HUBUNGAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA GURU SD DI KECAMATAN PEDURUNGAN KOTA SEMARANG Oleh: Sapto Armin Wibowo Kepala SD Supriyadi Kecamatan Pedurungan Kota Semarang
ABSTRAK
Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi (Tupoksi), guru/tenaga kependidikan sebagai profesi menyandang persyaratan tertentu sebagaimana tertuang di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara profesional, seorang guru dituntut memiliki beberapa kemampuan dan keterampilan tertentu, yang erat kaitannya dengan peningkatan sumber daya manusia melalui sektor pendidikan, oleh karena itu perlu upaya-upaya untuk meningkatkan mutu guru agar menjadi tenaga professional, dalam rangka meningkatkan kompetensi guru dalam proses pembelajaran, yang dilengkapi dengan program pembelajaran, persiapan, kesesuaian bahan ajar, penguasaan kelas, penggunaan metode dan media pembelajaran yang tepat, sehingga peningkatan mutu pendidikan dapat berhasil dengan baik. Tujuan penelitian ini adalah: (1) menganalisis hubungan supervisi kepala sekolah terhadap kepuasan kerja guru SD di Kecamatan Pedurungan Kota Semarang, (2) menganalisis hubungan motivasi kerja terhadap kepuasan kerja guru SD di Kecamatan Pedurungan Kota Semarang, dan (3) menganalisis hubungan supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja secara bersama-sama terhadap kepuasan kerja guru SD di Kecamatan Pedurungan Kota Semarang. Manfaat penelitian: (1) sebagai salah satu literatur manajemen sumber daya pendidikan dan (2) bahan pengambilan kebijakan dalam meningkatkan kepuasan kerja guru.Populasi dan sampel penelitian adalah guru PNS dan guru tetap yayasan SD di Kecamatan Pedurungan Kota Semarang sebanyak 115 guru. Dari 115 populasi diperoleh sampel sebesar 89 guru. Sumber data adalah data primer. Pengukuran variabel mengggunakan skala likert. Penelitian adalah penelitian eksplanatori. Analisis data menggunakan regresi liner berganda.Has il penelitian ini adalah: (1) terdapat hubungan yang signifikan supervisi kepala sekolah dengan kepuasan kerja guru dengan perolehan hasil uji t dengan nilai probabilitas sebesar 0,000 < 0,05, (2) terdapat hubungan yang signifikan motivasi kerja guru dengan kepuasan kerja guru dengan perolehan hasil uji t dengan nilai probabilitas sebesar 0,000 < 0,05, dan (3) terdapat hubungan yang signifikan supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja dengan kepuasan kerja guru secara simultan dengan perolehan hasil uji F dengan nilai probabilitas sebesar 0,000 < 0,05. Kata kunci: Supervisi Kepala Sekolah, Motivasi Kerja, Dan Kepuasan Kerja.
A. PENDAHULUAN
14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
Dalam pelaksanaan fungsi dan tugasnya, guru
dalam pasal 1 ayat 1 dan 2 “Guru adalah
sebagai
pendidik profesional dengan tugas utama
profesi
menyandang
persyaratan
tertentu sebagaimana tertuang di dalam
mendidik,
Undang-Undang Republik Inddonesia Nomor
mengarahkan,
20
mengajar, melatih,
membimbing, menilai,
dan
Jurnal Ilmiah “ PENDIDIKAN DASAR ” Vol. 1 No. 1 Januari 2014
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan
kepuasan kerja guru SD di Kecamatan
anak usia dini jalur pendidikan formal,
Pedurungan Kota Semarang?, Seberapa besar
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah,
hubungan positif yang signifikan motivasi
sedangkan Dosen adalah pendidik profesional
kerja terhadap kepuasan kerja guru SD di
dan
Kecamatan Pedurungan Kota Semarang?,
ilmuwan
dengan
tugas
utama
mentransformasikan, mengembangkan, dan
Seberapa
menyebarluaskan
pengetahuan,
signifikan supervisi kepala sekolah dan
teknologi, dan seni melalui pendidikan,
motivasi kerja secara bersama-sama terhadap
penelitian,
kepuasan kerja guru SD di Kecamatan
dan
ilmu
pengabdian
kepada
besar
hubungan
Kota
positif
Semarang?.
yang
masyarakat.
Pedurungan
Guru dan dosen wajib memiliki kualifikasi
penelitian;
akademik, kompetensi, sertifikat pendidik,
hubungan supervisi kepala sekolah terhadap
sehat jasmani dan rohani, dan memenuhi
kepuasan kerja guru SD di kecamatan
kualifikasi lain yang dipersyaratkan satuan
Pedurungan kota Semarang. Mengkaji, untuk
pendidikan tinggi tempat bertugas, serta
mengtahui hubungan motivasi kerja terhadap
memiliki kemampuan untuk mewujudkan
kepuasan kerja guru SD di kecamatan
tujuan pendidikan nasional. Undang-Undang
Pedurungan kota Semarang. Mengkaji, untuk
ini dianggap bisa menjadi payung hukum
mengetahui
untuk guru dan dosen tanpa adanya perlakuan
sekolah dan motivasi kerja secara bersama-
yang berbeda antara guru negeri dan swasta.
sama terhadap kepuasan kerja guru SD di
Menurut Noor Jamaluddin (1978: 1) guru
kecamatan Pedurungan kota Semarang.
Mengkaji,
Tujuan
untuk mengetahui
hubungan
supervisi
kepala
adalah pendidik, yaitu orang dewasa yang bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan
kepada
anak
didik
dalam
B. KAJIAN PUSTAKA
perkembangan jasmani dan rohaninya agar
Definisi Kepuasan Kerja
mencapai kedewasaannya, mampu berdiri
Menurut Handoko (2004: 5) bahwa kepuasan
sendiri dapat melaksanakan tugasnya sebagai
kerja berkaitan erat dengan sistem pemberian
makhluk
identifikasi
kompensasi atau penghargaan yang telah
masalah tersebut di atas, maka rumusan
diterapkan oleh lembaga atau organisasi
masalah pada penelitian ini adalah sebagai
tempat
berikut: Seberapa besar hubungan positif yang
kompensasi yang tidak tepat berpengaruh
signifikan supervisi kepala sekolah terhadap
terhadap
Allah.
Berdasarkan
Jurnal Ilmiah “ PENDIDIKAN DASAR ” Vol. 1 No. 1 Januari 2014
mereka
bekerja.
peningkatan
kinerja
Pemberian
seseorang. 21
Ketidaktepatan dalam pemberian kompensasi
rangka
disebabkan oleh beberapa hal diantaranya
secara profesional dalam mengelola proses
adalah: (1) pemberian jenis kompensasi yang
pembelajaran
kurang
pemberian
pembelajaran yang telah dicanangkan. Daresh
penghargaan yang kurang tepat, sehingga
mengemukakan supervisi pengajaran adalah
tidak membuat para karyawan merasa tertarik
upaya membantu guru-guru mengembangkan
untuk
mendapatkannya.
kemampuannya mencapai tujuan pengajaran.
Akibatnya para karyawan tidak memiliki
Menurut pendapat Harris dalam Sahertian
motivasi, semangat, dan keinginan untuk
(2004: 56) bahwa supervisi pengajaran adalah
meningkatkan kinerjanya demi mendapatkan
apa yang dilakukan oleh petugas sekolah
kompensasi yang dijanjikan oleh organisasi
terhadap stafnya untuk memelihara (maintain)
dimana mereka bekerja. Kreitner dan Kinicki
atau mengubah pelaksanaan kegiatan di
(2005: 271) mengemukakan bahwa untuk
sekolah yang langsung berpengaruh terhadap
menilai kepuasan kerja seseorang dengan
proses pembelajaran yang dilakukan oleh
dimensi kerja: pekerjaan, upah, promosi,
guru dalam usaha meningkatkan hasil belajar
rekan sekerja, dan pengawasan. Wexley dan
siswa.
Selanjutnya
Yukl (2005: 129) mengemukakan bahwa
dikutip
oleh
sekelompok karakteristik yang umumnya
mengemukakan supervisi adalah pembinaan
ditemukan
dari
yang diberikan kepada seluruh staf sekolah
beberapa daftar pertanyaan sikap, meliputi
agar mereka dapat meningkatkan kemampuan
gaji/ upah, kondisi kerja, pengawasan, teman
untuk mengembangkan proses pembelajaran
kerja, isi pekerjaan, jaminan kerja, serta
yang lebih baik.
kesempatan promosi. Sesungguhnya seorang
Dari beberapa pengertian supervisi di atas
pekerja beranggapan memiliki sebagian sikap
dapat
terhadap setiap aspek pekerjaan tersebut
pengajaran adalah upaya yang dilakukan oleh
disamping
kepala sekolah untuk memberikan pembinaan,
menarik,
dan
berlomba-lomba
dalam
(2)
analisis
gabungan
sikap
statistik
terhadapnya
mengembangkan
agar
Supervisi Kepala Sekolah
pembelajaran
dalam
Bafadal
(2004:
100)
tercapaianya
Crosby
Burhanuddin
disimpulkan
sebagai keseluruhan.
Glickman
demi
guru
kemampuannya
dapat
sebagaimana (2004:
bahwa
102),
supervisi
meningkatkan
dengan
tujuan
melalui
kualitas langkah-
langkah
perencanaan
mendefinisikan supervisi pengajaran adalah
penampilan
mengajar
serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk
mengadakan perubahan dengan cara yang
yang
pembelajaran, nyata
serta
memberikan bantuan kepada guru dalam 22
Jurnal Ilmiah “ PENDIDIKAN DASAR ” Vol. 1 No. 1 Januari 2014
rasional dalam rangka meningkatkan hasil
tugasnya yang ditambahkan oleh Wiles
belajar siswa.
bahwa tinggi rendahnya motivasi kerja guru sangat mempengaruhi performansinya dalam
Definisi Motivasi Kerja
menyelesaikan tugas-tugasnya.
Menurut Handoko (2004: 133) motivasi
Kepuasan kerja dapat dilihat dari pendapat
adalah keadaan dalam diri seseorang yang
Robbins (2007: 105) yang manyatakan bahwa
mendorong
“Keterkaitan para manajer terhadap kepuasan
keinginan
individu
untuk
melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna
kerja
mencapai
karyawan”. Selanjutnya Robbins menulis
tujuan.
pada
dampak
kinerja
yang
sangat
orang-orang
yang
bahwa
subtansial
guna
keterkaitan tersebut, sehingga menemukan
telah
banyak penelitian yang dirancang untuk
ditentukan organisasi dan lembaga organisasi
menilai dampak kepuasan pada produktivitas
dimana ia bekerja. Seseorang yang tidak
karyawan, keabsenan, dan pengunduran diri.
termotivasi
upaya
Selanjutnya Robbins (2007: 103) berpendapat
minimum dalam bekerja. Konsep motivasi
bahwa “Faktor-faktor yang mempengaruhui
merupakan konsep penting dalam studi
kepuasan kerja adalah suasana pekerjaan,
tentang kinerja individual. Dengan perkataan
supervisi, tingkat upah saat itu, peluang
lain, motivasi merupakan sebuah determinan
promosi, dan hubungan dengan mitra kerja.”
penting bagi kinerja individual. Jelas kiranya
Sedangkan menurut Gibson, Ivancevich dan
bahwa ia bukan satu-satunya determinan
Donnelly (2006: 67) bahwa kepuasan kerja
karena masih ada variabel-variabel lain yang
berasal dari berbagai aspek kerja, seperti
turut mempengaruhi seperti misalnya upaya
upah, kesempatan promosi, supervisi, rekan
(kerja) yang dikerahkan, kemampuan orang
sekerja, dan juga faktor lingkungan kerja,
yang
kebijaksanaan dan prosedur, keanggotaan
termotivasi
yaitu
melaksanakan menunjang
Seorang
berpusat
upaya
tujuan-tujuan
hanya
yang
memberikan
bersangkutan,
pengalaman
para
peneliti
telah
menangkap
kerja/mengajar bagi guru. Motivasi kerja
kelompok kerja, kondisi kerja dan tunjangan.
diartikan sebagai sesuatu yang menimbulkan
Dari pendapat Robbins dan Gibson di atas
dorongan atau semangat kerja atau pendorong
dapat disimpulkan bahwa sangatlah penting
semangat kerja. Bafadal (Sarbini, 2004: 21)
kepuasan kerja bagi para guru itu diperhatikan
mengutip Hoy dan Miskel dan Sergiovanni
serta diwujudkan oleh orang-orang yang
menyatakan bahwa motivasi kerja guru adalah
berkompeten di dalam dunia pendidikan,
kemauan guru untuk mengerjakan tugas-
khususnya kepala sekolah sebagai pemimpin
Jurnal Ilmiah “ PENDIDIKAN DASAR ” Vol. 1 No. 1 Januari 2014
23
dan top leader dalam satuan pendidikan
skala likert. Penelitian adalah penelitian
tersebut perlu mawasdiri sejauh mana mereka
eksplanatori. Analisis data menggunakan
memberikan
regresi liner berganda.
kesejahteraan
guru
dan
karyawan yang ada dilingkungannya, karena jika kepuasan kerja guru tinggi, maka mereka akan bekerja dengan semangat dan loyalitas yang
tinggi
pula,
sehingga
proses
D. ANALISIS PEMBAHASAN
DATA
DAN
pembelajaran akan berjalan dengan efektif
Uji Hipotesis
dan efisien, secara otomatis kualitas dan
Persamaan Regresi
kuantitas pembelajaran yang ada pada satuan
Analisis ini digunakan dan dimaksudkan
pendidikan yang diembannya akan mendapat
untuk
suatu kemajuan yang pesat
yang pada
kepemimpinan supervisikepala sekolah dan
akhirnya menghasilkan generasi muda yang
motivasi kerja terhadap kepuasan kerja guru
memiliki tanggungjawab terhadap dirinya
SD
sendiri dan orang lain.
Semarang. Hasil pengolahan dengan program
mengetahui
di
Kecamatan
kontribusi
variabel
Pedurungan
Kota
SPSS 16.00 dapat disusun rumus sebagai Hipotesis Penelitian
berikut.
Hipotesis statistik penelitian ini dirumuskan
Hasil Perhitungan Analisis Regresi Linier
sebagai berikut.
Berganda
1.
Ho : ρy1 = 0 maka Hi : Ho : ρy1 ≠ 0
2.
Ho : ρy2 = 0 maka Hi : Ho : ρy2 ≠ 0
3.
Ho : ρy3 = 0 maka Hi : Ho : ρy3 ≠ 0
Uraian
C. METODE PENELITIAN Populasi dan sampel penelitian adalah guru Pegawai Negeri Sipil guru tetap yayasan dilingkungan UPTD Pendidikan Kecamatan
Uji Parameter Penduga: b (koefisien regresi) thitung Signifikansi (P) F Signifikansi (P) R2
Konsta n
X1
X2
Kesi mpula n
36,776
0,701
0,131
11,121 0,000
3,088 0,002
Berpe ngaru h
76,324 0,000
Berpe ngaru h
0,527
Pedurungan Kota Semarang sebanyak 115 guru. Dari 115 populasi diperoleh sampel sebesar 89
guru. Sumber data adalah data
primer. Pengukuran variabel mengggunakan 24
Hasil pengujian diperoleh hasil persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: Ŷ = 36,776 + 0,701 X1 + 0,131 X2.
Jurnal Ilmiah “ PENDIDIKAN DASAR ” Vol. 1 No. 1 Januari 2014
Berdasarkan pada persamaan regresi berganda
progam SPSS 16.00 for windows, diperoleh
di atas, maka dapat diinterpretasikan sebagai
hasil uji F sebagai berikut.
berikut. a.
ANOVAb
α = 36,776, artinya apabila variabel supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja guru, dalam keadaan tetap/konstan
Sum of Model Regression
Squares
Mean df
899.398
Square 2 449.699
F
Sig.
76.324
.000a
maka besar nilai kepuasan kerja guru Residual
sebesar 36,776 satuan. b.
b1 = 0,701, nilai koefisien regresi untuk
Total
807.202
137
1706.600
139
5.892
variabel supervisi kepala sekolah sebesar 0,701 dengan parameter positif, sehingga
Berdasarkan pada hasil uji F di atas dengan
diketahui
bahwa
setiap
terjadi
menggunakan level of significant () = 0,05
variabel
supervisi
maka diketahui bahwa supervisi kepala
kepala sekolah sebesar 1 satuan, maka
sekolah dan motivasi kerja guru memberikan
akan meningkatkan kepuasan kerja guru
kontribusi yang signifikan terhadap kepuasan
sebesar 0,430.
kerja
b2 = 0,131, nilai koefisien regresi untuk
dikarenakan besar nilai probabilitas 0,000
variabel motivasi kerja guru sebesar
lebih kecil dari 0,05. dan nilai Fhitung sebesar
0,131 dengan parameter positif, sehingga
76,324 > Ftabel sebesar 3,23.
peningkatan
c.
diketahui
pada
bahwa
setiap
guru
secara
serentak.
Hal
ini
terjadi
peningkatan pada variabel motivasi kerja
Uji Ketepatan Parameter Penduga (Uji t)
guru sebesar 1 satuan, maka akan
Untuk mengetahui kontribusi antara supervisi
meningkatkan
kepala sekolah dan motivai kerja guru
kepuasan
kerja
guru
sebesar 0,131.
terhadap kepuasan kerja guru secara parsial, maka digunakan uji t. Adapun berdasarkan
Uji Ketepatan Model (Uji F)
hasil analisis data dengan menggunakan
Uji F digunakan untuk mengetahui kontribusi
progam SPSS 16.00 for windows, diperoleh
antara supervisi kepala sekolah dan motivasi
hasil uji t sebagai berikut:
kerja guru terhadap kepuasan kerja guru, secara simultan atau bersama-sama (serentak) maka digunakan uji F. Adapun berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan Jurnal Ilmiah “ PENDIDIKAN DASAR ” Vol. 1 No. 1 Januari 2014
25
variasi dalam variabel independen. Analisis
Hasil Uji t Coefficientsa Model
Unstandardized Standard t Coefficients ized Coefficie nts B
1
ini digunakan untuk mengetahui seberapa
Std. Error
Sig.
besar sumbangan yang diberikan variabel bebas
Beta
(Constant) 36.776 5.198
7.075 .000
Supervisi Kepala Sekolah
.701
.063
.666
11.12 .000 1
Motivasi Kerja
.131
.043
.185
3.088 .002
persentase.
determinasi
dalam
penelitian
Koefisien ini
dapat
determinasi
varabel
supervisi
variabel kepuasan kerja secara bersama-sama
dikarenakan
besar
nilai
kecil dari 0,05. Sedangkan variabel supervisi
pengaruh
motivasi
kerja,
kerja
guru
sebesar
52,7%.
kontribusi dari variabel lain yang tidak terdapat di dalam model atau tidak penulis teliti, dengan demikian penggunaan variabel
motivasi kerja guru) pada penelitian ini sudah cukup tepat, karena pengaruhnya lebih dari
terhadap kepuasan kerja guru dibanding variabel
variabel
independen (supervisi kepala sekolah dan
kepala sekolah adalah variabel yang paling memberikan
bahwa
Sedangkan sisanya sebesar 37,3% mendapat
signifikansi masing-masing variabel lebih
dalam
menunjukkan
supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja
kepuasan
berpengaruh terhadap kepuasan kerja guru ini
0,527 ini
guru mempunyai pengaruh terhadap variabel
sekolah (X1) dan motivasi kerja guru (X2)
dengan
dalam
yang
kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap
maka diketahui bahwa supervisi kepala
dominan
terikat
ditunjukkan
Koefisien
menggunakan level of significant () = 0,05
Hal
variabel
dijelaskan dalam tabel berikut.
Berdasarkan pada hasil uji t di atas dengan
(Y).
terhadap
50%.
karena
variabel supervisi kepala sekolah mempunyai nilai beta serta nilai signifikansi rendah dibanding
variabel
motivasi
kerja
guru
Adapun nilai t hitung variabel motivasi kerja
Pembahasan Hubungan Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Kepuasan Kerja Guru SD di Kecamatan Pedurungan Kota Semarang
3,088, dan signifikansinya 0,002 < 0,05. Berdasarkan analisis tersebut, maka hipotesis
ini adalah diduga ada pengaruh supervisi
terbukti. Koefisien Determinasi
(R2) Koefisien
determinasi adalah bagian dari variasi total dalam variabel dependen yang dijelaskan oleh 26
Hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian
kepala sekolah terhadap kepuasan kerja guru SD
di
Semarang.
Kecamatan
Pedurungan
Kota
Berdasarkan hasil uji t untuk
Jurnal Ilmiah “ PENDIDIKAN DASAR ” Vol. 1 No. 1 Januari 2014
variabel supervisi kepala sekolah nilai thitung
supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah
sebesar 4,552 dan nilai probabilitas 0,000 <
terhadap guru bertujuan untuk memelihara
0,05. Maka berdasarkan perhitungan tersebut
(maintain)
variabel supervisi kepala sekolah mempunyai
kegiatan
kontribusi
individu
berpengaruh terhadap proses mengajar guru
(masing-masing) terhadap kepuasan kerja
dalam usaha meningkatkan hasil belajar
guru.Hasil
siswa.
(pengaruh)
analisis
secara
pengaruh
variabel
atau di
mengubah
sekolah
Guru
yang
pelaksanaan
yang
langsung
disupervisi
akan
supervisi kepala sekolah terhadap variabel
mendapatkan pengalaman mengajar sesuai
kepuasan
ada
arahan supervisor. Sehingga, guru mendapat
pengaruh yang sangat signifikan. Pengaruh
pengalaman baru di dalam mengajar yang
tersebut
sesuai
kerja
guru
dapat
menunjukkan
dilihat
dari
nilai
dengan
supervisor.
signifikansinya, yaitu 0,000. Di samping itu,
Pengalaman
nilai t hitung menunjukkan angka atau arah
mengajar ini akan meningkatkan pelayanan
positif yang menunjukkan bahwa variabel
guru terhadap siswa. Ketika guru merasa
supervisi
mampu memberikan layanan terbaik bagi
kepala
sekolah
meningkatkan
dan
instruksi
pengetahuan
teknik
kepuasan kerja secara positif.
siswa, dengan teknik dan metode mengajar
Hasil penelitian ini selaras dengan pendapat
yang telah disupervisi, maka guru akan
Bafadal (2004) yang mengemukakan bahwa
memiliki rasa kepuasan dalam bekerja.
supervisi
Secara teoritis pun, hasil penelitian ini sesuai
adalah
membantu
guru
serangkaian
kegiatan
mengembangkan
dengan
pendapat
yang
dikemukakan
kemampuannya mengelola proses belajar
Burhanuddin (2004: 102), bahwa supervisi
mengajar demi pencapaian tujuan pengajaran,
adalah pembinaan yang diberikan kepada
sehingga guru akan cakap dalam menjalankan
seluruh staf sekolah agar mereka dapat
tugasnya. Kecakapan yang diperoleh guru
meningkatkan
tersebut akan menjadi modal utama bagi guru
mengembangkan situasi belajar mengajar
dalam mengajar. Ketika guru sudah merasa
yang lebih baik. Semakin cakap seorang
mampu
menjalankan
pemimpin dalam membantu kendala guru
tugasnya, maka guru akan merasa puas,
maka akan meningkatkan persepsi guru
karena guru mampu menjalankan amanah
tersebut
sesuai dengan profesinya tersebut.
menjadi lebih baik lagi, yang akan dengan
Hasil penelitian ini juga selaras dengan
sendirinya guru pun akan merasa senang dan
pendapat
puas dipimpin oleh seorang pimpinan yang
dan
cakap
Sahertian
dalam
(2004:
56),
bahwa
Jurnal Ilmiah “ PENDIDIKAN DASAR ” Vol. 1 No. 1 Januari 2014
terhadap
kemampuan
figur
untuk
kepemimpinan
27
cakap dan tanggap akan segala permasalah
mendapatkan imbalan yang tidak sesuai
yang ada dalam ruang lingkup sekolah.
harapan ini menyebabkan tidak diperolehnya kepuasan kerja guru, (b) motivasi kerja guru
Hubungan Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Guru SD di Kecamatan Pedurungan Kota Semarang
tidak didukung oleh pemberian fasilitas, sehingga guru yang memiliki motivasi kerja tinggi pun akhirnya akan terbentur pada
Hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah diduga ada pengaruh motivasi kerja guru terhadap kepuasan kerja guru SD di Kecamatan
Pedurungan
Kota
Berdasarkan hasil uji t
Semarang.
0,05. Maka berdasarkan perhitungan tersebut
individu
dengan
memberikan
suatu
penghargaan, sehingga menimbulkan rasa
Hasil
penelitian
ini
yang
menunjukkan
pengaruh motivasi kerja adalah negatif dalam
(masing-masing) terhadap kepuasan kerja
mempengaruhi kepuasan kerja secara teoritis
guru.
bertentangan dengan teori motivasi sendiri,
Hasil analisis penelitian bahwa variabel motivasi
kerja
berpengaruh
signifikan
terhadap variabel kepuasan kerja. Dilihat dari arah pengaruhnya, maka variabel motivasi kerja memiliki nilai negatif, yaitu -2,696. Arti arah negatif tersebut bahwa, motivasi kerja berlawanan
arah
dalam
mempengaruhi
kepuasan kerja. Motivasi kerja guru SD di UPTD Kecamatan Pedurungan tidak memberi pengaruh positif terhadap kepuasan kerja. Analisis
mendapatkan dukungan konkret dari pembuat
kepuasan kerja guru hilang.
variabel motivasi kerja guru mempunyai secara
sehingga menyebabkan hilangnya kepuasan
kebijakan
2,696 dan nilai probabilitas sebesar 0,008 <
(pengaruh)
dalam mengajar yang tidak sesuai harapan,
kerja guru, dan (c) motivasi kerja guru tidak
untuk variabel
motivasi kerja diperoleh nilai thitung sebesar -
kontribusi
fasilitas yang diberikan sekolah pada guru
yang
dapat
diberikan
bahwa secara teoritis motivasi berpengaruh positif
terhadap
motivasi
yang
kepuasan telah
kerja.
mendapat
Teori banyak
perhatian pada masa lalu dikembangkan oleh Abraham Maslow (dalam Handayaningrat, 2006: 102), menyatakan bahwa kebutuhan manusia dalam hirarki kebutuhan, bahwa motivasi manusia berhubungan dengan lima kebutuhan,
yaitu
(1)
kebutuhan
fisik
(physiological need), (2) kebutuhan untuk
dalam
menjawab hal tersebut di atas adalah: (a) guru merasa bahwa motivasi yang dimiliki tidak
memperoleh
keamanan
dan
keselamatan
(security of safety need), (3) kebutuhan bermasyarakat (social need), (4) kebutuhan
sebanding dengan harapan akan imbalan yang
untuk memperoleh kehormatan (esteem need)
akan diperoleh guru, harapan yang akan 28
Jurnal Ilmiah “ PENDIDIKAN DASAR ” Vol. 1 No. 1 Januari 2014
(5) kebutuhan untuk memperoleh kebanggaan
guru
(self actualization need).
kepuasan kerja.
Sesuai teori yang dikembangkan Moslow di
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh R²
atas dapat
sebesar
disimpulkan
bahwa semakin
berpengaruh
0,286
ini
supervisi
signifikan
terhadap
menunjukkan
besarnya motivasi seseorang untuk bekerja
variabel
dan diimbangi dengan pencapaian ditempat
motivasi kerja guru mempunyai pengaruh
kerjanya maka dengan sendirinya orang
terhadap variabel kepuasan kerja guru sebesar
tersebut akan merasa terpuaskan. Motivasi
28,6%. Sedangkan sisanya sebesar 71,4%
kerja secara ringan dapat diartikan sebagai
mendapat kontribusi dari variabel lain yang
suatu alasan seseorang untuk bekerja, yang
tidak terdapat di dalam model atau tidak
sudah tentu dengan harapan usahanya akan
penulis teliti, dengan demikian penggunaan
membuahkan hasil dari harapannya bekerja
variabel independen (supervisi kepala sekolah
tersebut sehingga apabila harapannya sudah
dan motivasi kerja guru) pada penelitian ini
terpenuhi maka orang tersebut akan merasa
sudah
terpuaskan. Namun, dalam penelitian ini tidak
disimpulkan bahwa pengaruh kedua variabel
demikian, bahwa motivasi kerja memberikan
bebas terhadap variabel kepuasan kerja tidak
arah berlawanan dalam mempengaruhi rasa
signfikan, karena pengaruhnya dibawah 50%.
cukup
kepala
bahwa
tepat.
sekolah
Hasil
ini
dan
dapat
kepuasan kerja guru SD di UPTD Pendidikan kecamatan Pedurungan kota Semarang.
Kepemimpinan sebagai kemampuan untuk menggerakkan, mempengaruhi, memotivasi,
Hubungan Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Secara Bersama-sama terhadap Kepuasan Kerja Guru SD di Kecamatan Pedurungan Kota Semarang
mengajak,
mengarahkan,
menasehati,
menyuruh,
memerintah,
membimbing,
melarang, dan bahkan menghukum (kalau
Hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian
perlu), serta membina dengan maksud agar
ini adalah diduga ada pengaruh supervisi
manusia sebagai media manajemen mau
kepala sekolah dan motivasi kerja guru
bekerja
terhadap
menurut
administrasi secara efektif dan efisien. Hal
persepsi guru SD di kecamatan Pedurungan
tersebut menunjukkan bahwa kepemimpinan
kota Semarang. Hasil uji F diperoleh Fhitung
sedikitnya mencakup tiga hal yang saling
sebesar 49,787 dan nilai probabilitas 0,000
berhubungan, yaitu adanya pemimpin dan
sehingga
karakteristiknya,
kepuasan
secara
kerja
guru
bersama-sama
variabel
supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja Jurnal Ilmiah “ PENDIDIKAN DASAR ” Vol. 1 No. 1 Januari 2014
dalam
rangka
adanya
mencapai
pengikut,
tujuan
serta
adanya situasi kelompok tempat pemimpin 29
dan pengikut berinteraksi. Semakin baik
kerja berpengaruh negatif dalam setiap
persepsi guru atas kepemimpinan dari kepala
peningkatan kepuasan kerja guru.
sekolah, guru akan merasa bangga dan puas menjadi
hubungan
yang
signifikan
supervisi kepala sekolah dan motivasi
Seringkali dijumpai dalam suatu organisasi
kerja dengan kepuasan kerja guru secara
maupun instansi dimana seorang pimpinan
simultan ditunjukkan dengan perolehan
tidak dapat memenejemeni bawahan (tidak
hasil uji F dengan nilai probabilitas
dapat memimpin) sehingga menimbulkan
sebesar 0,000 < 0,05.
kurang
dari
Terdapat
pimpinannya.
perasaan
bawahan
3.
hormat
dari
para
bawahannya yang berakibatkan menurunnya kinerja bawahannya menjadi tidak optimal
DAFTAR PUSTAKA
dan terkesan malas-masalan dalam bekerja Arikunto, Suharsimi. 2004. Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. Jakarta: Rajawali Pers.
dan kendurnya tingkat kedisiplinan.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
E. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data pada bab sebelumnya
maka
diperoleh
kesimpulan
sebagai berikut: 1.
Terdapat
hubungan
signifikan
supervisi
positif kepala
yang sekolah
dengan kepuasan kerja guru hal ini ditunjukkan dengan perolehan hasil uji t
Aritonang. 2008. Pengaruh Kompensasi dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Guru BPK Penabur Jakarta. http://paul02583.files.wordpress.com/ 2007/11/001-0161.pdf. Diakses 18 Desember 2011. Atmodiwirio dan Soeranto Totosiswanto. 2001. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Semarang: Adhi Waskita.
dengan nilai probabilitas sebesar 0,000 < 0,05. 2.
Terdapat
hubungan
yang
signifikan
motivasi kerja dengan kepuasan kerja guru,
hal
perolehan
ini
ditunjukkan
hasil uji t
dengan
dengan
nilai
probabilitas sebesar 0,000 < 0,05. Arah hubungan adalah negatif, yaitu motivasi
30
Bafadal, Ibrahim. 2004. Supervisi Pengajaran Teori dan Aplikasinya Dalam Membina Profesional Guru. Jakarta: Rineka Cipta. Burhanuddin, Yusak. 2004. Administrasi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. Davis, K dan JW. Newstrom. 2004. Perilaku dalam Organisasi. Edisi Ketujuh. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Jurnal Ilmiah “ PENDIDIKAN DASAR ” Vol. 1 No. 1 Januari 2014
Ghozali, Imam. 2006. Analisis Multivariate Lanjutan dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Undip. Gibson, James L., John M.Ivancevich, James H. Donnely, Jr. 2007. Organisasi dan Manajemen Pendidikan, Struktur dan Proses. Terjemahan Djoerban Wahid. Jakarta: Erlangga. Hanafi.
2007. “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai di Lingkungan Pemkab. Banyumas”. (http://pascaunsoed.or.id/adm/data/Smart%20 edisi%202%20Srieyono.pdf. Diakses 21 Januari 2012.
Handoko, T. Hani. 2005. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPEE. Hasibuan, Malayu. 2006. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Kompas. 2012. “Kinerja Pengawas Dikeluhkan Guru. (http://kompasedukatif/kinerjapengawasrendah/5052 013.) Akses 12 Januari 2013. Kreitner, Robert dan Angelo Kinichi. 2005. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior). Penerjemah Erly Suandy. Buku 1. Edisi ke- 5. Jakarta: Salemba Empat. Kuncoro, Mudrajad. 2007. Metode Kuantitatif Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Muhammad, Arni. 2006. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara. Nor, Azura Binti Mohd. 2004. “Faktor-faktor yang mempengaruhi Kepuasan Kerja Guru dalam Bidang Teknik dan Vokasional berdasarkan Teori Maslow di Sekolah Akademik di Daerah Pasir Puteh, Kelantan”. Disertasi. Universitas Teknologi Malaysia. Pidarta, Made. 2006. Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan. Jakarta; Bumi Aksara. Robbins, Stephen P. 2007. Organizational Behavior. Alih Bahasa: Hadyana Pujaatmaka. Jakarta: Indeks. Sahertian, Piet A. dan Ida Aleida Sahertian. 2004. Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Inservice Education. Jakarta: Rineka Cipta. Setiaji, Bambang. 2006. Panduan Riset dengan Pendekatan Kuantitatif. Surakarta: Muhammadiyah University Press.
Ma’sum, Syukran. 2008. “Hubungan Perilaku Kepemimpinan, Iklim Organisasi, dan Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Kantor Pusat Universitas Mataram.” http://karyailmiah.um.ac.id/index.php/disertasi/art icle/view/951. Diakses 18 Januari 2012. Jurnal Ilmiah “ PENDIDIKAN DASAR ” Vol. 1 No. 1 Januari 2014
31