HAMBATAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL
WRITTEN BY ANNY ROCHMAYANTI S20830018
POST GRADUATE ENGLISH PROGRAM SARJANAWIYATA TAMANSISWA UNIVERSITY YOGYAKARTA 2010
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hambatan dalam bahasa Inggris merupakan obstacle yang dalam Oxford Advanced leraner’s Dictionary of Current English memiliki makna “something in the way that stops progress or makes it difficult” (sesuatu yang menghentikan kemajuan atau membuat lebih sulit” (Hornby, 1987: 580). Sehingga, dapat dikatakan bahwa hambatan dalam pembelajaran bahasa Inggris merupakan sesuatu yang mengganggu dan membuat pembelajaran bahasa Inggris tidak berjalan lancar. Sekarang ini, pembelajaran bahasa Inggris dilaksanakan di semua jenjang pendidikan, baik dari sekolah dasar, sekolah menengah, sekolah atas, maupun perguruan tinggi. Namun, dalam kenyataannya, Bahasa Inggris hanya diujikan di dalam Ujian Akhir Nasional (UAN) di tingkat sekolah atas dan juga di jenjang pendidikan menengah. Sedangkan, di sekolah dasar Bahasa Inggris merupakan salah satu mata pelajaran muatan lokal dan berupa mata pelajaran muatan lokal pilihan. Sehingga, sekolah mempunyai kewenangan untuk menentukan apakah sekolah tersebut akan melaksanakan pembelajaran Bahasa Inggris atau tidak. Bahkan, sekolah juga berwenang menentukan jenjang kelas yang melaksanakan pembelajaran bahasa Inggris. Dengan kondisi tersebut, pembelajaran Bahasa Inggris di sekolah dasar pelaksanaannya berbeda di tiap sekolah dasar. Selain itu, pembelajaran Bahasa Inggris yang terjadi di sekolah, baik sekolah atas, menengah, maupun dasar, perkotaan maupun pedesaan dan juga terjadi di sekolah dasar di Kabupaten Gunungkidul tidaklah semuanya berjalan
2
dengan baik, namun juga terdapat hal-hal yang menghambat proses pembelajaran tersebut. Hambatan-hambatan tersebut berasal dari komponen pembelajaran yang ada. Hambatan-hambatan tersebut perlu diatasi guna mencapai pelaksanaan pembelajaran bahasa Inggris yang efektif dan bermanfaat dengan meminimalkan kekurangan yang ada. Selain itu, dengan dengan mengetahui dan mengatasi hambatan yang ada, pembelajaran bahasa Inggris akan berlangsung lebih baik.
B. Identifikasi Masalah Hambatan dalam pembelajaran bukanlah menjadi suatu penentu dari suatu ketidakberhasilan. Hambatan dalam pembelajaran haruslah pula diatasi sehingga proses pembelajaran dapat berjalan baik. Hambatan juga tidak hanya ditentukan oleh salah satu komponen pembelajaran namun oleh semua komponen dalam pembelajaran, yaitu: guru, siswa, materi, metode, waktu, ruang, dan sarana prasarana. Berikut ini diuraikan hubungan antara masing-masing komponen terhadap hambatan dalam pembelajaran bahasa Inggris. 1. Guru Guru sebagai salah satu komponen penghambat pembelajaran dapat dilihat dari dua aspek, yaitu aspek kompetensi dan aspek kepribadian. Aspek kompetensi terdiri dari kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan, aspek kepribadian merupakan karakter dari guru itu sendiri. Aspek kognitif dari guru meliputi pengetahuan umum yang dimiliki guru dan pengetahuan yang berhubungan dengan bahasa Inggris. Pengetahuan umum tersebut terdiri dari pengetahuan tentang penguasaan kelas, perkembangan siswa,
3
kurikulum, materi yang diajarkan, metode yang digunakan, penggunaan media pembelajaran,
pengembangan
materi
ajar,
evaluasi
pembelajaran,
dan
menumbuhkan motivasi bagi siswa. Selanjutnya, pengetahuan yang berhubungan dengan bahasa Inggris meliputi pengetahuan tentang semua komponen bahasa dalam bahasa Inggris. Pengetahuan guru tersebut dapat menjadi komponen penghambat pembelajaran jika hal tersebut tidak terpenuhi. Aspek afektif guru merupakan sikap guru terhadap bahasa Inggris dan pembelajaran bahasa Inggris. Aspek afektif tersebut meliputi sikap guru terhadap bahasa Inggris dan terhadap profesinya sebagai guru bahasa Inggris. Sikap guru ini dapat menjadi penghambat jika guru tidak mampu menunjukkan sikap afektif yang tinggi. Aspek psikomotor guru merupakan aspek yang dimiliki guru yang berupa kemampuan motorik guru. Aspek psikomotor tersebut meliputi kemampuan berbahasa dan kemampuan motorik lainnya, seperti: kemampuan dalam penguasaan kelas, kemampuan dalam menggunakan metode pembelajaran, kemampuan dalam menggunakan media pembelajaran, kemampuan dalam mengembangkan materi ajar, dan kemempuan dalam memotivasi siswa. Aspek psikomotor ini akan menjadi hambatan jika tidak dimiliki oleh guru. Aspek kepribadian guru merupakan karakter dari guru itu sendiri. Karakter tersebut seperti mudah marah, mudah tersinggung, ramah, senang tersenyum, galak, otoriter, demokratis, dan karakter lainnya. Aspek kompetensi dan kepribadian guru dapat menjadi komponen penghambat dalam pembelajaran jika tidak dipenuhi oleh guru.
4
2. Siswa Sama halnya dengan guru, siswa juga dapat dilihat dari aspek kompetensi dan aspek kepribadian. Aspek kompetensi siswa juga terdiri dari aspek kognitif,afektif, dan psikomotor. Sedangkan, aspek kepribadian terdiri dari karakter siswa. Aspek kognitif dari siswa meliputi pengetahuan siswa tentang pengetahuan umum dan pengetahuan tentang bahasa Inggris. Pengetahuan umum tersebut meliputi pengetahuan tentang berbagai konsep umum yang harus dimiliki siswa, seperti pengetahuan budaya dan alam. Sedangkan, pengetehuan tentang bahasa inggris meliputi pengetahuan tentang semua komponen bahasa Inggris. Aspek afektif siswa meliputi sikap siswa terhadap bahasa Inggris, terhadap pembelajaran bahasa Inggris, terhadap guru bahasa Inggris, dan terhadap sesama siswa. Sikap siswa terhadap bahasa Inggris dan pembelajaran terhadap bahasa Inggris meliputi sikap senang dan tidak senang. Sedangkan, sikap siswa terhadap guru bahasa Inggris dan sesama siswa meliputi sikap senang, tidak senang, menghormati, mengejek, menghargai, dan sebagainya. Aspek psikomotor siswa meliputi kemampuan siswa dalam berbahasa Inggris, seperti kemampuan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Kemampuan psikomotor tersebut termasuk juga kemampuan siswa dalam menerjemahkan dan menguasai kosakata. Sedangkan, aspek kepribadian siswa meliputi karakter siswa, seperti sikap menghargai teman dan guru, aktif, pasif, pemalu, berani, hiperaktif, dan sebagainya.
5
Aspek kompetensi dan kepribadian siswa ini dapat menjadi penghambat jika tidak terpenuhi oleh siswa. 3. Materi Selain itu, hambatan pembelajaran dapat pula berasal dari materi pembelajaran. Materi pembelajaran bahasa Inggris yang tertuang dalam kurikulum merupakan acuan bagi guru untuk diajarkan dalam proses pembelajaran. Materi dapat berupa materi yang sulit atau mudah. Materi dapat juga dilihat dari keluasannya, yaitu: luas atau sempit. Selain itu, dilihat dari kontennya, materi dapat berupa materi yang berhubungan dengan siswa dan diketahui siswa atau berupa materi yang tidak terkait dengan siswa dan tidak berhubungan dengan siswa. 4. Metode Metode pembelajaran merupakan metode yang dipilih dan digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Metode tersebut dipilih berdasarkan materi yang diajarkan dan kondisi kelas serta siswa. Sehingga, metode yang sama mungkin tidak dapat digunakan untuk kelas yang sama dengan materi yang berbeda. 5. Waktu Waktu dalam komponen pembelajaran dapat berupa waktu dalam proses pembelajaran dan waktu pelaksanaan pembelajaran. Waktu dalam proses pembelajaran berupa lama proses pembelajaran (durasi) pembelajaran yang ada dalam satu hari, satu minggu, satu bulan, satu semester, dan satu tahun. Sedangkan, waktu pelaksanaan pembelajaran adalah waktu saat pembelajaran,
6
seperti pagi hari, siang hari, serta waktu
pembelajaran yang ditentukan oleh
pembelajaran sesudah atau sebelum pembelajaran bahasa Inggris. 6. Ruang Ruang sebagai salah satu komponen pembelajaran berupa ruang dalam bentuk fisik dan abstrak yang berupa situasi saat proses pembelajaran berlangsung. Ruang dalam bentuk fisik dapat berupa ruangan berdinding tembok, ruangan berdinding bambu, ruangan yang sempit, ruangan yang luas, ruangan yang terang atau gelap, ruangan yang bising, serta ruangan yang tenang. Ruang dapat pula berupa letak sekolah yang beada di daerah perkotaan, daerah pinggiran kota, daerah pedesaan, daerah pegunungan, serta daerah pantai. Ruang abstrak dapat berupa situasi dan kondisi pembelajaran yang dipengaruhi oleh kondisi sosial siswa yang beraneka ragam. 7. Sarana dan Prasarana Komponen sarana dan prasarana terdiri dari fasilitas yang dimiliki oleh sekolah guna menunjang proses pembelajaran. Fasilitas-fasilitas tersebut berupa tersedianya media pembelajaran, alat-alat audio, tape recorder, televisi, VCD player, komputer, sound system, dan sebagainya. Selain itu, prasarana juga berupa ruang/laboratorium bahasa. Sarana dan prasarana tersebut dapat menjadi penunjang maupun penghambat dalam pembelajaran bahasa Inggris.
C. Pembatasan Masalah Dari identifikasi masalah yang disebutkan di atas kita dapat menyimpulkan bahwa hambatan pembelajaran bahasa Inggris ditentukan oleh semua komponen
7
pembelajaran dan terjadi di semua jenjang pendidikan. Dengan cakupan yang luas tersebut, maka penulis membatasi masalah dalam penelitian ini pada pembahasan hambatan pembelajaran bahasa Inggris yang terjadi di sekolah dasar yang terjadi di kabupaten Gunungkidul saja.
D. Perumusan Masalah Dari pembatasan masalah tersebut peneliti pun dapat menentukan hal yang akan diteliti yaitu hambatan pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar di Kabupaten Gunungkidul?
E. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hambatan dalam pembelajaran bahasa Inggris terutama di sekolah dasar di kabupaten Gunungkidul.
F. Manfaat Penelitian Karya tulis ini diharapkan akan memberikan manfaat berupa: 1. Bagi guru, penelitian ini akan berguna untuk mengetahui hambatan dalam
pembelajaran bahasa Inggris dan mengatasi hambatan tersebut guna memberikan pembelajaran yang baik bagi siswa-siswanya. 2. Bagi siswa, dengan mengetahui hambatan dalam pembelajaran bahasa
Inggris akan mengetahui cara untuk mengatasinya, sehingga diharapkan siswa akan mendapatkan kemudahan dan kelancaran dalam pembelajaran bahasa Inggris.
8
3. Bagi sekolah dan pemerintah, penelitian ini diharapkan mampu membantu
mengetahui hambatan dalam pembelajaran dan mengetahui cara untuk mengatasinya sehingga diharapkan pembelajaran bahasa Inggris di kabupaten Gunungkidul dapat berjalan lancar.
9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Dalam bab ini penulis akan memberikan konsep dan teori yang berkaitan dengan dengan pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar.
A. Pengertian Bahasa Inggris dan Pembelajaran
1. Pengertian Bahasa Inggris …. 2. Pengertian Pembelajaran …. 3. Teori dalam Pembelajaran Bahasa Inggris …. 4. Kurikulum Bahasa Inggris
…. “Salah satu cara pemerintah dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam berbahasa Inggris adalah memperkenalkan bahasa Inggris lebih dini, yaitu dimulai dari Sekolah dasar. Program ini dilaksanakan berdasarkan pada kurikulum 1994 untuk Sekolah Dasar. Secara resmi kebijakan tentang memasukkan pelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar sesuai dengan kebijakan Depdikbud RI No. 0487/1992, Bab VIII, yang menyatakan bahwa sekolah dasar dapat menambah mata pelajaran dalam kurikulumnya, asalkan pelajaran itu tidak bertentangan dengan 10
tujuan pendidikan nasional. Kemudian, kebijakan ini disusul oleh SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 060/U/1993 tanggal 25 Februari 1993 tentang dimungkinkannya program bahasa Inggris sebagai mata pelajaran muatan lokal SD, dan dapat dimulai pada kelas 4 SD.” (Sirajuddin Kamal, http://pbingfkipunlam.wordpress.com/2009/06/06/kendala-pengajaranbahasa-inggris-di-sekolah-dasar-2/). ….
B. Pembelajaran di Sekolah 1. Komponen Pembelajaran …. 2. Proses Pembelajaran …. 3. Penunjang Pembelajaran …. 4. Hambatan Pembelajaran …. Salah satu hambatan yang berasal dari guru adalah ketidakmampuan guru dalam menggunakan media pembelajaran yang salah satunya adalah penggunaan computer. Lee dalam artikelnya menyatakan bahwa dalam penggunaan teknologi komputer dalam pembelajaran bahasa
11
terdapat kendala, yaitu: keuangan, keberadaan computer baik perangkat keras maupun perangkat lunak, pengetahuan teknis dan teoretis, serta penerimaan teknologi (“The barriers inhibiting the practice of Computer-assisted Language Learning can be classified in the following common categories (a) financial barriers, (b) availability of computer hardware and software, (c) technical and theoretical knowledge, and (d) acceptance of the technology.”) (Kuang Wu Lee, http://iteslj.org/Articles/Lee-CALLbarriers.html). ….
12
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Data dalam penelitian ini diambil dari guru dan siswa serta pihak sekolah dasar di Gunungkidul. Data tersebut terdiri dari pernyataan guru, siswa, dan kepala sekolah dasar tentang pembelajaran bahasa Inggris. Tahap pertama pengambilan data adalah dengan menyebarkan angket pada guru dan siswa serta sekolah di sekolah dasar di kabupaten Gunungkidul berupa angket tentang proses pembelajaran dan penunjangnya serta hambatan dalam pembelajaran. Selanjutnya, data dari angket tersebut dikelompokkan untuk kemudian memilih responden guna dilakukan wawancara mendalam untuk mendapatkan data yang lebih jelas. Tahap ketiga penulis melakukan analisis terhadap data yang telah diperoleh untuk mengetahui hambatan yang dialami dalam pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar di kabupaten Gunungkidul. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Sehingga, penulis, dalam penelitian ini, memaparkan hasil wawancara dan analisis data yang diperoleh guna memperoleh hasil penelitian.
13
DAFTAR PUSTAKA Hornby, AS. Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English. Revised and Updated. Oxford: Oxford University Press, 1987. Kamal Sirajuddin, “Kendala Pengajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar”. 1 Juni 2010.
Kuang Wu Lee, “English Teachers' Barriers to the Use of Computer-assisted Language Learning”. 1 Juni 2010.
14