I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Tari adalah gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras dengan irama musik serta memiliki maksud tertentu. Tari juga merupakan ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan dengan gerak-gerak yang ritmis dan indah (Rohkyatmo, 1986: 83). Beberapa jenis tari diantaranya adalah tari tradisional, modern, dan kontemporer. Tari berkembang di dalam dan di luar negeri. Tari yang berkembang di dalam negeri disebut tari Nusantara dan tari yang berkembang di luar negeri disebut tari mancanegara. Beberapa contoh tari Nusantara adalah tari Sigeh Penguten, Bedana, Gambyong, Saman, Kecak, dan sebagainya. Sedangkan beberapa contoh tari mancanegara non-Asia adalah tari Bacata, Tanggo, Cha-cha, Salsa, dan sebagainya.
Tari Salsa ditarikan dengan irama delapan ketukan, yakni dengan dua bar yang masingmasing terdiri dari empat ketukan. Pola tarian Salsa biasanya menggunakan tiga langkah pada setiap empat ketukan, satu ketukan dilewatkan. Ketukan yang dilewatkan pada umumnya ditandai dengan sentakan kaki, tendangan, sentilan, dan sebagainya. Tari Salsa merupakan tarian di tempat. Pasangan yang menari Salsa tidak banyak bergerak mengelilingi lantai dansa, melainkan menari pada area tertentu. Salsa juga memiliki unsur tarian swing. Tidak ada peraturan yang baku mengenai bagaimana menari Salsa, meskipun ada gaya tarian atau ragam gerak tari Salsa tertentu yang dikenali secara umum. Beberapa contoh ragam gerak tari Salsa yang biasa digunakan adalah basic steps, cumbia, cucuraca, double cucuraca, basic turn, angka delapan, out and cross, jazz box, dan susuqiu. Biasanya musik Salsa melibatkan
irama perkusi yang rumit dan cepat, yakni sekitar 180 ketukan per menit (Sulastianto, 2008: 190-191). Tari Salsa merupakan salah satu tarian mancanegara non-Asia, maka tari ini dapat diajarkan kepada siswa SMP. Tari mancanegara non-Asia perlu diajarkan kepada siswa SMP karena tercantum pada Standar Kompetensi (SK) untuk kelas IX yaitu mengekspresikan diri melalui karya seni tari dan Kompetensi Dasar (KD) untuk kelas IX yaitu mengeksplorasi gerak tari kreasi berdasarkan tari mancanegara di luar Asia.
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 3 Natar, Desa Hajimena, Lampung Selatan. Berdasarkan hasil observasi, sekolah ini belum memasukkan materi praktik pada mata pelajaran seni tari. Materi praktik tersebut terdapat pada Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang tercantum di Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 yang harus dicapai oleh setiap siswa SMP. Alasan pemilihan SMP Negeri 3 Natar sebagai lokasi penelitian adalah karena kedepannya sekolah ini akan memasukkan materi praktik, sehingga guru di sekolah tersebut memerlukan cara mengajar tari yang baik. Hasil penelitian ini dihadapkan dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk mengajarkan tari di SMP Negeri 3 Natar. Selain itu, di SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan juga terdapat semua data yang diperlukan pada penelitian ini. Tari yang dipilih untuk diajarkan pada penelitian ini adalah tari Salsa karena tari ini memiliki tempo yang cepat dan riang. Pilihan akan tarian tersebut selaras dengan hasil observasi yang menyatakan bahwa sebagian besar siswa di SMP Negeri 3 Natar lebih menyukai tarian bertempo cepat dan riang. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) untuk tarian tersebut terdapat pada kurikulum di kelas IX, maka sampel pada penelitian ini adalah kelas IX.
Ada beberapa faktor penyebab belum adanya materi praktik pada pelajaran seni tari di SMP Negeri 3 Natar. Faktor penyebab itu terutama kerena sekolah tersebut belum memiliki guru yang berkompeten pada mata pelajaran seni tari. Hal ini yang membuat siswa di SMP Negeri
3 Natar tidak mampu untuk menggerakkan anggota tubuh mereka dengan ritme tertentu. Strategi pembelajaran yang tepat diperlukan untuk menumbuhkan rasa percaya diri siswa dalam menari. Salah satunya adalah dengan memberikan stimulus awal sebelum memulai proses belajar-mengajar.
Peran guru dan siswa yang aktif dalam proses belajar-mengajar sangat diperlukan agar siswa dapat menguasai setiap materi pelajaran dengan baik. Belajar adalah suatu proses kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Belajar dapat terjadi kapan saja dan di mana saja. Salah satu tanda seseorang sudah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku. Perubahan ini ditunjukkan dengan adanya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikap seseorang.
Ilmu pengetahuan dan teknologi sangat dibutuhkan dalam pembelajaran. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ini mendorong upaya-upaya pembaharuan untuk pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Perkembangan ini juga menuntut guru mampu menggunakan alat-alat atau media penunjang proses pembelajaran di sekolah.
Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran (Sanaky, 2011: 3). Alat- alat ini terdiri dari buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer (Arsyad, 2007: 4). Berdasarkan hal di atas, media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat menstimulus siswa untuk belajar (Arsyad, 2007: 4-5). Pemberian stimulus awal kepada siswa diharapkan dapat menumbuhkan minat belajar dan mempercepat daya tangkap siswa terhadap pelajaran yang diberikan oleh guru. Beberapa macam stimulus awal yang dapat digunakan untuk menumbuhkan kreativitas gerak tari adalah stimulus visual, stimulus kinestetik,
stimulus peraba, stimulus gagasan (idea), dan stimulus auditif. Stimulus auditif atau stimulus dengar meliputi berbagai macam bunyi-bunyian, seperti suara manusia, suara binatang, suara angin atau air, bunyi alat atau instrumen musik, dan sebagainya. Beragam jenis musik dapat digunakan sebagai stimulus awal terhadap penguasaan gerak tari, disesuaikan pada minat, peserta, tujuan, dan pengajarnya.
Stimulus merupakan suatu kegiatan yang membangkitkan fikir dan semangat, khususnya dalam memotivasi siswa untuk menari (Masunah, 2003: 254). Stimulus dapat diberikan kepada siswa sebelum proses belajar mengajar berlangsung. Tujuannya adalah untuk menumbuhkan minat belajar siswa dan mendorong siswa lebih aktif sehingga penguasaan terhadap pelajaran dapat maksimal. Beragam stimulus dapat diberikan kepada siswa, tergantung pada tujuan yang ingin dicapai.
Pada penelitian ini, siswa akan diberikan musik remix sebagai stimulus awal sebelum praktik menari. Terdapat tiga judul musik remix yang akan digunakan, yaitu children, edward maya ft alica stereo love versao funk 2010, dan the time (remix) B.E.P. Ketiga lagu ini dipilih sebagai stimulus awal karena lagu tersebut saat ini sedang berkembang dan banyak disukai oleh anak muda. Diharapkan dengan digunakannya lagu tersebut sebagai stimulus awal, siswa dapat merespon musik dengan baik. Dengan stimulus tersebut, siswa diharapkan dapat lebih bersemangat, tidak malu, dan percaya diri untuk menari. Siswa yang sudah percaya diri dalam menari cenderung akan lebih mudah menerima materi gerak dasar tari yang akan diberikan. Setelah itu siswa akan dapat menguasai ragam gerak dasar tersebut. Cara ini yang nantinya akan digunakan dalam penelitian di SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan.
Penelitian dan percobaan yang akan dilakukan di SMP Negeri 3 Natar ini, diharapkan dapat membuktikan bahwa media audio sebagai stimulus awal berpengaruh terhadap pembelajaran tari Salsa. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat mendeskripsikan proses
pelaksanaan penelitian pada kelas eksperimen dan kontrol. Sehingga guru dapat mengetahui proses pembelajaran di kelas mana yang lebih baik dan diharapkan proses pembelajaran tersebut dapat digunakan sebagai referensi dalam mengajar mata pelajaran seni tari khususnya di SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah yang dapat ditelaah dalam penelitian ini sebagai berikut. 1.
Bagaimanakah proses pelaksanaan penelitian pada kelas eksperimen dan kontrol?
2.
Berapa besarkah efektivitas media audio sebagai stimulus awal dalam pembelajaran tari Salsa?
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan proses pelaksanaan penelitian pada kelas eksperimen dan kontrol. 2. Mengetahui berapa besar efektivitas media audio sebagai stimulus awal dalam pembelajaran tari Salsa.
1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat secara teoritis dan praktis. Manfaat teoritis dan praktis pada peelitian ini akan dipaparkan sebagai berikut.
a. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis sebagai berikut. 1. Menambah referensi penelitian di bidang seni tari.
2. Memberi sumbangan bagi peneliti selanjutnya dalam pengembangan teori efektivitas yang memusatkan perhatian pada media audio sebagai stimulus awal pada pembelajaran tari Salsa. b. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara praktis sebagai berikut. 1. Bahan pertimbangan bagi guru untuk menentukan media pembelajaran yang dapat digunakan untuk menstimulus siswa sehingga penguasaan siswa terhadap gerak tari Salsa dapat tercapai. 2. Informasi bagi siswa mengenai peningkatan kemampuan siswa dalam menari Salsa.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian adalah ini sebagai berikut. 1.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah efektivitas (keberhasilan), media audio (musik remix sebagai stimulus awal), pada penguasaan ragam gerak tari Salsa yakni basic steps, out and cross, dan basic turn.
2.
Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas IX yang meliputi kelas IX A, IX B, IX C, IX D, dan IX E di SMP Negeri 3 Natar tahun pelajaran 2011/2012 yang terdiri dari 184 siswa.
3.
Objek penelitian adalah penggunaan media audio (musik remix) sebagai stimulus awal terhadap penguasaan tari Salsa.
4.
Waktu penelitian adalah tahun pelajaran 2011/2012.
1.6 Kerangka Pikir Tari adalah gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras dengan irama musik serta memiliki maksud tertentu. Tari juga merupakan ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan dengan gerak-gerak yang ritmis dan indah (Rohkyatmo, 1986: 83). Tari
yang akan diajarkan pada penelitian ini adalah tari Salsa. Tari Salsa ditarikan dengan irama delapan ketukan, yakni dengan dua bar yang masing-masing terdiri dari empat ketukan. Pola tarian Salsa biasanya menggunakan tiga langkah pada setiap empat ketukan, satu ketukan dilewatkan. Ketukan yang dilewatkan pada umumnya ditandai dengan sentakan kaki, tendangan, sentilan, dan sebagainya. Tidak ada peraturan yang baku mengenai bagaimana menari Salsa, meskipun ada gaya tarian atau ragam gerak tari Salsa tertentu yang dikenali secara umum. Beberapa contoh ragam gerak tari Salsa yang biasa digunakan adalah basic steps, cumbia, cucuraca, double cucuraca, basic turn, angka delapan, out and cross, jazz box, dan susuqiu. (Sulastianto, 2008: 190-191).
Beberapa faktor pendukung pembentukan kemampuan menari Salsa adalah rasa senang, antusias terhadap tarian yang diajarkan, tidak malu bergerak, dan percaya diri. Siswa di SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan belum mampu menari dengan baik karena pada mata pelajaran seni tari belum terdapat pelajaran praktik. Stimulus awal dapat diberikan kepada siswa sebelum proses belajar-mengajar di mulai. Fungsi stimulus awal adalah untuk menumbuhkan minat belajar siswa dan mendorong siswa lebih aktif sehingga penguasaan terhadap pelajaran dapat maksimal. Pada penelitian ini akan menggunakan media audio sebagai stimulus awal pada pembelajaran tari Salsa. Pemberian stimulus awal ini yaitu dengan cara memperdengarkan musik remix kepada siswa, kemudian dengan bimbingan guru, siswa merespon musik tersebut dengan gerakan bebas.
Media audio sebagai stimulus awal akan memacu minat, rasa percaya diri, dan membiasakan siswa untuk menari, sehingga siswa tidak malu lagi untuk bergerak dan lebih mudah menerima tari Salsa yang akan diajarkan. Dengan demikian hasil menari siswa akan lebih optimal dibandingkan dengan siswa yang menari tanpa diberi stimulus awal menggunakan media audio.
1.7 Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin atau paling tinggi tingkat kebenarannya (Margono, 2007: 67-68). Hipotesis dalam penelitian ini adalah penggunaan media audio sebagai stimulus awal sangat efektif dalam pembelajaran tari Salsa.