ARTIKEL ILMIAH MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA TEKS dengan MENERAPKAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT di KELAS V SD N 111/I KOMPLEK AIR PANAS KABUPATEN BATANG HARI
Oleh: ROSNILA WATI NIM AIDI09048
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2014 RosniLa Wati FKIP-PGSDPage 1
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA TEKS dengan MENERAPKAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT di KELAS V SD N 111/I KOMPLEK AIR PANAS KABUPATEN BATANG HARI Oleh: ROSNILA WATI Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Jambi ABSTRAK Latar belakang masalah upaya dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar bahasa pada materi membaca teks dengan menggunakan model cooperative script. Pada pemakaian media lembaran teks. Salah satu upaya meningkatkan kualitas membaca dengan cara guru mengenalkan huruf, kata, pengenalan hubungan pada ejaan dan bunyi, kecepatan siswa dalam membaca. Tujuan penelitian, sesuai dengan latar belakang masalah dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan kemampuan membaca teks di kelas V SDN 111/I Komplek Air Panas melalui model Cooperative Script. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas V SD Negeri 111/I Komplek Air Panas Kabupaten Batanghari yang jumlah siswanya 19 orang yaitu 8 laki-laki dan 11 perempuan. Data penelitian ini adalah kemampuan membaca teks dalam proses belajar mengajar. Pada siklus I, tindakan yang dilakukan siswa di minta berpasangan berdasarkan tempat duduk masing-masing rata-rata nilai kemampuan siswa kelas V dalam membaca teks menggunakan model pembelajaran cooperative script di SDN 111/I Komplek Air Panas Kabupaten Batanghari tergolong kurang dengan nilai rata-rata nilai sebesar 60. Pada siklus II, tindakan yang dilakukan siswa berpasangan berdasarkan pilihan mereka masing-masing, sehingga hasilnya meningkat dari pada siklus I, nilai rata-rata kemampuan siswa kelas V dalam membaca teks menggunakan model pembelajaran cooperative script di SDN 111/I Komplek Air Panas Kabupaten Batanghari meningkat menjadi kategori tuntas dengan nilai rata-rata 68.
RosniLa Wati FKIP-PGSDPage 2
Pada siklus III, tindakan yang dilakukan siswa berpasangan berdasarkan pilihan guru, sehingga hasilnya lebih meningkat dari siklus I dan siklus II, ratarata nilai kemampuan siswa kelas V dalam membaca teks menggunakan model pembelajaran cooperative script di SDN 111/I Komplek Air Panas Kabupaten Batanghari tetap dalam kategori sangat tuntas namun dengan peningkatan hasil nilai yaitu dengan rata-rata sebesar 95. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan, model pembelajaran cooperative script dapat meningkatkan kemampuan membaca teks siswa kelas V di SDN 111/I Komplek Air Panas Kabupaten Batangahari. Kata Kunci : Hasil Belajar, Model cooperative script I. PENDAHULUAN Sekolah sebagai lembaga pendidikan adalah tempat untuk mempersiapkan peserta didik menghadapi kehidupan di masa mendatang yang baik dan sempurna. Sebagai suatu pendidikan formal, sekolah bertanggung jawab untuk membantu, mendorong dan membimbing peserta didik dalam proses belajar mengajar, guna memperoleh keberhasilan belajar. Salah satu upaya meningkatkan kualitas pendidkan adalah bagaimana cara memciptakan suasana belajar yang efesien dan efektif, mengetahui kebiasaan dan kesenangan belajar siswa agar siswa bergairah dan berkembang sepenuhnya selama proses kegiatan belajar mengajar berlangsung. Dalam berbahasa ada empat aspek keterampilan yaitu membaca, menyimak, menulis dan berbicara. Antara satu keterampilan lain saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Keterampilan membaca sudah harus ditumbuhkembangkan pada diri siswa sejak usia dini, dengan membaca maka siswa akan banyak tahu tentang berbagai informasi serta membantu siswa memecahkan masalah. Berdasarkan hasil observasi terhadap kondisi kegiatan pembelajaran diatas terjadi di SDN 111/I Komplek Air Panas Kabupaten Batanghari, terlihat bahwa cara mengajar guru pada umumnya hanya menjelaskan materi dengan menggunakan metode ceramah yaitu penuturan bahan pelajaran secara lisan, RosniLa Wati FKIP-PGSDPage 3
kemudian sesudah itu siswa diminta mengerjakan soal latihan, sehingga fenomena yang diamati peneliti selama di lapangan pada saat kegiatan belajar mengajar . Bahasa Indonesia di kelas kebanyakan siswa timbul kejenuhan, siswa cendrung menjadi malas berfikir, dan tidak ada kemampuan belajar mengakibatkan tidak ada interaksi yang terjalin antara guru dan siswa. Salah satu upaya meningkatkan kualitas membaca yaitu dengan cara guru mengenalkan bentuk huruf, pengenalan kata, pengenalan hubungan pada ejaan dan bunyi, kecepatan siswa dalam membaca. Untuk itu dalam proses interaksi belajar sudah seharusnya guru meningkatkan cara belajar siswa terutama pada materi membaca agar cara siswa dalam membaca lebih meningkat dan lebih baik lagi untuk seterusnya, Cara belajar siswa selama proses pembelajaran kurang aktif dan kurang memperhatikan pelajaran, bila siswa diminta untuk membaca mereka membaca, tetapi mereka membaca itu tidak sesuai dengan ejaan dan tanda baca, disini guru sangat berperan penting bagaimana upaya guru dalam meningkatkan kemampuan membaca siswa, guru memberi arahan dan motivasi kepada siswa serta mejelaskan cara membaca yang baik, dan apa yang diperhatikan dalam membaca. Guru juga mencontohkan cara membaca yang baik agar siswa bisa melihat dan memperhatikan guru membaca. Masalah yang timbul dari guru, siswa sulit mencapai ketuntasan belajar, nilai rata-rata rendah, karena guru akan terus mengulangi materi itu terus menerus sehingga tidak beberapa orang siswa yang mencapai ketuntasan minimum. Pelaksanaan pembelajaran selanjutnya tertunda, program pembelajaran Bahasa Indonesia tidak tercapai. Berdasarkan gambaran diatas, penelitian tertarik melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Meningkatkan Kemampuan Membaca Teks dengan Menerapkan Model Cooperative Script di Kelas V SDN 111/I Komplek Air Panas Kabupaten Batanghari.
RosniLa Wati FKIP-PGSDPage 4
II. TINJAUAN PUSTAKA 1. Kemampuan “Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, dan kekuatan” (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990:553). Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah suatu kesanggupan untuk melakukan suatu yang dianggap bisa. 2. Pembelajaran Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia selain berfungsi sebagai bahas resmi juga berfungsi sebagai bahan nasional. Sesuai dengan fungsi tersebut, salah satu usaha yang perlu dilakukan adalah adanya pengajaran Bahasa Indonesia di lembaga-lembaga pendidikan. Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu ilmu dasar yang dewasa ini telah berkembang pesat. Bahasa Indonesia adalah salah satu bidang studi yang mempunyai peranan penting dalam dunia pendidikan. Pada saat pembelajaran bahasa Indonesia guru harus mampu menyampaikan kopetensi yang akan dicapai. 3. Pengertian Membaca Farr dalam Dalman (1984:5) mengemukakan, “reading is the heart of education yang artinya membaca merupakan jantung pendidikan”. Dalam hal ini, orang yang sering membaca, pendidikannya akan maju dan ia akan memiliki wawasan yang luas. Tentu saja hasil membacanya itu akan menjadi skemata baginya. Skemata ini adalah pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki seseorang. Jadi, semakin sering seseorang membaca, maka semakin besarlah peluang mendapatkan skemata dan berarti semakin maju pulalah pendidikannya 4. Tujuan Membaca Menurut Anderson (2003:11), ada tujuh macam tujuan dari kegiatan membaca, yaitu: 1. Reading for detail or fact (Membaca untuk memperoleh fakta dan perincian). 2. Reading for main ideas (Membaca untuk memperoleh ide-ide utama). 3. Reading for sequence or organization (Membaca untuk mengetahui urutan /susunan struktur Rosnila Wati FKIP S-1 PGSD
Page | 5
karangan). 4. Reading for inference (Membaca untuk menyimpulkan). 5. Reading to classify (Membaca untuk mengelompokkan atau mengklasifikan). 6. Reading to evaluate (Membaca untuk menilai, mengevaluasi). 7. Reading to compare or contrast (Membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan). 5. Tujuan Pembelajaran Membaca “Pada dasarnya, tujuan pembelajaran membaca dibagi atas dua tujuan utama, yaitu: tujuan behavioral dan tujuan ekspresif. Tujuan behavioral disebut dengan tujuan tertutup, sedangkan tujuan ekspresif disebut tujuan terbuka”. Tujuan behavioral diarahkan pada kegiatan-kegiatan membaca:
(a)pemahaman makna kata,
(b)keterampilan-keterampilan studi, dan (c)pemahaman terhadap teks bacaan. Tujuan ekspresif diarahkan pada kegiatan-kegiatan: (a)membaca pengarahan diri sendiri, (b) membacapenafsiran atau membaca interpretatif, dan (c) membaca kretif.(Nurhadi dalam Dalman, 2013:13) 6. Teknik Membaca Pada dasarnya, membaca bertujuan mendapatkan informasi. Efesiensi membaca akan lebih baik, jika informasi yang dibutuhkan sudah ditentukan lebih dahulu. Informasi fokus adalah informasi terpenting atau hal-hal terpenting yang terdapat dalam teks bacaan. Dalam sebuah bacaan, informasi yang kita butuhkan itu adalah informasi fokus. 7. Pengertian Model Cooperative Script Menurut Istarani (2011: Online), “Cooperative Script ini berasal dari kata Methodos dan Scipt yang memiliki arti masing-masing yang diantarannya : Metodemetode berasal dari Bahasa Yunani “ Methodos” yang berarti caraatau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran yang bersangkutan. Ada juga pengertian tentang, metode yaitu; cara kerja yang sistem matis untuk mencapai suatu maksud tujuan”.
Rosnila Wati FKIP S-1 PGSD
Page | 6
8.
Tujuan Model Cooperative Script Menurut Hamzah (2007:14)Bermain peran sebagai suatu model pembelajaran
bertujuan untuk membantu siswa menemukan makna diri ( jati diri ) didunian sosial dan memecahkan dilima dengan bantuan kelompok 9. Langkah-langkah Penggunaan Model Cooperative Script Menuru Istarani (2011:Online), kelebihan model Cooperative Script, adalah sebagai berikut: 1. Guru membagi siswa untuk berpasangan. 2. Guru membagi wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan. 3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pendengar. 4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementar pendengar
Menyimak/mengoreksi/menghafal ide-ide pokok yang kurang lengkap.
Membantu
meningat/menghafal
ide-ide
pokok
dengan
menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya. 5. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas. 6. Kesimpulan siswa bersama-sama dengan guru. 7. Pemutup.
II.
METODOLOGI PENELITIAN Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD
Negeri 111/I
Komplek Air Panas Kabupaten Batanghari yang jumlah siswanya 19 orang yaitu 8 lakilaki dan 11 perempuan. Data penelitian ini adalah kemampuan membaca teks dalam Rosnila Wati FKIP S-1 PGSD Page | 7
proses belajar mengajar. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitan ini adalah lembaran pengamatan atau pedoman observasi. Pedoman observasi dilakukan pada saat kegiatan belajar mengajar. Dalam penelitian ini, data dikumpulkan melalui observasi dan monitoring terhadap peningkatan kegiatan siswa dalam proses belajar mengajar dan kemampuan membaca teks . Data diambil melalui pengamatan guru dengan menggunakan pedoman observasi Prosedur penelitian tindakan dilakukan dengan memberikan pembelajaran dengan model cooperative script, yang terdiri dari beberapa langkah dengan rencana sebagai berikut : Perencanaan, Pelaksanaa Tindakan, Observasi dan Evaluasi
III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada siklus I,tindakan yang dilakukan siswa diminta berpasangan berdasarkan tempat duduk masing-masing sehingga rata-rata nilai kemampuan siswa kelas V dalam membaca teks menggunakan model pembelajaran cooperative script di SDN 111/I Komplek Air Panas Kabupaten Batanghari tergolong kurang dengan nilai rata-rata nilai sebesar 60. Pada siklus II,tindakan yang dilakukan siswa berpasangan berdasarkan pilihan meraka masing-masing, sehingga hasilnya meningkat dari pada siklus I rata-ratanilai kemampuan siswa kelas V dalam membaca teks menggunakan model pembelajaran cooperative script di SDN 111/I Komplek Air Panas Kabupaten Batanghari meningkat menjadi berkategori tuntas dengan nilai rata-rata 68. Pada siklus III, tindakan yang dilakukan siswa berpasangan berdasarkan pilihan guru, sehingga hasilnya lebih meningkat dari siklus I dan siklus II. Rata-rata nilai kemampuan siswa kelas V dalam membaca teks menggunakan model pembelajaran cooperative scriptdi SDN 111/I Komplek Air Panas Kabupaten Batanghari tetep dalam kategori sangan tuntas namun dengan peningkatan hasil nilai yaitu dengan rata-rata sebesar 95.
Rosnila Wati FKIP S-1 PGSD
Page | 8
IV. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan, model pembelajaran cooperative script dapat meningkatkan kemampuan membaca teks siswa kelas V di SDN 111/I Komplek Air Panas Kabupaten Batangahari. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya, maka penelitian memberikan saran sebagai berikut : 1. Bagi guru supaya memperhatikan penggunaan model dan media pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan dan hasil belajar Bahasa Indonesia atau khususnya dalam materi membaca teks
pada siswa,
dimana akan menunjang kegiatan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. 2. Bagi guru supaya meningkatkan kemampuan membaca teks siswa melalui pembelajaran menggunakan model pembelajaran cooperative script yang terbukti mampu meningkatkan kemampuan membaca teks pada siswa.
DAFTAR PUSTAKA Anderson. 1972.Pengertian Membaca.Bandung: Angkasa Bandung. Anderson. 2003. Tujuan Membaca.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Dalaman, H. 2013. Keterampilan Membaca.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Depdikbud.1990.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka . Moulton. 1970. Pengertian Membaca Nyaring.Angkasa Bandung. Saraswati, E. 2008. IndahnyaBahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Suyatno,H. 2008. Membandingkan Isi Dua Teks. Jakarta: Depertemen Pendidikan Nasional. Tarigan. H.G. 20008.Membaca sebagai suatu keterampilan berbahasa.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Rosnila Wati FKIP S-1 PGSD
Page | 9
Tarigan, H.G. 1982. Faktor Dalam Membaca Nyaring. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Tarigan, H.G.1979.Aspek-aspek Dalam Membaca.Angkasa Bandung. Uno, H.B. 2007. Model Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Istarani.
Diakses
15
Februari
2014.
Pengertian
Model
Cooperative
http://id.shvoong.com/social-scienes/education/2200794-pengertian
Script metode-
cooperative-script/#ixzz2qzcjrdh
Rosnila Wati FKIP S-1 PGSD
Page | 10