1
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki lahan perikanan yang cukup besar. Hal ini merupakan potensi yang
besar dalam pengembangan budidaya perikanan
untuk mendukung upaya pengembangan perekonomian nasional. Sub sektor perikanan mempunyai peranan yang cukup penting bagi Indonesia. Menurut Heruwati (2002:92) Subsektor perikanan dan peternakan merupakan andalan utama sumber pangan dan gizi bagi masyarakat Indonesia. Ikan, selain merupakan sumber protein, juga diakui sebagai "functional food" yang mempunyai arti penting bagi kesehatan karena mengandung asam lemak tidak jenuh berantai panjang (terutama yang tergolong asam lemak omega-3), vitamin, serta makro dan mikro mineral. Luas usaha budidaya subsektor perikanan di Indonesia tahun 2009-2013 dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Luas Usaha Budidaya Sub Sektor Perikanan di Indonesia, 2009-2013 (Ha) Tahun
Budidaya Laut
Tambak
Kolam
Mina Padi
2009 2010 2011 2012 2013
42.676 117.649 169.292 176.930 325.825
613.175 682.725 682.857 749.220 657.346
270.354 146.577 126.382 131.776 176.509
127.679 165.688 151.630 156.193 124.057
Sumber: Badan Pusat Statistik Republik Indonesia, 2014 Data luas usaha budidaya merupakan sumberdaya yang dimiliki Indonesia pada tahun 2009-2013 menunjukkan bahwa subsektor perikanan akan mendorong pembangunan ekonomi nasional. Pemanfaatan potensi luas lahan yang ada diharapkan dapat mendorong dan menghidupkan kegiatan produksi berbasis ekonomi. Sektor perikanan merupakan suatu kegiatan yang memanfaatkan hasil sumberdaya perikanan. Jawa Tengah memiliki garis pantai sepanjang 656,1 km terdiri atas pantai utara yang memanjang dari Brebes sampai Rembang dan pulau-pulau di Jawa Tengah sepanjang 453,9 km dan pantai selatan sejauh 202,2 km. Sektor perikanan dalam perekonomian Jawa Tengah, walaupun masih kecil kontribusinya, tetapi terus meningkat bahkan peningkatan
1
2
termasuk tertinggi diantara sektor yang lain, maka dibutuhkan suatu upaya untuk meningkatkan peran yang lebih besar terhadap perekonomian Jawa Tengah. Perikanan sebagai sektor yang menjadi tumpuan bagi pengembangan perekonomian di Jawa Tengah, terutama dalam penyediaan bahan pangan berprotein tinggi yang murah dan mudah didapat, penyedia tenaga kerja dan menggerakkan sektor lainnya (Dault, 2009:15-17) Pantai selatan Jawa dinilai memiliki potensi untuk budidaya udang yang cukup potensial jika dibanding dengan pantai utara Jawa. Menurut BPS (2014:3) Kabupaten Purworejo merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang terletak antara 109o47’28’’ sampai 110o8’20” Bujur Timur dan antara 7o32’’ sampai 7o54’’ Lintang Selatan yang sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia. Kabupaten Purworejo terbagi dalam 16 kecamatan dan 494 desa/kelurahan. Wilayah Kabupaten Purworejo pada tahun 2013 mempunyai luas 103.481 ha atau sekitar 3,18 persen dari luas Provinsi Jawa Tengah. Lahan seluas 103.481 ha di Kabupaten Purworejo terdiri dari 87.126 ha (84,19 persen) lahan pertanian dan 16.355 ha (15,80 persen) bukan lahan pertanian. Salah satu komoditas yang dikembangkan adalah udang. Komoditas udang masih menjadi magnet bagi para pembudidaya. Nilai jual yang cukup tinggi dan permintaan pasar yang cukup stabil dan cenderung meningkat, telah mendorong masyarakat untuk membudidayakan komoditas ini. Kondisi ini juga terjadi di kawasan pantai selatan Pulau Jawa, dimana budidaya udang vanamei (Litopenaeus vannamei) dilakukan di lahan pasir yang sebelumnya merupakan lahan kurang produktif Udang vannamei (Litopenaeus vannamei) berasal dari perairan Amerika dan mulai masuk ke Indonesia pada tahun 2001. Sampai saat ini komoditas udang vannamei (Litopenaeus vannamei) menyebar ke seluruh wilayah Indonesia dan telah berhasil dikembangkan oleh para pembudidaya vannamei (Yustianti, 2013:93-94). Menurut Andriyanto (2013:84) kehadiran udang vannamei ini diharapkan dapat membuat investasi pertambakan udang tertarik kembali. Usaha budidaya udang vanname saat ini sudah dilakukan
3
oleh sejumlah pembudidaya di daerah Jawa Timur, Bali, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan dan beberapa daerah lainnya di Indonesia Kabupaten Purworejo merupakan salah satu daerah budidaya udang vannamei yang berkembang di Propinsi Jawa Tengah. Berdasarkan data dari BPS Jawa Tengah, Kabupaten Purworejo merupakan kabupaten yang memiliki produktivitas yang cukup tinggi di Propinsi Jawa Tengah. Data luas lahan dan produksi di Jawa Tengah dapat dilihat di Tabel 2. Tabel 2. Produksi Ikan Tambak Menurut Kabupaten/Kota di Jawa Tengah, 2013 No
Kabupaten
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Cilacap Banyumas Purbalingga Banjarnegara Kebumen Purworejo Wonosobo Magelang Boyolali Klaten Sukoharjo Wonogiri Karanganyar Sragen Grobogan Blora Rembang Pati Kudus Jepara Demak Semarang Temanggung Kendal Batang Pekalongan Pemalang Tegal Brebes Magelang Surakarta Salatiga Semarang Pekalongan
Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Tengah, 2013
Produksi (Ton) 4.413,41 0,00 0,00 0,00 25,52 1.077,55 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 6.079,40 40.815,40 0,00 4.661,36 12.138,09 0,00 0,00 15.584,15 1.702,16 4.814,92 9.242,85 304,83 65.590,95 0,00 0,00 0,00 1.332,64 1.365,46
4
Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa produksi udang vannamei di Kabupaten Purworejo adalah sebesar 1.077,55 ton. Hal ini menunjukkan prospek yang baik untuk melakukan budidaya udang vannamei (Litopenaeus vannamei) di tambak pada daerah pesisir pantai. Menurut Direktur Jenderal (Dirjen) Perikanan Budidaya pada Kementerian Kelautan dan Perikanan Slamet Soebijakto menegaskan, dibanding wilayah Pantura, potensi pengembangan budidya udang di wilayah pantai selatan Jawa, khususnya Purworejo sangat tinggi. Di pantai selatan Purworejo udang ditebar selama 60 hari bisa mencapai size (ukuran) 70-80 gram, padahal di Pantura untuk mecapai size tersebut, paling tidak butuh waktu hingga tiga bulan. Belum lagi intensitas serangan panyakit lebih tinggi (Aditya, 2014). Kabupaten Purworejo memiliki 16 kecamatan, sedangkan yang melakukan budidaya udang vannamei ada 3 kecamatan. Ketiga kecamatan itu adalah Kecamatan Grabag, Kecamatan Ngombol, dan Kecamatan Purwodadi. Data luas lahan dan produksi udang vannamei (Litopenaeus vannamei) di Kabupaten Purworejo dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. No 1 2 3
Luas dan Produksi Budidaya Udang Vannamei di Tambak Kabupaten Purworejo, 2014 Kecamatan Grabag Ngombol Purwodadi
Luas Lahan (Ha) 42,59 52,80 56,88
Produksi (Ton) 654.612 1.312,633 874.206
Sumber : Statistika Perikanan, 2015 Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa Kecamatan Ngombol pada tahun 2014 memiliki produksi udang vannamei sebesar 1.312.633 ton dan terbesar di Kabupaten Purworejo. Kecamatan Ngombol merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Purworejo yang memiliki daerah pesisir pantai yang potensi untuk pembesaran udang vannamei berkembang. Data luas Lahan dan produksi udang vannamei (Litopenaeus vannamei) dapat dilihat di Tabel 4.
5
Tabel 4. Luas dan Produksi Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) di Kecamatan Ngombol, 2014 No
Desa
1 2 3 4 5. Total
Keburuhan Malang Pagak Wero Ngentak
Luas Lahan (Ha) 16,200 13,375 13,470 5,400 4,350 52,795
Produksi/Tahun (Ton) 406,782 333,037 339,444 126,360 107,010 1.312,633
Sumber :Badan Penyuluhan Pertanian Kecamatan Ngombol, 2015 Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa Kecamatan Ngombol memiliki luas lahan budidaya udang vannamei yaitu 52,795 Ha dan memiliki produksi sebesar 1.312,633 ton. Produksi yang tinggi akan mendorong pertumbuhan peminat budidaya udang vannamei (pada daerah pesisir pantai di Kecamatan Ngombol. Petani dapat memperoleh pendapatan yang maksimum, dengan mengetahui besaran biaya, pendapatan, keuntungan dan profitabiltas serta tingkat efisien dan risiko usaha pembesaran udang vannamei (Litopenaeus vannamei). Sehingga diharapkan petani dapat memperoleh keuntungan sesuai yang diharapkan dan terhindar dari kerugian yang dialami dari usaha pembesaran udang vannamei (Litopenaeus vannamei) di Kecamatan Ngombol Kabupaten Purworejo. B. Perumusan Masalah Usahatani adalah suatu bentuk organisasi faktor-faktor produksi untuk memperoleh pendapatan bagi keluarga petani yang sebesar-besarnya dan kontinu. Salah satu faktor penting yang menjadi pertimbangan dalam usahatani adalah menentukan usahatani apa yang akan diusahakan yang dapat memberikan pendapatan dengan penggunaan sumber daya yang ada. Petani berusaha untuk mengalokasikan penggunaan sumber daya tersebut sebaikbaiknya untuk memperoleh pendapatan yang sebesar-besarnya.
Petani
memperhitungkan pendapatan dengan membandingkan antara hasil yang diterima pada saat panen dengan biaya yang telah dikeluarkan. Usaha
6
pembesaran udang vannamei (Litopenaeus vannamei) merupakan salah satu bertujuan memenuhi kebutuhan konsumen terhadap udang vannamei dan juga mempunyai tujuan untuk meningkatkan pendapatan dan keuntungan yang diterima petani udang. Harga jual udang vannamei (Litopenaeus vannamei) yang tinggi, hal ini disebabkan banyaknya peminat udang vannamei yang ada di dalam negeri dan di luar negeri. Akan tetapi sebagian besar dijual ke luar negeri. Harga jual udang vannamei tergantung nilai tukar rupiah sendiri, karena hasil produksi udang vannamei ini akan dibeli oleh agen dan akan di ekspor ke luar negeri. Oleh karena itu perlu adanya pengembangan dan perbaikan budidaya udang vannamei
memenuhi kebutuhan masyarakat di Kabupaten Purworejo dan
kebutuhan masyarakat di luar Kabupaten Purworejo serta kebutuhan masyarakat di luar negeri. Hal ini dapat terwujud jika ada dorongan yang kuat dari Pemerintah Kabupaten Purworejo. Obyek perikanan di Kabupaten Purworejo yang paling banyak menghasilkan udang vannamei berasal dari Kecamatan Ngombol. Potensi perikanan di Kabupaten Purworejo yaitu usaha budidaya udang mendukung pengembangan usaha khususnya budidaya udang vannamei pada tambak yang ada di wilayah pesisir pantai Kabupaten Purworejo. Oleh karena itu dalam pengembangan usaha pembesaran udang vannamei perlu dilakukan kajian tentang biaya, penerimaan, pendapatan, keuntungan, profitabilitas, tingkat efisiensi, dan resiko usaha sehingga optimalisasi pemanfaatan sumberdaya alam dapat tercapai. Berdasarkan uraian di atas maka permasalahan yang perlu dibahas berkaitan dengan usaha pembesaran udang vannamei di Kecamatan Ngombol Kabupaten Purworejo antara lain : 1. Berapa besar biaya, penerimaan, keuntungan dan profitabilitas dari usaha pembesaran udang vannamei (Litopenaeus vannamei) di Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo?
7
2. Bagaimanakah tingkat efisiensi ekonomi dari usaha pembesaran udang vannamei (Litopenaeus vannamei) di Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo? 3. Bagaimanakah tingkat resiko dari usaha pembesaran udang vannamei (Litopenaeus vannamei) di Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui besar biaya, penerimaan, keuntungan dan profitabilitas dari usaha pembesaran udang vannamei (Litopenaeus vannamei) Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo. 2. Mengetahui tingkat efisiensi ekonomi dari usaha pembesaran udang vannamei (Litopenaeus vannamei) di Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo. 3. Mengetahui tingkat resiko dari usaha pembesaran
udang vannamei
(Litopenaeus vannamei) di Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo D. Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan serta merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Bagi Pemerintah Kabupaten Purworejo, hasil penelitian inidiharapkan dapat dijadikan dasar dalam pertimbangan penyusunan kebijakan yang tepat berkaitan dengan pengembangan budidaya udang vannamei. 3. Bagi Pembaca, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan, tambahan informasi, dan pengetahuan. 4. Bagi Pelaku Usaha, penelitian ini dapat menjadi pertimbangan untuk mengembangkan usahanya.