il 2010
| Maja
es lah Un
un XI 39 Tah r o m a | No
t - Apr | Mare
|
what’s up? Beasiswa sering diburu oleh pelajar dan mahasiswa yang ingin mendapatkan pendidikan terbaik tanpa keluar uang. Beasiswa menjadikan mereka mengenyam pendidikan terbaik yang diinginkan, menikmati fasilitas belajar yang lebih baik. Dengan beasiswa, seorang scholar hanya memikirkan ilmu yang didapatnya tanpa ribut atau pusing memikirkan biaya karena sudah ditanggung instansi atau perusahaan yang memberikan beasiswa tersebut. Jadi, para scholar hanya belajar dengan modal otak dan tenaga. Mengapa demikian? Baca selengkapnya di segmen Berita Khusus halaman 4.
“Kombucha Tea On the Spot”
Index Warna (Sisi Lain Beasiswa Pendidikan) ______________________1
Berita Utama Beasiswa, Sekolah Hanya Modal Kepandaian dan Tenaga __________2
Berita Khusus Meneropong Beasiswa Bidik Misi ___________________4
Masih ingatkah Anda dengan Rumah Susun Mahasiswa (Rusunawa) yang teretak di Kampus Unesa, Lidah Wetan? Saat ini Rusunawa memiliki julukan baru yaitu Asrama Putri Unesa, sejak di launching pada pertengahan Desember 2009 lalu. Julukan ini tidak semata-mata berganti nama namun ada hal yang mendasarinya. Rusunawa yang dulunya adalah hibah dari Menteri Perumahan Rakyat (Menpera), kini pembangunan akan beralih ke Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas). Menurut Pembantu Rektor II, Dr. Nurhasan M.Kes., “Rencana pembangunan asrama blok kedua akan dimulai bulan Juli, jika memang disetujui oleh Mendiknas”. Bagaimana ceritanya? Baca di segmen Sorot halaman 10.
Iinfo Unesa Obsesi Kampus Juara _____________________________7
Perspektif Pendidikan Guru di Indonesia Ke Depan ______________8 Mencitra Peran Unesa _____________________________10
Sorot Rusunawa jadi Asrama Putri ________________________12
Seputar Unesa Rahasia Rasulullah Menjadi Entepreneur Sukses _______14 Kunjungan Ketua KONI Pusat dan Karate Nasional ke SSFC Unesa __________________________________15 Pencegahan cedera dan rehabilitasi medis kerjasama Unesa, Unair, dan KONI Pusat _______________________15 Dua Doktor Matematika Luncurkan Judul Bergaya Kognitif ________________________________________16 Berkarir di Bidang Industri Kreatif _____________________17 Ormawa FT Siap Citrakan Unesa _____________________18 Muhibbah Seni ke Wuhan China _____________________18
Komparasi Guru adalah pengajar terbaik, oleh sebab itu guru harus mampu menciptakan siswa yang mampu menerapkan bakatnya di bidang industri kreatif. Pada acara ini panitia mengundang tiga pemateri yang salah satunya adalah Didi Petet, artis dan seniman yang cukup populer di era90-an.Bagaimana caranya menciptakan siswa yang mampu menerapkan bakatnya di bidang industri kreatif? Baca selengkapnya di Seputar Unesa halaman 17.
Menguak Sisi Lain Spain Education ___________________19
Profil Dr. M. Turhan Yani, M.A. ___________________________20 Dr. Erina Rahmadyanti, S.T., M.T. ____________________21
Info Sehat Mata Tetap Sehat di Depan Monitor __________________22 Mendeteksi Penyakit dari Bau Mulut __________________22
PELINDUNG Prof. Dr. H. Haris Supratno. (Rektor) PENASIHAT Prof. Dr. Budi Djatmiko, M.Pd. (Pembantu Rektor I) Prof. Dr. I Nyoman Adika, M.S. (Pembantu Rektor III) PENANGGUNG JAWAB Dr. Nurhasan, M.Kes. (Pembantu Rektor II) PEMIMPIN UMUM Drs. Budiarso, S.H., M.M. (Kepala BAU & K) PEMIMPIN REDAKSI Drs. Heru Siswanto, M.Si. SEKERTARIS REDAKSI Drs. H. Didik Purnomo M.M. REDAKTUR AHLI Dr. Suhartono, M.Pd Warju, S.Pd., M.T. REDAKTUR PELAKSANA Sudiarto Dwi Basuki, S.H. Dwi Sudarmanto, S.E., M.M. DESAIN DAN TATA LETAK Wahyu Rukmo Sulistyo, S.T. FOTOGRAFER Jarot Budi Jatmoko, S.Sos. REPORTER Bayu Dwi Nurwicaksono. (FBS) Herlina M. Arief. (FBS) Fithri Amaliyah (FMIPA) Wahyu Nurul Hidayati (FIS) Putri Diyanti (FIP) Alfanita Zuraida (FBS) ADMINISTRASI Supi’ah, SE. Hibowo DISTRIBUTOR Sutiyono, S.H.
Spotlight Aksi Spektakuler Sanggar Bharada di Bulan Pendidikan 2010 __________________________23 sampul depan: Foto Besar: Salah satu peserta tes akademik PMDK di Unesa. Foto Kecil: Didi Petet saat berkunjung ke Unesa dalam rangka Seminar Nasional Pendidikan. sampul belakang: Jejak Rekam Kegiatan Unesa Maret - April 2010. website unesa: http://www.unesa.ac.id, website humas: http://humas.unesa.ac.id, blog humas: http://seputarunesa.blogspot.com, email humas:
[email protected]
2
UNESA PRODUCT
Daftar Isi
Majalah Unesa Nomor 39 Tahun XI Maret - April 2010
DITERBITKAN OLEH Humas Universitas Negeri Surabaya ISSN 1411 - 397X Alamat Redaksi : Humas Unesa Gd. F4 - Kampus Ketintang Surabaya - 60231 Telp : (031) 8280009 Psw 124 Fax : (031) 8280804
SISI LAIN
BEASISWA PENDIDIKAN Dunia pendidikan memang dunia yang tak pernah dapat habis diperbincangkan karena selama manusia itu ada, maka perbincangan tentang pendidikan akan tetap eksis di dunia. Pada edisi ini kali, ihwal beasiswa diketengahkan. Akhir-akhir ini penyelenggara negara (eksekutif, legislatif, dan yudikatif) menyadari pentingnya pendidikan dalam membangun bangsa dan masa depan yang lebih baik. Pasal 31 ayat 4 telah mengamanatkan bahwa negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari APBN dan APBD untuk memenuhi kebutuhan pendidikan Memang ada segudang masalah dalam dunia pendidikan kita. Selama ini pengadaan anggaran khusus beasiswa pendidikan diyakini sebagai salah satu solusi dalam dunia pendidikan. Beasiswa diyakini sebagai fasilitas bagi penerimanya, lebih-lebih bagi penerima beasiswa dari kalangan keluarga miskin. Beasiswa itu dapat menjadi pemutus mata rantai setan kemiskinan pada keluarga-keluarga miskin yang selama ini terjebak dalam kubangan kemiskinan. Namun demikian yang perlu diwaspadai pada praktik pengadaan anggaran beasiswa itu adalah pada tataran implementasi baik pada keadilan pendistribusian dan wujud dampak pemberian beasiswa itu secara konkret pada penerimanya. Dalam hal pendistribusian, kekurangtepatan sasaran masih sering terjadi. Hal itu disebabkan antara lain (1) visi dan misi pendidikan belum secara keseluruhan dipahami para penyelenggara pendidikan; (2) stakeholder (termasuk orang tua peserta didik) sebagian besar belum menyadari bahwa beasiswa sudah dialokasikan kepada peserta didik berprestasi dan berkategori keluarga miskin dengan memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah ditetapkan; (3) nilai-nilai kejujuran masih jauh dari harapan, utamanya yang dilakukan oknum guru yang memberikan pembelajaran kurang atau bahkan tidak mendidik misalnya praktik curang saat pelaksanaan ujian; (4) sekolah belum diberi keleluasaan mengelola sekolah seperti konsep MPMBS (Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah)
situasi/ricky/dok.humas
Selain itu, sistem monitoring dampak pemberian beasiswa terhadap penerimanya juga perlu diperbaiki. Selama ini penerapan sistem monitoring dampak pemberian beasiswa tak jelas implementasinya, bahkan masih cukup banyak jenis beasiswa yang tak disertai dengan muatan feed back yang harus dilaporkan oleh penerima kepada pemberi beasiswa. Sistem pemberian beasiswa yang ada selama ini mayoritas mengandalkan kesadaran dan kedewasaan pribadi penerimanya dalam memanfaatkan beasiswa itu. Menurut redaksi, perlu ada kebijakan formula monitoring berkelanjutan yang harus dibuat demi kemangkusan dan kesangkilan program pengadaan anggaran khusus beasiswa pendidikan Indonesia. Meski niat pemerintah bagus, namun jika niat bagus itu tak dipahami secara kolektif, maka cita-cita negara membangun manusia Indonesia seutuhnya tak akan tercapai. Alih-alih memutus mata rantai kemiskinan, yang ada justru menyuburkan jamur-jamur kemiskinan di negeri ini. Semoga tidak. Redaksi Majalah Unesa Nomor 39 Tahun XI Maret - April 2010
3
Berita Utama
BEASISWA,
situasi/ricky/dok.humas
SEKOLAH HANYA MODAL KEPANDAIAN DAN TENAGA
4
Majalah Unesa Nomor 39 Tahun XI Maret - April 2010
Bisa kuliah di perguruan tinggi negeri favorit negeri ini tanpa keluar uang sepeser pun atau kuliah di luar negeri menikmati suasana belajar berbeda hanya bermodal tenaga dan kepandaian saja? Bagaimana bisa? Beasiswa adalah jawabannya. Melalui beasiswa, belajar di universitas mana pun di dalam atau di luar negeri, kini bukan hanya sebuah mimpi.
Berita Utama
Majalah Unesa Nomor 39 Tahun XI Maret - April 2010
5
Berita Khusus
Program beasiswa bidik misi ini telah dibentuk oleh DIKTI (direkorat Jendral Perguruan Tinggi) dan DIKNAS (Departemen Pendidikan Nasional) ada tahun 2010. Unesa adalah urutan ke 64 dengan kuota 400 yang telah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional tahun 2010. Dari 82 jumlah penyelenggara bidik misi tahun 2010 itulah nama program studi yang ditawarkan adalah berupa buku panduan SNMPTN tahun 2009 atau diwebsite perguruan tinggi masingmasing. Kepala BAAKPSI, Dra. Hj. Hertiti Setyawati menambahkan dari 82 Perguruan tinggi yaitu terdiri dari 6 institut, 26 politeknik, 3 sekolah tinggi, dan 46 universitas menjadi salah satu yang ikut dalam melaksanakan program tersebut. Kemudian, untuk memberikan beasiswa dan biaya pendidikan kepada 20.000 mahasiswa maupun ketentuan khusus sebagai persyaratan utama mendaftar program beasiswa ini, adalah para siswa SMA/SMK/MA/MAK atau sederajat yang dijadwalkan lulus pada 2010 mendatang. Adapun prestasi akademik/kurikuler yang dimaksud adalah peringkat 25 persen terbaik di kelas, sedangkan prestasi pada kegiatan ko-
negara tanpa diskriminasi, dan masyarakat berkewajiban memberikan dukungan sumber daya dalam penyelenggaraan pendidikan. Untuk menyelenggarakan pendidikan yang bermutu diperlukan biaya yang cukup besar. Oleh karena itu bagi setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan yang orang tuanya tidak mampu berhak mendapatkan biaya pendidikan dan berhak mendapatkan Ibu berkerudung tersebut menjelaskan bahwa beasiswa bagi mereka yang berprestasi. program ini dapat memutus mata rantai kemiskinan dengan cara elegan, sehingga Di sisi lain, Prof. Dr. Budi Jatmiko menjelaskan dimasukkan sebagai program kerja 100 hari beberapa syarat penting untuk para calon dalam Kabinet Indonesia Bersatu II. Agar pendaftar diantaranya siswa yang berprestasi program penyaluran beasiswa ”Bidik Misi” namun tidak mampu secara ekonomi. Jika dapat dilaksanakan sesuai dengan prinsip 3T, disinggung tentang kunjungan, bukan hanya yaitu: Tepat Sasaran, Tepat Jumlah, dan Tepat sekolah-sekolah yang berkunjung ke Unesa Waktu, maka diharapkan para pimpinan namun Unesa juga memiliki program promosi perguruan tinggi dalam melakukan sosialisasi, Unesa berkunjung ke sekolah-sekolah yang seleksi, dan penyaluran beasiswa Bidik Misi ada di Jawa Timur, program ini diagendakan mengacu pada pedoman beasiswa Bidik Misi. mulai tanggal 2-12 Februari 2010 oleh PR 1. “Kita akan promosi Unesa ke seluruh pelosok Bedasarkan Undang-Undang pasal 31, Tiap- Jawa Timur, beberapa kabupaten yang ada di tiap warga negara berhak mendapatkan Jawa Timur bahkan hingga ke Banyuwangi pengajaran. maka pemerintah dan pemerintah karena tidak semua orang disana kuliah di daerah wajib memberikan layanan dan Universitas Negeri Jember, Unesa pun juga kemudahan, serta menjamin terselenggaranya diminati disana.” Begitu ujar bapak berkumis pendidikan yang bermutu bagi setiap warga ini. kurikuler maupun ekstrakurikuler minimal peringkat ke-3 di tingkat kabupaten/kota dan harus sesuai dengan program studi yang dipilih. Dana beasiswa dan biaya pendidikan yang diberikan melalui program ”Bidik Misi 2010” ini sebesar Rp 5.000.000 (lima juta rupiah) per mahasiswa yang diprioritaskan untuk biaya hidup per semester.
Putri dan Yuneni
Unesa Perlu Memiliki Internasional Office Salah satu upaya untuk mencerdaskan bangsa adalah memberikan kesempatan studi lanjut kepada tenaga pendidik. Selama ini penawaran beasiswa banyak berasal dari dalam dan luar negeri. Namun demikian, sampai saat ini pendidikan luar negeri masih dianggap lebih unggul. Karena itu, Pergururan Tinggi (PT) di Indonesia banyak menjalin kerjasama dalam penawaran beasiswa di luar negeri, termasuk Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Pascasarjana Unesa telah menjalin kerjasama dengan PT di Australia, Belanda, Inggris, Jepang, Cina, dan Amerika Serikat. “Kita sekarang bersiap mendirikan program studi Pendidikan Bahasa Mandarin, hasil kerjasama dengan Cina. Maka prodi ini akan prodi Pendidikan Bahasa Mandarin pertama yang ada,” papar Drs. Suharsono. Ph.D. Langkah tersebut akan dibarengi dengan pendirian “Konfusius Institut' yaitu pusat kebudayaan Cina dan bahasa 6
Majalah Unesa Nomor 39 Tahun XI Maret - April 2010
Mandarin. Dengan demikian, Unesa tidak hanya memproduksi guru-guru yang mengajar bahasa Mandarin, tetapi juga memberikan lisensi bagi orang-orang yang akan mengajar bahasa Mandarin. Ada banyak jenis beasiswa. Setiap beasiswa memiliki persyaratan yang bervariasi. Mulai pengetahuan tentang isu-isu global, skor TOEFL minimal 500, dan persyaratan administrasi lain, seperti status kepegawaian (PNS). Kuncinya, dalam memeroleh beasiswa pendidikan di luar negeri itu khususnya harus menguasai bahasa Inggris. Saai ini, pemerintah Australia menawarkan beasiswa Australian Development Scholarship (ADS). Tahun ini terhitung sebanyak 350 mahasiswa menerima beasiswa untuk jenjang S-2 dan S-3. Selama kuliah di Indoneisa biaya pendidikan dibayai pemerintah, begitu pun di Australia. selain itu, penerima beasiswa juga
mendapat workshop pendidikan di Australia. Di negeri Kangguru tersebut, calon guru diperkenalkan budaya dan sistem pembelajaran, kurikulum, dan proses belajar-mengajar yang penting untuk dikembangkan di Indonesia. Selain itu mereka juga akan diajak mengunjungi sekolah-sekolah, baik swasta maupun negeri untuk meninjau sistem akademik dan fasilitas yang dimiliki sekolah-sekolah di Australia. Dengan berkembangnya kerjasama tersebut, Unesa perlu Internasional Office yang di dalamnya terdapat pegawai-pegawai khusus yang menangani masalah kerja sama dengan pihak asing, termasuk beasiswa. pegawai itu bertugas membantu orang asing dan lokal dalam menggali informasi yang diinginkan. Demikian harapan Ketua bidang kerja sama Unesa. (Wahyu Nurul Hidayati).
Info Unesa
OBSESI KAMPUS JUARA figure/muksin/dok.humas
Dari kiri :Hengky Herdianto (Fisika '09), Dianto (Fisika '07), Dzulkiflih, M.Si. (Pendamping), Yusron Feriadi (Fisika '07), dan Yulianto Laksono Putra
Siapa yang tidak bangga bila memperoleh juara? Popularitas didapat, pengakuan, dan apresiasi baik dari fihak lain, jadikan suntik semangat dalam meraih segudang prestasi. Seperti halnya misi unesa dalam mewujudkan lulusan yang unggul, mandiri, berkemampuan kewirausahaan, berjiwa pemimpin, serta profesional. Dalam mewujudkannya pun bisa melalui berbagai jalan, bisa dengan mengikuti pekan-pekan ilmiah seperti lomba karya tulis ilmiah (PKM), Olimpiade, KRI, KRCI dsb. Dengan maksud event tersebut akan mengasah kemampuan mahasiswa dalam menerapkan teori-teori yang dimiliki. Hal serupa juga diungkapkan PD III FMIPA Drs. Abdul Azis Abdullah, MS. sebagaimana FMIPA yang berbasis keilmuan banyak melakukan kegiatan, seperti berberapa waktu lalu MIPA mendelegasikan mahasiwa dalam event Olimpiade nasional MIPA se-PT di Indonesiana (ON MIPA), LKTM se-Indonesia di Makasar, LKTM se-Jatim 2009 di Unesa, mengirim PKM ke Dikti sebanyak 60 proposal pada tahun 2009, dan event-event lain baik yang diselenggarakan oleh Unesa maupun luar unesa. Dan rencana untuk jumlah PKM pada tahun 2010 yang dikirim ke Dikti akan dinaikkan dari tahun sebelumnya, ujarnya. Pak Aziz sapaan akrab oleh mahasiwa juga memaparkan, bagaimana pembinaan-pembinaan juga diberikan kepada mahasiwa yang hendak mengikuti event. Hal itu untuk menambahkan bekal dan memantapkan ilmu mahasiwa. Seperti halnya bimbingan secara intensif oleh dosen pembimbing, program-program pelatihan yang diselenggarakan oleh Jurusan dan juga Fakultas yang ditujukan ke mahasiswa. Strategi lain untuk lebih meningkatkan motivasi, pak Azis juga mengusahakan dana pengganti walaupun cuma sedikit, seperti transport, penggantian cetak karya tulis, dan reward ke dosen pembimbing sebagai ucapan terima kasih, ungkap pria setengah baya itu.
Selain pada lingkup birokrasi, pak Azis juga sering berpesan kepada LK Fakultas dan Jurusan yang ada di MIPA, sekiranya program yang dibuat itu juga ikut membantu Jurusan atau Fakultasnya. Seperti saat membuat progam kerja pada waktu raker, buat program itu yang bisa berguna dan meningkatkan keilmuan para mahasiswa, serta dana yang telah diberikan, gunakan dana itu untuk merealisasikan program kerja yang telah dibuat. Sehingga, kinerja birokrasi terbantu oleh mahasiswa, ujarnya. Melihat dari kaca mata seorang dosen pendamping, Dzulkiflih, M.Si. yang tengah berbangga hati, telah berhasil meloloskan lima mahasiwanya meraih medali perak dan perunggu dalam ON MIPA yang diadakan oleh Dirjen Dikti, serta juara tiga dalam event LKTM tingkat nasional di Makasar. Memandang juara merupakan sebuah obsesi, terutama bagi jurusan Fisika. Setelah melihat KRI Fisika yang gagal sebelum masuk final pada tahun 2009 lalu, tidak menyurutkan semangatnya dan itu ditularkan kepada mahasiswa bimbingannya. Kini bisa berbangga hati bisa mempersembahkan sekaligus mengangkat nama Fisika diantara jajaran jurusan yang ada di MIPA dan Fisika Unesa di mata Nasional, dan nama MIPA itu sendiri, ungkapnya. Dari dua kejuaraan yang telah berhasil diperoleh, diantaranya ON MIPA antar PT seluruh indonesia yang diadakan oleh Dirjen Dikti, Yusron Feriadi Fisika '07 peraih medali perak dan Dianto Fisika '07 peraih medali perunggu kategori Fisika. Bidang LKTM tingkat nasional di Makasar sebagai juara III oleh Hengky Herdianto Fisika '09, Yulianto Laksono Putra Fisika'09, dan Mochammad Yasir Fisika ,09. Kata Pak Zul sapaan akrabnya, penggodokan akan tetap dilakukan bagi mahasiswanya, terutama yang memperoleh juara sekarang ini untuk mengikuti ON MIPA yang diselenggarakan oleh Pertamina dan Mawapres oleh Unesa sendiri beserta kader-kader baru. Bersambung ke hal. 11 Majalah Unesa Nomor 39 Tahun XI Maret - April 2010
7
Perspektif
Prolog: Membangun Pondasi Memasuki abad ke 21 banyak kritik terhadap kualitas pendidikan guru dalam skala global. Upaya peningkatan mutu guru di Inggris dikaitkan dengan reformasi pendidikan tahun 1988 (the Education Reform Act of 1988) dengan mengalokasikan 25 % dari anggaran pendidikan guru ke sekolah-sekolah, melepaskan ikatan pendidikan guru dengan otoritas pendidikan, dan menjadikan pendidikan guru bersifat nasional. Sistem baru tersebut mempersyaratkan calon guru menggunakan sekitar dua pertiga waktunya di sekolah dan hanya sepertiga di perguruan tinggi. Untuk mengembangkan standar profesional guru didirikan the Teacher Training Agency (tahun 1993) dan ditetapkan kurikulum nasional pendidikan guru. Institusi ini menerbitkan daftar kompetensi guru yang harus dikuasai lulusan pendidikan guru. Isu Strategis Pengembangan Pendidikan Guru di Indonesia Ke Depan. Globalisasi membawa berbagai perubahan ke dalam setiap aspek kehidupan manusia, termasuk dunia pendidikan, dan tentunya LPTK sebagai institusi yang menghasilkan guru sebagai aktor utama dalam pendidikan. Guru yang berkualitas merupakan modal utama bagi terciptanya proses pendidikan dan yang berkualitas. Untuk itu sistem pendidikan calon guru tidak boleh jalan ditempat, apalagi mandek. Pilihan strategis adalah berubah dan memperbaharui diri. Tak satupun sistem pendidikan khususnya pendidikan guru dimana saja yang bebas dari masalah dan hambatan untuk berkembang. Oleh karenanya, adalah keharusan bagi LPTK untuk beradaptasi dengan perubahan dan kecenderungan yang terjadi dalam lingkungan pendidikan secara global. Dalam hal kualitas pendidikan guru, LPTK merupakan institusi yang sangat bertanggung jawab terhadap pembentukan guru yang profesional, yaitu yang dapat berkontribusi terhadap perkembangan intelektual, sikap, dan moral dari setiap individu siswa/murid sebagai anggota masyarakat (Knowles, 1990). LPTK sebagai institusi memiliki peran sangat vital untuk membangun sistem pendidikan yang berkualitas, serta membangun budaya kualitas dalam sistem pendidikan di institusinya. Di Indonesia, LPTK masih menghadapi masalah demografis persebaran LPTK, jumlah peminat masuk LPTK, jumlah rekruitmen guru secara nasional, dan masalah kualitas lulusan yang belum memadai, sarana dan prasarana yang kurang menunjang, serta program pendidikan yang belum fleksibel dan memadai terhadap tuntutan kebutuhan pendidik. Selain itu, perubahan perundangan pendidikan nasional di Indonesia juga menuntut LPTK untuk dapat bertransformasi sesuai dengan aturan perundangan tersebut. Berdasarkan hal-hal tersebut, sistem pengelolaan pendidikan di LPTK perlu beradaptasi dan mekanisme penjaminan mutu harus menjadi prioritas dalam agenda pengembangan LPTK. Pola pengelolaan LPTK perlu berubah dengan mengusung transparansi, kualitas, dan akuntabilitas. Penerapan ”good governance” menjadi persyaratan utama, begitu juga total quality management. Hal ini juga mengindikasikan keterkaitan yang kuat antara layanan pendidikan LPTK dengan pasar, yaitu kebutuhan guru berkualitas di tanah air. Dengan demikian, kualitas input dan kualitas output menjadi isu yang perlu diperhatikan. Proses dan program pendidikan dengan sendirinya juga berevolusi berbasis keunggulan LPTK untuk meningkatkan daya saing 8
Majalah Unesa Nomor 39 Tahun XI Maret - April 2010
dan relevansi. Kemitraan LPTK dengan sekolah menjadi keharusan untuk meningkatkan kualitas LPTK. Sementara itu, kemitraan dengan berbagai institusi juga diperlukan untuk meningkatkan citra LPTK. Sarana dan prasarana pendukung tentunya perlu dikembangkan untuk mampu mendukung pelaksanaan proses pendidikan di LPTK. Dengan beragam isu strategis tersebut, perubahan yang dituntut di LPTK adalah perubahan yang menyeluruh, meliputi berbagai aspek dan komponen yang secara sinergis membangun LPTK seutuhnya. Untuk dapat memposisikan diri sebagai lembaga yang mampu menghasilkan guru yang profesional, menurut pandangan penulis ada delapan isu strategis perubahan mendasar yang harus dilakukan LPTK dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Innovative Management: program-program yang dirancang untuk mengadakan perubahan manajemen di LPTK dari manajemen tradisional menuju manajemen inovatif, transformatif, transparan, dan akuntabel untuk institusi yang bertanggungjawab akan penciptaan guru masa datang di Indonesia. 2. Teacher Preparation Program: program yang dirancang untuk mengadakan perubahan program pendidikan guru di LPTK mulai dari remodelling kurikulum, pengembangan dan pembinaan dosen, kemitraan dengan sekolah, pengembangan best practice dalam pembelajaran, dan dokumentasi kekaryaan dosen/mahasiswa, pengkajian praktek pengalaman lapangan, penugasan dosen ke sekolah, penugasan dosen ke perusahaan untuk memperoleh sertifikat profesi, serta pengintegrasian dan pemanfaatan ICT untuk pembelajaran. 3. Teacher for Competitive Tomorrow: program-program khusus yang ditujukan bagi mahasiswa calon guru yang berprestasi untuk dibina sebagai calon guru di sekolah melalui pemberian beasiswa, pertukaran mahasiswa, dll., serta dimungkinkan juga dibina sebagai calon dosen (penelusuran bakat) di LPTK dalam konteks pendidikan guru masa depan. 4. Enriched Virtual Network: program-program yang dirancang untuk mengadakan perubahan dalam sistem kemitraan LPTK dengan institusi dan komunitas di luar LPTK dalam konteks pengintegrasian dan pemanfaatan ICT dalam pendidikan termasuk information sharing, pengembangan clearinghouse, dll. 5. ICT-based System Development: program-program yang dirancang untuk mengembangkan pengintegrasian dan pemanfaatan ICT dalam pendidikan di LPTK, baik untuk sistem pembelajaran maupun untuk sistem administrasi akademik, yang melibatkan seluruh sivitas akademika, sistem pengelolaan dan pembelajaran di LPTK.
Perspektif 6. Areas of Study: a) Pengembangan Ilmu Pendidikan, b) Bidang ilmu baru yang belum ditangani LPTK, misalnya kelautan, multimedia, ICT, pertanian, dll, c) Mismatch guru: karena LPTK lokal tidak membuka program studi untuk berbagai bidang, sehingga guru bidang tertentu harus mengajar berbagai bidang di wilayah tersebut: contoh kasus di Aceh, Papua, Kalimantan, d) Jurusan IPA/IPS terpadu untuk guru IPA/IPS di SMP, e) Jurusan pendidikan non-guru tenaga administrasi pendidikan (perpus, laboran, teknisi/programmer, konselor, tenaga luar sekolah).
7. Field Practice (PPL): a) Optimalisasi lab. school milik LPTK, b) Pengenalan sekolah sedini mungkin, c) Pola PPL berlapis ulang. 8. Regulation: a) Regulasi pembukaan program studi baru harus didasarkan kepada proyeksi kebutuhan guru kedepan, b) Buka tutup prodi, c) Penataan in-service untuk tingkat pasca sarjana, d) Distribusi guru (penyiapan, pengangkatan, penempatan), e) Career path (kepala dinas, pengawas, kepala sekolah), f) Kerjasama antar institusi (dan maintenance), g) Pengakuan kredit akademik lintas institusi, h) Sistem pengujian lulusan lintas institusi untuk menjamin kualitas.
Epilog: Mendambakan Guru Generasi Unggulan Guru merupakan komponen penting dalam proses pendidikan. Peran guru tidak akan tergantikan dengan computer atau robot secanggih apapun karena aspek kemanusaan ada proses pendidikan hanya dapat ditrasformasi melalui teladan guru. Semakin baik kulitas guru maka jaminan untuk menyelenggarakan pendidikan yang lebih baik akan lebih terbuka dan sebagai konsekuensinya meningkat pula jaminan berkualitasnya hasil pendidikan. Mengubah guru yang sudah memiliki tradisi sulit berubah lebih sulit dari melahirkan guru baru. Mereka yang akan lahir harus benar-benar dididik agar memiliki kompetensi dan komitmen yang tinggi sehingga tidak mudah terkontaminasi dengan tradisi yang sudah berjalan, mereka harus datang untuk mengubah tradisi itu. Ini terkait dengan peran LPTK sebagai ibu yang melahirkan guru.
Catatan Redaksi: Lebih baik lagi jika segenap komponen dan stakeholder Unesa bersinerjis membangun pendidikan.
Sambungan dari hal. 7
Penulis: Drs. Martadi, M.Sn. Dosen Unesa saat ini tengah menempuh S3 di UNJ dan menjadi Tim Pengembang Pendidikan Profesi Guru Direktorat Ketenegaan Dirjen Dikti Jakarta.
Info Unesa
Obsesi Kampus Juara
Melihat dari kaca mata duet Yusron dan Dianto, juara merupakan tolak ukur keberhasilannya dalam belajar. Keinginan besarnya menjadi Fisikawan, menjadikan pola belajarnya melebihi mahasiswa lainnya. Diantara mata kuliah yang pernah mereka program, Fisika merupakan mata kuliah kegemaran, dan menjadikan duet ini lebih memprioritaskan Fisika diantara mata kuliah lainnya, meskipun sama-sama pentingnya. Yusron dan Dianto juga membocorkan rahasia juaranya, cara belajar mereka adalah dengan target. Misalkan mereka mentargetkan satu hari harus menyelesaikan beberapa BAB/ buku, maka ketentuan yang telah mereka buat sendiri itu waktu itu juga harus mereka selesaikan atau penuhi. Mereka juga tidak selalu terpaku pada literatur dari dalam negeri, melainkan literatur yang menyangkut materi yang memang seharusnya untuk ditambah dan dipelajari meskipun dalam bahasa asing, tetap mereka pelajari. Yusron dan Dianto juga berbagai pengalaman ketika mengikuti ON MIPA saat menjadi salah satu perwakilan dari PT yang ada
di Jatim, mereka tidak merasakan gugup ketika lomba itu sedang berlangsung, meskipun salah satu perwakilan dari ITB ada yang sudah tingkat Internasional. Kembali mereka membocorkan rahasianya, memaksimalkan belajar sebelum hari perlombaan, salah satunya dengan target belajar, menyukai apa yang sedang dikerjakan, dan beranggapan mereka bisa pasti kita lebih bisa, dan pengalaman mengkuti lomba ketika masih duduk di bangku SMA tidak kalah penting dalam mendorong mental mereka, imbuh Yusron pria berkaca mata ini. Bereka berdua juga berkeinginan, apabila mereka sudah tidak bisa mengikuti lomba khususnya bidang Fisika dikarenakan batas usia atau semester, mereka ingin menurunkan ilmu yang dimiliki kepada juniornya. Dengan cara berbagi pengalaman seluk beluk Fisika itulah, mereka tetap bisa ikut berpartisipasi meskipun tidak secara langsung, minimal tersalurkan karena telah ikut berperan membimbing junior ketika akan mengikuti lomba, ungkapnya. (Muksin Saiful)
Majalah Unesa Nomor 39 Tahun XI Maret - April 2010
9
Perspektif
Mencitra Peran Unesa
Dalam Mengawal Sertifikasi Guru Oleh: Yuswanto, S.Pd. * Universitas Negeri Surabaya (Unesa) adalah satu dari beberapa perguruan tinggi negeri, yang mendapat amanah pemerintah, untuk melakukan seleksi administrasi sertifikasi guru. Ribuan guru dari berbagai jenjang pendidikan, khususnya di wilayah binaan Unesa, telah menikmati hasilnya. Lantas, bagaimana kondisi faktualnya saat ini?
“Sertifikasi pendidik diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan oleh Pemerintah”. Demikian bunyi pasal 11 ayat (2) UU No 14 Tahun 2005. Hal itulah yang kiranya menjadi dasar kiprah Unesa dalam seleksi guru peserta sertifikasi. Sejauh ini, Unesa tampak dari luar (khususnya dipandang dari sekolah), sebagai pengambil keputusan tunggal dalam menentukan lulus atau tidak lulusnya guru peserta seleksi sertifikasi. Unesa memiliki brand image luar biasa, ketika menangani sertifikasi. Semua guru di wilayah binaan Unesa, semua menajamkan pandangan ke Unesa. Mereka yang dulu sempat mencibir kapabilitas dan kualitas Unesa, saat ada sertifikasi berbalik seperti memuja-muja Unesa. Bahkan dengan program sertifikasi guru itulah, mampu menjadi magnet bagi masyarakat untuk menguliahkan anak-anaknya di Unesa. Memang harus diakui, ribuan guru telah menikmati hasil. Lulus sertifikasi ibaratnya menambah penghasilan dan kesejahteraan. Diumpamakan, guru yang berpenghasilan Rp 2 juta perbulan, setelah lulus sertifikasi berpenghasilan Rp 4 juta. Guru yang belum sertifikasi pun, berlomba-lomba agar dapat mengikuti seleksi. Dari dua fenomena tersebut, pada akhirnya memunculkan beragam masalah di sekolah, baik secara institusi maupun personal guru. Manipulatif ? Pelaksanaan seleksi sertifikasi guru, dilakukan dengan dua jalur. Lazimnya kita tahu, yaitu jalur portofolio dan pendidikan latihan (Diklat). Guru yang ikut seleksi dan dinyatakan lulus lewat jalur portofolio, tanpa sadar terkadang merasa lebih unggul dari guru yang lulus seleksi lewat jalur Diklat. Tanpa bermaksud mendiskreditkan salah satu jalur, ada sesuatu hal yang seharusnya lebih dikritisi. Khususnya mengenai keotentikan data-data yang diisikan di format portofolio. Apakah semua data dapat dipertanggungjawabkan keberadaannya, ataukah data itu hasil scanner atau copy paste karya orang lain. Menengok kembali pada pasal 11 ayat (3) UU 10 Majalah Unesa Nomor 39 Tahun XI Maret - April 2010
No. 14 tahun 2005, jelas-jelas termaktub, bahwa sertifikasi pendidik dilaksanakan secara objektif, transparan, dan akuntabel. Aspek objektifitas dan transparansi, jelas telah dilakukan tim sertifikasi Unesa ketika melakukan seleksi terhadap berkas portofolio para guru. Hanya saja, aspek akuntalilitas dari data yang dinilai itulah yang perlu mendapat kajian lebih mendalam. Contohnya adalah jumlah jam m e n g a j a r, k a r y a t u l i s i l m i a h , d a n piagam/sertifikat yang disertakan guru pada portofolio. Sejauh ini, sepengetahuan penulis, analisis terhadap jam mengajar guru di sekolah, hanya didasarkan pada surat keputusan kepala sekolah. Padahal, untuk mengetahui jumlah jam mengajar yang sebenarnya, dapat dilakukan tindakan cross check ke sekolah yang bersangkutan. Khususnya untuk menanyakan berapa jam si guru mengajar. Sedangkan tentang karya tulis ilmiah, kiranya sangat perlu dilakukan tes wawancara. Tujuannya tak lain adalah untuk menggali sejauh mana guru memahami apa yang sudah ditulis dan/atau ditelitinya dalam karya ilmiahnya. Bila wawancara tidak memungkinkan, maka dapat menggunakan format isian karya ilmiah, yang memuat berbagai indikator untuk penilaian karya ilmiah. Sementara itu, khusus tentang piagam dan sertifikat, perlu adanya standarisasi. Minimal di dalam sertifikat itu tercantum alamat penyelenggara kegiatan dan bukan hanya logo atau nama saja. Setiap instansi/lembaga atau pihak-pihak event organizer yang melakukan kegiatan, seharusnya mengirimkan data base pesertanya ke website atau e-mail tim sertifikasi. Sehingga dapat dilakukan proses crossing data. Bahkan, bisa saja tim sertifikasi melakukan proses ratifikasi terhadap lembaga pelaksana kegiatan, apakah sudah berbadan hukum atau semacam lembaga dadakan yang memanfaatkan moment sertifikasi. Melalui beberapa strategi inventarisasi data tersebut, kiranya akan dapat meminimalisir tindakan-tindakan manipulatif yang dilakukan peserta sertifikasi. Apalagi, dalam berbagai kesempatan akhir-akhir ini, Mendiknas Moh. Nuh selalu mengumandangkan fakta kejujuran untuk meraih prestasi, daripada berprestasi tetapi
menghalalkan segala cara. Bila program sertifikasi saja sudah seperti itu keadaannya, bagaimana guru dapat memberikan keteladanan bagi murid-muridnya? Hal-hal semacam itulah yang patut dikritisi dan ditemukan solusinya oleh Tim Sertifikasi Unesa. Gengsi-isme Sungguh ironis. Disisi lain, pemerintah melalui perguruan tinggi seperti Unesa, berdaya upaya meningkatkan kesejahteraan guru melalui sertifikasi. Namun sayang, niat baik itu harus diwarnai dengan fakta ketidak-jujuran para oknum guru untuk mendapatkannya. Bahkan penulis sempat tersentak, ketika merenungkan beberapa obrolan teman guru yang sudah lulus sertifikasi. Ketika tunjangan sertifikasi cair, ternyata bukannya rencana peningkatan kompetensi diri yang diimpikan. Melainkan mencoba menjadi sosok kapitalis dan konsumtif. Apa yang didapatkan dari sertifikasi, justru dijadikan semacam tunjangan untuk ber-“foyafoya”. Maaf, guru yang telah cair tunjangannya, berbondong-bondong membelanjakan uangnya di supermarket. Bahkan diantara mereka, secara sengaja memamerkan belanja perhiasan di depan murid-muridnya. Padahal, dengan adanya sertifikasi, guru diharapkan mampu meningkatkan kompetensi dan profesionalismenya. Misalkan, dengan melanjutkan studi ke jenjang pasca sarjana, membeli buku, kursus ITC, sampai pada pembiayaan penciptaan media pengajaran. Di sisi lainnya, ada kesenjangan sosial yang cukup mengganggu kinerja guru di sekolah. Konflik sosial seputar pembagian tugas guru, sudah menjadi percaturan yang tak dapat dielakkan. Ketika guru yang sudah sertifikasi, faktanya tugas dan tanggungjawabnya tidak jauh berbeda dengan guru yang belum sertifikasi. Komitmen, kebersamaan, dan keihklasan dalam melaksanakan tugas mulai terusik. Guru sertifikasi selalu menjadi sasaran pergunjingan. Karena, faktanya memang membuktikan, bahwa guru sertifikasi beban kerjanya tidak seperti yang tercatat di portofolio. Iri dan saling tuding atas beban kerja pun menjadi pemicu konflik dingin di sekolah. Sehingga tak dapat dihindari munculnya
Perspektif kelompok-kelompok konflik di sekolah. Lebih parahnya lagi, antar guru sertifikasi pun juga muncul masalah. Guru yang lulus sertifikasi jalur portofolio, mengekslusifkan diri dibanding guru yang lulus sertifikasi melalui jalur diklat. Padahal, maaf, guru yang lulus sertifikasi jalur diklat, sepertinya lebih bertambah wawasan dan keterampilan mengajarnya disbanding guru yang lulus sertifikasi jalur portofolio. Beragam konflik dan perilaku yang muncul di atas, sepertinya menjadi bagian yang cukup menggangu dalam proses pembelajaran di sekolah. Apalagi, bila kita mau blak-blakan, banyak terjadi pelanggaran hukum dalam Diklat: Solusi meningkatkan kompetensi guru dokumen administasi sertifikasi di tingkat sekolah. Khususnya yang berkaitan konsekuensi logis, bila guru dinyatakan lulus dengan jumlah jam mengajar. Hal-hal semacam sertifikasi. Kedua, adalah tahap seleksi. Pada tahapan itulah yang patut dikaji kembali, untuk menemutunjukkan solusi alternatifnya. Meskipun harus ini, seharusnya pihak Unesa menerima data diakui pula, bahwa sertifikasi telah memberikan secara langsung dari guru melalui dinas berkah yang tak ternilai bagi guru yang sudah pendidikan setempat. Bukannya menerima data hasil seleksi dinas pendidikan. Mengapa? mendapatkannya. Karena ditingkat dinas pendidikan, telah terjadi proses seleksi subjektif. Apalagi, kuota masingPeran Unesa Sebuah konsekuensi, layak untuk masing wilayah sudah ditentukan sebelumnya. dimunculkan. Apalagi, sejak awal Unesa sangat Banyak kasus ditingkat dinas pendidikan yang berperan besar, dalam menentukan lulus dan secara subjektif melakukan seleksi versi mereka, tidak lulusnya peserta sertifikasi guru. Tak hanya sebelum data guru dikirimkan ke pihak Unesa. sekedar menganalisis data dan menyimpulkan Disinilah justru terjadi proses negatif, yang lulus portofolio atau jalur diklat bagi peserta acapkali mengecewakan guru. Selain itu, pada tahap seleksi, sebaiknya tim sertifikasi. Unesa seharusnya memiliki peran lebih jauh, guna mengawal kebijakan sertifikasi. assessor sertifikasi Unesa, betul-betul Tujuannya tak lain, agar sertifikasi tak hanya mengkritisi data yang diterima. Meskipun dapat menjadi pemerah bibir. Sertifikasi harus mampu diprediksi, tak banyak guru yang lulus sertifikasi menjadi pendorong dan pendobrak peningkatan jalur portofolio. Fakta itu harus tetap dihadapi, kualiatas-kompetensi-profesionalisme guru, agar guru yang lulus sertifikasi betul-betul sesuai amanah UU No 14 Tahun 2005. Apapun demi tercapainya tujuan pendidikan nasional. Menurut hemat penulis, Unesa sebagai resikonya, hal itu adalah bagian dari konsekuensi lembaga penyeleksi data sertifikasi, memiliki logis agar kualitas pendidikan dan tenaga beberapa bentuk peran strategis dalam berbagai k e p e n d i d i k a n b e t u l - b e t u l d a p a t tahapan. Pertama, adalah tahap sosialisasi. dipertanggungjawabkan. Memang itulah, Unesa harus mampu memberikan informasi beratnya tugas dan tanggung jawab yang harus sedetail mungkin, apa saja yang harus diemban Unesa. Ketiga, adalah tahap supervisi dan dipersiapkan guru sebelum mengikuti seleksi sertifikasi. Larangan dan sanksi hukum apa saja pembinaan. Tim assessor Unesa yang yang bakal diterima guru, bila sengaja melakukan melaksanakan supervise, harus betul-betul manipulasi data dalam sertifikasi. Lalu, apa yang mampu memetakann fakta yang sebenarnya. seharusnya dilakukan, sebagai bentuk Jangan sampai tergiur dengan “service”
berlebihan. Sebab, pernah terjadi sebuah masalah, di suatu dinas pendidikan secara sengaja menggalang sejumlah dana dari guru sertifikasi, dengan alasan untuk biaya pelayanan terhadap Tim supervisi dari Unesa. Untungnya hal itu terdeteksi pihak Unesa dan membuat oknum di dinas pendidikan tersebut kalang kabut. Memang, supervisi langsung yang dilakukan tim Unesa, membuat banyak guru yang lulus sertifikasi berkeringat. Satu hal yang membuat mental mereka seperti itu, karena dari proses awal sudah terjadi perilaku ketidak-jujuran dalam pengisian format portofolio. Pelaksanaan supervisi seperti itu, harus intensif dan berkelanjutan pelaksanaannya. Sementara itu, dalam proses pembinaan, Unesa harus memiliki berbagai terobosan. Asumsinya, guru yang lulus sertifikasi bukanlah jaminan atas kompetensi dan profesionalisme mereka. Meskipun tetap banyak pula guru yang lulus sertifikasi dan memang sangat kompeten. Oleh karenanya, Unesa minimal memiliki program unggulan berkelanjutan, dalam bentuk kursus singkat atau pelatihan. Utamanya, pada topik-topik penguatan materi pelajaran dan metode pembelajaran. Sehingga, upaya-upaya seperti itu tidak dilakukan lembaga/organisasi lain yang semata-mata mengeruk keuntungan, tanpa memperhatikan hasil. Sertifikat pelatihan yang mereka jual dan bukan penguatan atau penajaman kompetensi guru. Selain itu, sebagai bentuk tanggungjawab moril, penulis sebagai alumni IKIP Surabaya, menyarankan agar Unesa lebih memperhatikan pembelajaran etika dan moralitas pada guru-guru peserta sertifikasi. Sehingga, bila hal itu dapat dilakukan secara tegas, maka Unesa telah berkonstribusi secara nyata dalam mendukung peningkatan kualitas pendidikan. Penulis sangat optimis, dengan Rektor Unesa yang baru (Prof. Muchlas) yang juga Pimpro Sertifikasi Kemendiknas, mampu menciptakan sistem seleksi-investigasi-inventarisasi-evaluasi-solusi atas sertifikasi guru.*** *Penulis adalah Alumni Jurusan Pendidikan Geografi dan Guru SMA Negeri 1 Trawas Mojokerto
Air Minum Unesa adalah air minum yang dibuat melalui proses pemurnian dengan menggunakan Reverse Osmosis (RO) dan juga air minum yang terbebas dari kandungan mineral anorganik yang tidak dibutuhkan oleh tubuh. Air Minum Unesa diproduksi oleh Universitas Negeri Surabaya bekerja sama dengan Denyosya Inc. Jepang. Head Office: Jl. Ketintang Kampus Unesa. Telp: 031.8298163, 031.7206.6670. Fax: 031.8280804 Majalah Unesa Nomor 39 Tahun XI Maret - April 2010
11
Masih ingatkah Anda dengan Rumah Susun Mahasiswa (Rusunawa) yang teretak di Kampus Unesa, Lidah Wetan? Saat ini Rusunawa memiliki julukan baru yaitu Asrama Putri Unesa, sejak di launching pada pertengahan Desember 2009 lalu. Julukan ini tidak semata-mata berganti nama namun ada hal yang mendasarinya. Rusunawa yang dulunya adalah hibah dari Menteri Perumahan Rakyat (Menpera), kini pembangunan akan beralih ke Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas). Menurut Pembantu Rektor II, Dr. Nurhasan M.Kes., “Rencana pembangunan asrama blok kedua akan dimulai bulan Juli, jika memang disetujui oleh Mendiknas.” Jumlah mahasiswa baru (maba) Unesa yang terletak di Kampus Unesa Lidah Wetan kurang lebih berjumlah 3000 mahasiswa dari tiga fakultas (FIP, FBS, dan FIK) yang ada di kampus tersebut, putra maupun putri, namun saat ini yang tersedia hanya ada satu blok asrama dan selanjutnya baru akan dimulai pembangunannya pada bulan Juli. Saat dikonfirmasi mengenai hal ini, Nurhasan yang ditemui di ruangannya mengatakan, “Pada rapat pimpinan sudah diputuskan bahwa untuk sementara yang tinggal di asrama ini adalah maba jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Mereka wajib mendiami asrama selama dua semester awal namun hanya terbatas untuk maba putri, sementara maba putri yang masuk melalui jalur PMDK prestasi yang tertarik untuk tinggal di asrama, bisa mendaftarkan diri terlebih dahulu. Dia juga menambahkan bahwa kurang lebih 3000 maba, baik putra maupun putri, bisa difasilitasi dengan maksimal, kurang lebih harus dipersiapkan tujuh blok agar semua maba dapat tinggal di asrama Unesa selama dua semester awal. Dapat dilihat pada asrama putri yang sudah beroperasi sejak akhir tahun lalu, fasilitas kamar: kasur, meja belajar, dan lemari bisa dibilang masih baru, dan ada cash back senilai dua ratus ribu bila barang yang ada di kamar tidak mengalami kerusakan selama penghuni tinggal. Selain itu pada lantai dasar terdapat kantin, laundry, tempat menonton TV, musholla, dan toilet untuk tamu serta fasilitas free wifi di wilayah asrama tersebut. Terdapat pula aula atau ruang rapat yang dapat digunakan untuk kegiatan-kegiatan asrama.
Jika malam, akses jalannya gelap karena lampu-lampu yang terpasang sudah rusak. Menanggapi hal ini PR II tidak memungkiri bahwa daerah itu masih rawan. Namun, dia menjanjikan keamanan karena pihak Unesa sudah menjalin kerja sama keamanan wilayah kampus dengan Kapolsek Lakarsantri dan Kapolres Surabaya Selatan. Penerangan jalannya, sudah mengajukan ke pusat untuk ditindaklanjuti agar diperbaharui lagi lampu-lampu yang rusak tersebut. Nurhasan mengungkapkan tidak hanya fasilitas dalam bentuk barang yang dimaksimalkan, namun juga perlu adanya suatu pendampingan. Hal ini sangat diperlukan oleh maba karena mereka diharapkan tidak pasif mendiami, tapi memperoleh banyak hal terutama dalam pengenalan kampus mereka. Di asrama telah dipersiapkan beberapa program di antaranya pendampingan baik d bidang akademik maupun non akademik, bisa berupa seni maupun olahraga. Sesuai dengan program itu, diadakan berbagai kegiatan di asrama yang berlantai lima ini, di antaranya pengajian, aerobik, renang, dan kegiatan-kegiatan lain yang setiap bulannya sudah dijadwalkan berbeda. Seperti halnya pada Peringatan Hari Kartini lalu, asrama yang berpenghuni kaum hawa ini mengadakan acara Kartinian. Berbagai acara digelar, salah satunya pemilihan duta asrama putri Unesa. Hal ini disampaikan oleh Utami Widyastuti S., ibu asrama yang akrab dipanggil Bu Tami ini mengungkapkan arti pentingnya Duta Asrama, “Nantinya duta yang terpilih diharapkan tidak hanya mempromosikan asrama tapi juga membawa nama baik Asrama Unesa ke jenjang lebih luas.” Dia juga menjelaskan dengan kegiatan-kegiatan seperti itu diharapkan dapat merajut kekompakan dan rasa kekeluargaan, baik oleh sesama penghuni maupun dengan pengelolaan dan karyawan. Bukan rahasia umum jika gejolak permasalahan timbul di antara para penghuni, karena umumnya penghuni berasal dari berbagai latar budaya yang berbeda. Karena itu, tidak jarang muncul berbagai masalah kesesuaian maupun pertentangan antar penghuni asrama. Oleh karena itu, diperlukan pendampingan dalam proses pencarian solusi maupun adaptasi dari mahasiswa maupun pengelola.
Agar sekitar asrama tidak terlihat gersang seperti saat ini, PR II mengemukakan bahwa sudah direncanakan pengembangan penghijauan kampus di wilayah asrama tersebut. Selain itu, di tengah-tengah beberapa blok akan dibangun kolam atau taman untuk mengindahkan asrama. Nantinya juga akan dibuka dua jalur untuk memasuki asrama dan jalan keluar asrama, jadi akses masuk dan keluar ada di tempat berbeda.
Demi menciptakan suasana awal bagi maba yang beratmosfir akademik, kondusif, dan bermutu guna menunjang terbentuknya mahasiswa yang cerdas dan mampu berkompetensi, Dr. Nurhasan, M.Kes. menyampaikan harapannya, “Saya berharap tahun 2012 semua maba bisa masuk asrama, baik pria maupun wanita seperti di luar negeri. Semua fasilitas untuk mahasiswa sudah ada sebelum mereka masuk universitas.”
Namun kendala yang terlihat ialah akses jalan menuju asrama.
Putri Diyanti
12 Majalah Unesa Nomor 39 Tahun XI Maret - April 2010
Rektor Unesa menabuh gong tanda diresmikannya pemancangan pertama tiang pancang Rusunawa Unesa
Prof. Haris Supratno bersama sivitas akademika Unesa merayakan peresmian dengan pemotongan tumpeng yang di dampingi PR2 Unesa.
Peletakkan Tiang Pancang Pertama Rusunawa Unesa yang diresmikan oleh Rektor Unesa, Prof. H. Haris Supratno (5/2/09).
Menpera disambut Rektor Unesa saat kunjungannya ke Rusunawa Unesa.
Menpera bersama Rektor Unesa dan sivitas akademika saat peresmian Rusunawa Unesa.
Menpera memberikan sambutan dan sekaligus meresmikan pembangunan Rusunawa Unesa.
Menpera melihat gambar kerja dan hasil perspektif Rusunawa Unesa.
Tampak gedung Rusunawa yang hampir selesai masa pembangunannya.
Menpera, Rektor, dan Tim Proyek Rusunawa Berbincang seputar pembangunan Rusunawa.
Peresmian pembangunan Rusunawa Unesa oleh Menpera Drs. Muhammad Yusuf Asyari, M.Si. (16/7/09)
CINDERAMATA: Pemberian kenang-kenangan PKL-BK Unesa kepada Asrama Putri Unesa.
DUTA ASRAMA: Acara Miss Asrama pada puncak penyisihan saat menyambut hari Kartini.
PeDe: Peserta dan suporter dari teman-teman di Asrama Putri yang ikut memeriahkan acara Malam Pemilihan Miss Asrama.
GIAT: Salah satu kegiatan PKL-BK, Bimbingan Kelompok yang diberikan pada penghuni asrama.
KOMPAK: Foto bersama dalam kemeriahan acara Kartinian di Asrama Putri saat menyambut Hari Kartini.
Kegiatan peringatan Hari Kartini di Rusunawa Unesa yang dimeriahkan oleh mahasiswi dan karyawan Rusunawa (21/4/10). Majalah Unesa Nomor 39 Tahun XI Maret - April 2010
13
Seputar Unesa
Kata entrepreneurship atau kewirausahaan mungkin sudah tidak asing lagi terdengar di telinga kita, karena hal tersebut memang ramai dibicarakan. Hal tersebut dikarenakan entrepreneurship ialah salah satu bidang yang banyak dilirik saat ini untuk menghadapi fenomena semakin maraknya pengangguran. Selain itu, entrepreneurship banyak diminati orang disebabkan pekerjaan tersebut ialah satu-satunya pekerjaan yang mengeksplorasi kemampuan diri, karena tidak ada penetapan gaji seperti menjadi pegawai negeri sipil (PNS). Di sisi lain mayoritas penduduk di Indonesia ialah muslim. Namun, mungkin kebanyakan umat Islam belum mengetahui bahwa Rasulullah Muhammad SAW ialah entrepreneur sejati dan sukses. Mungkin sebagian besar dari kita melihat sosok Nabi Muhammad sebagai seorang tokoh besar dunia yang hidup seadanya, tidak kaya, dan tidak sukses dalam bisnis. Namun tahukah Anda, bahwa sesungguhnya beliau ialah pedagang handal yang dengan kemampuan berdagangnya bisa mendapatkan keuntungan dengan modal nominal nol. Muhammad SAW ialah pengusaha sukses, yang di usia 25 tahun menikah dengan Siti Khadijah dengan mahar 100 ekor unta muda. Jika dikurskan rupiah memunyai nilai ber-milyar-milyar. Di Indonesia umumnya atau bahkan orang kaya pun biasanya menikah dengan memberi mahar seperangkat alat salat, sepertinya masih sulit kita dapati pemuda yang berani memberi mahar sebanyak atau setara dengan harga 100 unta. Lalu, bagaimana rahasia entrepreneurship Rasulullah yang menjadikan beliau seorang kaya raya? “Entrepreneurship ala Rasulullah”, ya itulah tema seminar yang diambil dalam KCB 1 (Kajian Cerdas Beriman Satu), (14/3), oleh Depag (Departemen Agama) BEMU (Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas). Muhammad SAW merintis karier dagangannya ketika berumur 12 tahun dan memulai usahanya sendiri ketika berumur 17 tahun. Pekerjaan ini terus dilakukan sampai menjelang beliau menerima wahyu (beliau berusia sekitar 37 tahun). Dengan demikian, beliau telah berprofesi sebagai pedagang selama 25 tahun ketika menerima wahyu. Angka ini sedikit lebih lama dari masa kerasulan beliau yang berlangsung selama sekitar 23 tahun. Kehidupan masa kecil Muhammad yang langsung dididik oleh alam, membuatnya lebih luas dalam melihat peluang, lebih berani dalam mencoba, dan lebih tahan banting. Sifat kepemimpinannya dilatih 14 Majalah Unesa Nomor 39 Tahun XI Maret - April 2010
melalui pekerjaannya sebagai penggembala domba. Namun begitu, semuanya didasarkan atas ridha Sang Ilahi. Ciri yang sangat khas dari aktivitas bisnis yang dilakukan oleh Rasulullah waktu itu ialah beliau sangat terkenal karena kejujurannya dan sangat amanah dalam memegang janji. Prinsipprinsip inilah yang dijalankan Muhammad SAW dan sekarang banyak diadopsi oleh negeri semacam Singapura. Rasulullah selalu menepati janji dan mengantarkan barang dagangan dengan standar kualitas sesuai dengan permintaan pelanggan sehingga tidak pernah membuat pelanggannya mengeluh atau bahkan kecewa. Reputasi sebagai pelanggan yang benar-benar jujur telah tertanam dengan baik. Sejak muda, beliau selalu memperlihatkan rasa tanggung jawabnya terhadap setiap transaksi yang dilakukan. Ada dua prinsip utama yang dapat dicontoh dari perjalanan bisnis Rasulullah SAW. Pertama, uang bukanlah modal utama dalam berbisnis, modal utama dalam usaha ialah membangun kepercayaan dan dapat dipercaya (al-amin). Kedua, kompetensi dan kemampuan teknis yang terkait dengan usaha. Beliau mengenal dengan baik pasar-pasar dan tempat-tempat perdagangan di Jazirah Arab. Beliau juga mengetahui seluk beluk aktivitas perdagangan dan bahayanya riba sehingga beliau menganjurkan jual beli dan mehapuskan sistem riba. Selain itu, sikap mandiri dan tidak bergantung pada orang lain ialah salah satu sikap yang harus dimiliki oleh seorang entrepreneur sejati. Kecerdasan emosional yang dimiliki Rasulullah juga sangat baik dalam membangun sebuah jaringan. Tidak tanggung-tanggung, rekanan bisnis Rasulullah ialah para pembesar-pembesar kaum Quraisy, yang juga merupakan teman kakeknya, Abdul Muthalib. Jaringan yang dipupuknya dengan kepercayaan. Yang bibitnya ialah kejujuran dan buahnya lebih hebat lagi. Seminar yang mendatangkan seorang pemateri pengusaha sukses Anando Danu dari ITS tersebut mendapat antusiasme luar biasa dari peserta yang berjumlah lebih dari 300 mahasiswa. Hal tersebut dapat terlihat dari ekspresi keceriaan yang terpancar dari peserta selama mengikuti acara. Ekspresi riang peserta bertambah ketika di akhir acara yang bertempat di gedung rektorat lantai tiga tersebut dihadirkan group nasyid ternama yang memunyai jadwal akan rekaman di Jakarta, “Rheza Voice”. (Fithri Amaliyah)
Seputar Unesa
Unesa, (29/3). Kedatangan Ketua Karate Se-Indonesia menjadi aktivitas tersendiri bagi Prof. Dr. Hari Setiono, M.Pd. sebagai Direktur Sport Science & Fitness Center (SSFC) Universitas Negeri Surabaya. Bukan menjadi hal asing bahwa Unesa memiliki kemajuan pesat dalam kegiatan kejurnas olah raga pada Fakultas Ilmu Keolahragaannya. Kerja sama KONI Pusat dengan perguruan tinggi layak dilakukan agar dapat bersinergi. Prestasi itu tidak bisa dicapai dengan berjalan sendirian. Prof. Jarwani (ketua KONI Pusat) mengatakan bahwa terdapat standar yang harus dimiliki KONI untuk mencapai prestasi yang baik yaitu standar kemampuan awal yang harus diukur melalui peralatan tersebut. Jika setelah periode tertentu kemampuan awal tidak ada peningkatan, maka jalan yang harus ditempuh adalah dengan cara menganalisis dari faktor lain. Dalam presentasinya, direktur SSFC yang biasa dipanggil Prof. Hari menerangkan tujuan dari adanya laboratorium olahraga ini adalah untuk memperkenalkan Unesa bukan hanya sebagai kampus yang memiliki Fakultas Ilmu Keolahragaan, tetapi juga sebagai tempat measurement, pelatihan fisik, dan fitness yang lengkap sehingga prestasi atlet dapat terukur dengan baik. Pada awalnya, hanya ada beberapa sentra pembina olah raga olahraga yang memiliki peralatan olahraga cukup lengkap dan baik yaitu Jakarta, Palembang, Kalimantan Timur, Ujung Pandang, Surabaya, Jawa Barat, dan Jayapura. Namun, setelah ikut kejurnas (28/3) kemarin, ia menyempatkan untuk melihat peralatan olahraga yang lengkap di Unesa ini. 24 peralatan olahraga yang diperkenalkan oleh Prof. Hari kepada ketua KONI Pusat dan Karate se-Indonesia yaitu: Anthropometri, Kekuatan Otot, Explosive Otot, Strenght, Agility, Kecepatan Reaksi, Mengukur Keseimbangan, Kecepatan Reaksi Tubuh, Ketepatan Antisipasi, Kelenturan, Ketahanan/Daya Tahan Tubuh, Kemampuan Jantung Paru, Endurance (Test Laborate), Kemampuan Jantung Paru, Mengukur Kemampuan Jantung, Kemampuan Maksimal Jantung, Kemampuan Jantung Paru, Pemeriksaan Asam Laknat, Kursi Gerak, Kordinasi, Tingkat Kelelahan, Kemempuan Persepsi, Cedera Olahraga dan Rehabilitasi, Latihan Beban Dinamis, dan Wellness Sistem. Oleh karenanya, dengan berkunjungnya atlet karate seIndonesia diharapkan dapat memicu semangat untuk meneruskan prestasi tanpa ada cidera yang tidak bisa ditangani dengan baik sehingga Indonesia pun dapat menunjukkan eksistensi bidang keolahragaan ke negara lain. (Yuneni dan Ricky)
acara/ricky/dok.humas
Olahraga di Indonesia akhir-akhir ini menjadi semakin marak, baik dari segi profesi (keatlitan) maupun dari segi rekreasional. Salah satu pemicunya adalah adanya keinginan untuk meningkatkan prestasi olah raga di level nasional, regional, maupun internasional. Cidera olah raga adalah cidera yang terjadi pada saat melakukan aktivitas olah raga. Dalam seminar Nasional (25/3) lebih lanjut dijelaskan oleh Dr. Damayanti Tinduh, Sp.KFR. (salah satu pemateri seminar) bahwa di Indonesia angka cidera olahraga belum tercatat dengan baik, namun sebagai gambaran kasar di instalasi rehabilitasi medik RSUD Dr. Soetomo Januari-Nopember 2009 di dapatkan penderita yang secara spesifik berobat karena cidera olah raga yaitu sebanyak 28 kasus di Indonesia. Materi yang disampaikan oleh Dr. Dwikora Novembri Utomo, Sp.OT. bahwa ligament yang ada di dalam tubuh sering mengalami cedera pada atlet. Cidera dituntut untuk 23% dari 100% cidera olah raga. Prof. Dr. Hari Setiono, M.Pd, direktur Sport Science & Fitness Center (SSFC) Unesa menjelaskan bahwa atlet yang cedera akan berkurang dengan adanya metode baru, yaitu dengan melakukan pengecekan terhadap atlet melalui perlengkapan olah raga. (Yuneni dan Ricky)
Majalah Unesa Nomor 39 Tahun XI Maret - April 2010
15
Seputar Unesa
Ruang sidang dominan cat putih di lantai dua milik pascasarjana, Kamis, (15/4) dipenuhi oleh sanak keluarga dan handai taulan juga dihadiri Rektor Universitas Negeri Makasar. Sebagaimana sidang ujian terbuka biasanya, dua promovendus dari kota yang berbeda tengah siap menghadapi para pengujinya. Mereka adalah Drs. Abdul Rahman, M.Pd. dari Makasar dan Drs. Warli, M.Pd. dari Ciamis, Jawa Barat. Tidak seperti promovendus kebanyakan yang menyajikan judul disertasi yang berbeda, kedua promovendus mengusung judul disertasi yang hampir sama yaitu mengenai profil siswa bergaya kognitif. Namun sudah pasti substansinya berbeda. Jika Abdul Rahman menitikberatkan “Profil Pengajuan Masalah Matematika Berdasarkan Gaya Kognitif Siswa”, lain halnya dengan Warli yang lebih fokus pada “Profil Kreativitas Siswa Yang Bergaya Kognitif Reflektif dan Siswa Yang Bergaya Kognitif Impilsif Dalam Memecahkan Masalah Geometri”. Buah dari kerja ini telah meluluskan mereka dengan predikat “memuaskan”. Selama ini siswa hanya diberikan masalah kemudian mencari solusinya. Masih jarang siswa yang diarahkan untuk mengajukan masalah dalam proses belajar-mengajar di sekolah. Fakta inilah yang menginspirasi Rahman untuk memilih profil pengajuan
masalah sebagai disertasinya. Menurut dosen Matematika Universitas Negeri Makasar (UNM) ini, guru perlu membiasakan siswa untuk mengajukan masalah Matematika dengan memberi bentuk informasi apakah itu grafik, gambar, atau kalimat Matematika karena di dalamnya terdapat unsur yang dapat melatih siswa berpikir kritis dan kreatif. “Selain itu, pengajuan masalah juga dapat digunakan guru sebagai alat untuk mendeteksi kemampuan siswa,” tambah bapak empat anak ini. Sementara itu, ditemui di sela-sela pengumuman sidang terbukanya, Warli mengungkapkan temuan dalam disertasinya bahwa siswa yang reflektif sangat hati-hati dalam mengerjakan soal (banyak mencoba dulu) dengan memerhatikan berbagai aspek, sehingga jawaban yang diperoleh cenderung sedikit tetapi betul. Namun siswa yang impulsif kurang cermat pada fase mengerjakan (sedikit mencoba), sehingga jawaban yang diperoleh banyak menghasilkan gambar geometri, tetapi cenderung salah. Dosen Pendidikan Matematika Universitas Ronggolawe (Unirow) Tuban ini, juga menambahkan bahwa kreativitas siswa reflektif dalam pemecahan masalah geometri senderung tinggi, sebaliknya siswa impulsif sangat rendah. Semoga sumbangsih mereka bermanfaat bagi pendidikan Indonesia. (Wahyu Nurul Hidayati) acara/ricky/dok.humas
READY TO FIGHT ? Inilah pertanyaan tantangan pada ju-jitsan yang mengaku ju-jitsan sejati untuk berprestasi secara sportif pada kejuaraan Ju-Jitsu Unesa Open IV (2-4/4) GOR Bima Unesa Lidah Wetan. Kejuaraan ini merupakan pertandingan lanjutan yang diselenggarakan setiap tahunnya oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Ju-Jitsu Dojo Unesa. Acara yang menjadi ajang kebolehan beladiri ju-jitsan dengan mengusung tema “Semangat Persaudaraan dan Sportifitas” untuk berprestasi di KJUO IV. “Manfaatkan Kejuaraan ini untuk mempererat rasa persaudaraan, mari kita bersama-sama tetap memegang teguh sportifitas dalam bertanding, selamat datang di GOR BIMA dan selamat bertanding”, ucap Drs. Abdulrachman Syam Tuasikal, Dekan FIK Unesa. Pada dasarnya Ju-Jitsu adalah beladiri yang bersifat defensif dan memanfaatkan “yawara-gi” atau teknik yang bersifat fleksibel, serangan lawan tidak dihadapi dengan kekuatan, melainkan dengan cara menipu lawan agar daya serangannya tersebut dapat 16 Majalah Unesa Nomor 39 Tahun XI Maret - April 2010
digunakan untuk mengalahkan dirinya sendiri. Berjalannya waktu teknik pukulan dan tendangan menjadi lebih kompleks dan menjadi paket lengkap Ju-Jitsu yang saat ini dipelajari para Ju-Jitsusan sejati di Indonesia. Beladiri Ju-Jitsu khususnya aliran Kyushin Ryu masuk ke indonesia pada saat pergolakan perang dunia II, yaitu pada tahun 1942 yang dibawa oleh tentara jepang Ishikwa. Dan tahun 850-880 M saat pemerintahan pangeran Teijun, JuJitsu mulai menyebar luas tapi hanya bisa dipelajari khusus untuk orang jepang, dan tahun 1300 tokoh Ju-Jitsu Akiyama menciptakan teknik-teknik yang lebih hebat. Dari berbagai pertandingan yang dipertandingkan diperoleh juara sebagai berikut: Juara Umum 1: Univ. 45, Juara Umum 2: Unesa, Juara Umum 3: Brimob. Ju-jitsan terbaik putra: Dedi Kambali (SMKN 10 Surabaya ), terbaik putri = Febrina ( Untar Jakarta ). (Ayu Mashuda)
Seputar Unesa
Guru adalah pengajar terbaik, oleh sebab itu guru harus mampu menciptakan siswa yang mampu menerapkan bakatnya di bidang industri kreatif. Bagaimana caranya? Seminar Nasional Pendidikan (17/4) akan menjawabnya. Pada acara ini panitia mengundang tiga pemateri yang salah satunya adalah Didi Petet, artis dan seniman yang cukup populer di era90-an. Seminar ini cukup meriah, karena pemaparan dari pemateri dapat menggugah semangat setiap peserta terutama yang berkaitan dengan cara menggunakan industri kreatif dan menerapkannya dengan baik. Didi Petet, memberikan definisi mengenai industri kreatif yaitu ketika menikmati seni. Seni memang untuk membentuk jati diri. Seni adalah sesuatu yang indah yang dapat dirasakan penikmatnya. Siapapun itu. Didi Petet menceritakan saat ia masih kecil. Saat ia mendapat larangan dari orang tuanya untuk sekolah di sekolah seni, saat itu dinamakan Ikatan Kesenian Jakarta (IKJ). Diceritakan saat Didi Petet mangadakan rapat bersama keluarga , keluarga tidak pernah menyetujui anggapan bahwa sekolah seni tidak dapat mengasilkan apa-apa tapi ketika kita senang terhadap bidang yang kita tekuni maka akan menghasilkan sesuatu yang berbeda sesuai dengan keinginan. Orang tua Didi menanggapi dengan sinis. “arep dadi opo kowe”. Kata-kata itu yang menjadi hal utama pendongkrak diri Didi, bahwa ia harus bisa menjadi apa yang ia harapkan. Akhirnya dengan ketekunan dan ketelatenan Didi dalam belajar seni maka ia menjadi seorang artis ternama, barulah orang tuanya yakin bahwa kesenangan yang dimiliki Didi membuahkan hasil yang sangat memuaskan. Didi menanggapi bahwa pendidikan sekarang bukan menjadikan kenikmatan dan kesenangan, tetapi hanya untuk mendapatkan gelar, menghasilkan kerja dan jabatan yang tinggi. Tapi ternyata justru itu yang menjadi kurang baik. Justru dengan belajar yang bertujuan hanya untuk memperoleh gelar, tanpa memikirkan kenikmatan dan rasa nyaman pribadi maka apapun nantinnya tidak akan menjadikan hidup kita menjadi tentram. Oleh karena itu menurut Didi, apapun itu jika dapat dijalankan dengan rasa nyaman. Maka itulah yang terbaik dalam hidup. Menanggapi pemaparan oleh Didi, pemateri ke dua, Bapak Nur Salim, ketua Khusus Mendiknas mengatakan bahwa dasyat
industri kreatif dari segi ekonomi ternyata dapat memberikan peluang besar untuk kenyamanan hidup. Definisi indusri kreatif adalah skill and ballance. Industry kreatif sangat terasa berbeda saat kita ingin menghasilkan sesuatu. Nah sekarang, potensi itu yang harus dikembangkan. Saat guru dapat mengembangkan proses belajar mengajar dengan baik. Namun persoalan saat ini, guru belum bisa untuk keluar dari zona nyaman. Keluar dari hal yang sudah umum misalkan proses belajar mengajar yang diajarka diluar kelas. Atau dimana saja yang dapat memacu siswa untuk tertantang lebih kreatif. Pasti itu yang sangat diinginkan siswa. Oleh karena itu yang ditetapkan dalam bidang pendidikan adalah potensi yang seharusnya dikembangkan. Salah satu proses kreatif guru adalah mengajar dengan cara yang asyi dimana guru mengajar siswa dengan metode dan cara yang berbeda. Disisi lain, perhatian tentang sekolah kejuruan kurang sekali. Padahal banyak sekali indusri kreatif yang ada di dalamnya. Ada empat belas sekolah kejuruan yaitu sekolah periklanan, arsitektur, pasar eni dan barang anti, kerajinan, disain, fashion, sinematografi, dan fotografi, permainan interaktif, musik, seni pertunjukkan, penerbitan dan percetakan, layanan komputer dan piranti lunak, televisi dan radio, serta riset dan pengembangan. Maka dengan adanya sekolah industri kreatif yang harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Diakhir seminar, banyak pertanyaan yang diajukan untuk Didi mengenai bakat yang tidak ditemukan sejak masa anak-anak. Didi mejawab bahwa bakat tidak ditemukan saat kecil atau dewasa, tapi bakat itu ibarat sesuatu yang akan muncul tiba-tiba. Yang ada hanyalah menemukan kemauan keras, maka akan muncul bakat itu. Selain itu kegigihan dan kesenangan akan mengalahkan segalanya. Bukan karena popularitas, atau apapun yang membuat kita tidak nyaman. Bagi guru kesenangan berkomunikasi dengan siswa harus bagus dan menarik serta kemampuan individu dalam berkreasi. (Yuneni dan Ayu)
Majalah Unesa Nomor 39 Tahun XI Maret - April 2010
17
Seputar Unesa
ORMAWA FT
Wayan menambahkan, dengan otak brilian yang dimiliki oleh masing-masing pengurus, diharapkan dapat tercetus programprogram yang unggul. Selain baik untuk seluruh mahasiswa FT, juga demi nama baik Unesa dimata perguruan tinggi lain. Suatu contoh yang beliau singgung adalah prestasi Robot Dewo yang akan berkompetensi di Amerika Serikat pada tanggal 7 s.d. 14 April 2010. Beliau juga memberikan keyword kepada para pengurus untuk difikirkan kembali, yaitu tentang pemanfaatan software, atau tentang aeromodeling yang dahulu pernah menjadi andalan mahasiswa FT yang sekarang sudah tidak lagi dijalankan. Dekan menegaskan, “para pengurus untuk bekerja keras. Karena dengan bekerja keras, ide-ide kreatif yang diekstrak kedalam program bisa berjalan lancar”. Beliau juga memberikan motivasi, bahwasanya lulusan Unesa bisa bersaing dengan PT yang ada di Unesa. (Muksin Saiful)
SIAP CITRAKAN UNESA Setelah turunnya SK BEM dan DLM FT Unesa oleh Dekan FT, Drs. Ir. I Wayan Susila, M.T. dan menyatakan pengangkatan kepengurusan Ormawa FT masa bakti 24 Maret s.d. 3 Desember 2010, segera pengurus Ormawa FT menyelenggarakan pelantikan. Menurut Oky Primajaya selaku ketua BEM FT, lebih cepat lebih baik karena hal itu akan berpengaruh pada program yang akan dikerjakan. “Jika pelantikan tidak segera dilakukan, akan berdampak pada kinerja para pengurus. Hal itu karena pembuatan progam molor dan memperpendek masa kepengurusan. Pada akhirnya, program terbentuk akan tersendat dan menuntut kemungkinan tidak bisa dilaksanakan karena masalah waktu,” tuturnya. Oky dkk juga sudah menyusun kegiatan yang akan dilaksanakan pada waktu dekat. Di antaranya raker (rapat kerja) untuk menyusun program-program khususnya bagi BEM. Untuk mengefektifkan waktu, Oky sudah memberitahukan kepada menteri-menterinya untuk segera mempersiapkan rencana program. “Hal itu dilakukan agar saat raker tiap departemen dapat menawarkan program yang akan dikerjakan selama satu kepengurusan serta konsep awalnya. Sehingga saat raker tinggal mengoreksi atau menambahi,” tegas mahasiswa berkaca mata itu.
Oky juga berpandangan tentang kepengurusan sekarang ditinjau dari kepengurusan sebelumnya. Dia menjelaskan menjaga hubungan baik dengan sesama pengurus dan mahasiswa di FT sangat penting. Apabila hubungan harmonis bisa tercapai, diyakini kepengurusan akan berjalan lancar. Untuk itu, Oky untuk mewujudkan program itu adalah dengan pengadaan program sarasehan dll yang bersifat membangun kebersamaan. Oky dkk juga siap mencitrakan nama Unesa dengan mengikuti forum aktivis Fakultas Teknik se-Surabaya dan HMPTK. Saat forum dilaksanakan, kawan-kawan bisa memperlihatkan karakter keguruannya didepan forum orang-orang se-Teknik yang ada di Surabaya. Acara yang dipimpin Dekan FT Unesa Drs. Ir. I Wayan Susila,. M.T. dan PD III Drs. Djoko Suwito, M.Pd. berlangsung di ruang sidang FT Gedung A1 . Pak Wayan, sapaan akrab Dekan FT tersebut berpesan kepada seluruh pengurus ormawa, mahasiswa adalah kader bangsa, dimana bibit berkualitas didapatkan dan teracik dalam kehidupan kampus. “Walaupun mereka memikul tanggung jawab yang berat, namun haruslah saling membantu dan dapat bekerja sama antar pengurus, terutama bagi ketua BEM dan DLM,” ujarnya.
Bersama dengan Rektor Unesa, (26/4), Prof. Dr. H. Haris Supratno, rombongan dosen dan mahasiswa Sendratasik akan memulai keberangkatan ke Wuhan Cina, sebuah nama universitas yang ada di China. Muhibbah seni merupakan seni pertunjukan tari dan musik. Dr. Trisakti, M.Hum. mengatakan keberangkatan ke Wuhan China diikuti oleh 16 peserta, 6 dosen, dan 10 mahasiswa yang hampir semua angkatan pendidikan seni budaya dan S2 seni budaya. Dijelaskan lebih lanjut, tujuan kunjungan ke Wuhan China ialah memperkenalkan kesenian tradisional Jatim ke luar negeri. Beberapa kegiatan yang direncanakan di sana salah satunya ialah workshop yang menghadirkan dua pemateri, pemateri dari seni tari dan seni musik. Seminggu di China menjadi perjalanan yang melelahkan sekaligus menjadi kepuasan tersendiri oleh setiap peserta tari dan musik. Dr. Trisakti melanjutkan, selama tiga hari perjalanan telah direncanakan yakni pada tanggal 27 April akan singgah ke Wang Fo di Constulat, tanggal 28 April babak persiapan, dan tanggal 29 memulai pementasan di Hua Zhong. Kunjungan ini merupakan kerja sama antara Rektor dengan Bu Nur Syamsiyah (staf Akademik Dikti Unesa) menjadi pendamping, serta Dr. Trisakti sebagai pemenang program Hibah penelitian yang diajukan beberapa waktu yang lalu di tingkat kopetisi LPTK se-Indonesia. Dengan judul Revitalisasi Pendidikan Tinggi melalui promosi seni dan budaya, maka dana sebesar 500 juta diwujudkan dalam kunjungan tersebut. Menambahkan, dalam wawancara melalui telepon itulah Dr. Trisakti berharap agar seni petunjukan diterima dengan baik oleh masyarakat China. (Yuneni)
18 Majalah Unesa Nomor 39 Tahun XI Maret - April 2010
Komparasi MENGUAK SISI LAIN
SPAIN EDUCATION
Alejandro Remeseiro Ferñandez. Mahasiswa Asing Program Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA) asal Spanyol
Spain atau Spanyol adalah sebuah negara yang berbatasan dengan Portugal di barat, serta Gibraltar dan Maroko di selatan. Spanyol juga berbatasan dengan Perancis dan Andorra di timur laut melalui pegunungan Pirenia. Batas lautnya adalah samudra Atlantik di barat dan teluk Biscay di utara serta Laut Tengah di timur, di mana Spanyol memiliki wilayah kepulauan Balearik. Di selatan, Spanyol berbatasan dengan selat Gibraltar. Kota-kota di Spanyol dengan jumlah penduduk terbanyak ialah Madrid, Barcelona, Valencia, Sevilla, dan Málaga. Satu dari tiga orang mahasiswa asing yang kini sedang belajar bahasa Indonesia di Unesa melalui program Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA) adalah Alejandro Remeseiro Ferñandez. Mahasiswa asal Spanyol ini tertarik untuk mempelajari bahasa dan budaya yang ada di wilayah Asia Tenggra, khususnya Indonesia. “Budaya Indonesia sangat menakjubkan, begitu juga bahasanya” akunya. Ia berpendapat bahwa Eropa tidak dapat menghindari Indonesia karena sejarah, perkembangan, dan prospeknya. Karena itu, pertukaran budaya dapat menjadi jalan yang tepat untuk orang Indonesia dan orang Eropa untuk saling memperkenalkan budaya. Adanya dialog-dialog antara budaya, tradisi, dan orang-orang berbeda juga adalah sebuah konsep dasar untuk membangun dunia lebih baik berdasarkan toleransi dan persahabatan diantara negara di dunia. Pria berkacamata ini lahir di sebuah kota bernama A Coruna, barat laut Spanyol pada tahun 1980. Pria ini memiliki empat orang saudara laki-laki dan satu orang saudara perempuan. Karya sastra, seni, bioskop, antropologi, dan segala jenis musik adalah beberapa hal yang disukainya. Bahkan, karena kesukaannya pada musik, dia telah menerbitkan aransemen musik dengan nama-nama berbeda seperti konsumprodukt, elias falken, eemian, dll. Alejandro (Panggilan akrab Alejandro Remeseiro Ferñandez, red) menamatkan pendidikannya di jurusan sejarah
Universidad de Alcalá de Henares, Spanyol. Selama empat tahun belajar di universitas itu, beberapa karangan karyanya berhasil dipublikasikan. Karangan-karangan itu di antaranya tentang represion during Francisco Franco's dictatorship (19391975) dan sejarah sosial. Mengenai beasiswa, Mahasiswa ini berpendapat bahwa beasiswa adalah hal yang sangat penting dalam pendidikan karena menyediakan sebuah harapan baru dalam kehidupan. Dan ketika ditanya mengenai beasiswa Darmasiswa ia bercerita bahwa baginya beasiswa yang jumlahnya Rp 1.500.000 per bulan itu sangat sulit untuk digunakan hidup di Surabaya. “1.500.000 rupiahs is OK in places like Jogjakarta if you share a place for living or something, but stay almost alone in a kost in Surabaya is difficult with that amount of money. Anyway the Ministry of Education is always interested in help the students, so the scholarship is ok at that point.” jelasnya. Di Spanyol, sektor pendidikan telah berjalan dengan baik. Namun sepuluh tahun terakhir terjadi ada beberapa privatisasi di beberapa bagian pendidikan di negeri yang mempunyai 17 wilayah otonomi ini. The education is public from primary school, until university, but is not free. As in the public health system, that is also public (and something to be proud) you pay for this service, but the amount is not high. Not much than 2% of your pay-roll, more or less. Anyway there are some private institutions, but them aren't good in investigation at all,” terang pria ramah ini. Menurutnya, belajar bahasa Indonesia itu menyenangkan dan tidak terlalu sulit. Kesulitan yang dialaminya hanya memahami aksen Surabaya yang terkadang sulit dimengerti. Ketika ditanya tentang masakan Indonesia ia mengatakan bahwa ia suka masakan Indonesia seperti nasi goreng, ayam kremes, dan gado-gado. Setelah menamatkan program BIPA ia juga berencana untuk bekerja di indonesia. ”After graduating from Darmasiswa, I try to get a job, and try to return to Indonesia” jelasnya. (Alfanita Zuraida)
Majalah Unesa Nomor 39 Tahun XI Maret - April 2010
19
Profil
Itulah satu kalimat pembuka dari Dr. Muhammad Turhan Yani, M.A., dosen agama yang sekaligus menjabat sebagai Lektor Kepala di Jurusan PMPKN Universitas Negeri Surabaya saat di jumpai reporter MU di ruang kerjanya. Masa-masa untuk menggapai gelar doktor tidak mudah. Tidak sedikit halangan yang menghambat, tapi hal itu tidak pernah menyurutkan keinginannya untuk lulus tepat waktu. Doktor muda yang tahun ini akan genap berusia 33 tahun, melaksanakan pendidikan S1 di Fakultas Tarbiyah (FIP) IAIN Sunan Ampel Surabaya pada tahun 1995-1999. Kemudian pada bulan Agustus tahun 1999, dia mendaftar sebagai Dosen Luar Biasa di Unesa Tahun 2000-2002 dia melanjutkan S2 di Universitas Islam Negeri Malang mengambil prodi Manajemen Pendidikan Islam. Doktor muda ini menunjukkan keeksistensiannya dalam dunia pendidikan, buktinya sudah banyak penelitian pernah dikerjakannya. Bahkan sebelas proyek penelitian yang telah dibuatnya semua lolos didanai. Salah satu judul penelitian beliau adalah “Model Pengembangan Pendidikan Multikultur bagi Siswa Madrasah dengan Pendekatan Multimedia sebagai Upaya Peningkatan Wawasan Kebangsaan.” Penelitian yang dikerjakan bersama Dekan FIS Unesa, Prof. Dr. Warsono, M.S. dan Drs. Totok Suyanto, M.Pd. “Alhamdulillah akhirnya saya lolos.” syukur ayah tiga anak ini. Pada tahun 2001 doktor muda ini mendapatkan hasil dari prestasinya. Dinilai dari segudang prestasi yang pernah diraih, bapak Turkhan diusulkan menjadi dosen PNS, namun formasi untuk dosen agama masih belum ada. Pada tahun 2002, oleh Prof. H. Haris Supatno, mengajukan usulan untuk formasi dosen agama di Unesa. Di antara 105 orang yang diterima menjadi dosen PNS tetap Unesa, pak Turkhan satu-satunya yang diterima dalam formasi dosen agama.
20 Majalah Unesa Nomor 39 Tahun XI Maret - April 2010
Saat ini Pak Turkhan mengampu mata kuliah pokok yaitu Pendidikan Agama Islam (PAI) dan beberapa mata kuliah lain seperti Pendidikan Multikultur, Demokrasi, Civil Society, Teori Etika, dan Hukum Islam. Disamping dipercaya menjadi dosen Pembimbing dan penguji skripsi. Pada tahun 2004-2009, Doktor muda ini kembali mendaftarkan diri untuk menempuh pendidikan S3 di IAIN Sunan Ampel Surabaya bidang Manajemen dan Pemikiran Pendidikan Islam. Setelah ikut S3, dosen Pembina UKKI ini mengikuti sertifikasi dan dinyatakan lolos. Beliau mengatakan, untuk masuk sertifikasi didasarkan pada dua hal yaitu jabatan fungsional dosen akademik dan memiliki jenjang pendidikan formal di Unesa. Rasa syukur kembali terucap karena sejak di mulai jenjang S1 hingga S3, beliau menjadi lulusan terbaik (Cumlaud). Sebenarnya itu semua merupakan perjuangan yang berat, karena pada masa studi S3, buah hati ketiganya baru lahir. namun itu semua tidak menyurutkan semangatnya untuk segera menuntaskan masa studi S3-nya. Dukungan moril dan materiil dari keluarga dan rekan-rekan dosen di Unesa, membuatnya lulus tepat waktu diantara 4 mahasiswa yang lulus dari 27 mahasiswa S3 saat itu Filosofi padi, nampaknya sangat cocok untuk menggambarkan profil doktor muda bertalenta ini. Semakin berisi, semakin merunduk. Kerendahan hati dan tekad untuk terus belajarlah yang membuatnya terus mengukir prestasi. “Raihlah cita-cita setinggi-tingginya, mumpung masih ada waktu, mumpung masih muda, dan mumpung urusan hidup tidak terlalu kompleks. Dan prioritaskan kehidupan untuk dunia dan akhirat. “ ujar Pak Turkhan dengan nada optimis. (Yuneni dan Uka)
Profil
Motto hidup yang diungkapkan Dr. Erina Rahmadyanti, ST.,MT. Kesederhanaan terpancar dari sosok seorang bu Erina. Beliau memulai studi strata 1 di ITS mengambil jurusan Teknik Lingkungan dalam waktu 4.5 tahun kemudian meneruskan studi lanjutan di tahun yang sama di ITS dengan mengambil jurusan yang sama. Pada tahun 2005, beliau baru meneruskan kembali studi lanjutan S3 di Unair dengan mengambil jurusan Kesehatan Lingkungan Unair. “Saya bukan siapa-siapa, mbak. Di luaran sana masih banyak orang luar biasa.” aku bu Erina merendah. Sebelumnya, doktor cantik ini tidak berkeinginan untuk studi sampai seperti saat ini. Beliau mengaku, semua itu hanya keinginan orang tua. Beliau hanya ingin memberikan yang terbaik umtuk orang tuanya. “Saat ini saya belum bisa memberikan apa-apa kepada orang tua”. Jika dengan saya kuliah dan jadi dosen itu bisa membahagiakan orang tua saya, kenapa tidak saya lakukan.” Senyum Bu Erina. Dosen Unesa kelahiran tahun 1979 ini mulai terjun di dunia pendidikan pada tahun 2006. Beliau terkenal sebagai dosen yang disiplin dan senang bekerja. Sikap terus belajar dan rendah hati membawa beliau pada kesuksesan seperti saat ini. Kesuksesan bagi beliau adalah melihat orang disekitarnya bahagia. Beliau hanya ingin menjadi istri, ibu, dosen dan pekerja yang baik. Simple memang. Bu Erina begitu bersemangat belajar dan terus belajar. Masih banyak hal-hal yang belum beliau kuasai, namun visi misi beliau adalah Ingin berbuat sesuatu, dan satu langkah ketika beliau bekerja pada lembaga Unesa yaitu menyampaikan hidup dengan mengajar siswa dan mengarahkan kepada hal yang lebih baik. Beliau selalu berpesan kepada mahasiswa didiknya agar pandaipandai membaca peluang yang ada.
Keinginannya untuk mengembangkan Unesa begitu besar. Banyak sekali yang harus dibenahi dan menjadi 'PR' untuk mahasiswa Unesa. Beliau menambahkan, minat belajar mahasiswa Unesa masih begitu rendah, belum lagi yang paling mendasar adalah sikap seseorang berpendidikan. “Ketika saya pertama kali datang ke kampus ini saya begitu kaget. Ada mahasiswa yang bersiul melihat saya.” Saya pikir mengapa mereka bersiul. Apa yang mereka ingin tunjukkan. Perbedaan tersebut sangat dirasakan perbedaannya saat beliau menjadi mahasiswa di almamater beliau. Masalah kedisiplinan pun kerap kali menjadi kebiasaan buruk mahasiswa. Seperti saat keterlambatan mahasiswa sepuluh menit hingga lima belas menit. Maka beliau berpendapat bahwa kesuksesan akan sering tertunda jika beberapa tindakan sia-sia yang dilakukan mahasiswa. Hal yang dilakukan ibu dosen cantik ini dalam waktu dekat ini adalah menyelesaikan Project Implementation Plan (PIP) dengan judul “Indonesia-Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Project” yang berisi tentang ide pengembangan Universitas”. Banyak sekali yang perlu dibenahi di sini, jika semua dosen, mahasiswa berfikir apa saja yang perlu dibenahi, maka pasti Unesa akan menjadi universitas yang bagus dan mampu bersaing dengan universitas lain. Beliau menambahkan bahwa jika Budaya dan karakter baik sudah melekat di Unesa, maka tidak mungkin Unesa tidak maju dan berkembang. Dalam pemikiran yang doktor cantik dan cerdas ini sebutkan bahwa moto beliau, “ Spirit is the beginning, Keeping is Journey yaitu memulai langkah perjalanan dengan mengamalkan visi dan misi dengan langkah kecil, and together is success yaitu bersama banyak orang kita bisa mewujudkan keberhasilan itu”. (Uka dan Yuneni)
Majalah Unesa Nomor 39 Tahun XI Maret - April 2010
21
Info Sehat
Komputer sudah menjadi barang umum disetiap lini kehidupan kita. Bukan hal yang asing jika banyak orang harus bekerja di depan monitor sepanjang hari. Pada awalnya, mungkin akan sedikit khawatir mengenai pengaruh komputer dan sinar radiasi yang dipancarkan monitor dapat mengganggu kesehatan tubuh, terutama mata. Namun, para ahli pun tak pernah menyerah untuk menciptakan peralatan yang semakin ramah dengan lingkungan dan kesehatan. Meski begitu bekerja terlalu lama di depan layar monitor tetap saja bisa mempengaruhi kesehatan, seperti mata lelah, nyeri punggung, bahu dan leher. Berikut beberapa tips mengatasi kelelahan dan ketegangan mata di saat bekerja di depan monitor. 1. Bekerjalah dalam ruangan yang cukup cahaya.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Perhatikan pencahayaan dalam ruang kerja. Jangan bekerja dalam ruangan yang terlalu terang dan menyilaukan mata. Gunakan kerai untuk mengatur cahaya dari jendela. Posisikan lampu sebisa mungkin berada di atas kepala (meruang). Hindari menatap cahaya secara langsung. Sebaliknya, jangan pula bekerja dalam ruangan yang terlalu gelap atau redup. Kondisikan ruangan cukup pencahayaan agar mata anda tidak bekerja terlalu berat. Gunakan filter glass monitor. Filter glass monitor berguna untuk mereduksi pancaran cahaya dari layar monitor. Berbicaralah pada vendor perlengkapan komputer untuk mendapatkan filter yang baik dan mampu mengurangi pengaruh radiasi, bukan hanya sekedar mereduksi cahaya monitor. Periksa monitor Anda. Periksa dan bandingkan dengan monitor lain. Bila gambar yang tampak semakin buram, berkedip-kedip atau tidak nyaman bagi mata, maka sudah waktunya untuk memperbaiki atau mengganti monitor itu. Lebih baik mengganti monitor daripada membiarkan mata terganggu. Letakkan kertas kerja sesuai jarak baca. Jika harus bekerja dengan menyalin atau membaca kertas kerja, maka letakkan kertas kerja tersebut dalam jarak yang seimbang dengan monitor. Tujuannya agar Anda tidak perlu bolak-balik memfokuskan pandangan untuk membaca kertas kerja, setelah membaca di layar monitor. Posisikan monitor dengan nyaman. Letakkan layar monitor sedemikian rupa sehingga membentuk sudut antara 10-15 derajat dari posisi sejajar dengan pandangan lurus. Hal ini selain agar tidak melelahkan mata, juga menjaga agar bahu dan leher cukup nyaman saat bekerja. Bekerjalah dengan tampilan layar yang cukup terbaca atau terlihat. Bila harus mengedit tulisan di depan monitor, pastikan view (tampilan) yang digunakan cukup terbaca. Jangan paksa mata Anda untuk membaca huruf yang terlalu kecil karena zoom (pembesaran) yang ada pada monitor lebih kecil dari 100%. Mata bukanlah mikroskop bagi tulisan yang ada di layar monitor. Istirahatkan mata Anda. Relaksasikan mata, pejamkan atau kerjap-kerjapkan. Jangan dikucek-kucek. Namun, sering-seringlah berkedip. Ini dapat menurunkan ketegangan dan menjaga mata tetap basah dan sejuk. Bila terlalu lama melihat dalam jarak dekat, alihkan pandangan anda ke arah yang jauh. Lakukan ini selama beberapa menit setiap 30 menit. Periksa kacamata atau lensa kontak. Bila menggunakan kacamata atau lensa kontak dan harus bekerja sepanjang hari di depan monitor, ada baiknya konsultasikan dengan dokter mata atau optik agar Anda bisa mendapatkan kacamata yang sesuai. Bila Anda merasa lelah menggunakan kacamata, tanggalkan saja. Kacamata bisa membuat mata lelah. Sesekali biarkan mata melihat bebas. Namun, segera kenakan kacamata bila merasa harus mengenakannya. Jangan paksa mata mata Anda utuk bekerja terlalu berat.
Selain organ tubuh, bau napas juga bisa digunakan untuk mendeteksi penyakit. Cukup banyak penyakit yang bisa dikenali lewat bau napas. Tak lepas dari hal tersebut, Anda patut curiga jika aroma napas tidak sedap padahal tidak sedang mengonsumsi makanan atau meminum obat. Namun, kondisinya akan berbeda jika napas berbau amis. Itu merupakan kondisi langka yang menandakan tubuh tidak bisa mencerna makanan dengan baik seperti telur, ikan atau jeroan hati. Sementara, bau napas seperti feses atau kotoran kemungkinan terjadinya penyumbatan usus. Sedangkan napas bau amoniak kemungkinan menunjukkan ada masalah di ginjal. Tapi jika berbau manis ditambah mata kekuningan, itu menandakan ada masalah dengan liver. Adapun napas berbau acetone atau seperti bau cat kuku, mengindikasikan ada masalah dengan darah. Misalnya, bila napas bau meski sudah gosok gigi dan tidak makan apa pun, itu bisa menjadi tanda Anda sedang mengidap penyakit diabetes. Sementara jika napas bau dengan gejala batuk atau hidung tersumbat, mungkin itu mengindikasikan infeksi paru atau tenggorokan. (Putri Diyanti, dari berbagai sumber)
kan udah gua bilang.. gua salah jalan.. la elu monyet kagak denger ape?..
2
1 eh, puccy.. kamu salah jalan.. ni jalan tempatna monyet-monyet.
(Putri Diyanti, dari berbagai sumber)
22 Majalah Unesa Nomor 39 Tahun XI Maret - April 2010
Jangan pernah malu bila kita tersesat, tanyakan kepada yang lebih paham dengan kebingungan kita.
Spotlight
Para pemain berkostum ijo tengah memadati studio 2 TVRI Jawa Timur sejak sore (29/4). Pasalnya mereka adalah anak-anak Sanggar Bharada Jurusan Pendidikan Bahasa Jawa yang akan pentas dalam rangka Bulan Bahasa Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP). Meja para undangan tengah terisi penuh, begitu juga kursi audience telah dipadati penonton. Tepat pukul 20.00 WIB, sanggar pimpinan Drs. Sukarman, M.Si. siap beraksi. Selama satu jam Bharada akan menampilkan lakon Babad Surabaya yang dikemas apik nan menghibur. Tak lupa para sinden, terutama sinden andalan mereka Dyah Proborini siap mengiringi pentas. Diceritakan dalam drama bahwa Joko Jumput telah membunuh Adipati Situbondo yang dibujuk oleh Joko Taruno dengan iming-iming agar menjadi Adipati Surabaya. Para penonton pun semarak karena lakon yang dimainkan juga digabung dengan bahasa Jawa dan Madura. Lelakon tersebut juga menceritakan kejadian tempat-tempat yang terkenal di Surabaya seperti Embong Malang yang berasal dari kayu malang (red. melintang) di tengah jalan, dan patung Joko Dolog hasil kutukan Adipati Surabaya kepada Joko Taruno. Serangkaian acara bulan pendidikan pada puncaknya akan dilaksanakan pada 2 Mei 2010 bertepatan dengan peringatan hari Pendidikan Nasional yang dilakuan secara seremonial dan berbagai acara menarik lainnya, seperti jalan sehat gembira, pentas seni anak-anak PLB dan mahasiswa Psikologi, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Pendidikan Guru Tingkat Kanak-kanak (PGTK), Pendidikan Luar Biasa (PLB), Pendidikan Luar Seklah (PLS), Teknologi Pendidikan (TP), Manajemen Pendidikan (MP), dan Bimbingan Konseling (BK). Wahyu Nurul Hidayati
Majalah Unesa Nomor 39 Tahun XI Maret - April 2010
23