HUBUNGAN TINGKAT EKSTROVERSI DAN KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN PERILAKU PROSOSIAL PADA ANGGOTA SATLANTAS POLRI
NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan oleh: Yunita Puspitasari F 100 080 183
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
HUBUNGAN TINGKAT EKSTROVERSI DAN KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN PERILAKU PROSOSIAL PADA ANGGOTA SATLANTAS POLRI
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1)
Diajukan oleh: Yunita Puspitasari F 100 080 183
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
ii
E
III
-rS'W 5t
l0z leml tr Iz '€}rE)Pms
!UnBI 'r(I
:qolo rnrnlrsrp qPIJJ
rln8uad ue,uaC uedep Ip uB)ltlEqeledrp )nttm rnftrlesry q'PIeJ
€8I 080 00r d
FEEEiidifieTttunI :qe1o
uelnierp Buel
IU.IOd SYINV'IIVS
VIOSONY YOVd'IYISOSOU.I IDIV'1Nfl'I NY5Nf,(I TSNJnIldS NVSVOIISJf,Y NV(I ISUflAOUISYf, IY>ICNIJ YUYINV NYSILNSOH
!S'I{ '!sd'S 'ouo,rn^ o,{l8sns
€l0z1eEI^J'EL.e{Erns
JS'tr^l
'lsd'S 'otuE^und o,{qes
II Surdu€puad rfn8ued
rs'I l rruruY qolos .sJ( I Surdru€pued rin8uod
!s 'w 'rlunsl
'r(
€l.Ie}ll rln3uod
le$,(s Ignuoluerlr qelel ue{€te,{ulp uec 0z 16.rel IZ IBSSuel eped rlnBued ue^loc uBdop Ip uoi'ueq'Euodrp q?lel
g8I 080 00r d IrBs14!osnd
BllunI
r{3lo uelnlerp
SueI
IU'IOd SYINV'IIYS YJOJCNV YOYd'MSOSOUd n)IY1rufld NVSNSC
lYnJ,n
iIS
NVSVOUSJf,J NYO ISUSAOUJSXS IY>ICNII YIIYJNY NYCNIANH
HUBUNGAN TINGKAT EKSTROVERSI DAN KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN PERILAKU PROSOSIAL PADA ANGGOTA SATLANTAS POLRI
Yunita Puspitasari Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Abstraksi
Sebagian waktu polisi lalu lintas dihadapkan pada pelayanan terhadap kebutuhan-kebutuhan pengguna jalan dan sering berhubungan langsung dengan masyarakat. Pelayanan kepada masyarakat di bidang lalu lintas juga dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Namun tugas-tugas polisi nampaknya kurang dibarengi dengan pentingnya peran personil polisi. Mengetahui hubungan antara tingkat ekstroversi dan kecerdasan spiritual dengan perilaku prososial adalah tujuan dari penelitian. Populasi penelitian ini adalah anggota Satlantas Polresta Surakarta unit Turjawali dengan sampel sebanyak 85 personil. Sampel diambil dengan teknik studi populasi. Pengambilan data diambil dengan instrument skala. Metode analisis data menggunakan korelasi Product Moment dan Analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,707 dengan p = 0,000 (p < 0,01) atau ada hubungan positif yang sangat signifikan antara tingkat ekstroversi dan kecerdasan spiritual dengan perilaku prososial. Sumbangan efektif tingkat ekstroversi dan kecerdasan spiritual terhadap perilaku prososial sebesar 50% yang ditunjukkan oleh koefisien determinan (r2) = 0,500. Hal ini menyatakan bahwa masih terdapat 50% faktor-faktor lain yang memberikan sumbangan efektif terhadap perilaku prososial diluar variabel tingkat ekstroversi dan kecerdasan spiritual. Kata kunci: Perilaku prososial, tingkat ekstroversi, Kecerdasan spiritual
v
Pemberitaan media mengenai polisi
PENDAHULUAN Satuan Kepolisian
Lalu
Negara
lintas
begitu tajam sehingga saat ini polisi
Republik
seolah-olah kurang dipercaya oleh
Indonesia adalah pegawai negeri
masyarakat.
pada Kepolisian Negara Republik
Pada kehidupan sehari-
Indonesia. Polisi lalu lintas adalah
hari terdapat contoh fenomena yang
unsur
bertugas
menggambarkan tindakan polisi lalu
menyelenggarakan tugas kepolisian
lintas yang terjadi dalam masyarakat
mencakup penjagaan, pengaturan,
seperti adanya “salam tempel” pada
pengawalan dan patroli, pendidikan
polisi lalu lintas, dimana hal tersebut
masyarakat dan rekayasa lalu lintas,
sering dilakukan oleh para pelanggar
regristrasi
dan
identifikasi
lalu lintas agar pelanggar tidak
pengemudi
atau
kemdaraan
mendapat tilang dari aparat polisi
kecelakaan
lalu lintas. Pada proses pembuatan
lalu lintas dan penegakan hukum
SIM (Surat Izin Mengemudi) juga
dalam
sering kali dilaksanakan secara tidak
pelaksana
bermotor,
yang
penyidikan
bidang
lalu
lintas
memelihara keamanan,
guna
ketertiban
professional
seperti liar
maraknya
dan kelancaran lalu lintas. Sebagian
pungutan
dalam
proses
waktu polisi lalu lintas dihadapkan
pembuatan
oleh
anggota
pada pelayanan terhadap kebutuhan-
Satlantas. Fenomena yang baru saja
kebutuhan pengguna jalan dan sering
terjadi
berhubungan
langsung
dengan
Semarang. Kapolda Jateng memutasi
masyarakat.
Pelayanan
kepada
36 petugas Satlantas Polrestabes
SIM
yaitu
Polrestabes
masyarakat di bidang lalu lintas juga
Semarang
dilaksanakan untuk meningkatkan
identifikasi (Regident) ke beberapa
kualitas hidup masyarakat. Namun
bagian karena 36 petugas tersebut
tugas-tugas polisi nampaknya kurang
melakukan pungutan liar dam proses
dibarengi dengan pentingnya peran
pembuatan
personil polisi. Fenomena-fenomena
(http://www.merdeka.com/peristiwa/
yang
perilaku
diduga-lakukan-pungli-11-pns-di-
polisi masih sering terdengar miring.
satlantas-semarang-dicopot.html).
berkaitan
dengan
1
Unit
di
registrasi
dan
SIM.
Pelayanan polisi lalu lintas
tersebut
meliputi
norma
sosial,
tidak lepas dari kehidupan manusia
jumlah
pengamat
lain,
tekanan
yang
waktu, dan kesamaan atau kemiripan
saling
tolong
menolong.
Tingkah laku menolong atau dalam psikologi
sosial
tingkah laku
dikenal
(dalam Myres, 2012).
dengan
Mussen
dkk
(dalam
prososial, adalah
Jannah, 2008) mengungkapkan
tindakan individu untuk menolong
mengenai aspek-aspek perilaku
orang lain tanpa adanya keuntungan
prososial meliputi:
langsung bagi si penolong (Baron,
1. Kerjasama,
yaitu
melakukan
dkk dalam Sarwono dan Meinarno,
pekerjaan atau kegiatan secara
2009). Menolong mempunyai arti
bersama-sama
sebagai
kesepakatan
suatu
tindakan
mempunyai
yang
konsekuensi
orang
meningkatkan lain
(Byrne
2. Menolong,
mencapai
yaitu
orang
dan
meringankan beban fisik atau
Baron,
turut
lain
membantu
kesejahteraan
2004).Perilaku prososial itu seperti mendermakan,
untuk
tujuan bersama.
menyediakan beberapa keuntungan atau
berdasarkan
dengan
cara
psikologis orang tersebut.
campur
3. Membagi, yaitu kesediaan untuk
(intervensi) dalam situasi darurat,
ikut
kerjasama, berbagi, sukarela, dan
dirasakan orang lain.
berkorban.
merasakan
apa
yang
4. Berderma, yaitu bermurah hati
Orang memberikan
yang
akan
keputusan
untuk
memberikan
kepada orang lain atau memberi sesuatu pada orang lain.
pertolongan
5. Honesty/ Kejujuran, melakukan
dipengaruhi oleh beberapa faktor
atau mengatakan sesuatu kepada
yaitu faktor internal dan faktor
orang lain dengan jujur dan tulus.
eksternal. Faktor internal tersebut
Menurut
Staub
(dalam
meliputi rasa bersalah, sifat-sifat
Jannah, 2008) perilaku prososial
kepribadian, jenis kelamin, mood
dipengaruhi oleh beberapa aspek
(suasana
kepercayaan
dalam diri individu baik secara
religius. Kemudian faktor eksternal
internal maupun eksternal. Faktor
hati)
dan
2
internal
individu
yang
tersebut diperkuat oleh penelitian
mempengaruhi perilaku seseorang
yang dipimpin oleh Zdenek dan
adalah tipe kepribadian seseorang.
Helena (2008) dalam “Analysis of
Orang dengan kepribadian ekstrovert
Relationships
akan
Tendencies, Empathy, and The Five-
cenderung
lebih
sering
between
melakukan perilaku prososial. Orang
Factor
ekstrovert terutama dipengaruhi oleh
Students of Helping Professions”
dunia obyektif, yaitu dunia di luar
dari
dirinya.
menemukan
Orientasinya
terutama
Personality
Prosocial
Universitas
di
bahwa
Model
Ceko
in
yang
perilaku
tertuju keluar; pikiran, perasaan,
prososial mempunyai tedensi dengan
serta
lima faktor kepribadian yang salah
tindakannya
terutama
ditentukan oleh lingkungannya, baik
satunya
adalah
lingkungan non-sosial. Dia bersikap
ekstrovert.
positif terhadap masyarakat seperti
kepribadian
Menurut Eysenck lewat
hatinya terbuka, mudah bergaul,
penelitiannya
hubungan dengan orang lain lancar.
bersama Wilson (dalam Suryabrata,
Orang dengan tipe kepribadian akan
2008) didapatkan bahwa aspek-aspek
cenderung
lebih
memberikan
yang
pertolongan
karena
karakteristik
ekstrovert adalah :
kepribadiannya
dalam
dilakukan
kepribadian
mempunyai
a. Activity (aktif). Individu yang
hubungan sosial yang baik dengan
memiliki nilai tinggi pada
lingkungannya.
aspek ini cenderung aktif,
Hal
yang
ada
yang
tersebut
diperkuat
energik, suka semua aktivitas
oleh penelitian yang dilakukan oleh
fisik, suka bangun pagi-pagi,
Susanto
berjudul
bergerak dengan cepat dari
Pososial
aktivitas
Ditinjau dari Tipe Kepribadian pada
lainnya,
Anggota Palang Merah Remaja”
berbagai
menyatakan bahwa orang dengan
minat yang berbeda-beda.
tipe kepribadian ekstrovert intensi
b. Sociability (mampu bergaul).
(2006)
“Perbedaan
prososialnya
yang
Perilaku
lebih
tinggi.
Hal
keaktifitas dan
yang
mengejar
kepentingan
dan
Individu yang memiliki nilai
3
tinggi pada aspek ini suka
aspek ini cenderung mudah
mencari
mengungkapkan
teman,
menyukai
emosinya
kegiatan sosial, pesta, merasa
dan senang berbagi (sharing)
senang dalam situasi ramah
dengan orang lain.
tamah. c. Risk
f. Practically (praktis). Individu talking
(berani
yang memiliki nilai tinggi
mengambil resiko). Individu
pada aspek ini mempunyai
yang memiliki nilai tinggi
kegemaran pada hal-hal yang
pada aspek ini menyukai
bersifat praktis dan lebih
tantangan, suka dengan hal-
tertarik melakukan hal yang
hal
praktis
yang
rintangan,
penuh
dengan
senang
hidup
tidak
sabar
dengan kegiatan yang bersifat
dalam bahaya dan mencari
abstrak atau khayal.
pekerjaan yang memberikan
g. Irresponbillity (kurang atau
tantangan.
tidak
d. Impulsiveness
dan
(penurutan
bertanggung
jawab).
Individu yang memiliki nilai
dorongan hati). Individu yang
tinggi
memiliki nilai tinggi pada
cenderung tidak menyukai
aspek ini cenderung bertindak
hal
secara
mempunyai pendirian yang
mendadak
tanpa
pada
yang
aspek
bersifat
ini
resmi,
berpikir terlebih dahulu, suka
berubah-ubah,
mengambil keputusan yang
bertanggung
terburu-buru, kadang-kadang
sosial. Namun hal ini masih
gegabah,
dalam batas normal.
biasanya
tidak
memikirkan konsekuensinya, suasana
hatinya
bertugas
ubah, dan tidak mempunyai
Individu
secara
memberikan
pelayanan
kepada masyarakat dituntut memiliki
pendirian yang tetap.
terbuka).
jawab
Anggota Satlantas Polri yang
berubah-
e. Expressiveness
kurang
hubungan sosial yang baik dengan (emosi
lingkungannya
yang
ketentraman
memiliki nilai tinggi pada
4
agar dan
terwujud keamanan
masyarakat.
Selain
karakteristik
mempunyai
kepribadian
pada remaja dapat mempengaruhi
yang
perilaku
antisosial
di
luar
memiliki hubungan sosial yang baik,
pemantauan orang tua dan dapat
kecerdasan spiritual juga akan lebih
meningkatkan fungsi sosial yang
meningkatkan
positif dari remaja seperti perilaku
intensitas
perilaku
prososial pada anggota Satlantas
prososial
Polri.
Kecerdasan Menurut
penelitian
dari
spiritual
(SQ)
adalah kecerdasan manusia yang
Gallup Brett Pelham dan Steve
digunakan
Crabtree
2012)
dengan Tuhan. Asumsinya adalah
orang di
jika seseorang hubungan dengan
(dalam
mengemukakan seluruh
bahwa
dunia
menyumbangkan melakukan
Myres,
untuk
berhubungan
cenderung
telah
Tuhannya baik, maka bisa dipastikan
sejumlah
uang,
hubungan
pekerjaan
sosial
dan
dengan
sesama
manusiapun akan baik pula dan
menolong orang asing. Penelitian
kecenderungan
mengenai kecerdasan spiritual juga
prososialpun
dipaparkan oleh Teri. M. Henke,
meningkat (Muhammad Zuhri dalam
Heidi E. Stolz dan Brian K. Barber
septianti, 2010). Danah Zohar dan
(2011) dari University of Tennessee
Ian Marshall menyatakan bahwa
dalam jurnal penelitiannya yang
orang yang cerdas secara spiritual
berjudul “Adolescent Religiosity and
diantaranya bisa dilihat ciri-cirinya
Perceptions
of
Parenting:
antara lain yaitu, bisa memberi
Relationships
with
Adolescent
makna dalam kehidupannya, senang
Antisocial Behavior and Prosocial
berbuat baik, senang menolong orang
Behavior”. Penelitian ini bertujuan
lain,
untuk menyelidiki apakah religuisitas
hidupnya, dia merasa memikul misi
dapat
yang mulia, dia merasa dilihat oleh
memprediksi
perilaku
antisosial dan prososial pada remaja
dari
menunjukkan
penelitian bahwa
berperilaku
akan
semakin
menemukan
tujuan
Tuhannya (dalam septianti, 2010).
di luar kontribusi dari orang tuanya. Hasil
telah
untuk
Zohar dan Marshall (2007)
ini
ada beberapa aspek yang menjadi
religuisitas
dasar kecerdasan spiritual :
5
a. Kemampuan bersikap fleksibel
f. Keengganan
untuk
mengalami
Dalam hal ini seorang anggota
kerugian yang tidak perlu
brimob yang bersifat luwes dan
Seperti tidak menunda pekerjaan
mudah menyesuaikan diri dengan
dan berfikir sebelum bertindak.
lingkungan sekitarnya.
g. Kemampuan
b. Memiliki kesadaran tingkat tinggi Menyadari
untuk
melihat
ketertarikan dari berbagai hal
sepenuhnya,
h. Kecenderungan bertanya mengapa
menyadari kuasa Tuhan sehingga
atau bagaimana
menyadari
menolong
Kecenderungan bertanya nyata
membutuhkan
untuk bertanya mengapa atau
pertolongan merupakan ibadah
bagaimana jika untuk mencari
dan tanggung jawab yang mulia.
jawaban-jawaban yang mendasar
orang
bahwa yang
c. Kemampuan
menghadapi
dan
seperti kemampuan berimajinasi
memanfaatkan penderitaan.
dan keingintahuan yang tinggi.
Seperti tidak ada penyesalan,
i. Kemampuan untuk mandiri
tetap tersenyum dan bersikap
Mampu bekerja secara individu
tenang dan berdoa.
untuk menghasilkan suatu karya
d. Kemampuan
menghadapi
dan
atau pekerjaan yg dihargai orang
melampaui rasa sakit
lain.
Berpikir positif, tabah dan pasrah menghadapi cobaan hidup namun
Hipotesis
mampu mencari solusi yg terbaik
Ada Hubungan Positif antara
dari setiap permasalahan yang
Tingkat Ekstroversi dan Kecerdasan
ada.
Spiritual dengan Perilaku Prososial
e. Kualitas hidup yang diilhami oleh
pada Anggota Satlantas Polri.
visi dan nilai-nilai Memahami visi dan nilai-nilai
METODE PENELITIAN
agama, kehidupan sehingga rajin
Variabel dalam penelitian ini
beribadah dan menyakini bahwa
terdapat tiga jenis, yakni Tingkat
apa yang ada dalam hidupnya
Ekstroversi dan Kecerdasan Spiritual
adalah kehendak Tuhan.
sebagai Variabel Bebas dan Perilaku
6
Prososial
sebagai
Variabel
HASIL
Tergantung.
A. Uji Validitas dan Reliabilitas
Subjek
penelitian
dimana
Aitem
populasi penelitian adalah anggota
perilaku
Satlantas Polresta Surakarta unit Turjawali
yang
berjumlah
sampai
mempunyai
dengan demikian teknik penelitian
corrected
studi
berganda
sampai
dan
satu
spiritual
mempunyai
0,760
dan
koefisien
reliabilitas alpha (α) = 0,949.
dalam
B. Uji Asumsi
penelitian ini ada dua variabel independen
correlation
total correlation bergerak dari 0,413
digunakan
karena
validitas
koefisien validitas corrected item-
menguji
hipotesis adalah analisis regresi dua
regresi
item-total
kecerdasan
skala. Kemudian metode analisis
Alasannya
koefisien
0,939. Aitem yang valid untuk
digunakan adalah metode angket/
prediktor.
koefisien
dan koefisien reliabilitas alpha (α) =
Alat pengumpul data yang
untuk
dan
bergerak dari 0,377 sampai 0,749
populasi.
dugunakan
0,821
yang valid untuk tingkat ekstroversi
populasi dijadikan subjek penelitian,
yang
mempunyai
reliabilitas alpha (α) = 0,944. Aitem
maka oleh peneliti semua anggota
adalah
prososial
untuk
total correlation bergerak dari 0,317
Karena terbatasnya anggota populasi
digunakan
valid
koefisien validitas corrected item-
85
anggota sebagai subjek penelitian.
yang
yang
Hasil uji normalitas sebaran
variabel
dependen (untuk menguji hipotesis
dari
variabel
mayor) dimana instrument analisis
menunjukkan
penelitian ini menggunakan program
didapatkan
statistik SPSS 15,0 For Windows
Kolmogorov-Smirnov = 0,113; p =
Program.
0,187 (p > 0,05), variabel kecerdasan spiritual
tingkat bahwa
normal
ekstroversi data
yang
dengan
nilai
menunjukkan
nilai
Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,127; p = 0,068 (p > 0,05) dan variabel perilaku prososial menunjukkan nilai
7
Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,096;
bahwa terdapat hubungan positif
p = 0,200 (p > 0,05). Dengan p >
yang sangat signifikan antara tingkat
0,05, maka ketiga data tersebut
ekstroversi dan kecerdasan spiritual
dinyatakan memiliki sebaran data
dengan
yang normal.
anggota Satlantas Polri.
minor
tingkat ekstroversi dengan variabel prososial
dengan p = 0,162 (p < 0,05) yang berarti tidak ada hubungan yang
nilai
signifikasi lineritas diperoleh nilai F sebesar 1,086; p = 0,439 (p > 0,05).
antara
tingkat
ekstroversi
dengan
perilaku
minor
yang
diajukan
penulis
pertama ditolak.
C. Uji Hipotesis
2) Nilai koefisien korelasi antara kecerdasan spiritual dan perilaku
Perhitungan untuk menguji yang
signifikan
prososial. Hal ini berarti hipotesis
maka
menunjukkan korelasinya linier.
hipotesis
korelasi
prososial sebesar r = -0,150
prososial mempunyai korelasi linier
tersebut
teknik
ini
tingkat ekstroversi dan perilaku
spiritual dengan variabel perilaku
data
penelitian
1) Nilai koefisien korelasi antara
0,05). Sementara variabel kecerdasan
Berdasarkan
hipotesis
berikut:
nilai F sebesar 1,352; p = 0,239 (p >
melalui
dalam
pada
Pearson, diperoleh hasil sebagai
nilai signifikansi linieritas diperoleh
ditunjukkan
Uji
menggunakan
mempunyai
korelasi linier yang ditujukan melalui
yang
prososial
Kemudian
Hasil uji linieritas variabel
perilaku
perilaku
diajukan
prososial sebesar r = 0,703 dengan
adalah
p = 0,000 (p < 0,01) yang berarti
menggunakan teknik analisis regresi
ada hubungan positf yang sangat
dua prediktor. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien korelasi R = 0,707 dengan p = 0,000.
signifikan
antara
spiritual
dengan
kecerdasan perilaku
prososial. Hal ini berarti hipotesis
Berdasarkan hasil analisis regresi
minor
dengan p < 0,01 maka H0 diterima.
yang
kedua diterima.
Jadi hipotesis mayor menyatakan
8
diajukan
penulis
Sumbangan efektif tingkat
Berdasarkan yang
terhadap perilaku prososial sebesar
bahwa ada hubungan yang sangat
50% yang ditunjukkan oleh koefisien
signifikan antara tingkat ekstroversi
determinan (r2) = 0,500. Hal ini
dan kecerdasan spiritual dengan
menyatakan bahwa masih terdapat
perilaku
50%
yang
Satlantas Polri yang ditunjukkan oleh
efektif
nilai koefisien korelasi (r) sebesar
terhadap perilaku prososial diluar
0,707 dengan p = 0,000 (p < 0,01).
variabel
Hipotesis mayor dinyatakna terbukti.
memberikan
lain
sumbangan
tingkat
ekstroversi
dan
kecerdasan spiritual. Berdasarkan
dilakukan
analisis
ekstroversi dan kecerdasan spiritual
faktor-faktor
telah
hasil
prososial
pada
diperoleh
anggota
Hal ini pula menunjukkan bahwa analisis
variabel
variabel
kecerdasan spiritual dapat dijadikan
tingkat ekstroversi memiliki rerata
prediktor untuk mengukur perilaku
empirik 59,47 dan rerata hipotetik 60
prososial dan juga memiliki arti
yang berarti tingkat ekstroversi pada
bahwa
subjek penelitian tergolong sedang.
ekstroversi dan tingkat kecerdasan
Variabel
spiritual
spiritual subjek semakin tinggi pula
memiliki rerata empirik 110,82 dan
perilaku prososialnya dan begitu
rerata hipotetik sebesar 82,5 yang
sebaliknya. Hal tersebut sesuai teori
berarti kecerdasan spiritual pada
yang dikemukakan Myres (2012)
subjek penelitian tergolong tinggi.
bahwa kepribadian dan kecerdasan
Variabel perilaku prososial memiliki
spiritual
rerata empirik 119,98 dan rerata
seseorang
untuk
memberikan
hipotetik sebesar 85 yang berarti
keputusan
untuk
memberikan
perilaku
pertolongan. Dalam penelitian yang
kategorisasi
hasil
diketahui
kecerdasan
prososial
pada
subjek
penelitian tergolong sangat tinggi.
tingkat
ekstroversi
semakin
tinggi
dapat
dilakukan
oleh
dan
tingkat
mempengaruhi
Miftahul
Jannah
(2008) juga mengemukakan bahwa terdapat
PEMBAHASAN
hubungan
kepribadian
9
antara
ekstrovert
tipe dan
kecerdasan spiritual dengan perilaku
tergantung yang dilakukan dengan
menolong seseorang.
analisis korelasi pearson’s product
Perilaku prososial merupakan
moment menunjukkan hasil yang
perilaku yang mempunyai akibat
berbeda. Hasil korelasi antara tingkat
atau konsekuensi yang positif bagi
ekstroversi dan perilaku prososial
orang
dan
menunjukkan r = -0,150 dengan p =
menyatakan
0,162 (p < 0,05) yang berarti tidak
lain.Baron,
Branscombe
Byrne
(2006),
bahwa perilaku prososial adalah
ada
tindakan individu untuk menolong
Berdasarkan hasil data tersebut maka
orang lain tanpa adanya keuntungan
hipotesis
langsung bagi si penolong. Perilaku
peneliti ditolak.
prososial
adalah
suatu
tindakan
yang
dianggap
masyarakat
mempunyai
kategori
korelasi
yang
minor
Hasil
oleh
signifikan.
yang
diajukan
korelasi
antara
kecerdasan spiritual dan perilaku
pengaruh
prososial
menunjukkan
baik bagi orang lain dan mempunyai
korelasi
konsekuensi
positif.Orang
signifikan dengan angka sebesar r =
yang akan memberikan keputusan
0,703 dengan p = 0,000 (p < 0,01).
untuk
Berdasarkan hasil data tersebut maka
sosial
memberikan
pertolongan
positif
adanya
yang
sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor
hipotesis
minor
yaitu faktor internal dan faktor
tersebut
menunjukkan
eksternal. Faktor internal tersebut
semakin tinggi tingkat kecerdasan
meliputi rasa bersalah, sifat-sifat
spiritual seseorang maka semakin
kepribadian, jenis kelamin, mood
tinggi
(suasana
prososialnya, begitu sebaliknya. Hal
hati)
dan
kepercayaan
pula
diterima.
bahwa
tingkat
perilaku
religius. Kemudian faktor eksternal
tersebut
tersebut
meliputi
norma
sosial,
kecerdasan
jumlah
pengamat
lain,
tekanan
Muhammad
waktu, dan kesamaan atau kemiripan
menyatakan
(dalam Myres, 2012).
spiritual (SQ) adalah kecerdasan
Hasil korelasi masing-masing
manusia
variabel bebas terhadap variabel
sesuai
Hal
spiritual Zuhri
yang
berhubungan
10
dengan
teori menurut
(2010)
bahwa
kecerdasan
digunakan dengan
yang
untuk Tuhan.
Asumsinya adalah jika seseorang
Suryabrata, 2008) aspek-aspek yang
hubungan dengan Tuhannya baik,
meliputi tipe kepribadian ekstrovert
maka
adalahactivity
bisa
dipastikan
hubungan
(aktif),
sociability
dengan sesama manusiapun akan
(mampu bergaul), risk talking (berani
baik pula dan kecenderungan untuk
mengambil resiko), impulsiveness
berperilaku
(penurutan
prososialpun
akan
semakin meningkat. Hal tersebut diperkuat oleh
dorongan
hati),
expressiveness
(emosi
terbuka),
practically
(praktis),
dan
hasil penelitian yang dipaparkan oleh
irresponbillity (kurang atau tidak
Teri. M. Henke, Heidi E. Stolz dan
bertanggung jawab).
Brian K. Barber (2011) bahwa
Tidak
religuisitas
pada
remaja
dapat
hasil
signifikannya
penelitian
atau
suatu
ditolaknya
mempengaruhi perilaku antisosial di
hipotesis penelitian disebabkan oleh
luar pemantauan orang tua dan dapat
memang
meningkatkan fungsi sosial yang
dengan variabel tergantung tidak
positif dari remaja seperti perilaku
terdapat perbedaan atau korelasi
prososial.
yang
Tidak ada hubungan antara
antara
signifikan
variabel
atau
bebas
bisa
juga
disebabkan antara variabel bebas
tingkat ekstroversi dengan perilaku
dengan
prososial pada anggota Satlantas
sebenarnya terdapat perbedaan atau
Polresta Surakarta karena peraturan
korelasi yang signifikan, akan tetapi
dari institusi kepolisian yang harus di
karena jumlah kasus yang diselidiki
ikuti dan dipatuhi oleh seluruh
tidak cukup banyak, maka korelasi
anggota kepolisian seperti bersikap
itu tidak dapat ditemukan dalam
bertanggung jawab dan disiplin. Hal
perhitungan (Hadi, 1994).
tersebut bertentangan dengan salah satu
aspek
orang
yang
variabel
Pada
bertipe
menggunakan
tergantung
pengambilan skala
data tingkat
kepribadian ekstrovert yang kurang
ekstroversi, pemilihan kata yang
bertanggung jawab (irresponbility)
digunakan untuk mengungkap aspek-
sehingga hipotesis ditolak. Menurut
aspek kepribadian ekstrovert dinilai
Eysenck
terlalu mengarahkan pada jawaban-
dan
Wilson
(dalam
11
jawaban normatif. Sehingga pada
dengan perilaku prososial. Hal ini
saat
ditunjukkan
memilih
jawaban,
subjek
oleh
nilai
koefisien
penelitian lebih memilih jawaban
korelasi (r) sebesar 0,707 dengan p =
yang sesuai dengan norma supaya
0,000 (p < 0,01). Hasil ini dapat
dapat dinilai baik. Jadi, jawaban
diartikan bahwa variabel tingkat
yang diberikan oleh subjek penelitian
ekstroversi dan kecerdasan spiritual
dinilai kurang sesuai dengan keadaan
dapat
subjek yang sebenarnya. Hal tersebut
mengukur perilaku prososial.
memungkinkan mengakibatkan tidak
prediktor
untuk
Disarankan masyarakat agar
signifikannya hipotesis. Penyebab
dijadikan
lebih menerima dan menghargai
lain
hipotesis
tindakan
yang
dilakukan
oleh
ditolak adalah pada saat pengambilan
anggota Satlantas unit patroli karena
data peneliti menggunakan skala
hal tersebut juga untuk kepentingan
tingkat
ekstroversi,
masyarakat
spiritual
dan
kecerdasan
perilaku
dalam
keamanan
prososial
berkendara, sehingga dapat tercipta
dengan jumlah aitem 101 aitem.
hubungan yang lebih positif, erat dan
Berarti dalam satu wakktu subjek
harmonis
mengisi 101 aitem pernyataan. Hal
bermasyarakat.
dalam
kehidupan
ini memungkinkan subjek penelitian memilih jawaban yang tidak sesuai
DAFTAR PUSTAKA
dengan keadaan yang sebenarnya
Adi,
karena subjek merasa lelah untuk memahami satu per satu dari aitem pernyataan yang berjumlah 101. Sehingga
memungkinkan
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta
tidak
signifikannya hipotesis.
Azwar, S. 2005. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
KESIMPULAN Ada hubungan positif yang sangat
signifikan
antara
Rianto. 2010. Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum. Jakarta : Granit.
tingkat
ekstroversi dan kecerdasan spiritual
12
Azwar, S. 2010. Reliabilitas dan Validitas. Cet:X. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Penerbit Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. Henke, Teri M., Stolz, Heidi E., & Barber, Brian K. 2011. Adolescent Religiosity and Perceptions of Parenting : Relationships with Adolescent Antisocial Behavior and Prosocial Behavior. Family Science Review, Volume 16, Issue 2, 2011.
________. 2011. Metode Penelitian. Cet:XI. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. ________. 2011. Penyusunan Skala Psikologi. Cet:XI. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Baron, R.A & Byrne, D. 2005. Psikologi Sosial. Edisi: 10. Jilid 2. Terj: Djuwita. Jakarta: Erlangga.
Jannah, M. 2008. Hubungan antara Kecerdasan Ruhani dan Tipe Kepribadian Ekstrovert terhadap Perilaku Prososial pada Santri. Skripsi (Tidak diterbitkan). Surakarta: Fakultas Psikologi UMS.
Dahriani, Adria. 2007. Perilaku Prososial terhadap Pengguna Jalan (Studi Fenomenologis pada Polisi Lalu Lintas). Skripsi (Tidak diterbitkan). Semarang : Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro.
Mlcak, Zdenek & Zaskodna, Helena. 2008. Analysis of Relationships Between Prosocial Tendencies, Empathy, and The FiveFactor Personality Model in Students of Helping Professions. Studia Psycologica, 50, 2008, 2.
Djarwanto, D.D. 2000. Pokok-Pokok Metode Riset Dan Bimbingan Teknik Penulisan Skripsi. Yogjakarta: Liberty. Faturochman. 2006. Pengantar Psikologi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Book Publishing.
Myers, David G. 2012. Psikologi Sosial, edisi 10, jilid 2. Jakarta : Salemba Humanika.
__________. 2004. Metodologi Research Jilid 1. Yogyakarta : Andi.
Nugraheni, Septiyani Dwi. 2005. Hubungan antara Kecerdasan Ruhaniah dengan Kecemasan Menghadapi Kematian pada Lanjut Usia. Indigenous, Jurnal Berkala Ilmiah Berkala Psikologi Vol. 7, No. 1, Mei 2005 : 18-38.
Hadi, S. 2002. Metodologi Penelitian 2. Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. _______. 2000. Metode Research III. Yogyakarta : Yayasan
13
Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2010 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja pada Tingkat Kepolisian Resor dan Kepolisian Sektor.
________________. 2009. Metodologi Penelitian. Jakarta: CV Rajawali Susanto, A. 2006. Perbedaan Perilaku Prososial Ditinjau dari Tipe Kepribadian pada Anggota Palang Merah Remaja. Skripsi (Tidak diterbitkan). Surakarta: Fakultas Psikologi UMS.
Rakhmat, Jalaluddin. 2003. Psikologi Agama. Bandung : Mizan Pustaka.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Sarwono, Sarlito W & Meinarno, Eko A. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta : Salemba Humanika.
Widiyanto, J. 2010. SPSS for windows untuk data statistik dan penelitian. Surakarta: Laboratorium FKIP UMS.
Septanti, Aldina Alwin. 2010. Aktualisasi Kecerdasan Emosional (EQ) dan Kecerdasan Spiritual (SQ) Siswa sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Diri dalam Proses Pembelajaran di SMAN 1 Malang Kelas X. Skripsi (Tidak diterbitkan). Malang : Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim.
Yusuf, Syamsu L.N & Nuhrisan, A.J. 2007. Teori Kepribadian. Bandung : Remaja Rosadakarya. Zohar Danar, Ian Marshall. 2001.SQ, Keerdasan Spiritual. Bandung: Mizan. 2013. Diduga Laukuan Pungli, 11 PNS di Sat Lantas Semarang di Copot. Diakses dari http://www.merdeka.com/per istiwa/diduga-lakukanpungli-11-pns-di-satlantassemarang-dicopot.html. pada tanggal 18 januari 2013.
Soetomo, Denny & dkk. 2001. Teknik Sampling. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Suharsono. 2002. Melejitkan IQ, IE & IS. Jakarta : Inisiasi Press. Suryabrata, S. Penelitian. Rajawali.
2003. Metode Jakarta : CV.
2013. Pungli SIM, 36 Polisi Sat Lantas Polrestabes Semarang Dimutasi. Diakses dari http://www.merdeka.com/per istiwa/pungli-sim-36-polisisatlantas-polrestabessemarang-dimutasi.html. pada tanggal 15 januari 2013.
Suryabrata, Sumadi. 2008. Psikologi Kepribadian. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
14