INSTRUCTIONAL COMMUNICATION TEACHER OF CHILDREN FOUNDATION IN AUTISTIC CHILDREN INDEPENDENT PEKANBARU Oleh: Annisa Prishelly
[email protected] Pembimbing
: Nova Yohana, S.Sos, M.I.Kom
Jurusan Ilmu Komunikasi – Prodi Ilmu Komunikasi – Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau Kampus Bina Widya Jl. H.R. Soebrantas Km. 12,5 Simp. Baru Pekanbaru 28293 – Telp/Fax. 0761-63277 ABSTRACT
Autism is a developmental disorder that is indicated by symptoms such as lack of communication skills, social interaction, cognitive function, behavior and sensory abilities that require special handling by autism in special schools. This study aims to determine the instructional communication methods used in Pekanbaru Independent School Children Foundation, knowing the media used in the classroom, and barriers to what happens in the learning process. This study uses qualitative research methods to the presentation of the descriptive analysis. The subjects were teachers, parents, and students with autism in Pekanbaru while the Independent Children's Foundation is a research object to the teacher instructional communication of children with autism in the Independent Children's Foundation Pekanbaru. Data collection techniques used were observation, interviews, and documentation. In reaching the validity of the data in this study, researchers used an extension of participation and triangulation. The results obtained indicate that the instructional methods used by teachers of children with autism in school autism Independent Children's Foundation is programmed using an instructional method, simulation method, and the method of demonstration. Instructional media were introduced to children with autism in the form of academic media and media sensory integration. Instructional communication barriers between children with autism and teachers include technical barriers and psychological barriers.
Keywords : Children, Autistic, Instructional Communication , Foundation
Jom FISIP Volume 2 No. 1 – Februari 2015
1
Pendahuluan
fisik
Autis bukanlah suatu penyakit
emosi seperti anak-anak lainnya. Bila
tetapi
tertarik
merupakan
(kumpulan
gejala)
sindroma
pada
seseorang,
anak-anak
dimana
terjadi
biasanya akan meniru gerak-gerik orang
perkembangan
sosial,
tersebut dan mengikuti kemanapun ia
kemampuan berbahasa dan kepedulian
pergi. Cara ini bukannya membuat banyak
terhadap sekitar sehingga anak autis hidup
teman, melainkan justru membuat teman-
dalam dunia sendiri (Yatim, 2007:10).
temannya menjauh (Ginanjar,2008:24).
penyimpangan
Autis tidak dapat disembuhkan (not
Anak
autis
membutuhkan
curable) namun dapat di terapi (treatable).
penerimaan, bimbingan dan dukungan
Maksudnya adalah kelainan yang ada di
ekstra
dalam otak tidak dapat diperbaiki, namun
lingkungannya
gejala-gejala yang ada dapat dikurangi
mengembangkan
semaksimal
optimal
mungkin. Sehingga
anak
dari
guru,
agar
orang
untuk
tua
dan
tumbuh
dan
potensinya dapat
hidup
autis
mandiri.
tersebut bisa berbaur dengan anak lain
Sebaiknya
secara normal.
pendidikan khusus sebelum kependidikan
Ciri yang paling menonjol pada
anak
secara
mendapatkan
umum. Pendidikan khusus bagi anak autis
anak-anak autis adalah kesulitan dalam
berfungsi
menjalin hubungan dengan orang lain.
menghilangkan gejala-gejala autis ini,
Mereka umumnya lebih suka menyendiri,
sehingga anak tersebut bisa bergaul dan
tidak suka diganggu bila sedang asyik
berkomunikasi secara normal, tumbuh
melakukan kegiatan tertentu, dan amat
sebagai
jarang berinteraksi dengan teman sebaya.
berkarya,
Mereka baru kelihatan mendekati orang
keluarga.
lain bila menginginkan sesuatu. Itupun
untuk
orang
mengurangi,
dewasa
bahkan
Pendidikan
bahkan
yang
mampu
khusus
sehat,
membina
yang
hanya dengan menarik tangan orang
memberikan perhatian khusus terhadap
menunjuk makanan atau benda yang
pembelajaran bahasa dan komunikasi anak
diinginkannya. Anak-anak yang senang
autis sudah terdapat di Pekanbaru, yaitu
berdekatan
dengan
lain
tetap
sekolah - sekolah dan Pusat Terapi yang
yaitu
cara
berupaya mengembangkan potensi anak,
interaksinya yang unik. Mereka jarang
termasuk anak autis. Salah satu Pusat
melakukan kontak mata, tidak banyak
Terapi tersebut adalah di Yayasan Anak
tersenyum, dan tak menunjukkan ekspresi
Mandiri.
menunjukkan
orang
perbedaan
Jom FISIP Volume 2 No. 1 – Februari 2015
2
Di sekolah khusus autis Anak
guru harus memiliki kesabaran tinggi dan
Mandiri ini memiliki keunikan dari sekolah
mampu memahami permasalahan autis.
– sekolah terapi anak autis lain nya. Di
Salah satu contoh bentuk kesulitan yang
sekolah lain anak autis bisa dibimbing
dihadapi oleh para guru anak autis adalah
oleh banyak guru, namun di sekolah ini
membentuk komunikasi terhadap anak
tidak semua guru bisa membimbing anak
autis
autis,
karena
anak
autis
memiliki
ketertarikan tersendiri kepada guru yang dipilih nya untuk menjadi pembimbing. Guru di sekolah khusus autis lebih memfokuskan instruksional,
pada yaitu
merupakan
bagian
pendidikan,
yakni
komunikasi
komunikasi dari
yang
komunikasi
merupakan
proses
komunikasi yang dipola dan dirancang secara khusus untuk menanamkan pihak sasaran (komunikan) dalam hal adanya
mencapai
yang
akan
datang.
Perubahan
perilaku yang dimaksud terutama pada aspek kognisi, afeksi, dan konasi atau psikomotor.
tepat
sasaran
dalam
dan
tujuan
maksud
pembicaraan. Selain itu anak autis juga tidak dapat memahami perkataan yang diucapkan oleh guru, sehingga guru harus sabar dalam mengulang perkataan dalam proses belajar. Oleh karena itu di dalam proses belajar mengajar, guru harus memberikan
komunikasi
instruksional
yang baik terhadap anak autis sehingga terjadi perubahan perilaku anak autis sebagai hasil dari tindakan komunikasi instruksional guru.
perubahan perilaku yang lebih baik di masa
sehingga
Berdasarkan dari latar belakang dan pentingnya komunikasi maka penulis tertarik untuk meneliti masalah dengan judul: “Komunikasi Instruksional Guru Terhadap Anak Autis di Yayasan Anak Mandiri Pekanbaru”.
Melatih pembelajaran anak autis lebih sulit daripada anak normal, seorang
Tinjauan Pustaka Komunikasi Pendidikan Komunikasi pendidikan adalah
alat, disebut sebagai alat karena fungsinya yang
diupayakan
aspek komunikasi dalam dunia pendidikan
memecahkan
atau komunikasi yang terjadi pada bidang
pendidikan.
pendidikan. Komunikasi disini sebagai
berkata
Jom FISIP Volume 2 No. 1 – Februari 2015
untuk
membantu
masalah-masalah Jourdan
bahwa
“tidak
(1984) ada
pernah perilaku3
perilaku pendidikan yang tidak berkaitan
komunikasi
dengan komunikasi”. Ini artinya bahwa
mengelola proses-proses komunikasi yang
hamper
pendidikan
secara khusus dirancang untuk tujuan
banyak dilakukan atau berkaitan dengan
memberikan nilai tambah bagi pihak
komunikasi (M.Yusuf Pawit,2010:19).
sasaran,
Komunikasi Instruksional
memberikan perubahan-perubahan dalam
kata
semua
kegiatan
Istilah Instruksional berasal dari
kognisi,
instruction.
instruksional
atau
bertugas
setidaknya
afeksi,
dan
untuk
konasi
Ini
bisa
berarti
psikomotor
pelajaran,
atau
bahkan
khususnya yang sudah dikelompokkan ke
perintah atau instruksi. Menurut Webster’s
dalam ranah sasaran pada komunikasi
Third International Dictionary of The
instruksional. Adapun manfaat adanya
English Language menyebut instruksional
fungsi komunikasi instruksional antara
bararti
lain efek perubahan-perubahan perilaku,
pengajaran,
memberi
pengetahuan
atau
dikalangan
atau
informasi khusus dengan maksud melatih
yang
berbagai bidang khusus, memberikan
komunikasi instruksional, bisa dikontrol
keahlian atau pengetahuan dalam berbagai
atau dikendalikan dengan baik (M.Yusuf
bidang seni atau spesialisasi tertentu.
Pawit,2010:10-11).
(M.Yusuf Pawit,2010:57). Komunikasi
Metode Instruksional
instruksional berarti komunikasi dalam bidang
instruksional.
instruksional
Komunikasi
merupakan
sebagai
hasil
tindakan
Suatu pesan akan diterima oleh komunikan
apabila
pesan
yang
dari
disampaikan itu jelas maksudnya, mudah
komunikasi pendidikan, yakni merupakan
di mengerti dengan menggunakan bahasa
proses
dan kata-kata. Karena bahasa adalah
komunikasi
dirancang
secara
bagian
terjadi
masyarakat,
yang
dipola
khusus
dan untuk
pandu
realitas
sosial,
dan
seorang
menanamkan pihak sasaran (komunikan)
komunikator dalam menyampaikan pesan
dalam hal adanya perubahan perilaku yang
harus mengetahui teknik-teknik, cara-cara
lebih baik di masa yang akan datang.
dalam usaha agar pesan yang disampaikan
Perubahan
dapat
perilaku
yang
dimaksud
terutama pada aspek kognisi, afeksi, dan konasi
atau
psikomotor
(
Komunikasi
sistem
instruksional mempunyai fungsi edukatif, Jom FISIP Volume 2 No. 1 – Februari 2015
baik
oleh
Metode pembelajaran merupakan cara
dalam
dengan
komunikan (Rakhmat,1995:267).
M.Yusuf
Pawit,2010:10).
diterima
melakukan
menguraikan,
atau
memberi
menyajikan, contoh,
dan
memberi latihan isi pelajaran kepada 4
siswa untuk mencapai tujuan tertentu.
Media
berasal
dari
kata
Dapat dikatakan metode pembelajaran
medium(media:jamak,medium:tunggal),
merupakan
strategi
artinya secara harfiah adalah perantara,
instruksional. Tetapi tidak semua metode
penyampai, atau penyalur. Media adalah
pembelajaran sesuai digunakam untuk
sarana fisik untuk menyampaikan materi
mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
pengajaran(isi pesan) seperti buku, film,
Adapun jenis metode nya yaitu:
video, slide, dan komputer. Dilihat dari
bagian
dari
1. Metode simulasi
fungsinya, media memang berkemampuan
2. Metode studi mandiri
untuk
3. Metode ceramah
saluran pembawa pesan tersebut mampu
4. Metode sumbang pendapat
dimanfaatkan
5. Metode instruksional terprogram
diperlukan, tidak perlu harus langsung
6. Metode Tanya Jawab
sebagaimana orang yang sedang berbicara. Dilihat
7. Metode Kasus 8. Metode Latihan dengan teman
11. Metode Proyek (pemberian tugas) 12. Metode diskusi Pesan
Komunikasi Instruksional dalam menggunakan
bahasa,
saluran primer. Media sebagai saluran primer adalah lambang, missalnya : bahasa, gesture, gambar atau warna, yaitu
komunikasi
jenisnya,
madia
yang
bisa
dikelompokkan kedalam media audio,
Media instruksional disini adalah segala jenis sarana pendidikan yang
khusus tatap
secara khusus sehingga bisa digunakan untuk
komunikasi
karena bahasa merupakan media atau
lambing-lambang
saat-saat
bentuk dan fungsinya sudah dirancang
menyampaikan
instruksional
pada
artinya
Pawit,2010:227).
10. Metode Eksperimen
Pesan
dari
informasi,
media visual, dan media gerak (M.Yususf
9. Metode demonstrasi
Cara
meyimpan
dalam
memperlancar
kegiatan
proses
belajar pada pihak sasaran. Ia juga berfungsi
mengandung
dan
bahkan
memperjelas ide-ide atau gagasan-gagasan yang dalam
disampaikan
oleh
kegiatannya
komunikator (M.Yususf
Pawit,2010:226). Hambatan Komunikasi Instruksional
muka Tujuan- tujuan instruksional tidak
(Effendy,1993:256). Media Instruksional
tercapai karena ada hambatan- hambatan yang
Jom FISIP Volume 2 No. 1 – Februari 2015
menghalanginya.
Hambatan-
5
hambatan
dari
hambatan yang ada pada pihak sarsaran,
praktisi
seperti faktor motivasi, perhatian, minat,
komunikasi yang sedang menjalankan
bakat, kemampuan, termasuk masalah
kegiatannya
pihak
ingatan, retensi, lupa dan sebagainya,
komunikan, audiens, atau sasaran pada
perlu diperhatikan oleh para komunikator
umumnya. Bahkan, komponen saluran
pendidikan guna mengurangi hambatan-
pun
hambatan tersebut hingga menjadi sekecil-
berbagai
tersebut pihak:
bisa dari
datang pihak
maupun
bisa
dari
menghambat
kelancaran
komunikasi. Hal yang tidak bisa dianggap
kecilnya.
tidak penting ialah hambatan- hambatan yang terjadi pada pihak sasaran atau audiens karena pihak inilah yang menjadi tujuan
akhir
dari
seluruh
tindakan
instruksional. Bahkan, menurut Cowley (1982), hambatan- hambatan pada pihak sasaran ini menduduki tingkat yang lebih besar kemungkinannya. Sambutan dan persepsi
sasaran
(informasi)yang
terhadap
pesan
disampaikan
oleh
komunikator atau guru bisa ditafsirkan salah karena hal ini banyak berkaitan dengan masalah kepribadian pihak sasaran itu sendiri, termasuk pengalaman dan kondisinya pada saat proses penerimaan pesan (informasi) berlangsung
(dalam
Pawit M. Yusuf, 2010:193). Segala
adanya
faktor yang bisa menghambat kelancaran tujuan-tujuan
tepatnya
mencapai
instruksional
dalam
instruksional,
perlu
dengan
baik.
Beberapa
Guru merupakan orang-orang yang bertanggung
jawab
terhadap
perkembangan
anak
didik
dengan
mengupayakan
perkembangan
seluruh
potensi anak didik, baik potensi afektif, kognitif, maupun psikomotorik. Efektifitas dan efisiensi belajar dan pembelajaran siswa di sekolah sangat bergantung pada peran guru. Abin Syamsudin (2003) mengemukakan bahwa dalam pengertian pendidikan secara luas, seorang guru yang ideal seyogyanya dapat berperan sebagai : 1. Konservator (pemelihara) system
kemungkinan
mencapai
Guru
belajar,
atau
tujuan-tujuan suatu
system
diperhitungkan kemungkinan
Jom FISIP Volume 2 No. 1 – Februari 2015
nilai yang merupakan sumber norma kedewasaan, 2. Inovator (pengembang) system nilai ilmu pengetahuan 3. Transmitor sistem
nilai
(penerus) tersebut
systemkepada
peserta didik
6
4. Transformator system-sistem
(penterjemah) tersebut
menyebutkan bahwa anak berkebutuhan
dalam
khusus berhak mendapatkan pendidikan
pribadinya dan perilakunya, dalam
khusus. Hal ini dikuatkan pula dengan
proses interaksi dengan sasaran
Permendiknas No.70 tahun 2009 tentang
didik
Pendidikan
melalui
nilai
memuat pasal-pasal dan ayat-ayat yang
penjelmaan
5. Organisator
(penyelenggara)
istimewa.
dapat
Anak Autis
baik secara formal (kepada pihak yang
mengangkat
dan
bagi
anak yang
memiliki potensi kecerdasan atau bakat
terciptanya proses edukatif yang dipertanggungjawabkan,
Inklusif
Anak menurut Allport (dalam Suryabrata,1990:257) dilengkapi
adalah
denngan
makhluk
menugaskannya) maupun secara
yang
keturunan-
moral ( kepada sasaran didik, serta
keturunan,
Tuhan yang menciptakannya).
nafsu, dan refleks–refleks yang belum
dorongan-dorongan/
nafsu-
memiliki bermacam-macam sifat yang
Anak Berkebutuhan Khusus Anak dengan Kebutuhan Khusus
kemudian dimilikinya. Dengan kata lain
(ABK) merupakan istilah lain untuk
belum memiliki kepribadian. Sedangkan
menggantikan kata Anak Luar Biasa
autis menurut Handoyo (2003:12) berasal
(ALB) yang menandakan adanya kelainan
dari kata auto yang berarti berdiri sendiri,
khusus.
Khusus
yaitu ketidak normalan dan keterlambatan
mempunyai karakteristik yang berbeda
komunikasi sehingga anak berkomunikasi
dengan anak pada umumnya tanpa selalu
dengan diri sendiri, menggunakan bahasa
menunjukkan
yang
Anak
Berkebutuhan
pada
ketidakmampuan
mental, emosi atau fisik. Menurut UU
tidak
dimengerti
oleh
orang
disekitarnya dan memiliki dunia sendiri.
No.20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, yang
Metode Penelitian Penelitian metode
penelitian
ini
menggunakan kualitatif
data dan memecahkan masalah yang
yang
sedang berlangsung atau dihadapi saat ini.
penyajiannya secara deskriptif. Peneliti
Berdasarkan faktor yang tampak untuk
sudah mempunyai konsep dan kerangka
kemudian di analisis sehingga dapat
konseptual yang dimana peneliti meninjau
menghasilkan rekomendasi yang dapat
secara langsung objek penelitian mencari
menjawab dan mengatasi permasalahan
Jom FISIP Volume 2 No. 1 – Februari 2015
7
yang ada. Penelitian ini diadakan pada
dilakukan
bulan Oktober –juni, di Yayasan Anak
mengajukan pertanyaan kepada partisipan
Mandiri Pekanbaru di jl. Kutilang no.5,
yaitu guru, dan orang tua siswa autis di
Sukajadi Pekanbaru.
Yayasan tersebut. Dokumentasi adalah
Untuk memperoleh data yang dibutuhkan
teknik
secara
terbuka
pengumpulan
dengan
data
yang
dan sesuai dengan jenis
mendalami, mencermati, menelaah, dan
penelitian, digunakan jenis purposive
mengidentifikasi pengetahuan yang ada
sampling
memilih
dalam kepustakaan (sumber bacaan, buku-
informan yang dapat dipercaya untuk
buku khusus nya tentang komunikasi
menjadi sumber informasi dan diharapkan
instruksional).
mengerti masalah secara detail. Dalam
informasi
atau
penelitian ini yang menjadi subjek dalam
tersedia
melalui
penelitian adalah guru di Yayasan Anak
maupun data-data yang telah tersedia pada
Mandiri dan orang tua siswa autis.
instansi terkait dan pustaka yang relevan
dimana
peneliti
Dalam pengumpulan data yang diperlukan untuk penelitian ini, penulis
Penulis
mengumpulkan
dokumen
yang
telah
literature-literatur
dengan topik penelitian. Teknik
data
dalam
mengacu
pada
model
melakukan beberapa teknik pengumpulan
penelitian
data, yaitu observasi, wawancara dan
interaktif Miles dan Huberman. Teknik
dokumentasi. Dalam observasi penulis
analisis data model interaktif Miles dan
menggunakan teknik observasi partisipan
Huberman
yaitu metode observasi dimana periset
interaktif
juga berfungsi sebagaipartisipan, ikut serta
pengumpulan data dengan analisis data.
dalam kegiatan yang dilakukan kelompok
Analisis data yang dimaksud yaitu reduksi
yang
data, penyajian data, dan verifikasi data
diriset.
mengumpulkan
Wawancara data
atau
adalah informasi
ini
analisis
menyatakan antara
adanya
kolektif
data
sifat atau
atau penarikan kesimpulan.
dengan cara langsung bertatap muka dengan informen sebagai narasumber dengan tujuan agar mendapatkan data informasi
yang
lengkap.
Wawancara
Hasil dan Pembahasan 1. Metode Komunikasi Instruksional yang digunakan guru terhadap anak autis di Yayasan Anak Mandiri Pekanbaru Jom FISIP Volume 2 No. 1 – Februari 2015
8
Ada beberapa metode yang di
Metode demonstrasi adalah
gunakan para guru di sekolah anak autis
cara
ini, metode – metode tersebut dipilih
memperagakan dan mempertunjukkan
karena
dan
pada siswa tentang suatu proses,
dalam
situasi atau benda tertentu yang
memahami apa yang di sampaikan guru
sedang dipelajari baik dalam bentuk
nya. Menurut hasil data dilapangan guru –
sebenarnya maupun dalam bentuk
guru
ini
tiruan yang dipertunjukkan oleh guru
menggunakan tiga (3) bentuk metode
atau sumber belajar lain yang ahli
instruksional yaitu :
dalam topik bahasan yang harus
dapat
mempermudah
di
membantu anak
sekolah
autis
khusus
autis
1. Metode instruksional terprogram Metode instruksional
ini
menggunakan
yang
disiapkan
penyajian
pelajaran
dengan
didemonstrasi.
bahan
Di
sekolah
autis
ini
akan
secara
melibatkan simbol-simbol verbal dan non
khusus. Isi pelajaran didalamnya harus
verbal dalam rangka merangsang mereka
dipecah menjadi langkah-langkah kecil,
untuk menangkap pesan. Ekspresi wajah,
diurut dengan cermat, diarahkan untuk
gesture, menunjuk, melakukan modifikasi
mengurangi kesalahan, dan diikuti umpan
pada intonasi nada, dan menggunakan
balik dengan segera. Metode ini sangat
simbol, adalah cara-cara nonverbal yang
membantu anak autis pada tahap awal
sangat
pembelajaran nya.
instruksional.
2. Metode simulasi
membantu
komunikasi
Di sekolah khusus anak autis ini
Merupakan cara mengajar dimana
guru menggunakan teknik one by one
menggunakan tingkah laku seseorang
yaitu teknik belajar individual dalam
untuk
yang
mengajarkan anak autis. Metode- metode
dimaksudkan dengan tujuan agar orang
seperti yang disebutkan di atas yang akan
dapat
mendalam
membantu guru dalam proses belajar
tentang bagaimana orang itu merasa dan
mengajar sehingga dapat menghasilkan
berbuat sesuatu dengan kata lain siswa
respon baik dari anak autis. Tanggapan
memegang peranan sebagai orang lain.
atau
Metode
komunikasi
berlaku
seperti
menghindari
ini
orang
lebih
membantu
anak
dalam
respon
dari
mereka
terhadap
instruksional
yang
menunjukkan tindakan apa yang akan di
disampaikan beragam, ada yang mengerti
lakukan nya.
namun ada juga yang tidak memberikan
3. Metode demonstrasi Jom FISIP Volume 2 No. 1 – Februari 2015
tanggapan sama sekali ataupun tidak 9
merespon terhadap instruksi yang di
seperti papan titian, meronce, ayunan, dan
berikan.
terampolin akan membantu pembentukan
2.Media Instruksional yang digunakan
saraf sensorik pada anak.
guru
di
Yayasan
Anak
Tujuan dari penggunaan media
Mandiri
pembelajaran tersebut untuk anak autis di
Pekanbaru
Yayasan Anak Mandiri Pekanbaru yaitu Media yang digunakan dalam pembelajaran anak autis biasanya berupa benda dan alat. Dimaksudkan agar anak autis memiliki respon dan penguatan sistem syaraf sensorik ataupun juga motorik anak penderita autis. Media berupa instrument apakah itu musik, benda terkadang disenangi oleh penderita autis dan membuat mereka tergerak untuk mengetahui
benda
instrument
tersebut.Instrument media yang digunakan diutamakan
berhubungan
dengan
penguatan syaraf sensorik dan motorik. Tujuan
yang
pembelajaran
sangat ini
penting
adalah
dari
melihat
bagaimana perkembangan anak melalui media
tersebut
dan
seberapa
besar
pengaruh dari terapi yang dilakukan. Penggunaan
media
sangat
membantu dalam proses belajar anak autis dikarenakan anak autis sangat minim dalam berkomunikasi bahkan ada yang sama sekali tidak mau berkomunikasi. Dengan
menggunakan
media
seperti
gambar, balok, puzzle, lego, sekven dan musik
membantu
anak
dalam
pembelajaran akademik sedangkan media
Jom FISIP Volume 2 No. 1 – Februari 2015
untuk meningkatkan daya tarik dan daya ingat siswa, memberikan variasi dalam pembelajaran,
dan
melatih
kepekaan
sosial. Tujuan ahir dari suatu proses belajar mengajar yang di harapkan oleh guru adalah terjadinya perubahan perilaku pada siswa. Dari yang mula nya tidak mengetahui
atau
memahami
menjadi
paham.Untuk mengetahui perkembangan dari
pembelajaran
dan
respon
yang
diberikan dari guru terhadap anak autis selalu diperhatikan perkembangan anak autis, indikator yang menjadi ukuran peningkatan
pembelajaran
berbagai
macam, mulai dari akademis hingga perkembangan komunikasi, sikap dan mental mereka. 3.Hambatan komunikasi instruksional guru dalam proses pembelajaran Hambatan komunikasi antara anak autis dan guru meliputi hambatan teknis dan hambatan psikologis. Pada hambatan teknis, guru menjumpai beberapa kendala, seperti guru tidak mengerti apa yang diucapkan anak , penggunaan bahasa yang tidak sederhana, dan kurang nya media pembelajaran serta kurang nya kerjasama 10
orang tua terhadap penunjang program di
Pekanbaru
sekolah yang di terapkan di rumah. Pada
dengan baik. Hal ini terbukti dari
hambatan psikologis yang terjadi antara
hasil dilapangan, dimana guru
guru dengan siswa autis yaitu seringkali
memberikan
anak tidak paham dengan instruksi-
anak autis dengan cara berulang-
instruksi yang di berikan guru, ketidak
ulang
fokusan anak dan stabilitas emosional
dengan apa yang dimaksudkan.
anak yang berbeda-beda. Hal lain yang
Komunikasi instruksional yang
sering
dilakukan secara verbal berupaya
ditemui
adalah
anak
autis
telah
dilaksanakan
instruksi
sehingga
agar
tidak merespon apa yang di instruksikan
mendengar dan merespon apa
guru sehingga guru harus mencari cara
yang di instruksikan guru nya.
agar komunikasi bisa berjalan lancar.
Komunikasi
di
dalam
proses
berkomunikasi ketidakfokusan
pembelajaran terjadi
anak
terhadap
dirancang
terlatih
paham
memberikan respon yang lambat atau
Hambatan-hambatan yang terjadi
anak
anak
kepada
untuk
instruksional untuk
tujuan
dan
memberikan nilai tambah bagi
karena
anak autis, atau setidaknya untuk
lawan
memberikan
perubahan-
bicaranya. Anak autis yang memiliki
perubahan dalam kognisi, afeksi,
dunianya sendiri cenderung asik pada apa
dan psikomotorik anak. Metode-
yang dilakukan atau yang di senanginya.
metode
Dalam mengatasi hambatan tersebut guru
digunakan guru terhadap anak
harus dengan sabar dan dengan cara yang
autis
berulang-ulang
metode simulasi, instruksional
dalam
menyampaikan
instruksional
di
yang
sekolah ini seperti
instruksi nya, agar anak lebih fokus
terprogram
dan
terhadap apa yang di instruksikan.
demonstrasi sangat membantu
Kesimpulan
anak
dalam
metode
pembelajaran.
Setelah dilakukan pembahasan dan
Adapun manfaat adanya fungsi
hasil analisa terhadap hasil penelitian,
komunikasi instruksional antara
maka
lain efek perubahan-perubahan
peneliti
dapat
menyimpulkan
beberapa temuan antara lain: 1. Komunikasi instruksional yang
perilaku, yang terjadi sebagai hasil
tindakan
komunikasi
digunakan guru kepada anak
instruksional, bisa dikontrol atau
autis di Yayasan Anak Mandiri
dikendalikan
Jom FISIP Volume 2 No. 1 – Februari 2015
dengan
baik. 11
Adanya perubahan yang terjadi
berkomunikasi guru dengan anak
pada anak autis menunjukkan
autis. Guru terkadang terkendala
keberhasilan dalam pelaksanaan
dalam
komunikasi instruksional guru
berkomunikasi yang baik, seperti
terhadap anak autis.
guru tidak mengerti apa yang
2. Media
sebagai
kemampuan
instrument
diucapkan anak. Hal lain yang
pembantu respon bagi anak autis.
sering ditemui adalah anak autis
Media instruksional disini berupa
memberikan respon yang lambat
kartu bergambar, tipe recorder,
atau tidak merespon apa yang di
puzzle, meronce, balok dan lain
instruksikan guru sehingga guru
nya
harus
merupakan
jenis
sarana
mencari
cara
agar
pendidikan yang bentuk dan
komunikasi bisa berjalan lancar.
fungsinya sudah dirancang secara
Adapun hambatan lainnya yaitu
khusus
perkembangan
terjadinya komunikasi satu arah
akademis nya . Dan dalam terapi
yang terjadi pada guru saja dan
sensori integrasi, media yang
juga hanya pada anak autis saja.
digunakan seperti papan titian,
Komunikasi
ayunan,
pinset
terjadi ketika guru melakukan
ataupun benda lainnya, ini sangat
komunikasi instruksional kepada
membantu
untuk
anak autis namun anak tidak
rangsangan
yang
untuk
bola,
jepitan
melihat diberikan
fokus
satu
pada
arah
apa
guru
yang
di
terhadap anak autis. Media -
instruksikan gurunya, sehingga
media tersebut sangat membantu
guru harus menginstruksikan nya
dalam pembelajaran disekolah
dengan berulang-ulang. Faktor
khusus autis ini, karena dengan
lingkungan juga mempengaruhi
adanya media ini anak dapat
terhambatnya
merespon dengan baik.
instruksional, seperti anak suka
3. Hambatan
komunikasi
meniru
komunikasi
orang-orang
instruksional antara anak autis
sekelilingnya
dan guru meliputi hambatan
cendrung bersifat menirukan apa
teknis dan hambatan psikologis.
yang ada di sekitarnya
Faktor penghambat berikutnya adalah
karena
di mereka
DAFTAR PUSTAKA
kemampuan
Jom FISIP Volume 2 No. 1 – Februari 2015
12
Arifin Jaenal dan Syamsir Salam. (2006).
Harjana M. Agus. ( 2003). Komunikasi
Metode Penelitian Sosial, Jakarta:
Intrapersonal dan Interpersonal.
UIN Jakarta Press
Yogyakarta : Kanisius
Arikunto, Suhartini. (2002). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan dan
Kriyantono, Rachmat. (2011). Teknik
Praktik. Jakrta: Rineka Citra. Bryson,
M. J. (2005).
Praktis Riset Komunikasi. Jakarta
Perencanaan
Strategi Bagi Organisasi Sosial.
: Kencana prenad Media Group. Mulyana, Dedy. 2005. Ilmu Komunikasi :
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suatu
Pengantar.
Bandung.
Remaja Rosda Karya. Cangara, Hafied. (2005). Pengantar Ilmu Komunikasi.
Jakarta:
M.Yusuf
Raja
Bandi.(2009).
Anak
Berkebutuhan
Moleong,
Khusus.
(2002).
Dinamika
Komunikasi. Bandung: Remaja
(2003).
Hubungan
Bandung : Remaja Rosda Karya.
Kualitatif,
Bandung,
Remaja
Penelitian
Kualitatif,
Bandung,
Remaja
Aksara Rohim Syaiful.(2009). Teori Komunikasi Persepektif, Ragam, & Aplikasi,
Praktis Mendidik Anak Autis. Jakarta: Dian Rakyat.
Jakarta : Rineka Cipta. Rubani
;Petunjuk
Anak
Normal,Autis,dan PerilakunLain.
Mardiah.
(2010).
Psikologi
Komunikasi. Pekanbaru : UR
Praktis dan Pedoman Materi Mengajar
Penelitian
Organisasi. Jakarta: Bumi
Ginanjar, S.Adriana. (2008). Panduan
Autisme
J.(2001).Metodologi
Muhammad, Arni. (2005). Komunikasi
Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Lexsi
Rosdakarya.
Effendy,O.U. (2005). Ilmu Komunikasi:
untuk
Bumi
Moleong,Lexsi J. (2005). Metodologi
Masyarakat Study Komunikasi.
Handoyo.(2003).
Jakarta:
Rosdakarya.
Rosdakarya. Effendy,O.U.
Komunikasi
Aksara Pembelajaran
PT.Intan Sejati Klaten. Effendy,O.U.
(2010).
Instruksional.
Grafindo Persada. Delphie,
Pawit.
Perss. Usman
Husaini
dan
Akbar
Purnomo. (2009).
Setiadi
Metodologi
Jakarta: Bhuana Ilmu Pengajar.
Jom FISIP Volume 2 No. 1 – Februari 2015
13
Penelitian Sosial, Jakarta : Bumi
-
Aksara.
tanggal 10 Oktober 2013 pukul
Vardiansyah, Dani. (2004). Pengantar ilmu
komunikasi
Pendekatan
:
14.46 wib -
Paksonomi
Konseptual. Depok : Ghalia
pembelajaran)diakses tanggal 25
Indonesia.
November 2013 pukul 22.16 wib pembelajaran)diakses tanggal 25
Strategi Praktis Bagi Orang Tua Dan Guru Anak Autis , Jakarta :
November 2013 pukul 22.16 wib -
Dian Rakyat.
(http://aceh.tribunnews.com/2013/ 12/03/anak-berkebutuhan-khusus-
Widjaja H.A.W. (2010). Komunikasi dna
juga-butuh-pendidikan).
Diakses
Hubungan masyarakat. Jakarta :
tanggal 06 Januari 2014 pukul
Bumi Akasara.
23.25 WIB
(2009).
Pengantar
Komunikasi.
Ilmu
Pekanbaru:
Witra Irzani Sumber Internet : -
(panduanguru.com/peran-gurudalam-proses-
William Chris dan Wright Bary.(2004).
Yasir.
(www.cirianakautis.com/) diakses
-
http://akriwijayasaputra.wordpress .com – teori-belajar-menurut-ahli/ diakses tanggal 10 maret 2014 pukul 22.30 wib
(www.rumahautis.org/v2/aboutis me/299-kupas-habis-autismehtml) diakses tanggal 5 februari 2014 pukul 20.35 wib
Jom FISIP Volume 2 No. 1 – Februari 2015
14