GREETING WORDS
SCIENCE FILM FESTIVAL INDONESIA 2013
GREETING WORDS
GREETING WORDS
From the Program Director of the Goethe-Institut Indonesien
From the Ambassador of the Federal Republic of Germany
Sambutan Kepala Bagian Program Budaya Goethe-Institut Indonesien
Sambutan Duta Besar Republik Federal Jerman
Katrin Sohns
Dr. Georg Witschel
Regional Head of Program Goethe-Institut Southeast Asia, Australia, New Zealand
Ambassador of the Federal Republic of Germany in Indonesia
As the Program Director of the Goethe-Institut, I am very happy to present the 4th Science Film Festival in Indonesia. Having founded the festival here in Indonesia, I have a strong connection to the program and am very happy to see it growing year by year. This would not be possible without the continuous support and the vision of our strong partners. This year the topic is “Sustainable Energy for All”, a theme addressed by the UN with their global initiative to mobilize action from all sectors of society to provide universal access to modern energy services, to double the global rate of improvement in energy efficiency and to double the share of renewable energy in the global energy mix. In preparation of the Science Film Festival I was stunned to learn myself that three billion people still rely on wood, coal, charcoal or animal waste for cooking and heating. In order to achieve the goal of providing access to modern energy services and to renewable sources, there still remains much to be done. I hope that the Science Film Festival can be a small contribution in creating awareness amongst children and youngsters in Indonesia of how important the topic of energy is for the future of our planet. And I hope that as many children as possible have the chance to attend and enjoy the festival throughout the archipelago!
Sebagai Direktur Program Goethe-Institut, dengan bangga saya mempersembahkan Science Film Festival keempat di Indonesia. Sebagai salah satu pendiri festival ini di Indonesia, saya memiliki hubungan yang erat dengan acara ini dan sangat berbesar hati melihat perkembangan yang dialaminya dari tahun ke tahun. Semua ini tak akan terlaksana tanpa visi serta dukungan kuat dari para mitra kami. Topik untuk tahun ini adalah “Energi Terbarukan untuk Semua”, sebuah tema yang digulirkan oleh PBB sesuai dengan prakarsa global mereka untuk menggerakkan aksi dari seluruh lapisan masyarakat agar menyediakan akses universal pada jasa-jasa energi modern, untuk menggandakan tingkat pertumbuhan global dalam hal efisiensi energi, serta menggandakan porsi energi terbarukan dalam campuran energi global. Dalam masa persiapan pengadaan Science Film Festival ini, saya terkejut mengetahui bahwa tiga milyar manusia masih menggantungkan diri pada kayu, batu bara atau kotoran hewan untuk keperluan memasak atau pemanas. Masih banyak yang harus kita lakukan untuk dapat mencapai tujuan bersama yaitu menyediakan akses ke jasa energi modern dan sumber-sumber energi terbarukan. Saya berharap Science Film Festival ini dapat memberikan sumbangsih kecil dalam penciptaan kesadaran di kalangan anak-anak dan generasi muda Indonesia mengenai pentingnya pembahasan mengenai energi ini bagi masa depan planet kita. Dan saya pun berharap agar makin banyak anak-anak yang berpeluang hadir dan menikmati festival ini di seluruh kepulauan Indonesia!
The Science Film Festival is a great, unique source of infotainment, now firmly established in Indonesia. I am very glad that the German federal government has supported the Festival from its beginnings three years ago until today. In fact it is a happy fourth birthday we can celebrate, looking forward for many more years of inspiration to come. The first three festivals proved that science films are a perfect means of both information and entertainment: information about science as a crucial prerequisite for our survival through its achievements, based on a never-ending process of trial and error; but at the same time also entertaining by presenting science in an attractive and easily understandable way. The success of this double tack formula has been clearly illustrated by the overwhelming response from children, students, teachers and parents in many cities all over Indonesia. The previous festivals focussed on biodiversity, forests and water. Now, in the fourth year, energy and sustainability, two tremendously important topics in the fields of environment and climate change, will be at centre stage. Crucial questions come to our mind: What kind of energy should we use in the future, how can we safeguard the resources and wealth of nature for future generations and what challenges await us over the coming decades? The answers will affect generations to come. Therefore, by acquainting children, pupils and students with these topics, we help to enable the next generation of citizens and leaders to cope with the challenges ahead of us. I wish the Science Film Festival every success and all visitors a memorable and fascinating time.
Science Film Festival merupakan sumber informasi dan edukasi yang bagus dan unik, yang kini telah tumbuh dengan mantap di Indonesia. Saya merasa bahagia bahwa pemerintah federal Jerman tetap mendukung Festival ini dari sejak mula diadakannya tiga tahun yang lalu sampai sekarang. Bahkan, hari jadinya yang keempat ini patut kita rayakan, dengan berharap tetap berlangsung di tahun-tahun berikutnya. Tiga kali pelaksanaan festival sebelum ini telah membuktikan bahwa film-film sains adalah sarana yang tepat untuk informasi sekaligus hiburan: Informasi mengenai sains adalah persyaratan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup kita melalui pencapaian-pencapaiannya, yang didasari oleh proses ralat dan galat; sekaligus juga menghibur dengan menyajikan sains dengan cara yang menarik dan mudah dimengerti. Kesuksesan rumusan ini tergambar jelas dari respon yang didapat dari anak-anak, murid, para guru dan orangtua di banyak kota yang tersebar di seluruh Indonesia. Festival-festival sebelumnya berfokus pada keanekaragaman hayati, kehutanan dan air. Kini, di tahun keempat, giliran energi dan keberlangsungan, dua topik yang sangat penting dalam ranah perubahan iklim dan lingkungan hidup, menjadi pusat perhatian. Pertanyaan-pertanyaan penting pun bermunculan di benak kita: energi macam apa yang harus kita gunakan di masa depan, bagaimana kita menjaga sumberdaya serta kekayaan alam demi generasi masa depan, dan tantangan apa yang menghadang kita di dasawarsa mendatang? Jawaban dari semua ini akan mempengaruhi generasi mendatang. Oleh karenanya, dengan mengakrabkan anak-anak, siswa dan murid pada topik-topik seperti ini, kita dapat membantu mendayagunakan penduduk serta para pemimpin generasi mendatang untuk siap menghadapi tantangan yang akan datang. Saya mengucapkan selamat dan sukses bagi Science Film Festival dan semoga semua pengunjung mendapat kegembiraan sekaligus manfaat darinya.
2. SCIENCE FILM FESTIVAL INDONESIA 2013
SCIENCE FILM FESTIVAL INDONESIA 2013
3.
GREETING WORDS
GREETING WORDS
From the Director of the Institut Français d’Indonésie (IFI) Sambutan Direktur Institut Prancis di Indonesia (IFI)
Sambutan Presiden Direktur Allianz Life Indonesia
Bertrand de Hartingh
Joachim Wessling
Counsellor for Cooperation and Culture - Director of the Institut Français d’Indonésie (IFI)
President Director of Allianz Life Indonesia
The Science Film Festival created in 2005 by the GoetheInstitut has a special place in the world of movie festivals, by the uniqueness of its theme and the audience it reaches. The success comes from its ability to bring together people from all ages and backgrounds to enjoy films about what can sometimes be perceived as a technical and unkind subject, science. Yes, Science can be exciting and this festival, to my joy, proves it every year as a growing audience plebiscite across many countries. In Indonesia, 20 cities will participate this year, including four IFI centres and one Alliance française. ‘Energy and sustainability’ the theme of this 4th edition, intents to explore how new technologies and science can help to live in a more sustainable world. IFI in Indonesia already recognizes this great challenge as one of the cooperative priorities with its Indonesian partners. This edition, as the precedent ones, marks the determination for the French Embassy and its Institut Prancis di Indonesia in particular, to fully support what has now became a strong partnership between Indonesia, Germany and France. I would like to address my earnest thanks to the Goethe-Institut for this admirable collaboration and wish everyone an outstanding 2013 Science Film Festival.
4. SCIENCE FILM FESTIVAL INDONESIA 2013
From the President Director of Allianz Life Indonesia
Science Film Festival yang diciptakan di tahun 2005 oleh Goethe-Institut telah menempati tempat istimewa dalam dunia festival film, baik dari keunikan temanya maupun dari jumlah pengunjungnya. Sukses yang didapat berasal dari kemampuannya mengumpulkan orang-orang dari berbagai usia dan latar belakang untuk menikmati film yang kadang dianggap memiliki subyek yang terlalu teknis dan tidak ramah, yaitu sains. Ya, Sains juga bisa menarik, dan festival ini, membuktikan setiap tahun sebagaimana yang dinyatakan oleh pengunjungnya yang semakin meningkat di banyak negara. Di Indonesia, 20 kota akan berpartisipasi tahun ini, termasuk empat pusat IFI and satu Alliance française.
Science Film Festival (SFF) is a form of communication that has been able to act as mediator in delivering a strong educational message to our young generation. This year, SFF has chosen an interesting and important topic as its main theme, namely the topic of energy utilization, which is essential to the continuity of human life. We are well aware of the limits to the availability of energy in the form of electricity, fuel and other natural resources, as the human demand for these keep increasing. We need to start growing a sense of responsibility about the importance of renewable energy together with our children. Together we need to start thinking about what forms of energy we are going to use in the future.
Science Film Festival (SFF) merupakan bentuk komunikasi yang mampu menjadi media dalam menyampaikan pesan yang sarat edukasi kepada generasi muda. Tahun ini, SSF memilih topik yang menarik namun penting untuk diangkat, yakni penggunaan energi yang dapat menentukan keberlangsungan hidup manusia. Kita semua tahu bahwa energi seperti listrik, bahan bakar dan kekayaan alam lainnya semakin menipis seiring dengan pemenuhan kebutuhan manusia. Kita harus menumbuhkan tanggung jawab kepada anak-anak kita akan pentingnya keberlangsungan energi. Bersama-sama kita sudah harus memikirkan energi apa yang akan kita gunakan di masa mendatang.
“Energi dan Kesinambungan” adalah tema edisi keempat kali ini, bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana teknologi dan sains baru dapat membantu manusia hidup dalam dunia yang berkelanjutan. IFI di Indonesia telah menyadari tantangan berat ini sebagai salah satu prioritas kerjasamanya dengan mitra dari Indonesia.
There are many problems linked to energy utilization in various countries, and this clearly has an impact on the balance of the one natural environment which we are all part of. Through the films in this festival, we hope to convey these important messages in a way that is easily understandable for the children who will one day become our successors. We hope to make them realize the importance of their role in supporting environmental awareness activities.
Berbagai permasalahan yang lekat dengan penggunaan energi terjadi di berbagai negara, hal ini tentu akan berpengaruh pada keseimbangan alam yang sama-sama kita huni. Lewat film ini, pesan-pesan penting tersebut diharapkan dapat lebih mudah diterima oleh anak-anak sebagai generasi penerus kita. Membuat mereka lebih menyadari akan pentingnya peranan mereka untuk ikut mendukung berbagai aksi kepedulian terhadap lingkungan.
The issue of energy conservation has now caught global attention. Allianz has taken initiative through its global CO2 emission reduction program. This SFF program is in line with Allianz’s mission to support environmental awareness. We are optimistic that the good cooperation that has been going on so far will have a positive effect.
Isu mengenai penghematan energi kini telah menjadi sorotan dunia, Allianz sendiri telah memiliki inisiatif melalui program pengurangan emisi CO2 yang dilakukan secara global. Program SFF ini telah sesuai dengan misi Allianz dalam mendukung perlindungan lingkungan. Kami optimis kerjasama baik yang terjalin selama ini, akan membawa hasil yang positif.
Enjoy the films.
Selamat menyaksikan.
Edisi kali ini, sebagaimana pendahulunya, menandai keteguhan Kedutaan perancis dan Institut Perancisnya di Indonesia pada khususnya, untuk mendukung penuh kemitraan antara Indonesia, Jerman dan Perancis yang semakin erat. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Goethe-Institut atas kerjasama ini dan berharap semoga pelaksanaan Science Film Festival 2013 ini berlangsung baik.
SCIENCE FILM FESTIVAL INDONESIA 2013
5.
GREETING WORDS
GREETING WORDS
From the President Director and CEO Siemens Indonesia
From HiLo School Brand Manager Sambutan Brand Manager HiLo School
Sambutan Presiden Direktur Utama dan CEO Siemens Indonesia Josef Winter
Franciscus Denny
President Director and CEO of PT Siemens Indonesia
HiLo School Brand Manager
Siemens is doing business since more than 160 years. Our first innovation – telegraph machine – arrived in Indonesia more than 150 years ago. Our power of innovation and our pioneering spirit have always been the key pillars of our success. We make impact in many areas of everyday life through innovations. The Siemens environmental portfolio helps to shape sustainable energy systems, transportation, industry and healthcare.
Siemens menjalankan bisnis sejak lebih dari 160 tahun. Mesin telegraf yang merupakan inovasi pertama kami hadir di Indonesia sejak lebih dari 150 tahun silam. Kekuatan inovasi dan semangat kepeloporan selalu menjadi pilar kesuksesan bagi kami. Inovasi kami mempengaruhi berbagai bidang kehidupan sehari-hari. Portofolio lingkungan Siemens membantu untuk membentuk sistem energi berkelanjutan, transportasi, industri, dan kesehatan.
We are proud to be part of the Science Film Festival 2013. I believe that this festival has become a mind opener especially for the young generation as they learn how science and technology can change the world and make it a better place to live. This event will introduce the world of science and technology to the children and hopefully will excite them.
Kami sangat bangga menjadi bagian dari Science Film Festival 2013. Saya percaya bahwa festival ini akan menjadi sebuah pembuka pikiran terutama para generasi muda tentang bagaimana ilmu pengetahuan dan teknologi dapat mengubah dan membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik. Acara ini akan memperkenalkan dunia ilmu pengetahuan dan teknologi untuk anak-anak dan mudah-mudahan akan membangkitkan gairah mereka.
The topic of this year’s festival is Sustainable Energy for All. The future of energy is a key concern globally as well as in Indonesia, especially regarding sustainable generation, intelligent distribution, and efficient consumption. Indonesia is blessed with abundant renewable energy resources like hydro power, geothermal, and solar. Siemens as the partner for innovation and latest state-of-the-art technology is able to provide integrated solutions that are environment-friendly, energy-efficient and last but not least affordable to everyone. Welcome to the world of science and technology!
Topik festival tahun ini adalah Energi Terbarukan untuk Semua. Masa depan energi merupakan kunci keprihatinan global dan juga Indonesia, khususnya pada pembangkitan tenaga listrik berkelanjutan, pendistribusian listrik secara cerdas dan konsumsi listrik yang efisien. Indonesia memiliki sumber energi terbarukan yang melimpah seperti tenaga air, panas bumi dan matahari. Sebagai mitra teknologi yang berbasis pada inovasi dan teknologi mutakhir, Siemens memberikan solusi integrasi yang ramah lingkungan, efisien dan yang terpenting terjangkau bagi semua orang.
Sincerely,
Selamat datang di dunia ilmu pengetahuan dan teknologi!
Josef Winter President Director and CEO PT Siemens Indonesia
Salam hormat,
In life, it is undeniable that humans cannot be separated from the use of energy. The use of energy is not only the matter of consumption, but also has supported in discovering many innovations which help humans in answering to their life challenges. Now, the question is, where does the energy come from?
Dalam kehidupan tidak dapat dipungkiri bahwa manusia tidak lepas dari penggunaan energi. Penggunaan energi ini tidak semata – mata untuk konsumsi belaka, tetapi telah menopang penemuan berbagai inovasi yang membantu manusia menyelesaikan berbagai tantangan hidupnya. Kini, yang menjadi pertanyaan adalah dari mana energi itu berasal?
Indonesia supplies its energy needs by using fossil-based fuel, which sadly falls into the category of unrenewable energy. The growth of population and lifestyle in line with economic advancement, causing the use of electricity raises to the roof. This means, the continuity of Indonesia’s energy availability in the future is threatened. Therefore, a collective effort is needed to support alternative energy usage where continuity becomes the main theme, not only about fulfilling energy needs in the cheapest way and for a short period of time. Difficult? Yes. But not impossible.
Indonesia mensuplai kebutuhan energinya dengan menggunakan bahan bakar fosil, yang sayangnya termasuk dalam sumber yang tidak terbaharui. Pertumbuhan jumlah penduduk dan perubahan gaya hidup seiring kemajuan ekonomi mengakibatkan penggunaan listrik meningkat pesat, sehingga keberlangsungan energi di Indonesia di masa mendatang menjadi terancam. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu upaya bersama untuk mendukung penggunaan sumber energi alternatif dimana kesinambungan menjadi tajuk utama, bukan sekedar pemenuhan kebutuhan energi termurah untuk jangka waktu pendek. Sulit? Ya. Tetapi tidak mustahil untuk dilakukan.
This is in-line with HiLo’s green mission, where continuity has always been HiLo’s priority in choosing what natural resources to be used for its products. HiLo supports the Science Film Festival in its efforts to educate Indonesia’s younger generation to understand the concept of energy and its continuity to form a better future for Indonesia. HiLo is proud to take part for the third time in Science Film Festival, and pledges to always support Science Film Festival in the future.
Hal ini menjadi sejalan dengan misi hijau HiLo, dimana kesinambungan selalu menjadi prioritas ketika HiLo memilih sumber alam yang digunakan untuk produknya. HiLo mendukung Science Film Festival dalam upaya mendidik generasi muda Indonesia untuk mengerti konsep energi dan kesinambungan untuk bersama-sama membentuk masa depan Indonesia yang lebih baik dan berkelanjutan. HiLo bangga telah turut ambil bagian untuk yang ketiga kalinya dalam Science Film Festival 2013, dan akan terus mendukung Science Film Festival di masa yang akan datang.
Josef Winter Presiden Direktur dan CEO PT Siemens Indonesia
6. SCIENCE FILM FESTIVAL INDONESIA 2013
SCIENCE FILM FESTIVAL INDONESIA 2013
7.
GREETING WORDS
GREETING WORDS
From the Santika Indonesia Hotels & Resorts
From the CEO of Garuda Indonesia Sambutan CEO Garuda Indonesia
Sambutan Santika Indonesia Hotels & Resorts Vivi Herlambang
Emirsyah Satar
Corporate Marketing Communications Manager of Santika Indonesia Hotels & Resorts
CEO of PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk.
The beautiful sun is sharing its light with the earth, this is one of God’s greatest gifts. It is one of the biggest sources of energy given to human life.
Indahnya Matahari yang memancarkan cahaya-nya ke bumi merupakan anugerah Tuhan yang luar biasa. Matahari adalah sumber energi yang maha besar untuk kehidupan manusia
Earth receives the right portion of sun energy to keep water in liquid form, which is essential for living and can be used by human beings on Earth. Furthermore, the sun’s heat also allows wind, rain cycle, weather and climate.
Bumi kita menerima energi Matahari dalam jumlah yang tepat untuk membuat air tetap berbentuk cair, sehingga dapat dimanfaatkan dan digunakan manusia di Bumi, yang tentu saja juga berfungsi sebagai penyokong kehidupan. Kemudian, panas Matahari juga memungkinkan adanya angin, siklus hujan, cuaca, dan iklim.
Energy is a substance that cannot be destroyed or lost, but can be molded from one form to another. The ability to change is the core skill of any form of energy. Therefore, humans can use energy in their own way and are able to do their daily activities. Unfortunately, the increasing amount of humans on Earth and their demands and needs causes a depletion of energy. Often discussed by people is global warming. Energy has a very crucial and enormous meaning to all living creatures, especially us humans. Therefore, let’s protect the environment we live in, and conserve the energy we are using, for the sake of our future generations. This is the consideration of Santika Indonesia Hotels & Resorts which now for the second time is a partner of Goethe-Institut in organizing the Science Film Festival 2013. We are proud to be a part of this program, because it will increase our children’s awareness of the importance to protect energy sources on Earth and furthermore it will enrich us in a balanced beauty of nature and life. Congratulation to Goethe-Institut and other partners, hopefully our collaboration will be able to help preserve and care for our beloved Earth and to contribute to the education of Indonesia’s children. Thank you.
Energi adalah zat yang tidak dapat lenyap dan dilenyapkan, namun dapat diubah dari bentuk satu ke bentuk lainnya. Perubahan bentuk energi tersebut merupakan sifat inti yang dimiliki seluruh energi. Karena itu, manusia bisa mengolah energi dengan baik agar bisa di gunakan sehingga mempermudah aktifitas sehari-hari. Sayangnya semakin bertambahnya jumlah manusia diberbagai wilayah dimuka bumi ini mengakibatkan terkurasnya energi. Hal tersebut diakibatkan oleh semakin besarnya kebutuhan manusia. Hal inilah yang sering dibicarakan orang-orang mengenai Global Warming atau Pemanasan Global. Betapa penting dan besarnya peran energi pada makhluk hidup, terutama pada manusia. Oleh sebab itu, ayo kita jaga lingkungan tempat kita tinggal, serta menghemat energi apapun yang kita gunakan, jangan membuangnya percuma guna kehidupan anak cucu kita dimasa mendatang. Hal inilah yang menjadi pertimbangan Santika Indonesia Hotels & Resorts untuk bekerjasama yang ke dua kalinya dengan Goethe-Institut dalam menyelenggarakan Science Film Festival 2013. Kami bangga bisa menjadi salah satu bagian dari kegiatan ini, karena selain akan meningkatkan kesadaran anak-anak kita betapa pentingnya menjaga sumber energi yang ada di muka bumi ini juga memperkaya kita akan keindahan alam yang seimbang dalam kehidupan. Selamat kepada Goethe-Institut dan para partner lainnya, semoga apa yang kita kerjakan bersama ini membantu dalam melestarikan dan merawat bumi tercinta dan memberi sumbangsih terhadap pendidikan anak-anak Indonesia. Terima kasih.
8. SCIENCE FILM FESTIVAL INDONESIA 2013
The environmental issue has become the main concern of societies all over the world. The climate change happening right now demands us all to increase our awareness in finding solution for the continuity of life on the planet in the future. This condition has propelled some parties to initiate actions in saving the earth, including in the form of education as GoetheInstitut has been doing through its “Science Film Festival.” The same level of awareness has also been initiated by Garuda Indonesia, both as a business entity as well as the flag-carrier airline of Indonesia, through active roles in supporting the social, environmental and educational activities. Therefore, it is an excellent opportunity for Garuda Indonesia to be able to participate and support one more time the Science Film Festival 2013 organized by the Goethe-Institut for Indonesian children. The more reason to do so is because the themes of the festival are always linked to nature, the one thing that is also related to one of Garuda Indonesia’s commitments and focus. With this year’s “energy” theme, we hope that the Science Film Festival 2013 can illustrate the roles of science and technology in solving problems relating to energy resources. Hopefully, in the future, we will all be able to contribute to life on earth, according to our own respective role and function. Aligned with this objective, Garuda Indonesia has made its own contribution through, among others, revitalization of its fleets with more environmental friendly aircrafts and by participating in the “Earth Hour” global program since 2009 where each year, Garuda Indonesia has succeeded in increasing the conserved amount of electricity used in its corporate and employee’s residence environment. We believe that through good films, providing most recent scientific information in the form of entertainment products, science and technology will be more easily accessible to the Indonesian people, and in time will inspire their curiousity systematically. We hope that the “film language” will help make science act as one of the infrastructures to develop mutual understanding and trust among the citizens of the world.
Isu lingkungan telah menjadi kepedulian masyarakat dari berbagai belahan dunia. Perubahan iklim yang mulai terjadi menuntut kesadaran kita semua untuk menemukan solusi demi menjaga keberlangsungan kehidupan di muka bumi pada masamasa mendatang. Kondisi tersebut mendorong sejumlah pihak untuk melakukan aksi penyelamatan bumi, termasuk dalam bentuk edukasi sebagaimana dilakukan Goethe-Institut melalui “Science Film Festival”. Kepedulian yang sama dilakukan Garuda Indonesia, sebagai entitas bisnis sekaligus maskapai penerbangan pembawa bendera bangsa, melalui peran aktif dan dukungan terhadap kegiatan sosial kemasyarakatan, lingkungan, serta pendidikan. Karenanya, merupakan kesempatan yang baik bagi Garuda Indonesia dapat kembali turut berpartisipasi dan mendukung Science Film Festival 2013 yang diselenggarakan Goethe-Institut untuk anak-anak di Indonesia. Terlebih penyelenggaraan Science Film Festival selalu mengambil tema yang berkaitan dengan lingkungan, hal yang juga menjadi perhatian dan komitmen Garuda Indonesia. Melalui tema “energy” yang diangkat pada tahun ini, kami berharap Science Film Festival 2013 dapat memberikan gambaran tentang peran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam memecahkan permasalahan terkait sumber daya energi. Harapannya, ke depan kita semua dapat memberikan kontribusi bagi masa depan kehidupan di bumi, sesuai peran dan fungsi kita masingmasing. Sejalan dengan tujuan tersebut, Garuda Indonesia juga telah berkontribusi di antaranya melalui revitalisasi armada dengan pesawat yang lebih ramah lingkungan dan keikutsertaan pada program global “Earth Hour” sejak tahun 2009—di mana setiap tahun Garuda Indonesia berhasil meningkatkan jumlah penghematan pemakaian daya listrik di lingkungan Perusahaan dan kediaman para karyawan. Kami percaya bahwa melalui film-film yang menarik, yang menyediakan informasi ilmiah terkini dan dikemas menjadi sebuah produk edutainment, maka ilmu pengetahuan dan teknologi akan tersedia dengan mudah bagi masyarakat Indonesia, serta dapat menginspirasi keingintahuan masyarakat secara sistematis. Akhirnya, kami berharap kiranya “bahasa film” ini akan menjadikan ilmu pengetahuan sebagai sarana untuk mengembangkan sikap saling mengerti, saling memahami, dan saling percaya di antara masyarakat dunia. SCIENCE FILM FESTIVAL INDONESIA 2013
9.
GREETING WORDS
From the Rector of Universitas Paramadina Sambutan Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan Rector of Universitas Paramadina
Each time we take in Indonesia’s nature, we are filled with awe, not only because of its unparalleled beauty but more so because of its immense potential: This land is home to extraordinary energy resources.
Tiap tengok alam Indonesia kita selalu terpesona, bukan hanya karena indah tak terkatakan alamnya lebih daripada itu karena potensi luar biasa besar yang dimilikinya: di tanah ini membentang sumber energi yang luar biasa.
Indonesia’s sun shines all year long, her coastline stretches on for about 95,000 km, her oceans span 5.8 Million km2, constituting a richness of natural energy resources with high potential to be utilized. The heat of the Earth, in the form of geothermal energy, is another incredible source of energy, especially here on the Nusantara islands, known also as the “Ring of Fire”.
Matahari di Indonesia bersinar sepanjang tahun, pantai Indonesia tidak kurang dari 95.000 km, luas lautan Indonesia mencapai 5,8 juta km2, merupakan kekayaan sumber energi alam yang potensial untuk dimanfaatkan. Panas bumi yang membara juga sumber energi yang luar biasa apalagi di kepulauan Nusantara yang dikenal sebagai “Ring of Fire”.
To make use of the natural potential, we need to put effort into technological development, which is currently a challenge for us and our future generations. The interest in technological development to process and manage energy from the sun, from wind, water, and deep sea currents has greatly increased, in line with the motivation to find new sustainable energy sources. The problems related to energy and the potential of Indonesia’s natural energy sources can be introduced to children from their earliest age, so the young generation in charge of the future can start participating in questions of energy conservation, and at the same time is given the optimism to face its future life challenges. The Science Film Festival 2013, with its theme “Energy”, will take children on an adventure to understand energy on a deeper level through audiovisual channels as well as science experiments about energy. Audiovisual and interactive experiences have proven to be the most effective media to deliver a message, especially to children. It is an honor for Universitas Paramadina to have been involved since the very first time SFF was held in Indonesia, now up to its fourth year. This collaboration has been a valuable experience to us, especially to our students, who have been part in the effort to make this noble and important initiative become real. Hopefully each step we take in this work will provide energy to our children, the generation of the future. 10. SCIENCE FILM FESTIVAL INDONESIA 2013
Pemanfaatan potensi alam tersebut membutuhkan upaya pengembangan teknologi yang merupakan tantangan bagi kita saat ini dan generasi mendatang. Pengembangan teknologi untuk pengolahan dan pengelolaan energi yang bersumber pada tenaga surya, angin, pasang-surut air dan arus bawah laut semakin menjadi perhatian sejalan dengan semangat mencari sumber energi berkelanjutan. Persoalan energi dan potensi alam Indonesia sebagai sumber energi dapat dikenalkan sejak dini kepada anak-anak, generasi muda pemilik masa depan agar memiliki kesadaran untuk mulai turut serta berperan dalam penghematan energi, sekaligus memiliki optimisme menghadapi tantangan hidup yang akan dihadapinya di masa depan. Science Film Festival 2013, dengan tema Energi akan membawa anak-anak ke dalam pengalaman mengenali energi secara lebih dalam baik melalui audio visual maupun pengalaman melakukan eksperimen tentang energi. Audio visual dan pengalaman interaktif selalu menjadi media terbaik dalam penyampaian suatu pesan, terutama bagi anak-anak. Sungguh suatu kehormatan bagi Universitas Paramadina untuk dapat terlibat sejak pertama SFF diselenggarakan di Indonesia, hingga penyelenggaraan SFF ke 4 tahun ini. Kolaborasi ini memberikan pengalaman yang sangat berharga khususnya bagi para mahasiswa kami dalam upaya nyata turut mewujudkan inisiatif mulia serta penting ini. Semoga setiap langkah dan kerja ini menjadi energi bagi anakanak, generasi masa depan.
TABLE OF CONTENT
TABLE OF CONTENT
TABLE OF CONTENT
TABLE OF CONTENT GREETING WORDS Katrin Sohns
Trisa Permata Suhadi Student at SMAK 3 Penabur, Jakarta
2
Regional Head of Program Goethe-Institut Southeast
3
Ambassador of the Federal Republic of Germany in
4
Counsellor for Cooperation and Culture - Director of
Joachim Wessling
5
Josef Winter
6
Franciscus Denny
7
President Director and CEO of PT Siemens Indonesia HiLo School Brand Manager
Vivi Herlambang
8
Corporate Marketing Communications Manager of
9
CEO of PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk.
Anies Baswedan
10
TABLE OF CONTENT
nineandhalf: A Sea of Plastic-Are Our Oceans Becoming a Dump?
Verena Puspawardani
14
Student at SD Kristen Calvin, Jakarta 14.
SCIENCE FILM FESTIVAL INDONESIA 2013
56
43
Media Partners Supporters and Venue Partners
56 57
44
Dapur Tenaga Matahari
45
SPECIAL THANKS Special Thanks
58
Dunia
NATURAL SCIENCE LIFE SCIENCE TECHNOLOGY Nerd Academy: Photosynthesis, Energy and Climate
48
Akademi Kutubuku: Fotosintesis, Energi dan Iklim
33 34
lautan kita menjadi tempat sampah?
35
FESTIVAL INFORMATION About The Science Film Festival
52
Tentang Science Film Festival
Tamtam Temanku
18
The Adventure of Banyu & Elektra: Switching On the City I Got It!: Mr. Poops and I | Cricket
19
Dandelion-Laser: Hunt for the Lightsaber
19
36
Petualangan Banyu & Elektra: Menyalakan Kota
18
Architect & Urbanist
Beruchiya Hannah Hutagalung
32
sembilansetengah: Samudra Plastik-Apakah
My Friend Tamtam
Coordinator the “Earth Hour”- WWF Campaign
Marco Kusumawijaya
31
sembilansetengah: Selamat tinggal Energi Nuklir
PROFILE JURY Film Director
30
Bumi ke Masa Depan: Air Bersih untuk Semua
nineandhalf: Goodbye Nuclear Energy
Eugene Panji
24
untuk orang buta
Rector of Universitas Paramadina
Table of Content
Solar Kitchen
7 Keajaiban
Earth to Future: Clean Water for All
Organizers
Energi Bits: Pesawat Terbang Tenaga Matahari
Pertunjukan bersama Sang Tikus: Chip mata
Santika Indonesia Hotels & Resorts
Emirsyah Satar
Energy Bits: Solar Plane
FAMILY EDUTAINMENT The Show with the Mouse: Eye-Chip for the Blind
42
Energi Bits: Energi Rakyat
The World
7 Wonders
ORGANIZERS, VENUES & SPONSORS
ECOLOGY AND ENVIRONMENT Energy Bits: People’s Energy
SIEMENS DISCOVERY AWARDS Siemens Discovery Awards
the Institut Français d’Indonésie (IFI) President Director of Allianz Life Indonesia
20
14.
Indonesia
Bertrand de Hartingh
Amelia Hapsari Documentary Film Maker
Asia, Australia, New Zealand
Dr. Georg Witschel
20
37
I Got It!: Mr. Poops and I | Cricket
38
PRODUCTION WEBSITE Production Website
53
TABLE OF CONTENT
Dandelion-Laser: Memburu Pedang Sinar
My Dear Little Planet
39
Planet Kecil yang Terkasih
SCIENCE FILM FESTIVAL INDONESIA 2013
15.
PROFILE JURY
PROFILE JURY
PROFILE JURY
Eugene Panji Film Director
Eugene Panji is a well-known film director who received his Bachelor in Fine Arts from the Jakarta Institute of Arts in 1998. His first movie – “Cita Citaku Setinggi Tanah” – was produced in 2011 under a Creative Social Responsibility Program. The proceeds gained from the film are fully donated to children suffering from cancer in Indonesia. “Cita-Citaku Setinggi Tanah” also received numerous awards, among them: Best Director, Best Screenplay, Best Children Cast and Best Movie at the Apreasiasi Film Indonesia 2012 (AFI) and nominations at the Film Festival Indonesia where it was able to win Best Actor and Special Award. Eugene Panji adalah seorang Sutradara lulusan Institut Kesenian Jakarta pada tahun 1998 dengan bidang studi Seni Murni. Citacitaku Setinggi Tanah adalah film pertamanya yang diproduksi pada tahun 2011. Film tersebut merupakan sebuah program CSR– Creative Social Responsibility yang dibuat dan juga dibiayai secara personal. Seluruh pendapatan dari film tersebut disumbangkan untuk anak-anak pengidap Kanker di Indonesia. Film Cita-citaku Setinggi Tanah telah menerima banyak penghargaan, diantaranya; Apreasiasi Film Indonesia 2012 (AFI); Sutradara terbaik, Skenario terbaik, Pemeran anak terbaik dan film terbaik. Film ini juga masuk dalam nominasi Festival Film Indonesia 2012 dan berhasil meraih penghargaan sebagai Aktor terbaik dan Penghargaan special.
Marco Kusumawijaya Architect and Urbanist
Marco Kusumawijaya is an architect and urbanist. He has been focusing his practices and thinking on sustainable issues for the last 10 years. He co-founded in 2010 Rujak Center for Urban Studies, where he is now its director, to help cities and regions change towards sustainability. His involvement with the arts led him to be elected as chair and director of Jakarta Arts Council (Dewan Kesenian Jakarta) in the period of July 2006 - January 2010, which gave him an opportunity to also investigate ways arts could play a creative role in ecological transition. Rujak Center for Urban Studies just completed a facility called “Bumi Pemuda Rahayu”, a sustainability learning center in South Yogya to accommodate activities connecting art and thought with practices of sustainability. Marco Kusumawijaya adalah seorang Arsitek dan Urbanis. Dalam 10 tahun terakhir beliau memfokuskan praktek dan pemikirannya terhadap isu-isu kelestarian. Pada tahun 2010, beliau turut serta mendirikan Rujak Center untuk Urban Studies untuk membantu kota-kota dan daerah menuju perubahan kelestarian (saat ini menjabat sebagai Direktur). Keterlibatan beliau dalam dunia seni membawanya terpilih sebagai ketua sekaligus Direktur Dewan Kesenian Jakarta periode Juli 2006 – Januari 2010. Hal ini memberikan kesempatan pada beliau untuk melakukan investigasi seni yang dapat memainkan peran kreatif dalam transisi ekologi. Rujak Center for Urban Studies baru saja membuat wadah bernama “Bumi Pemuda Rahayu”, sebuah pusat pembelajaran kelestarian di Selatan Jogja untuk mengakomodir aktifitas yang menghubungkan seni dan pikiran dengan praktek-praktek kelestarian.
Verena Puspawardani
Coordinator the “Earth Hour” - WWF Campaign
Beruchiya Hannah Hutagalung
Student at SD Kristen Calvin, Jakarta
Since 2009 Verena Puspawardani has been coordinating the “Earth Hour” campaign in Indonesia. The “Earth Hour” campaign is conducted by the WWF and promotes energy efficiency and a generally green lifestyle. Verena’s passion lies in growing environmental awareness in Indonesia. Her main target age is 18–35, she believes in making bottom-up changes in small steps. In 2002 Verena furthermore received an honorary Bachelor in International Relations from the Universitas Indonesia. The aforementioned qualifications and her experience as a journalist have enriched and diversified her capabilities ranging from strategic communication, social marketing and youth empowerment. These help her greatly in developing successful campaigns for WWF-Indonesia. Verena Puspawardani telah menjadi koordinator kampanye Earth Hour di Indonesia sejak tahun 2009 – sebuah kampanye global WWF yang fokus pada perubahan kebiasaan dari mulai berhemat energi dan gaya hidup ramah lingkungan terkait lainnya. Ia sangat bersemangat ketika bicara soal perubahan kesadaran lingkungan masyarakat di Indonesia terutama orang mudanya yang berusia 18 – 35 tahun. Dan, ia percaya bahwa perubahan besar berawal dari langkah kecil. Verena menerima gelar sarjana dari jurusan Hubungan Internasional di Universitas Indonesia tahun 2002. Latar belakang sebagai jurnalis telah memperkaya kemampuan Verena dari strategi komunikasi, pemasaran sosial, dan pemberdayaan orang muda yang membantunya membuat strategi kampanye yang ekstensif untuk isu-isu perubahan iklim di WWF-Indonesia.
18. SCIENCE FILM FESTIVAL INDONESIA 2013
Beruchiya Hannah Hutagalung often called “Biya” is a young girl currently attending Calvin Christian elementary school. Her greatest passion since the age of six is ballet. She furthermore is an active member of the “Jakarta Oratorio Singing Children Choir”. While also engaged in playing the piano she became 2nd in the English Speech contest held by the Ministry of Youth and Sports in May 2013. Gadis cilik yang akrab dipanggil Biya ini adalah siswi SD Kristen Calvin. Biya sangat mencintai dunia Balet sejak usianya masih 6 tahun. Selain menari Balet, ia juga hobi bermain piano dan juga aktif dalam keanggotaan paduan suara Jakarta Oratorio Singing Children Choir (JOS CC). Pada bulan Mei 2013 lalu, Biya berhasil meraih Juara 2 English Speech Contest tingkat DKI Jakarta yang diadakan oleh Kementrian Pemuda dan Olahraga.
SCIENCE FILM FESTIVAL INDONESIA 2013
19.
PROFILE JURY
Trisa Permata Suhadi
Student at SMAK 3 Penabur, Jakarta
Trisa Permata is a 15-year old graduate from junior high school. She was part of the past three Science Film Festivals. Her passions are music, science and movies, while documentaries about science and environmental issues are her favorites. She is currently part of the SMAK 3 Penabur science program, showing a specific interest in medicine. Trisa spends her free time mostly learning new instruments, among them the piano and the flute. Trisa Permata adalah seorang gadis berusia 15 tahun yang baru saja lulus dari SMP. Ia telah menjadi juri cilik Science Film Festival selama 3 tahun berturut-turut. Dia memiliki ketertarikan terhadap musik, ilmu pengetahuan, dan film dokumenter khususnya mengenai ilmu pengetahuan dan lingkungan. Sekarang Trisa adalah bagian dari SMAK 3 Penabur program Science, dan menunjukkan minat dalam ilmu medis. Trisa menghabiskan waktu luangnya dengan belajar alat musik seperti piano dan flute.
Amelia Hapsari
Documentary Film Maker
Amelia Hapsari is a documentary film maker who has previously worked in the United States, China and East Timor. Currently, she is the head of In-Docs, an organization that promotes and produces documentary films in Indonesia. She conducts documentary workshops, productions and exhibitions, mostly in communities that have little or no access to quality films. She has also produced and directed a short film – “Fight Like Ahok” which has recently won an award for the best short Indonesian documentary. Her East Timor production “The Youth Parliament” furthermore won the Next Generation Prize at Prix Jeunesse Festival 2012, Munich. Amelia Hapsari adalah seorang pembuat film dokumenter yang telah bekerja di Amerika Serikat, Cina, dan Timor Timur. Dia saat ini bekerja sebagai pimpinan In-Docs, yaitu sebuah organisasi yang mempromosikan dan menghasilkan film dokumenter di Indonesia. Dia juga melakukan lokakarya film dokumenter, produksi, dan pameran dengan masyarakat yang memiliki sedikit akses ke film-film berkualitas. Film pendeknya “Fight Like Ahok” baru-baru ini memenangkan dokumenter terbaik Indonesia untuk kategori cerita pendek, sementara karyanya di Timor Timur “The Youth Parliament” memenangkan penghargaan Next Generation Prize di Prix Jeunesse Festival 2012, di Munich.
20. SCIENCE FILM FESTIVAL INDONESIA 2013
SIEMENS DISCOVERY AWARDS
SIEMENS DISCOVERY AWARDS
SIEMENS DISCOVERY AWARDS
Winner 2012: Matanglawin: Pasig River Earth Day Special
Peraih Penghargaan 2012: Matanglawin: Sungai Pasig Tayangan Khusus Hari Bumi
The Science Film Festival bestows six awards chosen by an international jury. They are complimented with a cash prize of 1,000 Euro each. The Prize of the Jury is complimented with a cash prize of 3,000 Euro.
Science Film Festival memberikan enam penghargaan yang dipilih oleh juri internasional. Penghargaan yang diberikan juga disertai dengan hadiah uang tunai masing-masing sebesar 1000 Euro. Penghargaan Juri disertai dengan hadiah uang tunai sebesar 3000 Euro.
Matanglawin (Hawkeye) is an educational program for kids and kids at heart. Hosted by Trivia King Kuya Kim Atienza, the show explores the world’s diverse cultures, fascinating histories, and flora and fauna to bring environmental advocacies closer to the Filipino people and the rest of the world. Once a teeming river called the cradle of civilization in the heart of Metro Manila, the Pasig River is now slowly dying because of man’s negligence and pollution. Kuya Kim gets to the bottom of the pollution problem as he looks for a mutatedinvasive fish called the Sucker Mouth Catfish that is also contributing to the death of the river.
Matanglawin (Mata Elang) adalah sebuah acara pendidikan untuk anak-anak dan yang berjiwa muda. Dibawakan oleh Kak Kim Atienza, acara ini menjelajahi budaya-budaya, sejarah serta flora dan fauna dari seluruh dunia, untuk membawa segala upaya lingkungan hidup lebih dekat pada rakyat Filipina dan juga seluruh dunia. Sungai yang dahulu disebut sebagai buaian peradaban di jantung Metro Manila, Sungai Pasig saat ini perlahan sekarat oleh ulah manusia dan polusi. Kak Kim menyoroti langsung ke akar masalah polusi seraya mengamati ikan sapu-sapu yang telah bermutasi, yang ternyata juga berkontribusi pada matinya sungai tersebut.
The Visual Effects Award
Penghargaan Efek Visual
The Ecofilmprize
Penghargaan Ecofilmprize
Honors the film that demonstrates the highest level of visual craftsmanship through cinematography or animation. Moreover, the effects go beyond the aesthetic by serving an educational purpose. Scientific principles or processes are explained clearly and engagingly through the visual effects.
Diberikan pada film yang menunjukkan tingkat keahlian visual melalui sinematografi atau animasi. Lebih jauh lagi, efek yang ditimbulkan lebih dari sekadar estetika, tapi juga menampilkan unsur edukasi. Prinsip-prinsip atau proses sains dijelaskan dengan jelas dan memikat melalui efek visual.
Honors the film that makes an exceptional effort to communicate and proliferate environmental awareness. Ecological issues are discussed and explained clearly. The film inspires to care about nature and cultivates a sense of responsibility in that respect.
Diberikan pada film yang memberikan upaya luar biasa untuk mengkomunikasikan serta mengembangkan kesadaran lingkungan. Isu ekologis dibahas dan dijelaskan dengan gamblang. Film tersebut harus memberi inspirasi untuk memberi perhatian pada alam dan juga menumbuhkan rasa tanggung jawab akan hal itu.
Winner 2012: Light the Ocean
Peraih Penghargaan 2012: Terangi Samudera
Winner 2012: Inn – The Green River in the Alps
Peraih Penghargaan 2012: Inn - Sungai Hijau di Pegunungan Alpen
The world’s oceans harbour spectacular underwater landscapes and hidden structures in their depths. “Light the Ocean” is an entirely new perspective of the ocean world. Combining new scientific data from scientists right around the globe and specially developed animation software, the dark waters of the ocean are turned bright and crystal clear. The film reveals spectacular underwater landscapes and hidden structures in the ocean itself. It shows how landscapes and water interact on unimaginable scales to create an ocean world as diverse in habitats as anywhere on dry land. Camera crews cross the world from the Antarctic to the deep waters of the mid-Atlantic, following sperm whales as they dive into the depths of the Kaikoura Canyon off New Zealand and descend to the frigid waters of the Antarctic to capture spectacular new footage of the creatures that thrive in this pristine, briny habitat.
Samudera di bumi adalah tempat dari pemandangan bawah air yang mengagumkan serta bangunan-bangunan tersembunyi. “Light The Ocean” adalah perspektif yang sama sekali baru tentang dunia laut. Dengan menggabungkan data sains dari para ilmuwan dari seluruh penjuru dunia serta dengan bantuan perangkat lunak animasi yang dibuat khusus, sisi gelap dasar laut pun menjadi terang dan jelas. Film ini mengungkap pemandangan bawah air yang menakjubkan termasuk strukturstruktur tersembunyi di dalam samudera. Film ini menunjukkan betapa interaksi antara pemandangan bawah laut dengan air laut menciptakan dunia lautan yang beraneka ragam sebagaimana habitat yang ditemui di daratan. Kru kamera melintasi bumi dari Antartika sampai ke laut dalam di Atlantik tengah, mengikuti jejak ikan paus yang sedang menyelami ngarai Kaikoura di lepas pantai Selandia Baru, lalu menyelami lautan dingin Antartika untuk menyoroti kehidupan makhluk-makhluk yang mendiami habitat murni ini.
The IPST Education Award
Penghargaan Pendidikan IPST
The Inn River is Central Europe’s largest tributary of the Danube. Along its sinuous length of 520 kilometres, it flows through Switzerland, Austrian Tyrol and Bavaria. Throughout the ages, the Inn has created legendary natural beauty and generated unique cultural regions. It has many faces: extensive gravel banks, picturesque sandy islets, and extensive wetlands and riparian forests. The source of the Inn lies in the Engadin valley, in the Swiss canton of Graubünden – a famously gorgeous landscape with local populations of ibex and ptarmigans. In Tyrol and Bavaria, where the river finally empties into the Danube, beavers and European otters that take advantage of the Inn as a habitat can be watched. The film, however, also addresses the serious threats and concerns the river faces today: signs of massive human intervention are clearly apparent all along the Inn’s course, and the consequences are suffered by animal and plant life alike. Still, a journey along the Inn is a glorious expedition into natural history. And it proves that what the Inn was once called, still applies: the Green River in the Alps.
Honors the film that stands as an excellent example of science journalism intended for young audiences aged 6 - 12. Scientific explanations are presented with the cognitive level of young viewers in mind and the structure of the film reflects an effective audiovisual pedagogical approach.
Diberikan pada film yang menjadi contoh unggul jurnalisme sains yang ditujukan pada pemirsa muda berumur 6 – 12 tahun. Penjelasan ilmiah disajikan dengan tingkat kognitif pemirsa usia muda dan struktur film menunjukkan pendekatan pendidikan audiovisual anak-anak yang efektif.
Sungai Inn di Eropa Tengah adalah penyumbang terbesar bagi sungai Danube. Sepanjang 520 km liku-likunya, sungai ini mengalir melewati Switzerland, Tyrol Austria dan Bavaria. Selama ini, sungai Inn telah menciptakan legenda keindahan alam dan menciptakan bagian-bagian kebudayaan yang unik. Sungai ini memiliki banyak wajah: pinggiran berbatu, pulaupulau kecil berpasir yang cantik, serta bentangan hutan serta tanah basah. Sumber Sungai Inn terletak di lembah Engadin, di kawasan Swiss bernama Graubünden – pemandangan indah yang terkenal dengan populasi ibex dan ptarmigan. Di Tyrol dan Bavaria, saat sungai tersebut akhirnya tertuang ke sungai Danube, berang-berang dan lingsang Eropa yang mempergunakan sungai Inn sebagai habitatnya, sekarang dapat diawasi. Film tersebut juga mengetengahkan ancaman serius serta tantangan yang dihadapi oleh sungai Inn masa kini, yaitu campur tangan manusia yang makin jelas sepanjang aliran sungai Inn, serta akibat buruk yang harus ditanggung hewan dan tumbuhan. Akan tetapi, perjalanan menyusuri sungai Inn adalah perjalanan luar biasa menuju sejarah alam sekitar. Serta membuktikan bahwa sebutan yang dulu diberikan untuknya, masih pantas disandangnya: Sungai Hijau di pegunungan Alpen.
24. SCIENCE FILM FESTIVAL INDONESIA 2013
SCIENCE FILM FESTIVAL INDONESIA 2013
25.
SIEMENS DISCOVERY AWARDS
SIEMENS DISCOVERY AWARDS
The Discovery Award
Penghargaan Discovery
The Prize of the Jury
Penghargaan dari Para Juri
Honors the film that makes an outstanding effort to promote learning about science to the general public. The film generates interest and enthusiasm for science and knowledge acquisition. It provides an exemplary balance between education and entertainment of the highest quality.
Diberikan pada film yang memberikan upaya luar biasa untuk mempromosikan pembelajaran sains pada khalayak luas. Film tersebut menghasilkan minat dan antusiasme pemirsanya untuk mencari pengetahuan tentang sains. Film tersebut juga menyajikan keseimbangan yang berkualitas tinggi antara pendidikan dan hiburan.
Honors the film that makes a particularly strong impression on the jury and is relevant to the theme of the year. The film delivers an emotional and intellectual resonance, which distinguishes it as an overall outstanding work of science journalism through film and television.
Diberikan pada film yang memberi kesan mendalam bagi dewan juri. Film tersebut memberi kesan emosi dan intelektual, yang secara keseluruhan membedakannya sebagai karya jurnalisme yang unggul lewat media film dan televisi.
Winner 2012: Flores Man or the Tale of the Last Hobbits
Peraih Penghargaan 2012: Manusia Flores atau Kisah Hobbit Terakhir
Winner 2012: Kurt is Doing Fine
Peraih Penghargaan 2012: Kurt is Doing Fine
The discovery of remains of very small individuals on the Indonesian island of Flores turned the paleontological world upside down and called into question the theory of human evolution. Nicknamed “Hobbits”, those very small creatures (3 feets high, very small skulls) were able to make tools, hunt dwarf elephants. It seems that they coexisted with the modern human (Homo sapiens) on the islands of Flores. The searchers still have debates on its origins. Some Indonesian legends say that they existed until 200 years ago only…
Penemuan tulang belulang manusia berukuran sangat kecil di kepulauan Flores, Indonesia, mengguncang dunia paleontologi serta membangkitkan pertanyaan mengenai teori evolusi manusia. Dinamakan “Hobbit”, makhluk-makhluk kecil ini (tinggi tiga kaki dan tengkorak yang sangat kecil) tampaknya hidup berdampingan dengan manusia modern (Homo sapiens), sanggup membuat peralatan, dan berburu gajah cebol. Pencarian ini masih mengundang perdebatan mengenai asal-usulnya. Beberapa legenda penduduk asli Indonesia mengatakan bahwa keberadaan mereka hanya sampai pada 200 tahun lalu saja...
The Science Life Award
Penghargaan Sains
Honors the film that most empathically presents the positive influence science can have on individuals, society and the environment. Furthermore than present scientific findings, the film in this category demonstrates that science is one of the most consequential human activities for our future and that of our planet.
Diberikan pada film yang menyajikan pengaruh positif sains bagi individu, masyarakat dan lingkungan. Lebih dari sekadar menyajikan temuan-temuan ilmiah, film di kategori ini menunjukkan bahwa sains adalah salah satu kegiatan manusia yang paling penting serta berguna bagi masa depan kita dan planet kita
Winner 2012: Inspired by Nature – Third Episode: Orientation in Chaos
Peraih Penghargaan 2012: Terinspirasi oleh alam – Episode ketiga: Orientasi dalam kekacauan
The lifestyle of people has been changed radically by technology and communication media. Economic processes now require decisions by the minute. In the cities, traffic control becomes more complex. And all over the world people take higher environmental risks. The capacity for reception of the individual to the cacophony of sense stimuli is increasingly stretched to the limit. Can a close look at nature help in solving many of these challenges? The four-part series “Inspired by Nature” deals with selected bio-mimicry topics such as locomotion, construction, apperception and processing and also shows how biological processes are applied to solutions of technical problems. This episode of the series “Inspired by Nature” is about decoding the communication system among dolphins, the swarm intelligence of ants and about how a slime mould can help to improve roads.
Gaya hidup publik telah berubah secara radikal oleh teknologi dan media komunikasi. Proses-proses ekonomi kini membutuhkan pengambilan keputusan per menit. Di kotakota besar, pengendalian lalu-lintas menjadi kompleks. Dan di seluruh dunia, terpapar pada risiko lingkungan yang lebih besar. Kapasitas penerimaan setiap orang terhadap hiruk-pikuk stimuli sekarang sudah hampir mencapai batas. Dapatkah pengamatan pada alam mengatasi tantangan ini? Seri empat episode “Inspired by nature” menangani topik mikro-mimikri seperti lokomotif, konstruksi, apersepsi dan pemrosesan dan juga menunjukkan bagaimana proses biologis diterapkan pada solusi atas masalah-masalah teknis. Episode serial “Inspired by Nature” ini mengetengahkan tentang dekode sistem komunikasi antara lumba-lumba, intelijensi kawanan semut dan bagaimana jamur lendir bisa membantu meningkatkan mutu jalan raya.
26. SCIENCE FILM FESTIVAL INDONESIA 2013
Bio-methane is renewable, storable and versatile. It can make an important contribution to achieving the climate objectives. Bio-methane has the best life cycle assessments and is a controllable source of energy. It is readily available from fermentation facilities all year and can be fed into the existing, well-developed natural gas infrastructures. It can also be easily stored and transported to consumers – similar to natural gas. The federal German government has the goal of providing an annual bio-gas potential of 6 billion cubic meters by 2020 and 10 billion cubic meters of bio-methane until 2030 to feed this into the regular gas network. In the light-hearted “Kurt’s Fine”, the Bavarian farmer Kurt Steininger explains his struggle with the problems many farmers faced at the beginning of the 21st century: not enough money for milk, the farm too small, his son preferring to study at a university and women weren’t interested in him anymore. Until he found out how to turn cow dung into gold!
Bio-metana adalah energi terbarukan, dapat disimpan dan serbaguna. Bio-metana dapat menyumbang dalam pencapaian tujuan iklim. Bio-metana memiliki siklus hidup terbaik dan merupakan sumber energi yang dapat dikendalikan. Selalu tersedia untuk fasilitas fermentasi sepanjang tahun dan dapat diintegrasikan ke infrastruktur gas alam yang sudah ada dan berkembang baik. Bio-metana juga dapat dengan mudah disimpan dan dipindahkan ke konsumen – mirip dengan gas alam. Pemerintah Jerman memiliki tujuan untuk menyediakan potensi bio gas tahunan sebanyak 6 milyar m3 sampai tahun 2020 dan 10 milyar m3 bio metana sampai 2030 untuk memasukkannya ke jaringan gas umum. Dalam film ringan “Kurt is Doing Fine”, petani Bavaria Kurt Steininger menjelaskan masalah yang dihadapi dirinya dan banyak petani lainnya di awal abad 21: tak cukup uang untuk membeli susu, peternakan yang terlalu sempit, putranya lebih suka kuliah dan wanita tak ada lagi yang menyukainya. Sampai tiba saatnya ia mengetahui cara mengubah kotoran sapi menjadi emas!
SIEMENS DISCOVERY AWARDS
SCIENCE FILM FESTIVAL INDONESIA 2013
27.
SIDE PROGRAM
CREATIVE PACKAGE SCREENING BALANCE by Christoph & Wolfgang Lauenstein Animation // D 1989 Five characters keep the balance on a platform hanging in mid air. Someday a mysterious box appeared and disturbs the peaceful and well-regulated life. DELIVERY by Till Nowak Animation // D 2005 In a grey, industrial and uninhabited future, an old man FIRST AUTUMN by Aude Danset & Carlos De Carvalho Animation // F 2012 Abel lives in the winter and Apolline lives in the summer. Isolated in their “natures”, they never meet each other. LIFELINE by Angela Steffen Animation // D 2009 SOONER OR LATER by Jadwiga Krystyna Kowalska Animation // CH 2007 Squirrel and bat. The convergence of different worlds and times of day. Forces in the underground govern night and day - and much more. MELT by Philip Clemo Music Video // UK 2009 solid state. A fascinating landscape of water and ice, forms and lines, white and blue hues.
FAMILY EDUTAINMENT
FAMILY EDUTAINMENT
FAMILY EDUTAINMENT
The Show with the Mouse: Eye-Chip for the Blind
7 Wonders 7 Keajaiban
Original Title Director
: 7 Wunder : Bernhard Nezold
Pertunjukan bersama Sang Tikus: Chip mata untuk orang buta Produced by Country Length
: Kids TV for ORF Austrian Broadcasting Corporation : Germany : 25 minutes Year : 2010
In this episode, Thomas and Captain Nelson are in search of wonders around the subject of energy in their Wonder Express Craft, the Wild Lola. The journey takes them to Iceland, where the hot springs are used in a special way.
Dalam episode ini, Thomas dan Kapten Nelson mencari keajaiban energi dengan kendaraan ekspres mereka, “The Wild Lola”. Perjalanan mereka membawa mereka ke Islandia, tempat mata air panas digunakan secara unik.
Team Einstein also experiments with energy and demonstrates what balloons are capable of. The challenge for Thomas is especially difficult this time: To move a car without an engine and without electricity! Along the way, the episode also answers how a microwave works.
Tim Einstein juga bereksperimen dengan energi dan mendemonstrasikan hal-hal yang bisa dilakukan oleh balon. Tantangan untuk Thomas kali ini agak sulit, yaitu menggerakkan mobil tanpa bantuan mesin dan tenaga listrik! Selain itu, episode ini juga membahas mengenai cara kerja gelombang mikro.
“7 Wonders” presents wonders that are big and small and sometimes hidden yet sensational. In this popular science magazine for children, Thomas Brezina and his assistant are looking for things that appear to be wonders and explore “do-it-yourself wonders” that show children how they too can create something amazing.
“7 Wonders” menampilkan berbagai keajaiban besar maupun kecil termasuk beberapa yang tersembunyi namun tetap sensasional. Dalam acara populer untuk anak-anak ini, Thomas Brezina dan asistennya mencari berbagai keajaiban dan menyajikan beberapa keajaiban yang dapat dikerjakan sendiri oleh anak-anak, untuk menunjukkan bahwa merekapun bisa menciptakan sesuatu yang mengagumkan.
30. SCIENCE FILM FESTIVAL INDONESIA 2013
Original Title Director
: Die Sendung mit der Maus: Sehchip für Blinde : Matthias Wegmann
Ludo Hoendevangers and his family live in the Netherlands, in the small village Putte near the Belgian border. Ludo likes to sit with his family in the living room and especially enjoys it when his daughter Margot reads to him from a book. That’s because Ludo is blind. He could see before, but due to an illness his eyesight worsened until he couldn’t see at all anymore. What happened? To understand this, we have to understand how seeing works in the first place. Scientists recently came up with a great idea though. He was given a so-called “eye-chip”, which is similar to the chip used for the video camera on your mobile phone. In a complicated procedure, the device is implanted beneath the retina. Naturally, seeing with the eye-chip is restricted, but Ludo assures that even this limited sight makes him very happy. “The Show with the Mouse” is a highly acclaimed children’s series on German television that has been called “the school of the nation”. The show first aired on March 10, 1971. It can be watched in almost 100 countries and is one of Germany’s most successful television exports.
Produced by Country Length
: Matthias Wegmann Film production for the WDR : Germany : 10 minutes Year : 2012
Ludo Hoendevangers dan keluarganya di Belanda hidup di desa Putte di dekat perbatasan dengan Belgia. Ludo gemar bersantai dengan keluarganya di rumahnya sambil mendengarkan Margot putrinya membacakan sebuah buku untuknya. Sebab Ludo buta. Sebelumnya ia bisa melihat, namun sebuah penyakit membuat penglihatannya kian memburuk sampai akhirnya ia tak bisa melihat sama sekali. Apa yang terjadi? Untuk memahami hal ini, sebelumnya kita harus mengetahui terlebih dahulu bagaimana cara kerja penglihatan manusia. Para ilmuwan akhir-akhir ini menemukan ide cemerlang. Ludo kemudian diberikan benda yang disebut “chip mata”, sama dengan chip yang digunakan dalam kamera video di ponsel anda. Melalui sebuah prosedur yang rumit, alat ini dipasang di belakang retina. Tentu saja penglihatan dengan chip tersebut sangat terbatas, tapi hal itu sudah cukup membuat Ludo sangat bahagia. “Pertunjukan bersama Sang Tikus” adalah acara serial untuk anak-anak yang sangat digemari di Jerman, yang memperoleh gelar “sekolah negara.” Acara ini mulai ditayangkan pada tanggal 10 Maret 1971, ditayangkan di hampir 100 negara dan sampai sekarang masih merupakan salah satu acara Jerman yang paling banyak diekspor.
SCIENCE FILM FESTIVAL INDONESIA 2013
31.
FAMILY EDUTAINMENT
FAMILY EDUTAINMENT
Earth to Future: Clean Water for All
nineandahalf: Goodbye Nuclear Energy
Bumi ke Masa Depan: Air Bersih Untuk Semua
sembilansetengah: Selamat tinggal Energi Nuklir
Original Title Director
: Erde an Zukunft: Sauberes Wasser für alle : Kai Schmitt
How can water shortage around the world be solved in the future? On a quest for answers, Felix visits the HelmholtzCentre for Environmental Studies in Leipzig. Here, researchers are working on a project that seeks to improve water usage in Jordan, one of the driest countries in the world. With the help of algae wastewater processing plants, waste water is filtered and transformed into clean water. Also in the episode, Felix demonstrates the conscious and sparing use of water. “Earth to Future” is a new program by KiKA – The Children’s Channel by ARD and ZDF, the two largest public broadcasters in Germany, which explores technologies that will change our lives in the future. Felix, the presenter, looks for ideas that will improve our lives and lets the technologies of tomorrow be explained to him by scientists at the cutting edge.
32. SCIENCE FILM FESTIVAL INDONESIA 2013
Produced by Country Length
: tvision for KiKA – The Children’s Channel by ARD and ZDF : Germany : 10 minutes Year : 2012
Bagaimana masalah kekurangan air di dunia bisa dipecahkan di masa depan? Untuk mencari jawabannya, Felix mengunjungi Helmholtz, Pusat Studi Lingkungan Hidup di Leipzig. Di tempat ini, para peneliti sedang mengerjakan proyek peningkatan penggunaan air di Yordania, salah satu negara terkering di dunia. Dengan bantuan pabrik pengolahan limbah air rumput laut, limbah air disaring dan diubah menjadi air bersih. Dalam episode ini, Felix juga mendemonstrasikan kesadaran akan penggunaan air bersih dan cara menggunakannya dengan hemat. “Earth to Future” adalah acara baru yang dibuat oleh KiKA - saluran untuk anak-anak oleh ARD dan ZDF, dua lembaga penyiaran terbesar di Jerman yang mengeksplorasi teknologi di setiap episode untuk mengubah hidup kita di masa depan. Felix, sang pembawa acara, mencari ide-ide yang bisa meningkatkan kehidupan kita dan meminta penjelasan dari para ilmuwan mengenai teknologi canggih masa depan.
Original Title Director
: neuneinhalb: Atomkraft Ade : Stefan Brand
Germany is leaving nuclear power behind. After the catastrophe in the Japanese nuclear plant Fukushima, the government decided to shut down all nuclear plants in Germany by 2022. But what actually happens when you “shut down” a nuclear plant? Johannes visits a nuclear plant in the German town of Lubmin, which has not been in operation since 1990. What is so dangerous about nuclear plants? Why do 800 people still work at the plant in Lubmin? And is there still radiation in the plant today? All the answers are in this episode of “nineandahalf”. “nineandahalf” is a newsmagazine specifically produced for children by the WDR (West German Broadcasting). It explains current political, economic and social issues in an accessible and entertaining way for young audiences. The program has won several international awards.
Produced by Country Length
: tvision : Germany : 10 minutes
Year : 2012
Jerman mulai meninggalkan tenaga nuklir. Setelah bencana pembangkit tenaga nuklir di Fukushima, pemerintah memutuskan untuk menutup seluruh pembangkit tenaga nuklir di Jerman sampai tahun 2022. Tapi apa yang sebenarnya terjadi jika kita menutup sebuah pembangkit nuklir? Johannes mengunjungi sebuah pembangkit nuklir di kota Lubmin, Jerman yang sudah tak beroperasi sejak tahun 1990. Apa saja bahayanya sebuah pembangkit nuklir? Mengapa masih ada 800 orang yang bekerja di pembangkit nuklir di Lubmin? Dan apakah masih ada radiasi di tempat itu saat ini? Semuanya terjawab dalam episode “ sembilansetengah “ kali ini. “sembilansetengah” adalah sebuah acara berita yang diproduseri khusus untuk anak-anak oleh WDR (Lembaga Penyiaran Jerman Barat). Acara ini membahas situasi politik, ekonomi dan sosial dengan cara yang sederhana dan menghibur untuk pemirsa muda. Acara ini telah memenangi beberapa penghargaan internasional.
SCIENCE FILM FESTIVAL INDONESIA 2013
33.
FAMILY EDUTAINMENT
FAMILY EDUTAINMENT
nineandahalf: A Sea of Plastic – Are Our Oceans Becoming a Dump?
My Friend Tamtam Tamtam Temanku
sembilansetengah: Samudera Plastik - Apakah lautan kita menjadi tempat sampah? Original Title Director
: neuneinhalb: Ein Meer aus Plastik – Werden unsere Ozeane zur Müllkippe?r : Juliane Kuhr
There’s a lot of plastic swimming in our oceans. Part of it comes from ships, which dump their garbage into the ocean. But tourists also often throw their waste into the water. And there it remains for a very long time: a plastic bottle for example takes 450 years before it is decomposed. What effect does the garbage have on animals living in the sea? Why can’t we see the majority of the plastic waste? And why might even Johannes’ fish sandwich contain traces of plastic? All this and more is covered in this episode of “nineandahalf”.
34. SCIENCE FILM FESTIVAL INDONESIA 2013
Produced by Country Length
: tvision : Germany : 10 minutes
Original Title Director
: Mein Freund Tamtam : Attila Dávid Molnár
Year : 2012
Ada banyak sampah plastik yang terapung di lautan-lautan kita. Sebagian berasal dari kapal-kapal yang membuang sampahnya ke laut. Tapi turis-turis juga sering membuang sampah mereka ke laut. Dan di sanalah sampah-sampah tersebut berada untuk waktu lama. Contohnya, sebuah botol plastik butuh 450 tahun untuk terurai. Dampak apa yang ditimbulkan sampah tersebut terhadap hewan yang hidup di laut? Mengapa kita tak bisa melihat sebagian besar sampah-sampah itu? Dan mengapa roti lapis ikan yang dimakan Johannes mengandung sedikit rasa plastik? Hal-hal ini dan banyak lagi hal lainnya dibahas dalam episode “sembilansetengah” kali ini.
Despite all their differences, FF the fly and Tamtam the rhino make excellent friends. They both love the rainforest, nature, fresh poo and the smell of mud. But their story is not as happy as it seems, because the species Tamtam belongs to is on the very edge of extinction. With less than 50 individuals left around the world, the Sabah Rhino is disappearing. A skilled and experienced team from the Leibniz Institute for Zoo and Wildlife Research comes to the rescue. They are the masters of artificial reproduction and successfully helped rhinos and elephants to reproduce all over the world. Now their knowledge is tested in the lush rainforests of Malaysia. FF the fly, at first does not understand what the scientists do with his friend, but his adventures change him. Thanks to the help of researchers FF’s curiosity is slowly turned into firm scientific knowledge, and the recognition that all forms of life – big or small – are connected.
Produced by Country Length
: Bundesministerium für Bildung und Forschung : Hungary / Malaysia / Germany : 12 minutes Year : 2012
Walaupun berbeda satu sama lain, FF si lalat dan Tamtam si Badak berteman baik. Mereka mencintai hutan tropis, alam, kotoran, dan bau lumpur. Namun kisah mereka tidak sebahagia tampaknya, sebab spesies Tamtam sedang menghadapi ancaman kepunahan. Badak Sabah kini hanya berjumlah kurang dari 50 ekor di seluruh dunia dan mengalami kepunahan. Sekelompok ahli berpengalaman dari Institut Kebun Binatang dan Riset Lingkungan Hidup Leibniz datang membantu. Mereka adalah ahli reproduksi buatan dan telah berhasil membantu reproduksi badak dan gajah di seluruh dunia. Sekarang keahlian mereka diuji di hutan tropis yang rimbun di Malaysia. FF si lalat, mulanya tak mengerti apa yang akan dilakukan para ahli tersebut pada temannya, tapi pengalamannya kemudian mengubah dirinya. Berkat bantuan para peneliti, rasa ingin tahu FF lambat laun berubah menjadi ilmu pengetahuan yang mantap, dan kesadaran bahwa segala bentuk makhluk hidup besar maupun kecil - saling berhubungan satu sama lain.
SCIENCE FILM FESTIVAL INDONESIA 2013
35.
FAMILY EDUTAINMENT
FAMILY EDUTAINMENT
The Adventure of Banyu & Elektra: Switching On the City
I Got It!: Mr. Poops and I | Cricket
Petualangan Banyu & Elektra: Menyalakan Kota
I Got It!: Mr. Poops and I | Cricket
Original Title Director
: Petualangan Banyu & Elektra Menyalakan Kota : Greeneration Indonesia & Sahabat Kota
This is the animated story of Banyu and his friend, Elektra. Banyu’s city often experiences black-outs. Banyu and Elektra, with the help of Ion, need to find out why and explore new energy sources to cover the city’s electricity demand. It turns out, the black-outs are caused by inefficient energy use of its citizen, including Banyu. Therefore, Banyu and Elektra have to fly over the city to switch off all unessential electronic devices. And, they also have to discover renewable energy sources. Are they going to succeed? Let’s find out.
36 SCIENCE FILM FESTIVAL INDONESIA 2013
Produced by Country Length
: WWF-Indonesia, BNI, The Body Shop, Hilo : Indonesia : 10 minutes Year : 2012
Ini adalah kisah animasi Banyu dan sahabatnya, Elektra. Kota tempat Banyu tinggal sering mengalami pemadaman listrik. Banyu dan Elektra, dengan bantuan Ion, harus menemukan jawabannya dan mengeksplorasi sumber energi baru untuk mencukupi kebutuhan listrik kotanya. Ternyata, pemadaman listrik disebabkan oleh pemakaian energi yang tidak efisien oleh penduduknya, termasuk Banyu sendiri. Oleh sebab itu, Banyu dan Elektra harus terbang di atas permukaan kota untuk mematikan peralatan elektronik yang tidak perlu. Dan, mereka juga harus menemukan sumber energi terbarukan. Berhasilkah mereka? Mari kita saksikan.
Director Produced by
: TVK | AFI | RTM | MRTV-4 | VTV : Goethe-Institut in cooperation with RTB Brunei, TVK Cambodia, LNTV Laos, RTM Malaysia, MRTV-4 Myanmar, ABS-CBN Foundation in the Philippines, Thai PBS Thailand and VTV Vietnam
Country Length
: Malaysia : 10 minutes
Year : 2012
“I Got It!” is a co-production and capacity building project of the Goethe-Institut by means of a knowledge magazine for children with broadcasters of nine Southeast Asian countries (Brunei, Cambodia, Indonesia, Lao P.D.R., Malaysia, Myanmar, the Philippines, Thailand and Vietnam).
“I Got It!” adalah produksi bersama dan merupakan proyek peningkatan kapasitas dari Goethe-Institut melalui acara untuk anak-anak yang disiarkan di delapan negara Asia Tenggara (Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Thailand, dan Vietnam).
The series content is co-produced between all broadcasters and is presented in the national language of each country with a local presenter and adaptations of all episodes. The project encourages locally produced knowledge formats for young audiences in Southeast Asia, while at the same time facilitating a professional and cultural exchange between ASEAN countries and Germany.
Isi dari serial ini diproduseri secara bersama diantara semua penyiar dan disajikan dalam bahasa nasional setiap negara dengan pembawa acara lokal dan penyesuaian untuk semua episodenya. Proyek ini menggalakkan format pengetahuan yang diproduksi lokal untuk pemirsa muda di Asia Tenggara, sekaligus memfasilitasi pertukaran budaya dan profesi di antara negara ASEAN dan Jerman.
> Cricket Do you know why crickets are so loud at night? In this episode, we visit Wadh at home, who is having a sleepless night. What is keeping him awake? None other than a cricket in the garden. Deciding to turn his sleepless night into something useful, he decides to find out why crickets are so noisy at night and how such a small creature can make such a loud sound in the first place.
>Cricket Tahukah kalian mengapa jangkrik bersuara nyaring di malam hari? Dalam episode ini, kita mengunjungi Wadh yang sedang mengalami kesulitan tidur di rumahnya. Apa yang membuatnya begitu? Tiada lain ialah jangrik di taman. Wadh berniat untuk memanfaatkan kesulitannya tidur untuk mencari tahu mengapa jangkrik berisik saat malam dan bagaimana hewan sekecil itu bisa menghasilkan suara sekencang itu.
> Mr. Poops and I Poops goes down the toilet, that much is clear. But what happens when we flush, where does all the waste go? In this episode, Mr. Poops takes you on an interesting journey through a sewage plant and offers an insight to why people invented the toilet in the first place, with a short tour through history and how people have dealt with this issue in different times and places.
>Mr. Poops and I Kotoran dibuang ke dalam toilet, itu sudah jelas. Tapi apa yang terjadi saat kita menyiramnya, ke mana perginya kotoran itu? Dalam episode ini, Mr. Poop mengajakmu bertualang melewati tempat pengolahan limbah dan memberi pengetahuan mengapa manusia menciptakan toilet, dengan tur pendek menjelajah sejarah dan melihat bagaimana manusia mengatasi masalah buang air besar dari berbagai masa dan tempat. SCIENCE FILM FESTIVAL INDONESIA 2013
37.
FAMILY EDUTAINMENT
FAMILY EDUTAINMENT
Dandelion – Laser: Hunt for the Lightsaber
My Dear Little Planet Planet Kecil yang Terkasih
Dandelion – Laser: Memburu Pedang Sinar Original Title Director
: Löwenzahn, Laser Die Jagd nach dem Lichtschwert : Klaus Gietinger
Presenter Fritz Fuchs has promised his godchild Mattis a super lightsaber for his upcoming fantasy party. But the lightsaber he bought doesn’t seem to work and the replacement he was able to find was stolen! Who would do something like that? And why did Keks, his dog, not notice the thief? The party date is fast approaching and Fritz has to act fast if he doesn’t want to disappoint Mattis. He wants to build a replacement himself. But how does such a lightsaber actually work in reality?
38. SCIENCE FILM FESTIVAL INDONESIA 2013
Produced by Country Length
: Studio TV für ZDF : Germany : 25 minutes Year : 2012
Original Title Director
: Ma petite planète chérie : Jacques-Rémy Girerd
Produced by Country Length
: Folimage : France : 5 minutes
Year : 2011
Pembawa Acara Fritz Fuchs menjanjikan anak tirinya sebilah pedang sinar super untuk pesta fantasinya yang akan datang. Tapi Pedang Sinar yang dibeli Fritz rusak dan penggantinya yang berhasil ia temukan, hilang dicuri! Siapa yang tega berbuat seperti itu? Dan mengapa Keks, anjingnya, tidak melihat pencurinya?
> Mountains of Trash What will happen to thousands and thousands of packagings, boxes, bottles coming to our house and eventually be tossed away? Coline and Gaston travel to the Land of Trash and explore the habits of the dwellers.
> Gunung-Gunung Sampah Apa yang akan terjadi dengan ribuan dan ribuan sampah kemasan, kardus-kardus, botol-botol yang suatu hari datang ke rumah kita dan kemudian kita buang ke tempat sampah? Coline dan Gaston berpetualang ke Negeri Sampah dan menyelidiki kebiasaan-kebiasaan para penghuninya.
Waktu pelaksanaan pesta semakin dekat dan Fritz harus bertindak cepat jika tak ingin mengecewakan Mattis. Ia ingin membuat sendiri Pedang Sinar penggantinya. Tapi, di kehidupan nyata, bagaimana sebenarnya cara kerja sebilah Pedang Sinar?
> 20 Millimeter underground Coline and Gaston found a dead butterly and buried it. Zina takes them to explore the underground world to meet the decomposers. There are thousands of small creatures specially assigned to clean and recycle dead matters. Their underground travel is full of surprises.
> 20 Milimeter di Bawah Tanah Coline dan Gaston menemukan seekor kupu-kupu mati kemudian menguburnya. Zina mengajak mereka menjelajahi dunia bawah tanah untuk mengenal para pengurai. Mereka adalah ribuan binatang kecil yang bertugas untuk membersihkan dan mendaur ulang zat-zat yang sudah mati. Perjalanan bawah tanah mereka penuh dengan kejutan.
> Air... Where is the air!? A city cat is living near the sidewalk. Wherever its nose goes, it will meet cars’ tailpipes. How sad! The air pollution and poisonous gas are making the cat very ill. Coline and Gaston decide to bring it to the roof so it can breathe clearer air, but the poor cat now feels dizzy.
> Udara… di mana Udara!? Seekor kucing kota yang hidupnya lekat dengan trotoar, hidung yang ke mana pun pergi selalu bertemu knalpot mobil. Menyedihkan! Polusi udara dan gas beracun membuat dirinya sangat sakit. Coline dan Gaston memutuskan untuk membawanya ke atas atap supaya dapat bernapas lebih lega, namun si kucing malah pusing.
SCIENCE FILM FESTIVAL INDONESIA 2013
39.
ECOLOGY AND ENVIRONMENT
ECOLOGY AND ENVIRONMENT
ECOLOGY AND ENVIRONMENT
Energy Bits: Solar Plane
Energy Bits: People’s Energy
Energi Bits: Pesawat Terbang Tenaga Matahari
Energi Bits: Energi Rakyat
Director Produced by
: Various : Energy Bits Consortium supported by Intelligent Energy Europe
“Energy Bits” is an international cross-media project and campaign on sustainable energy and energy saving with the aim to stimulate behavioural change in young people and promote innovative practices. It is composed of a TV Series of 27 x 10 minutes short documentaries, a serious game, an interactive web doc and a video contest for schools. “Energy Bits” also uses social media extensively and has organised workshops in schools. In this episode from Spain, Dana wants to find out more about intelligent energy. She looks into a group called Som Energia, which is the first renewable energies cooperative in Spain. It intends to offer its members the possibility of consuming energy from sources that are 100% renewable at a price similar to conventional energy, as well as developing its own renewable energy projects.
42. SCIENCE FILM FESTIVAL INDONESIA 2013
Country Length
: Spain : 10 minutes
Year : 2011 - 2013
“Energi Bits” adalah sebuah proyek lintas media internasional dan kampanye untuk energi yang terbarukan serta penghematan energi dengan tujuan merangsang perubahan perilaku generasi muda sekaligus menggalakkan praktik-praktik inovatif. Proyek ini terdiri dari serial TV dengan durasi 27x10 menit berupa dokumenter pendek, permainan serius, dokumenter web interaktif dan kontes video tingkat sekolah. “Energy Bits” juga banyak menggunakan sosial media dan juga menyelenggarakan lokakarya di sekolah-sekolah.
Director Produced by
: Various : Energy Bits Consortium supported by Intelligent Energy Europe
In this episode of the coproduction “Energy Bits”, a group of young Slovenian science enthusiasts want to find out how viable solar energy is as a form of power for airplanes. They set themselves the task of finding out with a model solar plane.
Country Length
: Slovakia : 10 minutes
Year : 2011 - 2013
Dalam episode produksi bersama “Energi Bits” kali ini, sekelompok warga muda Slovenia ingin mencari tahu kemungkinan menggunakan energi matahari untuk menjalankan pesawat terbang. Mereka mencoba mencari tahu dengan membangun sebuah model pesawat terbang tenaga matahari.
Pada episode dari Spanyol kali ini, Dana ingin mencari tahu lebih banyak lagi tentang energi cerdas. Ia mengamati sebuah kelompok bernama Som Energia, sebuah gerakan kerjasama untuk energi terbarukan yang pertama kali dibentuk di Spanyol. Tujuannya adalah menawarkan pada anggotanya peluang untuk mengkonsumsi energi yang 100% terbarukan, sekaligus mengembangkan proyek-proyek energi terbarukan.
SCIENCE FILM FESTIVAL INDONESIA 2013
43.
ECOLOGY AND ENVIRONMENT
ECOLOGY AND ENVIRONMENT
The World
Solar Kitchen
Dunia
Dapur Tenaga Matahari
Original Title Director
: Cuisine solaire : Tatiana Schmitz, Patrice Goldberg
In India, what do people do to feed a huge population without any technological or financial means? How can we build a more sustainable world while remaining efficient? Imagine an ecological canteen, able to feed up to 50,000 persons every day – without using electricity. This is possible thanks to solar energy and a bit of ingenuity.
44. SCIENCE FILM FESTIVAL INDONESIA 2013
Produced by Country Length
: Patrice Goldberg / RTBF : Belgium : 8 minutes Year : 2012
Di India, apa yang harus dilakukan untuk memberi makan populasi yang sangat besar tanpa bantuan finansial maupun teknologi? Bagaimana kita membangun dunia yang terbarukan yang sekaligus efisien? Bayangkan sebuah kantin ekologis, mampu memberi makan sampai 50.000 orang perhari - tanpa menggunakan listrik. Semua ini berkat energi matahari dan sedikit kecerdasan.
Director Produced by
: Ditsapong Wongaram : Department of Environmental Quality Promotion, Ministry of Natural Resources and Environment Thailand
Country Length
: Thailand : 8 minutes
Year : 2012
The stop-motion clay animation piece aims to increase appreciation for environmental issues. “The World” illustrates our solar system and the Earth as part of this wonderful and cheerful system. However, there are some changes happening, which are making the Earth sick.
Animasi stop-motion tanah liat ini bertujuan untuk meningkatkan apresiasi atas isu-isu lengkungan hidup. “Dunia” menggambarkan tata surya kita dan Bumi sebagai bagian dari sistem yang indah dan ceria tersebut. Akan tetapi, ada beberapa perubahan yang terjadi, yang membuat Bumi menjadi sakit.
This story aims to offer an easy-to-understand guide about the causes and consequences of human-made climate change and urges the audience to consider how we can prevent a catastrophe.
Kisah ini bertujuan untuk menyajikan sebuah bimbingan yang mudah dimengerti mengenai sebab akibat perubahan iklim yang terjadi karena ulah manusia, dan menghimbau pemirsanya untuk sama-sama memikirkan cara untuk mencegah terjadinya bencana.
SCIENCE FILM FESTIVAL INDONESIA 2013
45.
NATURAL SCIENCE LIFE SCIENCE TECHNOLOGY
NATURAL SCIENCE, LIFE SCIENCE & TECHNOLOGY
Nerd Academy: Photosynthesis, Energy and Climate Akademi Kutubuku: Fotosintesis, Energi dan Iklim Director Produced by
: Jacinta Algis Madsen : Danish Broadcasting Corporation
Country Length Year
: Denmark : 14 minutes (2x7minutes) : 2012
These short videos are part of a series targeted at science education in primary school and for students aged 13 - 16 years. The material is based on the popular television concept “Science NERD”, which is one of the strongest children’s television brands in Denmark. The “Science NERD” crew have cooperated with teachers and education scientists in the development and production of the material.
Video pendek ini merupakan bagian dari serial yang diarahkan untuk edukasi sains di sekolah dasar, dan untuk siswa berusia 13-16 tahun. Materinya didasarkan pada konsep TV populer “Science NERD”, salah satu merk jaringan televisi untuk anak di Denmark. Para kru “Science Nerd” bekerja sama dengan para guru dan ilmuwan pendidikan dalam pengembangan dan produksi materinya.
The video is intended to introduce a subject in a funny, surprising and fascinating way. The material consists of 22 topics with one video for each topic and 1 - 3 experiments, which the students can conduct in order to try the subject theory with their own hands. Besides videos and student experiments, the material consists of four online science games and a presentation tool. All of the material is free of charge for teachers in Denmark.
Video ini ditujukan untuk memperkenalkan suatu subyek dengan cara yang menyenangkan, penuh kejutan dan menarik. Materinya terdiri dari 22 topik masing-masing dengan satu video dan 1-3 eksperimen yang bisa dilakukan murid-murid untuk menguji teori subyek tersebut dengan tangan mereka sendiri. Selain dari video dan eksperimen murid, materinya juga memuat empat permainan online dan sebuah alat presentasi. Seluruh materi tersebut diberikan secara gratis kepada para guru di Denmark.
In these clips, presenters Kåre and Emil try to mimic photosynthesis in nature, which is not good news for their garden gnome, they present a story of energy to point out how energy can exist in different forms that can be transformed and they have a closer look at the topic of weather and climate by pointing out that something as innocent as vaporised water is transporting the energy that drives the weather.
48. SCIENCE FILM FESTIVAL INDONESIA 2013
Di videoklip berikut, pembawa acara Kåre and Emil mencoba meniru proses fotosintesis di alam, yang merupakan kabar buruk bagi patung penghias tamannya, mereka akan menyajikan cerita tentang energi, bagaimana energi bisa m emiliki banyak bentuk berbeda yang bisa dipindahkan, dan mereka berdua mengamati lebih dekat pembahasan tentang udara dan iklim dengan menunjukkan bahwa sesuatu yang terlihat tak bercela seperti air yang menguap, sedang memindahkan energi yang menggerakkan air.
FESTIVAL INFORMATION
PRODUCTION WEBSITE
About the Science Film Festival
Tentang Science Film Festival The Science Film Festival is a program initiated in 2005 by the Goethe-Institut in Thailand. The festival featured films that communicate science and technology in an approachable way. Accessibility, entertainment and high-quality content for youngsters aged 9-14 and also for the audience wide. Through this approach, the festival evokes a culture of science films that effectively combines education and entertainment - showing that communicating and learning about science is great fun. In 2013, the Science Film Festival is back to Indonesia for the 4th time with the theme Energy. This year, the Science Film Festival will be held in 20 cities: Aceh, Ambon, Bali, Bandung, Bogor, Jakarta, Jayapura, Makassar, Malang, Medan, Palembang, Palu, Pontianak, Salatiga, Samarinda, Soe, Solo, Surabaya, Tomohon & Yogyakarta. The Science Film Festival in 2013 takes place in Cambodia, Indonesia, Jordan, Laos, Malaysia, Myanmar, Palestine, the Philippines, Thailand, the United Arab Emirates, and Vietnam. The festival is held internationally from October 7 - December 15. The exact dates for each country are announced in the respective country sections. Please feel free to browse through the film selection either by country of screening or by heading over to the film section for an overview. The programme schedules for the various venues will be available by the end of September. For more information about the festival, please visit our website at: www.sciencefilmfestival.org
7 WONDERS (AT) www.kundendienst.orf.at
Energy Bits: People’s Energy (ES) www.energybits.eu
Science Film Festival adalah sebuah program yang diinisiasikan oleh Goethe-Institut pada tahun 2005 di Thailand. Festival ini menampilkan film-film yang mengkomunikasikan iptek dengan cara yang mudah diakses serta menghibur bagi anakanak berusia 9-14 tahun dan bagi penonton luas. Melalui pendekatan tersebut, festival ini membangkitkan sebuah budaya film iptek yang secara efektif menggabungkan pendidikan dan hiburan, menunjukkan bahwa komunikasi dan pembelajaran iptek sangatlah menyenangkan. Pada tahun 2013 ini, Science Film Festival kembali hadir ke Indonesia untuk yang ke-4 kalinya dengan tema Energi. Tahun ini Science Film Festival akan diselenggarakan di 20 kota; Aceh, Ambon, Bali, Bandung, Bogor, Jakarta, Jayapura, Makassar, Malang, Medan, Palembang, Palu, Pontianak, Salatiga, Samarinda, Soe, Solo, Surabaya, Tomohon & Yogyakarta.
The Show with the Mouse: Eye-Chip for the Blind (DE) www.wdr.de
Earth to Future: Clean Water for All (DE)
www.energybits.eu
www.zdf.de
Nerd Academy: Energy
www.ard.de
www.dr.dk
nineandahalf: Goodbye Nuclear Energy (DE)
Solar Kitchen (BG)
www.tvisiongmbh.de
Science Film Festival tahun 2013 diadakan di Kamboja, Indonesia, Yordania, Laos, Malaysia, Myanmar, Palestina, Filipina, Thailand, Uni Emirat Arab dan Vietnam.
nineandahalf: A Sea of Plastic (DE)
Festival ini diselenggarakan secara internasional dari tanggal 7 Oktober sampai 15 Desember. Tanggal pasti penyelenggaraan di setiap negara akan diumumkan di bagian negara masingmasing.
www.tvisiongmbh.de
Untuk keterangan lebih lanjut mengenai festival ini, silahkan mengunjungi website kami di: www.sciencefilmfestival.org
Energy Bits: Solar Plane (SI)
My Friend, Tamtam (HU) www.bmbf.de
The Adventure of Banyu & Elektra: Switching On the City (ID)
www.rtbf.be
The World (TH) www.dogfilmstudio.com
My Dear Little Planet: Too much wrapping www.folimage.fr
My Dear Little Planet: 20 Millimeters Under The Earth www.folimage.fr
www.wwf.or.id
SCIENCE FILM FESTIVAL Indonesia
2013 52. SCIENCE FILM FESTIVAL INDONESIA 2013
I Got It! - Mr. Poops and I (MA)
My Dear Little Planet: Scaredy Cat-Scaredy Cat
www.igotitworld.com
www.folimage.fr
I Got It! - Cricket (CA) www.igotitworld.com
Dandelion – Laser: Hunt for the Lightsaber (DE) www.zdf.de
WWW
SCIENCE FILM FESTIVAL INDONESIA 2013
53.
Organizers, Venues & Sponsors
ORGANIZERS, VENUES & SPONSORS
ORGANIZERS, VENUES & SPONSORS
ORGANIZERS
SUPPORTERS AND VENUE PARTNERS IFI Surabaya Jalan Ratna No.14 Blok C2 Kompleks AJBS
Santika Indonesia Hotels & Resorts
Surabaya 60246
The Jakarta Post
Tel
Jl. Palmerah Barat 142 - 143
: (62-31) 5035 035
info.surabaya@institutfrancais-
Jakarta Selatan
indonesia.com
Tel
Fax : +62 21 5360009 www.thejakartapost.com
Goethe-Institut Indonesien
Jl. Melawai VII No. 6-8, Kebayoran Baru
Jl. Sam Ratulangi 9-15
Jakarta 12160
P.O. Box 3640, Jakarta 10036, Indonesia
Tel
: +62 21 270 0027
Alliance Française de Medan
Tel
: +62 21 2355 0208
Fax
: +62 21 2701 0350
(AF Medan)
Fax
: +62 21 2355 0021
[email protected]
www.goethe.de/jakarta
PT. Kuark Internasional
Paguyuban Dimas Diajeng Jogja
Komp. Perkantoran Permata Hijau
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Blok D11 - 12
Kota Yogyakarta
Jakarta 12210
Jl. Suroto 11, Kotabaru,
Jl. Hasanuddin No. 5B Medan 20153.
Indonesia
Yogyakarta, Indonesia 55224
Tel
www.komikuark.net
Tel
: +62 21 5300476
: (62-61) 4537 447
: +62 274 6999797
[email protected]
Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga – Indonesia 50711 Tel
SDK Calvin Menara Calvin
: +62 298 321 212 (hunt)
[email protected]
Kompleks RMCI Jln. Industri Blok B14 Kav – 1 Jakarta Pusat 10720 Tel
: +62 21 6586 7812
Fax
: +62 21 6586 7813
Speak!
Embassy of the Federal Republic of Germany
Garuda Indonesia
Jl. Palmerah Barat 142 - 143
Ground Floor, Management Building
Jakarta Selatan
Garuda City Soekarno-Hatta International Airport
Jl. M. H Thamrin no. 1
Cengkareng 19120, Indonesia
Jakarta 10310
PO BOX 1004, TNG BUSH
Tel : +62 21 3985 5000 www.jakarta.diplo.de
Tel
: +62 21 2560 1010
Fax : +62 21 2560 1068 www.garuda-indonesia.com
Universitas Paramadina Jl. Gatot Subroto Kav. 97 Mampang, Jakarta 12790 Indonesia Tel
: +62 21 7918 1188
Fax : +62 21 799 3775 www.paramadina.ac.id
Tel
: +62 21 5300476
Fax
: +62 21 5360009
Twitter: @sp3akmagz Facebook: /speakmag Email :
[email protected]
www.youthspeak.com
WWF Indonesia Gedung Graha Simatupang Tower 2 Unit C Lt.7 Jl. Letjen TB Simatupang Kav. 38 Jakarta Selatan 12540
Sanggar Anak Alam (Salam) Nitiprayan RT 04, Jomegatan, Ngetiharjo, Kasihan, Bantul Tel
: +62 274 417964
Universitas Kristen Petra Siwalankerto 121-131 Surabaya Tel
: +62 31 8439040, 8494830-31
Fax
: +62 31 8436418
[email protected]
SMAN Sumatera Selatan
Indonesia
(Sampoerna Academy)
www.wwf.or.id
Jl. Pangeran Ratu,
MEDIA PARTNERS
Kel.8 ULU, Kec.SU 1, Jakabaring, Palembang 30252.
Allianz Life Indonesia
Tel/Fax: +62 711 753 9549
Allianz Tower Jl. HR. Rasuna Said
Institut Français Indonesia - IFI
Kawasan Kuningan Persada Super Blok 2
Menara BCA - 40th floor
Jakarta 12980
Bobo Kantor BTDC, PO BOX 3,
Kampus ITB
Kawasan Nusa Dua, 80363
Jalan Ganesha No. 10
Jl Palmerah Selatan 26 – 28
Development Institute (BMDI)
Bali – Indonesia
Jakarta 10270
Jl. Lanto Dg. Pasewang No. 39-41
Tel
: +62 361 771 010
Makassar – Sulawesi Selatan 90125
Fax
: +62 361 771 014
Tel
www.btdc.co.id
Jakarta Pusat 10310
Gd. Kompas Gramedia
Tel
Tel : +62 21 2355 7900 www.institutfrancais-indonesia.com
Kebon Jeruk – Jakarta Barat 11530 www.bobo.kidnesia.com
IFI Jakarta Jalan Salemba Raya 25,
Siemens Indonesia Arkadia Office Park, Tower F 18th floor
Tel
: +62-21 390 85 85
Kompas TV
Fax
: +62-21 390 85 86
PT. Gramedia Media Nusantara
info.jakarta@institutfrancais-
Kompas TV Building Unit 1-6th Floor
indonesia.com
Palmerah Selatan No. 1
Jl. T.B. Simatupang Kav. 88
IFI Bandung
Pasar Minggu
Jalan Purnawarman no. 32
Jakarta 12520, Indonesia
Bandung 40117
Tel
: +62 21 2754 3000
Tel
: (62-22) 421 2417
Fax : +62 21 2754 3333 www.siemens.co.id
Fax
: (62-22) 420 2418
indonesia.com
Gedung Kompas Gramedia,
IFI Yogyakarta
Unit II Lt. 5
Yogyakarta 55223
Rawabali II No. 3
Jl. Palmerah Selatan No. 22 – 28 Jakarta 10270, Indonesia
Tel
: (62-274) 566 520
Tel
Fax
: (62-274) 562 140
www.kompas.com
: +62-21 53699200
Jakarta - 13920 Indonesia
www.nutrifood.co.id
56. SCIENCE FILM FESTIVAL INDONESIA 2013
Surabaya – Indonesia 60271 : +62 31 534 3735/ 36
Jl. Gandaria I No. 45
Kebon Jeruk – Jakarta Barat 11530
Jakarta Selatan www.worldofmaluku.com
www.twitter.com/NGKidsID www.facebook.com/NGKidsID www.nationalgeographic.com
Nusa Dua Reef Foundation
Jl. Gatot Subroto Kav. 40-41 Jakarta Selatan Indonesia
disdik.jakarta.go.id
Kantor BTDC, PO BOX 3, Kawasan Nusa Dua, 80363 Bali – Indonesia Tel
: +62 361 771 010
Fax
: +62 361 771 014
[email protected] www.nusaduareef.org
Girls Jl Panjang no.8A Kebon Jeruk – Jakarta Barat 11530 www.girls.kidnesia.com
Pusat Peragaan IPTEK (PPIPTEK) Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta 13560 – Indonesia Tel
: +62 21 8401 488; 3322 1488
Fax
: +62 21 8401 487
HP
: +62 852 1023 5624/ 25
[email protected] ppiptek.ristek.go.id
[email protected]
Wisma Jerman Surabaya Taman AIS Nasution 15
World of Maluku (WOM)
Jl Panjang no.8A
Kompas.com PT Kompas Cyber Media
: +62 22 250 0935
Tel
National Geographic Kids Indonesia
Kementrian Pendidikan Nasional
info.bandung@institutfrancais-
Jalan Sagan no 3
HiLo (PT. Nutrifood Indonesia)
www.kompas.tv
: 0411-855123
Tel
www.itb.ac.id
Fax : 0411-855233 www.bosowa.co.id
Jakarta 10440
SIEMENS
Institut Teknologi Bandung (ITB)
Bosowa Foundation
Kompas
Fax : +62 21 2926 9090 www.allianz.co.id
BTDC Nusa Dua Bali Gedung Bosowa Management
Jl. M. H. Thamrin No. 1
Indonesia : +62 21 2926 8888
www.smansumsel-sa.sch.id
Jl Panjang no.8A
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Propinsi DIY Jl. Malioboro No. 56 Tel
: +62 274 587486
SCIENCE FILM FESTIVAL INDONESIA 2013
57.
SPECIAL THANKS
SPECIAL THANKS Festival Commitee Katrin Sohns Andreas Klempin Dr. Georg Witschel Bertrand de Hartingh Joachim Wessling Josef Winter Franciscus Denny Vivi Herlambang Emirsyah Satar Anies Baswedan
Regional Head of Program Goethe-Institut Southeast Asia, Australia, New Zealand Regional Manager Science & Media Goethe-Institut Southeast Asia Ambassador of the Federal Republic of Germany in Indonesia Counsellor for Cooperation and Culture - Director of the Institut Français d’Indonésie (IFI) President Director of Allianz Life Indonesia President Director and CEO of PT Siemens Indonesia HiLo School Brand Manager Corporate Marketing Communications Manager of Santika Indonesia Hotels & Resorts CEO of PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Rector of Universitas Paramadina
Working Committee
Synchronizing Studio
Katrin Sohns, Verena Lehmkuhl, Elizabeth Soegiharto, Octafiandri Hodir, Dima Andari, Ratih Gunaevy
Bunglon Production
Film Programming
Graphic Design Groupe DeJour
Elizabeth Soegiharto, Andreas Klempin, Yanisa Teeranathada
Press Relations
Website
Elizabeth Soegiharto, Octafiandri Hodir, Nadine Freischlad
Andreas Klempin Kannikar Saengsuwan
Translation English into Bahasa Indonesia
Logo Design
Avin Kesuma
Groupe DeJour
Translation French into Bahasa Indonesia
Publisher / Local Design Adaptation
Citra Megasari
PT. Alkemistri Seniwara
Special Thanks to Family Gunaevy H.Djajasasmita, Melinda Aksa – Bosowa Foundation, Sadikin Aksa – Bosowa Corporation, Sri Sulasmi, Bambang Reza, Andreas Klempin, Yanisa Teeranathada, Lenita Tobing, Mareta Noor Williani, Lanny Tanulihardja, Susiana Wiramihardja, Thomas Freundorfer, Nadine Freischlad, Daliartati Daldoeri, Therra, Ida Zubaidah, Meiland Ria, Rizki Lazuardi, Lely, Sanny Djohan, Lyna, Donald Mt.Manik, Gelar Soetopo, Medha Ardi, Very Aziz, Hendriana Werdhaningsih, Putu Lia, Ika Mian, Gary.J.Arief, Sielvi Suganda, Mardian Y.Chandra, Janny Wijaya, PT. Alkemistri Seniwara, Philip Haibach, Ben, D’Petalco, Andi Agung Putra, Anita Restiana, Aniza Kemala, Ardie Ramadhana, Arifatul Ronansyah, Arumdari Nurgianti, Biru Nitis Anjanie, Burhanuddin Tryatmojo, Dek Sintya Adinda Sari, Faras Dianda, Fajar Anandi, Fina Azmiya, Heksa Lintang Ratri, Ikhsani Retnoningtyas, Ima Rohyati, Intan Dewi Karlita, Julianti, Jumrotin, Kartini Bahar, Kusuma Pandu Wijaya, Lulu Zuhriyah, Moch Gilang Pratama Hendyanto, Muh.Fuad Alpathana Nasution, Muhamad Rosyid Jazuli, Muhammad Darwis, Muhammad Shodikin, Nur Azizah Fadhilah A, R. Indah, Riadiani Hapsarie, Rasyid Hamid, Ria Adryani, Winner Fransisca Manik, Hasna Wihda, Kharisma Creativani.
58. SCIENCE FILM FESTIVAL INDONESIA 2013