20
0
13.38 11.3 11.1 10.9 10.37 8.6 3.9 5.5 2.7 1.453.125.111.6 3.7 20 20 20 20 20 20 20
IR
11 5.5 11 13 10 11 8.6
C
3.9 2.7 1.5 3.1 5.1 1.6 3.7
F R
PROFILKESEHATAN PROVINSI JAMBI 2014
DINAS KESEHATAN PROVINSI JAMBI TAHUN 2015
TIM PENYUSUN
Pengarah Dr. Hj. Andi Pada, M. Kes Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jambi
Ketua Drs. Saprimail Harahap, M. Kes Kepala Bidang Bina Pendataan, Evaluasi, dan Pendayagunaan Tenaga Kesehatan
Sekretaris Yan Niaga, SKM, M. Kes Kepala Seksi Pendataan
Editor Rosmita Alisanti, SKM, MKM
Anggota Herwan, SKM, MKM; Ika Asrini M, S.Pd; Arnalia Devi, SKM; Parida Harahap, S. Psi; Heriyantomi, A. MKep;
Kontributor BPS Provinsi Jambi; Sekretariat Dinas Kesehatan; Seksi Evaluasi; Seksi Pendayagunaan Tenaga Kesehatan; Bidang Bina Pelayanan Kesehatan; Bidang Bina Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan; dan Bidang Bina Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Provinsi Jambi Tahun 2014. Profil kesehatan Provinsi Jambi merupakan sarana penyajian data dan informasi kesehatan yang merupakan gambaram status kesehatan masyarakat dengan berbagai faktor yang mempengaruhinya.
Profil Kesehatan Provinsi Jambi selain sebagai
penyajian data dan informasi kesehatan juga dimanfaatkan sebagai bahan evaluasi dari program
pembangunan kesehatan di kabupaten/ kota wilayah
Provinsi Jambi. Data Profil Kesehatan Provinsi Jambi saat ini telah pula dimanfaatkan dalam penyusunan RPJMD dan renstra Dinas Kesehatan. Penyajian data dalam profil kesehatan diupayakan dalam bentuk data “facility based”
dan data “community based” serta data yang disajikan diupayakan
lengkap dari segi jenis dan cakupan. Profil Kesehatan Provinsi Jambi tahun 2014 ini penyusunannya berbeda dari profil kesehatan sebelumnya, profil kesehatan yang sekarang penyajiannya menyesuaikan dengan Profil Kesehatan Indonesia, lebih banyak penyajian datanya. Sumber data masih sama dengan profil sebelumnya yaitu bersumber dari profil kesehatan kabupaten/ kota, data dari program dan juga data dari lintas sektor terkait.
Seksi Pendataan Dinas Kesehatan Provinsi Jambi sebagai koordinator Penyusunan Profil Kesehatan Provinsi Jambi bersama-sama dengan program di Dinas Kesehatan menyusun Profil Kesehatan. Profil Kesehatan Provinsi Jambi ditampilkan dalam bentuk yang lebih menarik agar para pembaca lebih mudah menggunakannya. Profil Kesehatan ini menggambarkan tentang kondisi derajat kesehatan, upaya kesehatan, sumber daya kesehatan dan faktor terkait lainnya serta perbandingan dengan angka Nasional.
Profil Kesehatan Provinsi Jambi 2014 dengan segala keterbatasannya tetap diupayakan agar dapat terbit lebih cepat dari tahun sebelummya. Profil Kesehatan Provinsi Jambi 2014 dibuat dalam bentuk cetakan buku, bagi yang
iii
membutuhkan dapat menghubungi Seksi Pendataan Dinas Kesehatan Provinsi Jambi. Kritik dan saran sangat kami butuhkan dalam penyusunan Profil Kesehatan Provinsi Jambi ini. Semoga “Profil Kesehatan Provinsi Jambi 2014” ini bermanfaat dalam mengisi kebutuhan data dan informasi di bidang kesehatan.
Jambi,
Nopember 2015
Tim Penyusun
iv
KATA SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAMBI
Assalamu’alaikum Wr. Wb Puji syukur kahadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan bimbinganNya, Dinas Kesehatan Provinsi Jambi telah menerbitkan “Profil Kesehatan Provinsi Jambi 2013” yang mencakup seluruh kabupaten/ kota. Meskipun berat dan banyak tantangan didalam proses pengumpulan data dan informasi kesehatan ini, akhirnya Seksi Pendataan berhasil menghimpun data tahun 2014 dan menyusunnya dalam bentuk “Profil Kesehatan Provinsi Jambi 2015”.
Tantangan dan kendala dalam penyediaan data dan informasi yang tepat waktu ternyata cukup banyak, sehingga data dan informasi dari kabupaten/ kota maupun program masih belum dapat terisi secara lengkap. Dengan terbitnya “Profil Kesehatan Provinsi Jambi 2014” ini, saya harapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak baik institusi pemerintah, swasta, profesi, mahasiswa dan lainnya diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu bahan evaluasi.
Ucapan selamat dan penghargaan yang tinggi saya sampaikan kepada semua pihak, terutama kepada Seksi Pendataan yang telah menjadi koordinator dalam penyusunannya, dan kontribusi program, sehinga memungkinkan tersusunnya “Profil Kesehatan Provinsi Jambi 2014” ini. Billahit taufiq walhidayah, wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Jambi,
Nopember 2015
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jambi
Dr. Hj. Andi Pada, M.Kes NIP 19620318 198901 2 002
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Gambar 2.2 Gambar 2.3 Gambar 2.4 Gambar 2.5 Gambar 2.6 Gambar 2.7 Gambar 3.1 Gambar 3.2 Gambar 3.3 Gambar 3.4 Gambar 3.5 Gambar 3.6 Gambar 3.7 Gambar 3.8 Gambar 3.9 Gambar 3.10 Gambar 3.11 Gambar 3.12 Gambar 3.13 Gambar 3.14
Letak Geografis Provinsi Jambi............................................. Persentase Luas Wilayah Kabupaten/ Kota Provinsi Jambi.. Piramida Penduduk Provinsi Jambi Tahun 2014................... Persentase Penduduk Miskin di Provinsi Jambi Tahun 2005-2014.............................................................................. Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Jambi Tahun 2010-2014.............................................................................. Persentase Akses Air Minum Berkualitas per Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014...................................... Persentase Rumah Sehat di Provinsi Jambi Tahun 2014..... Estimasi Angka Kematian Bayi per 1.000 Kelahiran Hidup di Provinsi Jambi dan Indonesia Tahun 1991-2012............... Jumlah Kematian Bayi (1-12 bulan) Per Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014................................................... Angka Kematian Balita (AKABA) di Provinsi Jambi dan Indonesia Tahun 1991-2012.................................................. Jumlah Kematian Anak Balita per Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014................................................... Angka Kematian Ibu per 1.000 Kelahiran Hidup di Indonesia Tahun 1994-2012.................................................. Proyeksi Angka Kematian Ibu di Provinsi Jambi Tahun 2010-2014.............................................................................. Jumlah Kematian Ibu per Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014 Umur Harapan Hidup Waktu Lahir Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014............................................... Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasite Inciddence) di Provinsi Jambi Tahun 2010-2014.......................................... Angka Kesakita Malaria (Annual Parasite Inciddence) per Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014..................... Cakupan Case Detection Rate (CDR) TB Paru BTA (+) di Provinsi Jambi Tahun 2014................................................... Jumlah Kasus Baru HIV dan AIDS per Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014................................................... Cakupan Penemuan Pneumonia Balita Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014..................... Jumlah Kasus BaruPenderita Kusta Tipe PB dan MB di Provinsi Jambi Tahun 2014...................................................
vi
6 8 13 21 24 26 27 32 34 35 36 38 39 40 42 45 46 48 51 52 54
Gambar 3.15 Kasus Baru Kusta Per Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014............................................................................ Gambar 3.16 Insidence Rate (IR) Penyakit Campak Klinis Penduduk < 15 Tahun per 100.000 Penduduk di Provinsi Jambi Tahun 2010-2014.............................................................................. Gambar 3.17 Insidence Rate (IR) Penyakit Campak Klinis Penduduk < 15 Tahun per 100.000 Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014................................................... Gambar 3.18 Incidence Rate DBD per 10.000 Penduduk dan Case Fatality Rate DBD di Provinsi Jambi Tahun 2014.................. Gambar 3.19 Jumlah Kasus Diare per Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014............................................................................ Gambar 4.1 Persentase Cakupan Pelayanan Ibu Hamil K1 dan K4 di Provinsi Jambi Tahun 2007 s/d 2014.................................... Gambar 4.2 Cakupan Pelayanan Ibu Hamil (K1) per Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014................................................... Gambar 4.3 Cakupan Pelayanan Ibu Hamil (K4) per Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014................................................... Gambar 4.4 Pencapaian Cakupan K4 Ibu Hamil per Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014................................................... Gambar 4.5 Persentase Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di Provinsi Jambi Tahun 2007 s/d 2014.............. Gambar 4.6 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014...... Gambar 4.7 Persentase Cakupan Pelayanan Ibu Nifas Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014..................... Gambar 4.8 Persentase Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014...... Gambar 4.9 Persentase Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatal Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014 ..... Gambar 4.10 Persentase Cakupan Kunjungan Neonatal (KN1) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014..................... Gambar 4.11 Persentase Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014..................... Gambar 4.12 Persentase Cakupan Pelayanan Kesehatan Pada Balita Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014...... Gambar 4.13 Cakupan Pelayanan Kesehatan Siswa SD/Setingkat Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014...... Gambar 4.14 Proporsi Peserta KB Aktif dan KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi di Provinsi Jambi Tahun 2014........................... Gambar 4.15 Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014...................................................
vii
56
59
60 65 68 76 77 78 79 80 81 83 85 87 88 90 92 94 95 96
Gambar 4.16 Proporsi Peserta KB Baru Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014................................................... Gambar 4.17 Distribusi Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) per Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014..... Gambar 4.18 Persentase Cakupan UCI di Tingkat Desa/Kelurahan Dalam Provinsi Jambi Tahun 2007 s/d 2014......................... Gambar 4.19 Cakupan TT2+ Pada Ibu Hamil di Provinsi Jambi Tahun 2014...................................................................................... Gambar 4.20 Persentase Ibu Hamil yang Mendapat Tablet Fe di Provinsi Jambi Tahun 2007 – 2014.................................................... Gambar 4.21 Persentase Ibu Hamil yang Mendapat Tablet Tambah Darah (Fe3) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014........................................................................... Gambar 4.22 Persentase bayi, Balita, dan Ibu Nifas Mendapat Vitamin A Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014...... Gambar 4.23 Persentase Rumah Tangga yang Mengkonsumsi Garam Beryodium Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014............................................................................ Gambar 4.24 Persentase Bayi yang Diberikan ASI Eksklusif Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014..................... Gambar 4.25 Persentase Kunjungan Balita yang Ditimbang di Posyandu (D/S) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014...................................................................................... Gambar 4.26 Persentase Kejadian Krisis Kesehatan Akibat Bencana di Provinsi Jambi Tahun 2010 s/d 2014................................... Gambar 5.1 Rasio Puskesmas per 100.000 Penduduk di Provinsi Jambi Tahun 2005 s/d 2014............................................................. Gambar 5.2 Rasio Puskesmas per 100.000 Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014..................... Gambar 5.3 Persentase Kepemilikan Rumah Sakit di Provinsi Jambi Tahun 2014............................................................................ Gambar 5.4 Persentase Posyandu Aktif Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014................................................... Gambar 5.5 Jumlah Program Studi pada Institusi Poltekkes dan Non Poltekkes di Provinsi Jambi Tahun 2014.............................. Gambar 5.6 Proporsi SDM Kesehatan menurut Latar Belakang Pendidikan di Provinsi Jambi Tahun 2014............................ Gambar 5.7 Rasio Dokter Umum terhadap 100.000 Penduduk di Provinsi Jambi Tahun 2014................................................... Gambar 5.8 Alokasi Anggaran Kesehatan di Provinsi Jambi Tahun 2014
viii
97 100 101 103 113
114 116
118 120
121 123 127 128 129 131 133 135 136 141
Gambar 5.9
Persentase Yang Dilindungi Jaminan Kesehatan Masyarakat/ Asuransi Kesehatan di Provinsi Jambi Tahun 2014....................................................................................... 142 Gambar 5.10 Cakupan Layanan Kesehatan Rujukan Rawat Inap dan Rawat Jalan Peserta Jamkesmas Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014............................................... 143
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tabel 2.2 Tabel 2.3 Tabel 2.4 Tabel 2.5 Tabel 2.6 Tabel 2.7 Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 3.4 Tabel 3.5 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 5.1
Distribusi Penduduk Provinsi Jambi Menurut Jenis Kelamin Tahun 2014 ........................................................... Indikator Ekonomi Provinsi Jambi Tahun 2005-2013........... Penduduk Bukan Aangkatan Kerja Berumur 15 Tahun ke Atas di Provinsi Jambi Tahun 2007-2014............................. Jumlah Suku Anak Dalam per Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2013................................................................ Indikator Pendidikan Provinsi Jambi Tahun 2008-2014....... Persentase Tempat-Tempat Umum Sehat di Provinsi Jambi Tahun 2008-2014...................................................... Persentase Tempat Pengolahan Makanan (TPM) di Provinsi Jambi Tahun 2014.................................................. Pola 10 Penyakit Terbanyak di Puskesmas Provinsi Jambi Tahun 2010-2014................................................................. Hasil Cakupan Pengobatan Penderita TBC di Provinsi Jambi Tahun 2010-2014...................................................... Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies di Provinsi Jambi Tahun 2011-2014................................................................. Target dan Penemuan Kasus AFP per Kabupaten/Kota Dalam Provinsi Jambi Tahun 2014...................................... Cakupan Pengobatan Massal Filariasis di Provinsi Jambi Tahun 2012-2014................................................................. Indikator Kinerja Pelayanan Rumah Sakit di Provinsi Jambi Tahun 2014.......................................................................... Gambaran Kepesertaan BPJS Provinsi Jambi Tahun 2014 Gambaran Kepesertaan Jamkesmasda Provinsi Jambi dan Jamkesda Kabupaten/Kota Tahun 2014....................... Kejadian Krisis Kesehatan Akibat Bencana Tahun 20102014...................................................................................... Alokasi Anggaran Kesehatan Sumber Dana APBD dan APBN Provinsi Jambi Tahun 2014.......................................
x
11 15 18 20 22 28 29 43 49 57 62 70 106 109 110 124 140
DAFTAR ISI Kata Pengantar
iii
Kata Sambutan
v
Daftar Gambar
vi
Daftar Tabel
x
Daftar Isi
xi
Daftar Lampiran
BAB
1
PENDAHULUAN
1
BAB
2
GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK
6
A. B. C. D. E.
6 10 14 22 24
BAB 3
BAB 4
BAB 5
BAB 6
Letak Geografi, Tofografi, dan Pemerintahan Keadaan Penduduk Keadaan Ekonomi Keadaan Pendidikan Keadaan Kesehatan Lingkungan
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
31
A. Mortalitas B. Morbiditas
31 42
SITUASI UPAYA KESEHATAN
69
A. Pelayanan Kesehatan Dasar B. Pelayanan Kesehatan Rujukan C. Perbaikan Gizi Masyarakat
72 104 111
SUMBER DAYA KESEHATAN
125
A. Sarana Kesehatan B. Tenaga Kesehatan C. Pembiayaan Kesehatan
125 134 140
KESIMPULAN
145
LAMPIRAN xi
DAFTAR LAMPIRAN TABEL
No Tabel
Judul Tabel
Lampiran Tabel 1
Luas Wilayah, Jumlah Desa, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga Dan Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014.
Lampiran Tabel 2
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Kelompok Umur, Rasio Beban Tanggungan, Rasio Jenis Kelamin, Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014.
Lampiran Tabel 3
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan Kelompok Umur Di Provinsi Jambi Tahun 2014.
Lampiran Tabel 4
Persentase Penduduk Laki-laki Dan Perempuan Berusia 10 Ke Atas Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan Dan Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014.
Lampiran Tabel 5
Jumlah Kematian Bayi Dan Balita Menurut Jenis Kelamin Dan Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014.
Lampiran Tabel 6
Jumlah Kematian Ibu Menurut Kelompk Umur Dan Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014.
Lampiran Tabel 7
Jumlah Kasus Baru TB Paru Dan kematian Akibat TB Paru Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014.
Lampiran Tabel 8
Jumlah Kasus Dan Angka Penemuan Kasus TB Paru BTA+ Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014.
Lampiran Tabel 9
Jumlah Kasus Dan Kesembuhan TB Paru BTA+ Menurut Jenis Kelamin Kabupaten Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014.
Lampiran Tabel 10 Penemuan Kasus Pneumonia Balita Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi tahun 2014.
xii
Lampiran Tabel 11 Jumlah Kasus Baru HIV,AIDS, Dan Infeksi Menular Lainnya Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi tahun 2014. Lampiran Tabel 12 Persentase Donor Darah Diskrining Terhadap HIV, AIDS, Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014. Lampiran Tabel 13 Kasus Diare yang Ditangani Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014. Lampiran Tabel 14 Jumlah Kasus Baru Kusta Menurut Jenis Kelamin kabupaten / Kota di Provinsi Jambi tahun 2014. Lampiran Tabel 15 Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun dan Cacat Tingkat 2 Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/ Kota di Provinsi jambi Tahun 2014. Lampiran Tabel 16 Jumlah Kasus dan Prevalensi Penyakit Kusta Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014. Lampiran Tabel 17 Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014. Lampiran Tabel 18 Jumlah Kasus AFP (NON POLIO) Dan AFP Rate (NON POLIO) Menurut Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014. Lampiran Tabel 19 Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten / Kota Tahun 2014. Lampiran Tabel 20 Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) Menurut Jenis Kelamin kabupaten/ Kota Tahun 2014. Lampiran Tabel 21 Jumlah Kasus DBD Menurut jenis Kelamin Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi tahun 2014. Lampiran Tabel 22 Kesakitan Dan Kematian Akibat Malaria Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014. xiii
Lampiran Tabel 23 Penderita Filariasis Ditangani Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/ Kota di Provinsi JambiTahun 2014. Lampiran Tabel 24 Pengukuran Tekanan Darah Penduduk ≥ 18 Menurut Jenis Kelamin, Puskesmas, dan Kecamatan Tahun 2014. Lampiran Tabel 25 Pemeriksaan Obesitas Menurut Puskesmas, Kecamatan Tahun 2014.
Jenis
Kelamin,
Lampiran Tabel 26 Cakupan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Dengan Metode IVA Dan Kanker Payudara Dengan Pemeriksaan Klinis (CBE) Menurut Kecamatan Tahun 2014. Lampiran Tabel 27 Jumlah Penderita Dan Kematian Pada KlB Menurut Jenis Kejadian Luar Biasa (KLB) Tahun 2014. Lampiran Tabel 28 Kejadian Luar Biasa (KLB) Di Desa/Kelurahan Yang Ditangani < 24 Jam Tahun 2014. Lampiran Tabel 29 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil, Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan Dan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Menurut Kabupaten/ Kota di Provinsi jambi Tahun 2014. Lampiran Tabel 30 Persentase Cakupan Imunisasi TT Pada Ibu Hamil Menurut Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014. Lampiran Tabel 31 Persentase Cakupan Imunisasi TT Pada Wanita Usia Subur Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Tahun 2014. Lampira Tabel 32 Jumlah Ibu Hamil Yang Mendapat Tablet FE I Dan FE 3 Menurut Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014. Lampiran Tabel 33 Jumlah Dan Persentase Penanganan Komplikasi Kebidanan Dan Komplikasi Neonatal Menurut Jenis Kelamin, Puskesmas, dan Kecamatan Tahun 2014. Lampiran Tabel 34 Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014. Lampiran Tabel 35 Proporsi Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi tahun 2014.
xiv
Lampiran Tabel 36 Jumlah Peserta KB Baru Dan KB Aktif Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Tahun 2014. Lampiran Tabel 37 Bayi Berat Badan Lahir Rendah Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014. Lampiran Tabel 38 Cakupan Kunjungan Neonatus Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014.
Lampiran Tabel 39 Jumlah Bayi Yang Diberi ASI Eksklusif Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014. Lampiran Tabel 40 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Tahun 2014. Lampiran Tabel 41 Cakupan Desa/Kelurahan UCI Menurut Kabupaten / Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014. Lampiran Tabel 42 Cakupan Imunisasi Hepatitis B < 7 Hari Dan BCG Pada Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Tahun 2014. Lampiran Tabel 43 Cakupan Imunisasi DPT, HB Dan Campak Pada Bayi Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014. Lampiran Tabel 44 Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Bayi Dan Anak Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014. Lampiran Tabel 45 Jumlah Anak 0-23 Bulan Ditimbang Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014. Lampiran Tabel 46 Cakupan Pelayanan Anak Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014. Lampiran Tabel 47 Jumlah Balita Ditimbang Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014. xv
Lampiran Tabel 48 Cakupan Kasus Balita Gizi Buruk Yang Mendapat Perawatan Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014. Lampiran Tabel 49 Cakupan Pelayanan Kesehatan (Penjaringan) Siswa Sd & Setingkat Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014. Lampiran Tabel 50 Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014. Lampiran Tabel 51 Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Anak SD Dan Setingkat Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014. Lampiran Tabel 52 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014. Lampiran Tabel 53 Cakupan Jaminan Kesehatan Penduduk Menurut Jenis Jaminan Dan Jenis Kelamin Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014. Lampiran Tabel 54 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap, Dan Kunjungan Gangguan Jiwa Di Sarana Pelayanan Kesehatan Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014. Lampiran Tabel 55 Angka Kematian Pasien Di Rumah Sakit Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014. Lampiran Tabel 56
Indikator Kinerja Pelayanan Di Rumah Sakit Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014.
Lampiran Tabel 57 Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Ber-PHBS) Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014.
xvi
Lampiran Tabel 58 Persentase Rumah Sehat Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014. Lampiran Tabel 59 Penduduk Dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum Berkualitas (Layak) Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014. Lampiran Tabel 60 Persentase Kualitas Air Minum Di Penyelenggara Air Minum Yang Memenuhi Syarat Kesehatan Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014.
Lampiran Tabel 61 Penduduk Dengan Akses Terhadap Fasilitas Sanitasi Yang Layak (Jamban Sehat) Menurut Jenis Jamban, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014. Lampiran Tabel 62 Desa Yang Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014. Lampiran Tabel 63 Persentase Tempat-Tempat Umum Memenuhi Syarat Kesehatan Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014. Lampiran Tabel 64 Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) Menurut Status Higiene Sanitasi Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014. Lampiran Tabel 65 Tempat Pengelolaan Makanan Dibina Dan Diuji Petik Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014. Lampiran Tabel 66 Persentase Ketersediaan Obat Dan Vaksin Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014. Lampiran Tabel 67 Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Kepemilikan Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014. Lampiran Tabel 68 Persentase Sarana Kesehatan (Rumah Sakit) Dengan Kemampuan Pelayanan Gawat Darurat (Gadar ) Level I Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014. xvii
Lampiran Tabel 69 Jumlah Posyandu Menurut Strata, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014. Lampiran Tabel 70 Jumlah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) Menurut Kecamatan Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014. Lampiran Tabel 71 Jumlah Desa Siaga Menurut Kecamatan Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014. Lampiran Tabel 72 Jumlah Tenaga Medis Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014. Lampiran Tabel 73 Jumlah Tenaga Keperawatan Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014. Lampiran Tabel 74 Jumlah Tenaga Kefarmasian Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014. Lampiran Tabel 75 Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat Dan Kesehatan Lingkungan Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014. Lampiran Tabel 76 Jumlah Tenaga Gizi Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014. Lampiran Tabel 77 Jumlah Tenaga Keterapian Fisik Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014. Lampiran Tabel 78 Jumlah Tenaga Keteknisian Medis Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014. Lampiran Tabel 79 Jumlah Tenaga Kesehatan Lain Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014. Lampiran Tabel 80 Jumlah Tenaga Penunjang/Pendukung Kesehatan Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014. Lampiran Tabel 81 Anggaran Kesehatan Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014. xviii
BAB 1 PENDAHULUAN
P
embangunan kesehatan pada hakikatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Penyelenggaraan pembangunan kesehatan dilaksanakan melalui pengelolaan pembangunan kesehatan yang disusun dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Komponen pengelolaan kesehatan dikelompokkan dalam sub sistem : 1. Upaya Kesehatan 2. Penelitian dan Pengembangan Kesehatan 3. Pembiayaan Kesehatan 4. Sumber Daya Manusia Kesehatan 5. Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Makanan 6. Manajemen, Informasi, dan Regulasi Kesehatan, dan 7. Pemberdayaan Masyarakat.
Tantangan pembangunan kesehatan menuntut adanya dukungan sumber daya yang cukup serta arah kebijakan dan strategi pembangunan kesehatan yang tepat. Sistem informasi kesehatan adalah salah satu upaya pemerintah untuk menyediakan data dan informasi kesehatan. Sistem informasi kesehatan yang ada saat ini
masih belum dapat menyediakan data dan informasi yang evidence based sehingga belum mampu menjadi alat manajemen kesehatan yang efektif. Masih terfrakmentasinya sistem informasi kesehatan sehingga mengakibatkan redundant data, duplikasi kegiatan, dan tidak efisiennya penggunaan sumber daya. Situasi ini mengakibatkan pendistribusian informasi menjadi terlambat terutama dari sumber data di unit pelayanan.
Profil Kesehatan Provinsi Jambi merupakan gambaran tentang situasi pembangunan kesehatan di Provinsi Jambi yang selalu diterbitkan setiap tahun. Profil Kesehatan Provinsi Jambi 2014 merupakan alat ukur capaian indikator pembangunan kesehatan di kabupaten/ kota dibandingkan dengan target provinsi, nasional, dan target Millenium Development Goals (MDGs). Profil Kesehatan Provinsi Jambi memuat berbagai data kesehatan dan pendukung lainnya yang berhubungan dengan kesehatan seperti; kependudukan, ekonomi, pendidikan, dan keluarga berencana.
Data dianalisis secara sederhana dengan bentuk tampilan tabel, grafik, peta, dan narasi dengan melihat peringkat dari tiap indikator, sehingga kabupaten/ kota dapat mengetahui di mana posisinya dalam setiap indikator pembangunan kesehatan dibandingkan dengan kabupaten/ kota lainnya. Data profil kesehatan Provinsi Jambi juga digunakan sebagai bahan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan upaya kesehatan di kabupaten/ kota.
2
Dalam penyajian data Profil Kesehatan Provinsi Jambi diusahakan untuk menampilkan data dan informasi yang dapat menjawab visi dan misi Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan Provinsi Jambi. Dimana visi Kementerian Kesehatan adalah “Masyarakat Sehat yang Mandiri” sedangkan visi Dinas Kesehatan Provinsi Jambi adalah “Masyarakat Jambi Sehat, Adil, dan Mandiri” dengan misi adalah sebagai berikut: 1.
Mendorong kemandirian dan kesadaran masyarakat untuk hidup sehat.
2.
Mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan terjangkau.
3.
Meningkatkan upaya pengendalian penyakit dan kualitas lingkungan.
4.
Meningkatkan dan mendayagunakan sumber daya manusia bidang kesehatan.
5.
Meningkatkan kualitas manjemen, pembiayaan kesehatan, dan jaminan pemeliharaan kesehatan.
Meningkatnya tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat maka, mengakibatkan kebutuhan informasi kesehatan dan akses terhadap informasi tentang segala hal yang berhubungan dengan informasi kesehatan. Hal ini membawa dampak luas dalam pelayanan kesehatan termasuk kesiapan informasi untuk mendisain dan menilai pelayanan kesehatan
yang
tepat.
Desentralisasi
adalah
kebijakan
yang
mendorong untuk terjadinya pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien. 3
Profil Kesehatan Provinsi Jambi 2014 diharapkan dapat bermanfaat dalam mendukung menajemen kesehatan yang lebih baik terutama untuk mendukung visi dan misi pembangunan kesehatan baik pusat dan daerah.
Adapun sistematika Profil Kesehatan Provinsi Jambi 2014 terdiri atas 6 (enam) BAB, yaitu: Bab 1. Pendahuluan, bab ini menyajikan tentang latar belakang diterbitkannya
Profil
Kesehatan
Provinsi
Jambi
2014
serta
sistematikanya. Bab 2. Situasi Umum dan Perilaku Penduduk, bab ini menyajikan tentang gambaran umum Provinsi Jambi yang meliputi, (1). Letak geografis, fotografi, dan pemerintahan. (2). Kependudukan (3). Perekonomian. (4). Pendidikan. (5). Lingkungan fisik dan, (6). Perilaku penduduk yang terkait dengan kesehatan. Bab 3. Situasi Derajat Kesehatan, bab ini berisikan tentang uraian hasil-hasil pembangunan kesehatan sampai dengan tahun 2014, yang mencakup angka kematian, umur harapan hidup, angka kesakitan, dan status gizi masyarakat. Bab 4. Situasi Upaya Kesehatan, bab ini berisikan tentang upaya yang telah dilaksakan oleh bidang kesehatan sampai tahun 2014, gambaran upaya kesehatan yang dilakukan meliputi: pencapaian kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan, upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit, dan upaya perbaikan gizi masyarakat. Bab 5. Situasi Sumber Daya Kesehatan. Bab ini menyajikan tentang sumber daya pembangunan bidang kesehatan sampai dengan tahun 4
2014. Gambaran sumber daya mencakup keadaan tenaga, sarana kesehatan, dan pembiayaan kesehatan. Bab 6.
Kesimpulan. Bab ini menyajikan kesimpulan dari bab 1
sampai bab 5. ***
5
BAB 2 GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK
A. Letak Geografi, Tofografi, dan Pemerintahan
P
rovinsi Jambi adalah salah satu Provinsi di Indonesia yang berada di Pulau Sumatera, Provinsi Jambi secara resmi berdiri
menjadi provinsi tahun 1958 sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 61 tahun 1958 tanggal 25 Juni 1958. Provinsi Jambi terletak antara 0° 45' sampai 2° 45' Lintang Selatan dan 101° 0' - 104° 55' Bujur Timur, terletak di tengah pulau sumatera membujur sepanjang pantai timur sampai barat, dengan luas wilayah keseluruhan 50.160,05.Km². Secara geografis Provinsi Jambi terletak pada Pantai Timur Pulau Sumatera berhadapan dengan laut Cina Selatan.
Gambar 2.1 Letak Geografis Provinsi Jambi
6
Batas wilayah Provinsi Jambi adalah sebagai berikut; sebelah utara dengan Provinsi Riau dan Kepulauan Riau, sebelah selatan dengan Provinsi Sumatera Selatan, sebelah barat dengan Provinsi Sumatera Barat dan Bengkulu, sebelah timur dengan Laut Cina Selatan. Provinsi Jambi termasuk dalam kawasan segi tiga pertumbuhan IndonesiaMalaysia-Singapore (IMS-GT) dan Indonesia-Malaysia-Thailand (IMT-GT). Jarak tempuh Jambi ke Singapura jalur laut melalui Batam dengan menggunakan kapal cepat (jet-foil) ditempuh ± 5 jam.
Luas wilayah Provinsi Jambi 50.160,05 km2, dengan luas wilayah per kabupaten/ kota adalah sebagai berikut:
- Kabupaten Kerinci
3.355,27 km2
( 6,69%)
- Kabupaten Merangin
7.679,00 km2
(15,31%)
- Kabupaten Sarolangun
6.184,00 km2
(12,33%)
- Kabupaten Batanghari
5.804,00 km2
(11,57%)
- Kabupaten Muaro Jambi
5.326,00 km2
(10,62%)
- Kabupaten Tanjung Jabung Timur
5.445,00 km2
(10,86%)
- Kabupaten Tanjung Jabung Barat
4.649,85 km2
( 9,27%)
- Kabupaten Tebo
6.461,00 km2
(12,88%)
- Kabupaten Bungo
4.659,00 km2
( 9,29%)
- Kota Jambi
205,43 km2
( 0,41%)
- Kota Sungai Penuh
391,50 km2
( 0,78%)
7
Persentase luas wilayah kabupaten/ kota dalam Provinsi Jambi dapat dilihat pada gambar 2.2, dimana kabupaten terluas wilayahnya adalah Kabupaten Merangin, sedangkan wilayah terkecil adalah Kota Jambi.
Gambar 2.2 Persentase Luas Wilayah Kabupaten/ Kota Provinsi Jambi
Sumber : BPS Provinsi Jambi
Otonomi daerah membuat adanya pemekaran wilayah sesuai dengan Undang-Undang No. 54 tahun 1999 tentang pembentukan Kabupaten Merangin, Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, maka ada 4 kabupaten yang dimekarkan. Wilayah Kabupaten Sarolangun Bangko dimekarkan menjadi dua yaitu Kabupaten Sarolangun dan Kabupaten Merangin, Kabupaten Sarolangun beribukota di Sarolangun dan Kabupaten Merangin beribukota di Bangko. Kabupaten Tanjung Jabung dimekarkan 8
menjadi dua kabupaten yaitu Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Kabupaten Kabupaten Tanjung Jabung Barat beribukota di Kuala Tungkal dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur beribukota di Muara Sabak. Kabupaten Bungo Tebo dimekarkan menjadi dua kabupaten yaitu Kabupaten Bungo dan Kabupaten Tebo, Kabupaten Kabupaten Bungo beribukota di Muara Bungo dan Kabupaten Tebo beribukota di Muara Tebo.
Dengan ditetapkannya Kota Sungai Penuh sebagai daerah tingkat II yang baru berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2008, maka Provinsi Jambi mempunyai 2 Kota dalam wilayahnya. Kota Sungai Penuh ini dimekarkan dari Kabupaten Kerinci sebagai induknya. Wilayah kecamatan yang menjadi bagian Kota Sungai Penuh adalah Kecamatan Tanah Kampung, Sungai Penuh, Hamparan Rawang, Pesisir Bukit dan Kumun Debai.
Saat ini Provinsi Jambi terbagi menjadi 9 Kabupaten dan 2 Kota, yaitu Kabupaten Kerinci ibukotanya Sungai Penuh, Kabupaten Sarolangun ibukotanya Sarolangun, Kabupaten Merangin ibukotanya Bangko, Kabupaten Bungo ibukotanya Muara Bungo, Kabupaten Tebo ibukotanya Muara Tebo, Kabupaten Batanghari ibukotanya Muara Bulian, Kabupaten Muaro Jambi ibukotanya Sengeti, Kabupaten Tanjung Jabung Barat ibukotanya Kuala Tungkal, Kabupaten Tanjung Jabung Timur ibukotanya Muara Sabak, dan Kota Jambi yang juga merupakan ibukota Provinsi Jambi, dan yang terakhir adalah pembentukan Kota Sungai Penuh. Sampai dengan bulan Desember 9
2014 kecamatan di Provinsi Jambi berjumlah 138 kecamatan sedangkan desa dan kelurahan berjumlah 1.553 desa/ kelurahan. Adanya pemekaran wilayah kabupaten/ kota kini jarak tempuh melalui jalan darat dari pusat kota Provinsi Jambi ke-9 Kabupaten dan 2 Kota terdiri dari: Prov. Jambi
Ke
Kab. Kerinci
(Sungai Penuh)
419 Km.
Prov. Jambi
Ke
Kab. Merangin
(Bangko)
290 Km.
Prov. Jambi
Ke
Kab. Sarolangun
(Sarolangun)
179 Km.
Prov. Jambi
Ke
Kab. Bungo
(Muara Bungo)
252 Km.
Prov. Jambi
Ke
Kab. Tebo
(Muara Tebo)
206 Km.
Prov. Jambi
Ke
Kab. Batanghari
(Muara Bulian)
60 Km.
Prov. Jambi
Ke
Kab. Muara Jambi
(Sengeti)
27 Km.
Prov. Jambi
Ke
Kab. Tanjung Jabung Barat
(Kuala Tungkal)
Prov. Jambi
Ke
Kab. Tanjung Jabung Timur (Muara Sabak)
Prov. Jambi
Ke
Kota Jambi
(Kota Baru)
Prov. Jambi
Ke
Kota Sungai Penuh
(Sungai Penuh)
131 Km. 129 Km. 3 Km. 420 Km.
B. Keadaan Penduduk Berdasarkan data agregat per kabupaten/ kota hasil Sensus Penduduk 2010, Proyeksi jumlah penduduk Provinsi Jambi pada tahun 2014 adalah sebanyak 3.344.421 jiwa, yang terdiri dari 1.706.746 jiwa penduduk laki-laki dan 1.637.675 jiwa penduduk perempuan. Jika dilihat distribusi sebaran jumlah penduduk menurut jenis kelamin per kabupaten/ kota adalah;
10
Tabel 2.1 Distribusi Penduduk Provinsi Jambi Menurut Jenis Kelamin Tahun 2014 Kabupaten/ Kota
Laki-laki
Perempuan
Total
1. Kab. Kerinci
116.177
117.226
234.003
2. Kab. Merangin
184.524
175.663
360.187
3. Kab. Sarolangun
138.692
133.511
272.203
4. Kab. Batanghari
131.294
125.907
257.201
5. Kab. Muaro Jambi
200.695
187.628
388.323
6. Kab. Tanjab Timur
108.876
103.208
212.084
7. Kab. Tanjab Barat
158.021
146.878
304.899
8. Kab. Tebo
167.523
157.396
324.919
9. Kab. Bungo
172.028
164.292
336.320
10. Kota Jambi
285.492
282.570
568.062
42.824
43.396
86.220
1.706.746
1.637.675
3.344.421
11. Kota Sungai Penuh Provinsi Jambi
Sumber : BPS Provinsi Jambi, 2014 Tingkat persebaran penduduk Provinsi Jambi masih terpusat di Kota Jambi yaitu sebesar 16,98 persen. Sedangkan kabupaten/ kota lainnya seperti Kabupaten Muaro Jambi ditempati oleh sekitar 11,61 persen penduduk, Kabupaten Merangin ditempati oleh 10,77 persen penduduk, Kabupaten Bungo ditempati oleh 10,06 persen, dan kabupaten/ kota lain ditempati oleh kurang dari 10 persen penduduk provinsi Jambi. Tiga kabupaten/ kota lainnya dengan jumlah penduduk terendah di Provinsi Jambi yaitu Kota Sungai penuh, 11
Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Kabupaten Kerinci. Provinsi Jambi dengan luas wilayah sebesar 50.088,05 kilometer persegi dan jumlah penduduk
3.344.421 jiwa, maka rata-rata tingkat kepadatan
penduduk Provinsi Jambi sebanyak 66,77 jiwa per kilometer persegi. Kabupaten/Kota yang paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya adalah Kota Jambi yaitu sebesar 2.765,23 jiwa per kilometer persegi, sedangkan kabupaten dengan tingkat kepadatan paling rendah adalah Kabupaten Tanjung Jabung Timur yaitu 38,95 jiwa per kilometer persegi. Distribusi penduduk Provinsi Jambi menurut jenis kelamin dan kelompok umur dapat kita lihat pada piramida penduduk Provinsi Jambi tahun 2014 seperti pada gambar 2.3. Indikator tentang struktur umur penduduk bermanfaat untuk mengetahui piramida penduduk yang memberikan gambaran jumlah penduduk pada usia-usia belum produktif (0-14), usia produktif (15-64) dan tidak produktif lagi (65+). Jika ternyata jumlah penduduk usia produktif lebih sedikit dibandingkan penduduk usia belum dan tidak produktif lagi, maka beban tanggungan penduduk produktif di suatu wilayah akan besar. Piramida penduduk Provinsi Jambi tahun 2014 dapat digolongkan dalam piramida penduduk muda (expansive) yang dicirikan dengan tingkat kelahiran tinggi serta tingkat kematian yang cukup rendah sehingga angka pertumbuhan penduduk relatif tinggi. Selain penduduk pada kelompok umur kurang dari 15 tahun yang terlihat sangat menonjol, penduduk pada kelompok umur 25-29 tahun juga terlihat lebih besar dibandingkan kelompok umur lainnya. Penduduk pada 12
kelompok umur ini adalah mereka yang terlahir di tahun 1980an dan termasuk dalam generasi baby boom, dimana pada saat periode sensus memasuki usia produktif. Gambar 2.3 Piramida Penduduk Provinsi Jambi Tahun 2014
75+ 70 - 74 65 - 69 60 - 64 55 - 59 50 - 54 45 - 49 40 - 44 35 - 39 30 - 34 25 - 29 20 - 24 15 - 19 10 - 14 5-9 0-4
200,000
150,000
100,000
50,000
0
Laki-Laki
50,000
100,000
150,000
200,000
Perempuan
Sumber : BPS Provinsi Jambi, 2014
Dari komposisi penduduk menurut umur, dapat diketahui berapa banyak penduduk usia non produktif yang harus ditanggung oleh penduduk usia produktif. Angka ini disebut sebagai angka beban tanggungan (Dependency Ratio). Angka beban tanggungan adalah angka yang menyatakan perbandingan antara penduduk usia tidak produktif (di bawah 15 tahun dan 65 tahun ke atas) dengan usia produktif (antara 15 sampai 64 tahun) dikalikan 100. Dependency 13
Ratio tahun 2014 sebesar 47,89 mengandung arti bahwa setiap 100 orang penduduk usia produktif harus menanggung 48 orang penduduk tidak produktif yang terdiri dari 42 orang penduduk berumur kurang dari 15 tahun dan 6 orang penduduk berumur lebih dari 65 tahun.
C. Keadaan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi menunjukkan pertumbuhan produksi barang dan jasa di suatu wilayah perekonomian dan dalam selang waktu tertentu. Produksi tersebut diukur dalam nilai tambah (value added) yang diciptakan oleh sektor-sektor ekonomi di wilayah bersangkutan yang secara total dikenal sebagai Produk Domestik Bruto (PDB). Oleh karena itu, pertumbuhan ekonomi adalah sama dengan pertumbuhan PDB. Apabila “diibaratkan” kue, PDB adalah besarnya kue tersebut. Pertumbuhan ekonomi sama dengan membesarnya “kue” tersebut yang pengukurannya merupakan persentase pertambahan PDB pada tahun tertentu terhadap PDB tahun sebelumnya .
PDB disajikan dalam dua konsep harga, yaitu harga berlaku dan harga konstan; dan penghitungan pertumbuhan ekonomi menggunakan konsep harga konstan (constant prices) dengan tahun dasar tertentu untuk
mengeliminasi
faktor
kenaikan
harga.
Saat
ini
BPS
menggunakan tahun dasar 2000.
14
Kondisi perekonomian merupakan salah satu aspek yang diukur dalam menentukan keberhasilan pembangunan suatu negara. Perekonomian di Provinsi Jambi selama 2013 telah tumbuh dengan baik. Pertumbuhan ekonomi Jambi tidak hanya bisa berada di atas target yang ditetapkan sekitar 7 persen, bahkan tingkat pertumbuhannya berada di atas tingkat pertumbuhan ekonomi nasional. Pada tahun 2013 ini pertumbuhan perekonomian nasional ditargetkan tumbuh 5 persen, namun setelah melihat riak ekonomi semakin membaik lalu pemerintah menaikkan targetnya menjadi 5.5 persen. Pertumbuhan ekonomi Jambi 2013 ternyata masih jauh di atas target pertumbuhan nasional yang telah disesuaikan tersebut.
Tabel 2.2 Indikator Ekonomi Provinsi Jambi Tahun 2005 s/d 2013 Jenis Indikator No Tahun PDRB (miliyar Rupiah) Inflasi Berlaku Konstan Perkapita 16,50 22.487,01 12.619,97 7.625,66 1. 2005 10,66 26.061,77 13.363,62 8.680,76 2. 2006 7,24 32.076,68 14.275,16 11.697,44 3. 2007 11,57 41.056,48 15.297,77 14.724,72 4. 2008 2,49 42.815,92 16.272,26 15.107,07 5. 2009 10,52 53.816,69 17.465,00 17.424,19 6. 2010 2,76 63.268,14 18.962,40 19.959,57 7. 2011 4,22 72.564,20 20.373,50 22.283,10 8. 2012 8,74 40.540,37 10.652,59 9. 2013 Ket: 2013 masih data semester 1
Pertumbuhan Ekonomi 5,57 5,89 6,82 7,16 6,37 7,30 8,54 7,44 7,84
Sumber : BPS Provinsi Jambi, 2013
15
Tingkat capaian yang lebih tinggi dari target ini terutama didorong oleh semakin membaiknya harga produk-produk sektor pertanian dalam arti luas seperti produk perkebunan, peternakan, perikanan, dan pertanian tanaman pangan.
Bagusnya kondisi perekonomian Provinsi Jambi juga ditopang oleh indikator ekonomi lainnya seperti tingkat inflasi yang masih berada dalam ambang batas normal. Inflasi adalah Kenaikan harga barang dan jasa secara umum dimana barang dan jasa tersebut merupakan kebutuhan pokok masyarakat atau turunnya daya jual mata uang suatu negara. Inflasi Provinsi Jambi pada tahun 2014 sebesar 8,74 %, sedangkan pertumbuhan ekonominya adalah 7,84 %. Di samping itu, kebijakan otoritas moneter yang menetapkan tingkat suku bunga rendah ikut pula berpengaruh terhadap sektor riil. Salah satu faktor lain yang menjadi determinan membaiknya perekonomian Provinsi Jambi adalah iklim politik dan keamanan yang semakin kondusif.
Pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jambi pada tahun 2013 berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) mengalami kenaikan dari 7,44% (2012) menjadi 7,84.
Perekonomian Provinsi Jambi yang
diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku pada tahun 2013 mencapai Rp. 40.540,37 milyar, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan pada tahun 2013 sebesar Rp. 10.652,59 milyar (data semester 1 2013).
16
Salah satu isu penting dalam ketenagakerjaan, di samping keadaan angkatan kerja (economically active population) dan struktur ketenagakerjaan adalah isu pengangguran. Dari sisi ekonomi, pengangguran merupakan produk dari ketidakmampuan pasar kerja dalam menyerap angkatan kerja yang tersedia. Ketersediaan lapangan kerja yang relatif terbatas, tidak mampu menyerap para pencari kerja yang senantiasa bertambah setiap tahun seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Tingginya angka pengangguran tidak hanya menimbulkan masalah-masalah dibidang ekonomi, melainkan juga menimbulkan berbagai masalah dibidang sosial, seperti kemiskinan dan kerawanan sosial.
Data tentang situasi ketenagakerjaan merupakan salah satu data pokok yang dapat menggambarkan kondisi perekonomian, sosial, bahkan tingkat kesejahteraan penduduk di suatu wilayah dan dalam suatu/kurun waktu tertentu. Sakernas merupakan survei yang dirancang khusus untuk mengumpulkan data ketenagakerjaan dengan pendekatan rumah tangga. Tenaga kerja merupakan modal bagi bergeraknya roda pembangunan. Jumlah dan komposisi tenaga kerja akan terus mengalami perubahan seiring dengan berlangsungnya proses demografi.
17
Tabel 2.3 Penduduk Bukan Angkatan Kerja Berumur 15 Tahun ke Atas di Provinsi Jambi Tahun 2007 s/d 2014 Tahun
Bukan Angkatan Kerja Sekolah
Mengurus Rumah
Lainnya
Total
Tangga 2007
176.031
392.415
84.956 653.402
2008
171.621
400.766
94.169 666.556
2009
186.312
390.743
90.806 667.861
2010
212.777
484.057
107.225 804.059
2011
198.096
433.284
82.956 714.336
2012
218.501
480.057
91.210 789.768
2013
186.914
540.687
138.052 865.653
2014
226.424
499.067
98.770 824.261
Sumber : BPS Provinsi Jambi, 2014
Salah satu alat ukur untuk melihat keberhasilan pemerintah dalam menjalankan program-program pembangunan adalah dengan melihat indikator ketenagakerjaan yang dihasilkan baik dari data Survei maupun Sensus.
Akses ke pasar tenaga kerja yang lebih baik menyebabkan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha penduduk juga meningkat, sehingga hal ini dapat menekan tingkat pengangguran di suatu wilayah. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) merupakan perbandingan jumlah antara penduduk yang tergolong dalam angkatan kerja dengan 18
penduduk usia kerja. Jika digambarkan menurut kelompok umurnya, pola TPAK penduduk Provinsi Jambi menyerupai huruf ’U’ terbalik.
Pada kelompok usia muda, tingkat partisipasi angkatan kerjanya cenderung kecil, karena sebagian besar dari mereka masih berada di bangku sekolah. Angka TPAK tertinggi berada pada kelompok umur 25-59 tahun, untuk kemudian mulai mengalami penurunan pada usia di
atas
60
tahun.
Tingkat
Pengangguran
Terbuka
(TPT)
menggambarkan banyaknya penduduk yang mencari pekerjaan, mempersiapkan usaha dan mereka yang merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan (discourage worker). Pada umumnya pola TPT menurut kelompok umur di Provinsi Jambi mengindikasikan angka yang relatif tinggi di kelompok umur muda untuk kemudian mengalami penurunan pada kelompok umur setelahnya.
Indonesia memiliki ribuan suku bangsa yang beraneka ragam. Masingmasing suku bangsa saling mempengaruhi dan dipengaruhi oleh kebudayaan daerah lain atau kebudayaan yang berasal dari luar. Salah satu diantara suku bangsa tersebut adalah Suku Anak Dalam yang hidup di daerah Jambi. Suku Anak Dalam disebut juga Suku Kubu atau Orang Rimba. Suku Anak Dalam hidup secara nomaden atau tidak menetap dan mendasarkan hidupnya pada berburu dan meramu, walaupun diantara mereka sudah banyak yang telah memiliki lahan karet ataupun pertanian lainnya. Sebagian dari mereka masih berpaham animisme, meskipun sudah ada yang mengenal agama. Suku Anak Dalam di Provinsi Jambi hidup di 3 wilayah ekologis yang 19
berbeda, yaitu di wilayah utara Provinsi Jambi (sekitaran Taman Nasional Bukit 30), Taman Nasional Bukit 12, dan wilayah selatan Provinsi. Populasi Suku Anak Dalam hasil pendataan Sensus Penduduk 2010 berjumlah 3.205 orang yang hidup di wilayah administrasi Merangin, Sarolangun, Batang Hari, Tanjung Jabung Barat, Tebo dan Bungo.
Tabel 2.4 Jumlah Suku Anak Dalam per Kabupaten/ Kota Di Provinsi Jambi Tahun 2013 Jumlah Penduduk Kabupaten/ Kota
Laki-laki
Perempuan
Total
Merangin
436
429
865
Sarolangun
534
559
1.093
Batang Hari
39
40
79
Tanjung Jabung Barat
31
26
57
Tebo
416
406
822
Bungo
147
142
289
1.603
1.602
3.205
Total
Sumber : BPS Provinsi Jambi, Berdasarkan SP2010
Kemiskinan menjadi isu yang cukup menyita perhatian berbagai kalangan termasuk kesehatan. Kemiskinan juga menjadi hambatan besar dalam pemenuhan kebutuhan terhadap makanan yang sehat sehingga dapat melemahkan daya tahan tubuh yang dapat berdampak pada kerentanan untuk terserang penyakit-penyakit tertentu. Pada 20
tahun 2009 tingkat kemiskinan di Provinsi Jambi relatif lebih rendah dibanding tingkat kemiskinan nasional. Tingkat kemiskinan Provinsi Jambi 8,42 persen lebih rendah dari nasional yang sebesar 14,15 persen. Untuk wilayah Sumatera, Provinsi Jambi menempati urutan ketiga terendah setelah Bangka Belitung dan Kepulauan Riau. Persentase jumlah penduduk miskin di Provinsi Jambi pada tahun 2014 mencapai 8,39%.
Gambar 2.4 Persentase Penduduk Miskin di Provinsi Jambi Tahun 2005 s/d 2014 14 12 10
11.88 11.37 10.27
9.28
8.55
8.4
8.65 8.28 8.42 8.39
8 6 4 2 0 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Sumber : BPS Provinsi Jambi, 2014
21
D. Keadaan Pendidikan Indikator pendidikan dapat memberikan gambaran kualitas penduduk secara akademis yang merupakan modal pemerintah untuk evaluasi, perencanaan, dan intervensi program pendidikan yang menyangkut penduduk yang putus sekolah, buta huruf, meningkatkan pendidikan masyarakat, dll. Pendidikan merupakan salah satu tolok ukur untuk melihat tingkat kemajuan sosial di suatu wilayah. Semakin tinggi pendidikan yang ditamatkan, semakin tinggi pula kemampuan seseorang untuk baca tulis dan bersosialisasi
sehingga dengan
demikian peran serta dalam kehidupan sosial serta peluang untuk mengakses informasi dan berkomunikasi dengan pihak lain semakin terbuka lebar.
Tabel 2.5 Indikator Pendidikan Provinsi Jambi Tahun 2008 s/d 2014
Uraian 2008 Angka Melek Huruf 98,05 Laki-laki 93,57 Perempuan Rata-rata Lama Sekolah 7,63 Laki-laki/ Perempuan Angka Partisipasi Sekolah 97,59 7 - 12 84,78 13 - 15 55,72 16 - 18 12,77 19 - 24
2009
2010
2011
2012 96,20
98,34 98,44 97,82 93,85 96,87 94,14 8,20 7,68
7,84
8,05
98,11 85,10 55,13 11,83
98,27 85,56 56,11 12,81
98,34 88,07 59,49 15,36
98,65 90,83 59,11 15,23
2013 2014 96,85 95.9 98,1 93,6 8,32
98,78 91,53 63,51 19,89
99,46 94,88 70,41 18,99
Sumber : BPS Provinsi Jambi, 2014
22
Capaian di bidang pendidikan terkait erat dengan ketersediaan fasilitas pendidikan. Jumlah guru yang tersedia pada suatu sekolah baik secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi kualitas pendidikan di suatu sekolah. Semakin besar rasio jumlah guru di sekolah maka mutu pendidikan diharapkan akan lebih baik, dibanding sekolah yang mempunyai guru yang sedikit.
Kemajuan pembangunan manusia secara umum dapat dipengaruhi oleh perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kuallitas hidup manusia (masyarakat/penduduk).
IPM dapat menentukan peringkat atau level pembangunan suatu wilayah/negara. Bagi Indonesia, IPM merupakan data strategis karena selain sebagai ukuran kinerja Pemerintah, IPM juga digunakan sebagai salah satu penentuan Dana Alokasi Umum (DAU). Pada Gambar 2.5 di bawah ini, ditampilkan IPM Provinsi Jambi sejak tahun 2010 sampai dengan 2014 dengan metodologi IPM metode baru, metode ini memiliki keunggulan karena menggunakan indikator yang lebih tepat dan
dapat
membedakan
dengan
baik
(diskriminatif)
dengan
memasukkan rata-rata lama sekolah, angka harapan lama sekolah, dan Produk Nasional Bruto (PNB) menggantikan Produk Domestik Bruto (PDB) karena lebih menggambarkan pendapatan masyarakat pada suatu wilayah.
23
Terlihat peningkatan IPM di Provinsi Jambi sejak tahun 2010 sampai tahun 2014 yang disajikan pada gambar 2.5 berikut. Gambar 2.5 Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Jambi Tahun 2010 s/d 2014 69 67.76
68
68.24
66.94 67 66
66.14 65.39
65 64 63 2010
2011
2012
2013
2014
Sumber : BPS Provinsi Jambi, 2014
E. Keadaan Kesehatan Lingkungan Salah satu faktor penting lainnya yang berpengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat adalah kondisi lingkungan yang tercermin antara lain dari akses masyarakat terhadap air bersih dan sanitasi dasar. Kesehatan lingkungan yang merupakan kegiatan lintas-sektor belum
dikelola
dalam
suatu
sistem
kesehatan
kewilayahan.
Lingkungan merupakan salah satu variabel yang kerap mendapat perhatian khusus dalam menilai kondisi kesehatan masyarakat. Untuk menilai keadaan lingkungan dan upaya yang dilakukan untuk menciptakan lingkungan sehat telah dipilih empat indikator, yaitu persentase keluarga yang memiliki akses air minum yang berkualitas, 24
presentase rumah sehat, keluarga dengan kepemilikan sarana sanitasi dasar, Tempat Umum dan Pengolahan Makanan (TUPM). Di dalam memantau pelaksanaan program kesehatan lingkungan dapat dilihat beberapa indikator kesehatan lingkungan sebagai berikut:
1.
Air Bersih Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas mereka sehari-hari termasuk diantaranya adalah sanitasi. Syarat-syarat air minum adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak mengandung logam berat. Walaupun air dari sumber alam dapat diminum oleh manusia, terdapat risiko bahwa air ini telah tercemar oleh bakteri (misalnya Escherichia coli) atau zat-zat berbahaya.
Hasil capaian pelaksanaan program air bersih untuk akses terhadap air bersih per kabupaten/ kota di Provinsi Jambi tahun 2014 dapat dilihat pada gambar 2.6 berikut.
25
Gambar 2.6 Persentase Akses Air Minum Berkualitas per Kabupaten/ Kota Di Provinsi Jambi dari Tahun 2014 71.93
Provinsi Jambi Sungai Penuh
91.5
Tanjab Barat
86.5 81.5
Kerinci Kota Jambi
80
Merangin
78.5 74.7
Sarolangun Batang hari
69.8
Muaro Jambi
66.86 62
Bungo Tebo
56
Tanjab Timur
43.87 0
20
40
60
80
100
Sumber : Bidang P2PL, 2014
Hasil capaian akses air minum berkualitas pada tahun 2014 sebesar 71,93%, dimana hasil capaian tersebut telah melebihi target yang telah ditetapkan yaitu 65%, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya terjadi peningkatan sebesar 0.08%. Akan tetapi masih terdapat kabupaten/kota yang masih belum memenuhi target, yaitu; kabupaten Tebo, Kabupaten Bungo, dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur yang tergambar pada gambar 2.6 di atas.
2.
Rumah Sehat Bagi sebagian besar masyarakat, rumah merupakan tempat berkumpul bagi semua anggota keluarga dan menghabiskan 26
sebagian besar waktunya, sehingga kondisi kesehatan perumahan dapat berperan sebagai media penularan penyakit diantara anggota keluarga atau tetangga sekitarnya.
Gambar 2.7 Persentase Rumah Sehat di Provinsi Jambi Tahun 2014 73.4
Provinsi Jambi
95.6
Sungai Penuh Kota Jambi
85
Batang hari
80.6 79.1
Merangin Kerinci
75.3
Bungo
75
Sarolangun
73.1
Tebo
73
Muaro Jambi
71.4
Tanjab Timur
51.2
Tanjab Barat
48.4 0
20
40
60
80
100
120
Sumber : Bidang P2PL, 2014 Capaian Rumah Sehat di Provinsi Jambi tahun 2014 masih di bawah target, dimana hasil capaian sebesar 73,43% sedangkan target 85%. Namun terdapat kabupaten/ kota yang capaian rumah sehat melebihi target yaitu; Kota Jambi dan Kota Sungai Penuh, sedangkan kabupaten dengan capaian rumah sehat paling rendah yaitu Kabupaten Tanjung Jabung Barat sebesar 48,4% yang terlihat pada gambar 2.7 di atas. 27
3.
Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) Sehat Sanitasi tempat-tempat umum adalah suatu usaha untuk mengawasi dan mencegah kerugian akibat dari tidak terawatnya tempat-tempat umum tersebut yang mengakibatkan timbul dan menularnya berbagai jenis penyakit. Sasaran khusus yang harus diberikan dalam pengawasan tempat-tempat umum meliputi : (1) Manusia sebagai pelaksana kegiatan (kebersihan secara umum maupun personal hygiene); (2) Alat-alat kebersihan; (3) Tempat kegiatan. Pelaksanaan program tempat-tempat umum di Provinsi Jambi tahun 2014 memperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 2. 6 Persentase Tempat-Tempat Umum Sehat Di Provinsi Jambi Tahun 2008 s/d 2014
No
Kabupaten / Kota
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Kerinci Merangin Sarolangun Batanghari Muaro Jambi Tanjung Jabung Timur Tanjung Jabung Barat Tebo Bungo Kota Jambi Kota Sungai Penuh Jumlah
2008 75,85 70,96 56,74 63,86 71,07 44,86 45,81 56,16 72,61 68,00 --55,57
% Tempat-Tempat Umum Sehat 2009 2010 2011 2012 2013 72,98 57,2 49,87 54,24 100,00 73,09 65,3 75,48 66,86 65,50 58,87 --- 64,37 73,74 73,10 65,99 68,63 55,61 38,94 61,50 78,22 57,88 --- 11,29 56,00 46,99 36,01 58,31 58,60 67,18 47,94 --- 48,34 14,80 40,70 58,29 74,27 63,90 65,58 46,00 74,74 72,70 75,24 63,95 77,96 75,80 77,93 67,17 76,59 80,00 ----- 65,08 32,20 86,67 63,37 65,50 58,54 58,82 68,6
2014 90,26 77,21 76,98 57,08 76,22 63,76 62,64 29,60 65,14 48,34 38,52 63,54
Sumber : Bidang P2PL, 2014
28
Dari tabel 2.6 dapat dilihat bahwa persentase tempat-tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan pada tahun 2014 sebesar 63,54%, hasil capaian ini belum memenuhi target yang telah ditetapkan yaitu sebesar 85%, namun terdapat satu kabupaten yang melebihi target yaitu Kabupaten Kerinci (90,26%) dan kabupaten/kota dengan capaian paling rendah yaitu Kota Sungai Penuh (38,52%).
Tabel 2.7 Persentase Tempat Pengolahan Makanan (TPM) Di Provinsi Jambi Tahun 2014 No
Kabupaten/ Kota
1 Kerinci 2 Merangin 3 Sarolangun 4 Batanghari 5 Muaro Jambi 6 Tanjung Jabung Timur 7 Tanjung Jabung Barat 8 Tebo 9 Bungo 10 Kota Jambi 11 Kota Sungai Penuh Provinsi Sumber : Bidang P2PL, 2014
Jumlah 640 2.299 651 920 975 795 324 1.992 2.107 1.718 161 12.582
Jumlah % Memenuhi Memenuhi Syarat Syarat 300 46,88 1.713 74,51 476 73,12 481 52,28 617 63,28 441 55,47 135 41,67 996 50,00 1.641 77,88 1.203 70,02 121 75,15 8.124 64,57
29
Upaya
penyehatan
makanan
ditujukan
untuk
melindungi
masyarakat dan konsumen terhadap penyakit-penyakit yang ditularkan melalui makanan dan mencegah masyarakat dari keracunan makanan. Upaya tersebut meliputi orang yang menangani makanan, tempat pengolahan makanan dan proses pengolahan makanannya. Sedangkan untuk pemeriksaan Tempat pengolahan makanan (TPM) di Provinsi Jambi tahun 2014 hasilnya dapat disajikan pada tabel 2.7.
Dari tabel 2.7 dapat dilihat bahwa pada tahun 2014 tercatat Tempat Pengolahan Makanan di Provinsi Jambi berjumlah sebanyak 12.582. Jumlah yang diperiksa yang baru memenuhi syarat sebanyak 8.124 tempat (64,57%). Capaian ini belum memenuhi target yang telah ditetapkan yaitu 70%. Namun hampir 50% kabupaten/kota telah memenuhi target, dan kabupaten/kota dengan capaian terendah yaitu Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
***
30
BAB 3 SITUASI DERAJAT KESEHATAN
D
erajat kesehatan masyarakat banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, bukan hanya dilakukan oleh sektor kesehatan saja seperti
pelayanan kesehatan, sarana, dan prasarana namun juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi, lingkungan sosial, keturunan ,dan faktor lainnya. Faktor-faktor ini juga mempengaruhi kejadian morbiditas, mortalitas dan status gizi masyarakat. Situasi derajat kesehatan di Indonesia digambarkan melalui Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA), Angka Kematian Ibu (AKI), dan angka morbiditas beberapa penyakit, serta Umur Harapan Hidup (UHH) dan status gizi masyarakat.
A. MORTALITAS Mortalitas adalah angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu, dapat berupa penyakit maupun sebab lainnya. Berikut ini adalah beberapa angka kematian yaitu kematian bayi, balita, ibu, dan angka kematian kasar.
1. Angka Kematian Bayi (AKB) Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR) dapat didefenisikan sebagai banyaknya bayi meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun yang di nyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Angka kematian bayi merupakan indikator yang biasa digunakan untuk menentukan derajat 31
kesehatan masyarakat, baik pada tingkat provinsi maupun nasional. Banyak upaya kesehatan yang dilakukan dalam menurunkan angka kematian bayi.
Gambar 3.1 Estimasi Angka Kematian Bayi per 1.000 Kelahiran Hidup di Provinsi Jambi dan Indonesia Tahun 1991 s/d 2012 80
JAMBI
74 68
60
68.3
NASIONA L
60.2 57 46
40 35 32
39 34
34 29 32 26
20
0 1991
1994
1997
2003
2007
2010*
2012
Sumber : BPS, Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Tahun 2012 * Hasil Sensus Penduduk 2010.
Secara nasional berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) terjadi penurunan AKB sejak tahun 1991, pada tahun 1991 estimasi AKB nasional sebesar 68 per 1.000 kelahiran hidup, hasil SDKI 2007 estimasi AKB sebesar 34 per 1.000 kelahiran hidup, sedangkan hasil SP 2010 estimasi AKB tahun 2010 sebesar 26 per 1.000 kelahiran hidup.
32
Angka Kematian Bayi di Provinsi Jambi menunjukkan kecenderungan menurun juga dari tahun 1991 AKB di Provinsi Jambi sebesar 74 per 1.000 kelahiran hidup, pada tahun 2007 AKB Provinsi Jambi telah mencapai angka 39 per 1.000 kelahiran hidup sedangkan hasil SP 2010 AKB Provinsi Jambi tahun 2010 sebesar 29 per 1.000 kelahiran hidup. Dibandingkan dengan angka nasional AKB Provinsi Jambi pada tahun 2010 masih berada di atas angka nasional. Pada tahun 2012 AKB berdasarkan hasil SDKI 2012 Provinsi Jambi berada diangka 34 per 1.000 kelahiran hidup sedangkan nasional 32 per 1.000 kelahiran hidup.
Beberapa faktor dapat menyebabkan adanya penurunan AKB seperti yang ditampilkan, diantaranya pemerataan pelayanan kesehatan dan fasilitasnya. Hal ini disebabkan AKB sangat sensitif terhadap perbaikan pelayanan kesehatan. Perbaikan status ekonomi masyarakat yang meningkat juga dapat berkontribusi terhadap penurunan kematian bayi.
Hasil laporan fasilitas kesehatan pada tahun 2014 dapat dilihat jumlah bayi yang meninggal di Provinsi Jambi. Jumlah bayi yang meninggal paling banyak di laporkan terdapat di Kabupaten Merangin (10 orang) sedangkan paling sedikit terdapat di Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjab Barat (1 orang), gambaran jumlah kematian bayi (1 – 12 bulan) yang di laporkan per kabupaten/ kota di Provinsi Jambi tahun 2014 dapat di lihat pada Gambar 3.2 berikut dan lampiran tabel 5. 33
Gambar 3.2 Jumlah Kematian Bayi (1 -12 bulan) Per kabupaten/ kota di Provinsi Jambi Tahun 2014
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota 2014
2. Angka Kematian Balita (AKABA) Angka Kematian Balita adalah jumlah anak yang meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun yang dinyatakan sebagai angka per 1.000 kelahiran hidup. Pada periode tahun tertentu. AKABA mempersentasekan peluang terjadinya kematian pada fase antara kelahiran dan sebelum umur 5 tahun. Millenium Developmeant Goals (MDGs) menetapkan nilai normatif AKABA, yaitu sangat tinggi dengan nilai > 140, tinggi dengan nilai 71-140, sedang dengan nilai 20-70, dan rendah dengan nilai < 20. Secara nasional hasil SDKI 2007 terjadi penurunan 34
AKABA di Indonesia. Pada tahun 1991 AKABA nasional adalah 97 per 1.000 kelahiran hidup sedangkan pada tahun 2012 AKABA adalah 40 per 1.000 kelahiran hidup. Gambar 3.3 Angka Kematian Balita (AKABA) di Provinsi Jambi dan Indonesia Tahun 1991 s/d 2012 120
AKABA Per 1.000 Kelahiran Hidup
100
JAMBI INDONESIA
102 97 87,5 81
80
62,4 58
60
51 46 40
47 44
40 36
20
0 1991
1994
1997
2002/2003
2007
2012
Sumber : BPS, Hasil SDKI, 2013
AKABA di Provinsi Jambi pada tahun 1991 tercatat pada angka 102 per 1.000 kelahiran hidup sedangkan pada tahun 2012 terjadi penurunan yaitu pada angka 36 per 1.000 kelahiran hidup, angka ini sudah di bawah angka nasional.
35
Berdasarkan laporan dari pelayanan kesehatan diketahui jumlah balita yang meninggal di Provisi Jambi tahun 2014 adalah 21 orang, jumlah kematian balita paling banyak terjadi di Kabupaten Tanjung Jabung Timur (5 orang). Gambaran jumlah kematian balita per kabupaten/ kota di Provinsi Jambi pada tahun 2014 dapat dilihat pada gambar 3.4 dan lampiran tabel 7.
Gambar 3.4 Jumlah Kematian Anak Balita per Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota, 2014
3. Angka Kematian Ibu (AKI) Angka Kematian Ibu (AKI) atau Maternal Mortality Rate (MMR) adalah jumlah kematian ibu akibat proses kelahiran, persalinan, dan pasca persalinan per 100.000 kelahiran hidup 36
pada masa tertentu. atau angka pengukuran risiko kematian wanita yang berkaitan dengan peristiwa kehamilan. Kematian ibu adalah kematian wanita dalam masa kehamilan, persalinan dan dalam masa 42 hari (6 minggu) setelah berakhirnya kehamilan tanpa memandang usia kehamilan maupun tempat melekatnya janin, oleh sebab apapun yang berkaitan dengan atau diperberat oleh kehamilan atau pengelolaannya, bukan akibat kecelakaan.
AKI dapat digunakan dalam pemantauan kematian terkait dengan kehamilan. Indikator ini dipengaruhi status kesehatan umum, pendidikan, dan pelayanan selama kehamilan dan melahirkan. Sensitifitas AKI terhadap perbaikan pelayanan kesehatan menjadikannya indikator keberhasilan pembangunan sektor kesehatan. AKI mengacu pada jumlah kematian ibu yang terkait dengan masa kehamilan, persalinan, dan nifas. Hasil SDKI 2007 AKI secara nasional menunjukkan kecenderungan menurun pada tahun 1994 AKI nasional adalah 390 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan pada tahun 2007 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup tetapi pada tahun 2012 terjadi peningkatan angka kematian ibu menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup.
Gambar 3.5 menunjukkan kecenderungan
penurunan AKI secara nasional dari tahun 1994 s/d tahun 2012 per 100.000 kelahiran hidup.
37
Gambar 3.5 Angka kematian Ibu (per 100.0000 Kelahiran hidup) di Indonesia Tahun 1994 - 2012 500
AKI Per 100.000 KH
400
390
359 334 307
300 228 200
100
0 1994
1997
2002
2007
2012
Sumber : BPS, Hasil SDKI, 2013
Hasil laporan dari fasilitas pelayanan kesehatan terdapat jumlah kematian ibu (hamil, bersalin, dan nifas) di Provinsi Jambi tahun 2014 adalah 53 kasus dengan jumlah kelahiran hidup sebanyak 70.223 kelahiran hidup. Jika diproyeksikan angka kematian ibu di Provinsi Jambi tahun 2014 adalah 75 per 100.000 kelahiran hidup. Hal ini jika dibandingkan dengan tahun 2012 terjadi penurunan angka proyeksi kematian ibu dari 110 per 100.000 kelahiran hidup tahun 2012 menjadi 82 per 100.000 kelahiran hidup tahun 2013, dan turun lagi menjadi 75 per 100.000 kelahiran hidup tahun 2014.
38
Gamber 3.6 Proyeksi Angka Kematian Ibu di Provinsi Jambi Tahun 2010 – 2014
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota, 2014.
Jumlah kematian ibu terbanyak terdapat di Kota Jambi (9 kasus) sedangkan paling sedikit terdapat di Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Batanghari (2 kasus). Gambaran jumlah kematin ibu per kabupaten/ kota di Provinsi Jambi pada tahun 2014 dapat di lihat pada gambar 3.7 dan lampiran tabel 8.
39
Gambar 3.7 Jumlah Kematian Ibu per Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota, 2014.
4. Angka Kematian Kasar (AKK) Angka Kematian Kasar adalah banyaknya kematian selama setahun per 1.000 penduduk pada pertengahan tahun. Angka kematian kasar di Indonesia pada tahun 2007, berdasarkan estimasi SUPAS 2005 adalah sebesar 6.9 per 1.000 penduduk.
5. Umur Harapan Hidup Waktu Lahir Umur Harapan Hidup (UHH) merupakan salah satu indikator menilai derajat kesehatan dan kualitas hidup masyarakat selain 40
sebagai salah satu indikator derajat kesehatan UHH juga digunakan sebagai
indikator
Indeks
Pembangunan
Manusia
(IPM).
Keberhasilan pembangunan sektor kesehatan akan mempengaruhi peningkatan Umur Harapan Hidup. Umur Harapan Hidup di Provinsi Jambi tahun 2011 sebesar 69,25 tahun, Umur Harapan Hidup tertinggi tahun 2011 pada kabupaten/kota adalah Kota Sungai Penuh yaitu sebesar 71,03 tahun dan terendah adalah Kabupaten Bungo 67,54 tahun. Pada tahun 2012 sebesar 69,44 tahun, Umur Harapan Hidup tertinggi tahun 2012 pada kabupaten/kota adalah Kota Sungai Penuh, Kabupaten Kerinci dan Tanjung Jabung Timur yaitu sebesar 71,09 tahun dan terendah adalah Kabupaten Bungo 67,81 tahun. Pada tahun 2013 sebesar 69,61 tahun, Umur Harapan Hidup tertinggi tahun 2013 pada kabupaten/kota adalah Kabupaten Tanjung Jabung Timur yaitu sebesar 71,23 tahun dan terendah adalah Kabupaten Bungo 67,95 tahun. Untuk tahun 2014 meningkat menjadi 70,43 tahun, Umur Harapan Hidup tertinggi tahun 2014 pada kabupaten/kota adalah Kota Jambi yaitu sebesar 72,31 tahun dan terendah adalah Kabupaten Tanjung Jabung Timur 65,33 tahun.
41
Gambar 3.8 Umur Harapan Hidup Waktu Lahir Menurut Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014 70,43
Provinsi Jambi Kota Jambi
72,31 71,51
Sungai Penuh Merangin
70,92
Muaro Jambi
70,71
Batang hari
69,65
Tebo
69,65 69,2
Kerinci Sorolangun
68,65
Tanjab Barat
67,46
Bungo
66,68
Tanjab Timur
65,33
60
62
64
66
68
70
72
74
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2014
B. MORBIDITAS Morbiditas dapat diartikan sebagai angka kesakitan, baik insiden maupun prevalen dari suatu penyakit. Morbiditas menggambarkan kejadian penyakit pada kurun waktu tertentu. 1. Pola 10 penyakit terbanyak di Provinsi Pola 10 penyakit terbanyak di Provinsi Jambi pada tahun 2014 menurut daftar tabulasi menunjukkan bahwa kasus terbanyak merupakan penyakit infeksi saluran pernafasan bagian atas akut lainnya dengan jumlah kasus sebanyak 34,14% kasus. Adapun persentase rincian mengenai 10 penyakit terbanyak di Provinsi Jambi dapat di lihat pada tabel berikut.
42
Tabel 3.1 Pola 10 Penyakit Terbanyak di Puskesmas Provinsi Jambi Tahun 2012 s/d 2014 No
Jenis Penyakit
1. Infeksi akut lain saluran pernafasan atas 2. Penyakit tekanan darah tinggi 3. Gastritis 4. Penyakit sistem otot dan jaringan pengikat 5. Penyakit lain pada saluran pernafasan atas 6. Penyakit kulit alergi 7. Diare (termasuk tersangka kolera) 8. Demam tak tau sebab 9. Penyakit infeksi kulit 10. Influenza
2012 1 24.43
Persentase 2013 30,39 1
2014 34,14 1
4 6 3
10.05 8.74 11,22
3 4 2
12,63 10,30 13,00
2 3 4
12,16 11,37 9,35
2
21.40
8
5,11
5
8,43
7 5
7.82 8.78
5 6
9,53 8,83
6 7
8,21 7,56
-8 --
-4,23 --
-7 --
-5,32 --
8 9 10
3,45 2,91 2,43
Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan, 2014
Gambaran pola 10 penyakit terbanyak selama 3 (tiga) tahun terakhir menunjukkan pola yang cenderung sama, yaitu penyakit infeksi akut lain saluran pernafasan atas dan penyakit sistem otot dan jaringan pengikat masih merupakan penyakit yang banyak ditemukan dimasyarakat. Dari 10 pola penyakit terbanyak di Puskesmas Provinsi Jambi pada tahun 2014 untuk penyakit infeksi Akut lain pada saluran Pernapasan Bagian Atas masih merupakan penyakit tertinggi yaitu sebanyak (34,14 %) kasus.
43
2. Penyakit Menular a. Malaria Malaria merupakan masalah kesehatan dunia termasuk di Indonesia karena mengakibatkan dampak yang luas dan berpeluang menjadi penyakit emerging dan re-emerging. Kondisi ini dapat terjadi karena adanya kasus import, resistensi obat dan beberapa insektisida yang digunakan dalam pengendalian vektor, serta adanya vektor potensial yang dapat menularkan dan menyebarkan malaria. Malaria disebabkan oleh hewan bersel satu (protozoa) Plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles. Wilayah endemis malaria pada umumnya adalah desa-desa terpencil dengan kondisi lingkungan yang tidak baik, sarana traspormasi dan komunikasi yang sulit, akses pelayanan kesehatan kurang, tingkat pendidikan dan sosial ekonomi masyarakat yang rendah, serta buruknya perilaku masyarakat terhadap kebiasan hidup sehat.
Kementerian Kesehatan telah menetapkan Sertifikasi endemisitas malaria suatu wilayah di indonesia menjadi 4 strata yaitu : 1. Endemis Tinggi bila API > 5 per 1.000 penduduk. 2. Endemis Sedang bila API berkisar antara 1 - < 5 per 1.000 penduduk. 3. Endemis Rendah bila API 0 – 1 per 1.000 penduduk. 4. Non Endemis adalah daerah yang tidak terdapat penularan malaria (daerah pembebasan malaria) atau API = 0.
44
Gambar 3.9 Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasite Inciddence) Di Provinsi Jambi Tahun 2010 s/d 2014
Sumber : Bidang P2PL, 2014
Upaya pengendalian malaria di Provinsi Jambi menggunakan Annual Parasite Incidence (API). Pada gambar 3.9 menunjukkan bahwa API di Provinsi Jambi dari tahun 2010 sampai dengan 2014 cenderung menurun. Pada tahun 2010 API di Provinsi Jambi berada pada angka 2,19 per 1.000 penduduk sampai dengan tahun 2014 menunjukkan angka 0,84 per 1.000 penduduk.
45
Gambar 3.10 Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasite Inciddence) Per Kabupaten/ Kota Di Provinsi Jambi Tahun 2014
Sumber : Bidang P2PL, 2014
Angka kesakitan Malaria per kabupaten/ kota di Provinsi Jambi pada tahun 2014 tertinggi adalah Kabupaten Tebo yaitu 2,06 per 1.000 penduduk dan terendah adalah Kota Sungai Penuh yaitu 0,01 per 1.000 penduduk.
b. TB Paru Penyakit Tuberkulosis (TB) Paru termasuk penyakit menular kronis. Waktu pengobatan yang panjang dengan jenis obat lebih dari satu menyebabkan penderita sering terancam putus berobat selama masa penyembuhan dengan berbagai alasan, antara lain merasa sudah sehat atau faktor ekonomi. Akibatnya pola 46
pengobatan harus dimulai dari awal dengan biaya yang bahkan menjadi lebih besar serta mengabiskan waktu berobat yang lebih lama. Tuberkulosis paru merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat menyebar melalui doplet orang yang telah terinfeksi basil TB. TB Paru menjadi salah satu penyakit yang pengendaliannya menjadi komitmet global dalam MDGs.
Salah satu indikator yang digunakan dalam pengendalian TB Paru adalah Case Detection Rate (CDR), yaitu proporsi jumlah pasien baru BTA positif ditemukan dan diobati terhadap jumlah pasien baru BTA positif yang yang diperkirakan ada dalam wilayah tersebut. Kementerian Kesehatan menetapkan target CDR minimal pada tahun 2014 sebesar > 70 %. Dalam gambar 3.11 berikut ini dapat dilihat angka penemuan kasus BTA (+) pada tahun 2014, dan persentase penemuan setiap kabupaten/ kota di Propinsi Jambi.
47
Gambar 3.11 Cakupan Case Detection Rate (CDR) TB Paru BTA (+) di Provinsi Jambi Tahun 2014 Provinsi Jambi Bungo Sarolangun Tanjab Timur Kota Jambi Tebo Tanjab Barat Batang hari Muaro Jambi Sungai Penuh Merangin Kerinci
63,46 90,35 78,5 77,77 63,15 61,63 59,18 58,37 57,59 50,43 50,14 44,6 0
20
40
60
80
100
Sumber : Bidang P2PL, 2014
Pencapaian CDR Provinsi Jambi pada tahun 2014 sebesar 63,46 %, angka ini belum memenuhi target minimal yang telah ditetapkan nasional yaitu sebesar > 70%. Pada tingkat kabupaten/ kota, CDR tertinggi di Kabupaten Bungo yaitu sebesar (90,35 %) diikuti Kabupaten Sarolangun sebesar (78,5 %). sedangkan kabupaten dengan CDR terendah terdapat di Kabupaten Kerinci yaitu sebesar (44,6 %).
Dalam mengukur keberhasilan pengobatan TB Paru digunakan angka
keberhasilan
pengobatan
(SR=Succes
Rate)
yang
mengindikasikan persentase pasien baru TB paru BTA positif menyelesaikan pengobatan, baik yang sembuh maupun yang menjalani pengobatan lengkap diantara pasien baru TB paru BTA positif. 48
No 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Tabel 3.2 Hasil Cakupan Pengobatan Penderita TBC di Provinsi Jambi Tahun 2011 s/d 2014 Tahun Indikator 2011 2012 2013 Perkiraan penderita TB Paru 4.934 5.108 5.228 Jumlah suspek yg diperiksa 6.900 11.551 Case Detect Rate (CDR) 67,43 72,04 66,60 (%) Penderita diobati 3.147 3.156 1.111 Konversi 91,27 88,87 91,00 (%) Sukses Rate (%) 93.38 93,54 87,81
2014 5.460 9.012 63,46 1.035 90,05 86,79
Sumber : Bidang P2PL, 2014
Berdasarkan Tabel 3.3 terlihat bahwa pencapaian Success Rate (SR) pada tahun 2011 s/d 2014 telah melampaui target nasional 85 %. Adapun angka Succes Rate (SR) untuk tahun 2013 telah mencapai angka 87, 81 %. Sedangkan untuk Angka Suskses Rate tahun 2014 adalah sebesar 86, 79 %.
c. HIV & AIDS Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) disebabkan oleh infeksi virus Human Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan penderita mengalami penurunan ketahanan tubuh sehingga sangat mudah untuk terinfeksi berbagai macam penyakit lain. Penyakit ini ditularkan melalui cairan tubuh penderita yang terjadi melalui proses hubungan heteroseksual, tranfusi darah yang tidak aman, penggunaan jarum suntik bersama 49
yang terkontaminasi secara bergantian, dan penularan dari ibu ke anak dalam kandungan melalui kandungan dan menyusui.
Di Provinsi Jambi HIV & AIDS menunjukkan trend penurunan setiap tahun. Pada tahun 2014 di Provinsi Jambi jumlah kumulatif kasus HIV dan AIDS adalah 145 kasus HIV dan 59 AIDS. Kasus HIV dan AIDS terbanyak berada di Kota Jambi dengan jumlah kasus masing-masing adalah HIV 85 kasus dan AIDS 43. Sedangkan untuk Kabupaten/ Kota terendah pada tahun 2014 adalah Kabupaten Tebo dan Kabupaten Sarolangun dengan jumlah kasus 1 orang dengan AIDS, serta Kabupaten Tanjab Timur dengan 1 orang dengan HIV. Gambar 3.12 Jumlah Kumulatif Kasus HIV dan AIDS Per Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014 1 0 0 1 1 0
Sarolanun Tanjab Timur Tebo
HIV
AIDS
3 4
Sungai Penuh Merangin
1
Muaro Jambi
1
6 7 2
Batang Hari
7 6 7
Kerinci 1
Bungo
12 0
Tanjab Barat
16 43
Kota Jambi
85
0
20
40
60
80
100
Sumber : Bidang P2PL, 2014.
50
d. Pneumonia Pneumonia atau radang paru-paru adalah sebuah penyakit pada paru-paru di mana pulmonary alveolus (alveoli) yang menyerap oksigen dari atmosfer meradang dan terisi oleh cairan. Radang paru-paru dapat disebabkan oleh beberapa penyebab, termasuk infeksi oleh bakteria, virus, jamur, atau pasilan (parasite). Radang paru-paru dapat juga disebabkan oleh kepedihan zat-zat kimia atau cedera jasmani pada paru-paru atau sebagai akibat dari penyakit lainnya, seperti kanker paru-paru atau berlebihan minum alkohol. Pneumonia merupakan infeksi akut yang mengenai jaringan paru (aveoli). Radang paru-paru adalah penyakit umum, yang terjadi di seluruh kelompok umur, dan merupakan penyebab kematian peringkat atas di antara orang tua dan orang yang sakit menahun. Populasi yang rentan terserang pneumonia adalah anak-anak usia usia kurang dari 2 tahun, usia lanjut lebih dari 65 tahun, atau orang yang
memiliki
masalah
kesehatan
(malnutrisi,
gangguan
imunologi).
Tahun 2011 di Provinsi Jambi, cakupan penemuan pneumonia pada balita sebesar 15,3 % dengan jumlah kasus yang ditemukan sebanyak 4.963 kasus. Sedangkan tahun 2012
jumlah kasus
pneumonia balita di Provinsi Jambi di temukan sebanyak 5.972 kasus atau dengan cakupan sebesar 21,7% . Jika dibandingkan dengan tahun 2011 maka untuk tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 20,33% (peningkatan sebesar 1.099 kasus). Sedangkan pada tahun 2013 penemuan penderita pneumoni 5.489 51
kasus atau dengan cakupan 17,20 %. Untuk tahun 2014 mengalami penurunan, yaitu 4.286 kasus atau dengan cakupan 14,54%.
Untuk mengetahui besarnya cakupan penemuan kasus Pneumonia Balita menurut kabupaten/ kota di Provinsi Jambi tahun 2014 dapat dilihat pada gambar 3.13, cakupan pneumonia balita
tertinggi
berturut-turut adalah Kabupaten Bungo (27,7%), Kabupaten Muaro Jambi (26%) dan Kota Jambi (20 %), dan yang terendah terdapat pada Kabupaten Tanjab Timur dan Kabupaten Kerinci (0 %).
Gambar 3.13 Cakupan Penemuan Pneumonia Balita Menurut Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014 Provinsi Jambi
14,54
Bungo
27,7
Muaro Jambi
26
Kota Jambi
20
Merangin
17,19
Batang hari
13
Tebo
8
Sarolangun
5
Sungai Penuh
2
Tanjab Barat
1
Kerinci
0
Tanjab Timur
0
0
5
10
15
20
25
30
Sumber : Bidang P2PL, 2014.
52
e. Kusta Kusta adalah penyakit menular yang menahun dan disebabkan oleh kuman kusta (Mycobacterium Leprae) yang menyerang saraf tepi, kulit dan jaringan tubuh lainnya. Penyakit ini sering kali menimbulkan masalah yang sangat kompleks. Masalah yang dimaksud bukan hanya dari segi medis tetapi meluas sampai masalah sosial, ekonomi, budaya, keamanan dan ketahanan nasional. Penyakit kusta bukan penyakit keturunan atau kutukan tuhan. Penatalaksanaan kasus yang buruk dapat menyebabkan Kusta menjadi progresif, menyebabkan kerusakan permanen pada kulit, saraf, anggota gerak dan mata.
Penyakit kusta pada umumnya terdapat di negara-negara yang sedang berkembang sebagai akibat keterbatasan kemampuan negara tersebut dalam memberikan pelayanan yang memadai dalam bidang kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan sosial ekonomi pada masyarakat. Penyakit kusta sampai saat ini masih ditakuti
masyarakat,
keluarga
termasuk
sebagian
petugas
kesehatan. Hal ini disebabkan masih kurangnya pengetahuan/ pengertian, kepercayaan yang keliru terhadap kusta dan cacat yang ditimbulkannya.
Kemajuan teknologi dibidang penyakit kusta, maka penyakit kusta sudah bisa diatasi dan seharusnya tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat. Akan tetapi mengingat kompleksnya masalah penyakit kusta, maka diperlukan program pengendalian 53
secara terpadu dan menyeluruh melalui strategi yang sesuai dengan endemisitas penyakit kusta, guna mencegah kecacatan.
Gambar 3.14 Jumlah Kasus Baru Penderita Kusta Tipe PB dan MB di Provinsi Jambi Tahun 2011 s/d 2014 100
81
75
69
75
68
50
25
17
16
14
9
0 2011
2012
2013
2014
PB
MB
Sumber : Bidang P2PL, 2014
Pada tahun 2011 di Provinsi Jambi dilaporkan terdapat kasus baru tipe Pausi Basiler sebanyak 17 kasus dan tipe Multi Basiler sebanyak 81 kasus. Sedangkan pada tahun 2012 untuk kasus kusta baik tipe Multi Basiler maupun tipe Pausi Basiler mengalami penurunan, dimana tipe Multi Basiler
dari 81 kasus (2011)
menjadi 69 kasus (2012) begitu juga dengan tipe Pausi Basiler dari 17 kasus (2011) menjadi 14 kasus (2012). Namun ditahun 2013 Kasus Baru kusta PB dan MB mengalami sedikit peningkatan yaitu kasus PB 16 kasus dan MB 75 kasus. Untuk tahun 2014 kasus kusta baik tipe Multi Basiler maupun tipe Pausi Basiler mengalami penurunan lagi, dimana tipe Multi Basiler
dari 75 54
kasus (2013) menjadi 68 kasus (2014) begitu juga dengan tipe Pausi Basiler dari 16 kasus (2013) menjadi 9 kasus (2014). Provinsi Jambi untuk penyakit Kusta pada tahun 2014 termasuk Provinsi yang LOW ENDEMICS dengan prevalensi
< 1 per
10.000 penduduk, yaitu sebesar 0,49 per 10.000 penduduk. Namun apabila kita perhatikan dari tiap-tiap Kabupaten/ Kota masih ada Kabupaten yang prevalensinya >1 per 10.000 penduduk yaitu Kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan prevalensi 4,48 per 10.000 penduduk. Secara spesifik penyakit kusta di Provinsi Jambi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat, yang perlu menjadi perhatian, karena setiap triwulan masih ditemukan penderita baru dibeberapa Kabupaten/Kota, terutama di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan masih ditemukan penderita anak umur dibawah 15 tahun, dengan jumlah penderita baru sebanyak 77 penderita dengan rincian kasus PB sebanyak 9 kasus dan MB sebanyak 68 kasus dengan NCDR (New case Detection rate) = 1,32 per 100.000. penduduk Target penemuan kasus baru kusta untuk tahun 2014 < 5 per 100.000.penduduk. Dengan demikian untuk tahun 2014 telah mencapai target.
55
Gambar 3.15 Kasus Baru Kusta Per Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014 Tanjab Timur
4
Muaro Jambi
2
Kota Jambi
2
Tanjab Barat 0 Batang hari 0 Bungo 1
30 15 6 6
5 3
Tebo 0 2 Kerinci 01 Merangin 0 Sarolangun 0 Sungai Penuh 0 0
5
10
15
20
25
30
35 PB
40 MB
Sumber : Bidang P2PL, 2014
Keberhasilan dalam mendeteksi kasus baru dapat diukur dari tingginya proporsi cacat tingkat II, sedangkan untuk mengetahui tingkat penularan di masyarakat digunakan indikator proporsi anak (0 – 14 tahun) diantara penderita baru. Kabupaten dengan kasus terbanyak adalah kabupaten Tanjung Jabung Timur (34 kasus), diikuti Kabupaten Muaro Jambi (17 kasus) dan Kota Jambi (8 kasus). Sedangkan kasus terendah adalah Kota Sungai Penuh, Kabupaten Merangin dan Kabupaten Sarolangun (0 kasus).
56
f. Rabies Kasus gigitan hewan penular rabies di Provinsi Jambi pada tahun 2014 terjadi penurunan jumlah dibandingkan tahun sebelumnya 2013 (741 kasus), pada tahun 2014 berjumlah sebanyak 630 kasus gigitan yang tersebar di 11 kabupaten/ Kota. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut dibawah ini.
Tabel 3.3 Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies Di Provinsi Jambi Tahun 2012 - 2014 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
KABUPATEN / KOTA Kab. Kerinci Kab. Merangin Kab. Sarolangun Kab. Batang Hari Kab. Muaro Jambi Kab. Tanjab Timur Kab. Tanjab Barat Kab. Tebo Kab. Bungo Kota Jambi Kota Sungai Penuh Provinsi Jambi
2012 40 18 93 74 119 44 67 86 61 37 33 672
TAHUN 2013 82 41 166 110 77 22 66 82 57 15 23 741
2014 72 21 67 88 103 49 67 49 47 30 37 630
Untuk kasus penyakit rabies yang terjadi pada tahun 2014 berjumlah sebanyak 630 kasus, yang tersebar di 11 (sebelas) kabupaten Kota. Untuk kasus tertinggi terjadi di Kabupaten Muaro Jambi (103 kasus) dan Kabupaten Batang hari (88 kasus), sedangkan kasus terendah terdapat di Kabupaten Merangin (21 kasus). 57
3. Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) a. Tetanus Neonatorium Penyakit tetanus neonatorum pada bayi baru lahir dengan tanda klinik yang khas, setelah 2 hari pertama bayi hidup, menangis dan menyusui secara normal, pada hari ketiga atau lebih timbul kekakuan seluruh tubuh yang ditandai dengan kesulitan membuka mulut dan menetek, disusul dengan kejang–kejang. Kejang yang sering di jumpai pada bayi baru lahir, yang bukan karena trauma kelahiran atau asfiksia, tetapi disebabkan oleh infeksi selama masa neonatal, yang antara lain terjadi sebagai akibat pemotongan tali pusat / perawatannya yang tidak bersih.
Tetanus Neonatorium (TN) disebabkan oleh basil Clostridium tetani, yang masuk kedalam tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksikan bayi yang baru lahir yang salah satunya disebabkan oleh pemotongan tali pusat dengan alat yang tidak steril. Kuman tersebut terdapat ditanah, saluran pencernaan manusia dan hewan. Kuman clostridium tetani membuat spora yang tahan lama dan menghasilkan 2 toksin utama yaitu tetanospasmin dan tetanolysin. Di Provinsi Jambi pada tahun 2014 dari 11 kabupaten/ kota yang melaporkan adanya kasus Tetanus Neonatorium yaitu Kabupaten Merangin (2 kasus) dan Kota Jambi (1 kasus).
58
b. Campak Campak adalah suatu infeksi virus yang sangat menular, yang ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis (peradangan selaput ikat mata/ konjungtiva) dan ruam kulit. Penyakit ini disebabkan
karena
infeksi
virus
campak
golongan
Paramyxovirus. Penularan infeksi terjadi karena menghirup percikan ludah penderita campak. Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2 - 4 hari sebelum timbulnya ruam kulit dan 4 hari setelah ruam kulit ada. Jika seseorang pernah menderita campak, maka seumur hidupnya dia akan kebal terhadap penyakit ini. Campak merupakan salah satu penyakit PD3I yang disebabkan oleh virus campak. Penularan dapat terjadi melalui udara yang telah terkontaminasi oleh sekret yang terinfeksi. Berikut dapat ditampilkan Insidence Rate (IR) Campak di Provinsi Jambi tahun 2010 - 2014. Gambar 3.16 Insidence Rate (IR) Penyakit Campak Klinis Penduduk < 15 Tahun Per 100.000 Penduduk di Provinsi Jambi Tahun 2010 – 2014 20 17,3 15 10 10
11,86
11,38
8,5
5 0 2010
2011
2012
2013
2014
Sumber : Bidang P2PL, 2014
59
Pada tahun 2010 jumlah kasus penyakit campak klinis penduduk < 15 tahun adalah 270 dengan incidence rate (IR) 8,5 per 100.000 penduduk. Tahun 2011 dilaporkan terdapat 314 kasus campak dengan incidence rate (IR) 10. Pada tahun 2012 incidence rate (IR) meningkat menjadi 11,86. Incidence Rate tertinggi tahun 2013 terdapat di Kabupaten Muaro Jambi sebesar 142 kasus (38,45 per 100.000 penduduk) diikuti oleh Kota Jambi sebesar 33,52 per 100.000 penduduk, dimana incidence rate (IR) Provinsi Jambi sedikit turun menjadi 1138. Untuk tahun 2014 incidence rate (IR) meningkat menjadi 17,3. Insidence rate penyakit campak per kabupaten/ kota di Provinsi Jambi dapat dilihat seperti pada gambar 3.17. Gambar 3.17 Insidence Rate (IR) Penyakit Campak Klinis Penduduk < 15 Tahun Per 100.000 Penduduk Menurut Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014 Provinsi Jambi
17,3
Kota Jambi
51,7
Muaro Jambi
43,59
Tanjab Barat
14
Sungai Penuh
5,7
Batang hari
5
Merangin
4,4
Sarolangun
4,3
Tanjab Timur
3,3
Bungo
3,2
Tebo
0,3
Kerinci
0 0
10
20
30
40
50
60
Sumber : Bidang P2PL, 2014
60
Incidence Rate tertinggi tahun 2014 terdapat di Kota Jambi sebesar 298 kasus (51,7 per 100.000 penduduk) diikuti oleh Kabupaten Muaro Jambi sebesar 43,59 per 100.000 penduduk, dan Kabupaten Tanjab Barat sebesar 14 per 100.000 penduduk. Sedangkan Incidence Rate terendah terdapat Kabupaten Kerinci ( 0 per 100.000 penduduk).
c. Polio dan AFP (Acute Paralisis Layu Akut) Polio merupakan salah satu penyakit menular yang termasuk kedalam PD3I yang disebabkan oleh virus yang menyerang sistem syaraf hingga penderita mengalami kelumpuhan. Penyakit yang pada umumnya menyerang anak berumur 0 - 3 tahun ini ditandai dengan munculnya demam, lelah, mual, kaku di leher dan sakit di tungkai dan tangan.
Sedangkan AFP
merupakan kondisi abnormal ketika seseorang mengalami penurunan kekuatan otot tanpa penyebab yang jelas kemudian berakibat pada kelumpuhan.
61
Tabel 3.4 Target dan Penemuan Kasus AFP per Kabupaten/Kota Dalam Provinsi Jambi Tahun 2014 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Kab/ Kota Kab. Kerinci Kab. Merangin Kab. Sarolangun Kab. Batang Hari Kab. Ma. Jambi Kab. Tanjab Timur Kab. Tanjab Barat Kab. Tebo Kab. Bungo Kota Jambi Kota Sungai Penuh Jumlah
Target Penemuan 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 21
Jml AFP Rate Kasus (Per 100.000 pddk < 15 Th) 2 4 0 0 3 3 3 3 1 1 2 2 3 3 1 1 4 4 6 3 1 2 26 2.48
Sumber : Bidang P2PL, 2014
Penemuan kasus AFP di Provinsi Jambi pada tahun 2014 sebanyak 26 kasus, dengan target penemuan 21 kasus, artinya melebihi dari target penemuan kasus AFP yang telah ditetapkan. Tahun 2014 di Provinsi Jambi kasus non polio AFP Rate tertinggi adalah Kabupaten Kerinci dan Kabupaten Bungo sebesar 4 per 100.000 anak usia < 15 tahun, diikuti oleh Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Batanghari, Kabupaten Yanjab Barat, dan Kota Jambi sebesar 3 per 100.000 anak. Sedangkan kabupaten dengan non polio AFP Rate terendah adalah Kabupaten Merangin dengan 0 per 100.000 anak usia < 15 tahun. 62
4. Penyakit Potensial KLB/ Wabah Terdapat beberapa penyakit yang berpotensi KLB/Wabah yang sering terjadi di Indonesia, diantaranya adalah Demam Berdarah (DBD), Diare,dan Cikungunya. Seluruh penyaki potensial KLB ini banyak mengakibatkan kematian dan kerugian secara ekonomi. a. Demam Berdarah Dengue Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypty. Penyakit ini sebagian besar menyerang anak berumur < 15 tahun, namun juga bisa menyerang orang dewasa. Masalah DBD tidak hanya berdampak pada masalah klinis individu yang terkena DBD, namun juga berdampak pada kondisi
sosial
dan
ekonomi
masyarakat
sehingga
penanganannya tidak hanya diselesaikan oleh sektor kesehatan saja namun memerlukan peran aktif masyarakat, lintas sektor/ Pokjanal DBD, Pemerintah Daerah dan DPRD, khususnya ditingkat kabupaten/ kota. Hal ini sejalan dengan diterapkannya sistem otonomi daerah.
Sektor
kesehatan
penanggulangan
sebagai
instansi
demam berdarah
tekhnis
dengue
dalam
dalam upaya
penemuan dan tatalaksana penderita DBD masih dihadapkan pada beberapa permasalahan antara lain bahwa penemuan kasus DBD secara dini bukanlah hal yang mudah, karena pada awal perjalanan penyakit, gejala dan tandanya sulit dibedakan dengan gejala penyakit infeksi lainnya. Selain sulitnya penemuan dini 63
kasus DBD secara surveilans epidemiologis permasalahannya adalah kasus-kasus yang dilaporkan sebagai DBD, tidak semuanya didukung dengan hasil pemeriksaan laboratorium klinik, terutama adanya peningkatan hematokrit dan penurunan trombosit sebagaimana kriteria yang ditetapkan WHO. Hal ini menyebabkan pengelompokan penderita dan pelaporan demam dengue (DD), DBD atau Sindrom Syok Dengue (SSD) belum terlaksana seperti yang diharapkan.
Di Provinsi Jambi, kejadian Demam Berdarah Dengue telah menyebar ke seluruh kabupaten / kota. Kota Jambi masih mencatat kasus tertinggi sepanjang tahun 2006 hingga tahun 2014, sesuai dengan pattern of disease dari penyakit DBD, yaitu Urban Disease. Hal ini dapat dimengerti mengingat Kota Jambi telah mempunyai fasilitas pelayanan kesehatan dengan laboratorium yang mendukung dan mobilitas penduduk dari dan ke daerah endemis DBD merupakan faktor resiko tingginya kasus DBD di Kota Jambi. Untuk tahun 2014 pada umumnya di Provinsi Jambi ( 91 %) kabupaten Kota telah terjangkit penyakit DBD dan hanya Kota Sungai Penuh yang masih bebas dari penyakit DBD.
Jika dibandingkan capaian angka kesakitan (diukur dengan incidence rate) dan
angka kematian (diukur dengan case
fatality rate) periode 9 tahun terakhir angkanya untuk IR cenderung meningkat, tetapi CFR fluktuatif tetapi cenderung 64
menurun. IR tahun 2006 sebesar 10,1 per 100.000 penduduk; tahun 2007 sebesar 11,3 per 100.000 penduduk; tahun 2008 sebesar 8,6 per 100.000 penduduk, tahun 2009 sebesar 8,5 per 100.000 penduduk dan tahun 2010 sebesar 6,0 per 100.000 penduduk) sementara angka kematian masih berfluktuasi (CFR tahun 2006 sebesar 5,1%; tahun 2007 sebesar 1,6%; tahun 2008 sebesar 3,7%; tahun 2009 sebesar 2,0% dan tahun 2010 sebesar 2,8%). Tahun 2011 di Provinsi Jambi IR kasus DBD adalah 59,4 per 100.000 penduduk dan CFR 2,1 %. Tahun 2012 di Provinsi Jambi IR kasus DBD adalah 30,5 per 100.000 penduduk dan CFR 2,2 %. Pada tahun 2013 IR kasus DBD adalah 18,9 per 100.000 penduduk dengan CFR 2,8 %. Untuk tahun 2014 IR kasus DBD adalah 38,3 per 100.000 penduduk dengan CFR 1,3 %. Angka Incidence Rate DBD di Provinsi Jambi tahun 2006 - 2014 lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.18 dibawah ini. Gambar 3.18 Incidence Rate DBD Per 10.000 Penduduk dan Case Fatality Rate DBD di Provinsi Jambi Tahun 2006 - 2014 6 5 3,7 38,3 4 2,8 30,6 2,8 3 2,1 2 18,9 1,6 2 2,2 1,3 1 10,1 11,3 8,6 8,5 6 0 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 60,9
5,1
50 25 0
IR
CFR (%)
IR Per 100.000 Penduduk
75
CFR
Sumber : Bidang P2PL, 2014
65
Incidence Demam Berdarah Dengue di Provinsi Jambi pada periode tahun 2006 - 2010 relatif menurun. Hal ini dimungkinkan oleh dampak intervensi adanya kejadian luar biasa demam chikungunya tahun 2009, dimana upaya pembersihan sarang nyamuk oleh masyarakat masih terus dilakukakan. Karena penyakit ini sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan (Environment Based Disease) yang terkait erat dengan perilaku hidup bersih dari masyarakat. Tetapi pada tahun 2011 terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) di Kota Jambi sehingga total jumlah kasus mencapai 1.879 kasus DBD di Provinsi Jambi. Tahun berikutnya kasus DBD mengalami penurunan, tetapi meningkat lagi pada tahun 2014.
b. Diare Diare adalah sebuah penyakit di mana penderita mengalami rangsangan buang air besar yang terus-menerus dan tinja atau feses yang masih memiliki kandungan air berlebihan. Diare merupakan penyakit yang terjadi ketika terdapat perubahan konsistensi feses selain dari frekuensi buang air besar. Seseorang dikatakan menderita diare bila feses lebih berair dari biasanya, atau bila buang air besar tiga kali atau lebih, atau buang air besar yang berair tetapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam.
Penyakit Diare sering kita jumpai dimasyarakat bahkan timbul dalam bentuk Kejadian Luar Biasa (KLB), sehingga membuat panik masyarakat dan petugas kesehatan. Hal ini dapat kita lihat 66
dari angka kesakitan penyakit diare dari tahun ketahun selalu meningkat. Beberapa faktor yang menjadi penyebab timbulnya penyakit diare adalah oleh kuman melalui kontaminasi makanan/ minuman yang tercemar tinja dan atau kontak langsung
dengan
penderita
diare.
Sasaran
program
penanggulangan penyakit diare adalah semua kelompok umur dengan mengutamakan pelayanan bagi golongan balita.
Pada tahun 2014 penemuan penderita diare di Provinsi Jambi berjumlah 64.308 kasus yang tersebar pada 11 kabupaten/ kota. Jika dibandingkan dengan tahun 2013 terjadi penurunan kasus sebesar 7.800 kasus. Pada tahun 2013 penemuan penderita diare di Provinsi Jambi berjumlah 72.108 kasus Dilihat pada tahun 2012 kasus Diare di Provinsi Jambi dari 11 kabupaten/ kota berjumlah sebesar 90.757 kasus. Jika dibandingkan dengan tahun 2011 (84.188 kasus) terjadi peningkatan sebesar 1,5% (1.213 kasus).
Jumlah kasus diare di Provinsi Jambi tahun 2014 terbanyak terdapat di Kota Jambi yaitu sebesar 10.491 kasus. Adapun kasus terendah adalah Kota Sungai Penuh (1.975 kasus). ntuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.19 dibawah ini.
67
Gambar 3.19 Jumlah Kasus Diare per Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014 Kota Jambi
10.491
Tebo
8.761
Muaro Jambi
7.741
Sarolangun
7.649
Tanjab Barat
5.934
Bungo
5.593
Tanjab Timur
4.783
Batang hari
4.731
Merangin
3.597
Kerinci
3.053
Sungai Penuh
1.975
0
2.500
5.000
7.500
10.000
12.500
Sumber : Bidang P2PL, 2014
c. Filariasis Sesuai dengan kesepakatan global WHO tahun 2000 yaitu “The Global Goal of Elimination of Lymphatic Filariasis as a Public Health Problem by year 2020” yang merupakan realisasi dari resolusi WHO pada tahun 1997, ditetapkan
2 pilar utama
kegiatan eliminasi filariasis, yaitu pengobatan massal untuk memutuskan transmisi penyakit dan
penatalaksanaan kasus
kronis untuk meringankan beban penderita filariasis kronis.
Filariasis adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit berupa cacing filaria, yang terdiri dari Wuchereria bancroofti, Brugia malayi dan timori. Penyakit ini menginfeksi jaringan limfe 68
(Getah Bening). Filariasis menular melalui gigitan nyamuk yang mengandung cacing filaria dalam tubuhnya. Dalam tubuh manusia, cacing tersebut tumbuh menjadi cacing dewasa dan menetap
dijaringan
limfe
sehingga
menyebabkan
pembengkakan dilengan dan organ genital.
Dalam rangka melaksanakan komitmen Global Eliminasi Limfatik Filariasis di Provinsi Jambi telah dilakukan kegiatan pengobatan massal di 5 (lima) kabupaten endemis Filariasis, yaitu: Kabupaten Muaro Jambi, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Kabupaten Batang Hari serta Kabupaten Merangin. Kabupaten Muara Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur merupakan Pilot Project Pengobatan Massal filariasis yang awal pelaksanaannya dengan kecamatan
sebagai
unit
implementasi
(2
kecamatan
percontohan) yang diharapkan pada tahun ke 5 pengobatan massal sudah mencakup seluruh desa dalam Kabupaten. Kabupaten Tanjab Barat telah selesai melaksanakan pengobatan massal filariasis, sampai saat ini tinggal 4 kabupaten saja yang sedang melaksanakan pengobatan massal filariasis, pengobatan massal filariasis dilakukan selama 5 tahun berturut-turut. Berikut adalah hasil pengobatan massal penyakit Filariasis tahun 2012 - 2014 di 4 kabupaten di Provinsi Jambi.
69
Tabel 3.5 Cakupan Pengobatan Massal Filariasis di Provinsi Jambi Tahun 2012 - 2014
NO 1. 2. 3. 4.
KABUPATEN Kab. Merangin Kab. Tanjab Timur Kab. Batanghari Kab. Muaro Jambi
CAKUPAN PENGOBATAN MASSAL DARI SASARAN (%) 2012 2013 2014 91.89 86.35 89,24 96.99 93.78 95,21 90.15 91.03 83,01 87.58 95.83 --
Sumber : Bidang P2PL, 2014
Dari data diatas terlihat bahwa pengobatan massal penyakit filariasis yang dilakukan di 4 kabupaten endemis termasuk berhasil karena target minimal dalam pengobatan massal filariasis yang ditetapkan WHO adalah minimal 65% dari target sasaran harus tercapai.
***
70
BAB 4 SITUASI UPAYA KESEHATAN
T
ujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, untuk itu dilakukan berbagai upaya
pelayanan kesehatan
masyarakat. Dalam mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan.
Secara umum upaya kesehatan terdiri atas dua unsur utama, yaitu upaya kesehatan, masyarakat, dan upaya kesehatan perorangan. Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah, dan atau masyarakat serta swata, untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan
serta
mencegah
dan
menanggulangi
timbulnya masalah kesehatan di masyarakat.
Upaya kesehatan perorangan adalah setiap kegiatan yang dilakukan pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan. Kesehatan perorangan mencakup upaya-upaya promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan rawat jalan, pengobatan rawat inap, pembatasan, dan pemulihan kecacatan yang ditujukan terhadap perorangan.
71
A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Dengan pemberian pelayanan kesehatan dasar secara cepat dan tepat diharapkan sebagian besar masalah kesehatan masyarakat dapat diatasi. Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi, dan anak balita serta anak prasekolah. Seorang ibu berperan penting dalam pertumbuhan bayi dan perkembangan anak. Gangguan kesehatan yang dialami seorang ibu yang sedang hamil dapat mempengaruhi kesehatan janin dalam kandungannya hingga kelahiran dan masa pertumbuhan anaknya.
Kebijakan tentang kesehatan ibu dan bayi baru lahir secara khusus berhubungan dengan pelayanan antenatal, persalinan, nifas, dan perawatan bayi baru lahir yang diberikan di semua jenis fasilitas pelayanan
kesehatan,
dari
posyandu
sampai
rumah
sakit
pemerintah atau fasilitas pelayanan kesehatan swasta. Dalam pencapaian MDG’s dan tujuan pembangunan kesehatan, peningkatan pelayanan kesehatan ibu diprioritaskan yaitu dengan menurunkan Angka Kematian Ibu menjadi 102 per 100.000 72
Kelahiran Hidup pada tahun 2015 dari 425 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1992 (SKRT). Untuk menurunkan Angka Kematian Ibu diperlukan upaya-upaya terkait seperti; peningkatan akses antenatal (cakupan ibu hamil K1), pelayanan kesehatan ibu hamil sesuai standar (K4), dan Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan.
Upaya untuk mempercepat penurunan AKI telah dimulai sejak akhir tahun 1980-an melalui program Safe Motherhood Initiative yang mendapat perhatian besar dan dukungan dari berbagai pihak baik dalam maupun luar negeri. Pada akhir tahun 1990-an secara konseptual telah diperkenalkan lagi upaya untuk menajamkan strategi dan intervensi dalam menurunkan AKI melalui Making Pregnancy Safer (MPS) yang di canang oleh pemerintah pada tahun 2000. Setelah melewati tahun 2010 dengan berbagai kegiatan yang memicu pemikiran-pemikiran baru tentang kesehatan ibu dan anak maka pada tahun 2011 terjadi perubahan antara lain: Berubahnya pandangan yang selama ini tidak mementingkan pendekatan klinik dan penanganan Rumah Sakit untuk mengurangi angka kematian ibu dan anak. Pendekatan baru menyatakan bahwa pengurangan kematian sebaiknya dilakukan secara integratif antara preventif dan kuratif, tidak bisa dilakukan secara terpisah-pisah. Penanganan perlu dilakukan dengan pendekatan “natural history of disease”.
73
Penanganan Puskesmas dan Rumah Sakit dalam pelayanan KIA akan berada di bawah satu unit yang berdampak pada integrasi lebih baik PONED dan PONEK. Restrukturisasi sangat penting untuk mengurangi fragmentasi pelayanan primer dengan sekunder dan tertier. Peran penyedia pelayanan swasta ditingkatkan secara optimal. Kebijakan mengenai penyebaran tenaga kesehatan yang mencakup sistem kontrak dalam kelompok, dokter plus dalam MDG4 dan MDG5, dan kepemimpinan teknis oleh klinisi. Adanya kebijakan Jaminan Persalinan Nasional (Jampersal) dan BOK Puskesmas.
a. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil (K1 dan K4) Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga
kesehatan
untuk
selama
masa
kehamilannya,
dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang berkompeten yang memberikan pelayanan antenatal kepada ibu hamil antara lain dokter spesial kebidanan, dokter, bidan dan perawat.
Pelayanan kesehatan antenatal yang sesuai standar meliputi timbang berat badan, pungukuran tinggi badan, tekanan darah, nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas), tinggi fundus uteri menentukan presetasi janin dan denyut jantung janin (DJJ), skrining status imunisasi tetanus dan memberikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) bila diperlukan, pemberian tablet zat besi 74
minimal 90 tablet selama kehamilan, test laboratorium (rutin dan khusus), tatalaksana kasus, serta temu wicara (konseling) termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K), serta KB pasca persalinan.
Pelayanan antenatal disebut lengkap apabila dilakukan oleh tenaga kesehatan serta memenuhi standar tersebut. Ditetapkan pula bahwa distribusi frekuensi pelayanan antenatal adalah 4 kali selama masa kehamilan, dengan ketentuan pemberian pelayanan yang dianjurkan yaitu : minimal 1 kali pada triwulan pertama, 1 kali pada trwulan kedua, dan 2 kali pada triwulan ketiga. Standar untuk pelayanan kesehatan antenatal tersebut dianjurkan untuk menjamin perlindungan kepada ibu hamil, berupa deteksi dini faktor resiko dan penanganan komplikasi.
Hasil pencapaian program pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dinilai dengan menggunakan indikator cakupan K1 dan K4 yang di hitung dengan membagi jumlah ibu hamil yang melakukan pemeriksaan antenatal yang pertama kali oleh tenaga kesehatan (untuk menghitung indikator K1) atau ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali sesuai standar oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu (untuk menghitung indikator K4) dengan jumlah sasaran ibu hamil yang ada di wilayah kerja dalam 1 tahun.
75
Gambar 4.1 memperlihatkan cakupan kunjungan K1 dan K4 pada ibu hamil selama enam tahun terakhir. Terlihat bahwa cakupan K1 selama tahun 2007 sampai tahun 2014 terus mengalami peningkatan dari 91,78 % pada tahun 2007 menjadi 98,89 % pada tahun 2014. Sedangkan cakupan K4 sama dengan K1 pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2014 juga cenderung meningkat, pada tahun 2007 dari 82,42 % menjadi 93,39 % pada tahun 2014. Gambar 4.1 Persentase Cakupan Pelayanan Ibu Hamil K1 dan K4 Di Provinsi Jambi Tahun 2007 s/d 2014
91.78
92.18
94.58
95.59
90 88.03 82.42
97.83 92.65
96.93 92.16
97.8 93.16
98.89 93.39
88.1
83.61
70
K1
50 2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
K4 2014
Sumber : Bidang Yankes, 2014
Dari gambar 4.1 dapat dilihat kesenjangan yang terjadi antara cakupan K1 dan K4. Pada tahun 2007 terjadi selisih antara cakupan K1 dan K4 sebesar 9,36 % kemudian pada tahun 2014 kesenjangan atau selisih menjadi lebih kecil yaitu sebesar 5.5%. Kesenjangan cakupan K1 dan K4 menunjukkan angka drop out 76
K1-K4, dengan kata lain kesenjangan K1 dan K4 kecil maka hampir semua ibu hamil yang melakukan kunjungan pertama pelayanan neonatal meneruskan hingga kunjungan keempat pada triwulan 3, sehingga kehamilannya dapat dipantau oleh petugas kesehatan.
Gambar 4.2 Cakupan Pelayanan Ibu Hamil (K1) Per Kabupaten/ Kota Di Provinsi Jambi Tahun 2014 Provinsi
98,89
Kota Jambi
100
Tanjab Timur
100
Bungo
100
Sungai Penuh
99,76
Muaro Jambi
99,63 98,9
Tebo Sarolangun
98,89 98,3
Kerinci Batang hari
98,26
Tanjab Barat
98,09
Merangin
96,1 90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
Sumber : Bidang Yankes, 2014
Gambar 4.2 menyajikan hasil pencapaian cakupan ibu hamil K1 per kabupaten/kota di Provinsi Jambi tahun 2014, yang menunjukkan pencapaian sebesar 98,89 %, yang berarti belum mencapai target K1 Provinsi Jambi tahun 2014 yaitu sebesar 100%. Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Kabupaten Bungo, dan Kota Jambi merupakan kabupaten/kota dengan pencapaian 77
K1
100%.
Sedangkan
Kabupaten
Merangin
(96,10%)
merupakan kabupaten dengan capaian K1 terendah.
Gambar 4.3 Cakupan Pelayanan Ibu Hamil (K4) Per Kabupaten/ Kota Di Provinsi Jambi Tahun 2014 Provinsi
93,39
Sungai Penuh
96,39 95,37
Bungo Sarolangun
95,21
Kota Jambi
95,04
Muaro Jambi
94,58
Batang hari
93,9
Kerinci
93,37
Tanjab Barat
93,3
Tanjab Timur
93,18
Tebo
90,76
Merangin
88,05 82
84
86
88
90
92
94
96
98
Sumber : Bidang Yankes, 2014
Pada tahun 2014, hasil pencapaian indikator pelayanan K4 di Provinsi Jambi sebesar 93,39% yang berarti masih di bawah target yang ditetapkan di Provinsi Jambi yaitu sebesar 95%. Dari kabupaten/ kota yang ada di Provinsi Jambi sebagian kecil kabupaten/kota yang telah mencapai target cakupan K4 yang ditetapkan Provinsi Jambi. Kota Sungai Penuh merupakan kabupaten/ kota dengan capaian K4 tertinggi (96,39%), diikuti Kabupaten Bungo (96,37%) dan Kota Jambi (95,04%). 78
Sedangkan Kabupaten Merangin merupakan kabupaten dengan capaian K4 terendah (88,05%).
Gambar 4.4 Pencapaian Cakupan K4 Ibu Hamil Per Kabupaten/ Kota Di Provinsi Jambi Tahun 2014
Sumber : Bidang Yankes, 2014 (belum selesai)
b. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehtan dengan Kompetensi Kebidanan (Pn) Periode persalinan merupakan salah satu periode yang berkontribusi terhadap Angka Kematian Ibu di Indonesia. Kematian saat bersalin dan 1 minggu pertama diperkirakan 60% dari kematian ibu (Maternal Mortality: who, when, where and why; lancet 2006). Sedangkan dalam target MDG’s salah satu upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan kesehatan ibu 79
adalah menurunkan angka kematian ibu menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 dari 425 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1992 (SKRT) serta meningkat pertolongan persalinan oleh tenaga keseahatan menjadi 90 % pada tahun 2015 dari 40,7% pada tahun 1992 (BPS). Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan.
Gambar 4.5 Persentase Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Di Provinsi Jambi Tahun 2007 s/d 2014 91.1 85.91
90
85.74
90.2
92.3 91.9
86.78
75.94 70
Pn 50
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Sumber : Bidang Yankes, 2014
Gambar 4.5 menggambarkan cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan di Provinsi Jambi dari tahun 2007 sampai 2014 cenderung meningkat. Pada tahun 2014 cakupan pertolongan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan di Provinsi Jambi telah mencapai 91,9 % dengan target sebesar 90%. 80
Dari indikator capaian cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan per kabupaten/kota di Provinsi Jambi tahun 2014, dapat dilihat seperti pada gambar 4.6 bahwa kabupaten/kota hampir semuanya telah melebihi target Provinsi (90%) hanya ada 2 (dua) kabupaten yang belum mencapai target yaitu Kabupaten Merangin dan Tebo.
Gambar 4.6 Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Menurut Kabupaten/ Kota Di Provinsi Jambi Tahun 2014 Provinsi
91,9
Sarolangun
96
Batang hari
95
Bungo
95
Kota Jambi
94
Sungai Penuh
94
Muaro Jambi
93
Tanjab Timur
93
Tanjab Barat
92
Kerinci
92
Merangin
86
Tebo
84 78
80
82
84
86
88
90
92
94
96
98
Sumber : Bidang Yankes, 2014
Pada tahun 2014 masih terdapat dua kabupaten/kota di Provinsi Jambi belum mencapai target cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan sebesar 90% yang terlihat pada gambar 4.6 di atas. Sehingga dalam upaya peningkatan cakupan persalinan perlu dilakukan melalui upaya pelaksanaan program unggulan kesehatan ibu, diantaranya adalah kemitraan bidan 81
dukun, peningkatan persalinan di fasilitas kesehatan melalui jaminan program persalinan, model rumah tunggu di kabupaten/ kota dengan Puskesmas di daerah terpencil guna pencegahan terhadap komplikasi yang terjadi selama persalinan, revitalisasi bidan koordinator melalui pelaksanaan supervisi fasilitatif untuk peningkatan mutu dan kualitas tenaga penolong persalinan, serta peningkatan kualitas suveilans kesehatan ibu pada pelaksanaan Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak.
c. Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas (KF3) Pelayanan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Untuk deteksi dini komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemeriksaan terhadap ibu nifas dengan melakukan kunjungan nifas minimal 3 kali dengan distribusi waktu: 1) kunjungan nifas pertama (KF1) pada 6 jam setelah persalinan sampai 3 hari; 2) kunjungan nifas yang kedua (KF2) dilakukan pada minggu ke-2 setelah persalinan; dan 3) kunjungan nifas yang ke-3 (KF3) dilakukan pada minggu ke-6 setelah persalinan.
Diupayakan
kunjungan
nifas
ini
dilakukan
pada
saat
dilaksanakannya kegiatan di posyandu dan dilakukan secara bersamaan pada kunjungan bayi. Pelayanan ibu nifas yang diberikan meliputi: 1) pemeriksaan tekanan darah nadi, 82
respirasi, dan suhu; 2) pemeriksaan lokhia dan pengeluaran per vaginam lainnya; 3) pemeriksaan payudara dan anjuran ASI eksklusif 6 bulan; 4) pemberian kapsul vitamin A 200.000 IU sebanyak dua kali (2 x 24 jam; dan 5) pelayanan KB pasca persalinan.
Gambar 4.7 berikut ini menyajikan persentase pelayanan ibu nifas menurut kabupaten/kota di Provinsi Jambi tahun 2014.
Gambar 4.7 Persentase Cakupan Pelayanan Ibu Nifas Menurut Kabupaten/ Kota Di Provinsi Jambi Tahun 2014 Provinsi
92,61
Sarolangun
96,3
Batang hari
95,82
Tanjab Timur
95,71
Kota Jambi
93,8
Sungai Penuh
93,8
Muaro Jambi
93,4
Tanjab Barat
92,5
Bungo
92,4
Kerinci
92,4
Tebo
88,6
Merangin
87,5 80
82
84
86
88
90
92
94
96
98
100
Sumber : Bidang Yankes, 2014
Target cakupan kunjungan ibu nifas di Provinsi Jambi tahun 2014 sebesar 90%. Dan Provinsi Jambi telah mencapai target 83
tersebut yaitu sebesar 92,61%. Hasil capaian kunjungan ibu nifas tertinggi adalah Kabupaten Sarolangun dengan capaian sebesar 96,30% jauh melampaui target provinsi,
diikuti
Kabupaten Batanghari (95,82%). Kabupaten dengan cakupan terendah adalah Kabupaten Merangin (87,5%).
d. Penanganan Komplikasi Obstetri dan Neonatal Dalam memberikan pelayanan khususnya oleh tenaga bidan di desa dan Puskesmas, ibu hamil yang memiliki risiko tinggi (risti) dan memerlukan pelayanan kesehatan, karena terbatasnya kemampuan dalam memberikan pelayanan, maka kasus tersebut perlu dilakukan upaya rujukan ke unit pelayanan kesehatan yang memadai.
Risti/komplikasi adalah keadaan penyimpangan dari normal, yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi. Risti/komplikasi kebidanan meliputi Hb < 8 gr% tekanan darah tinggi (sistole > 140 mmHg, diastole > 90 mmHg), oedeme nyata, eklampsia, perdarahan per vaginam, ketuban pecah dini, letak lintang pada usia kehamilan 32 minggu, letak sungsang primigravida, infeksi berat/sepsis, dan persalinan prematur.
84
Gambar 4.8 Persentase Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut Kabupaten/ Kota Di Provinsi Jambi Tahun 2014 Provinsi
84,55
Batang hari
96,95
Tebo
95,57
Merangin
94,45
Tanjab Barat
89,88
Tanjab Timur
88,28
Kota Jambi
82,82
Sarolangun
81,1
Bungo
80,16
Muaro Jambi
75,38
Kerinci
73,08
Sungai Penuh
45,3 0
20
40
60
80
100
120
Sumber : Bidang Yankes, 2014
Gambar 4.9 memperlihatkan cakupan komplikasi kebidanan menurut kabupaten/kota di Provinsi Jambi tahun 2014. Sebagian Kabupaten/kota sudah mencapai target cakupan penanganan komplikasi kebidanan tahun 2014 sebesar 75 %, dan Kabupaten Batanghari merupakan capaian cakupan komplikasi kebidanan tertinggi ( 96,95 %). Kabupaten/ kota terendah adalah Kota Sungai Penuh dengan cakupan hanya 45,30 %.
Neonatus
risti/
komplikasi
meliputi
asfiksia,
tetanus
neonatorium, sipsis, trauma lahir, BBLR (Berat Badan Lahir < 2.500 gram), sindroma ganggguan pernafasan dan kelainan 85
neonatal. Neonatus risti/ komplikasi yang ditangani adalah neonatus risti/ komplikasi yang mendapat pelayanan oleh tenaga kesehatan yang terlatih yaitu dokter dan bidan di polindes, puskesmas, rumah bersalin dan rumah sakit.
Pada tahun 2011 cakupan mencapai 44,52 %, tahun 2012 cakupan penanganan neonatal komplikasi turun menjadi 45,92 % dan pada tahun 2013 meningkat menjadi 58,69 %. Di tahun 2014 cakupan telah mencapai 75,58%, sementara target yang ditetapkan di Provinsi Jambi untuk indikator tersebut yang harus dicapai pada tahun 2014 yaitu sebesar 70 %.
Gambaran cakupan penanganan komplikasi neonatal per kabupaten/ kota dapat dilihat pada Gambar 4.10 berikut ini. Terdapat 8 Kabupaten/kota yang capaian cakupan penanganan neonatal komplikasi melebihi target capaian Provinsi tahun 2014.
Pencapaian cakupan penanganan neonatal komplikasi tertinggi adalah Kabupaten Tanjung Jabung Timur yaitu 86,4 %, sedangkan cakupan yang terendah adalah Kota Sungai Penuh sebesar 23,6 %.
86
Gambar 4.9 Persentase Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatal Menurut Kabupaten/ Kota Di Provinsi Jambi Tahun 2014 Provinsi
75,58
Tanjab Timur
86,4
Bungo
85,7
Batang hari
83,8
Muaro Jambi
83,2
Tanjab Barat
83,2
Sarolangun
80,5
Kota Jambi
80,4
Merangin
73,3 58,6
Tebo Kerinci
42,9 23,6
Sungai Penuh 0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Sumber : Bidang Yankes, 2014
e. Kunjungan Neonatal Kunjungan neonatal adalah kontak neonatal dengan tenaga kesehatan minimal dua kali untuk mendapatkan pelayanan dan pemeriksaan kesehatan neonatal, baik didalam maupun diluar gedung puskesmas, termasuk bidan didesa, polindes dan kunjungan kerumah. Pelayanan tersebut meliputi pelayanan kesehatan neonatal dasar (tindakan resusitasi, pencegahan hipotermia, pemberian ASI dini dan eksklusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, kulit dan pemberian imunisasi); pemberian vitamin K; manajemen Terpadu Balita, Muda (MTBM); dan penyuluhan perawatan neonatus di rumah menggunakan buku KIA. Dalam melaksanakan pelayanan 87
neonatal, petugas kesehatan disamping melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu.
Bayi
umur 0 - 28 hari merupakan golongan umur yang
memiliki resiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi resiko tersebut antara lain dengan melakukan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonatus (0 - 28 hari) minimal tiga kali, yaitu pada 6 jam sampai dengan 48 jam setelah lahir; pada hari 3 sampai dengan 7 hari, dan hari 8 sampai dengan 28 hari. Gambar 4.10 Persentase Cakupan Kunjungan Neonatal (KN1) Menurut Kabupaten/ Kota Di Provinsi Jambi Tahun 2014 Provinsi Jambi
96,5
Sarolangun
103
Sungai Penuh
101,3
Batang hari
97,9
Muaro Jambi
97,9
Kota Jambi
96,9
Tanjab Barat
96,9
Kerinci
96,5
Tebo
96,2
Tanjab Timur
96
Bungo
94,8
Merangin
89 80
85
90
95
100
105
Sumber : Bidang Yankes, 2014
88
Berdasarkan target capaian pelayanan kesehatan bayi menurut laporan rutin tahun 2012 yaitu cakupan kunjungan neonatal pertama (KN1) yang sebesar 94,5 %, sedangkan pada tahun 2014 cakupan kunjungan neonatal pertama (KN1) yang sebesar 96,5 % sementara itu Provinsi Jambi sudah mencapai target yang diharapkan yaitu 95 %. Gambar 4.10 memperlihatkan kunjungan neonatal pertama (KN1) per kabupaten/ kota di Provinsi Jambi tahun 2014.
Dari hasil laporan masing-masing kabupaten/ kota di Provinsi Jambi hampir rata-rata kabupaten/ kota telah mencapai target. Untuk cakupan KN1 tertinggi adalah Kabupaten Sarolangun mencapai 103,0 %. Sedangkan untuk kabupaten/ kota yang terendah adalah Kabupaten Merangin yaitu sebesar 89 %.
f. Pelayanan Kesehatan Pada Bayi Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan kunjungan bayi berumur 29 hari sampai dengan 11 bulan disarana pelayanan kesehatan (polindes, pustu, puskesmas, rumah bersalin dan rumah sakit) maupun dirumah, posyandu, tempat penititipan anak, panti asuhan dan sebagainya melalui kunjungan petugas kesehatan. Setiap bayi memperoleh pelayanan kesehatan minimal 4 kali dalam setahun, yaitu pada umur 29 hari sampai dengan 3 bulan, satu kali pada umur 3 s/d 6 bulan, 1 kali pada umur 6 s/d 9 bulan, dan satu kali pada umur 9 s/d 11 bulan.
89
Pelayanan kesehatan yang di berikan meliputi pemberian imunisasi dasar (BCG, DPT/ HB1 s/d 3, Polio 1 s/d 4, dan Campak), indikator ini mengukur kemampuan manajemen program KIA dalam melindungi bayi sehingga kesehatannya terjamin melalui penyediaan pelayanan kesehatan.
Gambar 4.11 Persentase Cakupan Kunjungan Bayi Menurut Kabupaten/ Kota Di Provinsi Jambi Tahun 2014 93,8
Provinsi Jambi
100,1
Muaro Jambi Tanjab Timur
95,6
Tebo
94,7
Kota Jambi
94,7
Tanjab Barat
94,7
Sungai Penuh
94,1
Merangin
93,4
Bungo
92,7
Batang hari
92,3
Sarolangun
92,1
Kerinci
80 0
20
40
60
80
100
120
Sumber : Bidang Yankes, 2014
90
Pada tahun 2011 cakupan kunjungan bayi adalah 91,22 %, kemudian pada tahun 2012 cakupan kunjungan bayi di Provinsi Jambi yaitu sebesar 90,0 % sedangkan pada tahun 2013 cakupan kunjungan bayi adalah 92,2 % . Di tahun 2014 cakupan kunjungan bayi telah mencapai angka sebesar 93,8 % sementara target yang ditetapkan Provinsi Jambi adalah sebesar 90 %. Kabupaten/ kota yang mencapai target provinsi paling tinggi adalah Kabupaten Muaro Jambi dengan capaian 100,1 % diikuti oleh Kabupaten Tanjung Jabung Timur
dengan capaian
sebesar 95,6 %. Sedangkan kabupaten/ kota dengan cakupan paling rendah adalah Kabupaten Kerinci dengan capaian 80 %.
g. Pelayanan Kesehatan Pada Balita Balita merupakan anak usia 1 - 4 tahun, pelayanan kesehatan pada anak balita meliputi ; pemeriksaan kesehatan anak balita secara berkala; penyuluhan pada orang tua ( kebersihan anak, perawatan gigi, perbaikan gizi/ pola pemberian makan anak, kesehatan lingkungan, pendidikan seksual yang dimulai sejak balita atau sejak anak mengenali identitasnya sebagai laki-laki atau perempuan, perawatan anak saat sakit, dan menjauhkan anak dari bahaya); cara menstimulasi perkembangan anak; imunisasi dan upaya pencegahan penyakit; pemberian vitamin A dimana Kapsul Vit.A berwarna merah diberikan 2 kali dalam setahun; dan identifikasi tanda kelainan dan penyakit yang mungkin timbul pada bayi dan cara menanggulanginya.
91
Gambar 4.12 Persentase Cakupan Kunjungan Balita Menurut Kabupaten/ Kota Di Provinsi Jambi Tahun 2014 77,66
Provinsi Jambi Muaro Jambi
92,09
Sungai Penuh
91,91
Tanjab Barat
87,86
Tanjab Timur
87,64
Sarolangun
83,41
Kota Jambi
83,22
Bungo
82,82 71,97
Kerinci Merangin
69,52
Batang hari
69,09 55,9
Tebo
0
20
40
60
80
100
Sumber : Bidang Yankes, 2014
Pada tahun 2011 cakupan sebesar 71,73 %, di tahun 2012 cakupan sebesar 72,52 %, sedangkan pada tahun 2013 cakupan kesehatan anak balita adalah 76,1 %. Untuk tahun 2014 cakupan kunjungan balita mencapai 77,66% dengan target tahun 2014 sebesar 90 % , yang masih belum tercapai. Cakupan pelayanan kesehatan anak balita per kabupaten/ kota dapat dilihat pada gambar 4.12 dimana kabupaten/ kota yang capaiannya tertinggi adalah Kabupaten Muaro Jambi yaitu sebesar 92,09 %, sedangkan kabupaten paling rendah adalah Kabupaten Tebo yaitu sebesar 55,90 %. 92
h. Pelayanan Kesehatan Pada Siswa SD dan Setingkat Pelayanan kesehatan pada kelompok ini dilakukan dengan pelaksanaan pemantauan dini terhadap tumbuh kembang dan pemantauan kesehatan anak pra sekolah, pemeriksaan anak Sekolah Dasar/ Sederajat, serta pelayanan kesehatan pada anak remaja, baik yang dilakukan oleh tenaga kesehatan maupun peran serta tenaga terlatih lainnya seperti kader kesehatan, guru UKS, dan dokter kecil.
Berbagai data menunjukkan bahwa masalah kesehatan anak usia sekolah semakin kompleks. Pada anak usia sekolah dasar biasanya berkaitan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seperti menggosok gigi dengan baik dan benar, mencuci tangan menggunakan sabun. Beberapa masalah kesehatan yang sering dialami oleh anak usia sekolah adalah karies
gigi,
kecacingan,
kelainan
refleksi/
ketajaman
penglihatan dan masalah gizi.
93
Gambar 4.13 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD Kelas 1 / Setingkat Menurut Kabupaten/ Kota Di Provinsi Jambi Tahun 2014
Provinsi Jambi
95,84
Kota Jambi Sungai Penuh
100
Muaro Jambi
100
Tanjab Timur
100
Tanjab Barat
100
100
Kerinci
99,63
Batanghari
98,65
Tebo Bungo
98,11 96,4
Sarolangun
94,21 76,29
Merangin 0
20
40
60
80
100
120
Sumber : Bidang Yankes, 2014
Terdapat
5
Kabupaten/
kota
dengan
capaian
cakupan
penjaringan murid SD dan setingkat tertinggi yaitu Kota Jambi, Kota Sungai Penuh, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Tanjung Jabung Barat dan Kabupaten Muaro Jambi dengan capaian 100 %, sedangkan kabupaten/ kota dengan capaian terendah adalah Kabupaten Merangin dengan capaian sebesar 76,29 %.
2. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) Menurut hasil penelitian, usia subur wanita biasanya antara 15 - 49 tahun. Oleh karena itu untuk mengatur jumlah kelahiran atau menjarangkan kelahiran, wanita/ pasangan ini lebih diprioritaskan mengguanakan alat/ cara KB. 94
Tingkat pencapaian keluarga berencana dapat dilihat cakupan peserta KB yang sedang/ pernah menggunakan alat kontrasepsi, tempat pelayanan KB, dan jenis kontrasepsi yang digunakan akseptor. Proporsi peserta KB Aktif dan KB Baru menurut jenis kontrasepsi yang digunakan di Provinsi Jambi dapat di lihat pada gambar 4.14 Gambar 4.14 Proporsi Peserta KB Aktif dan KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi Di Provinsi Jambi Tahun 2013 0,2
MOP
0 0,7
MOW
0 9,9
Lainnya
0 11,5
Implan
0,7 4
IUD
2,6 2,3
Kondom
3,7 40,8
Suntik
40,8 30,6
Pil
52,1 0
10
20 Peserta KB Baru
30 40 Peserta KB Aktif
50
60
Sumber : Bidang Yankes, 2013
Proporsi peserta KB Aktif dan KB Baru menurut jenis kontrasepsi yang digunakan di Provinsi Jambi yang terbanyak adalah jenis kontrasepsi Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (Non MKJP) yaitu Suntik lebih dari 40 %, untuk peserta KB Aktif yang mengunkan Suntik yaitu sebesar 40,8 % sedangkan peserta KB Baru sebesar 54,7 %. Jenis kontrasepsi paling sedikit yang 95
digunakan adalah Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) yaitu MOP, untuk peserta KB Aktif sebesar 0,2 %, sedangkan peserta KB Baru sebesar 0,1 %.
Proporsi peserta KB Aktif menurut kabupaten/ kota di Provinsi Jambi tahun 2013, Provinsi Jambi memiliki capaian peserta KB Aktif
sebesar
85,3%.
Kabupaten
Tanjung
Jabung
Timur
merupakan kabupaten dengan capaian peserta KB Aktif tertinggi (110,7 %) diikuti Kota Sungai Penuh dengan capaian peserta KB Aktif sebesar (97,1 %).
Gambar 4.15 Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Kabupaten/ Kota Di Provinsi Jambi Tahun 2014 Provinsi Jambi
76,8
Sungai Penuh
98,1
Tanjab Barat
86,1
Merangin
85,4
Bungo
83,1
Muaro Jambi
81,2
Kota Jambi
80,8
Batanghari
79,6
Kerinci
78
Sarolangun
74,6
Tanjab Timur
64,6
Tebo
40,6 0
20
40
60
80
100
120
Sumber : Bidang Yankes, 2014
96
Capaian terendah proporsi peserta KB Aktif adalah Kabupaten Tebo 40,6% diikuti Kabupaten Tanjung Jabung Timur sebesar 64,6%. Capaian tertinggi adalah Kota Sungai Penuh sebesar 98,1%.
Persentase peserta KB Baru menurut kabupaten/ kota di Provinsi Jambi tahun 2014 terlihat dalam gambar 4.16. Dengan persentase tertinggi di Kabupaten Muaro Jambi yaitu sebesar 80,7 %, diikuti Kabupaten Tanjung Jabung Timur sebesar 48,3 %. Terdapat 4 Kabupaten/kota dengan capaian persentase peserta KB Baru terendah yaitu Kota Sungai Penuh, Kabupaten Batanghari, Kerinci,Sarolangun. Gambar 4.16 Proporsi Peserta KB Baru Menurut Kabupaten/ Kota Di Provinsi Jambi Tahun 2014 Provinsi Jambi
25,1
Muaro Jambi
80,7
Tanjab Timur
48,3
Tebo
43,1
Tanjab Barat
33,9
Bungo
15,2
Merangin
14,4
Kota Jambi
7,5
Sungai Penuh
6
Batanghari
4,8
Kerinci
4
Sarolangun
0 0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Sumber : Bidang Yankes, 2014
97
3. Pelayanan Imunisasi Bayi dan anak-anak memiliki resiko yang lebih tinggi terserang penyakit menular yang dapat mematikan, seperti: Difteri, Tetanus, Hepatitis B, Typhus, Radang selaput otak, Radang paru-paru, dan masih banyak penyakit lainnya. Untuk itu salah satu pencegahan yang terbaik dan sangat vital agar kelompok beresiko ini terlindungi adalah melalui imunisasi.
Pada saat pertama kali kuman (antigen) masuk kedalam tubuh, maka sebagai reaksinya tubuh akan membuat zat anti yang disebut dengan antibodi. Pada umumnya reaksi pertama tubuh untuk membentuk antibodi tidak terlalu kuat, karena tubuh belum mempunyai “pengalaman”. Tetapi pada reaksi yang ke-2, ke-3 dan seterusnya, tubuh sudah mempunyai memori untuk mengenali antigen tersebut sehingga pembentukan antibodi terjadi dalam waktu yang lebih cepat dan dalam jumlah yang lebih banyak. Itulah sebabnya, pada beberapa jenis penyakit yang dianggap berbahaya, dilakukan tindakan imunisasi atau vaksinasi. Hal ini dimaksudkan sebagai tindakan pencegahan agar tubuh tidak terjangkit penyakit tersebut, atru seandainya terkena pun, tidak akan menimbulkan akibat yang vatal.
Imunisasi ada dua macam, yaitu imunisasi aktif dan pasif. Imunisasi aktif adalah pemberian kuman atau kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan untuk merangsang tubuh memproduksi antibodi sendiri. Contohnya adalah imunisasi Polio 98
atau Campak. Sedangkan imunisasi pasif adalah penyuntikan sejumlah
antibodi,
sehingga
kadar
antibodi
dalam
tubuh
meningkat. Contohnya adalah penyuntikan ATS (Anti Tetanus Serum) pada orang yang mengalami kecelakaan. Contoh lain adalah yang terdapat pada bayi yang baru lahir dimana bayi tersebut menerima berbagai jenis antibodi dari ibunya melalui darah plasenta selama masa kandungan, misalnya antibodi terhadap Tetanus dan Campak.
a. Imunisasi Dasar Pada Bayi Program imunisasi dasar lengkap (LIL/Lima Imunisai Dasar Lengkap) pada bayi meliputi : 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis Polio, 4 dosis Hepatitis B, dan 1 dosis Campak.
Diantara penyakit pada balita yang dapat dicegah dengan imunisasi, campak adalah penyebab utama kematian pada balita. Oleh karena itu pencegahan campak merupakan faktor penting dalam mengurangi angka kematian balita. Dari beberapa tujuan yang disepakati dalam pertemuan dunia mengenai anak, salah satunya adalah mempertahankan cakupan imunisasi campak sebesar 90 %.
99
Gambar 4.17 Distribusi Desa/ Keluarahan Universal Child Immunizayion (UCI) per Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014
Sumber : Bidang P2PL, 2014
Dalam upaya untuk mencapai target Desa UCI, Kemenkes RI menetapkan
kebijakan
upaya
percepatan
dengan
Gerakan
Akselerasi Imunisasi Nasional Universal Child Immunization (GAIN-UCI)
2010-2014
di
seluruh
desa/kelurahan
yang
dilaksanakan Pemerintah bersama seluruh lapisan masyarakat. Untuk tahun 2014, target desa UCI sebesar 90% belum bias didapatkan datanya. Pada trisemester akhir biasanya akan dilakukan sweeping untuk melengkapi imunisasi yang kurang, sehingga data real dari desa UCI akan diketahui pada awal tahun 2015. Untuk tahun 2014, data desa UCI dapat dilihat pada gambar 4.18 100
Gambar 4.18 Persentase Cakupan UCI di Tingkat Desa/ Kelurahan Dalam Provinsi Jambi Tahun 2008 s/d 2014 100 94,6 94,9
90 90,7
92,1
88,6 85,88 83,97
80
UCI
70 2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Sumber : Bidang P2PL, 2014
Sebanyak 1461 desa digolongkan UCI dari 1544 desa yang ada pada tahun 2014. Jika berdasarkan indikator bahwa cakupan desa UCI adalah sebesar 95%, maka terdapat dua kabupaten/kota yang tidak UCI, yaitu Kabupaten Merangin dan Kabupaten Tebo. Kabupaten Kerinci tepat berada pada batas target yang diharapkan untuk tahun 2014. Terjadi peningkatan persentase desa UCI pada tahun 2014, namun sayangnya tidak diiukti oleh seluruh kabupaten/kota yang ada, Kabupaten Tebo menurun cukup tajam dari 90% menjadi 76%.
101
b. Imunisasi Pada Ibu Hamil Tetanus disebabkan oleh bakteri yang masuk melalui luka terbuka dan menghasilkan racun yang kemudian menyerang sistem saraf pusat. Tetanus disebabkan oleh toksin yang diproduksi oleh bakteri yang disebut Clostridium tetani. Penderita mengalami kejang otot serta diikuti kesulitan menelan dan bahkan bernafas. Imunisasi Tetanus Toksoid adalah proses untuk membangun kekebalan sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus. Vaksin Tetanus yaitu toksin kuman tetanus yang telah dilemahkan dan kemudian dimurnikan.
Tetanus khususnya beresiko pada bayi-bayi yang dilahirkan dengan bantuan dukun bayi dirumah dengan peralatan yang tidak steril. Mereka juga beresiko ketika alat-alat yang tidak bersih digunakan untuk memotong tali pusar dan olesan-olesan tradisional atau abu digunakan untuk menutup luka bekas potongan.
Maternal
and
Neonatal
Tetanus
Elimination
(MNTE)
merupakan program eliminasi tetanus pada neonatal dan wanita usia subur termasuk ibu hamil. Upaya pencegahan tetanus neonatorum dilakukan dengan memberikan imunisasi TT (Tetanus Toksoid) pada ibu hamil.
Manfaat Imunisasi TT Ibu Hamil adalah melindungi bayi baru lahir dari tetanus neonatorum. Tetanus neonatorum adalah 102
penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus (bayi berusia kurang 1 bulan) yang disebabkan oleh clostridium tetani, yaitu kuman yang mengeluarkan toksin (racun) dan menyerang sistem saraf pusat. Dan melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka. Jumlah dan Dosis Pemberian Imunisasi TT untuk Ibu Hamil diberikan 2 kali, dengan dosis 0,5 cc diinjeksikan intramuskuler/ subkutan dalam.
Imunisasi TT sebaiknya diberikan sebelum kehamilan 8 bulan untuk mendapatkan imunisasi TT lengkap. TT 1 dapat diberikan sejak diketahui positif hamil dimana biasanya diberikan pada kunjungan pertama ibu hamil ke sarana kesehatan Jarak pemberian (interval) imunisasi TT 1 dengan TT 2 minimal 4 minggu. Gambar 4.19 Cakupan TT 2+ Pada Ibu Hamil Di Provinsi Jambi Tahun 2014 Provinsi Jambi
75,5
Tanjab Timur
91,8
Bungo
90,1
Tanjab Barat
86,4
Tebo
85,5
Merangin
84,6
Sungai Penuh
78,9
Kota Jambi
71
Sarolangun
70,3
Muaro Jambi
62,3
Batanghari
57,5
Kerinci -10
55,6 10
30
50
70
90
110
Sumber : Bidang Yankes, 2014
103
Pada tahun 2014 capaian persentase cakupan TT 2+ Provinsi Jambi sebesar 75,5 %. Kabupaten/ kota dengan cakupan ibu hamil yang mendapat imunisasi TT2+ tertinggi adalah Kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan capaian sebesar 91,8 %, di ikuti dengan Kabupaten Bungo sebesar 90,1 % dan terendah adalah Kabupaten Kerinci yaitu 55,6 %, di ikuti Kabupaten Batang Hari 57,5 %. Gambar 4.20 dan lampiran tabel 30 memperlihatkan dari 11 kabupaten/ kota di Provinsi Jambi hanya 5 kabupaten/ kota yang berhasil mencapai cakupan imunisasi TT2+ pada ibu hamil > 80 % yaitu Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Merangin, Tanjung Jabung Timur, Bungo dan Tebo. Sedangkan kabupaten/ kota dengan capaian 60 – 79 % adalah Kota Sungai Penuh, Kabupaten Muaro Jambi, Kota Jambi dan Kabupaten Sarolangun. Kabupaten Batang Hari dan Kerinci memiliki capaian < 60 %.
B. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN Beberapa kegiatan pokok upaya kesehatan perorangan adalah peningkatan pelayanan kesehatan rujukan, pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin dikelas III di rumah sakit, cakupan pelayanan gawat darurat , dan lain-lain. 1. Indikator Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Penilaian tingkat keberhasilan pelayanan di rumah sakit biasanya dilihat dari berbagai segi yaitu tingkat pemanfaatan sarana, mutu dan tingkat efisiensi pelayanan. Beberapa indikator standar terkait dengan pelayanan kesehatan di rumah sakit yang dipantau antara 104
lain pemanfaatan tempat tidur (Bed Occupancy Rate/ BOR), ratarata lama hari perawatan (Length of Stay/ LOS), rata-rata tempat tidur dipakai (Bed Turn Over/ BTO), rata-rata selang waktu pemakaian tempat tidur (Turn of Interval/ TOI), persentase pasien keluar yang meninggal (Gross Death Rate/ GDR), dan persentase pasien keluar yang meninggal ≥ 48 jam perawatan (Net Death Rate/ NDR).
Berdasarkan data Bidang Pelayanan Kesehatan, tingkat pelayanan tempat tidur (BOR) di rumah sakit umum di Provinsi Jambi tahun 2011 sebagian besar belum mencapai angka ideal yang diharapkan (yaitu 60-85%). Beberapa rumah sakit pemerintah yang mencapai BOR diatas 60 % yaitu Rumah Sakit Umum Raden Mattaher sebesar 141,7%, Rumah Sakit Bratanata sebesar 94,8 %, Rumah Sakit St. Theresia sebesar &9,6 % dan Rumah Sakit Umum Daerah H. Hanafie sebesar 66,0 %. Sedangkan BOR tertinggi adalah Rumah Sakit Umum Raden Mattaher sebesar 141,7 % dan RS Bratanata sebesar 94,8 %.
BTO adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode (biasanya satu tahun), berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali. Pada tahun 2011 BTO rumah sakit belum mencapai angka ideal, yaitu hanya sebesar 25 kali. Padahal selama enam tahun sebelumnya BTO di rumah sakit selalu berada pada kisaran 40-50 kali. 105
Tabel 4.1 Indikator Kinerja Pelayanan Rumah Sakit Di Provinsi Jambi Tahun 2014 NO
KODE RS
NAMA RS
1
1571012
RSUD Raden Mattaher Jambi
2
1571036
RS Jiwa Provinsi Jambi
3
1501012
RSUD Mayjend HA Thalib Kerinci
4
1502014
5
PROSENTASE INDIKATOR PELAYANAN BOR
AVLOS
BTO
TOI
NDR
GDR
RATA-RATA KUNJUNGAN
0
0
0
0
0
0
0
113
98
12
-2
1
2
89
79
4
81
1
1
3
35
RSUD Kol.Abundjani Bangko
0
0
0
0
0
0
0
1503036
RSUD Prof.DR K. Quzwain Sarolangun
0
0
0
0
0
0
0
6
1509013
RSUD H.Hanafie Muaro Bungo
62
4
60
2
1
6
30
7
1502013
RSUD Sulthan Thaha Saifuddin Tebo
42
3
34
0
11
18
28
8
1504015
RSUD H.Abdoel Madjid Batoe
65
3
67
2
1
3
84
9
1505016
RSUD Ahmad Ripin Muaro Jambi
24
3
24
12
3
6
22
10
1507010
RSUD Daud Arif Kuala Tungkal
48
3
67
3
5
2
70
11
1506011
RSUD Nurdin Hamzah Muara Sabak
32
2
33
6
1
2
40
12
1571158
RSUD H.Abdul Manap Kota Jambi
43
3
40
5
20
28
136
13
1505027
RSUD Sungai Bahar
24
2
26
11
1
1
99
14
1505028
RSUD Sungai Gelam
5
3
1
40
1
3
11
15
1571034
RS Bhayangkara
37
3
4
5
1
1
0
16
1571023
RS dr.Bratanata
67
3
7
1
1
2
67
17
1571045
RS St.Theresia
78
3
10
87
1
2
240
18
1571147
Siloam Hospital
51
3
61
3
10
17
141
19
1571056
RS Budhi Graha
19
1
16
12
1
1
0
20
1571067
RS Mayang Medical Centre
63
3
5
3
1
1
52
21
1509024
RS Bersaudara Mandiri
20
0
1
5
9
0
22
1571161
RSIA Annisa
23
2
28
-1
1
1
23
23
1571159
RS Islam Arafah
80
3
72
1
6
10
20
24
1571162-S
RS Kambang
1
3
7
1
1
1
49
25
1571164-S
RS Rimbo Medika
23
3
83
2
1
9
10
26
1504017-S
RS Royal Prima
52
5
40
1,2
1
1
99
27
1509016-S
RS Central Medika
58
8
4
6
0
0
18
28
1571163-S
RS Baiturrahim
15
3
15
21
2
3
39
29
1504018-S
RS Mitra Medika Batang Hari
1
2
14
22
0
0
4
30
1571160
RS Bersalin Puri Medika
31
RS Bakti Lestari
32
RS Erni Medika
21
Sumber : Bidang Yankes, 2014
106
LOS adalah rata-rata lama rawat (hari) seorang pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut. Secara umum nilai LOS yang ideal antara 6-9 hari. Tabel 4.1 memperlihatkan rata-rata LOS di Provinsi Jambi masingmasing rumah sakit umum selama tahun 2014 yang berkisar antara 0 – 5 hari dan belum mencapai angka ideal, kecuali Rumah Sakit Central Medika sebesar 8 hari (ideal). Berdasarkan rumah sakit, Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jambi memiliki LOS tertinggi (98 hari) dan RS Bersaudara Mandiri memiliki LOS terendah (0 hari).
Indikator pelayanan rumah sakit yang lain adalah TOI. TOI adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah digunakan sampai saat digunakan kembali (rata-rata lama tempat tidur kosong antar pasien satu dengan pasien berikutnya). Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari. Pada tahun 2014 TOI di rumah sakit berkisar antara -2 – 87 hari.
GDR adalah angka kematian umum untuk setiap 1.000 penderita keluar dari rumah sakit. Pada GDR, tidak melihat berapa lama pasien berada di rumah sakit dari masuk sampai meninggal. Nilai ideal GDR adalah < 45 per 1.000 pasien keluar. Pada tahun 2014 angka GDR di rumah sakit Provinsi Jambi berkisar antara 0 – 28 kematian per 1.000 pasien keluar rumah sakit.
107
NDR adalah angka kematian pasien setelah dirawat ≥ 48 jam per 1.000 pasien keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan di rumah sakit. Asumsinya jika pasien meninggal setelah mendapatkan perawatan 48 jam berarti ada faktor pelayanan rumah sakit yang terlibat dengan kondisi meninggalnya pasien. Namun jika pasien meninggal kurang dari 48 jam masa perawatan, dianggap faktor keterlambatan pasien datang kerumah sakit yang menjadi penyebab utama pasien meninggal. Nilai NDR yang ideal adalah < 25 per 1.000 pasien keluar. NDR pada tahun 2014 berada pada kisaran 0 – 20 per 1.000 pasien keluar. Dengan demikian NDR telah mencapai angka ideal yaitu < 25 per 1.000 pasien keluar.
2. Pelayanan Jaminan Kesehatan Masyarakat Tujuan
penyelenggaraan
Jaminan
Kesehatan
Masyarakat
(Jamkesmas) yaitu untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan hampir miskin agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif dan efisien. Melalui Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat diharapkan dapat menurunkan angka kematian ibu, menurunkan angka kematian bayi dan balita serta menurunkan angka
kelahiran
disamping
dapat
terlayaninya
kasus-kasus
kesehatan bagi masyarakat miskin umumnya. Program ini telah berjalan lima tahun, dan telah memberikan banyak manfaat bagi peningkatan akses pelayanan kesehatan masyarakat miskin dan
108
hampir miskin di puskesmas dan jaringannya serta pelayanan kesehatan rumah sakit. Peserta PBI adalah masyarakat miskin dan tidak mampu. Pada saat diluncurkana dengan nama jamkesmas tahun 2008, Provinsi Jambi mendapat kuota 784.842 jiwa. Pengisian data peserta berdasarkan kuota tersebut, dilakukan pendataan oleh aparatur di Kabupaten Kota, dan berdasarkan data tersebut ditetapkan oleh Bupati dan Walikota. Data kepesertaan ini tetap sampai tahun 2012 sampai keluarnya data yang ditetapkan oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) yang berasal pendataan oleh BPS tahun 2011, dan ditetapkan Kemenkes RI menjadi kepesertaan baru Jamkesmas tahun 2012, yang mana kartunya berlaku pada tahun 2013. Pada tahun 2014 di rubah menjadi PBI (Penerima Bantuan Iuran) seperti tergambar dalam tabel berikut : Tabel 4.2 Gambaran Kepesertaan BPJS Provinsi Jambi Tahun 2014
Sumber : Bidang PKM, 2014
109
Berdasarkan data tahun 2014 jumlah peserta PBI terbanyak berada di Kota Jambi yaitu sebanyak 160.887 orang, dan peserta paling sedikit adalah Kota Sungai Penuh dengan jumlah 17.693 orang. Hal yang sama juga berlaku bagi jumlah peserta Non PBI, yakni Kota Jambi sebagai kabupaten/kota dengan jumlah peserta Non PBI terbanyak sebesar 342, 998 orang dan Kota Sungai Penuh sebesar 27,373. Cakupan kepesertaan JKN yang diselenggarakan BPJS sebanyak 1,343,769 jiwa atau 41,21% dari jumlah penduduk Provinsi Jambi 3,260,511.
Pada Gambar 4.22 dibawah bisa dilihat gambaran kepesertaan Jamkesda Provinsi Jambi berikut dengan jumlah kepesertaan Jamkesda Kabupaten/Kota tahun 2014. Tabel 4.3 Gambaran Kepesertaan Jamkesmasda Provinsi Jambi dan Jamkesda Kabupaten/Kota Tahun 2014
Sumber : Bidang PKM, 2014
110
Dana Penerima Bantuan Iuran (PBI) 005/XII/2014 pada Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) belum dilaksanakan secara optimal divalidasi oleh Kemensos sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2012 menyebabkan tumpang tindihnya kepesertaan PBI di BPJS Kesehatan dengan Jamkesda.
Jamkesda sulit diintegrasikan ke BPJS dan baru bisa dilakukan di 4 kabupaten/kota; Kota Jambi, Sarolangun, Muaro Jambi dan Tebo, sehingga data PBI yang sudah dilaksanakan BPJS masih tetap berasal dari Jamkesmas (2011) yang tahun 2015 dijadikan Kartu Indonesia Sehat (KIS). Integrasi Jamkesda (PBI – APBD) baru mencapai 49,176 jiwa (4 kabupaten/kota).
C. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT Program perbaikan gizi masyarakat secara umum ditujukan untuk meningkatkan kemampuan, kesadaran dan keinginan masyarakat dalam mewujudkan kesehatan yang optimal khususnya pada bidang gizi,
terutama
bagi
golongan
rawan
dan
masyarakat
yang
berpenghasilan rendah baik di desa maupun di kota.
Kegiatan pokok Kementerian Kesehatan dalam mengimplementasikan Perbaikan Gizi Masyarakat meliputi, peningkatan pendidikan gizi, penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), anemia gizi besi, Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY), kurang Vitamin A, dan kekurangan zat gizi lebih, peningkatan surveillance gizi, dan pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi 111
(Perpres, 2007). Adapun sasaran pokok program Perbaikan Gizi Masyarakat yakni menurunnya prevalensi kurang gizi pada balita, terlaksananya penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), anemia gizi besi, Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY), kurang Vitamin
1.
Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Untuk mengatasi masalah anemia kekurangan zat besi pada ibu hamil pemerintah sejak tahun 1970 telah melaksanakan suatu program pemberian tablet zat besi pada ibu hamil di Puskesmas dan Posyandu dengan mendistribusikan tablet tambah darah, dimana 1 tablet berisi 200 mg fero sulfat dan 0,25 mg asam folat (setara dengan 60 mg besi dan 0.25 mg asam folat). Setiap ibu hamil dianjurkan minum tablet tambah darah dengan dosis satu tablet setiap hari selama masa kehamilannya dan empat puluh hari setelah melahirkan.
Anemia merupakan salah satu keadaan kurang gizi dengan keadaan kadar hemoglobin (Hb) di dalam darah lebih rendah dari keadaan normal. Orang yang mempunyai Hb yang rendah, secara fisik belum menunjukkan gejala anemia dan masih terlihat berada dalam keadaan yang relative sehat. Namun makin rendah Hb, menunjukkan makin berat keaadaan anemia yang diderita dan makin rendah pula kemampuan kerja fisiknya.
112
Gambar 4.20 Persentase Ibu Hamil yang Mendapat Tablet Fe Di Provinsi Jambi Tahun 2007 s/d 2014 Fe1; 96,51
Fe1; 94,98
Fe1; 96,08
100
Fe3; 92,77 Fe1; 80 Fe1; 75,67
Fe1; 78,19
Fe1; 86,41 Fe3; 90,23 Fe3; 89,82
Fe1; 72,87
75
Fe3; 91,42 Fe3; 70,9
Fe3; 69,93
Fe3; 73,89
Fe3; 64,85
50
25
Fe1
Fe3
0 2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Sumber : Bidang PKM, 2014
Penanggulangan masalah anemia gizi besi saat ini terfokus pada pemberian tablet tambah darah (Fe) pada ibu hamil. Ibu hamil mendapat tablet tambah darah 90 tablet selama kehamilannya. Cakupan ibu hamil yang mendapatkan tablet tambah darah (Fe) di Provinsi Jambi selama 7 tahun terakhir dapat dilihat pada gambar 4.22 berikut ini.
Cakupan ibu hamil yang mendapatkan tablet tambah darah (Fe) selama tahun 2007 sampai dengan tahun 2014 terlihat ada kecendrungan peningkatan baik cakupan Fe1 dan Fe3. Pada tahun 2007 cakupan Fe1 Provinsi Jambi yaitu sebesar 75,67 % sampai dengan tahun 2014 meningkat menjadi 86,41 %. Sedangkan untuk Fe3 di Provinsi Jambi tahun 2007 yaitu sebesar 69,93 % 113
meningkat menjadi 92,77 % pada tahun 2014. Angka cakupan ini sudah mencapai target indikator yang telah ditetapkan untuk tahun 2014 yaitu sebesar 74%.
Sebaran cakupan pemberian tablet tambah darah (Fe3) pada ibu hamil menurut kabupaten/ kota di Provinsi Jambi pada tahun 2014 dapat dilihat pada gambar 4.24 berikut ini.
Gambar 4.21 Persentase Ibu Hamil Mendapat Tablet Tambah Darah (Fe3) Menurut Kabupaten/ Kota Di Provinsi Jambi Tahun 2014 92,77
Provinsi Jambi
96,39
Sungai Penuh Kota Jambi
94,83
Muaro Jambi
94,58 93,37
Kerinci Tanjab Barat
93,3
Sarolangun
93,26
Bungo
93,2 93,18
Tanjab Timur
92,43
Batanghari Tebo
90,89
Merangin
86,97 82
84
86
88
90
92
94
96
98
Sumber : Bidang PKM, 2014
Kabupaten/ kota dengan cakupan tertinggi adalah Kota Sungai Penuh yaitu sebesar 96,39 %, diikuti oleh Kota Jambi sebesar 94,83 %. Sedangkan cakupan terendah adalah Kabupaten Merangin sebesar 86,97 %. 114
2.
Pemberian Kapsul Vitamin A Pelaksanaan pemberian kapsul vitamin A pada bayi (6-11 bulan) dan balita (12-59 bulan), dilakukan secara serentak dua kali setahun yaitu pada bulan Februari dan Agustus di posyandu atau puskesmas. Untuk bayi diberikan kapsul vitamin A berwarna biru dengan dosis 100.000 SI, sedangkan untuk balita kapsul berwarna merah dengan dosis 200.000 SI. Tujuan pemberian kapsul vitamin A pada balita adalah untuk meningkatkan daya tahan balita terhadap penyakit serta meningkatkan proses penglihatan. Dan juga bertujuan untuk menurunkan angka kematian, dan menghindari masalah kekurangan vitamin A. Kapsul vitamin A dalam dosis tinggi terbukti efektif dalam mengatasi masalah diatas apabila cakupannya tinggi.
Ada berbagai bukti yang menunjukkan peran besar vitamin A dalam menurunkan angka kematian anak. Jadi selain diberikan untuk menghindari kebutaan, maka pemberian vitamin A saat ini juga utamanya dikaitkan dengan masalah kelangsungan hidup anak, berikut kesehatan dan pertumbuhan mereka.
Vitamin A berguna bagi kesehatan mata serta mencegah kebutaan, dan juga untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Anak yang mendapatkan cukup vitamin A, tidak akan terlalu parah kondisinya saat ia terkena diare, campak, atau penyakit lain, sehingga penyakit yang menyerang tersebut tidak akan sampai mengancam jiwanya. Sementara itu pemberian kapsul vitamin A 115
pada ibu nifas, diharapkan dapat dilaksanakan secara terpadu bersama dengan pelayanan kesehatan ibu nifas. Meski demikian, bila ibu nifas belum juga memperoleh kapsul vitamin A, maka vitamin ini masih bisa diberikan diluar pelayanan tersebut.
Gambar 4.22 Persentase Bayi, Balita dan Ibu Nifas Mendapat Vitamin A Menurut Kabupaten/ Kota Di Provinsi Jambi Tahun 2014 92,73 88,1 90,24 88,59 98,84 99,8 95,84 97,75 98,75 96,31 96,15 97,1 93,37 95,01 95,01 92,52 90,94 94,95 97,07 92,75 93,53 92,43 81,47 89,97 93,07 89,53 89,14 93,78 84,24 85,54 87,32
Provinsi Jambi
Tebo
Batanghari
Sarolangun
Muaro Jambi
Tanjab Barat
Tanjab Timur
Kerinci
Bungo
Kota Jambi
Merangin
Bufas Balita Bayi
65,45 76,2 93,8 84,18
Sungai Penuh 40,69
0
20
40
60
80
100
120
Sumber : Bidang PKM, 2014
116
Pada tahun 2014 di Provinsi Jambi dengan jumlah 11 kabupaten/ kota terdapat sasaran bayi sebanyak 40.131, namun hanya sebanyak 36.216 bayi berumur 6 – 11 bulan yang mendapat vitamin A sehingga persentasenya mencapai 90,24 % dari sasaran bayi yang ada. Jumlah anak balita sebanyak 317.396 dengan anak yang mendapatkan vitamin A sebanyak 279.641, dan persentasenya mencapai 88,10 %. Ada sebanyak 76.110 ibu nifas dan yang mendapat vitamin A adalah 70.578 orang hingga persentasenya mencapai 92,73 %.
3.
Cakupan Konsumsi Garam Beryodium Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) merupakan sekumpulan gejala yang muncul akibat kurangnya unsur Iodium secara terus menerus dalam jangka waktu lama pada tubuh seseorang. Kekurangan Iodium saat ini tidak terbatas hanya pada gondok dan kretinisme, melainkan juga berpengaruh pada kualitas sumber daya manusia dalam arti luas. Mulai dari masalah tumbuh
kembang,
termasuk
perkembangan
otak
yang
menyebabkan terjadinya penurunan potensi tingkat kecerdasan (Intelligence Quotient = IQ). Pemantauan GAKY dilakukan melalui Ekspresi Yodium dalam Urine (EYU) sebagai cerminan mengenai
asupan
yodium
serta
cajupan
rumah
tangga
mengonsumsi garam beryodium.
Permasalahan mengenai masih rendahnya cakupan konsumsi garam beryodium dimasyarakat disebabkan antara lain, belum 117
optimalnya pemberdayaan masyarakat juga kampanye untuk menkonsumsi garam beryodium, dan ditambah dengan regulasi yang belum memadai. Masalah lain yang juga muncul adalah belum teraturnya pelaksanaan pemantauan garam beryodium dimasyarakat secara terus menerus.
Gambar 4.23 Persentase Rumah Tangga yang Mengkonsumsi Garam Beryodium Menurut Kabupaten/ Kota Di Provinsi Jambi Tahun 2014 Provinsi Jambi
99,04
Muaro Jambi
99,97
Kota Jambi
99,94
Tanjab Timur
99,78
Tanjab Barat
99,6
Batang Hari
99,47
Merangin
98,75
Sarolangun
98,56
Kerinci
98,25
Tebo
97,87
Sungai Penuh
97,85
Bungo
96,5
97,7
97
97,5
98
98,5
99
99,5
100
100,5
Sumber : Bidang PKM, 2014
118
Pada gambar 4.26 dapat dilihat cakupan garam beryodium yang cukup tinggi untuk tingkat rumah tangga adalah Kabupaten Muaro Jambi sebesar 99,97 % dan Kota Jambi sebesar 99,94 % dan terendah di Kabupaten Bungo sebesar 97.70 %. Bisa dilihat untuk angka Provinsi pada tahun 2014 sebesar 99,04 % , sementara tahun 2013 adalah sebesar 97.93 % sedangkan tahun 2012 sebesar 99,10 % dan tahun 2011 adalah sebesar 97,80 %.
4.
Cakupan Pemberian ASI Eksklusif Pedoman internasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahan hidup bayi, pertumbuhan, dan perkembangannya. ASI memberi semua energi dan gizi (nutrisi) yang dibutuhkan bayi selama 6 bulan pertama hidupnya. Pemberian ASI eksklusif mengurangi tingkat kematian bayi yang disebabkan berbagai penyakit yang umum menimpa anak-anak seperti diare dan radang paru, serta mempercepat pemulihan bila sakit dan membantu menjarangkan kelahiran.
Cara pemberian makanan pada bayi yang baik dan benar adalah menyusui bayi secara eksklusif sejak lahir sampai dengan umur 6 bulan dan meneruskan menyusui anak sampai umur 24 bulan. Mulai umur 6 bulan, bayi mendapat makanan pendamping ASI yang bergizi sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembangnya.
119
Gambar 4.24 Persentase Bayi yang Diberikan ASI Eksklusif Menurut Kabupaten/ Kota Di Provinsi Jambi Tahun 2014 73,62
Provinsi Jambi Merangin
81,65
Muaro Jambi
81,53
Sarolangun
81,09 78,21
Tanjab Barat Batanghari
75,08
Sungai Penuh
69,01
Tanjab Timur
68,19
Kerinci
67,6
Kota Jambi
64,61 60,66
Tebo Bungo
55,77 0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Sumber : Bidang PKM, 2014
Cakupan pemberian ASI Eksklusif di Provinsi Jambi Tahun 2014 sebesar 73,62 %. Cakupan ini masih jauh di bawah target pencapaian pemberian ASI Eksklusif Nasional yaitu 80 %. Untuk pemberian ASI Eksklusif tertinggi adalah Kabupaten Merangin sebesar 81,65 % dan yang terendah adalah Kabupaten Bungo sebesar 55,77 %.
5.
Cakupan Penimbangan Balita di Posyandu (D/S) Cakupan penimbangan balita di posyandu (D/S) merupakan indikator yang berkaitan dengan cakupan pelayanan gizi pada balita, cakupan pelayanan kesehatan dasar khususnya imunisasi 120
serta prevalensi gizi kurang. Semakin tinggi cakupan D/S, semakin tinggi cakupan vitamin A, semakin tinggi cakupan imunisasi dan semakin rendah prevalensi gizi kurang.
Gambar 4.25 Persentase Kunjungan Balita yang Ditimbang di Posyandu (D/S) Menurut Kabupaten/ Kota Di Provinsi Jambi Tahun 2014 76,63
Provinsi Jambi Sarolangun
96,65
Muaro Jambi
90,43
Tanjab Barat
85,71
Sungai Penuh
84,14
Batanghari
81,63
Tanjab Timur
80,92
Bungo
80,53
Merangin
68,38
Kerinci
67,41
Tebo
65,87
Kota Jambi
65,12 0
20
40
60
80
100
120
Sumber : Bidang PKM, 2014
Berdasarkan laporan dari kabupaten/ kota di Provinsi Jambi tahun 2014 cakupan penimbangan balita di posyandu sebesar 76,63 %. Cakupan penimbangan balita di posyandu menurut kabupaten/ kota tahun 2014 dapat dilihat pada gambar 4.28. Masalah yang berhubungan dengan kunjungan posyandu antara lain:
dana
operasional
serta
sarana
prasarana
untuk
menggerakkan kegiatan posyandu; tingkat pengetahuan kader 121
berikut kecakapan petugas dalam pemantauan pertumbuhan dan konseling; tingkat pemahaman keluarga dan masyarakat akan manfaat posyandu; dan pelaksanaan pembinaan kader.
D. PELAYANAN KESEHATAN DALAM SITUASI BENCANA Bisa dikatakan bahwa ada dua kategori bencana di Indonesia yaitu bencana lingkungan hidup dan bencana alam. Bencana lingkungan hidup terjadi akibat dari kerusakan lingkungan seperti banjir, tanah longsor, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, kecelakaan industri, tumpahan minyak dilaut; sementara bencana alam terjadi sebagai akibat dari aktivitas lapisan/ kerak bumi/ fenomena alam seperti gempa bumi, gelombang tsunami, letusan gunung berapi, badai atau angin ribut yang kejadiannya sulit diprediksi.
Kejadian bencana umumnya mempunyai dampak yang merugikan, seperti rusak/ hancurnya sarana dan prasarana fisik maupun permukiman, terhambatnya roda perekonomian bahkan jatuhnya korban jiwa baik cedera maupun meninggal dunia, serta arus pengungsian penduduk. Kejadian bencana ada yang dapat dicegah namun ada pula yang tidak mungkin dihilangkan sama sekali, dengan kata lain, hanya pengurangan dampak yang dapat dilakukan. Semakin berkurangnya dampak bencana, semakin kecil pula risiko krisis kesehatan yang akan muncul.
122
Berdasarkan data kejadian bencana yang ada di Provinsi Jambi terdapat 8 (delapan) jenis bencana, antara lain sebagai berikut : Jenis dan Ancaman Bencana yang ada di Provinsi Jambi 1. Banjir / Banjir Bandang 2. Kebakaran (Lahan, Hutan, Rumah) 3. Angin Putting Beliung (Angin Kencang) 4. Longsor 5. Konflik 6. Gempa Bumi 7. Letusan Gunung 8. Kabut Asap Sumber: BPBD Prov. Jambi 2011
Berikut ditampilkan persentase bencana yang terjadi pada tahun 2014 seperti yang disajikan pada gambar 4.26. Kebakaran rumah merupakan bencana tersering yang terjadi di Provinsi Jambi, diikuti dengan banjir, kabut asap, dan kebakaran hutan/lahan. Gambar 4.26 Persentase Kejadian Krisis Kesehatan Akibat Bencana di Provinsi Jambi Tahun 2010 s/d 2014
Sumber : Bidang P2PL, 2014
123
Tabel 4.4 Kejadian Krisis Kesehatan Akibat Bencana Tahun 2010 – 2014 No
Kejadian Bencana
1. Banjir 2. Kebakaran Rumah 3. Kabut Asap 4. Kebakaran Lahan 5. Puting Beliung 6. Tanah Longsor 7. Banjir Bandang Jumlah
2010
2011
Tahun 2012 2013
8 kali -
3 kali 3 kali 1 kali 1 kali 1 kali 9 kali
2 kali 6 kali 6 kali 2 kali 1 kali 15 kali
1 kali 1 kali 10 kali
8 kali 5 kali 3 kali 1 kali 17 kali
2014 8 kab/kota 5 kab/kota 11 kab/kota 2 kab/kota 4 kab/kota 1 kab/kota 31 kali
Total Kumulatif 24 kali 15 kali 20 kali 9 kali 10 kali 3 kali 3 kali
84 kali
Sumber : Bidang P2PL, 2014
***
124
BAB 5 SUMBER DAYA KESEHATAN
S
umber daya kesehatan merupakan salah satu faktor pendukung dalam penyediaan pelayanan kesehatan yang berkualitas, dengan
harapan bisa memperbaiki derajat kesehatan masyarakat. Pada bab ini, sumber daya kesehatan diulas dengan memaparkan gambaran keadaan sarana kesehatan, tenaga kesehatan, dan pembiayaan kesehatan.
A. SARANA KESEHATAN Sarana kesehatan yang disajikan meliputi: puskesmas, rumah sakit (rumah sakit umum dan rumah sakit khusus), sarana Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM), sarana produksi dan distribusi kefarmasian dan alat kesehatan, serta institusi pendidikan tenaga kesehatan.
1. Puskesmas Pusat Kesehatan Masyarakat atau yang biasa dikenal dengan Puskesmas merupakan salah satu unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/ kota. Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan tingkat pertama dan terdepan dalam sistem pelayanan kesehatan, harus melakukan upaya kesehatan wajib (basic six) dan beberapa upaya kesehatan pilihan yang disesuaikan dengan kondisi, kebutuhan, tuntutan, kemampuan dan inovasi serta kebijakan pemerintah daerah setempat. Puskesmas memiliki fungsi 125
sebagai : 1) pusat pembangunan berwawasan kesehatan; 2) pusat pemberdayaan
masyarakat;
3)
pusat
pelayanan
kesehatan
masyarakat primer; dan 4) pusat pelayanan kesehatan perorangan primer.
Jumlah puskesmas di Provinsi Jambi sampai dengan tahun 2014 jumlah puskesmas di Provinsi Jambi sudah mencapai 186 unit, yang saat dirinci akan menunjukkan bahwa jumlah puskesmas perawatan sebanyak 75 unit, sementara puskesmas non perawatan sendiri berjumlah 111 unit. Tahun 2013 jumlah puskesmas di Provinsi Jambi sudah sebanyak 182 unit, dengan jumlah puskesmas perawatan sebanyak 75 unit dan puskesmas nonperawatan sebanyak 107 unit.
Untuk meningkatkan jangkauan pelayanan puskesmas terhadap masyarakat diwilayah kerjanya, puskesmas didukung oleh sarana pelayanan kesehatan berupa puskesmas keliling dan puskesmas pembantu. Untuk mengetahui rasio puskesmas terhadap penduduk dari tahun 2005 s/d tahun 2013 dapat dilihat pada gambar 5.1 dibawah ini.
126
Gambar 5.1 Rasio Puskesmas Per 100.000 Penduduk Di Provinsi Jambi Tahun 2005 s/d 2014
Per 100.000 Penduduk
10 8 6
5.12
5.22
5.4
5.67
5.75
5.56
5.49
5.45
5.5 5.5
4 2 Rasio Pusk 0 2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Tahun
Sumber : Bidang Bindasigun, 2014
Salah
satu
indikator
yang
digunakan
untuk
mengetahui
keterjangkauan penduduk terhadap puskesmas adalah rasio puskesmas per 100.000 penduduk. Pada kurun waktu 2005 s/d 2014 rasio puskemas per 100.000 penduduk di Provinsi Jambi adalah dari 5,12 menjadi 5,50 per 100.000 penduduk. Di tahun 2014 jumlah puskesmas keliling di Provinsi Jambi sebanyak 282 unit, dengan jumlah puskesmas pembantu mencapai 1,101 unit, sehingga total jumlah puskesmas keliling dan puskesmas pembantu di Provinsi Jambi adalah berjumlah 1,383 unit. Rasio puskesmas per 100.000 penduduk di Provinsi Jambi pada tahun 2014 sudah mencapai angka 5,5 per 100.000 penduduk.
127
Gambar 5.2 Rasio Puskesmas per 100.000 penduduk Menurut Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014
Sumber : Bidang Bindasigun, 2014
Rasio Puskesmas per 100.000 penduduk menurut kabupaten/ kota menunjukkan bahwa rasio tertinggi pada tahun 2014 adalah Kota Sungai Penuh yaitu sebesar 8,1 per 100.000 penduduk, sedangkan rasio terkecil adalah Kota Jambi yaitu sebesar 3,5 per 100.000 penduduk.
2. Rumah Sakit Ruang lingkup pembangunan kesehatan selain merupakan upaya promotif dan preventif, juga meliputi pembangunan kesehatan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif. Rumah sakit merupakan pelayanan kesehatan pada masyarakat yang bergerak dalam lingkup kegiatan kuratif dan rehabilitatif. Rumah sakit juga berfungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan rujukan.
128
Pada tahun 2013 jumlah rumah sakit di Provinsi Jambi sudah sebanyak 30 unit, dengan klasifikasi jumlah rumag sakit pemerintah sebanyak 14 unit, rumah sakit TNI/Polri sebanyak 2 unit dan rumah sakit swasta sebanyak 14 unit. Tahun 2014 Provinsi Jambi sudah memiliki rumah sakit sebanyak 32 unit, dengan rincian yaitu; rumah sakit pemerintah sebanyak 14 unit, rumah sakit TNI/Polri sebanyak 2 unit dan rumah sakit swasta sebanyak 16 unit.
Gambar 5.3 Persentase Kepemilikan Rumah Sakit di Provinsi Jambi Tahun 2014
Swasta, 50%
Pemerintah, 44%
TNI/ Polri, 6%
Sumber : Bidang Yankes, 2014
Jumlah tempat tidur pada suatu rumah sakit dapat digunakan untuk menggambarkan kemampuan rumah sakit dimaksud dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Di Provinsi Jambi tahun 2014 jumlah tempat tidur berjumlah sebanyak 2.954 tempat tidur. Adapun jumlah tempat tidur tahun 2013 terbanyak masih dimiliki oleh RSU Raden Mattaher Jambi dengan 321 129
tempat tidur diikuti oleh Rumah Sakit Jiwa dengan 270 tempat tidur. Sedangkan jumlah tempat tidur paling sedikit terdapat di Rumah Sakit Bersalin Puri Medika dengan hanya 12 tempat tidur.
3. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat Upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat dilakukan dengan menerapkan berbagai pendekatan, termasuk dengan melibatkan masyarakat sesuai dengan potensi yang mereka miliki. Pendekatan dimaksud bisa dilihat dalam pengembangan sarana Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM). UKBM antara lain terdiri dari Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) di Desa Siaga, Tanaman Obat Keluarga (Toga), dan Pos Obat Desa (POD).
Salah satu jenis UKBM yang sudah lama dikembangkan dan sangat dikenal baik oleh masyarakat adalah posyandu. Dalam menjalankan fungsinya, posyandu diharapkan dapat melaksanakan 5 program prioritas yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, imunisasi, dan penanggulangan diare.. Dalam rangka menilai kinerja dan perkembangannya, posyandu diklasifikasikan menjadi
empat tingkatan
yakni, Posyandu
Pratama, Posyandu Madya, Posyandu Purnama dan Posyandu Mandiri.
Di tahun 2013 Provinsi Jambi terdapat 3.332 Posyandu aktif, dimana angka tersebut didapat dari penjumlahan semua posyandu 130
aktif di Provinsi Jambi yaitu 459 Posyandu Pratama, 1474 Posyandu Madya, 1098 Posyandu Purnama, dan 301 Posyandu Mandiri. Sedangkan pada tahun 2014 jumlah posyandu aktif di Provinsi Jambi turun menjadi 1.393 posyandu dengan rincian sebagai berikut; 427 Posyandu Pratama, 1413 Posyandu Madya, 1087 Posyandu Purnama, dan 306 Posyandu Mandiri.
Jumlah Posyandu Pratama di tahun 2013 berkurang di tahun 2014, yakni dari 459 menjadi 427 posyandu, namun jumlah Posyandu Mandiri naik di tahun 2013 menjadi 306 posyandu. Informasi selengkapnya mengenai keadaan posyandu di tiap kabupaten/kota dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 5.4 Persentase Posyandu Aktif Menurut Kabupaten/ Kota Di Provinsi Jambi Tahun 2014 Provinsi Jambi
43.5
Batanghari
62.8
Sarolangun
51
Kota Jambi
48.42
Muaro Jambi
48.4
Tebo
46.36
Tanjab Barat
40.5
Merangin
37.78
Kerinci
34.72 31.47
Tanjab Timur Bungo
26.73
Sungai Penuh
12.5 0
10
20
30
40
50
60
70
Sumber : Bidang PKM, 2014
131
Poskesdes merupakan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat yang dibentuk didesa sebagai upaya untuk mempermudah akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dengan mendekatkan penyediaan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa. Kegiatan utama poskesdes yaitu pengamatan dan kewaspadaan dini (surveilans perilaku beresiko, lingkungan dan masalah kesehatan lainnya),
penanganan
kegawatdaruratan
kesehatan
dan
kesiapsiagaan terhadap bencana serta pelayanan kesehatan. Pelayanan yang diberikan poskesdes juga mencakup tempat pertolongan persalinan dan pelayanan KIA. Poskesdes merupakan salah satu indikator sebuah desa untuk disebut desa siaga. Untuk tahun 2013 Provinsi Jambi sudah memiliki 614 Poskesdes dan 1.548 Desa Siaga. Di tahun 2014 jumlah Poskesdes meningkat menjadi 636 poskesdes dan jumlah desa siaga turun menjadi 1.288 Desa Siaga.
4. Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan a. Jumlah, Jenis dan Persebaran Institusi Pembangunan kesehatan berkelanjutan membutuhkan tenaga kesehatan yang memadai baik dari segi jumlah maupun kualitas. Untuk menghasilkan tenaga kesehatan yang berkualitas tentu saja dibutuhkan proses pendidikan yang berkualitas pula. Kementrian Kesehatan merupakan institusi dari sektor pemerintah yang berperan didalam penyedian tenaga kesehatan yang berkualitas tersebut. Dalam penyelenggaraan tenaga kesehatan jenjang pendidikan menengah dan Diploma (D-III) yang berada dibawah 132
pembinaan
Kementrian
Kesehatan
dikelompokkan
dalam
Politeknik Kesehatan (milik Kemenkes) dan Non Poltekkes (milik swasta,TNI/ POLRI dan Pemda). Pada tahun 2013 dan 2014 jumlah institusi Diknakes di Provinsi Jambi sebanyak 16 institusi, yang terdiri dari 4 jurusan/ program studi di Poltekes dan 12 institusi Non poltekkes.
Gambar 5.5 Jumlah Program Studi Pada Institusi Poltekes dan Non Poltekes Di Provinsi Jambi tahun 2014 8 7
Poltekes
Non Poltekes
6 6
4
2 1
1
1
1
1
1
0 Keperawatan
Kebidanan
Kesling
Kesehatan Gigi
Analis Kes
Farmasi
Sumber : Bidang Bindasigun, 2014
Gambar menunjukkan jumlah program pada institusi Diknakes non poltekkes; untuk prodi keperawatan terdiri dari keperawatan, kebidanan, kesehatan lingkungan dan kesehatan gigi.
133
b. Akreditasi Institusi Dengan banyaknya institusi pendidikan tenaga kesehatan yang ada saat ini, Kementrian Kesehatan berusaha melakukan upaya untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan. Akreditasi merupakan salah satu upaya pembinaan yang dilakukan terhadap institusiinstitusi pendidikan kesehatan yang ada, selain itu juga untuk melihat kualitas dari masing-masing institusi.
Akreditasi dilaksanakan bagi institusi yang telah menjalankan perkuliahan sampai dengan semester V (lima), dan institusi lama yang telah habis masa berlaku akreditasinya. Pada tahun 2007 , institusi Diknakes milik Kemenkes mengalami perubahan status kelembagaan dari Akdemi menjadi Poltekkes. Untuk melihat perubahan-perubahan yang terjadi pada Poltekkes, mulai tahun 2004 Pusdiknakes melakukan akreditasi terhadap jurusan / program studi poltekkes yang ada.
B. TENAGA KESEHATAN Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan dibidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Pada 2013 Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDM-Kesehatan) yang bekerja pada unit kerja/ unit pelayanan kesehatan dalam wilayah administratif Provinsi Jambi berjumlah : 12.499 orang, 134
terdiri dari 10.087 orang memiliki latar belakang pendidikan formal kesehatan dan 2.412 orang memiliki latar belakang pendidikan formal non-kesehatan.
Untuk tahun 2014 jumlah
Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDM-Kesehatan) yang bekerja pada unit kerja/ unit pelayanan kesehatan dalam wilayah administratif Provinsi Jambi adalah : 14.419 orang, terdiri dari 11.729 orang memiliki latar belakang pendidikan formal kesehatan dan 2.690 orang memiliki latar belakang pendidikan formal nonkesehatan. Gambar 5.6 Proporsi SDM Kesehatan Menurut Latar Belakang Pendidikan Di Provinsi Jambi Tahun 2014
Non Kesehatan, 17.26% Kesehatan, 82.74%
Sumber : Bidang Bindasigun, 2014
1. Jumlah dan Rasio Tenaga Kesehatan Salah satu unsur yang berperan dalam percepatan pembangunan kesehatan adalah tenaga kesehatan
yang bertugas di sarana
pelayanan kesehatan dimasyarakat. Menurut pendataan Bidang Evaluasi dan Pengendalian, jumlah tenaga medis di Kabupaten/ 135
Kota dan Provinsi Jambi tahun 2014 sebanyak 1.115 orang terdiri dari dokter spesialis sebanyak 283 orang, dokter umum sebanyak 658 dan dokter gigi sebanyak 174 orang.
Rasio dokter umum
terhadap 100.000 penduduk adalah sebesar 19,6 per 100.000 penduduk di kabupaten/ kota. Tahun 2013 dokter spesialis berjumlah 312 orang dengan rasio sebesar 9,43 per 100.000 penduduk di kabupaten/ Kota. Rasio dokter gigi tahun 2013 adalah sebesar 4,53 per 100.0000 penduduk.
Adapun Rasio dokter umum terhadap jumlah penduduk menurut kabupaten/ kota dapat dilihat pada gambar 5.7 Gambar 5.7 Rasio Dokter Umum Terhadap 100.000 Penduduk Di Provinsi Jambi Tahun 2014 Provinsi Jambi
19.6
Tanjab Timur
13.6
Sungai Penuh
12.7
Batanghari
11
Tanjab Barat
9.88
Kota Jambi
9.1
Kerinci
9
Sarolangun
9 7
Merangin Tebo
6.1
Bungo
5.9 3.8
Muaro Jambi 0
5
10
15
20
25
Sumber : Bidang Bindasigun, 2014
136
Pada tahun 2014 jumlah dokter umum yang ada diPuskesmas per kabupaten/ kota berjumlah sebanyak 664 orang. Apabila dilihat dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rasio dokter umum terhadap 100.000 penduduk yang ada di Kabupaten Kota tertinggi adalah di Kota Jambi (47,25 per 100.000 penduduk), sedangkan yang terendah adalah di Kabupaten Tebo (9,02 per 100.000 penduduk). Adapun rasio dokter umum untuk Provinsi Jambi sebesar 20,07 per 100.000 penduduk.
Jumlah tenaga dokter gigi dipuskesmas di kabupaten/kota pada tahun 2014 sebanyak 174 orang dengan rasio sebesar 5,2 per 100.000 penduduk. Kabupaten/ kota dengan rasio tertinggi adalah Tanjab Timur dengan rasio sebesar 13,6 per 100.000 penduduk, sedangkan terendah adalah Kabupaten Muaro Jambi 3,8 dengan rasio 2,99 per 100.000 penduduk.
Terdapat 3.432 bidan dikabupaten/ kota dalam Provinsi Jambi pada tahun 2014 dengan rasio sebesar 102,6 per 100.000 penduduk. Kabupaten/ kota dengan rasio tertinggi terdapat pada Kabupaten Tanjab Barat dengan rasio 157,4 per 100.000 penduduk dan yang terendah adalah Kota Sungai Penuh dengan rasio 42,9 per 100.000 penduduk.
Sementara itu jumlah perawat di Provinsi Jambi tahun 2014 adalah 4.367 orang dengan rasio sebesar 130,6 terhadap 100.000 penduduk, Kabupaten/ kota dengan rasio tertinggi terdapat pada 137
Tanjab Timur dengan rasio 118,3 per 100.000 penduduk dan yang terendah adalah Kabupaten Kota Jambi dengan rasio 29,3 per 100.000 penduduk. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada lampiran tabel 74 s/d 78.
2. Persebaran Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan Sumber Daya Manusia Kesehatan di Provinsi Jambi terdiri dari SDM Kesehatan yang bertugas di unit kesehatan (sarana pelayanan dan non pelayanan) diprovinsi dan kabupaten/ kota, dengan status kepegawaian PNS, CPNS, PTT, TNI/ POLRI dan swasta. SDM Kesehatan tersebut bekerja di Dinas Kesehatan Provinsi dan unit pelaksana teknis (UPT), Dinas Kabupaten/Kota dan UPT, rumah sakit/ Poliklinik dan sarana kesehatan lainnya milik pemerintah pusat, pemerintah daerah, swasta dan TNI/ POLRI.
Dari data yang diterima tahun 2013 terdapat sebanyak 14.419 orang bekerja pada sektor kesehatan yang terdiri dari 11.729 orang tenaga kesehatan dan 2.690 orang tenaga non kesehatan. Tenaga kesehatan terdiri dari 1.330 orang tenaga medis, 4.753 orang tenaga keperawatan, 2.876 orang tenaga bidan, 726 orang tenaga kefarmasian, 721 orang tenaga kesehatan masyarakat, 232 orang tenaga gizi, 70 orang tenaga keterapian fisik, 566 orang keteknisan medis. Sementara itu tahun 2014 terdapat sebanyak 14.337 orang bekerja pada sektor kesehatan yang terdiri dari 11.863 orang tenaga kesehatan dan 2.474 orang tenaga non kesehatan. Tenaga kesehatan terdiri dari 1.121 orang tenaga medis, 4.748 orang 138
tenaga keperawatan, 3.433 orang tenaga bidan, 664 orang tenaga kefarmasian, 1.066 orang tenaga kesehatan masyarakat, 234 orang tenaga gizi, 61 orang tenaga keterapian fisik, 536 orang keteknisan medis.
Puskesmas merupakan ujung tombak dalam pelayanan kesehatan masyarakat, kinerjanya sangat dipengaruhi ketersediaan sumber daya manusia yang dimiliki, terutama ketersedian tenaga kesehatan. Pada tahun 2014 terdapat 5.684 orang yang bertugas di puskesmas dengan rincian 5.382 orang tenaga kesehatan dan 302 orang tenaga non kesehatan. Dari seluruh jumlah tenaga kesehatan, dokter umum yang bertugas di puskesmas sebanyak 658 orang, bila dibandingkan
jumlah
puskesmas
yang
terdata
tenaganya
(186puskesmas) dengan jumlah dokter, maka rasio dokter umum adalah 20,07 dokter umum per puskesmas. Jumlah dokter gigi di Puskesmas
pada
tahun
2014
sebanyak
174
orang,
bila
dibandingkan dengan seluruh puskesmas maka dapat diartikan bahwa belum seluruh puskesmas memiliki dokter gigi.
Rasio
dokter gigi terhadap puskesmas yaitu 5,2 per puskesmas.
139
C. PEMBIAYAAN KESEHATAN Salah satu komponen sumber daya yang diperlukan dalam menjalankan
pembangunan
kesehatan
adalah
pembiayaan
kesehatan. Pembiayaan kesehatan bersumber dari pemerintah dan pembiayaan yang bersumber dari masyarakat. 1. Anggaran Kesehatan Provinsi Anggaran Kesehatan APBD Provinsi Jambi dibagi berdasarkan program/ kegiatan kesehatan yang terdiridari Dinas Kesehatan Provinsi, Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Jiwa. Program/ kegiatan yang bersifat promotif yaitu promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat diberikan pada Dinas Kesehatan. Sedangkan program/ kegiatan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif diberikan pada Rumah Sakit.
Tabel 5.1 Alokasi Anggaran Kesehatan Sumber Dana APBD dan APBN Provinsi Jambi Tahun 2014 No 1. 2. a. b. c.
Sumber Dana Total APBN Provinsi Total APBD Provinsi APBD Dinkes Provinsi APBD RSU Provinsi APBD RSJ Provinsi Jumlah Dana Kesehatan
Alokasi Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
21.413.345.000. 36.446.850.809,6. 36.446.850.809,6. 199.862.159.008,48. 30.687.259.600,62. 266.996.269.417,11.
Sumber : Subbag Program & Evdal Prov. Jambi, 2014 dan Official Website Prov Jambi
Untuk tahun 2014 dana yang tersedia berjumlah sebesar Rp. 266.996.269.417,11. yang terdiri dari dana APBN sebesar Rp. 21.413.345.000 dan APBD sebesar Rp. 36.446.850.809,6. 140
Selain anggaran bersumber dari APBD Provinsi, anggaran kesehatan juga bersumber dari APBN dalam bentuk dana dekonsentrasi, DAK, dan BOK. Informasi selengkapnya tentang alokasi anggaran kesehatan di Provinsi Jambi tahun 2014 terdapat pada lampiran tabel 82 .
Gambar 5.8 Alokasi Anggaran Kesehatan Di Provinsi Jambi Tahun 2014
APBN, 37.01% APBD Prov, 62.99%
Sumber ; Bidang Bindasigun, 2014 dan Official Website Prov Jambi
2. Pembiayaan Jaminan Kesehatan Masyarakat Menurut data tahun 2013 hanya 42 % penduduk yang tercakup oleh jaminan pembiayaan/ asuransi kesehatan. Persentase penduduk yang memiliki jaminan pembiayaan oleh program jaminan pembiayaan/ asuransi disajikan pada gambar 5.9 menurut sumber pembiayaan sampai tahun 2014.
141
Gambar 5.9 Persentase Yang Dilindungi Jaminan Kesehatan Masyarakat/ Asuransi Kesehatan Di Provinsi Jambi Tahun 2014
Mandiri 9.07% Askes 17.45%
Jamkesda 9.49% Jamkesda 0.00%
TNI 0.77%
Polri 0.73%
PBI 62.49%
Askes
TNI
Polri
Jamkesda
Jamkesda
Mandiri
PBI
Sumber ; Bidang PKM, 2014
Pada tahun 2014 terdapat 186 unit Puskesmas di Provinsi Jambi melayani Jamkesmas. Untuk pelayanan kesehatan rujukan tersedia
32
Rumah
Sakit
yang
persentase terbesarnya
merupakan rumah sakit umum dan khusus milik pemerintah sebanyak 736.292 orang rawat jalan dan 127.846 rawat inap secara keseluruhan peserta jamkesmas dilayani oleh rumah sakit pemerintah. Gambar 5.10 menunjukkan cakupan pemberi pelayanan kesehatan rujukan peserta jamkesmas di Provinsi Jambi tahun 2014. 142
Gambar 5.10 Cakupan Layanan Kesehatan Rujukan Rawat Inap dan Rawat Jalan Peserta Jamkesmas Menurut Kabupaten/ Kota Di Provinsi Jambi Tahun 2014 1
Provinsi Jambi
3.33 1.7
Kota Jambi Kerinci
4.33 2.1
3.22
0.9
Tanjab Barat
2.86 1.6 1.62 1.9 1.55
Sarolangun Bungo 1.3 1.3
Merangin Batanghari
0.7 0.3
Tanjab Timur
0.2
Tebo Muaro Jambi
1.14
0.81 0.55
R Inap
0.3 0.31
R Jalan
0 0
Sungai Penuh 0
1
2
3
4
5
Sumber : Bidang PKM, 2014
Sementara di tahun 2014 terdapat sekitar 44,1% penduduk yang tercakup oleh jaminan pembiayaan/ asuransi kesehatan. Data mengenai persentase penduduk
yang
memiliki
jaminan
pembiayaan/ asuransi kesehatan menurut kabupaten/ kota untuk tahun 2014 terdapat pada Lampiran tabel 55.
Peserta
Jamkesmas
mendapatkan
pelayanan
kesehatan
komprehensif dan berjenjang dari pelayanan kesehatan dasar di puskesmas dan jaringannya hingga pelayanan kesehatan rujukan di Rumah Sakit. Dalam upaya meningkatkan keterjangkauan masyarakat miskin dan hampir miskin terhadap pelayanan kesehatan, pemerintah 143
melalui Kementrian Kesehatan dan beberapa pemerintah daerah telah memberikan jaminan pelayanan kesehatan secara gratis di puskesmas dan kelas III di rumah sakit bagi peserta Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).
***
144
BAB 6 KESIMPULAN Provinsi Jambi berada di Pulau Sumatera yang memiliki luas wilayah 50.160,05 km2 terdiri dari 11 kabupaten/kota dengan jumlah penduduk 3.344.421 jiwa. Persebaran penduduk Provinsi Jambi masih terpusat di Kota Jambi yaitu sebesar 16,98 persen, Kabupaten Muaro Jambi, Kabupaten Merangin dan Kabupaten Bungo dengan sebaran penduduk berkisar antara 10 – 12 persen, sedangkan kabupaten lainnya dengan persebaran penduduk kurang dari 10 persen. Kependudukan merupakan faktor yang sangat strategis dalam kerangka
pembangunan
nasional,
antara
lain
adalah:
(1)
Kependudukan, atau dalam hal ini adalah penduduk merupakan pusat dari seluruh kebijaksanaan dan program pembangunan yang dilakukan. Sebagai subyek pembangunan maka penduduk harus dibina dan
dikembangkan
sehingga
mampu
menjadi
penggerak
pembangunan. Sebaliknya, pembangunan juga harus dapat dinikmati oleh penduduk yang bersangkutan, (2) Keadaan dan kondisi kependudukan
yang
ada
sangat
mempengaruhi
dinamika
pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah. Jumlah penduduk yang besar jika diikuti dengan kualitas penduduk yang memadai akan merupakan pendorong bagi pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya jumlah penduduk yang besar jika diikuti dengan tingkat kualitas yang rendah, menjadikan penduduk tersebut sebagai beban bagi pembangunan, (3) Dampak perubahan dinamika kependudukan baru akan terasa dalam jangka yang panjang. Karena dampaknya baru terasa dalam jangka 145
waktu yang panjang, sering kali peranan penting penduduk dalam pembangunan terabaikan. Sebagai contoh, beberapa ahli kesehatan memperkirakan bahwa krisis ekonomi dewasa ini akan memberikan dampak negatif terhadap kesehatan seseorang selama 25 tahun kedepan atau satu generasi. Keberhasilan penduduk dalam mencapai kualitas hidup merupakan indikator penting Indeks Pembangunan Manusia (IPM), juga sebagai data strategis karena dapat mengukur kinerja pemerintah serta sebagai salah satu penentuan Dana Alokasi Umum (DAU). Saai ini IPM dihitung dengan metode baru dengan komponen
angka
harapan hidup saat lahir, angka harapan sekolah dan rata-rata lama sekolah, serta Produk Nasional Bruto (PNB) menggantikan Produk Domestik Bruto (PDB) karena lebih menggambarkan pendapatan masyarakat pada suatu wilayah.
Pada penghitungan IPM dengan
metode baru, terjadi peningkatan IPM di Provinsi Jambi sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. Derajat kesehatan masyarakat banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, bukan hanya dilakukan oleh sektor kesehatan saja seperti pelayanan kesehatan, sarana, dan prasarana namun juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi, lingkungan sosial, keturunan, dan faktor lainnya. Faktor-faktor ini juga mempengaruhi kejadian morbiditas, mortalitas dan status gizi masyarakat. Mortalitas atau kematian merupakan angka kematian yang terjadi pada kurun waktu tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu, dapat berupa penyakit maupun sebab lainnya. Beberapa
146
angka kematian yaitu kematian bayi, kematian balita, dan kematian ibu. Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR) dapat didefenisikan sebagai banyaknya bayi meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun yang di nyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Angka kematian bayi merupakan indikator yang
biasa
digunakan
untuk
menentukan
derajat
kesehatan
masyarakat, baik pada tingkat provinsi maupun nasional. Secara nasional berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) yang dilakukan lima tahun sekali terjadi penurunan AKB sejak tahun 1991 sebesar 68 per 1 000 kelahiran hidup menjadi 32 per 1 000 kelahiran hidup hasil SDKI terakhir tahun 2012, begitupun dengan AKB Provinsi Jambi menunjukkan kecenderungan penurunan sejak tahun 1991 sebesar 74 per 1000 kelahiran hidup menjadi 34 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2012. Beberapa faktor yang dapat menurunkan AKB diantaranya pemerataan pelayanan kesehatan dan fasilitas kesehatan. Angka Kematian Balita (AKABA) adalah jumlah anak yang meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun yang dinyatakan sebagai angka per 1.000 kelahiran hidup. Pada periode tahun tertentu. AKABA mempersentasekan peluang terjadinya kematian pada fase antara kelahiran dan sebelum umur 5 tahun. Angka Kematian Balita secara nasional berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) terjadi penurunan sejak tahun 1991 sebesar 97 per 1 000 kelahiran hidup menjadi 40 per 1 000 kelahiran hidup hasil SDKI terakhir tahun 2012, begitupun dengan AKABA Provinsi Jambi 147
menunjukkan kecenderungan penurunan sejak tahun 1991 sebesar 102 per 1000 kelahiran hidup menjadi 36 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2012, angka ini sudah di bawah angka nasional. Sedangkan Angka Kematian Ibu (AKI) atau Maternal Mortality Rate (MMR) adalah jumlah kematian ibu akibat proses kelahiran, persalinan, dan pasca persalinan per 100.000 kelahiran hidup pada masa tertentu. atau angka pengukuran risiko kematian wanita yang berkaitan dengan peristiwa kehamilan. Kematian ibu adalah kematian wanita dalam masa kehamilan, persalinan dan dalam masa 42 hari (6 minggu) setelah berakhirnya kehamilan tanpa memandang usia kehamilan maupun tempat melekatnya janin, oleh sebab apapun yang berkaitan dengan atau diperberat oleh kehamilan atau pengelolaannya, bukan akibat kecelakaan. Angka Kematian Ibu secara nasional berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) menunjukkan kecenderungan menurun, pada tahun 1994 sebesar 390 per 100 000 kelahiran hidup menjadi 228 per 100 000 kelahiran hidup pada tahun 2007, tetapi terjadi peningkatan menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup dari hasil SDKI terakhir tahun 2012. AKI di Provinsi Jambi
terjadi penurunan sejak tahun 2012, berdasarkan hasil
penghitungan proyeksi 110 per 100 000 kelahiran hidup menjadi 75 per 100 000 kelahiran hidup pada tahun 2014. Morbiditas dapat diartikan sebagai angka kesakitan, baik insiden
maupun
prevalen
dari
suatu
penyakit.
Morbiditas
menggambarkan kejadian penyakit pada kurun waktu tertentu. Pola sepuluh penyakit terbesar di Provinsi Jambi sejak kurun tiga tahun terakhir sejak tahun 2012 cenderung sama yaitu penyakit infeksi akut 148
lain saluran pernafasan, untuk tahun 2014 penyakit ini sebanyak 34,14% kasus di Puskesmas Provinsi Jambi. Upaya yang dilakukan dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dilakukan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan. Secara umum upaya kesehatan terdiri atas dua unsur utama, yaitu upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan. Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah, dan atau masyarakat serta swata untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di masyarakat. Sedangkan upaya kesehatan perorangan adalah setiap kegiatan yang dilakukan pemerintah dan atau masyarakat serta swasta untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan. Kesehatan perorangan mencakup upaya-upaya promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan rawat jalan, pengobatan rawat inap, pembatasan, dan pemulihan kecacatan yang ditujukan terhadap perorangan. Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan berupa pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), pelayanan Keluarga Berencana (KB), dan pelayanan imunisasi,.
149
Pelayanan kesehatan ibu dan anak
adalah upaya di bidang
kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi, dan anak balita serta anak prasekolah. Seorang ibu berperan penting dalam pertumbuhan bayi dan perkembangan anak. Gangguan kesehatan yang dialami seorang ibu yang sedang hamil dapat mempengaruhi kesehatan janin dalam kandungannya hingga kelahiran dan masa pertumbuhan anaknya. Adapun
upaya
yang
dilakukan
berupa
pelayanan
antenatal,
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan, pelayanan kesehatan ibu nifas, penanganan komplikasi obstetric dan neonatal, kunjungan neonatal, pelayanan kesehatan bayi, pelayanan kesehatan balita, dan pelayanan kesehatan pada siswa SD setingkat. Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan kepada ibu hamil antara lain dokter spesial kebidanan, dokter, bidan dan perawat. Hasil pencapaian program kesehatan ibu hamil dapat dinilai dengan menggunakan indikator cakupan K1 dan K4. Cakupan K1 dan K4 di Provinsi Jambi mengalami peningkatan sejak tahun 2007 sampai dengan 2014. Cakupan K1 meningkat dari 91,78% pada tahun 2007 menjadi 98,89% pada tahun 2014, sedangkan cakupan K4 meningkat dari 82,42% meningkat menjadi 93,39% pada tahun 2014. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Provinsi Jambi mengalami peningkatan sejak tahun 2007 dari 75,94% menjadi 91,9% pada tahun 2014, cakupan pelayanan ibu nifas di Provinsi Jambi tahun 2014 telah 150
mencapai target yang ditetapkan yaitu sebesar 92,61% (target 90%), pun cakupan penanganan komplikasi kebidanan di Provinsi Jambi tahun 2014 telah mencapai target sebesar 84,55% (target 75%), kunjungan neonatal pertama (KN1) di Provinsi Jambi tahun 2014 juga telah mencapai target yang ditetapkan yaitu sebesar 96,5% (target 95%). Untuk pelayanan kesehatan bayi di Provinsi Jambi tahun 2014 juga telah memenuhi target yaitu sebesar 93,8% (target 90%), sedangkan cakupan kunjungan balita di Provinsi Jambi tahun 2014 belum memenuhi target yang ditetapkan yaitu sebesar 77,88% (target 90%), dan pelayanan kesehatan siswa SD setingkat di Provinsi Jambi tahun 2014 sebesar 95,84%. Pelayanan keluarga berencana dapat dilihat dari cakupan peserta KB yang sedang/ pernah menggunakan alat kontrasepsi, tempat pelayanan KB, dan jenis kontrasepsi yang digunakan akseptor. Untuk pelayanan imunisasi, dilakukan pelayanan imunisasi dasar pada bayi yang meliputi satu dosis BCG, tiga dosis DPT, empat dosis Polio, empat dosis Hepatitis, dan satu dosis Campak. Serta pelayanan imunisasi yang diberikan pada ibu hamil. Dalam memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas, salah satu faktor pendukungnya adalah sumber daya kesehatan. Sumber daya kesehatan dapat digambarkan dengan keadaan sarana kesehatan, tenaga kesehatan, dan pembiayaan kesehatan. Sarana kesehatan meliputi puskesmas, rumah sakit, sarana upaya kesehatan bersumber daya masyarakat, sarana produksi dan diatribusi kefarmasian dan alat kesehatan, serta institusi pendidikan kesehatan. 151
Sedangkan tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Pembiayaan kesehatan sendiri merupakan salah satu komponen sumber daya yang diperlukan dalam pembangunan kesehatan. Pembiayaan kesehatan disini bersumber dari pemerintah dan pembiayaan yang bersumber dari masyarakat. Pembiayaan yang bersumber masyarakat, misalnya pembiayaan jaminan kesehatan masyarakat. Di Provinsi Jambi menurut data tahun 2013 hanya 42% penduduk tercakup oleh jaminan pembiayaan/ asuransi kesehatan, dan tahun 2014 meningkat menjadi 44,1% penduduk yang dijamin pembiayaan/ asuransi kesehatannya. Peserta
Jamkesmas
mendapatkan
pelayanan
kesehatan
komprehensif dan berjenjang dari pelayanan kesehatan dasar di puskesmas dan jaringannya hingga pelayanan kesehatan rujukan di Rumah Sakit. Dalam upaya meningkatkan keterjangkauan masyarakat miskin dan hampir miskin terhadap pelayanan kesehatan, pemerintah melalui Kementrian Kesehatan dan beberapa pemerintah daerah telah memberikan jaminan pelayanan kesehatan secara gratis di puskesmas dan kelas III di rumah sakit bagi peserta Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).
*** 152
TABEL 1 LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAMBI TAHUN 2014
NO 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
KABUPATEN/KOTA 2
KERINCI MERANGIN SAROLANGUN BATANGHARI MUARO JAMBI TANJAB TIMUR TANJAB BARAT TEBO BUNGO KOTA JAMBI KOTA SUNGAI PENUH
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: - BPS Provinsi Jambi
LUAS WILAYAH (km 2) 3
JUMLAH DESA 4
KELURAHAN
DESA + KELURAHAN
5
6
JUMLAH PENDUDUK
JUMLAH RUMAH TANGGA
RATA-RATA JIWA/RUMAH TANGGA
KEPADATAN PENDUDUK per km 2
7
8
9
10
3.355,27 7.679,00 6.184,00 5.804,00 5.326,00 5.445,00 4.649,85 6.461,00 4.659,00 205,43 391,50
285 207 149 100 150 73 114 107 141 0 65
2 10 9 13 5 20 20 5 12 62 4
287 217 158 113 155 93 134 112 153 62 69
234.003 360.187 272.203 257.201 388.323 212.084 304.899 324.919 336.320 568.062 86.220
68.069 91.015 65.506 62.678 96.903 52.858 76.444 80.242 81.986 134.700 22.628
3,44 3,96 4,16 4,10 4,01 4,01 3,99 4,05 4,10 4,22 3,81
69,74 46,91 44,02 44,31 72,91 38,95 65,57 50,29 72,19 2765,23 220,23
50.160,05
1391
162
1553
3.344.421
833.029
4,01
66,67
TABEL 2 JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR PROVINSI JAMBI TAHUN 2014
NO
KELOMPOK UMUR (TAHUN)
1
2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
0-4 5-9 10 - 14 15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 - 59 60 - 64 65 - 69 70 - 74 75+
JUMLAH
JUMLAH PENDUDUK LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI+PEREMPUAN
RASIO JENIS KELAMIN
3
4
5
6
165.044 162.704 157.547 152.084 154.187 152.674 147.987 140.997 122.013 100.678 82.492 64.111 43.179 26.541 17.764 16.744
158.916 157.952 154.370 147.224 148.056 144.907 144.873 134.600 113.920 94.354 77.007 57.911 38.198 25.977 18.633 20.777
323.960 320.656 311.917 299.308 302.243 297.581 292.860 275.597 235.933 195.032 159.499 122.022 81.377 52.518 36.397 37.521
103,86 103,01 102,06 103,30 104,14 105,36 102,15 104,75 107,10 106,70 107,12 110,71 113,04 102,17 95,34 80,59
1.706.746
1.637.675
3.344.421
104,22
ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO) Sumber: BPS Provinsi Jambi
48
TABEL 3 PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF DAN IJAZAH TERTINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMIN PROVINSI JAMBI TAHUN 2014 JUMLAH NO
VARIABEL
1
2
PERSENTASE
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI+ PEREMPUAN
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI+ PEREMPUAN
3
4
5
6
7
8
1
PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS
1.378.998
1.320.807
2.699.805
2
PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF
1.305.828
1.193.923
2.499.751
94,69
90,39
92,59
3
PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN: a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD
221.154
237.829
458.983
16,04
18,01
17,00
b. SD/MI
389.975
280.619
670.594
28,28
21,25
24,84
c. SMP/ MTs
278.919
246.160
525.079
20,23
18,64
19,45
d. SMA/ MA
273.124
213.834
486.958
19,81
16,19
18,04
e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
68.383
45.560
113.943
4,96
3,45
4,22
f. DIPLOMA I/DIPLOMA II
7.319
10.527
17.846
0,53
0,80
0,66
g. AKADEMI/DIPLOMA III
11.670
19.637
31.307
0,85
1,49
1,16
h. UNIVERSITAS/DIPLOMA IV
53.839
49.761
i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR)
4.896
2.868
103.600 7.764
3,90 0,36
3,77 0,22
3,84 0,29
Sumber: BPS Provinsi Jambi
TABEL 4 JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS PROVINSI JAMBI TAHUN 2014 JUMLAH KELAHIRAN NO
KABUPATEN/KOTA
1
2
NAMA PUSKESMAS
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI + PEREMPUAN
HIDUP
MATI
HIDUP + MATI
HIDUP
MATI
HIDUP + MATI
HIDUP
MATI
HIDUP + MATI
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
KERINCI
18
2.110
10
2.120
2.131
9
2.140
4.241
19
4.260
2
MERANGIN
22
3.860
35
3.895
3.671
13
3.684
7.531
48
7.579
3
SAROLANGUN
15
2.875
19
2.894
2.751
6
2.757
5.626
25
5.651
4
BATANGHARI
17
2.747
28
2.775
2.618
22
2.640
5.365
50
5.415
5
MUARO JAMBI
19
4.436
11
4.447
4.079
15
4.094
8.515
26
8.541
6
TANJAB TIMUR
17
1.950
10
1.960
1.867
10
1.877
3.817
20
3.837
7
TANJAB BARAT
16
3.530
17
3.547
3.341
4
3.345
6.871
21
6.892
8
TEBO
17
3.474
26
3.500
3.217
20
3.237
6.691
46
6.737
9
BUNGO
18
3.433
14
3.447
3.193
10
3.203
6.626
24
6.650
10 KOTA JAMBI
20
6.019
5
6.024
7.060
4
7.064
13.079
9
13.088
11 KOTA SUNGAI PENUH
7
917
2
919
944
1
945
1.861
3
1.864
35.351
177
35.528
34.872
114
34.986
70.223
291
70.514
JUMLAH (KAB/KOTA)
186
ANGKA LAHIR MATI PER 1.000 KELAHIRAN (DILAPORKAN)
5,0
3,3
Sumber: Bidang Bina Pelayanan Kesehatan Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi
4,1
TABEL 5 JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI JAMBI TAHUN 2014 JUMLAH KEMATIAN NO
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
KABUPATEN/KOTA
LAKI - LAKI
PUSKESMAS
2
KERINCI MERANGIN SAROLANGUN BATANGHARI MUARO JAMBI TANJAB TIMUR TANJAB BARAT TEBO BUNGO KOTA JAMBI KOTA SUNGAI PENUH
JUMLAH (KAB/KOTA)
PEREMPUAN
LAKI - LAKI + PEREMPUAN
NEONATAL
BAYIa
ANAK BALITA
BALITA
NEONATAL
BAYIa
ANAK BALITA
BALITA
NEONATAL
BAYIa
ANAK BALITA
BALITA
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
18 22 15 17 19 17 16 17 18 20 7
24
3 10 4 3 0 7 0 2 4 7 0
11 4 4 9 16 3 12 4 12 9 1
186
178
40
85
ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN)
3 31 22 11 16 13 18 6 17 14 6
9 2 3 4
3
2 2 6 0
2 1
31 5
1 2 0
9 1
0
1
1 1 1 2 1 3 1 2 2 2 2
2 1 2 3
14 2
12 0
Sumber: Bidang Bina Pelayanan Kesehatan Keterangan : - Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKN/AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi
0
1 1 1 2 1 5 2 2 4 5 2
35 35 26 20 32 16 30 10 29 23 7
3 10 2 3 1 7 1 4 4 8 2
1 1 3 2 0 5 1 0 4 4 0
4 11 5 5 1 12 2 4 8 12 2
26
263
45
21
66
1
4
1
0
1
TABEL 6 JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI JAMBI TAHUN 2014 KEMATIAN IBU NO
KABUPATEN/KOTA
PUSKESMAS
JUMLAH LAHIR HIDUP
1
2
3
4
JUMLAH KEMATIAN IBU HAMIL < 20 20-34 ≥35 tahun JUMLAH tahun tahun 5
6
7
8
JUMLAH KEMATIAN IBU BERSALIN < 20 20-34 ≥35 tahun JUMLAH tahun tahun 9
10
1
KERINCI
18
4.241
0
3
2
MERANGIN
22
7.531
0
4
3
SAROLANGUN
15
5.626
0
4
BATANGHARI
17
5.365
5
MUARO JAMBI
19
6
TANJAB TIMUR
7
12
13
14
15
3 1
5
3
16
17
18
19
20
0
0
3
0
3
3
0
7
1
8
1
2
3
0
5
4
0
1
1
1
1
0
2
0
2
8.515
0
1
1
2
2
0
3
0
3
17
3.817
0
5
5
0
0
5
0
5
TANJAB BARAT
16
6.871
0
2
2
4
1
1
0
3
2
5
8
TEBO
17
6.691
0
1
0
1
1
3
2
2
0
4
9
BUNGO
18
6.626
1
1
1
1
3
3
0
5
0
5
10 KOTA JAMBI
20
13.079
3
3
2
2
4
4
0
9
0
9
11 KOTA SUNGAI PENUH
7
1.861
0
2
2
2
2
0
4
0
4
186
70.223
20
4
46
3
53
0
4
0
4
1
ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN) Sumber: Bidang Bina Pelayanan Kesehatan Keterangan: - Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas - Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi
25
3
29
1
JUMLAH KEMATIAN IBU < 20 20-34 ≥35 tahun JUMLAH tahun tahun
3
JUMLAH (KAB/KOTA)
1
11
JUMLAH KEMATIAN IBU NIFAS < 20 20-34 ≥35 tahun JUMLAH tahun tahun
2
3
17
0
75
TABEL 7 KASUS BARU TB BTA+, SELURUH KASUS TB, KASUS TB PADA ANAK, DAN CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER 100.000 PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI JAMBI TAHUN 2014
NO
KABUPATEN/KOTA
1
2
JUMLAH PENDUDUK
PUSKESMAS
3
JUMLAH KASUS BARU TB BTA+ L
P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
L+P 11
L
JUMLAH SELURUH KASUS TB P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
12
13
14
15
KASUS TB ANAK 0-14 TAHUN L+P 16
JUMLAH
%
17
18
1
KERINCI
18
234.003
94
56,63
72
43,37
166
96
55,81
76
44,19
172
4
2,33
2
MERANGIN
22
360.187
173
63
101
36,86
274
190
63
113
37,29
303
7
2,31
3
SAROLANGUN
15
272.203
211
62
127
37,57
338
215
62
131
37,86
346
5
1,45
4
BATANGHARI
17
257.201
136
57
101
42,62
237
176
58
128
42,11
304
22
7,24
5
MUARO JAMBI
19
388.323
207
60
136
39,65
343
232
59
160
40,82
392
19
4,85
6
TANJAB TIMUR
17
212.084
166
63
98
37,12
264
184
65
101
35,44
285
6
2,11
7
TANJAB BARAT
16
304.899
182
62
110
37,67
292
191
61
124
39,37
315
3
0,95
8
TEBO
17
324.919
212
65
112
34,57
324
236
65
125
34,63
361
6
1,66
9
BUNGO
18
336.320
262
57
200
43,29
462
293
58
215
42,32
508
13
2,56
10 KOTA JAMBI
20
568.062
404
68
189
31,87
593
531
94
32
5,68
563
63
11,19
11 KOTA SUNGAI PENUH
7
86.220
45
62
28
38,36
73
58
100
0,00
58
4
6,90
3.344.421
2.092
62
1.274
38
3.366
2.402
67
33
3.607
152
4
JUMLAH (KAB/KOTA)
186
CNR KASUS BARU TB BTA+ PER 100.000 PENDUDUK CNR SELURUH KASUS TB PER 100.000 PENDUDUK Sumber: Bidang Bina P2PL
0
0
1.205
100,65 107,85
TABEL 8 JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI JAMBI TAHUN 2014 TB PARU NO
KABUPATEN/KOTA
PUSKESMAS
1
2
3
SUSPEK L
P
L+P
L
P
L+P
L
% BTA (+) TERHADAP SUSPEK P
4
5
6
7
8
9
10
11
BTA (+)
L+P 12
1
KERINCI
18
1.477
94
73
167
11,31
2
MERANGIN
22
1.870
175
102
277
14,81
3
SAROLANGUN
15
2.772
211
127
338
12,19
4
BATANGHARI
17
2.243
140
102
242
10,79
5
MUARO JAMBI
19
3.635
208
138
346
9,52
6
TANJAB TIMUR
17
3.197
168
98
266
8,32
7
TANJAB BARAT
16
2.322
184
124
308
13,26
8
TEBO
17
1.985
215
114
329
16,57
9
BUNGO
18
4.149
626
200
826
19,91
10 KOTA JAMBI
20
6.237
423
197
620
9,94
11 KOTA SUNGAI PENUH
7
644
47
28
75
11,65
30.531
2.491
1.303
3.794
12,43
JUMLAH (KAB/KOTA)
186
0
0
Sumber: Bidang Bina P2PL Keterangan: Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan, rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll
TABEL 9 ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP TB PARU BTA+ SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI JAMBI TAHUN 2014 ANGKA PENGOBATAN LENGKAP (COMPLETE RATE)
ANGKA KESEMBUHAN (CURE RATE) BTA (+) DIOBATI NO
KABUPATEN/KOTA
PUSKESMAS
L
L+P
L
P
L+P
L
P
3
4
5
6
18 22 15 17 19 17 16 17 18 20 7
100 175 191 185 230 186 219 172 222 436 48
65 96 132 99 148 128 144 114 129 266 33
165 271 323 284 378 314 363 286 351 702 81
160 164 311 227 374 261 317 232 344 558 56
96,97 60,52 96,28 79,93 98,94 83,12 87,33 81,12 98,01 79,49 69,14
2 47 8 26 0 33 25 30 0 37 9
1,21 17,34 2,48 9,15 0,00 10,51 6,89 10,49 0,00 5,27 11,11
98,18 77,86 98,76 89,08 98,94 93,63 94,21 91,61 98,01 84,76 80,25
3 13 4 13 1 10 16 4 2 27 5
JUMLAH (KAB/KOTA) 186 2.164 1.354 3.518 ANGKA KEMATIAN SELAMA PENGOBATAN PER 100.000 PENDUDUK
3.004
85,39
217
6,17
91,56
98 3
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
2
KERINCI MERANGIN SAROLANGUN BATANGHARI MUARO JAMBI MUARO JAMBI TANJAB BARAT TEBO BUNGO KOTA JAMBI KOTA SUNGAI PENUH
L + P JUMLAH
P
ANGKA KEBERHASILAN JUMLAH KEMATIAN PENGOBATAN SELAMA PENGOBATAN (SUCCESS RATE/SR)
7
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
8
9
10
11
12
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
L
P
L+P
L
P
L+P
17
18
19
20
21
22
23
24
Sumber: Bidang Bina P2PL Keterangan: Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan, rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll
TABEL 10 PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI JAMBI TAHUN 2014
NO
KABUPATEN/KOTA
PUSKESMAS
1
2
3
1
KERINCI
18
2
MERANGIN
22
3
SAROLANGUN
15
4
BATANGHARI
17
5
MUARO JAMBI
19
6
TANJAB TIMUR
17
7
TANJAB BARAT
16
8
TEBO
17
9
BUNGO
18
10 KOTA JAMBI
20
11 KOTA SUNGAI PENUH
7
JUMLAH (KAB/KOTA)
JUMLAH BALITA L
P
L+P
4
5
6
JUMLAH PERKIRAAN PENDERITA L P L+P 7
8
9
PNEUMONIA PADA BALITA PENDERITA DITEMUKAN DAN DITANGANI L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % 10
186
Sumber: Bidang Bina P2PL Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
11
12
13
14
15
TABEL 11 JUMLAH KASUS HIV, AIDS, DAN SYPHILIS MENURUT JENIS KELAMIN PROVINSI JAMBI TAHUN 2014
HIV NO
AIDS
KELOMPOK UMUR
JUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS
SYPHILIS
L
P
L+P
PROPORSI KELOMPOK UMUR
L
P
L+P
PROPORSI KELOMPOK UMUR
L
P
L+P
L
P
L+P
PROPORSI KELOMPOK UMUR
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
1
2
1
≤ 4 TAHUN
3
0
3
2,07
1
0
1
1,85
0
0
0
0
0
0
0,00
2
5 - 14 TAHUN
2
1
3
2,07
0
0
0
0,00
0
0
0
0
0
0
0,00
3
15 - 19 TAHUN
0
0
0
0,00
0
0
0
0,00
0
0
0
0
0
0
0,00
4
20 - 24 TAHUN
34
11
45
31,03
10
6
16
29,63
2
2
4
53
15
68
91,89
5
25 - 49 TAHUN
53
34
87
60,00
32
0
32
59,26
13
3
16
5
1
6
8,11
6
≥ 50 TAHUN
5
2
7
4,83
5
0
5
9,26
4
0
4
0
0
0
0,00
97
48
145
48
6
54
19
5
24
58
16
74
66,90
33,10
88,89
11,11
79,17
20,83
78,38
21,62
JUMLAH (KAB/KOTA) PROPORSI JENIS KELAMIN
Sumber: Bidang Bina P2PL Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus baru yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 12 PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV MENURUT JENIS KELAMIN PROVINSI JAMBI TAHUN 2014 DONOR DARAH NO
UNIT TRANSFUSI DARAH
1
2
UTD PMI KOTA JAMBI
JUMLAH Sumber: Bidang Bina P2PL
JUMLAH PENDONOR L
P
L+P
3
4
5
SAMPEL DARAH DIPERIKSA/DISKRINING TERHADAP HIV L P L+P JUMLAH JUMLAH JUMLAH % % % 6
7
8
9
10
11
POSITIF HIV L JUMLAH
%
12
13
P JUMLAH 14
L+P JUMLAH %
% 15
9.985
1.007
10.992
9.985
100,00
1.007
100,00
10.992
100,00
15
0,15
1
9.985
1.007
10.992
9.985
100,00
1.007
100,00
10.992
100,00
15
0,15
1
16
0,10
0
17
16
0,15
16
0,15
TABEL 13 KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI JAMBI TAHUN 2014 DIARE NO KABUPATEN/KOTA 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
2
KERINCI MERANGIN SAROLANGUN BATANGHARI MUARO JAMBI TANJAB TIMUR TANJAB BARAT TEBO BUNGO KOTA JAMBI KOTA SUNGAI PENUH
JUMLAH (KAB/KOTA)
JUMLAH PENDUDUK
PUSKESMAS 3
L
P
L+P
4
5
6
7
8
9
DIARE DITANGANI P
L %
JUMLAH
%
JUMLAH
%
10
11
12
13
14
15
227.506 304.189 265.423 242.416 350.606 221.067 291.916 298.532 328.514 572.788 88.627
4.869 6.510 5.680 5.188 7.503 4.731 6.247 6.389 7.030 12.258 1.897
1.746 3.320 4.002 2.504 3.954 2.423
1.307 277 3.647 2.227 3.787 2.360
4.603
4.158
5.260 934
186
3.191.584
68.300
28.746
214
L+P
JUMLAH
18 22 15 17 19 17 16 17 18 20 7
ANGKA KESAKITAN DIARE PER 1.000 PENDUDUK Sumber: Bidang Bina P2PL
JUMLAH TARGET PENEMUAN L P L+P
5.231 1.041
3.053 3.597 7.649 4.731 7.741 4.783 0 8.761 0 10.491 1.975
63 55 135 91 103 101 0 137 0 86 104
24.035
52.781
77,3
TABEL 14 KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI JAMBI TAHUN 2014 KASUS BARU NO
KABUPATEN/KOTA
1
2
PUSKESMAS 3
Pausi Basiler (PB)/ Kusta kering
Multi Basiler (MB)/ Kusta Basah
PB + MB
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
KERINCI
18
0
0
0
0
1
1
0
1
1
2
MERANGIN
22
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
SAROLANGUN
15
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4
BATANGHARI
17
0
0
0
3
2
5
3
2
5
5
MUARO JAMBI
19
1
1
2
9
6
15
10
7
17
6
TANJAB TIMUR
17
3
1
4
21
9
30
24
10
34
7
TANJAB BARAT
16
0
0
0
1
5
6
1
5
6
8
TEBO
17
0
0
0
2
0
2
2
0
2
9
BUNGO
18
0
1
1
3
0
3
3
1
4
10 KOTA JAMBI
20
1
1
2
5
1
6
6
2
8
11 KOTA SUNGAI PENUH
7
0
0
0
0
0
0
0
0
0
186
5
4
9
44
24
68
49
28
77
55,56
44,44
64,71
35,29
63,64
36,36
JUMLAH (KAB/KOTA) PROPORSI JENIS KELAMIN
ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER 100.000 PENDUDUK Sumber: Bidang Bina P2PL
2,870960295
1,709740944
2,302341721
TABEL 15 KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI JAMBI TAHUN 2014
NO
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
KABUPATEN/KOTA
2
KERINCI MERANGIN SAROLANGUN BATANGHARI MUARO JAMBI TANJAB TIMUR TANJAB BARAT TEBO BUNGO KOTA JAMBI KOTA SUNGAI PENUH
JUMLAH (KAB/KOTA)
PUSKESMAS
3
4
5
6
18 22 15 17 19 17 16 17 18 20 7
1 5 17 34 6 2 4 8 -
2 1 2 3 1 -
186
77
9
ANGKA CACAT TINGKAT 2 PER 100.000 PENDUDUK Sumber: Bidang Bina P2PL
PENDERITA KUSTA
KASUS BARU PENDERITA KUSTA 0-14 TAHUN JUMLAH % 0,00
0,00 11,76 2,94 33,33 0,00 75,00 12,50
11,69
CACAT TINGKAT 2 JUMLAH
%
7
8
0 0 0 0 5 2 0 0 4 0 0 11 0
0,00
0,00 29,41 5,88 0,00 0,00 100,00 0,00
14,29
TABEL 16 JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT TIPE/JENIS, JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI JAMBI TAHUN 2014 KASUS TERCATAT NO 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
KABUPATEN/KOTA 2
KERINCI MERANGIN SAROLANGUN BATANGHARI MUARO JAMBI TANJAB TIMUR TANJAB BARAT TEBO BUNGO KOTA JAMBI KOTA SUNGAI PENUH
JUMLAH (KAB/KOTA)
PUSKESMAS 3
Multi Basiler/Kusta Basah
JUMLAH
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
4
5
6
7
8
9
10
11
12
18 22 15 17 19 17 16 17 18 20 7
0 0 0 0 2 13 0 0 0 1 0
0 0 0 0 1 10 0 0 2 1 0
0 0 0 0 3 23 0 0 2 2 0
0 0 0 4 7 53 7 1 4 5 0
1 1 0 2 4 23 9 0 0 2 0
1 1 0 6 11 76 16 1 4 7 0
0 0 0 4 9 66 7 1 4 6 0
1 1 0 2 5 33 9 0 2 3 0
1 1 0 6 14 99 16 1 6 9 0
186
16
14
30
81
42
123
97
56
153
0,57
0,34
0,46
ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK Sumber: Bidang Bina P2PL
Pausi Basiler/Kusta kering
TABEL 17 PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RELEASE FROM TREATMENT/RFT) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI JAMBI TAHUN 2014 KUSTA (PB) NO KABUPATEN/KOTA 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
PUSKESMAS
2
KERINCI MERANGIN SAROLANGUN BATANGHARI MUARO JAMBI TANJAB TIMUR TANJAB BARAT TEBO BUNGO KOTA JAMBI KOTA SUNGAI PENUH
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Bidang Bina P2PL
3
18 22 15 17 19 17 16 17 18 20 7 186
PENDERITA PBa L
P
L+P
4
5
6
KUSTA (MB) RFT PB P
L JUMLA H 7
% 8
JUMLA H 9
% 10
PENDERITA MBa
L+P JUMLA H 11
%
L
P
L+P
12
13
14
15
RFT MB P
L JUMLA H 16
% 17
JUMLA H 18
% 19
L+P JUMLA H 20
% 21
TABEL 18 JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS PROVINSI JAMBI TAHUN 2014
NO 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
KABUPATEN/KOTA 2
KERINCI MERANGIN SAROLANGUN BATANGHARI MUARO JAMBI TANJAB TIMUR TANJAB BARAT TEBO BUNGO KOTA JAMBI KOTA SUNGAI PENUH
PUSKESMAS 3
18 22 15 17 19 17 16 17 18 20 7
JUMLAH (KAB/KOTA) AFP RATE (NON POLIO) PER 100.000 PENDUDUK USIA < 15 TAHUN
JUMLAH PENDUDUK <15 TAHUN
JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO)
4
5
75.384 109.347 80.884 79.271 112.648 67.425 91.557 97.796 99.571 174.701 27.032 1.015.616
Sumber: Bidang Bina P2PL Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
2 0 3 3 1 2 3 1 4 6 1 26 2,56
TABEL 19 JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI JAMBI TAHUN 2014
NO
KABUPATEN/KOTA
1
2
PUSKESMAS
3
DIFTERI JUMLAH KASUS L P L+P 4
5
PERTUSIS MENINGGAL
6
7
JUMLAH KASUS PD3I TETANUS (NON NEONATORUM)
L
P
L+P
8
9
10
JUMLAH KASUS L P L+P 11
12
TETANUS NEONATORUM
MENINGGAL
13
14
JUMLAH KASUS L P L+P 15
16
MENINGGAL
17
18
1
KERINCI
18
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
MERANGIN
22
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
2
1
3
SAROLANGUN
15
0
0
0
0
0
0
0
2
1
3
0
0
0
0
0
4
BATANGHARI
17
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5
MUARO JAMBI
19
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
6
TANJAB TIMUR
17
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
7
TANJAB BARAT
16
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
8
TEBO
17
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
9
BUNGO
18
0
0
0
0
0
0
0
3
1
4
0
0
0
0
0
10 KOTA JAMBI
20
1
0
1
0
0
0
0
2
5
7
0
1
0
1
1
11 KOTA SUNGAI PENUH
7
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
186
1
0
1
0
0
0
0
7
8
15
0
2
1
3
2
JUMLAH (KAB/KOTA) CASE FATALITY RATE (%)
Sumber: Bidang Bina P2PL
0,00
0,00
66,67
TABEL 20 JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI JAMBI TAHUN 2014 JUMLAH KASUS PD3I NO
KABUPATEN/KOTA
PUSKESMAS L
1
2
3
CAMPAK JUMLAH KASUS P L+P
4
5
POLIO MENINGGAL
6
7
HEPATITIS B
L
P
L+P
L
P
L+P
8
9
10
11
12
13
1
KERINCI
18
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
MERANGIN
22
5
2
7
0
0
0
0
21
11
32
3
SAROLANGUN
15
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4
BATANGHARI
17
0
0
0
0
0
0
0
39
12
51
5
MUARO JAMBI
19
0
0
0
0
0
0
0
9
6
15
6
TANJAB TIMUR
17
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
7
TANJAB BARAT
16
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
8
TEBO
17
0
0
0
0
0
0
0
6
1
7
9
BUNGO
18
0
0
0
0
0
0
0
11
0
11
10 KOTA JAMBI
20
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
11 SUNGAI PENUH
7
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
186
5
2
7
0
0
0
0
87
30
117
JUMLAH (KAB/KOTA) CASE FATALITY RATE (%)
Sumber: Bidang Bina P2PL
0,0
TABEL 21 JUMLAH KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI JAMBI TAHUN 2014 DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) NO 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
KABUPATEN/KOTA 2
KERINCI MERANGIN SAROLANGUN BATANGHARI MUARO JAMBI TANJAB TIMUR TANJAB BARAT TEBO BUNGO KOTA JAMBI KOTA SUNGAI PENUH
PUSKESMAS 3
18 22 15 17 19 17 16 17 18 20 7
JUMLAH (KAB/KOTA) 186 INCIDENCE RATE PER 100.000 PENDUDUK Sumber: Bidang Bina P2PL
JUMLAH KASUS
MENINGGAL
CFR (%)
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
4
5
6
7
8
9
10
11
12
2 7 10 150 46 23 59 6 63 362 0
1 7 4 114 24 20 64 8 39 299 0
3 14 14 264 70 43 123 14 102 661 0
0 0 0 1 0 0 1 0 0 5 0
0 0 0 1 0 0 2 0 0 6 0
0 0 0 2 0 0 3 0 0 11 0
0,0 0,0 0,0 0,7 0,0 0,0 1,7 0,0 0,0 1,4 0
0,0 0,0 0,0 0,9 0,0 0,0 3,1 0,0 0,0 2,0 0
0,0 0,0 0,0 0,8 0,0 0,0 2,4 0,0 0,0 1,7 0
728 42,7
580 35,4
1.308 39,1
7
9
16
1,0
1,6
1,2
TABEL 22 KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI JAMBI TAHUN 2014
NO KABUPATEN/KOTA
1
SUSPEK
PUSKESMAS
2
3
L
P
L+P
4
5
6
L
P
L+P
7
8
9
MALARIA SEDIAAN DARAH DIPERIKSA POSITIF
MENINGGAL
CFR
L
%
P
%
L+P
%
L
P
L+P
L
P
L+P
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
1
KERINCI
18
0
-
7
11
0
0
0
2
MERANGIN
22
0
-
325
174
0
0
0
3
SAROLANGUN
15
0
-
144
67
0
0
0
4
BATANGHARI
17
0
-
250
196
0
0
0
5
MUARO JAMBI
19
0
-
114
68
0
0
0
6
TANJAB TIMUR
17
0
-
38
33
0
0
0
7
TANJAB BARAT
16
0
-
112
94
0
0
0
8
TEBO
17
0
-
394
282
0
0
0
9
BUNGO
18
0
-
123
52
0
0
0
10 KOTA JAMBI
20
0
-
162
125
0
0
0
11 KOTA SUNGAI PENUH
7
0
-
1
0
0
0
0
-
1.670
1.102
0
0
0
JUMLAH (KAB/KOTA)
186
0
0
0
-
JUMLAH PENDUDUK BERISIKO ANGKA KESAKITAN (ANNUAL PARASITE INCIDENCE ) PER 1.000 PENDUDUK BERISIKO Sumber: Bidang Bina P2PL
-
151,54
0
0
0
TABEL 23 PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI JAMBI TAHUN 2014 PENDERITA FILARIASIS NO
KABUPATEN/KOTA
PUSKESMAS
1
2
3
KASUS BARU DITEMUKAN
JUMLAH SELURUH KASUS
L
P
L+P
L
P
L+P
4
5
6
7
8
9
1
KERINCI
18
0
0
0
0
2
MERANGIN
22
0
0
0
0
3
SAROLANGUN
15
0
2
1
3
4
BATANGHARI
17
0
50
25
75
5
MUARO JAMBI
19
0
105
46
151
6
TANJAB TIMUR
17
0
41
16
57
7
TANJAB BARAT
16
0
11
7
18
8
TEBO
17
0
2
8
10
9
BUNGO
18
0
4
2
6
10 KOTA JAMBI
20
0
5
5
10
11 KOTA SUNGAI PENUH
7
0
0
0
0
0 JUMLAH (KAB/KOTA)
186
ANGKA KESAKITAN PER 100.000 PENDUDUK (KAB/KOTA) Sumber: Bidang Bina P2PL
0
0
0
0
220
110
330
13
7
10
TABEL 24 PENGUKURAN TEKANAN DARAH PENDUDUK ≥ 18 TAHUN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI JAMBI TAHUN 2014 DILAKUKAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH JUMLAH PENDUDUK ≥ 18 TAHUN NO
KABUPATEN/KOTA
1
2
3
LAKI-LAKI + PEREMPUAN
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI + PEREMPUAN
PEREMPUAN
LAKI-LAKI + PEREMPUAN
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
KERINCI
18
80.891
83.459
164.350
2
MERANGIN
22
123.074
115.847
238.921
3
SAROLANGUN
15
90.491
87.132
177.623
4
BATANGHARI
17
87.910
83.347
171.257
5
MUARO JAMBI
19
138.256
127.178
265.434
6
TANJAB TIMUR
17
75.347
70.198
145.545
7
TANJAB BARAT
16
106.244
96.811
203.055
8
TEBO
17
112.524
104.273
216.797
9
BUNGO
18
114.588
108.329
222.917
10 KOTA JAMBI
20
198.563
196.894
395.457
11 KOTA SUNGAI PENUH
7
29.030
30.315
59.345
1.156.918
1.103.783
2.260.701
186
PEREMPUAN
LAKI-LAKI
1
JUMLAH (KAB/KOTA)
LAKI-LAKI
PUSKESMAS
HIPERTENSI/TEKANAN DARAH TINGGI
TABEL 25 PEMERIKSAAN OBESITAS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI JAMBI TAHUN 2014
NO KABUPATEN/KOTA
1
2
PUSKESMAS
3
1
KERINCI
18
2
MERANGIN
22
3
SAROLANGUN
15
4
BATANGHARI
17
5
MUARO JAMBI
19
6
TANJAB TIMUR
17
7
TANJAB BARAT
16
8
TEBO
17
9
BUNGO
18
10 KOTA JAMBI
20
11 KOTA SUNGAI PENUH
7
JUMLAH (KAB/KOTA)
186
JUMLAH PENGUNJUNG PUSKESMAS DAN JARINGANNYA BERUSIA ≥ 15 TAHUN
DILAKUKAN PEMERIKSAAN OBESITAS LAKI-LAKI
PEREMPUAN
OBESITAS
LAKI-LAKI + PEREMPUAN
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI + PEREMPUAN
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI + PEREMPUAN
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
TABEL 26 CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IVA DAN KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (CBE) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS PROVINSI JAMBI TAHUN 2014
NO
KABUPATEN/KOTA
1
PUSKESMAS
2
3
PEREMPUAN USIA 30-50 TAHUN 4
1
KERINCI
18
37.762
2
MERANGIN
22
53.753
3
SAROLANGUN
15
40.794
4
BATANGHARI
17
39.778
5
MUARO JAMBI
19
61.982
6
TANJAB TIMUR
17
32.339
7
TANJAB BARAT
16
46.657
8
TEBO
17
48.046
9
BUNGO
18
49.341
10 KOTA JAMBI
20
92.757
11 KOTA SUNGAI PENUH
7
13.755
JUMLAH (KAB/KOTA) Ket: IVA: Inspeksi Visual dengan Asam asetat CBE: Clinical Breast Examination
186
516.964
PEMERIKSAAN LEHER RAHIM DAN PAYUDARA
IVA POSITIF
TUMOR/BENJOLAN
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7
8
9
10
TABEL 27 JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) PROVINSI JAMBI TAHUN 2014 YANG TERSERANG NO
1
JENIS KEJADIAN LUAR BIASA 2
WAKTU KEJADIAN (TANGGAL)
JUMLAH JUMLAH KEC DESA/KEL DIKETAHUI DITANGGU3
4
5
LANGI 6
JUMLAH PENDERITA
KELOMPOK UMUR PENDERITA
AKHIR
L
P
L+P
0-7 HARI
8-28 HARI
1-11 BLN
1-4 THN
5-9 THN
7
8
9
10
11
12
13
14
15
JUMLAH KEMATIAN
10-14 15-19 20-44 45-54 55-59 60-69 THN THN THN THN THN THN
16
17
18
19
20
21
JUMLAH PENDUDUK TERANCAM
ATTACK RATE (%)
CFR (%)
70+ THN
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
TABEL 28 KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DI DESA/KELURAHAN YANG DITANGANI < 24 JAM PROVINSI JAMBI TAHUN 2014
NO
KABUPATEN/KOTA
PUSKESMAS
1
2
3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
KERINCI MERANGIN SAROLANGUN BATANGHARI MUARO JAMBI TANJAB TIMUR TANJAB BARAT TEBO BUNGO KOTA JAMBI KOTA SUNGAI PENUH
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Bidang Bina P2PL
JUMLAH
KLB DI DESA/KELURAHAN DITANGANI <24 JAM
%
4
5
6
18 22 15 17 19 17 16 17 18 20 7
0 8 12 2 7 4 3 1 2 9 0
0 8 12 2 7 4 3 1 2 9 0
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 -
186
48
48
100,00
TABEL 29 CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS PROVINSI JAMBI TAHUN 2014 IBU HAMIL NO 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
KABUPATEN/KOTA 2
KERINCI MERANGIN SAROLANGUN BATANGHARI MUARO JAMBI TANJAB TIMUR TANJAB BARAT TEBO BUNGO KOTA JAMBI KOTA SUNGAI PENUH
JUMLAH (KAB/KOTA)
PUSKESMAS 3
K1
JUMLAH 4
K4
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7
8
IBU BERSALIN/NIFAS PERSALINAN MENDAPAT JUMLAH DITOLONG NAKES YANKES NIFAS JUMLAH % JUMLAH % 9
10
11
18 22 15 17 19 17 16 17 18 20 7
4830 9.202 6243 5904 9567 4.178 7.804 7.562 7.511 14.611 2.077
4748 8.843 6174 5801 9532 4.178 7.655 7.479 7.511 14.611 2.072
98,3 96,1 98,9 98,3 99,6 100,0 98,1 98,9 100,0 100,0 99,8
4510 8.102 5944 5544 9048 3.893 7.281 6.863 7.163 13.886 2.002
93,4 88,0 95,2 93,9 94,6 93,2 93,3 90,8 95,4 95,0 96,4
4609 8.666 5958 5649 9131 3.988 7.449 7.562 7.169 13.946 1.983
4242 7.419 5739 5385 8527 3.692 6.883 6.328 6.805 13.079 1.864
92,0 85,6 96,3 95,3 93,4 92,6 92,4 83,7 94,9 93,8 94,0
186
79.489
78.604
98,9
74.236
93,4
76.110
69.963
91,9
Sumber: Bidang Bina Pelayanan Kesehatan
12
4.257 7.590 5.662 5.413
13
IBU NIFAS MENDAPAT VIT A JUMLAH % 14
15,0
3.817 6.878 6.259 6.459 13.079 1.823
92,4 87,6 95,0 95,8 0,0 95,7 92,3 82,8 90,1 93,8 91,9
4.260 7.567 5.738 5.414 8.526 3.871 6.892 6.699 6.672 13.079 1.860
92,4 87,3 96,3 95,8 93,4 97,1 92,5 88,6 93,1 93,8 93,8
61.237
80,5
70.578
92,7
TABEL 30 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS PROVINSI JAMBI TAHUN 2014
NO 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
KABUPATEN/KOTA 2
KERINCI MERANGIN SAROLANGUN BATANGHARI MUARO JAMBI TANJAB TIMUR TANJAB BARAT TEBO BUNGO KOTA JAMBI KOTA SUNGAI PENUH
JUMLAH (KAB/KOTA)
PUSKESMAS 3
IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL
JUMLAH IBU HAMIL 4
TT-1
TT-2
TT-3
TT-4
TT-5
TT2+
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
18 22 15 17 19 17 16 17 18 20 7
4.830 9.202 6.243 5.904 9.567 4.178 7.804 7.562 7.511 14.611 2.077
1.139 4.338 2.815 2.401 2.228 1.746 3.724 1.575 5.507 3.907 255
23,6 47,1 45,1 40,7 23,3 41,8 47,7 20,8 73,3 26,7 12,3
1.031 3.894 2.745 2.199 2.239 1.832 3.249 1.927 4.805 3.821 674
21,3 42,3 44,0 37,2 23,4 43,8 41,6 25,5 64,0 26,2 32,5
843 2.047 701 581 1.295 1.098 1.812 2.290 974 2.625 577
17,5 22,2 11,2 9,8 13,5 26,3 23,2 30,3 13,0 18,0 27,8
524 1.141 487 335 1.184 514 962 1.453 557 2.148 286
10,8 12,4 7,8 5,7 12,4 12,3 12,3 19,2 7,4 14,7 13,8
287 701 458 282 1.247 391 717 794 429 1.781 101
5,9 7,6 7,3 4,8 13,0 9,4 9,2 10,5 5,7 12,2 4,9
2.685 7.783 4.391 3.397 5.965 3.835 6.740 6.464 6.765 10.375 1.638
55,6 84,6 70,3 57,5 62,3 91,8 86,4 85,5 90,1 71,0 78,9
186
79.489
29.635
37,3
28.416
35,7
14.843
18,7
9.591
12,1
7.188
9,0
60.038
75,5
Sumber: Bidang Bina Pelayanan Kesehatan
SUDAH DI ENTRY
TABEL 31 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA WANITA USIA SUBUR MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS PROVINSI JAMBI TAHUN 2014
NO KABUPATEN/KOTA 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
2
KERINCI MERANGIN SAROLANGUN BATANGHARI MUARO JAMBI TANJAB TIMUR TANJAB BARAT TEBO BUNGO KOTA JAMBI KOTA SUNGAI PENUH
JUMLAH (KAB/KOTA)
PUSKESMAS 3
18 22 15 17 19 17 16 17 18 20 7 186
Sumber: Bidang Bina Pelayanan Kesehatan
IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA WUS
JUMLAH WUS (15-39 TAHUN) 4
TT-1
TT-2
TT-3
TT-4
TT-5
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
TABEL 32 JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3 MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS PROVINSI JAMBI TAHUN 2014 FE1 (30 TABLET)
FE3 (90 TABLET)
NO
KABUPATEN/KOTA
PUSKESMAS
JUMLAH IBU HAMIL
JUMLAH
%
JUMLAH
%
1
2
3
4
5
6
7
8
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
KERINCI MERANGIN SAROLANGUN BATANGHARI MUARO JAMBI TANJAB TIMUR TANJAB BARAT TEBO BUNGO KOTA JAMBI KOTA SUNGAI PENUH
JUMLAH (KAB/KOTA)
18 22 15 17 19 17 16 17 18 20 7
4830 9202 6243 5904 9567 4178 7804 7562 7511 14611 2077
4.465 7.841 5.778 4.470 6.122 3.883 6.872 6.871 6.897 13.577 1.912
92,44 85,20973701 92,55 75,71 63,99 92,94 88,06 90,86 91,83 92,92 92,06
4.510 8.003 5.822 5.457 9.048 3.893 7.281 6.873 7.000 13.855 2.002
93,37 86,97 93,26 92,43 94,58 93,18 93,30 90,89 93,20 94,83 96,39
186
79489
68.688
86,41195637
73.744
92,77
Sumber: Bidang Bina Pelayanan Kesehatan
TABEL 33 JUMLAH DAN PERSENTASE PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN DAN KOMPLIKASI NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI JAMBI TAHUN 2014
NO KABUPATEN/KOTA
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
PUSKESMAS
2
KERINCI MERANGIN SAROLANGUN BATANGHARI MUARO JAMBI TANJAB TIMUR TANJAB BARAT TEBO BUNGO KOTA JAMBI KOTA SUNGAI PENUH
JUMLAH (KAB/KOTA)
3
PERKIRAAN BUMIL JUMLAH DENGAN IBU HAMIL KOMPLIKASI KEBIDANAN 4
5
PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN
L
P
L+P
S
%
L
P
L+P
L
P
L+P
S
%
S
%
S
%
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
2.294 4.366 2.848 2.740 4.504 2.041 3.680 3.398 3.482 6.802 891
2.360 4.285 2.704 2.603 4.192 1.939 3.415 3.488 3.346 6.480 905
4.654 8.651 5.552 5.343 8.696 3.980 7.095 6.886 6.828 13.282 1.796
344 655 427 411 676 306 552 510 522 1.020 134
354 643 406 390 629 291 512 523 502 972 136
698 1.298 833 801 1.304 597 1.064 1.033 1.024 1.992 269
168 510 371 362 596 266 459 344 483 774 34
48,8 77,9 86,8 88,1 88,2 86,9 83,2 67,5 92,5 75,9 25,4
114 424 294 327 489 250 426 264 405 829 31
32,2 66,0 72,5 83,7 77,8 86,0 83,2 50,5 80,7 85,3 22,8
282 934 665 689 1.085 516 885 608 888 1.603 65
40,4 72,0 79,9 86,0 83,2 86,4 83,2 58,9 86,7 80,5 24,1
37.046
35.717
72.763
5.557
5.358
10.914
4.367
78,6
3.853
71,9
8.220
75,3
18 22 15 17 19 17 16 17 18 20 7
4.830 9.202 6.243 5.904 9.567 4.178 7.804 7.562 7.511 14.611 2.077
966 1.840 1.249 1.181 1.913 836 1.561 1.512 1.502 2.922 415
706 1736 1013 1145 738 1403 1445 1204 2420 188
73,08 94,33 81,13 96,97 0,00 88,32 89,89 95,54 80,15 82,81 45,26
186
79.489
15.898
11998
75,47
Sumber: Bidang Bina Pelayanan Kesehatan
PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL
PERKIRAAN NEONATAL KOMPLIKASI
JUMLAH BAYI
TABEL 34 PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI JAMBI TAHUN 2014 PESERTA KB AKTIF NO
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
KABUPATEN/KOTA
2
KERINCI MERANGIN SAROLANGUN BATANGHARI MUARO JAMBI TANJAB TIMUR TANJAB BARAT TEBO BUNGO KOTA JAMBI KOTA SUNGAI PENUH
JUMLAH (KAB/KOTA)
3
NON MKJP
MKJP
PUSKESMAS IUD
%
MOP
%
MOW
%
IM PLAN
%
JUMLAH
%
KON DOM
%
SUNTIK
%
PIL
%
OBAT VAGINA
%
LAIN NYA
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
18 22 15 17 19 17 16 17 18 20 7 186
Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
MKJP + % MKJP + NON NON MKJP MKJP 26
27
TABEL 35 PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI JAMBI TAHUN 2014 PESERTA KB BARU NO KABUPATEN/KOTA
IUD 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
2
KERINCI MERANGIN SAROLANGUN BATANGHARI MUARO JAMBI TANJAB TIMUR TANJAB BARAT TEBO BUNGO KOTA JAMBI KOTA SUNGAI PENUH
JUMLAH (KAB/KOTA)
3
NON MKJP
MKJP
PUSKESMAS
4
%
MOP
%
MOW
%
IMPLAN
%
JUMLAH
%
KONDOM
%
SUNTIK
%
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
PIL
%
OBAT VAGINA
%
LAIN NYA
%
18
19
20
21
22
23
JUMLAH
%
MKJP + NON MKJP
% MKJP + NON MKJP
24
25
26
18 22 15 17 19 17 16 17 18 20 7
5 3
0,4 0,0
0,0 0,0
0,0 0,0
23 13
1,6 0,2
28 16
2,0 0,2
46 349
3,3 4,4
297 1.573
21,2 19,9
1.031 5.949
73,5 75,4
0,0 0,0
0,0 0,0
1.374 7.871
98,0 99,8
1.402 7.887
100,0 100,0
5 305 148 305 2.405 31 329 8
0,2 0,6 0,9 1,6 10,5 0,4 4,6 0,9
0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
4 352 119 150 76 140 68
0,2 0,7 0,7 0,8 0,3 1,8 1,0 0,0
9 657 267 455 2.481 171 397 8
0,4 1,3 1,6 2,4 10,8 2,2 5,6 0,9
58 455 1.312 1.689 58 505 594 5
2,7 0,9 8,0 9,0 0,3 6,4 8,4 0,6
928 24.435 6.399 7.040 4.290 4.669 5.950 145
43,8 47,9 39,0 37,4 18,7 59,1 84,0 16,7
1.126 25.428 8.413 9.661 16.127 2.557 144 710
53,1 49,9 51,3 51,3 70,3 32,4 2,0 81,8
0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
2.112 50.318 16.124 18.390 20.475 7.731 6.688 860
99,6 98,7 98,4 97,6 89,2 97,8 94,4 99,1
2.121 50.975 16.391 18.845 22.956 7.902 7.085 868
100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0
186
3.544
2,6
0,0
945
0,7
4.489
3,3
5.071
3,7
55.726
40,8
71.146
52,1
0,0
131.943
96,7
136.432
100,0
Sumber: Bina Pelayanan Kesehatan Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
0
0,0
0
0
0,0
0
27
TABEL 36 JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS PROVINSI JAMBI TAHUN 2014
NO
KABUPATEN/KOTA
PUSKESMAS
JUMLAH PUS
1
2
3
4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
KERINCI MERANGIN SAROLANGUN BATANGHARI MUARO JAMBI TANJAB TIMUR TANJAB BARAT TEBO BUNGO KOTA JAMBI KOTA SUNGAI PENUH
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Bina Pelayanan Kesehatan
PESERTA KB BARU
PESERTA KB AKTIF
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7
8
18 22 15 17 19 17 16 17 18 20 7
35.210 54.643 42.468 43.967 63.147 33.954 55.522 53.312 52.029 93.968 14.476
1.402 7.887 0 2.121 50.975 16.391 18.845 22.956 7.902 7.085 868
3,98 14,43 0,00 4,82 80,72 48,27 33,94 43,06 15,19 7,54 6,00
27.470 46.642 31.701 35.005 51.260 21.949 47.813 21.669 43.250 75.958 14.198
78,02 85,36 74,65 79,62 81,18 64,64 86,12 40,65 83,13 80,83 98,08
186
542.696
136.432
25,14
416.915
76,82
TABEL 37 BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI JAMBI TAHUN 2014
NO
KABUPATEN/KOTA
PUSKESMAS
1
2
3
JUMLAH LAHIR HIDUP
L+P
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
18
2.110
2.131
4.241
2
MERANGIN
22
3.860
3.671
7.531
3
SAROLANGUN
15
2.875
2.751
5.626
4
BATANGHARI
17
2.747
2.618
5.365
5
MUARO JAMBI
19
4.436
4.079
8.515
6
TANJAB TIMUR
17
1.950
1.867
3.817
7
TANJAB BARAT
16
3.530
3.341
6.871
8
TEBO
17
3.474
3.217
6.691
9
BUNGO
18
3.433
3.193
6.626
10 KOTA JAMBI
20
6.019
7.060
13.079
11 KOTA SUNGAI PENUH
7
917
944
1.861
35.351
34.872
70.223
Sumber: Bidang Bina Pelayanan Kesehatan
L
L KERINCI
186
BBLR P
4
1
JUMLAH (KAB/KOTA)
L
BAYI BARU LAHIR DITIMBANG P L+P
TABEL 38 CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI JAMBI TAHUN 2014
NO KABUPATEN/KOTA 1
PUSKESMAS
2
3
KUNJUNGAN NEONATAL 1 KALI (KN1) L P L+P
JUMLAH BAYI
KUNJUNGAN NEONATAL 3 KALI (KN LENGKAP) L P L+P
L
P
L +P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
1
KERINCI
18
2.294
2.360
4.654
2.110
92,0
2.131
90,3
4.241
91,1
2.110
92,0
2.076
88,0
4.186
89,9
2
MERANGIN
22
4.366
4.285
8.651
3.855
88,3
3.690
86,1
7.545
87,2
3.848
88,1
3.684
86,0
7.532
87,1
3
SAROLANGUN
15
2.848
2.704
5.552
2.931
102,9
2.783
102,9
5.714
102,9
2.915
102,4
2.643
97,7
5.558
100,1
4
BATANGHARI
17
2.740
2.603
5.343
2.747
100,3
2.618
100,6
5.365
100,4
2.736
99,9
2.609
100,2
5.345
100,0
5
MUARO JAMBI
19
4.504
4.192
8.696
4.436
98,5
4.079
97,3
8.515
97,9
4.420
98,1
4.063
96,9
8.483
97,6
6
TANJAB TIMUR
17
2.041
1.939
3.980
1.950
95,5
1.867
96,3
3.817
95,9
1.862
91,2
1.777
91,6
3.639
91,4
7
TANJAB BARAT
16
3.680
3.415
7.095
3.530
95,9
3.341
97,8
6.871
96,8
3.523
95,7
3.336
97,7
6.859
96,7
8
TEBO
17
3.398
3.488
6.886
3.451
101,6
3.209
92,0
6.660
96,7
3.372
99,2
3.101
88,9
6.473
94,0
9
BUNGO
18
3.482
3.346
6.828
3.341
96,0
3.133
93,6
6.474
94,8
3.229
92,7
3.085
92,2
6.314
92,5
10 KOTA JAMBI
20
6.802
6.480
13.282
6.565
96,5
6.310
97,4
12.875
96,9
6.042
88,8
5.750
88,7
11.792
88,8
11 KOTA SUNGAI PENUH
7
891
905
1.796
915
102,7
940
103,9
1.855
103,3
899
100,9
932
103,0
1.831
101,9
37.046
35.717
72.763
35.831
96,7
34.101
95,5
69.932
96,1
34.956
94,4
33.056
92,5
68.012
93,5
JUMLAH (KAB/KOTA)
186
Sumber: Bidang Bina Pelayanan Kesehatan
TABEL 39 JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI JAMBI TAHUN 2014
NO
KABUPATEN/KOTA
JUMLAH BAYI
PUSKESMAS L
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
2
KERINCI MERANGIN SAROLANGUN BATANGHARI MUARO JAMBI TANJAB TIMUR TANJAB BARAT TEBO BUNGO KOTA JAMBI KOTA SUNGAI PENUH
JUMLAH (KAB/KOTA)
3
4
P 5
L+P 6
18 22 15 17 19 17 16 17 18 20 7
4.366 2.848 2.740 4.504 2.041 3.680 3.398 3.482 6.802 891 0
4.285 2.704 2.603 4.192 1.939 3.415 3.488 3.346 6.480 905 0
8.651 5.552 5.343 8.696 3.980 7.095 6.886 6.828 13.282 1.796 0
186
34.752
33.357
68.109
Sumber: Bidang Bina Pelayanan Kesehatan
JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF USIA 0-6 BULAN L P L+P JUMLAH JUMLAH JUMLAH % % % 7
8
9
10
0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 -
0,0
-
11
12
0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
-
0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
0,0
-
0,0
TABEL 40 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI JAMBI TAHUN 2014
NO KABUPATEN/KOTA 1
2
PUSKESMAS 3
PELAYANAN KESEHATAN BAYI
JUMLAH BAYI
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
KERINCI
18
2.294
2.360
4.654
2
MERANGIN
22
4.366
4.285
8.651
3
SAROLANGUN
15
2.848
2.704
5.552
4
BATANGHARI
17
2.740
2.603
5.343
5
MUARO JAMBI
19
4.504
4.192
8.696
6
TANJAB TIMUR
17
2.041
1.939
3.980
7
TANJAB BARAT
16
3.680
3.415
7.095
8
TEBO
17
3.398
3.488
6.886
9
BUNGO
18
3.482
3.346
6.828
10 KOTA JAMBI
20
6.802
6.480
13.282
11 KOTA SUNGAI PENUH
7
891
905
1.796
37.046
35.717
72.763
186
Sumber: Bidang Bina Pelayanan Kesehatan
L+P
L 1
JUMLAH (KAB/KOTA)
P
TABEL 41 CAKUPAN DESA/KELURAHAN UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION (UCI) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS PROVINSI JAMBI TAHUN 2014
NO
KABUPATEN/KOTA
PUSKESMAS
JUMLAH DESA/KELURAHAN
DESA/KELURAHAN UCI
% DESA/KELURAHAN UCI
1
2
3
4
5
6
KERINCI MERANGIN SAROLANGUN BATANGHARI MUARO JAMBI TANJAB TIMUR TANJAB BARAT TEBO BUNGO KOTA JAMBI KOTA SUNGAI PENUH
18 22 15 17 19 17 16 17 18 20 7
286 215 158 113 155 93 134 112 153 62 69
286 215 156 113 93 134 112 157 62 69
100,0 100,0 98,7 100,0 100,0 100,0 100,0 102,6 100,0 100,0
186
1.550
1.397
90,1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Bidang Bina P2PL
TABEL 42 CAKUPAN IMUNISASI HEPATITIS B < 7 HARI DAN BCG PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI JAMBI TAHUN 2014 BAYI DIIMUNISASI NO KABUPATEN/KOTA
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
2
KERINCI MERANGIN SAROLANGUN BATANGHARI MUARO JAMBI TANJAB TIMUR TANJAB BARAT TEBO BUNGO KOTA JAMBI KOTA SUNGAI PENUH
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Bidang Bina P2PL
PUSKESMAS
3
JUMLAH LAHIR HIDUP
Hb < 7 hari P
L
L+P
BCG P
L
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
18 22 15 17 19 17 16 17 18 20 7
2.110 3.860 2.875 2.747 4.436 1.950 3.530 3.474 3.433 6.019 917
2.131 3.671 2.751 2.618 4.079 1.867 3.341 3.217 3.193 7.060 944
4241 7531 5626 5365 8515 3817 6871 6691 6626 13079 1861
186
35351
34872
70223
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0
0,00
0
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
2457 4081 2580 2446 4355 1864 3465 3340 3465 7104 909
116,45 105,73 89,74 89,04 98,17 95,59 98,16 96,14 100,93 118,03 99,13
2223 3904 2519 2346 4132 1812 3139 3288 3352 6419 949
104,32 106,35 91,57 89,61 101,30 97,05 93,95 102,21 104,98 90,92 100,53
4680 7985 5099 4792 8487 3676 6604 6628 6817 13523 1858
110,35 106,03 90,63 89,32 99,67 96,31 96,11 99,06 102,88 103,39 99,84
0,00
0
0,00
36066
102,02
34083
97,74
70149
99,89
TABEL 43 CAKUPAN IMUNISASI DPT-HB/DPT-HB-Hib, POLIO, CAMPAK, DAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI JAMBI TAHUN 2014 BAYI DIIMUNISASI JUMLAH BAYI NO KABUPATEN/KOTAPUSKESMAS(SURVIVING INFANT)
POLIO 4a P
DPT-HB3/DPT-HB-Hib3 L
P
L+P
L
CAMPAK L+P
L
IMUNISASI DASAR LENGKAP
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
1 KERINCI
18
2.294
2.360
4.654
2.439
106
2.188
93
4.627
99
2.359
102,83
2.216
93,898
4.575
98,303
2.438
106,28
2.406
101,95
4.844
104,08
2.257
98,387
2.046
86,695
4.303
92,458
2 MERANGIN
22
4.366
4.285
8.651
3.819
87
3.781
88
7.600
88
3.958
90,655
3.806
88,821
7.764
89,747
3.929
89,991
3.917
91,412
7.846
90,695
3.929
89,991
3.917
91,412
7.846
90,695
3 SAROLANGUN
15
2.848
2.704
5.552
2.741
96
2.588
96
5.329
96
2.764
97,051
2.631
97,3
5.395
97,172
2.688
94,382
2.620
96,893
5.308
95,605
2.251
79,038
2.422
89,571
4.673
84,168
4 BATANGHARI
17
2.740
2.603
5.343
2.540
93
2.492
96
5.032
94
2.485
90,693
2.482
95,352
4.967
92,963
2.449
89,38
2.540
97,58
4.989
93,375
2.318
84,599
2.328
89,435
4.646
86,955
5 MUARO JAMBI
19
4.504
4.192
8.696
4.554
101
4.319
103
8.873
102
4.551
101,04
4.368
104,2
8.919
102,56
4.436
98,49
2.470
58,922
6.906
79,416
4.205
93,361
4.097
97,734
8.302
95,469
6 TANJAB TIMUR
17
2.041
1.939
3.980
1.840
90
1.791
92
3.631
91
1.834
89,858
1.746
90,046
3.580
89,95
1.981
97,06
1.798
92,728
3.779
94,95
1.748
85,644
1.584
81,692
3.332
83,719
7 TANJAB BARAT
16
3.680
3.415
7.095
3.696
100
3.361
98
7.057
99
3.661
99,484
3.322
97,277
6.983
98,421
3.696
100,43
3.226
94,466
6.922
97,562
3.518
95,598
3.064
89,722
6.582
92,77
8 TEBO
17
3.398
3.488
6.886
3.337
98
3.246
93
6.583
96
3.341
98,323
3.242
92,947
6.583
95,6
3.316
97,587
3.190
91,456
6.506
94,482
2.912
85,697
2.856
81,881
5.768
83,764
9 BUNGO
18
3.482
3.346
6.828
3.391
97
3.244
97
6.635
97
3.276
94,084
3.161
94,471
6.437
94,274
3.349
96,18
3.216
96,115
6.565
96,148
3.012
86,502
2.910
86,97
5.922
86,731
10 KOTA JAMBI
20
6.802
6.480 13.282
6.511
96
6.126
95
12.637
95
6.605
97,104
6.157
95,015 12.762
96,085
6.791
99,838
6.131
94,614 12.922
97,29
6.569
96,575
5.036
77,716 11.605
87,374
11 KOTA SUNGAI PENUH
7
891
1.796
944
106
867
96
1.811
101
922
103,48
874
100
903
101,35
887
99,666
903
101,35
891
98,453
1.794
99,889
37.046 35.717 72.763
35.812
97
34.003
95
69.815
96
35.756
87,216 64.773
89,019
1
2
JUMLAH (KAB/KOTA)
186
905
Sumber: Bidang Bina P2PL Keterangan: a = khusus provinsi yang menerapkan 3 dosis polio maka diisi dengan polio 3
96,518 34.005
96,575
1.796
95,207 69.761
95,874 35.976
97,112 32.401
98,011
1.790
90,716 68.377
93,972 33.622
90,757 31.151
TABEL 44 CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI DAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI JAMBI TAHUN 2014
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS
JUMLAH BAYI L
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
2
3
KERINCI 18 MERANGIN 22 SAROLANGUN 15 BATANGHARI 17 MUARO JAMBI 19 TANJAB TIMUR 17 TANJAB BARAT 16 TEBO 17 BUNGO 18 KOTA JAMBI 20 KOTA SUNGAI PENUH7
JUMLAH (KAB/KOTA)
186
4
P 5
L+P 6
BAYI 6-11 BULAN MENDAPAT VIT A L P % % SƷ S 7
8
2.294 4.366 2.848 2.740 4.504 2.041 3.680 3.398 3.482 6.802 891
2.360 4.285 2.704 2.603 4.192 1.939 3.415 3.488 3.346 6.480 905
4.654 8.651 5.552 5.343 8.696 3.980 7.095 6.886 6.828 13.282 1.796
2.325 699 4.326 2.931 2.672 8.692 2.254 3.589 3.537 3.702 3.542
101,35 16,01 151,90 106,97 59,33 425,87 61,25 105,62 101,58 54,43 397,53
37.046
35.717
72.763
38.269
103,30
9
-
10
%
ANAK BALITA (12-59 BULAN) MENDAPAT VIT A JUMLAH L P L+P L P L+P S % % S S %
12
13
L+P S 11
14
15
16
17
18
19
21
L 22
P 23
L+P 24
25
28
L+P S 29
%
26
27
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
2.325 699 4.326 2.931 2.672 8.692 2.254 3.589 3.537 3.702 3.542
49,96 8,08 77,92 54,86 30,73 218,39 31,77 52,12 51,80 27,87 197,22
2.294 4.366 2.848 2.740 4.504 2.041 3.680 3.398 3.482 6.802 891
2.360 4.285 2.704 2.603 4.192 1.939 3.415 3.488 3.346 6.480 905
4.654 8.651 5.552 5.343 8.696 3.980 7.095 6.886 6.828 13.282 1.796
2.325 699 4.326 2.931 2.672 8.692 2.254 3.589 3.537 3.702 3.542
101,35 16,01 151,90 106,97 59,33 425,87 61,25 105,62 101,58 54,43 397,53
-
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
2.325 699 4.326 2.931 2.672 8.692 2.254 3.589 3.537 3.702 3.542
49,96 8,08 77,92 54,86 30,73 218,39 31,77 52,12 51,80 27,87 197,22
0,00
38.269
52,59
37.046
35.717
72.763
38.269
103,30
-
0,00 38.269
52,59
Sumber : Bidang Bina PKM Keterangan: Pelaporan pemberian vitamin A dilakukan pada Februari dan Agustus, maka perhitungan bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A dalam setahun dihitung dengan mengakumulasi bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A di bulan Februari dan yang mendapat vitamin A di bulan Agustus
20
JUMLAH
BALITA (6-59 BULAN) MENDAPAT VIT A L P % % S S
30
TABEL 45 JUMLAH ANAK 0-23 BULAN DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI JAMBI TAHUN 2014 ANAK 0-23 BULAN (BADUTA) NO
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
KABUPATEN/KOTA
2
KERINCI MERANGIN SAROLANGUN BATANGHARI MUARO JAMBI TANJAB TIMUR TANJAB BARAT TEBO BUNGO KOTA JAMBI KOTA SUNGAI PENUH
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber : Bidang Bina PKM
3
JUMLAH (D)
BGM % (D/S)
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
18 22 15 17 19 17 16 17 18 20 7 186
DITIMBANG
JUMLAH BADUTA DILAPORKAN (S)
PUSKESMAS
8.946 14.608 10.113 10.699 13.714 7.818 10.624 14.019 12.987 25.136 3.694 0
0
132.358
0
0
6.286 10.395 9.757 9.036 12.369 6.482 9.081 10.105 10.619 15.399 3.189
70,3 71,2 96,5 84,5 90,2 82,9 85,5 72,1 81,8 61,3 86,3
102.718
77,6
0
18 26 37 33 21 33 24 10 15 51 9
0,3 0,3 0,4 0,4 0,2 0,5 0,3 0,1 0,1 0,3 0,3
277
0,3
TABEL 46 CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI JAMBI TAHUN 2014 ANAK BALITA (12-59 BULAN) NO KABUPATEN/KOTA
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
2
KERINCI MERANGIN SAROLANGUN BATANGHARI MUARO JAMBI TANJAB TIMUR TANJAB BARAT TEBO BUNGO KOTA JAMBI KOTA SUNGAI PENUH
JUMLAH (KAB/KOTA)
PUSKESMAS
3
18 22 15 17 19 17 16 17 18 20 7 186
Sumber: Bidang Bina Pelayanan Kesehatan
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (MINIMAL 8 KALI)
JUMLAH
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
TABEL 47 JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI JAMBI TAHUN 2014 BALITA NO
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
KABUPATEN/KOTA
2
KERINCI MERANGIN SAROLANGUN BATANGHARI MUARO JAMBI TANJAB TIMUR TANJAB BARAT TEBO BUNGO KOTA JAMBI KOTA SUNGAI PENUH
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber : Bidang Bina PKM
3
JUMLAH (D)
BGM % (D/S)
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
18 22 15 17 19 17 16 17 18 20 7 186
DITIMBANG
JUMLAH BALITA DILAPORKAN (S)
PUSKESMAS
26.686 36.396 19.928 26.591 32.387 18.865 21.489 29.962 29.513 49.962 9.369 0
0
301.148
0
0
17.990 24.888 19.260 21.706 29.233 15.265 18.417 19.737 23.768 32.535 7.883
67,4 68,4 96,6 81,6 90,3 80,9 85,7 65,9 80,5 65,1 84,1
230.682
76,6
0
42 84 86 72 45 77 53 16 30 159 27
0,2 0,3 0,4 0,3 0,2 0,5 0,3 0,1 0,1 0,5 0,3
691
0,3
TABEL 48 CAKUPAN KASUS BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI JAMBI TAHUN 2014
NO KABUPATEN/KOTA
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
2
KERINCI MERANGIN SAROLANGUN BATANGHARI MUARO JAMBI TANJAB TIMUR TANJAB BARAT TEBO BUNGO KOTA JAMBI KOTA SUNGAI PENUH
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber : Bidang Bina PKM
PUSKESMAS
3
18 22 15 17 19 17 16 17 18 20 7 186
KASUS BALITA GIZI BURUK MENDAPAT PERAWATAN L P
JUMLAH DITEMUKAN
L+P
L
P
L+P
S
%
S
%
S
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
2 9 6 6 8 2 6 1 4 3
6 15 3 2 2 2 2 9 2 10 1
8 24 9 8 10 4 2 15 3 14 4
47
54
101
-
2 9 6 6 8 2
100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0
6 15 3 2 2 2 2 9 2 10 1
100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0
8 24 9 8 10 4 2 15 3 14 4
100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0
6 1 4 3 47
100,0
54
100,0
101
100,0
-
TABEL 49 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) SISWA SD & SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI JAMBI TAHUN 2014 MURID KELAS 1 SD DAN SETINGKAT
SD DAN SETINGKAT
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) JUMLAH NO KABUPATEN/KOTA
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
2
KERINCI MERANGIN SAROLANGUN BATANGHARI MUARO JAMBI TANJAB TIMUR TANJAB BARAT TEBO BUNGO KOTA JAMBI KOTA SUNGAI PENUH
JUMLAH (KAB/KOTA)
L
PUSKESMAS
3
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
186
CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT
JUMLAH
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN)
%
13
14
15
L+P
L
18 22 15 17 19 17 16 17 18 20 7
Sumber: Bidang Bina Pelayanan Kesehatan
P
TABEL 50 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS PROVINSI JAMBI TAHUN 2014
NO 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
KABUPATEN/KOTA 2
KERINCI MERANGIN SAROLANGUN BATANGHARI MUARO JAMBI TANJAB TIMUR TANJAB BARAT TEBO BUNGO KOTA JAMBI KOTA SUNGAI PENUH
JUMLAH (KAB/ KOTA)
PUSKESMAS 3
18 22 15 17 19 17 16 17 18 20 7 186
Sumber: Bidang Bina Pelayanan Kesehatan
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PENCABUTAN GIGI RASIO TUMPATAN/ TUMPATAN GIGI TETAP TETAP PENCABUTAN 4
5
6
2.072
1.502
1,4
62 12 304 19 39 1.263 -
1.130 120 2.428 1.702 2.601 9.696 492
0,1 0,1 0,1 0,0 0,0 0,1 0,0
3.771
19.671
0,2
TABEL 51 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI JAMBI TAHUN 2014 UPAYA KESEHATAN GIGI SEKOLAH JUMLAH
NO KABUPATEN/KOTA
PUSKESMAS
JUMLAH SD/MI DGN SIKAT GIGI SD/MI
%
MASSAL 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
2
KERINCI MERANGIN SAROLANGUN BATANGHARI MUARO JAMBI TANJAB TIMUR TANJAB BARAT TEBO BUNGO KOTA JAMBI KOTA SUNGAI PENUH
JUMLAH (KAB/ KOTA)
3
18 22 15 17 19 17 16 17 18 20 7 186
Sumber: Bidang Bina Pelayanan Kesehatan
4
5
6
JUMLAH SD/MI MENDAPAT YAN. GIGI
%
7
8
JUMLAH MURID SD/MI
MURID SD/MI DIPERIKSA
PERLU PERAWATAN
MENDAPAT PERAWATAN
L
P
L+P
L
%
P
%
L+P
%
L
P
L+P
L
%
P
%
L+P
%
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
TABEL 52 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI JAMBI TAHUN 2014 USILA (60TAHUN+) NO KABUPATEN/KOTA
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
2
KERINCI MERANGIN SAROLANGUN BATANGHARI MUARO JAMBI TANJAB TIMUR TANJAB BARAT TEBO BUNGO KOTA JAMBI KOTA SUNGAI PENUH
JUMLAH (KAB/KOTA)
PUSKESMAS
3
18 22 15 17 19 17 16 17 18 20 7 186
Sumber: Bidang Bina Pelayanan Kesehatan
JUMLAH
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
L
P
L+P
L
%
P
%
L+P
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
TABEL 53 CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN PENDUDUK MENURUT JENIS JAMINAN DAN JENIS KELAMIN PROVINSI JAMBI TAHUN 2014 PESERTA JAMINAN KESEHATAN NO
JENIS JAMINAN KESEHATAN
1
2
1
Jaminan Kesehatan Nasional
L
JUMLAH P
L+P
3
4
5
0
0
L+P
6
7
8
0,00
0,00
24,56
821.557
0,00
0,00
24,56
1.2 PBI APBD
0
0,00
0,00
0,00
1.3 Pekerja penerima upah (PPU)
0
0,00
0,00
0,00
1.4 Pekerja bukan penerima upah (PBPU)/mandiri
0
0,00
0,00
0,00
1.5 Bukan pekerja (BP)
0
0,00
0,00
0,00
160.580
10,63
0,00
4,80
1.1 Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBN
2
Jamkesda
3
Asuransi Swasta
0
0,00
0,00
0,00
4
Asuransi Perusahaan
0
0,00
0,00
0,00
982.137
10,63
0,00
29,37
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber : Bidang Bina PKM
181.477
821557
L
% P
181.477
0
TABEL 54 JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN, RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN PROVINSI JAMBI TAHUN 2014 JUMLAH KUNJUNGAN NO
SARANA PELAYANAN KESEHATAN
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
2
RAWAT JALAN
KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA RAWAT INAP
JUMLAH
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
3
4
5
6
7
8
9
10
11
KERINCI MERANGIN SAROLANGUN BATANGHARI MUARO JAMBI TANJAB TIMUR TANJAB BARAT TEBO BUNGO KOTA JAMBI KOTA SUNGAI PENUH
SUB JUMLAH I 1 KERINCI 2 MERANGIN 3 SAROLANGUN 4 BATANGHARI 5 MUARO JAMBI 6 TANJAB TIMUR 7 TANJAB BARAT 8 TEBO 9 BUNGO 10 KOTA JAMBI 11 KOTA SUNGAI PENUH SUB JUMLAH II 1 Sarana Yankes lainnya (sebutkan) 2 Sarana Yankes lainnya (sebutkan) 3 Sarana Yankes lainnya (sebutkan) 4 Sarana Yankes lainnya (sebutkan) SUB JUMLAH III JUMLAH (KAB/KOTA) JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA CAKUPAN KUNJUNGAN (%)
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
1.706.746
1.637.675
3.344.421
1.706.746
1.637.675
3.344.421
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0 0
0 0
0 0
TABEL 55 ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT PROVINSI JAMBI TAHUN 2014
NO
NAMA RUMAH SAKIT
1
2
a
JUMLAH TEMPAT TIDUR
1 RS Raden Mattaher 2 RSU Mayjen H. A.Thalib 3 RSD Kolonel Abundjani 4 RSUD H Abdoel Madjid Batoe 5 RSd K.H. Daud Arif 6 RSUD H. Hanafie 7 RSUSutan Thaha Saifuddin 8 RSUD Ahmad Ripin 9 RSU Nurdin Hamzah 10 RSUD Prof. DR. H.M.Chatif 11 Quzwain RS Jiwa Jambi 12 RSUD H. Abdul Manap 13 RSUD Sungai Bahar 14 RSUD Sungai Gelam 15 Rs St. Theresia 16 RS Budhi Graha 17 RS Dr. Bratanata 18 RS Bayangkara 19 Siloam Hospital 20 Rs Mayang Medikal Center 21 RSU Bersaudara Mandiri 22 RS Ibu dan Anak Annisa 23 RS Islam Arafah 24 RS Kambang 25 RS Besalin Puri Medika 26 RS Bakti Lestari 27 Rs Ibu dan Anak Rimbo Medika 28 RS Sentral Medika 29 RS Royal Prima 30 RSU Baiturrahim 31 RS Erni Medika 32 Mitra Medika Batanghari KABUPATEN/KOTA Sumber: Bidang Bina Pelayanan Kesehatan
3
PASIEN KELUAR (HIDUP + MATI)
PASIEN KELUAR MATI ≥ 48 JAM DIRAWAT
GDR
NDR
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
321 138 125 127 83 206 88 95 44 89 270 162 50 63 100 40 152 65 100 78 23 62 67 77 10 48 12 35 60 55 20 77 2.942
PASIEN KELUAR MATI
-
-
-
-
-
-
-
-
-
TABEL 56 INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT PROVINSI JAMBI TAHUN 2014
NO
NAMA RUMAH SAKITa
JUMLAH TEMPAT TIDUR
PASIEN KELUAR (HIDUP + MATI)
JUMLAH HARI PERAWATAN
JUMLAH LAMA DIRAWAT
BOR (%)
BTO (KALI)
TOI (HARI)
ALOS (HARI)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1 RS Raden Mattaher 321 2 RSU Mayjen H. A.Thalib 138 3 RSD Kolonel Abundjani 125 4 RSUD H Abdoel Madjid Batoe 127 5 RSd K.H. Daud Arif 83 6 RSUD H. Hanafie 206 7 RSUSutan Thaha Saifuddin 88 8 RSUD Ahmad Ripin 95 9 RSU Nurdin Hamzah 44 10 RSUD Prof. DR. H.M.Chatif Quzwain 89 11 RS Jiwa Jambi 270 12 RSUD H. Abdul Manap 162 13 RSUD Sungai Bahar 50 14 RSUD Sungai Gelam 63 15 Rs St. Theresia 100 16 RS Budhi Graha 40 17 RS Dr. Bratanata 152 18 RS Bayangkara 65 19 Siloam Hospital 100 20 Rs Mayang Medikal Center 78 21 RSU Bersaudara Mandiri 23 22 RS Ibu dan Anak Annisa 62 23 RS Islam Arafah 67 24 RS Kambang 77 25 RS Besalin Puri Medika 10 26 RS Bakti Lestari 48 27 Rs Ibu dan Anak Rimbo Medika 12 28 RS Sentral Medika 35 29 RS Royal Prima 60 30 RSU Baiturrahim 55 31 RS Erni Medika 20 32 Mitra Medika Batanghari 77 KABUPATEN/KOTA 2942 Sumber: Bidang Bina Pelayanan Kesehatan
0
-
TABEL 57 PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (BER-PHBS) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS PROVINSI JAMBI TAHUN 2014 RUMAH TANGGA NO 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
KABUPATEN/KOTA 2
KERINCI MERANGIN SAROLANGUN BATANGHARI MUARO JAMBI TANJAB TIMUR TANJAB BARAT TEBO BUNGO KOTA JAMBI KOTA SUNGAI PENUH
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber : Bidang Bina PKM
PUSKESMAS 3
JUMLAH
JUMLAH DIPANTAU
% DIPANTAU
JUMLAH BER- PHBS
% BER- PHBS
4
5
6
7
8
18 22 15 17 19 17 16 17 18 20 7
60.236 88.223 62.277 58.761 83.216 51.198 62.323 316.930 77.737 170.247 21.518
23.897 32.316 30.959 12.331 30.110 23.621 18.179 10.500 56.158 24.845 5.661
39,7 36,6 49,7 21,0 36,2 46,1 29,2 3,3 72,2 14,6 26,3
12.900 24.706 26.405 7.872 18.877 12.082 7.434 7.750 44.072 21.211 4.045
54,0 76,5 85,3 63,8 62,7 51,1 40,9 73,8 78,5 85,4 71,5
186
1.052.666
268.577
25,5
187.354
69,8
TABEL 58 PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS PROVINSI JAMBI TAHUN 2014
NO KABUPATEN/KOTA
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
2
PUSKESMAS
3
KERINCI MERANGIN SAROLANGUN BATANGHARI MUARO JAMBI TANJAB TIMUR TANJAB BARAT TEBO BUNGO JAMBI KOTA SUNGAI PENUH
18 22 15 17 19 17 16 17 18 20 7
JUMLAH (KAB/KOTA)
186
Sumber: Bidang Bina P2PL
JUMLAH SELURUH RUMAH 4
59260 87595 58383 57276 91314 50224 71375 58310 65773 117278 19670 736.458
JUMLAH RUMAH MEMENUHI SYARAT RUMAH YANG (RUMAH SEHAT) BELUM MEMENUHI JUMLAH % SYARAT 5
6
7
RUMAH DIBINA MEMENUHI SYARAT
RUMAH DIBINA
RUMAH MEMENUHI SYARAT (RUMAH SEHAT)
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
8
9
10
11
12
13
15.796 65.124 22.681 41.983 64.354 11.032 30.559 12.168 49.037 82.094 17.316
26,66 74,35 38,85 73,30 70,48 21,97 42,81 20,87 74,55 70,00 88,03
43464,00 22471,00 35702,00 52924,00 28264,00 39192,00 40816,00 30398,00 24718,00 35184,00 5097,00
27.642 5.258 25.818 5.363 1.075 26.328 6.890 30.398 3.435 17.592 1.570
63,60 23,40 72,32 10,13 3,80 67,18 16,88 100,00 13,90 50,00 30,80
27642 4164 19997 4271 844 12864 3987 30398 293 17592 1489
100 79,19 77,45 79,64 78,51 48,86 57,87 100,00 8,53 100,00 94,84
43.438 69.288 42.678 46.254 65.198 23.896 34.546 42.566 49.330 99.686 18.805
73,30 79,10 73,10 80,76 71,40 47,58 48,40 73,00 75,00 85,00 95,60
412.144
55,96
358.230
151.369
42,25
123541
81,62
535.685
72,74
TABEL 59 PENDUDUK DENGAN AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM BERKUALITAS (LAYAK) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS PROVINSI JAMBI TAHUN 2014 BUKAN JARINGAN PERPIPAAN PERPIPAAN (PDAM,BPSPAM)
JUMLAH (KAB/KOTA)
186
Sumber: Bidang Bina P2PL
253.317 367.445 271.798 266.379 378.534 226.572 307.661 328.627 334.591 587.057 90.478
4.482 62.322 44.773 56.184 11.910 20.908 42.035 -
17928 270801 0 0 325684 0 49453 21483 205667 0 0
0 43936 0 0 54102 0 8050 13161 31613 0 0
0 213544 0,00 0,00 236393 0,00 38203,00 13125,00 163852 0,00 0,00
3.412.459
242.614
891016
150862
665117
23300
4 0 15 0 0 0 0 0 0 0 0
2782 16313
19
0 0 0 78 0 718 486 1500 0 0
16 16
0
30
31
32
%
29
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
28
JUMLAH
27
MEMENUHI SYARAT JUMLAH SARANA
26
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
25
JUMLAH SARANA
24
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
23
MEMENUHI SYARAT JUMLAH SARANA
22
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
21
JUMLAH SARANA
3308
0 0,00 0,00 0,00 458 0,00 7144 0,00 8711 0,00 0,00
20
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
17721
0
19
PENAMPUNGAN AIR HUJAN
MEMENUHI SYARAT JUMLAH SARANA
22150 44230 14771
4.624 458 7.297 673 10.248 -
18
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
0 4 0 0 76 0 729 617 1882 0 0
17
JUMLAH SARANA
0,00 0,00 0,00 0,00 179 0,00 17542 0,00 0,00 0,00 0,00
16
MEMENUHI SYARAT JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
9036 0 0 0 0 0 0 0 179 22 0 0 18142 3851 16873 10898 0 0 0 0 0 0
2.259 22 4.216 15.653 -
15
MATA AIR TERLINDUNG
JUMLAH SARANA
14
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
13
JUMLAH SARANA
12
11
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
10
JUMLAH SARANA
9
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
8
TERMINAL AIR
JUMLAH SARANA
7
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
6
JUMLAH SARANA
5
MEMENUHI SYARAT
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
KERINCI 18 MERANGIN 22 SAROLANGUN 15 BATANGHARI 17 MUARO JAMBI 19 TANJAB TIMUR 17 TANJAB BARAT 16 TEBO 17 BUNGO 18 KOTA JAMBI 20 KOTA SUNGAI PENUH 7
4
MEMENUHI SYARAT
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
3
SUMUR BOR DENGAN POMPA
JUMLAH SARANA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
2
MEMENUHI SYARAT
SUMUR GALI DENGAN POMPA
JUMLAH SARANA
1
KABUPATEN/KO PUSKE PENDUDUK TA SMAS
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
NO
JUMLAH SARANA
SUMUR GALI TERLINDUNG
PENDUDUK DENGAN AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM LAYAK
33
34
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
1452 0 446 0 0 0 4 0 0 0 0
5808 0 0 0 0 0 350 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 4 0 0 0 0
0,00 546 0,00 7 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 350 42942 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0
2184 0 4150 0 0 0 0 0 0 0 0 0 161808 41588 0 0 0 0 0 0 0 0
0,00 38343 0,00 12889 0,00 6174 0,00 458 0,00 12 0,00 0 158341 6549 0,00 2727 0,00 7179 0,00 0 0,00 2147
153372 9679 80130 10481 0 0 0 0 13241 12 0 0 19726 6464 2661 1704 53889 5783 0 0 12564 2147
36562 268080 0,00 0,00 13241 0,00 19489 1798 47312 0,00 12564
36562 481624 201951 178850 250271 92331 241069 14923 219875 454041 12564
14,433 131,07 74,30 67,14 66,12 40,75 78,36 4,54 65,71 77,34 13,89
0
1902
6158
4
350 43495
168142 41588
158341 76478
335583 36270
399046
2184061
64,003
TABEL 60 PERSENTASE KUALITAS AIR MINUM DI PENYELENGGARA AIR MINUM YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN PROVINSI JAMBI TAHUN 2014 MEMENUHI SYARAT (FISIK, BAKTERIOLOGI, DAN KIMIA)
NO
KABUPATEN/KOTA
PUSKESMAS
JUMLAH PENYELENGGARA AIR MINUM
1
2
3
4
KERINCI MERANGIN SAROLANGUN BATANGHARI MUARO JAMBI TANJAB TIMUR TANJAB BARAT TEBO BUNGO KOTA JAMBI KOTA SUNGAI PENUH
18 22 15 17 19 17 16 17 18 20 7
100 103 0 0 194 0 0 117 0 0 7
80 20 0 0 160 0 0 46 0 0 7
10 14 0 0 139 0 0 27 0 0 0
12,50 70,00 0,00 0,00 86,88 0,00 0,00 58,70 0,00 0,00 0,00
186
521
313
190
60,70
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Bidang Bina P2PL
JUMLAH SAMPEL DIPERIKSA 5
JUMLAH
%
6
7
TABEL 61 PENDUDUK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT JENIS JAMBAN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI JAMBI TAHUN 2014 JENIS SARANA JAMBAN
Sumber: Bidang Bina P2PL
3.344.421
16
49.855 24.426 61.540 -
4.327 8.722 3.549 9.615 -
40.146 15.196 38.460 -
135.821
26.213
93.802
5.673 16 100 -
22.692 315 828 -
5.673 16 94 -
22.298 315 742 -
98,264
33.001 39.250 12.450 16.908 46.333 34.981 27.276 31.085 1.200
132.004 311.963 286.584 143.586 27.579 147.823 5.808
33.001 31.552 12.450 43.734 29.133 17.613 37.038 1.600
126.280 246.898 228.207 109.572 17.895 118.820 8.808
95,6638 79,1434
151,653
4.327 1.378 9.820 5.673 14.083 -
5.789
23.835
5.783
23.355
97,986 242.484
1.055.347
206.121
856.480
81,1562
35.281
100 89,614
79,6301 76,3111 64,8863 80,3799
18
19
20
21
80,5255 62,2124 62,4959
69,063
22
% PENDUDUK PENGGUNA
15
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
14
JUMLAH SARANA
13
17
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
12
JUMLAH SARANA
11
% PENDUDUK PENGGUNA
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
10
MEMENUHI SYARAT
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
JUMLAH SARANA
9
JUMLAH SARANA
% PENDUDUK PENGGUNA
8
JUMLAH SARANA
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
7
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
186
6
MEMENUHI SYARAT
JUMLAH SARANA
JUMLAH (KAB/KOTA)
234003 360187 272203 257201 388323 212084 304899 324919 336320 568062 86220
5
CEMPLUNG
% PENDUDUK PENGGUNA
KERINCI 18 MERANGIN 22 SAROLANGUN 15 BATANGHARI 17 MUARO JAMBI 19 TANJAB TIMUR 17 TANJAB BARAT 16 TEBO 17 BUNGO 18 KOTA JAMBI 20 KOTA SUNGAI PENUH7
4
MEMENUHI SYARAT
JUMLAH SARANA
3
PLENGSENGAN
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
2
MEMENUHI SYARAT JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
1
LEHER ANGSA
JUMLAH SARANA
PUSK KABUPATEN/KOT NO ESMA A S
JUMLAH PENDUDUK
KOMUNAL
PENDUDUK DENGAN AKSES SANITASI LAYAK (JAMBAN SEHAT)
JUMLAH
23
24
25
15.571 3.919 1.653 11.224 14.095 4.154 -
62.284 7.848 45.753 14.495 16.616 -
15.571 3.919 1.183 6.627 9.475 1.952 -
62.284 5.306 23.819 9.692 9.762 -
50.616
146.996
38.727
110.863
100
67,6096 52,06 66,8644 58,7506
75,4191
%
26
164364 241784 184108 165526 272800 103527 630471 189699 190741 454042 42963
70,2 67,1 67,6 64,4 70,3 48,8 206,8 58,4 56,7 79,9 49,8
2.640.025
78,9
TABEL 62 DESA YANG MELAKSANAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT PROVINSI JAMBI TAHUN 2014 SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) NO KABUPATEN/KOTA
PUSKESMAS
JUMLAH DESA/ KELURAHAN
DESA MELAKSANAKAN STBM JUMLAH
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
2
KERINCI MERANGIN SAROLANGUN BATANGHARI MUARO JAMBI TANJAB TIMUR TANJAB BARAT TEBO BUNGO KOTA JAMBI KOTA SUNGAI PENUH
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Bidang Bina P2PL
3
18 22 15 17 19 17 16 17 18 20 7 186
4
5
286 215 158 113 155 93 134 112 153 62 69 1.550
2 13 64 48 51 12 65 10 60
%
JUMLAH
6
7
9
0,6993007 6,0 40,5 42,5 32,9 12,9 48,5 8,9 39,2 0,0 13,0
334
21,5
-
DESA STOP BABS (SBS)
14 3,0 0,0 0,0 76,0 0,0 9,0 0,0 14,0 0,0 0,0
DESA STBM
%
JUMLAH
%
8
9
10
4,8951049 1,39534884 0 0 49,0322581 0 6,71641791 0 9,1503268 0 0 0
-
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0
TABEL 63 PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS PROVINSI JAMBI TAHUN 2014 TEMPAT-TEMPAT UMUM YANG ADA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
KERINCI 18 MERANGIN 22 SAROLANGUN 15 BATANGHARI 17 MUARO JAMBI 19 TANJAB TIMUR 17 TANJAB BARAT 16 TEBO 17 BUNGO 18 KOTA JAMBI 20 KOTA SUNGAI PENUH 7
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Bidang Bina P2PL
186
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
11
%
10
NON BINTANG
JUMLAH
9
BINTANG
%
8
RUMAH SAKIT UMUM
JUMLAH
7
PUSKESMAS
%
NON BINTANG
6
SLTA
TEMPAT-TEMPAT UMUM
JUMLAH
BINTANG
5
SLTP
HOTEL
%
RUMAH SAKIT UMUM
4
SD
SARANA KESEHATAN
JUMLAH
PUSKESMAS
3
SLTA
2
SLTP
1
KABUPATEN/KOT PUSKE A SMAS
HOTEL
SD
NO
SARANA PENDIDIKAN
SARANA KESEHATAN
JUMLAH TTU
SARANA PENDIDIKAN
MEMENUHI SYARAT KESEHATAN
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
291 380 228 209 324 229 229 483 246 226 73
54 47 72 67 82 14
27 25 31 37 49 16
18 23 13 17 19 0 16 16 18 20 6
1 1 1 3 2 1 4 2 1
6 2 7 -
11 10 6 1 7 15 76 12
390 487 252 233 450 229 364 500 416 331 122
291 288 187 133 221 146 135 142 212 124 -
100,0 75,8 82,0 63,6 68,2 63,8 59,0 29,4 86,2 54,9 -
30 38 68 43 18 14
55,6 80,9
100,0
13 16 31 25 11 16
2.918
336
185
166
16
15
138
3.774
1.879
64,4
211
62,8
112
94,4 64,2 22,0
48,1 64,0
100,0 95,7 100,0
100,0
18 22 0 0 19 0 14 5 18 20 6
60,5
122
100,0 67,6 22,4
-
3
100,0 100,0
87,5 31,3 100,0 100,0 100,0
1 1 3 2 1
50,0 100,0 75,0 100,0 100,0
0 0 0 0 0 0 4 0 2 2 0
73,5
12
75,0
8
1 -
-
1
100,0 70,0 100,0
6
85,7
100,0 28,6
7 12 10
46,7 15,8 83,3
352 376 194 133 343 146 228 148 271 160 47
53,3
54
39,1
2.398
11 7 66,7 -
90,3 77,2 77,0 57,1 76,2 63,8 62,6 29,6 65,14423 48,3 38,5 63,54001
TABEL 64 TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM) MENURUT STATUS HIGIENE SANITASI PROVINSI JAMBI TAHUN 2014 TPM MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI NO KABUPATEN/KOTA 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
2
KERINCI MERANGIN SAROLANGUN BATANGHARI MUARO JAMBI TANJAB TIMUR TANJAB BARAT TEBO BUNGO KOTA JAMBI KOTA SUNGAI PENUH
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Bidang Bina P2PL
PUSKESMAS
JUMLAH TPM
JASA BOGA
3
4
5
RUMAH DEPOT AIR MAKAN/ MINUM RESTORAN (DAM) 6
7
TPM TIDAK MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI
MAKANAN JAJANAN
TOTAL
%
JASA BOGA
8
9
10
11
RUMAH DEPOT AIR MAKAN/ MINUM RESTORAN (DAM) 12
13
MAKANAN JAJANAN
TOTAL
%
14
15
16
18 22 15 17 19 17 16 17 18 20 7
640 2299 651 920 975 795 324 1992 2107 1718 161
0 26 7 1 2 0 6 0 2 20 0
54 301 113 68 107 28 95 152 269 258 4
24 85 87 92 159 22 27 72 107 445 5
222 1301 269 320 349 391 7 772 1263 480 112
300 1713 476 481 617 441 135 996 1641 1203 121
46,88 74,51 73,12 52,28 63,28 55,47 41,67 50,00 77,88 70,02 75,16
2 35 2 1 2 0 0 10 10 10 0
34 119 65 41 81 42 52 103 73 227 0
56 49 23 84 24 13 57 43 82 20 29
248 383 85 313 251 299 80 840 301 258 11
340 586 175 439 358 354 189 996 466 515 40
53,13 25,49 26,88 47,72 36,72 44,53 58,33 50,00 22,12 29,98 24,84
186
12582
64
1449
1125
5486
8124
64,57
72
837
480
3069
4458
35,43
TABEL 65
JUMLAH TPM MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI
2
3
4
10
11
KERINCI MERANGIN SAROLANGUN BATANGHARI MUARO JAMBI TANJAB TIMUR TANJAB BARAT TEBO BUNGO KOTA JAMBI KOTA SUNGAI PENUH
18 22 15 17 19 17 16 17 18 20 7
340 586 175 439 358 354 189 996 466 515 40
0 35 0 1 2 0 0 0 0 0 0
24 54 0 102 40 25 44 0 0 0 4
29 37 0 163 27 13 17 0 0 0 0
103 249 0 65 50 100 0 0 0 0 20
156 375 0 331 119 138 61 0 0 0 24
45,88 63,99 0,00 75,40 33,24 38,98 32,28 0,00 0,00 0,00 60,00
300 1713 476 481 617 441 135 996 1641 1203 121
0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 6 0 0 0 0
88 8 0 0 2 0 4 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
88 8 0 1 2 0 11 0 0 0 0
29,33 0,47 0,00 0,21 0,32 0,00 8,15 0,00 0,00 0,00 0,00
186
4458
38
293
286
587
1204
27,01
8124
1
6
102
1
110
1,35
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Bidang Bina P2PL
12
13
14
15
TOTAL
9
MAKANAN JAJANAN
8
DEPOT AIR MINUM (DAM)
TOTAL
7
RUMAH MAKAN/ RESTORAN
MAKANAN JAJANAN
6
JUMLAH TPM DIUJI PETIK JASA BOGA
DEPOT AIR MINUM (DAM)
5
PERSENTASE TPM DIUJI PETIK
PERSENTASE TPM DIBINA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
RUMAH MAKAN/ RESTORAN
1
PUSKES MAS
KABUPATEN/KOTA
JUMLAH TPM DIBINA JASA BOGA
NO
JUMLAH TPM TIDAK MEMENUHI SYARAT
TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN DIBINA DAN DIUJI PETIK PROVINSI JAMBI TAHUN 2014
16
17
TABEL 66 PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN PROVINSI JAMBI TAHUN 2014
NO
NAMA OBAT
SATUAN TERKECIL
1
2
3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Alopurinol tablet 100 mg Aminofilin tablet 200 mg Aminofilin injeksi 24 mg/ml Amitripilin tablet salut 25 mg (HCL) Amoksisilin kapsul 250 mg Amoksisilin kaplet 500 mg Amoksisilin sirup kering 125 mg/ 5 mg Metampiron tablet 500 mg Metampiron injeksi 250 mg Antasida DOEN I tablet kunyah, kombinasi :Aluminium Hidroksida 200 mg + Magnesium Hidroksida 200 mg
11
Anti Bakteri DOEN saleb kombinasi : Basitrasin 500 IU/g + polimiksin 10.000 IU/g Antihemoroid DOEN kombinasi : Bismut Subgalat 150 mg + Heksaklorofen 250 mg
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69
Antifungi DOEN Kombinasi : Asam Benzoat 6% + Asam Salisilat 3% Antimigren : Ergotamin tartrat 1 mg + Kofein 50 mg Antiparkinson DOEN tablet kombinasi : Karbidopa 25 mg + Levodopa 250 mg Aqua Pro Injeksi Steril, bebas pirogen Asam Askorbat (vitamin C) tablet 50 mg Asam Asetisalisilat tablet 100 mg (Asetosal) Asam Asetisalisilat tablet 500 mg (Asetosal) Atropin sulfat tablet 0,5 mg Atropin tetes mata 0,5% Atropin injeksi l.m/lv/s.k. 0,25 mg/mL - 1 mL (sulfat) Betametason krim 0,1 % Deksametason Injeksi I.v. 5 mg/ml Deksametason tablet 0,5 mg Dekstran 70-larutan infus 6% steril Dekstrometorfan sirup 10 mg/5 ml (HBr) Dekstrometorfan tablet 15 mg (HBr) Diazepam Injeksi 5mg/ml Diazepam tablet 2 mg Diazepam tablet 5 mg Difenhidramin Injeksi I.M. 10 mg/ml (HCL) Diagoksin tablet 0,25 mg Efedrin tablet 25 mg (HCL) Ekstrks belladona tablet 10 mg Epinefrin (Adrenalin) injeksi 0,1% (sebagai HCL) Etakridin larutan 0,1% Fenitoin Natriun Injeksi 50 mg/ml Fenobarbital Injeksi I.m/I.v 50 mg/ml Fenobarbital tablet 30 mg Fenoksimetil Penisilin tablet 250 mg Fenoksimetil Penisilin tablet 500 mg Fenol Gliserol tetes telinga 10% Fitomenadion (Vit. K1) injeksi 10 mg/ml Fitomenadion (Vit. K1) tablet salut gula 10 mg Furosemid tablet 40 mg Gameksan lotion 1 % Garam Oralit I serbuk Kombinasi : Natrium 0,70 g, Kalium klorida 0,30 g, Tribatrium Sitrt dihidrat 0,58 g Gentian Violet Larutan 1 % Glibenklamida tablet 5 mg Gliseril Gualakolat tablet 100 mg Gliserin Glukosa larutan infus 5% Glukosa larutan infus 10% Glukosa larutan infus 40% steril (produk lokal) Griseofulvin tablet 125 mg, micronized Haloperidol tablet 0,5 mg Haloperidol tablet 1,5 mg Haloperidol tablet 5 mg Hidroklorotiazida tablet 25 mg Hidrkortison krim 2,5% Ibuprofen tablet 200 mg Ibuprofen tablet 400 mg Isosorbid Dinitrat Tablet Sublingual 5 mg Kalsium Laktat (Kalk) tablet 500 mg Kaptopril tablet 12,5 mg Kaptopril tablet 25 mg Karbamazepim tablet 200 mg Ketamin Injeksi 10 mg/ml
tablet tablet tablet tablet kapsul kaplet botol tablet ampul tablet
PERSENTASE TOTAL JUMLAH KEBUTUHAN SISA STOK KETERSEDIAAN PENGGUNAAN OBAT/VAKSIN OBAT/VAKSIN 4
5
6
7
8
300.000 160.000 5.000
79.700 20.500 1.410
277.900 154.500 1.560
357.600 175.000 2.970
35.000 200.000 1.000.000
4.400 82.200 391.000
42.600 68.600 9.200
47.000 150.800 400.200
50.000 100.000
15.402 70.000
7.098
22.500 70.000
11.000
3.510
1.000.000
228.200
3.510 249.700
119,2 109,375 59,4 134,29 75,4 40,02 45,00 70,00 31,91 47,79
477.900
tube
50,00 10.000
750
4.250
5.000
supp 4.080
pot 8.160
tablet tablet
12.000
vial tablet tablet tablet tablet botol ampul krim ampul tablet botol botol tablet ampul tablet tablet ampul tablet tablet tablet ampul botol ampul ampul tablet tablet tablet botol ampul tablet tablet botol sach
5.000 650.000
2.540 184.000
1.690 306.900
4.230 490.900
4.000 25.000
600 7.440
4.290 16.256
4.890 23.696
40.000 500.000
19.490 334.500
10.100 313.500
29.590 648.000
7.000 254.393 3.000 150.000
3.440 40.700 660 16.300
5.692 242.200 3.180 161.400
9.132 282.900 3.840 177.700
15.000 50.000
5.640 5.700
5.550 43.000
11.190 48.700
150.000
18.000
18.000
6.000 5.000
1.320 785
4.591
1.320 5.376
1.000
240
960
1.200
25.000
14.300
16.600
30.900
4.000 10.000 80.000 60.000
2.952 4.260 34.600 51.800
3.096 33.900 41.400
6.048 4.260 68.500 93.200
148.000
39.600
113.700
153.300
7.000 80.000
4.200 34.600
2.750 63.100
6.950 97.700
600.000
300.000
500.000
800.000
8.000
3.780
2.137
5.917
130.000
54.000
102.000
156.000
99,29 122,13 133,33 #DIV/0! 73,96 #DIV/0! #DIV/0! 120,00
607 40.000 139.643
10.000
42.500
52.500
131,25
18.000 250.000 200.000
7.252 27.000 106.000
11.059 28.500 160.200
18.311 55.500 266.200
125.000 1.000.000 500.000 600.000
10.600 132.000 92.400 131.900
18.000 608.000 319.500 192.100
28.600 740.000 411.900 324.000
101,73 22,20 133,10 22,88 74,00 82,38 54,00 #DIV/0! #DIV/0!
botol tablet tablet botol botol botol ampul tablet tablet tablet tablet tablet tube tablet tablet tablet tablet tablet tablet tablet vial
#DIV/0! 84,60 75,52 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 122,25 94,78 73,98 129,60 #DIV/0! 130,46 111,21 128,00 118,47
3.036
74,60 97,40 12,00 #DIV/0! 22,00 107,52 #DIV/0! 120,00 123,60 #DIV/0! #DIV/0! 151,20 42,60 85,63 155,33 #DIV/0! 103,58
6.500
PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN PROVINSI JAMBI TAHUN 2014
NO
NAMA OBAT
SATUAN TERKECIL
KEBUTUHAN
1
2
3
4
70 71 72 73 74 75 76 77 78
Klofazimin kapsul 100 mg microzine Kloramfenikol kapsul 250 mg Kloramfenikol tetes telinga 3 % Kloraniramina mealeat (CTM) tablet 4 mg Klorpromazin injeksi i.m 5 mg/ml-2ml (HCL) Klorpromazin injeksi i.m 25 mg/ml (HCL) Klorpromazin tablet salut 25 mg (HCL) Klorpromazin HCl tablet salut 100 mg (HCL) Anti Malaria DOEN Kombinasi Pirimetamin 25 mg + Sulfadoxin 500 mg 79 Kotrimosazol Suspensi Kombinasi :Sulfametoksazol 200 mg + Trimetoprim 40 mg/ 5 ml 80 Kotrimosazol DOEN I (dewasa) Kombinasi : Sulfametoksazol 400 mg, Trimetoprim 80 mg 81 Kotrimosazol DOEN II (pediatrik) Kombinasi : Sulfametoksazol 100 mg, Trimetoprim 20 mg 82 Kuinin (kina) tablet 200 mg 83 Kuinin Dihidrokklorida injeksi 25%-2 ml 84 Lidokain injeksi 2% (HCL) + Epinefrin 1 : 80.000-2 ml 85 Magnesium Sulfat inj (IV) 20%-25 ml 86 Magnesium Sulfat inj (IV) 40%-25 ml 87 Magnesium Sulfat serbuk 30 gram 88 Mebendazol sirup 100 mg / 5 ml 89 Mebendazol tablet 100 mg 90 Metilergometrin Maleat (Metilergometrin) tablet salut 0,125 mg 91 Metilergometrin Maleat injeksi 0,200 mg -1 ml 92 Metronidazol tablet 250 mg 93 Natrium Bikarbonat tablet 500 mg 94 Natrium Fluoresein tetes mata 2 % 95 Natrium Klorida larutan infus 0,9 % 96 Natrium Thiosulfat injeksi I.v. 25 % 97 Nistatin tablet salut 500.000 IU/g 98 Nistatin Vaginal tablet salut 100.000 IU/g 99 Obat Batuk hitam ( O.B.H.) 100 Oksitetrasiklin HCL salep mata 1 % 101 Oksitetrasiklin injeksi I.m. 50 mg/ml-10 ml 102 Oksitosin injeksi 10 UI/ml-1 ml 103 Paracetamol sirup 120 mg / 5 ml 104 Paracetamol tablet 100 mg 105 Paracetamol tablet 500 mg 106 Pilokarpin tetes mata 2 % (HCL/Nitrat) 107 Pirantel tab. Score (base) 125 mg 108 Piridoksin (Vitamin B6) tablet 10 mg (HCL) 109 Povidon Iodida larutan 10 % 110 Povidon Iodida larutan 10 % 111 Prednison tablet 5 mg 112 Primakuin tablet 15 mg 113 Propillitiourasil tablet 100 mg 114 Propanol tablet 40 mg (HCL) 115 Reserpin tablet 0,10 mg 116 Reserpin tablet 0,25 mg 117 Ringer Laktat larutan infus 118 Salep 2-4, kombinasi: Asam Salisilat 2% + Belerang endap 4% 119 Salisil bedak 2% 120 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 5 ml (ABU I) 121 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 50 ml (ABU II) 122 Serum Anti Difteri Injeksi 20.000 IU/vial (A.D.S.) 123 Serum Anti Tetanus Injeksi 1.500 IU/ampul (A.T.S.) 124 Serum Anti Tetanus Injeksi 20.000 IU/vial (A.T.S.) 125 Sianokobalamin (Vitamin B12) injeksi 500 mcg 126 Sulfasetamida Natrium tetes mata 15 % 127 Tetrakain HCL tetes mata 0,5% 128 Tetrasiklin kapsul 250 mg 129 Tetrasiklin kapsul 500 mg 130 Tiamin (vitamin B1) injeksi 100 mg/ml 131 Tiamin (vitamin B1) tablet 50 mg (HCL/Nitrat) 132 Tiopental Natrium serbuk injeksi 1000 mg/amp 133 Triheksifenidil tablet 2 mg 134 Vaksin Rabies Vero 135 Vitamin B Kompleks tablet VAKSIN 136 BCG 137 T T 138 D T 139 CAMPAK 10 Dosis 140 POLIO 10 Dosis 141 DPT-HB 142 HEPATITIS B 0,5 ml ADS 143 POLIO 20 Dosis 144 CAMPAK 20 Dosis Sumber: Bidang Bina Pelayanan Kesehatan
kapsul kapsul botol tablet ampul ampul tablet tablet tablet
PERSENTASE TOTAL JUMLAH SISA STOK KETERSEDIAAN PENGGUNAAN OBAT/VAKSIN OBAT/VAKSIN 5
6
7
8
80.000 10.000 850.000
47.000 4.208 268.500
23.000 4.560 448.300
70.000 8.768 716.800
50.000 65.000
14.000 11.000
36.000 5.000
50.000 16.000
12.000
7.196
2.730
9.926
400.000
99.000
336.100
435.100
#DIV/0! 87,50 87,68 84,33 #DIV/0! #DIV/0! 100,00 24,62
45.000
botol
82,72
tablet
108,78
tablet
#DIV/0!
tablet ampul vial vial vial sach botol tablet tablet
#DIV/0! #DIV/0! 32,54 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
ampul tablet tablet botol botol ampul tablet tablet botol tube vial ampul botol tablet tablet botol tablet tablet botol botol tablet tablet tablet tablet tablet tablet botol tube kotak vial vial vial ampul vial ampul botol botol kapsul kapsul ampul tablet ampul tablet vial tablet vial vial vial vial vial vial vial vial vial
50.000
13.510
2.760
16.270
35.000
93.000
128.000
1.141
1.141
30.000 1.973 120.000 7.000
50.000 35.000 18.000 900 8.000 40.000
3.100 5.376 5.797
45.500 15.456 13.828
48.600 20.832 19.625
3.400 15.540
4.400 28.696
7.800 44.236
1.000.000
397.700
764.700
1.162.400
40.000 700.000 8.000 3.000 800.000 180.000 180.000
10.360 121.000 450 737 187.800 37.600 8.700
37.790 9.550 2.110 173.200 138.800 172.800
48.150 121.000 10.000 2.847 361.000 176.400 181.500
30.000
14.880
32.200
47.080
2.040 7.000 161
2.895 68
4.805 82
7.700 150
900
215
1.246
1.461
29.780
9.990
21.300
31.290
#DIV/0! 106,67 #DIV/0! 16,30 #DIV/0! #DIV/0! 97,20 59,52 109,03 97,50 110,59 #DIV/0! 116,24 #DIV/0! 120,38 17,29 125,00 94,90 45,13 98,00 100,83 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 156,93
110,00 93,17 #DIV/0! #DIV/0! 162,33 #DIV/0! 105,07 #DIV/0!
30 300.000 20.000 700.000
23.400 4.350 139.500
27.200 2.310 156.500
50.600 6.660 296.000
45.000
11.800
1.000.000
356.000
32.900 112 694.000
44.700 112 1.050.000
10.000 8.000
2.990 2.916
500 120
3.490 3.036
10.000 10.000 12.000 10.000
2.800 4.290 4.477 4.582
780 139 890 630
3.580 4.429 5.367 5.212
#DIV/0! 16,87 33,30 42,29 #DIV/0! 99,33 #DIV/0! 105,00 34,90 37,95 #DIV/0! 35,80 44,29 44,73 52,12 #DIV/0! #DIV/0!
TABEL 67 JUMLAH SARANA KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN PROVINSI JAMBI TAHUN 2014 PEMILIKAN/PENGELOLA NO 1
FASILITAS KESEHATAN KEMENKES
PEM.PROV
PEM.KAB/KOTA
TNI/POLRI
BUMN
SWASTA
JUMLAH
3
4
5
6
7
8
9
2
RUMAH SAKIT 1 RUMAH SAKIT UMUM 2 RUMAH SAKIT KHUSUS PUSKESMAS DAN JARINGANNYA 1 PUSKESMAS RAWAT INAP - JUMLAH TEMPAT TIDUR 2 PUSKESMAS NON RAWAT INAP 3 PUSKESMAS KELILING 4 PUSKESMAS PEMBANTU SARANA PELAYANAN LAIN 1 RUMAH BERSALIN 2 BALAI PENGOBATAN/KLINIK 3 PRAKTIK DOKTER BERSAMA 4 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN 5 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL 6 BANK DARAH RUMAH SAKIT 7 UNIT TRANSFUSI DARAH SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN 1 INDUSTRI FARMASI 2 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL 3 USAHA KECIL OBAT TRADISIONAL 4 PRODUKSI ALAT KESEHATAN 5 PEDAGANG BESAR FARMASI 6 APOTEK 7 TOKO OBAT 8 PENYALUR ALAT KESEHATAN
2 1
12
2
15
31 1
-
TABEL 68 PERSENTASE SARANA KESEHATAN (RUMAH SAKIT) DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I PROVINSI JAMBI TAHUN 2014
NO
SARANA KESEHATAN
1
2
1 RUMAH SAKIT UMUM 2 RUMAH SAKIT KHUSUS
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Bidang Bina Pelayanan Kesehatan
MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR LEVEL I
JUMLAH SARANA 3
JUMLAH
%
4
5
31
31
100,00
1
1
100,00
32
32
100,00
TABEL 69 JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS PROVINSI JAMBI TAHUN 2014
NO 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
KABUPATEN/KOTA 2
KERINCI MERANGIN SAROLANGUN BATANGHARI MUARO JAMBI TANJAB TIMUR TANJAB BARAT TEBO BUNGO KOTA JAMBI KOTA SUNGAI PENUH
PUSKESMAS 3
PRATAMA JUMLAH % 4
5
STRATA POSYANDU MADYA PURNAMA JUMLAH % JUMLAH % 6
7
8
9
MANDIRI JUMLAH % 10
11
POSYANDU AKTIF JUMLAH 12
JUMLAH
%
13
14
18 22 15 17 19 17 16 17 18 20 7
21 127 17 3 40 89 53 31 20 5 21
7,29 31,36 5,67 1,02 10,70 23,73 19,00 10,26 19,80 4,95 20,79
167 125 130 106 153 168 113 131 54 224 42
57,99 30,86 43,33 36,18 40,91 44,80 40,50 43,38 53,47 221,78 41,58
100 86 120 127 155 95 86 107 24 178 9
34,72 21,23 40,00 43,34 41,44 25,33 30,82 35,43 23,76 176,24 8,91
0 67 33 57 26 23 27 33 3 37 0
0,00 16,54 11,00 19,45 6,95 6,13 9,68 10,93 2,97 36,63 0,00
288 405 300 293 374 375 279 302 101 444 72
100 153 153 184 181 118 113 140 27 215 9
34,72 37,78 51,00 62,80 48,40 31,47 40,50 46,36 26,73 48,42 12,50
JUMLAH (KAB/KOTA) 186 RASIO POSYANDU PER 100 BALITA
427
13,21
1413
43,71
1087
33,62
306
9,46
3233 1
1393
43,09
Sumber: Bidang Bina PKM
TABEL 70 JUMLAH UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) MENURUT KECAMATAN PROVINSI JAMBI TAHUN 2014
NO
KABUPATEN/KOTA
PUSKESMAS
DESA/ KELURAHAN
1
2
3
4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
KERINCI MERANGIN SAROLANGUN BATANGHARI MUARO JAMBI TANJAB TIMUR TANJAB BARAT TEBO BUNGO KOTA JAMBI KOTA SUNGAI PENUH
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Bidang Bina PKM
UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) POSKESDES POLINDES POSBINDU 5
6
7
18 22 15 17 19 17 16 17 18 20 7
286 215 158 113 155 93 134 112 153 62 69
49 51 83 55 115 50 39 116 62 10 9
0 63 0 0 175 50 112 132 67 10 0
-
186
1.550
639
609
135
84 12 10 25 4
TABEL 71 JUMLAH DESA SIAGA MENURUT KECAMATAN PROVINSI JAMBI TAHUN 2014
NO 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
KABUPATEN/KOTA 2
KERINCI MERANGIN SAROLANGUN BATANGHARI MUARO JAMBI TANJAB TIMUR TANJAB BARAT TEBO BUNGO KOTA JAMBI KOTA SUNGAI PENUH
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Bidang Bina PKM
PUSKESMAS
JUMLAH DESA/ KELURAHAN
3
4
DESA/KELURAHAN SIAGA PRATAMA
MADYA
PURNAMA
MANDIRI
JUMLAH
%
5
6
7
8
9
10
18 22 15 17 19 17 16 17 18 20 7
286 215 158 113 155 93 134 112 153 62 69
77 116 78 63 86 17 63 47 134 47 34
186
1.550
762
148 20 11 16 57 0 23 10 10 3 29 327
19 23 10 3 11 16 12 17 7 3 121
0,00 56,00 0,00 2,00 1,00 0,00 8,00 3,00 0,00 5,00 3,00 78
244 215 99 84 155 33 106 77 144 62 69
85,3 100,0 62,7 74,3 100,0 35,5 79,1 68,8 94,1 100,0 100,0
1.288
83,09677419
TABEL 72 JUMLAH TENAGA MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN PROVINSI JAMBI TAHUN 2014
NO
UNIT KERJA
1
2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
DR SPESIALIS a
TOTAL
DOKTER UMUM
DOKTER GIGI
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
22 26 27 29 55 20 20 15 29 52 11 306 19 11 12 14 16 8 9 14 12 102 217
-
-
-
Kerinci Merangin Sarolangun Batanghari Muaro Jambi Tanjab Timur Tanjab Barat Tebo Bungo Kota Jambi Kota Sungai Penuh
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 Kerinci 2 Merangin 3 Sarolangun 4 Batanghari 5 Muaro Jambi 6 Tanjab Timur 7 Tanjab Barat 8 Tebo 9 Bungo 10 Kota Jambi 11 Kota Sungai Penuh
-
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
-
-
-
12 4 4 13 14 4 6 7 16 134 214
-
-
-
-
-
-
-
-
10 8 5 12 14 6 7 8 9 20 4 103 4 3 4 2 1 3 4 4 19 44
DOKTER GIGI SPESIALIS L P L+P
L
P
L+P
15
17
18
19
20
-
-
-
-
-
16
-
TOTAL
1 -
-
1
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
523
-
-
-
-
-
-
JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK
-
-
214
-
6,3987
Sumber:Bidang Bina Pendataan, Evaluasi, dan Pendayagunaan Tenaga Kesehatan
-
15,638
0
-
147 4,3954
-
-
1 0,0299
0
TABEL 73 JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI FASILITAS KESEHATAN PROVINSI JAMBI TAHUN 2014 NO
UNIT KERJA
BIDAN
1
2
3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Kerinci Merangin Sarolangun Batanghari Muaro Jambi Tanjab Timur Tanjab Barat Tebo Bungo Kota Jambi Kota Sungai Penuh
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 Kerinci 2 Merangin 3 Sarolangun 4 Batanghari 5 Muaro Jambi 6 Tanjab Timur 7 Tanjab Barat 8 Tebo 9 Bungo 10 Kota Jambi 11 Kota Sungai Penuh SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
L
PERAWATa P
L+P
L
P
L+P
4
5
6
7
8
9
313 370 203 157 480 271 198 231 291 270 26 2810 0 32 0 24 38 31 7 15 46 140
0
0
333
0
0
PERAWAT GIGI
120 201 212 236 203 129 149 139 255 166 75 0 1885 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0
0
0
0
22 16 22 30 40 22 21 18 14 47 10 0 262 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
0
0
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
0
0
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
0
0
JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK
3143
0
191,92
Sumber:Bidang Bina Pendataan, Evaluasi, dan Pendayagunaan Tenaga Kesehatan a Keterangan : termasuk perawat anastesi dan perawat spesialis
0
1885 56,36
0
0
262 7,83
TABEL 74 JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DI FASILITAS KESEHATAN PROVINSI JAMBI TAHUN 2014 TENAGA KEFARMASIAN NO
TENAGA TEKNIS KEFARMASIANa
UNIT KERJA
1
2
TOTAL
APOTEKER
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
3
4
5
6
7
8
9
10
11
1 Kerinci
14
2 Merangin
16
3 Sarolangun
16
4 Batanghari
19
5 Muaro Jambi
28
6 Tanjab Timur
3
-
17
34
-
16
16
-
18
18
-
19
19
4
-
32
32
13
1
-
14
14
7 Tanjab Barat
19
4
-
23
23
8 Tebo
19
-
19
19
9 Bungo
12
2
-
14
14
10 Kota Jambi
59
2
-
61
61
11 Kota Sungai Penuh
11
-
-
11
11
-
-
-
-
18
-
244
261
10
-
10
10
3
-
10
10
2 -
-
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS)
-
-
1 Kerinci
226
-
-
-
2 Merangin
7
3 Sarolangun
-
-
-
-
-
4 Batanghari
7
4
-
11
11
5 Muaro Jambi
8
10
-
18
18
6 Tanjab Timur
3
3
-
6
6
7 Tanjab Barat
4
2
-
6
6
8 Tebo
6
3
-
9
9
28
10
-
38
38
92
12
-
104
104
155
57
-
212
212
-
-
-
-
114
-
424
424
9 Bungo 10 Kota Jambi 11 Kota Sungai Penuh
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
-
-
310
-
-
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
-
-
-
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
-
-
-
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
-
-
-
JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK
-
-
536 16,02669
Sumber:Bidang Bina Pendataan, Evaluasi, dan Pendayagunaan Tenaga Kesehatan Keterangan : a termasuk analis farmasi, asisten apoteker, sarjana farmasi
-
-
132 3,946872
-
668
685 20,48187
TABEL 75 JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI FASILITAS KESEHATAN PROVINSI JAMBI TAHUN 2014 NO
UNIT KERJA
1
2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
KESEHATAN MASYARAKATa L P L+P
KESEHATAN LINGKUNGANb L P L+P
3
6
4
5
Kerinci Merangin Sarolangun Batanghari Muaro Jambi Tanjab Timur Tanjab Barat Tebo Bungo Kota Jambi Kota Sungai Penuh
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 Kerinci 2 Merangin 3 Sarolangun 4 Batanghari 5 Muaro Jambi 6 Tanjab Timur 7 Tanjab Barat 8 Tebo 9 Bungo 10 Kota Jambi 11 Kota Sungai Penuh
-
-
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
-
-
7
8
20 19 14 17 20 13 9 8 25 13 5
36 17 17 13 33 13 17 6 17 37 13
163 19 7 7 15 3 22 8 2 18 101
219 7 4 4 6 7 5 4 9 46
-
-
-
-
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
-
-
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
-
-
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
-
-
JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK
-
-
264
-
-
7,893743043
Sumber:Bidang Bina Pendataan, Evaluasi, dan Pendayagunaan Tenaga Kesehatan Keterangan : a
termasuk tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku, pembimbing kesehatan kerja, tenaga biostatistik dan kependudukan, tenaga kesehatan reproduksi dan keluarga, tenaga administrasi dan kebijakan kesehatan, epidemiolog kesehatan b termasuk tenaga sanitasi lingkungan, entomolog kesehatan, mikrobiolog kesehatan
265 7,923643584
TABEL 76 JUMLAH TENAGA GIZI DI FASILITAS KESEHATAN PROVINSI JAMBI TAHUN 2014
NO
NUTRISIONIS
UNIT KERJA
1
2
TOTAL
DIETISIEN
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
3
4
5
6
7
8
9
10
11
1 Kerinci
10
-
-
-
10
2 Merangin
12
-
-
-
12
3 Sarolangun
12
-
-
-
12
4 Batanghari
8
-
-
-
8
5 Muaro Jambi
7
-
-
-
7
6 Tanjab Timur
12
-
-
-
12
7 Tanjab Barat
7
-
-
-
7
11
-
-
-
11
7
-
-
-
7
24
-
-
-
24
8
-
-
-
8
-
-
-
-
-
-
-
118
-
-
-
-
8 Tebo 9 Bungo 10 Kota Jambi 11 Kota Sungai Penuh
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS)
-
-
1 Kerinci
118
-
-
-
2 Merangin
7
-
-
-
7
3 Sarolangun
6
-
-
-
6
4 Batanghari
3
-
-
-
3
5 Muaro Jambi
4
-
-
-
4
6 Tanjab Timur
4
-
-
-
4
7 Tanjab Barat
1
-
-
-
1
8 Tebo
5
-
-
-
5
9 Bungo
8
-
-
-
8
11
-
-
-
11
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
10 Kota Jambi 11 Kota Sungai Penuh pula Rumah Bersalin) SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
-
-
49
-
-
49
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
-
-
-
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
-
-
-
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
-
-
-
JUMLAH (KAB/KOTA)
-
-
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK Sumber:Bidang Bina Pendataan, Evaluasi, dan Pendayagunaan Tenaga Kesehatan
167
-
-
-
-
-
167 4,993390485
TABEL 77 JUMLAH TENAGA KETERAPIAN FISIK DI FASILITAS KESEHATAN PROVINSI JAMBI TAHUN 2014
NO
UNIT KERJA
1
2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
FISIOTERAPIS L P L+P
TENAGA KETERAPIAN FISIK OKUPASI TERAPIS TERAPIS WICARA L P L+P L P L+P
3
6
4
5
-
-
Kerinci Merangin Sarolangun Batanghari Muaro Jambi Tanjab Timur Tanjab Barat Tebo Bungo Kota Jambi Kota Sungai Penuh
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 Kerinci 2 Merangin 3 Sarolangun 4 Batanghari 5 Muaro Jambi 6 Tanjab Timur 7 Tanjab Barat 8 Tebo 9 Bungo 10 Kota Jambi 11 Kota Sungai Penuh
-
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
-
7
-
-
-
-
8 2 3 2 4 5 3 13 -
40
8
-
9
10
-
-
-
-
11
-
AKUPUNKTUR L P L+P 12
13
-
-
-
-
TOTAL L
P
L+P
14
15
16
17
-
-
-
-
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
-
-
-
-
-
-
-
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
-
-
-
-
-
-
-
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
JUMLAH (KAB/KOTA)
-
-
40
-
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK Sumber:Bidang Bina Pendataan, Evaluasi, dan Pendayagunaan Tenaga Kesehatan
-
-
-
-
-
-
-
0
TABEL 78 JUMLAH TENAGA KETEKNISIAN MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN PROVINSI JAMBI TAHUN 2014 TENAGA KETEKNISIAN MEDIS NO
UNIT KERJA
1
2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
RADIOGRAFER
RADIOTERAPIS
TEKNISI ELEKTROMEDIS
ANALISIS KESEHATAN
TEKNISI GIGI
REFRAKSIONIS OPTISIEN
ORTETIK PROSTETIK
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Kerinci Merangin Sarolangun Batanghari Muaro Jambi Tanjab Timur Tanjab Barat Tebo Bungo Kota Jambi Kota Sungai Penuh
2 -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 Kerinci 2 Merangin 3 Sarolangun 4 Batanghari 5 Muaro Jambi 6 Tanjab Timur 7 Tanjab Barat 8 Tebo 9 Bungo 10 Kota Jambi 11 Kota Sungai Penuh
-
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
-
-
2
-
-
6 3 2 -
-
5 6 13 35
-
-
-
1 -
-
1
-
-
-
-
1 -
1 2 1 1
2
-
-
1
-
-
-
6
-
-
3
-
-
13 11 6 21 16 21 10 19 1 118 2 2 11 14 66 95
1 -
-
1
-
-
1 1 1 3 1 -
-
7
-
-
-
REKAM MEDIS DAN TEKNISI TRANSFUSI INFORMASI DARAH KESEHATAN L P L+P L P L+P 24
25
26
27
28
1 -
-
1
-
-
-
-
2 3 2 3 3 2 3 6
-
-
24
29
11 11
TEKNISI KARDIOVASKULER
JUMLAH
L
P
L+P
L
P
L+P
30
31
32
33
34
35
-
-
-
-
-
-
-
-
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
JUMLAH (KAB/KOTA)
-
-
37
-
-
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK Sumber:Bidang Bina Pendataan, Evaluasi, dan Pendayagunaan Tenaga Kesehatan
-
-
7
-
-
3
-
-
213
-
-
8
-
-
-
-
-
25
-
-
11
-
-
0
TABEL 79 JUMLAH TENAGA KESEHATAN LAIN DI FASILITAS KESEHATAN PROVINSI JAMBI TAHUN 2014
NO
UNIT KERJA
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
2
TENAGA KESEHATAN LAIN PENGELOLA PROGRAM TENAGA KESEHATAN LAINNYA KESEHATAN L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Kerinci Merangin Sarolangun Batanghari Muaro Jambi Tanjab Timur Tanjab Barat Tebo Bungo Kota Jambi Kota Sungai Penuh
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 Kerinci 2 Merangin 3 Sarolangun 4 Batanghari 5 Muaro Jambi 6 Tanjab Timur 7 Tanjab Barat 8 Tebo 9 Bungo 10 Kota Jambi 11 Kota Sungai Penuh pula Rumah Bersalin) SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
TOTAL
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
-
-
-
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
-
-
-
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
-
-
-
JUMLAH (KAB/KOTA)
-
-
-
Sumber:Bidang Bina Pendataan, Evaluasi, dan Pendayagunaan Tenaga Kesehatan
-
-
-
-
-
-
TABEL 80 JUMLAH TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN PROVINSI JAMBI TAHUN 2014 TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN NO
UNIT KERJA
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
PEJABAT STRUKTURAL
2
STAF PENUNJANG ADMINISTRASI
STAF PENUNJANG TEKNOLOGI
STAF PENUNJANG PERENCANAAN
TENAGA PENDIDIK
TENAGA KEPENDIDIKAN
JURU
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Kerinci Merangin Sarolangun Batanghari Muaro Jambi Tanjab Timur Tanjab Barat Tebo Bungo Kota Jambi Kota Sungai Penuh
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 Kerinci 2 Merangin 3 Sarolangun 4 Batanghari 5 Muaro Jambi 6 Tanjab Timur 7 Tanjab Barat 8 Tebo 9 Bungo 10 Kota Jambi 11 Kota Sungai Penuh
-
-
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
TENAGA PENUNJANG KESEHATAN L LAINNYA P L+P
L
P
L+P
24
26
27
28
29
-
-
-
-
25
-
-
-
-
TOTAL
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
JUMLAH (KAB/KOTA)
-
-
-
-
-
Sumber:Bidang Bina Pendataan, Evaluasi, dan Pendayagunaan Tenaga Kesehatan
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
TABEL 81 ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAMBI TAHUN 2014
NO
SUMBER BIAYA
1
2
ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN Rupiah
%
3
4
ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER: 1 APBD KAB/KOTA
-
a. Belanja Langsung b. Belanja Tidak Langsung 2 APBD PROVINSI
-
- Dana Tugas Pembantuan (TP) Provinsi 3 APBN :
-
- Dana Alokasi Umum (DAU) - Dana Alokasi Khusus (DAK) - Dana Dekonsentrasi - Dana Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota - Lain-lain (sebutkan) 4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN) (sebutkan project dan sumber dananya)
5 SUMBER PEMERINTAH LAIN
TOTAL ANGGARAN KESEHATAN
-
TOTAL APBD KAB/KOTA % APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA Sumber:Bidang Bina Pendataan, Evaluasi, dan Pendayagunaan Tenaga Kesehatan
-