PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HUBUNGAN KEMATANGAN EMOSI DAN KECENDERUNGAN PERILAKU CYBERBULLYING PADA DEWASA AWAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Disusun oleh: Yunika Ayu Agrippina 119114047
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HAL
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Motto
He gives strength to the weary and increases the power of the weak. (Isaiah 40:29)
The secret of getting ahead is getting started ( Mark Twain)
It does not matter how slowly you go as long as you do not stop (Confucius)
but those who hope in the LORD will renew their strength. They will soar on wings like eagles; they will run and not grow weary, they will walk and not be faint. (Isaiah 40:31)
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ku persembahkan usaha dan karya ini untuk
Tuhan Yesus yang menyertai dan memampukan ku menghadapi semua Orangtua yang senantiasa mendukung dan mendoakanku Keluarga ku Sahabat-teman sepermainan-teman suka dan duka Dan Mereka yang selalu mempertanyakan “Kapan didadar??Kapan wisuda??” Kalian mendorongku untuk tetap mengerjakan skripsi ini
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, April 2016
Peneliti
Yunika Ayu Agrippina
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DAN KECENDERUNGAN PERILAKU CYBERBULLYING PADA DEWASA AWAL Yunika Ayu Agrippina ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kematangan emosi dan kecenderungan perilaku cyberbullying pada dewasa awal. Hipotesis dalam penelitian ini adalah adanya hubungan negatif antara kematangan emosi dan kecenderungan perilaku cyberbullying, yaitu semakin tinggi kematangan emosi yang dimiliki oleh individu maka akan semakin rendah kecenderungan perilaku cyberbullyingnya, begitupun sebaliknya. Untuk membuktikan hipotesis tersebut maka analisis hipotesis dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi Spearman Rho pada SPSS 21.00.Subjek dalam penelitian ini adalah dewasa awal dengan rentang usia 18-25 tahun dan telah memiliki akses terhadap internet selama satu tahun, dengan jumlah subjek laki-laki sebanyak 81 orang dan subjek perempuan sebanyak 69 orang. Dalam penelitian ini digunakan dua skala, variabel kematangan emosi diukur dengan menggunakan skala Kematangan Emosi yang disusun berdasar pada teori Kematangan Emosi Katkovsky dan Gorlow dan variabel kecenderungan perilaku cyberbullying diukur menggunakan skala Kecenderungan Perilaku Cyberbullying berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Willard. Koefisien reliabilitas dari skala Kematangan Emosi sebesar 0,859, sedangkan reliabilitas skala Kecenderungan Perilaku Cyberbullying sebesar 0, 924. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh koefisien korelasi (r) antara kematangan emosi dan kecenderungan perilaku cyberbullying pada dewasa awal sebesar -0,110 dengan nilai signifikansi (p) = 0,075 (p>0,05), maka dapat disimpulkan bahwa kedua variabel tersebut tidak berkorelasi. Kata kunci : kematangan emosi, kecenderungan perilaku cyberbullying, dewasa awal.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
CORRELATION BETWEEN EMOTIONAL MATURITY AND CYBERBULLYING BEHAVIOR TENDENCY IN EARLY ADULTHOOD Yunika Ayu Agrippina ABSTRACT This research aimed to examine the relationship between emotional maturity and cyberbullying behavior tendency in early adulthood. This research hypothesis was there is negative correlation between emotional maturity and cyberbullying behavior tendency, which is when a person has a higher emotional maturity, then he also has a lower cyberbullying behavior tendency, and vice versa. The data analysis that used to examine the hypothesis was Spearman Rho using SPSS 21.00. The subjects were 81 man and 69 women in early adulthood (18-25 y.o). All of them have been using the internet at least during one year. This research used two scales, which are Emotional Maturity Scale that reflecting Katkovsky and Gorlow Maturity Emotional theory and Cyberbullying Behavior Tendency Scale that reflecting Willard Cyberbullying Behavior Tendency theory. The coefficient alpha of the scales was good .859 from Emotional Maturity Scale and .924 from Cyberbullying Behavior Tendency Scale. The result showed that there is insignificance (p<0.05) negative correlation (r = -0.110) between emotional maturity and cyberbullying behavior tendency. The conclusion of the research was there is no correlation between emotional maturity and cyberbullying behavior tendency. Keywords : emotional maturity, cyberbullying behavior tendency, early adulthood
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Nama
: Yunika Ayu Agrippina
Nomor Mahasiswa
: 119114047
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan Kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
Hubungan antara Kematangan Emosi dan Kecenderungan Perilaku Cyberbullying pada Dewasa Awal
Beserta perangkat diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan Kepada Perpustakan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 20 April 2016
Yang menyatakan,
(Yunika Ayu Agrippina)
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah Bapa karena berkat kasih karunia dan berkatNya lah penulis dapat sampai pada tahap pengerjaan skripsi dan mampu meyelesaikannya. Selama pengerjaan skripsi ini tentunya banyak pihak yang memberikan dukungan dan bantuan, oleh karena itu penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada : 1. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M. Si selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma dan dosen pembimbing penulis. 2. Bapak P. Eddy Suhartanto, M.Si selaku Kaprodi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma 3. Bapak Y. Heri Widodo, M. Psi., selaku Dosen Pembimbing Akademik dari semester 1 hingga 4. 4. Bapak Prof. Dr. Agutinus Supratiknya, selaku Dosen Pembimbing Akademik dari semester 5 hingga 10. 5. Bapak T. M. Raditya Hernawa, M. Psi atau yang akrab disapa Pak Tius selaku dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang mau direpotkan penulis untuk berdiskusi dan memberikan masukan dalam proses penulisan skripsi. 6. Ibu Sylvia Carolina MYM., M. Si. dan Ibu Debri Pristinella, M.Si. selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak masukan pada skripsi ini. 7. Segenap dosen Fakultas Psikologi yang telah mendidik, membagikan ilmu pengetahuan dan pengalamannya selama penulis menempuh studi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. 8. Segenap karyawan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma ( Bu Nanik, Mas Gandung, Mas Muji, Mas Donny dan Pak Gik) serta temanteman student staff atas kebaikan dan kesabarannya memberikan informasi yang berkaitan dengan studi penulis. 9. Bapak dan Ibu yang senantiasa memberikan dukungan baik dalam bentuk moril maupun materiil.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10. Mbah No yang tak pernah lupa memberikan dukungan dana dan doa sebagai salah satu bentuk penyemangat untuk cucunya ini. 11. Sahabat-sahabatku selama menempuh studi, yang tidak hanya mencerahkan namun kadang kala juga menyuramkan kehidupanku. Vc. Veny S., Mt.Ghea K., Mbokde Melati Ayu, Ratna Wulandari, Acil Arum Riry, Lala, Mamsit, Mega, Kaknop, Kaka Jojo. 12. Teman-teman seperantauan, yang hanya ketika bersama mereka lah aku bisa ngobrol menggunakan bahasa Banjar dengan leluasa. Rista Dewi Liani, Herna Melani, Didin, Arvin, Fitri, Fery, Gagah, serta adek sepupuku Elika Thea K. Terimakasih juga karena kalian sudah mau membantu menyebarkan skala penelitianku. 13. Sahabat diskusi di kala penat dan kegalauan skripsi memuncak, Agnes Wijaya, mbak Yovi, Mbak Cha dan kakak pembimbing akademik Nunuk Putri. 14. Sahabat penyemangat yang sudah mendahului aku dalam prosesi geser toga, Ni Kadek Tri S., S. Si dan Adelina Sihite, S. Kg. Terimakasih untuk setiap sesi obrolan larut malamnya. 15. Teman-teman dekat yang juga senantiasa mendukung meskipun terpencar di mana-mana tapi selama ada aplikasi instan messenger, everything’s gonna be ok ya. Rini, Inunk, Ega, Algar, Qie. 16. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih terdapat banyak kekurangan, Oleh karena itu, penulis mengharap kritik dan saran dari pembaca untuk memperbaiki karya penulis ini. Terimakasih
Yogyakarta, 15 April 2016 Penulis
Yunika Ayu Agrippina
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Daftar Isi HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ............... Error! Bookmark not defined. MOTTO.............................................................................................................. iv HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................... vi ABSTRAK ........................................................................................................ vii ABSTRACT ....................................................................................................... viii PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ................... ix KATA PENGANTAR ......................................................................................... x DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvi DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xviii BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1 A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah................................................................................................... 9 C. Tujuan .................................................................................................................. 10 D. Manfaat Penelitian ................................................................................................ 10
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Manfaat Teoretis............................................................................................... 10 2. Manfaat Praktis ................................................................................................. 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 11 A.
KEMATANGAN EMOSI.................................................................................. 11 1.
Pengertian Kematangan Emosi ....................................................................... 11
2.
Aspek-aspek Kematangan Emosi ................................................................... 13
B.
CYBERBULLYING ............................................................................................ 14 1.
Pengertian Cyberbullying ............................................................................... 14
2.
Bentuk-Bentuk Cyberbullying ........................................................................ 16
3.
Faktor-faktor Cyberbullying ........................................................................... 17
4.
Media Cyberbullying ..................................................................................... 19
C.
D.
DEWASA AWAL ............................................................................................. 21 1.
Pengertian Dewasa Awal ............................................................................... 21
2.
Perkembangan Dewasa Awal ......................................................................... 22 Dinamika Hubungan Kematangan Emosi dengan Kecenderungan Perilaku Cyberbullying pada Dewasa Awal ..................................................................... 24
E. Kerangka Penelitian .............................................................................................. 29 F. Hipotesis ............................................................................................................... 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................ 31 A.
Jenis Penelitian .................................................................................................. 31
B.
Identifikasi Variabel Penelitian .......................................................................... 31
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C.
Definisi Operasional .......................................................................................... 31 1.
Kematangan Emosi ........................................................................................ 31
2.
Perilaku Cyberbullying .................................................................................. 32
D.
Subjek Penelitian ............................................................................................... 33
E.
Metode Pengumpulan Data ................................................................................ 33 1.
Skala Kematangan Emosi............................................................................... 34
2.
Skala Kecenderungan Perilaku Cyberbullying ................................................ 36
F.
Uji Skala ........................................................................................................... 38 1.
Validitas Alat Tes .......................................................................................... 38
2.
Seleksi Item ................................................................................................... 39
3.
Reliabilitas..................................................................................................... 45
G.
Metode Analisis Data ........................................................................................ 45 1.
Uji Asumsi .................................................................................................... 45
2.
Uji Hipotesis .................................................................................................. 47
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 48 A.
Pelaksanaan Penelitian ....................................................................................... 48
B.
Data Demografi Subjek ..................................................................................... 48
C.
Deskripsi Data Penelitian ................................................................................... 49
D.
Hasil Analisis Data ............................................................................................ 55 1.
Uji Asumsi Penelitian .................................................................................... 55
2.
Uji Hipotesis .................................................................................................. 60
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E.
Analisis Tambahan ............................................................................................ 62
F.
Pembahasan....................................................................................................... 63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................. 69 A.
Kesimpulan ....................................................................................................... 69
B.
Keterbatasan Penelitian...................................................................................... 69
C.
Saran ................................................................................................................. 70 1.
2.
Bagi Subjek Penelitian ................................................................................... 70 Bagi Peneliti Selanjutnya ................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 72 LAMPIRAN……………………………………………………………………..79
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel 1. Pemberian Skor pada Skala Kematangan Emosi ...................................35 Tabel 2.Blueprint Skala Kematangan Emosi sebelum uji coba ...........................36 Tabel 3.Tabel Pemberian Skor pada skala Kecenderungan Perilaku Cyberbullying. ..........................................................................................37 Tabel 4.Blueprint Skala Kecenderungan Perilaku Cyberbullying sebelum uji coba ..........................................................................................................38 Tabel 5.Blueprint Skala Kematangan Emosi setelah uji coba..............................41 Tabel 6.Blueprint Skala Kematangan Emosi setelah pengguguran Manual..42 Tabel 7.Blueprint Skala Kecenderungan Perilaku Cyberbullying setelah uji coba ..........................................................................................................43 Tabel 8.Blueprint Skala Kecenderungan Perilaku Cyberbullying setelah pengguguran manual ............................................................................44 Tabel 9.Deskripsi Jenis Kelamin Subjek ............................................................49 Tabel 10.Tabel Hasil Pengukuran Deskriptif Variabel ........................................50 Tabel 11.Hasil Penghitungan Uji T ....................................................................51 Tabel 12.Norma Kategorisasi .............................................................................52 Tabel 13.Norma Kategorisasi Kematangan Emosi ..............................................53 Tabel 14.Norma Kategorisasi Kecenderungan Perilaku Cyberbullying ...............54 Tabel 15. Tabel Hasil Uji Normalitas Variabel ...................................................55 Tabel16. Tabel Hasil Uji Linearitas Variabel .....................................................58 Tabel 17. Tabel Hasil Uji Korelasi .....................................................................61 Tabel 18. Tabel Hasil Uji Analisis Tambahan ....................................................63
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.Histogram Kematangan Emosi .......................................................... 56 Gambar 2.Histogram Kecenderungan Perilaku Cyberbullying ........................... 57 Gambar 3.Scatterrplot Kematangan Emosi dan Kecenderungan Perilaku Cyberbullying ...........................................................................................59
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.Skala Uji Coba...................................................................................78 Lampiran 2.Hasil Reliabilitas dan Seleksi Item...................................................94 Lampiran 3.Skala Final..........................................................................................98 Lampiran 4. Statistik Deskriptif...........................................................................113 Lampiran 5.Hasil Uji Normalitas.........................................................................114 Lampiran 6.Hasil Uji Linearitas...........................................................................115 Lampiran 7.Hasil Uji Hipotesis............................................................................116
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Salah satu kebutuhan individu terkait dengan fungsinya sebagai makhluk sosial adalah membina, memelihara hubungan dan berinteraksi dengan orang lain. Oleh karena itu, individu melakukan komunikasi untuk memenuhi kebutuhan tersebut (Devito, 2011). Menurut Devito (2011) sifat komunikasi terbagi dalam dua jenis yaitu komunikasi secara langsung dan tidak langsung. Komunikasi langsung merupakan komunikasi yang dilakukan dengan saling bertatap muka dalam suatu aktivitas
komunikasi
tanpa
menggunakan
perantara
media.
Sebaliknya
komunikasi secara tidak langsung merupakan komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan perantara media seperti email, handphone, dan jejaring sosial. Saat ini kemajuan teknologi banyak terjadi pada berbagai aspek kehidupan, termasuk pada teknologi komunikasi dan informasi. Informasi dapat dengan cepat dikirimkan
dan
diterima
melalui
media
cetak
maupun
media
elektronik.Komunikasi yang dilakukan menggunakan internet biasa dikenal dengan komunikasi online atau jejaring sosial online.Kemajuan teknologi pada aspek komunikasi membantu individu untuk berinteraksi dengan sesamanya tanpa terhambat oleh jarak dan waktu.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
Berdasarkan hasil statistik dari hasil kerja sama antara Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) dengan Pusat Kajian Komunikasi (PusKaKom) Universitas Indonesia pada tahun 2014, menunjukkan bahwa 88,1 juta orang Indonesia menggunakan internet. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh APJII terdapat tiga alasan utama orang Indonesia menggunakan internet. Ketiga alasan tersebut adalah untuk mengakses sarana sosial/komunikasi, sumber informasi harian, dan mengikuti perkembangan zaman. Ketiga alasan utama tersebut dipraktikkan melalui empat kegiatan utama yaitu menggunakan jejaring sosial, mencari informasi, berkirim pesan secara online melalui aplikasi pesan instan, dan mencari berita terbaru (APJII, 2015).Facebook, Twitter, Myspace, Path, Instagram merupakan sebagian bentuk aplikasi yang digunakan dalam berkomunikasi secara online. Mayoritas pengguna internet di Indonesia berumur 18-25 tahun (APJII, 2015). Usia tersebut tergolong dalam periode dewasa awal (Santrock dalam Arnett 2006,2007). Keterlibatan dalam kegiatan sosial di luar rumah yang terus berkurang, membuat individu dewasa awal mulai memanfaatkan kehadiran situs jejaring sosial sebagai sarana alternatif untuk tetap berkomunikasi dengan temanteman.Seseorang merasa dipermudah dalam membangun hubungan karena situs jejaring sosial merupakan media yang interaktif. Dengan menggunakan situs jejaring sosial seseorang merasa diperhatikan oleh teman secara virtual baik teman baru maupun teman-teman yang sudah lama tidak bertemu. Hal ini didukung dengan pernyataan yang diberikan oleh beberapa informan dewasa awal terkait dengan manfaat dari penggunaan jejaring sosial (komunikasi pribadi, April 2015).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
Tapscot (2009) mengemukakan bahwa salah satu karakteristik yang membedakan dunia maya dengan dunia nyata adalah sesorang dapat berinteraksi dengan orang lain melalui teknologi dan internet tanpa terbatas jarak dan waktu. Dalam menggunakan situs jejaring sosial, pengguna dapat saling membalas komentar dan menanggapi status atau berita yang disebarkan oleh pengguna lainnya. Interaksi yang terjalin melalui situs jejaring sosial memberikan banyak kesempatan positif, termasuk kesempatan untuk menjalin persahabatan, kesempatan dalam pembentukan identitas, kesempatan untuk mencari informasi, dan kesempatan untuk berpartisipasi dalam hal politik (Boyd 2007; Ellison, Steinfield, & Lampe, 2011; Yun & Chang, 2011 dalam Wegge, Vandebosch, Eggermont, & Walrave, 2014). Akan tetapi, jejaring sosial juga memberikan pengalaman negatif seperti pelecehan dan bullying dalam bentuk elektronik (Kite, Gable, & Filippelli, 2010; Livingstone, 2008; Ybarra & Mitchell, 2008 dalam Wegge dkk). Pengguna dapat dengan mudah mengomentari status yang dibuat oleh pengguna lain, baik dengan komentar yang positif atau negatif. Pengguna juga dapat dengan mudah menuliskan status yang berisi kata-kata kasar, vulgar, atau rasisme, atau bahkan mengancam atau memfitnah orang lain melalui akun jejaring sosial yang dimiliki (Bennett, 2013). Secara umum, bullying atau pelecehan diakui sebagai sub bagian dari agresi yang didefinisikan sebagai “salah satu jenis spesifik dari perilaku agresi yang dimaksudkan untuk menyebabkan kerusakan, dilakukan secara berulang, ditargetkan pada individu yang tidak mampu membela dirinya sendiri (Cross D,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
Shaw T, Hearn L, et al, 2009). Hal tersebut dapat berupa tindakan secara fisik maupun psikologis (Olweus D, 1980). Cyberbullying adalah istilah yang digunakan pada saat seseorang mendapat perlakuan tidak menyenangkan seperti dihina, diancam, dipermalukan, disiksa, atau menjadi target bulan-bulanan oleh orang lain menggunakan teknologi Internet maupun teknologi mobile (diakses dari www.cyberbullying.org). Cyberbullying dapat dikategorikan bullying
verbal karena pelaku melakukan
tindakan bullying secara tidak langsung seperti mengejek, menghina, mengolokolok, mencela, menggosip, menyebarkan rumor, bahkan mengancam dengan menggunakan media elektronik. Adapun jenis dari cyberbullying menurut Willard (2007) yaitu flaming (pesan dengan amarah), harassment (gangguan), denigration (pencemaran nama baik), impersonation (peniruan), outing (penyebaran), trickery (tipu daya), exclusion (pengucilan), dan cyberstalking (merendahkan). Penelitian yang dilakukan oleh Price dan Dalgeish (2009) menyatakan bahwa bentuk cyberbullying yang banyak terjadi yaitu called name (pemberian nama negatif), abusive comments (komentar kasar), rumour spread (menyebarkan rumor atau desas desus), threatened physical harm (mengancam yang membahayakan fisik), ignored atau exclude (pengabaian dan pengucilan), opinion slammed (pendapat yang merendahkan), online impersonation (peniruan secara online), sent upsetting image (mengirim gambar yang mengganggu), dan image of victim spread (penyebaran foto).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
Langos (dalam Francisco, Simão, Ferreira & Martins, 2014) menemukan bahwa dampak emosional dari perilaku cyberbullying stres,
takut,
kesedihan,
kemarahan
adalah adanya kekhawatiran,
atau
hinaan,
dan
dapat
meluas ke bentuk yang lebih parah, seperti cedera psikologis berkepanjangan yang dapat membahayakan jiwa individu. Dampak dari cyberbullying untuk para korban tidak terhenti pada tahap depresi saja melainkan sudah sampai pada tindakan yang lebih ekstrim yaitu bunuh diri. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Hinduja dan Patchin mengungkapkan fakta bahwa terdapat pertumbuhan tingkat bunuh diri pada anak dan remaja usia 10 sampai 19 tahun pada tahuntahun terakhir (dalam Rahayu, 2012). Pada tahun 2010, Nurarafa (18 tahun) terdakwa kasus penghinaan melalui situs jejaring sosial facebook dijatuhi vonis dua bulan 15 hari dengan masa percobaan selama lima bulan oleh hakim di Pengadilan Negeri Bogor. Dalam perkara tersebut, Ferly Fandini sebagai korban melaporkan penghinaan atas dirinya yang dilakukan oleh Nurarafah. Saat itu Nurarafah mengaku cemburu atas kedekatan pacarnya dengan pelapor (korban), sehingga Nurarafah menulis kata-kata hinaan dalam facebooknya. Selain itu pada tahun 2013 terjadi tindakan bunuh diri yang dilakukan oleh ketua panitia penyelenggaran konser musik di kota Yogyakarta yang banyak mendapatkan tekanan karena pengelolaan konser yang dinilai kurang memuaskan. Selain itu ada juga seorang mahasiswi rantau yang menimba ilmu di sebuah perguruan tinggi negeri di kota yang sama, menulis status di akun media sosialnya yang memuat
kata-kata kasar dan menyinggung
masyarakat
Yogyakarta. Status itu lalu berbuntut panjang bukan hanya pada banyaknya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
masyarakat yang berbalik melakukan cyberbully terhadap mahasiswa tersebut, tetapi ada juga yang melaporkannya kepada pihak yang berwajib. Cyberbullying bisa menjadi lebih berbahaya daripada bullying
tradisional
karena beberapa alasan. Alasan pertama adalah perilaku cyberbullying dapat dimulai dengan cara yang mudah, selain itu adanya faktor anonimitas dari Internet bisa menghilangkan banyak hambatan yang ditemui dalam aksi bullying tradisional. Alasan kedua adalah perilaku cyberbullying sulit untuk dihentikan. Kata-kata dan gambar-gambar yang dikirimkan secara online bisa tersebar ke seluruh dunia kapanpun juga dan kadang-kadang sulit untuk dihapus.Penelitian yang dilakukan Hinduja & Patchin mengungkapkan bahwa 20% responden dilaporkan pernah berpikir secara serius untuk bunuh diri. Semua bentuk bullying secara signifikan berkaitan dengan meningkatnya keinginan untuk bunuh diri. Percobaan bunuh diri yang dicoba dilakukan oleh korban cyberbullying jumlahnya hampir dua kali lebih banyak daripada remaja yang tidak pernah mengalami cyberbullying. Meskipun sering diasumsikan bahwa cyberbullying hanya terjadi sampai pada tingkat usia Sekolah Menengah Atas, namun adanya laporan bahwa perilaku cyberbullying pada usia universitas juga mengalami peningkatan. Penelitian yang dilakukan oleh MacDonald dan Roberts-Pittman (2010) yang melibatkan 439 partisipan menemukan hasil bahwa sebanyak 38% mahasiswa mengetahui bahwa mahasiswa lain pernah mengalami cyberbully, 21,9% mahasiswa mengalami cyberbully, dan 8,6% mahasiswa melakukan cyberbully pada mahasiswa lain. Selain itu Dilmac (2009) melaporkan bahwa 22,5% dari 666 mahasiswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
Universitas Selcuk Turki melakukan cyberbullying setidaknya satu kali terhadap mahasiswa lain dan 55,355% mahasiswa menjadi korban cyberbullying setidaknya satu kali. Penemuan tersebut konsisten dengan literatur yang berkembang sebelumnya yang menunjukkan bahwa orang dewasa melakukan bully terhadap orang dewasa lainnya di lingkungan kerjanya (Cooper , Einarsen , Howel , & Zapf , 2003 ; Vega & Comer ; 2005 dalam Brewer, B., et al, 2012) termasuk bullying pada situasi akademik (Chapell, Hasselman, Kitchin, Lomon, MacIver, & Sarullo, 2006; Halbur, 2005; Simpson & Cohen, 2004; Westhues, 2006 dalam Brewer, B., et al, 2012). Karakteristik pelaku bully secara tatap muka memiliki kesamaan dengan karakteristik pelaku cyberbullying (Campfield, 2008). Menurut Benitez & Justicia (2006) pelaku bullying cenderung memiliki sikap empati yang rendah, impulsif, dominan, dan tidak bersahabat. Karakteristik kepribadian dari pelaku dianggap sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi cyberbullying (Maulida, 2011). Adanya faktor anonimitas dimana indiivdu dapat menyamarkan identitas dari dirinya sehingga pelaku merasa tidak perlu bertanggung jawab atas dampak yang diterima oleh korban dan menganggap bahwa korban pun tidak akan mengetahui pelaku. Jika individu telah mencapai kematangan emosi yang baik, ia mampu mempertanggungjawabkan keputusan maupun tindakan yang ia ambil. Tidak hanya bersembunyi di balik layar komputer yang mana identitasnya bisa disembunyikan maupun disamarkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
Perilaku yang tergolong ke dalam cyberbullying yaitu menyebarkan informasi kurang menyenangkan tentang orang lain, memberikan komentar yang mengolokolok dan tidak sopan, serta memberikan pernyataan ancaman. Hal tersebut dilakukan melalui e-mail, chat room, situs jejaring sosial seperti facebook, twitter, instagram, dan melalui pesan singkat. Individu yang menjadi pelaku cyberbullying merupakan seseorang yang senang mendominasi orang lain, padahal ketika individu mampu menerima kenyataan bahwa tiap orang memiliki perbedaan maka ia akan mampu menghargai kekurangan serta kelebihan individu lain. Perbedaan yang dimiliki oleh orang lain akan dihargai sebagai keberagaman bukan sebagai bahan untuk menjatuhkan orang tersebut. Ketika individu memiliki kematangan emosi yang baik, ia dapat menerima perbedaan yang dimiliki oleh tiap individu serta beradaptasi dengan karakteristik individu lain maupun dengan situasi apapun. Sebaliknya ketika kematangan emosi pada diri individu masih belum baik maka ia akan mudah untuk memberikan ejekan ataupun olokan kepada orang lain yang ia anggap berbeda dengan dirinya. Individu dengan tingkat kematangan emosional tinggi mampu meredam dorongan agresi dan mengendalikan emosinya, pandai membaca perasaan orang lain, serta dapat memelihara hubungan baik dengan lingkungannya. Dengan demikian, apabila individu memiliki kematangan emosi yang baik, maka individu tersebut mampu mengendalikan perilaku agresinya (Rahayu, 2008). Individu dengan tingkat kematangan emosi yang baik tidak bersifat impulsif, sehingga ketika ada stimulus negatif yang datang ia akan mampu memberikan tanggapan secara obyektif dan dipikirkan dengan baik terlebih dahulu. Individu yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
cenderung memiliki sikap empati yang rendah dan impulsive menunjukkan bahwa individu tersebut masih belum mencapai tahap kematangan emosi. Kematangan emosi seharusnya sudah dicapai pada periode dewasa awal. Semakin bertambah usia individu, maka emosinya diharapkan akan lebih matang dibandingkan dengan periode-periode sebelumnya (Hurlock, 1994). Mahasiswa sebagai kelompok individu yang berada dalam tahap perkembangan dewasa awal semestinya sudah mencapai tahap kematangan emosi yang baik. Ketika individu memiliki kematangan emosi yang tinggi maka kecenderungan untuk melakukan perilaku cyberbullying akan rendah. Namun pada kenyataannya beberapa kasus cyberbullying yang terjadi tidak jarang dilakukan oleh individu yang berada dalam usia dewasa awal. Adanya kesenjangan teori dengan fenomena yang ada saat ini membuat penulis terdorong untuk meneliti lebih jauh mengenai hubungan antara kematangan
emosi
dengan
kecenderungan
perilaku
cyberbullying
pada
mahasiswa. Selama ini penelitian tentang cyberbullying lebih banyak dilakukan oleh peneliti dari luar, penelitian di Indonesia sendiri masih belum cukup banyak dilakukan. Hal tersebut dapat dikarenakan perilaku cyberbullying merupakan sebuah fenomena yang relatif baru (Hines, 2011). B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka pertanyaan yang ingin diajukan dalam penelitian adalah apakah ada hubungan antara kematangan emosi dengan kecenderungan perilaku cyberbullying pada mahasiswa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
C. TUJUAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kematangan emosi dengan kecenderungan perilaku cyberbullying pada dewasa awal.
D. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Teoretis Memberikan tambahan informasi kajian teori-teori psikologi, khususnya Psikologi Perkembangan Remaja dan Psikologi Sosial mengenai hubungan antara kematangan emosi dengan kecenderungan perilaku cyberbullying pada dewasa awal. 2. Manfaat Praktis Memberikan informasi kepada mahasiswa pengguna jejaring sosial bahwa kematangan emosi diperlukan agar individu lebih bijak dalam berperilaku secara online. Penting untuk mengetahui bahwa perilaku cyberbullying memiliki dampak yang tidak kalah mengkhawatirkan dibandingkan dengan perilaku bully secara tradisional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. KEMATANGAN EMOSI 1. Pengertian Kematangan Emosi Osho (2008) menyatakan bahwa emosi terbentuk melalui perkembangan
yang
dipengaruhi
oleh
pengalaman
dan
dalam
perkembangan emosi menuju tingkat yang konstan, yaitu adanya integrasi dan organisasi dari semua aspek emosi.Emosi merupakan perasaan yang kuat dan disadari beserta ekspresinya baik ekspresi yang positif maupun negatif. Emosi yang positif antara lain: cinta, harapan, simpati, loyal, dan perasaan optimis, sedangkan emosi yang negatif antara lain: takut, benci, marah, iri dan dendam. Wolman (dalam Puspitasari, 2002) mendefinisikan kematangan emosi sebagai kondisi yang ditandai oleh perkembangan emosi dan pemunculan perilaku yang tepat sesuai dengan usia dewasa daripada bertingkah laku seperti anak-anak. Semakin bertambah usia individu diharapkan dapat melihat segala sesuatunya secara obyektif, mampu membedakan perasaan dan kenyataan, serta bertindak atas dasar fakta daripada perasaan. Definsi tersebut senada dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Kartono (2005). Kartono (2005) mengartikan kematangan emosi sebagai suatu keadaan atau kondisi tercapainya tingkat kedewasaan dari perkembangan emosional, oleh karena itu individu yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
bersangkutan tidak lagi menampilkan emosi seperti pada masa kanakkanak. Seseorang yang telah mencapai kematangan emosi dapat mengendalikan emosinya. Emosi yang terkendali dan terarah akan sangat mempengaruhi tingkah laku individu (Gunarsa, 2008). Hal tersebut menyebabkan orang mampu berpikir secara lebih baik, dan melihat persoalan secara objektif (Walgito, 2004). Individu
yang
telah
mencapai
kematangan
emosi
dapat
diidentifikasikan sebagai individu yang dapat menilai situasi secara kritis terlebih dahulu sebelum bertindak, tidak lagi bereaksi tanpa berpikir sebelumnya seperti anak anak atau orang yang tidak matang emosinya (Hurlock, 1994). Menurut Katvosky dan Gorlow (1976) kematangan emosi adalah keadaan dimana kepribadian individu secara terus menerus berusaha mencapai
keadaan
emosi
yang
sehat
secara
intrafisik
maupun
interpersonal. Berdasarkan
pendapat
beberapa
ahli
diatas,
maka
dapat
disimpulkan bahwa kematangan emosi merupakan tahapan tercapainya kedewasaan
perkembangan
emosional
dimana
individu
mampu
mengendalikan emosinya secara terarah dan mampu melihat persoalan secara objektif sehingga perilaku yang ditunjukkan tidak merugikan bagi dirinya serta orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
2. Aspek-aspek Kematangan Emosi Katkovsky dan Gorlow (1976), mengemukakan tujuh aspek-aspek Kematangan emosi, yaitu: a. Kemandirian Kemampuan memutuskan apa yang dikehendaki dan bertanggung jawab terhadapkeputusan yang diambilnya. b. Kemampuan menerima kenyataan Mampu menerima kenyataan bahwa dirinya tidak sama dengan orang lain,mempunyai kesempatan, kemampuan, serta tingkat intelegensi yang berbeda dengan orang lain. c. Kemampuan beradaptasi Orang yang matang emosinya mampu beradaptasi dan mampu menerima beragam karakteristik orang serta menghadapi situasi apapun. d. Kemampuan merespon dengan tepat Individu yang matang emosinya memiliki kepekaan untuk merespon terhadapkebutuhan emosi orang lain. e. Kapasitas untuk seimbang Kemampuan individu dalam meyeimbangkan pemenuhan kebutuhan sendiri dan kebutuhan yang didapat orang lain orang lain. Individu melihat situasi tidak hanya dari satu sudut pandang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
f. .Kemampuan berempati Mampu berempati adalah kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi oranglain dan memahami apa yang mereka pikirkan atau rasakan. g. Kemampuan menguasai amarah Individu yang matang emosinya dapat mengetahui hal-hal apa saja yang dapat membuatnya marah, maka ia dapat mengendalikan perasaan marahnya.
B. CYBERBULLYING 1. Pengertian Cyberbullying Bullying telah terjadi sebelum munculnya cyberbullying. Dahulu bullying dilakukan secara langsung antara pelaku dan korbannya, namun dengan kemajuan teknologi internet memunculkan bentuk lain dari perilaku
bullying,
yaitu
cyberbullying.
Pelaku
bullying
dapat
menggunakan alat bantu tambahan untuk melakukan bullying terhadap orang lain, yaitu melalui internet, telepon genggam, maupun berbagai bentuk lain dari teknologi (Mason, 2008).
Olweus mengemukakan
bahwa bullying merupakan perilaku yang dilakukan secara berulang dan melibatkan kekuasaan atau kekuatan yang tidak seimbang (Olweus & Limber, 2010a). Para pelaku bullying biasanya memiliki fisik yang lebih besar dan kuat daripada korban dan biasanya didukung dengan popularitas, kemampuan sosial, kepercayaan diri, usia, kepintaran ketika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
melecehkan korbannya (Mason, 2008) Jenis bullying
terbaru yang
dihadapi pada era perkembangan zaman saat ini adalah Cyberbullying. Peter Smith dan rekannya (2008) mendefinisikan cyberbullying sebagai perilaku agresif yang disengaja dan dilakukan secara individual maupun
berkelompok
dengan
menggunakan
media
komunikasi
elektronik. Perilaku tersebut dilakukan secara berulang dan dari waktu ke waktu terhadap korbannya. Hal yang serupa juga diungkapkan oleh Feinberg dan Robey (2008), cyberbullying meliputi pengiriman teks atau gambar yang berbahaya dan kejam dengan menggunakan internet (misalnya, instant messaging, e-mail, chatting, dan situs jejaring sosial) atau perangkat komunikasi digital lainnya, seperti ponsel. Tidak seperti bullying , para pelaku cyberbullying tidak selalu memiliki tampilan fisik yang kuat dan besar dan biasanya tidak diketahui identitasnya (Kiriakidis & Kavoura, 2010). Kebanyakan dari pelaku cyberbullying sulit untuk diidentifikasi identitasnya dan oleh karena itu pelaku merasa leluasa dalam melakukan cyberbullying karena yakin bahwa perilaku yang dilakukan tidak akan menimbulkan hukuman ataupun konsekuensi buruk bagi pelaku (Kiriakidis & Kavoura, 2010). Berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut, dapat disimpulkan perilaku cyberbullying adalah perilaku mengirimkan atau melakukan postingan dengan materi yang menyakitkan dan mengganggu kepada dan/ tentang orang lain. Perilaku ini dilakukan secara berulang dan disengaja melalui perantara internet dan teknologi digital lain, seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
melalui e-mail, aplikasi pesan instan (instan messaging), akun jejaring sosial, chat rooms, dan pesan digital atau gambar yang dikirimkan melalui komputer, telepon selular, atau alat komunikasi lainnya. 2. Bentuk-Bentuk Cyberbullying Kowalski (2012) mengemukakan berbagai bentuk perilaku yang dikategorikan sebagai cyberbullying, yaitu : a. Flaming: perdebatan, diskusi secara online melalui pesan elektronik yang menggunakan bahasa vulgar dan ofensif. b. Harasment/Pelecehan: pengulangan pengiriman pesan ofensif, tidak menyenangkan dan menghina. c. Denigration/Pencemaran
nama
baik:
untuk
menghina
atau
mencemarkan nama baik seseorang secara online untuk mengirim rumor, gosip atau kebohongan, biasanya ofensif dan kejam, untuk merusak citra atau reputasi seseorang atau hubungannya dengan orang lain. d. Impersonation/Peniruan:
mendapatkan
informasi
pribadi
atau
penampilan seseorang (nick, password, dll), dengan tujuan untuk menyamar sebagai orang lain dan membuat orang itu terlihat buruk, melakukan tindakan tidak pantas, merusak reputasinya atau untuk merusak hubungannya dengan orang lain. e.
Exclusion: Mengucilkan seseorang dalam sebuah grup online atau forum diskusi online secara disengaja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
f. Outing dan Trickering: untuk menyebarkan rahasia seseorang, informasi atau foto secara online. g. Cyberstalking: pengiriman pesan berulang yang menyertakan ancaman atau sangat mengintimidasi.
2. Faktor-faktor Cyberbullying Maulida (2011) mengemukakan 5 hal yang dapat menjadi faktor penyebab individu melakukan cyberbullying, yaitu : a. Bullying Tradisional Maulida (2011) mengungkapkan bahwa peristiwa bullying yang dialami di dunia nyata memiliki pengaruh besar pada kecenderungan individu untuk menjadi pelaku cyberbullying. Bullying tradisional merupakan bentuk kekerasan yang bertujuan untuk membahayakan atau membuat orang lain menderita atau merasa tidak nyaman secara fisik maupun emosional (Dracic, 2009). Bullying biasanya melibatkan kekuatan dan kekuasaan yang tidak seimbang. Seperti menendang, memukul, mengejek, menuduh, dan mengucilkan seseorang. Penelitian yang dilakukan oleh Riebel,dkk. (2009) menunjukkan bahwa ada hubungan antara bullying dalam kehidupan nyata dan dalam dunia maya. b. Karakteristik Kepribadian Karakteristik dari pelaku cyberbullying seperti yang dipaparkan oleh Camodeca & Goosens (2005) dalam Kowalski (2012) adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
memiliki kepribadian yang dominan dan senang melakukan kekerasan, cenderung temperamental, impulsive, mudah frustasi, sulit untuk mengikuti aturan dan menunjukkan sedikit rasa empati atau belas kasihan kepada mereka yang menjadi korban bully. c. Persepsi terhadap korban Maulida (2011) menyebutkan persepsi dan atraksi seseorang terhadap individu tertentu dapat mempengaruhi sikap mereka terhadap individu tersebut.Siswa yang kurang disenangi siswa lain atau memiliki kelemahan cenderung menjadi korban bully. d. Strain Agnes (dalam Maulida, 2011) memaparkan strain adalah suatu kondisi psikis yang ditimbulkan dari hubungan negatif dengan orang lain yang menghasilkan efek negatif yang mengarah pada kenakalan e.
Peran interaksi orangtua dan anak Peran orang tua dalam mengawasi pola penggunaan internet sangat berpengaruh pada kecenderungan terjadinya cyberbullying pada anak.Menurut Willard (dalam Maulida, 2011) orangtua yang tidak terlibat dalam aktivitas online anak menjadikan anak lebih rentan terlibat dalam aksi cyberbullying.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
3. Media Cyberbullying Beragam teknologi komunikasi yang ada saat ini dapat dipergunakan sebagai media untuk melakukan cyberbully terhadap individu lain. Beberapa jenis media yang seringkali dipergunakan adalah : a. Instan Messaging (IM), merupakan komunikasi real-time (saat itu juga) melalui internet antar individu yang berada dalam daftar kontak aplikasi tersebut. Cyberbullying melalui IM dapat dilakukan dengan berbagai bentuk perilaku, pelaku mungkin mengirimkan pesan yang mengancam kepada orang lain, selain itu pelaku dapat menggunakan nama target cyberbullying sebagai username kemudian mengirimkan pesan tidak menyenangkan kepada orang
lain,
seolah-olah pesan tersebut
dikirimkan oleh target. b. Electronic mail (E-mail), merupakan salah satu komunikasi digital yang sering dimanfaatkan. Alasan penggunaan e-mail sebagai media cyberbullying adalah satu e-mail yang dikirimkan pelaku dapat dikirimkan kepada banyak orang dalam waktu yang bersamaan, pelaku dapat mengirimkn email yang berisi gambar atau informasi yang memalukan tentang korban. c. SMS/ Pesan teks, meskipun tidak termasuk jenis komunikasi yang memanfaatkan internet, pesan teks merupakan jenis komunikasi yang menpergunakan telepon selular. Penggunaan pesan teks sebagai sarana untuk melakukan cyberbullying adalah pelaku berusaha untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
mengirimkan ratusan bahan ribuan pesan teks bernada ancaman atau kemarahan kepada korban. d. Situs Jejaring Sosial, merupakan media online yang berfungsi atau bermanfaat untuk memfasilitasi penggunanya dalam melakukan hubungan serta interaksi sosial dengan pengguna lainnya. Para pngguna didorong untuk memajang profil diri yang berisi identitas, foto, ketertarikan/minat, bahkan catatan harian. Beberapa contoh dari situs jejaring sosial adalah facebook, twitter, instagram, tumblr, dan lain-lain. Melalui situs jejaring sosial, perilaku cyberbullying yang dapat dilakukan adalah mengirimkan komentar bernada kasar atau offensif, menggunakan identitas orang lain untuk membuat sebuah halaman profil,
mengirimkan
dan
menyebarkan
postingan
yang
mempermalukam orang lain. e. Blog, bentuk aplikasi web yang berbentuk tulisan-tulisan (yang dimuat sebagai posting) pada sebuah halaman web. Tulisan-tulisan ini seringkali dimuat dalam urutan terbalik (isi terbaru dahulu sebelum diikuti isi yang lebih lama), meskipun tidak selamanya demikian. Situs web seperti ini biasanya dapat diakses oleh semua pengguna Internet sesuai dengan topik dan tujuan dari si pengguna blog tersebut. f. Web sites adalah kumpulan-kumpulan halaman yang menampilkan berbagai macam informasi teks, data, gambar diam ataupun bergerak, data animasi, suara, video maupun gabungan dari semuanya, baik itu yang bersifat statis maupun yang dinamis, yang dimana membentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
satu
rangkaian
yang
saling
berkaitan
dimana
masing-masing
dihubungkan dengan jaringan halaman.
C. DEWASA AWAL 1. Pengertian Dewasa Awal Istilah adult berasal dari kata kerja Latin yang berarti tumbuh menjadi kedewasaan (Hurlock, 1990).Santrock (2012) mengemukakan bahwa masa dewasa awal disebut juga sebagai masa beranjak dewasa (emerging adulthood) yaitu masa transisi antara remaja ke dewasa.Oleh karena itu, orang dewasa adalah individu yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima kedudukan dalam masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya (Hurlock, 1990).Masa dewasa awal terjadi pada individu yang berusia 18-25 tahun. Terdapat dua kriteria yang menunjukkan bahwa individu telah memasuki masa dewasa awal yaitu mandiri secara ekonomi dan mandiri dalam membuat keputusan.Pencapaian individu dalam hal kemandirian ekonomi ditandai dengan adanya pekerjaan tetap yang dijalani individu.Hal tersebut didukung karena dalam masa dewasa awal biasanya individu telah menyelesaikan sekolah, baik tingkat Sekolah Menengah Atas maupun Perguruan Tinggi. Individu dewasa awal dapat secara mandiri membuat keputusan secara luas tentang karir, nilai-nilai, keluarga dan hubungan, serta tentang gaya hidup (Santrock, 2002). Mandiri dalam membuat keputusan juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
dapat ditunjukkan dengan bertanggungjawab secara sepenuhnya terhadap diri individu. Individu dewasa awal dapat mempertanggungjawabkan tindakan yang dilakukan serta mengembangkan pengendalian emosi di dalam dirinya (Santrock, 2012)
2. Perkembangan Dewasa Awal a. Perkembangan Fisik Dewasa Awal Pada masa dewasa awal ini individu tidak hanya mengalami peningkatan dari performa fisik, namun di sisi lain sebagian individu juga mengalami penurunan dalam performa fisiknya. Ketika beranjak dewasa banyak individu mengembangkan gaya hidup yang kurang baik seperti makan tidak teratur, menjadi perokok sedang atau berat, minum alkohol sesekali atau menjadi peminum berat, tidak berolahraga dan kurang tidur di malam hari. Gaya hidup yang kurang baik berakibat pada kondisi kesehatan yang buruk (Cousineau, Goldstein, & Franco, 2005 dalam Santrock, 2012). b. Perkembangan Kognitif Dewasa Awal Individu dewasa awal memiliki pengetahuan yang lebih banyak dibandingkan ketika masa remaja.Piaget (Santrock, 2012) berpendapat bahwa tahap pemikiran formal-operasional merupakan ciri dari individu dewasa. Pada masa dewasa awal, pemikiran individu menjadi lebih sistematis
dan
terampil
dalam
menyusun
rencana
maupun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
hipotesis.Individu menyadari bahwa jawaban atas permasalahan perlu bersifat realistis dan praktis Ketika memasuki masa dewasa awal, individu menyadari bahwa setiap orang memiliki pandangan yang berbeda dan beragam.Individu mulai memahami bahwa dirinya tidak dapat menggunakan satu jawaban atas permasalahan pada semua keadaan. c. Perkembangan SosioEmosi Dewasa Awal Pada masa dewasa awal, individu memiliki suasana hati yang tidak berubah-ubah, cenderung lebih mampu bertanggung jawab, dan lebih jarang terlibat dalam tindakan-tindakan berisiko. Menurut Erikson (Santrock, 2012) masa dewasa awal merupakan masa tahapan keintiman vs isolasi. Keintiman merupakan suatu proses dimana individu berusaha menemukan diri dan meleburkan diri sendiri di dalam diri orang lain. Dalam prosesnya, komitmen dengan orang lain
dibutuhkan
dalam
keintiman.
Ketika
seseorang
gagal
mengembangkan relasi yang intim di masa dewasa awal maka ia akan mengalami isolasi. Ketidakmampuan mengembangkan relasi yang bermakna dengan orang lain dapat menyebabkan terlukanya pribadi individu. Hal tersebut dapat mengarahkan individu untuk mengabaikan atau menyerang orang lain yang dianggap menimbulkan frustasi. Ketika memasuki masa dewasa awal, hubungan individu dengan teman-teman kelompok sebaya masa remaja akan mejadi renggang, keterlibatan dalam kegiatan kelompok diluar rumah akan terus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
berkurang. Pada masa ini individu dewasa awal rentan mengalami keterasingan sosial.
D. Dinamika Hubungan Kematangan Emosi dengan Kecenderungan Perilaku Cyberbullying pada Dewasa Awal Kematangan
emosi
merupakan
tahapan
tercapainya
kedewasaan
perkembangan emosional individu ketika individu mampu mengendalikan emosi secara terarah dan mampu melihat persoalan secara objektif sehingga perilaku yang ditunjukkan tidak merugikan bagi diri individu tersebut serta orang lain. Individu yang telah mencapai kematangan emosi yang baik dapat menilai situasi secara kritis terlebih dahulu sebelum bertindak, tidak beraksi tanpa berpikir sebelumnya seperti anak-anak (Hurlock, 1994). Oleh sebab itu individu yang seringkali diidentikkan dengan kondisi kematangan emosi yang baik adalah individu yang berada pada masa dewasa awal Pada masa dewasa awal, individu tidak lagi dianggap sebagai seorang anak-anak maupun remaja. Ketika memasuki masa dewasa awal, hubungan individu dengan kelompok teman sebaya masa remaja menjadi renggang dan keterlibatan dalam kegiatan kelompok di luar rumah akan terus berkurang (Hurlock, 1990). Individu akan mencari alternatif untuk tetap menjalin hubungan dengan orang lain. Kehadiran situs jejaring sosial dimanfaatkan sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan orang lain. Namun di sisi lain, keberadaan situs jejaring sosial dipergunakan sebagai sarana untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
menyalurkan agresi terhadap orang lain. Salah satu jenis perilaku agresi yang dilakukan secara online adalah cyberbullying. Perilaku cyberbullying dapat dilakukan oleh individu dengan usia peralihan dari masa remaja ke masa dewasa. Salah satu kelompok individu yang sedang berada pada tahap dewasa awal adalah mahasiswa. Kiriakidis dan Kavora (2010) menemukan bahwa perilaku cyberbullying mengalami peningkatan berdasarkan usia, dan mahasiswa adalah kelompok yang mempergunakan internet dan media sosial lebih sering, yaitu berupa e-mail, instan messaging, dan chats. Sehingga mahasiswa memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk melakukan dan mengalami perilaku cyberbullying (Palfrey & Gasser, 2008). Salah satu faktor yang dianggap mempengaruhi cyberbullying adalah karakteristik kepribadian seseorang (Maulida, 2011). Camodeca & Goosens (2005) dalam Kowalski (2012) memaparkan karakteristik dari pelaku cyberbullying. Individu yang melakukan cyberbullying adalah individu yang senang mendominasi orang lain (dominan), senang melakukan kekerasan, cenderung temperamental, impulsif, mudah frustasi, sulit untuk mengikuti aturan dan menunjukkan sedikit rasa empati atau belas kasihan kepada mereka yang menjadi korban bully. Adanya faktor anonimitas ketika melakukan cyberbullying menyebabkan individu yang melakukan perilaku cyberbullying lebih leluasa dalam membully korbannya karena pelaku tidak dapat melihat secara langsung konsekuensi dari tindakan yang dilakukannya (Slonje & Smith dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
Francisco, Simão, Ferreira, & Martins, 2014), selain itu anonimitas dapat menyamarkan identitas dari pelaku sehingga pelaku merasa tidak perlu bertanggung jawab atas dampak yang diterima oleh korban dan menganggap bahwa korban pun tidak akan mengetahui pelaku. Jika individu telah mencapai kematangan emosi yang baik, ia mampu mempertanggungjawabkan keputusan maupun tindakan yang ia ambil. Tidak hanya bersembunyi di balik layar computer yang mana identitasnya bisa disembunyikan maupun disamarkan. Perilaku yang tergolong ke dalam cyberbullying yaitu menyebarkan informasi kurang menyenangkan tentang orang lain, memberikan komentar yang mengolok-olok dan tidak sopan, serta memberikan pernyataan ancaman. Hal tersebut dilakukan melalui e-mail, chat room, situs jejaring sosial seperti facebook, twitter, instagram, dan melalui pesan singkat. Individu yang menjadi
pelaku
cyberbullying
merupakan
seseorang
yang
senang
mendominasi orang lain, padahal ketika individu mampu menerima kenyataan bahwa tiap orang memiliki perbedaan maka ia akan mampu menghargai kekurangan serta kelebihan individu lain. Perbedaan yang dimiliki oleh orang lain akan dihargai sebagai keberagaman bukan sebagai bahan untuk menjatuhkan orang tersebut. Ketika individu memiliki kematangan emosi yang baik, ia dapat menerima perbedaan yang dimiliki oleh tiap individu serta beradaptasi dengan karakteristik individu lain maupun dengan situasi apapun. Sebaliknya ketika kematangan emosi pada diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
individu masih belum baik maka ia akan mudah untuk memberikan ejekan ataupun olokan kepada orang lain yang ia anggap berbeda dengan dirinya. Individu yang telah matang emosinya akan peka terhadap ekspresi perasaan yang ditunjukkan oleh orang lain, selain itu ia mampu berempati atau menempatkan diri pada posisi orang lain sehingga ia mengerti perasaan atau pikiran yang dimiliki oleh orang lain. Bertolak belakang dengan pelaku cyberbullying, pelaku dikarakteristikkan sebagai seseorang yang memiliki rasa empati yang kurang. Beberapa individu menganggap cyberbullying sebagai sebuah hiburan, yaitu hanya sebagai sebuah permainan yang dimaksudkan untuk melukai orang lain (N. Willard, 2007). Para pelaku bermaksud iseng sehingga mereka lebih cenderung menggunakan teknologi daripada melakukannya secara langsung. Hanya untuk bersenang-senang saja dijadikan alasan oleh orang-orang yang melakukan bullying (P.K. Smith, L. Talamelli, H. Cowie, P. Naylor, & P. Chauhan, 2004). Rahayu (2008) mengungkapkan bahwa individu yang belum stabil dan kurang matang emosinya dapat lebih mudah muncul perilaku agresinya daripada yang telah matang emosinya.Hal tersebut dapat disebabkan individu tersebut masih belum mampu mengontrol emosi serta responnya terhadap stimulus negatif.Individu yang pada tahap dewasa awal seharusnya dapat mempertanggungjawabkan tindakan yang dilakukan serta mengembangkan pengendalian emosi di dalam dirinya (Santrock, 2012). Di sisi lain, Individu yang telah mencapai kematangan emosi yang baik mampu meredam dorongan agresi yang ditunjukkan dengan tidak melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
perilaku cyberbullying, mampu mengendalikan emosinya, pandai membaca perasaan orang lain, serta dapat memelihara hubungan baik dengan lingkungannya, (Rahayu, 2008). Sehingga jika seseorang sudah memiliki kematangan emosi yang baik maka kecenderungan ia untuk bertindak cyberbullying semakin rendah, begitu pula sebaliknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
E. Kerangka Penelitian Dewasa Awal
Kematangan Emosi Tinggi
Bertanggung
jawab
atas
Kematangan Emosi rendah
tindakannya
Menerima
atas tindakannya perbedaan
keberagaman
dan
karakteristik
Beradaptasi dengan karakteristik
dan
memiliki
Kurang mampu beradaptasi dengan
individu lain dan fleksibel dalam
karakteristik individu lain dan tidak
menghadapi situasi
fleksibel dalam menghadapi situasi
Peka terhadap kebutuhan emosi
Kemampuan berempati terhadap
Mampu menguasai amarah
Kecenderungan Perilaku Cyberbullying Rendah
Tidak peka terhadap kebutuhan emosi individu lain
kondisi individu lain
berbeda
karakteristik yang beragam
individu lain
Sulit menerima realitas bahwa tiap individu
individu
Kurang mampu bertanggung jawab
Kurang mampu berempati terhadap kondisi individu lain
Kurang mampu menguasai amarah
Kecenderungan Perilaku Cyberbullying Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
F. Hipotesis Berdasarkan tinjauan teoretis tersebut, maka penulis menarik hipotesis: bahwa terdapat hubungan negatif antara kematangan emosi dan kecenderungan perilaku cyberbullying pada dewasa awal. Artinya semakin tinggi kematangan emosi yang dimiliki dewasa awal maka akan semakin rendah kecenderungan perilaku cyberbullyingnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional.Jenis penelitian ini menggunakan data yang berbentuk angka yang dapat dianalisis dengan menggunakan teknik perhitungan statistic dan memiliki tujuan untuk mengetahui hubungan antara 2 variabel (Siregar, 2013) yaitu kematangan emosi dan kecenderungan perilaku cyberbullying pada dewasa awal.
B. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel Bebas
: Kematangan Emosi
Variable Tergantung
: Kecenderungan Perilaku Cyberbullying
C. Definisi Operasional 1. Kematangan Emosi Kematangan emosi merupakan tahapan tercapainya kedewasaan perkembangan emosional dimana individu mencapai kemampuan dalam mengontrol dan mengendalikan emosinya secara terarah dan mampu melihat persoalan secara objektif sehingga perilaku yang ditunjukkan tidak merugikan bagi dirinya serta orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
Kematangan emosi diungkapkan dengan skala kematangan emosi yang terdiri dari 6 aspek yang dikemukakan oleh Katvosky dan Gorlow (1976) yaitu kemandirian, kemampuan menerima kenyataan, kemampuan
beradaptasi,
kemampuan merespon dengan tepat,
kapasitas untuk seimbang, kemampuan berempati, dan kemampuan menguasai amarah. Semakin besar skor yang didapat
maka
kematangan emosi akan tinggi, begitu pula sebaliknya.
2. Kecenderungan Perilaku Cyberbullying Perilaku Cyberbullying merupakan perilaku mengirimkan atau melakukan
postingan
dengan
materi
yang
menyakitkan
dan
mengganggu kepada dan/ tentang orang lain. Perilaku ini dilakukan secara berulang dan disengaja melalui perantara internet dan teknologi digital lain, seperti
melalui e-mail, aplikasi pesan instan (instan
messaging), akun jejaring sosial, chat rooms, dan pesan digital atau gambar yang dikirimkan melalui komputer, telepon selular, atau alat komunikasi lainnya. Perilaku cyberbullying diungkap dengan skala Perilaku Cyberbullying yang disusun oleh peneliti berdasarkan 7 komponen yang dikemukakan oleh Willard dalam Kowalski, Limber dan Agatson(2012) yaitu Flaming, Harrasment, Cyberstalking, Denigration, Impersonating, Outing dan Trickery, dan Exclusion. Semakin besar skor yang didapat, maka semakin tinggi tingkat perilaku cyberbullying dilakukan, begitu pula sebaliknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
D. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah individu yang berada dalam rentang usia dewasa awal yaitu 18-25 tahun (Arnett dalam Santrock Santrock,2006) dan telah menggunakan internet ataupun alat komunikasi seperti telepon seluler selama satu tahun. Kriteria pengguna internet ataupun telepon seluler terpenuhi ketika subjek ditanya terlebih dahulu sebelum
skala
diberikan.
Untuk
mempermudah
peneliti
dalam
pengambilan data maka peneliti memilih mahasiswa sebagai kelompok individu yang tergolong dalam usia ini. Karena jumlah populasi tidak diketahui maka teknik pengumpulan sampel dalam penelitian ini menggunakan nonprobability sampling.Tipe dari nonprobability sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah accidental sampling. Sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan faktor kebetulan, artinya siapa saja yang secara tidak sengaja bertemu dengan peneliti dan memenuhi karakteristik usia
serta
penggunaan internet dan telepon seluler yang digunakan pada penelitian, maka orang tersebut dapat digunakan sebagai sampel (partisipan) (Neuman, 2000).
E. Metode Pengumpulan Data Untuk
pengumpulan
data,
peneliti
menggunakan
metode
penyebaran skala pengukuran.Skala pengukuran yang dipakai pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
penelitian ini adalah skala Kematangan emosi dan skala kecenderungan perilaku cyberbullying yang disusun oleh peneliti mengacu pada landasan teori yang ada. Skala tersebut berisi pernyataan-pernyataan yang menggambarkan aspek dari kematangan emosi dan perilaku cyberbullying. Jenis skala pengukuran yang digunakan pada penelitian ini adalah skala Likert, yaitu skala yang dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang suatu objek atau fenomena tertentu (Siregar, 2013). Pernyataan yang diberikan pada kedua skala tersebut terdiri dari pernyataan favourable dan unfavourable. Pernyataan favourable adalah pernyataan yang jika disetujui oleh subjek menunjukkan sikap positif terhadap objek terkait.Sebaliknya, pernyataan unfavourable adalah pernyataan yang jika disetujui oleh subjek menunjukkan sikap negatif terhadap objek terkait.
1. Skala Kematangan Emosi Skala Kematangan Emosi disusun oleh peneliti yang mengacu pada tujuh aspek yang dikemukakan oleh Katvosky dan Gorlow (1976), yaitu kemandirian, kemampuan menerima kenyataan, kemampuan beradaptasi, kemampuan merespon dengan tepat, kapasitas untuk seimbang, kemampuan berempati, kemampuan menguasai amarah. Jumlah aitem pada skala kematangan emosi sebanyak 66 aitem yang terdiri dari aitem favourable dan aitem unfavourable.Format respon
pada
skala
penelitian
ini
menyatakan
kesetujuan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
ketidaksetujuan subjek dalam sebuah kontinum yang terdiri atas empat alternatif jawaban.Penggunaan jumlah genap alternative pilihan jawaban dimaksudkan agar tidak tersedia kesempatan kepada subjek memberikan jawaban netral.Subjek diberikan pilihan untuk memilih antara jawaban favourable dan unfavourable (Supratiknya, 2014).
Alternatif pilihan jawaban pada skala pengukuran ini yaitu : SS
: Sangat Setuju
S
: Setuju
TS
: Tidak Setuju
STS
: Sangat Tidak Setuju
Kriteria pemberian skor untuk tiap-tiap item pernyataan dan spesifikasiskala kematangan emosi dapat dilihat pada tabel-tabel berikut : Tabel 1 Tabel Pemberian Skor pada Skala Item Favorable
Item Unfavorable
SS
4
SS
1
S
3
S
2
TS
2
TS
3
STS
1
STS
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
Tabel 2 Blue Print skala Kematangan Emosi (sebelum uji coba dan seleksi aitem) No
Aspek Kematangan Emosi
1
Kemandirian
2
Kemampuan
Nomor
Item Nomor
Item Jumlah
Favorable
Unfavorable
Item
6, 25, 29, 54
12, 16, 21, 30
8
7, 9, 23, 55
8
2, 11, 32, 53
8
37, 39, 49, 52
8
Menerima 10, 18, 40, 56
Realitas 3
Kemampuan Beradaptasi
4
Kemampuan
5, 26, 42, 50
Merespon 20, 28, 38, 44
dengan Tepat 5
Kapasitas untuk Seimbang
15, 36, 47, 51
3, 13, 24, 33
8
6
Kemampuan Berempati
8, 17, 31, 48
22, 27, 35, 41
8
7
Kemampuan
14, 43, 45, 46
8
Menguasai 1, 4, 19, 34
Amarah Total
56
2. Skala Kecenderungan Perilaku Cyberbullying Skala kecenderungan perilaku cyberbullying dibuat berdasarkan metode skala Likert (Azwar, 2010).Jumlah aitem dalam skala kecenderungan perilaku cyberbullying terdiri dari 49 aitem yang terdiri dari aitem favourable.Tiap aitem berisi tindakan agresif untuk menunjukkan perilaku cyberbullying.Format respon pada skala penelitian ini menyatakan frekuensi perilaku negatif subjek dalam sebuah kontinum yang terdiri atas empat alternatif jawaban.Penggunaan jumlah genap alternative pilihan jawaban dimaksudkan agar tidak tersedia kesempatan kepada subjek memberikan jawaban netral.Selain itu, alternative jawaban tengah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
menimbulkan kecenderungan menjawab ketengah (central tendency effect) terutama bagi yang ragu-ragu atas arah kecenderungan jawabannya.Alternatif pilihan jawaban pada skala pengukuran ini yaitu : SR
: Sering
KD
: Kadang-kadang
JR
: Jarang
TP
: Tidak Pernah
Kriteria pemberian skor untuk tiap-tiap item pernyataan dan spesifikasiskala kematangan emosi dapat dilihat pada tabel-tabel berikut : Tabel 3. Tabel Pemberian Skor pada Skala Item Favorable SR
4
KD
3
JR
2
TP
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
Tabel 4 Blue Print Skala Kecenderungan Perilaku Cyberbullying (sebelum uji coba dan seleksi item) No
Komponen
Sebaran Item
Jumlah
1
Flaming
1, 2, 7, 12, 20, 30, 7 42
2
Harassment
8, 9, 11, 14, 22, 7 24, 31
3
Denigration
5, 21, 32, 34, 36, 7 38, 45
4
Impersonation
6, 15, 33, 35, 37, 7 39, 49
5
Outing dan Trickery
3, 4, 10, 16, 26, 7 27, 43
6
Exclusion
13, 17, 18, 23, 29, 7 41, 44
7
Cyberstalking
19, 25, 28, 40, 46, 7 47, 48 Total
49
F. Uji Skala 1. Validitas Alat Tes Validitas menurut Azwar (2011) adalah ketetapan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.Suatu tes atau instrument pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
tersebut memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut.Tes yang menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran dikatakan sebagai tes yang memiliki validitas rendah. Jenis validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi merupakan proses pengujian isi alat ukur melalui professional judgement (Azwar, 2011). Professional judgement yang diperoleh dalam penelitian ini dilakukan oleh dosen pembimbing.
2. Seleksi Item Prosedur seleksi item dilakukan dengan cara menguji karakteristik masing-masing aitem yang menjadi bagian dari skala yang digunakan. Apabila item dalam skala yang sedang disusun tidak menunjukkan kualitas yang baik, maka aitem harus disingkirkan atau direvisi terlebih dahulu agar dapat tetap menjadi bagian dalam skala.Pengujian keselarasan fungsi aitem dengan fungsi tes dilakukan dengan komputasi koefisien korelasi antara
distribusi
skor
tiap
aitem
dengan
distribusi
skor
total
skala.Komputasi koefisien korelasi akan menghasilkan koefisien korelasi aitem-total (rix) atau indeks daya beda aitem (Azwar, 2011). Kriteria pemilihan aitem berdasar korelasi item total, yaitu memiliki daya beda yang lebih atau sama dengan 0,30 (Rix ≥ 0,30). Aitem-aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya bedanya dianggap memuaskan, namun apabila jumlah aitem yang lolos masih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
belum mencukupi jumlah yang diinginkan, dapat mempertimbangkan untuk menurunkan batas kriteria koefisien aitem total menjadi ≥0,25. Uji daya beda item dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 20 dengan mengukur morelasi antara skor item dengan skor total respon uji coba. Hasil seleksi aitem yang merupakan hasil uji coba skala dapat dilihat sebagai berikut : a. Skala Kematangan Emosi Kriteria
seleksi
item
pada
skala
ini
direncanakan
akan
menggunakan batasan ≥0,30, namun karena item yang lolos tidak mencukupi jumlah yang diinginkan maka kriteria batasan diturunkan menjadi ≥0,25. Berdasarkan uji coba yang dilakukan peneliti mendapatkan 35 item dari 56 item yang telah diseleksi. Koefiesien item total sebelum seleksi item memiliki kisaran rix = -0,047 sampai 0,595. Setelah dilakukan seleksi item, kisaran koefisien item total menjadi r ix = 0, 253 sampai 0, 608. Item-item yang lolos dapat dilihat pada tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
Tabel 5. Blueprint Skala Kematangan Emosi setelah diujicobakan No Aspek
Kematangan Nomor
Item Nomor
Item Jumlah
Emosi
Favorable
Unfavorable
Item
1
Kemandirian
6, 29, 54
12, 16, 21
6
2
Kemampuan
7, 9, 55
5
2, 32, 53
6
37, 39
3
47
3, 13, 24, 33
5
-
22, 27, 35
3
14, 45, 46
6
Menerima 18, 40
Realitas 3
Kemampuan Beradaptasi
4
Kemampuan
5, 26, 42
Merespon 38
dengan Tepat 5
Kapasitas
untuk
Seimbang 6
Kemampuan Berempati
7
Kemampuan Menguasai 1, 19, 34 Amarah Total
34
Pada tabel 5 diketahui jumlah persebaran item pada tiap aspeknya masih belum seimbang, maka untuk menyeimbangkannya peneliti memutuskan untuk melakukan pengguguran manual. Item-item yang lolos melalui pengguguran manual dapat dilihat melalui tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
Tabel 6. Blueprint Skala Kematangan Emosi setelah pengguguran manual. No Aspek
Kematangan Nomor
Item Nomor
Item Jumlah
Emosi
Favorable
Unfavorable
Item
1
Kemandirian
6, 29, 54
12, 16
5
2
Kemampuan
7, 9, 55
5
2, 32
5
37, 39
5
47
3, 13, 24, 33
5
Menerima 18, 40
Realitas 3
Kemampuan Beradaptasi
4
Kemampuan
5, 26, 42
Merespon 38, 28, 44
dengan Tepat 5
Kapasitas
untuk
Seimbang 6
Kemampuan Berempati
31, 48
22, 27, 35
5
7
Kemampuan Menguasai 19, 34
14, 45, 46
5
19
35
Amarah Total
16
Setelah dilakukan pengguguran manual, peneliti mendapatkan 35 item dari 37 item yang sebelumnya lolos seleksi dengan kualitas item baik. Peneliti meloloskan item no 28, 31, 44 dan 48 untuk diperbaiki sehingga memenuhi fungsi ukur alat tes, peneliti juga terpaksa menggugurkan item no 21, 53 dan 1 agar memenuhi komposisi yang seimbang. Setelah dilakukan pengguguran manual didapatkan kisaran koefisien korelasi item total menjadi rix = 0, 165 sampai 0, 605. Jumlah keseluruhan item yang dipakai peneliti untuk skala kematangan emosipada penelitian ini adalah 35 item.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
b. Skala Kecenderungan Perilaku Cyberbullying Kriteria seleksi item pada skala ini menggunakan batasan ≥0,30, Berdasarkan uji coba yang dilakukan peneliti mendapatkan 41 item dari 49 item yang telah diseleksi. Koefiesien item total sebelum seleksi item memiliki kisaran rix = 0, 038 sampai 0, 785. Setelah dilakukan seleksi item, kisaran koefisien item total menjadi r ix = 0, 380 sampai 0, 785. Item-item yang lolos dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 7. Blueprint Skala kecenderungan perilaku cyberbullying No Komponen
Sebaran Item Favorable
Jumlah
1
Flaming
1,2, 12, 20, 30, 42
6
2
Harassment
8, 9, 11, 14, 24, 31
6
3
Denigration
5, 21, 32, 34, 36, 38, 45
7
4
Impersonation
15, 33, 37
3
5
Outing dan Trickery
3, 4,10, 26, 27, 43
6
6
Exclusion
13, 17, 18, 23, 29, 41, 7 44
7
Cyberstalking
19, 25, 28, 40, 46, 47, 7 48 Total
43
Pada tabel 7 diketahui komposisi item pada tiap aspeknya masih belum seimbang, maka untuk menyeimbangkannya peneliti memutuskan untuk melakukan pengguguran manual. Item-item yang lolos melalui pengguguran manual dapat dilihat melalui tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
Tabel 8. Blueprint Skala Kecenderungan Perilaku Cyberbullying setelah pengguguran manual No
Komponen
Sebaran Item Favorable
Jumlah
1
Flaming
2, 12, 30, 42
4
2
Harassment
8, 11, 24, 31
4
3
Denigration
21, 34, 38, 45
4
4
Impersonation
15, 33, 37, 39
4
5
Outing dan Trickery
3, 4, 26, 43
4
6
Exclusion
17, 18, 23, 44
4
7
Cyberstalking
19, 25, 40, 47
4
Total
28
Peneliti meloloskan item no 39 untuk diperbaiki sehingga didapatkan sebaran item yang merata untuk tiap aspeknya, peneliti juga terpaksa menggugurkan item no 1, 20, 9, 14, 5, 32, 45, 10, 27, 13, 23, 29, 28, 46 dan 48 agar memenuhi komposisi yang seimbang. Setelah dilakukan pengguguran manual didapatkan kisaran koefisien korelasi item total menjadi rix = 0, 174 sampai 0, 842. Jumlah keseluruhan item yang dipakai peneliti untuk skala kematangan emosipada penelitian ini adalah 28 item.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
3. Reliabilitas Reliabilitas alat ukur menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya (Suryabrata, 2002).Pada penelitian ini, peneliti menggunakan estimasi reliabilitas konsistensi internal yang mana estimasi reliabilitasnya cukup didasarkan pada satu kali pengadministrasian tes. Reliabilitas tes diestimasi dengan metode yang didasarkan pada kovarians item (Crocker & Algina dalam Supratiknya, 2014). Metode berbasis kovarians item yang dipakai untuk mengukur tingkat reliabilitas skala pada penelitian ini menggunakan teknik koefisien alpha croncbach yang diperhitungkan menggunakan program SPSS versi 20. Kriteria suatu instrument penelitian dikatakan reliable dengan menggunakan teknik ini jika memiliki koefisien reliabilitas >0,6 (Siregar, 2013). Berdasarkan perhitungan SPSS versi 21 diperoleh hasil reliabilitas skala kematangan emosi sebesar 0,859 dan 0, 924 untuk skala kecenderungan perilaku cyberbullying.
G. Metode Analisis Data 1. Uji Asumsi a. Uji Normalitas Uji Normalitas merupakan uji yang dilakukan untuk mengecek apakah data penelitian berasal dari populasi yang sebarannya normal. Pengujian asumsi normalitas pada penelitian ini menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov dalam program IBM SPSS versi 21.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
Data tergolong normal apabila memenuhi syarat p > 0.05.Data dengan nilai p < 0.05 menunjukkan bahwa data tersebut memiliki perbedaan yang signifikan dengan data normal.Sebaliknya, apabila data memiliki nilai p > 0.05 menunjukkan bahwa data tersebut tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan data yang normal.Hal ini berarti sebaran datanya normal.
b. Uji Linearitas Uji linearitas merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antara skor variabel tergantung dan variabel bebas mengikuti garis lurus atau tidak.Jika hubungan antara dua variabel tersebut menunjukkan garis lurus maka dapat dinyatakan terdapat korelasi linear antara kedua variabel.Data dinyatakan linear apabila dua variabel memiliki signifikansi kurang dari 0.05 (p < 0.05) (Priyatno, 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
2. Uji Hipotesis Uji Hipotesis dilakukan untuk melihat apakah ada hubungan antara Kematangan Emosi dan Perilaku Cyberbullying pada Dewasa Awal.Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan teknik korelasi Spearman Rho karena teknik tersebut tidak mensyaratkan normalitas data. Pengolahan data akan dibantu menggunakan IBM SPSS versi 21.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian Proses pengambilan data penelitian dilakukan pada tanggal 8 Desember sampai dengan 17 Desember 2015. Peneliti menyebarkan skala secara acak dan menitipkan skala kepada teman. Skala diberikan pada mahasiswa dengan rentang usia 18-24 tahun di kawasan kampus 3 Universitas Sanata Dharma, Universitas Atmajaya Yogyakarta dan Universitas Respati Yogyakarta. Jumlah skala yang disebar sebanyak 195 eksemplar.Skala yang kembali berjumlah 184 eksemplar, namun skala yang lengkap berjumlah 173 skala. Skala yang gugur sebanyak 11 skala dikarenakan usia subjek yang tidak memenuhi kriteria (dibawah 18 tahun), subjek tidak mengisi usia dan melewatkan beberapa butir pernyataan.
B. Data Demografi Subjek Deskripsi Subjek Penelitian Subjek pada penelitian ini berjumlah 173 orang. Subjek penelitian merupakan mahasiswa dan mahasiswi dari tiga universitas atau perguruan tinggi yang berada di Yogyakarta dengan kriteria berusia 18-24 tahun. Tiga universitas dipilih berdasarkan kemudahan akses peneliti dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
perizinan penyebaran skala. Berikut deskripsi data penelitian berdasarkan jenis kelamin:
Tabel 9 Deskripsi Jenis Kelamin Subjek Jenis Kelamin
Jumlah
Laki-laki
81 subjek
Perempuan
69 subjek
Total
173 subjek
C. Deskripsi Data Penelitian Azwar (2010) menyatakan bahwa deskripsi data perlu dilakukan untuk memberikan gambaran mengenai keadaan distribusi skor pada sekelompok subjek yang diukur dan sebagai sumber informasi mengenai keadaan subjek pada variable-variabel yang diteliti.Pada penelitian ini, peneliti membandingkan antara pengukuran teoretis dan pengukuran teoretis. Hasil deskripsi data penelitian sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
Tabel 10 Hasil pengukuran deskriptif variabel
Pengukuran
Teoretis
Empiris
Min
Max
Mean
SD
35
140
87,5
Kecenderungan 28
112
70
Kematangan
Min
Max
Mean
SD
17,5 67
120
96,27
8,83
14
66
36,90
6,33
Emosi 28
Perilaku Cyberbullying
Berdasarkan hasil pengukuran deskriptif, mean empiris variabel kematangan emosi sebesar 96,27. Sedangkan mean teoretis variabel Kematangan Emosi sebesar 87,5. Hasil perbandingan antara mean teoretis dan mean empiris terlihat bahwa mean empiris lebih besar dari mean teoritik (96,27>87,5). Data tersebut menunjukkan bahwa rata-rata subjek yang terlibat dalam penelitian memiliki kematangan emosi yang cenderung tinggi. Mean empiris dari variabel Kecenderungan Perilaku Cyberbullying sebesar 36,90, sedangkan mean teoretis variabel Kecenderungan Perilaku Cyberbullying sebesar 70. Berdasarkan perbandingan mean teoretis dengan mean empiris terlihat bahwa mean empiris lebih kecil dari mean teoretis (36,90< 70). Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata subjek penelitian
memiliki
kecenderungan
perilaku
cyberbullying
yang
rendah.Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa rata-rata subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
penelitian cenderung memiliki kematangan emosi yang tinggi, sehingga kecenderungan untuk melakukan perilaku cyberbullying rendah. Hasil ini juga didukung dengan hasil uji T yang dilkukan peneliti untuk membandingkan mean empiris dan teoritis pada seluruh variabel.
Tabel 11 Penghitungan Uji T N
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Kematangan Emosi
173
0,000
96,266
Kecenderungan
173
0,000
36,896
Perilaku
Cyberbullying
Berdasarkan data yang ada, hasil uji T menunjukkan ada perbedaan signifikan antara mean empiris dan mean teoretis. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,005, yaitu 0,000. Hasil ini menunjukkan bahwa secara signifikan subejk memiliki kematangan emosi yang tinggi (96,27>87,5) dan secara signifikan subjek memiliki kecenderungan perilaku cyberbullying yang rendah (36,90< 70), Peneliti melakukan kategorisasi untuk menempatkan individu dalam kelompok tertentu dalam posisi yang berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yaitu rendah ke tinggi. Pada penelitian ini, skor subjek pada variabel Kematangan Emosi akan dikelompokkan ke dalam lima kategori, yaitu sangat rendah; rendah; sedang; tinggi; sangat tinggi. Berikut adalah kategorisasi yang digunakan dalam penelitian ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
Tabel 12 Norma kategorisasi Skor X
Kategorisasi Sangat Rendah
( <X
Rendah
<X
Sedang
<X
(
Tinggi Sangat Tinggi
X>( Keterangan: : Mean teoretis : Standar deviasi teoretis
Pada tabel deskripsi data penelitian (lihat tabel 13) diketahui skor mean teoretis kematangan emosi sebesar 87,5 dan standard deviasi 17,5. Maka dapat dihitung norma kategorisasi skor pada variabel kematangan emosi sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
Tabel 13 Norma Kategorisasi Kematangan Emosi Skala
Rentang Skor
Kategorisasi
Jumlah
Persentase
Kematangan
X
Sangat
0
0%
61
Emosi
Rendah 61 < X
79
Rendah
9
5, 3 %
79 < X
96
Sedang
66
38,1 %
96 < X
114
Tinggi
93
53,8 %
Sangat Tinggi
5
2, 8 %
173
100%
X >114 Total
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa tidak ada subjek yang memiliki kematangan emosi yang sangat rendah, sebanyak 5,3% atau 9 subjek memiliki kematangan emosi yang rendah, sebanyak 38,1% atau 66 subjek memiliki kematangan emosi sedang, sebanyak 53,8% atau 93 subjek memiliki kematangan emosi yang tinggi, sebanyak 2,8% atau 5 subjek memiliki kematangan emosi yang sangat tinggi. Pada tabel deskripsi data penelitian (lihat tabel 11) diketahui skor mean teoretis kecenderungan perilaku cyberbullying sebesar 70 dan standard deviasi 14. Maka dapat dihitung norma katehorisasi skor pada variabel kecenderungan perilaku cyberbullying sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
Tabel 14 Norma kategorisasi kecenderungan perilaku cyberbullying Skala
Rentang Skor
Kategorisasi
Jumlah
Persentase
X
Sangat Rendah
158
91,4 %
Rendah
14
8,1 %
63 < X
Sedang
1
0,5 %
77 < X
Tinggi
0
0%
X >91
Sangat Tinggi
0
0%
173
100%
49
49 < X
Total
63
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa 91,4% atau sebanyak 158 subjek memiliki kecenderungan perilaku cyberbullying yang sangat rendah, sebanyak 8,1% atau 14 subjek memiliki kecenderungan perilaku cyberbullying yang rendah, sebanyak 0,05% atau 1 subjek memiliki kecenderungan perilaku cyberbullying sedang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
D. Hasil Analisis Data 1. Uji Asumsi Penelitian a. Uji Normalitas Uji normalitas adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui apakah data penelitian berasal dari populasi yang sebarannya normal (Santoso, 2010).Uji normalitas dilakukan dengan teknik Kolmogorov-Smirnov menggunakan program IBM SPSS versi 21. Data tergolong memiliki sebaran normal jika memenuhi syarat p > 0,05 atau jika p < 0,05 sebaran dianggap tidak normal. Berikut adalah hasil dari uji normalitas :
Tabel 15 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov Kolmogorov-Smirnova Statistic
df
Sig.
Kematangan Emosi
.093
173
.001
Kecenderungan
.140
173
.000
Perilaku Cyberbullying
Berdasarkan hasil uji normalitas di atas dapat disimpulkan bahwa uji normalitas menghasilkan probabilitas (p) data kematangan emosi pada dewasa awal sebesar 0,001.Sementara variabel kecenderungan perilaku cyberbullying menghasilkan probabilitas (p) data sebesar 0,000. Hasil p < 0,05 ini memnunjukkan bahwa seluruh variabel memiliki sebaran data yang tidak normal. Data yang tidak normal menggambarkan data berasal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
dari populasi yang tidak normal. Hasil dapat dilihat berdasarkan sebaran data yang ada pada kurva dan membentuk kurva tidak normal sebagai berikut: Gambar 1 Histogram Kematangan Emosi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
Gambar 2 Histogram Kecenderungan Perilaku Cyberbullying
b. Uji Linearitas Uji linearitas digunakan untuk mengetahui linearitas data, apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak (Priyatno, 2014). Apabila linear maka variabel yang hendak diukur akan mengumpul dan tidak terlalu menyebar, apabila tidak linear maka sebaliknya, variabel yang hendak diukur tidak terlalu mengumpul tapi menyebar. Uji lineairtas dilakukan dengan menggunakan IBM SPSS versi 21. Data tergolong linear apabila memenuhi syarat < 0.05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
Tabel 16 Hasil Uji Linearitas kematangan emosi dan perilaku cyberbullying F
Cyberbullying*
Between
Groups 1,635
KematanganEmosi
(Combined)
Signifikansi
0,020
Linearity
0,382
0,538
Deviation
from 1,667
0,017
Linearity
Berdasarkan uji linearitas, variabel Cyberbullying dan Kematangan Emosi memiliki hasil F sebesar 0,382 dengan signifikansi sebesar 0,538. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang linear antara variabel Cyberbullying dan Kematangan emosi karena tidak memenuhi syarat p < 0,05.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
Gambar 3 Scatterplot Kematangan Emosi dan Perilaku
Cyberbullying
Berdasarkan hasil yang ditunjukkan oleh scatterplot, terlihat bahwa hasil olah data pada penelitian ini tidak linear.Hal ini terlihat dari kondisi sebaran data yang menyebar dan membentuk garis lurus mendatar.Garis lurus mendatar menggambarkan ketiadaan hubungan antara kematangan emosi dan kecenderungan perilaku cyberbullying (Noor, 2012).Tidak adanya korelasi tersebut menunjukkan bahwa kematangan emosi yang dimiliki oleh dewasa awal tidak berhubungan dengan tinggi rendahnya perilaku cyberbullying.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
2. Uji Hipotesis Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan pengujian Koefisien Korelasi Spearman rho. Hal ini dikarenakan hasil uji normalitas dari kedua variabel tidak berdistribusi normal. Analisis korelasi
Spearman
rho
merupakan
analisis
yang
tidak
mensyaratkan variabel dengan distribusi normal untuk diuji. Pengujian signifikansi hubungan kedua variabel dilakukan dengan cara membandingkan probability value (p) dengan tingkat signifikansi (α). Jika nilai p < α maka dapat disimpulkan bahwa korelasi tersebut signifikan. Nilai α yang digunakan dalam pengujian ini adalah 0,05 (Santoso, 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
Tabel 17 Hasil uji korelasi skala kematangan emosi dan skala kecenderungan perilaku cyberbullying Correlation Kematangan
Kecenderungan
Emosi
Perilaku cyberbullying
Correlation
1.000
-.110
Coefficient Kematangan
Sig.(1–tailed)
Emosi
N
.075 173
173
-.110
1.000
Spearman’s
Kecenderungan Correlation
rho
Perilaku
Coefficient
Cyberbullying
Sig.(1–tailed)
.075
N
173
173
Berdasarkan hasil analisis Koefisien Korelasi dengan menggunakan IBM SPSS versi 21 diperoleh besarnya koefisien korelasi antara perilaku cyberbullying dan kematangan emosi pada dewasa awal sebesar r = -0,110 dengan nilai signifikansi p = 0,075. Nilai signifikansi p (0,075) > α (0,05) menunjukkan tidak adanya korelasi signifikan antara kematangan emosi dan perilaku cyberbullying. Artinya, hipotesis yang mengatakan bahwa ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
hubungan negatif antara kematangan emosi dengan perilaku cyberbullying tidak terbukti.
E. Analisis Tambahan Analisa data tambahan dilakukan untuk melihat perbedaan frekuensi perilaku cyberbullying antara perempuan dan laki-laki.Analisis tambahan dilakukan dengan teknik analisis Uji peringkat bertanda MannWhitney Test (Uji U).Mann-Whitney Test merupakan tes yang digunaka pada analisis komparatif untuk menguji dua sampel independent dengan data berjenis ordinal (Siregar, 2013). Hasil Mann-Whitney Test menunjukkan bahwa p = 0,000 (p < 0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan frekuensi melakukan cyberbullying yang signifikan antara perempuan dan laki-laki. Perbedaan frekuensi keduanya dapat dilihat berdasarkan mean rank (perempuan = 73,02 ) dan (laki-laki = 102,88) yang berarti laki-laki lebih banyak dan sering melakukan cyberbullying dibandingkan dengan perempuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
Tabel 18 Hasil analisis tambahan perbandingan frekuensi perilaku cyberbullying antara perempuan dan laki-laki
Cyberbullying
Jenis Kelamin
N
Mean Rank
Sum of Ranks
Perempuan
92
73,02
6718,00
Laki-laki
81
102,8
8333.00
Total
173
Cyberbullying Mann-Whitney U
2440.000
Wilcoxon W
6718.000
Z
-3.920
Asymp. Sig. (2-tailed)
.000
a. Grouping Variable: jk
F. Pembahasan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kematangan emosi dan kecenderungan perilaku cyberbullying pada dewasa awal. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dalam penelitian ini diketahui bahwa kematangan emosi tidak berhubungan (r = 0,110) secara signifikan (p (0,075) > α (0,05)) dengan perilaku cyberbullying pada dewasa awal. Hal ini berarti tinggi rendahnya kematangan emosi tidak memiliki kaitan dengan kecenderungan perilaku cyberbullying pada dewasa awal. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis penelitian “ada hubungan negatif antara kematangan emosi dan kecenderungan perilaku cyberbullying pada dewasa awal” ditolak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
Kematangan emosi merupakan tahapan tercapainya kedewasaan perkembangan emosional dimana individu mampu mengendalikan emosinya secara terarah dan mampu melihat persoalan secara objektif sehingga perilaku yang ditunjukkan tidak merugikan bagi dirinya serta orang lain. Kemampuan individu untuk merespon stimulus yang berpengaruh terhadap lingkungannya dapat ditunjukkan dengan pribadi yang sehat, terarah dan jelas sesuai dengan stimulus serta tanggung jawab atas segala keputusan dan perbuatannya terhadap lingkungan.Jika hal tersebut terpenuhi, maka individu tersebut dapat dikatakan sebagai individu yang matang emosinya (Cole dalam Khotimah, 2006). Pada penelitian ini kematangan emosi diketahui tidak memiliki hubungan dengan perilaku cyberbullying.Sehingga meskipun subjek mendapatkan skor kematangan emosi yang rendah belum tentu individu tersebut melakukan perilaku cyberbullying. Kematangan emosi yang kurang baik pada diri individu mungkin saja memunculkan perilaku negatif lain yang mungkin dilakukan oleh individu. Penelitian Guswani dan Kawuryan (2011) menemukan bahwa terdapat hubungan negatif antara kematangan emosi dan perilaku agresif.Semakin tinggi kematangan emosi maka semakin rendah perilaku agresi, sebaliknya semakin rendah kematangan emosi maka semakin tinggi perilaku agresi, salah satunya dapat ditampakkan melalui aggressive driving (Muhaz, 2013). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar subjek penelitian mengisi skor pada skala perilaku cyberbullying dengan skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
terendah yaitu nol, dengan demikian dapat diduga bahwa subjek penelitian ini tidak melakukan perilaku cyberbullying. Selain itu dapat diduga pula bahwa perilaku cyberbullying di Indonesia terlebih di kalangan dewasa awal yang menjadi subjek penelitian ini memang tidak menjadi perilaku yang sering dilakukan. Hasil persebaran data yang tidak normal memiliki konsekuensi pada jenis kesimpulan yang dibuat. Hasil data dapat dianalisis dengan menggunakan pengujian hipotesis data non parametric, akan tetapi jenis kesimpulan dengan menggunakan analisis data non parametric memiliki kelemahan yaitu hanya memiliki cakupan yang sempit atau tidak dapat digeneralisir pada individu diluar subjek penelitian(hanya pada sampel yang diteliti) . Berdasarkan hasil perbandingan antara mean teoretik dan mean empiris pada variabel kematangan emosi terlihat bahwa skor pada mean empiris lebih besar dari skor mean teoretik (96,27 > 87,5). Data tersebut menunjukkan bahwa rata-rata dewasa awal yang menjadi subjek penelitian memiliki kematangan emosi yang cenderung tinggi. Hal ini sejalan dengan teori Benokraitis (1996) yang menyatakan bahwa bertambahnya usia seseorang menyebabkan emosinya akan semakin terkontrol dan matang. Sedangkan kecenderungan perilaku cyberbullying yang dimiliki oleh dewasa awal yang menjadi subjek pada penelitian ini memiliki nilai yang cenderung rendah. Hal tersebut terlihat dari skor mean empiris pada variabel Kecenderungan Perilaku Cyberbullying sebesar 36,90, sedangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
skor
mean
teoretis
pada
variabel
Kecenderungan
Perilaku
Cyberbullyingsebesar 70. Hasil perbandingan antara meanteoretis dengan mean empiris terlihat bahwa mean empiris lebih kecil dari mean teoretis (36,90<70). Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata subjek penelitian memiliki kecenderungan perilaku cyberbullying yang sangat rendah. Hal ini dapat disebabkan item-item yang ada pada skala kecenderungan perilaku cyberbullying sudah mengarah kepada bentuk perilaku bukan kepada apa yang akan terjadi. Selain itu kemungkinan adanya pengaruh social desirability pada saat pengisian skala perilaku cyberbullying. Hal tersebut dapat disebabkan pernyataan yang ada dalam skala mencerminkan perilaku yang dianggap kurang sesuai dengan norma yang ada di masyarakat
Indonesia
(normatif)
sehingga
memungkinan
subjek
melakukan faking dalam menjawab skala atau menjawab tidak berdasarkan dengan kondisi objektif yang dialami subyek itu sendiri. Hal tersebut dinyatakan oleh subjek yang menjadi partisipan penelitian, beberapa diantaranya menyatakan bahwa pernyataan tentang perilaku cyberbullying menggunakan pemilihan kata yang kurang dapat diterima (Komunikasi Pribadi, Januari 2016). Hasil uji statistic yang tidak signifikan dapat dikarenakan teori yang digunakan untuk membangun hipotesis awal kurang kuat, belum banyak diuji dalam penelitian lain, maupun kurang cocok dengan sampel yang digunakan (Widhiarso, 2012). Pada penelitian ini pemaparan definisi operasional antara dua variabel masih kurang menggambarkan aspek yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
akan
diteliti
sehingga
berpengaruh
terhadap
kurang
tepatnya
operasionalisasi variabel menjadi perilaku yang teramati (aitem dalam skala). Berdasarkan pada analisis data tambahan dengan menggunakan Mann-Whitney Test diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara perempuan dan laki-laki dalam melakukan perilaku cyberbullying yaitu p = 0,000 (p < 0,05). Perbedaan gender dalam melakukan cyberbullying dapat dilihat berdasarkan mean rank (laki-laki = 102,88) dan (perempuan = 73,02), yang berarti perilaku cyberbullying lebih sering dilakukan oleh laki-laki dibandingkan perempuan. Slonje dan Smith (2007) menemukan bahwa pria sedikit lebih banyak berperan sebagai pelaku, hal tersebut diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Wang, Iannotti, & Nansel bahwa anak laki-laki lebih cenderung menggunakan teknologi komunikasi elektronik untuk mengganggu dibandingkan anak perempuan.Namun penelitian yang dilakukan oleh Hinduja dan Patchin (2010) menemukan bahwa jenis kelamin tidak memberikan perbedaan yang signifikan terhadap perilaku cyberbullying. Perempuan maupun laki-laki memiliki porsi yang hampir sama untuk melakukan cyberbullying maupun menjadi korban dari cyberbullying, perbedaannya hanyalah pada frekuensi dan intensitas individu melakukan cyberbullying (Kowalski dalam Krisniminarti, 2015). Kowalski dkk (2012) menemukan bahwa laki-laki memiliki frekuensi dan intensitas yang lebih besar dibandingkan perempuan dalam melakukan cyberbullying.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
Ketiadaan hubungan antara variabel kematangan emosi dan kecenderungan perilaku cyberbullying menandakan bahwa adanya faktor lain yang lebih memungkinkan seseorang untuk terlibat dalam perilaku cyberbullying. Kompetensi sosial yang dimiliki seseorang dianggap memiliki hubungan dengan kecenderungan perilaku bullying pada seseorang (Emilia & Leonardi, 2013). Mertens dalam Emilia dan Leonardi (2013) menyatakan bahwa individu yang memiliki kompetensi sosial mampu berperilaku dengan cara yang diterima secara sosial dan disukai oleh sebayanya. Oleh karena itu, mereka jarang melakukan perilaku yang bertentangan dengan sosial dan merugikan orang lain. Faktor lain yang juga diduga dapat menjadi pengaruh bagi kecenderungan perilaku cyberbulllying adalah bullying tradisional. Riebel dalam Emilia dan Lonardi menunjukkan bahwa ada hubungan antara bullying dalam kehidupan nyata dan dalam dunia maya.Peristiwa bullying yang dialami di dunia nyata memiliki pengaruh besar pada kecenderungan individu untuk menjadi cyberbullies (pelaku cyberbullying).Penelitian Riebel (Disa, 2011; Emilia & Leonardi, 2013) menunjukkan bahwa mereka yang terbiasa menjadi pelaku bullying dikehidupan nyata dapat dengan mudah menjadi pelaku cyberbullying di dunia maya. Penelitian Li (2005) menunjukkan bahwa individu yang di bully di kehidupan nyata juga pernah menjadi korban
cyberbullying
cyberbullying.
dan
mereka
juga
pernah
menjadi pelaku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan teknik Spearman Rho, diperoleh hasil koefiseien korelasi antara variabel kematangan emosi dengan variable kecenderungan perilaku cyberbullying sebesar r = -0,110 dengan nilai signifikansi 0,075. Hal ini berarti tinggi rendahnya kematangan emosi tidak memiliki kaitan dengan kecenderungan perilaku cyberbullying pada dewasa awal. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis penelitian “ada hubungan negatif antara kematangan emosi dan kecenderungan perilaku cyberbullying pada dewasa awal” ditolak.
B. Keterbatasan Penelitian Peneliti menyadari penelitian ini masih memiliki banyak keterbatasan. Keterbatasan tersebut meliputi penentuan kriteria subjek yang kurang disesuaikan dengan item-item pada skala kecenderungan perilaku cyberbullying sehingga ada kemungkinan kesalahan dalam memilih subjek untuk mengisi skala. Pada penelitian ini peneliti hanya memilih kriteria subjek yang telah menggunakan telepon seluler dan mengakses internet, padahal
jika
disesuaikan
dengan
skala
kecenderungan
perilaku
cyberbullying maka yang lebih tepat untuk mengisi skala adalah subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
yang yang menggunakan telepon selular yang terkoneksi dengan internet dan merupakan pengguna situs jejaring sosial. Selain itu kemungkinan adanya pengaruh social desirability pada saat pengisian skala perilaku cyberbullying. Hal tersebut dapat disebabkan pernyataan yang ada dalam skala mencerminkan perilaku yang dianggap kurang sesuai dengan norma yang ada di masyarakat Indonesia (normatif) sehingga memungkinan subjek melakukan faking dalam menjawab skala atau menjawab tidak berdasarkan dengan kondisi objektif yang dialami subyek itu sendiri.
C. Saran 1. Bagi Subjek Penelitian Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa kematangan emosi yang dimiliki subjek tinggi dan kecenderungan perilaku cyberbullying subjek tergolong rendah. Hal tersebut sebaiknya dipertahankan, kematangan emosi yang baik akan mengarahkan subjek pada perilaku perilaku yang tidak merugikan bagi dirinya sendiri maupun orang lain.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi penelitian selanjutnya sebaiknya memperhatikan pemaparan definisi operasional variabel yang akan diteliti sesuai dengan aspek yang akan diteliti sehingga alat ukur akan mengukur dengan tepat variabel penelitian. Selain itu, peneliti selanjutnya dapat lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
memperjelas kriteria subjek dan mencantumkan pertanyaan tentang seberapa lama penggunaan telepon seluler yang memiliki akses internet dalam skala, sehingga dapat meminimalisir kesalahan dalam pemilihan subjek yang nantinya dapat memberikan pengaruh pada hasil data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
DAFTAR PUSTAKA ________. 2014. What is Cyberbullying?.Cyberbullying Research Center. http://cyberbullying.org/what-is-cyberbullying/ (diakses pada 30 April 2015) ________. http://id.techinasia.com/florence-sihombing-media-sosial-berlebihan/. Diakses pada 2 Juni 2016 A Devito, Joseph. 2011. Komunikasi Antarmanusia. Tangerang Selatan: Karisma Publishing Group. APJII.2015. Profil Pengguna Internet Indonesia 2014.Asosiasi PenyelenggaraJasa Internet Indonesia. Diakses pada 29 April 2015, Dari http://www.apjii.or.id/upload/statistik/Survey%20APJII%202014%20v3. Pdf. Azwar, S. 2010. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. 2011. Reliabilitas dan Validitas.Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bennett, S. 2012. “REVEALED: The top 20 countries and cities of Twitter, at http://www.mediabistro.com/alltwitter/twitter-top-countries_b26726. (Diakses 25 April 20150. Benitez, J. L., & Justicia, F. 2006. Bullying: Description and analysis of the phenomenon. Electronic Journal of Research in Educational ofPsychology, 4 (9), 151-170. Benokraitis, N.N. 1996.Marriages and families: Change, choices and constraints 2nd edition.Prentice Hall NewJersey. Brewer, B., Cave, A., Massey, A., Vurdelja, A., Freeman, J. 2012. Cyber Bullying Among Female College Students: An Exploratory Study. Californian Journal of Health Promotion. Vol. 12(1), 40-51.
Campfield, D. C. 2008 "Cyber Bullying and Victimization: Psychosocial Characteristics of Bullies, Victims, and Bully/Victims". Disertasi Tesis.Professional Papers.http://scholarworks.umt.edu/etd/288. (Diakses 25 April 2015). Cross, D., Shaw, T., Hearn, L., Epstein, M., Monks, H., Lester, L., et al. 2009.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
Australian Covert Bullying Prevalence Study (ACBPS). Child Health Promotion Research Centre, Edith Cowan University. Perth. Dilmac, B. 2009. Psychological needs as a predictor of cyber bullying: A PreliminaryReport on college students. Educational Sciences: Theory & Practice, 9(3), 1307-1325. Disa, M. 2011. Faktor-Faktor yang mempengaruhi cyberbullying pada remaja. http://www.scribd.com/doc/106227383/Faktor-FaktorYangMempengaruhi-Cyberbullying. Diakses pada 25 Juli 2015) Emilia & Leonardi, T. 2013. Hubungan antara Kompetensi Sosial dengan Perilaku Cyberbullying yang Dilakukan oleh RemajaUsia 15-17 Tahun. Jurnal Psikologi Kepribadian dan Sosial. Fransisco, S.M., Simão, A. M. S., Ferreira, P.C., Martins, M.J. 2014. Cyberbullying: The Hidden Side of College Students. Computers in Human Behavior 43 (2015) 167–182 Feinberg, T. & Robey, N. 2008. Cyberbullying. Principal Leadership Journal. Vol. 9(1), 10-14. Gunarsa, S.D. 2008. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia. Guswani, A. M., Kawuryan, F. 2011. Perilaku Agresi Pada Mahasiswa Ditinjau dari Kematangan Emosi. Jurnal Psikologi Pitutur. Hinduja, S., Patchin, J. W. 2010.Bullying, Cyberbullying, and Suicide. Taylor & Francis Online. Hines, H. N. 2011. Traditional bullying and cyber-bullying: Are the impacts on self-concept the same. Thesis tidak diterbitkan.Western Carolina University, Western Carolina. Hurlock, E. B. 1994. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga. Hurlock, E. B., 1996. Psikologi Perkembangan: Suatu Kehidupan Sepanjang Rentang Kehidupan.Edisi kelima. Jakarta: Erlangga. Kartono, K.. 2000. Kamus Psikologi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Katkovsky, W. & Gorlow, L. 1976.The Psychology of adjusment; currentconcept andaplication. McGraw-Hill Book Company: New York.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
Khotimah, K. 2006. Hubungan Dukungan Sosial dan Kematangan Emosi dengan Post Partum Depression Pada Ibu yangMelahirkan Anak Pertama. Skripsi (tidak diterbitkan).Semarang : Fakultas Psikologi Universitas Negeri Semarang. Kiriakidis, S. & Kavoura, A. 2010.Cyberbullying: A review of the literature on Harrasment Trough the Internet and Other electronic Means. Family & Community Health: Volume 33(2), 82–93 doi: 10.1097/FCH.0b013e3181d593e4
Kowalski.M ; Limber S.P ; Agatston, P.W. 2012. Cyberbullying: Bullying in the Digital Age.Second Edition. USA. Wiley Blackwell. Krisniminarti, C. V. 2015. Hubungan Antara Dimensi Extraversion dan Oppeness To Experience Dalam Kepribadian Big Five Dengan Kecenderungan Remaja Melakukan Cyberbullying.Skripsi.Universitas Sanata Dharma.Yogyakarta (tidak dipublikasikan). Li, Q. 2005. New bottle but old wine: A research of cyberbullying in schools. Computers in Human Behavior. MacDonald, C., & Roberts-Pittman, B. (2010).Cyberbullying among college students:prevalence and demographic differences. Procedia Social and BehavioralSciences 9, 2003-2009. Mappiare, A. 1983.Psikologi Remaja. Surabaya; Usaha Nasional. Muhaz, M. 2013. Kematangan emosi dengan aggressive driving pada mahasiswa. Psikologi Universitas Muhamadiyah Malang. Vol. 01. N0. 02. Neuman, W. L. 2000. Social research methods: Qualitative and quantitative approaches.Boston: Allyn & Bacon. Noor, J. 2012. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah. Jakarta: Kharisma Putra Utama. Olweus, D. 1980. Familial and temperamental determinants of aggressive Behaviour in adolescent boys: A causal analysis. Developmental Psychology, 16, 644–660. Olweus, D., & Limber, S. P. 2010a. Bullying in school: Evaluation and Disseminationof the Olweus Bullying Prevention Program. American Journal of Orthopsychiatry, 80, 120–129. doi:10.1111/j.19390025.2010.01015.x.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
Osho. 2008. Emotional learning. Alih Bahasa: Ahmadi Kahfi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Palfrey, J., & Gasser, U. 2008. Born Digital: Understanding the first generation of digital natives. New York: Basic Books. Priyatno, D. 2014. SPSS 22: Pengolahan Data Terpraktis. Yogyakarta: CV Andi Offset. Priyatno, 2008. Mandiri Belajar SPSS untuk Analisis Data dan Uji Statistik, Edisi Pertama. Jakarta: Mediakom. Price, M., & Dalgleish, J. 2010.Cyberbullying: Experiences, Impacts and Coping Strategies as Described byAustralian Young People. Youth Studies Australia, 29(2), 51-59. Puspita, S. E. 2002. Penerimaan Diri Pada Lanjut Usia Ditinjau Dari Kematangan Emosi. Jurnal Psikologi No 2, 73-88. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada. Rahayu, F. S. 2012. Cyberbullying Sebagai Dampak Negatif Penggunaan Teknologi Informasi. Journal of Information System, 8, 22-31. Santoso, A. 2010.Statistik untuk Psikologi dari Blog menjadi Buku.Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma Santrock, J. 2006. Life-Span Development, 10th Edition. New York. McGraw Hill. Santrock, J. W. 2011. Life span development, 13th edition. New York: McGrawHill. Siregar, S. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Dilengakapi dengan Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS. Jakarta: Prenadamedia Group.
Kencana
Slonje, R. & Smith, P. K. 2007.Cyberbullying: Another main type of bullying?. Scandinavian Journal of Psychology.Vol. 49(2). 147-154 Smith, P. K., Mahdavi, J., Carvalho, M., Fisher, S., Russell, S., & Tippett, N. 2008.Cyberbullying: Its nature and impact in secondary school pupils. Journal of ChildPsychology and Psychiatry, 49, 376–385. Supratiknya. 2014. Pengukuran Psikologis. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
Suryabrata, S. 2002.Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Tapscott, D. 2009. Grown up digital : how the net generation is changing your world.New York: McGraw-Hill. Wang, J., Iannotti, R.J., Nansel, T.R. 2011.Cyberbullying and Traditional Bullying: Differential Association with Depression.J Adolesc Health. Vol. 48(4): 415–417. Walgito, B. 2004.Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset. Walgito, B. 2000.Bimbingan dan Konseling Perkawinan. Yogyakarta: Andi Offset. Wegge, D., Vandebosch, H., Eggermont, S., & Walrave, M. 2014. The Strong, the Weak, andthe Unbalanced: The Link Between Tie Strength and Cyberaggression on a Social Network Site. Social Science Computer Review.1-28. DOI: 10.1177/0894439314546729 Willard, N. 2007.Cyberbullying and Cyberthreats: Responding to the Challenge ofOnline Social Agression, Threats, and Distress, Champaign, IL: Research Press Widhiarso. 2012. Hasil Uji Tidak Signifikan Bisa Jadi Karena Penulisan Butir Item yang Kurang Tepat. Diakses 3 Maret 2016, dari Widhiarso.staff.ugm.ac.id.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
Lampiran 1 Skala Uji Coba
SKALA PENELITIAN Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Disusun oleh Yunika Ayu Agrippina (119114047)
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
Saya merupakan mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma angkatan 2011 dan sedang melakukan penelitian untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana.Saya bermaksud meminta bantuan Saudara untuk meluangkan waktu sejenak mengisi kuesioner penelitian ini.Saya berharap Saudara mengisi kuesioner ini secara lengkap dan sesuai keadaan, perasaan serta pikiran saudara. Kesediaan Saudara berpartisipasi dalam penelitian ini sangat berguna bagi perkembangan banyak hal yang berhubungan dengan penelitian ini. Data pribadi dan semua jawaban ini akanterjamin kerahasiaannya serta tidak akan berpindah pada pihak yang tidak bertanggung jawab. Data dan informasi yang saya dapatkan dari skala ini akan dilaporkan dalam bentuk perhitungan statistic dan kesimpulan dalam bentuk skripsi atau karya ilmiah tanpa mengungkap identitas Saudara. Demikian harapan saya. Atas kesediaan, bantuan, dan kerja sama yang telah diberikan, saya mengucapkan terimakasih.
Yogyakarta, November 2015
Peneliti
Yunika Ayu Agrippina
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
PERNYATAAN KESEDIAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Inisial
:
Usia
:
Jenis Kelamin
:
Dengan ini, saya telah membaca informasi terkait penelitian yang dilakukan Sdri.Yunika Ayu Agrippina dan saya bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini.Saya berpartisipasi secara sukarela dan tanpa paksaan atau tekanan dari pihak tertentu. Semua jawaban yang saya berikan mewakili apa yang saya alami dalam kehidupan saya sehari-hari dan bukan atas pandangan masyarakat pada umumnya. Saya juga memberikan izin agar jawaban saya dapat digunakan sebagai data untuk penelitian ilmiah.
Yogyakarta,
November 2015
_______________________ (Paraf tanpa nama)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
PETUNJUK PENGERJAAN Petunjuk : Baca dan pahami isi pernyataan pada lembar berikut dan kemudian nyatakan sesuai dengan keadaan diri saudara, dengan cara memberikan tanda silang (X) pada salah satu dari empat pilihan jawaban yang tersedia. Adapun pilihan jawaban untuk skala ini adalah: SS
: Bila anda “Sangat Setuju” dengan pernyataan tersebut.
S
: Bila anda “Setuju” dengan pernyataan tersebut..
TS
: Bila anda “Tidak Setuju” dengan pernyataan tersebut..
STS
: Bila anda“Sangat Tidak Setuju” dengan pernyataan tersebut.. Anda bebas untuk menentukan pilihan jawaban anda sendiri.Dalam
hal ini, tidak ada jawaban benar atau salah, karena jawaban anda yang mencerminkan diri masing-masing.
Contoh cara pengisian Pernyataan Saya
menangis
SS ketika
bersedih
S
TS
STS
dimanapun X
tempatnya
Apabila ingin mengganti jawaban, anda bisa memberikan tanda sama dengan (=) pada jawaban yang ingin anda ganti. Lalu berilah tanda silang (X) pada jawaban yang lebih sesuai dengan keadaan atau kondisi anda.. Contoh : Pernyataan Saya
menangis
SS ketika
bersedih
dimanapun X
S
TS X
tempatnya
Isilah setiap pernyataan.Jangan sampai ada yang terlewat. Selamat Mengerjakan ☺
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
No
Pernyataan
1
Ketika kesal saya berusaha menenangkan diri terlebih dahulu
2
Saya kesal ketika orang lain memberi kritikan kepada saya.
3
Jika saya mengalami musibah, saya akan menyalahkan orang sekitar saya.
4
Ketika marah saya berusaha menyalurkannya ke aktivitas yang bermanfaat.
5
Ketika berada dalam situasi baru saya berani untuk memulai percakapan dengan orang lain.
6
Ketika mengambil keputusan, saya selalu menyadari setiap konsekuensi yang harus saya tanggung.
7
Saya sering kali menyesali peristiwa yang kurang menyenangkan di masa lalu
8
Saya akan berusaha menghibur teman saya yang sedang bersedih.
9
Saya merasa marah ketika suatu hal berjalan tidak sesuai dengan yang direncanakan.
10 Kekurangan saya bukanlah hal yang perlu disembunyikan. 11 Saya kurang nyaman ketika berinteraksi dengan orang yang tidak setara status sosial ekonominya dengan saya.
SS S TS STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
No
Pernyataan
12 Saya selalu meminta pendapat orang lain ketika mengambil keputusan. 13 Saya
melihat permasalahan saya hanya
berdasarkan satu sudut pandang saja. 14 Saya suka marah-marah sendiri jika sedang kesal. 15 Saya tidak sungkan untuk meminta bantuan dari orang lain ketika saya tidak mampu mengerjakannya. 16 Saya berusaha melimpahkan kesalahan yang saya lakukan kepada orang lain. 17 Saya dapat merasakan emosi yang sama dengan teman saya ketika mendengarkan cerita mengenai pengalaman kedukaan yang dibagikan olehnya. 18 Saya mampu berlapang dada ketika suatu hal berjalan tidak sesuai rencana. 19 Saya dengan dengan mudah melupakan rasa sakit hati yang saya alami. 20 Saya mampu mendengarkan ungkapan hati orang lain dengan sabar. 21 Pendapat orang lain sangat berpengaruh dalam mengambil keputusan.
SS S TS STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
No
Pernyataan
SS S TS STS
22 Lebih baik menyelesaikan masalah pribadi daripada
memikirkan
permasalah
yang
dihadapi teman. 23 Saya merasa belum puas dengan pencapaian yang telah saya raih saat ini 24 Kegagalan merupakan akhir dari usaha yang telah saya lakukan. 25 Pendapat orang lain tidak memberikan pengaruh yang besar ketika saya mengambil keputusan 26 Saya merasa nyaman ketika berinteraksi dengan orang yang belum dikenal. 27 Saya tidak peduli teman saya sedang sedih atau murung dan memperlakukannya seperti biasa. 28 Saya peduli dengan keadaan dan perasaan orang lain. 29 Ketika dihadapkan pada dua pilihan saya dapat menentukan pilihan yang terbaik bagi saya. 30 Saya
sering
bertindak
spontan
tanpa
memikirkan konsekuensi yang akan saya dapatkan. 31 Saya selalu berusaha menjaga rahasia yang diungkapkan oleh orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
No
Pernyataan
SS S TS STS
32 Ketika suatu hal berjalan tidak sesuai dengan yang telah direncanakan, saya akan merasa cemas. 33 Saya sungkan ketika harus meminta bantuan dari orang lain meskipun saat itu saya tidak bisa mengerjakan hal tersebut. 34 Saya dapat mengendalikan rasa kesal yang saya rasakan 35 Saya menganggap rahasia yang diberitahukan orang lain merupakan hal yang dapat saya bicarakan dengan teman lainnya. 36 Bagi saya, menyalahkan orang lain ketika saya
mengalami
musibah
hanya
akan
memperkeruh suasana. 37 Saya tidak memahami perasaan teman saya sebenarnya jika hanya melihat dari raut wajah serta gerak tubuhnya. 38 Saya tahu apa yang sedang dirasakan orang lain dari raut wajah serta gerak tubuhnya. 39 Saya cuek dengan perasan orang lain. 40 Saya dapat mengambil hikmah dari kesalahan di masa lalu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
No
Pernyataan
SS S TS STS
41 Saya dapat merasakan emosi yang sama dengan teman saya ketika mendengarkan cerita mengenai pengalaman kedukaan yang dibagikan olehnya. 42 Saya berusaha tetap tenang ketika rencana saya tidak berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya. 43 Ketika marah saya melampiaskannya dengan cara
melempar dan membanting benda
apapun yang berada di dekat saya. 44 Saya tahu bagaimana saya harus bersikap ketika
teman
sedang
menceritakan
permasalahannya 45 Saya sulit melupakan rasa sakit hati yang saya alami 46 Saya mudah tersinggung dengan perkataan orang lain. 47 Ketika menghadapi suatu permasalahan saya berusaha
melihat masalah tersebut dari
berbagai sudut pandang. 48 Ketika menghadapi permasalahan, saya tetap berusaha untuk membantu teman dalam menghadapi permasalahannya. 49 Saya
cepat
merasa
bosan
ketika
mendengarkan ungkapan hati orang lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
No
Pernyataan
SS S TS STS
50 Saya terbuka dalam menerima masukan dari orang lain. 51 Saya memahami bahwa kegagalan akan mengantarkan saya pada keadaan yang lebih baik. 52 Saya merasa bingung ketika teman sedang menceritakan permasalahannya. 53 Ketika berada dalam situasi baru saya enggan untuk memulai percakapan dengan orang lain. 54 Saya selalu bertanggung jawab atas kesalahan yang telah saya lakukan 55 Saya berusaha menyembunyikan kekurangan saya dari orang lain 56 Sejauh ini saya puas dengan pencapaianpencapaian yang telah saya raih.
Terimakasih atas partisipasi teman-teman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
PETUNJUK PENGERJAAN SKALA 2 Petunjuk : Baca dan pahami isi pernyataan pada lembar berikut dan kemudian nyatakan sesuai dengan keadaan diri saudara, dengan cara memberikan tanda silang (X) pada salah satu dari empat pilihan jawaban yang tersedia.
Adapun pilihan jawaban untuk skala I adalah: SR
: Bila pernyataan tersebut “Sering” anda lakukan.
KD
: Bila pernyataan tersebut “Kadang” anda lakukan.
JR
: Bila pernyataan tersebut “Jarang” anda lakukan.
TP
: Bila pernyataan tersebut “Tidak Pernah” anda lakukan. Anda bebas untuk menentukan pilihan jawaban anda sendiri.Dalam
hal ini, tidak ada jawaban benar atau salah, karena jawaban anda yang mencerminkan diri masing-masing.
Contoh cara pengisian Pernyataan
SR
Membuat lelucon memalukan tentang orang lain.
KD JR
TP
X
Apabila ingin mengganti jawaban, anda bisa memberikan tanda sama dengan (=) pada jawaban yang ingin anda ganti. Lalu berilah tanda silang (X) pada jawaban yang lebih sesuai dengan keadaan atau kondisi anda.
Contoh : Pernyataan Membuat lelucon memalukan tentang orang lain.
SR
KD JR X
X
TP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
Pada skala ini terdapat kata yang bercetak miring tebal. Adapun definisi dari beberapa kata bercetak miring dapat dilihat dibawah ini : Hacking
: Aktivitas penyusupan ke dalam sebuah sistem computer
ataupun jaringan dengan tujuan untuk menyalahgunakan ataupun merusak sistem yang ada. Penyalahgunaan dapat diartikan sebagai pencurian data milik orang lain serta penggunaan email yang tidak semestinya seperti spamming. Malware
: Program atau aplikasi yang diciptakan untuk mengubah,
merusak, dan mencuri data orang lain. Target dari malware sangat beragam sesuai dengan keinginan penciptanya, seperti untuk mematamatai orang lain, mengambil informasi penting yang dimiliki orang lain, dan lain-lain.
Isilah setiap pernyataan.Jangan sampai ada yang terlewat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
No Pernyataan 1
Menanggapi komentar dari orang lain dengan bahasa yang menyinggung perasaan.
2
Mengirimkan postingan status tentang orang lain dengan kata-kata yang tidak menyenangkan.
3
Membuat hal pribadi orang lain menjadi bahan tertawaan di jejaring sosial.
4
Membagikan hal yang bersifat rahasia dari seseorang pada publik melalui kolom komentar di jejaring sosial.
5
Menuliskan hal yang membuat orang lain terpojok dan malu melalui jejaring sosial.
6
Memposting hal yang memalukan pada akun jejaring sosial milik orang lain tanpa seizin pemiliknya
7
Memberikan komentar dengan bahasa yang kasar dan vulgar pada postingan orang lain.
8
Mengirimkan pesan berupa kata-kata makian dan kemarahan melalui aplikasi instan messenger seperti BBM, LINE atau WhatsApp.
9
Secara sengaja mengirimkan pesan yang bernada kemarahan dengan kata-kata yang menyakiti hati orang lain.
10
Mengunggah dan menyebarkan video tentang orang lain yang bersifat pribadi tanpa izin orang tersebut.
11
Mengirimkan pesan yang menyinggung suku, agama melalui email maupun aplikasi Instan Messenger.
12
Terlibat perdebatan dengan kata-kata kasar dengan orang lain melalui jejaring sosial atau forum diskusi online.
13
Tidak menghiraukan keberadaan anggota lain yang dianggap lugu dalam grup diskusi sosial
SR KD JR TP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
No Pernyataan 14
Memberikan komentar pada jejaring sosial yang menyinggung suku, agama lain.
15
Mencuri password jejaring sosial milik orang lain.
16
Mengunggah dan menyebarkan postingan berupa foto yang bersifat pribadi milik orang lain tanpa izin.
17
Mengasingkan anggota yang tidak disukai dalam grup diskusi online dengan cara tidak menanggapi obrolan yang dikirimkan oleh orang tersebut
18
Dengan sengaja mengeluarkan seseorang dari grup forum diskusi online atau grup jejaring sosial tanpa sepengetahuan orang tersebut.
19
Mengirimkan pesan berupa ancaman dengan sengaja melalui aplikasi Instan Messenger (BBM, LINE, WhatsApp) atau aplikasi pesan pada jejaring sosial.
20
Menggunakan bahasa yang vulgar dan kasar ketika mengirimkan postingan di akun jejaring sosial atau blog.
21
Mengatakan hal yang salah dan buruk tentang orang lain melalui postingan status di jejaring sosial.
22
Mengirimkan pesan berupa kata makian dan kemarahan melalui pesan teks.
23
Menolak seseorang untuk berpartisipasi dalam grup forum diskusi atau grup jejaring sosial.
24
Mengirimkan pesan tidak menyenangkan kepada orang lain secara sengaja.
25
Mengirimkan pesan yang mengintimidasi dan membuat orang lain ketakutan melalui aplikasi Instan Messenger (BBM, LINE, WhatsApp) atau aplikasi pesan pada jejaring sosial.
SR KD JR TP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
No Pernyataan 26
Mengirimkan postingan status yang membuat orang lain terganggu.
27
Menyebarkan lelucon yang dibuat dari hal pribadi orang lain melalui internet.
28
Mengirimkan pesan berupa ancaman dengan sengaja kepada orang lain melalui email.
29
Memblokir seseorang yang tidak disukai pada grup forum diskusi atau jejaring sosial agar tidak bisa mengirim e-mail atau pesan ke orang lain dengan sengaja.
30
Menyampaikan pendapat melalui website dengan bahasa yang tidak menyenangkan.
31
Mengirimkan pesan berupa kata-kata makian dan penuh kemarahan melalui email.
32
Memanggil atau menyebut orang lain dengan panggilan sesuai dengan kelemahan yang dimiliki orang tersebut melalui jejaring sosial.
33
Mengirimkan pesan, komentar, postingan status yang menyakitkan hati menggunakan akun milik orang lain.
34
Menuliskan gosip tentang orang lain melalui blog maupun jejaring sosial.
35
Membuat profil jejaring sosial palsu menggunakan identitas orang lain dengan tujuan mempermalukan orang tersebut.
36
Mengejek orang lain melalui internet.
37
Mengirimkan pesan yang mengejek atau merendahkan orang lain menggunakan profil jejaring palsu dengan memakai identitas orang lain.
SR KD JR TP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
No Pernyataan 38
Membuat kekurangan orang lain menjadi bahan lelucon dan menyebarkannya di jejaring sosial.
39
Melakukan hacking untuk mengambil akun jejaring sosial orang lain.
40
Mengirimkan pesan yang mengintimidasi melalui pesan teks.
41
Mengabaikan seseorang dalam grup jejaring sosial
42
Menggunakan emoticon atau simbol yang provokatif ketika memberikan komentar pada postingan orang lain.
43
Membagikan hal yang bersifat rahasia dari seseorang pada publik melalui postingan status di jejaring sosial.
44
Membuat kekurangan orang lain menjadi sebuah lelucon dan mempostingnya dalam grup online dengan tujuan agar anggota lain mentertawakan orang tersebut.
45
Mengunggah foto orang lain yang telah diedit dan dijadikan sebuah lelucon melalui jejaring sosial.
46
Mengawasi aktivitas orang lain dengan mengamati postingan orang tersebut melalui jejaring sosial dan melakukan teror sehingga ia merasa terganggu.
47
Mengirimkan file atau link dengan sengaja yang sudah terinfeksi oleh virus ataupun malware.
48
Mengirimkan postingan komentar yang menjengkelkan secara berulang kali.
49
Mengambil dan menggunakan akun jejaring sosial atau aplikasi instan messenger orang lain tanpa izin dari pemiliknya.
SR KD JR TP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
Lampiran 2 Hasil Reliabilitas dan Seleksi Item
Hasil Reliabilitas Skala Kematangan Emosi Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Alpha .859
56
Item-Total Statistics Scale Mean if
Scale Variance
Corrected Item-
Cronbach's
Item Deleted
if Item Deleted
Total
Alpha if Item
Correlation
Deleted
K1
159.89
129.056
.258
.857
K2
160.38
127.513
.416
.855
K3
160.00
126.000
.470
.854
K4
160.27
129.200
.212
.858
K5
160.18
124.786
.426
.854
K6
159.98
126.431
.402
.855
K7
161.20
126.118
.311
.857
K8
159.87
130.982
.087
.861
K9
161.00
124.182
.538
.852
K10
160.24
132.962
-.047
.863
K11
159.64
128.780
.249
.858
K12
161.18
126.286
.336
.856
K13
160.18
123.786
.509
.852
K14
160.78
126.813
.297
.857
K15
160.22
130.904
.079
.861
K16
159.89
124.828
.555
.852
K17
160.18
130.331
.175
.859
K18
160.36
128.007
.492
.855
K19
160.91
127.810
.293
.857
K20
160.07
133.609
-.106
.862
K21
161.02
127.977
.285
.857
K22
160.67
127.500
.319
.856
K23
161.36
131.234
.081
.860
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
K24
159.82
127.922
.293
.857
K25
160.98
133.249
-.066
.864
K26
160.64
124.689
.548
.852
K27
160.07
127.109
.384
.855
K28
160.13
128.709
.248
.858
K29
160.09
128.992
.335
.856
K30
160.53
129.936
.151
.859
K31
159.71
130.210
.192
.858
K32
161.04
126.589
.444
.854
K33
160.29
128.619
.230
.858
K34
160.38
127.695
.401
.855
K35
159.69
127.310
.410
.855
K36
159.87
128.709
.281
.857
K37
160.27
128.973
.228
.858
K38
160.09
129.583
.247
.858
K39
159.98
126.886
.462
.854
K40
159.93
128.427
.349
.856
K41
160.13
131.482
.079
.860
K42
160.47
127.482
.411
.855
K43
159.87
128.300
.240
.858
K44
160.22
129.313
.260
.857
K45
160.96
122.225
.596
.850
K46
160.47
124.209
.560
.852
K47
160.13
127.436
.392
.855
K48
160.11
130.737
.205
.858
K49
160.16
129.862
.257
.857
K50
160.09
129.674
.217
.858
K51
159.89
131.783
.052
.860
K52
160.36
128.098
.345
.856
K53
160.18
128.468
.263
.857
K54
160.02
128.204
.412
.855
K55
160.36
127.962
.306
.857
K56
160.87
131.345
.069
.861
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
Hasil Reliabilitas Skala Kecenderungan Perilaku Cyberbullying
Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .924 49
Item-Total Statistics
C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 C9 C10 C11 C12 C13 C14 C15 C16 C17 C18 C19 C20 C21 C22 C23 C24 C25 C26 C27
Scale Mean Scale if Item Variance if Deleted Item Deleted 62.2444 151.234 62.5333 149.527 62.4444 147.116 62.7778 150.904 62.7778 149.586 62.8222 156.149 62.8889 155.783 62.3778 149.422 62.4444 151.434 63.0000 156.409 63.0000 156.409 62.8667 151.345 62.1556 146.862 62.9333 155.700 62.9111 154.174 62.9333 156.382 62.4444 148.934 62.8000 153.073 62.9556 155.180 62.8667 154.118 62.7111 150.301 62.5778 154.068 62.6667 151.273 62.6667 150.864 62.9333 154.745 62.6667 148.545 62.5111 153.028
Corrected Cronbach's Item-Total Alpha if Item Correlation Deleted .374 .923 .437 .922 .530 .921 .498 .922 .554 .921 .143 .925 .268 .923 .501 .922 .448 .922 .475 .923 .475 .923 .640 .921 .431 .924 .337 .923 .353 .923 .242 .924 .551 .921 .476 .922 .471 .923 .371 .923 .606 .921 .261 .924 .411 .923 .466 .922 .471 .923 .671 .920 .309 .924
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
C28 C29 C30 C31 C32 C33 C34 C35 C36 C37 C38 C39 C40 C41 C42 C43 C44 C45 C46 C47 C48 C49
63.0000 62.4222 62.9111 62.9556 62.4667 62.8889 62.9333 62.9778 62.3556 62.9556 62.7333 62.9333 62.7778 62.1111 62.3333 62.8444 62.7556 62.5333 62.7333 62.9556 62.8444 62.7333
156.409 150.159 153.310 154.634 146.482 152.374 152.564 157.886 146.280 155.816 147.927 156.018 152.404 145.328 145.409 149.589 150.416 149.345 152.064 153.043 153.907 156.700
.475 .389 .609 .559 .562 .567 .623 .052 .610 .369 .649 .230 .466 .574 .590 .780 .621 .493 .330 .618 .374 .064
.923 .923 .922 .922 .921 .922 .921 .924 .920 .923 .920 .924 .922 .921 .921 .920 .921 .922 .923 .922 .923 .926
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
Lampiran 3 Skala Final Kematangan Emosi dan Kecenderungan Perilaku Cyberbullying
SKALA PENELITIAN Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Disusun oleh Yunika Ayu Agrippina (119114047)
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
Saya merupakan mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma angkatan 2011 dan sedang melakukan penelitian untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana.Saya bermaksud meminta bantuan Saudara untuk meluangkan waktu sejenak mengisi kuesioner penelitian ini.Saya berharap Saudara mengisi kuesioner ini secara lengkap dan sesuai keadaan, perasaan serta pikiran saudara. Kesediaan Saudara berpartisipasi dalam penelitian ini sangat berguna bagi perkembangan banyak hal yang berhubungan dengan penelitian ini. Data pribadi dan semua jawaban ini akanterjamin kerahasiaannya serta tidak akan berpindah pada pihak yang tidak bertanggung jawab. Data dan informasi yang saya dapatkan dari skala ini akan dilaporkan dalam bentuk perhitungan statistik dan kesimpulan dalam bentuk skripsi atau karya ilmiah tanpa mengungkap identitas Saudara. Apabila Saudara menemui kesulitan dalam pengisian skala ini, saudara dapat menghubungi saya melalui WhatsApp di nomor 08125676-5554. Demikian harapan saya. Atas kesediaan, bantuan, dan kerja sama yang telah diberikan, saya mengucapkan terimakasih.
Yogyakarta, Desember 2015
Peneliti
Yunika Ayu Agrippina
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
PERNYATAAN KESEDIAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Inisial
:
Usia
:
Jenis Kelamin
:
Pekerjaan
:
Dengan ini, saya telah membaca informasi terkait penelitian yang dilakukan Sdri.Yunika Ayu Agrippina dan saya bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini.Saya berpartisipasi secara sukarela dan tanpa paksaan atau tekanan dari pihak tertentu. Semua jawaban yang saya berikan mewakili apa yang saya alami dalam kehidupan saya sehari-hari dan bukan atas pandangan masyarakat pada umumnya. Saya juga memberikan izin agar jawaban saya dapat digunakan sebagai data untuk penelitian ilmiah.
Yogyakarta,
Desember 2015
____________________ (Paraf tanpa nama)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
PETUNJUK PENGERJAAN Petunjuk : Baca dan pahami isi pernyataan pada lembar berikut dan kemudian nyatakan sesuai dengan keadaan diri saudara, dengan cara memberikan tanda silang (X) pada salah satu dari empat pilihan jawaban yang tersedia. Adapun pilihan jawaban untuk skala ini adalah: SS
: Bila anda “Sangat Setuju” dengan pernyataan tersebut.
S
: Bila anda “Setuju” dengan pernyataan tersebut..
TS
: Bila anda “Tidak Setuju” dengan pernyataan tersebut..
STS : Bila anda“Sangat Tidak Setuju” dengan pernyataan tersebut.. Anda
bebas
untuk
menentukan
pilihan
jawaban
anda
sendiri.Dalam hal ini, tidak ada jawaban benar atau salah, karena jawaban anda yang mencerminkan diri masing-masing. Contoh cara pengisian Pernyataan
SS S
TS STS
Saya menangis ketika bersedih dimanapun X tempatnya Apabila ingin mengganti jawaban, anda bisa memberikan tanda sama dengan (=) pada jawaban yang ingin anda ganti. Lalu berilah tanda silang (X) pada jawaban yang lebih sesuai dengan keadaan atau kondisi anda.. Contoh : Pernyataan
SS S
Saya menangis ketika bersedih dimanapun X tempatnya
TS STS X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
Isilah setiap pernyataan.Jangan sampai ada yang terlewat. No Pernyataan 1
Saya kesal ketika orang lain memberi kritikan kepada saya.
2
Jika saya mengalami musibah, saya akan menyalahkan orang sekitar saya.
3
Ketika berada dalam situasi baru saya berani untuk memulai percakapan dengan orang lain.
4
Ketika mengambil keputusan, saya selalu menyadari setiap konsekuensi yang harus saya tanggung.
5
Saya sering kali menyesali peristiwa yang kurang menyenangkan di masa lalu
6
Saya merasa marah ketika suatu hal berjalan tidak sesuai dengan yang direncanakan.
7
Saya selalu meminta pendapat orang lain ketika mengambil keputusan.
8
Saya
melihat permasalahan saya hanya
berdasarkan satu sudut pandang saja. 9
Saya suka marah-marah sendiri jika sedang kesal.
10
Saya berusaha melimpahkan kesalahan yang saya lakukan kepada orang lain.
11
Saya mampu berlapang dada ketika suatu hal berjalan tidak sesuai rencana.
SS S TS STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105
No Pernyataan 12
SS S TS STS
Saya dapat dengan mudah melupakan rasa sakit hati yang saya alami.
13
Lebih baik menyelesaikan masalah pribadi daripada
memikirkan
permasalah
yang
dihadapi teman. 14
Kegagalan merupakan akhir dari usaha yang telah saya lakukan.
15
Saya merasa nyaman ketika berinteraksi dengan orang yang belum dikenal.
16
Saya tidak peduli teman saya sedang sedih atau murung dan memperlakukannya seperti biasa.
17
Saya peduli dengan keadaan dan perasaan orang lain.
18
Ketika dihadapkan pada dua pilihan saya dapat menentukan pilihan yang terbaik bagi saya.
19
Saya selalu berusaha menjaga rahasia yang diungkapkan oleh orang lain.
20
Ketika suatu hal berjalan tidak sesuai dengan yang telah direncanakan, saya akan merasa cemas.
21
Saya sungkan ketika harus meminta bantuan dari orang lain meskipun saat itu saya tidak bisa mengerjakan hal tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106
No Pernyataan 22
SS S TS STS
Saya dapat mengendalikan rasa kesal yang saya rasakan
23
Saya menganggap rahasia yang diberitahukan orang lain merupakan hal yang dapat saya bicarakan dengan teman lainnya.
24
Saya tidak memahami perasaan teman saya sebenarnya jika hanya melihat dari raut wajah serta gerak tubuhnya.
25
Saya tahu apa yang sedang dirasakan orang lain dari raut wajah serta gerak tubuhnya.
26
Saya cuek dengan perasan orang lain.
27
Saya dapat mengambil hikmah dari kesalahan di masa lalu.
28
Saya berusaha tetap tenang ketika rencana saya tidak berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya.
29
Saya tahu bagaimana saya harus bersikap ketika
teman
sedang
menceritakan
permasalahannya 30
Saya sulit melupakan rasa sakit hati yang saya alami
31
Saya mudah tersinggung dengan perkataan orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107
No Pernyataan 32
SS S TS STS
Ketika menghadapi suatu permasalahan saya berusaha
melihat
masalah tersebut dari
berbagai sudut pandang. 33
Ketika menghadapi permasalahan, saya tetap berusaha untuk membantu teman dalam menghadapi permasalahannya.
34
Saya selalu bertanggung jawab atas kesalahan yang telah saya lakukan
35
Saya berusaha menyembunyikan kekurangan saya dari orang lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108
PETUNJUK PENGERJAAN SKALA 2 Petunjuk : Baca dan pahami isi pernyataan pada lembar berikut dan kemudian nyatakan sesuai dengan keadaan diri saudara, dengan cara memberikan tanda silang (X) pada salah satu dari empat pilihan jawaban yang tersedia. Adapun pilihan jawaban untuk skala II adalah: SR
: Bila pernyataan tersebut “Sering” anda lakukan.
KD
: Bila pernyataan tersebut “Kadang” anda lakukan.
JR
: Bila pernyataan tersebut “Jarang” anda lakukan.
TP
: Bila pernyataan tersebut “Tidak Pernah” anda lakukan. Anda bebas untuk menentukan pilihan jawaban anda sendiri.Dalam hal ini,
tidak ada jawaban benar atau salah.Anda dimohon memberikan jawaban secara jujur.
Contoh cara pengisian Pernyataan
SR
Membuat lelucon memalukan tentang orang lain.
KD JR
TP
X
Apabila ingin mengganti jawaban, anda bisa memberikan tanda sama dengan (=) pada jawaban yang ingin anda ganti. Lalu berilah tanda silang (X) pada jawaban yang lebih sesuai dengan keadaan atau kondisi anda. Contoh : Pernyataan Membuat lelucon memalukan tentang orang lain.
SR
KD JR X
X
TP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109
Pada skala ini terdapat kata yang bercetak miring tebal. Adapun definisi dari beberapa kata bercetak miring dapat dilihat dibawah ini : Hacking
: Aktivitas penyusupan ke dalam sebuah sistem komputer ataupun
jaringan dengan tujuan untuk menyalahgunakan ataupun merusak sistem yang ada. Penyalahgunaan dapat diartikan sebagai pencurian data milik orang lain serta penggunaan email yang tidak semestinya seperti spamming. Malware
: Program atau aplikasi yang diciptakan untuk mengubah, merusak,
dan mencuri data orang lain. Target dari sangat beragam sesuai dengan keinginan penciptanya, seperti untuk memata-matai orang lain, mengambil informasi penting yang dimiliki orang lain, dan lain-lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110
Isilah setiap pernyataan.Jangan sampai ada yang terlewat. No Pernyataan 1
SR
Mengirimkan postingan status tentang orang lain
dengan
kata-kata
yang
tidak
menyenangkan. 2
Membuat hal pribadi orang lain menjadi bahan tertawaan di jejaring sosial.
3
Membagikan hal yang bersifat rahasia dari seseorang
pada
publik
melalui
kolom
komentar di jejaring sosial. 4
Mengirimkan pesan berupa kata-kata makian dan kemarahan messenger
melalui
seperti
aplikasi
BBM,
LINE
instan atau
WhatsApp. 5
Mengirimkan pesan yang menyinggung suku, agama melalui email maupun aplikasi Instan Messenger.
6.
Terlibat perdebatan dengan kata-kata kasar dengan orang lain melalui jejaring sosial atau forum diskusi online.
7
Mencuri password jejaring sosial milik orang lain.
8
Mengasingkan anggota yang tidak disukai dalam grup diskusi online dengan cara tidak menanggapi obrolan yang dikirimkan oleh orang tersebut
9
Dengan sengaja mengeluarkan seseorang dari grup forum diskusi online atau grup jejaring sosial tanpa sepengetahuan orang tersebut.
KD
JR
TP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111
No Pernyataan 10
SR
Mengirimkan pesan berupa ancaman dengan sengaja melalui aplikasi Instan Messenger (BBM, LINE, WhatsApp) atau aplikasi pesan pada jejaring sosial.
11
Mengatakan hal yang salah dan buruk tentang orang lain melalui postingan status di jejaring sosial.
12
Menolak
seseorang
untuk
berpartisipasi
dalam grup forum diskusi atau grup jejaring sosial karena tidak menyukai orang tersebut. 13
Mengirimkan pesan tidak menyenangkan kepada orang lain secara sengaja.
14
Mengirimkan pesan yang mengintimidasi dan membuat
orang
lain ketakutan melalui
aplikasi Instan Messenger (BBM, LINE, WhatsApp) atau aplikasi pesan pada jejaring sosial. 15
Mengirimkan postingan status yang membuat orang lain terganggu.
16
Menyampaikan
pendapat
melalui
blog
dengan bahasa yang tidak menyenangkan. 17
Mengirimkan pesan berupa kata-kata makian dan penuh kemarahan melalui email.
18
Mengirimkan pesan, komentar, postingan status yang menyakitkan hati menggunakan akun milik orang lain.
19
Menuliskan gosip tentang orang lain melalui blog maupun jejaring sosial.
KD
JR
TP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112
No Pernyataan 20
SR
KD
Memakai identitas orang lain untuk membuat profil jejaring palsu dan mengirimkan pesan yang mengejek atau merendahkan orang lain.
21
Membuat kekurangan orang lain menjadi bahan
ejekan
dan
lelucon,
kemudian
menyebarkannya di jejaring sosial. 22
Melakukan hacking untuk mengambil akun jejaring sosial orang lain.
23
Mengirimkan pesan yang mengintimidasi melalui pesan teks.
24
Menggunakan emoticon atau simbol yang provokatif ketika memberikan komentar pada postingan orang lain.
25
Membagikan hal yang bersifat rahasia dari seseorang pada publik melalui postingan status di jejaring sosial.
26
Membuat kekurangan orang lain menjadi sebuah lelucon dan mempostingnya dalam grup online dengan tujuan agar anggota lain mentertawakan orang tersebut.
27
Mengunggah postingan foto orang lain yang telah diedit dan dijadikan sebuah lelucon melalui jejaring sosial.
28
Mengirimkan file atau link yang sudah terinfeksi oleh virus ataupun malware dengan sengaja.
Terimakasih atas partisipasi teman-teman
JR
TP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113
Lampiran 4 Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics N
KematanganEmosi Cyberbullying Valid N (listwise)
Minimum Maximum
Mean
Std. Deviation
173
67
120
96.27
9.199
173
28
66
36.90
8.226
173
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114
Lampiran 5 Hasil Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic
df
Sig.
Shapiro-Wilk
Statistic
df
Sig.
.093
173
.001
.961
173
.000
.140
173
.000
.877
173
.000
KematanganEmosi
Cyberbullying a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115
Lampiran 6 Hasil Uji Linearitas
ANOVA Table
(Combined ) Betwee Linearity n Groups Cyberbullying * Deviation KematanganEmos from i Linearity Within Groups Total
Sum of Squares
df
3856.302
Mean Squar e
F
Sig.
40 96.408
1.63 5
.02 0
22.495
1 22.495
.382
.53 8
3833.807
39 98.303
1.66 7
.01 7
7781.826
13 58.953 2
11638.12 7
17 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116
Lampiran 7 Hasil Uji Hipotesis
Correlations KematanganEmosi
Cyberbullying
1.000
-.110
.
.075
173
173
-.110
1.000
Sig. (1-tailed)
.075
.
N
173
173
Correlation Coefficient KematanganEmosi
Sig. (1-tailed) N
Spearman's rho Correlation Coefficient Cyberbullying