PEMBAHASAN
Penelitian ini didasarkan pada pentingnya bagi remaja mempersiapkan diri untuk memasuki masa dewasa sehingga dapat mengelola tanggung jawab pekerjaan dan mampu mengembangkan potensi diri dengan optimal. Untuk itu remaja perlu memaksimalkan pencapaian indikator tugas perkembangannya. Sesuai dengan pendapat Havighurst dalam Duvall (1971) bahwa kesuksesan pencapaian tugas perkembangan merupakan kunci keberhasilan seseorang dalam melaksanakan tugas perkembangan berikutnya dan sebaliknya ketika seseorang tidak berhasil memenuhi tugas perkembangannya maka akan menimbulkan ketidakbahagiaan dan kesulitan dalam menjalankan tugas perkembangan pada masa hidup selanjutnya. Oleh karena itu, semakin tinggi remaja mencapai tugas perkembangannya maka,
peluang keberhasilan
menjalankan tugas pada masa dewasa akan semakin baik. Keluarga dengan anak remaja merupakan salah satu tahapan menegangkan dalam sepanjang siklus hidup perkembangan keluarga. Pada masa ini, remaja maupun orangtua dituntut menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi dalam keluarga. Remaja mulai mengembangkan kemandirian dan kebebasannya sebagai individu dewasa, di sisi lain mereka masih memerlukan bimbingan dari orang dewasa lainnya termasuk orangtua untuk tumbuh dan berkembang menjadi remaja yang dapat diterima dengan baik di lingkungan sosialnya. Konflik antara anak dan orangtua pun lebih sering terjadi pada masa anak tumbuh menjadi remaja. Sementara itu, selain perlu memenuhi tugas perkembangannya, orangtua memiliki tugas terkait peran sebagai ayah ibu, suami istri dan pengelola rumah tangga.Oleh karena itu, agar remaja dapat sukses mencapai tugas pekembangan maka, keluarga perlu mengoptimalkan keberfungsian keluarga salah satunya dengan memenuhi setiap tugas perkembangan keluarga. Karakteristik remaja pada contoh penelitian ini dapat dikatakan homogen. Remaja terdiri dari separuh bagian laki-laki dan perempuan yang seluruhnya berada pada kategori usia remaja madya. Hasil penelitian menunjukkan, tidak terdapat perbedaan nyata karakteristik remaja maupun keluarga pada laki-laki dan perempuan kecuali pada nilai akademik. Kelompok perempuan memiliki nilai akademik yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Karakteristik keluarga pada penelitian ini menunjukkan keluarga berada pada
64
golongan ekonomi menengah . Pendapatan keluarga rata-rata berada pada kisaran lima jutaan rupiah perbulan dengan sebagian besar ayah bekerja sebagai wirausaha dan lebih dari separuh ibu tidak bekerja. Besar keluarga termasuk ukuran kecil, dengan rata-rata beranggotakan empat orang. Pendidikan ayah maupun ibu termasuk baik dengan lama pendidikan rata-rata tiga belas tahun. Kedua orangtua berada pada kategori usia dewasa akhir dimana menurut Hurlock (1999) sedang mencapai puncak karir. Pemenuhan tugas perkembangan keluarga pada penelitian ini dilihat dari persepsi remaja terkait tugas-tugas perkembangan keluarga yang dilaksanakan oleh ayah dan ibu. Berdasarkan Duvall (1971), aspek yang diukur terkait tugas umum perkembangan keluarga, tugas terkait peran sebagai orang tua, tugas terkait peran suami-istri, tugas terkait peran pengelola rumah tangga dan tugas orang tua sebagai individu dewasa. Hasil uji beda menunjukkan tidak terdapat perbedaan signifikan pemenuhan tugas perkembangan keluarga pada laki-laki maupun perempuan. Rata-rata sebagian besar tugas perkembangan keluarga telah dipenuhi contoh. Hampir keseluruhan keluarga berada pada kategori tinggi dalam memenuhi tugas perkembangan keluarga. Tugas yang terkait perkembangan umum keluarga pada tahap keluarga dengan anak remaja seperti penyediaan kebutuhan, penyesuaian finansial, pembagian
tanggung
jawab
dalam
keluarga,
memperbaiki
hubungan
perkawinan, memperbaiki hubungan dengan kerabat, mempererat jarak dan komunikasi
keluarga,
membuka
cakrawala
remaja
dan
orangtua
dan
merumuskan filsafat hidup telah dicapai contoh dengan baik. Begitu pula tugas perkembangan keluarga terkait peran sebagai orangtua,suami-istri, pengelola rumah tangga dan tugas perkembangan orangtua sebagai individu dewasa telah dicapai contoh dengan baik. Aspek tugas perkembangan keluarga terendah dicapai contoh yakni tugas terkait peran orangtua sebagai individu dewasa yang ditunjukkan dengan kurang dari separuh orangtua pada kedua keluarga memiliki rutinitas olahraga, mengembangkan potensi diri dan terlibat dalam kegiatan organisasi di masyarakat. Hasil yang menarik dalam pemenuhan tugas perkembangan keluarga adalah bahwa peran ayah lebih banyak dalam hal membuka
cakrawala
remaja,
sementara
pengembangan filsafat hidup bagi remaja.
ibu
lebih
berperan
dalam
65
Penelitian ini menunjukkan, remaja baik laki-laki maupun perempuan telah mencapai tugas perkembangan remaja rata-rata dua pertiga bagian dari yang seharusnya. Ketujuh aspek tugas perkembangan remaja yang terdiri atas penerimaan perubahan tubuh dan menggunakannya dengan efektif, kepuasan dan penerimaan peran sosial, mempelajari hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya, mencapai kemandirian emosi dari orang dewasa, mempersiapkan pekerjaan untuk kemandirian ekonomi,pengembangan keterampilan intelektual dan kepekaan sosial, dan pengembangan filsafat hidup masing-masing telah dicapai remaja rata-rata lebih dari tiga perempat bagian. Lebih dari separuh remaja memiliki pencapaian tugas perkembangan remaja pada kategori tinggi dan tidak ada satupun berada pada kategori rendah. .Aspek tugas perkembangan remaja yang lebih rendah dipenuhi perempuan dibandingkan laki-laki adalah tugas terkait perubahan biologis, kemandirian emosi dan kesiapan kemandirian ekonomi. hal ini dapat disebabkan remaja perempuan memiliki pencitraan tubuh yang negatif dibandingkan laki-laki (Santrock, 2003). Hal yang dapat menjadi penyebab pencapaian tugas
laki-laki memiliki
perkembangan terkait kemandirian emosi dan kesiapan
ekonomi lebih tinggi dibandingkan perempuan adalah pandangan mengenai peran laki-laki dewasa sebagai pencari nafkah, lebih kuat dan lebih mandiri dibandingkan laki-laki. Keterampilan intelektual dan Kepekaan sosial pada perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki,Menurut Goleman (2007) perempuan memiliki rasa empati dan kepedulian yang lebih baik dibandingkan laki-laki. Namun, hasil uji beda menunjukkan tidak ada perbedaan pencapaian tugas perkembangan remaja antara laki-laki dan perempuan. Hal ini berarti pencapaian tugas perkembangan remaja tidak ada hubungannya dengan jenis kelamin, melainkan dapat di dukung oleh faktor lain seperti terdapatnya kesempatan dan bimbingan. Didukung oleh pendapat Hurlock (1999), bahwa faktor yang dapat mendukung penguasaan tugas perkembangan diantaranya adalah tingkat perkembangan yang normal atau yang diakselerasikan, kesempatan dan bimbingan untuk mempelajari tugas perkembangan, motivasi, kesehatan yang baik dan tidak ada cacat tubuh, tingkat kecerdasan yang tinggi serta kreativitas. Hasil analilis korelasi menunjukkan tidak terdapat hubungan signifikan antara variabel-variabel karakteristik keluarga dengan pemenuhan tugas perkembangan keluarga dengan anak remaja. Ditemukan bahwa lama
66
pendidikan ibu memiliki hubungan positif nyata dengan
pemenuhan tugas
perkembangan keluarga terkait peran orangtua sebagai individu dewasa. Menurut pengamatan, ibu yang berpendidikan lebih tinggi akan memiliki pandangan lebih luas dan kepedulian terhadap diri sendiri juga perawatan diri suami dan anggota keluarga dengan lebih baik. Hasil uji hubungan tidak menunjukkan adanya hubungan antara pendapatan keluarga mapun pendidikan orangtua dengan pencapaian tugas perkembangan remaja. Ditemukan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan ibu akan meningkatkan pencapaian tugas perkembangan remaja terkait penerimaan perubahan biologis dan penggunaan tubuh dengan efektif. Diamati, bahwa pendidikan ibu yang semakin tinggi akan meningkatkan cara pandang dan perhatian ibu terhadap perubahan yang terjadi pada remaja, sehingga remaja akan semakin baik dalam menyesuaikan perubahan kondisi fisiknya. Usia ayah yang semakin tua dan semakin tinggi pendidikan ayah akan semakin menurunkan pencapaian tugas remaja terkait mempersiapkan kemandirian ekonominya. Hal ini diduga, ayah yang semakin tua dan memiliki pendidikan lebih baik maka memiliki pendapatan yang lebih baik pula, sehingga kurang memperhatikan remaja untuk mempersiapkan kemandirian ekonominya. Ibu yang tidak bekerja memiliki waktu yang lebih banyak untuk memperhatikan perkembangan remaja. Walaupun proporsi ibu yang tidak bekerja mencapai separuhnya, namun tidak ada hubungan nyata status pekerjaan ibu dengan pencapaian tugas perkembangan remaja. Mendukung pendapat Hurlock, Ali dan Asrori (2010) menyebutkan bahwa tugas perkembangan fase remaja ini berkaitan dengan perkembangan kognitifnya, yaitu fase operasional formal. Akan tetapi, perkembangan kognitif yang diukur dari rata-rata nilai akademik remaja tidak memiliki hubungan positif signifikan dengan pencapaian tugas perkembangan remaja secara keseluruhan. Nilai akademik memiliki hubungan positif sangat signifikan dengan tugas terkait aspek kesiapan pekerjaan untuk kemandirian ekonomi. Semakin tinggi rata-rata nilai akademik remaja akan semakin meningkatkan pencapaian remaja dalam mempersiapkan pekerjaan untuk kemandirian ekonominya. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa semakin banyak remaja mengikuti kegiatan ekstrakulikuler dan semakin banyak prestasi yang diraih remaja akan meningkatkan mempersiapkan
pencapaian
tugas
perkembangan
pekerjaan
untuk
kemandirian
remaja
terkait
ekonominya.
aspek
Mendukung
67
pandangan Erikson dalam Santrock (2003) remaja yang memiliki perkembangan normal mencari identitas dirinya dengan mencoba berbagai peran dalam masyarakat, termasuk mengembangkan minat dan bakatnya. Penelitian ini menemukan hubungan yang positif nyata antara tugas perkembangan keluarga yang dipenuhi orang tua dengan tugas perkembangan remaja. Sesuai dengan hipotesis awal bahwa pemenuhan tugas perkembangan keluarga memiliki hubungan positif nyata dengan tugas perkembangan remaja. Sehingga semakin tingginya tugas perkembangan yang dipenuhi keluarga, maka semakin tinggi pula pencapaian tugas perkembangan remaja. Setiap dimensi tugas perkembangan keluarga memiliki hubungan yang positif sangat signifikan dengan tugas perkembangan remaja. Menurut Santrock (2003) remaja dihadapkan dengan banyak peran baru dan status dewasa baik pekerjaan maupun asmara sehingga orang tua seharusnya memberikan kesempatan pada remaja untuk mengeksplorasi peran yang berbeda agar dapat menemukan suatu cara yang sehat dan positif untuk diikuti dalam hidupnya. Berdasarkan analisis, uji pengaruh ditemukan bahwa pemenuhan tugas perkembangan keluarga terutama tugas terkait peran sebagai ayah ibu memiliki pengaruh nyata terhadap pencapaian tugas perkembangan remaja. Mendukung pula pendapat Duvall (1971) bahwa pada dasarnya, tugas perkembangan keluarga merupakan kesatuan yang utuh dari perkembangan individu-individu dalam
keluarga.
Ketika
keluarga
telah
berhasil
memenuhi
tugas
perkembangannya pada tahap ini, maka akan memberikan peluang keberhasilan lebih besar bagi individu remaja memenuhi tugas perkembangannya sendiri. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam beberapa hal yakni, pengembilan contoh penelitian hanya pada satu sekolah menengan atas, sehingga karakteristik sosial ekonomi contoh lebih homogen. Selanjutnya, keterbatasan terletak pada proses pengambilan data, dimana data primer diperoleh
dengan
self-report
dari
remaja
mengenai
pemenuhan
tugas
perkembangan keluarga dan tugas perkembangan remaja, sehingga peluang terjadinya bias persepsi remaja mengenai tugas perkembangan keluarga cukup besar. Alat ukur dalam bentuk pertanyaan yang diajukan masih memiliki jawaban yang
tidak
bervariasi,
sehingga kesensitivan dalam mendesain
pertanyaan perlu diperbaiki.
bentuk