[Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol.1, No.4 April 2016]
AFIASI
Hubungan Faktor Individu dan Lingkungan Terhadap Keluhan Computer Vision Syndrom Individual and Environmental Factors relationships Complaints Against Computer Vision Syndrome Ani Alisah, Isnaini Rizka Hutami Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Wiralodra Abstrak Penggunaan komputer dapat menimbulkan suatu keluhan kesehatan yang disebut dengan Computer Vision Syndrome (CVS). Berdasarkan data yang diperoleh di Indonesia, prevalen kerusakan fungsi penglihatan pada usia produktif (15-54 tahun) sebesar 1,49% dan prevalen kebutaan sebesar0,5%. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor individu dan lingkungan kerja terhadap keluhan Computer Vision Syndrome (CVS) pada karyawan PT Pertamina (Persero) RU VI Balongan–Indramayu. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini yaitu pekerja PT Pertamina RU VI Balonganpada bagian gedung administrasi, dengan sampel yang menggunakan komputer dibagian IT, Security Section Head, dan Engenering Office dengan total 35 responden, Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner CVS dan lux meter. Berdasarkan distribusi frekuensi usia didapat 16 pekerja (45,7%) tidak beresiko dan 19 pekerja (54,3%) beresiko, pada distribusi frekuensi masa kerja diperoleh sebanyak 8 pekerja (22,9%) tidak beresiko dan 27 pekerja (77,1%) beresiko, distribusi frekuensi lama bekerja didepan komputer diketahui sebanyak 17 pekerja (48,6%) tidak beresiko dan pekerja sebanyak 18 responden (51,1%) beresiko, dan pada distribusi frekuensi intensitas pencahayaan diketahui sebanyak 9 pekerja (25,7%) tidak beresiko dan sebanyak 26 pekerja (74,3%) beresiko. Perlu adanya evaluasi dari perusahaan terhadapfasilitas yang diberikan perusahaan dan kesehatan karyawan, terutama yang berdampak pada penglihatan agar kinerja karyawan meningkat. Kata kunci: Usia, masa kerja, lama bekerja didepan komputer, intensitas pencahayaan dan Computer Vision Syndrom (CVS).
Syndrome (CVS) to the employees of PT Pertamina (Persero) RU-VI Balongan Indramayu. This type of research is observational analytic with cross sectional approach. The population in this study are employees of PT Pertamina RU-VI Balongan on the part of the administration building, with samples using the computer section of IT, Security Section Head, and engenering Office with a total of 35 respondents, the research instruments used are questionnaires CVS and lux meters. Based on the frequency distribution of ages obtained 16 workers (45.7%) are not at risk and 19 workers (54.3%) were at risk tenure frequency distribution obtained by 8 workers (22.9%) are not at risk and 27 workers (77.1 %) at risk, the frequency distribution of long work in front of computers known as much as 17 workers (48.6%) are not at risk and workers as much as 18 respondents (51.1%) at risk, and the frequency distribution of lighting intensity known as much as 9 workers (25.7% ) is not at risk and as many as 26 workers (74.3%) at risk. The need for an evaluation of the company terhadapfasilitas given company and employee health, especially the impact on vision in order to increase employee performance. Keywords: age, length of employment, length of work in front of computers, lighting intensity and Computer Vision Syndrome (CVS)
Pendahuluan Perkembangan industri di Indonesia pada bidang teknologi informasi telah berkembang luas untuk berhubungan dengan komputer, baik di perkantoran maupun bagian dari kehidupan pribadi seseorang. Pada tahun 1990 penggunaan internet dengan komputer pribadi di rumah mulai meningkat dari hal ini makin meningkatkan pula jumlah pengguna komputer di dunia. Setidaknya dari 15% pengguna internet dan komputer pribadi di rumah meningkat menjadi 50%. Sedangkan Pada tahun 2000 diperkirakan sekitar 75% pekerjaan kantor memerlukan komputer, pada tahun 2006 diperkirakan terdapat sekitar 28 juta
Abstract The use of computers can pose a health complaint known as Computer Vision Syndrome (CVS). Based on data obtained in Indonesia, prevalent damage visual function of childbearing age (15-54 years) of 1.49% and prevalent blindness are 0,5%. The aim of research to determine the individual factors and work environment complaints against Computer Vision
30
[Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol.1, No.4 April 2016]
penduduk yang menggunakan komputer, baik di perkantoran maupun di rumah.1 Pada tahun 2008 penggunaan komputer sebanyak 670 juta dan meningkat pada tahun 2010 menjadi 1,6 miliar pengguna komputer di seluruh dunia. Untuk itu komputer sudah menjadi bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan bagi masyarakat modern. Pemakaian komputer ini sudah sangat meluas, hampir disemua kegiatan manusia tidak terlepas dari pemakaian komputer.2 Penggunaan komputer dalam jangka waktu beberapa jam memiliki potensi gangguan pada indera penglihatan yang disebut dengan Computer Vision Syndrome (CVS) adalah gangguan kesehatan pada penglihatan yang diakibatkan oleh pengguna komputer yang relatif lama yaitu lebih dari 2 jam dan secara terus-menerus. CVS biasanya dialami oleh pekerja yang pekerjaannya (profesi) tidak terlepas dari penggunaan dan programmer komputer. CVS ditandai dengan mata pegal dan kabur, mata kering dan iritasi,sakit kepala, sakit pada leher dan punggung, peka terhadap cahaya serta penglihatan ganda. Di Indonesia, prevalen kerusakan fungsi penglihatan pada usia produktif (15-54 tahun) sebesar 1,49% dan prevalen kebutaan sebesar 0,5%. Sedangkan survei di Malaysia melaporkan sebanyak 70,6% pekerja yang menggunakan komputer mengalami keluhan CVS.2 PT Pertamina (Persero) RU VI Balongan– Indramayu, merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan minyak dan gas dalam bidang produksinya menggunakan berbagai alat dan mesin. PT Pertamina (Persero) RU VI Balongan– Indramayu memiliki bagian pekerjaan yang berhubungan dengan menggunakan komputer, pekerjaan ini merupakan salah satu sarana prasarana teknologi informasi untuk memudahkan mengakses internet bagi pekerja yang ada di lingkungan PT Pertamina (Persero) RU VI Balongan-Indramayu, karyawan yang menggunakan komputer berjumlah 35 orang karyawan yang bertempat di Gedung dministaris. Jam kerja karyawan 08.00–16.00 WIB dengan jam istirahat 12.00–13.00, jika diakumulasi karyawan menggunakan komputer terus-menerus selama 8 jam per hari. Berdasarkan survei awal yang dilakukan pada karyawan PT Pertamina (Persero) RU VI Balongan–Indramayu, pada saat jam istirahat kebanyakan mereka mengeluhkan
AFIASI
kelelahan pada bagian mata, karena lama di depan monitor selama 4 jam. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Analisis Faktor Individu dan Lingkungan Kerja Terhadap Keluhan Computer Vision Syndrome pada Karyawan PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan-Indramayu” Metode Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini yaitu pekerja PT Pertamina RU VI Balongan-pada bagian gedung administrasi, dengan sampel yang menggunakan komputer dibagian IT, Security Section Head, dan Engenering Office dengan total 35 responden, Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner CVS dan lux meter. Analisis data univariat berdasarkan distribusi frekuensi usia, masa kerja, lama bekerja, dan intensitas pencahayaan, serta distribusi frekuensi keluhan CVS. Sedangkan analisis data bivariat dilakukan dengan uji statistik menggunakan program komputer SPSS versi 16.0 dalam penelitian ini ditetapkan tingkat signifikan 95%.
31
[Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol.1, No.4 April 2016]
AFIASI
Hasil Berdasarkan hasil penelitian bahwa karyawan yang memiliki usia yang tidak beresiko sebanyak 16 orang (45,75%) seperti yang tersaji dalam Tabel 1 Tabel 1. Hubungan antara usia terhadap keluhan CVS pada bagian administrasi karyawan PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan-Indramayu
Untuk mengetahui adanya hubungan antara usia dengan keluhan CVS dalam hal uji Chi-Square dengan menggunakan SPSS 16.0 dapat diperoleh nilai p-value < nilai α 0,05 yaitu 0,229 sehingga Ho diterima yang artinya tidak ada hubungan antara usia dengan keluhan CVS pada karyawan PT Pertamina (Persero) RU VI Balongan–Indramayu. Tabel 2. Hubungan antara masa kerja dengan keluhan CVS pada bagian administrasi karyawan PT Pertamina (Persero) RU VI Balongan-Indramayu
Berdasarkan Tabel 2. Bahwa karyawan yang memiliki masa kerja yang beresiko sebanyak 27 orang. ntuk mengetahui adanya hubungan antara masa kerja dengan keluhan CVS dalam hal uji Chi-Square dengan menggunakan SPSS 16.0 dapat diperoleh nilai p-value < nilai α 0,05 yaitu 0,020 sehingga Ho ditolak yang artinya ada hubungan antara masa kerja dengan keluhan CVS pada karyawan PT Pertamina (Persero) RU VI Balongan–Indramayu tahun 2015 Tabel 3. Hubungan antara lama bekerja dengan keluhan CVS pada bagian administrasi karyawan PT Pertamina (Persero) RU VI Balongan-Indramayu
32
[Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol.1, No.4 April 2016]
AFIASI
Berdasarkan Tabel 3. Bahwa karyawan yang lama bekerja beresiko sebanyak 18 orang (51,4%). Untuk mengetahui adanya hubungan antara lama bekerja dengan keluhan CVS dalam hal uji Chi-Square dengan menggunakan SPSS 16.0 dapat diperoleh nilai p-value < nilai α 0,05 yaitu 0,028 sehingga Ho ditolak yang artinya ada hubungan antara lama bekerja dengan keluhan CVS. Tabel 4. Hubungan intensitas pencahayaan dengan keluhan CVS pada bagian administrasi karyawan PT Pertamina (Persero) RU VI Balongan-Indramayu
Berdasarkan Tabel 4. bahwa karyawan yang memiliki intensitas pencahayaan beresiko sebanyak 25 orang (71,4%) . Untuk mengetahui adanya hubungan antara intensitas pencahayaan dengan keluhan CVS dalam hal uji Chi-Square dengan menggunakan SPSS 16.0 dapat diperoleh nilai p-value < nilai α 0,05 yaitu 0,034 ehingga Ho ditolak yang artinya ada hubungan antara intensitas pencahayaan dengan CVS pada karyawan PT Pertamina (Persero) RU VI Balongan–Indramayu. lebih dari 10 tahun, tetapi menurut penelitian lain melaporkan bahwa angka kejadian CVS) lebih banyak pada pekerja pengguna komputer yang telah bekerja selama lebih dari 5 tahun akan mudah terkena CVS.4 Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan lama bekerja dengan keluhan CVS dapat dilihat bahwa karyawan yang mempunyai lama bekerja beresiko sebanyak 18 orang (51,4%). Hal ini menunjukan bahwa lama bekerja karyawan akan mempengaruhi keluhan CVS dapat mempengaruhi pada pekerjaan. Karena Lamanya bekerja di depan komputer merupakan faktor resiko kejadian mata tegan,penglihatan ganda, pusing dan lain-lain, untuk itu penggunaan komputer secara terus menerus selama empat jam menyebabkan mereka lebih beresiko mengalami CVS akibat penggunaan komputer. Menurut American Optometrist Association (AOA) mendefinisikan CVS sebagai sekelompok gangguan okuler yang dikeluhkan oleh seseorang yang menggunakan komputer dalam waktu yang cukup lama. Berat ringannya keluhan yang dilaporkan sebanding dengan banyaknya waktu yang digunakan di depan komputer lebih dari dua jam setiap harinya akan lebih mudah untuk
Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan usia dengan keluhan Computer Vision Syndrom dapat dilihat bahwa karyawan yang beresiko (41-50 tahun) sebanyak 19 orang (54,3%). Hal ini menunjukan bahwa usia karyawan akan mempengaruhi keluhan CVS pada pekerjaan yang menggunakan komputer. Sehingga pada penggunaan komputer dapat terpengaruh dari usia. Pekerja pengguna komputer yang berusia lebih dari 40 tahun mengeluhkan rasa ketidaknyaman menggunakan komputer yang berkaitan dengan kesehatan, dengan tingkat tertinggi dibandingkan dengan kelompok usia lain.3 Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan masa kerja dengan keluhan CVS dapat dilihat bahwa karyawan yang beresiko sebanyak 27 orang (77,1%). Hal ini menunjukan bahwa masa kerja karyawan akan mempengaruhi keluhan Computer Vision Syndrom pada pekerjaan yang menggunakan komputer. Sehingga pada penggunaan komputer dapat terpengaruh dari masa kerja yang lebih lama dengan adanya timbul keluhan CVS. CVS lebih banyak pada pekerja pengguna komputer yang telah bekerja selama
33
[Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol.1, No.4 April 2016]
menderita CVS, jika bekerja kurang dari lima jam sehari memiliki odds ratio rendah, sedangkan bila bekerja lebih dari lima jam sehari nilai odds ratio menjadi lebih tinggi.5 Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan intensitas pencahayaan dengan keluhan CVS dapat dilihat bahwa karyawan yang memiliki intensitas pencahayaan yang beresiko sebanyak 25 orang (71,4%). Hal ini menunjukan bahwa intensitas pencahayaan karyawan akan mempengaruhi keluhan CVS mempengaruhi pada pekerjaan yang menggunakan komputer dengan ruangan yang tidak sesuai dengan standar tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri yang memiliki standar pada ruang administrasi 300 Lux.6 Dari hasil penelitian untuk pencahayaan ditempat kerja pada bagian IT, Scurity Section Head, Engenering Office dilakukan penggukuran ditempat kerjanya dengan hasil yang berbeda–beda tiap pekerjanya. pencahayaan adalah salah satu sumber cahaya yang menerangi benda-benda di tempat kerja. Pencahayaan dapat berasal dari cahaya alami dan cahaya buatan, banyak objek kerja beserta benda atau alat dan kondisi di sekitar yang perlu dilihat oleh tenaga kerja, hal ini penting untuk menghindari kecelakaan yang mungkin terjadi. Selain itu, pencahayaan yang memadai memberikan kesan pemandangan yang lebih baik dan keadaan lingkungan yang menyenangkan.
AFIASI
Daftar Pustaka 1. Uchino M, Schaumberg D. Dogru M et al, (2008), Prevalence of Dry Eye Disese Among Japanese Visual Display Terminal Users, Yan Z, Hu L, Chen H, Lu F. Computer Vision Syndrome (CVS): a widely spreading but largely unknown epidemic among computer users. Computers Indonesia Human Behavior. [Internet]. 2008[cited 2010 Jun 25]; 24(5). Available from:://www.sciencedirect.com/science/journal/074 75632. 2. Anggraini. 2013. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Terjadinya Keluhan Computer Vision Syndrome (CVS) pada komputer PT. Bank Kalbar Kantor Pusat Tahun 2011. Jurnal Publikasi. Dipublikasikan 2013. 3. Das B, Ghosh T. 2010. Assesment of Ergonomical and Occupational Health Related Problems Among VDT Workers of West Bengal, India. Asia Journal of Medical Sciences. 1: 26-31. 4. Bhanderi DJ, Choudhary S, Doshi VG. 2008. A Community-Based Study of Asthenopiain Computer Users. Indian J. Ophthalmol. 56(1) : 51-55. 5. Edema OT, Akwukwuma VVN. 2010.Asthenopia and use of Glases Among Video Display Terminal (VDT) Users. Ind J. Tro Med. 5(2) : 16-19. 6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1405/Menkes/K/XI. 2002.Persyaratan dan Tata Cara Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkant
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara usia, masa kerja, lama kerja dan intensitas pencahayaan dengan CVS pada karyawan PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan-Indramayu. Saran Perlu adanya evaluasi dari perusahaan terhadapfasilitas yang diberikan perusahaan dan kesehatan karyawan, terutama yang berdampak pada penglihatan agar kinerja karyawan meningkat.
34