IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI SMP PGRI 1 CIPUTAT
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S.Pd) Bidang Ilmu Pengetahuan sosial
Oleh Diah Yuniardi NIM 1110015000095
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M
LEMBAR PENGESAHAN PEMIMBING TMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI SMP PGRI 1 CIPUTAT
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (s.Pd.) Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh:
Diah Yuniardi
NIM. 1110015000095
Dibawah Bimbingan Pembimbing
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2015
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQASAH Skripsi berjudul "Implementasi Pendidikan Karakter dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SMP PGRI 1 Ciputat". disusun oleh Diah Yuniardi, Nomor Induk Mahasiswa 1110015000095, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 14 April 2015 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd) dalam bidang Pendidikan IPS.
Jakarta,l6 April 2015 Panitia Ujian Munaqasah Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Prodi)
Tanggal
7dtf a 4.t........
Dr. Iwan Purwanto. M.Pd NrP. 1 9730 42420080t1012
S
ekretaris
(S
ekretaris Jurusan/Prodi)
g-4
Drs. Syaripulloh. M.Si
-LDls-
NrP . 19670909200101 1033
Penguji I Drs. Slzaripulloh. M.Si NIP. 1 96709092007 0tt033
AD
Penguji II Mochammad Noviadi Nugroho. M.Pd NIP. 19761 1 18201 101 1006
Dekan F
-+ - 2Dt5
.lh.-*:.fl.re
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Prof.
NIP. 195
198203 1 007
<4_
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
Diah Yuniardi
NIM
1
Jurusan
Pendidikan IPS/Ekonomi
Alamat
Jl Siliwangi RT 004/Rw004 Kecamatan Rawa Lumbu, Kota Bekasi,
I 1001500009s
Jawa Barat.
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa Skripsi yang berjudul "Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SMp PGRI 1 Ciputat,, adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen: Nama
: Drs. H. Nurochim,
MM
NIP
:19590715 198403
I
Dosen Jurusan
:
003
Pendidikan IPS
Demikian surat pernyataan
ini
saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala kon sekuensi apabila terbukti skripsi ini bukan hasil karya sendiri.
Jakarta, 14 April2015
*,
Yanq Menyatakan TERAfl
MNPEL
ljtah
Yunrardi
ABSTRAK Diah Yuniardi, 1110015000095 “implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran ilmu pengetahuan sosial di SMP PGRI 1 Ciputat”. Skripsi Program Studi Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SMP PGRI 1 Ciputat. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriftif. Teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling. sumber data atau informan adalah kepala sekolah, dua guru IPS kelas delapan, sepuluh siswa dan sepuluh siswi kelas delapan SMP PGRI 1 Ciputat. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa terdapat nilai karakter di silabus dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang digunakan dalam proses pembelajaran. dalam perencanaan pembelajaran mencantumkan beberapa nilai karakter pada silabus dan RPP. Dalam pelaksanaan pembelajarannya menerapkan dua belas nilai karakter dari delapan belas nilai karakter yang terdapat di pedoman pengembangan pendidikan karakter yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional. Untuk Evaluasi pembelajaran penilaian yang digunakan yaitu observasi untuk mengamati tingkah laku siswa, dan penugasan untuk mengetahui perkembangan belajar siswa.
Kata kunci: Pendidikan Karakter, Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, Implementasi, dan Evaluasi Pembelajaran.
i
ABSTRACT Diah Yuniardi, 111001500095 “The Implementation of Character Education in Social Education Learning at SMP PGRI 1 Ciputat”. Skripsi of Social Education Program at Faculty of Tarbiya and Teacher’s Training of Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2015. This research aims to know the implementation of character education in social education learning at SMP PGRI 1 Ciputat. The research method used qualitative descriptive while using purposive sampling technique. The data sources or informant of this research were the headmaster, two of Social education teachers at eighth class, and ten students of girls and boys students at eighth class of SMP PGRI 1 Ciputat. The collected data of this research used observation, interview, and documentation. Based on the result of this research revealed that there were character values on the syllabus and lesson plan which was applied in learning process. Hence, in learning process, it applied twelve of character values which was outed of eighteen of character values on the character education development guided which declared by National Education Ministry. The assessment of learning evaluation used observation to observate students’ attitude and tasking to know students learning development.
Keywords:Character Education, Social Education Learning, Implementation, and Learning Evaluation
ii
KATA PENGANTAR Alhamdulillah segala puji bagi Allah, Azza Wajalla atas rahmat dan karuniaNya kepada penulis maka selesailah skripsi yang berjudul “Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SMP PGRI 1 Ciputat” dapat terselesaikan dengan baik. Sholawat dan salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang menjadi suri tauladan bagi manusia dan semoga kita menjadi pengikutnya hingga akhir nanti. Penulis dalam penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk melengkapi dari keseluruhan kegiatan perkuliahan yang telah dicanangkan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar strata satu Sarjana Pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa keterbatasan kemampuan, kurangnya pengalaman, banyaknya hambatan serta kesulitan senantiasa penulis temui dalam penyusunan skripsi ini, tak lupa pula penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan, bimbingan serta dorongan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada: 1.
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yakni Bapak Prof. DR Ahmad Thib Raya, MA.
2.
Bapak Iwan Purwanto, M.Pd. dan Bapak Syaripulloh, M.Si. selaku ketua dan sekertaris Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
3.
Bapak Dr. H. Nurochim, M.M. selaku dosen pembimbing yang santiasa membimbing dan memberikan motivasi kepada penulis.
4.
Bapak Dr. Muhammad Arif, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Akademik.
5.
Seluruh Dosen, Staf dan Karyawan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan pengetahuan, pemahaman dan pelayanan selama melaksanakan studi.
iii
6.
Bapak Cartam S.Pd, M.Pd selaku kepala SMP PGRI 1 Ciputat. Ibu Hasanah S.Pd dan Ibu Surati, S.Pd selaku guru IPS serta seluruh guru dan staf SMP PGRI 1 Ciputat yang telah banyak membantu selama penelitian berlangsung.
7.
Yang tercinta Ayahanda Supardi dan Ibunda Turiah yang telah memotivasi dengan moril maupun materil dan doa serta menjadi inspirasi penulis dalam penulisan skripsi ini.
8.
Untuk adikku tersayang Nur Fidyah Ardi yang selalu memberikan semangat dan kecerian.
9.
Sahabat-sahabatku Shoffie Afrianur, Nisa Eka Dewi, Zahrotul Kamilah, Jannie Listina, Rini Handayani, Nurfitria Harnia, Nuraini, Irot Rosita, Novi Mela Yuliani, Yustia Umamah, Bunga Anzelia, Siti Ubaydilah, Muhammad Akbar Sapruddin, Lc dan Muhammad Arham Khalid Musa, S.Ap yang selalu menyemangati, memberikan doa dan keceriaan dalam menjalani kegiatan sehari-hari. Teman-teman sejurusan IPS ekonomi 2010 yang telah memberikan warna serta pengalaman dalam menjalani perkuliahan selama ini. Serta semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, penulis ucapkan terima kasih atas dukungan dan bantuannya. Akhirnya tiada kata lain yang lebih berarti selain sebuah harapan semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Amin
Jakarta, April 2015
Penulis
iv
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN MUNAQASAH SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK .................................................................................................................... i KATA PENGANTAR ................................................................................................ iii DAFTAR ISI ................................................................................................................ v DAFTAR TABEL ................................................................................................... viii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. ix BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1 A. Latar Belakang ........................................................................................ 1 B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 6 C. Pembatasan Masalah ............................................................................... 6 D. Perumusan Masalah ................................................................................ 6 E. Tujuan Penelitian .................................................................................... 7 F. Manfaat Penelitian .................................................................................. 7
BAB II KAJIAN TEORI ........................................................................................... 8 A. Hakikat Implementasi Pendidikan Karakter ........................................... 8 1. Pengertian Implementasi ................................................................. 8 2. Pengertian Karakter ......................................................................... 9 3. Pendidikan Karakter ...................................................................... 10 4. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Karakter ....................................... 11 5. Nilai-nilai Karakter ........................................................................ 13 6. Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter.............................................. 22 7. Integrasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran ...................... 24 B. Hakikat Pembelajaran IPS .................................................................... 32 1. Pengertian Pembelajaran ............................................................... 32 v
2. Pengertian IPS ............................................................................... 34 3. Karakteristik Pembelajaran IPS ..................................................... 35 4. Tujuan Pembelajaran IPS .............................................................. 36 C. Penelitian yang Relevan........................................................................ 38 D. Kerangka Berfikir ................................................................................. 40
BAB III METODELOGI PENELITIAN ............................................................... 42 A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 42 B. Metode Penelitian ................................................................................. 42 C. Populasi dan Sample Data .................................................................... 43 D. Teknik Pengumpulasn Data ................................................................. 43 E. Instrumen Penelitian ............................................................................. 45 F. Teknik Analisis Data ............................................................................ 48 G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ................................................... 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................ 51 A. Gambaran Umum SMP PGRI I Ciputat ............................................... 51 1. Sejarah Singkat SMP PGRI I Ciputat ........................................... 51 2. Visi dan Misi SMP PGRI I Ciputat .............................................. 53 3. Guru dan Tenaga Kependidikan .................................................... 54 4. Jumlah Siswa ................................................................................. 58 5. Sarana dan Prasarana .................................................................... 59 6. Tata Tertib SIswa SMP PGRI I Ciputat ........................................ 62 B. Deskripsi Data 1. Pemahaman Terhadap Pendidkan Karakter ................................... 69 2. Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SMP PGRI I Ciputat .................................. 78 a. Perencanaan Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SMP PGRI I Ciputat ........................... 78 vi
b. Pelaksanaan Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SMP PGRI I Ciputat .......................... 79 c. Evaluasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SMP PGRI I Ciputat .......................... 85 C. Temuan Utama Penelitian ..................................................................... 86
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 87 A. KESIMPULAN ..................................................................................... 87 B. Saran ..................................................................................................... 87 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 89 LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................................................................... 92
vii
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Jangkauan sikap, perilaku dan butir- butir nilai budi pekerti .................... 16 Tabel 2.2 Nilai-nilai Karakter ......................................................................................... 18 Tabel 2.3 Nilai-nilai karakter .......................................................................................... 20 Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Wawancara Kepala Sekolah ....................................... 45 Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Wawancara Guru IPS .................................................. 45 Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Wawancara Siswa ........................................................ 46 Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Observasi ....................................................................... 46 Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Dokumentasi ................................................................ 47 Tabel 4.1
Pelaksanaan Nilai-nilai Karakter dalam Pembelajaran IPS ...................... 82
viii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
Lembar Wawancara Kepala Sekolah ....................................................... 92
Lampiran 2
Lembar Wawancara Guru ......................................................................... 95
Lampiran 3
Lembar Wawancara Siswa .................................................................... 101
Lampiran 4
Lembar Observasi ................................................................................... 105
Lampiran 5
Lembar Dokumentasi.............................................................................. 109
Lampiran 6
Silabus
Lampiran 7
RPP
Lampiran 8
Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 9
Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 10 Surat Keterangan dari Sekolah Lampiran 11 Lembar Uji Referensi
ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah sebuah proses untuk mengubah jati diri seorang peserta didik untuk lebih maju. Ki Hajar Dewantara mengatakan, “mendidik adalah menuntut segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagian yang setinggi-tingginya”.1 Pendidikan adalah upaya mewujudkan amanat Pembukaan UUD 1945, yaitu memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia.2 Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
memberikan
dasar
hukum
untuk
membangun
pendidikan nasional dengan menerapkan prinsip demokrasi, desentralisasi, otonomi, keadilan dan menjunjung tinggi hak azasi manusia. Fungsi dan tujuan pendidikan nasional menurut Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 Bab 2 Pasal 3. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, serta bertanggung jawab.3 Rumusan dari Kementrian Pendidikan Nasional, khususnya Direktorat Pendidikan Tinggi menjelaskan persoalan karakter bangsa kita kini menjadi sorotan tajam masyarakat. Sorotan itu mengenai berbagai aspek kehidupan, tertuang dalam berbagai tulisan di media cetak, wawancara, dialog dan gelar 1
Zahara Idris, Dasar-Dasar Kependidikan, (Bandung: Angkasa, 1981) h. 9.
2
Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005) h. 7.
3
Dharma Kesuma, dkk., Pendidikan karakter kajian teori dan praktik di sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011) h. 6.
1
2
wicara di media elektronik. Selain itu di media masa, para pemuka masyarakat, para ahli dan para pengamat pendidikan dan pengamat sosial berbicara mengenai persoalan karakter bangsa diberbagai forum seminar baik pada tingkat lokal, nasional maupun internasional. Persoalan yang muncul di Masyarakat seperti korupsi, kekerasan, kejahatan seksual, perusakan, perkelahian massa, kehidupan ekonomi yang konsumtif, kehidupan politik yang tidak produktif, dan sebagainya menjadi pembahasan hangat di media massa, seminar, dan diberbagai kesempatan. Dengan situasi dan kondisi karakter bangsa yang sedang memprihatinkan. Hal ini telah mendorong pemerintah untuk mengambil inisiatif untuk memprioritaskan pembangunan karakter bangsa. Pembangunan karakter bangsa menjadi arus utama pembangunan nasional. Secara konstitusional sesungguhnya sudah tercemin dalam misi pembangunan nasional yang memposisikan pendidikan karakter sebagai misi pertama dari delapan misi guna guna mewujudkan visi pembangunan nasional, sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional tahun 2005–2025 yaitu “...terwujudnya karakter bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, dan bermoral berdasarkan pancasila, yang dicirikan dengan watak danperilakumanusia dan masyarakat Indonesia yang beragam, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, brebudi luhur, toleran, bergotong royong berjiwa patriotik, berkembang dinamis, dan berorientasi IPTEK.4 Solusi yang banyak dikemukakan untuk mengatasi atau paling tidak mengurangi masalah tersebut yakni pendidikan. Pendidikan dianggap sebagai alternatif yang bersifat preventif kerena pendidikan membangun generasi baru bangsa yang lebih baik dalam berbagai aspek yang dapat memperkecil dan mengurangi penyebab berbagai masalah budaya dan karakter bangsa. Memang diakui bahwa hasil dari pendidikan akan terlihat dampaknya dalam waktu yang tidak segera, tetapi memiliki daya tahan dan dampak yang kuat di masyarakat. Harapannya melalui pendidikan permasalahan karakter anak 4
Dikti, “Kebijakan Nasional Pembangunan Budaya dan Karakter Bangsa”, 2014, hal 2-3, (http://pendikar.dikti.go.id/wp-content/uploads/Kebijakan-Nasional-Pendikar.pdf)
3
bangsa bisa teratasi, akan tetapi hal tersebut tidak semudah membalikkan telapak tangan tentu banyak hambatan dan rintangan yang membutuhkan komitmen bersama dari berbagai pihak. Apalagi kalau melihat beberapa hasil penelitian dan survey yang membuat dahi kita berkerut: 90% anak usia 8-16 tahun telah buka situs porno di internet. Rata-rata usia 11 tahun membuka situs porno untuk pertama kalinya. Bahkan banyak diantara mereka yang membuka situs porno disela-sela mengerjakan pekerjaan rumah.5 Belum lagi membaca berita seputar maraknya tawuran pelajar, Komnas Anak mencatat ada 229 kasus tawuran pelajar sepanjang Januari-Oktober tahun 2013. Jumlah ini meningkat sekitar 44 persen dibanding tahun lalu yang hanya 128 kasus. Dalam 229 kasus kekerasan antarpelajar SMP dan SMA itu, 19 siswa meninggal dunia. Arist Merdeka Sirait sebagai ketua umum Komnas anak mengatakan meningkatnya jumlah kasus tawuran merupakan indikasi gagalnya sistem perlindungan terhadap anak. Negara ikut bertanggung jawab atas kegagalan ini. Sistem pendidikan pemerintah kita cenderung mengejar intelektualitas semata, tanpa mementingkan pendidikan karakter.6 Pendidikan tidak hanya mendidik para peserta didiknya untuk menjadi manusia yang cerdas, tetapi juga membangun kepribadiannya agar berakhlak mulia. Saat ini pendidikan di Indonesia dinilai oleh banyak kalangan tidak bermasalah dengan peran pendidikan dalam mencerdaskan para peserta didiknya, namun dinilai kurang berhasil dalam membangun kepribadian peserta didiknya agar berakhlak mulia. Oleh karena itu pendidikan karakter dipandang sebagai kebutuhan yang mendesak. Pendidikan karakter sudah tentu penting untuk semua tingkat pendidikan, yakni dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Secara umum, pendidikan karakter sesungguhnya dibutuhkan semenjak anak berusia dini. Apabila
5
Siti Zubaidah, “Penanaman nilai karakter di sekolah (kajian pengembangan mata diklat pendidikan karakter dan budaya bangsa)”, 2013, h. 2. 6
Tempo. (http://www.tempo.co/read/news/2013/11/20/083531130/Tawuran-Sekolah-JakartaNaik-44-Persen). Diunduh pada tanggal 27 Desember 2013.
4
karakter seseorang sudah terbentuk sejak usia dini, ketika dewasa tidak akan mudah berubah meski godaan atau rayuan datang begitu menggiurkan. Dengan adanya pendidikan karakter semenjak usia dini diharapkan persoalan mendasar dalam dunia pendidikan yang akhir-akhir ini sering menjadi keprihatinan bersama dapat diatasi. Sungguh, pendidikan di Indonesia sangat diharapkan dapat mencetak alumni pendidikan yang unggul, yakni para anak bangsa yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, mempunyai keahlian dibidangnya dan berkarakter Pentingnya
pendidikan
karakter
diperkuat
oleh
Schwartz
bahwa
pendidikan karakter terbukti membantu menciptakan perasaan sebagai anggota komunitas di sekolah, Schwartz lebih lanjut memberikan penjelasan sebagai berikut: a. pendidikan karakter membantu para siswa mencapai sukses baik disekolah maupun dalam kehidupan. b. pendidikan karakter membantu para siswa siap merespon berbagai tantangan kehidupan. c. pendidikan karakter membantu meningkatkan perilaku prososial serta menurunkan sikap dan perilaku negatif para siswa. d. Pendidikan karakter menjadikan pengajaran berlangsung lebih mudah dan belajar berlangsung lebih efisien.7 Pendidikan karakter juga dapat meningkatkan belajar siswa dengan program pendidikan karakter dari sekolah dapat meningkatkan kualitas hubungan manusia antar orang dewasa dengan anak-anak dan anak-anak dengan sesamanya, dengan demikian akan memperbaiki lingkungan untuk mengajar dan belajar. Hal ini didukung dari publikasi tahunan the character Education
Partnership’s
annual
National
Schools
of
Character,
(www.character.org) bahwa data dari setiap sekolah yang sering memulai dengan pendidikan karakter karena rendahnya prestasi siswa dan masalah
7
Muchlas Samani dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2011) h. 15.
5
kedispilinan. Setelah sekolah menerapkan program pendidikan karakter hasil tes meningkat dan menurunnya masalah kedipilinan.8 Pendidikan IPS yang dikatakan sebagai pendidikan nilai harus dilakukan revitalisasi. Pendidikan tanpa perspektif pendidikan nilai, tanpa menekankan pada pengembangan karakter peserta didik, akan
kehilangan esensinya
sebagai proses pendidikan yang sejati. Perlu pemikiran dan upaya untuk memposisikan esensi serta hakikat pendidikan secara tepat program pendidikan IPS Penyelenggaraan pendidikan selama ini telah kehilangan ruh dan aspek moralitas, sehingga tidak jarang melahirkan kultur yang tidak sehat. Muncullah perilaku ketidakjujuran dalam pendidikan, seperti yang terjadi kasus pada UN, ijazah palsu, perjokian, plagiat, lemahnya internalisasi nilai pendidikan. Proses pembelalajaran IPS sebagaimana pembelajaran pada umumnya, harus dibangun sebagai sebuah proses transaksi kultural yang harus mengembangkan karakter sebagai bagian tak terpisahkan dari pengembangan IPTEK pada umumnya. Pelaksanaan pendidikan saat ini yang lebih didominasi oleh praktek pendidikan di tingkat individual yang cenderung kognitif-intelektualistik,
perlu
diarahkan
kembali
sebagai
wahana
pengembangan pendidikan karakter bangsa, sebagai proses pembangunan kecerdasan, akhlak dan kepribadian peserta didik secara utuh sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.9 Sesuai dengan maksud dan tujuannya,
pembelajaran IPS harus
memfokuskan perannya pada upaya mengembangkan pendidikan untuk menjamin kelangsungan hidup masyarakat dan lingkungannya. Pembelajaran IPS diarahkan untuk melahirkan pelaku-pelaku sosial yang berdimensi
8
Thomas Lickona, Character Matters (persoalan karakter), Terj. Dari Character Matters oleh Juma Abdu Wamaungo dan Jean Antunes Rudolf Zien, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013) Cet. 2, h. 150. 9
Sardiman, “Peran Pembelajaran IPS dan Pembangunan Karakter Bangsa”, 2013, h. 14, (http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Peran%20IPS%20dan%20iPendidikan%20Karakter%202.p df)
6
personal (misalnya, berbudi luhur, disiplin, kerja keras, mandiri), dimensi sosiokultural (misalnya, cinta tanah air, menghargai dan melestarikan karya budaya sendiri, mengembangkan semangat kebangsaan dan kesetiakawanan sosial, kepedulian terhadap lingkungan), dimensi spiritual (misalnya, iman dan taqwa, menyadari bahwa alam semesta adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Pencipta), dan dimensi intelektual (misalnya, cendekia, terampil, semangat untuk maju). Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SMP PGRI 1 Ciputat”.
B. Identifikasi masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas maka masalah yang dapat diidentifikasi adalah: 1. Karakter siswa yang menyimpang 2. Kurangnya penanaman nilai-nilai karakter dalam pembelajaran 3. Kurangnya perhatian guru dalam tingkah laku siswa 4. Kelakuan buruk siswa sudah terkontaminasi baik dari dalam lingkungan sekolah maupun luar sekolah.
C. Batasan Masalah Masalah yang akan diteliti tentang proses penanaman pendidikan karakter dalam pembelajaran IPS di SMP PGRI 1 Ciputat.
D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran IPS di SMP PGRI 1 Ciputat?
7
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah maka penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran IPS di SMP PGRI 1 Ciputat.
F. Manfaat Hasil Penelitian 1. Manfaat teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangsih terhadap dunia pendidikan b. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu rujukan atau panduan dalam penelitian selanjutnya khususnya terkait masalah tentang implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran IPS. 2. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti 1) Sebagai salah satu cara untuk mengaplikasikan pembelajaran yang telah didapatkan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2) Sebagai sarana untuk menambah ilmu pengetahuan, wawasan serta pengalaman yang dapat dijadikan proses perbaikan diri dimasa mendatang 3) Sebagai salah satu cara untuk memperoleh gelar sarjana strata satu dari program pendidikan ilmu sosial b. Bagi sekolah, penelitian ini dapat bermanfaat sebagai perbaikan sekolah agar dapat menerapkan pendidikan karakter di sekolah bukan hanya pada mata pelajaran IPS. c. Bagi Stake Holder Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini dapat dijadikan bahan koleksi di perpustakaan menjadi sumber referensi, serta salah satu penelitian yang relevan untuk sumber selanjutnya.
BAB II KAJIAN TEORI
A. Hakikat Implementasi Pendidikan Karakter 1. Pengertian Implementasi Implementasi didefinisikan secara sederhana oleh Syafruddin Nurdin ialah pelaksanaan atau penerapan. Majoe dan Wildavsky mengemukakan, kata “implementasi” sebagai evaluasi. Sedangkan Browne dan Wildavsky juga mengemukakan bahwa, implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan, atau dapat pula dikatakan sebagai aktivitas yang saling menyesuaikan.1 Maka implementasi dapat diartikan sebagai suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci. Nisa Cullen mengatakan, implementasi dimaksudkan membawa ke suatu hasil (akibat) melengakapi dan menyelesaikan. Implementasi juga dimaksudkan menyediakan sarana (alat) untuk melaksanakan sesuatu, memberikan hasil yang bersifat praktis terhadap sesuatu. Pressman dan Wildavsky mengemukakan bahwa: “implementation as to carry out, accomplish,
fullfil,
produce,
complete”
maksudnya:
membawa,
menyelesaikan, mengisi, menghasilkan, melengkapi.2 Berdasarkan beberapa pendapat para ahli mengenai implementasi dapat disimpulkan bahwa Implementasi suatu proses, suatu aktivitas dan pelaksanaan yang digunakan untuk mentransfer ide/gagasan, program atau harapan-harapan yang dituangkan dalam bentuk perencanaan yang sudah tersusun
dan
terencana
dan
dilakukan
secara
sungguh-sungguh
berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan.
1
Syafruddin Nurdin, Guru Profesional & Implementasi Kurikulum, (Padang: Quoantum Teaching, 2005), h. 70 2
Ibid,.h.71
8
9
2. Pengertian Karakter Karakter secara bahasa (etimologis) berasal dari bahasa Latin kharakter, kharassaein dan kharax, dalam bahasa Yunani character dari kata charassein, yang berarti membuat tajam dan membuat dalam. Dalam bahasa Inggris characther dan dalam bahasa Indonesia lazim digunakan dengan istilah karakter.3 Sementara dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata karakter diartikan sebagai tabiat, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain, dan watak.4 Maka karakter merupakan budi pekerti, memiliki sifat-sifat kejiwaan, bertabiat dan berwatak yang membedakan seseorang dengan orang lain. Simon Philips mengatakan, “karakter adalah kumpulan tata nilai yang menuju pada suatu sistem, yang melandasi pemikiran, sikap dan perilaku yang ditampilkan”.5 Maka karakter memiliki arti nilai-nilai yang melandasi pemikiran kemudian ditampilkan dalam perilaku seseorang. Nasir mengatakan, dalam terminologi psikologi karakter, karakter adalah watak, perangai, sifat dasar yang khas, suatu sifat atau kualitas yang tetap terus menerus dan kekal sehingga bisa dijadikan ciri untuk mengidentifikasikan sesorang.6 Maka karakter merupakan sifat khas yang dimiliki seseorang yang terjadi secara terus menerus sehingga menjadi identitas diri. Thomas Lickona mengatakan, karakter adalah “character so conceived has three interrelated parts: moral knowing, moral feeling and moral
3
Heri Gunawan, pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi, (Bandung: Alfabeta, 2012) h.
1. 4
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, edisi keempat (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008) h. 623. 5
Fatchul Mi’in, Pendidikan Karakater Konstruksi Teoritik dan Praktik, (Yogyakarta; Ar-ruzz Media, 2011) h. 160 6
Yenni Suzana, “Pengembangan Nilai-nilai Karakter Mahasiswa dalam Pembelajaran melalui Metode Blended Learning”, 2013, h. 75. (http://eprints.uny.ac.id/6970/1/Makalah%20Peserta%20 6%20-%20Yenni%20Suzana,%20M.Pd..pdf)
10
behavior”.7 Berdasarkan pendapat Lickona karakter itu mengacu kepada serangkaian pengetahuan, sikap dan perilaku dan internalisasi karakter tidak cukup berhenti pada pengetahuan tapi muaranya karakter itu diaplikasi dalam tindakan atau laku kehidupan sehari-hari. Imam Ghozali mengartikan, bahwa karakter adalah lebih dekat dengan akhlak yaitu spontanitas manusia dalam bersikap, atau melakukan perbuatan yang telah menyatu dalam diri manusia sehingga ketika muncul tidak perlu dipikirkan lagi.8 Maka karakter disini memiliki arti sifat yang telah menyatu dalam diri dan telah menjadi kebiasaan sehingga ketika muncul menjadi hal yang biasa karena terbiasa. Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat dimaknai bahwa karakter adalah nilai-nilai yang terpatri dalam diri seseorang yang menjadi ciri khas berupa landasan pemikiran sikap dan perilaku. Individu yang berkarakter baik merupakan seseorang yang berusaha melakukan hal-hal yang terbaik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dirinya, sesama, lingkungan, bangsa dan negara, pada umumnya dengan mengoptimalkan potensi (pengetahuan) dirinya dan disertai dengan kesadaran, emosi dan motivasinya (perasaannya).
3. Pendidikan Karakter Ratna Megawangi mengartikan pendidikan karakter sebagai, “sebuah usaha untu mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempratikkanya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya”. 9 Maka pendidikan karakter diartikan mengajarkan peserta didik dalam berperilaku
7
Agus Wibowo, Pendidikan Karakter Berbasis Sastra, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013) h.
12. 8 9
Heri Gunawan, op. cit., h. 3.
Dharma Kesuma, dkk., Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011) h. 5.
11
dan mengambil keputusan dengan baik sehingga berdampak positif di masyarakat. Sementara pendidikan karakter oleh Thomas Lickona adalah, pendidikan untuk membentuk kepribadian seseorang melalui pendidkan budi pekerti, yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang yaitu tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab, menghormati hak orang lain, kerja keras dan sebagainya.10 Dari hal ini dapat diartikan bahwa pendidikan sebuah sarana untuk merubah dan membentuk sikap seseorang menjadi lebih baik dalam berprilaku dan menjadi sebuah kebiasaan. Dirjen dikti menyatakan pendidikan karakter sebagai pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidkan moral, pendidikan watak yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara yang baik, mewujudkan, dan menebar kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.11 Berdasarkan hal di atas, pendidikan karakter merupakan nama lain dari pendidikan nilai, penidikan budi pekerti, pendidikan moral, dan pendidikan watak dan menanamkan sikap-sikap yang baik yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan beberapa pengertian dapat dimaknai bahwa pendidikan karakter adalah upaya guru dalam menanamkan nilai-nilai untuk membentuk kepribadian yang baik agar dapat diaplikasikan di seluruh kehidupannya sehingga berdampak positif di lingkungannya.
4. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Karakter Masyarakat memandang pendidikan sebagai warisan kebudayaan atau nilai-nilai budaya, baik yang bersifat keterampilan, keahlian dari generasi tua kepada generasi muda agar masyarakat tersebut dapat memelihara 10 11
Heri Gunawan, op. cit., h. 23.
Barnawi dan M. Arifin, Strategi dan Kebijakan Pembelajaran Pendidikan Karakter, (Yogjakarta: Ar-ruzz Media, 2012) h. 24.
12
kelangsungan hidupnya atau tetap memelihara kepribadiannya. Dari segi pandangan individu, pendidikan berarti berupaya pengembangan potensi yang dimiliki individu yang masih terpendam agar teraktualisasi secara konkret, sehingga hasilnya dapat dinikmati oleh individu dan masyarakat. Sebagaimana dikutip dari Ahmad fikri bahwa fungsi pendidikan karakater adalah: 1. Pengembangan: pengembangan potensi dasar peserta didik agar berhati, berpikiran dan berprilaku baik; 2. Perbaikan: memperkuat dan membangun perilaku bangsa yang multikultur untuk menjadi bangsa yang bermartabat; 3. Penyaring: untuk menyaring budaya yang negatif dan menyerap budaya yang sesuai dengan nilai budaya dan karakter bangsa untuk meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam pergaulan dunia.12 Maka dapat diartikan fungsi pendidikan karakter itu terbagi tiga yaitu pengembangan potensi dasar, perbaikan perilaku dan penyaring budaya negatif baik dari dalam maupun dari dalam. Adapun fungsi pendidikan karakter menurut Kementrian Pendidikan Nasional adalah: 1. Pengembangan potensi dasar, agar “berhati baik, berpikiran baik, dan berprilaku baik”. 2. Perbaikan perilaku yang kurang baik dan penguatan perilaku yang sudah baik. 3. Penyaring biaya yang kurang sesuai dengan nilai-nilai luhur pancasila.13 Adapun tujuan pendidikan karakter sejalan dengan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 3 ayat (3): “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan Undang-Undang”.
12
Anas Salahudin dan Iwan Alkrienciechie, Pendidikan Karakter Pendidikan Berbasis Agama dan Budaya Bangsa, (Bandung: Pusata Setia, 2002), h. 105. 13
Ibid., h. 104.
13
Dalam Undang-Undang nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional dirumuskan dalam pasal 3: “Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab”. Berdasarkan penjelasan tersebut dirumuskan tujuan pendidikan karakter secara umum adalah untuk membangun dan mengembangkan karakter peserta didik pada setiap jalur, jenis dan jenjang pendidikan agar dapat menghayati dan mengamalkan nilai-nilai luhur menurut ajaran agama dan nilai-nilai luhur dari setiap butir sila dari pancasila. Secara khusus bertujuan mengembangkan potensi anak didik agar berhati baik, berpikiran baik, berkelakuan baik, memiliki sikap percaya diri, bangga pada bangsa dan negara, dan mencintai sesama umat manusia.
5. Nilai-nilai Karakter Nilai atau value dalam bahasa inggris atau “valere” dalam bahasa latin yang artinya berguna, mampu akan, berdaya, berlaku, kuat.14 Nilai adalah kualitas suatu hal yang menjadikan hal itu dapat disukai, diinginkan, berguna, dihargai atau dapat menjadi obyek kepentingan. Steeman mengatakan, nilai adalah yang memberi makna kepada hidup, yang memberi kepada hidup ini titik tolak, isi dan tujuan. Nilai adalah sesuatu yang dijunjung tinggi, yang mewarnai dan menjiwai tindakan seseorang. Nilai itu lebih dari sekedar keyakinan, nilai selalu menyangkut tindakan. Nilai seseorang diukur melalui tindakan, oleh sebab itu etika menyangkut nilai.15 Maka nilai memiliki arti sesuatu yang menyangkut tindakan bukan sekedar keyakinan dan dijunjung tinggi yang mewarnai dan menjiwai tindakan seseorang. Djahiri mengatakan bahwa, nilai adalah suatu jenis 14
Mungin Eddy Wibowo, Etika dan moral dalam pembelajaran, (Jakarta: pusat Antar Universitas, 2001), h. 10-11. 15
Ibid., h.11.
14
kepercayaan, yang letaknya berpusat pada sistem kepercayaan seseorang, tentang bagaimana seseorang sepatutnya, atau tidak sepatutnya dalam melakukan sesuatu, atau tentang apa yang berharga dan yang tidak berharga untuk dicapai.16 Maka disini nilai adalah keyakinan yang diyakini seseorang, bagaimana ia sepatutnya dalam bersikap dan mampu memebedakan mana yang berharga dan yang tidak berharga untuk diraih. Richard Eyre dan Linda menyebutkan bahwa nilai yang benar dan diterima secara universal adalah nilai yang menghasilkan suatu perilaku dan perilaku itu berdampak positif, baik bagi yang menjalankan maupun bagi orang lain. Selanjutnya Richard menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan nilai adalah suatu kualitas yang membedakan menurut, (1) kemampuannya untuk berlipat ganda atau bertambah, meskipun sering diberikan kepada orang lain dan (2) kenyataan bahwa makin banyak nilai yang diberikan kepada orang lain makin banyak pula nilai serupa yang diterima atau dikembalikan dari orang lain.17 Pengertian nilai itu sendiri adalah hakikat suatu hal yang menyebabkan hal itu dikejar oleh manusia. Nilai juga berarti keyakinan yang membuat seseorang bertindak atas dasar pilihannya. Dengan demikian nilai dapat dirumuskan sebagai sifat yang terdapat pada sesuatu yang menempatkan pada posisi yang berharga dan terhormat yakni bahwa sifat ini menjadikan sesuatu itu dicari dan dicintai, baik dicintai oleh satu orang maupun sekelompok orang, contoh hal itu adalah nasab bagi orang-orang terhormat mempunyai nilai yang tinggi, ilmu bagi ulama mempunyai nilai yang tinggi dan keberanian bagi pemerintah mempunyai nilai yang dicintai dan sebagainya. Menurut Ari Ginanjar Agustian yang terkenal dengan konsepnya “Emotional Spriritual Question (ESQ)” mengajukan pemikiran, bahwa setiap karakter positif sesungguhnya akan merujuk pada sifat-sifat Allah 16
Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi, (Bandung: Alfabeta , 2012)
h.31. 17
Heri Gunawan, loc. cit.
15
yang terdapat dalam asma Al-Husna (nama-nama Allah yang baik) yang berjumlah 99. Asma Al-Husna ini harus menjadi sumber inspirasi perumusan karakter oleh siapapun, karena dalam asma al-husna terkandung tentang sifat-sifat Allah yang baik. Menurut Ari Ginanjar dari sekian banyak karakter yang dapat diteladani dri nama-nama Allah tersebut, ia merangkumnya menjadi tujuh karakter dasar, yakni: (1) jujur; (2) tanggungjawab; (3) disiplin; (4) visioner; (5) adil; (6) peduli dan (7) bijaksana.18 Maka nilai karakter itu harus merujuk kepada sifat-sifat Allah yang terdapat dalam Asma al-Husna dan merangkumnya menjadi tujuh karakter dasar yaitu jujur, tanggung jawab, disiplin, visioner, adil, peduli dan bijaksana. Pada masa orde baru, saat kebudayaan masih dikelola oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan di bawah otoritas Direktorat Jederal Kebudayan, telah diterbitkan buku saku pedoman penanaman Budi Pekerja Luhur. Di antara anggota tim (ada delapan orang anggota termasuk diantaranya Pater J. Drost, Arief Rachman, dan Anhar Gonggong) penyusun buku saku tersebut adalah Prof.Dr.Edi Sedyawati, Direktur Jenderal Kebudayaan pada saat itu. Dalam buku itu juga ditegaskan bahwa budi pekerti dapat dikatakan identik dengan morality (moralitas). Namun juga ditegaskan bahwa sesungguhnya pengertian budi pekerti yang paling hakiki adalah perilaku. Sebagai perilaku, budi pekerti meliputi pula sikap yang dicerminkan oleh perilaku. Dalam kaitan ini sikap dan perilaku budi pekerti mengandung lima jangkauan sebagai berikut: (i) sikap dan perilaku dalam hubungannya dengan tuhan, (ii) sikap dan perilaku dalam hubungannya dengan diri sendiri, (iii) sikap dan perilaku dalam hubungannya dengan keluarga, (iv) sikap dan perilaku dalam hubungannya dengan masyarakat dan bangsa, dan (v) sikap dan perilaku dalam hubungannya dengan alam sekitar.19 18
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Prespektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya Offset, 2011), h. 43. 19
Muchlas dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, (Bandung: Remaja Rosdakarya Offset, 2011) h. 46.
16
Secara ringkas butir-butir nilai budi pekerti dan kaitannya dengan lima jangkauan tersebut digambarkan dibawah ini:
Tabel 2.1 Jangkauan sikap, perilaku dan butir- butir nilai budi pekerti Jangkauan sikap dan perilaku
Butir-butir nilai budi pekerti
Sikap dan perilaku dalam hubung
Berdisplin, beriman, bertakwa, berpi
annya dengan tuhan
kir jauh ke depan, bersyukur, jujur, mawas diri, pemaaf, pemurah pengab dian.
Sikap dan perilaku dalam hubung
Bekerja keras, berani memikul risiko
annya dengan diri sendiri
(the taker taker), berdisplin, berhati lembut/berempati, berpikir matang, berpikir
jauh
ke
depan
(future
oriented, visioner), bersahaja, berse mangat,
bersikap
bertanggung, cermat,
konstrukstif,
bijaksana,
dinamis,
efisien,
cerdik, gigih,
hemat, jujur, berkemauan besar, kreatif, kukuh hati, lugas, mandiri, mawas diri, menghargai kaya orang lain, menghargai waktu, pemaaf, pemurah, pengabdian, pengendalian diri, produktif, rajin, ramah tamah, rasa kasih sayang, rasa percaya diri, rela berkorban, sabar, setia, adil, hormat, tangguh,
tertib, tegas
sportif,
susila,
tekun,
tepat
janji/amanah, terbuka, ulet.
17
Sikap
dan
perilaku
dalam Bekerja keras, berpikir jauh ke
hubugannya dengan keluarga
depan, bijaksana, cerdik, cermat, jujur,
kemauan
keras,
lugas
menghargai kesehatan, menghargai waktu,
tertib,
pemaaf,
pemurah,
pengabdian, ramah tamah, rasa kasih sayang, rela berkorban, sabar, tegas, tepat janji/ amanah, terbuka. Sikap
dan
perilaku
dalam Bekerja keras, berpikir jauh ke
hubungannya dengan masyarakat depan, bijaksana, cerdik, cermat, dan bangsa
jujur,
kemauan
keras,
lugas
menghargai kesehatan, menghargai waktu, tertib, pemaaf, pemurah, peng abdian, ramah tamah, rasa kasih sayang, rela berkorban, sabar, tegas, tepat janji/ amanah, terbuka. Sikap
dan
perilaku
dalam Bekerja keras, berpikir jauh ke
hubungannya dengan alam sekitar
depan,
menghargai
kesehatan,
pengabdian. Catatan : seluruhnya ada 56 butir nilai budi pekerti.
Sebagai contoh lain, direktorat Pendidikan lanjutan pertama direktorat jenderal pendidikan dasar dan menengah departemen pendidikan dan kebudayaan dalam bahan pendampingan guru sekolah swasta tradisional (islam) telah menginventarisasi domain budi pekerti islam sebagai nilai-nilai karakter yang seharusnya dimiliki dan ditampilkan dalam kehidupan sehari-hari oleh warga sekolah islam sebagaimana disampaikan dalam tabel dibawah ini
18
Tabel 2.2 Nilai-nilai Karakter Terhadap
Terhadap
Terhadap
Terhadap
Terhadap
Terhadap
tuhan
diri sendiri
keluarga
orang lain
masyarakat
alam
dan bangsa
lingkungan
1.
Iman dan
1.
Adil
1.
Adil
1.
adil
1.
adil
1.
adil
takwa
2.
Jujur
2.
Jujur
2.
jujur
2.
jujur
2.
amanah
2.
Syukur
3.
Mawas diri
3.
Displin
3.
displin
3.
displin
3.
displin
3.
Tawakal
4.
Displin
4.
Kasih
4.
kasih
4.
kasih
4.
kasih
4.
Ikhlas
5.
Kasih
5.
Sabar
6.
Mawas
6.
Kerja keras
7.
diri
7.
Pengam
8.
Displin
9.
Berpikir jauh ke depan
sayang
8. 9.
sayang 5.
Lembut
sayang 5.
hati 6.
Berpikir
6.
sayang
sayang
lembut
5.
lembut hati
5.
kerja keras
hati
6.
berinisia
6.
berinisiatif
tif
7.
kerja cerdas
8.
berpikir
bertang
bil risiko
jauh ke
gung
7.
kerja keras
Berinisiatif
depan
jawab
8.
kerja cerdas
jauh ke
9.
berpikir
depan
Kerja
7.
cerdas
10. Jujur
10. Kreatif
11. Amanah
11. Berpi
Berpikir
7.
bijaksana
Konstruk
8.
menghar
jauh ke
gai
depan
tif 8.
Bertang
9.
10. rela
12. Susila
kir jauh ke
gung
13. Beradab
depan
jawab
12. Berpikir matang 13. Bersaha ja 14. Bersema
9.
Bijaksa na
pemaaf
berkorban 11. rendah hati
10. berpikir konstruk tif 11. bertang gung jawab
10. Hemat
12. tertib
12. bijaksana
11. Mengharg
13. amanah
13. menghar
ai keseha
14. sabar
gai
ngat
tan
15. tenggang
kesehatan
15. Berfikir
12. Pemaaf
rasa
konstruk tif 16. Bertang gung jawab 17. Bijaksa
13. Rela
14. produktif
16. bela rasa
15. rela
berkor
17. pemurah
16. berkor
Ban
18. ramah
14. Rendah hati
tamah 19. sopan santun
ban 17. setia/ro yal
na
15. Setia
18. tertib
18. Cerdik
16. Tertib
20. sportif
19. amanah
19. Cermat
17. Kerja
21. terbuka
20. sabar
9.
berpikir konstruktif
10. bertang gung jawab 11. bijaksana 12. menghargai kesehatan 13. rela berkor ban
19
20. Dinamis 21. Efisien 22. Gigih
keras
tenggang
18. Kerja
rasa
cerdas
21. bela rasa
23. Tangguh
19. Amanah
22. pemurah
24. Ulet
20. Sabar
23. ramah
25. Berkemaua
21. Tenggang
n keras
rasa
26. Hemat 27. Kukuh
29. Mandiri
24. Ramah
tan 31. Pengen dalian diri
hormat
emapati 23. Pemurah
gai keseha
24. sikap
22. Bela rasa/
28. Lugas
30. Menghar
tamah
tamah 25. Sopan santun 26. Sportif 27. terbuka
32. Produktif 33. Rajin 34. Tekun 35. Percaya diri 36. Tertib 37. Tegas 38. Sabar 39. Ceria/ pe riang Catatan: Budi pekerti Islami menurut Al-Quran dan Hadist
20
Dari dua contoh tersebut dapat dilihat betapa banyaknya nilai karakter asli bangsa Indonesia yang dapat digali dari khazanah budaya Indonesia
20
Ibid., h. 53.
20
Mulai tahun pelajarn 2011, seluruh tingkat pendidikan di Indonesia harus menyisipkan pendidikan berkarakter yang terdapat 18 nilai-nilai pendidikan karakter yaitu: (1) religius; (2) jujur; (3) toleransi; (4) disiplin; (5) kerja keras; (6) kreatif; (7) mandiri; (8) demokrastis; (9) rasa ingin tahu; (10) semangat kebangsaan; (11) cinta tanah air; (12) menghargai prestasi; (13) bersahabat/komunikatif; (14) cinta damai; (15) gemar membaca; (16) peduli lingkungan; (17) peduli sosial; (18) tanggung jawab. 21 Tabel 2.3 Nilai-nilai karakter No
Nilai
Uraian
karakter 1.
Religius
Sikap dan perilaku
yang penuh dalam
melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama yang lain. Religius adalah proses mengikat kembali atau bisa dikatakan dengan tradisi, sistem
yang
mengatur
tata
keimanan
(kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya. 2.
Jujur
Perilaku
yang
didasarkan
pada
upaya
menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. 3.
Toleransi
Sikap
dan
tindakan
yang
menghargai
perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap dan tindakan orang lain yang berbeda dari
21
Retno Listyarti, Pendidikan Karakter Dalam Metode Aktif, Inovatif Dan Kreatif, (Jakarta: Esensi Erlangga Group, 2012) h. 5-8.
21
dirinya. 4.
Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
5.
Kerja keras
Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh– sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
6.
Kreatif
Berpikir
dan
melakukan
sesuatu
untuk
menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. 7.
Mandiri
Sikap
dan
tergantung
perilaku pada
yang orang
tidak
mudah
lain
dalam
menyelasaikan tugas-tugas. 8.
Demokratis
Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
9.
Rasa ingin
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya
tahu
untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat dan didengar.
10.
Semanagt
Cara berpikir, bertindak dan berwawasan yang
kebangsaan
menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan diri dan kelompoknya.
11.
Cinta tanah
Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang
air
menunjukkan
kesetian,
kepeduliaan,,
dan
penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa. 12.
Menghargai
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya
22
prestasi
untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
masyarakat,
dan
mengakui,
serta
menghormati keberhasilan orang lain. 13.
14.
Bersahabat
Tindakan yang memperlihatkan rasa senang
atau
berbicara. Bergaul dan bekerja sama dengan
komunikatif
orang lain.
Cinta damai
Sikap,
perkataan
dan
tindakan
yang
menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya. Diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya) dan negara. 15.
Gemar
Kebiasaan
menyediakan
waktu
untuk
membaca
membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
16.
Peduli
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya
lingkungan
mencegah kerusakan pada lingkungan alam disekitarnya, dan mengembangkan upayaupaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
17.
Peduli sosial
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
18.
Tanggung
Sikap
dan
perilaku
seseorang
untuk
jawab
melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap dirinya maupun orang lain dan lingkungan sekitarnya.
6. Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter Pendidikan karakter di sekolah akan terlaksana dengan lancar, jika guru
dalam
pelaksanaannya
memperhatikan
beberapa
prinsip
pendidikan karakter. Menurut T. Lickona, E. Schaps, dan Lewis
23
pendidikan karakter harus didasarkan pada sebelas prinsip seperti berikut: 1. Mempromosikan nilai-nilai dasar etika sebagai basis karakter 2. Mengidentifikasi karakter secara komprehensif supaya mencangkup pemikiran, perasaan dan perilaku. 3. Menggunakan pendekatan yang tajam, proaktif dan efektif untuk membangun karakter. 4. Menciptakan komunitas sekolah yang memiliki kepedulian. 5. Memberi kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan perilaku yang baik. 6. Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan menantang yang menghargai semua siswa, membangun karakter mereka dan membantu mereka sukses. 7. Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri pada para siswa 8. Memfungsikan seluruh staf sekolah sebagai komunitas moral yang berbagi tanggung jawab untuk pendidikan karakter dan setia pada nilai dasar yang sama. 9. Adanya pembagian kepemimpinan moral dan dukungan luas dalam membangun inisiatif pendidikan karakter. 10. Memfungsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam usaha membangun karakter. 11. Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai guru-guru karakter, dan manifestasi karakter positif dalam kehidupan siswa.22 Sedangkan Dasyim Budimasyah mengatakan bahwa program pendidkan
karakter
di
sekolah
perlu
dikembangkan
dengan
berlandaskan pada prinsip-prinsip sebagai berikut: 1. pendidikan
karakter
berkelanjutan.
Hal
disekolah ini
harus
mengandung
dilaksanakan
secara
arti
proses
bahwa
pengembangan nilai-nilai karakter merupakan proses yang panjang, mulai sejak awal peserta didik masuk sekolah hingga mereka lulus sekolah pada suatu satuan pendidikan. 2. pendidikan karakter hendaknya dikembangkan melalui semua mata pelajaran. Melalui pengembangan diri, dan budaya suatu satuan pendidikan. Pembinaan karakter bangsa dilakukan dengan
22
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), h. 112.
24
mengintegrasikan dalam seluruh mata pelajaran, dalam kegiatan mata pelajaran, sehingga semua mata pelajaran diarahkan pada pengembangan nilai-nilai karakter juga dapat dilakukan dengan melalui pengembangan diri, baik melalui konseling maupun kegiatan ekstrakurikuler. 3. Sejatinya nilai-nilai karakter tidak diajarkan (dalam bentuk pengetahuan), jika hal tersebut diintegrasikan dalam mata pelajaran, kecuali bila dalam bentuk mata pelajaran agama (yang di dalamnya mengandung ajaran) maka tetap diajarkan dengan proses, pengetahuan (knowing), melakukan (doing), dan akhirnya membiasakan (habit). 4. Proses pendidikan dilakukan peserta didik dengan secara aktif (active learning) dan menyenangkan (enjoy full learning). Proses ini menunjukkan bahwa proses pendidikan karakter dilakukan oleh peserta didik bukan oleh guru. Sedangkan guru menerapkan prinsip “tut wuri handayani” dalam setiap perilaku yang ditunjukan oleh agama.23
7. Integrasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Selain untuk menjadikan peserta didik menguasai kompetensi (materi) yang ditargetkan, juga dirancang untuk menjadikan peserta didik yang mengenal, menyadari atau peduli nilai-nilai dan mampu menerapkannya dalam bersikap sehari-harinya. Pendidikan karakter terintegrasi di dalam mata pelajaran dengan pengenalan nilai-nilai, diperolehnya
kesadaran
akan
pentingnya
nilai-nilai
dan
menginternalisasikan nilai-nilai kedalam tingkah laku sehari-hari peserta didik melalui proses pembelajaran. Nilai-nilai yang sudah mulai terintegrasi pada semua mata pelajaran terutama pengembangan nilai religi, disiplin dan peduli lingkungan.
23
Heri Gunawan, op. cit., h. 36.
25
Integrasi pendidikan karakter di dalam proses pembelajaran dilaksanakan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran
pada
semua
mata
pelajaran.
Prinsip-prinsip
pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning) yang dapat diadopsi dalam membuat perencanaan pembelajaran (merancang kegiatan pembelajaran dan penilaian dalam silabus, RPP, dan bahan ajar), melaksankan proses pembelajaran, dan evaluasi.24 a. Perencanaan Pembelajaran Perencanaan pendidikan karakter dalam IPS dilakukan saat penyusunan perencanaan pembelajaran. Penyususnan rencana pembelajaran dalam bentuk pembuatan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan bahan ajar yang telah dibuat dengan menambahkan/mengadaptasi kegiatan pembelajaran yang bersifat memfasilitasi dikenalkannya nilai-nilai. 1) Silabus pembelajaran Silabus dikembangkan dengan rujukan utama standar Isi (Permen Diknas nomor 22 tahun 2001). Silabus memuat SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, teknik, bentuk instrumen, contoh instrumen, alokasi waktu, sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan.25 Agar memfasilitasi terjadinya pembelajaran yang membantu peserta didk untuk mengembangkan karakter, setidaknya perlu dilakukan perubahan pada tiga komponen silabus seprti berikut: a) Penambahan dan modifikasi kegiatan pembelajaran sehingga ada kegiatan pembelajran yang mengembangkan karakter. b) Penambahan dan modifikasi indikator pencapaian sehingga ada indikator yang terkait dengan pencapaian peserta didik dalam hal karakter. 24
Heri Gunawan, op. cit., h. 25.
25
Evi Fatimur Rusydiyah dkk, Perencanaan Pembelajaran, (Surabaya: Amanah Pustaka, 2009), h. 13-8
26
c) Penambahan dan modifikasi teknik penilaian sehingga ada teknik penilaian yang dpat mengembangkan dan mengukur perkembangan karakter.26 Penambahan kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian, dan teknik penilaian harus memperhatikan kesesuaiannya dengan SK dan KD yang haru yang dicapai oleh peserta didik. Kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian, dan teknik penilaian yang ditambahkan dan hasil modifikasi tersebut harus bersifat lebih memperkuat pencapaian SK dan KD sekaligus mengembangkan karakter. 2) Rencana pelaksanaan Pembelajaran Rencana pelaksanaan pembelajran (RPP) disusun berdasarkan silabus yang telah dikembangkan oleh sekolah. RPP secara umum menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang ditetapkan standar isi dan dijabarkan dalam silabus.27 RPP tersusun atas SK, KD, alokasi waktu, tujuan pembelaran, materi ajar, metode pengajaran, langkah-langkah pembelajaran, sumber belajar dan penilaian. Seperti yang terumuskan pada silabus, tujuan pembelajaran, materi
pembelajaran,
metode
pengajaran,
langkah-langkah
pembelajaran, sumber belajar dan penilaian yang dikembangkan di dalam RPP pada dasarnya dipilih untuk menciptakan proses pembelajaran untuk mencapai SK dan KD. Oleh karena itu, agar RPP memberi petunjuk pada guru dalam menciptakan pembelajaran yang berwawasan pada pengembangan krakter, RPP tersebut perlu diadaptasi. Seperti pada adaptasi terhadap silabus, adaptasi yang dimaksud antara lain meliputi: a) Penambahan dan modifikasi kegiatan pembelajaran sehingga ada kegiatan pembelajaran yang mengembangkan karakter. 26
Heri Gunawan, op cit., h. 225.
27
Evi Fatimur Rusydiyah dkk, op. cit., h 14-12.
27
b) Penambahan dan modifikasi indikator pencapaian sehingga ada indikator yang terrkait dengan pencapaian peserta didik dalam hal karakter. c) Penambahan dan modifikasi teknik penilaian sehingga ada teknik penilaian yang dpat mengembangkan dan mengukur perkembangan karakter.28 3) Bahan/buku ajar Bahan/buku ajar merupakan komponen pembelajaran yang paling berpengaruh terhadap terjadinya proses pembelajaran. Sekolah menggunakan program buku sekolah elektronik yang saat ini pemerintah telah membeli hak cipta sejumlah buku ajar dari hampir semua mata pelajaran yang telah memenuhi kelayakan pemakaian
berdasarkan
BSNP
(Badan
Standar
Nasional
Pendidikan) dari para penulis/penerbit. Walaupun buku-buku tersebut telah memenuhi sejumlah kriteria kelayakan seperti kelayakan isi, bahasa dan grafika, bahan ajar tersebut masih belum secara memadai mengintegrasikan pendidikan karakter didalamnya. Oleh karena itu sesuai dengan yang telah dirancang pada silabus dan RPP yang berwawasan pendidikan karakter, bahan ajar perlu diadaptasi. Adaptasi yang paling mungkin dilaksanakan oleh guru dengan cara menambah kegiatan pembelajaran yang sekaligus dapat mengembangkan karakter. b. Pelaksanaan pembelajaran Kegiatan pembelajaran terdiri dari tahap kegiatan pendahuluan, inti dan penutup dengan memasukkan nilli-nilai karakter. agar peserta didik mempratikkan nilai-nilai karakter yang diharapkan, sepanjang proses pembelajaran perilaku guru menjadi model pelaksanaan nilai-nilai karakter bagi peserta didik. 1) Kegiatan Pendahuluan Pada kegiatan pendahuluan guru menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran, 28
Heri Gunawan, op cit., h. 225.
28
mengajukan
pertanyaan-pertanyaan
yang
mengaitkan
pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari, lalu guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang hendak dicapai dan menyampaikan materi. Beberapa sejumlah cara yang dilakukan guru untuk mengenalkan dan menanamkan nilai, membangun kepedulian akan nilai karakter dan membantu internalisasi nilai atau karakter pada tahap awal pembelajaran ini seperti: a. Guru datang tepat waktu, untuk menanamkan nilai disiplin; b. Guru mengucapkan salam denga ramah kepada siswa ketika memasuki kelas, untuk menanamkan nilai santun dan peduli; c. Berdoa sebelum membuka pelajaran dan membaca Al Quran, untuk menanamkan nilai religius; d. Mengecek kehadiran siswa, untuk menanamkan nilai displin; e. Mendoakan siswa yang tidak hadir karena sakit atau karena halangan lainnya, untuk menanamkan nilai religius dan peduli; f. Memastikan setiap siswa datang tepat waktu, untuk menanamkan nilai displin; g. Menegur siswa yang terlambat dengan sopan, menanamkan nilai disiplin, santun dan peduli. 2) Kegiatan inti Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007, kegiatan inti pembelajaran terbagi atas tiga tahap, yaitu eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Pada tahap eksplorasi
peserta didik difasilitasi untuk memperoleh
pengetahuan dan keterampilan dan mengembangkan sikap melalui kegiatan pembelajran yang berpusat pada siswa. Pada tahap elaborasi peserta didik diberi peluang untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan serta sikap lebih lanjut melalui sumber-sumber dan kegiatan-kegiatan pembelajaran lainnya sehingga pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik lebih luas dan dalam. Selanjutnya pada tahap konfirmasi peserta
29
didik memperoleh umpan balik atas kebenaran dan kelayakan dari pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperoleh oleh siswa. Berikut proses pembelajaran pada tahap eksplorasi, elaborasi
dan
konfirmasi
yang
dapat
membantu
guru
mengintegrasikan nilai-nilai karakter. a) Eksplorasi (1) Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber, nilai yang ditanamkan adalah mandiri, berfikir logis, kreatif dan kerja sama. (2) Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran dan sumber belajar lain, nilai yang ditanamkan adalah kreatif dan kerja keras. (3) Memfasilitasi terjadinya interaksi antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya, nilai
yang
ditanamkan
adalah
kerjasama,
saling
menghargai, peduli lingkungan dan peduli sosial. (4) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran, nilai yang ditanamkan adalah rasa percaya diri, dan mandiri. (5) Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di lapangan, nilai yang ditanamkan mandiri, kerjasama dan kerja keras. b) Elaborasi (1) Membiasakan peserta didik mebaca dan menulis yang beragam melalui tugas, nilai yang ditanamkan adalh cinta ilmu, kreatif dan logis. (2) Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru
30
baik secara lisan maupun tertulis, nilai yang ditanamkan adalah kreatif, percaya diri, kritis, saling menghargai dan santun. (3) Memberi kesempatan untuk berfikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut, nilali yang ditanamkan kreatif, percaya diri dan kritis. (4) Memfasilitasi
peserta
didik
dalam
pembelajaran
kooperatif dan kolaboratif, nilai yang ditanamkan adalah kerjasama, saling menghargai dan tanggung jawab. (5) Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk
meningkatkan
prestasi
belajar,
nilai
yang
ditanamkan jujur, disiplin, kerja keras dan menghargai. (6) Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok, nilai yang ditanamkan adalah jujur, bertanggung jawab, percaya diri, saling menghargai, mandiri dan kerjasama. (7) Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok, nilai yang ditanamkan adalah percaya diri, saling menghargai, mandiri dan kerjasama. (8) Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik, nilai yang ditanamkan adalah percaya diri, saling menghargai, mandiri dan kerjasama. c) Konfirmasi (1) Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik, nilai yang ditanamkan adalah saling menghargai, percaya diri, santun, kritis dan logis.
31
(2) Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber, nilai yang ditanamkan adalah percaya diri, logis dan kritis. (3) Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan, nilai yang ditanamkan adalah memahami kelebihan dan kekurangan diri sendiri. (4) Memfasilitasi peserta didik untuk lebih jauh atau dalam dan luas memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap, anatara lain guru membantu menyelesaikan masalah
nilai
yang
ditanamkan
dalah
peduli,
memberikan acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi nilai yang ditanamkan adalah kritis, memberikan informasi untuk bereksplorasi lebih jauh nilai yang ditanamkan cinta ilmu dan memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif nilai yang ditanamkan peduli dan percaya diri. 3) Kegiatan penutup Dalam kegiatan penutup guru dan siswa bersama-sama membuat rangkuman/simpulan pelajaran, nilai yang ditanamkan adalah mandiri, kerjasama, kritis dan logis; guru melakukan penilaian
dan
dilaksanakan,
refleksi nilai
yang
terhadap
kegiatan
ditanamkan
yang
jujur,
sudah
mengetahui
kelebiahan dan kekurangan; memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, nilai yang ditanamkan adalah saling menghargai, percaya diri, santun, kritis dan logis; merencanakan
kegiatan
pembelajaran
remedial,
tindak program
lanjut
dalam
pengayaaan,
bentuk layanan
konseling, memberikan tugas baik individu maupun kelompok.
32
c. Evaluasi Pembelajaran Teknik dan instrumen penilaian yang dipilih dan dilaksanakan tidak hanya mengukur pencapaian akademik/kognitif siswa, tetapi juga mengukur perkembangan kepribadian siswa. Diantara teknikteknik penilaian terdapat beberapa yang dapat digunakan untuk menilai pencapaian perserta didik baik dalam hal pencapaian akademik maupun keribadian. Teknik-teknik tersebut terutama observasi (dengan lembar observasi/lembar pengematan), penialain diri (dengan lembar penilaian diri/kuisioner), penialaian antarteman (lembar penilaian antar teman) dan tugas-tugas penguatan (terutama pengayaan) diberikan selain dapat meningkatkan penugasan yang ditargetkan, juga menanamkan nilai-nilai (panduan pendidikan karakter sekolah menengah pertama, kemendiknas, 2010).29
B. Hakikat Pembelajaran IPS 1. Pengertian pembelajaran Pembelajaran menurut Resnik adalah pembelajaran tidak dapat diartikan secara sederhana sebagai alih informasi pengetahuan dan keterampilan ke dalam benak siswa-siswa. pembelajaran yang efektif seyogyanya membantu siswa dapat menempatkan dirinya dalam situasi yang didalamnya mereka mampu mengekspresikan dirinya secara tepat.30 Pembelajaran bukan hanya sekedar memberikan informasi dan keterampilan kepada siswa, pembelajaran harus mampu memotivasi siswa untuk aktif, kreatif, dan inovatif serta harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa. Dalam
bukunya
Abdul
Majid
mengemukakan
pengertian
pembelajaran menurut para ahli diantaranya adalah: 29 30
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: Remaj Rosdakarya, 2011), h, 60.
Agung Eko Purwana, dkk., Pembelajaran IPS MI edisi pertama, (Surabaya: LAPIS-PGMI, 2009), h.9.
33
a. Pembelajaran menurut UU SPN No tahun 2003 adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. b. Pembelajaran menurut Oemar Malik adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, prosedur, yang saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran. c. Pembelajaran menurut Gagne dan Brigga adalah rangkaian peristiwa (events) yang mempengaruhi pembelajaran sehingga proses belajar dapat berlangsung dengan mudah.31 Dari beberapa pengertian pembelajaran yang dikemukakan oleh beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah interaksi pendidik dengan peserta didik untuk memperoleh suatu perubahan yang didalamnya meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan prosedur, yang saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran sehingga proses belajar dapat berlangsung dengan mudah.
2. Pengertian IPS S Nasution mendefinisikan IPS sebagai pelajaran yang merupakan fusi atau panduan sejumlah mata pelajaran sosial. Dinyatakan bahwa IPS merupakan bagian kurikulum sekolah yang berhubungan dengan peran manusia dalam masyarakat yang terdiri atas berbagai subjek sejarah, ekonomi, geografi, sosiologi, atropologi, dan psikologi sosial.32 Maka IPS merupakan bagian kurikulum sekolah yang terdiri dari paduan sejumlah mata pelajaran sosial seperti sejarah, ekonomi, geografi, sosiologi, antropologi dan psikologi yang semuanya berhubungan dengan peran manusia dalam bermasyarakat. Moeljono Cokrodikardjo mengemukanan bahwa IPS adalah perwujudan dari suatu pendekatan interdisipliner dari ilmu sosial. IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial yakni sosiologi, 31
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), h. 4.
32
Nadlir, dkk., Ilmu pengetahuan Sosial edisi pertama, (Surabaya: LAPIS-PGMI, 2009), h. 10
34
antropologi, budaya, psikologi, sejarah, geografi, ilmu politik, dan ekologi manusia, yang diformulasikan untuk tujuan instruksional dengan materi dan tujuan yang sederhana agar mudah dipelajari. 33 IPS suatu ilmu yang mengintegrasikan berbagai cabang ilmu sosial yang bertujuan untuk dapat mempermudah dalam mempelajarinya. Charles R Keller mengemukakan IPS sebagai suatu paduan dari pada sejumlah ilmu-ilmu sosial dan ilmu lainnya yang tidak terikat oleh ketentuan displin/struktur ilmu tertentu melainkan bertautan dengan kegiatan-kegiatan pendidikan yang berencana dan sistematis untuk kepentingan program pengajaran sekolah dengan tujuan memperbaiki, mengembangkan dan memajukan hubungan-hubungan kemanusiaan-kemasyarakatan.34 Maka IPS memiliki arti sejumlah ilmu-ilmu sosial yang terikat dengan aktivitas pendidikan guna membina kecerdasan, pengetahuan dan sikap yang bermanfaat bagi siswa. Sistrunk Massaon mengartikan IPS sebagai pengajaran yang membimbing para pemuda-pemudi ke arah menjadi warga negara yang cerdas, hidup fungsional, efektif, produktif dan berguna. 35 Maka IPS merupakan pengajaran yang mendidik siswanya menjadi bangsa yang cerdas serta berguna dan produktif bagi negaranya. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat dimaknai bahwa ilmu pengetahuan sosial (IPS) adalah suatu paduan mata pelajaran dari berbagai cabang ilmu sosial yakni sosiologi, sejarah, ekonomi, geografi, antropologi, ilmu politik dan ekologi dengan bertujuan membangun kecerdasan sosial siswa mampu berpikir kritis, kreatif, berwatak, berkepribadian luhur, produktif dan berguna bagi negara.
33
Ibid.
34
Sapriya, dkk., Pembelajaran dan evaluasi hasil belajar IPS, (Bandung: UPI PRESS, 2006),
h.6. 35
ibid.
35
3. Karakteristik Pembelajaran IPS Karakteristik pembelajaran IPS yang membedakan dengan pembelajaran ilmu-ilmu sosial lainnya (geografi, sejarah, ekonomi, hukum dll). Menurut A Kosasih Djahiri ciri dan sifat utama dari pembelajaran IPS sebagai berikut: 1. IPS berusaha mempertautkan teori ilmu dengan fakta atau sebaliknya (menelaah fakta dari segi ilmu) 2. Penelaahan dan pembahasan IPS tidak hanya dari satu bidang displin ilmu saja, melainkan bersifat komprehensif (meluas/dari berbagai ilmu sosial dan lainnya. 3. Mengutamakan peran aktif siswa melalui proses belajar inquiri agar siswa mampu mengembangkan berpikir kritis, rasional dan analitis 4. Program pembelajaran disusun dengan meningkatkan atau menghubungkan bahan-bahan dari berbagai displin ilmu sosial dan lainnya dengan kehidupan nyata di masyarakat, pengamalan, permasalahan, kebutuhan dan mproyeksikannya kepada kehidupan dimasa depan baik dari lingkungan fisik/alam maupun budayanya. 5. IPS dihadapkan secara konsep dan kehidupan sosial yang sangat stabil 6. IPS mengutamakan hal-hal, arti dan penghayatan hubungan antarmanusia yang bersifat manusiawi 7. Pembelajaran tidak hanya mengutamakan pengetahuan semata, juga nilai dan keterampilan. 8. Berusaha untuk memuaskan setiap siswa yang berbeda melaui berbagai program. 9. Dalam pengembangan program pembelajaran senantiasa melaksanakan prinsip-prinsip, karakteristik dan pendekatanpendekatan yang menjadi ciri IPS itu sendiri. 36 Berdasarkan penjelasan di atas maka ciri dan sifat utama pembelajaran ips tidak hanya dari satu bidang ilmu saja melainkan bersifat komprehensif, mengutamakan peran aktif siswa, dan hubungan antarmanusia serta tidak hanya mengutamakan pengetahuan semata juga nilai dan keterampilan.
36
ibid., h. 8.
36
4. Tujuan Pembelajaran IPS Menurut Nu’man Somantri mengemukakan bahwa pada dasarnya terdapat empat pendapat mengenai tujuan pembelajaran IPS di tingkat persekolahan, sebagai berikut: 1. Pertama yang mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran IPS di persekolahan adalah untuk mendidik para siswa menjadi ahli ekonomi, politik, hukum, sosiologi dan diorganisasikan secara terpisah-pisah sesuai dengan “body of knowledge” masing-masing disiplin ilmu sosial tersebut. 2. Pendapat yang kedua bahwa tujuan pembelajaran IPS di sekolah ialah untuk menumbuhkan warga negara yang baik. Sifat warga negara yang baik akan mudah ditumbuhkan pada siswa apabila guru mendidik mereka dengan jalan menempatkannya dalam konteks kebudayaannya dari pada memusatkan perhatian pada displin ilmu yang terpisah-pisah seperti dilakukan di universitas. 3. Pendapat ketiga, pembelajaran IPS harus dapat menampung para siswa untuk studi lanjutan ke universitas maupun yang akan terjun langsung pada kehidupan masyarakat. 4. Pendapat keempat, berpendapat bahwa pembelajaran IPS di sekolah dimaksudkan untuk mempelajari bahan pelajaran yang sifatnya tertutup maksudnya ialah bahwa dengan mempelajari bahan pembelajaran yang pantang (tabu) untuk dibicarakan, para siswa akan dapat memperoleh kesempatan untuk memecahkan konflik intrapersonal maupun antar personal. Bahan tabu tersebut yang timbul dari bidang ekonomi, politik, sejarah, sosiologi maupun ilmu-ilmu sosial lainnya.37 Adapun menurut Kosasih Djahiri mengemukakan lima tujuan pokok pembelajaran IPS:
37
Ibid,. h. 12.
37
1. Membina siswa agar mampu mengembangkan pengertian atau pengetahuan berdasarkan data, generalisasi serta konsep ilmu tertentu maupun yang bersifat interdsipliner atau komprehensif dari berbagai cabang ilmu sosial. 2. Membina
siswa
agar
mampu
mengembangkan
dan
mempraktikkan keanekaragaman keterampilan studi, kerja dan intelektualnya secara pantas dan tepat sebagaimana diharapkan ilmu-ilmu sosial. 3. Membina dan mendorong siswa untuk memahami, menghargai dan menghayati adanya keanekaragaman dan kesamaan kultural maupun individual. 4. Membina siswa ke arah turut mempengaruhi nilai-nilai kemasyarakatan
serta
juga
dapat
mengembangkan
menyempurnakan nilai-nilai yang ada pada dirinya. 5. Membina
siswa
untuk
berpatisipasi
dalam
kegiatan
kemasyarakatan baik sebagai individu maupun sebagai warga negara.38
C. Penelitian Yang Relevan 1. Skripsi yang ditulis oleh Wahyu Muataqim, mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta yang berjudul “Pengaruh Penerapan Pendidikan Karakter di Sekolah Terhadap Perilaku Akademik Siswa Kelas XI Teknik Komputer Jaringan di SMK Piri 1 Yogyakarta”. menunjukkan bahwa Penerapan Pendidikan Karakter yang dilakukan berdasarkan data kuantitatif dan kualitatif tergolong baik. Hasil yang didapatkan berdasarkan data kuantitatif menunjukan nilai terbesar berada pada interval 101-130 dengan kategori baik yakni sebanyak 23 siswa atau 60% dari total siswa. Berdasarkan data kualitatif diketahui bahwa penerapan
38
Ibid,. h. 13.
pendidikan
karakter
memiliki
pengaruh
terhadap
38
perkembangan perilaku akademik siswa. Pengaruh yang terjadi merupakan pengaruh positif sehingga perilaku akademik siswa menjadi lebih berkarakter. Hal tersebut terbukti dari banyaknya indikator yang tercapai dari penerapan pendidikan karakter. Berdasarkan pengaruh yang terjadi, maka hasil penerapan pendidikan karakter di SMK PIRI 1 Yogyakarta tergolong baik.39 2. Skripsi yang ditulis oleh Maidah Musthofiyah, mahasiswa Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim dengan judul “Penerapan Nilainilai Karakter Pada Pembelajaran IPS Terpadu di MTs Negeri Model Babat”. menunjukkan bahwa Proses penerapan nilai-nilai karakter pada pembelajaran IPS Terpadu di MTs Negeri Model Babat adalah melalui perencanaan
atau
persiapan
pembelajaran
meliputi
perangkat
pembelajaran RPP, silabus. Sedangkan pada pelaksanaan pembelajaran IPS Terpadu dengan cara memotivasi, melakukan pembelajaran sesuai RPP, serta menggunakan metode pembelajaran yang variatif, sehingga dalam penerapan nilai-nilai karakter pada pembelajaran IPS tidak menjenuhkan. Hasil evaluasi siswa dalam pembelajaran dengan menerapkan nilai-nilai karakter tersebut terlihat mulai berkembang pada siswa. Di antaranya, nilai disiplin, rasa ingin tahu, gemar membaca, tanggung jawab, peduli lingkunan dan lain sebaginya. Hal ini terbukti pada daftar nilai evaluasi pendidikan katrakter yang telah dibuat dan amati oleh guru IPS Terpadu, melalui pengamatan ketika siswa berdiskusi, Tanya jawab dan sikap sehari-hari siswa. Dari situlah guru dapat menyimpulkan bahwa niali-nilai karakter tersebut membawa respon positif bagi siswa. Implikasi penerapan nilai-nilai karakter pada pembelajaran IPS Terpadu di MTs Negeri Model Babat yaitu siswa-siswi MTs Negeri Model babat menujukkan bahwa nilai-nilai karakter benar-
39
Wahyu Muataqim, “Pengaruh Penerapan Pendidikan Karakter di Sekolah Terhadap Perilaku Akademik Siswa Kelas XI Teknik Komputer Jaringan Di SMK Piri 1 Yogyakarta,” (Skripsi S1 Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta, 2013)
39
benar di terapkan dan berdampak nilai-nilai karakter yang diterapkan mulai berkembang pada siswa.40 3. Tesis yang ditulis oleh Hery Nugroho, mahasiswa program magister (Institut Agama Islam Negeri) IAIN Walisongo dengan judul “Implementasi Pendidikan Karakater dalam Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 3 Semarang”. Menunjukkan bahwa perencanaan pendidikan karakter dalam PAI di SMA Negeri 3 Semarang dilakukan saat penyusunan
perencanaan
pembelajaran.
Penyusunan
rencana
pembelajaran dalam bentuk pembuatan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Pelaksanaan Pendidikan Karakter dalam PAI di SMA Negeri 3 Semarang menggunakan dua cara, yakni kegiatan intrakulikuler dan ekstrakulikuler. Dalam implementasinya, pendidikan karakter dalam PAI tidak jauh berbeda dengan sebelum adanya pendidikan karakter. Perbedaannya dalam perencanaan pembelajaran ditambah dengan kolom pendidikan karakter. Kebijakan pendidikan karakter dalam PAI di SMA Negeri 3 Semarang melalui tiga cara, yakni mata pelajaran, pengembangan diri, dan budaya sekolah. Evaluasi pelaksanaan Pendidikan karakter dalam PAI meliputi: input (masukan), process (proses), output (hasil), dan outcomes (dampak). Input pelaksanaan (siswa maupun guru) termasuk baik. Dalam proses pelaksanaan, dalam pembelajaran PAI memasukkan delapan belas nilai karakter. Hasilnya siswa mempunyai pengetahuan dan kebiasaan nilai-nilai karakter. Adapun dampak pelaksanaan pendidikan karakter dalam PAI bagi siswa adalah memberikan motivasi untuk selalu berbuat jujur setiap saat, tidak berbohong dengan siapapun, lebih menghormati yang lebih tua, bersyukur atas apa yang telah diterima, tidak menyakiti perasaan orang lain, lebih meningkatkan ibadah, karena nanti ada kehidupan akhirat, menghargai karya orang lain, merubah sikap yang kurang menjadi lebih baik, mengetahui menjadi pemimpin masa depan yang kuat, terlatih 40
Maidah Musthofiyah, “Penerapan Nilai-nilai Karakter Pada Pembelajaran IPS Terpadu MTs N Model Babat,” (Skripsi S1 Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim, 2012)
40
untuk membuat tugas kreatif dalam membuat tugas, siswa dilatih berfikir mandiri, peduli lingkungan melihat teman yang membutuhkan bantuan.41
D. Kerangka berfikir Thomas Lickona mengatakan, karakter adalah “character so conceived has three interrelated parts: moral knowing, moral feeling and moral behavior”.42 Proses internalisasi karakter yang baik menjadi tiga tahapan yaitu memiliki pengetahuan tentang karakter yang baik (moral knowing), dari pengetahuan tentang karakter yang baik itu selanjutnya timbul niat atau komitmen anak didik untuk berbuat baik (moral feeling), dan setelah anak memiliki niat atau komitmen dalam berbuat baik maka dia akan melakukannya dalam kehidupannya sehari-hari (moral behabior). Maka dari serangkaian pengetahuan, sikap dan perilaku dan internalisasi karakter tidak cukup berhenti pada pengetahuan tapi muaranya karakter itu diaplikasi dalam tindakan atau laku kehidupan sehari-hari sehingga anak menjadi terbiasa untuk berprilaku baik. Pemerintah juga mendukung dalam membentuk karakter baik bangsa dengan menyisipkan pendidikan karakter yang terdapat 18 nilai karakter didalamnya mulai tahun pelajaran 2011 di seluruh tingkat pendidikan di Indonesia. Nilai-nilai yang disisipkan yaitu: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan,
cinta
tanah
air,
menghargai
prestasi,
bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggung jawab. S Nasution mendefinisikan IPS sebagai pelajaran yang merupakan fusi atau panduan sejumlah mata pelajaran sosial. Dinyatakan bahwa IPS merupakan bagian kurikulum sekolah yang berhubungan dengan peran 41
Hery Nugroho, “Implementasi Pendidikan Krakater Dalam Pendidikan Agama Islam Di SMA Negeri 3 Semarang,” (Tesis S2 pada program magister Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo, 2012) 42
12.
Agus Wibowo, Pendidikan Karakter Berbasis Sastra, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013) h.
41
manusia dalam masyarakat yang terdiri atas berbagai subjek sejarah, ekonomi, geografi, sosiologi, atropologi, dan psikologi sosial.43 Maka IPS merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang didalamnya terdapat paduan sejumlah ilmu-ilmu sosial yang berhubungan dengan peran manusia dalam bermasyarakat. Proses
pembelajaran
IPS
didalamnya
terdapat
pengembangan
pendidikan karakter bangsa dengan membentuk pelaku-pelaku sosial yang berdimensi personal (berbudi luhur, disiplin, bekerja keras, dan mandiri), dimensi sosiokultural (misalnya, cinta tanah air, menghargai dan melestarikan karya budaya sendiri, mengembangkan semangat kebangsaan dan kesetiakawanan sosial, kepedulian terhadap lingkungan), dimensi spiritual (misalnya, iman dan taqwa, menyadari bahwa alam semesta adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Pencipta), dan dimensi intelektual (misalnya, cendekia, terampil, semangat untuk maju).
43
Nadlir, dkk., op cit., h. 10
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP PGRI 1 Ciputat yang beralamat di Jl. Pendidikan No. 30 Ciputat Kota Tangerang Selatan 15411 Telp./Fax : 0217409827. Waktu yang digunakan untuk penelitian ini dilaksanakan Januari sampai Februari 2015.
B. Metodologi Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan
metode yang
digunakan adalah metode deskriptif. Bogdan dan Taylor mengatakan penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriftif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.1 Whitney menjelaskan dalam buku Moh. Nazir penelitian deskriftif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriftif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.2 Moh Nazir mengatakan, metode deskriftif merupakan suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa yang akan datang.3 Dengan menggunakan
metode
tersebut
peneliti
bertujuan
untuk
dapat
menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi atau 1
Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h.
92. 2
Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), h. 55.
3
ibid., h.54.
42
43
berbagai fenomena realitas yang sebenarnya yang menjadi objek penelitian agar lebih mendalam dan memperoleh pendalaman data yang diinginkan.
C. Populasi dan Sampel Data Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, 5 guru IPS dan 460 siswa kelas VIII SMP PGRI 1 Ciputat. Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.4 Yang dimaksud dengan pertimbangan tertentu disini adalah mempertimbangkan siapa yang akan dijadikan sumber data atau informan yang benar-benar bisa memberikan data dengan memilih orang yang dianggap paling tahu tentang apa yang diharapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek/situasi sosial yang diteliti. yang akan dijadikan sumber data atau informan adalah kepala sekolah, dua guru IPS kelas delapan, sepuluh siswa dan sepuluh siswi kelas depalan SMP PGRI 1 Ciputat.
D. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data dilapangan penulis melakukan beberapa teknik yaitu: a. observasi yaitu dengan menggunakan berbagai dokumen dalam menjawab pertanyaan terarah.5 Dengan observasi data dikumpulkan dengan mengamati langsung terhadap subjek penelitian, peneliti secara terus-menerus melakukan pengamatan atas proses pembelajaran IPS. Peneliti melakukan observasi terhadap situasi keseharian dalam proses 4
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 300. 5
Ibid., h. 61.
44
belajar. Observasi ini dilakukan untuk mengamati kondisi sekolah dan mengamati kegiatan pembelajaran IPS yang dilakukan di dalam kelas. b. Wawancara yaitu percakapan dengan maksud tertentu oleh kedua pihak, yaitu pewawancara (interview) sebagai pengaju/pemberi pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewer) sebagai pemberi jawaban atas pertanyan itu”.6 melakukan wawancara dengan kepala sekolah, guru dan siswa wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara. Wawancara dengan kepala sekolah untuk mengetahui pendidikan karakter di sekolah. Wawancara dengan dua guru IPS kelas VIII untuk mengetahui proses pelaksanaan kegiatan sebagai upaya penanaman nilai-nilai karakter siswa. Sedangkan wawancara dengan sepuluh siswa dan siswi dilakukan untuk mengetahui bagaimana tanggapan siswa terhadap proses pelaksanaan penanaman karakter dilakukan di SMP PGRI 1 Ciputat dan wujud dari karakter yang tertanam melalui proses penanaman nilai-nilai karakater. c. Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, dokumen
bisa
berbentuk
tulisan,
gambar,
atau
karya-karya
monumental dari seseorang. Dokumen bisa berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, ceritera, biografi, peraturan dan kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa, dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film dam lain-lain.7 Dalam hal ini peneliti akan mendokumentasikan berupa dokumen silabus, RPP mata pelajaran IPS, dan profil sekolah.
6
Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 173.
7
Ibid., h. 329.
45
E. Instrumen Penelitian Untuk memperoleh data penelitian, peneliti menggunakan instrumen yang ditujukan kepada responden. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terbagi atas tiga bagian yaitu: Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Wawancara Kepala Sekolah No
Dimensi
Indikator
1.
Pendidikan
1. Pendidikan karakter.
karakter
2. Tujuan penerapan
No Item
Jumlah
1, 2, 3
3
4
1
8, 5, 9
3
7, 6, 10
3
pendidikan karakter 2.
Nilai
1. Nilai-nilai yang diterapkan
3.
Sarana dan 1. Sarana dan prasarana prasarana
yang menunjang pendidikan karakter. 2. Kegiatan yang menunjang. 3. Kurikulum.
4.
Upaya dan 1. Upaya dan hambatan hambatan
2. Perubahan perilaku siswa
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Wawancara Guru IPS No 1.
Dimensi
Indikator
Pendidikan
1. Pendidikan karakter
karakter
2. Tujuan penerapan
No Item
Jumlah
1,2,3,4
4
pendidikan karakter 2.
Perilaku siswa
1. Perilaku
siswa
dalam 11,
proses belajar
14, 4
15, 16
2. Perubahan perilaku siswa 3.
Model
1. Model pembelajaran yang digunakan
5,6,10,
5
46
Pembelajaran 2. Cara guru menerapkan 12,13 niali karakter saat KBM 3. Upaya dan hambatan 4.
Nilai
1. Nilai-nilai yang
7,8,9,
4
ditanamkan 2. Sumber ajar yang digunakan 3. Sarana dan prasarana
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Wawancara Siswa No 1.
Dimensi Perilaku siswa
Indikator
No Item
1. Cara siswa bersikap dengan teman sebaya,
jumlah
5, 11, 12, 5 13, 14
guru, orang tua, dan masyarakat 2.
Pelaksanaan 1. Cara mengajar guru
1,2,3,4,
pengajaran
6,7,8
2. Peraturan kelas
7
3. Motivasi belajar 3.
Nilai karakter
1. Nilai karakter yang
9,10
2
diajarkan guru 2. Nilai karakter yang terdapat pada diri siswa
Tabel 3.4 Instrumen Observasi No
Subjek
1.
Sarana dan prasarana
Lokasi Lingkungan sekolah
Aktivitas Mengamati keadaan lingkungan sekolah yang menunjang
Catatan
47
proses pembelajaran 2.
Guru
Ruang kelas
Mengamati proses pelaksanaan pembelajaran
3.
Siswa
Kelas dan luar kelas
Akhlak selama di sekolah
Tabel 3.5 Kisi-kisi Intrumen Dokumentasi No
Jenis dokemen
Sumber
Ada
1.
Profil sekolah
TU
√
2.
Visi dan misi
TU
√
TU
√
TU
√
TU
√
Guru
√
Guru
√
sekolah 3.
Data jumlah guru dan tenaga kependidikan
5.
Data jumlah siswa
6.
Data sarana prasarana
7.
Silabus
mata
pelajaran IPS 8.
RPP
(Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran) pelajaran IPS
Tidak
Keterangan
48
F. Teknik Analisis Data Bogdan mengatakan analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahanbahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unitunit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.8 Teknik analisis data yang dilakukan dengan cara mengorganisasikan data lalu menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting dan mempelajarinya kemudian membuat kesimpulan yang
dapat dipahami oleh orang lain. Teknik
analisis data dalam penelitian ini adalah: (1) Aanalisis sebelum di lapangan, (2) Analisis selama di Lapangan Model Miles and Huberman meliputi Data Reduction (Reduksi Data), Data Display (Penyajian Data) dan Conclusion Drawing/ Verification. 9 1. Analisis sebelum di lapangan Analisis ini dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan atau data sekunder, yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Namun, demikian fokus penelitian ini masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti masuk dan selama di lapangan. 2. Analisis selama di Lapangan Model Miles and Huberman a. Data Reduction (Reduksi Data) Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal–hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Untuk memberikan gambaran 8
Sugiyono, op. cit., h. 334.
9
Ibid., h. 336.
49
yang lebih jelas daan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. b. Data Display (Penyajian Data) Setelah direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya. Sehingga akan
memudahkan
untuk
memahami
apa
yang
terjadi,
merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami. c. Conclusion Drawing/ Verification Penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti – bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti–bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Teknik pemeriksaan keabsahan data pada penelitian ini meliputi triangulasi, perpanjangan pengamatan dan meningkatkan ketekunan.10 1. Triangulasi Triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Yang terdiri dari: a. Triangulasi sumber Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melaui beberapa sumber.
10
Ibid., h. 369.
50
b. Triangulasi teknik Triangulasi teknik untuk meguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. c. Triangulasi waktu Dengan cara melakukan pengecekan dengan wawanacara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda . 2. Perpanjangan waktu Teknik pengujian keabsahan data ini dilakukan dengna cara peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi denga sumber daya yang pernah ditemui maupun yang baru. 3. Meningkatkan ketekunan Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum SMP PGRI 1 Ciputat, Tangerang Selatan. 1. Sejarah Singkat SMP PGRI 1 Ciputat, Tangerang Selatan. Ada peribahasa tak kenal maka tak sayang maka pada kesempatan yang baik ini kami uraikan lebih dekat tentang sejarah dan keberadaan SMP PGRI 1 Ciputat yang beralamat di Jalan pendidikan No.30 Ciputat. Pada awalnya lulusan Sekolah Dasar/Sederajat yang berada di lingkungan ciputat hendak melanjutkan ke SMP Negeri/umum sebagian besar harus ke wilayah DKI Jakarta, terutama Wilayah Jakarta Selatan. Sedangkan pada waktu itu di kecamatan ciputat SMP yang ada baru SMP Swasta yaitu SMP Muhammadiyah 17 dan SMP Islamiyah dan Madrasah Pembangunan IAIN Jakarta. Dengan didorong semangat yang luhur maka guru-guru SMP Negeri 87 Jakarta (Pondok pinang) yang dipelopori oleh Bapak Drs. Sukandi Kuswara, Bapak A. Mursyidi, B.A. dan Bapak S. Danuwardoyo serta Bapak R.A. Sakri Gandadipura (Kepala Sekolah Kelas Pembangunan) yang berdiri tahun 1970 tetapi hingga akhir 1974 siswanya semakin berkurang hanya satu kelas kecil. Maka beliau berempat sepakat untuk mendirikan sekolah Menengah Pertama Persiapan (SMPP) pada tahun 1975 yang selanjutnya berubah menjadi sekolah Menengah Pertama Persatuan Guru Republik Indonesia (SMP PGRI Ciputat) dengan Kepala Sekolah yang pertama yaitu Bapak R.A. Sakri Gandadipura. Pendirian sekolah Menengah pertama Persatuan Guru Republik Indonesia (SMP PGRI Ciputat) mendapat restu dari Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan Ciputat (Bapak Djahera) ikut membantu pendirian Sekolah Menengah Pertama tersebut,dan pada tanggal 1 Januari 1975 ditetapkan sebagai hari jadi SMP PGRI 1 Ciputat.
51
52
Untuk pertama kali 1975 jumlah murid yang diterima di SMP PGRI 1 Ciputat berjumlah kurang lebih 25 orang dan pada pertengahan tahun bertambah 10 orang menjadi 35. Kemudian pada tahun 1976 Kelas 1 terdapat 58 orang, Kelas II 39 orang jumlah mejadi 97 orang. Pada tahun 1977 Kelas I 107 orang dan Kelas II 56 orang dan Kelas III 38 orang, Ujian pertama menginduk ke SMP 87 Jakarta. Pada tahun 1978 penulis bersama Guru Kelas VI SDN I Ciputat (Bapak Sumaryo, BA.) Almarhum, menerima pendaftaran sebayak 128 orang untuk SMP Negeri I Ciputat atas perintah dari Bapak R.A Sakri Gandadipura untuk mengurus calon siswa baru ke Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tangerang. Pada tahun 1978 siswa Kelas I 128 orang, KelasII 107 orang dan Kelas III sebanyak 51 orang, dan Ujian akhir menggabung/menginduk ke SMP Negeri Ciledug. Tahun 1979 -1980 Kelas I 156 orang, Kelas II 125 orang dan dan Kelas III 101 orang jumlah sebanyak 382 orang dan ujian akhir Kelas III menginduk ke SMP Negeri I Ciputat yang di kepalai oleh Bapak Drs.Wanhar S. Mengenai status sekolah Kemudian pada tahun 1979 pendiri SMP PGRI I Ciputat mendapat izin dari kantor wilayah DEPDIKBUD Jakarta Raya dengan nomor izin: 329/I/01-4/R-4/79 tertanggal 29 maret 1979, dan pada tanggal: 18 maret 1982 mendapat izin Operasi dari Yayasan Lembaga Pendidikan Persatuan Guru Republik Indonesia dengan izin nomor: 097. YPLP-PGRI/VKpt/ 1982 tertanggal: 18 mei 1982 dan kemudian izin dari Kanwil tersebut menggalami perubahan yakni dari Kanwil DEPDIKBUD DKI Jakarta Barat dengan nomor: 210/I.02/Kep/E/1983 tertanggal, 5 Januari 1983. Kemudian Status Sekolah Menengah Pertama Persatuan Guru Republik Indonesia (SMP PGRI I Ciputat) telah berstatus “DIAKUI” dengan surat Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah dengan nomor: B.02.0075 tanggal 25 Februari 1986 dan dengan nomor Statistik Sekolah nomor: 204020417055 dan data Sekolah nomor: B.040.52.002.
53
Pada Tahun 1992 Status SMP PGRI I Ciputat berubah dari DIAKUI menjadi
DISAMAKAN
dengan
Nomor:
876/I.02/Kep/I/1982
dan
diakreditasi ulang pada tahun 1999 dengan Nomor: 16581a/I.02/Kep/1999, sampai sekarang. Pada saat didirikan SMP PGRI Ciputat tersebut mempunyai sarana gedung hanya 3 lokal yang terletak diatas tanah seluas 0.25 Ha atas wakaf dari Bapak Brigjen Suhardjono (pada waktu itu Dirjegn Postel) Kemudian pada tahun pelajaran 1979/1980 terjadi pergantian kepemimpinan yakni Kepala Sekolah yang baru dari Drs. Sukandi Kuswara. Adapun Bapak Gandadipura mendapat tugas baru menjadi Kepala Sekolah Dasar Negeri Jurang mangu di desa sawah Lama Kecamatan Ciputat, dan sejak kepemimpinan
yang
baru
Bapak
Drs.
Sukandi
Kuswara
maka
Pembangunan lokal terus bertambah, minimal setiap tahun 1 lokal sesuai dengan perkembangan sekolah yang kemudian terjadi pergantian kepemimpinan setelah kurang lebih 20 tahun, dan pada tanggal 14 Desember 2000 diserahkan terimakan Kepemimpinan dari Bapak Drs.Sukandi Kuswara kepada Bapak Cartam, S.Pd yang disahkan oleh Ketua YPLP PGRI Propinsi Jawa Barat.1
2. Visi dan Misi SMP PGRI I Ciputat a. Visi SMP PGRI 1 Ciputat Menjadi Sekolah unggulan yang didasari oleh IMTAQ dan IPTEK, serta berwawasan lingkungan budaya. b. Misi SMP PGRI 1 Ciputat 1) Menyiapkan generasi muda yang menguasai pengetahuan dan teknologi dengan landasan iman dan taqwa. 2) Meningkatkan pengetahuan peserta didik yang cerdas, terampilan dan berbudi luhur.
1
Dokumentasi profil sekolah
54
3) Menjadi lulusan sebagai calon pemimpin masa depan yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.2
3. Guru dan Tenaga Kependidikan No
1
2 3
4
Tarso Sutarsono, S.E. Cartam, M.Pd. Ujang Suryono, S,Pd. Kartoyo, S.Pd
5
Teti Rohaeti
6
Zainal Abidin
7
Tuti Alawiyah Mulyadi, S.Pd.
8
Jenis Kelamin L P V
Pendidikan Jabatan D4/S1 Guru
S2
V
V
v V
v
D4/S1
Bahasa Indonesia, Matematika,
D4/S1
Guru
Pendidikan Kewarganega raan (PKn), -
SMA/Sede Rajat D4/S1
Tenaga Perpustakaan Guru
Guru
V
D4/S1
Guru
SMA/Seder ajat SMA/Seder ajat D4/S1
V
10
Ngadimin
V
11
Pendi, S.Pd.
V
12
Tri Miswarsih Endang Sugilar
V V
Mengajar Matematika,
Kepala Sekolah Guru
Null
Edi
Dokumentasi profil sekolah.
Keterangan
V
9
13
2
Nama
Tenaga Administrasi Tenaga Administrasi Guru
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, -
D4/S1
Guru
Matematika, Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), -
Null
Guru
-
55
14 15 16 17 18 19 20 21
22 23 24 25 26 27
Aliq Hudaya Buyung Tarmizi Muhammad Tarigan Tugimin Dede Setiaman M. H. Thamrin Samsudin Hj. Sinauriyah. Za Ruskandar Salpi Lala Radin Sanjaya Tri Lestari
V V
Null Null
V V V V V V
V V V V
Icih Cicih, S.Pd. Rasmini
V V
28
Hardomo, S.Pd.
V
29 30
V
31
Suharto Neneng Junarsih, B.A. Sumarti
32
Ujang, S.E.
V
33
Dasyati, S.Pd.
34 35
Antono Wawang
-
SMA/Seder ajat null SMA/Seder ajat SMA/Sede rajat SD/Sedera jat null
Tenaga Administrasi Guru
-
Tenaga Administrasi
-
Guru
-
null SMA/Seder ajat SMA/Sede rajat SMA/Sede rajat D4/S1
Guru Tenaga Administrasi Tenaga Administrasi Tenaga Administrasi Tenaga Administrasi Guru
-
Guru
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Bahasa Inggris,
SMA/Sede rajat D4/S1
-
-
V
null D3
Guru Guru
V
D4/S1
Guru
D4/S1
Guru
D4/S1
Guru
null SMA/Sede
Guru Guru
V
V V
Guru Guru
-
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Pendidikan
56
Ukawan 36 37 38 39
40 41 42
43
44 45
Rajat
Hadis, S.Pd. Supono Danu Wardoyo Eti Hernawati
V V
Muhammad Syarifuddin, S.Pd.I. Dedi Suryadi, M.Pd. Refniwati, M.Pd. Lilis Kristiani, S.Pd. Hasanah, S.Pd. Haeti Kusmiasih Kono Sukana, S.Pd.
Jasmani dan Kesehatan, -
Null Null
Guru Guru
D4/S1
Guru
V
D4/S1
Guru
V
S2
Guru
V
S2
Guru
Bahasa Indonesia, Seni Budaya,
V
D4/S1
Guru
Matematika,
V
D4/S1
Guru
V
Null
Guru
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), -
D4/S1
Guru
V
V
46
Hj. Nurwati, S.Pd.
v
D4/S1
Guru
47
Surati, M.Pd.
v
S2
Guru
48
Idjah, S.Pd.
v
D4/S1
Guru
49 50 51
Roslaini Kiwa, S.Hut. Sudarmilah, S.Pd.
v
Null D4/S1 D4/S1
Guru Guru Guru
52
Jumbadi, S.E.
V
D4/S1
Guru
53
Yadih
V
D4/S1
Guru
V v
Bahasa Inggris, Pendidikan Agama Islam,
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Seni Budaya, Muatan Lokal Potensi Daerah, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Bimbingan dan Konseling (Konselor), Matematika, Seni Budaya, Muatan Lokal Potensi Daerah, Bahasa Indonesia, Pendidikan
57
54
Gunawan, S.Pd
55
Nurjanah, S.Pd. Nursiwan, S.Pd.
56
V
D4/S1
Guru
D4/S1
Guru
V
D4/S1
Guru
v
57
Even Afriansyah, S.Pd.
V
SMA/Sede rajat
Guru
58
Subarkah Bayu Aji, S.Pd.
V
D4/S1
Guru
59
Rohaeti
v
60
Nurhayati, S.Pd. Komariah, M.Pd. A. Sartiman, M. S. Pd.
v
61 62
v V
v
SMP/Sedera jat D4/S1 Guru S2
Guru
D4/S1
Guru
D4/S1
Guru
63
Ecin Kuraesin
64
Kiswadi
V
D4/S1
Guru
65
Ade Imaniah
V
D4/S1
Guru
66
Ucu Lestari
v
SD/Sedera jat
Agama Islam, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Bahasa Inggris, Pendidikan Kewarganega raan (PKn), Bahasa Inggris, Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Muatan Lokal Potensi Daerah, Bahasa Indonesia, Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Bimbingan dan Konseling (Konselor), Bimbingan dan Konseling (Konselor), Bahasa Inggris, Muatan Lokal Potensi Daerah, -
58
67 68 69
Eko Purwanto MUJENI
V
Harmanto, M.Si.
V
SD/Sedera jat SMP/Sedera jat S2 Guru
V
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS),
4. Jumlah Siswa dan Rombongan Belajar Jumlah Peserta Didik L P Total 561 542 1103 siswa menurut usia Usia < 7 tahun 7 - 12 tahun > 12 tahun Total
L 0 58 503 561
P 0 62 480 542
Total 0 120 983 1103
Rombongan Belajar (Rombel) No
Nama Rombel
Tingkat
Jumlah Siswa L P Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
VII-1 VII-2 VII-3 VII-4 VII-5 VII-6 VII-7 VII-8 VII-9 VIII-1 VIII-2
7 7 7 7 7 7 7 7 7 8 8
24 24 21 23 20 24 23 21 18 22 24
19 20 22 20 22 19 20 19 24 23 24
43 44 43 43 42 43 43 40 42 45 48
12
VIII-3
8
22
23
45
13 14
VIII-4 VIII-5
8 8
25 27
22 21
47 48
Wali Kelas Neneng Junarsih Komariah Sumarti Surati Kiswadi Gunawan Yadih Jumbadi Sudarmilah Nursiwan Pendi Even Afriansyah Subarkah Bayu Aji Mulyadi
59
15 16
VIII-6 VIII-7
8 8
24 25
22 22
46 47
17 18 19 20 21 22
VIII-8 IX-1 IX-2 IX-3 IX-4 IX-6
8 9 9 9 9 9
23 16 24 22 23 23
21 25 22 23 21 22
44 41 46 45 44 45
23
IX-7
9
22
20
42
24 25
IX-8 IX-5 Total
9 9
19 22 561
25 21 542
44 43 1103
Nurjanah Hardomo Muhammad Syarifuddin Dedi Suryadi Kono Sukana Hj. Nurwati Kiwa Refniwati Tarso Sutarsono Wawang Ukawan Kartoyo
5. Sarana dan Prasarana a. Sarana No
Jenis Sarana
Jumlah
Letak Ruang Tata Usaha Ruang Laboratorium Komputer Ruang Perpustakaan Ruang Teori / Kelas-01 undefined Ruang Perpustakaan undefined Ruang Guru Ruang Teori / Kelas-01 Ruang Perpustakaan Ruang Perpustakaan Ruang Teori / Kelas-01 Ruang
1
Komputer TU
6
2
24
3
Komputer Buku Pegangan Siswa Bahasa dan Sastra Indonesia
402
4 5
Meja Siswa Alat Pendidikan Multimedia PPKn
420 1
6 7 8
Buku Pegangan Siswa Matematika Alat Pendidikan Multimedia IPS Meja Guru
1085 1 24
9
Kursi Guru
10
Buku Pegangan Siswa Bahasa Inggris
1612
11
Buku Pegangan Siswa IPA
1078
12 13
Meja TU Buku Pegangan Siswa IPS
13 1115
40
60
14
Buku Pegangan Siswa Sejarah Nasional dan Umum
1120
15 16
Kursi TU Buku Pegangan Siswa Pendidikan Jasmani
9 989
17
Buku Pegangan Guru PPKn
1181
18 19
Papan Tulis Lemari / Filling Cabinet
20 21 22 23 24
Buku Pegangan Siswa Pendidikan Agama Alat Peraga Matematika Alat Peraga IPA Printer TU Mesin Ketik
1079 24 107 4 1
25
Kursi Siswa
520
26
Alat Peraga Pendidikan Jasmani Total
21 12
24 10912
Perpustakaan Ruang Perpustakaan Ruang Teori / Kelas-01 Perpustakaan Ruang Perpustakaan Ruang Teori / Kelas-01 Ruang Tata Usaha Ruang Perpustakaan undefined undefined Ruang Tata Usaha Ruang Tata Usaha Ruang Teori / Kelas-01 Ruang Perpustakaan
b. Prasarana No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Nama Prasarana Ruang Teori / Kelas-12 Ruang Laboratorium Komputer Ruang Teori / Kelas-21 Ruang Teori / Kelas-01 Ruang Teori / Kelas-16 Ruang Teori / Kelas-04 Ruang Teori / Kelas-11 Ruang Koperasi/ Toko Ruang OSIS Ruang Kantin Ruang Teori / Kelas-17 Ruang Teori / Kelas-19 Ruang UKS Ruang Teori / Kelas-07 Ruang Teori / Kelas-08
Kondisi Prasarana baik baik baik baik baik baik baik baik rusak ringan baik baik baik baik baik baik
Status Kepemilikan Milik Sekolah Milik Sekolah Milik Sekolah Milik Sekolah Milik Sekolah Milik Sekolah Milik Sekolah Milik Sekolah Milik Sekolah Milik Sekolah Milik Sekolah Milik Sekolah Milik Sekolah Milik Sekolah Milik Sekolah
61
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
Ruang Gudang Lab Komputer Ruang Tata Laksana Ruang Tata Usaha Ruang BP/ BK Ruang Guru Ruang / WC Putri Ruang ibadah / Mushola Ruang Teori / Kelas-09 Ruang Teori / Kelas-13 Ruang Teori / Kelas-18 Ruang Perpustakaan Ruang Elektro Ruang Dapur / Makan Ruang Toilet / WC Putri Ruang Staf Pimpinan Ruang Tata Busana Ruang Kepala Sekolah Ruang Teori / Kelas-20 Ruang Kesenian Ruang Teori / Kelas-02 Ruang Teori / Kelas-03 Ruang Teori / Kelas-15 Ruang Teori / Kelas-14 Ruang Laboratorium IPA Ruang Teori / Kelas-10 Ruang Toilet WC Putra Ruang Teori / Kelas-05 Ruang Teori / Kelas-06
baik baik baik baik baik baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik baik baik baik baik baik baik baik
6. Kegitan Ekstrakulikuler NO
KEGIATAN EKSTRAKURIKULER
KET**
1.
Pramuka
2.
Palang Merah
3.
Pengajian Siswa/Lembaga Dakwah Siswa
4.
Buletin/Majalah Sekolah
Milik Sekolah Milik Sekolah Milik Sekolah Milik Sekolah Milik Sekolah Milik Sekolah Milik Sekolah Milik Sekolah Milik Sekolah Milik Sekolah Milik Sekolah Milik Sekolah Milik Sekolah Milik Sekolah Milik Sekolah Milik Sekolah Milik Sekolah Milik Sekolah Milik Sekolah Milik Sekolah Milik Sekolah Milik Sekolah Milik Sekolah Milik Sekolah Milik Sekolah Milik Sekolah Milik Sekolah Milik Sekolah
62
5.
Seni Musik
6.
Seni Tari dan Peran
7.
Olah Raga (Termasuk Bela Diri)
7. Tata Tertib Siswa SMP PGRI 1 Ciputat a. Pendahuluan 1) Dasar a) Pancasila b) Undang-Undang Dasar 1945 c) Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional d) Keputusan-keputusan sekolah sesuai dengan hasil Raker SMP PGRI 1 Ciputat, 2) Maksud dan Tujuan a) Maksud penerangan tata tertib ini adalah untuk memberikan arahan bagi siswa dalam bersikap, bertindak, dan tingkah laku selama dalam naungan SMP PGRI 1 Ciputat. b) Tujuan: (1) Membentuk kepribadian, kedisplinan, kecakapan dan keterampilan siswa (2) Mengusahakan agar siswa dapat tumbuh dan berkembang sesuai
dengan
tujuan
pendidikan
nasional
yaitu:
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi perkerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatam jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
63
c) Sasaran Sasaran dari pelaksanaan tata tertib ini adalah seluruh siswa SMP PGRI 1 Ciputat, kelas VII, VIII dan IX. Semua sasaran ini hanya dapat dicapai apabila tercipta kerjasama yang baik antara sekolah (guru), keluarga (orang tua) dan siswa.
b. Tata Tertib Siswa 1) Alokasi waktu dan jam pelajaran a) Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar: Waktu belajar semua di pagi hari, yaitu: Senin-Kamis : pukul 07.00 s.d 14.00 WIB Jumat
: pukul 07.00 s.d 11.20 WIB
Sabtu
: kegiatan ekstrakurikuler pukul 07.00 s.d 10.00
b) Pada hari-hari belajar pintu gerbang ditutup 15 menit sesudah bel jam pertama dimulai. 2) Kehadiran dan keterlambatan siswa a) Siswa sudah hadir di sekolah 10 (sepuluh) menit sebelum pelajaran dimulai. b) Siswa yang terlambat, melapor kepada guru piket dan memberikan alasan atas keterlambatannya. Selanjutnya guru piket/guru yang sedang mengajar dapat menentukan apakah siswa tersebut boleh masuk (mengikuti) pelajaran tersebut atau tidak. c) Siswa yang terlambat lebih dari 15 menit tidak diperkenankan masuk kelas dan kepadanya diberikan tugas (kegiatan) yang positif dan edukatif sampai jam pelajaran berikutnya. Tugas (kegiatan tersebut berupa membersihkan halaman sekolah, ruangan, kaca, kamar mandi, wc, dsb. d) Siswa yang datang ke sekolah pada jam kedua atau lebih, tidak diperbolehkan masuk dengan alasan apapun walaupun ada izin atau permohonan orang tua/wali.
64
e) Siswa yang datang terlambat dan tidak diizinkan masuk dianggap alpa. f) Keterlambatan siswa dicatat dalam buku tata tertib/penghubung dan harus ditandatangani oleh guru piket/orang tua.wali. g) Bila siswa terlambat saat ulangan, tidak diperbolehkan mengikuti ulangan susulan kecuali ada izin dari guru bidang studi yang bersangkutan. 3) Tugas piket a) Siswa yang mendapat giliran piket, harus hadir paling lambat 15 menit sebelum pelajaran dimulai untuk melaksanakan tugas piket. b) Tugas piket dialksanakan sebelum pelajaran dimulai hingga jam pelajaran terakhir pada hari yang bersangkutan. c) Tugas piket tersebut (nomor 2) dapat juga dimulai setelah jam pelajaran selesai pada hari sebelumnya. d) Petugas piket diwajibkan mempersiapkan dan menyediakan alat pelajaran yang diperlukan menjelang pelajaran dimulai. 4) Meninggalkan jam pelajaran a) Bila siswa tidak hadir di sekolah, maka orang tua/wali wajib memeberitahukan informasi kepada pihak sekolah secara langsung atau melalui surat yang ditandatangani oleh orang tua/wali yang sah, dengan disertai buku tata tertib pada hari itu juga. b) Siswa yang tidak dapat masuk karena sakit lebih dari 3 hari berurut-turut diwajibkan menunjukkan surat dokter atau keterangan lain yang dianggap perlu. c) Pemberitahuan dan permohonan izin ketidakhadiran atau keterlambatan
melalui
telepon
atau
sejenisnya
tidak
diperbolehkan kecuali dalam keadaan terpaksa. d) Siswa yang tidak masuk sekolah tanpa berita dari orang tua/wali murid danggap alpa.
65
e) Siswa yang dianggap alpa minimal 25% dari keseluruhan tatap muka dalam satu semester tidak diperkenankan mengikuti ulangan umum. f) Siswa yang tidak hadir tanpa keterangan (alpa) minimal 25% dari keseluruhan tatap muka dalam satu semester dianggap mengundurkan diri dari sekolah. g) Siswa yang meninggalkan sekolah/kelas tanpa izin selama jam pelajaran berlangsung dianggap alpa. h) Siswa yang keluar kelas harus/wajib membawa Kartu Izin Keluar (KIK). 5) Kegiatan belajar mengajar a) Siswa wajib mengikuti pelajaran dan semua kegiatan yang telah ditentukan. b) Pelajaran pada jam pertama diawali dengan doa dan pada jam terakhir (sebelum pulang) diakhiri dengan doa. c) Pada pergantian jam pelajaran, siswa dilarang meninggalkan ruangan kelas. d) Waktu masuk jam pelajaran harus sama-sama (seluruh kelas) dan waktu pulangpun harus sama-sama. e) Apabila ada guru yang berhalangan hadir, maka siswa wajib mengerjakan tugas dari guru yang bersangkutan sampai jam pelajaran tersebut selesai. untuk jam tersebut diatas (no. e.i), jam pelajaran berikutnya dilarang dimajukan. f) Pelajar putri yang berambut panjang (lebih dari sebahu), rambut diikat dengan ikat rambut. rambut pelajar putra harus dipotong pendek dan rapi serta dilarang memelihara kumis, jambang, jenggot dan mengecat rambut. g) Siswa yang sakit atau izin pulang agar melapor pada guru piket dan selanjutnya guru piket mempertimbangkan apakah siswa tersebut boleh pulang atau tidak.
66
h) Siswa wajib memberi hormat pada orang tua dan guru serta saling asah, asih dan asuh diantaranya sesama siswa. i) Siswa selalu menjaga 7k (kemanan, ketertiban, kebersihan, keindahan, kekeluargaan, kesopanan dan kerindangan.) j) Ketua kelas memberitahukan kepala sekolah atau guru piket apabila lima menit sesudah jam pelajaran dimulai guru yang bersangkutan belum hadir. 6) Pelajaran Tambahan dan Ektrakulikuler a) Pelajaran tambahan yang diberikan di sekolah akan diatur kemudian. b) Sekolah mengadakan ekstrakulikuler seperti pramuka, PMR, paskibra, kesenian, olah raga, rohis, dan komputer. Setiap siswa harus mengikuti minimal satu kegiatan. Kegiatan ekstrakulikuler hanya diperuntukan bagi kelas VII dan VIII, sedangkan untuk kelas IX difokuskan kepada kegiatan kulikuler. Pada saat mengikuti kegiatan ekstrakulikuler, siswa tetap memakai seragam sekolah atau seragam ekstrakulikuler. 7) Meninggalkan sekolah a) Siswa tidak diperkenankan meninggalkan sekolah sebelum jam pelajaran selesai, kecuali. Ada izin dari kepala sekolah atau guru piket yang bertugas. b) Siswa yang dikeluarkan dari ruangan kelas oleh guru yang bertugas karena alasan tertentu wajib melapor kepada kepala sekolah atau guru piket. 8) Sarana dan prasanan belajar a) Siswa wajib melengkapi alat-alat pelajarannya sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh sekolah/guru. b) Siswa ke sekolah hanya boleh membawa buku-buku dan alatalat lainnya yang ada hubungannya dengan pelajaran.
67
c) Perlengkapan belajar tersebut dilarang dismpan (ditinggalkan) dalam loker (kolong meja siswa/meja guru) kecuali milik kelas, seperti kertas ulangan, vas bunga dan sejenisnya. 9) Pakaian seragam sekolah a) Siswa diwajibkan mengenakan pakaian seragam setiap hari lengkap dengan atributnya. b) Siswa kelas IX yang telah selesai mengikuti UN/US tetap mengenakan seragam sekolah lengkap dengan atributnya dalam mengurus segala keperluan dengan pihak sekolah sampai terima STK dan STTB. c) Adapun ketentuan seragam sekolah sebagai berikut: Jadwal pemakaian seragam sekolah: Senin
: putih – kotak-kotak (orange)
Selasa
: biru – putih
Rabu
: seragam pramuka
Kamis
: biru – batik
Jumat
: biru – baju muslim
Sabtu
: sesuai pilihan kegiatan ekstrakulikuler
d) Celana (1) Celana panjang (2) Model, warna dan bahan sesuai ketentuan sekoah, panjang celana se-mata kaki, tidak ketat. e) Rok (1) Rok biru panjang (2) Model, warna dan bahan sesuai dengan ketentuan sekolah tidak ketat. f) Sepatu (1) Sepatu hitam polos dan bertali hitam (2) Model, warna dan bahan sesuai dengan ketentuan sekolah. g) Setiap hari harus memakai kaos kaki putih polos. h) Seragam sekolah tidak boleh dicoret-coret.
68
i) Seluruh siswa harus mengenakan kaos kedalam celana/rok, sehingga ikan pinggang selalu kelihatan, ketentuan ini berlaku sampai siswa pulang ke rumah dan bukan hanya selama jam sekolah. j) Siswa yang tidak memakai seragam sesuai ketentuan wajib lapor kepada guru piket atau kepala sekolah/wali kelas atau dipulangkan. k) Tas sekolah tidak boleh dicoret-coret. l) Siswa harus berpenampilan wajar, rapi dan sopan. 10) Penilaian raport a) Setiap siswa wajib mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. b) Siswa wajib mengikuti ulangan (diberitahukan sebelumnya atau tidak diberitahukan) yang ditentukan oleh guru atau sekolah. c) Bila siswa tidak mengikuti ulangan karena alasan yang tidak dapat dipertanggung jawabkan, maka siswa yang bersangkutan wajib mengikuti ulangan susulan setelah mendapat izin dari wali kelas atau guru yang bersangkutan. d) Nilai siswa dilaporkan kepada orang tua/wali dalam bentuk raport sebanyak dua kali dalam setahun, yaitu pembagian raport semester ganjil dan semester genap, dengan jadwal sesuai dengan ketentuan pengambilan raport setiap semester akan diatur kemudian. 11) Larangan Siswa dilarang: a) Membawa rokok dan merokok selama menjadi siswa SMP PGRI 1Ciputat. b) Makan di ruangan kelas selama mengikuti pelajaran. c) Makan perket karet di lingkungan sekolah. d) Melakukan tindakan apapun yang dapat mengganggu ketenangan kegiatan belajar.
69
e) Mengaktifkan alat komunikasi (HP) selama mengikuti pelajaran, kecuali jam istirahat atau selesai kegiatan belajar, apabila diaktifkan maka akan disita guru dan diambil oleh orang tua/wali murid. f) Membawa buku porno, majalah, tulisan, dan sebagainya yang tidak senonoh. g) Membawa senjata api ataupun senjata yang membahayakan dan dapat menimbulkan keributan. h) Membawa minuman keras, obat-obatan terlarang dan barangbarang lainnya. i) Memelihara kuku panjang yang berlebihan serta mewarnai kuku. j) Mencoret-coret tembok, dinding sekolah, pagar taman, meja siswa, bangku siswa, tas, topi, pakaian seragam dan sebagainya. k) Membawa buku/barang lain yang tidak ada hubungannya dengan pelajaran. l) Memakai topi, jaket, sweater di lingkungan sekolah selain topi/atribut sekolah.
B. Deskripsi Data Dari hasil penelitian yang dilaksanakan di SMP PGRI 1 Ciputat, dengan merujuk pada kisi-kisi instrumen maka diperoleh data sebagai berikut: 1. Pemahaman terhadap pendidikan karakter Pendidikan karakter menjadi sangat penting dalam upaya membentuk karakter anak bangsa yang mampu hidup dalam keberagaman, cerdas, berbudaya luhur, berbaik hati, kreatif dan mandiri. Hal ini sebagaimana dengan fungsi pendidikan karakater adalah: a) Pengembangan: pengembangan potensi dasar peserta didik agar berhati, berpikiran dan berprilaku baik;
70
b) Perbaikan: memperkuat dan membangun perilaku bangsa yang multikultur untuk menjadi bangsa yang bermartabat; c) Penyaring: untuk menyaring budaya yang negatif dan menyerap budaya yang sesuai dengan nilai budaya dan karakter bangsa untuk meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam pergaulan dunia.3 Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya pendidikan karakter oleh Thomas Lickona, pendidikan karakter untuk membentuk kepribadian seseorang melalui pendidikan budi pekerti, yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang yaitu tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab, menghormati hak orang lain, kerja keras dan sebagainya.4 Sesuai dengan pendapat kepala sekolah SMP PGRI 1 Ciputat mengenai pendidikan karakter adalah “pendidikan yang diberikan kepada siswa untuk membentuk kepribadian atau perilaku siswa baik di lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat”.5 Serupa dengan yang dijelaskan guru IPS Ibu Surati mengenai pendidikan karakter ialah “pendidikan yang membentuk kepribadian siswa melalui proses kegiatan belajar mengajar seperti religius, kejujuran, kedisiplinan dan tanggung jawab”.6 Pendapat lain juga diungkapkan guru IPS Ibu Hasanah mengenai pendidikan karakter bahwa pendidikan karakter merupakan “pendidikan yang mengacu kepada kurikulum 2013, dimana guru dituntut untuk memperbaiki akhlak dan perilaku anak secara moralitas di zaman sekarang”.7
3
Anas Salahudin dan Iwan Alkrienciechie, op. cit., h. 105.
4
Heri Gunawan, op. cit., h. 23.
5
Wawancara dengan Bapak Cartam sebagai kepala sekolah pada tanggal 10 Maret 2015.
6
Wawancara dengan Ibu Surati sebagai guru IPS, pada tanggal 21 Januari 2015.
7
Wawancara dengan Ibu Hasanah guru IPS pada tanggal 20 Januari 2015.
71
Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah pendidikan yang diberikan kepada siswa melalui proses belajar mengajar untuk membentuk kepribadian atau perilaku siswa serta memperbaiki akhlak siswa dalam bersikap baik di lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Tujuan dari pendidikan karakter pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan Undang-Undang. Sekolah mengharapkan siswa yang cerdas, modern dan religius sebagaimana yang diamanahkan pemerintah kota Tangerang Selatan, kami juga ingin membentuk siswa yang memiliki karakter, moral, sopan santun dan budi pekerti, karena percuma anak cerdas tapi tidak memiliki sopan santun.8 Hal yang serupa diutarakan oleh guru IPS Ibu Hasanah “tujuan menerapkan pendidikan agar siswa memiliki akhlak yang bagus seperti sopan santun, menghargai dan jujur. Dengan harapan ingin siswa menjadi kebanggaan bagi orang tua dan sekolah serta dipandang baik di mata masyarakat”.9 Hal yang senada juga dikatakan oleh Ibu Surati “tujuan menerapkan pendidikan agar dapat memiliki sikap tanggung jawab, disiplin, bisa membedakan yang baik dan buruk. Dengan harapan ingin menjadikan siswa yang memiliki pribadi atau budi pekerti yang baik serta menjadi kebangggaan bagi sekolah, orang tua serta masyarakat.”10 Maka berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan tujuan sekolah dan guru menerapkan pendidikan karakter untuk membentuk siswa berkarakter, moral, sopan santun dan budi pekerti baik sehingga menjadi kebanggaan bagi keluarga dan sekolah serta dipandang baik dimata
8
Wawancara dengan Bapak Cartam sebagai kepala sekolah, pada tanggal 10 Maret 2015.
9
Wawancara dengan Ibu Hasanah sebagai guru IPS, pada tanggal 20 Januari 2015.
10
Wawancara dengan Ibu Surati sebagai guru IPS, pada tanggal 21 Januari 2015.
72
masyarakat. Karena keahlian dan kecerdasan tidak berarti tanpa akhlak yang baik. Pendidikan
karakter
diyakini
sebagai
aspek
penting
dalam
peningkatan kualitas sumber daya manusia, karena turut menentukan kemajuan suatu bangsa. Karakter masyarakat yang berkualitas perlu dibentuk dan dibina sejak usia dini, karena usia dini merupakan masa emas namun kritis untuk pembentukan karakter. Berkaitan dengan hal itu maka pemerintah Indonesia, sangat gencar mensosialisasikan pendidikan karakter bahkan Kementrian Pendidikan Nasional sudah mencanangkan penerapan pendidikan karakter untuk semua tingkat pendidikan mulai dari jenjang pendidikan dasar hingga pengguruan tinggi. Menurut Mendiknas tahun 2011 Muhammad Nuh ketika membuka pertemuan
pimpinan
Pascasarjana,
Lembaga
Pendidikan
Tenaga
Kependidikan (LPTK) se-Indonesia di Auditorium Unimed, Sabtu (15/4/2010), bahwa pembentukan karakter perlu dilakukan sejak dini. Jika karakter sudah terbentuk sejak usia dini maka tidak akan mudah untuk mengubah karakter seseorang.
Serta berharap pedidikan karakrer
dilaksanakan pada lembaga pendidikan dapat membangun kepribadian bangsa.11 Sejalan dengan dengan yang diutarakan kepala sekolah SMP PGRI 1 Ciputat bahwa: pentingnya menanamkan nilai karakter dalam membentuk karakter siswa di masa usia 13 tahun ini merupakan perubahan perilaku siswa dari anak menjelang remaja, maka disini perlu ditanamkan dan penting sekali budi pekerti, etika dan sopan santun untuk membentuk kepribadian siswa. melalui kebiasaan yang baik yang diajar di lingkungan sekolah maka akan membentuk dan tertanamnya karakter yang baik pula.12 Sependapat dengan guru IPS Ibu Surati mengenai “pentingnya pembentukan karakter karena tanpa adanya pendidikan karakter kegiatan 11 12
Heri Gunawan, op. cit., h. 29. Wawancara dengan kepala sekolah pada tanggal 10 Maret 2015.
73
belajar mengajar tidak akan berlangsung dengan baik, selain itu pendidikan karakter merupakan suatu wujud kebutuhan pokok dari seseorang sejak usia dini”.13 Hal yang serupa juga dikatakan Ibu Hasanah tentang “pentingnya pendidikan karakter karena menurut pengamatan para guru senioritas karakter anak saat ini sangat kritis dengan adanya era digital maka penting sekali dalam menanamkan nilai karakter pada siswa agar terbentuk karakternya”.14 Berdasarkan
hasil
wawancara
dapat
disimpulkan
pentingnya
menanamkan nilai karkater sejak usia dini dan dimana usia 13 tahun ini masa peralihan dari masa anak-anak menjadi remaja yang perlu bimbingan maka disini sangat penting ditanamkan budi pekerti dan etika untuk pembentukan karakter, selain itu pendidkan karakter mampu membuat suasana kelas belajar menjadi kondusif. Mulai tahun pelajarn 2011, seluruh tingkat pendidikan di Indonesia harus menyisipkan pendidikan berkarakter yang terdapat 18 nilai-nilai pendidikan karakter yaitu: (1) religius; (2) jujur; (3) toleransi; (4) disiplin; (5) kerja keras; (6) kreatif; (7) mandiri; (8) demokrastis; (9) rasa ingin tahu; (10) semangat kebangsaan; (11) cinta tanah air; (12) menghargai prestasi; (13) bersahabat/komunikatif; (14) cinta damai; (15) gemar membaca; (16) peduli lingkungan; (17) peduli sosial; (18) tanggung jawab.15 Dalam pelaksanaannya sekolah hanya menerapkan beberapa
nilai
karakter. Dari 18 nilai-nilai karakter yang ditetapkan oleh Kemendiknas, sekolah menerapkan beberapa nilai karakter seperti religius, jujur, toleransi, displin, kerja keras, kreatif, mandiri, cinta tanah air, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggung jawab. Selain itu sekolah juga menerapkan 5s (senyum, salam, sapa, sopan dan santun), 13
Wawancara dengan Ibu Surati sebagai guru IPS pada tanggal 21 Januari 2015.
14
Hasil wawancara dengan Ibu Hasanah sebagai guru IPS, pada tanggal 21 Januari 2015.
15
Retno Listyarti, Pendidikan Karakter Dalam Metode Aktif, Inovatif Dan Kreatif, (Jakarta: Esensi Erlangga Group, 2012) h. 5-8.
74
serta kebersihan16 Nilai-nilai karakter yang terlihat pada siswa di lingkungan sekolah seperti nilai religius dengan sholat dhuha dan sholat dhuhur berjamaah, nilai toleransi dan peduli sosial dengan siswa ikut membantu dan menyumbang kegiatan sosial dan bencana alam, nilai disiplin dengan siswa tidak terlambat masuk sekolah, nilai peduli lingkungan dengan siswa menjaga kebersihan lingkungan sekolah.17 Dalam pelaksanaan pembelajaran IPS hanya beberapa nilai yang ditanamkan dalam pembelajaran seperti religius, jujur, disiplin, kreatif, mandiri, tanggung jawab, peduli lingkungan, peduli sosial, semangat kebangsaan, dan toleransi”.18 Dalam perencanaan pembelajaran yang tertulis di dalam RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dan Silabus nilai karakter yang ditanamkan yaitu nilai disiplin, tekun, tanggung jawab, ketelitian, rasa hormat, dan perhatian.19 Maka dapat disimpulkan bahwa sekolah hanya menerapkan beberapa nilai karakter yang telah ditetapkan oleh Kemendiknas seperti religius, jujur, toleransi, displin, kerja keras, kreatif, mandiri, cinta tanah air, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggung jawab. Namun pihak sekolah tetap berusaha maksimal untuk menerapkan semua nilainilai karakter yang ada. Sedangkan dalam kegiatan belajar mengajar guru menerapkan nilai-nilai karakter yang tertulis dalam silabus dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Dalam menyukseskan pendidikan karakter di sekolah berkaitan dengan fasilatas dan sumber belajar yang memadai, agar kurikulum yang sudah dirancang dapat dilaksanakan secara optimal. Fasilitas dan sumber belajar
yang
perlu
dikembangkan
dalam
mendukung
suksesnya
implementasi pendidikan karakter antara lain labolaturium, pusat sumber belajar, dan perpustakaan, serta tenaga pengelola dan peningkatan 16 17 18 19
Hasil wawancara dengan kepala sekolah pada tanggal 10 Maret 2015. Observasi terhadap perilaku siswa, pada tanggal 20 Januari 2015. Wawancara dengan Ibu Hasanah sebagai guru IPS, pada tanggal 21 Januari 2015. Dokumentasi Silabus dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran).
75
kemampuan pengelolaanya. Sedangkan dalam sumber belajar selain guru harus mampu membuat sendiri alat pembelajaran atau alat peraga, juga harus berinisiatif mendayagunakan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar yang lebih konkret seperti pendayagunaan lingkungan dengan memanfaatkan batu-batuan, tanah, tumbuh-tumbuhan, keadaan alam, pasar, kondisi sosial, ekonomi, dan budaya kehidupan yang berkembang di masyarakat.20 Sekolah menyediakan fasilitas dan sumber belajar yang dapat digunakan siswa dan mendukung suksesnya proses pembelajaran seperti Laboraturium, Perpustakaan, Mushola, dan lapangan.21 Hal ini juga dipertegas oleh Kepala Sekolah SMP PGRI 1 Ciputat, sekolah menyediakan sarana yang dapat digunakan untuk menunjang proses pembelajaran dan pembentukan karakter seperti musholah untuk membimbing para siswa untuk kepercayaannya, lapangan untuk kegiatan keagamaan rohis dan ekstrakulikuler yang lainnya, laboraturium komputer dan perpustakan yang menyediakan buku-buku untuk memenuhi rasa ingin tahu siswa akan pengetahuan.22 Sarana sekolah sangat menunjang dengan adanya tempat ibadah serta perpustakaan. Untuk sumber belajar selain menggunakan buku paket dan lks, mendayagunakan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar seperti lingkungan sosial, tempat ibadah, pasar, dan media elektronik maupun cetak dengan melihat budaya kehidupan yang berkembang masyarakat.23 Berdasarkan hasil wawancara dan observasi fasilitas yang ada di sekolah dapat menunjang proses pembelajaran dan pembentukan karakter dengan kegiatan ektrakkulikuler dan dalam sumber belajar sekolah telah menyediakan perpustakaan sebagai sarana siswa dalam menggali lebih dalam ilmu pengetahuan dan guru juga kreatif dalam menggunakan 20
Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012) h. 22-23.
21
Observasi terhadap sarana dan prasarana sekolah, pada tanggal 20 Januari 2015.
22
Wawancara dengan Bapak Cartam sebagai Kepala Sekolah, pada tanggal 10 Maret 2015.
23
Wawancara dengan Ibu Hasanah sebagai guru IPS, pada tanggal 20 Januari 2015.
76
berbagai sumber belajar seperti lingkungan sosial dan media elektronik maupun cetak. Selain membentuk karakter melalui proses pembelajaran oleh guru sekolah juga mengadakan kegiatan yang mendukung dalam membentuk karakter siswa seperti sholat dhuha berjamaah, dzikir bersama, tausiah dan peringatan hari-hari besar Islam. Kegiatan ektrakulikuler seperti pramuka, PMR, dan Paskibra dan lainnya.24 Dari setiap apa yang diharapkan tidak selalu berjalan mulus, terkadang mengalami kendala dan hambatan. Begitu juga yang dihadapi sekolah dalam menerapkan nilai-nilai karakter. Terkadang apa yang diajarkan dari sekolah tidak sejalan dengan orang tua seperti cara berpakaian disekolah diajarkan untuk menggunakan pakaian yang rapi dan tidak ketat tetapi di rumah orang tua menggunakan pakaian ketat, disekolah anak-anak tidak dibolehkan untuk mengecat rambut tapi di rumah orang tuanya mengecat rambutnya. disekolah tidak dibolehkan menggunakan bahasa kasar dan hewan sedangkan diluar terdapat bahasa tersebut. Di sekolah diajarkan untuk menggunakan jilbab tetapi orang tuanya tidak menggunakan jilbab. Maka disini tidak sejalan dengan keadaan di rumah. Di sekolah di budayakan untuk salam tapi dirumah tidak menerapkan hal yang sama.25 Dalam menerapkan nilai-nilai karaker di kelas terdapat kendala berupa perilaku siswa yang diperanguhi dari pergaulan sejawatnya baik yang satu sekolah maupun tidak. Kendala yang terjadi dari diri siswa dengan tidak mendengarkan apa yang jelaskan guru, kendala akan lebih sulit jika dari diri pribadi siswa tidak ada rasa untuk berubah. Sedangkan kendala dari luar seperti pengaruh teman dengan pergaulan yang kurang bagus dan media massa seperti internet, televisi, majalah dengan mudah siswa mendapatkan semua itu ditambah lagi tanpa pengawasan dari orang tua.26 Maka kendala yang terjadi bukan hanya berasal pada diri siswa sendiri, melainkan lingkungan sekitar juga seperti keluarga, sekolah,
24
Wawancara dengan Bapak Cartam sebagai Kepala Sekolah, pada tanggal 10 Maret 2015.
25
Wawancara dengan Bapak Cartam sebagai Kepala Sekolah, pada tanggal 10 Maret 2015.
26
Wawancara dengan Ibu Hasanah sebagai guru IPS, pada tanggal 20 Januari 2015.
77
masyarakat dan media elektronik maupun cetak dapat mempengaruhi perilaku siswa. Untuk mengatasi kendala atau hambatan dalam membentuk karakter siswa maka untuk mengatasinya pertama guru mendekati siswa dengan menasihatinya, bekerja sama dengan orang tua/wali murid dengan memanggil orang tua murid melalui mengadakan penggilan satu, dua dan tiga, kunjungan ke rumah, dan sidang kasus. serta BK (bimbingan konseling) agar siswa mendapatkan arahan yang lebih matang lagi. Selain itu kepala sekolah ikut serta dalam menanamkan nilai-nilai karakter ini saat upacara bendera, tak lupa juga dibantu dengan mengadakan kerja sama pihak sekolah dengan orang tua, dan bekerja sama dengan lingkungan seperti umpama anak merokok di luar lingkungan sekolah menggunakan seragam sekolah atau anak bolos dan main internet.27 Hal ini juga dijelaskan oleh Kepala Sekolah SMP PGRI 1 Ciputat bahwa: upaya yang dilakukkan untuk mengatasi kesulitan dalam menerapkan nilai-nilai karakter ini adanya kerja sama dengan orang tua dengan mengadakan panggilan satu, dua dan tiga, kunjungan ke rumah, dan sidang kasus. Misalnya ada anak yang berlaku tidak sopan itu ada panggilan pada orang tua, dan orang tua diberitahukan agar di rumah juga anak diingatkan dan didik untuk membentuk sikap yang baik agar anak dapat memilah mana yang baik dan yang buruk.28 Maka dalam mengatasi hambatan dibutuhkan kerjasama yang baik antara orang tua dengan pihak sekolah dan mayarakat sekitar dalam mengawasi perilaku siswa agar mencegah siswa dalam melakukan hal yang tidak diharapkan.
27
Wawancara dengan Ibu Surati sebagai guru IPS, pada tanggal 21 Januari 2015.
28
Wawancara dengan Bapak Cartam sebagai Kepala Sekolah, pada tanggal 10 Maret 2015.
78
2. Implementasi
pendidikan
karakter
dalam
Pembelajaran
Ilmu
Pengetahuan Sosial di SMP PGRI 1 Ciputat a. Perencanaan pendidikan karakter dalam pembelajaran ilmu pengetahuan sosial di SMP PGRI 1 SMP PGRI 1 Ciputat Perencanaan pendidikan karakter dalam Ilmu Pengetahuan Sosial di SMP PGRI 1 Ciputat dilakukan saat penyususnan pembelajaran, yakni dalam pembuatan silabus dan RPP sudah sesuai dengan pedoman Sekolah
pengembangan
pendidikan
karakter
yang
dikeluarkan
Kemendiknas, yakni dalam perencanaan pendidikan karakter dalam mata pelajaran dicantumkan dalam silabus dan RPP untuk nilai pendidikan karakter yang dikembangkan contoh silabus yang disusun guru IPS Hasanah, S. Pd. Untuk kompetensi dasar mendeskripsikan peristiwa-peristiwa sekitar proklamasi dan proses terbentuknya negara kesatuan Republik Indonesia, dibawah kolom terdapat nilai karakter disiplin, rasa hormat dan perhatian, dan, tekun, tanggung jawab dan ketelitian. Sedangkan dalam RPP disebutkan dalam materi yang sama, nilai karakter
tersebut
ditampilkan
langkah–langkah
kegiatan
dari
pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Nilai yang ditanamkan yaitu nilai disiplin, rasa hormat dan perhatian, tekun, tanggung jawab dan ketelitian. Dari perencanaan pendidikan karakter dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SMP PGRI 1Ciputat yang telah dilakukan dapat dikatakan sesuai dengan pedoman yang dikeluarkan Kemenetrian Pendidikan Nasional. Hanya saja kalau dilihat dalam pengamatan peneliti dalam penyususnan silabus dan RPP tidak semua nilai dimasukkan hanya beberapa saja.
79
b. Pelaksanaan pendidikan karaktek dalam ilmu pengetahuan sosial di SMP PGRI 1 Ciputat Dalam perencanaan pembelajaran dilakukan dengan membuat silabus dan RPP memasukkan beberapa nilai karakter yaitu nilai disiplin, rasa hormat dan perhatian, tekun, tanggung jawab dan ketelitian. Namun saat kegiatan pembelajaran dilakukan di dalam kelas guru memasukkan delapan belas nilai karakter ke dalam pembelajaran IPS. Proses pelaksanaan pembelajaran IPS menjadi tiga tahapan pembelajaran yang didalamnya terdapat kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Berikut ini hasil peneliti melakukan obervasi di kelas saat kegiatan belajar mengajar. 1) Kegiatan pendahuluan Pada
kegiatan
pendahuluan
guru
mengucapkan
salam.
Membimbing siswa dalam membaca Al-Quran kemudian guru mengkondisikan kesiapan pelaksanaan pembelajaran, mengabsen siswa, memberikan motivasi untuk semangat dalam mempelajari materi. Lalu dilanjutkan dengan penegasan tentang karakter yang hendak dicapai melalui pembelajaran materi tersebut. Dalam pelaksanaannya untuk mengenalkan dan menanamkan nilai karakter pada kegiatan pendahuluan ini seperti, a. guru datang tepat waktu untuk menanamkan nilai disiplin; b. guru mengucapkan salam dengan ramah kepada siswa ketika memasuki kelas, untuk menanamkan nilai santun dan peduli; c. Berdoa sebelum membuka pelajaran dan membaca Al Quran, untuk menanamkan nilai religius; d. Mengecek kehadiran siswa, untuk menanamkan nilai disiplin; e. Mendoakan siswa yang tidak hadir karena sakit atau halangan lainnya, untuk menanamkan nilai religius dan peduli.; f. Memastikan siswa datang tepat waktu, untuk menanamkan nilai disiplin; g. Menegur siswa yang terlambat dengan sopan, menanamkan nilai disiplin, santun dan peduli; memberikan
80
apersepsi tentang pelajarn yang akan dipelajari, untuk menanamkan nilai rasa ingin tahu dan gemar membaca. 2) Kegiatan inti Pada semester dua tahun ajar 2014/2015 sekolah kembali menggunakan kurikulum KTSP 2006. Sekolah mengikuti aturan dari Kemendiknas semester satu kemarin menggunakan kurikulum 2013 sedangkan sekarang ada intruksi untuk kembali menggunakan kurikulum
2006 KTSP, namun
sekolah tidak mengurangi
pendidikan karakter karena ingin mendapatkan alumni yang cerdas, modern dan religius yang didasari iman, taqwa dan budi pekerti.29 Pada standar kompetensi usaha persiapan kemerdekaan dan kompetensi dasar menjelaskan proses persiapan kemerdekaan, terjadi 5x pertemuan. Pertemuan 1, 2 dan 3 dengan materi terbentuknya BPUPKI, sidang BPUPKI dan Perumusan Negara a) Guru meminta siswa untuk membacakan materi b) Guru menjelaskan materi tersebut c) Agar terjadi interaksi antara guru dan siswa diadakan tanya jawab untuk membuat suasana kelas menjadi aktif dan mengasah kemampuan siswa. d) Siswa
dibentuk
menjadi
delapan
kelompok
dengan
beranggotakan lima atau enam siswa. e) Guru memberikan soal dan siswa mengerjakannya secar berkelompok dan siswa diminta untuk mempersentasikan hasil kerjanya di depan kelas. f) Guru memberikan penguatan tentang materi yang telah didiskusikan g) Pada pertemuan ketiga siswa menghafalkan teks proklamasi dan Undang-Undang Dasar 1945
29
Wawancara denga Bapak Cartam sebagai Kepala Sekolah, pada tanggal 10 Maret 2015.
81
Melalui kegiatan inti di atas guru menanamkan nilai-nilai karakter kerja sama, tanggung jawab, saling menghargai pendapat, percaya diri, semangat kebangsaan, dan cinta tanah air. Pertemuan 4 dan 5 dengan materi pembentukan PPKI a) Guru meminta siswa untuk membacakan materi b) Guru menjelaskan materi tersebut c) Agar terjadi interaksi antara guru dan siswa diadakan tanya jawab untuk membuat suasana kelas menjadi aktif dan mengasah kemampuan siswa. d) Siswa diberikan soal sebanyak 10 soal dan dikerjakan secara individu. Dan 10 soal menjodohkan pertanyaan dan jawaban. Melalui kegiatan ini guru menanamkan nilai-nilai karakter tanggung jawab, jujur, kerja keras, gemar membaca, mandiri dan rasa ingin tahu. Pada kompetensi dasar tentang peristiwa-peristiwa dan proses terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia terdapat 3x pertemuan. Pertemuan 1 dan 2 dengan materi peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan a) Siswa dibagi menjadi delapan kelompok yang beranggotakan lima atau enam siswa b) Siswa diberi tugas untuk menjelaskan peristiwa apa saja yang terjadi disekitar proklamasi kemerdekaan c) Setiap kelompok membuat hasil diskusi dan setiap kelompok mempersentasikan di depan kelas d) Guru memberikan penguatan tentang materi yang telah didiskusikan. Melalui kegiatan inti diatas guru menanamkan nilai-nilai karakter kerja sama, tanggung jawab, saling menghargai pendapat, percaya diri, semangat kebangsaan, dan cinta tanah air.
82
Pertemuan 3 terbentuknya negara dan kelengkapannya a) Siswa dibagi menjadi delapan kelompok yang beranggotakan lima atau enam siswa b) Siswa diberi tugas untuk menjelaskan peristiwa apa saja yang terjadi disekitar proklamasi kemerdekaan c) Setiap kelompok membuat hasil diskusi dan setiap kelompok mempersentasikan di depan kelas d) Guru memberikan penguatan tentang materi yang telah didiskusikan. Melalui kegiatan inti diatas guru menanamkan nilai-nilai karakter kerja sama, tanggung jawab, saling menghargai pendapat, percaya diri, menghargai prestasi, semangat kebangsaan, rasa ingin tahu dan cinta tanah air. 3) Kegiatan penutup Kegiatan ini diisi dengan kesimpulan materi, guru bersama siswa
menyimpulkan
pelajaran,
penilain,
refleksi:
siswa
menyimpulkan materi yang sudah dipelajari, penugasan serta guru memberikan motivasi untuk tetap semangat dalam belajar. Guru menginformasikan kepada siswa untuk
mempelajari
materi
selanjautnya untuk pertemuan berikutnya (menanamkan nilai gemar membaca), berdoa (menanamkan nilai religius). Maka dari hasil observasi dapat disimpulkan pelaksanaan nlai-nilai karakter dalam pembelajaran IPS sebagaimana disampaikan dalam tabel dibawah ini: Tabel 4.1 Pelaksanaan nilai-nilai karakter dalam pembelajaran IPS No 1.
Nilai Karakter Religius
Pelaksanaannya Berdoa saat sebelum dan sesudah pembelajaran, membaca Al Quran, guru menganjurkan siswa untuk melaksanakan sholat dhuha dan dzuhur
83
berjamaah. 2.
Toleransi
menghormati teman yang berbeda pendapat dan keyakinan, guru mengajarkan untuk tidak memebedakan suku, ras, golongan, status sosial dan ekonomi.
3.
Disiplin
Masuk kelas tepat waktu dan merapikan kelas. Membiasakan
mematuhi
peraturan
dan
mengumpulkan tugas berupa tugas individu maupun kelompok dengan tepat waktu. 4
Demokratis
Melibatkan siswa dalam mengambil keputusan, membuat kesimpulan atau rangkuman hasil belajar diakhir pembelajaran.
5.
Rasa ingin tahu
Memberikan rangsangan kepada siswa untuk mengetahui segala hal dalam ilmu pengetahuan khususnya yang berhubungan dengan materi belajar. Siswa tidak hanya mengacu pada buku teks dan lembar kerja siswa agar pengetahuan siswa menjadi luas.
6.
Semangat
Guru
mengajarkan
semangat
kebangsaan
kebangsaan
dengan menjelaskan perjuangan para pejuang indonesia membela tanah air dan usaha-usaha dalam persiapan kemerdekaan.
7.
Cinta tanah air
Memasang foto presiden dan wakil presiden, lambang negara dan mengikuti upaca bendera. Dan
guru
juga
mengajak
siswa
untuk
menggunakan produk buat dalam negeri. 8.
Menghargai
Memberikan apresiasi kepada siswa yang
Prestasi
mendapat prestasi baik akademik maupun non akademik,
menghargai
karya
orang
lain,
memberikan apresiasi kepada siswa yang berani
84
mengemukakan pendapatnya di dalam kelas dengan
begitu
siswa
akan
menghargai
prestasinya dan memacu siswa untuk belajar dengan giat. 9.
Gemar
Mengajak siswa agar senang membaca baik
membaca
sebelum atau sesudah pembelajaran. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar gemar membaca karena dengan gemar membaca siswa mengetahui banyak hal dan buku merupakan jendela dunia.
10.
Peduli
Membawa pohon ke sekolah untuk di kelas,
lingkungan
membuang
sampah
pada
tempatnya,
dan
menjaga kebersihan kelas. 11.
Peduli sosial
Mendoakan, membesuk teman yang sedang sakit dan memberikan infak untuk teman atau guru yang mendapatkan musibah.
12.
Tanggung jawab Pelaksanaan nilai tanggung jawab dengan mengerjakan
tugas,
melaksanakan
piket
kebersihan kelas secara teratur
Dilihat
dari
segi
pelaksanaan
pendidikan
karakter
dalam
pembelajaran IPS di SMP PGRI 1 Ciputat masih belum optimal karena hanya menerapkan dua belas nilai-nilai karakter dari delapan belas nilai karakter yang terdapat di pedoman pengembangan pendidikan karakter yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional, yakni pelakasanaan pendidikan karakter dalam pelajaran mengembangkan nilai-nilai karakter religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli ligkungan, peduli sosial dan tanggung jawab.
85
c. Evaluasi
pendidikan
karaktek
dalam
Pembelajaran
Ilmu
pengetahuan sosial di SMP PGRI 1 Ciputat Diantara teknik-teknik penilaian terdapat beberapa yang dapat digunakan untuk menilai pencapaian perserta didik baik dalam hal pencapaian akademik maupun keribadian. Teknik-teknik tersebut terutama observasi (dengan lembar observasi/lembar pengematan), penialain diri (dengan lembar penilaian diri/kuisioner), penialaian antarteman (lembar penilaian antar teman) dan tugas-tugas penguatan (terutama pengayaan) diberikan selain dapat meningkatkan penugasan yang ditargetkan, juga menanamkan nilai-nilai (panduan pendidikan karakter sekolah menengah pertama, kemendiknas, 2010).30 Penilaian yang digunakan dalam menerapkan pendidikan karakter dengan observasi, penilaian diri, penilaian antarteman dan tugas-tugas penguatan. Evaluasi pelaksanaan pendidikan karakter dalam pembelajaran IPS di SMP PGRI 1 Ciputat dengan melakukan observasi,
untuk
mengamati tingkah laku siswa, unjuk kerja dan kemajuan belajar siswa, lalu dengan penugasan berupa tugas yang dikerjakankan baik secara individu atau kelompok, penugasan digunakan untuk mengetahui perkembangan belajar siswa dan menanamkan nilai-nilai seperti tanggung jawab dalam menyelasaikan tugasnya, disiplin dalam ketepatan waktu mengumpulkan tugas, dan kerja keras.
C. Temuan Utama Penelitian Berdasarkan hasil pembahasan dari hasil penelitian, maka ditemukan halhal sebagai berikut: 1. Dalam pelaksanaan pendidikan karakter sekolah belum maksimal menerapkannya
30
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h, 60.
86
2. Selain menerapkan dari beberapa nilai-nilai karkater dari Kemendiknas, sekolah juga menerapkan 5S yaitu senyum, salam, sapa, sopan dan santun bagi siswa, guru dan karyawan sekolah. 3. Nilai–nilai karakter yang dimasukkan kedalam silabus dan RPP saat perencanaan nilai disiplin, rasa hormat dan perhatian, tekun, tanggung jawab dan ketelitian.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan pendidikan karakter di SMP PGRI 1 Ciputat belum optimal dikarenakan dalam perencanaan pembelajaran mencantumkan beberapa nilai karakter pada silabus dan RPP. Dalam pelaksanaan pembelajarannya menerapkan dua belas nilai karakter dari delapan belas nilai karakter yang terdapat di pedoman pengembangan pendidikan karakter yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional.
Nilai
yang diterapkan dalam
pelaksanaan pembelajaran seperti religius, toleransi, disiplin, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggung jawab. Untuk Evaluasi pembelajaran penilaian yang digunakan yaitu observasi untuk mengamati tingkah laku siswa, udan penugasan untuk mengetahui perkembangan belajar siswa. B. Saran Dari kesimpulan yang telah dipaparkan maka diajukan beberapa saran yang perlu disampaikan sebagai berikut: 1. Bagi semua guru hendaknya mencerminkan nilai karakter dan memulainya pada diri mereka sendiri dan diharapkan mampu mewujudkan proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. 2. Bagi sekolah diharapkan mengupayakan peningkatan pemahaman orang tua siswa terhadap pendidikan karakter terutama di lingkungan keluarga sehingga anak dapat memiliki karakter yang baik.
87
88
3. Bagi universitas yang berorientasi pada bidang pendidikan hendaknya berperan dalam meningkatkan kualitas guru dalam menyusun perangkat pembelajaran yang mengintegrasikan pendidikan karakter dan menyusun alat evaluasi pendidikan karakter di sekolah. 4. Bagi pemerintah pentingnya diadakan pelatihan-pelatihan atau diklat mengenai pendidikan karakter
baik untuk kepala sekolah maupun
guru sehingga nantinya sangat berguna pada penerapan pendidikan karakter di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaj Rosdakarya, 2011. Barnawi dan M. Arifin, Strategi dan Kebijakan Pembelajaran Pendidikan Karakter. Yogjakarta: Ar-ruzz Media, 2012. Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta, 2008. Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, edisi keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008. Dharma Kesuma, dkk., Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011. Eddy Wibowo, Mungin. Etika dan moral dalam pembelajaran. Jakarta: pusat Antar Universitas, 2001. Eko Purwana, Agung dkk. Pembelajaran IPS MI edisi pertama. Surabaya: LAPIS-PGMI, 2009. Fatimur Rusydiyah, Evi. dkk, Perencanaan Pembelajaran. Surabaya: Amanah Pustaka, 2009. Gunawan, Heri. pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi. Bandung: Alfabeta, 2012. Idris, Zahara. Dasar-Dasar Kependidikan. Bandung: Angkasa, 1981. Kesuma, Dharma dkk. Pendidikan karakter kajian teori dan praktik di sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011) h. 6. Lickona, Thomas. Character Matters (persoalan karakter), Terj. Dari Character Matters oleh Juma Abdu Wamaungo dan Jean Antunes Rudolf Zien. Jakarta: Bumi Aksara, 2013. Listyarti, Retno. Pendidikan Karakter Dalam Metode Aktif, Inovatif Dan Kreatif. Jakarta: Esensi Erlangga Group, 2012. Majid, Abdul. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013. Majid, Abdul dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Prespektif Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset, 2011.
89
90
Mi’in, Fatchul. Pendidikan Karakater Konstruksi Teoritik dan Praktik. Yogyakarta; Ar-ruzz Media, 2011. Muataqim, Wahyu. “Pengaruh Penerapan Pendidikan Karakter di Sekolah Terhadap Perilaku Akademik Siswa Kelas XI Teknik Komputer Jaringan Di SMK Piri 1 Yogyakarta.” Skripsi S1 Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta, 2013. Muchlas dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset, 2011. Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: Bumi Aksara, 2012. Musthofiyah, Maidah. “Penerapan Nilai-nilai Karakter Pada Pembelajaran IPS Terpadu MTs N Model Babat.” Skripsi S1 Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim, 2012. Nadlir, dkk., Ilmu pengetahuan Sosial edisi pertama. Surabaya: LAPIS-PGMI, 2009. Nazir, Moh. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia, 2011. Nugroho, Hery. “Implementasi Pendidikan Krakater Dalam Pendidikan Agama Islam Di SMA Negeri 3 Semarang.” Tesis S2 pada program magister Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo, 2012. Nurdin, Syafruddin. Guru Profesional & Implementasi Kurikulum. Padang: Quoantum Teaching, 2005. Sabri, Alisuf. Pengantar Ilmu Pendidikan. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005. Salahudin, Anas dan Iwan Alkrienciechie. Pendidikan Karakter Pendidikan Berbasis Agama dan Budaya Bangsa. Bandung: Pusata Setia, 2002. Samani, Muchlas dan Hariyanto. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2011. Sapriya, dkk., Pembelajaran dan evaluasi hasil belajar IPS, Bandung: UPI PRESS, 2006. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2012. Wibowo, Agus. Pendidikan Karakter Berbasis Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013.
91
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012. Zuriah, Nurul. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta:
Bumi
Aksara, 2007. Dikti, “Kebijakan Nasional Pembangunan Budaya dan Karakter Bangsa”, 2014, http://pendikar.dikti.go.id/wp-content/uploads/Kebijakan-NasionalPendikar.pdf. Sardiman, “Peran Pembelajaran IPS dan Pembangunan Karakter Bangsa”, 2013. (http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Peran%20IPS%20dan%20iPendidik an%20Karakter%202.pdf) Suzana, Yenni. “Pengembangan Pembelajaran
Melalui
Nilai-nilai Karakter Mahasiswa dalam Metode
Blended
Learning”.
2013,
http://eprints.uny.ac.id/6970/1/Makalah%20Peserta%206%20%20Yenni%20Suzana,%20M.Pd..pdf) Tempo. (http://www.tempo.co/read/news/2013/11/20/083531130/TawuranSekolah-Jakarta-Naik-44-Persen). Diunduh pada tanggal 27 Desember 2013. Zubaidah, Siti. “Penanaman nilai karakter di sekolah (kajian pengembangan mata diklat pendidikan karakter dan budaya bangsa). 2013.
92
LAMPIRAN 1
LEMBAR WAWANCARA KEPALA SEKOLAH SMP PGRI 1 CIPUTAT
Nama : Cartam, S.Pd., M.Pd. Tempat : Ruang kepala sekolah Waktu : 10 Maret 2015 Pukul : 07:20
1. Menurut bapak, apa yang dimaksud pendidikan karakter? Jawab: pendidikan karakter adalah pendidkan yang diberikan kepada siswa untuk membentuk kepribadian atau perilaku siswa baik di lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. 2. Apakah penanaman nilai karakter pada siswa menjadi penting dalam pembentukan karakter? Jelaskan! Jawab: iya sangat penting, karena anak bisa karena biasa. Kebiasaan itu akan tertanam dan menjadi karakter siswa. di masa usia 13 tahun ini dibutuhkan penanaman karakter karena perubahan perilaku siswa dari anak menjelang remaja, maka disini perlu ditanamkan dan penting sekali budi pekerti, etika dan sopan santun untuk membentuk kepribadian siswa. 3. Apa yang ingin dicapai sekolah dengan menerapkan nilai-nilai karakter? Jawab: kami disamping mengharapkan siswa yang cerdas, modern dan religius sebagaimana yang diamanahkan pemerintah kota Tangerang Selatan, kami juga ingin membentuk siswa yang memiliki karakter, moral, sopan santun dan budi pekerti, karena percuma anak cerdas tapi tidak memiliki sopan santun. 4. Nilai-nilai karakter apa saja yang ingin ditanamkan dalam sekolah? Jawab: Di sekolah ini menerapkan 5s (senyum, salam, sapa, sopan dan santun), serta kebersihan selain itu menerapkan beberapa nilai dari 18 nilai-nilai karakter di tetapkan oleh Kemendiknas seperti
93
religius, jujur, toleransi, displin, kerja keras, kreatif, mandiri, cinta tanah air, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggung jawab. 5. Kegiatan apa saja yang mendukung pembentukan karakter? Jawab: kegiatan yang mendukung dalam pembentukan karakter religius seperti rohis berupa sholat dhuha berjamaah, dzikir bersama, tausiah dan peringatan hari-hari besar Islam. Pembentukan karakter cinta tanah aiir dengan upacara bendera setiap hari senin. 6. Apa saja yang menjadi hambatan/kendala dalam menerapkan nilai-nilai karakter? Jawab: terkadang apa yang diajarkan dari sekolah tidak sejalan dengan orang tua seperti cara berpakaian disekolah diajarkan untuk menggunakan pakaian yang rapi dan tidak ketat tetapi di rumah orang tua menggunakan pakaian ketat, disekolah anak-anak tidak dibolehkan untuk mengecat rambut tapi di rumah orang tuanya mengecat rambutnya. disekolah tidak di bolehkan menggunakan bahasa kasar dan hewan sedangkan diluar terdapat bahasa tersebut. Di sekolah diajarkan untuk menggunakan jilbab tetapi orang tuanya tidak menggunakan jilbab. Maka disini tidak sejalan dengan keadaan di rumah. Di sekolah di budayakan untuk salam tapi dirumah tidak menerapkan hal yang sama. 7. Upaya apa saja yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan dalam menerapkan nilai-nilai karakater? Jawab: upaya yang dilakukkan untuk mengatasi kesulitan dalam menerapkan nilai-nilai karakter ini adanya kerja sama dengan orang tua dengan mengadakan panggilan satu, dua dan tiga, kunjungan ke rumah, dan sidang kasus. Misalnya ada anak yang berlaku tidak sopan itu ada panggilan pada orang tua, dan orang tua diberitahukan agar di rumah juga anak diingatkan dan didik untuk membentuk sikap yang baik agar anak dapat memilah mana yang baik dan yang buruk.
94
8. Sarana apa saja yang dijadikan media dalam pendidikan karakter? Jawab: sarana yang digunakan seperti musholah untuk membimbing para siswa untuk kepercayaannya, lapangan untuk kegiatan keagamaan rohis dan ekstrakulikuler yang lainnya, laboraturium komputer dan perpustakan yang menyediakan buku-buku untuk memenuhi rasa ingin tahu siswa akan pengetahuan. 9. Kurikulum apa yang digunakan sekolah saat ini? Jawab: kami mengikuti aturan dari Kemendiknas semester satu kemarin menggunakan kurikulum 2013 sedangkan sekarang ada intruksi untuk kembali menggunakan kurikulum 2006 KTSP, namun kami tidak mengurangi pendidikan karakter karena kami ingin mendapatkan alumni
yang cerdas, modern dan religius yang
didasari iman, taqwa dan budi pekerti. 10. Apa perubahan nyata siswa setelah sekolah menanamkan nilai-nilai karakter? Jawab: perubahan yang nyata pada siswa berupa peduli pada lingkungan untuk menjaga kebersihan, disiplin dari segi waktu beribadah tepat waktu,, sudah berkurang/menipis penggunaan kata-kata kasar oleh siswa dan sudah 90% dikalangan siswi menggunakan kerudung untuk menjaga dirinya dan menunjukkan sebagai wanita muslimah dan terhormat, karena
wanita yang terhormat
itu salah satu pendukungnya adalah pakaian. Jika wanita itu berbusana muslimah, maka dari yang hendak berbuat negatif juga merasa segan dan sebaliknya jika menggunakan pakaian yang tidak pantas maka orang akan melecehkan dari berbagai kalangan.
95
LAMPIRAN 2
LEMBAR WAWANCARA GURU
Nama
: Hasanah, S.Pd
Jabatan
: Guru IPS
Tempat
: Kelas
1. Menurut Ibu, apa yang dimaksud pendidikan karakter? Jawab: Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang mengacu kepada kurikulum 2013, dimana guru dituntut untuk memperbaiki akhlak dan perilaku anak secara moralitas di zaman sekarang ini 2. Apakah penanaman nilai karakter pada siswa penting dalam pembentukan karakter? Jelaskan! Jawab: iya, karena karakter anak saat ini sangat kritis dengan adanya era digital maka penting sekali dalam menanamkan nilai karakter pada siswa agar terbentuk karakternya 3. Apa tujuan dari penerapan karakter? Jawab: agar siswa memiliki akhlak yang bagus seperti sopan santun, menghargai dan jujur. 4. Apa yang hendak Ibu/Bapak capai dengan menerapkan nilai-nilai karakter dalam pembelajran IPS? Jawab: ingin menjadikan siswa yang memiliki karakter, akhlak yang bagus dan menjadi kebanggaan bagi orang tua dan sekolah serta dipandang baik di mata masyarakat. 5. Model pembelajaran apa yang digunakan dalam proses pembelajaran IPS untuk membentuk karakter siswa? Jawab: menggunakan model ceramah agar anak bisa mendengar, mengetahui, dengan memberikan contoh-contoh pembiasaan, keteladanan dan dengan pembinaan disiplin peserta didik.
96
6. Nilai-nilai apa saja yang ibu/bapak guru tanamkan dalam pembelajaran IPS untuk membentuk karakter siswa? Jawab: nilai-nilai yang ditanamkan dalam pembelajaran seperti jujur, disiplin, kreatif, mandiri, tanggung jawab, peduli lingkungan, peduli sosial, semangat kebangsaan, dan toleransi 7.
Bagaimana pemanfaatan sarana dan prasarana sebagai media dalam proses pembelajaran ? Jawab: ya, saya memanfaatkan sarana yang ada disekolah sebagai sarana atau media dalam proses pembelajaran seperti perpustakaan, hal itu sangat membantu karena siswa dapat menggali ilmu disana.
8. Dalam menanamkan nilai-nilai karakter pada siswa, apa saja yang menjadi sumber bahan ajar? Jawab: saya menggunakan buku-buku yang relevan, lks serta lingkungan sekitar seperti pasar, keadaan ekonomi dan sosial. 9. Bagaimana cara guru menanamkan nilai-nilai karakrer dalam kegiatan belajar mengajar? Jawab: dengan memberikan contoh serta pembiasaan seperti disiplin dan menambahkan nilai-nilai karakter dalam silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran. 10. Apa saja kendala yang dihadapi dalam menanamkan nilai-nilai karakter di sekolah? Jawab: perilaku anak yang diperanguhi dari pergaulan sejawatnya baik yang satu sekolah maupun tidak. Anak lebih condong kepada ilmu teknologi yang mereka geluti. 11. Apa upaya yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan dalam menerapkan nilai-nilai karakter saat proses pembelajaran? Jawab: bekerja sama dengan wali murid serta BK (bimbingan konseling) agar siswa mendapatkan arahan yang lebih matang lagi. Selain itu kepala sekolah ikut serta dalam menanamkan nilai-nilai karakter
97
ini saat upacara bendera, tak lupa juga dibantu oleh orang tua dalam mengawasi tingkah laku anak dalam berprilaku. 12. Penilaian apa yang digunakan guru dalam mengevalusai pembelajaran dalam menerapkan pendidikan karakter? Jawab: penilaian yang diginakan dalam evaluasi belajar dengan penigasan berupa pr untuk mengetahui perkembangan belajar siswa serta menanamkan nilai disiplin dalam ketepatan waktu mengumpulkan tugas serta tanggung jawab dalam mengerjakan tugasnya, selain itu penilaian jug amenggunakan observasi dengan mengamati sikap siswa di kelas. 13. Apa perubahan nyata siswa setelah anda menanamkan nilai-nilai karakter di sekolah? Jawab: Perubahan siswa dapat dirasakan setelah diberikan nilai-nilai karakter berupa
sikapnya menjadi lebih baik seperti senyum,
salam, sapa, sopan dan santun, kerapihan kelas, mengerjakan tugas sekolah (PR), berpakaian rapi hal ini sesuai dengan apa yang diajarkan oleh guru setiap harinya 14. Apakah terdapat hubungan antara penanaman nilai-nilai karakter dengan prestasi belajar siswa? Jelaskan! Jawab: iya, dengena meningkatnya nilai dari tugas yang guru berikan.
98
LEMBAR WAWANCARA GURU
Nama
: Surarti, S.Pd.
Jabatan
: Guru IPS
Tempat
: Kelas
1. Menurut Ibu/Bapak, apa yang dimaksud pendidikan karakter? Jawab: pendidikan yang membentuk kepribadian siswa melalui proses kegiatan belajar mengajar seperti religius, kejujuran, kedisiplinan dan tanggung jawab. 2. Apakah penanaman nilai karakter pada siswa penting dalam pembentukan karakter? Jelaskan! Jawab: iya,
karena tanpa adanya pendidikan karakter kegiatan belajar
mengajar tidak akan berlangsung dengan baik, selain itu pendidikan karakter merupakan suatu wujud kebutuhan pokok dari seseorang sejak usia dini. 3. Apa tujuan dari penerapan karakter? Jawab: Agar dapat memiliki sikap tanggung jawab, disiplin, bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. 4. Apa yang hendak Ibu/Bapak capai dengan menerapkan nilai-nilai karakter dalam pembelajran IPS? Jawab: ingin menjadikan siswa yang memiliki pribadi atau budi pekerti yang baik serta menjadi kebangggaan bagi sekolah, orang tua serta masyarakat. 5. Model pembelajaran apa yang digunakan dalam proses pembelajaran IPS untuk membentuk karakter siswa? Jawab: Menggunakan model ceramah dengan memberikan keteladan, model pembiasaan dalam bersikap.
99
6. Nilai-nilai apa saja yang ibu/bapak guru tanamkan dalam pembelajaran IPS untuk membentuk karakter siswa? Jawab: nilai-nilai yang ditanamkan seperti religius, jujur, toleransi, displin, bertanggung jawab, kerja keras, peduli lingkungan, peduli sosial, dan gemar membaca. 7. Bagaimana pemanfaatan sarana dan prasarana sebagai media dalam proses pembelajaran ? Jawab: sangat menunjang dengan adanya tempat ibadah serta perpustakaan. 8. Dalam menanamkan nilai-nilai karakter pada siswa, apa saja yang menjadi sumber bahan ajar? Jawab: selain menggunakan buku paket dan lks, saya mendayagunakan lingkungan sekitar sebafai sumber belajar seperti lingkungan sosial, tempat ibadah, pasar, dan televisi dengan melihat budaya kehidupan yang berkembang masyarakat. 9. Bagaimana cara guru menanamkan nilai-nilai karakrer dalam kegiatan belajar mengajar? Jawab:
Penanaman nilai-nilai karakter ini dilakukan pada saat proses pembelajaran dengan memberikan contoh, sikap dan peraturan di kelas. Dan menambahkan nilai-nilai karakter ke dalam silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran.
10. Apa saja kendala yang dihadapi dalam menanamkan nilai-nilai karakter di sekolah? Jawab: Kendala dalam menanamankan nilai-nilai karakter ini bisa terjadi dari perilaku siswa baik dari diri siswa maupun luar. Kendala yang terjadi dari diri siswa dengan tidak menerapkan, tidak mendengarkan apa yang jelaskan guru. Kendala akan lebih sulit jika dari diri pribadi siswa tidak ada rasa untuk berubah. Sedangkan kendala dari luar seperti pengaruh teman dengan pergaulan yang kurang bagus dan media massa seperti internet, televisi, majalah dengan mudah siswa mendapatkan semua itu ditambah lagi tanpa pengawasan dari orang tua.
100
11. Apa upaya yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan dalam menerapkan nilaii-nilai karakter saat proses pembelajaran? Jawab: mendekati siswa dengan menasihatinya, memanggil orang tua murid, mengadakan kerja sama pihak sekolah dengan orang tua, bekerja sama dengan lingkungan seperti umpama anak merokok diluar lingkungan sekolah menggunakan seragam sekolah atau anak bolos dan main internet. 12. Penilaian apa yang digunakan guru dalam mengevaluasi pembelajaran dalam menerapkan pendidikan karakter? Jawab: penilaian yang digunakan seperti observasi dengan mengamati tingkah laku siswa, unjuk kerja dan kemajuan belajar siswa, lalu dengan penugasan berupa pr yang dikerjakankan baik secara individu atau kelompok, penugasan digunakan untuk mengetahui perkembangan belajar siswa dan menanamkan nilai-nilai seperti tanggung jawab, disiplin, dan kerja keras. 13. Apa perubahan nyata siswa setelah ibu menanamkan nilai-nilai karakter di sekolah? Jawab: perubahan yang terjadi sangat besar sekali, terutama siswa bisa mendiplinkan dirinya sendiri. Karena keberhasilan seseorang itu bisa dilihat dari kedisiplinan. 14. Apakah terdapat hubungan antara penanaman nilai-nilai karakter dengan prestasi belajar siswa? Jelaskan! Jawab: ada, dengan siswa memiliki sikap disiplin maka dapat menunjang proses belajar mengajar menjadi kondusif dan mempengaruhi prestasi siswa dengan lebih bagus saat penilaian tugas-tugas mereka. Dengan memiliki sikap disiplin waktu, siswa dapat membagi waktunya untuk belajar dan bermain maka adanya pengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
101
LAMPIRAN 3 LEMBAR WAWANCARA SISWA Nama : Lala Monika Kelas : VIII-1 Tempat : Kelas
1. Bagaimana cara guru mengajar di kelas? Jawab: Cara guru mengajar di kelas baik, tegas, cara bicaranya yang baik dan jelas serta mengajarnya dengan penuh kesabaran, tidak pernah membuat suasana menjadi bosan, kata-katanya bijak, terkadang suka cepet kesel mungkin karena tingkah laku muridnya. 2. Apakah guru menjadi sosok teladan untukmu dalam bersikap? Jawab:
Iya, guru menjadi sosok teladan karena penampilannya rapih, cantik, kata-katanya sopan dan bijak sehingga bisa menjadi contoh untuk muridnya.
3. Bagaimana perilakumu didalam kelas? Jawab: Baik, akrab dengan teman-teman, mendengarkan ketika guru menjelaskan pelajaran, disiplin datang sekolah tepat waktu, 4. Menurutmu, nilai positif apa yang ada pada dirimu? Jawab: Sopan santun, menghargai orang lain, berani, disiplin, bersahabat. 5. Nilai positif apa yang kamu dapatkan dari proses pembelajaran ips? Jawab: Disiplin, jujur, peduli sosial, peduli lingkungan, tanggung jawab mandiri, semangat kebangsaan dan cinta tanah air. 6.
Bagaimana cara kamu bergaul dengan teman sebaya? Jawab: Saling menyapa, murah senyum, sopan santun, mengghargai satu sama lain dan toleransi.
102
7. Bagaimana cara kamu bersikap dengan guru? Jawab: Bersikap sopan, baik, senyum, sapa, santun, dan mengucap salam bila bertemu guru. 8. Bagaimana cara kamu bersikap dengan orang tua? Jawab: Mematuhi perintah orang tua, bersuara rendah saat berbicara dengan orang tua, memebantu pekerjaan sehari-hari. 9. Bagaimana cara kamu bersikap dengan masyarakat sekitar? Jawab: Menghormati orang yang lebih tua, menolong satu sama lain, ikut bergotong royong, baik, sopan dan santun.
103
LEMBAR WAWANCARA SISWA Nama
: Fikri Ramadhan
Kelas
: VIII-5
Tempat
: Kelas
1. Bagaimana cara guru mengajar di kelas? Jawab:
Cara guru mengajar menyenangkan, tegas baik
pada anak
mridnya jelas menerangkan pelelajaran dan penuh kesabaran. 2. Apakah guru menjadi sosok teladan untukmu dalam bersikap? Jawab:
iya, sikap guru menjadi tauladan saya unruk berprilaku seperti
ucapannya dan cara berpakaian yang rapi. 3. Bagaimana perilakumu didalam kelas? Jawab: Saya suka tolong menolong, membersihkan kelas, baik, disiplin, bersahabat dengan teman-teman. 4. Menurutmu, nilai positif apa yang ada pada dirimu? Jawab: Disiplin, bertanggung jawab, suka membantu, bersahabat, baik, jujur, sopan santun. 5. Nilai positif apa yang kamu dapatkan dari proses pembelajaran ips? Jawab:
Disiplin,
tanggung
jawab,
peduli
lingkungan,
semangat
kebangsaan, cinta tanah air dan peduli sosial 6.
Bagaimana cara kamu bergaul dengan teman sebaya? Jawab: suka tolong menolong, tidak sombong, murah senyum, menghargai teman,
7. Bagaimana cara kamu bersikap dengan guru? Jawab: Menghormati guru dengan senyum, salam, sapa, sopan dan santun.
104
8. Bagaimana cara kamu bersikap dengan orang tua? Jawab: terkadang sulit diatur, sopan dan santun. 9. Bagaimana cara kamu sikap dengan masyarakat sekitar? Jawab: murah senyum, ikut bergotong royong, sopan santun,
105
LAMPIRAN 4 LEMBAR OBSERVASI 1. Mengamati keadaan sekolah meliputi: a. Kondisi geografi b. Lingkungan sekolah c. Fasilitas sekolah 2. Mengamati kegiatan belajar mengajar di SMP PGRI 1 Ciputat yang meliputi: a. Proses pelaksanaan pembelajaran 1) Pendahuluan 2) Kegiatan inti 3) Penutupan 3. Mengamati tingkah laku siswa
HASIL OBSERVASI 1. Mengamati keadaan sekolah meliputi: a. Kondisi geografi: kondisi geografi di SMP PGRI 1 Ciputat berada di daerah lingkungan sekolah mulai dari SD, SMP dan SMA dan dekat dengan pasar. Agar sampai disana menggunakan angkot. Suasana dalam perjalan menuju sekolah macet karena terhambat banyak siswa yang menyebrang dan terdapat banyak penjual makanan disisi jalan. b. Lingkungan sekolah: lingkungan sekolah yang bersih terdapat tempat sampah disetiap ruang kelas. Disetiap lantainya terdapat cermin untuk siswa dan guru agar rapi dalam berpakaian. Terdapat slogan-slogan yang berisi kata-kata mutiara dan nasehat. c. Fasilitas sekolah: fasilitas di SMP PGRI 1 Ciputat memiliki lapangan yang biasa digunakan untuk upacara, basket, sepak bola, voli, acara
106
keagamaaan, ektrakulikuler, perpustakaan, labolaturium, musholah, dan ruang komputer, 2. Mengamati kegiatan belajar mengajar di SMP PGRI 1 Ciputat yang meliputi: a. Proses pelaksanaan pembelajaran 1) Pendahuluan Sebelum melaksanakan pembelajaran guru mengucapkan salam terlebih dahulu kemudian guru menanyakan kabar, membimbing siswa untuk membaca Alquran, mengabsen siswa kemudian- Memberi motivasi kepada siswa agar siap untuk mengikuti pembelajaran, mengulas pelajaran yang sudah lalu kemudian menuliskan materi yang akan diajarkan di papan tulis secara garis besarnya. 2) Kegiatan inti Pada kegiatan ini
Pada
standar kompetensi usaha persiapan
kemerdekaan dan kompetensi dasar mejelaskan proses persiapan kemerdekaan, terjadi 5x pertemuan. Pertemuan 1, 2 dan 3 dengan materi terbentuknya BPUPKI, sidang BPUPKI dan Perumusan Negara a) Guru meminta siswa untuk membacakan materi b) Guru menjelaskan materi tersebut c) Agar terjadi interaksi antara guru dan siswa diadakan tanya jawab untuk membuat suasana kelas menjadi aktif dan mengasah kemampuan siswa. d) Siswa
dibentuk
menjadi
delapan
kelompok
dengan
beranggotakan lima atau enam siswa. e) Guru memberikan soal dan siswa mengerjakannya secar berkelompok dan siswa diminta untuk mempersentasikan hasil kerjanya di depan kelas. f) Guru memberikan penguatan tentang materi yang telah didiskusikan g) Pada pertemuan ketiga siswa menghafalkan teks proklamasi dan Undang-Undang Dasar 1945
107
Melalui kegiatan inti diatas guru menanamkan nilai-nilai karakter kerja sama, tanggung jawab, saling menghargai pendapat, percaya diri, semangat kebangsaan, dan cinta tanah air. Pertemuan 4 dan 5 dengan materi pembentukan PPKI a) Guru meminta siswa untuk membacakan materi b) Guru menjelaskan materi tersebut c) Agar terjadi interaksi antara guru dan siswa diadakan tanya jawab untuk membuat suasana kelas menjadi aktif dan mengasah kemampuan siswa. d) Siswa diberikan soal sebanyak 10 soal dan dikerjakan secara individu. Dan 10 soal menjodohkan pertanyaan dan jawaban. Melalui kegiatan ini guru menanamkan nilai-nilai karakter tanggung jawab, jujur, kerja keras, gemar membaca, mandiri dan rasa ingin tahu. Pada kompetensi dasar tentang peristiwa-peristiwa dan proses terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia terdapat 3x pertemuan. Pertemuan 1 dan 2 dengan materi peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan a) Siswa dibagi menjadi delapan kelompok yang beranggotakan lima atau enam siswa b) Siswa diberi tugas untuk menjelaskan peristiwa apa saja yang terjadi disekitar proklamasi kemerdekaan c) Setiap kelompok membuat hasil diskusi dan setiap kelompok mempersentasikan di depan kelas d) Guru memberikan penguatan tentang materi yang telah didiskusikan. Melalui kegiatan inti diatas guru menanamkan nilai-nilai karakter kerja sama, tanggung jawab, saling menghargai pendapat, percaya diri, semangat kebangsaan, dan cinta tanah air. Pertemuan 3 terbentuknya negara dan kelengkapannya
108
a) Siswa dibagi menjadi delapan kelompok yang beranggotakan lima atau enam siswa b) Siswa diberi tugas untuk menjelaskan peristiwa apa saja yang terjadi disekitar proklamasi kemerdekaan c) Setiap kelompok membuat hasil diskusi dan setiap kelompok mempersentasikan di depan kelas d) Guru memberikan penguatan tentang materi yang telah didiskusikan. Melalui kegiatan inti diatas guru menanamkan nilai-nilai karakter kerja sama, tanggung jawab, saling menghargai pendapat, percaya diri, menghargai prestasi, semangat kebangsaan, rasa ingin tahu dan cinta tanah air. 3) Penutupan Kegiatan ini diisi dengan kesimpulan materi: Guru bersama siswa menyimpulkan pelajaran, penilain, refleksi: siswa menyimpulkan materi yang sudah dipelajari, penugasan serta guru memberikan motivasi untuk tetap semangat dalam belajar. Guru menginformasikan kepada siswa untuk mempelajari materi senjautnya untuk pertemuan berikutnya 3. Mengamati tingkah laku siswa Di lingkungan sekolah siswa bersikap sopan dan santun terhadap kepala sekolah, guru dan staf sekolah. Setiap bertemu dengan guru, murid selalu mencium tangan guru dan guru menyapa siswa dengan senyuman. Dengan temen-temannya siswa bersikap saling menghargai meski berbeda suku dan agama, saling tolong menolong, menaati peraturan yang ada disekolah, berpakaian rapi. Di dalam kelas siswa memperhatikan guru saat proses pembelajaran berlangsung, tidak ada yang makan dan minum di kelas dan menjaga kebersihan kelas.
109
LAMPIRAN 5 LEMBAR DOKUMENTASI No
Jenis dokemen
Sumber
Ada
1.
Profil sekolah
TU
√
2.
Visi dan misi sekolah
TU
√
3.
Data jumlah guru dan tenaga
TU
√
kependidikan 5.
Data jumlah siswa
TU
√
6.
Data sarana prasarana
TU
√
7.
Silabus mata pelajaran IPS
Guru
√
8.
RPP
Guru
√
(Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran) pelajaran IPS
Tidak
Keterangan
SILABUS PEMBELAJARAN Sekolah : SMP PGRI 1 Ciputat Kelas : VIII (delapan) Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Semester : 2 (dua) Standar Kompetensi : 5. Memahami usaha persiapan kemerdekaan.
Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran*
5.1.Mendeskr ipsikan peristiwa peristiwa sekitar proklama si dan proses terbentuk nya negara kesatuan Republik Indonesia
Perbedaan perspektif antar kelompok sekitar proklamassi kemerdekaan Indonesia
Menggali informasi tentang perbedaan perspektif antar kelompok sekitar proklamasi kemerdekaan Indonesia dengan referensi dan sumber lain yang relefan
Kronologi proklamasi kemerdekaan Indonesia Penyebaran berita proklamasi kemerdekaan melalui berita radio,panflet,selebaran Proses terbentuknya negara dan pemerintah Republik Indonesia dengan sidang PPKI Dukungan dari
Membuat naskah sosiodrama kronologi proklamasi kemerdekaan Indonesia dan menampilkannya Menggali informasi dengan referensi dan sumber yang relevan penyebaran berita proklamasi dan gambar-gambar
Indikator Pencapaian Kompetensi
Penilaian Teknik
Melacak perbedaan Tes tulis perspektif antar kelompok sekitar proklamasi kemerdekaan Indonesia Menyusun kronologi proklamasi kemerdekaan Indonesia Mendeskripsikan secara kronologis proses penyebaran berita tentang proklamasi kemerdekaan dan sikap rakyat di berbagai daerah Menjelaskan proses
Uji petik kerja dan tes unjuk kerja
Penugasan
Bentuk Contoh Instrumen Instrumen Tes pilihan Perbedaan pendapat antara golongan tua ganda dan muda tentang kemerdekaan ialah.... a.teks proklamasi b. waktu Tes pelaksanaan simulasi c. tempat pelaksanaan d. pembaca teks proklamasi
Tugas proyek
Buatlah naskah sosiodrama kronologi proklamasi kemerdekaan Indonesia dan simulasikan
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
10 JP
Buku sumber yang relevan Foto –foto dan gambar Atlas Sejarah Musium Monumen
Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran*
berbagai daerah berupa dukungan spontan dan tindakan heroik dari berbagai daerah
peristiwa sejarah tentang kemerdekaan Menelaah proses terbentuknya negara dan pemerintahan Republik Indonesia dengansidang-sidang PPKI;tanggal 18 ,19 dan 22 Agustus 1945 Membaca buku referensi dan mengamati gambar dukungan spontan dan tindakan heroik dari berbagai daerah
Indikator Pencapaian Kompetensi
Penilaian Teknik
terbentuknya negara dan pemerintah T es tulis Republik Indonesia beserta kelengkapanya dengan sidang PPKI
Menganalis dukungan spontan dan tindakan heroik dari berbagai daerah terhadap pembentukan negara dan pemerintah Republik Indonesia
Penugasan
Bentuk Instrumen
Tes Uraian
Tugas proyek
Contoh Instrumen Kumpulkan gambargambar proses penyebaran berita proklamasi dengan referensi dan sumber lain yang relefan serta berikan tanggapan Jelaskan bahwa sidang PPKI tanggal 18,19 dan 22 agustus 1945 berarti telah terbentuk negara dan pemerintah Republik Indonesia Kumpulkan gambar dukungan spontan dan tindakan heroik dari berbagai daerah terhadap pembentukan negara dan pemerintah Republik Indonesia dengan referensi, foto, gambar, atau sumber lain yang relefan dan berikan tanggapanmu
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran*
5.2.Menjelask an Proses persiapan kemerdek aan Indonesia .
Alasan Jepang membentuk BPUPKI
Membaca referensi untuk membahas alasan Jepang membentuk BPUPKI
Penyusunan dasar dan konstitusi untuk negara yang akan didirikan Peranan PPKI dalam proses persiapan kemerdekaan Indonesia
Menelaah dengan buku sumber proses penyusunan dasar dan konstitusi untuk negara Indonesia yang akan didirikan Mengkaji dengan referensi tentang peranan PPKI dalam proses persiapan kemerdekaan Indonesia
Karakter siswa yang diharapkan :
Indikator Pencapaian Kompetensi
Penilaian Teknik
Menjelaskan alasan Tes tulis jepang membentuk BPUPKI Mendiskripssikan Tes tulis secara kronologis proses penyusunan dasar dan konstitusi untuk negara Indonesia yang akan didirikan Tes tulis Mendeskripsikan dibentuknya PPKI dan peranannyadalam proses persiapan kemerdekaan Indonesia
Disiplin ( Discipline ) Rasa hormat dan perhatian ( respect ) Tekun ( diligence ) Tanggung jawab ( responsibility ) Ketelitian ( carefulness)
Bentuk Contoh Instrumen Instrumen Tes Uraian Jelaskan alasan Jepang membentuk BPUPKI Tes Uraian
Tes Uraian
Jelaskan peyusunan dasar dan konstitusi untuk negara Indonesia yang akan didirikan Jelaskan alasan dibentuknya PPKI Dan peran yang sudah dilakukan
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
6 JP
Buku sumber yang relevan Foto –foto dan gambar Atlas Sejarah Lukisan sejarah Musium Monumen Biografi
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah
: SMP PGRI 1 Ciputat
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas / Semester
: VIII / 2
Standar Kompetensi : 5. Memahami usaha persiapan kemerdekaan Kompetensi Dasar : 5.1.Menjelaskan Proses persiapan kemerdekaan Indonesia Alokasi Waktu
: 10 X 40 menit (5 x pertemuan)
A. Tujuan Pembelajaran : Setelah selesai kegiatan pembelajaran, siswa dapat : - Menjelaskan alasan jepang membentuk BPUPKI - Mendiskripssikan secara kronologis mengenai sidang BPUPKI dan proses penyusunan dasar dan konstitusi untuk negara Indonesia yang akan didirikan - Mengidentifikasi dibentuknya PPKI dan peranannyadalam proses persiapan kemerdekaan Indonesia Karakter siswa yang diharapkan :
Disiplin ( Discipline ) Rasa hormat dan perhatian ( respect ) Tekun ( diligence ) Tanggung jawab ( responsibility ) Ketelitian ( carefulness)
B. Materi Ajar Proses persiapan kemerdekaan Indonesia Terbentuknya BPUPKI Sidang BPUPKI dan Perumusan Dasar Negara Pembentukan PPKI
C. Metode Pengajaran*: a. Ceramah bervariasi d. Tanya jawab b. Diskusi e. Simulasi c. Inquiri f. Observasi / Pengamatan
D. Langkah-langkah Kegiatan Pertemuan 1-2-3 Materi : - Terbentuknya BPUPKI - Sidang BPUPKI dan Perumusan Dasar Negara
Pendahuluan : Memeriksa kehadiran siswa, kebersihan dan kerapihan kelas Memberikan motivasi kepada siswa agar siap dalam mengikuti pembelajaran Apersepsi ( pengetahuan prasarat ) : Setelah terdesak dalam Perang Asia Pasifik, Jepang mulai bersikap baik dan mencoba memenuhi janjinya, yaitu memberi kemerdekaan kepada bangsa Indonesia. Melalui lembaga bentukan Jepang (BPUPKI dan PPKI), bangsa Indonesia mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk berdirinya sebuah negara.
Kegiatan Inti : Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru: Menelaah dengan buku sumber tentang Sidang BPUPKI melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber; menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain; memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya; melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan
memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan.
Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru: membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugastugas tertentu yang bermakna; memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis; memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut; memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif; memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar; memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan Siswa diminta memberikan contoh penyimpangan sosial dalam masayrakat dan upaya pemecahannya Guru memandu siswa untuk mengkaji buku sumber atau referensi untuk membahas alasan Jepang membentuk BPUPKI Tanya jawab mengenai proses penyusunan dasar dan konstitusi untuk negara Indonesia yang akan didirikan memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok; memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan; memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang
menumbuhkan
kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru: Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diktahui siswa Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup, guru: bersama-sama
dengan
peserta
didik
dan/atau
sendiri
membuat
rangkuman/simpulan pelajaran; melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram; memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik
Pertemuan 4-5 Materi : - Pembentukan PPKI Pendahuluan - Memeriksa kehadiran siswa, kebersihan dan kerapihan kelas - Memberi motivasi kepada siswa agar siap untuk mengikuti pembelajaran - Apersepsi dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan misalnya : - Apa kepanjangan dari PPKI ? - Apa kaitan antara BPUPKI dengan PPKI
Kegiatan Inti Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru: Mengkaji dengan referensi tentang pembentukan PPKI dalam proses persiapan kemerdekaan Indonesia melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber; menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain;
memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya; melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan.
Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru: membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugastugas tertentu yang bermakna; memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis; memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut; memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif; memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar; memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan Siswa diminta memberikan contoh penyimpangan sosial dalam masayrakat dan upaya pemecahannya Tanyajawab mengenai kapan BPUPKI dibubarkan Tanyajawab mengenai latarbelakang di bentuknya PPKI memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok; memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan; memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang
menumbuhkan
kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru: memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,
memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber, memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan, memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar: berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar; membantu menyelesaikan masalah; memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi; memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh; memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.
Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup, guru: bersama-sama
dengan
peserta
didik
dan/atau
sendiri
membuat
rangkuman/simpulan pelajaran; melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram; memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik
E. Sumber Belajar _ Buku Platinum Pembelajaran IPS terpadu _ Atlas Sejarah _ Musium _ Monumen
F. Penilaian Hasil Belajar Penilaian Indikator Pencapaian Kompetensi Melacak perbedaan
Teknik
Tes tulis
perspektif antar kelompok
Bentuk
Contoh
Instrumen
Instrumen
Tes pilihan Perbedaan pendapat antara ganda
sekitar proklamasi
golongan tua dan muda tentang kemerdekaan ialah....
kemerdekaan Indonesia
a.teks proklamasi
Menyusun kronologi
b. waktu pelaksanaan
proklamasi kemerdekaan
c. tempat pelaksanaan
Indonesia
d. pembaca teks proklamasi
Mendeskripsikan secara
Buatlah naskah sosiodrama
Uji petik
Tes
kronologis proses
kerja dan
simulasi
penyebaran berita tentang
tes unjuk
kemerdekaan Indonesia dan
proklamasi kemerdekaan
kerja
simulasikan
kronologi proklamasi
dan sikap rakyat di berbagai daerah
Kumpulkan gambar-gambar proses penyebaran berita
Penugasan Menjelaskan proses terbentuknya negara dan
Tugas
proklamasi dengan referensi
proyek
dan sumber lain yang relefan
pemerintah Republik
serta berikan tanggapan
Indonesia beserta kelengkapanya dengan
Jelaskan bahwa sidang PPKI
sidang PPKI
tanggal 18,19 dan 22 agustus
T es tulis Tes Uraian
Menganalis dukungan
1945 berarti telah terbentuk negara dan pemerintah
spontan dan tindakan heroik
Republik Indonesia
dari berbagai daerah terhadap pembentukan negara dan pemerintah Republik Indonesia
Kumpulkan gambar Penugasan
dukungan spontan dan Tugas
tindakan heroik dari berbagai
Penilaian Indikator Pencapaian Kompetensi
Teknik
Bentuk
Contoh
Instrumen
Instrumen
proyek
daerah terhadap pembentukan negara dan pemerintah Republik Indonesia dengan referensi, foto, gambar, atau sumber lain yang relefan dan berikan tanggapanmu
Mengetahui
Tangerang Selatan, Januari 2015
Kepala Sekolah
Guru Bid. Studi
Cartam, S.Pd, M.Pd.
Hasanah, S.Pd.
NIP : 19631230 198703 1 008
NIP : -
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah
: SMP PGRI 1 Ciputat
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas / Semester
: VIII / 2
Standar Kompetensi : 5. Memahami usaha persiapan kemerdekaan Kompetensi Dasar : 5.2 Mendeskripsikan peristiwa-peristiwa sekitar proklamasi dan proses terbentuknya negara kesatuan Republik Indonesia Alokasi Waktu
: 6 X 40 menit (3 x pertemuan)
A. Tujuan Pembelajaran : Setelah selesai kegiatan pembelajaran, siswa dapat : Menyusun secara kronologis peristiwa-peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan Indonesia Membandingkan dan menguraikan perbedaan perspektif antar kelompok sekitar proklamasi kemerdekaan Indonesia Mendeskripsikan proses penyebaran berita tentang proklamasi kemerdekaan Indonesia dan sikap rakyat diberbagai daerah Menjelaskan proses terbentuknya negara dan pemerintah RI beserta kelengkapannya Menjelaskan pembentukan lembaga-lembaga pemerintahan di berbagai daerah
Karakter siswa yang diharapkan :
Disiplin ( Discipline ) Rasa hormat dan perhatian ( respect ) Tekun ( diligence ) Tanggung jawab ( responsibility ) Ketelitian ( carefulness)
B. Materi Ajar
Proklamasi kemerdekaan dan proses terbentuknya negara RI Peristiwa-peristiwa sekitar prokalamasi kemerdekaan Terbentuknya negara dan kelengkapannya
C. Metode Pengajaran*: a. Ceramah bervariasi d. Tanya jawab b. Diskusi e. Simulasi c. Inquiri f. Observasi / Pengamatan
D. Langkah-langkah Kegiatan Pertemuan 1-2 Materi : Peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan Pendahuluan : Memeriksa kehadiran siswa, kebersihan dan kerapihan kelas Memberikan motivasi kepada siswa agar siap dalam mengikuti pembelajaran Apersepsi ( pengetahuan prasarat ) : Bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia hanya dapat dicapai dengan perjuangan seluruh bangsa indonesia. Dan tidak terpisahkan adanya pertolongan dari Tuhan YME.
Kegiatan Inti : Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru: Guru membimbing siswa untuk mengamati gambar-gambar yang berkaitan dengan peristiwa sekitar kemerdekaan Indonesia. Guru menjelaskan tentanng berita kekalahan Jepang dalam perang Asia Pasifik menjelaskan peristiwa rengasdengklok dan kronologis pelaksanaan proklamasi kemerdekaan Indonesia
Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru: membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugastugas tertentu yang bermakna; memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis; memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut; memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif; memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar; memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan Siswa diminta memberikan contoh penyimpangan sosial dalam masayrakat dan upaya pemecahannya memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok; memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan; memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang
menumbuhkan
kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru: Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup, guru: bersama-sama
dengan
peserta
didik
dan/atau
sendiri
membuat
rangkuman/simpulan pelajaran; melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik Memberikan tugas induvidual agar siswa dapat mengidentifikasi cara mengisi kemerdekaan
Pertemuan 3. Materi : - Terbentuknya negara dan kelengkapannya Pendahuluan - Memeriksa kehadiran siswa, kebersihan dan kerapihan kelas - Motivasi, dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan misalnya : - Kapan Indonesia dikatakan terlepas dari belenggu penjajahan? - Apersepsi ( pengetahuan prasarat ) : - Unsur terbentuknya suatu negara adalah adanya wilayah, adanya warga negara/rakyat dan pemerintahan yang berdaulat
Kegiatan Inti Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru: Guru memandu siswa untuk mengkaji referensi mengenai terbentuknya negara dan kelengkapannya Tanyajawab pengesahan UUD serta pengangkatan Presiden dan wakil presiden Menjelaskan pembentukan kementrian dan pembagian daerah Menjelaskan kronologis pembentukan komite nasional Indonesia Membaca referensi yang berkaitan dengan pembentukan BKR dan badan ketentaraan
Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru: membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugastugas tertentu yang bermakna;
memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis; memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut; memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif; memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar; memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan Siswa diminta memberikan contoh penyimpangan sosial dalam masayrakat dan upaya pemecahannya memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok; memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan; memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang
menumbuhkan
kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru: memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik, memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber, memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan, memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar: berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar; membantu menyelesaikan masalah; memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi;
memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh; memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.
Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup, guru: bersama-sama
dengan
peserta
didik
dan/atau
sendiri
membuat
rangkuman/simpulan pelajaran; melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram; memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik
E. Sumber Belajar _ Buku Platinum Pembelajaran IPS terpadu _ Foto –foto dan gambar _ Atlas Sejarah _ Musium _ Monumen
F. Penilaian Hasil Belajar Penilaian Indikator Pencapaian Kompetensi Menjelaskan alasan jepang
Teknik
Tes tulis
membentuk BPUPKI Mendiskripssikan secara
Bentuk
Contoh
Instrumen
Instrumen
Tes Uraian Jelaskan alasan Jepang membentuk BPUPKI
Tes tulis
Tes Uraian Jelaskan peyusunan dasar dan
kronologis proses
konstitusi untuk negara
penyusunan dasar dan
Indonesia yang akan
konstitusi untuk negara
didirikan
Penilaian Indikator Pencapaian Kompetensi
Teknik
Bentuk
Contoh
Instrumen
Instrumen
Indonesia yang akan didirikan
Tes tulis
Tes Uraian Jelaskan alasan dibentuknya PPKI Dan peran yang sudah
Mendeskripsikan
dilakukan
dibentuknya PPKI dan peranannyadalam proses persiapan kemerdekaan Indonesia
Mengetahui
Tangerang Selatan, Januari 2015
Kepala Sekolah
Guru Bid. Studi
Cartam, S.Pd, M.Pd.
Hasanah, S.Pd.
NIP : 19631230 198703 1 008
NIP : -
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK .
j H :ta:,ca ;:a9. a.p):dt ::::2
: FITK-FR-AKD-081 Tgl. Terbit : 1 Maret 201 0 No. Revisi. : 01 No.
FORM (FR)
tr:ra?.1d
Dokumen
Ha
111
SURAT BIMBINGAN SKRIPSI Norror : Ln.0l,F.l/Kry-l.01.31
Larrp.
IIal
'.
..
r2OI4
Jakarta, 07 Mei 2014
-
: Bimbingan Skripsi
Kepada Yth.
Drs. H. Nurochim, MM Pembirnbing Skripsi Fakultas Ihnu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ass q Ianr u' a I q
ikum *'t'.v'b.
Dengan
ini
diharapkan kesediaan Saudara untuk rnenjadi pembimbing UII
(rnateri/teknis) penulisan skripsi rnahasisrva: Nama
Diah Yuniardi
NIM
1
Jurusan
Pendidikan IPS
Semester
VIII (Delapan)
Judul Skripsi
:
I 10015000095
"hnplementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Iltnu Pengetahuan Sosial di SMP PGRI
I
Ciputat"
Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 17 Desember 20 13, abstraksiloutline terlarnpir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional pada iudul tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pernbimbing menghubungi Jurusan terlebih dahulu.
diharapkan selesai dalam rvaktu 6 (enarn) bulan, dan dapat diperpanjang selama 6 (enarn) bulan berikutnya tanpa surat perpanJangan. Bimbingan skripsi
ini
Atas perhatian dan keq'a sarna Saudara. kami ucapkan terima kasih. lYas
saI
amu' a I o i kum u'r. v'b.
Kajur Pendidi
Dr. Iwan Purwanto, M. Pd NIP. 19730424 20080t | 0t2 Tembusan: 1. Dekan FITK 2. Mahasisrva ybs.
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA F!TK
No. Dokumen Tgl. Terbit
FORM (FR)
No-
Jl. lr. H Juada No 95 Ciputat 15412 lndoresia
Revisi:
Ha
: :
FITK-FR-AKD-082
:
02
1 Maret
2010
111
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN Nomor : Un.O1/F. l/l(M.01 .31.......]2015 Lamp. :Hal : Permohonan Izin Penelitian
Jakarta, 08 Januari 20
1
5
Kepada Yth.
I Ciputat
Kepala SMP PGzu
Di Tempat As
s
alamu' alaikunt
vv
r,wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa, Nama
Diah Yuniardi
NIM
l I 1001 5000095
Jurusan
Pendidikan IPS
Semester
IX (Sembilan)
Judul Skripsi
"Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SMP PGRI
I Ciputat"
Adalah benar mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang sedang menlusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di sekolah yang Bapak pimpin. Untuk itu kami mohon Bapak untuk dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksanakan penelitian yang dimaksud. Atas perhatian dan kerja sama Bapak, kami ucapkan terima kasih. Wa
ss
al amtt' al a ikunt w r.w b.
Kajur Fendidikan
D. r/{wan Purwanto, M.Pd NIP. 19730724200801 | 0r2
Tembusan:
l. Dekan FITK 2. Pembantu Dekan Bidang Akademik 3. Mahasiswa yang bersangkutan
PERKUMPULAN PEMBINA LEMBAGA PENDIDIKAN PGRI (PPLP-PGRI) KOTA TANGERANG SELATAN _ PROVINSI BANTEN
SMP PGRI 1 CIPUTAT STATUS TERAKRIDITASI A. SK BAP. No.34IBAP-S/M-S1(X112011 Jl. Pendidikan No. 30 Ciputat Tangerang Selatan, Telp/Fax 7409827 Pos 15411
SURAT KETERANGAN Nomor . 123 llll I 4 I O.2015 Yang bertanda tangan dibawah
ini,
:
Nama
:
Jabatan
: Kepala Sekolah
lnstansi / Perusahaan
: SMP PGRI 1 Ciputat : Jl. Pendidikan No. 30 Ciputat Kota Tangsel.
Alamat Menerangkan bahwa
Cartam, S. Pd. M. Pd.
:
Nama
:
NIM
: 1110015000095
Jurusan
: Pendidikan
Fakultas
:
llmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas
:
UIN Syarif Hidayatullah Jakrta
Telah melaksanakan Penelitian
DIAH YUNIARDI
IPS
/ Riset di SMP PGRI 1 Ciputat pasa bulan Januari
sampai dengan bulan Februari 2015 sehubungan dengan tugas akhir/ sekripsi.
Demikianlah surat keterangan ini dibuat, agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Tangeran Kepala
Selatan, 05 Februari 2015 ah
AM, S. Pd. M.Pd. 19631230 198703 1 008
LEMBAR UJI REFERENSI
Nama
: Diah
NIM
: 1110015000095
Jurusan
: Pendidikan
Yuniardi
IPS/Ekonomi
Judul Skripsi : "Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SMP PGRI 1 Ciputat"
No
Paraf
Referensi
BAB
1
I
Zaharaldis, Dasar-Dasar Kependidikan, (Bandung: Angkasa, 1981) h. 9.
2.
Alisuf Sabri, Pengantar llmu Pendidikan, (Jakarta: UN Jakarta Press, 200s)h.7 Dharma Kesuma, dl
3.
4.
5.
pengembangan mata diklat pendidikan karakter dan budaya bangsa)" h. 2. 6.
Tempo.
(
ll2{)i08353l i l0i-f iir"'ura
n-Sekolah-.lakarta-Naik20t3. 7. 8.
9.
_llSlLS-qn).
Diunduh pada tanggal 27 Desember
Muchlas samani dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2011) h. 15. Thomas Lickona, Character Matters (persoalan karakter),Teq. Dari Character Matters oleh Juma Abdu Wamaungo dan Jean Antunes Rudolf Zien, (lakarta: Bumi Aksara, 2013) Cet.2, h. 150 Sardiman, "Peran Pembelajaran IPS dan Pembangunan Karakter Bangsa"
2013,h.14,
(h1t11:i','stal'i.rr$-y,aq._ii!ls_it6-sr1_rl"q:ii_1:-11ifrl-e".:i"l'_-e"fti$_?!2 Q:lAr:
?1q20_i_llill_d.{1Lk-oJrq_[2QK-tuaiit"e"r?:]q2-0-?,i:d-t)
BAB II 10.
Syafruddin Nurdin, Guru Profesional (Padang: Quoantum Teaching, 2005), h. 7 0
&
Implementasi Kurikulum,
,'1-/ ,'7/' 17/'
11
Syafiuddin Nurdin, GtLnL Profesional
&
IntplententcLsi Ktu'ihtLlunt,
(Padang: Quoantum Teaching, 2005), h. 70
t2.
Heri
Gunawan, Pendidikatt Karakter Konsep
(Bandung: Alfabeta, 2012), h. 13.
don
Intple ntentasi,
1.
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahaso Indonesia Pusctt Bahasa, edisi keempat (Jakarla: Gramedia Pustaka Utama, 2008) h. 623.
14.
Fatchul
Mi'in, Pendidikan Krakater
ko.nstrul<si teoritik dan praktik,
(Yogyakarta; Ar-ruzz Media, 2011) h. 160. 15.
Yenni Suzana, "Pengembangan Nilai-nilai Karakter Mahasiswa dalam Pembelajaran melalui Metode Blended Learning" (lttt*:litttrnlis.
2013,
h.
7
5.
uny. ae .i d|697 {}i1l\\elial*ir",ir2{} 1}*sart',t'\\i2t}{s{).,',t2t.}-
?1{_t}_\_5rt:ru1i1;}*{l.t:.i?.,ir.t-Qi_qlf
16.
,
\rl,.f
_r1,,trdi)
Agus wibowo, Pendidikan Karakter berbasis Sastra, (Yogyakafia: Pustaka Pelajar, 2013)h. 12.
t7.
Heri Gunawa, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi, (Bandung: Alfabeta, 2012),h.3.
18.
Dharma Kesuma, dl
19.
l) h. 5.
Heri Gunawa, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi, (Bandung: Alfabeta, 2012),h.23.
20.
Barnawi dan M. Arifin, Strategi dan Kebijakan Pembelajaran Pendidikan Kar akt e r, (Yo gj akart a; Ar -ruzz Media, 20 | 2), h. 2 4.
21. Maksudin, pendidikan Krakter Dikotomik, (Yogyakarla: Pustaka Pelajar,
20t3),h.55. 22.
Anas Salahudin dan Iwan Alkrienciechie, Pendidikan Karakter Pendidikan Berbasis Agama dan Budaya Bangsa, (Bandung: Pusata Setia, 2002), h. 105.
23.
Anas Salahudin dan Iwan Alkrienciechie, Pendidikan Karakter Pendidikan Berbasis Agama dan Budaya Bangsa, (Bandung: Pusata Setia,
2002),h. 104. 24.
Mungin Eddy Wibowo, Etika dan moral dalam pembelajaran, (Jakarta: pusat Antar Universitas, 2001), h. 10.
1/
25.
Mungin Eddy Wibowo, Etika dan moral dolom pembelajaran, (Jakafia: pusat Antar Universitas, 2001), h.
27
Heri
dan
hnplementasi,
dan
Lnplementasi,
Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Kondep dan
Implementasi,
Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep
(Bandung: Alfabeta ,2012). h. 31 28.
1 1.
Heri
.
Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep
(Bandung: Alfabeta ,2072), h. 31. 29.
(Bandung: Alfabeta, 2072), h. 32. 30.
-'"L-/
,.t7
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Prespektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya Offset, 2011), h. 43.
31.
Muchlas dan Hariyanto, konsep dan model pendidikan karakter, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2011),
32.
h,46.
Muchlas dan Hariyanto, konsep dan model pendidikan karakter, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2011) h. 53.
JJ.
Retno Listyarti, Pendidikan Karakter Dalam Metode Aktif, Inovatif Dan
Kreatif, (Jakarta: Esensi Erlangga Group, 2012) h. 5-8. 34.
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012) h.
35.
tt2. Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Kondep dan
Implementasi,
(Bandung: Alfabeta ,2072), h. 36. 36.
Heri
/"L'
Gunawan, Pendidikan Karakter Kondep dan Implementasi,
(Bandung: Alfabeta, 2072), h. 25. -)t.
Evi Fatimur Rusydiyah dkk,
Perencanaon Pembelajaran, (Surabaya:
Amanah Pustaka, 2009), h. 13-8. 38.
Heri
Gunawan, Pendidikan Karakter Kondep dan Implementasi,
(Bandung: Alfabeta, 2012), h. 225. 39.
Evi Fatimur Rusydiyah dkk,
Perencanaan Pembelajaran, (Surabaya:
Amanah Pustaka, 2009),h 14-12. 40.
Heri
Gunawan, Pendidikan Karakter Kondep
dan
Implementasi,
(Bandung: Alfabeta, 2072), h. 225.
4t.
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandungi Remaj Rosdakarya,
20ll), h, 60.
/|'.'
,1)
Agung Eko Purwana, dkk., Pentbelajaran IPS MI edisi pertomo, (Surabaya: LAPIS-PGMI, 2009), h.9.
43.
Abdul Majid, Strategi Pembelcjaron, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
/tU-'
2013),h.4. 44.
Nadlir, dkk., Ilmu pengetahuan Sosiol edisi pertama, (Surabaya: LAPISPGMI,2009), h.
45.
10.
Sapriya, dkk., Pembelajaran dan eyaluasi hasil belajar 1PS, (Bandung: UPI PRESS,2006),h.6.
46.
Nadlir, dkk, Pentbelajaran dan evaluasi hasil belajar 1PS, (Bandung: UPI
--'/e' z--
PRESS,2006), h. 47.
8.
Nadlir, dkk., Pentbelajaran dan evaluasi hasil belajar 1PS, (Bandung: UPI PRESS ,2006),h. t2.
48.
Nadlir, dkk., Pembelajaran dan evaluasi hasil belajar 1PS, (Bandung: UPI PRESS,2006), h. 13.
49.
Wahyu Muataqim, "Pengaruh Penerapan Pendidikan Karakter Di Sekolah Terhadap Perilaku Akademik Siswa Kelas
XI Teknik Komputer
Di SMK Piri 1 Yogyakarta," (Skripsi S1 Fakultas Teknik,
Jaringan
Universitas
Negeri Yo gyakarta, 2013) 50.
Maidah Musthohyah, Penerapan Nilai-nilai Karakter Pada Pembelaj aran
IPS Terpadu MTs N Model Babat, (Fakultas Tarbiyah
UN
Maulana
Malik Ibrahim, 2012) 51
Hery Nugroho, "Implementasi Pendidikan Krakater Dalam Pendidikan Agama Islam
Di SMA Negeri 3
Semarang," (Tesis 52 pada program
magister Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo,2012)
BAB 52.
s3.
54. 55. 56.
III
Nurul Ztrtah, Medodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Jakarta:PT Bumi Aksara, 2007), h. 92. Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 20ll), h. 55. Sugiyono, Meto de P ene litian P endidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 300. Sugiyono, Meto de P eneli tian P endi dikan P endekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 61. Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h.173.
///
4
\
Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitiqn Kualitatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h.329. Sugiyono, Metod
e P enelitian P
endidikan
P
endekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 334. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 336, Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 369.
Jakarta,
0l April2015
Dr. H. Nurochim. MM NrP.1959071s 198403
l
003