20
III. METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan secara langsung dalam kegiatan pembelajaran pada siswa kelas X3. Desain penelitian ini menggunakan rancangan desain OneShot Case Study (Sugiono 2010: 110) menjelaskan bahwa terdapat suatu kelompok yang diberi perlakuan dan selanjutnya diobservasi kemampuan berpikir kritis dan hasil belajarnya. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah kemampuan berpikir kritis sedangkan hasil belajar siswa merupakan variabel terikatnya. Secara prosedur rancangan desain penelitian seperti ditunjukkan dalam ilustrasi berikut ini.
X
O
Gambar 3.1 Desain One-Shot Case Study Keterangan: X : Treatment (Pembelajaran inkuiri terbimbing) O : Observasi (Kemampuan berfikir kritis, Hasil belajar) (Sugiyono, 2010: 110)
B. Populasi Dan Sampel
21 1. Populasi Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X semester ganjil SMAN 1 Natar tahun pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari 9 kelas yang berjumlah 360 siswa. 2. Sampel Penelitian Sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari seluruh populasi dengan teknik purposive sampling, dengan menggunakan teknik ini terpilih kelas X3 sebagai sampel penelitian, terpilihnya kelas X3 karena keheterogenan yang dimiliki oleh siswanya, dalam hal ini terutama nilai tingkat kemampuan berpikir kritis. kondusifnya kelas juga sebagai pendukung utama dalam proses pembelajaran dan juga rata rata kemampuan belajar yang dimiliki oleh siswanya dalam kelas tersebut berada pada rentang sedang artinya tidak berada pada tingkat paling rendah dan juga tidak berada pada tingkat yang tinggi dalam pencapaian hasil belajarnya. C. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai kemampuan berpikir kritis dan nilai hasil belajar fisika siswa yang di dapatkan di akhir pembelajaran pada kelas X3 Semester Ganjil di SMAN 1 Natar Lampung Selatan.
D. Teknik Pengumpulan Data
22 Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan cara sebagai berikut: 1. Soal Tes Berfikir Kritis Siswa Teknik ini digunakan untuk memperoleh data mengenai kemampuan berfikir kritis siswa yaitu dengan memberikan soal tes tertulis kemampuan berfikir kritis kepada siswa. Tes tertulis kemampuan berfikir kritis siswa terdiri dari sejumlah pernyataan yang disesuiakan dengan aspek yang diukur. Pengambilan data dilaksanakan setelah siswa melaksanakan proses belajar di kelas. Dalam tes tertulis ini terdapat kisi-kisi keterampilan berfikir kritis yang terdiri dari tiga indikator dan setiap indikator memiliki ruang lingkup, yaitu sebagai berikut. Tabel 1.3. Kisi-kisi tes tertulis berfikir kritis siswa di SMA N 1 Natar Tahun Pelajaran 2012/2013. Indikator Berpikir Kritis
Skor
Memberikan Penjelasan Sederhana
1
Hanya memfokuskan pada pertanyaan
2
Memilih informasi relevan
3
Menganalisis argument
4
Menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan
1
Mendefinisikan istilah
2
Mendefinisikan asumsi
3
Mempertimbangkan definisi
Memberikan Penjelasan Lebih Lanjut
Indikator Penilaian
23 Indikator Berpikir Kritis
Menerapkan Strategi dan Taktik
Skor
Indikator Penilaian
4
Menemukan pola hubungan yang digunakan
1
Menentukan tindakan
2
Menunjukkan pemecahan masalah
3
Memecahkan masalah menggunakan berbagai sumber
4
Ketepatan menggunakan tindakan
Sumber : Modifikasi dari Ennis (1985) dalam Achmad (2007)
2. Soal Test Hasil Belajar Tes diberikan kepada siswa dalam bentuk test essay untuk mendapatkan data kognitif tentang hasil belajar fisika siswa dari kelompok yang diberikan pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing. test essay yang diberikan berupa tes subjektif (uraian) berjumlah 5 soal. Dengan tes bentuk ini maka akan terlihat kemampuan siswa untuk memahami, menguasai, menerapkan serta menganalisis, cocok untuk menguji hasil belajar siswa. Dalam mengerjakan soal test siswa dilarang kerjasama (mencontek). Bagi siswa yang ketahuan mencontek akan didiskualifikasi. Setelah mengikuti tes hasil belajar, siswa akan memperoleh suatu skor yang besarnya ditentukan dari banyaknya soal yang dapat dijawab dengan benar. Untuk mempermudah dalam pengolahan data skor yang diperoleh dibuat dalam bentuk nilai dengan rumus:
ℎ
=
24 100% Sudjiono (2005: 318)
E. Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas Agar dapat diperoleh data yang valid, instrumen atau alat untuk mengevaluasinya harus valid. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (ketepatan). Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan kriterium. Validitas item dicari dengan mengguanakan korelasi product moment dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
=
{ ∑
∑
− (∑ (∑ ))
− (∑ ) }{ ∑
− (∑ ) }
Keterangan : = Ketepatan hubungan yang menyatakan validitas N
= Banyaknya sampel ( percontohan )
X
= Skor butir soal
Y
= Skor total
∑
= Jumlah perkalian X dan Y
∑ ∑
= Jumlah kuadrat X = Jumlah Kuadrat Y
(Arikunto, 2007: 72)
25 Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan kriteria uji bila Corrected Item
Total Correlation lebih
besar dibandingkan dengan 0,3 maka data merupakan construct yang kuat (valid).
2. Reliabilitas Langkah selanjutnya adalah mencari harga reliabilitas instrumen. Perhitungan ini didasarkan pada pendapat Arikunto (2007:109) yang menyatakan bahwa untuk menghitung reliabilitas dapat digunakan rumus alpha, yaitu:
= Keterangan :
−1
1−
∑
r11
= reliabilitas yang dicari
∑
= Jumlah varian tiap soal
N
= banyak butir soal = varians total soal
Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukurannya dapat dipercaya atau apa diandalkan. Instrumen dikatakan reliable jika digunakan beberapa kali dalam waktu yang berbeda untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang relative sama. Reliabilitas instrumen diperlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan pengukuran. Untuk mencapai hal tersebut, dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan program SPSS 17.0. Pada program ini digunakan metode Alpha 0 sampai 1.
yang diukur berdasarkan skala
26 Menurut Sayuti dalam Sujianto (2009: 97), lembar observasi dinyatakan reliabel jika mempunyai nilai koefisien alpha yang lebih besar dari 0,6. Untuk menentukan besarnya koefisien alpha, maka digunakan ukuran kemantapan alpha yang diinterprestasikan sebagai berikut: 1) Nilai
0,00 sampai dengan 0,20 berarti kurang
reliabel. 2) Nilai
0,21 sampai dengan 0,40 berarti agak
reliabel. 3) Nilai
0,41 sampai dengan 0,60 berarti cukup
reliabel. 4) Nilai
0,61 sampai dengan 0,80 berarti reliabel.
5) Nilai
0,80 sampai dengan 1,00 berarti sangat
reliabel. Sayuti, (2009: 97)
Setelah instrumen valid dan reliabel, kemudian disebarkan pada sampel yang sesungguhnya. Skor total setiap siswa diperoleh dengan menjumlahkan skor setiap nomor soal.
F. Teknik Analisis Data dan Hipotesis Data yang diperoleh adalah data yang berbentuk skala interval. Adanya probabilitas pada pengambilan sampel untuk digeneralisasikan maka untuk menganalisis data interval tersebut digunakan statistik interferensial untuk
27 menguji hipotesis penelitian. Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan SPSS 17.0 1.
Uji Normalitas Uji ini digunakan untuk mengetahui normal atau tidaknya data yang diperoleh dari sampel yang berasal dari populasi. Terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas data antara lain dengan Chi Kuadrat. Menurut Sugiyono (2010: 241), langkah-langkah pengujian dengan ChiKuadrat adalah sebagai berikut: 1) Merangkum data seluruh variabel yang akan diuji normalitasnya. 2) Menentukan jumlah kelas interval. 3) Menentukan panjang kelas interval yaitu: (data terbesar
data terkecil) dibagi dengan jumlah kelas interval.
4) Menyusun ke dalam tabel distribusi frekuensi, yang sekaligus merupakan tabel penolong untuk menghitung harga Chi Kuadrat. 5) Menghitung frekuensi yang diharapkan (fh), dengan cara mengalikan persentase luas tiap bidang kurva normal dengan jumlah anggota sampel. 6) Memasukkan harga-harga fh ke dalam tabel kolom fh, sekaligus menghitung harga-harga (fo Harga
(
fh) dan
(
)
dan menjumlahkannya.
)
h
2)
hitung.
7) Membandingkan harga Chi Kuadrat hitung dengan Chi Kuadrat Tabel. Bila harga Chi Kuadrat hitung lebih kecil atau sama dengan harga chi h
2
t
2 ),
maka distribusi data dinyatakan normal, dan
bila lebih besar ( > ) dinyatakan tidak normal.
28 Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan metode Kolmogorov Smirnov. Dengan ketentuan jika signifikansi lebih besar dari 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. 2.
Uji Korelasi Pada penelitian ini, untuk memudahkan dalam menguji hubungan antara variabel dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan uji Korelasi Bivariate. Untuk dapat memberi interpretasi terhadap kuatnya hubungan itu, maka dapat digunakan pedoman seperti pada tabel 2.1.
Tabel 2.1 Tingkat hubungan berdasarkan interval korelasi Interval Koefisien 0,00 0,199 0,20 0,399 0,40 0,599 0,60 0,799 0,80 1,000 (Sugiyono, 2010: 257)
Tingkat Hubungan Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat
3. Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis dapat digunakan uji signifikansi koefisien korelasi sederhana (uji t) dalam penelitian ini. Hipotesis :
29 H0 : Tidak ada hubungan antara kemampuan berpikir kritis dengan hasil belajar. H1 : Ada hubungan antara kemampuan berpikir kritis dengan hasil belajar. a. Menentukan t hitung Rumus mencari thitung adalah :
t hitung = keterangan :
√
√
r = koefisien korelasi sederhana n = jumlah data b. Menentukan t tabel 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-2 Kriteria pengujian: H0 diterima jika Ttabel
Thitung
tabel
H0 ditolak jika -Thitung < -Ttabel atau Thitung > Ttabel H0 diterima jika sig > 0,05 H0 ditolak jika sig < 0,05