Volume 5 No.1, September 2014
ISSN:1907-1396
HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI LAHIR DENGAN DERAJAT LASERASI JALAN LAHIR PADA IBU PRIMIPARA DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK Asmawahyunita, Yuni Nor'aini, Ristiati INTISARI Perdarahan postpartum menjadi penyebab utama 40% kematian ibu di Indonesia. Faktor penyebab rupture perineum antar lain posisi persalinan, cara meneran, pimpinan persalinan, berat badan bayi baru lahir dan keadaan perineum. Tujuan dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi tenaga kesehatan untuk memberikan pelayanan yang adekuat agar angka kematian ibu dapat berkurang sehingga target MDGs 2015 dapat terpenuhi. Jenis penelitian ini adalah metode analitik dengan pendekatan retrospektif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu primipara dengan persalinan normal sebanyak 408 orang. sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin primipara yang mengalami laserasi jalan lahir sebanyak 350 orang dengan tehnik purposive sampling. Analisa data menggunakan uji statistik chi square. Hasil peneltian mayoritas ibu bersalin mengalami laserasi derajat 2 dengan berat badan lahir normal (2500-4000 gram) sebanyak 115 orang (38,2%), sedangkan paling sedikit ibu bersalin mengalami laserasi derajat 3 pada persalinan yang abnormal (<2500 dan >4000 gram) sebanyak 2 orang (4,1%).Sedangkan uji statistik chi square dengan nilai ρ value sebesar 0,000 menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti ada hubungan secara bermakna antara berat badan lahir dengan derajat laserasi jalan lahir pada ibu primipara. Untuk itu petugas kesehatan diharapkan melakukan deteksi dini dan pemantauan tumbuh kembang janin serta memberikan KIE kepada ibu hamil mengenai kaitan berat badan bayi baru lahir dengan laserasi jalan lahir. Kata kunci
: Berat Badan Bayi, Derajat laserasi, Persalinan normal
PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki angka kematian ibu yang cukup tinggi yaitu 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2011. Diperkirakan 10.500 ibu di Indonesia meninggal saat melahirkan setiap tahunnya. Pada MDGs 2015 Angka Kematian Ibu (AKI) ditargetkan turun menjadi 102 kasus per 100.000 kelahiran hidup. Diperkirakan setiap tahun 300.000 ibu di Dunia meninggal saat melahirkan. Sebanyak 99% kasus kematian ibu terjadi di Negara Berkembang, ini berdasarkan laporan terbaru dari United Nations Population Found (UNFPA) sampel study dari 58 negara di Dunia termasuk Indonesia. (Pudiastuti,2012) Angka kematian ibu Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 berdasarkan laporan dari kabupaten/kota sebesar 116,01/100.000 kelahiran hidup, mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan AKI pada tahun 2010 sebesar 104,97/100.000 kelahiran hidup. Sedang kematian ibu di Kabupaten Demak sebanyak 26/21.329 kelahiran hidup. (Dinkesjatengprov, 2011). Robekan perineum berkaitan dengan pelahiran primipara, kala dua persalinan yang lama, arkus subpubis yang sempit, posisi kepala yang kurang fleksi dan oksipital posterior, presipitasi persalinan, bayi besar (lebih dari 4000gr), distosia bahu, pelahiran pervaginam dengan bantuan (misalnya forceps- tetapi lebih sedikit dengan Jurnal Kesehatan dan Budaya HIKMAH
8
Volume 5 No.1, September 2014
ISSN:1907-1396
ekstrasi ventouse). (David T.Y. Liu, 2008 hal. 136). Robekan jalan lahir merupakan penyebab kedua tersering dari perdarahan pasca persalinan, Robekan perineum terjadi pada hampir semua persalinan pertama (ibu primigravida) dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. (Yanti, 2009) Ruptur Perineum dapat terjadi karena adanya ruptur spontan maupun episiotomi. Perineum yang dilakukan dengan episiotomi itu sendiri harus dilakukan atas indikasi antara lain: bayi besar, perineum kaku, persalinan yang kelainan letak, persalinan dengan menggunakan alat baik forceps maupun vacum. Karena apabila episiotomi itu tidak dilakukan atas indikasi dalam keadaan yang tidak perlu dilakukan dengan indikasi di atas, maka menyebabkan peningkatan kejadian dan beratnya kerusakan pada daerah perineum yang lebih berat. Sedangkan luka perineum itu sendiri akan mempunyai dampak tersendiri bagi ibu yaitu gangguan ketidaknyamanan. (David T.Y. Liu, 2008 hal. 136). Berdasarkan study pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 03 desember 2012 melalui pengambilan data dari rekam medik 4 bulan terakhir dengan mengambil sampel dari bulan agustus sampai bulan November 2012 di dapatkan hasil, jumlah ibu bersalin primipara yang melahirkan secara spontan sebanyak 98 persalinan, dan yang mengalami rupture perineum sebanyak 87 ibu bersalin. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “ Hubungan Berat Badan Bayi Lahir dengan Derajat Laserasi Jalan Lahir pada Ibu Primipara di RSUD Sunan Kalijaga Demak”. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian ini menggunakan studi deskriptif. Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan secara probability dengan menggunakan teknik sampling berupa simpel random sampling atau pengambilan sampel acak sederhana yang diambil dari sampel sebanyak 127 siswa-siswi. Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa data univariat. HASIL PENELITIAN Distribusi frekuensi berat badan bayi lahir Tabel 4.1 Distribusi frekuensi berat badan bayi lahir di RSUD Sunan Kalijaga Demak pada Bulan Juli 2011-Juli 2012. Berat badan bayi lahir Normal Abnormal Total
Frekuensi 301 49 350
Presentase 86 14 100
Distribusi frekuensi derajat laserasi jalan lahir Table 4.2 Distribusi frekuensi derajat laserasi jalan lahir pada ibu primipara di RSUD Sunan Kalijaga Demak pada Bulan Juli 2011-Juli 2012. Derajat laserasi Derajat 1 Derajat 2 Jurnal Kesehatan dan Budaya HIKMAH
Frekuensi 130 120
Presentase 37,1 34,3
9
Volume 5 No.1, September 2014
ISSN:1907-1396
Derajat 3 Derajat 4
61 39
17,4 11,2
Total
350
100
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi hubungan berat badan bayi lahir dengan derajat laserasi jalan lahir pada ibu primipara di RSUD Sunan Kalijaga Demak pada Bulan Juli 2011-Juli 2012. Derajat laserasi jalan Total Berat badan lahir bayi lahir Derajat 1 Derajat 2 Derajat Derajat 3 4 Normal 114 115 59 13 301 37,9% 38,2% 19,6% 4,3% 100% Abnormal
16 (32,6%)
5 (10,2%)
2 (4,1% )
26 (53,1%)
49 (100%)
Total
130 (37,2%)
120 (34,3%)
61 (17,4%)
39 (11,1%)
350 (100%)
PEMBAHASAN 1. Berat badan bayi lahir Hasil penelitian menunjukkan menunjukkan bahwa mayoritas ibu bersalin melahirkan bayi dengan berat badan lahir normal (antara 2500-4000 gram) sebanyak 301 orang (86%) . Sedangkan berat badan bayi lahir yang abnormal (<2500 dan >4000) sebanyak 49 orang (14%). Menurut Rahmawati, Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gr sampai dengan 4000 gr. Berdasarkan teori yang ada, bayi dengan berat badan lahir lebih dari 4000 gr di sebut makrosomia, sedangkan bayi dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gr di sebut bayi berat badan lahir rendah ( bedakan dengan prematuritas, BBLR belum tentu premature ). Antara 3000 gr – 4000 gr di golongkan bayi besar, antara 3000 gr – 3500 gr termasuk sedang dan antara 2500 gr – 3000 gr tergolong kecil. ( yanti, 2009 , hal ;174 ). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Wiwit Khilmiya (2010). Menunjukkan bahwa mayoritas dengan berat badan lahir 2500-4000 gram sebanyak 91,5%. Ini disebabkan karena kebanyakan ibu hamil telah memperhatikan asupan nutrisinya dan sudah rutin melakukan kunjungan di tenaga kesehatan pada saat masa kehamilan, diharapkan ibu hamil tetap rutin melakukan kunjungan ketenaga kesehatan dan tetap menjaga asupan nutrisinya selama hamil agar bayi yang dilahirkan nanti berat badannya tidak kurang atau tidak berlebihan. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa mayoritas ibu bersalin melahirkan bayi dengan berat badan lahir normal (antara 2500-4000 gram) sebanyak 301 orang (86%). Dikarenakan asupan nutrisi ibu cukup untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayinya, dan ibu rutin mengikuti kelas ibu hamil dan pemeriksaan rutin kehamilan. Jadi pemenuhan nutrisi ibu selama hamil juga bisa mempengaruhi atau salah satu faktor yang mempengaruhi berat badan lahir bayinya. Jurnal Kesehatan dan Budaya HIKMAH
10
Volume 5 No.1, September 2014
ISSN:1907-1396
2. Derajat Laserasi Jalan Lahir Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas ibu bersalin mengalami laserasi jalan lahir derajat 1 sebanyak 130 ibu bersalin (37,1%), sedangkan paling sedikit ibu bersalin mengalami laserasi derajat 4 sebanyak 39 orang (11,2%). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar ibu bersalin mengalami laserasi derajat 1 yaitu sebanyak 130 orang (37,1%), hal ini disebabkan oleh berat badan bayi lahir, status gravida, posisi meneran kebanyakan semi fowler. Jadi selama hamil ibu juga harus memperhatikan pemenuhan nutrisi untuk ibu dan bayinya agar berat badan janin tidak kurang atau tidak lebih, kemudian disini ibu juga harus memperhatikan posisi menerannya, karena posisi meneran juga dapat mempengaruhi derajat robekan jalan lahir. 3. Hubungan berat badan lahir dengan derajat laserasi jalan lahir pada ibu primipara Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas ibu bersalin dengan berat badan bayi lahir normal (antara 2500-4000 gram) mengalami laserasi jalan lahir derajat 2 sebanyak 115 ibu bersalin (38,2%), sedangkan ibu bersalin dengan berat badan bayi lahir abnormal mengalami laserasi jalan lahir derajat 2 sebanyak 5 ibu bersalin (10,2%). Selanjutnya untuk mengetahui hubungan berat badan bayi lahir dengan derajat laserasi jalan lahirpada ibu primipara, digunakan analisis uji chi square dengan hasil yang digunakan adalah Continuity Correction yaitu 0,000 pada ɑ=0,05, sehingga pvalue < 0,05. Hal ini berarti Ha diterima dan Ho ditolak yang artinya ada hubungan antara berat badan bayi lahir dengan derajat laserasi jalan lahir pada ibu primipara. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang ada yaitu robekan perineum terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya, Robekan yang luas lebih sering terjadi pada nulipara (4%), berat badan lahir lebih dari 4000gr (2%), posisi oksipitoanterior (3%), kala dua yang lama (4%), dan pelahiran dengan forceps (7%). ( David T.Y. Liu, 2008 hal; 136). KESIMPULAN 1. Sebagaian besar responden tidak mengalami psikososial sebanyak 71 responden (55.9%). 2. Sebagaian hasil penelitian yang mengalami psikososial sebanyak 56 responden (44.1%).
SARAN Bagi Institusi diharapkan hasil penelitian dapat dijadikan bahan tolak ukur keefektifan materi pembelajaran psikologi ibu dan anak sehingga dapat dijadikan kajian pustaka. Bagi masyarakat (Orang tua) diharapkan dapat mengetahui masalah psikososial yang dihadapi oleh anak-anaknya lebih dini, sehingga tidak terjadi kenakalan remaja dikemudian hari jika tidak ditangani lebih awal. Bagi Sekolah, diharapkan pihak sekolah terutama guru BK agar 56 siswa-siswi yang mengalami gangguan psikososial dapat dilakukan rujukan ke psikiater anak di RSUD dan untuk kedepannya pihak sekolah perlu melakukan kerja sama dengan kepala RSUD untuk melakukan skrining PSC secara bertahap atau tiap kenaikan kelas.
DAFTAR PUSTAKA Pudiastuti, Dewi R. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Patologi. Yogyakarta: Nuha Medika T.Y.Liu, David. 2008. Manual Paersalinan. Jakarta: EGC Jurnal Kesehatan dan Budaya HIKMAH
11
Volume 5 No.1, September 2014
ISSN:1907-1396
Wiknjosastro, H dkk.2007 Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar. Jakarta : Depkes RI Marmi, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Yanti, S.SiT, M.Keb. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta : Pustaka Rihama Rahmawati, Ita. 2010. Intisari Asuhan Kebidanan. Kudus : ISBN Winkjosastro, H. 2008. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : JNPK-KR Sumarah, S.SiT dkk. 2008. Perawatan Ibu Bersalin. Yogyakarta: Fitramaya IKAPI. 1998. Kamus Saku Kedokteran Dorland. Jakarta : EGC Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirodhardjo Husain, Farid W. 2008. Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif. Jakarta : JNPK-KR Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Tridasa Printer Saifuddin, Bari A dkk. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : PT Bina Sarwono Prawirohadrjo Winkjosastro, H. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Mochtar, Rustam. 2002. Synopsis obstetric. Jakarta : EGC Notoatmodjo, S. 2005. Metodelogi Penelitian Kesehatan, Jakarta : PT Rineka Cipta Hidayat, Aziz Alimul. 2010. Metodelogi Penelitian Kebidanan Tehnik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika Sugiyono. 2011. Metodelogi Penelitian. Bandung : Alfabeta Handoko, T. 2009. Statistik Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Pustaka Rihama Notoatmodjo, S. 2010. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta
Jurnal Kesehatan dan Budaya HIKMAH
12