I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu bangsa Indonesia perlu menyelenggarakan suatu sistem pendidikan dalam rangka untuk mengembangkan kehidupan masyarakat agar mampu berpartisipasi dalam pembangunan Nasional. Sekolah merupakan tempat pelajar yang diharapkan mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan memberikan sumbangan ilmu bagi pembangunan. Sebagai usaha sistematis untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, Departemen Pendidikan Nasional telah menetapkan empat kebijakan pokok dalam bidang pendidikan yaitu pemerataan
dan
kesempatan,
relevansi
pendidikan
dengan
pembangunan, kualitas pendidikan, dan efisiensi pendidikan. Khususnya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di mana lulusannya diharapkan mampu memiliki dan menguasai keahlian di dunia kerja karena dituntut untuk siap pakai, dan bisa diandalkan menjadi tenaga-tenaga kerja terampil. Pendidikan
Menengah
Kejuruan
(SMK)
merupakan
jenis
pendidikan menengah yang secara khusus mempersiapkan lulusannya untuk menjadi tenaga kerja terampil dan siap latih. Selain itu mereka diharapkan mudah beradaptasi dengan lingkungan dan perubahan teknologi serta dapat mengembangkan diri dalam rangka memenuhi kebutuhan pasar kerja di berbagai sektor yang selalu berkembang.
Berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor : 29 Tahun 1990 (29/1990) tanggal : 10 Juli 1990 (Jakarta), tentang : Pendidikan Menengah, pendirian Sekolah Menengah Kejuruan harus memenuhi beberapa persyaratan. Persyaratan tersebut seperti : tersedianya potensi lapangan kerja dan dukungan masyarakat termasuk dunia usaha/industri. Dalam pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor : 29 Tahun 1990 disebutkan bahwa pendidikan menengah kejuruan mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pertanian, termasuk salah satu SMK yang mempunyai program keahlian dalam bidang pertanian. Sekolah Menengah Kejuruan yang dijadikan objek penelitian bagi penulis adalah SMK Negeri I Takisung yang mulai berdiri pada tahun 1995. Awalnya SMK tersebut adalah Sekolah Menengah Tehnologi Pertanian (SMTP), namun karena adanya pergantian nama dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan ke Depertemen Pendidikan Nasional maka semua nama sekolah yang termasuk dalam rumpun sekolah kejuruan berganti menjadi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri, termasuk SMTP menjadi SMK Negeri I Takisung. Tahun pertama penerimaan siswa di SMK tersebut
menarik
banyak minat siswa tamatan SMP untuk mendaftar, sampai melebihi kapasitas. Akan tetapi pada tahun-tahun berikutnya terjadi penurunan minat siswa memasuki sekolah ini. Penurunan minat tersebut dari tahun ke tahun dapat dilihat pada Gambar 1.
2
250 222
Jumlah (orang)
200 148 150 125 100 71
64
63
50
37
32
30
2003/2004
2002/2003
2001/2002
2000/2001
1999/2000
1998/1999
1997/1998
1996/1997
1995/1996
0
Tahun Ajaran
Sumber: SMK Negeri I Takisung (2003), Diolah Kembali oleh Penulis (2004).
Gambar 1. Perkembangan Jumlah Siswa SMK Negeri I Takisung Dilihat dari perkembangan jumlah siswa setiap tahunnya memang sangat memprihatinkan. Apalagi kalau berpedoman pada Pembangunan Pendidikan yang tertuang dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (Propenas), untuk Tahun 20002004 pembinaan pendidikan menengah yang mencakup Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang menerapkan kurikulum berbasis kompetensi
untuk
memenuhi
tuntutan
persyaratan
tenaga
kerja.
Seharusnya SMK Negeri I Takisung termasuk salah satu sekolah kejuruan yang diharapkan sebagai penyedia tanaga kerja terampil untuk industri. Namun pada kenyataannya minat siswa untuk memasuki sekolah tersebut cenderung menurun.
3
Selain dari pihak sekolah, Pemerintah juga diharapkan memiliki kepedulian terhadap dunia pendidikan terutama pada sekolah menengah kejuruan pertanian. Bergulirnya otonomi daerah beberapa waktu lalu diikuti pula dengan otonomi pendidikan di tiap daerah. Kesempatan ini sebenarnya dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan di daerah masing-masing. Begitu pula halnya dengan masingmasing sekolah yang seharusnya bisa memanfaatkan momen ini sebagai peluang emas. Hal ini mengingat setiap sekolah punya kesempatan untuk melakukan program maupun terobosan lain untuk meningkatkan prestasi anak didik mereka. Usaha peningkatan mutu pendidikan, bisa dilakukan kerjasama yang sinergis antara pengajar dan manajemen sekolah. Selain itu, peran keluarga sangat penting dalam hal memberikan pengawasan dan motivasi kepada para siswa. Manajemen sekolah dituntut mampu menciptakan program bagi peningkatan mutu pendidikan di sekolah masing-masing. Dengan demikian, diharapkan setiap sekolah mempunyai keunggulan masingmasing dalam rangka peningkatan prestasi. Manajemen sekolah, tidak terkecuali para guru sendiri, sangat berperan dalam membuat dan menjalankan program bagi peningkatan pendidikan. Jadi, nanti sekolah punya keunggulan yang bisa diandalkan.
1.2.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, jumlah siswa
yang cenderung terus menurun dari tahun ke tahun merupakan masalah manajemen yang utama. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan strategi
4
pemasaran
yang
tepat.
Akan
tetapi
dalam
menetapkan
strategi
pemasaran tersebut banyak permasalahan yang terkait. Permasalahan yang ada dapat dirumuskan sebagai berikut : 1.
Terjadinya penurunan minat siswa untuk masuk
SMK Negeri I
Takisung setiap tahun, dari tahun1995/1996 sampai dengan sekarang (tahun 2003/2004). 2.
Bagaimana strategi pemasaran yang telah dilakukan oleh SMK Negeri I Takisung selama ini dalam memenuhi kebutuhan pasar
3.
Faktor-faktor apa saja yang berperanan dalam penyusunan strategi pemasaran SMK Negeri I Takisung berdasarkan analisis terhadap faktor-faktor kritis lingkungan internal dan eksternal
4.
Bagaimana formulasi strategi pemasaran yang seharusnya dilakukan oleh SMK Negeri I Takisung
1.3.
Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang disebutkan di atas,
ditetapkan tujuan penelitian berikut : 1. Mengkaji strategi pemasaran yang telah dilakukan oleh SMK Negeri I Takisung selama ini dalam memenuhi kebutuhan pasar. 2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang berperan dalam penyusunan strategi pemasaran berdasarkan analisis terhadap faktor-faktor kritis lingkungan internal dan eksternal yang berpengaruh pada SMK Negeri I Takisung. 3. Memformulasikan strategi pemasaran yang seharusnya dilakukan oleh SMK Negeri I Takisung.
5
UNTUK SELENGKAPNYA DAPAT DI AKSES PADA PERPUSTAKAAN MB IPB
6