AKTIVITAS PEMROSESAN FAKTUR DI CVX IBU (INDO-ASIA BUSINESS UNIT) Rachmatika Indah Hardiyani Rafika Yuniasih Program Studi Akuntansi / Fakultas Ekonomi
Abstrak: Laporan magang ini membahas secara terperinci mengenai aktivitas pemrosesan faktur di CVX IBU. Analisis dimulai dari penjelasan mengenai jenis-jenis faktur yang ada beserta sistem yang digunakan di perusahan. Lalu dijelaskan pula mengenai siklus pengeluaran yang dilakukan perusahaan secara umum dan secara khusus pembahasan berada pada tahap aktivitas pemrosesan faktur. Lalu akan dilakukan analisis risiko dan pengendalian atas siklus pengeluaran perusahaan, khususnya tahap pemrosesan faktur. Hasil dari laporan magang ini menyimpulkan bahwa pengendalian internal pada siklus pengeluaran, khususnya aktivitas pemrosesan faktur yang diterapkan di CVX IBU sudah baik. Namun masih terdapat beberapa kekurangan terkait kebijakan dan juga prosedur terkait siklus pengeluaran perusahaan yang harus diperbaiki oleh perusahaan agar pengendalian internal terhadap siklus pengeluaran, khususnya aktivitas pemrosesan faktur di perusahaan menjadi lebih baik. Kata kunci: siklus pengeluaran; pemrosesan faktur; pengendalian internal Abstract: This internship report discusses in detail about the invoice processing activities in CVX IBU. The analysis starts from the description of the kinds of invoices are there along with the system used. Then also explained the expenditure cycle of the company in general and invoice processing activities in specific. And then discusses about a risk analysis and its control over expenditure cycle, especially in invoice processing stage. The result of this internship report concluded that the internal controls on expenditure cycle, especially invoice processing activities are implemented in CVX IBU is good. However, there are some lack of policies and procedures related to the internal control in expenditure cycle which need to be fixed by the company to improve the internal control in expenditure cycle, especially when processing invoices. Key word: invoice processing, expenditure cycle, internal control
Aktivitas pemrosesan..., Rachmatika Indah Hardiyani, FE UI, 2013
PENDAHULUAN
P
rogram magang dilaksanakan di CVX Indonesia Company, salah satu perusahaan energi multinasional yang bergerak di bidang industri minyak dan gas bumi. CVX Indonesia Company merupakan salah satu bagian perusahaan dari CVX IBU (Indo-
Asia Business Unit), unit bisnis CVX yang berada di negara Indonesia. Aktivitas magang
dilaksanakan di Divisi Jasa Keuangan Bagian Account Payable dengan posisi sebagai Prosesor Faktur Utang. Laporan magang ini bertujuan untuk memberikan gambaran kepada pembaca mengenai aktivitas siklus pengeluaran perusahaan, terutama dalam aktivitas pemrosesan faktur serta penerapan pengendalian internal atas siklus pengeluaran di CVX IBU. Topik laporan magang ini dipilih karena kegiatan utama selama menjalankan program magang adalah memproses faktur yang ditagih oleh vendor atas penyediaan barang atau jasa yang telah diberikan oleh vendor terhadap perusahaan. Maka, penjabaran atas siklus pengeluaran secara umum dan penjelasan rinci dari aktivitas pemrosesan faktur akan dilakukan dalam laporan magang ini. Dalam melakukan aktivitas pemrosesan faktur tersebut, pengendalian internal selalu dilakukan untuk menjamin aktivitas dilaksanakan sesuai dengan aturan serta untuk mencegah risiko-risiko yang mungkin timbul di setiap tahapnya. Pengendalian internal merupakan hal mutlak yang perlu diterapkan untuk memastikan bahwa tujuan perusahaan baik tujuan strategis, operasional dan finansial tercapai. Mengingat betapa pentingnya akan sebuah pengendalian internal, maka pengendalian atas siklus pengeluaran ini pun dipilih sebagai topik pembahasan dalam laporan magang ini.
TINJAUAN TEORITIS Pengendalian Internal Pengendalian internal merupakan salah satu aspek terpenting yang harus dijalankan oleh sebuah perusahaan. Menurut Arens, Elder, dan Besley (2009), suatu sistem pengendalian internal terdiri dari kebijakan-kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan manajemen keyakinan yang memadai bahwa perusahaan telah mencapai tujuannya. Kebijakan dan prosedur tersebut digunakan sebagai kontrol oleh manajemen dan hal tersebut yang dinamakan dengan pengendalian internal. Manajemen pada umumnya memiliki tiga tujuan dalam menciptakan suatu sistem pengendalian internal yang efektif, yaitu keandalan dari laporan keuangan, efisiensi dan efektivitas operasi, dan kepatuhan kepada hukum dan peraturan yang berlaku.
Aktivitas pemrosesan..., Rachmatika Indah Hardiyani, FE UI, 2013
Penilaian Risiko dan Aktivitas Pengendalian dari Kerangka COSO Pengendalian internal menurut COSO terdiri dari lima komponen yang memberikan kerangka efektif dalam menjelaskan dan menganalisis sistem pengendalian internal yang diterapkan oleh perusahaan. Kelima komponen tersebut adalah lingkungan pengendalian (control environment), penilaian risiko (risk assesment), aktivitas pengendalian (control activities), informasi dan komunikasi (information and communication), dan pemantauan (monitoring). Teori yang akan dipergunakan dalam laporan ini terkait atas dua dari lima poin kerangka COSO tersebut, yaitu poin penilaian risiko dan poin aktivitas pengendalian. Berikut penjelasan atas kedua poin tersebut. Dalam upaya mencapai tujuannya, perusahaan dapat terhalangi oleh adanya berbagai risiko internal dan eksternal. Hal tersebut menyebabkan perusahaan harus mengevaluasi risiko potensial yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuannya. Penilaian risiko adalah identifikasi dan analisa manajemen terhadap risiko-risiko yang mungkin timbul dan juga dalam hubungannya dengan penyusunan laporan keuangan. Komponen ini membentuk dasar bagaimana risiko dikelola. Penilaian risiko ini membantu perusahaan untuk mengelola risiko yang ada seperti risiko perubahan dalam lingkungan operasi, pertumbuhan yang cepat, dan penerapan teknologi baru di perusahaan. Penaksiran risiko ini harus dilakukan di setiap tingkat dan di seluruh aktivitas yang ada dalam suatu organisasi. Ketika manajemen telah mengidentifikasi risiko dan mengestimasikan seberapa besar tingkat signifikansi dari risiko serta menilai dan juga membandingkan dengan risiko-risiko yang pernah ada, maka pada akhirnya manajemen akan mengembangkan tindakan-tindakan yang perlu diambil dalam upaya mengurangi risiko tersebut sampai batas tertentu yang dapat diterima perusahaan. Poin kedua dari kerangka COSO yang akan dibahas adalah aktivitas pengendalian. Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan bahwa tindakan dalam menghadapi potensi risiko yang ada telah berjalan baik atau tidak. Aktivitas pengendalian ini digunakan agar karyawan dapat dengan tepat menjalankan petunjuk yang telah disosialisasikan oleh manajemen. Komponen ini merupakan serangkaian besar aktivitas dan prosedur dari organisasi dengan pembagian tugas yang tepat untuk meninjau ulang dan menyetujui hasil operasi utama seperlunya. Aktivitas pengendalian harus selalu dilakukan walaupun saat manajemen menganggap tidak ada risiko signifikan yang mungkin terjadi di dalam wilayahnya. Aktivitas pengendalian sebaiknya tidak dihilangkan begitu saja, karena manajemen perlu mengevaluasi kembali risiko yang terjadi secara periodik. Seluruh aktivitas pengendalian harus berkontribusi terhadap struktur pengendalian secara keseluruhan. COSO menekankan bahwa prosedur
Aktivitas pemrosesan..., Rachmatika Indah Hardiyani, FE UI, 2013
pengendalian juga dibutuhkan pada seluruh sistem informasi yang signifikan, baik itu keuangan, operasional, dan pelaksanaan terkait. Definisi dan Aktivitas Bisnis Siklus Pengeluaran Menurut Romney dan Steinbart (2012), siklus pengeluaran adalah rangkaian kegiatan bisnis dan operasional dari pemrosesan data yang berhubungan dengan pembelian serta pembayaran barang dan jasa. Tujuan utama dari siklus ini adalah untuk meminimalisasi total biaya untuk memperoleh dan memelihara persediaan, perlengkapan, dan jasa-jasa lainnya yang dibutuhkan perusahaan dalam mencapai tujuannya. Empat aktivitas utama yang dilakukan dalam siklus pengeluaran, yaitu Ordering Materials, Supplies, and Services ; Receiving and Storing Goods ; Approving Supplier Invoices ; dan Cash Disbursement.
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Gambaran Umum CVX di Dunia CVX merupakan salah satu perusahaan energi terbesar dunia yang bergerak di segala aspek terkait dengan industri minyak dan gas bumi, seperti eksplorasi atau pencarian, produksi, pemasaran, transportasi, produksi kimia dan penjualan, energi panas bumi (geothermal), dan pembangkitan tenaga listrik (power generation). CVX berpusat di San Ramon, California, Amerika Serikat dan aktif di lebih dari 180 negara. Fokus pada teknologi membantu CVX dalam membuka peluang dalam pencarian, pengembangan, dan produksi minyak dan gas bumi. CVX juga turut mengembangkan teknologi emerging energy, seperti menemukan cara yang lebih baik untuk membuat nonmakanan berdasar pada biofuel, mengintegrasikan teknologi energi surya (advanced solar technology) ke dalam operasi CVX, dan memperluas sumber daya energi yang dapat diperbaharui. Gambaran Umum CVX Indonesia CVX IBU beroperasi dengan bekerja sama dengan agen Indonesia, yaitu Badan Perantara Minyak dan Gas Bumi (BPMIGAS), yang sekarang telah berganti nama menjadi Satuan Kerja Minyak dan Gas Bumi (SKMIGAS), melalui perjanjian formal yang dikenal dengan Kontrak Kerja Sama (KKS) di mana memproduksi kira-kira 45 persen dari produksi minyak mentah Indonesia dengan total produksi mencapai 550.000 barel per hari. Hal tersebut menjadikan perusahaan ini sebagai penghasil minyak bumi terbesar di negara ini. Kegiatan dan area operasi anak perusahaan CVX IBU terbagi atas tiga daerah operasi, yaitu Sumatera Operation (SMO), Kalimantan Operation (KLO), dan Geothermal Operation (GPO).
Aktivitas pemrosesan..., Rachmatika Indah Hardiyani, FE UI, 2013
Kegiatan operasi dan investasi dari CVX membawa beragam kontribusi ekonomi kepada perekonomian Indonesia, diantaranya yaitu dalam hal penyediaan lapangan pekerjaan. Terdapat lebih dari 8.000 karyawan dan 30.000 partner bisnis yang dipekerjakan, dimana 98 persen dari seluruh karyawan adalah orang Indonesia. Selanjutnya dalam hal perpajakkan. Jumlah pajak yang rutin disetorkan oleh perusahaan ini mencapai jutaan dolar.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN Jenis Siklus Pengeluaran pada Perusahaan Jenis pengeluaran berikut ini diklasifikasikan berdasarkan jenis faktur yang diterima oleh bagian Account Payable. Jenis yang pertama yaitu Kontrak Jasa (Service Contract), menunjukkan bahwa vendor memiliki keterikatan atau perjanjian kontrak yang menimbulkan hak dan kewajiban pada masing-masing pihak, yaitu pemenuhan jasa dari vendor, pemberian kompensasi oleh pihak CVX IBU, diatur pula mengenai sanksi jika terjadi pelanggaran, dan perjanjian lainnya yang tertera dalam kontrak. Jenis yang kedua yaitu Pembelian Barang (Purchase Order) yang menandakan bahwa faktur berasal dari vendor yang memiliki keterkaitan dengan CVX IBU berupa penyediaan barang dalam rangka memenuhi kegiatan operasional perusahaan. Dan jenis yang terakhir yaitu Non-Ordering Invoice (NOI) atau Miscellaneous Invoice. Seperti namanya, siklus pengeluaran berjenis NOI ini faktur penagihannya berasal dari pihak yang sebelumnya tidak melakukan pemesanan khusus yang diperjanjikan layaknya faktur berjenis kontrak dan purchase order. Transaksi yang dilakukan pun pada umumnya bersifat one-time transaction, dimana transaksi hanya dilakukan dalam kondisi tertentu saja dan bersifat non-rutin serta tidak dapat diprediksikan waktunya. Tools terkait dengan Siklus Pengeluaran Tools yang digunakan oleh setiap divisi tersebut tentunya beragam dan saling terintegrasi. Beberapa tools yang digunakan oleh prosesor bagian finance CVX IBU dalam melakukan kegiatannya, khususnya dalam pemrosesan faktur yaitu: JD Edwards EnterpriseOne (JDE) yang merupakan sistem teknologi informasi utama yang digunakan dalam memproses setiap faktur, JDE – Query, Reporting & Analysis (JDE-QRA) yang merupakan salah satu pengelola kumpulan data dari JDE yang menghasilkan rangkuman data secara lebih informatif, E-Tax dimana software ini digunakan dalam hal pencatatan data-data yang tertera pada faktur pajak, dan terakhir yaitu Ariba yang merupakan kumpulan data-data vendor bersama masing-masing detail kontrak antara vendor dan CVX IBU.
Aktivitas pemrosesan..., Rachmatika Indah Hardiyani, FE UI, 2013
Siklus Pengeluaran Secara Umum pada Perusahaan Berdasarkan jenis faktur yang masuk ke dalam Bagian Keuangan, terdapat tiga jenis siklus pengeluaran yang dilakukan oleh CVX IBU. Ketiga jenis pengeluaran tersebut yaitu melalui sistem kontrak jasa, pembelian barang atau purchase order (PO), dan non-ordering invoice (NOI) atau miscellaneous. Terdapat beberapa perbedaan dalam hal pengolahan data dan juga lampiran dokumen dari ketiga jenis pengeluaran tersebut. Secara umum, siklus pengeluaran di CVX IBU dapat digambarkan atas lima tahap, yaitu dimulai dari proses pemesanan barang atau jasa, penerimaan barang atau jasa, pemrosesan faktur, proses pembayaran, dan terakhir proses penyelasaian kerjasama. Aktivitas Pemrosesan Faktur pada Perusahaan Aktivitas pemrosesan faktur yang dilakukan di CVX IBU pada umumnya terbagi atas empat tahap sebelum dilakukan proses pembayaran, yaitu: a. Penerimaan dan pengecekan awal atas faktur yang dilakukan oleh Bagian Administrasi Loket (Account Payable Logger atau AP Logger) Tahap pemrosesan faktur penagihan pertama-tama dimulai dari pengajuan faktur penagihan yang dilakukan oleh vendor terhadap pihak CVX IBU. Lalu pegawai di Bagian Administrasi yang berada di loket khusus penerimaan tagihan (biasa disebut dengan Account Payable Logger atau AP Logger) menerima dokumen dan faktur penagihan dari berbagai vendor, lalu melakukan pengecekan kelengkapan awal atas dokumen yang diterima. b. Penerimaan dan pengecekan faktur oleh para prosesor Selain AP Logger, prosesor merupakan pihak yang juga bertanggung jawab atas pemeriksaan syarat sah faktur dan juga pemeriksaan atas kelengkapan dokumen yang diterima karena pengecekan secara detail akan dilakukan oleh prosesor. Oleh karena itu, prosesor harus memastikan ulang akan kelengkapan dokumen penagihan. c. Proses memasukkan data yang tertera pada faktur dan dokumen pendukung ke dalam sistem jika dokumen telah lengkap terpenuhi Tahap selanjutnya dalam memproses faktur penagihan yaitu memasukkan data yang tertera dalam faktur penagihan dan dokumen pendukung lainnya ke dalam sistem JDE. d. Tahap terakhir adalah proses penyetujuan (approval process) yang dilakukan oleh Group Leader atau Team Leader bagian Account Payable. Penyetuju tersebut melakukan pemeriksaan atas batch yang telah dibuat. Pemeriksaan tersebut meliputi kesesuaian rekening bank vendor, mata uang, jangka waktu pembayaran, jumlah yang dibayarkan, dan juga charges account. Setelah diperiksa
Aktivitas pemrosesan..., Rachmatika Indah Hardiyani, FE UI, 2013
dan tidak ada kesalahan yang terjadi, maka kemudian penyetuju akan memberikan stampel sebagai tanda telah ditinjau ulang dan disetujui. Kemudian penyetuju akan mem-posting ke dalam buku besar. Ringkasan alur pemrosesan faktur dapat dilihat di gambar 1 di bawah ini.
Gambar 1: Alur Pemrosesan Faktur. Sumber: Guideline Internal CVX IBU.
Analisa Risiko dan Pengendaliannya atas Siklus Pengeluaran Perusahaan Komponen pengendalian internal yang dibahas adalah perihal risiko-risiko yang dapat terjadi selama siklus pengeluaran dilaksanakan beserta aktivitas pengendalian yang dilakukan untuk mencegah risiko tersebut terjadi. Analisis risiko dan pengendalian akan dilakukan pada masing-masing tahap siklus pengeluaran. a. Risiko dan Pengendalian pada Proses Pemesanan Barang atau Jasa
Risiko terjadinya pemesanan barang maupun jasa yang ternyata kurang dibutuhkan. Hal tersebut dapat terjadi karena Tim Pengadaan salah dalam menilai tingkat kebutuhan akan barang dan jasa tersebut. Untuk mencegah terjadinya hal tersebut maka user atau pemilik kontrak harus melakukan perencanaan pengadaan barang atau jasa yang matang dan memang sesuai kebutuhan.
Risiko terjadinya kesalahan pemilihan vendor. Untuk menanggulangi terjadinya hal tersebut, terdapat prosedur yang disusun oleh pihak CVX IBU.
Aktivitas pemrosesan..., Rachmatika Indah Hardiyani, FE UI, 2013
Risiko atas penetapan harga barang ataupun jasa yang terlalu tinggi dari vendor dengan kualitas yang sama dengan vendor yang dapat memberikan harga dengan lebih murah. Untuk mencegah hal tersebut terjadi yaitu dilakukannya negosiasi harga untuk menciptakan kesepakatan sesuai anggaran.
Risiko melakukan pemesanan barang atau jasa kepada vendor yang salah ataupun yang belum diotorisasi. Dikarenakan sistem CVX IBU telah terintegrasi dengan baik, maka transaksi berkaitan dengan vendor yang tidak terotorisasi dan tidak terdaftar dalam sistem tidak dapat dilakukan.
b. Risiko dan Pengendalian pada Proses Penerimaan Barang atau Jasa
Risiko akan penerimaan barang atau jasa yang tidak sesuai dengan work order. Pada pengadaan barang atau jasa yang menggunakan kontrak, dalam kontrak antara CVX IBU dan vendor dijelaskan secara spesifik atas hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh kedua belah pihak, termasuk tertera spesifikasi jenis yang harus disediakan oleh vendor.
Risiko akan kesalahan pihak gudang CVX IBU dalam menghitung barang yang diterima dari vendor. Dalam upaya pencegahan agar risiko tersebut tidak terjadi, pihak CVX IBU membuat prosedur bertingkat dalam kegiatan pengecekan barang yang diterima.
Risiko adanya pencurian atas barang yang telah dibeli, baik oleh pihak vendor maupun pihak CVX IBU itu sendiri. Aktivitas pengendalian untuk mengatasi hal tersebut adalah pembuatan kode etik bagi para pekerja CVX IBU dan juga aturan hukum yang berkaitan dilampirkan pada kontrak dengan vendor untuk mengindari pencurian oleh vendor.
Risiko terjadi kesalahan dalam melakukan inspeksi pekerjaan vendor. Untuk mengendalikan hal tersebut, sama halnya dengan penghitungan barang, dalam inspeksi jasa yang dikerjakan pun melalui otorisasi yang bertingkat dan dilakukan oleh berbagai pihak terkait, yaitu tim pengadaan dan operasional.
c. Risiko dan Pengendalian pada Proses Pemrosesan Faktur
Risiko ketidaktelitian dari AP Logger saat meninjau ulang faktur penagihan berserta dokumen pendukung lainnya. Pengendalian dari risiko tersebut adalah pengecekan ulang yang dilakukan oleh prosesor yang dilakukan di awal saat faktur diterima oleh prosesor
Aktivitas pemrosesan..., Rachmatika Indah Hardiyani, FE UI, 2013
Risiko terdapat kesalahan dalam proses input data. Untuk mencegah terjadinya hal tersebut, aktivitas pengendalian yang dilakukan adalah melakukan pengecekan ulang pada report yang dihasilkan atas pemrosesan faktur yang dilakukan.
Risiko kesalahan dalam pengenaan pajak, diskon, dan retensi. Pengendalian yang dilakukan adalah dengan membuat deskripsi yang jelas pada Acceptance Letter bahwa transaksi tersebut dikenakan diskon dan retensi serta peninjauan ulang yang dilakukan oleh prosesor.
Risiko adanya pemrosesan faktur penagihan atas barang atau jasa yang belum diterima. Untuk mencegah terjadinya risiko tersebut, prosesor harus mengecek terlebih dahulu atas work ticket, apakah benar sudah ditandatangani oleh approvers dan membandingkan kesesuaian antara faktur, work ticket, dan juga Acceptance Letter yang ada.
Risiko pemrosesan faktur yang telah jatuh tempo. Hal ini berkaitan dengan kelalaian dari prosesor itu sendiri dalam melaksanakan pemrosesan dengan tepat waktu atau dikarenakan faktur tersebut memiliki masalah sehingga ditunda pemrosesannya. Pengendalian dari alasan pertama yaitu kelalaian prosesor ditindak lanjuti dengan peringatan yang diberikan oleh leader kepada para prosesor tentang kinerja ketepatan waktu pemrosesan yang terekam dalam On Time Processing (OTP) sebagai indikatornya. Dan apabila keterlambatan dikarenakan alasan kedua yaitu terdapat masalah pada faktur tersebut, prosesor harus menghubungi pihak vendor agar pihak vendor pun mengetahui masalah tersebut dan dapat mengerti akan alasan keterlambatan pembayaran yang terjadi. Setelah faktur tersebut sudah tidak bermasalah, faktur tersebut tetap harus segera diproses agar tidak merugikan pihak vendor karena keterlambatan pembayaran yang terlalu lama.
Risiko terjadi eror pada sistem teknologi yang digunakan untuk memproses data. Risiko tersebut dapat dicegah dengan melakukan perawatan atau maintenance secara berkala atas sistem yang digunakan.
d. Risiko dan Pengendalian pada Proses Pembayaran
Risiko pembayaran faktur dengan jumlah yang salah. Pengendaliannya yaitu melakukan tindakan pencegahan preventif dengan pengecekan ulang faktur oleh bendahara. Jika sudah terjadi kesalahan, maka dapat melakukan tindakan
Aktivitas pemrosesan..., Rachmatika Indah Hardiyani, FE UI, 2013
korektif dengan pembuatan jurnal koreksi oleh prosesor atas selisih salah bayar tersebut.
Risiko pembayaran kepada nomor rekening bank vendor yang salah. Aktivitas pengendalian atas risiko tersebut adalah melakukan tindakan preventif yaitu prosesor selalu teliti dalam meninjau ulang nomor rekening di faktur dan kontrak (sesuai deskripsi pekerjaan prosesor) atau melakukan tindakan korektif berupa void atau pembatalan pembayaran dari bendahara.
e. Risiko dan Pengendalian pada Proses Penyelesaian Kerjasama
Risiko perpanjangan kontrak yang tidak diperlukan. Untuk menghindari hal yang tidak dibutuhkan seperti ini, pihak CVX IBU menetapkan prosedur yang kuat dalam memproses perpanjangan atau penutupan kontrak. Pihak-pihak yang terkait pun melibatkan pihak eksternal, seperti SKMIGAS.
Risiko penutupan kontrak sebelum waktu yang telah disepakati. Untuk menjamin kerjasama antara kedua belah pihak, seluruh konsekuensi dan halhal tidak terduga yang dapat terjadi dituliskan dalam kontrak serta konsekuensi yang diterima oleh pihak yang melanggar pun diatur di dalamnya.
PENUTUP Kesimpulan CVX IBU telah memiliki siklus pengeluaran yang alurnya jelas dan memiliki pihak yang bertanggung jawab di setiap tahapnya. Proses siklus pengeluaran di perusahaan dibagi menjadi lima tahap yaitu proses pemesanan, proses penerimaan barang atau jasa, pemrosesan faktur penagihan, proses pembayaran, dan proses penyelesaian kerjasama. Dari setiap proses tersebut terdapat pihak-pihak yang berhubungan langsung dengan perusahaan yaitu seperti vendor dan juga bank. Setiap proses dalam siklus pengeluaran akan menghasilkan dokumen sebagai bukti penyelesaian kewajiban oleh vendor dan sebagai dasar dari pembayaran yang akan dilakukan atas penerimaan barang atau jasa tersebut. Pengendalian internal dari masing-masing proses di dalam siklus pengeluaran juga sudah baik, dimana setiap proses baru dapat berjalan setelah otorisasi dari pihak yang berwenang dilakukan. Penerapan pengendalian internal atas aktivitas invoice processing CVX IBU pun telah cukup efektif dalam memastikan bahwa aktivitas dilaksanakan secara efektif, efisien dan telah mematuhi semua peraturan yang berlaku dan juga memastikan bahwa semua informasi yang dihasilkan dalam aktivitas invoice processing relevan, akurat dan terpercaya.
Aktivitas pemrosesan..., Rachmatika Indah Hardiyani, FE UI, 2013
Saran Perlu sosialisasi atas satu siklus pengeluaran sehingga setiap bagian yang terkait memahami proses makro tersebut. Hal ini diperlukan dalam rangka pembentukan pemahaman atas bisnis proses yang ada di PT CVX IBU sehingga jika terjadi suatu kesalahan atau kejadian lain ang berhubungan dengan departemen lain, pekerja dapat mengetahui tindakan yang harus dilakukan dan harus dikonsultasikan kepada siapa. Pengurangan pekerjaan yang dilakukan secara manual. Melihat bahwa CVX IBU telah menggunakan banyak sekali sistem yang saling terintegrasi, namun masih tetap menggunakan banyak personel guna memasukkan data ke dalam sistem. Ada baiknya jika sistem-sistem yang ada seluruhnya dioptimalisasi fungsinya sehingga pekerjaan yang dilakukan secara manual bisa dikurangi. Hal tersebut juga dapat mengurangi kesalahan yang disebabkan oleh kelalaian manusia. Sistem informasi perusahaan perlu dipelihara lebih baik sehingga eror pada sistem informasi (JDE, JDE-QRA, Ariba) dapat diminimalisir dan pengendalian internal dapat berjalan dengan baik. Sistem informasi pada PT CVX IBU seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, telah dibangun dengan baik, namun masih kurang dalam pemeliharaannya sehingga sering terjadi eror, khususnya pada saat menjelang akhir periode akuntansi (akhir bulan).
KEPUSTAKAAN Elder, Randal. J., Beasley, Mark.S., Arens, Alvin.A., and Jusuf, Amir.Abadi. 2009. Auditing and
Assurance Services an Integrated Approach an Indonesian Adaptation.
Singapore: Pearson Education South Asia PTE Ltd. Kieso, Weygandt, & Warfield. (2007). Intermediate Accounting 12th Edition. USA: John Wiley & Sons, Inc. Marshall B. Romney, Paul John Steinbart, 2012. Accounting Information System, Twelfth Edition, New Jersey : Prentice Hall, Inc. Moeller, Robert. (2009). Brink's Modern Internal Auditing 7th Edition. USA: Prentice Hall Business Publishing. Paramita, Khanti. 2011. Perlakuan Akuntansi dan Pengendalian Internal Siklus Pengeluaran Melalui Kontrak di PT CVX IBU (Indo-Asia Business Unit). Depok: Universitas Indonesia. Website Internal CVX IBU.
Aktivitas pemrosesan..., Rachmatika Indah Hardiyani, FE UI, 2013
Wilkinson. J. W, Michael J. Cerullo, Vasant Raval dan Bernard Wong-On-Wing, 2000. Acounting Information System, Essential Concepts and Applications, fourth edition. New York: John Wiley and Sons, Inc.
Aktivitas pemrosesan..., Rachmatika Indah Hardiyani, FE UI, 2013