Habib Alwi & Satriawan PENINGKATAN KESADARAN KESEHATAN MASYARAKAT BERBASIS KOMUNITAS MELALUI KELOMPOK STRATEGIS DI DESA SUWANGI TIMUR KECAMATAN SAKRA KABUPATEN LOMBOK TIMUR Habib Alwi & Satriawan1 Abstrak: Kesehatan lingkungan merupakan faktor penting dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, bahkan merupakan salah satu unsur penentu dalam kesejahteraan penduduk. Di mana lingkungan yang sehat sangat dibutuhkan,bukan hanya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, tetapi juga untuk kenyamanan hidup dan meningkatkan efisiensi kerja dan belajar. Departemen Kesehatan telah mencanangkan Gerakan Pembangunan Berwawasan Kesehatan, yang dilandasi paradigma sehat. Paradigma sehat adalah cara pandang model pembangunan kesehatan yang bersifat holistik, melihat masalah kesehatan yang dipengaruhi oleh banyak faktor yang bersifat lintas sektor, dan upayanya lebih diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatan. Kesehatan lingkungan dan sanitasi lingkungan merupakan dua hal yang perlu mendapat perhatian dari masyarakat. Di daerah pedesaan terutama dengan masyarakat berpenghasilan rendah, penyakit yang penularannya berkaitan dengan air dan lingkungan terutama penyakit diare masih endemis dan masih merupakan masalah kesehatan. Perilaku hidup bersih dan sehat belum membudaya pada masyarakat pedesaan karena kurang pengertian dan kesadaran pentingnya terhadap perilaku hidup bersih dan sehat (healthy life style). Dengan demikian p e n y a d a r a n k esehatan adalah program yang dirancang untuk membawa perubahan baik di dalam masyarakat sendiri maupun dalam organisasi dan lingkungannya berupa lingkungan fisik, sosial budaya. Kata Kunci: Kesadaran kesehatan, perilaku hidup, kelompok strategis
1
Penulis adalah Dosen Tetap Fakultas Dakwah dan Komunikasi IAIN Mataram
Jurnal Transformasi P2M IAIN Mataram
67
Transformasi, Volume 11, Nomor 1, Januari-Juni 2015
ISU DAN FOKUS PENGABDIAN Kesehatan merupakan hal yang dicari oleh semua orang. Menurut World Health Organization (WHO) bahwa kesehatan adalah suatu keadaan sehat yang utuh secara fisik, mental, dan sosial serta bukan hanya merupakan bebas dari penyakit. Salah satu cara menjaga agar tubuh tetap dalam keadaan sehat adalah dengan gaya hidup yang bersih dan sehat. Kesehatan lingkungan merupakan faktor penting dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, bahkan merupakan salah satu unsur penentu dalam kesejahteraan penduduk. Di mana lingkungan yang sehat sangat dibutuhkan,bukan hanya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, tetapi juga untuk kenyamanan hidup dan meningkatkan efisiensi kerja dan belajar. Menurut WHO, setiap tahunnya sekitar 2,2 juta orang di negaranegara berkembang terutama anak-anak meninggal dunia akibat berbagai penyakit yang disebabkan oleh kurangya air minum yang aman, sanitasi dan hygiene yang buruk. Selain itu, terdapat bukti bahwa pelayanan sanitasi yang memadai, persediaan air yang aman, sistem pembuangan sampah serta pendidikan hygiene dapat menekan angka kematian akibat diare sampai 65%, serta penyakit-penyakit lainnya sebanyak 26%.2 Bersamaan dengan masuknya milenium baru, Departemen Kesehatan telah mencanangkan Gerakan Pembangunan Berwawasan Kesehatan, yang dilandasi paradigma sehat. Paradigma sehat adalah cara pandang, pola pikir atau model pembangunan kesehatan yang bersifat holistik, melihat masalah kesehatan yang dipengaruhi oleh banyak faktor yang bersifat lintas sektor, dan upayanya lebih diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatan. Berdasarkan paradigma sehat ditetapkan visi Indonesia Sehat 2010, dimana ada 3 pilar yang perlu mendapat perhatian khusus, yaitu lingkungan sehat, perilaku sehat serta pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata. Untuk perilaku sehat bentuk kongkritnya yaitu perilaku proaktif memelihara dan meningkatkan kesehatan. mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif dalam upaya kesehatan. Mengingat dampak dari perilaku terhadap derajat kesehatan cukup besar (30-35% terhadap derajat kesehatan), maka diperlukan berbagai upaya untuk mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi sehat. Salah satunya melalui program Perilaku Hidup Sehat dan Bersih.3
Depkes.RI, Laporan Riset Kesehatan Dasar Tahun 2010, diakses sabtu 3 mei 2014. Departemen Kesehatan RI, Pusat promosi Kesehatan, Pedoman Pengelolaan Promosi Kesehatan Dalam Pencapaian PHBS, Jakarta 2010. 2 3
68
Jurnal Transformasi P2M IAIN Mataram
Habib Alwi & Satriawan Dengan kebijaksanaan ini, perencanaan dan pelaksanaan pembangunan disemua sektor harus mampu mempertimbangkan dampak negatif dan positif terhadap sektor kesehatan, baik bagi individu, keluarga maupun masyarakat. Disektor kesehatan sendiri upaya kesehatan akan lebih mengutamakan upaya-upaya preventif dan promotif yang proaktif, tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif. Dasar pandangan baru dalam pembangunan kesehatan ini disebut “Paradigma Sehat”. Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Derajat kesehatan merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh pada kualitas sumberdaya manusia. Sumberdaya manusia yang sehat akan lebih produktif dan meningkatkan daya saing manusia. Kesehatan lingkungan merupakan bagian dari kesehatan masyarakat. Kesehatan lingkungan menurut Walter R. Lym,4 adalah hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungan yang berakibat atau mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Sementara menurut Notoatmojo,5 antara kesehatan lingkungan dan sanitasi lingkungan merupakan dua hal yang perlu mendapat perhatian dari masyarakat. Sanitasi lingkungan menurutnya adalah status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih dan sebagainya. Rumah adalah salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia. Rumah atau tempat tinggal manusia, dari zaman ke zaman mengalami perubahan. Pada zaman purba manusia bertempat tinggal digua-gua, kemudian berkembang, dengan mendirikan rumah tempat tinggal di hutan-hutan dan dibawah pohon. Sampai pada abad modern ini manusia sudah membangun rumah (tempat tinggalnya) bertingkat dan diperlengkapi dengan peralatan yang serba modern.sejak zaman dahulu pula manusia telah mencoba mendesain rumahnya, dengan ide mereka masing-masing yang dengan sendirinya berdasarkan kebudayaan masyarakat setempat dan membangun rumah mereka dengan bahan yang ada setempat (lokal material) pula. Setelah manusia memasuki abad modern ini meskipun rumah mereka dibangun dengan bukan bahan-bahan setempat tetapi kadang-kadang desainya masih mewarisi kebudayaan generasi sebelumnya. Menurut L. Blum, 6 derajat kesehatan manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan medis dan Walter R. Lym , Kesehatan Lingkungan Masyarakat (Terj). Jakarta. PT. Grafindo Persada.1999. 5 Notoatmojo, Sanitasi Lingkungan. Bandung. Sumur Bandung. 2003, 12. 6 Ibid,. 24. 4
Jurnal Transformasi P2M IAIN Mataram
69
Transformasi, Volume 11, Nomor 1, Januari-Juni 2015
keturunan. Yang sangat besar pengaruhnya adalah keadaan lingkungan yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan dan perilaku masyarakat yang merugikan kesehatan, baik masyarakat di pedesaan maupun perkotaan yang disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan kemampuan masyarakat dibidang kesehatan, ekonomi maupun teknologi. Di daerah pedesaan terutama dengan masyarakat berpenghasilan rendah, penyakit yang penularannya berkaitan dengan air dan lingkungan terutama penyakit diare masih endemis dan masih merupakan masalah kesehatan. Di daerah tersebut sebagian besar rumah tangga belum mempunyai akses penggunaan air bersih dan sanitasi, karena belum semua rumah dilengkapi sarana. Perilaku hidup bersih dan sehat belum membudaya pada masyarakat pedesaan karena kurang pengertian dan kesadaran pentingnya terhadap perilaku hidup bersih dan sehat (healthy life style). Masyarakat masih menempatkan prioritas pada pembangunan sarana air bersih daripada pembangunan sarana sanitasi dan program kesehatan, padahal pembangunan sarana air bersih tanpa disertai pembangunan sarana sanitasi dan kesehatan, kurang memberikan dampak terhadap peningkatan derajad kesehatan. Masyarakat kurang memperhatikan pentingnya kegiatan untuk operasional dan pemeliharaan sarana, serta usaha peningkatan kualitas air dan lingkungan, kurangnya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat terhadap penggunaan sarana air bersih dan sanitasi menyebabkan kurangnya kesinambungan / keberlanjutan program air bersih, sanitasi dan kesehatan. Masalah kesehatan bukan hanya proses penyadaran masyarakat atau pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan saja, tetapi juga disertai upaya-upaya menfasilitasi perubahan perilaku. Dengan demikian p e n y a d a r a n k esehatan adalah programprogram yang dirancang untuk membawa perubahan (perbaikan) baik di dalam masyarakat sendiri maupun dalam organisasi dan lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya, dan sebagainya). Atau dengan kata lain kesadaran akan kesehatan tidak hanya mengaitkan diri pada peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku kesehatan saja, tetapi juga meningkatkan atau memperbaiki lingkungan (fisik dan nonfisik) dalam rangka memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Umumnya ada empat faktor yang dapat mempengaruhi masyarakat agar merubah perilakunya, yaitu : a. Fasilitasi, yaitu bila perilaku yang baru membuat hidup masyarakat yang melakukannya menjadi lebih mudah, misalnya adanya sumber air bersih yang lebih dekat. b. Pengertian yaitu bila perilaku yang baru masuk akal bagi masyarakat 70
Jurnal Transformasi P2M IAIN Mataram
Habib Alwi & Satriawan dalam konteks pengetahuan lokal. c. Persetujuan, yaitu bila tokoh panutan (seperti tokoh agama dan tokoh masyarakat) setempat menyetujui dan mempraktekkan perilaku yang di anjurkan. d. Kesanggupan untuk mengadakan perubahan secara fisik misalnya kemampuan untuk membangun jamban dengan teknologi murah namun tepat guna sesuai dengan potensi yang di miliki. Sementara itu luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di dalamnya, artinya luas lanai bangunan tersebut harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya. Luas bangunan yang tidak sebanding dengan jumlah penghuninya akan menyebabkan perjubelan (overcrowded). Hal ini tidak sehat, sebab di samping menyebabkan kurangnya konsumsi O2 juga bila salah satu anggota keluarga terkene penyakit infeksi, akan mudah menular kepada anggota keluarga yang lain. Luas bangunan yang optimum adalah apabila dapat menyediakan 2,5 – 3 m2 untuk tiap orang (tiap anggota keluarga). Rumah yang sehat harus mempunyai fasilitas-fasilitas sebagai berikut: a. Penyediaan air bersih yang cukup b. Pembuangan Tinja c. Pembuangan air limbah (air bekas) d. Pembuangan sampah e. Fasilitas dapur ruang berkumpul keluarga. ALASAN MEMILIH DAMPINGAN Berdasarkan isu yang telah dipaparkan di atas, muncul beberapa alasan yang menjadi concern memilih dampingan, antara lain: Bagaimana pola perilaku sehat masyarakat Desa Suwangi Timur; Apa yang menyebabkan masyarakat masih memiliki perilaku sehat yang kurang bersahabat dengan lingkungan; Bagaimana peran kelembagaan sosial dan tokoh komunitas dalam dinamika perilaku sehat masyarakat. Dalam kegiatan pengabdian ini difokuskan pada bagaimana peranan kelompok-kelompok strategis berbasis komunitas dalam masyarakat desa Suwangi Timur seperti pemerintah, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, pendidik, kelompok PKK , dan kader desa dalam membangun kesadaran hidup sehat dan ramah lingkungan. KONDISI DAMPINGAN SAAT INI Desa Suwangi Timur merupakan salah satu desa di kecamatan sakra yang memiliki luas wilayah kurang lebih 3.400 Ha dan jumlah KK 1.648 dengan jumlah penduduk 10.370 jiwa yang terdiri dari 4 kekadusan, yakni Dusun Turun Tangis, Jurang Gadung, Pegondang, dan Dusun Penye. Jurnal Transformasi P2M IAIN Mataram
71
Transformasi, Volume 11, Nomor 1, Januari-Juni 2015
Desa Suwangi Timur adalah salah satu desa hasil pemekaran di Kecamatan Sakra Kabupaten Lombok Timur yang memiliki luas wilayah kurang lebih 3.400 Ha dengan jumlah penduduk 10.370 jiwa terdiri dan jumlah KK 16487. Desa Suwangi Timur memiliki empat (4) kekadusan yakni; Dusun Turun Tangis, Dusun Jurang Gadung, Dusun Pegondang, dan Dusun Penye. Desa Suwangi Timur terletak sekitar 12 km arah selatan kota Selong. Letakknya yang agak di pinggiran dengan tekstur wilayah persawahan yang agak tandus, menjadikan Desa Suwangi Timur tergolong daerah yang krisis dengan air khususnya air bersih. Masyarakat di sekitar wilayah desa Suwangi Timur masih sangat atau masih minim pemahaman tentang kesehatan lingkngungan dalam bentuk perilaku hidup bersi dan sehat (PHBS). Hal ini terjadi akibat kurangnya informasi dan sosialisasi terhadap masyarakat. Perilaku buang air besar (BAB) sembarangan atau tidak menggunakan WC masih banyak dijumpai terutama pada anak-anak dan sebagian pada orang dewasa, yang tidak lazim seperti ini merupakan gambaran perilaku keseharian warga desa serta membuang sampah di tempat sembarangan. Perilaku masyarakat seperti ini lambat-laun menyebabkan kualitas kesehatan menjadi rendah, lingkungan menjadi tercemar, dan berbagai penyakit mudah bermunculan. Kondisi alam dan perilaku masyarakat saling mempengaruhi. Ketersediaan sumber air yang melimpah menyebabkan perilaku masyarakat berpusat pada sumber-sumber air. Demikian juga sumber-sumber air sangat dipengaruhi kualitasnya oleh perilaku masyarakat dalam memanfaatkan air. Karena itu, hubungan antar kedua entitas itu haruslah selaras, seimbang, dan harmonis. Jika tidak, maka air tidak lagi menjadi sumber kehidupan, tetapi sebagai sumber bala bencana. Berdasarkan data yang ada mengenai fasilitas masyarakat Desa Suwangi Timur memperlihatkan bahwa rumah tangga yang menggunakan sumur sebayak 125 KK, dan rumah tangga membuang air besar di sungai/parit/ kebun 335 orang.8 Jumlah penduduk yang cukup besar memerlukan pengelolaan kesehatan lingkungan yang memadai. KONDISI DAMPINGAN YANG DIHARAPKAN Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan penyadaran bagi masyarakat akan pentingnya budaya hidup sehat dalam masyarakat dan lingkungan. Pada gilirannya kesadaran itu memberi pengaruh pada perubahan sikap dan perilaku sehat serta interaksi produktif manusia dengan alam sekitar. Hasil yang diharapkan dari pendampingan ini secara spesifik yaitu : 7 8
72
Sumber Data : Profil Desa Suwangi Timur 2013. Monografi Desa Suwangi Timur Tahun 2013
Jurnal Transformasi P2M IAIN Mataram
Habib Alwi & Satriawan 1. Terbangunnya wawasan dan cara pandang yang baru terhadap lingkungan yang dibutuhkan dalam peningkatan kesehatan masyarakat. 2. Terumuskannya sejumlah acuan atau pedoman umum untuk program peningkatan kesehatan masyarakat Desa Suwangi Timur. 3. Terjalinnya komunikasi dan jaringan berbasis komunitas melalui forum komunikasi antar kelompok-kelompok strategis masyarakat di wilayah Desa Suwangi Timur dalam pengembangan perilaku hidup sehat. STRATEGI YANG DILAKUKAN UNTUK MENCAPAI KONDISI HARAPAN Kegiatan ini menggunakan beberapa strategi dan metode yang relevan sesuai dengan kebutuhan tiap-tiap tahap kegiatan diantaranya : a. Tahap awal Pada tahp awal ini dilakukan pemetaan kondisi lapangan melalui survey terhadap para kelompok strategis, kemudian dilakukan penjaringan peserta yang terlibat dalam kegiatan yang berbasis komunitas tersebut. b. Tahap pelaksanaan Kegiatan ini dilakukan melalui metode ceramah dan diskusi oleh narasumber yang dipilih dari pakar dan praktisi. Untuk pendalaman dan elaborasi serta pemetaan-pemetaan masalah dan potensi dilakukan focus group discussion (FGD) di antara peserta. c. Tahap pemantapan Pada tahap pemantapan dilakukan simulasi atau praktek di mana peserta memperlihatkan kemampuan mereka dalam melakukan penyadaran kepada masyarakat. Tahapan ini bisa dianggap sebagai project mini. d. Tahap monitoring dan evaluasi Kegiatan pendampingan dilaksanakan secara kontinyu selama proses kegiatan pendampingan berlangsung untuk mengetahui kemajuan pelaksanaan kegiatan tentang penyadaran dan perubahan perilaku masyarakat. Tahap monitoring dan evaluasi ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui Kemajuan Perubahan Secara Fisik dengan menggunakan peta sosial Apakah ada perubahan tempat-tempat yang semua digunakan untuk buang air besar (seperti di sungai, hutan, kebun, dan lain-lain) sekarang masih digunakan untuk buang air besar dam juga buang sampah sembarangan. Apakah ada tempat-tempat untuk membuang kotoran bayibalita, sekarang masih terjadi. Apakah ada penambahan jumlah sarana air bersih Jurnal Transformasi P2M IAIN Mataram
73
Transformasi, Volume 11, Nomor 1, Januari-Juni 2015
Apakah di jamban ada perubahan tentang penyediaan air dan sabun untuk cuci tangan. 2. Memeriksa kemajuan pelaksanaan kegiatan dengan menggunakan tabel perencanaan yang disusun berdasar data d a m p i n g a n untuk mengetahui apakah jenis kegiatan yang direncanakan, pada saat ini sudah dilaksanakan. 3. Evaluasi Perubahan Perilaku Secara Partisipatif melalui kelompokkelompok strategis. PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT (STAKEHOLDERS) DAN BENTUK KETERLIBATANNYA Masalah utama pada rural society (masyarakat pedesaan) adalah adanya saling keterkaitan yang erat antara perilaku dengan alam. Pandangan (mind-set) masyarakat tentang alam dan lingkungannya diikuti dengan sikap dan perilaku dalam berhubungan dengan alam dan lingkungan. Karena itu, upaya penyadaran merupakan hal yang sangat urgen dilakukan dalam masyarakat. Proses penyadaran melalui pemberian pengetahuan yang benar kepada masyarakat dianggap relatif efektif karena secara teoretis sikap dan perilaku seseorang sangat ditentukan oleh pengetahuan yang ada di benaknya. Pendekatan penyadaran intelektual atau informatif ini memiliki dampak yang signifikan bagi pendewasaan sikap seseorang. Dalam masyarakat paguyuban seperti itu, institusi dan forumforum sosial, budaya, dan keagamaan memegang peranan penting dalam penanaman nilai yang dianut oleh masyarakat. Karena itu, jika hendak menyemai wawasan atau gagasan tertentu, maka peran kelompok strategis yang berbasis komunitas dalam masyarakat seperti da’i atau khatib, ustadz, kiyai (tuan guru), kelompok PKK, kader desa, serta kelompok strategis lainnya dalam masyarakat. Untuk itu, proses penyadaran harus dimulai dari kelompok strategis itu, karena dari merekalah akan ditransformasikan ilmu pengetahuan kepada masyarakat umum. Adapun pihak-pihak yang terlibat yaitu : 1. Pemerintah Desa/Kelurahan sebagai pelindung dan pengayom masyarakat desa setempat. Keterlibatan pemerintah Desa merupakan suatu keharusan dan diharapkan dapat membantu secara administratif dan politis upaya mengembangkan program kerja takmir menyentuh berbagai aspek kehidupan. 2. Tokoh agama dan tokoh masyarakat setempat sebagai fasilitator. Suatu kegiatan sulit dilaksanakan jika tidak melibatkan tokoh agama dan masyarakat setempat. Oleh karenanya, dalam kegiatan ini tokoh agama dan tokoh masyarakat ditempatkan sebagai kunci pelaksanaan kegiatan, baik dalam hal koordinasi maupun dalam mobilisasi. 74
Jurnal Transformasi P2M IAIN Mataram
Habib Alwi & Satriawan 3. Lembaga terkait seperti, Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur, Puskesmas Kecamatan Sakra , dan Akademisi. 4. Organisasi Kemasyarakatan, Tokoh Agama dan Masyarakat berperan sebagai pihak-pihak yang melakukan penguatan. 5. Lembaga Penelitian, Penerbitan, dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) IAIN Mataram, sebagai pendamping / panitia. BENTUK KETERLIBATANNYA a). Advokasi (pendekatan pada para pengambil keputusan. 1. Ditingkat keluarga/rumah tangga, strategi ini ditujukan kepada para kepala keluarga/ bapak/suami. Tujuannya agar para pengambil keputusan di tingkat keluarga/rumah tangga dapat meneladani dalam berperilaku sehat, memberikan dukungan, kemudahan, pengayoman dan bimbingan kepada anggota keluarga dan lingkungan disekitarnya. 2. Di tingkat pimpinan, strategi ini ditujukan kepada para pimpinan atau pengambil keputusan, seperti Kepala Desa, Kepala Poskesdes , Pimpinan Pondok Pesantren dan kelompok-kelompok strategis sebagai pembina program kesehatan di wilayahnya. Tujuannya adalah agar para pimpinan atau pengambil keputusan mengupayakan kebijakan, program atau peraturan yang berorientasi sehat, seperti adanya peraturan tertulis, dukungan dana, komitmen, termasuk memberikan keteladanan. b). Membangun dukungan suasana di tingkat keluarga/RT, strategi ini ditujukan kepada para kepala keluarga/suami/bapak ibu. kakek. nenek. dan lain-lain. Tujuannya adalahagar kelompok ini dapat mengembangkan atau menciptakan suasana yang mendukung dilaksahakannva PHBS di lingkungan keluarga. Di kelompok strategis, strategi ini ditujukan kepada kelompok sasaran Tujuannya adalah agar kelompok ini dapat mengembangkan atau menciptakan suasana yang mendukung dilaksanakannya PHBS. c). Gerakan Masyarakat. Strategi ini ditujukan kepada anggota keluarga seperti bapak, ibu yang mempunyai tanggung jawab sosial untuk lingkungannya. Tujuannya agar kelompok sasaran meningkat pengetahuan, kesadaran maupun kemampuannya, sehingga dapat berperilaku sehat. Caranya dengan penyuluhan perorangan, kelompok, membuat gerakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. PELAKSANAAN KEGIATAN Berangkat dari pemaparan kondisi obyektif tentang tingkat kesadaran kesehatan masyarakat yang dijelaskan pada bab sebelumnya, bahwa kegiatan desa binaan ini dirancang untuk memberikan solusi alternatif terhadap pemberdayaan warga masyarakat setempat dengan Jurnal Transformasi P2M IAIN Mataram
75
Transformasi, Volume 11, Nomor 1, Januari-Juni 2015
bentuk kegiatannya adalah sosialisasi dan penyuluhan kesehatan masyarakat. Akan tetapi karena keterbatasan berbagai sarana maupun prasarana termasuk pendanaan yang disediakan, maka untuk obyek dan sasarannya adalah terbatas pada Kelompok-kelompok Strategis yang berada wilayah Desa Suwangi Timur. Akan tetapi juga tidak semua dari pada Kelompok-kelompok Strategis di Desa Suwangi Timur ini dilibatkan secara langsung sebagai peserta. Mereka dipilih berdasarkan hasil kesepakatan antara tim dengan Stakeholder yang berdomisili di Desa Suwangi Timur. Sasarannya adalah meningkatkan kesadaran kesehatan masyarakat yang ada di Desa Suwangi Timur Kecamatan Sakra Kabupaten Lombok Timur. OUTPUT DAN OUTCOME KEGIATAN Output dari kegiatan desa binaan ini adalah para Kelompokkelompok Strategis seperti; tokoh agama, tokoh masyarakat, Karang Taruna, Kader Posyandu, PKK yang ada di Desa Suwangi Timur memiliki kesadaran tentang pentingnya menjaga dan memelihara kesehatan lingkungan sekitarnya. Mereka dipilih berdasarkan kesepakatan antara tim dengan tokoh masyarakat setempat (Kepala Desa dan Kadus) yang berjumlah 25 orang. Sasarannya adalah upaya meningkatkan kesadaran kesehatan hidup mereka dan memanfaatkan sumberdaya yang mereka miliki dalam kehidupan sehari-hari, sehingga outcomenya adalah mereka memiliki kesadaran dalam mengelola lingkungan sosialnya serta mampu menciptakan suasana lingkungan yang bersih dan sehat serta ramah lingkungan sehingga terrwujudnya suatu bentuk sikap dan perilaku hidup besih dan sehat baik secara fisik maupun psikis. TAHAPAN DAN METODE PELAKSANAAN KEGIATAN Rancangan kegiatan penyuluhan dan sosialisasi peningkatan kesadaran kesehatan terhadap kelompok strategis ini dilaksanakan melalui beberapa tahapan proses atau prosedur kegiatan, yaitu: 1. Survey Survey dilakukan oleh organisasi pelaksana dengan terjun langsung ke masyarakat untuk melakukan identifikasi terhadap permasalahan dan ketersediaan potensi yang dimiliki warga masyarakat pedesaan tentang perilaku hidup sehat dan bersih baik di dalam rumah maupun di lingkungan sekitar wilayah desa Suwangi Timur yang dapat dimanfaatkan atau dikembangkan untuk memberi peluang alternative pemecahan masalah dbagi warga masyarakat setempat. Setelah diadakan survey, maka disepakati tentang bagaimana sosialisasi dan penyuluhan tentang pentingya kesadaran tentang kesehatan, bagaimana peran para kelompok-kelempok strategis (tokoh agama, tokoh masyarakat, Kader Posyandu, PKK) di masyarakat dalam 76
Jurnal Transformasi P2M IAIN Mataram
Habib Alwi & Satriawan
2.
3.
4.
5.
memberikan penyadaraan. Kemudian disepakati tempat pelaksanaan kegiatan dimaksud ( Aula Kantor Desa Suwangi Timur). Setelah mendapatkan informasi dan kepastian dari peserta, Tim Pelaksana meyiapkan perlengkapan untuk kegiatan desa binaan dimaksud. Pengorganisasian Peserta Karena jumlah masyarakat atau kelompok strategis ini cukup banyak, sementara jumlah peserta yang diinginkan sebagai target sasaran terbatas, yaitu 25 orang, maka akan dilakukan pengorganisasian dengan pembentukan tim atau kelompok perwakilan yang akan dibina terlebih dahulu sebagai percontohan. Setiap kelompok terdiri dari 5 orang dan akan dikoordinir oleh satu orang sebagai ketuanya. Jika suatu saat kegiatan ini dirasakan berhasil, maka tim ini nanti diharapkan dapat membentuk kelompok lagi untuk dibina lagi secara mandiri. Penyuluhan Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan wawasan dan motivasi kepada para peserta dalam memelihara dan menjaga kesehatan lingkungan dengan mencerminkan suatu bentuk perilaku hidup bersih dan sehat. Training Kegiatan ini berbentuk pemberian pengetahuan sekaligus keterampilan tentang kesadaran kesehatan masyarakat berbasis komunitas dengan melalui kelompok-kelompok strategis, serta tugas dan tanggung jawab para kelompok strategis tersebut dalam menjaga dan memelihara kesehatan lingkungan sekitarnya. Beberapa tahapan dari metode kegiatan ini yaitu diawali dengan pemberian materi tentang pentingnya kesadaran kesehatan dan peran kelompokkelompok strategis dalam masyarakat, oleh narasumber yang telah diundang oleh tim pelaksana. Metodenya adalah ceramah interaktif atau FGD (Focus Group Discussion) antara narasumber dengan peserta. Kemudian tahap selanjutnya adalah curah pendapat oleh para peserta dengan di dampingi atau bimbingan langsung narasumber. Setelah para peserta ini dianggap sudah bisa oleh narasumber, tetapi pengontrolannya akan tetap dilakukan oleh organisasi pelaksana. Pendampingan Kegiatan ini bertujuan untuk mengadakan pendampingan langsung kepada para peserta pelatihan sekaligus sebagai upaya pengontrolan terhadap persoalan-persoalan yang ditemui setelah mereka menerima sosialisasi, sehingga kendala-kendala tersebut segera dicarikan solusi penyelesaiannya, terutama pada masa-masa proses pembinaan yang sudah terjadwal .
Jurnal Transformasi P2M IAIN Mataram
77
Transformasi, Volume 11, Nomor 1, Januari-Juni 2015
HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN Program Desa Binaan IAIN Mataram tahun 2014, tim pelaksana kegiatan telah melakukan seluruh rangkaian kegiatan yang telah ditetapkan yaitu meliputi: 1. Pendataan Peserta Proses kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari, yaitu hari Senin dan Selasa , tanggal 8 dan 9 September 2014. Sebelum melakukan pendataan peserta, tim pelaksana terlebih dahulu mengirim surat pemberitahuan dan melakukan dialog seputar rencana kegiatan dengan Kepala Desa Suwangi Timur yakni Diok Diadi, S.Pd.I, dan Kasi Pemerintahan yakni Slamet Riadi, S.Pd yang difasilitasi oleh mahasiswa KKP selaku penanggungjawab wilayah untuk mendapatkan persetujuan. Setelah mendapatkan persetujuan dan izin, tim pelaksana kemudian bersama-sama dengan Kasi Pemerintahan setempat dan dibantu mahasiswa KKP melakukan pendataan terhadap 25 peserta sosialisasi dan penyuluhan. 2. Pertemuan/Penyuluhan Setelah selesai melakukan pendataan terhadap 25 orang peserta, tim pelaksana melalui Kepala Desa setempat meminta seluruh peserta untuk hadir pada pertemuan awal untuk penjelasan tentang rencana kegiatan sekaligus penyuluhan terhadap pentingnya peran kelompok strategis dalam mendukung peningkatan kesadaran kesehatan lingkungan. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Senin dan Selasa tanggal 8 dan 9 September 2014. Narasumber dalam kegiatan ini adalah Lalu Syafrudin, SKM (Wakil Kepala Puskesmas Sakra Lombok Timur) ahli di bidang kesehatan masyarakat dan dihadiri oleh seluruh peserta, Kepala Desa Suwangi Timur dan seluruh perangakat desa setempat, Mahasiswa KKP, serta tim desa binaan. 3. Evaluasi Bersama Evaluasi bersama merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mengetahui hasil kegiatan dan respon peserta sosialisasi terhadap seluruh rangkaian kegiatan sosialisasi. Evaluasi bersama ini sifatnya penialian dua arah, yaitu oleh peserta dan tim. Menurut beberapa tanggapan yang muncul pada waktu evaluasi bersama yang dilaksanakan pada tanggal 27 September 2014 yang dihadiri oleh seluruh peserta, kadus dan tim pelaksana, para peserta umumnya merasa senang dengan pemberian pelatihan ini. PENUTUP Secara umum, kegiatan pelatihan ini berjalan sesuai rencana dan mendapatkan respon baik oleh masyarakat setempat, baik yang terdaftar sebagai peserta maupun yang tidak. Terlihat dari kemampuan peserta sosialisasi dan penyuluhan. Oleh karena itu perlu ada lembaga-lembaga 78
Jurnal Transformasi P2M IAIN Mataram
Habib Alwi & Satriawan tertentu, baik dari pemerintah, perguruan tinggi, atau swasta untuk lebih memperhatikan kebutuhan dan kepentingan komunitas binaan ini yang berada di Desa Suwangi Timur Kecamatan Sakra Kabupaten Lombok Timur. Rekomendasi Demikian Pengabdian Pada Masyarakat Program Desa Binaan dengan kegiatannya adalah Sosialisasi Peningkatan Kesadaran Kesehatan Masyarakat Berbasis Komunitas melalui Kelompok Strategis di Desa Suwangi Timur Kecamatan Sakra Lombok Timur tahun 2014. Melalui kegiatan-kegiatan pemberdayaan, wujud nyata perguruan tinggi sebagai mitra masyarakat benar-benar dapat dirasakan dan secara tidak langsung merupakan salah satu upaya untuk peningkatan kualitas sumberdaya manusia masyarakat. Akhirnya, semoga kegiatan ini memberikan manfaat, baik bagi lembaga pendukung, tim pelaksana maupun Para Kelompok Strategis sebagai kelompok sasaran terpilih. Salah satu persoalan yang ada di masyarakat adalah tentang persoalan Kesehatan terutama kesehatan lingkungan. Permasalahan ini tentu berimbas pada rendahnya kualitas sumberdaya manusia dalam memahami pentingnya kesehatan. Untuk itu, sebagai mitra masyarakat, perguruan tinggi perlu meningkatkan kegiatan pengabdian masyarakatnya melalui penugasan kelompok-kelompok dosennya, terutama melalui kegiatan-kegiatan yang dapat menciptakan pembinaan terhadap masyarakat terutama masalah kesehatan sebagai wujud pengamalan tri dharma perguruan tinggi.
Jurnal Transformasi P2M IAIN Mataram
79
Transformasi, Volume 11, Nomor 1, Januari-Juni 2015
DAFTAR PUSTAKA Depkes RI, 20012. Buku Saku Rumah Tangga Sehat dengan PHBS, Pusat Promosi Kesehatan, Jakarta. Depkes. 2010. Laporan Riset Kesehatan Dasar Tahun 2010. www.depkes.riskesdas. Departemen Kesehatan RI 2012, Pusat Promosi Kesehatan, Pedoman Pelaksanaan Promoosi Kesehatan di Daerah, Jakarta. Departemen Kesehatan RI, 2009.Pusat promosi Kesehatan, Pedoman Pengelolaan Promosi Kesehatan DalamPencapaian PHBS, Jakarta Departemen Kesehatan RI 2012. Panduan Pelatihan Komunikasi Perubahan Perilaku, Untuk mempromosikan KIBBLA, Jakarta. Departemen Kesehatan RI 2012. Pusat Promosi Kesehatan, Pedoman Kemitraan Promosi Kesehatan DenganLembaga Swadaya Masyarakat, Jakarta Lombok Timur Dalam Angka 2012, Selong: Bappeda Kabupaten Lombok Timur. Monografi Desa Suwangi Timur tahun 2014. Notoatmojo, 2003. Sanitasi Lingkungan. Bandung. Sumur Bandung. Walter R. Lym, 1999. Kesehatan Lingkungan Masyarakat (Terj). Jakarta. PT. Grafindo Persada.
80
Jurnal Transformasi P2M IAIN Mataram