PROPOSAL SKRIPSI PENGARUH POLA MANAJEMEN PEMBELAJARAN PONDOK PESANTREN TERHADAP KECERDASAN EMOSIONAL SANTRI
(Studi Kasus di PP. Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap)
Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIIG Cilacap Untuk dapat dilakukan Seminar Proposal Skripsi sebagai Syarat Penyusunan Skripsi
Oleh Nama
: Ahmad Mufid
NIM
: 042320887
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
INSTITUT AGAMA ISLAM IMAM GHOZALI (IAIIG) CILACAP 2011
PENGARUH POLA MANAJEMEN PEMBELAJARAN PONDOK PESANTREN TERHADAP KECERDASAN EMOSIONAL SANTRI
(Studi Kasus di PP. Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap)
Diajukan kepada IAIIG Cilacap untuk melengkapi salah satu syarat guna memperoleh gelar kesarjanaan Strata I dalam Ilmu Tarbiyah
Oleh Nama
: Ahmad Mufid
NIM
: 042320887
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
INSTITUT AGAMA ISLAM IMAM GHOZALI (IAIIG) CILACAP 2011
PENGARUH POLA MANAJEMEN PEMBELAJARAN PONDOK PESANTREN TERHADAP KECERDASAN EMOSIONAL SANTRI
(Studi Kasus di PP. Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap)
Diajukan kepada IAIIG Cilacap untuk melengkapi salah satu syarat guna memperoleh gelar kesarjanaan Strata I dalam Ilmu Tarbiyah
Oleh Nama
: Ahmad Mufid
NIM
: 042320887
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
INSTITUT AGAMA ISLAM IMAM GHOZALI (IAIIG) CILACAP 2011
INSTITUT AGAMA ISLAM IMAM GHOZALI (IAIIG) CILACAP
SURAT PERNYATAAN KEORISINILAN SKRIPSI
Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Ahmad Mufid NIM : 042320887 Fak/Prodi : Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam Tahun : Judul Skripsi : “ Pengaruh Pola Manajemen Pondok Pesantren EllFirdaus I Tambaksari Kedungreja Cilacap terhadap Kualitas Santri “ Menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar orisinil atau asli buatan sendiri, tidak ada unsur menjiplak atau dibuatkan. Jika dikemudian hari ditemukan adanya indikasi salah satu dari unsur diatas, maka saya bersedia untuk dicabut gelar kesarjanaannya. Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan kesaaran penuh dan tanpa unsur paksaan.
Cilacap, Penulis Skripsi Materai Rp. 6000
Ahmad Mufid NIM. 042320887
YAYASAN BADAN AMAL KESEJAHTERAAN ITTIHADUL ISLAMIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM IMAM GHOZALI (IAIIG)
FAKULTAS TARBIYAH STATUS : TERAKREDITASI SK.BAN-PT.Nomor:012/BAN-PTK/AK-IV/VI/2000 Alamat : Jl. Gligir Raya No. 17 Kesugihan Cilacap Kode Pos 53274 Telp. (0282) 695415 Jawa Tengah PENGESAHAN Skripsi saudara : Nama : Ahmad Mufid NIM
: 042320887
Judul
: PENGARUH POLA MANAJEMEN PONDOK PESANTREN TERHADAP KECERDASAN EMOSIONAL SANTRI (Studi Kasus di Pondok Pesantren Ell-Firdaus Kedungreja Cilacap)
Telah dimunaqosahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Imam Ghozali Cilacap pada tanggal : 30 Juni 2011 Dan dapat diterima sebagai pelengkap ujian akhir program S.I tahun akademi 2010/2011, guna memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Tarbiyah (S.Pd.I) Cilacap, 30 Juni 2011 Fakultas Tarbiyah IAIIG Cilacap Dewan Sidang Ketua Sidang
Sekretaris Sidang
Lumaur Ridho, S.Psi. NIK : 951 001 038
Umi Zulfah, S.Ag, M.Pd NIK : 951 001 089
Penguji 1
Penguji 2
…………………………….. NIK:
………………………………….. NIK: Mengetahui Dekan Fakultas Tarbiyah
Lumaur Ridho, S.Psi. NIK : 951 001 038 iii
Agus Sutiyono, M.Ag, M.Pd Dosen Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Imam Ghozali ( IAIIG ) Cilacap NOTA PEMBIMBING Hal : Skripsi Saudara Ahmad Mufid Lamp : -
Cilacap,
Juni 2011
Kepada : Yth. Bapak Dekan Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Imam Ghozali ( IAIIG ) DiCilacap
Assalamu’alaikum Wr. Wb Setelah saya memeriksa dan mengadakan koreksi seperlunya atas skripsi saudara : Nama NIM Judul
: Ahmad Mufid : 042320887 : PENGARUH POLA MANAJEMEN PEMBELAJARAN PONDOK PESANTREN TERHADAP KECERDASAN EMOSIONAL SANTRI ( Studi Kasus di PP. Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap )
Saya berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah dapat diajukan kesidang munaqosah Bersama ini kami kirimkan skripsi tersebut, semoga dapat segera dimunaqosahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum Wr. Wb Pembimbing
Agus Sutiyono, M.Ag, M.Pd NIK : 197307102005011004
Rohmat, M.Ag, M.Pd Dosen Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Imam Ghozali ( IAIIG ) Cilacap NOTA PEMBIMBING Hal : Skripsi Saudara Ahmad Mufid Lamp : -
Cilacap,
Juni 2011
Kepada : Yth. Bapak Dekan Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Imam Ghozali ( IAIIG ) DiCilacap
Assalamu’alaikum Wr. Wb Setelah saya memeriksa dan mengadakan koreksi seperlunya atas skripsi saudara : Nama NIM Judul
: Ahmad Mufid : 042320887 : PENGARUH POLA MANAJEMEN PEMBELAJARAN PONDOK PESANTREN TERHADAP KECERDASAN EMOSIONAL SANTRI ( Studi Kasus di PP. Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap )
Saya berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah dapat diajukan kesidang munaqosah Bersama ini kami kirimkan skripsi tersebut, semoga dapat segera dimunaqosahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum Wr. Wb Pembimbing
Rohmat, M.Ag,M.Pd NIK : 951 011096
MOTTO
Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar Dan barang siapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya ( QS. Ath-Tholaq, 65 : 3-4 )
Karena sesudah kesulitan itu ada kemudahan Maka apabila kamu telah selesai ( dari suatu urusan ) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh ( urusan ) yang lain Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap ( QS. Al-Insyiroh, 94 : 6-8 )
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada : 1. Ayah dan Ibu Terhormat dan Tercinta
Do’a, restu dan bimbinganmu tak pernah lekang oleh waktu
Nasehatmu merupakan motifasiku
Cucuran keringatmu merupakan cambukku
Jasamu takkan pernah kulupakan
Semoga Alloh membimbingku menjadi anak yang berbakti dan selalu mendoakanmu
2. Istri Tercinta yang memberi spirit, dorongan, motivasi dan
dukungan tanpa henti sehingga bisa terselesaikannya skripsi ini 3. Putriku tercinta dan tersayang Adilia Eliza Zahira Ahmad,
yamg merupakan tumpuan dan harapanku nanti 4. Adik-adikku tersayang, semoga rahmat dan inayah Alloh selalu
menyertaimu 5. Saudara-saudaraku Tercinta dan sahabat-sahabatku tersayang,
yang telah banyak membantu dan member dorongan sehingga skripsi ini bisa terselesesaikan 6. Pengelola
Pondok
Pesantren
Ell-Firdaus
Tambaksari
Kedungreja Cilacap, yang telah banyak membantu, baik tenaga, waktu maupun spiritnya terhadap penulis
ABSTRAK
Skripsi ini di susun oleh AHMAD MUFID NIM : 042320887 Fakultas Tarbiyah (IAIIG) Cilacap, judul Pengaruh Pola Manajemen Pembelajaran terhadap Kecerdasan Emosional Santri (Studi Kasus di Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap). Penulis mengadakan penelitian ini bertujuan untuk : Mengetahui Pola Manajemen Pembelajaran di Pondok Pesanten Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap. Mengetahui pengaruh antara Pola Manajemen pada Kecerdasan Emosional Santri di Pondok Pesanten Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap. Jenis penelitian ini adalah pengamatan lapangan dengan pendekatan analisis data
deskriptif
kuantitatif.
Teknik
pengumpulan
data
dilakukan
dengan
metode observasi, interviu, angket dan dokumentasi. Kemudian data dikumpulkan serta disusun secara terurut dan dianalisis untuk mencari data yang valid kemudian dianalisis dan dihitung dengan menggunakan rumus analisis regresi. Data yang dimaksud adalah data hasil dari angket dan interviu dari pola manajemen pembelajaran dan kecerdasan emosional santri. Dari hasil penelitian yang penulis peroleh kemudian disimpulkan. Kesimpulan penulis adalah Pola Manajemen Pembelajaran baik. Kecerdasan Emosional Santri baik. Pengaruh Pola Manajemen Pembelajaran terhadap Kecerdasan Emosional Santri di Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap adalah signifikan karena thitung 7.40 > ttabel 1,65 df 109 pada taraf signifikansi 5% dan 2,03 pada taraf signifikansi 1%, yang artinya thitung lebih besar dari nilai ttabel, yang mana ini menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan.
vi
KATA PENGANTAR Penulis panjatkan
puji dan syukur kehadlirat Allah SWT, atas segala
karunia, rahmat, taufiq, hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul : “ PENGARUH POLA MANAJEMEN PEMBELAJARAN PONDOK PESANTREN TERHADAP KECERDASAN EMOSIONAL SANTRI “, ( Studi Kasus di PP. Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap ) dengan baik. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW, para Sahabat, Keluarga serta Umatnya. Skripsi
ini
merupakan
upaya
maksimal
penulis
dalam
rangka
mengembangkan kemampuan diri dan upaya memberikan kontribusi pemikiran bagi khasanah ilmu pengetahuan dan upaya pengembangan konsep pengelolaan lembaga Dengan ketulusan hati penulis yaqin dan menyadari akan kekurangan, ketidak sempurnaan penyusunan skripsi ini, mengingat keterbatasan kemampuan penulis, namun berkat bimbingan dan binaan dari semua pihak, dapat terselesaikan. Untuk itu ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, terutama kepada yang terhormat : 1. Bapak Drs. Nasrulloh, Rektor Institut Agama Islam Imam Ghozali (IAIIG) Cilacap yang telah memperjuangkan dan mengusahakan segala-galanya sehingga penulis dapat mengakhiri perkuliahan dengan menyelesaikan penulisan skripsi ini
2. Bapak Lumaur Ridho, Dekan Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Imam Ghozali ( IAIIG ) Cilacap. 3. Bapak Agus Sutiyono, M.Ag, M.Pd, sebagai pembimbing 4. Bapak Rohmat, M.Ag, M.Pd sebagai asisten pembimbing 5. Para Dosen yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis, baik dimajlis/forum perkuliahan maupun yang bersifat ekstra perkuliahan 6. Ayah, Ibu, istri serta putriku tercinta yang telah memberikan dukungan moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan Studi Program Sarjana Strata I di Fakultas Tarbiyah IAIIG Kesugihan Cilacap 7. Rekan-rekan mahasiswa civitas akademik di IAIIG Kesugihan Cilacap yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang memberikan dukungan untuk keberhasilan dan terselesaikannya studi penulis Dengan ini penulis berdo’a dan berharap, mudah-mudahan amal mereka diterima disisi Allah SWT. Selanjutnya penulis mengharap kritik saran dan sumbangsih pemikiran demi penyempurnaan penyusunan skripsi ini. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi yang sangat sederhana dan masih jauh dari sempurna ini mendapatkan ridla dari Allah dan bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya Cilacap, Penulis AHMAD MUFID NIM: 042320887
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN KEORISINILAN SKRIPSI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN NOTA PEMBIMBING HALAMAN PERSEMBAHAN ABSTRAKSI KATA PENGANTAR HALAMAN MOTTO DAFTAR ISI BAB I : PENDAHULUAN
……………………………. …………………………… …………………………… …………………………… …………………………… …………………………… …………………………… …………………………… ……………………………
Halaman i ii iii iv v vi vii ix x
A. Latar Belakang Masalah
………………………….
1
B. Definisi Operasional
………………………….
4
C. Rumusan Masalah
………………………….
6
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………………………….
6
E. Telaah Pustaka
…………………………
7
F. Hipotesis Penelitian
…………………………
10
G. Metode Penelitian
…………………………
12
H. Kerangka Skripsi
…………………………
18
BAB II : KAJIAN TEORI A. Pola Manajemen Pembelajaran di Pondok Pesantren .. 1. Pengertian Pola Manajemen Pembelajaran ……….. 2. Pola Manajemen Pembelajaran yang Efektif dan Efisien 3. Pola Manajemen Pembelajaran di Pondok Pesantren B. Kecerdasan Emosional Santri ……………………….. 1. Pengertian Kecerdasan Emosional ……………….. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kecerdasan Emosional 3. Aspek-aspek Kecerdasan Emosional ……………… 4. Peranan Kecerdasan Emosional ………………. C. Hubungan Pola Manajemen Pembelajaran dengan Kecerdasan Emosional
……………….
x
20 20 23 30 38 38 40 42 42 49
BAB III : METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
………………
51
B. Waktu dan Lokasi Penelitian
………………
60
C. Objek dan Subjek
………………
61
D. Metode Pengumpulan Data
………………
63
E. Metode Analisis Data
………………
66
F. Variabel dan Indikator Penelitian
………………
67
BAB IV : LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA A. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Ell-Firdaus ….. B. Keadaan Ustadz/Ustadzah, Personalia dan Santri Pondok Pesantren Ell-Firdaus ……………… C. Pola Manajemen Pembelajaran Pondok Pesantren Ell-Firdaus
70 72 80
D. Pengaruh Pola Manajemen Pembelajaran terhadap Kecerdasan Emosional Santri di Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap …………
86
E. Analisa Data
………………………
88
F. Uji Hipotesis
………………………
96
BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran-saran C. Kata Penutup
……………………… ……………………… ………………………
98 99 103
Dafrtar Pustaka Lampiran-lampiran Daftar Riwayat Hidup
x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Lembaga Pendidikan Pondok Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan non formal tertua di Indonesia yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat, terutama masyarakat pedesaan yang sudah tersebar diberbagai daerah di pulau jawa dan sekitarnya, yang mempunyai peran cukup signifikan dalam mencerdaskan kehidupan masyarakat dalam pembentukan karakteristik kehidupan masyarakat di Indonesia. (Depag, 2003 : 2-3). Hal ini yang menjadikan pondok pesantren mempunyai tempat dan dapat berkembang yang tetap eksis dan konsisten dalam menjalankan fungsinya sebagai pusat pengajaran, penanaman nilai-nilai agama islam dalam masyarakat. Perkembangan dan pertumbuhan sebuah pondok pesantren dalam perannya ikut serta mencerdaskan bangsa, penanaman norma-norma agama dan pembentukan moral masyarakat berhubungan erat dengan pola manajemen dan pemilihan pembelajaran yang dipakai pengasuh pondok pesantren beserta staffnya (ustadz/ustadzah) dalam proses belajar mengajar. Aktivitas pola manajemen pembelajaran merupakan pedoman dan landasan untuk memproses pencapaian tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan, karena lembaga akan mempunyai sasaran yang akan dituju dan dicapai yang dijadikan sarana untuk dapat mengembangkan sumber daya
1
2
manusia yang bermutu dan berkualitas baik yang mengelola maupun yang dikelola.(H. Nur Syam, 2005 : 77-82) Visi, misi dan tujuan pembelajaran merupakan pondasi dan tonggak yang
digunakan
kyai/ustadz/ustadzah
untuk
merealisasikan
dan
mengaplikasikan dalam aktivitas pola manajemen pembelajaran melalui kurikulum, kegiatan belajar mengajar, penanaman nilai-nilai agama, pembiasaan-pembiasaan
moral, emosi dan sosial menuju perubahan
pemikiran, perubahan perilaku yang berkembang, tidak hanya Intelektualnya saja tetapi juga Emosionalnya. Dalam perkembangan pendidikan, telah dikenal istilah Kecerdasan Emosional yakni kemampuan mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain. (Daniel Goleman, 2003 : 512). Mengenal diri sendiri bukanlah suatu hal yang mudah, pada umumnya manusia baru dalam taraf mengetahui akan dirinya. Taraf selanjutnya adalah mengerti dan memahami kemudian mengenal dan menghayati. Setelah itu, meningkat pada taraf mencintai yang akan mendorongnya untuk melakukan suatu tindakan yang baik dan terpuji bagi dirinya. Kemampuan manusia tentang Kecerdasan Emosional tersebut kalau tidak dikembangkan niscaya ia akan kurang bermakna dalam kehidupan manusia yang benar-benar mengenal tujuan hidupnya, oleh karena itu potensi manusia perlu dikembangkan, dan pengembangannya itu senantiasa dilakukan
3
dalam bentuk usaha pola manajemen pembelajaran yang baik dan kegiatan pendidikan yang efektif dan efisien. Semakin baik pemilihan pola manajemen pembelajaran yang dipakai di pondok pesantren sangat berpengaruh terhadap kecerdasan emosionalnya, tingkat penalarannya, dengan demikian pola manajemen pembelajaran pondok pesantren berpengaruh terhadap kecerdasan emosional santri. Santri dibekali ilmu agama dan ilmu pengetahuan serta diajak melakukan kebiasaan dan aktivitas-aktivitas yang baik di dalam pondok pesantren agar santri mempunyai karakter yang baik, berkepribadian yang baik dan berbudi luhur. Pondok Pesantren Ell-Firdaus berdiri pada tahun 1928, yang awalnya namanya adalah Pondok Pesantren Mambaul Huda. Setelah mengalami beberapa periode kepemimpinan, pada saat KH. Makinudin Malik memegang tampuk pimpinan, kemudian Pondok Pesantren Mambaul Huda diganti dengan nama Pondok Pesantren Ell-Firdaus
pada tahun 1983 dan nama
tersebut tetap dipakai sampai sekarang, mempunyai peran yang cukup baik dalam ikut serta mencerdaskan masyarakat dan generasi muda dilingkungan PP. Ell-Firdaus khususnya dan masyarakat luas umumnya. Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap, di bawah asuhan K.H. Makinudin Malik, mengalami peningkatan jumlah santri yang cukup signifikan, sehingga kapasitas pondok tidak memadai lagi, maka K.H. Makinudin Malik kemudian mendirikan pondok untuk santri putri. (PP. Ell-Firdaus, 2006: 5)
4
Pembangunan/peningkatan,
perbaikan
dan
pengembangan
yang
dilakukan lembaga tidak hanya secara fisik, tapi dari segi kualitas dan kuantitas selalu diupayakan dan digali agar lembaga yang dikelola semakin berkembang dan mendapat kepercayaan dari masyarakat (wali santri dan santrinya), memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang bermutu/berkualitas dan berakhlakul karimah (Pengelola dan Santrinya). Terlahir dari hal tersebut diatas, maka penulis ingin mengadakan penelitian tentang
“ Pengaruh Pola Manajemen Pembelajaran Pondok
Pesantren terhadap Kecerdasan Emosional Santri di Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap “
B. Definisi Operasional Agar pembaca tidak terjadi salah asumsi terhadap judul tersebut, maka penulis menjelaskan beberapa istilah yang berkaitan dengan judul skripsi ini, yaitu : 1. Pola Manajemen Pola Manajemen
yang dimaksud
adalah
metode/model
aktivitas
manajemen yang dipakai oleh manajer untuk mencapai suatu tujuan. (H. Moh. Ali Aziz, 2005: 72). Jadi yang dimaksud pola manajemen di sini adalah metode/model/cara aktivitas manajemen yang dipakai oleh seorang manajer (dalam hal ini adalah Kyai) untuk mencapai visi, misi dan tujuan lembaga yang dipimpinnya.
5
2. Pembelajaran Pembelajaran yang dimaksud adalah kegiatan belajar mengajar santri di pondok pesantren. Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada
diri
anak
sebagai
hasil
dari
latihan
atau
pengalaman.
(Ngalim Purwanto, 1990 : 84). Sedangkan mengajar diartikan sebagai proses dimana pengajar dan murid menciptakan lingkungan yang baik, agar terjadi kegiatan yang berdaya guna. (M D Dahlan, 1984 : 21). Jadi yang dimaksud disini adalah kegiatan antara santri dengan Kyai/Ustadz dan Ustadzah yang berlansung di pondok pesantren dengan tujuan untuk mencapai perubahan berfikir, berperilaku dan memiliki budi pekerti yang baik. 3. Pondok Pesantren Pondok Pesantren yang dimaksud adalah asrama tempat tinggal santri. (Depag, 2003 : 5). Jadi pondok pesantren yang dimaksud di sini adalah asrama dimana santri belajar, berlatih, melakukan pembiasaan-pembiasaan nilai-nilai agama, menimba ilmu dan bertempat tinggal. 4. Kecerdasan Emosional Kecerdasan Emosional diartikan sebagai kemampuan mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain. (Daniel Goleman, 2003 : 512). Dalam hal ini adalah Kecerdasan Emosional Santri Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap.
6
5. Jadi Pengaruh Pola Manajemen Pembelajaran Pondok Pesantren terhadap Kecerdasan Emosional Santri di Pondok Pesantren Ell-Firdaus yang dimaksud penulis adalah Metode yang mempunyai sumberdaya untuk digunakan (dipakai) dalam aktivitas manajemen oleh manajer
(Kyai)
dalam proses belajar mengajar (pembelajaran), agar Santri mengalami perubahan berfikir, bersikap dan berperilaku.
C. Rumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang masalah dan definisi operasional diatas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah : i. Bagaimana Pola Manajemen Pembelajaran di Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap? ii. Bagaimana pengaruh Pola Manajemen Pembelajaran terhadap Kecerdasan Emosional
Santri di Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tambaksari
Kedungreja Cilacap?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian a. Tujuan Penelitian Harapan penulis melakukan penelitian di Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap adalah : 1) Untuk mengetahui Pola manajer
Manajemen Pembelajaran yang dipakai
( Kyai ) di Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tambaksari
Kedungreja Cilacap.
7
2) Untuk mengetahui perkembangan Kecerdasan Emosional Santri di Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap. 3) Untuk mengetahui adakah Pengaruh Pola Manajemen Pembelajaran yang diterapkan di Pondok Pesantren terhadap Kecerdasan Emosional Santri di Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap? b. Manfaat Penelitian Harapan penulis, hasil penelitian ini, dapat : 1) Penambah wawasan dalam mengadakan latihan kerja secara ilmiah. 2) Pemberi informasi dan sumbangan bagi upaya peningkatan aktivitas manajemen dan mentalitas anak 3) Bahan kajian kepustakaan dan bahan perbandingan bagi penelitian yang sejenis.
E. Telaah Pustaka Pondok Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam, yang umumnya tergambar pada ciri khas yang dimilikinya, yaitu adanya Pengasuh Pondok Pesantren (Kyai) yang mengajar , adanya santri yang belajar, adanya Masjid/Mushola sebagai tempat ibadah dan kegiatan belajar mengajar, adanya asrama/pondok tempat tinggal santri. (Depag, 2003: 5) Sebuah lembaga dalam kegiatan pengelolaanya tidak akan lepas dari manajemen karena didalamnya terjadi sebuah proses aktivitas manajemen.
8
Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, dan pengawasan sumber daya untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. (M. Manullang, 2006 : 5). Pembelajaran
adalah
kegiatan
belajar
mengajar
antara
Kyai/Ustadz/Ustadzah dengan santri. Yang dimaksud belajar adalah perubahan tingkah laku yang relative tetap yang terjadi karena latihan dan pengalaman. (H. Mustaqim, 2001 : 34). Sedangkan mengajar adalah memasuki dunia siswa untuk mengubah persepsi dan perilaku mereka (Mahmud, 2010 : 295). Interaksi yang terjadi antara Kyai/Ustadz/Ustadzah dan santri dalam memberi dan menerima materi pembelajaran yang telah ditetapkan berdasarkan system pendidikan yang relevan. Dalam proses pembelajaran, Kyai dibantu oleh Stafnya (Personalia) dan Ustadz/Ustadzahnya, merencanakan dan menetapkan pola pembelajaran, yang akan digunakan dan dilaksanakan dalam mencapai tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Kecerdasan Emosional Santri adalah kemampuan mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain. (Daniel Goleman, 2003 : 512). Lembaga Pendidikan Pondok Pesantren Ell-Firdaus didirikan dengan tujuan untuk ikut berperan serta mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) antara
Kyai/Ustadz/Ustadzah dan
Santriwan/Santriwati terjadi proses kegiatan manajemen, menggunakan pola
9
manajemen demi tercapainya Visi, Misi dan Tujuan lembaga, memberdayakan Sumber Daya Manusia (SDM) baik Santriwan/Santriwati maupun Kyai dan Ustadz/Ustadzahnya, agar memiliki Santriwan/Santriwati yang berkepribadian (karakter) baik dan berbudi luhur (terpuji).
Penulis mengungkap juga dua penelitian yang pernah dilakukan dan terdapat perbedaan judul, yang diantaranya yaitu : 1) “ Peran serta Pondok Pesantren Pembangunan Cigaru Majenang terhadap Pendidikan Islam di Majenang “ tahun 2002, ditulis oleh AMIRUDIN, yang kesimpulan Skripsinya adalah : a) Bahwa
Pondok
Pesantren
Pembangunan
merupakan
lembaga
Pendidikan Agama Islam dan lembaga social, yang telah diakui oleh masyarakat dan bangsa Indonesia dalam peran sertanya karena Pondok Pesantren Pembangunan memiliki pengaruh dan peran serta yang besar dalam pembentukan nilai-nilai moral yang dianut oleh masyarakat sekitar. b) Bahwa Pondok Pesantren Pembangunan Cigaru Majenang adalah salah satu lembaga Pendidikan Agama yang mengajarkan, mengembangkan, menyebarkan serta mengamalkan ajaran Islam yang mempunyai ciri khusus dan dapat mempengaruhi masyarakat sekitar.
10
c) Bahwa Pondok Pesantren Pembangunan Cigaru Majenang dalam upaya pengembangannya melalukan 3 (tiga) system pendidikan yaitu: Sistem Pesantren (Salafiyah), Sistem Kemadrasahan (Sekolah), dan Sistem Pengajian Kemasyrakatan (Majlis Taklim).
2). “ Evaluasi Pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun di Pondok Pesantren Ell-Firdaus Kedungreja Cilacap “ ditulis oleh SHODIKIN, tahun 2005, yang kesimpulan Skripsinya adalah : a) Pelaksanaan Pendidikan Wajib Belajar 9 Tahun di PP Ell-Firdaus Kedungreja Cilacap adalah baik. b) Hasil Evaluasi Pelaksanaan Pendidikan Wajib Belajar 9 Tahun di PP Ell-Firdaus Kedungreja Cilacap adalah Sangat Baik. c) Bahwa
“Tidak ada perbedaan efektifitas pelaksanaan Wajib
Belajar 9 Tahun di PP Ell-Firdaus Kedungreja Cilacap“.
F. Hipotesis Penelitian Hipotesis
adalah
teori
sementara
terhadap
penelitian
yang
kebenarannya masih perlu diuji dengan cara mengumpulkan data-data yang paling berguna untuk merumuskan status menjadi kebenaran atau sebaliknya (Suharsimi Arikunto, 2002 : 64). Atau dugaan yang mungkin benar, atau mungkin salah. (Sutrisno hadi, 1973 : 63).
11
Dalam hal ini penulis mengajukan hipotesis adalah : “ Ada pengaruh pola manajemen pembelajaran pondok pesantren terhadap kecerdasan emosional santri di Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap “. Untuk obyetivitas penelitian, penulis juga mengemukakan hipotesis yang mungkin terjadi : “ Tidak ada pengaruh pola manajemen pembelajaran pondok pesantren terhadap kecerdasan emosional santri di Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap “. Dengan demikian, menjadi ketentuan jika hipotesis terbukti, maka berarti : “ Ada pengaruh pola manajemen pembelajaran pondok pesantren terhadap kecerdasan emosional santri di Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap “.
Dan sebaliknya, jika hipotesis tidak terbukti, maka berarti : “ Tidak ada pengaruh pola manajemen pembelajaran pondok pesantren terhadap kecerdasan emosional santri di Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap “. Selanjutnya, Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian, ( Suharsimi Arikunto, 2002 : 94 ). Telah dikemukakan diatas bahwa, penelitian ini mencari pengaruh dua variable yaitu Variable Pengaruh yang biasa disebut Variable Bebas dan Variable Terpengaruh yang biasa disebut Variable Terikat. Berdasarkan rumusan permasalahan diatas, maka penulis menyatakan bahwa Variabel Bebasnya
12
adalah Pola Manajemen Pembelajaran Pondok Pesantren ( X ), sedangkan Variabel Terikatnya adalah Kecerdasan Emosional Santri ( Y ).
G. Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode yang sesuai dengan jenis data yang akan dikumpulkan, metode tersebut meliputi : 1. Tempat Penelitian Yaitu dimana melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diperlukan
(Suharsimi Arikunto, 2002 : 108). Dalam hal ini penulis
mengambil tempat penelitian di Pondok Pesantren Ell-Firdaus Kedungreja dengan pertimbangan sebagai berikut : a) Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap, merupakan lembaga pendidikan yang bercirikan Agama Islam. b) Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap, letaknya dapat dijangkau oleh penulis, sehingga memudahkan dalam penelitian lebih lanjut. c) Sepengetahuan penulis, belum ada penelitian sejenis di Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap.
13
2. Metode Penetapan Subyek Populasi Populasi
yaitu
keseluruhan
individu
yang
diteliti
(Suharsimi Arikunto, 2002 : 108). Dalam penelitian ini adalah seluruh individu santri pondok pesantren Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap, yang berjumlah 141 santri menjadi sample semua, sebagai penafsiran obyektifitas penelitian yang ada pada populasi oleh penulis.
3. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah suatu cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a.
Metode Observasi Metode observasi yang paling efektif adalah melengkapinya dengan
format
atau
blangko
pengamatan.
(Suharsimi Arikunto, 2002 : 204). Hal ini digunakan untuk memperoleh data umum tentang pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar di Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap.
b. Metode Angket Angket adalah sejumlah pernyataan tertulis untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan mengenai dirinya (Suharsimi Arikunto, 1991 : 124). Menurut Winardi dikatakan bahwa
14
angket dibuat dengan tujuan untuk mengumpulkan data dari kelompok orang-orang
beraneka
ragam
dan
terpencar
secara
luas
(Winardi, 1982 : 102). Dari definisi tersebut dapat diartikan angket merupakan cara mengumpulkan data dengan memberikan daftar pertanyaan
yang
harus
dijawab
oleh
responden
yang
akan
diselidikinya, mengenai keadaannya. Dalam penelitian ini angket atau kuesioner yang berisi daftar pertanyaan mengenai dirinya, yang digunakan adalah angket secara tertutup dan langsung, artinya bahwa responden didalam menjawab pertanyaan tinggal memilih jawaban yang sudah disediakan mengenai dirinya. Adapun soal yang digunakan adalah pilihan ganda. Alasan digunakannya metode angket dalam penelitian ini adalah bahwa angket adalah cara termudah yang dapat digunakan, sederhana dan peneliti dapat langsung menggali data melalui segenap ide individu yang berhubungan dengan masalah yang diajukan melalui daftar pertanyaan yang
harus dijawab oleh individu secara jujur.
Melalui angket langsung ini, penulis mengharap akan memperoleh data yang valid dan data
yang dapat dipertanggung jawabkan
kebenarannya, sehingga dalam menghitung tidak akan menemui kesulitan yang akan menghambat dalam menyusun skripsi ini.
15
Sedangkan skor tiap item angket ditentukan berdasarkan setiap pertanyaan bergantung jumlah pilihan jawabannya. Adapun untuk memberikan skor terhadap jawaban positif responden adalah sebagai berilkut : a) Jawaban a, mendapat skor 5 (lima) b) Jawaban b, mendapat skor 4 (empat) c) Jawaban c, mendapat skor 3 (tiga) d) Jawaban d, mendapat skor 2 (dua) Sedangkan untuk jawaban pertanyaan negative : a) Jawaban a, mendapat skor 2 (dua) b) Jawaban b, mendapat skor 3 (tiga) c) Jawaban c, mendapat skor 4 (empat) d) Jawaban d, mendapat skor 5 (lima) Selanjutnya untuk memberikan skor untuk setiap individu adalah dengan cara menjumlah skor dari seluruh item. Agar angket yang disajikan bisa dikatakan memenuhi kriteria kesyahihannya, maka sebuah item angket harus valid dan reliable. Adapun dalam penelitian ini validitas yang digunakan adalah validitas logis yaitu dengan kisi-kisi angket.
16
c. Metode Wawancara Metode wawancara yaitu pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan secara sistematis berlandaskan pada tujuan penyelidikan (Sutrisno Hadi, 2000 : 193). Dalam hal ini untuk mengetahui tentang pengelolaan dan pengembangan pondok pesantren, proses belajar mengajar, materi kajian santri dan kegiatan-kegiatan pondok
pesantren
serta
untuk
mengetahui
pertumbuhan
dan
perkembangan tingkah laku santri.
d. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
notulen
rapat,
legger,
agenda
dan
sebagainya.
(Suharsimi Arikunto, 2002 : 206). Dalam hal ini adalah seluruh dokumen Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap.
17
4. Metode Analisis Data Dalam
menentukan
analisis
data,
penulis
menggunakan
Analisis Regresi guna mencari Pengaruh Pola Manajemen Pembelajaran terhadap Kecerdasan Emosional Santri di Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap dengan analisa regresi sebagai berikut :
Se =
x
= nilai variable Independen (bebas)
y
= nilai variable Dependen (terikat)
b
= Koefisien regresi (b)
a
= Koefisien regresi (a)
n
= Jumlah pasangan pemataan
18
H. Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Definisi Operasional C. Rumusan Masalah D. Tujuan dan Manfaat Penelitian E. Telaah Pustaka F. Hipotesis Penelitian G. Metode Penelitian H. Kerangka Skripsi BAB II : KAJIAN TEORI ATAU TELAAH PUSTAKA A. Pola Manajemen Pembelajaran di Pondok Pesantren 1. Pengertian Pola Manajemen Pembelajaran 2. Pola Manajemen Pembelajaran yang Efektif dan Efisien 3. Pola Manajemen Pembelajaran di Pondok Pesantren B. Kecerdasan Emosional 1. Pengertian Kecerdasan Emosional 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kecerdasan Emosional 3. Aspek-aspek Kecerdasan Emosional 4. Peranan Kecerdasan Emosional C. Hubungan Pola Manajemen Pembelajaran dengan Kecerdasan Emosional
19
BAB III : METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian B. Objek dan Subjek C. Variabel dan Indikator Penelitian D. Populasi dan Sampel Penelitian BAB IV : LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA A. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap B. Keadaan Ustadz/Ustadzah, Personalia dan Santri Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap C. Pola Manajemen Pembelajaran Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap D. Pengaruh Pola Manajemen Pembelajaran terhadap Kecerdasan Emosional Santri di Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap E. Analisis Data F. Uji Hipotesis BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran-saran C. Kata Penutup
BAB II KAJIAN TEORI A. Pola Manajemen Pembelajaran di Pondok Pesantren 1. Pengertian Pola Manajemen Pembelajaran Pola dapat diartikan bentuk, model, metode atau cara dari sesuatu yang dijadikan subyek dan obyek pencapaian tujuan. Dalam hal ini subyek pencapaian tujuan adalah santri, sedangkan untuk obyeknya adalah lembaga pondok pesantren. Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses sumber daya manusia, unsur-unsur manajemen yang terdiri dari : Man, Money, Methode, Machines, Materials, Market dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. (H. Malayu S.P. Hasibuan, 2007 : 1). Manajemen juga bisa dikatakan Apllied Science ( Ilmu Aplikatif ) yang jika dijabarkan merupakan sebuah proses tindakan manajemen. (A. Halim Dkk, 2005 : 71). Manajer merupakan pelaku manajemen. Manajemen yang dijadikan sebagai proses pelaksanaan aktivitas manajer harus memperhatikan
lima
aspek
fungsi
manajemen,
(M. Manullang, 2006 : 13), yang meliputi : Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organizing), Pengarahan (Directing), Penggerakan (Actuating), dan Pengawasan (Controlling).
20
21
Kelima aspek manajemen itu harus dimiliki, dikuasai dan difahami oleh seorang manajer (pengasuh) sebuah lembaga yang dijadikan pedoman, landasan dan sumber daya dalam pencapaian visi, misi dan tujuan yang telah ditetapkan dalam pengembangan lembaga dan kualitas (mutu), yang sarana terpenting untuk pencapaian tujuannya adalah Man dan Women. Dalam hal ini bagaimana manajer (pengasuh)
berusaha
dan
berupaya
mengelola
lembaga
dan
personalianya (Man dan Woman) agar lebih berkompetensi dan berkembang dalam proses pembelajaran agar bisa mendidik santri yang berkualitas baik secara ilmiah, akademik maupun secara moral dan sosial, karena sistem pendidikan yang ada dipondok pesantren merupakan sistem pendidikan yang
integral yaitu perpaduan
pendidikan agama dengan pendidikan umum dan perpaduan model pendidikan klasikal dengan model pendidikan modern dan menjadi model system pendidikan sebuah pondok pesantren sekarang ini. Pembelajaran adalah proses belajar mengajar antara pengasuh (Kyai)/ustadz/ustadzah dengan santriwan/santriwati. Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang terjadi karena latihan dan pengalaman. (Mustaqim, 2001 : 34). Menurut
Mustaqim dan
abdul wahib, (2010 : 60), belajar adalah suatu aktivitas yang menuju kearah tujuan tertentu.
22
Dalam proses belajar, terjadi interaksi yang tidak hanya antara santri dan kyai/ustadz/ustadzah sebagai salah satu sumber belajar tetapi akan berinteraksi pula dengan sumber belajar baik belajar didalam ruangan ataupun diluar ruangan. Di dalam ruangan santri belajar berbagai bidang keilmuan yang masih bersifat teori sedang diluar ruangan santri belajar menerapkan ilmunya, baik yang didapat dari bidang keilmuan yang bersifat kajian maupun dari keteladan dan pengalaman. Apabila dilihat dari jenisnya, menurut
Mustaqim
(2001 : 39-40), santri belajar yang berkenaan dengan fisik/jasmani dan belajar yang berkenaan dengan psikis. Belajar yang berkenaan degan fisik/jasmani yaitu berupa ketrampilan, sedangkan belajar yang berkenaan dengan psikis, meliputi : pengetahuan dan pemahaman, dan sikap/nilai/norma. Sedangkan mengajar adalah menanamkan pengetahuan pada peserta didik. (Mustaqim, 2001 : 91-92). Menurut Mahmud (2010 : 294-295), belajar adalah memasuki dunia siswa untuk mengubah persepsi dan perilaku mereka. Mengajar merupakan proses dimana Kyai/Ustadz/Ustadzah menanamkan bahan ajar yang telah dipilih, direncanakan dan ditetapkan. Dalam menanamkan bahan ajar, Kyai/Ustadz/Ustadzah merencanakan,
memilih,
menyusun
dan
menetapkan
konsep
pembelajaran dan sumber pembelajaran serta memakai berbagai pola /metode/model penyampaian dan penanaman isi bahan ajar.
23
Perencanaan, penyusunan dan penetapan konsep pembelajaran dan bahan ajar yang akan digunakan dalam kegiatan belajar mengajar (KBM), sangat penting dilakukan karena konsep tersebut dijadikan sebagai landasan dan pedoman kyai/ustadz/ustadzah untuk mencapai tujuan pembelajaran yang terarah dan bisa berpengaruh terhadap pola pikir, kepribadian dan tingkah laku santri. Dengan demikian, pola manajemen pembelajaran adalah suatu bentuk/model/cara yang dipakai oleh pengasuh (kyai) dan staff (personalia) beserta ustadz/ustadzah dalam memilih, merencanakan, menyusun , menetapkan dan mengembangkan, pendekatan, metode dan teknik pembelajaran, menawarkan dan menanamkan bahan ajar, menyediakan pengalaman belajar yang bermakna dan bisa berpengaruh terhadap jiwa santri, serta mengevaluasi dan mengukur tingkat keberhasilan proses pembelajaran dalam mencapai hasil belajar.
2. Pola Manajemen Pembelajaran yang Efektif dan Efisien Manajer sebagai pelaku manajemen tertinggi dalam sebuah lembaga pendidikan harus bisa memperbaiki pelayanan dalam rangka menanggulangi terbatasnya anggaran dan ketidakpuasan publik, karena pondok pesantren merupakan lembaga pelayanan dalam masyarakat {Imas maesaroh, 86 : 2005}. Dalam hal ini manajer dan staffnya (personalia) harus bisa memilih dan menentukan pola pembelajaran yang sesuai dengan kecerdasan dan kemampuan santri. Manajer juga harus bisa mengatur dan mengarahkan serta mengkondisikan timnya
24
dengan
baik,
agar
bisa
menjalankan
dan
menerapkan
pola
pembelajaran yang telah dipilih, direncanakan, disusun, ditetapkan dan dikembangkan dalam proses pembelajaran dengan efektif dan efisien. Pola manajemen pembelajaran yang efektif ialah ukuran yang menyatakan sejauh mana tujuan pembelajaran dan proses belajar mengajar telah dicapai dan dapat memberikan hasil seperti perencanaan semula. Menurut Made Pidarta manajemen dikatakan efektif apabila manajemen tersebut bisa memberi hasil yang sesuai kriteria yang telah direncanakan dan ditetapkan. Manajer (kyai/ustadz/ustadzah) mampu melaksanakan perilaku perannya dan mampu merealisasikan tujuan lembaga/organisasi. Pola manajemen pembelajaran yang efektif didasarkan pada input, proses dan output. a. Input Pondok pesanten dikatakan efektif apabila sesuai dengan beberapa karakteristik input sebagai berikut (Depdiknas, 2001 : 18-20) : 1)
Memiliki kebijakan, tujuan, dan sasaran mutu yang jelas.
2)
Sumberdaya tersedia dan siap.
3)
Staff yang kompeten dan berdedikasi tinggi.
4)
Memiliki harapan prestasi yang tinggi.
5)
Fokus pada santri (peserta didik).
6)
Input manajemen
25
b. Proses Pondok pesantren dikatakan efektif apabila sesuai dengan beberapa karakteristik proses sebagai berikut (Depdiknas, 2001 : 12-17) : 1)
Proses belajar mengajar efektivitasnya tinggi. Dalam proses belajar mengajar lebih menekankan pada pemberdayaan santri, yang mana bukan sekedar memorisasi dan recall, bukan sekedar penguasaan pengetahuan tentang apa yang diajarkan (logos), tetapi lebih menekankan pada internalisasi tentang apa yang diajarkan sehingga tertananm dan berfungsi sebagai muatan nurani dan dihayati (ethos) serta dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari oleh santri (pathos).
2)
Kepemimpinan pondok pesantren yang kuat. Pengasuh
(kyai)
mengkoordinasikan,
memiliki
peran
yang
menggerakkan,
dan
kuat
dalam
meyerasikan
sumberdaya pendidikan yang ada. 3)
Lingkungan pondok pesantren yang aman dan tertib. Pondok
pesantren
lingkungan
selalu
mencipatakan
dan
memilki
(iklim) belajar yang aman, tertib, dan
nyaman sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan nyaman.
26
4)
Pengelolaan tenaga kependidikan yang efektif. Hal ini penting dilakukan karena perkembangan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) yang cukup pesat, sehingga perlu pengelolaan dan pengembangan tenaga kependidikan agar mempunyai komitmen yang tinggi, selalu mampu dan sanggup menjalankan tugasnya dengan baik.
5)
Pondok pesantren memiliki budaya mutu. Budaya mutu harus tertanam di sanubari warga pondok pesantren, sehingga setiap perilaku selalu didasari oleh profesionalisme.
6)
Pondok pesatren memiliki “ teamwork “ yang kompak, cerdas dan dinamis. Kebersamaan menjadi karakteristik dalam menjalankan tugas dan tanggungjawab dan kerjasama merupakan budaya untuk tim.
7)
Pondok pesantren memiliki kemandirian. Pondok
pesantren
tidak
bergantung
mutlak
kepada
pemerintah dan punya wewenang untuk melakukan yang terbaik bagi pondok pesantren. 8)
Partisipasi yang tinggi dari santri, masyarkat dan wali santri. Partisipasi
warga
pondok
pesantren
dan
masyarakat
merupakan karakteristik dan bagian dari kehidupan pondok pesanten, karena makin tinggi tingkat partisipasi, makin besar
27
rasa memiliki; makin besar rasa memiliki, makin besar pula rasa tanggungjawab; dan makin besar rasa tanggungjawab, makin besar pula tingkat dedikasinya. 9)
Pondok pesantren memiliki transparansi manajemen. Keterbukaan/transparansi ini ditunjukkan dalam pengambilan keputusan,
perencanaan
dan
pelaksanaan
kegiatan,
penggunaan uang, dan sebagainya yang selalu melibatkan pihak-pihak terkait sebagai alat control. 10) Pondok
pesantren
memiliki
kemauan
untuk
berubah
(psikologis dan pisik). Perubahan adalah peningkatan, baik bersifat fisik maupun psikologis. Artinya, setiap dilakukan perubahan, hasilnya diharapkan lebih baik dari sebelumnya (ada peningkatan), terutama mutu santri sebagai peserta didik. 11) Pondok pesantren melakukan evaluasi dan perbaikan secara berkesinambungan. Evaluasi belajar secara teratur bukan hanya untuk mengetahui tingkat daya serap dan kemampuan santri, tapi yang paling penting adalah bagaimana memanfaatkan hasil evaluasi belajar tersebut untuk memperbaiki dan menyempurnakan proses belajar mengajar di pondok pesantren.
28
12) Pondok pesantren responsive dan antisipatif terhadap kebutuhan. Pondok
pesantren
selalu
tanggap/responsive
terhadap
berbagai aspirasi yang muncul bagi peningkatan mutu lembaga pendidikan. 13) Komunikasi yang baik. Pondok pesantren memilki komunikasi yang baik terutama, antar warga pondok pesantren; pondok pesanten dengan masyarakat, sehingga kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing warga pondok pesantren dapat di ketahui, terpadu dan terbentuk teamwork yang kuat, kompak, dan cerdas. 14) Pondok pesantren memiliki akuntabilitas. Akuntabilitas adalah bentuk pertanggungjawaban yang harus dilakukan pondok pesantren terhadap keberhasilan yang telah dilaksanakan dalam bentuk laporan prestasi yang dicapai dan dilaporkan kepada pemerintah, orang tua santri dan masyarakat.
29
c. Output Pondok pesantren harus memliki output yang diharapkan. Output pondok peantren adalah prestasi yang dihasilkan oleh proses pembelajaran dan manajemen yang diterapkan pondok pesantren. Umumnya, output dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu output berupa presatasi akademik dan output berupa prestasi nonakademik. Dari uraian diatas (input, proses dan output) merupakan ukuran, sudah sejauh mana tujuan (kualitas, kuantitas dan waktu) yang telah di capai dalam proses pembelajaran.
Sedangkan untuk pola manajemen pembelajaran yang efisien adalah proses belajar mengajar dan prosedur pengajaran yang menghabiskan biaya sesuai dengan rencana semula atau lebih rendah. Menurut Made Pidarta (2004 : 221-23), pola manajemen pembelajaran yang efisien dapat diperoleh dengan cara : 1)
Mengerjakan sesuatu dengan benar. Prosedur yang ditempuh, sarana, media, material yang dipakai, dan metode yang diterapkan harus cocok dengan apa yang dikerjakan.
30
2)
Menyelesaikan
masalah-masalah
dengan
segera
dan
sebaik-baiknya Penyelesaian masalah-masalah dilakukan secara ilmiah yaitu berdasarkan
data
yang
dikumpulkan
dan
melalui
alternatif-alternatif. 3)
Mengamankan sumber-sumber pendidikan. Sumber-sumber pendidikan yang dimaksud ialah orang, uang, materi, media, dan sarana di koordinasi dengan sebaik-baiknya.
4)
Mengikuti tugas-tugas pekerjaan. Setiap pegawai harus mengikuti deskripsi tugas, agar tidak terjadi penyimpangan dan pemborosan.
5)
Merendahkan biaya pendidikan. Manajer dapat menekan biaya
pendidikan dengan tidak
mengorbankan produksi.
3. Pola Manajemen Pembelajaran di Pondok Pesantren Pola manajemen pondok pesantren yang selama ini dikelola secara individual dengan nuansa kharismatik dan masih menggunakan pola-pola lama, perlu mempertimbangkan berbagai pesoalan yang muncul sebagai akibat arus globalisasi. Manajer harus mampu mengoptimalkan lembaga dan sumber daya manusia serta personalia yang ada. Menurut Shonhadji Sholeh dalam
31
pelaksanaan pengembangan dan peningkatan lembaga, dan Sumber Daya Manusia (SDM), manajer perlu mampertimbangkan faktor-faktor : a. Faktor internal Faktor internal mencakup keseluruhan kehidupan pondok pesantren yang dapat dikendalikan oleh manajer/pimpinan, yang meliputi : Visi pondok pesantren, Misi pondok pesantren, Tujuan yang ingin dicapai pondok pesantren, Perencanaan yang baik, serta implementasi pelaksanaan system program yang tepat dan Strategi yang tepat dalam pencapaian visi, misi, tujuan dengan berbagai alternative yang ada. b. Faktor Eksternal Faktor eksternal merupakan faktor lingkungan sekitar dimana pondok pesantren berdiri, yang meliputi : Kebijakan pemerintah dari tingkat pusat sampai tingkat daerah, Sosio cultural masyarakat, karena pondok pesantren didirikan untuk kepentingan masyarakat, Perkembangan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) sehingga pondok pesantren harus mampu mengikuti dan dapat memilih iptek yang tepat untuk pondok pesantrennya. Dengan demikian, seorang manajer (kyai) sebuah lembaga pondok pesantren harus bisa merencanakan, mengelola, memberi pelayanan dan membangun kerjasama yang baik dengan masyarakat, terlebih-lebih wali santri agar bisa mendidik santri-santri yang berkualitas.
32
Pola manajemen pembelajaran yang terdapat di pondok pesantren pada
umumnya
masih
berbentuk
pembelajaran
klasikal
dan
kemadrasahan, walaupun sudah ada sebagian pondok pesanten yang menggunakan bentuk pembelajaran modern, dengan penerapan beberapa metode pembelajaran (Depag, 2002 : 85-92), yang diantaranya : 1. Metode Sorogan. Sorogan, berasal dari kata Sorog (bahasa jawa), yang berarti menyodorkan, sebab setiap santri menyodorkan kitabnya di hadapan kyai atau ustadz/ustadzah. Metode sorogan merupakan kegiatan pembelajaran bagi para santri yang lebih menitikberatkan pada pengembangan kemampuan perseorangan (individual), diabawah bimbingan seorang kyai atau ustadz/ustadzah. 2. Metode Wetonan/bandongan. Weton/bandongan, istilah weton ini
berasal dari kata wektu
(bahasa jawa) yang berarti waktu, sebab pengajian tersebut di berikan
pada
waktu-waktu
tertentu,
yaitu
seblum/sesudah
melakukan sholat fardlu. Metode weton ini merupakan metode kuliah, dimana para santri mengikuti pelajaran dengan duduk di sekeliling kyai atau ustdz/ustadzah yang menerangkan pelajaran secara kuliah, santri menyiak kitab masing-masing dan membuat catatan padanya.
33
Apabila di Jawa Barat, istilah weton ini di sebut dengan Bandongan, yang merupakan cara penyampaian kitab kuning di mana seorang kyai atau ustadz/ustadzah membacakan dan menjelaskan isi kitab kuning, sementara santri, mendengarkan, memberi mkna dan menerima. 3. Metode Halaqoh Halaqoh, yang arti bahasanya lingkaran murid atau sekelompok santri
yang belajar di bawah bimbingan seorang kyai atau
ustadz/ustadzah, atau belajar bersama dalam satu tempat. Metode ini dimaksudkan sebagai penyajian bahan pelajaran dengan cara santri membahasnya bersama-sama melalui tukar pendapat tentang suatu topic atau masalah tertentuyang ada dalam kitab kuning, dimana, kyai atau ustadz/ustadzah bertindak sebagai “ moderator “. Metode ini bertujuan agar santri aktif dalam belajar. Melalui metode ini, akan tumbuh dan berkembang pemikiranpemikiran kritis, analitis dan logis. 4. Metode Hafalan atau Tahfidz Metode hafalan yang diterapkan di pesantren-pesantren, umumnya dipakai untuk kitab-kitab tertentu, misalnya Alfiyah ibnu malik, atau juga sering dipakai untuk menghafal Al-Qur’an, baik suratsurat pendek maupun secara keseluruhan. Biasanya santri diberi tugas untuk menghafal bebrapa bait dari kitab Alfiyah, atau ayat-
34
ayat Al-Qur’an, dan setelah beberapa hari baru dibacakan di depan kyai atau ustadz/ustadzah. 5. Metode Hiwar/musyawaroh Metode hiwar atau disebut juga dengan istilah musyawaroh, dilaksanakan dalam rangka pendalan materi atau pengayaan materi-materi yang sudah dikaji santri, yang biasanya antara santri dan kyai atau ustadz/ustadzah, terlibat dalam sebuah forum perdebatan untuk memecahkan masalah yang ada dalam kitab atau yang sedang terjadi saat ini, dan menjadi bahan perbincangan. 6. Metode Bahtsul Masa’il (Mudzakaroh). Metode bahtsul masa’il atau dalam istilah lain mudzakaroh merupakn pertemuan ilmiah, yang membahas masalah diniyah, seperti ibadah, aqidah, dan masalah agama pada umumnya, yang mana pesertanya yaitu para kyai atau ustadz/ustadzah dan para santri yang sudah senior. Metode ini dapat dibedakan jadi dua macam yaitu : a)
Mudzakaroh
yang
diadakan
sesama
kyai
atau
para
ustadz/ustadzah. Tujuanya untuk memecahkan sesuatu masalah agama dan kemasyarakatan yang timbul atau sekedar untuk memperdalam pengetahuan agama. b)
Mudzakaroh yang diadakan sesama santri senior. Metode ini biasanya
dibimbing
oleh
kyai
atau
ustadz/ustadzah.
Tujuannya untuk melatih para santri dalam memecahkan
35
masalah dengan menggunakan rujukan-rujukan yang jelas dan melatih cara berargumentasi dengan menggunakan nalar yang lurus. 7. Metode Fathul Kutub. Metode fathul kutub biasanya dilaksanakan untuk santri-santri yang sudah senior yang sudah akan menyelesaikan pendidikan di pondok pesantren. Kegiatan ini merupakan kegiatan latihan membaca kitab, sebagai wahana menguji kemampuan mereka, dengan diberi tugas membahas persoalan-persoalan tertentu dalam akidah, fiqih, hadits, tafsir, tasawwuf, dan lain-lain, serta kemudian membuat dan meyerahkan laporan tertulis mengenai hasil kajiannya kepada kyai atau ustadz/ustadzah pembimbing.
Termasuk dalam kegiatan ini
adalah Fath al-Mu’jam, yaitu latihan dan ujian membuka kamus berbahasa Arab untuk meningkatkan ketrampilan dan kemampuan berbahasa Arab santri, terutama dalam menelusuri dan mencari makna kosa kata. 8. Metode Muqoronah Metode muqoronah adalah sebuah metode yang terfokus pada kegiatan
perbandingan,
(madzhab),
metode,
baik
perbandingan
materi,
paham
maupun
perbandingan
kitab.
Metode
muqoronah kemudian berkembang pada perbandingan ajaranajaran agama. Untuk perbandingan materi keagamaan yang
36
biasanya berkembang di bangku Perguruan Tinggi , contohnya Pondok Pesantren Ma’had Ali dikenal dengan istilah Muqoronatul Adyan. Sedangkan perbandingan paham atau aliran dikenal dengan istilah Muqoronatul Madzabi (Perbandingan Madzab). 9. Metode Muhawaroh/Muhadatsah Metode
ini
merupakan
latihan
bercakap-cakap
dengan
menggunakan bahasa arab. Aktivitas ini biasanyadiwajibkan oleh pondok pesantren kepada para santri selama mereka tinggal dipondok pesantren. Para santri diwajibkan untuk bercakap-cakap dengan sesama santri, bercakap-cakap dengan ustadz/ustadzah maupun kyai dengan menggunakan bahasa arab pada waktu-waktu tertentu. Kepada santri diberikan perbendaharaan kata-kata (kosa kata) yang sering dipergunakan sedikit demi sedikit sehingga mencapai target yang telah ditentukan untuk jangka waktu tertentu. Setelah para santri telah menguasai banyak kosa kata, kepada mereka diwajibkan untuk menggunakannya dalam percakapan sehari-hari. Di beberapa pesantren, bahasa asing yang dipergunakan sebagai alat komunikasi untuk para santri, tidak hanya menggunakan bahasa arab, tetapi juga bahasa inggris. Sehingga percakapan sehari-hari yang dipergunakan santri adalah bahasa arab dan bahasa inggris.
37
Beberapa pondok pesantren lain, latihan muhawaroh atau muhadatsah ini tidak diwajibkan setiap hari, akan tetapi hanya satu kali atau dua kali dalam seminggu dan digabungkan dengan latihan Muhadlaroh/Khitabah (Pidato). Metode ini bukan merupakan pelajaran pokok,
hanyalah pelajaran tambahan/ekstra kurikuler
(complementer), dan juga merupakan salah satu ciri khas pondok pesantren modern. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pengasuh pondok pesantren dan ustadz/ustadzah, harus bisa memperhatikan beberapa aspek dalam menjalankan dan mengelola pondok pesantren, yaitu : a) Perencanaan dan evaluasi kurikulum pondok pesantren. b) Pengelolaan dan pengembangan kurikulum. c) Pengelolaan dan pengembangan proses belajar mengajar. d) Pengelolaan ketenagaan. e) Pengelolaan media dan sumber belajar. f) Pengelolaan keuangan. g) Pelayanan terhadap santri. h) Hubungan dengan masyarakat dan wali santri i) Pengelolaan iklim pondok pesantren. j) Kepribadian Kyai (pengasuh)/Ustadz/Ustadzah dan keluarganya.
38
B. Kecerdasan Emosional Santri 1. Pengertian Kecerdasan Emosional Istilah kecerdasan emosional dikenal secara luas pertengahan tahun 1990an, dengan diterbitkannya buku Daniel Goleman : Emotional Intelligence, yang mana Daniel Goleman telah melakukan riset kecerdasan emosional (Emotional Quotient) ini kurang lebih 10 tahun. Kecerdasan Emosional (Emotional Quotient) sama pentingnya dengan Kecerdasan Intelektual (Intelectual Quotient). EQ (Emotional Quotient) memberikan kita kesadaran mengenai perasaan milik diri dan juga perasaan milik orang lain. EQ (Emotional Quotient) memberikan kita rasa empati, cinta, motivasi dan kemampuan untuk menanggapi kesedihan atau kegembiraan secara tepat, yang mana Daniel Goleman menyatakan bahwa EQ (Emotional Quotient) merupakan
persyaratan
dasar
untuk
menguatkan
IQ
(Intelectual Quotient) secara efektif. Kecerdasan Intelektual (Intelectual Quotient), merupakan kecerdasan yang digunakan untuk memecahkan masalah logika maupun strategis. Para psikolog menyusun berbagai tes untuk mengukurnya, dan tes-tes ini yang lebih dikenal dengan istilah (Intelligence Quotient), yang katanya dapat menunjukkan kemampuan meereka. Menurut teori ini semakin tinggi IQ seseorang, semakin tinggi pula kecerdasannya.
39
Daniel
Goleman
menunggu
sekian
lama
untuk
mengumpulkan bukti ilmiah yang kuat. Sehingga saat Daniel Goleman mempublikasikan penelitiannya, Emotional Intelligence, mendapat sambutan positif baik dari akademi maupun pratisi. Lebih lanjut Daniel Golemen menjelaskan kecerdasan emosional (Emotional Quotient) adalah kemampuan untuk mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain. Menurut Suharsono (2005 : 114),
Kecerdasan Emosional adalah kemampuan untuk
melihat, mengamati, mengenali bahkan mempertanyakan tentang diri sendiri. Orang yang mempunyai Kecerdasan Emosi adalah orang yang mampu berinteraksi dengan orang lain dengan baik dan proposional dan mampu mengendalikan diri dari nafsu yang liar juga memiliki “ Pengetahuan tentang diri “ baik diri sendiri maupun orang lain. Kecerdasan Emosional mencakup kemampuan-kemampuan yang berbeda, tetapi saling melengkapi, dengan kecerdasan akademik (Academic Intelligence), yaitu kemampuan-kemampuan kognitif murni yan diukur dengan IQ. Banyak orang cerdas, dalam arti pelajar, tetapi tidak mempunyai kecerdasan emosional, ternyata bekerja menjadi bawahan oran yang IQ-nya lebih rendah tetapi unggul dalam keterampilan kecerdasan emosional. Menurut Daniel Goleman, orang pintar bisa menjadi bodoh apabila orang tersebut tidak memiliki
40
Kecerdasan Emosi {Kemampuan mengendalikan diri sendiri}. Para ahli psikolog juga berpendapat bahwa keberhasilan seseorang dalam hidupnya ditentukan pula oleh kecerdasan emosional orang tersebut selain kecerdasan intelektualnya.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kecerdasan Emosional Ary Ginanjar Agustian, (2005 : 70-102) menjelaskan secara umum belenggu yang tebentuk oleh persepsi atau paradigma yang berpengaruh kepada kecerdasan emosional, terbagi menjadi tujuh jenis, yaitu : a)
Prasangka negatif. Suara hati spiritual untuk menolong dapat tertutup oleh prasangka
negatif.
koperatif, terbuka
Saling
percayaan,
saling
mendukung,
dan menunjukkan performa yang baik
merupakan kunci agar seseorang terhindar dari berprasangka negative, agar bisa terhindar dari sikap defensif , tertutup, menutupi informasi, non koperatif dan performanya turun. b)
Pengaruh prinsip hidup. Prinsip rasialis menutup suara hati, emosi, kebersamaan dan persamaan hak, hidup individualistis yang pada akhirnya menghasilkan alur kehidupan yang keluar dari fitrah manusia yaitu merasa dirinya paling benar dan kurang bisa memahami makna hidup yang semestinya yaitu spiritualisme.
41
c)
Pengaruh pengalaman. Suara hati pada dasarnya bersifat kreatif namun tertutup oleh pengaruh lingkungan dan pengalaman-pengalaman yang pernah dialami atau pengalaman yang hampir sama dengan yang pernah dialami sendiri/orang lain (pengalaman komulatif), sehingga membentuk pribadi dan pemikiran-pemikiran yang subjektif, menilai berdasar tolak ukur pemikirannya, bukan melihat secara riil dan obyektif.
d)
Pengaruh kepentingan. Sebuah keadaan dimana suara hati keadilan namun dapat tertutup oleh
kepentingan-kepentingan
pribadi
atau
golongan.
Kepentingan-kepentingan tersebut lahir dari sebuah prinsip, dimana prinsip bisa melahirkan prioritas, sehingga karena faktor prioritas kepentingan, suara hati diabaikan oleh nafsu sesaat. e)
Pengaruh sudut pandang. Melihat sesuatu dari sudut pandang saja dan kemudian dengan mudah mengambil kesimpulan, akan mengakibatkan suara hati kebersamaan menentukan
tertutup langkah
oleh dalam
egoisme. mengambil
Seseorang keputusan
dalam perlu
memperhatikan baebagai sisi agar bisa membuat keputusan yang tepat sesuai dengan harapan.
42
f)
Pengaruh perbandingan. Membanding-bandingkan segala sesuatu dengan persepsi pribadi pada milik orang, akan menutup suara hati untuk bersyukur. Lingkungan juga ikut berperan mengubah pikiran seseorang, sehingga kita menilai segala sesuatu berdasarkan perbandingan pengalaman yan telah dialami serta bayangan yang kita ciptakan di alam pikiran kita.
g)
Pengaruh literature. Bacaan akan mempengaruhi pola pikir seorang pembacanya. Semakin banyak bacaan yang kita jadikan literature, semakin kita bisa lebih mengakui bahwa ujung dari semua kehidupan adalah Tuhan (Alloh SWT).
3. Aspek-aspek Kecerdasan Emosional Danah Zohar dan Ian Marshall memberikan tanda-tanda dari Kecerdasan Emosional (Emotional Quotient) yang berkembang dengan baik, yang mencakup hal-hal sebagai berikut : a)
Kemampuan bersikap fleksibel (adaptasif secara spontan dan aktif).
b)
Tingkat kesadaran yang tinggi.
c)
Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan.
d)
Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit.
e)
Kualitas hidup yang dilandasi oleh visi dan nilai-nilai.
43
f)
Keengganan untuk melihat keterkaitan antara berbagai hal (berpandangan “ holistic”).
g)
Kecenderungan nyata untuk bertanya
“ mengapa?”
atau
“ bagaimana jika?“, untuk mencari jawaban-jawaban mendasar. h)
Menjadi apa
yang disebut oleh para psikolog sebagai
“ bidang mandiri “, yaitu memiliki kemudahan untuk bekerja melawan konvensi. Seseorang
yang
tinggi
tingkat
kecerdasan
emosional
(Emotional Quotient)nya, juga cenderung menjadi seorang pemimpin yang penuh pengabdian yaitu seseorang yang penuh tanggungjawab untuk membawakan visi, nilai-nilai agama, perilaku yang lebih tinggi kepada orang.
4. Peranan Kecerdasan Emosional Salah satu faktor penting keberhasilan santri dalam belajar adalah selain kecerdasan intelektualnya (IQ), juga bagaimana kecerdasan emosionalnya (EQ), terlebih kecerdasan spiritualnya (SQ) karena menjadi pelengkap dan pengendali diri sendiri santri dan berhasil tidaknya santri dalam mencapai tujuan hidupnya, karena santri berinteraksi dan berkontak sosial dengan seluruh komponen komunitas dan masyarakat (kyai, ustadz/ustdzah dan masyarakat lingkungan) pondok pesantren, yang melibatkan benda mati dan manusia.
44
Menurut Mustaqim (2001 ; 152-158), kecerdasan emosional (EQ) memiliki lima unsur yaitu : a. Kesadaran diri (Self awareness). Santri mampu mengetahui apa yang dirasakan yang menjadi tolak ukur untuk memandu mengambil keputusan dan kepercayaan dirinya, yang meliputi kemampuan : 1) Kesadaran diri yaitu mengenali emosi diri sendiri dan efeknya. 2) Penilaian diri secara teliti yaitu mengetahui kekuatan dan batas-batas diri sendiri. 3) Percaya diri yaitu keyakinan tentang harga diri dan kemampuan sendiri. b. Pengaturan diri (Self regulation). Santri mampu menangani emosinya sedemikian rupa agar berdampak positif terhadap pelaksanaan tugas, peka terhadap kata hati, mampu menunda kenikmatan sebelum tercapainya suatu sasaran dan mampu segera pulih dari tekanan emosi. Pengaturan diri meliputi kemampuan santri dalam : 1) Mengendalikan diri yaitu kemampuan mengelola emosi dan desakan hati yang merusak. 2) Sifat dapat dipercaya yaitu kemampuan memelihara norma kejujuran dan integritas. 3) Sifat kehati-hatian yaitu bertanggung jawab terhadap kinerja pribadi.
45
4) Adaptabilitas yaitu keluwesan dalam menghadapi perubahan. 5) Inovasi yaitu kemampuan menerima dan terbuka terhadap gagasan, pendekatan dan informasi-informasi baru. c. Motivasi (Motivation). Santri mampu menggunakan hasrat hatinya yang paling dalam untuk menuntun dan menggerakkan menuju sasaran yang membantunya mengambil inisiatif dan bertindak secara efektif serta untuk bertahan menghadapi kegagalan dan frustasi. Kecenderungan emosional yang mengantar atau memudahkan pencapaian sasaran meliputi : 1) Dorongan prestasi yaitu dorongan untuk menjadi lebih baik dan memenuhi standar keberhasilan. 2) Komitmen yaitu mampu menyesuaikan diri dengan sasaran kelompok atau lembaga. 3) Inisiatif yaitu kesiapan untuk memanfaatkan kesempatan. 4) Optimisme yaitu gigih dalam memperjuangkan sasaran kendati ada halangan dan kegagalan. d. Empati (Empathy). Santri mampu merasakan yang dirasakan orang lain, memahami perspektif mereka, menumbuhkan hubungan saling percaya dan menyelaraskan diri dengan orang lain yang merupakan kesadaran terhadap perasaan, kebutuhan dan kepentingan orang lain. Kemampuan ini meliputi :
46
1) Memahami orang lain yaitu mengindera perasaan dan perspektif orang dan menunjukkan minat aktif terhadap kepentingan mereka. 2) Mengembangkan orang lain yaitu merasakan kebutuhan perkembangan orang lain dan berusaha menumbuhkan kemampuan mereka. 3) Orientasi
pelayanan
yaitu
kemampuan
mengantisipasi,
mengenali dan berusaha memenuhi kebutuhan orang lain. 4) Memanfaatkan keragaman yaitu kemampuan menumbuhkan peluang melalui pergaulan dengan orang lain. 5) Kesadaran politis yaitu mampu membaca arus emosi sebuah kelompok dan hubungannya dengan kekuasaan. e. Ketrampilan sosial (social skiil). Santri mampu menangani emosi dengan baik ketika berinteraksi, cermat membaca situasi dan jaringan sosial. Kemampuan ini meliputi : 1) Pengaruh yaitu melakukan taktik untuk melakukan persuasi. 2) Komunikasi yaitu mengirim pesan yang jelas dan meyakinkan. 3) Manajemen konflik yaitu kemampuan bernegoisasi dan pemecahan silang pendapat. 4) Kepemimpinan yaitu membangkitkan inspirasi dan memendu kelompok dan orang lain.
47
5) Katalisator
perubahan
yaitu
kemampuan
memulai
dan
mengelola perubahan . 6) Membangun hubungan yaitu kemampuan menumbuhkan hubungan yang bermanfaat. 7) Kolaborasi dan koperasi yaitu kemampuan bekerja sama demi tujuan bersama. 8) Kemampuan tim yaitu mampu menciptakan sinergi kelompok dalam memperjuangkan tujuan bersama.
Seseorang telah menggunakan Kecerdasan Emosional (EQ)nya dalam banyak kesempatan, antara lain : a) Untuk menjadi kreatif yaitu ketika seseorang ingin menjadi luwes, berwawasan luas, dan spontan secara kreatif. b) Untuk berhadapan dengan masalah eksitensial yaitu saat-saat kita secara pribadi merasa terpuruk oleh kebiasaan, kekhawatiran, dan masalah masa lalu kita akibat penyakit dan kesedihan. c) Untuk dijadikan sebagai pedoman saat kita berada pada saat keteraturan dan kekacauan, dan mengetahui diri kita atau sama sekali kehilangan jati diri. d) Untuk menyatukan hal-hal yang bersifat intrapersonal dan interpersonal serta menjembatani kesenjangan antara diri dan orang lain.
48
e) Untuk berhadapan dengan masalah baik dan jahat, hidup dan mati dan asal usul sejati dari penderitaan dan keputusan. Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa peran kecerdasan emosional (EQ) mempunyai kontribusi yang sangat besar dalam mencapai keberhasilan hidup. Dengan kecerdasan emosional (EQ) seseorang mempunyai kemampuan untuk bisa mengelola dan mengendalikan segala pengaruh yang datang dan menerpa pada dirinya, baik yang berasal dari dalam dirinya maupun dari luar dirinya, dengan berbagai aspek yang ada pada diri seseorang, sehingga memiliki peran yang cukup signifikan dalam menentukan seseorang dalam mengambil keputusan dan tindakan. Hidup seseorang jadi memiliki visi dan tujuan hidup yang ingin dicapai dan diraih, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain (keluarga, saudara, teman dan bawahannya). Dengan kecerdasan emosional (EQ)nya, santri diharapkan bias : 1) Berfikir dengan hati nurani/perasaan (pola berfikir santri). 2) Menyalakan
kreativitas
dan
kejujuran
pada
diri
sendiri
(perilaku santri). 3) Membangun hubungan yang saling mempercayai (cara bergaul santri dengan kyai, ustadz/ustadzah, pengurus, teman-teman santri dan masyarakat lingkungan sekitar pondok). 4) Memberi panduan nurani pada hidup dan karir (pengangan hidup).
49
5) Menuntun pada kemungkinan yang tak terduga, dan bisa menyelamatkan diri dan organisasi dari kehancuran (cara santri menghadapi, menanggapi dan menyelesaikan masalah).
C. Hubungan Pola Manajemen Pembelajaran dengan Kecerdasan Emosional Lembaga pondok pesantren yang berdiri dan berkembang serta tetap eksis dalam masyarakat, merupakan bukti kepercayaan masyarakat terhadap pondok pesantren, tetapi tidak hanya itu yang bisa dijadikan sebuah pondasi pondok pesantren bisa berkembang dan berkualitas, tetapi didukung pula oleh pola manajemen pembelajaran yang efektif dan efisien, perencanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran yang baik dan terarah, yang di implementasikan dan di apresiasikan kedalam visi, misi dan tujuan pembelajaran, metode pembelajaran dan evaluasi pembelajaran, kurikulum yang tepat, sumber daya manusia yang baik dan kompeten,
sumber-sumber
belajar
(kyai/ustadz/ustadzah
media
pembelajaran dalam proses pembelajaran), dan koordinasi yang baik dan fleksibel kepada staff pendidik (ustadz/ustadzah) dan personalia, masyarakat dan wali santri. Manajer sebagai pengendali utama harus mampu mengkoordinir dan mengoptimalkan sumber daya personalia dan staf-stafnya yang dijadikan sebagai partner (bukan bawahan) untuk bersama-sama memberikan pelayanan pembelajaran dan keteladanan dalam bentuk kegiatan belajar mengajar (KBM) yang baik terhadap santri dan
50
mengadministrasikan segala catatan untuk dijadikan bukti kepada wali santri tentang prestasi dan perkembangan yang dicapai oleh santri selama mereka menempuh pendidikan, belajar dan
melatih diri dengan
pembiasaan-pembiasaan yang baik di Pondok Pesantren.
Dengan menggunakan pola manajemen pembelajaran dan sistem pendidikan yang relevan sesuai kebutuhan dan perkembangan zaman, diharapkan santri memiliki kompetensi yang antara lain : 1. Mampu mengubah diri sendiri santri kearah yang lebih baik dan berkembang. 2. Mampu mengendalikan diri dan menahan diri dari nafsu, baik yang mempengaruhi dari dalam dirinya, maupun yang mempengaruhi dari luar dirinya, yang tercermin dari tutur kata yang arif dan tindakan yang bijak. 3. Mempunyai tindakan dan perilaku yang berakhlakul karimah. 4. Mampu bersosialisasi dan berinteraksi dengan baik antara sesama teman, Kyai, Ustadz/Ustadzah, lingkungan masyarakat sekitar, terlebih keluarga.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Menurut Sutrisno Hadi (200 : 2-9), Jenis penelitian digolongkan menjadi 6 golongan, yaitu : 1. Penggolongan menurut bidangnya : penelitian pendidikan, sejarah, bahasa, ilmu teknik biologi ekonomi, dsb. 2. Penggolongan menurut tempatnya : penelitian laboratorium, perpustakaan dan kancah. 3. Penggolongan
menurut
pemakaiannya
:
penelitian
murni
(pure research), dan penelitian terpakai (applied research). 4. Penggolongan menurut tujuan umumnya : penelitian eksploratif, penelitian developmental dan penelitian verivikatif. 5. Penggolongan menurut tarafnya : penelitian deskriptif dan inferensial. 6. Penggolongan menurut approachnya : penelitian longitudinal dan cross-sectional. Dalam penulisan skripsi ini, di tinjau dari penggolongan menurut bidangnya, penelitian ini merupakan penelitian pendidikan, karena yang diteliti adalah tentang pengaruh pembelajaran terhadap kecerdasan emosional santri yang ada di sebuah lembaga pendidikan;
51
52
Di tinjau dari penggolongan menurut tempatnya, penelitian ini merupakan jenis penelitian kancah (lapangan). Dikatakan penelitian kancah (lapangan), karena peneliti melakukan penelitian yang memiliki
kancah
sesuai
dengan
bidanganya.
(Suharsimi Arikunto, 2002 : 8); Di tinjau dari penggolongan menurut pemakaiannya, penelitian ini merupakan penelitian terpakai (applied research), karena harapan penulis, hasil penelitian ini menghasilkan kesimpulan yang nantinya bisa dipakai/digunakan untuk bisa meningkatkan dan mengembangkan lembaga
pendidikan
kebiasaan-kebiasaan
dalam
kepada
mendidik
dan
santriwan/santriwati
menanamkan dan
menggali
potensinya; Di tinjau dari penggolongan menurut tujuan umumnya, penelitian ini menggunakan penelitian verifikatif, karena penelitian ini ditujukan untuk menguji suatu pengetahuan; Di tinjau dari penggolongan menurut tarafnya, penelitian ini merupakan penelitian berbentuk deskriptif, dimana peneliti melukiskan keadaan obyek atau peristiwa-peristiwa yang dialami obyek; Di tinjau dari penggolongan menurut approachnya, penelitian ini menggunakan metode silang-sekat (cross-sectional). Dengan metode cross-sectional, subjek yang baru pada tahun-tahun berikutnya akan muncul diganti dengan subjek lain yang umurnnya bertingkat,
53
sehingga peneliti tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama dalam mengambil kesimpulan, (Suharsimi Arikunto, 2007 : 241). Riset yang penulis lakukan di sebuah lembaga pendidikan pondok pesantren. Lembaga pondok pesantren yang menjadi tempat riset peneliti adalah pondok pesanten Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap. Penelitian yang peneliti lakukan, merupakan jenis penelitian studi kasus, karena penelitian yang peneliti lakukan secara intensif, terinci
dan
mendalam
terhadap
gejala-gejala
tertentu,
dalam
mengungkap pengaruh pola manajemen pembelajaran terhadap kecerdasan emosional santri (di Pondok Pesantren Ell-Firdaus). Gejala-gejala yang penulis ungkap diantaranya : proses belajar mengajar; media
metode
pembelajaran;
yang
dipakai
sumber-sumber
Kyai/Ustadz/Ustadzah;
belajar;
kurikulum
yang
digunakan; metode belajar santri; dan kebiasaan-kebiasaan santri dalam berinteraksi dan bergaul dengan komponen-komponen pondok pesantren baik benda hidup ataupun mati
di Pondok Pesantren
Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap. Faktor-faktor
yang
dijadikan
fokus
perhatian
adalah
terbentuknya pola manajemen pembelajaran, yang bisa berpengaruh terhadap kecerdasan emosional santri, yang diantaranya : Kyai (pengasuh) pondok pesantren, ustadz/ustadzah, pengurus pondok pesantren,
kurikulum,
perencanaan
pembelajaran,
metode
54
pembelajaran, sumber-sumber belajar, media pembelajaran dan santri Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap, dan seberapa besar pengaruhnya faktor-faktor tersebut terhadap kecerdasan emosional santri, yang kemudian di interpretasikan hasil penelitiannya dalam bentuk narasi.
2. Pendekatan Penelitian Berdasarkan judul skripsi : Pengaruh Pola Manajemen Pembelajaran terhadap kecerdasan Emosional Santri (Studi Kasus di pondok Pesantren Ell-Firdaus Tanbaksari Kedungreja Cilacap), Jenis pendekatan penelitian yang penulis gunakan untuk membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan adalah penelitian deskriptif. Dimana peneliti berupaya mendeskripsikan, mencatat, menganalisa, tipe perbandingan, usaha menemukan hubungan yang terdapat di antara variabel-variabel, menginterpretasikan kondisi-kondisi yang sekarang ini terjadi atau ada (Sanapiah Faisal, 1982 : 42), mengumpulkan data sebanyak-banyaknya
mengenai
faktor-faktor
yang
merupakan
pendukung terhadap pola manajemen pembelajaran, kemudian dianalisis faktor-faktor tersebut untuk dicari pengaruhnya terhadap kecerdasan emosional santri di pondok pesanten Tambaksari Kedungreja Cilacap.
Ell-Firdaus
55
Berdasarkan jenis pendekatan menurut tehnik samplingnya, peneliti menggunakan pendekatan populasi, karena seluruh populasi dijadikan sebagai sample oleh penulis. Berdasarkan jenis pendekatan menurut timbulnya variabel, peneliti menggunakan pendekatan non-eksperimen. Sedangkan berdasarkan jenis pendekatan menurut pola-polanya, Penulis dalam melakukan penelitian
ini,
menggunakan
penelitian
kasus,
(Suharsimi Arikunto, 200 : 85-87). Pendekatan utama dalam penelitian ini adalah kualitatif yang bertujuan untuk memahami keberadaan dan keterkaitan antara berbagai gejala dalam pengungkapan Pengaruh Pola Manajemen Pembelajaran terhadap kecerdasan Emosional Santri (Studi Kasus di Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap). Keseluruhan kerangka oprasional di lapangan dilakukan secara sistematis sebagai usaha dalam menemukan jawaban atas berbagai masalah yang dijadikan fokus dalam penelitian ini. Pada hakekatnya kita mencoba untuk menempatkan realitas pola pembelajaran dan pembiasaan yang diteliti kedalam konsepkonsep yang dikembangkan oleh pakar pendidikan. Jika perlu kita menciptakan konsep-konsep baru bila ternyata pola pembelajaran dan pembiasaan tersebut kurang tepat disifatkan oleh konsep yang ada. Jadi konsep kualitatif memanfaatkan untuk menciptakan konsep-konsep
56
ilmiah,
sekaligus
berfungsi
mengadakan
klarifikasi
mengenai
fenomena pola pembelajaran dan pembiasaan yang kurang relevan. Metode penelitian kualitatif ini muncul karena terjadi perubahan
paradigma
realitas/fenomena/gejala.
dalam Dalam
memandang
paradigma
ini
realitas
suatu sosial
dipandang sebagai suatu holistik/utuh, kompleks, dinamis, dan penuh makna. Paradigma yang demikian disebut paradigma postpositivisme. Paradigma sebelumnya disebut paradigma positivisme, dimana dalam memandang gejala, lebih bersifat tunggal, statis, dan kongkrit. Paradigma postpositivisme mengembangkan metode kulitatif, dan positivisme mengembangkan metode kuantitatif. Metode penelitian kualitatif ini sering disebut metode penelitian naturalistic karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting); disebut juga sebagai metode etnographi, karena pada awalnya metode ini banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya; disebut sebagai metode kulitatif, karena data yang terkumpul dan analisanya lebih bersifat kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen
kunci,
teknik
pengumpulan
data
dilakukan
secara
trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
57
Dalam penelitian kuantitatif peneliti menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data dan mengukur status variable yang diteliti, sedangkan dalam penelitian kualitatif, peneliti menjadi instrument. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif instrumennya adalah orang atau human instrument. Untuk dapat menjadi instrument, maka peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas, sehingga mampu bertanya, menganalisis, memotret, dan mengkonstruksi obyek yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna. Kriteria data penelitian kualitatif adalah data yang pasti. Data yang pasti adalah data yang sebenarnya terjadi sebagimana adanya, bukan data yang sekedar terlihat, terucap, tetapi data yang mengandung makna di balik yang terlihat dan terucap tersebut. Contoh data yang pasti misalnya data orang menangis. Orang yang menangis itu harus dipastikan, apakah menangis karena susah atau justru menangis karena mendapat kebahagiaan. Untuk mendapatkan data yang pasti maka diperlukan barbagi sumber data dan berbagai teknik pengumpulan data. Dua sumber data yang memberikan data yang berbeda, maka data tersebut belum pasti. Pengumpulan data dengan observasi, wawancara, kuesioner dan dokumen yang menghasilkan data berbeda maka data tersebut juga belum pasti. Bila data yang diperoleh masih diragukan, dan belum memperoleh kepastian, maka penelitian masih harus terus dilanjutkan. Jadi pengumpulan data dengan
teknik
trianggulasi
adalah
pengumpulan
data
yang
58
menggunakan berbagai sumber dan berbagai teknik pengumpulan data secara stimulant, sehingga dapat diperoleh data yang pasti. Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data tidak dipandu oleh teori, tetapi dipandu oleh fakta-fakta yang ditemukan pada saat penelitian di lapangan. Oleh karena itu analisis data yang dilakukan bersifat induktif berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan dan kemudian dapat dikonstruksikan menjadi hipotesis atau teori. Jadi dalam penelitian kualitatif melakukan analisis data untuk membangun hipotesis, sedangkan dalam penelitian kuantitatif melakukan analisis data untuk menguji hipotesis. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan
sejak
peneliti
menyusun
proposal,
melaksanakan
pengumpulan data di lapangan, sampai peneliti mendapatkan seluruh data. Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti yang merupakan suatu nilai dibalik data yang tampak. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif tidak menekankan pada generalisasi, tetapi lebih menekankan pada makna. Generalisasi dalam penelitain kualitatif dinamakan transferability, artinya hasil penelitian tersebut dapat digunakan di tempat lain, manakala tempat tersebut memiliki karakteristik yang tidak jauh berbeda.
59
Dalam
penulisan
skripsi
ini,
penulis
bertujuan
untuk
memahami keberadaan dan keterkaitan antara berbagai gejala dalam pengungkapan pola manajemen pembelajaran terhadap kualitas santri (studi kasus di pondok pesantren Ell-Firdaus) Desa Tambaksari Kecamatan Kedungreja Kabupaten Cilacap, yang lebih spesifik dalam risetnya menggunakan pendekatan kualitiatif naturalistik, karena dalam pelaksanaan penelitian ini terjadi secara alamiah, apa adanya, dalam situasi normal yang tidak dimanipulasi keadaan dan kondisinya, yang menekankan
pada
deskripsi
secara
alami.
(Suharsimi Arikunto, 2002 : 12-13). Dalam penelitian ini, peneliti juga ikut terlibat secara langsung di lapangan, dengan dasar filosofi penelitian kualitatif, yaitu : Fenomenologis, Interaksi Simbolik, Kebudayaan, dan Antropologi. Berdasarkan uraian diatas, peneliti dalam menginterpretasikan penelitiannya menggunakan cara berfikir induktif sistim Bacon. (Sutrisno Hadi, 2000 : 42-43), maksudnya adalah sebelum peneliti mendapatkan data-data dan fakta-fakta dengan tabulasi positif, tabulasi negative dan tabulasi variasi kondisi, yang berasal dari gejala-gejala yang di dapat dari responden dan informan, peneliti belum bisa menarik kesimpulan. Dalam hal ini peneliti harus mengadakan observasi sendiri, untuk mendapat konklusi-konklusi umum, untuk menarik kesimpulan dari penelitiannya.
60
B. Waktu dan Lokasi Penelitian Penulis dalam melakukan riset, mencari dan mengumpulkan datadata yang dibutuhkan, telah melakukan penelitian sejak tangal 09 Oktober 2010 sampai dengan skripsi ini selesai dikerjakan. Sedangkan tempat penelitian, yang dijadikan tempat riset oleh penulis adalah sebuah lembaga pendidikan Pondok Pesantren Ell-Firdaus, yang beralamat : Desa Tambaksari Kecamatan Kedungreja Kabupaten Cilacap Propinsi Jawa Tengah, Telp : (0280) 523890/Hp : 081323592270 Alasan penulis memilih Pondok pesantren Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap, karena keterbatasan waktu yang dimiliki penulis dan melihat dari segi finansial lokasi riset tidak terlalu jauh dari tempat tinggal penulis dan dapat dijangkau dalam waktu yang tidak terlalu lama, sehingga memungkinkan penelitian bisa efektif, berjalan dengan baik dan sesuai target yang dinginkan penulis. Lokasi tersebut dipilih menjadi obyek penelitian dengan tujuan untuk mengetahui tentang : a.
Pola pembelajaran yang digunakan oleh Pondok Pesantren Ell-Firaus Tambaksari Kedungreja Cilacap.
b.
Penerapan kurikulum dalam proses pembelajaran di Pondok Pesantren Ell-Firaus Tambaksari Kedungreja Cilacap.
c.
Kecerdasan emosional santri di Pondok Pesantren Ell-Firaus Tambaksari Kedungreja Cilacap.
61
Sehingga diharapkan dengan melakukan penelitian dan terjun langsung ke lokasi penelitian, semua masalah yang telah dirumuskan sebagai tujuan akan tercapai dan terjawab. Dalam penelitian ini dirumuskan tujuan-tujuan dan sebagai sasarannya, diharapkan dari hasil ini akan terungkap mengenai : a. Pola-pola pembelajaran di Pondok Pesantren Ell-Firaus Tambaksari Kedungreja Cilacap. b. Penerapan kurikulum yang efektif dan efisien dalam proses pembelajaran di Pondok Pesantren Ell-Firaus Tambaksari Kedungreja Cilacap. c. Tingkat kecerdasan emosional santri di Pondok Pesantren Ell-Firaus Tambaksari Kedungreja Cilacap.
C. Objek dan Subjek Penelitian Yang menjadi objek penelitian dalam penelitian ini adalah pola manajemen pembelajaran kecerdasan emosional santri, yang di pilih, di tetapkan dan di gunakan oleh pondok pesantren Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap dalam proses belajar mengajar, peningkatan dan perkembangan kecerdasan santri serta pola pikir santri, yang berkaitan dengan belajar santri, cara mengimplementasikan dan mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari santri, cara bergaul santri dan pengelolaan diri santri terhadap emosionalnya.
62
Sedangkan subjek penelitiannya adalah seluruh populasi yang ada dijadikan subjek penelitian. (Suharsimi Arikunto, 2002 : 108-109). Dalam hal ini, peneliti ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian. Maka peneliti menetapkan, seluruh populasi dijadikan sebagai sampel. Hal ini dilakukan karena populasinya tergolong populasi yang homogen, termasuk populasi terhingga dan jumlah subjek populasi tidak terlalu banyak juga peneliti ingin melihat semua liku-liku yang dihadapi subjek populasi yang berada dalam pondok pesantren. Populasi diteliti, hasilnya dianalisis, dan disimpulkan. Yang mana kesimpulan penelitian tersebut berlaku bagi populasi. Data-data yang dibutuhkan peneliti diperoleh dari sumber data yaitu subjek, responden dan informan. Menurut Suharsimi Arikunto, (2002 : 122), Subjek adalah sumber/orang yang dituju untuk diteliti yang menjadi pusat perhatian atau sasaran peneliti. Subjeknya yaitu Kyai (pengasuh pondok pesantren), ustadz/ustadzah dan santri; Responden adalah orang yang diminta memberikan
keterangan
tentang
sesuatu
fakta
atau
pendapat.
Respondennya yaitu santri, kyai dan ustadz/ustadzah; Informan adalah orang yang diminta memberikan keterangan tentang sesuatu fakta atau pendapat. Informannya yaitu kyai, ustadz/ustadzah, pengurus pondok dan tokoh masyarakat.
63
D. Metode Pengumpulan Data Untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa metode yang diantaranya : 1. Metode Observasi. Menurut Sutrisno Hadi, (2002 : 136-140), observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diteliti. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto, (2002 : 204), metode observasi yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan. Metode observasi digunakan untuk memperoleh data dari pengamatan langsung terhadap obyek, baik yang berupa benda-benda, gerak atau proses. Yang menjadi sumbernya adalah sarana dan prasarana, manajemen pondok pesantren, keluarga Kyai/Ustadz/Ustadzah, interaksi dan perilaku santri, proses kegiatan belajar mengajar dan kegiatan-kegiatan santri. 2. Metode Angket atau Kuesioner. Angket atau Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden tentang diri responden (pribadinya) atau hal-hal yang responden ketahui. (Suharsimi Arikunto, 2002 : 128-131). Kuesioner diberikan bertujuan untuk mendapatkan data dan informasi tentang kepribadian santri, bakat santri, sikap santri, minat santri dan prestasi santri. Sumbernya yaitu santri pondok pesantren.
64
Adapun soal yang digunakan adalah pilihan ganda. Alasan digunakannya metode angket dalam penelitian ini adalah bahwa angket adalah cara termudah yang dapat digunakan, sederhana dan peneliti dapat langsung menggali data melalui segenap ide individu yang berhubungan dengan masalah yang diajukan melalui daftar pertanyaan yang
harus dijawab oleh individu secara jujur. Melalui angket
langsung ini, penulis mengharap akan memperoleh data yang valid dan data
yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya, sehingga
dalam menghitung tidak akan menemui kesulitan yang akan menghambat dalam menyusun skripsi ini. Sedangkan skor tiap item angket ditentukan berdasarkan setiap pertanyaan bergantung jumlah pilihan jawabannya. Adapun untuk memberikan skor terhadap jawaban positif responden, adalah sebagai berilkut : a) Jawaban a, mendapat skor 5 ( lima ) b) Jawaban b, mendapat skor 4 ( empat ) c) Jawaban c, mendapat skor 3 ( tiga ) d) Jawaban d, mendapat skor 2 ( dua ) .
65
Sedangkan untuk jawaban pertanyaan negative : a) Jawaban a, mendapat skor 2 (dua) b) Jawaban b, mendapat skor 3 (tiga) c) Jawaban c, mendapat skor 4 (empat) d) Jawaban d, mendapat skor 5 (lima) 3. Metode Interview atau Wawancara. Interview atau Wawancara
adalah metode pengumpulan data
dengan jalan tanya-jawab sefihak yang dikerjakan dengan sistematik dan berlandaskan kepada tujuan penyelidikan, (Sutrino Hadi, 2002 : 192). Wawancara merupakan sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara
(Interviewer)
untuk
memperoleh
informasi
dari
terwawancara (Interviewer). Dimana dalam pelaksanaan wawancara, penulis menggunakan metode wawancara bebas terpimpin. Sumbernya yaitu Kyai (pengasuh), ustadz/ustadzah, pengurus, santri dan bila perlu tokoh masyarakat. 4. Metode dokumentasi, Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
notulen
(Suharsimi Arikunto,
rapat,
legger,
agenda
dan
sebagainya.
2000 : 206). Dokumen merujuk kepada
beberapa jenis informasi yang eksis di dalam bentuk tertulis atau tercetak dan merupakan benda mati.
66
E. Metode Analisis Data Metode analisis yang digunakan penulis dalam menganalisis data yang diperoleh dan terkumpul, menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Dalam hal ini peneliti memberikan predikat kepada variabel yang diteliti sesuai dengan tolak ukur yang sudah ditentukan, dengan langkah mengadakan pengukuran secara kuantitas terhadap variabel, kemudian baru mentransfer harga kuantitas tersebut menjadi predikat. (Suharsimi Arikunto, 2009 : 268-273). Untuk menghitung harga predikat tersebut, penulis dalam menganalisa data dengan menggunakan rumus statistic, yaitu persamaan analisis regresi linear dalam mengolah data untuk menguji kebenaran yang penulis ajukan. Adapun proses penghitungannya adalah sebagai berikut :
Y = a + bx
Y
= Taksiran Kecerdasan Emosional santri (Y) pada Pola Manajemen pembelajaran (X)
a
=
Nilai Kecerdasan Emosional santri apabila nilai Pola Manajemen Pembelajaran nol (X = 0)
b
=
Perubahan nilai Kecerdasan Emosional apabila terjadi perubahan nilai Pola Manajemen Pembelajaran
67
a
Se =
b thitung
=
Sb
F. Variabel dan Indikator Penelitian Telah menjadi ketentuan dalam setiap penelitian, seorang peneliti harus bisa memahami variabel dan menganalisis atau mengidentifikasi variabel, yang kemudian dipecah menjadi sub variabel, kategori-kategori data yang disebut indikator. (Suharsimi Arikunto,
2002 : 94-101).
Varabel-variabel ini menjadi objek penelitian atau titik perhatian oleh peneliti, untuk menyusun suatu informasi yang hasilnya dipakai untuk menulis laporan penelitian. Sedangkan kategori, indikator, sub variabel dijadikan pedoman dalam merumuskan hipotesis minor, menyusun
68
instrument, mengumpulkan data dan kelanjutan langkah-langkah dalam penelitian. Dari judul yang penulis tentukan, terdapat dua variabel yaitu variabel bebas atau variabel X (independent variable) dan variabel terikat atau variabel Y (dependent variable), yang berdasar judul pengaruh pola manajemen pembelajaran terhadap kecerdasan emosional santri adalah : Variabel bebas atau X (independent variable) : pola manajemen pembelajaran Variabel terikatnya atau Y (dependet variabel) : kecerdasan emosional santri Indicator dari variabel-variabel tersebut adalah : Variabel bebas :
Variabel Terikat :
Pola Pembelajaran pondok
Kecerdasan Emosional Santri
Pesantren 1. Perencanaan
dan
evaluasi 1. Berfikir
dengan
nurani/perasaan
program pondok pesantren
(pola
hati berfikir
santri)
2. Pengelolaan
dan
2. Menyalakan
kreatifitas
dan
kejujuran pada diri sandiri (peilaku
pengembangan kurikulum
santri)
3. Pengelolaan
dan 3. Membangun hubungan yang saling
pengembangan proses belajar
mempercayai (cara bergaul santri
mengajar
dengan
Kyai,
ustadz/ustadzah,
69
pengurus, teman-teman santri dan masyarakat
lingkungan
sekitar
pondok
4. Pengelolaan ketenagaan
4.
Memberi panduan nurani pada hidup dan karir (pegangan hidup)
5. Pengelolaan
peralatan,
perlengkapan,
media
dan
5.
Menuntun
pada
yang
terduga,
tak
menyelamatkan
sumber belajar
kemungkinan dan diri
santri menghadapi, menggapi dan
7. Pelayanan terhadap santri
menyelesaikan masalah)
8. Hubungan pondok pesantren dengan masyarakat dan wali santri iklim
pondok
pesantren 10. Kepribadian Kyai (pengasuh), ustadz/ustadzah keluarganya
dan
organisasi dari kehancuran (cara
6. Pengelolaan keuangan
9. Pengelolaan
bisa
dan
BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
A. Sejarah Berdirinya PP. Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap Pondok Pesantren Ell-Firdaus berdiri pada tahun 1983 yang sebelumnya bernama Pondok Pesantren Mambaul Huda yang didirikan pada tahun 1930 oleh Bapak Kyai Usman yang merupakan suami dari Nyi Siti Asiah binti Abdul Halim sebagai pendirinya. Perkembangan Pondok Pesantren Mambaul Huda pada masa kepemimpinan Bapak Kyai Usman mengalami kemajuan yang cukup pesat yang dibuktikan pada tahun 1940 jumlah santrinya mencapai 95 santri lebih. Setahun kemudian Bapak Kyai Usman dipanggil oleh Sang Pencipta kembali ke Rahmatulloh, yang kemudian mengalami penurunan jumlah santri karena terjadi kekosongan kepemimpinan. Setelah pada tahun 1945 tongkat kepemimpinan digantikan oleh Bapak Kyai H. Sholeh, yang merupakan suami dari Siti Zaenab binti Kyai Usman. Dengan kemampuan dan keuletannya, perkembangan Pondok Pesantren Mambaul Huda pulih dan pesat lagi. Pada tahun 1983, Bapak Kyai H. Sholeh memanggil putranya yang ke-3 yaitu Bapak Kyai Makinudin untuk kembali ke Indonesia yang sedang belajar di Mekkah, yang kemudian diserahi mandat untuk memimpin Pondok Pesantren Mambaul Huda, karena usianya yang sudah lanjut. Kemudian Bapak Kyai H. Sholeh menjadi Qodhariyah.
70
Mursyid Thoriqoh
71
Setelah tongkat kepemimpinan dipegang oleh Bapak Kyai Makinudin identitas Pondok Pesantren Mambaul Huda diganti dengan Pondok Pesantren Ell-Firdaus. Nama tersebut dipakai hingga sekarang. Pondok Pesantren Ell-Firdaus yang terletak berdekatan dengan propinsi Jawa Barat, dalam waktu singkat makin dikenal khususnya daerah Kabupaten Ciamis dengan tidak sedikit santri yang berasal dari Kabupaten Ciamis dan semakin diakui keberadaannya oleh masyarakat disekitarnya. Untuk merealisir usaha-usahanya dalam menciptakan suasana pondok pesantren yang tertib, terkoodinir dan dinamis, maka dirintis suatu Yayasan Pondok Pesantren Ell-Firdaus dan mengembangkannya dalam suatu bentuk pendidikan, baik formal maupun non formal dengan harapan agar : 1)
Menjadi suatu wahana silaturahim berkumpulnya keluarga
2)
Mampu
menjadi
wahana
estafet
kepemimpinan
didalam
mengembangkan Pondok Pesantren. 3)
Membuka partisipasi pihak lain, terutama dalam membantu financial dan pikiran dalam mengembangkan potensi yang dimiliki pesantren, menggali dan mengembangkan potensi peserta didik (santri).
4)
Sebagai sarana untuk mendidik, meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan Pendidikan Agama Islam
72
Setelah terbentuk yayasan, yang beralamat di Desa Tambaksari Kecamatan Kedungreja Kabupaten Cilacap Telp. ( 0280 ) 523890 atau P.O. Box 03 Kedungreja Cilacap Kode Pos 53263, dan membentuk rumusan
Anggaran Dasar yang hasilnya, dilaporkan pada Kantor
Departemen Agama. Pondok Pesantren Ell-Firdaus atau Yayasan Ell-Firdaus disahkan secara hukum oleh Bupati Cilacap lewat Kantor Sospol Cilacap dengan Akte Notaris Nomor : 30 tahun 1983.
B. Keadaan Ustadz/Ustadzah, Personalia dan Santri Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap 1. Keadaan
Ustadz/Ustadzah
dan
Personalia
Pondok
Pesantren
Pondok
Pesantren
Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap Secara Ell-Firdaus
mayoritas
berlatar
ustadz/ustadzah
belakang
pendidikan
dari
pesantren
dan
berdomisili tidak jauh dari lokasi pondok ataupun lingkungan yang masih berada di sekitar Desa Tambaksari, sehingga kordinasi tidak mengalami kesulitan, yang pekerjaannya tidak bergantung pada pondok, namun ada usaha lain seperti jadi Guru di sekolah, berdagang, bertani dan lainnya. Begitu pula dengan pengurus Pondok Pesantren Ell-Firdaus, yang juga merangkap menjadi ustadz/ustadzah dan jadi tenaga pengajar di lembaga-lembaga pendidikan yang masih dalam satu
73
yayasan. Jumlah Ustadz/Ustadzah Pondok Pesantren Ell-Firdaus ada 28 orang. TABEL I Daftar Ustadz/Ustadzah Pondok Pesantren Ell-Firdaus Kedungreja Cilacap Tahun Pelajaran 2010-2011
1
Ustadz K.H. Makinudin Malik
15
Ustadz Amirudin
2
Ustadz Shohib
16
Ustadz Khoiru Wahidin
3
Ustadz K. Basyrun
17
Ustadz A. Bahaji
4
Ustadz Sulaeman Kurdi
18
Ustadz A. Riyadi
5
Ustadz K.H MA. Hasan
19
Ustadz Syahihudin Al Hafidz
6
Ustadz Shodiqin
20
Ustadz Toif Akhmadi
7
Ustadz Taefur AM
21
Ustadz H. Rohmat Azizi
8
Ustadz Tambihul Ghofilin
22
Ustadz Hanifudin
9
Ustadz K. Nasihudin
23
Ustadz K. Asy’ari
10
Ustadz Mad Aqib
24
Ustadz Mansur
11
Ustadz Syamsul Huda
25
Ustadz A. Fauzan Asy’a
12
Ustadz Agus Almaghfuri
26
Ustadzah Anisah Zahro
13
Ustadz Muhaimin S
27
Ustadzah Munjiah
14
Ustadz K. Tahudin
28
Ustadzah Umi Maemanah
74
TABEL II Struktur Organisasi Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap Tahun Pelajaran 2010/2011
PENGASUH
ROIS MA’HAD WAKIL ROIS MA’HAD SEKERTARIS I
TENAGA PENDIDIK SEKERTARIS II BENDAHARA I BENDAHARA II SEKSI-SEKSI KEAMANAN
KEBERSIHAN
PENDIDIKAN
PENERANGAN
PERLENGKAPAN
HUMAS
SANTRI
Keterangan : 1)
Pengasuh
: K.H. Makinudin Malik
2)
Rois Ma’had
: Khoeru Wahidin Ahmady
3)
Wakil Rois Ma’had
: Ahmad Fauzan Assyafi’i
4)
Sekertaris I
: M. Nur Zubaidi
5)
Sekertaris II
: M. Shotari
6)
Bendahara I
: Ahmad Riyadi Khusaini
7)
Bendahara II
: Rodli Khulwani
75
8)
Seksi-seksi
:
a) Keamanan
d) Penerangan
1. Hamid Ma’sum
1. Ali Rohmat
2. Maslahudin
2. Thorik Mustafid
b) Kebersihan
e) Perlengkapan
1. Miftahul Fauzi
1. Khomsin
2. Nawirudin
2. Ali Muhsin
c) Pendidikan
f) Humas
1. Suratmin
1. Toifur
2. Nasirudin
2. Fathul M
2. Keadaan Santri Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap Santri merupakan unsur yang terpenting dalam sebuah pondok pesantren, karena pesantren juga mengandung arti tempat bagi para santri, sehingga tanpa adanya santri jelas tidak ada pondok pesatren. Di dalam pondok pesantren terdapat dua kelompok santri, yaitu santri mukim dan santri kalong. a. Santri Mukim Yaitu santri yang berasal dari daerah jauh dan menetap dipondok pesatren. Santri mukim yang paling lama tinggal dipondok pesatren tersebut biasanya merupakan kelompok tersendiri yang memegang tanggung jawab mengurusi kepentingan pondok pesatren yang dinamakan pengurus.
76
b. Santri Kalong Yaitu santri yang berasal dari daerah sekitar pondok pesantren yang tidak menetap dipondok pesantren untuk mengikuti pelajaran dipondok pesantren, mereka bolak-balik dari tempat tinggalnya sendiri. Tahun pelajaran 2010/2011 jumlah santri yang ada di Pondok Pesantren. Ell-Firdaus adalah 111 santri, yang terdiri dari santri putra 52 santri dan santri putri 59 santri, baik yang disebut santri mukim dan yang disebut santri kalong, yang berasal dari berbagai daerah, bahkan ada yang berasal dari luar pulau jawa, dengan latar belakang pendidikan formal, yang mayoritas adalah telah lulus SMP/MTs. Dari sejumlah santri tersebut, terbagi dalam 3 tingkatan (kelas), yaitu Kelas Shifir, Kelas Tsanawiyah dan Kelas Aliyah
77
TABEL III Daftar Santri Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tambaksari Kedungrja Cilacap Tahun Pelajaran 2010-2011 A. Daftar Santri Putri No
Nama
Tempat Tanggal Lahir
1
2
2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Ahsin Nurjanah Aminatun Zuhriyah Anis Rofiqotul Masruroh Anisa Muthoharoh Arinia Al-Hasanatain Atina Najah Azizatul Mudawamah ‘Abidah Lia Chusna ‘Ainul Hidayah Chaizatul Chizmah Chasna Sholichatul ‘Afiyah Chasna Sholichatun ‘Afiyah Chayatun Nafi’ah Chanifatus Sa’adah Darojatus Sa’adah Erni Sukaesih Fitri Yanti Hani Atun Ni’mah Hibah Ilahi Himatul Mustaqimah Ida Khariroh Ida Laila K Istiqomah Kholifatur Rohmah Kuncahyani Laelatul Istiqomah Laela F Lailatus Sururiyah Lathifhah Nurul Chasanah Ma’rifatun Ni’mah Nani Istib Syaroh Nancy Tri Wahyuni Nur Azizah Nur Kholishoh Nur Hamidah
Purworejo, 07-10-1994 Cilacap, 14-03-1995 Cilacap, 23-05-1995 Cilacap, 21-06-1995 Cilacap, 19-07-1998 Cilacap, 22-06-1993 Cilacap, 07-07-1993 Cilacap, 16-07-1994 Cilacap, 16-11-1994 Jambi, 19-12-1999 Cilacap, 19-05-1993 Cilacap, 02-02-1993 Cilacap, 14-02-1994 Cilacap, 08-08-1992 Cilacap, 10-06-1993 Cilacap, 02-11-1995 Cilacap, 21-04-1995 Ciamis, 07-12-1994 Cilacap, 13-08-1994 Cilacap, 28-09-1993 Cilacap, 02-02-1997 Cilacap, 04-04-1994 Cilacap, 23-08-1993 Cilacap, 24-07-1994 Cilacap, 13 05-1998 Cilacap, 14-10-1993 Cilacap, 05-10-1994 Cilacap, 10-05-1995 Cilacap, 17-11-1995 Cilacap, 16-11-1994 Lampung, 07-01-1994 Kebumen, 26-02-1992 Ciamis, 10-01-1991 Cilacap, 11-11-1992 Cilacap, 10-08-1993
Alamat 4
Purworejo Cilacap Cilacap Cilacap Cilacap Cilacap Cilacap Cilacap Cilacap Jambi Cilacap Cilacap Cilacap Cilacap Cilacap Cilacap Cilacap Ciamis Cilacap Cilacap Cilacap Cilacap Cilacap Cilacap Cilacap Cilacap Cilacap Cilacap Cilacap Cilacap Lampung Kebumen Ciamis Cilacap Cilacap
78
No 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59
Nama Nur Fathimah Reni Masitoh Rochayatun Rofi’atun Rohmah ‘Arofatuz Zahro’ Siti Chasbiyatun Siti Fatonah Siti Hanurroeni Siti Khoeriyah Siti Manisah Siti Masrifah Siti Mukaromah Siti Muthmainnah Siti Nurjannah Siti Qomariyah Siti Tunjiha Sitsa Zuharoh Suyatmi Sri Hartati Thohiroh Tsaniatun Sholihah Umi Lutfiyah Uswatun Chasanah Zuhrotul Laeli
Tempat Tanggal Lahir Cilacap, 30-06-1992 Cilacap, 15-12-1994 Cilacap, 22-04-1994 Cilacap, 09-08-1991 Cilacap, 28-05-1994 Cilacap, 19-06-1994 Kebumen, 29-12-1994 Cilacap, 09-05-1994 Palembang, 23-12-1990 Cilacap, 09-01-1993 Cilacap, 23-01-1992 Cilacap, 15-18-1994 Cilacap, 11-10-1994 Cilacap, 31-05-1996 Cilacap, 08-12-1993 Lampung, 06-04-1995 Cilacap, 06-07-1995 Cilacap, 20-02-1995 Cilacap, 25-03-1995 Ciamis, 17-09-1995 Cilacap, 08-01-1995 Cilacap, 20-09-1994 Jambi, 27-03-1998 Cilacap, 21-01-1991
Alamat Cilacap Cilacap Cilacap Cilacap Cilacap Cilacap Kebumen Cilacap Palembang Cilacap Cilacap Cilacap Cilacap Cilacap Cilacap Lampung Cilacap Cilacap Cilacap Ciamis Cilacap Cilacap Jambi Cilacap
79
B. Daftar Santri Putra No
Nama
Tempat Tanggal Lahir
1
2
2
4
Cilacap, 01-10-1989 Cilacap, 10-10-1990 Cilacap, 07-08-1991 Kebumen, 17-03-1990 Cilacap, 17-08-1991 Cilacap, 26-02-1994 Cilacap, 03-03-1994 Kebumen, 19-07-1992 Cilacap, 08-11-1991 Cilacap, 11-05-1992 Kebumen, 18-08-1992 Cilacap, 01-01-1988 Cilacap, 16-05-1990 Kebumen, 12-12-1990 Brebes, 19-03-1990 Cilacap, 04-05-1994 Cilacap, 01-01-1990 Palembang, 17-04-1990 Lampung, 04-09-1995 Cilacap, 30-07-1995 Cilacap, 07-09-1989 Lampung, 12-12-1990 Cilacap, 15-08-1990 Cilacap, 03-03-1991 Palembang, 13-01-1993 Ciamis, 03-05-1995 Cilacap, 22-08-1992 Ciamis, 20-12-1990 Purwokerto, 20-08-1991 Cilacap, 19-07-1989 Cilacap, 28-08-1995 Cilacap, 12-02-1994 Kebumen, 15-07-1989 Cilacap, 27-08-1990 Cilacap, 12-09-1994 Cilacap, 01-06-1991 Cilacap, 18-01-1996 Palembang, 24-29-1994 Cilacap, 20-11-1996 Kebumen, 08-01-1990
Cilacap Cilacap Cilacap Kebumen Cilacap Cilacap Cilacap Cilacap Cilacap Cilacap Cilacap Cilacap Cilacap Cilacap Brebes Cilacap Cilacap Palembang Lampung Cilacap Cilacap Lampung Cilacap Cilacap Palembang Ciamis Cilacap Ciamis Purwokerto Cilacap Cilacap Cilacap Kebumen Cilacap Cilacap Cilacap Cilacap Palembang Cilacap Kebumen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Abas Abdulloh Abdurrohman Achmad Bahrudin Agus Nur Faizal Ahmad Faozi Ahmad Muhozin Ahmad Nur Cholis Akhmad Zuhud Anas Ma’ruf Andi Andre Arsafin Andri Yanto Banni Muslih Ell Badawi Fathoni Hosim Nur Ali Ichsan Lisnuwoyo Khanifudin Khoerul Anwar Mahmud Marhaban M. Bahaudin M. Hasan M. Silihin Muhamad Fatim Muhamad Irsyadi Muhamand Musthofa Mukhanif Munfarid Mustangirun Miftahudin Miftahudin Miftahudin Mohamad Ikhsanudin Mohamad nadir Ngumar Fatoni Nur Rokhim Purwanto Rifqi
Alamat
80
41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52
Risqi Rohmat Abdulloh Rohyadi Rohyat Saifudin Saiful Huda Sherif Sutrisno Syamsul Hidayat Syarifuddin Hidayat Wahid Hayun Rosyadi Willy Gunadi Zakiy Nawawi
Kebumen, 05-01-1996 Cilacap, 07-08-1989 Lampung, 05-12-1988 Kebumen, 15-02-1994 Ciamis, 09-06-1989 Cilacap, 01-04-1993 Ciamis, 02-03-1991 Cilacap, 10-10-1994 Cilacap, 13-02-1993 Bandung, 19-08-1994 Cilacap, 19-06-1991 Cilacap, 11-04-1989
Kebumen Cilacap Lampung Kebumen Ciamis Cilacap Ciamis Cilacap Cilacap Bandung Cilacap Cilacap
C. Pola Manajemen Pembelajaran Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap Berdasarkan Keputusan Direktur Jendral Kelembagaan Agama Islam Nomor : E/239/2001, pondok pesantren dalam pelaksanaan Proses Belajar Mengajar (PBM) atau Kegiatan Belajar Mengajarnya (KBM), yang dijadikan sebagai acuan dalam pengembangan kompetensi santri, menggunakan kurikulum pondok pesantren salafiyah dari pemerintah dan kurikulum khas pesantren yang selama ini berlaku di pondok pesantren. Pondok Pesantren Ell-Firdaus dalam merealisasikan kurikulum dari pemerintah
dengan
mengadakan
Pendidikan
Pondok
Pesantren
(Pokapontren), dengan memberikan materi pendidikan umum sebagai bahan ajarnya, disamping materi-materi khas pondok pesantren. Sedangkan bahan ajar (materi pembelajaran) kurikulum lokal (khas pondok pesantren), diajarkan kepada santriwan dan santriwati dalam beberapa sistem pola pembelajaran, yang antara lain adalah :
81
Sistem Bandongan dan Sorogan Kitab-kitab yang diajarkan dalam sistem ini adalah : a. Ta’limul Muta’alim b. Bulughul Marom (Al-Bukhori) c. Manahijul Imdad Bisyarhi Irsyadul ‘Ibad d. Ihya ‘Ulumuddin e. Nurud Dzolam f. Isngadur Rofiq dan lain-lain Sistem Klasikal Sedang dalam sistem klasikal materi yang diajarkan adalah : a. Tauhid (Durorul Bayan, Aqidatul ‘Awam dan Khoridsyul Bahiyah) b. Fiqih (Mabadi Fiqhiyah, Safinatun Naja dan Al-Bajuri) c. Tajwid (Tanwirul Qori, Tukhfatul Athfal dan Minul Jazariyah) d. Nahwu (Fatkhul Mubdi, Tukhfatul Karim, ‘Imriti dan Alfiyah) e. Shorof (Amtsilatut Tashrifiyah, Qowa’idus Shorfiyah dan Kailani) f. Tashawuf (Sulamut Taufiq dan Bidayatul Hidayah) dan g. Lain-lain (Balaghoh, Sulamul Munauroqi Ushulul Fiqhiyah)
Selain Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang sesuai dengan kurikulum pemerintah dan kurikulum khas pondok pesantren, dipondok pesantren Ell-Firdaus juga ada kegiatan rutin, yang dilakukan secara berkala dan terjadwal, yang tidak didasarkan pada tingkatan dan menjadi kegiatan pendukung, yang antara lain :
82
1. Pengajian-pengajian a) Pengajian Ramadhan Kegiatan ini berlangsung di bulan ramadhan yang di mulai tanggal
satu (awal bulan Ramadhan) sampai dengan
akhir
ramadhan, kegiatan ini mengkaji kitab-kitab klasik. Untuk penutupan aktivitas biasanya diadakan Khaflah Akhir Sannah yang berlangsung tanggal 12-13 Sya’ban b) Pengajian Jum’at sore Kegiatan ini dilaksanakan seminggu sekali yaitu pada hari jum’at jam 19.30 WIB, yang dilaksanakan secara bergiliran yang diikuti oleh semua santri dan juga oleh masyarakat desa setempat terutama pemuda dan pemudi yang berminat mengikuti dengan bimbingan seorang Kyai atau Pengasuh Pondok Pesantren Ell-Firdaus. Kegiatan ini mula-mula diawali dengan Yasinan yang dipimpin oleh salah seorang santri Pondok Pesantren Ell-Firdaus, setelah selesai kemudian diadakan ceramah keagamaan dan dilanjutkan dialog atau tanya jawab, dengan materi yang meliputi : Tauhid (Aqidah), Ibadah (Fiqih), Akhlak (Budi pekerti), dan lainnya.
83
c) Pengajian Majlis Ta’lim Kegiatan ini dilaksanakan setiap satu bulan sekali yang jatuh pada minggu terahir. materinya mengenai hal-hal yang aktual, yang sedang dibicarakan seperti Isro’ Mi’roj, Maulid Nabi Muhammad SAW, Nuzulul Qur’an, Muharrom dan sebagainya d) Pengajian Ahad pagi Kegiatan ini dilaksanakan dari jam 07.00-08.00 WIB, yang diikuti oleh semua santri dengan materi yang lebih mengacu pada masalah Aqidah, Ibadah dan Akhlak. e) Pengajian Al-Qur’an Kegiatan ini dilaksanakan pada malam hari, seusai sholat maghrib sampai menjelang isya. Selain itu juga hafalan do’a-do’a, hafalan suratan pendek, hafalan bacaan sholat dan hafalan ayat-ayat pilihan atau ayat-ayat pendek atau juz ‘Amma 2. Bimbingan-bimbingan a) Bimbingan Tauhid (Aqidah ) Bimbingan Tauhid (Aqidah) diberikan untuk membentuk sikap mental santri agar memiliki moral dan kesadaran beragama yang mantap, aqidah yang kuat dan keimanan yang kokoh, sehingga mereka tidak mudah terpengaruh oleh aqidah-aqidah yang rusak, benar-benar memiliki keyakinan yang mantap bahwa Agama Islam adalah agama yang diturunkan dan dibawa Nabi Muhammad
84
untuk menyempurnakan akhlak dan satu-satunya agama yang diridloi Tuhan (Alloh). b)
Bimbingan Ibadah (Fiqh) Bimbingan Ibadah (Fiqh) diberikan agar santri mampu memahami
dan
mengamalkan
ajaran-ajaran
islam
dan
menghayatinya bahwa manusia pada dasarnya diciptakan oleh Alloh hanyalah untuk beribadah kepada-Nya semata. Sebagaimana Firman Allah dalam Surat Adz-Dzariyat, 51 : 56
Artinya : “ Dan Aku tidak menciptakan Jin dan Manusia melainkan supaya
mereka
mengabdi
(Ibadah)
kepada-Ku
“.
(Q.S Adz-Dzariyat, 51 : 56). c) Bimbingan Akhlak Bimbingan Akhlak diberikan agar santri membiasakan diri untuk berkepribadian yang baik, sopan santun, jujur, ramah tamah, dan disiplin sesuai dengan norma-norma agama, masyarakat dan hukum
yang
berlaku
dalam
kehidupan
sehari-hari,
juga
pengetahuan-pengetahuan tentang bagaiman cara hidup yang baik dan benar dalam masyarakat, baik kepada orang tua, guru, saudara, tetangga maupun teman sepergaulan.
85
3. Pendidikan Ketrampilan Pendidikan ketrampilan yang dikembangkan adalah : a) Pertanian, yang meliputi : Mengolah sawah dan Budi Daya Jamur b) Perkebunan c) Peternakan , yang meliputi : Ikan Tawar, Lebah, Sapi dan Kambing d) Pertukangan 4. Pendidikan Seni Pendidikan seni yang diajarkan, adalah : a) Khitobah b) Seni Hadroh c) Al-Barzanji d) Kaligrafi dan e) Dekorasi 5. Olah Raga Olah raga yang tersedia, adalah : a) Bola volly b) Catur c) Tenis meja d) Dan lain-lain
86
D. Pengaruh Pola Manajemen Pembelajaran terhadap Kecerdasan Emosional Santri di Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap Untuk mengetahui Pola Manajemen Pembelajran dan Kecerdasan Emosional Santri di Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tabaksari Kedungreja Cilacap tahun pelajaran 2010/2011, penulis mengajukan sejumlah tes yang berupa angket kepada seluruh santri dan interviu, sebagai bahan untuk melakukan analisis, kemudian menyimpulkan data-data untuk tujuan penarikan kesimpulan. Metode yang dipakai adalah metode kuadrat terkecil. Bentuk persamaan regresi linear yang akan ditentukan adalah sebagai berikut : Y = a + bx Angket yang di berikan kepada santri yang berjumlah 111 santri, yang terdiri dari 52 santri putra dan 59 santri putri. Dalam hal ini, angket yang digunakan penulis sebagai instrumen data, mengajukan 20 item (item untuk pengetahuan Kecerdasan Emosional Santri), yang mempunyai 4 Alternatif Jawaban, terdiri dari beberapa aspek dan bersifat Favoriabel dan Unvavoriabel. Selengkapnya adalah sebagai berikut : 1) Bila soal bersifat Favoriabel (positif), maka : Alternatif jawaban SS/Selalu
skor
=5
Alternatif jawaban S/Sering
skor
=4
Alternatif jawaban TS/Kadang-kadang
skor
=3
Alternatif jawaban STS/Tidak pernah
skor
=2
87
2) Bila soal bersifat Unvavoriabel (negative), maka : Alternatif jawaban SS/Selalu
skor
=2
Alternatif jawaban S/Sering
skor
=3
Alternatif jawaban TS/Kadang-kadang
skor
=4
Alternatif jawaban STS/Tidak pernah
skor
=5
Berikut
ini
tabel
berisi
data
mengenai
besarnya
nilai
Pola Manajemen Pembelajaran di Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tabaksari Kedungreja Cilacap (X)
88
E. Analisis Data Dari data angket pada tabel IV dan tabel V, dapat dikelompokkan kriteria penilaian sesuai skor interval sebagai berikut : SKOR INTERVAL
KRITERIA
86-100
SANGAT BAIK
71-85
BAIK
66-70
CUKUP
51-65
KURANG
36-50
SANGAT KURANG
Dari penilaian, dapat disimpulkan bahwa sebanyak 111 santri, menunjukkan tanggapan tentang penggunaan metode resitasi baik. Hal ini dapat kita peroleh dari nilai rata-rata pada tabel IV yakni 79,4 dan dari tabel V nilai rata-rata yakni 88,1 yang termasuk pada kriteria baik. Dari kedua data diatas, kemudian di tuangkan dalam uji statistik, yang kemudian akan menghasilkan jawaban hasil Hipotesis/pendugaan, yang nantinya akan diketahui jawaban hasil penelitian, Apakah ada pengaruh yang signifikan atau tidak ada pengaruh yang signifikan tentang Pola Manajemen Pembelajaran terhadap Kecerdasan Emosional Santri di Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap. Penulis dalam menguji statistik data-data yang diperoleh menggunakan rumus statistik analisis regresi, dengan rumus yang telah
89
dijelaskan pada bab III. Sebelum
penulis mencari perhitungan
statistic, terlebih dahulu menentukan variable X dan variable Y. Variabel X yaitu Skor Angket penelitian tentang Pola Manajemen Pembelajaran, sedangkan variable Y adalah Skor Angket penelitian tentang Kecerdasan Emosional
Santri,
di
Pondok
Pesantren
Ell-Firdaus
Tambaksari
Kedungreja Cilacap. Adapun langkah-langkah penghitungannya adalah sebagai berikut : 1. Menentukan Nilai Koefisiensi Variabel X dan Y, yang kemudian mencari Nilai ∑X, ∑Y, ∑X², ∑Y² dan ∑XY. Berikut bentuk tabel koefisien korelasi variable X dan variable Y. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
X 87 87 87 79 73 76 80 84 83 80 73 76 87 80 80 85 85 83 71 86 81 70 87 91
Y 90 91 90 87 92 81 82 88 87 87 79 81 89 86 87 84 87 86 93 89 67 86 92 93
X² 7569 7569 7569 6241 5329 5776 6400 7056 6889 6400 5329 5776 7569 6400 6400 7225 7225 6889 5041 7396 6561 4900 7569 8281
Y² 8100 8281 8100 7569 8464 6561 6724 7744 7569 7569 6241 6561 7921 7396 7569 7056 7569 7396 8649 7921 4489 7396 8464 8649
XY 7830 7917 7830 6873 6716 6156 6560 7392 7221 6960 5767 6156 7743 6880 6960 7140 7395 7138 6603 7654 5427 6020 8004 8463
90
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68
69 77 87 76 85 87 84 85 75 75 84 84 81 82 76 75 86 79 90 84 79 88 77 80 79 88 72 67 84 76 71 83 76 80 79 77 82 81 86 70 77 82 82 81
88 88 91 92 86 91 88 95 80 88 83 94 85 89 82 81 87 83 91 92 78 88 90 88 82 97 87 85 91 90 93 86 90 85 85 99 83 97 98 86 91 90 96 80
4761 5929 7569 8464 7225 8281 7056 9025 5625 5625 7056 7056 6561 6724 5776 5625 7396 6241 8100 7056 6241 7744 5929 6400 6241 7744 5184 4489 7056 8464 5041 6889 5776 6400 6241 5929 6724 6561 7396 4900 5929 6724 6724 6561
7744 7744 8281 8464 7396 8281 7744 9025 6400 7744 6889 8836 7225 7921 6724 6561 7569 6889 8281 8464 6084 7744 8100 7744 6724 9409 7569 7225 8281 8100 8649 7396 8100 7225 7225 9801 6889 9409 9604 7396 8281 8100 9216 6400
6072 6776 7917 6992 7310 7917 7392 8075 6000 6600 6972 7896 6885 7298 6232 6075 7482 6557 8190 7728 6162 7744 6930 7040 6478 8536 6264 5695 7644 6840 6603 7138 6840 6800 6715 7623 6806 7857 8428 6020 7007 7380 7872 6480
91
69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 Jml (∑)
73 76 81 76 88 83 71 67 85 78 75 61 78 77 78 81 76 84 69 67 84 73 81 69 81 81 77 74 78 78 77 82 69 79 85 77 78 82 84 83 77 80 88 8810
88 84 82 90 96 94 88 88 94 94 94 74 89 93 86 88 89 89 84 79 92 83 99 91 94 99 89 79 89 96 93 93 88 98 86 92 87 95 95 90 77 85 86 9802
5329 5776 6561 5776 7744 6889 5041 4489 9025 6084 5625 3721 6084 5929 6084 6561 5776 7056 4761 4489 7056 5329 6561 4761 6561 6561 5929 5476 6084 6084 5929 6724 4761 6421 7225 5929 6084 6724 7056 6889 5929 6400 7744 712814
7744 7056 6724 8100 9216 8836 7744 7744 8836 8836 8836 5476 7921 8649 7396 7744 7921 7921 7056 6241 8464 6889 9801 8281 8836 9801 7921 6241 7921 9216 8649 8649 7744 9604 7396 8464 7569 9025 9025 8100 5929 7725 7396 869454
6424 6384 6642 6840 8448 7802 6248 5896 7990 7332 7050 4514 6942 7161 6708 7128 6764 7476 5796 5293 7728 6059 8019 6279 7614 8019 6853 5846 6942 7488 7161 7626 6072 7742 7310 7084 6786 7790 7980 7470 5929 6800 7568 779076
92
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa : N
= 111
∑X²
= 868954
∑X
= 9802
∑Y²
= 702946
∑Y
= 8810
∑XY = 779076
Rata-rata variable X dan variable Y, dari tabel diatas adalah : 9802 x
=
= 88.306 dibulatkan menjadi 88.31 111
8810 y
=
= 79.369 dibulatkan menjadi 79.37 111
2. Mencari nilai Koefisiensi regresi (b) dengan rumus :
b
Jadi nilai b adalah 0,9068215
93
3. Mencari nilai Koefisiensi regresi (a) dengan rumus :
a a
Jadi nilai a = -79998,41
4. Selanjutnya merumuskan semua data pada kesalahan standar estimasi dengan rumus :
Se =
=
=
=
= = Se = 7,6255124 Kesalahan standar estimasi (Se) nya adalah 7,6255124
94
5. Menentukan thitung yaitu dengan menggunakan rumus : b thitung
=
Sb Dimana b = Standar kesalahan regresi Sb = standar regresi Sb adalah kesalahan standar koefisien regresi yang dapat ditentukan dengan formulasi sebagai berikut :
Sb
Jadi thitungnya adalah 7,40
95
6. Menentukan nilai kritis pengujian dengan memperhatikan df dan x untuk : df
= N-k
df
= taraf signifikansi
N
= jumlah data
K
= jumlah variabel
Dari data dapat diketahui df = 111-2 = 109 nilai kritis 109 dari ttabel adalah 1,65 pada taraf signifikasi 5% dan 2,03 pada taraf signifikasi 1% 7. Menginterpretasikan data thitung dengan tabel Dari hasil perhitungan dengan rumus regresi, maka dapat diketemukan bahwa : th
= 7,40 > dari pada ttabel
= 109 taraf signifikasi 5%
th
= 7,40 > dari pada ttabel
= 2,03 taraf signifikasi 1%
Karena th lebih besar dari pada ttabel baik pada taraf signifikasi 5% maupun 1%, maka Ho (hipotesis nihil) ditolak, artinya ada pengaruh yang signifikan antara variable X dan Y. Dengan kata lain bahwa penggunaan metode resitasi sangat mempengaruhi
kecerdasan
santri
di
Pondok
Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap.
Pesantren
96
F. Uji Hipotesis Sesuai dengan hipotesa yang penulis ajukan, maka dalam hal ini dimaksudkan untuk menguji kebenaran hipotesis tersebut. Berdasarkan hasil analisis regresi angka th = 7,40 agar angka ini berarti, maka perlu diinterprestasikan sehingga memberikan penjelasan tentang
kadar
perkembangan Ell-Firdaus
korelasi
Pola
Kecerdasan
Tambaksari
Manajemen
Emosional
kedungreja
Pembelajaran
Santri
Cilacap,
Pondok yaitu
dengan Pesantren
dengan
cara
mengkonsultasikan atau mngonfirmasikan nilai observasi dengan nilai ttabel regresi. 1. Taraf Signifikasi 5% Pada taraf signifikasi 5% di dapat ttabel = 1,65 sedang th = 7,40. Dengan demikian th lebih besar dari pada ttabel atau dengan kata lain, th > ttabel. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara kedua variable tersebut. 2. Taraf Signifikasi 1% Pada taraf signifikasi 1% di dapat ttabel = 2,03 sedang th = 7,40 dengan demikian th lebih besar dari pada ttabel atau dengan kata lain th > ttabel. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara kedua variable tersebut. Dari hasil uji hipotesis ini dapat diketahui bahwa baik taraf signifikasi 5% atau taraf signifikasi 1% keduanya menunjukkan adanya pengaruh dari kedua variable tersebut.
97
Dengan berdasarkan uji hipotesis diatas, maka dapat dinyatakan bahwa hipotesa kerja (Hi) yang penulis ajukan, yakni “ Ada pengaruh yang signifikan antara Pola Manajemen Pembelajaran dengan Kecerdasan Emosional santri Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap”, diterima. Dan sebaliknya hipotesa nihil (Ho) ditolak.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Setelah penulis menguraikan tentang pengaruh Pola Manajemen Pembelajaran Pondok Pesantren terhadap Kecerdasan Emosional Santri di Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap, dalam mengembangkan pola/metode-metode (konsep) pembelajaran yang digunakan untuk menggali dan meningkatkan potensi kecerdasan santri, akhlak dan kepribadian santri, dengan diawali pengungkapan kerangka dasar analisis histories serta analisis teori pola manajemen pembelajaran sampai kepada kondisi obyektif kecerdasan emosional santri serta penelitian terhadap pelaksanaan pola manajemen pembelajaran di pondok pesantren Ell-Firdaus. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah penulis paparkan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, sebagai berikut : 1. Bahwa Pola manajemen pembelajaran di Pondok Pesantren Tambaksari Kedungreja Cilacap dikategorikan Sangat Baik Hal ini dibuktikan dengan hasil angket pola manajemen pembelajaran yang penulis ajukan, menunjukkan jumlah nilai rata-rata adalah 88,306 dari seluruh santriwan dan santriwati pondok pesantren Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap sebanyak 111 sebagai populasi.
98
99
2. Bahwa Kecerdasan Emosional Santri di Pondok Pesantren Tambaksari Kedungreja Cilacap dikategorikan Baik Hal ini dibuktikan dengan criteria penilaian yang menunjukkan jumah nilai rata-rata 79,369 dari seluruh santriwan dan santriwati pondok pesantren Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap sebanyak 111 sebagai populasi 3. Ada pengaruh yang signifikan antara Pola Manajemen Pembelajaran dengan Kecerdasan Emosional Santri Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap. Hal ini didukung pada hasil analisa statistic dengan teknik analisa regresi linear yang dihasilkan thitung = 7,40 lebih besar dari ttabel, baik pada taraf signifikansi 5% sebesar = 1.65, maupun pada taraf sinifikansi 1% sebesar = 2,03 pada df = 109
B. Saran-saran Dengan dasar kesimpulan dan kenyataan yang penulis alami selama penelitian, maka penulis memberikan saran sebagai berikut : a. Kepada Pemerintah a)
Memberikan perhatian dan kebijakan yang luas terhadap setiap kegiatan dan program yang dilaksanakan di Pondok Pesantren, sehingga Pondok Pesantren diakui oleh Negara dan akhirnya dijadikan sebagai pendidikan formal.
100
b)
Menentukan
kebijakan,
panduan
pola
manajemen
dan
pola
pembelajaran yang efektif dan efisien serta system pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan guru, siswa dan wali murid dalam setiap bentuk peraturan yang dikeluarkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan
dan
potensi
serta
kecerdasan
peserta
didik
(santriwan/santriwati), sehingga tidak membingungkan pengasuh (manajer) dan guru, serta dapat mengganggu jalannya proses pembelajaran. c)
Dengan adanya otonomi daerah, diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan yang baik dan tidak berbenturan dengan kepentingan-kepentingan pribadi dan golongan karena banyaknya kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah dan lai-lain.
b. Kepada Pengasuh (Manajer) a)
Hendaknya menjalin kerjasama yang baik dengan berbagai pihak, baik pemerintah, masyarkat lingkungan, maupun wali santri, untuk dapat meningkatkan kualitas dan mengembangkan lembaga pondok pesantren.
b)
Hendaknya bersama dewan asatidz merencanakan, menyusun dan menetapkan pola/model (konsep) pembelajaran yang akan digunakan oleh dewan
asatidz dalam proses pembelajaran dan selalu
memberikan motifasi, arahan dan bimbingan kepada dewan asatidz untuk berusaha meningkatkan potensi, prestasi dan kecerdasan santri.
101
c. Kepada Dewan Asatidz a)
Hendaknya selalu memotivasi santri dalam belajar dan membiasakan segala aspek pembiasaan yang telah ditentukan lembaga dalam kehidupan sehari-hari, baik dilingkungan pondok pesantren maupun dilingkungan keluarga dan masyarakat, setelah selesai menempuh pendidikan.
b)
Hendaknya
selalu
berusaha
meningkatkan
kualitas
dan
mengembangkan kompetensi dirinya dengan mencari kelemahan dan kekurangan dalam memberikan, menyampaikan dan menanamkan materi-materi pengajaran, sehingga menumbuhkan minat dan motivasi santri dalam belajar c)
Menggunakan konsep pembelajaran yang telah direncanakan, disusun dan ditetapkan dalam proses pembelajaran yang efektif dan efisien, yaitu tepat guna dan sesuai ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan lembaga.
d. Kepada Santri a)
Hendaknya merubah penilaian bahwa pendidikan di pondok pesantren hanyalah untuk kepentingan akherat saja, melainkan sebagai kebutuhan hidup di dunia dan bekal ke akherat.
102
b)
Mentaati semua peraturan pondok pesantren, sehingga santri dapat belajar dengan baik dan disiplin.
c)
Membiasakan diri rajin belajar, waktu di sekolah, di pondok atau dimanapun ketika tidak ada kegiatan yang tak berguna, selalu mengikuti kegiatan dan program pendidikan keterampilan di pondok pesantren, sehingga bisa dijadikan bekal oleh santri setelah selesai menempuh pendidikan dan terjun dalam masyarakat
e. Kepada Wali Santri (Orang Tua) a)
Hendaknya memiliki kesadaran sebagai orang tua, agar dapat membimbing, mengarahkan dan menjadi cermin bagi anak-anaknya dalam keluarga.
b)
Hendaknya orang tua selalu memberi motifasi untuk selalu belajar, nasehat-nasehat kepada anaknya pada saat-saat kumpul dirumah, berdiskusi dan mengamalkan ilmu yang telah di peroleh dalam kehidupan sehari-hari, dimanapun mereka berada.
c)
Memberikan pujian (hadiah) atau hukuman, kepada anaknya dalam bertindak yang sesuai dengan ajaran islam
103
C. Kata Penutup Dengan mengucapkan rasa syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT, yang memberikan limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini,guna sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Penulis menyadari sepenuhnya akan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki, sehingga skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu kritik dan saran yang konstruktif kepada pembaca menjadi harapan penulis, untuk menjadikan yang lebih baik dari yang paling baik. Akhirnya dengan kerendahan hati penulis memohon kepada Allah SWT, agar penulisan skripsi ini merupakan amal yan baik dan dapat memberikan manfaat pada penulis khususnya dan pada para pembaca pada umumnya, terlebih untuk putri tercinta dan tersayang yaitu Adilia Eliza Zahira Ahmad. Mudah-mudahan Allah SWT dapat memberikan Ridlo-Nya dan memberikan petunjuk kepada kita semua. Amin Amin Amin Ya Robbal A’lamin. Cilacap, Penulis
Juni 2011
AHMAD MUFID NIM : 042320887
Daftar Pustaka Abd A’la, (2006), Pembaharuan Pesantren, Pustaka Pesantren, Yogyakarta.
Abdul Majid, (2009), Perencanaan Pembelajaran, PT ROSDA KARYA, Bandung.
Ary Ginanjar Agustian, (2006), ESQ, ARGA, Jakarta.
Agus
Nggermanto, (2005), Kecerdasan Quantum (Quantum Quotient), Nuansa, Bandung.
A.Halim, Rr. Suhartini, M. Choirul Arif, A. Sunarto AS, (eds), (2005), Manajemen Pesantren, PT. LKiS Pelangi Aksara, Yogyakarta.
Badrus Sholeh, (Editor), (2007), Budaya Damai (Komunitas Pesantren), LP3ES, LSAF, The Asia Foundation, Jakarta.
Cornelius Trihendradi, (2006), Kupas Tuntas Analisis Regresi, ANDI, Yogyakarta. Danah Zohar dan Ian Marshal, (2007), SQ ( Kecerdasan Spritual), MIZAN, Jakarta.
Daniel Goleman, (2003), Kecerdasan PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Emosional
(Emotional
Quotient),
Depag RI, ( 2003), Petunjuk Teknis Pondok Pesantren, Jakarta. Depag RI, ( 2002), Pengembangan Metodologi Pembelajaran Di Salafiyah, Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional, (2006), Panduan : Manajemen Berbasis Sekolah, Jakarta Departemen Pendidikan Nasional, (2001), Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, Jakarta.
E. Mulyasa, (2002), Manajemen Berbasis Sekolah, PT Remaja Rosdakarya Bandung.
Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana,(Eds), (2003), Total Quality Management, ANDI Yogyakarta.
Hamzah B. Uno, (2009), Perencanaan Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta.
Lexy J. Moloeng, (2007), Metodologi Penelitian Kualitatif, PT Remaja Rosda Karya, Bandung.
Made Pidarta, (2004), Manajemen Pendidikan Indonesia, Rineka Cipta, Jakarta.
Mahmud, (2010), Psikologi Pendidikan, Pustaka Setia, Bandung.
Moersetyo Rahadi, (2000), Statistik Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung.
M D Dahlan, ( 1992 ), Model-Model Mengajar, CV Diponegoro. Bandung.
M. Manullang, ( 2006 ), Dasar-Dasar Manajemen, Gajah Mada University Press.
Mustaqim, (2001), Psikologi Pendidikan, Pustaka Pelajar Semarang.
Mustaqim dan Abdul Wahib, Psikologi Pendidikan, Rineka Cipta Jakarta.
Ngalim Purwanto, ( 1990 ), Psikologi Pendidikan, Harapan Mas, Solo.
Nishino Setsuo, (2006), Mengasuh Santriwati, Pusat Studi Asia, Semarang.
Sanusi Uwes, (2003), Visi dan Pondasi Pendidikan (Dalam Perspektif Islam), Logos Wacana Ilmu, Jakarta.
Sjarkawi, (2006), Pembentukan Kepribadian Anak, Bumi Aksara, Jakarta.
Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi, (2010), Konstruksi Pengembangan Pembelajaran, PT Prestasi Pustaka, Jakarta.
Sugiyono, (2008), Statistik Untuk Penelitian, CV Alfabeta, Bandung.
Suharsimi Arikunto, (2006), Manajemen Penelitian, Rineka Cipta Jakarta. Suharsimi Arikunto, (2002), Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.
Sutrisno Hadi, (2000), Metodologi Reseach Jilid 1, ANDI, Yogyakarta. Sutrisno Hadi, (2000), Metodologi Reseach Jilid 3, ANDI, Yogyakarta. Sutrisno Hadi, (2000), Analisis Regresi, ANDI, Yogyakarta. Sutrisno Hadi, (2000), Statistik (1, 2 dan 3), ANDI, Yogyakarta
Suharsono, (2005), Melejitkan IQ, IE dan IS, Inisiasi Press, Jakarta.
Steven J. Stein dan Howard E. Book ( 2004 ), Ledakan EQ, PT Mizan Pustaka, Kaifa-Primagama, Bandung.
S. Wojowasito, ( eds ), (1997 ), Kamus Bahasa Indonesia, C.V. Pengarang, Malang
Zamakhsyari Dhofier, (1983), Tradisi Pesantren, LP3ES, PT Matahari Bhakti Jakarta.
RIWAYAT HIDUP PENULIS
1.
Nama
: AHMAD MUFID
2.
Tempat/Tanggal Lahir
: Cilacap, 06 April 1976
3.
Jenis Kelamin
: Laki-laki
4.
Alamat
: Jl. Malangdirana No. 24 RT 03/01 Segaralangu Kec. Cipari Kab. Cilacap Prov. Jawa Tengah
5.
Agama
: Islam
6.
Kebangsaan
: Indonesia
7.
Status Pernikahan
: Nikah
8.
Pekerjaan
: Wiraswasta
9.
Pendidikan
: a. MI Miftahul Huda (MIN Sekarang). Lulus 1990 b. MTs Mafatihul Huda. Lulus 1993 c. MA Al-Ittihadul Islami. Lulus 1998 d. D. II IAIIG Cilacap. Lulus 2003
10. Orang Tua Ayah a. Nama
: Marjan
b. Pekerjaan
: Tani
c. Alamat
: Jl. Malangdirana No. 24 RT 03/01 Segaralangu Kec. Cipari Kab. Cilacap Prov. Jawa Tengah
Ibu a. Nama
: Satiyah
b. Pekerjaan
: Tani
c. Alamat
:Cipari,
Juni 2011
AHMAD MUFID NIM : 042320887
Lembar Observasi No
Data Observasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Cara Kyai mengelola pondok pesantren Kurikulum yang diterapkan di pondok pesantren Pola/metode pembelajaran yang diterapkan di pondok pesantren Penguasaan materi oleh Kyai/Ustadz/Ustadzah Pendekatan yan digunakan/cara mengajar Kyai/Ustadz/Ustadzah Pemilihan dan penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran Interakasi dan komunikasi Kyai, Ustadz, Ustadzah, Pengurus dan santri Kepribadian Kyai, Ustadz, Ustadzah dan Pengurus Keadaan keluarga Kyai, Ustadz dan Ustadzah Pembelajaran keteladanan dari Kyai, Ustadz dan Ustadzah Pola berfikir santri setelah memperoleh pembelajaran Adab kesopanan santri dengan Kyai, Ustadz, Ustadzah, Pengurus, teman-teman santri dan masyarakat lingkungan Pola pikir santri dalam menghadapi masalah Pola pikir santri dalam menanggapi masalah Pola pikir santri dalam menyelesaikan masalah
Ada
Tidak Ada
KISI-KISI INSTRUMEN Variabel Penelitian
Pola Manajemen Pembelajaran
Sub Variabel
Deskriptor
Banyaknya Nomor Butir Butir
Perencanaan dan Evaluasi kurikulum
− Merencanakan kurikulum − Mengevaluasi kurikulum
2
1, 2
Pengelolaan dan Pengembangan kurikulum
− Pengelolaan kurikulum − Mengembangkan kurikulum
2
3, 4
Pengelolaan dan pengembangan proses belajar
− Pengelolaan proses belajar mengajar
mengajar
− Pengembangan proses belajar mengajar
2
5, 6
Pengelolaan ketenagaan
− Pendidikan Kyai, Ustadz/Ustadzah − Kompetensi kyai, Ustadz/Ustadzah
2
7, 8
Pengelolaan keuangan
− Pendapatan dana pondok − Pengunaan dana
2
9, 10
Pengelolaan media dan sumber belajar
− Pengelolaan media belajar − Pengelolaan sumber belajar
2
11, 12
Pelayanan terhadap santri
− Proses belajar mengajar − Pendekatan dalam proses pembelajaran
2
13, 14
Hubungan dengan masyarakat dan wali santri
− Hubungan dengan masyarakat sekitar − Hubungan dengan wali santri
2
15, 16
Pengelolaan iklim pesantren
− Penerapan peraturan pondok − Kebijakan-kebijakan pondok
2
17, 18
2
19, 20
(Variabel X)
− Perilaku dan tutur kata Kyai, Ustadz/Ustadzah Kepribadian Kyai dan keluarga, Ustadz/Ustadzah dan keluarga
beserta keluarganya − Pembelajaran keteladanan dari Kyai, Ustadz/Ustadzah beserta keluarganya Jumlah
20
KISI-KISI INSTRUMEN Berfikir dengan hati nurani/perasaan
Kecerdasan
− Berprasangka positif
(Pola berfikir santri)
− Terbuka terhadap orang lain
Menyalakan kreativitas dan kejujuran pada diri
− Kreatif mencari informasi
sendiri (Perilaku Santri)
− Jujur pada diri sendiri dan orang lain
Membangun hubungan yang saling
− Sopan santun terhadap siapapun
mempercayai (Cara bergaul santri)
− Percaya dengan sesama teman
4
1, 2, 3, 4
4
5, 6, 7, 8
4
9, 10, 11, 12
4
13, 14, 15, 16
4
17, 18, 19, 20
Emosional Santri (Variabel Y)
Memberi panduan nurani pada hidup dan karir (Tindakan santri)
− Berprilaku sesuai norma-norma yang berlaku − Lebih mementingkan kerjasama dari pada pribadi
Menuntun pada kemungkinan yang tak terduga,
− Upaya santri menangani masalah
dan bisa menyelamatkan diri dan organisasi dari kehancuran (Cara santri menghadapi,
− Upaya santri membuat keputusan
menanggapi dan menyelesaikan masalah) Jumlah
20
INSTRUMEN ANGKET UNTUK SANTRI TENTANG POLA MANAJEMEN PEMBELAJARAN
1. Kyai bersama staff-staffnya merencanakan , memilih dan menetapkan kurikulum untuk digunakan dalam proses pembelajaran di PP. Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
2. Kyai dan staff-staffnya melakukan evaluasi kurikulum yang
telah
dilaksanakan PP. Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
3. Kyai dan staff-staffnya menerapkan kurikulum yang telah direncankan, dipilih dan ditetapkan dalam proses pembelajaran di PP. Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
4. Kyai
bersama staff-staffnya
mengembangkan
direncankan, dipilih dan ditetapkan
kurikulum
yang telah
dalam proses pembelajaran
di
PP. Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
5. Kyai/Ustadz/Ustadzah merencanakan dan menetapkan pola atau metode pembelajaran dalam proses belajar mengajar a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
6. Kyai bersama staff-staffnya menggunakan/menerapkan pola atau metode pembelajaran dalam proses belajar mengajar a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
7. Kyai/Ustadz/Ustadzah di PP. Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap tidak memiliki pendidikan yang cukup baik. a. Sangat Setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat tidak setuju
8. Kyai/Ustadz/Ustadzah di PP. Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap memiliki kompetensi (kemampuan) yang baik sebagai pengajar a. Sangat Setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat tidak setuju
9. Pondok pesantren Ell-Firdaus, memperoleh dana yang cukup untuk operasional pendidikan a. Selalu
c. Kadang-kadang
a. Sering
d. Tidak Pernah
10. Pondok pesantren Ell-Firdaus, menggunakan dana sesuai dengan perencanaan yang telah disepakati a. Sangat Setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat tidak setuju
11. Kyai/Ustadz/Ustadzah, menggunakan media dalam proses belajar mengajar a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
12. Kyai/Ustadz/Ustadzah, memilih dan menetapkan sumber belajar yang digunakan dalam proses belajar mengajar a. Sangat Setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat tidak setuju
13. Kyai/Ustadz/Ustadzah, di PP. Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap disiplin dan menguasai materi/bahan pembelajaran untuk ditanamkan pada santri a. Sangat Setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat tidak setuju
14. Kyai/Ustadz/Ustadzah PP. Ell-Firdaus
Tambaksari Kedungreja Cilacap,
menggunakan pendekatan yang fleksibel untuk mendidik santri dan menggali potensi prestasinya a. Sangat Setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat tidak setuju
15. Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap menjalin komunikasi yang baik dengan lingkungan sekitar dan wali santri a. Sangat Setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat tidak setuju
16. Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap melibatkan warga lingkungan sekitar dan wali santri dalam kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dipondok a. Sangat Setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat tidak setuju
17. Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap menerapkan peraturan-peraturan dan belajar yang disiplin dan fleksibel dalam proses belajar mengajar untuk membantu dan mengembangkan potensi santri a. Sangat Setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat tidak setuju
18. Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap menerapkan kebijakan-kebijakan tertentu bagi santri/santriwatinya a. Sangat Setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat tidak setuju
19. Kyai/Ustadz/Ustadzah beserta keluarganya tidak berperilaku dan bertutur kata yang baik ketika berinteraksi (berhubungan/berkomunikasi) a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
20. Kyai/Ustadz/Ustadzah beserta keluarganya, menjadi teladan bagi santri a. Sangat Setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat tidak setuju
INSTRUMEN ANGKET UNTUK SANTRI TENTANG KECERDASAN EMOSONAL SANTRI
1. Kita berusaha tidak saling curiga sesama teman-teman santri di pondok a. Sangat Setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat tidak setuju
2. Kita berusaha tidak egois di pondok pesantren dan melangkah sesuai dengan visi kehidupan yang ingin kami capai a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
3. Kita memupuk rasa saling percaya antar sesama teman di pondok a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
4. Kita berusaha saling terbuka agar mendapatkan masukan dan nasehat dari orang lain a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
5. Kami berusaha aktif mengikuti pembelajaran yang di selenggarakan pondok pesantren a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
6. Sebagai santri kami selalu kreatif mencari informasi dari sumber belajar yang tersedia di pondok pesantren a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
7. Sesama teman kita berusaha berbagi dalam suka maupun duka di pondok pesantren a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
8. Kami tidak selalu jujur pada diri sendiri maupun pada orang lain (teman) a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
9. Sebagai santri, kami selalu sopan dan santun kepada siapapun baik teman pondok pesantren maupun masyarakat lingkungan, terlebih keluarga a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
10. Kami menggunakan tutur kata dan bahasa yang baik dalam beinteraksi dengan sesama teman di pondok maupun dengan masyarakat lingkungan, terlebih keluarga a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
11. Kami berusaha tidak membanggakan diri sendiri kepada orang lain a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
12. Kami berusaha bergaul dan toleran dengan siapapun walaupun dengan orang yang berbeda latar belakang dirinya a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
13. Santriwan/santriwati di Podok Pesantren Ell-Firdaus mentaati norma-norma yang berlaku a. Sangat Setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat tidak setuju
14. Kami berusaha disiplin dan tepat waktu dalam beribadah dan melaksanakan perintah dari Kyai/Ustadz/ustadzah a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
15. Santriwan/santriwati di Podok Pesantren Ell-Firdaus tidak mendahulukan kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi a. Sangat Setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat tidak setuju
16. Kami berusaha saling membantu dalam hal kebaikan dan gotong royong a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
17. Santriwan/santriwati
di PP. Ell-Firdaus
Tambaksari Kedungreja Cilacap
selalu menyelesaikan masalah dengan hati dan berfikir positif a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
18. Santriwan/santriwati di PP. Ell-Firdaus
Tambaksari Kedungreja Cilacap,
tidak main hakim sendiri dalam menangani masalah a. Sangat Setuju
c. Tidak Setuju
b. Setuju
d. Sangat tidak setuju
19. Santirwan/santriwati di PP. Ell-Firdaus
Tambaksari Kedungreja Cilacap,
berbuat dan bertindak setelah melalui pemikiran yang didasarkan pada hokum-hukum yang ada a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
20. Santriwan/santriwati di PP. Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap, selalu menyelesaikan masalah dengan musyawarah dan adil a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah