dibagi menjadi 3 yaitu : 1. Perancangan Proses Perancangan proses pada sistem yang dibangun ini melibatkan proses, yaitu Perancangan proses digambarkan dalam bentuk Data Flow Diagram (DFD), Flowchart perubahan pola. 2.
Realisasi Sistem Pakar untuk Menentukan Ukuran Pola dan Desain Busana
Perancangan Data Perancangan data digambarkan dalam bentuk Entity Relationship Diagram (ERD), Table Relationship Diagram (TRD) .
3.
Perancangan Pembangunan Sistem Pakar Perancangan pembangunan sistem terdiri dari perancangan basis pengetahuan dan mesin inferensi yang digunakan dalam pembuatan sistem pakar ini. 3.3.1 Data Flow Diagram (DFD) Merupakan pemodelan alur data yang mengalir pada sistem pakar ini. Di bawah ini adalah penjabaran proses sistem pakar menentukan ukuran pola dan desain busana dengan menggunakan DFD :
Gambar 3.3 DFD Level 0 Perancangan dan No.1 , Vol. 3, Januari – April 2012
Gambar 3.4 DFD Level 1 Perancangan dan Realisasi Sistem Pakar untuk Menentukan Ukuran Pola dan Desain Busana
Gambar 3.5 DFD Level 2 Bubble 1 Proses Pengolahan Data User 47
JURNAL INFORMATIKA
Gambar 3.6 DFD Level 2 Bubble 2 Menangani Data User Property
Gambar 3.7 DFD Level 2 Bubble 3 Proses Pengolahan Untuk menentukan Solusi No.1 , Vol. 3, Januari – April 2012
Gambar 3.8 DFD Level 2 Bubble 4 Proses Perubahan Pola busana 3.3.2
Entity Relationship Diagram (ERD) Entity Relationship Diagram adalah bentuk pemodelan hubungan antar entitas beserta keterkaitannya dengan tabel-tabel yang lain.
Gambar 3.9 ERD Sistem Pakar Menentukan Ukuran Pola Dan Desain Busana 48
JURNAL INFORMATIKA 3.3.3
Table Relationship Diagram (TRD) Merupakan deskripsi lengkap dari tabletabel yang terlibat pada sistem pakar untuk menentukan ukuran pola dan desain busana. TRD dapat dilihat pada Gambar 3.10. IV. Implementasi dan Pengujian Pengujian sistem pakar menentukan ukuran pola dan desain busana ini dilakukan dengan menggunakan metode blackbox. Adapaun langkah-langkah pengujian blackbox pada sistem pakar ini adalah : 1. Pengujian fungsi dari tiap menu yang terdapat pada sistem pakar. Pada bagian ini dilakukan uji coba pada setiap menu dan dipastikan dapat menampilkan hasil sesuai dengan fungsinya. 2. Mengukur performansi sistem pakar. Pengukuran performansi dilakukan untuk mengetahui penggunaan memori dan processor sebagai pemroses sistem pakar tersebut. Hasil pengukuran ini dapat dijadikan acuan untuk mengetahui minimal requirement hardware yang dibutuhkan. 4.1 Pengujian Menu user untuk Penambahan Data Pada sub bab ini akan dilakukan pengujian fungsi yang terdapat pada menu user. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk memperlihatkan alur proses dari perancangan yang telah dibuat dan memeriksa kesalahan pada fungsi. Pengujian ini dilakukan pada menu user dengan melakukan penambahan data user baru. User yang telah melakukan penambahan data baru akan memiliki username. Username tersebut akan digunakan oleh user untuk masuk ke dalam sistem dengan melakukan login terlebih dahulu.
No.1 , Vol. 3, Januari – April 2012
Gambar 4.1 Penambahan Data User Baru Gambar 4.1 merupakan tampilan saat user melakukan penambahan data user baru. Sistem akan menampilkan pesan bahwa data user telah berhasil disimpan. Username yang telah terdaftar dapat digunakan saat user melakukan konsultasi kembali. 4.2. Pengujian Menu Memilih Model Busana Pengujian menu model busana pada halaman user/pelanggan hanya dilakukan dengan memilih model yang akan dicarikan solusi penggunaan busana tersebut.
49
JURNAL INFORMATIKA 4.3 Pengujian Menu User Property Untuk Penambahan Data Baru
Gambar 4.2 Tampilan Menu Model Busana
Gambar 4.3 Tampilan Menu User Property
Berdasarkan Gambar 4.2 dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem telah berhasil menampilkan menu pemilihan model busana. Setelah menu model busana selanjutnya adalah pengujian terhadap menu user property. Menu user property berisi inputan kebutuhan penggunaan busana dan ukuran badan pengguna.
Halaman user property terdiri dari dua bagian, bagian pertama adalah tampilan untuk menambahkan atau mengubah data penggunaan busana seperti yang terlihat pada Gambar 4.3, bagian kedua berisikan halaman untuk memasukkan data ukuran badan pengguna seperti yang terlihat pada Gambar 4.4.
No.1 , Vol. 3, Januari – April 2012
50
JURNAL INFORMATIKA 4.4
Pengujian
Menu
Untuk
Menampilkan Solusi
Gambar 4.5 Halaman Menu Solusi Bagi User Pada halaman ini terdiri dari 3 kolom.
Gambar 4.4 Tampilan Menu User Property Untuk Menginputkan Ukuran Badan Pada halaman user property untuk menginputkan ukuran badan user terdapat kolom yang dimatikan jika ukuran defaultnya bernilai 0. Hal tersebut menandakan bahwa untuk memproses busana yang dipilih sebelumnya tidak membutuhkan variable tersebut.
No.1 , Vol. 3, Januari – April 2012
Kolom yang di atas merupakan kolom untuk menunjukkan id knowledge. Masingmasing knowledge memiliki satu solusi bagi user berdasarkan data yang telah diinputkan pada halaman sebelumnya seperti yang terlihat pada kolom solusi dan kolom yang terakhir merupakan kolom untuk menampilkan informasi perkiraan penggunaan bahan kain. Berdasarkan pengujian terhadap menu solusi dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem dapat menampilkan hasil pengolahan data user berupa solusi penggunaan busana, namun pada pengujian perkiraan bahan belum berhasil dilakukan karena untuk ukuran badan yang tidak termasuk ke dalam ukuran standar atau ukuran badan yang memiliki keragaman ukuran memerlukan perhitungan tersendiri untuk memperoleh perkiraan bahan yang akan digunakan. Setelah solusi berhasil ditampilkan seperti pada Gambar 4.5, sistem juga akan memberikan solusi berupa contoh busana yang 51
JURNAL INFORMATIKA sesuai dengan inputan user seperti pada Gambar 4.6.
Pada halaman ini terdapat tiga bagian gambar. Menu pola baru merupakan halaman untuk menampilkan gambar pola baru, pola standar untuk menampilkan gambar pola standar yang telah disediakan oleh sistem dan yang terakhir menu busana untuk menampilkan gambar busana sebagai gambaran jika pola tersebut dibuat menjadi busana. Pola busana standar tersebut akan berubah sesuai dengan ukuran badan yang telah diinputkan. 4.6 Pengujian Sistem Pakar Pengujian sistem pakar dilakukan dengan menguji 3 user yang memiliki ukuran tubuh dan kebutuhan busana yang berbeda. Hasil pengujian akan terlihat pada tabel 4.1.
Gambar 4.6 Halaman Menu Solusi Busana Bagi User Solusi busana yang disediakan oleh sistem berjumlah 5 busana sebagai saran. Masing-masing busana tersebut memiliki pola yang berbeda dan akan berubah sesuai dengan inputan pada menu user property bagian ukuran badan user. 4.5
Pengujian Menu Editor Pola Gambar 4.7 adalah tampilan menu
Table 4.1 Pengujian Sistem Pakar untuk Menentukan Pola dan Desain terhadap 3 user yang berbeda No Nama 1 Adinda
2
Santi
3
Taufik
editor pola yang belum berubah.
Id_knowledge Hasil 161 ukuran lingkar badan yang besar, pinggul sedang dan pinggang besar, lebar bahu besar 82 lingkar badan kecil, pinggul dan pinggang kecil, lebar bahu kecil. 5111 Lingkar badan kecil, pinggul sedang dan pinggang kecil, bahu kecil
Gambar 4.7 Halaman editor pola No.1 , Vol. 3, Januari – April 2012
52
JURNAL INFORMATIKA Berdasarkan hasil pengujian ini maka dapat ditarik kesimpulan bahwa inputan yang diberikan oleh user telah menghasilkan solusi pakar yang sesuai dengan inputan tersebut. Hasil dari inputan data tersebut akan dilihat pada id knowledge yang menunjukkan bahwa data yang diinputkan oleh user telah sesuai dengan premis yang terdapat pada aturan di knowledge base
4.7 Pengujian Perubahan Pola Pengujian ini dilakukan dengan memasukkan inputan dari tiga user yang berbeda ukuran badan dan kebutuhan busana. Pengujian ini dimaksudkan untuk menampilkan perubahan pola gambar yang ditunjukkan dengan perubahan koordinat. Sebagai contoh pembuktian akan diperlihatkan perubahan pada salah satu garis pola busana, yaitu garis bahu. Table 4.2 Pengujian Perubahan Untuk Koordinat Lebar Bahu Mode Ukura Titik X2 Titik l n Y2 3,488.98 404.84 User 11 A 3,539.32 404.84 User 12 B 3,608.66 404.84 User 14 C Pengujian yang dilakukan pada garis bahu dapat terlihat pada titik kedua. Titik pertama dipengaruhi oleh pergeseran lingkar leher titik pertama. Dari Table 4.2 dapat terlihat bahwa pergeseran terjadi pada koordinat X Karena bahu bergeser pada koordinat X atau ke samping.
No.1 , Vol. 3, Januari – April 2012
Gambar 4.12 hasil perubahan lebar bahu pada model User A Gambar 4.12 menunjukkan perubahan yang terjadi pada garis bahu. Perubahan terlihat dari pergeseran titik 2 bahu yang ditunjukkan oleh panah.
Gambar 4.13 hasil perubahan lebar bahu pada model User B Gambar 4.13 menunjukkan perubahan yang terjadi pada garis bahu. Titik kedua bahu yang ditunjukkan oleh panah bergeser dengan koordinat lebih besar dibandingkan koordinat pada model User A, karena lebar bahu yang diinputkan untuk model User B lebih besar dari user A.
53
JURNAL INFORMATIKA
Gambar 4.14 hasil perubahan lebar bahu pada model User C
Gambar 4.15 hasil perubahan Panjang Kemeja pada model User A
Sama seperti pada Gambar 4.12 dan Gambar 4.13, perubahan pada garis bahu ditunjukkan oleh panah. Perubahan garis bahu dapat dilihat dari titik dua garis bahu. Table 4.3 Pengujian Perubahan Untuk Koordinat Panjang Kemeja Model Ukuran Titik X2 Titik Y2 User A 60 2,676.35 2,578.06 User B 64 2,676.35 2,729.24 User C 74 2,676.35 3,107.19 Pengujian yang dilakukan pada garis panjang kemeja dapat terlihat pada titik kedua. Titik pertama dipengaruhi oleh pergeseran lingkar leher titik ketiga. Dari Table 4.3 dapat terlihat bahwa pergeseran terjadi pada koordinat Y Karena panjang kemeja bergeser pada koordinat Y atau ke bawah. Panah pada Gambar 4.15 menunjukkan perubahan panjang garis kemeja.
No.1 , Vol. 3, Januari – April 2012
Gambar 4.16 Koordinat hasil perubahan Panjang Kemeja pada model User A
Gambar 4.17 hasil perubahan Panjang Kemeja pada model User B
54
JURNAL INFORMATIKA
Gambar 4.18 Koordinat hasil perubahan Panjang Kemeja pada model User B
solusi pakar yang sesuai dengan inputan yang diberikan oleh user 2. Aplikasi dapat membangun ulang pola busana berdasarkan bentuk tubuh yang telah diinputkan oleh pengguna. Hasil pengujian perubahan pola dapat dilihat pada sub-bab 4.7. 3. Berdasarkan hasil pengujian terhadap aplikasi, perhitungan perkiraan bahan belum dapat direalisasikan. Daftar Pustaka
Gambar 4.19 hasil perubahan Panjang Kemeja pada model User C
Gambar 4.20 Koordinat hasil perubahan Panjang Kemeja pada model User C 5. Penutup 5.1 Kesimpulan Dari pengujian pada penelitian yang telah dilakukan, dapat dihasilkan kesimpulan 1. Dapat memberikan saran berupa solusi desain dan gambar busana untuk user. Hasil pengujian solusi sistem pakar dapat dilihat pada sub-bab 4.6. Bahwa inputan yang diberikan oleh user telah menghasilkan No.1 , Vol. 3, Januari – April 2012
[1] Wikaria Gazali dan Willy Raharja, 2008, Perancangan Program Optimasi Peletakan Pola Pada Pakaian, Lampung. [2] http://wordpress.com/2008/06/25/peningkatandayasaing-produk-fashion-melalui-pendekatan integratif-dan-kolaboratif/ publikasi oleh :Andi S tanggal pengambilan data : 10 januari 2010 Jam: 17.10 [3] Rahmawati Nunik, 2005, Pembuatan Busana Pengantin Muslimah Dengan Variasi Bahan Pleats, Semarang. [4] Rahayu Sulistio, 2007, Perbedaan Hasil Pembuatan Kebaya Menggunakan Pola Sistem Soekarno Dengan Pola Sistem Sanny Poespo Pada Wanita Gemuk, Semarang. [5] Marimin.Ir.Dr.Prof, 2005, “Teori dan Aplikasi Sistem Pakar dalam Teknologi Manajerial”,IPB Press,Bogor [6] Pressman.S.Roger, 2002, Rekayasa Perangkat Lunak, Penerbit Andi, Yogyakarta. [7] Ernawati.dkk, 2008, Tata Busana, Jakarta, Macana JayaCemerlang
55
JURNAL INFORMATIKA 3.2.2
Flowchart Proses Perubahan Pola
Gambar 3.2 Flowchart Perubahan Pola
No.3 , Vol. 3, September – Desember 2012
56
JURNAL INFORMATIKA 3.3.3 Table Relationship Diagram (TRD) Sistem Pakar Menentukan Ukuran Pola dan Desain Busana
Gambar 3.10 TRD Sistem Pakar Menentukan Ukuran Pola Dan Desain Busana
No.3 , Vol. 3, September – Desember 2012
57