profil intraco penta intraco penta’s profile
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
pertumbuhan konsisten
(dalam miliar Rupiah/in billion Rupiah)
2007
2010
436,82
376,33
305,68
328,62
84,53 2011
2007
22,94
9,51
37,47 2009
1.634,90
2008
120,21
(dalam miliar Rupiah/in billion Rupiah)
3.737,92
(dalam miliar Rupiah/in billion Rupiah)
1.172,13
Ekuitas Equity
1.137,22
Laba Rugi komprehensif Total Comprehensive Income
863,82
Total Aset Total Assets
536,77
consistent growth
2008
2009
2010
2011
2007
2008
2009
2010
2011
Rasio Pengembalian Aktiva Return on Assets
Rasio Pengembalian Ekuitas Return on Equity
(dalam miliar Rupiah/in billion Rupiah)
(%)
(%)
3,2
19,4
3.000,32
2007
2008
2009
2010
2011
2007
3,1
1,1
7,0
2,0
10,0
3,2
1.180,90
1.120,47
711,00
1.833,18
5,1
22,4
Pendapatan Revenue
2008
2009
2010
2011
2007
2008
2009
2010
2011
Polished to Perfection Berlian adalah simbol kekuatan, ketepatan, kemurnian, kecemerlangan sekaligus keabadian, yang berasal dari proses pembentukan dan pengasahan yang terus-menerus. Demikian pula halnya dengan Intraco Penta, yang tiada henti mengasah kemampuannya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan, menciptakan pertumbuhan yang berkesinambungan dan menuju kesempurnaan.
Diamond is a symbol of strength, fidelity, purity, brilliance, as well as eternity, that comes from the process of continuous shaping and polishing. In the same way, Intraco Penta never stops polishing its ability in order to be able to deal with any changes and creates sustainable growth towards perfection.
profil intraco penta intraco penta’s profile
Diamond is a symbol of strength, fidelity, purity, brilliance, as well as eternity, that comes from the process of continuous shaping and polishing. In the same way, Intraco Penta never stops polishing its ability in order to be able to deal with any changes and creates sustainable growth towards perfection.
1
2
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
DAFTAR ISI
Table of CONTENTS
Profil Intraco Penta Intraco Penta’s Profile
Pembahasan dan Analisa Manajemen Management Discussion and Analysis
6
Sekilas INTA INTA at A Glance
85
8
Rangkaian Solusi Total Channel of Total Solutions
93 Aset
9
Struktur Perusahaan Corporate Structure
97 Liabilitas
10
Visi dan Misi Vision and Mission
98 Ekuitas
12
Produk Kami Our Products
99
14
Jejak Langkah Milestones
Rasio Keuangan Terkait Solvabilitas, Kolektabilitas, Likuiditas dan Profitabilitas Financial Ratios In Relation To Solvency, Collectability, Liquidity and Profitability
16
Nilai-Nilai Perusahaan INTA INTA’s Corporate Values
101
Arus Kas Cash Flow
18
Ikhtisar Keuangan dan Operasional Financial and Operational Highlights
102
Perjanjian dan Ikatan Agreement and Commitment
20
Ikhtisar Saham dan Surat Berharga Lainnya Shares and Other Securities Highlights
22
Peristiwa Penting 2011 2011 Event Highlights
24
Penghargaan dan Sertifikasi 2011 2011 Awards and Certifications
26
Peta Area Operasional Map of Operational Area
28
Laporan Dewan Komisaris Report from The Board of Commissioners
36
Laporan Direksi Report from The Board of Directors
49
Tanggung Jawab Pelaporan Tahunan Responsibility for Annual Reporting
Tinjauan Bisnis dan Operasional Business and Operational Review
52
Tinjauan Industri Industrial Review
56
Tinjauan Bisnis Business Review
65
Tinjauan Operasional Operational Review
71
Teknologi Informatika Information Technology
74
Sumber Daya Manusia Human Resources
Kinerja Keuangan Financial Performance Assets Liabilities Equity
Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance
112
Tinjauan GCG GCG Review
114
Struktur Tata Kelola Perusahaan GCG Structure
122
Komite Audit Audit Committee
123
Laporan Singkat Pelaksanaan Kegiatan Komite Audit Audit Committee’s Duties Implementation Brief Report
125
Sistem Pengendalian Internal Internal Control System
126
Pedoman Perilaku Code of Conduct
127
Sekretaris Perusahaan Corporate Secretary
130
Manajemen Risiko Risk Management
131
Kasus Permasalahan Hukum yang Dihadapi Litigation
profil intraco penta intraco penta’s profile
Laporan Berkelanjutan Sustainability Report
134
Sekilas CSR Corporate Social Responsibility Overview
134
Penanganan Pelanggan Customer Care
135
Pengembangan Sumber Daya Manusia Human Resources Development
Laporan Audit Audit Report
136 Masyarakat Community
137
Kesehatan, Keamanan dan Lingkungan Health, Safety and Environment
Prospek Usaha, Transformasi, Perubahan Organisasi, dan Rencana Ekspansi Business Prospect, Transformation, Organizational Changes, and Expansion Plan
140
Prospek Usaha Business Prospects
141
Transformasi INTA Transformation of INTA
142
Perubahan Organisasi Organizational Changes
143
Anak Perusahaan Subsidiaries
144
Rencana Ekspansi INTA INTA’s Expansion Plan
Data Perusahaan Corporate Data
148
Struktur Organisasi Organization Structure
150
Profil Dewan Komisaris Board of Commissioners’ Profiles
152
Profil Direksi Board of Directors’ Profiles
155
Profil Komite Audit Audit Committee Profiles
156
Alamat Kantor Pusat dan Cabang Head Office and Branch Office Address
158
Alamat Anak Perusahaan Subsidiaries Offices
159
Informasi Perusahaan Corporate Information
3
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Profil Intraco Penta
Intraco Penta’s Profile
Sekilas INTA | INTA at A Glance Rangkaian Solusi Total | Channel of Total Solutions Struktur Perusahaan | Corporate Structure Produk Kami | Our Products Jejak Langkah | Milestones Visi & Misi | Vision & Mission Nilai-nilai Perusahaan | Corporate Values Ikhtisar Keuangan & Operasional | Financial & Operational Highlights Ikhtisar Saham dan Surat Berharga Lainnya | Stock and Other Securities Highlights Peristiwa Penting 2011 | 2011 Event Highlights Penghargaan & Sertifikasi 2011 | 2011 Awards & Certifications Struktur Organisasi | Organizational Structure Peta Area Operasional | Map of Operational Area Laporan Dewan Komisaris | Report from The Board of Commissioners Laporan Presiden Direktur | Report from The Board of Directors Tanggung Jawab Pelaporan Tahunan | Responsibility for Annual Reporting
6
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Sekilas INTA
INTA at A Glance
INTA berkomitmen memajukan bisnis para pelanggan dengan dukungan lebih dari 30 jaringan distribusi dan purna jual serta lebih dari 2.000 sumber daya manusia berkualitas. INTA is committed to promote its customer’s business with the support of more than 30 distribution and after sales support networks and more than 2,000 highly qualified human resources.
INTA adalah salah satu distributor alat berat terkemuka di Indonesia yang telah berdiri selama lebih dari 40 tahun. Perusahaan ini didirikan oleh empat orang pendiri, yakni Sucipto Halim, Halex Halim, Wahab Firmansyah, dan Simin Kusumo di tahun 1970. Awalnya, INTA mengawali usaha dari sebuah toko sederhana yang menjual suku cadang alat-alat berat.
INTA is one of the leading distributors of heavy equipment in Indonesia which has been operating for more than 40 years. The Company was founded by Sucipto Halim, Halex Halim, Wahab Firmansyah, and Simin Kusumo in 1970. Initially, INTA started the business from a small shop that sells spare parts for heavy equipments.
Berkat kegigihan dan kepercayaan banyak pihak, INTA berhasil menjadi perusahaan terbuka dengan aset mencapai Rp 3,74 triliun per 31 Desember 2011.
Due to the perseverance and belief from many parties, INTA had become a public company with assets of Rp 3.74 trillion as of December 31, 2011.
profil intraco penta intraco penta’s profile
Dengan total penjualan alat berat sebanyak 1.585 unit di tahun 2011, atau melonjak 89,8% dari tahun sebelumnya yang sebanyak 835 unit, INTA mampu menjadi pemimpin pasar untuk alat berat di segmen tertentu/niche market. Dengan menyediakan layanan solusi total dalam industri alat berat, INTA mengintegrasikan berbagai macam bisnis mulai dari distribusi alat berat, pembiayaan, penyewaan alat berat, manufaktur dan engineering hingga kontraktor tambang.
With the total sales of heavy equipment of 1,585 units in 2011, or increase 89.8% compared to previous year amounted 835 units, INTA managed to become the market leader in the niche market of heavy equipment. By providing a total solution service in the heavy equipment business, INTA integrates a variety of businesses ranging from heavy equipment distribution, financing, rental of heavy equipment, manufacturing and engineering to mining contractors.
Prinsipal INTA memiliki reputasi terdepan di industri alat berat untuk mendukung bidang pertambangan yakni Volvo, Ingersoll-Rand, Bobcat, SDLG dan Sinotruk. Menyadari sumber daya agraria yang berlimpah di Indonesia, INTA pun ingin mendorong sektor agribisnis dan perkebunan melalui penyediaan produk pilihan. Karenanya, INTA juga menyalurkan produk Mahindra dari India yang menjadi solusi tepat dalam menggarap pertanian, perkebunan, dan sektor kehutanan.
INTA’s principals are highly reputable in the heavy equipment industry to support mining sector namely Volvo, Ingersoll-Rand, Bobcat, SDLG and Sinotruk. Realizing the abundance of agriculture resources in Indonesia, INTA also wants to encourage agribusiness and plantation sector through providing selected products. Therefore, INTA also distribute Mahindra products from India which is the right solution in agricultural, plantation and forestry work.
INTA senantiasa menjaga kemitraan dengan para pelanggan yang sebagian besar bergerak di bidang usaha tambang dan kontraktor domestik. Selain itu, INTA juga melayani perusahaan di berbagai sektor lainnya seperti agribisnis, minyak dan gas, infrastruktur dan konstruksi, serta industri umum.
INTA continues to maintain partnerships with its customers who are mostly engaged in the business of mining and domestic contractors. In addition, INTA also serves various company from other sectors such as agribusiness, oil and gas, infrastructure and construction, as well as general industry.
Demi menuju Tata Kelola Perusahaan yang baik serta memberikan nilai tambah bagi masyarakat, sejak 1993 INTA mencatatkan 7,74% sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Pada akhir 2011, saham INTA ditutup pada level Rp 590. Pada paruh pertama 2011, Perseroan melakukan pemecahan saham (stock split) dari 1 menjadi 5. Bila tidak memperhitungkan stock split, maka saham INTA meningkat 21% menjadi Rp 2.950 dibanding akhir 2010 sebesar Rp 2.450 per saham. Menyusul adanya pemecahan nilai saham tahun lalu, total jumlah saham beredar meningkat menjadi 2,16 miliar saham, dari 432 juta saham sebelumnya. Dengan harga pada akhir Desember 2011, maka kapitalisasi pasar INTA pada akhir 2011 melonjak menjadi Rp 2,52 triliun dari Rp 1,05 triliun tahun sebelumnya.
Moving towards Good Corporate Governance and in order to provide added value to the community, since 1993 INTA listed 7.74% of its shares in Indonesia Stock Exchange. By the end of 2011, INTA’s shares price was in the level of Rp 590. In the first half of 2011, the Company decided to stock split the shares from 1 to 5. Assuming there was no stock split, INTA’s shares price had increased by 21% to Rp 2,950 per end 2011 from Rp 2,450 per share at the end of 2010. Following the stock split last year, the company’s outstanding shares now reached 2.16 billion shares, from 432 million shares previously. Given the shares price at the end of December 2011, INTA’s market capitalization at the end of 2011, surged to Rp 2.52 trillion from Rp 1.05 trillion in previous year.
INTA berkomitmen memajukan bisnis para pelanggan dengan dukungan lebih dari 30 jaringan distribusi dan purna jual serta lebih dari 2.000 sumber daya manusia berkualifikasi tinggi.
INTA is committed to promote its customer’s business with the support of more than 30 distribution and after sales support networks and more than 2,000 highly qualified human resources.
7
Rangkaian Solusi Total
Channel of Total Solutions
INTA memiliki beberapa lini bisnis yang mendukung Perseroan dalam memberikan solusi total kepada klien dan konsumen. Layanan tersebut adalah:
INTA has a number of business lines that enable the company to provide total solutions to clients and customers. They are:
• Distribusi alat berat oleh PT Intraco Penta, Tbk (INTA) • Pembiayaan alat berat oleh PT Intan Baruprana Finance (IBF) • Kontraktor pertambangan yang ditawarkan oleh PT Karya Lestari Sumberalam (KASUARI) • Engineering dan manufaktur oleh PT Columbia Chrome Indonesia (CCI) • Penyewaan alat berat melalui PT Terra Factor Indonesia (TFI).
• Heavy equipment distribution by PT Intraco Penta, Tbk (INTA) • Financing services which is provided by PT Intan Baruprana Finance (IBF) • Mining contracting served by PT Karya Lestari Sumberalam (KASUARI) • Engineering and manufacturing by PT Columbia Chrome Indonesia (CCI) • Heavy equipment and machinery rental through PT Terra Factor Indonesia (TFI).
Spa
es
re
Rental Solutions
rts
Sa
l
Financing Solutions
Pa
od
uc
t s
Se r
vi
Engineering Solutions
r
ce
s
Sof tP
8
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Mining Solutions
profil intraco penta intraco penta’s profile
Struktur Perusahaan
Corporate Structure
Intan Baruprana Finance (IBF)
Financing Solutions
Columbia Chrome Indonesia (CCI)
Manufacturing Solutions
Terra Factor Indonesia (TFI) Rental Solutions
Karya Lestari Sumberalam (KASUARI) Mining Solutions
9
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Visi dan Misi
Vision and Mission
VISI
Menjadi penyedia solusi terbaik di pasar alat-alat berat, melebihi standar kinerja tinggi yang ada sekarang.
VISION
To become the best solutions provider in the heavy equipment market that exceeds existing standards of high performance
10
profil intraco penta intraco penta’s profile
MISI Kami selalu berfokus pada pelanggan, berpacu dalam mutu, serta berusaha menjadi perusahaan terbaik dalam ilmu dan seni memuaskan pelanggan.
MISSION
We are and will always be, a quality-driven and a customer-focused company, working to be the best in the art and science of satisfying our customers.
Kami selalu bekerja keras untuk mencapai efisiensi tertinggi dalam pemanfaatan sumber daya manusia, alam, keuangan, waktu dan sumber daya lainnya.
We are, and will always be, working hard to achieve the highest efficiency in the use of human, natural, financial, time, and other resources.
Kami selalu menjalankan usaha kami dengan integritas sebagai warga negara korporasi (corporate citizen) yang bertanggung jawab.
We are, and will always be, conducting our affairs with integrity as an accountable corporate citizen.
11
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Produk Kami
Our Products
INTA memegang lisensi sebagai distributor untuk enam brand alat berat premium. Keenam brand alat berat tersebut adalah Volvo dari Sweden, Ingersoll-Rand dan Bobcat dari Amerika Serikat, Mahindra dari India, serta SDLG dan Sinotruk dari China. INTA holds the license as distributor of six premium heavy equipments brands. The six brands are Volvo from Sweden, Ingersoll-Rand and Bobcat from the United States of America (USA), Mahindra from India, as well as SDLG and Sinotruk from China.
12
Volvo CE (Swedia) Volvo adalah merek premium kelas dunia dari Swedia, yang menyediakan berbagai produk berkualitas tinggi, seperti articulated haulers, compractors, hydraulic excavator, motor grader, dan wheel loader.
Volvo is a world class premium brand from Sweden that provides a wide range of high quality products, such as articulated haulers, compactors, hydraulic excavators, motor graders and wheel loaders.
Perusahaan Volvo memiliki pabrik produksi di tiga benua dan outlet penjualan di lebih dari 100 negara termasuk Indonesia (PT Intraco Penta Tbk). Nama Volvo erat kaitannya dengan keselamatan, kualitas, kenyamanan dan kepedulian terhadap lingkungan.
Volvo has production plants in three continents and sales outlets in more than 100 countries including Indonesia (PT Intraco Penta Tbk). The Volvo name is intimately linked with safety, quality, comfort and care for the environment.
SDLG-Volvo CE Group (China) Shandong Lingong (SDLG) adalah salah satu produk alat berat INTA, yang berasal dari Cina. SDLG memiliki keunggulan dalam menyediakan wheel loader berkualitas baik yang dilengkapi dengan fitur-fitur yang telah dikembangkan.
Shandong Lingong (SDLG) is INTA’s heavy equipment products, which came from China. SDLG is specialized in providing good quality of wheel loader with improved features.
Produk SDLG dikenal karena faktor stabilitas, ketangguhan dan efisiensinya. Mesin ini mengadopsi transmisi semi otomatis dengan kontrol geser dan operasi kemudi ganda, yang membuat pengoperasiannya lebih fleksibel dan nyaman, mengurangi intensitas kerja, dan sangat efisien.
SDLG products are known for stability, durability and efficiency. The machine adopts semiautomatic transmission shift control and pilot double-handle operation, which makes the operation flexible, convenient, and highly efficient.
Ingersoll-Rand (USA) Ingersoll Rand adalah merek terkenal dari Amerika Serikat, yang mengkhususkan diri pada produksi kompresor premium dan light tower.
Ingersoll Rand is a well known brand from the United States, that specialized in premium compressor products as well as light towers.
Ingersoll Rand telah lama berkomitmen untuk melayani kebutuhan industri konstruksi. Pada tahun 1902, perusahaan ini memperkenalkan kompresor udara portabel pertama di dunia.
Ingersoll Rand has long committed to serve the needs of construction industry. In 1902, the company introduced the world’s first portable air compressor.
profil intraco penta intraco penta’s profile
Bobcat (USA) Bobcat adalah merek alat berat dari Amerika Serikat, yang menyediakan berbagai produk, seperti mini excavator, skid steer loader, telescopic handler, dan Montabert hydraulic breakers.
Bobcat is a heavy equipment brand from United States, which provides various products, such as mini excavators, skid steer loader, telescopic handler, and Montabert hydraulic breakers.
Bobcat dikenal di seluruh dunia karena Compact Loader yang berhasil ditemukan pertama kali di dunia sekitar 100 tahun yang lalu di North Dakota, USA. Saat ini, satu dari dua Compact Loader yang dipakai di seluruh dunia memiliki logo Bobcat yang khas.
Bobcat is known all over the world for the Compact Loader that was invented almost 100 years ago in North Dakota USA. Today, nearly one out of two compact loaders worldwide bears the distinctive Bobcat cathead logo.
Mahindra (India) Mahindra adalah perusahaan kelas dunia yang berbasis di India, yang menerapkan fasilitas manufaktur berteknologi tinggi di Amerika Serikat, Australia, dan India.
Mahindra is a world-class company based in India, which applies advanced technology manufacturing facilities in the United States, Australia, and India.
Mahindra telah sukses dalam menjual lebih dari 1 juta traktor di seluruh dunia setiap tahunnya. Perusahaan ini menguasai 25% pangsa pasar di Australia dan 15% di Amerika Serikat, yang membawa Mahindra sebagai produsen traktor pertanian terbesar ketiga di dunia.
Mahindra has succeeded in selling more than 1 million tractors worldwide every year. The company has 25% market shares in Australia and 15% in the United States, which brought Mahindra as world’s third biggest farm tractor producer.
Sinotruk (China) Posisi INTA sebagai distributor alat berat di Indonesia diperkuat dengan bergabungnya Sinotruk, produsen dan eksportir truk besar dari Cina. INTA merasa bangga telah ditunjuk Sinotruk untuk memasarkan produk tersebut di Indonesia.
INTA’s position as a heavy equipment distributor in Indonesia is strengthened by its cooperation with Sinotruk, the biggest heavy duty truck manufacturer and exporter from China. INTA is proud to be appointed as the sole distributor by Sinotruk, to distribute its products in Indonesia.
Ada beberapa varian produk Sinotruk yang tersedia di Indonesia saat ini, yakni tipe HOWO untuk truk dengan berbagai varian, 6x4 dan 8x4, 371 dan 290 HP dan HOVA Mine Tipper 6x4, 420 HP. Sinotruk diproduksi oleh Cina National Heavy Truck Company dengan berbagai produk alat berat untuk industri pertambangan, konstruksi, infrastruktur, perkebunan, kehutanan dan militer.
Some available products of Sinotruk for Indonesian market currently are HOWO type of truck with various variants, 6x4 and 8x4, 371 and 290 HP and HOVA Mine Tipper 6x4, 420 HP. Sinotruk is produced by China National Heavy Truck Company with various range of heavy equipment products for mining, construction, infrastructure, plantation, forestry and military.
13
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Jejak Langkah
Milestones
1991 Menambah daftar produk alat berat, Farm Tractor Lamborghini dan Bell. Added several heavy equipment brands to the list, Lamborghini Farm Tractor, and Bell.
1970
1982
1992
UD Intraco, sebuah usaha dagang yang bergerak di bidang perdagangan suku cadang, didirikan di Jakarta. UD Intraco was founded as a spare parts trading firm, in Jakarta.
Ditunjuk menjadi penyalur dari NV PD Pamitran, distributor alat berat Clark Equipment dan crane P&H. Appointed as the dealer of NV PD Pamitran, heavy equipments distributor Clark Equipment, and crane distributor.
Mengakuisisi NV PD Pamitran sekaligus menjadi pemegang merek untuk VME, P&H/PPM, dan Bobcat. Acquired NV PD Pamitran and its franchises namely VME, P&H/PPM, and Bobcat.
1st Decade
2nd Decade
3rd Decade
1975
1984
1993
Menjadi Perusahaan Terbatas (PT), dan mengubah nama menjadi PT Intraco Penta. Changed into Limited Entity, PT Intraco Penta.
Dipercaya untuk menjual Renault truk. Started distributing Renault truck.
Tercatat di Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia) pada 30 Juni, dengan 29 juta lembar saham untuk memperoleh Rp 29 miliar.
14
Listed at JSX (now IDX) on June 30, for 29 million shares to raise Rp 29 billion.
profil intraco penta intraco penta’s profile
2001 Memulai implementasi SAP untuk Teknologi Informatika Perusahaan – sistem ERP yang terintegrasi. Implemented SAP – an integrated ERP system.
2003 Mengakuisisi Intan Baruprana Finance (IBF). Setelah akuisisi, bidang bisnis IBF menjadi perusahaan pembiayaan alat alat berat. Acquired Intan Baruprana Finance (IBF), a heavy equipment financing company.
2004 Mencatat peningkatan penjualan sebesar 50% dan pertumbuhan pendapatan sebesar 240%. Recorded 50% increase in sales and 240% growth in operating income.
2005 Modal INTA naik sebesar 133%. INTA’s total equity went up by 133%.
4th Decade
5th Decade
2006
2009
Total aset Intan Baruprana Finance (IBF) meningkat lima kali lipat, dimana IBF juga dinilai sebagai salah satu perusahaan leasing terbaik di Indonesia untuk tiga kali berturut-turut. Intan Baruprana Finance (IBF) recorded five times increase in total assets and consistently rated as one of the best leasing company for three consecutive years.
INTA mempertahankan total pendapatan di atas Rp 1 triliun, sementara laba bersih naik sebesar 63,3%, meskipun permintaan lebih rendah akibat krisis ekonomi global dan ditunjuk sebagai dealer Mahindra & SDLG. INTA maintained total revenue above Rp 1 trillion, while net income rose by 63.3%, despite lower demand due to global economic crisis and appointed dealer Mahindra & SDLG.
2011
2010
• INTA hit new record in term of financial performance by achieving total assets of Rp 3,7 trillion and total revenue of Rp 3 trillion. • INTA is trusted as the sole distributor in Indonesia to distribute Sinotruk brand products from China.
2007 Mencanangkan Decade of Innovation sebagai tema strategis Perusahaan, dalam upayanya untuk melanjutkan pertumbuhan dan meraih peluang bisnis lainnya. Launched Decade of Innovation as the Company’s strategic theme in its efforts to continue growth and capture more business opportunities.
2008 INTA mencetak rekor total pendapatan dengan meraih lebih dari Rp 1 triliun, kenaikan pendapatan bersih 141%. INTA’s total revenue hit a record high of Rp 1 trillion and 141% increase in net income.
INTA mengakuisisi Terra Factor Indonesia (TFI) dan Columbia Chrome Indonesia (CCI) dengan nilai transaksi sebesar Rp 170 miliar, dan membentuk Unit Usaha Syariah di IBF. INTA acquired Terra Factor Indonesia (TFI) and Columbia Chrome Indonesia (CCI) with transaction value amounting to Rp 170 billion, and formed IBF Sharia Business Unit.
• INTA mencetak rekor baru dalam kinerja keuangan, dengan mencapai total aset Rp 3,7 triliun dan pendapatan Rp 3 triliun. • INTA dipercaya untuk menjadi distributor tunggal di Indonesia untuk memasarkan produk merk Sinotruk dari Cina
15
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Nilai-Nilai Perusahaan INTA
INTA’s Corporate Values
Demi mencapai misi perusahaan, yaitu menjadi perusahaan penyedia solusi terbaik yang ada saat ini, maka INTA berusaha untuk selalu bekerja keras, menempatkan kualitas dan fokus pada pelanggan serta selalu melakukannya diiringi dengan integritas. Hal ini tercermin pada nilai-nilai perusahaan sebagai berikut:
16
profil intraco penta intraco penta’s profile
To achieve the mission of becoming the best solutions provider in the construction equipment market that exceeds existing standards of high performance, INTA always works hard to put first priority in qualitydriven and customer-focused while conducting it with integrity.
KEPEDULIAN • Fokus pada kebutuhan pelanggan • Berorientasi pada pelayanan • Memperlakukan satu sama lain dengan penuh hormat • Memahami sikap, minat, kebutuhan, dan perbedaan pandangan orang lain • Pendekatan secara tulus dan positif • Menghargai peran dan kontribusi setiap karyawan • Mengutamakan kebutuhan organisasi di atas pribadi • Saling mendukung dan memotivasi satu sama lain.
PRESTASI • Berusaha memanfaatkan sumber daya secara optimal untuk mencapai kinerja terbaik • Bekerja keras dan memberikan standar kerja terbaik • Melakukan sesuatu lebih baik, lebih cepat, lebih efisien, dan meningkatkan kualitas • Memiliki kebanggaan dan semangat yang tinggi • Merancang tugas yang lebih menantang untuk diri sendiri dan orang lain • Meningkatkan kinerja dengan melakukan sesuatu yang baru dan berbeda.
SINERGI • Membangun tim kerja yang kreatif untuk mencapai kesuksesan • Saling menghargai dan saling mendukung dalam memecahkan persoalan dan meraih kesempatan • Menghargai adanya perbedaan satu dengan yang lain • Terbuka terhadap kemungkinan-kemungkinan dan alternatif-alternatif baru • Membangun kekuatan untuk menutupi kekurangan • Membagi pengetahuan, pengalaman, dan ketrampilan.
CARE • Focus on customer needs • Service oriented • Mutual and respect among each other • Understanding of others’ attitudes, interests, needs, and differences • Sincere and positive approach • Appreciation to every employee’s roles and contributions • Prioritize organizational needs than personal needs • Mutual support and motivation.
EXCELLENCE • Making efforts to use existing resources to their utmost to help the company make its best performance • Hard work and compliance with the best working standards • Performance of everything in a better, faster and more efficient manner, and quality improvement • Possession of high degree of pride and spirit • Designing of challenging duties for oneself and others • Improvement of performance through new and different things.
SYNERGY • Establishment of creative working teams to achieve success • Respect and support each other in solving problems and obtaining opportunities • Appreciates difference in others • Open-mindedness to opportunities and alternatives
17
• Building up strength to cover own weaknesses • Sharing of knowledge, experience, and skills with others.
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Ikhtisar Keuangan dan Operasional
Financial and Operational Highlights
Dalam Miliar Rupiah, kecuali disebutkan lain
2011
2010
2009
2008
Laporan Laba (Rugi) Komprehensif Konsolidasian
In Billion Rupiah, unless stated otherwise
2007
Consolidated Statements of Comprehensive Income
(dalam jutaan Rupiah, kecuali data saham)
(in Millions of Rupiah, except share data)
Pendapatan
3.000,32
1.833,18
1.180,90
1.120,47
711,00
Revenue
Beban Pokok Pendapatan
2.476,67
1.516,54
944,58
917,42
587,65
Cost of Revenue
Laba Kotor
523,65
316,64
236,31
203,05
123,35
Gross Profit
Beban Usaha
228,24
164,84
147,84
114,41
83,29
Operating Expenses
Laba Usaha
295,41
151,80
88,47
88,64
40,05
Operating Income
(126,55)
(34,21)
(17,42)
(41,57)
(24,82)
Other Income (Expenses)
168,86
117,59
71,06
47,07
15,23
Net Income Before Tax
48,64
33,06
29,49
24,13
5,72
Income Tax
120,21
84,53
37,47
22,94
9,51
Net Income
Pendapatan (beban) lain-lain Laba Sebelum Pajak Pajak Penghasilan Laba Bersih Jumlah Saham beredar (Saham)
2.160.029.220
Laba Bersih Per Saham
62
Outstanding Share (Shares)
432.005.844 40
96
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian
53
22
Net Income per Share
Consolidated Statements of Financial Position
(dalam jutaan Rupiah, kecuali data saham)
(in millions of Rupiah, except share data)
Aset Lancar
2.001,16
Aset Tidak lancar
1.736,76
687,23
469,65
Total Aset
3.737,92
1.634,90
1.172,13
Liabilitas Lancar
2.383,06
869,73
538,63
947,67
702,49
772,83
Current Assets
128,07
90,98
Non-current Assets
1.137,22
863,82
Total Assets
469,59
315,55
Current Liabilities
1.009,14
818,09
328,36
257,17
339,00
242,58
Non Current Liabilities
3.201,15
1.198,08
795,80
808,59
558,14
Total Liabilities
Ekuitas
536,77
436,82
376,33
328,62
305,68
Equity
Laba Ditahan
329,07
219,70
149,58
120,75
97,81
Retained Earnings
Liabilitas Tidak Lancar Total Liabilitas
Rasio Keuangan (%)
Financial Ratio (%)
Pertumbuhan Pendapatan
63,67
55,24
5,39
57,59
17,23
Revenue growth
Rasio Laba Terhadap Pendapatan
17,45
17,27
20,01
18,12
17,35
Gross Profit Ratio
Rasio Lancar
83,97
108,96
130,42
214,90
244,91
Current Ratio
199,60
150,10
109,10
110,72
95,54
Gearing Ratio
3,2
5,1
3,2
2,0
1,1
Return on Assets (ROA)
22,4
19,4
10,0
7,0
3,1
Return on Equity (ROE)
Rasio Liabilitas Terhadap Ekuitas
596,37
274,27
211,46
246,06
182,59
Debt to Equity Ratio
Rasio Liabilitas Terhadap Aset
85,64
73,28
67,89
71,10
64,61
Debt to Assets Ratio
Rasio Utang Modal Rasio Pengembalian Aset Rasio Pengembalian Ekuitas
Lain-lain Jumlah Karyawan Tetap Anak Perusahaan
18
Others 2.339
1.730
1.345
848
834
Number of Employees
8
6
3
3
3
Subsidiaries
profil intraco penta intraco penta’s profile
Pendapatan Berdasarkan Segmen Revenue by Segment
5% 4%
5%
1%
5% 5% 4% 1% 1% 2%
1%
17%
Alat Berat Suku Cadang
13%
Jasa Perbaikan
2010
2011
67%
69%
Penyewaan Kontraktor Pertambangan
Heavy Equipment Spare Parts Service Rental Mining Contractor
Pembiayaan
Leasing
Manufaktur
Manufacture
Lain-lain
Others
Pendapatan Berdasarkan Sektor Revenue by Sector
1% 1%
4% 10% 7%
2%
5%
77%
1% 1%
70%
9%
2010
12%
Pertambangan Prasarana
2011
Industri Umum Lain-lain
Mining Infrastructure General Industry Others
Kehutanan
Forestry
Agrobisnis
Agrobusiness
Minyak & Gas Bumi
Oil & Gas
19
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Ikhtisar Saham dan Surat Berharga Lainnya
Shares and Other Securities Highlights
20
160
2011 Share Price Movement
Volume | Volume
Harga Saham | Share Price
140
4500 4000
120
3000
Stock Split 1:5
100
2500
80
2000
60
1500
40
1000
20
500 Jan
Feb
Mar
Apr
May
Jun
Jul
Aug
Sep
Oct
Ikhtisar Harga Saham Tahun 2011 Bulan / Month
Nov
Dec
2011 Shares Highlight
Harga per Lembar Saham / Price per Share (Rp)
Volume
Nilai / Value
Highest / Tertinggi
Lowest / Terendah
Closing / Penutup
Jan / Jan
2.850
2.250
2.675
93.049.000
240.092.937.500
Feb / Feb
2.825
2.600
2.725
16.648.500
45.165.387.500
Mar / Mar
3.800
2.725
3.575
119.343.500
398.596.550.000
Apr / Apr
3.800
3.400
3.625
115.878.500
421.230.437.500
Mei / May
3.950
3.525
3.875
106.383.500
395.751.162.500
Jun / Jun
3.925
670
750
386.030.500
306.981.720.000
Jul / Jul
880
690
840
690.127.500
543.929.635.000
Agt / Aug
920
700
760
686.923.500
560.282.565.000
Sep / Sep
850
630
670
433.402.000
326.982.740.000
Okt / Oct
700
570
670
342.718.500
221.796.105.000
Nov / Nov
680
590
610
197.297.500
126.087.145.000
Des / Dec
650
580
590
130.243.000
79.048.270.000
Riwayat Saham Tanggal Pencatatan Saham Date of Listing
Share History Tindakan Korporasi Corporate Action
Jumlah Saham Number of Shares Issued
Pencatatan saham di BEJ Initial Listing at Jakarta Stock Exchange
29.000.000
Saham bonus sebanyak 14.500.000 Bonus shares 14.500.000
43.500.000
26 Juni 1996/June
Stock Split nilai nominal Rp 1.000 menjadi Rp 500 Stock Split nominal value from Rp 1.000 to Rp 500
87.000.000
22 Juni 2000/June
Stock Split nilai nominal dari Rp 500 menjadi Rp 250 Stock Split nominal value from Rp 500 to Rp 250
174.000.000
Konversi sebagian hutang sindikasi menjadi saham perseroan sebesar 258.005.844 Debt-to-equity conversion of 258.005.844 shares
432.005.844
30 Juni 1993/June 16 Januari 1995/January
28 Oktober 2005/October
6 Juni 2011/June
Stock Split nilai nominal dari Rp 250 menjadi Rp 50 Stock Split nominal value from Rp 250 to Rp 50
2.160.029.220
Dalam Rp | In Rp
Dalam juta unit saham | In million unit of shares
Pergerakan Harga Saham 2011
profil intraco penta intraco penta’s profile
Komposisi Pemegang Saham
Shareholder Composition
Pemegang Saham Shareholders
Jumlah Saham Number of Shares
Jumlah Modal disetor Total Paid Up Capital Stock (Rp Juta/Rp Milion)
Persentase Kepemilikan Percentage of Ownership (%)
Westwood Finance Inc., Republic of Seychelles
584.322.725
27,05
29.216
Pristine Resources International Pte. Ltd., Singapore
401.091.495
18,57
20,055
PT Shalumindo Investama
318.275.000
14,73
15.914
PT Spallindo Adilong
260.385.000
12,05
13.019
Halex Halim (Komisaris Utama/ President Commissioner)
45.460.000
2,10
2.273
Petrus Halim (Presiden Direktur/ President Director)
18.857.500
0,87
943
Jimmy Halim (Direktur/Director)
11.812.500
0,55
591
Willy Rumondor (Direktur/Director)
180.000
0,01
9
519.645.000
24,06
25.981
2.160.029.220
100,00
108.001
Masyarakat lainnya (kepemilikan masing-masing kurang dari 5%) Public (less than 5%) Jumlah/Total
Kebijakan Dividen
Dividend Payment
PT Intraco Penta Tbk telah secara regular membagikan dividen ke pemegang saham dalam tiga tahun terakhir. Tahun 2010, 30% dari laba bersih dibagikan dalam bentuk dividen. Tahun 2009, INTA membayar 35% dari laba bersih untuk dividen, sementara tahun 2008, INTA membagikan 38% dari laba bersih periode tersebut dalam bentuk dividen.
PT Intraco Penta Tbk has consistently distributed dividend to shareholders over the past three years. In 2010, 30% of net profit was allocated for dividend payment. In 2009, INTA paid dividend of 35% of net profit, while in 2008, INTA paid 38% of net profit for dividend.
Riwayat Pembagian Dividen Tahun Fiskal Fiscal Year
Dividend Payments History
Dividen Tunai per Saham Cash Dividend per Share
Total Saham Total Shares
Total yang Dibayarkan (Rp Juta) Total Amount Paid (Rp Million)
Laba Bersih (Rp Juta) Net Income (Rp Million)
2006
-
432.005.844
-
7.066
2007
-
432.005.844
-
9.514
2008
20
432.005.844
8.640
22.944
2009
30
432.005.844
12.960
37.473
2010
56
432.005.844
24.192
84.529
21
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Peristiwa Penting 2011
2011 Event Highlights
Februari / February
April / April
Juni / June
23 Februari 2011 - INTA menandatangani nota kesepahaman dengan China National Heavy Truck Company (CNHTC) untuk mendistribusikan produk brand Sinotruk di Indonesia.
15 April 2011 - INTA melaksanakan Rapat Pemegang Saham Tahunan (RUPS) dan Rapat Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Jakarta.
21-22 Juni 2011 - INTA berpartisipasi dalam Citigroup Indonesian Investor Conference 2011.
February 23, 2011 - INTA signed memorandum of understanding (MoU) with China National Heavy Truck Company (CNHTC) to distribute Sinotruk brand product in Indonesia.
April 15, 2011 - INTA held Annual General Meeting of Shareholders (AGMS) and Extraordinary General Meeting of Shareholders (EGMS) in Jakarta.
June 21-22, 2011 - INTA participated in Citigroup Indonesian Investor Conference 2011.
Maret / March
Mei / May
Juli / July
28 Maret 2011 - INTA menyelenggarakan analyst meeting dan press conference mengenai kinerja keuangan per 31 Desember 2011. Pada hari yang sama, INTA juga menandatangani kontrak jualbeli alat berat dengan pelanggannya.
19 Mei 2011 - INTA memberikan presentasi saat Investor Day 2011 yang diselenggarakan PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta. Presentasi diberikan oleh Direktur Keuangan Fred L. Manibog.
20 Juli 2011 - INTA dan PT Bank Permata Tbk menandatangani persetujuan terkait penerbitan Medium Term Notes (MTN) Intraco Penta 2011 senilai Rp 220 miliar.
March 28, 2011 - INTA held analyst meeting and press conference regarding its financial performance as of December 31, 2011. At the same day, INTA also signs sale and purchase of heavy equipments contract with its customer.
22
May 19, 2011. INTA participated in the Investor Day 2011 held by PT Bursa Efek Indonesia at Grand Ballroom, Grand Hyatt Hotel. The presentation was given by Finance Director Fred L. Manibog.
July 20, 2011 - INTA and PT Bank Permata Tbk signed an agreement related with the issuance of Medium Term Notes Intraco Penta 2011 (MTN) worth Rp 220 billion.
profil intraco penta intraco penta’s profile
September / September
Oktober / October
November / November
22 September 2011 - PT Intan Baruprana Finance (IBF), anak perusahaan INTA yang bergerak di bidang pembiayaan alat berat, memperoleh fasilitas kredit dari BNI Syariah senilai Rp 75 miliar (US$ 8,3 juta).
3 Oktober 2011 - INTA secara formal mendirikan PT Intraco Penta Wahana (IPW). INTA memegang saham 99% atau 495.000 lembar saham pada perusahaan tersebut, sementara koperasi karyawan (Kopkarinta) memegang 5.000 lembar atau 1%.
7 November 2011 - INTA secara resmi mendirikan PT Inta Resources (IR). INTA memegang 99,99% saham di perusahaan atau 4.999.999 lembar saham, sementara Kopkarinta memiliki 1 lembar atau 0,01%.
September 22, 2011 - PT Intan Baruprana Finance (IBF), INTA’s subsidiary which engaged in providing heavy equipment financing, secured Rp 75 billion (US$ 8.3 million) banking facility from BNI Syariah.
October 3, 2011 - INTA formally established PT Intraco Penta Wahana (IPW) based in North Jakarta. INTA held 99% or 495,000 unit of shares in the new company, while the company’s employee cooperative (Kopkarinta) holds 5,000 units of shares or 1%.
November 7, 2011 - INTA formally established PT Inta Resources (IR) based in Central Jakarta. INTA held 99.99% shares in the company or 4,999,999 unit shares, while the company’s employees cooperatives (Kopkarinta) owns 1 unit of share or 0.01%.
September / September
Oktober / October
November / November
21-23 September 2011 - INTA berpartisipasi dalam Mining Expo 2011 dan memperoleh order on hand dan pembiayaan senilai US$ 20,5 juta.
27 Oktober 2011 - INTA melakukan roadshow di Kendari, Sulawesi Tenggara, untuk memperkenalkan produk-produk Volvo seperti Volvo EC210 dan Volvo SD 100 kepada calon pembeli.
9 November 2011 - INTA dan Kopkarinta setuju untuk mengubah nama PT Intraco Prima Service menjadi PT Intraco Penta Prima Servis. INTA memegang 99% kepemilikan atau 495.000 lembar saham di perusahaan tersebut, sementara Kopkarinta memiliki 1% saham.
September 21-23, 2011 - INTA participated in Mining Expo 2011, and obtained heavy equipments order on hand and financing amounting US$ 20.5 million.
October 27, 2011 - INTA conducted a roadshow in Kendari, Southeast Sulawesi to introduce Volvo products such as Volvo EC210 and Volvo SD 100 to potential buyers in Kendari.
November 9, 2011 - INTA and Kopkarinta agree to change the name of PT Intraco Prima Service to PT Intraco Penta Prima Servis. INTA holds 99% shares or 495,000 unit of shares in the company, while Kopkarinta holds 1% shares.
23
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Penghargaan dan Sertifikasi 2011
2011 Awards and Certifications
Infobank AWARD for IBF (2011) Perusahaan Multifinance Terbaik dengan Predikat “Sangat Baik”
Infobank AWARD for IBF (2011) Best Leasing Company with “ Very Good” predicate
FORBES Top 25 dari 40 Perusahaan Terbaik versi Forbes (penjualan di bawah US$ 1 miliar)
FORBES Top 25 of Forbes’ 40 Best Companies (less than $1 billion sales)
Top 3 Fortune Indonesia 50 Perusahaan dengan Pertumbuhan Tercepat 2010 dalam Majalah Fortune Indonesia edisi September 2011
Top 3 Fortune Indonesia 50 Fastest-Growing Companies 2010 in Fortune Magazine September 2011 edition
Investor Award (Juni 2011) • Perusahaan Publik Terbaik untuk Sektor Perdagangan dan Jasa • Nominasi sebagai salah satu dari delapan Perusahaan Publik Terbaik 2011 • Peringkat pertama dari 100 Perusahaan Publik Terbaik 2011
Investor Award (June 2011) • Best Listed Company for Trading and Services Sector • Nominated as one of eight Best Listed Company in 2011 • First rank of 100 Best Listed Companies 2011
Award dari VCE Pencapaian Target 1.000 unit penjualan alat berat pada tahun 2011
Award from VCE Ground Breaking 1,000 units of machine sales in the year of 2011
24
profil intraco penta intraco penta’s profile
Penghargaan KPC Teladan keselamatan dan 10 tahun tanpa kecelakaan (1.826.302 jam kerja) Award dari KPC, 17 Maret 2012.
KPC Award Safety role model and 10 years lost time injury free (1,826,302 man hours) Award from KPC on March 17, 2012.
Kadarigat Award Penghargaan dari PT Kaltim Prima Coal (KPC) untuk periode 2009 - 2010 pada tanggal 15 November 2011: • Peringkat 2 Best Hydrocarbon Management Kategori Medium Work Unit • Peringkat 2 Best Total Score Kategori Medium Work Unit.
Kadarigat Award Award from PT Kaltim Prima Coal (KPC) for the period of 2009 - 2010 on November 15, 2011: • Second Rank for the Best Hydrocarbon Management in the category of Medium Work Unit • Second Rank for the Best Total Score in the category of Medium Work Unit.
Penghargaan K3 dari Bupati Kutai Timur dan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Dua penghargaan atas pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sehingga tercapai Nihil Kecelakaan Kerja selama 1.535.444 jam kerja periode 22 Juli 2000 – 31 Desember 2010.
Safety and Healthy Work Award from the Kutai Timur Regent and the RI Minister of Labour and Transmigration. Two awards for the implementation of Safety program to achieve Zero Accident for 1,535,444 work hours in the period of July 22, 2000 – December 31, 2010.
Penghargaan K3 dari Gubernur Kaltim PT Intraco Penta Tbk menerima Penghargaan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dari Gubernur Kalimantan Timur untuk periode 22 Juli 2000 – 31 Desember 2010.
Safety Award from the Governor of East Kalimantan PT Intraco Penta Tbk. received safety award from Governor of East Kalimantan for periode of July 22, 2000 to December 31, 2010.
Penghargaan K3 dari Bupati Kutai Timur Penghargaan atas pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), sehingga mencapai Nihil Kecelakaan Kerja (Zero Accident) selama 1.899.700 jam kerja selama periode berakhir 31 Desember 2011 dari Bupati Kutai Timur pada tanggal 11 Februari 2012.
Safety Award from the Regent of East Kutai An award of implementing safety program, to reach Zero Accident for 1,899,700 working hours for period ended December 31, 2011 from the Regent of East Kutai on February 11, 2012.
25
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Peta Area Operasional
Map of Operational Area
26
Krassi Sesayap Malinau
Medan
Tarakan
Berau
Tanjung
Pekanbaru Samarinda
Padang Jambi
Sangatta Pontianak Pgkl. Bun
Palembang
Ampah Balikpapan
Bengkulu Rantau
Banjarmasin Tj. Enim
Taja
Jakarta Semarang
Surabaya
Ampah Balikpapan Banjarmasin Bengkulu
Berau Jakarta Jambi Kendari
Luwuk Malinau Makassar Manado
Medan Morowali Palembang Padang
profil intraco penta intraco penta’s profile
Manado
Tg. Buli
Sorong
Palu
P Pakal Luwuk Morowali
Kendari Makasar
Palu Pekanbaru Pangkalan Bun P. Pakal
Pontianak Rantau Sangatta Samarinda
Semarang Surabaya Sorong Taja
Tanjung Tanjung Enim Tanjung Buli Tarakan
27
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Laporan Dewan Komisaris
Report from The Board of Commissioners
Halex Halim Komisaris Utama President Commissioner
28
laporan manajemen management report
Kuatnya pertumbuhan ekonomi memberikan dampak positif bagi sektor bisnis. Kesempatan tersebut telah dimanfaatkan sebaik mungkin oleh manajemen PT Intraco Penta Tbk (INTA) selama tahun 2011 melalui upaya-upaya yang konsisten dan terarah dalam menjalankan rencana dan strategi usaha yang telah ditetapkan. This strong economic growth has positive impact on business sector. The opportunity has been optimized by PT Intraco Penta Tbk (INTA) in 2011 by consistent directional in executing the determined business plan and strategies. Pemegang Saham Yang Terhormat,
Dear Shareholders,
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah mengizinkan kita berhasil melalui tahun 2011 dengan sangat baik. Seperti kita ketahui, meski perekonomian global berada dalam kondisi yang suram akibat pengaruh krisis Eropa, Indonesia berhasil mencatatkan pertumbuhan yang solid sebesar 6,5% di tahun 2011, lebih tinggi dari pertumbuhan tahun lalu yang mencapai 6,1%. Pertumbuhan ekonomi tersebut didukung oleh konsumsi domestik dan investasi serta ekspor yang tinggi terutama produk sumber daya alam.
We would like to express praise and gratitude to the Almighty God, for letting us pass through the year 2011 in excellent shape. As we know, despite the gloomy global economic condition due to the impact of the European crisis, Indonesia managed to post solid growth of 6.5% in 2011, higher than previous year’s growth of 6.1%. The economic growth was supported by strong domestic consumption and investment as well as strong exports, particularly natural resources products.
Trend pertumbuhan ekonomi yang positif di tahun 2011 terlihat dari berbagai indikator, seperti rendahnya suku bunga acuan dan stabilnya nilai tukar rupiah. BI rate sebagai suku bunga acuan, stabil pada posisi 6,75% dan cenderung turun dari September 2011 ke 6,0% pada akhir tahun karena pemerintah berupaya menstimulasi kegiatan ekonomi sebagai dukungan di tengah perlambatan ekonomi global.
Indonesia’s positive trend of economic growth in 2011 was shown by various indicators, such as low benchmark interest rate and stable rupiah exchange rate. The BI Rate as the benchmark stayed stable at 6.75% and relatively decreased from September 2011 to 6.0% at end of the year as the government strived to stimulate economic activities on the back of global economic slow down.
Nilai tukar rupiah juga relatif stabil. Data dari Bank Indonesia menunjukkan bahwa nilai tukar rupiah terapresiasi 3,56% selama tahun 2011 dibandingkan dengan tahun lalu. Tekanan depresiasi berlipat ganda di semester kedua oleh persepsi memburuknya krisis utang Eropa. Namun Bank Sentral berhasil menahan tekanan tersebut dan menjaga posisi rupiah terhadap dolar Amerika di posisi yang sehat. Indikator ekonomi lainnya ditunjukkan dengan meningkatnya cadangan devisa menjadi US$110,1 miliar di akhir 2011.
The rupiah exchange rate was also relatively stable. Data provided by Bank Indonesia shows that rupiah exchange rate appreciated by 3.56% during 2011 compared to previous year. The depreciation pressure was felt in the second semester due to perception of doubled of European debt crisis. However, the central bank managed to contain the pressure and maintain the rupiah level to the US dollar at healthy level. Other economic indicators showed positive trend such as higher foreign exchange reserves at US$110.1 billion at end of 2011.
29
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Catatan positif lainnya untuk ekonomi Indonesia adalah penurunan angka inflasi pada posisi 3,79% lebih rendah dari proyeksi sebesar 5%, dibandingkan dengan 6,96% di tahun 2010.
Another positive note for Indonesia’s economy was the decrease of inflation to 3.79%, lower than projection of 5%, compared to 6.96% in 2010.
Fondasi positif ekonomi tersebut telah mendorong sejumlah lembaga pemeringkat internasional seperti Fitch Ratings dan Moody’s untuk meningkatkan peringkat Indonesia, yang memperkuat kepercayaan investor atas ekonomi Indonesia. Iklim ekonomi Indonesia yang kondusif mendorong para investor asing untuk menginvestasikan dananya secara langsung, termasuk di antaranya di bidang pertambangan dan perkebunan, serta investasi portofolio di Bursa Efek Indonesia (BEI). Aliran investasi asing ini dibuktikan dengan meningkatnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebagai acuan dari indeks BEI serta Foreign Direct Investment (FDI).
This positive economic foundation stimulated a number of international rating agencies such as Fitch Ratings and Moody’s to upgrade Indonesia’s rating, which helped strengthen investors confidence on Indonesia’s economy. This conducive economic climate prompted foreign investors to bring in money to invest directly (direct investment), including to mining and plantation sector, as well as in portfolio investment on the Indonesian Stock Exchange (IDX). This flow of foreign investment was proven by the rise of the Jakarta Composite Index (JCI), the benchmark IDX index, as well as Foreign Direct Investment (FDI).
Penilaian Kinerja Direksi
Evaluation of Board of Directors’ Performance
Kuatnya pertumbuhan ekonomi memberikan dampak positif bagi sektor bisnis. Kesempatan tersebut telah dimanfaatkan sebaik mungkin oleh manajemen PT Intraco Penta Tbk (INTA) selama tahun 2011, melalui upaya-upaya yang konsisten dan terarah dalam menjalankan rencana dan strategi usaha ditetapkan.
This strong economic growth has positive impact on business sector. The opportunity has been optimized by PT Intraco Penta Tbk (INTA) in 2011 through consistent and meticulous execution of the determined business plan and strategies.
Dalam menjalankan bisnisnya, INTA menggunakan konsep Total Solutions Provider yang menawarkan rangkaian solusi total untuk melayani kebutuhan alat berat pelanggan. Solusi total untuk kebutuhan alat berat yang dimaksud tersebut adalah pembiayaan alat berat, kontraktor pertambangan dan penyewaan, produksi dan perakitan komponen alat berat, dan terutama distribusi alat berat merek Volvo & SDLG, Ingersoll Rand, Mahindra, Bobcat, dan Sinotruk, yang merupakan market leader di kelasnya masing-masing. INTA juga tengah menyiapkan bisnis baru di bidang pertambangan.
In operating its business, INTA is implementing a concept of Total Solutions Provider, by offering a series of total solutions to fulfill customers’ needs of heavy equipment. The total solutions for heavy equipment needs are heavy equipment financing support, rental and mining contractor, production and assembling of heavy equipment components, and distribution of heavy equipments for the Volvo & SDLG, Ingersoll Rand, Mahindra, Bobcat, and Sinotruk line of products, which are market leaders in their respective class. INTA is also in process to prepare its new business in the area of mining.
30
laporan manajemen management report
Model bisnis yang tertuang dalam konsep Total Solutions Provider tersebut telah memungkinkan perusahaan untuk memberikan layanan yang komprehensif bagi pelanggannya. Model bisnis tersebut telah mendukung perusahaan untuk membukukan kinerja lebih baik di tahun 2011.
The business model contained in the concept of Total Solutions Provider has enabled the company to provide comprehensive service to its customers. This business model has successfully helped the Company to record stronger outcome in 2011.
Dalam laporan keuangan per 31 Desember 2011, PT Intraco Penta, Tbk membukukan pendapatan senilai Rp 3 triliun atau naik 63,7% dibandingkan pendapatan tahun 2010. Peningkatan pendapatan ini merupakan kelanjutan dari tingginya angka pendapatan di tahun sebelumnya, yang juga tumbuh 55%. Kenaikan penjualan terutama didorong oleh kenaikan penjualan alat berat yang mencapai 1.585 unit alat berat, melonjak tajam dari 835 unit di tahun 2010. Peningkatan ini didorong oleh kenaikan permintaan alat berat guna mendukung proyekproyek tambang batu bara di Indonesia.
For financial report ending December 31, 2011, PT Intraco Penta, Tbk recorded revenues of Rp 3 trillion or 63.7% higher than revenues performance in 2010. The increase in revenues in 2011 continued the strong revenue growth in the previous year, which grew by 55%. The increase in revenue was mainly due to the increase of heavy equipment sales amounting to 1,585 units, which jumped from 835 units in 2010. The increase was mainly stimulated by the rising heavy equipment demand to support coal mining projects in Indonesia.
Dengan adanya tren peningkatan aktivitas pertambangan di kawasan timur Indonesia, INTA memperluas operasinya di Sulawesi dan Maluku. Hingga saat ini, INTA memiliki kantor operasional di sejumlah kota di kawasan timur Indonesia, seperti Makassar, Manado, Tanjung Buli, Palu, Luwuk Banggai, Kendari, Ternate, dan Sorong. Penjualan alat berat dari kawasan timur Indonesia tahun 2011 mencapai sekitar 10% dari total penjualan. Kontribusi pendapatan dari kawasan timur Indonesia diperkirakan akan terus meningkat.
In line with the growing trend of increasing mining activities in eastern Indonesia, INTA expanded its operations in Sulawesi and Maluku. So far, INTA has operational offices in a number of eastern Indonesian cities such as Makassar, Manado, Tanjung Buli, Palu, Luwuk Banggai, Kendari, Ternate, and Sorong. Heavy equipment sales from eastern Indonesia in 2011 represented about 10% of total sales. Revenues contribution from Eastern Indonesia is expected to further increase.
Pada paruh kedua tahun lalu, INTA memperkuat posisi grupnya dengan mendirikan dua anak perusahaan, yakni PT Intraco Penta Wahana (IPW) dan PT Inta Resources (IR), sebagai bagian dari INTA Group. INTA juga mengubah nama anak perusahaannya, PT Intraco Prima Services menjadi PT Intraco Penta Prima Servis.
In the second half of last year, INTA further strengthened its group by establishing two subsidiaries, namely PT Intraco Penta Wahana (IPW) and PT Inta Resources (IR), which were consolidated into INTA group. INTA also changed the name of its subsidiary, PT Intraco Prima Services into PT Intraco Penta Prima Servis.
31
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Tujuan pendirian dan perubahan nama anak perusahaan adalah untuk mendukung pesatnya pertumbuhan pertambangan, agribisnis dan infrastruktur, yang juga menandai dimulainya era dimana INTA memasuki bisnis pertambangan.
The purpose of the establishment of the two subsidiaries are to support fast growth of mining, agribusiness and infrastructure as well as marking the beginning of the entry of INTA into the mining business upstream.
Kinerja 2011 yang memuaskan tersebut telah membuat kami lebih optimistis memasuki tahun 2012, dimana investasi dan ekspansi di sektor mineral dan batu bara kami perkirakan akan berlanjut. Hal ini juga akan menjadi kesempatan emas bagi INTA untuk memperluas bisnis dalam penjualan alat berat, pembiayaan, penyewaan, kontraktor pertambangan dan produksi serta perakitan komponen alat berat.
The stronger performance in 2011 has encouraged us to be more optimistic in entering the 2012 financial year. Investment and expansion of mineral and coal sectors are expected to continue this year. This will become a good opportunity for us to expand business in heavy equipment sales, financing, rental, mining contracting as well as manufacturing and assembling of heavy equipment components.
Kami menyadari bahwa pencapaian yang telah dicapai perusahaan di tahun 2011 tak lepas dari kerja keras dan dedikasi dari 2.000 karyawan kami. Dengan model bisnis yang lebih terintegrasi yang kita miliki dan dukungan penuh dari karyawan, kami berhasil mencapai kinerja yang lebih baik pada tahun 2011. Model layanan solusi total yang kami tawarkan, juga berhasil mempertahankan loyalitas pelanggan kami.
We realize that the achievement that the Company has recorded in 2011 would not be possible without the hardwork and dedication of our 2,000 strong workforce. With the more integrated business model that we have and full support from our employees, we manage to post even stronger performance in 2011. With the total solution service model that we offer, we have also managed to maintain the loyalty of our valuable customers.
Kami percaya dengan semangat dan tujuan yang sama, model layanan solusi total, serta dukungan dari lembaga keuangan dalam memberikan dukungan melalui unit bisnis pembiayaan kami, kami dapat terus memberikan alat berat dan layanan terbaik untuk mendukung industri pertambangan, konstruksi, agribisnis dan infrastruktur.
We believe that with the same spirit and goals, total solutions service model and support from financial institutions in providing financing support through our financing business unit, we will continue to deliver the best heavy equipment and services to support the mining, construction, agribusiness and infrastructure industry.
Dengan pertumbuhan yang berkelanjutan dari sektor pertambangan di pasar utama kami dan perluasan jaringan di daerah baru di kawasan timur Indonesia, kami akan dapat melayani pelanggan dalam memenuhi kebutuhannya di bidang pemeliharaan alat berat, dukungan pembiayaan, penyewaan alat berat, kontraktor pertambangan serta manufaktur dan perakitan komponen.
With the continuing growth of mining sector in our key markets and expansion of our networks in new areas in eastern Indonesia, we will be able to serve our clients to meet their needs in areas of heavy equipment maintenance service, financing support, rental of heavy equipment, mining contracting and components manufacturing as well as assembling.
32
laporan manajemen management report
Peran Aktif Dewan Komisaris Dalam Tata Kelola Perusahaan
Active Role of The Board of Commissioners in Corporate Governance
Belajar dari pengalaman selama 41 tahun terakhir, kami menyadari bahwa untuk mempertahankan pertumbuhan yang berkelanjutan, kami harus dapat menegakkan prinsip kepercayaan dalam kemitraan. Untuk mendapatkan kepercayaan dan loyalitas dari mitra bisnis dan pelanggan, INTA berupaya mengelola usahanya secara profesional, menguntungkan dan etis, sebagaimana dipersyaratkan dalam kebijakan tata kelola perusahaan dan tanggung jawab sosial perusahaan.
In order to maintain sustainable growth as we have learnt over the past 41 years, it is crucial to uphold the principle of trust in partnership. In order to gain the trust and loyalty of our valuable business partners and customers, INTA manages its business in a professional, profitable and ethical way as highlighted by our corporate governance and corporate social responsibility policies.
Dewan Komisaris senantiasa memberikan dukungan penuh dan arahan untuk inisiatif yang dilakukan oleh manajemen sepanjang tahun, terutama melalui aktivitas pengawasan oleh Komite Audit. Selama 2011, Komite Audit aktif melaksanakan pengawasan internal yang efektif serta memastikan kepatuhan Perseroan terhadap GCG dan peraturan Pemerintah yang berlaku, melalui pertemuan dan komunikasi yang intensif, baik dalam rapat formal maupun diskusi yang non formal.
The Board of Commissioners provided full support and guidance for the initiatives undertaken by the management in the financial year, mainly through supervision activities by Audit Committee. During 2011, Audit Committee actively carried out internal supervision and ensured that the Company complies with the GCG and prevailing regulation, by intensive meeting and communication through formal meeting as well as informal discussion.
Dewan Komisaris sangat mendukung program yang dilakukan oleh manajemen dalam mengupayakan nilai tambah bagi pelanggan, karyawan, pemegang saham, masyarakat dan seluruh stakeholder melalui implementasi program GCG dan CSR.
The Board of Commissioners are pleased and support the programs undertaken by management to strive for added value to customers, employees, shareholders, communities and all stakeholders through the implementation of GCG and CSR programs.
Kami sampaikan pula, bahwa selama tahun 2011, INTA tidak mengalami perubahan susunan Dewan Komisaris.
During 2011, there was no change in the composition of The Board of Commissioners.
33
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Prospek Usaha
Business Prospect
Ke depan, kami melihat manajemen INTA telah menyiapkan tahapan berikutnya bagi pertumbuhan yang lebih kuat lagi dengan dimilikinya bisnis terintegrasi di bidang pertambangan.
Going forward, we see that INTA’s management has prepared the stage for stronger growth, with integrated business in mining area.
Memasuki tahun keuangan 2012, kami optimistis INTA akan tumbuh lebih baik lagi dibandingkan sebelumnya. Dengan fondasi yang kuat, ditambah dengan hubungan yang erat dengan pelanggan dan mitra bisnis, kami yakin akan dapat mencatatkan pertumbuhan yang berkelanjutan ke depan, antara lain melalui pelaksanaan konsep solusi layanan total yang konsisten dan dengan sepenuh hati berupaya agar kebutuhan mereka terpenuhi tepat waktu. Hal ini merupakan salah satu nilai utama kami yang diwariskan oleh generasi pendiri INTA. Kami memastikan bahwa setiap produk yang kami berikan telah melalui standar keamanan yang ketat sebelum diserahkan ke tangan pelanggan.
As we are entering the 2012 financial year, we are optimistic that INTA will grow from strength to strength. The strong foundation that has been established, coupled with our strong relations with our customers and business partners, we are confident to record sustainable growth in the future. The heart of our total service solution is caring for our customers so that their needs are met in timely manner. This has been one of our key values inherited by INTA founding generations. Caring also means making sure that each product that we provide has gone through strict safety standards before handing over to the customers’ hands.
Apresiasi
Appreciation
Akhir kata, kami berterima kasih kepada manajemen dan karyawan, atas kerja keras, komitmen dan dedikasi sesuai dengan strategi “Decade of Innovation”, yang memungkinkan Perusahaan dapat menorehkan tahun yang cemerlang. Oleh karena itu, atas nama Dewan Komisaris, sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja bahu-membahu mewujudkan 2011 sebagai tahun yang sukses. Kita nantikan masa depan dengan pertumbuhan yang kuat di tahun 2012.
Last but not least, we appreciate the hard work of the board of management and employees, commitment and dedications, which is in accordance with the Company’s Decade of Innovation strategy, that enable the Company to post another impressive year. Therefore, on behalf of the Board of Commissioners, we extend our gratitute to all parties who have been working hand in hand in making 2011 another successful year. We are now looking forward to maintaining strong growth in 2012.
Atas nama Dewan Komisaris.
On behalf of the Board of Commissioners.
34
Halex Halim Komisaris Utama President Commissioner
laporan manajemen management report
Leny Halim
Halex Halim
Tonny Surya Kusnadi
Komisaris Commissioner
Komisaris Utama President Commissioner
Komisaris Independen Independent Commissioner
35
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Laporan Direksi
Report from The Board of Directors
Petrus Halim Presiden Direktur President Director
36
laporan manajemen management report
Dengan tekad dan komitmen yang ditunjukkan oleh seluruh keluarga besar INTA, dari manajemen puncak hingga seluruh staf, kami berhasil membukukan pertumbuhan yang solid selama dua tahun terakhir yang akan memperkokoh fondasi yang kuat bagi Perseroan untuk tumbuh secara berkelanjutan. With the determination and commitment shown by all members of INTA family, from top management to staffs, we managed to record solid growth over the past two years and will strengthen foundation for the Company’s sustainable growth going forward. Pemegang Saham yang terhormat,
Dear Shareholders,
PT Intraco Penta Tbk (INTA) telah berhasil melalui tahun 2011 dengan pertumbuhan dan kinerja memuaskan, kendati perekonomian dunia melambat karena kondisi ekonomi dan politik global yang kurang kondusif. Walaupun kondisi global sangat tidak menentu, sektor sumber daya alam khususnya pertambangan batubara dan perkebunan mencatat tren positif, yang didorong oleh kenaikan permintaan batubara dan komoditi lainnya dari Cina, India dan negara-negara Asia Tenggara. Permintaan komoditi dari negara-negara tersebut memicu ekspansi pertambangan dan perusahaan perkebunan sehingga permintaan alat berat pun meningkat. Tren positif tersebut tentu saja menguntungkan pelaku industri, termasuk INTA, sehingga berhasil mencatat kinerja yang mengesankan pada tahun 2011 yang ditunjukkan dengan peningkatan tajam pendapatan sebesar 63,7% dan kenaikan laba bersih 42,2%.
PT Intraco Penta Tbk (INTA) has successfully navigated the year 2011 with excellent growth and performance, despite the world economy reeling in uncertainty due to unfavorable global economic and political conditions. Despite the world problems, the resources sector particularly coal mining and plantation sectors recorded positive trend driven by higher demand for coal and other commodities from China, India and other South East Asian countries. The demand for commodities from these countries stimulated mining and plantation companies to expand their operations which led to increasing demand for heavy equipments. Such positive trend has benefited industry players, including INTA, which has recorded another impressive performance as indicated by the 63.7% growth in revenues and 42.2% rise in net profit.
Berbagai keputusan strategis dan inovasi yang dilakukan oleh Perseroan dalam dasawarsa terakhir, ditambah dengan pertumbuhan positif industri dimana Perseroan beroperasi, khususnya industri pertambangan, infrastruktur, dan perkebunan, telah memberikan landasan yang kokoh dalam mewujudkan kinerja yang kuat.
Various strategic decisions and innovations undertaken by the Company in the last decade coupled with the positive growth of industries in which the Company operates, particularly in the mining, infrastructure construction, and plantation industries, have provided strong foundation for the company to record strong performance.
37
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
INTA menetapkan sebuah Roadmap Strategis pada tahun 1997 dan sejumlah langkah strategis telah dilakukan sejak saat itu. Salah satu keputusan strategis yang dilakukan oleh Perseroan adalah konsolidasi perusahaan afiliasi ke dalam INTA Group pada tahun 2009, yang memungkinkan INTA untuk memberikan layanan solusi total kepada pelanggan. INTA pun tidak lagi berfokus hanya pada penjualan produk dan jasa, tetapi berkembang pada penyediaan solusi untuk kebutuhan pelanggan. Dengan integrasi dan sinergi antara INTA dan anak perusahaan, Perseroan dapat memberikan solusi total bagi pelanggan dalam memenuhi kebutuhan alat berat mereka, mulai dari suplai alat berat dan suku cadang, jasa perawatan, pembiayaan, penyewaan, tukar tambah, manufaktur, engineering, hingga kontraktor pertambangan.
The Company laid out a Strategic Roadmap in 1997 and a number of strategic steps have been undertaken since then. Among the strategic decisions undertaken by the Company was the consolidation of affiliated companies into INTA Group in 2009 that allows INTA to provide total solution service to customers pertaining to their heavy equipment needs. The company was no longer just focused on selling products and services, instead, it started to focus on providing tailor-made solutions to the customers’ needs. With the integrated and synergic nature of INTA and its subsidiaries, the Company manages to respond and provide total solutions for its customers ranging from heavy equipments and spare-parts supply, maintenance services, financing, rental, trade-in, manufacturing, engineering, and mining contracting.
Dengan integrasi dan sinergi tersebut, kami berhasil mengoptimalkan potensi kami dan kembali mencapai pertumbuhan yang solid. Kami terus membuat terobosan untuk model bisnis value-chain yang terintegrasi, dan berupaya mengidentifikasi peluang baru. Hasilnya, kami dapat mempertahankan posisi sebagai penyedia layanan solusi yang berkembang pesat untuk industri pertambangan, perkebunan, infrastruktur dan industri terkait lainnya.
Due to the integrated businesses of INTA, we manage to optimize our potentials and achieve another solid growth. We continued to expand on the integrated value-chain business model and identified new opportunities. As a result, we were able to maintain our position as a fast growing solution service provider for mining, plantation, infrastructure and related industries.
Pencapaian tersebut tak lepas dari fondasi kokoh yang dibangun oleh para pendiri INTA. Warisan paling berharga yang kami terima dari generasi pendiri adalah pentingnya mempertahankan kerjasama yang selaras antara Perseroan, principal, pemasok, pelanggan maupun karyawan.
The achievements are closely tied to the strong foundation that has been laid down by our founders. The most valuable legacy that we received from the founding generation is the importance of maintaining mutually beneficial cooperation between the Company, principals, suppliers, customers and employees.
Untuk menjaga keselarasan tersebut, Perseroan secara berkala melakukan pelatihan untuk para operator dan tenaga teknis andalan, baik untuk operator internal maupun operator dari pelanggan. Dengan demikian, pelanggan dapat mengandalkan INTA dalam melakukan pengoperasian, pemeliharaan dan perbaikan alat berat. Dengan pendekatan ini, pelanggan Perseroan dapat berkonsentrasi pada pengembangan bisnis mereka, karena aspek teknis penanganan alat berat mereka ditangani dengan baik oleh orang yang berpengalaman.
To maintain this relationship, the Company regularly conducts training for both our own and the customers’ operators and technical personnels . Thus, customers can rely on INTA to deliver an efficient operation, maintenance and repair of heavy equipment. With this approach, the customers can concentrate in developing their businesses and leave the technical aspects of the equipment operation to us, the experts.
38
laporan manajemen management report
Kinerja Keuangan
Financial Performance
Dengan tekad dan komitmen yang ditunjukkan oleh seluruh keluarga besar INTA, dari manajemen puncak hingga seluruh staf, kami berhasil membukukan pertumbuhan yang solid selama dua tahun terakhir, yang akan memperkokoh fondasi yang kuat bagi Perseroan untuk tumbuh secara berkelanjutan.
With the determination and commitment shown by all members of INTA family, from the top management to the staffs, we recorded solid growth over the past two years and will strengthen the foundation for the Company’s sustainable growth going forward.
Dalam laporan keuangan yang berakhir 31 Desember 2011, PT Intraco Penta, Tbk membukukan pendapatan sebesar Rp 3 triliun atau naik 63,7% dibandingkan pendapatan pada tahun 2010. Kenaikan pendapatan ini terutama disebabkan oleh meningkatnya penjualan alat berat dan suku cadang yang mencatat kenaikan masing-masing 67,8% dan 31,9%. Meningkatnya pendapatan pada tahun 2011 tersebut melanjutkan tren positif pendapatan tahun sebelumnya yaitu naik 55%.
For its financial report ending December 31 2011, PT Intraco Penta, Tbk posted revenues of Rp 3 trillion or 63.7% higher than revenues performance in 2010. The increase of revenues was mainly due to the rise of heavy equipment and sparepart sales, which recorded a rise of 67.8% and 31.9% respectively. The increase of revenues in 2011 continued the strong sales trend recorded in previous year, which rose by 55%.
Semua unit bisnis lainnya juga membukukan peningkatan yang signifikan. Unit bisnis servis membukukan pendapatan sebesar Rp 138,21 miliar naik 40,1% dari tahun sebelumnya sebesar Rp 98,67 miliar, penyewaan mencatatkan pendapatan sebesar Rp 141,52 miliar, melonjak tajam dari Rp 68,82 miliar; sektor pertambangan membukukan pendapatan sebesar Rp 132,72 miliar, naik 48,4% dari Rp 89,42 miliar di tahun sebelumnya, bisnis leasing meningkat 193,6% menjadi Rp 75,06 miliar dari Rp 25,56 miliar dan unit bisnis manufaktur mencatat penjualan yang mengesankan Rp 34,72 miliar, tiga kali lipat dari Rp 11,34 miliar di tahun sebelumnya, sedangkan penjualan dari sektor lain mencapai Rp 15,46 miliar, naik 131,4% dari tahun sebelumnya sebesar Rp 6,68 miliar.
All other business units also posted significant increase. Service business unit contributed Rp 138.21 billion, up 40.1% from previous year of Rp 98.67 billion, rental business unit posted revenues of Rp 141.52 billion, which surged from Rp 68.82 billion; mining sector posted revenues of Rp 132.72 billion, up 48.4% from Rp 89.42 billion in previous year; leasing business increased 193.6% to Rp 75.06 billion from Rp 25.56 billion and manufacturing business unit recorded another impressive sales of Rp 34.72 billion, trippled from Rp 11.34 billion in previous year, while sales from other sectors stood at Rp 15.46 billion, up 131.4% from previous year of Rp 6.68 billion.
Alat berat dan penjualan suku cadang tetap menjadi kontributor utama penjualan Perseroan secara keseluruhan, masing-masing 68,76% dan 13,32% terhadap total pendapatan pada tahun 2011. Pada tahun sebelumnya, pendapatan alat berat dan suku cadang memberikan kontribusi masing-masing 67,08% dan 16,52%.
Heavy equipment and spareparts sales remained the major contributors to the Company’s overall sales, contributing 68.76% and 13.32% to total revenues in 2011 respectively. In previous year, heavy equipment and sparepart revenues contributed 67.08% and 16.52% respectively.
39
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Pada tahun 2011, Perseroan telah menjual sebanyak 1.585 unit alat berat, melonjak dari 835 unit pada 2010. Sehingga pendapatan yang diperoleh dari penjualan alat berat meningkat menjadi Rp 2,06 triliun pada 2011, dari Rp 1,23 triliun tahun sebelumnya. Kenaikan ini terutama didorong oleh permintaan peralatan berat yang terus meningkat untuk mendukung proyek pertambangan batubara di Indonesia. Selama 2011, alat berat yang dijual sektor pertambangan mewakili 70% dari total penjualan alat berat.
In 2011, the Company sold 1,585 units of heavy equipment, which jumped from 835 units in 2010. As a result, the revenues achieved from the sale of heavy equipment increased to Rp 2.06 trillion in 2011, from Rp 1.23 trillion in previous year. The increase was mainly stimulated by high equipment demand to support coal mining projects in Indonesia. During 2011, heavy equipments sold in the mining sector represented 70% of total heavy equipment sales.
Meningkatnya penjualan terutama didukung oleh konsep sebagai penyedia solusi total, yang menyediakan layanan Full Maintainance Contract (FMC), layanan purna jual serta solusi pembiayaan untuk perusahaan yang membeli alat berat dengan memanfaatkan fasilitas pembiayaan yang diberikan oleh anak perusahaan Perseroan PT IBF. Pendekatan solusi total ini mendukung peningkatan pendapatan Perseroan keseluruhan.
The increase of sales was also attributed to the concept of total solution service provider, which provided Full Maintainance Contract (FMC) service, after sales services as well as financing solution to customers who purchased heavy equipments by utilizing financing facilities provided by the Company’s subsidiary PT IBF. This total solution approached has helped boost the Company’s overall revenues.
PT Intan Baruprana Finance (IBF), anak perusahaan INTA, yang bergerak dalam bisnis pembiayaan, telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 991 miliar pada tahun 2011, naik 124,72% dari Rp 441 miliar di tahun sebelumnya. Peningkatan ini didorong oleh tingginya permintaan alat berat dari sektor pertambangan, terutama batubara dan nikel, yang merupakan 82,23% dari total pembiayaan yang diberikan oleh perusahaan.
PT Intan Baruprana Finance (IBF), a subsidiary of INTA which engages in the financing business, has disbursed new financing of Rp 991 billion in 2011. It was a 124.72% increase from Rp 441 billion in the previous year. The increase was driven by high demand for heavy equipment from mining, particularly in coal and nickel, which represented about 82.23% of total financing provided by the company.
Sementara itu, IBF juga menyediakan pembiayaan berbasis syariah, yang mendapat respon sangat positif dari pelanggan. Hal ini tercermin dari kontribusi pembiayaan syariah yang mencapai 59% dari total pembiayaan yang disalurkan oleh IBF, dibandingkan kontribusi tahun sebelumnya sebesar 31%. Tahun 2011, pembiayaan syariah mencatat kenaikan signifikan menjadi Rp 728 miliar dari Rp 152 miliar pada tahun 2010. Sedangkan tahun 2012, Manajemen IBF menargetkan pembiayaan syariah untuk tumbuh sebesar 50% seiring dengan pertumbuhan bisnis pembiayaan yang pesat.
IBF also provides sharia-based financing, which has received positive response from its customers. Sharia-based financing contributed 59% of total financing provided by IBF, compared to previous year’s contribution of 31%. In 2011, Syariah financing recorded a significant increase to Rp 728 billion from Rp 152 billion in 2010. While in 2012, IBF management targets sharia financing to further grow by 50%, in line with the fast growth of the financing business
40
laporan manajemen management report
IBF menyediakan fasilitas pembiayaan kepada perusahaan atau pelanggan yang ingin membeli alat berat yang didistribusikan INTA sebagai induk perusahaannya, yakni merek Volvo, Bobcat, SDLG, Mahindra, Sinotruk dan Ingersoll Rand dan juga merek lain yang tidak diageni oleh INTA. IBF berharap kondisi alat berat akan terus meningkat pada tahun 2012, melanjutkan tren yang ditunjukkan pada 2011. Per Desember 2011, IBF memiliki aset sebesar Rp 1,4 triliun.
IBF provides financing facilities to companies interested to purchase heavy equipments distributed by the parent company INTA with various brand names such as Volvo, Bobcat, SDLG, Mahindra, Sinotruk and Ingersoll Rand as well as other brands not represented by INTA. IBF expects heavy equipment market condition will continue to increase in 2012, carry on the trend shown in 2011. Per December 2011, IBF has assets of Rp 1.4 trillion.
Sejumlah pencapaian lain yang diraih INTA diantaranya adalah penghargaan dari FMC PT Kaltim Prima Coal dan PT Thailindo senilai US$ 30 juta. Kontrak FMC meliputi perbaikan, pelayanan dan pengadaan suku cadang. Kontrak perawatan semacam ini memberikan aliran pendapatan yang terprediksi di tahun tahun mendatang.
Among the highlight recorded by the Company in 2011 was the award of Full Maintenance Contract (FMC) by PT Kaltim Prima Coal and PT Thailindo worth US$ 30 million. The FMC contract covers repair, service and sparepart procurement. This kind of maintenance contract provides recurring revenue stream for the Company for many years.
Fokus Kepada Pelanggan
Customer Focus
Untuk meraih kinerja yang solid diperlukan banyak faktor pendukung dan persiapan bertahun-tahun, tidak semata hanya memanfaatkan momen booming sektor pertambangan. Perseroan harus mempersiapkan diri dengan baik, agar bisa memperoleh manfaat maksimal dari booming-nya sektor pertambangan. Dengan strategi penyedia solusi total, didukung oleh kesiapan sistem operasi internal, infrastruktur, serta jaringan yang luas, INTA berhasil memanfaatkan lonjakan permintaan alat berat dan suku cadang.
The solid performance requires many supporting factors and years of preparation, instead of just being in the right place at the right time. The company has to prepare well, in order to be able to capture the benefits from the boom in the mining sector. With the total solution provider strategy, supported by readiness of internal operation, infrastructure, extensive network, the company was well positioned to benefit from a surge in heavy equipment orders and spare parts.
Integrasi bisnis membantu meningkatkan efisiensi alur dan efektivitas kerja, sehingga menghasilkan kepuasan pelanggan. Kami juga menyadari bahwa untuk mempertahankan pertumbuhan juga diperlukan komitmen manajemen untuk mempertahankan kerjasama yang saling menguntungkan antara perusahaan, principal, pemasok, pelanggan, dan karyawan.
The business integration helps improve workflow efficiency and effectiveness resulting in customer satisfaction. We also realize that the key behind the growth was the management’s commitment to maintain mutually beneficial cooperation between the Company, principals, suppliers, customers, and employees.
41
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Pertumbuhan bisnis pelanggan selalu menjadi fokus manajemen. Oleh karena itu, kami memberikan pendidikan dan pelatihan berkualitas tinggi untuk staf dan mitra kami. Dengan demikian, INTA yakin bahwa mitra kita akan dapat menikmati pertumbuhan bisnis mereka dengan mengutamakan tenaga kerja berkualitas tinggi, dengan semangat tinggi dan etos kerja yang baik.
The customers’ business growth has always been the management’s focus. Therefore, we provide education and high quality training for our staff and partners. By doing this, INTA is convinced that our partner will be able to enjoy their business growth by prioritising high quality workforce with high spirit and good work ethic.
GCG dan Nilai-Nilai Perusahaan
GCG and Corporate Values
INTA menyadari bahwa pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) sangat penting untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan. Implementasi GCG bahkan semakin penting karena perusahaan telah berkomitmen menjadi penyedia layanan solusi total, guna melayani kebutuhan dan memberikan solusi yang tepat untuk setiap pelanggan kami. Bagi INTA, GCG merupakan sarana untuk meningkatkan produktivitas internal perusahaan dan peningkatan kinerja keuangan setiap tahun.
INTA understands that implementation of Good Corporate Governance (GCG) is vital for achieving sustainable growth. GCG becomes even more important as the company has transformed itself into a total solution service provider, in which all its focus is serving the needs and providing the right solution to every need of our customers. INTA views GCG as a tool to enhance internal company’s productivity and to obtain improved financial performance every year.
Pelaksanaan GCG diterapkan pada setiap aspek bisnis Perseroan. Pelaksanaan GCG tercermin dalam komitmen perusahaan untuk terus mempromosikan transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, independensi, keadilan dan nilai tambah bagi para pemangku kepentingan. Hal ini memungkinkan Perseroan untuk menciptakan pertumbuhan yang berkelanjutan. Melalui implementasi GCG, Perseroan dapat meminimalkan risiko yang mungkin timbul di masa depan.
The implementation of GCG is applied to every aspect of the Company’s business. The implementation of GCG is reflected in the company’s commitment to continuously promote transparency, accountability, responsibility, independence, fairness and added value for its stakeholders. This enables the Company to create a sustainable growth. By implementating GCG, the Company can minimize risks that may arise in the future.
Kami percaya bahwa menerapkan GCG juga membantu Perseroan dalam mencapai kinerja optimal. Oleh karena itu, Perseroan berkomitmen untuk mematuhi peraturan yang berlaku dan beroperasi dalam koridor peraturan dan regulasi.
We believe that implementing GCG also helps the Company in attaining optimum performance. Therefore, the Company is committed to comply with applicable regulations and operate within the corridor of rules and regulations.
42
laporan manajemen management report
Kami juga percaya bahwa Perseroan akan mempertahankan pertumbuhan yang berkelanjutan jika beroperasi di lingkungan yang berkesinambungan. Oleh karena itu, Perseroan memberikan perhatian khusus pada masyarakat dan lingkungan sekitar wilayah operasinya dengan menerapkan program-program yang bermanfaat. Karena itu, Perseroan berkomitmen untuk selalu menemukan cara meningkatkan nilai tambah bagi masyarakat melalui bisnis kami, diantaranya melalui program pemberdayaan sosial dan ekonomi seperti bea siswa, pelayanan kesehatan, fumigasi untuk menekan penyakit demam berdarah, kerjasama pelatihan dan alih teknologi dengan sekolah teknik dan penjualan sembako bersubsidi.
We also believe that the Company will maintain sustainable growth if it operates in a sustainable environment. Therefore, the Company pays special attention to the communities and environment surrounding its operations by giving back to the communities and its environment. For these reasons, the Company has committed to always find ways to increase added value to communities through our business operations. These programs are in the form of social and economic empowerment such as scholarships, health services, fumigation to eradicate dengue fever, technical cooperation with technical schools in the region and sale of subsidized essential food.
Pertumbuhan Perseroan yang cemerlang juga didukung oleh nilai-nilai perusahaan yang menjadi pedoman bagi seluruh jajaran manajemen dan karyawan dalam menjalankan bisnis mereka. Nilai perusahaan ini dinyatakan dalam CES, yaitu Care, Excellence dan Synergy dalam melakukan bisnis dengan tata kelola perusahaan dan tanggung jawab. Nilai ini mengajarkan kita pentingnya memenangkan hati pelanggan kami, Care terhadap sesama, khususnya pelanggan dan memberikan performa yang Excellence dan selalu menciptakan Synergy.
The Company’s impressive growth has also been supported by the company’s values that guide all layers of management and employees in running their business. The value of this Company is stated in CES, namely, Care, Excellence and Synergy in conducting business with corporate governance and responsibility. This value has taught us the importance of winning the hearts of our customers, Care for others in particular customers and provide Excellence performance and always create Synergies.
Care mendorong manajemen untuk fokus pada kebutuhan pelanggan. Nilai ini membimbing kita untuk memperlakukan satu sama lain dengan hormat, terutama terhadap pelanggan. Hal ini membuat kami mampu melayani pelanggan dengan tulus dalam cara yang positif. Nilai Excellence mendorong kita untuk berusaha memanfaatkan sumber daya secara optimal untuk memberikan kinerja terbaik untuk mencapai hasil terbaik. Hal ini telah memotivasi kita untuk bekerja keras dan memberikan standar kerja terbaik.
Care encourages the management to focus on customer needs. This value guided us to treat each other with respect, particularly to customers. This enables us to serve customers sincerely in positive way. The value of Excellence encourages us to strive in utilizing resources optimally to give the best performance in order to achieve the best results. This has motivated us to work hard and provide the best working standards.
43
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Strategi yang Tepat
The Right Strategies
Kinerja yang kuat dari INTA membuktikan bahwa Perseroan cukup kompetitif dan telah menerapkan strateginya dengan baik. Salah satu strategi utama yang dilaksanakan oleh Perseroan, adalah kesesuaian antara solusi dengan profil risiko nasabah. Pelanggan juga memiliki kebutuhan yang berbeda sejalan dengan tahap perkembangan operasi pertambangan mereka. Perusahaan yang kurang berpengalaman dalam bisnis pertambangan, dapat didukung oleh INTA dalam melaksanakan pekerjaan penambangan guna mendapatkan batubara mereka.
The strong performance of INTA proved that the Company had the competitive edge and executd its strategies well. One of thekey strategies implemented by the Company is matching the solution according to the risk profile of the customers. Customers also have different needs as well as in line with the development stage of their mining operations. Companies with little or no experience in the mining business, can turn to INTA to carry out their coal mining works.
Beberapa perusahaan mungkin hanya memerlukan dukungan pembiayaan untuk membeli alat berat sehingga mereka dapat melakukan pekerjaan tambang sendiri. INTA dapat melayani jenis pelanggan tipe ini dengan memberikan dukungan pembiayaan melalui anak perusahaan INTA yaitu PT IBF. IBF menyediakan skema pembiayaan sejalan dengan track record dan profile dari setiap pelanggan.
While other more experienced companies may just need financing support to purchase heavy equipments as they may opt to carry out the mining works by themselves. INTA can serve this type of customers by providing financing support via INTA’s subsidiary PT IBF. IBF provides financing schemes in line with the track record and profile of each customer.
Beberapa perusahaan melaksanakan sendiri pekerjaan pertambangannya, namun tetap membutuhkan pihak lain untuk merawat dan memelihara alat berat mereka. Dalam hal ini, INTA juga memiliki kemampuan untuk menyediakan Full Maintainance Contract (FMC) untuk pelanggan tersebut.
Some companies operate their mining works by themselves but need other parties to take care and maintain their heavy equipments. INTA also has the capability to provide Full Maintenance Contract (FMC) to this kind of customers. Other customers may just need spare parts.
INTA tidak hanya menerapkan strategi operasional untuk memaksimalkan booming pertambangan, sektor perkebunan dan infrastruktur, namun juga mampu bertahan dalam menghadapi perubahan dan pergolakan selama siklus bisnis. Strategi tersebut antara lain dengan mengembangkan model bisnis yang menjamin pertumbuhan yang berkelanjutan, yang dilakukan melalui pengintegrasian/konsolidasi unit bisnis atau anak usaha yang memungkinkan perusahaan menawarkan solusi terpadu untuk memenuhi kebutuhan pelanggan; diversifikasi merek produk yang didistribusikan kepada pelanggan; konsisten mempertahankan layanan premium berkualitas kepada pelanggan dengan menyediakan produk dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan dan klien melalui pendekatan solusi total; menjaga semangat kebersamaan, kejujuran,
INTA implements operational strategies that enable the Company to take advantage of the booming mining, plantation, and infrastructure sectors as well as to weather the global uncertainty and normal business cycles. These strategies include developing business model that guarantees sustainable growth, which is done through integrating/consolidating business units or subsidiaries that enables the Company to offer solutions that meet the needs of customers; diversifying its product offerings; consistently maintaining premium service quality to customers through the right products and services that match the needs of customers and clients through total solution approach; maintaining the spirit of togetherness, honesty, loyalty between employees and top management; preparing to enter into the
44
laporan manajemen management report
dan loyalitas antara karyawan dan top manajemen; persiapan memulai usaha pertambangan untuk menyeimbangkan peluang; serta menyediakan paket pembiayaan yang menarik.
mining business in order to reap the upside; and providing attractive financing package.
Kami optimistis strategi ini akan memperkuat posisi kami di setiap segmen pasar.
We are optimistic that these strategies will further strengthen position in each market segment.
Outlook
Outlook
Pemerintah melihat bahwa ekonomi Indonesia di 2012 akan tetap bertahan dalam menghadapi gejolak ekonomi eksternal seperti terlihat dengan pertumbuhan Indonesia di 2011. Pada kuartal pertama 2012, Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan menjadi 6,5%, sedangkan untuk keseluruhan tahun, pertumbuhan diperkirakan mencapai 6,3-6,7%.
The government views that Indonesia’s economy will be resilient towards external economic upheaval this year as seen in Indonesia’s growth in 2011. In the first quarter 2012, Bank Indonesia has projected the growth to be at 6.5%, while for the whole year, the growth is estimated to reach 6.3-6.7%.
Faktor utama pertumbuhan ekonomi diperkirakan berasal dari permintaan domestik, didukung oleh konsumsi rumah tangga dan investasi yang kuat. Investasi juga akan meningkat didukung oleh iklim investasi yang kondusif dan persepsi bahwa prospek ekonomi Indonesia tetap positif.
The main source of economic growth will be from domestic demand, supported by household consumption and strong investment. The increasing investment is supported by conducive investment climate and perception that Indonesia’s economic prospect remains positive.
Sementara itu, investement grade diharapkan dapat memberikan sentimen positif pada perekonomian Indonesia. Hal ini akan mendorong semakin banyak investor untuk datang berinvestasi di Indonesia termasuk di sektor pertambangan, yang pada akhirnya akan memberikan keuntungan bagi INTA.
On a positive note, the country’s investment grade standing is expected to provide positive sentiment on Indonesia’s economy. This will encourage more foreign investors to Indonesia including in the mining sector, which will ultimately benefit INTA.
Bagi INTA sendiri, posisi saat ini sungguh sangat tepat untuk mengoptimalkan momen pertumbuhan sektor pertambangan. INTA telah mengoperasikan dua anak perusahaan baru, PT Intraco Penta Wahana dan PT Inta Resources (IPPS), serta anak perusahaan yang sudah ada sebelumnya yakni PT Intraco Penta Prima Servis (IPPS).
For INTA, it is the right timing to take advantage of the boom in mining sector. INTA has established two new companies PT Intraco Penta Wahana and PT Inta Resources as well as the existing new company PT Intraco Penta Prima Servis (IPPS).
PT Intraco Penta Wahana (IPW), yang didirikan pada tanggal 3 Oktober, 2011 dengan modal sebesar Rp 495 juta, mendistribusikan alat berat brand Sinotruk (Cina), Ingersoll Rand (AS), Mahindra (India) dan Bobcat ke seluruh Indonesia. IPW juga telah menandatangani perjanjian dengan Sinotruk pada Februari 2012 untuk mendistribusikan 650 unit heavy duty vehicles Sinotruk pada tahun 2012.
PT Intraco Penta Wahana, which was established on October 3, 2011, with capital injection of Rp 495 million, distributes heavy equipment of Sinotruk (China), Ingersoll Rand (USA), Mahindra (India) and Bobcat brand nation wide. IPW also secured an agreement with Sinotruk on February 2012 to sell 650 units of Sinotruk heavy duty vehicles in 2012.
45
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Sementara IPPS mulai tahun 2011, akan lebih berfokus pada produk Volvo Construction Equipment di daerah berkembang Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku yang telah terbukti memiliki potensi pasar yang besar.
Meanwhile, since 2011 IPPS will be more focused to distribute and service the Volvo Construction Equipment products in Kalimantan, Sulawesi and Maluku areas, which have proven to have huge market potentials.
INTA juga mendirikan PT Inta Resources di paruh kedua tahun lalu dengan modal Rp 4,99 miliar. Unit baru ini akan fokus pada bisnis pertambangan.
INTA also established PT Inta Resources in the second half 2011 with Rp 4.99 billion capital injection. The new unit will focus on developing INTA’s mining business.
Menurut Departemen Perindustrian, bisnis alat berat nasional saat ini berpotensi tumbuh lebih tinggi. Pemerintah memproyeksikan penjualan alat berat mencapai 19.000 unit pada 2012. Hal ini merupakan kesempatan besar bagi INTA.
The Ministry of Industry has said national heavy equipments have wider room for growth. The industry is forecasting heavy equipment sales to reach 19,000 units in 2012. This certainly a big opportunity for INTA.
Di masa mendatang, INTA siap untuk mempertahankan pertumbuhan yang berkelanjutan. Kami ingin mempertahankan posisi di niche market dan terus mengembangkan bisnis dan pendapatan. Dengan mempertahankan efisiensi operasional, kami yakin bisa membukukan pertumbuhan positif pada tahun 2012. Sebagai bagian dari upaya untuk mendukung target tersebut, kami akan berupaya mendapatkan pendanaan untuk IBF, baik untuk perbankan konvensional dan syariah.
Going forward, INTA is ready to maintain sustainable growth. We aim to maintain our leadership in the niche market and continue to grow our business and earnings. By maintaining operational efficiency, we believe we could book positive growth in 2012. As part of efforts to support this, we will attract more funding for the IBF, both for conventional and sharia banking.
Selain itu, kami akan terus mempertahankan hubungan dan kerjasama yang erat dengan prinsipal, pelanggan dan stakeholder lainnya serta lembaga pembiayaan untuk mendukung pertumbuhan berkelanjutan bagi perusahaan ke depannya.
In addition, we will continue to maintain strong relation and cooperation with principals, customers and other stakeholders and financing institutions in order to support the company’s sustainable growth going forward.
Akhirnya, atas nama Direksi, kami ingin menyampaikan penghargaan kepada seluruh karyawan yang telah mendukung INTA dalam mencapai hasil yang cemerlang pada tahun 2011. Kami juga berterima kasih kepada pelanggan atas kepercayaan mereka kepada kami sebagai mitra untuk tumbuh bersama dan memperluas bisnis, dalam setiap tahapan bisnis mereka dan juga kepada prinsipal kami yang telah memberikan kami kepercayaan untuk mendistribusikan produk mereka.
Finally, on behalf of the Board of Directors, we wish to express our appreciation to all employees who have supported INTA in achieving strong results in 2011. We also thank our customers who have trusted us as their partners to grow and expand their business as well as to our principals who have entrusted us to distribute their products.
46
laporan manajemen management report
Kami juga ingin menyampaikan terima kasih kepada Pemegang Saham, Dewan Komisaris serta Lembaga, Asosiasi dan Pemerintah atas dukungan, saran dan kepercayaan yang diberikan kepada kami dalam menjalankan bisnis. Kami bersiap menghadapi tantangan 2012, dengan target yang agresifuntuk melanjutkan pertumbuhan yang kuat dan membuka peluang baru. Dengan fondasi yang kuat, model bisnis yang terintegrasi dan semangat untuk selalu melakukan yang terbaik, kami siap untuk meraih peluang baru di tahun-tahun mendatang.
We also like to convey our gratitude to the Shareholders, the Board of Commissioners and Institutions, Associations and the Government for the support,advice and trust given to us in running the business. We look forward to a challenging 2012 with aggressive targets of continuing strong growth and opening up new opportunities. With the strong foundation, integrated business model and spirit to always do things better, we are ready to grab new opportunities in the years to come.
Akhir kata, semua pujian dan kemuliaan bagi Tuhan yang akan menyediakan pada tahun 2012 apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga, dan tidak pernah timbul dalam pikiran manusia. Amin.
Last but not least, all praise and glory be to God who will prepare for us in 2012 what the eye has never seen, the ear has never heard before, and the human mind can never pre-conceive. Amin
Petrus Halim Presiden Direktur President Director
47
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
48
Jimmy Halim
Petrus Halim
Willy Rumondor
Direktur Pemasaran Marketing Director
Presiden Direktur President Director
Direktur Penjualan Sales Director
Fred Lopez Manibog
Paulus Ariestian Widjonarko
Direktur Keuangan Finance Director
Direktur Dukungan dan Layanan Pelanggan Customer Support and Service Director
laporan manajemen management report
Tanggung Jawab Pelaporan Tahunan
Responsibility for Annual Reporting
Kami, yang bertanda tangan di bawah ini, Dewan Komisaris dan Direksi PT Intraco Penta Tbk (Perseroan), dengan ini menyatakan laporan kinerja Perseroan selama tahun buku 2011 sebagaimana tercantum dalam Laporan Tahunan ini dan oleh karenanya bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi yang termaktub di dalamnya.
We, the undersigned herewith, the Board of Commissioners and the Board of Directors of PT Intraco Penta Tbk (the Company), hereby fully acknowledge the performance of the Company during 2011 financial year as stated in the Company’s 2011 Annual Report herewith and therefore fully accountable for the accuracy of information declared herein.
Pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya dalam rangka memenuhi ketentuan Anggaran Dasar Perseroan dan Peraturan Bapepam-LK No. X.K.6, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep-134/BL/2006 tanggal 7 Desember 2006 mengenai kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan bagi Emiten atau Perusahaan Publik.
This statement is made truthfully in accordance with the requirement of Company’s Articles of Association and Bapepam Rule No. X.K.6., attachment to the Decision of Chairman of Bapepam-LK No. Kep-134/BL/2006 dated 7 December 2006 regarding the Obligation of Annual Report Submission for the Issuer or Public Company.
DEWAN KOMISARIS THE BOARD OF COMMISSIONERS
Halex Halim
Tonny Surya Kusnadi
Leny Halim
Komisaris Utama President Commissioner
Komisaris Independen Independent Commissioner
Komisaris Commissioner
DIREKSI THE BOARD OF DIRECTORS
Petrus Halim
Fred Lopez Manibog
Willy Rumondor
Presiden Direktur President Director
Direktur Keuangan Finance Director
Direktur Penjualan Sales Director
Jimmy Halim
Paulus Ariestian Widjonarko
Direktur Pemasaran Marketing Director
Direktur Dukungan dan Layanan Pelanggan Customer Support and Service Director
49
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Tinjauan Bisnis dan Operasional
Business and Operational Review
Tinjauan Industri | Industrial Review Tinjauan Bisnis | Business Review Tinjauan Operasional | Operational Review Teknologi Informatika | Information Technology Sumber Daya Manusia | Human Resources
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Tinjauan Industri
Industrial Review
52
tinjauan bisnis & operasional business & operational review
Pesatnya permintaan alat berat dari sektor pertambangan dan perkebunan telah mendorong kenaikan penjualan alat berat dan suku cadang INTA hingga 61% pada 2011. The strong demand for heavy equipment from mining and plantation sectors has driven the increase of INTA’s sales of heavy equipment and spare parts to 61% in 2011.
Tahun 2011, industri alat berat mencatatkan pertumbuhan yang sangat pesat, melanjutkan pertumbuhan yang solid tahun lalu. Pertumbuhan tersebut didorong oleh tingginya permintaan alat berat dari sektor pertambangan dan perkebunan, serta suku bunga yang relatif rendah. Kenaikan harga minyak sejak 2005 memaksa industri manufaktur dan pembangkit tenaga listrik di banyak negara mencari bahan bakar alternatif yang lebih murah dibandingkan dengan bahan bakar minyak.
Heavy equipment industry recorded strong growth in 2011, continuing solid growth in previous year. The growth was driven by strong demand for heavy equipment from mining and plantation industry, and relatively low interest rate. The spike of oil price since 2005 forced manufacturing industries and power plants in many countries turned to alternative fuel, including coal, which is cheaper compared to fuel oil.
Kenaikan harga minyak ini memicu meningkatnya permintaan atas batubara Indonesia dari dalam negeri maupun dari negara-negara Asia seperti Cina, India dan Jepang. Kenaikan permintaan minyak mentah juga turut mendongkrak permintaan produk mineral seperti nikel, tembaga timah, dan emas.
The increase of oil price sparked rising demand for Indonesian coal from domestic as well as from Asian countries such as China, India and Japan. The rise of crude oil also lifted mineral products such as nickel, tin, copper, and gold.
Peningkatan permintaan tersebut memicu lonjakan permintaan alat berat di wilayah Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi selama beberapa tahun terakhir, yang merupakan lokasi sebagian besar aktivitas pertambangan.
The strong demand triggered higher demand for heavy equipments from Sumatera, Kalimantan and Sulawesi over the past few years, where mining activities are mostly located.
53
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan hingga di atas 6% selama beberapa tahun terakhir, mencapai puncaknya dengan diupgrade-nya investment grade Indonesia oleh lembaga pemeringkat internasional seperti Standard & Poor’s, Moody‘s dan Fitch Ratings. Hal ini menarik investor asing untuk berinvestasi di Indonesia, termasuk di sektor pertambangan, baik melalui kerjasama dengan mitra dari Indonesia maupun mengakuisisi perusahaan lokal.
Indonesia’s sustainable economic growth, which hovers above 6% over the past few years, and which culminated in the upgrade of Indonesia’s investment grade by international rating agencies, such as Standard & Poor’s, Moody’s and Fitch Ratings, have also attracted foreign investors to invest in Indonesia, including mining sector, through partnership with Indonesian partners or acquiring local firms.
Sejumlah perusahaan dari Cina, India, Korea Selatan dan negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura, memasuki sektor sumber daya di Indonesia, seperti perkebunan dan pertambangan batubara. Kecenderungan tersebut juga telah membantu mendorong kenaikan permintaan alat berat.
A numbers of companies from China, India, South Korea and neighboring countries like Malaysia and Singapore are entering Indonesia’s resource sectors, such as plantation and coal mining. Such trend has also helped in stimulating higher demand for heavy equipments.
Selain permintaan yang kuat dari sektor batubara, harga minyak yang tinggi juga mendorong kenaikan permintaan CPO sebagai pengganti bahan bakar. Tingginya harga CPO mendorong investor untuk meningkatkan bisnis perkebunan kelapa sawit mereka, sehingga menyebabkan naiknya permintaan untuk alat berat.
Besides strong demand from coal sector, high oil price also stimulates strong demand for CPO, as a substitute for fuel. High CPO price encouraged investors to expand their palm oil plantation, which lead to rising demand for heavy equipments.
Faktor lain yang mendorong permintaan untuk alat berat adalah tingkat bunga yang relatif rendah seperti diindikasikan oleh BI Rate Bank Indonesia, yang stabil di bawah 7%. Tingkat bunga stabil telah memicu meningkatnya permintaan untuk pembiayaan alat berat, yang tercermin dari meningkatnya fasilitas pembiayaan yang disediakan perusahaan multifinance untuk pengadaan alat berat. Hal ini juga mendorong ekspansi fasilitas pembiayaan yang diberikan anak perusahaan INTA, yakni PT Intan Baruprana Finance (IBF) untuk perusahaan pertambangan.
Another factor that stimulates the rising demand for heavy equipments are the relatively low interest rate as indicated by Bank Indonesia’s BI Rate, which has been stable below 7%. This stable interest rate has triggered the increase in demand for heavy equipment financing, as reflected by the rise of financing facilities provided by multifinance firms for the procurement of heavy equipments. This also surged the expansion of financing facilities provided by INTA’s subsidiary PT Intan Baruprana Finance (IBF) to mining companies.
Sementara itu, permintaan alat berat juga meningkat dari Kawasan Timur Indonesia, khususnya di Sulawesi dan Maluku, yang sebelumnya didominasi Kalimantan mendominasi permintaan untuk alat berat. Kondisi ini telah mendorong para distributor alat berat untuk mendiversifikasi operasi mereka di kawasan timur Indonesia, termasuk INTA.
Meanwhile, demand for heavy equipments has also increased from eastern Indonesia, in particular Sulawesi and Maluku, which previously, dominated by Kalimantan. This condition has encouraged heavy equipment distributors to diversify their operations to eastern Indonesia, including INTA.
54
tinjauan bisnis & operasional business & operational review
Pencapaian pada tahun 2011 juga didukung oleh langkah konsolidasi yang kami laksanakan di tahun sebelumnya. Pada tahun 2010, kami menggabungkan perusahaan-perusahan afiliasi ke dalam INTA Group, yaitu PT Terra Factor Indonesia, PT Columbia Chrome Indonesia dan PT Karya Lestari Sumberalam. Penggabungan tersebut memungkinkan Perseroan untuk memberikan layanan solusi total secara optimal.
The strong results in 2011 were also supported by consolidation undertaken in previous year. In 2010, we consolidated our affiliated companies into INTA Group, namely PT Terra Factor Indonesia, PT Columbia Chrome Indonesia and PT Karya Lestari Sumberalam. The consolidation enables the Company to provide optimum total solution service.
Pertumbuhan solid tercermin dalam pendapatan yang dibukukan oleh seluruh anak perusahaan, sehingga meningkatkan kontribusi bagi pendapatan INTA. Penjualan alat berat dan suku cadang melonjak 60,70% menjadi Rp 2,46 triliun pada 2011, dari Rp 1,53 triliun pada 2010.
The solid growth was reflected in revenues recorded by all subsidiaries, resulting in higher revenue contribution to INTA. The sales of heavy equipment and spareparts surged 60.70% to Rp 2.46 trillion in 2011, from Rp 1.53 trillion in 2010.
Pendapatan dari jasa perbaikan, penyewaan dan jasa kontraktor penambangan melonjak 60,54% menjadi Rp 412,46 miliar dari Rp 256,91 miliar pada tahun sebelumnya. Pendapatan dari unit pembiayaan, yang disediakan oleh IBF, juga tumbuh signifikan sebesar 193,61% menjadi Rp 75,06 miliar dari Rp 25,56 miliar pada tahun sebelumnya. Jasa produksi suku cadang yang disediakan oleh PT Columbia Chrome Indonesia (CCI), naik hampir tiga kali lipat menjadi Rp 34,72 miliar dari Rp 11,34 miliar pada tahun sebelumnya. Pendapatan lainnya berasal dari kegiatan lainnya sebesar Rp 15,46 miliar yang naik dibandingkan dengan Rp 6,68 miliar pada tahun sebelumnya.
The revenues from maintenance, rental and mining contracting service jumped 60.54% to Rp 412.46 billion from Rp 256.91 billion in previous year. The revenues from financing unit, provided by IBF, also significantly grew by 193.61% to Rp 75.06 billion from Rp 25.56 billion in previous year. Manufacturing, provided by PT Columbia Chrome Indonesia (CCI), nearly trippled to Rp 34.72 billion from Rp 11.34 billion in previous year. The remaining revenues came from other activities, amounting to Rp 15.46 billion, compared to Rp 6.68 billion in previous year.
Kinerja luar biasa dari setiap lini bisnis meningkatkan pendapatan INTA hingga 63,67% pada tahun 2011 menjadi Rp 3 triliun dari Rp 1,83 triliun pada tahun sebelumnya. Kami yakin bahwa prospek cerah industri alat berat di tahun-tahun mendatang, didukung ekspektasi pertumbuhan yang kuat dari sektor sumber daya alam di Indonesia, akan membuat bisnis INTA tumbuh secara berkelanjutan.
The outstanding performance of each business line lifted INTA’s revenues by 63.67% in 2011 to Rp 3 trillion from Rp 1.83 trillion in previous year. We believe that the bright prospect of heavy equipment industry in the coming years supported by the expected strong in the resources sector in Indonesia and will make INTA’s business to continue recording sustainable growth.
55
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Tinjauan Bisnis
Business Review
Pada tahun 2011, Perseroan menjual 1.585 unit alat berat, naik dari 835 unit pada tahun sebelumnya. Untuk tahun 2012, INTA menargetkan penjualan produk alat berat kembali naik sekitar 26% menjadi 1.996 unit. In 2011, the Company sold 1,585 units of heavy equipments, surged from 835 units in previous year. In 2012, INTA targets heavy equipment products to further rise by 26% to 1,996 units.
Ikhtisar Produk dan Layanan
Products and Services Highlights
Pesatnya pertumbuhan industri pertambangan dan perkebunan pada tahun 2011 telah memicu kenaikan permintaan untuk alat berat. Selama 2011, penjualan alat berat domestik diperkirakan mencapai 15.000 unit dari 11.000 unit pada tahun sebelumnya. Sejumlah pihak bahkan memperkirakan bahwa penjualan alat berat di 2011 bisa mencapai 17.000 unit, didorong oleh tingginya permintaan dari sektor pertambangan. Pada 2012, alat berat dalam negeri diproyeksikan akan mencatatkan pertumbuhan yang solid juga.
The strong growth of mining and plantation industries in 2011 has triggered the increase demand for heavy equipments. During 2011, domestic heavy equipments sales were estimated to reach 15,000 units from 11,000 units in previous year. Some even predicted that heavy equipment sales in 2011 could reach as high as 17,000 units, driven by the strong demand from the mining sector. In 2012, domestic heavy equipment is projected to record another solid growth.
Pada tahun 2011, Perseroan menjual 1.585 unit alat berat, naik dari 835 unit pada tahun sebelumnya. Untuk tahun 2012, INTA menargetkan penjualan produk alat berat kembali naik sekitar 26% menjadi 1.996 unit.
In 2011, the Company sold 1,585 units of heavy equipments, surged from 835 units in previous year. In 2012, INTA targets heavy equipment products to further rise by 26% to 1,996 units.
Pencapaian ini merupakan prestasi bagi Perseroan yang fokus pada segmen pasarnya selama empat dekade melayani pelanggan. Dengan demikian, INTA menerapkan strategi yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Hal ini pada gilirannya memungkinkan INTA mempertahankan posisinya sebagai pemain utama di niche market.
This performance is an achievement for the Company whereby it has been focusing on the specific market segment during four decades of operation. This concludes that INTA implements the right strategy and suitable for the needs of the market segment. This in turn enables INTA to maintain its position as a leader in specific niche market.
56
tinjauan bisnis & operasional business & operational review
Selain menargetkan pada segmen pasar khusus, INTA juga memperkuat layanan solusi total dengan meraih berbagai peluang dalam bidang alatalat berat, suku cadang, servis dan perawatan, penyewaan, pembiayaan, serta bisnis kontraktor penambangan. Keputusan yang tepat dalam meraih kesempatan tersebut merupakan keunikan INTA dibandingkan dengan kompetitornya.
Besides focusing on specific segment, INTA also strengthened its total solution service by seizing various opportunities in heavy equipments, spare parts, service and maintenance, rental, financing as well as mining contracting business. The right decision in seizing these opportunities has differentiated INTA from its competitors.
Dengan strategi sebagai penyedia solusi total, INTA tidak hanya menjual produk kepada pelanggan, namun juga memungkinkan Perseroan mempertahankan loyalitas para pelanggannya, yang memberikan fondasi yang kuat untuk pertumbuhan berkelanjutan. Layanan solusi total tidak hanya dimaksudkan untuk meningkatkan penjualan, tetapi juga untuk memastikan pelanggan mendapatkan hasil terbaik dari investasi mereka.
With the strategy as a total solution provider, INTA is not only selling the products to customers, but also allowed the Company to, which provided strong foundation for sustainable growth. The total solution service is not only meant to increase the sales, but also to help ensuring good returns for customers’ investments.
Strategi Operasional
Operational Strategies
INTA telah mengalami pasang surut industri alat berat. Pengalaman yang luas di industri, berpadu dengan strategi yang tepat, telah mendukung INTA untuk bertahan selama periode krisis dan bahkan mendapatkan keuntungan ketika sektor bisnis booming.
INTA has experienced the rise and fall of the heavy equipment industry. The vast experience in the industry, coupled with the right strategy has enabled INTA to survive during crisis period and take advantage when business sector is booming.
Krisis moneter tahun 1998 telah berhasil dilalui INTA dengan lancar berkat langkah lindung nilai atas semua utang saat itu. Perseroan bahkan dapat memulai investasi pada aset dan teknologi informatika yang terbukti memberikan landasan yang kuat bagi pertumbuhan Perseroan di tahuntahun berikutnya.
During the post monetary crisis in 1998, INTA went through smoothly as the company hedged its foreign debts. The Company even embarked on investing on assets and information technology has proven to provide strong foundation for the Company’s growth in the following years.
Kesuksesan tersebut merupakan hasil dari penerapan empat strategi yang membantu INTA untuk bertahan dalam perubahan siklus bisnis, yaitu sebagai berikut: • Mengembangkan model bisnis yang menjamin pertumbuhan berkelanjutan. Hal ini dilakukan melalui integrasi/konsolidasi unit bisnis yang mendukung perusahaan dalam menawarkan solusi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. • Secara konsisten menjaga kualitas layanan premium kepada pelanggan. Hal ini dilakukan dengan menyediakan produk dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan melalui pendekatan solusi total. • Mempertahankan semangat, loyalitas, kebersamaan, serta kejujuran antara karyawan dan manajemen puncak.
INTA implements four strategies that helped the Company to survive changes in business cycles. These strategies are: • Developing business model that guarantees sustainable growth. This is done through integrating/consolidating business units that enable the company to offer solutions that meet the needs of customers. • Consistently maintaining premium service quality to customers. This is done by providing products and services that match the needs of customers through total solution approach. • Maintaining spirit of togetherness, honesty, as well as loyalty between employees and top management.
57
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Alat Berat INTA telah berkecimpung di bisnis alat berat selama lebih dari 41 tahun, dan telah berkembang dari distributor suku cadang, hingga menjadi distributor tunggal berbagai merek premium dalam bisnis alat berat. Saat ini, INTA telah bertransformasi menjadi sebuah perusahaan besar yang menyediakan solusi total secara terintegrasi bagi pelanggan. Alat berat dan suku cadang tetap sebagai tulang punggung pertumbuhan Perseroan, yaitu dengan menyediakan alat berat merek premium dan spare part untuk pelanggan kami. Bisnis tersebut juga didukung oleh unit usaha lain, yaitu dukungan pembiayaan IBF serta manufaktur komponen alat berat beserta pelengkapnya melalui CCI, penyewaan melalui TFI serta usaha kontraktor penambangan melalui Kasuari. Saat ini, INTA mendistribusikan enam merek premium alat berat. Keenam merek tersebut adalah Volvo dari Swedia, Ingersoll-Rand dan Bobcat dari Amerika Serikat (AS), Mahindra dari India, serta SDLG dan Sinotruk dari Cina. INTA telah menjadi distributor Volvo di Indonesia sejak tahun 1982. Volvo merupakan brand terkemuka yang telah teruji kekuatannya di pasar alat berat. Nama Volvo terkait erat dengan keamanan, kenyamanan kualitas, dan memperhatikan lingkungan. Jenis peralatan Volvo antara lain adalah articulated haulers, excavator hidrolik, wheel loader, motor graders dan compactor. INTA juga memasarkan Ingersoll Rand, sebuah merek terkenal dari AS, yang mengkhususkan diri pada produk kompresor premium serta light tower. Ingersoll Rand telah lama berkomitmen untuk melayani kebutuhan industri konstruksi. Pada tahun 1902, perusahaan ini memperkenalkan kompresor udara portabel pertama di dunia.
58
Heavy Equipments INTA has been in heavy equipment business for more than 41 years, evolving from distributing spare parts during its early years to become a sole distributor of premium brands in heavy equipment business. Today, INTA has transformed into a big and integrated company providing total solution to customers. Heavy equipment and spareparts remains as backbone of the Company’s growth, Besides providing premium brand of heavy equipments and spareparts to our customers. Our business line is also supported by other business units of the Company, namely, financing services provided by IBF as well as manufacturing of components and attachments through CCI, rental solution from TFI as well as mining contracting business through Kasuari.
Currently, INTA distributed six premium heavy equipment brands. The six brands are include Volvo from Sweden, Ingersoll-Rand and Bobcat from the United States of America (USA), Mahindra from India, as well as SDLG and Sinotruk from China. As for Volvo, INTA has become distributor of Volvo in Indonesia from 1982. Volvo is a distinguished brand which has been tested in term of its strength in heavy equipments market. The Volvo name is intimately linked with safety, quality, comfort and care for the environment. Types of Volvo equipments are amongst others articulated haulers, hydraulic excavators, wheel loaders, motor graders and compactors. We also distribute Ingersoll Rand, a well known brand from US, that specialized in premium compressor products as well as light tower. Ingersoll Rand has long committed to serve the needs of construction industry. In 1902, the company introduced the world’s first portable air compressor.
tinjauan bisnis & operasional business & operational review
Merek alat berat lain dari Amerika Serikat ditawarkan oleh INTA adalah Bobcat. Bobcat menyediakan berbagai produk, seperti excavator mini, skid steer loader, telescopic handler dan Montabert hydraulic breakers. Bobcat dikenal di seluruh dunia untuk compact loader yang didirikan hampir 100 tahun lalu di North Dakota, AS. Saat ini, hampir satu dari dua compact loader di seluruh dunia menggunakan logo kepala kucing khas Bobcat. Mulai dari pertengahan 2009, INTA memperluas lini produk peralatan berat dengan mendistribusikan alat berat untuk sektor agribisnis. Langkah itu bertujuan untuk mengakomodir permintaan untuk peralatan dari sektor perkebunan, di perkebunan kelapa sawit tertentu. Masuknya INTA di ceruk pasar ini ditandai dengan penjualan traktor pertanian yang diproduksi oleh prinsipal kami, Mahindra & Mahindra dari India. Mahindra adalah perusahaan kelas dunia yang berbasis di India, yang menerapkan fasilitas manufaktur teknologi canggih di Amerika Serikat, Australia dan India. Mahindra berhasil menjual lebih dari 1 juta traktor ke seluruh dunia setiap tahun. Perusahaan ini memiliki pangsa pasar 25% di Australia dan 15% di Amerika Serikat, yang membawa Mahindra sebagai produsen traktor terbesar ketiga di dunia pertanian. Selama lebih dari dua dekade, kepemimpinan Mahindra di pasar traktor India, yang juga merupakan pasar traktor terbesar di dunia, sudah tidak perlu diragukan lagi. Selama bertahun-tahun, bisnis traktor Mahindra tumbuh dengan pesat dan menjadi merek terpercaya di seluruh benua di dunia. Dan saat ini perusahaan sudah lebih siap untuk mewujudkan lebih banyak harapan di seluruh dunia. INTA mendiversifikasi produk alat berat yang dijual kepada pelanggan dengan menambahkan dua merek dari Cina, yakni SDLG dan Sinotruk.
Another heavy equipment brand from the United States offered by INTA is Bobcat. Bobcat provides various products, such as mini excavators, skid steer loader, telescopic handler and Montabert hydraulic breakers. Bobcat is equipment worldwide leader for compact loader which was invented almost 100 years ago in North Dakota USA. Today, nearly one out of two compact loaders worldwide bears the distinctive Bobcat cathead logo. Starting from mid 2009, INTA expanded its heavy equipment product lines by distributing heavy equipments for agriculture sectors. The move was aimed to tap the growing demand for equipments from plantation sector, in particular palm oil plantation. INTA’s entrance in this niche market was marked by the sale of farm tractor produced by our principal, Mahindra & Mahindra from India.
Mahindra is a world class company based in India, which applies advanced technology manufacturing facilities in the United States, Australia and India. Mahindra has succeded in selling more than 1 million tractors worldwide every year. The company has 25% market shares in Australia and 15% in the United States, which brought Mahindra as world’s third biggest farm tractor producer.
For over two decades, the company is the undisputed leader in the Indian tractor market, which is also the largest tractor market in the world. Over the years, Mahindra Tractors grew by leaps and bounds to become a trusted name across all continents of the world. And today the company is more poised than ever to cultivate many more dreams across the globe.
INTA diversified its heavy equipment products sold to customers by adding two brands from China, namely SDLG and Sinotruk.
59
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
SDLG memiliki reputasi sebagai produsen terbesar ketiga peralatan berat di Cina, dan dikenal karena nilai-nilainya, yaitu kualitas, produktivitas dan nilai keselamatan yang baik. Produk SDLG juga dikenal oleh stabilitas, ketahanan dan efisiensinya. Mesin-mesin SDLG mengadopsi sistem transmisi semi otomatis dengan sliding control dan double steer operational pilot. Hal ini telah membuat operasional SDLG wheel loader lebih fleksibel, nyaman, mengurangi intensitas kerja dan meningkatkan efisiensi. Posisi INTA sebagai distributor alat berat di Indonesia semakin diperkuat dengan bergabungnya Sinotruk, produsen dan eksportir heavy duty truck dari Cina. Produk Sinotruk yang tersedia untuk pasar Indonesia saat ini adalah jenis truk HOWO dengan berbagai varian, 6x4 dan 8x4, 371 dan 290 HP dan HOVA Mine Tipper 6x4, 420 HP. Sinotruk diproduksi oleh China National Heavy Truck Company, dengan berbagai range produk alatalat berat untuk pertambangan, konstruksi, infrastruktur, kehutanan, perkebunan, dan militer. Saat ini, suku cadang yang ditawarkan dan diproduksi oleh INTA, tidak hanya untuk produk yang diberikan oleh INTA, tetapi juga untuk merek lain yang didistribusikan oleh perusahaan lain. Hal ini membantu memperluas bisnis INTA dan mendukung pertumbuhan peluang bisnis alat berat pada umumnya. Pada tahun 2011, INTA menjual 1.585 unit alat berat, naik dari 835 unit pada tahun sebelumnya. Perincian penjualan alat berat untuk tiap brand adalah sebagai berikut:
60
Merek Brand
SDLG maintains its reputation as the third largest heavy equipment producer in China, which is well known for its values, i.e. quality, productivity and good safety value. The SDLG products are also known for its stability, durability and efficiency. Its machines adopt semi automatic transmission system with sliding control and double steer operational pilot. This has made the operations of SDLG wheel loader more flexible, comfortable, reduces work intensity and increases efficiency.
INTA’s position as a heavy equipment distributor in Indonesia further strengthened its position by the joining of Sinotruk, the biggest heavy duty truck manufacturer and exporter from China. Sinotruk products that are available for Indonesian market today are HOWO type of truck with various variants, 6x4 and 8x4, 371 and 290 HP and HOVA Mine Tipper 6x4, 420 HP. Sinotruk is produced by China National Heavy Truck Company with various range of heavy equipments for mining, construction, infrastructure, plantation, forestry, and military. Today, components offered and produced by INTA are not only for the equipments provided by INTA but also for other brands distributed by other companies. This helped widened INTA’s business and tapping the growth of heavy equipment business opportunities in general.
In 2011, INTA sold 1,585 units of heavy equipments, surged from 835 units in previous year. The detail of heavy equipment sales of each brand is as follows:
Jumlah Unit Terjual Total Unit Sold
Volvo
1.023
SDLG
21
Ingersoll Rand
430
Bobcat
43
Mahindra
34
Sinotruk
34
Total
1.585
tinjauan bisnis & operasional business & operational review
Layanan Purna Jual
After Sales Service
Layanan purna jual merupakan salah andalan bisnis INTA dengan menjamin ketersediaan suku cadang dan layanan purna jual dalam setiap penjualan alat berat, guna menjaga kepercayaan dan hubungan antara Perseroan dan pelanggannya. Langkah ini bertujuan untuk memperkuat posisi INTA sebagai penyedia solusi total. Untuk itu, kami terus meningkatkan keahlian dan kapasitas dalam menyediakan suku cadang, perbaikan dan pemeliharaan. Pada tahun 2011, bisnis layanan purna jual INTA memberikan kontribusi sekitar 5% terhadap total pendapatan. Kontribusi tersebut tercermin dengan fakta bahwa lebih dari 70% dari 1.447 karyawan INTA terlibat dalam servis dan layanan purna jual.
After sales service is one of key features of INTA’s business, by ensuring the availability of spare parts and after sales service on every heavy equipment sales, in order to maintain the trust and complimentary relationships between the Company and its customers. This step is also aimed to strengthen INTA’s position as a total solution provider. For that purpose, we continuously increase our expertise and capacity in providing spare parts, service n and maintenance. In 2011, After Sales Service business contributed about 5% to total revenues,. The contribution is reflected with the fact that more than 70% of 1,447 employees of INTA involve in repairing and after sales service.
Suku Cadang
Spare Parts
Unit bisnis suku cadang adalah salah satu tulang punggung INTA. Semua suku cadang yang didistribusikan oleh Perseroan adalah suku cadang yang dibuat oleh pabrik atau manufaktur peralatan asli (Original Equipment Manufacturing/OEM), untuk menjamin kualitas dan daya tahannya.
Spare parts business unit is one of INTA’s backbones. All spare parts distributed by the Company are spare parts made by factory or original equipment manufacturing (OEM) to guarantee its quality and durability.
Pada tahun 2011, penjualan suku cadang memberikan kontribusi Rp 399,61 miliar, dibandingkan dengan Rp 302,89 miliar pada tahun sebelumnya, meningkat sebesar 31,93%.
In 2011, the sales of spare parts contributed Rp 399.61 billion, compared to Rp 302.89 billion in previous year, representing an increase of 31.93%.
Kunci keberhasilan dalam menyediakan suku cadang adalah kesinambungan atas ketersediaan suku cadang dan jasa. Efektivitas serta ketersediaan suku cadang dan layanan sangat menentukan keberhasilan penjualan alat berat karena pelanggan biasanya meminta jaminan suku cadang.
The key success in providing spare parts is on the availability of spare parts and services. The effectiveness as well as the availability of spare parts and services often determined the success of heavy equipment sales, as customers are usually asking for assurance of spare parts.
Untuk mendukung bisnis suku cadang, INTA menerapkan sistem Manufacturing Management Inventory (MMI) yang membantu Perseroan mempertahankan efisiensi biaya dan ketersediaan suku cadang dengan meminimalkan tingkat suku cadang non produktif. Program ini pertama kali diterapkan pada tahun 2008. Dengan MMI, kami juga mampu mengantisipasi kebutuhan suku cadang di masa depan berdasarkan perhitungan statistik yang mencerminkan kebutuhan suku cadang di masa lalu. Sistem ini juga memungkinkan kita untuk menghitung permintaan suku cadang secara rinci setiap minggunya.
To support the spare parts business, INTA implemented the so-called Manufacturing Management Inventory (MMI) system which helped the Company in maintaining cost efficiency and availability of spare parts by minimizing level of non-productive spare parts. This program was first implemented in 2008. With MMI, we are also are able to anticipate the need of spare parts in the future based on statistic calculation reflecting the needs of the spare parts in the past. In details, this system enables us to calculate weekly spare parts demand.
61
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Pelaksanaan MMI juga memastikan bisnis pelanggan berjalan lancar tanpa gangguan karena penundaan ketersediaan spareparts dan akhirnya membantu menjaga efisiensi usaha pelanggan. Ini adalah komitmen INTA untuk memastikan suku cadang yang tersedia saat dibutuhkan dan sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Melalui program ini, INTA mampu mengelola ketersediaan suku cadang hingga di atas 80%. Ketersediaan pasokan suku cadang juga disertai dengan pengiriman yang tepat waktu, yang akhirnya membantu pelanggan untuk menghemat biaya.
The implementation of MMI also ensure the customers’ business to run smoothly without disruption due to spare parts delay and ultimately help maintaining customers’ business efficiency. It is the commitment of INTA to ensure spare parts are available when needed and suitable with the needs of customers.Through this program, INTA is able to manage the availability of spare parts up to above 80%. The availability of spare parts supply is also accompanied by on time delivery, which ultimately helping customers to cut costs.
Distribusi
Distribution
INTA saat ini memiliki lebih dari 30 jaringan distribusi dan kantor pendukung, tersebar dari Sumatera ke Papua. Untuk memastikan pelanggan mendapatkan tanggapan yang tepat waktu dalam memenuhi kebutuhan pelanggan, kami melakukan kontrol yang lebih baik dan pengawasan terhadap unit usaha serta menjaga kualitas layanan pasca penjualan yang tinggi. Kami berencana untuk memperluas jaringan distribusi di wilayah Indonesia timur pada tahun 2012, sejalan dengan meningkatnya permintaan untuk alat berat di kawasan tersebut.
INTA currently has more than 30 distribution networks and support offices, spreading from Sumatera to Papua. To ensure timely response in providing customers’ needs, we implement better control and supervision on business units as well as maintaining high quality after sales service. We are planning to open more distribution networks in eastern Indonesia region in 2012 in line with the increasing demand for heavy equipments from this part of the country.
Kami menjamin distribusi alat berat dan suku cadang dengan cara yang cepat dan aman kepada pelanggan melalui jaringan kami. Kami mengembangkan jaringan distribusi melalui skema konsinyasi. Dengan skema ini, kita dapat menjaga ketersediaan alat berat dan suku cadang di setiap daerah dimana mesin dioperasikan.
We guarantee the distribution of heavy equipments and spare parts in fast and safe ways to the customers through our networks. We develop distribution networks through consignment scheme. With this scheme, we can maintain the avaibility of heavy equipments and spare parts in every where that the heavy equipments are operated.
62
tinjauan bisnis & operasional business & operational review
Untuk melengkapi alur distribusi, kami selalu mempercepat pengiriman produk antar cabang dan untuk pelanggan. Penting bagi kami untuk melakukannya sebagai bagian dari upaya menjaga alur mata rantai pengelolaan persediaan kami. Selain itu, untuk menghemat waktu dan biaya, kami juga melakukan pengiriman langsung dari Singapura ke cabang kami di Kalimantan. Kami melihat bahwa kunci keberhasilan kami dalam distribusi terletak pada komunikasi yang cepat dan efektif antara kantor pusat kami di Cakung, Jakarta Pusat, dengan cabang-cabang.
To complete the distribution channel, we always accelerate the delivery of products between branches and to customers. It is important for us to do so as part of maintaining the channel of inventory management chain. Moreover, for the purpose of saving time and cost, we also conduct direct delivery from Singapore to our branches in Kalimantan. We view that the key to our success in distribution lays on the fast and effective communication between our head office in Cakung, Jakarta Pusat, and branches.
Penyewaan Alat Berat
Rental of Heavy Equipments
INTA menyediakan penyewaan alat berat melalui anak perusahaannya PT Terra Factor Indonesia (TFI). Dengan menggunakan dua layanan tersebut di atas, pelanggan dapat melakukan bisnis inti mereka secara optimal. Hal ini karena layanan mencakup perbaikan alat berat yang rusak. Dengan demikian, mitra kami akan dapat terus melakukan bisnis mereka menggunakan alat berat yang disewa dari kami.
INTA provides rental of heavy equipments and services through its subsidiary PT Terra Factor Indonesia (TFI). By using the above mentioned two services, customers can conduct their core business optimally. This is due to the reason that this service can repair our partners’ broken heavy equipments, while, our partners will be able to keep doing their business using our rental heavy equipments.
Layanan penyewaan saja membukukan pendapatan dari Rp 141,52 miliar pada 2011, lebih dari dua kali lipat dari pendapatan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 68,82 miliar, menunjukkan semakin pentingnya bisnis ini sebagai bagian dari pertumbuhan INTA yang berkelanjutan.
The rental service alone posted revenues of Rp 141.52 billion in 2011, more than doubled from previous year’s revenues of Rp 68.82 billion, indicating the importance of this business to the sustainable growth of INTA.
63
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Pusat Perbaikan Komponen
Component Rebuild Center
INTA mendirikan Pusat Perbaikan Komponen. Dengan fasilitas tersebut, perbaikan besar yang biasanya memakan waktu dua bulan dapat dipersingkat melalui proses penggantian dan hanya membutuhkan waktu satu sampai dua minggu. Hal ini tentu membantu pelanggan mengurangi biaya dengan memaksimalkan nilai komponen.
INTA established the Component Rebuild Center, through component facility, which major service that usually takes two months can be shortened through the replacement process and only takes one until two weeks. This certainly helps customers in reducing costs as they could maximize components value.
Selain itu, INTA juga menawarkan solusi inovatif lainnya pada unit CRC, yaitu pemasangan alat penguji yang telah beroperasi secara penuh sejak tahun 2010. Alat penguji ini dapat menjamin mesin yang telah diperbaiki akan berfungsi seperti baru dan juga menghemat waktu dan biaya yang mungkin timbul akibat kesalahan dalam melakukan setting ulang mesin yang diperbaiki.
Besides that, INTA also offers other innovative solution on CRC unit, i.e. the installment of testing equipment which has been fully operated since 2010. The testing equipment can guarantee the replaced machine will function as new one and also save the time and cost which can be incurred due to the mistakes of resetting the repaired machine.
Full Maintenance Contract (FMC)
Full Maintenance Contract (FMC)
Demi menjamin alat berat yang dibeli para mitra terpelihara dengan maksimal, kami menyediakan layanan kontrak pemeliharaan penuh (Full Maintenance Contract/FMC). Layanan ini merupakan program perawatan menyeluruh dengan tujuan membantu pelanggan mencapai efisiensi biaya dan profitabilitas. Kontrak ini menyediakan perbaikan dan perawatan mulai dari penyediaan suku cadang, tenaga kerja yang handal, sampai pengisian lubrikasi secara berkala dan tepat waktu. Dengan program ini, pelanggan tak perlu lagi memikirkan ketersediaan alat-alat berat karena kami telah menjaminnya.
To guarantee the heavy equipments purchased by customers being well maintenanced, we provide a Full Maintenance Contract (FMC) service. This service is a complete maintenance program to assist the customers to achieve their cost efficiency and profitability. This contract provides comprehensive repairment and maintenance jobs from spare parts supplies, reliable human resources, to periodic and timely manner lubrication filling. Through this programs, it is unneccesary for the customers to worry about the availability of heavy equipments since we have guaranteed it already.
Program Pertukaran Komponen (Comex)
Component Exchange Program (Comex)
Program ini merupakan solusi yang kami tawarkan untuk melengkapi jasa perbaikan. Melalui Comex, pelanggan dapat memiliki komponen alat berat baru atau mengganti peralatan dengan cara lebih ekonomis dan efisien. Sejak tahun 2008, kami menerapkan skema harga tetap untuk program ini. Skema ini terbukti dapat mempercepat proses penukaran produk dan modifikasi.
This program is a solution we offer to couple our maintenance services. Through Comex, our customers are enabled to own new heavy equipment components or to replace their component in more economicly and efficiently way. Since the year of 2008, we have implemented fixed price scheme for this program. This scheme is proven to accelerate the product exchanging process and modification.
Sebelumnya kami menerapkan skema variabel untuk perhitungan layanan Comex. Para pelanggan pun memandang skema harga tetap lebih menguntungkan dan praktis. Demi meningkatkan kapasitas layanan, kami senantiasa melakukan perbaikan untuk peralatan mekanik serta menambah jumlah kendaraan operasional.
Previously, we implemented variable scheme for Comex service calculation. The customers also view the fixed price scheme is more profitable and practical.In order to increase the capacity and quality of service, we continuously conduct mechanical equipments maintenance and increase the number of operational vehicles.
64
tinjauan bisnis & operasional business & operational review
Tinjauan Operasional
Operational Review
Intan Baruprana Finance (IBF)
Intan Baruprana Finance (IBF)
PT Intan Baruprana Finance (IBF) didirikan untuk memberikan solusi pembiayaan bagi pelanggan. Pelanggan dapat memilih untuk membeli peralatan secara kredit, dengan memanfaatkan salah satu skema pembiayaan alat berat IBF. IBF juga menyediakan layanan pembiayaan berbasis syariah.
PT Intan Baruprana Finance (IBF) was established to provide heavy equipment financing solutions for the customers. Customers could opt to purchase the equipment on credit, by utilizing one of IBF heavy equipment financing purchase scheme. IBF also provides sharia-based financing service.
IBF telah menjadi bagian usaha INTA sejak diakuisisi pada tahun 2003. Sejak saat itu, IBF memberikan layanan pembiayaan alat berat.
IBF has been in INTA’s business group since it was acquired in 2003. Since that time, IBF has provided heavy equipments financing services.
Keberadaan alat berat memang merupakan aset vital bagi pelaku industri pertambangan, agribisnis, dan infrastruktur. Demi meningkatkan produksi, perusahaan harus melakukan ekspansi dengan menambah alat berat. Tapi di sisi lain, konsumen pun kerap menghadapi masalah keterbatasan kas internal. Karena itu, ketersediaan pembiayaan menjadi faktor utama untuk mendukung bisnis penjualan alat berat.
The availability of heavy equipment is indeed a vital asset for mining, agribusiness, and infrastructure industry player. To increase production, they have to expand by adding more heavy equipments. But on the other hand, the customers also often face with limited internal cash availability. Therefore, the availability of financing services becomes an important factor to support heavy equipments sales business.
Untuk menjawab kebutuhan itu, IBF menyediakan solusi pembiayaan. Fasilitas ini bukan hanya bisa dimanfaatkan untuk pembeli produk alat berat INTA, tapi juga alat berat merek lain. Atas layanannya yang menyediakan pembiayaan khusus untuk alat berat, IBF beberapa kali mendapatkan penghargaan. Selain sigap membantu menyalurkan pembiayaan, IBF juga memaksimalkan bisnisnya dengan proses aplikasi yang cepat. Dengan demikian, kami bisa dengan bangga menggandeng mitra perbankan yang terus menaruh kepercayaan dan rasa hormat yang tinggi kepada IBF. Sepanjang perjalanan bisnisnya, IBF terbukti berhasil mengkapitalisasi basis pelanggan INTA dan menyalurkan pendanaan kepada para pelanggan INTA.
To answer those needs, IBF offers financing solutions. The service is not only available for purchasing INTA’s heavy equipment products, but also heavy equipments from other brands. As appreciation of its service in providing financing, especially for heavy equipments, IBF has for several times obtained rewards Besides responsive in assisting to distribute the financing, IBF also maximizes its business with quick application process. Therefore, IBF can proudly co-operate with banking partners which continuously put the trust and high respect to IBF. Along in its business journey, IBF has succeeded in capitalizing on INTA customers’ base and distributing financial service to INTA’s customers.
Sepanjang tahun 2011, IBF telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 991 miliar. Jumlah ini tumbuh 124,72% dari pembiayaan tahun 2010 yang sebesar Rp 441,7 miliar. Nilai tersebut hampir 10 kali lipat dari pembiayaan di tahun 2009 sebesar Rp 102 miliar. Mitra perbankan yang mendukung kami di tahun 2011 antara lain Bank Muamalat, Bank Syariah Mandiri, Bank Danamon, BII, Bank Syariah Bukopin, Bank Bukopin, Bank Mega, Bank Jabar Banten Syariah, BII Syariah, Bank ICB Bumiputera, Bank Artha Graha Internasional, Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Bank Ganesha, BNI Syariah, dan BCA Syariah.
During 2011, IBF booked a total financing value of Rp 991 billion compared to Rp 441.7 billion in 2010, representing an increase of 124.72%. This number is almost 10 times than financing value in 2009 of Rp 102 billion. The banking partners who supported IBF in 2011 were among others Bank Muamalat, Bank Syariah Mandiri, Bank Danamon, BII, Bank Syariah Bukopin, Bank Bukopin, Bank Mega, Bank Jabar Banten Syariah, BII Syariah, Bank ICB Bumiputera, Bank Artha Graha Internasional, Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Bank Ganesha, BNI Syariah, and BCA Syariah.
65
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Beberapa layanan pembiayaan IBF antara lain: • Pembiayaan alat-alat berat baru dan bekas: IBF akan membantu pelanggan dalam membeli produk baru maupun bekas dengan cara pembayaran yang mudah, baik kredit maupun tunai • Penjualan dan leaseback: Lewat layanan ini, IBF akan menjual alat berat kemudian akan menyewanya kembali dengan skema pendanaan yang menarik dan menguntungkan • Pembiayaan fasilitas operasional pelanggan: IBF juga bersedia membantu proyek pertambangan dan konstruksi pelanggan dengan memberikan dukungan dan fasilitas finansial.
IBF financing services among others are: • Financing of New and Used Heavy Equipments: IBF will assist customers in purchasing new or used products with easy payment method
Kami juga menyediakan berbagai fasilitas pendukung berupa: • Pembiayaan dalam mata uang US Dollar dan Rupiah dengan suku bunga tetap dan kompetitif • Pembiayaan melalui Unit Usaha Syariah dan konvensional.
IBF also offers various supporting facility as follows: • Financing in USD and Rupiah currencies with fixed and competitive rate • Financing through Sharia Business Unit and conventional.
Kami memandang bisnis IBF akan berkembang pesat di masa mendatang. Keberadaan IBF sebagai anak perusahaan INTA membuat basis pelanggan kami menjadi sumber pelanggan IBF. Dalam mendistribusikan layanannya, IBF juga dapat mengikuti jalur distribusi dan peredaran layanan INTA yang kini sudah menjangkau lebih dari 33 kota di Indonesia. Selain itu, IBF bisa memanfaatkan sistem teknologi informatika yang mapan serta tenaga profesional di bidang pemasaran yang terintegrasi dengan induk usaha.
Management views that IBF business will grow rapidly in the future. The existence of IBF as INTA’s subsidiary has made INTA’s customers’ base become IBF sources of customers too. In distributing its service, IBF can also tap on INTA distribution channel and circulation service which now has covered more than 33 cities in Indonesia. Besides that, IBF can also use established information technology system as well as professionals in marketing area which are integrated with in the holding business.
Sebaliknya, kami menyadari bahwa pertumbuhan bisnis INTA tak akan pernah lepas dari dukungan pembiayaan IBF. Jadi, penguatan pembiayaan IBF akan membuat ekspansi INTA semakin agresif. Hal ini bisa terlihat dari banyaknya pelanggan INTA yang telah mendapatkan dukungan melalui penjualan silang atau bundling antara fasilitas pembiayaan dan produk IBF.
On the other hand, we realize that INTA business growth cannot be separated from IBF’s financing support. Therefore, strengthening IBF financing will make INTA’s expansion more aggressive. This can be seen by the number of INTA’s customers which have received support through cross selling or bundling between financing service and IBF products.
66
• Sale and Leaseback: Through this service, IBF will sell the heavy equipments, then will leaseback with attractive and profitable financing scheme • Financing of customer operational facility: We are also willing to assist customer’s mining and construction project by providing support and financial facility.
tinjauan bisnis & operasional business & operational review
Terra Factor Indonesia
Terra Factor Indonesia
PT Terra Factor Indonesia pertama kali berdiri pada tahun 1986 dengan nama PT Intraco Duta. Perusahaan ini dikenal sebagai distributor crane dan rental alat berat terbesar. Pada tahun 2001, perusahaan ini mengubah namanya menjadi PT Terra Factor Indonesia. Pada 30 Maret 2010, perusahaan diakuisisi oleh PT Intraco Penta Tbk untuk melengkapi misinya menjadi Penyedia Solusi Total terkemuka. TFI menyediakan jasa rental alat berat bagi pelanggan.
PT Terra Factor Indonesia was established in 1986 and previously known as PT Intraco Duta, the company used to be one of the largest used equipment trader specialising in cranes. In 2001, the company changed its name to PT Terra Factor Indonesia. On March 30, 2010, it was acquired by PT Intraco Penta Tbk to complete its mission of being the leading Total Solution Provider. TFI provides heavy equipment rental to its customers.
Selama lebih dari dua dekade, Terra Factor melayani mitra penting di industri infrastruktur, kehutanan, minyak dan gas serta pertambangan. Kami telah membangun kepercayaan dan kepuasan pelanggan melalui ketersediaan dan keandalan peralatan, kehadiran secara geografis yang kuat, layanan premium dan nilai yang tak tertandingi.
For more than two decades, Terra Factor has served as a vital partner of its customers in the infastructure, forestry, oil and gas and mining industries. We have built a high level of customer trust and satisfaction through equipment availability and reliability, strong geographic presence, premium service and unparalleled value.
Perkembangan dan perbaikan secara terus menerus bersamaan dengan pertumbuhan yang fenomenal dalam industri rental peralatan merupakan bukti dari komitmen Perseroan untuk memberikan pelanggan berbagai layanan dan solusi yang komprehensif dengan manfaat yang berharga. Melalui lebih dari 30 jaringan distribusi perusahaan induknya di seluruh Indonesia, Terra Factor memberikan peralatan yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan dengan kualitas layanan yang unggul.
The continuous developments and improvements together with its phenomenal growth in the equipment rental industry is an evidence of the company’s commitment to offering customers a comprehensive range of services and solutions with valuable benefits. Through its parent company that has more than 30 distribution channels nationwide, Terra Factor delivers the equipments that match the need of customers with superior level of customer service.
Terra Factor senantiasa berupaya untuk menjadi penyedia utama layanan rental alat berat di Indonesia, melalui penyediaan berbagai layanan rental (sewa standar), menyewa dengan opsi untuk membeli, full wet hire atau sewa dengan layanan pemeliharaan dan semi wet hire atau sewa dengan layanan pemeliharaan tertentu.
Terra Factor strives to be the premier provider of rental services in Indonesia, by providing various rental schemes (standard rental), rent with option to purchase, full wet hire or rental with maintenance service and semi wet hire or rent with semi maintenance service.
Terra Factor Indonesia Melalui lebih dari 30 jaringan distribusi perusahaan induknya di seluruh Indonesia, Terra Factor memberikan peralatan yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan dengan kualitas layanan yang unggul. Through its parent company that has more than 30 distribution channels nationwide, Terra Factor delivers the equipments that match the need of customers with superior level of customer service.
67
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
PT Kasuari
PT Kasuari
PT Karya Lestari Sumberalam atau dikenal sebagai Kasuari adalah perusahaan yang berdiri pada tahun 1998 dengan bisnis utama sebagai kontraktor tambang. Kasuari memberikan layanan eksplorasi tambang, perencanaan tambang, pembangunan infrastruktur, eksploitasi tambang dan reklamasi.
PT Karya Lestari Sumberalam or also known as Kasuari is a company which was established in 1998 with main bussiness in the mining contracting. Kasuari provides mining exploration service, mine planning, infrastructure development, mining exploitation and reclamation.
Pertumbuhan yang solid di sektor pertambangan dalam beberapa tahun terakhir telah menempatkan Kasuari di posisi yang tepat dalam meraih peluang bisnis di tengah berlangsungnya ekspansi pertambangan di Indonesia.
The solid growth of mining sector over the past few years has put Kasuari in the right position to tap business opportunities from the ongoing expansion of mining operations in Indonesia.
Kasuari menyediakan praktik terbaik dalam bidang eksplorasi pertambangan, teknik pertambangan, infrastruktur pertambangan, produksi pertambangan dan reklamasi.
Kasuari provides mining best practices in areas of mining exploration, mining engineering, mining infrastructure, mining production and reclamation.
Untuk eksplorasi tambang, Kasuari menyediakan jasa survei geologis untuk menentukan area sumber daya dan menerapkan metode pengeboran yang tepat dikombinasikan dengan geoscanning serta survei topografi yang dilakukan oleh ahli geologi yang berpengalaman. Kegiatan yang berkaitan dengan teknik pertambangan, termasuk juga penyediaan desain tambang yang disesuaikan dengan kebutuhan, mengintegrasikan aspek teknis pertambangan dengan lingkungan geologi. Para insinyur Kasuari yang berpengalaman menjamin perencanaan pertambangan akurat untuk memulai operasi penambangan yang efektif dan efisien.
As for mining exploration, Kasuari provides geological survey to determine the resources area and applying proper drilling method combined with geoscanning as well as topographic survey performed by the experienced geologists. Activities related with mining engineering includes tailored mine design. By integrating technical mining aspect with geological environment. Kasuari experienced engineers assure accurate mine planning to initiate effective and efficient mining operation.
PT Kasuari Kasuari menyediakan praktik terbaik dalam bidang eksplorasi pertambangan, teknik pertambangan, infrastruktur pertambangan, produksi pertambangan dan reklamasi. Kasuari provides mining best practices in areas of mining exploration, mining engineering, mining infrastructure, mining production and reclamation.
68
tinjauan bisnis & operasional business & operational review
Kasuari juga menyediakan konstruksi sipil dan infrastruktur untuk akses jalan, jalan untuk pengangkutan, dan lain-lain. Untuk produksi pertambangan, Kasuari memiliki orang-orang terbaik untuk mengoperasikan peralatan yang tepat dari penanganan top soil overburden removal hingga ekstraksi dan pengangkutan. Kasuari juga memperhatikan faktor lingkungan di semua aktivitas yang melibatkan eksploitasi sumber daya alam dengan melakukan reklamasi.
Kasuari also provide civil and infrastructure construction such as access roads, etc. For mining production, Kasuari has best people to operate proper equipments from top soil handling, overburden removal to extraction and hauling. Attention also given to environmental factor in all activites involving the exploitation of natural resources by conducting reclamation.
Kasuari telah berhasil melaksanakan beberapa proyek di sejumlah lokasi, termasuk tambang emas di Jawa Barat, tambang nikel di Maluku Utara, tambang batu bara di Kalimantan Timur dan Sumatera. Saat ini, perusahaan sedang menangani proyek tambang batu bara di Riau dan Kalimantan. Kasuari memiliki track record yang panjang dan kemampuan dalam pemeliharaan layanan dan aplikasi alat berat, harga yang kompetitif dan proses penambangan yang baik dan ramah lingkungan, serta delivery time alat berat yang cepat karena dukungan grupnya.
Kasuari has managed projects in various locations, including gold mining in West Java, nickel mining in North Maluku, coal mining in East Kalimantan and Sumatera. Currently, the company handles coal mining projects in Riau and East Kalimantan. Kasuari has long track record and capability in maintenance service and application of heavy equipments; competitive price, good mining process and environmentally friendly and short delivery time for heavy equipment as the delivery is supported by the group.
Proyek-proyek Kasuari antara lain: • PT Antam Tambang Emas Bawah Tanah (1998). Pengembangan Pit dan Service Support, dengan Articulated Dump Truck (ADT) termasuk operator untuk hauling road tambang dan mendukung perluasan tambang. • Proyek PT Antam Nikel Gebe (1999-2007). Proyek dan pengembangan tambang, dimulai pada tahun 2000. Kasuari sepenuhnya mendukung produksi dengan excavator, truk dozer, termasuk pekerjaan reklamasi tambang. • Proyek PT Multi Harapan Utama Tambang Batubara (2005-2007), produksi tambang di salah satu lubang MHU. • Proyek CV Karya Tani Tambang Batubara (20062008). Projek berlokasi di Muara Kamandengan target produksi 100 ribu ton batu bara per bulan. • Proyek PT Dewata, Loa Buah Tambang Batubara (2007-2009). PT Kasuari sebagai kontraktor pertambangan, mendukung dengan semua peralatan produksi termasuk sebagai operator. • Proyek PT Riau Bara Harum Tambang Batubara (2007 - sekarang). Sebagai salah satu kontraktor tambang di RBH, di Simbul. • PT Harsco Mineral (2010-sekarang). Kontraktor utama di konsesi batubara Harsco.
Kasuari’s projects, among others: • PT Antam Underground Gold Mine (1998) Pit Development and Service Support, with ADT including operators for hauling road of mine as well as support mine expansion. • PT Antam Nickel Gebe Project (1999-2007). Mining projects and development, started at year 2000. Kasuari supported the production with excavators, trucks dozers, including mine reclamation job. • PT Multi Harapan Utama Coal Mine Project (2005-2007). Mine production in one of MHU’s pit. • CV Karya Tani Coal Mine Project (2006-2008). Project is located at Muara Kaman with production target of 100 thousand ton coal per month. • PT Dewata, Loa Buah Coal Mine Project (2007-2009).PT Kasuari as mining contractor, supports the project with production equipment including operators. • PT Riau Bara Harum Coal Mine Project (2007now). As one of the mining contractors of RBH at Simbul site. • PT Harsco Mineral (2010-now). Main contractor at Harsco coal concession.
69
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Columbia Chrome Indonesia (CCI)
Columbia Chrome Indonesia (CCI)
CCI bergabung dalam INTA Group pada tahun 2010 setelah diakuisisi senilai Rp 5 miliar, sejalan dengan rencana INTA untuk mengembangkan bisnisnya sebagai penyedia solusi total alat berat. Akuisisi ini dilakukan dengan mekanisme penukaran hutang menjadi saham. Setelah akuisisi, INTA memiliki 99,9% saham CCI.
CCI joined INTA Group in 2010, through a Rp 5 billion worth acquisition, in line with INTA’s plan to expand its business as a Total Solution Provider for heady equipment. The acquisition was conducted by converting debt into shares mechanism. After the acquisition, INTA holds 99.9% CCI shares.
Perusahaan ini sendiri berdiri di tahun 1991, sebagai perusahaan penanaman modal asing (PMA). Empat tahun kemudian, pada tahun 1995 perusahaan beralih status menjadi perusahaan penanaman modal dalam negeri (PMDN).
The company itself was established in 1991, as a foreign investment company. Four years later, in 1995, the Company changed its status to domestic investment company.
Mengawali bisnisnya dengan menjadi produsen peralatan konstruksi, CCI kemudian bekerjasama dengan produsen original equipment manufacturer (OEM) untuk memproduksi suku cadang dan merakit alat berat.
Started its business as a construction equipment producer, CCI then co-operates with original equipments manufacturer (OEM) producer to manufacture spare parts and assemble heavy equipments.
Pada tahun 2000, insinyur CCI mulai merancang dan memproduksi truk. Saat ini, lebih dari 600 unit truk CCI beroperasi di lapangan mendukung usaha pelanggan.
In 2000, CCI’s engineers started to design and produce trucks. Today, we can find more than 600 units of CCI’s trucks running in the field to support customers’ business.
Saat ini, CCI juga dikenal sebagai perusahaan penyedia layanan solusi krom. CCI menyediakan chroming untuk bagian tertentu dari alat berat.
Today, CCI is also well known as chrome solution provider. CCI provides chroming on particular parts of heavy equipments.
Pengalaman CCI dalam memproduksi komponen selama 10 tahun membuat perusahaan memperoleh ISO 9002:1994 pada tahun 2000. Perusahaan semakin memperluas jangkauan pasarnya dengan membuka kantor cabang di Balikpapan pada tahun 2003. Pada tahun 2009, CCI melanjutkan produksi spare partnya dengan merilis empat produk.
Its experiences in producing components over 10 year has enabled the Company to obtain ISO 9002:1994 in 2000. In 2003, the company expanded its market coverage by opening branch offices in Balikpapan. In 2009, CCI continued to produces spare parts by launching four products.
Di tahun yang sama CCI mendapatkan ISO 9001:2008 dan OHSAS 18001:2007. Kedua sertifikasi ini telah diakui oleh dunia internasional sebagai standar kualitas dan keamanan prosedur produksi. CCI memiliki pabrik sekaligus kantor pusat di Jalan Raya Cakung Cilincing, Jakarta. Selain itu, CCI juga memiliki jaringan kantor cabang di Balikpapan, Sangatta, dan Tanjung Buli.
In the same year, INTA held ISO 9001:2008 and OHSAS 18001:2007. Both certifications have been regarded internationally as quality and safety standards in production for procedures. CCI owns manufacturing facility which is also a head office at Jl. Raya Cakung Cilincing, Jakarta. Besides that, CCI also owns branch offices network in Balikpapan, Sangatta, and Tanjung Buli.
70
tinjauan bisnis & operasional business & operational review
Teknologi Informatika
Information Technology
Sejak lebih dari satu dekade yang lalu, INTA telah menyadari pentingnya pemanfaatan teknologi informatika (IT) dalam mewujudkan pertumbuhan yang berkelanjutan. Dengan dukungan IT yang canggih, INTA mampu memberikan layanan yang cepat, tepat dan efisien bagi pelanggan sehingga mampu bersaing di pasar alat berat.
Over one decade ago, INTA has realized the urgency of information technology (IT) in order to actualize its sustainable growth. With advanced IT support, INTA is able to provide fast, appropriate, and efficient for the customers to increase its competitiveness in the heavy equipment market.
Implementasi IT yang dilakukan INTA pertama kali pada tahun 1999-2000, berupa sistem TI berbasis Enterprise Resource Planning (ERP) dengan teknologi pendukung SAP. Dengan nilai investasi yang luar biasa besar saat itu, US$ 2,5 juta, INTA menjadi salah satu dari 100 perusahaan pertama pengguna SAP resmi di Indonesia.
The first IT implementation conducted by INTA in 1999-2000, which was Enterprise Resource Planning (ERP)-based IT system with SAP supporting technology. By a huge amount of US$ 2.5 million at that time, INTA became one the first 100 companies in Indonesia to apply SAP.
Melalui penggunaan ERP, INTA dapat berkomunikasi dengan kru di seluruh Indonesia termasuk di kantor-kantor cabang di daerah. Dengan demikian, keputusan terkait pemasaran dan produksi dapat diambil dengan mudah. Penggunaan ERP ini berhasil menghemat biaya operasional sekitar US$ 2 juta per tahun.
ERP enables INTA to communicate with the crews in all over Indonesia, including regional branch offices. Hence, any policy related to marketing and production can be decided easily. This application has succeeded to save around US$ 2 million of annual operational cost.
71
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Tahun 2010, INTA melakukan peningkatan aplikasi ERP untuk menghasilkan pelaporan yang tepat waktu dan akurat. Beberapa kegiatan pelaporan yang didukung oleh fungsi peningkatan aplikasi ini ialah laporan kegiatan harian, laporan layanan teknis, laporan untuk spare part, layanan, unit-unit, serta laporan aktivitas tenaga pemasaran. INTA pun berhasil mengintegrasikan laporan-laporan yang spesifik dan aplikasi terkait lainnya ke dalam struktur TI Perseroan.
In 2010, INTA enhanced ERP application in order to generate timely and accurate reporting. This enhanced application supports several reporting activities, such as daily activity report, technical service report, spare parts report, services, units, as well as marketing officer activity report. INTA also managed to integrate specifics reports and other related applications into the Company’s IT structure.
Kecanggihan aplikasi IT INTA juga dinikmati oleh para karyawan di kantor cabang, antara lain melalui penerapan sistem on line di semua cabang, koneksi intranet dan internet yang stabil, serta kapasitas server email yang ditingkatkan setiap tahun.
The advance of INTA’s IT application also benefits the employees in branch offices, among other by the implementation of on line system at all branches, through stable intranet and internel connection, and annual upgrading of email server capacity.
Untuk memastikan keamanan data Perseroan, kami juga telah mengembangkan jaringan secara terpisah dan back up untuk berbagai kegiatan. Salah satu contoh penerapan jaringan dan back up data ialah yang kami aplikasikan pada pemesanan suku cadang. Aplikasi bernama Manufacturer Management Inventory (MMI) ini berfungsi sebagai platform tunggal untuk memesan barang kepada prinsipal. Hal ini sangat efektif dalam membantu Perseroan mengelola persediaan suku cadang, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
To ensure of the Company’s data security, we also develop separated network connection and and back-up for various activities. One of the examples of network implementation and back-up isthe one we applied on spare parts order. The application called Manufacturer Management Inventory (MMI) is functioned as a single platform to order spare parts from principal. This is effectively helping the Company in managing spare parts inventory whether in the short run or in the long run.
Guna mendukung efektivitas aplikasi IT tersebut, setiap tahun kami selalu mengadakan program pelatihan penggunaan SAP bagi seluruh karyawan pengguna, mulai dari staf administrasi, manajer cabang, Kepala Departemen, sampai Eksekutif Senior.
To support the effectiveness of the IT application, we conduct annual SAP training for all user employees at any level, from administration staffs, branch managers, Department Heads, up to Senior Executive.
Program IT 2011
IT Program in 2011
Selama tahun 2011, INTA melaksanakan program and aktivitas sebagai berikut:
During 2011, INTA conducted several IT programs and activities as follows:
Program Machine Delivery Acknowledgement (MDA) Program ini dibuat untuk meningkatkan percepatan informasi mengenai tanggal perkiraan unit alat berat tiba di cabang, informasi mengenai unit, nomor seri, warranty type, tujuan, pelanggan, forwarder yang digunakan, biaya serta informasi yang penting lainnya mengenai pengiriman unit tersebut.
Machine Delivery Acknowledgement (MDA) Program This program is to accelerate the information regarding the arrival date estimation of the heavy equipment unit delivery, unit information, serial number, warranty type, destination, customers, utilized forwarder, cost and any important information related to the delivery.
Selain itu, MDA juga berguna sebagai awal proses dari data populasi unit yang dimiliki INTA dan juga untuk memonitor kegiatan warranty secara on line.
In addition, MDA is also useful as intial process of unit population data of INTA and also to monitor warranty activities on line.
72
tinjauan bisnis & operasional business & operational review
Pelaporan Untuk menunjang percepatan informasi, beberapa pelaporan tambahan telah dibuat seperti laporan kegiatan salesman, prospek penjualan tiap salesman, realisasinya serta report untuk menunjang laporan keuangan.
Reporting To bear information acceleration, some additional reporting were submitted such as salesman activities report, sales prospect and realization of each salesman, as well as report to support financial report.
Pembuatan Plant Baru (cabang/lokasi FMC baru di sistem SAP) Agar dapat terintegrasi dan terhubung secara online dengan jaringan INTA, setiap penambahan cabang atau lokasi Full Maintenance Contract (FMC) harus disertai dengan pembuatan plant di sistem SAP. Investasi yang dikeluarkan sejalan dengan target pendapatan yang akan diperoleh. Plant baru tersebut adalah Tanjung Buli, dan beberapa plant yang sedang dalam proses penyelesaian.
New plant establishment (New FMC branch/location in SAP system) In order to be integrated and on-line connected with INTA network, every addition of branch or Full Maintainance Contract (FMC) must be completed by establishment in SAP system. The investment worth the revenue target to be obtained. Several new plants are Tanjung Buli, and other on going plants.
Pelatihan Pelatihan diberikan kepada user untuk semua modul, secara bertahap sepanjang tahun 2011, hal ini untuk me-refresh kembali para user, terutama kepada new user. Pelatihan dilakukan secara kelompok di dalam kelas maupun menghadirkan trainer ke cabang untuk memastikan semua user mengikuti prosedur yang berlaku
Training Training programs were provided for user of all modules gradually during 2011, to refresh the users, particularly the new users. The trainings are conducted in class collectively as well as to present trainer at the branch to ensure all user comply with the applicable procedures.
Pemeliharaan Kegiatan pemeliharan terhadap sistem IT dilaksanakan secara konsisten dan terencana. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain melakukan kontrol terhadap kelayakan serta kemampuan server yang ada, memastikan bahwa komputer, baik personal computer maupun laptop yang digunakan user masih memadai seiring dengan percepatan dan perkembangan perusahaan.
Maintenance IT system maintenance activities is planned and conducted consistently. The activities are, among others, control on server reliability and capability, to ensure the personal computers or laptops are adequate in line with the company’s acceleration and development.
Selain itu, INTA juga melaksanakan pemeliharaan terhadap jaringan di seluruh cabang serta memastikan semua modul SAP yang digunakan dalam keadaan akurat.
In addition, INTA also carried out network maintenance at all branches and to ensure all SAP moduls are accurate.
73
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Sumber Daya Manusia
Human Resources
Tingginya tingkat kompetisi dalam dunia alat berat sangat berdampak pada tingginya kebutuhan sumber daya manusia yang kompeten, sebagai penggerak utama bisnis. Demikian pula halnya dengan INTA sebagai perusahaan yang berorientasikan jasa, memerlukan sumber daya yang kompeten agar dapat melaksanakan strategi, serta visi dan misi Perseroan.
The high level of competition in the heavy equipment sector has brought an impact on the increasing demand of high qualified people as a major driver for the business. INTA as a serviceoriented company, also requires high qualified people to carry out the strategy, visionand mission of the Company.
Untuk itu kami selalu melakukan pengembangan kompetensi dan evaluasi untuk seluruh karyawan Perseroan setiap tahun, sehingga setiap tenaga kerja dapat mengerahkan kemampuan terbaik mereka. Kami selalu berusaha mendukung karyawan melalui penerapan teknologi dan langkahlangkah inovasi terbaru. Selain itu kami juga senantiasa melakukan analisis komposisi karyawan secara ideal, untuk memastikan lingkungan kerja yang sehat dan nyaman bagi karyawan, karena komposisi karyawan yang tepat dalam bidangnya dapat meningkatkan kualitas perusahaan di tengah persaingan tinggi di industri alat berat.
Hence, we continuously develop the employees’ competency and evaluate all employees annually, to encourage them in optimizing their best capacity. We strived to support their performance through technology implementation and latest innovation moves. We also continue to analyze the composition of the ideal employee to ensure a healthy working environment for the employees. The exact composition of employees in the field can improve the quality of the company amid the high competition in the heavy equipment industry.
74
tinjauan bisnis & operasional business & operational review
Berangkat dari pemikiran itu, maka INTA selalu mengedepankan perekrutan, pengembangan, sampai retensi karyawan sebagai suatu proses yang terintegrasi. Salah satu indikator keberhasilan upaya tersebut adalah, turunnya tingkat turn over tahun 2011 menjadi sebesar 7%, dibandingkan tahun 2010 lalu yang mencapai 8,5%
Inspired by that idea, INTA always prioritize the recruitment, development, and employee retention, as an integrated process. One of the indicator is INTA’s ability to maintain the level of turn over of 2011 and by 7%, down from 2010 last year which reached 8.5%
Pengelolaan Sumber Daya Manusia 2011
2011 Human Resources Management
Strategi pengelolaan sumber daya manusia yang diterapkan di INTA berdasarkan pada visi dan misi Perseroan, penentuan komposisi, serta kompetensi karyawan yang tepat.
Human resource management strategies within INTA is based on the Company’s vision and mission, the determination of the composition, as well as employees with the right competencies.
Kondisi bisnis yang semakin kondusif secara makro maupun mikro berdampak pada tumbuh pesatnya pelanggan Perseroan secara umum. Sektor tambang, pertanian, industri maupun konstruksi yang merupakan pelanggan potensial INTA, juga semakin bertumbuh dan menuntut layanan yang terbaik dari Perseroan.
The conducive business environment in both macro and micro has effected the rapid growth in company’s customers. The mining, agriculture, and construction sectors which are potential customers of INTA are also growing and requires the best services from the Company.
Kami percaya bahwa Perseroan dapat mencapai tujuan dan target para pelanggan dengan cara mempersiapkan sumber daya manusia yang handal sehingga mampu melayani berbagai macam kebutuhan pelanggan. Berkaitan dengan hal ini, layanan yang kami sediakan sebagai penyedia solusi total tidak hanya dalam hal menyiapkan alat berat, namun juga jasa penyewaan, servis, pembiayaan, kontraktor tambang, serta manufaktur komponen alat berat.
We believe that the company can reach its goals and target customers by preparing qualified human resources in order to serve various needs of customers. In this regard, the services we provide as a total solutions provider not only in preparing the equipment, but also rental services, services, financing, mining contractors, heavy equipment and component manufacturing.
Dalam rangka mempersiapkan sumber daya manusia agar semakin sigap melayani pelanggan, beberapa tahun terakhir kami berusaha meningkatkan kualitas dan kompetensi sumber daya manusia. Untuk itu, INTA membekali para karyawan dengan beberapa keahlian yang dapat meningkatkan kualitas mereka dalam menyediakan layanan.
In order to prepare human resources in order to be more readily serve the customer, since last few years we strived to improve the quality and competency of our human resources. INTA equiped its employees with multiple skills to improve their quality in providing services.
Pada tahap perekrutan, kami juga telah menjalin kerjasama dengan beberapa sekolah - dari tingkat SMK sampai Perguruan Tinggi - untuk mendukung tersedianya tenaga kerja yang potensial demi menjamin perkembangan bisnis INTA di masa mendatang.
In the recruitment stage, we have also established partnership with several schools - from high school to university level - to support the availability of the potential workforce to ensure future business growth of INTA.
75
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Pada tahap pengembangan karyawan, pada tahun 2011 lalu, Perseroan telah mencanangkan adanya “Sekolah INTA”, yaitu suatu sistem pengembangan, pelatihan, dan pendidikan yang ditujukan untuk meningkatkan kompetensi, sebagai tempat diskusi mencari solusi atas permasalahan yang timbul, dan juga untuk mengembangkan kemampuan manajemen bagi seluruh karyawan INTA. Setiap karyawan bahkan diwajibkan untuk selalu memenuhi undangan training yang diadakan oleh INTA. Tahun 2011 lalu rata-rata setiap karyawan mendapatkan kesempatan training 2 kali setahun selama hampir seminggu
For the employees development, in 2011 we have launched the School of INTA, which is a system of development, training, and education aimed at increasing competence, as a place of discussion to find solutions for problems, as well as the development of management skills for all employees of INTA. Every employee has to attend the training organized by INTA. In 2011, the average number of training opportunity for each employee is 2 times a year for nearly a week.
INTA juga sudah sejak tahun 2010 lalu membangun sistem organisasi yang terus belajar, yang bisa menyikapi semua perubahan yang terjadi dalam dunia bisnis secara dinamis. Kami menganjurkan karyawan kami untuk terus mempelajari hal baru setiap hari, yang dapat memperbaiki efisiensi dan efektivitas kerja mereka. Kami juga ingin karyawan kami terus meningkatkan kualitas mereka sekaligus memahami kebutuhan pasar dengan terus melakukan inovasi guna meningkatkan keunggulan kompetitif kami.
Since 2010, INTA has build a learning organization system, which can anticipate all the changes that occur in our dynamic business environment. We encourage our employees to constantly learn new things everyday, to improve the efficiency and effectiveness of their work. We also want our employees to continuously improve their quality and also understand the needs of the market by continuing to innovate in order to increase our competitive advantage.
Tujuan utama kami fokus pada pengelolaan sumber daya manusia adalah untuk mendapatkan komposisi yang tepat dan regenerasi yang ideal di setiap tingkatan, dengan menempatkan individu yang sesuai dalam setiap posisi untuk menjaga Perseroan tetap kuat menghadapi tantangan.
Our main goal in focusing on the human resources management is to obtain the right composition and ideal regeneration in every level, and to put the appropriate individual in any position to keep the company strong in dealing with challenges.
Di samping fokus pada rangkaian proses SDM, INTA juga meningkatkan suasana serta tingkat kenyamanan, keamanan dan lingkungan yang kondusif bagi karyawan kami guna menciptakan suasana kerja yang menyenangkan dan sehat. Untuk itu kami selalu mengingatkan semua karyawan untuk selalu memperhatikan keamanan kerja, termasuk pemakaian alat pelindung diri bagi karyawan yang bekerja di lingkungan kerja dengan resiko tinggi. Hal ini penting, karena bagi kami SDM adalah bagian utama dari seluruh sistem kerja Perseroan.
Besides focusing on a series of HR processes only, INTA also enhance the atmosphere and level of comfort, security and a conducive environment for our employees to create a fun and healthy working environment. Therefore, we keep reminding every employee to always pay attention to job security, including the application of personal protection equipment (PPE) for employees who work in highrisk environments. This is an important thing, as for INTA, human resource is a major part of the entire system.
76
tinjauan bisnis & operasional business & operational review
Dari sekitar 1.400 lebih karyawan INTA pada tahun 2011, lebih dari dua pertiga berada pada baris depan yang berhubungan dengan pelanggan dan fungsi pelayanan. Lebih dari 92.400 jam kerja untuk pelatihan yang terjadwal telah dilakukan karyawan pada tahun 2011. Khusus pada bidang layanan purna jual, kompetensi dan sistem pendidikan bagi para mekanik, Perseroan telah mendapatkan pengakuan standar internasional.
From about 1,400 employees of INTA in 2011, more than two-thirds are on the front line who dealing with customers and services functions. More than 92,400 working hours of the scheduled training of employees has been carried out in 2011. Especially in the field of after-sales service, competence and education system for the mechanics, the Company has obtained recognition as an international standard.
Karyawan
Employees
Perusahaan dan karyawan adalah dua sisi mata uang. Keduanya saling membutuhkan. Bagi perusahaan, karyawan adalah motor penggerak utama bisnis yang tidak ternilai harganya. Bagi karyawan, perusahaan adalah ibarat rumah kedua yang mampu memberikan kesejahteraan bagi kehidupannya. Oleh karena itu sinergi antar keduanya sangat diperlukan. Perusahaan dituntut mampu untuk mengelola ‘motor penggerak utama’ bisnis tersebut untuk bersama-sama mencapai tujuan. Untuk itu kami akan selalu peduli pada kesejahteraaan mereka, karena mereka adalah bagian terintegrasi dari seluruh lingkungan kerja kami.
The company and employees are like two sides of a coin. They both need each other. For the company, employees are the priceless primary engine of the business. For employees, the company is like a second home to provide welfare for life. Therefore, the synergy between the two is very important. The company is expected to be able to manage the ‘primary engine’ of the business to work together to achieve the goals. For that reason we will always care about their welfare, because they are an integral part of all our working environment.
Dalam rangka mendukung para karyawan untuk bekerja secara optimal, INTA pun selalu memprioritaskan keamanan dan kesejahteraan mereka. Setiap tahun Perseroan melakukan sejumlah peningkatan kesejahteraan melalui sistem remunerasi dan pengembangan karir yang sesuai dengan kompetensi, prestasi kinerja, dan perkembangan keterampilan dari masing-masing karyawan.
To encourage employees to work optimally, INTA always prioritize the safety and welfare. Every year the Company conduct improvement of welfare through remuneration systems and career development according to the competence, performance achievements, and skills development of each employee.
Bagi INTA, karyawan adalah bagian dari keluarga besar yang tidak dapat dipisahkan dari perjalanan bisnis Perseroan. Sebagai keluarga besar, generasi pendiri selalu memberikan dorongan dan semangat bagi generasi penerus. Hal ini ditunjukan lewat warisan budaya ulet, gigih, teliti, serta jiwa kewirausahaan yang tinggi. Maka tidak heran bila Perseroan mendorong karyawan di level tertentu untuk berani mengambil keputusan dan konsisten terhadap keputusan tersebut.
As part of INTA Big Family, the employees can not be separated from the journey of Company’s business. As a large family, the founding generation always give us encouragement and enthusiasm for the next generations. This is reflected by the cultural heritage of hard working, persistent, thorough, and the highly entrepreneurial spirit. The Company also encourages employees at a certain level to make decisions and to execute them consistently.
77
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Karyawan INTA Berdasarkan Posisi, Usia, dan Pendidikan Tahun 2011
The Employees of INTA Based on Positions, Age, and Education in 2011
104
227
319
884
73
513
316
144
813 897
Berdasarkan Posisi
Berdasarkan Usia
Based on Position
Based on Age
Berdasarkan Pendidikan Based 0n Education
Bukan Staff / Non Staff
<30
Sarjana (S1,S2,S3)/Graduate
Staf / Staff
30-45
Diploma/Diploma
Manajerial / Managerial
>45
SMA/High School Lain-lain/Others
Strategi Pengelolaan Sumber Daya Manusia 2012
Human Resource Management Strategy in 2012
Sejalan dengan target kami untuk memasuki ke bisnis segmen lainnya, maka kami akan terus meningkatkan kualitas karyawan kami dalam hal pemahaman terhadap produk, bisnis, pengembangan pengetahuan mengenai layanan purna jual, serta proses yang menyertainya. Diharapkan dengan demikian akan timbul inovasiinovasi ataupun perbaikan di setiap lini bisnis untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi Perseroaan.
In line with our target to enter other business segments, we will continue to improve the quality of our employees in understanding of products, businesses, development of knowledge about after-sales service as well as the accompanying processes. Thus, we hope to develop innovations or improvements in every business line to enchance the effectiveness and efficiency.
Untuk mendorong semua karyawan bekerja sama menerapkan strategi perusahaan dan mencapai tujuan bersama, Perseroan telah menyiapkan rencana pengelolaan dan pengembangan SDM untuk tahun depan sebagai berikut :
To encourage every employee to work together to implement corporate strategy and achieve common goals, the Company has prepared a plan of management and human resources development for the next year as follows:
Meningkatkan produktivitas SDM dengan : • Peningkatan kerjasama yang lebih luas lagi dengan institusi pendidikan untuk menjaring lagi calon karyawan perusahaan lebih awal.
Increasing HR productivity by: • Increasing wider cooperation with educational institutions to attract more prospective employees earlier.
78
tinjauan bisnis & operasional business & operational review
• Pengadaan program percepatan peningkatan kompetensi yang terdiri dari program penyusunan kompetensi, program assessment bagi karyawan sudah siap dipromosikan, program melihat kembali potensi karyawan/ potential review, program kepemimpinan serta menambah jam pelatihan bagi seluruh karyawan. • Menyusun lebih luas lagi jenjang karir antar fungsi (cross function) bagi setiap lini beserta tingkat kompetensi yg dibutuhkan. • Perusahaan mulai menjalankan Pusat Pelatihan Intraco. Pelatihan ini akan menjadi pusat studi bagi karyawan untuk melakukan diskusi, mencari solusi bagi perusahan yang ada, peningkatan kurikulum, serta pembentukan pelatih yang handal. Gedung pusat pelatihan ini dilengkapi dengan fasilitas asrama bagi seluruh siswanya. Fasilitas pendukung ini bertujuan agar peserta didik dapat lebih fokus terhadap pelatihan yang didapat.
• Conducting acceleration program of competency development, consisting of competency assessment program for employees who is ready to be promoted, an employees potential review program, leadership program, and increase the training hours for all employees.
Meningkatkan sistem terintegrasi pengelolaan SDM dengan : • Pembentukan INTA Recruitment Center untuk seluruh lini bisnis perusahaan sehingga pengelolaan dan pemenuhan SDM yang berkualitas lebih cepat dan lebih baik lagi. • Pembentukan Career Development Center untuk mendukung proses penyiapan talentatalenta perusahaan dalam rangka terlaksananya suksesi organisasi dengan lebih optimal.
To improve human resource management integrated system by: • Formation of INTA Recruitment Center for the entire line of business to achieve faster and better management and fulfillment of qualified human resources. • Establishment of the Career Development Center to support the process in preparing the talents of firms in the implementation of a succession of organizations more optimally.
Dan untuk mengelola dengan baik SDM yang demikian besar, INTA juga telah mengimplementasikan program HRIS sejak tahun 2010 yang mengintegrasikan semua fungsi di HR yang memudahkan kami melakukan evaluasi dan pengukuran produktivitas karyawan kami dalam memberikan pelayanan yang optimal kepada pelanggan. Pada tahun 2011, karyawan INTA meningkat menjadi 1.431 orang, dari 1.124 orang pada tahun 2010.
In addition, to properly manage the large human resources, INTA has also implemented HRIS program since 2010, which integrated all the functions in HR that allows us to evaluate and measure the productivity of our employees in delivering optimal service to customers. In 2011, INTA’s employees increased to 1,431 people, from 1,124 people in 2010.
• Developing a wider career path between functions (cross function) for each line along with the requisite level of competence. • The company started to run Intraco Training Center. This training centre will be a study center for employees to conduct the discussion, find solutions for existing companies, improving the curriculum, as well as the setting of a reliable trainer. Building the training center is equipped with dormitory facilities for all students. This supporting facility is intended for students to be more focused on training they obtain.
79
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Pengembangan Karir di INTA
Career Development at INTA
Dalam pengelolaan SDM di INTA, pengembangan karir menjadi bagian yang sangat penting bagi karyawan, di samping juga memperlancar proses suksesi organisasi.
In INTA’s human resource management, career development is a very important part for employees, mainly in smoothing the succession process of the organization.
Fungsi HR kami telah memiliki program perencanaan suksesi yang terintegrasi (HR Road Map) dalam rangka mendukung kelancaran organisasi untuk mengembangkan bisnis. Program perencanaan suksesi ini disusun setiap tahunnya sesuai dengan tuntutan organisasi dan pelanggan. Pengembangan karir di INTA terdiri dari beberapa jalur, seperti jalur specialist, cross function (antar fungsi), dan managerial.
Our HR function has an integrated succession planning program (HR Road Map) in order to support the organization to grow the business. Succession planning program is organized every year to adjust to the demands of the organization and customers. Career development at INTA consist of several lines, such as specialist lines, cross function, and managerial.
Untuk setiap karyawan baru, INTA juga telah mempunyai program pelatihan yang terintegrasi dengan pendidikan kompetensi lain untuk mempersiapkan mereka melakukan pekerjaannya. Program pelatihan tersebut mempersiapkan karyawan baru untuk lebih mengenal INTA beserta lini bisnisnya serta proses-proses yang terjadi di dalamnya. Selain itu, juga dilakukan pemahaman dan pemantapan terhadap nilai-nilai Perseroan sehingga antara visi misi individu dengan visi misi Perseroan akan sejalan dan selaras.
For every new employees, INTA has also had a training program which is integrated with other competency education to prepare them to execute their job. The training program to prepare new employees to be familiar with INTA and its business lines and processes within. Beside that, new employees are also provided the understanding and deepening of corporate values to align their individual vision and mission with the company’s vision and mission.
Untuk karyawan yang sudah ada, INTA mempunyai program pelatihan menyeluruh untuk setiap fungsi dan tingkatan metode pengukurannya, sehingga dapat dilihat efektivitas dan produktivitasnya. Pelatihan ini meliputi kompetensi dasar yang harus dimiliki setiap karyawan, kompetensi fungsi yang sesuai dengan bidang kerjanya dan kompetensi manajerial untuk lini manajemen.
For existing employees, INTA has a comprehensive training program for each function, level, and its measurement so the effectiveness and productivity can be monitored. This training includes basic competencies that must be owned by each employee, competence functions in accordance with field work and managerial competence to line management.
80
tinjauan bisnis & operasional business & operational review
Dalam melakukan penilaian kinerja karyawan, kami menggunakan sistem PPCE (Perencanaan, Konseling, Prestasi dan Evaluasi). Semua karyawan Perseroan dinilai berdasarkan beberapa kriteria, yaitu aspek prestasi dan aspek kompetensi (inovasi, kerjasama antar karyawan/organisasi, disiplin dan lain-lain). Sasaran kinerja yang ingin dicapai ditetapkan dengan menggunakan sistem PPCE. Sistem ini juga memungkinkan setiap atasan untuk melakukan sesi coaching, konseling dan mentoring, dimana hal ini sangat membantu karyawan dalam memahami pengembangan karir, kendala prestasi serta pemahaman bisnis dan saran/harapan agar mampu mencapai kinerja secara maksimal. Oleh karena itu, INTA memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi para karyawan untuk mengembangkan karir mereka sesuai dengan kompetensi dan kinerja mereka masing-masing.
In conducting the performance appraisal, we use PPCE system (Planning, Performance, Counseling, and Evaluation). All Company employees are appraised on several criteria including performance aspects and aspects of competence (innovation, cooperation of the employee/ organization, discipline, etc.). The performance objectives also were set by using PPCE system. The system also allows any superior to conduct coaching, counseling and mentoring session. It is very helpful for employees to understand the career development, performance constraints as well as business understanding and suggestion/ expectation in order to be able to achieve maximum performance. Therefore, INTA provides opportunities for employees to develop their careers in accordance with their own competence and performance.
Informasi Pelatihan Jumlah Jam Training Berdasarkan Jenis Pelatihan
Training Information Jumlah Peserta
Jumlah Jam
1.640
84.140
731
8.311
1.395
64.870
• Non Mekanik/Non Mechanical
976
27.581
• Manajerial/Managerial
114
3.597
Total Training Hours Based on Type of Trainings
• Pelatihan Teknikal/Technical Training • Pelatihan Non Teknikal/Non Technical Training • Mekanik/Mechanical
Jumlah Batch Training Total Training Batch
Jumlah Modul Training Total Training Modules
Total Participants
Total Hours
213 69
81
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Pembahasan dan Analisa Manajemen
Management Discussion and Analysis
Kinerja Keuangan | Financial Performance Aset | Assets Liabilitas | Liabilities Ekuitas | Equity Ratio Keuangan Terkait Solvabilitas, Kolektabilitas, Likuiditas dan Profitabilitas Financial Ratios In Relation To Solvency, Collectability, Liquidity and Profitability Arus Kas | Cash Flow Perjanjian dan Ikatan | Agreement and Commitment
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Tahun 2011, INTA mencatatkan kinerja yang meyakinkan, melanjutkan kinerja yang kokoh pada tahun sebelumnya seperti yang terlihat pada melonjaknya pendapatan dan laba bersih. In 2011, INTA recorded an impressive performance, continuing solid results in previous year as indicated by the sharp rise in the revenues and net profit.
Sekilas
Overview
Tahun 2011, INTA mencatatkan kinerja yang meyakinkan, melanjutkan kinerja yang kokoh pada tahun sebelumnya seperti yang terlihat pada melonjaknya pendapatan dan laba bersih. Perseroan mencatatkan pendapatan sebesar Rp 3,00 triliun pada tahun fiskal tersebut, melonjak 64% dari tahun sebelumnya sebesar Rp 1,83 triliun. Pendapatan tersebut didorong oleh meningkatnya penjualan di seluruh lini bisnis Perseroan, yakni alat berat, suku cadang, jasa, rental, kontrak penambangan, pembiayaan, dan pabrikan.
In 2011, INTA recorded an impressive performance, continuing solid results in previous year as indicated by the sharp rise in the revenues and net profit. The company recorded revenues of Rp 3.00 trillion in the financial year, surged 64% from previous year of Rp 1.83 trillion. This revenues was driven by an increase of revenues in all business units, namely heavy equipments, spare parts, service, rental, mining contractor, financing, and manufacturing.
Berikut adalah Diskusi Manajemen dan Analisa berdasarkan Laporan Keuangan Perseroan untuk periode yang berakhir 31 Desember 2011 dan 31 Desember 2010 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Rekan. Seperti yang diungkapkan oleh auditor, Laporan Keuangan Perseroan tahun 2011 memperoleh pendapat wajar untuk semua aspek material.
The following Management Discussion and Analysis is based on the Company’s Financial Statements for the years ended December 31, 2011 and December 31, 2010, which have been audited by Public Accountant Office of Osman Bing Satrio & Partner. As stated by the auditor, the Company’s 2011 Financial Statements present fairly, in all material aspects.
84
pembahasan & analisa manajemen management discussion & analysis
Kinerja Keuangan
Financial Performance
Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian
Consolidated Report of Comprehensive Profit and Loss 2011 Rp juta
2010 Rp juta
Rp million
Kenaikan (%) Growth (%)
Rp million
PENDAPATAN USAHA Penjualan
REVENUES 2.462.647
1.532.683
60,68
Sales
412.445
256.913
60,54
Services
Pembiayaan
75.059
25.564
193,61
Financing
Manufaktur
34.717
11.340
206,15
Manufacturing
Lain-lain
15.455
6.680
131,36
Others
3.000.323
1.833.180
63,67
Total Revenues
(2.476.674)
(1.516.539)
63,31
Cost of Revenues
523.649
316.641
65,38
Gross Profit
Beban penjualan
(109.470)
(85.370)
28,23
Selling Expenses
Beban umum & administrasi
Jasa
Jumlah Pendapatan Usaha Beban Pokok Pendapatan Laba Kotor
(118.772)
(79.472)
49,45
General & administrative expenses
Beban Keuangan
(60.401)
(36.077)
67,42
Financing Cost
Keuntungan (Kerugian) selisih kurs mata uang asing-bersih
(45.477)
13.575
-435,01
Foreign exchange gain (loss) – net
Bagi hasil
(39.287)
(20.990)
87,17
Profit Sharing
Pendapatan Bunga dan Denda
4.062
1.828
122,21
Interest income and penalties
Keuntungan dan Kerugian lainlain-bersih
14.553
7.458
95,13
Others gains and losses –net
168.857
117.593
43,59
Income Before Tax
48.643
33.064
47,12
Tax Expense
120.214
84.529
42,22
Net Income for the Year
-
-
-
Other Comprehensive Income
120.214
84.529
42,22
Total Comprehensive Income
Laba Sebelum Pajak Beban Pajak Laba Bersih Tahun Berjalan Pendapatan Komprehensive Lain Jumlah Laba Komprehensif
85
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Pendapatan
Revenues
Pada laporan keuangan yang berakhir 31 Desember 2011, PT Intraco Penta Tbk membukukan pendapatan sebesar Rp 3,00 triliun, atau meningkat 63,67% dari pendapatan tahun 2010. Peningkatan pendapatan tahun 2011 melanjutkan pendapatan signifikan yang terjadi pada tahun sebelumnya, yakni meningkat 55%.
For financial report ending December 31 2011, PT Intraco Penta Tbk posted a revenue of Rp 3.00 trillion or 63.67% higher than revenues performance in 2010. The revenues increase in 2011 continued the strong sales in previous year, which grew by 55%.
Peningkatan pendapatan didorong oleh permintaan alat berat yang tinggi, terutama dari perusahaanperusahaan pertambangan dan perkebunan seiring dengan pertumbuhan industri pertambangan yang tinggi, khususnya batu bara, serta suku bunga yang rendah. Industri pertambangan yang kuat didorong oleh meningkatnya permintaan terhadap batu bara, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri, seperti Cina, India dan Jepang. Permintaan yang tinggi terlihat datang dari daerah Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi, pusat aktivitas industri pertambangan.
The revenue increase was driven by strong demand for heavy equipments from mining and plantation companies along with the robust growth of mining industry particularly coal mining, as well as low interest rate. The strong mining sector was triggered by rising demand for coal both from domestic and Asian countries such as China, India and Japan. Strong demand was seen in Sumatera, Kalimantan and Sulawesi, where mining activities are mostly located.
Peningkatan tersebut juga disebabkan oleh langkah yang diambil perusahaan-perusahaan pertambangan untuk mendiversifikasi alat berat yang digunakan dengan merek selain merek Jepang.
The increase was also driven by the moves made by mining companies to diversify their heavy equipments to non-Japanese brands.
Peningkatan pendapatan terutama didorong oleh kenaikan signifikan pada penjualan alat berat dan suku cadang, yang naik masing-masing sebesar 68% dan 32%.
The increase of sales was mainly due to the increase of heavy equipment sales and spare part sales, which recorded a rise of 68% and and 32% respectively.
Penjualan alat berat dan suku cadang tetap menjadi kontributor utama pada pendapatan Perseroan, memberi kontribusi masing-masing sebesar 69% dan 13% terhadap total pendapatan 2011. Tahun sebelumnya penjualan alat berat dan suku cadang masing-masing memberi kontribusi sebesar 67% dan 17%.
Heavy equipment and spareparts sales remained the major contributors to the company’s overall sales, contributing 69% and 13% to total revenues in 2011 respectively. In previous year, heavy equipment and spare part revenues contributed 67% and 17% respectively.
86
pembahasan & analisa manajemen management discussion & analysis
Pendapatan dari Segmen Alat Berat
Revenue from Heavy Equipment Segment
Segmen bisnis alat berat mengacu pada penjualan yang diperoleh Perseroan dari kendaraan alat berat, yang merupakan aset jangka panjang. Alat berat tersebut dipakai untuk mendukung sektor infrastruktur, tambang dan energi serta industri konstruksi. Tahun 2011, banyak sektor industri di Indonesia melakukan ekspansi usaha, yang mendorong peningkatan permintaan terhadap alat berat serta menstimulasi pertumbuhan industri alat berat secara keseluruhan.
The heavy equipment business segment refers to heavy equipment sales, which were the company’s long term assets. Those equipment are used to support infrastructure, mining and energy and also construksi industry needs. In 2011, many industries in Indonesia expanded their business, stimulated the increasing demand of heavy equipment that also stimulated the growth of heavy equipment business.
Tahun 2011, Perseroan telah menjual 1.585 unit alat berat, meningkat signifikan dari 835 unit tahun 2010. Dampaknya, pendapatan yang diperoleh dari penjualan alat berat meningkat menjadi Rp 2,06 triliun tahun 2011 dari Rp 1,23 triliun tahun sebelumnya. Peningkatan terutama didorong oleh permintaan alat berat yang tetap tinggi untuk mendukung proyek-proyek penambangan di Indonesia. Tahun 2011, alat berat yang terjual ke sektor pertambangan mewakili 70% dari seluruh penjualan alat berat Perseroan.
In 2011, the Company had sold 1,585 units of heavy equipment, jumped from 835 units in 2010. As a result, the revenues achieved from the sales of heavy equipment increased to Rp 2.06 trillion in 2011, from Rp 1.23 trillion in previous year. The increase was mainly stimulated by the high heavy equipment demand to support mining projects in Indonesia. During 2011, heavy equipments sold to mining sector represented 70% of the Compny’s total heavy equipment sales.
Kenaikan penjualan ke sektor pertambangan juga didukung oleh jasa solusi total yang diberikan Perseroan, yang menyediakan jasa Full Maintenance Contract (FMC), jasa purna jual serta solusi pembiayaan bagi perusahaan yang membeli alat berat, melalui fasilitas pembiayaan dari anak perusahaan PT IBF. Pendekatan solusi total membantu peningkatan penjualan Perseroan.
The increase of sales to mining sector was also partly supported by the Company’s total solution services, which provided Full Maintainance Contract service, after sales service as well as financing solution to companies who purchased heavy equipments utilizing financing facilities provided by the Company’s subsidiary PT IBF. This total solution approach has helped to boost the Company’s overall revenue.
Dilihat dari sektornya, alat berat dipasarkan ke sektor infrastruktur (12%), kehutanan (2%), pertanian (1%), industri umum (9%), minyak dan gas (1%) dan lain-lain (5%).
In term of sector, the heavy equipments were sold to infrastructure (12%), sforestry, representing 2% to total sales, agriculture (1%), general industry (9%), oil and gas sector (1%) and others (5%).
87
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Produk alat berat yang ditawarkan kepada pelanggan melalui divisi marketing, terdiri dari: • Volvo Construction Equipment yang menjual alat berat dari Volvo sperti: excavator, articulated hauler, wheel loader, compactor, paver dan motor grader. Tahun 2011, alat berat Volvo tetap menjadi kontributor utama terhadap pendapatan Perseroan, dengan penjualan mencapai 1.044 buah alat berat dengan nilai Rp 1,97 triliun, dua kali lipat dari volume penjualan tahun sebelumnya 551 buah alat berat dengan nilai Rp 1,17 triliun. Jenis Volvo paling popular adalah Articulated Dump Truck (ADT) dengan total penjualan 307 unit, excavator berjumlah 502 buah dan compactor 172 unit. • Ingersoll Rand yang menyediakan peralatan kompresor. Jumlah alat berat IR yang terjual pada 2011 mencapai 430 buah, meningkat 202 unit dari tahun sebelumnya. • Bobcat yang menjual skid steer loader, excavator mini, dan telescopic handler. • Traktor Mahindra yang terkenal sebagai salah satu dari tiga traktor terbaik di pasar internasional. • SDLG Loader yang menyediakan loader yang mengadopsi transmisi semi-otomatis shift control.
The Company’s Heavy Equipment Products that is offered to customers through marketing division, constists of: • Volvo Construction Equipment that sold heavy equipment from Volvo, such as: excavators, articulated haulers, wheel loaders, compactors, paver and motor graders. In 2011, Volvo brand heavy equipments remained as the main contributor to the Company’s revenues, totaling 1,044 units in 2011 worth Rp 1.97 trillion, doubled from previous year’s figure of 551 units worth Rp 1.17 trillion. Most popular Volvo products sold were Articulated Dump Truck (ADT) with total sales of 307 units, excavators totaling 502 units and compactor 172 units. • Ingersoll-Rand that provides compressor equipment. The number of IR heavy equipments sold in 2011 reached 430 units, increased from 202 units in previous year. • Bobcat that sold skid steer loader, mini excavator and telescopic handler. • Mahindra tractors which was famous as the one of top three international tractors. • SDLG Loader that provided loader which adopted semi-automatic transmission shift control.
Segmen alat berat mencatatkan penjualan sebesar Rp 2,06 triliun tahun 2011, menyumbang 68,8% terhadap total pendapatan INTA tahun 2011. Tahun sebelumnya, pendapatan dari lini bisnis alat berat berkontribusi sebesar 67,08% terhadap total pendapatan.
The heavy equipment segment posted revenues of Rp 2.06 trillion in 2011, representing about 68.8% of INTA’s revenues in 2011. In previous year, revenues from heavy equipments contributed about 67.08% of total revenues.
Pendapatan dari Suku Cadang
Revenue from Spare parts
Segmen Usaha Suku Cadang bergerak di bidang perdagangan suku cadang alat berat untuk mendukung jasa pemeliharaan kepada pelanggan. Tahun 2011, pendapatan dari bisnis suku cadang meningkat 32% menjadi Rp 399,61 miliar dari Rp 302,89 miliar tahun sebelumnya. Peningkatan pendapatan dari suku cadang sejalan dengan penjualan alat berat pada periode yang sama. Ini tercermin pada komposisi penjualan alat berat pada periode tersebut, yang didominasi oleh suku cadang untuk merek Volvo senilai Rp 332,52 miliar. Penjualan suku cadang lainnya adalah untuk produk Renault, IR, Bobcat dan lain-lain.
Spareparts business segment represented the trading of spare parts to support the maintenance services provided to the customers. In 2011, the revenue from spareparts increased 32% to Rp 399.61 billion from Rp 302.89 billion in previous year. The increase in revenue from spare parts was in line with the rise of heavy equipment sales during the period. This is reflected in the composition of spare parts sold during the period, which was dominated by spare parts for Volvo amounting to Rp 332.52 billion. The remaining spare parts were for Renault, IR, Bobcat and others.
88
pembahasan & analisa manajemen management discussion & analysis
Penjualan suku cadang memberi kontribusi 13,4% terhadap total pendapatan, lebih rendah dari tahun sebelumnya sebesar 16,52%. Namun, dari segi nilai penjualan, nilainya meningkat. Ini mengindikasikan kontribusi pendapatan terhadap keseluruhan pendapatan Perseroan, telah terdiversifikasi. Penjualan dari suku cadang tetap menjadi kontributor kedua terbesar terhadap total pendapatan.
The revenues from spare parts business unit contributed 13.4% to total revenues, down from 16.52% in previous year. However, in terms of value generated from spare parts, sales increased. This indicated that revenue contribution from the Company’s business units have diversified. Revenues from spare parts business remained as second biggest revenues contributor to the Company’s overall sales.
Pendapatan dari Jasa
Revenues from Services
Jasa mencakup jasa pemeliharaan, rental dan jasa kontraktor penambangan. Jasa pemeliharaan mengacu pada jasa yang diberikan kepada pelanggan untuk mendukung purna jual termasuk Kontrak Pemeliharaan Lengkap (FMC). Jasa rental diberikan oleh PT Terra Factor Indonesia terhadap konsumen untuk menggunakan alat berat pada periode tertentu dan konsumen dikenakan biaya rental. Jasa Kontraktor Penambangan mengacu pada aktivitas penambangan yang diberikan oleh anak usaha Perseroan PT Karya Lestari Sumberalam.
Services consist of Maintenance Service, rental and mining contracting. The after sales service refer to the maintenance services provided to for the customers, including Full Maintenance Contract The rental services provided by PT Terra Factor Indonesia for customers to use the heavy equipment for certain period and the customer will be charged for the rental fees. The mining contracting service refers to the mining contractor activities, which are provided by PT Karya Lestari Sumberalam.
Bisnis jasa pelayanan, yang terdiri dari jasa pemeliharaan, rental dan kontrak tambang, juga naik signifikan. Bisnis jasa membukukan pendapatan sebesar Rp 412,45 miliar, naik 60,54% dari tahun sebelumnya sebesar Rp 256,91 miliar. Unit bisnis pemeliharaan membukukan pendapatan sebesar Rp 138,21 miliar, naik 40% dari tahun sebelumnya Rp 98,67 miliar; bisnis rental membukukan laba Rp 141,52 miliar, melonjak 106% dari Rp 68,82 miliar; jasa penambangan sebesar Rp 132,72 miliar, naik 48% dari Rp 89,42 miliar tahun sebelumnya.
Services unit, which comprised of maintenance, rental and mining services, also posted significant increase. Service business unit posted revenues of Rp 412.45 billion, up 60.54% from previous year of Rp 256.91 billion. Maintenance business unit posted revenues of Rp 138.21 billion, up 40% from Rp 98.67 billion in previous year; rental business unit posted revenues of Rp 141.52 billion, surged 106% from Rp 68.82 billion; mining contracting services posted revenues of Rp 132.72 billion, up 48% from Rp 89.42 billion in previous year.
Peningkatan pendapatan dari jasa pemeliharaan dan perbaikan sejalan dengan meningkatnya penjualan alat berat. Lini bisnis jasa ini memberi kontribusi 13,8% terhadap total pendapatan, konsisten dengan kontribusi tahun sebelumnya sebesar 14,1% .
The increase of revenues from maintenance and services was in line with the rise of heavy equipments sales. The services unit contributed 13,8% to total revenues, consistent with the previous year which also contributed 14.1%.
89
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Peningkatan pendapatan divisi rental mencerminkan kontribusi yang semakin signifikan dari anak perusahaan PT Terra Factor Indonesia, yang bergerak secara khusus di bidang bisnis rental alat berat. Terra Factor bergabung dengan INTA tahun 2010. Penjualan dari sektor rental memberi kontribusi sebesar 4,8% terhadap total penjualan 2011, dibandingkan 3,75% tahun sebelumnya.
The increase of rental business unit reflecting growing significant contribution of the Company’s subsidiary PT Terra Factor Indonesia, which specifically engages in rental of heavy equipment business. Terra Factor merged into INTA in 2010. Revenues from rental business contributed 4.8% to total revenues in 2011, compared to contribution of 3.75% in previous year.
Pendapatan dari Jasa Kontraktor Penambangan
Revenues from Mining Contracting
Tahun 2011, pendapatan dari jasa kontraktor penambangan mencapai Rp 132,72 miliar, meningkat 48% dari tahun sebelumnya sebesar Rp 89,42 miliar. Kontribusi pendapatan dari jasa kontraktor penambangan ini mencapai 4,5% terhadap total pendapatan, sedikit lebih rendah dari tahun sebelumnya sebesar 4,9%, walaupun dari sisi nilai meningkat.
In 2011, revenues from mining contracting business reached Rp 132.72 billion, surged 48% from Rp 89.42 billion in 2010. Revenues contribution from mining services reached 4.5%, slightly lower than revenue contribution of 4.9% in previosus year, although in term of value increased.
Pendapatan dari Pembiayaan
Revenues from Financing
Jasa pembiayaan memberikan solusi pembiayaan kepada konsumen dalam membeli aset, terutama alat berat. Jasa ini disediakan oleh PT Intan Baruprana Finance (IBF). Tahun 2011, pendapatan dari bisnis pembiayaan mencapai Rp 75,06 miliar, melonjak 193,61% dari tahun sebelumnya sebesar Rp 25,56 miliar. Pendapatan dari pembiayaan yang diberikan oleh IBF sejalan dengan peningkatan penjualan alat berat.
Financing services provides financing solution for the customer in purchasing the assets, especially for the heavy equipment. The services were provided by PT Intan Baruprana Finance (IBF). In 2011, the revenues from financing business unit reached Rp 75.06 billion, surged 193.61% from previous year of Rp 25.56 billion. The revenues from financing provided by IBF was in line with the rise of revenues from heavy equipments.
Pendapatan dari pembiayaan memberi kontribusi 2,5% terhadap total pendapatan, dibandingkan 1,4% tahun sebelumnya. Kontribusi yang lebih tinggi dari bisnis pembiayaan mencerminkan peningkatan yang semakin signifikan dari usaha pembiayaan INTA. Ekspansi produk-produk pembiayaan dimulai tahun 2010 dan dilanjutkan tahun 2011, dengan memanfaatkan bertumbuhnya bisnis pembiayaan berbasis syariah.
The revenues from financing contributed 2.5% to total revenues, compared to 1.4% in previous year. The higher contribution of financing business unit reflects growing importance of financing business of INTA. Expansion of financing products was started in 2010 and was continued in 2011, taking advantage of the growing Sharia financing business.
90
pembahasan & analisa manajemen management discussion & analysis
Pendapatan dari Pabrikan & Lainnya
Revenues from Manufacturing & Others
Anak perusahaan INTA yang bergerak di bidang pabrikan attachments alat berat adalah PT Columbia Chrome Indonesia (CCI). Tahun 2011, unit bisnis ini mencatatkan pendapatan sebesar Rp 34,72 miliar, melonjak 206,15% dari Rp 11,34 miliar tahun sebelumnya. Kontribusi pendapatan dari unit bisnis ini masih kecil sebesar 1,2%, sedikit lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya sebesar 0,7%. Namun, bisnis ini berekspansi secara cepat seperti yang diindikasikan dengan kenaikan pendapatan yang signifikan. Sementara, pendapatan dari sektor lain-lain mencapai Rp 15,46 miliar, naik dari Rp 6,68 miliar pada tahun sebelumnya.
INTA’s subsidiary which engages in manufacturing of equipment’s attachments is PT Columbia Chrome Indonesia (CCI). In 2011, this business unit posted revenues of Rp 34.72 billion, surged 206.15% from Rp 11.34 billion in previous year. Revenues contribution from this business unit was still small at 1.2%, compared to 0.7% in previous year. However, its business expands quickly as indicated from the surge of its revenues. Meanwhile, revenues from others reached Rp 15.46 billion, up from Rp 6.68 billion in previous year.
Beban Pokok Penjualan
Cost of Revenue
Pada tahun 2011, beban pokok pendapatan meningkat 63,31% menjadi Rp 2,48 triliun dari Rp 1,52 triliun tahun 2010. Peningkatan tersebut sejalan dengan naiknya penjualan 2011, sehingga Perseoran dan anak perusahaan harus menyiapkan lebih banyak persediaan alat berat dan suku cadang serta penambahan beban langsung untuk pendapatan jasa. Ini berdampak pada naiknya beban penjualan. Di samping itu, ekspansi bisnis mendorong Perseroan untuk menambah jumlah karyawan, yang pada akhirnya berdampak pada meningkatnya biaya karyawan dalam menyediakan jasa tambahan dan dukungan dalam menangani peningkatan permintaan alat berat.
In 2011, the cost revenue increased by 63.31% to Rp 2.48 trillion from Rp 1.52 trillion recorded in 2010. The rise was in line with the surge of revenues in 2011 that the Corporate and subsidiaries had to provide more inventories for heavy equipment and spareparts and also increase in the direct cost for service revenue that created higher cost of the revenues. In addition, the expansion of the Company’s business demanded the company to add the number of human resources, which led to an increase of labor cost to provide additional services and support in handling the increase of heavy equipment demand.
Biaya Operasional
Operating Expenses
Biaya operasional terdiri dari biaya penjualan dan biaya administrasi umum. Pada 2011, biaya penjualan mencapai Rp 109,47 miliar, atau meningkat 28,23% dari Rp 85,37 miliar tahun sebelumnya. Biaya administrasi meningkat 49,45% menjadi Rp 118,77 dari Rp 79,47 di tahun 2010.
Operating expenses consist of selling expenses and general administrative expenses. In 2011, selling expenses reached Rp 109.47 billion, or increased 28.23% from Rp 85.37 billion in previous year. Administrative expenses increased by 49.45% to Rp 118.77 billion, from Rp 79.47 billion recorded in 2010.
91
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Peningkatan biaya didorong oleh meningkatnya gaji pegawai dan biaya angkutan. Biaya pengangkutan meningkat sejalan dengan peningkatan penjualan produk, yang pada akhirnya mendorong naiknya biaya untuk mendistribusikan barang ke konsumen.
The increase of expenses was mainly caused by the increase of salaries expenses and freight expense. The freight expense rose in line with the rise of goods sold, which driven up the cost to deliver goods to customers.
Laba Sebelum Pajak
Earning Before Taxes
Perseroan mencatatkan laba sebelum pajak sebesar Rp 168,86 miliar pada 2011, meningkat 43,59% dari Rp 117,59 miliar pada tahun sebelumnya. Peningkatan yang signifikan tersebut didorong oleh peningkatan penjualan, yang naik signifikan sebesar 63,67% dari tahun sebelumnya.
The Company posted earnings before tax of Rp 168.86 billion in 2011, surged 43.59% from Rp 117.59 billion in previous year. The significant increase of earnings before tax was in line with an increase of revenues during the period, which rose by 63.67% from the previous year.
Pajak Penghasilan
Income Tax
Beban pajak Perseroan tahun 2011 mencapai Rp 48,64 miliar, naik dari Rp 33,06 miliar tahun sebelumnya. Peningkatan tersebut didorong oleh kenaikan Pajak Kini yang mencapai Rp 55,59 miliar, lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 33,41 miliar.
The Tax Expense for 2011 stood at Rp 48.64 billion, increased from Rp 33.06 billion in previous year. The rise was due to an increase in Current Tax which reached Rp 55.59 billion, increased from Rp 33.41 billion from previous year.
Laba Komprehensif
Comprehensive Income
Peningkatan yang signifikan pada pendapatan tercermin pada naiknya laba bersih. Perseroan berhasil membukukan laba komprehensif sebesar Rp 120,21 miliar tahun 2011, meningkat 42,22% dari Rp 84,53 miliar tahun sebelumnya. Peningkatan laba bersih juga tercermin pada peningkatan laba per saham menjadi Rp 62 per lembar dari Rp 40 tahun sebelumnya.
The significant increase in revenues has impacted on the solid increase of net income. The Company succeeded in recording comprehensive income of Rp 120.21 billion in 2011, surged 42.22% from previous year of Rp 84.53 billion. The rise of comprehensive income also lifted the Company’s earnings per share to Rp 62 from Rp 40 in previous year.
92
pembahasan & analisa manajemen management discussion & analysis
Aset
Assets
Total Aset Perseroan akhir 2011 tercatat sebesar Rp 3,74 triliun, meningkat signifikan sebesar 128,63% dari Rp 1,63 triliun tahun sebelumnya. Peningkatan yang tajam didorong oleh peningkatan yang signifikan baik pada Aset Lancar dan Aset Tidak Lancar, yang masing-masing meningkat 111,17% dan 152,72%.
The Company’s Total Assets at the end of the year 2011 was recorded at Rp 3.74 trillion, representing a rise of 128.63% from Rp 1.63 trillion in previous year. The sharp increase was attributed to the sharp increase of both Current Assets and Noncurrent Assets, which surged by 111.17% and 152.72% respectively.
Aset Lancar
Current Assets
Aset Lancar meningkat 111,17% menjadi Rp 2,00 triliun dari Rp 947,67 miliar tahun sebelumnya. Kenaikan tersebut terutama didorong oleh penambahan kas dan setara kas, piutang dan inventori sejalan dengan peningkatan permintaan dan keinginan Perseroan untuk memenuhi kebutuhan konsumen terhadap alat berat dan pemeliharaannya.
The overall Current Assets increased by 111.17% to Rp 2.00 trillion from Rp 947.67 billion in previous year. The increase was mainly driven by the rise of cash and cash equivalent, account receivables and inventories on the back of the increase in the demand and the Company’s desire to satisfy its customer equipment and maintenance requirements.
2011 Rp juta
2010 Rp juta
Rp Million
Rp Million
Kenaikan (%) Growth (%)
Aset Lancar
Current Assets
Kas dan Setara Kas
330.568
64.570
411,95
Cash and cash equivalent
Piutang usaha
512.971
213.918
139,80
Trade account receivables
1.707
8.490
-79,89
Trade accounts receivables -installment
212.110
150.756
40,70
Net Investments in finance lease
1.820
803
126,65
Consumer financing receivables
Piutang usaha-angsuran Investasi neto sewa pembiayaan Piutang pembiayaan konsumen
46.397
6.834
578,91
Other Receivables
Persediaan
765.344
407.546
87,79
Inventories
Uang muka
Piutang lain-lain
87.167
79.334
9,87
Advances
Biaya dibayar di muka
3.950
4.061
-2,73
Prepaid expenses
Pajak dibayar di muka
38.020
10.325
268,23
Prepaid Taxes
1.106
1.034
6,96
Others
2.001.160
947.671
111,17
Total
33.463
8.901
275,95
Restricted cash and cash equivalent
-
416
-100
Trade accounts receivables (installments)
Investasi neto sewa pembiyaan
197.460
113.971
73,25
Net investments in finance lease
Piutang pembiayaan konsumen
3.039
4.216
-27,92
Consumer financing receivables
50.657
42.803
18,35
Defered tax assets
684.277
155.741
339,37
Assets for Ijarah and Ijarah Muntahiyah Bittamlik
7.611
5.718
33,11
Receivables from related parties
364.620
156.617
132,81
Fixed assets
Aset lancar lain-lain Jumlah Aset Tidak Lancar Kas di Bank yang dibatasi pencairannya Piutang usaha angsuran
Aset Pajak Tangguhan Aset Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik Piutang kepada pihak berelasi Aset tetap
Non current asset
93
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
2011 Rp juta
2010 Rp juta
Rp Million
Rp Million
Kenaikan (%) Growth (%)
Aset tetap disewakan
290.924
153.490
89,13
Property and equipment for lease
Aset tidak lancar lainnya
104.707
45.044
132,45
Other non current assets
-
316
-100
Derivative financial instrument
Jumlah
1.736.758
687.233
152,72
Total
Jumlah Aset
3.737.918
1.634.904
128,63
Total Assets
Instrumen Keuangan derivatif
Piutang Usaha
Trade Receivables
Piutang Usaha merupakan tagihan yang terjadi karena adanya penjualan alat berat dan suku cadang melalui kredit; piutang akibat transaksi pembiayaan dengan konsumen; dan piutang pelanggan atas kemajuan proyek kontrak tambang.
Trade receivables refers to the receivables resulted from the credit sales of heavy equipment and spare parts; the receivables resulted from the consumer financing receivables; and the receivables billed to the customers for the progress result of mining contractor projects.
Pada akhir tahun 2011, piutang usaha meningkat 139,80% lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Peningkatan piutang usaha juga didorong oleh meningkatnya pesanan terhadap alat berat dari perusahaan-perusahaan pertambangan dan perkebunan.
At the end of 2011, trade receivables increased by 139.80% higher than prior year.The increase of account receivables was also stimulated by a rise of order for heavy equipments from mining and plantation companies.
Persediaan
Inventories
Persediaan terdiri dari bahan baku, pekerjaan dalam proses dan alat berat serta suku cadang. Sejalan dengan peningkatan penjualan 2011, Perseroan menyediakan stok barang untuk memenuhi permintaan konsumen. Karena itu, management telah meningkatkan inventori agar terjaga sesuai dengan target. Tahun 2011, inventori meningkat menjadi Rp 765,34 miliar dari Rp 407,55 miliar, atau naik 87,79% dari tahun sebelumnya. Inventori merepresentasikan kurang lebih 20,5% dari total aset, dibanding 25% pada tahun 2010.
The inventories consisted of raw material, work in process and and also heavy equipments and the spare parts. In line with the increase of sales during 2011, the Corporate had to keep the availability of inventories to fulfill the demand of the customers. Therefore, the management had increased the minimum of inventories to be kept in accordance with the targets. During 2011, the inventories increased to Rp 765.34 billion from Rp 407.55 billion, or up by 87.79% from previous year. Inventories were representing 20.5% of total assets, compared to 25% in 2010.
94
pembahasan & analisa manajemen management discussion & analysis
Kas dan Setara Kas
Cash and Cash Equivalent
Kas dan setara kas terdiri dari saldo kas, saldo bank dan deposito yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya.
Cash and cash equivalents consist of cash on hand and cash in banks and all unrestricted investments with maturities of three months or less from the date of placement.
Posisi kas dan setara kas pada 31 Desember 2011 tercatat sebesar Rp 330,57 miliar, meningkat tajam sebesar 411,95% dari tahun sebelumnya sebesar Rp 64,57 miliar. Ini terjadi karena adanya peningkatan kas bersih sebesar 1.219% yang dihasilkan dari aktivitas operasi sebesar Rp 925,43 miliar, dari Rp 70,18 miliar tahun sebelumnya. Peningkatan tersebut didorong oleh gabungan kenaikan kas yang diterima dari konsumen sebesar 19%, naiknya kas dari operasi sebesar 817% dan penurunan kas keluar ke pemasok, karyawan dan lain-lain menjadi Rp 1,43 triliun dari Rp 1,92 triliun tahun sebelumnya. Perseroan menempatkan kas dan setara kas di beberapa bank, baik dalam rupiah maupun dalam mata uang USD.
The Company’s cash and cash equivalent at end December 31, 2011 was recorded at Rp 330.57 billion, surged 411.95% from previous year of Rp 64.57 billion. The increase was due to 1,219% surging net cash provided by operating activities to Rp 925.43 billion from Rp 70.18 billion in previous year. This was driven by a combination of 19% increase of cash receipts from customers, 817% jump in net cash generated from operations and a decline of cash paid to suppliers, employees and others to Rp 1.43 trillion from Rp 1.92 trillion in previous year. The Company placed the cash and cash equivalent in several banks, both in rupiah and US dollar.
Selama 2011, Perseroan menempatkan 97,9% total kas dan setara kas di beberapa bank, dengan komposisi 21,6% dalam mata uang rupiah dan 76,3% dalam mata uang asing.
During 2011, the Company had placed 97.9% of total cash and cash equivalent in several banks which consist of 21.6% of the balances were in Rupiah currency and 76.3 % of the balances were in foreign currency.
Aset Tidak Lancar
Non current assets
Secara umum, aset tidak lancar meningkat sebesar 152,72% menjadi Rp 1,74 triliun dari Rp 687,23 miliar pada tahun sebelumnya. Kenaikan tersebut disebabkan oleh peningkatan aset tetap, aset untuk Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik, properti dan mesin untuk disewa dan aset tidak lancar lainnya.
Overall, non current assets surged 152.72% to Rp 1.74 trillion in 2011, from Rp 687.23 billion in previous year. The rise was mainly due to surge in fixed assets, assets for Ijarah and Ijarah Muntahiyah Bittamlik, property and equipment for leases and other non-current assets.
Aset Tetap
Fixed assets
Aset tetap terdiri dari pabrikan, properti dan peralatan untuk operasional Perseroan; properti dan peralatan dibeli untuk kemudian disewakan dan investasi di Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik.
Fixed assets consisted of the properties, plant and equipments for the operational of the Company; the properties and equipment acquired for leased or rental services and investment in Ijarah and Ijarah Muntahiyah Bittamlik.
95
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Aset tetap Perseroan meningkat secara signifikan tahun 2011 menjadi Rp 364,6 miliar pada akhir 2011 dari Rp 156,6 miliar pada 1 Januari 2011. Aset alat berat yang disewagunausahakan melalui skema pembiayaan meningkat menjadi Rp 290,9 miliar dari Rp 153,5 miliar pada 1 Januari 2011. Meningkatnya kepemilikan langsung alat berat mencerminkan naiknya pembelian langsung alat berat oleh Perseroan selama periode tersebut. Aset tetap yang disewakan melalui pembiayaan juga meningkat sejalan dengan aktivitas pembiayaan yang dilakukan Perseroan seperti yang terlihat dari nilai fasilitas pembiayaan yang diberikan Perseroan kepada perusahaan-perusahaan yang membeli alat berat dari INTA. Kondisi ini didorong oleh meningkatnya permintaan alat berat dari industri pertambangan dan perkebunan untuk mendukung ekspansi usaha mereka.
The Company’s Fixed Assets in 2011 increased significantly to Rp 364.6 billion at the end of 2011 from Rp 156.6 billion on January 1, 2011. The property equipment for leased also increased to Rp 290.9 billion from Rp 153.5 billion on January 1, 2011. The rise of direct acquisition reflects the increase of the purchase of new heavy equipments during the reporting year. The fixed assets that are leased out also surged in line with an increase of financing activities as evident in the surge of financing provided to companies in purchasing heavy equipments from INTA.This was driven by a rise in demand for heavy equipments from mining and plantation sectors to support their business expansion.
Aset Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik
Assets for Ijarah and Ijarah Muntahiyah Bittamlik
Akun ini merupakan beberapa alat berat milik IBF, entitas anak yang digunakan untuk sewa operasi secara Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik (IMBT) kepada pelanggan.
This account represents heavy equipment owned by IBF, a subsidiary, which are leased out through Ijarah and Ijarah Muntahiyah Bittamlik (IMBT) agreements to customers.
Aset Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik meningkat sekitar tiga kali lipat menjadi Rp 684,28 miliar pada akhir 2011 dibanding Rp 155,74 miliar pada awal tahun, atau meningkat 339,36%. Hal ini sejalan dengan peningkatan permintaan penjualan alat-alat berat yang terjadi selama tahun 2011. Perseroan telah menyelenggarakan belanja modal sebesar yang dicatat sebagai Investasi pada Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik yang juga memberikan kontribusi terhadap dampak peningkatan aset tidak lancar selama tahun 2011.
The Assets for Ijarah and Ijarah Muntahiyah Bittamlik increased by around three times to Rp 684.28 billion at end 2011 from Rp 155.74 billion in early of the year, or represented at 339.36% higher. This was in line with the increase of demand forheavy equipment sales that occurred during year 2011. The Company has organized a capital expenditure which was recorded as investment in Ijarah and Ijarah Muntahiyah Bittamlik that also contributed to the impact of the increase noncurrent assets during the year 2011.
96
pembahasan & analisa manajemen management discussion & analysis
Liabilitas
Liabilities
2011 Dalam Juta Rupiah In Million Rupiah
Liabilitas Lancar Liabilitas Tak lancar Total Liabilitas
2010 Dalam Juta Rupiah In Million Rupiah
Perubahan (%) Change (%)
2.383.059
869.726
174,00
Current Liabilities
818.092
328.358
149,15
Non Current Liabilities
3.201.151
1.198.084
167,19
Total Liabilities
Total liabilitas Perseroan pada 2011 mencapai Rp 3,20 triliun, naik dari Rp 1,20 triliun pada tahun sebelumnya, atau meningkat 167,19%. Peningkatan total liabilitas didorong oleh meningkatnya liabilitas lancar dan liabilitas tidak lancar. Liabilitas lancar mencapai 74,44% dari total liabilitas Perseroan pada 2011, sementara liabilitas tidak lancar sebesar 25,56% dari total liabilitas. Naiknya liabilitas tersebut seiring dengan ekspansi usaha Perseroan.
The company’s total liabilities in 2011 reached Rp 3.20 trillion, rising from Rp 1.20 trillion in previous year, representing an increase of 167.19%. The rise of total liabilities was due to a rise of both current and non-current liabilities. The current liabilities represented 74.44% of total liabilities in 2011, while non-current liabilities were equal to 25.56% of total liabilities. The increase of liabilities was driven by the expansion of the company’s business.
Liabilitas Lancar
Current Liabilities
Liabilitas lancar Perseroan pada 2011 mencapai Rp 2,38 triliun, naik signifikan dari Rp 869,73 miliar tahun sebelumnya. Peningkatan tersebut terjadi akibat bertambahnya utang usaha ke pihak ketiga, yang mencapai Rp 1,46 triliun, naik 354,87% dari tahun sebelumnya sebesar Rp 320,84 miliar, serta meningkatnya pinjaman perbankan.
The current liabilities in 2011 reached Rp 2.38 trillion, increased sharply from Rp 869.73 billion in previous year. The rise was due to increase of trade accounts payable to third parties, which increased 354.87% to Rp 1.46 trillion during the reporting year, from Rp 320.84 billion in previous year, as well as a rise of bank loans.
Liabilitas Tidak Lancar
Non Current Liabilities
Liabilitas tidak lancar tahun 2011 mencapai Rp 818,09 miliar, naik 149,15% dari Rp 328,36 miliar dari tahun sebelumnya. Kenaikan tersebut karena adanya pinjaman bank sebesar Rp 433,28 miliar dari Rp 257,19 miliar tahun sebelumnya dan penerbitan Medium Term Notes sebesar Rp 218 miliar.
The Company’s non-current liabilities stood at Rp 818.09 billion in 2011, increased 149.15% from previous year of Rp 328.36 billion. The rise was mainly due to a rise of bank loans to Rp 433.28 billion from Rp 257.19 billion in previous year and the issuance of Medium Terms Notes (MTN) at the amount of Rp 218 billion.
Medium Term Notes
Medium Term Notes
Tanggal 20 Juli 2011, Perseroan menerbitkan Medium Term Notes (MTN) senilai Rp 220 miliar, yang terdiri dari Rp 205 miliar MTN konvensional dan Rp 15 miliar berupa Syariah Ijarah. MTN konvensional memiliki tenor dua tahun dengan bunga kupon sebesar 12% per tahun, sementara Syariah Ijarah memiliki tenor tiga tahun, dengan imbalan Ijarah sebesar Rp 464 juta yang dibayarkan per tiga bulan.
On July 20, 2011, the company issued Medium Term Notes (MTN) worth Rp 220 billion, which consisted of Rp 205 billion conventional MTN and Rp 15 billion of Syariah Ijarah. The conventional MTN has a tenor of two years with coupon rate of 12% per annum, while the Syariah Ijarah has a tenor of three years, with Ijarah fee of Rp 464 million payable every three months.
97
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Ekuitas
Equity
2011 Dalam Juta Rupiah
Modal Saham Tambahan Modal Disetor – bersih Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali Selisih transaksi ekuitas dengan pihak non-pengendali Saldo Laba Kepentingan Non Pengendali Jumlah Ekuitas
2010 Dalam Juta Rupiah
In Million Rupiah
In Million Rupiah
108.001
108.001
-
Share Capital
99.873
99.873
-
Additional Paid in Capital – net
(15.532)
(15.532)
-
Difference in Values of Restructuring Transactions of Entities under Common Control
7.610
-
100
Difference in value of equity transaction with noncontrolling interest
329.069
219.704
49,78
Retained Earnings
7.746
24.774
-68,76
Non Controlling Interest
536.767
436.820
22,89
Total Equities
Total ekuitas meningkat 22.89% menjadi Rp 536,767 miliar dari Rp 436,820 miliar pada 2010. Kenaikan tersebut didorong oleh bertumbuhnya laba ditahan seiring naiknya laba bersih Perseroan tahun 2011.
98
Growth (%)
Kenaikan (%)
Total equities increased by 22.89% to Rp 536.767 billion from Rp 436.820 billion 2010. The increase was caused by the growth of retained earnings which were affected by the increase of net profit in 2011.
Rasio Keuangan Terkait Solvabilitas, Kolektabilitas, Likuiditas dan Profitabilitas
pembahasan & analisa manajemen management discussion & analysis
Financial Ratios In Relation To Solvency, Collectability, Liquidity and Profitability Profitabilitas
2011
2010
Marjin laba kotor
17,5%
17,3%
Marjin laba bersih
4,0%
4,6%
Rasio laba operasional (opt income/revenue)
9,8%
8,3%
Tingkat pengembalian aktiva
3,2%
5,2%
22,4%
19,4%
Tingkat pengembalian ekuitas Kolektabilitas Rasio Lancar Rasio liabilitas berbunga bersih terhadap ekuitas
Profitability Gross profit margin Net Profit Margin Income from operation ratio Return on Assets Return on Equity Collectability
0,84%
1,09%
2,03x
1,59x
Current Ratio Net Debt to Equity Ratio
Profitabilitas
Profitability
Marjin Laba Kotor
Gross Profit Margin
Tahun 2011, marjin laba kotor sedikit meningkat menjadi 17,5% dibanding 17,3% tahun 2010. Kenaikan ini menunjukkan kenaikan pendapatan diiringi dengan kenaikan beban pokok penjualan.
In 2011, gross profit margin went up slightly to 17.5%, compared to 17.3% in 2010. The rise showed that the increase of revenues was followed by the rise of cost of goods sold.
Marjin Laba Bersih
Net Profit Margin
Perseroan membukukan marjin laba bersih sebesar 4,0%, sedikit lebih rendah dibanding marjin laba bersih tahun sebelumnya sebesar 4,6%. Marjin laba bersih menunjukkan seberapa efektif perusahaan dalam mengontrol biaya.
The Company booked net profit margin of 4.0 % in 2011, slightly lower than in 2010 of 4.6%. The net margin figure indicates how effective a company is controlling the costs.
Rasio Laba Operasi
Income from Operation Ratio
Marjin laba operasi 2011 tercatat sebesar 9,8%, meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 8,3%. Ini menunjukkan peningkatan efisiensi biaya yang dilakukan Perseroan selama tahun tersebut.
Income from Operation ratio in 2011 was recorded at 9.8%, increased from 8.3% in previous year. This shows the company’s capability in improving cost efficiency.
Tingkat Pengembalian Atas Aset
Return on Assets
Tingkat pengembalian atas aset (ROA) menunjukkan seberapa efisien perseroan mendayagunakan aset-asetnya untuk menghasilkan keuntungan. Tahun 2011, rasio tingkat pengembalian atas aset tercatat sebesar 3,2%, dibanding 5,2% tahun 2010. Penurunan ROA terjadi karena laju pertumbuhan aset yang mencapai 129% jauh lebih cepat dibanding pertumbuhan laba bersih, yang naik 42,22%.
The return on asset (ROA) shows how efficient assets are empowered to generate profit. In 2011, return on assets was recorded at 3.2% compared to 5.2% in 2010. The 2011 ROA was lower as the growth of assets which reached 129% was faster than the growth of net profit which rose by 42.22%.
99
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Tingkat Pengembalian atas Ekuitas
Return on Equity
Tingkat pengembalian atas ekuitas (ROE) menunjukkan kemampuan Perseroan menggunakan dana investasi untuk menghasilkan pertumbuhan laba. Tingkat pengembalian atas ekuitas tahun 2011 meningkat mencapai 22,4% dari 19,4% tahun 2010. Peningkatan ini seiring dengan naiknya laba bersih pada periode tersebut sebesar 42,22%.
Return on equity (ROE) shows the capability of the Company in using its investment funds to generate income growth. Return on equity in 2011 was recorded at 22.4%, increased from 19.4% in previous year. The rise was in line with the increase of net profit, which rose 42.22% during the period.
Kolektabilitas
Collectability
Likuiditas
Liquidity
Likuiditas sebuah perusahaan diukur dari kemampuannya dalam menyelesaikan utang jangka pendek dan aset liquid. Likuiditas ini diukur dengan Current Ratio. Akhir 2011, current ratio berada pada level 0,84 kali, dibanding 1,09 kali tahun sebelumnya.
The liquidity of a company is measured from its ability to settle short-term liabilities using its liquid assets. The liquidity is measured by current ratio. At the end 2011, the Company’s current ratio was 0.84 times, compared to 1.09 times in previous year.
Solvabilitas
Solvency
Solvabilitas diukur oleh rasio liabilitas berbunga terhadap ekuitas dimana tahun 2011 tercatat sebesar 2,03 dibandingkan dengan 1,59 kali tahun sebelumnya. Kenaikan tersebut terjadi akibat penerimaan pinjaman baru yang menyebabkan nilai liabilitas menjadi lebih tinggi daripada pertumbuhan ekuitas yang cukup signifikan.
The solvency is measured by debt to equity ratio which in 2011 was recorded at 2.03 compared with 1.59 times the previous year. The increases were due to additional of new loans that caused the liabilities were higher than the significant growth of equities.
Secara keseluruhan, dengan kondisi rasio lancar yang mendekati 100% dan rasio liabilitas terhadap ekuitas yang tidak terlalu tinggi dan didukung oleh pertumbuhan ekuitas yang signifikan, tingkat kolektabilitas Perseroan masih tergolong lancar dimana Perseroan dapat melakukan pembayaran seluruh liabilitasnya pada saat periode jatuh tempo.
In overall, within the condition of current ratio that close to 100% and the ratio of debt to equities that was not too high and was supported by the significant growth of equities, the Company was still in current condition for its collectability to make payment of all liabilities on the period of maturity.
100
pembahasan & analisa manajemen management discussion & analysis
Arus Kas
Cash Flow
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Cash Flows from Operating Activities
Arus Kas dari Aktivitas Operasi tahun 2011 melonjak tajam sebesar 1.218,63% menjadi Rp 925,43 miliar dari Rp 70,18 miliar tahun sebelumnya. Peningkatan yang tajam ini didorong oleh peningkatan sebesar 19% kas dari konsumen sebesar Rp 2,41 triliun, yang dibarengi oleh penurunan pembayaran kas ke pemasok, karyawan dan lain-lain. Kas bersih yang dihasilkan dari operasional mencapai Rp 978,45 miliar, melonjak dari Rp 106,73 miliar tahun sebelumnya. Adapun pajak pendapatan mencapai Rp 53,02 miliar, lebih tinggi dari Rp 36,55 miliar tahun sebelumnya.
Cash Flows from Operating Activities in 2011 rocketed by 1,218.63% to Rp 925.43 billion from Rp 70.18 billion in previous year. The sharp increase was driven by 19% cash receipts from customers to Rp 2.41 trillion, coupled with lower cash paid to suppliers, employees and others. Net cash generated from operations reached Rp 978.45 billion, jumped from Rp 106.73 billion in previous year. Income tax paid was at Rp 53.02 billion, higher than previous year of Rp 36.55 billion.
Arus Kas dari Aktivitas Investasi
Cash Flows from Investing Activites
Arus Kas dari aktivitas investasi berada pada posisi minus Rp 809,25 miliar, dibanding minus Rp 244,65 miliar tahun sebelumnya. Ini berarti Perseroan membelanjakan uang lebih untuk aktivitas investasi pada tahun tersebut, dibanding jumlah kas yang diterima dari hasil investasi. Tahun lalu, Perusahaan menggunakan kas untuk mengakuisisi aset untuk keperluan Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik senilai Rp 728,31 miliar, dibanding minus Rp 169,82 miliar tahun sebelumnya. Perseroan juga menerima bunga sebesar Rp 8,75 miliar, lebih tinggi dibanding Rp 6,03 miliar tahun sebelumnya.
Cash Flows from Investing Activities stood at minus Rp 809.25 billion, compared to minus Rp 244.65 billion in previous year. This means that the Company spent more cash for investing activities in the year, compared to the amount of cash it received from investing activities. Last year, the company used cash to acquire assets for Ijarah and Ijarah Muntahiyah Bittamlik, amounting to Rp 728.31 billion, up from negative Rp 169.82 billion in previous year. The Company received interest amounting to Rp 8.75 billion, up from Rp 6.03 billion in previous year.
Arus Kas dari Aktivitas Pembiayaan
Cash Flows from Financing Activities
Arus Kas dari Aktivitas Pembiayaan mencapai Rp 149,72 miliar, yang menunjukkan penurunan 12,76% dari tahun sebelumnya sebesar Rp 171,62 miliar. Arus kas dari aktivitas pembiayaan terutama berasal dari pinjaman bank senilai Rp 642,19 miliar, dibanding tahun sebelumnya Rp 829,14 miliar dan hasil penerbitan Medium Term Notes, yang diterbitkan pertengahan tahun 2011 sebesar Rp 218,56 miliar.
Net Cash Flows provided from Financing Activities Reached Rp 149.72 billion, representing a decline of 12.76% from previous year’s figure of Rp 171.62 billion. The cash flows from financing activities were mainly coming from proceeds from banks worth Rp 642.19 billion, compared to Rp 829.14 billion a year earlier and net proceeds from Medium Term Notes (MTN), which was issued in the middle of 2011 amounting to Rp 218.56 billion.
Saldo Kas dan Setara Kas
Cash and Cash Equivalent Balance 2011 Jutaan Rp Million Rp
2010 Jutaan Rp Million Rp
Changes (%)
Perubahan (%)
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
925.431
70.181
1.218,63
Cash Flows from Operating Activities
Arus Kas dari Aktivitas Investasi
(809.248)
(244.646)
230,78
Net cash used in Investing activities
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
149.723
171.621
-12,76
Cash Flows from Financing Activities
Kenaikan (Penurunan) Bersih Kas dan Setara Kas
265.906
(2.844)
9.449,72
Net Increase (Decrease) in Cash and Cash Equivalents
64.570
69.602
-7,22
Cash and Cash Equivalents at the Beginning of the Year
Kas dan Setara Kas Awal Tahun
101
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Perjanjian dan Ikatan
Agreement and Commitment
Saldo Kas dan Setara Kas
Cash and Cash Equivalent Balance 2011 Jutaan Rp
2010 Jutaan Rp
Pengaruh perubahan kurs mata uang asing
92
(2,188)
Kas dan Setara Kas Akhir Tahun
330.568
64.570
Million Rp
Million Rp
• Perseroan memberikan jaminan purna jual kepada pembeli dengan jangka waktu beragam tergantung jenis alat berat yang dijual dan sesuai dengan ketentuan dalam perjanjian. • Perseroan mengadakan perjanjian dengan pihak ketiga, yang mana Perseroan ditunjuk sebagai agen tunggal atau sub agen alat-alat berat, suku cadang dan pemegang hak atas jasa perbaikan, dengan Airklean Engineering, Volvo Construction Equipment, Goodyear International Corporation, Doosan International South East Asia Pte. Ltd., Eaton Fluid Power Group Hydraulics Operations, Techking Tires Limiteds, PT Goodyear Indonesia Tbk, Brunner & Lay Inc., Mahindra & Mahindra, Shandong Lingong Construction Machinery Co., Ltd. dan Sinotruk Import & Export Co., Ltd.
Changes (%)
Perubahan (%)
Impact of the change of foreign exchange 411,95
Cash and Cash Equivalents at the End of the Year
• The Company provides warranty to customers with various terms depending on the type of heavy equipment sold and the terms of the agreement. • The Company entered into agreements with third parties wherein the Company was either appointed as sole agent or sub-agent for heavy equipment and spare parts, and obtained rights for repair services with Airklean Engineering, Volvo Construction Equipment, Goodyear International Corporation, Doosan International South East Asia Pte. Ltd., Eaton Fluid Power Group Hydraulics Operations, Techking Tires Limiteds, PT Goodyear Indonesia Tbk and Brunner & Lay Inc., Mahindra & Mahindra, Shandong Lingong Construction Machinery Co., Ltd. and Sinotruk Import & Export Co., Ltd.
Derivatif dan Fasilitas Hedging
Derivatives and Hedging Facilities
Tahun 2011, Perseroan tidak melakukan transaksi hedging dengan institusi keuangan di Indonesia.
In 2011, the Company did not enter into hedging transactions with any financial institutions in Indonesia.
Namun, pada beberapa kesempatan di tahun 2008, PT Intan Baruprana Finance (IBF), anak usaha Perseroan, telah menandatangani beberapa swap valuta asing dan kontrak swap dengan PT Bank Danamon Indonesia Tbk sesuai dengan perjanjian kredit yang didokumentasikan dalam Akta No. 64 tanggal 30 April 2008 oleh notaris Sulistyaningsih, SH., di Jakarta. Anak usaha Perseroan menggunakan kontrak untuk mengelola risiko mata uang asing dan pergerakan suku bunga. Kontrak memiliki nilai nosional sebesar US$ 6.336.120 (setara dengan Rp 58.595.565.420) dan berubah secara berkala baik pokok maupun bunga berdasarkan nilai nosional pembayaran Rupiah dan Dolar Amerika Serikat sepanjang masa kontrak. Berdasarkan kontrak, Anak Perseroan akan menerima dan membayar bunga setiap bulan dengan tingkat bunga tetap dan mengambang. Instrumen derivatif berakhir antara bulan Mei 2011 sampai Agustus 2011.
Nevertheless, on various dates in 2008, PT Intan Baruprana Finance (IBF), a subsidiary of the Company, entered into several currency swap and cross currency swap contracts with PT Bank Danamon Indonesia Tbk in accordance with loan agreement which was documented in Deed No. 64 dated April 30, 2008 of Sulistyaningsih, SH., public notary in Jakarta. The subsidiary firm made the decision as part of efforts to manage risks from fluctuation of rupiah exchange rates and the changes in interest rates. The swap contracts had notional value of US$ 6,336,120 or equivalent to Rp 58,595,565,420. The contracts required periodic exchange of principals and interest payments based on the Rupiah and U.S. dollar notional payments amounts over the period covered by the contracts. Based on the contract, the company received and paid interest payment per month with fixed and floating interest rates. The outstanding derivative financial instruments expired on May 2011 to August 2011.
102
pembahasan & analisa manajemen management discussion & analysis
Untuk kepentingan akuntansi, kontrak swap tidak dikategorikan sebagai hedging, karena itu akuntansi hedging tidak diimplementasikan. Kerugian transaksi derivatif dari kontrak-kontrak tersebut dimasukkan ke bagian laba dan rugi.
For accounting purpose, the swap contracts were not considered as hedging, therefore hedging accounting was not implemented. The loss from derivative transactions from these contracts were considered as loss in the profit and loss statement.
Informasi dan Fakta Material yang Terjadi Setelah Tanggal Laporan Keuangan
Material Information and Facts Subsequent to The Accountant’s Reporting Date
Selama 2011, tidak ada informasi dan fakta material yang terjadi setelah tanggal laporan keuangan.
During 2011, there were no other material information and facts that occured subsequent to the financial reporting date.
Materi Informasi yang Terkait Benturan Kepentingan dan Transaksi Pihak Berelasi
Material Information Containing Conflict Of Interest And Related Parties Transaction
Tidak terdapat transaksi dengan pihak berelasi baik yang langsung atau tidak langsung berhubungan dengan kegiatan usaha utama Perseroan dan anak perusahaan, yang didefinisikan sebagai transaksi benturan kepentingan berdasarkan peraturan Bapepam-LK No IX.E.1 tentang Benturan Kepentingan.
In 2011, there were no transations with related parties that directly or indirectly related with main business of the Company and identified as conflict of interest based on BAPEPAM-LK Regulation No. IX.E.1 on Conflict of Interest.
Informasi Material Lainnya
Other Material Information
Selama 2011, Perseroan telah mendapat tambahan pendanaan dari pinjaman untuk modal kerja dan belanja modal. Rincian tambahan pendanaan adalah sebagai berikut:
During 2011, the Company obtained additional funding from working capital and capital expense. The details of additional funding are as follows:
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk • CCI, entitas anak, mendapatkan Fasilitas Kredit Modal Kerja Revolving dengan maksimum kredit sebesar Rp 2 miliar dengan suku bunga sebesar 13% per tahun. Pada bulan April 2011, CCI memperoleh tambahan Fasilitas Kredit Modal Kerja Revolving dengan maksimum kredit sebesar Rp 23 miliar dengan suku bunga sebesar 11% per tahun. Fasilitas-fasilitas tersebut dijamin dengan piutang usaha kepada pihak ketiga, persediaan, aset tetap, jaminan perusahaan dari Perseroan dan jaminan pribadi dari Halex Halim, Komisaris Utama. Saldo pada tanggal 31 Desember 2011 sebesar Rp 8.141 juta dan jatuh tempo pada bulan Maret 2012. • Perseroan memperoleh fasilitas Kredit Modal Kerja Revolving sebesar US$ 6,5 juta dengan suku bunga sebesar 7% per tahun.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk • CCI, a subsidiary, obtained a Working Capital Loan Facility with maximum credit of Rp 2 billion with interest rate of 13% per annum. In April 2011, CCI obtained additional Revolving Working Capital facility with maximum credit of Rp 23 billion and interest rate of 11% per annum. Such facilities are collateralized by trade accounts receivable from third parties, inventories, property, plant and e q u i p m e n t , corporate guarantee from the Company and personal guarantee by Halex Halim, the President Commissioner. The outstanding balance as of December 31, 2011 is Rp 8,141 million and is due on March 2012. • The Company obtained a revolving Working Capital Loan Facility amounting to US$ 6.5 million which bears interest rate of 7% per annum.
103
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Fasilitas ini dijamin dengan persediaan, piutang usaha, lima belas bidang tanah dan bangunan milik Perseroan. Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 saldo masing-masing sebesar US$ 6,35 juta dan US$ 4,58 juta. Kredit tersebut jatuh tempo pada November 2012. • Perseroan memperoleh Fasilitas Kredit Modal Kerja sebesar US$ 5 juta dengan suku bunga 7% per tahun. Pada tanggal 31 Desember 2011 saldo fasilitas ini sejumlah US$ 5 juta dan akan jatuh tempo pada tanggal 23 Mei 2012. • Perseroan memperoleh Fasilitas Kredit Modal Kerja Revolving Rekening Koran sebesar US$ 2,1 juta dengan suku bunga 7% per tahun. Fasilitas ini dijamin paripasu dengan jaminan fasilitas yang telah ada.
This facility is secured with inventories, trade accounts receivable and fifteen parcels of land owned by the Company. As of December 31, 2011 and 2010, the outstanding balance amounted to US$ 6.35 million and US$ 4.58 million, respectively. The loan is due on November 2012. • The Company obtained a Working Capital Facility of US$ 5 million which bears interest rate of 7% per annum. As of December 31, 2011, the outstanding balance under this facility amounted to US$ 5 million and is due on May 23, 2012. • The Company obtained a Revolving Working Capital Facility of US$ 2.1 million which bears interest rate of 7% per annum. This facility is secured paripassu with the collateral used on other facilities.
Pada tanggal 31 Desember 2011, saldo sejumlah US$ 2,1 juta dan akan jatuh tempo pada bulan Nopember 2012.
As of December 31, 2011, the outstanding balance amounted to US$ 2.1 million and is due on November 2012.
• KLS, entitas anak dari TFI, mendapatkan fasilitas Kredit Modal Kerja Revolving sebesar US$ 3,75 juta dengan suku bunga sebesar 7% per tahun. Fasilitas kredit ini dijamin dengan persediaan dan piutang usaha.
• KLS, a subsidiary of TFI, obtained a Revolving Working Capital Loan facility amounting to US$ 3.75 million which bears interest rate of 7% per annum. This facility is secured with inventories and trade accounts receivable.
Pada tanggal 31 Desember 2011, saldo adalah US $ 3,29 juta dan akan jatuh tempo pada Mei 2014.
As of December 31, 2011, the outstanding balance amounted to US$ 3.29 million and is due on May 2014.
PT Bank ICBC Indonesia CCI, entitas anak, memperoleh fasilitas pembiayaan impor maksimum US$ 1 juta dengan suku bunga sebesar 6,5% per tahun. Pinjaman pembiayaan ini dijamin dengan deposito berjangka, piutang usaha, persediaan, jaminan perusahaan dari Perusahaan dan jaminan pribadi dari Komisaris Utama INTA, Halex Halim.
PT Bank ICBC Indonesia CCI, a subsidiary, obtained an import financing facility amounting to US$ 1 million with interest rate of 6.5% per annum. This financing facility is collateralized with time deposits, trade accounts receivable, inventories, corporate guarantee from the Company and personal guarantee by President Commissioner of INTA, Halex Halim.
Pinjaman tersebut telah dilunasi pada bulan Oktober 2011.
The loan was paid in October 2011.
104
pembahasan & analisa manajemen management discussion & analysis
PT Bank ICB Bumiputera Tbk Perseroan memperoleh fasilitas pinjaman modal kerja dan/atau Usance Letter of Credit (Usance L/C) sebesar US$ 2,25 juta dengan suku bunga 7,5% per tahun. Pinjaman ini dijamin dengan jaminan secara fidusia atas persediaan, blokir setoran jaminan minimal sebesar ekuivalen 10% dari saldo L/C dan jaminan pribadi dari Komisaris Utama INTA, Halex Halim.
PT Bank ICB Bumiputera Tbk The Company obtained a working capital loan facility and/or Usance Letter of Credit (Usance L/C) of US$ 2.25 million with interest rate of 7.5% per annum. This loan is secured by fiduciary transfer of inventories, pledged security deposit equivalent to a minimum of 10% of total outstanding L/C and personal guarantee from President Commissioner of INTA, Halex Halim.
Pinjaman tersebut telah dilunasi pada tahun 2011.
The loan was paid in 2011.
Raiffesen Bank International (dahulu Raiffesen Zentral Bank Ősterreích Akteingsellschaft) Perseroan memperoleh fasilitas berupa sight/ usance Letter of Credit sebesar US$ 5 juta. Pinjaman tersebut telah dilunasi pada tahun 2011.
Raiffesen Bank International (formerly Raiffesen Zentral Bank Ősterreích Akteingsellschaft) The Company obtained a sight/usance Letter of Credit facility amounting to US$ 5 million. The loan was paid in 2011.
PT Bank Chinatrust Indonesia Perseroan memperoleh fasilitas kredit berupa Usance Letter of Credit sebesar US$ 2 juta. Pinjaman ini dijamin dengan piutang usaha Perusahaan.
PT Bank Chinatrust Indonesia The Company obtained a Usance Letter of Credit facility of US$ 2 million. This loan is secured with the Company’s trade receivables.
Pinjaman tersebut telah dilunasi pada tahun 2011.
The loan was paid in 2011.
Kebijakan Akuntansi Dan Informasi Keuangan Terkait Peristiwa Luar Biasa
Accounting Policy And Financial Information Of Extraordinary Events
Tidak ada informasi yang bersifat luar biasa yang terjadi pada tahun 2011 yang dapat berdampak pada kinerja Perseroan.
There were no extra-ordinary events occured during 2011 that materially affected to the financial performance.
105
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Dampak Perubahan Suku Bunga Terhadap Kinerja Perseroan
Impact of Interest Rate Changes to The Company’s Performance
Tingkat suku bunga acuan BI Rate membawa dampak positif bagi kinerja Perseroan tahun 2011. Relatif rendahnya suku bunga acuan yang terlihat dari BI Rate yang tetap berada di bawah 7% selama 2011 dan terlihat menunjukkan penurunan jelang akhir tahun mendorong meningkatnya permintaan fasilitas pembiayaan dari perusahaan-perusahaan dalam membeli kendaraan alat berat.
The benchmark interest rate level (BI Rate) has positive impact on the Company’s performance in 2011. The relatively low interest rate as indicated by BI Rate, which had been stayed below 7% in 2011 with trending toward the end of the year, has stimulated rising demand for financing facilities by companies purchasing heavy equipments.
Kestabilan suku bunga berdampak pada meningkatnya permintaan terhadap pembiayaan untuk pembelian alat berat. Ini terbukti dengan meningkatnya fasilitas pembiayaan yang diberikan oleh perusahaan multifinance, termasuk anak usaha Perseroan, PT Intan Baruprana Finance (IBF), untuk pembelian alat berat oleh konsumen. Sebagian besar pembelian alat berat oleh perusahaan dilakukan dengan dukungan fasilitas pembiayaan. Ini terlihat dari meningkatnya fasilitas pembiayaan yang disalurkan IBF sebesar Rp 991 miliar, meningkat 124,72% dari tahun sebelumnya Rp 441 billion. Dampak kondusifnya suku bunga adalah beban bunga yang masih terkelola dengan baik.
This stable interest rate has sparked increasing demand for heavy equipment financing, as it has been evidenced by the with rising financing facilities provided by multifinance firms, including IBF, for the procurement of heavy equipments. Significant amount of the procurement of heavy equipments are supported by financing from multifinance companies. This was evident in the rise of financing facilities provided by PT Intan Baruprana Finance (IBF) which reached Rp 991 billion, surged 124.72% from previous year of Rp 441 billion.The other impact of conducive interest rate environment was manageable financing charges on bank loan.
106
pembahasan & analisa manajemen management discussion & analysis
Perubahan Peraturan yang Dapat Berpengaruh Pada Kinerja Perseroan
Changes in Regulation and The Impact To The Company’s Performance
Pada bulan Agustus 2011, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Keuangan menerbitkan peraturan tentang Tax Holiday yang membebaskan investor untuk tidak membayar pajak untuk periode tertentu. Peraturan tersebut ditujukan untuk mendorong investasi. Pembebasan pajak tersebut berlaku bagi industri pionir termasuk logam dasar, kilang minyak, petrochemical, permesinan, energi terbarukan dan peralatan telekomunikasi, dengan nilai investasi minimal Rp 1 triliun (US$110 million). Tax Holiday tersebut juga berlaku bagi investasi industri alat berat. Diperkirakan peraturan tersebut akan mendorong prinsipal produsen alat berat untuk memproduksi alat berat di dalam negeri, sebagai respons terhadap terus meningkatnya permintaan alat berat dari industri pertambangan, perkebunan dan pertanian. Hal ini pada gilirannya akan berpengaruh pada suplai alat berat di dalam negeri di masa mendatang. Investor dapat mengajukan permohonan untuk mendapatkan tax holiday ke Kementerian Perindustrian atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). • Tahun 2010, Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (PMK) juga menerbitkan peraturan untuk memperluas jumlah produk di industri alat besar yang mendapatkan insentif berupa pembebasan pajak bea masuk impor (BMDTP). Kebijakan tersebut tertuang dalam PMK 131/ PMICOLL/2010 tentang Perubahan PMK 53/ PMKOLL/2010. Produk barang yang mendapatkan fasilitas BM DTP tersebut termasuk dump truck dan alat berat, serta tangki bahan bakar dan tangki lainnya untuk dump truck.
In August 2011, the Government of Indonesia through Finance Ministry issued regulation on Tax Holiday that frees up companies from paying tax for certain period. The regulation is aimed at stimulating investment. The regulation applies to base metals, refinery, petrochemical, machinery, renewable energy and telecommunication equipments with minimum investment of Rp 1 trillion (US$ 110 million). Tax holiday also applies to heavy equipment industry. The regulation is expected to stimulate heavy equipment principals or producers to produce heavy equipments domestically in response to rising demand for heavy equipment from mining, plantation, infrastructure and agricultural industry. This condition will lead to rising supply of heavy equipments in the future. Investors can submit request for Tax Holiday from Ministry of Industry or National Investment Coordinating Board (BKPM).
• In 2010, the Government through Ministry of Finance also issued regulation that widened the number of products in large industries that get incentives in the form of free import tax (BMDTP). The policy contained in the PMK 131/PMICOLL/2010 on Changes of the PMK 53/PMKOLL/2010. Products that will get BM DTP facilities includes dump truck and heavy equipments, including fuel tanks and other tanks for dump truck.
107
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Informasi Terkait Standar Akuntansi Terakhir dan Dampaknya Terhadap Laporan Keuangan
Information Concerning The Latest Accounting Standard and The Impact on Financial Statement
Dalam tahun berjalan, Perseroan dan entitas anak telah menerapkan semua standar baru dan revisi serta interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan dari Ikatan Akuntan Indonesia yang relevan dengan operasinya dan efektif untuk periode akuntansi yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011. Penerapan standar baru dan revisi serta interpretasi telah berdampak terhadap perubahan kebijakan akuntansi Perseroan dan entitas anak yang mempengaruhi penyajian dan pengungkapan laporan keuangan konsolidasian untuk tahun berjalan atau tahun sebelumnya:
In the current year, the Company and its subsidiaries have adopted all of the new and revised standards and interpretations issued by the Financial Accounting Standard Board of the Indonesian Institute of Accountants that are relevant to their operations and effective for accounting periods beginning on January 1, 2011. The adoption of these new and revised standards and interpretations has resulted in changes to the Company and its subsidiaries accounting policies in the following areas, and affected the consolidated financial statement presentation and disclosures for the current or prior years:
• PSAK 1 (revisi 2009), Penyajian Laporan Keuangan Standar. Revisi ini mengatur perubahan dalam format dan isi laporan keuangan konsolidasian, termasuk revisi judul laporan keuangan konsolidasian. Sebagai hasil dari penerapan standar revisi ini, Perseroan dan entitas anak perusahaan menyajikan semua perubahan pemilik dalam ekuitas pada laporan perubahan ekuitas konsolidasian. Semua perubahan nonpemilik dalam ekuitas disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Standar revisi juga mengharuskan pengungkapan jumlah laba (rugi) komprehensif yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dan kepentingan nonpengendali (sebelumnya disebut hak minoritas) pada laporan laba (rugi) komprehensif konsolidasian. Informasi komparatif disajikan kembali untuk menyesuaikan dengan standar.
• PSAK 1 (revised 2009), Presentation of Financial Statements. This revised standard has introduced changes in the format and content of the consolidated financial statements, including revised titles of the consolidated financial statements. As a result of adopting this revised standard, the Company and its subsidiaries present all ownership changes in equity in the consolidated statements. All nonowner changes in equity are presented in the comprehensive profit and loss consolidated statements. The revised standard also required the disclosure of total comprehensive income (loss) attributable to owners of the Company and non-controlling interests (previously known as minority interest) in the consolidated statements of comprehensive income. Comparative information has been represented to conform with the standard.
Sebagai tambahan, standar revisi mengharuskan penyajian laporan posisi keuangan konsolidasian ketiga pada tanggal 31 Desember 2009/1 Januari 2010 karena perubahan klasifikasi kepentingan non pengendali (sebelumnya disebut hak minoritas) menjadi bagian dari ekuitas.
In addition, the revised standard has required the presentation of a third consolidated statement of financial position as of December 31, 2009/January 1, 2010 because of the change in classification of non-controlling interest (previously known as minority interest) to become part of equity.
108
pembahasan & analisa manajemen management discussion & analysis
Dampak Konvergensi Bagi Perubahan SFAS di Masa Depan
Impact of Convergence For The Change of SFAS in The Future
Standar Laporan Keuangan International (IFRS) merupakan laporan keuangan global yang membuat laporan keuangan sebuah perusahaan dapat dimengerti oleh pasar global. Perusahaan yang mengadopsi IFRS akan memiliki keunggulan dalam memasuki pasar global
International Financial Reporting Standard (IFRS) is a global financial reporting language that enables a firm to be understood by the global market. Companies that adopt IFRS will have an edge when entering into the global capital markets.
Konvergensi IFRS dengan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) merupakan suatu hal penting. Perubahan prosedur laporan keuangan dalam prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP) dengan menerapkan IFRS akan membawa dampak yang sangat besar bagi perusahaan. Akuntan publik, penilai dan perusahaan publik harus beradaptasi dengan sistem baru ini. IAI sejak tahun 2004 berusaha untuk menyelaraskan antara IAS/IFRS dan GAAP Indonesia. Konvergensi IFRS diperkirakan dicapai tahun ini (2012). Penerapan IFRS akan memberikan keunggulan bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia. Dengan menerapkan IFRS, perusahaan di Indonesia akan siap dan mampu berniaga di pasar global, termasuk melakukan merger dan akuisisi, antar negara. Adopsi IFRS akan membutuhkan waktu, biaya dan energi, namun biaya yang dikeluarkan akan lebih besar bila perusahaan-perusahaan nasional tidak menerapkannya.
The convergence of IFRS with the guidelines of Financial Accounting Standards (SFAS) is important. Changes in procedures for financing reporting of Generally Accepted Accounting Principles (GAAP), to IFRS will bring a very large impact to the Company. Public accountant, appraisers and listed companies will have to adapt with this new system. IAI has since 2004 tried to harmonize between IAS/IFRS and Indonesian GAAP. Convergence of IFRS is expected to be achieved this year (2012). Implementing the IFRS will give competitive edge to Indonesian entities. By adopting the IFRS as a single global accounting standards, Indonesian companies will be ready and able to trade in the global market, including mergers and acquisitions, cross-country. The adoption of IFRS certainly requires time, cost and energy. However, the benefit shall exceed the costs.
INTA sendiri sedang melakukan berbagai langkah sebelum menerapkan IFRS ini.
INTA is taking all necessary steps before adopting the IFRS.
109
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance
Tinjauan GCG | GCG Review Struktur Tata Kelola Perusahaan | GCG Structure Komite Audit | Audit Committee Laporan Singkat Pelaksanaan Kegiatan Komite Audit | Audit Committee’s Duties Implementation Brief Report Sistem Pengendalian Internal | Internal Control System Pedoman Perilaku | Code of Conduct Sekretaris Perusahaan | Corporate Secretary Manajemen Risiko | Risk Management Kasus Permasalahan Hukum yang Dihadapi | Litigation
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Tinjauan GCG
GCG Review
Sebagai perusahaan terbuka, Perseroan senantiasa berupaya mengedepankan transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, kemandirian, kesetaraan, dan pengembalian nilai tambah bagi para pemangku kepentingan. As a public company, the Company continues to attempt to promote transparency, accountability, responsibility, independence, fairness, and return of added value to its stakeholders.
Pengantar
Preface
Komitmen INTA untuk terus melaksanakan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance/GCG), dijalankan secara konsisten di setiap level organisasi. Terlebih dengan rencana Perseroan untuk melanjutkan transformasi sekaligus memantapkan diri sebagai penyedia solusi total.
INTA’s commitment to implement Good Corporate Governance (GCG) continuously has been carried out consistently in all organization levels. Especially in line with the Company’s plan to carry on their transformation as well as to total solution provider. Therefore, GCG must be upheld in each level.
INTA memandang GCG sebagai alat dalam mencapai peningkatan produktivitas internal perusahaan. Terbukti, dengan penerapan GCG yang baik, Perseroan bisa mencetak peningkatan kinerja keuangan dan prestasi yang terukur setiap tahunnya. Untuk itulah, mulai dari level terendah hingga eksekutif INTA konsisten menerapkan GCG. Penerapan tata kelola ini pun diterapkan pada setiap lingkup usaha dan operasional Perseroan. Demi bertransformasi menjadi perusahaan yang transparan dan profesional, pada tahun 1993 INTA mulai menjadi perusahaan publik. Sebagai perusahaan terbuka, Perseroan senantiasa berupaya mengedepankan transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, kemandirian, kesetaraan, dan pengembalian nilai tambah bagi para pemangku kepentingan.
INTA views GCG as a tool in achieving internal Company’s productivity. Evidently, with a good implementation of GCG, the Company can obtain the improvement of financial performance each year. Hence, starting from the lowest level up to executives level, INTA is consistently implementing GCG. Implementation of good corporate governance is also applied to every sphere of business and operations of the Company. In order to transform into a transparent and professional Company, in 1993 INTA began to become a public company. As a public company, the Company continues to attempt to promote transparency, accountability, responsibility, independence, fairness, and return of added value to its stakeholders.
112
tata kelola perusahaan corporate governance
Prinsip-prinsip ini diperkenalkan oleh Organisasi untuk Operasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan dan Komite Nasional GCG (KN-GCG). Berlandaskan prinsip ini, INTA dapat menciptakan nilai yang berkesinambungan bagi para pemangku kepentingan.
These principles are none other than that introduced by the Organisation for Economic CoOperation and Development (OECD) and National Committee GCG. Based on this principle, INTA can create sustainable value for all stakeholders.
Manfaat lain yang juga dirasakan berkat penerapan GCG yang baik ialah kemampuan Perseroan mengarungi masa-masa sulit. Ketika krisis ekonomi global menghempas perindustrian pada tahun 2008 hingga 2009, Perseroan masih bisa mencetak laba dan prestasi mengagumkan. Berkat GCG, Perseroan bisa mendapatkan arahan dan evaluasi bisnis yang jelas, sehat, tepat, terukur, serta meminimalisir resiko yang akan timbul di masa mendatang.
Other benefits on implementation of GCG are the Company’s ability to navigate through tough times. When the global economic crisis affected the industry in 2008 to 2009, the Company can continue to generate profits and create admirable achievements. Through GCG, the Company can receive guidance and a clear, healthy, appropriate and measurable business evaluation as well as minimize the risks that will arise in the future.
GCG yang baik pun telah membawa INTA berdiri kokoh dan tambah besar seperti ini. Berbagai manfaat positif ini membuat memandang GCG sebagai suatu pedoman Perseroan butuhkan.
tetap saat INTA yang
GCG also has made INTA to remain solid in its business. Those positive benefits lead INTA to view GCG as a guideline that the Company needs.
Dengan begitu, GCG merupakan panggilan hati kami dalam melaksanakan bisnis secara lebih terarah dan bertanggung jawab. Berikut ini adalah informasi yang menjelaskan kerangka kerja GCG dan pelaksanaannya pada tahun 2011.
Accordingly, GCG has become our principle for conducting business in a more focused and responsible manner. The following is information that describes the framework of GCG and its implementation in 2011.
113
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Struktur Tata Kelola Perusahaan
GCG Structure
Pelaksanaan tata kelola perusahaan INTA berdasarkan struktur dan praktek GCG pada Anggaran Dasar Perusahaan dan ketentuan Pasar Modal serta Bapepam-LK. Dalam penerapannya, komponen utama struktur GCG pada Perusahaan terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham, Dewan Komisaris, Komite Audit, Direksi, Sekretaris Perusahaan, Auditor Internal, serta Auditor Independen.
The implementation of INTA’s corporate governance is based on its structure and practice of Good Corporate Governance in the provisions of the Articles of Association, and the Capital Market regulation, as well as Bapepam-LK. The implementation of the main component of GCG in Company structure consists of General Meeting of Shareholders, Board of Commissioners, Audit Committee, Directors, Corporate Secretary, Internal Auditors as well as Independent Auditors.
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
General Meeting of Shareholders (GMS)
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), seperti yang tertuang pada Anggaran Dasar INTA, merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam Perseroan. Salah satu RUPS yang digelar INTA ialah Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). Pertemuan ini diadakan setahun sekali, dimana Direksi dan Dewan Komisaris melaporkan kinerja Perusahaan kepada para pemegang saham.
General Meeting of Shareholders (GMS), as stated in the Articles of Association of INTA, constitutes the highest authority within the Company. One of the GMS held by INTA was Annual General Meeting of Shareholders (AGMS). This meeting is held once a year, where the Board of Directors and Board of Commissioners report Company’s performance to the shareholders.
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan
Annual General Meeting of Shareholders
Pada tanggal 15 April 2011, INTA menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, dengan keputusan antara lain: • Menerima dengan baik dan menyetujui Laporan Tahunan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 termasuk Laporan Pengawasan Dewan Komisaris selama Tahun Buku 2010. • Menerima baik dan menyetujui serta mengesahkan Perhitungan Laba Rugi Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Mulyamin Sensi Suryanto sebagaimana tercantum dalam laporannya No. 2026611SA, tanggal 28 Februari 2011 dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, dengan demikian membebaskan seluruh anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan dari tanggung jawab dan segala tanggungan (volledig acquit et de charge) atas tindakan pengurusan dan pengawasan yang telah mereka jalankan selama tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, sepanjang tindakan-tindakan mereka tercantum dalam Laporan Tahunan serta Laporan Neraca dan Perhitungan Laba Rugi tahun buku 2010.
On April 15, 2011, INTA held an Annual General Meeting of Shareholders (AGMS) in Jakarta, resulting the decision as follows: • Accepted and approved the Company’s Annual Report for the year ended on December 31, 2010, including the Monitoring Report of the Board of Commissioners during the year of 2010. • Accepted and approved and endorsed the Calculation of the Company’s Income Statement for the year ended on December 31, 2010, which has been audited by the Public Accountant of Mulyamin Sensi Suryanto as listed on the report No. 2026611SA dated February 28, 2011 with Unqualified Opinion of those statements, therefore it discharged all members of the Board of Directors and the Board of Commissioners from the responsibility and any burden (volledig acquit et de charge) on the actions of management and monitoring conducted during the year ended December 31, 2010, as long as their actions have been listed in the 2010 Annual Report and the Balance Sheet and Income Statement.
114
tata kelola perusahaan corporate governance
Menyetujui penetapan penggunaan laba bersih Perseroan untuk tahun buku 2010 sebesar Rp. 83.081.383.677 digunakan untuk: • Pembagian dividen untuk tahun buku 2010 yang akan dibayarkan atas 432.005.844 saham yaitu sebesar Rp 56 untuk setiap saham atau seluruhnya sebesar Rp 24.192.327.264. • Membentuk dana cadangan guna memenuhi ketentuan Pasal 70 dan Pasal 71 UU PT sebesar Rp 50.000.000. • Sisanya sebesar Rp 58.839.056.413 dimasukkan sebagai laba yang ditahan.
Approved the appropriation of the Intraco Penta’s earnings for the year 2010 amounted to Rp 83,081,383,677 for: • Dividen distribution for the year 2010 will be paid for 432,005,844 shares which amounted to Rp 56 for each share or fully amounted to Rp 24,192,327,264. • Established reserve fund to fullfill the rules of UU PT Article 70 and Article 71 amounted to Rp 50,000,000. • The remaining funds amounted to Rp 58,839,056,413 is accounted as retained earnings.
Pemberian kuasa kepada direksi dengan persetujuan Dewan Komisaris untuk memilih dan menunjuk Akuntan Publik Independen yang terdaftar di Bapepam untuk tahun buku 2011 serta pemberian wewenang kepada Direksi untuk menetapkan jumlah honorarium dan persyaratan lainnya
Granted authority to the Board of Directors with the Board of Comissioners’ approval to select and appointed an independent Public Accountant which is listed in Bapepam for the year 2011 as well as granted right to the Board of Directors to determine the amount of honorarium and other requirements.
Menyetujui memberikan kuasa dan wewenang kepada Westwood Finance Inc selaku pemegang 27,05% saham Perseroan untuk menentukan besarnya honorarium dan tunjangan lainnya kepada masingmasing anggota Dewan Komisaris dan memberikan pelimpahan kewenangan kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan tugas dan wewenang dan jenis serta besarnya gaji dan tunjangan bagi anggota Direksi, masing-masing terhitung sejak bulan Januari 2010 sampai dengan diselenggarakannya RUPS Tahunan pada tahun 2011.
Approved to grant authority and right to Westwood Finance Inc. as the owner of 27.05% shares of the Company to determine the amount of honorarium and other allowance to each member of the Board of Commissioners and to give delegation of authority to the Board of Commissioners to determine the duties and authorities and the type and the amount of salary and allowance for the members or the Board of Directors, respectively since the month of January 2010 until the date of Annual GMS in 2011.
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
Extraordinary General Meeting of Shareholders
Di hari yang sama, INTA juga melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Dengan keputusan antara lain:
On the same day, INTA also conducted Extraordinary General Meeting of Shareholders (EGMS). Resulting the decision as follows:
Menyetujui dan menerima baik rencana Perseroan untuk merubah Anggaran Dasar, yaitu: • Pasal 1 ayat 1 tentang tempat kedudukan Perseroan, dari semula Jakarta Pusat menjadi Jakarta Utara; • Pasal 4 ayat 1 dan 2 tentang pemecahan nilai nominal saham (stock split) Perseroan, dengan rasio sebesar 1:5 yaitu 1 (satu) saham menjadi 5 (lima) saham baru.
Approved and accepted the plan of the Company to amend the Article of Association, which are: • Article 1 paragraph 1 regarding the Company’s domicile, from previously in Central Jakarta to North Jakarta; • Article 4 paragraph 1 and 2 regarding the Company’s stock split with the ratio of 1:5, where 1 (one) stock is divided into 5 (five) new stocks.
115
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Menyetujui tindakan Direksi Perseroan sehubungan dengan : • Diperolehnya Fasilitas Kredit dari PT Bank Mandiri Tbk dan PT Bank Syariah Mandiri serta pemberian jaminan; • Penandatangan dan pelaksanaan Corporate Guarantee atau Pernyataan dan Kesanggupan (Cash Deficit Guarantee) terkait dengan Fasilitas Kredit yang diterima anak perusahaan PT Karya Lestari Sumberalam dan PT Terra Factor Indonesia. • Sehubungan dengan penandatanganan dan pelaksanaan Perjanjian-Perjanjian tersebut di atas, Perseroan dapat menjaminkan harta kekayaan Perseroan baik yang telah ada maupun yang akan diperoleh Perseroan di kemudian hari termasuk antara lain: fidusia, transfer atas asetaset Perseroan, tagihan, jaminan, ganti kerugian (Indemnity) untuk kepentingan kreditur dari Perseroan dan/atau kreditur anak perusahaan, baik yang sudah diberikan maupun akan diberikan kepada kreditur dan/atau kreditur anak perusahaan berdasarkan PerjanjianPerjanjian tersebut atau perjanjian-perjanjian fasilitas pendanaan lain di kemudian hari antara Perseroan dan kreditur dan/atau kreditur anak perusahaan. • Memberi kuasa kepada Direksi Perseroan untuk menentukan dan memutuskan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan dari Perjanjian-Perjanjian, maupun amandemen dan/atau addendum dari Perjanjian-Perjanjian di kemudian hari antara Perseroan dengan kreditur dan/atau kreditur dari anak perusahaan
Approved the action the Board of Directors in relation with: • Obtained Loan Facility from PT Bank Mandiri Tbk and PT Bank Syariah Mandiri as well as the provision of collateral • Signing and implementation of Corporate Guarantee or Statement and Ability (Cash Deficit Guarantee) related to Loan Facility obtained by the subsidiaries namely PT Karya Lestari Sumberalam and PT Terra Factor Indonesia • In relation with the signing and implementation of the above Agreements, the Company may pledge assets of the Company either the existing or to be obtained by the Company in the future, including among others: fiduciary, transfer on the assets of the Company, bills, collateral, compensation (Indemnity) for the benefit of creditors of the Company and/or creditors of the subsidiary, either already given or will be given to creditors and/or creditors of the subsidiaries under the agreements or other financing facility agreements in the future between the Company and its creditors and/or creditors of the subsidiaries.
Dewan Komisaris
Board of Commissioners
Dewan Komisaris bertanggung jawab mengawasi Direksi dalam mengelola Perseroan. Selain itu, Dewan Komisaris juga bertanggung jawab memberikan masukan dan nasihat bagi Direksi sehubungan dengan strategi jangka pendek dan jangka panjang Perseroan.
The Board of Commissioners is responsible for overseeing the Board of Directors in managing the Company. In addition, the Board of Commissioners is also responsible for providing input and advice to the Board of Directors regarding the Company’s short-term and long-term strategies.
Persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham memiliki otoritas tertinggi dalam mengangkat, mengangkat kembali, dan memberhentikan Dewan Komisaris.
Shareholders approval at the General Meeting of Shareholders has the highest authority to appoint, to re-appoint and dismiss the Board of Commissioners.
116
• Granted authority to the Board of Directors to determine and decide the conditions and rules of the Agreements, as well as the amendment and/or the addendum of the Ageement in the future between the Company and the creditors and/or the creditors of the subsidiaries.
tata kelola perusahaan corporate governance
Pada akhir tahun 2011, keanggotaan Dewan Komisaris INTA terdiri dari tiga orang. Jajaran Dewan Komisaris ini terdiri dari Presiden Komisaris, seorang Komisaris, dan seorang Komisaris Independen.
At the end of 2011, members of the Board of Commissioners consist of three people namely the President Commissioner, a Commissioner, and an Independent Commissioner.
Detail informasi mengenai latar belakang karir dan pendidikan setiap Komisaris ditampilkan pada bagian profil Dewan Komisaris yang terdapat di bab Data Perusahaan dalam Laporan Tahunan ini.
Detailed information about career and educational background of each Commissioner is available on the profile of the Board of Commissioners contained in the chapter of Corporate Data in this Annual Report.
Kehadiran Rapat Komisaris Tahun 2011 Nama
Attendance of Commissioners Meeting in 2011 Posisi
Name
Position
Jumlah Kehadiran Total Attendance
Halex Halim
Presiden Komisaris President Commissioner
11/12
Leny Halim
Komisaris Commissioner
12/12
Tonny Surya Kusnadi
Komisaris Independen Independent Commissioner
12/12
Rapat Dewan Komisaris
Meetings & Attendance Report
Rapat Dewan Komisaris diselenggarakan secara rutin untuk membahas hal-hal yang bersifat strategis dengan daftar kehadiran seperti yang tercantum dalam tabel di atas.
The Board of Commissioners meetings are held regularly as a forum for discussions on strategic issues with attendance as shown in table above.
Direksi
The Board of Directors
Dalam menjalankan tugas-tugasnya, Direksi menjunjung tinggi Anggaran Dasar INTA dan segala peraturan yang berlaku, termasuk Undang-Undang Perseroan, Undang-Undang pendukungnya, Undang-Undang Pasar Modal, Peraturan tentang Perseroan di Indonesia, serta prinsip-prinsip GCG.
In executing their duties, the Board of Directors upholds the INTA’s Articles of Association and all applicable regulations including the Corpoarte Law and its supporting regulations, the Capital Market regulations and other regulations governing the Corporates in Indonesia as well as the principles of GCG.
Pada akhir 2011, anggota Direksi INTA terdiri dari lima orang. Kelima orang ini terdiri dari Presiden Direktur dan empat Direktur.
In 2011, the Board of Directors consists of the President Director and four Directors.
Keterangan rinci mengenai latar belakang karir dan pendidikan dari setiap Direksi ditampilkan pada bagian profil Direksi pada bab Data Perusahaan dalam Laporan Tahunan ini.
Details of career and educational background of each Director are shown on the profile of Directors in the chapter of Corporate Data in this Annual Report.
Seperti yang tertuang dalam Anggaran Dasar INTA, Direksi bertanggung jawab dalam mengelola, menjalankan strategi, serta mengarahkan Perseroan dalam meningkatkan kinerja keuangan serta target bisnis yang telah disetujui oleh Dewan Komisaris.
As stated in the Articles of Association, the Board of Directors are responsible for managing, executing strategy and directs the Company to improve financial performance and business objectives that have been approved by the Board of Commissioners.
117
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Tugas dan Tanggung Jawab
Duties and Responsibilities
Tugas dan tanggung jawab tiap anggota Direksi adalah sebagai berikut:
The duties and responsibilities of each member of the Board of Directors are as follows:
Presiden Direktur • Merancang langkah strategi Perseroan dan melaksanakan setiap ketentuan yang dikeluarkan oleh pihak berwenang serta peraturan Pemerintah yang berlaku. • Mengawasi pelaksanaan strategi yang dilakukan oleh Direksi. • Melakukan kajian dan evaluasi terhadap berbagai fungsi di dalam Perseroan secara teratur, demi memastikan fungsi-fungsi tersebut berjalan dengan benar dan sesuai dengan prinsip GCG. • Menjaga relasi yang baik dengan masyarakat umum, pasar modal, prinsipal, para investor, pemerintah pusat dan daerah, pemangku kepentingan, serta mewakili Perusahaan dalam rapat dengan publik.
President Director • Design the Company’s strategies and executing any of the provisions issued by the authorities and applicable Government regulations.
Direktur Keuangan • Merancang kebijakan dan strategi menyangkut keuangan Perseroan. • Merencanakan, mengawasi dan mengendalikan seluruh pengelolaan keuangan Perseroan.
Finance Director • To set up policies and strategies concerning the Company’s financial statements. • To plan, supervise and control all financial management of the Company.
Direktur Penjualan • Merancang kebijakan Perseroan dalam bidang penjualan. • Mengawasi dan mengambil keputusan dalam bidang penjualan. • Membina dan memperkuat hubungan kerjasama dengan para pelanggan dan prinsipal. • Merumuskan kebijakan Perseroan dalam bidang penjualan.
Sales Director • To design corporate policies regarding sales.
118
• To monitor the implementation of the strategy undertaken by the Board of Directors. • To review and evaluate the various functions within the Company regularly, to ensure these functions are running smoothly and according to the GCG principles. • To maintain good relationships with community, capital markets, principals, investors, national and local government, stakeholders and represents the Company in meetings with public.
• To supervise and make sales decisions. • To maintain and strengthen relationships with customers and principals. • To formulate policies of the Company in Sales matters.
tata kelola perusahaan corporate governance
Direktur Marketing • Merumuskan kebijakan Perseroan dalam bidang strategi pemasaran untuk mendukung penjualan. • Mengawasi dan mengambil keputusan terkait dengan strategi, pengembangan dan perluasan jaringan pemasaran. • Membina dan meningkatkan kerja sama dengan prinsipal. • Merumuskan kebijakan Perseroan dalam bidang layanan pelanggan, termasuk layanan purna jual suku cadang. • Mengawasi dan mengambil keputusan operasional bagi seluruh jaringan pemasaran Perseroan. • Membina dan memperkuat hubungan dengan pelanggan, prinsipal dan pemasok seiring dengan peningkatan pada layanan pelanggan.
Director of Marketing • To formulate policies regarding marketing strategy to support sales.
Direktur Layanan Pelanggan • Merancang kebijakan Perseroan dalam bidang layanan pelanggan, termasuk layanan purna jual suku cadang. • Mengambil keputusan operasional dan mengawasi seluruh jaringan layanan pelanggan Perseroan. • Memelihara, membina, dan memperkuat hubungan dengan para pelanggan, prinsipal, distributor, dan pemasok seiring dengan peningkatan layanan pelanggan.
Director of Customer Support & Service • Design corporate policies in the areas of customer service including spare parts sales service.
Para Direksi Perseroan merupakan para profesional yang memiliki pengalaman luas dan keahlian yang mendalam di industri terkait. INTA juga memastikan bahwa setiap Direksi selalu mendapatkan informasi terbaru mengenai peraturan, perkembangan ekonomi, dunia industri, dan teknologi informatika juga hal lain yang relevan.
The Board of Directors consists of professionals who have extensive experience and deep expertise in related industries. INTA also ensure that each Board of Directors always receive the latest information on regulations, economic development, world industry, and information technology and also other things that are relevant.
Pada 2011, Direksi telah menghadiri sejumlah konferensi dan seminar baik di dalam maupun di luar negeri yang bertujuan meningkatkan pengetahuan sesuai dengan bidang masingmasing serta mengikuti perkembangan terbaru di industri terkait.
In 2011, the Directors have attended several conferences and seminars both within and outside the country that aims to increase knowledge in accordance with their respective fields and follow the latest developments in the related industry.
• To supervise and take decisions related to strategy, development and expansion of marketing network. • To maintain and increase cooperation with the principals. • To set up policies regarding customer service including spare parts sales service. • To supervise and make operational decisions for the entire Company’s marketing network. • To maintain and strengthen relationships with customers, principals and suppliers along with the increase in customer service.
• Make operational decisions and oversee the entire network of our customer service. • Maintain, foster and strengthen relationships with customers, principals, distributors, and suppliers along with increased customer service.
119
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Kehadiran Rapat Direksi Tahun 2011 Nama
Attendance of Board of Directors Meeting in 2011 Posisi
Name
Jumlah Kehadiran
Position
Total Attendance
Petrus Halim
Presiden Direktur President Director
12/12
Fred Lopez Manibog
Direktur Keuangan Finance Director
12/12
Willy Rumondor
Direktur Penjualan Sales Direktur
11/12
Jimmy Halim
Direktur Marketing Marketing Director
10/12
Paulus Ariestian Widjanarko
Direktur Dukungan Layanan Pelanggan Customer Support and Service Director
11/12
Kehadiran Rapat Dewan Komisaris dan Direksi Tahun 2011 Nama
Attendance of Board of Commissioner and Board of Directors Meeting in 2011 Posisi
Name
Position
Jumlah Kehadiran Total Attendance
Halex Halim
Presiden Komisaris President Commissioner
11/12
Leny Halim
Komisaris Commissioner
11/12
Tonny Surya Kusnadi
Komisaris Independen Independent Commissioner
12/12
Petrus Halim
Presiden Direktur President Director
12/12
Fred Lopez Manibog
Direktur Keuangan Finance Director
12/12
Willy Rumondor
Direktur Penjualan Sales Direktur
11/12
Jimmy Halim
Direktur Marketing Marketing Director
10/12
Paulus Ariestian Widjanarko
Direktur Dukungan Layanan Pelanggan Customer Support and Service Director
11/12
Rapat Direksi
The Board of Directors Meeting
Selama 2011, telah diadakan rapat Direksi sebanyak 12 kali dengan daftar hadir yang kami sajikan dalam tabel di atas.
In 2011, the Board of Directors meeting has been held 12 times with the attendance as we presented in the table above.
Rapat Gabungan Dewan Komisaris dan Direksi
Joint Meetings of the Board of Commissioners and the Board of Directors If necessary, the Board of Commissioners will invite related members of the Board of Directors to attend meetings of the Board of Commissioners. Attendance list of the Board of Commissioners and Board of Directors meeting during 2011 are presented in the table above.
Jika dibutuhkan, Dewan Komisaris dapat mengundang anggota Direksi yang terkait untuk menghadiri Rapat Dewan Komisaris. Daftar hadir rapat Dewan Komisaris dan Direksi selama 2011 kami cantumkan dalam tabel di atas.
120
tata kelola perusahaan corporate governance
Kompetensi Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan menyadari, sebagai perusahaan yang bergerak di bidang penyedia solusi total alat berat, maka Dewan Komisaris dan Direksi INTA harus memiliki kapasitas yang memadai terhadap tugastugas mereka dalam menghadapi kompetisi bisnis. Karenanya, Perseroan memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi anggota Dewan Komisaris dan Direksi untuk melengkapi diri lewat berbagai program pelatihan dan seminar mengenai industri terkait. Para anggota juga dapat berkonsultasi dengan profesional independen untuk membantu pelaksanaan tugas mereka. Sementara itu, Sekretaris Perusahaan secara pro aktif menyampaikan informasi kepada Dewan Komisaris dan Direksi sehingga mereka tetap mendapatkan informasi terbaru mengenai peraturan hukum yang terkait dan perihal tata kelola Perseroan. Jumlah Remunerasi untuk Dewan Komisaris dan Direksi (dalam Miliar Rupiah)
The competency of Board of Commissioners and Boad of Directors The Company realizes, as a company engaged in total solution provider for heavy equipment, the Board of Commissioners and Board of Directors should have sufficient capacity to their tasks facing of business competition. Therefore, the Company provides the widest opportunity for members of the Board of Commissioners and Directors to equip themselves through various training programs and seminars on related industries. The members also may consult with independent professionals to assist the implementation of their duties.
Meanwhile, the Corporate Secretary is informing the Board of Commissioners and Board of Directors at all times so that they are always getting the latest information about relevant laws and regulations regarding corporate governance. Total Remuneration for the Board of Commissioners and the Board of Directors (in Billion Rupiah)
2011
Rp 23,128
2010
Rp 21,827
Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi Remunerasi bagi Dewan Komisaris ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham. Di sisi lain, remunerasi untuk Direksi ditentukan oleh Dewan Komisaris. Untuk memastikan bahwa remunerasi sesuai dengan dengan pencapaian individu dan perusahaan, jumlah remunerasi yang diberikan sebelumnya telah dikaji oleh Komite Audit. Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi untuk tahun 2011 dan 2010 kami sajikan dalam tabel di atas.
Remuneration of the Board of Commissioners and the Board of Directors Remuneration for the Board of Commissioners is determined by the AGMS. On the other hand, the remuneration for Board Directors is determined by the Board of Commissioners. To ensure that the remuneration is in accordance with the achievements of individuals and Company, the amount of remuneration is reviewed by the Audit Committee. Remuneration of the Board of Commissioners and Board of Directors for 2011 and 2010 are presented in the table above.
121
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Komite Audit
Audit Committee
Pembentukan Komite Audit bertujuan untuk membantu Dewan Komisaris dalam menjalankan pengawasan internal yang efektif serta memastikan kepatuhan Perseroan terhadap GCG dan peraturan Pemerintah yang berlaku.
The establishment of Audit Committee aims to assist the Board of Commissioners in carrying out effective internal control and ensuring the Company complies with the GCG and applicable government regulations.
Tugas dan Tanggung Jawab
Duties and Responsibilities
Berdasarkan Piagam Komite Audit, divisi ini melakukan tugas dan tanggung jawab sebagai berikut : • Memonitor pengendalian internal Perusahaan secara menyeluruh dan memastikan pelaksanaan kebijakan manajemen telah sesuai dengan GCG. • Menilai kepatuhan Perseroan pada peraturan Pasar Modal dan peraturan lainnya yang terkait dengan bisnis Perseroan. • Mengkaji Laporan Keuangan yang dilaporkan oleh Perseroan dan Auditor Independen. Lalu, menyelenggarakan rapat dengan Dewan Komisaris dan membahas dengan Direksi mengenai Laporan Keuangan yang diterbitkan tersebut. • Komite Audit juga bertanggung jawab mengkaji remunerasi yang diterima oleh Dewan Komisaris dan Direksi.
Based on the Audit Committee Charter, the Audit Committee performs the duties and responsibilities as follows: • Monitor the overall internal control and ensuring implementation of management policies in accordance with the GCG. • Assess the Company’s compliance with the Capital Market regulations and other regulations related to the business of the Company. • Assess the Financial Statements reported by the Company and the Independent Auditors. As well as, holding meetings with the Board of Commissioners and discussing Financial Statements issued with the Directors. • The Audit Committee is also responsible for reviewing remuneration received by the Board of Commissioners and Board of Directors.
Untuk menjamin independensi, Komite Audit melaporkan hasil temuan langsung kepada Dewan Komisaris, yang kemudian akan memberikan rekomendasi kepada Direksi untuk menindaklanjuti temuan audit tersebut. Sedangkan untuk kegiatan audit internal rutin, Komite Audit akan melaporkan hasilnya kepada Direksi.
To guarantee independency, the Audit Committee reports on the outcome of the audit directly to the Board of Commissioners who will later provide recommendation to the Board of Directors for following up the findings. With regard to routine internal audit, the Audit Committee will report all outcome to the Board of Directors.
Pada tahun 2011, Komite Audit menyelenggarakan 6 kali rapat dengan jumlah kehadiran seperti yang tertera pada tabel di bawah ini.
In 2011, the Audit Committee held 6 meetings with the attendance are presented in the table below.
Profil dari Komite Audit disajikan dalam bab Data Perusahaan Laporan Tahunan ini.
Profile of the Audit Committee is presented in the chapter of Corporate Data in this Annual Report.
Daftar Kehadiran Rapat Komite Audit Tahun 2011
Attendance of Audit Committee Meeting in 2011
Nama
Posisi
Jumlah Kehadiran
Ketua Chairman
6/6
Akta Bandi
Anggota Member
6/6
Suroso
Anggota Member
6/6
Name
Tonny Surya Kusnadi
122
Position
Total Attendance
tata kelola perusahaan corporate governance
Laporan Singkat Pelaksanaan Kegiatan Komite Audit
Audit Committee’s Duties Implementation Brief Report
Kepada Yth. DEWAN KOMISARIS PT INTRACO PENTA, Tbk Jakarta
To the Board of Commissioners PT INTRACO PENTA, Tbk
Bersama ini kami sampaikan dengan hormat Laporan Komite Audit untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2011.
Herewith we respectfully present the Audit Committee Report, for the year ending December 31, 2011.
1. Komite Audit telah melaksanakan tugasnya untuk memantau pengendalian internal, kebijakan manajemen dan penerapan tata kelola perusahaan. Rekomendasi laporan internal audit atas hasil pemeriksaannya termasuk perencanaan audit operasional untuk mengevaluasi kebijakan manajemen dan mendorong efisiensi serta efektivitas perusahaan secara berkelanjutan perlu lebih dioptimalkan.
1. The Audit Committee has performed its duties to monitor the Company’s internal audit, managements policies and the implementation of good corporate governance. The recommendations laid in the audit internal report on its audit results, including the operational audit plan to evaluate the managements policies and to promote the Company’s efficiency and effectiveness in sustainable ways, are that they should be further optimalized.
2. Komite Audit telah menelaah tingkat kepatuhan Perseroan terhadap peraturan pasar modal dan kajian penyusunan laporan keuangan berasarkan Standar Akuntansi Keuangan yang baru, yang berlaku tahun 2011 dan 2012 (PSAKPSAK 2009, 2011, 2012) yang berhubungan dengan kegiatan usaha perusahaan.
2. The Audit Committee has reviewed the Company’s compliance with all prevailling capital market regulations and the financial report based on a new Financial Accounting Standard (SFAS) that applicable on 2011 and 2012 (SFAS 2009, 2011, 2012) and other related regulations.
3. Dalam melakukan fungsi Oversight terhadap pelaporan keuangan, Komite Audit memahami antara lain: Proses bisnis Perusahaan, Accounting Process, PSAK yang berlaku, Kebijakan Akuntansi Perusahaan.
3. In performing the oversight function over the financial report, the Audit Committee understand the business process, Accounting process, the applicable SFAS, and the accounting policy of the Company.
123
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
4. Memberikan komentar dan rekomendasi laporan internal audit sesuai Charter Internal Audit yang telah ditetapkan.
4. Providing comments and recommendations upon internal audit’s report according to the determined Audit Internal Charter.
5. Komite Audit telah mengadakan rapat dengan Komisaris maupun dengan Direksi Perseroan terkait laporan keuangan termasuk informasi segmen primer Perusahaan dan kontribusi pendapatan masing-masing Anak Perusahaan.
5. The Audit Committee has held meetings with Commissioner as well as the Board of Directors to financial statements including information primer segments of the Company and contribution revenue that each Subsidiaries.
6. Melakukan evaluasi atas paket remunerasi yang diterima anggota Dewan Komisaris dan Direksi perusahaan dinyatakan bahwa perusahaan telah melakukan paket tersebut berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham.
6. After evaluation of the remuneration package which received by member of the Board of Commissioners and Directors, INTA confirmed that the Company has disbursed the package in based on the Annual General Meeting Shareholders result.
Jakarta, 30 Maret 2012
124
Jakarta, 30 March 2012
Tonny S Kusnadi Ketua Chairman
Suroso
Akta Bandi
Anggota Member
Anggota Member
tata kelola perusahaan corporate governance
Sistem Pengendalian Internal
Internal Control System
Fungsi sistem pengendalian internal dalam Perseroan adalah sebagai berikut : • Melakukan audit internal dan audit khusus. • Mengawasi pelaksanaan Sistem dan Prosedur yang telah ditetapkan oleh Perseroan • Merekapitulasi seluruh kegiatan audit dan melaporkannya kepada manajemen. • Melakukan pengendalian dan pengawasan internal. Sistem pengendalian internal juga bertanggung jawab melaporkan dan meminta tanggapan kepada manajemen serta Komite Audit atas seluruh kegiatannya.
The function of the internal control system within the Company are as follows: • Conduct internal audits and special audits. • Oversee the implementation of systems and procedures set up by the Company. • Register all audit activities and report them to management. • Conduct control and internal monitoring. Internal Control System is also responsible for reporting and ask for responses from the management and the Audit Committee on all their activities.
125
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Pedoman Perilaku
Code of Conduct
Penerapan GCG yang baik hanya dapat tercipta bila ada komitmen dan dukungan yang kuat antara Perseroan dan segenap karyawan. Oleh sebab itu, Perseroan memandang penting adanya Pedoman Perilaku yang menjadi standar etika bagi para seluruh insan INTA.
GCG implementation can only be established if there is a strong commitment and support between the Company and all employees. Therefore, the Company views the Code of Conduct is important and become the standard of ethics for all staff at INTA.
Pedoman Perilaku inilah yang menjadi pegangan segenap karyawan INTA dalam melakukan tugas dan tanggung jawabnya. Lebih lanjut, Pedoman Perilaku pun telah membantu kami membentuk nilai-nilai dan budaya perusahaan yang kuat. Agar nilai-nilai dan budaya ini tetap terjaga, Perseroan secara teratur melakukan sosialisasi Pedoman Perilaku kepada seluruh keluarga besar INTA.
Code of Conduct is the parameter of all employees of INTA in performing their duties and responsibilities. Furthermore, the Code of Conduct has also helped shaping INTA’s values and a strong corporate culture. For maintaining these values and culture, the Company held socialization events of the Code of Conduct to all employees on a regular basis.
INTA pun berkomitmen tinggi dalam menerapkan Pedoman Perilaku. Karena itu, pejabat berwenang INTA pun akan menangani dengan tegas setiap pelanggaran terhadap Pedoman Perilaku dengan melakukan investigasi lebih dulu. Sementara itu, setiap orang yang melanggar Pedoman Perilaku akan diberikan tindakan disipliner. Dalam hal ini, tindakan disipliner yang diberikan dapat berupa peringatan ataupun pemecatan. Tidak menutup pula kemungkinan pelaporan kepada pihak berwajib (polisi) jika dalam hasil pemeriksaan ditemukan pelanggaran hukum.
INTA is also highly committed to implement the Code of Conduct. Therefore, INTA’s will deal resolutely with any violation of the Code of Conduct by first doing an investigation. In the meantime, every person who violates the Code of Conduct will be given disciplinary action. In this case, disciplinary action can be given in a form of warning or dismissal. Also, there is possibility of reporting to the authorities (police) if law violations is committed.
tata kelola perusahaan corporate governance
Sekretaris Perusahaan
Corporate Secretary
Sekretaris Perusahaan membantu Direksi dalam menjalin hubungan baik dengan segenap pemangku kepentingan. Pihak ini antara lain investor, pelanggan, prinsipal, masyarakat umum, serta para pemangku kepentingan lainnya. Sekretaris Perusahaan juga bertugas mensosialisasikan informasi terbaru tentang kondisi dan kinerja Perseroan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
The Corporate Secretary assists Board of Directors in maintaining good relations with all stakeholders. These stakeholders include investors, customers, principals, public, as well as other stakeholders. The Corporate Secretary is also assigned to disseminate the latest information about the condition and performance of the Company to the parties concerned.
Berikut ialah tugas dan tanggung jawab Sekretaris Perusahaan : • Mengikuti perkembangan peraturan yang berlaku di pasar modal serta aturan umum yang terkait dengan bisnis Perseroan. • Menyediakan pertimbangan bagi Direksi seputar kepatuhan terhadap Undang-Undang Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya. • Melayani dan menjawab setiap pertanyaan dari publik. Untuk mendukung jawaban ini, Sekretaris Perusahaan juga bertugas menyediakan informasi yang berhubungan dengan kinerja INTA sebagai emiten dan perusahaan publik. • Memainkan peran sebagai penghubung antara Perseroan dengan Bapepam-LK serta antara Perseroan dengan masyarakat secara luas. • Menjalin kerjasama dengan Biro Administrasi Efek untuk membuat daftar pemegang saham, termasuk di dalamnya pemilik 5% saham atau lebih dan melaporkannya kepada instansi berwenang yang terkait. • Menghadiri rapat Direksi dan membuat berita acara rapat. • Menyelenggarakan RUPS Perusahaan.
Below are the duties and responsibilities of the Corporate Secretary: • Being updated on the development of regulations of capital markets and the general rules related to the business of the Company. • Providing considerations for the Board of Directors regarding compliance with the Capital Market regulations and the implementation. • Serving and answering any queries from public. To support the answer, Corporate Secretary is also responsible for providing information relating to the performance of INTA as a public Company. • Playing the role as a liaison between the Company and Bapepam-LK and between the Company and the community. • Establish cooperation with the Securities Administration Bureau to create a list of shareholders, including the owner of 5% shares or more and report them to the relevant authority. • Attending meetings and making Minutes of Meetings. • Holding the Company’s GMS.
Sekretaris Perusahaan INTA saat ini dijabat oleh Petrus Halim, yang juga sekaligus berperan sebagai Presiden Direktur.
INTA’s Corporate Secretary currently held by Petrus Halim, who also serves as President Director.
Penyampaian Informasi
Information Dissemination
INTA senantiasa menyebarkan informasi terkait perkembangan terbaru Perseroan baik mengenai kinerja maupun kemajuan operasional demi terpenuhinya prinsip transparansi sebagai perusahaan publik.
INTA continues to disseminate information regarding the latest development of the Company both operational performance progress, to meet the principle of transparency as a public Company.
INTA menyebarkan informasi dan berhubungan dengan pihak luar melalui berbagai cara, antara lain kegiatan paparan publik, konferensi pers, dan siaran pers kepada media. Gambaran umum tentang Perseroan serta informasi kepada investor juga dapat diakses melalui situs www.intracopenta.com
INTA disseminates information and dealing with external through several channels, such as public exposure, press conferences and press releases to the media. Company overview and investor information can also be accessed via www.intracopenta.com
127
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Siaran pers yang diterbitkan Perseroan sepanjang tahun 2011 adalah sebagai berikut : Tanggal Date
The published press releases during the year 2011 are as follows:
Judul
Title
23-Feb-11
INTA Gandeng Sinotruk-Cina Untuk Dukung Ekspansi Usaha PT Intraco Penta Tbk, (INTA) memantapkan posisinya dalam pasar alat berat di Indonesia dengan menggandeng produsen truk asal Cina, Sinotruk.
INTA to Cooperation with Sinotruk-China To Support Expansion PT Intraco Penta Tbk, (INTA), strengthen its position in the heavy equipment market in Indonesia by cooperating with Chinese truck manufacturer, Sinotruk.
28-Mar-11
INTA Naikkan Target Penjualan 2011, Pendapatan melejit 55% di akhir 2010 dibandingkan 2009 PT Intraco Penta Tbk (INTA) semakin memperkuat posisinya sebagai salah satu pemain utama industri alat berat di Indonesia. Hal ini terbukti dengan pencapaian keuangan per 31 Desember 2010 (audited-konsolidasi) yang dikeluarkan hari ini di Jakarta serta penandatanganan kontrakkontrak pembelian baru di awal 2011.
INTA Increased Sales Target for 2011 Revenue increased by 55% at the end of 2010 compared to 2009 PT Intraco Penta Tbk (INTA) further strengthens its position as one of main players in the Indonesian heavy equipment industry. This is evidenced by the achievement of financial per December 31, 2010 (audited - consolidated) issued today in Jakarta as well as signing new sales contracts in early 2011.
15-Apr-11
INTA Bagi Dividen Tunai 29% dari Laba Bersih 2010 Peningkatan pendapatan yang mencapai 55% dengan peningkatan laba bersih hingga 122% dibandingkan tahun 2009, mendorong INTA untuk membagikan dividen tunai sebesar Rp 24,2 miliar atau sekitar 29,1% dari perolehan laba bersih per 31 Desember 2010 yang sebesar Rp 83,1 miliar.
INTA Paid Cash Dividend Amounted to 29% of Net Profit of 2010 The increase of revenue at 55% and net income at 122% compared to the year 2009, has driven INTA to pay cash dividen amounted to Rp 24.2 billion or around 29.1% of net profit earning as of December 31, 2010 amounted to Rp 83.1 billion.
19-May-01
INTA Raih 70% Target Penjualan 2011 Selama periode Januari – Mei 2011, INTA berhasil membukukan penjualan dan order on hand alat berat merek Volvo, Bobcat, SDLG, Mahindra dan Ingersoll Rand mencapai lebih dari 897 unit atau hampir 70% dari total target penjualan selama periode 2011 sebanyak 1.293 unit.
INTA Achieved 70% 2011 Sales Target Throughout January – May 2011 period, INTA booked sales and order on hand for Volvo, Bobcat, SDLG, Mahindra and Ingersoll Rand brands more than 897 units or equals to almost 70% from total 2011 sales target amounting 1,293 units.
30-May-11
INTA Eksekusi Stock Split Awal Juni 2011 Berdasarkan hasil RUPSLB pada 15 April lalu, PT Intraco Penta Tbk (INTA) akan melaksanakan pemecahan nominal saham (stock split) dengan rasio 1:5, yang akan efektif pada tanggal 6 Juni 2011. Setelah stock split, nominal saham INTA akan berubah dari semula Rp 250 (dua ratus lima puluh rupiah) per saham menjadi Rp 50 (lima puluh rupiah) per saham.
INTA Execute Stock Split in June 2011 Based on EGMS resolution on April 15, PT Intraco Penta Tbk (INTA) will conduct a stock split with the ratio of 1:5 which will be effective on June 6, 2011. After the stock split, INTA’s share will be divided from Rp 250 (two hundreds and fifty rupiahs) per share to Rp 50 (fifty rupiahs) per share.
14-Jun-11
Laba Bersih Q1-2011 INTA Naik 164% Emiten penyedia solusi alat berat PT Intraco Penta Tbk (INTA) mencatatkan kinerja menggembirakan selama kuartal pertama 2011 (audited). Per 31 Maret 2011, INTA berhasil mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 164%, menjadi Rp 34,92 miliar dari Rp 13,24 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
INTA’s Q1-2011 Net Income Rose 164% The heavy equipment solution provider, PT Intraco Penta Tbk (INTA) announced its satisfactory performance for first quarter of 2011 (audited). As of March 31, 2011, INTA has managed to record an increase of 164% net income to Rp 34.92 billion from Rp 13.24 billion at the same period last year.
128
tata kelola perusahaan corporate governance
Tanggal Date
Judul
Title
28-Jul-11
Semester 1-2011, Laba Bersih INTA Melonjak 96,5% Emiten penyedia solusi alat berat PT Intraco Penta, Tbk (INTA) kembali mencatatkan kinerja menggembirakan selama semester pertama 2011 (unaudited). Per 30 Juni 2011, INTA berhasil mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 96,5%, menjadi Rp 61,3 miliar dari Rp 31,2 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Semester I – 2011, INTA’s Net Income Increased by 96.5% The heavy equipment solution provider, PT Intraco Penta, Tbk (INTA) announced its satisfying performance for first half of 2011 (unaudited). As of June 30, 2011, INTA has managed to record an increase of 96.5% net income to Rp 61.3 billion from Rp 31.2 billion at the same period last year.
22-Sep-11
Intan Baruprana Finance Raih Pinjaman Senilai Rp 75 Miliar dari BNI Syariah PT Intan Baruprana Finance (IBF), salah satu anak perusahaan dari PT Intraco Penta Tbk (INTA) menandatangani perjanjian kerjasama pinjaman senilai total Rp 75 miliar atau equivalent US$ 8,3 juta dari BNI Syariah berupa executing facility.
Intan Baruprana Finance Received a Rp75 Billion Loan from BNI-Sharia PT Intan Baruprana Finance (IBF), a subsidiary of PT Intraco Penta, Tbk (INTA), signed a loan agreement with total amount of Rp 75 billion or equivalent to US$ 8.3 million from BNI - Sharia in the form of executing facility.
25-Sep-11
Intraco Penta Raih Order On Hand dan Pembiayaan, Senilai Total US$ 25,3 Juta selama Mining Expo 2011 PT Intraco Penta, Tbk (INTA) aktif memberikan total solution bagi pelanggannya, salah satu upayanya melalui partisipasi dalam ajang Mining Expo di Jakarta, 21-23 September 2011.
Intraco Penta Got Order on Hand and Cash Financing with Total Amount of US$ 25,3 Million During Mining Expo 2011 PT Intraco Penta, Tbk (INTA), actively provides total solution for its customers, one of this efforts is to participate in Mining Expo event in Jakarta, September 21-23, 2011.
Dalam event tersebut INTA mendapatkan order on hand dan pembiayaan senilai total US$ 25,3 juta dengan sejumlah perusahaan.
In the event, INTA obtain order on hand and financing amount of US$ 25.3 million with some company.
27-Oct-11
Intraco Penta Perluas Pasar ke Sulawesi Tenggara Untuk memperluas pasar di Kawasan Indonesia Timur (KTI), PT Intraco Penta Tbk (INTA) menggelar acara Roadshow di Kendari, Sulawesi Tenggara pada tanggal 27 Oktober 2011. Dalam acara tersebut, INTA memperkenalkan beberapa layanan solusi total dan produk Volvo kepada para calon pelanggan di Kendari yang sebagian besar bergerak di bidang pertambangan dan konstruksi.
Intraco Penta Expand Its Markets in Southeast Sulawesi To expand the market in Eastern Indonesia (KTI), PT Intraco Penta Tbk (INTA) held a roadshow in Kendari, Southeast Sulawesi, on October 27, 2011. In the event, INTA introduce total solution services and Volvo products to prospective customers in Kendari, which are mostly engaged in mining and construction sector.
30-Oct-11
Laba Bersih INTA Meningkat 50,6% - Sekilas Kinerja Triwulan III-2011 PT Intraco Penta Tbk (INTA) per 30 September 2011 berhasil mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 50,6%, menjadi Rp 68,1 miliar dari Rp 45,8 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
INTA’s Net Income Rose by 50,6% Q3-2011 Performance at A Glance PT Intraco Penta Tbk (INTA) as of September 30, 2011 has successfully recorded net income increase by 50.6% to Rp 68.1 billion from Rp 45.8 billion at the same period in previous year.
129
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Manajemen Risiko
Risk Management
Kami menyadari, masa depan Perseroan ditentukan oleh penerapan manajemen risiko yang benar. Demi mempertahankan hal ini, Perseroan senantiasa mengembangkan budaya sadar risiko pada seluruh lapisan organisasi.
The Company fully realize that the future of the Company is determined by the correct application of risk management. In order to maintain this, the Company continues to develop a culture of risk awareness at all levels of the organization.
Salah satu caranya ialah dengan secara teratur mensosialisasikan dan memberikan informasi terbaru seputar risiko yang mungkin timbul ketika melakukan pekerjaan. Sosialisasi ini diberikan oleh Manajemen kepada setiap karyawan, di setiap departemen terkait. Informasi awal ini bertujuan agar departemen terkait waspada sehingga departemen tersebut bisa menyiapkan antisipasi yang tepat.
One of its means is by regularly socializing and providing the latest information about risks that may arise when performing a job. Socialization is provided by the management to every employee, in every department. Preliminary information is intended to alert the related department so the department can prepare a proper anticipation.
Menyadari pentingnya fungsi manajemen risiko ini, INTA telah membentuk kerangka kerja manajemen risiko yang menyeluruh. Kerangka kerja tersebut membantu Perseroan mengidentifikasi, mengukur dan mengevaluasi potensi risiko yang mungkin terjadi. Selain itu, langkah-langkah mengurangi risiko juga telah disiapkan.
Recognizing the importance of this risk management function, INTA has established a framework for a comprehensive risk management. The framework helps the company identify, measure and evaluate the potential risks that may occur. In addition, measures to reduce risk have also been prepared.
Faktor Risiko
Risk Factors
Dalam setiap kegiatan bisnis, selalu terdapat risiko yang dihadapi. Berikut ini adalah jenis-jenis risiko utama yang harus dipantau secara ketat:
In every business activity, there are always risks. The following are the types of major risks that should be monitored closely:
Risiko Ketergantungan pada Manajemen Kunci Hilangnya karyawan senior INTA yang telah dipercaya dalam menangani hal-hal tertentu pada tingkat tertentu memberikan dampak buruk tidak langsung terhadap kegiatan operasional. Mitigasi dilakukan melalui peningkatan kompetensi di setiap hirarki karyawan. Rencana suksesi juga ada di dalam perencanaan perusahaan.
Risk of Dependency to the Key Management The loss of INTA’s senior employee who is trusted in handling certain matters will at certain level give indirect bad impact to the operations. Mitigation was conducted through competence enhancement in each hierarchy of employees. Succession plan has also been in the planning of the company.
Risiko Ketergantungan pada Perjanjian Distribusi dengan para Prinsipal Mitigasi dilakukan melalui pengembangan dan menyeimbangkan kontribusi dari usaha di luar produk prinsipal itu, mempertahankan kinerja yang baik sebagai distributor serta menciptakan hubungan kerja yang saling menguntungkan untuk jangka panjang.
Risk of Dependency on Distribution Agreement with the Principals Mitigation was conducted through developing and balancing contribution from business outside the principals’s products, maintaining good performance as distributor as well as creating mutually beneficial long term working relationship.
130
tata kelola perusahaan corporate governance
Risiko Gagal Bayar oleh Pelanggan Meskipun prinsip kehati-hatian selalu kami terapkan dalam setiap transaksi dengan pelanggan, namun Perseroan menyadari kemampuan pelanggan untuk membayar pembelian mereka juga dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar kendali dan wewenang Perseroan. Dalam hal ini, perusahaan selalu melakukan beberapa analisa risiko pada setiap pelanggan sebelum memberikan persyaratan kredit.
Customer Default Risk Although the precautionary principle is always applied in every transaction with customers, the company realizes the ability of customers to pay for their purchases are also influenced by factors beyond the control of the Company. In this regard, the company always do some risk analysis on every customer prior to providing credit terms.
Risiko Mata Uang Asing Perseroan tidak dapat menghindari fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing. Untuk meminimalkan risiko ini, Perseroan telah membuat kebijakan untuk mengelola transaksi dan paparan mata uang asingnya.
Foreign Currency Risk The Company cannot avoid the fluctuation of the rupiah against foreign currencies. To minimize this risk, the Company has made a policy to manage the transaction and its foreign currency exposure.
Risiko Harga Barang Komoditas Sebagian besar bisnis para pelanggan sangat bergantung pada harga komoditas tambang. Penurunan harga komoditas tersebut di bursa internasional dapat mempengaruhi kemampuan pelanggan kami dalam berinvestasi dan membayar pembelian pada peralatan konstruksi yang dibeli dari Perseroan. Perusahaan sangat selektif dalam memilih pelanggan untuk meminimalkan ketidakmampuan pelanggan dalam membayar.
Commodity Price Risk The majority of customers’ business relies heavily on the price of mining commodities. The decline in commodity prices in international market may affect the ability of our customers in investing and paying for equipment purchased from the Company. The Company is very selective in terms of customer selections to minimize customers’ inability to pay.
Risiko Bencana Bencana alam yang tidak terduga seperti gempa bumi, banjir, serta penyebaran penyakit dapat berpengaruh buruk terhadap Perseroan. Demi meminimalisir risiko bencana alam ini, Perseroan telah merancang Rencana Keberlanjutan Bisnis (BCP) sebagai langkah pencegahan.
Disaster Risk Natural disasters are unpredictable such as earthquakes, floods, and the spread of disease can adversely affect the Company. In order to minimize the risk of natural disasters, the Company has designed the Business Continuity Plan (BCP) as a precautionary measure.
Demi mencegah dampak terburuk dari suatu risiko, semua divisi INTA, baik itu Keuangan, Penjualan, dan Operasional harus mengendalikan risiko yang dapat muncul dari dalam dan luar Perusahaan. Sebab, kegagalan satu bidang bisa berdampak pada bidang lainnya. Maka itu, masing-masing divisi bisnis harus menciptakan sistem lintas fungsi guna menjaga risiko operasional secara aktif sebagai bagian dari struktur tata kelola perusahaan.
In order to prevent the worst effects of a risk, all divisions INTA including Finance, Sales, and Operations must control the risks that can arise from internal and external of the Company. Since the failure of one area could have impact on others. Therefore, each business division should create cross-functional systems in order to monitor operational risk. It is part of the Company’s corporate governance structure.
Kasus Permasalahan Hukum yang Dihadapi
Litigation
Di tahun 2011, Perusahaan, Dewan Komisaris dan Direksi tidak menghadapi kasus hukum.
In 2011, the Company, Board of Commissioners and Board of Directors did not encounter any litigation issues.
131
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Laporan Berkelanjutan
Sustainability Report
Sekilas CSR | Corporate Social Responsibility Overview Penanganan Pelanggan | Customer Care Pengembangan Sumber Daya Manusia | Human Resources Development Masyarakat | Community Kesehatan, Keamanan dan Lingkungan | Health, Safety and Environment
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Sekilas CSR
Corporate Social Responsibility Overview
Tinjauan Terhadap CSR
CSR Highlight/Overview
Semua stakeholder merupakan bagian tak terpisahkan dari kelangsungan usaha perusahaan bagi INTA. Karena itu, kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) senantiasa dilaksanakan secara konsisten sebagai wujud kepedulian terhadap masyarakat, karyawan dan lingkungan.
All stakeholders is an integral part of corporate business continuity for INTA. Hence, Corporate Social Responsibility (CSR) activities are carried out consistently through programs and activities as the implementation of our caring about our community, employees and environment.
Kegiatan CSR perusahaan secara umum ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar wilayah operasi. Program-program ini mencakup ketaatan pada etika kerja berdasarkan prinsip-prinsip GCG: ketaatan kepada hukum, kesadaran karyawan, kesadaran masyarakat sekitar wilayah operasi. Terkait dengan kesadaran karyawan dan masyarakat, program-program diarahkan pada pendidikan, kesehatan, keagamaan serta meningkatkan mutu lingkungan. Dengan pendekatan ini, perusahaan memiliki landasan yang kuat untuk pertumbuhan berkelanjutan di masa depan.
In general, the Company’s CSR activities are aimed to improve the welfare of the community in the operating area. These programs consist of compliance with work ethics based on GCG principles, compliance with laws, employees‘ awareness, as well as community awarenes. In regards to awareness of employees and community, programs focuses on education, health, community religous-related programs as well as improving the quality of environment. With this approach the Company has strong foundations for future sustainable growth.
Penanganan Pelanggan
Customer Care
Perhatian pada pelanggan menjadi prioritas perusahaan sebagaimana ditunjukkan melalui konsep Total Solutions Provider. Konsep Total Solutions Provider ini menunjukan bahwa Perusahaan selalu berupaya memberikan solusi sesuai kebutuhan pelanggan.
Focusing on customers has been the priority of the Company as shown by the concept of Total Solutions Provider. Total Solutions Provider Concept means the Company strives to provide solution according to customers‘ needs.
Sebagai deferensasi, INTA harus memiliki nilai lebih dalam mutu layanan dibandingkan kompetitor kami. Kami melakukan strategi ini untuk memelihara hubungan harmonis dengan para pelanggan, yang menjadi dasar usaha kami dalam jangka panjang. Untuk alasan itulah, INTA bertekad bahwa setiap penjualan bukan hanya bermanfaat bagi INTA tapi juga bagi keberhasilan para pelanggan. Karena itu kami akan sepenuhnya berusaha memahami kebutuhan pelanggan dan rencana investasi mereka dalam kebutuhan alat berat, sehingga INTA mampu menyediakan layanan terbaik melebihi harapan pelanggan.
To differentiate ourself from the competitors, INTA must have a superior value in quality service. We do this strategy in order to maintain harmonious relationships with customers as the foundation of our business in the long term. For that reason, INTA is determined that each sales made is not only beneficial for INTA’s sales volume but it must also be for the customers’ success. Accordingly, we will fully strive to understand their investment plan in heavy equipment needs, so that INTA can provide the best service beyond customer expectations.
134
laporan berkelanjutan sustainability report
Sebagian bagian dari pendekatan layanan solusi total, INTA bertekad untuk merespon semua kebutuhan pelanggan tepat waktu dan dengan cara yang tepat. Jaringan kami yang luas di sekitar wilayah operasi, dilengkapi dengan staf pendukung pelanggan yang terlatih, INTA mampu memenuhi kebutuhan pelanggan, termasuk keluhan-keluhan mereka.
As part of our total solution service approach, INTA is determined to response to customers‘ need in timely and right manner. Our extensive networks near the operations area coupled with our well-trained customer support staffs, INTA’s ability to respond to customers‘ needs, including their complaints.
Pengembangan Sumber Daya Manusia
Human Resources Development
Sebagai pemangku kepentingan utama dalam menjalankan usaha perusahaan dari hari ke hari, karyawan adalah salah satu sasaran program CSR perusahaan. Karyawan adalah salah satu kunci jalannya perusahaan sehingga perusahaan dapat menyediakan layanan secara berkesinambungan kepada para pelanggannya sehingga menjamin kelangsungan usaha. Hal ini pun mengindikasikan bahwa perusahaan bergantung pada karyawanya sebagai faktor terpenting dalam menjalankan perusahaan. Karyawan dipandang sebagai bagian dari keluarga besar dalam usaha.
As the main stakeholder in running the company’s day to day business, employees are among the targets of the company’s CSR programs. Employees are the key success of the company’s operations so that the company can provide services sustainably to its customers hence ensuring business sustainability for the Company. This also indicates that the Company is dependent on its employees as the most significant factor in operating the Company. Employees are considered as part of the large family in running the company’s business.
Demi mendukung karyawan-karyawan kami bekerja pada tingkat maksimal, INTA selalu mengutamakan keamanan dan kesejahteraan mereka. Setiap tahun, INTA menjalankan programprogram peningkatan kesejahteraan melalui remunerasi dan sistem pengembangan karir sesuai kompetensi, kinerja, prestasi dan pengembangan keahlian setiap karyawan.
In order to support our employees for working at optimum level, INTA always prioritizes the safety and welfare of our employees. Every year, INTA embarks on programs to maintain welfare improvement through remuneration and career development system in accordance with the competence, performance achievements and development of skills of each employee.
Sebagai bukti kepedulian perusahaan terhadap pengembangan kapasitas manusia, perusahaan menyediakan sekolah khusus untuk anak-anak karyawan INTA dekat markas Perusahaan di Cakung. Sekolah tersebut dibuka tahun 2010. Anakanak karyawan INTA yang tertarik dapat bersekolah di sana. Perusahaan berharap bantuan itu akan dapat mendorong pendidikan anak-anak dan membangun generasi masa depan secara umum.
As evidence of the Company’s care towards the development of human capital, the company adopts program for providing special schools for children of INTA’s employees near the Company‘s Cakung headquarter. The school was launched in 2010. The children of INTA’s employees who are interested can join the school. The Company hopes the assistance will be able to help educating the children and promote future generations in general.
Pada akhir Desember 2011, jumlah karyawan perusahaan dan anak-anak perusahaannya meningkat menjadi 2.367 dari 1.730 pada akhir Desember tahun sebelumnya.
By the end December 2011, the number of employees of the Company and its subsidiaries reached 2,367 up from 1,730 employees at end December 2010.
135
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Masyarakat
Community
Bagi INTA, keberhasilan sebuah perusahaan dalam menjalankan bisnis, tidak hanya dinilai dari sehatnya kondisi keuangan perusahaan atau besarnya asset yang dimiliki. Namun antusiasme masyarakat sekitar dalam menerima manfaat sosial dari perusahaan tersebut patut menjadi indikasi yang penting.
For INTA the success of a company in the business, is not only shown by healthy financial performance or the amount of assets, but also by the way the company be able to benefits its surrounding community.
Sebagai perusahaan yang peduli dengan lingkungan, INTA berusaha memberikan manfaat sosial bagi warga yang tinggal di sekitarnya, melalui sejumlah program peningkatan kesejahteraan masyarakat atau program tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR).
As a company concerned with the environment, INTA seeks to provide social benefits for surrounding residents, through a number of improvements in public welfare programs or programs of corporate social responsibility (Corporate Social Responsibility/CSR).
INTA melaksanakan CSR berdasarkan lima bidang, yaitu bidang pendidikan, bidang kesehatan, bidang ekonomi, bidang sosial budaya, dan bidang agama. Tim CSR perusahaan secara berkala selalu melakukan peninjauan kondisi social masyarakat yang tinggal disekitar perusahaan.
Implementation of INTA’s CSR is based on five areas, namely education, health, economy, social and culture, and religion. CSR team always perform periodic review on the social conditions of communities living around the company.
Kepedulian dan tanggung jawab social terhadap lingkungan selalu dilakukan INTA dalam berbagai bentuk. Kami selalu menunjukkan sikap yang konsisten untuk peduli dan berbagi dengan masyarakat.
Awareness and social responsibility towards the environment has always done INTA in various forms. We always show a consistent attitude to care and share with the community.
Berlandaskan cara pandang tersebut, dalam pelaksanaan CSR kami berkomitmen untuk berbagi kesuksesan yang kami raih dengan masyarakat secara luas. Jangkauan program CSR meliputi para karyawan serta komunitas disekitar lokasi operasional kami.
Based on these perspectives, in the implementation of CSR, we are committed to share the success that we have achieved with the community. CSR program covers our employees and the surrounding community of our operation locations.
Di tahun 2011, INTA mengeluarkan dana untuk berbagai kegiatan CSR sebesar Rp 0,8 miliar.
In 2011, INTA funded for various CSR activities which amounted to Rp 0.8 billion.
Sepanjang tahun 2011, INTA telah melakukan beberapa kegiatan sosial dan kemanusiaan sebagai berikut : • Pemberian bantuan sembako kepada masyarakat sekitar Cakung-Cilincing Jakarta pada bulan April • Pemberian bantuan bagi tempat tinggal suku Dayak di Sangatta pada bulan Agustus • INTA melakukan fogging atau pengasapan di beberapa wilayah untuk mencegah penyakit
Throughout 2011, INTA has conducted the following social and humanitarian activities:
136
• Provision of staple food aid to communities around the Cakung-Cilincing Jakarta in April • The provision of assistance for housing in Sangatta Dayak tribe in August • INTA conducted fogging or fumigation in some areas to prevent dengue fever. This activity was
laporan berkelanjutan sustainability report
demam berdarah. Kegiatan ini rutin dilakukan setiap 3 bulan sekali dan sudah berlangsung selama 6 tahun dan akan tetap dijalankan karena terbukti memberikan manfaat yang besar bagi lingkungan masyarakat sekitar.
conducted regularly every 3 months and has been going on for 6 years and will be continued as it has been proved to benefit the environment surrounding communities.
Kesehatan, Keamanan dan Lingkungan
Health, Safety and Environment
INTA memperlakukan sumber daya manusia sebagai aset paling bernilai. Karena itu, mereka harus dijaga, dilindungi dan diberdayakan. Pemberdayaan bukan hanya dengan cara meningkatkan kemampuan mereka tapi juga menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat dan nyaman. Hal ini diwujudkan dengan menerapkan standar keamanan dan kesehatan yang tinggi di setiap tingkatan tempat kerja.
INTA treats human resources as its most valuable assets. Therefore, they need to be maintained, protected and empowered. The empowerment is not only by way of improving their skills but also creating a safe and healthy working environment. This is done by implementing a high standard of safety and health in work place in every layers of the company’s operations.
Untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan aman, INTA mengikuti apa yang disebut prinsip K-3. Dalam pelaksanaannya, para karyawan mendapat pelatihan standar kerja yang aman dan sehat, termasuk pelatihan menjalankan alat-alat berat. Ini bertujuan untuk mencegah kejadiankejadian yang tak diharapkan. Dari waktu ke waktu, Perseroan memantau dan memeriksa pelaksaan standar kerja yang aman dan sehat untuk memastikan bahwa standar keamanan dan kesehatan yang tinggi dilaksanakan.
To create a healthy and safe working environment, INTA adheres to the safe and healthy working environment standards or also known as the K-3 principles. In practice, employees are regularly trained employees on safe and healthy working standards, including regular training on heavy equipment product knowledges. This is aimed to prevent any unexpected incidents. From time to time, the Company monitors and assess the implementation of K-3 standard, to ensure that high quality of safe and healthy standard are being implemented.
INTA memastikan setiap karyawan atau pekerja sedang bertugas harus menaati standar keamanan kerja, termasuk mengenakan peralatan pelindung. Rapat-rapat kecil tentang K-3 dilakukan secara rutin.
INTA ensures each employee or worker are on duty, should obey work safety standards, including put on personal protective equipments. Safety inductions and K-3 briefings are carried out regularly.
Untuk mencegah kecelakaan, Perseroan secara berkala melakukan analisis keamanan kerja untuk meninjau prosedur pelaksaan dan mengidentifikasi potensi-potensi bahaya dan ketidakamanan, kemudian diikuti dengan peningkatan.
To prevent any incidents, the Company regularly conducts analysis of work safety to review standard operating procedures and identify potentials of unsafe and danger practices, the followed by improvements.
137
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Prospek Usaha, Transformasi, Perubahan Organisasi, dan Rencana Ekspansi
Business Prospect, Transformation, Organizational Changes, and Expansion Plan
Prospek Usaha | Business Prospects Transformasi INTA | Transformation of INTA Perubahan Organisasi | Organizational Changes Anak Perusahaan | Subsidiaries Rencana Ekspansi INTA | INTA’s Expansion Plan
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Prospek Usaha
Business Prospects
Ekonomi Indonesia telah membuktikan ketahanannya terhadap gejolak ekonomi eksternal sebagaimana terlihat pada tahun 2011 dengan berhasil tumbuh 6,5% di tengah krisis ekonomi global. Tahun 2012, Bank Indonesia memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh sebesar 6,3-6,7%. Sumber utama pertumbuhan akan berasal dari permintaan domestik, didukung oleh konsumsi rumah tangga dan investasi yang kuat. Kenaikan investasi didukung oleh iklim investasi yang kondusif dan persepsi bahwa prospek ekonomi Indonesia akan tetap positif tahun ini.
Indonesia’s economy has proven its resilience towards external economic upheaval again this year as evident in 2011 by growing 6.5% in the midst of global economy crisis. For 2012, Bank Indonesia estimated Indonesia’s economy to grow by 6.3-6.7%. The main source of growth would be from domestic demand, supported by household consumption and strong investment. The rise in investment is supported by conducive investment climate and perception that Indonesia’s economic prospect will remain positive this year.
Selain itu, dinaikkannya peringkat Indonesia oleh Fitch Ratings menjadi BBB- atau “investment grade” oleh lembaga pemeringkat juga diharapkan dapat memberikan sentimen positif pada perekonomian Indonesia. Hal ini akan mendorong semakin banyak investor untuk datang berinvestasi di Indonesia, termasuk di sektor pertambangan. Dengan besarnya potensi pertumbuhan tersebut, semakin besar pula peluang INTA untuk masuk ke bidang pertambangan, terlebih dengan adanya layanan pendukung seperti yang disediakan dalam konsep “Total Solutions Provider”.
In addition, the upgraded Indonesia’s rating by Fitch Ratings into BBB- or “investment grade” is expected to provide positive sentiment on Indonesia’s economy. This will encourage more investors to come to invest in Indonesia including investment in mining sector. With the big potential growth in mining industry, the greater the opportunity for INTA to enter the mining sector especially complimented by the ‘Total Solutions Provider” concept.
140
laporan usaha & strategi business report, competitive advantages & strategy
Transformasi INTA
vic es
endukung aP as
rd Pe
rc es P
er
ou
an
ng aga
o ia S d e y er Pen Provid s n o i t olu Total S
a Alam da Day nJ r be
s Re
al Tot i s lu
Produsen Su m
Transformation of INTA
rod u
r ti n cer and Suppo
g
S
Trading
Semua pencapaian luar biasa yang telah diraih tak membuat INTA berpuas diri. INTA menyadari, bahwa prestasi dan kemampuannya bertahan selama 41 tahun, merupakan hasil dari upaya untuk terus-menerus berinovasi dan menemukan cara baru dalam menghadapi tantangan dan peluang yang juga senantiasa berubah.
Every great achievement reached does not drive INTA to become complacent. INTA realizes, that the achievements and ability to survive for 41 years, is the result of a continuous effort to innovate and find new ways to deal with challenges and opportunities that are also constantly changing.
INTA, yang berawal dari perusahaan perdagangan suku cadang, tidak akan menjadi sebesar sekarang jika tidak berani melangkah untuk mengubah diri menjadi distributor alat berat dan kemudian menjadi penyedia kebutuhan alat berat secara komprehensif melalui konsep “Total Solutions Provider”.
INTA, which started as a spare parts trading company, will never reach its current stage if it has no courage to transform itself into a distributor of heavy equipment and then become a provider of heavy equipment needs in a comprehensive manner through the concept of “Total Solutions Provider”.
Untuk itulah INTA merencanakan untuk bertransformasi menjadi perusahaan energi, yang dimulai dengan masuk ke dalam bisnis pertambangan.
Therefore, INTA plans to transform into an energy company, which will be started by entering into the mining business.
141
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Perubahan Organisasi
Organizational Changes
STRUKTUR DAN FOKUS BISNIS INTA GROUP
Pembiayaan Alat Berat Heavy Equipment Financing
INTA GROUP’S STRUCTURE AND BUSINESS FOCUS
Rental Alat Berat Heavy Equipment Rental
Kontraktor Pertambangan Mining Contractor
Produksi dan perakitan komponen alat berat Manufacturing and assembling of heavy equipment component
PT Terra Factor Indonesia (TFI)
PT Karya Lestari Sumberalam (Kasuari)
PT Columbia Chrome Indonesia (CCI)
PT Intan Baruprana Finance (IBF)
Untuk mempersiapkan rencana bisnis dalam tahapan transformasi berikutnya, pada awal 2012 INTA telah melakukan perubahan dalam organisasi sebagai berikut: • Mendirikan dua anak perusahaan, yakni PT Intraco Penta Wahana (IPW) dan PT Inta Resources (IR). IPW didirikan pada tanggal 3 Oktober 2011 dengan modal Rp 495 juta, sedangkan IR didirikan pada paruh kedua tahun 2011 dengan modal Rp 4,99 miliar. • Mengubah nama anak perusahaan lainnya yakni PT Intraco Prima Service menjadi PT Intraco Penta Prima Servis (IPPS). • Menentukan fokus anak-anak perusahaan ke masing-masing bidang, sebagai berikut:
142
Perdagangan Alat Berat Brand Volvo & SDLG-Volvo CE Heavy Equipment Trading of Volvo & SDLG - Volvo Distributorship CE Brand
Perdagangan Alat Berat Brand Ingersoll Rand, Mahindra, Bobcat, Sinotruk Heavy Equipment Distributorship of Ingersoil Rand, Mahindra, Bobcat, & Sinotruk Brand
Perdagangan, konstruksi, manufaktur, perkebunan, transportasi dan jasa Trading, construction, manufacturing, plantation, transportation and services
PT Intraco Penta Prima Servis (IPPS)
PT Intraco Penta Wahana (IPW)
PT Inta Resources (IR)
In line with its business plan to prepare the next stage of its transformation, in early 2012, INTA has conducted some changes within the organization, as follows: • Established two subsidiaries, PT Intraco Penta Wahana (IPW) and PT Inta Resources (IR). IPW was established on October 3, 2011, with capital injection of Rp 495 million, while IR was established in second half of 2011 with capital injection of Rp 4.99 billion. • Changed the name of another subsidiary, PT Intraco Prima Service, into PT Intraco Penta Prima Servis (IPPS). • Determined the subsidiaries’ focus on their respective areas which are as follows:
laporan usaha & strategi business report, competitive advantages & strategy
Anak Perusahaan
Subsidiaries
Anak Perusahaan Subsidiaries
Jenis Usaha
Nature of Business
PT Intan Baruprana Finance (IBF)*
Pembiayaan Financing
PT Terra Factor Indonesia
Persentase Kepemilikan per 31 December 2011
Percentage of Ownership as of December 31, 2011
Tahun Berdiri
Year of Establishment
100,00%
1993
Perdagangan dan jasa sewa Trading and rental service
98,87%
1986
PT Karya Lestari Sumberalam (Kasuari/KLS) **)
Kontraktor Perdagangan Mining contractor
75,37%
1998
PT Inta Trading (IT) (dahulu/formerly PT Inta Finance)
Perdagangan Trading
100,00%
2002
PT Columbia Chrome Indonesia (CCI)
Perbengkelan dan manufaktur Workshop and manufacturing
100,00%
1991
PT Inta Resources (IR)***)
Perdagangan, konstruksi, manufaktur, perkebunan, transportasi dan jasa Trading, construction, manufacturing, plantation, transportation and services
100,00%
2011
PT Intraco Penta Wahana (IPW) ***)
Perdagangan dan jasa Trading and service
100,00%
2011
PT Intraco Penta Prima Servis (IPPS) ***) (dahulu/formerly PT Inta Prima Services)
Perdagangan dan jasa Trading and service
100,00%
2001
*) **) ***)
Kepemilikan langsung oleh Perusahaan dan tidak langsung melalui PT Inta Trading Owned directly by the Company and indirectly through PT Inta Trading Kepemilikan tidak langsung melalui PT Terra Factor Indonesia Owned indirectly through PT Terra Factor Indonesia Tidak aktif Inactive
143
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Rencana Ekspansi INTA
INTA’s Expansion Plan
Sejalan dengan rencana pertumbuhan yang berkesinambungan, INTA terus melakukan ekspansi dalam bisnis alat berat yang sudah ditekuni, serta mulai mempersiapkan proses transformasi menjadi perusahaan energi dengan terjun ke bisnis pertambangan.
In line with its continuous growth plan, INTA continues its expansion in the existing heavy equipment business as well as starting to prepare its transformation process into energy company by entering into mining business.
INTA akan mendorong semua anak usaha untuk melanjutkan bisnis sesuai fokus yang telah ditetapkan. Dengan demikian, Intan Baruprana Finance, Terra Factor Indonesia, Kasuari dan Columbia Chrome Indonesia akan terus menjalankan kegiatannya berdasarkan tujuan dan target masing-masing.
INTA will encourage all subsidiaries to conduct the business in accordance to their determined focuses. Hence, Intan Baruprana Finance, Terra Factor Indonesia, Kasuari dan Columbia Chrome Indonesia will continue to carry out their activities based on the goals and targets.
Tiga anak perusahaan INTA lainnya juga sudah siap beroperasi. PT Intraco Penta Wahana, telah mengawali tahun 2012 dengan aktivitas pemasaran produk Sinotruk, dimana salah satu target utama IPW adalah meraih penjualan sebanyak 650 unit. Selain Sinotruk, IPW juga fokus pada perdagangan alat berat Brand Ingersoll Rand, Mahindra, dan Bobcat di seluruh Indonesia.
Three other INTA subsidiaries are ready to operate as well. PT Intraco Penta Wahana has started the year 2012 with marketing activities on Sinotruk product, whereby one of its main targets is to reach 650 units sales number. Besides Sinotruk, IPW also focuses on heavy equipment trading of Ingersoll Rand, Mahindra, and Bobcat brand throughout Indonesia.
144
laporan usaha & strategi business report, competitive advantages & strategy
Sementara PT Intraco Penta Prima Servis (IPPS) mulai tahun 2012 akan berfokus pada Perdagangan Alat Berat Brand Volvo & SDLG-Volvo CE, di wilayah Kalimantan, Sulawesi dan Maluku. INTA yakin dengan langkah tersebut, INTA akan dapat lebih berfokus pada usaha untuk melayani kebutuhan peralatan berat yang berkembang dari daerah Kalimantan dan Sulawesi, yang telah terbukti memiliki potensi pasar yang besar.
Meanwhile, PT Intraco Penta Prima Servis (IPPS) since 2012 will focus on heavy equipment trading of Volvo & SDLG-Volvo CE brand in Kalimantan, Sulawesi and Maluku areas. INTA believes with the move, INTA will be able to be more focused on serving the growing heavy equipment needs of Kalimantan and Sulawesi areas, which have proven to have huge market potentials.
Sedangkan Inta Resources, kami harapkan dapat menjadi holding atas bisnis pertambangan dalam Grup.
Meanwhile, we expect Inta Resources shall become the holding company for the Group’s mining business.
Dengan struktur perusahaan dan model bisnis yang lebih kuat, INTA optimistis tahun 2012 akan mampu meningkatkan pendapatan sebesar 40% menjadi Rp 4,2 triliun dari Rp 3,0 triliun pada tahun 2011. Pertumbuhan ini akan didukung oleh peningkatan penjualan alat berat yang ditargetkan naik sebesar 26% menjadi 1.996 unit.
With a stronger company structure and business model, INTA is optimistic in 2012, that it will be able to increase its revenue by 40% to Rp 4.2 trillion from Rp 3.0 trillion in 2011. The growth will be supported by the increase in heavy equipment sales which is targeted to rise by 26% to 1,996 units.
Di masa mendatang, INTA siap untuk mempertahankan kepemimpinannya di niche market dan terus mengembangkan bisnis dan pendapatan. Dengan mempertahankan efisiensi operasional, kami yakin akan mampu membukukan pertumbuhan positif pada tahun 2012.
Going forward, INTA is ready to maintain our leadership in the niche market and continue to grow our business and earnings. By maintaining operational efficiency, we believe we could record positive growth in 2012.
Selain itu, kami akan terus mempertahankan hubungan yang kuat dan kerjasama dengan prinsipal, pelanggan dan stakeholder lainnya serta lembaga pembiayaan untuk mendukung pertumbuhan berkelanjutan di masa mendatang.
In addition, we will continue to maintain strong relationship and cooperation with principals, customers and other stakeholders as well as financial institutions in order to support the Company’s sustainable growth going forward.
145
Data Perusahaan
Corporate Data
Struktur Organisasi | Organization Structure Profil Dewan Komisaris | Board of Commissioners’ Profiles Profil Direksi | Board of Directors’ Profiles Profil Komite Audit | Audit Committee’s Profiles Alamat Kantor Pusat dan Cabang | Head Office and Branch Office Address Alamat Anak Perusahaan | Subsidiaries Office Address Informasi Perusahaan | Corporate Information
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Struktur Organisasi
Organization Structure
148
Board of Commissioners President Commissioner
Halex Halim
Independent Commissioner
Tonny Surya Kusnadi Commissioner
Leny Halim
President Director Petrus Halim
Internal Audit Dept
Sales Director Willy Rumondor
Marketing Director Jimmy Halim
Sales Division
Marketing Division
Customer Support Director Paulus A. Widjonarko
National Service Support Division
National Part Division
data perusahaan corporate data
Audit Commitee
Corporate Secretary
Finance Director Fred L. Manibog
After Market Division
Accounting Division
Finance Division
HRD Director Jimmy Halim
HR Division
Training Division
149
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Profil Dewan Komisaris
Board of Commissioners’ Profiles
Halex Halim Komisaris Utama President Commissioner Berusia 70 tahun. Warga Negara Indonesia. Menduduki jabatan sebagai Presiden Direktur INTA sejak 1996 dan sebagai Presiden Komisaris sejak 2010. Terjun ke dunia bisnis sebagai pengusaha di bidang ekspor impor pada tahun 1959. Beliau adalah perintis berdiri dan berkembangnya INTA, yang dimulai dengan pendirian UD Intraco Penta pada 1970. Mengenyam berbagai pendidikan non formal di dalam maupun luar negeri, seperti Kursus Manajemen Umum di LPPM Jakarta (1982), Program Manajemen Modern di National University of Singapore (1988) dan Program Manajemen Sumber Daya Manusia di National University of Singapore (1990). Menjabat berbagai posisi manajerial maupun komisaris di berbagai perusahaan, antara lain: sebagai Presiden Direktur PT Shallumindo Investama (1992-sekarang), Presiden Direktur PT Columbia Chrome Indonesia (1998-sekarang), Komisaris PT Karya Lestari Sumberalam (1998-sekarang), Presiden Komisaris PT General Agromesin Lestari (1999-sekarang), Presiden Komisaris PT Intan Baruprana Finance (2001-sekarang), serta Komisaris PT Terrafactor Indonesia (2003-sekarang).
150
Aged 70. Indonesian citizen. Served as President Director of INTA since 1996 and as President Commissioner since 2010. He went into business as an entrepreneur in exports and imports in 1959. He is a founder of INTA, which began with the establishment of UD Intraco Penta in 1970. He has various non-formal education locally and abroad, such as the General Management Course in LPPM Jakarta (1982), Modern Management Program at the National University of Singapore (1988) and Human Resource Management Program at the National University of Singapore (1990). He held various managerial positions as well as Commissioner in various companies, among others: as the President Director of PT Shallumindo (1992-present), President Director of PT Columbia Chrome Indonesia (1998-present), Commissioner of PT Karya Lestari Sumberalam (1998-present), President Commissioner of PT General Agromesin Lestari (1999-present), President Commissioner of PT Intan Baruprana Finance (2001-present), and Commissioner of PT Terrafactor Indonesia (2003-present).
data perusahaan corporate data
Tonny Surya Kusnadi
Leny Halim
Komisaris Independen Independent Commissioner
Komisaris Commissioner
Berusia 69 tahun. Warga Negara Indonesia. Menjabat Komisaris Independen INTA sejak tahun 2003 setelah sebelumnya pernah menjabat sebagai Deputi Direktur (1993) dan Direktur Operasi (1996) di perusahaan yang sama. Meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR), Bandung. Memulai karir profesional sebagai Asisten Dosen di Fakultas Ekonomi UNPAR pada tahun 1963. Kemudian menjabat berbagai posisi di beberapa perusahaan seperti: Pegawai Bagian Ekspor di PT Sumbersari Djaja (1966), Manajer Impor PT Daroma Perkasa (1969), Asisten Direktur PT DAF Indonesia (1972) dan Pegawai Pembelian Dravo Pacific Inc./Bechtel Inc. (1973). Memiliki pengalaman yang luas di bidang pemasaran dan manajerial dan menjabat sebagai Manajer Pengembangan Pasar PT Trakindo Utama (1977) dan Manajer Pemasaran PT Alltrak (1981). Sebelumnya beliau memegang posisi Manajer Umum di PT Inti Putra Kalimantan (1985) dan NV PD Pamitran (1988).
Berusia 39 tahun. Warga Negara Indonesia. Ditunjuk sebagai Komisaris pada Mei 2010. Sebelumnya Beliau menjabat sebagai Direktur pada CV Ereztama pada 19992006. Pernah menggeluti bidang Public Relations and Affairs pada World Harvest di tahun 1997 dan sebagai Corporate Marketing & Strategic Planning Consultant pada grup Gajah Tunggal di tahun 1996. Beliau lulus dari California State University, Fresno, California, USA dengan gelar MBA pada 1995 dan S1 dari universitas yang sama pada 1994.
Aged 69. Indonesian citizen. He was assigned as Independent Commissioner of INTA since 2003 after previously served as Deputy Director (1993) and Director of Operations (1996) in the same company. He holds a Bachelor of Economics from Catholic University of Parahyangan (UNPAR), Bandung. Started professional career as an assistant lecturer at the Faculty of Economics UNPAR in 1963. Then, he held various positions in several companies such as: Exports Division in PT Sumbersari Djaja (1966), Import Manager in PT Daroma Perkasa (1969), Assistant Director of PT DAF Indonesia (1972) and Procurement Staff in Dravo Pacific Inc. / Bechtel Inc. (1973). Having extensive experience in marketing and managerial, he served as Market Development Manager of PT Trakindo Utama (1977) and Marketing Manager of PT Alltrak (1981). Previously he held position as General Manager in PT Inti Putra Kalimantan (1985) and NV PD Pamitran (1988).
Aged 39. Indonesian citizen. Appointed as Commissioner in May 2010. Previously served as a Director at CV Ereztama in 1999 to 2006. Prior to that, she held Public Relations and Affairs position at the World Harvest in 1997 and as Corporate Marketing & Strategic Planning Consultant at Gajah Tunggal group in 1996. She graduated from California State University, Fresno, California, USA with an MBA in 1995 and received Bachelor degree in 1994 from the same university.
151
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Profil Direksi
Board of Directors’ Profiles
Petrus Halim Presiden Direktur President Director Berusia 41 tahun. Warga Negara Indonesia, lahir di Jakarta. Menjabat sebagai Wakil Presiden Direktur INTA sejak tahun 2000, setelah meniti karir sebagai Manajer Keuangan pada tahun 1996 di perusahaan yang sama. Sebelumnya pernah bekerja sebagai Asisten Manajer Risiko di Departemen Kredit di Citibank NA, Jakarta (1994). Saat ini juga menjabat sebagai Presiden Direktur PT Karya Lestari Sumberalam (sejak 1998) dan PT Terra Factor Indonesia (sejak 2001). Gelar Bachelor of Science dan MBA di bidang keuangan diraihnya masing-masing dari California State University, Fresno dan Boston University, Amerika Serikat.
152
Aged 41. Indonesian citizen, born in Jakarta. Appointed as Vice President Director of INTA since 2000, after his career as Finance Manager in 1996 in the same company. Previously, he worked as Assistant Manager of Risk in Credit Department at Citibank NA, Jakarta (1994). He currently serves as President Director of PT Karya Lestari Sumberalam (since 1998) and PT Terra Factor Indonesia (since 2001). He obtained Bachelor of Science degree and an MBA in Finance from California State University, Fresno and Boston University, USA.
data perusahaan corporate data
Fred Lopez Manibog
Willy Rumondor
Direktur Keuangan Finance Director
Direktur Penjualan Sales Director
Berusia 47 tahun. Warga Negara Filipina, lahir di Dau. Direktur Keuangan INTA sejak tahun 2006. Memiliki gelar Bachelor of Science dalam bidang administrasi bisnis dengan spesialisasi akuntansi dari Holy Angel University, Angeles City, Filipina pada tahun 1988. Setelah memenuhi kualifikasi Certified Public Accountant (CPA), karir profesionalnya diawali sebagai Asisten Pembelian di Coca Cola Bottlers Philippines, Inc. dan Auditor pada JCIC Ministries Inc. (1989). Setelah meniti karir di Fil-House of Consumer Product Inc. dan menduduki posisi Assistant Audit Manager, beliau pindah ke Jakarta pada tahun 1991 dan menduduki posisi Technical Advisor Pengembangan Bisnis di PT Sumber Daya Praweda Informatika (1991). Karir beliau di INTA diawali pada tahun 1993 sebagai Advisor dan menjadi Manajer Proyek Implementasi SAP (2001-2002) pada saat INTA mengembangkan sistem informasi yang canggih. Saat ini Beliau juga menjabat sebagai Presiden Direktur PT Intan Baruprana Finance.
Berusia 61 tahun. Warga Negara Indonesia, lahir di Manado. Menduduki posisi Direktur Penjualan INTA sejak tahun 2002 yang diawalinya dari jabatan Manajer Riset dan Pengembangan, Manajer Pelayanan di INTA Cabang Balikpapan, Manajer Penjualan (1992) dan Direktur Penjualan dan Pemasaran (1996) di perusahaan yang sama. Karir profesionalnya dimulai pada tahun 1971 di PT New Porodisa Utama Equipment Ltd. sebagai Pegawai Administrasi, kemudian terus menanjak menjadi Representatif Penjual Junior (1975), Representatif Penjual (1976), Penyelia cabang Samarinda (1977) hingga dipercaya sebagai Manajer Wilayah Kalimantan.
Aged 47. Filipino citizen, born in Dau. Holding Finance Director of INTA since 2006. Obtained a Bachelor of Science degree in business administration majoring in Accounting from Holy Angel University, Angeles City, Philippines in 1988. Having qualified as Certified Public Accountant (CPA), he started his professional career as a Purchasing Assistant at Coca Cola Bottlers Philippines, Inc. and Auditors in JCIC Ministries Inc. (1989). After a successful career in the Fil-House of the Consumer Products Inc. and assigned as Assistant Audit Manager, he moved to Jakarta in 1991 holding the position of Technical Advisor for Business Development at PT Sumber Daya Praweda Informatika (1991). His career in INTA started in 1993 as an Advisor and a SAP Implementation Project Manager (2001-2002) when INTA developed sophisticated information systems. Currently, he also serves as President Director of PT Intan Baruprana Finance.
Aged 61. Indonesian citizen, born in Manado. Holding position of Sales Director of INTA since 2002, prior to that as Research and Development Manager. He was assigned as Service Manager at INTA’s branch in Balikpapan, Sales Manager (1992) and Director of Sales and Marketing (1996) in the same company. Started his professional career in 1971 in PT New Porodisa Utama Equipment Ltd. as an Administrative Officer, and then continued to be Junior Sales Representative (1975), Sales Representative (1976), Supervisor for Samarinda Branch (1977) until he was appointed as the Kalimantan Regional Manager.
153
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Jimmy Halim
Paulus Ariestian Widjonarko
Direktur Pemasaran Marketing Director
Direktur Dukungan dan Layanan Pelanggan Customer Support and Service Director
Berusia 36 tahun. Warga Negara Indonesia, lahir di Jakarta. Menduduki jabatan sebagai Direktur Pemasaran INTA pada tahun 2000. Karirnya di INTA dimulai sebagai Konsultan MIS (1998), hingga dipercaya menjabat sebagai Manajer Umum PT Columbia Chrome Indonesia dan Manajer Umum Divisi Bobcat (1998). Saat ini ia juga menjabat sebagai Direktur Operasional PT Columbia Chrome Indonesia sejak tahun 1999. Pendidikan formalnya ditempuh di California State University, Fresno, pada tahun 1997.
Berusia 48 tahun. Warga Negara Indonesia, lahir di Bandung. Dipercaya menjabat sebagai Direktur Dukungan Layanan Pelanggan INTA sejak akhir tahun 2006. Pendidikan formal di bidang teknik sipil diperoleh di Universitas Tarumanegara pada tahun 1987. Mengawali karir profesional sebagai Management Trainee di PT United Tractors pada tahun 1987 hingga menanjak menjadi Deputy Head of Transportation Department, Kenworth Trucks pada tahun 1999. Bidang penjualan digelutinya ketika menjabat sebagai Sales Manager of International Sales Department di PT Berau Coal Tbk. pada tahun 1999. Kemudian pada tahun 2000 hingga 2005 bergabung dengan INTA dari jabatan Manajer Produk, Manajer Cabang dan akhirnya Manajer Wilayah Jawa dan Indonesia Timur. Sebelum menduduki posisi saat ini, beliau menjabat sebagai Manajer Pengembangan Bisnis di PT Indomobil Group Sejahtera Langgeng.
Aged 36. Indonesian citizen, born in Jakarta. Taking on the position of Marketing Director since 2000. He began his career with INTA as MIS consultant in 1998, until become General Manager of PT Columbia Chrome Indonesia and General Manager for Bobcat Division (1998). Currently, he also holds a position as Operational Director of PT Columbia Chrome Indonesia since 1999. Previously, he was also the General Manager of PT Columbia Chrome Indonesia and General Manager for Bobcat Division (1998). He completed his formal education at California State University, Fresno, in 1997.
154
Aged 48. Indonesian citizen, born in Bandung. Served as Director of Customer Support INTA since 2006. Formal education was obtained from University Tarumanegara majoring in Civil Engineering in 1987. He began his professional career as a Management Trainee at PT United Tractors in 1987 and as Deputy Head of Transportation Department, Kenworth Trucks in 1999. He served as Sales Manager of International Sales Department at PT Berau Coal Tbk in 1999. Later in the year 2000 to 2005 joined the office INTA starting as Product Manager, Branch Manager and finally Regional Manager East Java and Indonesia. Prior to the current position, he served as Business Development Manager at PT Indomobil Group Sejahtera Langgeng.
data perusahaan corporate data
Profil Komite Audit
Audit Committee Profiles
Tonny Surya Kusnadi Ketua (Komisaris Independen)
Chairman (Independent Commissioner)
Profil lengkap dapat dilihat di bagian profil Dewan Komisaris.
For a complete profile please refer to the Board of Commissioners‘ Profile Section.
Akta Bandi Anggota
Member
Warga Negara Indonesia, lahir di Jawa Barat pada 1953. Ditunjuk sebagai Anggota Komite Audit sejak 2001. Sarjana di bidang Ekonomi dari Universitas Jayabaya pada 1983. Memulai karir sebagai Auditor di kantor Akuntan Publik Drs. M. Iswara pada 1975-1986. Sejak 1987 sampai 1990 beliau bekerja pada PT Bank Umum Majapahit Jaya sebuah bank komersial lokal sebagai Internal Auditor. Selama 1991-2004 bekerja sebagai Senior Auditor di kantor Akuntan Publik Drs. YS. Santosa dan sejak 2005 sampai saat ini merupakan karyawan di PT Wijaya Gita Utama.
Akta is an Indonesian citizen, born in West Java in 1953. He was appointed as a Member of the Audit Committee of INTA in 2001. Akta graduated with a Bachelor’s degree in Economics from the University Jayabaya in 1983. Starting his career at Public Accountant Drs. M. Iswara, he worked as an auditor from 1975-1986. From 1987-1990 he worked at PT Bank Umum Majapahit Jaya, a local commercial bank, as an Internal Auditor. From 1991-2004 he worked as Senior Auditor at Public Accountant Drs. YS. Santosa, and from 2005 up to present he works at PT Wijaya Gita Utama.
Suroso Anggota
Member
Warga Negara Indonesia, lahir di Jawa Barat pada 1954. Ditunjuk sebagai Komite Audit sejak 2001. Sarjana Akuntansi dari Universitas Indonesia dan memperoleh gelar Magister Management dari Universitas Persada Indonesia. Telah bekerja sebagai Senior Auditor pada Kantor Akuntan Publik Drs. Darmawan & Co, Anggota Perusahaan Touche Ross sejak 1987 – 1991, sebagai seorang Commercial Partner di Kantor Akuntan Publik Drs. Suryanto Gunawan pada 1992 – 2003. Saat ini menjabat sebagai Chief Consultant pada SR Manajemen & Konsultan, sebuah perusahaan konsultan manajemen sejak 2001 dan menjadi dosen di Universitas Surapati sejak 2006.
Suroso is an Indonesian citizen, born in West Java in 1954. He was appointed as Member of the Audit Committee of INTA in 2001. Suroso holds a Bachelor’s degree in Accounting from the University of Indonesia and Master’s degree in Management from Persada Indonesia University. He has worked as Senior Auditor at Public Accountant Drs. Darmawan & Co, Member Firm Touche Ross from 1987 – 1991 and Commercial Partner at Public Accountant Drs. Suryanto Gunawan in 1992 – 2003. He has worked as Chief Consultant of SR Management & Consultant, a management consulting firm, since 2001 and Lecturer at Surapati University since 2006.
PROFIL KEPALA AUDIT INTERNAL HEAD OF INTERNAL AUDIT PROFILE Charles Baringbing Kepala Departemen Audit Internal Warga Negara Indonesia, lahir di Jakarta pada tahun 1973. Ditunjuk sebagai Ketua Departemen Audit Internal PT Intraco Penta Tbk sejak tahun 2004. Meraih gelar Sarjana di bidang Akuntansi dari Universitas Atmajaya. Memulai karir sebagai Staf Akunting di PT BCA 1997 – 1999. Sejak 1999 – 2004 bekerja pada KAP Bismar dan Rekan. Bekerja di PT Intraco Penta Tbk sejak tahun 2004 sampai saat ini.
Head of Internal Audit Department Charles is an Indonesian citizen, born in Jakarta in 1973. He was appointed as Head of Internal Audit for PT Intraco Penta Tbk in 2004. He graduated with a Bachelor degree in Accounting from the University of Atmajaya. He started his career at PT BCA as Accounting Staff from 1997 – 1999. From 1999 – 2004 he worked as Supervisor for KAP Bismar and partners. From 2004 up to present he works at PT Intraco Penta Tbk.
155
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Alamat Kantor Pusat dan Cabang
Head Office and Branch Office Address
Kantor Pusat Head Office Jl. Raya Cakung Cilincing KM 3,5 Tel. (021) 4401408 Fax. (021) 4401682 Email:
[email protected]
Kantor Cabang Branch Offices Balikpapan Jl. Mulawarman No. 6 RT. 28 RW. 09 Manggar Balikpapan Kalimantan Timur 772038 Tel. (0542) 770477, (0542) 770641 Fax. (0542) 770450
Pontianak Jl. Adi Sucipto No. 55 KM 5,5 Pontianak Kalimantan Barat 78391 Tel. (0561) 722755 Fax. (0561) 721755
Banjarmasin Jl. Jend. A.Yani No. 9 KM. 6 Komp. Kencana Banjarmasin Kalimantan 70249 Tel. (0511) 3252634, (0511) 3256478 Fax. (0511) 256476
Samarinda Jl. Cipto Mangunkusumo No. 55 RT. 27/06 Samarinda Seberang Kalimantan Timur 75132 Tel. (0541) 262271, (0541) 262274 Fax. (0541) 262275
Jakarta Jl. Pangeran Jayakarta 115 Block C1-3, Jakarta 10730 Tel. (021) 6283333, (021) 6393538 Fax. (021) 6243417
Sangatta Volvo Shop Tango Delta KPC Sangatta Kalimantan Timur Tel. (0549) 521349/8, (0549) 525597, (0549) 525595 Fax. (0549) 525596
Manado Jl. A.A. Maramis Kairigi Dua Kayuwatu Mapanget Manado Tel. (0431) 8137388, (0431) 811241 Fax. (0431) 813734 Palembang Jl. Soekarno-Hatta Kel. Siring Agung Kec. Ilir Barat 1 Palembang Sumatera Selatan Tel. (0711) 445596, (0711) 445579, (0711) 445580, (0711) 445581 Fax. (0711) 445588 Pekanbaru Jl. Arengka Kav. 55 RT 003/010 Lebah Baru Kec. Tampan Pekanbaru 28291 Tel. (0761) 665798, (0761) 64655 Fax. (0761) 64533
156
Surabaya Jl. Dumar Industri Blok A7-A8 Margomulyo Surabaya Tel. (031) 7494804, (031) 7492926, (031) 7492928 Fax. (031) 7492927 Tarakan Jl. Jend Sudirman No. 26 RT. 003 Tarakan 77113 Tel. (055) 21882, (0551) 24497, (0551) 21383 Fax. (0551) 51233 Ampah Main Workshop Thailindo Bara Pratama Jl. Ampah Muara Teweh KM 20 Ugang Sayu, Kec. Bintang Awai
data perusahaan corporate data
Bengkulu Jl. P. Natadirja No. 119 KM 6,7 Bengkulu 38225 Tel. (0736) 214411, (0736) 24878 Fax. (0736) 21916 Berau Jl. Gatot Subroto No. 169 (KM 5) Kel. Sei Bedungun, Tj. Redeb Berau, Kalimantan Timur 77311 Tel. (0554) 2027218 Fax. (0554) 2027218 Jambi Jl. Lingkar Barat IV/B Simpang Rimbu Jambi Tel. (0741) 580948, (0741) 580949 Fax. (0741) 580947, (0551) 51233 Malinau Jl. Penembahan, RT XI, No. 60A Seliwing, Malinau Kota, Kalimantan Timur 77554 Tel. (0553) 21999 Fax. (0553) 21921 Makassar Jl. Pelita Raya Blok A. 22 No. 2 Makassar Sulawesi Selatan Tel. (0411) 441736 Fax. (0411) 441779 Medan Jl. Raya Tanjung Morawa Km 13 No.22 T Morawa Tel. (061) 7947988 Fax. (061) 7944948
Padang Jl. Bypass Raya KM. 17,5 No. 27 Simpang Lubuk Miturun Kel. Koto Panjang- Kec. Kotopanggah, Padang Tel. (0751) 463818, (0751) 463838 Fax. (0751) 463828 Semarang Jl. Jend. Sudirman No. 27 Semarang 50149 Tel. (024) 7607627 Sorong Jl. A.M Sangaji No. 7 Kel. Klasaman Kec. Sorong Timur (KM.12 masuk, Sorong-Papua) Tel. (0951) 335699 Fax. (0951) 335799 Tanjung Jl. A Yani KM. 7,5 Desa Maburai RT. 01 Murung Pudak Tanjung - Tabalog Kalimantan Selatan Tel. (0526) 2027400 Fax. (0526) 2027400 Tanjung Enim Jl. Raya Muara Enim No. 101 Karang Raja, Muara Enim Sumatera Selatan Tel. (0734) 422797, (0734) 422798 Fax. (0734) 422796
Pangkalan Bun Jl. Iskandar No 12 RT/RW. 14 kel. Madurejo Pangkalan Bun Kalimantan Tengah 74112 Tel. (0532) 21643 Fax. (0532) 24929
157
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Alamat Anak Perusahaan
Subsidiaries Offices
PT Inta Baruprana Finance (IBF) Gedung PT. Intraco Penta, Tbk Lantai 1 Jl. Raya Cakung Cilincing Km 3.5 Jakarta 14130 Phone : 62-21 440 1408 Fax : 62-21 440 1682
Samarinda Representative Jl. Ciptomangunkusumo No. 55 RT.27/06 Samarinda Seberang Samarinda 75132 – Indonesia Phone : (0541) 262 262 Fax : (0541) 262 275
PT Terra Factor Indonesia (TFI)
Pekanbaru Representatif Jl. Arengka Kav. 55 RT. 003/010 Lebah Baru, Kec. Tampan Pekanbaru 28291 – Indonesia Phone : (0761) 65798 - 65775 Fax : (0761) 64533
Head Office Jl. Danau Sunter Barat Rukan Nusantara Blok A1 / 15, Sunter – Jakarta 14350, Indonesia Phone : 62-21 658 33 400 Fax : 62-21 65301400 Website: www.terrafactor.com Email :
[email protected]
Alamat Korespondensi: Gedung INTA lantai 5 Jl. Pangeran Jayakarta 115 Block C 1-3 Jakarta 10730 Balikpapan Office Jl. Mulawarman No. 46B, Batakan Balikpapan 76115, Indonesia Phone : 62-542 770 141 / 150, Fax : 62-542 770 143 Duri Office Jl. Hang Tuah No. 25 Kel. Air Jamban Kec. Mandau Duri – Riau, Indonesia Phone : 62-765 703 7297, Fax : 62-765 597 805
PT Karya Lestari Sumberalam (KASUARI) Head Office Jl. Danau Sunter Barat Blok A1 No. 17 Rukan Nusantara RT. 008 RW. 006 Sunter Agung, Jakarta 14350 – Indonesia Phone : (62-21) 658 31557 Fax : (62-21) 658 31560 Alamat Korespondensi Gedung INTA lantai 4 Jl. Pangeran Jayakarta 115 Blok C 1-3 Jakarta 10730 Jobsite Siambul Desa Siambul, Kec. Seberida Kab. Indragi Hulu Riau – Indonesia Phone : (62-21) 658 31557 Ext. 127 Fax : (62-21) 658 31560
158
PT Columbia Chrome Indonesia (CCI)
Head Office Jakarta Jl. Raya Cakung Cilincing No. 16, RT.004/05 Semper Timur Cilincing Jakarta Utara 14130 – Indonesia Phone : 62 21 440 0266 Fax : 62 21 440 0263 Customers Hotline: 62 21 440 5533 Email :
[email protected];
[email protected] Branch Office Balikpapan Jl. Mulawarman No. 46 B, Batakan Balikpapan 76115 – Indonesia Phone : 62-542 770 151 Fax : 62-542 770 152 Email :
[email protected] Representative Office Sangatta Ruko Intracopenta Jl. Yos Sudarso III, RT. 23, Sangatta, Kutai Timur Kalimantan Timur 75611 – Indonesia Phone : 62-549 234 57 Fax : 62-549 234 57 Email :
[email protected] Tanjung Jl. Ahmad Yani Km. 7,5 Desa Maburai RT. 01 Kec. Murung Pudak, Kota Tanjung, Kab. Tabalong Kalimantan Selatan 71571 – Indonesia Phone : 62-526 202 7400 Fax : 62-526 202 7400 Email :
[email protected];
[email protected]
data perusahaan corporate data
Informasi Perusahaan
Corporate Information
Semua pertanyaan pemegang saham dan publik dapat diajukan kepada: All shareholders and public inquiries can be addressed to:
Sekretaris Perusahaan: Corporate Secretary: PT Intraco Penta, Tbk Jl. Raya Cakung Cilincing KM 3,5 Jakarta 14130 Telepon : (021) 4401408 Faksimili : (021) 4401682
Pencatatan Saham: Share Listing: Saham Perusahaan terdaftar dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode INTA. The Company’s shares are listed and traded in Indonesian Stock Exchange (IDX) with ticker symbol INTA.
Akuntan Publik Independen: Independent Public Accountant: Osman Bing Satrio & Rekan Member of Deloitte Tohmatsu Limited The Plaza Office Tower 32nd Floor Jl. M.H. Thamrin Kav 28-30 Jakarta 10350 Telepon : 62-21-29923100 Faksimili : 62-21-29928200
Notaris: Notary: Fathiah Helmi, SH Gedung Graha Irama Lt. 6C Jl. HR Rasuna Said Blok X-1, Kav. 1&2 Jakarta Pusat Telepon : 62-21-52907305 Faksimili : 62-21-5261136
Biro Administrasi Efek: Securities Administration Bureau: PT Adimitra Transferindo Biro Administrasi Efek Plaza Property Lt.2 Komplek Pertokoan Pulomas Blok VIII No. 1 Jl. Perintis Kemerdekaan, Jakarta Timur 13210 Telepon : 62-21-4788 1515 (Hunting) Faksimili : 62-21-470 9697 Email:
[email protected]
159
PT INTRACO PENTA Tbk Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Laporan Audit
Audit Report
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK/ AND ITS SUBSIDIARIES LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN/ CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010/ FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN/ AND INDEPENDENT AUDITORS’ REPORT
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK DAFTAR ISI
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES TABLE OF CONTENTS Halaman/ Page
SURAT PERNYATAAN DIREKSI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
DIRECTORS’ STATEMENT LETTER 1
CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS – As of December 31, 2011 and 2010 and January 1, 2010/December 31, 2009 and for the years ended December 31, 2011 and 2010
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN – Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009 serta untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2011 dan 2010 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian
INDEPENDENT AUDITORS’ REPORT
3
Consolidated Statements of Financial Position
5
Consolidated Statements of Comprehensive Income
6
Consolidated Statements of Changes in Equity
Laporan Arus Kas Konsolidasian
7
Consolidated Statements of Cash Flows
Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian
8
Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian
Notes to Consolidated Financial Statements
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/DECEMBER 31, 2009
Catatan/ Notes ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas Piutang usaha Pihak berelasi Pihak ketiga - setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai sebesar Rp 2.388 juta tahun 2011, Rp 4.480 juta tahun 2010 dan Rp 4.183 juta tahun 2009 Piutang usaha (angsuran) Pihak ketiga Pihak berelasi Investasi neto sewa pembiayaan - setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai sebesar Rp 508 juta tahun 2011 dan Rp 1.005 juta tahun 2010 Piutang pembiayaan konsumen Piutang lain-lain - setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai sebesar Rp 211 juta tahun 2011 dan Rp 100 juta tahun 2010 Persediaan - setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai sebesar Rp 6.834 juta tahun 2011, Rp 6.139 juta tahun 2010 dan Rp 5.804 juta tahun 2009 Uang muka Biaya dibayar dimuka Pajak dibayar dimuka Aset lancar lain-lain
6 7 47
8
1 Januari 2010/ January 1, 2010 31 Desember 2009/ December 31, 2009 (Disajikan kembali Catatan 3/ As restated Note 3) Rp Juta/ Rp Million
31 Desember/ December 31, 2011 Rp Juta/ Rp Million
31 Desember/ December 31, 2010 Rp Juta/ Rp Million
330.568
64.570
69.602
1.995
2.939
32.966
510.976
210.979
166.893
8.490
1.200 1.675
-
1.707
-
9 10
212.110 1.820
150.756 803
11
46.397
6.834
6.575
12 13 14 15
765.344 87.167 3.950 38.020 1.106
407.546 79.334 4.061 10.325 1.034
265.125 34.453 4.699 15.887
2.001.160
947.671
702.485
33.463
8.901
3.900
Jumlah Aset Lancar ASET TIDAK LANCAR Kas dan setara kas yang dibatasi penggunaannya 16 Piutang usaha (angsuran) - setelah dikurangi bagian yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun 8 Pihak berelasi Pihak ketiga Investasi neto sewa pembiayaan - setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai sebesar Rp 175 juta tahun 2011, Rp 127 juta tahun 2010 dan Rp 187 juta tahun 2009 9 Piutang pembiayaan konsumen - setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai sebesar Rp 1 juta tahun 2011 dan Rp 3 juta tahun 2010 10 Piutang kepada pihak berelasi 17, 47 Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 177.576 juta tahun 2011, Rp 157.201 juta tahun 2010 dan Rp 131.414 juta tahun 2009 18 Aset tetap disewakan - setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan penurunan nilai sebesar Rp 89.789 juta tahun 2011, Rp 104.756 juta tahun 2010 dan Rp 121.068 juta tahun 2009 19 Aset Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik - setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan penurunan nilai sebesar Rp 182.515 juta tahun 2011, Rp 21.211 juta tahun 2010 dan Rp 1.065 juta tahun 2009 20 Aset pajak tangguhan 45 Instrumen keuangan derivatif 44 Aset tidak lancar lain-lain 21
-
-
-
-
103.410
500 408
416
197.460
113.971
3.039 7.611
4.216 5.718
66.479 5.701
364.620
156.617
142.790
290.924
153.490
151.444
684.277 50.657 104.707
155.741 42.803 316 45.044
6.063 41.442
Jumlah Aset Tidak Lancar
1.736.758
687.233
469.645
JUMLAH ASET
3.737.918
1.634.904
1.172.130
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.
-
-
50.918
ASSETS CURRENT ASSETS Cash and cash equivalents Trade accounts receivable Related parties Third parties - net of allowance for impairment losses of Rp 2,388 million in 2011, Rp 4,480 million in 2010 and Rp 4,183 million in 2009 Trade accounts receivable (installment) Third parties Related parties Net investments in finance lease - net of allowance for impairment losses of Rp 508 million in 2011 and Rp 1,005 million in 2010 Consumer financing receivable Other accounts receivable - net of allowance for impairment losses of Rp 211 million in 2011 and Rp 100 million in 2010 Inventories - net of allowance for decline in value of Rp 6,834 million in 2011, Rp 6,139 million in 2010 and Rp 5,804 million in 2009 Advances Prepaid expenses Prepaid taxes Other current assets Total Current Assets NONCURRENT ASSETS Restricted cash and cash equivalents Trade accounts receivable (installment) net of current portion Related parties Third parties Net investments in finance lease - net of allowance for impairment losses of Rp 175 million in 2011, Rp 127 million in 2010 and Rp 187 million in 2009 Consumer financing receivable - net of allowance for impairment losses of Rp 1 million in 2011 and Rp 3 million in 2010 Receivables from related parties Property, plant, and equipment - net of accumulated depreciation of Rp 177,576 million in 2011, Rp 157,201 million in 2010 and Rp 131,414 million in 2009 Property and equipment for lease - net of accumulated depreciation and impairment of Rp 89,789 million in 2011, Rp 104,756 million in 2010 and Rp 121,068 million in 2009 Assets for Ijarah and Ijarah Muntahiyah Bittamlik - net of accumulated depreciation and impairment of Rp 182,515 million in 2011, Rp 21,211 million in 2010 and Rp 1,065 million in 2009 Deferred tax assets Derivative financial instruments Other noncurrent assets Total Noncurrent Assets TOTAL ASSETS
See accompanying notes to consolidated financial statements which are an integral part of the consolidated financial statements.
-3-
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 (Lanjutan)
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/DECEMBER 31, 2009 (Continued)
Catatan/ Notes LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang usaha Pihak berelasi Pihak ketiga Utang pajak Uang muka pelanggan Biaya yang masih harus dibayar Utang bank jangka pendek Bagian liabilitas jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun: Utang pembelian kendaraan Sewa pembiayaan Utang bank Utang kepada pihak berelasi Liabilitas jangka pendek lain-lain pihak ketiga
22 47 23 24 25 26 27 28 29 17, 47
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek LIABILITAS JANGKA PANJANG Liabilitas jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun: Utang pembelian kendaraan Sewa pembiayaan Utang bank Medium term notes Utang kepada pihak berelasi Liabilitas imbalan pasca kerja Liabilitas pajak tangguhan Instrumen keuangan derivatif
27 28 29 30 17,47 31 45
Jumlah Liabilitas
Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali Selisih transaksi ekuitas dengan pihak nonpengendali Ekuitas entitas anak yang berasal dari penyajian kembali laporan keuangan Saldo laba
Kepentingan nonpengendali Jumlah Ekuitas JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITIES AND EQUITY CURRENT LIABILITIES Trade accounts payable Related parties Third parties Taxes payable Advances from customers Accrued expenses Short-term bank loans
2.957 1.459.406 13.182 160.714 13.881 158.903
3.528 320.839 12.445 60.444 3.471 172.127
2.182 199.344 37.663 15.333 15.844 31.469
9.064 80.701 411.304 12.495
2.788 31.618 231.004 -
1.031 54.173 174.575
Current portion of long-term liabilities: Liabilities for purchase of vehicles Lease liabilities Bank loans Payables to related parties
60.452
31.462
7.014
Other current liabilities to third parties
2.383.059
869.726
538.628
-
Total Current Liabilities
3.389 11.513 257.194 19.450 31.352 5.460 -
818.092
328.358
257.173
Total Noncurrent Liabilities
3.201.151
1.198.084
795.801
Total Liabilities
108.001 99.873
-
770 32.638 181.952
Long-term liabilities - net of current portion: Liabilities for purchase of vehicles Lease liabilities Bank loans Medium term notes Payables to related parties Post-employment benefits obligation Deferred tax liabilities Derivative financial instruments
9.669 113.923 433.281 218.563 36.291 6.365 -
7.594 29.389 4.447 383
32
108.001 99.873
108.001 99.873
33
(15.532)
(15.532)
-
34
7.610
-
-
3
329.069
219.704
5.987 149.583
EQUITY Capital stock - Rp 50 par value per share in 2011 and Rp 250 par value per share in 2010 and 2009 Authorized - 3,480,000,000 shares in 2011 and 696,000,000 shares in 2010 and 2009 Issued and paid-up - 2,160,029,220 shares in 2011 and 432,005,844 shares in 2010 and 2009 Additional paid-in capital Difference in value arising from restructuring transactions among entities under common control Difference in value of equity transaction with non-controlling interest Equity in subsidiaries resulting from restatement of financial statements Retained earnings
529.021
412.046
363.444
Equity attributable to owners of the Company
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik Perusahaan Kepentingan nonpengendali yang berasal dari penyajian kembali laporan keuangan
31 Desember/ December 31, 2010 Rp Juta/ Rp Million
NONCURRENT LIABILITIES
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang
EKUITAS Modal saham - nilai nominal Rp 50 per saham tahun 2011 dan Rp 250 per saham tahun 2010 dan 2009 Modal dasar - 3.480.000.000 saham tahun 2011 dan 696.000.000 saham tahun 2010 dan 2009 Modal ditempatkan dan disetor - 2.160.029.220 saham tahun 2011 dan 432.005.844 saham tahun 2010 dan 2009 Tambahan modal disetor
31 Desember/ December 31, 2011 Rp Juta/ Rp Million
1 Januari 2010/ January 1, 2010 31 Desember 2009/ December 31, 2009 (Disajikan kembali Catatan 3/ As restated Note 3) Rp Juta/ Rp Million
3
-
35
12.885
7.746
24.774
536.767
436.820
376.329
3.737.918
1.634.904
1.172.130
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.
-
Non-controlling interest resulting from restatement of financial statements Non-controlling interest Total Equity TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
See accompanying notes to consolidated financial statements which are an integral part of the consolidated financial statements.
-4-
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 Catatan/ Notes PENDAPATAN USAHA Penjualan Jasa Pembiayaan Manufaktur Lain-lain
37
Jumlah Pendapatan Usaha BEBAN POKOK PENDAPATAN
38
LABA KOTOR Beban penjualan Beban umum dan administrasi Beban keuangan Keuntungan (kerugian) selisih kurs mata uang asing - bersih Bagi hasil Pendapatan bunga dan denda Keuntungan dan kerugian lain-lain - bersih
2010 Rp Juta/ Rp Million
2.462.647 412.445 75.059 34.717 15.455
1.532.683 256.913 25.564 11.340 6.680
REVENUES Sales Services Financing Manufacturing Others
3.000.323
1.833.180
Total Revenues
(2.476.674)
(1.516.539)
COST OF REVENUES
523.649
316.641
GROSS PROFIT
39 40 41
(109.470) (118.772) (60.401)
(85.370) (79.472) (36.077)
Selling expenses General and administrative expenses Finance cost
42 43 44
(45.477) (39.287) 4.062 14.553
13.575 (20.990) 1.828 7.458
Foreign exchange gain (loss) - net Profit sharing Interest income and penalties Others gains and losses - net
168.857
117.593
INCOME BEFORE TAX
48.643
33.064
TAX EXPENSE
120.214
84.529
NET INCOME FOR THE YEAR
-
OTHER COMPREHENSIVE INCOME
84.529
TOTAL COMPREHENSIVE INCOME
LABA SEBELUM PAJAK BEBAN PAJAK
2011 Rp Juta/ Rp Million
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010
45
LABA BERSIH TAHUN BERJALAN PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN
-
JUMLAH LABA KOMPREHENSIF
120.214
LABA BERSIH TAHUN BERJALAN DAN JUMLAH LABA KOMPREHENSIF YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA Pemilik Entitas Induk Kepentingan Nonpengendali
133.557 (13.343)
86.243 (1.714)
NET INCOME FOR THE YEAR AND TOTAL COMPREHENSIVE INCOME ATRIBUTABLE TO Owners of the Company Non-controlling interest
Jumlah Laba Rugi Komprehensif
120.214
84.529
Total Comprehensive Income
LABA PER SAHAM DASAR (dalam Rupiah penuh) Disajikan kembali Dilaporkan sebelumnya
46 -
62
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.
40 192
BASIC EARNINGS PER SHARE (In full Rupiah) As restated As previously reported
See accompanying notes to consolidated financial statements which are an integral part of the consolidated financial statements.
-5-
-
108.001
-
34
35
36
Selisih transaksi ekuitas dengan pihak nonpengendali
Kepentingan nonpengendali
Dividen
108.001
Saldo pada tanggal 31 Desember 2011
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
-
Jumlah laba komprehensif tahun berjalan
-
-
-
Saldo pada tanggal 31 Desember 2010
-
Jumlah laba komprehensif tahun berjalan
35
36
-
Ekuitas entitas anak yang berasal dari penyajian kembali laporan keuangan
Kepentingan nonpengendali
-
Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali
Dividen
108.001
Modal saham/ Capital stock Rp Juta/ Rp Million
Saldo pada tanggal 1 January 2010
Catatan/ Notes
-
-
-
-
-
-
-
-
-
99.873
99.873
99.873
Tambahan Modal Disetor/ Additional paid-in capital Rp Juta/ Rp Million
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
3.162
(15.532)
-
-
-
-
(15.532)
-
-
-
(18.694)
-
Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali/ Difference in value from restructuring transactions among entities under common control Rp Juta/ Rp Million
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(5.987)
5.987
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
329.069
133.557
(24.192)
219.704
83.081
(12.960)
149.583
Saldo laba/ Retained earnings Rp Juta/ Rp Million
-6-
7.610
7.610
Ekuitas entitas anak yang berasal dari penyajian Selisih transaksi kembali ekuitas dengan laporan keuangan/ pihak Equity in nonpengendali/ subsidiaries Difference in resulting from value of restatement of equity transaction financial with non-controlling statements interest Rp Juta/ Rp Juta/ Rp Million Rp Million
-
529.021
133.557
(24.192)
7.610
412.046
86.243
(12.960)
-
(5.987)
(18.694)
363.444
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada entitas induk/ Equity attributable to parent entity Rp Juta/ Rp Million
(3.685)
24.774
(1.714)
26.488
7.746
(13.343)
-
-
-
-
-
-
Kepentingan nonpengendali/ Non-controlling interests Rp Juta/ Rp Million
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(12.885)
12.885
Kepentingan nonpengendali yang berasal dari penyajian kembali laporan keuangan/ Non-controlling interest resulting from restatement of financial statements Rp Juta/ Rp Million
Balance as of December 31, 2011
Total comprehensive income for the year
Dividends
Non-controlling interest
Difference in value of equity transaction with non-controlling interest
Balance as of December 31, 2010
Total comprehensive income for the year
Dividends
Noncontrolling interest
Equity in subsidiaries resulting from restatement of financial statements
Difference in value arising from restructuring transactions among entities under common control
Balance as of January 1, 2010
See accompanying notes to consolidated financial statements which are an integral part of the consolidated financial statements.
536.767
120.214
(24.192)
(3.685)
7.610
436.820
84.529
(12.960)
13.603
(5.987)
(18.694)
376.329
Jumlah ekuitas/ Total equity Rp Juta/ Rp Million
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF CHANGE IN EQUITY FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan dari pelanggan Pembayaran kepada pemasok, karyawan dan lainnya Kas bersih dihasilkan dari operasi Pembayaran pajak penghasilan Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Perolehan aset tetap ijarah dan ijarah muntahiyah bittamlik Perolehan aset tetap dan aset tetap disewakan Penempatan kas dan setara kas yang dibatasi pencairannya Kenaikan piutang dari pihak berelasi Hasil penjualan aset tetap dan aset tetap disewakan Penerimaan bunga Akuisisi entitas anak Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi
2011 Rp Juta/ Rp Million
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010
2010 Rp Juta/ Rp Million
2.411.359
2.026.293
(1.432.906) 978.453 (53.022)
(1.919.559) 106.734 (36.553)
925.431
70.181
(728.307)
(169.824)
(67.293)
(73.872)
(24.562) (1.893)
(5.001) (17)
8.745 4.062
6.027 3.041 (5.000)
-
CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES Cash receipts from customers Cash paid to suppliers, employees and others Net cash generated from operations Income tax paid Net Cash Provided by Operating Activities CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES Acquisitions of assets for ijarah and ijarah muntahiyah bittamlik Acquisitions of property, plant and equipment and property and equipment for lease Placement in restricted cash and cash equivalents Increase in receivables from related parties Proceeds from sale of property, plant and equipment and property and equipment for lease Interest received Acquisition of subsidiary
(809.248)
(244.646)
642.194 218.563
829.144 -
(6.955) (302.837)
4.646 (529.644)
(24.192)
(7.126)
(277.362) (39.402) (60.286)
(66.455) (20.765) (38.179)
Increase (decrease) in payables to related parties Payments of bank loans Payments of: Dividends Lease liabilities and liabilities for purchases of vehicles Profit sharing Interest and other financial charges
Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Pendanaan
149.723
171.621
Net Cash Provided by Financing Activities
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS
265.906
(2.844)
NET INCREASE (DECREASE) IN CASH AND CASH EQUIVALENTS
64.570 92
69.602 (2.188)
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT THE BEGINNING OF THE YEAR Effect of foreign exchange rate changes
330.568
64.570
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT THE END OF THE YEAR
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan dari utang bank Penerimaan dari medium term notes Kenaikan (penurunan) utang kepada pihak berelasi Pembayaran utang bank Pembayaran: Dividen Sewa pembiayaan dan utang pembelian kendaraan Bagi hasil Bunga dan beban keuangan lainnya
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN Pengaruh perubahan kurs mata uang asing KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN PENGUNGKAPAN TAMBAHAN Aktivitas investasi dan pendanaan yang tidak mempengaruhi kas dan setara kas: Penambahan aset tetap dan aset tetap disewakan melalui utang pembelian kendaraan dan utang sewa pembiayaan Reklasifikasi ke agunan yang diambil alih Reklasifikasi aset tetap disewakan ke persediaan alat berat
Net Cash Used in Investing Activities CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES Proceeds from bank loans Proceeds from medium term notes
SUPPLEMENTAL DISCLOSURES Noncash investing and financing activities:
417.744 9.399
22.857 -
10.763
19.070
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.
Increase in property, plant and equipment and property and equipment for lease through liabilities for purchase of vehicles and lease liabilities Reclassification to foreclosed assets Reclassification of property and equipment for lease to heavy equipment inventories
See accompanying notes to consolidated financial statements which are an integral part of the consolidated financial statements.
-7-
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
1.
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010
UMUM a.
1.
Pendirian dan Informasi Umum
GENERAL a.
Establishment and General Information
PT Intraco Penta Tbk (Perusahaan atau Induk Perusahaan) didirikan berdasarkan Akta No. 13 tanggal 10 Mei 1975 dari Milly Karmila Sareal, S.H., notaris di Jakarta. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. Y.A.5/199/15 tanggal 10 Juni 1975 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 38 tanggal 11 Mei 1993, Tambahan No. 2084. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta No. 38 tanggal 15 April 2011 dari Fathiah Helmi, S.H., notaris di Jakarta, mengenai perubahan nilai nominal saham, saham yang ditempatkan dan disetor dan modal dasar. Perubahan tersebut telah diterima dan dicatat di sistem database Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan surat No. AHU20675.AH.01.02. Tahun 2011, tanggal 25 April 2011.
PT Intraco Penta Tbk (the Company or the Parent Company) was established based on Notarial Deed No. 13 dated May 10, 1975 of Milly Karmila Sareal, S.H., notary in Jakarta. The Deed of Establishment was approved by the Minister of Justice of the Republic of Indonesia in his Decision Letter No. Y.A.5/199/15 dated June 10, 1975, and was published in the State Gazette of the Republic of Indonesia No. 38 dated May 11, 1993, Supplement No. 2084. The Articles of Association have been amended several times, most recently by Notarial Deed No. 38 dated April 15, 2011 of Fathiah Helmi, S.H., notary in Jakarta, concerning the changes in the par value, number of issued and paid-up shares and authorized capital stock. These changes were received and recorded in the system database of the Ministry of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia under Letter No. AHU-20675.AH.01.02. Tahun 2011, dated April 25, 2011.
Perusahaan memulai usahanya secara komersial pada tahun 1975. Kantor pusat Perusahaan terletak di Jl. Raya Cakung Cilincing KM 3,5 Jakarta 14130, sedangkan cabang-cabang Perusahaan terletak di beberapa kota di Indonesia.
The Company started its commercial operations in 1975. Its head office is located at Jl. Raya Cakung Cilincing KM 3.5 Jakarta 14130, while its branches are located in several cities in Indonesia.
Sesuai dengan pasal 3 dari Anggaran Dasar, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama meliputi bidang perdagangan dan penyewaan alat-alat berat dan suku cadang, serta memberikan jasa pelayanan yang berkenaan dengan perakitan dan perbengkelan. Jumlah karyawan Perusahaan dan entitas anak 2.339 karyawan pada 31 Desember 2011 dan 1.730 karyawan pada 31 Desember 2010.
In accordance with article 3 of the Articles of Association, the scope of the Company’s activities is to engage mainly in trading and rental of heavy equipment and spare parts, and to provide services related to assembling and repairs. The Company and its subsidiaries had total number of 2,339 employees as of December 31, 2011 and 1,730 employees as of December 31, 2010.
Perusahaan tergabung dalam kelompok usaha Intraco Penta. Susunan pengurus Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut:
The Company is part of the Intraco Penta Group. The Company’s management as at December 31, 2011 consists of the following:
Dewan Komisaris Komisaris Utama Komisaris Komisaris Independen
Halex Halim Leny Halim Tonny Surya Kusnadi
-8-
Board of Commissioners President Commissioner Commissioner Independent Commissioner
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
Dewan Direksi Direktur Utama Direktur
Audit Committee Chairman Members
Tonny Surya Kusnadi Suroso Akta Bandi
Entitas Anak
b.
Perusahaan memiliki, baik langsung maupun tidak langsung, lebih dari 50% saham entitas anak berikut:
Anak Perusahaan/ Subsidiaries
Board of Directors President Director Directors
Petrus Halim Fred Lopez Manibog Willy Rumondor Jimmy Halim Paulus Ariestian Widjanarko
Komite Audit Ketua Anggota b.
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
The Company has ownership interest of more than 50%, directly or indirectly, in the following subsidiaries: Persentase Kepemilikan/ Percentage of Ownership 2011 2010
Jenis Usaha/ Nature of Business
Domisili/ Domicile
Consolidated Subsidiaries
Tahun Berdiri/ Year of Incorporation
Jumlah Aset (Sebelum Eliminasi)/ Total Assets (Before Elimination) 2011 Rp Juta/Rp Million
PT Intan Baruprana Finance (IBF) *)
Jakarta
Pembiayaan/Financing
100%
100%
1993
1.378.276
PT Terra Factor Indonesia (TFI)
Jakarta
Perdagangan dan jasa sewa/ Trading and rental service
96,87%
91,64%
1986
473.907
PT Karya Lestari Sumberalam (KLS) **)
Jakarta
Kontraktor pertambangan/ Mining contractor
75,37%
71,23%
1998
378.377
PT Inta Trading (IT) (dahulu/formerly PT Inta Finance)
Jakarta
Perdagangan/Trading
100%
100%
2002
76.959
PT Columbia Chrome Indonesia (CCI)
Jakarta
Perbengkelan dan manufaktur/ Workshop and manufacturing
100%
100%
1991
34.009
PT Inta Resources (IR) ***)
Jakarta
Perdagangan, konstruksi, manufaktur, perkebunan, transportasi dan jasa/ Trading, construction, manufacturing, plantation, transportation and services
100%
-
2011
1.246
PT Intraco Penta Wahana (IPW) ***)
Jakarta
Perdagangan dan jasa/ Trading and service
100%
-
2011
503
PT Intraco Penta Prima Servis (IPPS) ***) (dahulu/formerly PT Inta Prima Services)
Jakarta
Perdagangan dan jasa/ Trading and service
100%
100%
2001
463
*)
Kepemilikan langsung oleh Perusahaan dan tidak langsung melalui PT Inta Trading /Owned directly by the Company and indirectly through PT Inta Trading. **) Kepemilikan tidak langsung melalui PT Terra Factor Indonesia/Owned indirectly through PT Terra Factor Indonesia ***) Tidak aktif/Dormant
c.
Penawaran Umum Saham Perusahaan
c.
Public Offering of Shares of the Company
Pada tanggal 30 Juni 1993, Perusahaan memperoleh Pernyataan Efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) (sekarang Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK)) dengan surat No. S-1067/PM/1993 untuk melakukan penawaran umum saham Perusahaan.
On June 30, 1993, the Company obtained the Notice of Effectivity from the Chairman of the Capital Market Supervisory Agency (Bapepam) (currently the Capital Market and Financial Institutions Supervisory Agency (Bapepam and LK)) in his letter No. S-1067/PM/1993 for its offering of shares to the public.
Pada tanggal 31 Desember 2011, seluruh saham Perusahaan sebanyak 2.160.029.220 saham telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia.
As of December 31, 2011, all of the shares issued by the Company totaling to 2,160,029,220 shares are listed on the Indonesia Stock Exchange.
-9-
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
2.
PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BARU DAN REVISI (PSAK) DAN INTERPRETASI STÁNDAR AKUNTANSI KEUANGAN (ISAK)
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
2.
a. Standar yang berlaku efektif pada tahun berjalan
a. Standards effective in the current year In the current year, the Company and its subsidiaries have adopted all of the new and revised standards and interpretations issued by the Financial Accounting Standard Board of the Indonesian Institute of Accountants that are relevant to their operations and effective for accounting periods beginning on January 1, 2011. The adoption of these new and revised standards and interpretations has resulted in changes to the Company and its subsidiaries accounting policies in the following areas, and affected the consolidated financial statement presentation and disclosures for the current or prior years:
Dalam tahun berjalan, Perusahaan dan entitas anak telah menerapkan semua standar baru dan revisi serta interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan dari Ikatan Akuntan Indonesia yang relevan dengan operasinya dan efektif untuk periode akuntansi yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011. Penerapan standar baru dan revisi serta interpretasi telah berdampak terhadap perubahan kebijakan akuntansi Perusahaan dan entitas anak yang mempengaruhi penyajian dan pengungkapan laporan keuangan konsolidasian untuk tahun berjalan atau tahun sebelumnya:
ADOPTION OF NEW AND REVISED STATEMENTS OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS (“PSAK”) AND INTERPRETATION OF PSAK (“ISAK”)
PSAK 1 (revisi 2009), Penyajian Laporan Keuangan
PSAK 1 (revised 2009), Presentation of Financial Statements
Standar revisi ini mengatur perubahan dalam format dan isi laporan keuangan konsolidasian, termasuk revisi judul laporan keuangan konsolidasian.
This revised standard has introduced changes in the format and content of the consolidated financial statements, including revised titles of the consolidated financial statements.
Sebagai hasil dari penerapan standar revisi ini, Perusahaan dan entitas anak menyajikan semua perubahan pemilik dalam ekuitas pada laporan perubahan ekuitas konsolidasian. Semua perubahan non-pemilik dalam ekuitas disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Standar revisi juga mengharuskan pengungkapan jumlah laba (rugi) komprehensif yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dan kepentingan nonpengendali (sebelumnya disebut hak minoritas) pada laporan laba (rugi) komprehensif konsolidasian. Informasi komparatif disajikan kembali untuk menyesuaikan dengan standar.
As a result of adopting this revised standard, the Company and its subsidiaries present all owner changes in equity in the consolidated statements of changes in equity. All non-owner changes in equity are presented in the consolidated statements of comprehensive income. The revised standard also required the disclosure of total comprehensive income (loss) attributable to owners of the Company and non-controlling interests (previously known as minority interest) in the consolidated statements of comprehensive income. Comparative information has been re-presented to conform with the standard.
Sebagai tambahan, standar revisi mengharuskan penyajian laporan posisi keuangan konsolidasian ketiga pada tanggal 31 Desember 2009/1 Januari 2010 karena perubahan klasifikasi kepentingan nonpengendali (sebelumnya disebut hak minoritas) menjadi bagian dari ekuitas dan karena reklasifikasi akun seperti yang dijelaskan dalam Catatan 52. Pengungkapan tambahan juga dilakukan sehubungan dengan manajemen modal, penilaian kritis dalam menerapkan kebijakan akuntansi, dan sumber-sumber utama ketidakpastian estimasi.
In addition, the revised standard has required the presentation of a third consolidated statement of financial position as of December 31, 2009/January 1, 2010 because of the change in classification of non-controlling interest (previously known as minority interest) to become part of equity and because of the reclassification of accounts described in Note 52. Additional disclosures were also made with respect to capital management, critical judgment in applying accounting policies, and key sources of estimation uncertainty.
- 10 -
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
PSAK 7 (revisi 2010), Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi
PSAK 7 (revised 2010), Related Party Disclosures
Standar ini memperluas definisi pihakpihak berelasi dan pengungkapan hubungan pihak-pihak berelasi, transaksi dan saldo termasuk komitmen antara mereka. Standar ini juga mengharuskan pengungkapan hubungan antara entitas induk dan entitas anak terlepas dari apakah telah terjadi transaksi antara mereka. Selanjutnya, pengungkapan atas kompensasi secara keseluruhan dan masing-masing kategori kompensasi yang diberikan kepada semua personil manajemen kunci juga diharuskan.
This standard has expanded the definition of related party and disclosure requirement, transaction and balance including any commitments between them. The standard also requires disclosure of the relationship between a parent and its subsidiaries, irrespective of whether there have been transactions between them. Further, disclosure of compensation in total and for each category of compensation given to all key management personnel is also required.
Perusahaan dan entitas anak telah mengevaluasi hubungan antara pihakpihak berelasi dan mengungkapkan sesuai dengan standar revisi ini.
The Company and its subsidiaries have evaluated the relationship between related parties and disclosed it according to this revised standard.
Berikut ini standar baru dan standar revisi serta interpretasi yang diterapkan dalam laporan keuangan konsolidasian. Penerapan ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan atas jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan konsolidasian tetapi mempengaruhi akuntansi untuk transaksi masa depan:
The following new and revised standards and interpretations have also been adopted in these consolidated financial statements. Their adoption has not had any significant impact on the amounts reported in these consolidated financial statements but may impact the accounting for future transactions or arrangements:
PSAK 2 (revisi 2009), Laporan Arus Kas PSAK 3 (revisi 2010), Laporan Keuangan Interim PSAK 4 (revisi 2009), Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri PSAK 5 (revisi 2009), Segmen Operasi PSAK 8 (revisi 2010), Peristiwa Setelah Periode Pelaporan PSAK 12 (revisi 2009), Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama PSAK 15 (revisi 2009), Investasi pada Entitas Asosiasi PSAK 19 (revisi 2010), Aset Tak berwujud PSAK 22 (revisi 2010), Kombinasi Bisnis PSAK 23 (revisi 2010), Pendapatan PSAK 25 (revisi 2009), Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan PSAK 48 (revisi 2009), Penurunan Nilai Aset PSAK 57 (revisi 2009), Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi
- 11 -
PSAK 2 (revised 2009), Statement of Cash Flows PSAK 3 (revised 2010), Interim Financial Reporting PSAK 4 (revised 2009), Consolidated and Separate Financial Statements PSAK 5 (revised 2009), Operating Segments PSAK 8 (revised 2010), Events after the Reporting Period PSAK 12 (revised 2009), Interests in Joint Ventures PSAK 15 (revised 2009), Investments in Associates PSAK 19 (revised 2010), Intangible Assets PSAK 22 (revised 2010), Business Combinations PSAK 23 (revised 2010), Revenue PSAK 25 (revised 2009), Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors PSAK 48 (revised 2009), Impairment of Assets PSAK 57 (revised 2009), Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
PSAK 58 (revisi 2009), Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan ISAK 7 (revisi 2009), Konsolidasian Entitas Bertujuan Khusus
ISAK 9, Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purna Operasi, Restorasi dan Liabilitas Serupa ISAK 10, Program Loyalitas Pelanggan ISAK 11, Distribusi Aset Nonkas kepada Pemilik ISAK 12, Pengendalian Bersama Entitas - Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer ISAK 14, Aset Tak Berwujud – Biaya Situs Web ISAK 17, Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai
PSAK 58 (revised 2009), Noncurrent Assets Held for Sale and Discontinued Operations ISAK 7 (revised 2009), Consolidation - Special Purpose Entities ISAK 9, Changes in Existing Decommissioning, Restoration and Similar Liabilities ISAK 10, Customer Loyalty Programmes ISAK 11, Distributions of Non-cash Assets to Owners ISAK 12, Jointly Controlled Entities Non-monetary Contributions by Venturers ISAK 14, Intangible Assets – Web Site Costs ISAK 17, Interim Financial Reporting and Impairment
b. Standar dan Interpretasi telah diterbitkan tapi belum diterapkan
b. Standards and Interpretations in issue but not yet adopted
i. Efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2012:
i. Effective for periods beginning on or after January 1, 2012:
PSAK 10 (Revisi 2010), Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing
PSAK 13, (Revisi 2011), Properti Investasi PSAK 18 (Revisi 2010), Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya PSAK 24 (Revisi 2010), Imbalan Kerja PSAK 28 (Revisi 2011), Akuntansi Asuransi Kerugian PSAK 30 (Revisi 2011), Sewa PSAK 33 (Revisi 2011), Aktivitas Pengupasan Tanah dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Pertambangan Umum PSAK 34 (Revisi 2010), Kontrak Konstruksi PSAK 36 (Revisi 2010), Akuntansi Asuransi Jiwa PSAK 45 (Revisi 2011), Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba PSAK 46 (Revisi 2010), Pajak Penghasilan PSAK 50 (Revisi 2010), Instrumen Keuangan: Penyajian PSAK 53 (Revisi 2010), Pembayaran Berbasis Saham PSAK 55 (Revisi 2011), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran PSAK 56 (Revisi 2011), Laba Per Saham PSAK 60, Instrumen Keuangan: Pengungkapan
- 12 -
PSAK 10 (Revised 2010), The Effects of Changes in Foreign Exchange Rates PSAK 13, (Revised 2011), Investment Property PSAK 18 (Revised 2010), Accounting and Reporting by Retirement Benefit Plans PSAK 24 (Revised 2010), Employee Benefits PSAK 28 (Revised 2011), Accounting for Casualty Insurance PSAK 30 (Revised 2011), Lease PSAK 33 (Revised 2011), Stripping Cost Activity and Environmental Management in the Public Mining PSAK 34 (Revised 2010), Construction Contracts PSAK 36 (Revised 2010), Accounting for Life Insurance PSAK 45 (Revised 2011), Financial Reporting for Non-Profit Organization PSAK 46 (Revised 2010), Income Taxes PSAK 50 (Revised 2010), Financial Instruments: Presentation PSAK 53 (Revised 2010), Share-based Payments PSAK 55 (Revised 2011), Financial Instrument: Recognition and Measurement PSAK 56 (Revised 2011), Earnings per Share PSAK 60, Financial Instruments: Disclosures
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
PSAK 61, Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah PSAK 62, Kontrak Asuransi PSAK 63, Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi PSAK 64, Aktivitas Eksplorasi dan Evaluasi pada Pertambangan Sumber Daya Mineral ISAK 13, Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri ISAK 15, PSAK 24 - Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya ISAK 16, Perjanjian Jasa Konsesi
ISAK 18, Bantuan Pemerintah – Tidak Ada Relasi Spesifik dengan Aktivitas Operasi ISAK 19, Penerapan Pendekatan Penyajian Kembali dalam PSAK 63: Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi ISAK 20, Pajak Penghasilan – Perubahan dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Sahamnya ISAK 22, Perjanjian Konsensi Jasa: Pengungkapan ISAK 23, Sewa Operasi - Insentif
ISAK 24, Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan Suatu Bentuk Legal Sewa. ISAK 25, Hak Atas Tanah ISAK 26, Penilaian Ulang Derivatif Melekat
ii. Efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2013:
ii.
ISAK 21, Perjanjian Kontrak Real Estat PSAK 38 (Revisi 2012), Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali
ISAK 13, Hedges of Net Investments in Foreign Operations ISAK 15, PSAK 24 - The Limit on a Defined Benefit Asset, Minimum Funding Requirements and their Interaction ISAK 16, Service Concession Arrangements ISAK 18, Government Assistance – No Specific Relation to Operating Activities ISAK 19, Applying the Restatement Approach under PSAK 63: Financial Reporting in Hyperinflationary Economies ISAK 20, Income Taxes – Change in Tax Status of an Entity or its Shareholders ISAK 22, Service Concession Arrangements: Disclosures ISAK 23, Operating Leases – Incentives ISAK 24, Evaluating the Substance of Transactions involving the Legal Form of a Lease ISAK 25, Land Rights ISAK 26, Reassessment of Embedded Derivatives
Effective for periods beginning on or after January 1, 2013:
Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasian, manajemen sedang mengevaluasi dampak dari standar dan interpretasi terhadap laporan keuangan konsolidasian.
PSAK 61, Accounting for Government Grants and Disclosure of Government Assistance PSAK 62, Insurance Contract PSAK 63, Financial Reporting in Hyperinflationary Economies PSAK 64, Exploration for and Evaluation of Mineral Resources
ISAK 21, Agreements for the Construction of Real Estate PSAK 38 (Revised 2012), Business Combination of Entities Under Common Control
As of the issuance date of the consolidated financial statements, management is evaluating the effect of these standards and interpretations on the consolidated financial statements.
- 13 -
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
3.
PENYAJIAN KEMBALI LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI TAHUN 2009 SEHUBUNGAN AKUISISI ENTITAS SEPENGENDALI
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
3.
Perusahaan efektif mengakuisisi TFI dan entitas anak, KLS, dan CCI, pada tanggal 25 Maret 2010. Perusahaan, TFI, KLS, dan CCI merupakan entitas sepengendali, maka akuisisi yang dilakukan Perusahaan dicatat dengan metode penyatuan kepemilikan (pooling of interest method). Dengan demikian, laporan keuangan konsolidasian Perusahaan, laporan keuangan konsolidasian TFI dan entitas anak, KLS, dan laporan keuangan CCI untuk tahun 2009 telah digabungkan dan disajikan kembali, seolah-olah TFI, KLS dan CCI telah bergabung sejak 1 Januari 2009. Selanjutnya, ekuitas induk perusahaan atas entitas anak yang diakuisisi dicatat sebagai “Ekuitas entitas anak yang berasal dari penyajian kembali laporan keuangan” dan bagian kepentingan non pengendali atas TFI dan CCI dicatat sebagai “Kepentingan nonpengendali yang berasal dari penyajian kembali laporan keuangan”. 4.
KEBIJAKAN AKUNTANSI a.
RESTATEMENT OF THE 2009 CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DUE TO ACQUISITION OF ENTITIES UNDER COMMON CONTROL The Company effectively acquired TFI and its subsidiary, KLS, and CCI, on March 25, 2010. Since the Company, TFI, KLS and CCI are entities under common control, the acquisition was accounted for in a manner similar to pooling of interests method. As such, the consolidated financial statements of the Company and the consolidated financial statements of TFI and its subsidiary, KLS, and the financial statements of CCI for 2009 were combined and restated as if TFI, KLS, and CCI were consolidated since January 1, 2009. Further, the equity of the parent company in the subsidiary acquired were recorded as “Equity in subsidiaries resulting from restatement of financial statements” and the share of non-controlling interest in TFI and CCI were recorded as “Non-controlling interest resulting from restatement of financial statements”.
4.
Pernyataan Kepatuhan
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES a. Statement of Compliance
Laporan keuangan konsolidasian disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
b.
Penyajian Konsolidasian
Laporan
The consolidated financial statements have been prepared in accordance with Financial Accounting Standards in Indonesia. These financial statements are not intended to present the financial position, results of operations and cash flows in accordance with accounting principles and reporting practices generally accepted in other countries and jurisdictions.
Keuangan
b.
Consolidated Presentation
Financial
Statement
Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasian, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasian, adalah dasar akrual. Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah mata uang Rupiah (Rp) dan laporan keuangan konsolidasian tersebut disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.
The consolidated financial statements, except for the consolidated statement of cash flows, are prepared under the accrual basis of accounting. The reporting currency used in the preparation of the consolidated financial statements is the Indonesian Rupiah, while the measurement basis used is the historical cost, except for certain accounts which are measured on the bases described in the related accounting policies.
Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
The consolidated statements of cash flows are prepared using the direct method with classifications of cash flows into operating, investing and financing activities.
- 14 -
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
c.
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
Prinsip Konsolidasian
c.
Principles of Consolidation
Laporan keuangan konsolidasian menggabungkan laporan keuangan Perusahaan dan entitas yang dikendalikan oleh Perusahaan (entitas anak) Pengendalian dianggap ada apabila Perusahaan mempunyai hak untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional suatu entitas untuk memperoleh manfaat dari aktivitasnya.
The consolidated financial statements incorporate the financial statements of the Company and entities controlled by the Company (its subsidiaries). Control is achieved where the Company has the power to govern the financial and operating policies of an entity so as to obtain benefits from its activities.
Hasil dari entitas anak yang diakuisisi atau dijual selama tahun berjalan termasuk dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sejak tanggal efektif akuisisi atau sampai dengan tanggal efektif penjualan.
The results of subsidiaries acquired or disposed of during the year are included in the consolidated statements of comprehensive income from the effective date of acquisition or up to the effective date of disposal, as appropriate.
Penyesuaian dapat dilakukan terhadap laporan keuangan entitas anak agar kebijakan akuntansi yang digunakan sesuai dengan kebijakan akuntansi yang digunakan oleh Perusahaan.
Where necessary, adjustments are made to the financial statements of the subsidiaries to bring the accounting policies used in line with those used by the Company.
Seluruh transaksi antar perusahaan, saldo, penghasilan dan beban dieliminasi pada saat konsolidasian.
All intra-group transactions, balances, income and expenses are eliminated on consolidation.
Kepentingan nonpengendali pada entitas anak diidentifikasi secara terpisah dan disajikan dalam ekuitas. Efektif 1 Januari 2011, kepentingan nonpengendali pemegang saham pada awalnya boleh diukur pada nilai wajar atau pada proporsi kepemilikan kepentingan nonpengendali atas aset neto teridentifikasi dari pihak yang diakuisisi. Pilihan pengukuran dibuat pada saat akuisisi dengan dasar akuisisi. Setelah akuisisi, nilai tercatat kepentingan nonpengendali adalah jumlah kepentingan nonpengendali pada pengakuan awal ditambah dengan proporsi kepentingan nonpengendali atas perubahan selanjutnya dalam ekuitas. Jumlah pendapatan komprehensif diatribusikan pada kepentingan nonpengendali bahkan jika hal ini mengakibatkan kepentingan nonpengendali mempunyai saldo defisit.
Non-controlling interests in subsidiaries are identified separately and presented within equity. Effective January 1, 2011, the interest of non-controlling shareholders maybe initially measured either at fair value or at the non-controlling interests’ proportionate share of the fair value of the acquirees identifiable net asset. The choice of measurement is made on acquisition by acquisition basis. Subsequent to acquisition, the carrying amount of non-controlling interests is the amount of those interests at initial recognition plus non-controlling interests’ share of subsequent changes in equity. Total comprehensive income is attributed to non-controlling interests even if this results in the non-controlling interests having a deficit balance.
Sebelum 1 Januari 2011, kepentingan nonpengendali diukur pada pengakuan awal pada proporsi kepemilikan kepentingan nonpengendali dalam biaya historis dari aset bersih yang dapat diidentifikasi dari pihak yang diakuisisi (acquiree). Bila kerugian dari kepentingan nonpengendali melebihi kepentingannya dalam ekuitas entitas anak, kelebihan dan setiap kerugian lebih lanjut yang diatribusikan kepada kepentingan nonpengendali dibebankan kepada pemegang saham mayoritas kecuali kepentingan nonpengendali tersebut mempunyai liabilitas mengikat dan dapat menanggung rugi tersebut.
Prior to January 1, 2011, the non-controlling interest is measured on initial recognition at the non-controlling interests’ proportionate share in the historical cost of the identifiable net assets of the acquiree. Where the losses applicable to the non-controlling interests exceed their interest in the equity of the subsidiary, the excess and any further losses attributable to the non-controlling interest are charged against the majority interest except to the extent that the noncontrolling interest has a binding obligation to, and is able to, make good the losses.
- 15 -
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
Perubahan dalam bagian kepemilikan Perusahaan dan entitas anak pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian dicatat sebagai transaksi ekuitas. Nilai tercatat kepentingan entitas anak dan kepentingan nonpengendali disesuaikan untuk mencerminkan perubahan bagian kepemilikannya atas entitas anak. Setiap perbedaan antara jumlah kepentingan nonpengendali disesuaikan dan nilai wajar imbalan yang diberikan atau diterima diakui secara langsung dalam ekuitas dan diatribusikan pada pemilik entitas induk.
Changes in the Company and its subsidiaries’ interests in subsidiaries that do not result in a loss of control are accounted for as equity transactions. The carrying amounts of the Company and its subsidiaries’ interests and the noncontrolling interests are adjusted to reflect the changes in their relative interests in the subsidiaries. Any difference between the amount by which the non-controlling interests are adjusted and the fair value of the consideration paid or received is recognised directly in equity and attributed to owners of the Company.
d.
Kombinasi Bisnis
d.
Business Combination
Akuisisi entitas anak dan bisnis dicatat dengan menggunakan metode akuisisi. Biaya akuisisi adalah nilai agregat nilai wajar (pada tanggal pertukaran) dari aset yang diperoleh, liabilitas yang terjadi atau ditanggung dan instrumen ekuitas yang diterbitkan sebagai pertukaran atas pengendalian dari pihak yang diakuisisi. Biaya-biaya terkait akuisisi diakui di dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya.
Acquisitions of subsidiaries and businesses are accounted for using the acquisition method. The cost of the business combination is the aggregate of the fair values (at the date of exchange) of assets given, liabilities incurred or assumed, and equity instruments issued in exchange for control of the acquiree. Acquisition-related costs are recognized in current operations as incurred.
Dalam penerapannya, imbalan untuk akuisisi termasuk setiap aset atau liabilitas yang dihasilkan dari suatu kesepakatan imbalan kontinjen diukur terhadap nilai wajar pada tanggal akuisisi. Perubahan selanjutnya dalam nilai wajar disesuaikan dengan biaya akuisisi ketika memenuhi syarat sebagai penyesuaian pengukuran periode. Semua perubahan selanjutnya dalam nilai wajar dari imbalan kontijensi diklasifikasikan sebagai aset atau liabilitas yang dihitung sesuai dengan standar akuntansi. Perubahan dalam nilai wajar dari imbalan kontinjensi yang diklasifikasikan sebagai ekuitas tidak dicatat.
Where applicable, the consideration for the acquisition includes any assets or liabilities resulting from a contingent consideration arrangement, measured at its acquisitiondate fair value. Subsequent changes in such fair values are adjusted against the cost of acquisition where they qualify as measurement period adjustments. All other subsequent changes in the fair value of contingent consideration classified as an asset or liability are accounted for in accordance with relevant accounting standards. Changes in the fair value of contingent consideration classified as equity are not recognized.
Aset teridentifikasi, liabilitas dan liabilitas kontijensi pihak yang diakuisisi yang memenuhi kondisi-kondisi pengakuan berdasarkan PSAK 22 (revisi 2010), Kombinasi Bisnis, diakui pada nilai wajar, kecuali untuk aset dan liabilitas tertentu diukur dengan menggunakan standar yang relevan. Untuk kombinasi bisnis tahun sebelumnya dimana Perusahaan mengakuisisi kurang dari seluruh saham entitas anak, proporsi minoritas atas aset dan liabilitas dinyatakan sebesar jumlah tercatat sebelum akuisisinya.
The acquiree’s identifiable assets, liabilities and contingent liabilities that meet the conditions for recognition under PSAK 22 (revised 2010), Business Combination, are recognized at fair value, except for certain assets and liabilities that are measured using the relevant standards. For prior year business combination where the Company acquired less than all the shares of the subsidiary, the minority’s proportion of those assets and liabilities is stated at their preacquisition carrying amounts.
- 16 -
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
Jika akuntansi awal untuk kombinasi bisnis belum selesai pada akhir periode pelaporan saat kombinasi terjadi, Perusahaan dan entitas anak melaporkan jumlah sementara untuk pos-pos yang proses akuntansinya belum selesai dalam laporan keuangannya. Selama periode pengukuran, pihak pengakuisisi menyesuaikan, aset atau liabilitas tambahan yang diakui, untuk mencerminkan informasi baru yang diperoleh tentang fakta dan keadaan yang ada pada tanggal akuisisi dan, jika diketahui, akan berdampak pada jumlah yang diakui pada tanggal tersebut.
If the initial accounting for business combination is incomplete by the end of the reporting period in which the combination occurs, the Company and its subsidiaries report provisional amounts for the items for which the accounting is incomplete. Those provisional amounts are adjusted during the measurement period, or additional assets or liabilities are recognized, to reflect new information obtained about facts and circumstances that existed as of the acquisition date that, if known, would have affected the amount recognized as of that date.
Periode pengukuran adalah periode dari tanggal akuisisi hingga tanggal Perusahaan memperoleh informasi lengkap tentang fakta dan keadaan yang ada pada tanggal akuisisi dan periode pengukuran maksimum satu tahun dari tanggal akuisisi.
The measurement period is the period from date of acquisition to the date the Company obtains complete information about facts and circumstances that existed as of the acquisition date and is subject to a maximum of one year.
Akuisisi entitas anak dari entitas yang merupakan entitas sepengendali yang merupakan reorganisasi perusahaanperusahaan di bawah pengendali yang sama (pooling of interest), dipertanggungjawabkan sesuai dengan PSAK 38 (Revisi 2004) “Akuntansi Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”. Berdasarkan PSAK 38 tersebut, transfer aset, liabilitas, saham, dan instrumen kepemilikan lainnya di antara entitas sepengendali tidak menghasilkan laba atau rugi bagi grup atau bagi perusahaan individu berada di bawah grup yang sama. Karena transaksi restrukturisasi entitas sepengendali tidak menimbulkan perubahan substansi ekonomi atas kepemilikan aset, liabilitas, saham, dan instrumen kepemilikan lainnya yang dipertukarkan, maka aset dan liabilitas yang ditransfer dicatat pada nilai bukunya seperti penggabungan usaha yang menggunakan metode penyatuan kepemilikan. Dalam penerapan metode penyatuan kepemilikan, komponen laporan keuangan pada periode terjadinya transaksi restrukturisasi dan periode perbandingan yang disajikan, untuk tujuan komparatif, harus disajikan sedemikian rupa seolah-olah restrukturisasi tersebut telah terjadi sejak permulaan periode paling awal yang disajikan.
Acquisition of a subsidiary from entities under common control which is a reorganization of companies under common control, is accounted for in accordance with PSAK 38 (Revised 2004) “Accounting for Restructuring Transactions among Entities Under Common Control. Based on PSAK 38, transfer of assets, liabilities, shares, and other instruments of ownership among entities under common control do not result in a gain or loss to the group or to the individual company within the same group. Since a restructuring transaction among entities under common control does not result in a change of the economic substance of the ownership of assets, liabilities, shares, and other instruments of ownership which are exchanged, assets or liabilities transferred are recorded at book values as business combination similar to the pooling of interest method. In applying the pooling of interest method, the components of the financial statements for the period during which the restructuring transactions occurred and for other periods presented, for comparison purposes, are presented in such a manner as if the restructuring has already happened since the beginning of the earliest period presented.
Selisih antara harga pengalihan dengan nilai buku setiap transaksi restrukturisasi entitas sepengendali dibukukan pada akun “Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali” pada bagian ekuitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian.
Any difference between the transfer price and book value of each restructuring transaction between entities under common control are recorded in the account “Difference in value of restructuring transactions among entities under common control,” presented as a component of equity in the consolidated statements of financial position.
- 17 -
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
e.
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
Transaksi dan Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing
e.
Pembukuan Perusahaan dan entitas anak diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing selain Rupiah dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal pelaporan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing selain Rupiah disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan pada tahun yang bersangkutan. f.
Foreign Currency Translation
Transactions
and
The books of accounts of the Company and its subsidiaries are maintained in Indonesian Rupiah. Transactions during the year involving currencies other than Rupiah are recorded at the rates of exchange prevailing at the time the transactions are made. At reporting date, monetary assets and liabilities denominated in currencies other than Rupiah are adjusted to reflect the rates of exchange prevailing at that date. The resulting gain or losses are credited or charged to current operations.
Transaksi Pihak-pihak Berelasi
f.
Transactions with Related Parties
Pihak-pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan Perusahaan dan entitas anak (entitas pelapor):
A related party is a person or entity that is related to the Company and its subsidiaries (the reporting entity):
a. Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut:
a. A person or a close member of that person's family is related to the reporting entity if that person:
i.
atau entitas
i. has control or joint control over the reporting entity;
ii. memiliki pengaruh signifikan entitas pelapor; atau
ii. has significant influence over the reporting entity; or
iii. personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk dari entitas pelapor.
iii. is a member of the key management personnel of the reporting entity or of a parent of the reporting entity.
b. Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut:
b. An entity is related to the reporting entity if any of the following conditions applies:
i.
memiliki pengendalian pengendalian bersama pelapor;
Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain).
i. The entity, and the reporting entity are members of the same group (which means that each parent, subsidiary and fellow subsidiary is related to the others).
ii. Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya).
ii. One entity is an associate or joint venture of the other entity (or an associate or joint venture of a member of a group of which the other entity is a member).
iii. Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.
iii. Both entities are joint ventures of the same third party.
iv. Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga.
iv. One entity is a joint venture of a third entity and the other entity is an associate of the third entity.
- 18 -
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
v. Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor.
v. The entity is a post-employment benefit plan for the benefit of employees of either the reporting entity, or an entity related to the reporting entity. If the reporting entity is itself such a plan, the sponsoring employers are also related to the reporting entity.
vi. Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (a).
vi. The entity is controlled or jointly controlled by a person identified in (a).
vii. Orang yang diidentifikasi dalam huruf (a) (i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).
vii. A person identified in (a) (i) has significant influence over the entity or is a member of the key management personnel of the entity (or a parent of the entity).
Seluruh transaksi yang dilakukan dengan pihak-pihak berelasi, baik dilakukan dengan kondisi dan persyaratan dengan pihak ketiga maupun tidak, diungkapkan pada laporan keuangan konsolidasian.
All transactions with related parties, whether or not made at similar terms and conditions as those done with third parties, are disclosed in the consolidated financial statements.
g.
Aset Keuangan
g.
Financial Assets
Seluruh aset keuangan diakui dan dihentikan pengakuannya pada tanggal diperdagangkan dimana pembelian dan penjualan aset keuangan berdasarkan kontrak yang mensyaratkan penyerahan aset keuangan dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh kebiasaan pasar yang berlaku, dan awalnya diukur sebesar nilai wajar ditambah biaya transaksi, kecuali untuk aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, yang awalnya diukur sebesar nilai wajar.
All financial assets are recognised and derecognised on trade date where the purchase or sale of a financial asset is under a contract whose terms require delivery of the financial asset within the time frame established by the market concerned, and are initially measured at fair value plus transaction costs, except for those financial assets classified as at fair value through profit or loss, which are initially measured at fair value.
Aset keuangan Perusahaan dan entitas anak diklasifikasikan sebagai berikut:
The Company and its subsidiaries’ financial assets are classified as follows:
Nilai wajar melalui laporan laba rugi
Fair Value Through Profit Or Loss (FVTPL)
Pinjaman yang diberikan dan piutang
Loans and Receivables
Nilai wajar melalui laporan laba rugi (FVTPL)
Fair Value Through Profit Or Loss (FVTPL)
Aset keuangan diklasifikasi dalam FVTPL, jika aset keuangan sebagai kelompok diperdagangkan atau pada saat pengakuan awal ditetapkan untuk diukur pada FVTPL.
Financial assets are classified as at FVTPL when the financial asset is either held for trading or it is designated as at FVTPL.
Aset keuangan diklasifikasi kelompok diperdagangkan, jika:
A financial asset is classified as held for trading if:
sebagai
diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual kembali dalam waktu dekat; atau
it has been acquired principally for the purpose of selling in the near future; or
merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini; atau
on initial recognition it is part of an identified portfolio of financial instruments that the entity manages together and has a recent actual pattern of short-term profit-taking; or
- 19 -
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
merupakan derivatif yang tidak ditetapkan dan tidak efektif sebagai instrumen lindung nilai.
it is a derivative that is not designated and effective as a hedging instrument.
Aset keuangan FVTPL disajikan sebesar nilai wajar, keuntungan atau kerugian yang timbul diakui dalam laporan laba rugi. Keuntungan atau kerugian bersih yang diakui dalam laporan laba rugi mencakup dividen atau bunga yang diperoleh dari aset keuangan. Nilai wajar ditentukan dengan cara seperti dijelaskan pada Catatan 51c.
Financial assets at FVTPL are stated at fair value, with any resultant gain or loss recognised in profit or loss. The net gain or loss recognised profit or loss incorporates any dividend or interest earned on the financial asset. Fair value is determined in the manner described in Note 51c.
Instrumen keuangan derivatif dikategorikan sebagai FVTPL dan awalnya dinilai berdasarkan nilai wajar pada saat tanggal kontrak dibuat, dan selanjutnya dinilai kembali berdasarkan nilai wajar pada tanggal laporan keuangan.
Derivative financial instruments are categorized as FVTPL and are initially measured at fair value on the contract date and are remeasured to fair value at subsequent reporting dates.
Perubahan nilai wajar dari instrumen keuangan derivatif diakui sebagai laba atau rugi sepanjang tidak dimaksudkan dan tidak memenuhi kualifikasi lindung nilai.
Changes in the fair value of derivative financial instruments are recognized in profit or loss as they are not designated and do not qualify for hedge accounting.
Pinjaman yang diberikan dan piutang
Loans and receivables
Kas dan setara kas yang dibatasi penggunaannya, piutang usaha, investasi neto sewa pembiayaan, piutang pembiayaan konsumen dan piutang lain-lain dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif diklasifikasi sebagai “pinjaman yang diberikan dan piutang”, yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penurunan nilai. Bunga diakui dengan menggunakan metode suku bunga efektif, kecuali piutang jangka pendek dimana pengakuan bunga tidak material.
Cash in bank and restricted cash and cash equivalents, trade accounts receivable, net investment in finance lease, consumer financing receivables and other receivables that have fixed or determinable payments that are not quoted in an active market are classified as “loans and receivables”. Loans and receivables are measured at amortised cost using the effective interest method less impairment. Interest is recognised by applying the effective interest rate method, except for short-term receivables when the recognition of interest would be immaterial.
Metode suku bunga efektif
Effective interest method
Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari instrumen keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan kas di masa datang (mencakup seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan dan diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi dan premium dan diskonto lainnya) selama perkiraan umur instrumen keuangan, atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan pada saat pengakuan awal.
The effective interest method is a method of calculating the amortised cost of a financial instrument and of allocating interest income over the relevant period. The effective interest rate is the rate that exactly discounts estimated future cash receipts (including all fees and points paid or received that form an integral part of the effective interest rate, transaction costs and other premiums or discounts) through the expected life of the financial instrument, or where appropriate, a shorter period to the net carrying amount on initial recognition.
- 20 -
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
Pendapatan diakui bedasarkan suku bunga efektif untuk instrumen keuangan selain dari instrumen keuangan FVTPL.
Income is recognized on an effective interest basis for financial instruments other than those financial instruments at FVTPL.
Penurunan nilai aset keuangan
Impairment of financial assets
Aset keuangan, selain aset keuangan FVTPL, dievaluasi terhadap indikator penurunan nilai pada setiap tanggal pelaporan. Aset keuangan diturunkan nilainya bila terdapat bukti objektif, sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.
Financial assets, other than those at FVTPL, are assessed for indicators of impairment at each reporting date. Financial assets are impaired when there is objective evidence that, as a result of one or more events that occurred after the initial recognition of the financial asset, the estimated future cash flows of the investment have been affected.
Bukti obyektif penurunan termasuk sebagai berikut:
Other objective evidence of impairment could include:
nilai
lainnya
kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; atau
significant financial difficulty of the issuer or counterparty; or
pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; atau
default or delinquency in interest or principal payments; or
terdapat kemungkinan bahwa konsumen akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan.
it becoming probable that the customer will enter bankruptcy or financial reorganisation.
Untuk kelompok aset keuangan tertentu, seperti piutang, aset yang dinilai tidak akan diturunkan secara individual akan dievaluasi penurunan nilainya secara kolektif. Bukti objektif dari penurunan nilai portofolio piutang dapat termasuk pengalaman Perusahaan dan entitas anak atas tertagihnya piutang di masa lalu, peningkatan keterlambatan penerimaan pembayaran piutang dari rata-rata periode kredit, dan juga pengamatan atas perubahan kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan default atas piutang.
For certain categories of financial asset, such as receivables, assets that are assessed not to be impaired individually are, in addition, assessed for impairment on a collective basis. Objective evidence of impairment for a portfolio of receivables could include the Company and its subsidiaries’ past experiences of collecting payments, an increase in the number of delayed payments in the portfolio past the average credit period, as well as observable changes in national or local economic conditions that correlate with default on receivables.
Untuk aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi, jumlah kerugian penurunan nilai merupakan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan.
For financial assets carried at amortised cost, the amount of the impairment is the difference between the asset’s carrying amount and the present value of estimated future cash flows, discounted at the financial asset’s original effective interest rate.
- 21 -
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
Nilai tercatat aset keuangan tersebut dikurangi dengan kerugian penurunan nilai secara langsung atas aset keuangan, kecuali piutang yang nilai tercatatnya dikurangi melalui penggunaan akun penyisihan piutang. Jika piutang tidak tertagih, piutang tersebut dihapuskan melalui akun penyisihan piutang. Pemulihan kemudian dari jumlah yang sebelumnya telah dihapuskan dikreditkan terhadap akun penyisihan. Perubahan nilai tercatat akun penyisihan piutang diakui dalam laporan laba rugi.
The carrying amount of the financial asset is reduced by the impairment loss directly for all financial assets with the exception of receivables, where the carrying amount is reduced through the use of an allowance account. When a receivable is considered uncollectible, it is written off against the allowance account. Subsequent recoveries of amounts previously written off are credited against the allowance account. Changes in the carrying amount of the allowance account are recognised in profit or loss.
Penghentian pengakuan aset keuangan
Derecognition of financial assets
Perusahaan dan entitas anak menghentikan pengakuan aset keuangan jika dan hanya jika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset berakhir, atau Perusahaan dan entitas anak mentransfer aset keuangan dan secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset kepada entitas lain. Jika Perusahaan dan entitas anak tidak mentransfer serta tidak memiliki secara substansial atas seluruh risiko dan manfaat kepemilikan serta masih mengendalikan aset yang ditransfer, maka Perusahaan dan entitas anak mengakui keterlibatan berkelanjutan atas aset yang ditransfer dan liabilitas terkait sebesar jumlah yang mungkin harus dibayar. Jika Perusahaan dan entitas anak memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset keuangan yang ditransfer, Perusahaan dan entitas anak masih mengakui aset keuangan dan juga mengakui pinjaman yang dijamin sebesar pinjaman yang diterima.
The Company and its subsidiaries derecognise a financial asset only when the contractual rights to the cash flows from the asset expire, or when they transfer the financial asset and substantially all the risks and rewards of ownership of the asset to another entity. If the Company and its subsidiaries neither transfer nor retain substantially all the risks and rewards of ownership and continue to control the transferred asset, the Company and its subsidiaries recognise their retained interest in the asset and an associated liability for amounts they may have to pay. If the Company and its subsidiaries retain substantially all the risks and rewards of ownership of a transferred financial asset, the Company and its subsidiaries continue to recognise the financial asset and also recognise a collateralised borrowing for the proceeds received.
h.
Liabilitas Ekuitas
Keuangan
dan
Instrumen
h.
Financial Liabilities Instruments
and
Equity
Klasifikasi sebagai liabilitas atau ekuitas
Classification as debt or equity
Liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh Perusahaan dan entitas anak diklasifikasi sesuai dengan substansi perjanjian kontraktual dan definisi liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas.
Financial liabilities and equity instruments issued by the Company and its subsidiaries are classified according to the substance of the contractual arrangements entered into and the definitions of a financial liability and an equity instrument.
Instrumen ekuitas
Equity instruments
Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset Perusahaan dan entitas anak setelah dikurangi dengan seluruh liabilitas. Instrumen ekuitas dicatat sebesar hasil penerimaan bersih setelah dikurangi biaya penerbitan langsung.
An equity instrument is any contract that evidences a residual interest in the assets of the Company and its subsidiaries after deducting all of its liabilities. Equity instruments are recorded at the proceeds received, net of direct issue costs.
- 22 -
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
i.
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
Liabilitas keuangan
Financial liabilities
Utang usaha dan utang lain-lain, wesel bayar serta pinjaman lainnya pada awalnya diukur pada nilai wajar, setelah dikurangi biaya transaksi, dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dengan beban bunga diakui berdasarkan metode suku bunga efektif.
Trade and other payables, notes payable, bank and other borrowings are initially measured at fair value, net of transaction costs, and are subsequently measured at amortised cost, using the effective interest rate method, with interest expense recognised on an effective yield basis.
Selisih antara hasil emisi (setelah dikurangi biaya transaksi) dan penyelesaian atau pelunasan pinjaman diakui selama jangka waktu pinjaman.
Any difference between the proceeds (net of transaction costs) and the settlement or redemption of borrowings is recognized over the term of the borrowings.
Penghentian pengakuan liabilitas keuangan
Derecognition of financial liabilities
Perusahaan dan entitas anak menghentikan pengakuan liabilitas keuangan, jika dan hanya jika, liabilitas Perusahaan dan entitas anak telah dilepaskan, dibatalkan atau kadaluarsa.
The Company and its subsidiaries derecognise financial liabilities when, and only when, the Company and its subsidiaries’ obligations are discharged, cancelled or expire.
Saling hapus antar Aset keuangan dan Liabilitas Keuangan
i.
Aset dan liabilitas keuangan Perusahaan dan entitas anak saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika dan hanya jika:
j.
The Company and its subsidiaries only offset financial assets and liabilities and present the net amount in the statement of financial position where they:
saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut; dan
currently have a legal enforceable right to set off the recognized amount; and
berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara simultan.
intend either to settle on a net basis, or to realize the asset and settle the liability simultaneously.
Kas dan Setara Kas
j.
Untuk tujuan penyajian arus kas, kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan semua investasi yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya. k.
Netting of Financial Assets and Financial Liabilities
Cash and Cash Equivalents For cash flow presentation purposes, cash and cash equivalents consist of cash on hand and in banks and all unrestricted investments with maturities of three months or less from the date of placement.
Sewa
k.
Sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial semua risiko dan manfaat yang terkait dengan insidental kepemilikan aset kepada lessee. Sewa lainnya yang tidak memenuhi kriteria tersebut diklasifikasikan sebagai sewa operasi.
Leases Leases are classified as finance leases whenever the terms of the lease transfer substantially all the risks and rewards incidental to ownership of the assets to the lessee. All other leases are classified as operating leases.
- 23 -
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
Sebagai Lessor
As Lessor
Dalam investasi neto sewa pembiayaan, Perusahaan dan entitas anak mengakui aset berupa piutang sewa pembiayaan sebesar jumlah investasi neto sewa pembiayaan Perusahaan dan entitas anak.
Amounts due from lessees under finance leases are recorded as receivables at the amount of the Company and its subsidiaries’ net investment in finance lease.
Investasi neto sewa pembiayaan terdiri dari jumlah piutang sewa pembiayaan ditambah nilai residu yag dijamin (harga opsi) yang akan diterima pada akhir masa sewa dikurangi dengan penghasilan pembiayaan tangguhan (unearned lease income), simpanan jaminan (security deposit) dan penyisihan penurunan nilai.
Net investments in finance lease consist of the total lease receivables plus the guaranteed residual value (option price) to be received at the end of the lease period, less unearned lease income, security deposits, and allowance for impairment losses.
Selisih antara piutang sewa pembiayaan ditambah nilai residu yang dijamin dengan biaya perolehan aset sewaan dicatat sebagai penghasilan pembiayaan tangguhan dan dialokasikan sebagai pendapatan selama masa sewa berdasarkan suatu tingkat pengembalian berkala yang tetap dari investasi neto sewa pembiayaan. Perusahaan tidak mengakui pendapatan bunga dari piutang sewa pembiayaan yang telah menunggak pembayaran lebih dari 90 hari. Pendapatan tersebut diakui pada saat pendapatan tersebut telah diterima.
The difference between the finance lease receivables plus the guaranteed residual value and the acquisition cost of the leased assets is recorded as unearned lease income. This is recognized as finance lease income over the lease period at a periodic rate of return on net investments in finance lease. The Company does not recognize interest income from finance lease receivables which are overdue for more than 90 days. Such interest income is recognized as income when already received.
Pada saat perjanjian sewa pembiayaan ditandatangani, apabila aset sewaan memiliki nilai residu pada akhir periode sewa, lessee diwajibkan untuk memberikan simpanan jaminan yang akan diperhitungkan dengan nilai jual aset sewaan pads akhir masa sewa, bila hak opsi dilaksanakan, simpanan jaminan tersebut akan dikembalikan kepada lessee.
At the inception of the lease, if the leased asset has residual value at the end of the lease period, the lessee is required to make a security deposit which will be applied as payment to the purchase option price of the leased asset at the end of the leased period if the option to purchase is exercised by the lessee. Otherwise, the security deposit will be returned to the lessee at the end of the lease period.
Apabila aset sewaan dijual kepada lessee sebelum masa sewa berakhir, maka perbedaan antara harga jual dengan investasi neto sewa pembiayaan dicatat sebagai keuntungan atau kerugian pada saat terjadinya.
If the leased assets are sold to the lessee before the end of the lease period, the difference between the sales price and the net investments in finance lease is recorded as gain or loss at the time of sale.
Pendapatan sewa dari sewa operasi diakui sebagai pendapatan dengan dasar garis lurus selama masa sewa.
Rental income from operating leases is recognized on a straight-line basis over the term of the relevant lease.
Sebagai Lessee
As Lessee
Aset pada sewa pembiayaan dicatat pada awal masa sewa sebesar nilai wajar aset sewaan Perusahaan dan entitas anak yang ditentukan pada awal kontrak atau, jika lebih rendah, sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum. Liabilitas kepada lessor disajikan di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian sebagai liabilitas sewa pembiayaan.
Assets held under finance leases are initially recognized as assets of the Company and its subsidiaries at their fair value at the inception of the lease or, if lower, at the present value of the minimum lease payments. The corresponding liability to the lessor is included in the consolidated statements of financial position as a finance lease obligation.
- 24 -
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
Pembayaran sewa harus dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pengurangan dari kewajiban sewa sehingga mencapai suatu tingkat bunga yang konstan (tetap) atas saldo kewajiban. Rental kontijen dibebankan pada periode terjadinya.
Lease payments are apportioned between finance charges and reduction of the lease obligation so as to achieve a constant rate of interest on the remaining balance of the liability. Contingent rentals are recognized as expenses in the periods in which they are incurred.
Pembayaran sewa operasi diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa, kecuali terdapat dasar sistematis lain yang dapat lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat aset yang dinikmati pengguna. Rental kontijen yang timbul dari sewa operasi diakui sebagai beban di dalam periode terjadinya.
Operating lease payments are recognized as an expense on a straight-line basis over the lease term, except where another systematic basis is more representative of the time pattern in which economic benefits from the leased asset are consumed. Contingent rentals arising under operating leases are recognized as an expense in the period in which they are incurred.
Dalam hal insentif diperoleh dalam sewa operasi, insentif tersebut diakui sebagai liabilitas. Keseluruhan manfaat dari insentif diakui sebagai pengurangan dari biaya sewa dengan dasar garis lurus kecuali terdapat dasar sistematis lain yang lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat yang dinikmati pengguna.
In the event that lease incentives are received to enter into operating leases, such incentives are recognized as a liability. The aggregate benefit of incentives is recognized as a reduction of rental expense on a straight-line basis, except where another systematic basis is more representative of the time pattern in which economic benefits from the leased asset are consumed.
l.
Piutang Pembiayaan Konsumen
l.
Consumer Financing Receivables
Piutang pembiayaan konsumen dinyatakan sebesar nilai tercatat dikurangi dengan kerugian penurunan nilai.
Consumer financing receivables are stated at the carrying amount net of impairment loss.
Perbedaan antara jumlah angsuran yang akan diterima dan nilai pokok pembiayaan diakui sebagai pendapatan yang belum diakui. Pendapatan ini, diamortisasi dan diakui sebagai pendapatan selama jangka waktu kontrak pembiayaan dengan menggunakan tingkat pengembalian berkala efektif piutang pembiayaan konsumen. Pelunasan dipercepat dianggap sebagai pembatalan kontrak dan keuntungan atau kerugiannya dikreditkan atau dibebankan pada operasi tahun berjalan.
The difference between the total installments to be received and the principal amount financed is recognized as unearned consumer financing income. This is amortized and recognized as income over the term of the consumer financing agreement using an effective periodic rate of return on the net consumer financing receivables. Early terminations are treated as cancellations of the existing consumer financing contracts and the resulting gains or losses are credited or charged to current operations.
Pendapatan lain yang diterima sehubungan dengan transaksi pembiayaan konsumen diakui dan dicatat sebagai pendapatan dalam tahun yang bersangkutan.
Other revenues relating to consumer financing transactions are recognized and recorded as income in current operations.
m. Persediaan
m.
Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah. Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang.
Inventory Inventories are stated at cost or net realizable value, whichever is lower. Cost is determined using the weighted average method.
- 25 -
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
n.
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
Biaya Dibayar Dimuka
n.
Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus. o.
Prepaid Expenses Prepaid expenses are amortized over their beneficial periods using the straight-line method.
o.
Aset Tetap
Property, Plant and Equipment
Aset tetap yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif dicatat berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai.
Property, plant and equipment held for use in the production or supply of goods or services, or for administrative purposes, are stated at cost, less accumulated depreciation and any accumulated impairment losses.
Penyusutan diakui sebagai penghapusan biaya perolehan aset dikurangi nilai residu dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:
Depreciation is recognized so as to write-off the cost of assets less residual values using the straight-line method based on the estimated useful lives of the assets as follows:
Bangunan dan prasarana Mesin dan perlengkapan bengkel Kendaraan Peralatan kantor Alat – alat berat
Tahun/ Years 20 5 - 10 5 5 2 – 10
Building and improvements Machinery and workshop equipment Vehicles Office equipment Heavy equipment
Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasian pada saat terjadinya. Biayabiaya lain yang terjadi selanjutnya yang timbul untuk menambah, mengganti atau memperbaiki aset tetap dicatat sebagai biaya perolehan aset jika dan hanya jika besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas dan biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.
The cost of maintenance and repairs is charged to operations as incurred. Other costs incurred subsequently to add to, replace part of, or service an item of property, plant and equipment, are recognized as asset if, and only if it is probable that future economic benefits associated with the item will flow to the entity and the cost of the item can be measured reliably.
Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual nilai tercatatnya dikeluarkan dari kelompok aset tetap. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tetap tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi pada tahun yang bersangkutan.
When assets are retired or otherwise disposed of, their carrying values are removed from the accounts and any resulting gain or loss is reflected in the current operations.
Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan tersebut termasuk biaya pinjaman yang terjadi selama masa pembangunan yang timbul dari utang yang digunakan untuk pembangunan aset tersebut. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat selesai dan siap digunakan.
Construction in progress is stated at cost which includes borrowing costs during construction on debts incurred to finance the construction. Construction in progress is transferred to the respective property, plant and equipment account when completed and ready for use.
- 26 -
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
p.
q.
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan
p.
Impairment of Non-Financial Asset
Pada tanggal pelaporan, Perusahaan dan entitas anak menelaah nilai tercatat aset nonkeuangan untuk menentukan apakah terdapat indikasi bahwa aset tersebut telah mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset diestimasi untuk menentukan tingkat kerugian penurunan nilai (jika ada). Bila tidak memungkinkan untuk mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali atas suatu aset individu, Perusahaan dan entitas anak mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali dari unit penghasil kas atas aset.
At reporting dates, the Company and its subsidiaries review the carrying amount of non-financial assets to determine whether there is any indication that those assets have suffered an impairment loss. If any such indication exists, the recoverable amount of the asset is estimated in order to determine the extent of the impairment loss (if any). Where it is not possible to estimate the recoverable amount of an individual asset, the Company and its subsidiaries estimate the recoverable amount of the cash generating unit to which the asset belongs.
Perkiraan jumlah yang dapat diperoleh kembali adalah nilai tertinggi antara harga jual neto atau nilai pakai. Jika jumlah yang dapat diperoleh kembali dari aset non-keuangan (unit penghasil kas) kurang dari nilai tercatatnya, nilai tercatat aset (unit penghasil kas) dikurangi menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali dan rugi penurunan nilai diakui langsung ke laba rugi.
Estimated recoverable amount is the higher of fair value less cost to sell and value in use. If the recoverable amount of the nonfinancial asset (cash generating unit) is less than its carrying amount, the carrying amount of the asset (cash generating unit) is reduced to its recoverable amount and an impairment loss is recognized immediately against earnings.
Kebijakan akuntansi untuk penurunan nilai aset keuangan dijelaskan dalam Catatan 4g.
Accounting policy for impairment of financial assets is discussed in Note 4g.
Aset Ijarah Bittamlik
dan
Ijarah
Muntahiyah
q.
Assets for Ijarah and Ijarah Muntahiyah Bittamlik
Ijarah merupakan sewa menyewa obyek Ijarah tanpa perpindahan risiko dan manfaat yang terkait kepemilikan aset atau tanpa janji (wa’ad) untuk memindahkan kepemilikan dari pemilik (mu’jir) kepada penyewa (musta’jir) pada saat tertentu.
Ijarah represents lease of assets for Ijarah without transfer of the risk and rewards relating to ownership of the assets with or without commitment (wa’ad) to transfer the ownership from the owner (mu’jir) to the lessee (musta’jir) in the future.
Ijarah Muntahiyah Bittamlik adalah Ijarah dengan wa’ad perpindahan kepemilikan aset yang di-Ijarah-kan pada saat tertentu. Dalam Ijarah Muntahiyah Bittamlik, perpindahan kepemilikan suatu aset dari pemilik ke penyewa, dilakukan jika akad Ijarah telah berakhir atau diakhiri dan aset Ijarah telah diserahkan kepada penyewa dengan membuat akad terpisah.
Ijarah Muntahiyah Bittamlik is a lease with commitment (wa’ad) to transfer the ownership of the asset for Ijarah in the future. In Ijarah Muntahiyah Bittamlik, the transfer of ownership of the asset from the owner to the lessee shall be done if the Ijarah contract has expired and the asset for Ijarah has been given to the lessee by the owner in a separate contract.
Aset Ijarah diakui sebesar biaya perolehan pada saat aset Ijarah diperoleh. Aset Ijarah disusutkan sesuai dengan kebijakan penyusutan untuk aset sejenis selama umur manfaatnya. Oleh karena itu, penyusutan aset Ijarah dihitung berdasarkan metode garis lurus (straight-line method) selama masa manfaatnya 10 (sepuluh) tahun. Sedangkan, aset Ijarah Muntahiyah Bittamlik disusutkan berdasarkan pola konsumsi berdasarkan perjanjian Ijarah Muntahiyah Bittamlik.
Assets for Ijarah are recognized at acquisition cost when the assets for Ijarah are acquired. Assets for Ijarah are depreciated in accordance with the policies on depreciation of the same type of asset over its estimated useful life. Hence, depreciation of assets for Ijarah is computed on a straight-line basis over its useful life of ten (10) years. While, the assets for Ijarah Muntahiyah Bittamlik is depreciated based on consumption pattern in accordance with the Ijarah Muntahiyah Bittamlik contract.
- 27 -
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
r.
s.
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
Biaya Pinjaman
r.
Biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan, konstruksi atau pembuatan aset kualifikasian, merupakan aset yang membutuhkan waktu yang cukup lama agar siap untuk digunakan atau dijual, ditambahkan pada biaya perolehan aset tersebut, sampai dengan saat selesainya aset secara substansial siap untuk digunakan atau dijual.
Borrowing costs directly attributable to the acquisition, construction or production of qualifying assets, which are assets that necessarily take a substantial period of time to get ready for their intended use or sale, are added to the cost of those assets, until such time as the assets are substantially ready for their intended use or sale.
Penghasilan investasi diperoleh atas investasi sementara dari pinjaman yang secara spesifik belum digunakan untuk pengeluaran aset kualifikasian dikurangi dari biaya pinjaman yang dikapitalisasi.
Investment income earned on the temporary investment of specific borrowings pending their expenditure on qualifying assets is deducted from the borrowing costs eligible for capitalization.
Semua biaya pinjaman lainnya diakui dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya.
All other borrowing costs are recognized in profit or loss in the period in which they are incurred.
Agunan yang diambil alih
s.
Agunan yang diambil alih dinyatakan sebesar nilai terendah antara nilai tercatat piutang pembiayaan konsumen terkait atau nilai realisasi bersih pada saat agunan yang diambil alih. Pada akhir tahun, agunan yang diambil alih ditelaah kembali, apabila terdapat penurunan nilai dari agunan yang diambil alih, maka nilai agunan yang diambil alih tersebut akan disesuaikan. Pada saat agunan yang diambil alih dijual, nilai tercatatnya dihapuskan dan keuntungan atau kerugian diakui sebagai laba atau rugi. t.
Borrowing Costs
Foreclosed collateral Foreclosed collateral is stated at the lower of the consumer financing receivable or net realizable value at the time of foreclosure. At the end of the year, foreclosed collateral are reviewed and any impairment in value of the foreclosed collateral will be adjusted. When the foreclosed collateral are disposed of, their carrying values are removed from the accounts and any resulting gains or losses are recognized in profit or loss.
Pengakuan Pendapatan dan Beban
t.
Revenue and Expense Recognition
Penjualan Barang
Sale of Goods
Pendapatan dari penjualan barang harus diakui bila seluruh kondisi berikut dipenuhi:
Revenue from sales of goods is recognized when all of the following conditions are satisfied:
Perusahaan dan entitas anak telah memindahkan risiko secara signifikan dan memindahkan manfaat kepemilikan barang kepada pembeli;
The Company and its subsidiaries have transferred to the buyer the significant risks and rewards of ownership of the goods;
Perusahaan dan entitas anak tidak lagi mengelola atau melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual;
The Company and its subsidiaries retain neither continuing managerial involvement to the degree usually associated with ownership nor effective control over the goods sold;
Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal;
The amount of measured reliably;
Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan transaksi akan mengalir kepada Perusahaan dan entitas anak tersebut; dan
It is probable that the economic benefits associated with the transaction will flow to the Company and its subsidiaries; and
- 28 -
revenue
can
be
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
u.
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
Biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan transaksi penjualan dapat diukur dengan andal.
The cost incurred or to be incurred in respect of the transaction can be measured reliably.
Penjualan Jasa
Rendering of Services
Pendapatan dari kontrak atas penyediaan jasa diakui dengan acuan pada tingkat penyelesaian berdasarkan kontrak.
Revenue from contract to provide services is recognized by reference to the percentage of completion of the contract.
Pendapatan Pembiayaan
Financing Income
Pendapatan sewa pembiayaan, pendapatan pembiayaan konsumen, pendapatan anjak piutang, pendapatan bunga dan beban bunga diakui dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Consumer financing income, finance lease income, factoring income, interest income and interest expenses are recognized using the effective interest method.
Pendapatan Ijarah diakui selama masa akad. Pendapatan Ijarah disajikan secara neto setelah dikurangi beban penyusutan aset Ijarah.
Revenue from Ijarah is recognized over the contract term. Revenue from Ijarah is presented net of depreciation expense of assets for Ijarah.
Pendapatan Dividen
Dividend Revenue
Pendapatan dividen dari investasi diakui ketika hak pemegang saham untuk menerima pembayaran ditetapkan.
Dividend revenue from investments is recognized when the shareholders rights to receive payment has been established.
Beban
Expenses
Beban diakui pada saat terjadinya.
Expenses are recognized when incurred. u.
Liabilitas Imbalan Pasca Kerja
Post-Employment Benefits Obligation
Perusahaan dan entitas anak menghitung imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan oleh entitas anak sehubungan dengan imbalan pasca kerja ini.
The Company and its subsidiaries calculate defined post-employment benefits to their employees in accordance with Labor Law No. 13/2003. No funding has been made to this defined benefit plan.
Perhitungan imbalan pasca kerja menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini liabilitas imbalan pasti diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diprakirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested.
The cost of providing post-employment benefits is determined using the Projected Unit Credit Method. The accumulated unrecognized actuarial gains or losses that exceed 10% of the present value of the Company’s and subsidiaries’ defined benefit obligations is recognized on a straight-line basis over the expected average remaining working lives of the participating employees. Past service cost is recognized immediately to the extent that the benefits are already vested, and otherwise is amortized on a straight-line basis over the average period until the benefits become vested.
- 29 -
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
Jumlah yang diakui sebagai liabilitas imbalan pasti di laporan posisi keuangan konsolidasi merupakan nilai kini liabilitas imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui, dan biaya jasa lalu yang belum diakui.
The benefit obligation recognized in the consolidated statements of financial position represents the present value of the defined benefit obligation, as adjusted for unrecognized actuarial gains or and losses and unrecognized past service cost.
v.
Pajak Penghasilan
v.
Income Tax
Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.
Current tax expense is determined based on the taxable income for the year computed using prevailing tax rates.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang.
Deferred tax assets and liabilities are recognized for the future tax consequences attributable to differences between the financial statement carrying amounts of assets and liabilities and their respective tax bases. Deferred tax liabilities are recognized for all taxable temporary differences and deferred tax assets are recognized for deductible temporary differences to the extent that it is probable that taxable income will be available in future periods against which the deductible temporary differences can be utilized.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang diekspektasikan berlaku dalam periode ketika liabilitas diselesaikan atau aset dipulihkan dengan tarif pajak (dan peraturan pajak) yang telah berlaku atau secara substantif telah berlaku pada akhir periode pelaporan.
Deferred tax assets and liabilities are measured at the tax rates that are expected to apply to the period in which the liability is settled or the asset realized, based on the tax rates (and tax laws) that have been enacted, or substantively enacted, by the end of the reporting period.
Pengukuran aset dan liabilitas pajak tangguhan mencerminkan konsekuensi pajak yang sesuai dengan cara Perusahaan dan entitas anak ekspektasikan, pada akhir periode pelaporan, untuk memulihkan atau menyelesaikan jumlah tecatat aset dan liabilitasnya.
The measurement of deferred tax assets and liabilities reflects the consequences that would follow from the manner in which the Company and its subsidiaries expect, at the end of the reporting period, to recover or settle the carrying amount of their assets and liabilities.
Jumlah tercatat aset pajak tangguhan dikaji ulang pada akhir periode pelaporan dan dikurangi jumlah tercatatnya jika kemungkinan besar laba kena pajak tidak lagi tersedia dalam jumlah yang memadai untuk mengkompensasikan sebagian atau seluruh aset pajak tangguhan tersebut.
The carrying amount of deferred tax asset is reviewed at the end of each reporting period and reduced to the extent that it is no longer probable that sufficient taxable profits will be available to allow all or part of the asset to be recovered.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan saling hapus ketika entitas memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus aset pajak kini terhadap liabilitas pajak kini dan ketika aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan terkait dengan pajak penghasilan yang dikenakan oleh otoritas perpajakan yang sama serta Perusahaan dan entitas anak yang berbeda yang bermaksud untuk memulihkan aset dan liabilitas pajak kini dengan dasar neto.
Deferred tax assets and liabilities are offset when there is legally enforceable right to set off current tax assets against current tax liabilities and when they relate to income taxes levied by the same taxation authority and the company and its subsidiaries intend to settle their current tax assets and current tax liabilities on a net basis.
- 30 -
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
Pajak kini dan pajak tangguhan diakui sebagai beban atau penghasilan dalam laba atau rugi, kecuali sepanjang pajak penghasilan yang berasal dari transaksi atau kejadian yang diakui, diluar laba atau rugi (baik dalam pendapatan komprehensif lain maupun secara langsung di ekuitas), dalam hal tersebut pajak juga diakui di luar laba atau rugi.
Current and deferred tax are recognized as an expense or income in profit or loss, except when they relate to items that are recognized outside of profit or loss (whether in other comprehensive income or directly in equity), in which case the tax is also recognized outside of profit or loss.
w. Laba per Saham
w.
Laba per saham dasar di hitung dengan membagi laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan. x.
Earnings per Share Basic earnings per share is computed by dividing net income attributable to owners of the Company by the weighted average number of shares outstanding during the year.
Informasi Segmen
x.
Segment Information
Efektif 1 Januari 2011, PSAK 5 (Revisi 2009) mengharuskan segmen operasi diidentifikasi berdasarkan laporan internal mengenai komponen dari Perusahaan dan entitas anak yang secara regular direview oleh “pengambil keputusan operasional” dalam rangka mengalokasikan sumber daya dan menilai kinerja segmen operasi. Sebaliknya, standar sebelumnya mengharuskan Perusahaan dan entitas anak mengidentifikasi dua segmen (bisnis dan geografis), menggunakan pendekatan risiko dan pengembalian.
Effective January 1, 2011, PSAK 5 (Revised 2009) requires operating segments to be identified on the basis of internal reports about components of the Company and its subsidiaries that are regularly reviewed by the chief operating decision maker in order to allocate resources to the segments and to assess their performances. In contrast, the predecessor standard required the Company and its subsidiaries to identify two sets of segments (business and geographical), using a risks and returns approach.
Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas:
An operating segment is a component of an entity:
a.
yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang
a.
that engages in business activities which it may earn revenue and incur expenses (including revenue and expenses relating to the transaction with other components of the same entity);
b.
yang hasil operasinya dikaji ulang
b.
whose operating results are reviewed regularly by the entity’s chief operating decision maker to make decision about resources to be allocated to the segments and assess its performance; and
dimana tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.
c.
for which discrete financial information is available.
c.
mana memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama);
secara regular oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan
Informasi yang digunakan oleh pengambil keputusan operasional dalam rangka alokasi sumber daya dan penillaian kinerja mereka terfokus pada kategori dari setiap produk, yang menyerupai informasi segmen usaha yang dilaporkan di periode sebelumnya.
Information reported to the chief operating decision maker for the purpose of resource allocation and assessment of their performance is more specifically focused on the category of each product, which is similar to the business segment information reported in the prior periods.
Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam menyiapkan informasi segmen sama dengan yang digunakan dalam menyiapkan laporan keuangan konsolidasian.
The accounting policies used in preparing segment information are similar to those used in preparing the consolidated financial statements.
- 31 -
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
5.
PERTIMBANGAN KRITIS AKUNTANSI DAN ESTIMASI AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
5.
CRITICAL ACCOUNTING JUDGEMENTS AND ESTIMATES
Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan liabilitas yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan liabilitas kontinjensi pada tanggal laporan keuangan konsolidasian serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi.
The preparation of consolidated financial statements in conformity with generally accepted accounting principles in Indonesia requires management to make estimates and assumptions that affect the reported amounts of assets and liabilities and disclosure of contingent assets and liabilities at the date of the consolidated financial statements and the reported amounts of revenues and expenses during the reporting period. Actual results could differ from those estimates.
Pertimbangan Kritis Kebijakan Akuntansi
Penerapan
Critical Judgments in Applying Accounting Policies
Dalam proses penerapan kebijakan akuntansi yang dijelaskan dalam Catatan 4, manajemen tidak terdapat pertimbangan kritis yang memiliki dampak signifikan pada jumlah yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian, selain dari penyajian perkiraan yang diatur di bawah ini.
In the process of applying the accounting policies described in Note 4, management has not made any critical judgment that has significant impact on the amounts recognized in the consolidated financial statements, apart from those involving estimates, which are dealt with below.
Sumber Estimasi Ketidakpastian
Key Sources of Estimation Uncertainty
Asumsi utama mengenai masa depan dan sumber estimasi lainnya pada akhir periode pelaporan, yang memiliki risiko signifikan yang mengakibatkan penyesuaian material terhadap jumlah tercatat aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya dijelaskan dibawah ini:
The key assumptions concerning future and other key sources of estimation at the end of the reporting period, that have the significant risk of causing a material adjustment to the carrying amounts of assets and liabilities within the next financial year are discussed below:
Rugi Penurunan Nilai Diberikan dan Piutang
Impairment Loss on Loans and Receivables
dalam
Pinjaman
yang
Perusahaan dan entitas anak menilai penurunan nilai pinjaman yang diberikan dan piutang pada setiap tanggal pelaporan. Dalam menentukan apakah rugi penurunan nilai harus dicatat dalam laporan laba rugi, manajemen membuat penilaian, apakah terdapat bukti objektif bahwa kerugian telah terjadi. Manajemen juga membuat penilaian atas metodologi dan asumsi untuk memperkirakan jumlah dan waktu arus kas masa depan yang direview secara berkala untuk mengurangi perbedaan antara estimasi kerugian dan kerugian aktualnya. Nilai tercatat pinjaman yang diberikan dan piutang telah diungkapkan dalam Catatan 6, 7, 8, 9, 10, 11 dan 17.
The Company and its subsidiaries assess their loans and receivables for impairment at each reporting date. In determining whether an impairment loss should be recorded in profit or loss, management makes judgment as to whether there is an objective evidence that loss event has occurred. Management also makes judgment as to the methodology and assumptions for estimating the amount and timing of future cash flows which are reviewed regularly to reduce any difference between loss estimate and actual loss. The carrying amount of loans and receivables are disclosed in Notes 6, 7, 8, 9, 10, 11 and 17.
Penyisihan Penurunan Nilai Persediaan
Allowance for Decline in Value of Inventories
Perusahaan dan entitas anak membuat penyisihan penurunan nilai persediaan berdasarkan estimasi persediaan yang digunakan pada masa mendatang. Walaupun asumsi yang digunakan dalam mengestimasi penyisihan penurunan nilai persediaan telah sesuai dan wajar, namun perubahan signifikan atas asumsi ini akan berdampak material terhadap penyisihan penurunan nilai persediaan, yang pada akhirnya akan mempengaruhi hasil usaha Perusahaan dan entitas anak. Nilai tercatat persediaan telah diungkapkan dalam Catatan 12.
The Company and its subsidiaries provide allowance for decline in value of inventories based on estimated future usage of such inventories. While it is believed that the assumptions used in the estimation of the allowance for decline in value of inventories are appropriate and reasonable, significant changes in these assumptions may materially affect the assessment of the allowance for decline in value of inventories, which ultimately will impact the result of the Company and its subsidiaries’ operations. The carrying amount of inventories is disclosed in Note 12.
- 32 -
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
Taksiran Masa Manfaat Ekonomis Aset Tetap, Aset Tetap Disewakan, Aset Ijarah dan Aset Ijarah Muntahiyah Bittamlik
Estimated Useful Lives of Property, Plant and Equipment, Property and Equipment for Lease, Assets for Ijarah and Assets for Ijarah Muntahiyah Bittamlik
Masa manfaat setiap aset tetap, aset tetap disewakan, aset ijarah dan ijarah muntahiyah bittamlik ditentukan berdasarkan kegunaan yang diharapkan dari penggunaan aset tersebut. Estimasi ini ditentukan berdasarkan evaluasi teknis internal dan pengalaman atas aset sejenis. Masa manfaat setiap aset direview secara periodik dan disesuaikan apabila prakiraan berbeda dengan estimasi sebelumnya karena keausan, keusangan teknis dan komersial, hukum atau keterbatasan lainnya atas pemakaian aset. Namun terdapat kemungkinan bahwa hasil operasi dimasa mendatang dapat dipengaruhi secara signifikan oleh perubahan atas jumlah serta periode pencatatan biaya yang diakibatkan karena perubahan faktor yang disebutkan di atas.
The useful life of each item of the property, plant and equipment, property and equipment for lease, assets for ijarah and ijarah muntahiyah bittamlik are estimated based on the period over which the asset is expected to be available for use. Such estimation is based on internal technical evaluation and experience with similar assets. The estimated useful life of each asset is reviewed periodically and updated if expectations differ from previous estimates due to physical wear and tear, technical or commercial obsolescence and legal or other limits on the use of the asset. It is possible, however, that future results of operations could be materially affected by changes in the amounts and timing of recorded expenses brought about by changes in the factors mentioned above.
Nilai tercatat aset tetap, aset tetap disewakan, aset ijarah dan aset ijarah muntahiyah bittamlik diungkapkan dalam Catatan 18, 19 dan 20.
The carrying amounts of property, plant and equipment, property and equipment for lease, assets for ijarah and assets for ijarah muntahiyah bittamlik are disclosed in Notes 18, 19 and 20.
6.
KAS DAN SETARA KAS
6.
CASH AND CASH EQUIVALENTS
31 Desember/December 31 2011 2010 Rp Juta/ Rp Juta/ Rp Million Rp Million Kas
935
Bank - Pihak Ketiga Rupiah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Bukopin Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Lain-lain (masing-masing kurang dari Rp 3 milyar) Jumlah
648
45.713 9.366
8.073 777
5.143
120
11.152
5.766
71.374
14.736
- 33 -
Cash on hand Cash in banks - Third Parties Rupiah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Bukopin Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Others (below Rp 3 billion each) Subtotal
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
31 Desember/December 31 2011 2010 Rp Juta/ Rp Juta/ Rp Million Rp Million Mata uang asing Dollar Amerika Serikat PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank ICBC Indonesia PT Bank Ganesha PT Bank ICB Bumiputera Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Bank Bukopin Tbk Lain-lain (masing-masing kurang dari Rp 5 milyar)
165.488 17.686 14.818 13.194 11.188 10.789 4.644
23.070 393 8.351 1.129 2.145 5.841
Foreign currencies U.S. Dollar PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank ICBC Indonesia PT Bank Ganesha PT Bank ICB Bumiputera Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Bank Bukopin Tbk
14.174
7.148
Others (below Rp 5 billion each)
251.981
48.077
140 38
144 23
Jumlah
252.159
48.244
Jumlah Bank
323.533
62.980
Jumlah Dolar Singapura Euro
Deposito - Pihak Ketiga Rupiah PT Bank Muamalat Indonesia Tbk PT Bank Artha Graha Tbk PT BCA Syariah Lain-lain (masing-masing kurang dari Rp 1 milyar)
2.000 2.000 2.000 100
942
Jumlah Deposito
6.100
942
330.568
64.570
Jumlah Suku bunga per tahun deposito berjangka Rupiah
7.
a. Berdasarkan Pelanggan Pihak berelasi PT Pristine Aftermarket Indonesia PT Intraco Dharma Ekatama Jumlah Pihak ketiga Pelanggan dalam negeri Penyisihan penurunan nilai Jumlah - Bersih Jumlah
7.
Subtotal Total - Cash in banks
Others (below Rp 1 billion each) Total - Time deposits Total Interest rates per annum on time deposits Rupiah
5,25%
PIUTANG USAHA
Singapore Dollar Euro
Time deposits - Third Parties Rupiah PT Bank Muamalat Indonesia Tbk PT Bank Artha Graha Tbk PT BCA Syariah
-
7,25%
Subtotal
TRADE ACCOUNTS RECEIVABLE
31 Desember/December 31 2011 2010 Rp Juta/ Rp Juta/ Rp Million Rp Million 1.981 14 1.995
2.841 98 2.939
513.364 (2.388)
215.459 (4.480)
510.976
210.979
512.971
213.918
- 34 -
a. By Debtor Related parties PT Pristine Aftermarket Indonesia PT Intraco Dharma Ekatama Subtotal Third parties Local debtors Allowance for impairment losses Net Total
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
31 Desember/December 31 2011 2010 Rp Juta/ Rp Juta/ Rp Million Rp Million b. Berdasarkan Umur Belum jatuh tempo Lewat jatuh tempo 1 - 30 hari 31 - 60 hari 61 - 90 hari 91 - 120 hari Lebih dari 120 hari
b. By Age Category Not yet due Past due 1 - 30 days 31 - 60 days 61 - 90 days 91 - 120 days More than 120 days
426.222
173.083
43.620 19.019 4.508 7.784 14.206
14.553 6.160 7.045 3.789 13.768
Jumlah Penyisihan penurunan nilai
515.359 (2.388)
218.398 (4.480)
Subtotal Allowance for impairment losses
Jumlah - Bersih
512.971
213.918
Net
26.562
25.730
488.444 353
192.344 324
c. Berdasarkan Mata Uang Rupiah Mata uang asing Dollar Amerika Serikat Lainnya
c. By Currency Rupiah Foreign currencies U.S. Dollar Others
Jumlah Penyisihan penurunan nilai
515.359 (2.388)
218.398 (4.480)
Total Allowance for impairment losses
Jumlah - bersih
512.971
213.918
Net
Perubahan dalam penyisihan penurunan nilai adalah sebagai berikut:
The changes in allowance for impairment losses are as follows:
2011 Rp Juta/ Rp Million Saldo awal tahun Penyisihan (pemulihan) tahun berjalan Saldo akhir tahun
4.480 (2.092) 2.388
2010 Rp Juta/ Rp Million 4.183 297 4.480
Balance at the beginning of the year Provision (reversal of provision) during the year Balance at the end of the year
Piutang usaha digunakan sebagai jaminan utang bank (Catatan 26 dan 29).
Trade accounts receivable are used as collateral for bank loans (Notes 26 and 29).
Berdasarkan penelaahan atas status masingmasing piutang pada akhir periode pelaporan dan estimasi nilai piutang yang tidak dapat dipulihkan, secara individual dan kolektif, manajemen percaya bahwa penyisihan penurunan nilai adalah cukup karena tidak terdapat perubahan signifikan terhadap kualitas kredit dan jumlah tersebut masih dapat dipulihkan.
Based on the review of the status of each receivables at the end of each reporting period and the estimated value of non-recoverable receivables, individually and collectively, management believes that allowance for impairment losses is sufficient because there is no significant change in credit quality and the amount can be recovered.
- 35 -
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
8.
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
PIUTANG USAHA – ANGSURAN
8.
TRADE ACCOUNTS INSTALLMENT
RECEIVABLE
–
31 Desember/December 31 2011 2010 Rp Juta/ Rp Juta/ Rp Million Rp Million Pihak ketiga Jatuh tempo 2011 2012 Jumlah Bagian yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun Bagian yang akan jatuh tempo dalam waktu lebih dari satu tahun
1.707
8.490 416
Third parties Collections due in 2011 2012
1.707
8.906
Total
(1.707)
(8.490)
-
416
Tidak dibentuk penyisihan penurunan nilai untuk piutang usaha - angsuran karena manajemen berpendapat bahwa seluruh piutang tersebut dapat ditagih. 9.
Noncurrent portion
No allowance for impairment losses provided on trade accounts receivable - installment as management believes that all such receivables are collectible.
INVESTASI NETO SEWA PEMBIAYAAN
a. Berdasarkan jatuh tempo Dalam waktu satu tahun Penyisihan penurunan nilai
Current portion
9.
NET INVESTMENTS IN FINANCE LEASE
31 Desember/December 31 2011 2010 Rp Juta/ Rp Juta/ Rp Million Rp Million
a. By maturity In one year Allowance for impairment losses
212.618 (508)
151.761 (1.005)
Jumlah - bersih
212.110
150.756
Net
Lebih dari satu tahun Penyisihan penurunan nilai
197.635 (175)
114.098 (127)
More than one year Allowance for impairment losses
Jumlah - bersih
197.460
113.971
Net
Jumlah
409.570
264.727
Total
b. Berdasarkan Pelanggan Pihak ketiga Piutang sewa pembiayaan Nilai sisa terjamin Pendapatan sewa pembiayaan yang belum diakui Simpanan jaminan
459.056 134.517
297.010 108.348
(48.803) (134.517)
(31.030) (108.348)
Bersih Penyisihan penurunan nilai Imbalan yang belum diamortisasi
410.253 (683) -
265.980 (1.132) (121)
Net Allowance for impairment losses Unamortized fee
Bersih
409.570
264.727
Net
- 36 -
b. By debtor Third parties Lease receivables Guaranteed residual value Unearned lease income Security deposit
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
31 Desember/December 31 2011 2010 Rp Juta/ Rp Juta/ Rp Million Rp Million c. Berdasarkan Mata Uang Rupiah Piutang sewa pembiayaan Nilai sisa terjamin Pendapatan sewa pembiayaan yang belum diakui Simpanan jaminan
c. By currency Rupiah Lease receivables Guaranteed residual value
87.907 31.982
79.092 29.233
(15.688) (31.982)
(10.493) (29.233)
Bersih Penyisihan penurunan nilai Imbalan yang belum diamortisasi
72.219 (112) -
68.599 (740) (121)
Net Allowance for impairment losses Unamortized fee
Bersih
72.107
67.738
Net
371.149 102.535
217.918 79.115
Unearned lease income Security deposit
Dollar Amerika Serikat Piutang sewa pembiayaan Nilai sisa terjamin Pendapatan sewa pembiayaan yang belum diakui Simpanan jaminan
(33.115) (102.535)
(20.537) (79.115)
Unearned lease income Security deposit
Bersih Penyisihan penurunan nilai
338.034 (571)
197.381 (392)
Net Allowance for impairment losses
Bersih
337.463
196.989
Net
409.570
264.727
19% - 24% 9% - 12%
19% - 24% 9% - 12%
Jumlah Tingkat bunga efektif per tahun Rupiah Dollar Amerika Serikat
Jumlah angsuran sewa pembiayaan sesuai dengan jatuh temponya adalah sebagai berikut:
U.S. Dollar Lease receivables Guaranteed residual value
Total Effective interest rates per annum Rupiah U.S. Dollar
Total lease installments based on maturity date are as follows:
31 Desember/December 31 2011 2010 Rp Juta/ Rp Juta/ Rp Million Rp Million Pihak ketiga Satu tahun berikutnya (termasuk yang telah jatuh tempo) Dua tahun berikutnya Tiga tahun berikutnya atau lebih
245.032 154.418 59.606
169.543 86.220 41.247
Third parties The following year (including past due receivables) The second year The third year or later
Jumlah
459.056
297.010
Total
- 37 -
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
Rincian penyisihan penurunan nilai tahun 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:
Details of allowance for impairment losses in 2011 and 2010 are as follows:
2011 Rp Juta/ Rp Million Saldo awal tahun Penyisihan tahun berjalan Penghapusan tahun berjalan
1.132 1.086 (1.535)
Saldo akhir tahun
10.
2010 Rp Juta/ Rp Million 187 968 (23)
683
1.132
Balance at beginning of year Provision during the year Writen-off during the year Balance at end of year
Berdasarkan penelaahan atas status masingmasing piutang pada akhir periode pelaporan dan estimasi nilai piutang yang tidak dapat dipulihkan, secara individual dan kolektif, manajemen percaya bahwa penyisihan penurunan nilai adalah cukup karena tidak terdapat perubahan signifikan terhadap kualitas kredit dan jumlah tersebut masih dapat dipulihkan.
Based on the review of the status of each receivables at the end of each reporting period and the estimated value of non-recoverable receivables, individually and collectively, management believes that allowance for impairment losses is sufficient because there is no significant change in credit quality and the amount can be recovered.
Seluruh investasi neto sewa pembiayaan digunakan sebagai jaminan utang bank (Catatan 29).
The entire net investment in finance lease are pledged as collateral for bank loans (Note 29).
PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN
a. Berdasarkan jatuh tempo Dalam waktu satu tahun
10. CONSUMER FINANCING RECEIVABLE 31 Desember/December 31 2011 2010 Rp Juta/ Rp Juta/ Rp Million Rp Million
a. By maturity In one year
1.820
803
Lebih dari satu tahun Penyisihan penurunan nilai
3.040 (1)
4.219 (3)
More than one year Allowance for impairment losses
Bersih
3.039
4.216
Net
Jumlah
4.859
5.019
Total
b. Berdasarkan konsumen Pihak berelasi Pendapatan bunga yang belum diakui
2.380 (613)
b. By customer Related party
-
Unearned interest income
-
Subtotal
Jumlah
1.767
Pihak ketiga Pendapatan bunga yang belum diakui
4.219
6.328
(1.126)
(1.306)
Jumlah Penyisihan penurunan nilai
3.093 (1)
5.022 (3)
Bersih
3.092
5.019
4.859
5.019
Jumlah
- 38 -
Third parties Unearned interest income Subtotal Allowance for impairment losses Net Total
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
Jumlah angsuran pembiayaan konsumen sesuai dengan jatuh temponya adalah sebagai berikut:
Total consumer financing installments based on maturity dates are as follows:
31 Desember/December 31 2011 2010 Rp Juta/ Rp Juta/ Rp Million Rp Million Satu tahun berikutnya Dua tahun berikutnya Tiga tahun berikutnya atau lebih
2.305 2.289 2.005
2.110 2.109 2.109
The following year The second year The third year or later
Jumlah
6.599
6.328
Total
Rincian penyisihan penurunan nilai tahun 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:
Details of allowance for impairment losses in 2011 and 2010 are as follows:
2011 Rp Juta/ Rp Million Saldo awal tahun Penyisihan (pemulihan) tahun berjalan
2010 Rp Juta/ Rp Million 3
Saldo akhir tahun
-
(2)
3
Balance at beginning of year Provision (reversal of provision) during the year
1
3
Balance at end of year
Berdasarkan penelaahan atas status masingmasing piutang pada akhir periode pelaporan dan estimasi nilai piutang yang tidak dapat dipulihkan, secara individual dan kolektif, manajemen percaya bahwa penyisihan penurunan nilai adalah cukup karena tidak terdapat perubahan signifikan terhadap kualitas kredit dan jumlah tersebut masih dapat dipulihkan. 11.
Based on the review of the status of each receivables at the end of each reporting period and the estimated value of non-recoverable receivables, individually and collectively, management believes that allowance for impairment losses is sufficient because there is no significant change in credit quality and the amount can be recovered.
PIUTANG LAIN-LAIN
11. OTHER ACCOUNTS RECEIVABLE 31 Desember/December 31 2011 2010 Rp Juta/ Rp Juta/ Rp Million Rp Million
Piutang ijarah muntahiyah bittamlik Piutang karyawan Piutang pemasok Lain-lain
41.885 1.518 3.205
2.973 736 1.605 1.620
Ijarah muntahiyah bittamlik receivable Employee loans Receivables from suppliers Others
Jumlah Penyisihan penurunan nilai
46.608 (211)
6.934 (100)
Subtotal Allowance for impairment losses
Jumlah
46.397
6.834
Total
- 39 -
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
Mutasi penyisihan sebagai berikut:
penurunan
nilai
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
The changes in allowance for impairment losses is as follows:
adalah 2011 Rp Juta/ Rp Million
Saldo awal tahun Penyisihan tahun berjalan Pengurangan Saldo akhir tahun
12.
-
2010 Rp Juta/ Rp Million
100 111
1.236 (1.136)
211
PERSEDIAAN
100
12.
Balance at the beginning of the year Provision during the year Deductions Balance at the end of the year
INVENTORIES
31 Desember/December 31 2011 2010 Rp Juta/ Rp Juta/ Rp Million Rp Million Perdagangan Alat-alat berat Suku cadang Lain - lain
393.014 357.287 7.240
111.926 271.564 5.624
757.541
389.114
8.791 5.846
20.778 3.793
14.637
24.571
Jumlah Penyisihan penurunan nilai persediaan
772.178
413.685
Bersih
765.344
Jumlah Manufaktur Barang dalam proses Bahan baku Jumlah
(6.834)
Mutasi penyisihan penurunan nilai persediaan adalah sebagai berikut:
(6.139) 407.546
Trading Heavy equipment Spare parts Others Total Manufacturing Work in process Raw materials Total Total Allowance for decline in value of inventories Net
The changes in allowance for decline in value of inventories are as follows:
2011 Rp Juta/ Rp Million
2010 Rp Juta/ Rp Million
Saldo awal tahun Penyisihan tahun berjalan
6.139 695
5.804 335
Balance at the beginning of the year Provision during the year
Saldo akhir tahun
6.834
6.139
Balance at the end of the year
- 40 -
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, persediaan alat berat dan suku cadang digunakan sebagai jaminan utang bank (Catatan 26 dan 29).
As of December 2011 and 2010, heavy equipment and spare parts are used as collateral on bank loans (Notes 26 and 29).
Manajemen berpendapat bahwa penyisihan penurunan nilai persediaan tersebut adalah cukup.
Management believes that the allowance for decline in value of inventories is adequate.
Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, persediaan telah diasuransikan kepada PT Asuransi Central Asia dan PT Asuransi AXA Indonesia terhadap risiko kebakaran dan pencurian dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar US$ 59,9 juta dan US$ 19,9 juta. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian aset yang dipertanggungkan.
As of December 31, 2011 and 2010, inventories are insured to PT Asuransi Central Asia and PT Asuransi AXA Indonesia against losses from fire and theft for a total coverage of US$ 59.9 million and US$ 19.9 million, respectively. Management believes that the insurance coverages are adequate to cover possible losses on the assets insured.
13.
UANG MUKA
13. ADVANCES 31 Desember/December 31 2011 2010 Rp Juta/ Rp Juta/ Rp Million Rp Million
14.
Uang muka pembelian dan proyek Pihak ketiga Pihak berelasi (Catatan 47) Uang muka kepada karyawan Uang muka lainnya
80.105 1.335 4.520 1.207
17.533 58.243 3.473 85
Advances for purchases and projects Third parties Related parties (Note 47) Advance to employees Other advances
Jumlah
87.167
79.334
Total
BIAYA DIBAYAR DIMUKA
14. PREPAID EXPENSES
31 Desember/December 31 2011 2010 Rp Juta Rp Juta Rp Million Rp Million Asuransi Sewa Lain-lain
1.876 1.643 431
943 1.787 1.331
Insurance Rent Others
Jumlah
3.950
4.061
Total
- 41 -
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
15.
PAJAK DIBAYAR DIMUKA
Pajak penghasilan Pasal 22 Pasal 23 Pasal 25 Pasal 28A 2010 (Catatan 45) 2011 (Catatan 45) Pajak Pertambahan Nilai - bersih
15. PREPAID TAXES
31 Desember/December 31 2011 2010 Rp Juta/ Rp Juta/ Rp Million Rp Million 351 2.970 614
Jumlah 16.
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
3.281 1.373 29.431
-
38.020
10.325
KAS DAN SETARA KAS YANG DIBATASI PENGGUNAANNYA
Bank - Pihak ketiga Rupiah PT Bank Jabar Syariah PT Bank Bukopin Syariah PT Bank Muamalat Indonesia Tbk Dollar Amerika Serikat PT Bank Mandiri Syariah PT Bank Muamalat Indonesia Tbk Raiffesen Bank International (dahulu Raiffesen Zentral Bank Ősterreích Akteingsellschaft)
414 2.888 1.750 3.281 1.992
Jumlah Deposito - Pihak Ketiga Dollar Amerika Serikat PT Bank ICBC Indonesia PT Bank Chinatrust Indonesia PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank Internasional Indonesia Syariah Jumlah Jumlah Suku bunga per tahun deposito berjangka Dollar Amerika Serikat
Total
16. RESTRICTED EQUIVALENTS
31 Desember/December 31 2011 2010 Rp Juta/ Rp Juta/ Rp Million Rp Million
-
Income Tax Article 22 Article 23 Article 25 Article 28A 2010 (Note 45) 2011 (Note 45) Value Added Tax - net
2.769 769
21 1.122
3.362 9
155
-
2.201 6.909
3.499
18.281 4.532
1.798 3.595
2.802
9
939
-
26.554
5.402
33.463
8.901
2%
2%
Kas dan setara kas yang dibatasi penggunaannya merupakan rekening bank dan deposito berjangka yang digunakan sebagai jaminan atau escrow account terkait utang bank (Catatan 26 dan 29).
CASH
AND
CASH
Cash in bank - Third parties Rupiah PT Bank Jabar Syariah PT Bank Bukopin Syariah PT Bank Muamalat Indonesia Tbk US Dollar PT Bank Mandiri Syariah PT Bank Muamalat Indonesia Tbk Raiffesen Bank International (formerly Raiffesen Zentral Bank Ősterreích Akteingsellschaft) Subtotal Time deposits - Third Parties US Dollar PT Bank ICBC Indonesia PT Bank Chinatrust Indonesia PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank Internasional Indonesia Syariah Subtotal Total Interest rate per annum on time deposits U.S. Dollar
Restricted cash and cash equivalents represents bank accounts and time deposits placed as collateral or escrow accounts related to bank loans (Notes 26 and 29).
- 42 -
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
17.
PIUTANG DAN BERELASI
UTANG
KEPADA
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
PIHAK
17. RECEIVABLES FROM AND PAYABLES TO RELATED PARTIES
31 Desember/December 31 2011 2010 Rp Juta/ Rp Juta/ Rp Million Rp Million Piutang dari pihak berelasi (Catatan 47) Komisaris dan Direksi PT Pristine Aftermarket Indonesia
7.243 368
5.519 199
Receivables from related parties (Note 47) Commissioners and Directors PT Pristine Aftermarket Indonesia
Jumlah
7.611
5.718
Total
12.495
19.450
Utang kepada pihak berelasi (Catatan 47) Komisaris dan Direksi
18.
ASET TETAP
Biaya Perolehan Pemilikan langsung Tanah Bangunan dan prasarana Mesin dan perlengkapan bengkel Kendaraan Peralatan kantor Alat-alat berat Aset dalam penyelesaian Sewa pembiayaan Kendaraan Alat-alat berat Mesin dan perlengkapan bengkel Jumlah
Payables to related parties (Note 47) Commissioners and Directors
18. PROPERTY, PLANT, AND EQUIPMENT 1 Januari 2011/ January 1, 2011 Rp Juta/ Rp Million
Penambahan/ Additions Rp Juta/ Rp Million
14.576 37.285
1.641 86
34.116 45.316 27.673 51.811 26.362
4.882 22.150 9.535 14.104 12.187
15.270 61.409
13.308 182.229
-
-
313.818
Akumulasi penyusutan Pemilikan langsung Bangunan dan prasarana Mesin dan perlengkapan bengkel Kendaraan Peralatan kantor Alat-alat berat Sewa pembiayaan Kendaraan Alat-alat berat Mesin dan perlengkapan bengkel
-
Jumlah
157.201
Nilai Buku
156.617
Pengurangan/ Reklasifikasi/ Deductions Reclassifications Rp Juta/ Rp Juta/ Rp Million Rp Million
-
33.451
16.217 70.812
(848) (2.296) (2.871) (17.043) -
218 7.064 (94) 105.069 (35.539)
38.368 72.234 34.243 153.941 3.010
(8.676)
(6.764) (105.069)
21.814 129.893
(10)
-
260.122
31 Desember 2011/ December 31, 2011 Rp Juta/ Rp Million
1.664
(31.744)
-
1.664 542.196
16.619
3.281
(6)
-
21.278 31.446 20.840 15.945
4.217 6.026 2.961 14.038
(829) (2.284) (2.846) (13.112)
-
31.278
24.666 39.382 20.955 48.149
4.937 46.136
4.838 14.663
(10.849)
(4.194) (31.278)
5.581 18.672
277 50.301
(29.926)
19.894
4.194
-
277
-
177.576 364.620
- 43 -
At cost Direct acquisition Land Buildings and improvements Machinery and workshop equipment Vehicles Office equipment Heavy equipment Construction in progress Finance lease Vehicles Heavy equipment Machinery and workshop equipment Total Accumulated depreciation Direct acquisition Buildings and improvements Machinery and workshop equipment Vehicles Office equipment Heavy equipment Finance lease Vehicles Heavy equipment Machinery and workshop equipment Total Net Book Value
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
Biaya Perolehan Pemilikan langsung Tanah Bangunan dan prasarana Mesin dan perlengkapan bengkel Kendaraan Peralatan kantor Alat-alat berat Aset dalam penyelesaian Sewa pembiayaan Kendaraan Alat-alat berat Mesin dan perlengkapan bengkel Jumlah Akumulasi penyusutan Pemilikan langsung Bangunan dan prasarana Mesin dan perlengkapan bengkel Kendaraan Peralatan kantor Alat-alat berat Sewa pembiayaan Kendaraan Alat-alat berat Mesin dan perlengkapan bengkel
1 Januari 2010/ January 1, 2010 Rp Juta / Rp Million
Penambahan/ Additions Rp Juta / Rp Million
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued) Pengurangan/ Reklasifikasi/ Deductions Reclassifications Rp Juta / Rp Juta / Rp Million Rp Million
15.088 36.141
-
477
(512) (1.153)
-
1.820
14.576 37.285
25.679 32.334 27.366 52.607 5.532
7.771 9.237 3.404 1.416 22.650
(275) (2.328) (2.030) (4.543) -
941 6.073 (1.067) 2.331 (1.820)
34.116 45.316 27.673 51.811 26.362
18.261 60.553
2.693 3.207
-
(5.684) (2.351)
15.270 61.409
-
(643)
643 274.204
50.855
(10.841)
15.099
2.068
(548)
17.253 26.139 21.631 7.830
3.572 2.995 2.007 8.476
(275) (2.098) (2.014) (2.272)
5.769 37.627
3.746 10.416
-
-
-
33.280
(7.207)
66
Jumlah
131.414
Nilai Buku
142.790
Beban penyusutan dialokasikan sebagai berikut:
Beban pokok pendapatan (Catatan 38) Beban penjualan (Catatan 39) Beban umum dan administrasi (Catatan 40) Jumlah
31 Desember 2010/ December 31, 2010 Rp Juta / Rp Million
-
(400)
313.818
-
16.619 728 4.410 (784) 1.911
21.278 31.446 20.840 15.945
(4.578) (1.907)
4.937 46.136
(66)
-
(286)
At cost Direct acquisition Land Buildings and improvements Machinery and workshop equipment Vehicles Office equipment Heavy equipment Construction in progress Finance lease Vehicles Heavy equipment Machinery and workshop equipment Total Accumulated depreciation Direct acquisition Buildings and improvements Machinery and workshop equipment Vehicles Office equipment Heavy equipment Finance lease Vehicles Heavy equipment Machinery and workshop equipment
157.201
Total
156.617
Net Book Value
Depreciation expense was allocated as follows:
2011 Rp Juta/ Rp Million
2010 Rp Juta/ Rp Million
34.081 7.680
20.365 7.263
8.540
5.652
50.301
33.280
Cost of revenues (Note 38) Selling expenses (Note 39) General and administrative expenses (Note 40) Total
Aset dalam penyelesaian merupakan pembangunan gedung kantor baru untuk cabang Perusahaan, yang diperkirakan akan selesai pada tahun 2012.
Construction in progress represent construction of new office building for the Company’s branch, which is estimated to be completed in 2012.
Perusahaan dan entitas anak memiliki beberapa bidang tanah yang terletak di beberapa propinsi dan kota di Indonesia dengan hak legal berupa Hak Guna Bangunan berjangka waktu 20 - 30 tahun yang akan jatuh tempo antara tahun 2012 sampai 2032. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh dengan sah dan didukung dengan bukti pemilikan yang memadai.
The Company and its subsidiaries own several parcels of land located in several provinces and cities in Indonesia with Building Use Rights (Hak Guna Bangunan or HGB) for a term of 20 - 30 years and due between 2012 until 2032. Management believes that there will be no difficulty in the extension of the landrights since all the parcels of land were acquired legally and are supported by sufficient evidence of ownership.
- 44 -
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
Tanah dan bangunan pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 digunakan sebagai jaminan atas utang bank (Catatan 26 dan 29).
Land and buildings as of December 31, 2011 and 2010, are used as collateral for bank loans (Notes 26 and 29).
Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, seluruh aset tetap, kecuali tanah, telah diasuransikan kepada PT Asuransi Central Asia, PT Jamindo General Insurance, PT Asuransi Staco Jasa Pratama, PT Asuransi Raksa Pratikara, PT AXA Mandiri dan PT Asuransi Bintang Tbk terhadap seluruh risiko dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar Rp 425,85 miliar dan Rp 131,04 miliar. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.
As of December 31, 2011 and 2010, all property, plant and equipment, except for land, are insured with PT Asuransi Central Asia, PT Jamindo General Insurance, PT Asuransi Staco Jasa Pratama, PT Asuransi Raksa Pratikara, PT AXA Mandiri and PT Asuransi Bintang Tbk against all risk for total coverage of Rp 425.85 billion and Rp 131.04 billion, respectively. Management believes that the insurance coverages are adequate to cover possible losses on the assets insured.
Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai atas aset tersebut pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.
Management believes that there is no impairment in value of the aforementioned assets as of December 31, 2011 and 2010.
19.
ASET TETAP DISEWAKAN
19. PROPERTY AND EQUIPMENT FOR LEASE
Akun ini merupakan alat berat yang dimiliki untuk disewakan kepada pelanggan, sebagai berikut: 1 Januari 2011/ January 1, 2011 Rp Juta/ Rp Million
Penambahan/ Additions Rp Juta/ Rp Million
This account represents acquired heavy equipment for lease to the customers, as follows:
Pengurangan/ Deductions Rp Juta/ Rp Million
Reklasifikasi/ Reclassifications Rp Juta/ Rp Million
31 Desember 2011/ December 31, 2011 Rp Juta/ Rp Million
Biaya Perolehan Pemilikan langsung Sew a pembiayaan
184.546 73.700
2.708 222.207
(13.559) -
(67.113) (21.776)
106.582 274.131
At cost Direct acquisition Finance lease
Jumlah
258.246
224.915
(13.559)
(88.889)
380.713
Total
76.066 28.652
11.581 21.689
(3.831)
(31.395) (13.011)
52.421 37.330
Accumulated depreciation Direct acquisition Finance lease
104.718
33.270
(3.831)
(44.406)
89.751
Total
Akumulasi penyusutan Pemilikan langsung Sew a pembiayaan Jumlah Akumulasi penurunan nilai
38
-
-
-
-
38
Jumlah
104.756
89.789
Nilai Buku
153.490
290.924
1 Januari 2010/ January 1, 2010 Rp Juta/ Rp Million
Penambahan/ Additions Rp Juta/ Rp Million
31 Desember 2010/ December 31, 2010 Rp Juta/ Rp Million 184.546 73.700
At cost Direct acquisition Finance lease
46.112
4.278
(56.100)
258.246
Total
99.557 21.511
5.941 18.682
3.943 -
(25.489) (11.541)
76.066 28.652
121.068
24.623
(37.030)
104.718
33.060 13.052
Jumlah
272.512
Akumulasi penurunan nilai
Net Book Value
(20.800) (35.300)
176.564 95.948
Jumlah
Reklasifikasi/ Reclassifications Rp Juta/ Rp Million
Total
4.278
Biaya Perolehan Pemilikan langsung Sew a pembiayaan
Akumulasi penyusutan Pemilikan langsung Sew a pembiayaan
Pengurangan/ Deductions Rp Juta/ Rp Million
Accumulated impairment
-
38
-
3.943 -
-
38
Accumulated depreciation Direct acquisition Finance lease Total Accumulated impairment
Jumlah
121.068
104.756
Total
Nilai Buku
151.444
153.490
Net Book Value
- 45 -
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
Pada tahun 2010, berdasarkan penelaahan manajemen terdapat penurunan nilai sebesar Rp 38 juta.
In 2010, based on management’s review and assessment, impairment amounted to Rp 38 million.
Beban penyusutan dibebankan pada beban pokok pendapatan masing-masing sebesar Rp 33.270 juta dan Rp Rp 24.623 juta pada tahun 2011 dan 2010 (Catatan 38).
Depreciation charged to cost of revenues amounted to Rp 33,270 million and Rp 24,623 million in 2011 and 2010, respectively (Note 38).
Beberapa aset tetap disewakan tertentu digunakan sebagai jaminan utang bank (Catatan 26 dan 29).
Certain property and equipment for lease are used as collaterals on bank loans (Notes 26 and 29).
Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, aset tetap disewakan diasuransikan kepada PT Asuransi Astra Buana Tbk, PT Asuransi Bintang Tbk, dan PT Asuransi Raksa Pratikara, pihak ketiga, dengan nilai pertanggungan masing-masing sebesar US$ 36,03 juta dan US$ 20,78 juta. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset dipertanggungkan.
As of December 31, 2011 and 2010, property and equipment for lease are insured with PT Asuransi Astra Buana Tbk, PT Asuransi Bintang Tbk, and PT Asuransi Raksa Pratikara, third party, for US$ 36.03 million and US$ 20.78 million, respectively. Management believes that the insurance coverage is adequate to cover possible losses on the assets insured.
20.
ASET IJARAH DAN IJARAH MUNTAHIYAH BITTAMLIK
20. ASSETS FOR IJARAH MUNTAHIYAH BITTAMLIK
IJARAH
This account represents heavy equipment owned by IBF, a subsidiary, which are leased through Ijarah and Ijarah Muntahiyah Bittamlik (IMBT) agreements to customers, as follows:
Akun ini merupakan beberapa alat berat milik IBF, entitas anak yang digunakan untuk sewa operasi secara Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik (IMBT) kepada pelanggan, sebagai berikut: 1 Januari 2011/ January 1, 2011 Rp Juta / Rp Million
AND
Penambahan/ Additions Rp Juta / Rp Million
Pengurangan/ Deductions Rp Juta / Rp Million
31 Desember 2011/ December 31, 2011 Rp Juta / Rp Million
Biaya Perolehan Aset Ijarah Aset Ijarah Muntahiyah Bittamlik
169.824
707.786
38.467
839.143
At cost Assets for Ijarah Assets for Ijarah Muntahiyah Bittamlik
Jumlah
176.952
728.307
38.467
866.792
Total
7.128
20.521
-
27.649
Akumulasi penyusutan dan penurunan nilai Aset ijarah Aset Ijarah Muntahiyah Bittamlik
1.765
877
19.398
197.767
37.340
179.825
Accumulated depreciation and impairment Assets for Ijarah Assets for Ijarah Muntahiyah Bittamlik
Jumlah
21.163
198.644
37.340
182.467
Total
Akumulasi penurunan nilai Jumlah Nilai Tercatat
48
-
-
-
2.642
48
Accumulated impairment
21.211
182.515
Total
155.741
684.277
Net Book Value
- 46 -
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan) 1 Januari 2010/ January 1, 2010 Rp juta/ Rp Million
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
Penambahan/ Additions Rp juta/ Rp Million
Pengurangan/ Deductions Rp juta/ Rp Million
31 Desember 2010/ December 31, 2010 Rp juta/ Rp Million
-
-
7.128
169.824
-
169.824
At cost Assets for Ijarah Assets for Ijarah Muntahiyah Bittamlik
7.128
169.824
-
176.952
Total
1.065
700
-
1.765
Biaya Perolehan 7.128 Jumlah Akumulasi penyusutan Aset Ijarah Aset Ijarah Muntahiyah Bittamlik
-
19.398
-
19.398
Accumulated depreciation Assets for Ijarah Assets for Ijarah Muntahiyah Bittamlik
Jumlah
-
20.098
-
21.163
Total
Akumulasi penurunan nilai
-
48
-
48
Jumlah
1.065
21.211
Nilai Tercatat
6.063
155.741
Jumlah penyusutan yang dibebankan pada tahun 2011 dan 2010 masing-masing dibukukan sebagai pengurang “Pendapatan sewa pembiayaan – bersih” (Catatan 37) adalah sebagai berikut:
Accumulated impairment Total Net Book Value
Depreciation charged to operations in 2011 and 2010, respectively are included as deduction under “Finance lease income – net” (Note 37) as follows:
2011 Rp Juta/ Rp Million
2010 Rp Juta/ Rp Million
Aset Ijarah Aset Ijarah Muntahiyah Bittamlik
877 197.767
700 19.398
Assets for Ijarah Assets for Ijarah Muntahiyah Bittamlik
Jumlah
198.644
20.098
Total
Kerugian penurunan nilai pada tahun 2010 sebesar Rp 48 juta.
Impairment charged to operations amounted to Rp 48 million.
Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, aset Ijarah dan IMBT telah diasuransikan kepada PT Asuransi Astra Buana terhadap risiko bencana, kecelakaan, dan pencurian (all risk) dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar Rp 552.178 juta dan Rp 160.420 juta. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian aset yang dipertanggungkan.
As of December 31, 2011 and 2010, assets for Ijarah and IMBT are insured with PT Asuransi Astra Buana against losses from disaster, accident, and theft (all risk) for a total coverage of Rp 552,178 million and Rp 160,420 million, respectively. Management believes that the insurance coverage is adequate to cover possible losses on the assets insured.
- 47 -
in
2010
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
21.
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
ASET TIDAK LANCAR LAIN-LAIN
21. OTHER NON-CURRENT ASSETS
31 Desember/December 31 2011 2010 Rp Juta/ Rp Juta/ Rp Million Rp Million Uang muka proyek untuk pihak ketiga Jaminan bank garansi dan letter of credit Agunan yang diambil alih Lain-lain Jumlah
22.
34.530
-
23.361 14.000 32.816
874 9.739 34.431
Advance for project with third parties Bank guarantee and letter of credit deposits Foreclosed assets Others
104.707
45.044
Total
22. TRADE ACCOUNTS PAYABLE
UTANG USAHA
31 Desember/December 31 2011 2010 Rp Juta/ Rp Juta/ Rp Million Rp Million a. Berdasarkan Pemasok Pihak berelasi PT Pristine Aftermarket Indonesia Indonesian Tractors Co. Pte. Ltd Jumlah Pihak ketiga Pemasok dalam negeri Pemasok luar negeri Jumlah Jumlah b. Berdasarkan Mata Uang Asing Rupiah Mata uang asing Dollar Amerika Serikat Euro Dollar Singapura Jumlah
2.623 334
975 2.553
2.957
3.528
1.350.951 108.455
198.214 122.625
1.459.406
320.839
1.462.363
324.367
87.644
34.346
1.369.799 4.584 336
281.540 5.923 2.558
1.462.363
324.367
- 48 -
a. By Creditor Related parties PT Pristine Aftermarket Indonesia Indonesian Tractors Co. Pte. Ltd Subtotal Third parties Local suppliers Foreign suppliers Subtotal Total b. By Currency Rupiah Foreign currencies U.S. Dollar Euro Singapore Dollar Total
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
23.
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
UTANG PAJAK
23. TAXES PAYABLE
31 Desember/December 31 2011 2010 Rp Juta/ Rp Juta/ Rp Million Rp Million Pajak penghasilan badan (Catatan 45) Pajak penghasilan Pasal 4 ayat 2 Pasal 15 Pasal 21 Pasal 23 Pasal 25 Pasal 26 Pajak Pertambahan Nilai - bersih
173 3.708 318 2.749 89 85
169 2 1.588 117 2.590 117 3.964
13.182
12.445
<
UANG MUKA PELANGGAN
Titipan uang muka sewa Ijarah Muntahiyah Bittamlik Uang muka proyek dan penjualan alat berat dan suku cadang
Corporate income tax (Note 45) Income taxes Article 4 paragraph 2 Article 15 Article 21 Article 23 Article 25 Article 26 Value Added Tax - net Total
24. ADVANCES FROM CUSTOMERS 31 Desember/December 31 2011 2010 Rp Juta/ Rp Juta/ Rp Million Rp Million
Jumlah
25.
3.898
-
Jumlah
24.
6.060
124.219
27.869
36.495
32.575
Advance lease deposits for Ijarah Muntahiyah Bittamlik Customer advance for project and sale of heavy equipment and spareparts
160.714
60.444
Total
BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR
25. ACCRUED EXPENSES
31 Desember/December 31 2011 2010 Rp Juta/ Rp Juta/ Rp Million Rp Million Bunga Tenaga ahli Lain-lain Jumlah
8.395 733 4.753 13.881
- 49 -
539 2.932
Interest Professional fee Others
3.471
Total
-
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
26.
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
26. SHORT-TERM BANK LOANS
UTANG BANK JANGKA PENDEK
31 Desember / December 31 2011 2010 Rp Juta/ Rp Juta/ Rp Million Rp Million Rupiah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Dollar Amerika Serikat PT Bank Mandiri (Persero) Tbk US$ 16.743 ribu tahun 2011 dan US$ 4.580 ribu tahun 2010 PT Bank ICBC Indonesia US$ 10.765 ribu tahun 2010 PT Bank ICB Bumiputera Tbk US$ 2.250 ribu tahun 2010 Raiffesen Bank International (dahulu Raiffesen Zentral Bank Osterreich Aktiengesellschaft) US$ 1.224 ribu tahun 2010 PT Bank Chinatrust Indonesia US$ 412 ribu tahun 2010
8.141
Rupiah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
-
151.828
41.179
-
96.790
-
20.230
-
11.005
-
3.704
Jumlah Biaya transaksi yang belum diamortisasi
159.969
172.908
(1.066)
(781)
Jumlah - bersih
158.903
172.127
a.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (i)
a.
U.S. Dollar PT Bank Mandiri (Persero) Tbk US$ 16,743 thousand in 2011 and US$ 4,580 thousand in 2010 PT Bank ICBC Indonesia US$ 10,765 thousand in 2010 PT Bank ICB Bumiputera Tbk US$ 2,250 thousand in 2010 Raiffesen Bank International (formerly Raiffesen Zentral Bank Osterreich Aktiengesellschaft) US$ 1,224 thousand in 2010 PT Bank Chinatrust Indonesia US$ 412 thousand in 2010 Total Unamortized transaction cost Net
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
CCI, entitas anak, mendapatkan Fasilitas Kredit Modal Kerja Revolving dengan maksimum kredit sebesar Rp 2.000 juta dengan suku bunga sebesar 13% per tahun.
(i) CCI, a subsidiary, obtained a Working Capital Loan Facility Tbk with maximum credit of Rp 2,000 million and interest rate of 13% per annum.
Pada bulan April 2011, CCI memperoleh tambahan Fasilitas Kredit Modal Kerja Revolving dengan maksimum kredit sebesar Rp 23.000 juta dengan suku bunga sebesar 11% per tahun.
In April 2011, CCI obtained additional Revolving Working Capital facility with maximum credit of Rp 23,000 million and interest rate of 11% per annum.
Fasilitas-fasilitas tersebut dijamin dengan piutang usaha kepada pihak ketiga, persediaan, aset tetap, jaminan perusahaan dari Perusahaan dan jaminan pribadi dari Halex Halim, Komisaris Utama.
Such facilities are collateralized by trade accounts receivable from third parties, inventories, property, plant and equipment, corporate guarantee from the Company and personal guarantee by Halex Halim, President Commissioner.
Saldo pada tanggal 31 Desember 2011 sebesar Rp 8.141 juta dan jatuh tempo pada bulan Maret 2012.
The outstanding balance as of December 31, 2011 is Rp 8,141 million and is due on March 2012.
- 50 -
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
(ii) Perusahaan memperoleh fasilitas Kredit sebesar Modal Kerja Revolving US$ 6.500 ribu dengan suku bunga sebesar 7% per tahun.
(ii) The Company obtained a revolving Working Capital Loan facility amounting to US$ 6,500 thousand which bears interest rate of 7% per annum.
Fasilitas ini dijamin dengan persediaan, piutang usaha, lima belas bidang tanah dan bangunan milik Perusahaan.
This facility is secured with inventories, trade accounts receivable and fifteen parcels of land owned by the Company.
Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 saldo masing – masing sebesar US$ 6.350 ribu dan US$ 4.580 ribu. Pinjaman tersebut akan jatuh tempo pada bulan Nopember 2012.
As of December 31, 2011 and 2010, the outstanding balance amounted to US$ 6,350 thousand and US$ 4,580 thousand, respectively. The loan is due on November 2012.
(iii) Perusahaan memperoleh Fasilitas Kredit Modal Kerja sebesar US$ 5.000 ribu dengan suku bunga 7% per tahun.
(iii) The Company obtained a Working Capital Facility of US$ 5,000 thousand which bears interest rate of 7% per annum.
Pada tanggal 31 Desember 2011 saldo fasilitas ini sejumlah US$ 5.000 ribu dan akan jatuh tempo pada tanggal 23 Mei 2012.
As of December 31, 2011, the outstanding balance under this facility amounted to US$ 5,000 thousand and is due on May 23, 2012.
(iv) Perusahaan memperoleh Fasilitas Kredit Modal Kerja Revolving Rekening Koran sebesar US$ 2.100 ribu dengan suku bunga 7% per tahun.
(iv) The Company obtained a Working Capital Facility Revolving Bank Statement of US$ 2,100 thousand which bears interest rate of 7% per annum.
Fasilitas ini dijamin paripasu dengan jaminan fasilitas yang telah ada.
This facility is secured paripassu with the collateral used on the other facilities.
Pada tanggal 31 Desember 2011, saldo sejumlah US$ 2.100 ribu dan akan jatuh tempo pada bulan Nopember 2012.
As of December 31, 2011, the outstanding balance amounted to US$ 2,100 thousand and is due on November 2012.
KLS, entitas anak dari TFI, mendapatkan fasilitas Kredit Modal Kerja Revolving sebesar US$ 3.750 ribu dengan suku bunga sebesar 7% per tahun.
(v) KLS, a subsidiary of TFI, obtained a Revolving Working Capital Loan facility amounting to US$ 3,750 thousand which bears interest rate of 7% per annum.
Fasilitas kredit ini dijamin dengan persediaan dan piutang usaha.
This facility is secured with inventories and trade accounts receivable.
Pada tanggal 31 Desember 2011, saldo adalah US $ 3.293 ribu dan akan jatuh tempo pada Mei 2014.
As of December 31, 2011, the outstanding balance amounted to US$ 3,293 thousand and is due on May 2014.
(v)
- 51 -
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
b. PT Bank ICBC Indonesia
b. PT Bank ICBC Indonesia CCI, entitas anak, memperoleh fasilitas pembiayaan impor maksimum US$ 1.000 ribu dengan suku bunga sebesar 6,5% per tahun.
CCI, a subsidiary, obtained import financing facility amounting to US$ 1,000 thousand with interest rate of 6.5% per annum.
Pinjaman pembiayaan ini dijamin dengan deposito berjangka, piutang usaha, persediaan, jaminan perusahaan dari Perusahaan dan jaminan pribadi dari Halex Halim, Komisaris Utama.
This financing facility is collateralized with time deposits, trade accounts receivable, inventories, corporate guarantee from the Company and personal guarantee by Halex Halim, President Commissioner.
Pinjaman tersebut telah dilunasi pada bulan Oktober 2011.
The loan was paid in October 2011.
c. PT Bank ICB Bumiputera Tbk
c.
PT Bank ICB Bumiputera Tbk
Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman modal kerja dan/atau Usance Letter of Credit (Usance L/C) sebesar US$ 2.250 ribu dengan suku bunga 7.5% per tahun. Pinjaman ini dijamin dengan jaminan secara fidusia atas persediaan, blokir setoran jaminan minimal sebesar ekuivalen 10% dari saldo L/C dan jaminan pribadi dari Halex Halim, Komisaris utama Perusahaan.
The Company obtained a working capital loan facility and/or Usance Letter of Credit (Usance L/C) of US$ 2,250 thousand with interest rate of 7.5% per annum. This loan is secured by fiduciary transfer of inventories, pledged security deposit equivalent to a minimum of 10% of total outstanding L/C and personal guarantee from Mr. Halex Halim, Company’s President Commissioner.
Pinjaman tersebut telah dilunasi pada tahun 2011.
The loan was paid in 2011.
d. Raiffesen Bank International (dahulu Raiffesen Zentral Bank Ősterreích Akteingsellschaft)
d.
Raiffesen Bank International (formerly Raiffesen Zentral Bank Ősterreích Akteingsellschaft)
Perusahaan memperoleh fasilitas berupa sight/usance Letter of Credit sebesar US$ 5.000 ribu.
The Company obtained a sight/usance Letter of Credit facility amounting to US$ 5,000 thousand.
Pinjaman tersebut telah dilunasi pada tahun 2011.
The loan was paid in 2011.
e. PT Bank Chinatrust Indonesia
e.
PT Bank Chinatrust Indonesia
Perusahaan memperoleh fasilitas kredit berupa Usance Letter of Credit sebesar US$ 2.000 ribu. Pinjaman ini dijamin dengan piutang usaha Perusahaan.
The Company obtained a Usance Letter of Credit facility of US$ 2,000 thousand. This loan is secured with the Company’s trade receivables.
Pinjaman tersebut telah dilunasi pada tahun 2011.
The loan was paid in 2011.
- 52 -
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
27.
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
UTANG PEMBELIAN KENDARAAN
27. LIABILITIES FOR PURCHASE OF VEHICLES
Akun ini merupakan utang kepada PT Bank Jasa Jakarta dan PT Bank Internasional Indonesia Tbk untuk pembelian kendaraan secara cicilan dengan rincian sebagai berikut:
This represents Jakarta and PT Tbk in relation to installment basis
liabilities to PT Bank Jasa Bank Internasional Indonesia the purchase of vehicles on an with details as follows:
31 Desember/December 31 2011 2010 Rp Juta/ Rp Juta/ Rp Million Rp Million Jatuh tempo pembayaran: 2011 2012 2013 2014
10.624 7.675 2.741
3.305 3.080 529 5
Payments due in: 2011 2012 2013 2014
Jumlah pembayaran minimum Bunga
21.040 (2.307)
6.919 (742)
Total minimum payments Interest
Nilai kini pembayaran minimum Bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun
18.733
6.177
Present value of minimum payments
Utang pembelian kendaraan - jangka panjang
(9.064)
(2.788)
9.669
3.389
Utang tersebut berjangka waktu tiga tahun, dengan suku bunga efektif 10,03% - 14,81% per tahun. Semua utang pembelian kendaraan adalah dalam mata uang Rupiah dan dibayar pada jumlah tetap setiap bulan. Utang pembelian kendaraan dijamin dengan kendaraan yang dibeli (Catatan 18). 28.
LIABILITAS SEWA PEMBIAYAAN
Current maturity Liabilities for purchase of vehicle-non current
The above liabilities have a term of three years, with effective interest rates of 10.03% - 14.81% per annum. All liabilities for purchases of vehicles are denominated in Rupiah currency, payable at fixed amounts on a monthly basis. These liabilities are secured with the related vehicles purchased (Note 18). 28. LEASE LIABILITIES
Liabilitas sewa pembiayaan berjangka waktu tiga tahun, dengan suku bunga efektif 11,25% 18,01% per tahun untuk liabilitas sewa pembiayaan dalam Rupiah dan 6,80% - 10,50% per tahun untuk liabilitas sewa pembiayaan dalam Dollar Amerika Serikat dan dibayar pada jumlah tetap setiap bulan. Liabilitas ini dijamin dengan aset sewa pembiayaan (Catatan 18 dan 19).
The lease liabilities have a term of three years, with effective interest of 11.25% - 18.01% per annum for lease liabilities in Rupiah and 6.80% 10.50% per annum for lease liabilities in United States Dollar, payable at fixed amounts on a monthly basis. The lease liabilities are secured with the related leased assets (Notes 18 and 19).
- 53 -
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
Saldo liabilitas sewa pembiayaan ini merupakan liabilitas kepada pihak ketiga, dengan rincian sebagai berikut:
The outstanding lease liabilities represent liabilities to third parties, with details as follows:
31 Desember/December 31 2011 2010 Rp Juta/ Rp Juta/ Rp Million Rp Million Jatuh tempo pembayaran: 2011 2012 2013 2014
95.133 77.879 44.679
34.020 11.617 423 -
Payments due in: 2011 2012 2013 2014
Jumlah liabilitas minimum sewa Bunga
217.691 (23.067)
46.060 (2.929)
Total minimum lease payments Interest
Nilai kini pembayaran minimum Bagian yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun
194.624
43.131
Present value of minimum lease payments
(80.701)
(31.618)
113.923
11.513
Liabilitas sewa pembiayaan jangka panjang
29.
UTANG BANK JANGKA PANJANG
Current maturity
Long-term lease liabilities
29. LONG-TERM BANK LOANS 31 Desember/December 31 2011 2010 Rp Juta/ Rp Juta/ Rp Million Rp Million
Rupiah PT Bank Muamalat Indonesia Tbk PT Bank Jabar Banten Syariah PT Bank Negara Indonesia Syariah PT Bank Central Asia Syariah PT Bank Rakyat Indonesia Syariah PT Bank Artha Graha International Tbk PT Bank Syariah Bukopin PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Bank Sinarmas Tbk PT Bank Mega Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Jumlah
79.318 58.773 30.385 22.722 17.528 15.874 14.052 4.818 -
92.816 12.118 30.480 8.125 23.694 13.798 5.316 258
243.470
186.605
- 54 -
Rupiah PT Bank Muamalat Indonesia Tbk PT Bank Jabar Banten Syariah PT Bank Negara Indonesia Syariah PT Bank Central Asia Syariah PT Bank Rakyat Indonesia Syariah PT Bank Artha Graha International Tbk PT Bank Syariah Bukopin PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Bank Sinarmas Tbk PT Bank Mega Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Subtotal
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
31 Desember/December 31 2011 2010 Rp Juta/ Rp Juta/ Rp Million Rp Million Dolar Amerika Serikat PT Bank Syariah Mandiri US $ 17.169 ribu tahun 2011 dan US$ 7.128 ribu tahun 2010 PT Bank Muamalat Indonesia Tbk US$ 15.694 ribu tahun 2011 dan US$ 6.818 ribu tahun 2010 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk US$ 6.240 ribu tahun 2011 dan US$ 4.968 ribu tahun 2010 PT Bank ICB Bumiputera Tbk US$ 4.990 ribu tahun 2011 dan US$ 2.024 ribu tahun 2010 PT Bank Artha Graha International Tbk US$ 4.497 ribu tahun 2011 PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk US$ 4.133 ribu tahun 2011 PT Bank Internasional Indonesia Tbk US$ 4.024 ribu tahun 2011 dan US$ 3.596 ribu tahun 2010 PT Bank Mega Tbk - US$ 2.626 ribu tahun 2011 dan US$ 5.022 ribu tahun 2010 PT Bank Ganesha US$ 2.411 ribu tahun 2011 PT BII Syariah - US$ 2.296 ribu tahun 2011 dan US$ 284 ribu tahun 2010 PT Bank Bukopin Tbk US$ 2.107 ribu tahun 2011 dan US$ 3.903 ribu tahun 2010 PT Bank Negara Indonesia Syariah US$ 407 ribu tahun 2011 Jumlah Jumlah Biaya transaksi yang belum diamortisasi
155.689
64.085
142.312
61.295
56.581
44.659
45.249
18.202
40.775
-
37.476
-
36.494
32.337
23.809
45.154
21.859
-
20.816
2.549
19.104
35.088
3.689
-
603.853
303.369
847.323
489.974
(2.738)
(1.776)
U.S. Dollar PT Bank Syariah Mandiri US$ 17,169 thousand in 2011 and US$ 7,128 thousand in 2010 PT Bank Muamalat Indonesia Tbk US$ 15,694 thousand in 2011 and US$ 6,818 thousand in 2010 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk US$ 6,240 thousand in 2011 and US$ 4,968 thousand in 2010 PT Bank ICB Bumiputera Tbk US$ 4,990 thousand in 2011 and US$ 2,024 thousand in 2010 PT Bank Artha Graha International Tbk US$ 4,497 thousand in 2011 PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk US$ 4,133 thousand in 2011 PT Bank Internasional Indonesia Tbk US$ 4,024 thousand in 2011 and US$ 3,596 thousand in 2010 PT Bank Mega Tbk - US$ 2,626 thousand in 2011 and US$ 5,022 thousand in 2010 PT Bank Ganesha US$ 2,411 thousand in 2011 PT BII Syariah - US$ 2,296 thousand in 2011 and US$ 284 thousand in 2010 PT Bank Bukopin Tbk US$ 2,107 thousand in 2011 and US$ 3,903 thousand in 2010 PT Bank Negara Indonesia Syariah US$ 407 thousand in 2011 Subtotal Total Unamortized transaction costs
Jumlah utang bank
844.585
488.198
Total bank loans
Dikurangi bagian yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun
411.304
231.004
Less current portion
Utang bank jangka panjang
433.281
257.194
Long term bank loans
- 55 -
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
a.
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk
a. PT Bank Muamalat Indonesia Tbk
IBF, entitas anak, memperoleh fasilitas pembiayaan sebagai berikut: Jenis fasilitas/ Facility type
Al Mudharabah Al Murabahah Al Murabahah Al Murabahah Al Murabahah Al Murabahah
Jumlah fasilitas/ Facility amount Rp Juta/ Rp Million 72.270 60.000 50.000 50.000 20.000 50.000
IBF, a subsidiary, facilities as follows:
31 Desember/December 31, 2011 2010 Rp Juta/ Rp Juta/ Rp Million Rp Million 13.902 15.728 49.688
33.708 14.681 4.386 40.041 -
79.318 Jenis fasilitas/ Facility type
Al Murabahah Al Murabahah Al Murabahah
Jumlah fasilitas/ Facility amount US$ Ribu/ US$ Thousand
14.816 17.614 109.882 142.312
financing
Jatuh tempo/ Due date
Dilunasi tahun 2011/Paid in 2011 Dilunasi tahun 2011/Paid in 2011 Dilunasi tahun 2011/Paid in 2011 2012 - 2013 2014 2014
92.816
31 Desember/December 31, 2011 2010 Rp Juta/ Rp Juta/ Rp Million Rp Million
5.000 3.000 15.000
obtained
34.236 27.059 -
Jatuh tempo/ Due date
2012 - 2013 2012 2013 - 2014
61.295
Beban bagi hasil atas pinjaman dalam mata uang Rupiah dari PT Bank Muamalat Indonesia Tbk masing-masing sejumlah Rp 9.335 juta dan Rp 13.681 juta pada tahun 2011 dan 2010 (Catatan 42).
The profit sharing on the loans in Rupiah currency from PT Bank Muamalat Indonesia Tbk amounted to Rp 9,335 million and Rp 13,681 million in 2011 and 2010, respectively (Note 42).
Beban bagi hasil atas pinjaman dalam mata uang Dollar Amerika Serikat dari PT Bank Muamalat Indonesia Tbk masing- masing sejumlah Rp 9.394 juta dan Rp 2.129 juta pada tahun 2011 dan 2010 (Catatan 42).
The profit sharing on the loans in U.S. Dollar currency from PT Bank Muamalat Indonesia Tbk amounted to Rp 9,394 million and Rp 2,129 million in 2011 and 2010, respectively (Note 42).
Seluruh fasilitas diatas dijamin dengan, antara lain, personal guarantee dari Tn. Halex Halim, buy back guarantee dari Perusahaan, piutang sewa guna usaha dan alat-alat berat.
All of the above facilities are secured by, among others, personal guarantee from Mr. Halex Halim, buy back guarantee from the Company, lease receivables and heavy equipment. b. PT Bank Jabar Banten Syariah (BJBS)
b. PT Bank Jabar Banten Syariah (BJBS) IBF, entitas anak, memperoleh fasilitas Pembiayaan Al Murabahah dari BJBS sebesar Rp 75.000 juta. Fasilitas tersebut terdiri dari:
IBF, a subsidiary, has an outstanding Al Murabahah Financing facility from BJBS amounting to Rp 75,000 million. The agreement consists of:
1. Pembiayaan Line Facility Tranche A yang akan dipergunakan untuk take over fasilitas di bank yang ada sekarang.
1. Line Facility Tranche A, which will be used to take over a facility in an existing bank.
2. Pembiayaan Line Facility Tranche B yang akan dipergunakan untuk pembelian alat-alat berat yang akan disewaguna usahakan kepada pengguna akhir.
2. Line Facility Tranche B, which will be used for the purchase of heavy equipments for lease to end user.
- 56 -
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
Fasilitas ini dijamin dengan fidusia atas alat yang dibiayai, letter of undertaking dan jaminan membeli kembali dari Perusahaan.
This facility is secured with fiduciary of heavy equipment, letter of undertaking and buy back guarantee from the Company.
Saldo fasilitas ini sebesar Rp 58.773 juta pada tanggal 31 Desember 2011 dan Rp 12.118 juta pada tanggal 31 Desember 2010. Pinjaman ini akan jatuh tempo antara tahun 2012 – 2014.
The outstanding balance under this facility is Rp 58,773 million as of December 31, 2011 and Rp 12,118 million as of December 31, 2010. This loan is due between 2012 – 2014.
Beban bagi hasil atas pinjaman dari PT Bank Jabar Banten Syariah masingmasing sejumlah Rp 5.684 juta dan Rp 108 juta pada tahun 2011 dan 2010 (Catatan 42).
The profit sharing on the loans from PT Bank Jabar Banten Syariah amounted to Rp 5,684 million and Rp 108 million in 2011 and 2010, respectively (Note 42). c. PT Bank Negara Indonesia Syariah
c. PT Bank Negara Indonesia Syariah IBF, entitas anak, memperoleh fasilitas Pembiayaan Murabahah sebesar US$ 8.333 ribu atau dalam ekuivalen Rupiah sebesar Rp 75.000 juta. Fasilitas ini dijamin dengan alat-alat berat, mesin, barang modal dan/atau piutang dan personal guarantee dari Tn. Halex Halim.
IBF, a subsidiary, has an outstanding Murabahah Financing facility of US$ 8,333 thousand or in Rupiah equivalent amounting to Rp 75,000 million. This facility is secured by heavy equipment, machine, capital goods and/or receivables and personal guarantee from Mr. Halex Halim.
Saldo fasilitas ini untuk pinjaman dalam mata uang Rupiah sebesar Rp 30.385 juta pada tanggal 31 Desember 2011 dan nihil pada tanggal 31 Desember 2010. Pinjaman ini jatuh tempo pada 25 September 2014.
The outstanding balance under this facility for loan in Rupiah amounted to Rp 30,385 million as of December 31, 2011 and nil as of December 31, 2010. The loan is due on September 25, 2014.
Beban bagi hasil atas pinjaman dalam mata uang Rupiah dari PT Bank Negara Indonesia Syariah sejumlah Rp 161 juta pada tahun 2011 (Catatan 42).
The profit sharing on the loans in Rupiah currency from PT Bank Negara Indonesia Syariah amounted to Rp 161 million in 2011 (Note 42).
Saldo fasilitas ini untuk pinjaman dalam mata uang Dollar Amerika Serikat sebesar US$ 407 ribu pada tanggal 31 Desember 2011 dan nihil pada tanggal 31 Desember 2010. Pinjaman ini jatuh tempo pada 25 Nopember 2013.
The outstanding balance under this facility for loan in U.S. Dollar is US$ 407 thousand as of December 31, 2011 and nil as of December 31, 2010. The loan is due on November 25, 2013.
Beban bagi hasil atas pinjaman dalam mata uang Dollar Amerika Serikat dari PT Bank Negara Indonesia Syariah sejumlah Rp 27 juta pada tahun 2011 (Catatan 42).
The profit sharing on the loans in U.S. Dollar from PT Bank Negara Indonesia Syariah amounted to Rp 27 million in 2011 (Note 42). d. PT Bank Central Asia Syariah
d. PT Bank Central Asia Syariah IBF, entitas anak, memperoleh fasilitas Pembiayaan Murabahah sebesar Rp 25.000 juta. Fasilitas ini dijamin dengan personal guarantee atas nama Tn. Halex Halim sebesar Rp 20.000 juta dan alat berat yang dibiayai.
IBF, a subsidiary, has an outstanding Murabahah Financing facility of Rp 25,000 million. This facility is secured with personal guarantee of Mr. Halex Halim amounting to Rp 20,000 million and the financed heavy equipment.
- 57 -
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
Saldo fasilitas ini sebesar Rp 22.722 juta pada tanggal 31 Desember 2011 dan nihil pada tanggal 31 Desember 2010. Pinjaman ini jatuh tempo pada 28 September 2014.
The outstanding balance on this facility is Rp 22,722 million as of December 31, 2011 and nil as of December 31, 2010. The loan is due on September 28, 2014.
Beban bagi hasil atas pinjaman ini sejumlah Rp 742 juta pada tahun 2011 (Catatan 42).
The profit sharing on this loan amounted to Rp 742 million in 2011 (Note 42). e. PT Bank Rakyat Indonesia Syariah
e. PT Bank Rakyat Indonesia Syariah
f.
Perusahaan dan PT Bank Rakyat Indonesia Syariah (BRI Syariah) mengadakan Perjanjian Pembiayaan Murabahah (Perjanjian), dimana BRI Syariah memberikan fasilitas pembiayaan sebesar Rp 40.000 juta. Fasilitas ini digunakan untuk untuk membeli barang berupa suku cadang, peralatan dan investasi lainnya untuk kebutuhan kontrak full maintenance dari pemasok.
The Company and PT Bank Rakyat Indonesia Syariah (BRI Syariah) entered into a Murabahah Financing Agreement (The Agreement), whereby BRI Syariah granted the Company a financing facility of Rp 40,000 million. This facility is for purchase of spare parts, equipment, and other investment for maintenance contract from supplier.
Fasilitas ini dijamin dengan persedian milik perusahaan dan akan jatuh tempo pada bulan Pebruari 2013.
This facility is secured with company inventory and is due February 2013.
Saldo fasilitas ini sebesar Rp 17.528 juta pada tanggal 31 Desember 2011 dan pada tanggal 31 Desember 2010 sebesar Rp 30.480 juta.
The outstanding balance on this facility is Rp 17,528 million as of December 31, 2011 and Rp 30,480 million as of December 31, 2010.
Beban bagi hasil atas pinjaman dari PT Bank BRI Syariah (BRI Syariah) masingmasing sejumlah Rp 3.407 juta dan Rp 4.103 juta pada tahun 2011 dan 2010 (Catatan 42).
The profit sharing on the loans from PT Bank BRI Syariah (BRI Syariah) amounted to Rp 3,407 million and Rp 4,103 million in 2011 and 2010 (Note 42). f.
PT Bank Artha Graha International Tbk (i). Revolving Loan – I
PT Bank Artha Graha International Tbk (i). Revolving Loan – I
IBF, entitas anak, memiliki fasilitas Revolving Loan I sebesar US$ 5.000 ribu. Pinjaman ini dijamin dengan alat berat dan akan jatuh tempo antara Mei 2013 – September 2014 dan dikenakan bunga sebesar 8% per tahun.
IBF, a subsidiary, obtained a Revolving Loan I facility of US$ 5,000 thousand. The loan is secured with heavy equipment and is due between May 2013 - September 2014 with interest at 8% per year.
Pada tanggal 31 Desember 2011, saldo fasilitas ini sejumlah US$ 4.497 ribu.
As of December 31, 2011, the outstanding balance on this facility amounted to US$ 4,497 thousand.
(ii). Revolving Loan – II
(ii). Revolving Loan – II
Pada tahun 2011, IBF, entitas anak, memiliki fasilitas Revolving Loan II sebesar Rp 20.000 juta. Pinjaman ini dijamin dengan alat berat dan akan jatuh tempo pada Mei 2013 – September 2014, dan dikenakan bunga sebesar 13,5% per tahun.
In 2011, IBF, a subsidiary, obtained a Revolving Loan II facility of Rp 20,000 million. The loan is secured with heavy equipment and is due between May 2013 – September 2014, with interest at 13.5% per year.
Pada tanggal 31 Desember 2011, saldo fasilitas ini sejumlah Rp 15.874 juta.
As of December 31, 2011, the outstanding balance on this facility amounted to Rp 15,874 million.
- 58 -
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
g. PT Bank Syariah Bukopin (Syariah Bukopin)
g. PT Bank Syariah Bukopin (Syariah Bukopin)
IBF, entitas anak, memperoleh fasilitas Pembiayaan Al Murabahah sebesar Rp 20.000 juta.
IBF, a subsidiary, has an outstanding Al Murabahah Financing facility amounting to Rp 20,000 million.
Pinjaman dijamin dengan jaminan membeli kembali dari Perusahaan, dan fidusia atas tagihan kepada lessee minimal Rp 25.000 juta.
The loan is secured with buy back guarantee from the Company, and receivables from lessee amounting to Rp 25,000 million.
Saldo fasilitas ini sebesar Rp 14.052 juta pada tanggal 31 Desember 2011 dan Rp 8.125 juta pada tanggal 31 Desember 2010. Pinjaman ini akan jatuh tempo antara tahun 2012 – 2014.
The outstanding balance amounted to Rp 14,052 million as of December 31, 2011 and Rp 8,125 million as of December 31, 2010. This loan is due between 2012 – 2014.
Beban bagi hasil atas pinjaman ini masingmasing sejumlah Rp 1.918 juta dan Rp 105 juta pada tahun 2011 dan 2010 (Catatan 42).
The profit sharing on this loan amounted to Rp 1,918 million and Rp 105 million in 2011 and 2010, respectively (Note 42). h. PT Bank Danamon Indonesia Tbk
h. PT Bank Danamon Indonesia Tbk
i.
IBF, entitas anak, memperoleh fasilitas Term Loan sebesar Rp 30.000 juta dengan suku bunga pinjaman sebesar cost of fund + 4% per tahun dan Pre-Settlement Exposure Forex Facility sebesar US$ 2.150 ribu.
IBF, a subsidiary, obtained a Term Loan facility with maximum credit of Rp 30,000 million with interest rate at cost of fund +4% per annum and Pre-Settlement Exposure Forex Facility of US$ 2,150 thousand.
Fasilitas ini dijamin dengan jaminan fidusia atas tagihan kepada nasabah (Catatan 9) ekuivalen sebesar 125% dari saldo pinjaman.
This facility is secured with fiduciary transfer of receivables from the lessees (Note 9) equivalent to 125% of the outstanding facility.
Saldo fasilitas ini sejumlah Rp 4.818 juta pada tanggal 31 Desember 2011 dan Rp 23.694 juta pada tanggal 31 Desember 2010. Pinjaman ini akan jatuh tempo pada Juli – Agustus 2013.
The outstanding balance of this amounted to Rp 4,818 million December 31, 2011 and Rp 23,694 as of December 31, 2010. The loan between July – August 2013. i.
PT Bank Sinarmas Tbk
facility as of million is due
PT Bank Sinarmas Tbk
IBF, entitas anak, memperoleh Term Loan Facility dengan maksimum kredit sebesar Rp 24.800 juta. Pinjaman ini dijamin secara fidusia atas tagihan kepada lessee (Catatan 9) senilai 120% dari kredit maksimum, jatuh tempo pada tanggal 28 Nopember 2012 dan dikenakan bunga sebesar 18% per tahun.
IBF, a subsidiary, obtained a Term Loan Facility with maximum credit of Rp 24,800 million. The loan is secured with fiduciary transfer of receivables from the lessees (Note 9) equivalent to 120% of the maximum credit and is due on November 28, 2012 with 18% interest per year.
Pinjaman ini telah dilunasi pada September 2011.
This loan was paid in September 2011.
- 59 -
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
j.
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
PT Bank Mega Tbk (Mega)
j.
PT Bank Mega Tbk (Mega)
IBF, entitas anak, memperoleh Fasilitas Fixed Loan sebesar Rp 60.000 juta (dapat diperoleh dalam Dollar Amerika Serikat). Suku bunga pinjaman untuk pinjaman dalam mata uang Rupiah adalah sebesar 14% per tahun untuk pinjaman dengan jangka waktu 1 tahun, 14,5% per tahun untuk pinjaman dengan jangka waktu 2 tahun dan 15% untuk pinjaman dengan jangka waktu 3 tahun. Pembiayaan dalam mata uang Dollar Amerika Serikat dikenakan bunga sebesar 9% per tahun. Fasilitas ini dijamin dengan jaminan perusahaan (corporate guarantee) dari Perusahaan (Catatan 47) dan jaminan atas tagihan piutang minimal 120% dari outstanding fasilitas pinjaman (Catatan 9). Pinjaman ini jatuh tempo pada Juli 2012.
IBF, a subsidiary, obtained a Fixed Loan Facility of Rp 60,000 million (can be obtained in US Dollar). The loan in Rupiah bears interest rate of 14% per annum for loans with term of 1 year, 14.5% per annum for loans with term of 2 years and 15% per annum for loans with term of 3 years. The loan in United States Dollar bears interest rate of 9% per annum. This facility is secured with corporate guarantee from the Company (Note 47) and receivables at a minimum of 120% of outstanding loan facility (Note 9). The loan is due on July 2012.
Fasilitas dalam mata uang Rupiah telah dilunasi pada Agustus 2011.
The Rupiah facility was paid in August 2011.
Saldo atas fasilitas dalam mata uang Dollar Amerika Serikat sebesar US$ 2.626 ribu di tahun 2011 dan US$ 5.022 ribu di tahun 2010.
The outstanding balance on the U.S. Dollar facility amounted to US$ 2,626 thousand in 2011 and US$ 5,022 thousand in 2010. k. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
k. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (i) Perusahaan memperoleh fasilitas kredit investasi sebesar US$ 4.800 ribu dengan suku bunga 7% per tahun.
(i)
The Company obtained an investment credit facility amounting to US$ 4,800 thousand which bears interest of 7% per annum.
Fasilitas ini dijamin secara paripasu dengan jaminan fasilitas yang telah ada.
This facility is secured paripassu with the securities for other facilities obtained.
Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, saldo utang bank masing-masing adalah sebesar US$ 2.555 ribu dan US$ 3.431 ribu. Pinjaman ini akan jatuh tempo bulan Mei 2012.
As of December 31, 2011 and 2010, the outstanding loan amounted to US$ 2,555 thousand and US$ 3,431 thousand, respectively. This loan is due on May 2012.
(ii) KLS, entitas anak dari TFI, mendapatkan fasilitas kredit investasi dengan limit kredit sebesar US$ 4.500 ribu dengan suku bunga 7% per tahun.
(ii) KLS, a subsidiary of TFI, obtained an investment credit facility amounting to US$ 4,500 thousand which bears interest rate of 7% per annum.
Fasilitas kredit ini dijamin dengan piutang usaha, alat berat, kendaraan dan jaminan perusahaan dari Perusahaan.
This facility is secured with trade accounts receivable, heavy equipments, vehicles and corporate guarantee from the Company.
Pada tanggal 31 Desember 2011, saldo fasilitas ini adalah US $ 3.685 ribu dan akan jatuh tempo pada Agustus 2014.
As of December 31, 2011, the outstanding balance under this facility amounted to US$ 3,685 thousand and is due on August 2014.
(iii) CCI, entitas anak, memperoleh fasilitas pinjaman kredit modal kerja sebesar Rp 2.000 juta dengan bunga pinjaman sebesar 13% per tahun.
(iii) CCI, a subsidiary, obtained a working capital loan amounting to Rp 2,000 million with interest rate of 13% per annum.
- 60 -
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
Pinjaman ini dijamin dengan piutang usaha, persediaan dan sebidang tanah milik CCI yang terletak di Samarinda.
This loan is secured with receivables, inventory and a parcel of land owned by CCI located in Samarinda.
Pada tanggal 31 Desember 2010, saldo fasilitas ini adalah Rp 258 juta yang telah dilunasi pada bulan Maret 2011.
The outstanding balance as of December 31, 2010 amounted to Rp 258 million and which was paid in March 2011.
(iv) TFI memperoleh fasilitas Kredit Investasi sebesar US$ 2.689 ribu dengan suku bunga sebesar 8% per tahun.
(iv) TFI obtained an Investment Credit facility amounting to US$ 2,689 thousand with interest rate of 8% per annum.
Pada tanggal 31 Desember 2010, saldo fasilitas ini adalah US$ 1.537 yang telah dilunasi pada bulan Desember 2011. l.
The outstanding balance as December 31, 2010 amounted US$ 1,537 which was paid December, 2011.
PT Bank Syariah Mandiri (i)
of to in
l. PT Bank Syariah Mandiri
Perusahaan memperoleh fasilitas Murabahah sebesar US$ 4.200 ribu.
(i)
The Company obtained Murabahah Facillity of US$ 4,200 thousand.
Fasilitas ini dijamin dengan tagihan dan jaminan secara paripasu dengan fasilitas kredit sebelumnya yang telah diberikan oleh Bank Mandiri
This facility is secured with Company’s receivables and paripassu collateral with other facilities obtained from Bank Mandiri.
Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, saldo utang bank masing-masing sebesar US$ 2.754 ribu dan US$ 4.200 ribu.
As of December 31, 2011 and 2010, the outstanding loan amounted to US$ 2,754 thousand and US$ 4,200 thousand, respectively.
Beban bagi hasil atas pinjaman sejumlah Rp 2.184 juta pada tahun 2011 (Catatan 42).
The profit sharing on the loans amounted to Rp 2,184 million in 2011 (Note 42).
(ii) IBF, entitas anak, memperoleh fasilitas Pembiayaan Al Murabahah sebesar Rp 130.000 juta bersifat revolving dan dapat ditarik dalam mata uang Rupiah dan Dollar Amerika Serikat. Fasilitas ini dijamin dengan alat-alat berat/mesinmesin yang dibiayai, fidusia notariil atas piutang kepada nasabah yang dibiayai, minimal 125% dari jumlah fasilitas pembiayaan yang dicairkan, dan corporate guarantee dari Perusahaan, minimal Rp 162.500 juta.
(ii) IBF, a subsidiary, obtained a revolving Al Murabahah Financing facility of Rp 130,000 million and withdrawable in Rupiah and US Dollar. The facility is secured with heavy equipment/ machineries, accounts receivable, equivalent to 125% of financing facility, and corporate guarantee from the Company, a related party, at a minimum of Rp 162,500 million.
IBF, entitas anak, memperoleh fasilitas Pembiayaan Al Murabahah sebesar Rp 30.000 juta bersifat revolving dan dapat ditarik dalam mata uang Rupiah dan Dollar Amerika Serikat. Fasilitas ini dijamin dengan jaminan membeli kembali dari Perusahaan, minimal Rp 37.500 juta, fidusia atas tagihan kepada nasabah yang dibiayai minimal sebesar 125% dari jumlah fasilitas pembiayaan yang dicairkan dan fidusia minimal sebesar 100% sesuai faktur dari harga alat berat yang dibiayai.
IBF, a subsidiary, obtained additional Al Murabahah financing facility amounting to Rp 30,000 millon, revolving and drawable in Rupiah and US Dollar currency. This facility is secured with buy back guarantee from the Company, amounting to a minimum of Rp 37,500 million, fiduciary transfer of receivables from lessee minimum of 125% of total facility disbursed and the deed of fiduciary transfer of at least 100% based on invoice of the price of heavy equipment being financed.
- 61 -
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
Saldo akhir fasilitas ini sebesar US$ 10.532 ribu pada tanggal 31 Desember 2011 dan US$ 2.928 ribu pada tanggal 31 Desember 2010. Pinjaman ini akan jatuh tempo antara tahun 2012 – 2014.
The outstanding balance under this facility is US$ 10,532 thousand as of December 31, 2011 and US$ 2,928 thousand as of December 31, 2010. This loan is due between 2012 – 2014.
Beban bagi hasil atas pinjaman dalam mata uang Dollar Amerika Serikat masing-masing sejumlah Rp 2.929 juta dan Rp 859 juta pada tahun 2011 dan 2010 (Catatan 42).
The profit sharing on the loans in U.S. Dollar currency amounted to Rp 2,929 million and Rp 859 million in 2011 and 2010, respectively (Note 42).
Beban bagi hasil atas pinjaman dalam mata uang Rupiah sejumlah Rp 275 juta pada tahun 2011 (Catatan 42).
The profit sharing on the loans in Rupiah currency amounted to Rp 275 million in 2011 (Note 42).
(iii) KLS, entitas anak dari TFI, mengadakan fasilitas murabahah dengan maksimum kredit sebesar US$ 6.000 ribu. Pinjaman ini dijamin dengan alat berat dan piutang dagang milik KLS.
(iii) KLS, a subsidiary of TFI, obtained a murabahah facility with a maximum credit of US$ 6,000 thousand. The loan is secured by KLS’s heavy equipment and receivables.
Pinjaman ini akan jatuh tempo pada bulan Agustus 2014. Saldo akhir fasilitas ini pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar US$ 3.883 ribu.
The loan is due on August 2014. The outstanding balance as of December 31, 2011 amounted to US$ 3,883 thousand.
Beban bagi hasil atas pinjaman sejumlah Rp 1.240 juta pada tahun 2011 (Catatan 42).
The profit sharing on the loans amounted to Rp 1,240 million in 2011 (Note 42). m. PT Bank ICB Bumiputera Tbk
m. PT Bank ICB Bumiputera Tbk IBF, entitas anak, memperoleh Fasilitas Pinjaman Tetap sebesar US$ 5.000 ribu dengan suku bunga 7,5% per tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 28 April 2014. Fasilitas ini dijamin dengan jaminan perusahaan (corporate guarantee) dari Perusahaan, personal guarantee dari Tn. Halex Halim, dan jaminan secara fidusia atas investasi sewa neto pembiayaan sebesar 125% dari fasilitas kredit.
IBF, a subsidiary obtained a Fixed Loan Facility of US$ 5,000 thousand which bears interest rate of 7.5% per annum and is due on April 28, 2014. This loan is secured by corporate guarantee from the Company, personal guarantee from Mr. Halex Halim, and fiduciary transfer of net investments in finance lease of 125% from credit facility.
Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, saldo fasilitas ini masing-masing sejumlah US$ 4.990 ribu dan US$ 2.024 ribu.
As of December 31, 2011 and 2010, the outstanding balance under this facility amounted to US$ 4,990 thousand and US$ 2,024 thousand, respectively.
n. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk
n. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk
IBF, entitas anak, memperoleh Fasilitas Non-Revolving sebesar US$ 10.000 ribu atau ekuivalen dengan Rupiah sebesar Rp 90.350 juta. Pinjaman ini dijaminkan dengan piutang, personal guarantee atas Tn. Halex Halim, serta buy back guarantee. Suku bunga atas pinjaman ini sebesar 7,5% per tahun.
IBF, a subsidiary, obtained a Non-Revolving Facility of US$ 10,000 thousand or Rupiah equivalent in the amount of Rp 90,350 million. The loan is secured with receivables, personal guarantee of Mr. Halex Halim, and buy back guarantee. Interest rate on this loan is 7.5% per year.
- 62 -
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
Pada tanggal 31 Desember 2011, saldo fasilitas ini sejumlah US$ 4.133 ribu. Pinjaman ini akan jatuh tempo antara tahun 2013 – 2014.
As of December 31, 2011, the outstanding balance under this facility amounted to US$ 4,133 thousand. This loan is due between 2013 – 2014.
o. PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) (i)
o. PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII)
Pinjaman Berjangka III
(i) Term Loan III
IBF, entitas anak, memperoleh Fasilitas Pinjaman Berjangka III dengan maksimum kredit sebesar US$ 5.000 ribu dengan suku bunga pinjaman sebesar 6,5% per tahun. Pinjaman ini dijamin dengan jaminan secara fidusia atas tagihan kepada lessee (Catatan 9) senilai 125% dari kredit maksimum dan corporate guarantee dari Perusahaan dan PT Inta Trading, pihak berelasi.
IBF, a subsidiary, obtained a Term Loan III Facility with maximum credit of US$ 5,000 thousand and bears interest rate at 6.5% per annum. The loan is secured with fiduciary transfer of receivables from the lessees (Note 9) equivalent to 125% of the maximum credit and corporate guarantee from the Company and PT Inta Trading, related party.
Saldo fasilitas ini sebesar US$ 940 ribu pada tanggal 31 Desember 2011 dan US$ 2.246 ribu pada tanggal 31 Desember 2010. Pinjaman ini jatuh tempo pada 31 Agustus 2012.
The outstanding balance on this facility is US$ 940 thousand as of December 31, 2011 and US$ 2,246 thousand as of December 31, 2010. The loan is due on August 31, 2012.
(ii) Pinjaman Berjangka IV
(ii) Term Loan IV
IBF, entitas anak, memperoleh fasilitas Pinjaman Berjangka IV dengan maksimum kredit sebesar US$ 5.000 ribu dengan suku bunga pinjaman sebesar 8% per tahun. Pinjaman ini dijamin dengan jaminan secara fidusia atas tagihan kepada lessee (Catatan 9) senilai US$ 6.250 ribu, jaminan perusahaan (corporate guarantee) dari PT Inta Trading senilai US$ 6.000 ribu dan jaminan pribadi dari Tn. Halex Halim, pihak-pihak berelasi.
IBF, a subsidiary, obtained a Term Loan IV with maximum credit facility of US$ 5,000 thousand and bears interest rate at 8% per annum. The loan is secured with fiduciary transfer of receivables from the lessees (Note 9) amounting to US$ 6,250 thousand, corporate guarantee from PT Inta Trading amounting to US$ 6,000 thousand and personal guarantee from Mr. Halex Halim, related parties.
Saldo fasilitas ini sebesar US$ 3.084 ribu pada tanggal 31 Desember 2011 dan US$ 1.350 ribu pada tanggal 31 Desember 2010. Pinjaman ini jatuh tempo pada 21 Desember 2013.
The outstanding balance on this facility is US$ 3,084 thousand as of December 31, 2011 and US$ 1,350 thousand as of December 31, 2010. The loan is due on December 21, 2013. p. PT Bank Ganesha
p. PT Bank Ganesha Pada tahun 2011, IBF, entitas anak, memiliki fasilitas Fixed Loan Executing Non-revolving sebesar US$ 2.500 ribu. Suku bunga pinjaman adalah 7% per tahun. Pinjaman ini dijaminkan dengan piutang konsumen sebesar 110% dari nilai outstanding.
In 2011, IBF, a subsidiary, obtained a fixed Loan Executing-Unrevolving facility of US$ 2,500 thousand. Interest rate of this loan is 7% per year. The loan is secured with consumer financing receivable equivalent to 110% of the outstanding balance.
Saldo fasilitas ini sebesar US$ 2.411 ribu pada tanggal 31 Desember 2011 dan nihil pada tanggal 31 Desember 2010. Pinjaman ini akan jatuh tempo pada Desember 2013 dan Desember 2014.
The outstanding balance under this facility is US$ 2,411 thousand as of December 31, 2011 and nil as of December 31, 2010. This loan is due between December 2013 and December 2014.
- 63 -
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
q. PT Bank Internasional Indonesia Syariah (BII Syariah)
q. PT Bank Internasional Indonesia Syariah (BII Syariah)
IBF, entitas anak, memperoleh fasilitas pembiayaan Al Murabahah sebesar US$ 5.000 ribu.
IBF, a subsidiary, obtained additional Al Murabahah financing facility amounting to US$ 5,000 thousand.
Fasilitas ini dijamin dengan jaminan fidusia atas alat-alat berat, jaminan perusahaan dari PT Inta Trading, pihak berelasi, dan jaminan pribadi dari Tuan Halex Halim, Komisaris Utama Perusahaan.
This facility is secured with fiduciary transfer of heavy equipment, corporate guarantee from PT Inta Trading, a related party, and personal guarantee from Mr. Halex Halim, the Company’s President Commissioner.
Saldo fasilitas ini sebesar US$ 2.296 ribu pada tanggal 31 Desember 2011 dan US$ 284 ribu pada tanggal 31 Desember 2010. Pinjaman ini akan jatuh tempo antara 2012 – 2014.
The outstanding balance under this facility is US$ 2,296 thousand as of December 31, 2011 and US$ 284 thousand as of December 31, 2010. This loan is due between 2012 – 2014.
Beban bagi hasil atas pinjaman masingmasing sejumlah Rp 1.174 juta dan Rp 5 juta pada tahun 2011 dan 2010 (Catatan 42).
The profit sharing on the loans amounted to Rp 1,174 million and Rp 5 million in 2011 and 2010, respectively (Note 42). r. PT Bank Bukopin
r. PT Bank Bukopin
30.
IBF, entitas anak, memperoleh fasilitas pinjaman modal kerja sebesar US$ 5.000 ribu dari Bukopin dengan suku bunga SIBOR+5% per tahun dan jatuh tempo pada tanggal 15 Agustus 2013. Fasilitas ini dijamin dengan jaminan Perusahaan, personal guarantee dari Tn. Halex Halim, jaminan secara fidusia atas tagihan kepada lessee dan alat-alat berat yang dibiayai (Catatan 9).
IBF, a subsidiary, obtained a working capital loan facility of US$ 5,000 thousand from Bukopin which bears interest rate of SIBOR + 5 % per annum and is due on August 15, 2013. This facility is secured by corporate guarantee from the Company, personal guarantee from Mr. Halex Halim, and fiduciary transfer of receivables from lessees and heavy equipment financed (Note 9).
Saldo fasilitas ini sebesar US$ 2.107 ribu pada tanggal 31 Desember 2011 dan US$ 3.903 ribu pada tanggal 31 Desember 2010. Pinjaman ini akan jatuh tempo pada 1 Agustus 2013.
The outstanding balance on this facility is US$ 2,107 thousand as of December 31, 2011 and US$ 3,903 thousand as of December 31, 2010. This loan is due on August 1, 2013.
MEDIUM TERM NOTES
30. MEDIUM TERM NOTES 31 Desember/ December 31, 2011 Rp Juta/ Rp Million
Medium Term Notes Conventional Medium Term Notes Syariah Ijarah
205.000 15.000
Medium Term Notes Conventional Medium Term Notes Syariah Ijarah
Jumlah Biaya emisi yang belum diamortisasi
220.000 (1.437)
Total Unamortized issuance cost
Bersih
218.563
Net
- 64 -
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
Pada tanggal 20 Juli 2011, Perusahaan telah menerbitkan dan menawarkan secara terbatas surat berharga dalam bentuk MTN sebesar Rp 220 miliar yang terdiri dari MTN sebesar Rp 205 miliar dengan jangka waktu 2 tahun yang akan jatuh tempo pada tanggal 22 Juli 2013 dan tingkat bunga sebesar 12% per tahun dan MTN Syariah Ijarah sebesar Rp 15 miliar dengan jangka waktu 3 tahun yang akan jatuh tempo pada tanggal 25 Juli 2014 dan dikenakan margin fee sebesar Rp 1.856 juta per tahun.
On July 20, 2011, the Company issued and offered on a limited basis MTN securities amounting to Rp 220 billion, consisting of Rp 205 billion MTN with a term of 2 years maturing on July 22, 2013 and interest rate of 12% per year and Rp 15 billion MTN Syariah Ijarah, with a term of 3 years maturing on July 25, 2014 and total margin fee of Rp 1,856 million per year.
MTN dijamin dengan piutang pembiayaan, alat berat dan suku cadang, jasa pemeliharaan dan/atau aset alat berat yang disewakan.
The MTN is secured by financing receivables, heavy equipment and spare parts, maintenance services and/or heavy equipment for lease.
31.
LIABILITAS IMBALAN PASCA KERJA
31. POST-EMPLOYMENT BENEFITS OBLIGATION
Perusahaan dan entitas anak memberikan imbalan pasca kerja untuk karyawan sesuai dengan Undang Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan oleh Perusahaan sehubungan dengan imbalan pasca kerja ini. Jumlah karyawan yang berhak atas imbalan pasti pasca-kerja tersebut masing-masing 1.078 dan 850 karyawan pada tahun 2011 dan tahun 2010.
The Company and its subsidiaries provide defined post-employment benefits to their employees in accordance with Labor Law No. 13/2003. No funding has been made to this defined benefit plan. The number of employee entitled to post employment benefits are 1,078 and 850 employees in 2011 and 2010, respectively.
Beban imbalan pasca kerja yang diakui di laporan laba rugi komprehensif konsolidasian adalah:
Amounts recognized in the consolidated statements of comprehensive income in respect of these post-employment benefits are as follows:
2011 Rp Juta/ Rp Million Beban jasa kini Beban bunga Dampak pengurangan pegawai Kerugian (keuntungan) aktuarial
3.873 2.041 (539) (101)
Jumlah
5.274
Nilai yang termasuk dalam laporan posisi keuangan konsolidasian yang berasal dari Perusahaan dan entitas anak sehubungan dengan liabilitas imbalan pasca kerja adalah sebagai berikut:
2010 Rp Juta/ Rp Million 2.798 1.993 212 5.003
Current service costs Interest costs Effect of curtailment Actuarial loss (gain) Total
The amounts included in the consolidated statements of financial position arising from the Company and its subsidiaries obligation in respect of these post-employment benefits are as follows:
31 Desember/December 31 2011 2010 Rp Juta/ Rp Juta/ Rp Million Rp Million Nilai kini cadangan imbalan pasti yang tidak didanai Kerugian aktuarial yang tidak diakui Liabilitas bersih
52.082 (15.791)
34.998 (3.646)
Present value of unfunded obligation Unrecognized actuarial loss
36.291
31.352
Net liability
- 65 -
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
Mutasi liabilitas bersih di laporan posisi keuangan konsolidasian adalah sebagai berikut:
Movements in the net liability recognized in the consolidated statements of financial position are as follows:
2011 Rp Juta/ Rp Million
2010 Rp Juta/ Rp Million
Saldo awal tahun Beban tahun berjalan Pembayaran manfaat
31.352 5.274 (335)
29.389 5.003 (3.040)
Beginning of the year Amount charged to income Benefit payment
Saldo akhir tahun
36.291
31.352
End of the year
Perhitungan imbalan pasca kerja tahun 2011 dan 2010 dihitung oleh aktuaris independen PT Padma Radya Actuarial Consulting. Asumsi utama yang digunakan dalam menentukan penilaian aktuaris adalah sebagai berikut:
The cost of providing post-employment benefits for 2011 and 2010 is calculated by an independent actuary, PT Padma Radya Actuarial Consulting. The actuarial valuation was carried out using the following key assumptions:
31 Desember/December 31 2011 2010 Tingkat diskonto per tahun Tingkat kenaikan gaji per tahun Tingkat kematian Tingkat pengunduran diri
32.
6% 10% TMI 1999 8% per tahun sampai usia 33,35,50 kemudian menurun linear menjadi 0% di usia 55 tahun/ 8% per year until 33,35, 50, then linearly to 0% at age 55
Westwood Finance Inc., Republic of Seychelles Pristine Resources International Pte. Ltd., Singapura PT Shalumindo Investama PT Spallindo Adilong Halex Halim (Komisaris Utama) Petrus Halim (Direktur Utama) Jimmy Halim (Direktur) Willy Rumondor (Direktur) Masyarakat lainnya (kepemilikan masing-masing kurang dari 5%) Jumlah
Discount rate per annum Salary increment rate per annum Mortality rate Resignation rate per annum
32. CAPITAL STOCK
MODAL SAHAM
Pemegang Saham
6% 10% TMI 1999 8% per tahun sampai usia 33,35,50 kemudian menurun linear menjadi 0% di usia 55 tahun/ 8% per year until 33,35, 50, then linearly to 0% at age 55
31 Desember/December 31, 2011 Persentase Jumlah Modal Kepemilikan/ Disetor/ Jumlah Saham/ Percentage Total Paid-up Number of Shares of Ownership Capital Stock % Rp Juta/ Rp Million
Name of Stockholder
584.322.725
27,05
29.216
401.091.495 318.275.000 260.385.000 45.460.000 18.857.500 11.812.500 180.000
18,57 14,73 12,05 2,10 0,87 0,55 0,01
20.055 15.914 13.019 2.273 943 591 9
Westwood Finance Inc., Republic of Seychelles Pristine Resources International Pte. Ltd., Singapura PT Shalumindo Investama PT Spallindo Adilong Halex Halim (President Commissioner) Petrus Halim (President Director) Jimmy Halim (Director) Willy Rumondor (Director)
519.645.000
24,06
25.981
Public (less than 5% each)
2.160.029.220
100,00
108.001
- 66 -
Total
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
Pemegang Saham
Pristine Resources International Pte. Ltd., Singapura Westwood Finance Inc., Republic of Seychelles PT Shalumindo Investama PT Spallindo Adilong Halex Halim (Komisaris Utama) Petrus Halim (Presiden Direktur) Jimmy Halim (Direktur) Willy Rumondor (Direktur) Masyarakat lainnya (kepemilikan masing-masing kurang dari 5%) Jumlah
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
31 Desember/December 31, 2010 Persentase Jumlah Modal Kepemilikan/ Disetor/ Jumlah Saham/ Percentage Total Paid-up Number of Shares of Ownership Capital Stock % Rp Juta/ Rp Million
Name of Stockholder
122.591.299
28,38
30.648
116.864.545 63.655.000 52.077.000 9.092.000 3.771.500 2.362.500 36.000
27,05 14,73 12,05 2,10 0,87 0,55 0,01
29.216 15.914 13.019 2.273 943 591 9
Pristine Resources International Pte. Ltd., Singapura Westwood Finance Inc., Republic of Seychelles PT Shalumindo Investama PT Spallindo Adilong Halex Halim (President Commissioner) Petrus Halim (President Director) Jimmy Halim (Director) Willy Rumondor (Director)
61.556.000
14,26
15.388
Public (less than 5% each)
432.005.844
100,00
108.001
Mutasi jumlah saham Perusahaan yang beredar adalah sebagai berikut:
Total
The changes in the Company’s number of shares outstanding are as follows:
2011 Juta/ Million
2010 Juta/ Million
Saldo awal tahun Penerbitan saham baru sehubungan dengan pemecahan nilai nominal saham
432
1.728
Saldo akhir tahun
2.160
Berdasarkan rapat umum pemegang saham luar biasa Perusahaan sebagaimana dinyatakan dalam Akta No. 38 tanggal 15 April 2011 dari Notaris Fathiah Helmi, SH, para pemegang saham menyetujui pemecahan nilai saham dengan menurunkan nilai nominal saham dari Rp 250 per saham menjadi Rp 50 per saham sehingga meningkatkan jumlah saham yang beredar dari 432 juta saham pada tahun 2010 menjadi 2.160 juta saham pada tahun 2011.
432
Beginning of the year Issuance of new shares in connection with stock split
432
End of the year
Based on minutes of the Company’s extraordinary stockholders meeting as stated in deed No. 38 dated April 15, 2011 of Fathiah Helmi, SH, the stockholders approved the stock split through reduction of par value per share from Rp 250 per share to Rp 50 per share which resulted to an increase in the outstanding shares from 432 million shares in 2010 to 2,160 million shares in 2011.
- 67 -
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
33.
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
SELISIH NILAI TRANSAKSI RESTRUKTURISASI ENTITAS SEPENGENDALI
33.
DIFFERENCE IN VALUE OF RESTRUCTURING TRANSACTIONS BETWEEN ENTITIES UNDER COMMON CONTROL
Merupakan selisih dengan nilai buku dengan harga perolehan saham entitas anak pada tahun 2010:
Biaya perolehan PT Terra Factor Indonesia dan entitias anak PT Colombia Chrome Indonesia
This account represents the difference between the book value and the acquisition cost of subsidiaries purchased in 2010:
31 Desember/ December 31, 2011 dan/and 2010 Rp Juta/ Rp Million 164.421 5.000
Jumlah
169.420
Dikurangi: Bagian Perusahaan atas aset bersih PT Terra Factor Indonesia dan entitias anak PT Colombia Chrome Indonesia
151.488 2.400
Jumlah
SELISIH TRANSAKSI EKUITAS PIHAK NONPENGENDALI
15.532 DENGAN
34.
Pada bulan Desember 2011, Perusahaan meningkatkan kepemilikan pada PT Terra Factor Indonesia dan PT Karya Lestari Sumberalam (Catatan 1b). Perusahaan memilih untuk menyajikan sebagai bagian yang terpisah dalam ekuitas atas pengaruh peningkatan kepemilikan Perusahaan. 35.
Jumlah b. Kepentingan nonpengendali atas rugi bersih entitas anak PT Terra Factor Indonesia PT Karya Lestari Sumberalam Jumlah
Less: The Company's portion of net assets PT Terra Factor Indonesia and subsidiary PT Colombia Chrome Indonesia Total Difference in value arising from restructuring transactions among entities under common control DIFFERENCE IN VALUE OF EQUITY TRANSACTION WITH NON-CONTROLLING INTEREST In December 2011, the Company increased its interest in PT Terra Factor Indonesia and PT Karya Lestari Sumberalam (Note 1b). The Company has carried forward and opted to present as a separate item within equity the effect of the increase in the Company’s interest.
KEPENTINGAN NONPENGENDALI
a. Kepentingan nonpengendali atas aset bersih entitas anak PT Terra Factor Indonesia PT Karya Lestari Sumberalam PT Intraco Penta Wahana
Total
153.888
Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali 34.
Acquisition cost PT Terra Factor Indonesia and subsidiary PT Colombia Chrome Indonesia
35.
NON-CONTROLLING INTEREST
31 Desember/December 31 2011 2010 Rp Juta/ Rp Juta/ Rp Million Rp Million 5.805 1.936 5
14.798 9.976 -
7.746
24.774
(1.025) (12.318)
(1.714) -
(13.343)
(1.714)
- 68 -
a. Non controlling interest in net assets of subsidiaries: PT Terra Factor Indonesia PT Karya Lestari Sumberalam PT Intraco Penta Wahana Total b. Non controlling interest in loss of subsidiaries: PT Terra Factor Indonesia PT Karya Lestari Sumberalam Total
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
36.
37.
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
DIVIDEN
36.
DIVIDENDS
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang didokumentasikan dalam Akta Notaris No. 36 tanggal 15 April 2011 dari Fathiah Helmi, S.H., notaris di Jakarta, pemegang saham menyetujui pembagian dividen untuk tahun 2010 sebesar Rp 24.192 juta atau Rp 56 per saham.
Based on the Annual General Stockholders’ Meeting, which was documented in Notarial Deed No. 36 dated April 15, 2011 of Fathiah Helmi, S.H., notary in Jakarta, the stockholders approved the distribution of cash dividends for the year 2010 amounting to Rp 24,192 million or Rp 56 per share.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang didokumentasikan dalam Akta No. 9 tanggal 10 Mei 2010 dari Fathiah Helmi, S.H., notaris di Jakarta, pemegang saham menyetujui pembagian dividen untuk tahun 2009 Rp 12.960 juta atau Rp 30 per saham.
Based on the Annual General Stockholders’ Meeting, which was documented in Notarial Deed No. 9 dated May 10, 2010 of Fathiah Helmi, S.H., public notary in Jakarta, the stockholders approved the distribution of cash dividends for the year 2009 amounting to Rp 12,960 million or Rp 30 per share.
PENDAPATAN USAHA
Penjualan Alat-alat berat Suku cadang Jumlah Jasa Perbaikan Persewaan Jasa kontraktor pertambangan Jumlah Pembiayaan Pendapatan sewa pembiayaan - bersih Pembiayaan konsumen Anjak piutang
37.
REVENUES
2011 Rp Juta/ Rp Million
2010 Rp Juta/ Rp Million
2.063.036 399.611
1.229.797 302.886
2.462.647
1.532.683
138.209 141.519 132.717
98.668 68.822 89.423
412.445
256.913
Sales Heavy equipment Spare parts Subtotal Services Maintenance Rental Mining services Subtotal Financing
74.325 734 -
25.496 21 47
Jumlah
75.059
25.564
Subtotal
Manufaktur Lain-lain
34.717 15.455
11.340 6.680
Manufacturing Others
Jumlah Pendapatan Usaha
3.000.323
1.833.180
Finance lease income - net Consumer financing Factoring receivable
Total Revenues
Jumlah pendapatan usaha ekuivalen 0,29% dan 0,61% masing-masing untuk tahun 2011 dan 2010 diterima dari pihak berelasi (Catatan 47).
Total revenues equivalent to 0.29% and 0.61% in 2011 and 2010, respectively, were derived from transactions with related parties (Note 47).
Pada tahun 2011 dan 2010, tidak ada penjualan kepada satu pihak tertentu yang melebihi 10% dari jumlah pendapatan.
In 2011 and 2010, no sales were made to a single party of more than 10% of total revenues.
- 69 -
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
38.
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
BEBAN POKOK PENDAPATAN
38. 2011 Rp Juta/ Rp Million
COST OF REVENUES
2010 Rp Juta/ Rp Million Manufacturing Raw materials - beginning Purchase of raw materials
Manufaktur Bahan baku awal Pembelian bahan baku
3.793 32.884
514 14.828
Bahan baku siap pakai Bahan baku akhir
36.677 5.846
15.342 3.793
Raw materials available for use Raw materials - ending
Bahan baku terpakai Persediaan dalam proses awal Penambahan overhead
30.831 20.778 13.917
11.549 1.397 19.400
Raw material used Materials in process - beginning Additional overhead
Persediaan dalam proses siap diproduksi Persediaan dalam proses akhir
65.526 8.791
32.346 20.778
Materials in process for use Materials in process - ending
Beban Pokok Produksi
56.735
11.568
Cost of production
389.114 2.577.531
264.255 1.465.373
2.966.645 757.541
1.729.628 389.114
2.209.104
1.340.514
210.835
164.457
2.476.674
1.516.539
Perdagangan Persediaan awal Pembelian Persediaan tersedia untuk dijual Persediaan akhir Beban Pokok Penjualan Beban Langsung Beban Pokok Pendapatan
Trading Inventories - beginning Purchases Inventories available for sale Inventories - ending Cost of Goods Sold Direct Costs Cost of Revenues
Jumlah pembelian ekuivalen 0,61% dan 0,72% masing-masing untuk 2011 dan 2010 dilakukan dengan pihak-pihak berelasi (Catatan 47).
Total purchases equivalent to 0.61% and 0.72% in 2011 and 2010, respectively, were from related parties (Note 47).
Pembelian dari PT Volvo Indonesia dan Volvo East Asia masing-masing sebesar Rp 1.892 miliar dan Rp 435 miliar pada tahun 2011 dan Rp 983,7 miliar dan Rp 371,3 miliar pada tahun 2010 merupakan pembelian yang melebihi 10% dari jumlah pembelian pada masing-masing tahun.
Purchases from PT Volvo Indonesia and Volvo East Asia amounting to Rp 1,892 billion and Rp 435 billion, respectively, in 2011 and Rp 983.7 billion and Rp 371.3 billion, respectively, in 2010 represent more than 10% of the total purchases in respective years.
- 70 -
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
39.
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
BEBAN PENJUALAN
39. 2011 Rp Juta/ Rp Million
Pengangkutan Gaji dan tunjangan karyawan (Catatan 31) Penyusutan (Catatan 18) Perjalanan dinas Beban dan denda pajak Perbaikan dan pemeliharaan Sewa Asuransi Pemasaran Telepon dan faksimili Keperluan kantor Biaya management Listrik dan air Keperluan bengkel Pengepakan Jamuan Sumbangan Lain-lain Jumlah
40.
Jumlah
2010 Rp Juta/ Rp Million
41.241
22.543
29.637 7.680 5.117 4.440 4.084 2.722 2.610 2.184 1.729 1.110 1.008 828 483 269 180 68 4.080
23.248 7.263 3.940 12.874 3.780 2.260 1.545 1.358 2.037 848 1.064 907 310 228 145 72 948
Freight Salaries and employee benefits (Note 31) Depreciation (Note 18) Travel Taxes and penalties Repairs and maintenance Rental Insurance Marketing Telephone and facsimile Office expenses Management fee expenses Electricity and water Workshop expenses Packaging Representation Donation Others
109.470
85.370
Total
BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI
Gaji dan tunjangan karyawan (Catatan 31) Perjalanan dinas Penyusutan (Catatan 18) Jasa profesional Perbaikan dan pemeliharaan Keperluan kantor Telepon dan faksimili Listrik dan air Pajak dan denda Sumbangan Jamuan Sewa Pemasaran Lain-lain
SELLING EXPENSES
40. 2011 Rp Juta/ Rp Million
GENERAL AND ADMINISTRATIVE EXPENSES
2010 Rp Juta/ Rp Million
70.274 9.226 8.540 5.837 5.285 2.884 2.023 1.443 1.169 757 404 123 95 10.712
47.080 4.784 5.652 2.820 3.377 2.623 2.009 826 162 664 307 57 28 9.083
Salaries and employee benefits (Note 31) Travel Depreciation (Note 18) Professional fees Repairs and maintenance Office supplies Telephone and facsimile Electricity and water Taxes and penalties Donation Entertainment Rental Marketing Others
118.772
79.472
Total
- 71 -
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
41.
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
BEBAN KEUANGAN
41.
2011 Rp Juta/ Rp Million
42.
2010 Rp Juta/ Rp Million
Beban bunga atas: Utang bank Liabilitas sewa pembiayaan Utang Medium term notes Utang pembelian kendaraan Utang kepada pihak berelasi Utang usaha
30.737 14.663 6.374 1.410 570 99
27.474 4.163 656 52 469
Interest on: Bank loans Lease liabilities Medium term notes Liabilities for purchase of vehicles Payables to related parties Trade accounts payable
Jumlah Administrasi dan beban provisi bank
53.853 6.548
32.814 3.263
Subtotal Bank charges and provisions
Jumlah
60.401
36.077
Total
BAGI HASIL
42.
Akun ini merupakan bagi hasil sehubungan dengan medium term notes – syariah dan pinjaman syariah sebagai berikut:
PROFIT SHARING This account represents profit sharing on the medium term notes – syariah and syariah loans as follows:
2011 Rp Juta/ Rp Million
43.
FINANCE COST
2010 Rp Juta/ Rp Million
Medium term notes - syariah
Pinjaman syariah
38.470 817
20.990 -
Syariah loans Medium term notes - syariah
Jumlah
39.287
20.990
Total
PENDAPATAN BUNGA DAN DENDA
43. 2011 Rp Juta/ Rp Million
Bunga atas: Deposito berjangka dan jasa giro Denda atas: Investasi neto sewa pembiayaan Lain-lain Jumlah
INTEREST INCOME AND PENALTIES
2010 Rp Juta/ Rp Million
1.016
423
2.914 132
650 755
4.062
1.828
- 72 -
Interest on: Time deposits and current account Penalties on: Net investment in finance lease Others Total
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
44.
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN LAIN-LAIN
44.
2011 Rp Juta/ Rp Million
Keuntungan penjualan aset tetap Pendapatan komisi Keuntungan transaksi derivatif Lain-lain Jumlah
8.745 3.224 377 2.207 14.553
OTHER GAINS AND LOSSES 2010 Rp Juta/ Rp Million
-
2.144 2.663 2.651 7.458
Gain on sale of property, plant and equipment Commision income Gain on derivative transactions Others Total
Pendapatan komisi merupakan komisi yang berasal dari penjualan unit alat berat Volvo dari Volvo East Asia (VEA), pemasok Perusahaan, kepada pelanggan Perusahaan di Indonesia. Sehubungan dengan tujuan pengiriman unit yang dibeli oleh pelanggan tersebut adalah di Singapura, VEA dan Perusahaan menyetujui bahwa VEA yang berlokasi di Singapura, akan menjual unit tersebut dan Perusahaan akan menerima komisi atas penjualan tersebut.
Commission income represents commission derived from sale of several Volvo heavy equipment units by Volvo East Asia (VEA), Company’s supplier, to a Company’s customer in Indonesia. Since the destination of the units purchased by the said customer is in Singapore, VEA and the Company agreed that VEA, which is located in Singapore, will sell the units and the Company will receive commission from the said sale.
Pada beberapa tanggal di tahun 2008, IBF, entitas anak, mengadakan beberapa kontrak currency swap dan cross currency swap dengan PT Bank Danamon Indonesia Tbk yang telah jatuh tempo pada bulan Mei 2011 sampai Agustus 2011. Nilai nosional kontrak sebesar US$ 6.336.120 (ekuivalen Rp 58.595 juta) dan berubah secara berkala baik pokok maupun bunga berdasarkan pembayaran nilai nosional Rupiah dan Dollar Amerika Serikat sepanjang masa kontrak.
On various dates in 2008, IBF, a subsidiary, entered into several currency swap and cross currency swap contracts with PT Bank Danamon Indonesia Tbk which expired on May 2011 to August 2011. The contracts have a total notional amount of US$ 6,336,120 (equivalent to Rp 58,595 million) and require periodic exchange of principals and interest payments based on the Rupiah and US Dollar notional payments amounts over the period covered by the contracts.
Untuk tujuan akuntansi, kontrak-kontrak ini tidak ditujukan dan didokumentasikan sebagai instrumen lindung nilai, oleh sebab itu akuntansi lindung nilai tidak diterapkan. Keuntungan dan kerugian transaksi derivatif dari kontrak-kontrak ini diakui sebagai keuntungan (kerugian) dari transaksi derivatif yang terdiri dari nilai wajar kontrak dan pembayaran bunga bersih atas nilai nosional Rupiah dan Dollar Amerika Serikat, dengan rincian sebagai berikut:
For accounting purposes, these contracts are not designated and documented as hedging instruments, and therefore hedge accounting is not applied. Gain and losses on these contracts are recognized as gain (loss) on derivative transactions – net which consists of the fair values of the contracts and the periodic net settlements of the related interests on the Rupiah and U.S. Dollar notional amounts, details of which are as follows:
2011 Rp Juta/ Rp Million
Perubahan nilai wajar - bersih Penyelesaian bunga - bersih
377
699 1.964
Net change in fair value Net settlement of interest
377
2.663
Net gain
-
Keuntungan - bersih
2010 Rp Juta/ Rp Million
Pada tanggal 31 Desember 2010, nilai wajar atas transaksi derivatif tersebut sebesar Rp 316 juta.
As of December 31, 2010, the fair value of such derivative transactions amounted to Rp 316 million.
- 73 -
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
45.
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
PAJAK PENGHASILAN a.
45.
a.
Beban (penghasilan) pajak Perusahaan dan entitas anak terdiri dari: 2011 Rp Juta/ Rp Million
b.
INCOME TAX Tax expense (benefit) of the Company and its subsidiaries consists of the following:
2010 Rp Juta/ Rp Million
Pajak kini Pajak tangguhan
55.592 (6.949)
33.412 (348)
Current tax Deferred tax
Jumlah
48.643
33.064
Total
Pajak Kini
b.
Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi komprehensif konsolidasi dengan laba kena pajak adalah sebagai berikut: 2011 Rp Juta/ Rp Million Laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi komprehensif konsolidasian 168.857 Laba sebelum pajak entitas anak (11.196) Laba sebelum pajak Perusahaan Perbedaan temporer: Imbalan pasca-kerja Pencadangan Pembayaran dan penyesuaian Penyisihan penurunan nilai piutang - bersih Pemulihan penyisihan penurunan nilai persediaan - bersih Penurunan nilai aset
157.661
Current Tax
A reconciliation between income before tax per consolidated statements of comprehensive income and taxable income is as follows: 2010 Rp Juta/ Rp Million Income before tax per consolidated statements of comprehensive 117.593 income (18.830) Income before tax of the subsidiaries 98.763
6.637 775
3.382 733
Temporary differences: Post-employment benefits Provisions Payments and adjustments Provision for (reversal of) impairment losses of receivables - net Provision for decline in value of inventories - net Impairment in value of assets Differences between fiscal and commercial: Depreciation of property, plant and equipment Amortization of deferred charges on landrights Software cost Capital lease: Depreciation of leased assets Interest on lease liabilities
(5.775)
(4.575)
Lease installment payments
2.678
(1.317)
7.500 (2.475) (2.201) -
487
3.840 (2.736) 297 334 37
Selisih antara fiskal dan komersial: Penyusutan aset tetap Amortisasi beban tangguhan hak atas tanah Amortisasi biaya perangkat lunak Sewa pembiayaan: Penyusutan aset sewaan Beban bunga sewa pembiayaan Pembayaran cicilan sewa pembiayaan Bersih
Income before tax of the Company
(2.263)
(2.620)
13 (20)
11 (20)
- 74 -
Net
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
Perbedaan tetap: Beban dan denda pajak Sumbangan Penyusutan Representasi dan jamuan Pendapatan sewa yang telah dikenakan pajak final Pendapatan bunga yang telah dikenakan pajak final Bersih Laba kena pajak Perusahaan
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
2011 Rp Juta/ Rp Million
2010 Rp Juta/ Rp Million
4.440 856 1.455 513 (537)
(737)
(971)
(178)
5.756
13.941
166.095
111.387
Perhitungan beban dan utang (kelebihan bayar) pajak kini adalah sebagai berikut:
Jumlah beban pajak kini Dikurangi pembayaran pajak di muka Perusahaan Pasal 22 Pasal 23 Pasal 25
Permanent differences: Taxes and penalties Donations Depreciation Representation and entertainment Lease income already subjected to final tax Interest income already subjected to final tax Net Taxable income of the Company
Current tax expense and payable (overpayment) are computed as follows:
2011 Rp Juta/ Rp Million Beban pajak kini Perusahaan Entitas anak
12.874 633 945 404
2010 Rp Juta/ Rp Million
41.524 14.068
27.847 5.565
55.592
33.412
Current tax expense The Company Subsidiaries Total current tax expense Less prepaid income taxes The Company Article 22 Article 23 Article 25
14.330 5.188 22.812
11.030 3.602 14.640
Jumlah
42.330
29.272
Entitas anak Pasal 22 Pasal 23 Pasal 25
122 2.548 5.905
94 2.494 935
Jumlah
8.575
3.523
50.905
32.795
Utang pajak - bersih
4.687
617
Utang pajak (Catatan 23) Entitas anak
6.060
3.898
Taxes payable (Note 23) Subsidiaries
806 567
1.425 1.856
Prepaid taxes (Note 15) The Company Subsidiaries
1.373
3.281
4.687
617
Jumlah pajak penghasilan dibayar dimuka
Pajak dibayar dimuka (Catatan 15) Perusahaan Entitas anak Jumlah Bersih
- 75 -
Subtotal Subsidiaries Article 22 Article 23 Article 25 Subtotal Total prepaid income taxes Taxes payable - net
Subtotal Net
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
c.
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
Pajak Tangguhan
c.
Rincian aset (liabilitas) pajak tangguhan Perusahaan dan entitas anak adalah sebagai berikut:
Perusahaan Cadangan imbalan pasti pasca-kerja Penyisihan penurunan nilai persediaan Penyisihan penurunan nilai piutang Akumulasi amortisasi beban tangguhan - hak atas tanah Sew a pembiayaan Akumulasi penyusutan aset tetap Akumulasi amortisasi atas perangkat lunak Jumlah Aset Pajak Tangguhan Perusahaan
1 Januari 2010/ January 1, 2010 Rp Juta/ Rp Million
Dikreditkan (dibebankan) ke laporan laba rugi komprehensif/ Credited (charged) to Profit or Loss Rp Juta/ Rp Million
6.866
The details of the Company and its subsidiaries deferred tax assets (liabilities) are as follows:
31 Desember 2010/ December 31, 2010 Rp Juta/ Rp Million
Dikreditkan (dibebankan) ke laporan laba rugi komprehensif/ Credited (charged) to Profit or Loss Rp Juta/ Rp Million
31 Desember 2011/ December 31, 2011 Rp Juta/ Rp Million
276
7.142
1.256
8.398
1.451
84
1.535
122
1.657
1.046
74
1.120
(550)
570
(40) (948)
3 (115)
(37) (1.063)
3 409
(34) (654)
471
(646)
(175)
(565)
(740)
(3)
(5)
(8)
(5)
(13)
8.843
(329)
8.514
670
9.184
31 Desember 2010/ December 31, 2010 Rp Juta/ Rp Million
Dikreditkan (dibebankan) ke laporan laba rugi komprehensif/ Credited (charged) to Profit or Loss Rp Juta/ Rp Million
31 Desember 2011/ December 31, 2011 Rp Juta/ Rp Million
1 Januari 2010/ January 1, 2010 Rp Juta/ Rp Million Entitas anak Cadangan imbalan pasti pasca-kerja Penyisihan penurunan nilai persediaan Penyisihan penurunan nilai piutang usaha Sew a pembiayaan Akumulasi penyusutaan aset tetap Penyisihan penurunan nilai agunan diambil alih dan aset ijarah Rugi Fiskal
Deferred Tax
Dikreditkan (dibebankan) ke laporan laba rugi komprehensif/ Credited (charged) to Profit or Loss Rp Juta/ Rp Million
The Company Post-employment benefits obligation Allow ance for decline in value of inventories Allow ance for impairment of receivables Accumulated amortization of deferred charges on landrights Lease liabilities Accumulated depreciation of property, plant and equipment Accumulated amortization of softw are cost Deferred Tax Assets - the Company
47 (402)
23 (3.822)
70 (4.224)
(20) (8.286)
50 (12.510)
5.408
1.861
7.269
(990)
6.279
22.619
106 2.294
106 24.913
15.544
106 40.457
Subsidiaries Post-employment benefits obligation Allow ance for decline in inventory Allow ance for impairment of receivables Lease Liabilities Accumulated depreciation of property, plant, and equipment Allow ance for impairment of foreclosed asset and assets for ijarah Fiscal Loss
Jumlah
28.152
677
28.829
6.279
35.108
Total
Jumlah Aset Pajak Tangguhan Entitas anak
32.599
1.690
34.289
7.184
41.473
Deferred Tax Assets - Subsidiaries
Jumlah Liabilitas Pajak Tangguhan - Entitas Anak
(4.447)
(1.013)
(5.460)
(905)
(6.365)
Deferred Tax Liabilities - Subsidiaries
480 -
-
215
695
-
-
Rekonsiliasi antara beban pajak dan hasil perkalian laba akuntansi sebelum pajak dengan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut:
-
(21)
674
52
52
A reconciliation between the total tax expense and the amounts computed by applying the effective tax rates to income before tax per consolidated statements of income is as follows:
2011 Rp Juta/ Rp Million
2010 Rp Juta/ Rp Million
Laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi komprehensif konsolidasian Laba sebelum pajak entitas anak
168.857 (11.196)
117.593 (18.830)
Laba sebelum pajak Perusahaan
157.661
98.763
Income before tax of the Company
39.416
24.691
Income tax at effective rate
Pajak penghasilan dengan tarif pajak efektif
- 76 -
Income before tax per consolidated statements of comprehensive income Income before tax of the subsidiaries
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
2011 Rp Juta/ Rp Million Pengaruh pajak atas perbedaan tetap: Beban dan denda pajak Sumbangan Penyusutan Representasi dan jamuan Pendapatan sewa yang telah dikenakan pajak final Pendapatan bunga yang telah dikenakan pajak final
2010 Rp Juta/ Rp Million
1.110 214 363 128
Bersih
3.218 158 236 101
(134)
(184)
(243)
(44)
1.438
3.485
Jumlah beban pajak Perusahaan Jumlah beban pajak entitas anak
40.854 7.789
28.176 4.888
Total tax expense of the Company Total tax expense of the subsidiaries
Jumlah Beban Pajak
48.643
33.064
Total Tax Expense
Pada tahun 2009, Perusahaan telah menerima beberapa Surat Ketetapan Pajak (SKP) atas Pajak Penghasilan Badan, Pajak Penghasilan Pasal 21, Pasal 23, Pasal 26, Pasal 4 ayat 2, dan Pajak Pertambahan Nilai untuk tahun fiskal 2006 dan 2007 sebesar Rp 60.458 juta Pada tahun yang sama, Perusahaan telah mengajukan surat permohonan pengurangan dan/atau pembatalan surat ketetapan pajak ke kantor pajak atas SKP tersebut. 46.
Tax effect of permanent differences: Taxes and penalties Donations Depreciation Representation and entertainment Lease income already subjected to final tax Interest income already subjected to final tax
In 2009, the Company has received tax assessment letters (SKP) covering Corporate Income Tax, Income Taxes Article 21, Article 23, Article 26, Article 4 paragraph 2, and Value Added Tax for fiscal years 2006 and 2007 totaling to Rp 60,458 million. In the same year, the Company has filed a request for reduction and/or cancellation of the said tax assessment letters with the Tax Office.
LABA PER SAHAM DASAR
46.
Berikut ini adalah data yang digunakan untuk perhitungan laba per saham dasar:
Laba untuk perhitungan laba per saham dasar
Jumlah rata-rata tertimbang saham untuk tujuan perhitugan laba per saham dasar
BASIC EARNINGS PER SHARE The basic earnings per share is computed based on the following data:
2011 Rp Juta/ Rp Million
2010 Rp Juta/ Rp Million
133.557
2011 Lembar/shares Juta/Million Jumlah rata-rata tertimbang saham biasa untuk perhitungan laba per saham dasar Jumlah awal Tambahan saham beredar berasal dari pemecahan saham (Catatan 32)
Net
2.160
-
2.160
- 77 -
86.243
Earnings for computation of basic earnings per share
2010 Lembar/shares Juta/Million
432
Weighted average number of ordinary shares for computation of basic earnings per share Beginning balance
1.728
Additional shares issued from stock split (Note 32)
2.160
Weighted average number of ordinary shares for computation of basic earnings per share
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
Jumlah rata-rata tertimbang saham tahun 2010 yang digunakan untuk menghitung laba per saham dasar telah disesuaikan untuk mencerminkan pengaruh retrospektif dari pemecahan saham, karenanya laba bersih per saham disajikan kembali.
The weighted average number of ordinary shares in 2010 used to compute basic earnings per share has been adjusted to retrospectively reflect the effect of stock split, resulting in restatement of the previously reported basic earnings per share.
Pada tanggal pelaporan, Perusahaan tidak memiliki saham biasa yang berpotensi dilutif.
At reporting date, the Company does not have potentially dilutive shares.
47.
SIFAT DAN TRANSAKSI PIHAK BERELASI
47.
NATURE OF RELATIONSHIP AND TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES
Sifat Pihak Berelasi
Nature of Relationship
a.
PT Shalumindo Investama adalah pemegang saham utama Perusahaan dan entitas anak.
a.
PT Shalumindo Investama is the ultimate controlling shareholder of the Company and its subsidiaries.
b.
Pihak berelasi yang pemegang saham utamanya dan personil manajemen kunci sama dengan Perusahaan dan entitas anak :
b.
Related parties with the same majority stockholder and key management personnel as the Company and its subsidiaries :
-
PT General Argo Mesin Lestari PT Maestronic Abdi Karya PT Labuan Monodon PT Pristine Aftermarket Indonesia PT Belayan Abadi Prima Coal
c.
Tn. Halex Halim adalah Komisaris Utama Perusahaan.
c.
Mr. Halex Halim is the Company’s President Commissioner.
d.
PT Intraco Darma Ekatama dan Indonesian Tractors Co. Pte. Ltd. merupakan entitas afiliasi.
d.
PT Intraco Darma Ekatama and Indonesian Tractors Co. Pte. Ltd. are affiliated companies.
Transaksi Pihak-pihak Berelasi
Transactions with Related Parties
Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan dan entitas anak melakukan transaksi tertentu dengan pihak berelasi, yang meliputi antara lain:
In the normal course of business, the Company and its subsidiaries entered into certain transactions with related parties, as follows:
a.
a.
Perusahaan dan entitas anak menyediakan manfaat pada Komisaris dan Direksi Perusahaan dan entitas anak sebagai berikut:
2011 Rp Juta/ Rp Million Imbalan kerja jangka pendek Imbalan pasca kerja Jumlah b.
2010 Rp Juta/ Rp Million
23.128 13.538 36.666
0,29% dan 0,61% dari jumlah penjualan masing-masing pada tahun 2011 dan 2010 merupakan penjualan kepada pihak berelasi. Pada tanggal pelaporan, piutang atas penjualan tersebut dicatat sebagai bagian dari piutang usaha, yang meliputi 0,05% dan 0,18% dari jumlah aset masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.
21.827 13.490 35.317 b.
- 78 -
The Company and its subsidiaries provide benefits to the Commissioners and Directors of the Company and its subsidiaries as follows:
Short-term employee benefits Post-employment benefits Total
Sales to related parties constituted 0.29% and 0.61% of the total sales in 2011 and 2010, respectively. At reporting date, the receivables from these sales were presented as trade accounts receivable, which constituted 0.05% and 0.18% of the total assets as of December 31, 2011 and 2010, respectively.
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
Rincian penjualan kepada pihak berelasi sebagai berikut :
The details of sales to related parties are as follows :
2011 Rp Juta/ Rp Million
c.
2010 Rp Juta/ Rp Million
PT Pristine Aftermarket Indonesia PT Labuan Monodon PT Intraco Darma Ekatama
8.420 137 8
149 11.003
PT Pristine Aftermarket Indonesia PT Labuan Monodon PT Intraco Darma Ekatama
Jumlah
8.565
11.153
Total
0,61% dan 0,72% dari jumlah pembelian masing-masing pada tahun 2011 dan 2010, merupakan pembelian dari pihak berelasi. Pada tanggal pelaporan, utang atas pembelian tersebut dicatat sebagai bagian dari utang usaha, yang meliputi 0,09% dan 0,29% dari jumlah liabilitas masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.
c.
Rincian pembelian kepada pihak berelasi sebagai berikut:
The details of purchases from related parties are as follows:
2011 Rp Juta/ Rp Million
d.
Purchases from related parties constituted 0.61% and 0.72% of the total purchases in 2011 and 2010, respectively. At reporting date, the liabilities for these purchases were presented as trade accounts payable which constituted 0.09% and 0.29%, of the total liabilities as of December 31, 2011 and 2010, respectively.
PT Pristine Aftermarket Indonesia Indonesian Tractors Co. Pte. Ltd., Singapura
10.318
Jumlah
15.888
2010 Rp Juta/ Rp Million 3.060
5.570
Perusahaan dan entitas anak juga mempunyai transaksi di luar usaha dengan pihak berelasi sebagai berikut :
7.575 10.635 d.
PT Pristine Aftermarket Indonesia Indonesian Tractors Co. Pte. Ltd., Singapore Total
The Company and its subsidiaries also entered into nontrade transactions with related parties as follows:
31 Desember/December 31 2011 2010 Rp Juta/ Rp Juta/ Rp Million Rp Million Piutang dari pihak berelasi Komisaris dan Direksi PT Pristine Aftermarket Indonesia
7.243 368
5.519 199
Receivables from related parties Commissioners and Directors PT Pristine Aftermarket Indonesia
Jumlah
7.611
5.718
Total
1.335 -
804 56.677
-
762
Uang muka proyek PT Belayan Abadi Prima Coal PT Petra Unggul Sejahtera Uang muka lain-lain Komisaris dan Direksi Jumlah Utang kepada pihak berelasi Komisaris dan Direksi
Advances for project PT Belayan Abadi Prima Coal PT Petra Unggul Sejahtera Other advances Commissioners and Directors
1.335
58.243
Total
12.495
19.450
Payables to related parties Commissioners and Directors
- 79 -
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
48.
49.
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
e.
Fasilitas pinjaman yang diterima oleh Perusahaan dan entitas anak dari Bank dijamin dengan jaminan pribadi Komisaris Utama Perusahaan (Catatan 26 dan 29).
e.
The credit facilities obtained by the Company and its subsidiaries are also secured by personal guarantee from Company’s President Comissioner (Notes 26 and 29).
f.
Fasilitas pinjaman yang diterima dari Bank oleh IBF, entitas anak, dijamin dengan jaminan pembelian kembali dari Perusahaan (Catatan 26 dan 29).
f.
The bank loan facilities obtained from banks by IBF, a subsidiary, is also secured by buy back guarantee from the Company (Notes 26 and 29).
PERJANJIAN DAN IKATAN
48.
AGREEMENTS AND COMMITMENTS
a.
Perusahaan memberikan jaminan purna jual kepada pembeli dengan jangka waktu beragam tergantung jenis alat berat yang dijual dan sesuai dengan ketentuan dalam perjanjian.
a.
The Company provides warranty to customers with various terms depending on the type of heavy equipment sold and the terms of the agreement.
b.
Perusahaan mengadakan perjanjian dengan pihak ketiga, yang mana Perusahaan ditunjuk sebagai agen tunggal atau subagen alat-alat berat, suku cadang dan pemegang hak atas jasa perbaikan, dengan Airklean Engineering; Volvo Construction Equipment; Goodyear International Corporation; Doosan International South East Asia Pte. Ltd.; Eaton Fluid Power Group Hydraulics Operations; Techking Tires Limiteds; PT Goodyear Indonesia Tbk, Brunner & Lay Inc., Mahindra & Mahindra; Shandong Lingong Construction Machinery Co., Ltd dan Sinotruk Import & Export Co., Ltd.
b.
The Company entered into agreements with third parties wherein the Company was either appointed as sole agent or sub-agent for heavy equipment and spare parts, and obtained rights for repair services with Airklean Engineering; Volvo Construction Equipment; Goodyear International Corporation; Doosan International South East Asia Pte. Ltd.; Eaton Fluid Power Group Hydraulics Operations; Techking Tires Limiteds; PT Goodyear Indonesia Tbk and Brunner & Lay Inc.; Mahindra & Mahindra; Shandong Lingong Construction Machinery Co., Ltd. and Sinotruk Import & Export Co., Ltd.
INFORMASI SEGMEN
49.
SEGMENT INFORMATION
Pada tahun sebelumnya, informasi segmen dilaporkan berdasarkan segmen operasi dan segmen geografi. Efektif tgl 1 Januari 2011, standar baru mewajibkan segmen operasi diidentifikasi berdasarkan informasi yang dikaji ulang oleh pengambil keputusan operasional yang digunakan untuk tujuan alokasi sumber daya dan menilai kinerja segmen tersebut.
In prior years, the segment information reported was based on business and geographical segments. However, effective January 1, 2011, the new standard requires that operating segments be identified based on the information reviewed by the chief operating decision maker, which is used for the purpose of resources allocation and assessment of their operating segments performance.
Perusahaan dan entitas anak melaporkan segmen-segmen berdasarkan PSAK 5 (revisi 2009) berdasarkan divisi-divisi operasi, sama dengan segmen operasi pada standar sebelumnya:
The Company and its subsidiaries’ reportable segments under PSAK 5 (revised 2009) are based on their operating divisions; which is similar to the business segment under the previous standard:
1. 2.
1. 2.
3. 4. 5.
Penjualan alat berat dan suku cadang Jasa perbaikan, penambangan penyewaan Manufaktur Pembiayaan Lain-lain
dan
3. 4. 5.
- 80 -
Sale of heavy equipment and parts Maintenance and, minning and service Manufacturing Financing Others
rental,
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
Berikut ini adalah informasi segmen berdasarkan segmen operasi:
The following are segment information based on the operating divisions: 2011
Alat berat dan suku cadang / Sales of Heavy Equipment and spare parts Rp Juta/ Rp Million
Jasa perbaikan, penambangan dan persew aan / Maintenance, mining Manufaktur / and rental service Manufacturing Rp Juta/ Rp Juta/ Rp Million Rp Million
Pembiayaan / Financing Rp Juta/ Rp Million
Lain-lain / Others Rp Juta/ Rp Million
Eliminasi/ Eliminations Rp Juta/ Rp Million
Konsolidasi/ Consolidated Rp Juta/ Rp Million
PENDAPATAN Penjualan ekstern Penjualan antar segmen
2.462.647 170.181
412.445 2.242
34.717 35.557
75.059 10.207
15.455 1.923
(220.110)
3.000.323 -
REVENUE External Sales Inter-segment sales
Jumlah pendapatan
2.632.828
414.687
70.274
85.266
17.378
(220.110)
3.000.323
Total revenue
352.608
134.486
5.677
34.485
19.259
(22.866)
523.649
HASIL Hasil segmen Beban yang tidak dapat dialokasikan Beban keuangan Bagi hasil Pendapatan bunga dan denda Kerugian kurs mata uang asing - bersih Keuntungan dan kerugian lain-lain - bersih
RESULT Segment result
(228.242) (60.286) (39.402) 4.062 (45.477)
Unallocated expenses Finance cost Profit sharing Interest income and penalties Foreign exchange loss - net
14.553
Others gain and losses - net
Laba sebelum pajak Pajak penghasilan
168.857 Income before tax (48.643) Tax expense
LABA PERIODE BERJALAN
120.214
INFORMASI LAINNYA ASET Aset segmen Aset yang tidak dapat dialokasi
1.283.736
1.662.918
23.674
534.564
-
(407.811)
Jumlah aset yang dikonsolidasikan LIABILITAS Liabilitas segmen Liabilitas yang tidak dapat dialokasi
1.678.798
1.298.467
18.479
481.078
-
(448.124)
Jumlah liabilitas yang dikonsolidasikan
3.097.081 640.837
OTHER INFORMATION ASSETS Segment assets Unallocated assets
3.737.918
Consolidated total assets
3.028.698 172.453
LIABILITIES Segment liabilities Unallocated liabilities
3.201.151
Consolidated total liabilities Capital expenditures Unallocated capital expenditures Total capital expenditures
Pengeluaran modal Pengeluaran modal yang tidak dapat dialokasi Jumlah pengeluaran modal
52.423
422.035
1.809
803.010
166
(71.267)
1.208.176 5.168 1.213.344
Penyusutan Penyusutan yang tidak dapat dialokasi Jumlah penyusutan
18.692
59.801
1.979
206.426
9
(9.026)
277.881 4.334 282.215
- 81 -
NET INCOME FOR THE YEAR
Depreciation Unallocated depreciation Total depreciation
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued) 2010
Alat berat dan suku cadang / Sales of Heavy Equipment and spare parts Rp Juta/ Rp Million
Jasa perbaikan, penambangan dan persew aan / Maintenance, mining and rental service Rp Juta/ Rp Million
Manufaktur / Manufacturing Rp Juta/ Rp Million
Pembiayaan / Financing Rp Juta/ Rp Million
PENDAPATAN Penjualan ekstern Penjualan antar segmen
1.532.683 70.850
256.913 1.241
11.340 6.943
25.564 11.838
Jumlah pendapatan
1.603.533
258.154
18.283
37.402
243.802
33.051
6.664
46.947
HASIL Hasil segmen
Lain-lain / Others Rp Juta/ Rp Million
Eliminasi/ Eliminations Rp Juta/ Rp Million
Konsolidasi/ Consolidated Rp Juta/ Rp Million
6.680
(90.872)
1.833.180 -
REVENUE External Sales Inter-segment sales
6.680
(90.872)
1.833.180
Total revenue
(13.823)
316.641
-
-
Beban yang tidak dapat dialokasikan
(164.842)
RESULT Segment result Unallocated expenses
Beban keuangan Bagi hasil Pendapatan bunga dan denda Keuntungan kurs mata uang asing - bersih Keuntungan dan kerugian lain-lain - bersih
(36.077) (20.990) 1.828 13.575
Finance cost Profit sharing Interest income and penalties Foreign exchange gain - net
7.458
Others gain and losses - net
Laba sebelum pajak Pajak penghasilan
117.593 33.064
LABA PERIODE BERJALAN INFORMASI LAINNYA ASET Aset segmen Aset yang tidak dapat dialokasi
84.529
1.118.908
347.010
45.169
566.572
46.372
(669.516)
Jumlah aset yang dikonsolidasikan LIABILITAS Liabilitas segmen Liabilitas yang tidak dapat dialokasi
702.488
160.036
42.435
447.021
45
(214.013)
Jumlah liabilitas yang dikonsolidasikan Pengeluaran modal Pengeluaran modal yang tidak dapat dialokasi Jumlah pengeluaran modal Penyusutan Penyusutan yang tidak dapat dialokasi Jumlah penyusutan
Income before tax Tax expense NET INCOME FOR THE YEAR
1.454.515 180.389
OTHER INFORMATION ASSETS Segment assets Unallocated assets
1.634.904
Consolidated total assets
1.138.012 60.072
LIABILITIES Segment liabilities Unallocated liabilities
1.198.084
Consolidated total liabilities
952
250.998
4.332
66
-
(6.515)
249.833 37.745 287.578
4.942
63.250
1.447
438
-
(386)
69.691 8.390 78.081
Capital expenditures Unallocated capital expenditures Total capital expenditures Depreciation Unallocated depreciation Total depreciation
Segmen Geografis
Geographical Segments
Perusahaan dan entitas anak berdomisili di Jakarta dengan cabang-cabang di beberapa kota di Indonesia untuk menjangkau dan meningkatkan pemasaran di masing-masing daerah dan dibagi menjadi 4 wilayah geografis.
The Company and its subsidiaries are domiciled in Jakarta and have branches in several cities in Indonesia to reach and increase sales in the respective areas which are distinguished into 4 geographical areas.
Jumlah pendapatan berdasarkan pasar geografis sebagai berikut:
The distribution of revenues by geographical markets is as follows:
Pasar geografis Jakarta Kalimantan Sumatera Jawa dan daerah lainnya Jumlah
Penjualan berdasarkan pasar geografis/ Sales revenue from external customers by geographical market 2011 2010 Rp Juta/ Rp Juta/ Rp Million Rp Million 2.125.190 1.231.691 567.437 352.654 173.302 178.845 134.394 69.990 3.000.323
,
- 82 -
1.833.180
Geographical market Jakarta Kalimantan Sumatera Java and other areas Total
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
50.
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
ASET DAN LIABILITAS MONETER DALAM MATA UANG ASING
50.
MONETARY ASSETS AND LIABILITIES DENOMINATED IN FOREIGN CURRENCIES
31 Desember/December 31, 2011 31 Desember/December 31, 2010 Mata uang Ekuivalen Mata uang Ekuivalen asing (Rp Juta)/ asing (Rp Juta)/ Foreign Equivalent in Foreign Equivalent in currency (Rp Million) currency (Rp Million) Aset Kas dan setara kas
Assets Cash and cash equivalents
27.999.845 31.731 12.337 44 3.065.440 1.355 3.653
252.089 221 145 24 4 4
5.355.646 21.776 3.633 4.294 1.552.767 3.838 63
48.153 152 44 39 12 11 -
USD
785.722
7.125
662.695
7.758
Piutang usaha - bersih
USD SGD EUR
53.864.578 42.594 4.763
488.444 297 56
2.122.769 44.238 580
192.344 317 7
Piutang usaha (angsuran)
USD
188.217
1.707
442.145
3.975
Trade accounts receivable (installment)
Piutang lain-lain
USD
158.434
1.437
332.278
2.987
Other acounts receivable
Piutang kepada pihak berelasi
USD SGD AUD EUR
-
-
292.934 75.232 3.850 177
2.633 525 35 2
Receivables from related parties
Aset lainnya
USD
14.749
114.342
1.028
Other assets
260.022
Total assets
Kas dan setara kas yang dibatasi penggunaannya
USD SGD EUR AUD WON MYR HKD
1.626.485
Jumlah aset Liabilitas Utang usaha
766.301
Restricted cash and cash equivalents Trade accounts receivable - net
Liabilities Trade accounts payable
USD SGD EUR
151.058.532 48.177 390.459
1.369.799 336 4.584
313.536 366.438 495.432
281.540 2.558 5.923
Biaya yang masih harus dibayar
USD
22.033
200
3.267
29
Utang sewa pembiayaan
USD
27.173.338
246.408
4.142.961
37.249
Utang bank
USD
69.614.132
631.261
52.972.733
476.277
Bank loans Total liabilities
Jumlah liabilitas
2.252.588
803.576
Liabilitas bersih
(1.486.286)
(543.554)
Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, kurs konversi yang digunakan Perusahaan dan entitas anak serta kurs yang berlaku adalah sebagai berikut:
Lease liabilities
Net liabilities
The conversion rates used by the Company and its subsidiaries on December 31, 2011 and 2010 and the prevailing rates are as follows:
2011 Rp
Mata Uang 1 USD 1 EURO 1 MYR 1 SGD 1 HK 1 AUD 1 WON
Accrued expense
9.068 11.739 2.853 6.974 1.167 9.203 8
- 83 -
2010 Rp 8.991 11.956 2.916 6.981 1.155 9.143 8
Foreign currency USD 1 EURO 1 MYR 1 SGD 1 HK 1 AUD 1 WON 1
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
51.
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
INSTRUMEN KEUANGAN, MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN DAN RISIKO MODAL a.
Manajemen Resiko Modal
FINANCIAL INSTRUMENTS, FINANCIAL RISK AND CAPITAL RISK MANAGEMENT a.
Capital Risk Management
Perusahaan dan entitas anak mengelola risiko modal untuk memastikan bahwa mereka akan mampu untuk melanjutkan keberlangsungan hidup, selain memaksimalkan keuntungan para pemegang saham melalui optimalisasi saldo utang dan ekuitas. Struktur modal Perusahaan terdiri dari utang, yang mencakup pinjaman yang dijelaskan pada Catatan 26, 27, 28, 29 dan 30, kas dan setara kas dan ekuitas pemegang saham induk, yang terdiri dari modal yang ditempatkan, tambahan modal disetor, laba ditahan dan komponen ekuitas lainnya yang dijelaskan dalam Catatan 6, 32, 33 dan 34.
The Company and its subsidiaries manage capital risk to ensure that they will be able to continue as going concern, in addition to maximizing the profits of the shareholders through the optimization of the balance of debt and equity. The capital structure of the Company and its subsidiaries consist of debt, which included the borrowings disclosed in Notes 26, 27, 28, 29 and 30, cash and cash equivalents and equity attributable to equity holders of the parent, comprising of issued capital, additional paid in capital, retained earnings and other equity component as disclosed in Notes 6, 32, 33 and 34.
Direktur Perusahaan secara berkala melakukan review struktur permodalan Perusahaan dan entitas anak. Sebagai bagian dari review ini, Direktur Perusahaan mempertimbangkan biaya permodalan dan risiko yang berhubungan.
The Company’s Board of Directors periodically reviews their capital structure. As part of this review, the Company’s Directors consider the cost of capital and related risk.
Gearing ratio pada tanggal Desember 31, 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:
The gearing ratio as of December 31, 2011, and 2010 are as follows:
2011 Rp Juta/ Rp Million
2010 Rp Juta/ Rp Million
Pinjaman Kas dan setara kas
1.435.408 330.568
709.633 64.570
Debt Cash and cash equivalents
Pinjaman - bersih Ekuitas
1.104.840 536.767
645.063 436.820
Net debt Equity
Rasio pinjaman - bersih terhadap modal
b.
51.
206%
148%
Tujuan dan Kebijakan Manajemen Risiko Keuangan
b.
Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan Perusahaan dan entitas anak adalah untuk memastikan bahwa sumber daya keuangan yang memadai tersedia untuk operasi dan pengembangan bisnis, serta untuk mengelola risiko mata uang asing, tingkat bunga, kredit dan risiko likuiditas. Perusahaan dan entitas anak beroperasi dengan pedoman yang telah ditentukan oleh Dewan Direksi.
Net debt to equity ratio
Financial Risk Management Objectives and Policies The Company’s and its subsidiaries overall financial risk management and policies seek to ensure that adequate financial resources are available for operation and development of their business, while managing their exposure to foreign exchange risk, interest rate risk, credit and liquidity risks. The Company and its subsidiaries operate within defined guidelines that are approved by the Board.
- 84 -
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
i.
Risiko Suku Bunga
i.
Interest Rate Risk
Risiko suku bunga adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas kontraktual masa datang dari suatu instrumen keuangan akan terpengaruh akibat perubahan suku bunga pasar. Eksposur Perusahaan dan entitas anak yang terpengaruh risiko suku bunga terutama terkait dengan utang bank.
Interest rate risk is the risk that the fair value or contractual future cash flows of a financial instrument will be affected due to changes in market interest rates. The Company and its subsidiaries’ exposures to the interest rate risk relates primarily to bank loans.
Untuk meminimalkan risiko suku bunga, Perusahaan dan entitas anak mengelola beban bunga melalui kombinasi utang dengan suku bunga tetap dan suku bunga variabel, dengan mengevaluasi kecenderungan suku bunga pasar. Manajemen juga melakukan penelaahan berbagai suku bunga yang ditawarkan oleh kreditur untuk mendapatkan suku bunga yang menguntungkan sebelum mengambil keputusan untuk melakukan perikatan utang.
To minimize interest rate risk, the Company and its subsidiaries manage interest cost through a mix of fixed-rate and variable-rate debts, by evaluating market rate trends. Management also conducts assessments among interest rates offered by creditors to obtain the most favorable interest rate before taking any decision to enter a new loan agreement.
Tabel berikut adalah nilai tercatat, berdasarkan jatuh temponya, atas aset dan liabilitas keuangan konsolidasian (tidak didiskontokan) Perusahaan dan entitas anak yang terkait risiko suku bunga:
The following table sets out the principal amount, by maturity, of the Company and it subsidiaries consolidated financial assets and liabilities (undiscounted) that are exposed to interest rate risk:
Aset Bunga Tetap Kas dan Setara Kas Kas dan setara kas yang dibatasi pencairannya Investasi neto sewa pembiayaan Piutang pembiayaan konsumen
Rata-rata Suku Bunga Efektif/ Jatuh Tempo Jatuh Tempo Average Effective dalam Satu Tahun/ Pada Tahun ke - 2/ Interest Rate Due within One Year Due in the 2nd Year % Rp Juta/ Rp Juta/ Rp Million Rp Million 7.25%
330.568
-
2% 9% - 24% 14% - 16%
33.463 245.033 2.305
-
Jumlah Liabilitas Bunga Tetap Utang bank jangka pendek Liabilitas sewa pembiayaan Utang pembelian kendaraan Utang bank jangka panjang Medium term notes Bunga mengambang Utang bank jangka panjang
ii.
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
6.5% - 13% 10.03% - 14.81% 12% - 12.375% 7%- 15% 12% - 12.375%
-
SIBOR + 5%
-
154.418 2.289
Jatuh Tempo Pada Tahun ke - 3/ Due in the 3rd Year Rp Juta/ Rp Million
Jatuh Tempo Pada Tahun ke - 4/ Due in the 4th Year Rp Juta/ Rp Million
-
-
-
57.581 180
-
Jumlah/ Total Rp Juta/ Rp Million
2.024 1.825
33.463 459.056 6.599
Assets Fixed Rate Cash and Cash Equivalents Restricted cash and cash equivalent Net investment in finance lease Consumer financing receivable
3.849
829.686
Total
159.969 217.691 21.040 855.219 220.000
Liabilities Fixed Rate Short-term bank loans Lease liabilities Liabilities for purchase of vehicles Long-term bank loans Medium term notes Floating rate Long-term bank loans
330.568
611.369
156.707
57.761
159.969 95.133 10.624 442.794
77.879 7.675 309.861 205.000
44.679 2.741 102.564 15.000
-
19.104
708.520
619.519
164.984
-
1.493.023
19.104
Risiko Nilai Tukar
-
ii.
Risiko nilai tukar adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas kontraktual masa datang dari suatu instrumen keuangan akan terpengaruh akibat perubahan nilai tukar. Perusahaan dan entitas anak melakukan transaksi bisnis terutama dalam mata uang Dollar Amerika Serikat. Eksposur Perusahaan dan entitas anak yang terpengaruh risiko suku bunga terutama terkait dengan piutang usaha, investasi sewa neto pembiayaan dan utang bank.
Foreign Exchange Risk Foreign exchange rate risk is the risk that the fair value or future contractual cash flows of a financial instrument will fluctuate because of changes in foreign exchange rates. The Company and its subsidiaries transacts mainly in U.S. Dollars. The Company and its subsidiaries’ exposure to foreign exchange risk relate primarily to trade accounts receivable, net investments in finance lease and bank loans.
- 85 -
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
Perseroan tidak dapat menghindari fluktuasi nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing. Untuk meminimalkan risiko ini, Perusahaan dan entitas anak telah membuat kebijakan untuk mengelola transaksi dan paparan mata uang asingnya antara lain dengan menerapkan hedging secara alami untuk operasional yaitu dengan menerapkan mata uang yang sama pada penjualan dan pembelian.
The Company cannot avoid the fluctuations of foreign exchange rate to Rupiah. To minimize the risk, the Company and its subsidiaries made policies to manage the transactions and the effect of foreign currencies, among others, by applying natural hedge of their operations by using the same currency for sales and purchase.
Jumlah eksposure mata uang asing bersih Perusahaan dan entitas anak pada tanggal pelaporan diungkapkan dalam Catatan 48.
The Company and its subsidiaries’ net open foreign currency exposure as reporting period is disclosed in Note 48.
iii.
Risiko Kredit
iii.
Risiko kredit adalah risiko bahwa Perusahaan dan entitas anak akan mengalami kerugian yang timbul dari pelanggan atau pihak lawan akibat gagal memenuhi kewajiban kontraktualnya. Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat risiko kredit yang terkonsentrasi secara signifikan. Perusahaan dan entitas anak mengendalikan risiko kredit dengan cara melakukan hubungan usaha dengan pihak lain yang memiliki kredibilitas, menetapkan kebijakan verifikasi dan otorisasi kredit, serta memantau kolektibilitas piutang secara berkala untuk mengurangi jumlah piutang tak tertagih.
Credit risk is the risk that the Company and its subsidiaries will incur a loss arising from the customers or counterparties failure to fulfill their contractual obligations. Management believes that there are no significant concentrations of credit risk. The Company and its subsidiaries manage and control credit risk by dealing only with recognized and credit worthy parties, setting internal policies on verifications and authorizations of credit, and regularly monitoring the collectibility of receivables to reduce the exposure of bad debts.
Berikut adalah eksposur Perusahaan dan entitas anak yang terkait risiko kredit pada tanggal 31 Desember 2011:
The table below shows the Company and its subsidiaries’ exposure related to credit risk as of December 31, 2011:
Jumlah Bruto/ Gross Amounts Rp Juta/ Rp Million Pinjaman yang diberikan dan piutang Kas dan setara kas Kas dan setara kas yang dibatasi pencairannya Piutang usaha Piutang usaha - Angsuran Investasi neto sewa pembiayaan Piutang pembiayaan konsumen Piutang lain-lain Piutang dari pihak berelasi Jumlah
iv.
Credit Risk
Jumlah Neto/ Net Amounts Rp Juta/ Rp Million
329.633
329.633
33.463 515.359 1.707 410.253 4.860 46.608 7.611
33.463 512.971 1.707 409.570 4.859 46.397 7.611
1.349.494
1.346.211
Risiko Likuiditas
iv.
Risiko likuiditas adalah risiko kerugian yang timbul karena Perusahaan dan entitas anak tidak memiliki arus kas yang cukup untuk memenuhi kewajibannya.
Loans and receivables Cash and cash equivalents Restricted cash and cash equivalents Trade accounts receivable Trade accounts receivables - Installment Net investment in finance lease Consumer financing receivable Other accounts receivable Receivables from related parties Total
Liquidity Risk Liquidity risk is a risk arising when the cash flow position of the Company and its subsidiaries is not enough to cover the liabilities which become due.
- 86 -
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
Dalam pengelolaan risiko likuiditas, manajemen memantau dan menjaga jumlah kas dan setara kas yang dianggap memadai untuk membiayai operasional Perusahaan dan entitas anak dan untuk mengatasi dampak fluktuasi arus kas. Manajemen juga melakukan evaluasi berkala atas proyeksi arus kas dan arus kas aktual, termasuk jadwal jatuh tempo utang, dan terus-menerus melakukan penelaahan pasar keuangan untuk mendapatkan sumber pendanaan yang optimal.
In the management of liquidity risk, management monitors and maintains a level of cash and cash equivalents deemed adequate to finance the Company and its subsidiaries’ operations and to mitigate the effects of fluctuation in cash flows. Management also regularly evaluate the projected and actual cash flows, including loan maturity profiles, and continuously assess conditions in the financial markets for opportunities to obtain optimal funding sources.
Berikut adalah jadwal jatuh tempo aset dan liabilitas keuangan konsolidasian berdasarkan pembayaran kontraktual yang tidak didiskontokan pada tanggal 31 Desember 2011.
The table below summarizes the maturity profile of consolidated financial assets and liabilities based on contractual undiscounted payments as of December 31, 2011.
<= 1 tahun/ <= 1 year Rp Juta/ Rp Million Aset Kas dan setara kas Kas yang dibatasi pencairannya Piutang usaha Piutang lain-lain Piutang usaha - angsuran Investasi neto sewa pembiayaan Piutang pembiayaan konsumen Piutang dari pihak berelasi
1-2 tahun/ 1-2 years Rp Juta/ Rp Million
31 Desember/December 31, 2011 Biaya transaksi/ 3-5 tahun/ Jumlah/ Transaction 3-5 years Total costs Rp Juta/ Rp Juta/ Rp Juta/ Rp Million Rp Million Rp Million
Penyisihan penurunan nilai/ Allowance for Impairment losses Rp Juta/ Rp Million
330.568 33.463 515.359 46.608 1.707 212.618 1.786 -
141.488 1.069 7.611
56.147 2.005 -
330.568 33.463 515.359 46.608 1.707 410.253 4.860 7.611
-
Jumlah
1.142.109
150.168
58.152
1.350.429
-
Liabilitas Utang bank jangka pendek Utang usaha Biaya yang masih harus dibayar Utang bank jangka panjang Utang pembelian kendaraan Liabilitas sewa pembiayaan Liabilitas lancar lainnya - pihak ketiga Medium Term Notes Utang kepada pihak berelasi
159.969 1.462.363 13.881 5.068 60.452 12.495
741.899 10.624 90.065 220.000 -
105.426 10.416 122.558 -
159.969 1.462.363 13.881 847.325 21.040 217.691 60.452 220.000 12.495
(1.066) (2.740) (2.307) (23.067) (1.437) -
-
Jumlah
1.714.229
1.062.588
238.400
3.015.216
(30.617)
(180.248)
(1.664.787)
30.617
Selisih aset dengan liabilitas
(572.120)
(912.420)
c. Nilai Wajar Instrumen Keuangan
-
(2.388) (683) (1)
330.568 33.463 512.971 46.608 1.707 409.570 4.859 7.611
Assets Cash and cash equivalents Restricted cash and cash equivalents Trade accounts receivable Other accounts receivable Trade accounts receivable - installment Net investment in finance lease Consumer financing receivable Receivables from related parties
1.347.357
Total
158.903 1.462.363 13.881 844.585 18.733 194.624 60.452 218.563 12.495
Liabilities Short-term bank loans Trade accounts payable Accrued expenses Long-term bank loans Liabilities for purchase of vehicles Lease liabilities Other current liabilities - third parties Medium Term Notes Payables to related parties
-
2.984.599
Total
-
(1.637.242)
(3.072)
Maturity gap assets and liabilities
c. Fair Value of Financial Instruments
Kecuali disebutkan pada tabel berikut ini, manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat aset dan liabilitas keuangan yang dikenakan bunga dan dicatat sebesar biaya perolehan diamortisasi dalam laporan keuangan konsolidasian mendekati nilai wajarnya:
Aset keuangan Investasi neto sew a pembiayaan Piutang pembiayaan konsumen
-
Nilai Tercatat/ As Reported Rp Juta/ Rp Million
Nilai tercatat/ Carrying value Rp Juta/ Rp Million
Except as shown in the following table, the management considers that the carrying amounts of interest bearing financial assets and financial liabilities recorded at amortized cost in the consolidated financial statements approximate their fair values:
2011 Estimasi nilai wajar/ Estimated fair value Rp Juta/ Rp Million
409.570 4.859
376.652 3.863
Financial assets Net investments in f inance lease Consumer financing receivables
Jum lah
414.429
380.515
Total
Liabilitas keuangan Utang bank jangka panjang Medium term notes Liabilitas sew a pembiayaan Utang pembelian kendaraan
844.585 218.563 194.624 18.733
832.527 173.590 178.392 17.515
Financial liabilities Long-term bank loans Medium term notes Lease liabilities Liabilities f or purchase of vehicles
1.276.505
1.202.024
Jum lah
- 87 -
Total
PT INTRACO PENTA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 DAN 1 JANUARI 2010/ 31 DESEMBER 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Lanjutan)
52.
PT INTRACO PENTA Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2011 AND 2010 AND JANUARY 1, 2010/ DECEMBER 31, 2009 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2011 AND 2010 (Continued)
Nilai wajar investasi neto sewa pembiayaan, piutang pembiayaan konsumen, dihitung menggunakan diskonto arus kas kas, berdasarkan suku bunga pinjaman yang berlaku dari transaksi pasar yang dapat diamati saat ini dengan jangka waktu yang sama. Apabila suku bunga instrumen tersebut disesuaikan setiap tiga bulan atau memiliki jatuh tempo yang relatif singkat, maka jumlah tercatatnya telah mendekati nilai wajar.
The fair values of net investments in finance lease, consumer financing receivable, other receivables are estimated using the discounted cash flow analysis methodology, using lending rates from observable current market transactions and remaining maturities. Where the instrument reprices on a quarterly basis or has a relatively short maturity, the carrying amounts approximate fair value.
Nilai wajar utang bank, medium term notes, sewa pembiayaan dan utang pembelian kendaraan ditentukan menggunakan diskonto arus kas masa depan pada suku bunga yang berlaku dari transaksi pasar yang dapat diamati saat ini untuk instrumen dengan jangka waktu dan jatuh tempo yang sama.
The fair values of the bank loans, medium term notes, lease liabilities and liabilites for purchase of vehicle are determined by discounting future cash flows using applicable rates from observable current market transactions for instruments with similar terms and remaining maturities.
Nilai wajar instrumen derivatif dihitung menggunakan harga kuotasi. Pada saat harga tersebut tidak tersedia, dilakukan analisa arus kas diskonto menggunakan kurva yield yang diaplikasikan selama jangka waktu instrumen.
The fair value of derivative instruments are calculated using quoted prices. Where such prices are not available, discounted cash flow analysis is performed using the applicable yield curve for the duration of the instruments.
REKLASIFIKASI AKUN
52.
Beberapa akun dalam laporan posisi keuangan konsolidasian tahun 2010 dan 2009 telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian laporan posisi keuangan konsolidasian tahun 2011 sebagai berikut :
Investasi neto sewa pembiayaan Lancar - Bersih Tidak Lancar - Bersih Piutang pembiayaan konsumen Lancar - Bersih Tidak Lancar - Bersih
53.
Certain accounts in the 2010 and 2009 consolidated statement of financial position were reclassified to confirm with the presentation of accounts in the 2011 consolidated statements of financial position as follows :
31 Desember/ December 31, 2010 Nilai tercatat sebelumnya/ Nilai tercatat/ As previously As reported reported Rp Juta/ Rp Juta/ Rp Million Rp Million 150.756
264.727
113.971
TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN DAN PERSETUJUAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember/ December 31, 2009 Nilai tercatat sebelumnya/ Nilai tercatat/ As previously As reported reported Rp Juta/ Rp Juta/ Rp Million Rp Million 103.410
-
803 4.216
RECLASSIFICATION OF ACCOUNTS
66.479 5.019
-
53.
Penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan konsolidasian dari halaman 3 sampai 88 merupakan tanggung jawab manejemen, dan telah disetujui oleh Direktur untuk diterbitkan pada tanggal 26 Maret 2012.
169.889 -
-
-
-
-
Net investment in finance lease Current - Net Noncurrent - Net Consumer financing receivables Current - Net Noncurrent - Net
MANAGEMENT’S RESPONSIBILITY AND APPROVAL OF CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS The preparation and fair presentation of the consolidated financial statements on pages 3 to 88 were the responsibility of the management, and were approved by the Directors and authorized for issue on March 26, 2012.
- 88 -