Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
IMPLEMENTASI PROGRAM PENANGGULANGAN GIZI BURUK PADA BALITA DAN IBU HAMIL DI KECAMATAN MEMPAWAH HILIR KABUPATEN PONTIANAK Oleh: KATRINA PRATIWI NIM. E01107002 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak, 2015 e-mail:
[email protected]
ABSTRAK Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman mengenai implementasi program penanggulangan Gizi Buruk Pada Balita dan Ibu Hamil di Kecamatan mempawah Hilir Kabupaten Pontianak”. Permasalahan yang terjadi bersumber pada kasus gizi buruk yang disebabkan permasalahan keluarga. Dimana orang tua jarang memeriksakan perkembangan balitanya ke Posyandu begitu juga ibu hamil. Di samping itu juga pola asuh anak yang terlihat kurang baik, terkadang jumlah anak terlalu banyak dan keharmonisan rumah tangga ikut mempengaruhi peningkatan gizi buruk. Sedangkan dari faktor non kesehatan, dengan alasan ekonomi ketersediaan pangan di rumah tangga terbatas, tingkat pendidikan rendah, inprastruktur, geografis dan lingkungan kurang, sehingga menjadi penyebab kasus gizi buruk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program penanggulangan Gizi Buruk pada Balita dan Ibu Hamil belum sepenuhnya sesuai dengan harapan masyarakat, baik dilihat dari pengorganisasian program penanggulangan Gizi Buruk pada Balita dan Ibu Hamil terlihat belum maksimal, Kemampuan interpretasi petugas atau kader dalam mensosialisasikan program penanggulangan Gizi Buruk pada Balita dan Ibu Hamil belum optimal dan Aplikasi program penanggulangan Gizi Buruk pada Balita dan Ibu Hamil dalam meningkatkan akses masyarakat miskin terhadap peningkatan gizi masyarakat belum sepenuhnya memberikan kontribusi bagi masyarakat miskin. Kata-kata kunci: Implementasi, Program, Penanggulangan, Gizi Buruk, Balita dan Ibu Hamil
ABSTRACT Writing this thesis is intended to provide an understanding of the implementation of control programs Malnutrition In Toddlers and Pregnant Women by the District Health Center Outpatient Mempawah Downstream Pontianak District ". The problems that occur stem from malnutrition due to family problems. Where parents rarely checked their babies to the development of as well as pregnant women. In addition, it also parenting a child who looks less good, sometimes too much the number of children and household harmony influenced the increase in malnutrition. While the non- health factors, with economic reasons in household food availability is limited, low education level, inprastruktur, geography and the environment less, so that the cause of malnutrition. The results showed that the prevention program Toddlers and Malnutrition in pregnant women has not been fully in accordance with the expectations of society, both by organizing prevention programs and Toddler Malnutrition in pregnant women have not shown the maximum, or the ability of the interpretation of the officer cadre in disseminating prevention programs Malnutrition in Toddlers and Pregnant Women is not optimal and Applications reduction programs malnutrition in Toddlers and Pregnant Women in improving access of the poor to improve the nutrition community has not fully contribute to the poor. Keywords : Implementation, Program, Reduction, Malnutrition, Toddler and Pregnant Women
1 KATRINA PRATIWI, NIM. E01107002 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
memberikan pelayanan secara menyeluruh
PENDAHULUAN
dan terpadu kepada masyarakat di wilayah 1.
Latar Belakang Masalah Pembangunan
merupakan
bagian
kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok
kesehatan dari
yang
serta
juga
membina
peran
serta
pembangunan
masyarakat. Pelayanan kesehatan yang
nasional, mempunyai tujuan meningkatkan
dilakukan puskesmas adalah pelayanan
derajat
kesehatan yang meliputi pelayanan kuratif
kesehatan
masyarakat
yang
setinggi-tingginya. Hal tersebut sesuai
(pengobatan),
dengan Pasal 28 Undang-Undang 1945
promotif (peningkatan kesehatan) dan
yang menyatakan bahwa setiap warga
rehabilitatif (pemukiman kesehatan).
Negara berhak hidup sejahtera lahir dan
preventif
(pencegahan),
Pelayanan kesehatan dapat berjalan
batin, bertempat tinggi dan mendapatkan
dengan
baik
tergantung
dari
lingkungan hidup baik dan sehat serta
pendayagunaan petugas dan kemampuan
berhak memperoleh pelayanan kesehatan.
petugas (tenaga medis dan para medis)
Pelayanan kesehatan, baik yang
yang pada akhirnya akan berkaitan dengan
dilakukan oleh pemerintah maupun swasta,
kualitas dan efisiensi serta efektivitas dari
harus selalu memperhatikan aspek-aspek
program penanggulangan gizi buruk pada
kemanusiaan dalam pelaksanaannya. Di
Balita dan Ibu Hamil oleh Puskesmas
samping itupula dikembangkan upaya
Rawat Jalan di Kecamatan Mempawah
perbaikan kesehatan terutama ditujukan
Hilir serta mengefektifkan
kepada masyarakat yang berpenghasilan
tatalaksana
rendah, baik di pedesaaan maupun di
buruk.
perkotaan dengan melalui pemberantasan
memberikan
penyakit
terutama
menular,
perbaikan
gizi,
Peranan
masyarakat
kesehatan
dalam
serta
pelayanan
perawatan
Puskesmas
pelayanan pelayanan
penyediaan air bersih, kebersihan dan lingkungan
pelayanan
sistem dan
adalah
memberikan
gizi dalam
kesehatan,
dasar
kepada
fungsi
pemerintah
dan
mengurus
kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga
keperluan kebutuhan dasar masyarakat
berencana.
untuk meningkatkan taraf kesejahteraan
Salah
pelayanan
rakyat. Standar Pelayanan Minimal (SPM)
kesehatan masyarakat adalah melalui pusat
bidang kesehatan khususnya implementasi
kesehatan masyarakat (Puskesmas), karena
program penanggulangan gizi buruk pada
puskesmas organisasi
satu
wadah
merupakan kesehatan
salah
satu
Balita dan Ibu Hamil oleh Puskesmas
fungsional
yang
Rawat Jalan di Kecamatan Mempawah 1
KATRINA PRATIWI, NIM. E01107002 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Hilir adalah salah satu tolok ukur kinerja
dan gizi lebih (obesitas) masih banyak
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan
tersebar di wilayah kelurahan.
oleh pemerintah melalui bidang kesehatan.
3.
Sebagai petunjuk teknis (Juknis)
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk :
pelaksanaan program penanggulangan gizi
a. Menggambarkan
buruk masyarakat dimaksudkan untuk
implementasi
memberikan
acuan
kepada
petugas
penanggulangan gizi buruk kepada
Pukesmas
Rawat
jalan
dalam
balita
dan
organisasi program
ibu
hamil
oleh
merencanakan program perbaikan gizi
Puskesmas Rawat Jalan mempawah
buruk masyarakat sesuai standar pelayanan
Kecamatan Mempawah Hilir.
minimal
yang
harus
ditetapkan
di
b. Menginterpretasikan implementasi
Kabupaten Pontianak. Juknis pelaksanaan
program
program
buruk kepada balita dan ibu hamil
penanggulangan
gizi
buruk
penanggulangan
masyarakat secara khusus dimaksudkan
oleh
untuk memudahkan petugas gizi dalam
mempawah Kecamatan Mempawah
memberikan perhitungan pelayanan gizi
Hilir.
sesuai dengan standar pelayanan minimal,
Puskesmas
Rawat
gizi
Jalan
c. Mengetahui aplikasi implementasi
penyusunan rencana kerja dan pencapaian
program
target SPM, penilaian pengukuran kinerja,
buruk kepada balita dan ibu hamil
penyusunan
oleh
laporan
penyelenggaraan penyelenggaraan
kinerja
SPM,
dalam
khususnya
perbaikan
gizi
penanggulangan
Puskesmas
Rawat
gizi
Jalan
mempawah Kecamatan Mempawah Hilir. 4. Alur Pikir Penelitian
masyarakat.
Input
2. Identifikasi Masalah Keadaan Kabupaten
gizi
Pontianak
masyarakat umumnya
Depkes RI, 2007, tentang Pedoman pendampingan Keluarga Menuju Kadarzi.
dan
masyarakat Kecamatan Mempawah Hilir khususnya masih belum menggembirakan,
Implementasi Program 1. Pengorganisasian 2. Interpretasi 3. Aplikasi
berbagai masalah gizi seperti gizi kurang dan gizi buruk, kurang vitamin A, anemia
Output
gizi besi, gangguan akibat kurang yodium
Meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai penanggulangan gizi buruk
2
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
keberhasilan atau kegagalan kebijakan
A. TINJAUAN TEORITIS
melalui faktor-faktor yang mempengaruhi Implementasi
dibatasi
sebagai
kebijakan. (Dunn, 2004:132).
jangkauan tindakan yang dilakukan oleh individu pemerintah dan individu swasta yang diarahkan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dalam suatu keputusan kebijaksanaan sebelumnya
empat faktor yang mempengaruhi proses implementasi antara lain: (1) Komunikasi antar organisasi dan kegiatan pelaksanaan; Karateristik-kareteristik
badan
pelaksana; (3) Lingkungan ekonomi, sosial dan politik yang mempengaruhi yuridiksi atau
organisasi
(4)IKecenderungan
implementasi; para
pelaksana
terhadap ukuran-ukuran dasar dan tujuan.
atau policy dipergunakan untuk menunjuk perilaku seorang aktor (misalnya seorang pejabat, suatu kelompok, suatu lembaga pemerintah) atau sejumlah aktor dalam suatu bidang kegiatan tertentu (Winarno, 2002:2). Pengertian istilah kebijaksanaan ini, mungkin dianggap memadai untuk pembicaraan biasa, tetapi karena fokus kita
adalah
analisis
kebijaksanaan publik secara sistimatis, maka kita memerlukan batasan dan konsep yang
lebih
tepat.
Analisis
mengenai
pelaksanaan atau implementasi kebijakan mencoba
mempelajari
kebijakan
yang dikemukakan oleh Dunn tersebut, maka salah satu analisis kebijakan yang berkaitan
dengan
masalah
program
Implementasi kebijakan, karena analisis ini, pelaksana kebijakan yang dilakukan dengan mencoba mempelajari sebab-sebab keberhasilan atau kegagalan suatu program melalui faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan,
sebab-sebab
seperti
berorientasi
pada
pemakai (client oriented) dan bukan berorientasi pada pengembangan ilmu pengetahuan
semata-mata
(Kuncoro,
2003:22).
Secara umum istilah kebijaksanaan
perhatian
analisis
penanggulangan Gizi Buruk adalah analisis
Menurut Winarno (2002:74), ada
(2)
Berdasarkan
Implementasi
kebijakan
atau
program merupakan satu tahap penting dalam proses kebijakan, yaitu suatu proses untuk membuat suatu yang formal bisa terselenggara di lapangan oleh aktor sehingga memberi hasil. Van Meter dan Van Horn (dalam Winarno, 2002:21), membatasi implementasi kebijakan sebagai tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu/kelompok, pemerintah maupun swasta yang diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Tidak semua
kebijakan
memerlukan
proses
implementasi, ada kebijakan yang secara otomatis akan terimplementasi dengan 3
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
sendirinya
begitu
diputuskan
atau
implementation.
kebijakan yang
tersebut
disebut
Kebanyakan
self-
kebijakan
mencapai perubahan besar dan kecil yang diamanatkan oleh keputusan kebijakan. Program
dalam
Kamus
Besar
memerlukan proses implementasi yang
Bahasa Indonesia (2005:789) diartikan
panjang rumit dan sulit.
sebagai rancangan mengenai asas-asas
Van Meter dan Van Horn (dalam
serta usulan-usulan (dalam ketatanegaraan,
Wibawa, 2006:19), merumuskan sebuah
perekonomian)
abstraksi yang memperlihatkan hubungan
pemerintah. Sedangkan menurut pendapat
antar berbagai faktor yang mempengaruhi
Kunarjo (2003: 89) program didefinisikan
hasil atau kinerja suatu kebijakan, dengan
secara teknis sebagai kumpulan dari
mambagi 6 (enam) indikator
yang
proyek-proyek yang mempunyai kaitan
semuanya ini harus dicermati oleh seorang
sasaran yang sama yang terdiri dari
avaluator, yaitu: (1) kompetensi dan
proyek-proyek.
jumlah staf; (2) rentang dan derajat
yang
Sementara
akan
itu
dijalankan
menurut
Jones
pengendalian; (3) dukungan politik yang
(2006: 25) program adalah terjemahan dari
dimiliki; (4)kkekuatan Organisasi: (5)
doktrin ke dalam pola-pola tindakan yang
derajat
nyata dan alokasi dari energi-energi dan
Keterbukaan
komunikasi;
(6)
dan
kebebasan
Keterkaitan
dengan
pembuat kebijakan. Van
lainnya
di
dalam
lembaga itu sendiri dan berhubungan
Meter
dan
Van
Horn
sebagaimana dikutip Jones (2006:64), mengemukakan
sumber-sumberdaya
bahwa
implementasi
dengan lingkungan ekstern. Beberapa pendapat tersebut dapat ditelaah
bahwa
program
adalah
kebijakan mencakup tindakan- tindakan
seperangkat kegiatan yang akan dilakukan
yang
atau
dengan penggunaan sumber-sumberdaya
tindakan-
yang tersedia dan menghasilkan manfaat.
tindakan yang dilakukan oleh individu atau
Dalam merencanakan suatu program harus
kelompok publik maupun privat yang
memiliki karakteristik antara lain, yaitu:
diarahkan
tujuan
Program harus mempunyai batasan yang
kebijakan yang telah diciptakan lebih
jelas serta sasaran yang dapat diukur;
dahulu. Dalam hal ini meliputi baik usaha-
Program harus dapat dipergunakan sebagai
usaha sesaat untuk mentransformasikan
alternatif untuk mempertimbangkan setiap
keputusan kedalam istilah orperasional
kegiatan
maupun usaha yang berkelanjutan untuk
Program dapat dihitung secara analisis cost
dilakukan
kelompok
publik
pada
oleh
individu
maupun
percapaian
dalam
pencapaian
sasaran;
4
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
benefit. Jadi kecuali mempunyai sasaran
2.
Penyelenggaraan
upaya
kesehatan
yang jelas, program juga harus dapat
diatur oleh pemerintah dan dilakukan
diukur outputnya. (Kambun, 2003: 89).
secara seimbang oleh pemerintah dan
Puskesmas
merupakan
pusat
masyarakat
serta
dilaksanakan
pembangunan, pembinaan dan pelayanan
terutama melalui upaya peningkatan
kesehatan
masyarakat
yang
sekaligus
dan pencegahan yang dilakukan secara
merupakan
pos
terdepan
dalam
terpadu dengan upaya penyembuhan
pembangunan kesehatan masyarakat, maka untuk itu langkah-langkah yang dilakukan
dan pemulihan yang diperlukan. 3.
adalah : 1.
Menunjang
peningkatan
fungsi
sejauh mungkin untuk pembangunan
Membantu
masyarakat
mengenal
di
bidang
kesehatan
(Depkes,
2002:17).
dapat menemukan serta menetapkan
Kedudukan
puskesmas
administratif
akhirnya masyarakat mampu mandiri
pemerintah daerah kabupaten dan kota dan
dalam
bertanggung jawab langsung, baik teknis
mengatasi
masalah
Membantu masyarakat upaya
dan berperan
mendorong serta
meningkatkan
Kesehatan Kabupaten atau Kota. Dalam
dalam
melaksanakan tugas pokok, maka fungsi
derajat
puskesmas meliputi : a.
Mengenai keikutsertaan masyarakat dalam setiap pelaksanaan pembangunan dalam
Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya
b.
dasar-dasar
Membina peran serta masyarakat di wilayah
kerjanya
pembangunan kesehatan nasional yang
meningkatkan
antara lain :
hidup sehat
Pemerintah
perangkat
maupun administratif kepada Kepala Dinas
kesehatannya (Depkes RI, 2002:4).
dipertegas
merupakan
secara
upaya penanggulangannya yang pada
kesehatannya.
1.
kekeluargaan,
yang ada diarahkan dan dimanfaatkan
sedini mungkin masalah kesehatan dan
3.
suasana
kegotongroyongan serta semua potensi
puskesmas. 2.
Sikap,
dan
masyarakat
c.
Memberikan
dalam
rangka
kemampuan
pelayanan
untuk
kesehatan
bertanggung jawab dalam memelihara
secara terpadu dan menyeluruh kepada
dan mempertinggi derajat kesehatan
masyarakat wilayah kerjanya. (Depkes
masyarakat.
RI, 2002 :23).
5
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Proses
dalam
melaksanakan
c. Pengendalian, pengawasan dan
fungsinya, maka cara yang dilakukan oleh
pengadaan obat serta makanan
Puskesmas
dan
adalah:
merangsang
masyarakat termasuk pihak swasta untuk melaksanakan
kegiatan
dalam
rangka
menolong dirinya sendiri dan memberikan petunjuk
kepada
masyarakat
tentang
bahan
berbahaya
bagi
kesehatan d. Perbaikan gizi dan peningkatan kesehatan lingkungan e. Peningkatan
dan
pemantapan
bagaimana menggali dan menggunakan
manajemen dan hukum (Depkes
sumber daya yang ada secara efektif dan
RI, 2004: 22)
efisien.
Pelaksanaan Program kegiatan puskesmas di
masyarakat,
program
kesehatan
khususnya
bidang kesehatan meliputi dua program
penangulangan
rencana pembangunan kesehatan yaitu :
puskesmas
1.
Panca Karsa Husada (Tujuan Jangka
wewenang dan
Panjang)
pemeliharaan kesehatan masyarakat di
a. Peningkatan masyarakat
mempunyai
tanggung jawab
pelayanan kesehatan secara menyeluruh
yang dapat menjamin kesehatan status
gizi
masyarakat
dan terpadu. Sementara pelaksanaan program penanggulangan gizi buruk yang dilakukan puskesmas meliputi: a. Pemantauan Pertumbuhan Balita
d. Pengurangan
kesakitan
dan
kematian
b. Pelayanan gizi dan penanggulangan Gizi Buruk
e. Pengembangan
keluarga
dengan
sehat makin
diterimanya norma keluarga kecil bahagia sejahtera.
c. Penyediaan
Obat
dan
Perbekalan
Kesehatan, (Depkes RI, 2002:12). Kemudian berdasarkan peraturan atau sistem pelayanan kesehatan yang
Panca Karya Husada (Kebijaksanaan
diberikan
Operasional)
tingkat pelayanan kesehatan meliputi :
a. Peningkatan
atas
menolong
b. Perbaikan mutu lingkungan hidup
2.
jalan
maka
wilayah kerjanya dengan memberikan
dirinya dalam bidang kesehatan
sejahtera
rawat
buruk,
kemampuan untuk
c. Peningkatan
gizi
program
dan
pemantapan
upaya kesehatan b. Pengembangan tenaga kesehatan
puskesmas,
bahwa
jenjang
a. Tingkat rumah tangga yaitu pelayanan kesehatan oleh individu atau oleh keluarga sendiri 6
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
b. Tingkat masyarakat, yaitu kegiatan
bertumbuh dan berkembang sesuai dengan
swadaya mayarakat dalam menolong
pertumbuhan
mereka
pelayanan gizi masyarakat meliputi:
sendiri
oleh
kelompok
usia”.
Ruang
lingkup
paguyuban, PKK, Husada, RT, RW dan
a. Pelayanan kesehatan ibu dan anak
masyarakat.
b. Pelayanan anak pra-sekolah dan usia
c. Fasilitas
pelayanan
profesional
tingkat
puskesmas,
kesehatan
pertama,
puskesmas
yaitu
pembantu,
sekolah c. Pelayanan pengobatan/perawatan d. Pemantauan pertumbuhan balita
puskesmas keliling, praktek dokter,
e. Pelayanan gizi
poliklinik swasta daln lain-lain.
f. Pelayanan gawat darurat
d. Fasilitas pelayanan rujukan tingkat
Pelaksanaan
program
pertama, yaitu rumah sakit, kabupaten,
penanggulangan
gizi
buruk
rumah sakit swasta, laboratorium, klinik
mendapatkan
swasta.
Karena selama ini telah dilakukan upaya
perhatian
yang
perlu khusus.
e. Fasilitas pelayanan rujukan yang lebih
perbaikan gizi mencakup promosi gizi
tinggi yaitu rumah sakit kelas A dan
seimbang termasuk penyuluhan gizi di
kelas B serta lembaga spesialistik
Posyandu, fortifikasi pangan, pemberian
swasta,
kesehatan
makanan tambahan termasuk MP-ASI,
pemerintah ataupun swasta. (Depkes RI,
pemberian suplemen gizi (kapsul Vitamin
2004:34).
A
laboratorium
Di antara banyaknya pelayanan
dan
Tablet
pemantauan
dan
Tambah
Darah/TTD),
penanggulangan
gizi
yang diberikan oleh puskesmas dalam
buruk. Kenyataan masih banyak keluarga
rangka meningkatkan derajat kesehatan
yang belum berperilaku gizi yang baik,
masyarakat, sesuai dengan aspek-aspek
sehingga penurunan masalah gizi berjalan
penelitian tersebut, maka bentuk pelayanan
lamban.
yang diberikan adalah pelayanan kepada
Salah satu sasaran dari strategi
peningkatan derajat kesehatan ibu, bayi
Departemen Kesehatan adalah seluruh
dan balita.
keluarga sadar gizi (Kadarzi), sebagaimana
Kartini
(2002:65),
menyatakan
tertuang dalam Kepmenkes RI, nomor
derajat kesehatan balita merupakan “ suatu
564/MENKES/SK/VIII/2006
keadaan utuh dan dinamis dalam siklus
pedoman pelaksanaan pengembangan desa
pertumbuhan anak, sehingga secara terus
siaga. Kadarzi adalah suatu keluarga yang
menerus
mampu
bebas
dari
penyakit,
dapat
mengenal,
mencegah
tentang
dan 7
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
mengatasi masalah gizi setiap anggotanya. Suatu keluarga disebut Kadarzi apabila
1.
Jenis Penelitian
telah berperilaku gizi yang baik secara
Jenis penelitian yang digunakan
terus menerus. Perilaku sadar gizi yang
dalam penelitian ini adalah jenis penelitian
diharapkan terwujud menimal adalah:
deskriptif
yaitu memberikan gambaran
a.
Memberikan ASI saja kepada bayi
mengenai
gejala-gejala
sejak lahir sampai umur enam bulan
terutama mengenai penanggulangan gizi
(ASI eksklusif)
buruk pada balita dan ibu hamil, yang
b.
Menimbang berat badan secara teratur
berdasarkan fakta dan data sebagaimana
c.
Makanan beraneka ragam
adanya dilapangan.
d.
Menggunakan garam beryodium
2.
e.
Minum suplemen gizi sesuai anjuran. (Depkes RI, 2007:1).
timbul
Tempat Penelitian Lokasi
implementasi
Pelaksanaan
yang
penelitian program
tentang
penanggulangan
program
gizi buruk pada balita dan ibu hamil adalah
melalui
di Kecamatan Mempawah Hilir Kabupaten
pelayanan perawatan gizi buruk, maka
Pontianak. Alasan pemilihan lokasi adalah
puskesmas mempunyai wewenang dan
terdapat masalah yang berkaitan dengan
tanggung
pemeliharaan
keadaan gizi masyarakat masih belum
kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya
menggembirakan, seperti gizi kurang dan
dengan memberikan pelayanan kesehatan
gizi buruk, kurang vitamin A, anemia gizi
secara
terpadu.
besi, gangguan akibat kurang yodium dan
Sehubungan masih banyaknya kasus gizi
gizi lebih (obesitas) masih banyak tersebar
kurang menunjukkan bahwa asuhan gizi di
di wilayah kelurahan. Waktu penelitian
tingkat keluarga belum memadai. Oleh
direncanakan selama minimal 3 (tiga)
sebab itu diperlukan upaya pemberdayaan
bulan dan maksimal lebih dari 3 (tiga)
melalui pendampingan keluarga Kadarzi
bulan.
penanggulangan
jawab
gizi
atas
menyeluruh
buruk,
dan
dengan cara mendorong, menyemangati, membimbing dan memberikan kemudahan
3.
Subjek dan Objek Penelitian
pelayanan, guna mengatasi masalah gizi buruk yang dialami masyarakat.
Subjek
penelitian
ini
adalah
masyarakat yang memiliki kasus gizi buruk
yang
jumlahnya
belum
dapat
diketahui. Teknik yang digunakan untuk B. METODE PENELITIAN
menjaring
sumber
data
ini
adalah 8
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
menggunakan teknik Aksidental Sampling
sebelumnya,
(sampel kebetulan) yaitu penarikan sampel
pengamatan
ini tidak ditetapkan terlebih dahulu, karena
menyesuaikan
penelitian langsung mengumpulkan data
tersebut
dari unit sampling yang ditemui setelah
tanda chek ( )
jumlah
diperkirakan
mencukupi
pada
saat
dilakukan
tinggal
dengan
daftar
dengan
memberikan
b) Panduan wawancara, yaitu daftar
pengumpulan data dihentikan.
pertanyaan berupa garis besar
Kemudian untuk melengkapi data
pertanyaan yang berkaitan dengan
tersebut, diperlukan informan yang terdiri
permasalahan yang diteliti.
dari: Kepala Puskesmas, Bidan, Para medis dan
Petugas
Gizi.
Sedangkan
objek
penelitian adalah implementasi program penanggulangan gizi buruk pada balita dan
6.
Teknik Analisis Data
ibu hamil di Kecamatan Mempwah Hilir Kabupaten Pontianak.
Analisis dalam
data
penelitian
yang
ini
digunakan
adalah
analisis
kualitatif. Analisis data dalam penelitian 4.
Teknik Pengumpulan Data
kualitatif
a) Observasi,
penyederhanaan data ke dalam bentuk
yaitu
melakukan
merupakan
pengamatan secara langsung pada
yang
objek
diinterpretasikan.
dan
lebih
mudah
proses
dibaca
dan
subjek
penelitian
menganai
masalah
memandang data sebagai produk dari
program
proses memberikan interpretasi peneliti
penanggulangan gizi buruk pada
yang didalamnya sudah terkandung makna
balita dan ibu hamil.
yang mempunyai referensi pada nilai.
terutama
implementasi
b) Wawancara,
melakukan
Penelitian
kualitatif
tanya
jawab kepada informan mengenai masalah implementasi program
C. HASIL PENELITIAN
penanggulangan gizi buruk pada Salah
balita dan ibu hamil.
satu
sasaran
strategi
Kementerian Kesehatan adalah seluruh 5.
keluarga
Instrumen Penelitian a) Chek
List,
yaitu
daftar
pemeriksaan yang dipersiapkan
Sadar
Gizi
(Kadarzi),
sebagaimana tertuang dalam Kepmenkes RI, Nomor: 564/MENKES/SK/VIII/2006 9
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
tentang
Pedoman
Pelaksnaan
gizi buruk kepada masyarakat Kecamatan
Pengembangan Desa Siaga. Kadarzi adalah
Mempawah Hilir meliputi Pengobatan,
suatu keluarga yang mampu mengenal,
Pencegahan, Peningkatan Kesehatan dan
mencegah dan mengatasi masalah gizi
Pemulihan
setiap anggotanya. Satu keluarga disebut
dilakukan petugas Puskesmas Rawat jalan
Kadarzi apabila suatu keluarga berperilaku
dalam rangka menanggulangi gizi buruk di
sadar gizi dengan mewujudkan minimal
Kecamatan
adalah: menimbang anak balita secara
dengan kemampuan tenaga dan fasilitas
teratur, memberikan Makanan Pendamping
yang digunakan. Kegiatan pokok yang
(MP) ASI kepada bayi sejak lahir sampai
sudah ditetapkan seperti melaksanakan
umur enam bulan (ASI ekslusif), makan
kesejahteraan ibu dan anak, keluarga
beraneka ragam, menggunakan garam
berencana dan perbaikan gizi.
beryodium, dan minum suplemen gizi sesuai dengan anjuran.
kesehatan.
Upaya
Mempawah
Berdasarkan
Hilir
hasil
yang
sesuai
wawancara
penulis dengan petugas pelayanan gizi
Berdasarkan data yang diperoleh
diperoleh keterangan bahwa pelaksanaan
dari Puskesmas Rawat Jalan Mempawah,
Program penanggulangan gizi buruk untuk
wilayah kerja Puskesmas Rawat Jalan
balita dan ibu hamil
Mempawah Kecamatan Mampawah Hilir
Mempawah Hilir diawali dengan kegiatan
meliputi 3 (tiga) kelurahan dan 5 (lima)
keorganisasian
desa. Puskesmas Rawat Jalan Mempawah
penyusunan perencanaan pemberdayaan
secara
masyarakat desa dan kelurahan yang
pengorganisasian
merupakan
di Kecamatan
dengan
perangkat pemerintah daerah kabupaten,
melibatkan
sehingga pembagian wilayah kerjanya
desa/kelurahan. Termasuk dalam kegiatan
ditetapkan oleh Bupati dengan saran teknis
awal tahun adalah persiapan pelaksanaan
dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
program dengan menyusun dokumen-
yang telah disetujui oleh Kepala Dinas
dokumen
Kesehatan Provinsi.
Program penanggulangan gizi buruk yang
Berdasarkan
hasil
wawancara
pihak-pihak
melakukan
yang
difokuskan
terkait
dibutuhkan
kepada
sebagai
masyarakat
desa/kelurahan
Jalan
ekonomi masyarakat yang masih rendah.
bentuk
pelayanan
menyatakan
bahwa
kesehatan
yang
kondisi
di
penulis dengan Kepala Puskesmas Rawat Mempawah
yang
aparat
sosial
Berdasarkan pelaksanaan program
dilakukan oleh Puskesmas Rawat Jalan
penanggulangan
Mempawah dalam menanggulangi kasus
pelayanan
gizi
perawatan
buruk, gizi,
melalui maka 10
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
puskesmas
rawat
wewenang dan
jalan
mempunyai
tanggung jawab
atas
yang
mengalami
kasus
mengungkapkan
bahwa
gizi
buruk
selama
ini
pemeliharaan kesehatan masyarakat di
pelaksanaan program penanggulangan gizi
wilayah kerjanya dengan memberikan
buruk seperti melakukan pelayanan secara
pelayanan kesehatan secara menyeluruh
rutin kepada ksehatan ibu dan anak,
dan terpadu. Karena derajat kesehatan
pelayanan pengobatan
balita merupakan suatu keadaan utuh dan
melalui cakupan rawat jalan dan inap,
dinamis dalam siklus pertumbuhan anak,
pemantauan pertumbuhan balita dan ibu
sehingga secara terus menerus bebas dari
hamil dan pelayanan gizi sangat jarang
penyakit,
dilakukan, dan informasi tersebut hanya
dapat
bertumbuh
dan
berkembang sesuai dengan pertumbuhan
atau perawatan
dilakukan secara lisan dan perorangan.
usia. Upaya penanggulangan gizi buruk
Masalah
gizi
di
Kecamatan
balita dan ibu hamil, seperti Pelayanan
Mempawah Hilir sampai saat ini masih
kesehatan ibu dan anak, Pelayanan anak
menjadi masalah kesehatan masyarakat.
pra-sekolah dan usia sekolah, Pelayanan
Oleh kerana itu Peranan Puskesmas rawat
pengobatan/perawatan,
jalan dalam penanggulangan gizi buruk
pertumbuhan
Pemantauan
balita,
Pelayanan
gizi,
Pelayanan gawat darurat. Program
pada Balita dan Ibu Hamil adalah salah satu
penanggulangan
gizi
tolok
kesehatan
ukur yang
kinerja
pelayanan
diselenggarakan
oleh
buruk merupakan suatu upaya pemerintah
pemerintah melalui bidang kesehatan.
untuk
Pelaksanaan program penanggulangan gizi
mempercepat
pertumbuhan
sosial
pemulihan ekonomi
dan
daerah-
buruk
masyarakat
secara
khusus
daerah tertinggal dan khusus. Upaya ini
dimaksudkan untuk memudahkan petugas
dilakukan melalui peningkatan kapasitas
gizi
pemerintah
mempasilitasi
pelayanan gizi sesuai dengan standar
pembangunan kesehatan yang partisipasif,
pelayanan minimal, penyusunan rencana
pemberdayaan masyarakat dan lembaga-
kerja dan pencapaian target SPM, penilaian
lembaga masyarakat terhadap keadilan dan
pengukuran kinerja, penyusunan laporan
meningkatkan kemudahan hidup melalui
kinerja
penyediaan sarana dan prasarana kesehatan
khususnya penyelenggaraan perbaikan gizi
yang memadai.
masyarakat.
daerah
dan
Selain itu dari sekian informasi kunci yang penulis peroleh masyarakat
dalam
dalam
memberikan
perhitungan
penyelenggaraan
Berdasarkan
hasil
SPM,
wawancara
penulis dengan masyarakat yang memiliki 11
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
kasus gizi buruk, mengungkapkan bahwa
keluarga miskin, dan balita gizi buruk
kegiatan penyuluhan-penyuluhan tentang
mendapat perawatan intensif.
masalah gizi sangat jarang dilakukan,
Berdasarkan
wawancara
penulis
kalaupun ada dalam satu tahun hanya 1
dengan masyarakat yang memiliki kasus
(satu) kali bahkan 2 (dua) tahun sekali.
gizi buruk diperoleh keterangan bahwa
Jadi kegiatannya tidak dilaksanakan secara
kegiatan Posyandu
rutin apalagi untuk masyarakat yang
hanya sekedar penimbangan balita saja.
tempat tinggalnya jauh dari Puskesmas.
Sedangkan kegiatan memperbaiki gizi,
Berdasarkan
informasi
yang
diperoleh dari petugas pelayanan gizi,
yang dilaksanakan
seperti penyuluhan dan pemberian MP-ASI sangat jarang dilakukan.
bahwa program penanggulangan gizi buruk
Berdasarkan
obeservasi
yang
pada Balita dan Ibu Hamil melalui
dilakukan penulis, menemukan bahwa
penyuluhan
sampai
pelaksanaan program penanggulangan gizi
sekarang sudah dilaksanakan, meskipun
buruk pada Balita dan Ibu Hamil ini pada
banyak faktor yang menjadi penghambat
kenyataannya
seperti
fasilitas kesehatan yang belum
sepenuhnya memahami mengenai gizi
tersedia dan memadai, Jumlah tenaga
buruk, karena masyarakat pada umumnya
medis dan para medis yang masih terbatas,
jarang mendapatkan informasi mengenai
menurunnya kinerja Posyandu, kegiatan
kesehatan gizi masyarakat terutama ibu
Kadarzi di desa/kelurahan juga menurun,
dari
sementara itu jumlah balita yang berat
penyuluhan kesehatan masyarakat. Untuk
badan turun timbangannya dan jumlah ibu
itu tidak menutup kemungkinan para ibu-
hamil yang anemia semakin meningkat.
ibu mengatasi masalah kesehatan gizi
Program penanggulangan gizi buruk pada
.relatif kurang. Alasannya adalah petugas
Balita
Puskesmas Rawat Jalan Mempawah belum
dari
tahun
dan
Ibu
dilaksanakan
itu
2012
Hamil
yang
akan
masyarakat
petugas
belum
Puskesmas
berupa:
pelayanan
sepenuhnya
anak,
pelayanan
penanggulangan gizi buruk pada Balita dan
pengobatan dan perawatan, pemantauan
Ibu Hamil yang tergolong keluarga yng
pertumbuhan balita, pelayanan gizi yang
tidak mampu.
kesehatan
ibu
dan
berupa pemberian vitamin A dua kali per
melaksanakan
melalui
Mengenai
tahun, serta cakupan pemberian makanan
sosialisasi,
pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi dari
Kepala
masalah
diperoleh Puskesmas
program
pelaksanaan
keterangan Rawat
dari Jalan
Mempawah bahwa pelaksanaan sosialisasi 12
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
program penanggulangan gizi buruk pada
dan ibu hamil di Kecamatan Mempawah
Balita dan Ibu Hamil sudah dilaksanakan
Hilir
kurang lebih 1 kali pertemuan dalam
kemiskinan secara berkelanjutan dengan
sebulan dengan tujuan untuk memberikan
tujuan melakukan pemberdayaan kepada
informasi yang lengkap dan benar kepada
masyarakat. Pemberdayaan masyarakat di
seluruh masyarakat mengenai kesehatan
daerah perdesaan dan kelurahan pada
ibu dan anak. Melalui sosialisasi Program
umumnya mempunyai kesamaan, yakni
penanggulangan gizi buruk pada Balita dan
peningkatan
Ibu
dapat
Namun beberapa konsep pemberdayaan
pelaksanaan
yang telah dimutakhirkan oleh pemerintah
Program sehingga dapat mencapai sasaran
adalah pemberdayaan melalui nilai-nilai
yaitu
universal kemanusiaan yang luntur untuk
Hamil
meningkatkan
ini,
efektivitas
kelompok
mempunyai
diharapkan
rumah
balita,
tangga
yang
hamil
dan
ibu
menyusui.
merupakan
dibangkitkan
penanggulangan
kesehatan
kembali,
masyarakat.
tujuan
dari
pemberdayaan ini adalah perubahan sikap
Berdasarkan
keterangan
dari
dan
perilaku
menjadi
lebih
baik.
Bidan Puskesmas Rawat Jalan Mempawah
Prakteknya tetap saja memakai konsep
kepada
kesadaran
penulis,
diperoleh
keterangan
bahwa masih banyak asuhan gizi di tingkat
dan
kemauan
dari
dalam
dari
hasil
masyarakat itu sendiri.
keluarga yang belum memadai. Oleh sebab
Berdasarkan
data
itu perlu upaya pemberdayaan melalui
wawancara penulis dengan masyarakat
pendamping, sebagai proses pendorong,
yang mengalami gizi buruk, diperoleh
membimbing dan memberikan kemudahan
keterangan
kepada
penanggulangan gizi buruk yang dilakukan
masyarakat
guna
mengatasi
masalah gizi.
bahwa
program
oleh petugas belum sesuai dengan harapan
Berdasarkan keterangan-keterangan
mereka. Hal ini disebabkan karena adanya
yang telah penulis peroleh, menunjukkan
perbedaaan pelayanan yang mencolok
bahwa pelaksanaan penanggulangan gizi
antara
buruk kepada balita dan ibu hamil yang
masyarakat desa. Masyarakat desa yang
diawali dengan kegiatan pelayanan gizi
terkendala oleh ekonomi dan transportasi
buruk dengan melibatkan pihak-pihak
sangat
terkait di desa/kelurahan.
perkembangan
Pelaksanaan
program
masyarakat
sulit
kelurahan
untuk balitanya,
dan
memeriksakan begitu
juga
dengan ibu hamil dan hal semacam inilah
penanggulangan gizi buruk kepada balita 13
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
yang
belum
dipahami
oleh
para
implementor.
karena
pelayanan
yang
dilakukan kurang menarik, kurang terasa
Berdasarkan
wawancara
yang
penulis lakukan dengan Kepala Puskesmas Rawat
maksimal,
Jalan
Mempawah
manfaatnya, tidak tepat waktu buka dan pelayanannya tidak rutin.
menyatakan
Berdasarkan temuan di lapangan,
bahwa aplikasi program penanggulangan
menunjukkan
gizi buruk kepada balita dan ibu hamil di
dihadapi oleh kegiatan Posyandu dalam
Kecamatan Mempawah Hilir dalam rangka
rangka penanggulangan gizi buruk adalah
memberikan pelayanan kesehatan kepada
adalah jumlah petugas atau kader kurang,
masyarakat
secara
pengetahuan petugas atau kader kurang,
sepenuhnyua
dukungan masyarakat setempat kurang,
sudah
maksimal
namun
mengacu
kepada
minimal
yang
dilakukan belum standar
harus
pelayanan
diterapkan
di
desa/kelurahan.
dukungan kurang,
bahwa
kendala
pemerintah kepedulian
yang
desa/kelurahan
tokoh
masyarakat
kurang, pendanaan kurang, infomasi waktu
Kemudian hasil wawancara penulis
buka tidak ada, ibu-ibu sibuk bekerja dan
dengan Bidan Puskesmas Rawat Jalan
masyarakat kebanyakan belum mengerti
Mempawah,
data
kegiatan Posyandu dan seharusnya 4 – 6
mengenai masyarakat yang terkena gizi
kali. Kemudian petugas atau keder yang
buruk khususnya untuk balita, ibu hamil
ada setiap Posyandu hanya dua orang yang
dan
seharusnya minimal 4 orang.
ibu
menyatakan
menyusui
di
bahwa
Kecamatan
Mempawah Hilir, diperoleh dari data Posyandu.
Sementara petugas pelayanan gizi memberikan informasi kepada penulis
Berdasarkan
informasi
yang
bahwa
pelaksanaan
program
diperoleh penulis dari masyarakat yang
penanggulangan gizi buruk kepada balita
mengalami
dan ibu hamil di Kecamatan Mempawah
gizi
buruk,
diperoleh
keterangan bahwa kegiatan Posyandu yang
Hilir,
dilakukan belum berjalan dengan baik
maksimal, karena disebabkan masyarakat
karena Posyandu yang buka selama 6
pada umumnya tidak
bulan terakhir ini hanya 0 – 3 kali saja.
motivasi, kurang informasi, sibuk ke
Lebih
secara
peduli, kurang
ladang atau mencari kerja, malu ke
memberikan
Posyandu dan tokoh masyarakat tidak
keterangan bahwa pelayanan Posyandu
dilibatkan. Kemudian dilihat dari sarana
yang
gizi
dilakukan
masyarakat
terlaksananya
yang
mengalami
lanjut
belum
buruk
oleh
petugas
belum 14
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
yang ada kurang dan banyak yang rusak
belum sepenuhnya berdasarkan kepada
dan air bersih sangat tidak baik.
ketentuan kegiatan di luar Posyandu.
Berdasarkan keterangan dari subjek penelitian,
dapat
bahwa
gizi masyarakat Kecamatan Mempawah
Pelaksanaan program penanggulangan gizi
Hilir pada saat ini belum menggembirakan.
buruk, melalui pelayanan perawatan gizi
Selain itu masyarakat khususnya balita dan
buruk, belum teralisasi sesuai dengan
ibu hamil masih banyak yang mengalami
harapan masyarakat. Karena banyak faktor
kekurangan vitamin A, anemia gizi besi,
yang mempengaruhi seperti factor kader
gangguan akibat kurang yodium dan gizi
seperti jumlah kurang, tidak terlatih, sibuk,
lebih
reward tidak ada dan sering tidak dating.
mempengaruhi keadaan tersebut antara lain
Faktor masyarakat, seperti tidak peduli
adalah tingkat kemampuan keluarga dalam
kurang mendapatkan informasi, tergolong
menyediakan
keluraga miskin, merasa mindir atau malu
kebutuhan anggota keluarga yang masih
untuk
pergi
ditelaah
Inilah salah satu penyebab keadaan
(obesitas).
pangan
Faktor
sesuai
yang
dengan
ke
Posyandu.
Faktor
kurang, pengetahuan dan perilaku keluarga
seperti
pelayanan
kurang
dalam memilih, mengolah dan membagi
adanya
makanan di tingkat rumah tangga masih
penyuluhan dan pelayanan tidak rutin.
kurang, ketersediaan air bersih dan fasilitas
Faktor sarana seperti sarana yang tersedia
sanitasi masih terbatas.
pelayanan, memberikan
motivasi,
kurang
banyak yang rusak. Faktor pendanaan dana yang tersedia terbatas. Berdasarkan
Pelaksanaan
program
penanggulangan gizi buruk dalam konteks penulis,
penelitian ini adalah kemampuan petugas
penulis menemukan bahwa Puskesmas
untuk melaksanakan program tersebut
Rawat
kepada
yang berkaitan dengan penanggulangan
masyarakat desa/kelurahan belum sesuai
gizi buruk masyarakat khususnya balita
dengan harapan. Karena masih banyak
dan ibu hamil, menyusun agenda dan
masyarakat
prioritas pelayanan gizi masyarakat serta
Jalan
yang
observasi
Mempawah
belum
mengetahui
manfaat garam beryodium dan bagaimana
mengembangkan
bentuk
Artinya
pelayanan gizi masyarakat sesuai dengan
pendistribusian garam beryodium untuk
kebutuhan dan aspirasi masyarakat yang
Rumah Tangga Miskin atau penyaluran
tergolong keluarga yang tidak mampu.
program penanggulangan gizi buruk bagi
Untuk itu, program penanggulangan gizi
masyarakat yang berpendapatan rendah,
buruk akan dilihat melalui keterkaitan
garam
tersebut.
program-program
15
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
antar program kegiatan dengan kebutuhan
medik, non medik dan rekam medik serta
akan kesehatan masyarakat, daya tanggap
pendidikan,
petugas
pengembangan).
dalam
menyelesaikan
menghadapi
dan
keluhan-keluhan
yang
penelitian
dan
disampaikan masyarakat yang mengalami gizi buruk dan tersedianya wadah serta kesempatan
bagi
masyarakat
untuk
menyampaikan saran atau keluhan. Secara singkat,
pelaksanaan
D. PENUTUP a) Simpulan
program
Berdasarkan
uraian
dari
hasil
penanggulangan gizi buruk mengukur daya
penelitian yang telah disampaikan pada
tanggap
terhadap
bab sebelumnya maka dapat diambil
harapan, keinginan dan aspirasi serta
beberapa kesimpulan bahwa implementasi
tuntutan masyarakat.
program penanggulangan Gizi Buruk pada
petugas
Puskesmas
Pernyataan
tersebut,
dapat
Balita dan Ibu Hamil oleh Puskesmas
aplikasi
program
Rawat Jalan di Kecamatan Mempawah
buruk
dilakukan
Hilir, belum sepenuhnya dilakukan sesuai
masih belum responsif. Kenyataan ini
dengan harapan masyarakat. Hal tersebut
dapat dilihat dengan serangkaian upaya
disebabkan beberapa kendala diantaranya:
yang dilakukan petugas yaitu menampung
1.
diasumsikan
bahwa
penanggulangan
gizi
Pengorganisasian
program
dan mengevaluasi sejumlah permasalahan
penanggulangan Gizi Buruk pada
yang
Balita dan Ibu Hamil terlihat belum
ditemui
untuk
dicarikan
solusi
pemecahannya masih menunggu petunjuk
maksimal.
dari
para
dengan ketidak-mampuan petugas atau
kadernya. Hal ini menimbulkan image dari
kader Posyandu dalam merealisasikan
masyarakat bahwa petugas pelayanan gizi
tugas dan fungsi sebagai pelaksana
belum cukup dapat memahami program
program,
yang
penyusunan
atasan
akan
dengan
melibatkan
dilaksanakan,
khususnya
Hal
tersebut
seperti
ditandai
melakukan perencanaan
sebagai unsur pelaksana yang membantu
pemberdayaan masyarakat desa dan
masyarakat dalam upaya penanggulangan
kelurahan yang melibatkan pihak-
gizi buruk, baik di bidang pelayanan
pihak terkait aparat desa/kelurahan.
(pelayanan
Termasuk dalam kegiatan awal tahun
(Perawatan,
gizi),
bidang
prassarana
keperawatan dan
sarana
perawatan), bidang penunjang (penunjang
adalah persiapan pelaksanaan program dengan
menyusun
dan 16
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
menginventarisasi dokumen-dokumen
memberikan
yang dibutuhkan sebagai Program
masyarakat
penanggulangan
gizi
Desa/kelurahan
difokuskan
kepada
pemberdayaan
2.
3.
buruk
yang upaya
masyarakat
miskin
Mempawah
di
terlihat
bagi
yang
ada
di
Kecamatan
Hilir.
salah
Hal
satunya
teresebut disebabkan
desa/kelurahan yang kondisi sosial
adanya perbedaaan pelayanan yang
ekonomi
mencolok
masyarakat
yang
masih
antara
masyarakat
rendah.
kelurahan dan masyarakat desa dalam
Kemampuan interpretasi petugas atau
pelaksanaannya dan juga menemui
kader
banyak
dalam
mensosialisasikan
kendala
terutama
ketepatan
pada Balita danIbu Hamil belum
pelaksanaan program tersebut yang
optimal. Hal tersebut terlihat masih
belum mengarah sepenuhnya dengan
ada masyarakat yang mengalami
rencana
gizi buruk yang ada belum dapat
penanggulangan gizi buruk kepada
memperoleh informasi yang cukup
balita
mengenai program tersebut ini seperti
kelancaran
pelaksanaan
perbaikan gizi sulit terwujud.
penyuluhan gizi
pemantauan
terutama
dan
pertumbuhan,
ASi
dan gizi seimbang. Kemudian kegiatan di luar Posyandu, seperti cakupan garam
beryodium,
kunjungan rumah, rujukan, pemulihan gizi berbasis masyarakat, peningkatan penyediaan air bersih dan sanitasi jarang dilaksanakan. Aplikasi
program
penanggulangan
dalam meningkatkan akses masyarakat terhadap
masyarakat
peningkatan
belum
sistem
distribusi
dan
ibu
program
hamil,
proses
sehingga pelayanan
b) Saran Memperhatikan implementasi
program
gizi
sepenuhnya
masalah penanggulangan
Gizi Buruk pada Balita dan Ibu Hamil di Kecamatan Mempawah Hilir diperlukan penyikapan dari semua pihak yang terkait untuk
mengatasi
hambatam-hambatan
yang
dihadapi.
Untuk
hambatan-hambatan
Gizi Buruk pada Balita dan Ibu Hamil
miskin
dan
tentang
eksklusif, praktek pemberian MP-ASI
konsumsi
sasaran
dalam
program penanggulangan Gizi Buruk
konseling
4.
kontribusi
yang
mengatasi ada
penulis
memberikan saran-saran sebagai berikut : 1.
Dalam
rangka
melakukan
pengorganisasian Puskesmas Rawat Jalan Mempawah sebagai pelaksana Program penanggulangan Gizi Buruk 17
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
pada Balita dan Ibu Hamil, sedapat
dukungan pemerintah desa/kelurahan,
mungkin pihak-pihak yang terlibat
perlu
melakukan
masyarakat, adanya pendanaan yang
penyusunan
program
adanya
tersebut, seperti kader (jumlahnya
dapat
harus ditambah, tenaga yang terlatih
program.
kepedulian
meninjang
tokoh
pelaksanaan
dan mempunyai keterampilan dan displin waktu dalam memberikan
E. DAFTAR REFERENSI
pelayanan) 2.
Dalam
rangka
meningkatkan
interpretasi
atau
pemahaman
masyarakat
terhadap
program
penanggulangan Gizi Buruk pada Balita dan Ibu Hamil, maka petugas Puskesmas sosialisasi kader
perlu
melakukan
bersama-sama
Posyandu
atau
dengan pihak
Buku-buku: Agustino, Leo. 2006. Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Bandung: CV. Alfabeta. Dunn, William N. 2004. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Edisi Kedua. Yogyakarta: Gajah Mada University Prees. Dwiyanto, Agus dkk. 2002. Informasi Birokrasi Publik di Indonesia. Yogyakarta: Galang Printika.
desa/kelurahan, agar dengan melalui sosialisasi
tersebut
dapat
meningkatkan partisipasi masyarakat, terutama
mempunyai
kepedulian
Handayani, Lestari, 2006, Menuju Pelayanan Administrasi. Yogyakarta: UGM. Haidjarachman, 2004, Teori dan Konsep Manajemen, Yogyakarta, Kanisius.
terhadap masalah gizi dan kesehatan masyarakat (balita, ibu hamil dan ibu menyusui). 3.
Dalam rangka meningkatkan aplikasi program penanggulangan Gizi Buruk
Jones, Charles O. 2006. Pengantar Kebijakan Publik. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Kambun. 2003. Formulasi dan Implementasi Kebijakan Publik (Suatu Teori). Yogyakarta: BPFE.
pada Balita dan Ibu Hamil, maka petugas dan kader Posyandu dapat menjalankan peranannya dengan baik sesuai dengan ketentuan program dan dapat
menginformasikan
masyarakat,
perlu
kepada
Kartini, Kartono, 2002, Peranan Keluarga Memandu Anak, Jakarta, CV. Rajawali. Kunarjo. 2003. Perencanaan dan Pembiayaan Pembangunan. Jakarta: CV. Rajawali.
peningkatan
pengetahuan petugas atau kader, perlu
Kuncoro, Mudrajad. pembangunan teori
2003. Ekonomi Masalah dan
dukungan masyarakat setempat, perlu 18
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Kebijakan. Edisi I. Yogtakarta: UPP AMP YKPN.
Thoha, Miftha. 2003. Perilaku Organisasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Moenir, AS. 2005. Manajemen Pelayanan Publik Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada Univeristy Press.
Wibawa, Samodra. 2006. Evaluasi Kebijakan Publik. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Moleong, J. Lexy. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Dokumen Pemerintah:
Nawawi, Hadari. 2001. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah mada Universitu Press. Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabetha. Surjadi. 2009. Pengembangan Kinerja Pelayanan Publik. Bandung: PT. Refika Aditama. Supranto, J. 2005. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan. Jakarta: Rineka Cipta. Tjiptono, Fandy. 2005. Quality Service. Jakarta: Penerbit PT Gramedia.
Kepmen. RI. Nomor 564/MENKES/SK/VIII/2006, tentang Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Desa Siaga Depkes RI. 2002. Pedoman Pelaksanaan Program Terpadu KB, Kesehatan, Jakarta: BKKBN. Depkes RI. 2002. Prosedur Dasar Pelayanan di Puskesmas. Jakarta: Pusdiklat. -------------. 2004. Prosedur Puskesmas. Jakarta: Pusdiklat.
Kerja
-------------. 2007. Pedoman Pendampingan Keluarga Menuju Kadarzi. Jakarta: Bhakti Husada.
19