IMPLEMENTASI ANALISIS GAP UNTUK SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN (SPK) KENAIKAN JABATAN
Oleh : Citra Nuraini Mursa 105093003015
PROGRAM STUDI SISTEM INFROMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 M / 1431 H
IMPLEMENTASI ANALISIS GAP UNTUK SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN (SPK) KENAIKAN JABATAN
Oleh : Citra Nuraini Mursa 105093003015
PROGRAM STUDI SISTEM INFROMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 / 1431 H
i
IMPLEMENTASI ANALISIS GAP UNTUK SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN (SPK) KENAIKAN JABATAN
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh: CITRA NURAINI MURSA 105093003015
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 M / 1431 H
ii
HALAMAN PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENARBENAR ASLI KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta, Mei 2010
CITRA NURAINI MURSA 105093003015
v
ABSTRAK
Citra Nuraini Mursa, Implementasi Analisis Gap Untuk Sistem Pendukung Keputusan Kenaikan Jabatan. (Di bawah bimbingan Ditdit N. Utama dan Zaenudin Bey Fananie).
Jika berbicara organisasi atau perusahaan, terdapat beberapa faktor penting yang dapat menentukan maju atau mundurnya organisasi atau perusahaan tersebut, di antaranya adalah peran pegawai. Pegawai yang mempunyai kualitas tinggi akan sangat membantu perusahaan dalam mencapai tujuannya. Perusahaan dapat memberikan penghargaan kepada pegawai yang dianggap berprestasi berupa kenaikan jabatan. Penelitian ini mengangkat studi kasus implementasi analisis gap untuk sistem pendukung keputusan kenaikan jabatan pada PT. Beyf Bersaudara. Saat ini proses kenaikan jabatan pegawai yang terdapat pada PT. Beyf Bersaudara belum dapat memenuhi kebutuhan yang diinginkan karena masih dilakukan secara manual. Pengumpulan data penelitian menggunakan teknik observasi, wawancara, dan studi pustaka. Metodologi pengembangan sistem yang digunakan adalah metodologi terstruktur dengan model pengembangan System Development Life Cycle (SDLC) dan perancangan model yang digunakan adalah model Pencocokan Profil (profile matching) dengan metode perhitungan Pemetaan Gap Kompetensi serta PHP dan MySQL sebagai alat pengkodean komputer. Sistem Pendukung Keputusan ini dapat menjadi solusi dalam pengambil keputusan untuk menentukan perhitungan nilai kenaikan jabatan.
Kata kunci: SPK, SDLC (System Development Life Cycle), GAP, PHP, dan MySQL V Bab + xvi Halaman + 151 Halaman + 52 Tabel + 51 Gambar + Daftar Pustaka + 4 Lampiran Daftar Pustaka: 30 (2002-2009)
vi
KATA PENGANTAR
ﻢ ﯿ ﻟﺮﺣ ﻤﻦا ﺮﺣ ﻟ ا ﻢاﷲ ﺑﺴ Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam penulis curahkan pada Baginda Rasulullah Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari kegelapan menuju masa yang terang-benderang hingga akhir zaman. Skripsi berjudul “Implementasi Analisis Gap Untuk Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Kenaikan Jabatan”, disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program Strata Satu (S1) pada Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pembuatan skripsi ini tidak lepas dari dukungan bantuan dan bimbingan berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada: 1.
Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis., selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Bapak A’ang Subiyakto, M.Kom., selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi, dan Ibu Nur Aeni Hidayah, MMSI., selaku Sekretaris Program Studi Sistem Informasi.
3.
Bapak Ditdit N. Utama, MMSI, M.Com., dan Bapak Zainuddin Bey Fananie, M.Sc., selaku Dosen Pembimbing Dosen Pembimbing I & II
vii
yang selalu meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan motivasi dalam membantu menyelesaikan penulisan skripsi ini. 4.
PT Beyf Bersaudara yang telah bersedia untuk memberikan kesempatan kepada penulis untuk dapat meneliti proses kenaikan jabatan.
5.
Ibu dan Bapak tersayang yang selalu mencurahkan segala perhatian, materi, semangat, motivasi, doa yang tiada putus-putusnya serta mas apur, mas apat, mba eno, k’ivon, siti, banu, gaza, dan abhie yang selalu membuat tersenyum dan semangat.
6.
Bapak Inayatullah yang telah meluangkan waktunya dan memberikan ilmunya. Terima kasih Pak!
7.
Bachtiar (IyayQu) tercinta yang selalu mencurahkan segala perhatian, semangat, motivasi, doa, kasih sayang dan waktunya. Thank’s beibh.
8.
Teman-teman angkatan 2005 terutama SIB, annisa, dhita, dillah, lia, mita, muya, nyit2, v-te, anak-anak cowo SIB, serta k’ditra, panki, dan k’aldi yang banyak membantu dalam penyelesaian aplikasi skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu diharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan agar penyusunan skripsi ini menjadi lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap bahwa skripsi ini dapat bermanfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan khususnya kepada penulis sendiri.
Jakarta, Mei 2010
Citra Nuraini Mursa
viii
DAFTAR ISI Halaman Judul..............................................................................................
i
Halaman Sampul...........................................................................................
ii
Halaman Pengesahan Ujian.......................................................................... iii Halaman Persetujuan Pembimbing.............................................................
iv
Halaman Pernyataan....................................................................................
v
Abstrak..........................................................................................................
vi
Kata Pengantar.............................................................................................
vii
Daftar Isi.......................................................................................................
ix
Daftar Gambar.............................................................................................
xv
Daftar Tabel..................................................................................................
xvii
Daftar Simbol................................................................................................
xix
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.........................................................................................
1
1.2 Perumusan Masalah...................................................................................
3
1.3 Batasan Masalah .......................................................................................
3
1.4 Tujuan........................................................................................................
4
1.5 Manfaat......................................................................................................
4
1.6 Metodologi Penelitian...............................................................................
5
1.7 Sistematika Penulisan................................................................................
6
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi.......................................................................................
8
2.1.1 Definisi Sistem Informasi......................................................................
8
2.1.2 Komponen Sistem Informasi.................................................................
9
2.2 Sistem Pendukung Keputusan (SPK)........................................................
10
ix
2.2.1 Sistem.....................................................................................................
10
2.2.1.1 Definisi Sistem....................................................................................... 10 2.2.1.2 Klarifikasi Sistem................................................................................... 11 2.2.2 Pendukung................................................................................................
13
2.2.3 Keputusan.................................................................................................
13
2.2.4 Sistem Pendukung Keputusan (SPK).......................................................
14
2.2.4.1 Definisi Sistem Pendukung Keputusan (SPK)....................................... 14 2.2.4.2 Komponen-komponen Sistem Pendukung Keputusan (SPK)................ 19 2.2.4.3 Karakteristik Sistem pendukung keputusan........................................... 24 2.3 Jabatan.........................................................................................................
25
2.4 Pengukuran Kinerja....................................................................................
28
2.4.1 Definisi Pengukuran Kinerja...................................................................
28
2.4.2 Kriteria Ukuran Kinerja...........................................................................
29
2.5 Metode Pengumpulan Data.........................................................................
30
2.6 System Development Life Cycle (SDLC)...................................................
32
2.6.1 Definis SDLC..........................................................................................
32
2.6.2 Tahapan-tahapan System Development Life Cycle (SDLC)....................
33
2.7 Model Pencocokan Profil (Profile Matching).............................................
37
2.7.1 Pemetaan Gap Kompetensi......................................................................
38
2.7.2 Tes IST....................................................................................................
38
2.7.3 Tes Pauli..................................................................................................
39
2.7.4 Aspek-aspek Penilaian.............................................................................
39
2.7.5 Perhitungan dan Pengelompokan Core dan Secondary Factor...............
41
2.8 Graphic Tools (Data Flow Diagram).........................................................
42
2.8.1
Diagram Alir Data/Data Flow Diagram................................................
42
2.8.1.1 Definisi Data Flow Diagram.................................................................
42
2.8.2
Diagram Konteks...................................................................................
42
2.8.2.1 Definisi Diagram Konteks.....................................................................
42
2.8.3 Diagram Nol/Zero (Overview Diagram).................................................
42
2.8.3.1 Definisi Diagram Nol/Zero (Overview Diagram).................................
42
x
2.8.4 Diagram Rinci (Level Diagram)..............................................................
45
2.8.4.1 Definisi Diagram Rinci (Level Diagram).............................................
45
2.8.5 Simbol Data Flow Diagram (DFD)........................................................
45
2.9
44
Kamus Data.............................................................................................
2.10 Flowchart..............................................................................................
46
2.10.1 Definisi Flowchart................................................................................
46
2.10.2 Simbol-simbol Flowchart.....................................................................
46
2.10.2.1 Flow Direction Symbols......................................................................
47
2.10.2.2 Processing Symbols............................................................................
47
2.10.2. Input-output...........................................................................................
48
2.11
Pseudocode.....................................................................................
49
2.12
State Trasition Diagram........................................................................
50
2.13
Entity Relationship Diagram (ERD)...................................................... 53
2.13.1 Definisi ERD.........................................................................................
52
2.13.1 Elemen Dasar ERD...............................................................................
52
2.13.2 Simbol ERD..........................................................................................
53
2.14
Normalisasi............................................................................................
54
2.14.1 Beberapa Definisi Normalisasi..............................................................
54
2.14.2 Langkah-langkah Pembuatan Normalisasi............................................
55
2.15 Black Box Testing....................................................................................
57
2.16 Pengertian PHP........................................................................................
59
2.16.1 Definisi PHP.........................................................................................
59
2.16.2 Kelebihan PHP......................................................................................
60
2.16.3 Kelemahan PHP....................................................................................
60
2.17 MySQL....................................................................................................
61
2.18 XAMPP...............................................................................................
61
2.19 Literatur Sejenis.......................................................................................
62
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Pengumpulan Data .................................................................
xi
64
3.1.1 Studi Pustaka...........................................................................................
64
3.1.2 Studi Lapanagan.......................................................................................
65
3.1.2.1Observasi................................................................................................. 65 3.1.2.2Wawancara.............................................................................................. 65 3.1.2
Studi Literatur.......................................................................................
66
3.2 Metodologi Pengembangan Sistem.............................................................
66
3.2.1
Perancangan Sistem...............................................................................
66
3.2.2
Perancangan Model…………………………………………………...
70
3.2.3
Kerangka Penelitian............................................................................
71
BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan.........................................................................................
73
4.2 Analisis........................................................................................................
75
4.2.1
Deteksi Massalah...................................................................................
75
4.2.2 Investigasi Awal.......................................................................................
76
4.2.3 Analisa Kebutuhan Sistem........................................................................
78
4.2.3.1 Flowchart Sistem Berjalan…………………………………………...
78
4.2.3.2 Flowchart Usulan ...............................................................................
80
4.2.3.2.1 Flowchart Sistem.............................................................................
78
4.2.3.2.2 Flowchart Pencocokan Profil...........................................................
82
4.2.3.2.3 Flowchart Program...........................................................................
83
4.2.3.3 Pseudocode .........................................................................................
84
4.2.4 Mensortir Kebutuhan Sistem .................................................................
86
4.2.4.1 Input.....................................................................................................
87
4.2.4.2 Processing............................................................................................
87
4.2.4.3 Output...................................................................................................
88
4.2.5 Memilih Sistem Yang Baik......................................................................
88
4.2.5.1 Sistem Yang Berjalan............................................................................
88
4.2.5.2 Sistem Yang Siusulkan..........................................................................
89
4.2.6 Perancangan..............................................................................................
90
4.2.6.1 Pencocokan Profil...............................………………………………...
91
xii
4.2.6.1.1 Pemetaan Gap Kompetensi.................................................................
91
4.2.6.1.2 Pembobotan......................................................................................... 95 4.2.6.1.3 Perhitungan dan Pengelompokan Core dan Secondary Factor..........
99
4.2.6.1.4 Perhitungan Nilai Total.......................................................................
104
4.2.6.1.5 Perhitungan Penentuan Ranking.........................................................
107
4.2.6.2 Rancangan Spesifikasi Sistem Penunjang Keputusan...........................
109
4.2.6.2.1 Context Diagram................................................................................. 109 4.2.6.2.2 Diagram Nol/Zero..............................................................................
110
4.2.6.2.3 DFD Level 1 proses 4.0......................................................................
112
4.2.6.2.4 Kamus Data........................................................................................
113
4.2.6.3 Perancangan Files..................................................................................
114
4.2.6.3.1 ERD..........…………………………………………………………..
114
4.2.6.3.2
Transformasi ERD ke Logical Record Structure (LRS).................. 116
4.2.6.3.3 Analisis Data....................................................................................... 117 4.2.6.3.3.1 Normalisasi.....................................................................................
117
4.2.6.3.3.2 Spesifikasi Database......................................................................
121
4.2.6.4.1 Rancangan Modul Menu Utama.........................................................
127
4.2.6.5Perancangan Antar Muka.......................................................................
130
4.2.6.6 Tahap Penerapan.........…………………………………......................
141
4.2.6.6.1
Penulisan Source Code Program.....................................................
142
4.2.6.6.2
Testing Program...............................................................................
142
4.2.6.6.2.1 Pengujian User.................................................................................
142
4.2.6.6.3
144
Fitur Sistem.....................................................................................
BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan...................................................................................................
xiii
145
5.2 Saran.........................................................................................................
146
Daftar Pustaka...............................................................................................
147
Lampiran........................................................................................................
149
xiv
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Konsep yang Mendasari Definisi SPK...........................................16 Tabel 2.2 Bobot Nilai Gap..............................................................................40 Tabel 2.3 Perbedaan Simbol DFD..................................................................45 Tabel 2.4 Flow Direction Symbols.................................................................48 Tabel 2.5 Processing Symbols........................................................................49 Tabel 2.6 Input-output Symbols......................................................................50 Tabel 2.7 Simbol ERD....................................................................................54 Tabel 4.1 Perbandingan Sistem.......................................................................77 Tabel 4.2 Nilai Pegawai..................................................................................91 Tabel 4.3 Bobot Nilai Jabatan.........................................................................91 Tabel 4.4 Hasil Gap Kapasitas Intelektual......................................................92 Tabel 4.5 Nilai Pegawai..................................................................................93 Tabel 4.6 Bobot Nilai Jabatan.........................................................................93 Tabel 4.7 Hasil Gap Sikap kerja.....................................................................93 Tabel 4.8 Nilai Pegawai..................................................................................94 Tabel 4.9 Bobot Nilai Jabatan.........................................................................94 Tabel 4.10 Hasil Gap Perilaku........................................................................95 Tabel 4.11 Bobot Nilai Gap............................................................................95 Tabel 4.12 Hasil Pemetaan Gap Kompetensi Pegawai 1................................96 Tabel 4.13 Hasil Pemetaan Gap Kompetensi Pegawai 2...............................96 Tabel 4.14 Hasil Pemetaan Gap Kompetensi Pegawai 3...............................96 Tabel 4.15 Hasil Pemetaan Gap Kompetensi Pegawai 4...............................97 Tabel 4.16 Hasil Pemetaan Gap Kompetensi Pegawai 5................................97
xv
Tabel 4.17 Hasil Pemetaan Gap Kompetensi Pegawai 1..............................97 Tabel 4.18 Hasil Pemetaan Gap Kompetensi Pegawai 2..............................97 Tabel 4.19 Hasil Pemetaan Gap Kompetensi Pegawai 3..............................97 Tabel 4.20 Hasil Pemetaan Gap Kompetensi Pegawai4................................97 Tabel 4.21 Hasil Pemetaan Gap Kompetensi Pegawai 5..............................97 Tabel 4.22 Hasil Pemetaan Gap Kompetensi Pegawai 1..............................97 Tabel 4.23 Hasil Pemetaan Gap Kompetensi Pegawai 2..............................97 Tabel 4.24 Hasil Pemetaan Gap Kompetensi Pegawai 3..............................97 Tabel 4.25 Hasil Pemetaan Gap Kompetensi Pegawai4................................99 Tabel 4.26 Hasil Pemetaan Gap Kompetensi Pegawai 5..............................99 Tabel 4.27 Hasil Perhitungan Ranking.........................................................108 Tabel 4.28 Tabel Pegawai ............................................................................121 Tabel 4.29 Tabel Jabatan ............................................... ................................122 Tabel 4.30 Tabel unit_kerja...........................................................................123 Tabel 4.31 Tabel user....................................................................................123 Tabel 4.32 Tabel profil_karyawan.................................................................124 Tabel 4.33 Tabel profil_jabatan ....................................................................126 Tabel 4.34 Tabel bobot .................................................... ..............................127 Tabel 4.35 Uji Coba Account User................................................................142 Tabel 4.36 Fitur Sistem...................................................................................144
xvi
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Komponen Sistem Informasi............................................................10 Gambar 2.2 Fase Proses Pengambilan Keputusan...............................................19 Gambar 2.3 Subsistem Penyelenggaraan Dialog................................................23 Gambar 3.1 Kerangka Penelitian.........................................................................72 Gambar 4.1 Flowchart Sistem Berjalan...............................................................79 Gambar 4.2 Flowchart Sistem Usulan.................................................................80 Gambar 4.3 Flowchart Profile Matching.............................................................82 Gambar 4.4 Flowchart Program..........................................................................83 Gambar 4.5 Context Diagram SPK Untuk Kenaikan Jabatan.............................109 Gambar 4.6 Diagram nol/zero..............................................................................110 Gambar 4.7 Diagram Rinci proses 4.0.................................................................112 Gambar 4.8 ERD (Entity Relationship Diagram)................................................115 Gambar 4.9 Tranformasi ERD ke LRS................................................................116 Gambar 4.10 STD Rancang Menu Utama............................................................128 Gambar 4.11 STD Rancang Modul Login...........................................................129 Gambar 4.12 STD Rancang Modul Data Unit Kerja...........................................129 Gambar 4.13 STD Rancang Modul Data Pegawai..............................................130 Gambar 4.14 STD Rancang Modul Rekruitmen.................................................130 Gambar 4.15 STD Rancang Modul Bantuan.......................................................131 Gambar 4.16 Login User......................................................................................131 Gambar 4.17 Home..............................................................................................132 Gambar 4.18 Data Unit Kerja.............................................................................133 Gambar 4.19 Edit Jabatan..................................................................................133 Gambar 4.20 Lihat data pegawai........................................................................134 Gambar 4.21 Detail Pegawai..............................................................................135 Gambar 4.22 Cari Data Pegawai.......................................................................136 Gambar 4.23 Pemilihan ...................................................................................... 136 Gambar 4.24 Pemilihan Proses 2.......................................................................137 Gambar 4.25 Pemilihan Proses 3.......................................................................138 Gambar 4.26 Hasil Akhir....................................................................................139
xiii
Gambar 4.27 Ganti Password.............................................................................140 Gambar 4.28 Informasi.......................................................................................140 Gambar 4.29 Help..............................................................................................141
xiv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Jika berbicara organisasi atau perusahaan, terdapat beberapa faktor penting
yang dapat menentukan maju atau mundurnya organisasi atau perusahaan tersebut, di antaranya adalah peran pegawai. Seorang pegawai wajib melakukan pekerjaan yang menuju pada kemajuan perusahaan dan tidak boleh melakukan aktivitas yang bertujuan merugikan perusahaan. Pendidikan dan pelatihan adalah usaha yang terencana dari sebuah perusahaan baik itu perusahaan pemerintah maupun non-pemerintah, untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan pegawai (Sofa, 2008). Pegawai yang mempunyai kualitas tinggi akan sangat membantu perusahaan dalam mencapai tujuannya. Perusahaan dapat memberikan
penghargaan
kepada
pegawai
yang
dianggap
berprestasi.
Penghargaan tersebut bisa berupa kenaikan jabatan, golongan atau perencanaan karir. Cara tersebut dapat memberikan semangat kepada pegawai untuk bekerja lebih baik lagi. Jabatan merupakan sekelompok posisi yang hampir sama dalam suatu badan, lembaga, atau perusahaan (Moekijat, 2008). Bagi pegawai, hasil penilaian dapat digunakan untuk menjadi umpan balik terhadap prestasi kerja, sehingga memiliki dasar pertimbangan untuk perencanaan pengembangan karirnya. Sedangkan di sisi lain, hasil penilaian ini dapat digunakan perusahaan untuk
1
melandasi pengambilan keputusan dalam hal sistem pemberian imbalan (kompensasi), kenaikan jabatan, pelatihan dan perencanaan karir. Dari hasil penelitian yang ada kenaikan jabatan PT. Beyf Bersaudara pada dasarnya masih bersifat manual, tidak adanya proses penilaian kinerja yang dilakukan, tidak sesuai dengan kenyataan dan melalui proses yang sangat rumit, seperti adanya pegawai yang dinilai dari satu kriteria saja, tetapi langsung mendapatkan kenaikan jabatan, padahal pegawai tersebut belum tentu unggul pada kriteria-kriteria yang lainnya, tidak adanya standar baku atau bobot nilai yang pasti dalam menentukan kualitas pegawai, dan tidak adanya sistem yang dapat memberikan alternatif solusi dalam penilaian kinerja pegawai untuk kenaikan jabatan. Untuk meminimalisir hal tersebut, maka perlu adanya suatu sistem yang dapat memudahkan General Manager dalam mengambil keputusan kenaikan jabatan. Jika proses pengambilan keputusan ini dibantu oleh sebuah Sistem Pendukung Keputusan yang terkomputerisasi, diharapkan subyektifitas dalam pengambilan keputusan dapat dikurangi dan dapat diganti dengan pelaksanaan seluruh kriteria-kriteria untuk seluruh pegawai. Sehingga, diharapkan pegawai dengan kemampuan (pertimbangan lain) terbaiklah yang terpilih. Sistem Pendukung Keputusan (SPK) merupakan sebuah sistem yang dimaksudkan untuk mendukung para pengambil keputusan manajerial dalam keputusan semi terstruktur. SPK ditujukkan untuk menjadi alat bantu bagi para pengambil keputusan untuk memperluas kapabilitas para pengambil keputusan
2
tersebut, namun tidak untuk menggantikan penilaian (Turban, Aranson, dan Liang, 1997). Dari penjabaran latar belakang di atas, maka dibuatlah skripsi dengan judul “Implementasi Analisis Gap Untuk Sistem Pendukung Keputusan Kenaikan Jabatan”.
1.2
Perumusan Masalah Pada penelitian ini, ada 4 jenis masalah yang dapat dirumuskan, di
antaranya ialah: 1.
Bagaimana membuat rancang bangun Sistem Pendukung Keputusan yang dapat menjadi alat bantu para pengambil keputusan untuk kenaikan jabatan PT. Beyf Bersaudara?
2.
Bagaimana tahapan prosedur baku untuk membuat keputusan untuk kenaikan jabatan PT. Beyf Bersaudara?
3.
Bagaimana membuat standar baku atau bobot nilai yang pasti dalam menentukan kualitas pegawai?
4.
Bagaimana membuat sistem yang dapat memberikan alternatif solusi dalam penilaian kinerja pegawai untuk kenaikan jabatan?
1.3
Batasan Masalah Berdasarkan perumusan masalah di atas, batasan masalah yang akan di
bahas pada penelitian skripsi ini ialah:
3
1.
Pembuatan Sistem Pendukung Keputusan dalam proses kenaikan jabatan PT. Beyf Bersaudara.
2.
Meng-cover proses pemberian standar baku atau bobot penilaian kinerja pegawai PT. Beyf Bersaudara.
3.
Sistem Pendukung Keputusan yang dibuat hanya sampai pada tahap perancangan dan pengujian sistem yang telah dibuat, tidak sampai membahas penerapan sistem.
4.
Sistem Pendukung Keputusan untuk kenaikan jabatan yang dibuat tidak membahas mengenai Sistem Informasi Manajemen (SIM).
1.4
Tujuan Penelitian Penelitian ini mempunyai 3 tujuan, yaitu:
1.
Merancang Sistem Pendukung Keputusan untuk kenaikan jabatan.
2.
Membuat perancangan model pencocokan profil untuk proses penilaian kualitas kinerja pegawai.
3.
Membuat rancang bangun Sistem Pendukung Keputusan yang dapat digunakan sebagai alat bantu pengambilan keputusan mengenai kenaikan jabatan yang berdasarkan pada penilaian kualitas pegawai.
1.5
Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian yang didapat diantaranya ialah:
4
1.
Dapat digunakan sebagai referensi untuk
penelitian berikutnya yang
berhubungan dengan Sistem Pendukung Keputusan (SPK), khususnya di bidang kenaikan jabatan pegawai. 2.
Dapat memberikan gambaran menyeluruh mengenai Sistem Pendukung Keputusan terutama untuk kenaikan jabatan pada suatu perusahaan.
3.
Dapat memberikan pemahaman mengenai cara perhitungan dengan menggunakan model perhitungan pencocokan profil.
1.6
Metodologi Penelitian Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodologi
pengumpulan data, pengembangan sistem, dan perancangan model Sistem Pendukung Keputusan. 1.
Metodologi Pengumpulan Data A.
Studi pustaka Pengumpulan data dan informasi dengan cara membaca buku-buku dan situs-situs sebagai referensi yang dapat dijadikan acuan pembahasan dalam masalah ini.
B.
Studi Lapangan a.
Observasi Mengumpulkan data dan informasi dengan cara meninjau dan mengamati secara langsung kegiatan yang terjadi di lapangan.
5
b.
Wawancara Mengumpulkan data dengan mewawancarai langsung kepada kepala bagian yang mempunyai wewenang untuk melakukan pengambilan keputusan.
C.
Studi Literatur Membandingkan penelitian sebelumnya yang sejenis dan dilihat apa kekurangan dan kelebihannya untuk membuat penelitian yang lebih baik.
2.
Metodologi Pengembangan Sistem A.
Perancangan Sistem Dalam metodologi perancangan Sistem Pendukung Keputusan di dalam skripsi ini digunakan metodologi terstruktur dengan model System Development Live Cycle (SDLC) (Ladjamudin, 2005).
B.
Perancangan Model Pada perancangan model Sistem Pendukung Keputusan, digunakan model Pencocokan Profil (profile matching) (Kusrini, 2007).
1.7
Sistematika Penulisan Sistematika penulisan laporan skripsi Implementasi Analisis Gap Untuk
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Kenaikan Jabatan, meliputi:
6
BAB I
PENDAHULUAN Pada bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penulisan, metodologi penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II
LANDASAN TEORI Pada bab ini akan menguraikan teori Sistem Pendukung Keputusan Kenaikan Jabatan, Sistem Pendukung Keputusan (SPK), SDLC, Pencocokan Profil dan materi-materi yang terkait dengan penelitian skripsi ini.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan menguraikan tentang motode yang digunakan dalam membuat rancang bangun SPK untuk kenaikan jabatan yaitu metodologi pengumpulan data, metodologi pengembangan sistem dan metodologi perancangan sistem.
BAB IV
PEMBAHASAN Pada bab ini akan membahas Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Untuk Kenaikan Jabatan dan output yang dihasilkan dari pembahasan.
BAB V
PENUTUP Bab ini merupakan bab terakhir dari laporan, yang terdiri dari simpulan dari penelitian yang didapat dan saran yang ditujukan kepada pembaca atau peneliti berikutnya untuk dijadikan sebagai acuan pengembangan sistem yang lebih baik.
7
BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Sistem Informasi
2.1.1
Definisi Sistem Informasi Sistem Informasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem di dalam suatu
organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media, prosedur-prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasar informasi untuk pengambilan keputusan yang cerdik (Kadir, 2003). Ada beragam definisi sistem informasi, yaitu: Menurut Alter (1992), sistem informasi adalah kombinasi antara prosedur kerja, informasi, orang, dan teknologi informasi yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan dalam sebuah organisasi. Menurut Bodnar dan Hopwood (1993), sistem Informasi adalah kumpulan perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang untuk mentransformasikan data kedalam bentuk informasi yang berguna. Menurut Gelinas, Oram, dan Wiggins (1990), sistem informasi adalah suatu sistem buatan manusia yang secara umum terdiri dari atas sekumpulan komponen berbasis komputer dan manual yang dibuat untuk menghimpun, menyimpan, dan mengelola data serta menyediakan informasi keluaran kepada para pemakai. Menurut Hall (2001) sistem informasi adalah sebuah rangakaian prosedur formal
8
dimana data dikelompokkan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada pemakai. Menurut Turban, McLean, dan Wetherbe (1999), sebuah sistem informasi adalah mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk tujuan yang spesifik (Kadir, 2003). Dari berbagai definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi mencangkup sejumlah komponen (manusia, komputer, teknologi informasi, dan prosedur kerja), ada sesuatu yang diproses (data menjadi informasi), dan dimaksudkan untuk mencapai suatu sasaran atau tujuan (Kadir, 2003).
2.1.2
Komponen Sistem Informasi Dalam suatu sistem informasi terdapat komponen-komponen seperti
(Kadir, 2003): A.
Perangkat keras (Hardware): mencangkup peranti-peranti fisik seperti komputer dan printer.
B.
Perangkat lunak (software) atau program: sekumpulan instruksi yang memungkinkan perangkat keras untuk dapat memproses data.
C.
Prosedur (orang): sekumpulan aturan yang dipakai untuk mewujudkan pemrosesan data dan pembangkitan keluaran yang dikehendaki.
D.
Orang: semua pihak yang bertanggung jawab dalam pengembangan sistem informasi, pemrosesan, dan penggunaan keluaran sistem informasi.
E.
Basis data (database): sekumpulan tabel, hubungan, dan lain-lain yang berkaitan dengan penyimpanan data.
9
F.
Jaringan komputer dan komunikasi data: sistem penghubung yang memungkinkan sumber (resources) dipakai secara bersama atau diakses oleh sejumlah pemakai.
Gambar 2.1 Komponen Sistem Informasi (Abdul Kadir, 2003)
2.2
Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
2.2.1
Sistem
2.2.1.1 Definisi Sistem Istilah sistem bukanlah hal yang asing bagi kebanyakan orang. Sering kali sistem mengacu pada komputer seperti IBM PC dan Macintosh, tetapi juga kearah yang lebih luas seperti tata surya atau bahkan ke hal-hal yang lebih spesifik seperti sistem respirasi mamalia.
10
Kata sistem berasal dari bahasa Yunani yang mengandung arti kesatuan atau keseluruhan dari bagian yang berhubungan satu sama yang lainnya. Definisi dari sebuah sistem mempunyai peranan penting dalam pendekatan untuk mempelajari sebuah sistem. Pada dasarnya, sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan. Sebagai gambaran, jika dalam sebuah sistem terdapat elemen yang tidak memberikan manfaat dalam mencapai tujuan yang sama, maka elemen tersebut sudah dipastikan bukanlah bagian dari sistem. Sebagai contoh, raket dan pemukul bola kasti (masing-masing sebagai elemen) tidak bisa membentuk sebuah sistem, karena tidak ada sistem permainan olahraga yang memadukan kedua peralatan tersebut (Kadir, 2003). Jadi, sistem adalah sekumpulan unsur atau elemen yang saling berkaitan dan mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan.
2.2.1.2 Klasifikasi Sistem Suatu sistem dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Kadir, 2003): 1.
Sistem Abstrak dan Sistem Fisik Sistem Abstrak adalah sistem yang berisi gagasan atau konsep. Misalnya, sistem teologi yang berisi gagasan tentang hubungan manusia dan Tuhan. Sistem fisik adalah sistem yang secara fisik dapat dilihat, Misalnya: sistem komputer, sistem sekolah, sistem akuntansi, dan sistem transportasi.
2.
Sistem Deterministik dan probabilistik
11
Sistem deterministik adalah suatu sistem yang operasinya dapat diprediksi secara tepat. Misalnya sistem komputer. Sistem probabilistik adalah sistem yang tak dapat diramal dengan pasti karena mengandung unsur probabilitas. 3.
Sistem Tertutup dan Terbuka Sistem tertutup adalah tidak bertukar materi, informasi, atau energi dengan lingkungan. Dengan kata lain, sistem ini tidak berinteraksi dan dipengaruhi oleh lingkungan. Ciri-ciri sebuah sistem yang relatif tertutup, antara lain sistem hanya mempunyai masukan dan keluaran yang tertentu, terkendali,
dan
mempengaruhinya.
gejolak Misalnya,
diluar sistem
sistem
(lingkungan)
penerimaan
mahasiswa
tidak baru
dilingkungan universitas negeri. Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dengan lingkungan dan dipengaruhi oleh lingkungan. Ciricirinya, sistem menerima masukan yang diketahui, yang bersifat acak, maupun gangguan. Selain itu, umumnya sistem melakukan adaptasi terhadap lingkungan. Pada umumnya, sistem perusahaan dagang merupakan contoh sistem terbuka. 4.
Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi karena alam (tidak dibuat oleh manusia). Misalnya, sistem tata surya. Sistem buatan manusia adalah sistem yang dibuat oleh manusia. Misalnya, sistem komputer dan sistem mobil.
5.
Sistem Sederhana dan Sistem Kompleks
12
Berdasarkan tingkat kerumitannya, sistem dibedakan menjadi sistem yang sederhana (misalnya sepeda) dan sistem kompleks (misalnya otak manusia).
2.2.2
Pendukung Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata pendukung mempunyai arti
sesuatu atau orang yang mendukung; pembantu; penyokong; penunjang (Depertemen Pendidikan Nasional, 2002).
2.2.3
Keputusan Pada umumnya, kata keputusan berarti pilihan yaitu pilihan dari dua atau
lebih kemungkinan. Namun, hampir tidak merupakan pilihan antara yang benar dan salah, tetapi yang justru sering terjadi ialah pilihan antara yang “hampir benar” dan yang mungkin salah. Walaupun keputusan biasa dikatakan sama dengan pilihan, ada perbedaan penting diantara keduanya. Mc Kenzie melihat bahwa keputusan adalah “pilihan nyata” karena pilihan diartikan sebagai pilihan tentang tujuan termasuk pilihan tentang cara untuk mencapai tujuan itu, apakah pada tingkat perorangan atau pada tingkat kolektif. Mc Grew dan Wilson (1985) lebih melihat pada kaitannya dengan proses, yaitu bahwa suatu keputusan ialah keadaan akhir dari suatu proses yang lebih dinamis, yang diberi label pengambilan keputusan.
13
Morgan dan Cerullo (1984) mendefinisikan keputusan sebagai sebuah kesimpulan yang dicapai sesudah dilakukan pertimbangan, yang terjadi setelah satu kemungkinan dipilih, sementara yang lain dikesampingkan (Salusu, 2008).
2.2.4
Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
2.2.4.1 Definisi Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Definisi awal Sistem Pendukung Keputusan adalah sebagai sebuah sistem yang dimaksudkan untuk mendukung para pengambil keputusan manajerial dalam situasi keputusan semiterstruktur. Sistem Pendukung Keputusan dimaksudkan untuk menjadi alat bantu bagi para pengambil keputusan
untuk memperluas
kapabilitas mereka, namun tidak untuk menggantikan penilaian mereka. SPK ditujukan untuk keputusan-keputusan yang memerlukan penilaian atau pada keputusan-keputusan yang sama sekali tidak dapat didukung oleh algoritma (Turban, Aronson dan Liang , 2005). Definisi awal mengimplikasikan (tidak menyatakan secara spesifik) bahwa sistem akan berbasis komputer, akan beroperasi online interaktif, dan kemungkinan akan memiliki kapabilitas output grafis. Definisi awal terbuka terhadap beberapa interpretasi. Dengan cepat muncullah definisi lainnya yang menimbulkan ketidaksepakatan mengenai apa sesungguhnya SPK itu. Little (1970) mendefinisikan SPK sebagai “sekumpulan prosedur berbasis model untuk data pemrosesan dan penilaian guna membantu para manajer mengambil keputusan.” Little menyatakan bahwa untuk sukses, sistem tersebut haruslah sederhana, cepat, dan mudah berkomunikasi.
14
Bonczek (1980) mendefinisikan SPK sebagai sistem berbasis komputer yang terdiri dari tiga komponen yang saling berinteraksi: sistem bahasa (mekanisme untuk memberikan komunikasi antara pengguna dan komponen SPK lain), sistem pengetahuan (repositori pengetahuan domain masalah yang ada pada SPK entah sebagai data atau prosedur), dan sistem pemrosesan masalah (hubungan antara dua komponen lainnya, terdiri satu atau lebih kapabilitas manipulasi masalah umum yang diperlukan untuk pengmabilan keputusan). Konsep-konsep yang diberikan oleh definisi tersebut sangat penting untuk memahami hubungan antara SPK dan pengetahuan. Keen (1980) menerapkan istilah SPK “untuk situasi dimana sistem ‘final’ dapat dikembangkan hanya melalui suatu proses pembelajaran dan evolusi yang adaptif.” Jadi, Keen mendefinisikan SPK sebagai suatu produk dari proses pengembangan dimana pengguna SPK, pembangun SPK, dan SPK itu sendiri mampu mempengaruhi satu dengan yang lainnya, dan menghasilkan evolusi sistem dan pola-pola penggunaan. Definisi-definisi tersebut diperbandingkan dan dikontraskan dengan memeriksa berbagai konsep yang digunakan untuk mendefinisikan SPK. Tampaknya basis untuk mendefinisikan SPK dikembangkan dari persepsi tentang apa yang dilakukan oleh SPK (misal dukungan pengambilan keputusan pada masalah tak terstruktur) dan dari ide-ide mengenai bagaimana tujuan SPK dapat dicapai (misal komponen yang diperlukan, pola penggunaan yang tepat, dan proses pengembangan yang diperlukan (Turban, Aronson dan Liang , 2005).
15
Tabel 2.1 Konsep yang Mendasari Definisi SPK Sumber
SPK yang didefinisikan
Little (1970)
Tipe masalah, fungsi sistem (dukungan)
Alter (1980)
Fungsi sistem, karakteristik antar muka
Bonczek (1980)
Komponen-komponen sistem
Keen (1980)
Proses pengembangan
Sumber: Turban, Aronson, dan Liang, 2005
Dari beberapa definisi pengambilan keputusan yang ditemukan, dapat dirangkum bahwa pengambilan keputusan di dalam suatu organisasi merupakan hasil suatu proses komunikasi dan partisipasi yang terus menerus dari keseluruhan organisasi. Hasil keputusan tersebut dapat merupakan pernyataan yang disetujui antar alternatif atau antar prosedur untuk mencapai tujuan tertentu. Pendekatannya dapat dilakukan, baik pendekatan yang bersifat individual / kelompok. Sentralisasi / desentralisasi, partisipasi / tidak berpartisipasi, maupun demokratis / konsensus (Suryadi ,1998). Persoalan pengambilan keputusan, pada dasarnya adalah bentuk pemilihan dari berbagai alternatif tindakan yang mungkin dipilih yang prosesnya melalui mekanisme tertentu, dengan harapan akan menghasilkan sebuah keputusan yang terbaik. Penyusunan model keputusan adalah suatu cara untuk mengembangkan hubungan-hubungan logis yang mendasari persoalan keputusan ke dalam suatu model matematis, yang mencerminkan hubungan yang terjadi diantara faktorfaktor yang terlibat. Apapun dan bagaimanapun prosesnya, satu tahapan lanjut yang paling sulit dihadapi pengambil keputusan adalah dalam segi penerapannya karena di sini
16
perlu meyakinkan semua orang yang terlibat, bahwa keputusan tersebut memang merupakan pilihan terbaik. Semuanya akan merasa terlibat dan terikat pada keputusan tersebut. Hal ini adalah proses tersulit. Walaupun demikian, bila hal tersebut dapat disadari, proses keputusan secara bertahap, sistematik, konsisten, dan dalam setiap langkah sejak awal telah mengikutsertakan semua pihak, maka usaha tersebut dapat memberikan hasil yang baik. Di balik suatu keputusan terdapat prosedur, yaitu pertama-tama pembuat keputusan mengidentifikasi masalah, mengklarifikasi tujuan-tujuan khusus yang diinginkan, memeriksa berbagai kemungkinan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dan mengakhiri proses itu dengan menetapkan pilihan bertindak. Atau dengan kata lain, suatu keputusan didasarkan atas fakta dan nilai (facts and values). Keduanya sangat penting, tetapi nampaknya fakta lebih mendominasi nilai-nilai dalam pengambilan keputusan. Pada akhirnya dapat dikatakan bahwa setiap keputusan itu bertolak dari beberapa kemungkinan atau alternatif untuk dipilih. Setiap alternatif membawa konsekuensi-konsekuensi. Ini berarti, sejumlah alternatif itu berbada satu dengan yang lain mengingat perbedaan dari konsekuensi-konsekuensi yang akan ditimbulkannya. Pilihan yang dijatuhkan pada alternatif itu harus dapat memberikan kepuasan karena kepuasan merupakan salah satu aspek paling penting dalam keputusan (Suryadi , 1998). Model yang menggambarkan proses pengambilan keputusan. Proses ini terdiri dari tiga fase, yaitu: a.
Intelligence
17
Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup problematika serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diproses, dan diuji dalam rangka mengidentifikasi masalah. b.
Design Tahap
ini
merupakan
proses
menemukan,
mengembangkan
dan
menganalisis alternatif tindakan yang bisa dilakukan. Tahap ini meliputi proses untuk mngerti masalah, menurunkan solusi dan menguji kelayakan solusi. c.
Choice Pada tahap ini dilakukan proses pemilihan diantara berbagai alternatif indakan yang mungkin dijalankan. Hasil pemilihan tersebut kemudian diimplementasikan dalam proses pengambilan keputusan. Meskipun implementasi termasuk tahap ketiga, namun ada beberapa pihak
berpendapat bahwa tahap ini perlu dipandang sebagai bagian yang terpisah guna menggambarkan hubungan antar fase secara lebih komperhensif. Dalam hal ini, Model Simon juga menggambarkan kontribusi Sistem Informasi anajemn (SIM) dan Ilmu Manajemen/Operation Research (IM/OR) terhadap pengambilan keputusan, seperti terlihat pada Gambar 2.2.
18
INTELLIGENCE (PENELUSURAN LINGKUP MASALAH)
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN/PENGOLAHAN DATA ELEKTRONIK
DESIGN
(PERANCANGAN PENYELESAIAN MASALAH)
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN CHOICE (PEMILIHAN TINDAKAN)
ILMU MANAJEMEN/OPERATION RESEARCH
IMPLEMENTATION (PELAKSANAAN TINDAKAN)
Gambar 2.2 Fase Proses Pengambilan Keputusan (Suryadi, 1998)
2.2.4.2 Komponen-komponen Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Menurut O’Brien (2005), secara garis besar SPK dibangun oleh tiga komponen utama, yaitu database, model base, software sistem. Sistem database berisi kumpulan dari semua data bisnis yang dimiliki perusahaan, baik yang berasal dari transaksi sehari-hari, maupun data dasar (master file). Isi database digunakan oleh software sistem. Basis model (model base) merupakan komponen software yang terdiri dari model-model yang digunakan dalam rutinitas komputasional dan analitis yang secara matematis menyatakan hubungan antarvariabel.
19
Komponen ketiga yaitu software sistem yang merupakan gabungan dari database dan model base untuk membuat model terpadu yang mendukung jenis keputusan tertentu. Software sistem yang dihasilkan dapat berupa perangkat lunak penulisan laporan, model matematika, dan GDSS (Group Decision Support System). Perangkat lunak penulisan laporan dapat digunakan untuk membuat laporan secara periodik maupun laporan khusus. Laporan yang dihasilkan dapat berupa laporan terinci, laporan ringkas, ataupun laporan pengecualian. Model matematika menghasilkan informasi yang dapat digunakan sebagai hasil simulasi yang melibatkan satu atau beberapa komponen dari sistem fisik perusahaan. GDSS memungkinkan para pemecah masalah dapat bekerja sama sebagai satu group atau kelompok untuk mencapai solusi yang memiliki relasi yang kuat dalam kelompok tersebut (Mulyanto, 2009). Menurut Suryadi (1998) Sistem Pendukung Keputusan memiliki tiga subsistem utama yang menentukan kapabilitas teknis Sistem Pendukung Keputusan tersebut, yaitu subsistem manajemen basis data, subsistem manajemen basis model, dan subsistem perangka lunak penyelenggara dialog (Suryadi, 1998). 1.
Subsistem Manajemen Basis Data (Data Base Management Subsystem) Kemampuan yang dibutuhkan dari manajemen database, yaitu: a.
Kemampuan untuk mengkombinasikan berbagai variasi data melalui pengambilan dan ekstrasi data.
b.
Kemampuan untuk menambahkan sumber data secara cepat dan mudah.
20
c.
Kemampuan untuk menggambarkan struktur data logikal sesuai dengan pengertian pemakai sehingga pemakai mengetahui apa yang tersedia dan dapat menentukan kebutuhan penambahan dan pengurangan.
d.
Kemampuan untuk menangani data secara personil sehingga pemakai dapat mencoba berbagai alternatif pertimbangan personil.
e. 2.
Kemampuan untuk mengelola berbagai variasi data.
Subsistem Manajemen Basis Model (Model Base Management Subsystem) Salah satu keunggulan Sistem Pendukung Keputusan ialah kemampuan untuk mengintegrasikan akses data dan model-model keputusan. Hal ini dapat dilakukan dengan menambahkan model-model keputusan ke dalam sistem informasi yang menggunakan database sebagai mekanisme integrasi dan komunikasi diantara model-model. Karakteristik ini menyatukan kekuatan pencarian dan pelaporan data dari PDE dan pengembangan disiplin manajemen. Salah satu persoalan yang berkaitan dengan model adalah bahwa penyusunan model seringkali terkait pada struktur model yang mengasumsikan adanya masukan yang benar dan cara keluaran yang tepat. Sementara itu, model cenderung tidak mencukupi karena adanya kesulitan dalam mengembangkan model yang terintegrasi untuk menangani sekumpulan keputusan yang saling bergantungan. Cara untuk menangani persoalan ini dengan menggunakan koleksi berbagai model yang terpisah, dimana setiap model digunakan unutk menangani bagian yang berbeda
21
dari masalah yang sedang dihadapi. Komunikasi antara berbagai model digunakan untuk menangani bagian yang berbeda dari masalah tersebut. Komunikasi antara berbagai model yang saling berhubungan diserahkan kepada pengambil keputusan sebagai proses intelektual dan manual. Kemampuan yang dimiliki subsistem basis model meliputi: a.
Kemampuan untuk menciptakan model-model baru secara cepat dan mudah.
b.
Kemampuan untuk mengakses dan mengintegrasikan model-model keputusan.
c.
Kemampuan
untuk
mengelola bais
model
dengan
fungsi
manajemen yang analog dan manajemen database (seperti mekanisme untuk menyimpan, membuat dialog, menghubungkan, dan mengakses model). 3.
Subsistem Perangkat Lunak Penyelenggara Dialog (Dialog Generation and Management Software) Fleksibilitas dan kekuatan karakteristik SPK timbul dari kemampuan interaksi antara sistem dan pemakai, yang dinamakan subsistem dialog. Bennet mendefinisikan pemakai, terminal, dan sistem perangkat lunak sebagai komponen-komponen dari sistem dialog. Bennet membagi subsistem menjadi tiga bagian, yaitu: 1)
Bahasa aksi, meliputi apa yang dapat digunakan oleh pemakai dalam berkomunikasi dengan sistem. Hal ini meliputi pemilihan-
22
pemilihan seperti papan ketik (key board), panel-panel sentuh, joystick, perintah suara dan sebagainya. 2)
Bahasa tampilan atau presentasi, meliputi apa yang harus diketahui oleh pemakai. Bahasa tampilan meliputi pilihan-pilihan seperti printer, layer tampilan, grafik, warna, plotter, keluaran suara, dan sebagainya.
3)
Basis pengetahuan, meliputi apa yang harus diketahui oleh pemakai agar pemakai sistem bisa efektif. Basis pengethuan bisa berada dalam pikiran pemakai, pada kartu referensi atau petunjuk, dalam buku manual, dan sebagainya.
Gambar 2.3 Subsistem Penyelenggaraan Dialog (Suryadi, 1998)
Kombinasi dari kemampuan-kemampuan di atas terdiri dari apa yang disebut gaya dialog, misalnya yang meliputi pendekatan tanya dan jawab, bahasa perintah, menu-menu, dan mengisi tempat kosong.
23
Kemampuan yang harus dimiliki oleh SPK untuk mendukung dialog pemakai / sistem meliputi: a.
Kemampuan untuk menangani berbagai variasi gaya dialog, bahkan jika mungkin untuk mengkombinasikan berbagai gaya dialog sesuai dengan pilihan pemakai.
b.
Kemampuan untuk mengakomodasi tindakan pemakai dengan berbagai peralatan masukan.
c.
Kemampuan untuk menampilkan data dengan berbagai variasi format dan peralatan keluaran.
d.
Kemampuan untuk memberikan dukungan yang fleksibel untuk mengetahui basis pengetahuan pemakai.
2.2.4.3 Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan SPK memiliki karakteristik sebagai berikut (Laudon dan Laudon, 1998): 1.
Menawarkan keluwesan, kemudahan beradaptasi, dan tanggapan yang cepat.
2.
Memungkinkan pemakai memulai dan mengendalikan masukan dan keluaran.
3.
Dapat dioperasikan dengan sedikit atau tanpa bantuan pemrogram profesional.
4.
Menyediakan dukungan untuk keputusan dan permasalahan yang solusinya tak dapat ditentukan di depan.
5.
Menggunakan analisis data dan perangkat pemodelan yang canggih.
24
2.3
Jabatan Terdapat beberapa definisi tentang job (jabatan) sebagai berikut (Moekijat,
2008): 1.
Edwin. B. flippo. Principles of Personnel Management. McGraw-Hill Book Company. Inc., New York. Toronto, London. 1961. A job can be now defined as a group of positions that are similar as to kind and level of work. Sekarang suatu jabatan dapat dirumuskan sebagai sekelompok posisi yang mirip, baik mengenai jenis maupun mengenai tingkat pekerjaannya.
2.
Dale Yoder. Personnel Principles and policies Modern Manpower Management.second Edition, Maruzen Company, Ltd., Tokyo, tanpa tahun. A job is a collections of tasks, duties, and responsibilities which, as a whole, is regarded as the usual assignment to a single employee. A job may include many position is a job or series of tasks performed by a single, individual employee. Thus, an employee has his position, but many positions may be indentical or so much alike as to constitute a single job. Suatu jabatan adalah sekelompok tugas, kewajiban, dan tanggung jawab, yang sebagai suatu keseluruhan dipandang sebagai pekerjaan yang sudah biasa bagi seorang pegawai. Suatu jabatan dapat mencakup banyak posisi, karena suatu posisi adalah suatu jabatan atau serangkaian tugas yang dilaksanakan oleh seorang pegawai sendiri. Dengan demikian, seorang
25
pegawai mempunyai posisi, tetapi banyak posisi mungkin sama atau banyak sekali persamaannya sehingga membentuk suatu jabatan tersendiri. 3.
Dale Yoder, Ph. D. et al., Handbook of Personnel Management and labor relations, McGraw-Hill Book company, Inc., New York, Toronto, London, 1958. A job is a group of similar positions in a single plant, business, establishment, udecational institution, or other organtation. One or many persons may be employed in the same job. Each job may be regarded as being composed of a series of tasks or elements. Suatu jabatan adalah sekelompok posisi yang hampir sama dlam suatu pabrik, perusahaan, lembaga pendidikan, atau organisasi lainnya. Satu atau banyak orang dapat dipekerjakan dalam jabatan yang sama. Tiap jabatan dapat dipandang sebagai terdiri atas serangkaian tugas atau unsur. Dari definisi-definisi tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa suatu
jabatan adalah sekelompok posisi yang hampir sama dalam suatu badan, lembaga, atau perusahaan. Dalam rumusan ini dikatakan hampir sama, karena pada hakikatnya tidak ada dua posisi yang tepat sama dalam tugas, tanggung jawab, dan syarat-syarat kerjanya. Pekerjaan yang dilakukan oleh dua orang pesuruh misalnya tidak akan persis sama banyaknya atau sama beratnya (Moekijat, 2008).
26
2.4
Pengukuran Kinerja
2.4.1
Definisi Pengukuran Kinerja Pengukuran terhadap kinerja perlu dilakukan untuk mengetahui apakah
selama pelaksanaan kinerja terdapat deviasi dari rencana yang telah ditentukan, atau apakah kinerja dapat dilakukan sesuai jadwal waktu yang ditentukan, atau apakah hasil kinerja yang telah tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Untuk melakukan pengukuran tersebut, diperlukan kemampuan untuk mengukur kinerja sehingga diperlukan adanya ukuran kinerja. Pengukuran kinerja hanya dapat dilakukan terhadap kinerja yang nyata dan terukur. Apabila kinerja tidak dapat diukur, tidak dapat dikelola. Untuk dapat memperbaiki kinerja, perlu diketahui seperti apa kinerja saat ini. Apabila kinerja deviasi dapat diukur, dapat diperbaiki. Pengukuran hanya berkepentingan untuk mengukur apa yang penting dan relevan. Untuk itu, perlu tentang apa yang dikatakan penting dan relevan sebelum menentukan ukuran apa yang harus digunakan. Hal-hal yang diukur tergantung pada apa yang dianggap penting oleh stakeholders dan pelanggan. Pengukuran mengatur keterkaitan antara strategi berorientasi pelanggan dan tujuan dengan tindakan (Wibowo, 2007). Pengukuran kinerja yang tepat dapat dilakukan dengan cara: 1.
Memastikan bahwa persyaratan yang diinginkan pelanggan telah terpenuhi;
2.
Mengusahakan standar kinerja untuk menciptakan perbandingan;
3.
Mengusahakan jarak bagi orang untuk memonitor tingkat kinerja;
27
4.
Menetapkan arti penting masalah kualitas dan menentukan apa yang perlu prioritas perhatian;
5.
Menghindari konsekuensi dari rendahnya kualitas;
6.
Mempertimbangkan penggunaan sumber daya;
7.
Mengusahakan umpan balik untuk mendorong usaha perbaikan.
2.4.2
Kriteria Ukuran Kinerja Ukuran kinerja merupakan alat ukur yang harus bersifat objektif sehingga
diperlukan adanya kriteria yang sama. Dengan kriteria yang sama diharapkan memberikan hasil yang dapat diperbandingkan secara objektif dan adil. Kriteri ukuran kinerja menurut Armstrong dan Baron (1998) seharusnya adalah: a.
Dikaitkan dengan tujuan strategis dan mengukur apa yang secara organisasional penting dan mendorong kinerja bisnis;
b.
Relevan
dengan
sasaran
dan
akuntabilitas
dan
individu
yang
berkepentingan; c.
Memfokuskan pada output yang terukur dan penyelesaian tugas dan bagaimana orang bertindak dan bagaimana tingkah laku mereka;
d.
Mengindikasi data yang akan tersedia sebagai dasar pengukuran;
e.
Dapat didiverifikasi, dengan mengusahakan informasi yang akan mengonfirmasi tingkat seberapa jauh harapan dapat terpenuhi;
f.
Menjadi setepat mungkin dalam hubungan dengan maksud pengukuran dan ketersediaan data;
g.
Mengusahakan dasar untuk umpan balik dan tindakan;
28
h.
Bersifat komprehensif, mencakup semua aspek kinerja sehingga keluarga ukuran tersedia.
2.5
Metode Pengumpulan Data Berikut ini beberapa metode pengumpulan data pada suatu penelitian:
1.
Studi Pustaka Studi pustaka merupakan proses umum yang dilalui untuk mendapatkan teori terlebih dahulu. Mencari kepustakaan yang terkait adalah tugas yang segera dilakukan, lalu menyusunnya secara teratur dan rapi untuk dipergunakan dalam keperluan penelitian (Sevila, 1993). Kajian pustaka memiliki beberapa fungsi sebagai berikut: a.
Menyediakan kerangka konsepsi atau kerangka teori untuk penelitian yang direncanakan.
b.
Menyediakan informasi tentang penelitian-penelitian yang lampau yang lampau yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Proses ini menghindari pengulangan yang tidak sengaja dari penelitian-penelitian terdahulu dan membimbing kita pada apa yang perlu diselidiki.
c.
Memberikan rasa percaya diri, sebab melalui kajian pustaka semua konstruk yang berhubungan dengan penelitiantelah tersedia. Oleh karena itu, kita menguasai informasi subyek tersebut.
29
d.
Memberikan informasi tentang metode-metode penelitian, populasi dan sample, instrument pengumpulan data dan perhitungan statistik yang digunakan pada penelitian-penelitian sebelumnya.
e.
Menyediakan
temuan-temuan
dan
kesimpulan-kesimpulan
penyelidikan terdahuluyang dapat dihubungkan dengan penemuan dan kesimpulan kita. 2.
Studi Lapangan Studi lapangan dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu: a.
Pengamatan (Observasi) Observasi atau pengamatan (observation) merupakan salah satu teknik pengumpulan data / fakta (fact finding technique) yang cukup efektip untuk mempelajari suatu sistem. Observasi adalah pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang dilakukan. Pada waktu melakukan observasi, analis sistem dapat ikut juga berpartisipasi atau hanya mengamati saja orang-orang yang sedang melakukan suatu kegiatan tertentu yang diobservasi (Jogianto, 2005).
b.
Wawancara (Interview) Wawancara (Interview) telah diakui sebagai teknik pengumpulan data/fakta
yang
penting
dan
banyak
dilakukan
dalam
pengembangan sistem informasi. Wawancara memungkinkan analisa
sistem
sebagai
pewawancara
(interviewer)
untuk
mengumpulkan data secara tatap muka langsung dengan orang
30
yang diwawancarai (interview). Seperti halnya teknik pengumpulan data yang lain wawancara bukanlah teknik yang terbaik untuk semua situasi (Jogianto, 2005). 2.
Studi Literatur Sejenis Pengumpulan data biasanya diawali dengan mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan masalah penelitian. Informasi-informasi tersebut diperoleh melalui peninjauan literatur yang relevan (Gulo, 2002).
2.6
System Development Life Cycle (SDLC)
2.6.1
Definisi SDLC SDLC adalah penerapan pendekatan sistem untuk pengembangan sistem
atau subsistem informasi berbasis komputer. SDLC terdiri dari serangkaian tugas yang erat mengikuti langkah-langkah pendekatan sistem. Karena tugas-tugas tersebut mengikuti suatu pola yang teratur dan dilakukan secara top-down, SDLC sering disebut sebagai pendekatan air terjun (waterfall approach) bagi pengembang dan penggunaan sistem. Suatu SDLC tradisional terdiri dari empat fase pokok yaitu perencanaan, analisis, rancangan, dan penerapan (Mc.Leod, 2004). SDLC berfungsi untuk menggambarkan tahapan-tahapan utama dan langkah-langkah dari setiap tahapan yang secara garis besar terbagi dalam tiga kegiatan utama, yaitu (Ladjamudin, 2005): 1.
Analysis
2.
Design
31
3.
Implementation
2.6.2
Tahapan-tahapan System Development Life Cycle (SDLC) System Development Life Cycle (SDLC), yang memiliki tahapan–tahapan
sebagai berikut (Ladjamudin, 2005): A.
Analysis Tahap analisis digunakan oleh sistem analis untuk membuat keputusan. Apabila sistem saat ini mempunyai masalah atau sudah tidak berfungsi secara baik, dan hasil analisisnya digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki sistem. Seorang analis perlu mengetahui ruang lingkup pekerjaan yang akan ditanganinya, perlu memahami sistem yang sedang berjalan saat ini, dan dapat melakukan identifikasi terhadap masalah yang muncul dan mencari solusinya dengan professional. Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan analisis ini adalah sebagai berikut (Ladjamudin, 2005): 1.
Deteksi masalah (Problem Detection) Semua sistem informasi akan mempunyai masalah, tanpa memperdulikan seberapa baiknya sistem tersebut didesain. Beberapa hal yang menyebabkan sistem informasi mempunyai masalah, antara lain sebagai berikut: a.
Waktu (overtime)
b.
Lingkungan sistem yang berubah
c.
Perubahan prosedur operasional
32
2.
Penelitian/investigasi awal (Initial Investigation) Investigasi perlu dilakukan dengan taktik tertentu agar seorang desainer dapat menemukan seluruh masalah yang terjadi dan mengetahui
penyebab
munculnya
masalah,
juga
mampu
menentukan solusi yang tepat untuk setiap masalah agar seluruh elemen di dalam sistem dapat menerima penawaran solusi yang akan diajukan tanpa mengganggu aktivitas. Tujuan
dari
investigasi
adalah
untuk
memantapkan
atau
menunjukkan masalah yang sebenarnya yang terjadi disamping menjadi salah satu cara seorang analis untuk mengerti sistemnya secara mendalam (Ladjamudin, 2005). 3.
Analisa kebutuhan sistem (Requirement Analysis) Dalam melakukan tahap ini akan dicapai empat tujuan, yaitu menjelaskan sistem saat ini secara lengkap menggambarkan sistem informasi yang ideal, membawa sistem informasi yang ideal ke kondisi saat ini dengan memperhatikan kendala sumber daya, memeberi dorongan terhadap keyakinan pemakai kedalam team pengembangan sistem (Ladjamudin, 2005).
4.
Mensortir kebutuhan sistem (Generation of System Alternatives) a.
Pilihan strategi Manajemen tingkat atas membuat pilihan strategi dengan memperhatikan semua kendala. Adapun pilihan strategi yang biasa digunakan adalah sebagai berikut:
33
1.
Distributed Versus Centralized Processing
2.
Integrated Versus Dispersed Databases (Sistem Basis Data Tersebar)
3. b.
Surround Strategy of System Development
Pilihan Taktik Manajemen memutuskan sekarang atau nanti, mengganti lawan modifikasi, dan konfigurasi SDLC. Pemilihan ini dilakukan sebelum pilihan operasional.
c.
Pilihan Perancangan Operasional Pilihan perancangan dikelompokkan ke dalam input, processing, dan output.
5.
Memilih sistem yang baik (Selectionof Proper System) Dalam tahap ini (SDLC), sejumlah alternatif yang telah dibuat perlu untuk dibandingkan sehingga dapat menemukan hanya satu sistem yang terbaik. Masing-masing alternatif sistem yang sudah tetap dibandingkan dengan kondisi saat ini.
B.
Perancangan (Design) Tahapan perancangan (design) memiliki tujuan untuk mendesain sistem baru
yang dapat
menyelesaikan
masalah-masalah
yang dihadapi
perusahaan yang diperoleh dari pemilihan alternatif sistem yang terbaik. Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan perancangan ini meliputi perancangan output, input, dan file.
34
1.
Perancangan Keluaran Perancangan keluaran bertujuan menentukan keluaran-keluaran yang akan digunakan oleh sistem. Keluaran tersebut berupa tampilan-tampilan layar, dan juga format dan frekuensi laporan yang diperlukan.
2.
Perancangan Masukan Perancangan masukan bertujuan menentukan data-data masukan, yang akan digunakan untuk mengoperasikan sistem. Data-data masukan tersebut dapat berupa formulir-formulir, faktur, dan lainlain yang berfungsi memberikan data masukan bagi pemrosesan sistem. Pada tahapan ini perlu juga ditentukan format data masukan agar sesuai dengan kebutuhan sistem.
3.
Perancangan File Perancangan file masukan dalam bahagian perancangan basis data, yang diawali dengan merancang diagram hubungan antara entitas (bisa dengan menggunakan ERD). Setelah itu melakukan uji normalisasi dari 1-NF sampai ke 5-NF, minimal sampai ke bentuk normalisasi ke-3 (3-NF). Seluruh file yang telah lulus uji normalisasi yang harus dibuatkan spesifikasi datanya.
C.
Penerapan (Implementation) Tahapan implementasi memiliki beberapa tujuan, yaitu untuk melakukan kegiatan spesifikasi rancangan logikal ke dalam kegiatan yang sebenarnya
35
dari sistem informasi yang akan dibangunya atau dikembangkannya, lalu mengimplementasikan sistem yang baru tersebut ke dalam salah satu bahasa pemprograman yang paling sesuai. Pada tahap ini juga harus dijamin bahwa sistem yang baru dapat berjalan secara optimal.
2.7
Model Pencocokan Profil (Profile Matching) Maksud dari pencocokan profil (profile matching) adalah sebuah
mekanisme pengambilan keputusan dengan mengasumsikan bahwa terdapat variabel prediktor yang ideal yang harus dimiliki oleh pegawai, bukannya tingkat minimal yang harus dipenuhi atau dilewati. Dalam pencocokan profil, dilakukan identifikasi terhadap kelompok karyawan yang baik maupun buruk. Para karyawan dalam kelompok tersebut diukur menggunakan beberapa kriteria penilaian. Jikalau pelaksana yang baik memperoleh skor yang berbeda dari pelaksana yang buruk atau sebuah karakteristik, maka variabel tersebut berfaedah untuk memilih pelaksana yang baik. Begitu beberapa variabel yang membedakan antara pelaksana-pelaksana yang baik dan buruk telah teridentifikasi, profil ideal mungkin memiliki kecerdasan rata-rata, kepekaan sosial yang baik, kebutuhan rendah untuk mendominasi orang lain, dan tingkat kemampuan perencanaan yang tinggi. Dalam pencocokan profil, pegawai yang mendekati profil ideal ialah seorang pegawai yang berhasil (Kusrini, 2007).
36
2.7.1
Pemetaan Gap Kompetensi Gap merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja.
Metode ini merupakan salah satu metode yang umum digunakan dalam pengelolaan
manajemen
suatu
lembaga.
Secara
harfiah
kata
“gap”
mengindikasikan adanya suatu perbedaan (disparity) antara satu hal dengan hal lainnya. Gap yang dimaksud adalah beda antara profil jabatan dengan profil karyawan atau dapat ditunjukkan pada rumus Gap = Profil Karyawan-Profil Jabatan. Sedangkan untuk pengumpulan gap-gap yang terjadi itu sendiri pada tiap aspeknya mempunyai perhitungan yang berbeda-beda (Kusrini, 2007).
2.7.2
Tes IST Tes IST digunakan untuk mengungkap kecerdasan sebagai kepandaian
atau kemampuan untuk memecahkan persoalan yang dihadapi. Inteligensi terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan secara bermakna dan sebagai suatu gestalt. Struktur inteligensi tertentu menggambarkan pola bekerja yang tertentu yang akan cocok dengan tuntutan pekerjaan atau profesi tertentu (Kusrini, 2007).
2.7.3
Tes Pauli Tes pauli bertujuan untuk melihat daya tahan, ketekunan, dan ketelitian.
hasil kerja merupakan fungsi dari motivasi dan kemampuan. Motivasi merupakan
37
hasil dari niat dan kemauan. Kemampuan merupakan kekuatan tindakan yang responsif berupa gerakan motorik, kegiatan intelektual, pengendalian diri secara umum, dan kemampuan untuk membedakan hal yang penting (Kusrini, 2007).
2.7.4
Aspek-aspek Penilaian penilaian meliputi tiga aspek, yaitu (Kusrini, 2007):
1.
Aspek Kecerdasan atau Intelektual (Menggunakan Tes IST) Hal-hal yang diukur dalam aspek kecerdasan kerja adalah kecerdasan, kepandaian, dan kemampuan problem solving.
2.
Aspek sikap Kerja (Menggunakan Tes Pauli) Hal-hal yang diukur dalam aspek sikap kerja adalah kecenderungan berperilaku dalam bekerja, dan hasil sebagai fungsi motivasi dan kemampuan.
3.
Aspek Perilaku (Menggunakan Tes Pauli) Hal-hal yang diukur dalam aspek perilaku adalah perilaku manusia yang muncul sebagai reaksi terhadap suatu lingkungan yang bersifat antagonistik
hingga
menyenangkan
lingkungan tersebut.
38
dalam
mengantisipasi
kedua
Tabel 2.2 Bobot Nilai Gap No
Selisih
Bobot Nilai
Keterangan
1
0
5
Tidak ada selisih (kompetensi sesuai yang dibutuhkan)
2
1
4,5
Kompetensi individu kelebihan 1 tingkat/level
3
-1
4
Kompetensi
individu
kekurangan 1 tingkat/level 4
2
3,5
Kompetensi individu kelebihan 2 tingkat/level
5
-2
3
Kompetensi
individu
kekurangan 2 tingkat/level 6
3
2,5
Kompetensi individu kelebihan 3 tingkat/level
7
-3
2
Kompetensi
individu
kekurangan 3 tingkat/level 8
4
1,5
Kompetensi individu kelebihan 3 tingkat/level
9
-4
1
Kompetensi
individu
kekurangan 3 tingkat/level
Sumber : Kusrini, 2007
39
2.7.5
Perhitungan dan Pengelompokan Core dan Secondary Factor Setiap aspek dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok core
factor dan secondary factor. Perhitungan core factor ditunjukkan dengan menggunakan rumus dibawah ini (Kusrini, 2007): ∑NC (i,s,p) NCF = ∑IC Keterangan: NCF
: Nilai rata-rata core factor
NC (i,s,p)
: Jumlah total nilai core factor (intelektual, sikap kerja, perilaku)
IC
: Jumlah item core factor
Perhitungan secondary factor dapat ditunjukkan dengan rumus berikut: NSF =
∑NS (i,s,p) ∑IS
NsF
: Nilai rata-rata secondary factor
NS (i,s,p)
: Jumlah total nilai secondary factor (intelektual, sikap kerja, perilaku)
IS
2.7.6
: Jumlah item secondary factor
Perhitungan Nilai Total Dari hasil perhitungan setiap aspek di atas, berikutnya dihitung nilai total
berdasarkan presentase dari core dan secondary yang diperkirakan berpengaruh
40
terhadap kinerja tiap-tiap profil. Perhitungan nilai total dapat dilihat pada rumus dibawah ini (Kusrini, 2007):
(x)%NCF(i,s,p) + (x)%NSF(i,s,p) = N(i,s,p)
Keterangan: NCF(i,s,p)
: Nilai rata-rata core factor (Intelektual, Sikap Kerja, Perilaku)
NSF(i,s,p)
: Nilai rata-rata secondary factor (Intelektual, Sikap Kerja, Perilaku)
N(i,s,p)
: Nilai total dari aspek (Intelektual, Sikap Kerja, Perilaku)
(x)%
: Nilai persen yang dimasukkan
2.7.7
Perhitungan Penentuan Ranking Hasil akhir dari proses pencocokan profil adalah ranking dari kandidat
yang diajukan untuk mengisi jabatan tertentu. Penentuan ranking mengacu pada hasil perhitungan tertentu. Perhitungan tersebut bisa ditunjukkan dengan rumus di bawah ini (Kusrini, 2007): Ranking = (%)Ni + (%)Ns + (%)Np
Keterangan: Ni
: Nilai Kapasitas Intelektual
Ns
: Nilai Sikap Kerja
Np
: Nilai Perilaku
(x)% : Nilai persen yang dimasukkan
41
2.8
Graphic Tools (Data Flow Diagram)
2.8.1
Diagram Aliran Data/Data Flow Diagram
2.8.1.1 Definisi Data Flow Diagram(DFD) Diagram aliran data merupakan model dari sistem untuk menggambarkan pembagian sistem ke model yang lebih kecil. Salah satu keuntungan menggunakan diagram aliran data adalah memudahkan pemakai atau user yang kurang menguasai bidang komputer untuk mengerti sistem yang akan dikerjakan (Ladjamudin, 2005).
2.8.2
Diagram Konteks
2.8.2.1 Definisi Diagram Konteks Diagram konteks ialah diagram yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. Diagram konteks merupakan level tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh input ke sistem atau output dari sistem. Sistem dibatasi oleh boundary (dapat digambarkan dengan garis putus). Dalam diagram konteks hanya ada satu proses. Tidak boleh ada store dalam diagram konteks (Ladjamudin, 2005).
2.8.3
Diagram Nol/Zero (Overview Diagram)
2.8.3.1 Definisi Diagram Nol/Zero (Overview Diagram) Diagram nol adalah diagram yang menggambarkan proses dari DFD. Diagram nol memberikan pandangan secara menyeluruh mengenai sistem yang ditangani, menunjukkan tentang fungsi-fungsi utama atau proses yang ada, aliran
42
data,
dan
eksternal
entity.
Pada
level
ini
sudah
dimungkinkan
adanya/digambarkannya data store yang digunakan. Untuk proses yang tidak rinci lagi pada level selanjutnya, symbol '*' atau 'P (functional primitive) dapat ditambahkan pada akhir nomor proses. Keseimbangan input dan output (balancing) antara diagram 0 dengan diagram konteks harus terpelihara (Ladjamudin, 2005).
2.8.4
Diagram Rinci (Level Diagram)
2.8.4.1 Definisi Diagram Rinci (Level Diagram) Diagram rinci adalah diagram yang menguraikan proses apa yang ada dalam digram zero atau diagram level diatasnya (Ladjamudin, 2005).
2.8.5
Simbol Data Flow Diagram (DFD) Berikut adalah perbedaan simbol DFD yang digunakan oleh beberapa
orang ahli perancangan sistem (Ladjamudin, 2005).
43
Tabel 2.3 Perbedaan Simbol DFD Nama Simbol
Simbol DFD versi Yourdan, De Marco, dan lainnya
Simbol DFD veri Gane dan Sarson
Arus Data Proses Identifikasi Deskripsi Proses Deskripsi Proses
Lokasi fisik (opsional)
Penyimpanan Data Identifikasi Entitas Luar
Arus Material Penyimpanan Data yang ditunjukkan berulang kali pada satu diagram
Identifikasi
N baris untuk N pengulangan (tidak termasuk yang pertama)
Simpanan luar yang ditunjukkan berulang kali pada satu diagram
Sumber: Ladjamudin, 2005
2.9
Kamus Data Kamus data adalah data dictionary (DC/menurut istilah disebut system
data dictionary) adalah catalog fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi. Dengan mengunakan kamus data, analis sistem dapat mendefinisikan data yang mengalir di sistem dengan lengkap. Kamus data dibuat pada tahap analisis sistem dan digunakan baik pada tahap analisis
44
maupun tahap desain sistem. Pada tahap analisis, kamus data dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara analisis sistem dengan pemakai sistem tentang data yang mengalir di sistem, yaitu tentang data yang masuk ke sistem dan tentang informasi yang dibutuhkan oleh pemakai sistem. Pada tahap desain sistem, kamus data digunakan untuk merancang input, merancang laporan-laporan dan basis data. Kamus data dibuat berdasarkan DFD. Isi dari kamus data terdiri dari nama arus data, alias (nama lain dari data) dapat dituliskan bila nama lain ini ada, bantuk data (bentuk dari data yang mengalir, misalnya dokumen dasar atau formulir, dokumen hasil cetakan komputer laporan tercetak, tampilan di layar komputer, variabel, parameter, dan field), arus data yang menunjukkan dari mana data mengalir dan ke mana data akan menuju, penjelasan yang digunakan untuk memperjelas lagi tentang makna dari arus data yang dicatat di kamus data, periode yang menunjukkan kapan terjadinya arus data, volume yang berisi tentang volume rata-rata (menunjukkan banyaknya rata-rata arus data yang mengalir dalam satu periode tertentu) dan volume puncak dari arus data (menunjukkan volume terbanyak yang digunakan untuk mengidentifikasi besarnya sismpanan luar yang akan digunakan, kapasistas dan jumlah dari alat input, alat pemroses dan alat output), dan struktur data yang menunjukkan arus data yang dicatat di kamus data terdiri dari item-item data apa saja (Jogiyanto, 2005).
45
2.10
Flowchart
2.10.1 Definisi Flowchart Flowchart
adalah
bagan-bagan
yang
mempunyai
arus
yang
menggambarkan langkah-langkah penyelesaian suatu masalah. Flowchart merupakan cara penyajian dari suatu algoritma (Ladjamudin, 2005). Ada dua macam flowchart yang menggambarkan proses dengan komputer (Ladjamudin, 2005) yaitu: 1. Sistem Flowchart Bagan yang memperlihatkan urutan proses dalam sistem dengan menunjukkan alat media input, output serta jenis media penyimpanan dalam proses pengolahan data. 2. Program Flowchart Bagan yang memperlihatkan urutan instruksi yang digambarkan dengan simbol tertentu untuk memecahkan masalah dalam suatu program.
2.10.2 Simbol-simbol Flowchart Flowchart disusun dengan simbol. Simbol ini dipakai sebagai alat Bantu menggambarkan proses di dalam program. Simbol-simbol yang digunakan dapat dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok, yakni sebagai berikut (Ladjamudin, 2005). 1. Flow Direction Symbols (Simbol penghubung/alur) 2. Processing symbols (Simbol proses) 3. Input-output Symbols (Simbol input-output)
46
2.10.2.1 Flow Direction Symbols Simbol yang digunakan menghubungkan antara simbol yang satu dengan simbol yang lain. Simbol ini disebut juga connect line. Simbol-simbol tersebut adalah subagai berikut (Ladjamudin, 2005).
Tabel 2.4 Flow Direction Symbols No
Gambar
Keterangan
1.
Simbol arus / flow Untuk menyatakan jalannya arus suatu proses.
2.
Simbol Communication link Untuk menyatakan bahwa adanya transisi suatu data / informasi dari satu lokasi ke lokasi lainnya.
3.
Simbol Connector Untuk menyatakan sambungan dari satu proses ke proses lainnya dalam halaman/lembar yang sama.
4.
Simbol Offline Connector Untuk menyatakan sambungan dari satu proses ke proses lainnya dalam halaman/lembar yang berbeda.
Sumber: Ladjamudin, 2005
2.10.2.2 Processing Symbols Simbol yang menunjukkan jenis operasi pengolahan dalam suatu proses/prosedur. Simbol-simbol tersebut adalah sebagai berikut (Ladjamudin, 2005).
47
Tabel 2.5 Processing Symbols No
Keterangan
Gambar
1.
Simbol Offline Connector Untuk menyatakan sambungan dari satu proses ke proses lainnya dalam halaman/lembar yang berbeda.
2.
Simbol Manual Untuk menyatakan satu tindakan (proses) yang tidak dilakukan oleh komputer (manual).
3.
Simbol Decision/ logika Untuk menunjukan suatu kondisi tertentu yang akan menghasilkan dua kemungkinan jawaban, ya/tidak.
4.
Simbol Predefined Proses Untuk menyatakan penyediaan tempat penyimpanan satu pengolahan untuk memberi harga awal.
5.
Simbol Terminal Untuk menyatakan permulaan atau akhir suatu program.
6.
Simbol Keying Operation Untuk menyatakan segala jenis operasi yang diproses dengan menggunakan suatu mesin yang mempunyai keyboard.
7.
Simbol Off-line Storage Untuk menunjukkan bahwa data dalam simbol ini akan disimpan ke suatu media tertentu.
8.
Simbol Manual Input Untuk memasukkan data secara manual dengan menggunakan online keyboard.
Sumber: Ladjamudin, 2005
2.10.2.3 Input-output Symbols Simbol yang menunjukkan jenis peralatan yang digunakan sebagai media input atau output. Tersebut adalah sebagai berikut (Ladjamudin, 2005).
48
Tabel 2.6 Input-output Symbols No
Gambar
Keterangan
1.
Simbol Input-output Untuk menyatakan proses input dan output tanpa tergantung dengan jenis peralatannya.
2.
Simbol Punched Card Untuk menyatakan input berasal dari kartu atau output ditulis ke kartu.
3.
Simbol Magnetic-tape Unit Untuk menyatakan input berasal dari pita magnetic atau output disimpan ke pita magnetic.
4.
Simbol Disk Storage Untuk menyatakan input berasal dari disk atau output disimpan ke disk.
5.
Simbol Document Untuk mencetak laporan ke printer.
6.
Simbol Display Untuk menyatakan peralatan output yang digunakan berupa layer (video, komputer).
Sumber: Ladjamudin, 2005
2.11
Pseudocode Pseudocode merupakan kode yang mirip dengan kode pemrograman yang
sebenarnya. Pseudocode berasal dari kata pseudo (imitasi atau mirip atau menyerupai), dan code (program). Pseudocode berbasis bahasa pemrograman seperti PASCAL, atau C++, dan lebih tepat digunakan untuk menggambarkan algoritma yang akan dikomunikasikan kepada programmer. Pseudocode lebih
49
rinci dari bahasa Inggris terstruktur, misalnya dalam menyatakan tipe data yang digunakan.
2.11.1 Bahasa Inggris (Indonesia) Terstruktur Bahasa Inggris terstruktur merupakan alat yang cukup efisien untuk menggambarkan suatu algoritma. Basis dari bahasa Inggris terstruktur adalah bahasa Inggris, dapat ditulis dalam bahasa Indonesia (lebih dikenal dengan nama bahasa Indonesia terstruktur). Bahasa Inggris/Indonesia terstruktur merupakan alat yang digunakan dalam menulis pseudocode. Dasar penggambaran algoritma menggunakan bahasa manusia. Bahasa Inggris/Indonesia terstruktur menggambarkan suatu algoritma yang akan dikomunikasikan kepada pemakai sistem. Penulisan pada bahasa Inggris/Indonesia terstruktur dan pseudocode selalu menggunakan struktur penulisan struktur urut, struktur seleksi, dan struktur repetisi/iterasi/looping.
2.12
State Trasition Diagram Interaction diagram dan state chart menampilkan dua pandangan yang
saling melengkapi, tentang perilaku dinamis sebuah sistem. Interaction diagram menunjukkan pesan-pesan yang dilewatkan diantara obyek-obyek di dalam sistem, selama periode waktu yang pendek. Sedangkan state chart diagram, menelusuri individu-individu obyek melalui keseluruhan daur hidupnya, menspesifikasikan semua urutan yang mungkin dari pesan-pesan yang akan
50
diterima obyek tersebut, bersama-sama dengan tanggapan atas pesan-pesan tersebut. State diagram menyediakan variasi simbol dan sejumlah ide untuk pemodelan. Tipe diagram ini, mempunyai potensi untuk menjadi sangat kompleks dalam waktu yang singkat. State chart diagram menampilkan state-state yang mungkin dari sebuah obyek, event yang dapat dideteksi dan respon atas eventevent tersebut. Secara umum, pendeteksian sebuah event dapat menyebabkan sebuah obyek bergerak dari satu state ke state yang lain, hal ini disebut dengan transition (Munawar, 2005). Para pengembang, tentunya harus mengetahui bagaimana obyek-obyek ini bertindak, karena harus dilakukan implementasi perilaku tersebut ke dalam perangkat lunak (software). Tidak cukup hanya mengimplementasikan sebuah obyek, pengembang juga harus membuat obyek tersebut melakukan sesuatu. State diagram memastikan bahwa obyek-obyek tersebut akan menebak apa yang seharusnya dilakukan. Dengan gambaran yang jelas tentang perilaku obyek, kemungkinan tim pengembang akan memproduksi sebuah sistem yang sesuai dengan peningkatan kebutuhan (Munawar, 2005). State Transition Diagram (STD) juga menunjukkan bagaimana sistem bertingkah laku sebagai akibat dari kejadian eksternal. STD juga menunjukkan berbagai model tingkah laku (state) sistem dan cara di mana transisi dibuat dari state satu ke state lainnya. STD berfungsi sebagai dasar bagi pemodelan tingkah laku (Pressman, 2002).
51
2.13
Entity Relationship Diagram (ERD)
2.13.1 Definisi ERD ERD adalah suatu model jaringan yang menggunakan susunan data yang disimpan dalam sistem secara abstrak (Ladjamudin, 2005). ERD digunakan oleh professional sistem untuk berkomunikasi dengan pemakai eksekutif tingkat tinggi dalam suatu organisasi, selain itu ERD memperlihatkan hubungan antar data store pada DFD.
2.13.2 Elemen Dasar ERD Elemen dasar ERD menurut Ladjamudin (2005) antara lain (Ladjamudin, 2005). 1.
Entity adalah sesuatu apa saja yang ada di dalam sistem, nyata maupun abstrak dimana data tersimpan atau dimana terdapat data. Entitas diberi nama dengan kata benda dan dapat dikelompokkan dalam empat jenis nama, yaitu orang, benda, lokasi, kejadian (terdapat unsur waktu di dalamnya).
3.
Relationship Pada ERD, Relationship digambarkan dengan sebuah bentuk belah ketupat. Relationship adalah hubungan alamiah yang terjadi di antara entitas.
Relationship diberi nama dengan kata kerja dasar sehingga
memudahkan untuk melakukan pembacaan relasinya (bisa dengan kalimat aktif atau kalimat pasif).
52
4.
Relationship Degree Relationship Degree atau derajat relationship adalah jumlah entitas yang berpartisipasi dalam satu relationship.
5.
Atribut Atribut adalah sifat atau karakteristik dari tiap entitas maupun tiap relationship.
6.
Cardinality Kardinalitas relasi menunjukkan jumlah maksimum tupel yang dapat berelasi dengan entitas pada entitas yang lain.
2.13.3 Simbol ERD Berikut ini simbol-simbol yang digunakan pada ERD terdapat pada tabel 2.7 berikut ini (Ladjamudin, 2005):
Tabel 2.7 Simbol ERD No
Gambar
Keterangan
1 Himpunan Entitas (Entity)
2 Himpunan Relasi (Relationship) 3 Atribut 4
Garis penghubung (Link)
Sumber: Ladjamudin, 2005 53
2.14
Normalisasi Normalisasi pertama kali diperkenalkan oleh E>F> Codd pada tahun 1972.
Normalisasi sering dilakukan sebagai suatu uji coba pada suatu relasi secara berkelanjutan untuk menentukan apakah relasi tersebut sudah baik atau melanggar aturan-aturan standar yang diberlakukan pada suatu relasi yang normal (sudah dapat dilakukan insert, update, delete, dan modify pada satu atau beberapa atribut tanpa memepengaruhi integritas data dalam relasi tersebut. Proses normalisasi merupakan metode yang formal/ standar dalam mengidentifikasikan dasar ralasinya pada primary key, dan dependensi fungsional antara atribut-atribut dari relasi-relasi tersebut. Normalisasi akan membantu perancang basisdata dengan menyediakan suatu uji coba yang berurut yang dapat diimplementasikan pada hubungan individual, sehingga skema relasi dapat dinormalisasikan ke dalam bentuk yang lebih spesifik untuk mengihndari terjadinya eror atau inkonsistensi data, bila dilakukan update terhadap relasi tersebut dengan anomaly (Ladjamudin, 2005).
2.14.1 Beberapa Definisi Normalisasi Menurut
Ladjamudin (2005), terdapat beberapa definisi mengenai
normalisasi, yaitu: 1.
Normalisasi adalah suatu proses memperbaiki/membangun dengan model data rasional dan secara umum lebih tepat dikoneksikan dengan model data logika.
54
2.
Normalisasi adalah proses pengelompokkan data kedalam bentuk tabel atau relasi atau file untuk menyatakan entitas dan hubungan mereka sehingga terwujud satu bentuk database yang mudah untuk dimodifikasi.
3.
Normalisasi dapat berguna dalam menjawab 2 pertanyaan mendasar yaitu : “apa yang dimaksud dengan desain database logical ?” dan “Apa yang dimaksud dengan database fisikal yang baik?
4.
Normalisasi adalah bentuk suatu proses untuk menidentifikasikan “tabel” kelompok atribut yang memiliki ketergantungan yang sangat tinggi antara satu atribut dengan atribut yang lainnya.
2.14.2 Langkah-langkah Pembentukan Normalisasi Dalam melakukan normasisasi harus melalui langkah-lagkah sbb (Ladjamudin, 2005): 1.
Bentuk Tidak Normal (Unnormilized Form) Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan direkam, tidak ada keharusan mengikuti format tertentu, dapat saja data tidak lengkap atau terduplikasi. Data dikumpulkan apa adanya sesuai dengan saat meng-input.
2.
Bentuk Normal ke Satu ( First Normal Form/1NF) Pada tahap ini dilakukan penghilangan kelompok elemen yang berulang agar menjadi satu harga tunggal yang berinteraksi diantara setiap baris pada suatu tabel, dan setiap atribut harus mempunyai data nilai yang atomik. Syarat normal kesatu yaitu:
55
1)
Setiap data dibentuk dalam flat file, data dibentuk dalam satu record nilai dari field berupa “atomic value”.
3.
2)
Tidak ada set atribute yang berulang atau bernilai ganda.
3)
Telah ditentukannya primary key untuk tabel/relasi tersebut.
4)
Tiap atribut hanya memiliki satu pengertian.
Bentuk Normal kedua ( Second Normal Form/2NF) Bentuk normal kedua didasari atas konsep full fuctional dependency (Ketergantungan fungsional sepenuhnya) yang dapat didefinisikan jika A dan B adalah atribut-atribut dari suatu relasi, B dikatakan full fuctional dependency terhadap A, jika B adalah tergantung fungsional tergantung fungsional terhadap A, tetapi tidak secara tepat memiliki ketergantungan fungsional dari subset (himpunan bagian) dari A. Syarat normal kedua yaitu: 1)
Bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal kesatu.
2)
Atribut bukan kunci (non-key) haruslah memiliki ketergantungan fungsional sepenuhnya (full fuctional dependency) pada kunci utama (Primary Key).
4.
Bentuk Normal ketiga ( Third Normal Form/3NF) Walaupun relasi 2-NF memiliki redudansi yang lebih sedikit dari pada relasi 1-NF, namun relasi tersebut masih mungkin mengalami kendala bila terjadi anomaly peremajaan (update) terhadap relasi tersebut. Syarat normal ketiga yaitu: 1)
Bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal kedua.
56
2)
Atribut
bukan
kunci
(non_key)
haruslah
tidak
memiliki
ketergantungan transitif, dengan kata lain suatu atribut bukan kunci (non-key) tidak boleh memiliki ketergantungan fungsional terhadap atribut bukan kunci lainnya, seluruh atribut bukan kunci pada suatu relasi hanya memiliki ketergantungan fungsional terhadap primary key di relasi itu saja.
2.15
Black Box Testing Pengujian black box berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak.
Dengan demikian, pengujian black box memungkinkan perekayasa perangkat lunak mendapatkan serangkaian kondisi input yang sepenuhnya menggunakan semua persyaratan fungsional untuk suatu program. Pengujian black box bukan merupakan alternatif dari teknik white box, tetapi merupakan pendekatan komplementer yang kemungkinan besar mampu mengungkap kelas kesalahan daripada metode white box (Pressman, 2007). Pengujian black box berusaha menemukan kesalahan dalam kategori sebagai berikut (Pressman, 2007): 1.
Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang.
2.
Kesalahan interface.
3.
Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal.
4.
Kesalahan kinerja.
5.
Inisialisasi dan kesalahan terminasi.
57
Tidak seperti pengujian white box, yang dilakukan pada saat awal proses pengujian, pengujian black box cenderung diaplikasikan selama tahap akhir pengujian. Karena pengujian black box memperhatikan struktur kontrol, maka perhatian berfokus pada domain informasi. Dengan mengaplikasikan teknik black box, maka kita menarik serangkaian test case yang memenuhi kriteria berikut ini: 1.
Test case yang mengurangi, dengan harga lebih dari satu, jumlah test case tambahan yang harus di desain untuk mencapai pengujian yang dapat di pertanggungjawabkan.
2.
Test case yang memberi tahu kita sesuatu mengenai kehadiran atau ketidakhadiran kelas kesalahan, daripada memberi tahu kesalahan yang berhubungan hanya dengan pengujian spesifik yang ada. Menurut (Pressman, 2007) langkah pertama pada pengujian black box
adalah memahami objek yang di model di dalam perangkat lunak dan hubungan yang akan menghubungkan objek tersebut. Setelah itu dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah menentukan sederatan pengujian yang membuktikan bahwa semua objek memiliki hubungan yang diharapkan satu dengan yang lainnya. Dengan kata lain, pengujian perangkat lunak ini di mulai dengan membuat grafik dari objek-objek yang penting dan hubungan objek-objek serta kemudian memikirkan sederatan pengujian yang akan mencakup grafik tersebut sehingga masing-masing objek dan hubungan di gunakan dan kesalahan di temukan. Untuk melakukan langkah tersebut, perekayasa perangkat lunak memulainya dengan membuat suatu grafik sekumpulan simpul yang mempresentasikan objek, link
58
yang mempresentasikan hubungan antar objek, node weight yang menggambarkan properti dari suatu simpul (misalnya, nilai data tertentu atau tingkah laku keadaan), dan link weight yang menggambarkan beberapa karakteristik suatu link.
2.16
Pengertian PHP
2.16.1 Definisi PHP PHP adalah sebuah bahasa pemrograman yang didesain agar dapat disisipkan dengan mudah ke halaman HTML. PHP memberikan solusi sangat murah (karena gratis digunakan) dan dapat berjalan di berbagai jenis platform. Pada awalnya memang PHP berjalan di sistem UNIX dan variannya, namun kini dapat berjalan dengan lancar di lingkungan sistem operasi Windows. Suatu nilai tambah yang luar biasa karena proses pengembangan program berbasis web dapat dilakukan lintas sistem operasi. Dengan luasnya cakupan sistem operasi yang mampu menjalankan PHP dan ditambah begitu lengkapnya function yang dimilikinya (tersedia lebih dari 400 function di PHP yang sangat berguna) tidak heran jika PHP semakin menjadi tren di kalangan programmer web. Penemu bahasa pemrograman ini adalah Rasmus Lerdorf, yang bermula dari keinginan sederhana Lerdorf untuk mempunyai alat bantu dalam memonitor pengunjung yang melihat situs web pribadinya. Inilah sebabnya pada awal pengembangannya, PHP merupakan singkatan dari Personal Home Page tools, sebelum akhirnya menjadi Hypertext Preprocessor (Bahtiar, 2008).
59
2.16.2 Kelebihan PHP Di antara maraknya pemrograman server web saat ini, adalah ASP yang berkembang menjadi ASP .NET, JSP, CFML, dan PHP. Jika dibandingkan di antara 3 terbesar pemrograman server web di atas. Terdapat kelebihan dari PHP itu sendiri, yaitu (Mohamad, 2006): 1.
PHP merupakan sebuah bahasa script yang tidak melakukan sebuah kompilasi
dalam
penggunaanya.
Tidak
seperti
halnya
bahasa
pemrograman aplikasi seperti Visual Basic dan Sebagainya. 2.
PHP dapat berjalan pada web server yang dirilis oleh Microsoft, seperti IIS atau PWS juga pada Apache yang bersifat open source.
3.
Karena sifatnya yang open source, maka perubahan dan perkembangan interpreter pada PHP lebih cepat dan mudah, karena banyak milis-milis dan developer yang siap membantu pengembangannya.
4.
Jika dilihat dari segi pemahaman, PHP memiliki referensi yang begitu banyak sehingga sangat mudah untuk dipahami.
5.
PHP dapat berjalan pada 3 operating system, yaitu: Linux, Unux, dan Windows, dan juga dapat dijalankan secara runtime pada saat consule.
2.16.3 Kelemahan PHP Seperti pemrograman aplikasi atau web lainnya, PHP pun memiliki beberapa kelemahan, di antaranya (Mohamad, 2006): 1.
Tidak ideal untuk pengembangan skala besar.
60
2.
Tidak
memiliki
sistem
pemrograman
berorientasi
objek
yang
sesungguhnya (sampai versi 4 ini). Namun pada versi PHP 5 sudah dilengkapi OOP yang sesungguhnya.
2.17
MySQL MySQL adalah sistem manajemen database yang bersifat open source.
MySQL adalah pasangan serasi dari PHP. MySQL dibuat dan dikembangkan oleh MySQL AB yang berada di Swedia. MySQL merupakan sistem manajemen database yang bersifat relasional. Artinya data-data yang dikelola dalam database akan diletakkan pada beberapa tabel yang terpisah sehingga manipulasi data akan menjadi lebih cepat. MySQL dapat digunakan untuk mengelola database mulai dari yang kecil sampai dengan yang sangat besar. MySQL juga dapat menjalankan perintahperintah Structured Query Language (SQL) untuk mengelola database-database relasional yang ada di dalamnya (Ramadhan, 2006).
2.18
XAMPP adalah perangkat lunak gratis, yang mendukung banyak
sistem operasi, merupakan kompilasi dari beberapa program untuk menjankan fungsinya sebagai server yang berdiri sendiri, yang terdiri atas program Apache HTTP Server, MySQL database, dan penterjemah bahasa yang ditulis dengan bahasa pemrogramaan PHP dan Perl. XAMPP adalah nama yang merupakan singkatan dari X (empat sistem operasi apapun), Apache, MySQL, PHP dan Perl.
61
Program ini tersedia dalam GNU General Public License dan bebas, merupakan web server yang mudah digunakan yang dapat mampu melayani halaman dinamis. Saat ini, XAMPP tersedia untuk sistem operasi Microsoft Windows, Linux, Sun Solaris dan Mac OS X . Dengan XAMPP kita bisa mengaplikasikan Content Management System seperti Joomla di server perusahaan dalam jaringan intranet guna penyampaian kebijakan perusahaan, pengumuman, membuat database karyawan, aplikasi cuti online berbasis PHP dan MySql secara online. Dengan XAMPP kita juga bisa memulai membangun Sistem Informasi Sekolah, daftar mata pelajaran, profile sekolah, kegiatan sekolah, pengumuman sekolah dan lain-lain. Dengan kata lain XAMPP merupakan salah satu peralatan pondasi dasar dalam membangun aplikasi berbasis web menggunakan bahasa pemrograman PHP dan database MySql (Satria, 2009).
2.19
Literatur Sejenis Setelah dilakukan perbandingan terhadap penelitian yang sejenis,
ditemukan beberapa kekurangan dan kelebihan. Seperti pada penelitian yang berjudul “Pembuatan Aplikasi Sistem Penunjang Keputusan Untuk Penentuan Lokasi Terbaik Bagi Gudang Produk Dan Bahan Baku” yang disusun oleh Yustisia Purba Nugrahani, mahasiswa
Fakultas Teknologi Industri, Program
Studi Teknik Informatika Universitas Gunadarma. Kelebihan:
62
Adanya Sistem Pendukung Keputusan untuk menyelesaikan permasalahan penentuan lokasi terbaik bagi gudang produk dan bahan baku, adalah masalah semi terstruktur karena membutuhkan banyak variabel terkait yang nilainya setiap saat berubah. Sistem Pendukung Keputusan adalah sebagai sebuah sistem yang dimaksudkan untuk mendukung para pengambil keputusan manajerial dalam situasi keputusan semi terstruktur (Turban, 2005). Kekurangan: 1.
Menggunakan bahasa pemrograman Borland Delphi, dimana kerugian Borland Delphi ialah partial single vendor lock-in (Borland tidak dapat menetapkan standar bahasa, kompatibilitas yang harus mengikutinya) dan digunakan untuk perancangan aplikasi desktop saja (wahyudi, 2008).
2.
Tidak adanya keamanan dalam sistem, yaitu tidak adanya menu login (username & Password). Keamanan dalam sistem sangat dibutuhkan untuk melindungi data agar tidak dapat dibaca oleh orang yang tidak berhak dan mencegah agar orang yang tidak berhak tidak menyisipkan atau menghapus data (Deris, 2005).
3.
Tidak adanya fasilitas search engine yang berfungsi untuk mencari data secara cepat, karena search engine adalah fasilitas yang dipergunakan untuk mengeksplorasi berbagai data, informasi, dan pengetahuan (Anton, 2008).
63
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Metodologi Pengumpulan Data Metodologi
pengumpulan
data
yang
dilakukan
bertujuan
untuk
memperoleh data-data yang terkait dengan sistem pengambilan keputusan untuk kenaikan jabatan. Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam pengumpulan data ialah studi pustaka, studi lapangan, dan studi literatur. Studi lapangan dilakukan dengan cara pengamatan atau observasi dan wawancara.
3.1.1 Studi Pustaka Studi pustaka ini dilakukan dengan mempelajari teori-teori terkait yang diambil dari hasil penelitian sebelumnya agar dapat mendukung penyelesaian masalah penelitian. Pencarian informasi studi pustaka ini terdiri dari 15 buku teks diantaranya berkaitan tentang sistem informasi, Decision Support System (DSS), Pencocokan Profil, beberapa hal tentang proses kenaikan jabatan, sedangkan 2 situs internet tentang teori-teori Gap, Decision Support System (DSS), teori-teori pengembangan sistem, kriteria-kriteria dalam proses kenaikan jabatan dan hasil penelitian sejenis yaitu skripsi dengan judul Pembuatan Aplikasi Sistem Penunjang Keputusan Untuk Penentuan Lokasi Terbaik Bagi Gudang Produk Dan Bahan Baku yang disusun oleh Yustisia Purba Nugrahani, mahasiswa Fakultas Teknologi Industri, Program Studi Teknik Informatika Universitas Gunadarma.
65
Secara lengkapnya judul buku dan website tersebut dapat dilihat pada daftar pustaka.
3.1.2 Studi Lapangan 3.1.2.1 Observasi Observasi atau pengamatan ini dilakukan peninjauan dan penelitian langsung di lapangan untuk memperoleh dan mengumpulkan data yang dibutuhkan. Pengamatan dilakukan pada tanggal 28 September 2009 sampai dengan 30 Oktober 2009 yang bertempat di PT.Beyf Bersaudara. Pada observasi ini Melihat kriteria-kriteria yang ada untuk proses kenaikan jabatan, melihat datadata lengkap pegawai, mengamati dan mempelajari setiap proses kenaikan jabatan yang masih dilakukan secara manual oleh pihak General Manager, mulai dari penentuan jabatan yang akan ditempati sampai dengan penentuan pegawai yang dapat naik jabatan.
3.1.2.2 Wawancara Pada wawancara ini dilakukan dengan mengadakan percakapan dengan Bapak Darmawan selaku General Manager PT.Beyf Bersaudara untuk memperoleh data-data karyawan, kriteria serta bobot nilai, sistem yang dibutuhkan untuk proses kenaikan jabatan seperti apa, dan saran-saran yang dibutuhkan dalam pembuatan sistem dan penyusunan skripsi ini. Berdasarkan pengamatan langsung dan wawancara yang dilakukan, dapat dikumpulkan beragam informasi mengenai kenaikan jabatan, profil PT.Beyf Bersaudara, sistem
66
yang dibutuhkan untuk proses kenaikan jabatan di PT.Beyf Bersaudara, dan permasalahan yang terdapat pada perusahaan tentang proses kenaikan jabatan. Wawancara dilakukan di PT.Beyf Bersaudara, Jln. Cipinang-Cempedak IV/12B, Jatinegara-Jakarta Timur dengan bapak Darmawan yang menjabat sebagai General Manger. Adapun kutipan wawancara lengkap dengan narasumber dapat dilihat pada lembar lampiran.
3.1.3
Studi Literatur Pada tahapan ini dilakukan dengan membandingan terhadap penelitian
yang sejenis. Perbandingan diambil dari penelitian yang disusun oleh Yustisia Purba Nugrahani, mahasiswa Fakultas Teknologi Industri, Program Studi Teknik Informatika Universitas Gunadarma dengan judul “Pembuatan Aplikasi Sistem Penunjang Keputusan Untuk Penentuan Lokasi Terbaik Bagi Gudang Produk Dan Bahan Baku”. Adapun studi literatur dilakukan untuk mendukung analisa terhadap permasalahan penelitian.
3.2
Metodologi Pengembangan Sistem
3.2.1
Perancangan Sistem Dalam perancangan sistem kenaikan jabatan ini digunakan metode
pendekatan terstruktur dengan menggunakan model SDLC (System Development Life Cycle). Dalam skripsi ini digunakan tahapan SDLC menurut teori Al-Bahra bin Ladjamudin (2005), yang berfungsi untuk menggambarkan tahapan-tahapan
67
utama dan langkah-langkah dari setiap tahapan yang secara garis besar terbagi ke dalam tiga tahapan utama, yaitu antara lain: 1.
Analisis Pada tahap analisis dilakukan analisa sistem kenaikan jabatan yang sedang berjalan pada PT.Beyf Bersaudara. Selain menganalisa proses yang sedang berjalan, tahapan analisa ini juga digunakan untuk dapat merancang sistem baru yang sebelumnya proses kenaikan jabatan masih dilakukan secara manual. Adapun tahapan analisa sistem yang dilakukan antara lain: a.
Deteksi Masalah (Problem Detection) Identifikasi permasalahan yang ada pada sistem kenaikan jabatan yang sedang berjalan sehingga dapat diketahui permasalahan yang ada pada sistem kenaikan jabatan yang berjalan dan dapat diberikan solusi pemecahan masalah untuk perbaikan sistem.
b.
Penelitian / Investigasi Awal (Initial Investigation) Penelitian atau investigasi awal untuk penulisan skripsi ini dilakukan dengan dua cara, antara lain: a.
Investigasi secara langsung, yaitu dengan menggunakan wawancara (interview) dan pengamatan (observation).
b.
Investigasi secara tidak langsung yaitu dengan mempelajari aliran prosedur (procedure flow) yang ada pada kenaikan jabatan di PT.Beyf Bersaudara.
68
c.
Analisa Kebutuhan Sistem (Requirement Analysis) Pada tahap ini dilakukan analisa sistem berjalan yaitu dengan menggunakan bagan alir (flowchart), yaitu dengan menggunakan flowchart pada sistem yang sedang berjalan sehingga dapat lebih mempermudah dalam menganalisa kebutuhan sistem kenaikan jabatan, kemudian mendeskripsikan mengenai masukan (input) dan keluaran (output) pada sistem yang sedang berjalan. Kemudian menggambarkan sistem kenaikan jabatan yang baru sesuai dengan keinginan/ kebutuhan pemakai, dalam tahap ini digunakan bagan alir (flowchart) untuk menggambarkan proses kenaikan jabatan sebagai sistem usulan.
d.
Mensortir Kebutuhan Sistem (Generation of System Alternatives) Setelah semua kebutuhan sistem dianalisa dan dirinci, langkah selanjutnya adalah mensortir kebutuhan sistem dan memilih sistem yang terbaik untuk diterapkan.
e.
Memilih Sistem yang Baik (Selection of Proper System) Langkah terakhir ditahap analisa adalah memilih sistem yang terbaik dalam merancang bangun sistem kenaikan jabatan yang dibutuhkan.
69
2.
Perancangan Setelah dilakukan analisis sistem kemudian dilakukan tahap perancangan yang dilakukan untuk men-design sistem kenaikan jabatan yang baru, yang dapat menyelesaikan ataupun memperkecil permasalahan dalam sistem kenaikan jabatan. Ada tiga jenis perancangan yang digunakan dalam membuat sistem kenaikan jabatan ini, antara lain: a.
Perancangan Masukan (input) Pada tahapan ini akan dilakukan proses perancangan form atau perancangan
antarmuka
program
yang
diperlukan
dengan
menentukan kebutuhan input dari sistem kenaikan jabatan yang baru. b.
Perancangan Keluaran (output) Pada tahapan ini akan dilakukan proses perancangan output dari sistem kenaikan jabatan yang berupa laporan-laporan yang terinci, dengan menentukan kebutuhan output dari sistem yang baru.
c.
Perancangan File Pada tahapan ini akan dilakukan proses perancangan basis data dari sistem
kenaikan jabatan yang baru, dengan menggunakan tools
Entity Relationship Diagram (ERD), yaitu dengan menggambarkan hubungan antar entity yang ada pada DFD. Kemudian membuat kamus data berdasarkan ERD yang telah dibuat, pembuatan basis data fisik, merancang normalisasi tabel pada database untuk mendapatkan suatu tabel normal yang tidak memiliki redundancy data, dan terakhir membuat struktur/ spesifikasi basis data.
70
3.
Implementasi Tahap implementasi ini dilakukan sebagai proses untuk menerapkan sistem
kenaikan jabatan yang telah dibangun agar user
dapat
menggunakannya untuk menggantikan sistem yang lama. Pada tahap ini juga dilakukan transfer dari hasil rancangan ke dalam pengkodean program. Dalam mendesain sistem kenaikan jabatan ini digunakan PHP sebagai kode pemrograman dan MySQL sebagai database-nya.
3.2.2
Perancangan Model Dari hasil pengamatan, terdapat permasalahan yang terjadi dalam proses
kenaikan jabatan. Untuk memecahkan persoalan tersebut, maka digunakanlah model pencocokan profil dengan. Proses perhitungan model pencocokan profil ini terdiri dari beberapa proses yaitu perhitungan selisih, pembobotan gap, perhitungan core dan secondary factor, dan penentuan ranking. Proses perhitungan selisih adalah pengurangan antara profil pegawai dengan profil jabatan. Pembobotan gap merupakan pemberian nilai baku yang berdasarkan hasil perhitungan selisish. Model perhitungan tersebut bertujuan untuk membantu proses kenaikan jabatan, yaitu dalam menentukan pegawai mana yang berkualitas dan berhak untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi.
71
3.3
Kerangka Penelitian Berikut ini adalah kerangka penelitian dari penelitian yang dilakukan.
Metodologi Studi Pustaka Observasi Metodologi Studi Lapangan Wawancara Pengumpulan Data
Metodologi Studi Literatur
Profil Perusahaan Analisis
Deteksi Masalah Flowchart Sistem Berjalan Penelitian dan Investigasi Awal Flowchart Sistem Usulan Analisa Kebutuhan Sistem
Pengembangan Sistem
Flowchart Program Pseudocode
SDLC
Input
(Ladjamudin,2005)
Mensortir Kebutuhan Sistem Processing Output Memilih Sistem yang Baik
Gambar 3.1 Kerangka Penelitian
72
Pencocokan Profil
SDLC
Desain
(Kusrini, 2007)
(Ladjamudin,2005) Perancangan Masukan
Context Diagram
Diagram nol/Zero
Diagram Rinci Proses 4.0
Perancangan Files
ERD Tranformasi ERD ke LRS Normalisasi Spesifikasi Database Kamus Data
Perancangan Menu Flow
State Transition Diagram (STD) Munawar, 2005
Perancangan Keluaran
Pemprograman dan Pengujian Perangkat Lunak
Implementasi
Fitur Sistem
Gambar 3.2 Kerangka Penelitian (lanjutan)
73
Blackbox Testing (Pressman, 2002)
BAB IV PEMBAHASAN
4.1
Profil Perusahaan Beyf Bersaudara didirikan pada tahun 1995 di Siliccon Valley California
USA
dengan nama DZ Technology, yang kemudian pada tahun 2004 DZ
mendomisilikan di Jakarta dengan nama Beyf Bersaudara, yang tumbuh berkembang dari beraneka ragam Technology; Integrated computing dan networking solution pada pemetaan hutan dengan sistem informasi. Seiring dengan perkembangan, kami mengembangkan bisnis ke tingkat manajemen, pertumbuhan yang cepat dibidang penyuluhan sistem informasi, serta Multimedia Grafis untuk meraih suatu tujuan “Providing personal solution for our customer”. Beyf dibentuk untuk menjembatani kesenjangan teknologi yang terjadi sekarang ini di Indonesia dengan negara tetangga seperti Hongkong, Singapura dan Malaysia. Beyf hadir untuk membawa teknologi terkini dan solusi bisnis di kawasan ini untuk menempatkan kebutuhan pasar akan teknologi dan strategi yang dibutuhkan pada persaingan. Ini semua termasuk yang terbaik di pergerakan e-Business,
penyediaan
pelayanan
aplikasi
tentang
sistem
Perusahaan
Perencanaan Sumber Daya, Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia, dan Solusi Manajemen Hubungan dengan Pelanggan, Pelayanan Strategi Manajemen dan Pelayanan Performa Manajemen. Beyf menyediakan paduan solusi “Pengembangan terbaik” diberbagai area berikut:
73
Human Resource Management – Penggajian, Administrasi SDM, Sistem yang Kompeten, Evaluasi batas pembayaran, dsb. Beyf telah berkembang dengan
pasti
disesuaikan
dengan
kebutuhan
pelanggan.
Kami
mempekerjakan sebuah tim yang berpengalaman dalam memimpin penyuluhan SDM dengan tahunan pengalaman untuk menyelesaikan batasan pelayanan SDM kepada pelanggan kami.
Enterprise Resource Planning Packages – General Ledger, Accounts Payable and Receivable, Inventory Management, Manufacturing with Supply Management, Sales and Distribution. Beyf mempunyai tim yang beranggotakan tenaga ahli teknisi Oracle, teknisi Microsoft, teknisi Cisco System dan teknisi Borland yang dapat menyesuaikan solusi yang dibutuhkan pelanggan kita seutuhnya.
Management Information System – Beyf mampu membantu manajemen pelanggan kami dalam pengembangan informasi manajemen akut seperti Sistem Pelaksanaan dan Pengambilan Keputusan untuk meraih keuntungan dengan pengambilan keputusan terbaik dari persaingan yang ketat.
Customer Relationship Management – Penyediaan sistem pembayaran yang disesuaikan, profil pelanggan, pusat pelayanan via telepon.
Supply Chain Management – Mempermudah hubungan langsung antara supplier dan customer dalam kebutuhan informasi data.
E-Education Solutions – Memperluas kemampuan yang dibutuhkan dalam Education, Beyf telah mengembangkan beberapa aplikasi berdasarkan sistem seperti 2Tors.com.
74
Strategic and Business Planning – Kunci utama di Beyf dewasa ini adalah sebagai penasehat strategi untuk organisasi umum di Indonesia pada lingkup teknologi dan e-Business. Perusahaan telah memilih untuk mengambil kesempatan dan mengetahui bagaimana tim kami membantu mengembangkan platform teknologi mereka dan internet berdasarkan bisnis.
4.2
Analisis Tahapan analisis dilakukan untuk mengidentifikasi permasalahan yang
muncul pada proses kenaikan jabatan yang masih berjalan secara manual pada PT Beyf Bersaudara dan mencari solusi dari permasalahan tersebut.
4.2.1
Deteksi Masalah (Problem Detection) Identifikasi permasalahan proses kenaikan jabatan yang sedang berjalan
sehingga dapat diketahui permasalahan apa saja yang muncul dan diberikan solusi pemecahan masalah untuk perbaikan sistem (Ladjamudin, 2005). Permasalahan yang muncul pada proses kenaikan jabatan yang masih dilakukan secara manual adalah sebagai berikut: a.
Penilaian pegawai yang dilakukan masih bersifat subyektif, yaitu penilaian yang berdasarkan pendapat pribadi atau standar pribadi orang yang melakukan penilaian dan sulit untuk diverifikasi oleh orang lain.
b.
Tidak adanya standar atau bobot nilai yang pasti dalam perhitungan penilaian kinerja pegawai.
75
c.
Tidak ada perbandingan dengan standar kriteria yang telah ditetapkan atau memperbandingkan kinerja antar pegawai yang memiliki kesamaan tugas.
d.
Data kenaikan jabatan tidak terdokumentasi dengan baik.
4.2.2 Investigasi Awal Pada investigasi awal, telah dilakukan observasi dan wawancara langsung ke tempat penelitian dengan tujuan untuk mengetahui secara langsung proses kenaikan jabatan. Dari hasil wawancara dengan Bapak Fauzan Mulia selaku General Manager maka diperoleh informasi-informasi apa saja yang dibutuhkan. Informasi tersebut antara lain: 1.
Bagaimana proses sistem kenaikan jabatan yang berjalan.
2.
Diperoleh data mengenai profil perusahaan.
3.
Data-data pegawai untuk masing-masing divisi.
4.
Permasalahan-permasalahan yang muncul pada sistem yang masih dilakukan secara manual.
5.
Kriteria-kriteria yang dibutuhkan dalam penentuan kenaikan setiap jabatan.
6.
Penentuan kriteria apa saja yang sangat kuat pentingnya, kuat pentingnya, dan sama pentingnya.
7.
Sistem yang diinginkan sesuai kebutuhan untuk proses kenaikan jabatan.
Setelah dilakukan perbandingan terhadap penelitian yang sejenis, ditemukan beberapa kekurangan dan kelebihan. Seperti pada penelitian yang berjudul “Pembuatan Aplikasi Sistem Penunjang Keputusan Untuk Penentuan
76
Lokasi Terbaik Bagi Gudang Produk Dan Bahan Baku” yang disusun oleh Yustisia Purba Nugrahani, mahasiswa
Fakultas Teknologi Industri, Program
Studi Teknik Informatika Universitas Gunadarma. Tabel 4.1 Perbandingan Sistem Parameter Keamanan Data
Fasilitas engine
Studi Literatur Sejenis
Sistem yang Diusulkan
Sistem ini tidak ada Sistem ini terdapat keamanan keamanan dalam sistem yaitu data yaitu username dan tidak adanya menu login password (username&password)
search Tidak adanya fasilitas search Adanya fasilitas search engine yang berfungsi untuk engine yang berfungsi untuk mencari data secara cepat mencari data secara cepat
Bahasa pemrograman
Grafik (Chart)
Masih menggunakan bahasa pemrograman Borland Delphi. Borland Delphi digunakan untuk perancangan aplikasi desktop saja
Tidak adanya fitur penjurusan yang menampilkan perhitungan
77
Menggunakan bahasa pemrograman PHP. Bahasa pemrograman PHP bersifat open source.
Chart Adanya fitur dapat penjurusan yang hasil menampilkan perhitungan
Chart dapat hasil
4.2.3
Analisa Kebutuhan Sistem Penentuan kenaikan jabatan pegawai yang terjadi pada PT. Beyf
Bersaudara dilakukan oleh GM dengan melalui proses pendokumentasian, yaitu penyeleksian dokumen-dokumen pegawai pada masing-masing jabatan. Berikut ini adalah flowchart dokumen dari proses kenaikan jabatan yang berjalan.
4.2.3.1 Flowchart Sistem Berjalan Alur sistem berjalan diawali dengan General Manager menyiapkan persyaratan sesuai jabatan yang tersedia. Kemudian GM memilih pegawai yang berkualitas sesuai
jabatan yang tersedia untuk naik jabatan berdasarkan
persyaratan atau kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Setelah memilih beberapa pegawai, lalu menentukan satu diantara pegawai-pegawai tersebut yang akan menduduki posisi yang tersedia. Setelah ditentukan satu pegawai yang akan menduduki posisi yang tersedia, maka dibuatlah laporan pegawai yang berhak naik jabatan. Laporan tersebut dibuat menjadi 2 rangkap, laporan yang satu disimpan kedalam arsip dan laporan yang lainnya diberikan kepada direktur sebagai laporan hasil proses kenaikan jabatan.
78
General Manager
Direktur
Gambar 4.1 Flowchart Sistem Berjalan
79
4.2.3.2 Flowchart Sistem Usulan Dari hasil analisa flowchart sistem berjalan yang masih manual, maka dibuatlah sistem usulan yang dapat membantu dalam menentukan pegawai yang akan naik jabatan agar lebih efektif dan memudahkan GM dalam menentukan kenaikan jabatan pegawai. General Manager S ta r t
p r o fil ja b a t a n
m e m ilih p eg aw ai
pegaw ai
m e m ilih ja b a ta n y a n g d iis i
ja b a t a n
P r o f il ja b a t a n
P r o f il karya w a n
p r o fil k a ry a w a n
m e n g h it u n g G ap
M e m b e ri bobot G ap
bobot
m e n g h itu n g c o r e d a n s ec o n d ary fa c t o r
m e n g h it u n g r a n k in g
N ila i h a s il p e r h it u n g a n
End
Gambar 4.2 Flowchart Sistem Usulan 80
h a s il
Pada awal proses, user memilih pegawai yang terdapat pada tabel pegawai yang akan dilakukan perbandingan, setelah itu user menentukan jabatan yang akan ditempati. Setelah user memilih pegawai dan jabatan, maka akan ditampilkan profil jabatan dan profil pegawai. Profil jabatan memperlihatkan bobot nilai jabatan yang telah ditentukan, begitu juga dengan profil pegawai memperlihatkan nilai para pegawai untuk setiap kriteria yang ditentukan. Setelah profil pegawai dan profil jabatan diperlihatkan, maka proses selanjutnya adalah perhitungan selisih atau Gap, lalu proses pembobotan Gap, nilai bobot Gap sudah tersedia dalam tabel bobot. Selanjutnya perhitungan core factor dan secondary factor, dan perhitungan ranking. Proses perhitungan tersebut dilakukan untuk menentukan pegawai yang terbaik, hasil tersebut lalu disimpan kedalam tabel hasil. Setelah proses perhitungan tersebut selesai dilakukan, maka akan terlihat persentase hasil perhitungan.
81
4.2.3.3 Flowchart Pencocokan Profil start
profil jabatan
menghitung Gap
profil pegawai
Memberi bobot Gap
bobot
menghitung core dan secondary factor
menghitung nilai total
menghitung ranking
pegawai
End
Gambar 4.3 Flowchart Profile Matching
Proses pertama yaitu menghitung Gap yaitu selisih antara nilai pegawai dengan nilai jabatan yang didapat dari tabel profil pegawai dan profil jabatan. Selanjutnya ialah pemberian bobot Gap yang didapat dari tabel bobot. Lalu
82
menghitung core dan secondary factor. Proses berikutnya ialah menghitung nilai total lalu menghitung rangking pegawai yang telah dipilih. Pegawai yang mempunyai nilai tertinggi maka berhak untuk naik jabatan. Data tersebut tersimpan dalam tabel pegawai.
4.2.3.4 FlowchartProgram
Gambar 4.4 Flowchart Program
83
4.2.3.5 Pseudocode Bentuk struktur pseudocode adalah sebagai berikut:
Nama modul : Rekruitmen Mulai {program rekrutmen} pilih nama jabatan GET id_ jabatan pilih pegawai GET id_pegawai Proses
{program menghitung selisih} GET
profil_pegawai
GET profil_jabatan selisih
sama
dengan
profil_jabatan) IF GET proses THEN Memberi bobot hasil selisih ELSE Keluar
84
(profil_pegawai
-
{program menghitung pembobotan} GET selisih beri bobot selisih dari bobot_nilai IF GET proses THEN Memberi bobot hasil selisih ELSE Keluar
{ program menghitung core factor} pilih bobot selisih yang inti core factor
sama dengan (jumlah nilai yang dipilih
/ jumlah item yang
dipilih)
{ program menghitung secondary factor} pilih bobot selisih sekunder secondary factor
sama dengan (jumlah nilai yang
dipilih / jumlah item yang
dipilih)
{program menghitung nilai total} ambil hasil core factor dan secondary factor nilai total sama dengan (60% * hasil core factor) + (40% * secondary factor) IF GET hasil akhir THEN penentuan ranking 85
ELSE Keluar {program menghitung penentuan ranking} GET nilai total ranking sama dengan (20% * aspek1) + (30% * aspek2) + (50% *aspek3) IF GET print THEN Print hasil akhir ELSE Keluar Selesai
4.2.4
Mensortir Kebutuhan Sistem Pada tahap ini akan dianalisa alternatif sistem yang digunakan untuk
menyelesaikan masalah kenaikan jabatan dengan melakukan perbandingan sistem yang berjalan dengan sistem yang diusulkan. Langkah pertama yang dilakukan ialah menganalisa kondisi atau proses jalannya sistem yang berjalan dengan sistem yang diusulkan. Selanjutnya membuat alternatif-alternatif yang ditetapkan secara baik dan bijaksana untuk menyelesaikan permasalahan mengenai kenaikan jabatan. Pilihan alternatif tersebut dikelompokkan ke dalam input, processing, dan output.
86
4.2.4.4 Input Alternatif input digunakan untuk menentukan sistem mana yang terbaik untuk diterapkan dalam memasukkan transakasi dan kecepatan proses transakasi. Sistem yang Berjalan
Sistem yang Diusulkan
Sistem yang berjalan masih terdapat
Data pegawai yang diinginkan untuk
kesulitan
masing-masing
dalam
menentukan
divisi
dapat
langsung
pegawai masing-masing divisi yang
dilihat dalam sistem. Kriteria untuk semua
akan
jabatan dan nilai bobot setiap pegawai
naik
jabatan
dan
dalam
menentukan kriteria untuk semua
sudah tersedia.
jabatan
4.2.4.5 Processing Alternatif processing digunakan untuk menentukan sistem processing mana yang baik untuk diterapkan, agar tidak terjadi subyektifitas.
Sistem yang Berjalan Tidak
adanya
sistem
Tersedianya proses perhitungan dengan
perhitungan yang tepat terhadap
menggunakan model pencocokan profil
masing-masing pegawai yang akan
melalui
naik
proses
menentukan pegawai yang akan menaiki
membutuhkan
jabatan tertentu dan juga proses kenaikan
jabatan,
kenaikan
suatu
Sistem yang Diusulkan
sehingga
jabatan
waktu yang lama dan tidak efektif.
perhitungan
Gap
dalam
jabatan tidak akan membutuhkan banyak waktu,
karena
hasil
langsung ditampilkan. 87
akhirnya
akan
4.2.4.6 Output Alternatif output digunakan untuk menentukan output mana yang baik untuk diterapkan, agar tidak terjadi subyektifitas dalam pengambilan keputusan. Sistem yang Berjalan Laporan
hasil
kenaikan
Sistem yang Diusulkan jabatan
Didalam sistem terdapat cetak laporan
yang ada masih berbentuk dokumen
terhadap hasil yang sudah diproses dan
sehingga dapat mudah rusak dan
dapat tersimpan dalam database.
hilang.
4.2.5
Memilih Sistem yang baik Setelah membuat alternatif-alternatif untuk mensortir kebutuhan sistem,
maka selanjutnya dilakukan pemilihan sistem yang baik. Sejumlah alternatif yang telah dibuat perlu untuk dibandingkan sehingga dapat menemukan hanya satu sistem yang terbaik.
4.2.5.4 Sistem yang berjalan Alternatif-alternatif sistem yang berjalan adalah sebagai berikut: Kelebihan
Kekurangan
Tidak membutuhkan biaya yang
User
mengalami
kesulitan
dalam
besar karena hanya menggunakan
menetukan pegawai yang akan naik
dokumen-dokumen kertas saja.
jabatan. Membutuhkan waktu yang lama dalam menentukan pegawai yang akan naik
88
jabatan. Terjadinya
suatu
subyektifitas
dalam
menentukan pegawai yang akan naik jabatan karena belum adanya kriteria khusus
dan
pembobotan
nilai
yang
diberikan dalam menentukan pegawai yang akan naik jabatan. Masih belum memenuhi fungsi-fungsi untuk kenaikan jabatan yang diinginkan. Laporan hasil proses kenaikan jabatan mudah rusak dan hilang karena masih tersimpan dalam bentuk arsip dokumen kertas.
4.2.5.5 Sistem yang diusulkan Alternatif-alternatif sistem yang diusulkan adalah sebagai berikut:
Kelebihan
Kekurangan
Sudah memenuhi fungsi-fungsi yang
User membutuhkan waktu yang lama
diinginkan
dalam pemakaian sistem kenaikan jabatan
user
untuk
proses
kenaikan jabatan
yang dibuat.
Adanya suatu metode perancangan model yaitu metode pencocokan
89
profil dengan perhitungan Gap yang dapat membantu dalam melakukan perhitungan
untuk
penentuan
pegawai yang akan naik jabatan, sehingga
tidak
akan
terjadi
subyektifitas. Proses yang terjadi tidak akan membutuhkan banyak waktu karena sudah
adanya
sistem
yang
membantu untuk proses kenaikan jabatan. Laporan
hasil
proses
kenaikan
jabatan tersimpan secara aman dan teratur dalam database, sehingga tidak akan mudah rusak dan hilang.
4.2.6
Perancangan Setelah tahap analisis selesai, maka tahap selanjutnya yang akan dilakukan
adalah tahap perancangan sistem. Dibawah ini akan dijelaskan mengenai perancangan sistem yang akan dibangun.
90
4.2.6.4 Pencocokan Profil 4.2.6.1.1 Pemetaan Gap Kompetensi Gap yang dimaksud disini adalah perbedaan antara profil jabatan dan profil pegawai atau bisa ditunjukkan dengan rumus dibawah ini: Gap = Profil Pegawai – Profil Jabatan
Berikut contoh perhitungan Gap untuk masing-masing aspek: 1.
Kapasitas Intelektual Pada aspek ini, dilakukan proses perhitungan Gap antara profil pegawai dan profil jabatan untuk masing-masing faktor penilaian. Perhitungan bisa dilihat dibawah ini. Tabel 4.2 Nilai Pegawai No
Id pegawai
1
2
3
4
5
6
7
8
9
IQ
1
0010
3
2
4
2
2
3
2
3
4
3
2
0017
3
4
3
3
2
2
4
2
4
4
3
0020
4
5
4
3
5
4
3
4
5
4
4
0022
3
4
3
3
4
5
2
5
4
3
5
0032
3
4
4
2
2
4
3
3
3
2
Tabel 4.3 Bobot Nilai Jabatan
Profil Jabatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
IQ
4
4
3
3
5
4
4
5
3
4
91
Tabel 4.4 Hasil Gap Kapasitas Intelektual
No
Id pegawai
1
2
3
4
5
1
0010
-1 -2 1
-1
-3 -1 -2
-2 1
-1
2
0017
-1 0
0
0
-3 -2 0
-3 1
0
3
0020
0
1
1
0
0
0
-1
-1 2
0
4
0022
-1 0
0
0
-1 1
-2
0
1
-1
5
0032
-1 0
1
-1
-2 0
-1
-1 0
-2
Keterangan: 1
: Common Sense
2
: Verbalisasi Ide
3
: Sistematika Berfikir
4
: Penalaran dan solusi Real
5
: Konsentrasi
6
: Logika Praktis
7
: Fleksibilitas Berfikir
8
: Imajinasi Kreatif
9
: Antisipasi
10 : Potensi Kecerdasan
92
6
7
8
9
IQ
2.
Sikap Kerja
Tabel 4.5 Nilai Pegawai No
Id pegawai
EP_2
KT_2
KH_2
PP_2
DB_2
VP_2
1
0010
2
3
4
2
1
1
2
0017
3
2
3
4
3
2
3
0020
4
5
4
4
5
3
4
0022
4
3
4
3
5
3
5
0032
2
3
3
3
2
2
Tabel 4.6 Bobot Nilai Jabatan
Profil Jabatan
EP_2
KT_2
KH_2
PP_2
DB_2
VP_2
3
4
3
2
5
4
Tabel 4.7 Hasil Gap Sikap kerja
No
Id pegawai
EP_2
KT_2
KH_2 PP_2
DB_2
VP_2
1
0010
-1
-1
1
0
-4
-3
2
0017
0
-2
0
2
-2
-2
3
0020
1
1
1
2
0
-1
4
0022
1
-1
1
1
0
-1
5
0032
-1
-1
0
1
-3
-2
93
Keterangan: EP_2 : Energi Psikis KT_2 : Ketelitian dan Tanggung Jawab KH_2 : Kehati-hatian PP_2 : Pengendalian Perasaan DB_2 : Dorongan Berprestasi VP_2 : Vitalitas dan Perencanaan
3.
Perilaku Tabel 4.8 Nilai Pegawai No
Id pegawai
D_3
I_3
S_3
C_3
1
0010
3
3
4
3
2
0017
3
3
4
3
3
0020
5
5
5
2
4
0022
3
3
4
2
5
0032
4
3
4
5
Tabel 4.9 Bobot Nilai Jabatan
Profil Jabatan
D_3
I_3
S_3
C_3
4
5
3
3
94
Tabel 4.10 Hasil Gap Perilaku No
Id pegawai
D_3
I_3
S_3
C_3
1
0010
-1
-2
1
0
2
0017
-1
-2
1
0
3
0020
1
0
2
-1
4
0022
-1
-2
1
-1
5
0032
0
-2
1
2
Keterangan: D_3
: Dominance (Kekuasaan)
I_3
: Influences (Pengaruh)
S_3
: Steadiness (Keteguhan Hati)
C_3
: Compliance (Pemenuhan)
4.2.6.1.2 Pembobotan Setelah diperoleh Gap pada masing-masing pegawai, setiap profil pegawai diberi bobot nilai dengan patokan tabel bobot nilai Gap. Seperti yang terlihat pada tabel 4.10. Tabel 4.11 Bobot Nilai Gap
No
Selisih
Bobot Nilai
Keterangan
1
0
5
Tidak ada selisih (Kompetensi sesuai dengan yang dibutuhkan)
2
1
4,5
Kompetensi
individu
kelebihan
1
tingkat/level
3
-1
4
95
Kompetensi individu kekurangan 1 tingkat
/level
4
2
3,5
5
-2
3
Kompetisi individu kelebihan 2 tingkat/level Kompetensi individu kekurangan 2 tingkat /level
6
3
Kompetensi
2,5
individu
kelebihan
3
tingkat/level
7
-3
Kompetensi individu kekurangan 3 tingkat
2
/level
8
4
1,5
9
-4
1
Kompetisi individu kelebihan 4 tingkat/level Kompetensi individu kekurangan 2 tingkat /level
Sumber : Kusrini,2007
Dengan demikian, setiap pegawai akan memiliki bobot nilai seperti dibawah ini. 1.
Kapasitas Intelektual Tabel 4.12 Hasil Pemetaan Gap Kompetensi Pegawai 1
No 1
Sub_Aspek 0010
1
2
4
3 3
4
4,5
5
4
6 2
7 4
8 3
9 3
4,5
IQ 4
Tabel 4.13 Hasil Pemetaan Gap Kompetensi Pegawai 2 No 2
Sub_Aspek 0017
1
2
4
3 5
4 5
5
5
6 2
7 3
8 5
9 2
4,5
IQ 4
Tabel 4.14 Hasil Pemetaan Gap Kompetensi Pegawai 3 No 3
Sub_Aspek 0020
1 5
2
3
4,5
4,5
4 5
96
5
6 5
7 5
8 4
9 4
3,5
IQ 5
Tabel 4.15 Hasil Pemetaan Gap Kompetensi Pegawai 4 No 4
Sub_Aspek
1
0022
2 4
3 5
4 5
5 5
4
6
7
4,5
8
3
9 5
4,5
IQ 4
Tabel 4.16 Hasil Pemetaan Gap Kompetensi Pegawai 5 No 5
2.
Sub_Aspek 0032
1
2
4
3 5
4,5
4
5
4
6 3
7 5
8 4
9 4
IQ 5
Sikap Kerja Tabel 4.17 Hasil Pemetaan Gap Kompetensi Pegawai 1
No 1
Sub_Aspek 0010
EP_2
KT_2
4
4
KH_2 PP_2 4,5
5
DB_2
VP_2
1
2
Tabel 4.18 Hasil Pemetaan Gap Kompetensi Pegawai 2 No 2
Sub_Aspek 0017
EP_2
KT_2
5
3
KH_2 PP_2 5
3,5
DB_2
VP_2
3
3
Tabel 4.19 Hasil Pemetaan Gap Kompetensi Pegawai 3 No 3
Sub_Aspek 0020
EP_2
KT_2
4,5
4,5
KH_2 PP_2 4,5
97
3,5
DB_2
VP_2
5
4
3
Tabel 4.20 Hasil Pemetaan Gap Kompetensi Pegawai 4 No
Sub_Aspek
4
EP_2
KT_2
4,5
4
0022
KH_2 PP_2 4,5
DB_2
VP_2
5
4
4,5
Tabel 4.21 Hasil Pemetaan Gap Kompetensi Pegawai 5 No
Sub_Aspek
5
3.
EP_2
KT_2
4
4
0032
KH_2 PP_2 5
DB_2
VP_2
2
3
4,5
Perilaku Tabel 4.22 Hasil Pemetaan Gap Kompetensi Pegawai 1
No 1
Sub_Aspek 0010
D_3
I_3
4
3
S_3
C_3
4,5
5
Tabel 4.23 Hasil Pemetaan Gap Kompetensi Pegawai 2 No 2
Sub_Aspek 0017
D_3
I_3
4
3
S_3 4,5
C_3 5
Tabel 4.24 Hasil Pemetaan Gap Kompetensi Pegawai 3 No 3
Sub_Aspek 0020
D_3
I_3
4,5
3
98
S_3 4,5
C_3 4
Tabel 4.25 Hasil Pemetaan Gap Kompetensi Pegawai 4 No 4
Sub_Aspek
D_3
I_3
4
3
0022
S_3 4,5
C_3 4
Tabel 4.26 Hasil Pemetaan Gap Kompetensi Pegawai 5
No 5
Sub_Aspek
D_3
I_3
5
3
0032
S_3 4,5
C_3 3,5
4.2.6.1.3 Perhitungan dan Pengelompokan Core dan Secondary Factor Setelah menentukan bobot nilai Gap untuk ketiga aspek, yaitu aspek kapasitas intelektual, sikap kerja, dan perilaku dengan cara yang sama, maka setiap aspek dikelompokkan menjadi 2 kelompok Core Factor dan Secondary Factor. Perhitungan Core Factor ditunjukkan dengan rumus dibawah ini: ∑NC (i,s,p) NCF = ∑IC NCF
: Nilai rata-rata core factor
NC (i,s,p)
: Jumlah total nilai core factor (intelektual, sikap kerja, perilaku)
IC
: Jumlah item core factor
99
Sementara itu, perhitungan Secondary Factor ditunjukkan dengan rumus dibawah ini: ∑NS (i,s,p) NSF = ∑IS
NSF
: Nilai rata-rata secondary factor
NS (i,s,p)
: Jumlah total nilai secondary factor (intelektual, sikap kerja, perilaku)
IS 1.
: Jumlah item secondary factor Kapasitas Intelektual a.
Pegawai 1
NCF =
4+3+2+3+3
15
=
5
5
4,5 + 4 + 4 + 4,5 + 4 NSF =
21 =
5
b.
= 3
= 4,2 5
Pegawai 2
4+5+2+5+2 NCF =
18 =
5
NSF =
= 3,6 5
5 + 5 + 3 + 4,5 + 4 5
=
21,5 5
100
= 4,3
c.
Pegawai 3
5 + 4,5 + 5 + 4 + 4
22,5
NCF =
= 5
NSF =
= 4,5 5
4,5 + 5 + 5 + 3,5 + 5
=
23
5
d.
5
Pegawai 4
NCF =
4+5+4+3+5
=
5 5 + 5 + 4,5 + 4,5 + 4 = 5
23
= 4,6
Pegawai 5
4+5+3+4+4
20 =
5
= 4 5
4,5 + 4 + 5 + 5 + 3
NSF =
=
5
21,5 5
Sikap Kerja a.
= 4,2
5
NCF =
2.
21 5
NSF =
e.
= 4,6
Pegawai 1
NCF =
4+1+2
7
=
3
3
101
= 2,3
= 4,3
NSF =
4 + 4,5 + 5
13,5
=
3 b.
Pegawai 2
NCF =
3+3+ 3
9
=
3 NSF =
5 + 5 + 3,5
=
13,5
= 4,5
3
Pegawai 3
4,5 + 5 + 4 NCF =
13,5 =
= 4,5
3
NSF =
4,5 + 4,5 + 3,5
3 12,5 =
= 4,2 3
3
d.
=3
3
3 c.
= 4,5
3
Pegawai 4
4+5+ 4 NCF =
=
12,5
3
3
4,5 + 4,5 + 4,5 NSF =
= 4,3
=
13,5
3
3
102
= 4,5
e.
Pegawai 5 4+2+ 3 NCF =
NSF =
3 4 + 5 + 4,5
9 =
=3 3
=
13,5
3
3.
= 4,5
3
Perilaku a.
Pegawai 1
NCF =
4+3
7
=
2
NSF =
4,5 + 5
9
=
2 b.
= 4,75
2
Pegawai 2
7
4+3 NCF =
=
2
2 4,5 + 5 NSF =
9,5
= 2
c.
= 3,5
2
= 3,5
= 4,75
2
Pegawai 3
4,5 + 3 NCF =
7,5 =
= 3,75
2
2
103
NSF =
4,5 + 4
8,5
=
2
d.
Pegawai 4
7
4+3 NCF =
=
2
2
NSF =
e.
= 4,25
2
4,5 + 4
8,5
=
2
2
5+3
8
= 3,5
= 4,25
Pegawai 5
NCF =
=
2
2
4,5 + 3,5 NSF =
9
= 2
=4
= 4,5
2
4.2.6.1.4 Perhitungan Nilai Total Dari hasil setiap perhitungan setiap aspek, berikutnya dihitung nilai total berdasarkan persentase dari core & secondary factor yang diperkirakan berpengaruh terhadap kinerja tiap-tiap profil.
(x)%NCF(i,s,p) + (x)%NSF(i,s,p) = N(i,s,p)
104
1.
Kapasitas Intelektual a.
Pegawai 1 Ni = (60% x 3) + (40% x 4,2) = 3,48
b. Pegawai 2 Ni = (60% x 3,6) + (40% x 4,3) = 3,88
c. Pegawai 3 Ni = (60% x 4,5) + (40% x 4,6) = 4,54
d. Pegawai 4 Ni = (60% x 4,2) + (40% x 4,6) = 4,36
e. Pegawai 5 Ni = (60% x 4) + (40% x 4,3) = 4,12
2.
Sikap Kerja a. Pegawai 1 Ns = (60% x 2,3) + (40% x 4,5) = 3,18
b. Pegawai 2 Ns = (60% x 3) + (40% x 4,5) = 3,6
105
c. Pegawai 3 Ns = (60% x 4,5) + (40% x 4,2) = 4,38
d. Pegawai 4 Ns = (60% x 4,3) + (40% x 4,5) = 4,38
e. Pegawai 5 Ns = (60% x 3) + (40% x 4,5) = 3,6
3.
Perilaku a. Pegawai 1 Np = (60% x 3,5) + (40% x 4,75) = 4
b. Pegawai 2 Np = (60% x 3,5) + (40% x 4,75) = 4
c. Pegawai 3 Np = (60% x 3,75) + (40% x 4,25) = 3.95
d. Pegawai 4 Np = (60% x 3,5) + (40% x 4,75) = 3,95
106
e. Pegawai 5 Np = (60% x 4) + (40% x 4,5) = 4,2
4.2.6.1.4 Perhitungan Penentuan Ranking Hasil akhir dari pencocokan profil adalah ranking dari kandidat yang diajukan untuk mengisi suatu jabatan tertentu. Penentuan ranking mengacu pada hasil perhitungan tertentu. Perhitungan tersebut bisa ditunjukkan dengan rumus di bawah ini:
Ranking = (%)Ni + (%)Ns + (%)Np
1.
Kapasitas Intelektual a. Pegawai 1 Ranking = (45% x 3,48) + (30% x 3,18) + (25% x 4) Ranking = 1,566 + 0,954 + 1 Ranking = 3,52
b. Pegawai 2 Ranking = (45% x 3,88) + (30% x 3,6) + (25% x 4) Ranking = 1,746 + 1,08 + 1 Ranking = 3,826
107
c. Pegawai 3 Ranking = (45% x 4,54) + (30% x 4,38) + (25% x 3,95) Ranking = 2,043 + 1,314 + 0,9875 Ranking = 4,3445
d. Pegawai 4 Ranking = (45% x 4,36) + (30% x 4,38) + (25% x 3,95) Ranking = 1,962 + 1,314 + 0,9875 Ranking = 4,2635
e. Pegawai 4 Ranking = (45% x 4,12) + (30% x 3,6) + (25% x 4,5) Ranking = 1,854 + 1,08 + 1,125 Ranking = 4,059
Tabel 4.27 Hasil Perhitungan Ranking No
Id Pegawai
Hasil Akhir
1
0010
3,52
2
0017
3,826
3
0020
4,3445
4
0022
4,2635
5
0032
4,059
108
Dari hasil ranking yang telah dihitung, maka yang mempunyai kesempatan untuk naik jabatan adalah pegawai dengan: Id
: 0020
Nilai : 4,3445
4.2.6.5 Rancangan Spesifikasi Sistem Pendukung Keputusan 4.2.6.5.1
Context Diagram
Gambar 4.5 Context Diagram SPK Untuk Kenaikan Jabatan
Penjelasan Context Diagram: Gambar 4.4 menggambarkan proses aliran data secara umum, yaitu input diantaranya ialah memasukkan username, password, memilih pegawai, memilih pegawai dan perhitungan, serta edit nilai jabatan dan pegawai. Proses input berupa nilai para pegawai dilakukan oleh pihak bagian HRD. Setelah input, lalu masuk ke proses kegiatan (sistem) SPK untuk kenaikan jabatan. Setelah diolah dalam sistem,
109
maka didapatlah suatu output yaitu otentifikasi login dan laporan hasil dari perhitungan yang telah dilakukan. 4.2.4.1.1
Diagram Nol/Zero
Gambar 4.6 Diagram Nol/Zero SPK Untuk Kenaikan Jabatan
110
Penjelasan Diagram Nol/Zero: General manager harus melakukan login terlebih dahulu dengan memasukkan username dan password yang sesuai dengan tipe user. Setelah melalui proses otentifikasi login maka general manager dapat melakukan kegiatan dalam sistem pendukung keputusan untuk kenaikan jabatan. Kegiatan selanjutnya ialah, general menager dapat memilih jabatan yang akan ditempati. Setelah memilih jabatan, maka general manager memilih pegawai yang akan dibandingkan untuk menduduki jabatan yang tersedia. Data-data pegawai yang tersimpan dalam data store pegawai dapat ditampilkan dalam sistem. Setelah kriteria dan pegawai sudah dipilih, maka Setelah itu, proses selanjutnya ialah perhitungan pencocokan variabel profil. Bagian HRD meng-input nilai para pegawai, nilai tersebut nantinya akan dipakai untuk perhitungan pencocokan profil. General menager dapat melakukan edit nilai jabatan sesuai kebutuhan nilai untuk masing-masing jabatan yang tersedia, nilai yang telah diedit tersebut kemudian tersimpan dalam data store profil_jabatan dan hasil tersebut digunakan untuk perhitungan pencocokan profil. Pada proses pencocokan profil, data-data yang digunakan diambil dari data store profil_jabatan, profil_pegawai, dan bobot. Proses terakhir ialah pembuatan laporan hasil perhitungan yang dapat dilihat oleh GM.
111
4.2.4.1.2
Diagram Rinci Proses 6.0
General Manager
Analisis gap sistem
6.1 Perhitungan selisih (Gap) nilai
Nilai_para_pegawai
profil_pegawai
Nilai_ jabatan
profil_jabatan
Hasil _selisih
6.2 Pembobotan nilai Gap
Bobot_Gap
bobot
Nilai _hasil_bobot Nilai _total 6.3 Perhitungan nilai_total
6.4 Core factor&second ary factor
Hasil Core& secondary factor
7.0 Pembuatan Laporan
Laporan _hasil_akhir
6.5 Perhitungan penentuan ranking
Gambar 4.7 Diagram Rinci Proses 6.0
Penjelasan Diagram Rinci Proses 5.0: Proses ini merupakan turunan dari proses 5.0 yaitu pencocokan variabel profil. Proses pertama adalah perhitungan Gap/selisih, nilai yang akan dihitung diambil dalam data store profil_pegawai & profil_jabatan, selanjutnya pembobotan nilai hasil dari perthitungan Gap/selisih didapat dari tabel bobot.
112
Nilai yang sudah terbobot akan dilakukan perhitungan nilai total. Nilai total tersebut akan diproses kedalam core factor & secondary factor. Setelah mendapatkan nilai core factor & secondary factor, maka nilai tersebut akan diproses untuk perhitungan penentuan ranking. Hasil akhir ranking tersebut tersimpan dalam database pada tabel hasil untuk selanjutnya membuat laporan pada proses 7.0.
4.2.6.2.3 Kamus Data pegawai = id_pegawai + nama + jenis_kelamin + tempat_lahir + tanggal_lahir + kewarganegaraan + status + alamat +pend_terakhir +thn_masuk + jabatan
jabatan =
id_jabatan + id_pegawai +id_uker + nama_jabatan
unit_kerja =
id_uker + nama_uker
user = id_user + username + password
profil_karyawan = id_profil_karyawan + id_pegawai + pk1_1 + pk1_2 + pk1_3 + pk1_4 + pk1_5 + pk1_6 + pk1_7 + pk1_8 + pk1_9 + pk1_10 + pk2_1 + pk2_2 pk2_3 + pk2_4 + pk2_5 + pk2_6 + pk3_1 + pk3_2 + pk3_2 + pk3_3 + pk3_4
113
profil_jabatan =
id_profil_jabatan + id_jabatan + pj1_1 + pj1_2 + pj1_3 + pj1_4 + pj1_5 + pj1_6 + pj1_7 + pj1_8 + pj1_9 + pj1_10 + pj2_1 + pj2_2 pj2_3 + pj2_4 + pj2_5 + pj2_6 + pj3_1 + pj3_2 + pj3_2 + pj3_3 + pj3_4
bobot =
selisih + bobot nilai
4.2.1.1 Perancangan Files Perancangan file masuk dalam bagian perancangan basisdata yang diawali dengan merancang diagram antar entitas (ERD), transformasi ERD ke LRS, dan analisa data.
4.2.6.3.1 Perancangan ERD Tujuan perancangan ERD adalah untuk menunjukan objek-objek (entitas) apa saja yang ingin dilibatkan dalam sebuah database dan bagaimana hubungan yang terjadi di antara objek tersebut. Berikut hasil perancangan ERD:
114
Id _pegawai
unit_kerja
1
M
miliki1
1
jabatan
miliki2
nama
M
Pegawai jenis _kelamin
M
id_uker Nama_uker
id_jabatan Id_pegawai Id_uker nama_jabatan
M
tempat _lahir tanggal _lahir kewarganegaraan
miliki3 status
miliki4
alamat Id_profil_karyawan
pend _terakhir
Id _profil_jabatan Id_jabatan
Id_pegawai
1
1
pk1_1 pj1_1
profil_jabatan
pk1_2
jabatan
profil_karyawan
pj1_2 pk1_3 pj1_3 pk1_4 pj1_4 pk1_5 pj1_5 pk1_6 pj1_6 pk1_7 pj1_7 pk1_8 pj1_8 pk1_9 pj1_9 pk1_10 pj1_10 pk2_1 pj2_1 pk2_2 pj2_2 pk2_3 pj2_3 pk2_4 pj2_4 pk2_5 pj2_5 pk2_6 pj2_6 pk3_1 pj3_1 pk3_2 pj3_2 pk3_3 pj3_3 pk3_4 pj3_4
Gambar 4.8 ERD (Entity Relationship Diagram)
115
thn_masuk
4.2.6.3.2 Transformasi ERD ke Logical Record Structure (LRS) Hasil tranformasi ERD ke LRS sebagai berikut.
Gambar 4.9 Tranformasi ERD ke LRS
116
4.2.6.3.3 Normalisasi Normalisasi digunakan untuk membantu mengidentifikasi relasi-ralasi. Normalisasi bertujuan mengkonversi relasi menjadi bentuk normal yang lebih tinggi sehingga dapat menghindari redudansi data. Langkah-langkah pembentukan normalisasi adalah:
Bentuk tidak normal (Unnormalized Form) id_jabatan
nama_jabatan id_pegawai
nama_pegawai
jenis_kelamin
tempat_lahir tanggal_lahir
J1011
Staff HRD
K7007
Yulie Miranda
perempuan
jakarta
1977-12-20
K7008
Sulistyo
Laki-laki
semarang
1990-03-11
alamat
pend_terakhir
thn_masuk
id_uker
nama_uker
UK102
HRD
... kewarganegaraan status Indonesia
Menikah
Jl. Merpati Putih Jak-Tim
S1
2000
Indonesia
Menikah
Jl. Reformasi 89 Pondok Aren-Tangerang
S1
2004
117
...
id_profil_karyawan pk1_1 pk1_2 pk1_3 pk1_4 pk1_5 pk1_6 pk1_7 pk1_8 pk1_9 pk1_10 pk2_1 ... K7007
2
2
3
4
5
3
2
K7008
4
3
2
2
4
5
3
2
1
3
4
5
4
5
3
1
... pk2_3 pk2_4 pk2_5 pk3_6 pk3_1 pk3_2 pk3_3 pk3_4 3
2
4
3
2
2
1
4
4
3
2
4
3
2
1
Tabel diatas dalam bentuk tidak normal (Unnormalized), yaitu terdapat multiple value pada beberapa atributnya.
Bentuk normal pertama (1 st NF)
id_jabatan
nama_jabatan id_pegawai
nama_pegawai
jenis_kelamin
tempat_lahir
tanggal_lahir
J1011
Staff HRD
K7007
Yulie Miranda
perempuan
jakarta
1977-12-20
J1011
Staff HRD
K7008
Sulistyo
Laki-laki
semarang
1990-03-11
118
...
... kewarganegaraan status
alamat
pend_terakhir thn_masuk
id_uker
nama_uker
Indonesia
Menikah
Jl. Merpati Putih Jak-Tim
S1
2000
UK102
HRD
Indonesia
Menikah
Jl. Reformasi 89 Pondok Aren-Tangerang
S1
2004
UK102
HRD
id_profil_karyawan pk1_1 pk1_2 pk1_3 pk1_4 pk1_5 pk1_6 pk1_7 pk1_8 pk1_9 pk1_10 pk2_1 pk2_2 ... K7007
2
2
3
4
5
3
2
2
1
3
4
5
K7008
4
3
2
2
4
5
3
2
4
5
3
1
... pk2_3 pk2_4 pk2_5 pk3_6 pk3_1 pk3_2 pk3_3 pk3_4 3 2 4 3 2 2 1 4 3
4
3
2
4
3
2
1
Pada betuk normal ke satu (1st NF) sudah tidak ada elemen yang berulang.
119
Bentuk normal kedua (2 sd NF) Pada tahapan ini data-data dikelompokan menjadi beberapa entity, penggambaran entityentity tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
profil_karyawan
pegawai *Id_pegawai
jabatan *id_jabatan ** Id_pegawai ** Id_uker nama_jabatan
unit_kerja *Id_uker nama_uker
profil_jabatan
*Id_profil_karyawan
*Id_profil_jabatan
**Id_pegawai
**Id_jabatan
pk1_1
pj1_1
pk1_2
pj1_2
pk1_3
pj1_3
pk1_4
pj1_4
pk1_5
pj1_5
nama jenis_kelamin
pk1_6
pj1_6
tempat_lahir
pk1_7
pj1_7
tanggal_lahir
pk1_8
pj1_8
kewarganegaraan
pk1_9
pj1_9
status
pk1_10
pj1_10
pk2_1
pj2_1
pk2_2
pj2_2
pk2_3
pj2_3
pk2_4
pj2_4
pk2_5
pj2_5
pk2_6
pj2_6
pk3_1
pj3_1
pk3_2
pj2_2
pj3_3
pj1_3
pj3_4
pj1_4
alamat pend_terakhir thn_masuk jabatan
Relasi di atas sudah 2NF, karena sudah dalam bentuk 1NF, karena setiap atribut yang bukan kunci (non-key) memiliki ketergantungan secara fungsional sepenuhnya
(fully
functional
depedency
120
)
pada
primary
key
4.2.6.3.3.2 Spesifikasi Database Spesifikasi database yang sudah dinormalisasi mendapatkan data sebagai berikut. Nama Tabel
: pegawai
Primery Key : id_pegawai Fungsi Tabel : Tabel master yang digunakan untuk menjelaskan data seluruh anggota. Tabel 4.28 Tabel Pegawai Field id_pegawai
Type
Collation
int(5)
Null Default No
Keterangan id_pegawai bersifat auto_increment
nama
varchar(100) latin1_swedish_ci No
Nama pegawai
jenis_kelamin
varchar(10)
latin1_swedish_ci No
Jenis kelamin pegawai
tempat_lahir
varchar(50)
latin1_swedish_ci No
Tempat pegawai
lahir
tanggal_lahir
date
latin1_swedish_ci No
Tanggal pegawai
lahir
kewarganegaraan
Varchar(50)
latin1_swedish_ci No
Kewarganegaraan pegawai
status
varchar(20)
latin1_swedish_ci No
Status pegawai
alamat
varchar(255) latin1_swedish_ci No
121
Alamat lengkap pegawai
pend_terakhir
varchar(10)
latin1_swedish_ci No
Pendidikan terkhir pegawai
Thn_masuk
date
latin1_swedish_ci No
Tahu masuk pegawai ke perusahaan
jabatan
varchar(30)
latin1_swedish_ci No
Jabatan pegawai saat ini
Nama Tabel
: jabatan
Primery Key : id_jabatan Fungsi Tabel : Tabel master yang digunakan untuk menjelaskan data seluruh jabatan. Tabel 4.29 Tabel Jabatan Field
Type
id_jabatan
int(5)
Id_pegawai
varchar(10)
Id_uker
Nama_jabatan
Collation
Null
Default
Keterangan
No
Id_jabatan bersifat auto_incremen t
latin1_swedish_ ci
No
Id_pegawai
varchar(10)
latin1_swedish_ ci
No
Id_uker
text
latin1_swedish_ ci
No
Nama jabatan
122
Nama Tabel
: unit_kerja
Primery Key : id_uker Fungsi Tabel : Tabel master yang digunakan untuk menjelaskan data seluruh unit kerja. Tabel 4.30 Tabel unit_kerja Field
Type
id_uker
int(5)
nama_uker
varchar(50)
Nama Tabel
Collation
latin1_swedish_ci
Null Default
Keterangan
No
Id jabatan bersifat auto_increment
No
Nama unit kerja
: user
Primery Key : id_user Fungsi Tabel : Tabel master yang digunakan untuk menjelaskan data user. Tabel 4.31 Tabel user Field
Type
id_user
int(5)
username
password
Collation
Null
Default
Keterangan
No
id_user bersifat auto_increment
varchar(10)
latin1_swedish_ci No
Username user auto_increment
varchar(50)
latin1_swedish_ci No
Password user
123
Nama Tabel
: profil_karyawan
Primery Key : id_profil_karyawan Fungsi Tabel : Tabel master yang digunakan untuk menjelaskan semua profil karyawan. Tabel 4.32 Tabel profil_karyawan Field id_profil_karyawan
Type
Collation
int(5)
Null Default No
Keterangan id_profil_karyawan bersifat auto_increment
id_pegawai
int(5)
latin1_swedish_ci No
Id pegawai
pk1_1
int(5)
latin1_swedish_ci No
Kapasitas intelektual 1
pk1_2
int(5)
latin1_swedish_ci No
Kapasitas intelektual 2
pk1_3
int(5)
latin1_swedish_ci No
Kapasitas intelektual 3
pk1_4
int(5)
latin1_swedish_ci No
Kapasitas intelektual 4
pk1_5
int(5)
latin1_swedish_ci No
Kapasitas intelektual 5
pk1_6
int(5)
latin1_swedish_ci No
Kapasitas intelektual 6
pk1_7
int(5)
latin1_swedish_ci No
Kapasitas intelektual 7
pk1_8
int(5)
latin1_swedish_ci No
Kapasitas intelektual 8
124
pk1_9
int(5)
latin1_swedish_ci No
Kapasitas intelektual 9
pk1_10
int(5)
latin1_swedish_ci No
Kapasitas intelektual 10
pk2_1
int(5)
latin1_swedish_ci No
Sikap kerja 1
pk2_2
int(5)
latin1_swedish_ci No
Sikap kerja 2
pk2_3
int(5)
latin1_swedish_ci No
Sikap kerja 3
pk2_4
int(5)
latin1_swedish_ci No
Sikap kerja 4
pk2_5
int(5)
latin1_swedish_ci No
Sikap kerja 5
pk2_6
int(5)
latin1_swedish_ci No
Sikap kerja 6
pk3_1
int(5)
latin1_swedish_ci No
Perilaku 1
pk3_2
int(5)
latin1_swedish_ci No
Perilaku 2
pk3_3
int(5)
latin1_swedish_ci No
Perilaku 3
pk3_4
int(5)
latin1_swedish_ci No
Perilaku 4
Nama Tabel
: profil_jabatan
Primery Key : id_profil_jabatan Fungsi Tabel : Tabel master yang digunakan untuk menjelaskan semua profil jabatan.
125
Tabel 4.33 Tabel profil_jabatan Field id_profil_jabatan
Type
Collation
int(5)
Null Default No
Keterangan id_profil_jabatan bersifat auto_increment
id_jabatan
int(5)
latin1_swedish_ci No
Id jabatan
pj1_1
int(5)
latin1_swedish_ci No
Kapasitas intelektual 1
pj1_2
int(5)
latin1_swedish_ci No
Kapasitas intelektual 2
pj1_3
int(5)
latin1_swedish_ci No
Kapasitas intelektual 3
pj1_4
int(5)
latin1_swedish_ci No
Kapasitas intelektual 4
pj1_5
int(5)
latin1_swedish_ci No
Kapasitas intelektual 5
pj1_6
int(5)
latin1_swedish_ci No
Kapasitas intelektual 6
pj1_7
int(5)
latin1_swedish_ci No
Kapasitas intelektual 7
pj1_8
int(5)
latin1_swedish_ci No
Kapasitas intelektual 8
pj1_9
int(5)
latin1_swedish_ci No
Kapasitas intelektual 9
pj1_10
int(5)
latin1_swedish_ci No
Kapasitas intelektual 10
pj2_1
int(5)
latin1_swedish_ci No
Sikap kerja 1
pj2_2
int(5)
latin1_swedish_ci No
Sikap kerja 2
pj2_3
int(5)
latin1_swedish_ci No
Sikap kerja 3
126
pj2_4
int(5)
latin1_swedish_ci No
Sikap kerja 4
pj2_5
int(5)
latin1_swedish_ci No
Sikap kerja 5
pj2_6
int(5)
latin1_swedish_ci No
Sikap kerja 6
pj3_1
int(5)
latin1_swedish_ci No
Perilaku 1
pj3_2
int(5)
latin1_swedish_ci No
Perilaku 2
pj3_3
int(5)
latin1_swedish_ci No
Perilaku 3
pj3_4
int(5)
latin1_swedish_ci No
Perilaku 4
Nama Tabel
: bobot
Primery Key : Fungsi Tabel : Tabel master yang digunakan untuk menjelaskan bobot perhitungan. Tabel 4.34 Tabel bobot Field
Type
selisih
float
bobot_nilai
float
Collation
latin1_swedish_ci
127
Null
Default
Keterangan
No
Id jabatan bersifat auto_increment
No
Nama unit kerja
4.2.1.2 State Transition Diagram (STD) 4.2.1.2.1
Rancangan Modul Menu Utama
Rancangan modul Menu berfungsi untuk memanggil subprogram lain (modul-modul lain) untuk dijalankan. 1.
STD Rancangan Menu Utama Account user: User dapat melihat semua menu yang ada dan melakukan prose-proses yang ada.
Gambar 4.10 STD Rancang Menu Utama
128
2.
STD Rancangan Modul Login User user login dengan memasukan username dan password kemudian akan masuk ke halaman utama dari fitur user.
Gambar 4.11 STD Rancang Modul Login
3.
STD Rancangan Modul Data Unit Kerja User dapat melihat data unit kerja yang ada.
Gambar 4.12 STD Rancang Modul Data Unit Kerja
129
4.
STD Rancangan Modul Data Pegawai User dapat melihat data pegawai dengan lengkap.
Gambar 4.13 STD Rancang Modul Data Pegawai
5.
STD Rancangan Modul Rekruitmen User dapat melakukan proses pemilihan pegawai yang akan naik jabatan .
Gambar 4.14 STD Rancang Modul Rekruitmen
130
6.
STD Rancangan Modul Bantuan
Gambar 4.15 STD Rancang Modul Bantuan
4.2.4.2 Perancangan Antar Muka 1.
Login User
Gambar 4.16 Login User
Halaman login menampilkan form pengisian username dan password pengguna sebelum masuk ke halaman utama. Login berfungsi untuk kemanan sistem agar tidak disalah gunakan oleh orang yang tidak berhak. Pada halaman ini admin diharuskan memasukkan username dan
131
password
yang telah ditentukan sebelumnya untuk dapat melakukan
proses-proses yang terdapat dalam sistem.
2.
Home
Gambar 4.17 Home
Home adalah tampilan pertama setelah pengguna memasukkan username dan password, pada halaman ini terdapat tulisan mengenai penjelasan secara singkat tentang sistem yang dibuat.
132
3.
Data Unit Kerja
Gambar 4.18 Data Unit Kerja
Halaman data unit kerja menampilkan nama-nama unit kerja dan jabatan yang ada pada perusahaan, serta kolom aksi yang berisi edit dan delete.
4.
Edit Jabatan
Gambar 4.19 Edit Jabatan
133
Edit jabatan ini menampilkan id jabatan, nama jabatan, serta nilai kriteria-kriteria untuk proses perhitungan, nilai kriteria tersebut dapat dirubah antara 1 sampai lima sesuai keinginan dan kebutuhan.
5.
Lihat data pegawai
Gambar 4.20 Lihat data pegawai
Halaman lihat data pegawai menampilkan form yang berisi id pegawai, nama, jenis kelamin, tanggal lahir, status, tahun masuk, jabatan, dan aksi. Lihat data pegawai berfungsi agar pengguna dapat melihat datadata pegawai yang ada pada perusahaan.
134
6.
Detail Pegawai
Gambar 4.21 Detail Pegawai
Detail pegawai ini menampilkan id pegawai, nama pegawai, serta nilai kriteria-kriteria untuk proses perhitungan, nilai kriteria tersebut dapat dirubah antara 1 sampai lima sesuai keinginan dan kebutuhan.
135
7.
Cari Data Pegawai
Gambar 4.22 Cari Data Pegawai
Pada halaman cari pegawai terdapat form pencarian pegawai. Pengguna dapat mengisi id pegawai yang ingin dicari.
8.
Pemilihan
Gambar 4.23 Pemilihan
136
Halaman pemilihan berisi tentang form untuk memilih pegawai dan memilih jabatan. Pemilihan pegawai dan jabatan tersebut untuk proses perhitungan penentuan pegawai yang akan naik jabatan.
9.
Pemilihan Proses 2
BANNER
Home
Data Unit Kerja
Data Pegawai
Pemilihan
Ganti Password
Bantuan
Keluar
Nilai Profil Pegawai ID PEGAWAI
NAMA PEGAWAI
Common sense
Verb.Ide
Sis Sis.. Berfikir Berfikir Sis. Berfikir Sis. Berfikir Sis Sis.. Berfikir Berfikir Sis. Berfikir Sis. Berfikir
Common sense
Verb.Ide
Sis . Berfikir
Nilai Profil Jabatan ID PEGAWAI
NAMA PEGAWAI
Sis. Berfikir Sis. Berfikir Sis . Berfikir
Sis. Berfikir Sis. Berfikir
PROSES Keluar Copyright @ 2010 PT Beyf Bersaudara
Gambar 4.24 Pemilihan Proses 2
Halaman ini merupakan proses ke dua dari proses pemilihan. Halaman ini menampilkan form-form nilai pegawai dan jabatan yang sudah dipilih. Pada halaman ini terdapat button proses dan keluar. Button proses adalah button untuk melanjutkan pada proses selanjutnya. Sedangkan button keluar untuk kembali pada proses pemilihan
137
10.
Pemilihan Proses 3
Gambar 4.25 Pemilihan Proses 3
Halaman ini menampilkan form nilai dari hasil perhitungan pemilihan proses 2. Pada pemilihan proses 3 ini terdapat button hasil akhir dan button keluar.
138
11.
Hasil Akhir
Gambar 4.26 Hasil Akhir
Pada halaman ini terdapat form nama pegawai beserta nilai akhir yang telah diproses sebelumnya, grafik nilai pegawai, dan data pegawai yang paling tinggi nilainya. Dalam hasil akhir ini terdapat button laporan, simpan, dan keluar. Button laporan untuk menampilkan laporan akhir dalam bentuk pdf. Button simpan untuk menyimpan hasil akhir.
139
12.
Ganti Password BANNER
Home
Data Unit Kerja
Data Pegawai
Pemilihan
Ganti Password
Bantuan
Keluar
GANTI PASSWORD PASSWORD LAMA PASSWORD BARU KONFIRMASI PASSWORD BARU GANTI
Copyright @ 2010 PT Beyf Bersaudara
Gambar 4.27 Ganti Password
Pada halaman ini menampilkan form untuk mengganti password user.
13.
Informasi
Gambar 4.28 Informasi 140
Halaman ini menampilkan informasi tentang teori yang berkaitan dengan sistem yang telah dibuat.
14.
Help
BANNER
Home
Data Unit Kerja
Data Pegawai
Pemilihan
Ganti Password
Bantuan Informasi Help
Keluar
HELP
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX Copyright @ 2010 PT Beyf Bersaudara
Gambar 4.29 Help
Halaman ini menampilkan bantuan untuk menjalankan sistem yang telah dibuat.
4.2.4.3 Tahap Penerapan Pada tahap ini merupakan proses untuk menerapkan rancangan aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Untuk Kenaikan Jabatan yang telah dibuat, pada tahapan implementasi ini terdiri dari penulisan source code program, testing program.
141
4.2.4.3.1
Penulisan Source Code Program
Pada tahap ini dilakukan pengkodean terhadap rancangan-rancangan yang telah didefinisikan. Pengkodean sistem dilakukan dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP dan MySQL sebagai basisdatanya. Adapun baris kode program yang dibuat dapat dilihat pada bagian lampiran skripsi ini.
4.2.4.3.2
Testing Program
Sebelum sistem informasi ini dapat digunakan, maka harus dilakukan pengujian terlebih dahulu. Beberapa pengujian dilakukan oleh programmer sendiri. Pengujian ini dilakukan dengan metode Blackbox testing.
4.2.4.3.2.1 Pengujian User Melakukan uji coba pada account user. Hasil yang didapat sebagai berikut.
Tabel 4.35 Uji Coba Account User No
Rancangan Proses
Hasil Yang Diharapkan
Hasil
1
Isi username dan password klik tombol ‘Login’
Masuk halaman account user.
OK
2
Klik Menu ‘Home’
Menampilkan halaman utama menu .
OK
3
Klik Menu ‘Data Unit Kerja’
Menampilkan seluruh data unit kerja perusahaan.
OK
5
Klik aksi ‘Edit’
Menampilkan edit nilai dengan memilih nilai yang diinginkan.
OK
142
Keterangan
Pilih tombol ‘Simpan’
6
Pilih tombol ‘Simpan’
Data yang telah diedit akan tesimpan dalam database.
7
Klik aksi ‘Lihat’
Menampilkan nilai yang telah di-edit.
8
Klik Menu ‘Data Pegawai’
Menampilkan data pegawai.
OK
9
Klik aksi ‘Detail’
Menampilkan nilai pegawai untuk semua kriteria.
OK
10
Klik Menu ‘Rekrutmen’
Menampilkan halaman pemulihan pegawai dan jabatan.
OK
11
Pilih ‘Jabatan’
Memilih jabatan yang diinginkan untuk kenaikan jabatan.
OK
12
Pilih ‘Pegawai’
Memilih pegawai sesuai jabatan yang telah dipilih.
OK
13
Klik tombol ‘Proses’
Menampilkan nilai pegawai dan jabatan yang dipilih.
OK
14
Klik ‘Proses’
Menampilkan hasil perhitungan selisih antara jabatan dengan pegawai.
OK
15
Klik ‘Keluar’
Menampilkan halaman awal rekrutmen.
OK
16
Klik ‘Hasil Akhir’
Menampilkan hasil akhir perhitungan dan grafik nilai pegawai.
OK
17
Klik ‘Print ’
Menampilkan hasil akhir dalam bentuk pdf.
OK
18
Klik ‘Simpan’
Hasil akhir dari proses perhitungan akan tersimpan.
OK
19
Klik ‘Keluar’
Menampilkan halaman awal rekrutmen.
OK
143
OK
Check box
20
Klik Menu ‘Bantuan’
Menu bantuan terdiri dari informasi dan help.
OK
21
Klik sub menu‘Informasi’
Menampilkan informasi yang berhubungan dengan SPK untuk Kenaikan Jabatan.
OK
Klik ‘Help’
Menampilkan halaman help yang berisi tentang cara-cara pemakaian sistem.
OK
Klik Menu ‘Keluar’
Menmpilkan halaman login
OK
4.2.6.6.3 Fitur Sistem Berdasarkan dari rancangan yang dibuat, ada beberapa keebihan fitur sistem yang terdapat ditabel berikut ini. Tabel 4.36 Fitur Sistem
No.
Fitur Sistem
1.
Adanya edit nilai jabatan, user dapat mengganti atau mengedit nilai untuk masing-masing jabatan yang dibutuhkan. Nilai jabatan dibutuhkan untuk proses menghitung gap atau selisih untuk mendapatkan hasil akhir yang diinginkan.
2.
Adanya fitur lihat nilai jabatan. User dapat melihat nilai masing-masing jabatan yang diinginkan.
3.
Adanya fitur lihat nilai pegawai, dimana user dapat melihat kemampuan setiap pegawai yang ditandai dengan nilai 1 s/d 5, semakin tinggi nilai maka akan baik pula kemampuan pegawai tersebut.
144
4.
Adanya menu rekrutmen untuk melakukan proses pemilihan pegawai yang akan naik jabatan dengan menggunakan perhitungan gap selisih,hasil akhirnya didapatkan satu pegawai yang terbaik dari beberapa pegawai yang telah dihitung. Dan terdapat grafik yang menunjukan nilai akhir tiap pegawai yang dipilih.
5.
Adanya menu bantuan yang terdiri dari sub menu informasi dan help. Informasi dan help tersebut berfungsi sebagai petunjuk untuk user dalam menjalankan sistem pendukung keputusan untuk kenaikan jabatan.
6
Adanya menu ganti password, dimana berfungsi untuk mengganti password yang sudah ada agar tidak digunakan oleh orang yang tidak mempunyai hak akses untuk menggunakan sistem pendukung keputusan untuk kenaika jabatan.
145
BAB V PENUTUP
5.1
Simpulan Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, maka
dapat disimpulkan bahwa: 1.
Dalam proses kenaikan jabatan yang berlangsung pada PT.Beyf Bersaudara masih dilakukan secara manual dan bersifat subyektif, yaitu tidak sesuai dengan kenyataan dan melalui proses yang sangat rumit, seperti adanya pegawai yang dinilai dari satu kriteria saja, tetapi langsung mendapatkan kenaikan jabatan, padahal pegawai tersebut belum tentu unggul pada kriteria-kriteria yang lainnya. Hal tersebut terjadi karena tidak adanya sistem yang dapat membantu para pengambil keputusan dalam menetukan pegawai yang berhak untuk naik jabatan sesuai dengan nilai kriteria yang dibutuhkan.
2.
Merancang suatu Sistem Pendukung Keputusan untuk kenaikan jabatan berfungsi untuk membantu General Manager pada PT. Beyf Bersaudara menentukan pegawai yang berhak untuk naik jabatan melalui perhitungan pencocokan profil.
3.
Sistem yang dirancang dapat meng-cover proses pemberian standar atau bobot penilaian kinerja pegawai.
4.
Hasil akhir yang dicapai merupakan data yang akurat karena melalui rangkaian proses perhitungan.
146
5.
Sistem yang dibuat sudah memenuhi kriteria yang dibutuhkan dalam memilih pegawai yang akan menduduki jabatan yang lebih tinggi.
6.
Telah dilakukan pengujian guna mendapati Sistem Pendukung Keputusan untuk kenaikan jabatan itu terhindar dari kesalahan dan berjalan sebagaimana mestinya.
5.2
Saran Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan, dapat diajukan beberapa
saran untuk pengembangan lebih lanjut antara lain: 1.
Untuk peneliti selanjutnya diharapkan proses analisis dilakukan sampai pada tahap penerapan.
147
DAFTAR PUSTAKA
Alter, Steven. 1992. Information System: A Management Perspective. The Benjamin/Cummings Publishing Company, inc.
Tr ia l
Armstrong dan Baron. 1998. Personnel Human Resource Management. Macmilan Publishing Company.New York.
Bahtiar, Agus. 2008. PHP Script Most Wanted. Yogyakarta: Andi.
Bodnar, George H. Hopwood, William S. 1993. Accounting Information System.
m
3
5th . Edition, Prentice-Hall, Inc.
co
e o !
Bonczek, R. H., C. W. Holsapple, and Whinston, A. B. 1980. The Evolving Roles
ft.
a ca t
of Models in Decision Support Systems. Decision Sciences, Vol. 11, No. 2
ns
r w e
Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
.s
C w
Gelinas, Ulric, Oram, Allan E., Wiggins P. 1990. Accounting Information System.
F
w
PWS-KENT Publishing Company.
PD
Hall, James A. 2001. Accounting Information System. 3rd Edition, South Western College Publishing.
Jogiyanto. 2005. Analisis dan Disain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: Andi. Kadir, Abdul. 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi. Kadir, Abdul. 2008. Tuntunan Praktis Belajar Database Menggunakan MySQL. Yogyakarta: Andi.
148
Keen, P. G. W. 1980. Adaptive Design for Decision Support Systems. Data Base, Vol. 12, Nos. 1 and 2. Kendall, Kenneth E dan Kendall, Julie E. 2003. Analisa dan Perancangan Sistem Jilid 1. Jakarta: PT. INDEKS Kelompok Gramedia.
Tr ia l
Kusrini, Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. 2007. Yogyakarta: Andi
Ladjamudin, Bin Al-Bahra. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi.
3
Yogyakarta: Graha Ilmu.
co
ft.
a ca t
Management Science, Vol. 16, No. 8.
m
e o !
Little, J. D. C. 1970. Models and Managers: The Concept of a Decision Calculus.
ns
McGrew, Anthony G, dan Wilson, M. J. 1985. Decission Making:Approaches and
.s
C w
r w e
Analysis. Manchester: Manchester University Press.
w
Mc.Leod, Raymond. 2004. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Pt.Indeks.
PD
F
Moekijat. 2008. Analisis Jabatan. Bandung: CV Mandar Maju Morgan, Robert G, dan Cerullo, Michael J. 1984. Decission Making, Management Science Techniques and Corporate Controller. Managerial Planning 32.
Munawar. 2005. Pemodelan Visual dengan UML. Yogyakarta: Graha Ilmu. Pressman, Roger S. 2007. Rekaya Perangkat Lunak, Yogyakarta: Andi. Ramadhan, Arief. 2006. Pemrograman Web Database dengan PHP dan MySQL. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
149
Salusu, Pengambilan Keputusan Strategik, 2008. Jakarta: PT Grasindo Sukarno, Mohamad. 2006. Membangun Website Dinamis dan Interaktif dengan PHP-MySQL (Windows dan Linux). Jakarta: Eska Media. Suryadi. 1998. Sisem Pendukung Keputusan. Yogyakarta: Andi Turban, Aronson, dan Liang. 2005. Decision Support System and Intelligent
Tr ia l
Systems (Sistem Pendukung Keputusan dan Sistem Cerdas) Jilid I Edisi 7. Yogyakarta: Andi.
Turban, Aronson, dan Liang. 2005. Decision Support System and Intelligent
co
e o !
Yogyakarta: Andi.
m
3
Systems (Sistem Pendukung Keputusan dan Sistem Cerdas) Jilid 2 Edisi 7.
ft.
a ca t
Wahyudi, Anang. 2008. Archive for The Delphi Category. Style sheet.
ns
http://anaklanang.wordpress.com/category/delphi/
.s
PD
F
w
C w
r w e
Wibowo. 2007. Sumber Daya Manusia. Jakarta: Elex Media Komputindo
150
DAFTAR SIMBOL
Symbol Flowchart Flow Direction Symbols No
Gambar
Keterangan
1.
Simbol arus / flow Untuk menyatakan jalannya arus suatu proses.
2.
Simbol Communication link Untuk menyatakan bahwa adanya transisi suatu data / informasi dari satu lokasi ke lokasi lainnya.
3.
Simbol Connector Untuk menyatakan sambungan dari satu proses ke proses lainnya dalam halaman/lembar yang sama.
4.
Simbol Offline Connector Untuk menyatakan sambungan dari satu proses ke proses lainnya dalam halaman/lembar yang berbeda.
Sumber: Ladjamudin, 2005
Processing Symbols No
Gambar
Keterangan
1.
Simbol Offline Connector Untuk menyatakan sambungan dari satu proses ke proses lainnya dalam halaman/lembar yang berbeda.
2.
Simbol Manual Untuk menyatakan satu tindakan (proses) yang tidak dilakukan oleh komputer (manual).
3.
Simbol Decision/ logika Untuk menunjukan suatu kondisi tertentu yang akan menghasilkan dua kemungkinan jawaban, ya/tidak.
xvii
4.
Simbol Predefined Proses Untuk menyatakan penyediaan tempat penyimpanan satu pengolahan untuk memberi harga awal.
5.
Simbol Terminal Untuk menyatakan permulaan atau akhir suatu program.
6.
Simbol Keying Operation Untuk menyatakan segala jenis operasi yang diproses dengan menggunakan suatu mesin yang mempunyai keyboard.
7.
Simbol Off-line Storage Untuk menunjukkan bahwa data dalam simbol ini akan disimpan ke suatu media tertentu.
8.
Simbol Manual Input Untuk memasukkan data secara manual dengan menggunakan online keyboard.
Sumber: Ladjamudin, 2005
Input-output Symbols No
Gambar
Keterangan
1.
Simbol Input-output Untuk menyatakan proses input dan output tanpa tergantung dengan jenis peralatannya.
2.
Simbol Punched Card Untuk menyatakan input berasal dari kartu atau output ditulis ke kartu.
3.
Simbol Magnetic-tape Unit Untuk menyatakan input berasal dari pita magnetic atau output disimpan ke pita magnetic.
4.
Simbol Disk Storage Untuk menyatakan input berasal dari disk atau output disimpan ke disk.
xviii
5.
Simbol Document Untuk mencetak laporan ke printer.
6.
Simbol Display Untuk menyatakan peralatan output yang digunakan berupa layer (video, komputer).
Sumber: Ladjamudin, 2005
Simbol ERD No
Gambar
Keterangan
1 Himpunan Entitas (Entity)
2 Himpunan Relasi (Relationship) 3 Atribut 4
Garis penghubung (Link)
Sumber: Ladjamudin, 2005 Simbol DFD Nama Simbol
Simbol DFD versi Yourdan, De Marco, dan lainnya
Simbol DFD veri Gane dan Sarson
Arus Data Proses Identifikasi Deskripsi Proses Deskripsi Proses
xix
Lokasi fisik (opsional)
Penyimpanan Data Identifikasi
Entitas Luar
Arus Material Penyimpanan Data yang ditunjukkan berulang kali pada satu diagram
Identifikasi
N baris untuk N pengulangan (tidak termasuk yang pertama)
Simpanan luar yang ditunjukkan berulang kali pada satu diagram
Sumber: Ladjamudin, 2005
xx
IMPLEMENTASI ANALISIS GAP UNTUK SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN (SPK) KENAIKAN JABATAN Citra Nuraini Mursa a, Ditdit N.Utamab dan Zaenudin Beyf Fananiec b
Staf Pengajar Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tel : (021) 7493606 Fax : (021) 7493315 e-mail :
[email protected] a
Staf Pengajar Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tel : (021) 7493606 Fax : (021) 7493315 e-mail :
[email protected] c
Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Indonesia Jakarta e-mail :
[email protected]
ABSTRACT Jika berbicara organisasi atau perusahaan, terdapat beberapa faktor penting yang dapat menentukan maju atau mundurnya organisasi atau perusahaan tersebut, di antaranya adalah peran pegawai. Pegawai yang mempunyai kualitas tinggi akan sangat membantu perusa haan dalam mencapai tujuannya. Perusahaan dapat memberikan penghargaan kepada pegawai yang dianggap berprestasi berupa kenaikan jabatan. Penelitian ini mengangkat studi kasus implementasi analisis gap untuk sistem pendukung keputusan kenaikan jabatan pada PT. Beyf Bersaudara. Saat ini proses kenaikan jabatan pegawai yang terdapat pada PT. Beyf Bersaudara belum dapat memenuhi kebutuhan yang diinginkan karena masih dilakukan secara manual. Pengumpulan data penelitian menggunakan teknik observasi, wawancara, dan studi pustaka. Metodologi pengembangan sistem yang digunakan adalah metodologi terstruktur dengan model pengembangan System Development Life Cycle (SDLC) dan perancangan model yang digunakan adalah model Pencocokan Profil (profile matching) dengan metode perhitungan Pemetaan Gap Kompetensi serta PHP dan MySQL sebagai alat pengkodean komputer. Sistem Pendukung Keputusan ini dapat menjadi solusi dalam pengambil keputusan untuk menentukan perhitungan nilai kenaikan jabatan.
Keywords: SPK, SDLC (System Development Life Cycle), GAP, PHP, dan MySQL.
1.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian Jika berbicara organisasi atau perusahaan, terdapat beberapa faktor penting yang dapat menentukan maju atau mundurnya organisasi atau perusahaan tersebut, di antaranya adalah peran pegawai. Seorang pegawai wajib melakukan pekerjaan yang menuju pada kemajuan perusahaan dan tidak boleh melakukan aktivitas yang bertujuan merugikan perusahaan. Pendidikan dan pelatihan adalah usaha yang terencana dari sebuah perusahaan baik itu perusahaan pemerintah maupun non-pemerintah, untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan pegawai (Sofa, 2008). Pegawai yang mempunyai kualitas tinggi akan sangat membantu perusahaan dalam mencapai tujuannya. Perusahaan dapat memberikan penghargaan kepada pegawai yang dianggap berprestasi. Penghargaan tersebut bisa berupa kenaikan jabatan, golongan atau perencanaan karir. Cara tersebut dapat memberikan semangat kepada pegawai untuk bekerja lebih baik lagi. Jabatan merupakan sekelompok posisi yang hampir sama dalam suatu badan, lembaga, atau perusahaan (Moekijat, 2008). Bagi pegawai, hasil penilaian dapat digunakan untuk menjadi umpan balik terhadap prestasi kerja, sehingga memiliki dasar pertimbangan untuk perencanaan pengembangan karirnya. Sedangkan di sisi lain, hasil penilaian ini dapat digunakan perusahaan untuk melandasi pengambilan keputusan dalam hal sistem pemberian imbalan (kompensasi), kenaikan jabatan, pelatihan dan perencanaan karir. Dari hasil penelitian yang ada kenaikan jabatan PT. Beyf Bersaudara pada dasarnya masih bersifat manual, tidak adanya proses penilaian kinerja yang dilakukan, tidak sesuai dengan kenyataan dan melalui proses yang sangat rumit, seperti adanya pegawai yang dinilai dari satu kriteria saja, tetapi langsung mendapatkan kenaikan jabatan, padahal pegawai tersebut belum tentu unggul pada kriteria-kriteria yang lainnya, tidak adanya standar baku atau bobot nilai yang pasti dalam menentukan kualitas pegawai, dan tidak adanya sistem yang dapat memberikan alternatif solusi dalam penilaian kinerja pegawai untuk kenaikan jabatan. Untuk meminimalisir hal tersebut, maka perlu adanya suatu sistem yang dapat memudahkan General Manager dalam
mengambil keputusan kenaikan jabatan. Jika proses pengambilan keputusan ini dibantu oleh sebuah Sistem Pendukung Keputusan yang terkomputerisasi, diharapkan subyektifitas dalam pengambilan keputusan dapat dikurangi dan dapat diganti dengan pelaksanaan seluruh kriteria-kriteria untuk seluruh pegawai. Sehingga, diharapkan pegawai dengan kemampuan (pertimbangan lain) terbaiklah yang terpilih. Sistem Pendukung Keputusan (SPK) merupakan sebuah sistem yang dimaksudkan untuk mendukung para pengambil keputusan manajerial dalam keputusan semi terstruktur. SPK ditujukkan untuk menjadi alat bantu bagi para pengambil keputusan untuk memperluas kapabilitas para pengambil keputusan tersebut, namun tidak untuk menggantikan penilaian (Turban, Aranson, dan Liang, 1997).
1.2 Tujuan Penelitian 1. 2.
3.
Merancang Sistem Pendukung Keputusan untuk kenaikan jabatan. Membuat perancangan model pencocokan profil untuk proses penilaian kualitas kinerja pegawai. Membuat rancang bangun Sistem Pendukung Keputusan yang dapat digunakan sebagai alat bantu pengambilan keputusan mengenai kenaikan jabatan yang berdasarkan pada penilaian kualitas pegawai.
4. LANDASAN TEORI 4.1 Sistem Pendukung (SPK)
Keputusan
Definisi awal Sistem Pendukung Keputusan adalah sebagai sebuah sistem yang dimaksudkan untuk mendukung para pengambil keputusan manajerial dalam situasi keputusan semiterstruktur. Sistem Pendukung Keputusan dimaksudkan untuk menjadi alat bantu bagi para pengambil keputusan untuk memperluas kapabilitas mereka, namun tidak untuk menggantikan penilaian mereka. SPK ditujukan untuk keputusan-keputusan yang memerlukan penilaian atau pada keputusankeputusan yang sama sekali tidak dapat didukung oleh algoritma (Turban, Aronson dan Liang , 2005). Tabel 2.1 Konsep yang Mendasari Definisi SPK Sumber SPK yang didefinisikan Little (1970) Tipe masalah, fungsi sistem (dukungan)
Alter (1980)
Fungsi sistem, karakteristik antar muka Bonczek (1980) Komponen-komponen sistem Keen (1980) Proses pengembangan Sumber: Turban, Aronson, dan Liang, 2005 Dari beberapa definisi pengambilan keputusan yang ditemukan, dapat dirangkum bahwa pengambilan keputusan di dalam suatu organisasi merupakan hasil suatu proses komunikasi dan partisipasi yang terus menerus dari keseluruhan organisasi. Hasil keputusan tersebut dapat merupakan pernyataan yang disetujui antar alternatif atau antar prosedur untuk mencapai tujuan tertentu. Pendekatannya dapat dilakukan, baik pendekatan yang bersifat individual / kelompok. Sentralisasi / desentralisasi, partisipasi / tidak berpartisipasi, maupun demokratis / konsensus (Suryadi ,1998). Di balik suatu keputusan terdapat prosedur, yaitu pertama-tama pembuat keputusan mengidentifikasi masalah, mengklarifikasi tujuan-tujuan khusus yang diinginkan, memeriksa berbagai kemungkinan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dan mengakhiri proses itu dengan menetapkan pilihan bertindak. Atau dengan kata lain, suatu keputusan didasarkan atas fakta dan nilai (facts and values). Keduanya sangat penting, tetapi nampaknya fakta lebih mendominasi nilai-nilai dalam pengambilan keputusan. Pada akhirnya dapat dikatakan bahwa setiap keputusan itu bertolak dari beberapa kemungkinan atau alternatif untuk dipilih. Setiap alternatif membawa konsekuensikonsekuensi. Ini berarti, sejumlah alternatif itu berbada satu dengan yang lain mengingat perbedaan dari konsekuensi-konsekuensi yang akan ditimbulkannya. Pilihan yang dijatuhkan pada alternatif itu harus dapat memberikan kepuasan karena kepuasan merupakan salah satu aspek paling penting dalam keputusan (Suryadi , 1998). Model yang menggambarkan proses pengambilan keputusan. Proses ini terdiri dari tiga fase, yaitu: a. Intelligence Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup problematika serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diproses, dan diuji dalam rangka mengidentifikasi masalah. b. Design Tahap ini merupakan proses menemukan, mengembangkan dan menganalisis alternatif
tindakan yang bisa dilakukan. Tahap ini meliputi proses untuk mngerti masalah, menurunkan solusi dan menguji kelayakan solusi. c. Choice Pada tahap ini dilakukan proses pemilihan diantara berbagai alternatif indakan yang mungkin dijalankan. Hasil pemilihan tersebut kemudian diimplementasikan dalam proses pengambilan keputusan.
4.2 Karakteristik SPK SPK memiliki karakteristik sebagai berikut (Laudon dan Laudon, 1998): 1. Menawarkan keluwesan, kemudahan beradaptasi, dan tanggapan yang cepat. 2. Memungkinkan pemakai memulai dan mengendalikan masukan dan keluaran. 3. Dapat dioperasikan dengan sedikit atau tanpa bantuan pemrogram profesional. 4. Menyediakan dukungan untuk keputusan dan permasalahan yang solusinya tak dapat ditentukan di depan. 5. Menggunakan analisis data dan perangkat pemodelan yang canggih.
4.3 Jabatan 1.
2.
Edwin. B. flippo. Principles of Personnel Management. McGraw-Hill Book Company. Inc., New York. Toronto, London. 1961. A job can be now defined as a group of positions that are similar as to kind and level of work. Sekarang suatu jabatan dapat dirumuskan sebagai sekelompok posisi yang mirip, baik mengenai jenis maupun mengenai tingkat pekerjaannya. Dale Yoder. Personnel Principles and policies Modern Manpower Management.second Edition, Maruzen Company, Ltd., Tokyo, tanpa tahun. A job is a collections of tasks, duties, and responsibilities which, as a whole, is regarded as the usual assignment to a single employee. A job may include many position is a job or series of tasks performed by a single, individual employee. Thus, an employee has his position, but many positions may be indentical or so much alike as to constitute a single job. Suatu jabatan adalah sekelompok tugas, kewajiban, dan tanggung jawab, yang
3.
sebagai suatu keseluruhan dipandang sebagai pekerjaan yang sudah biasa bagi seorang pegawai. Suatu jabatan dapat mencakup banyak posisi, karena suatu posisi adalah suatu jabatan atau serangkaian tugas yang dilaksanakan oleh seorang pegawai sendiri. Dengan demikian, seorang pegawai mempunyai posisi, tetapi banyak posisi mungkin sama atau banyak sekali persamaannya sehingga membentuk suatu jabatan tersendiri. Dale Yoder, Ph. D. et al., Handbook of Personnel Management and labor relations, McGraw-Hill Book company, Inc., New York, Toronto, London, 1958. A job is a group of similar positions in a single plant, business, establishment, udecational institution, or other organtation. One or many persons may be employed in the same job. Each job may be regarded as being composed of a series of tasks or elements. Suatu jabatan adalah sekelompok posisi yang hampir sama dlam suatu pabrik, perusahaan, lembaga pendidikan, atau organisasi lainnya. Satu atau banyak orang dapat dipekerjakan dalam jabatan yang sama. Tiap jabatan dapat dipandang sebagai terdiri atas serangkaian tugas atau unsur. Dari definisi-definisi tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa suatu jabatan adalah sekelompok posisi yang hampir sama dalam suatu badan, lembaga, atau perusahaan. Dalam rumusan ini dikatakan hampir sama, karena pada hakikatnya tidak ada dua posisi yang tepat sama dalam tugas, tanggung jawab, dan syarat-syarat kerjanya. Pekerjaan yang dilakukan oleh dua orang pesuruh misalnya tidak akan persis sama banyaknya atau sama beratnya (Moekijat, 2008).
4.4 Pengukuran Kinerja Pengukuran terhadap kinerja perlu dilakukan untuk mengetahui apakah selama pelaksanaan kinerja terdapat deviasi dari rencana yang telah ditentukan, atau apakah kinerja dapat dilakukan sesuai jadwal waktu yang ditentukan, atau apakah hasil kinerja yang telah tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Untuk melakukan pengukuran tersebut, diperlukan kemampuan untuk mengukur kinerja sehingga diperlukan adanya
ukuran kinerja. Pengukuran kinerja hanya dapat dilakukan terhadap kinerja yang nyata dan terukur. Apabila kinerja tidak dapat diukur, tidak dapat dikelola. Untuk dapat memperbaiki kinerja, perlu diketahui seperti apa kinerja saat ini. Apabila kinerja deviasi dapat diukur, dapat diperbaiki. Pengukuran hanya berkepentingan untuk mengukur apa yang penting dan relevan. Untuk itu, perlu tentang apa yang dikatakan penting dan relevan sebelum menentukan ukuran apa yang harus digunakan. Hal-hal yang diukur tergantung pada apa yang dianggap penting oleh stakeholders dan pelanggan. Pengukuran mengatur keterkaitan antara strategi berorientasi pelanggan dan tujuan dengan tindakan (Wibowo, 2007).
4.5 SDLC SDLC adalah penerapan pendekatan sistem untuk pengembangan sistem atau subsistem informasi berbasis komputer. SDLC terdiri dari serangkaian tugas yang erat mengikuti langkah-langkah pendekatan sistem. Karena tugas-tugas tersebut mengikuti suatu pola yang teratur dan dilakukan secara top-down, SDLC sering disebut sebagai pendekatan air terjun (waterfall approach) bagi pengembang dan penggunaan sistem. Suatu SDLC tradisional terdiri dari empat fase pokok yaitu perencanaan, analisis, rancangan, dan penerapan (Mc.Leod, 2004). SDLC berfungsi untuk menggambarkan tahapan-tahapan utama dan langkah-langkah dari setiap tahapan yang secara garis besar terbagi dalam tiga kegiatan utama, yaitu (Ladjamudin, 2005): 1. Analysis 2. Design 3. Implementation
4.6 Model Pencocokan Profil (Profile Matching) Maksud dari pencocokan profil (profile matching) adalah sebuah mekanisme pengambilan keputusan dengan mengasumsikan bahwa terdapat variabel prediktor yang ideal yang harus dimiliki oleh pegawai, bukannya tingkat minimal yang harus dipenuhi atau dilewati. Dalam pencocokan profil, dilakukan identifikasi terhadap kelompok karyawan yang baik maupun buruk. Para karyawan dalam kelompok tersebut diukur menggunakan beberapa kriteria penilaian. Jikalau pelaksana yang baik memperoleh skor yang berbeda dari
pelaksana yang buruk atau sebuah karakteristik, maka variabel tersebut berfaedah untuk memilih pelaksana yang baik. Begitu beberapa variabel yang membedakan antara pelaksana-pelaksana yang baik dan buruk telah teridentifikasi, profil ideal mungkin memiliki kecerdasan rata-rata, kepekaan sosial yang baik, kebutuhan rendah untuk mendominasi orang lain, dan tingkat kemampuan perencanaan yang tinggi. Dalam pencocokan profil, pegawai yang mendekati profil ideal ialah seorang pegawai yang berhasil (Kusrini, 2007). 4.6.1 Pemetaan Gap Kompetensi Gap merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja. Metode ini merupakan salah satu metode yang umum digunakan dalam pengelolaan manajemen suatu lembaga. Secara harfiah kata “gap” mengindikasikan adanya suatu perbedaan (disparity) antara satu hal dengan hal lainnya. Gap yang dimaksud adalah beda antara profil jabatan dengan profil karyawan atau dapat ditunjukkan pada rumus Gap = Profil Karyawan-Profil Jabatan. Sedangkan untuk pengumpulan gap-gap yang terjadi itu sendiri pada tiap aspeknya mempunyai perhitungan yang berbeda-beda (Kusrini, 2007). 4.6.2
Tes IST Tes IST digunakan untuk mengungkap kecerdasan sebagai kepandaian atau kemampuan untuk memecahkan persoalan yang dihadapi. Inteligensi terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan secara bermakna dan sebagai suatu gestalt. Struktur inteligensi tertentu menggambarkan pola bekerja yang tertentu yang akan cocok dengan tuntutan pekerjaan atau profesi tertentu (Kusrini, 2007). Tes Pauli Tes pauli bertujuan untuk melihat daya tahan, ketekunan, dan ketelitian. hasil kerja merupakan fungsi dari motivasi dan kemampuan. Motivasi merupakan hasil dari niat dan kemauan. Kemampuan merupakan kekuatan tindakan yang responsif berupa gerakan motorik, kegiatan intelektual, pengendalian diri secara umum, dan kemampuan untuk membedakan hal yang penting (Kusrini, 2007).
penilaian meliputi tiga aspek, yaitu (Kusrini, 2007): 1. Aspek Kecerdasan atau Intelektual (Menggunakan Tes IST) Hal-hal yang diukur dalam aspek kecerdasan kerja adalah kecerdasan, kepandaian, dan kemampuan problem solving. 2. Aspek sikap Kerja (Menggunakan Tes Pauli) Hal-hal yang diukur dalam aspek sikap kerja adalah kecenderungan berperilaku dalam bekerja, dan hasil sebagai fungsi motivasi dan kemampuan. 3. Aspek Perilaku (Menggunakan Tes Pauli) Hal-hal yang diukur dalam aspek perilaku adalah perilaku manusia yang muncul sebagai reaksi terhadap suatu lingkungan yang bersifat antagonistik hingga menyenangkan dalam mengantisipasi kedua lingkungan tersebut. 4.6.5 Perhitungan dan Pengelompokan Core dan Secondary Factor Setiap aspek dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok core factor dan secondary factor. Perhitungan core factor ditunjukkan dengan menggunakan rumus dibawah ini (Kusrini, 2007): ∑NC (i,s,p)
NCF =
∑IC Keterangan: NCF : Nilai rata-rata core factor NC (i,s,p) : Jumlah total nilai core factor (intelektual, sikap kerja, perilaku) IC : Jumlah item core factor Perhitungan secondary factor dapat ditunjukkan dengan rumus berikut: ∑NS (i,s,p)
NSF =
∑IS
4.6.3
4.6.4
Aspek-aspek Penilaian
NsF : Nilai rata-rata secondary factor NS (i,s,p) : Jumlah total nilai secondary factor (intelektual, sikap kerja, perilaku) IS : Jumlah item secondary factor 4.6.6
Perhitungan Nilai Total Dari hasil perhitungan setiap aspek di atas, berikutnya dihitung nilai total berdasarkan presentase dari core dan
secondary yang diperkirakan berpengaruh terhadap kinerja tiap-tiap profil. Perhitungan nilai total dapat dilihat pada rumus dibawah ini (Kusrini, 2007): (x)%NCF(i,s,p) + (x)%NSF(i,s,p) = N(i,s,p)
Keterangan: NCF(i,s,p) : Nilai rata-rata core factor (Intelektual, Sikap Kerja, Perilaku) NSF(i,s,p) : Nilai rata-rata secondary factor (Intelektual, Sikap Kerja, Perilaku) N(i,s,p) : Nilai total dari aspek (Intelektual, Sikap Kerja, Perilaku) (x)% : Nilai persen yang dimasukkan 4.6.7
Perhitungan Penentuan Ranking Hasil akhir dari proses pencocokan profil adalah ranking dari kandidat yang diajukan untuk mengisi jabatan tertentu. Penentuan ranking mengacu pada hasil perhitungan tertentu. Perhitungan tersebut bisa ditunjukkan dengan rumus di bawah ini (Kusrini, 2007): Ranking = (%)Ni + (%)Ns + (%)Np
Keterangan: Ni : Nilai Kapasitas Intelektual Ns : Nilai Sikap Kerja Np : Nilai Perilaku (x)% : Nilai persen yang dimasukkan 4.7 PHP PHP adalah sebuah bahasa pemrograman yang didesain agar dapat disisipkan dengan mudah ke halaman HTML. PHP memberikan solusi sangat murah (karena gratis digunakan) dan dapat berjalan di berbagai jenis platform. Pada awalnya memang PHP berjalan di sistem UNIX dan variannya, namun kini dapat berjalan dengan lancar di lingkungan sistem operasi Windows. Suatu nilai tambah yang luar biasa karena proses pengembangan program berbasis web dapat dilakukan lintas sistem operasi. Dengan luasnya cakupan sistem operasi yang mampu menjalankan PHP dan ditambah begitu lengkapnya function yang dimilikinya (tersedia lebih dari 400 function di PHP yang sangat berguna) tidak heran jika PHP semakin menjadi tren di kalangan programmer web. Penemu bahasa pemrograman ini adalah Rasmus Lerdorf, yang bermula dari keinginan sederhana Lerdorf untuk
mempunyai alat bantu dalam memonitor pengunjung yang melihat situs web pribadinya. Inilah sebabnya pada awal pengembangannya, PHP merupakan singkatan dari Personal Home Page tools, sebelum akhirnya menjadi Hypertext Preprocessor (Bahtiar, 2008).
4.8 MySQL MySQL adalah sistem manajemen database yang bersifat open source. MySQL adalah pasangan serasi dari PHP. MySQL dibuat dan dikembangkan oleh MySQL AB yang berada di Swedia. MySQL merupakan sistem manajemen database yang bersifat relasional. Artinya data-data yang dikelola dalam database akan diletakkan pada beberapa tabel yang terpisah sehingga manipulasi data akan menjadi lebih cepat. MySQL dapat digunakan untuk mengelola database mulai dari yang kecil sampai dengan yang sangat besar. MySQL juga dapat menjalankan perintah-perintah Structured Query Language (SQL) untuk mengelola database-database relasional yang ada di dalamnya (Ramadhan, 2006).
5.
METODOLOGI PENELITIAN
5.1 Metodologi Pengumpulan Data 1. Studi Pustaka Studi pustaka merupakan proses umum yang dilalui untuk mendapatkan teori terlebih dahulu. Mencari kepustakaan yang terkait adalah tugas yang segera dilakukan, lalu menyusunnya secara teratur dan rapi untuk dipergunakan dalam keperluan penelitian (Sevila, 1993). Kajian pustaka memiliki beberapa fungsi sebagai berikut: 2. Studi Lapangan Studi lapangan dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu: a. Pengamatan (Observasi) Observasi atau pengamatan (observation) merupakan salah satu teknik pengumpulan data / fakta (fact finding technique) yang cukup efektip untuk mempelajari suatu sistem. Observasi adalah pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang dilakukan. Pada waktu melakukan observasi, analis sistem dapat ikut juga berpartisipasi atau hanya mengamati saja orang-orang yang sedang melakukan suatu kegiatan tertentu yang diobservasi (Jogianto, 2005).
b.
Wawancara (Interview) Wawancara (Interview) telah diakui sebagai teknik pengumpulan data/fakta yang penting dan banyak dilakukan dalam pengembangan sistem informasi. Wawancara memungkinkan analisa sistem sebagai pewawancara (interviewer) untuk mengumpulkan data secara tatap muka langsung dengan orang yang diwawancarai ( interview). Seperti halnya teknik pengumpulan data yang lain wawancara bukanlah teknik yang terbaik untuk semua situasi (Jogianto, 2005). c. Studi Literatur Sejenis Pengumpulan data biasanya diawali dengan mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan masalah penelitian. Informasi-informasi tersebut diperoleh melalui peninjauan literatur yang relevan (Gulo, 2002). 3.2 Metodologi Pengembangan Sistem 3.2.1 Perancangan Sistem Dalam perancangan sistem kenaikan jabatan ini digunakan metode pendekatan terstruktur dengan menggunakan model SDLC ( System Development Life Cycle ). Dalam skripsi ini digunakan tahapan SDLC menurut teori AlBahra bin Ladjamudin (2005), yang berfungsi untuk menggambarkan tahapan-tahapan utama dan langkah -langkah dari setiap tahapan yang secara garis besar terbagi ke dalam tiga tahapan utama, yaitu antara lain: 1. Analisis Pada tahap analisis dilakukan analisa sistem kenaikan jabatan yang sedang berjalan pada PT.Beyf Bersaudara. Selain menganalisa proses yang sedang berjalan, tahapan analisa ini juga digunakan untuk dapat merancang sistem baru yang sebelumnya proses kenaikan jabatan masih dilakukan secara manual. 2. Perancangan Setelah dilakukan analisis sistem kemudian dilakukan tahap perancangan yang dilakukan untuk men-design sistem kenaikan jabatan yang baru, yang dapat menyelesaikan ataupun memperkecil permasalahan dalam sistem kenaikan jabatan. 3. Implementasi Tahap implementasi ini dilakukan sebagai proses untuk menerapkan sistem kenaikan jabatan yang telah dibangun agar user dapat menggunakannya untuk menggantikan sistem yang lama. Pada tahap ini juga dilakukan transfer dari hasil
rancangan ke dalam pengkodean program. Dalam mendesain sistem kenaikan jabatan ini digunakan PHP sebagai kode pemrograman dan MySQL sebagai database-nya.
3.2.2
Perancangan Model
Dari hasil pengamatan, terdapat permasalahan yang terjadi dalam proses kenaikan jabatan. Untuk memecahkan persoalan tersebut, maka digunakanlah model pencocokan profil dengan. Proses perhitungan model pencocokan profil ini terdiri dari beberapa proses yaitu perhitungan selisih, pembobotan gap, perhitungan core dan secondary factor, dan penentuan ranking. Proses perhitungan selisih adalah pengurangan antara profil pegawai dengan profil jabatan. Pembobotan gap merupakan pemberian nilai baku yang berdasarkan hasil perhitungan selisish. Model perhitungan tersebut bertujuan untuk membantu proses kenaikan jabatan, yaitu dalam menentukan pegawai mana yang berkualitas dan berhak untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi. 3.3
Kerangka Penelitian Berikut ini adalah kerangka penelitian dari penelitian yang dilakukan. Metodologi Studi Pustaka Observasi Metodologi Studi Lapangan Wawancara Pengumpulan Data
Metodologi Studi Literatur
Profil Perusahaan Analisis
Deteksi Masalah Flowchart Sistem Berjalan Penelitian dan Investigasi Awal Flowchart Sistem Usulan Analisa Kebutuhan Sistem
Pengembangan Sis tem
Flowchart Program Pseudocode
SDLC ( Ladjamudin, 2005)
Input Mensortir Kebutuhan Sistem Processing Output Memilih Sistem yang Baik
4.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Flowchart Sistem yang Berjalan
Username,password
Pilihan_ jabatan pilihan_pegawai
Sistem Pendukung Keputusan Untuk
Perhitungan_nilai
Kenaikan Jabatan
General Manager
Gambar 4.1 Flowchart Sistem Berjalan
Nilai_para_pegawai
Edit_nilai _jabatan Otentifikasi_login
4.2
Laporan_ hasil_ akhir
Flowchart Sistem Usulan
Gambar 4.4 Context Diagram S ta r t
m e m il ih p egaw ai
m e m il ih ja b a ta n y a n g d iis i
p ro fil ja b a ta n
4.5 Pencocokan Profil 4.5.1Pemetaan Gap Kompetensi
pe g aw ai
ja b a ta n
P r o fil ja b a ta n
P r o fil k ary aw an
p r o fil ka rya w a n
m e n g h it u n g Gap
M em b eri b o bo t G ap
bobot
m e n g h itu n g c o re dan sec on dary fa c to r
m e n g h it u n g r a n k in g
h a s il
N ila i h a s il p e rh itu n g a n
End
Gambar 4.2 Flowchart Sistem Usulan 4.3
Flowchart Pencocokan Profil start
profil jabatan
menghitung Gap
profil pegawai
Memberi bobot Gap
bobot
menghitung core dan secondary factor
menghitung nilai total
menghitung ranking
pegawai
End
Gambar 4.3 Flowchart Profile Matching 4.4 Context Diagram
HRD
4.6 Perancangan ERD
Gambar 4.5 ERD (Entity Relationship Diagram)
5.
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Dalam proses kenaikan jabatan yang berlangsung pada PT.Beyf Bersaudara masih dilakukan secara manual dan bersifat subyektif, yaitu tidak sesuai dengan kenyataan dan melalui proses yang sangat rumit, seperti adanya pegawai yang dinilai dari satu kriteria saja, tetapi langsung mendapatkan kenaikan jabatan, padahal pegawai tersebut belum tentu unggul pada kriteria-kriteria yang lainnya. Hal tersebut terjadi karena tidak adanya sistem yang dapat membantu para pengambil keputusan dalam menetukan pegawai yang berhak untuk naik jabatan sesuai dengan nilai kriteria yang dibutuhkan. 2. Merancang suatu Sistem Pendukung Keputusan untuk kenaikan jabatan berfungsi untuk membantu General Manager pada PT. Beyf Bersaudara menentukan pegawai yang berhak untuk naik jabatan melalui perhitungan pencocokan profil. 3. Sistem yang dirancang dapat meng-cover proses pemberian standar atau bobot penilaian kinerja pegawai. 4. Hasil akhir yang dicapai merupakan data yang akurat karena melalui rangkaian proses perhitungan.
5.
Sistem yang dibuat sudah memenuhi kriteria yang dibutuhkan dalam memilih pegawai yang akan menduduki jabatan yang lebih tinggi.
5.2 Saran Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan, dapat diajukan beberapa saran untuk pengembangan lebih lanjut antara lain: 1. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan proses analisis dilakukan sampai pada tahap penerapan.
6.
DAFTAR PUSTAKA
Alter, Steven. 1992. Information System: A Management Perspective. The Benjamin/Cummings Publishing Company, inc. Armstrong dan Baron. 1998. Personnel Human Resource Management. Macmilan Publishing Company.New York. Bahtiar, Agus. 2008. PHP Script Most Wanted. Yogyakarta: Andi. Bodnar, George H. Hopwood, William S. 1993. Accounting Information System. 5th. Edition, Prentice-Hall, Inc. Bonczek, R. H., C. W. Holsapple, and Whinston, A. B. 1980. The Evolving Roles of Models in Decision Support Systems. Decision Sciences, Vol. 11, No. 2 Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Gelinas, Ulric, Oram, Allan E., Wiggins P. 1990. Accounting Information System. PWS-KENT Publishing Company. Hall, James A. 2001. Accounting Information System. 3 rd Edition, South Western College Publishing. Jogiyanto. 2005. Analisis dan Disain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: Andi. Kadir, Abdul. 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi. Kadir, Abdul. 2008. Tuntunan Praktis Belajar Database Menggunakan MySQL. Yogyakarta: Andi. Keen, P. G. W. 1980. Adaptive Design for Decision Support Systems. Data Base, Vol. 12, Nos. 1 and 2. Kendall, Kenneth E dan Kendall, Julie E. 2003. Analisa dan Perancangan Sistem Jilid 1. Jakarta: PT. INDEKS Kelompok Gramedia.
Kusrini, Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. 2007. Yogyakarta: Andi Ladjamudin, Bin Al-Bahra. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Little, J. D. C. 1970. Models and Managers: The Concept of a Decision Calculus. Management Science, Vol. 16, No. 8. McGrew, Anthony G, dan Wilson, M. J. 1985. Decission Making:Approaches and Analysis. Manchester: Manchester University Press. Mc.Leod, Raymond. 2004. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Pt.Indeks. Moekijat. 2008. Analisis Jabatan. Bandung: CV Mandar Maju Morgan, Robert G, dan Cerullo, Michael J. 1984. Decission Making, Management Science Techniques and Corporate Controller. Managerial Planning 32. Munawar. 2005. Pemodelan Visual dengan UML. Yogyakarta: Graha Ilmu. Pressman, Roger S. 2007. Rekaya Perangkat Lunak, Yogyakarta: Andi. Ramadhan, Arief. 2006. Pemrograman Web Database dengan PHP dan MySQL. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Salusu, Pengambilan Keputusan Strategik, 2008. Jakarta: PT Grasindo Sukarno, Mohamad. 2006. Membangun Website Dinamis dan Interaktif dengan PHP-MySQL (Windows dan Linux). Jakarta: Eska Media. Suryadi. 1998. Sisem Pendukung Keputusan. Yogyakarta: Andi Turban, Aronson, dan Liang. 2005. Decision Support System and Intelligent Systems (Sistem Pendukung Keputusan dan Sistem Cerdas) Jilid I Edisi 7. Yogyakarta: Andi. Turban, Aronson, dan Liang. 2005. Decision Support System and Intelligent Systems (Sistem Pendukung Keputusan dan Sistem Cerdas) Jilid 2 Edisi 7. Yogyakarta: Andi. Wahyudi, Anang. 2008. Archive for The Delphi Category. Style sheet. http://anaklanang.wordpress.com/categor y/delphi/ Wibowo. 2007. Sumber Daya Manusia. Jakarta: Elex Media Komputindo
1.
Login
2.
Home
3.
Data Unit Kerja
4.
Edit Unit Kerja
5.
Lihat Unit Kerja
6.
Lihat Data Pegawai
7.
Detail Pegawai
8.
Cari Data Pegawai
9.
Pemilihan
10.
Pemilihan Jabatan dan Pegawai
11.
Pemilihan Proses 1
12.
Pemilihan Proses 2
13.
Hasil Akhir
14.
Detail hasil akhir
15.
Ganti Password
16.
Bantuan -Informasi
17.
Help
18.
Keluar
Pewawancara : Citra Nuraini Mursa Narasumber
: Bapak Darmawan
Tanggal
: 5 Oktober 2009
Waktu
: 10.00 WIB
1.
Pewawancara
: Pada PT. Beyf Bersaudara ini apakah terdapat proses kenaikan
Tr ia l
jabatan untuk pegawai? Narasumber
: Pada PT. Beyf Bersaudara ini sudah terdapat proses untuk menetukan pegawai yang akan naik jabatan tertentu.
Pewawancara
: Proses kenaikan jabatan yang dilakukan apakah sudah
3
2.
: Proses kenaikan jabatan pada PT. Beyf berjalan secara manual,
co
e o !
Narasumber
m
terkomputerisasi atau masih manual?
ft.
a ca t
masih melibatkan banyak pihak, yaitu HRD dan General
ns
r w e
Manager. Penilaian kinerja pegawai masih dilakukan secara
.s
C w
subyektif, jadi tidak perhitungan khusus untuk menentukan
Pewawancara
: Seperti apakah proses kenaikan jabatan yang sudah berjalan?
F
3.
w
pegawai yang berkualitas.
PD
Narasumber
: Proses awal ialah pihak HRD memilih pegawai sesuai dengan jabatan yang akan dipilih, lalu data-data beberapa pegawai yang sudah terpilih tersebut ditunjukkan pada General Manager untuk kemudian dipilih menjadi satu calon pegawai yang akan naik jabatan. Setelah itu, data-data lengkap
pegawai yang sudah
dipilih oleh General Manager diberikan kepada direktur untuk kemudian di tanda tangani untuk pengesahan. 4.
Pewawancara
: Apakah proses yang sedang berjalan sudah memenuhi kebutuhan?
Narasumber
: Proses kenaikan jabatan yang sudah ada belum memenuhi kebutuhan, karena prosesnya masih dilakukan secara manual dan menggunakan dokumen-dokumen (kertas), serta membutuhkan banyak waktu untuk menentukan pegawai yang akan naik jabatan.
5.
Pewawancara
: Hambatan apa saja yang terjadi pada proses kenaikan jabatan?
Narasumber
: Hambatan-hambatan yang ada ialah sulitnya menentukan pegawai
Tr ia l
yang berhak untuk naik jabatan, penentuan pegawai masih berdasarkan penilaian subyektif karena tidak ada standar penilaian khusus untuk para pegawai untuk naik pada satu
3
jabatan tertentu, membutuhkan banyak waktu untuk melakukan
m
proses kenaikan jabatan, data-data pegawai yang sudah terpilih
co
ft.
: Apakah dalam menentukan pegawai yang akan naik jabatan
ns
Pewawancara
r w e
6.
a ca t
baik.
e o !
sering hilang karena tidak terdokumntasi dan tersimpan dengan
.s
: Penentuan pegawai yang akan naik jabatan tidak ada kriteria
w
Narasumber
C w
terdapat kriteria-kriteria khusus?
PD
F
khusus, namun penilaian masing-masing pegawai masih bersifat
7.
Pewawancara
subyektif, yaitu menngunakan penilaian masing-masing orang. Jikalau pegawai ini baik dan rajin maka pegawai tersebut berhak untuk naik jabatan.
: Apakah proses kenaikan jabatan pada PT. Beyf ini membutuhkan suatu sistem yang dapat membantu untuk menentukan pegawai yang akan naik jabatan?
Narasumber
: Iya, karena proses yang sedang berjalan saat ini banyak hambatannya, dan dalam menjalankan prosesnya sangat sulit dan membutuhkan banyak waktu.
8.
Pewawancara
: Sistem seperti apa yang diinginkan untuk proses kenaikan jabatan?
Narasumber
: Sistem yang diinginkan adalah sustu sistem yang dapat membantu menentuakan pegawai yang akan naik jabatan, yang tidak
Tr ia l
membutuhkan banyak waktu. Terdapat proses prhitungan penilaian kinerja pegawai agar penentuan pegawai tidak berdasarkan penilaian pribadi. Menghasilkan laporan pegawai
3
yang naik jabatan, laporan hasil akhir terdokumentasi dengan
Pewawancara
: Kriteria-kriteria apa saja yang dibutuhkan untuk menentukan
co
e o !
9.
m
baik agar tidak hilang dan rusak jika sewaktu-waktu dibutuhkan.
ns
: Kriteria-kriteria dalam menentukan kualitas pegawai adalah
r w e
Narasumber
ft.
a ca t
pegawai yang akan naik jabatan?
: Jabatan apa saja yang terdapat pada PT. Beyf Bersaudara?
: Jabatan yang ada ialah IT Manager, HRD, Accounting, dan Project
PD
F
Narasumber
.s
Pewawancara
w
10.
C w
kriteria yang berhubungan dengan kualitas pegawai.
Manager