II. TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Klasifikasi dan Ciri Botani Jeruk Siam Jeruk siam hanya merupakan bagian kecil dari sekian banyak spesies dan varietas jeruk yang sudah dikenal dan dibudidayakan. Famili Rutaceae memiliki anggota tidak kurang dari 1.300 spesies. Para ahli botani mengelompokkan semua anggota famili ini kedalam tujuh subfamili dan 130 genus, sedangkan yang menjadi induk tanaman jeruk adalah subfamili Aurantioidae yang beranggotakan sekitar 33 genus. Subfamili ini masih dibagi-bagi lagi dalam beberapa kelompok tribe dan subtribe. Jeruk tergolong dalam rumpun Citriae dan subtribe Citrinae. Dari subtribe inilah berbagai jenis anggota tanaman jeruk berasal, termasuk di dalamnya jeruk siam. Menurut Aak (1994), secara sistematis klasifikasi jeruk siam adalah sebagai berikut. Famili
: Rutacceae
Subfamili
: Aurantioidae
Tribe
: Citriae
Subtribe
: Citrinae
Genus
: Citrus
Subgenus
: Eucitrus, papeda
Spesies
: Citrus nobilis
Varietas
: Citrus nobilis LOUR var. microcarpa Hassk
Mulanya jeruk siam memiliki sosok yang agak tinggi. Selanjutnya, tanaman ini berubah menjadi lebih pendek karena perkembangan sistem budidaya. Hal ini memiliki beberapa keuntungan, diantaranya memudahkan pemeliharaan dan pemanenannya. Bahkan, sekarang pohon jeruk siam bisa berfungsi ganda. 9 9
Selain diambil buahnya juga bisa menghiasi ruangan atau taman karena bisa tumbuh di dalam pot. Sosoknya yang lebih kecil serta daun dan buahnya yang segar bisa menambah keasrian taman. Sosok jeruk siam memang cukup bervariasi, tergantung perlakuan budidaya dan tujuan penanamannya (Aak,1992). Umumnya batang pohon jeruk siam yang dibudidayakan secara komersial mempunyai tinggi antara 2,5 s.d 3 m, dimana pohon tersebut biasanya berasal dari cangkokan atau okulasi. Pohon yang biasanya berasal dari okulasi, tingginya ditentukan oleh penggunaan batangnya. Pohon jeruk siam yang menggunakan batang bawah JC (Japanese citroen) biasanya memiliki tinggi sekitar 272,5 cm, lingkar batang 16,8 cm, dan lebar tajuk sekitar 197,5/207,5 cm (dua arah). Kebanyakan varietas jeruk siam memiliki bentuk dan ukuran daun yang bisa dibedakan dari jenis jeruk lainnya. Bentuk daunnya oval dan berukuran sedikit lebih besar dari jeruk keprok Garut. Ukuran daunnya sekitar 7,5 cm x 3,9 cm dan memiliki sayap daun kecil yang berukuran sekitar 0,8 cm x 0,2 cm. ujung daunnya agak terbelah, sedangkan bagian pangkalnya meruncing. Urat daunnya menyebar sekitar 0,1 cm dari tepi daun antara batang dengan daun dihubungkan oleh tangkai daun dengan panjang sekitar 1,3 cm (Aak,1992). Sekitar bulan September s.d November biasanya tanaman jeruk mulai berbunga. Bentuk dan warna bunganya cukup menarik. Ukurannya yang kecil mungil dengan warna putih segar seperti bunga melati dapat menarik kumbang untuk melakukan penyerbukan. Setelah terjadi penyerbukan muncul buahnya yang lebat. Berbeda dengan jeruk garut yang agak gepeng, bentuk jeruk siam ini lebih bulat. Ukuran buahnya juga lebih kecil dibandingkan jeruk Garut, tetapi lebih besar dari jeruk jepun. Ukuran idealnya sekitar 5,5 cm x 5,9 cm (Aak, 1994).
10
Jeruk siam mempunyai ciri khas: kulit buahnya tipis (sekitar 2 mm), permukaannya halus, licin, mengkilap, dan menempel lekat pada daging buahnya. Dasar buahnya berleher pendek dengan puncak berlekuk. Tangkai buahnya pendek dengan panjang sekitar 3 cm dan berdiameter 2,6 mm. Biji buahnya berbentuk oval, warnanya putih kekuningan dengan ukuran sekitar 0,9 cm x 0,6 cm, dan jumlah biji per buah sekitar 20 biji. Paling penting dari semua itu adalah daging buahnya lunak dengan rasa manis dan harum., dimana lebih menarik lagi, produksi buahnya cukup lebat dengan berat per buah sekitar 75,6 gram. Satu pohon rata-rata dapat menghasilkan sekitar 7,3 kg buah. Biasanya buah sudah dapat dipanen pada bulan Mei s.d Agustus.
1.2 Jenis-Jenis Jeruk di Indonesia Buah jeruk merupakan salah satu jenis buah-buahan yang paling banyak digemari oleh masyarakat kita. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan, jika perkembangan tanaman jeruk mengalami perubahan populasi yang cukup tajam. Pada saat ini sebagian besar petani buah menyadari, bahwa komoditas buah jeruk memang dapat meningkatkan tarap hidup masyarakat, terutama jenis komoditas jeruk manis yang mempunyai nilai ekonomi tinggi, tahan agak lama dan mudah menyimpannya. Di samping itu buah jeruk banyak mengandung jenis vitamin, terutama vitamin C dan vitamin A. Adapun jenis-jenis jeruk di Indonesia yaitu.
1. Jenis jeruk keprok (Citrus Reticula Balnco atau Citrus Nobilis) Jeruk ini cocok untuk ditanam di daerah ketinggian antara 500 sd 1.200 meter diatas permukaan laut yang memiliki musim kering cukup
11
panjang. Pembungaan jenis jeruk ini sangat dipengaruhi oleh iklim. Kalau periodenya pendek, tanaman hanya mampu membentuk daun-daun muda saja tanpa disertai keluarnya bunga. Contoh dalam kelompok jeruk ini adalah jeruk siam, keprok garut, konde cina, jeruk mandarin, keprok tejakula dari Bali, dan keprok pankan berasal dari Taiwan. 2. Jenis jeruk besar (Citrus Maxima Merr, Citrus Grandis Osbeck) Jeruk ini dapat tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut. Jenis jeruk ini lebih menyukai daerah yang bertopografi datar (tidak bervariasi), permukaan air tanahnya dalam dan tidak tergenang air. Contoh dalam kelompok jeruk ini adalah jeruk simanalagi, jeruk pandan wangi, jeruk bali, jeruk cikoneng, dan jeruk delima. 3. Jenis jeruk manis (Citrus Aurantium L) Jeruk ini paling cocok ditanam di daerah subtropika yang memiliki suhu rata-rata 20°C s.d 25°C, jeruk ini dapat tumbuh di pegunungan, maupun didataran yang lebih rendah. Jeruk ini kebanyakan ditanam didaerah Malang, Prigen, Garut, Grabag, Cimahi, Cipanas, dan Tumpang yang memiliki ketinggian tempat rata-rata 1.000 meter di atas permukan laut. Contoh kelompok jeruk ini adalah kwatt 22, rubby, jeruk kerotan, jeruk manis betawi, dan blod orange.
4. Jenis jeruk lemon (Citrus Limon Linu) Jeruk lemon dapat tumbuh dan berhasil baik di dataran rendah hingga ketinggian 800 meter di atas permukaan laut. Jeruk ini berwarna kuning muda, berkulit licin, dan mengandung banyak air. Rasanya asam, dan beraroma khas.
12
Buah jeruk ini kulitnya bisa dibuat menjadi selai jeruk (selai marmalade). Contoh kelompok jeruk ini adalah villafranca, rough lemon, dan ponderosa. 5. Jenis jeruk lime (Citrus Aurantifolia Swingle) Jenis jeruk ini tidak memiliki persyaratan tumbuh yang khusus, sebab jenis jeruk ini dapat tumbuh pada daerah dataran rendah hingga ketinggian 800 meter di atas permukaan laut. Contoh kelompok jeruk ini adalah jeruk nipis biasa dan jeruk nipis ganjah. 6. Jenis jeruk sitrun (Citrus Medica Limnaeus) Jenis jeruk ini dapat tumbuh dengan baik di dataran rendah hingga ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut. Jeruk sitrun hanya memiliki satu jenis saja, tetapi ada jenis jeruk lain yang mempunyai rasa dan aroma seperti sitrun yaitu jeruk limonium dan jeruk sikade. 7. Jenis jeruk grape fruit (Citrus Paradisi Mactadijen) Jeruk ini dapat tumbuh dengan baik di dataran rendah hingga ketinggian kira-kira 800 meter di atas permukaan laut dengan presentase kelembaban sedikit rendah. Dilihat sepintas, jeruk ini mirip jeruk orange tapi bentuknya lebih besar, rasanya agak asam. Jenis jeruk ini tidak menyukai tempat yang terngenang atau tempat yang airnya lambat meresap dalam tanah. Contoh kelompok jeruk ini adalah jeruk manis besar, marsh seedless dan trumph (Aak, 2005).
1.3 Karakteristik Budidaya Jeruk Siam Tanaman jeruk siam di Desa Pupuan, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar mulai berbuah dan dapat dipanen setelah berumur 3 s.d 4 tahun. Setelah
13
jeruk siam siap dipanen, tanaman dirawat yaitu dengan melakukan pemangkasan ranting yang tidak produktif atau pemangkasan rumput dibawah pohon (sanitasi), setelah bersih kemudian dilakukan pemupukan dengan menggunakan pupuk kandang berupa kotoran sapi atau ayam yang dimasukkan ke dalam lubang dengan kedalaman 60 cm dari permukaan tanah kemudian tanah digemburkan (dibolak-balik) agar pupuk bisa merata selain itu dapat dilakukan penyemprotan untuk tambahan vitamin dengan menggunakan Ganasil D untuk daun. Waktu berbunga tanaman jeruk siam berselang 3 bulan setelah tanaman di panen. Setelah berbunga, berselang 10 bulan tanaman jeuk siam berbuah dan siap dipetik. Tanaman jeruk siam merupakan tanaman tahunan dengan panen raya satu kali dalam setahun. Masa panen raya berkisar bulan Juni s.d Juli, namun kisaran tersebut dapat berubah tergantung cuaca yang sedang terjadi. Jika musim hujan berlangsung lebih awal, maka dapat mempercepat proses pembungaan dan begitu juga sebaliknya. Produktivitas tanaman jeruk siam tergantung pada kualitas bibit jeruk yang ditanam, perawatan yang dilakukan meliputi pemangkasan, pemupukan, pengairan, penyemprotan. Kemudian sistem tanam yang tepat dan umur tanaman, biasanya umur tanaman yang masih produktif adalah 5 kali panen, setelah itu tanaman dicabut dan diganti tanaman baru. Agar budidaya jeruk siam berhasil, ada beberapa syarat yang harus disediakan oleh petani, antara lain. 1. Ketinggian tempat yang disarankan adalah 1 s.d 700 m di atas permukaan laut, 2. Iklim yang memilikicurah hujan cukup, 3. Suhu antara 25°C hingga 30°C, 4. Kelembapan hingga 80%,
14
5. Ph tanah antara 5,5 hingga 6,5, 6. Tanah jenis regosol coklat kekuningan, 7. Tempat yang tidak terlindung dari sinar matahari (sinar matahari tidak terhalang sampai ke pohon jeruk). Jeruk siam memiliki sejumlah langkah yang harus ditempuh seorang petani demi menghasilkan buah-buah yang siap dipasarkan. Berikut langkahlangkah budidaya jeruk siam, mulai dari awal cara pembibitan hingga perawatannya (Joesoef, 1993). 1.3.1
Penanaman Jeruk siam bisa ditanaman di lahan dengan kemiringan hingga 300 C atau
tegalan sawah yang memenuhi syarat tumbuh tanaman. Dua hal yang perlu disiapkan sebelum mempraktekkan cara menanam jeruk siam adalah bibit dan media tanam. Bibit jeruk siam bisa didapatkan dengan cara generatif (melalui biji), atau vegetatif (dengan menyambung pucuk). Sementara bibit telah siap, saatnya mempersiapkan lahan yang akan ditanami, dengan cara membersihkannya dari sisa tanaman dan gulma, menyiram dengan air secukupnya, serta membuat lubang tanam dengan jarak 2x2 meter per bibit. Perhatikan teknik menanam yang satu ini, karena akan berdampak di kemudian hari ketika pohon telah tumbuh besar. 1.3.2
Perawatan Setelah itu teknik budidaya buah jeruk siam adalah perawatan. Pada tahap
yang satu ini, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan oleh petani yang ingin sukses dalam usaha bertanam jeruk siam antara lain penyiangan, pemangkasan dahan, penyiraman dan pengairan, pemupukan, dan penjarangan
15
buah. Seluruhnya harus dikerjakan dengan tata cara yang benar, agar dapat menghasilkan panen jeruk seperti yang diharapkan. Perawatan dapat di bagi menjadi tiga bagian yaitu. 1. Penyiangan, yaitu membersihkan daerah sekitar tempat tanam dari gulma atau tanaman pengganggu. Penyiangan hendaknya dilakukan secara rutin, dengan frekuensi tertentu. Ketika bibit sudah mulai tumbuh, hingga tanaman meninggi lebat bahkan sampai pemupukan dan berbuah, penyiangan harus terus dilakukan. 2. Pemangkasan ranting pohon jeruk, demi membentuk sebuah tajuk, menghilangkan ranting yang kering, sakit, atau dahan yang tidak produktif. 3. Penyiraman yang dilakukan paling tidak satu kali dalam jangka waktu seminggu. Agar pengairan berdampak optimal adalah dengan melakukannya secara teratur (terutama di musim kemarau), menghindari adanya genangan air yang bisa membuat akar tanaman membusuk, dan menyertai penyiraman dengan penggemburan tanah agar air meresap dengan baik. 1.3.3
Pemupukan Bagian dari teknik bercocok tanam jeruk siam yang selanjutnya adalah
pemupukan. Pada pemupukan yang harus diperhatikan adalah jenis pupuk dan usia tanaman karena kebutuhan pupuk akan berbeda ketika tanaman berumur satu bulan, dua, tiga, dan seterusnya. Pemupukan yang dilakukan untuk jeruk dapat dilakukan dengan pupuk sintetis, pupuk kandang, atau kombinasi keduanya. Bila digunakan pupuk sintetis, sampai tahun ke-5 dilakukan pemupukan dengan frekuensi 2 s.d 4 kali pertahun dengan menggunakan pupuk urea, TSP dan ZK. Pada masa produksi, pupuk yang harus ditambahkan adalah sekitar 3% dari berat
16
produksi buah dengan komposisi 2 N, 1 P205, dan 2 K20, artinya setiap 100 kg buah perlu penambahan pupuk sekitar 3 kg pupuk yang dapat dirinci sebagai 2,7 kg urea (45% N), 1,7 kg SP36 (36% P205) dan 2 kg KC1 (60% K20). Pemberantasan hama dan penyakit pada jeruk, dalam pengendalian hama dan penyakit merupakan hal penting dalam pengelolaan pertanian. Bila ini dikerjakan dengan baik maka akan dapat mempertahankan produktifitas maksimum setiap tanaman. Disamping itu juga dapat mencegah kegagalan usaha pertanian ini. Kegagalan dalam pengendalian hama dan penyakit ini telah banyak menghancurkan usaha pertanian termasuk perkebunan jeruk, misalnya jeruk pontianak yang pada tahun 1993 hilang dipasaran karena tanamannya terserang penyakit.
1.4 Pengertian Usahatani Usahatani merupakan pengalokasian sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Efisiensi usahatani dapat diukur dengan cara menghitung efisiensi teknis, efisiensi harga, dan efisiensi ekonomis. Usahatani dekat dengan pengertian farm dalam Bahasa Inggris yang bisa sebagai kata benda maupun kata kerja yang diberi arti sebidang lahan dengan bisnis tanaman dan hewannya (Sadjad, 2009). Menurut Soekartawi (1989) bahwa ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien untuk memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Menurut Adiwilaga (1974), ilmu usahatani adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan orang melakukan pertanian dan
17
permasalahan yang ditinjau secara khusus dari kedudukan pengusahanya sendiri atau ilmu usahatani yaitu menyelidiki cara-cara seorang petani sebagai pengusaha dalam menyusun, mengatur dan menjalankan perusahaan itu. Menurut Mosher (1968) usahatani adalah suatu tempat atau sebagian dari permukaan bumi di mana pertanian diselenggarakan seorang petani tertentu, apakah ia seorang pemilik, penyakap atau manajer yang digaji himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat pada tempat itu yang diperlukan untuk produksi pertanian seperti tanah dan air, perbaikan-perbaikan yang dilakukan atas tanah itu, sinar matahari, bangunan-bangunan yang didirikan di atas tanah itu dan sebagainya. Menurut Kadarsan (1993), usahatani adalah suatu tempat dimana seseorang atau sekumpulan orang berusaha mengelola unsur-unsur produksi seperti alam, tenaga kerja, modal dan ketrampilan dengan tujuan berproduksi untuk menghasilkan sesuatu di lapangan pertanian. Jadi dapat disimpulkan dari beberapa pakar bahwa pada hakekatnya usahatani adalah layaknya proses industri yang menggunakan sumberdaya secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang maksimal. Karena itu, memberdayakan usahatani tidak ubahnya dengan memberdayakan industri dimana sumber daya yang tersedia dapat dimanfaatkan dengan baik tanpa menggunakannya secara berlebihan. Dalam tiap jenis usaha produksi (usahatani), selalu terdapat hubungan antara input dan output. Hubungan itu sering disebut dengan hubungan fungsional antara input dan output. Maka dapat dikatakan bahwa hubungan fungsional ini merupakan landasan utama dari rencana pengelolaan dan anggaran dari usahatani. Karenanya unsur dari input dan output itu harus jelas dan cara menilainya harus dipahami sungguh.
18
1.5 UsahaTani Jeruk Siam di Luar Bali Selain di Desa Pupuan, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar, jeruk siam juga dikembangkan di Kalimantan Selatan. Kalimantan Selatan memiliki potensi lahan kering yang dapat digunakan untuk pertanian. Data yang diperoleh dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Kalimantan Selatan, lahan kering yang dapat digunakan untuk usaha pertanian adalah 647.024 ha. Jumlah tersebut, baru dimanfaatkan seluas 210.299 ha atau sekitar 32,5%. Sedangkan untuk lahan pasang surut, dari 318.491 ha telah dimanfaatkan seluas 146.374 ha atau sekitar 46%. Salah satu tujuan pokok pertanian adalah meningkatkan pendapatan petani yang dicapai melalui pertanian yang efisien, maju dan tangguh. Tujuan ini dapat dicapai apabila seluruh lahan dimanfaatkan secara efisien dan berkelanjutan. Salah satu bentuk dari pemanfaatan lahan ini adalah dengan menanam tanaman hortikultura seperti buah-buahan. Permintaan akan buah-buahan akan semakin meningkat
dengan
bertambahnya
jumlah
penduduk,
peningkatan
taraf
penghasilan, kesadaran masyarakat akan gizi, serta perkembangan sektor industri dan pariwisata, baik itu dalam hal jumlah, mutu, ataupun ragamnya (Rahardi, 2004). Kenyataannya, kesempatan ini belum dapat dimanfaatkan dengan baik oleh pengusaha buah-buahan di Indonesia. Grafik produksi dan ekspor buahbuahan Indonesia relatif meningkat dari tahun ke tahun, tetapi laju peningkatannya jauh dari kesempatan sebenarnya yang dapat diraih. Pada usahatani yang pada umumnya dilakukan di pekarangan kecil menyebabkan rendahnya produksi. Produktivitas buah di Indonesia rata-rata hanya 7,3 ton/ha
19
sedangkan negara-negara lain sudah mencapai 10 ton/ha (Rahardi, 2004). Kalimantan Selatan yang memiliki luas lahan berupa lahan kering dan lahan pasang surut yang relatif luas diharapkan dapat mengembangkan potensi ini. Mengembangkan usahatani jeruk siam di Kalimantan Selatan petani dihadapkan pada ketebatasan sumberdaya dasar terutama modal. Modal merupakan bahan pertimbangan pokok dalam pengambilan keputusan dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan usahatani (Soekartawi et al, 1984).
1.6 Penerimaan Usahatani Penerimaan usahatani merupakan luas lahan yang diusahakan dikalikan dengan persatuan luas. Selanjutnya hasil yang diperoleh dari perkalian tersebut dinilai dengan uang. Uang yang dimaksud adalah harga per unit dari komoditi tersebut (Mubyarto, 1986). Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual (Soekartawi, 1995). Pengolahan usahatani selalu terdapat hubungan yang erat antara input dan output, perbedaan input dan output ini merupakan pendapat (Tohir, 1993). Pengetahuan mengenai penerimaan, biaya, dan pendapatan usahatani sangatlah penting.
1.7 Pendapatan Usahatani Ada beberapa faktor yang memperngaruhi pendapatan petani, antara lain luas usaha, tingkat produksi, pilihan dan kombinasi cabang usaha, intensitas
20
pengusahaan pertanaman yang ditunjukkan oleh jumlah tenaga kerja dan efisiensi tenaga kerja. Menurut Soekartawi (2006), keuntungan atau profit adalah pendapatan yang diterima oleh seseorang dari penjualan produk barang maupun jasa yang dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam membiayai produk barang maupun produk jasa tersebut. Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dengan semua biaya.
1.8 Prospek Agribisnis Jeruk Menurut Martinus (2001) prospek (prospect) berasal dari kata pro, spicere dan spect. Pro berarti ke depan, spierce berarti memandang, spect berarti kemungkinan. Sehingga setelah digabungkan prospek mempunyai makna yang dipandang untuk masa yang akan datang. Dari sisi permintaan prospek pengembangan agribisnis jeruk di Indonesia adalah sangat cerah. Hal ini didasarkan atas beberapa kondisi yaitu. a) Permintaan Pasar Domestik Sampai saat ini konsumsi produk pangan agribisnis per kapita di Indonesia masih tergolong rendah di dunia seperti sayuran, buah-buahan, daging, susu, telur, dan lain-lain. Rendahnya konsumsi produk pangan ini disebabkan oleh relatif rendahnya pendapatan per kapita penduduk. Pada masa yang akan datang, jika berhasil meningkatkan pendapatan per kapita penduduk di Indonesia, maka jelas akan meningkatkan konsumsi produk-produk
21
agribisnis salah satu contohnya buah jeruk siam yang di hasilkan di Desa Pupuan, Tegallalang. b) Permintaan Pasar Internasional Permintaan produk-produk agribisnis di pasar internasional masih sangat besar. Masa depan ada dua fenomena yang menyebabkan meningkatnya pelung pasar produk agribisnis di pasar internasional yaitu, liberalisasi perdagangan dunia dan meningkatnya industrialisasi yang tidak berbasis pertanian (non agrobased industri).
1.9 Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Nyoman Tony Angga Wijaya dengan judul penelitian Konstribusi Usahatani Jeruk Siam (Citrus Nobilis) Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Petani di Desa Taro, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar. Dengan hasil penelitian menyatakan bahwa Sumber pendapatan Poktan Gunung Mekar diperoleh dari berusahatani jeruk siam yang merupakan komoditi utama yang diusahakan oleh Poktan Gunung Mekar di Desa Taro. Selain usahatani jeruk siam, sumber pendapatan juga diperoleh dari usahatani lainnya yaitu usahatani jahe dan usahatani jagung. Serta dari non usahatani yaitu dari berdagang, buruh bangunan, dan peternak. Kontribusi pendapatan usahatani jeruk siam terhadap pendapatan rumah tangga di Poktan Gunung Mekar Desa Taro, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar sebesar Rp 25.269.515,56 (86,93%). Hal ini berarti pendapatan dari usahatani jeruk siam memberikan kontribusi paling besar terhadap pendapatan rumah tangga petani Poktan Gunung Mekar. Fungsi pemasaran produksi jeruk siam Poktan Gunung
22
Mekar ada tiga fungsi yaitu fungsi pertukaran dimana dalam fungsi pertukaran ada penjualan dan pembelian produksi jeruk siam, fungsi fisik terdiri dari atas dua bagian yaitu pengangkutan dan penyimpanan produksi, fungsi fasilitas yang berfungsi sebagai memberikan fasilitas terhadap produk seperti informasi pasar.
1.10 Kerangka Pemikiran Jeruk merupakan buah-buahan yang mengandung vitamin, zat gizi dan mineral. Saat ini komoditas tanaman jeruk sudah dikembangkan oleh petani di Desa Pupuan, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar. Perkembangan yang semakin meningkat sejak dirintis pada tahun 1996 sampai saat ini dengan luas areal tanaman jeruk siam di atas tanah seluas 225 hektar. Petani di Desa Pupuan, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar melakukan usahatani jeruk siam dari tahun ke tahun banyak petani yang memulai menanam jeruk siam, hal ini mendorong keinginan pneliti untuk mengetahui pendapatan dan R/C Ratio usahatani jeruk siam. Aspek usahatani ini dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan biaya tetap, biaya variabel, analisis pendapatan, dan Nilai R/C Ratio. Aspek Pasar dilihat dari bagaimana cara penjualan jeruk siam, berapa harga jeruk siam, dan dimana tempat penjualan jeruk siam tersebut. Usaha pengembangan jeruk siam tidak lepas dari adanya kendala, baik kendala dari luar (ekstern) maupun dari dalam (intern) usaha budidaya jeruk siam. Hasil analisis prospek pengembangan dengan menggunakan biaya tetap, biaya variabel, analisis pendapatan, Nilai R/C Ratio tersebut akan dianalisis secara deskriptif kuantitatif dengan pendekatan analisis pendapatan usahatani yaitu
23
dengan mengurangi penerimaan dengan biaya, serta kendala pengembangan jeruk siam akan di analisis secara deskriptif dan nantinya akan di tarik suatu kesimpulan serta saran/rekomendasi kepada pihak yang terkait.
24
Pengembangan Usahatani Jeruk Siam Di Desa Pupuan, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar
Prospek Pengembangan Jeruk Siam
Aspek Usahatani a. Biaya Tetap b. BiayaVariabel c. Analisis Pendapatan d. R/C Ratio
Kendala Pengembangan Jeruk Siam
Aspek Pasar a. Cara Penjualan b. Harga Jeruk Siam c. Tempat Penjualan
a. Faktor Internal 1. Serangan hama penyakit b. Faktor Eksternal 1. Pemasaran jeruk siam masih melalui tengkulak 2. Kurangnya sarana transportasi untuk memasarkan hasil produksi jeruk siam ke pasar tradisional
Analisis Deskriptif
Saran
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Prospek Pengembangan Usahatani Jeruk Siam di Desa Pupuan, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar.
25