162
ANALISIS MARKETING PLAN PRODUK/JASA LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH (STUDI PADA KSU SYARIAH BMT AL-FATH TARAKAN) M. Nur Utomo Fakultas Ekonomi, Universitas Borneo Tarakan Email:
[email protected] Abstraks: Tulisan ini bertujuan menganalisis Marketing Plan Produk Jasa Keuangan pada KSU Syariah BMT Al-Fath Tarakan. Analisis Marketing Plan pada KSU Syariah BMT Al-Fath Tarakan meliputi penyusunan ; Ringkasan Ekskutif, Analisis Peluang dan Tawara, Deskripsi Produk Jasa, Latar Belakang Organisasi, Analisis Kondisi Pasar, Analisis peluang dan Potensi Pasar, Analisis SWOT, Formulasi Strategi, Analisis Financial, Analisis Resiko, dan Rencana Tindak / Action Plan. Penyusunan Marketing Plan menggunakan sumber data ; Data Kinerja Keuangan Tahun periode 2007,2008,2009 KSU Syariah BMT AlFath Tarakan, Data Inflasi Kota Tarakan Januari 2007, Data PDRB Kota Tarakan Tahun 2006, Data Penduduk dan Geografis Kota Tarakan. Kata Kunci : Marketing Plan, Jasa Keuangan Abstraks: This paper aims to analyze the Product Marketing Plan KSU Islamic Financial Services at BMT Al-Fath Tarakan. Analysis on the Marketing Plan KSU BMT Al-Fath Islamic Tarakan include preparation; Executive Summary, Analysis of Opportunities and Tawara, Product Description Services, Organizational Background, Analysis of Market Conditions, Market Analysis and Potential opportunities, SWOT Analysis, Strategy Formulation, Financial Analysis, Analysis risk, and the Action Plan / Action Plan. Preparation of Marketing Plan using the data source; Financial Data Year period 2007,2008,2009 KSU BMT AlFath Islamic Tarakan, Tarakan City Data January 2007 Inflation, GDP Data Tarakan City 2006, Population and Geographic Data Tarakan City. Keywords: Marketing Plan, Financial Services PENDAHULUAN Dalam menghadapi persaingan pasar yang sangat kompetitif, perusahaan harus mampu memenuhi keinginan konsumen pasar sasarannya. Kegiatan pemasaran sebagai salah satu ujung tombak penentu keberhasilan bisnis, harus melengkapi dirinya dengan rencana pemasaran strategis yang sistematis dan akurat.
Kegiatan pemasaran harus menghasilkan win-win solution, artinya pelanggan ingin membeli produk kalau produk tersebut sesuai dengan keinginannya. Sebaliknya perusahaan dapat memperoleh profit dari produk yang dihasilkannya kalau produk tersebut dibeli oleh pelanggan. Berdasarkan profit tersebut, perusahaan dapat melanjutkan bisnisnya sehingga ia dapat memenuhi keinginan
163
pelanggan lebih besar di masa yang akan datang. KSU Syariah BMT Al-Fath Tarakan adalah Koperasi yang memasarkan produk Jasa Keuangan Syariah. Produk jasa keuangan terkait dengan uang dan uang memiliki makna psikologi besar. Prilaku orang terhadap uang sangat emosional. Untuk itu Kegiatan pemasaran agar dapat berjalan dengan tujuannya maka diperlukan adanya kegiatan manajemen atau manajerial. Kegiatan pemasaran yang direncanakan dengan baik, diorganisasikan, dikoordinasikan serta diawasi akan membuahkan hasil yang memuaskan. Penyusunan Marketing Plan menjadi sangat penting bagi perusahaan, karena dengan itu perusahaan dapat mengidentifikasi peluang dan sasaran, kondisi pasar dan kemampuan market perusahaan serta dapat menetapkan strategi pemasaran yang tepat sesuai dengan keinginan pasar. Keberadaan para pelaku UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah ) yang jumlahnya mayoritas di Indonesia merupakan sebuah peluang bagi usaha jasa keuangan kredit yang diberikan pada UMKM. Kebanyakan dari mereka memiliki permasalahan akan kebutuhan modal kerja untuk mengembangkan usahanya. Untuk mengakses permodalan kedunia perbankan para pelaku UMKM ini mengalami kesulitan, terutama persyaratan kredit yang diberikan oleh perbankan dalam hal pemenuhan Kredit yang Bankable. Terlebih lagi dari kebanyakan mereka yang notabene berpendidkan
rendah merasa pelayanan yang diberikan oleh perbankan terlalu berbelit-belit sehingga menyurutkan keinginan mereka untuk mengajukan kredit/pembiayaan usaha pada dunia perbankan. Dengan kendala-kendala tersebut para pelaku UMKM mengalihkan kebutuhan permodalan mereka pada pinjaman yang sifatnya mudah didapatkan dari kredit yang dikelola perorangan yang sifatnya non formal. Sumber pinjaman inik lebih dikenal dengan pinjaman rentenir. Pinjaman rentenir tersebut umumnya memberikan tingkat pengembalian bunga yang sangat tinggi antara 10%-20% perbulan. Tentunya pinjaman-pinjaman dalam bentuk ini sangat mencekik dan tidak membantu para pelaku UMKM dalam mengembangkan usahanya. Dari uraian permasalahan diatas, terdapat sebuah peluang usaha yang bisa dilakukan yaitu dalam bentuk pemberian pinjaman/kredit modal kerja bagi para pelaku UMKM dengan pola pinjaman syariah. Pinjaman kredit modal kerja dengan pola syariah merupakan pinjaman/kredit yang dilakukan berdasarkan asas-asas syariat Islam. Hal ini menambah daya saing tersendiri mengingat di Indonesia jumlah penduduknya mayoritas adalah beragama Islam. Lembaga yang paling tepat untuk menjalankan usaha tersebut adalah Lembaga keuangan Mikro Syariah yaitu dalam bentuk BMT (Baitul Maal Wa Tamwil). BMT merupakan lembaga keuangan mikro syariah yang dapat dijalankan dengan badan hukum Koperasi, CV atau PT. Sebagaimana dalam proposal
Jurnal Ekonomika Volume III No.2 Tahun 2012
164
Marketing Plan ini memaparkan perencanan pemasaran yang dijalankan pada Koperasi Serba Usaha (KSU) Syariah BMT Al-Fath Tarakan. Daerah kegiatan KSU Syariah BMT Al-Fath berlokasi di kota Tarakan. Kota Tarakan dengan jumlah penduduk kurang lebih 200.000 jiwa (data tahun 2008) yang penduduknya dominan berprofesi sebagai pedagang merupakan wilayah pemasaran potensial untuk menjalankan bisnis ini, karena di kota tersebut terdapat 4 (Empat) pasar induk sebagai wadah perdagangan bagi para pelaku UMKM. Jenis usaha kegiatan BMT ini sangat berpeluang untuk dikembangkan didaerah lain baik di kabupaten yang berdekatan dengan kota Tarakan, provinsi atau wilayah secara nasional di Indonesia. Mengingat jumlah UMKM di Indonesia sebanyak + 50 juta unit (data tahun 2008) merupakan segmen pasar yang masih cukup luas. Dengan kemudahan pendirian dan fleksibelitas usaha ini sangat memungkinkan BMT untuk merambah ke manca Negara seperti Malaysia yang penduduknya juga dominan Beragama Islam, akan lebih mudah merespon produk/jasa keuangan yang berasaskan syariah Islam.
KAJIAN PUSTAKA Manajemen Pemasaran
Keberhasilan keuangan sering tergantung pada kemampuan pemasaran. Operasi, Keuangan, Akunting dan fungsi bisnis lainnya sesungguhnya tidak berarti kalau tidak ada permintaan akan produk dan jasa sehingga perusahaan dapat menghasilkan laba. Pemasaran berhubungan dengan mengidentifikasikan dan memenuhi kebutuhan manusia dan masyarakat. Salah satu definisi pemasaran terpendek adalah “ memenuhi kebutuhan secara menguntungkan”. Asosiasi Pemasaran Amerika menawarkan definisi formal sebagai berikut : Pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya. ( Kotler, 2009 : 6) Pemasaran Produk Jasa Keuangan Masalah kunci di bidang pemasaran berbeda untuk berbagai jenis jasa ; misalnya, pemasaran untuk resor liburan memiliki kelompok variabel berbeda dengan pemasaran untuk kantor pengacara. Begitu pula dengan produk jasa keuangan yang memiliki keunikan atribut layanan customer. Produk jasa keuangan terkait dengan uang dan uang memiliki makna psikologi besar. Prilaku orang terhadap uang sangat emosional. Mungkin pada tingkat institusi hal itu bukanlah masalah besar, tetapi bagi pemasar dengan pasar sasaran customer ritel, penting
165
sekali untuk dapat menyentuh sisi emosional klien yang tepat. (Ehrlich & Fanelli, 2006:10). Kegiatan Manajemen Pemasaran & Rencana Pemasaran Pemasaran adalah kegiatan komplek dan melibatkan berbagai pihak, perlu waktu dan tenaga. Kegiatan pemasaran tersebut agar supaya dapat berjalan dengan tujuannya maka diperlukan adanya kegiatan manajemen atau manajerial. Kegiatan manajerial yang utama meliputi : Perencanaan Organisasi Koordinasi kerja dan Pengawasan Kegiatan pemasaran yang direncanakan dengan baik, diorganisasikan, dikoordinasikan serta diawasi akan membuahkan hasil yang memuaskan. Kegiatan pemasaran yang seperti itulah yang disebut sebagai kegiatan Pemasaran. (Gitosudarmo, 2000 : 3). Rencana pemasaran, merupakan tindak lanjut dari kegiatan pada tingkat korporat dan analisis pemasaran. Rencana pemasaran biasanya adalah dalam satuan bisnis dan berisi beberapa hal, antara lain ringkasan ekskutif, situasi pemasaran saat ini, analisis ancaman dan peluang, tujuan, strategi pemasaran, anggaran dan pengendalian. (Suharno & Sutarso, 2010:29). Meskipun setiap organisasi memiliki format rencana pasar yang unik, ada banyak kesamaan unsur yang dapat ditemukan dalam
sebagian besar rencana pasar. Menurut Ehrlich dan Fanelli (2006:71), Unsur- unsur Rencana pasar sebagai berikut : 1. Ringkasan ekskutif : Sinoposis tentang rencana pasar dan unsurunsur kunci dalam rencana itu. 2. Analisis Lingkungan : Analisis SWOT (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) atas perusahaan dan pesaing. 3. Identifikasi segmen sasaran 4. Analisis atas positioning yang berkaitan dengan pesaing, serta menetapkan strategi branding. 5. Penetapan sasaran pemasaran 6. Penetapan jadwal, anggaran, sumberdaya manusia, tanggung jawab dan akuntibilitas. 7. Penyusunan taktik implementasi 8. Identifikasi standar metric untuk memantau dan mengkur keberhasilan. Desain Strategi Pemasaran Dalam mendesain suatu strategi pemasaran, hal terpenting yang perlu dilakukan oleh pemasar adalah penetapan terpenting yang perlu dilakukan oleh pemasar adalah penerapan konsep STP (Segmentation, Targeting and Positioning). Kotler dalam Purnama (2004:81) menyebutkan Langkahlangkah dalam Segmentasi, Targeting dan Positioning sebagai berikut: A. Market Segmentation : 1. Mengidentifikasikan variabel segmentasi dan mensegmentasi pasar. 2. Mengembangkan gambaran segmen yang dihasilkan. B. Market Targeting :
Jurnal Ekonomika Volume III No.2 Tahun 2012
166
1. Mengevaluasi daya tarik masing- masing segmen 2. Memilih segmen-segmen sasaran C. Market Positioning : 1. Mengidentifikasi konsep positioning yang memungkinkan bagi masingmasing segemen sasaran. 2. Memilih, mengembangkan dan mengkomunikasikan konsep positioning yang dipilih. Tawaran Tawaran yang diberikan pada investor dapat berbentuk dua macam, yaitu : 1. Sebagai Pemilik Usaha Investor menjadi anggota koperasi sebagaimana aturan dan undang-undang yang menyangkut tentang anggota koperasi dengan menyetor dana modal berbentuk - Simpanan Pokok - Simpanan wajib - Penyertaan Modal 2. Sebagai nasabah Simpanan/Tabungan. Investor menyetorkan dananya ke KSU Syariah BMT Al-Fath dalam bentuk simpanan yang dapat ditarik kembali sesuai dengan akad perjanjian. Bentuk-bentuk simpanan tersebut antara lain : - Simpanan Mudharabah - Simpanan Pendidikan - Simpanan Haji/Umroh - Simpanan Qurban - Investasi Berjangka Mudharabah Konsep Bisnis BMT
BMT (Baitu Maal) merupakan organisasi yang juga berperan sebagai social memiliki kesamaan fungsi dan peran dengan Lembaga Amil Zakat, fungsi tersebut meliputi pengumpulan dana zakat, infaq, sedekah, wakaf dan dana-dana social lainnya,serta upaya penyaluran zakat kepada golongan yang paling berhak sesuai ketentuan asnabiah (UU nomor 38 tahun 1999). Pemberian modal pinjaman usaha kepada nasabah sedapat mungkin dapat memandirikan ekonomi para peminjam sehingga dalam kaitan ini pendampingan oleh BMT sangat diperlukan. Dalam melempar pembiayaan/kredit kepada anggota dan nasabah sebagaimana prinsip bisnis harus dikelola secara efektif dan efesien. Maka aspek kesehatan pembiayaan menjadi sangat penting dalam manajemen pembiayaan BMT. Sebagaimana dalam bisnis kredit, kesehatan kredit yang diberikan harus memenuhi persyaratan 5 C (Character, Capital, Capacity, Colateral, Condition). Analisa Kondisi/ Pasar Internal 1. KSU Syariah BMT Al-Fath Tarakan melalui pendekatan fungsional memiliki beberapa kekuatan, yaitu antara lain : a. Jaringan kerja yang kuat b. Promosi yang Gencar c. Kemampuan memberikan Kredit d. Kemampuan keuangan Perusahaan dan Modal kerja e. Komitmen Pengembangan SDM
167
2. Beberapa kelemahan internal yang dimiliki KSU Syariah BMT Al-Fath Tarakan , sebagai berikut: a. penerapan manajemenen resiko belum optimal, b. perubahan budaya kerja agak lambat, c. system dan prosedur belum seluruhnya berorientasi pada konsumen d. pemanfaatan teknologi masih terbatas, e. system teknologi belum terdesentralisasi f. kewenangan karyawan belum terdesentralisasi secara optimal. Eksternal 1. Berdasarkan analisis eksternal diperoleh beberapa peluang pada bisnis mikro syariah yakni: a. UMKM mulai tumbuh, (50 juta unit usaha, data tahun 2008) b. Komitmen pemerintah terhadap UMKM c. UU Pemda No. 22/1999 tentang otonomi daerah, d. indikator pertumbuhan ekonomi yang positif, e. Perkembangan teknologi, f. Pertumbuhan angkatan kerja yang positif, dan penurunan suku bunga SBI, 2. sedangkan ancaman yang dihadapi adalah : a. Pengenaan pajak daerah untuk menambah PAD, b. kebijakan pemerintah tentang tarif listrik, c. Kebijakan tentang BBM,
d. Kebijakan pemerintah mengenai impor kebutuhan pokok, e. Faktor supremasi hukum, f. Iklim demokrasi yang terkesan mengedepankan kekuatan sosial masyarakat, g. Faktor keamanan yang belum stabil, h. masih rendahnya informasi tentang bisnis mikro syariah dan pasar belum terdidik dalam pemanfaatan jasa keuangan Syariah. Analisis Peluang dan Potensi Pasar Potensi Pasar Berbicara Potensi pasar untuk wilayah kerja KSU Syariah BMT AlFath Tarakan dengan melihat jumlah penduduk Kota Tarakan khususnya data tahun 2008 menunjukkan 200.000 jiwa, dan umumnya melihat jumlah penduduk untuk seluruh Kalimantan Timur sebanyak 2,7 juta jiwa (data tahun 2004). Melihat potensi pasar ini merupakan peluang yang baik bagi KSU Syariah untuk mengembangkan bisnis keuangan mikro syariah. Peluang Pasar - Harga bersaing - Kualitas Layanan - Produk yang berbeda - Delivery yang lebih cepat
Kompetitor Berdasarkan data tahun 2005 (Dinas perindagkop Tarakan) , jumlah koperasi yang aktif di kota Tarakan
Jurnal Ekonomika Volume III No.2 Tahun 2012
168
sebanyak 72. Kemudian untuk jumlah Koperasi yang menjalankan jasa Keuangan Syariah di kota Tarakan sebanyak 3 koperasi, artinya pesaing KSU Syariah BMT Al-fath Tarakan dalam bisnis jasa Keuangan Syariah berjumlah 2 koperasi. Dari beberapa competitor tersebut dapat dianalisis kekuatan yang mereka miliki anatara lain ; - Pelayanan yang lebih ekspansif dan lebih cepat - Jumlah SDM yang lebih banyak Adapun beberapa kelemahan yang dimiliki sebagai berikut : - Analisis kesehatan pembiayaan yang kurang berhati-hati. - Kualitas layanan yang tidak sesuai dengan yang dijanjikan - Tingkat harga/ biaya pinjaman yang lebih mahal. Kebutuhan Pasar Bardasarkan analisis potensi dan peluang pasar serta competitor yang ada dapat digambarkan „market niche‟ yang dituju untuk memperoleh keuntungan bagi perusahaan. Terbukanya peluang pasar untuk jasa keuangan mikro karena melihat masih banyaknya para pelaku UMKM yang membutuhkan pembiayaan dalam pengembangan usahanya. Maka focus segmen pasar yang dituju adalah “ pelaku UMKM” dengan produk yang dibutuhkan adalah ” pembiayaan/kredit usaha UMKM dengan nilai plafon pembiayaan Rp 500.000,00 – Rp 50.000.000,00. Dengan wilayah pemasaran di kota Tarakan dan beberapa kabupaten sekitar kota Tarakan seperti Bulungan, malinau,
Nunukan Tidung.
dan
Kabupaten
Tanah
ANALISIS SWOT Analisis SWOT pada bisnis Jasa Keuangan Mikro Syariah atau BMT sebagai berikut : Kekuatan (Strength) 1. Produk baik Simpanan dan Pembiayaan (kredit) sesuai dengan prinsip syariah, baik dari akad, produk, penyaluran yang merupakan harapan dan keinginan masyarakat . 2. Sistem bagi hasil yang lebih adil dan menentramkan para nasabah dalam menyimpan dananya sehingga nasabah merasa aman baik secara ekonomi(keuntungan dunia) maupun ukhrowi (keuntungan akhirat). 3. Mempunyai payung hukum perundang-undangan ( badan Hukum Koperasi dan UU perbankan Syariah ). 4. Memberikan keuntungan yang maksimal dalam bagi hasil investasi simpanan Nasabah dan tidak memberatkan Nasabah Pembiayaan dalam membayar kewajibannya atas pola kredit syariah tersebut dibandingkan dengan pinjaman skim bunga. 5. Sistem Jasa Keuangan Syariah terbukti tahan krisis dibandingkan dengan jasa keuangan konvensional. 6. Pada umumnya kantor-kantor BMT ( LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH ) berada di pasarpasar Induk yang mendekati dengan customer yaitu para
169
pedagang pasar sebagai pengusaha mikro sehingga pelayanan lebih dekat dan cepat pada pelanggan. 7. Pelayanan jemput bola baik produk Simpanan dan Pembiayaan merupakan layanan bagi nasabah dengan tetap mengedepankan keamanan. 8. SDM yang tidak hanya berorientasi mencari keuntungan duniawi tetapi juga keuntungan akhirat sehingga dalam profesionalisme kerja juga mengedapankan nilai moral agama. 9. Tersediannya IT untuk system syariah telah mendukung operasional Lembaga Keuangan Syariah. Kelemahan (Weakness) 1. SDM pendukung (lapisan kedua, dst.) belum banyak memahami bisnis syariah. 2. Dalam hal pemasaran, alternatif distribusi relatif masih terbatas dibanding pola konvensional. 3. Masyrakat yang telah mengakar system Bunga masih memiliki keraguan akan konsep keuangan syariah. 4. Alokasi permodalan untuk keuangan mikro syariah yang masih terbatas. 5. Kompleksitas dalam administrasi syariah (misalnya: perhitungan bagi hasil dan tingkat hasil investasi Peluang ( Oportunity ) 1. Jumlah penduduk yang mayoritas Islam merupakan segmen pasar yang potensial.
2. Meningkatnya kesadaran bermuamalah sesuai syariah menjadi peluang dalam menawarkan produk syariah. 3. Kebutuhan pembiayaan yang tinggi bagi pelaku UKM merupakan potensi besar segmen pasar bagi Lembaga Keuangan Mikro syariah BMT. 4. Kompetitor pada jasa keuangan syariah yang masih sedikit. 5. Berlakunya undang-undang otonomi daerah yang akan memacu perkembangan ekonomi daerah secara signifikan mempengaruhi perkembangan bisnis keuangan syariah. Tantangan dan hambatan (Threath) 1. Langkanya ketersediaan SDM yang “qualified” dan memiliki semangat syariah, 2. Citra lembaga keuangan syariah belum mapan di mata masyarakat, padahal ekspektasi masyarakat terhadap LKS sangat tinggi, 3. Pemahaman yang masih rendah di masyarakat akan konsep bagi hasil atau syariah dan mengakarnya konsep bunga menjadi hambatan yang cukup berarti dalam memasarkan produk keuangan syariah. 4. Pasar atau nasabah lembaga keuangan mikro syariah adalah dominan pelaku UKM yang notabene berpendidikan rendah sehingga tidak memiliki manajemen usaha yang baik berpengaruh pada tingkat pengembalian kredit yang lancar sehingga memiliki resiko kredit macet .
Jurnal Ekonomika Volume III No.2 Tahun 2012
170
5. Kesulitan dalam memberikan kredit bagi nasabah UKM yang tidak memiliki agunan/jaminan kredit yang layak sehingga ekspansi kredit tidak dapat dilakukan dengan cepat. Formulasi Strategi Berdasarkan uraian sebelumnya maka disusunlah Formulasi Strategi, yang meliputi visi dan misi pengembangan bisnis, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal, mengukur dan menetapkan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan Tujuan/sasaran yang akan diraih dan kapan hasil diperoleh, mengumpulkan alternative serta memilih strategi-strategi khusus yang akan diberlakukan untuk mencapai tujuan/sasaran. a. Visi dan Misi Pengembangan Bisnis. Visi KSU Syariah BMT Al-Fath Tarakan mewujudkan BMT menjadi lembaga yang mampu meningkatkan kualitas ibadah anggota (dalam arti luas), memakmurkan kehidupan anggota khususnya dan masyartakat pada umumnya. Misi KSU Syariah BMT Al-Fath Tarakan adalah membangun dan mengembangkan tatanan ekonomi perekonomian dan struktur masyarakat madani yang adil berkemakmuran-berkemajuan, berlandaskan syariah Islam. Dari visi dan misi tersebut dapat dipahami bahwai BMT bukan semata-mata mencari keuntungan dan penumpukan laba modal pada segolongan orang kaya saja, tetapi lebih berorientasi pada pendistribusian laba yang merata
dan adil sesuai dengan prinsipprinsip ekonomi Islam. b. Identifikasi Peluang dan Ancaman Eksternal, Mengukur dan Menetapkan Kekuatan dan kelemahan Internal. Berdasarkan analisis Eksternal di atas maka Peluang untuk pengembangan Bisnis KSU Syariah BMT Al-Fath Tarakan sangat terbuka luas sementara ancaman yang ada tidak menjadi halangan untuk melakukan pengembangan bisnis karena dapat ditutupi dengan kekuatan internal lembaga. Kelemahan yang terdapat dalam internal lembaga dapat diperbaiki seiring dengan kekuatan internal serta potensi peluang eksternal yang ada. Maka selayaknya pengembangan bisnis Jasa keuangan Mikro Syariah oleh KSU Syariah BMT Al-Fath Tarakan, dilakukan dengan Ekspansif sesuai dengan kemampuan keuangan perusahaan yaitu dengan pengembangan di wilayah kota Tarakan sebagai basicnya dan empat wilayah kabupaten sekitar kota Tarakan yakni Kabupaten Bulungan, Malinau, Nunukan dan Kabupaten Tanah Tidung. TUJUAN/SASARAN Tujuan dan sasaran bisnis KSU Syariah BMT Al-Fath Tarakan adalah meningkatkan kualitas usaha ekonomi untuk kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Untuk meningkatkan kualitas ekonomi dan kesejahteraan anggota maka dijabarkan dalam tujuan dan
171
sasaran yang riil bagi perusahaan. Sebagaimana dijabarkan dalam analisis kebutuhan pasar bahwa segmen pasar yang dituju adalah “ pelaku UMKM” dengan produk yang dibutuhkan adalah ” pembiayaan/kredit usaha UMKM dengan nilai plafon pembiayaan Rp 500.000,00 – Rp 50.000.000,00. Dengan wilayah pemasaran di kota Tarakan dan beberapa kabupaten sekitar kota Tarakan seperti Bulungan, malinau, Nunukan dan Kabupaten Tanah Tidung. Berikut penjabaran tujuan dan sasaran yang akan diraih : Dalam 5 (lima) tahun kedepan KSU Syariah BMT Al-Fath Tarakan menjadi lembaga keuangan Mikro pilihan dengan menguasai target pasar sebesar 80% dari jumlah UMKM yang ada dikota Tarakan. Dalam 10 (sepuluh) kedepan KSU Syariah BMT Al-Fath Tarakan menjadi lembaga keuangan Mikro pilihan dengan menguasai target pasar sebesar 50% dari jumlah UMKM yang ada dikabupaten sekitar kota Tarakan yakni Kabupaten Bulungan, Nunukan, Malinau, dan Kabupaten Tanah Tidung. Strategi yang dilakukan mencapai tujuan dan sasaran.
a.
b. o o
c.
untuk
Untuk mencapai tujuan dan sasaran 5-10 tahun yang ditetapkan dengan program STP ( Segmention, Targeting, Positioning) dan bauran pemasaran 4P ( Product, Price, Promotion, Place) yaitu sebagai berikut : 1. STP ( Segmention, Targeting, Positioning)
2. a.
Segmention Segmentasi pasar yang dituju BMT adalah para pelaku UMKM dengan produk pembiayaan mikro dengan system syariah dengan nilai pinjaman antara Rp 500.000,00 ( lima ratus ribu rupiah ) sampai dengan Rp 500.000.000,00 ( Lima ratus juta rupiah ). Targeting Target pasar dalam 5 – 10 tahun kedepan sebagi berikut : 80% dari jumlah para pelaku UMKM yang ada di kota Tarakan 50% dari jumlah para pelaku UMKM yang ada dikabupaten sekitar kota Tarakan yakni kabupaten Bulungan, Nunukan, Malinau dan Kabupaten Tanah Tidung. Positioning Memposisikan produk pembiayaan mikro yang disalurkan KSU Syariah BMT Al-Fath Tarakan adalah sesuai dengan kebutuhan nasabah, dengan tingkat fleksibilitas yang tinggi namun dalam batas kewajaran menurut analisis BMT, dan tingkat biaya pinjaman (lebih murah) dibanding koperasi lain, serta memposisikan bahwa produk pembiayaan menggunakan pola syariah sehingga mencitrakan produk pembiayaan sesuai dengan keinginan masyarakat yang menginginkan transaksi keuangan bebas bunga riba. Bauran Pemasaran Produk Produk pembiayaan yang ditawarkan untuk lebih menarik
Jurnal Ekonomika Volume III No.2 Tahun 2012
172
dan mendapatkan target pasar dapat di inovasi dengan berbagai fitur atau produk baru seperti pemberian potongan angsuran pembiayaan jika telah dilunasi, kemudahan dalam persyaratan pinjaman tetapi dalam batas kewajaran, produk pembiayaan untuk keperluan yang darurat bagi nasabah, produk pembiayaan dengan tingkat fleksibilitas yang tinggi namun tetap mengedepankan kesehatan pembiayan/kredit. b. Price Untuk tingkat harga/biaya pinjaman kredit mikro yang telah berjalan di KSU Syariah BMT Al-Fath Tarakan berkisar 2-3% perbulan, sebagai daya tarik bagi calon nasabah dapat diturunkan menjadi kisaran 1,5% – 2% perbulan. c. Promotion Promosi dapat dilakukan dengan gencar sebagai beikut : seperti yang menjadi ciri khas bisnis BMT yaitu dengan system jemput bola di area pasar yang menjadi target dengan menerjunkan tenaga marketing yang marketable untuk produk pembiayaan dapat dikelompokan berdasarkan wilayah per kelurahan atau per kecamatan. sosialisasi bisnis keuangan syariah dapat di intensifkan dengan melakukan seminar dan lokakarya pada instansi-instansi pemerintahan, ormas-ormas islam, kunjungan kampanye syariah ke masjid-masjid atau tempat ibadah lainnya. Pemasangan iklan yang tepat diberbagai media seperti Koran, radio, televisi serta pemasangan
spanduk, pamflet dan penyebaran brosur di area pemasaran. Melakukan kerja sama dengan berbagai instansi dengan prinsip win-win solution terkait dengan penyaluran pembiayaan/kredit mikro. d. Place Untuk mempercepat distribusi penyaluran pembiayaan pada masyarakat maka dapat dilakukan dengan membuka kantor cabang pembantu disetiap kecamatan di kota Tarakan. Untuk wilayah diluar Tarakan dapat mendirikan kantor cabang di masing-masing daerah. ANALISIS FINANCIAL Dalam analisis financial yang dikemukakan meliputi analisis kebutuhan modal dan investasi, Cash Flow dan besarnya IRR dan NPV dari pendanaan yang akan dikeluarkan. Analisis Kebutuhan Investasi 1.
Modal
dan
Biaya modal untuk pengembangan wilayah Tarakan Jumlah
penduduk = 200.000 jiwa (asumsi th 2010) Asumsi 75% pelaku UMKM = 200.000 x 75% = 150.000 jiwa
Jika ditargetkan menguasai 80% dari 150.000 jiwa maka target pasar sebanyak = 120.000 jiwa. Jika ditargetkan setiap jiwa dalam setahunnya memperoleh pinjaman rata-rata Rp 10.000.000,00 ( Sepuluh juta Rupiah ) maka besarnya
173
a. Biaya modal untuk penyaluran pembiayaan : Rp 10.000.000,00 x 120.000 jiwa = Rp 1.200.000.000.000,00 b. Investasi Aktiva Tetap = Rp 100.000.000,00 Total Biaya Modal = Rp1.200.100.000.000,00 2. Biaya modal untuk pengembangan wilayah Kabupaten Bulungan, Malinau, Nunukan dan Tanah Tidung. Jumlah Penduduk menurut data BPS tahun 2005 Bulungan = 107.000 jiwa Malinau = 59.000 jiwa Nunukan = 109.000 jiwa Tanah Tidung = 12.000 jiwa
Total = 287.000 jiwa Asumsi 75% pelaku UMKM = 287.000 x 75% = 215.000 jiwa
Jika ditargetkan menguasai 50% dari 215.000 jiwa maka target pasar sebanyak = 107.000 jiwa. Jika ditargetkan setiap jiwa dalam setahunnya memperoleh pinjaman rata-rata Rp 10.000.000,00 ( Sepuluh juta Rupiah ) maka besarnya a. Biaya modal untuk penyaluran pembiayaan = Rp 10.000.000,00 x 107.000 jiwa = Rp 1.070.000.000.000,00 b. Investasi Aktiva Tetap = Rp 200.000.000,00 Total Biaya Modal = Rp1.070.200.000.000,00 3. Total kebutuhan Modal & Investasi(1+2)= Rp2.270.300.000.000,00
ANALISIS CASH FLOW Untuk membuat proyeksi cash flow maka di buat asumsi : Laba bersih yang dihasilkan sebelum pengembangan bisnis 5-10 tahun kedepan adalah Rp 500.000.000,00 pertahun Rasio laba yang diterima 10 tahun kedepan Penyaluran Kredit Kota Tarakan
dengan jumlah penyaluran pembiayaan sebesar 20 % Depresiasi Aktiva Tetap dengan metode garis lurus tanpa nilai residu sesuai umur ekonomis. Maka dengan jumlah Penyaluran pembiayaan total di kota Tarakan dan diluar kota Tarakan = Rp 1.200.000.000.000,00
Jurnal Ekonomika Volume III No.2 Tahun 2012
174
Penyaluran Kredit diluar Kota Tarakan Total Penyaluran
= Rp 1.070.000.000.000,00 = Rp 2.270.000.000.000,00
Dari data dan asumsi di atas dapat dibuat proyeksi Cash Flow untuk 5 dan 10 tahun kedepan. 1.
Proyeksi cash Flow 5 tahun mendatang (pengembangan bisnis hanya dikota Tarakan) Cash in flow dari Laba Bersih (1-5) ( 20 % dari Rp 1.200.000.000.000,00) =Rp 240.000.000.000,00 Cash in flow dari Biaya depresiasi (100.000.000 : 5 tahun) =Rp 20.000.000,00 Cash In Flow sebelum Pengembangan =Rp 500.000.000,00 Total Cash in flow pertahun (Th. 1-4) =Rp 240.520.000.000,00 2. Proyeksi Cash Flow 10 tahun mendatang ( Pengembangan bisnis di kota Tarakan dan diluar kota Tarakan) Cash in Flow dari Laba Bersih (5-10) ( 20% dari Rp 1.070.000.000.000,00) =Rp 214.000.000.000,00 Cash in flow dari Biaya depresiasi ( 200.000.000 : 5 tahun) =Rp 40.000.000,00 Tambahan cash in flow (th. 5-10) =Rp 214.040.000.000,00 Total Cash in Flow (th. 5-10) =Rp 454.560.000.000,00 3.
Maka dapat di buat Cash Flow dengan jangka waktu 10 tahun kedepan
Tahun Ke Cash In Flow 1 Rp 240.520.000.000,00 2 Rp 240.520.000.000,00 3 Rp 240.520.000.000,00 4 Rp 240.520.000.000,00 5 Rp 454.560.000.000,00 6 Rp 454.560.000.000,00 7 Rp 454.560.000.000,00 8 Rp 454.560.000.000,00 9 Rp 454.560.000.000,00 10 Rp 454.560.000.000,00 Total Cash In Flow Rp 3.689.440.000.000,00 investasi dengan menggunakan IRR (Internal Rate Of Rerurn) metode IRR (Internal Rate of Return). Berdasarkan perhitungan cash flow di atas maka dapat di buat analisis Tabel 1. Perhitungan NPV dengan r = 13%
175
Tahun
Cash In flow
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
240.520.000.000 240.520.000.000 240.520.000.000 240.520.000.000 454.560.000.000 454.560.000.000 454.560.000.000 454.560.000.000 454.560.000.000 454.560.000.000 Total PV Investasi NPV
DF 13 % 0,885 0,783 0,693 0,613 0,543 0,48 0,426 0,376 0,333 0,295
PV dari penerimaan 212.860.200.000 188.327.160.000 166.680.360.000 147.438.760.000 246.826.080.000 218.188.800.000 193.642.560.000 170.914.560.000 151.368.480.000 134.095.200.000 1.830.342.160.000 2.270.300.000.000 (439.957.840.000)
Total kebutuhan Modal dan Investasi Rp2.270.300.000.000,00, usia ekonomis 10 tahun. Asumsi menggunakan r positif = 13 % dan r
negative = 5 % , untuk mendaparkan tingkat IRR maka di hitung NPV yang positif dan negative berdasarkan data di atas.
Tabel 2. Perhitungan NPV dengan r = 5 % Tahun Cash In flow DF 5% PV dari penerimaan 1 240.520.000.000 0,952 228.975.040.000 2 240.520.000.000 0,907 218.151.640.000 3 240.520.000.000 0,864 207.809.280.000 4 240.520.000.000 0,823 197.947.960.000 5 454.560.000.000 0,784 356.375.040.000 6 454.560.000.000 0,746 339.101.760.000 7 454.560.000.000 0,711 323.192.160.000 8 454.560.000.000 0,677 307.737.120.000 9 454.560.000.000 0,645 293.191.200.000 10 454.560.000.000 0,614 279.099.840.000 Total PV Investasi NPV
2.751.581.040.000 2.270.300.000.000 481.281.040.000
Maka dapat dihitung tingkat IRR : IRR = 5% + 481.281.040.000 x ( 13% - 5% ) 2.751.581.040.000 - 1.830.342.160.000 IRR = 9,18%
Jurnal Ekonomika Volume III No.2 Tahun 2012
176
NPV (Net Present value) Berdasarkan data dan asumsi Cash Flow di atas dibuatlah analisis investasi dengan menggunakan metode NPV (Net Present Value).
Total kebutuhan Modal dan Investasi Rp2.270.300.000.000,00, usia ekonomis 10 tahun. Jika dinginkan tingkat keuntungan 8% maka NPV dapat dihitung sebagai berikut : Tabel 3. Perhitungan NPV dengan r = 8% Tahun Cash In flow DF 8 % PV dari penerimaan 1 240.520.000.000 0,926 222.721.520.000 2 240.520.000.000 0,857 206.125.640.000 3 240.520.000.000 0,794 190.972.880.000 4 240.520.000.000 0,735 176.782.200.000 5 454.560.000.000 0,681 309.555.360.000 6 454.560.000.000 0,63 286.372.800.000 7 454.560.000.000 0,583 265.008.480.000 8 454.560.000.000 0,54 245.462.400.000 9 454.560.000.000 0,5 227.280.000.000 10 454.560.000.000 0,463 210.461.280.000 Total PV Investasi NPV
2.340.742.560.000 2.270.300.000.000 70.442.560.000
Dari perhitungan tersebut diperoleh hasil NPV positif Rp 70.442.560.000,00 artinya proyek pengembangan bisnis BMT ini layak dijalankan. Asumsi perhitungan NPV di atas belum memasukan unsur resiko. ANALISIS RESIKO Identifikasi Resiko Dalam bisnis penyaluran pembiayaan / kredit mikro ada beberapa resiko yang akan dihadapi sebagai penyimpangan dari tujuan yang diharapkan, antara lain sebagai berikut : 1. Resiko kredit macet
-
-
Resiko ini merupakan resiko yang paling besar dihadapi , resiko ini disebabkan karena nasabah bersangkutan tidak dapat memenuhi kewajiban sebagaimana perjanjian kredit yang disepakati. Adapun beberapa sebab nasabah tidak dapat membayar kewajibannya antara lain : Usaha yang dibiayai tidak mampu menghasilkan pendapatan yang digunakan untuk membayar kewajiban. Pinjaman yang digunakan bukan untuk modal usaha tapi di gunakan keperluan lain yang tidak berhubungan dengan usaha.
177
-
Nasabah menderita sakit, atau mengalami keguncangan dalam rumah tangga sehingga tidak dapat menjalankan usahanya. - Terjadi keadaan darurat sehingga usaha tidak dapat di jalankan seperti kerusuhan, bencana alam dan lain-lain. 2. Resiko Penyimpangan yang dilakukan karyawan sehingga menyebabkan kerugian financial. Salah satu pelayanan BMT adalah dengan system jemput bola, hal ini mengakibatkan karyawan yang berkaitan dengan pelayanan jemput bola dalam hal menerima angsuran Pembiayaan atau pun simpanan mempunyai
peluang untuk melakukan kecurangan. Kecurangan dilakukan dengan tidak menyetor uang yang diterima dari nasabah kepada kasir di kantor BMT. 3. Resiko terjadinya keadaan darurat yang menyebabkan kerugian secara keseluruhan seperti terjadinya peristiwa kerusuhan, Kebakaran, bencana alam dan lain-lain. A. Penanggulangan resiko Sebagaimana resiko-resiko yang disebutkan di atas untuk menanggulanginya adalah sebagai berikut :
Tabel 4 Penanggulan Resiko Jenis Resiko Penanggulangan - Kredit Macet - Melakukan survey dan investigasi nasabah dengan seksama, untuk memperoleh data analisis kredit - Melakukan analisis kelayakan kredit dengan prinsip 5 C - Melakukan evaluasi setelah pencairan dana pada nasabah untuk memverifikasi apakah dana pinjaman benar-benar digunakan untuk modal usaha - Membina Nasabah untuk menabung sebagai dana cadangan jika nasabah menderita sakit - Menggunakan asuransi proteksi terhadap nasabah jika meninggal dunia - Resiko - Membuat peraturan kerja yang Penyimpangan tegas dan memberikan sanksi Karyawan yang keras terhadap penyimpangan yang dilakukan karyawan - Membuat system / SOP yang mengatur penyetoran dan Jurnal Ekonomika Volume III No.2 Tahun 2012
178
-
Resiko Terjadinya keadaan Darurat
-
penarikan dana oleh karyawan sehingga dapat mencegah terjadinya kecurangan Membina mental Rohani Karyawan dengan kegiatan pengajian Membeli asuransi proteksi terhadap kejadian darurat
RENCANA TINDAK / ACTION PLAN Rencana tindak / action plan di buat berdasarkan Formulasi Strategi yang di
Tabel 5. Action Plan Tahun Tujuan & Target 1-5 KSU Syariah BMT Al-Fath Tarakan menjadi lembaga keuangan Mikro pilihan dengan menguasai target pasar sebesar 80% dari jumlah UMKM yang ada dikota Tarakan
5-10 tahun
KSU BMT Tarakan lembaga keuangan
Syariah Al-Fath menjadi Mikro
buat di atas, maka dibuat rencana pengembangan bisnis KSU Syariah BMT Al-Fath Tarakan dalam kurun 5 – 10 tahun kedepan sebagai berikut :
Action Plan - Melakukan konsolidasi dengan pengurus beserta para anggota pemodal terkait kebutuhan dana yang dipenuhi secara internal dan program pelaksanaan pengembangan bisnis - Melakukan kerja sama pada Lembaga Perbankan syariah yang telah menjadi mitra untuk memenuhi kebutuhan dana pengembangan bisnis - Melakukan perekrutan SDM / karyawan yang handal untuk ditempatkan dalam rencana pengembangan bisnis di kota Tarakan - Melakukan loka karya untuk seluruh karyawan guna dapat melaksanakan program pengembangan bisnis dengan sukses - Melakukan promosi, sosialisasi terkait dengan pengembangan bisnis - Membuka kantor cabang pembantu di setiap kecamatan terkait dengan pengembangan bisnis - Melakukan investasi Aktiva tetap sebagaimana anggaran yang dibuat untuk fasilitas dan peralatanpengembangan bisnis - Melakukan evaluasi-evaluasi dari program kerja yang dilaksanakan apakah sesuai dengan harapan guna melakukan perbaikan-perbaikan. - Mengurus Perizinan usaha untuk pembukaan kantor cabang di luar kota Tarakan (Bulungan, Malinau, Nunukan, Tanah Tidung) - Melakukan kerja sama pada Lembaga Perbankan syariah yang telah menjadi mitra untuk memenuhi kebutuhan dana
179
pilihan dengan menguasai target pasar sebesar 50% dari jumlah UMKM yang ada dikabupaten sekitar kota Tarakan yakni Kabupaten Bulungan, Nunukan, Malinau, dan Kabupaten Tanah Tidung
pengembangan bisnis - Melakukan perekrutan SDM / karyawan yang handal untuk ditempatkan dalam rencana pengembangan bisnis di luar kota Tarakan (Bulungan, Malinau, Nunukan, Tanah Tidung) - Melakukan loka karya untuk seluruh karyawan guna dapat melaksanakan program pengembangan bisnis dengan sukses - Membuka kantor cabang di setiap kabupaten di luar kota Tarakan (Bulungan, Malinau, Nunukan, Tanah Tidung) terkait dengan pengembangan bisnis - Melakukan investasi Aktiva tetap sebagaimana anggaran yang dibuat untuk fasilitas dan peralatan pengembangan bisnis - Melakukan evaluasi-evaluasi dari program kerja yang dilaksanakan apakah sesuai dengan harapan guna melakukan perbaikan-perbaikan Purnama, C.M. Lingga, 2004. Strategic Marketing Plan. Jakarta : PT. Gramedia
DAFTAR PUSTAKA BPS Kota Tarakan, 2007. Inflasi Kota Tarakan Bulan Januari 2007. Tarakan : http://www.cpssss.org/web/home.
Suharno, Sutarso Yudi, 2010. Marketing In Practise. Edisi Pertama. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Ehrlich Evelyn, Fanelli Duke, 2006. The Financial Services Marketing Handbook. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta : BIP Kelompok Gramedia. Gitosudarmo. H. Indriyo, 2.000. Manajemen Pemasaran. Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE. Kotler Philip, Keller, 2009. Manajemen Pemasaran, Jilid 1. Edisi KeDua Belas.
Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta : PT. Indeks. Jurnal Ekonomika Volume III No.2 Tahun 2012