HUBUNGAN FAKTOR RISIKO UMUR DAN PARITAS DENGAN JENIS PERSALINAN BUATAN DI RSUD TOTO KABILA KABUPATEN BONEBOLANGO TAHUN 2013
KARYA ILMIAH
Disusun Oleh IKA SUHERLIN, SST NIP. 198603302010122004
POLITEKNIK KESEHATAN GORONTALO KEMENTERIAN KESEHATAN RI 2014
1
2
PERSETUJUAN PEMBIMBING DAN PENGUJI Karya Ilmiah HUBUNGAN FAKTOR RISIKO UMUR DAN PARITAS DENGAN JENIS PERSALINAN BUATAN DI RSUD TOTO KABILA KABUPATEN BONEBOLANGO TAHUN 2013 Disusun Oleh IKA SUHERLIN, SST NIP. 198603302010122004
Konsultan Utama,
NURNANINGSIH A. ABDUL, M.Keb NIP.197912022002122003
3
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Karya Tulis Ilmiah ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan tertentu di suatu Perguruan Tinggi dan sepengetahuan penulis tidak terdapat karya atau pendapat orang lain baik yang dipublikasikan maupun tidak, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam Karya Tulis Ilmiah dan disebutkan dengan jelas dalam daftar pustaka. Bila mana dikemudian hari pernyataan ini terbukti tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.
Gorontalo, 12 Agustus 2014 Penulis,
Ika suherlin, SST
4
KATA PENGANTAR Assalamu Alaikum Wr. Wb Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala berkah dan karunia-Nya serta kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan Faktor Risiko Umur dan Paritas dengan Jenis Persalinan Buatan di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bonebolango Tahun 2013”. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan Karya Ilmiah ini banyak kesulitan yang dihadapi, namun berkat ketekunan, kemauan, petunjuk, arahan dan bantuan moril maupun materi dari berbagai pihak, maka semua kesulitan itu dapat teratasi sehingga Karya Ilmiah ini bisa terselesaikan tepat pada waktunya. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus dan mendalam kepada yang terhormat: 1. Drs. Sarifuddin M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Gorontalo. 2. Dr. Toni Doda, Sp.OG, selaku Direktur di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bonebolango beserta jajarannya yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian. 3. Dra. Hj. Sunarti Patabuga, M.Kes, selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Gorontalo. 4. Nurnaningsih Ali Abdul ,M.Keb, selaku konsultan yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam membimbing dan mengarahkan penulis dalam proses penyusunan Karya Ilmiah ini.
5
5. Ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada keluarga yang merupakan pelita dan spirit dalam memberikan motivasi, membantu dalam material dan senantiasa berdoa untuk keberhasilan penulis. 6. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan, dukungan serta doa selama ini kepada penulis. Dengan keikhlasan dan kerendahan hati penulis haturkan ucapan terima kasih
dengan iringan Do’a semoga TYME
memberikan balasan yang
setimpal dengan amal kebajikan atas segala bakti dan pengorbanan tersebut, penulis menyadari Karya Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga kritikan dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan oleh penulis.
Gorontalo, 12 Agustus 2014 Penulis
Ika Suherlin, SST
6
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL .................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN . .................................................................
ii
BIODATA PENULIS ...............................................................................
iii
PERNYATAAN ........................................................................................
iv
KATA PENGANTAR ..............................................................................
v
DAFTAR ISI ..............................................................................................
viii
DAFTAR TABEL .....................................................................................
ix
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................
x
ABSTRAK ................................................................................................
xiii
BAB. I PENDAHULUAN ......................................................................
1
A. Latar Belakang .......................................................................... .
1
B. Rumusan Masalah ................................................................... .
3
C. Tujuan Penelitian ................................................................... .
3
D. Manfaat Penelitian ................................................................... .
4
E. Keaslian Penelitian ................................................................... .
5
BAB. II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................
7
A. Tinjauan tentang Umur .............................................................
7
B. Tinjauan tentang Paritas .............................................................
8
C. Tinjauan tentang Persalinan .......................................................
10
D. Tinjauan tentang Persalinan dengan Ekstraksi Vakum ..............
10
E. Tinjauan tentang Persalinan Forceps .........................................
11
F. Tinjauan tentang Persalinan Sectio Caesarea ............................
13
G. Tinjauan tentang faktor risiko Sectio Caesarea .........................
18
H. Kerangka Konsep .......................................................................
21
7
I. Hipotesis.....................................................................................
21
BAB. III METODE PENELITIAN ........................................................
22
A. Jenis Penelitian ........................................................................
22
B. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................
22
C. Variabel Penelitian ....................................................................
22
D. Defenisi Operasional .................................................................
23
E. Populasi dan Subyek Penelitian ................................................
24
F. Instrumen Penelitian .................................................................
24
G. Teknik Pengumpulan Data ........................................................
24
H. Pengolahan dan Analisa Data ..................................................
25
I. Etika Penelitian ..........................................................................
28
J. Jalannya Penelitian.....................................................................
28
K. Keterbatasan Penelitian .............................................................
29
BAB. IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................
30
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .......................................
30
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan..............................................
32
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................
39
A. Kesimpulan ..............................................................................
39
B. Saran .......................................................................................
39
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................
41
LAMPIRAN
8
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Definisi Operasional ..............................................................................
23
Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Umur dengan Jenis Persalinan Buatan Kasus Kontrol di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bonebolango tahun 2013 .....................................................
32
Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Paritas dengan Jenis Persalinan Buatan Kasus Kontrol di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bonebolango tahun 2013 .....................................................
33
Tabel 4. Hubungan antara Umur dengan Jenis Persalinan Buatan di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bonebolango Tahun 2013 .....................
34
Tabel 5. Hubungan antara Paritas dengan Jenis Persalinan Buatan di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bonebolango tahun 2013 .....................
35
9
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian ............................................
21
10
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Lembar Cekhlist Lampiran 2. Surat Permohonan Pengambilan Data Awal Lampiran 3. Surat Tugas Meneliti Lampiran 4. Surat Rekomendasi KESBANGPOL Lampiran 5. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Lampiran 6. Master Tabel Lampiran 7. Dokumentasi Lampiran 8. Hasil Perhitungan Analisis Hubungan antara Umur dengan Jenis Persalinan Buatan Lampiran 9. Hasil Perhitungan Analisis Hubungan antara Paritas dengan Jenis Persalinan Buatan Lampiran 10. Tabel Chi Square
11
ABSTRAK Politeknik Kesehatan Gorontalo Karya Ilmiah, 12 Agustus 2014 Ika Suherlin, SST Hubungan Faktor Risiko Umur dan Paritas dengan Jenis Persalinan Buatan di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bonebolango tahun 2013. Konsultan Utama Nurnaningsih Ali Abdul, M.Keb xii + 41 halaman + 5 tabel + 10 lampiran Daftar Pustaka 19 buah (2007 - 2013) Persalinan terbagi beberapa jenis persalinan yaitu persalinan spontan, buatan dan anjuran. Persalinan buatan merupakan persalinan yang dibantu oleh tenaga dari luar misalnya forceps atau ekstraksi vakum dan operasi sectio caesarea. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor risiko umur dan paritas dengan jenis persalinan buatan di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bonebolango. Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian dengan pendekatan case control study yang bersifat retrospektif, untuk menganalisis faktor risiko umur dan paritas dengan jenis persalinan buatan. Dalam penelitian ini di gunakan 2 variabel yaitu variabel bebas adalah umur dan paritas, variabel terikat adalah jenis persalinan buatan. Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan uji statistik chi square didapatkan bahwa X2 tabel dengan derajat kemaknaan α: 0,05 adalah 3,481 dan X2 hitung umur adalah 14,32 dan OR= 1,04 kali, sedangkan paritas adalah X2 hitung 31,04 dan OR= 1,66 kali artinya X2 hitung lebih besar dari X2 tabel. Kesimpulan ada hubungan antara umur dan paritas dengan jenis persalinan buatan. Kata Kunci: Umur, Paritas, Persalinan Buatan.
12
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. AKI juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam Millennium Development Goals (MDGs), yaitu meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai ¾ risiko jumlah kematian ibu (Annisa, 2010). Menurut Badan Kesehatan dunia bahwa persalinan dengan bedah sectio caesarea adalah sekitar 10 – 15% dari semua proses persalinan di negara-negara berkembang. Di Indonesia sendiri prestasi operasi sectio caesarea sekitar 5%. Kematian ibu akibat operasi sectio caesarea itu sendiri menunjukan 1 per 1000 persalinan pervaginam (WHO, 2007). Persalinan merupakan rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai dengan perubahan progresif pada serviks, dan diakhiri dengan pengeluaran plasenta (Varney, 2008). Pada persalinan terbagi beberapa jenis persalinan yaitu persalinan spontan, buatan dan anjuran. Persalinan buatan merupakan persalinan yang dibantu oleh tenaga dari luar misalnya forceps atau ekstraksi vakum dan operasi sectio caesarea (Yanti, 2009). National Sentinel Caesarean Birth Audit juga menemukan bahwa ibu cenderung menjalani kelahiran sectio caesarea seiring dengan bertambahnya usia
13
ibu hanya 7% ibu berusia di bawah 20 tahun yang menjalani sectio caesarea dibandingkan dengan 17% ibu berusia diatas 35 tahun. Weaver dkk, (2000) beragumentasi tentang persepsi bahwa ibu yang lebih tua cenderung mengalami komplikasi selama persalinannya dapat “meningkatkan kehendak”, baik ibu maupun ahli obstetriknya untuk melakukan sectio caesarea. Umur dianggap penting ikut menentukan prognosis persalinan karena dapat mengakibatkan kesakitan (komplikasi) baik pada ibu maupun janin.
Umur
reproduksi optimal bagi seorang ibu ada 20 – 35 tahun (Annisa, 2010). Paritas juga merupakan suatu faktor yang bermakna dalam kejadian pelahiran sectio caesarea. Hasil National Sentinel Caesarean Birth Audit menunjukkan bahwa angka sectio caesarea primer di Inggris adalah 24% untuk primigravida dan 10% untuk multipara. Dari beberapa ibu yang menjalani sectio caesarea angka sectio caesarea ulang adalah 67%. Risiko terjadi kelainan dan komplikasi yang besar pada ibu dengan primipara ini dikarenakan belum pernah memiliki pengalaman melahirkan. Sedangkan, pada grande multipara (ibu yang melahirkan > 5 kali) elastisitas uterusnya menurun terjadi peregangan berlebihan dari uterus menyebabkan atonia uteri dan meningkatkan perdarahan postpartum (Wahyuni, 2012). Berdasarkan data dari RSUD Toto Kabila pada tahun 2012 jumlah persalinan 626 orang, terdiri dari persalinan normal 239 orang, sectio caesarea 379 orang dan persalinan dilakukan ekstrasi vakum sebanyak 8 orang. Tahun 2013 jumlah seluruh persalinan 809 orang, 321 persalinan normal, sectio caesarea 456 orang dan tindakan ekstrasi vakum sebanyak 32 orang.
14
Pada tahun 2012 tidak ada yang mengalami kematian pada ibu setelah persalinan. Tahun 2013 terjadi kematian pada ibu setelah dilakukan persalinan buatan yaitu sectio caesarea dengan jumlah 3 orang akibat pre-eklamsia berat. Dari uraian diatas penulis tertarik untuk mengangkat masalah tersebut dalam suatu Karya Tulis Ilmiah dengan judul “ Faktor Risiko Umur dan Paritas dengan Jenis Persalinan Buatan di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bonebolango “. B. Rumusan Masalah Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini : 1.
Apakah ada faktor risiko umur dengan jenis persalinan buatan di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bonebolango tahun 2013 ?
2.
Apakah ada faktor risiko paritas dengan jenis persalinan buatan di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bonebolango tahun 2013 ? C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum Menganalisis faktor risiko umur dan paritas dengan jenis persalinan buatan di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bonebolango. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengidentifikasi faktor risiko umur ibu dengan jenis persalinan buatan di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bonebolango tahun 2013. b. Untuk mengidentifikasi faktor risiko paritas dengan jenis persalinan buatan di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bonebolango tahun 2013.
15
c. Untuk membandingkan antara umur dan paritas manakah faktor risiko yang paling besar dengan jenis persalinan buatan di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bonebolango tahun 2013. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Peneliti Menambah wawasan pengetahuan mengenai faktor risiko persalinan buatan dan pengalaman dalam menyusun, melaksanakan, dan menulis hasil penelitian. b. Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian dapat dimanfaatkan sebagai referensi penelitian selanjutnya apabila meneliti topik yang sama. 2. Manfaat Praktis a. Ibu Hamil Memberikan pengetahuan pada masyarakat mengenai faktor risiko yang berpengaruh terhadap persalinan dengan penyulit yang menyebabkan dilakukannya peralinan buatan, sehingga ibu hamil dapat melakukan upaya pencegahan. b. Bidan Meningkatkan kemampuan dalam memberikan KIE pada ibu hamil terutama tentang gambaran umum mengenai persalinan yang meliputi jenis, proses dan risiko persalinan.
16
c. Rumah Sakit Memberikan informasi dan masukkan dalam mengetahui angka kejadian persalinan buatan khususnya kepada mahasiswa kebidanan. E. Keaslian Penelitian Sepengetahuan peneliti belum ada yang pernah meneliti judul yang sama, namun ada yang mirip dengan peneliti yaitu : Nur Asriyati Djauhari (2013), “ Hubungan Paritas dan Usia dengan Kejadian Retensio Plasenta di Ruang Kamar bersalin RSUD Dr M.M Dunda Limboto 2012”. Jenis penelitian : Analitik dengan pendekatan case control study bersifat retrosfektif. Hasil
: Penelitian menunjukkan pengetahuan tentang hubungan paritas dan usia dengan kejadian retensio plasenta di ruang kamar bersalin masih kurang.
Populasi
: Semua ibu bersalin dengan kasus retensio plasenta di ruang kamar bersalin tahun 2012 50 orang, kontrol semua ibu tidak bersalin yang tidak retensio plasenta 520 orang.
Sampel
: Sampel penelitian ini seluruh ibu bersalin dengan kasus retensio plasenta di ruang kamar bersalin tahun 2012 50 orang dan kontrol 50 dengan cara pengambilan sampel simple random sampling.
Perbedaan dengan peneliti ini adalah : Variabel terikat : Jenis Persalinan Buatan
17
Populasi
: Semua ibu bersalin di ruangan kamar bersalin RSUD Toto Kabila 809 orang tahun 2013.
Sampel
: Seluruh ibu bersalin di ruangan kamar bersalin dengan kasus jenis persalinan buatan 288 orang tahun 2013 dan kontrol 288 orang.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Umur 1. Pengertian Umur Menurut Kusumawati (2010) umur adalah individu yang mulai terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat beberapa tahun. Semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja dari segi kepercayaan masyarakat yang lebih dewasa akan lebih percaya diri pada orang yang belum cukup tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman jiwa. Umur dianggap penting ikut menentukan prognosis persalinan karena dapat mengakibatkan kesakitan (komplikasi) baik pada ibu maupun janin. Umur reproduksi optimal bagi seorang ibu ada 20 – 35 tahun. Pada umur kurang dari 20 tahun, organ – organ reproduksi tidak berfungsi sempurna sehingga bila terjadi kehamilan dan persalinan akan lebih mudah mengakibatkan komplikasi, selain itu kekuatan otot – otot perineum dan otot – otot perut belum bekerja secara optimal sehingga sering terjadi persalinan lama atau macet yang memerlukan tindakan seperti sectio caesarea.
Ibu
hamil
berumur
muda
juga
memiliki
kecenderungan
perkembangan kejiwaannya belum matang sehingga belum siap menjadi seorang dan menerima kehamilannya dimana hal ini dapat berakibat terjadinya komplikasi obstetrik yang dapat meningkatkan angka kematian ibu dan perinatal (Annisa, 2010).
7
19
Faktor risiko untuk persalinan sulit pada ibu yang belum pernah melahirkan pada kelompok umur di bawah 20 tahun dan pada kelompok umur di atas 35 tahun adalah 3 kali lebih tinggi dari kelompok umur reproduksi sehat (20 – 35 tahun). 2. Tahap – Tahap Perkembangan Manusia Menurut Umur Menurut Kusumawati (2010), tahap – tahap perkembangan manusia menurut umur (dewasa) dibagi menjadi 3 yaitu : a. Early Adult Hood (21 – 35 tahun) Pada masa dewasa awal ini, hubungan sosial utama seseorang sudah terfokus pada partner dalam hubungan teman dan seks (perkawinan). b. Young End Middle Adult Hood (36 – 45 tahun) Pada masa dewasa pertengahan ini, hubungan sosial seseorang terfokus pada pembagian tugas antara bekerja dengan rumah tangga dan masa ini emosi sudah mulai stabil. c. Later Adult Hood ( > 45 tahun) Pada masa akhir dewasa ini,
hubungan
kemasyarakatan dalam
kelompoknya emosi seseorang cenderung relatif stabil dengan motivasi untuk hidup dan berkarir serta membantu sesama dengan baik. B. Tinjauan Tentang Paritas Menurut Wahyuni (2012), paritas adalah jumlah anak yang telah dilahirkan seorang wanita dalam keadaan hidup atau mati. Jumlah anak yang dilahirkan oleh wanita adalah faktor penting dalam menentukan nasib ibu dan janin selama kehamilan dan persalinan. Persalinan pertama sekali (primipara)
20
biasanya mempunyai risiko yang relatif tinggi terhadap ibu dan anak, kemudian risiko ini menurun pada paritas kedua dan ketiga, dan akan meningkat lagi pada paritas keempat dan seterusnya. Paritas adalah persalinan yang dialami oleh seorang ibu, paritas 2 sampai 3 merupakan paritas yang paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal yang tinggi.
Lebih tinggi paritas lebih tinggi pula kematian
maternal. Risiko paritas 1 dapat ditangani dengan asuhan obstetri lebih baik, sedangkan risiko pada paritas tinggi dapat dikurangi atau dicegah dengan KB, sebagai kehamilan paritas tinggi adalah tidak direncanakan. Risiko terjadi kelainan dan komplikasi yang besar pada ibu dengan primipara ini dikarenakan belum pernah memiliki pengalaman melahirkan. Sedangkan, pada grande multipara (ibu yang melahirkan > 5 kali) elastisitas uterusnya
menurun
terjadilah
peregangan
berlebihan
dari
uterus
menyebabkan atonia uteri dan meningkatkan perdarahan postpartum (Annisa, 2010). 1. Kategori Paritas Menurut Wahyuni (2012), paritas dikategorikan menjadi 4 kelompok yaitu: a. Nullipara adalah ibu dengan paritas 0 b. Primipara adalah ibu dengan paritas 1 c. Multipara adalah ibu dengan paritas 2 – 5 d. Grande Multipara adalah ibu dengan paritas > 5
21
C. Tinjauan Tentang Persalinan 1. Pengertian persalinan Menurut Yanti (2009), persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu. 2. Jenis Persalinan Jenis persalinan dibagi menjadi : a. Persalinan spontan adalah bila persalinan berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri melalui jalan lahir ibu. b. Persalinan buatan adalah bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar misalnya ekstraksi forceps, ekstraksi vakum dan dilakukan operasi sectio caesarea. c. Persalinan anjuran adalah persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya tetapi berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian Pitocin atau prostaglandin. D. Tinjauan Tentang Persalinan Dengan Ekstraksi Vakum 1.
Persalinan Dengan Ekstraksi Vakum Menurut Kusumawati (2010), persalinan melalui vagina atau jalan lahir dengan menggunakan bantuan alat ekstraksi vakum, yaitu suatu cup yang terbuat dari baja atau sebuah plastic yang fleksibel lentur. Indikasi persalinan yang dapat ditolong dengan ekstraksi vakum adalah sebagai berikut : a. Kelelahan ibu (berdebar, terengah – engah, suhu badan yang tinggi, terlalu lelah untuk mendorong).
22
b. Partus macet pada kala II c. Gawat janin yang ringan (denyut jantung yang tidak teratur, meconium dalam cairan amnion). d. Toksemia gravidarum e. Ruptur uteri yang mengancam. 2. Dampak Negatif Dilakukan Persalinan Dengan Ekstraksi Vakum Persalinan dengan ekstraksi vakum dapat memberikan dampak pada ibu maupun bayi antara lain : a. Pada ibu Dapat mengakibatkan komplikasi pada ibu selama persalinan. Perluasan episiotomi atau perlukaan jaringan lunak, seperti luka goresan pada leher rahim, vagina, atau periurethral. b. Pada bayi Komplikasi berupa perlukaan pada kepala bayi, antara lain : retinal haemorrhages,
gatal,
robekan
atau
luka
lecet
kulit
kepala,
cephalohematoma, subgaleal hematoma, perdarahan dalam kepala (intracranial hemorrhage), subgaleal bleeding, tengkorak retak. E. Tinjauan Tentang Persalinan Dengan Forceps 1.
Persalinan Dengan Forceps Menurut Kusumawati (2010), persalinan dengan forceps merupakan persalinan tindakan melalui jalan lahir dengan menggunakan alat berbentuk bilah baja dobel yang ditempatkan dalam vagina dan pada sisi lain terkunci sebagai penjepit kepala bayi. Terdapat prasyarat tertentu yang wajib dipenuhi
23
sebelum menggunakan forceps, karena dengan persalinan ini hanya dapat dilakukan terutama jika pembukaan jalan lahir lengkap dan kepala bayi dengan ukuran yang terbesar telah melewati pintu atas panggul dan hamper sepenuhnya berputar, kulit kepala kelihatan secara mudah, dan kandung kemih ibu harus kosong. 2.
Indikasi Dilakukan Persalinan Dengan Forseps Adapun indikasinya adalah sebagai berikut : a. Gawat janin yang ditandai dengan denyut jantung janin cepat atau lambat dan tidak teratur, serta adanya meconium (pada janin letak kepala). b. Ruptur uteri yang mengancam. c. Adanya odema pada vagina atau vulva. d. Adanya tanda – tanda infeksi, seperti suhu badan meningkat lokia berbau. e. Eklamsia yang mengancam. f. Partus tidak maju – maju. g. Ibu – ibu yang sudah kehabisan tenaga.
3. Dampak Negatif Dilakukan Persalinan Dengan Forseps Persalinan dengan ekstraksi vakum dapat memberikan dampak pada ibu maupun bayi antara lain : a. Pada Ibu Dapat mengakibatkan ruptur uteri, kolpoporheksis, robekan pada portio uteri, vagina, peritoneum, simfisiolisis, syok perdarahan postpartum, pecahnya varises vagina.
24
b. Pada bayi Tergantung dari kondisi saat persalinan dan jenis forceps yang digunakan. Secara umum komplikasi yang terjadi pada bayi antara lain : kelumpuhan syaraf wajah, kelumpuhan urat lengan, retak tulang selangka atau cephalohematoma. F. Tinjauan Tentang Persalinan Sectio Caesarea 1. Pengertian Sectio Caesarea Sectio caesarea adalah suatu pembedahan guna melahirkan anak lewat insisi pada dinding abdomen dan uterus. Akan tetapi persalinan sectio caesarea bukanlah alternatif yang lebih aman karena penuh pengawasan khusus terhadap indikasi dilakukan sectio caesarea, karena tanpa pengawasan yang baik dan cermat akan berdampak pada kematian ibu (Annisa, 2010). Sectio caesarea adalah tindakan pembedahan dengan membuka dinding perut dan dinding rahim yang bertujuan melahirkan (Syafrudin, 2011). Sectio caesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding uterus (Prawirohardjo, 2007). 2.
Klasifikasi Sectio Caesarea Menurut Baston & Hall (2012), terdapat 4 klasifikasi sectio caesarea menurut kegawatannya, yaitu: a. Sectio Caesarea Darurat Merupakan ancaman segara terhadap nyawa ibu atau janin yang dikandungnya.
25
b. Sectio Caesarea Mendesak Merupakan gawat ibu atau janin, tetapi bukan merupakan ancaman segera terhadap nyawa mereka. c. Sectio Caesarea Terencana Merupakan pelahiran lebih awal dibutuhkan, tidak ada gawat ibu maupun janin. d. Sectio Caesarea Elektif Merupakan pelahiran yang dilakukan pada waktu yang sesuai baik bagi ibu maupun tim bedah sesarnya. 3.
Indikasi Sectio Caesarea Menurut Annisa (2010), indikasi Sectio Caesarea yaitu: a. Riwayat Sectio Caesarea Selama bertahun-tahun, uterus yang mengalami jaringan parut dianggap merupakan kontra indikasi untuk persalinan karena ketakutan akan kemungkinan ruptur uterus. b. Distosia Persalinan Penyebab distosia dapat dibagi menjadi tiga golongan besar, yaitu distosia karena kekuatan-kekuatan yang mendorong anak tidak memadai, distosia karena adanya kelainan letak janin atau kelainan fisik janin, dan distosia karena adanya kelainan pada jalan lahir. c. Distresi Janin Penatalaksanaan yang didasarkan pada pemantauan elektronik denyut
janin
(electronic
fetal
monitoring,
EFM)
menyebabkan
26
meningkatnya angka sectio caesarea atas indikasi denyut jantung janin yang menyakinkan, yang secara kurang tepat disebut “distres janin”. d. Presentasi Bokong Presentasi bokong adalah janin letak memanjang dengan bagian terendahnya bokong, kaki, atau kombinasi keduanya. Penyebab terjadinya presentasi bokong tidak diketahui, tetapi terdapat faktor resiko selain prematur, yaitu abnormalitas struktural uterus, anomaly janin (anesefali, hidrosefalus), dan riwayat presentasi bokong sebelumnya. 4. Manfaat Sectio Caesarea Menurut Chapman & Charles (2013), manfaat sectio caesarea adalah sebagai berikut : a. Sectio caesarea mungkin merupakan satu-satunya cara untuk melahirkan bayi pada kasus obstruksi persalinan. Kemungkinan lainnya adalah kematian janin, dan pada akhirnya kematian ibu. b. Jumlah kasus serebral palsi mungkin menurun. Akan tetapi, hanya 10% kasus serebral palsi yang agaknya terkait dengan proses kelahiran, dan tindakan sectio caesarea sepertinya tidak membawa perubahan (NICE, 2004). c. Sectio caesarea dapat mengurangi sebagian kasus prolaps uterovagina dan inkontinensia urin (tapi tidak seluruhnya), tapi tindakan ini tidak mempengaruhi inkontinesia alvi (NICE, 2004). d. Dapat mencegah nyeri perineum (NICE, 2004), kecuali jka ibu menjalani sectio caesarea setelah gagal melalui proses persalinan instrumental.
27
e. Sebagian ibu merasa ketakutan yang tidak wajar terhadap proses kelahiran yang mungkin tidak dapat dihilangkan dengan konseling. Sectio caesarea mungkin dapat mengurangi ketakutan ibu dan membuatnya merasa terkontrol. f. Sebagian ibu mungkin menganggap sectio caesarea elektif sebagai pengalaman melahirkan yang bersih menyaksikan “kultus selebritas” tentang sectio caesarea elektif. g. Sekelompok kecil ibu yang mengalami masalah panggul, misalnya dislokasi pinggul kongenital, dapat merasakan manfaat dari tindakan sectio caesarea, tapi kebanyakam dari mereka dapat dibantu untuk melahirkan normal. h. Sesuai keinginan (jika sectio caesarea elektif) orang tua tahu tanggal kelahiran bayi mereka. Tindakan ini mungkin relevan bagi orang tua yang ingin agar bayi mereka tidak lahir peringatan kematian saudaranya. i. Sectio caesarea dapat membantu resusitasi pada ibu yang mengalami henti jantung. j. Dianggap sebagai upaya perlindungan bagi dokter dari ligitasi: mereka yakin akan dianggap telah berusaha sebaik mungkin jika melakukan sectio caesarea, sekalipun hasilnya tidak lebih baik atau bahkan lebih buruk. 5.
Risiko Sectio Caesarea Menurut Chapman & Charles (2013), risiko dari tindakan sectio caesarea yaitu :
28
a. Nyeri abdomen. Beberapa ibu yang kurang beruntung gagal menjalani pelahiran instrumental, juga harus mengalami nyeri perineum. b. Cedera kandung kemih dan uretra, histerektomi, tapi tidak ada perbedaan cedera pada saluran kelamin. c. Peningkatan lama rawat di rumah sakit, perawatan ulang di rumah sakit dan kembali menjalani operasi. d. Implikasi untuk kehamilan selanjutnya dalah plasenta previa, ruptur uterus, dan lahir mati antepartum. Ibu cenderung lebih sulit melahirkan anak lagi setelah menjalani sectio caesarea dibandingkan setelah melahirkan pervaginam. e. Penyakit tromboflebitis, perawatan diunit terapi intensif. f. Kematian ibu. CEMACH (2004) menyatakan diperlukan penelitian lebih lanjut untuk membuat perkiraan yang lebih pasti tentang apa, jka ada kaitan peningkatan resiko kematian ibu dengan sectio caesarea, terutama ibu yang menjalani sectio caesarea tanpa indikasi. g. Morbiditas neonatus: bayi mungkin akan mengalami pernapasan yang buruk, terutama setelah tindakan sectio caesarea elektif,dan kadar gula darah rendah serta pengaturan suhu tubuh yang buruk (NICE, 2004). Bayi yang lahir dari ibu yang menjalani sectio caesarea elektif dua kali mungkin dirawat di unit perawatan intensif neonatus dibandingkan bayi yang lahir pervaginam. h. Beredar spekulasi bahwa sectio caesarea elektif itu sendiri mengakibatkan penurunan hormonal maternal (oksitosin, endorphin, katekolamin, dan
29
prolactin) yang dapat mempengaruhi mood postnatal, harga diri, dan pemberian ASI (Buckley, 2005). i. Gangguan stress pasca-trauma dapat disebabkan oleh berbagai proses kelahiran (Kitzinger, 2007), namun banyak kasus gangguan stress pascatrauma ditemukan menyusul tindakan sectio caesarea darurat (situs web BTA). Bukti “anekdot” ini dapat ditepis oleh sejumlah dokter. Kondisi tersebut tidak semata disebabkan oleh tindakan sectio caesarea itu sendiri, melainkan oleh perasaan lepas kendali dan minimnya dukungan yang mengakibatkan trauma psikologis. j. Biaya sectio caesarea (termasuk perawatan postnatal) mencapai dua kali biaya pelahiran instrumental dan 2 – 3 kali lebih tinggi dari biaya pelahiran per-vaginam (Henderson et al, 2001). G. Tinjauan Tentang Faktor Risiko Sectio Caesarea Menurut Baston & Hall (2012), faktor risiko adalah sebagai berikut : 1. Faktor ibu a. Umur National Sentinel Caesarean Birth Audit (Thomas & Paranjothy, 2001) juga menemukan bahwa ibu cenderung menjalani pelahiran sectio caesarea seiring dengan bertambahnya usia ibu hanya 7% ibu berusia di bawah 20 tahun yang menjalani sectio caesarea dibandingkan dengan 17% ibu berusia diatas 35 tahun. Weaver dkk, (2000) beragumentasi tentang persepsi bahwa ibu yang lebih tua cenderung mengalami komplikasi
30
selama persalinannya dapat “meningkatkan kehendak”, baik ibu maupun ahli obstetriknya untuk melakukan sectio caesarea. b. Paritas Merupakan suatu faktor yang bermakna dalam kejadian pelahiran section caesarea. Hasil National Sentinel Caesarean Birth Audit menunjukkan bahwa angka sectio caesarea primer di Inggris adalah 24% untuk primigravida dan 10% untuk multipara. Dari beberapa ibu yang menjalani sectio caesarea angka sectio caesarea ulang adalah 67%. c. Etnis Telah dilaporkan (Tuck dkk, 1983) bahwa wanita kulit hitam (Afrika dan Karibia) memiliki angka kejadian sectio caesarea darurat yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan wanita kulit putih. Temuan dari National Sentinal Caesarean Birt Audit menyimpulkan bahwa proporsi pelahiran sectio caesarea lebih tinggi pada apabila ibu adalah wanita yang kulit hitam Afrika (31%) atau Krabia (24%) dibandingkan wanita kulit putih. Indikasi pelahiran sectio cesarea pada wanita ini diselidiki dan tampaknya berkaitan dengan proporsi penyakit medis ibu dan gawat janin yang lebih tinggi. d. Status Ekonomi Status ekonomi juga merupakan prediktor pelahiran sectio caesarea. Dengan menggunakan indeks kemiskinan multiple (indeks of multiple depripation) 2000, Barley,dkk (2004) menemukan bahwa ibu yang tinggal di wilayah – wilayah yang paling miskin di Inggris memiliki odds ratio
31
sectio caesarea elektif yang menurun secara bermakna (0,86) bila dibandingkan dengan ibu yang lebih mampu. Tidak terdapat perbedaan untuk sectio caesarea darurat. Dalam suatu penelitian longitudinal prosfektif yang melibatkan suatu kohort berisikan 22.948 ibu, Hall, dkk. (1989) mendapat bahwa ibu yang tergolong kalas sosial I – IIIa (diukur berdasarkan pekerjaan suaminya) cenderung menjalani sectio caesarea untuk melahirkan anak pertama mereka, dibandingkan dengan ibu – ibu lain. e.
Permintaan Ibu Permintaan ibu telah sering kali disebutkan sebagai alasan meningkatnya angka pelahiran sectio caesarea (Devandra & Arulkumaran 2003, Singer 2004, Singh, dkk, 2004). Menurut para klinis yang tergabung dalam National Sentinel Caesarean Birth audit, 7 % pelahiran sectio caesarea dilakukan atas permintaan ibu.
32
H. Kerangka Konsep Risiko +
Risiko -
Ibu bersalin yang dilakukan jenis persalinan buatan
Sampel
Risiko +
Risiko -
Ibu bersalin yang tidak dilakukan jenis persalinan buatan
Semua ibu bersalin di ruang kamar bersalin RSUD Toto Kabila tahun 2013
Gambar 1 Kerangka Konsep Keterngan : Variabel yang diteliti
G. Hipotesis 1. Ho : Umur merupakan faktor risiko jenis persalinan buatan Ha : Umur tidak merupakan faktor risiko jenis persalinan buatan 2. Ho : Paritas merupakan faktor risiko jenis persalinan buatan Ha : Paritas tidak merupakan faktor risiko jenis persalinan buatan.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian dengan pendekatan case control study yang bersifat retrospektif, untuk menganalisis faktor risiko umur dan paritas dengan jenis persalinan buatan. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2014 yang bertempat di Ruang Verlos Kamer (VK) Kebidanan RSUD Toto Kabila Kabupaten Bonebolango. C. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini di gunakan 2 variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah umur dan paritas, variabel terikat adalah jenis persalinan buatan.
22
34
D. Definisi Operasional Tabel 1 Definisi Operasional Variabel Variabel bebas : Umur
Paritas
Variabel terikat: Jenis persalinan buatan
Defenisi Operasional Umur adalah usia ibu dihitung saat lahir sampai ibu melahirkan
Parameter
Paritas adalah jumlah anak yang telah dilahirkan seorang wanita dalam keadaan hidup atau mati. Persalinan buatan adalah persalinan yang dibantu dengan tenaga dari luar yaitu ektraksi vakum, forceps, dan sectio caesarea.
Alat Ukur
Skala
Kategori
Umur pada Cekhlist saat melahirkan
Ordinal
Paritas jumlah Cekhlist anak yang dilahirkan
Ordinal
1. Umur 20 – 35 tahun risiko rendah. 2. Umur < 20 dan > 35 tahun risiko tinggi. 1. Risiko rendah (2 – 3 kelahiran) 2. Risiko tinggi (1 dan ≥ 4 kelahiran).
Persalinan Buatan
Nominal
Cekhlist
1. Persalinan buatan 2. Bukan persalinan buatan
35
E. Populasi Dan Subyek Penelitian 1. Populasi Populasi kasus dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin di ruangan kamar bersalin RSUD Toto Kabila 809 orang tahun 2013. 2. Sampel a. Kasus dalam penilitian ini adalah ibu yang dilakukan jenis persalinan buatan di ruangan kamar bersalin RSUD Toto Kabila 288 orang tahun 2013. b. Kontrol dalam penelitian ini adalah ibu yang tidak dilakukan jenis persalinan buatan di ruangan kamar bersalin RSUD Toto Kabila 288 orang tahun 2013. 3. Teknik Sampling Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling. F . Instrumen Penelitian Instrumen yang di gunakan peneliti adalah cekhlist yang dirancang sebagai instrumen penelitian ibu hamil dengan jenis persalinan buatan . G. Pengumpulan Data 1. Data Primer Data primer didata secara langsung dari responden melalui lembar cekhlist yang dirancang sendiri oleh peneliti. 2.
Data Sekunder a. Data jenis persalinan buatan di RSUD Toto Kabila tahun 2013 b. Data bukan jenis persalinan buatan di RSUD Toto Kabila tahun 2013
36
H. Pengolahan Data dan Analisis Data Setelah terkumpul data melalui cekhlist, kemudian dilakukan pengolahan data melalui beberapa tahapan sebagai berikut : 1. Pengolahan data a. Editing Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang di peroleh atau di kumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul. b. Coding Coding merupakan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri dari beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan dan analisa data menggunakan komputer. Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku (codebook) untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu variabel. c. Data Entry Data entry adalah kegiatan memasukan data yang telah dikumpulkan ke dalam master tabel atau data based komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau dengan membuat tabel kontigensi. d. Melakukan teknik analisis Dalam melakukan analisis, khususnya terhadap data penelitian, akan menggunakan ilmu statistika terapan, yang disesuaikan dengan tujuan yang hendak dianalisis, apabila penelitianya deskriptif
maka akan
37
menggunakan statistika deskriptif sedangkan analisis
analitik akan
menggunakan statistika inferensi (apabila untuk generalisasi). 2. Analisis Data a. Analisis Univariat Analisis univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran umum dengan cara mendeskripsikan tiap-tiap variabel dalam penelitian yaitu dengan melihat distribusi frekuensinya dengan menggunakan rumus : Rumus
Keterangan : P = Persentase F = Jumlah penerapan yang sesuai prosedur (nilai 1) n = Jumlah keseluruhan b. Analisis Bivariat Analisis bivariat dilakukan untuk melihat
pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat menggunakan analisis chi square (x2) dengan rumus :
( f0 fh )2 X i 1 fh 2
K
Dimana : x2 = Chi square f0 = Frekuensi observasi fh = Frekuensi harapan
38
Untuk hasil akhir digunakan uji statistik chi square (X2) dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1) Terlebih dahulu membuat rumusan hipotesis baik penelitian (H0) maupun hipotesis alternatif (Ha). 2) Menyusun tabel koefisien korelasi dan tafsiranya serta tabel kerja untuk melakukan komputasi data yang diperoleh ke dalam tabel memasukan data kedalam rumus yang ada. 3) Menguji nilai X2 yang di peroleh dengan menggunakan harga kritis (critical value X2 tabel ) yang disesuaikan dengan tingkat kemaknaan yang di tentukan (deviasi = 0,05 ). 4) Untuk menghitung derajat kebebasan dengan rumus : n=(c-1) (r – 1) Dimana : N : Derajat kemaknaan c : Banyaknya kolom r : Banyaknya baris 5) Menarik kesimpulan terhadap pengujian X2 yaitu H0 di terima jika X2 hitung < X2 tabel, H0 di tolak jika X2 hitung > X2 tabel atau X2 = X2 tabel, dan Ha di terima jika X2 hitung > X2 tabel. 6) Setelah dilakukan uji chi square maka analisa data dilanjutkan dengan perhitungan Odds Ratio (OR) dengan menggunakan tabel kontigensi 2x2 dengan tingkat kepercayaan 95 % (α = 0,05). Rumus : Berdasarkan hasil uji tersebut di atas ditarik kesimpulan dengan kriteria sebagai berikut :
39
1) OR = jika OR > 1 maka, variabel independen merupakan faktor risiko. 2) OR = 1 maka, variabel dependent bukan merupakan faktor risiko. 3) OR < 1 maka, variabel dependent merupakan faktor probetik. I. Etika Penelitian Etika dalam penelitian kebidanan merupakan masalah yang sangat penting, mengingat penelitian kebidanan berhubungan langsung dengan manusia. Etika penelitian kebidanan meliputi :. 1. Tanpa nama Merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang disajikan. 2. Kerahasiaan Dalam penelitian ini tidak boleh membukakan identitas objek penelitian baik individu maupun kelompok atau institusi, ini untuk kepentingan privasi/kerahasiaan, nama baik dan aspek hukum dan psikologis, secara langsung ataupun tidak langsung atau efeknya jauh dikemudian hari (Anonimity, 2010) J. Jalannya Penelitian 1. Tahap pelaksanaan penelitian dimulai dari tahap ujian untuk kelayakan penelitian (Ujian Proposal Penelitian).
40
2. Mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada Kepala Badan KESBANGPOL dan LINMAS Kabupaten Bonebolango. 3. Melakukan penelitian dari bulan Mei sampai dengan Juni 2014 dengan menggunakan instrumen penelitian berupa lembar cekhlist. 4. Melakukan pengolahan data dan selanjutnya melakukan analisis data 5. Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan uji Chi Square untuk melihat hubungan faktor risiko umur dengan jenis persalinan buatan. 6. Peneliti mendapatkan surat rekomendasi dari kepala ruangan VK yang selanjutnya diserahkan kebagian umum keperawatan. Dan keluar surat keterangan dari Direktur RSUD Toto Kabila yang menyatakan bahwa peneliti telah benar-benar melaksanakan penelitian. 7. Melakukan pengetikan Karya Tulis Ilmiah dan melakukan seminar hasil penelitian. K. Keterbatasan Penelitian Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah, peneliti menyadari masih terdapat banyak keterbatasan yang merupakan hambtan dalam penelitian diantaranya : 1. Penelitian ini merupakan pengalaman pertama bagi peneliti. 2. Waktu yang terbatas untuk melakukan penelitian . 3. Instrumen penelitian tidak uji validitas dan reliabilitasnya
41
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kabupaten Bone Bolango merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Gorontalo. Secara geografis, di sebelah timur Kabupaten Bone
Bolango
berbatasan
langsung
dengan
Kabupaten
Bolaang
Mongondow (Sulawesi Utara) dan Kecamatan Donggala di sebelah utara, sebelah selatan berbatasan dengan Kota Gorontalo dan sebelah barat berbatasan
dengan
Kecamatan
Telaga
dan
Kabupaten
Gorontalo.
Berdasarkan aturan Menteri Dalam Negeri Nomor 132 tahun 1978 luas area Kabupaten Bone Bolango adalah 1.984,31 km2 atau 16,24 % dari total luas wilayah Provinsi Gorontalo yang terdiri dari 19 Kecamatan. Sebagian besar wilayah Bone Bolango (48,65 %) terletak pada ketinggian antara 100–500 meter di atas permukaan laut. RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango terletak di Desa Permata Kecamatan Tilongkabila memiliki luas tanah 8 Ha terdiri dari 6 Ha areal persawahan dan 2 Ha bangunan gedung. RSUD Toto Kabila terletak di Desa Permata Kec. Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango dengan batas – batas sebagai berikut : 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Huntu Utara Kec. Bulango Selatan. 2. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Bongoime Kec. Tilongkabila. 3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Toto Utara Kec. TilongKabila.
42
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Dulomo, Kota Gorontalo 1. Struktur Organisasi RSUD Toto Kabila terdiri dari : a. Direktur; b. Kepala Bagian Tata Usaha; 1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; 2) Sub Bagian Perencanaan, Pendidikan dan Mutu; 3) Sub Bagian Rekam Medik, Hukum dan Organisasi; c. Kepala Bidang Pelayanan; 1) Kepala Seksi Pelayanan Medik; 2) Kepala Seksi Keperawatan; d. Kepala Bidang Penunjang Medik; 1) Kepala Seksi Diagnostik dan Logistik; 2) Kepala Seksi Sarana dan Prasarana; e. Kepala Bidang Keuangan; 1) Kepala Seksi Angggaran dan Perbendaharaan; 2) Kepala Seksi Verifikasi dan Akuntansi; f. Kelompok Jabatan Fungsional; 1) Komite Medik; 2) Komite Keperawatan; 3) Satuan Pengawas Internal. 2. Identitas Rumah Sakit Identitas Rumah Sakit dapat dilihat sebagaimana tersebut dibawah ini : Nama Rumah Sakit Kode Rumah Sakit
`
: RSUD TOTO KABILA : 7501032
43
Alamat Rumah Sakit
: Jln. Kesehatan No. 25 Desa Permata Kec. Tilongkabila Kab. Bone Bolango
Nomor Telepon
: 0435 – 828761
Nomor Fax
: 0435 – 828761
Jumlah Tempat Tidur
: 100 buah
Kelas Rumah Sakit
:C
Status Penggunaan
: Non Pendidikan
Status Pengelolaan
: Non Swadana
Nama Kepala Rumah Sakit
: Dr. Tonie Doda, Sp.OG
Pemilik Rumah Sakit
: PEMDA Kabupaten Bone Bolango
Tahun Mulai Operasional
: 7 Mei 2003
Luas Bangunan
: 6.000 M2
Luas Tanah
: 8 Ha
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan Adapun hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut : 1. Hasil Univariat Hasil Univariat dalam penelitian ini mencakup tentang umur, paritas dan jenis persalinan buatan di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bonebolango tahun 2013 seperti yang tersaji pada tabel-tabel berikut. a. Umur Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Persalinan Buatan Kasus Kontrol di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bonebolango Tahun2013 Umur Jumlah Persentase < 20 dan > 35 tahun 398 69,10 20 – 35 tahun 178 30,90 Jumlah 576 100,00 Sumber: Data sekunder di RSUD Toto Kabila Tahun 2013
44
Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang memiliki usia < 20 dan > 35 tahun
yaitu 398 orang (69,10%). Umur
dianggap penting untuk menentukan prognosis persalinan
karena dapat
mengakibatkan kesakitan (komplikasi) baik ibu maupun janin. Faktor risiko persalinan sulit pada ibu yang belum pernah melahirkan dikelompokkan pada umur di bawah 20 tahun dan di atas 35 tahun adalah 3 kali lebih tinggi dari kelompok umur reproduksi sehat 20 – 35 tahun (Kusumawati, 2010). b. Paritas Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Paritas Persalinan Buatan Kasus Kontrol di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bonebolango Tahun 2013 Paritas
Jumlah
Persentase
1 dan ≥ 4 2–3
334 242
57,99 42,01
Jumlah
576
100,00
Sumber: Data sekunder di RSUD Toto Kabila Tahun 2013
Tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian besar responden jumlah paritas 1 dan ≥ 4 kelahiran yaitu 334 orang (57,99%). Paritas adalah jumlah anak yang telah dilahirkan seorang wanita dalam keadaan hidup atau mati. Persalinan pertama (primipara) biasanya mempunyai risiko yang relatif tinggi terhadap ibu dan anak, kemudian risiko ini menurun pada paritas kedua dan ketiga dan akan meningkat lagi pada paritas keempat dan seterusnya.
45
2.
Analisis Bivariat a. Umur Tabel 4 Hubungan Umur dengan Jenis Persalinan Buatan di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bonebolango Tahun 2013
Umur
<20 dan >35 20 – 35 Jumlah
Persa linan Buatan
Jenis Persalinan Bukan Persali % nan Buatan
%
Jumlah
220 68
76,39 23,61
178 110
61,81 38,19
398 178
288
100,0 0
288
100,00
576
X2 Hitu Ng
OR (IK95%)
14,32
1,04 (1,990,95)
Sumber: Register Ibu Bersalin RSUD Toto Kabila Tahun 2013
Hasil analisis tabel 4 memperlihatkan hubungan umur dengan jenis persalinan buatan yaitu sebagian besar ibu bersalin yang berumur < 20 dan > 35 tahun mengalami persalinan buatan dengan risiko lebih tinggi yaitu 220 orang (76,39%) dibandingkan dengan ibu yang berumur 20 – 35 tahun yaitu 68 orang (23,61%). Berdasarkan analisis uji statistik Chi Square dengan derajat kemaknaan: α = 0,05 didapatkan X2 hitung lebih besar dari X2 tabel (14,32 > 1,04) Ha diterima artinya ada hubungan umur dengan jenis persalinan buatan di RSUD Toto Kabila Hasil uji odds ratio memperlihatkan OR = 1,04 berarti besarnya umur < 20 dan > 35 tahun memberikan risiko 1,04 kali lipat untuk dilakukan persalinan buatan dibandingkan dengan ibu bersalin yang berumur 20 – 35 tahun.
46
Dari hasil penelitian diatas jenis persalinan buatan banyak terjadi pada ibu bersalin yang berumur < 20 dan > 35 tahun. Umur adalah usia ibu yang dihitung saat lahir sampai ibu melahirkan (Kusumawati, 2010). b. Paritas Tabel 5 Hubungan Paritas dengan Jenis Persalinan Buatan di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bonebolango Tahun 2013
1 dan ≥ 4 2–3
200 88
Jenis persalinan Bukan persali % nan buatan 69,44 134 30,56 154
Jumlah
288
100,00
Paritas
Persa linan buatan
288
%
Jumlah
46,53 53,47
334 242
100,00
576
X2 Hitu Ng
OR (IK95%)
31,04
1,66 (2,610,95)
Sumber: Register Ibu Bersalin RSUD Toto Kabila Tahun 2013
Hasil analisis pada tabel 5 menunjukkan bahwa jumlah paritas ibu bersalin 1 dan ≥ 4 kelahiran mengalami risiko lebih tinggi terhadap persalinan buatan yaitu 200 orang (69,44%) dibandingkan dengan jumlah paritas 2 – 3 kelahiran yang bukan persalinan buatan yaitu 88 orang (30,56%). Berdasarkan hasil uji statistik Chi Square dengan derajat kemaknaan: α = 0,05 didapatkan X2 hitung lebih besar dari X2 tabel (31,04 > 3,841) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada hubungan paritas dengan jenis persalinan buatan. Hasil uji odds ratio yaitu OR = 1,66 berarti besarnya paritas 1 dan ≥ 4 ibu bersalin memberikan risiko 1,66 kali lipat untuk dilakukan persalinan buatan dibandingkan ibu bersalin dengan paritas 2 – 3 kelahiran. Dari hasil
47
penelitian di atas jenis persalinan buatan banyak terjadi pada ibu yang jumlah paritasnya 1 dan ≥ 4 kelahiran. Paritas adalah persalinan yang dialami oleh seorang ibu dengan jumlah anak yang telah dilahirkan dalam keadaan hidup ataupun mati (Wahyuni, 2012). Hasil penelitian di RSUD Toto Kabila disimpulkan bahwa ibu bersalin yang dilakukan jenis persalinan buatan dengan ekstraksi vakum yaitu 21 orang dilakukan karena kala II lama dan gawat janin, forceps tidak dilakukan karena dapat menyebabkan ruptur uteri, syok, perdarahan pospartum pada ibu, dan sectio caesarea jumlahnya 267 orang dilakukan karena olihidramion, KPD, gawat janin, PEB, dan kelainan letak janin. Hasil penelitian (Turcot, dkk, 2010) mengatakan bahwa pada wanita nulipara dengan umur ibu > 35 tahun paling kuat berhubungan dengan persalinan tindakan. Pada umur < 20 tahun organ – organ reproduksi belum berfungsi dengan sempurna sehingga bila terjadi kehamilan dan persalinan akan lebih mudah mengalami komplikasi. Selain itu, kekuatan otot – otot perineum dan otot – otot perut belum bekerja semaksimal mungkin, sehingga sering terjadi persalinan lama atau macet yang memerlukan tindakan (Kusumawati, 2010). Penelitian Gordon menyimpulkan dari semua pengalaman umur lebih berisiko terjadi komplikasi kehamilan dan persalinan serta lebih tinggi angka sectio caesarea. Wanita nulipara (belum pernah melahirkan bayi hidup) mempunyai peningkatan risiko sebesar 5,6 kali untuk
48
persalinan ekstraksi vakum dibanding wanita multipara dan juga peningkatan risiko sebesar 2,2 kali untuk terjadi robekan perineum. Wanita nulipara risiko 3,4 kali lebih besar untuk dilakukan persalinan sectio caesarea darurat dari wanita yang multipara dan wanita multipara pilihan sectio caesarea lebih sering dari pada wanita nulipara. Upaya agar persalinan buatan tidak meningkat diharapkan pada bidan untuk dapat memberikan KIE dan mendekteksi dini
ibu hamil
terutama pada ibu hamil yang berumur < 20 dan > 35 tahun dan ibu hamil yang mempunyai jumlah paritas 1 dan ≥ 4 kelahiran tentang risiko dan proses kehamilan serta persalinan agar angka persalinan buatan lebih menurun. Pada ibu hamil diharapkan bisa merencanakan jumlah anak serta bisa mencari informasi tentang risiko dan proses kahamilan serta persalinan melalui media masa ataupun masyarakat yang sudah berpengalaman
dalam
hal
kehamilan
dan
persalinan
tentang
komplikasi/penyulit. Dan pada keluarga terlebihnya yang sudah memiliki pengalaman dalam hal kehamilan dan persalinan diharapkan untuk dapat memberikan dukungan serta informasi tentang risiko, proses kehamilan dan persalinan sehingga tidak terjadi persalinan buatan.
49
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya terhadap hubungan faktor risiko umur dan paritas dengan jenis persalinan buatan di RSUD. Toto Kabila Kabupaten Bonebolango tahun 2013 dibuat kesimpulan sebagai berikut: 1.
Umur ibu hamil <20 dan >35 tahun merupakan faktor risiko dengan OR= 1,04 kali lipat terhadap persalinan buatan di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bonebolango tahun 2013.
2.
Paritas ibu 1 dan ≥ 4 kelahiran merupakan faktor risiko dengan OR= 1,66 kali lipat terhadap persalinan buatan di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bonebolango tahun 2013.
3.
Paritas merupakan faktor risiko yang lebih tinggi yaitu OR =1,66 kali lipat dibandingkan dengan umur OR= 1,04 kali lipat pada persalinan buatan di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bonebolango tahun 2013. B. Saran Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan tentang hubungan faktor risiko
umur dan paritas dengan jenis persalinan buatan di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bonebolango tahun 2013, yang menjadi saran peneliti adalah: 1.
Bagi Rumah Sakit Diharapkan dengan adanya penelitian ini Rumah Sakit khususnya tenaga kesehatan seperti bidan dapat mendeteksi dini ibu hamil yang berisiko dan
50
dapat meningkatkan keterampilan dalam segala tindakan berdasarkan prosedur terutama dalam hal menangani persalinan buatan. 2.
Bagi Ibu Hamil Diharapkan bagi ibu hamil lebih mengenal tanda – tanda bahaya kehamilan dan rajin memeriksakan kehamilan sedini mungkin untuk mencegah kemungkinan bahaya yang terjadi.
3.
Bagi Peneliti Selanjutnya Pada peneliti selanjutnya yang berminat meneliti kasus yang sama diharapkan dapat meneliti variabel lainnya seperti pendidikan, jarak kehamilan dan sosial ekonomi yang berhubungan dengan jenis persalinan buatan.
51
DAFTAR PUSTAKA Annisa, 2010, Faktor – Faktor Risiko Persalinan Sectio Caesaria , Universitas Islam Negeri Syarif Hidayahtullah,Diakses 30 Desember 2011. Anonimity, 2010, Data Angka Kematian Ibu Menurut WHO, http://kesehatan ibu.depkes.go.id/archives/678,Diakses 04 Maret 2011. Baston, Hall, 2012, Persalinan, Buku Kedokteran, EGC. Chapman, Charles, 2013, Persalinan & Kelahiran Asuhan Kebidanan, Buku Kedokteran, ECG. Djauhari, 2013, Hubungan Paritas dan Usia dengan Kejadian Retensio Plasenta di Ruang Bersalin, Karya Tulis Ilmiah. Kasjono, Yasril, 2010, Teknik Sampling untukPenelitian Kesehatan, Graha Ilmu Kusumawati, 2010, Faktor – Faktor Risiko yang berpengaruh terhadap Persalinan dengan Tindakan, Universitas Semarang, http://eprints.undip.ac.id/15334/1/.pdf,Diakses 30 November,2011. Nice, 2004, Persalinan & Kelahiran Asuhan Kebidanan, Buku Kedokteran ,ECG. Notoatmodjo, 2012, Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Prawiroharjo, 2007, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta. Sarifuddin, dkk. 2010, Pedoman Penulisan Usulan penelitian dan Karya Tulis Ilmiah, Politeknik Kesehatan Gorontalo. Setiawan, Saryono, 2011, Metode Penelitian Kebidanan, Muha Medika. Sugioyono, 2012, Biostatistika, Alfabeta Bandung. Syafrudin, 2011, Untaian Materi Penyuluhan Kia Kesehatan Ibu dan Anak, Trans Info Media, Jakarta. Turcot, dkk, 2010, Faktor – Faktor Risiko yang berpengaruh terhadap Persalinan dengan Tindakan, Universitas Semarang, http://eprints.undip.ac.id/15334/1/.pdf,Diakses 30 November,2011. Varney,dkk, 2008, Asuhan Kebidanan, Buku Kedokteran, ECG.
52
Wahyuni, 2012, Hubungan Riwayat Sectio Caesaria dengan VBAC, Universitas Banda Aceh, http://simtakp.stmikubudiyah.ac.id/dockti/.pdf,Diakses 04 Oktober,2013. WHO, 2007, Data Angka Kematian Ibu Menurut WHO, http://kesehatan ibu.depkes.go.id/archives/678,Diakses 15 April 2008. Yanti, 2009, Asuhan Kebidanan, Buku Kedokteran, ECG.
53
Lampiran 1
HUBUNGAN FAKTOR RISIKO UMUR DAN PARITAS DENGAN JENIS PERSALINAN BUATAN DI RSUD TOTO KABILA KABUPATEN BONEBOLANGO Tahun 2013 Lembar Cekhlist
Petunjuk Umum a. Isilah data umu anda dengan benar b. Berilah tanda centang (√) pada jawaban yang dianggap benar.
Data Responden Nama ibu
:
Umur
:
GPA
:
20 – 35 Tahun
1 dan ≥ 4 Kelahiran 2 – 3 Kelahiran
Jenis Persalinan Buatan :
Ekstraksi Vakum
Forceps
Sectio Caesarea
< 20 dan >35 Tahun
54
Lampiran 2 Hasil Perhitungan Tabel 4 Analisis Hubungan Umur Dengan Jenis Persalinan Buatan di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bonebolango Tahun 2013
Persa linan Buatan
Umur
<20 dan >35 20 – 35 Jumlah
220 68 288
Jenis Persalinan Bukan Persalin % an Buatan 76,39 178 23,61 110 100,00 288
% 61,81 38,19 100,00
Jumlah
X2 Hitu ng
OR (IK95%)
398 178 576
14,32
1,04 (1,990,95)
Sumber: Register Ibu Bersalin RSUD Toto Kabila Tahun 2013
Dari hasil analisis tabel di atas menunjukkan bahwa kejadian dengan jenis persalinan buatan pada ibu yang umur <20 dan >35 tahun lebih besar yaitu 220 orang (76,39%) dibandingkan dengan ibu yang umur 20 – 35 tahun yaitu 68 orang (23,61%). a. Mencari frekuensi harapan dengan rumus : (∑fr)( ∑fc) fh = ∑T Dimana: fh : Frekuensi harapan ∑fr : Jumlah frekuensi dalam baris ∑fc : Jumlah frekuensi dalam baris ∑T : Jumlah total
ƒh = ƒa =288 x 398 = 199 576
ƒb = 288 x 398 = 199 576
OR= 220 x 110 = 1,99 178 x 68 IK – 95 % = 1,04 OR ≥ 3,481
ƒc = 288 x 178 = 89 576
ƒd = 288 x 178 = 89 576
55
b. Hasil akhir analisis bivariat menggunakan rumus chi square (X2) dengan rumus:
+ c. Menguji nilai X2 yang diperoleh dengan menggunakan harga kritis yang disesuaikan dengan tingkat kemaknaan yang ditentukan (deviasi = 0,05). d. Menghitung derajat kebebasan dengan rumus: n (c 1)(r 1) , dimana: n : derajat kemaknaan (dk). c : banyaknya kolom. r : banyaknya baris. d.k = (c-1) (r-1) = (2-1) (2-1) = 1.1 = 1 Jadi x2 tabel dk =1;0,05 tabel = 3,481 Berdasarkan analisis uji statistik chi square dengan derajat kemaknaan: α = 0.05 di dapatkan X2 hitung lebih besar dari X2 tabel (14,32>3,481) maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada pengaruh umur dengan jenis persalinan buatan di RSUD Toto Kabila Tahun 2013
56
Lampiran 3 Hasil Perhitungan Tabel 5 Analisis Hubungan Paritas Dengan Jenis Persalinan Buatan di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bonebolango Tahun 2013
1 dan ≥ 4 2–3
200 88
Jenis Persalinan Bukan Persalin % an Buatan 69,44 134 30,56 154
Jumlah
288
100,00
Paritas
Persali nan buatan
288
Jumlah
% 46.53 53,47
334 242
100,00
576
X2 Hitu Ng
OR (IK95%)
31,04
1,66 (2,610,95)
Sumber: Register Ibu Bersalin RSUD Toto Kabila Tahun 2013
Hasil analisis tabel di atas menunjukkan bahwa jenis persalinan buatan dengan jumlah paritas 1 dan ≥ 4 kelahiran sebanyak 200 orang (69,44%) lebih besar dibandingkan dengan jumlah paritas 2 – 3 kelahiran yaitu 88 orang (30,56%). a. Mencari frekuensi harapan dengan rumus : (∑fr)( ∑fc) fh = ∑T Dimana: fh : Frekuensi harapan ∑fr : Jumlah frekuensi dalam baris ∑fc : Jumlah frekuensi dalam baris ∑T : Jumlah total
ƒh = ƒa =288 x 334= 167 576 ƒb = 288 x 334 = 167 576
OR= 200 x 154 = 2,61 134 x 88 IK – 95 % = 1,66 OR ≥ 3,481
ƒc = 288 x 242= 121 576 ƒd = 288 x 242 = 121 576
57
b. Hasil akhir analisis bivariat menggunakan rumus chi square (X2) dengan rumus:
+ x²
6,52 + 6,52 + 9 + 9 31,04 c. Menguji nilai X2 yang diperoleh dengan menggunakan harga kritis yang disesuaikan dengan tingkat kemaknaan yang ditentukan (deviasi = 0,05). d. Menghitung derajat kebebasan dengan rumus: n (c 1)(r 1) , dimana: n : derajat kemaknaan (dk). c : banyaknya kolom. r : banyaknya baris. d.k = (c-1) (r-1) = (2-1) (2-1) = 1.1 = 1 Jadi x2 tabel dk =1;0,05 tabel = 3,481 Berdasarkan analisis uji statistik Chi kuadrat dengan derajat kemaknaan: α = 0.05 di dapatkan X2 hitung lebih besar dari X2 tabel (31,04 >3,481) maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada pengaruh paritas dengan jenis persalinan buatan di RSUD Toto Kabila tahun 2013.
58
22