FINAL REPORT
IDENTIFIKASI PEDAGANG KAKI LIMA DI JALAN PANCASILA DAN SEKITARNYA
LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL 2007
1
HALAMAN PENGESAHAN 1. Judul
: IDENTIFIKASI PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) JALAN PANCASILA DAN SEKITARNYA DI KOTA TEGAL
2. Personalia : Penanggung jawab : Ka. Lemlit Universitas Pancasakti Tegal. Kepala Proyek Nama lengkap
: Soesi Idayanti, S.H., M.H.
Pangkat / Gol
: Penata Muda Tk I/IIIC.
Fakultas
: Hukum.
Universitas
: Pancasakti Tegal.
Tim Peneliti
:
No.
Nama
Bidang Keahlian
1
Soesi Idayanti, S.H., M.H.
Hukum (Tim Leader)
2
Gunistiyo, S.E.,M.Si.
Ekonomi
3
Drs. Sono Prabowo, M.Si.
Sosial dan Budaya
Lokasi Kegiatan
: Jalan Pancasila Kota Tegal dan Sekitarnya
Waktu Penelitian
: 3 ( tiga bulan ).
Biaya penelitian
: Rp. 35.786.500,-
Sumber biaya
: APBD Kota Tegal. Tegal, 19 Desember 2007
Mengetahui, Ka.Lemlit UPS Tegal,
Ketua Tim,
Siswanto, S.H., M.H.
Soesi Idayanti, S.H., M.H.
2
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk: mengidentifikasi potensi pengembangan sentra bisnis saat ini yang dapat dikembangkan sebagai daya tarik peningkatan pendapatan masyarakat dengan melokalisir PKL, tempat parkir yang lebih tertata, teratur, tertib dan manusiawi; dan mengetahui peluang dan hambatan apa saja yang dihadapi dalam mengembangkan potensi tersebut dalam berbagai sektor. Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif yang menggunakan metode pendekatan kualitatif, yaitu melalui survey pada obyek penelitian Pedagang Kaki Lima yang berlokasi di jalan Pancasila dan masyarakat Tegal. Metode yang digunakan adalah survey dan pengamatan (observasi) di lpangan. Survey lapangan dan observasi dilakukan untuk memperoleh data potensi yang ada dan kondisi eksisting kawasan Jalan Pancasila Kota Tegal. Analisis data dilakukan dengan menggunakan: pengukuran variabel, uji validitas; Uji Reliabilitas (keandalan); dan Index value (nilai indeks) Hasil identifikasi adalah bahwa untuk kajian ekonomi terdapat dualisme sikap PKL, baik di lokasi alun-alun yang akan dipindah maupun PKL di kawasan Jl. Pancasila yang akan menerima PKL pindahan. Dualisme terwujud dalam bentuk sikap mereka yang menyatakan mendukung adanya kebijakan pembentukan sentra PKL di kawasan Jl. Pancasila, akan tetapi PKL yang berada di alun-alun tidak bersedia direlokasi atau dipindah, mengingat lokasi yang ada saat ini sudah strategis dan ramai. Hal yang sama juga dialami oleh PKL di kawasan Jl. Pancasila, yaitu mereka juga mendukung kebijakan pembentukan sentra PKL di kawasan Jl. Pancasila, namun mereka menilai bahwa penggabungan ini akan mengakibatkan merosotnya omset, karena persaingan akan semakin tajam. Kedua kelompok PKL juga menyatakan bahwa lokasi yang saat ini sudah sangat baik, dan berharap sarana prasarananya dapat ditingkatkan dan bukan dipindah atau menerima pindahan. Keberadaan kedua lokasi PKL yang ada saat ini baik di kawasan alun-alun maupun di Jl. Pancasila diakui oleh konsumen sudah dinilai strategis. Nilai strategis ini dikarenakan posisi lokasi di pusat kota, sehingga mudah diakses. Berkaitan dengan rencana penggabungan, konsumen menilai penggabungan dua kawasan PKL akan lebih menyulitkan konsumen dalam mengidentifikaasi barang ayang akan dibeli, karena akan lebih semrawut, berbeda dengan kondisi sebelumnya. Untuk aspek sosial, adanya ketakutan rusaknya hubungan baik antara PKL dengan konsumen kelak bila terjadi penggabungan, sehingga tidak sesolid sebelum di gabung. Sementara itu penataan lingkungan agar lebih tertata dengan baik, ketika sebelum digabung maupun ketika digabung harus mengikutsertakan PKL sebagai subyek penataan lingkungan. Dijadikannya Jl. Pancasila sebagai kawasan sentra PKL Kota Tegal, ternyata direspon baik oleh warga sekitar. Mereka mendukung kebijakan penggabungan PKL dalam satu kawasan sehingga akan lebih tertata dengan baik. Keberadaan PKL di Jl. Pancasila sebelum dan kelak bila digabung tidak menganggu sistem kehidupan masyarakat skeitar, baik dari segi keamanan, lingkungan dan lainnya.
3
KATA PENGANTAR
LAPORAN AKHIR Kegiatan Koordinasi Perencanaan Penanganan Pusatpusat Pertumbuhan Ekonomi pekerjaan Identifikasi PKL di Jalan Pancasila dan Sekitarnya ini merupakan landasan ilmiah (langkah awal) dalam perencanaan pengembangan Kawasan Jalan Pancasila sebagai Sentra bisnis di Kota Tegal. Laporan ini dibuat berdasarkan Surat Perintah Kerja (SPK) Nomor 08.PI/SPK-PKL/XI/2007 tanggal 15 Nopember 2007 yang ditandatangani oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Tegal dengan Kepala Lembaga Penelitian dan Pengembangan Universitas Pancasakti Tegal (Litbang UPS) mengenai pekerjaan: “Identifikasi PKL di Jalan Pancasila dan Sekitarnya”. Dalam laporan ini diuraikan pengembangan identitas PKL di Kawasan Jalan Pancasila dan sekitarnya serta beberapa masukan kelayakan pengembangan ditinjau dari kelayakan secara sosial – ekonomi dan teknis (transportasi) serta alternatifalternatif pengembangannya. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada berbagai pihak yang telah membantu pekerjaan ini hingga selesai dengan baik dan Pemerintah serta masyarakat Kota Tegal yang telah memberikan kepercayaannya dan dukungan serta beberapa masukan-masukan yang sangat berharga. Mudah-mudahan laporan ini bermanfaat bagi pengambil kebijakan. Tegal, 10 Desember 2007 Tim Leader,
Soesi Idayanti, S.H., M.H.
4
DAFTAR ISI Halaman KATAPENGANTAR .............................................................................................
ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................
iii
DAFTAR TABEL ...................................................................................................
v
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................
vi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................
1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................
1
1.2 Perumusan Masalah ..........................................................................................
7
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian .........................................................................
8
1.4 Sasaran Kegiatan................................................................................................
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................
10
BAB III PENDEKATAN DAN METODOLOGI ..................................................
21
3.1 Kerangka Pendekatan.........................................................................................
21
3.2 Lokasi Penelitian................................................................................................
23
3.3 Metode Penelitian ..............................................................................................
23
3.4 Populasi dan Sampel ..........................................................................................
24
3.5 Metode Pengumpulan Data................................................................................
25
3.6 Metode Analisis .................................................................................................
25
BAB IV ANALISIS DATA ....................................................................................
31
4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas .............................................................................
31
4.2 Kondisi Eksisting ...............................................................................................
37
5
4.3 Identitas Responden ...........................................................................................
41
4.4 Pembahasan........................................................................................................
50
4.5 Rencana Pengembangan ....................................................................................
64
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ..................................................
72
5.1 Kesimpulan .......................................................................................................
72
5.2 Rekomendasi .....................................................................................................
73
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................
75
LAMPIRAN-LAMPIRAN .......................................................................................
77
6
DAFTAR TABEL No.
Halaman
1. Pengujian validitas dan reliabilitas item persepsi pedagang yang akan menempati sentra bisnis ...............................................................................
32
2. Pengujian validitas dan reliabilitas item persepsi pedagang yang menerima PKL pindahan ..............................................................................................
33
3. 4. 5.
Pengujian validitas dan reliabilitas item persepsi konsumen di lokasi yang akan dipindahkan .........................................................................................
35
Pengujian validitas dan reliabilitas item persepsi konsumen di lokasi yang akan menerima PKL pindahan.....................................................................
36
Pengujian validitas dan reliabilitas item persepsi masyarakat di sekitar kawasan Jl. Pancasila ..................................................................................
37
6. Jumlah responden dibedakan menurut jenis kelamin pada kelompok I dan II
41
7. Jumlah responden dibedakan menurut jenis kelamin pada kelompok III – V
42
8. Jumlah responden dibedakan menurut pendidikan pada kelompok I dan II
43
9. Jumlah responden dibedakan menurut pendidikan pada kelompok III – V
43
10. Jumlah responden dibedakan menurut jenis usaha pada kelompok I dan II
44
11. Jumlah responden dibedakan menurut lama usaha pada kelompok I dan II
45
12. Jumlah responden dibedakan menurut pendapatan pada kelompok I dan II
46
13. Jumlah responden dibedakan menurut pekerjaan pada kelompok III – V ..
47
14. Jumlah responden dibedakan menurut intensitas mengunjungi lokasi PKL pada kelompok III – V ................................................................................
49
15. Jumlah responden dibedakan menurut pengeluaran belanja pada kelompok III – V...........................................................................................................
50
7
DAFTAR GAMBAR
No.
Halaman
3 – 1 Bagan Alir Kegiatan..................................................................................
22
4 – 1 Kondisi Eksisting Kawasan Jalan Pancasila .............................................
40
4 – 2 Alternatif Pengembangan 1.......................................................................
67
4 – 3 Alternatif Pengembangan 2.......................................................................
68
4 – 4 Alternatif Pengembangan 3.......................................................................
69
4 – 5 Alternatif Pengembangan 4.......................................................................
70
4 – 6 Layout Penataan Citywalk Kawasan Jalan Pancasila................................
71
8
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, selalu melakukan pembangunan di segala bidang termasuk bidang fisik untuk peningkatan sarana dan prasarana yang ada pada saat ini. Bidang-bidang lain yang masih sangat memerlukan peningkatan diantaranya adalah transpotasi dan peningkatan pembangunan ekonomi. Semua kegiatan pembangunan tersebut merupakan aktivitas manusia yang ditujukan untuk peningkatan kesejahteraan manusia. Pembangunan Nasional yang berlangsung saat ini memasuki era baru yaitu demokrasi, otonomi daerah serta globalisasi. Hal tersebut memberi konsekuensi terhadap perkembangan wilayah perkotaan yang ada pada tiap-tiap daerah terutama pada ruang perkotaan yang tercipta sangat beragam. Pengembangan suatu wilayah perkotaan
mengindikasikan bahwa kawasan perkotaan merupakan konsentrasi
pemukiman dengan segala kebutuhan penunjangnya bagi pembangunan sumber daya manusia dan kualitas kehidupan. Penataan ruang dengan penerapannya yang berupa penetapan kebijakan umum, penyusunan dan pelaksanaan program penbangunan sarana dan kinerja element-element kota merupakan kegiatan pembangunan kota yang kompleks dan komprehensif. Proses pembangunan wilayah perkotaan yang sangat beragam ini memerlukan kemampuan penanganan yang sangat kontekstual.
9
Kebijakan desentralisasi seperti tertuang dalam Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, tidak dapat direalisasikan apabila kemampuan sumber daya manusia tidak disiapkan. Sebagaimana diamanatkan dalam Garis Garis Besar Haluan Negara (GBHN), pendayagunaan sumber daya alam sebagaimana pokok-pokok kemakmuran rakyat harus dilakukan secara terencana, rasional, optimal, bertanggungjawab dan sesuai dengan kemampuan daya dukungnya dengan mengutamakan
sebesar-besarnya
kemakmuran
kelestarian dan keseimbangan lingkungan
rakyat
serta
memperhatikan
hidup bagi pembangunan
yang
berkelanjutan. Akselerasi pembangunan daerah perkotaan akan berakibat pada peningkatan kebutuhan akan sandang, pangan, papan, beserta prasarana dan sarana penunjangnya yang selanjutnya berdampak pada peningkatan kebutuhan investasi. Disamping itu investasi diperlukan umtuk mempertahankan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan agar tetap dapat bersaing dalam pasar global. Sebagai bagian integral dari pembangunan nasional, tujuan pembangunan Kota Tegal tidak terlepas dari tujuan pembangunan nasional itu sendiri yang ingin mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur, merata baik spirituil maupun materiil berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk itu upaya pelaksanaan pembangunan daerah senantiasa didasarkan pada otonomi yang semakin nyata, dinamis, serasi dan bertanggung jawab dalam rangka untuk lebih meningkatkan aspek pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya.
10
Dalam
kerangka
desentralisasi
pemerintahan
yang
sekarang
perlu
diupayakan pembangunan prasarana dan sarana perkotaan secara terus menerus , guna memelihara prasarana dan sarana yang telah dibangun dan mengejar ketinggalan maupun kekurangan, serta memenuhi kebutuhan yang meningkat karena pertambahan penduduk dan kegiatan ekonomi perkotaan. Kota Tegal adalah salah satu kota yang tanggap dalam memacu peningkatan kegiatan pembangunan kota. Kalau selama ini banyak kalangan yang mengenal Kota Tegal hanya karena stereotip yang melekat dari dialek masyarakatnya, Tegal juga diidentikkan masyarakatnya yang banyak mengadu nasib di kota-kota besar dengan membuka warung makan “Warteg”. Hal ini memang tidak salah, tetapi sebenarnya potensi kota Tegal tersebut sangat besar. Krisis moneter yang mulai terjadi sejak pertengahan tahun 1997 yang lalu pada masyarakat Kota Tegal
dampaknya terhadap berbagai aspek kehidupan di
dalam masyarakat masih terasa hingga sekarang, seperti dampak sosial, dampak politik, dampak terhadap hukum, dampak budaya serta yang sangat terasa adalah dampak ekonomi dan lainnya. Fenomena bangsa yang kian menjadikan resah bagi masyarakat tersebut berkembang menjadi krisis multidimensi. Beberapa indikasi yang bisa dilihat dari adanya krisis ini dan dampak lanjutan yang dirasakan adalah tidak adanya penyerapan tenaga kerja bahkan menyebabkan terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja ( PHK ), hal ini tentu saja akan berakibat pada rendahnya tingkat pendapatan masyarakat di satu sisi.
11
Pembangunan kota Tegal dapat dijabarkan sebagai suatu upaya sadar dari manusia untuk meningkatkan kesejahteraan umat manusia, dimana manusia tersebut selalu bertambah jumlahnya, dan juga selalu bertambah keinginannya, jadi pembangunan secara umum sangat diharapkan nantinya akan dapat meningkatkan kesejahteraan umat manusia yang semakin bertambah jumlah dan keinginannya. Fenomena ini disatu pihak sangat menggembirakan karena merupakan peluang untuk terus meningkatkan kegiatannya dibidang ekonomi, namun disisi lain tentunya juga harus tanggap terhadap dampak yang akan ditimbulkannya. Proses perkembangan pembangunan Kota Tegal didukung berbagai infrastruktur yang ada. Permasalahan utama dalam mencapai tujuan-tujuan tersebut terletak pada pola pemikiran kebijakan pemerintah kota dalam pelaksanaan program yang telah dirancang. Sangat diperlukan adanya pergeseran dari pendekatan pembangunan secara fisik semata, mejadi lebih pada penekanan perspektif sosioekonomi dengan program-program berbasiskan masyarakat. Masyarakat lebih diberdayakan untuk mengembangkan inisiatif dalam pendidikan, kesehatan, rekreasi dan hiburan serta fasilitas public lainnya. Hal ini akan menjadi bagian dari keseluruhan usaha untuk menggunakan setiap potensi sumber daya, menuju pada penciptaan daya tarik ekonomi , pelayanan masyarakat serta untuk menarik minat investor berdasarkan daya dukung lingkungan yang ada. Tegal sebagai kota yang sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan sangat menekankan pada dimensi pada kebijakan pemerintah terhadap perencanaan tata kota, peningkatan kesempatan kerja dan pendapatan masyarakat serta fasilitas
12
publik.yang diharapkan dapat dimanfaatkan secara optimal, dengan memperhatikan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 11 Tahun 2001 tentang restribusi kekayaan daerah maka lahan yang selama ini belum digunakan diharapkan dapat dimanfaatkan lebih optimal. Pembangunan yang selama ini dilaksanakan di kota Tegal harus diupayakan peningkatan perkembangan teknologi, peningkatan pertumbuhan ekonomi dengan memperluas lapangan pekerjaan untuk peningkatan pendapatan keluarga, peningkatan pendapatan masyarakat secara umum dan pendapatan pemerintah kota Tegal. Untuk dapat mencapai tujuan pembangunan di kota Tegal, maka dalam implementasinya senantiasa dilaksanakan secara menyeluruh, berencana, bertahap, terarah, terpadu dan berkesinambungan untuk memacu terwujudnya peningkatan kesejahteraan masyarakat yang tetap berlandaskan pada sendi-sendi keadilan sosial. Keterkaitan antara pembangunan prasarana dan sarana dengan struktur kemampuan masyarakat merupakan suatu dimensi penglihatan yang baru
yang tidak hanya
ditujukan pada perbaikan fisik prasarana dan sarana perkotaan tersebut, tetapi pada upaya memberdayakan masyarakat dalam segi memperluas lapangan pekerjaan dan meningkatkan pendapatan keluarga dan juga pemerintah kotanya. Sejalan dengan kebijaksanaan otonomi daerah yang semakin memberikan peran kepada daerah untuk dapat lebih memacu derap pembangunan, tentunya dibutuhkan perencanaan terhadap kebijakan pemerintah kota untuk melakukan pembangunan yang baik dan cermat, serta diperlukan
acuan kegiatan yang
diharapkan dapat lebih terkoordinir, berhasil guna dan berdaya guna serta tepat dan terarah pada sasaran. Oleh karena itu salah satu kawasan yang berada di pusat kota
13
Tegal yaitu di jalan Pancasila Kota Tegal diarahkan untuk dapat dikembangkan sebagai sentra bisnis yaitu pusat kegiatan Pedagang Kaki Lima yang menjalankan aktivitas perdagangan barang , jasa dan hiburan yang lokasi usaha berada disekitar lalu lalang konsumen dengan segala kompleksitasnya.
Pedagang Kaki Lima
merupakan salah satu alternative pemecahan masalah yang paling sederhana yang muncul dari pemikiran sekelompok masyarakat untuk bertahan hidup dan membantu para ter-PHK dan angkatan kerja baru untuk memperoleh penghasilan yang halal sehingga
mengurangi
pengangguran.
Jika
sementara
para
penyelenggara
pemerintahan mempunyai kewajiban untuk menciptakan kesejahteraan rakyatnya berdasarkan demokrasi ekonomi maka dengan adanya kebijakan pemerintah kota terhadap perencanaan lahan bagi PKL diharapkan dapat memberdayakan masyarakat dan meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat. Diarahkannya Jalan Pancasila sebagai kawasan sentra bisnis karena adanya dasar pemikiran : 1. Keunikan Jalan Pancasila dimaksudkan sebagai pelengkap ( komplemen ) dari program Pemerintah Kota Tegal “ Tegal Laka-Laka”, 2. Terletaknya empat bangunan monumental ( stasiun K.A, Kantor Biro/ UPS, Gedung PDAM dan Mesjid Agung ) serta adanya Taman Poci dan Alun- Alun sebagai Brand Mark Kota Tegal yang merupakan daya tarik tersendiri bagi masyarakat Kota Tegal dan sekitarnya. Pemerintah Kota Tegal untuk
diharapkan dapat menghasilkan suatu kebijakan
mengembangkan, menata dan membina para Pedagang Kaki Lima yang
14
terletak di sekitar kawasan jalan Pancasila yang nantinya Pedagang Kaki Lima itu sendiri dapat memberikan kontribusi yang baik terhadap Pendapatan Asli Daerah. Yang jelas Pedagang Kaki Lima mempunyai potensi yang sangat besar dan dapat dimanfaatkan sebagai penghias kota jika ditata dengan baik. Pedagang Kaki Lima juga menyimpan potensi pariwisata dan dapat menjadi pembentuk estetika kota jika didesain dengan baik. Jika pemerintah dan lembaga masyarakat lainnya mampu menata dan membina Pedagang Kaki Lima di kawasan jalan Pancasila Kota Tegal, maka dampak positifnya dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat.
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : “ Bagaimana identitas dan latar belakang ekonomi Pedagang Kaki Lima di kawasan Jalan Pancasila Kota Tegal ?”
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengidentifikasi potensi pengembangan sentra bisnis saat ini yang dapat dikembangkan sebagai daya tarik peningkatan pendapatan masyarakat dengan melokalisir PKL, tempat parkir yang lebih tertata, teratur, tertib dan manusiawi.
15
2. Mengetahui peluang dan hambatan apa saja yang dihadapi dalam mengembangkan potensi tersebut dalam berbagai sektor. Diharapkan penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut: 1. Menjadi dasar bagi Pemerintah Kota Tegal untuk membuat kebijakan dalam pengembangan potensi sentra bisnis di kawasan Jalan Pancasila Kota Tegal. 2. Menjadi dasar pijakan Pemerintah Kota Tegal untuk merelokasi Pedagang Kaki Lima dan menata ulang tata ruang di kawasan Jalan Pancasila dan sekitarnya. 3. Sebagai bahan pertimbangan Pemerintah Kota Tegal dalam penyusunan peraturan daerah tentang Pedagang Kaki Lima.
16
1.4 Sasaran Kegiatan Yang menjadi sasaran kegiatan studi kelayakan ini adalah Kawasan Jalan Pancasila secara fisik ( fisik dan aktivitas ) yang meliputi: 1. Pasar Malam 2. Alun-alun 3. Taman Poci 4. Stasiun dan lapangan PJKA 5. Gedung Biro.
17
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pemerintah daerah, baik kota maupun metropolitan secara tipikal harus menangani enam sektor perkotaan yang saling berhubungan, yaitu pertanahan, lingkungan,
infrastruktur,
perumahan,
fasilitas
sosial
dan
pembangunan
ekonomi.(Nurmandi , 2006 ) Pertumbuhan serta perkembangan suatu kota yang tidak selaras dengan tuntutan pemenuhan kebutuhan masyarakat kota secara sehat dan nyaman, menyebabkan perkembangan pembangunan kota
yang sulit untuk dikontrol dan
dikendalikan Kesulitan tersebut menyangkut tiga hal : -
Pertama , tidak tertibnya penggunaan ruang kota yang secara keseluruhan kurang mendukung optimasi pemanfaatan lahan di perkotaan.
-
Kedua, menurunnya optimasi pelayanan prasarana kota seperti prasarana transpotasi, air bersih, drainase, listrik dan sebagainya, yang akumulatif menurunkan kualitas dan kemampuan kehidupan masyarakat kota.
-
Ketiga, menurunnya arsitektur bangunan
dan lanskap kota, sehingga
mengurangi keindahan penampilan ruang kota atau citra kota secara keseluruhan.( Nurmandi , 2006 )
18
Dengan adanya keterbatasan sumber daya seperti tersebut diatas, maka diperlukan suatu usaha yang terencana dalam pengelolaan terhadap management perkotaan. Management perkotaan ( urban management ) merupakan pendekatan kontemporer untuk menganalisa permasalahan perkotaan sekarang ini. Lea dan Courtney membedakan dua pendekatan management perkotaan, yaitu pendekatan problem-oriented teknokratis dan pendekatan ekonomi politik structural. Pendekatan pertama lebih memfokuskan pada peningkatan kinerja lembaga-lembaga yang ada dalam memecahkan masalah perkotaan, sedangkan pendekatan kedua lebih memfokuskan pada akar permasalahan perkotaan dalam konteks struktur ekonomi politik nasional dan internasional ( Nurmandi 2006 ) Dalam setiap pembangunan , perlu adanya suatu analisa perimbangan antara biaya dan keuntungan yang akan diperoleh, untuk mendapatkan suatu hasil yang optimal. Tata pemerintahan kota terutama berperan dalam perencanaan, management, dan kebijakan dalam melahirkan perundang-undangan. Namun tantangan pemerintah kota saat ini adalah membuat kerjasama dengan masyarakat selaku pemilik sekaligus pelaku pembangunan serta pihak swasta. Pemerintah kota diharapkan juga mampu mempertahankan nilai-nilai sosial dan budaya masayarakat setempat dalam menyelesaikan berbagai permasalahan sosial dan ekonomi. Di dalam konteks pembangunan, paradigma merupakan suatu konsep / cara berfikir yang oleh kelompok pakar diakui kebenarannya sebagai hal yang dapat diaplikasikan untuk memecahkan permasalahan. Kesahihan paradigma sangat
19
tergantung oleh ruang, waktu, perkembangan ilmu pengetahuan , teknologi, sosial, ekonomi dan cultural. ( Yunus, 2005 ) Perencanaan tata ruang kota yang terintegrasi sangat dipengaruhi beberapa faktor pembangunan kota diatas. Pemerintah kota memegang peran yang strategis sebagai perantara masyarakat sebagai stakeholders dan pihak swasta sebagai pemodal. Kota Tegal merupakan kota yang saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan kota Tegal saat ini ditinjau dari aspek pergerakan baik penduduk maupun barang , serta dengan semakin bertambahnya pusat-pusat perdagangan, menyebabkan makin jauhnya pergerakan yang harus ditempuh Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Tegal Nomor 11 tahun 2001 tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah : Pasal 1 huruf (e) disebutkan bahwa kekayaan daerah adalah kekayaan yang dimiliki, dikuasai dan atau dikelola oleh Pemerintah Daerah yang terdiri dari tanah, bangunan, alat berat, laboratorium, kesehatan masyarakat veterinair dan kesehatan hewan serta kekayaan daerah lainnya yang dimungkinkan dipungut retribusi. Pasal 1 huruf g : Pemakaian Kekayaan Daerah adalah tindakan orang atau badan untuk memanfaatkan kekayaan daerah. Pasal 1 huruf h : Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah yang selanjutnya disebut retribusi adalah pembayaran kepada pemerintah daerah atas pemakaian kekayaan daerah.
20
Dalam rangka reformasi kebijakan, perlu dilakukan perubahan cara pandang dalam membangun prasarana dan sarana perkotaan. Dimasa yang akan datang kita harus membangun kemandirian kota dalam pembangunan semua kebutuhan akan pelayanan perkotaan yang diperlukan masyarakatnya. Perubahan cara pikir ini tidak sekedar ditujukan pada perbaikan fisik prasarana dan sarana perkotaannya, tetapi pada upaya memberdayakan masyarakat kota dalam segi memperluas lapangan pekerjaan dan peningkatan pendapatan baik keluarga maupun pemerintah kotanya. Krisis multidimensi yang terjadi menimbulkan berbagai masalah dalam berbagai sektor kehidupan sosial masyarakat. Sulitnya mencari pekerjaan, banyaknya karyawan yang di PHK karena perusahaan tidak mampu lagi membayar
gaji
karyawannya merupakan kenyataan yang dirasakan akibat terpuruknya roda perekonomian kita. Sementara kebutuhan menghidupi anak dan istri, membayar sewa rumah, membayar SPP sekolah anak merupakan beban tetap yang harus ditanggung oleh sebuah keluarga. Pemecahan masalah yang paling sederhana yang muncul dari pemikiran sekelompok masyarakat kecil untuk bertahan hidup antara lain adalah dengan berjualan., mencari sedikit keuntungan dengan menjajakan berbagai jenis barang, makananan atau minuman. Sekelompok masyarakat inilah yang sekarang lebih dikenal dengan sebutan Pedagang Kaki Lima ( PKL ). Dalam kamus Bahasa Indonesia memang belum dikenal definisi tentang Pedagang kaki Lima (PKL), namun tidak berlebihan apabila PKL ini diartikan sebagai suatu bentuk usaha informal yang dilakukan oleh seseorang / badan / lembaga
21
dengan menjual barang atau produk dagangan yang tidak memiliki tempat usaha permanent dan sewaktu-waktu dapat berpindah-pindah tempat untuk menjajakan barang dagangannya ( www.google.com ) Disamping itu adapula istilah Pedagang kaki Lima yang menyatakan berasal dari orang yang berdagang dengan menggelar dagangannya dengan menggunakan bangku / meja yang berkaki empat kemudian jika ditambah dengan sepasang kaki pedagangnya maka menjadi berkaki lima atau orang yang melakukan kegiatan usaha untuk maksud memperoleh penghasilan yang sah, dilakukan secara tidak tetap dengan
kemampuan
yang
terbatas,
berlokasi
ditempat
atau
pusat-pusat
konsumen.(Jurnal.Rukmana,2005) Pedagang Kaki Lima ( PKL ) dapat didefinisikan juga sebagai orang / pedagang golongan ekonomi lemah yang kreatif dan mandiri dengan modal seadanya, relative kecil untuk menjalankan aktivitas perdagangan barang atau jasa dan lazimnya lokasi usaha berada disekitar lalu lalang konsumen dengan menempati berkios yang sangat kecil atau meja atau menggunakan gerobak atau menggelar tikar. ( jurnal, Rukmana, 2005 ) Kepopuleran Pedagang Kaki Lima ( PKL ) dapat dilihat dalam arti positif dan dapat dilihat juga dalam arti yang negatif, yang jelas PKL memiliki cirri-ciri antara lain ; Pertama ; kegiatan usaha tidak terorganisir dengan baik Kedua ; sebagian besar PKL tidak memiliki izin usaha Ketiga ; jika ditinjau dari sudut waktu dan tempat, seolah-olah PKL belum teratur
22
Keempat ; mereka melakukan aktifitas selalu dengan mendekati konsumennya . Sebagai wiraswasta / wirausaha / entrepreneur, PKL merupakan potensi pembangunan. Dari sisi positifnya maka profesi PKL merupakan salah satu alternative yang membantu para ter PHK dan angkatan kerja baru untuk memperoleh penghasilan yang halal sehingga mengurangi pengangguran. Kegiatan yang dilakukan oleh PKL tersebut merupakan suatu kegiatan bisnis yang dijabarkan sebagai suatu kegiatan ekonomi yang terjadi dimana dalam kegiatan ini terjadi tukar menukar, jual beli, memproduksi- memasarkan, bekerja-mempekerjakan, dan interaksi manusiawi lainnya ( Bertens;2000 ) Jika sementara para penyelenggara pemerintahan mempunyai kewajiban untuk menciptakan kesejahteraan rakyatnya berdasarkan demokrasi ekonomi maka dengan adanya lahan pekerjaan berupa PKL berarti pemerintah sudah cukup terbantu dengan profesi yang satu ini. Dari sisi keberadaan PKL yang menjamur, bila dilihat dari keindahan, ketertiban maupun keteraturan dalam sebuah tata kota memang tidak enak dipandang mata, semrawut, kumuh bahkan dapat mengganggu arus lalu lintas atau menjadi sebab kemacetan lalu lintas yang akhirnya dapat merugikan kepentingan umum. Pemerintah kota diupayakan untuk mampu mengembangkan konsep membuat suatu kebijakan untuk menjadikan lahan yang terletak di jalan Pancassila kota Tegal sebagai kawasan sentra bisnis yaitu pusat kegiatan bagi PKL dengan menata dan membinanya selain untuk meningkatkan ekonomi keluarga dan pemerintah kota juga diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai penghias kota jika
23
ditata dengan baik dan sebagai potensi pariwisata yang dapat membentuk estetika kota jika didesain dengan baik . Dinamika usaha dan pembangunan kota sebagai usaha untuk menciptakan kesempatan kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat serta pemerintah kota tersebut ternyata berdampak multidimensi pada bidang yang lain yaitu perilaku lalu lintas, sosial budaya, hukum, lingkungan, pengelolaan asset pemerintah , dan lainnya. Dipandang dari Undang-undang Lalu Lintas Nomor 14 Tahun 1992 sejauh ini dari
kelancaran lalu lintas di kota Tegal masih belum menampakkan
permasalahan yang serius. Namun demikian bisa dikatakan bahwa sistim pengaturan management lalu lintasnya belum berjalan dengan baik, hal ini disebabkan karena belum terintegrasinya antara institusi pengambil kebijakan yang berhubungan dengan management lalu lintas perkotaan dan penggunaan asset kekayaan daerah, sebagai contoh sistim pemasangan baliho / reklame yang tidak sesuai dengan tempat peruntukannya sehingga mengganggu pengguna jalan raya , sebagai contoh lain adanya pembangunan gedung swalayan yang mengabaikan adanya amdal lalu lintas sehingga terjadi keruwetan dan kemacetan lalu lintas di sekitarnya. Sistim pengaturan management lalu lintas Kota Tegal bahkan secara umum dapat dikatakan belum tertata dengan baik. Hal ini bisa dilihat pada beberapa kondisi diantaranya sebagai berikut : 1. masih bercampurnya lalu lintas kendaraan mekanik dan non mekanik dengan berbagai kecepatan dengan pejalan kaki pada beberapa ruas jalan utama
24
2. dipergunakannya badan jalan dan trotoar
untuk kegiatan aktivitas
pedagang kaki lima 3. parkir on the road yang belum tertata dengan baik 4. belum tersedianya fasilitas taman parkir yang tertata dengan baik pada beberapa pusat kegiatan 5. belum ada fasilitas hiburan keluarga yang murah, dan aman yang terintegrasi dengan pusat kegiatan perdagangan 6. komunitas manusia yang beraktifitas disuatu tempat yang menimbulkan bangkitan lalu lintas perlu pengaturan mengenai penyebarannya. Pengembangan jalan sebagai sarana lalu lintas nampaknya akan memberi kemudahan-kemudahan masyarakat pemakai jalan untuk mengadakan kegiatan sehari-hari dalam menunjang aktifitasnya, akan tetapi tentunya dipihak lain akan membawa akibat-akibat permasalahan yang semakin kompleks. Permasalahan lalu lintas tersebut dalam banyak hal disebabkan oleh berbagai factor dan yang terpenting adalah factor pemakai dan pengguna jalan itu sendiri. . Selanjutnya permasalahan lalu lintas ini akan selalu ada dan terus berkembang , karena permasalahan yang dihadapi tidak hanya menyangkut segi teknologi saja, tetapi menyangkut banyak hal, meliputi segi ekonomi, sosial budaya, hukum , bahkan aspek politik. Oleh karena itu pemerintah kota hendaknya mempunyai keahlian dapat mewujudkan
kemampuan
daeerah
dan
kotanya
untuk
management pembangunban kota yang terpadu dengan cirri-ciri :
25
menyelenggarakan
1. Mampu menyusun prioritas-prioritas pembangunan kotanya dalam suatu program pemebangunan kota yang terpadu 2. Mampu menyelenggarakan tugas-tugas pemerintahan terutama adalah membangun prasarana dan sarana perkotaan dan menciptakan suasana aman ( urban security ) dan kepastian hokum ( legal security ), serta mengelola sumber daya pembangunan seperti keuangan dan ruang / lahan kota 3. Mampu memberdayakan masyarakat kota
dalam meningkatkan
kesempatan kerja serta pendapatan keluarga, yang dapat meningkatkan daya belinya guna memenuhi kebutuhannya secara seimbang untuk kesejahteraan yang semakin meningkat, melalui pembangunan ekonomi lokal yang terkait dengan pembangunan ekonomi nasional dan berdaya saing dalam perekonomian global 4. Mampu memetik hasil dari pembangunan ekonomi local dan ekonomi masyarakat kota sehingga pendapatan asli daerah terus meningkat agar dapat meningkatkan kemampuan kota dalam menjaga keberlangsungan penyediaan prasarana dan sarana yang diperlukan sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhan kebutuhan masyarakat 5. Mampu menyelenggarakan semua hal diatas dengan menumbuhkan kemampuan peran serta masyarakat dalam memutuskan strategi dan melaksanakan
pembangunan
kotanya
dengan
mewujudkan
citra
pemerintahan yang terbuka, bersih, berwibawa dan mampu memberikan
26
masukan kepada pimpinan dalam wujud gagasan-gagasan pembangunan kota yang bermutu dan professional ( jurnal, Arif, 2005 ) Upaya menciptakan dan menyelenggarakan semua tugas pembangunan sarana dan prasarana tersebut , diperlukan sumber daya manusia yang tangguh yang terdiri dari : 1. Tenaga professional yang memiliki keahlian
dalam semua sektor
pembangunan sarana dan prasarana perkotaan. 2. Tenaga professional yang memiliki wawasan keterpaduan pembangunan prasarana perkotaan 3. Tenaga professional yang memiliki keahlian dalam bidang-bidang khusus seperti penyusunan Rencana Induk, Studi Kelayakan. Management Proyek,
Supervisi
Pelaksanaan
Proyek,
Penyusunan
Program
Pembangunan Prasarana Kota Terpadu ( P3KT ), Penyusunan Program Jangka Menengah ( PJM ), Strategi Pembangunan Perkotaan, Penataan Ruang Perkotaan.
27
dan
BAB III PENDEKATAN DAN METODOLOGI
A. Kerangka Pendekatan Pelaksanaan studi ini secara umum dapat dikelompokan kedalam beberapa kegiatan yaitu: 1) Studi persepsi pedagang kaki lima 2) Studi persepsi calon pengunjung 3) Studi persepsi masyarakat lingkungan 4) kajian mengenai kelayakan pembangunan dan 5) penyusunan laporan. Pelaksanaan studi ini digambarkan dalam Gambar 1. Sebagai langkah awal, diperlukan pengenalan kondisi lapangan. Hal ini diperlukan dalam perencanaan rencana kerja, penentuan pengambilan sampel, dan pekerjaan lapangan. Selanjutnya diperlukan pengumpulan data sekunder. Selain data sekunder, juga diperlukan data primer yang diperoleh melalui questionair survey dan interview.
28
Administrasi
Persiapan
Survey Lapangan awal
Pengumpulan Data Sekunder, meliputi : - Kondisi Existing - Potensi Pasar - Potensi Sentra Bisnis
Survey Pedagang, survey pengunjung, dan survey dampak meliputi : aspek sosial, ekonomi dan lingkungan
Analisis kelayakan : Sosial, Ekonomi dan Lingkungan
Laporan Pendahuluan
Diskusi
Draft Laporan Akhir
Diskusi
Kesimpulan dan Rekomendasi
Laporan Akhir
Ringkasan Eksekutif
Gambar 2–1 Bagan Alir Kegiatan
29
B. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah daerah di kawasan Jalan Pancasila dan sekitarnya dan Alun-alun Kota Tegal. C. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif yang menggunakan metode pendekatan kualitatif, yaitu melalui survey pada obyek penelitian Pedagang Kaki Lima yang berlokasi di jalan Pancasila dan masyarakat Tegal . Metode yang digunakan dalam Feasibility Study Pengembangan Sentra Bisnis di Kawasan Jalan Pancasila Kota Tegal adalah survey dan pengamatan (observasi) di lapangan. Survey lapangan dan observasi dilakukan untuk memperoleh data potensi yang ada dan kondisi eksisting kawasan Jalan Pancasila Kota Tegal. Berdasarkan sifat data, maka data dikelompokkan menjadi data primer dan data sekunder. Data primer yang diperoleh meliputi : (1) Wawancara langsung (dan kuesioner) dengan pedagang kaki lima, (2) Wawancara langsung (dan kuesioner) dengan pengunjung potensial, dan (3) Wawancara langsung (dan kuesioner) dengan masyarakat disekitar kawasan Jalan Pancasila tentang dampak.
Sedangkan data
sekunder meliputi : (1) Pengumpulan peraturan atau ketentuan–ketentuan perundangan yang berlaku, peraturan daerah, Surat Keputusan Walikota, serta keputusan-keputusan intern yang diterbitkan oleh Daerah.
30
D. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah semua Pedagang Kaki Lima di kawasan Jalan Pancasila dan sekitarnya sebagai pelaku yang terkait dengan pengembangan kawasan sentra bisnis di Kota Tegal, para calon pengunjung potensial dalam hal ini adalah mereka yang sekarang menjadi pengunjung di Alun-alun, Taman Poci dan sekitarnya, serta masyarakat sekitar Kawasan Jalan Pancasila. Dengan demikian sebagai sampelnya adalah pedagang Kaki Lima, Calon Pengunjung Potensial dan Masyarakat sekitar kawasan Jalan Pancasila. Jumlah sampel ditentukan sebanyak 100 orang untuk masing-masing populasi. Teknik penentuan sampelnya dilakukan dengan cara Random sampling sebagai berikut: 1. Penentuan sampel bagi Pedagang Kaki Lima dilakukan dengan Judgment Random
Sampling
yaitu
penentuan
sampel
yang
didasari
oleh
pertimbangan peneliti bahwa sampel yang dipilih diperkirakan layak untuk menjadi responden. 2. Penentuan sampel bagi Calon Pengunjung Potensial dilakukan dengan Accidental Random Sampling yaitu penentuan sampel yang didasarkan pada mereka yang secara kebetulan ditemui di lokasi penelitian. 3. Penentuan sampel bagi Masyarakat sekitar dilakukan dengan Purposive Random Sampling yaitu penentuan sampel yang didasarkan pada pertimbangan bahwa sampel yang dipilih tersebut diperkirakan dapat
31
menjamin bahwa informasi yang diperoleh benar-benar mencerminkan populasi yang dikehendaki. E. Metode Pengumpulan Data. Pengumpulan data dalam studi ini dilakukan dengan metode: 1. Wawancara yaitu dialog yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh informasi dari responden dalam bentuk pedoman berstruktur dan tidak berstruktur. 2. Observasi ke lokasi pusat sentra bisnis jalan Pancasila Tegal ( yang akan dilakukan mulai bulan Mei sampai dengan Agustus 2007 ) 3. Kuesioner atau panduan pertanyaan berstruktur untuk mendapat jawaban yang dapat dipertanggung jawabkan pada responden yang memuat : - Pertanyaan tentang fakta identitas responden - Pertanyaan tentang persepsi ( pendapat ) responden - Pertanyaan tentang informasi untuk menggali tentang apa saja yang diketahui oleh responden. F. Metode Analisis Data yang diperoleh akan diklasifikasikan, dianalisis dan diolah sesuai dengan tahapan dan jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan serta dianalisis kelayakannya menurut aspek sosial, ekonomi dan lingkungan. 1. Pengukuran variabel
32
Pengukuran variabel dilakukan dengan menggunakan skala likert dengan penilaian sangat tidak setuju dengan skor 1 sampai sangat setuju dengan skor 5. 2. Uji Validitas Uji Validitas digunakan untuk mengukur sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur
dalam melakukan fungsinya. Cara yang
digunakan adalah dengan analisis item, dimana setiap nilai yang ada pada setiap butir pertanyaan dikorelasikan dengan nilai total seluruh butir pertanyaan untuk suatu variabel dengan menggunakan rumus korelasi produk moment:
r
n(XY) - (XY )
nX² - (X)²nY ² (Y )²
Keterangan : rXiX
= Koefisien korelasi pertanyaan dengan total
n
= Jumlah responden
X
= Skor pertanyaan nomor i
Y
= Skor total tetap
Dengan tingkat keyakinan 95 persen, maka bila : r > r tabel, berarti item tersebut dinyatakan diterima (valid) r r tabel, berarti item tersebut dinyatakan tidak diterima (invalid) 3. Uji Reliabilitas (keandalan)
33
Uji keandalan dimaksudkan untuk mengetahui konsistensi alat ukur dalam penggunaannya, atau dengan kata lain alat ukur tersebut mempunyai hasil konsisten apabila digunakan berkali-kali pada waktu yang berbeda.. Untuk uji reliabilitas ini digunakan teknik Alpha Cronbach, dengan rumus sebagai berikut: 2 k σ b r 1 σ 2t k 1
Keterangan: r
=
reliabilitas instrumen
k
=
banyak butir pertanyaan
t2
2 b
varians total jumlah varian butir.
4. Index value (nilai indeks) Untuk mengetahui kelayakan pengembangan sentra bisnis di kawasan Jalan Pancasila Kota Tegal digunakan nilai indeks. Dalam penentuan nilai indeks tersebut terlebih dahulu dibuat klasifikasi dalam rentang skala yang diperoleh dengan rumus : Rg Interval kelas: k Keterangan:
34
Rg
: Range
k
: Jumlah kelas
Dalam menentukan range digunakan rumus : Range = Nilai maksimum – Nilai minimum Dengan demikian dapat diperoleh : a. Interval skala untuk setiap sampel adalah: Ikj min
: Banyaknya pertanyaan x skor terrendah
Ikj max
: Banyaknya pertanyaan x skor tettinggi
Banyaknya pertanyaan dalam kuesioner yang akan disebarkan adalah “k” butir pertanyaan. Skor terrendah dari skala Likert adalah 1, sedangkan skor tertinggi adalah 5. Berdasarkan rumus tersebut dapat ditentukan rentang interval tingkat kepuasan sebagai berikut: Ikj min
: 6 x1 =6
Ikj max
: 6 x5
= 30
30 - 6 Interval skala =
= 4,8 5
Setelah interval diketahui, kemudian dibuat rentang skala sehingga dapat diketahui letak penilaian kepuasan setiap penduduk. Adapun rentang skala tersebut adalah sebagai berikut: 6,00 - 10,69
= Sangat rendah
35
10,70 - 15,49
= Rendah
15,50 - 20,29
= Cukup
20,30 - 25,09
= Tinggi
25,10 - 30,00
= Sangat tinggi
Rentang skala di atas dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut: Sangat tidak puas Tidak puas 6
10,69
b.
Cukup puas
15,49
Puas
20,29
Sangat puas 25,09
30
Interval skala untuk seluruh responden adalah:
Ikj min
: 100 x 6 x1 = 600
Ikj max
: 100 x 6 x 5 = 3.000
3.000 – 600 Interval skala = 5 = 480 Setelah nilai interval untuk seluruh responden diketahui, kemudian dibuat rentang skala sehingga dapat diketahui letak penilaian seluruh responden. Adapun rentang skala tersebut adalah sebagai berikut : 600 - 1.079
= Sangat rendah
1.080 - 1.559
= Rendah
1.560 - 2.039
= Cukup
2.040 - 2.519
= Tinggi
36
2.520 - 3.000
= Sangat tinggi
Rentang skala di atas dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut: Sangat rendah
rendah
Cukup tinggi
tinggi
100k
Sangat tinggi 500k
Persepsi responden dikatakan mendukung pengembangan sentra bisnis di kawasan Jalan Pancasila Kota Tegal jika nilai indeks kesadaran responden untuk seluruh responden berada dalam kategori kesadaran rendah.
37
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Uji Validitas dan Reliabilitas Pengujian validitas variabel penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus product moment. Syarat umum dinyatakan valid adalah kalau hasil korelasi (r hitung) lebih besar dari nilai r tabel. Untuk sampel penelitian ini berjumlah 100 sehingga nilai r tabel = 0,195 (dengan taraf kepercayaan 95 persen). Jadi bila koefisien kurang dari 0,195 maka dinyatakan tidak valid. Sedangkan uji reliabilitas dilakukan dengan uji alpha cronbach. Hasil uji validitas dan reliabilitas persepsi pedagang yang akan menempati sentra bisnis (di alun-alun) dapat dilihat pada tabel 1.
38
Tabel 1. Pengujian validitas dan reliabilitas item persepsi pedagang yang akan menempati sentra bisnis (di alun-alun) r hitung Pernyataan r tabel Keterangan Aspek Aspek Aspek ekonomi sosial lingkungan 1
0,520
0,634
0,883
0,195
Valid
2
0,543
0,450
0,852
0,195
Valid
3
0,729
0,568
0,487
0,195
Valid
4
0,516
0,733
0,970
0,195
Valid
5
0,567
0,774
0,499
0,195
Valid
6
0,755
0,801
0,195
Valid
7
0,786
0,789
0,195
Valid
8
0,492
0,619
0,195
Valid
9
0,464
0,195
Valid
10
0,742
0,195
Valid
11
0,501
0,195
Valid
Reliabilitas
0,810
0,195
Reliabel
0,804
0,609
Sumber : Lampiran 2. Dari hasil perhitungan validitas dengan menggunakan teknik korelasi product moment diketahui semua nilai item pernyataan pada persepsi pedagang yang akan menempati sentra bisnis (di alun-alun) lebih besar dari r tabel (0,195), sehingga dapat dikatakan bahwa semua item yang tercakup dalam pernyataan pada persepsi pedagang yang akan menempati sentra bisnis (di alun-alun) semuanya valid untuk dijadikan instrumen penelitian. Dari tabel 1 juga diketahui nilai ataupun koefisien relaibilitas pernyataan pada persepsi pedagang yang akan menempati sentra bisnia (di alun-alun) nilainya lebih besar dari r tabel (0,810;
39
0,804 ; 0,609 > 0,195). Dengan demikian selain valid, pernyataan pada persepsi pedagang yang akan menempati sentra bisnis (di alun-alun)juga reliabel. Hasil uji validitas dan reliabilitas persepsi pedagang yang menerima PKL pindahan dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Pengujian validitas dan reliabilitas item persepsi pedagang yang menerima PKL pindahan r hitung Pernyataan r tabel Keterangan Aspek Aspek Aspek ekonomi sosial lingkungan 1
0,387
0,436
0,778
0,195
Valid
2
0,472
0,425
0,511
0,195
Valid
3
0,386
0,540
0,740
0,195
Valid
4
0,485
0,616
0,486
0,195
Valid
5
0,540
0,443
0,802
0,195
Valid
6
0,626
0,666
0,195
Valid
7
0,474
0,698
0,195
Valid
8
0,440
0,799
0,195
Valid
9
0,463
0,498
0,195
Valid
10
0,437
0,195
Valid
11
0,530
0,195
Valid
Reliabilitas
0,655
0,195
Reliabel
0,736
0,621
Sumber : Lampiran 3. Berdasarkan tabel 2 diketahui semua nilai item pernyataan pada persepsi pedagang yang menerima PKL pindahan lebih besar dari r tabel (0,195), sehingga dapat dikatakan bahwa semua item yang tercakup dalam pernyataan pada persepsi pedagang yang menerima PKL pindahan semuanya valid untuk dijadikan instrumen penelitian. Dari tabel 2 juga diketahui nilai ataupun
40
koefisien relaibilitas pernyataan pada persepsi pedagang yang menerima PKL pindahan nilainya lebih besar dari r tabel (0,655; 0,736 ; 0,621 > 0,195). Dengan demikian selain valid, pernyataan pada persepsi pedagang yang menerima PKL pindahan juga reliabel. Hasil uji validitas dan reliabilitas persepsi konsumen di lokasi yang akan dipindahkan dapat dilihat pada tabel 3. Berdasarkan tabel 3 diketahui semua nilai item pernyataan pada persepsi konsumen di lokasi yang akan dipindahkan lebih besar dari r tabel (0,195), sehingga dapat dikatakan bahwa semua item yang tercakup dalam pernyataan pada persepsi konsumen di lokasi yang akan dipindahkan semuanya valid untuk dijadikan instrumen penelitian. Dari tabel 3 juga diketahui nilai ataupun koefisien relaibilitas pernyataan pada persepsi konsumen di lokasi yang akan dipindahkan nilainya lebih besar dari r tabel (0,710; 0,733 ; 0,423 > 0,195). Dengan demikian selain valid, pernyataan pada persepsi konsumen di lokasi yang akan dipindahkan juga reliabel. Hasil selengkapnya disajikan berikut ini :
41
Tabel 3.
Pengujian validitas dan reliabilitas item persepsi konsumen di lokasi yang akan dipindahkan r hitung Pernyataan r tabel Keterangan Aspek Aspek Aspek ekonomi sosial lingkungan 1
0,391
0,401
0,483
0,195
Valid
2
0,413
0,444
0,597
0,195
Valid
3
0,559
0,423
0,468
0,195
Valid
4
0,722
0,707
0,529
0,195
Valid
5
0,768
0,612
0,691
0,195
Valid
6
0,837
0,587
0,195
Valid
7
0,547
0,431
0,195
Valid
8
0,491
0,195
Valid
9
0,593
0,195
Valid
10
0,482
0,195
Valid
11
0,539
0,195
Valid
12
0,443
0,195
Valid
0,195
Reliabel
Reliabilitas
0,710
0,733
0,423
Sumber : Lampiran 4 Hasil uji validitas dan reliabilitas persepsi konsumen di lokasi yang akan menerima PKL pindahan dapat dilihat pada tabel 4. Berdasarkan tabel 4 diketahui semua nilai item pernyataan pada persepsi konsumen di lokasi yang akan menerima PKL pindahan lebih besar dari r tabel (0,195), sehingga dapat dikatakan bahwa semua item yang tercakup dalam pernyataan pada persepsi konsumen di lokasi yang akan menerima PKL pindahan semuanya valid untuk dijadikan instrumen penelitian. Dari tabel 4 juga diketahui nilai ataupun koefisien relaibilitas pernyataan pada persepsi konsumen di lokasi yang akan
42
menerima PKL pindahan nilainya lebih besar dari r tabel (0,610; 0,754 ; 0,590 > 0,195). Dengan demikian selain valid, pernyataan pada persepsi konsumen di lokasi yang akan menerima PKL pindahan juga reliabel. Tabel 4.
Pengujian validitas dan reliabilitas item persepsi konsumen di lokasi yang akan menerima PKL pindahan r hitung Pernyataan r tabel Keterangan Aspek Aspek Aspek ekonomi sosial lingkungan 1
0,444
0,584
0,534
0,195
Valid
2
0,415
0,590
0,689
0,195
Valid
3
0,512
0,570
0,707
0,195
Valid
4
0,721
0,445
0,436
0,195
Valid
5
0,510
0,525
0,703
0,195
Valid
6
0,630
0,472
0,195
Valid
7
0,575
0,632
0,195
Valid
8
0,412
0,195
Valid
9
0,485
0,195
Valid
10
0,672
0,195
Valid
11
0,517
0,195
Valid
12
0,427
0,195
Valid
0,195
Reliabel
Reliabilitas
0,610
0,754
0,590
Sumber : Lampiran 5. Hasil uji validitas dan reliabilitas persepsi konsumen di lokasi yang akan menerima PKL pindahan dapat dilihat pada tabel 5.
43
Tabel 5.
Pengujian validitas dan reliabilitas item persepsi masyarakat di sekitar kawasan Jl. Pancasila Pernyataan r hitung r tabel Keterangan 1
0,444
0,195
Valid
2
0,430
0,195
Valid
3
0,886
0,195
Valid
4
0,677
0,195
Valid
5
0,853
0,195
Valid
6
0,873
0,195
Valid
Reliabilitas
0,812
0,195
Reliabel
Sumber : Lampiran 6. Berdasarkan tabel 5 diketahui semua nilai item pernyataan pada persepsi masyarakat di sekitar kawasan Jl. Pancasila lebih besar dari r tabel (0,195), sehingga dapat dikatakan bahwa semua item yang tercakup dalam pernyataan pada persepsi masyarakat di sekitar kawasan Jl. Pancasila semuanya valid untuk dijadikan instrumen penelitian. Dari tabel 5 juga diketahui nilai ataupun koefisien relaibilitas pernyataan pada persepsi masyarakat di sekitar kawasan Jl. Pancasila nilainya lebih besar dari r tabel (0,812 > 0,195). Dengan demikian selain valid, pernyataan pada persepsi konsumen di lokasi yang akan menerima PKL pindahan juga reliabel.
B. Identitas Responden Untuk memperoleh informasi tentang responden, di bawah ini akan disajikan data mengenai responden yang dijadikan sampel. Sampel yang diambil meliputi empat kelompok, yaitu :
44
Kelompok I
: Pedagang yang akan menempati sentra bisnis (di alun-alun)
Kelompok II : Pedagang yang menerima PKL pindahan Kelompok III : Konsumen di lokasi yang akan dipindahkan Kelompok IV : Konsumen di lokasi yang akan menerima PKL pindahan Kelompok V : Masyarakat sekitar kawasan Jl. Pancasila Adapun gambaran umum responden yang dibedakan menurut jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 6 berikut. Tabel 6. Jumlah responden dibedakan menurut jenis kelamin pada kelompok I dan II Kelompok I Kelompok II No. Jenis kelamin Jumlah Persentase Jumlah Persentase 1 Laki-laki 71 71,0 54 54,0 2 Perempuan 29 29,0 46 46,0 Jumlah 100 100,0 100 100,0 Sumber : data primer diolah. Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa jenis kelamin pedagang yang berada pada dua lokasi yaitu di sentra bisnis (alun-alun) dan juga pedagang yang akan menerima PKL pindahan lebih banyak laki-laki dengan jumlah 71 persen dan 54 persen. Sedangkan responden lainnya adalah perempuan dengan jumlah 29 persen dan 46 persen. Untuk jenis kelamin responden yang berasal dari anggota masyarakat yaitu konsumen dan juga masyarakat sekitar disajikan dalam tabel 7.
45
Tabel 7. Jumlah responden dibedakan menurut jenis kelamin pada kelompok III - V No .
Jenis kelamin
1
Kelompok III Jumla Persentas h e 71 71,0
Laki-laki Perempua 2 n 29 29,0 Jumlah 100 100,0 Sumber : Data primer diolah
Kelompok IV Jumla Persentas h e 72 72,0 28 100
28,0 100,0
Kelompok V Jumla Persentas h e 71 71,0 29 100
29,0 100,0
Hasil identitas responden pada tabel 7 kurang lebih sama dengan tabel sebelumnya, dimana sebagian besar responden yang berasal dari masyarakat, baik untuk konsumen yang berada pada sentra bisnis (alun-alun) maupun konsumen pada lokasi yang akan menerima PKL pindahan serta masyarakat sekitar Jl. Pancasila jumlahnya didominasi laki-laki. Sementara itu responden perempuan untuk ketiga kelompok di atas jumlahnya sekitar 29 persen dan 28 persen saja. Identitas responden kelima kelompok sasaran tidak hanya berbeda pada identitas saja, tetapi juga meliputi pendidikan terakhir. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa PKL yang menjaid responden pada dua lokasi sebagian besar mempunyai latar belakang pendidikan tamat SD. Pendidikan berikutnya adalah SMA dan SMP. Sementara itu yang tidak sekolah jumlahnya relatif kecil yaitu 10 persen dan 8 persen, sedangkan untuk responden yang telah tamat perguruan tinggi jumlahnya sangat minim sekali masih di bawah 5 persen. Data selengkapnya disajikan di bawah ini :
46
Tabel 8. Jumlah responden dibedakan menurut pendidikan pada kelompok I dan II Kelompok I Kelompok II No. Pendidikan Jumlah Persentase Jumlah Persentase 1 Tidak sekolah 10 10,0 8 8,0 2 Tamat SD 31 31,0 43 43,0 3 Tamat SMP 27 27,0 20 20,0 4 Tamat SMA 29 29,0 28 28,0 5 Tamat PT 3 3,0 1 1,0 Jumlah 100 100,0 100 100,0 Sumber : data primer diolah. Latar belakang pendidikan responden dari kelompok PKL ternyata tidak dialami oleh responden yang berasal dari masyarakat, baik konsumen maupun masyarakat sekitar Jl. Pancasila. Hasil selengkapnya untuk identitas responden berdasarkan pendidikan dari unsur konsumen atau masyarakat dapat dilihat berikut ini : Tabel 9. Jumlah responden dibedakan menurut pendidikan pada kelompok III V No .
Pendidika n
Kelompok III Jumla Persentas h e
Tidak 1 sekolah 0 0,0 2 Tamat SD 8 8,0 Tamat 3 SMP 23 23,0 Tamat 4 SMA 59 59,0 5 Tamat PT 10 10,0 Jumlah 100 100,0 Sumber : Data primer diolah
Kelompok IV Jumla Persentas h e
Kelompok V Jumla Persentas h e
4 10
4,0 10,0
1 2
1,0 2,0
14
14,0
18
18,0
52 20 100
52,0 20,0 100,0
58 21 100
58,0 21,0 100,0
Bila tabel pendidikan unsur PKL lebih didominasi pendidikan SD, maka untuk kelompok konsumen dan masyarakat lebih didominasi oleh tamatan SMA,
47
perguruan tinggi serta tamat SMP. Kondisi ini sedikit lebih baik dibandingkan dengan pendidikan responden unsur PKL. Letak berjualan PKL pada dua lokasi sebenarnya cukup strategis, sehingga mereka sampai saat ini terus berusaha untuk eksis berjualan di tempatnya masing-masing. Jenis usaha yang dilakukanpun beragam, mulai dari makanan, minuman, asesoris, perlengkapan rumah tangga dan sebagainya. Jenis usaha PKL yang menjadi responden penelitian disajikan di bawah ini : Tabel 10. Jumlah responden dibedakan menurut jenis usaha pada kelompok I dan II Kelompok I Kelompok II No. Jenis usaha Jumlah Persentase Jumlah Persentase 1 Makanan 58 58,0 57 57,0 2 Minuman 17 17,0 12 12,0 3 Makanan dan minuman 7 7,0 3 3,0 Asesoris dan mainan 4 anak 12 12,0 15 15,0 5 Rokok 6 6,0 2 2,0 Perlengkapan Rumah 6 Tangga 0 0,0 1 1,0 7 Pakaian dan sandal 0 0,0 7 7,0 8 Tanaman 0 0,0 1 1,0 9 Buku dan kaset 0 0,0 2 2,0 Jumlah 100 100,0 100 100,0 Sumber : data primer diolah. Jenis usaha yang banyak dilakukan oleh responden pada dua lokasi berdagang lebih banyak didominasi oleh usaha makanan, minuman dan juga asesoris maupun mainan anak-anak. Usaha makanan dan minuman ini lebih didasari atas pertimbangan lokasi yang berdekatan dengan perkantoran serta menjadi pusat kota, sehingga banyak yang menikmati suasana kota dengan
48
disertai makan serta minum. Dilihat dari jenis usaha, PKL yang berada pada lokasi yang akan menerima PKL pindahan lebih beragam usahanya, yaitu mencakup perlengkapan rumah tangga, pakaian dan sandal, tanaman hias serta terdapat juga PKL yang menjual buku dan kaset. Kondisi ini berbeda dengan PKL yang menempati sentra bisnis (alun-alun) yang lebih banyak pada keempat jenis saja. Usaha yang dilakukan oleh responden pada dua lokasi telah berlangsung lama, bahkan terdapat responden yang telah melakukan usahanya lebih dari 20 tahun. Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar responden umumnya telah berjualan kurang dari 5 tahun, atau dapat dikatakan bahwa mereka merupakan ‘pemain baru’. Lama usaha berikutnya antara 5-10 tahun dengan jumlah 28 persen dan 34 persen, diantara responden ternyata juga terdapat PKL yang sudah berjualan pada kedua lokasi tersebut lebih dari 20 tahun dengan jumlah 1 persen dan 4 persen. Data selengkapnya dapat dilihat berikut ini : Tabel 11. Jumlah responden dibedakan menurut lama usaha pada kelompok I dan II Kelompok I Kelompok II No. Lama usaha Jumlah Persentase Jumlah Persentase Kurang dari 5 1 tahun 60 60,0 48 48,0 2 5-10 tahun 28 28,0 34 34,0 3 11-15 tahun 11 11,0 8 8,0 4 16-20 tahun 0 0,0 6 6,0 5 20 ke atas 1 1,0 4 4,0 Jumlah 100 100,0 100 100,0 Sumber : data primer diolah.
49
Untuk data responden berdasarkan omset setiap bulannya pada dua lokasi yang berbeda dapat dilihat di bawah ini : Tabel 12. Jumlah responden dibedakan menurut omset pada kelompok I dan II Kelompok I Kelompok II No. Omset/bulan Jumlah Persentase Jumlah Persentase Kurang dari Rp. 1 500.000 38 38,0 37 37,0 Rp.500.000 - Rp. 2 1.000.000 41 41,0 37 37,0 Rp. 1.000.001 - Rp. 3 5.000.000 17 17,0 25 25,0 Lebih dari Rp. 4 5.000.000 4 4,0 1 1,0 Jumlah 100 100,0 100 100,0 Sumber : data primer diolah. Tabel di atas menjelaskan, sekalipun lokasi yang dijadikan berjualan merupakan pusat kota, akan tetapi omset setiap bulan responden penelitian masih relatif kecil. Omset setiap bulannya pada kedua lokasi rata-rata Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000, urutan berikutnya bahkan kurang dari Rp. 500.000. untuk pedagang yang relatif ‘beruntung’ dengan omset di atas Rp. 5.000.000 jumlahnya tidak banyak, dan didominasi oleh pedagang pada sentra bisnis (alun-alun). Hal ini menandakan bahwa dilihat dari tingkat potensi dengan pertimbangan omset pedagang setiap bulannya adalah lokasi di sentra bisnis (alun-alun) lebih baik bila dibandingkan lokasi yang akan menjadi pindahan PKL alun-alun. Bila identitas responden kelompok konsumen maupun masyarakat baru disajikan dari jenis kelamin dan pendidikan, berikut ini disajikan identitas responden berdasarkan pekerjaan.
50
Tabel 13. Jumlah responden dibedakan menurut pekerjaan pada kelompok III V No.
Pekerjaan
Kelompok III
Kelompok IV
Kelompok V
Jumlah
Persentase
Jumlah
Persentase
Jumlah
Persentase
1
Karyawan swasta
19
19,0
35
35,0
33
33,0
2
PNS
5
5,0
4
4,0
0
0,0
3
Mahasiswa/Pelajar
23
23,0
8
8,0
7
7,0
4
Wiraswasta
42
42,0
19
19,0
20
20,0
5
Polisi/TNI
1
1,0
0
0,0
18
18,0
6
Sopir
1
1,0
0
0,0
0
0,0
7
Ibu rumah tangga
3
3,0
11
11,0
16
16,0
8
Buruh
2
2,0
4
4,0
1
1,0
9
Rohaniawan
0
0,0
1
1,0
0
0,0
10
Seniman
0
0,0
1
1,0
0
0,0
11
Tani
0
0,0
1
1,0
0
0,0
12
Guru
0
0,0
3
3,0
0
0,0
13
Bidan
0
0,0
1
1,0
0
0,0
14
Pensiunan
0
0,0
1
1,0
0
0,0
15
Nelayan
0
0,0
0
0,0
4
4,0
16
Lain-lain (tidak
4
4,0
11
11,0
1
1,0
100
100,0
100
100,0
100
100,0
tetap) Jumlah Sumber : Data primer diolah Tabel di atas menyajikan bahwa untuk pekerjaan kelompok III yaitu konsumen pada lokasi yang akan dipindahkan (lokasi alun-alun), lebih didominasi oleh wiraswasta dengan jumlah 42 persen, mahasiswa/pelajar pada posisi berikutnya serta karyawan swasta. Untuk responden dari kelompok
51
konsumen yang berbelanja pada lokasi dimana akan menerima PKL pindahan serta masyarakat sekitar Jl. Pancasila lebih didominasi karyawan swasta dan wiraswasta. Akan tetapi secara umum pekerjaan untuk konsumen dari kelompok IV yaitu konsumen pada lokasi yang akan menerima PKL pindahan relatif beragam, selain pekerjaan di atas, masih ada beberapa pekerjaan lainnya yaitu rohaniawan, seniman, tani, buruh, bidan bahkan pensiunan. Identitas responden dari kelompok masyarakat berikutnya adalah intensitas berkunjung ke lokasi PKL di dua tempat tersebut. Untuk kelompok konsumen mempunyai pola atau intensita syang relatif sama, yaitu sebagian besar berkunjung kurang dari 5 kali dalam sebulan, urutan berikutnya adalah 5 – 10 kali dan terakhir yang paling sedikit lebih dari 10 kali. Intensitas yang rendah ini mengindikasikan bahwa kunjungan ke lokasi PKL umumnya dilakukan pada akhir pekan, yaitu dengan disertai kegiatan refreshing ke puat kota, sehingga dari kegiatan tersebut diselingi dengan kegiatan berbelanja. Kondisi ini sedikit berbeda dengan masyarakat yang berada di lokasi Jl. Pancasila yang tiada lain berdekatan dengan lokasi PKL. Karena itulah intensitas mereka berkunjung lebih banyak dibandingkan konsumen pada umumnya, mengingat mereka seringkali melintasi lokasi tersebut. Dilihat dari segi intensitasnya kunjungan ke lokasi lebih dari 10 kali lebih banyak dibandingkan dengan 5-10 kali atau kurang dari 5 kali. Kondisi ini lebih disebabkan adanya sebagian masyarakat sekitar Jl. Pancasan yang memanfaatkan PKL untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
52
Sebagai contoh, ketika mereka di rumah tidak masak, merka dpaat langsung membeli dari PKL yang tidak jauh lokasinya dari pemukiman mereka. Tabel 14. Jumlah responden dibedakan menurut intensitas mengunjungi lokasi PKL pada kelompok III - V No. 1
Intensitas
Kelompok III Jumlah Persentase 74 74,0
Kurang dari 5 kali 2 5-10 kali 22 3 Lebih dari 10 4 kali Jumlah 100 Sumber : Data primer diolah
Kelompok IV Jumlah Persentase 76 76,0
Kelompok V Jumlah Persentase 30 30,0
22,0 4,0
21 3
21,0 3,0
34 36
34,0 36,0
100,0
100
100,0
100
100,0
Intensitas yang relatif tinggi ke lokasi PKL bukan berarti mereka mengeluarkan uang banyak untuk keperluan berbelanja pada kedua lokasi tersebut. Sebagian besar dari konsumen maupun masyarakat melakukan pembelian hanya sekedar untk membeli minuman ringan atau makanan kecil saja serta ada diantara meerka yang memebli untuk oleh-oleh anggota keluarga atau mainan anak-anak. Kenyataan inilah yang merupakan menjadi penyebab minimnya pengeluaran yang dikeluarkan oleh konsumen maupun masyarakat. Pengeluran untuk belanja di kedua lokasi ternyata dalam sebulan lebih banyak kurang dari Rp. 100.000, urutan berikutnya adalah Rp. 100.000 - Rp 500.000. Diantara responden tersebut hanya ada 2 responden yang membelanjakan uangnya di lokasi PKL lebih dari Rp. 500.000, dan kedua orang tersebut merupakan masyarakat sekitar Jl. Pancasila. Hasil selengkapnya mengenai
53
pengeluaran belanja konsumen atau masyarakat pada kedua lokasi disajikan berikut ini : Tabel 15. Jumlah responden dibedakan menurut pengeluaran berlanja pada kelompok III - V No. 1
Pengeluaran Kelompok III Kurang dari Rp. 68 68,0 100.000 2 Rp.100.000 32 32,0 Rp. 500.000 3 Lebih dari Rp. 0 0,0 500.000 Jumlah 100 100,0 Sumber : Data primer diolah
Kelompok IV 68 68,0
Kelompok V 73 73,0
32
32,0
25
25,0
0
0,0
2
2,0
100
100,0
100
100,0
C. Pembahasan Untuk mengetahui sikap responden terhadap aspek ekonomi, sosial dan lingkungan pada kedua lokasi berjualan diukur dari rata-rata jawaban responden atas setiap pernyataan. Hasil penilaian rata-rata inilah yang menjadi dasar sikap mereka terhadap aspek kajian. Mengingat ada lima kelompok sasaran, maka penjelasan setiap aspeknya akan dikaji sesuai dengan kelompok sasaran (responden), sehingga akan diketahui secara jelas sikap kelompok responden terhadap aspek kajian. 1.
Sikap pedagang pada sentra bisnis (alun-alun) Untuk mengetahui sikap responden pedagang pada sentra bisnis (alun-alun) diukur dari rata-rata jawaban responden atas setiap pernyataan yang diberikan dalam angket. Berdasarkan hasil perhitungan indeks sikap pada lampiran 6 dan 11 diperoleh hasil sebagai berikut :
54
Untuk mengetahui letak nilai skala rata-rata setiap responden yaitu pedagang pada sentra bisnis (di alun-alun) dapat digambarkan sebagai berikut : Sangat rendah 24
43,19
Rendah
Cukup 62,39
Tinggi 81,59
90,59
Sangat tinggi 100,79
120
Dari gambar di atas diketahui bahwa nilai 90.59 terletak pada rentang 81,59 – 100,79 yang menunjukkan pedagang pada sentra bisnis (di alunalun) sikapnya tinggi terhadap semua aspek kajian pengembangan sentra bisnis. Interprestasi dari hasil analisis tersebut adalah pedagang yang masuk dalam kelompok PKL di sentra bisnis menilai lokasi berjualan yang ada saat ini sudah strategis, dari hasil penjualan sudah mampu memenuhi kebutuhan keluarga, usaha yang dijalaninya mengalami perkembangan, berharap untuk dapat menjai lokasi berjualan yang permanen dan terakhir menyatakan keinginan untuk menambah lapak bila diijinkan. Perubahan yang terjadi ketika ada keinginan untuk merelokasi atau memindahkan PKL, sebagian besar responden menilai pesimis bila lokasi baru akan sestrategis lokasi saat ini, tidak akan seramai saat ini, bahkan ada kemungkinan akan menghambat perkembangan usaha, merasakan kesulitan bersaing dengan PKL yang sudah
55
ada, serta sangat besar kemungkinannya untuk kehilangan pelanggan. Melihat kondisi tersebut maka lokasi PKL di sentra bisnis (alun-alun) sudah sangat baik dalam pandangan responden, sehingga diharapkan untuk terus dipertahankan dan diperbaiki sarana parasarana penunjangnya. Sementara itu berdasarkan perhitungan interval skala untuk seluruh responden dari pedagang yang akan menempati sentra bisnis diperoleh nilai sebagai berikut : Ikj min : 100 x 24 x 1 = 2.400 Ikj max : 100 x 24 x 5 = 12.000 Dari nilai tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut :
Sangat rendah 2.400
4.319
Rendah
Cukup 6.239
Tinggi 8.159
9.059
Sangat tinggi 10.079
12.000
Dari diagram di atas dapat diketahui bahwa nilai 9.059 seperti pada lampiran 11 diperoleh dari penjumlahan jawaban responden setiap aspek. Adapaun perhitungannya adalah : Interval sekala = 4.326 + 2.808 + 1.925 = 9.059 Nilai 9.059 tersebut terletak pada rentang 8.159 – 10.079 yang berarti bahwa seluruh responden yaitu pedagang pada sentra bisnis (di alun-alun) tinggi dukungannya terhadap pengembangan sentra bisnis di kawasan Jalan
56
Pancasila Kota Tegal. Interprestasi dari hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa PKL yang ada di sentra bisnis (alun-alun) menyadari perlu penyesuaian kondisi PKL dengan perkembangan tata kota, tetap mengakui maupun mengikuti perubahan yang dilakukan untuk langkah yang lebih baik. Kesadaran ini juga diimbangi dengan kesadaran bersosial diantara mereka, dengan solidaritas antar PKL tetap terjaga, sehingga setiap konflik yang muncul dapat diatasi dengan cepat. Salah satu sikap yang muncul adalah kesediaan mereka untuk dipindah ke sentra PKL yang berada di kawasan Jl. Pancasila. 2.
Sikap pedagang yang menerima PKL pindahan Untuk mengetahui sikap responden pedagang yang akan menerima PKL pindahan diukur dari rata-rata jawaban responden atas setiap pernyataan yang diberikan dalam angket. Berdasarkan hasil perhitungan indeks sikap pada lampiran 7 dan 12 diperoleh hasil sebagai berikut : Untuk mengetahui letak nilai skala rata-rata setiap responden yaitu pedagang pada sentra bisnis (di alun-alun) dapat digambarkan sebagai berikut :
Sangat rendah 25
44,99
Rendah
Cukup 64,99
Tinggi 84,99
98,83
Sangat tinggi 104,99
125
Dari gambar di atas diketahui bahwa nilai 98,83 terletak pada rentang 84,99 – 104,99 yang menunjukkan pedagang yang akan menerima PKL
57
pindahan sikapnya tinggi terhadap semua aspek kajian pengembangan sentra bisnis. Hasil ini mempunyai kesamaan dengan persepsi atau sikap responden dari PKL yang menempati sentra bisnis (alun-alun), dengan kata lain pedagang di kawasan Jl. Pancasila yang akan menerima PKL pindahan menilai lokasi berjualan yang ada saat ini sudah strategis, dari hasil penjualan sudah mampu memenuhi kebutuhan keluarga, usaha yang dijalaninya mengalami perkembangan, berharap untuk dapat menjadi lokasi berjualan yang permanen dan terakhir menyatakan keinginan untuk menambah lapak bila diijinkan. Perubahan yang terjadi ketika ada keinginan untuk menyatukan pedagang dari lokasi lain, sebagian besar responden menilai pesimis bila kelak disatukan akan sestrategis lokasi seperti saat ini, mereka juga pesimis tidak akan seramai saat ini karena akan dipenuhi oleh persaingan secara cepat, bahkan ada kemungkinan akan menghambat perkembangan usaha, merasakan kesulitan bersaing dengan PKL yang sudah ada, serta sangat besar kemungkinannya untuk kehilangan pelanggan, mengingat persaingan antara pedagang akan semakin ketat, tidak seperti sebelum digabung. Melihat kondisi tersebut maka lokasi PKL di kawasan Jl. Pancasila yang sudah sangat baik dalam pandangan responden, sehingga diharapkan untuk terus dipertahankan dan tidak digabung dengan PKL dari kawasan lainnya.
58
Sementara itu berdasarkan perhitungan interval skala untuk seluruh responden dari pedagang yang akan menempati sentra bisnis diperoleh nilai sebagai berikut : Ikj min : 100 x 25 x 1 = 2.500 Ikj max : 100 x 25 x 5 = 12.500 Dari nilai tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut : Sangat rendah 2.500
4.499
Rendah
Cukup 6.499
Tinggi 8.499
9.883
Sangat tinggi 10.499
12.500
Dari diagram di atas dapat diketahui bahwa nilai 9.883 seperti pada lampiran 12 diperoleh dari penjumlahan jawaban responden setiap aspek. Adapun perhitungannya adalah : Interval sekala = 4.029 + 3.742 + 2.112 = 9.883 Nilai 9.883 tersebut terletak pada rentang 8.499 – 10.499 yang berarti bahwa seluruh responden yaitu pedagang yang akan menerima PKL pindahan tinggi dukungannya terhadap pengembangan sentra bisnis di kawasan Jalan Pancasila Kota Tegal. Interprestasi dari hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa PKL yang ada di kawasan Jl. Pancasila menyadari perlu penyesuaian kondisi PKL dengan perkembangan tata kota, tetap mengakui maupun mengikuti perubahan yang dilakukan untuk langkah yang lebih baik. Kesadaran ini juga diimbangi dengan kesadaran bersosial diantara mereka, dengan solidaritas antar PKL tetap terjaga, sehingga setiap
59
konflik yang muncul dapat diatasi dengan cepat. Sikap lainnya yang muncul adalah kesediaan mereka untuk menyukseskan pembentukan sentra PKL di kawasan Jl. Pancasila. Dari aspek lingkungan sebagian besar responden mendukung adanya penataan PKL di kawasan Jl. Pancasila melalui cara tetap menjaga aspek kebersihan lingkungan, pengelolaan lingkungan tersebut dilakukan bersama-sama antara PKL dengan pengelola kawasan, perlunya pengadaan/pemenuhan kebutuhan air bersih, mengharapkan adanya lampu lalu lintas di sekitar kawasan, serta perlunya disiplin ketika siang yaitu tidak boleh adanya PKL. Melalui langkah ini diharapkan lingkungan kawasan Jl. Pancasila tetap terjaga dengan tidak menggusur PKL di sisi lain. 3.
Sikap konsumen PKL pada sentra bisnis (alun-alun) Untuk mengetahui sikap responden konsumen di lokasi yang akan dipindahkan diukur dari rata-rata jawaban responden atas setiap pernyataan yang diberikan dalam angket. Berdasarkan hasil perhitungan indeks sikap pada lampiran 8 dan 13 diperoleh hasil sebagai berikut :
Untuk mengetahui letak nilai skala rata-rata setiap responden yaitu konsumen di lokasi PKL yang akan dipindahkan dapat digambarkan sebagai berikut :
Sangat rendah 24
43,19
Rendah
Cukup 62,39
Tinggi 81,59
60
89,71
Sangat tinggi 100,79
120
Dari gambar di atas diketahui bahwa nilai 89,71 terletak pada rentang 81,59 – 100,79 yang menunjukkan konsumen di lokasi PKL yang akan dipindahkan sikapnya tinggi terhadap semua aspek kajian pengembangan sentra bisnis. Bila di interprestasikan maka konsumen menilai lokasi berjualan yang ada saat ini sudah strategis, dengan keramaian PKL yang ada di alun-alun membuat mudah dalam mencari barang yang dibeli, lokasi yang luas sangat dirasakan manfaatnya oleh konsumen yang datang, bila kelak dipindah akan merasakan sulit untuk mencari pedagang yang menjadi langanan, serta untuk sifat lokasi maka lokasi yang ada saat ini sangat memudahkan untuk mencari barang yang diperlukan dibandingkan harus mencari ke lokasi lain. Untuk masalah penggabungan, konsumen merasa bahwa akan menjadikan lokasi penggabungan menjadi semrawut, walaupun di lokasi tersebut akan lebih banyak menampilkan ragam produk. Karena itulah harapan mereka PKL di kawasan Kota Tegal dapat lebih terkoordionir dengan memperhatikan semua aspek kepentingan PKL maupun lingkungan kota. Sementara itu berdasarkan perhitungan interval skala untuk seluruh responden dari pedagang yang akan menempati sentra bisnis diperoleh nilai sebagai berikut : Ikj min : 100 x 24 x 1 = 2.400 Ikj max : 100 x 24 x 5 = 12.000
61
Dari nilai tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut : Sangat rendah 2.400
4.319
Rendah
Cukup 6.239
Tinggi 8.159
8.971
Sangat tinggi 10.079
12.000
Dari diagram di atas dapat diketahui bahwa nilai 8.971 seperti pada lampiran 13 diperoleh dari penjumlahan jawaban responden setiap aspek. Adapun perhitungannya adalah : Interval sekala = 2.606 + 4.185 + 2.180 = 8.971 Nilai 8.971 tersebut terletak pada rentang 8.159 – 10.079 yang berarti bahwa seluruh responden yaitu konsumen pada lokais PKL yang akan dipindahkan menyatakan tinggi dukungannya terhadap pengembangan sentra bisnis di kawasan Jalan Pancasila Kota Tegal. Interprestasi dari hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa aspek yang tetap harus diperhatikan adalah mengenai kepentingan ekonomi PKL, kedekatanm atau hubungan antara PKl dengan konsumen serta kepentingan publik, yaitu taman kota, sehingga diharapkan ada kesesuaian antara semua kepentingan. 4.
Sikap konsumen pada lokasi PKL yang menerima PKL pindahan Untuk mengetahui sikap responden konsumen di lokasi yang akan menerima PKL pindahan diukur dari rata-rata jawaban responden atas setiap pernyataan yang diberikan dalam angket. Berdasarkan hasil perhitungan indeks sikap pada lampiran 9 dan 14 diperoleh hasil sebagai berikut :
62
Untuk mengetahui letak nilai skala rata-rata setiap responden yaitu konsumen di lokasi PKL yang akan dipindahkan dapat digambarkan sebagai berikut :
Sangat rendah 24
43,19
Rendah
Cukup 62,39
Tinggi 81,59
91,91
Sangat tinggi 100,79
120
Dari gambar di atas diketahui bahwa nilai 91,91 terletak pada rentang 81,59 – 100,79 yang menunjukkan konsumen di lokasi yang akan menerima PKL pindahan sikapnya tinggi terhadap semua aspek kajian pengembangan sentra bisnis. Bila di interprestasikan maka konsumen menilai terutama drai segi lingkungan, lokasi berjualan yang ada saat ini sudah strategis, dengan keramaian PKL yang ada di kawasan Jl. Pancasila membuat konsumen mudah dalam mencari barang yang dibeli, lokasi yang luas sangat dirasakan manfaatnya oleh konsumen yang datang, bila kelak digabung dengan PKL kawasan lainnya pindah akan merasakan sulit untuk mencari pedagang yang menjadi langanan, serta untuk sifat lokasi maka lokasi yang ada saat ini sangat memudahkan untuk mencari barang yang diperlukan dibandingkan harus mencari ke lokasi lain yang telah ada penggabungan PKL. Untuk masalah penggabungan, konsumen merasa bahwa akan menjadikan lokasi penggabungan menjadi semrawut, walaupun di lokasi tersebut akan lebih banyak menampilkan ragam produk. Karena itulah harapan mereka PKL di
63
kawasan Kota Tegal dapat lebih ditata dengan memperhatikan jenis produk yang dijual, sehingga memudahkan konsumen dalam berbelanja. Sementara itu berdasarkan perhitungan interval skala untuk seluruh responden dari pedagang yang akan menempati sentra bisnis diperoleh nilai sebagai berikut : Ikj min : 100 x 24 x 1 = 2.400 Ikj max : 100 x 24 x 5 = 12.000
Dari nilai tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut : Sangat rendah 2.400
4.319
Rendah
Cukup 6.239
Tinggi 8.159
9.191
Sangat tinggi 10.079
12.000
Dari diagram di atas dapat diketahui bahwa nilai 8.971 seperti pada lampiran 14 diperoleh dari penjumlahan jawaban responden setiap aspek. Adapun perhitungannya adalah : Interval sekala = 2.650 + 4.307+ 2.234 = 9.191 Nilai 9.191 tersebut terletak pada rentang 8.159 – 10.079 yang berarti bahwa seluruh responden yaitu konsumen pada lokais PKL yang akan dipindahkan menyatakan tinggi dukungannya terhadap pengembangan sentra bisnis di kawasan Jalan Pancasila Kota Tegal. Interprestasi dari hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa aspek yang tetap harus diperhatikan adalah mengenai kepentingan ekonomi PKL, kedekatanm atau hubungan antara PKl dengan konsumen serta kepentingan publik, yaitu
64
taman kota, sehingga diharapkan ada kesesuaian antara semua kepentingan. Sikap konsumen di kawasan Jl. Pancasila terkait dengan keberadaan taman kota menilai bahwa keberadaan PKL tidak menganggu arus lalu lintas kawasan Jl. Pancasila. Melihat kondisi PKL dan taman kota, ada harapan bahwa kawasan tersebut agar lebih ditata. 5.
Sikap masyarakat sekitar Jl. Pancasila Untuk mengetahui sikap responden masyarakat disekitar Jl. Pancasila diukur dari rata-rata jawaban responden atas setiap pernyataan yang diberikan dalam angket. Berdasarkan hasil perhitungan indeks sikap pada lampiran 10 diperoleh hasil sebagai berikut : Untuk mengetahui letak nilai skala rata-rata setiap responden yaitu konsumen di lokasi PKL yang akan dipindahkan dapat digambarkan sebagai berikut :
Sangat rendah 6
10,79
Rendah
Cukup 15,59
Tinggi 20,39
22,95
Sangat tinggi 25,19
30
Dari gambar di atas diketahui bahwa nilai 22,95 terletak pada rentang 20,39 – 25,19 yang menunjukkan masyaraat di sejkitar Jl. Pancasila sikapnya tinggi terhadap semua aspek kajian pengembangan sentra bisnis. Bila di interprestasikan maka masyarakat di sekitar Jl. Pancasila mengharapkan adanya sinergi antara kepentingan pedagang dengan aspek
65
lingkungan, terutama kaitannya dengan taman kota dan juga tingkat kriminalitasnya. Sementara itu berdasarkan perhitungan interval skala untuk seluruh responden dari pedagang yang akan menempati sentra bisnis diperoleh nilai sebagai berikut : Ikj min : 100 x 6 x 1 = 600 Ikj max : 100 x 6 x 5 = 3.000
Dari nilai tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut : Sangat rendah 600
1.079
Rendah
Cukup 1.559
Tinggi 2.039
2.295
Sangat tinggi 2.519
3.000
Dari diagram di atas dapat diketahui bahwa nilai 2.295 seperti pada lampiran 10 diperoleh dari penjumlahan jawaban responden setiap aspek. Adapun perhitungannya adalah : Interval sekala 444 + 434 + 379 + 32 + 326 + 386 = 2.295 Nilai 2.295 tersebut terletak pada rentang 2.039 – 2.519 yang berarti bahwa seluruh responden yaitu masyarakat di sekitar Jl. Pancasila menyatakan tinggi dukungannya terhadap pengembangan sentra bisnis di kawasan Jalan Pancasila Kota Tegal. Interprestasi dari hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa pada saat pengembangan diperlukan penataan
66
PKL yang disesuaikan dengan perkembangan keindahan tata kota, selian itu juga penataan yang dilakukan mampu memenuhi kepentingan masyarakat luas. Salah satu hal yang terpenting bahwa mereka menyatakan Jl. Pancasila merupakan lokasi yang strategis untuk sentra PKL Kota Tegal, bahkan keberadaan PKL tersebut tidak menganggu aktivitas maupun kehidupan masyarakat sekitar, karenanya masyarakat sekitar mendukung terhadap adanya kebijakan sentra PKL di JL. Pancasila.
67
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan 1.
Untuk kajian ekonomi terdapat dualisme sikap PKL, baik di lokasi alun-alun yang akan dipindah maupun PKL di kawasan Jl. Pancasila yang akan menerima PKL pindahan. Dualisme terwujud dalam bentuk sikap mereka yang menyatakan mendukung adanya kebijakan pembentukan sentra PKL di kawasan Jl. Pancasila, akan tetapi PKL yang berada di alun-alun tidak bersedia direlokasi atau dipindah, mengingat lokasi yang ada saat ini sudah strategis dan ramai. Hal yang sama juga dialami oleh PKL di kawasan Jl. Pancasila, yaitu mereka juga mendukung kebijakan pembentukan sentra PKL di kawasan Jl. Pancasila, namun mereka menilai bahwa penggabungan ini akan mengakibatkan merosotnya omset, karena persaingan akan semakin tajam. Kedua kelompok PKL juga menyatakan bahwa lokasi yang saat ini sudah sangat baik, dan berharap sarana prasarananya dapat ditingkatkan dan bukan dipindah atau menerima pindahan.
2.
Keberadaan kedua lokasi PKL yang ada saat ini baik di kawasan alun-alun maupun di Jl. Pancasila diakui oleh konsumen sudah dinilai strategis. Nilai strategis ini dikarenakan posisi lokasi di pusat kota, sehingga mudah diakses. Berkaitan dengan rencana penggabungan, konsumen menilai penggabungan dua
kawasan
PKL
akan
lebih
68
menyulitkan
konsumen
dalam
mengidentifikaasi barang ayang akan dibeli, karena akan lebih semrawut, berbeda dengan kondisi sebelumnya. Untuk aspek sosial, adanya ketakutan rusaknya hubungan baik antara PKL dengan konsumen kelak bila terjadi penggabungan, sehingga tidak sesolid sebelum di gabung. Sementara itu penataan lingkungan agar lebih tertata dengan baik, ketika sebelum digabung maupun ketika digabung harus mengikutsertakan PKL sebagai subyek penataan lingkungan. 3.
Dijadikannya Jl. Pancasila sebagai kawasan sentra PKL Kota Tegal, ternyata direspon
baik
oleh
warga sekitar.
Mereka mendukung kebijakan
penggabungan PKL dalam satu kawasan sehingga akan lebih tertata dengan baik. Keberadaan PKL di Jl. Pancasila sebelum dan kelak bila digabung tidak menganggu sistem kehidupan masyarakat skeitar, baik dari segi keamanan, lingkungan dan lainnya.
B. Saran Penataan lokasi PKL di Kota Tegal hendaknya dilakukan secara terencana dengan sistematis, terutama menyangkut kepentingan PKL. Karena itulah dalam melakukan perumuan kebijakan, diharapkan ada sumbangsih PKL dalam ikut serta merumuskan konsep yang akan mereka laksanakan sendiri. Dengan keikutsertaan PKL dalam memberi masukan kebijakan penataan PKL dalam satu kawasan, setidaknya akan menumbuhkan kepedulian PKL terhadap
69
kebijakan yang lahir, sehingga kerjasama antara PKl dengan pihak terkait terus akan terjalin sampai tahap implementasi
70
DAFTAR PUSTAKA Achmad Nurmandi, 2006, Management Perkotaan,Yogyakarta, Sinergi Publishing. Budiman Arif, 2003, Pembangunan Kebutuhan Sumber Daya Manusia di Bidang Pembangunan Perkotaan dan Pedesaan dalam Menjawab Tantangan Masa Depan, Jurnal. Burhan Ashshofa, 2001, Metode Penelitian Hukum. Jakarta, Rineka Cipta. Burhan Bungin, 2003, Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta, Radja Grafindo Persada. Deden Rukmana, 2005, Pedagang Kaki Lima dan Informalitas Perkotaan, Jurnal Hadi Sabari Yunus, 2005, Management Kota ( Perspektif Psasial ), Yogyakarta, Pustaka Pelajar. , 2004, Struktur Tata Ruang Kota, Yogyakarta, Pustaka Pelajar. Hendropranoto Suselo, Pembangunan Ekonomi Pembangunan Perkotaan di Indonesia, Jurnal.
Lokal
Dalam
Konteks
Julia Brannen, 2005, Memadu Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Yogyakarta, Pustaka Pelajar Offset. Joko Ari, 2003, Aspek-Aspek Dasar Kebijakan Pembangunan Perkotaan, Jurnal Kwik Kian Gie, 1996, Praktek Bisnis dan Orientasi Ekonomi Indonesia, Jakarta, PT Gramedia. Kusnadi Hardjasoemantri, 2002, Hukum Tata Lingkungan, Yogyakarta, University Press. K.Bertens, 2000, Pengantar Etika Bisnis, Yogyakarta, Kanisius. Sondang P.Siagian, 2001, Manajement Stratejik, Jakarta, Bumi Aksara. Tedi Heriyanto, 2002, Aplikasi Statistika dalam Penelitian Kuantitatif, Jurnal. Yusufhadi Miarso, 2005, Landasan Berfikir dan Pengembangan Teori Dalam Penelitian Kualitatif. Jurnal. UU Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Otonomi Daerah, Jakarta, Cemerlang.
71
UU Nomor 14 Tahun 1992 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan,Semarang, Aneka Ilmu. UU Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, Yogyakarta, Gajah Mada University Press. Perda Nomor 1 Tahun 2001 Perda Kota Tegal Tentang Reetribusi Pemakaian Kekayaan Daerah.
72
Angket Penelitian untuk pedagang yang akan dipindahkan
A. Identitas Responden 1.
Nama
: ......................................................
2.
Pendidikan
: ......................................................
3.
Jenis usaha
: ......................................................
4.
Lama usaha
: ......................................................
5.
Omset/bulan
: Rp. ................................................
B. Petunjuk Pengisian : Isilah (X) kolom jawaban yang tersedia dengan jawaban yang sesuai dengan kondisi atau kenyataan yang anda alami. Opsi jawaban yang tersedia meliputi : SS
: Sangat Setuju/Sangat Sesuai
S
: Setuju/Sesuai
R
: Ragu-ragu
TS
: Tidak Setuju/Tidak Sesuai
STS
: Sangat Tidak Setuju/Sangat Tidak Sesuai
C. Aspek Ekonomi No 1. 2.
3. 4. 5.
Pernyataan
SS
Lokasi berjualan yang ada saat ini sudah sangat strategis Dengan keramaian di lokasi berjualan, membuat hasil usaha mampu memenuhi kebutuhan keluarga Usaha yang dijalankan saat ini terus mengalami perkembangan Bila diijinkan, lokasi berjualan saat ini lebih baik dibuat secara permanen Melihat potensi pasar yang ada di lokasi berjualan, ada keinginan untuk menambah lapak berjualan
73
Jawaban S R TS
STS
6.
Bila kelak dipindahkan ke lokasi lain di sekitar alun-alun, maka tidak akan strategis seperti saat ini
7.
Dengan keramaian yang ada di lokasi sekarang, belum tentu lokasi yang baru nanti akan seramai saat ini Lokasi berjualan yang baru nanti, akan menghambat perkembangan usaha Bila diijinkan, maka lebih baik memilih kondisi yang ada saat ini daripada dipindahkan Bila kelak dipindahkan, akan sangat sulit bersaing dengan sesama PKL yang sudah ada terlebih dahulu Bila kelak dipindahkan, sangat besar kemungkinannya kehilangan pelanggan
8. 9.
10.
11.
Harapan (aspek ekonomi) ................................................................................................................................ ................................................................................................................................ ................................................................................................................................ ................................................................................................................................ ................................................................................................................................ D. Aspek Sosial No
Pernyataan
1.
Sebagai PKL saya memahami bahwa dalam perkembangannya keadaan PKL sebaiknya disesuaikan dengan perkembangan tata kota yang indah, rapi, dan tertib. Sebagai PKL saya mengikuti perkembangan keadaan PKL di kota Tegal. Sebagai bagian komunitas PKL, saya memahami dan sadar keadaan PKL sekarang, dan saya bersifat terbuka untuk
2.
3.
SS
74
Jawaban S R TS
STS
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12. 13.
14.
perubahan kedepan yang lebih baik. Sebagai PKL saya memahami bahwa dalam perkembangannya keadaan PKL sebaiknya disesuaikan dengan perkembangan tata kota yang indah, rapi, dan tertib. Sebagai PKL saya mengikuti perkembangan keadaan PKL di kota Tegal. Sebagai bagian komunitas PKL, saya memahami dan sadar keadaan PKL sekarang, dan saya bersifat terbuka untuk perubahan kedepan yang lebih baik. Sebagai PKL saya memahami bahwa dalam perkembangannya keadaan PKL sebaiknya disesuaikan dengan perkembangan tata kota yang indah, rapi, dan tertib. Sebagai PKL saya mengikuti perkembangan keadaan PKL di kota Tegal. Sebagai bagian komunitas PKL, saya memahami dan sadar keadaan PKL sekarang, dan saya bersifat terbuka untuk perubahan kedepan yang lebih baik. Sebagai PKL saya memahami bahwa dalam perkembangannya keadaan PKL sebaiknya disesuaikan dengan perkembangan tata kota yang indah, rapi, dan tertib. Sebagai PKL saya mengikuti perkembangan keadaan PKL di kota Tegal. Di sentra PKL kawasan Jl. Pancasila, rasa solidaritas PKL juga masih terjaga. Di sentra PKL kawasan Jl. Pancasila, intensitas persaingan antar PKL tidak perlu dikuatirkan. Di sentra PKL kawasan Jl. Pancasila, setiap konflik PKL pada prinsipnya bisa dicari jalan keluarnya.
75
15.
16.
Di sentra PKL kawasan Jl. Pancasila, justru memberi kedudukan status dan jaminan ketertiban bagi PKL. Sebagai PKL saya bersedia dipindah di sentra PKL kawasan Jl. Pancasila.
Harapan (aspek sosial) ................................................................................................................................ ................................................................................................................................ ................................................................................................................................ ................................................................................................................................ ................................................................................................................................ E. Aspek Lingkungan No
Pernyataan
1.
Penataan PKL di Kawasan Jl. Pancasila dilakukan dengan tetap menjaga aspek kebersihan lingkungan dari sampah dan lainnya. Untuk memudahkan pengelolaannya, penanganan lingkungan tersebut dilakukan oleh instansi terkait dengan melibatkan partisipasi aktif PKL. Pengadaan/pemenuhan kebutuhan air bersih disediakan oleh instansi terkait. Untuk menjaga kenyamanan lingkungan sentra PKL seyogyanya ada penataan lalu lintas di sekitar kawasan Jl. Pancasila. Mengingat jl. Pancasila merupakan kawasan umum, maka pada saat siang harinya kawasan jl. Pancasila tetap harus bersih dari aktivitas PKL
2.
3. 4.
5.
SS
S
Jawaban R TS
STS
Harapan (aspek lingkungan) ................................................................................................................................ ................................................................................................................................
76
Angket Penelitian untuk pedagang yang akan menerima PKL pindahan
A. Identitas Responden 1.
Nama
: ......................................................
2.
Pendidikan
: ......................................................
3.
Jenis usaha
: ......................................................
4.
Lama usaha
: ......................................................
5.
Omset/bulan
: Rp. ................................................
B. Petunjuk Pengisian : Isilah (X) kolom jawaban yang tersedia dengan jawaban yang sesuai dengan kondisi atau kenyataan yang anda alami. Opsi jawaban yang tersedia meliputi : SS
: Sangat Setuju/Sangat Sesuai
S
: Setuju/Sesuai
R
: Ragu-ragu
TS
: Tidak Setuju/Tidak Sesuai
STS
: Sangat Tidak Setuju/Sangat Tidak Sesuai
C. Aspek Ekonomi
No 1. 2.
3. 4.
Pernyataan
SS
Lokasi berjualan yang ada saat ini sudah sangat strategis Dengan keramaian di lokasi berjualan, membuat hasil usaha mampu memenuhi kebutuhan keluarga Usaha yang dijalankan saat ini terus mengalami perkembangan Bila diijinkan, lokasi berjualan saat ini lebih baik dibuat secara permanen
77
Jawaban S R TS
STS
5.
Melihat potensi pasar yang ada di lokasi berjualan, ada keinginan untuk menambah lapak berjualan
6.
Bila kelak disatukan dengan pedagang dari lokasi lain, maka tidak akan strategis seperti saat ini, dikarenakan akan semakin banyak pedagang Dengan keramaian yang ada di lokasi sekarang, belum tentu bila terjadi penggabungan akan seramai saat ini Lokasi berjualan yang harus digabung, akan menghambat perkembangan usaha Bila diijinkan, maka lebih baik memilih kondisi yang ada saat ini daripada menerima PKL dari tempat lain (bergabung) Bila kelak jadi digabung, akan sangat sulit bersaing dengan sesama PKL yang akan menggabungkan diri menjadi satu lokasi Bila kelak digabung, sangat besar kemungkinannya kehilangan pelanggan
7.
8. 9.
10.
11.
Harapan (aspek ekonomi) ................................................................................................................................ ................................................................................................................................ ................................................................................................................................ ................................................................................................................................ ................................................................................................................................ D. Aspek Sosial No 1.
2.
Pernyataan
SS
Sebagai PKL saya memahami bahwa dalam perkembangannya keadaan PKL sebaiknya sesuai perkembangan tata kota yang indah, rapi, dan tertib. Sebagai PKL saya mengikuti
78
Jawaban S R TS
STS
3.
4.
5.
6. 7. 8. 9. 10.
perkembangan PKL khususnya pembentukan sentra PKL di kawasan Jl. Pancasila Sebagai bagian komunitas PKL, saya memahami dan sadar keadaan PKL sekarang, dan saya bersifat terbuka untuk perubahan kedepan yang lebih baik. PKL disini pada umumnya sudah mengenal satu sama lain sebagai suatu kelompok sosial. PKL disini pada umumnya sudah mengenal satu sama lain sebagai suatu kelompok sosial. Hubungan antar PKL disini cukup akrab/ bagus. Persaingan antar PKL disini tidak sampai menimbulkan persoalan yang besar. Persaingan PKL disini tidak sampai mengganggu rasa solidaritas sesama PKL PKL disini merasa senasib sepenanggungan Pembentukan sentra PKL di kawasan Jl. Pancasila semestinya mendapatkan dukungan dikalangan PKL kawasan Jl. Pancasila sekarang.
Harapan (aspek sosial) ................................................................................................................................ ................................................................................................................................ ................................................................................................................................ ................................................................................................................................ ................................................................................................................................
79
E. Aspek Lingkungan No 1.
2.
3. 4.
5.
Pernyataan
SS
Jawaban S R TS
STS
Penataan PKL di Kawasan Jl. Pancasila dilakukan dengan tetap menjaga aspek kebersihan lingkungan dari sampah dan lainnya. Untuk memudahkan pengelolaannya, penanganan lingkungan tersebut dilakukan oleh instansi terkait dengan melibatkan partisipasi aktif PKL. Pengadaan/pemenuhan kebutuhan air bersih disediakan oleh instansi terkait. Untuk menjaga kenyamanan lingkungan sentra PKL seyogyanya ada penataan lalu lintas di sekitar kawasan Jl. Pancasila. Mengingat jl. Pancasila merupakan kawasan umum, maka pada saat siang harinya kawasan jl. Pancasila tetap harus bersih dari aktivitas PKL
Harapan (aspek lingkungan) ................................................................................................................................ ................................................................................................................................ ................................................................................................................................ ................................................................................................................................ ................................................................................................................................
80
Angket Penelitian untuk konsumen di lokasi yang akan dipindahkan A. Identitas Responden 1.
Nama
: ......................................................
2.
Pendidikan
: ......................................................
3.
Pekerjaan
: ......................................................
4.
Intensitas ke lokasi : ...............kali/bulan
5.
Jumlah pembelian : ± Rp............................................../bulan
B. Petunjuk Pengisian : Isilah (X) kolom jawaban yang tersedia dengan jawaban yang sesuai dengan kondisi atau kenyataan yang anda alami. Opsi jawaban yang tersedia meliputi : SS
: Sangat Setuju/Sangat Sesuai
S
: Setuju/Sesuai
R
: Ragu-ragu
TS
: Tidak Setuju/Tidak Sesuai
STS
: Sangat Tidak Setuju/Sangat Tidak Sesuai
C. Aspek Ekonomi No 1. 2.
3. 4.
5.
Pernyataan
SS
Lokasi berjualan yang ada saat ini sudah sangat strategis Dengan keramaian PKL di lokasi berjualan, membuat mudah dalam mencari barang yang akan dibeli Lokasi yang ada saat ini sangat besar manfaatnya bagi konsumen Bila kelak dipindah ke lokasi lain akan sangat sulit mencari PKL yang menjadi langanan Kondisi yang ada saat ini lebih baik bila harus mencari barang yang dibutuhkan ke
81
Jawaban S R TS
STS
6.
7.
lokasi yang baru Penggabungan pedagang hanya akan menambah kesemrawutan PKL di sekitar alun-alun Penggabungan pedagang di satu lokasi menambah ragam pilihan dalam berbelanja
Harapan (aspek ekonomi) ................................................................................................................................ ................................................................................................................................ ................................................................................................................................ ................................................................................................................................ ................................................................................................................................ D. Aspek Sosial No 1. 2. 3. 4. 5. 6.
7.
Pernyataan
SS
Jawaban S R TS
STS
Konsumen dengan PKL di sini sudah saling mengenal satu sama lain Konsumen telah mengenal secara umum seluruh PKL di sini Jarang sekali terjadi konflik antar PKL dengan konsumen Proses tawar menawar berlangsung secara akrab Tumbuh kepercayaan konsumen dengan barang dan harga yang ditawarkan Perpindahan lokasi berjualan akan merusak hubungan baik yang telah terbina antara PKL-konsumen Tidak yakin, hubungan antara konsumen dan PKL dapat sesolid sebelum dipindah
Harapan (aspek sosial) ................................................................................................................................ ................................................................................................................................
82
E. Aspek Lingkungan No 1.
2.
3. 4.
5.
Pernyataan
SS
Jawaban S R TS
STS
Penataan PKL di Kawasan Jl. Pancasila dilakukan dengan tetap menjaga aspek kebersihan lingkungan dari sampah dan lainnya. Untuk memudahkan pengelolaannya, penanganan lingkungan tersebut dilakukan oleh instansi terkait dengan melibatkan partisipasi aktif PKL. Pengadaan/pemenuhan kebutuhan air bersih disediakan oleh instansi terkait. Untuk menjaga kenyamanan lingkungan sentra PKL seyogyanya ada penataan lalu lintas di sekitar kawasan Jl. Pancasila. Mengingat jl. Pancasila merupakan kawasan umum, maka pada saat siang harinya kawasan jl. Pancasila tetap harus bersih dari aktivitas PKL
Harapan (aspek lingkungan) ................................................................................................................................ ................................................................................................................................ ................................................................................................................................ ................................................................................................................................ ................................................................................................................................
83
Angket Penelitian untuk konsumen di lokasi yang akan menerima PKL pindahan A. Identitas Responden 1.
Nama
: ......................................................
2.
Pendidikan
: ......................................................
3.
Pekerjaan
: ......................................................
4.
Intensitas ke lokasi : ...............kali/bulan
5.
Jumlah pembelian : ± Rp............................................../bulan
B. Petunjuk Pengisian : Isilah (X) kolom jawaban yang tersedia dengan jawaban yang sesuai dengan kondisi atau kenyataan yang anda alami. Opsi jawaban yang tersedia meliputi : SS
: Sangat Setuju/Sangat Sesuai
S
: Setuju/Sesuai
R
: Ragu-ragu
TS
: Tidak Setuju/Tidak Sesuai
STS
: Sangat Tidak Setuju/Sangat Tidak Sesuai
C. Aspek Ekonomi No 1. 2.
3. 4.
5.
Pernyataan
SS
Lokasi berjualan yang ada saat ini sudah sangat strategis Dengan keramaian PKL di lokasi berjualan, membuat mudah dalam mencari barang yang akan dibeli Lokasi yang ada saat ini sangat besar manfaatnya bagi konsumen Bila kelak akan digabung dengan PKL dari lokasi lain akan sangat sulit mencari PKL yang menjadi langanan Kondisi yang ada saat ini lebih baik bila harus mencari barang yang dibutuhkan ke
84
Jawaban S R TS
STS
6.
7.
lokasi yang akan digabungkan Penggabungan pedagang hanya akan menambah kesemrawutan PKL di sekitar alun-alun Penggabungan pedagang di satu lokasi menambah ragam pilihan dalam berbelanja
Harapan (aspek ekonomi) ................................................................................................................................ ................................................................................................................................ ................................................................................................................................ ................................................................................................................................ ................................................................................................................................ D. Aspek Sosial No 1. 2. 3. 4. 5. 6.
7.
Pernyataan
SS
Jawaban S R TS
STS
Konsumen dengan PKL di sini sudah saling mengenal satu sama lain Konsumen telah mengenal secara umum seluruh PKL di sini Jarang sekali terjadi konflik antar PKL dengan konsumen Proses tawar menawar berlangsung secara akrab Tumbuh kepercayaan konsumen dengan barang dan harga yang ditawarkan Perpindahan lokasi berjualan akan merusak hubungan baik yang telah terbina antara PKL-konsumen Tidak yakin, hubungan antara konsumen dan PKL dapat sesolid sebelum dipindah
Harapan (aspek sosial) ................................................................................................................................ ................................................................................................................................
85
E. Aspek Lingkungan No 1.
2.
3. 4.
5.
Pernyataan
SS
Jawaban S R TS
STS
Penataan PKL di Kawasan Jl. Pancasila dilakukan dengan tetap menjaga aspek kebersihan lingkungan dari sampah dan lainnya. Untuk memudahkan pengelolaannya, penanganan lingkungan tersebut dilakukan oleh instansi terkait dengan melibatkan partisipasi aktif PKL. Pengadaan/pemenuhan kebutuhan air bersih disediakan oleh instansi terkait. Untuk menjaga kenyamanan lingkungan sentra PKL seyogyanya ada penataan lalu lintas di sekitar kawasan Jl. Pancasila. Mengingat jl. Pancasila merupakan kawasan umum, maka pada saat siang harinya kawasan jl. Pancasila tetap harus bersih dari aktivitas PKL
Harapan (aspek lingkungan) ................................................................................................................................ ................................................................................................................................ ................................................................................................................................ ................................................................................................................................ ................................................................................................................................
86
Angket Penelitian untuk masyarakat di sekitar Kawasan Jl. Pancasila A. Identitas Responden 1.
Nama
: ......................................................
2.
Pendidikan
: ......................................................
3.
Pekerjaan
: ......................................................
4.
Intensitas ke lokasi : ...............kali/bulan
5.
Jumlah pembelian : ± Rp............................................../bulan
B. Petunjuk Pengisian : Isilah (X) kolom jawaban yang tersedia dengan jawaban yang sesuai dengan kondisi atau kenyataan yang anda alami. Opsi jawaban yang tersedia meliputi : SS
: Sangat Setuju/Sangat Sesuai
S
: Setuju/Sesuai
R
: Ragu-ragu
TS
: Tidak Setuju/Tidak Sesuai
STS
: Sangat Tidak Setuju/Sangat Tidak Sesuai
C. Angket No 1.
2.
3.
Pernyataan
SS
Sebagai masyarakat yang berdekatan dengan PKL, saya memahami bahwa perkembangan PKL kedepan sudah semestinya disesuaikan dengan perkembangan tata kota yang indah, rapi, dan tertib. Keadaan PKL di kota Tegal kedepan perlu ditata kembali agar memenuhi kepentingan masyarakat luas disamping kepentingan PKL sendiri. Lokasi yang cukup strategis untuk sentra PKL kota Tegal terletak di kawasan Jl. Pancasila.
87
S
Jawaban R TS
STS
4.
Sentra PKL di kawasan Jl. Pancasila, tidak mengurangi ketenangan warga kami secara signifikan.
5.
Sentra PKL di kawasan Jl. Pancasila tidak mengganggu ketertiban dan keamanan di lingkungan masyarakat kami. Sehubungan dengan itu, kami mendukung pembentukan sentra PKL di kawasan Jl. Pancasila
6.
Harapan ................................................................................................................................ ................................................................................................................................ ................................................................................................................................ ................................................................................................................................ ................................................................................................................................
88
DAFTAR PERTANYAAN (Pengunjung Potensial) I.
Identitas responden 1. Nama
:
……………………………………………
2. Tempat tinggal
:
……………………………………………
3. Usia
:
……………………………………………
a.
< 25 tahun
b.
25 – 35 tahun
c.
36 – 46 tahun
d.
> 46 tahun
4. Jenis Pendidikan a.
SD
b.
SMP
c.
SMA
d.
Diploma
e.
PT
5. Tingkat Pendapatan a.
< Rp. 500.000
b.
Rp. 500.000 – < Rp. 1.000.000
c.
Rp. 1.000.000 - < Rp. 1.500.000
d.
Rp. 1.500.000 - < Rp. 2.000.000
e.. > Rp. 2.000.000 II. Pertanyaan 1. Keberadaan Sentra bisnis di kawasan Jl. Pancasila dapat diterima dengan baik oleh seluruh masyarakat Kota Tegal. a.
Sangat setuju
b.
Setuju
c.
Netral
d.
Tidak setuju
89
e.
Sangat tidak setuju
2. Keberadaan Sentra bisnis di kawasan Jl. Pancasila mempermudah masyarakat di sekitar Kawasan Jl. Pancasila dalam memenuhi kebutuhannya dalam berbelanja. a.
Sangat setuju
b.
Setuju
c.
Netral
d.
Tidak setuju
e.
Sangat tidak setuju
3. Tingkat pendidikan masyarakat kota Tegal sangat mendukung mereka untuk memilih Sentra Bisnis di Kawasan Jl. Pancasila sebagai tempat rekreasi (jalan-jalan) dan belanja. a.
Sangat setuju
b.
Setuju
c.
Netral
d.
Tidak setuju
e.
Sangat tidak setuju
4. Masyarakat mengetahui pentingnya kebutuhan akan tempat untuk berbelanja sekaligus rekreasi (jalan-jalan).
4.
a.
Sangat setuju
b.
Setuju
c.
Netral
d.
Tidak setuju
e.
Sangat tidak setuju
Pendapatan masyarakat Kota Tegal mempengaruhi mereka menjadi calon pengunjung Sentra Bisnis di Kawasan Jl. Pancasila. a.
Sangat setuju
b.
Setuju
c.
Netral
d.
Tidak setuju
90
e.
Sangat tidak setuju
5. Dengan pendapatan yang berada pada kategori menengah ke atas, sudah banyak masyarakat Kota Tegal yang berkunjung di Kawasan Jl. Pancasila untuk rekreasi (jalan-jalan) dan belanja. a.
Sangat setuju
b.
Setuju
c.
Netral
d.
Tidak setuju
e.
Sangat tidak setuju
6. Masyarakat Kota Tegal tidak mempermasalahkan keberadaan Sentra Bisnis di Kawasan Jl. Pancasila. a.
Sangat setuju
b.
Setuju
c.
Netral
d.
Tidak setuju
e.
Sangat tidak setuju
91
DAFTAR PERTANYAAN (Pedagang Kaki Lima)
I.
Identitas responden 1. Nama
:
……………………………………………
2. Usia
:
……………………………………………
a. < 25 tahun b. 25 – 35 tahun c. 36 – 46 tahun d. > 46 tahun 3.
4.
5.
Jenis Pendidikan a.
SD
b.
SMP
c.
SMA
d.
Diploma
e.
PT
Tingkat Pendapatan dalam satu bulan. a.
< Rp. 500.000
b.
Rp. 500.000 – < Rp. 1.000.000
c.
Rp. 1.000.000 - < Rp. 1.500.000
d.
Rp. 1.500.000 - < Rp. 2.000.000
e.
> Rp. 2.000.000
Jenis Produk yang diperdagangkan a. Mainan b. Makanan/minuman c. Pakaian d. Sepatu/sandal e. Lainnya, sebutkan .............................
92
II. Pertanyaan 1. Keberadaan Sentra bisnis di kawasan Jl. Pancasila dapat diterima dengan baik oleh seluruh pedagang di kawasan Jl. Pancasila dan Alun-alun. a.
Sangat setuju
b.
Setuju
c.
Netral
d.
Tidak setuju
e.
Sangat tidak setuju
2. Keberadaan Sentra bisnis di kawasan Jl. Pancasila mempermudah pedagang dalam memasarkan dagangannya. a.
Sangat setuju
b.
Setuju
c.
Netral
d.
Tidak setuju
e.
Sangat tidak setuju
3. Keberadaan Sentra bisnis di kawasan Jl. Pancasila akan dapat meningkatkan pendapatan pedagang. a.
Sangat setuju
b.
Setuju
c.
Netral
d.
Tidak setuju
e.
Sangat tidak setuju
4. Tingkat pendidikan masyarakat kota Tegal sangat mendukung mereka untuk memilih Sentra Bisnis di Kawasan Jl. Pancasila sebagai tempat rekreasi (jalan-jalan) dan belanja. a.
Sangat setuju
b.
Setuju
c.
Netral
d.
Tidak setuju
e.
Sangat tidak setuju
93
5. Pedagang menyadari kenyamanan berdagang di tempat yang telah resmi di tentukan oleh pemerintah kota Tegal (seperti Sentra Bisnis di Kawasan Jl. Pancasila). a.
Sangat setuju
b.
Setuju
c.
Netral
d.
Tidak setuju
e.
Sangat tidak setuju
6. Pedagang menyadari pentingnya penataan pedagang kaki lima di Kawasan Jl. Pancasila dan Alun-alun. a.
Sangat setuju
b.
Setuju
c.
Netral
d.
Tidak setuju
e.
Sangat tidak setuju
7. Masyarakat mengetahui pentingnya kebutuhan akan tempat untuk berbelanja sekaligus rekreasi (jalan-jalan). a.
Sangat setuju
b.
Setuju
c.
Netral
d.
Tidak setuju
e.
Sangat tidak setuju
8. Pendapatan masyarakat Kota Tegal mempengaruhi mereka menjadi calon pengunjung Sentra Bisnis di Kawasan Jl. Pancasila. a.
Sangat setuju
b.
Setuju
c.
Netral
d.
Tidak setuju
e.
Sangat tidak setuju
94
9. Dengan pendapatan yang berada pada kategori menengah ke atas, sudah banyak masyarakat Kota Tegal yang berkunjung di Kawasan Jl. Pancasila untuk rekreasi (jalan-jalan) dan belanja. a.
Sangat setuju
b.
Setuju
c.
Netral
d.
Tidak setuju
e.
Sangat tidak setuju
10. Masyarakat Kota Tegal tidak mempermasalahkan keberadaan Sentra Bisnis di Kawasan Jl. Pancasila. a.
Sangat setuju
b.
Setuju
c.
Netral
d.
Tidak setuju
e.
Sangat tidak setuju
95