HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN KINERJA DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD KABUPATEN PAMEKASAN 3
'Nur Mukarommah'Siti Aisyah Zakiyah Yasin 'Bagian Manajemen Keperawatan' Bagian Keperawatan gerontik Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya ' Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Wiraraja Sumenep Madura
Abstract Satisfaction of job is pleasant emotional attitude and love work. Education and performance represent one other influencing satisfaction of nurse job. Resistance development ofx'self will lessen satisfaction of officer job to cause at degradation of officer performance. Lack of prosperity at fficer will result downhill pedormance, satisfaction will be downhill alsonce of Pamekasan. Method the used is analytic research methodwith approach of sectional cross. Amount of sampel 75 nurse, data collected with observation and quesioneris later, then analysed by usiig Statistical test of Spearman Rank and test of Regresi Doubled Linear with degree of meaning0,05. Result of research indicate that education of Dlll-Treatment have unfavourable nurse performance. And result of Statistical test of Spearman Rank show (p : 0,74 > a = 0,05) so that Ho accepted, its meaning there no relation between education with satisfaction of nurse job. And nurse having unfavourable performance hence yielding unfavourable performance also from result of Statistical test of Spearman Rank show (p = 0,045 < a = 0,05) so that Ho refused, its meaning there is relation between pedormance with satisfaction of job. And nurse owning higher education not yet of course its peformance either due from result of statistical test of Spearman Rank show (p:0,303 > 0,05) its meaning there no relation betvveen education with performance. While do not forever education of its good performance excelsior progressively hence satisfaction of his job of more better also,from result oftest of statistic test Doubled Linem Regresi (Y =0,0639 + 0,049 X1 + 0,174 X2) that performance more having an effect on with satisfoction of job from at education relation and education and performance with satisfaction of weak job (0,297 ). Pursuant to result of this research can be concluded that education there no relation with satisfaction of nurse job, performance there is relationwith satisfoction of j ob of perawat,tidak there is education with performance, and if both education variable -and pirformance attributed to satisfaction of pedormance job more having an effect on with satisfaction ofiob than education. Keywords : Education, Performance Nurse, Satisfaction of Job.
PENDAHULUAN Kurangnya tenaga keperawatan baik secara kualitas maupun. kuantitas akan sangat mengganggu kualitas asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien sehingga beban kerja semakin bertambah dan dapat menyebabkan prestasi kerja menurun, kepuasan kerja berkurang, dan pada akhirnya kepuasan pasien juga berkurang (Musni, 2000). Hal ini juga dapat mengurangi kepuasan pasien, mengurangi tingkat kunjungan dan tingkat hunian rumah sakit (BOR),
karena itu kinerja petugas keperawatan sangat berhubungan dengan mutu pelayanan yang diberikan kepada pasien. Petugas kesehatan dalam meningkatkan mutu pelayanan kepada pasien diharapkan Sesuai dengan standar profesi masing-masing yang dalam hal ini adalah standar praktek asuhan keperawatan yang telah ditetapkan. Semakin patuh semua tenaga profesional kepada standar yang diakui oleh masingmasing profesi, akan semakin tinggi pula mutu asuhan keperawatan terhadap pasien. Yang
berarti bahwa kinerja tenaga profesional kesehatan atau keperawatan semakin meningkat (Wijono, 1997). . Tujuan penelitian ini adalah umtuk mempelajari hubungan pendidikan dan kinerja dengan kepuasan ke{a perawat di RSUD Pamekasan. METODE
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah analitik korelasional cross sectional non eksperimental, dengan populasi seluruh perawat di ruang rawat inap RSUD Kabupaten Pamekasan dengan besar sampel 75 perawat. Teknik Sampling yang digunakan adalah Probalibility sampling tipe Propotionate StratiJied Random Sampling. Variabel dependen penelitian ini adalah kepuasan kerja dan variabel independen adalah pendidikan dan kinerja. Data dikumpulkan dengan menggunakan quisener berupa data primer dan data sekunder. Quisener yang diajukan berbentuk pertanyaan tertutup (closed and date). HASIL Berdasarkan hasil distribusi tabulasi silang antara pendidikan dengan kepuasan kerja perawat di atas didapatkan dari 75 perawat yang diteliti terdapat pendidikan SPK nilai yang tertinggi pada kategori kurang dengan 4 perawat (5,3%). Pendidikan DIII Keperawatan 35 perawat (46,7%) tertinggi dengan kepuasan kerja kurang. Sedangkan pendidikan S1 Keperawatan tertinggi pada kategori kepuasan kerja baik sebanyak 5 perawat (6,7%). Dari hasil analisa statistik dengan uji Spearman Rank menunjukkan bahwa Ho diterima yang artinya tidak ada hubungan pendidikan dengan kepuasan kerja perawat di Ruang Rawat Inap Di RSUD Kabupaten Pamekasan (p= 0,074 >α=0,05). Berdasarkan hasil tabulasi silang antara Kinerja dengan Kepuasan perawat didapatkan dari 75 perawat yang diteliti terdapat 17 perawat (22,7%) mempunyai kinerja kurang kepuasan kurang, dan 8 perawat (10,7%)
mempunyai Kinerja baik dengan kepuasan kerja baik. Dari hasil analisa statistik dengan Uji Spearman Rank menunjukkan bahwa Ho ditolak yang artinya ada hubungan antara kinerja dengan kepuasan kerja perawat di Ruang Rawat Inap di RSUD Kabupaten Pamekasan (rho= 1,000 > rho tabel = 0,232 dan p : 0,045< o : 0,05. Berdasarkan hasil tabulasi silang antara pendidikan dengan kinerja perawat di atas didapatkan dari 75 perawat yang diteliti terdapat 4 perawat (5,4%o) yang mempunyai kinerja cukup dengan latar belakang pendidikan SPK, dan pendidikan DIII Keperawatan tertinggi pada kategori kurang 27 perawat (36%) kinerjanya kurang. Sedangkan mempunyai pendidikan S-I Keperawatan tertinggi pada kategori baik 4 perawat (5,4 %). Dari hasil analisa statistik dengan uji Spearman Rank menunjukkan bahwa Ho diterima yang artinya tidak ada hubungan pendidikan dengan kinerja perawat di Ruang Rawat Inap Di RSUD Kabupaten pamekasan (p = 0,324 > α = 0,05). PEMBAHASAN Hubungan Pendidikan dengan Kepuasan Kerja Dari hasil analisa statistik dengan uji Spearman Rank menunjukkan bahwa Ho diterima yang artinya tidak ada hubungan antara pendidikan dengan kepuasan kerja perawat RSUD Kabupaten Pamekasan (p = 0, 74 > α = 0,05). Hasil tersebut bedasarkan tabulasi silang tabel 5.1 dari datapeneliti dengan 75 responden menunjukkan bahwa, terdapat 35 responden (46,7%) yang mempunyai kepuasan kerja kurang dengan latar belakang pendidikan DlllKeperawatan karena jumlah perawat DIII Keperawatan lebih banyak, dan 2 responden dari 8 yang mempunyai kepuasan kerja cukup dengan latar pendidikan SPK Sedangkan yang mempunyai kepuasan baik sebanyak 5 responden dari 8 dengan latar belakang
pendidikan S-I Keperawatan. Tidak ada hubungan pendidikan dengan kepuasan kerja perawat dapat disebabkan karena perawat yang berpendidikan S1 hanya 8 orang, disamping itu faktor pengalaman kerja dan lingkungan kerja serta reward dapat mempengaruhi kepuasan kerja perawat dalam memberikan pelayanan. Hasil ini sesuai dengan pendapat Nursalam (2002), pendidikan tinggi keperawatan sangat berperan dalam membina sikap, pandangan, dan kemampuan professional lulusannya. Diharapkan perawat mampu bersikap dan berpandangan professional, berwawasan keperawatan, serta mempunyai pengetahuan ilmiah keperawatan yang memadai, dan menguasai keterampilan professional secara baik dan benar (Husin,1966). Menurut Herzberg berpendapat bahwa manusia bekerja dipengaruhi oleh dua kelompok faktor. Dua faktor yaitu faktor yang membuat orang merasa tidak puas dan factor yang membuat orang merasa puas. Faktor yang membuat orang merasa tidak puas disebut juga factor faktor kesehatan (hygienic factors) yang terdiri dari upah, keamanan kerja, kondisi kerja, status, prosedur perusahaan, mutu supervisi teknis dan mutu dari hubungan interpersonal diantara teman sejawat dengan atasan dan denganbawahan. Oleh karena itu untuk mencegah ketidakpuasan kerja maka bagi perawat harus lebih meningkatkan motivasinya dalam bekerja sedangkan motivasi bisa timbul dari diri perawat dengan adanya motivasi dari rumah sakit dengan menciptakan lingkungan yang lebih nyaman, penghargaan atau rewart, pekerjaan yang sesuai porsi lulusan pendidikan Hubungan Kinerja dengan Kepuasan Kerja Perawat Dari hasil analisa statistik dengan laji Spearman rank menunjukkan bahwa Ho ditolak yang artinya ada hubungan antara kinerja dengan kepuasan kerja perawat di ruang rawat inap RSUD Kabupaten Pamekasan (p = 0,045 < α =
0,05). Hasil ini berdasarkan dari hasil tabulasi silang tabel 5.3.4. antata kine{a dengan kepuasan kerja perawat didapatkan dari 75 responden yang diteliti terdapat 8 responden (10,7%) mempunyai kepuasan baik dengan kinerja yang baik pula. Sedangkan l0 responden (13,3%) mempunyai kinerja kurang baik dengan kepuasan kerja kurang baik. Hal tersebut sesuai dengan menurut Nursalam dan teori kepuasan, menyimpulkan bahwa ada hubungan positif antara kinerja dengan kepuasan kerja perawat. Teori McClelland mengatakan bahwa dalam diri manusia ada motivasi, yakni motivasi primer dan motivasi sekunder. Motivasi primer tidak dipelajari, ini secara alamiah timbul pada setiap manusia secara kebutuhan biologis. Sedangkan motivasi sekunder adalah motivasi yang ditimbulkan karena dorongan dari luar akibat interaksi dengan orang lain atau interaksi sosial. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja perawat di RSUD kabupaten Pamekasan, berada pada tingkat yang kurang sedangkan untuk kepuasan kerja perawat berada pada tingkat kurang. Hal ini berdasarkan penilaian peneliti bahwa dalam peningkatan kepuasan kerja perawat secara keseluruhan perlu diperhatikan variabel leadership, wellbeing, manger, team, fair deal, giving something back, company, dan personal growth. Kinerja dalam menjalankan fungsinya tidak berdiri sendiri, tapi berhubungan dengan kepuasan kerja dan tingkat imbalan, dipengaruhi oleh keterampilan, kemampuan dan sifat-sifat individu. Hubungan Pendidikan dengan Kineria Perawat Dari hasil analisa statistik dengan menunjukkan bahwa Ho ditolak Yang artinya ada hubungan antara pendidikan dengan kinerja perawat di ruang rawat inap RSUD Pamekasan (p = 0,0324 > α = 0,05). Hasil ini berdasarkan dari hasil tabulasi silang tabel 5.3.3 antara pendidikan dengan kinerja perawat didapatkan dari 75 responden yang diteliti terdapat 17 responden. (22,7%)
mempunyai kinerja baik dengan pendidikan tinggi. Menurut Nursalam (2002), semakin tinggi pendidikan seseorang semakin baik pula kinerja seseorang. Perawat dituntut mampu melakukan komunikasi, aktif dan edukatif, maka dikembangkan berbagai jenis pendidikan tinggi keperawatan untuk meningkatkan kinerja petugas keperawatan dalam memberikan pelayanan sehingga akan membantu kepuasan kerja perawat. Hubungan Pendidikan dan Kinerja dengan Kepuasan Kerja Perawat Dari hasil analisa statistik dengan uji Regresi linier berganda menunjukkan persamaan berikut: Y = 0,0639 + 0,049 X2 dari hasil perhitungan bahwa koefesien regresi untuk kinerja lebih tinggi dari pada koefisien regresi untuk pendidikan dan antara variable pendidikan dan kinerja dengan kepuasan kerja ada pengaruh meskipun pengaruhnya lemah dan tidak saling berkorelasi. Hasil ini berdasarkan dari hasil tabulasi sialng antara pendidikan dan kinerja dengan kepuasan kerja perawat didapatkan dari 75 responden yang diteliti terdapat faktor kinerja lebih besar pengaruhnya dengan kepuasan kerja dari faktor pendidikan. Dalam teori Malayu S.P Hasiban (2000). Hal yang memotivasi semangat kerja seseorang adalah untuk memenuhi kepuasan baik materiil maupun nonmateriil yang diperolehnya sebagai imbalan balas jasa yang diberikannya kepada perusahaan. Apabila materiil dan nonmateriil yang diterimanya semakin memuaskan, semangat kerja seseorang akan semakin meningkat. Dari hasil uji Regresi linier berganda penelitian ini bahwa kinerja lebih berhubungan dengan kepuasan kerja perawat dari pada pendidikan, hal tersebut disebabkan karena perawat yang lulusan DIII Keperawatan masih dikatakan perawat professional pemula perawat profesional pemula sehingga dalam bekerja kurang mengetahui tentang aspek aspek yang harus dilakukan dalam bekerja. Adanya
pengetahuan aspek-aspek dari pencapaian kinerja yaitu meliputi Disiplin kerja, Sikap dan Prilaku, kejujuran, inisiatif dan Tanggung jawab. Maka pencapian hasil kerja akan lebih baik. Menurut Soeroso (2003), pendidikan adalah pengembangan sumber daya manusia yang bersifat people building consept, sedangkan menurut Nursalarm (2002) mengatakan dengan dengan pendidikan yang tinggi maka akan menghasilkan kinerja yang baik, sebaliknya jika pendidikan yang rendah maka akan menghasilkan kinerja yang tidak baik. Dari hasil tersebut maka perawat yang mempunyai tingkat pendidikan DIII Keperawatan, diharapkan bisa melanjutkan. Atau meneruskan pendidikan yang lebih tinggi. agar dapat melaksanakan kinerja dengan lebih baik. Tapi perawat yang mempunyai kinerja,baik, tidak berhenti disitu saja, tetapi perlu juga meningkatkan keinginan untuk menambah dan memperdalam pendidikan dibidang kesehatan terutama tentang kinerja perawat dalam memberikan pelayanan. Pengabdian (devasi), reward bahkan jiwanya (pengorbanan), nampaknya juga berpengaruh terhadap motivasi perawat dalam bekerja. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada umumnya responden menganggap bahwa itu semua sudah tuntutan mereka sebagai perawat. Karena itu untuk semakin meningkatkan motivasi kerja dari perawat, kinerja perawat akan meningkat sehingga kepuasan kerja akan terbentuk dengan sendirinya, faktor inilah yang harus dijadikan pertimbangan oleh pihak RSUD Kabupaten Pamekasan. KESIMPULAN DAN SARAN Bahwa sebagian besar perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Kabupaten Pamekasan berpendidikan DIII Keperawatan (78%). Kinerja perawat dalam menjalankan tugasnya sebagai perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Kabupaten Pamekasan kinerjanya baik
hanya (24%) dalam memberikan pelayanan keperawatan. Kepuasan kerja perawat menjalankan tugasnya di Ruang Rawat Inap RSUD Kabupaten Pamekasan sebagian besar kurang 53%). Tidak ada hubungan antara pendidikan dengan kepuasan kerja perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Kabupaten Pamekasan. Ada hubungan arfiara kinerja dengan kepuasan kerja perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Kabupaten Pamekasan. Tidak ada hubungan antara pendidikan dengan kinerja perawat di Ruang Rawat Inap RSUD kabupaten Pamekasan. Hubungan yang paling erat adalah variable kinerja dengan kepuasan kerja perawat dari pada variable pendidikan di Ruang Rawast Inap RSUD Kabupaten Pamekasan. Untuk meningkatkan kinerja perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan perlu dilakukan pembinaan secara periodik oleh komite keperawatan dalam hal pelaksanaan pelayanan keperawatan sehingga perawat dapat bekerja dengan lebih baik dan profesional, disamping itu perlu adanya evaluasi secara berkala untuk mengukur kinerja perawat dalam hal Disiplin kerja, Sikap dan perilaku, serta Tanggung jawab dalam memberikan pelayanan. Perawat diharapkan dalam bekerja memiliki motivasi, memahami dan menerapkan visi misi rumah sakit untuk meningkatkan pelayanan kesehatan pada pasien. DAF'TARPUSTAKA Akmalia. 2000. Kamus Istilah Medis. Yogyakarta :Arkola. Alimul H. 2003. Riset Keperawatan dan Tehnik Penulisan llmiah. Jakarta : SalembaMedika. Alimul H. 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data Jakarta : Salemba Medika. Arikunto, S. 2006. Prosedur penelitian suatu pandekatan praktek Jakarta :RinekaCipta. Djojodbroto, D. 2000. Kiat Mengelola Rumah Sakit. I akarta : Medika Hurlock, E. 1997. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga
Kurniadi, M.R. 2007. Pendidikan Yang Membebaskan. http/www. Google.Selasa, 1 8 Desember 2007, jam 20.00 WIB Malayu. 2000. Manajemen Sumber Daya Marutsia. Jakarta : Penerbit Bumi Aksara Mangkunegara. 2006. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung : Refika Aditama. Musni, R. 2000. Menghitung Kebutuhan Tenaga Perawat Rumah Sakit. Jurnal Keperawatan Indonesia Volume III. Nazir, M.2005. Metode Penelitian. Bogor :Penerbit Ghalia Indonesia Nursalam. (2002). Manajamen Keperawatan dan Aplikasi Dalam Praktek Keperawatan Profesional. Jakarta : Salemba Medika. Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Notoatmojo, S. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : RenikaCipta Notoatmojo, 5.200). Ilmu Kesehann Masyarakat. Jakarta : PT Renika Cipta. Notoatmojo, S. 2007. Promosi Kesehtan dan llmu Prilaku. Jakarta : Renika Cipta Rahdiansi, D. 2004. Hubungan motivasi dan media pembelajaran dengan indela prestasi belajar mahasiswa semester ganjil.Karya tulis ilmiah di program Akademik D-III Kebidanan Poltekes, Surabaya. Sardiansyh. 2007 . Kebijakan Kesetaraan Gender. htt/www.Gooegle.com. Selasa, 04 Desember 2007, jam I 9.00 WIB. Sarwono. 2004. Sosiologi Kesehatan. Yogyakarta : Gajah Mada Universitas press Sedarmayanti . 2007 . Manajamen Sumber Dayat Manusra. Bandung : Refika Aditama. Siagian, S. 2004. Toeri Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta : Renika Cipta.
Soeroso, S. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia di Rumah Sakit. Jakarta: EGC. Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Penerbit Alfabeta Supriyanto. H, dan Arwani. 20A5. Manajamen Bangsal Keperavtatan. Jakarta:EGC. Sumarsono, Sonny. 2A04. Metode Riset Sumber Daya Manusia. Yogyakarta :Penerbit Graha Ilmu Wijono. D. L999. Manajemen mutu pelayanan kesehatan : teori, strategi dan aplikasi. Surabaya : Airlangga University Press.