HUBUNGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN MENENDANG BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA SISWA DI SMA NEGERI 1 KARANGTENGAH KABUPATEN DEMAK
PUBLIKASI ILMIAH Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Studi S1 Pada Jurusan Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan
Disusun oleh: Ullya Wahid Kusuma Dewi J120151129
PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016
HALAMAN PERSETUJUAN
HUBUNGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN MENENDANG BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA SISWA DI SMA NEGERI 1 KARANGTENGAH KABUPATEN DEMAK PUBLIKASI ILMIAH
Oleh:
ULLYA WAHID KUSUMA DEWI J120151129
Telah diperiksa dan disetujui oleh: Dosen Pembimbing
Dwi Kurniawati, SST.FT., M.Kes
i
HALAMAN PENGESAHAN HUBUNGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN MENENDANG BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA SISWA DI SMA NEGERI 1 KARANGTENGAH KABUPATEN DEMAK Oleh: Ullya Wahid Kusuma Dewi NIM. J120151129
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada, 9 Agustus 2016 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Dewan Penguji 1.
Dwi Kurniawati, SST.FT., M.Kes
(
)
2.
Umi Budi Rahayu, S.Fis., M.Kes
(
)
3.
Agus Widodo, S.Fis., M.Fis
(
)
Disahkan Oleh Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta
Dr. Suwaji, M.Kes NIP: 195311231983031002
ii
iii
HUBUNGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN MENENDANG BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA SISWA DI SMA NEGERI 1 KARANGTENGAH KABUPATEN DEMAK ABSTRAK Menendang bola dalam permainan sepak bola adalah salah satu komponen teknik dasar utama yang harus dikuasai oleh pemain sepak bola. Untuk menghasilkan tendangan yang keras sehingga bola bisa bergerak jauh ke depan membutuhkan kekuatan (strength) dan tenaga (power) yang cukup besar. Kekuatan otot tungkai sangat dibutuhkan oleh seorang pemain dan semua pemain sangat membutuhkan komponen ini. Hasil penelitiannya yaitu dari analisis statistik korelasi kekuatan otot tungkai dengan kemampuan menendang bola menunjukkan nilai r = -0.074 dan nilai signifikan 0.304 > 0.05. Kesimpulannya adalah tidak ada hubungan kekuatan otot tungkai dengan kemampuan menendang bola dalam permainan sepak bola siswa di SMA Negeri 1 Karangtengah Kabupaten Demak. Kata Kunci: Kekuatan otot tungkai, Kemampuan menendang bola, Leg Dynamometer. ABSTRACT Kicking a ball in a soccer game is one of the components of the main basic techniques that must be mastered by soccer players. To produce a hard shot so that the ball can move far forward requiring strength and power are large enough. Leg muscle strength is needed by a player and all the players are in need of these components. The results from statistic analysis to correlation between leg muscle strength with ability of kicking a ball showed r value = -0.074 and significance value 0.304 > 0.05. The conclusion there is no relationship between leg muscle strength with ability of kicking a ball in the soccer game of students in SMA N 1 Karangtengah Demak. Keywords: Leg muscle strength, Ability of kicking a ball, Leg Dynamometer.
1. PENDAHULUAN Untuk menjadi pemain sepak bola yang baik harus mengetahui terlebih dahulu teknik dasar bermain sepak bola. Unsur teknik atau keterampilan dalam permainan sepak bola yang harus dikuasai oleh seorang pemain antara lain: teknik menendang bola, menahan atau menghentikan bola, menggiring bola, menyundul bola, gerak tipu, merebut bola, lemparan ke dalam, dan teknik penjaga gawang (Surayin, 1988 dikutip dari Nurcahyo, 2012). Menendang bola dalam permainan sepak bola adalah salah satu komponen teknik dasar utama yang harus dikuasai 1
oleh si pemain (Faruq, 2008). Untuk menghasilkan tendangan yang keras sehingga bola bisa bergerak jauh ke depan membutuhkan kekuatan (strength) dan tenaga (power) yang cukup besar (Faruq, 2008). Kekuatan otot tungkai sangat dibutuhkan oleh seorang pemain dan semua pemain sangat membutuhkan komponen ini. Seperti yang sudah diketahui, pemain sepak bola profesional harus menampilkan level tinggi dari kekuatan dan aktivasi elektromiografi otot ekstremitas bawah mereka agar dapat melakukan tendangan yang kuat dan bertenaga (Anthrakidis et al., 2008). Bagi atlet atau pemain sepak bola, kekuatan otot tungkai berhubungan dengan kemampuan menendang bola, namun bagi siswa tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA), kira-kira berumur antara 15-17 tahun, yang bermain sepak bola saat pelajaran olahraga bahkan saat istirahat sekolah, belum tentu berhubungan. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis tertarik membuat penelitian mengenai “Hubungan Kekuatan Otot Tungkai dengan Kemampuan Menendang Bola dalam Permainan Sepak Bola Siswa di SMA Negeri 1 Karangtengah Kabupaten Demak”.
2. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan penelitian analitik observasional dengan data cross-section. Data cross-section adalah data yang menunjukkan titik waktu tertentu atau pengumpulannya dilakukan dalam waktu bersamaan (Riwidikdo, 2012). 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Tabel 1 Deskriptif statistik kekuatan otot tungkai dan kemampuan menendang bola Deskriptif Mean SD Min Max N Variabel Kekuatan otot 103.1600 25.10070 46.50 150.00 50 tungkai Kemampuan 40.6752 6.25575 32.75 51.00 50 menendang bola
2
Tabel 2 Hasil korelasi kekuatan otot tungkai dengan kemampuan menendang bola Uji statistik pearson correlation Kekuatan otot tungkai
r
Sig.
Ket.
-0.074
0.304
Ho diterima
Tabel 3 Hasil uji t kekuatan otot tungkai dengan kemampuan menendang bola Model Kekuatan otot tungkai
t -0.516
Sig. 0.609
Ket. Ho diterima
3.2 Pembahasan 3.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Menurut Sukintaka (2001), karakteristik anak Sekolah Menengah Atas umur 15-18 tahun meliputi perkembangan jasmani dimana kekuatan otot dan daya tahan otot berkembang baik, keadaan tubuhnya pun akan menjadi lebih kuat dan baik, perkembangan kemampuan motorik dan keadaan psikisnya juga telah siap menerima latihan-latihan peningkatan kemampuan gerak dalam meningkatkan prestasi olahraga. Perkembangan kekuatan pada anak laki-laki meningkat 2 kali lipat selama usia 6-11 tahun, dan meningkat 3,6 kali lipat selama usia 6-18 tahun. Pada anak perempuan hanya meningkat 2,6 kali lipat selama usia 6 sampai 18 tahun. Artinya adalah proses perkembangan kekuatan lebih tinggi pada anak lakilaki dibandingkan anak perempuan (Sugiyanto dan Sudjarwo, 1991 dikutip dari Budiman, 2012). 3.2.2 Hubungan antara Kekuatan Otot Tungkai dengan Kemampuan Menendang Bola Berdasarkan analisa data hasil korelasi didapatkan nilai variabel kekuatan otot tungkai dengan kemampuan menendang bola dengan nilai r = -0.074 dan nilai signifikan 0.304 > 0.05, maka Ho diterima yang berarti bahwa tidak ada hubungan kekuatan otot tungkai dengan kemampuan menendang bola dalam permainan sepak bola siswa di SMA Negeri 1 Karangtengah. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pramana (2012) mengenai hubungan antara panjang tungkai, kekuatan otot perut, dan kekuatan otot tungkai terhadap hasil jauhnya tendangan bola dalam permainan sepak bola pada siswa ekstrakulikuler sepak bola SMK Muhammadiyah Rongkop Gunung Kidul tahun
3
2011 bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kekuatan otot tungkai dengan jauhnya tendangan bola dalam permainan sepak bola. Dalam hasil penelitiannya tersebut disebutkan bahwa, interval kekuatan otot tungkai 234-266 sebanyak 1 orang (3,85%), 168-200 sebanyak 11 orang (42,31%), 135-167 sebanyak 8 orang (30,77%), dan 102-134 sebanyak 6 orang (23,08%). Tidak adanya hubungan kekuatan otot tungkai dengan kemampuan menendang bola dalam permainan sepak bola siswa di SMA Negeri 1 Karangtengah diduga karena faktor lain, yaitu faktor cuaca. Pelaksanaannya di lapangan terbuka dan dilakukan menjelang siang ketika cuaca panas yang mempengaruhi fisik siswa sehingga akan mempengaruhi pelaksanaan dan hasil penelitian. Beda halnya jika pelaksanaan penelitian dilakukan ketika pagi atau sore hari atau dilakukan di lapangan tertutup kemungkinan tidak mempengaruhi pelaksanaan dan hasil penelitian.
4.
PENUTUP
4.1 Kesimpulan Berdasarkan dari hasil analisis statistik, dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan kekuatan otot tungkai dengan kemampuan menendang bola dalam permainan sepak bola siswa di SMA Negeri 1 Karangtengah Kabupaten Demak. Namun secara praktis dengan tinjauan teori yang ada, tentunya kekuatan otot tungkai merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi atau berhubungan dengan kemampuan menendang bola dalam permainan sepak bola. 4.2 Saran Berdasarkan pelaksanaan dan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Bagi siswa, agar meningkatkan kegiatan olahraga khususnya sepak bola agar bisa mengembangkan dan meningkatkan prestasinya di sekolah. 2. Bagi guru atau pembina olahraga, agar terus mengajarkan teknik-teknik olahraga kepada siswa agar kemampuan siswa dalam olahraga dapat meningkat sehingga meningkatkan prestasinya di sekolah.
4
3. Bagi peneliti lain, diperlukan adanya penelitian lanjutan untuk mengetahui parameter lain yang bisa digunakan, dan faktor-faktor lain seperti kecepatan gerak
reaksi
(speed),
daya
tahan
otot
kardiovaskuler
(endurance),
keseimbangan (balance), kelentukan (flexibility), kelincahan (agility), dan koordinasiyang mempengaruhi kemampuan menendang bola baik pada atlit atau pemain amatir atau yang hobi bermain sepak bola sehingga diperoleh hasil yang mendalam.
DAFTAR PUSTAKA Anthrakidis N., Skoufas D., Lazaridis S., dan Zaggelidis G. 2008. Relationship Between Muscular Strength and Kicking Performance. Physical Training. Budiman D. 2012. Bahan Ajar M.K. Psikologi Anak Dalam PENJAS. http://file.upi.edu/ (diakses 25 Maret 2016 pukul 14.20 WIB). Faruq MM. 2008. Meningkatkan Kebugaran Jasmani melalui Permainan dan Olahraga Sepak Bola. Jakarta: Grasindo. Haines TL., Erickson TM., dan McBride JM. 2012. Kicking Power. National Strength and Conditioning Association, Volume 34, Number 6, December 2012. Herwin. 2006. Diktat Pembelajaran Keterampilan Sepakbola Dasar. Yogyakarta: UNY. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Muhajir. 2007. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Bogor: Ghalia Indonesia Printing. Mukholid A. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Jakarta: Yudhistira. Nurcahyo F. 2012. Pengaruh Latihan Kicking Motion terhadap Jauhnya Tendangan Bola dalam Permainan Sepakbola Siswa Ku 15 Tahun di SSB Selabora FIK UNY Pada Tahun 2010. Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia. Volume 2. Edisi 2. Desember 2012. ISSN: 2088-6802. Pramana IY. 2012. Hubungan antara Panjang Tungkai, Kekuatan Otot Perut dan Kekuatan Otot Tungkai terhadap Hasil Jauhnya Tendangan Bola dalam
5
Permainan Sepakbola pada Siswa Ekstrakulikuler Sepakbola SMK Muhammadiyah Rongkop Gunung Kidul Tahun 2011. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta. Riwidikdo H. 2012. Statistika Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press. Sukintaka. 2001. Teori Pendidikan Jasmani. Solo: ESA Grafika. You R., Il LA., dan Ivanov IT. 2013. The Biomechanics Behind Kicking A Soccer Ball. Vanier College, 5/19/2013, 1-16.
6