IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK PADA SISWA KELAS VIII DI SMP AL-ZAHRA INDONESIA PAMULANG Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dna Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I.)
Disusun oleh: Edi Sutrisna Putra NIM: 109011000273
Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2014
ABSTRAK Nama: Edi Sutrisna Putra NIM: 109011000273 FAK/JUR: Ilmu Tarbiyah dan Keguruan / Pendidikan Agama islam Judul: Implementasi Pembelajaran Aqidah Akhlak Pada Siswa Kelas VIII SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jawaban bagaimana pembelajaran Pendidikan Agama Islam (akhlak) di SMP Al-Zahra Indonesia. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Zahra Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu penelitian lapangan (field research) yang menggunakan instrument wawancara dan observasi serta telaah kurikulum. Dari penelitian yang telah dilakukan kepada sejumlah siswa dan guru mata pelajaran aqidah akhlak yang menjadi responden, penulis melakukan analisis data hasil wawancara yang merupakan bagian penting dalam metode ilmiah untuk menjawab masalah penelitain ini. Implementasi pembelajaran aqidah akhlak pada siswa kelas VIII SMP AlZahra Indonesia, antara materi yang disampaikan atau norma dengan sikap atau prilaku siswa cukup baik, hal ini terlihat dari hasil penelitian di SMP tersebut. Untuk mempertahankan dan meningkatkan akhlak dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (aqidah akhlak), yang merupakan tujuan inti di dalam proses pembelajaran siswa-siswi agar bisa tercapai dengan baik maka penulis menyarankan kepada pihak sekolah untuk menjadikan akhlak sebagai orientasi utama dan pertama didalam penilaian, dengan diimbangi oleh kapasitas intelektual siswa, disarankan pula untuk para guru menjadi suri tauladan bagi siswa-siswinya agar akhlak siswa setiap hari semakin baik dalam kehidupan sehari-harinya baik di sekolah khususnya, umumnya di luar sekolah.
i
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah menganugerahkan rahmat dan hidayah-nya. Shalawat dan salam saya sanjungkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta para pengikutnya sampai akhir zaman. Tidaklah terlepas ucapan terima kasih syukur bahagia yang tiada terhingga sampai kapan pun untuk kedua orang tua keluargaku tercinta Ayahanda H. Abdul Aziz dan Ibunda Hj. Mumun yang selalu mendo’akanku, mendidikku dengan penuh keikhlasan, keridhoan dan kesabaran serta kasih sayangnya hingga saat ini, kepada Saudara-saudaraku Khoirul Rizal dan istri, Andi Rahman Hakim dan istri, dan Lulu Lutfia Rizkia yang selalu memberikan semangat arti penuh makna dalam menuju hidup yang kaya amanah akan keberkahan dan semoga Allah SWT senantiasa menuntun dan menjaga mereka dalam menuju keridhoan-nya. Sebagai manusia, penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan kelemahan. Tanpa bantuan serta dorongan dari berbagai pihak yang secara tulus ikhlas memberikan bantuannyasecara moril maupun materiil, dimungkinkan skripsi ini tidak akan selesai. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penilisan menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan menghaturkan ucapkan terima kasih kepada: 1. Dra. Nurlela Rifa’I, M.A, Ph.D., Dekan Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Dr. H. Abdul Majid Khon, M.A., Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 3. Marhamah Saleh, Lc., M.A., Sekretaris Jurusan Pendidian Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ii
4. Drs. Rusdi Jamil, MA, Dosen pembimbing skripsi yang dengan tulus ikhlas memberikan bimbingan, bantuan serta motivasinya untuk menyelesaikan skripsi ini. 5. H. Adi Sunaryo dan Istri Serta Bapak Ghufron, M.pd.I, selaku pendiri yayasan dan kepala sekolah SMP Al-Zahra Indonesia, yang telah sudi kiranya menerima penulis dengan baik dan terbuka dalam melakukan penelitian disekolahnya, sehingga penulis dapat dengan mudah memperoleh data-data yang dapat mendukung penulisan skripsi ini. 6. Teman-teman seperjuangan di Jurusan PAI 2009, Khususnya Kang sholehhuddin, Bang Sihab, Ahmad Fauzi, Sadam Husen, Alimuddin, Ryan Ariandi, Fauzi Ayatullah, Irfan Zidni, Ahmad Qosay, Saepulluddin, Dicky Hermawan, Kholilurahman, Firdaus, Sarya, serta teman-teman mahasiswa yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan semangat dan bantuan selama ini. 7. Akhmad Jihad, S.Pd.I., seorang sahabat yang selalu menemani dalam penyusunan skripsi ini, memberikan masukan, nasehat, dan kritik yang membangun layaknya seorang dosen pembimbing. Mungkin hanya Allah yang bisa membalas semua kebaikanmu wahai sahabat. 8. Teman-teman Remaja Islam Masjid An-nur (RISMA) yang selalu memberikan semangat dikala datang kemalasanku, menumbuhkan kembali semangat baru dengan kebersamaan. Ustad Ahmad Shobari, Dian, Yusuf, Syarif, Ardi, Dwi, Aji, Fitri dan mereka yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
Tangerang, 19 Oktober 2014 Penulis
EDI SUTRISNA PUTRA iii
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAAN PANITIA SIDANG LEMBAR PERNYATAAN KARYA ILMIAH ABSTRAK ........................................................................................................... i KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... viii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 4 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ..................................................... 5 D. Tujuan Penelitian .................................................................................... 5 E. Kegunaan Penelitian ................................................................................ 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori............................................................................................. 7 1. Implementasi Pembelajaran ............................................................... 7 a. Pengertiam Implementasi................................................................ 7 b. Pengertian Pembelajaran ................................................................ 7 c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembelajaran ........................ 9 2. Aqidah ................................................................................................ 10 a. Pengertian Aqidah .......................................................................... 10 b. Hakikat ........................................................................................... 11 c. Pembagian Aqidah.......................................................................... 11 d. Implementasi Aqidah Dalalm Kehidupan Sehari-hari ................... 13 3. Akhlak ................................................................................................. 14 a. Pengertian Akhlak .......................................................................... 14 iv
b. Pembentukan Akhlak ..................................................................... 19 c. Pembinaan Akhlak.......................................................................... 23 d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembinaan Akhlak ............... 27 B. Hasil Penelitian Yang Relevan ............................................................... 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian ............................................................... 31 B. Metode Penelitian ................................................................................... 31 C. Pengumpulan Data ................................................................................. 31 D. Validitas Data ......................................................................................... 33 E. Pengolahan dan Analisis Data ................................................................ 33 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Profil Sekolah SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang Tangerang Selatan ..................................................................................................... 35 1.Gambaran Umum SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang Tangerang Selatan ................................................................................................ 35 2. Kondisi Umum SMP Al-Zahra Indonesia........................................... 36 3. Sarana Dan Prasarana ......................................................................... 38 4. Visi dan Misi SMP Al-Zahra Indonesia.............................................. 39 5. Kurikulum SMP Al-Zahra Indonesia .................................................. 39 6. Keadaan Guru, Karyawan, dan Siswa SMP Al-Zahra Indonesia ....... 40 B. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Aqidah Akhlak pada siswa kelas VIII SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang .......................................... 43
1. Pelaksanaan Pembelajaran Aqidah Akhlak pada siswa kelas VIII SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang ..................................................................... 43 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pelaksanaan Pembelajaran Aqidah Akhlak pada SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang....................................... 53
C. Implementasi Pembelajaran Aqidah Akhlak Pada siswa kelas VIII SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang .................................................................... 56 v
1. Implementasi Pemebelajaran Aqidah Akhlak di Lingkungan Keluarga Berdasarkan hasil wawancara ...................................................... 56
2. Implementasi Pembelajaran Aqidah Akhlak di lingkungan Sekolah ............................................................................................... 59 3. Implementasi Pembelajaran Aqidah Akhlak di Lingkungan Masyarakat .................................................................................................. 61 4. Implementasi Pembelajaran Aqidah Akhlak Dalam Pembiasaan Akhlakul Karimah ....................................................................................... 64 5. Implementasi Pembelajaran Aqidah Akhlak Dalam Mencegah Akhlakul Mazmumah .................................................................................. 66
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................................. 69 B. Saran........................................................................................................ 69 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 71 LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL Tabel 1
Profil Informan..........................................................................................34
Tabel 2
Daftar Materi Pembelajaran SMP Al-Zahra Indonesia .............................42
Tabel 3
Data Jumlah Guru .....................................................................................43
Tabel 4
Karyawan-Karyawan SMP Al-Zahra Indonesia .......................................44
Tabel 5
Data Jumlah Siswa –Siswi SMP Al-Zahra Indonesia ...............................45
Tabel 6
Program Tahunan Pembelajaran Aqidah Akhlak ............................................47
vii
DAFTAR LAMPIRAN 1. Hasil wawancara guru bidang studi Aqidah Akhlak SMP Al-Zahra Indonesia 2.Hasil Wawancara siswa kelas VIII SMP Al-Zahra Indonesia 3.Surat keterangan bimbingan skripsi 4.Surat keterangan izin riset dari Fakultas 5.Surat keterangan penelitian dari SMP Al-Zahra Indonesia 6.Uji Referensi
viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di lembaga sekolah tingkat pertama sangat didominasi oleh pelajaran umum seperti IPA dan IPS, sedangkan Pelajaran Agama Islam (aqidah akhlak) di lembaga tersebut sangat minim, mulai dari alokasi waktu yang diberikan hanya 2 jam di setiap kelas, guru agama Islam hanya berjumlah beberapa orang, serta buku panduan yang diajarkan di sekolah tersebut juga belum memadai baik dari segi isi buku maupun pengarang buku tersebut. Melihat dari fenomena tersebut, tentunya akan sangat sulit mencapai tujuan pendidikan keagamaan dengan baik yang ada dalam kurikulum mata pelajaran, dengan waktu yang begitu singkat padahal si anak tidak hanya dituntut mendapatkan materi tentang apa itu akhlak dan berbagai macamnya, tapi justru hal yang paling utama adalah bagaimana cara pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. Jika kita meminjam pendapat kaum Hedonis, sebagaimana yang di kutip Ahmad Amin, dalam Bukunya yang berjudul “Etika (Ilmu Akhlak)”, maka alokasi waktu tersebut jauh dari cukup, karena pelajaran akhlak menuntut adanya praktik dalam masyarakat, mereka berpendapat, .Pelajaran akhlak mempunyai pengaruh yang besar dalam praktik hidup, karena teori ini membatasi tujuan hidup. Yaitu kebahagiaan perseorangan yang menurut pendapat paham Hedonism atau kebahagiaan masyarakat menurut pendapat paham Universalistic Hedonisme.1 Dalam kehidupan nyata sendiri, setiap manusia akan lebih banyak mendapatkan pendidikan akhlak melalui dunia nonformal, atau lebih pada pemberian contoh dari kaum yang lebih tua, yang terkadang kaum tua sendiri lebih banyak memberikan contoh yang tidak baik. Karenanya, sektor pendidikan formal (melalui sekolah) atau nonformal (Pendidikan Pesantren) menjadi solusi yang amat diperlukan oleh masyarakat 1
Ahmad Amin, Etika (Ilmu Akhlak), (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1975), h. 134
1
guna pendidikan akhlak anak. Dengan harapan ketika si anak terjun kemasyarakat ia mampu memposisikan dirinya sebagai manusia yang bias diterima diberbagai golongan atau usia, dan bahkan harapan yang lebih jauh ia menjadi manusia yang terhormat. Permasalahannya sekarang adalah, apakah dengan tenggang waktu pendidikan yang relatif sedikit atau sebentar tersebut si anak mampu menjawab semua permasalahan yang ada di masyarakatnya yang seiring waktu permasalahan tersebut akan berkembang atau apakah ia mampu menjadi remaja yang diharapkan? Karena pada realita-nya masyarakat hanya bisa menuntut hal yang baik. Berkaitan dengan masalah akhlak, Islam menghadirkan berberapa landasan teori yang tertuang dalam al-Quran dan Hadis, dan perkataan para ulama salaf. Diantaranya sebagai berikut: 1. Al-Qur‟an
“Sesungguhnya engkau (muhammad) berada diatas budi pekerti yang Agung” (Q.S. Al-Qalam : 4).2
2. Al-Hadis
"Aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia".3 (HR. Ahmad) 3. Menurut ulama dan Tokoh-Tokoh Muslim a. Abdul Hamid Yunus
"Akhlak ialah sifat kebiasaan manusia"4
2
Departemen Agama RI, Alquran Dan Terjemahannya, (Bandung: CV penerbit Jumanatul Ali, 2005), h.596 3 Imam Malik, Al-Muwatha Juz. 14, (Beirut: Daarul Fikr, 1980), h. 132 4 Abdul Hamdi Yunus, As-Sya.ab, (Kairo: Daarul Ma.arif, tt), h. 436
2
Pandangan hidup yang materialitis atau hanya mementingkan keuntungan dunia, mempengaruhi masyarakat yang nampak pada tingkah lakunya dengan meninggalkan amalan-amalan ibadah serta tidak memperdulikan lagi untuk mempelajari Al-Qur‟an sebagai kitab suci dan mengaplikasikannya dalam kehidupan dunia dan untuk keselamatan di akhirat kelak. Manusia lebih mementingkan waktu dan materi keduniaan, sehingga melalaikan kewajiban utamanya sebagai makhluk Allah swt berakhlak mulia. Maka dalam dunia pendidikan agama tidak bisa di pisahkan, walaupun di SMP/ SLTP banyak pelajaran-pelajaran akan tetapi setiap mata pelajaran memiliki ciri khas dan karakteristik tertentu yang dapat membedakannya dengan mata pelajaran lainnya. Begitu juga halnya mata pelajaran pendidikan agama Islam, khususnya di sekolah menengah pertama (SMP). Adapun rujukan atau pedoman dalam pembelajaran pendidikan agama Islam (akhlak) di SMP Al-Zahra Indonesia untuk kelas VIII ialah buku mutiara akhlak dalam pendidikan agama Islam. Berdasarkan Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi dan Permendiknas nomor 23 tanun 2006 tentang standar kompetensi lulusan yang di karang oleh Drs. Soepardjo, S. Ag dan Ngadiyanto, S. Ag. yang di terbitkan oleh PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri di Solo tahun 2007. Dalam proses pembelajaran pendidikan SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang disesuaikan dengan silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator dari Departemen Pendidikan Nasional.5 Anak yang berada dalam masa puber serta belum memahami agama Islam dan fenomena tersebut terjadi di sekolahan lanjutan pertama dengan didukungnya mata pelajaran tentang keagamaannya sangat kurang maksimal. Anak akan mudah terjerumus pada perbuatan dosa dan perbuatan maksiat lainnya. Keadaan semacam ini juga dapat menjadi penyebab utama kemerosotan moral, pergaulan bebas, penggunaan obat-obat terlarang, pemerkosaan, pembunuhan, dan berbagai
5
Drs. Soepardjo, S.Ag dan Ngadiyanto, S.Ag, Mutiara Akhlak Dalam Pendidkan Agama Islam Untuk Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama, (Solo : PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2007), h. 35-40 dan h. 121-126.
3
bentuk kejahatan yang kebanyakan dilakukan oleh generasi yang kurang pemahamannya tentang akhlak, kurangnya pendidikan akhlak serta pembinaan akhlak pada anak. Apabila anak telah memahami hikmah dan pentingnya mempelajari akhlak dengan baik berarti mereka telah dibimbing untuk senantiasa mendekatkan dirinya kepada Allah Swt, yang akan membawa kepada ketenangan jiwa dan akan timbul perasaan takut bila hendak melakukan perbuatan dosa karena ia telah yakin bahwa dirinya senantiasa berada dibawah pengawasan Allah Swt. Lembaga pendidikan lanjutan pertama sangat dibutuhkan peranannya dalam membantu orang tua serta melanjutkan pemberian pemahaman akhlak serta pembinaan akhlak pada anak didik (remaja awal) yang sudah mereka dapatkan dari sekolah dasar. Karena periode ini merupakan masa pertumbuhan dan perubahan yang pesat, meskipun masa puber merupakan periode singkat yang bertumpang tindih dengan masa akhir kanak-kanak dan permulaan masa remaja Namun, ciri utama masa ini adalah bergejolaknya dorongan seksual. Oleh karena itu, interaksi mereka dengan kekuatan barunya ini tergolong salah satu problem yang paling berat.6 Melihat fenomena di atas penulis tertarik untuk meneliti dan membahas dalam
penulisan
penelitian
dengan
judul
:
“IMPLEMENTASI
PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK PADA SISWA KELAS VIII SMP AL-ZAHRA INDONESIA”. B. Identifikasi Masalah Sebagaimana
dipaparkan
dalam
latar
belakang
masalah
bahwa
permasalahan akhlak khususnya, pada murid SMP yang sedang mengalami proses pendewasaan diri, baik dari fisik maupun karakter harus lebih di tingkatkan lagi dalam hal pendidikan akhlaknya. Pembelajaran akhlak disekolah diharapkan mampu membentuk kepribadian yang luhur bagi anak, dimanapun dia berada dan dalam situasi apapun.
6
Netty Hartati, Dkk. Islam Dan Psikologi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), h. 39
4
Berdasarkan persoalan pokok diatas, maka persoalan-persoalan yang mengitari kajian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Sebab dan akibat dari kemerosotan moral siswa masih kurang mendapatkan perhatian lebih. 2. Strategi dalam meningkatkan moral baik (akhlakul karimah) siswa, masih jarang digunakan baik dalam pembelajaran aqidah akhlak di kelas maupun pembiasaan di luar kelas. 3. Tujuan pembelajaran aqidah akhlak yang dinginkan belum tercapai secara maksimal. 4. Kurangnya bimbingan terhadap siswa dalam memahami hikmah dan pentingnya mempelajari aqidah akhlak untuk di implementasikan di keluarga, di sekolah dan di lingkungan masyarakat. C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Untuk memperjelas dan mempermudah pokok permasalahan dalam penulisan skripsi ini, penulis membatasi masalah sebagai berikut: a. Implementasi yang penulis maksud yaitu penerapan prilaku akhlak baik dan menjauhi prilaku buruk, sebagaimana telah di ajarkan dalam pembelajaran aqidah akhlak di sekolah. Peneliti hanya membatasi pada pembelajaran aqidah akhlak siswa Kelas VIII yang meliputi pembelajaran akhlakul karimah (akhlak terpuji), antara lain: ikhtiar, syukur. Dan akhlakul mazmumah (akhlak tercela), antara lain: putus asa, takabur. Dalam Pembinaan Akhlak Siswa di SMP Al-Zahra Indonesia. b. Implementasi pembelajaran aqidah akhlak yang dimaksud disini di bagi menjadi tiga, yaitu: akhlak siswa di lingkungan keluarga, akhlak siswa di lingkungan sekolah dan akhlak siswa di lingkungan masyarakat. 2. Perumusan Masalah Setelah membatasi masalah dalam penelitian ini, penulis memutuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana implementasi pembelajaran aqidah akhlak di SMP AlZahra Indonesia Pamulang? 5
D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk implementasi pembelajaran aqidah akhlak di SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang. E. Kegunaan Penelitian Kegunaan dari penelitian ini antara lain: 1. Dari segi akademik, hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi bagi para pendidik dalam menerapkan pembelajaran aqidah akhlak di suatu lembaga pendidikan. 2. Penelitian ini juga berguna bagi sekolah yang di observasi, dalam hal ini
SMP
Al-Zahra
Indonesia
Pamulang,
dalam
mengetahui
implementasi pembelajaran aqidah akhlak pada sisiwa kelas VIII. 3. Adapun kegunaan penelitian ini untuk penulis, akan menjadi salah satu syarat untuk menyelesaikan program pendidikan starata satu (S1) pada jurusan Pendidikan
Agama Islam, Fakultas Tarbiyah Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
6
BAB II LANDASAN TEORI A. Implementasi pembelajaran 1. Pengertian Implementasi Implementasi berarti berasal dari Bahasa Inggris yang berarti “Pelaksanaan”.7 Sedang dalam Kamus Ilmiyah Popular yang berarti Penerapan, Pelaksanaan.8 Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi, dalam suatu tindakakn praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan, maupun nilai dan sikap. Dikemukakan bahwa implementasi adalah : “put something into effect” (penerapan sesuatu yang memberikan efek atas dampak).9 Jadi Implementasi secara sederhana adalah pelaksanaan atau penerapan. Sedangkan pengertian secara luas, implementasi adalah bukan sekedar aktivitas tetapi suatu kegiatan yang terencana dan dilaksanakan secara sunggu-sunggu berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan. 2. Pengertian Pembelajaran Sebelum membahas pengertian pembelajaran, terlebih dahulu penulis mengemukakan pengertiaan pembelajaran secrara umum. Kata pembelajaran berasal dari simulfiks pe-an dan ajar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian “ajar” adalah pentunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (ditiru), “belajar” adalah “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”, “berlatih” atau bias juga “berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman”.10 Para ahli mengemukakan definisi belajar yang berbeda-beda. Namun nampaknya ada semacam kesepakatan diantara mereka yang menyatakan 7
Jhon M. Echols dan Hasan Sadzly, Kamus inggris Indonesia, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1995) h, 313 8 Perum Penerbit dan Pencetak, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1998), h. 327 9 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kopetensi Konsep Karakteristik dan Implementasi,( PT Remaja Rosda Karya : Bandung), Cet. I, h. 93 10 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, “Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1989), Cet. Ke -2, h. 13
7
bahwa perbuatan “belajar” mengandung perubahan dalam diri seseorang yang telah melakukan perbuatan belajar. Perubahan itu sifat intensional, positif-aktif, dan efektif-fungsional.11 Sifat intensional berarti perubahan itu terjadi karena pengalaman atau praktik yang dilakukan pelajar dengan sengaja dan disadari bukan kebetulan. Sifat positif berarti perubahan itu bermanfaat sesuai dengan harapan belajar, dsamping menghasilkan sesuatu yang baru yang lebih baik disbanding yang telah ada sebelumnya. Sifat aktif berarti perubahan itu terjadi karena usaha yang dilakukan pelajar, bukan terjadi dengan sendirinya seperti karena proses kematangan. Sifat efektif berarti perubahan itu memberikan pengaruh dan manfaat bagib pelajar. Adapun sifat fungsional berarti perubahan itu relativ tetap serta dsapat diproduksi atau dimanfaatkan setiap kali dibutuhkan. Secara umum, belajar dapat dikatakan sebagai suatu proses bagi seseorang untuk memperoleh kecakapan, keterampilan, dan sikap. Dalam perspektif psikologi pendidikan, belajar didefinisikan suatu perubahan tingkah laku dalam diri seseorang yang relative menetap sebagai hasil dari sebuah pengalaman.12 Kemudian, yang dimaksud dengan kegiatan pembelajaran adalah usaha dan proses yang dilakukan secara sadar dengan mengacu pada tujuan (pembentukan kompetensi), yang dengan sistematik dan terarah pada terwujudnya perubahan tingkah laku. Perubahan yang dimaksud menunjuk pada adanya suatu proses yang harus dilalui. Proses tersebut adalah kegiatan pembelajaran suatu proses interaksi edukatif.13 Pembelajaran atau disebut juga dengan pengajaran dalam pendidikan, ia harus merujuk pada proses member suasana terjadinya perubahan timgkah laku individu yang terikat tujuan dengan kata lainproses pembelajaran/pengajaran
11
direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, “Metodologi Pendidikan Agama Islam”. (Jakarta : Departemen Agama, 2002), h. 25 12 Bina Mitra Pemberdayaan Madrasah (BMPM), “Panduan Pembelajaran”, (Jakarta : Departemen Agama RI 2005), h. 2 13 Ibid.,h.2
8
harus melahirkan proses balajar memalui aktivitas yang sengaja dirancang untuk mencapai tujuan tertentu. Proses pembelajaran ini tidak dapat dipisahkan dari proses dan hasil belajar. Proses pembelajaran harus dengan sengaja diorganisasikan dengan baik agar dapat menumbuhkan proses belajar yang baik pada gilirannyadapat mencapai hasil belajar yang optimal, baik secara kognitif, efektif dan psikomotorik. 3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembelajaran Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pembelajaran siswa antara lain : a. Faktor internal siswa 1) Aspek fisiologis Kondisi umum jasmani yang menandai tingkat kebugaran organorgan, tubuh, dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. 2) Aspek Psikologis Faktor-faktor yang mempengaruhi pada kuantitas dan kualitas pemnelajaran siswa diantanya adalah tingkatan kecerdasan atau intelegensi, sikap, bakat, dan minat siswa serta motivasi siswa. b. Faktor Eksternal siswa 1) Lingkungan social Lingkungan Sosial sekolah seperti para guru, staf abministrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar siswa, selanjutnya yang juga termasuk lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan tetangga serta teman-teman sepermainan di sekitar perumahan tempat tinggalsiswa, lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri, di samping lingkungan masyarakat dan lingkungan sekolah mempunyai pengaruh yang besar.
9
2) Lingkungan nonsosial Lingkungan nonsosial antara lain gedung sekolah, dan letaknya, rumah tempat tinggal siswa, dan letakmya, alat-alat belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar yang digunakan. 3) Faktor pendekatan belajar, pendekatan belajar segala cara atau situasi yang digunakan siswa untuk menunjang keefektifan dan efisiensi dalam proses pembelajaran materi tertentu.14 B. Aqidah 1. Pengertian Aqidah Menurut bahasa (etimology), akidah berasal dari perkataan bahasa Arab yaitu
ُاَلْعَقِيْدَة
kata
dasar
al-aqd
yaitu al-Rabith (ikatan), al-
Ibram (pengesahan), al-Ahkam (penguatan), al-Tawuts
(menjadi
kokoh,
kuat), al-syadd bi quwwah (pengikatan dengan kuat), dan al-Itsbat(penetapan). Sedangkan menurut istilah (terminologi), aqidah berarti perkara yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa menjadi tenteram karenanya, sehingga menjadi suatu kenyataan yang teguh dan kokoh, yang tidak tercampuri oleh keraguan dan kebimbangan, atau dapat juga diartikan sebagai iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya serta tidak mudah terurai oleh pengaruh mana pun baik dari dalam atau dari luar diri seseorang. Jadi, aqidah artinya ketetapan yang tidak ada keraguan pada orang yang mengambil keputusan. Pengertian aqidah dalam agama islam berkaitan dengan keyakinan bukan perbuatan. Seperti aqidah dengan adanya Allah dan diutusnya pada Rasul. Dalam pengertian lengkapnya, aqidah adalah suatu kepercayaan dan keyakinan yang menyatakan bahwa Allah SWT itu adalah Tuhan Yang Maha Esa, Ia tidak beranak dan tidak diperanakkan dan tidak ada sesuatupun yang menyerupaiNya.
Keyakinan
terhadap
keesaan
Allah
SWT
disebut
juga„Tauhid‟, dari kata „Wahhada-Yuwahidu‟, yang artinya mengesakan. Jadi
14
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta : Logos, 1999), cet.1, h 130-140
10
kesimpulannya, apa yang telah menjadi ketetapan hati seorang secara pasti adalah aqidah, baik itu benar atau pun salah. Aqidah menurut hasan al-Banna adalah beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa yang tidak bercampur sedikit dengan keraguan-raguan. Adapun aqidah menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan fitrah. Kebenaran itu dipatrikan oleh manusia di dalam hati serta diyakini keshahihan dan keberadaannya secara pasti dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu. 2. Hakikat Aqidah Dalam menjelaskan definisi akidah ada disebut perkataan kepercayaan atau keimanan. Ini disebabkan Iman merupakan unsur utama kepada akidah. Iman ialah perkataan Arab yang berarti percaya yang merangkumi ikrar (pengakuan) dengan lidah, membenarkan dengan hati dan mempraktikkan dengan perbuatan. Walaupun iman itu merupakan peranan hati yang tidak diketahui oleh orang lain selain dari dirinya sendiri dan Allah SWT, namun dapat diketahui oleh orang melalui bukti-bukti amalan. Iman tidak pernah berkompromi atau bersekongkol dengan kejahatan dan maksiat. Sebaliknya, iman yang mantap di dada merupakan pendorong ke arah kerja-kerja yang sesuai dan secucuk dengan kehendak dan tuntutan iman itu sendiri. 3. Pembagian Aqidah Walaupun masalah qadha‟ dan qadar menjadi ajang perselisihan di kalangan umat Islam, tetapi Allah telah membukakan hati para hambaNya yang beriman, yaitu para Salaf Shalih yang mereka itu senantiasa rnenempuh jaian kebenaran dafam pemaharnan dan pendapat. Menurut mereka qadha‟ dan qadar adaiah termasuk rububiyah Allah atas makhlukNya. Maka masalah ini 11
termasuk ke dalam salah satu di antara tiga maoam tauhid menurut pembagian ulama: Pertama: Tauhid AI-Uluhiyyah, ialah mengesakan Allah dalam ibadah, yakni beribadah hanya kepada Allah dan karenaNya semata. Kedua: Tauhid Ar-Rububiyyah, ialah rneng esakan Allah dalam perbuatanNya, yakni mengimani dan meyakini bahwa hanya Allah yang Mencipta, menguasai dan mengatur alam semesta ini. Ketiga: Tauhid Al-Asma‟ was-Sifat, ialah mengesakan Allah dalam asma dan sifatNya. Artinya mengimani bahwa tidak ada makhluk yang serupa dengan Allah Subhanahu wa Ta‟ala. dafam dzat, asma maupun sifat. Iman kepada qadar adaiah termasuk tauhid ar-rububiyah. oleh karena itu Imam Ahmad berkata: “Qadar adalah kekuasaan Allah”. Karena, tak syak lagi, qadar (takdir) termasuk qudrat dan kekuasaanNya yang menyeluruh. Di samping itu, qadar adalah rahasia Allah yang tersembunyi, tak ada seorangpun yang dapat mengetahui kecuali Dia, tertulis pada Lauh Mahfuzh dan tak ada seorarangpun yang dapat melihatnya. Kita tidak tahu takdir baik atau buruk yang telah ditentukan untuk kita maupun untuk makhluk lainnya, kecuali setelah terjadi atau berdasarkan nash yang benar. Tauhid itu ada tiga macam, seperti yang tersebut di atas dan tidak ada istitah Tauhid Mulkiyah atau pure Tauhid Hakimiyah karera istilah ini adalah istilah yang baru. Apabiia yang dimaksud dengan Hakimiyah itu adalah kekuasaan Allah Azza wa Jalla, maka hal ini sudah masuk ke dalam kandungan Tauhid Rububiyah. Apabila yang dikehendaki dengan hal ini adalah pelaksanaan hukum Allah di muka bumi, maka hal ini sudah masuk ke dalam Tauhid Uluhiyah, karena hukum itu milik Allah Subhanahu wa Ta‟ata dan tidak boleh kita beribadah melainkan hanya kepada Allah semata. Lihatlah firman Allah pada surat Yusuf ayat 40. (Al-Ustadz Yazid Bin Abdu! Qadir Jawas).
12
4. Implementasi Aqidah Dalam Kehidupan Sehari-hari Aqidah memberikan peranan yang besar dalam kehidupan seseorang, karena: a. Tanpa aqidah yang benar, seseorang akan terbenam dalam keraguan dan berbagai prasangka, yang lama kelamaan akan menutup pandangannya dan menjauhkan dirinya dari jalan hidup kebahagiaan. b. Tanpa aqidah yang lurus, seseorang akan mudah dipengaruhi dan dibuat ragu oleh berbagai informasi yang menyesatkan keimanan. Oleh karena itu, akidah sangat dibutuhkan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Beberapa implementasi aqidah dalam kehidupan sehari-hari dapat dilihat dari beberapa sisi, antara lain: 1) Aqidah Dalam Individu Implementasi aqidah dalam individu berupa perwujudan enam rukun iman dalam kehidupan manusia. Contoh penerapannya adalah melaksanakan perintah
Allah
dan
menjauhi
semua
larangan-Nya.
Contohnya,
merenungkan kekuasaan Allah swt, berbuat kebaikan karena tiap gerakan kita diawasi Allah dan malaikat, mengamalkan ayat- ayat Al Quran, menjalani risalah nabi, dan bertindak penuh perhitungan agar tidak terjadi kesalahan, serta berikhtiar sebelum bertawakal. Kemampuan beraqidah pada diri sendiri akan membuat hubungan kita dengan Allah dan manusia lain menjadi lebih baik. 2) Aqidah Dalam Keluarga Aqidah
dalam
berkeluarga
mengajarkan
kita
untuk
saling
menghormati dan saling menyayangi sesuai dengan ajaran islam. Contoh implementasi aqidah dalam keluarga adalah shalat berjamaah yang dipimpin oleh ayah, dan berdoa sebelum melakukan sesuatu.
13
3) Aqidah Dalam Kehidupan Bermasyarakat Aqidah sangat penting dalam hidup bermasyarakat karena dapat menjaga hubungan dengan manusia lain. Hal ini bisa diwujudkan dengan berbagai cara, antara lain dengan saling menghargai satu sama lain sehingga
tercipta
suatu
masyarakat
yang
tentram
dan
harmonis.
Contoh implementasi aqidah dalam kehidupan bermasyarakat adalah tolong menolong, toleransi, musyawarah, bersikap adil, menyadari bahwa derajat manusia itu sama di depan Allah swt dan pembedanya adalah nilai ketakwaannya.15 C. Akhlak 1. Pengertian Akhlak Sebelum sampai pada pengertian akhlak lebih dahulu perlu diketahui bahwa kata akhlak itu bentuk jamak dari kata “Al-Khuluku”, dan kata yang terakhir ini mengandung segi-segi yang sesuai dengan kata “al- Khalku” yang bermakna “kejadian”. Kedua kata tersebut berasal dari kata kerja “Khalaka” yang mempunyai arti “menjadikan”. dari kata "Khalaka” inilah timbul bermacam-macam kata seperti: a. Al-khuluku yang mempunyai makna “Budi Pekerti” b. Al-khalku mempunyai makna “Kejadian” c. Al-khalik bermakna “Tuhan Pencipta Alam” d. Makhluk mempunyai arti “segala sesuatu yang diciptakan tuhan” Dalam kitab “Al-Mursyid Al-Amin Ila Mauidhah Al-Mu.minin”, terdapat kalimat yang menjelaskan perbedaaan antara kata al-khalku dengan kata alkhuluku sebagai berikut: Dikatakan: “Fulan itu baik kejadiannya dan baik budi pekertinya”. Maksudnya baik lahir dan batinnya. Yang dimaksud “Baik Lahir” Yaitu baik rupa atau rupawan, sedang yang dimaksud “Baik Batin” yaitu sifat-sifat kebaikan (terpuji) mengalahkan atas sifat-sifat tercela”.
15
http://adlisyahyusri.blogspot.com/2013/05/makalah-pendidikan-agama-islam-akidah.html Tanggal 13 november 2014
14
Dari uraian di atas jelas bahwa “Al-khalku” mengandung arti kejadian yang bersifat lahiriyah, seperti wajah yang bagus atau jelek. Sedangkan kata “Al-khuluku” atau jamak “Akhlak” mengandung arti budi pekerti atau pribadi yang bersifat rohaniah, seperti sifat-sifat terpuji atau sifat-sifat yang tercela.16 Secara etimologis akhlaq adalah jamak dari khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Secara terminologis menurut Imam Al-Ghazali definisi tentang akhlaq ialah : “.Akhlaq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan”17 Menurut pengertian asal katanya (menurut bahasa) kata “Akhlak” berasal dari kata jamak bahasa arab “Akhlak” Kata mufradnya ialah “Khuluq” yang berarti: Sajiyyah: Perangai, Muruuah: Budi, Thab’u: tabiat, Adaab: Adab. Sedangkan menurut Syauqie Bei (penyair mesir, wafat tahun 1932) “hanya saja bangsa itu kekal, selama berakhlak. Bila akhlaknya telah lenyap, maka lenyap pulalah bangsa itu”.18 Kata “akhlak” berasal dari bahasa arab, jamak dari khuluqun yang menurut bahasa berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Kata tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan perkataan dengan perkataaan khalqun yang berarti kejadian, yang juga erat hubungannya dengan khaliq yang berarti pencipta, demikian pula dengan makhluqun yang berarti yang diciptakan. Dilihat dari sudut bahasa (etimologi), perkataan akhlak (bahasa arab) adalah bentuk jamak dari kata khulk. Khulk di dalam kamus Al- Munjid berarti budi pekerti, perangai, tingakah laku atau tabiat. Di dalam dairul ma.arif dikatakan: “akhlak ialah sifat-sifat manusia yang terdidik”
16
H. Anwar Masy’ari, Akhlak Al-Quran, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1990), h. 1-2 Imam Ghazali, Ihya .Ulumuddin,. h. 58 18 Kahar Masyhur, Membina Moral dan Akhlak, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1994), h. 1-3
17
15
Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa akhlak ialah sifatsifat yang dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya. Sifat itu dapat lahir berupa perbuatan baik, disebut akhlak yang mulia, atau perbuatan buru, disebut akhlak yang tercela sesuai dengan pembinaannya.19 Perumusan
pengertian
akhlak
timbul
sebagai
media
yang
memungkinkan adanya hubungan baik antara khaliq dengan makhluk. Ibnu Athir menjelaskan bahwa: “Hakikat makna khuluq itu, ialah gambaran batin manusia yang tepat (yaitu jiwa dan sifat-sifatnya), sedang khalqu merupakan gambaran bentuk luarnya (raut muka, warna kulit, tinggi rendahnya tubuh dan batin sebagainya)”. Imam Al-Ghazali mengemukakan definisi akhlak sebagai berikut:
"Akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang daripada timbul perbuatan-perbuatan
dengan
mudah,
dengan
tidak
memerlukan
pertimbangan pikiran (lebih dulu)20" Abdul Hamid Yunus mengemukakan definisi akhlak sebagai berikut: "Akhlak ialah sifat kebiasaan manusia" 21 Ibrahim Anis mengemukakan definisi akhlak adalah: "akhlak ialah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan baik dan buruk, tanpa membutuhkan pikiran dan pertimbangan"22
19
Asmaran As, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada), h. 1 Imam Ghazali, Ihya .Ulumuddin,. h. 58 21 Abdul Hamdi Yunus, As-Sya.ab,. h. 436 22 Ibrahim Anas, Al-Mu.jamul Wasith,. h. 2002 20
16
Sekalipun ketiga definisi akhlak diatas berbeda kata-katanya, tetapi sebenarnya tidak berjauhan maksudnya, bahkan berdekatan artinya satu dengan yang lain. Dalam pengertian yang hampir sama dengan kesimpulan diatas, Dr. M. Abdullah Dirroz, mengmukakan definisi akhlak sebagai berikut: “Akhlak adalah suatu kekuatan dalam kehendak yang mantap kekuatan dan kehendak mana berkombinasi membawa kecenderungan pada pemilihan pihak yang benar (dalam hal akhlak yang baik) atau pihak yang jahat (dalam hal akhlak yang jahat)”23 Kata akhlak berasal dari kata khaluqa yang berarti lembut, halus, dan lurus; dari kata khalaqa yang berarti “bergaul dengan akhlak yang baik”: juga dari kata takhalaqa yang berarti “watak”. Akhlak ialah kesatriaan, kebiasaan, perangai, dan watak. Definisii akhlak ialah: kaidahkaidah ilmiah untuk menatadan mengatur perilaku manusia.24 Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata akhlak diartikan sebagai budi pekerti atau kelakuan.25 Kata akhlak walaupun terambil dari bahasa arab (yang biasa berartikan tabiat, perangai, kebiasaan, bahkan agama), namuan kata itu tidak ditemukan dalam Al-Qur‟an.Yang ditemukan hanyalah bentuk tunggal kata tersebut yaitu khuluq yang tercantum dalam Al-Qur‟an surat alQalam ayat 4. ayat tersebut dinilai sebagai konsideran pengangkatan nabi Muhammad SAW. Sebagai rasul:
“dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung” (QS. AlQalam: 4). Kata akhlak banyak ditemukan di dalam hadis-hadis nabi saw, dan salah satunya yang paling populer adalah : 23
H. A. Mustafa, Akhlak Tasawuf , (Bandung: cv. Pustaka Setia, 2005), h. 11-14 Khalil Al-Musawi, Bagaimana Menjadi Orang Bijaksana, (Jakarta: PT. Lentera Basritama, 1998), h. 91 25 Perum Penerbit dan Pencetak, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1998), h. 32 24
17
"Aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia".26 Bertitik tolak dari pengertian bahasa diatas, yakni akhlak sebagai kelakuan, kita selanjutnya dapat berkata bahwa akhlak atau kelakuan manusia sangat beragam. Dan bahwa firman Allah berikut ini dapat menjadi salah satu argumen keanekaragaman tersebut.
“Sesungguhnya usaha kamu (hai manusia) pasti amat beragam (Q.S. allail:4)” Keanekaragaman tersebut dapat ditinjau dari berbagai sudut. Antara lain nilai kelakuan yang berkaitan dengan baik dan buruk. Serta dari objeknya, yakni kepada siapa kelakuan itu ditujukan.27 Menurut pendekatan etimologis, perkataaan “akhlak” berasal dari bahasa arab jama. dari bentuk mufradnya “khuluqun” yang menurut logat diartikan: budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat. Kalimat tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan perkataan “khalkun” yang berarti kejadian, serta erat hubungannya dengan “khaliq” yang berarti pencipta dan .makhluk. yang berarti yang diciptakan.28 Dari sinilah asal permusuhan ilmu akhlak yang merupakan koleksi yang memungkinkan timbulnya hubungan yang baik antara makhluk dengan khalik dan antara makhluk dengan makhluk. Kata khuluqun ini juga dapat dijumpai dalam Al-Qur’an surat Al-Qalam ayat 4 yakni dinyatakan:
“dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung” (QS. AlQalam: 4). 26
Imam Malik, Al-Muwatha Juz. 14, (Beirut: Daarul Fikr, 1980), h. 132 M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Quran Tafsir Maudhui Atas Pelbagai Persoalan Umat, (Bandung: Mizan,2003), h. 253-254 28 Zahrudin AR dan Hasanudin Sinaga, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004) hal. 1 27
18
Sedang didalam hadis riwayat Ahmad dan baihaqy Nabi bersabda: “bahwa sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak (budi pekerti)” (HR.Ahmad).29 Akhlak dermawan umpamanya, semula timbul dari keinginan berdermawan atau tidak. Dari kebimbangan ini tentu pada akhirnya timbul, umpamanya, ketentuan memberi derma. Ketentuan ini adalah kehendak, dan kehendak ini bila dibiasakan akan menjadi akhlak, yaitu akhlak dermawan.30 Lama setelah Rasulallah saw meniggal dunia, orang bertanya kepada Aisyah: “Bagaimana akhlak Rasulallah saw?” Aisyah berkata: “akhlak beliau adalah Al-Quran” Ketika orang mendesak: “apa yang dimaksud dengan akhlak Rasulallah itu Al-Quran?” Aisyah memberi contoh:”tidakkah kamu baca surat Al-Mu‟minun?” mungkin dalam surat Al-Mu‟minun, karakteristik seorang mukmin secara jelas digambarkan dengan akhlaknya.31 Sesungguhnya moralitas di dalam kacamata al-Quran dan sunah yang jadi sumber utama ajaran Islam merupakan segala-galanya, baik yang menyangkut dengan urusan agama maupun dunia.32 2. Pembentukan Akhlak Pembentukan
akhlak
sama
dengan
berbicara
tentang
tujuan
pendidikan, karena banyak sekali di jumpai pendapat para ahli yang mengatakan bahwa tujuan pendidikan adalah pembentukan akhlak. Pembentukan akhlak dapat diartikan sebagai usaha sungguh-sungguh dalam rangka membentuk anak, dengan menggunakan sarana pendidikan dan pembinaan yang terprogram dengan baik dan dilaksanakan dengan sungguhsungguh dan konsisten. Pembentukan akhlak ini dilakukan berdasarkan asumsi bahwa akhlak adalah hasil usaha pembinaan, bukan terjadi dengan sendirinya.33 29
Imam Malik, Al-Muwatha Juz. 14, (Beirut: Daarul Fikr, 1980), h. 132 Zahrudin AR dan Hasanudin Sinaga, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), h. 3-5 31 Jalaluddin Rakhmat, Dahulukan Akhlak Di Atas Fiqih, (Bandung: Muthahari Press, 2003), h. 139 32 Syaikh Muhammad Al-Ghazali, Akhlak Seorang Muslim, (Jakarta : Mustaqim, 2004), h. 64 33 Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996), h. 4 30
19
Akhlak atau sistem perilaku ini terjadi melalui satu konsep atau seperangkat pengertian tentang apa dan bagaimana sebaiknya akhlak itu harus terwujud. Konsep atau seperangkat pengertian tentang apa dan bagaimana sebaiknya akhlak itu disusun oleh manusia didalam sistem idenya. Sistem ide ini adalah hasil proses (penjabaran) dari pada kaidah-kaidah yang dihayati dan dirumuskan, (norma yang bersifat normatif dan norma yang bersifat deskriptif). Kaidah atau norma yang merupakan ketentuan ini timbul dari satu sistem nilai yang terdapat pada Al-Qur’an atau Sunnah yang telah dirumuskan melalui wahyu Ilahi maupun yangdisusun oleh manusia sebagai kesimpulan dari hukum-hukum yang terdapat dalam alam semesta yang diciptakan Allah SWT.34 Akhlak atau sistem perilaku atau diteruskan melalui sekurangkurangnya dua pendekatan, yaitu: a. Rangsangan jawaban (stimulus response) atau yang disebut proses mengkondisi sehingga terjadi automatisasi dan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1) Melalui latihan 2) Melalui tanya jawab 3) Melalui mencontoh b. Kognitif yaitu menyampaikan informasi secara teoritis yang dapat dilakukan antara lain sebagai berikut: 1) Melalui dakwah 2) Melalui ceramah 3) Melalui diskusi dan lain-lain.35 Karakter (khuluq) merupakan suatu keadaan jiwa. Keadaan ini menyebabkan jiwa bertindak tanpa dipikir atau dipertimbangkan secara mendalam. Keadaan ini ada dua jenis. Yang pertama, alamiah dan bertolak
34 35
Abu Ahmadi, Noer Salami, Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: 1991), h. 199 Abu Ahmadi dan Noer Salami, Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: 1991), h.
199
20
dari watak. Misalnya pada orang yang gampang marah karena hal yang paling kecil atau yang menghadapi hal yang paling sepele. Yang kedua, tercipta melalui kebiasaan atau latihan. Pada mulanya keadaan ini terjadi karena dipertimbangkan dan dipikirkan, namun kemudian melalui praktik terusmenerus, menjadi karakter (khuluq).36 Setelah pola perilaku terbentuk maka sebagai kelanjutannya akan lahir hasil-hasil dari pola perilaku tersebut yang terbentuk material (artifacts) maupun non material (konsepsi/ide). Jadi akhlak yang baik itu (akhlak alkarimah) ialah pola perilaku yang dilandaskan pada aqidah dan syari.ah dalam memanifestasikan nilai-nilai Iman, Islam dan Ihsan. Di dalam ajaran Islam, akhlak tidak dapat dipisahkan dengan Iman. Iman merupakan penakuan hati dan akhlak adalah pantulan Iman itu pada perilaku, ucalan sikap. Iman adalah maknawi, sedangkam akhlak adalah bukti keimanan dalam perbuatan, yang dilakukan dengan kesadaran dan karena Allah semata. Di dalam Al-Qur.an banyak ayat yang mendorong manusia untuk beriman dan beramal saleh dengan berbagai janji diantaranya terdapat di dalam surat Al-Baqarah ayat 25:
“dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya” (QS.al-Baqarah: 25). Dalam Al-Qur’an kata-kata ihsan antara lain untuk perbuatanperbuatan: 36
Abu Ali Ahmad Al-Maskawaih, Menuju Kesempurnaan Akhlak, (Beirut: mizan), h. 56
21
a. Berinfak, menguasai kemarahan dan memaafkan manusia. Dalam alQur’an karim surat Al-Imran disebutkan:
“(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema.afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan” (QS. Al-Imran, 134) b. Sabar sebagaimana dalam al-Qur’an surat Hud :
“dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tiada menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan”(QS. Hud : 115) Dilihat dari ayat-ayat serta hadis tersebut diatas, maka setiap perbuatan yang baik yang nampak pada sikap jiwa dan perilaku yang sesuai atau dilandaskan kepada aqidah dan syari’ah Islam disebut Ihsan. Dengan demikian akhlak dan Ihsan adalah dua pranata yang berada pada suatu sistem yang lebih besar yang disebut akhlak karimah. Dengan lain perkataan akhlak adalah pranata perilaku yang mencerminkan struktur dan pola perilaku manusia dalam segala aspek kehidupan, sedangkan Ihsan adalah pranata nilai yang menentukan atribut kualitatif dari pada pribadi (akhlak).37 Jadi akhlak yang berkualitas adalah akhlakul karimah. Dan orang yang melakukan akhlakul karimah disebut Muhsin.
37
Abu Ahmadi, Noer Salami, Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: 1991), h. 199-
201
22
3. Pembinaan Akhlak Pembinaan di dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah proses,perbuatan, cara membina (negara dsb).38 Pembinaan akhlak merupakan tumpuan perhatian pertama dalam Islam. Hal ini dapat dilihat dari salah satu misi kerasulan Nabi Muhammadsaw. Yang utama adalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. Dalamsalah satu hadisnya beliau menegaskan innama buitstu li utamimma makarima al-akhlaq (H.R. Ahmad) (Sesungguhnya aku diutus untukmenyempurnakan akhlak). Perhatian Islam yang demikian terhadap pembinaan akhlak ini dapat pula dilihat dari perhatian Islam terhadap pembinaan jiwa yang harus didahulukan daripada pembinaan fisik, karena dari jiwa yang baik inilah akan lahir perbuatan-perbuatan yang baik yang pada tahap selanjutnya akan mempermudah menghasilkan dan kebahagian pada seluruh kehidupan manusia, lahir dan batin. Perhatian Islam dalam pembinaan akhlak selanjutnya dapat dianalisis pada muatan akhlak yang terdapat pada seluruh aspek ajaran Islam. Pembinaan akhlak dalam Islam juga terintegrasi dengan pelaksanaan rukun iman. Hasil analisis Muhammad al-ghazali terhadap rukun Islam yang lima telah menunjukkan dengan jelas, bahwa dalam rukun Islam yang lima itu terkandung konsep pembinaan akhlak.39 Sebagaian besar pemikiran akhlak Ibnu Miskawih lebih bercorak keagamaan, terutama paham sufi. Pembinaan akhlak menurutnya dititik beratkan kepada pembersihan pribadi dari sifat-sifat yang berlawanaan dengan tuntunan agama, seperti: takabur, pemarah dan penipu. Dengan pembinaan akhlak ingin dicapai terwujudnya manusia yang ideal dan yang bertakwa kepada Allah swt dan cerdas. Di dunia pendidikan,
38
Perum Penerbitan dan Percetakan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), h. 117 39 Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996), h
23
pembinaan akhlak tersebut dititik beratkan kepada pembentukan mental anak atau remaja agar tidak mengalami penyimpangan.40 Akhlak adalah implementasi dari Iman dalam segala bentuk perilaku. Diantara contoh akhlak yang diajarkan oleh Luqman kepada anaknya adalah: a. Akhlak anak terhadap ibu- bapak b. Akhlak terhadap orang lain c. Akhlak dalam penampilan diri. Sebagaimana tergambar didalam surat Al-Luqman ayat 14, 15, 18 dan 19. 1) Akhlak terhadap ibu-bapak, dengan berbuat baik dan berterima kasih kepada keduanya. Dan diingatkan Allah, bagaimana susah dan payahnya ibu mengandung dan menyusukan anak sampai umur dua tahun:
“dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang tuan-Nya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihkan dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-ku dan kepada kedua orang tu, hanya kepadakulah kembalimu” (QS.Luqman : 14). Bahkan anak harus tetap hormat dan mempelakukan kedua orang tuanya dengan baik, kendatipun mereka mempersekutukan Tuhan, hanya yang dilarang adalah mengikuti ajakan mereka untuk meninggalkan Iman tauhid.
40
Sudarsono, Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja, (Jakarta: Bina Aksara, 1989), h. 147-
148
24
“dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmua tentang itu, maka janganlahkamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-ku, kemudian hanya kepada-kulah kembalimu, maka ku beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”.(QS.Luqman: 15). 2) Akhlak terhadap orang lain, adalah adab, sopan santun dalam bergaul, tidak sombong dan tidak angkuh, serta berjalan sederhana, bersuara lembut dan akhlak dalam penampilan diri.
“dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanlah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah keledai”. (QS. Luqman : 18-19).
25
Pendidikan akhlak di dalam keluarga dilaksanakan dengan contoh dan teladan dari orang tua. Perilaku dan sopan santun orang dalam hubungan dan pergaulan antara ibu dan bapak, perlakukan orang tua terhadap anak-anak mereka dan perlakukan orang tua terhadap orang lain di dalam lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat, akan menjadi teladan bagi anak-anak. Si anak juga memperlihatkan sikap orang tua dalam menghadapi masalah. Contohnya sederhana dapat kita perhatikan pada anak-anak umur 35 tahun. Ada yang berjalan dengan gaya bapaknya yang dikaguminya atau gaya ibu yang disayanginya. Adakalanya kita melihat seorang anak yang tampak bangga diri, angkuh atau sombong. Dan ada pula yang merasa dirinya kecil, penakut, suka minta dikasihani, ada yang suka senyum dan tertawa bila ditegur. Sebaliknya ada yang langsung menangis,menjerit ketakutan bila disapa oleh orang lain. Dan adpula yang tampak percaya diri, ramah dan menyengkan teman-temannya dan orang lain. Perkataan dan cara berbicara, bahkan gaya menanggapi temantemannya atau orang lain, sedih dan sebagainya, dipelajari pula dari orang tuanya. Adapun akhlak, sopan santun dan cara menghadapi orang tuanya, banyak tergantung pada sikap orang tua terhadap anak. Apabila si anak merasa terpenuhi semua kebutuhan pokoknya (jasmani, kejiwaan dan sosial) maka si anak merasa terhalang pemenuhan kebutuhannya oleh orang tua, misalnya Ia merasa tidak disayangi atau dibenci, suasana dalam keluarga yang tidak tentram, seringkali menyebabkan takut adil dan tertekan oleh perlakuan orang tuanya, atau orang tuanya tidak adil dalam mendidik dan memperlakukan anak-anaknya, maka perilaku anak tersebut boleh jadi bertentangan dengan yang diharapkan oleh orang tuanya, karena ia tidak mau menerima keadaan yang tidak menyenangkan itu. 4. Faktor Yang Mempengaruhi Pembinaan Akhlak Para siswa merupakan generasi muda yang merupakan sumber insani bagi pembangunan nasional, untuk itu pula pembinaan bagi mereka dengan mengadakan upaya-upaya pencegahan pelanggaran norma-norma agama dan
26
masyarakat. Dalam pembinaan akhlak siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya. a. Lingkungan keluarga Pada dasarnya, masjid itu menerima anak-anak setelah mereka dibesarkan dalam lingkungan keluarga, dalam asuhan orang tuanya. Dengan demikian, rumah keluarga muslim adalah benteng utama tempat anak-anak dibesarkan melalui pendidikan Islam. Yang dimaksud dengan keluarga muslim adalah keluarga yang mendasarkan aktivitasnya pada pembentukan keluarga yang sesuai dengan syariat Islam. Berdasarkan Al-Qu‟ran dan sunnah, kita dapat mengatakan bahwa tujuan terpenting dari pembentukan keluarga adalah hal-hal berikut: Pertama. Mendirikan syariat Allah dalam segala permasalahan rumah tangga. Kedua, Mewujudkan ketentraman dan ketenangan psikologis. Ketiga. Mewujudkan sunnah Rasulallah saw. Keempat. Memenuhi kebutuhan cintakasih anak-anak. Naluri menyayangi anak merupakan potensi yang diciptakan bersamaan dengan penciptaaan manusia dan binatang. Allah menjadikan naluri itu sebagai salah satu landasan kehidupan alamiah, psikologis, dan sosial mayoritas makhluk hidup. Keluarga, terutama orang tua, bertanggung jawab untuk memberikan kasih sayang kepada anak-anaknya. Kelima. Menjaga fitrah anak agar anak tidak melakukan penyimpanganpenyimpangan.41 Keluarga
merupakan
masyarakat
alamiyah,
disitulah
pendidikan
berlangsung dengan sendirinya sesuai dengan tatanan pergaulan yang berlaku didalamnya. Keluarga merupakan persekutuan terkecil yang terdiri dari ayah, ibu dan anak dimana keduanya (ayah dan ibu) mempunyai peranan yang sangat penting bagi perkembangan anak-anaknya. Sejak seorang anak lahir, ibunyalah yang selalu ada disampingnya, oleh karema itu ia meniru perangai ibunya, karena ibunyalah yang pertama dikenal oleh anaknya dan sekaligus menjadi temannya yang pertama yang dipercayai. 41
Abdurrahman An Nahlawi, Pendidikan Islam Di Rumah Sekolah Dan Masyarakat, (Jakarta: Gema Insani, 1995), h. 144
27
Disamping ibunya, ayah juga mempunyai pengaruh yang mana besar terhadap perkembangan akhlak anak, dimata anak, ayah merupakan seseorang yang tertinggi dan terpandai diantara orang-orang yang di kenal dalam lingkungan keluarga, oleh karena ayah melakukan pekerjaan sehari-hari berpengaruh gara pekerjaan anaknya. Dengan demikian, maka sikap dan perilaku ayah dan ibu mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan akhlak anak-anaknya. b. Lingkungan sekolah Perkembangan akhlak anak yang dipengaruhi oleh lingkungan sekolah. Disekolah ia berhadapan dengan guru-guru yang berganti-ganti. Kasih guru kepada murid tidak mendalam seperti kasih orang tua kepada anaknya, sebab guru dan murid tidak terkait oleh tali kekeluargaan. Guru bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-muridnya, ia harus memberi contoh dan teladan bagi bagi mereka, dalam segala mata pelajaran ia berupaya menanamkan akhlak sesuai dengan ajaran Islam. Bahkan diluar sekolah pun ia harus bertindak sebagai seorang pendidik. Kalau di rumah anak bebas dalam gerak-geriknya, ia boleh makan apabila lapar, tidur apabila mengantuk dan boleh bermain, sebaliknya di sekolah suasana bebas seperti itu tidak terdapat. Disana ada aturan-aturan tertentu. Sekolah dimulai pada waktu yang ditentukan, dan ia harus duduk selama waktu itu pada waktu yang ditentukan pula. Ia tidak boleh meninggalkan atau menukar tempat, kecuali seizin gurunya. Pendeknya ia harus menyesuaikan diri dengan peraturanperaturan yang ada ditetapkan. Berganti-gantinya guru dengan kasih sayang yang kurang mendalam, contoh dari suri tauladannya, suasana yang tidak sebebas dirumah anak-anak,memberikan pengaruh terhadap perkembangan akhlak mereka. c. Lingkungan masyarakat Tanggung jawab masyarakat terhadap pendidikan anak-anak menjelma dalam beberapa perkara dan cara yang dipandang merupakan metode pendidikan masyarakat utama. Cara yang terpenting adalah:
28
Pertama, Allah menjadikan masyarakat sebagai penyuruh kebaikan dan pelarang kemunkaran. Kedua, dalam masyarakat Islam, seluruh anak-anak dianggap anak sendiri atau anak saudaranya sehingga ketika memanggil anak siapa pun dia, mereka akan memanggil dengan “Hai anak saudaraku!” dan sebaliknya, setiap anakanak atau remaja akan memanggil setiap orang tua dengan panggilan, “Hai Paman!”. Ketiga, untuk menghadapi orang-orang yang membiasakan dirinya berbuat buruk, Islam membina mereka melaluisalah satu cara membina dan mendidik manusia. Keempat, masyarakat pun dapat melakukan pembinaan melalui pengisolasian, pemboikotan, atau pemutusan hubungan kemasyarakatan. Atas izin Allah dan Rasulullah saw. Kelima, pendidikan kemasyarakatan dapat juga dilakukan melalui kerjasama yang utuh karena bagaimanapun, masyarakat muslim adalah masyarakat yang padu. Keenam,
pendidikan
kemasyarakatan
bertumpu
pada
landasan
afeksi
masyarakat, khususnya rasa saling mencintai.42 Masyarakat turut serta memikul tanggung jawab pendidikan dan mayarakat juga mempengaruhi akhlak siswa atau anak.masyarat yang berbudaya, memelihara dan menjaga norma-norma dalam kehidupan dan menjalankan agama secara baik akan membantu perkembangan akhlak siswa kepada arah yang baik, sebaliknya masyarakat yang melanggar norma-norma yang berlaku dalam kehidupan dan tidak tidak menjalankan ajaran agama secara baik, juga akan memberikan pengaruh kepada perkembangan akhlak siswa, yang membawa mereka kepada akhlak yang baik. Dengan demikian, ia pundak masyarakat terpikul keikutsertaan dalam membimbing dan perkembangan akhak siswa. Tinggi dan rendahnya kualitas moral dan keagamaan dalam hubungan social dengan siswa amatlah mendukung kepada perkembangan sikap dan perilaku mereka. C. Hasil Penelitian Yang Relevan Sejauh pengetahuan penulis, dari berbagai literatur yang penulis baca terdapat berbagai penelitian yang relevan yang membahas tentang implementasi 42
Abdurrahman An Nahlawi, Pendidikan Islam Di Rumah Sekolah Dan Masyarakat, (Jakarta: Gema Insani, 1995), h.176-181
29
pembelajaran akhlak, untuk mendukung penelitian tersebut maka penulis kemukakan literatur sebagai kajian pustaka diantaranya : Penelitian yang lakukan oleh Ahmad Fadillah tentang implementasi pembelajaran akhlak dan pengaruh prilaku akhlak siswa kelas IX Madrasah Tsanawiyah Qotrun Nada. Penulis menyimpulkan bahwa berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis, dan setelah menganalisis data, bahwa implementasi pembelajaran akhlak di Mts Qotrun Nada cukup bagus, kesimpulan ini penulis dapatkan dari hasil analisis data hasil wawancara dan observasi lapangan serta saran dari para pelaksana pembelajaran akhlak, baik dikelas maupun di lingkungan sekolah. Dilihat dari jawaban siswa bahwa pelaksanaan pembelajaran akhlak di MTs Qotrun Nada mempengaruhi akhlak siswa, di samping itu ada beberapa faktor lain yang berpengaruh, diantanya ialah: keluarga, lingkungan, teman, dll. Begitu juga dengan hasil penelitian Hasanuddin tentang implementasi pembelajaran akhlak pada Siswa kelas IX SMP PGRI 12 Pondok Labu. Implementasi pembelajaran akhlak pada siswa kelas IX SMP PGRI 12 Pondok Labu cukup baik karena materi yang di sampaikan atau norma dengan sikap atau perilaku anak didik, cukup sesuai dengan hasil penelitian di SMP tersebut. Dari 30 siswa yang menjawab pertanyaan-pertanyaan berjumlah 14 item dengan jawaban (kadang-kadang) berjumlah 8, jawaban (ya) berjumlah 4 dan jawaban (tidak) berjumlah 2, maka cukup sesuai dengan alokasi waktu yang sangat singkat, yaitu hanya 2 jam perkelas, mayoritas siswa menjawab kadangkadang. Jadi akhlak sebagai orientasi utama dan pertama didalam penilaian dengan diimbangi oleh kapasitas intelektual anak didik di sekolah SMP PGRI 12 cukup seimbang. Dari kedua penelitian di atas sama-sama meneliti permasalahan pelaksanaan pembelajaran akhlak disuatu sekolah. Dalalm penelitian ini penulis lebih menekankan pada implementasi pembelajaran aqidah akhlak yang meliputi ruang lingkup keluarga, sekolah dan masyarakat. Khususnya dalam implementasi pembelajaran aqidah akhlak pada siswa kelas VIII SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang. 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian Tempat penelitian adalah lokasi yang dijadikan salah satu aspek penelitian dimana suatu penelititan akan diadakan. Disini yang akan dijadikan lokasi penelitian yaitu SMP Al-Zahra Indonesia Jalan Vila Dago Boulevard, Blok G, Perumahan Vila Dago, Kelurahan Benda Baru, Kecamatan Pamulang, Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten Telepon: (021) 74637352, Facsimile: (021) 74634483 Penelitian ini akan dilaksanakan bulan April sampai bulan Juni 2014. B. Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan metode kualitatif yaitu dengan maksud menafsirkan fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek peneliti, misalnya prilaku, persepsi, motivasi, dan tindakan secara holistik dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada.43 Dari segi pengertian ini, latar alamiah yang dimaksud agar hasilnya dapat digunakan untuk menafsirkan fenomena dan dalam penelitian kualitatif metode yang biasanya dimanfaatkan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. C. Pengumpulan Data 1. Sumber Data Peneliti kualitatif sebagai human instrumen, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atau temuannya.44 Informasi dari responden dipilih secara purposive yaitu orang yang memiliki pengetahuan terhadap masalah yang sedang diteliti dan mempunyai peranan baik dalam hubungannya dengan implementasi pembelajaran aqidah akhlak pada siswa kelas VIII SMP Al-Zahra Indonesia, diantaranya antara lain 43
Lexy J. Meleong, metodologi penelitian kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009),
h. 6.
44
sugiono, metode penelitian pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010),Cet.10, H. 306.
31
yang mengajarkan pembelajaran aqidah akhlak, yang mempelajari pembelajaran aqidah akhlak, dan yang memberikan kebijakan terhadap strategi atau kurikulum pembelajaran aqidah akhlak. Dengan kata lain informan dipilih dengan menggunakan prinsip kesesuian dan kecukupan. Tabel 1 Profil Informan No.
Nama
Status
Keterangan
1
Kamil Aripin, S.Ag
Guru
Pengajar Aqidah Akhlak
2
Adisya Al-Zahra
Siswa
Perwakilan kelas A
3
Muhammad Rafi
Siswa
Perwakilan Kelas B
4
Ahmad Farhan
Siswa
Perwakilan Kelas C
5
Mutia Rahma
Siswa
Perwakilan Kelas D
2. Jenis Data data penelitian dikelompokan menjadi dua jenis, yakni data primer dan data sekunder. Pertama, data primer yakni data yang diperoleh informan melalui wawancara mendalam (indepth interview) yakni memperoleh informasi sejelas mungkin tentang hal yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Kedua, data sekunder yakni data yang digunakan untuk melengkapi dan mendukung data primer. Data sekunder ini diperoleh melalui dokumentasi yang tersedia di lokasi penelitan. Selain itu, data sekunder data juga diperoleh melalui literatur, hasil penelitian yang terkaitdengan masalah yang diteliti. 3. Cara dan Alat Bantu Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yaitu wawancara mendalam (indepth interview), observasi, dan telaah dokumentasi. Metodewawancara mendalam digunaka untuk mengumpulkan data dari semua informasi yang telah disebut diatas. Sedangkan alat yang digunakan dalam pengumpulan data adalah panduan/pedoman wawancara mendalam (indepth interview guidelines), alat pencatat, alat perekam suara (tape recorder), catatan/hasil observasi di lapangan.
32
D. Validitas Data Penelitian kualitatif dilakukan secara purposive sehingga agar validitas tetap terjaga perlu dilalukan beberapa strategi, uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi yang terdiri atas triangulasi metode dan triangulasi sumber. Pertama, triangulasi metode dilakukan dengan menggunakan beberapa metode dalam mengumpulkan data yaitu dengan melakukan wawancara mendalam kepada informasi, observasi, dan telaah dokumentasi. Kedua, triangulasi sumber dilakukan dengan menggunakan sejumlahinformasi yang berbeda. Diambil dari beberapa pihak, seperti guru aqidah akhlak, dan siswa-siswi SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang. Triangulasi sumber dilakukan melakukan cross check data dengan fakta dari dari sumber lain yang diperoleh dari informasi yang berbeda. E. Pengolahan dan Analisi Data Data yang didapat dari wawancara dikumpulan untuk verifikasi, yakni untuk memeriksa kembali akurasi dan kelengkapan data.dari hasil verifikasi tersebut, temuan dan data yang diperoleh dapat dianalisis untuk mengetahui kecendrungan yang terjadi dari obyek penelitian sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan. Pengolahan dan analisis data pada penelitian ini dilakukan secara manual dengan langkah-langkah berikut: 1. Pengumpulan data melalui wawancara, telaah dokumen, dan observasi. 2. Membuat transkip data hasil wawancara dengan mengubah rekaman (audio) hasil penelitian setiap informasi menjadi bentuk tulisan (laporan hasil wawancara). 3. Penandaan pada data atau informasi yang mempunyai pola yang sama. 4. Mengelompokan informasi-informasi yang terdapat pada transkip masing-masing informasi ke variabel-variabel yang telah ditentukan. 5. Penyajian ringkasan data dalam bentuk tabel sehingga memberikan gambaran yang lebih jelas. 6. Analisis terhadap tabel data yang sudah dikategorikan berdasarkan sumber informasinya sesuai tujuan penelitian dengan menggunakan 33
teknis analisis data (thematic analysis) yakni sebuah metode analisis kualitatif yang mengidentifikasi, menganalisis, dan melaporkan polapola (tema) dalam data. Dengan kata lain, analisi tema adalah teknik analisi yang membahas data hasil penelitian yang dilihat sebagai tema untuk dicari kesenjangan datanya. Pada teknik ini dilakukan pengkodean informasi sehingga menghasilkan daftar tema.
34
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Profil Sekolah SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang Tangerang Selatan 1. Gambaran Umum SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang Tangerang Selatan SMP Al-Zahra Indonesia didirikan pada tahun pelajaran 2007-2008 dan diselenggarakan dengan memperhatikan dan mematuhi ketentuan-ketentuan yang ada, baik ketentuan dari pemerintah maupun ketentuan yang ditetapkan oleh lembaga penyelenggara, yaitu yayasan Umara. Sebagai suatu organisasi, yaitu organisasi persekolahan tentunya perlu diperkenalkan kepada berbagai kalangan, yaitu kepada pemerintah, masyarakat, organisasi penyelenggara sekolah dan organisasi lainnya. Maka diperlukan identitas sekolah diumumkan dan diperkenalkan. Identitas sekolah Al-Zahra Indonesia terdiri dari berbagai bentuk, yaitu : a. Penyelenggara : SMP Al-Zahra Indonesia diselenggarakan oleh lembaga /badan hukum, yaitu oleh Yayasan Untuk Masyarakat Sejahtera (Umara) yang didirikan pada tanggal 3 Maret 2000 di Pamulang. Yayasan Untuk Masyarakat (Umara) berbadan hukum berdasarkan akta notaris nomor 1, tanggal 2 Agustus 2000 yang dibuat dihadapan notaris Achmad Abid, Sarjana Hukum di Tangerang. b. Nama Sekolah ; Yayasan Umara menyelenggarakan sekolah-sekolah dengan memberi nama AL-ZAHRA INDONESIA. Untuk sekolah menengah pertama yang diselenggarakan bernama ; “SMP AL-ZAHRA INDONESIA” c. Alamat Sekolah ; SMP Al-Zahra Indonesia berlokasi diperumahan Vila Dago, Benda Baru, Pamulang, Tangerang, Banten. Alamat lengkap sekolah, yaitu ; 35
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA AL-ZAHRA INDONESIA Jalan Vila Dago Boulevard, Blok G, Perumahan Vila Dago, Kelurahan Benda Baru, Kecamatan Pamulang, Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten Telepon: (021) 74637352, Facsimile: (021) 74634483 d. Izin Operasional sekolah ; SMP Al-Zahra Indonesia memperoleh izin operasional dari Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang. Izin operasional SMP Al-Zahra Indonesia ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tangerang, nomor: 423.3/737/Dis P & K/2007 tanggal 5 Desember 2007. e. Nomor Statistik Sekolah (NSS) NSS atau Nomor Statistik Sekolah, ditetapkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tangerang, dengan surat tanggal 17 Desember 2007 NOMOR STATISTIK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA AL-ZAHRA INDONESIA; 20 2 280309 027. f. Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) NOMOR
POKOK
SEKOLAH
NASIONAL
SMP
AL-ZAHRA
INDONESIA ; 206 14346. g. Tanda Anggota KPI SEKOLAH Al-Zahra Indonesia merupakan Anggota Klub Perpustakaan Indonesia (KPI). Tanda Keanggotaan, nomor: 4476/A/IX/KPI/2003, tanggal 10 September 2003.
h. Akreditasi SMP Al-Zahra Indonesia akan menjalani akreditasi sekolah yang akan dilaksanakan oleh Badan Akreditasi Sekolah Kabupaten Tangerang berkisar pada tanggal 20-28 Agustus 2009 yang akan datang. 2. Kondisi Umum SMP Al-Zahra Indonesia a. Kesiswaan Sekolah Al-Zahra Indonesia pada awal pembukaan sampai sekarang ini cukup mendapat perhatian dan diminati oleh masyrakat. 36
Lokasi tempat tinggal peserta didik (murid/siswa) cukup bervariasi, meliputi perumahan-perumahan dan sekitarnya, yaitu perumahan Vila Dago berikut Alam Asri, Pondok Benda Indah, Sarua Permai (Gama Setia), Bukit Indah, Bumi Serpong Damai, Ciater Permai. Vila Pamulang Mas, Permata Pamulang, Pamulang Permai I, Pamulang Permai II, Griya Jakarta, Vila Inti Persada, Pamulang Estate, Nirwana Serpong Agung, Amarapura-Kademangan, Reni Jaya, Bambu Apus, Citra Vila-Bambu Apus, Bakti Jaya Serpong, Regency Melati Mas, komplek Keuangan-POLRI, Pondok Miri, Rawa Kalong, Gn. Sindur, Komplek Gunung Desa Jombang, jalan H. Rean, Benda Baru serta sekitarnya. Observasi atas keberminatan orangtua menyekolahkan putera/puteri-nya ke sekolah Al-Zahra Indonesia, dengan alasan antara lain lokasi sekolah (jauh dari keramaian) dan menyenangkan, sekolah plus dan berciri khas, pelajaran dan pendidikan agama yang cukup, materi tertentu yang dipadukan dengan kegiatan intra kurikuler, fasilitas sekolah yang mencukupi secara bertahap. Fasilitas kendaraan antar jemput dan sebagainya. Kesiswaan SMP Al-Zahra Indonesia mengalami perkembangan yang baik setiap
tahun
pelajaran.
Perkembangan
jumlah
siswa
sejalan
dengan
perkembangan phisik sekolah. SMP Al-Zahra Indonesia untuk pertama kali dibuka pada tahun 2007-2008 masih menempati gedung SD Al-Zahra Indonesia dengan jumlah siswa sebanyak 20 orang. Pada tahun pelajaran 2008-2009 mulai menempati gedung sendiri dengan jumlah siswa sebanyak 65 orang, dan pada tahun ajaran 2009-2010 ini memiliki siswa sebanyak 96 orang. Rasio kelas pada SMP Al-Zahra Indonesia maksimum 25 anak per kelas. Dengan rincian : kelas 7 berjumlah 3 kelas, kelas 8 berjumlah 4 kelas dan kelas 9 berjumlah kelas. Masing-masing kelas dibawah bimbingan seorang wali kelas dan beberapa guru mata pelajaran. Fasilitas penunjang sekolah, antara lain laboratorium, perpustakaan, tempat ibadah, ruang kelas ber-AC, ruang serba guna, lapangan olahraga dan fasilitas lainnya.
37
b. Ketenagaan Sekolah Al-Zahra Indonesia merupakan sekolah yang relatif baru, dibuka pada tahun pelajaran 2001-2002. Untuk unit SMP yang baru dibuka pada tahun pelajaran 2007-2008, unsur ketenagaan baik pimpinan, tenaga pengajar, staf dan petugas merupakan gabungan rekrutmen pegawai tahun 2001 hingga rekrutmen 2009 yang diatur rotasinya pleh Perguruan Al-Zahra Indonesia. Kebijaksanaan dalam rangka pengadaan dan peningkatan SDM tenaga kependidikan SMP Al-Zahra Indonesia ditempuh dengan melakukan perekrutan dan lokakarya. Setelah sekolah berjalan, dilakukan studi banding ke sekolah lain, terutama sekolah yang formatnya hampir sama. Pada tahun pelajaran 20013-2014 tenaga atau karyawan yang ada di SMP Al-Zahra Indonesia sebanyak 24 orang, yaitu : 1.
Kepala Sekolah
: 1 orang
2.
Wakil Kepala Sekolah
: 2 orang
3.
Guru mata pelajaran
: 19 orang
4.
Tata usaha
: 2 orang
5.
Tenaga kebersihan
: 3 orang
3. Sarana dan Prasarana Sekolah Menengah Pertama Al-Zahra Indonesia berada di dalam perumahan Vila Dago di Benda Baru, Pamulang termasuk Kota Tangerang Selatan, Propinsi Banten. Pembangunan SMP dilakukan secara bertahap, dilaksanakan mulai tahun 2007 dengan peletakkan pondasi, diikuti dengan pembangunan gedung SMP YANG SELESAI PADA Juli 2008 untuk tahap I, berupa ruang-ruang kelas, laboratorium, dan pendopo serbaguna. Untuk tahap II dilakukan pembangunan sarana kantin dan gedung pertunjukkan yang sampai saat ini masih dalam taraf penyelesaian. Untuk penyelesaian bangunan lantai II direncanakan setelah tahap II selesai. Insya Allah pembangunan gedung lainnya akan dilakukan secara bertahap. Fasilitas untuk menunjang kegiatan belajar mengajar dan kegiatan lainnya, disiapkan secara bertahap, yaitu ;
38
a. Ruang kelas ber-AC b. Laboratorium komputer c. Laboratorium IPA d. Kendaraan antar jemput e. Ruang UKS f. Ruang ibadah g. Pusat Sumber Belajar dan Perpustakaan h. Ruang BP i. Ruang OSIS j. Kantin dan Pendopo k. Ruang serbaguna (aula) Pengembangan atau penambahan fasilitas dilakukan setiap tahunnya. 4. Visi dan Misi SMP Al-Zahra Indonesia a. VISI membentuk generasi unggul yang memiliki IMTAQ dan menguasai IPTEK, Sehingga terbentuk manusia seutuhnya atau insan kamil. b. MISI mengembangkan potensi (fitrah) peserta didik melalui pendidikan yang berkualitas dalam mewujudkan manusia yang beriman, berilmu dan berakhlak mulia serta tangguh dalam semua aspek kehidupan. 5. Kurikulum SMP Al-Zahra Indonesia Adapun kurikulum yang digunakan oleh sekolah SMP Al-ahra Indoneisa ialah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sebagai berikut:
NO
Tabel 2 Daftar Materi Pembelajaran SMP Al-Zahra Indonesia MATA PELAJARAN ALOKASI WAKTU
1
Al-Qur‟an Hadist
2
2
Aqidah Akhlak
3
3
Fiqih
3
39
4
SKI
1
5
Pengetahuan Sosial/PKn
4/5
6
Bahasa Indonesia
4/5
7
Bahasa Inggris
4
8
Matematia
5/6
9
Biologi
2/3
10
Fisika
2/3
11
Penjaskes
3/2
12
Mandarin
1
13
Seni Budaya
3/2
14
Komputer
1
15
Bimbingan Konseling
1
16
SBK
2
17
IPS
4/5
6. Keadaan Guru, Karyawan, dan Siswa SMP Al-Zahra Indonesia a. Keadaan Guru Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru pemegang peranan utama, karena ia adalah faktor yang menentukan bagi keberhasilan pengajaran karena tanpa guru proses belajar mengajar tidak akan berlangsung, dengan demikian tujuan pendidikan akan tercapai. Saat ini semua bidang studi di SMP Al-Zahra Indonesia di pegang oleh guru-guru yang memiliki kompetensi tinggi, mereka adalah sarjana-sarjana dari berbagai perguruan tinggi baik negri maupun swasta. Adapun jumlah guru yang mengajar di SMP Al-Zahra Indonesia berjumlah 16 orang dengan latar belakang pendidikan yang berbeda. Untuk lebih jelasnnya dapat dilihat dari tabel berikut: 40
Tabel 3 DATA JUMLAH GURU NO
NAMA PENDIDIK
L/P
PENDIDIKAN TERAKHIR
1
Gufron, M.PD.I
L
S2
2
Dwi Yini Astuty, S.PD
P
S1
3
Rifa‟I, SQ, S.Ag
L
S1
4
Desy Sri Saparina Aspi, S.Pd
P
S1
5
Firmansyah, S.Kom
L
S1
6
Iwan Setiawan, S.Pd
L
S1
7
Windha Puspa Yastama, S.Pd
P
S1
8
Fatahulhujjah, S .Pd
L
S1
9
Ni'matul Bidayah, S.Pd
P
S1
10
Rika Aprianti, S.Pd
P
S1
11
Dini Pramesti, S.Psi
P
S1
12
Nilam Pusparani, H.S.S
P
S1
13
Kamil Aripin, S.Ag
L
S1
14
Fazminar M. Djundan
L
S1
15
Hadi Sukoco, S.Si
L
S1
16
Dea Faradita, S.Pd
P
S1
17
Herliyanti, S.Si
P
S1
18
Fahruroji Baidawi, S.Pd
L
S1
19
Siti Masitoh, S.Pd.I
P
S1
20
A. Dimyathi, S.Pd.I
L
S1
41
b. Keadaan Karyawan Karyawan adalah salah satu unsur tenaga kependidikan, tenaga kependidikan lainnya harus bekerja sama dengannya untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan. Dengan terjalinnya hubungan baik antar mereka, maka akan terjalin kerjasama yang baik pula dan proses belajar mengajar akan berjalan dengan lancar dan baik. Adapun karyawan yang membantu jalannya proses belajar mengajar ada 5 orang. Tabel 4 Karyawan-Karyawan SMP Al-Zahra Indonesia NO
NAMA
JABATAN
PENDIDIKAN TERAKHIR
1
Sukarwan M. Noer
Tata Usaha (TU)
S1
2
Dodi Hendro
Tata Usaha (TU)
SMA
3
Habil Syahputra
OB
SMP
4
Raflizal
OB
SMK
5
Ahmad Khaeroni
OB
SMP
c. Keadaan Siswa dan Siswi Kemajuan sekolah tidak diukur dari segi fasilitas gedung yang mewah, melainkan didukung oleh kuantitas dan kualitas siswa , karena mereka adalah subjek dan sekaligus objek pendidikan. Siswa SMP Al-Zahra Indonesia 2013/2014 berjumlah 202 siswa dengan keterangan sebagai berikut: Tabel 6 Data Jumlah Siswa-siswa SMP Al-Zahra Indonesia
NO
KELAS
JENIS KELAMIN L
P
JUMLAH SISWA
JUMLAH ROMBEL
1
VII
20
33
53
3
2
VIII
41
52
93
4
42
IX
24
32
56
3
JUMLAH
85
117
202
10
3
B. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Aqidah Akhlak pada siswa kelas VIII SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang 1. Pelaksanaan Pembelajaran Aqidah Akhlak pada siswa kelas VIII SMP AlZahra Indonesia Pamulang a. Perencanaan Perencanaan adalah tahap awal yang harus dilalui setiap kali akan melaksanakan proses pembelajaran. Seorang guru harus mempersiapkan segala sesuatunya agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru yang mengajar Mata pelajaran Aqidah Akhlak pada pada siswa kelas VIII SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang. bahwa guru selalu merencanakan program pembelajaran yaitu membuat Program Tahunan, Program Semester, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Silabus dan Evaluasi. Sebagaimana pernyataan beliau dalam wawancara sebagai berikut “Dalam rencana kerja tahunan yang saya susun terdapat 3 pokok bahasan yang terbagi ke dalam dua semester. Setiap semester akan dilaksanakan kegiatan pembelajaran sebanyak 2 pokok bahasan. Penyusunan program tahunan ini dilengkapi dengan penentuan silabus, metode, media dan evaluasi terhadap hasil belajar.”45 1) Program tahunan Program tahunan merupakan rencana kerja yang akan dicapai dalam jangka waktu tertentu. Program tahunan berkaitan dengan rencana pencapaian yang ada dalam satu tahun ajaran. Pencapaiannya sesuai dengan ketetapan yang tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang menerapkan sistem berjenjang dalam proses pembelajaran sesuai dengan tingkatan kelas dan sekolah. 45
wawancara dengan pak Kamil Aripin selaku guru mata pelajaran aqidah akhlak, wawancara dilakukan di ruang guru pada tanggal 13 November 2014, jam 13.30 WIB
43
Berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh melalui wawancara dengan guru mata pelajaran Aqidah Akhlak, guru menyusun rencana kerja tahunan. Dalam rencana kerja tahunan terdapat 3 pokok bahasan yang terbagi ke dalam dua semester. Setiap semester akan dilaksanakan kegiatan pembelajaran sebanyak 2 pokok bahasan. Penyusunan program tahunan ini dilengkapi dengan penentuan silabus, metode, media dan evaluasi terhadap hasil belajar. 2) Program semester Program semester merupakan rencana kerja yang akan dicapai dalam jangka waktu tertentu. Program semester berkaitan dengan isi materi pelajaran yang akan dibelajarakan dalam satu semester. Dalam program semester dicantum sejumlah materi pembelajaran yang akan dikembangkan disertai metode, media dan evaluasi hasil belajar. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Aqidah Akhlak, guru menyusun program semester. Pada semester genap tahun ajaran 2013/2014. Sebagaimana pernyataan beliau dalam hasil wawancara sebagai berikut “Memang setiap tahun ajaran baru semua guru termasuk guru bidang diwajibkan membuat administrasi pembelajaran yaitu diantara yang barusan saya sudah sebutkan dan tahun ini pun demikian dalam hal ini yaitu untuk tahun ajaran 2013/2014.”46 program semester dimaksud dibuat dalam kerangka sebagaimana dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
46
wawancara dengan pak Kamil Aripin selaku guru mata pelajaran aqidah akhlak, wawancara dilakukan di ruang guru pada tanggal 13 November 2014, jam 13.30 WIB
44
Tabel 6 Program Tahunan Pembelajaran Aqidah Akhlak No.
Rencana Kerja
Jumlah
Keterangan
1
Jumlah materi pelajaran dalam satu semester
3
Pokok Bahasan
2
Jumlah pekan efektif
15
Pekan
3
Jumlah jam pelajaran dalam satu semester Tatap muka/pertemuan pembelajaran
64
Jam Pelajaran
64
Jam Pelajaran
5
Ulangan Harian
-
Jam Pelajaran
6
Ulangan Umum
1
Jam Pelajaran
7
Cadangan
-
Jam Pelajaran
4
Sumber: hasil observasi (diolah)
Program pengajaran sebagaimana tabel di atas merupakan perangkat pelaksanaan kegitan pembelajaran yang digunakan oleh guru Mata pelajaran Aqidah Akhlak pada siswa kelas VIII SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang. Penyusunan dimaksudkan untuk memberikan arah penuntun dan pedoman kerja yang akan dilakukan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran sesuai alokasi waktu yang ditetapkan. b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana
pelaksanaan
pembelajaran
dijabarkan
dari
silabus
untuk
mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai kompetensi dasar.
Berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh melalui wawancara dengan guru mata pelajaran Aqidah Akhlak dan ditunjukkan dengan bukti dokumenter, bahwasanya penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dilakukan oleh guru sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dibuat setiap satu kompetensi dasar untuk beberapa kali pertemuan. Sebagaimana pernyataan beliau dalam hasil wawancara sebagai berikut “rencana pelaksanaan pembelajaran atau RPP disusun sebelum kegiatan pembelajaran
dilaksanakan.
Penyusunan 45
rencana
pelaksanaan
pembelajaran dibuat setiap satu kompetensi dasar untuk beberapa kali pertemuan. Karena RPP itukan persiapan mengajar jadi harus dipersiapkan sebelum mengajar, istilahnya itu bagaikan kita mempersiapkan umpan sebelum memancing dan sedia payung sebelum hujan, ya begitulah ibaratnya RPP.”47 Mengetahui dalam pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan komponen yang ditunjukkan oleh guru mata pelajaran Aqidah Akhlak saat penelitian dilakukan, penulis menggunakan lembar observasi terhadap guru sebagai bahan perbandingan objektif. Mengacu kepada hasil lembar observasi dan dukomenter, rencana pelaksanaan pembelajaran dapat dilihat pada lampiran. c. Proses Pembelajaran Proses pembelajaran yang efektif dan bermakna akan tercipta ketika guru mampu memberdayakan segenap kemampuan dan kesanggupan siswa dalam mencapai
tujuan
pembelajaran.
Keterampilan
guru
dalam
mengelola
pembelajaran memegang peranan penting dalam mencapai keberhasilan belajar siswa. Pembelajaran yang terjadi di kelas pada dasarnya merupakan suatu kegitan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga aktivitas, proses dan hasil belajar siswa meningkat kearah yang lebih baik. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan penulis ketika pelaksanaan pembelajaran Mata pelajaran Aqidah Akhlak pada siswa kelas VIII SMP AlZahra Indonesia Pamulang, diperoleh data berkaitan dengan kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup dalam mengajar. Deskripsi tentang kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup dalam mengajar dimaksud adalah sebagai berikut: 1) Kegiatan Pendahuluan Pada awal kegiatan pembelajaran, guru membuka pelajaran dengan mengucap salam. Siswa menjawab salam dengan suara yang lantang. Kondisi ini mengisyaratkan bahwa pada awal kegiatan pembelajaran nampak terlihat bahwa 47
wawancara dengan pak Kamil Aripin selaku guru mata pelajaran aqidah akhlak, wawancara dilakukan di ruang guru pada tanggal 13 November 2014, jam 13.30 WIB
46
banyak siswa yang konsentarsi memperhatikan guru untuk mengikuti kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran Mata pelajaran Aqidah Akhlak. Menyadari keadaan siswa yang terkondisi untuk belajar, kemudian guru menyuruh siswa untuk tenang dan segera untuk mengeluarkan buku pelajaran Aqidah Akhlak. Setelah kondisi kelas sudah dapat dikendalikan, guru segera melakukan cek daftar hadir siswa untuk mengetahui siapa yang tidak masuk pada pembelajaran hari ini. Tujuan lain dari absensi ini adalah untuk mendapatkan perhatian siswa. Guru melakukan kegiatan apersepsi untuk menarik minat siswa dan memotivasi siswa dengan menjelaskan bahwa jika siswa mempelajari materi hari ini, maka mereka akan dapat mengimplementasikan Mata pelajaran Aqidah Akhlak
dalam
kehidupan
sehari-hari.
Sebelum
menyampaikan
tujuan
pembelajaran guru mengadakan penilaian selama proses pembelajaran yakni dengan mengadakan pre test. Setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang
akan
dilaksanakan.
Selain
menyampaikan
tujuan
pembelajaran, guru juga memberikan penjelasan materi yang harus dipelajari. Oleh karena itu, siswa diminta untuk memperhatikan penjelasan yang disampaikan. Mendengar apa yang disampaikan oleh guru, siswa memberi respon dengan duduk rapi, tenang dan membuka buku pelajarannya masing-masing. Untuk mengetahui apakah kegiatan awal sesuai dengan yang ditujukan disaat penelitian dilakukan, penulis menggunakan lembar observasi terhadap guru sebagai bahan perbandingan yang objektif. Mengacu kepada hasil lembar observasi, kegiatan pendahuluan pelajaran dapat dilihat pada lampiran. 2) Kegiatan inti Kegiatan inti dalam pembelajaran merupakan kegiatan yang utama dalam proses pembelajaran atau dalam proses penguasaan pengalaman belajar (learning experience) siswa. Kegiatan inti dalam pembelajaran adalah suatu proses pembentukan pengalaman dan kemampuan siswa secara terprogram yang dilaksanakan dalam durasi waktu tertentu. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. 47
a) Eksplorasi Dalam kegitan eksplorasi guru mempersilakan siswa untuk membuka buku pelajarannya, materi yang akan dipelajari halaman berapa dan tentang sub pokok bahasan apa. Guru tidak pernah lupa untuk memperintahkan hal yang demikian. Dan kalau tidak diperhatikan mareka kurang mempunyai inisiatif sendiri, bahkan sebagian mereka lupa sampai di mana materi pelajaran yang sudah disampaikan oleh guru. Pada bagian inilah guru melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas tentang topik/tema materi yang akan dipelajari. Guru juga sering mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang sedang dibahas untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap pelajaran dan memberikan kesempatan untuk bertanya kepada siswa, namun terkadang tidak ada reaksi dari siswa. Pada saat penyampaian materi guru berusaha untuk memberdayakan metode sebagai salah satu sarana pendekatan dalam pembelajaran Mata pelajaran Aqidah Akhlak. Guru tidak menggunakan media pembelajaran, padahal seperti yang telah kita ketahui bahwa media pembelajaran adalah salah satu cara untuk mempermudah dan penyalur informasi terhadap pemahaman siswa, sehingga materi yang disampaikan guru dapat berjalan sesuai dengan rencana. Pada saat dua puluh menit pertama pelajaran berlangsung, siswa sangat antusias untuk memperhatikan walaupun guru kadang-kadang tidak mendapatkan respon dari siswa setelah itu ada beberapa siswa yang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing tanpa memperhatikan guru yang ada di depan kelas. Pada saat seperti inilah guru dapat melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Jika kondisi seperti ini tidak dikendalikan maka suasana pembelajaran akan menjadi gaduh. Sehingga susah untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, sebagaimana terlampir.
48
b) Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru mempasilitasi siswa melalui diskusi, dengan jumlah 24 orang sehingga guru membentuklimat kelompok dengan jumlah tiap kelompok sebanyak lima sampai empat orang, kemudian guru memberikan masalah untuk diselesaikan dengan kelompok masing-masing. Guru terlihat mengembangkan metode dan strategi pembelajaran yakni menggunakan strategi pembelajaran STAD. Setiap kelompok membuat laporan eksplorasi yang dilakukan secara tertulis dengan teman kelompok. Setelah selesai memecahkan masalah yang diberikan guru, kemudian siswa diberikan kesempatan untuk menyajikan hasil kerja kelompok di papan tulis dengan perwakilan masing-masing kelompok. Pada saat pembelajaran siswa lebih senang dan termotivasi belajar dengan seringnya guru memberikan penguatan dan pujian, karena siswa senang jika guru memberikan perhatian kepadanya. Hal tersebut juga dapat terlihat dari hasil observasi penulis, pada saat guru membagikan kelompok mereka sangat antusias dengan teman kelompoknya masing-masing untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh guru yakni dampak positif dan negatif, dapat dilihat pada lampiran. c) Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru memberikan umpan balik atas hasil kerja kelompok yang sudah diselesaikan dan mendiskusikan kembali secara bersama-sama untuk mendapatkan klarisifikasi jawaban yang telah ditemukan siswa. Dengan adanya umpan balik ini guru dapat memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi. Guru juga memberikan penguatan kepada siswa dalam bentuk lisan, tepuk tangan, acungan jempul dan hadiah terhadap keberhasilan siswa. Memberikan motivasi kepada siswa yang kurang atau belum berpartisipasi aktif. Untuk mengetahui apakah kegiatan konfirmasi sesuai dengan yang ditujukan disaat penelitian dilakukan, penulis menggunakan lembar observasi terhadap guru sebagai 49
bahan perbandingan yang objektif. Mengacu kepada hasil lembar observasi, bisa di lihat pada lampiran. 3) Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup, guru Mata pelajaran Aqidah Akhlak bersamasama membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang sudah dipelajari dan mengadakan post test. Namun terlihat untuk pelaksanaan post test tidak berjalan dengan lancar terkendala dengan waktu, sehingga guru menjadikan pekerjaan rumah. Menurut guru hal ini tergantung materi yang diberikan dan waktu yang tersedia. Guru juga merencanakan tindak lanjut untuk mempelajari materi berikutnya. Sebelum menutup pelajaran, guru Mata pelajaran Aqidah Akhlak memberikan nasehat atau pesan agar siswa mengulang pelajaran di rumah dan belajar lebih tekun, jangan terlalu banyak bermain-main dan guru menutup pelajaran dengan mengucapkan hamdallah. Untuk mengetahui apakah kegiatan penutup sesuai dengan yang ditujukan disaat penelitian dilakukan, penulis menggunakan lembar observasi terhadap guru sebagai bahan perbandingan yang objektif. Mengacu kepada hasil lembar observasi, dapat di lihat pada lampiran. d. Metode Dalam sebuah pembelajaran, metode merupakan komponen yang sangat penting dalam mencapai tujuan yang ditetapkan, seorang guru hendaknya terampil dalam menggunakan metode yang tepat dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan, dan juga guru menggunakan metode yang bervariasi dan inovatif agar proses pembelajaran tidak membosankan sehingga dapat menarik perhatian siswa. Berdasarkan hasil wawancara, dalam penyampaian materi pelajaran aqidah akhlak, metode yang digunakan oleh guru Mata pelajaran Aqidah Akhlak secara umum guru menggunakan metode ceramah, tanya jawab, diskusi dan penugasan. Sebagaimana pernyataan beliau dalam hasil wawancara sebagai berikut “metode yang saya gunakan bervariasi, hal tersebut dimaksudkan agar para siswa tidak bosan mendengarkan materi yang sampaikan khususnya 50
dalam mata pelajaran aqidah akhlak yang saya ajarkan, biasanya sih saya menggunakan metode ceramah, tanya jawab, diskusi, dan penugasan.”48 Berdasarkan hasil observasi guru lebih banyak menggunakan metode diskusi dalam pembelajaran Mata pelajaran Aqidah Akhlak. Misalnya pada saat mempelajari materi Akhlak Terpuji kepada Sesama, guru membagi 5 kelompok untuk semua siswa yang berjumlah 5 sampai 4 orang dalam 1 kelompok. Mereka diberikan masalah untuk dijawab secara bersama-sama dengan kelompok mereka. Jika mereka sudah menemukan jawabannya maka mereka dipersilahkan untuk mengisi kolom jawaban yang telah guru siapkan di papan tulis. Sehingga semua kelompok mendapatkan kesempatan yang sama untuk mengisi kolom jawaban yang telah tersedia dan siswa merasa senang belajar Mata pelajaran Aqidah Akhlak dengan metode yang diberikan oleh gurunya. Berdasarkan hasil observasi, guru juga menggunakan metode gabungan antara metode ceramah dan metode tanya jawab. Misalnya ketika guru memberikan pelajaran pada materi Akhlak Terpuji kepada Sesama, guru terlebih dahulu memberikan tanya jawab sambil menjelaskan materi yang akan dipelajari. e. Media Dalam pembelajaran Mata pelajaran Aqidah Akhlak kelengkapan media memiliki arti yang sangat penting. Media merupakan wahana penyalur informasi belajar. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat. Menurut guru bahwa media yang ada di sekolah sudah memadai untuk membantu proses pembelajaran namun masih perlu penambahan jumlah media karena masih sedikit media yang ada di sekolah sehingga dengan terpaksa mereka bergantian untuk menggunakan media tersebut seperti gambar praktik berbuat baik kepada sesama, media vcd dan sebagainya, berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan guru Mata pelajaran Aqidah Akhlak bahwa media yang digunakan adalah media yang sudah tersedia di sekolah seperti; gambar praktik berbuat baik kepada sesama, media vcd. Media yang 48
wawancara dengan pak Kamil Aripin selaku guru mata pelajaran aqidah akhlak, wawancara dilakukan di ruang guru pada tanggal 13 November 2014, jam 13.30 WIB
51
digunakan dapat menarik perhatian siswa, karena dapat memudahkan guru untuk menyampaikan isi materi yang akan disampaikan. Terkadang juga guru menyuruh siswa untuk mencari gambar yang akan dibahas pada pelajaran yang akan datang, misalnya tentang berbuat baik kepada sesama. Sebagaimana pernyataan beliau dalam hasil wawancara sebagai berikut “media yang saya gunakan adalah media yang sudah tersedia di sekolah seperti; gambar praktik berbuat baik kepada sesama, media vcd. Yang pasti yaitu semua media yang dapat menarik perhatian siswa, karena media berfungsi untuk memudahkan guru untuk menyampaikan isi materi yang akan disampaikan. Terkadang juga saya menyuruh siswa untuk mencari gambar yang akan dibahas pada pelajaran yang akan datang, misalnya tentang berbuat baik kepada sesama. Biasa saya menyuruh siswa untuk browsing diinternet. Yah dari pada mereka facebookan dan twitteran terus lebih baik kita sebagai seorang guru mengarahkan mereka untuk menggunakan internet sebagai sarana belajar dan pendidikan.”49 f. Evaluasi Evaluasi merupakan alat penilaian bagi guru untuk mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan setelah proses pembelajaran berlangsung. Selain itu evaluasi adalah barometer untuk mengukur keberhasilan guru itu sendiri dalam menyajikan bahan pelajaran. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan guru bahwa pre test selalu digunakan dan guru juga sering melakukan tes dalam bentuk tes tertulis yang dilakukan untuk mengetahui dan mengukur kemampuan siswa terhadap materi yang diajarkan. Guru juga melaksanakan evaluasi pada saat proses pembelajaran berlangsung, pada saat itu dapat dilihat bagaimana reaksi siswa, sikap siswa, kecepatan dan kelambatan setiap siswa. Apabila ditemukan siswa yang lambat dibandingkan dengan siswa lainnya maka guru mengulang kembali atau penyederhanaan materi pelajaran. Namun post test atau tes akhir jarang dilaksanakan karena keterbatasana waktu yang tersedia dan banyaknya materi yang harus diberikan kepada siswa. Menurut guru Mata 49
wawancara dengan pak Kamil Aripin selaku guru mata pelajaran aqidah akhlak, wawancara dilakukan di ruang guru pada tanggal 13 November 2014, jam 13.30 WIB
52
pelajaran Aqidah Akhlak post test yang pernah beliau laksanakan adalah memberikan soal-soal tentang materi yang telah disampaikan, tetapi karena siswa sudah ingin keluar dari kelas untuk istirahat jadi siswa kurang konsentrasi lagi dan tidak terlalu dapat menjawab soal-soal yang diberikan guru. Guru juga melaksanakan tes setiap Kompetensi Dasar yang telah dipelajari setiap selesai dua atau tiga sub pokok bahasan dan juga melaksanakan tes akhir setiap semester, hal ini bertujuan untuk mengetahui kemajuan dan kemunduran siswa dalam pembelajaran Mata pelajaran Aqidah Akhlak, apakah memerlukan pengayaan atau program remedial. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pelaksanaan Pembelajaran Aqidah Akhlak pada SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang. a. Faktor Guru 1) Latar belakang pendidikan Berdasarkan hasil wawancara dan dokumenter dari TU bahwa guru pengajar pelajaran aqidah akhlak adalah lulusan dari perguruan tinggi dengan jurusan Pendidikan Agama Islam. Sehingga hal tersebut sudah linier dan tidak menjadi penghambat beliau dalam mengajar siswa kelas VIII SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang. 2) Pengalaman Mengajar Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Mata pelajaran Aqidah Akhlak yang mengajar di pada siswa kelas VIII SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang, bahwa pengalaman mengajar guru aqidah akhlak adalah 5 tahun, yaitu sejak tahun 2009 sampai dengan 2014. Jadi, pengalaman guru yang mengajar Mata pelajaran Aqidah Akhlak ini cukup berpengalaman dalam mengajar dan menghadapi siswa. b. Faktor Siswa 1) Minat Minat merupakan aspek psikis yang tidak dapat dipisahkan dalam proses pembelajaran khususnya pembelajaran Mata pelajaran Aqidah Akhlak. Faktor minat merupakan hal yang harus diperhatikan, karena minat turut juga mempengaruhi dan menentukan prestasi belajar seseorang. Siswa yang 53
berminat tinggi terhadap pelajaran tertentu akan membuat ia senang mempelajari sehingga ia pun termotivasi untuk belajar sungguh-sungguh. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara bahwa minat peserta didik terhadap pelajaran Mata pelajaran Aqidah Akhlak cukup baik apabila guru dapat mengajak siswa untuk berkomunikasi dan menggunakan metode yang guru sajikan. Ini dapat terlihat dari persiapan yang peserta didik lakukan pada saat pelajaran akan dimulai, siswa mempersiapkan buku paket dan catatan meskipun tanpa perintah daru gurunya. Hal ini juga diperkuat dari hasil wawancara dengan guru dan wawancara yang penulis lakukan dengan peserta didik, bahwa peserta didik pada siswa kelas VIII SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang. cukup berminat dalam belajar Mata pelajaran Aqidah Akhlak walaupun dengan keterbatasan pengetahuan yang mereka miliki. Sebagaimana pernyataan beliau dalam hasil wawancara sebagai berikut “… tetapi semua itu tergantung bagaimana kepemimpinan kita dikelas sebagai seorang guru untuk dapat me-manage kelas dengan baik, karena sebaik apapun metode yang digunakan apabila seorang guru tidak dapat me-manage kelas dengan baik maka hasilnya nihil.”50 2) Motivasi Motivasi siswa terhadap belajar sangat berpengaruh pada setiap pembelajaran, tidak terkecuali pada pelajaran Mata pelajaran Aqidah Akhlak. Dari hasil observasi bahwa motivasi siswa terlihat kurang terhadap pembelajaran Mata pelajaran Aqidah Akhlak, mereka sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, ribut pada saat guru menjelaskan pelajaran dan mengganggu teman saat mengerjakan tugas kelompok serta pada saat mengerjakan soal siswa merasa lelah dan bosan. Mereka beranggapan bahwa sudah ada teman yang lebih pintar untuk mengerjakan tugas kelompok sehingga yang lainnya sibuk dengan kegitannya sendiri, seperti mengganggu temannya dan lain sebaginya.
50
wawancara dengan pak Kamil Aripin selaku guru mata pelajaran aqidah akhlak, wawancara dilakukan di ruang guru pada tanggal 13 November 2014, jam 13.30 WIB
54
c. Faktor Fasilitas Faktor fasilitas merupakan salah satu yang mempengaruhi pembelajaran Mata pelajaran Aqidah Akhlak. Dari hasil observasi yang penulis lakukan dan didukung dengan wawancara dengan guru pengajar aqidah akhlak, dinyatakan bahwa fasilitas yang dimilik madrasah terbatas. Ruang kelas yang hanya ada 8 sementara kelas belajar ada 9, mengharuskan ruang kelas dibagi menjadi petakan yang relatif kecil. Kondisi ini menyebabkan proses pembelajaran kurang efektif karena suara di kelas juga terdengar di kelas lain. Hasil wawancara dengan guru pengajar aqidah akhlak di atas dilakukan cruss-ceck kepada kepala tata usaha. Berdasarkan observsi penulis di kantor tata usaha yang diperjelas pula dengan data dokumenter menunjukkan bahwa beberapa ruang dipetak menjadi kelakelas yang relatif kecil. pada siswa kelas VIII SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang. sebenarnya memiliki LCD, namun peralatan ini masih jarang digunakan khususnya dalam pembelajaran Mata pelajaran Aqidah Akhlak. Hal ini disebabkan materi pembelajarannya harus ditulis kembali sesuai dengan tujuan pembelajaran. Fasilitas yang saat ini digunakan cenderung terbatas pada papan tulis dan buku ajar. Merujuk kepada wawancara degan guru Mata pelajaran Aqidah Akhlak, fasilitas pendukung lainnya dalam proses pembelajaran Mata pelajaran Aqidah Akhlak, seperti vcd player belum tersedia. Buku paket Mata pelajaran Aqidah Akhlak yang digunakan untuk siswa lebih banyak menjadi sumber belajar satusatunya. Hasil wawancara degan guru Mata pelajaran Aqidah Akhlak di atas yang kemudian di cross ceck dengan kepala tata usaha pada hari yang sama, menunjukkan bahwa perpustakan yang dimiliki madrasah hanya berupa ruangan yang berada di antara ruang kelas. Koleksi perpustakaan lebih banyak berisi modul, buku pelajaran, majalah dan surat kabar lokal. Sementara buku-buku yang berkaitan dengan Mata pelajaran Aqidah Akhlak masih sedikit sehingga harus bergantian untuk membacanya. d. Faktor Lingkungan sekolah Letak gedung sekolah dan keadaan lingkungan sekitar sangat mempengaruhi terhadap pembelajaran. Dari hasil observasi bahwa keadaan 55
lingkungan sekolah SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang. kurang mendukung terhadap pembelajaran, karena letaknya yang berada di kawasan padat dekat dengan Jalan Raya dan bengkel las dan bubut, sehingga suasana dalam pembelajaran kurang mendukung. Seperti halnya bunyi bel yang mengakibatkan siswa kebingungan apakah bunyi bel tersebut berasal dari sekolahnya atau dari kendaraan yang lewat karena ada anak-anak yang berjalan tidak hati-hati. C. Implementasi Pembelajaran Aqidah Akhlak Pada siswa kelas VIII SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan 4 siswa kelas VIII yaitu Adisya Al-Zahra (AA), Muhammad Rafi (MR), Ahmad Farhan (AF), Mutia Rahma (MtR) dan guru mata pelajaran aqidah akhlak yaitu Pak Kamil Aripin (KA) di SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang, maka diperoleh berbagai pernyataan yang terkait dengan Implementasi Pembelajaran Aqidah Akhlak Pada Siswa Kelas VIII SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang. Dibawah ini penulis sajikan hasil penelitian dari hasil wawancara observasi dan telaah kurikulum disekolah SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang. 1. Implementasi Pemebelajaran Aqidah Akhlak di Lingkungan Keluarga Berdasarkan hasil wawancara Pelaksanaan pembelajaran aqidah akhlak harus dimulai sejak dini yaitu dilingkungan keluarga dalam hal ini siswa kelas VIII SMP Al-Zahra Indonesia mempunyai
pernyataan
yang
berbeda-beda
mengenai
implementasi
pembelajaran aqidah akhlak dilingkungan keluarga, sebagai contoh bisa dilihat dari hasil wawancara yang penulis lakukan dengan Adisya Al-Zahra (AA). AA mengatakan bahwa biasa dia berprilaku baik kepada orang tuanya dan selalu membantu pekerjaan ibunya seperti memasak dihari libur dan pekerjaan rumah lainnya. Sebagai mana penuturan AA sebagai berikut “Biasanya saya selalu membantu pekerjaan orang tua, contohnya ketika ibu sedang memasak di hari libur saya membantu sebisa saya ya walaupun ngaduk-ngaduk sayur saja sih. Sebenarnya banyak prilaku baik yang biasa saya lakukan kepada orang tua dari mulai berangkat kesekolah saya 56
berpamitan, dan begitupun pulang sekolah dan biasanya apapun nasihat orang tua selama itu baik selalu saya ikuti.”51 Hal yang senada juga diutarakan oleh Mutia Rahma (MtR) yang terkait dengan hal ini, bahwasanya MtR juga selalu berprilaku baik kepada orang tua terutama kepada ibunya, Sebagai coontoh dia pernah mengantarkan ibunya ketoko kue karena kebetulan saat itu akan diadakan acara arisan dengan temanteman ibunya. Sebagaimana hasil wawancara sebagai berikut “Saya pernah mengantarkan ibu ke toko kue karena waktu itu ada acara arisan teman-temannya ibu.”52 Disamping itu MtR pun menuturkan bahwasanya dia banyak sekali berbuat baik kepada ibunya selain perbuatan diatas karena dia mengatakan bahwa dia diajarkan untuk selalu berbuat baik kepada orang tua, khususnya kepada ibu. Perbuatan baik tersebut diantaranya adalah seperti mendengarkan nasihat orang tua, menyenangkan orang tua, dan dia pernah memberikan hadia kepada ibunya jika ibunya berulang tahun. Sebagaimana pernyatan MtR dalam hasil wawancara berikut ini “Iya, sebenarnya banyak sih seperti mendengarkan nasihat orang tua, menyenangkan orang tua dan saya pernah memberikan hadiah pada ibu ketika ibu ulang tahun.” Begitu pun halnya dengan Muhammad Rafi (MR) bahwasanya MR telah dengan baik mengimplementasikan pelajaran aqidah akhlak dilingkungan keluarganya, dia selalu berprilaku baik kepada orang tua. Sebagai contoh dia selalu mencium tangan orang tuanya sebelum berangkat kesekolah dan mendengarkan
nasihat
orang
tuanya,
walaupun
terkadang
dia
tidak
mendengarkan nasihat orang tuanya apabila asyik bermain dengan temantemannya. Sebagaimana pernyataan MR sebagai berikut “Setiap sebelum berangkat kesekolah saya selalu mencium tangan orang tua, dan saya mendengarkan nasihat orang tua tapi terkadang saya tidak 51
wawancara dengan Adisya Al-Zahra selaku siswa kelas VIII SMP Al-Zahra Indonesia, wawancara dilakukan di ruang kelas pada tanggal 13 November 2014, jam 14.00 WIB 52 wawancara dengan Mutia Rahma selaku siswa kelas VIII SMP Al-Zahra Indonesia, wawancara dilakukan di ruang kelas pada tanggal 13 November 2014, jam 14.10 WIB
57
mendengarkannya contohnya waktu asyik main bola bersama teman-teman saya disuruh pulang tapi saya pura-pura tidak mendengarkan ya itu saja sih pengalaman.”53 Lainnya halnya dengan Ahmad Farhan (AF), bawasanya AF kurang terlihat dalam mengimplementasikan pelajaran aqidah akhlak khususnya dilingkungan keluarga, mungkin hal ini dikarenakan ayah dan ibunya sibuk bekerja yang menyebabkan kurangnya intensitas pertemuan antara anak dan orang tua. AF mengatakan bahwa setiap pagi ketika akan berangkat kesekolah ayahnya masih tidur hanya ada ibunya yang membantu neyiapkan peralatan sekolah tetapi sepulang dari sekolah ayah dan ibunya belum ada dirumah karena terkadang biasanya ayah dan ibunya pulang larut malam sekitar jam 10 malam sedangkan AF sudah tidur. Sebagai pernyatan AF sebagai berikut “Tidak selalu, karena saya jarang bertemu dengan orang tua, ayah ibu duaduanya kerja dikantor pagi-pagi ketika saya mau berangkat sekolah ayah masih tidur cuman ada ibu yang membantu saya menyiapkan peralatan sekolah. apalagi sepulang sekolah, ayah ibu belum pulang kerja kadangkadang pulangnya jam 10 malam sedangkan aku sudah tidur.”54 Semua hasil olahan wawancara dengan 4 siswa tersebut diatas disempurnakan dengan pernyataan guru mata pelajaran aqidah akhlak yaitu Bpk. Kamil Aripin, S.Ag. (KA) yang menuturkan bahwa ada beberapa laporan yang terkait dengan prilaku siswa dikeluarga atau dirumahnya. Salah satu contoh yaitu ada orang tua murid (OTM) yang melaporkan anaknya karena sering berkatakata kotor atau mengumpat, dan dalam hal ini mereka (OTM) menyalahkan pihak sekolah yang lalai dalam mendidik anak-anak, padahal pembelajaran aqidah akhlak sudah tersampaikan dengan baik sekali dengan metode yang terbaik dan variatif dan disampaikan oleh guru yang berkompeten dibidangnya. Begitu juga dengan pembiasaan-pembiasaan diluar kelas yang mengajarkan 53
wawancara dengan Muhammad Rafi selaku siswa kelas VIII SMP Al-Zahra Indonesia, wawancara dilakukan di ruang kelas pada tanggal 13 November 2014, jam 14.20 WIB 54 wawancara dengan Ahmad Farhan selaku siswa kelas VIII SMP Al-Zahra Indonesia, wawancara dilakukan di ruang kelas pada tanggal 13 November 2014, jam 14.30 WIB
58
kepada siswa untuk selalu berprilaku islami. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh KA dalam wawancara sebagai berikut “sering sekali orang tua murid datang untuk menghadap ke saya untuk mengadukan permasalahan yang berkaitan dengan anaknya. Sebagai contoh pernah ada OTM (orang tua murid) yang melaporkan bahwa anaknyas sering berkata-kata kotor atau mengumpat dirumah contohnya yaitu: anjir (plesetan dari kata anjing), sialan, bego dan sebagainya. Mereka (OTM) dalam hal ini menyalahkan pihak sekolah yang lalai dalam mengawasi dan mendidik anak-anak dalam berbicara, dan memang kami sebagai guru mengakui bahwa tidak setiap menit kami tidak mendapingi siswa dalam mendidik prilaku dan pembiasaan kalimat Toyyibahnya sebagai contoh ketika waktu istirahat saat mereka bermain dan berkumpul dengan teman sebayanya, yaitu saat mereka makan siang sambil mengobrol. Kami sebagai guru belum bisa dan belum terjadwal untuk mendampingi mereka, saat itulah mereka bertukar pikiran mencontoh prilaku dan kebiasaan teman mereka.”55 2. Implementasi Pembelajaran Aqidah Akhlak di Lingkungan Sekolah Lingkungan sekolah mempunyai peran yang berpengaruh juga terhadap pembentukan karakter seorang siswa karena sebagian besar kegiatan seorang siswa dari pagi hingga siang dihabiskan dilingkungan sekolah. Oleh karena itu, disini penulis akan menyajikan hasil penelitian terhadap siswa kelas VIII di SMP Al-Zahra Indonesia. Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan 4 orang siswa dan 1 orang guru, yaitu diantara adalah Adisya Al-Zahra (AA), Muhammad Rafi (MR), Ahmad Farhan (AF), Mutia Rahma (MtR), Kamil Aripin, S.Ag. (KA), maka diperoleh hasil sebagai berikut. Pertanyaan pertama yang penulis ajukan kepada 4 responden yang merupakan siswa adalah tentang kedisiplinan datang tepat waktu kesekolah. Kebanyak dari siswa selalu diantar ke sekolah baik oleh jemputan maupun orang tuanya yang mengantar. AA mengatakan bahwa biasanya yang 55
wawancara dengan pak Kamil Aripin selaku guru mata pelajaran aqidah akhlak, wawancara dilakukan di ruang guru pada tanggal 13 November 2014, jam 13.30 WIB
59
mengantar dia adalah supir karena orang tuanya tidak bisa untuk mengantarkannya ke sekolah dikarenakan kesibukannya bekerja, dia selalu datang tepat waktu ke sekolah karena sudah terbiasa setiap hari dan kebetulan ayahnya adalah ketua yayasan dari sekolah yang penulis teliti ini jadi dia akan merasa malu jika datang terlambat ke sekolah. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh AA dalam wawancara sebagai berikut “Biasanya sih yang mengantar supirnya ayah, karena kan ayah ketua yayasan pasti sibuk tidak bisa mengantar saya kesekolah dan juga tidak setiap hari ayah datang kesekolah terkadang pergi rapat keluar kota.”56 Berbeda dengan AA, tiga responden yang lain mengatakan bahwa mereka tidak selalu datang tepat waktu ke sekolah sebagaimana pernyataan MR dalam hasil wawancara berikut ini “Tidak selalu, kadang saya datang tepat waktu tapi pernah juga saya telat.”57 Penyebab dari keterlambatan mereka ke sekolah beragam mulai dari telat bangun pagi sampai terlambat karena telat dijemput oleh mobil jemputan. Walau pun tidak setiap hari mereka terlambat tetapi ini menunjukan ketidak disiplinan mereka di sekolah. Hal ini sebagaimana hasil wawancara yang penulis lakukan kepada MtR sebagai berikut “Waktu itu saya terlambat karena jemputannya telat datang, padahal saya sudah siap dari jam enam tapi jemputannya jam 06:30 baru datang jadikan sebenarnya itu bukan salah saya tapi salah jemputannya.”58 Disamping itu, berkaitan dengan implementasi pembelajaran aqidah akhlak di sekolah penulis juga mengajukan pertanyaan kepada responden yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran aqidah akhlak di kelas. Dari hasil wawancara yang penulis lakukan dengan para responden yang terdiri dari 4
56
wawancara dengan Adisya Al-Zahra selaku siswa kelas VIII SMP Al-Zahra Indonesia, wawancara dilakukan di ruang kelas pada tanggal 13 November 2014, jam 14.00 WIB 57 wawancara dengan Muhammad Rafi selaku siswa kelas VIII SMP Al-Zahra Indonesia, wawancara dilakukan di ruang kelas pada tanggal 13 November 2014, jam 14.20 WIB 58 wawancara dengan Mutia Rahma selaku siswa kelas VIII SMP Al-Zahra Indonesia, wawancara dilakukan di ruang kelas pada tanggal 13 November 2014, jam 14.10 WIB
60
orang siswa didapatkan hasil sebagai berikut, yaitu: AA mengatakan bahwa dia selalu mengikuti pelajaran di kelas dengan baik, tertib, tidak pernah bercanda dan mengikuti nasihat gurunya. Hal yang senada juga diutarakan oleh MtR bahwasnya dia juga seperti siswa yang lainnya yang selalu mengikuti pembelajaran aqidah akhlak di kelas dengan baik. Hal ini sebagaimana pernyataan MtR dalam hasil wawancara sebagai berikut “Biasanya saja sih seperti anak yang lainnya, maksudnya anak-anak yang baik loh pak bukannya yang nakal-nakal heheheheh.”59 Lain hal dengan AA dan MtR, MR dan AF tidak selalu mengikuti pembelajaran aqidah akhlak dengan baik di kelas, MR mengutarakan bahwa terkadang pelajaran aqidah akhlak membuatnya cepat bosan. Rasa bosan ini lah yang kemudian membuatnya kurang konsentrasi terhadap pelajaran dan akhirnya mengobrol dengan teman. Begitupun dengan AF yang sering hukum di kelas oleh guru mata pelajaran aqidah akhlak di kerenakan tidak mengerjakan PR dan jarang membawa buku aqidah akhlak. Hal ini sebagaimana hasil wawancara berikut ini “Saya mengikutinya dengan baik, tapi terkadang pelajaran aqidah akhlak bikin saya cepat bosan dan akhirnya saya ngobrol deh dengan teman. Kata pak guru sih saya anaknya lumayan pintar cuma sedikit nakal.”60 “Saya sering dihukum dikelas oleh pak kamil karena tidak mengerjakan PR dan jarang membawa buku aqidah akhlak.”61 3. Implementasi Pembelajaran Aqidah Akhlak di Lingkungan Masyarakat Lingkungan masyarakat juga berperan dalam membentuk prilaku, kebiasaan dan karakter siswa. Apabila seorang siswa hidup dilingkungan yang baik serta masyarakatnya baik pula maka siswa tersebut akan terbiasa mengikuti apa yang dilakukan oleh orang-orang di sekitarnya. Hal ini sebagaimana di
59
wawancara dengan Mutia Rahma selaku siswa kelas VIII SMP Al-Zahra Indonesia, wawancara dilakukan di ruang kelas pada tanggal 13 November 2014, jam 14.10 WIB 60 wawancara dengan Muhammad Rafi selaku siswa kelas VIII SMP Al-Zahra Indonesia, wawancara dilakukan di ruang kelas pada tanggal 13 November 2014, jam 14.20 WIB 61 wawancara dengan Ahmad Farhan selaku siswa kelas VIII SMP Al-Zahra Indonesia, wawancara dilakukan di ruang kelas pada tanggal 13 November 2014, jam 14.30 WIB
61
sampaikan oleh guru mata pelajaran aqidah akhlak yang mengatakan bahwa ada kaitan yang sangat signifikan antara prilaku siswa di sekolah akibat dari pengaruh lingkungan tempat tinggalnya. Beliau pun menjelaskannya dengan bercerita tentang perkataan Nabi Muhammad yang mengibaratkan prilaku seseorang yang akan cenderung mengikuti prilaku teman dekatnya. Begitupun halnya dengan seorang siswa yang sedang dalam masa pencarian jati dirinya yang mudah sekali terpengaruh oleh orang lain apalagi teman sebayanya. Hal ini sebagaimana hasil wawancara dengan KA berikut ini “Tentu saja ada kaitannya yang sangat signifikan antara prilaku siswa dikelas atau disekolah akibat pengaruh dari lingkungan tempat tinggalnya. Sebagai mana nabi pernah menjelaskan bahwa seseorang itu tergantung kepada siapa dia berteman apabila ia berteman dengan tukang pandai besi maka minimal dia akan kepercikan bunga apinya dan apabila ia berteman dengan tukang minyak wangi maka minimal dia akan terkena wangi dari parfum tersebut. Begitu pun seorang siswa yang sedang dalam masa pencarian jati dirinya ia akan mudah terpengaruh oleh orang lain apalagi teman sebayanya, apabila siswa tersebut berada dalam lingkungan yang sehat maka Insya Allah dia pun akan terbiasa denga keadaan dari lingkungan tersebut, begitupun sebaliknya, apabila siswa tersebut berada dalam lingkungan yang kurang sehat masyarakatnya mempunyai kebiasaan buruk maka lama kelamaan dia pun akan ketularan dengan kebiasaan buruk tersebut.”62 Dari hasil wawancara yang penulis lakukan dengan AA diperoleh data bahwa
AA
pernah
ikut
serta
dalam
kegiatan
gotong-royong
dalam
membersihkan lingkungan sekitar. Walaupun saat itu AA hanya sebentar dalam memberikan bantuannya, tetapi hal ini mengindikasikan bahwa AA mempunyai empati yang cukup bagus dalam pergaulannya dengan masyarakat sekitar. Sebagaimana hasil wawancara sebagaiamana berikut
62
wawancara dengan pak Kamil Aripin selaku guru mata pelajaran aqidah akhlak, wawancara dilakukan di ruang guru pada tanggal 13 November 2014, jam 13.30 WIB
62
“Waktu itu saya pernah sekali gotong-royong dalam membersihkan lingkungan dekat rumah, tapi Cuma sebentar soalnya saya harus les piano waktu itu.” Hal yang senada juga di ungkapkan oleh MR bahwasanya MR pernah mengikuti kegiatan gotong-royong dalam membersihkan masjid di lingkungan dekat rumahnya dan selain itu dia pun pernah ikut serta dalam kegiatan buka bersama di masjid saat bulan ramadhan. Hal ini menunjukan bahwa MR mempunyai sifat yang baik yaitu bisa berbaur dengan lingkungan sekitar dan mencontoh kebiasaan baik dari lingkungannya. Sebagaimana hasil wawancara dengan MR berikut ini “Iya pernah, waktu itu ada kegiatan gotong-royong membersihkan masjid dilingkungan dekat rumah saya, saya cuma nyapu-nyapu lantai depan masjid saja sih.” “Hmmmm….kayanya tidak ada deh, oh iya saya baru ingat saya pernah ikut dalam kegiatan buka bersama di masjid dekat tempat saya tinggal. “63 Lain hal dengan AF dan MtR mereka berdua mengatakan bahwa mereka tidak pernah ikut serta dalam kegiatan gotong-royong di lingkungan meraka. MtR mengatakan bahwa jarang sekali ada kegiatan gotong-royong di lingkungannya, sedangkan AF mengatakan bahwa alasan dia tidak pernah mengikuti kegiatan gotong-royong adalah karena kemalasannya, dia lebih memiliih di rumah untuk bermain dari pada mengikuti kegiatan gotong-royong. Hal ini sebagaimana wawancara dengan AF sebagai berikut “Saya males mengikuti kegiatan seperti itu, capek. Lebih baik saya diam dirumah main game kan lebih tidak membosankan.”64 Berkaitan dengan sholat berjamaah di masjid khususnya sholat subuh, karena sholat subuh biasanya berat untuk di laksanakan secara berjamaah di masjid, hal ini terlihat dari hasil wawancara yang menulis lakukan dengan ke 4 siswa yang merupakan responden, hanya satu responden yaitu MR yang 63
wawancara dengan Muhammad Rafi selaku siswa kelas VIII SMP Al-Zahra Indonesia, wawancara dilakukan di ruang kelas pada tanggal 13 November 2014, jam 14.20 WIB 64 wawancara dengan Ahmad Farhan selaku siswa kelas VIII SMP Al-Zahra Indonesia, wawancara dilakukan di ruang kelas pada tanggal 13 November 2014, jam 14.30 WIB
63
mengatakan pernah sholat subuh berjamaah di masjid tetapi itu pun tidak setiap hari hanya kadang-kadang saja. Sebagaimana pernyatan MR sebagai berikut “Iya kadang-kadang tapi tidak setiap hari.”65 Lain halnya dengan ketiga responden yang lain mengatakan bahwa mereka tidak pernah sholat subuh berjamaah di masjid, hanya sholat magrib saja yang meraka pernah lakukan di masjid tetapi itu pun tidak setiap hari dan hal itu pun ada paksaan dari orang tua seperti pernyataan AF berikut ini “Kalau sholat magrib sih pernah tapi tidak setiap hari itu pun karena di paksa oleh ibu.” Penyebabnya beragam, ada yang berasalan bahwa masjidnya jauh, da nada juga yang berasalan karena takut berangkat di masjid di waktu subuh, tetapi kebanyakan dari responden mengatakan bahwa mereka selalu melaksanakan sholat subuh berjamaah di masjid saat bulan ramadhan. Sebagai mana hasil wawancara dengan AA sebagai berikut “Tidak, saya tidak setiap hari sholat subuh di masjid karena masjidnya jauh dari rumah saya, tapi pernah sih saya sholat subuh berjamaah itu pun bulan ramadhan saja.”66 Hal ini menunjukan bahwa masih ada implementasi pembelajaran aqidah akhlak yang mereka terapkan di lingkungan masyarakat, walaupun belum sepenuhnya di laksanakan sesuai dengan yang di harapkan dari hasil pembelajaran aqidah akhlak yang mereka dapatkan di sekolah. 4. Implementasi Pembelajaran Aqidah Akhlak Dalam Pembiasaan Akhlakul Karimah a) Ikhtiar Dari hasil wawancara yang dapatkan dari para responden diperoleh data sebagai berikut, penulis mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan ikhtiar yaitu diartika sebagai usaha yang nyata terlihat di lakukan oleh seorang siswa
65
wawancara dengan Muhammad Rafi selaku siswa kelas VIII SMP Al-Zahra Indonesia, wawancara dilakukan di ruang kelas pada tanggal 13 November 2014, jam 14.20 WIB 66 wawancara dengan Adisya Al-Zahra selaku siswa kelas VIII SMP Al-Zahra Indonesia, wawancara dilakukan di ruang kelas pada tanggal 13 November 2014, jam 14.00 WIB
64
khususnya dalam pembelajaran aqidah akhlak. AA mengatakan bahwa dirinya selalu belajar sebelum menghadipi ulangan karena menurutnya apabila ia tidak belajar maka dia tidak akan bisa mengerjakan soal-soal dalam ulangan dan hasilnya pun terlihat dari nilai ulangannya yang selalu mendapatkan nilai 100 dan hanya sekali mendapatkan nilai 97. Sebagaimana hasil wawancara dengan AA sebagai berikut “Iya, karena kalau tidak belajar mana mungkin saya bisa menjawab soalsoal ulangannya.” “Alhamdulillah, nilai saya selalu 100 walau pun waktu itu saya mendapatkan nilai 97 karena salah satu soal di soal pilihan ganda.”67 Sama halnya dengan AA, MtR pun selalu belajar sebelum menghadapi ulangan tetapi bedanya dia pernah tidak belajar karena saat itu dia tertidur dikarenakan kelelahan setelah jalan-jalan. Hal ini sebagaimana pernyataan MtR berikut ini “Iya pernah, karena saya ketiduran lupa belajar dikarenakan capek abis jalan-jalan.”68 Lainya halnya dengan mereka, 2 responden yang lain yaitu MR dan AF mengatakan bahwa setiap ada ulangan mereka tidak selalu belajar hal ini di karenakan terkadang mereka lupa bahwa aka nada ulangan saat itu, akibatnya adalah saat mengerjakan soal-soal ulangan mereka kesulitan dan akhirnya mendapatkan skor nilai yang tidak memuaskan yaitu hanya sebatas nilai KKM saja. Hal ini sebagaimana pernyataan AF dalam hasil wawancara sebagai berikut “Tidak selalu, kadang belajar kadang tidak, lebih seringnya sih tidak, karena saya lupa kalau ada ulangan akhirnya ya nilainya jelek. Biasanya sih walaupun sudah belajar juga engga bagus bagus banget nilainya, seringnya cuma nilai kkm aja.”69
67
wawancara dengan Adisya Al-Zahra selaku siswa kelas VIII SMP Al-Zahra Indonesia, wawancara dilakukan di ruang kelas pada tanggal 13 November 2014, jam 14.00 WIB 68 wawancara dengan Mutia Rahma selaku siswa kelas VIII SMP Al-Zahra Indonesia, wawancara dilakukan di ruang kelas pada tanggal 13 November 2014, jam 14.10 WIB 69 wawancara dengan Ahmad Farhan selaku siswa kelas VIII SMP Al-Zahra Indonesia, wawancara dilakukan di ruang kelas pada tanggal 13 November 2014, jam 14.30 WIB
65
b) Syukur Secara umum syukur adalah prilaku dimana seseorang berterima kasih kepada Allah atas apa yang telah di berikan kepadanya. Dalam hal ini penulis mengajukan pertanyaan kepada responden yang berkaitan dengan implementasi sifat syukur ketika mendapatkan kabar gembira. Hasilnya terlihat bahwa ketiga responden yaitu AA, MtR dan MR selalu bersyukur apabila mendapatkan kabar gembira yaitu dengan mengucap lafadz Hamdalah yaitu ucapan Alhamdulillah hirobbil „alamin. Lain halnya denga mereka AF mengatakan bahwa dia belum terbiasa untuk bersyukur dengan mengucap lafadz hamdalah hal ini terlihat dari hasil wawancara dengan AF sebagai berikut “Saya belum terbiasa, soalnya kadang suka lupa mengucap hamdalahnya, lebih seringnya kalau mendapat sesuatu yang membahagiakan hanya ekspresi senang gitu aja sih.”70 Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar dari responden sudah terbiasa dengan mengucapkan hamdalah ketika mendapatkan kabar gembira dan hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar responden sudah mengimplementasikan pembelajaran aqidah akhlak khusunya sifat syukur. 5. Implementasi Pembelajaran Aqidah Akhlak Dalam Mencegah Akhlakul Mazmumah a) Putus Asa Berkaitan dengan sifat ini, untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa dalam mengimplementasikan pembelajaran aqidah akhlak dalam mencegah salah satu akhlak tercela ini maka penulis mengajukan pertanyaan kepada responden
berkaitan dengan apakah mereka berputus asa ketika mendapat
masalah. 2 responden yaitu AA dan MR mengatakan bahwa
mereka tidak
pernah putus asa ketika menghadapi masalah karena mereka yakin bahwa disetiap masalah pasti ada jalan keluarnya. sebagaimana pernyataan MR dalam hasil wawancara sebagai berikut 70
wawancara dengan Ahmad Farhan selaku siswa kelas VIII SMP Al-Zahra Indonesia, wawancara dilakukan di ruang kelas pada tanggal 13 November 2014, jam 14.30 WIB
66
“Tidak, saya tidak pernah berputus asa karena saya yakin kok setiap ada masalah pasti ada jalan keluarnya.”71 Lain halnya dengan 2 responden tersebut diatas yang tidak pernah berputus asa, MtR dan AF pernah berputus asa, MtR mengatakan bahwa sudah menjadi hal yang wajar ketika seorang perempuan menangis apabila mendapatkan suatu masalah dan berputus asa, tetapi mendapatkan nasihat dari ibunya untuk tidak terlalu lama dalam berputus asa. Hal ini sebagaimana hasil wawancara dengan MtR sebagai berikut “Pernah, ya biasa lah pak namanya juga perempuan kalau ada masalah pasti ga jauh dari nangis, tapi kalau saya ga lama kok putus asanya, karena pamali kalau kata ibu saya mah.”72 b) Takabur Untuk mengukur sifat takabur dari siswa dan mengetahui sejauh mana implementasi pembelajaran aqidah akhlak siswa dalam menjauhi sifat takabur maka penulis mengajukan pertanyaan kepada 4 responden yaitu AA, MtR, MR dan AF yang berkaitan dengan kegiatan tugas kelompok yang biasa mereka kerjakan dalam setiap pembelajaran baik di kelas maupun diluar kelas, Maka di dapatkan hasil wawancara sebagai berikut. 3 responden yaitu AA, MtR dan AF memberikan pernyataan bahwa meraka selalu membutuhkan orang lain dalam hal ini yaitu dalam mengerjakan tugas kelompok mereka mengatakan bahwa mereka membutuhkan bantuan teman dalam menyelesaikannya, karena tugas kelompok akan lebih ringan jika dikerjakan bersama-sama. Hal ini sebagaimana hasil wawancara dengan MtR sebagai berikut “Tidak, dalam mengerjakan tugas kelompok harus membutuhnkan kerja sama kalau mengerjakan sendiri pasti lama selesainya makanya harus membutuhkan bantuan orang lain.”
71
wawancara dengan Muhammad Rafi selaku siswa kelas VIII SMP Al-Zahra Indonesia, wawancara dilakukan di ruang kelas pada tanggal 13 November 2014, jam 14.20 WIB 72
wawancara dengan Mutia Rahma selaku siswa kelas VIII SMP Al-Zahra Indonesia, wawancara dilakukan di ruang kelas pada tanggal 13 November 2014, jam 14.10 WIB
67
Lain halnya dengan 3 responden tersebut diatas, MR memberikan pernyataan bahwa dia pernah merasa tidak membutuhkan bantuan orang lain khususnya dalam mengerjakan tugas kelompok, MR beranggapan bahwa dia pikir mengerjakan tugas kelompok sendirian lebih baik dari pada bersama-sama karena teamn-temannya yang lain bukannya membantu malah becanda satu sama lainnya. Sebagaiman hasil wawancara dengan MR sebagai berikut “Pernah sih, soalnya saya pikir teman-teman yang lain bukannya membantu malah bercanda akhirnya saya mengerjakan tugas kelompok sendirian.”73 Dari hasil analisis
wawancara tersebut diatas diperoleh data bahwa
sebagian besar responden tidak pernah takabur dalam mengerjakan tugas kelompok, hal ini menunjukan bahwa siswa kelas VIII SMP Al-Zahra Indonesia sudah mengimplementasikan pembelajaran aqidah akhlak khususnya dalam menjauhi sifat takabur.
73
wawancara dengan Muhammad Rafi selaku siswa kelas VIII SMP Al-Zahra Indonesia, wawancara dilakukan di ruang kelas pada tanggal 13 November 2014, jam 14.20 WIB
68
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penjelasan-penjelasan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa: Implementasi pembelajaran aqidah akhlak pada siswa kelas VIII SMP AlZahra Indonesia cukup baik, karena materi yang di sampaikan di dalam kelas dan suri tauladan guru di lingkungan sekolah di implementasikan dengan cukup baik oleh siswa, baik dalam lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Jadi, penerapan pembelajaran Aqidah Akhlak dengan diimbangi oleh kapasitas intelektual siswa, merupakan orientasi utama dan pertama di dalam penilaian hasil belajar di SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti mengajukan saran: 1. Hendaknya kepada pihak sekolah untuk menjadikan akhlak sebagai orientasi utama dan pertama didalam penilaian dengan diimbangi oleh kapasitas intelektual anak didik. 2. Hendaknya kepada para guru untuk memberikan suri tauladan yang lebih baik di sekolah. 3. Bagi para guru agama, selain memberikan suri tauladan yang baik hendaknya dapat memberi pembinaan dan pembentukan akhlak kepada murid kelas VIII serta memperhatikan perilaku mereka setiap
harinya di sekolah dan
menjadikan mereka dekat dengan guru, agar guru lebih mudah membina dan membentuk akhlak mereka dengan efektif dan efisien. 4. Bagi para siswa diharapkan berakhlak mulia terhadap teman dan guru atau orang lain, serta keterbukaan terhadap guru tentang sesuatu hal, sehingga seorang guru dapat memberikan nasihat atau solusinya jika ada permasalahan di sekolah atau di luar sekolah yang tidak bisa diselesaikan sendiri.
69
5. Kepada para orang tua diharapkan dapat membimbing anak-anaknya dengan akhlak yang mulia, sehingga anak tersebut mencontoh akhlak mulia orang tua atau keluarganya dalam kehidupan sehari-hari di rumah maupun di luar rumah. 6. Disarankan juga agar hubungan sekolah dengan para orang tua murid lebih ditingkatkan, sehingga terjalin komunikasi yang lebih baik diantara kedua belah pihak, dan mengetahui perkembangan akhlak anak di sekolah bagi orang tua dan dirumah bagi pihak sekolah, sehingga anak berakhlak mulia dikarenakan ada komunikasi yang baik antara orang tua dan sekolah.
70
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Ahmad, Etika (Ilmu Akhlak), Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1975 Anas, Ibrahim, Al-Mu‟jamul Wasith, Mesir: Daaru; Ma.arif, 1972 Asmaran As, Pengantar Studi Akhlak, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Basritama, 1998 Departemen Agama RI, Alquran Dan Terjemahannya, Bandung: CV penerbit Jumanatul Ali, 2005 ……., UU dan Peraturan Pemerintah RI Tentang Pendidikan, Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama Islam, 2006. Depdiknas, Kurikulum 2004 Sekolah Menengah Pertama (SMP), Jakarta: Depdiknas, 2004 Ghazali, Imam, Ihya Ulumuddin, Daarulyan: tp, 1987, Jilid. 2 Ghazali, Imam, Syaikh Muhammad, Akhlak Seorang Muslim, Jakarta: Mustaqim, Hartati, Netty Dkk. Islam Dan Psikologi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004 IAIN, Lembaga Penelitian, Islam Dan Pendidikan Nasional, Jakarta: LPI, 1983 Lexy J. Meleong, metodologi penelitian kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009 Malik, Imam, Al-Muwatha Juz. 14, Beirut: Daarul Fikr, 1980 Maskawaih, Abu Ali Ahmad, Menuju Kesempurnaan Akhlak, Beirut: mizan tt. Masy‟ari, Anwar, Akhlak Al-Quran, Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1990 Masyhur, Kahar, Membina Moral dan Akhlak, Jakarta: PT. Rineka CiPT.a, 1994 Musawi, Khalil, Bagaimana Menjadi Orang Bijaksana, Jakarta: PT. Lentera Mustafa, Ahad, Akhlak Tasawuf, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2005 Nahlawi, Abdurrahman, Pendidikan Islam di Rumah Sekolah Dan Masyarakat, Jakarta: Gema Insani, 1995 Nata, Abuddin, Akhlak Tasawuf, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996 Perum Penerbitan dan Percetakan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1998 71
Rakhmat, Jalaluddin, Dahulukan Akhlak Di Atas Fikih, Bandung: Muthahari Press, 2003 Sadizly, Hasan, dan Echoles, John M., Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,1995 Salami, Noer, dan Abu Ahmadi Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam, Jakarta: 1991 Shihab, M. Quraish, Wawasan Al-Quran Tafsir Maudhui Atas Pelbagai Persoalan Umat, Bandung: Mizan, 2003 Soepardjo, Ngadiyanto, Mutiara Akhlak Dalam Pendidkan Agama Islam Untuk Kelas IX Sekolah Menengah Pertama, Solo : PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2007 Sudarsono, Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja, Jakarta: Bina Aksara, 1989 Sugiono, metode penelitian pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2010 Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1997 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi, Ciputat: FITK, 2007 Yunus, Abdul Hamdi, As-Sya.ab, Kairo: Daarul Ma.arif, tt Zahrudin AR dan Sinaga, Hasanudin, Pengantar Studi Akhlak, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004
72
PEDOMAN WAWANCARA Untuk Pengajar Pelajaran Aqidah Akhlak (Guru Pamong) A. Identitas Informan Nama
:
Jabatan
:
Hari /Tanggal : Waktu
:
B. Materi Wawancara a. Pertanyaan-pertanyaan yang di ajukan: 1.
Bagaimana bentuk pembelajaran aqidah akhlak di sekolah ini?
2.
Kapan bapak membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk mata pelajaran aqidah akhlak?
3.
Metode apa yang bapak gunakan dalam penyampaian materi aqidah akhlak?
4.
Media apa yang bapak gunakan dalam penyampaian materi aqidah akhlak?
5.
Apakah pembelajaran aqidah akhlak hanya berupa pembelajaran di dalam kelas?
6.
Bagaimana pola pembinaan akhlak di sekolah ini?
7.
Apa saja kasus yang terjadi pada siswa dalam hal penyimpangan dari pembelajaran aqidah akhlak?
8.
Apa saja prestasi yang telah dicapai oleh murid-murid yang berkaitan dengan implementasi pembelajaran aqidah akhlak?
9.
Apakah ada laporan terkait dengan kebiasaan buruk siswa dikeluarga?
10. Apakah ada kaitannya lingkungan tempat tinggal siswa dengan prilakunya disekolah?
PEDOMAN WAWANCARA Untuk Siswa A. Identitas Informan Nama
:
Jabatan
:
Hari /Tanggal : Waktu
:
B. Materi Wawancara a. Pertanyaan-pertanyaan yang di ajukan: 1) Lingkungan Keluarga 1. Apakah anda selalu berperilaku baik kepada orang tua? 2. Apakah anda menyayangi adik dan menghormati kakak? 2) Lingkungan Sekolah 3. Apakah anda selalu datang tepat waktu ke sekolah? 4. Bagaimana anda mengikuti pembelajaran aqidah akhlak di kelas? 3) Lingkungan Masyarakat 5. Pernahkah anda ikut serta dalam kegiatan gotong royong? 6. Apakah anda selalu shalat subuh berjamaah di masjid atau musholah dekat rumah? 4) Akhlakul Karimah a. Ikhtiar 7. Apakah anda selalu belajar sebelum menghadapi ulangan? b. Syukur 8. Apakah anda mengucap hamdalah ketika mendapatkan kabar gembira? 5) Akhlakul Mazmumah a. Putus Asa 9. Ketika mendapat masalah apakah anda berputus asa? b. Takabur 10. Dalam mengerjakan tugas kelompok, apakah pernah anda merasa tidak membutuhkan bantuan orang lain?
Hasil Wawancara Bpk. Kamil Aripin, S.Ag (Guru Mata Pelajaran Aqidah Akhlak) No. 1.
Responden
Pernyataan
P
Bagaimana bentuk pembelajaran aqidah akhlak di sekolah ini? Bentuk pembelajaran disekolah ini diantaranya sebagai berikut, saya sebagai guru mempunyai tupoksi yaitu menyusun rencana kerja tahunan khususnya untuk mata pelajaran aqidah akhlak. Dalam rencana kerja tahunan yang saya susun terdapat 3 pokok bahasan yang terbagi ke dalam dua semester. Setiap semester akan dilaksanakan kegiatan pembelajaran sebanyak 2 pokok bahasan. Penyusunan program tahunan ini dilengkapi dengan penentuan silabus, metode, media dan evaluasi terhadap hasil belajar. Memang setiap tahun ajaran baru semua guru termasuk guru bidang diwajibkan membuat administrasi pembelajaran yaitu diantara yang barusan saya sudah sebutkan dan tahun ini pun demikian dalam hal ini yaitu untuk tahun ajaran 2013/2014. Kapan bapak membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk mata pelajaran aqidah akhlak? Rencana pelaksanaan pembelajaran atau RPP disusun sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dibuat setiap satu kompetensi dasar untuk beberapa kali pertemuan. Karena RPP itukan persiapan mengajar jadi harus dipersiapkan sebelum mengajar, istilahnya itu bagaikan kita mempersiapkan umpan sebelum memancing dan sedia payung sebelum hujan, ya begitulah ibaratnya RPP. Metode apa yang bapak gunakan dalam penyampaian materi aqidah akhlak?
KA
2. P
KA
3.
P
KA
4.
P
KA
5.
P
KA
Metode yang saya gunakan bervariasi, hal tersebut dimaksudkan agar para siswa tidak bosan mendengarkan materi yang sampaikan khususnya dalam mata pelajaran aqidah akhlak yang saya ajarkan, biasanya sih saya menggunakan metode ceramah, tanya jawab, diskusi, dan penugasan. Walaupun kadang-kadang saya juga menggunakan metode-metode seperti jigsaw, snow ball, STAD dan lain sebagainya tetapi semua itu tergantung bagaimana kepemimpinan kita dikelas sebagai seorang guru untuk dapat me-manage kelas dengan baik, karena sebaik apapun metode yang digunakan apabila seorang gguru tidak dapat me-manage kelas dengan baik maka hasilnya nihil. Media apa yang bapak gunakan dalam penyampaian materi aqidah akhlak? media yang saya gunakan adalah media yang sudah tersedia di sekolah seperti; gambar praktik berbuat baik kepada sesama, media vcd. Yang pasti yaitu semua media yang dapat menarik perhatian siswa, karena media berfungsi untuk memudahkan guru untuk menyampaikan isi materi yang akan disampaikan. Terkadang juga saya menyuruh siswa untuk mencari gambar yang akan dibahas pada pelajaran yang akan datang, misalnya tentang berbuat baik kepada sesama. Biasa saya menyuruh siswa untuk browsing diinternet. Yah dari pada mereka facebookkan dan twitteran terus lebih baik kita sebagai seorang guru mengarahkan mereka untuk menggunakan internet sebagai sarana belajar dan pendidikan. Apakah pembelajaran aqidah akhlak hanya berupa pembelajaran di dalam kelas? Pembelajaran aqidah akhlak itu tidak hanya di dalam kelas saja tetapi juga seperti yang sudah di sampaikan, kita terapkan di dalam kehidupan sehari-hari, ketika ada hal-hal yang kurang berkenan dan bertentangan dengan akhlak islam, maka ketika itu terjadi pada siswa maka guru
6.
P
KA
7.
P
KA
8. P
KA
langsung memberitahunya atau mengingatkan pada saat itu juga. Bagaimana pola pembinaan akhlak di sekolah ini? Untuk pembinaan akhlak, secara khusus sekolah ini atau guru yang mengajar menggunakan kurikulum yang sudah ada, dan juga di bantu oleh guru konseling yang ada di sekolah ini, supaya siswa lebih terbimbing dengan maksimal untuk menjadi siswa yang berakhlakul karimah. Apa saja kasus yang terjadi pada siswa dalam hal penyimpangan dari pembelajaran aqidah akhlak? Sesuai dengan perkembangan usia mereka, yang paling pertama kita tekankan adalah soal masalah akhlak dan contoh yang paling sering terjadi adalah berdua-duaan atau pacaran di dalam kelas kosong. Masalah yang sekecil itu harus di atasi dengan sebaik mungkin jangan sampai terjadi lebih dari itu, apa lagi sampai kejadian hal-hal yang mungkin bisa merusak akhlak para siswa, dari satu orang yang berbuat akhlak tercela bisa menyebar ke siswa yang lainnya. Kemudian di samping itu juga guru-guru mengarahkan dan membimbing baik itu ketika melakukan ibadah atau aktivitas dalam belajar mengajar setiap hari, seperti ketika sholat zuhur atau sholat dhuha yang selalu dilaksanakan guruguru selalu menyisipkan pesan-pesan moril kepada para siswa supaya hal-hal yang negatif bisa menjauh dan para siswa terhindar dari prilaku buruk atau tercela. Apa saja prestasi yang telah dicapai oleh muridmurid yang berkaitan dengan implementasi pembelajaran aqidah akhlak? Prestasi dalam hal akhlak disekolah ini tidak bisa di ukur dengan sesuatu hal yang real (nyata) karena akhlak itu lebih kepada aplikasi. Prestasi yang kita bisa banggakan adalah bahwa sekarang-sekarang ini penyimpangan akhlak yaitu berpacaran berkurang karena kita sering menyampaikan pesan-pesan moril kepada siswa serta kita juga masih mengikuti
9.
P
KA
10.
P
KA
koridor-koridor yang sesuai dengan Al-Qur‟an dan Hadits. Apakah ada laporan terkait dengan kebiasaan buruk siswa dikeluarga? sering sekali orang tua murid datang untuk menghadap ke saya untuk mengadukan permasalahan yang berkaitan dengan anaknya. Sebagai contoh pernah ada OTM (orang tua murid) yang melaporkan bahwa anaknyas sering berkatakata kotor atau mengumpat dirumah contohnya yaitu: anjir (plesetan dari kata anjing), sialan, bego dan sebagainya. Mereka (OTM) dalam hal ini menyalahkan pihak sekolah yang lalai dalam mengawasi dan mendidik anak-anak dalam berbicara, dan memang kami sebagai guru mengakui bahwa tidak setiap menit kami tidak mendapingi siswa dalam mendidik prilaku dan pembiasaan kalimat Toyyibahnya sebagai contoh ketika waktu istirahat saat mereka bermain dan berkumpul dengan teman sebayanya, yaitu saat mereka makan siang sambil mengobrol. Kami sebagai guru belum bisa dan belum terjadwal untuk mendampingi mereka, saat itulah mereka bertukar pikiran mencontoh prilaku dan kebiasaan teman mereka. Apakah ada kaitannya lingkungan tempat tinggal siswa dengan prilakunya disekolah? Tentu saja ada kaitannya yang sangat signifikan antara prilaku siswa dikelas atau disekolah akibat pengaruh dari lingkungan tempat tinggalnya. Sebagai mana nabi pernah menjelaskan bahwa seseorang itu tergantung kepada siapa dia berteman apabila ia berteman dengan tukang pandai besi maka minimal dia akan kepercikan bunga apinya dan apabila ia berteman dengan tukang minyak wangi maka minimal dia akan terkena wangi dari parfum tersebut. Begitu pun seorang siswa yang sedang dalam masa pencarian jati dirinya ia akan mudah terpengaruh oleh orang lain apalagi teman
sebayanya, apabila siswa tersebut berada dalam lingkungan yang sehat maka Insya Allah dia pun akan terbiasa denga keadaan dari lingkungan tersebut, begitupun sebaliknya, apabila siswa tersebut berada dalam lingkungan yang kurang sehat masyarakatnya mempunyai kebiasaan buruk maka lama kelamaan dia pun akan ketularan dengan kebiasaan buruk tersebut. Keterangan: P
= Peneliti
KA
= Kamil Aripin (Responden)
Hasil Wawancara Adisya Al-Zahra (Siswa Kelas VIII SMP Al-Zahra Indonesia) No. 1.
Responden
Pernyataan
P
Apakah anda selalu berperilaku baik kepada orang tua?
AA 1.1.
2.
3.
P
Bagaimana prilaku baik anda kepada orang tua?
AA
Biasanya saya selalu membantu pekerjaan orang tua, contohnya ketika ibu sedang memasak di hari libur saya membantu sebisa saya ya walaupun ngaduk-ngaduk sayur saja sih. Sebenarnya banyak prilaku baik yang biasa saya lakukan kepada orang tua dari mulai berangkat kesekolah saya berpamitan, dan begitupun pulang sekolah dan biasanya apapun nasihat orang tua selama itu baik selalu saya ikuti.
P
Apakah anda menyayangi adik dan menghormati kakak?
AA
Kebetulan saya tidak mempunyai adik, tapi Alhamdulillah saya selalu akur dengan kakak saya kami selalu berbagi ketika kami mendapatkan sesuatu dari orang tua, apakah itu makanan, mainan dll.
P
Apakah anda selalu datang tepat waktu ke sekolah?
AA 3.1.
Sudah pasti iya.
P
AA
Iya Siapa yang biasa mengantar anda kesekolah? Biasanya sih yang mengantar supirnya ayah, karena kan ayah ketua yayasan pasti sibuk tidak bisa mengantar saya kesekolah dan juga tidak setiap hari ayah datang kesekolah terkadang pergi rapat keluar
kota. 4.
4.1.
5.
5.1.
6.
7.
P
Bagaimana anda mengikuti pembelajaran aqidah akhlak di kelas?
AA
Saya mengikuti pelajaran dikelas dengan baik, tertib tidak pernah bencanda dan mengikuti nasihat guru.
P
Apakah anda pernah dihukum atau diberi hadiah oleh guru mata pelajaran akidah akhlak?
AA
Iya, saya pernah diberi hadiah karena waktu itu saya orang pertama yang maju untuk tes hafalan hadits tentang akhlak. Ya walaupun hadiahnya tidak seberapa, waktu itu pak guru memberikan coklat tobleron. Tapi saya senang sekali karena saya menjadi orang yang pertama hafal waktu itu.
P
Pernahkah anda ikut serta dalam kegiatan gotong royong?
AA
Waktu itu saya pernah sekali gotong-royong dalam membersihkan lingkungan dekat rumah, tapi Cuma sebentar soalnya saya harus les piano waktu itu.
P
Bagaimana perasaan anda ketika kegiatan gotong -royong tersebut?
mengikuti
AA
Saya merasa senang sekali karena itu pertama kali saya ikut gotong-royong dilingkungan dekat rumah.
P
Apakah anda selalu shalat subuh berjamaah di masjid atau musholah dekat rumah?
AA
Tidak, saya tidak setiap hari sholat subuh di masjid karena masjidnya jauh dari rumah saya, tapi pernah sih saya sholat subuh berjamaah itu pun bulan ramadhan saja.
P
Apakah anda selalu belajar sebelum menghadapi ulangan?
AA
Iya, karena kalau tidak belajar mana mungkin saya bisa menjawab soal-soal ulangannya.
P
Bagaimana hasil ulangan-ulangan mata pelajaran aqidah akhlak anda?
AA
Alhamdulillah, nilai saya selalu 100 walau pun waktu itu saya mendapatkan nilai 97 karena salah satu soal di soal pilihan ganda.
7.1.
8.
P
Apakah anda mengucap mendapatkan kabar gembira?
hamdalah
ketika
AA
Iya, ucapan hamdalah sudah terbiasa diucapkan disekolah yaitu ketika mendapat kabar gembira dengan mengucap Alhamdulillah hirobbil „alamin.
P
Ketika mendapat masalah apakah anda berputus asa?
AA
Tidak, ketika mendapatkan masalah saya selalu cerita kepada ibu. Kadang ibu memberikan nasihatnasihat yang membuat saya sedih sekali tapi kadang ibu memberi saya nasihat yang membuat saya bahagia. Contohnya ketika saya mendapatkan nilai yang jelek dalam pelajaran math, dan ketika saya cerita kepada ibu Alhamdulillah ibu tidak marah hanya memberi nasihat sambil tersenyum ibu berkata “lain kali lebih giat belajar lagi ya nak”.
P
Dalam mengerjakan tugas kelompok, apakah pernah anda merasa tidak membutuhkan bantuan orang lain?
AA
Tidak, ya namanya juga tugas kelompok berarti kita harus mengerjakannya bersama-sama saling melengkapi dan berdiskusi agar hasil tugas kelompoknya maksimal.
9.
10.
Keterangan: P
= Peneliti
AA
= Adisya Al-Zahra (Responden)
Hasil Wawancara Muhammad Rafi (Siswa Kelas VIII SMP Al-Zahra Indonesia) No. 1.
Responden P MR
1.1.
P
MR
2.
3.
Apakah anda selalu berperilaku baik kepada orang tua? Iya, Bagaimana prilaku baik anda kepada orang tua? Setiap sebelum berangkat kesekolah saya selalu mencium tangan orang tua, dan saya mendengarkan nasihat orang tua tapi terkadang saya tidak mendengarkannya contohnya waktu asyik main bola bersama teman-teman saya disuruh pulang tapi saya pura-pura tidak mendengarkan ya itu saja sih pengalaman. Apakah anda menyayangi adik dan menghormati
P
2.1.
Pernyataan
kakak?
MR
Iya pasti, saya sayang kepada adik saya dan juga kepada kakak walaupun kadang kita suka berantem habis si kakak pingin menang sendiri sih mainan aku di rebut terus.
P
Memangnya kamu dan kakak kamu beda umurnya berapa tahun?
MR
Lima tahun pak, tapi kalau sama adik saya cuman beda dua tahun. Sebenarnya sih saya sama kakak saya jarang ketemu jadi kalau sudah ketemudia suka usil sama saya dan adik saya.
P
Apakah anda selalu datang tepat waktu ke sekolah?
MR
Tidak selalu, kadang saya datang tepat waktu tapi pernah juga saya telat.
3.1.
P MR
4.
P
MR
5.
5.1.
Saya mengikutinya dengan baik, tapi terkadang pelajaran aqidah akhlak bikin saya cepat bosan dan akhirnya saya ngobrol deh dengan teman. Kata pak guru sih saya anaknya lumayan pintar cuma sedikit nakal.
MR
Iya pernah, waktu itu ada kegiatan gotong-royong membersihkan masjid dilingkungan dekat rumah saya, saya cuma nyapu-nyapu lantai depan masjid saja sih.
P
P
P
MR
7.
Bagaimana anda mengikuti pembelajaran aqidah akhlak di kelas?
Pernahkah anda ikut serta dalam kegiatan gotong royong?
MR 6.1.
Karena saya kadang kesiangan bangunnya, padahal sudah pasang alarm tapi tetap kesiangan.
P
MR
6.
Kenapa anda bisa telat datang kesekolah?
P MR
Selain itu apakah ada yang lain? Hmmmm….kayanya tidak ada deh, oh iya saya baru ingat saya pernah ikut dalam kegiatan buka bersama di masjid dekat tempat saya tinggal. Apakah anda selalu shalat subuh berjamaah di masjid atau musholah dekat rumah? Iya kadang-kadang tapi tidak setiap hari. Bagaimana dengan sholat yang lainnya, apakah sholat di masjid? Iya kalau sholat magrib dan isya saya selalu sholat di masjid, karena saya ikut pengajian dimasjid setelah sholat magrib sampai isya. Apakah anda selalu belajar sebelum menghadapi ulangan? Tidak selalu, karena kadang ada materi yang sudah
saya paham betul jadi tidak perlu belajar lagi. 7.1.
P MR
8.
P
Bagaimana hasil ulangannya? Alhamdulillah bagus dan memuaskan. Apakah anda mengucap hamdalah ketika mendapatkan kabar gembira?
MR
Pastilah, karena saya sudah terbiasa seperti itu.
P
Ketika mendapat masalah apakah anda berputus asa?
9.
MR
9.1.
P
MR
10.
Tidak, saya tidak pernah berputus asa karena saya yakin kok setiap ada masalah pasti ada jalan keluarnya. Apasih contoh masalah yang pernah menimpa anda? Saya pernah berantem dengan teman akhirnya dihukum oleh pak guru, tapi Alhamdulillah setelah kita bermaafan masalahnya selesai. Dalam mengerjakan tugas kelompok, apakah
P
pernah anda merasa tidak membutuhkan bantuan orang lain?
MR
Pernah sih, soalnya saya pikir teman-teman yang lain bukannya membantu malah bercanda akhirnya saya mengerjakan tugas kelompok sendirian.
Keterangan: P
= Peneliti
MR
= Muhammad Rafi (Responden)
Hasil Wawancara Ahmad Farhan (Siswa Kelas VIII SMP Al-Zahra Indonesia) No. 1.
Responden P
Apakah anda selalu berperilaku baik kepada orang tua?
AF
Tidak selalu, karena saya jarang bertemu dengan orang tua, ayah ibu dua-duanya kerja dikantor pagipagi ketika saya mau berangkat sekolah ayah masih tidur cuman ada ibu yang membantu saya menyiapkan peralatan sekolah. apalagi sepulang sekolah, ayah ibu belum pulang kerja kadangkadang pulangnya jam 10 malam sedangkan aku sudah tidur.
2.
Apakah anda menyayangi adik dan menghormati P
3.
4.
Pernyataan
kakak?
AF
Saya anak pertama jadi saya tidak punya kakak tapi saya punyak adik satu perempuan namanya ayla, sekarang dia masih kelas 4 SD kami selalu bersama kesekolah karena adik saya sekolah disini juga intinya saya sayang kepada adik saya.
P
Apakah anda selalu datang tepat waktu ke sekolah?
AF
Tidak selalu, saya sering telat kesekolah sampaisampai saya pernah disuruh pulang karena peraturan disana apabila sudah tiga kali terlambat masuk kesekolah maka akan dipulangkan oleh guru piket.
P
AF
Bagaimana anda mengikuti pembelajaran aqidah akhlak di kelas? Saya sering dihukum dikelas oleh pak kamil karena tidak mengerjakan PR dan jarang membawa buku aqidah akhlak.
5.
P AF
5.1.
P
AF
6.
P AF
6.1.
P
AF 7.
8.
Tidak pernah. Kenapa tidak pernah? Saya males mengikuti kegiatan seperti itu, capek. Lebih baik saya dian dirumah main game kan lebih tidak membosankan. Apakah anda selalu shalat subuh berjamaah di masjid atau musholah dekat rumah? Tidak pernah, karena musholahnya jauh dari rumah. Bagaimana dengan sholat yang lain apakah pernah ikut berjamaah di masjid? Kalau sholat magrib sih pernah tapi tidak setiap hari itu pun karena di paksa oleh ibu.
P
Apakah anda selalu belajar sebelum menghadapi ulangan?
AF
Tidak selalu, kadang belajar kadang tidak, lebih seringnya sih tidak, karena saya lupa kalau ada ulangan akhirnya ya nilainya jelek. Biasanya sih walaupun sudah belajar juga engga bagus bagus banget nilainya, seringnya cuma nilai kkm aja.
P AF
8.1.
Pernahkah anda ikut serta dalam kegiatan gotong royong?
P
AF
Apakah anda mengucap hamdalah ketika mendapatkan kabar gembira? Iya. Tapi tidak selalu mengucap Kenapa? Saya belum terbiasa, soalnya kadang suka lupa mengucap hamdalahnya, lebih seringnya kalau mendapat sesuatu yang membahagiakan hanya ekspresi senang gitu aja sih.
9.
P AF
9.1.
P
AF
9.2.
P
AF
10.
Ketika mendapat masalah apakah anda berputus asa? Iya pernah. Masalaha apa contohnya? Saya pernah dihukum karena saya berkelahi dengan teman sampai-sampai ibu saya di panggil kesekolah untuk menghadap kepsek. Bagaimana penyelesaian masalahnya? Ya akhirnya orang tua saya meminta maaf kepada pihak sekolah dan kepada orang tua revano, padahal sebenarnya saya sudah meminta maaf kepada revano tapi ternyata revano cerita kepada orangtunya tentang luka di wajahanya akhirnya orangtuanya marah kepada saya sambil mengamcam begitu, tapi sekarang sudah selesai sih masalahnya. Dalam mengerjakan tugas kelompok, apakah
P
pernah anda merasa tidak membutuhkan bantuan orang lain?
AF
Tidak, karena justru biasa saya mengandalkan teman-teman yang pintar untuk menyelesaikan tugas tersebut.
Keterangan: P
= Peneliti
AF
= Ahmad Farhan (Responden)
Hasil Wawancara MutiaRahma (Siswa Kelas VIII SMP Al-Zahra Indonesia) No. 1.
Responden P MtR
1.1.
P MtR
1.2.
P
MtR
2.
Iya. Apa contoh prilaku baiknya? Saya pernah mengantarkan ibu ke toko kue karena waktu itu ada acara arisan teman-temannya ibu. Apakah contoh lainnya? Iya, sebenarnya banyak sih seperti mendengarkan nasihat orang tua, menyenangkan orang tua dan saya pernah memberikan hadiah pada ibu ketika ibu ulang tahun.
kakak?
MtR
Iya, saya punya adik laki-laki dan kakak perempuan, kakak saya bawel sering marah-marah ga jelas tapi sebenarnya saya tau dia sayang sama saya, kalau adik saya orangnya ga bisa diem larilarian terus tapi walau bagaimana pun saya sayang kepada mereka berdua.
P
Apakah anda selalu datang tepat waktu ke sekolah?
MtR 3.1.
Apakah anda selalu berperilaku baik kepada orang tua?
Apakah anda menyayangi adik dan menghormati P
3.
Pernyataan
P MtR
Tidak selalu, karena saya pernah juga telat datang kesekolah. Apa sebabnya anda pernah terlambat? Waktu itu saya terlambat karena jemputannya telat datang, padahal saya sudah siap dari jam enam tapi jemputannya jam 06:30 baru datang jadikan
sebenarnya itu bukan salah saya tapi salah jemputannya. 4.
P
MtR
4.1.
5.
P
P
Pernahkah anda ikut serta dalam kegiatan gotong royong?
P
P
MtR
7.
P MtR
7.1.
Apakah anda pernah dihukum karena tidak mengerjakan PR atau yang lainnya? tidak pernah, biasanya yang sering dihukum itu yang laki-laki banyak yang tidak mengrjakan PR.
MtR 6.
Biasanya saja sih seperti anak yang lainnya, maksudnya anak-anak yang baik loh pak bukannya yang nakal-nakal heheheheh.
MtR
MtR 5.1.
Bagaimana anda mengikuti pembelajaran aqidah akhlak di kelas?
P
MtR
Tidak. Kenapa tidak pernah? Karena jarang sekali dilingkungan tempat tinggal saya ada kegiatan gotong-royong itu. Apakah anda selalu shalat subuh berjamaah di masjid atau musholah dekat rumah? Tidak, biasanya saya sering sholat subuh berjamaah hanya saat bulan ramadhan, karena kalau dibulan ramadhan itu rame jadi saya tidak takut subuhsubuh ke masjid. Apakah anda selalu belajar sebelum menghadapi ulangan? Iya. Pernahkah anda tidak belajar sebelum ulangan apa penyebabnya? Iya pernah, karena saya ketiduran lupa belajar dikarenakan capek abis jalan-jalan.
7.2.
P
MtR
8.
P MtR
8.1.
P
Kemudian bagaimana hasil nilainya? Alhamdulillah sih nilainya tidak anjlok, walaupun tanpa belajar tapi saya masih bisa menjawab bebrapa pertanyaan ulangan tersebut. Apakah anda mengucap hamdalah ketika mendapatkan kabar gembira? Iya Apa contoh kabar gembira yang pernah anda dapatkan?
MtR
Saya pernah dibelika iphone 4 oleh ayah sebagai hadiah ulang tahun saya dan saat itu juga saya mengucap alhamdulillah.
P
Ketika mendapat masalah apakah anda berputus asa?
9.
MtR
10.
Pernah, ya biasa lah pak namanya juga perempuan kalau ada masalah pasti ga jauh dari nangis, tapi kalau saya ga lama kok putus asanya, karena pamali kalau kata ibu saya mah. Dalam mengerjakan tugas kelompok, apakah
P
pernah anda merasa tidak membutuhkan bantuan orang lain?
MtR
Tidak, dalam mengerjakan tugas kelompok harus membutuhnkan kerja sama kalau mengerjakan sendiri pasti lama selesainya makanya harus membutuhkan bantuan orang lain.
Keterangan: P
= Peneliti
MtR
= Mutia Rahma (Responden)
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK SMP AL-ZAHRA INDONESIA Nama Guru
:
Tahun Pelajaran
:
Materi
:
Kelas/Semester
:
Hari/Tanggal
:
Waktu
:
Berikan tanda check list (√) pada kolom yang telah tersedia! No. Aspek Yang Diamati I. Kegiatan Awal (Pendahuluan) 1. Mengkondisikan persiapan siswa mengikuti pembelajaran. 2. Melakukan Pengecekan kehadiran siswa. 3. Melakukan apersepsi. 4. Membangkitkan rasa ingin tahu siswa (Motivasi). 5. Menjelaskan tujuan pembelajaran. 6. Menyampaikan cakupan materi. II.
Kegiatan Inti Pembelajaran Eksplorasi 1. Mencari informasi yang luas dan dalam, tentang materi yang di pelajari. 2. Belajar dengan beragam pendekatan, metode, dan sumber. 3. Interaksi antara peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lain. 4. Terlibat secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.
YA
TIDAK
Komentar
5. Melakukan percobaan, missalnya dilaboratorium, studio dan lapangan. Elaborasi 1. Membaca dan menulis hal beragam melalui tugas yang bermakna. 2. Mengerjakan tugas, diskusi, untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis. 3. Berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertidak tanpa rasa takut. 4. Berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar. 5. Pembelajaran kooperatif dan kolaboratif. 6. Membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik secara individual maupun kelompok. 7. Melakukan pameran, turnamen, festival produk yang di hasilkan. 8. Melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik. Konfirmasi 1. Memperoleh umpan balik positif dan menguatkan dalam bentuk lisa, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilannya. 2. Memperoleh koonfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber. 3. Melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang dilakukan. 4. Memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar dari guru. III. Kegiatan Penutup 1. Bersama-sama siswa merangkum dan menyimpulakan. 2. Melakukan penilaian atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilakukan. 3. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
t/
r*r
l\ilr r l
AGA.MA I KETJIENTERIAN
urNJAKA.RTA
I
FITK
I
Jl. k. H. JuaN. No 95 Ciputat 15112 lnCcnesia
FORM(FR)
No.Dokumen : : Tgl.Terbit : No.Revisi: Hal
I
FITK-FR-AKD-081 1 Maret 2010 01 1t1
SURATBIMBINGAN SKRIPSI Februari2CI 4 Jakarta,Z1
Nomor: Un.0l/F.!/KM.O1 .3/......../2014 L a m p .: Hal : BimbinganSkripsi
KepadaYth. Drs. RusdiJamil,MA PembimbingSkripsi FakultasIlmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Assalamu'alaikum wr.wb. Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing UII (materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa: Nama
Edi Sutrisna Puta
NIM
10901 1000273
Jurusan
Pendidikan AgamaIslam
Semester
X (Sepuluh)
JudulSkipsi
pembelajaran akhlakpadasiswakelasVIII Implementasi MP Al-ZahraIndonesia Famulang
padatanggal23 Januari2014, Judul tersebuttelah disetujuioleh Jurusanyangbersangkutan abstraksi/ozrtlineterlampir. Saudaradapat melakukan perubahanredaksional pada judul tersebut.Apabila perubahansubstansial dianggapperlu,mohon pembimbingmenghubungi Jurusanterlebihiiahulu. Bimbingan skripsi ini diharapkanselesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat diperpanjangselama6 (enam)bulan berikutnyatanpasuratperpanjangan. Atas perhatiandan kerja samaSaudara,kami ucapkanterima kasih. Wassal antu'al aikum wr.wb. a.n.Dekan AgamaIslam
199803 I 002 Tembusan: l . D e k a nF I T K 2. Mahasiswaybs.
I
KEI'IIENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK
No. Dokumen : Tgl.Terbit : No. Revisi. : Hal
FORM(FR)
Jl. lt. H. JuandaNo gS Ciputat 15412 tndonesia
FITK-FR-AKD-082 1 Maret 2010 01 1t1
SURATPERMOHONAN IZINPENELITIAN Nomor: Un.01/F. 1/KM.01 .Sk.?iltZOU Lamp. : Outline/Proposal Hal : Permohonanlzin Penelitian
Jakarta.14 Mei 2014
KepadaYth. KepalaSekolahSMP Al-ZahraIndonesia Tempat A s salamu'alaikum wr.wb. Denganhormatkamisampaikan bahwa, Nama
: Edi SutrisnaPuta
NIM
:1 0 9 0 11000273
Jurusan
: Pendidikan Agamalslam
Semester
: X (Sepuluh)
JudulSkripsi : "IMPLEMENTASIPEMBELAJARANAKHLAK PADA STSWA KELASVIIISMP AL-ZAHRAINDONESIA adalahbenarmahasiswa/i FakultasllmuTarbiyahdan KeguruanUIN Jakartayang sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di instansi/sekolah/madrasah yangSaudarapimpin. Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkanmahasiswatersebut penelitian melaksanakan dimaksud. Atasperhatian dan kerjasamaSaudara, kamiucapkanterimakasih. Wassalamu'alaikum wr.wb. a . n .D e k Kaju
*-D.
NIP.
Tembusan: 1. DekanFITK 2. PembantuDekanBidangAkademik yangbersangkutan 3. Mahasiswa
du
0107198703l
,J
PERGURUAN AL-ZAHRA INDONESIA
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
AL-ZAHRA INDONESIA SURATKETERANGAN RISET No.:263/YU-SAI/SM P/V/3s.L4
Yang bertandatangandi bawahini, Kepala SekolahMenengahPertama Al-ZahraIndonesia menerangkan bahwa,yangtersebutdi bawahini:
Nama Status NIM Fakultas Jurusan
Edi Sutrisna Putra Mahasiswa UINSyarifHidayatullah-Jakarta 109011000273 Fakultas IlmuTarbiyah danKeguruan Pendidikan AgamaIslam
Adalahbenartelahmelakukan risetpadaSekolahMenengah PeftamaAl ZahraIndonesia ..Implementasi judulSkripsi: dengan PembelajaranAkhlak PadaSiswa KelasVIII SMp Al-Zahratndonesiapamulang', Demikiansurat keterangan ini dibuat denganbenar,untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
,23 Mei2014 ZiiharaIndonesia,
r
.Gh{lfron,M.Pd.I KepalaSekolah
Vila Dago Boulevard Blok G, Vila Daso, Pamulans - Tanserang Seiatan 75416- BANTEN
Ii
T]JI REFERENSI Seluruhreferensiyang digunakandalampenulisanskripsiyangberjudulImplementasi PembelajaranAkhlak Pada SiswaKelas VIII SMP
Al-Zahra IndonesiaPamulang yang
disusunoleh: Nama
: Edi SutrisnaPutra
NIM
: 109011000273
Jurusan
PendidikanAgama Islam
Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
BAB I No. Footnote I
2 3
Judul Buku Ahmad Amin, Etika (llmu Akhlak), (Jakarta:PT, Bulan Bintang,1975),h. 134 DepartemenAgama Rl, Alquran Dan Terjemahannya,(Bandung:CV penerbitJumanatul A I i . 2 0 0 5 ) .h . 5 9 6 lmam Malik, Al-MuwathaJu2..14,(Beirut:Daarul F i k r , 1 9 8 0 )h, . 1 3 2
Hal. Skripsi I
n 2
3
4
(Kairo:Daarul AUautHamdiYunus,As-Sya.ab, Ma.arif,tt), h. 436
1
5
Drs. Soepardjo,S.Ag dan Ngadiyanto,S,Ag,Mutiara Akhlak Dalam PendidkanAgama Islam UntukKelas IX SekolahMenengahPertama,(Solo : PT Tiga SerangkaiPustakaMandiri, 2007),h' 35-40 dan h. 121-126. Netty Hartati, Dkk. Islam Dan Psikologi,(Jakarta: PT Raia Grafindo Persada,2004),h. 39
4
6
Paraf
)
4
1q rl
BAB II No. Footnote
7
8 9
JudulBuku
Hal. Skripsi
Jhon M. Echols dan HasanSadzly,Kamusinggris Indonesia, (Jakarta: GramediaPustakaUtama, 1 9 9 5h ) ,313
7
Perum Penerbitdan Pencetak,KamusBesar Bahasa Indonesia,(Jakarta: Balai Pustaka,1998),h. 327 E. Mulyasa,Kurikulum BerbasisKopetensiKonsep Karakteristik dan Implementasl,(PT RemajaRosda
7
Paraf
0l ,ro v
tt-\
I
1
J
I
r
l8
Karya : Bandung),Cet. I, h. 93 DepartemenPendidikandan Kebudayaan,"Komus Besar BahasaIndonesia,(Jakarta: Balai Pustaka, 1 9 8 9 )C , e t ,K e - 2 , h . 1 3 direktoratJendralKelembagaanAgama Islam, "Metodologi PendidikanAgama Islam". (Jakarta: DepartemenAgama, 2002), h. 25 Madrasah(BMPM), Bina Mitra Pemberdayaan "PanduanPembelaiaran",(Jakarta: Departemen Asama RI 2005).h. 2 Madrasah(BMPM)' Bina Mitra Pemberdayaan " PanduenPembelajaran",(Jakarta: Departemen Agama RI 2005),h. 2 Muhibbin Syah,Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos, 1999),cet.l, h 130-140 H. Anwar Masy'ari, Akhlak Al-Quran, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1990),h. l-2 YunaharIlyas Lc, Kuliah Akhlaq,(Yogyakarta:LPPI, 1999),h.1'-2 Kahar Masyhur,MembinaMoral dan Akhlak, 6akarta:PT. RinekaCipta, 1994),h. l-3 h. 58 Ihya.Ulumuddin,' ImamGhazali,
t9 20
h' 436 Abdul HamdiYunus,As-Sya'ab,' IbrahimAnas,Al-Mu.iamulllasith,.\4n
21
U. A. Mustafa,Akhlak Tasawuf, (Bandung:cv. PustakaSetia,2005),h. 11-14 kttatit Al-Musawi, BagaimanaMenjadi Orang Bijaksana,(Jakarta:PT. LenteraBasritama,1998),h' 9l Asrnaran As,PengantarStudi Akhlak, (Jakarta:PT Raia Grafindo Persada),h. I M. Quiaish Shihab,WawasanAl-Quran Tafsir Maudhui Atas PelbagaiPersoalanUmat, (Bandung: Mrzan,2003), h. 253-254 Zahr"dit AR dan HasanudinSinaga,PengantarStudi Akhtak, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,2004) hal. 1 Zah*ditt AR dan HasanudinSinaga,PengantarStudi Akhlak, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,2004) h a l .3 - 5 Jalaluddin Rakhmat, Dahulukan Akhlak Di Atas Fiq ih, (Bandung:Mutha@ Syaikh MuhammadAl-Ghazah,Akhlak Seorang Muslim, (Jakarta: Mustaqim, 2004),h' 64 Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf,(Jakarta:Pl.Bqg
t0 l1
t2 l3
14
t5 t6 l7
22 aa
ZJ
1A L1
25
26
27 28 29
8
A 8
8
9
l0 ll
11 12
12 l2
./-1 'J
ta
IJ
l3 l3
14
t4
l5
l5
IO
t6 16
ry
/
1996).h.4 GrafindoPersada. 30 3l JZ
33 34
Abu Ahmadi, Noer Salami,Dasar-DasarPendidikan ApamaIslam, (Jakarta:l99l), h. 199 Abu Ahmadi dan Noer Salami, Dasar-Dasar PendidikanAgama Islam, (Jakarta:l99l),h. 199 Abu Ali Ahmad Al-Maskawaih, Menuju KesempurnaanAkhlak, (Beirut: mizan),h. 56 Abu Ahmadi, Noer Salami,Dasar-DasarPendidikan Apama Islam. (J akarta: 199 1). h. 199-201 Perum Penerbitan dan Percetakan,Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta:Balai Pustaka,1998), h.
16 I
l7
t7
t9
tt7
\
35
PT' Raja AbuddinNata,AkhlakTasawuf,(Jakarta: h 5 1996), GrafindoPersada,
20
36
Sudarsono,Etika Islam TentangKenakalan Remaia, (Jakarta: Bina Aksara,1989),h.147-148 Abdurrahman An Nahlawi, Pendidikan Islam Di Rumah Sekolah Dan Masyarakat, (Jakarta: Gema Insani,1995),h.144 Abdurrahman An Nahlawi, PendidikanIslam Di Rumah Sekolah Dan Masyarakat, (Jakarta:Gema I n s a n i ,1 9 9 5 )h, . 1 7 6 - 8l l
20
a-
)t
38
r)
t9
s\ e',
I
24
25
BAB III No. Footnote
39 40
4l
Judul Buku FITK UIN SyarisfHidayatullahJakarta,Pedoman penulisan slcripsi,(J akarta:KAN, 2013), h' 64 Risnayanti,ImplementasiPendidikanAgama Islam Di Taman Kanak-Kanak Islam Ralia Jaya Villa Dago Pamulang,Skripsi (Jakarta:Perpustakaan Umum,2004)h, 39 SuharsimiArikunto, ProsedurPenlitian Suatu PendekatanPraktik,(Jakarta:RinekaCipta, 2006), h.
Hal. Skripsi
29 30 /) (t
30
22s 42
Aa
+J
Risnayanti,ImplementasiPendidikanAgama Islam Di Taman Kanak-Kanak Islam Ralia Jaya Villa Dago Pamulang,Skripsi (Jakarta:Perpustakaan Umum.2004)h.41 Risnayanti,ImplementasiPendidikanAgama Islam Di TamanKanak-Kanak Islam Ralia Jaya Villa Dago Pamulang, Skripsi (Jakarta:Perpustakaan Umum.2004)h.4l
Paraf
JU
31
I10"\
tr
Risnayanti,Implementasi P endidikan Agama IsIam Di Taman Kanak-Kanak Islam Ralia Jaya Villa Dogo P amulang, Skripsi (Jakarta:Perpustakaan Umum.2004)h.4l SuharsimiArikunto, ProsedurPenlitian Suatu PendekatanPraktik,(Jakarta:RinekaCipta, 2006), h' 229 Risnayanti,ImplementasiPendidikan Agama Islam Di Taman Kanak-Kanak Islam Ralia,Iaya Villa Dago Pamulang, Skripsi (Jakarta:Perpustakaan Umum,2004)h.41
31
47
SuharsimiArikunto,ProsedurPenlitianSuatu RinekaCipta,2006)'h. Praktik,(Jakarta: Pendekatan 231
JZ
48
Risnayanti,Implementasi P endidikanA gama I slam Di Taman Kanak-Kanak Islam Ralia Jaya Villa Dago Pamulang,Skripsi (Jakarta:Perpustakaan Umum,2004)h.2 Ri snayanti,Impl ementasi P endidi kan A gama I sIam Di Taman Kanak-Kanak Islam Ralia Jaya Villa Dago Pamulang,Skripsi (Jakana:Perpustakaan Umum.2004\h.2
)z
44
45
46
49
3l \
3l
I
u2 ,]
JZ
I \I