Hubungan Faktor Pelayanan Kesehatan Kerja dengan Tingkat Kepuasan Karyawan Berdasarkan Persepsi Karyawan Wiwik Dian Cahyani Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Pekalongan ABSTRACT The drinking water factory in Ungaran who have the health services was preserved for employees during the work. The health services consist of the health services activity, health officer competency, equipment and health facility and health insurance. The problem of this research is about health service factors that influence to employees satisfaction. The aim of research are to know about relation between health services, health officer competency, equipment and facility, health insurance with the employees satisfaction on the company. The design of research with used cross section approach. The technique which had used on taking the sample is random sampling or random with used simple formulae to ensure proportion and degrees of accuration on the level of statistic which significance so that got sample amount 153 persons. The technique to taking data is used questionnaire and obsevation paper. The analysis data is used chi square test with looking the coefficient of contingency and the value of probility to know relation between health service and employees satisfaction level. The results of research shown that the service quality is good and 70.4% of employees satisfied. The capability of health officer is poor that 84,7% of employees are not satisfied, facility and equipment quality is good that 57,9 % satisfied and health insurance quality is good, 68% satisfied. Suggestion to improve the level of employees satisfaction to the health service in the company are the company could increase the current health service for employees more satisfied and making simple process to arrange the health insurance procedures. Keywords : health occupational and employees satisfaction level Berdasarkan Undang-undang
PENDAHULUAN
Nomor 23 tahun
1992 tentang Kesehatan, pasal 10 menyatakan Era desentralisasi
ini telah mendorong
pemerintah daerah untuk membangun wilayahnya dengan
menggembangkan
berbagai
program
termasuk program kesehatan kerja terutama bidang
pelayanan
kesehatan.
Terwujudnya
keadaan sehat adalah kehendak semua pihak, tidak hanya oleh orang per orang tetapi juga keluarga, kelompok dan masyarakat . Menurut konsep
BLUM
(1974)
untuk
mewujudkan
keadaan sehat tersebut banyak hal yang perlu dilakukan salah satu diantaranya yang dinilai mempunyai peranan yang cukup penting adalah penyelanggaraan pelayanan kesehatan (A.A.Gde Muninjaya. 1999: 14). Berdasarkan estimasi WHO 1995, pelayanan kesehatan yang memadai baru bisa diberikan pada 20 – 30% pekerja di negara maju, sedangkan untuk negara berkembang hanya 5 – 10% (Depkes RI, 2003: MD-3:3).
bahwa untuk meningkatkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat, diselenggarakan upaya
kesehatan
dengan
pendekatan
pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif)
yang
dilaksanakan
secara
menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Dan pada bagian Ke-enam tentang Kesehatan Kerja pasal 23 ayat (1) menyatakan bahwa kesehatan kerja
diselenggarakan
untuk
mewujudkan
produktivitas kerja yang optimal, ayat (2) menyebutkan bahwa kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan penyakit akibat kerja dan syarat kesehatan kerja, ayat (3) bahwa
setiap
tempat
kerja
wajib
menyelenggarakan kesehatan kerja, serta pada
pasal 23 ayat (4) menyatakan bahwa ketentuan
“Hubungan Antara Pelayanan Kesehatan Dengan
mengenai kesehatan kerja sebagaimana dimaksud
Tingkat
dalam ayat (2) dan ayat (3) ditetapkan dengan
Persepsi Karyawan Perusahaan Air Minum di
peraturan pemerintah.
Ungaran”.
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan transmigrasi
Republik
Indonesia
Kepuasan
Karyawan
Berdasarkan
Berdasarkan latar belakang di atas, untuk
No.
meningkatkan pelayanan kesehatan di Perusahaan
03/Men/1982, Pelayanan Kesehatan di Perusahaan
Air MinumUngaran perlu diketahui faktor-faktor
adalah usaha yang dilaksanakan dengan tujuan
pelayanan kesehatan yang berhubungan dengan
memberikan bantuan kepada tenaga kerja dalam
tingkat kepuasan karyawan. Sedangkan tujuan
penyesuaian diri baik fisik maupun mental,
penelitian ini adalah untuk :
terutama dalam penyesuaian pekerjaan tenaga
1. Mengetahui
hubungan
kerja; melindungi tenaga kerja terhadap setiap
pelayanan
gangguan kesehatan yang timbul dari pekerjaan
kepuasan karyawan.
kesehatan
antara dengan
kegiatan tingkat
atau lingkungan kerja; meningkatkan kesehatan
2. Mengetahui hubungan antara kompetensi
badan, kondisi mental (rohani) dan kemampuan
petugas kesehatan dengan tingkat kepuasan
fisik tenaga kerja; memberikan pengobatan dan
karyawan.
perawatan serta rehabilitasi bagi tenaga kerja yang menderita sakit.
peralatan dan fasilitas kesehatan dengan
Perusahaan Air MinumUngaran merupakan produsen minum yang memperkenalkan produk unggulnya
dan
kesehatan
3. Mengetahui hubungan antara penyediaan
dengan
tidak
membahayakan
konsep
3P
yaitu
tingkat kepuasan karyawan. 4. Mengetahui
bagi
kesehatan
tanpa
karyawan.
hubungan dengan
antara tingkat
jaminan kepuasan
pengawet, pewarna dan pemanis buatan. Untuk memberikan
perlindungan
kesehatan
pada
METODOLOGI PENELITIAN
karyawan maka Perusahaan Air Minum Ungaran
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
menyediakan pelayanan kesehatan. Berdasarkan
karyawan Perusahaan air minum di Ungaran baik
data kunjungan tahun 2003 jumlah karyawan yang
laki-laki maupun perempuan yaitu sebanyak 254
memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan yang
karyawan yang semuanya pernah memanfaatkan
ada di perusahaan sebanyak 223 karyawan dari
pelayanan kesehatan. Teknik pengambilan sampel
semua bagian. Pada tahun 2004 terdapat karyawan
secara random sampling atau acak. Penentuan
yang pergi ke poliklinik sebanyak 200 karyawan.
besar sampel penelitian ini menggunakan formula
Hasil observasi yang dilakukan peneliti mengenai
sederhana untuk mengukur proporsi dengan
pelayanan
derajat akurasi pada tingkatan statistik yang
kesehatan
tersebut
ternyata
karyawannya mengeluhkan pelayanan kesehatan
bermakna
yang kurang memuaskan sehingga karyawan
minimum besarnya sampel yang dibutuhkan bagi
menjadi
ketepatan (accuracy) dalam membuat perkiraan
kurang
memanfaatkan
pelayanan
kesehatan yang ada. Oleh karena itu, maka peneliti ingin melakukan penelitian mengenai
(significance).
Untuk
atau estimasi proporsi-proporsi.
menghitung
Besar sampel dalam penelitian ini adalah
Perusahaan Air Minum Ungaran. Faktor-faktor
153 orang karyawan sebagai responden. Variabel
yang dimaksud meliputi kegiatan pelayanan
bebas dalam penelitaian ini adalah kegiatan
kesehatan,
pelayanan
peralatan, fasilitas serta
kesehatan,
kompetensi
petugas
kompetensi
petugas
kesehatan,
jaminan kesehatan.
kesehatan, Peralatan dan fasilitas kesehatan dan
Berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya
Jaminan Kesehatan yang ada.
dianalisa secara descriptif untuk memberikan
Variabel terikat dalam penelitaian ini adalah
gambaran tentang variable-variabel yang diteliti
Kepuasan karyawan. Variabel pengganggu dalam
dan dilanjutkan dengan pengujian hipotesis
penelitian ini adalah karakteristik responden,
menggunkaan
antara lain umur, pendidikan, pekerjaan, dan jenis
kuadrat (chi square). Hasil penelitiannya adalah
kelamin.
sebagai berikut :
Intrumen penelitian adalah alat untuk mengumpulkan data dari suatu penelitian, dalam
koefisien
kontingensi
uji
chi
1. Hubungan Kegiatan Pelayanan Kesehatan dengan Tingkat Kepuasan
penelitian ini meliputi : Tabel 1 menunjukkan dari 38 orang yang
1. Lembar observasi pelayanan kesehatan
menyatakan mutu kegiatan pelayanan kesehatan
2. Angket yang diberikan kepada karyawan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan pendekatan cross sectional (belah silang)
kurang baik yang merasa puas sebanyak 3 orang (7,9%) selebihnya merasa tidak puas. Dan dari 115 orang yang menyatakan mutu kegiatan pelayanan kesehatan baik merasa puas sebanyak
Uji dalam peneletian yang digunakan adalah chi-square dengan koefisien kontingensi, dimana teknik ini berkaitan erat dengan chi kuadrat (chi square) yang digunakan untuk menguji hipotesis dengan taraf signifikansi 5% (Sugiyono, 2005: 224).
81 orang (70,4%). Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif antara mutu kegiatan pelayanan kesehatan dengan tingkat kepuasan karyawan di Perusahaan Air Minum Ungaran yaitu karyawan yang merasa kurang puas dengan mutu pelayanan yang kurang baik pula. Secara statistik terbukti dari nilai χ2hitung = 45,119 dengan
HASIL PENELITIAN
probabilitas 0,000 < 0,05, yang berarti ada Pelayanan kesehatan yang ada, sebagian
hubungan yang signifikan. Dengan koefisien
besar karyawan menilai bahwa pelayanan yang
kontingensi sebesar 0,477 yang berarti ada
ada baik dan karyawan sudah cukup puas dengan
hubungan yang cukup kuat antara kegiatan
pelayanan
pelayanan kesehatan dengan tingkat kepuasan
yang
ada.
Hasil
penelitian
ini
merupakan hasil kajian di lapangan menggunakan angket tentang faktor-faktor pelayanan kesehatan. Berdasarkan berhubungan
presepsi dengan
karyawan tingkat
kepuasan
yang di
karyawan.
Tabel 1 Hubungan Kegiatan Pelayanan Kesehatan dengan Tingkat Kepuasan Karyawan Perusahaan Air MinumUngaran Tingkat Kepuasan
Mutu Kegiatan Pelayanan
Tidak Puas
Jumlah total
Puas
Kesehatan
F
%
F
%
F
%
1
2
3
4
5
6
7
Kurang baik
35
92,1
3
7,9
38
100
Baik
34
29,6
81
70,4
115
100
2. Hubungan Kompetensi Petugas Kesehatan
p Value
CC
8
9
0,000
0,477
orang (20,2%) merasa tidak puas dan 75 orang
dengan Tingkat Kepuasan Karyawan
(79,8%) merasa puas. Karyawan yang tidak puas
Pengujian hipotesis yang menyatakan adanya
dengan mutu kompetensi petugas kesehatan yang
hubungan kompetensi petugas kesehatan dengan
kurang baik sebanyak 84,7%. χ2hitung = 60,969
tingkat kepuasan karyawan dapat dilihat dari uji
dengan probabilitas 0,000 < 0,05, yang berarti ada
chi square pada tabel 2 yang menunjukkan bahwa
hubungan yang signifikan. Derajat hubungan
dari 59 orang yang menyatakan mutu kompetensi
kedua variabel tersebut diperoleh dari nilai
petugas kesehatan kurang baik terdapat 9 orang
koefisien kontingensi sebesar 0,534 yang berarti
(15,3%) yang merasa puas dan 50 orang (84,7%)
bahwa ada hubungan yang cukup kuat antara
merasa tidak puas. Dan untuk menyatakan mutu
kompetensi petugas kesehatan dengan tingkat
kompetensi petugas kesehatan baik sebanyak 19
kepuasan.
Tabel 2. Hubungan Kompetensi Petugas Kesehatan dengan Tingkat Kepuasan Karyawan Perusahaan Air MinumUngaran Mutu Kompetensi Petugas 1 Kurang baik Baik
Tingkat Kepuasan Tidak Puas Puas F % F % 2 3 4 5 50 84,7 9 15,3 19 20,2 75 79,8
3. Hubungan Peralatan dan Fasilitas Kesehatan dengan Tingkat Kepuasan Karyawan Pengujian hipotesis yang menyatakan adanya hubungan peralatan dan fasilitas kesehatan dengan
Jumlah total F 6 59 94
% 7 100 100
p value
CC
8
9
0,000
0,534
tingkat kepuasan karyawan dapat dilihat dari uji chi square sebagai berikut:
Tabel 3 Hubungan Peralatan dan Fasilitas Kesehatan dengan Tingkat Kepuasan Karyawan PT Sinar Sosro Ungaran Tingkat Kepuasan Tidak Puas Puas f % F % 2 3 4 5 13 65 7 35 56 42,1 77 57,9
Mutu Peralatan dan fasilitas 1 Kurang baik Baik
Jumlah total f 6 20 133
% 7 100 100
p value
CC
8
9
0,055
0,153
Pada tabel 3 menunjukkan bahwa mutu
kategori kurang baik, terdapat 13 orang atau 65%
peralatan dan fasilitas kesehatan baik terbukti 133
merasa tidak puas. Hal ini menunjukkan bahwa
orang
fasilitas
tidak ada hubungan antara mutu peralatan dan
kesehatan baik. Dari mutu peralatan dan fasilitas
fasilitas kesehatan dengan tingkat kepuasan
kesehatan yang baik terdapat 77 orang (57,9%)
karyawan di Perusahaan Air MinumUngaran.
merasa puas dan 56 orang (42,1%) merasa tidak
Secara statistik terbukti dari nilai χ2hitung = 3.681
puas. Dan dari 20 orang yang menyatakan bahwa
dengan probabilitas 0,055 > 0,05, yang berarti
mutu peralatan dan fasilitas kesehatan dalam
tidak ada hubungan yang signifikan.
menyatakan
peralatan
dan
Tabel 3 Hubungan Peralatan dan Fasilitas Kesehatan dengan Tingkat Kepuasan Karyawan PT Sinar Sosro Unagaran Mutu Peralatan dan fasilitas 1 Kurang baik Baik
4. Hubungan Jaminan
Tingkat Kepuasan Tidak Puas Puas f % F % 2 3 4 5 13 65 7 35 56 42,1 77 57,9
Kesehatan dengan
Tingkat Kepuasan Karyawan
Jumlah total f 6 20 133
% 7 100 100
p value
CC
8
9
0,055
0,153
kepuasan karyawan dapat dilihat dari uji chi square sebagai berikut.
Pengujian hipotesis yang menyatakan adanya hubungan jaminan kesehatan dengan tingkat Tabel 4. Hubungan Jaminan Kesehatan dengan Tingkat Kepuasan Karyawan Perusahaan Air MinumUngaran Mutu Jaminan Kesehatan 1 Kurang baik Baik
Tingkat Kepuasan Tidak Puas Puas f % F % 2 3 4 5 45 57,7 33 42,3 14 32 51 68
Jumlah total f 6 78 75
% 7 100 100
p value
CC
8
9
0,001
0,250
Berdasarkan tabel 4 menunjukan dari 78
kurang baik terdapat 33 oarang (42,3%) merasa
orang menyatakan mutu jaminan kesehatan
puas dan selebihnya merasa tidak puas. Dari 75
orang yang menyatakan bahwa jaminan kesehatan
5. Pelayanan Kesehatan
dalam kategori baik, terdapat 14 orang atau 32%
Pelayanan Kesehatan adalah segala kegiatan
merasa puas. Hal ini menunjukkan bahwa ada
yang secara langsung atau tidak langsung
hubungan yang positif antara mutu jaminan
berupaya
kesehatan dengan tingkat kepuasan karyawan di
kesehatan yang dibutuhkan atau dituntut oleh
Perusahaan Air MinumUngaran. Secara statistik
masyarakat
terbukti dari nilai χ2hitung = 10.194 dengan
kesehatannya (Budioro B, 2002: 117).
untuk
menghasilkan
untuk
pelayanan
mengatasi
masalah
probabilitas 0,001 < 0,05, yang berarti ada
Pelayanan kesehatan kerja yang bertujuan
hubungan yang signifikan dan dengan koefisien
meningkatkan status kesehatan pekerja/karyawan
kontingensi 0,250 yang berarti bahwa hubungan
dan optimalisasi produktivitas kerja melalui
antara jaminan kesehatan dengan tingkat kepuasan
peningkatan , pencegahan, penyembuhan, dan
rendah atau lemah.
pemulihan kesehatan kerja. Pelayanan kesehatan di perusahaan dapat di lihat pada tabel 5 berikut : Tabel 5 Hubungan Pelayanan Kesehatan dengan Tingkat Kepuasan Karyawan Perusahaan Air MinumUngaran Tingkat Kepuasan
Pelayanan
Tidak Puas
Kesehatan
Value
CC
%
F
%
f
%
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Kurang baik
55
72,4
21
27,9
76
100
0,000
0,477
pelayanan kesehatan yang diberikan PT Sinar Sosro Ungaran kepada karyawan bahwa 75,2%
1. Kegiatan Pelayanan Kesehatan Institusi
pelayanan
kesehatan
kerja
di
Perusahaan Air Minum Ungaran adalah jenis pelayanan kesehatan kerja dasar yang berbentuk poliklinik. Menurut Philip Kotler dalam bukunya Marketing management, kepuasan pelanggan seseorang
p
f
PEMBAHASAN
adalah
Jumlah total
Puas
tingkat keadaan yang dirasakan yang
merupakan
hasil
dari
membandingkan penampilan atau outcome produk yang dirasakan dalam hubungannya dengan harapan seseorang. Salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan adalah outcome terapi atau perawatan yang diterima. Hasil penelitian tentang persepsi karyawan terhadap kegiatan
responden menyatakan bahwa kegiatan pelayanan kesehatan dalam kategori baik serta 88,2% responden yang mendapat pelayanan dengan baik. Pelayanan yang diberikan poliklinik Perusahaan Air Minum Ungaran antara lain pelayanan umum, pelayanan
pengobatan,
pengobatan
penyakit
akibat kerja, pengobatan kecelakaan kerja. Untuk penyakit akibat kerja selama ini belum pernah ditemukan. Persepsi 88,2% responden yang mendapatkan pelayanan kesehatan dengan baik. Dari
pernyataan
terdapat
pelayanan
kesehatan
baik
69,9% orang merasa puas dengan
pelayanan yang diberikan dan 98,7% pernah
memanfaatkan pelayanan kesehatan, meskipun frekuensi
pelaksanaan
pemeriksanaan
secara
Ley
(1982)
dalam
Krowinski
(1996)
menyatakan bahwa kepuasan pasien terhadap
berkala masih jarang dilakukan, terbukti 75,2%
konsultasi
menyatakan bahwa pemeriksanaan secara rutin
dipengaruhi oleh apa yang ada pada ingatan
dilaksanakan 1 kali dalam setahun. Berdasarkan
pasien dan pengetahuannya. Komunikasi yang
observasi dan wawancara yang dilakukan bahwa
baik antara dokter dan pasien akan membawa
pemeriksaan secara berkala selama 2 tahun ini
pengaruh pada kepuasan pasien. Dalam penelitian
tidak dilakukan pemeriksaan. Dalam pengujian
Hadi Wahyono (1998) di Rumah sakit Bethesda
hipotesis yang menyatakan adanya hubungan
menyebutkan
pelayanan kesehatan dengan kepuasan karyawan
interpersonal antara dokter dan pasien sebanyak-
dengan menggunakan uji chi square tersebut
banyaknya responden menyatakan kurang puas.
terbukti adanya hubungan yang signifikan antara
dokter
dan
pemeriksaan
bahwa
Responden
dalan
yang
dokter
hubungan
menyatakan
tentang
mutu kegiatan pelayanan kesehatan dengan
pelayanan petugas kepada karyawan, pelayanan
tingkat kepuasan karyawan di Perusahaan Air
yang ramah sebagai wujud pendekatan dan
Minum Ungaran.
perilaku petugas, pelayanan yang sabar, ketepatan pengobatan serta kehandalan petugas dalam
2. Kompetensi Petugas Kesehatan Diharapkan petugas kesehatan mempunyai persyaratan
antara
lain
mampu
dan
mau
memeriksa. Baik dan kurang baiknya kompetensi dapat dilihat dari hasil jawaban responden tentang
memimpin, transparan dan mau berdiskusi, paham
kompetensi
terhadap
memberikan
responden yang menyatakan bahwa petugas
pelayanan yang baik kepada pekerja/karyawan.
melayani dengan baik sebanyak 135 orang atau
Faktor yang mempengaruhi kepuasan menurut
88,2%
Philip Kotler adalah pendekatan dan perilaku
Keramahan petugas dalam melayani terdapat 142
petugas, perasaan pasien terutama saat pertama
orang atau 92,8% menyatakan baik, 121 orang
kali datang berkunjung. Hasil penyebaran angket
atau 79,1% petugas melayani dengan sabar,
menyatakan bahwa kompetensi petugas kesehatan
83,7% petugas melayani dengan cepat, 82,4%
memberikan pelayanan baik sebanyak 61,4% dan
petugas
38,6% menyatakan kurang baik.
kesehatn disini memberikan pengaruh paling
masalah
yang
ada
petugas
kesehatan
menyatakan
handal
mutu
dalam
antara
petugas
pengobatan.
lain
baik.
Petugas
Gambaran kompetensi petugas diketahui
besar dalam menentukan kualitas dari pelayanan
bahwa responden yang menyatakan tidak baik
yang diberikan kepada pasien. Dalam pengujian
karena petugas tidak memeriksa secara teliti dan
hipotesis bahwa ada
tidak mendetail bahkan tidak dperiksa, obat yang
petugas kesehatan dengan
diberikan selalu sama. Namun dari distribusi
dengan menggunakan uji chi kuadrat. Hasil
frekuensi pada variabel kompetensi petugas
pengujian tersebut terdapat 59 orang menyatakan
kesehatan terdapat 46 orang merasa tidak puas
kompetensi petugas kurang baik. Dari 59 orang
dengan pelayanan petugas dan sebanyak 32 orang
tersebut 50 orang atau 84,7% tidak puas. Dari 94
menyatakan
orang yang menyatakan kompetensi petugas
dengan sabar.
bahwa
petugas
tidak
melayani
hubungan kompetensi kepuasan karyawan
kesehatan dalam kategori baik, terdapat 84 orang
atau 54,9% merasa puas. Dari hasil analisis chi
Sedangkan responden yang menyatakan bahwa
square menunjukan adanya hubungan antara
peralatan dan fasilitas kesehatan kurang baik
kualitas kompetensi petugas kesehatan dengan
sebanyak 20 responden. Dari 20 responden
kepuasan karyawan PT Sinar Sosro Ungaran.
tersebut terdapat 13 responden atau 65% merasa
Mutu pelayanan kesehatan berarti suatu empati
tidak puas. Secara teoritis peralatan dan fasilitas
respek
kebutuhannnya,
ada hubungan dengan tingkat kepuasan namun
pelayanan harus sesuai dengan kebutuhan pasien
berdasarkan uji statistik menunjukan bahwa tidak
atau karyawan, diberikan dengan cara yang ramah
ada hubungan yang signifikan antara peralatan
pada waktu mereka berkunjung
dan fasilitas kesehatan dengan kepuasan karyawan
3.
di Perusahaan Air MinumUngaran.
dan
tanggap
akan
Peralatan Dan Fasilitas Kesehatan Peralatan
dan
fasilitas
adalah
faktor
4.
penunjang terlaksananya pelayanan kesehatan tersebut. Untuk pelayanan kesehatan (poliklinik) jenis perlatannya antara lain pertolongan pertama pada kecelakaan, contoh alat pelindung diri (APD), media penyuluhan, abat-obat standar puskesmas, peralatan satandar puskesmas dan lain sebagainya (Depkes RI, 2003:MI-I:10). Hasil observasi mengenai peralatan dan fasilitas yang tersedia di poliklinik antara lain Tensimeter, peralatan bedah minor, stetoskop dan pertolongan pertama pada kecelakaan, obat-obatan serta menyediakan alat pelindung diri. Menurut
Prof.A.Donabedian
Jaminan Kesehatan Hasil
bahwa
persepsi
jaminan
responden
kesehatan
menunjukkan
yang
diberikan
perusahaan kepada karyawan termasuk dalam kategori
kurang
baik,
terbukti
dari
51%
menyatakan kurang baik, selebihnya 49% dalam kategori baik. Responden yang merasa kesulitan dalam prosedur pemanfaatan jaminan kesehatan serta
penggantian
biaya
pengobatan
penggantian obat diluar jaminan.
dan
Berdasarkan
hasil pengisian angket diperoleh data bahwa responden
yang
benar-benar
memanfaatkan
jaminan dengan baik sebanyak 139 atau 90,8%. menyatakan
Responden menyatakan merasa puas dengan
bahwa sarana fisik dan peralatan merupakan
jaminan
komponen struktur. Baik tidaknya struktur sebagai
beberapa keluhan mengenai jaminan kesehatan
masukan dapat diukur dari jumlah dan besarnya
antra lain dokter hanya pada jam praktek saja,
masukkan. Asumsi jika struktur baik, besar
obat yang diluar daftar jaminan tidak mendapat
kemungkinan mutu pelayanan akan baik pula.
ganti, prosedur penggantian biaya sangat rumit
Persepsi responden ditinjau dari peralatan dan fasilitas kesehatan yang ada menyatakan bahwa peralatan dan fasilitas kategori baik, terbukti dari 86,9% responden menyatakan baik, selebihnya 13,1% menyatakan kurang baik. Kepuasan karyawan terhadap peralatan dan fasilitas kesehatan baik dan merasa puas ini terbukti dari 133 responden yang manyatakan baik terdapat 77 responden atau 57,9% merasa puas.
kesehatan
yang
ada
walaupunada
dan proses penggunan jaminan kesehatan sulit. KEPUASAN KARYAWAN Kepuasan adalah keadaan yang dirasakan seseorang
ynag
membandingkan
merupakan penampilan
hasil atau
dari
outcome
(produk) yang dirasakan dalam hubungannya dengan harapan seseorang. Berdasarklan hasil penelitian responden yang menyatakan puas
dengan pelayanan kesehatan yang diberikan sebanyak 54,9% responden dan 45,1% merasa tidak puas. Tingkat kepuasan ini dilihat dari kecepatan
pelayanan,
ketepatan
pengobatan,
perhatian dokter kepada karyawan sampai dengan sembuh, tanggapan dokter terhadap keluhan karyawan dan proses pendaftaran. Penelitian ini menyebutkan bahwa responden merasa puas dengan pelayanan pendaftaran yang mudah namun responden merasa kurang mendapat perhatian dokter. Jacobalis menyatakan bahwa rasa puas seorang pasien adalah tidak terlepas dari mutu pelayanan yang diterimanya, dimana mutu yang baik dikaitkan dengan kesembuhan penyakit, peningkatan
derajat
kesehatan,
kecepatan
pelayanan dan penanganan, kelengkapan alat-alat penunjang dan obat-obatan.
dalam
penelitian tersebut diatas antara lain: 1. Waktu buka poliklinik yang seharusnya dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi adalah setiap hari dan dilayani dokter praktek 2 hari sekali maka Perusahaan Air Minum Ungaran diharapkan untuk menentukan waktu buka poliklinik sesuai dengan peraturan yang ada. 2. Ketelitian
petugas
kesehatan
dalam
memeriksa pasien untuk lebih diperhatikan agar
pelayanan
kesehatan
dapat
lebih
meningkat lagi. 3. Memperbaiki prosedur penggunanan jaminan kesehatan
agar
karyawan
mudah
DAFTAR PUSTAKA
Keterbatasan dalam penelitian ini antara lain waktu
Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil
penggunaannya.
KETERBATASAN PENELITIAN
keterbatasan
SARAN
penelitian
di
Perusahaan Air Minum Ungaran dan keterbatasan anggaran dalam penelitian. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil simpulan bahwa hasil hipotesis dalam penelitian ini antara lain: 1. Ada hubungan antara kegiatan pelayanan kesehatan, kompetensi petugas kesehatan dan jaminan kesehatan dengan tingkat kepuasan karyawan Perusahaan Air Minum Ungaran. 2. Tidak ada hubungan antara peralatan dan fasilitas kesehatan dengan tingkat kepuasan karyawan di Perusahaan Air MinumUngaran.
Abraham Charles dan Eamon Shanley.1997. Psikologi Sosial untuk Perawat. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. A.A.Gde Muninjaya. 1999. Manajemen Kesehatan Edisi 1. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. -----------------------. 2004. Manajemen Kesehatan Edisi 2 .Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Azrul Azwar. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan Edisi Ketiga. Jakarta: Binarupa Aksara. Budioro B. 2002. Pengantar Administrasi Kesehatan Masyarakat. Semarang: FKM UNDIP. Deddy Mulyana. 2001. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Penerbit PT. Remaja rosdakarya Bandung. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2003. Modul Pelatihan Bagi Fasilitator Kesehatan Kerja.Jakarta: Depker RI Pusat Kesehatan Kerja. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2003. Kebijakan Teknis Program Kesehatan Kerja. Jakarata: Depkes RI.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1990. Upaya Kesehatan Sektor Informal. Jakarta: Dirjen Pembinaan Kesehatan Masyarakat Depkes RI. Departemen Personalia dan Umum PT Toba Sosro Kencono. 1998. Pedoman Pengendalian Higienis Karyawan PT. Toba Sosro Kencono. Semarang: PT. Toba Sosro Kencono. Djoko, Wijono. 1999. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Surabaya: Airlangga University Press. Gunarsa. 1995. Psikologi Keperawatan Cetakan ke-2. Jakarta: Gunung Mulia. Hadi Wahyono. 1998. Tingkat Kepuasan Pengguna Jasa Rawat Jalan Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Semarang: FKM UNDIP. Hepi Joko Wijono. 1998. Pelayanan Kesehatan Kerja di Perusahaan. Semarang: PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia III Cabang Tanjung Mas. Imbalo S Pohan. 2003. Jaminan Mutu Pelayanan Kesehatan.Jakarta: Kesaint Blanc. Johanes Supranto. 1997. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikan Pangsa Pasar. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat FIK UNNES. 2004. Pedoman Penyusunan Skripsi Mahasiswa Program Strata 1. Semarang: IKM-FIK Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi UI. 2000. Dasar-dasar Demografi. Jakarta : Lembaga Penerbit FEUI. Philip Kotler. 2002. Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT Prenhalindo. R.Darmanto Djojodibroto.1999. Kesehatan Kerja di Perusahaan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Siswanto Sastrohadiwiryo. 2003. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia Pendekatan Administratif dan Operasional. Jakarta: Bumi Aksara. Soekidjo Notoatmodjo. 1996. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prisip-prinsip Dasar. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.