HUBUNGAN ANTARA NARSISME DENGAN PRESENTASI DIRI PADA PENGGUNA JEJARING SOSIAL FACEBOOK
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan oleh : HERLINA PANGASTUTI F.100100038
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015
HUBUNGAN ANTARA NARSISME DENGAN PRESENTASI DIRI PADA PENGGUNA JEJARING SOSIAL FACEBOOK
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Sarjana (S-1) Psikologi
Oleh : HERLINA PANGASTUTI F.100100038
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015
ii
HIIBUNGA}$ AI{TARA NARSISME IENCAN PRESEI\TTASI I}IRI PAI}A s PENGGTINA JE.'ANING SOSIAL FACEBOOK
Diaiukfll oleh
,
:
Hqrlina Paneaptuf F.r0$1ffi038
1
Telah disetujui uutuk dipertahankan
di dqan&wanPenguji
Telah disetujui oletr:
Surakarta, 26 Maret 2015
In
r* a
I k-
E.'', F E.
HTTBT]NGAN AIYTAIL{ NARqtrSME DENGAI\ PRESENTASI DIRI PADA PENGGTJNA JEJARING SOSIAL FACEBOOK
Yang diajukan oleh
:
HERLINA PAI\GASTUTI F.100100038
Telah disetujui untuk dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada tanggal 11 April 2015 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Penguji Utama
Taufilg S.Psi., Phd
.Penguji Pendamping
I
Dra Zahrotul Uyun, M.si
Penguji Pendamping
II
Dra. Partini, Msi
ffi
loh#}
HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN PRESENTASI DIRI PADA PENGGUNA JEJARING SOSIAL FACEBOOK
Herlina Pangastuti
[email protected] Fakultas Psikologi Universitas Muhammadyah Surakarta
Abstrak
Presentasi diri adalah sebuah usaha yang secara sadar maupun tidak sadar untuk memengaruhi seseorang dengan kesan yang diciptakan melalui penampilan ataupun tingkah laku. Dengan adanya perkembangan teknologi dan informasi yang berkembang, Facebook menjadi salah satu media sosial yang diminati oleh khalayak luas. Pada tahun 2010 pengguna facebook di Indonesia sekitar 24 juta atau 10 persen dari total penduduk Indonesia. Facebook menjadi cara baru bagi aktivitas presentasi diri. Faktor yang mempengaruhi presentasi diri, diantaranya Narsisme. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara Narsisme dengan presentasi diri, serta mengetahui tingkat presentasi diri dan narsisme pengguna facebook. Dengan hipotesis ada hubungan positif antara narsisme dengan presentasi diri. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa fakultas psikologi di salah satu PTS di Surakarta dengan jumlah jumlah 67 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Alat ukur yang digunakan adalah skala narsisme dan skala presentasi diri. Metode analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi product moment. Berdasarkan hasil analisis data diketahui ada hubungan positif yang signifikan antara narsisme dengan presentasi diri pada pengguna jejaring sosial facebook, ditunjukkan dengan nilai (r) sebesar 0,287; (p) = 0,019 (p>0,05), berdasarkan nilai yg diperoleh pada presentasi diri rerata empirik (RE) sebesar 62,30 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 55 yang berarti tingkat presentasi diri subjek tergolong tinggi. Variabel narsisme mempunyai rerata empirik (RE) sebesar 63,55 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 70 yang berarti narsisme pada subjek tergolong sedang. Kata Kunci : Narsisme, presentasi diri, facebook
v
sekitar 24 juta
PENDAHULUAN Wong
(2012)
melalui
melalui
atau 10 persen dari total
penduduk Indonesia.
facebook, orang mempunyai keuntungan
dijadikan sarana interaksi sosial,
untuk berpikir tentang apa yang mereka
namun menjadi sarana untuk melakukan
utamakan untuk ditunjukan kepada orang
manajemen
lain.
melakukan presentasi diri.
Sebagai
menekankan mereka
contoh aspek
atau
orang
dari
dapat
kepribadian
Sarwono
dimana
(2009)
para
user
menyebutkan
foto
yang
presentasi diri adalah usaha untuk mengatur
terbaik
untuk
kesan yang orang lain tangkap mengenai
mengatur kesan yang baik kepada orang
kita baik disadari atau tidak. Sedangkan
lain.
Siibak (2009) mengungkapkan presentasi
menyampaikan
membagi
kesan
gambar
Pengguna facebook pada dasarnya
diri
adalah
keinginan
individu
untuk
selalu menampilkan dirinya melalui fitur-
mengontrol kesan yang mereka sampaikan
fitur yang ada seperti update status dan
kepada orang lain, sehingga mereka dapat
foto.
dengan sadar atau dengan tidak sadar
Alifiah
(2014)
Facebook tidak hanya
menyebutkan
menghitung aksi dan perbuatan mereka.
Akhir-akhir ini
pengguna jejaring sosial facebook di Indonesia
khususnya
hasil
observasi
remaja
peneliti, dalam perkembangannya aplikasi
mengalami peningkatan dari tahun ke
pendukung presentasikan diri di jejaring
tahun. Situs jejaring sosial facebook yang
sosial sangat beragam. Sebut saja kamera
di rancang oleh Mark Zukerberg menjadi
360, adobe photoshop, plastic surgery,
media baru yang berpengaruh. Antusiasme
beauty plus-magical camera dan banyak
masyarakat
aplikasi yang lainnya. Penampilan di media
Indonesia
pada
Berdasarkan
terhadap
situs
jejaring sosial facebook sangat tinggi. Tamburaka
(2013)
sosial bisa menjadi lebih cantik dan
menyatakan
imajinatif dari pada diri yang sebenarnya.
pada tahun 2010 Indonesia telah menjadi negara
dengan
pengguna
Ada banyak hal yang mendorong
facebook
orang untuk melakukan presentasi diri.
terbanyak kedua di dunia setelah Amerika
Argyle (Dayakisni, 2009) mengemukakan
Serikat. Pengguna facebook di Indonesia
ada tiga motivasi primer pengelolaan kesan, yaitu untuk mendapatkan imbalan materi
1
atau sosial, untuk mempertahankan atau
(2012) menyatakan pengguna jejaring sosial
untuk meningkatkan harga diri, dan untuk
facebook mempresentasikan diri sesuai
mempermudah pengembangan identitas
dengan
diri yaitu menciptakan dan mengukuhkan
Gonzalez (2010) menyebutkan penelitian
identitas diri.
terbaru dalam bidang CMC (Computer
Individu
dalam
melakukan
citra
diri
yang
diiinginkan.
Mediated Communication) memberi kesan
presentasi diri biasanya memilih dan
bahwa
presentasi
secara
online
mengatur kesan yang ingin diciptakan,
berefek pada konsep diri pengguna.
dapat
Dayakisni (2009) menyebutnya konstruksi
Melakukan presentasi diri dijejaring
pengelolaan kesan. Konstruksi pengelolaan
sosial memiliki beberapa keuntungan, Ong
kesan menyangkut pengelolaan image
(2011) menyebutkan Pengguna SNS (Social
tertentu
dan
Networking Sites, misal facebook) memiliki
cara-cara
kontrol hampir penuh atas pengungkapan
yang
mengubah
ingin
perilaku
diciptakan dalam
tertentu untuk mencapai suatu tujuan. Ada
beberapa
taktik
melakukan presentasi diri yang dilakukan.
Leary
dalam
dalam mengelola presentasi diri. Walther
bisa
(Ong,
2011)
menyatakan
selain
SNS
2012)
mampu mempengaruhi keterbukaan sosial,
taktik
diharapkan adanya peningkatan citra diri
presentasi diri dalam kehidupan sehari-hari
dengan presentasi diri secara online di profil
seperti deskripsi diri kita, pernyataan sikap,
SNS mereka,.
memperkenalkan
perilaku
non
(wong,
informasi, mereka dapat lebih strategis
beberapa
verbal,
asosiasi
sosial,
Tidak semua pengguna jejaring
kesesuaian dan kepatuhan, agresi dan
sosial mempresentasikan diri sesuai dengan
pengambilan risiko.
keadaan
sebenarnya.
Aryati
(2013)
Presentasi diri berhubungan erat
menyatakan individu dapat memanipulasi
dengan identitas yang sengaja ditampilkan
mengenai dirinya, misalnya memalsukan
atau konsep diri pemilik akun, seperti yang
tanggal kelahiran, tempat tinggal dan
diungkapkan oleh beberapa penelitian
bahkan
nama
sebenarnya.
terdahulu. De graff (2011) mengungkapkan
tersebut
dapat
disebut
remaja membangun sebuah identitas yang
deception.
sesuai
dengan
kepribadiannya.
Wong
2
Perbuatan
dengan
online
Michikyan
(2014)
menyebutkan
menggunakan facebook juga menunjukan
pada facebook mahasiswa tidak hanya mempresentasikan
diri
mereka
skor yang tinggi (Rosen, 2013).
yang
Twenge dan Campbell (Rosen, 2013)
sebenarnya dan diri yang ideal (yang
berpendapat
diharapkan atau diinginkan), tetapi kadang-
“epidemi” yang telah meningkat dalam dua
kadang juga mempresentasikan diri mereka
dekade terakhir. Penelitian menggunakan
yang salah. Dewasa muda dengan neurotik
metode cross-sectional terhadap lebih dari
yang tinggi akan menampilkan diri ideal
16.000 mahasiswa, menemukan bahwa
mereka dan diri mereka yang salah
mahasiswa saat ini skor jauh lebih tinggi
(dengan
dan
(diukur melalui Narcissism Personality
mengesankan yang lain) di facebook
Inventory) dari 20 tahun yang lalu. Bahkan,
dengan lebih luas.
dua-pertiga dari mahasiswa baru-baru ini
tujuan
Bufardi
untuk
(2008)
menipu
bahwa
narsisme
adalah
mengungkapkan
mencetak diatas rata-rata dibandingkan
akhir-akhir ini ada perhatian yang besar di
dengan setengah dari mahasiswa yang
media mengenai permasalahan narsisme
mengambil tes yang sama pada akhir tahun
dan jejaring sosial. Ini mengenai situs web
1970 dan awal 1980-an.
menawarkan pintu gerbang untuk promosi
Komunikasi yang dilakukan dijejaring
diri melalui diskripsi diri, kesombongan
sosial membuat kepribadian narsis menjadi
melalui foto dan hubungan pertemanan
lebih
yang dangkal dalam jumlah yang banyak,
beberapa
yang mana secara potensial terhubung
menjelaskan: Pertama, pengaturan jejaring
dengan ciri narsisme.
sosial menawarkan gerbang untuk ratusan
Individu
dengan
kepribadian
mudah
hubungan
diaktualisasikan
alasan.
Mehdizadeh
dangkal
dan
karena (2010)
komunikasi
narsisme memiliki konsep diri yang tidak
emosional terpisah. Kedua, halaman Web
realistis dan sebuah komitmen untuk
jejaring sosial adalah lingkungan yang
memperkokoh gambaran diri yang posistif
sangat
(Campbel & Foster, 2007). Narsisme
pemilik
diperburuk dan didorong oleh jejaring
penggunaan jejaring sosial sebagai alat
sosial. Pengguna jejaring sosial facebook
presentasi
yang lebih banyak menghabiskan waktu
menyampaikan informasi yang diinginkan
3
terkontrol berkuasa
diri.
yang
memungkinkan
sepenuhnya
Selain
itu
atas
dapat
tentang diri mereka sendiri. Jejaring sosial
Gonzales (2010) mengungkapkan studi
memungkinkan kepribadian narsis untuk
baru-baru ini menemukan bahwa Facebook
mengejar
dapat meningkatkan “harga diri sosial”
persahabatan
sepele
dengan
jumlah yang tak terbatas dan selanjutnya
diukur
memungkinkan mereka untuk bermegah-
penampilan fisik, hubungan dekat, dan daya
pandangan diri positif.
tarik romantis, terutama ketika pengguna
Irwin (1999) menyatakan faktor yang penting
dalam
diagnosis
sebagai
menerima
umpan
persepsi
balik
seseorang
positif
dari
kepribadian
pertemanan difacebook. Selain itu, Halaman
narsisme adalah secara perasaan ekstrem
web pribadi sekarang ini akan menambah
mementingkan
keuntungan dari promosi diri (Buffardi,
diri,
membutuhkan
perhatian yang konstan, kelemahan dari
2008).
rasa harga diri dan kekurangan empati dari
Individu dengan gangguan kepribadian
yang lain. Namun orang dengan pola
narsisme dalam melakukan presentasi diri
kepribadian
mempunyai
dan cenderung memenuhi kemauannya
presentasi diri yang baik. Ong (2011)
untuk menjadi unik, penting dan mendapat
mengungkapkan remaja yang lebih narsis
banyak perhatian dari orang banyak. Selain
dinilai foto profilnya lebih atraktif secara
itu
fisik, lebih modis, lebih mewah dan lebih
dijejaring sosial juga tidak sesuai dengan
keren dari pada kelompok yang lebih
keadaan sebenarnya.
narsistik
sedikit tingkat narsisnya. Adi
&
beberapa
Pengguna
Yudiati
(2009)
aktivitas
jejaring
presentasi
sosial
diri
seperti
facebook hendaknya memiliki kemampuan
mengungkapkan bahwa individu dengan
literasi
kecenderungan narsisme mempunyai harga
menyatakan literasi dalam hal ini merujuk
diri yang rendah. Orang dengan gangguan
kemampuan khalayak yang melek terhadap
kepribadian narsisme butuh
pengakuan
media dan pesan media massa dalam
dan pujian dari orang lain demi menaikkan
konteks komunikasi massa. Literasi media
harga dirinya. Ini yang menyebabkan
melingkupi
literasi
teknologi,
individu
narsis
informasi,
kreativitas
media,
untuk
jawab dan kompetensi sosial.
dengan
membutuhkan
kepribadian
jejaring
sosial
mencari perhatian dan dukungan sosial.
4
media.
Tamburaka
(2013)
literasi tanggung
Individu dengan kepribadian yang
Susandi dan Herlina Pangastuti. Skala
sehat yang bisa mengontrol penggunaan
penelitian ini dengan menganut aspek-aspek
akun yang mempunyai tanggungjawab
presentasi diri pada pengguna jejaring sosial
sosial,
dalam
facebook yang mengacu pada Goffman
melakukan presentasi diri yang sesuai
(dalam Dayakisni, 2009) yaitu penampilan
dengan realitas diri dan mampu menyaring
muka (proper front), keterlibatan dalam
informasi yang ada di media jejaring
perannya, mewujudkan idealisasi harapan
sosial.
orang lain tentang perannya, mystification.
Atas
mempunyai
dasar
kreativitas
permasalahan
tersebut
Narsisme
pada pengguna facebook
dapat diajukan rumusan masalah, yaitu
diungkap
oleh
“Apakah ada hubungan Narsisme dengan
menggunakan skala yang
Presentasi diri pada pengguna jejaring
Handayani (2014) dengan nilai koefisien
sosial Facebook?”. Dari uraian di atas,
alpha cronbach sebesar 0,881 dengan
maka peneliti melakukan penelitian dengan
indeks daya beda yang bergerak dari -0,354
judul “Hubungan antara Narsisme dengan
– 0,723 dengan batasan ≥ 0,1 - ≥ 0,3
Presentasi diri pada pengguna jejaring
sehingga
sosial Facebook?”
dalam alat ukur ini cukup reliabel dan dapat
dapat
peneliti
dikatakan
dengan dibuat oleh
aspek-aspek
digunakan sebagai alat ukur. Skala narsisme merupakan skala yang
METODE PENELITIAN
berdasarkan dari sembilan karakteristik Populasi
yang
digunakan
dalam
narsisme sesuai dengan pedoman DSM-V
penelitian ini adalah Mahasiswa Psikologi
(APA, 2012), meliputi: merasa diri paling
angkatan 2014 disalah satu perguruan
hebat namun seringkali tidak sesuai dengan
tinggi swasta di Surakarta. Jumlah total
potensi atau kemampuan yang dimiliki,
mahasiswa adalah 270. Pengambilan data
percaya bahwa dirinya spesial dan unik,
dalam penelitian ini menggunakan dua
dipenuhi dengan fantasi tentang kesuksesan,
skala yang narsisme dan presentasi diri.
kekuasaan, kepintaran, kecantikan atau
Skala presentasi diri yang akan
cinta sejati, memiliki kebutuhan eksesif
digunakan dalam penelitian ini disusun
untuk
oleh tim yaitu Dhila Oktaputrining Catur
diperlakukan
5
dikagumi,
merasa
secara
layak
istimewa,
untuk kurang
empati,
mengekspoitasi
hubungan
dapat bertindak sebagai regulator positif
interpersonal dan angkuh.
penghargaan diri narsis. Penelitian terakhir
HASIL PENELITIAN DAN
menunjukkan bahwa narsis memiliki sifat
PEMBAHASAN
sombong dan ingin berbicara tentang diri sendiri, kemudian pengguna facebook yang
Berdasarkan
hasil analisa statistik
narsis akan melakukan promosi diri melalui
yang dilakukan untuk mengetahui apakah
foto profil.
ada hubungan positif antara narsisme
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan
dengan presentasi diri pada jejaring sosial facebook
di
peroleh
nilai
apa yang ditemukan
diperoleh
menyebutkan
signifikansi p = 0,019 (p < 0,05), hal ini
mempengaruhi
menunjukan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara narsisme dengan presentasi diri. Berdasarkan hasil tersebut
pendapat
ini
Mehdizadeh
parsial
untuk
manifestasi narsisme pada fitur
profil
facebook
dapat
remaja.
Narsisme
Facebook. Remaja yang lebih narsis dinilai sesuai (2010)
dengan
memiliki foto profil Facebook mereka
yang
lebih menarik secara fisik, lebih modis,
menyebutkan bahwa ada hubungan positif
lebih glamor dan lebih keren dari rekan-
yang signifikan antara narsisme dengan
rekan yang kurang narsis.
aktivitas presentasi diri. Penelitian ini di
Butcher, dkk (2010) menyebutkan ada
ikuti oleh seratus pemilik facebook (50
dua teori mengenai faktor yang terlibat
laki-laki dan 50 perempuan) yang secara
dalam pembentukan kepribadian narsisme.
acak di pilih di universitas York. Individu
Pertama, teori psikodinamika, kepribadian
yang memiliki nilai lebih tinggi pada NPI-
narsisme itu berkembang jika orang tua
16, dapat dilihat dari berapa kali Facebook
melakukan pengabaian, devaluasi, atau
diperiksa per hari, dan waktu dihabiskan di
tidak empatik kepada anak. Individu ini
Facebook per sesi. Selain itu, Pengguna facebook dapat
secara
narsisme
yang dihasilkan diri, misalnya Foto profil
diajukan peneliti diterima. analisa
bahwa
menjelaskan presentasi diri melalui konten
dapat dikatakan bahwa hipotesis yang
Hasil
oleh Ong (2011)
akan menjadi mencari sebuah afirmasi
menerima umpan balik
secara terus menerus sebuah ideal dan
pada fitur profil dari pengguna lain, yang
kebesaran rasa dari diri. Kedua, Teori Sosial
6
Learning
Bandura
yang
menyebutkan
sangat
bahwa kepribadian narsisme datang dari contoh,
Penelitian ini mengungkapkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara
memanjakan dan menuruti kehendak anak
narsisme dengan presentasi diri. Dengan
mereka yang paling muda dengan cara
sumbangan efektif sebesar 8,2 %, maka
mengajarkan
setiap
masih ada faktor lain sebanyak 91,8 % yang
permintaan mereka adalah perintah, bahwa
mempengaruhi presentasi diri. Penelitian
mereka dapat menerima tanpa memberikan
yang
kembali dan mereka berhak mendapat
mahasiswa psikologi di salah satu PTS di
keadaan yang menonjol dengan tanpa
Surakarta angkatan 2014 mendapatkan hasil
usaha yang minimal.
bahwa kemampuan presentasi diri yang
beragam
mahasiswa Alifiah
mereka
bahwa
alasan
menggunakan
(2014)
tua
diri
ini
Ada
“Orang
presentasi
sepenuhnya.
evaluasi orang tua yang tidak realistis. Sebagai
mengonntrol
dilakukan
oleh
peneliti
pada
mengapa
dimiliki oleh mahasiswa tergolong Sedang
facebook,
sebanyak 47,7 % dan tinggi sebanyak 52,3
mengungkapkan
ada
%. Pada variabel narsisme beragam dimulai
beberapa hal, yaitu: sarana relasi menjalin
dari rendah 34,32 dan tinggi sedang
pertemanan, sarana menunjukan identitas
65,68%. Rerata empirik variabel presentasi
diri, sarana ekspresi diri dan sarana tampil
diri berada pada level tinggi sedangkan
eksis, dan sarana kebutuhan komunikasi.
pada variabel narsisme berada pada level
Sedangkan
sedang.
Mehdizadeh
(2010)
Dengan
demikian
dapat
mengungkapkan mengapa media online
disimpulkan bahwa mahasiswa psikologi
semacam facebook menjadi tempat yang
2014 disalah satu peruruan tinggi swasta
cocok
perilaku
mempunyai kemampuan presentasi diri
narsisme. Pertama, facebook menawarkan
yang tinggi, dan tingkat narsisme yang
tempat untuk sebuah hubungan yang
sedang.
bersifat
untuk
berkembangnya
dangkal
(teman
virtual)
dan
Tetapi,
presentasi diri tinggi
tidak
komunikasi emosional yang bebas (dinding
hanya
dipengaruhi oleh tingkat narsisme
facebook, postingan dan komentar). Kedua,
yang
tinggi.
jejaring sosial adalah
lingkungan yang
dipengaruhi oleh faktor lain, selain narsisme
sangat terkontrol yang pemiliknya bisa
yang menyumbang 8,2 %. Ong (2011)
7
Presentasi
diri
banyak
menyebutkan
bahwa
tipe
kepribadian
2. Rata-rata mahasiswa psikologi 2014
extraversion mempengaruhi presentasi diri
disalah satu PTS
di jejaring sosial, sedangkan mehdizadeh
presentasi diri yang tergolong tinggi
(2010) menyebutkan self esteem juga
3. Rata-rata mahasiswa psikologi
mempengaruhi presentasi diri.
penelitian
adapun ini
melakukan
kelemahan
adalah
pengambilan
narsisme yang tergolong sedang.
dalam
4. Narsisme memiliki pengaruh terhadap
peneliti
tidak
presentasi diri sebesar 8,2%, hal ini
data
pra
menunjukan bahwa terdapat 91,8 %
penelitian untuk dapat mengambarkan
faktor
populasi yang akan diteliti dengan lebih
presentasi diri.
baik, selain itu dalam pengambilan data
alat
ukur
mohon
yang
mempengaruhi
Berdasarkan hasil dan kesimpulan
yang sambil mengobrol dan bercanda. itu,
lain
Saran
dilakukan secara informal terkadang ada
Selain
2014
disalah satu PTS memiliki tingkat
Penelitian ini tentunya terdapat kelemahan,
memiliki tingkat
penelitian, maka penulis mengajukan saran
tidak
sebagai berikut:
digunakan lagi karena tidak memenuhi
1. Bagi pengguna jejaring sosial
prosedur validitas.
Berdasarkan
hasil
penelitian
yang
KESIMPULAN DAN SARAN
menemukan
bahwa
Narsisme
pada
Kesimpulan
mahasiswa fakultas psikologi tergolong
Berdasarkan analisis dan pembahasan ,
sedang dan terbukti ada hubungan
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
positif
antara
1. Ada hubungan positif yang signifikan
presentasi diri , subjek melakukan
antara narsisme dengan presentasi diri
aktivitas
pada
memperhatikan
pengguna
facebook,
jejaring
artinya
sosial
kepribadian
narsisme
mempengaruhi
presentasi
diri
dijejaring
narsisme
presentasi
diri
dengan
diharapkan
pengaturan
privasi
untuk melindungi akun yang dimiliki
tingkat
dan
sosial
juga
memilih
bertanggung
facebooI.
informasi
jawab
yang dalam
mengkonsumsi atau pun memproduksi di jejaring sosial.
8
Bulletin. hal http://psp.sagepub.com
2. Kepada Peneliti Lain Bagi peneliti lain yang tertarik untuk
1303-1314.
Butcher, dkk. 2010. Abnormal Psychology Fourteenth Edition. Boston: Pearson Education Inc
meneliti lebih jauh mengenai presentasi diri diharapkan dapat melihat faktor lain yang mempengaruhi presentasi diri
Campbell, W.K & Foster, J.D. (2007). The Narcissistic self: Background, an extended agency model, and ongoing controversies. In C. Sedikides,& S.J. Spencer, (Eds). Journal The Self fronties of social psychology. (pp.115138).New York: Psychology Press
seperti self esteem atau kepribadian extraversion . kedua, memperbaiki kualitas alat ukur baik skala presentasi diri maupun narsisme. DAFTAR PUSTAKA
Dayakisni, Tri & Hudaniah.2009. Psikologi Sosial. Malang: UMM Press
Adi, Pradana Saktya dan Yudiati, M. Erna Agustina. 2009. Harga Diri dan Kecenderungan Narsisme pada Pengguna Friendster. Jurnal psikologi volume 3, no 1.hal 25-32
De Graaf, M.M.A. 2011. The Relationship Between Adolescent’s Personality Characteristics And Online SelfPresentation. Netherlands: Jurnal Faculty of Behavioral sciences, university of twente. Vol hal 1-22
Alifiah, Elis, dan Jannah, Raudhatul. 2014. Analisis Manajemen Kesan Pengguna Facebook (Analysis Of Impression Management Of Facebook Users). Jurnal E Sos Pol, 1 (1). Hal 90- 109
Gonzales,amy l., m.a. And hancock, ph.d, jeffrey t.2010. Mirror, mirror on my facebook wall: effects of exposure to facebook on self-esteem. New york: jurnal cyberpsychology, behavior, and social networking. Vol 00, hal 1-5
Aryanti, Dian dkk. 2013. Hubungan antara self-esteem dan impression management dengan online deception pada mahasiswa program studi psikologi fakultas kedokteran universitas sebelas maret. Jurnal psikologi candra jiwa. Vol 1. No 4 hal 1-10
Irwin
G, Sasaron. 1999. Abnormal Psychology The Problem Maladaptive Behavior. USA: Prentice-Hall Inc
Mehdizadeh, Soraya. 2010. SelfPresentation 2.0: Narcissism and self Esteem on Facebook. Canada: Journal Departemen of Psychology, new york university. Vol 13 no 2 hal 357-364
Buffardi, Laura E dan Campbell, Keith W. 2008. Narcissism and Social Networking Web Sites. Journal Personality and Social Psychology
Michikyan ,Minas, Subrahmanyam Kaveri dan Dennis, Jessica. 2014. Can you
9
tell who I am? Neuroticism, extraversion, and online selfpresentation among young adults. California State University: Jurnal Computers in Human Behavior 33 (2014) 179–183 Rosen ,L.D, Whaling, K, Rab, S, Carrier L.M dan Cheever, N.A. 2013. Is Facebook creating ‘‘iDisorders’’? The link between clinical symptomsof psychiatric disorders and technology use, attitudes and anxiety. California State University: Jurnal Computers in Human Behavior, Volume 29 issue 3 hal 1243-1254 Sarwono, Sarlito W & Meinarno, Eko A. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika Siibak, A. (2009). Constructing the Self through the Photo selection - Visual Impression Management on Social Networking Websites. Cyberpsychology: Journal of Psychosocial Research on Cyberspace, 3(1), article 1. Tamburaka, Apriadi. 2013. Literasi Media Cerdas Bermedia Khalayak Media Massa. Jakarta: Rajawali Ong, Elieen Y, dkk. 2011. Narcissm, Extraversion and Adolescents’Self Presentation on Facebook. Journal Elsevier Personality and Individual Differences. Vol 50, Issue 2.hal 1-23 Wong, Winter K.W. 2012. Faces on Facebook: a Study of Self Presentation and Social Support on Facebook. Ss student e-journal vol. 1,hal 184-214
10