H U B U N G A N KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH D A N KEDISIPLINAN TERHA D AP MOTIVASI KERJA GURU DI PERGURUAN SETIA BHAKTI TANGERANG i Erni Murniarti
[email protected]
ABSTRACT The purpose o f this research is to obtain information relating to the Work Motiuation Teacher Perguruan Setia Bhakti Tangerang, which is to obtain a picture and direction o f the relationship between the Principal and Discipline Leadership with Motivation Working in Perguruan Setia Bhakti Tangerang. The research is carried out on kindergarten teach ers, elementary, junior and senior high school o f Perguruan Setia Bhakti Tangerang. The assessment was conducted in a descriptive study with a survey method in correlational form . Data were obtained through a research instrument through a Likert scale question naire with 40 items statements fo r each variable. The results o f hypothesis testing indicate that there is a positive and significant rela tionship between the Principal’s Leadership and Teacher’s Work Motivation in Perguruan Setia Bhakti Tangerang. This is evident from the correlation coefficient 0.737 is included in the category o f a strong relationship, there is also a strong relationship with the variable Disciplinary and Teacher’s Work Motivation in Perguruan Setia Bhakti Tangerang with obtaining a correlation coefficient o f 0.628. And from the results o f hypothesis testing known that there is a relationship between the Principal Leadership and Discipline jointly with the teacher work motivation shown by the double correlation coefficient o f 0.764, which means quite a strong relationship because it is on the interval value o f 0.60 to 0.799 according to the interpretation table correlation coefficient, coefficient o f determination obtained by addition o f 0.583. This means that 58.3% o f variations in teachers’ work motivation can be affected by the Principal Leadership and Discipline in conjunction with multiple regression equation Y = 30.920 + 0.482X1 + 0.226X2.
Keywords: Legitimate,coersive power, reward power, referent, expert power.
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
sehingga dengan demikian seluruh potensi dan prestasi harus dapat ditumbuh kembang kan oleh sumber daya manusia yang ada di dalamnya yaitu para guru yang bertanggung jawab memberi pendidikan, pengajaran dan pelatihan kepada siswa dibawah kepemimpi nan seorang kepala sekolah.
Kepemiminan merupakan proses dimana seorang individu mempengaruhi sekelompok individu untuk mencapai suatu tujuan. Un tuk menjadi seorang pemimpin yang efektif, seorang kepala sekolah harus dapat m em pengaruhi seluruh warga sekolah yang dip impinnya melalui cara-cara yang positif un tuk mencapai tujuan pendidikan di sekolah. Namun dengan kepemimpinan saja, tujuan yang diharapkan tidak akan tercapai dengan
Kepemimpinan kepala sekolah yang baik juga dapat meningkatkan kepercayaan orang tua dan masyarakat, yang pada gilirannya da pat meningkatkan partisipasinya terhadap us aha pengembangan sekolah, baik yang berupa
baik, harus di dukung dengan kedisiplinan dan motivasi kerja yang baik pula. Tanpa kedisipli nan para guru dan motivasi kerja yang tinggi,
pembangunan sarana penunjang, pemban gunan lingkungan yang bersih dan nyaman, maupun kelengkapan lain yang dibutuhkan.
juga hasilnya belum baik dan maksimal. Hal
Semangat dan kesadaran para anggota di dalam mencapai tujuan bersama, bergantung
itu seharusnya dimiliki oleh seluruh guru yang ada dalam lembaga pendidikan atau sekolah
pada tingkat kedisiplinan anggota didalam
31
i
Volume 1, Nomor 1, Juli 2012
menegakan aturan dan ketentuan yang telah disepakati bersama. Kedisiplinan ini bisa diteg
rah pada tujuan atau insentif. Motivasi berasal dari kata latin movere yang 'berarti bergerak.
akkan bergantung pada beberapa faktor, baik
Menurut Fred Lunthans Motivasi terdiri dari
faktor yang berasal dari dalam diri anggota itu sendiri, maupun faktor yang berasal dari luar
tiga unsur yang saling berinteraksi yaitu Ke butuhan, Dorongan, Insentif. Ketiga unsur ini
anggota. Perlu diperhatikan bahwa apakah kepem impinan kepala sekolah dan kedisiplinan su
saling berinteraksi, Kebutuhan tercipta ketika terjadi ketidakseimbangan antara fisiologis dan psikologis, terus dorongan tercipta untuk m e
dah mampu meningkatkan motivasi kerja guru
menuhi kebutuhan, sementara Insentif adalah
dengan sebaik - baiknya atau belum. Banyak
segala hal yang dapat memenuhi kebutuhan
sekali guru yang berpotensi untuk berprestasi tetapi karena kepemimpinan dan kedisipli nan yang masih kurang membuat para guru kurang termotivasi dalam bekerja. Kepala se kolah masih kurang mampu untuk memberi keteladanan dalam memimpin para guru ka rena belum bisa memperlihatkan cara m em impin yang tepat dengan karakter para guru yang unik, kepala sekolah belum bisa jadi pa nutan dalam kedisiplinan sehingga hal - hal ini yang menjadikan guru - guru belum memi
dan menurunkan dorongan. (Fred Lunthans,
2002) . Sedangkan menurut Robbin motivasi kar yawan adalah kesediaan untuk melaksanakan upaya tinggi untuk mencapai tujuan-tujuan keorganisasian yang dikondisikan oleh kemam puan upaya untuk memenuhi kebutuhan indi vidual tertentu (Robin SR 1999). Motivasi adalah keadaan dalam diri sese orang yang menyebabkan orang tersebut ber perilaku yang memastikan tercapainya tujuan. Adapun teori motivasi yang dikemukakan oleh Samuel C.Certo secara garis besar dapat diba
liki motivasi kerja yang tinggi. Dengan model kepemimpinan yang diperlihatkan oleh kepala
gi menjadi dua yaitu: Teori Proses danTeori Isi. (Robin, S.P, 1999)
sekolah itu maka guru merasa ada peluang un tuk melanggar peraturan yang berlaku, tidak disiplin dalam kehadiran dan keluar dari se kolah, tidak disiplin dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, tidak disiplin dalam memanfaatkan waktu yang ada, karena tidak mendapat ketegasan dan kejelasan memimpin
Motivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan seseorang anggota organisasi mau dan rela untuk menggerakkan kemam puan dalam bentuk keahlian atau ketrampilan, tenaga dan waktunya untuk menyelenggara kan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawab dan mendapatkan kewajibannya dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasa ran organisasi yang telah ditetapkan sebelumn ya. (SP Siagian, 2002)
dari kepala sekolah yang ada. Guru seharusn ya tetap bekerja tanpa harus diawasi, tanpa paksaan dan tidak melakukan hal - hal yang lain yang tidak ada hubungannya dengan tugas dan tanggung jawabnya, tidak memanfaaatkan waktunya yang seharusnya dimanfaatkan buat mendidik, melatih dan mengajar siswa - siswi dengan mengerjakan dan mengutamakan tu gas yang lebih kepada kebutuhan pribadi. Ber dasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka penelitian ini akan mengungkapkan bagaimana hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kedisiplinan terhadap Motivasi Kerja guru di Perguruan Setia Bhakti.
Sekarang semakin jelas bahwa setiap manusia dalam melaksanakan suatu kegiatan pada dasarnya di dorong oleh motivasi. Adan ya berbagai kebutuhan akan menimbulkan motivasi seseorang untuk berusaha dan untuk memenuhinya. Orang mau bekerja keras den gan harapan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan dari hasil pekerjaannya. Orang yang bekerja, juga merupakan wujud dari pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Kebutuhan itu bermacam-macam,
KAJIAN TEORITIS Motivasi Kerja Motivasi adalah proses yang dimulai dari
berkembang dan berubah, bahkan seringkah tidak disadari oleh pelakunya. Teori kebutu
kebutuhan fisiologis dan psikologi yang m eng gerakkan perilaku atau dorongan yang m enga
han manusia yang diperkenalkan oleh Maslow mengatakan bahwa dalam setiap diri manusia
32
Erni M urniarti « Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Kedisiplinan Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Perguruan Setia Bhakti Tangerang
terdapat hierarki dari lima kebutuhan, yaitu: fi
kondisi psikologis yang m endorong pekerja
siologis, Rasa aman, sosial penghargaan dan
melakukan usaha menghasilkan barang atau
aktualisasi diri. Tingkat kebutuhan manusia
jasa sehingga dapat tercapai suatu tujuan.Dari
menurut M aslow tersebut, kompensasi dalam
berbagai
bentuk sentuhan em osional merupakan level
Kerja guru merupakan dorongan yang timbul
yang lebih tinggi, dibandingkan
kebutuhan
kepada guru, baik yang datang dari dalam diri
fisik/dasar. Level tertinggi yaitu Self-actualiza-
maupun yang datang dari luar diri dalam usaha
tion N eeds (kebutuhan aktualisasi diri) m em
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan
buktikan bahwa karyawan lebih senang apa
penuh tanggung jawab yaitu menyelesaikan
bila diberi kesempatan untuk mengembangkan
tugas, menyukai pekerjaan, berani m engam
diri dan diakui oleh perusahaan. Hal ini sejalan
bil resiko, menghadapi tantangan, gigih dalam
dengan hasil penelitian, bahwa karyawan ingin
mencapai tujuan dan keinginan melaksanakan
m endapat kesempatan berkembang dan m en
tugas dengan sebaik baiknya.
pengertian di atas maka Motivasi
unjukkan kemampuannya. (Maslow, 2009) Faktor
motivasi
memiliki
Kepemimpinan Kepala Sekolah
hubungan
langsung dengan kinerja individual guru. S e
Kepala sekolah adalah orang yang banyak
dangkan faktor kemampuan individual dan
mengetahui tugas-tugas mereka dan yang m e
lingkungan kerja memiliki hubungan yang tidak langsung dengan kinerja. Kedua faktor
nentukan irama bagi sekolah yang dipimpin
tersebut keberadaannya akan mempengaruhi
kepala sekolah yang memahami keberadaan
motivasi kerja karyawan. Karena kedudukan
sekolah
dan hubunganya itu, maka sangatlah strategis
unik, serta mampu melaksanakan perannya
jika pengem bangan kinerja individual seorang
dalam memimpin sekolah.
nya.
Kepala sekolah yang berhasil adalah sebagai
organisasi
kompleks
yang
Kepala sekolah adalah pengelola pendidi
guru atau sumber daya manusia, dimulai dari
kan di sekolah secara keseluruhan, dan kepala
peningkatan motivasi kerja.
sekolah adalah pemimpin formal pendidikan
Faktor yang mempengaruhi tinggi ren dahnya motivasi kerja.
di sekolahnya. Dalam lingkungan pendidikan di sekolah, kepala sekolah bertanggung jawab
Darsono
penuh untuk m engelola dan memberdayakan
(2009) menyatakan pada manusia berlaku fak
guru-guru agar terus meningkatkan kem am
tor motivasi dan faktor pemeliharaan
diling-
puan kerjanya. Dengan peningkatan kem am
pekerjaannya. Dari hasil penelitian
puan atas segala potensi yang dimilikinya itu,
nya menyimpulkan ada enam faktor motivasi
maka dipastikan guru-guru yang juga m erupa
yaitu: prestasi pengakuan,kemajuan/kenaikan
kan mitra kerja kepala sekolah dalam berbagai
pangkat, pekerjaan itu sendiri, kemungkinan
bidang kegiatan pendidikan dapat berupaya
untuk tumbuh dan tanggung jawab. Sedang
menampilkan sikap positif terhadap pekerjaan
kan untuk pemeliharaan terdapat sepuluh fak
nya dan meningkatkan kompetensi profesion
tor yang perlu diperhatikan, yaitu kebijaksan
alnya.
aan, supervisi teknis, hubungan antar manusia
penampilan
dengan atasan, hubungan manusia dengan
adalah prestasi atau sumbangan yang diberi
pembinanya,
kan oleh seorang kepala sekolah baik secara
Frederich
kungan
Hersberg
dalam
hubungan antar manusia den
gan bawahannya, gaji dan upah,
kestabilan
Wahjosumidjo mengemukakan bahwa
kualitatif
kepemimpinan
maupun
kepala
kuantitatif
yang
sekolah
terukur
kerja, kehidupan pribadi,kondisi tempat kerja
dalam rangka membantu tercapainya tujuan
dan status.
sekolah.
Penampilan
kepemimpinan
kepala
Dari uraian diatas maka motivasi meru
sekolah ditentukan oleh faktor kewibawaan,
pakan pem berian daya penggerak yang men-
sifat dan keterampilan, perilaku maupun flek
ciptakan
agar
sibilitas pemimpin. Agar fungsi kepem im pi
mereka mau bekerja sama, efektif dan terinte-
nan kepala sekolah berhasil memberdayakan
grasi dengan segala upayanya untuk m enca
segala sumber daya sekolah untuk mencapai
pai kepuasan. Jadi motivasi kerja merupakan
tujuan sesuai dengan situasi, dibutuhkan se-
kegairahan
kerja
seseorang,
33
Volume 1, Nomor 1, Juli 2012
orang pemimpin maka pada saat itulah kita
orang kepala sekolah yang memiliki kemam puan profesional yaitu: memiliki kepribadian,
melihat kepemimpinan yang berkualitas.
keahlian dasar, pengalaman, pelatihan dan pengetahuan profesional, serta kompetensi ad
Menurut Wahjosumidjo (2002) dalam praktek organisasi kata ‘'memimpin' men
ministrasi dan pengawasan. Disinilah muncul arti pentingnya peran kepemimpinan (manaje
gandung konotasi menggerakkan, menga rahkan, membimbing, melindungi, membina, memberikan teladan, memberikan dorongan,
rial) sebagaimana ditegaskan oleh Devis dan Newston (1990) yang mengungkapkan bahwa
memberikan bantuan, dan sebagainya. Betapa banyak variabel arti yang terkandung dalam
tanpa pemimpin, suatu organisasi hanya meru pakan kegalauan orang-orang dan mesin saja.
kata memimpin, memberikan indikasi betapa luas tugas dan peranan seorang pemimpin or
Pemimpin (manajer) mempunyai tugas untuk mengatur dan menggerakan sejumlah orang-
ganisasi atau sekolah.Pemimpin
mempunyai
tugas untuk mengatur dan menggerakkan se jumlah orang-orang yang mempunyai sikap, tingkah laku dan latar belakang sosial serta
orang yang mempunyai sikap, tingkah laku dan latar belakang sosial serta tingkat ekonomi yang berbeda-beda. Berbicara tentang kepemimpinan selalu dihubungkan dengan manajemen. Dalam ling kungan pendidikan sekolah, Kepala sekolah pada esensinya laksana sebuah lokomotif yang akan membawa gerbong-gerbong organ isasi sekolah yang dipimpinnya. Sebagai orang yang diangkat menjadi pemimpin sudah jelas memiliki kelebihan dari pada orang yang dip
tingkat ekonomi yang berbeda-beda. Mem i liki kemampuan menggerakkan, memberikan motivasi dan mempengaruhi orang-orang agar bersedia melakukan tindakan-tindakan yang terarah pada pencapaian tujuan melalui ke beranian mengambil keputusan tentang kegia tan yang harus dilakukan. Dengan demikian Kepemimpinan meru pakan faktor yang sangat penting dalam suatu organisasi karena kepemimpinan merupakan aktifitas utama dalam pencapaian tujuan or ganisasi atau sekolah. Membicarakan masalah
impinnya, namun harus juga tetap menyadari bahwa dalam dirinya tidak lepas dari kelema han. Krisis kepemimpinan adalah salah satu krisis paling menyedihkan, paling akut yang se
kepemimpinan tidak akan bisa lepas dari masalah organisasi atau sekolah itu sendi ri. Karena pada dasarnya manusia sebagai
dang melanda bangsa Indonesia secara umum dan lembaga pendidikan atau sekolah secara khusus. Saat ini kita sulit menemukan pem impin yang bisa diandalkan, bisa diteladani yang konsisten dengan aturan yang berlaku. Kita sudah tidak kaget dan tidak heran jika saat ini seseorang duduk di kursi kepemimpinan yang terhormat, besok lusa bisa menjadi ba han tertawaan, bahan hujatan oleh masyarakat
makhluk sosial dalam kehidupan ini selalu teri kat dalam ikatan berbagai ragam organisasi. Hidup dan bergeraknya organisasi tergantung dari orang-orang yang ada di dalamnya, baik secara pribadi maupun di dalam kelompok. Dari uraian yang dikemukakan diatas
atau oleh para pengikutnya sendiri. Kepemimpinan tidak dilihat dari gelar yang banyak atau jabatan dan kedudukan
diharapkan pemimpin dapat membangun dan mengembangkan motivasi guru dengan baik, harus mampu mempengaruhi mereka
yang tinggi tetapi kepemimpinan seseorang itu bisa terlihat dari bagaimana dia tampil seba gai pribadi yang mampu mempengaruhi orang yang dipimpinnya secara bersama sama bisa
atas kompetensi-kompetensi individu-individu dalam kelompok, memperhatikan hak guru karena guru tidak hanya dituntut untuk men jalankan tugas atau melaksanakan kewajiban
sampai pada tujuan yang ingin dicapai. Tanpa
saja, melainkan juga harus mendapat perha tian yang serius dari pihak pemimpin. Perha tian tersebut dapat ditunjukan malalui perilaku
bermaksud untuk mengurangi dan mematah kan semangat seseorang untuk meraih tingkat pendidikan yang tinggi yang diiringi dengan pemberian gelar. Gelar bukanlah hal yang
pemimpin yang berorientasi pada tugas mau pun pada hubungan sosial, yang keduanya mampu mempengaruhi perkembangan moti vasi kerja guru.
terpenting,tetapi apabila terjadi keseimbangan antara gelar, jabatan dan kepribadian dari se
34
E r n i M u r n ia r t i , Hubungan Kepemimpinan. Kepala Sekok i Dan Kedisiplinan Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Perguruan Setia
Bhakti Tangerang
Dalam Peraturan Pemerintah N o
gan
38 Tahun
penuh semangat.
Dengan
ketrampilan
1992 pasal 3 ayat 3 dijelaskan bahwa pengelola satuan pendidikan terdiri atas kepala sekolah,
manajerial yang dimiliki, kepala sekolah m em
direktur, ketua, rektor dan pimpinan satuan
yang positif.
pendidikan
luar sekolah.
bangun dan mempertahankan kinerja guru Berdasarkan berbagai pendapat di atas
(P P No.38,1992).
Kepala sekolah sebagai salah satu pengelola
dapat
satuan pendidikan juga disebut sebagai admin
kepala sekolah
adalah serangkaian kem am
istrator, dan disebut juga sebagai manajer pen
puan
untuk
didikan. Maju mundurnya kinerja sebuah or
menggerakkan orang iain untuk bekerjasama
ganisasi ditentukan oleh sang manajer. Kepala
mencapai suatu tujuan dengan mengerahkan
sekolah sebagai manajer merupakan p em eg
seluruh kepribadian, termasuk di dalamnya
ang kunci maju mundurnya sekolah.
Dalam
kewibawaan , untuk dijadikan sarana dalam
posisinya sebagai administrator dan manajer
rangka meyakinkan orang yang dipimpinnya
pendidikan, kepala sekolah diharapkan m e
agar mereka mau dan dapat melaksanakan
miliki kemampuan profesional dan ketrampi-
tugas yang dibebankan kepadanya dengan
lan yang memadai. Ketrampilan-ketrampilan
ikhlas,
yang diperlukan dalam mencapai keberhasilan
dalam hati serta yang paling utama mereka
sekolah diidentifikasi dalam
tidak terpaksa dan tidak merasa terbebankan. Kewibawaan merupakan keunggulan, kelebi
tiga ketrampilan
pokok yaitu ketrampilan konseptual, ketrampi lan hubungan dan ketrampilan tehnikal Ket
disimpulkan seorang
penuh
bahwa
kepemimpinan
mempengaruhi
semangat,
ada
dan
kegembiraan
han atau pengaruh yang dimiliki oleh kepala
kemampuan
sekolah. Kewibawaan kepala sekolah dapat
melihat sekolah dan semua program pendidi
mempengaruhi bawahan, bahkan m engger
kan sebagai suatu keseluruhan. Ketrampilan
akkan, memberdayakan segala sumber daya
hubungan
sekolah untuk mencapai tujuan sekolah sesuai
rampilan
konseptual
manusia
meliputi;
meliputi;
kemampuan
dengan keinginan kepala sekolah.
menjalin hubungan kerjasama secara efektif
Berdasarkan
dan efisien dengan personel sekolah, baik se
pendekatan
pengaruh
kewibawaan, seorang kepala sekolah dimung
cara perorangan maupun kelompok. Ketrampilan tehnikal merupakan kecaka
kinkan untuk menggunakan pengaruh yang
pan dan keahlihan yang harus dimiliki kepala
dimilikinya dalam membina, memberdayakan,
sekolah meliputi m etode-m etode, proses-pros
dan memberi teladan terhadap guru seba
es, prosedur dan tehnik pengelolahan kelas.
gai bawahan. Legitimate dan coersive pow er
Dengan kemampuan profesional manajemen pendidikan, kepala sekolah diharapkan da
memungkinkan kepala sekolah dapat melaku
pat menyusun program sekolah yang efektif,
kekuasaan dalam memerintah dan memberi
menciptakan iklim sekolah yang kondusif dan
hukuman,
membangun unjuk kerja personel sekolah serta
lebih mudah dilakukan. Sementara itu dengan
dapat m em bim bing guru melaksanakan proses
reward pow er memungkinkan kepala sekolah
pembelajaran. Di sekolah, kepala sekolah sen
memberdayakan guru secara optimal sebab
antiasa berinteraksi dengan guru bawahannya,
penghargaan yang layak dari kepala sekolah
m em onitor dan menilai kegiatan mereka seha
merupakan motivasi berharga bagi guru un
ri-hari . Rendahnya kinerja guru akan berpen
tuk menampilkan performan terbaiknya. S e
garuh terhadap pelaksanaan tugas yang pada
lanjutnya dengan referent dan expert power,
gilirannya akan berpengaruh pula terhadap
keahlian dan perilaku kepala sekolah yang di
pencapaian
implementasikan dalam bentuk rutinitas kerja,
tujuan
pendidikan.
kan pembinaan terhadap guru sebab dengan
Rendahnya
pembinaan
kinerja guru harus diidentifikasi penyebabn
diharapkan
ya. Ada berbagai faktor yang mempengaruhi
kerja para guru.
mampu
terhadap
guru akan
meningkatkan
motivasi
terhadap kinerja seorang guru. Pada kondisi
Kedisiplinan.
semacam ini, kepala sekolah m em egang per anan penting, karena dapat memberikan iklim
Disiplin berasal dari bahasa latin Dis
yang memungkinkan bagi guru berkarya den
cern yang berarti belajar. Dari kata ini timbul
35
Volume 1, Nomor L Juli 2012
kata Disciplina yang berarti pengajaran atau
membenarkan dan melibatkan pengetahuan
pelatihan. Dan sekarang kata disiplin m en
akan sikap dan perilaku
galami perkembangan makna dalam beberapa
ada kemauan pada diri pegawai menuju pada
pengertian sebagai berikut:
kerjasama dan prestasi yang lebih baik. Disip
1.
Disiplin diartikan sebagai kepatuhan ter
lin adalah rasa tanggung jawab untuk berting
hadap peraturan atau tunduk pada pen
kah laku dan mengikuti tata tertib yang baik
gawasan dan pengendalian.
sesuai dengan norma yang berlaku. (G agne
Disiplin sebagai latihan yang bertujuan
R.M. 1987). Disiplin adalah sikap mental yang
m engem bangkan diri agar dapat berpe
tercermin dalam sikap, perbuatan atau tingkah
rilaku tertib.
laku perorangan, kelompok atau masyarakat
Dalam informasi tentang wawasan Wiyat-
berupa ketaatan atau kepatuhan untuk tujuan
2.
pegawai, sehingga
tertentu.
amandala. kedisiplinan guru diartikan sebagai
Kedisiplinan
sikap mental yang mengandung kerelaan m e
sering
dihubungkan
matuhi semua ketentuan, peraturan dan nor
maknanya dengan istilah Moral kerja.
Moral
ma yang berlaku dalam menunaikan tugas dan
merupakan 'refleksi dari sikap pribadi mau
taggung jawab. Diuraikan juga di dalam G B H N tahun
pun dari sikap kelompok terhadap kerja dan
1993 ditegaskan bahwa salah satu ciri tenaga
nan dapat dikembangkan melalui pendidikan
kerja yang berkualitas adalah memiliki disiplin.
dan latihan sehingga tumbuh rasa tanggung
Demikian juga diharapkan kepada setiap pen
jawab dan kesadaran yang tinggi dalam m el
didik atau guru sangat penting dalam pertum
aksanakan tugasnya. Kedisiplinan kerja meru
buhan sekolah bahkan dinilai sebagai salah
pakan sikap ketaatan dan kepatuhan terhadap
satu hal yang mampu memicu tingginya m oti
norma,nilai - nilai positif, yang efektif menjadi
vasi seseorang dalam meraih cita citanya,
salah satu peraturan dalam melaksanakan ak-
Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan
tifitas ataupun tugas,
terbentuk melalui proses dan serangkaian per
yang telah ditetapkan bersama.
kerja sama” (Gondokusumo, 2007). Kedisipli
Namun
ilaku yang menunjukkan nilai - nilai ketaatan,
dalam mencapai tujuan
sebenarnya
berbicara
tentang
kepatuhan, kesetiaan dan ketertiban. Ada tiga
Kedisiplinan atau moral kerja dalam lem baga
aspek yang terkandung dalam kata Disiplin
pendidikan, tidak hanya tertuju kepada guru
yaitu:
sebagai tenaga pendidik, tetapi kepada seluruh
1.
Sikap Mental, yang merupakan sikap taat
personil atau Sumber Daya Manusia yang ada
dan tertib sebagai hasil atau pen gem
di dalamnya. M engapa hal ini meliputi keselu
bangan daarilatihan,pengendalian pikiran
ruhan warga sekolah karena keberhasilan dan
dan pengembalian watak.
kesuksesan dari suatu sekolah atau lem baga
Pemahaman yang baik m engenai system
apapun, tergantung dari orang - orang yang
aturan perilaku, norma dan standar yang
ada di dalam lembaga tersebut.
2.
sedemikian rupa sehingga pemahaman
3.
Dalam
penerapan
kedisiplinan,
sering
yang mendalam atau kesadaran bahwa
mendapat banyak hambatan sehingga perlu
ketaatan akan aturan / norma merupakan
adanya sanksi atau hukuman untuk m encegah
syarat mutlak untuk mencapai keberhasi
terjadinya perilaku yang melanggar peratu
lan dan kesuksesan.
ran dan ketentuan - ketentuan yang menjadi
Sikap Kelakuan yang secara wajar m en
komitmen
unjukkan kesungguhan hati untuk men-
dalam lingkungan sekolah harus menjadi per
taati segala hal yang secara cermat dan
hatian Kepala Sekolah, karena kedisiplinan
tertib.
para guru akan tumbuh, berkembang dan
Pengertian lain
bersama.
Masalah
Disiplin
kerja
lagi yang mengatakan
efektif apabila dimulai dari disiplin kerja kepala
bahwa Disiplin adalah Tindakan manajemen
sekolah itu sendiri. Gerak, perilaku dan aktu
untuk memberikan semangat kepada pelaksan
alisasi dari kerja kepala sekolah akan menjadi
aan standar organisasi (Keith Davis, 2002). Ini
teladan bagi para guru semua.
adalah pelatihan yang mengarah pada upaya
Dari pengertian-pengertian tentang moral
36
Erni Murniarti, Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Kedisiplinan Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Perguruan Setia
Bhakti Tangerang
kerja yang telah dibahas di atas, maka dapat lah disimpulkan bahwa moral kerja tidak dapat dipisahkan dengan Kedisiplinan. Keduanya merupakan suasana di dalarn suatu organisasi,
Ada tiga data yang dijaring dalam peneli tian ini, yaitu Kepemimpinan kepala sekolah,
dimana sikap disiplin dan moral indivkerjaannya.idu atau kelompok mencerminkan rasa kegairahan dalam melaksanakan tugas dan
disusun menurut skala Likert dengan memberi bobot pada setiap jawaban yang menunjuk
Kedisiplinan dan Motivasi kerja guru. Untuk memperoleh data digunakan kuesioner yang
mendorong mereka untuk berkerja secara leb
kan bagaimana interaksi reaksi guru terhadap sejumlah pernyataan yang diberikan. Instru
ih baik dan lebih produktif.
men yang digunakan untuk ketiga variable
Metodologi Penelitian Metode yang digunakan dalam peneli
tersebut, dikembangkan melalui indikator dari masing-masing variable, kemudian berdasar kan indicator itu dibuat kisi-kisi dan dibuat butir-butir instrument beserta skala penguku rannya. Selanjutnya dilakukan uji coba instru ment untuk menguji validitas dan reabilitas. Butir-butir instrument yang tidak valid dibuang dan tidak digunakan lagi.
tian ini adalah metode survey dengan teknik korelasional. Adapun Konstelasi masalah antara variable digambarkan sebagai berikut:
Pada penelitian ini ada tiga instrument penelitian yang berkaitan dengan variabel p e nelitian yaitu instrument motivasi kerja guru yang terdiri dari 3 dimensi dengan 40 butir soal, Kepemimpinan kepala sekolah terdiri dari 4 dimensi dan 40 butir soal, dan kedisiplinan yang terdiri dari 3 dimensi dengan 40 butir soal.
Keterangan: Y = Motivasi kerja guru X I = Kepemimpinan Kepala Sekolah
Data empiris yang diperoleh dari variabel motivasi kerja guru, kepemimpinan kepala se
X2 = Kedisiplinan
kolah dan kedisiplinan bersumber dari guru se cara keseluruhan. Dari ketiga variabel dibuat skala penelitian dengan rentang jawaban 1 sampai dengan 5. Sebelum digunakan seba
Populasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah guru tetap di Perguruan Setia Bhakti dari unit TK 15 orang, SD 44 orang, SMP 22
gai penilaian instrumen tersebut diuji validitas dan reliabilitasnya. Butir-butir penilaian yang valid digunakan untuk alat pengukuran dalam penilaian, butir instrument yang tidak valid, tidak digunakan dalam analisa data dan pem bahasan.
orang ,SMA 27orang sehingga jumlah popu lasi seluruhnya adalah 108 orang.. Sampel di ambil sebanyak 40 orang dari populasi (108) dengan teknik proportional random sampling. (Sugiyono,2008) Penentuan jumlah sampel dari populasi dapat dilihat pada tabel berikut:
Uji coba instrument akan dilakukan ter hadap 20 responden dari jumlah populasi di luar populasi penelitian. Uji coba ini dilaku kan untuk menguji keabsahan ( validitas) dan kehandalan ( reabilitas) butir-butir instrument yang digunakan dalam penelitian. Untuk itu dilakukan analisis seberapa besar pengaruh antara satu butir dengan indikator dan dengan variabel.
Data Populasi dan Sampel Ju m lah No.
Sam pel
U nit/Sekolah Guru
1
TK
15
4
2
SD
44
17
3
SMP
22
8
4
SMA
27
11
JU M LA H
108
Validitas instrument di uji dengan meng gunakan koefisien korelasi antara skor butir soal dengan skor total ( r hitung ) melalui teknik korelasi “Product Mom ent (Pearson)7’. Analisis
40
37
Volume 1, Nomor 1, Juli 2012
dilakukan terhadap semua butir instrument. Kriteria pengujian ditetapkan dengan mem bandingkan rhit berdasarkan hasil perhitungan
Korelasi Pearson, besarnya korelasi adalah 0 s/d 1. Korelasi dapat positif yang artinya sea
dengan rtab (rhitung > rtabel), maka butir in
kedua semakin besar juga. Korelasi negatif,
strument dianggap valid, sehingga dapat di gunakan untuk keperluan penelitian. Hasil uji validitas yang telah dilakukan terhadap semua
yang artinya berlawanan arah:jika variabel pertama besar maka variabel kedua semakin kecil.
butir instrument. Koefisien reabilitas instrument dimaksud kan untuk melihat konsistensi jawaban yang
Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
rah: jika variabel pertama besar, maka variabel
diberikan guru dan dianalisis dengan meng Interval Koefisien gunakan “Alpha Cronbach”Cara ini dipilih dan dianggap sesuai dengan instrument yang disusun untuk menggali pengalaman maupun penilaian guru, sehingga seluruh butir instru ment dianggap mengukur konsep yang sama. Kehandalan (reabilitas) instrumen Moti vasi Keija guru sebelum dilakukan uji validitas diperoleh hasil sebesar 0.904 yang dihitung dengan rumus Alpha Cronbach sedangkan setelah dilakukan uji validitas instrument diper oleh hasil sebesar 0,920. Kehandalan (reabili tas) instrumen Kepemimpinan Kepala Sekolah
Tingkat Hubungan
0 ,0 0 -0 ,1 9 9
Sangat rendah
0,20 - 0,399
rendah
0.40 - 0,599
Sedang
0,60 - 0,799
Kuat
0 ,8 0 -1 ,0 0 0
Sangat kuat
Hipotesis Statistik 1.
H o : p x ly = 0, (tidak ada hubungan anta ra Kepemimpinan kepala Sekolah dengan Motivasi keija guru)
sebelum dilakukan uji validitas diperoleh hasil sebesar 0.966 yang dihitung dengan rumus Alpha Cronbach sedangkan setelah dilakukan uji validitas instrument diperoleh hasil sebesar 0,974 . Kehandalan (reabilitas) instrumen Ke disiplinan guru sebelum dilakukan uji validitas diperoleh hasil sebesar 0.863 yang dihitung
Ha : p x ly * 0,
(ada hubungan antara
Kepemimpinan kepala Sekolah dengan Motivasi keija guru) 2.
Ho: px2y =
0,
(tidak ada hubungan
antara Kediplinan dengan
Motivasi keija
gur
dengan rumus Alpha Cronbach sedangkan setelah dilakukan uji validitas instrument diper oleh hasil sebesar 0,869 Selanjutnya Data dianalisis secara deskrip tif dan inferensial. Analisis deskriptif terdiri atas penyajian data dengan histogram, perhitungan mean, median, modus, simpangan baku dan rentangan teoritik masing-masing variable. Analisis inferensial (uji hipotesis) dengan ana lisis regresi dan korelasi. Dimana sebelumnya
* 0, (ada hubungan antara Kediplinan dengan Motivasi keija guru) Ha: px2y
3.
H o:p xl.2 y = 0,
(tidak ada hubungan
antara kepemimpinan kepala sekolah dan Kediplinan dengan Motivasi Keija guru) Ha : p xl.2 y ^ 0, (ada hubungan anta ra kepemimpinan kepala sekolah dan Kediplinan dengan Motivasi Keija guru)
perlu di uji persyaratan analisis data, yaitu uji normalitas galat taksiran dan homogenitas varians Y atas X (X I atau X2), (Sentosa Murwani, 2010) .Analisis tersebut menggunakan bantuan komputer sebagai media pengolahan data. Adapun softwere yang digunakan adalah
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. 1.
Analisis Data Deskripsi Data Deskripsi data
merupakan
penjabaran
MS-Excel 2007 untuk mentabulasi data meng gunakan SPSS 15.0 fo r Windows Evaluation
variabel penelitian dalam ukuran statistik dasar
Version. Analisis korelasi yang digunakan adalah
standar deviasi, distribusi frekuensi dan histo
antara lain nilai rata-rata, nilai tengah, modus, gram.
38
Erni Murniarti, Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Kedisiplinan Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Perguruan Setia
Bhakti Tangerang
a.
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa
Motivasi Guru (Y) dengan
di atas rata-rata sebanyak 13 orang (40,6%),
menggunakan SPSS versi 15.0 diperoleh data
skor yang berada pada rata-rata sebanyak 12
statistik sebagai berikut:
orang (37,5%), dan skor yang berada di bawah
Berdasarkan
hasil perhitungan
rata-rata sebanyak 7 orang (21,9%).
Tabel .1 Deskripsi Statistik Variabel Motivasi Guru
Histogram variabel Motivasi guru (Y) dapat dilihat pada g a m b a r di baw ah ini.
Motivasi Y I'-v J
V/^ 1 i ci
40
I^Tissiric^
O 1 4 4 .0 7 5 0
M ean S td .
E rror o f
.2 9 3 9 3
rv/Icenn
M e d ia n
1 4 4 .0 0 0 0
M ode
1 4 3 .0 0 (a )
S ted. D e v i a t i o n
1 85897
V a r ia n c e
3 .4 5 6
R ange
6 .0 0
JVIini m ui m
141
M a x im u m
1 4 7 .0 0
Sum
5 7 6 3 .0 0
P e r c e n t ile s
a
Gambar 1. Histogram Variabel Motivasi Guru b. Kepemimpinan (X I) Berdasarkan
hasil perhitungan dengan
menggunakan SPSS versi 15.0 diperoleh data statistik sebagai berikut:
OO
25
1 4 3 .0 0 0 0
50
1 4 4 .0 0 0 0
75
1 4 5 .7 5 0 0
Tabel 3. Deskripsi Statistik Variabel Kepemimpinan Statistics
Multiple modes exist. The smallest value is shown
Kepemimpinan X I
Tabel 1 menunjukkan bahwa data p e nelitian Motivasi guru Perguruan Setia Bhakti
N
memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 140,00; nilai tengah
Valid
40
Missing
0
(median) sebesar 140; modus
sebesar 139; standar deviasi sebesar 1,778;
156.625
Mean
0
varians sebesar 3,161; rentang skor sebesar 6; nilai minimum sebesar 137; nilai maksimum
Std. Error of Mean
.34657
Median
157.000
sebesar 143; dan jumlah skor sebesar 4480. Distribusi frekuensi skor Motivasi guru dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
0
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Skor Vari abel Motivasi Guru MOTIVASI B atas Kelas
Frekuensi
Interval K elas Kelas
137
Baw ah
A tas
R elatif
Kum u
(% )
latif
A b solu t
-
1
1 3 6 ,5
138 ,5
7
22%
158.00
Std. Deviation
2.19191
Variance
4.804
Range
7.00
Minimum
153.00
Maximum
160.00
Sum
6265.00
7
138 139
Mode
Percentiles
25
-
2
1 3 8 ,5
140 ,5
12
38%
0
19
140 141
50
-
3
1 4 0 ,5
142 ,5
10
31%
157.000
29
142 143
155.000
0 -
4
1 4 2 ,5
144 ,5
3
9%
32
100%
144 TO TAL
32
75
158.000 0
Volume 1, Nomor 1, Juli 2012
Tabel 5. Deskripsi Statistik Variabel Kedisiplinan Statistics
Tabel 3. menunjukkan bahwa data peneli tian Kepemimpinan Guru di Perguruan Setia Bhakti memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 148,50; nilai tengah (median) sebesar 148,50; modus sebesar 148; standar deviasi sebesar 1,685; varians sebesar 2,836; rentang skor sebesar 5, nilai minimum sebesar 146; nilai
Disiplin_X2 N
maksimum sebesar 151; dan jumlah skor sebe sar 4752. Distribusi frekuensi skor Kepemimpi nan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Kelas
Relatif
Kum u
.33947
Median
166.000
(%)
latif
A bsolut
Atas
1 4 7 ,5
10
3 1 ,2 5 %
10
147
Mode
166.00
Std. Deviation
2.14700
Variance
4.610
Range
7.00
Minimum
163.00
Maximum
170.00
Sum
6657.00
1 4 7 ,5
2
12
1 4 9 ,5
3 7 ,5 0 %
; 2
149 1 4 9 ,5
3
Std. Error of Mean
0 1 4 5 ,5
150
166.425
-
1 148
0
0
Interval
146
Missing
Frekuensi
Batas Kelas Baw ah
40
Mean
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Skor Vari abel Kepemimpinan
Kelas
Valid
1 5 1 ,5
10
3 1 ,2 5 %
32
151 32
TO TA L
00%
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa di atas rata-rata sebanyak 10 orang (31,25%), skor yang berada pada rata-rata sebanyak 12 orang (37,50%), dan skor yang berada di bawah rata-rata sebanyak 10 orang (31,25%).
Percentiles Histogram variabel Kepemimpinan (X I) dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
25
165.000 0
50
166.000
Histogram
0 75
168.000 0
Tabel 5. menunjukkan bahwa data pe nelitian Kedisiplinan guru di Perguruan Setia Bhakti memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 135; nilai tengah (median) sebesar 135; modus
Gambar 2. Histogram Variabel Kepemimpinan c.
sebesar 135; standar deviasi sebesar 1,918; varians sebesar 3,677; rentang skor sebesar 6; nilai minimum sebesar 132; nilai maksimum sebesar 138; dan jumlah skor sebesar 4320.
Kedisiplinan (X2)
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS versi 15.0 diperoleh data
Distribusi frekuensi skor Kedisiplinan dapat
statistik sebagai berikut:
dilihat pada tabel di bawah ini.
40
Erni M urniarti, Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Kedisiplinan Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Perguruan Setia Bhakti Tangerang
a
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Skor Vari abel Kedisiplinan
Tabel 7. menunjukkan bahwa nilai prob abilitas (sig.) variabel Motivasi Guru sebesar 0 . 165, Kepemimpinan sebesar 0,065, dan Kedisiplinan sebesar 0,200. Nilai probabilitas
F re k u e n s i
B a ta s K e la s In te rv a l
R e la tif
K e la s K e la s
Baw ah
A b s o lu t
A ta s
Lilliefors Significance Correction
K u m u la tif (% )
1
1 3 2 -1 3 3
131,5
133,5
8
25%
8
ketiga variabel lebih besar dari taraf signifikansi
2
1 3 4 -1 3 5
133,5
135,5
11
34%
19
(p) 0,05, maka data ketiga variabel dinyatakan
3
1 3 6 -1 3 7
135,5
137,5
9
28%
28
berdistribusi normal.
4
1 3 8 -1 3 9
137,5
139,5
4
13%
32
32
100%
TOTAL
b.
Uji Homogenitas
Uji homogenitas menggunakan uji kesamaan Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa di atas rata-rata sebanyak 13 orang (41%), skor yang berada pada rata-rata sebanyak 11 orang (34%), dan skor yang berada di bawah rata-rata sebanyak 8 orang (25%).
varians yang dilakukan untuk mengetahui apa kah data dua sampel memiliki varians yang sama (homogen) atau tidak.
1. Uji homogenitas Kepemimpinan (X I) dengan Motivasi guru (Y)
Histogram variabel Kedisiplinan (X2) da pat dilihat pada gambar di bawah ini.
Tabel 4.8 Uji Homogenitas Variabel Kepemimpinan dengan Motivasi Guru
Htstog ram
Test of Homogeneity of Variance Levene
M o tiv a s i
B a s e d o n M e d ia n B ased
-1 0 6 42
on
a n d w ith a d ju s te d d f B ased
on
tr im m e d
m ean
2. a.
d f2
S ig .
.6 4 3
7
32
.7 1 7
.3 6 7
7
32
.9 1 5
.3 6 7
7
.6 1 2
7
M e d ia n
N »4 0
Gambar 3. Histogram Variabel Kedisiplinan
d fi
B ased on M ean
_Y
9x<3 Dr* -2.14?
S ta tistic
Berdasarkan
tabel
di
1 7 .6 2 9 32
atas,
.9 0 9
.7 4 1
diketahui
bahwa nilai nilai probabilitas (Sig.) Based on Mean 0,717 lebih besar dari taraf signifikansi (0.05). Hal ini berarti data kedua variabel m e miliki varians yang sama atau homogen.
Uji Persyaratan Analisis Data Uji Normalitas
Uji normalitas menggunakan rumus Kol m ogorov Smirnov untuk mengetahui apakah data penelitian berdistribusi normal atau tidak.
2. Uji homogenitas Kedisiplinan (X2) dengan Motivasi Guru(Y)
Tabel 7. Uji Normalitas Variabel Motivasi Guru, Kepemimpinan, dan Kedisiplinan
Tabel 4.9 Uji Homogenitas Variabel Ke disiplinan dengan Motivasi Guru
Tests of Normality K o lm o g o ro v S m im o v (a ) Statistic
df
S h ap iro-W ilk Sig.
Statistic
df
Test of Homogeneity of Variance Sig. Levene
M otivasi Y
.16 .118
40
.940
40
.034
5
M o t iv a s i_
.06
K e p em im p in a .135
40
n _X l
5
Disiplin X 2
.20 .103
40
.946
40
40
.028
B a s e d o n M e d ia n
B ased
.055
0 (* )
d fl
d f2
S ig .
1 .0 5 8
7
32
.4 1 2
1 .0 2 8
7
32
.4 3 1
B ased on M ean
Y
.937
S ta tis tic
on
M e d ia n
and
1 9 .6 4 1 .0 2 8
7
w ith a d ju s te d d f B ased m ean
* This is a lower bound of the true significance.
41
on
3
.4 4 3
tr im m e d 1 .0 8 3
7
32
.3 9 7
Volume 1, Nomor 1, Juli 2012
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa
nilai probabilitas (Sig.) Based on Mean (0.412) lebih besar dari taraf signifikansi (0.05). Hal ini berarti data kedua variabel memiliki varians
nilai probabilitas (sig.) Deviation from Linearity sebesar 0,150. Nilai probabilitas tersebut lebih
yang sama atau homogen
disimpulkan bahwa hubungan antara variabel
besar dari taraf signifikan (p) 0,05, maka dapat Kedisiplinan dan Motivasi guru bersifat linear.
d.
Uji Linearitas B. 1.
Uji linearitas dilakukan untuk menguji apakah kedua variabel memiliki hubungan yang bersifat linear atau tidak.
(X I) dengan Motivasi Guru (Y) menggunakan uji korelasi bivariate dan uji regresi sederhana. Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara kedua variabel, bagaimana arah hubungannya dan seberapa besar hubungan tersebut. Sedangkan analisis regresi untuk menentukan tingkat pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya. Kuat tidaknya hubungan antara Kepem impinan dengan Motivasi Guru dihitung den gan menggunakan teknik korelasi Product M o ment, yang hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Tabel 10. Analisis Kelinieran Variabel Kepemimpinan dengan Motivasi Guru ANOVA Table
M o tiv a si
V
**■
S qu ares
df
S qu are
F
S ig .
8 3 .8 1 3
7
1 1 .9 7 3
7 .5 1 8
.o o o
7 3 .2 1 3
1
73 213
1 0 .6 0 0
6
1 .7 6 7
W ith in G r o u p s
50 962
32
1 593
T o ta l
13^ 775
39
B etw een
(C o m b in e d )
O roups
K e p e m im p in a
M ean
of
Pengujian Hipotesis I Pengujian hipotesis antara Kepemimpinan
1. Uji kelinieran Kepemimpinan (X I) dengan Motivasi guru (Y)
Sum
P em bah asan
n X l 4 5 .9 7
L in e a rity
.o o o
2
D e v ia tio n 1 .1 0 9
.3 7 9
fro m L in e a rity
Tabel 12. Korelasi Bivariate antara Variabel Kepemimpinan dengan Moti vasi Guru
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa nilai probabilitas (sig.) Deviation from Linearity sebesar 0,379. Nilai probabilitas
K epem i
tersebut lebih besar dari taraf signifikan (p) 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa hubun gan antara variabel Kepemimpinan dan Moti vasi guru bersifat linear.
M o t iv a s i_ Y
P e a r s o n C o r r e la tio n
M o tiv a s i_
m p in a n _
Y
X I
1
.7 3 7 (* * )
S ig . ( 2 - t a i l e d )
2. Uji kelinieran Kedisiplinan (X2) de ngan Motivasi guru (Y)
K e p e m im p in a n _ X l
Tabel 11. Analisis Kelinieran Variabel Kedisiplinan dengan Motivasi Guru
.0 0 0
N
40
40
P e a r s o n C o r r e la tio n
.7 3 7 (* * )
1
S ig . ( 2 - t a i l e d )
.0 0 0
N
40
40
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
ANOVA Table Sum of
Motivasi_Y Disiplin_X2
*
Between
(Combined
Groups
)
Deviation
Mean
Squares
df
Square
F
Sig
72.985
7
10.426
5.400
.000
53.123
1
19.862
6
Linearity
Dari tabel 12. diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,737 hal ini menunjukkan bahwa arah hubungan antara Kepemimpinan dan
27.51 53.123
3.310
Motivasi guru adalah positif, atau semakin baik Kepemimpinan maka Motivasi guru semakin baik. Selain itu hubungan kedua variabel ber sifat tinggi karena berada pada interval 0,60
.000
1
1.714
.150
from Linearity Within Groups
61.790
Total
134.77 5
32
- 0,799 sesuai tabel interpretasi terhadap koe fisien korelasi.
1.931
39
Ada tidaknya hubungan antara kedua
42
Errti Murniarti, Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Kedisiplinan Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Perguruan Setia
Bhakti Tangerang
Gambar di atas memperlihatkan adan
variabel ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 13. Uji Signifikansi Variabel Kepemimpinan dengan Motivasi Guru
ya hubungan yang berbanding lurus antara Kepemimpinan dengan Motivasi guru, yang berarti semakin baik Kepemimpinan, maka
Coefficients (a)
akan semakin baik Motivasi guru di Perguruan Setia Bhakti.
Unstandardized
Standardized
C oefficien ts
C oefficients
t
Std.
M ode 1 1
Pengujian signifikansi model (persamaan)
(C onstant)
B
Error
46.171
14.565
.625
.093
Beta
Sig.
regresi Kepemimpinan dengan Motivasi guru
Std.
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
B
Error
3 .1 70
.003
6.722
.000
Tabel 14. Uji Signifikansi Persamaan Regresi Variabel Kepemimpinan dengan Motivasi Guru
K ep em im p in a n _ .737
XI
Berdasarkan tabel 13. diperoleh thitung
ANOVA (b)
sebesar 6,722 dan nilai probabilitas (sig.) sebesar 0,000. Diketahui ttabel pada uji dua arah dengan taraf signifikan 0,05, jumlah responden(n) 32 dan derajat bebas (db) n-2 = 38 adalah sebesar 2,042. Karena thitung lebih besar dari ttabel dan nilai probabilitas (0,000) lebih kecil dari taraf signifikan 0,05, maka ter bukti bahwa hipotesis nol (H o) ditolak dan Ha
Mode
Sum of
Mean
Squares df
Square
F
Sig.
R k jressioo 73,213
1
73.213
45.192
,000 a
diterima yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara Kepemimpinan dengan Moti
kiidua
61.562
38
1.620
vasi guru di Perguruan Setia Bhakti.
T
134.775 39
1
Tota
Tabel 13. juga menunjukkan bahwa hubungan Kepemimpinan dengan Motivasi guru memiliki koefisien arah regresi sebesar
a Predictors: (Constant), Kepem im pinan_Xl b Dependent Variable: Motivasi_Y
0,625 dan konstanta sebesar 46.171. Dengan demikian hubungan antara Kepemimpinan dengan Motivasi guru memiliki persamaan re gresi sederhana
Berdasarkan tabel di atas didapat nilai Fhitung sebesar 45,192 dengan nilai probabilitas (sig.) sebesar 0,000. Untuk menentukan keber artian persamaan regresi Kepem im pinan(Xl) dengan Motivasi guru (Y) perlu membanding kan dengan tabel distribusi F dengan meng
Y = 46,171 + 0,625X1.
Persamaan Regresi Y = 46,171 + 0,625X1 ditunjukkan dengan gambar di bawah ini. Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: Motivasi_Y
gunakan derajat bebas (db) atau degree of freedom (df) pembilang = 1 dan db penyebut (n-2) = 38 dengan taraf signifikan(Y ) 0,05 diperoleh Ftabel sebesar 4,171 dan Fhitung sebesar 45,192. Hal ini menunjukkan bahwa Fhitung lebih besar dari Ftabel dan nilai probabilitas (0,000) lebih kecil dari taraf signifikan (0,05) maka per samaan regresi Y = 46,171 + 0,625X1 sudah layak untuk memprediksi hubungan Kepem impinan dengan Motivasi guru. Besarnya pengaruh Kepemimpinan terha dap Motivasi guru dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Gambar 4. Grafik Persamaan Regresi Y = 46,171 + 0,625X1
43
Volume 1, Nomor 1, Juli 2012
Tabei 15» K o e fis ie n D e te rm in a s i Variabel K e p e m im p in a n d en gan M o ti va si Guru
Dari tabel 16. diperoleh koefisien korelasi sebe sar 0,628 hal ini menunjukkan bahwa arah
M o d e l S u m m a ry (b )
plinan maka Motivasi guru semakin baik. Selain Std.
M ode
A d j usted
of
hubungan antara Kedisiplinan dan Motivasi guru adalah positif, atau semakin baik Kedisi itu hubungan kedua variabel bersifat tinggi ka rena berada pada interval 0,60 - 0,799 sesuai
E rror
1
R
R S q u a re
R S q u a re
E stim ate
1
.7 3 7 (a )
.543
.531
1 .2 7 2 8 1
th e
tabel interpretasi terhadap koefisien korelasi. Ada tidaknya hubungan antara kedua variabel ditunjukkan pada tabel berikut:
a Predictors: (Constant), Kepem im pinan_Xl b Dependent Variable: Motivasi_Y
T ab el 17. U ji S ig n ifik a n s i Variabel Ke d isip lin a n dengari Motivasi Guru
Dari tabel di atas diperoleh koefisien de terminasi sebesar 0,543 yang berarti bahwa 54,3% variasi yang terjadi dalam kecenderun gan meningkatnya Motivasi guru dapat dipen garuhi oleh tingkat Kepemimpinan, sedangkan sisanya 45,7% diperoleh dari faktor lain. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan anta ra Kepemimpinan dengan Motivasi guru di Perguruan Setia Bhakti. Hal ini berarti Hipote sis diterima.
C o e ffie ie n ts (a )
1
Pengujian H ip o te s is II Pengujian hipotesis antara Kedisiplinan (X2) dengan Motivasi Guru ( Y ) menggunakan uji korelasi bivariate dan uji regresi sederhana. Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara kedua variabel, bagaimana arah hubungannya dan seberapa besar hubungan tersebut. Sedangkan analisis regresi untuk menentukan tingkat pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya. Kuatnya hubungan antara Kedisiplinan dengan Motivasi guru dihitung dengan meng gunakan teknik korelasi Product Moment, yang hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini
(Constant) 53.607
i
.6 2 8 (* * )
S ig. (2 -tailed)
D is ip lin _ X 2
**
40
40
P ea rson C orrelation
.6 2 8 (* * )
1
Sig. (2 -tailed)
.000
N
40
Std. Beta
18.196 .109
.628
B
Error
2.946
.005
4.972
.000
Berdasarkan tabel 17. diperoleh thitung sebesar 4,972 dan nilai probabilitas (sig.) sebesar 0,000. Diketahui ttabel pada uji dua arah dengan taraf signifikan 0,05, jumlah responden(n) 32 dan derajat bebas (db) n-2 = 38 adalah sebesar 2,042. Karena thitung lebih besar dari ttabel dan nilai probabilitas (0,000) lebih kecil dari taraf signifikan 0,05, maka ter bukti bahwa hipotesis nol (H o) ditolak dan Ha diterima yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara Kedisiplinan dengan Motivasi guru Perguruan Setia Bhakti. Tabel 17. juga menunjukkan bahwa hubungan Kedisiplinan dengan Motivasi guru memiliki koefisien arah regresi sebesar 0,544 dan konstanta sebesar 53,607. Dengan d e
.000
N
.544
Error
Sig.
a Dependent Variable: Motivasi_Y
C o rre la tio n s P ea rso n C orrelation
Coefficients t
B
2
Tabel 16. K o r e la s i B iv a ria te an tara Vari abel Kedisiplinan d en gan Motivasi Guru
M o tiv a s i_ Y
Coefficients Std.
i
2.
D isiplin _X 2
Standardized
Mods
Disiplin_X
M o tiv a s i_ Y
Unstandardized
mikian hubungan antara Kedisiplinan dengan Motivasi guru memiliki persamaan regresi se
40
derhana
Y
= 53,607 +
0,544X2. Persamaan
Regresi Y = 53,607 + 0,544X2 ditunjukkan dengan gambar di bawah ini.
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
44
Erni Murniarti, Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Kedisiplinan Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Perguruan Setia
Bhakti Tangerang Normal P -P Plot of Regression Standardized Residual
dengan Motivasi guru (Y) perlu membanding
Dependent Variable: Motivasi__Y
kan dengan tabel distribusi F dengan meng gunakan derajat bebas (db) atau degree of freedom (df) pembilang = 1 dan db penyebut (n-2) - 38 dengan taraf signifikan(Y) 0,05 diperoleh Ftabel sebesar 4,171 dan Fhitung sebesar 24,723. Hal ini menunjukkan bahwa Fhitung lebih besar dari Ftabel dan nilai proba bilitas (0,000) lebih kecil dari taraf signifikan (0,05) maka persamaan regresi Y = 53,607 +
0,544X2 sudah layak untuk memprediksi
hubungan Kedisiplinan dengan Motivasi guru. Besarnya pengaruh Kedisiplinan terha dap Motivasi guru dapat dilihat pada tabel di bawah ini: A
Gambar 5. Grafik Persamaan Regresi Y = 53,607 + 0,544X2
Tabel 19. Koefisien Determinasi Vari abel Kedisiplinan dengan Motivasi Guru
Gambar di atas memperlihatkan adanya hubungan yang berbanding lurus antara Ke
Model Summary(b)
disiplinan dengan Motivasi guru, yang berarti semakin baik Kedisiplinan yang diterima, maka akan semakin baik Motivasi guru di Perguruan Setia Bhakti. Pengujian signifikansi model (persamaan) regresi Kedisiplinan dengan Motivasi guru da pat dilihat pada tabel di bawah ini.
1
M o d el
R
R Square
Square
the Estimate
1
.628(a)
.394
.378
1.46586
Dari tabel di atas diperoleh koefisien de terminasi sebesar 0,394 yang berarti bahwa 39,4% variasi yang terjadi dalam kecenderun
ANOVA (b)
gan meningkatnya Motivasi guru dapat dipen garuhi oleh tingkat Kedisiplinan, sedangkan sisanya 60,6% diperoleh dari faktor lain.
M ean
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan anta
of
S q u are s
df
S q u are
F
Sig.
R eg ressio n
53.123
1
53.123
24.723
.000(a)
R esid ual
81.652
38
2.149
Total
134.775
39
M odel
Std. Error o f
a Predictors: (Constant), Disiplin_X2 b Dependent Variable: Motivasi_Y
Tabel 18. Uji Signifikansi Persamaan Regresi Variabel Kedisiplinan dengan Motivasi Guru
Su m
Adjusted R
ra Kedisiplinan dengan Motivasi guru di Per guruan Setia Bhakti. Hal ini berarti Hipotesis diterima.
3.
Pengujian Hipotesis III
Pengujian hipotesis antara Kepemimpinan dan Kedisiplinan secara bersama-sama dengan
a Predictors: (Constant), Disiplin_X2 b Dependent Variable: Motivasi_Y
Motivasi guru menggunakan uji korelasi ganda dan regresi ganda. Hubungan antar Kepem
Berdasarkan tabel di atas didapat nilai Fhitung sebesar 24,723 dengan nilai probabili
impinan dan Kedisiplinan secara bersamasama dengan Motivasi guru ditunjukkan oleh
tas (sig.) sebesar 0,000. Untuk menentukan ke
koefisien korelasi ganda sebesar 0,730
berartian persamaan regresi Kedisiplinan(X2)
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
45
yang
Volume 1, Nomor 1, Juli 2012
rajat bebas (db) penyebut 2 dan db pembilang
Tabel 4.20 Koefisien Korelasi Ganda dan Determinasi
37 adalah 4,105.
(25,867) lebih besar dari Ftabel (4,105) dan nilai probabilitas (0,000) lebih kecil dari taraf
Model Summary(b) S td. A djusted
M ode
Oleh karena nilai Fhitung
signifikan (0,05), maka dapat diambil kesimpu lan bahwa H o ditolak dan Ha diterima yang berarti terdapat hubungan yang positif dan
E rror
of
the
signifikan antara Kepemimpinan dan Kedisi i
R
R S q u a re
R S q u a re
E stim ate
plinan dengan Motivasi guru di Perguruan S e
i
.764(a)
.583
.5 6 0
1 .2 3 2 4 3
tia Bhakti. Hubungan ketiga variabel tersebut
a b
ditunjukkan dengan persamaan regresi ganda yang dapat ditentukan dari tabel di bawah ini.
Predictors: (Constant), Disiplin _X2, Kepem im pinan_Xl Dependent Variable: Motivasi Y
Tabel 4.22 Persamaan Regresi Ganda Coefficients(a)
Berdasarkan tabel di atas diperoleh koe fisien korelasi ganda sebesar 0,764. Hal ini menunjukkan bahwa arah hubungan antara Kepemimpinan dan Kedisiplinan dengan M o tivasi guru adalah positif, atau semakin baik Budaya dan Kedisiplinan maka Motivasi guru semakin baik. Selain itu hubungan ketiga vari
U n stan dardized
S tan d ard ized
C oefficien ts
C o efficien ts
M ode
Std.
1 1
t
(C on stan t)
B
Error
3 0 .9 2 0
16.271
.482
.118
.226
.120
Sig. Std.
B eta
B
Error
1.900
.065
.569
4 .0 9 4
.000
.261
1.879
.068
K e p em im p in a n _
abel bersifat tinggi karena berada pada inter val nilai 0,60 - 0,799 sesuai tabel interpretasi terhadap koefisien korelasi. Selain itu diper
XI D isiplin _X 2
oleh koefisien determinasi sebesar 0,583. Hal ini berarti 58,3% variasi Motivasi guru dapat dipengaruhi oleh Kepemimpinan dan Ke
a Dependent Variable: Motivasi_Y
disiplinan secara bersama-sama dan sisanya 41,7% dipengaruhi oleh faktor lain.
Variabel Kepemimpinan dan Kedisipli nan dengan Motivasi guru menghasilkan koe
Ada tidaknya hubungan antara ketiga variabel ditunjukkan pada tabel di bawah ini.
fisien regresi sebesar 0,482
Tabel 21. ANOVA Untuk Pengujian Sig nifikansi Koefisien Korelasi Ganda
plinan dengan Motivasi guru memiliki persa
ANOVA(b)
dan 0,226, dan
konstanta sebesar 30,920. Dengan demikian hubungan antara Kepemimpinan dan Kedisi maan regresi ganda Y = 30,920 + 0,226 X2
+ 0,482 X I
M ode
Sum
1
S q u a res
df
S qu are
F
S ig .
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara Kepemimpinan dan Kedisiplinan secara bersama-sama dengan
R e g r e s s io n
7 8 .5 7 7
2
3 9 .2 8 8
2 5 .8 6 7
.0 0 0 (a )
Motivasi guru di Perguruan Setia Bhakti.
R e s id u a l
5 6 .1 9 8
37
1 .5 1 9
T o ta l
1 3 4 .7 7 5
39
1
a b
of
M ean
Predictors: (Constant), Kepem im pinan_Xl
KESIMPULAN DAN SARAN Disiplin_X2,
C.
Kesimpulan Berdasarkan data hasil penelitian dan
Dependent Variable: Motivasi Y
pengujian hipotesis, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai Fhitung sebesar 25,867 dengan nilai proba
1.
Dari hasil pengujian hipotesis diketahui bahwa terdapat hubungan yang positif
bilitas (sig.) sebesar 0,000. Diketahui bahwa Ftabel pada taraf signifikan 0,05 dengan de
dan
46
signifikan
antara
Kepemimpinan
Erni M urniarti, Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Kedisiplinan Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Perguruan Setia Bhakti Tangerang
Kepala Sekolah dengan Motivasi kerja
plinan baik sendiri-sendiri maupun bersama-
Guru di Perguruan Setia Bhakti. Hal ini terlihat dari koefisien korelasi 0,737 yang termasuk dalam kategori hubungan yang
sama mempengaruhi Motivasi kerja Guru di Perguruan Setia Bhakti, maka beberapa saran yang dapat diajukan adalah:
kuat karena berada pada interval nilai 0,60 - 0,799 sesuai tabel interpretasi ter hadap koefisien korelasi dan koefisien
1.
akan
melanjutkan
sehingga hasil penelitiannya lebih kuat
variasi yang terjadi dalam kecenderungan
untuk dapat digeneralisasikan. 2.
menjadi Variabel terikat karena kecend erungan yang terjadi bahwa Sikap atau Kepemimpinan Kepala Sekolah dipen garuhi oleh kinerja, motivasi dan disiplin guru yang berada dibawah kepemimpi nannya, sehingga dapat lebih diketahui variabel manakah yang lebih mendomi nasi atas variabel lainnya.
Dari hasil pengujian hipotesis diketahui bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Kedisiplinan dengan Motivasi kerja Guru di Perguruan Setia Bhakti. Hal ini terlihat dari koefisien kore lasi 0,628 yang termasuk dalam kategori hubungan yang kuat karena berada pada interval nilai 0,60 - 0,799 sesuai tabel in
3.
terpretasi terhadap koefisien korelasi dan koefisien determinasi sebesar 0,394 yang berarti bahwa 39,4% variasi yang terjadi dalam kecenderungan meningkatnya M o
Juga disarankan untuk menambah vari abel dari penelitian yang sudah ada guna memperkaya dan meningkatkan mutu hasil penelitian sehingga dapat lebih men unjukkan faktor-faktor apa saja yang pal ing dominan dalam mempengaruhi faktor yang lain.
tivasi kerja guru dapat dipengaruhi oleh tingkat Kedisiplinan dengan persamaan regresi t = 53,607 +
Bagi penelitian lanjutan agar mengem bangkan penelitian dengan mengubah variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah
gresi Y = 46,171 + 0,625X1
0,544X2
Dari hasil pengujian hipotesis diketahui bahwa terdapat hubungan antara Kepem impinan Kepala Sekolah dan Kedisiplinan secara bersama-sama dengan Motivasi
DAFTAR PUSTAKA Davis dan Newston, 1990, Perilaku dalam Or ganisasi, Jakarta; Erlangga Fred Lunthans, Organizational Behavior (New York:McGraw-Hill,2002)
kerja guru ditunjukkan oleh koefisien ko relasi ganda sebesar 0,764 yang berarti tergolong hubungan yang kuat karena berada pada interval nilai 0,60 - 0,799 sesuai tabel interpretasi terhadap koe fisien korelasi, Selain itu diperoleh koe fisien determinasi sebesar 0,583. Hal ini berarti 58,3% variasi Motivasi kerja guru dapat dipengaruhi oleh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kedisiplinan secara bersama-sama dengan persamaan regresi
Gagne R.M, Principle design;New York, 1987
of
Instructional
Keith Davis, Fundamental Organization Be havior, diterjemahkan oleh Agus Dharma; Jakarta: Erlangga,2002 Maslow.The Human Side of A Greeat Bot tom Line: Maslow’s Hierarchy of Human Need, dalam Stephen R Robbin. Perilaku Organisasi. Terjemahan (Jakarta. Salem ba empat;2009)
ganda Y = 30,920 + 0,482 XI + 0,226 X2
D.
yang
determinasi 0,543 yang berarti 54,3%
Kepala Sekolah dengan persamaan re
3.
peneliti
penelitian ini agar memperbanyak dan memperluas jumlah populasi dan sampel
meningkatnya Motivasi kerja guru dapat dipengaruhi oleh tingkat Kepemimpinan
2.
Bagi
Nawawi, Manajemen Sumber Daya Manusia,Yogyakarta, UGM, 1987 P S Siagian, 2002, Manajemen Sumber daya
Saran
manusia, Jakarta: Bumi Aksara
Berdasarkan kesimpulan data hasil penel
Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 1992 pasal 3 ayat 3
itian dan pengujian hipotesis bahwa terbukti Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kedisi
47
Volume 1, Nomor 1, Juli 2012
Robin, S.R dan M .Coutier, 1999, Perilaku Organisasi,Jakarta; PT Raja Grafindo
tatif dan R&D. (Bandung:Alfa Beta;2008) Sulipan,M.Pd;2007, Kegiatan Pengembangan Profesi Guru, Jakarta; Sains Reka
Samuel C.Certo,Modern Management:Divers ity,Quality,Ethis and The Global Enviro-
Wahjosumidjo, Kepemimpinan dan Motivasi
ment (N ew Jersey; 1997) Sugiyono.M etode Penelitian Kuantitatif, Kuali
,Jakarta; Ghalia Indonesia; 1994
48