IDENTIFIKASI KETERLAKSANAAN PENILAIAN SIKAP PADA PEMBELAJARAN IPA KURIKULUM 2013 DI SMP NEGERI SE-KOTA BLITAR
Debi Rahmawati Universitas Negeri Malang Email:
[email protected]
Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Tujuan penelitian ini yaitu untuk: (1) mengetahui pemahaman guru IPA terhadap sistem penilaian sikap Kurikulum 2013, (2) mengetahui keterlaksanaan penilaian sikap siswa pada pembelajaran IPA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman guru terhadap model penilaian, Kompetesi Inti dan Kompetensi Dasar sebesar 75% atau dapat dinyatakan baik. Identifikasi keterlaksanaan penilaian sikap sebesar 76% atau dinyatakan baik pada tahap persiapan, 74% atau dinyatakan baik pada tahap persiapan, dan 79% atau dinyatakan baik padatahap manajemen hasil penilaian sikap. Kata kunci: keterlaksanaan, penilaian sikap Titik awal yang ditekankan yang harus dicapai adalah membangun pengetauan yang mantap bagi peserta didik. Setelah pengetahuan dicapai tentu memberi pengaruh pada keterampilan peserta didik. Keterampilan tanpa dilandasi pengetahuan yang cukup akan menjadi tidak bermakna. Keterampilan wajib didasari oleh pengetahuan yang dalam dan luas. Seiring berjalannya waktu aspek sikap harus ditanamkan oleh pendidik kepada peserta didik. Sistem penilaian pada kurikulum 2013 kompleks, pada penilaian sikap saja terdapat empat teknik penilaian. Empat teknik penilaian sikap di dalam kurikulum 2013 adalah teknik observasi, teknik jurnal, teknik penilaian diri sendiri oleh siswa dan penilaian teman
sejawat oleh peserta didik. Hal inilah mengapa penelitian ini dilaksanakan.
METODE Penelitian ini dilakukan selama satu bulan di SMP Negeri 1 Blitar, SMP Negeri 2 Blitar, SMP Negeri 4 Blitar, dan SMP Negeri 8 Blitar. Pemilihan lokasi penelitian didasari oleh sekolah pelaksana kurikulum 2013 di Kota Blitar. Metode deskripsi digunakan untuk memaparkan data hasil penelitian sesuai dengan kuantitatif. Instrumen utama yaitu angket yang disusun berdasarkan kajian teori pelaksanaan penilaian kurikulum 2013 dengan demikian peneliti dapat mengetahui sejauh mana pelaksanaan penilaian sikap dan untuk melengkapi data yang belum terlihat pada angket, peneliti menyusun instrumen wawancara dan dokumentasi sebagai bahan pendukung pelaksanaan penilaian sikap di tingkat SMP.
HASIL DAN PEMBAHASAN Keterlaksanaan Penilaian Sikap Berdasarkan analisis angket, persentase keterlaksanaan penilaian sikap pada kurikulum 2013 se-Kota Blitar sebesar 76%. Pemahaman guru terhadap model penilaian sikap siswa kelas VII se-Kota Blitar 75% dan persentase ini dapat dikatakan baik. Berdasarkan analisis angket pada tahap persiapan penilaian sikap oleh guru IPA Kelas VII se-Kota Blitar 76% menyatakan melaksanakan tahap persiapan atau jika diliha persentase ini dikatakan baik. Persentase tersebut masih belum mencapai 100% sehingga diperlukan upaya untuk meningkatkan
persiapan penilaian sikap pada pengembangan rubrik penilaian yang akan digunakan oleh guru. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan peneliti, responden menyatakan bahwa masih sangat diperlukan pelatihan-pelatihan (workshop) sehingga dapat lebih mengaplikasikan ilmu yang didapatkan pada saat workshop salah satunya yaitu tentang penyelenggararaan penilaian sikap siswa. Diperlukan perbaikan-perbaikan dalam persiapan sebelum melaksanakan penilaian sikap pada setiap pembelajran agar lebih mendekati persentase sempurna. Persentase pada tahap pelaksanaan penilaian sikap berdasarkan waktu sebesar 74% .Persentase tersebut jika dikonversikan dengan menggunakan tabel pada Tabel 3.2 dapat diketahui bahwa pelaksanaan baik penilaian berdasarkan waktu. Persentase pada tahap pelaksanaan penilaian sikap berdasarkan teknik penilaian sebesar 74% dan dapat dikatakan baik . Rerata persentase pada kedua sub-sub variabel tersebut sebesar 74% dan pelaksanaan penilaian dikategorikan baik. Adapun di dalam wawancara kepada responden yakni guru IP A kelas VII SMP Negeri se-Kota Blitar menyatakan bahwa untuk penilaian sikap lebih sering digunakan teknik penilaian observasi dan jurnal, sedangkan untuk penilaian diri dan penilaian teman sejawat oleh siswa dilakukan secara lisan untuk memperkuat pengambilan data penilaian. Tahap manajemen hasil penilaian sikap merupakan pengelolaan semua tahapan-tahapan sebelumnya. Tahap manajemen meliputi tentang pengolahan, analisis, dokumentasi dan pelaporan. Berdasar pada analisis data angket (Lampiran 6), keterlaksanaan manajemen hasil penilaian sikap sebesar 79% atau
jika dikonversikan pada kategori predikat keterlaksanaan penilaian sikap dikatakan baik. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. a.
Berdasarkan analisis angket pemahaman guru IPA Kelas VII se-Kota Blitar terhadap model penilaian sikap kurikulum 2013 sebesar 75% atau jika dilihat pada tabel 3.2 pemahaman guru terhadap model penilaian dikatakan baik.
b.
Identifikasi keterlaksanaan penilaian sikap 76% pada tahap persiapan, 74% pada tahap pelaksanaan dan 79% pada tahap manajemen hasil sikap dinyatakan baik.
Saran Berdasarkan hasil penelitian tentang keterlaksanaan penilaian sikap pada Kurikulum 2013 dalam kegiatan pembelajaran IPA oleh guru IPA kelas VII SMP Negeri se-Kota Blitar, beberapa saran yang bisa disampaikan guna memperbaiki penelitian ini, antara lain: 1.
Untuk peneliti selanjutnya, hendaknya dapat melakukan observasi langsung pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
2.
Untuk gutu IPA kelas VII, hendaknya meningkatkan frekuensi keikutsertaan kegiatan pengenalan Kurikulum 2013 melalui kehadiran MGMP, selalu berusaha memperbaiki program pembelajarannya di kelas dengan
mengembangkan strategi pembelajaran yang efektif guna menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan, mendiskusikan pembuatan perangkat pembelajaran dengan teman sejawat agar kesulitan-kesulitan yang dihadapi memperoleh jalan keluar, melakukan evaluasi progaram pada akhir semester atau minimal pada akhir tahun pelajaran dalam upaya peningkatan sistem pembelajaran yang akan diterapkan selama proses pembelajaran. 3.
Untuk sekolah, hendaknya mendukung pelaksanaan pembelajaran kimia berdasarkan Kurikulum 2013 dengan menyediakkan sarana dan prasarana yang mendukung, serta memfasilitasi guru untuj memperdalam pemahamannya tentang Kurikulum 2013 dengan mengikutsertakan guru dalam kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan Kurikulum 2013.
4.
Untuk Diknas, hendaknya dapat melakukan pemantauan langsung proses pembelajaran di sekolah-sekolah dan dapat memberi fasilitas pendukung guna menunjang pelaksanaan kurikulum 2013.
DAFTAR RUJUKAN Amri, S. 2013. Pengembangan & Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013. Jakarta: Prestasi Pustakaraya Arikunto, S. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Djaali & Mujiono, P.2008. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: Grasindo. Kurniasih, I. & Sani, B. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 Konsep dan Penerapan. Surabaya: Kata Pena. Muhammad, H. 2013. Model Penilaian Pencapaian Kompetensi Peserta Didik Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Kemendikbud.
Mulyasa, E. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Remaja Rosdakarya. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.66 Tahun 2013 Tentang Standar Penilaian Pendidikan. 2013. Jakarta: Berita Negara Republik Indonesia. Silaswati, Diana.2011. Pemahaman Guru Terhadap Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.. (Online), (http://dianasilaswati.blogspot.com/p/pemahaman-guru-terhadappelaksanaan.html) diakses 12 Agustus 2014. Sudjana, N. 2013. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan.Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2013. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2003. Jakarta: Lembaran Negara Republik Indonesia. Universitas Negeri Malang, 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Edisi Kelima. Malang: Universitas Negeri Malang Wicaksono, Satrio. 27 Desember 2013. Pemahaman guru Rendah Tantangan Kurikulum 2013. Suara Merdeka, hal 1.