IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DENGAN L TO L (LEARNING TO LIFE) MELALUI KEGIATAN COMMUNITY SERVICE DI SMAN 10 MALANG (SAMPOERNA ACADEMY)
Moh Syaiful Hafid Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang Jl. Semarang No 5 Malang Email:
[email protected]
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk: (1). mendeskripsikan rencana; (2). Menderkripsikan program; (3). mendeskripsikan dan menganalisis monitoring; (4). mendeskripsikan dan menganalisis evaluasi; (5). mendeskripsikan dan menganalisis kendala dan solusi dalam implementasi program pendidikan karakter bangsa dengan L to L (learning to life) melalui kegiatan Community Service di SMAN 10 Malang. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pendekatan deskriptif kualitatif ini didasarkan bahwa peneliti ingin memahami implementasi pendidikan karakter bangsa dengan L to L (Learning to Life) melalui kegiatan Community Service di SMAN 10 Malang. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data dengan menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Kata Kunci: Pendidikan Karakter, Learning to Life, Community Service Abstract: This study aims to: (1). Describe the plan, (2). Description programs; (3). Describe and analyze monitoring; (4). Describe and analyze the evaluation; (5). Describe and analyze the problems and solutions in the implementation of a national character education program with L to L (learning to life) through Community Service at SMAN 10 Malang. This study uses descriptive qualitative design. The descriptive qualitative design is based on the curiosity of the researcher to understand the implementation of character building of the nation by L to L (Learning to Life) through Community Service in SMAN 10 Malang. The data collecting techniques used in this study are observation, interview, and documentation. The data analysis techniques are data reduction, data serving, and making a conclusion. Keywords: Character Education, Learning to Life, Community Service
PENDAHULUAN Bangsa Indonesia sudah masuk pada usia 68 tahun (1945 – 2013), artinya sejak pada tahun 1945 bangsa Indonesia telah memproklamirkan kemerdekaannya dimata dunia, terlepas dari belenggu penjajahan bangsa asing. Tujuan dari pendirian bangsa Indonesia, memiliki harapan besar untuk melindungi segenap tumpah darah Indonesia,
kemajuan dan kesejahteraan umum, kehidupan bangsa yang cerdas, dan perdamaian. Tetapi, sesudah 68 tahun Indonesia merdeka, cita-cita pendirian bangsa Indonesia masih jauh dari harapan. Pendidikan sampai saat ini masih dipercaya sebagai suatu media yang ampuh dalam membangun kecerdasan sekaligus kepribadian anak manusia menjadi lebih baik, oleh karena itu, pendidikan secara terus menerus terus dibangun dan dikembangkan agar dari suatu proses pelaksanaan pembelajaran dapat menghasilkan generasi-generasi emas, generasi-generasi yang unggul dan dapat diharapkan untuk membawa bangsa Indonesia lebih baik.
LANDASAN TEORI Pendidikan karakter merupakan suatu pendidikan budi pekerti, sebagai pendidikan moral bagi manusia yang dilakukan dengan sadar dalam suatu tindakan nyata. Proses pembentukan suatu nilai tersebut didasarkan pada pengetahuan manusia tentang mengapa nilai itu dilakukan, semua nilai moral yang dilakukan dengan sadar itu bertujuan membantu manusia untuk menjadi manusia yang sesungguhnya. Nilai moral yang dimaksudkan adalah nilai moral yang dapat membantu manusia untuk dapat melakukan perbuatan yang lebih baik dari sebelumnya untuk hidup bersama manusia lainnya dan juga hidup bersama duniannya (learning to live together) untuk menuju kesempurnaan. Nilai itu masuk dalam berbagai kehidupan manusia mulai dari hubungan dengan sesama (orang lain, keluarga), diri sendiri (learning to be), hidup bernegara, alam dunia, dan Tuhan. Penanaman nilai moral di atas tidak lepas dengan tiga unsur yaitu, unsur kognitif (pikiran, pengetahuan, kesadaran), afektif (perasaan), dan psikomotor (perilaku). Simon Philips yang dikutip Muslich (2011:70) yaitu kumpulan tata nilai yang menuju pada suatu sistem yang melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku yang ditampilkan. Learning to Life merupakan program kerjasama SMAN 10 Kota Malang dengan Putera Sampoerna Foundation (PSF) dengan penerapan sebuah sistem yang menyeluruh dari pendidikan berasrama yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai keterampilan kepemimpinan, moralitas, empati, toleransi, dan kesadaran sosial yang diperlukan untuk memfasilitasi pembentukan para pemimpin muda masa depan. Learning to Life atau disebut dengan L to L (belajar untuk hidup) memiliki 4 (empat) cabang kegiatan (1).
Personal Wellbeing; (2). Creative Art; (3). Global Citizenship; dan (4). Community Service.
METODE Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Deskriptif kualitatif merupakan suatu prosedur penelitian yang menggunakan data deskriptif berupa katakata tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang dapat diamati. Maka pada penelitian ini menggunakan cara ilmiah yang berdasarkan pada rasionalitas, empiris dan sistematis dimana bersumber dari perilaku yang diamati peneliti tehadap objek tertentu baik berupa tindakan, perkataan maupun tulisan. Peneliti ikut berpartisipasi lama di lapangan, mencatat secara hati-hati apa yang terjadi, melakukan analisis reflektif terhadap berbagai dokumen yang ditemukan di lapangan, dan membuat laporan penelitian secara mendetail. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 10 Kota Malang Jalan Raya Tlogowaru Telp/Fax. 0341-719300, 0341-2993153 Kota Malang Kode Pos 65139, Jawa Timur, Indonesia. Prosedur pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini meliputi, observasi, wawancara dan dokumentasi. Data yang terkumpul dianalisis secara induktif. Miles and Huberman (1984) dalam Sogiyono (2010:246) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktifitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display dan conclusion drawing/verification. Pengumpulan data
Reduksi Data
Penyajian data
Penarikan Kesimpulan/Verifikasi
Sumber: Sugiyono.2010:246. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D Sugiyono (2010:267) mengatakan dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Tetapi kebenaran realitas data penelitian kualitatif bersifat jamak. Berikut skema uji kredibilitas data dalam penelitian kualitatif:
Perpanjangan Pengamatan
Peningkatan Ketekunan
Triangulasi
Membercheck
Sumber: Sugiyono. 2010:267. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D HASIL DAN PEMBAHASAN Learning to Life (L to L) di SMAN 10 Kota Malang adalah pendidikan yang holistik. Sehingga keilmuan yang diberikan selain akademik juga memberikan non akademik. Karena memang visi SMAN 10 Kota Malang adalah teaching leader jadi tidak hanya akademik tapi SMAN 10 Kota Malang juga memberikan life skillnya itu masuk pada learning to life. Learning to Life dibagi menjadi 4 (empat) pilar, (a). Personal Well Being; (b). Creativity and Arts; (c). Global Citizenship; dan (d). Community Service. Rencana dalam Implementasi Pendidikan Karakter Bangsa dengan L to L (learning to life) melalui Kegiatan Community Service di SMAN 10 Kota Malang Perencanaan dalam melaksanakan program kerja Community Service maka diperlukan adanya suatu (a). penyusunan program kerja; (b). sosialisasi program kerja secara internal, sosialisasi secara internal ini sosialisasi kepada peserta Community Service yang akan melakaukan Community Service ke unit-unit dan peserta yang sudah ditentukan; dan (c). Sosialisasi program kerja secara eksternal, sosialisasi secara eksternal ini dilakukan untuk menjalin koordinasi antara sekolah dengan unit Community Service dan peserta Community Service dengan unit Community Service. Unit-unit Community Service tersebut antara lain: (a). Kebun Buah Naga; (b). Holtikultura; (c). KKR (Kader Kesehatan Remaja); (d). Sobat Pustaka; (e). Program Bimbingan Belajar; (f). Dinas Kelautan dan Perikanan; (g). SDN 1 Tlogowaru; dan (h). Posyandu Tlogowaru. Program dalam Implementasi Pendidikan Karakter Bangsa dengan L to L (learning to life) melalui Kegiatan Community Service di SMAN 10 Kota Malang Kegiatan Community Service merupakan pembelajaran hidup yang berkaitan dengan pelayanan dan pengabdian kepada masyarakat. Siswa-siswi dalam kegiatan ini memberikan kontribusi kepada masyarakat untuk membantu masyarakat yang membutuhkan, selain itu juga kegiatan Community Service juga sebagai lahan bagi siswa-siswi untuk belajar otentik tentang masalah yang ada di masyarakat.
Community Service merupakan project bagi siswa-siswi untuk mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang peran kegiatan sipil ada di masyarakat, untuk memberikan kontribusi ke layanan masyarakat atau amal, dan untuk belajar dan menerapkan prinsip-prinsip dari banyak komponen pemasaran manajemen . Tujuan dari Community Service adalah untuk memberikan kesempatan bagi siswa untuk menunjukkan keterampilan yang diperlukan dalam perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi proyek pelayanan masyarakat. Adapun program/kegiatan yang dilakukan oleh peserta Community Service pada masing-masing unit Community Service, Sebagai berikut: 1. Kebun Buah Naga Peserta community service melakukan penghijauan dan melestarikan kebun buah naga yang ada di samping kanan kantor SMAN 10 Kota Malang dengan luas sekitar 10 m x 10 m, kegiatan tersebut dilakukan setiap hari sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh peserta community service unit kebun buah naga, pertemuan rutin dilakukan setiap hari Sabtu pukul 08.30 – 10.30 WIB dengan agenda kegiatan membahas tentang kegiatan penghijauan dan pelestarian kebuan buah naga SMAN 10 Kota Malang. Jumlah peserta kegiatan community service ini berjumlah 33 peserta/siswa. Nilai-nilai karakter yang diterapkan pada kegiatan community service unit Kebun Buah Naga adalah (a). Peduli lingkungan, peserta community service selalu bersikap, bertindak, dan berupaya dalam mencegah kerusakan pada lingkungan dan memperbaiki beberapa kerusakan-kerusakan yang terjadi pada kebun buah naga; (b). Toleransi, peserta community service selalu bersikap dan bertindak yang selalu menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda pada setiap peserta community service; (c). Disiplin, peserta community service selalu bertindak yang menunjukkan perilaku tertib dan pada berbagai ketentuan dan peratiran yang berlaku dalam community service unit kebun buah naga; (d). Komunikatif, peserta community service selalu bertindak yang memerlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerjasama dengan orang lain secara baik. 2. Holtikultura Peserta community service melestarikan dan menjaga lingkungan mulai dari penanaman, pemupukan, penyiraman, mengolah tanahnya, kegiatan ini dalakukan di
lahan utara kebun buah naga dengan luas sekitar 15 m X 6 m. kegiatan tersebut dilakukan setiap hari sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh peserta community service unit holtikultura, pertemuan rutin dilakukan setiap hari Sabtu pukul 08.30 – 10.30 WIB dengan agenda kegiatan membahas tentang kegiatan pelastarian dan menjaga lingkungan holtikultura SMAN 10 Kota Malang. Tanaman holtikultura yang di tanam adalah ketela pohon, cabai, papaya, sawo. Jumlah peserta kegiatan community service ini berjumlah 18 peserta/siswa. Nilai-nilai karakter yang diterapkan pada kegiatan community service unit holtikultura adalah (a). Peduli lingkungan, peserta community service selalu bersikap, bertindak dan berupaya dalam mencegah kerusakan pada lingkungan dan memperbaiki beberapa kerusakan-kerusakan yang terjadi pada kebun buah naga; (b). Toleransi, peserta community service selalu bersikap dan bertindak yang selalu menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda pada setiap peserta community service; (c). Disiplin, peserta community service selalu bertindak yang menunjukkan perilaku tertib dan pada berbagai ketentuan dan peratiran yang berlaku dalam community service unit holtikultura; (d). Komunikatif, peserta community service selalu bertindak yang memerlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerjasama dengan orang lain secara baik. 3. KKR (Kader Kesehatan Remaja) Peserta community service membantu petugas kesehatan di Klinik Asrama yaitu dengan screening kesehatan bagi siswa baru, mencari data-data siswa baru untuk di screening, kegiatan ini dalakukan di Klinik Asrama SMAN 10 Kota Malang. Kegiatan tersebut dilaksanakan setiap hari Sabtu pukul 08.30 – 10.30 WIB dengan agenda kegiatan membahas tentang kegiatan kesehatan SMAN 10 Kota Malang. Jumlah peserta kegiatan community service ini berjumlah 13 peserta/siswa. Nilai-nilai karakter nilai-nilai karakter yang diterapkan pada kegiatan community service unit KKR (Kader Kesehatan Remaja) adalah (a). Peduli Sosial, peserta community service selalu bersikap dan bertindak untuk memberikan bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan; (b). Bersahabat, peserta community service selalu bertindak yang memperlihatkan rasa senang bergaul dan bekerjasamadengan orang lain; (c). Disiplin, peserta community service selalu bertindak yang menunjukkan perilaku tertib dan pada berbagai ketentuan dan peratiran yang berlaku dalam
community service unit KKR (Kader Kesehatan Remaja); (d). Rasa Ingin Tahu, peserta community service selalu bersikap yang selalu berusaha untuk mengetahui lebih mendalam dari sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan didengar tentang dunia kesehatan. 4. Sobat Pustaka Peserta community service Entri data, menata buku, update buku keperpustakaan online. Kegiatan ini dilaksanakan di Perpustakaan SMAN 10 Kota Malang. Kegiatan tersebut dilaksanakan setiap hari sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan oleh peserta community service unit sobat pustaka, setiap Sabtu pukul 08.30 – 10.30 WIB diadakan pertemuan wajib dengan agenda kegiatan membahas tentang kegiatan kepustakaan SMAN 10 Kota Malang. Jumlah peserta kegiatan community service ini berjumlah 19 peserta/siswa. Nilai-nilai karakter yang diterapkan pada kegiatan community service unit Sobat Pustaka adalah (a). Komunikatif, peserta community service selalu bertindak yang memerlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerjasama dengan orang lain secara baik.; (b). Kerja Keras, peserta community service selalu berperilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya; (c). Gemar Membaca, peserta community service selalu membiasakan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya; (d). Rasa Ingin Tahu, peserta community service selalu bersikap yang selalu berusaha untuk mengetahui lebih mendalam dari sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan didengar tentang dunia kepustakaan. 5. Program Bimbingan Belajar Peserta community service mengajar anak-anak Papua yang mengikuti program beasiswa Pertamina. Kegiatan ini dilaksanakan di Ruang Kelas SMAN 10 Kota Malang. Kegiatan tersebut dilaksanakan setiap hari Sabtu pukul 08.30 – 10.30 WIB dengan agenda kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Jumlah peserta kegiatan community service ini berjumlah 35 peserta/siswa. Nilai-nilai karakter yang diterapkan pada kegiatan community service unit Program Bimbingan Belajar adalah (a). Komunikatif, peserta community service selalu bertindak yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerjasama dengan orang lain secara baik.; (b). Kerja Keras, peserta community service selalu berperilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar
dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya; (c). Demokratis, peserta community service selalu berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain; (d). Rasa Ingin Tahu, peserta community service selalu bersikap dan berusaha untuk mengetahui lebih mendalam dari sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan didengar tentang dunia pembelajarn dan budaya, bahasa, suku, ras, agama anak-anak papua; (e). Peduli Sosial, peserta community service selalu bersikap dan bertindak yang selalu ingin memberikan bantuan pada orang lain dan masayarakat yang membutuhkan; (f). Jujur, peserta community service selalu berperilaku yang didasarkan pada upaya yang menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan; dan (g). Toleransi, peserta community service selalu bersikap dan bertindak yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dengan dirinya.
6. Dinas Kelautan dan Perikanan Peserta community service membantu petugas Dinas Kelautan dan Perikanan untuk menguras kolam, memberi makan ikan, dan membuat makanan ikan. Kegiatan ini dilaksanakan di Kolam Ikan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Malang yang beralamat di Jalan Trunojoyo nomor 66A Kepanjen. Kegiatan tersebut dilaksanakan setiap hari Sabtu pukul 08.30 – 10.30 WIB dengan agenda kegiatan membantu menguras kolam, memberi makan ikan, dan membuat makanan ikan. Jumlah peserta kegiatan community service ini berjumlah 10 peserta/siswa. Nilai-nilai karakter yang diterapkan pada kegiatan community service unit Dinas Kelautan dan Perikanan adalah (a). Menghargai Prestasi, peserta community service selalu bersikap dan bertindak yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat dan mengakui serta menghormati keberhasilan orang lain; (b). Kerja Keras, peserta community service selalu berperilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya; (c). Cinta Damai, peserta community service selalu bersikap, berkata, dan bertindak yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya; (d). Disiplin, peserta community service selalu bertindak yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan
peraturan; (e). Toleransi, peserta community service selalu bersikap dan bertindak yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dengan dirinya. 7. SDN 1 Tlogowaru Peserta community service Mengajar pramuka, mulai dari sejarah pramuka dan lain-lain yang berkaitan dengan pramuka. Kegiatan ini dilaksanakan di SDN 1 Tlogowaru. Kegiatan tersebut dilaksanakan setiap hari Sabtu pukul 08.30 – 10.30 WIB dengan agenda kegiatan pembinaan kepanduan/kepramukaan. Jumlah peserta kegiatan community service ini berjumlah 15 peserta/siswa. Nilai-nilai karakter yang diterapkan pada kegiatan community service unit SDN 1 Tlogowaru adalah (a). Komunikatif, peserta community service selalu bertindak yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerjasama dengan orang lain; (b). Kerja Keras, peserta community service selalu berperilaku yang menunjukkan uapaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya; (c). Demokratis, peserta community service selalu berfikir, bersikap, dan bertindakyang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain; (d). Disiplin, peserta community service selalu bertindak yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan; (e). Cinta Tanah Air, peserta community service selalu berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa; (f). Peduli Sosial, peserta community service selalu bersikap dan bertindak yang selalu ingin memberikan bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan; (g). Cinta Damai, peserta community service selalu berikap, berkata, dan bertindak yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya; dan (h). Toleransi, peserta community service selalu bersikap dan bertindak yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dengan dirinya. 8. Posyandu Tlogowaru Peserta community service membantu untuk memberikan pelayanan terpadu kepada Masyarakat Tlogowaru. Kegiatan ini dilaksanakan di Kantor Kepala Desa Tlogowaru. Kegiatan tersebut dilaksanakan setiap hari Sabtu pukul 08.30 – 10.30 WIB
dengan agenda kegiatan pelayanan terpadu kepada masyarakat Tlogowaru. Jumlah peserta kegiatan community service ini berjumlah 8 peserta/siswa. Nilai-nilai karakter nilai-nilai karakter yang diterapkan pada kegiatan community service unit KKR (Kader Kesehatan Remaja) adalah (a). Peduli Sosial, peserta community service selalu bersikap dan bertindak untuk memberikan bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan; (b). Bersahabat, peserta community service selalu bertindak yang memperlihatkan rasa senang bergaul dan bekerjasamadengan orang lain; (c). Disiplin, peserta community service selalu bertindak yang menunjukkan perilaku tertib dan pada berbagai ketentuan dan peratiran yang berlaku dalam community service unit KKR (Kader Kesehatan Remaja); (d). Rasa Ingin Tahu, peserta community service selalu bersikap yang selalu berusaha untuk mengetahui lebih mendalam dari sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan didengar tentang dunia kesehatan. Secara umum nilai-nilai karakter yang tertanam dalam kegiatan Community Service antara lain: (a). Peduli lingkungan; (b). Toleransi; (c). Disiplin; (d). Bersahabat/Komunikatif; (e). Peduli Sosial; (f). Rasa Ingin Tahu; (g). Kerja Keras; (h). Gemar Membaca; (i). Menghargai Prestasi; (j). Jujur; (k). Demokratis; (l). Cinta Tanah Air; dan (m). Cinta Damai.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti tentang Implementasi Pendidikan Karakter Bangsa dengan L To L (Learning to Life) Melalui Kegiatan Community Service di SMAN 10 Kota Malang, maka dapat disimpulkan bahwa rencana program L to L (Learning to life) melalui kegiatan community service di SMAN 10 Kota Malang adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan suatu program untuk melaksanakan Community Service maka diperlukan adanya suatu (a). penyusunan program kerja; (b). sosialisasi program kerja secara internal; dan (c). Sosialisasi program kerja secara eksternal. Unit-unit Community Service tersebut antara lain: (a). Kebun Buah Naga; (b). Holtikultura;
(c). KKR (Kader Kesehatan Remaja); (d). Sobat Pustaka; (e). Program Bimbingan Belajar; (f). Dinas Kelautan dan Perikanan; (g). SDN 1 Tlogowaru; dan (h). Posyandu Tlogowaru. 2. Kegiatan Community Service dilaksanakan setiap hari Sabtu Pukul 08.30 – 10.30 WIB, beberapa unit Community Service ada yang melaksanakan kegiatan setiap hari sesuai dengan jadwal yang telah disepakati di masing-masing unit community service. Secara umum nilai-nilai karakter yang tertanam dalam kegiatan Community Service antara lain: (a). Peduli lingkungan; (b). Toleransi; (c). Disiplin; (d). Bersahabat/Komunikatif; (e). Peduli Sosial; (f). Rasa Ingin Tahu; (g). Kerja Keras; (h). Gemar Membaca; (i). Menghargai Prestasi; (j). Jujur; (k). Demokratis; (l). cinta tanah air; (m). Demokrasi; dan (q). cinta damai. 3. Monitoring dalam implementasi pendidikan karakter bangsa dengan L to L (Learning to life) melalui kegiatan Community Service di SMAN 10 Kota Malang merupakan kegiatan wajib yang dilakukan oleh sekolah untuk memonitoring para peserta Community Service melalui (a). pendampingan dari Guru-guru pendamping; (b). jurnal kegiatan; (c). presensi kegiatan Community Service. 4. Evaluasi dalam implementasi pendidikan karakter bangsa dengan L to L (Learning to life) melalui kegiatan Community Service di SMAN 10 Kota Malang merupakan suatu kegiatan yang tidak bisa ditinggalkan dalam kegiatan Community Service ini, adanya evaluasi bagi peserta Community Service dan penyelenggara kegiatan Community Service (sekolah) dapat mengevaluasi dan merefleksi dari kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh para peserta Community Service. Evaluasi yang dilakukan oleh penyelenggara kegiatan Community Service (sekolah) adalah dengan memberikan sebuah tuntutan kepada para peserta Community Service untuk adanya suatu laporan kegiatan, presensi peserta/jurnal, dan raport (total perolehan jam L to L). 5. Kendala dalam mengimplementasikan pendidikan karakter bangsa dengan L to L (Learning to life) melalui kegiatan Community Service di SMAN 10 Kota Malang tidak bisa dihindari, antara lain: (a). padatnya aktivitas siswa; (b). Jarak tempuh community service; (c). Bukti kepada Masyarakat (tahun Pertama (2010)); (d). Sarana Prasarana community service; dan (e). ACC Proposal yang lama.
6. Solusi dari beberapa kendala yang telah dialami oleh sekolah dan peserta Community Service adalah sebagai berikut: (a). Pembelajaran yang komprehensif; (b). Sosialisasi dan koordinasi yang baik dengan peserta community service, pimpinan instansi/aparatur desa setempat; (c). Pemakain sarana prasarana lebih dipercayakan pada peserta community service. Saran Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti tentang Implementasi Pendidikan Karakter Bangsa dengan L To L (Learning to Life) melalui Kegiatan Community Service di SMAN 10 Kota Malang, maka peneliti dapat memberikan beberapa rekomendasi, yaitu: 1. Adanya pembekalan tentang pembelajaran yang komprehensif (manajemen waktu) agar peserta Community Service dapat memanajemen waktunya dengan baik, karena jadwal kegiatan siswa SMAN 10 Kota Malang sangat padat; 2. Melakukan sosialisasi/koordinasi secara continue dengan pihak instansi atau aparatur desa setempat yang ditempati sebagai pelaksanaan kegiatan Community Service; 3. Memberikan tanggugjawab secara penuh kepada peserta Community Service untuk memegang peranan dalam pengelolaan sarana prasarana kegiatan Community Service; dan 4. Tetap dilaksanakannya program L to L (Learning to Life) melalui kegiatan Community Service, karena ini sangat bermanfaat untuk mengembangkan keterampilan psikologis dan sosio kultural siswa sebagai pembelajaran, baik pembelajaran di lingkungan keluarga, satuan pendidikan maupun di masyarakat secara langsung.
DAFTAR RUJUKAN Buku Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Pedoman Umum Pelaksanaan Pendidikan Berbasis Keterampilan Hidup (life skill) Melalui Pendidikan Broad Based Education dalam Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda. Jakarta: Ditjen PLS dan Pemuda-Depdiknas.
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Life Skill-Pendidikan Kecakapan Hidup. Jakarta: Depdiknas. Anwar. 2004. Pendidikan Kecakapan Hidup (life skill education). Bandung: Alfabeta. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Uno, Hamzah, B. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Universitas Negeri Malang.2010.Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, Tugas Akhir, Laporan Penelitian (edisi kelima). Malang: Universitas Negeri Malang Moedzakir, M., Djauzi. 2010. Desain dan Model Penelitian Kualitatif (Biografi, Fenomenologi, Teori Grounded, Etnografi dan Studi Kasus). Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang. Kementerian Pendidikan Nasional. 2010. Buku Induk Pembangunan Karakter. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional. Kementerian Pendidikan Nasional. 2010. Desain Induk Pendidikan Karakter. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional. Kementerian Pendidikan Nasional. 2010. Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter (berdasarkan pengalaman di satuan pendidikan rintisan). Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional Badan Peneliti dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Moleong, Lexy, J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Muslich, Masnur. 2011. Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional. Jakarta: Bumi Aksara. Wibisono, Agus. 2012. Pendidikan Karakter Strategi Membangun Karakter Bangsa Berkepribadian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Undang-undang/Surat Keputusan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945. Jakarta: Sekretaris Jenderal MPR RI. Undang-undang Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Surat Keputusan Direktoral Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor 38/DIKTI/Kep/2002.
Peraturan Pemerintah No. 55 tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan Pasal 2 ayat (1). Internet Suyanto. 2010. Urgensi Pendidikan Karakter, (Online), (www.mendikdasmen.depdiknas.go.id/web/pages/urgensi.html) diakses 4 Maret 2013. Wikipedia. 2013. Ilmu Sosial, (online), (http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_sosial), diakses 24 September 2013. Kamus Besar Bahasa Indonesia, (online), (http://pusatbahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/) diakses 14 November 2013.