Hemoragik antepartum (HAP) Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi
Definisi • HAP dapat dikategorikan menjadi tiga berdasarkan usia kehamilan saat kejadian perdarahan terjadi, yaitu trimester pertama, dua, dan tiga. • Penyebab terbanyak pada trimester tiga adalah plasenta previa dan solusio plasenta.
Placenta Previa Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi
Definisi • Plasenta yang berimplantasi di atas atau mendekati ostium serviks interna. Terdapat empat macam plasenta previa berdasarkan lokasinya, yaitu: Plasenta previa totalis
ostium internal ditutupi seluruhnya oleh plasenta
Plasenta previa parsialis
ostium interal ditutupi sebagian oleh plasenta
Plasenta previa marginalis
tepi plasenta terletak di tepi ostium internal
Plasenta previa letak rendah
plasenta berimplantasi di segmen bawah uterus sehingga tepi plasenta terletak dekat dengan ostium
Epidemiologi • Insidensi sebesar 1 dalam 300 kelahiran.
Patofisiologi • Plasenta berimplantasi pada daerah kaudal dari uterus. Perkembangan plasenta selanjutnya dapat menutupi ostium uteri internum. • Mungkin disebabkan tempat implantasi lain yang normal tidak memiliki vaskularisasi yang baik • Pembentukan segmen bawah uterus dan pembukaan ostium uteri internum akan menyebabkan perobekan perlekatan plasenta pada plasenta yang sebelumnya menutupi ostium uteri internum.
Faktor Predisposisi • Kehamilan dengan ibu berusia lanjut • Multiparitas • Riwayat seksio sesarea sebelumnya
Diagnosis • Perdarahan tanpa nyeri, usia kehamilan >22 minggu • Darah segar yang keluar sesuai dengan beratnya anemia • Syok • Tidak ada kontraksi uterus • Bagian terendah janin tidak masuk pintu atas panggul • Kondisi janin normal atau terjadi gawat janin
Pemeriksaan penunjang • Penegakkan diagnosis dibantu dengan pemeriksaan USG • Dengan USG, maka posisi plasenta dapat diidentifikasi • Selain itu dapat dibedakan antara plasenta previa dengan plasenta letak rendah (tepi plasenta berada kurang lebih 3cm dari ostium uteri internum)
Tatalaksana Umum • Tidak dianjurkan melakukan pemeriksaan dalam sebelum tersedia kesiapan untuk seksio sesarea. Pemeriksaan inspekulo dilakukan secara hati-hati, untuk menentukan sumber perdarahan. • Perbaiki kekurangan cairan/darah dengan infus cairan intravena (NaCl 0,9% atau Ringer Laktat).
• Lakukan penilaian jumlah perdarahan.
Tatalaksana Umum • Jika perdarahan banyak dan berlangsung, persiapkan seksio sesarea tanpa memperhitungkan usia kehamilan. • Jika perdarahan sedikit dan berhenti, dan janin hidup tetapi prematur, pertimbangkan terapi ekspektatif.
Tatalaksana Khusus Terapi Konservatif • Agar janin tidak terlahir prematur dan upaya diagnosis dilakukan secara non-invasif. • Syarat terapi ekspektatif: – Kehamilan preterm dengan perdarahan sedikit yang kemudian berhenti dengan atau tanpa pengobatan tokolitik – Belum ada tanda inpartu – Keadaan umum ibu cukup baik (kadar Hb dalam batas normal) – Janin masih hidup dan kondisi janin baik
Tatalaksana Khusus Terapi Konservatif • Rawat inap, tirah baring dan berikan antibiotika profilaksis. • Lakukan pemeriksaan USG untuk memastikan letak plasenta. • Berikan tokolitik bila ada kontraksi: – MgSO4 4 g IV dosis awal dilanjutkan 4 g setiap 6 jam, atau – Nifedipin 3 x 20 mg/hari – Pemberian tokolitik dikombinasikan dengan betamethason 12 mg IV dosis tunggal untuk pematangan paru janin
Tatalaksana Khusus Terapi Konservatif • Perbaiki anemia dengan sulfas ferosus atau ferous fumarat per oral 60 mg selama 1 bulan. • Pastikan tersedianya sarana transfusi. • Jika perdarahan berhenti dan waktu untuk mencapai 37 minggu masih lama, ibu dapat dirawat jalan dengan pesan segera kembali ke rumah sakit jika terjadi perdarahan.
Tatalaksana Khusus Terapi Aktif Derajat Perdarahan
Berat
Sedang
>36 minggu atau L/S rasio imatur
Ringan
<36 minggu atau L/S rasio imatur
<36 minggu atau L/S rasio matur
Tokolitik, Kortikosteroid, Transfusi Darah
Pasien Tidak Stabil
Seksio sesarea
Pasien Stabil
Manajemen ekspektatif
Tatalaksana Khusus Terapi Aktif • Rencanakan terminasi kehamilan jika: – Usia kehamilan cukup bulan – Janin mati atau menderita anomali atau keadaan yang mengurangi kelangsungan hidupnya (misalnya anensefali) – Pada perdarahan aktif dan banyak, segera dilakukan terapi aktif tanpa memandang usia kehamilan
Tatalaksana Khusus Terapi Aktif • Jika terdapat plasenta letak rendah, perdarahan sangat sedikit, dan presentasi kepala, maka dapat dilakukan pemecahan selaput ketuban dan persalinan pervaginam masih dimungkinkan. • Jika tidak, lahirkan dengan seksio sesarea.
Tatalaksana Khusus Terapi Aktif • Jika persalinan dilakukan dengan seksio sesarea dan terjadi perdarahan dari tempat plasenta: – Jahit lokasi perdarahan dengan benang – Pasang infus oksitosin 10 unitin 500 ml cairan IV (NaCl 0,9% atau Ringer Laktat) dengan kecepatan 60 tetes/menit – Jika perdarahan terjadi pascasalin, segera lakukan penanganan yang sesuai, seperti ligasi arteri dan histerektomi
Kriteria Tatalaksana Rawat Jalan untuk Pasien Plasenta Previa • • • • • •
72 jam observasi di rumah sakit tanpa perdarahan vagina Hematokrit serial 35%. Hasil pemeriksaan NST reassuring saat keluar rumah sakit. Waktu dari rumah ke rumah sakit terdekat kurang dari 24 jam. Patuh untuk bed rest di rumah. Pasien dan keluarga paham tentang komplikasi yang dapat terjadi. • Follow up setiap minggu sampai waktunya bersalin, termasuk pemeriksaan Hb dan usg serial.
Komplikasi Komplikasi pada ibu: • Anemia dan syok • Meningkatnya risiko solusio plasenta pada kehamilan berikutnya • Infeksi
Komplikasi pada janin: • Asfiksia • Pertumbuhan janin terhambat • Malformasi kongenital
Prognosis • 50% wanita yang mengalami perdarahan akibat plasenta previa akan mengalami persalinan preterm • Angka kematian mencapai 2-3% yang umumnya diakibatkan oleh karena perdarahan hebat dan komplikasi berupa DIC
Solusio Plasenta Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi
Definisi • Terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya sebelum janin lahir. • Solusio plasenta dimulai oleh perdarahan ke dalam desidua basalis. Desidua kemudian memisah, meninggalkan lapisan tipis yang melekat ke miometrium.
Epidemiologi • Insidensi sebanyak 1 dalam 200 kelahiran.
Patofisiologi Penyebab utama dari solusio plasenta tidak diketahui, namun diperkirakan kejadian solusio plasenta berhubungan dengan keberadaan faktor-faktor sebagai berikut : • Hipertensi • Versi luar • Trauma abdomen • Hidramnion • Gemelli • Defisiensi besi • Riwayat solusio plasenta sebelumnya
Diagnosis • Perdarahan dengan nyeri intermiten atau menetap • Warna darah kehitaman dan cair, tetapi mungkin ada bekuan jika solusio relatif baru • Syok tidak sesuai dengan jumlah darah keluar (tersembunyi) • Anemia berat • Gawat janin atau hilangnya denyut jantung janin • Uterus tegang terus menerus dan nyeri
Pemeriksaan penunjang • Pemeriksaan dengan menggunakan USG dapat melihat adanya bayangan darah dan bekuan retroplasenta yang menunjukkan bahwa telah terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya
Tatalaksana • Kasus solusio plasenta tidak boleh ditatalaksana pada fasilitas kesehatan dasar, harus dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap. • Tatalaksana berikut hanya boleh dilakukan di fasilitas kesehatan yang lengkap.
Tatalaksana • Jika terjadi perdarahan hebat (nyata atau tersembunyi) dengan tanda-tanda awal syok pada ibu, lakukan persalinan segera: – Jika pembukaan serviks lengkap, lakukan persalinan dengan ekstraksi vakum – Jika pembukaan serviks belum lengkap, lakukan persalinan dengan seksio sesarea
• Waspadalah terhadap kemungkinan perdarahan pascasalin.
Tatalaksana • Jika perdarahan ringan atau sedang dan belum terdapat tandatanda syok, tindakan bergantung pada denyut jantung janin (DJJ): DJJ
Vital Sign Ibu
Normal
Tindakan Lakukan seksio sesarea
Tidak terdengar
Nadi dan tekanan darah ibu normal
Pertimbangkan persalinan pervaginam
Tidak terdengar
Nadi dan tekanan darah ibu bermasalah
Pecahkan ketuban dengan kokher: • Jika kontraksi jelek, perbaiki dengan pemberian oksitosin • Jika serviks kenyal, tebal, dan tertutup, lakukan seksio sesarea
Abnormal (<100 atau > 180/menit)
Lakukan persalinan pervaginam segera, bila tidak memungkinkan lakukan seksio sesarea
Tatalaksana • Lakukan uji pembekuan darah sederhana: – Ambil 2 ml darah vena ke dalam tabung reaksi kaca yang bersih, kecil, dan kering (kira-kira 10 mm x 75 mm) – Pegang tabung tersebut dalam genggaman untuk menjaganya tetap hangat – Setelah 4 menit, ketuk tabung secara perlahan untuk melihat apakah pembekuan sudah terbentuk, kemudian ketuk setiap menit sampai darah membeku dan tabung dapat dibalik
Tatalaksana • Lakukan uji pembekuan darah sederhana: – Kegagalan terbentuknya pembekuan setelah 7 menit atau adanya bekuan lunak yang dapat pecah dengan mudah menunjukkan koagulopati – Jika dijumpai koagulopati, berikan darah lengkap (whole blood) segar, atau bila tidak tersedia, pilih salah satu di bawah ini berdasarkan ketersediaannya: • • • •
fresh frozen plasma packed red cell Kriopresipitat konsentrasi trombosit
Komplikasi Pada ibu: • Meningkatnya risiko seksio sesarea. • Disseminated Intravascular Coagulation (DIC). • Meningkatnya risiko solusio plasenta berikutnya. Pada janin: • Prematuritas.
Prognosis • Apabila derajat solusio plasenta cukup berat, maka dapat mengakibatkan kematian pada janin dan ibunya • Angka kematian perinatal mencapai 119 per 1,000 • Kemungkinan kejadian solusio plasenta berulang di kehamilan yang akan datang berkisar antara 4-12%
Referensi • Arias F, Daftary SN, Bhide AG. Practical Guide to High-Risk Pregnancy & Delivery. 3rd ed. New Delhi: Elsevier; 2008. • Cunningham FG, Lenevo KJ, Bloom SL, et al. Williams Obstetrics. 23rd ed. New York: McGraw-Hill Medical; 2010. • Joy, S. Placenta Previa; 2014. [cited 27 May 2014]. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/262063overview#aw2aab6b2b5 • Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. 1st ed. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2013. • Deering, SH. Abruptio Placentae; 2013. [cited 27 May 2014] Available from: http://emedicine.medscape.com/article/252810overview#aw2aab6b2b5aa