HUBUNGAN INTERNASIONAL MOH. IKMAL
Informasi Akademik
: Blog : Mohammadikmal.Wordpress.Com
E-mail
:
[email protected]
Deskripsi perkuliahan Mata kuliah hubungan internasional merupakan disiplin ilmu yang memberikan gambaran tentang ruang lingkup kajian serta isu-isu yang dibahas dalam studi hubungan internasional termasuk juga paradigma yang berkembang, studi HI sebagai bagian dari dinamika kehidupan kehidupan sosial masyarakat dunia.
Rincian pokok materi 1.
Konsep dan prinsip dasar studi HI (2 kali pertemuan) a. Hubungan internasional sebagai suatu kajian b. Sejarah perkembangan studi HI c. teori dalam studi HI
2.
Negara dan sistem internasional (3 kali pertemuan) a. b. c.
3.
Konseptualisasi negara Aktor-aktor dalam HI Beberapa model sistem internasional
Politik luar negeri terhadap sistem hubungan internasional ( 2 kali pertemuan) a. b. c. d.
Konsep dan instrumen politik luar negeri Instrumen propaganda internasional Instrumen dalam bidang ekonomi Instrumen dalm bidang intervensi
Lanjutan... 4.
Institusi utama sistem internasional (2 pertemuan) a. b. c.
5.
Prinsip dasar hukum internasional Sumber hukum internasional Subjek hukum internasional
Manajemen konflik dalam sistem internasional (2 pertemuan) a. b. c. d.
Manajemen konflik dalam sistem internasional Penyelesaian konflik secara damai Perdamaian melalui organisasi internasional dan regional Penyelesaian konflik secara kekerasan
Tugas HI 1.
Review dan presentasi kelompok buku “ global mapping future” NIC. Presentasi setelah UTS
KONSEP DAN PRINSIP DASAR STUDI HI
1.
HI merupakan bagian dari dari sosiologi yg khusus mempelajari masyarakat internasional mencakup bidang politik, ekonomi, sosial budaya, hankam dan sebagainya..
2.
Kompleksitas hubungan internasional memberikan akses perhatian secara akademis untuk mempelajari hubungan internasional antar negara-negara sejak akhir PD II.
3.
Ketertarikan tersebut di sebabkan oleh 3 faktor yaitu : a. b. c.
4.
Multiplikasi pelaku-pelaku (aktor) baik jenis maupun jumlahnya di bidang HI dimana persengketaan mungkin timbul Multiplikasi jumlah masalah-masalah yg menjadi sebab persengketaan muncul Multiplikasi cara dan peralatan yg dapat di gunakan utk memecahkan persengketaan di masa depan
Dewasa ini jumlah negara-negara bangsa tidak kurang dari 159 negara, jauh melebihi jumlah pada PD II jumlah negara-negara bangsa (nation state) yang hanya mencapai kurang lebih 50-an negara.
lanjutan... 1.
Disamping ada NEGARA sebagai pelaku juga ada pelaku INTERNASIONAL, TRANSNASIONAL ATAU SUPRANASIONAL yang lain semisal PBB, UE, MNC, LSM, IGOs, INGOs (inter-nongovernment organzationan) dan sebagainya yang jumlah kini kurang lebih dari 200-an organisasi.
2.
Jadi alasan mempelajari HI : a. b.
POLITIK LUAR NEGERI : untuk mengetahui dampak atau implikasi serta pengaruhnya yg di timbulkan oleh peristiwa-peristiwa yang terjadi di bidang internasional AKADEMIS : digunakan untuk kepentingan penelitian hubungan internasional yg mengajarkan bahwa konflik persengketaan tidak selamanya langgeng dan bisa mengancam kehidupan kita.
Perkembangan studi HI
TEORI DALAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL 1.
Teori merupakan sistem generalisasi yang berdasarkan penemuan-penemuan empiris atau yg telah di uji secara empiris, teori berfungsi sebagai : a. Eksplanasi (menjelaskan berbagai peristiwa yang terjadi dalam masyarakat) b. Prediksi (memberikan sejumlah ramalan terhadap peristiwa-peristiwa berdasarkan sejumlah kecenderungan-kecenderungan yang sedang terjadi dan dampak yang akan terjadi dimasa depan)
2.
Teori dalam studi Hubungan Internasional adalah merupakan instrumen yang dapat membantu menjelaskan sekaligus memberikan ramalan terhadap fenomena-fenomena internasional di masa depan.
3.
Beberapa judul buku “ The History Of Peloponesian War” yang ditulis pada abad ke-4 SM dianggap sbg catatan klasik terhadap studi HI.
4.
Pra PD I sejumlah teori-teori politik internal kenegaraan banyak di pelajari dalam studi HI.
Teori-teori dalam studi HI 1.
TEORI REALISME POLITIK ; teori menjelaskan bahwa lokasi/wilayah geografis suatu bangsa akan memberikan pengaruh terhadap kemampuan nasionalnya serta orientasi kebijaksanaan politik luar negerinya.
2.
TEORI SISTEM ; adalah merupakan teknik untuk membangun/membentuk/mengembangkan suatu pengertian dan pemahaman hubungan-hubungan antara bangsa-bangsa yakni bertujuan utk mengidentifikasi, mengukur interaksi ke dalam suatu sistem dan subsistem, serangkaian perilaku dalam sistem dan reaksinya kepada yg lain. Enam model teori sistem : a. b.
c. d.
Balance of power system ; merupakan teori sistem sosial klasik yg tidak memiliki subsistem sebagai komponen di dalamnya. Sistem bipolar longgar ; teori ini berkembang sejak perang dingin (1947-1978). Dalam sistem bipolar longgar, aktor utamanya adalah negara-negara adidaya (block actors) seperti NATO ataupun blok komunis serta negara-negara universal seperti PBB. Dan hampir semua aktor nasional menjadi aktor universal dalam sistem ini. Sistem bipolar ketat ; sistem ini bipolar ketat sangat berbeda dengan bipolar longgar. Dalam sistem bipolar ketat ditandai bahwa dunia seluruhnya dibagi menjadi dua kerajaan (WASHINGTON-MOSKOW) yang masing-masing mengontrol sekutu-sekutunya. Sistem universal ; sistem ini merupakan bentuk konsekuensi perkembangan dari aktor dalam sistem universal yg berada dalam sistem bipolar longgar.
Lanjutan... e. Sistem berjenjang/bertingkat ; merupakan sistem sosial yang bisa lahir dalam sistem demokrasi maupun dalam sistem otoritarian. f. Sistem veto-unit/proliferasi ; merupakan sistem yang menggambarkan bahwa negara-negara yang banyak memiliki kapabilitas senjata strategis/arsenal-arsenal senjata nuklir bisa mereka gunakan untuk menghambat negara lain atas pertimbangan kekuatan proliferasi atau veto.
NEGARA DAN SISTEM INTERNASIONAL Materi pembahasan : a. Konseptualisasi negara b. Aktor-aktor dalam HI c. Beberapa model sistem internasional
1.
Negara = seperangkat lembaga (institusi), memiliki wilayah (biasa disebut masyarakat) dan memiliki monopoli terhadap pembuatan aturan dalam batas wilayah teritorialnya
2.
Dalam perspektif hubungan internasional negara pada 3 abad yg lalu dipandang sebagai “leading actors” (pemimpin aktor) dalam sistem hubungan internasional.
3.
Namun, pada abad 20-an aktor-aktor dalam hubungan internasional semakin luas, MNCs, IGOs, NGOs, MEE, dsb.
Politik luar negeri 1.
Dalam mempelajari politik luar negeri, penegertian dasar yang harus kita ketahui yaitu politik luar negeri itu pada dasarnya merupakan “action theory”, atau kebijakasanaan suatu negara yang ditujukan ke negara lain untuk mencapai suatu kepentingan tertentu.
2.
Secara pengertian umum, politik luar negeri (foreign policy) merupakan suatu perangkat formula nilai, sikap, arah serta sasaran untuk mempertahankan, mengamankan, dan memajukan kepentingan nasional di dalam percaturan dunia internasional.
3.
Salah satu cara untuk memahami konsep politik luar negeri adalah dengan jalan memisahkannya ke dalam dua komponen: politik dan luar negeri. Politik (policy) adalah seperangkat keputusan yang menjadi pedoman untuk bertindak, atau seperangkat aksi yang bertujuan untuk mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. mengenai kedaulatan dan konsep “wilayah” akan membantu upaya memahami konsep luar negeri (foreign).
4.
politik luar negeri (foreign policy) berarti seperangkat pedoman untuk memilih tindakan yang ditujukan ke luar wilayah suatu negara.
TUJUAN POLUGRI 1.
Tujuannya merupakan fungsi dari proses dimana tujuan negara disusun. Tujuan tersebut dipengaruhi oleh sasaran yang dilihat dari masa lalu damn aspirasi untuk masa yang akan datang. Plano berpendapat bahwa setiap kebijakan luar negeri dirancang untuk menjangkau tujuan nasional. Tujuan nasional yang hendak dijangkau melalui kebijakan luar negeri merupakan formulasi konkret dan dirancang dengan mangaitkan kepentingan nasional terhadap situasi internasional yang sedang berlangsung serta power yang dimiliki untuk menjangkaunya.
2.
K.J. Holsti memberikan tiga kriteria untuk mengklasifikasikan tujuan-tujuan politik luar negeri suatu negara, yaitu : ◦ Nilai (values) yang menjadi tujuan dari para pembuat keputusan. ◦ Jangka waktu yang dibutuhkan untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Dengan kata lain ada tujuan jangka pendek (short-term), jangka menengah (middleterm), dan jangka panjang (longterm). ◦ Tipe tuntutan yang diajukan suatu negara kepada negara lain.15
SUMBER-SUMBER POLITIK LUAR NEGERI Keputusan / kebijakan politik luar negeri suatu negara dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal baik dari lingkungan eksternal (external environment) maupun lingkungan internal (internal environment).
Faktor-faktor penentu polugri 1. Howard Lentner mengklasifikasikannya ke dalam dua elompok , yaitu determinan luar negeri dan determinan domestik. 2. Determinan luar negeri mengacu pada keadaan sistem internasional dan situasi pada suatu waktu tertentu. Sistem internasional didefinisikan sebagai pola interaksi diantara negara-negara yang terbentuk/dibentuk oleh struktur interaksi diantara pelaku-pelaku yang palking kuat (most powerful actors). 3. Sedangkan konsep situasi diartikan sebagai pola-pola interaksi yang tidak tercakup/ mencakup keseluruhan sistem internasional. Sebagai contoh pola hubungan dianatara negara-negara di Asia Tenggara yang terlibat dalam ASEAN akan dibahas sebagai suatu “situasi”.
POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA A. LANDASAN POLUGRI INDONESIA ◦ Landasan Idiil pancasila ◦ Landasan Konstitusional UUD 1945 alinea I dan IV : “...bahwa sesungguhnya kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan..” (alinea I)
”…dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial, …”. Pasal 11 UUD 1945 (amandemen) berbunyi : ”Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan perang, membuat perdamaian, dan perjanjian dengan negara lain.” ◦ Landasan Operasional Bebas Aktif Menurut Hatta, politik “Bebas” berarti Indonesia tidak berada dalam kedua blok dan memilih jalan sendiri untuk mengatasi persoalan internasional. Istilah “Aktif” berarti upaya untuk bekerja lebih giat guna menjaga perdamaian dan meredakan ketegangan kedua blok. (Mohammad Hatta, 1976:17).
POLUGRI DI INDONESIA Dalam konteks kekinian, Deplu indonesia merumuskan tiga arahan politik luar negeri indonesia yaitu : 1. Meningkatkan kualitas diplomasi Indonesia dalam rangka memperjuangkan kepentingan nasional. 2. Melanjutkan komitmen Indonesia terhadap pembentukan identitas dan pemantapan integrasi regional. 3. Melanjutkan komitmen Indonesia terhadap upaya-upaya pemantapan perdamaian dunia. Untuk itu, dalam konsteks yang lebih luas Indonesia juga meletakkan tiga program utama nasional politik luar negeri yang harus segera dilakukan yaitu: 1. Pemantapan Politik Luar Negeri dan Optimalisasi Diplomasi Indonesia dalam penyelenggaraan hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik luar negeri. Tujuan pokok dari upaya tersebut adalah meningkatkan kapasitas dan kinerja politik luar negeri dan diplomasi dalam memberikan kontribusi bagi proses demokratisasi, stabilitas politik dan persatuan nasional. 2. Peningkatan kerjasama internasional yang bertujuan memanfaatkan secara optimal berbagai peluang dalam diplomasi dan kerjasama internasional. 3. Penegasan komitmen Perdamaian Dunia yang dilakukan dalam rangka membangun dan mengembangkan semangat multilateralisme dalam memecahkan berbagai persoalan keamanan internasional. Langkah diplomatik dan multilateralisme yang dilandasi dengan penghormatan terhadap hukum internasional dipandang sebagai cara yang lebih dapat diterima oleh subjek hukum internasional dalam mengatasi masalah keamanan internasional.
Beberapa isu yang menjadi isu global kontemporer: 1.
Ekonomi Perdagangan
2.
Kemiskinan
3.
Pembangunan: kemajuan atau eksploitasi?
4.
Regionalisme (integrasi kawasan)
5.
Nasionalisme, Etnisitas, Konflik – Etnonasionalisme
6.
Terorisme
7.
HAM
8.
Nuklir
9.
Kejahatan Transnasional