32 madu secara berkala, peningkatan pengamanan habitat, pengayaan habitat dan pembinaan habitat di lokasi bekas perambahan. Kegiatan pembinaan habitat dimaksudkan agar habitat memiliki faktor lingkungan yang dapat mendukung keberadaan dan produktivitas pohon pakan beruang madu, terutama peningkatan pH tanah untuk menurunkan tingkat keasaman tanah gambut. Selain itu, kegiatan pengayaan habitat juga perlu memperhatikan faktor ketebalan gambut dikarenakan hanya jenis Knema cinerea, Ilex cymosa dan Palaquium burckii saja yang banyak ditemukan pada gambut yang tebal.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman D. 2006. Biologi Kelompok Pertanian dan Kesehatan. Bandung (ID): Grafindo Media Pratama. Adimihardja A, Subagyono K, Al-Jabri M. 2006. Konservasi dan Rehabilitasi Lahan Rawa. Di dalam: Suriadikarta DA, Kurnia U, Mamat HS, Hartatik W, Setyorini D, editor. Karakteristik dan Pengelolaan Lahan Rawa. Bogor (ID): Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian hlm 229-274. Alikodra HS. 2002. Pengelolaan Satwaliar. Jilid 1. Bogor (ID): Yayasan Penerbit Fakultas Kehutanan IPB. Andriesse JP. 2003. Ekologi dan Pengelolaan Tanah Gambut Tropika. Wibowo C, Istomo, penerjemah. Bogor (ID): Fakultas Kehutanan IPB. Terjemahan dari: Nature and Management of Tropical Peat Soils. Astuti D. 2006. Konsumsi dan Kecernaan Pakan pada Beruang Madu (Helarctos malayanus) di Taman Margasatwa Ragunan Jakarta [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Augeri DM. 2005. On the Biogeographic Ecology of the Malayan Sun Bear [dissertation]. Cambridge (GB): University of Cambridge. Berg CC, Corner EJH. 2005. Moraceae (Ficus). Flora Malesiana 17: 1-730. Bernard HCM. 2009. Orangutan Behavioural Ecology in the Sabangau PeatSwamp Forest, Borneo [dissertation]. Cambridge (GB): University of Cambridge. Broto W. 2003. Teknologi Penanganan Pascapanen Buah untuk Pasar. Jakarta (ID): Agromedia Pustaka. Chong KY, Tan HTW, Corlett RT. 2009. A Checklist of the Total Vascular Plant Flora of Singapore: Native, Naturalised and Cultivated Species. Singapore (SG): Raffles Museum of Biodiversity Research, National University of Singapore 273 pp. Danu, Bogidarmanti R. 2012. Pohon Terentang Sebagai Bahan Baku Alternatif Pulp. Tekno Hutan Tanaman 5: 29-35. Dwijoseputro D. 1980. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta (ID): Gramedia. Endah J, Abidin Z. 2002. Membuat Tanaman Buah Kombinasi. Jakarta (ID): AgroMedia Pustaka.
33 Fitter AH, Hay RKM. 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Andani S, Purbayanti ED, penerjemah; Srigandono B, editor. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Press. Terjemahan dari: Environmental Physiology of Plants. Fredriksson GM. 2005. Human Sun Bear Conflicts in East Kalimantan, Indonesian Borneo. Ursus 16: 130-137. Fredriksson GM, Wich SA, Trisno. 2006a. Frugivory in Sun Bears (Helarctos malayanus) is Linked to El Nino Related Fluctuations in Fruiting Phenology, East Kalimantan, Indonesia. Biological Journal of the Linnean Society 89: 489-508. Fredriksson GM, Danielsen LS, Swenson JE. 2006b. Impacts of El Nino Related Drought and Forest Fires on Sun Bear Fruit Resources in Lowland Dipterocarp Forest of East Borneo. Biodiversity and Conservation 15: 12711301. Fredriksson GM. 2012. Effects of El Nino and Large-Scale Forest Fires on The Ecology and Conservation of Malayan Sun Bears (Helarctos malayanus) in East Kalimantan, Indonesian Borneo [dissertation]. Amsterdam (NL): University of Amsterdam. Gavin DG, Peart DR. 1997. Spatial Structure and Regeneration of Tetramerista glabra in Peat Swamp Rain Forest in Indonesian Borneo. Plant Ecology 131: 223-231. Hakim A. 2011. Keanekaragaman Metabolit Sekunder Genus Artocarpus (Moraceae). Bioteknologi 8: 86-98. Hardjowigeno S. 1995. Ilmu Tanah. Jakarta (ID): Akademika Pressindo. Hadrjowigeno S. 1996. Pengembangan Lahan Gambut Untuk Pertanian Suatu Peluang dan Tantangan. Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap Ilmu Tanah. Bogor (ID): Insititut Pertanian Bogor. 22 Juni 1996. Harris LD. 1984. The Fragmented Forest: Island Biogeography Theory and The Preservation of Biotic Diversity. Chicago (US): University of Chicago Press. Irwan ZD. 2010. Prinsip-Prinsip Ekologi, Ekosistem, Lingkungan dan Pelestariannya. Jakarta (ID): PT. Bumi Aksara. Istomo. 2002. Kandungan Fosfor dan Kalsium serta Penyebarannya pada Tanah dan Tumbuhan Hutan Rawa Gambut (Studi Kasus di Wilayah Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan Bagan, Kabupaten Rokan Hilir, Riau) [disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Kartono AP. 2000. Teknik Inventarisasi Satwaliar dan Habitatnya. Bogor (ID): Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan IPB. Kitchener AC, Asa CS. 2010. Bears and Canids. International Zoo Yearbook 44: 7-15. Kochummen KM. 1989. Anacardiaceae. Di dalam: Ng FSP dan Phil D, editor. Tree Flora of Malaya a Manual for Foresters. Volume Four. Selangor [MY]: Longman Malaysia. Kramer PJ, Kozlowski TT. 1979. Physiology of Woody Plants. Florida (US): Academic Press, Inc. Krebs CJ. 1989. Ecological Methodology. New York (US): Harper & Row Publisher. Kusmana C, Istomo. 1995. Ekologi Umum. Bogor (ID): Laboratorium Ekologi Hutan Fakultas Kehutanan IPB.
34 Lakitan B. 2008. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta (ID): Rajagrafindo Persada. Lambert FR, Marshall AG. 1991. Keystone Characteristics of Bird-Dispersed Ficus in a Malaysian Lowland Rain Forest. Journal of Ecology 79: 793-809. Latifah S. 2005. Inventory and Quality Assessment of tropical Rainforests in the Lore Lindu National Park, Sulawesi, Indonesia. Gottingen [DE]: Cuvillier Verlag. Lekagul B, McNeely JA. 1977. Mammals of Thailand. Thailand (TH): Association for the Conservation of Wildlife. Leighton M, Leighton DR. 1983. Vertebrate Responses to Fruiting Seasonality Within a Bornean Rain Forest. Di dalam : Sutton SL, Whitmore C, Chadwick AC, editor. Tropical Rain Forest: Ecology and Management. Oxford (GB): Blackwell hlm 181–196. Linatoc AC. 1999. Ecology and Taxonomy of Mangifera sp. (Anacardiaceae) in the 50 Ha Plot of Pasoh Forest Reserve, Negeri Sembilan, Peninsular Malaysia [thesis]. Selangor (MY): University Putra Malaysia. Litz RE. 2009. The Mango: Botany, Production and Uses. 2nd Edition. Oxfordshire (GB): CABI. Ludwig JA, Reynolds JF. 1988. Statistical Ecology: A Primer on Methods and Computing. New York (US): Wiley. Mangoendidjojo W. 2003. Dasar-Dasar Pemuliaan Tanaman. Yogyakarta (ID): Kanisius. Maryanto I, Achmadi AS, Sinaga MH. 2007. Nama Daerah Mamalia di Indonesia. Jakarta (ID): LIPI Press. Maryanto I, Achmadi AS, Kartono AP. 2008. Mamalia Dilindungi Perundangundangan Indonesia. Jakarta (ID): LIPI Press. Medway L. 1978. The Wild Mammals of Malaya (Peninsular Malaysia) and Singapore. Second Edition. Kuala Lumpur (MY): Oxford University Press. Meijaard E, Sheil D, Nasi R, Augeri D, Rosenbaum B, Iskandar D, Setyawati T, Lammertink M, Rachmatika I, Wong A, Soehartono T, Stanley S, Gunawan T, O’Brien T. 2006. Hutan Pasca Pemanenan, Melindungi Satwaliar dalam Kegiatan Hutan Produksi di Kalimantan. Bogor (ID): CIFOR. Meryandini A, Widosari W, Maranatha B, Sunarti TC, Rachmania N, Satria H. 2009. Isolasi Bakteri Selulolitik dan Karakterisasi Enzimnya. Makara 13: 3338. Mirmanto E, Muhidin A, Yosman. 2003. Penelitian Pendahuluan Tentang Pola Percabangan dan Perakaran Hutan Rawa Gambut di Sebangau, Kalimantan Tengah. Bogor (ID): Pusat Penelitian Biologi LIPI. Noor M. 2001. Pertanian Lahan Gambut, Potensi dan Kendala. Yogyakarta (ID): Kanisius. Parnata AS. 2010. Meningkatkan Hasil Panen dengan Pupuk Organik. Jakarta (ID): AgroMedia Pustaka. Payne J, Francis CM, Phillipps K, Kartikasari SN. 2000. Panduan Lapangan Mamalia di Kalimantan, Sabah, Sarawak & Brunei Darussalam. Jakarta (ID): Prima Centra. Poole RW. 1974. An Introduction to Quantitative Ecology. New York (US): McGraw-Hill.
35 Rahayu S. 2005. SPSS Versi 12.00 dalam Riset Pemasaran. Bandung (ID): Alfabeta. Rasnovi S. 2006. Ekologi Regenerasi Tumbuhan Berkayu pada Sistem Agroforest Karet [disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Reksohadiprodjo S. 1988. Pakan Ternak Gembala. Yogyakarta (ID): BPFE. Rinsema WT. 1993. Pupuk dan Pemupukan. Jakarta (ID): Bhatara Karya Aksara. Rosmarkam A, Yuwono NW. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Yogyakarta (ID): Kanisius. Rugayah R. 2004. Pengumpulan Data Taksonomi. Di dalam Rugayah R, Widjawa EA, dan Praptiwi. Pedoman Penumpulan Data Keanekaragaman Flora. Jakarta (ID): Pusat Penelitian Biologi LIPI. Sarwono J. 2006. SPSS 14 Panduan Cepat dan Mudah. Yogyakarta (ID): Penerbit Andi. Sastrapradja S, Adisoemarto S, Boeadi, Munaf HB, Pranowo. 1982. Beberapa Jenis Mamalia. Bogor (ID): Lembaga Biologi Nasional-LIPI. Schwarzenberger F, Fredriksson G, Schaller K, Kolter L. 2004. Fecal steroid analysis for monitoring reproduction in the sun bear (Helarctos malayanus). Theriogenology 62: 1677-1692. Servheen C. 1998. Sun Bear Conservation Action Plan. Di dalam: Servheen C, Herrero S dan Peyton B, editor. Status Survey and Conservation Action Plan Bears. Newbury (GB): The Nature Conservation Bureau hlm 219-224. Shanahan MJ. 2000. Ficus Seed Dispersal Guilds: Ecology, Evolution and Conservation Implications [dissertation]. Leeds (GB): University of Leeds. Smith RL. 1977. Element of Ecology and Field Biology. New York (US): Harper and Row. Soerianegara I, Indrawan A. 2005. Ekologi Hutan Indonesia. Bogor (ID): Laboratorium Ekologi Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Sudomo A. 2007. Pengaruh Jumlah Mata Tunas Terhadap Kemampuan Hidup dan Pertumbuhan Setek Empat Jenis hibrid Murbei. Jurnal Pemulaiaan Tanaman Hutan 1: 1-8. Sunarjono H. 2008. Berkebun 21 Jenis Tanaman Buah. Cetakan 6. Bogor (ID): Swadaya. Timm NH. 2002. Applied Multivariate Analysis. New York (US): Springer-Verlag. [TIIP] Tropenbos International Indonesia Programme. 2010a. Buku I Data dan Informasi Dasar Penilaian Menyeluruh Nilai Konservasi Tinggi Semenanjung Kampar. Bogor (ID). Tidak dipublikasikan. [TIIP] Tropenbos Internasional Indonesia Programme. 2010b. Buku III: Penilaian Menyeluruh Nilai Konservasi Tinggi PT. RAPP Ring Semenanjung Kampar. Tidak Dipublikasikan. Triono T, Mansur M, Waluyo EB, Sidiyasa K, Yafid B, Kalima T, Marfuah, Ismail, Arifin Z, Anggana. 2010. Evaluasi Kelimpahan Jenis, Populasi, Habitat dan Status Regenerasi Beberapa Jenis Gonystylus Terpilih (Non Gonystylus bancanus). Bogor (ID): Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam, Badan Litbang Kehutanan. Wahyudi T, Panggabean TR, Pujiyanto. 2006. Panduan Lengkap Kakao, Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir. Depok (ID): Swadaya.
36 Wee YC, Tsang KC, Chan M, Chan YM, Ng A. 2008. Oriental Pied Hornbill: Two Recent Failed Nesting Attempts on Mainland Singapore. BirdingASIA 9: 72-77. Winangun YW. 2005. Membangun Karakter Petani Organik Sukses dalam Era Globalisasi. Yogyakarta (ID): Kanisius. Winarso S. 2005. Kesuburan Tanah Dasar Kesehatan dan Kualitas Tanah. Yogyakarta (ID): Gava Media. Wong ST. 2002. The Ecology of Malayan Sun Bears (Helarctos malayanus) in the Lowland Tropical Rainforest of Sabah, Malaysian Borneo [thesis]. Montana (US): University of Montana. Wong ST, Servheen CW, Ambu L. 2002. Food Habits of Malayan Sun Bears in Lowland Tropical Forest of Borneo. Ursus 13: 127-136. Wong ST, Servheen CW, Ambu L. 2004. Home range, movement and activity patterns, and bedding sites of Malayan sun bears Helarctos malayanus in the Rainforest of Borneo. Biological conservation 119 (2): 169-181. Wong ST. 2013. Special Moments with Wan-Wan and Mamatai in the BSBCC Forest Enclosure Part I. http://sunbears.wildlifedirect.org/category/mamatai2/ [diakses 29 Agustus 2013]. Yasuma S, Alikodra HS. 1990. Mammals of Bukit Soeharto Protection Forest. Samarinda (ID): PUSREHUT Universitas Mulawarman.