FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN EMOSI ANAK KELOMPOK B DI TK MAWAR KECAMATAN BOTUMOITO KABUPATEN BOALEMO HESTIVIRANDI HUNOWU Jurusan pendidikan guru pendidikan anak usia dini Universitas negeri gorontalo Dra. Rapi Us. Djuko, M.Pd dan Nunung Suryana Jamin, SE, M.Si ABSTRAK Hestivirandi Hunowu. 2015. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi Anak Kelompok B Di TK Mawar Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo. Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dra. Rapi Us. Djuko, M.Pd dan Pembimbing II Nunung Suryana Jamin, SE, M.Si. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi Anak Kelompok B Di TK Mawar Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo. Selanjutnya yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi Anak Kelompok B Di TK Mawar Kecamatan Botuomito Kabupaten Boalemo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif serta tekhnik pengumpulan data adalah observasi, wawancara, dan studi dokumen. Sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan orang tua. Metode ini digunakan untuk mengetahui FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi Anak Kelompok B Di TK Mawar Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setiap perkembangan emosi anak berbeda-beda dengan harapan agar supaya anak menjadi yang terbaik bagi nusa dan bangsa dan capaian dalam perkembangan emosi anak terdapat dua indikator dalam penelitian ini yaitu keluarga dan kematangan pribadi. Kata Kunci : Perkembangan Emosi Anak
Hestivirandi Hunowu. 2015 Program Studi SI PG PAUD Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing 1 Dra. Rapi Us. Djuko M.Pd, dan Pembimbing II Nunung Suryana Jamin SE, M.Si
PENDAHULUAN Pendidikan anak usia dini merupakan generasi penerus bangsa yang perlu mendapatkan perhatian serius. Sejak lahir, anak memiliki berbagai potensi yang dikaruniakan Tuhan. Potensi tersebut perlu dirangsang dan difasilitasi agar dapat berkembang dengan optimal. Banyak ahli menyatakan bahwa masa anak usia dini merupakan masa peka dan amat penting bagi perkembangan anak. Stimulasi terhadap anak yang dilakukan oleh orang tua maupun orang lain disekitar lingkungan anak akan membekas kuat dan tahan lama. Seorang anak dalam perkembangannya memiliki banyak keunikan yang terkadang mengejutkan. Keunikan dalam perkembangan tersebut sulit dimengerti oleh orang dewasa. Sehingga banyak kejadian orang tua bersikap kasar kepada anaknya ketika anak memunculkan beberapa sifat khasnya. Hal yang sama tidak jarang hal itu terjadi pada dewan pendidik di sekolah. Perkembangan anak terdiri dari beberapa aspek. Salah satu aspek perkembangan yang sering kali menjadi masalah adalah aspek perkembangan emosi anak. Hal ini sering di permasalahkan oleh orang tua pada umumnya adalah anak bergitu nakal. Mungkin saja hal itu bersifat normal tetapi ada kemungkinan merupakan gangguan yang terjadi dari perkembangan emosi seorang anak. Pada masa usia dini, anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan fisik maupun mental sangat pesat. Sel-sel tubuh anak tumbuh dan berkembang dengan cepat. Pada tahap awal perkembangan janin sampai anak lahir, terjadi perkembangan sel-sel otak luar biasa. Kemudian setelah lahir terjadi proses mielinasi dari sel-sel syaraf dan pembentukan hubungan antar sel syaraf. Makanan bergizi dan seimbang serta stimulasi terhadap anak sangat diperlukan untuk mendukung perkembangan otak anak. Kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk mengenali, mengolah, dan mengontrol emosi agar anak mampu merespons secara positif setiap kondisi yang merangsang munculnya emosi-emosi ini. Dengan mengajarkan anak-anak keterampilan emosi dan sosial, mereka akan lebih mampu untuk mengatasi berbagai masalah yang timbul selama proses perkembangannya menuju manusia Hestivirandi Hunowu. 2015 Program Studi SI PG PAUD Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing 1 Dra. Rapi Us. Djuko M.Pd, dan Pembimbing II Nunung Suryana Jamin SE, M.Si
dewasa. Tidak hanya itu, dengan keterampilan emosi dan sosialnya, anak pun akan lebih mampu mengatasi tantangan-tantangan emosional dalam kehidupan modern. Berbagai penelitian dalam bidang psikologi anak telah membuktikan bahwa anak-anak yang memiliki kecerdasan emosi yang tinggi adalah anak-anak yang bahagia, percaya diri, populer, dan lebih sukses di sekolah. Perkembangan emosi yang terjadi pada anak di TK Mawar Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo yaitu dimana ada anak yang keinginannya harus dituruti dan tidak mau di banding-bandingkan dengan anak-anak yang lain karena emosi yang terjadi pada diri anak itu mampu menarik perhatian dari guru, orang tua dan lingkunga sekitar. Keadaan emosi pada anak dapat dikenali melalui gejala tingkah laku yang ditampilkan. Kondisi emosi yang dialami anak lebih mudah dikenali dari tingkah laku yang ditunjukkan. Hal ini terkait dengan berbagai faktor-faktor
yang
mempengaruhi
perkembangan
emosi
anak
terutama
pengalaman-pengalaman dari lingkungan yang dialami anak. KAJIAN TEORI Hakikat Perkembangan Emosi Emosi dapat diibaratkan sebagai poros kehidupan manusia, yang jika terganggu aspek emosinya maka terganggu pula aspek kehidupan yang lain. Menurut Daniel Goleman (2002 : 411) emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Biasanya emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu. Emosi merupakan perpaduan dari beberapa perasaan yang mempunyai intensitas relatif tinggi dan menimbulkan suatu gejolak suasana batin. Emosi merupakan perpaduan dari beberapa perasaan yang mempunyai intensitas relatif tinggi dan menimbulkan suatu gejolak suasana batin. Seperti halnya perasaan, emosi juga membentuk suatu kontinum atau garis yang bergerak dari emosi positif sampai negatif. Emosi merupakan gejala perasaan disertai dengan perubahan atau perilaku fisik. Seperti marah yang ditunjukkan dengan teriakan
Hestivirandi Hunowu. 2015 Program Studi SI PG PAUD Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing 1 Dra. Rapi Us. Djuko M.Pd, dan Pembimbing II Nunung Suryana Jamin SE, M.Si
suara keras, atau tingkah laku yang lain. Begitu pula sebaliknya seorang yang gembira akan melonjak-lonjak sambil tertawa lebar, dan sebagainya. Pengertian Emosi Emosi yang berasal dari bahasa latin movore, berarti menggerakkan atau bergerak, dari asal kata tersebut emosi dapat diartikan sebagai dorongan untuk bertindak. Emosi merujuk pada suatu perasaan atau pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis serta serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi dan perasaan adalah dua hal yang berbeda. Tetapi perbedaan antara keduanya tidak dapat dinyatakan dengan tegas. Emosi dan perasaan merupakan suatu gejala emosional yang secara kualitatif berkelanjutan, akan tetapi tidak jelas batasannya. Pada suatu saat suatu warna yang afekttif dapat dikatakan sebagai perasaan, tetapi juga dapat dikatakan sebagai emosi : contohnya marah yang ditunjukkan dalam bentuk diam. Jadi sukar sekali kita mendefinisikan emosi. Perbuatan atau perilaku kita sehari-hari pada umunya disertai oleh perasaan-perasaan tertentu, seperti perasaan senang atau tidak senang. Perasaan senang atau tidak senang yang terlalu menyertai perbuatan-perbuatan kita seharihari disebut warna afektirf. Warna afektif ini kadang-kadang lemah, atau kadangkadang tidak jelas (samar-samar). Dalam hal warna afektif tersebut kuat, maka perasaan-perasaan menjadi lebih mendalam, lebih luas, dan lebih terarah. Perasaan-perasaan seperti ini disebut emosi (Sarlito, 1982: 59). Di samping perasaan senang atau tidak senang, beberapa contoh macam emosi yang lain adalah gembira, cinta, marah, takut, cemas, dan benci. Menurut Crow & Crow (1958) emosi adalah warna afektif yang kuat dan ditandai oleh perubahan-perubahan fisik. Pada saat emosi sering kali terjadi perubahan pada fisik antra lain berupa : 1) reaksi elektris pada kulit : meningkat bila terpesona. 2) peredaran darah : bertambah cepat bila marah. 3) denyut jantung : bertambah cepat bila terkejut. 4) pernapasan : bernapas panjang kalau kecewa. 5) pupil mata : membesar bila marah. 6) liur : mengering bila taku atau tegang. 7) Hestivirandi Hunowu. 2015 Program Studi SI PG PAUD Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing 1 Dra. Rapi Us. Djuko M.Pd, dan Pembimbing II Nunung Suryana Jamin SE, M.Si
bulu roma : berdiri kalau takut. 8) pencernaan : mencret-mencret kalau tegang. 9) otot : ketegangan dan ketakutan menyebabkan otot menegang atau bergetar (tremor). 10) komposisi darah : komposisi darah akan ikut berubah. Karena emosional yang menyebabkan kelenjar-kelenjar lebih aktif. Pengertian Perkembangan Perkembangan merupakan suatu proses yang menggambarkan perilaku kehidupan sosial psikologi manusia pada posisi yang harmonis di dalam lingkungan masyarakat yang lebih luas dan kompleks. Oleh Havighurst (2013: 43) perkembangan tersebut dinyatakan sebagai tugas yang harus dipelajari, dijalani, dan dikuasai oleh setiap individu dalam perjalanan hidupnya, atau dengan perkataan lain perjalanan hidup manusia ditandai dengan berbagai tugas perkembangan yang harus ditempuh. Perkembangan berkenaan dengan keseluruhan kepribadian anak, karena kepribadian membentuk satu kesatuan yang terintegrasi. Secara umum dapat dibedakan beberapa aspek utama kepribadian anak, yaitu aspek intelektual, fisikmotorik, sosial, emosional, bahasa, moral dan keagamaan. Perkembangan dari tiap aspek kepribadian tidak selalu bersama-sama atau sejajar, perkembangan sesuatu aspek mungkin mendahului atau mungkin juga mengikuti aspek lainnya. Pada awal kehidupan anak, yaitu pada saat dalam kandungan dan tahun-tahun pertama kehidupan, perkembangan aspek fisik dan motorik sangat menonjol. Pengertian Perkembangan Emosi Kehidupan seseorang pada umumnya penuh dorongan dan minat untuk mencapai atau memiliki sesuatu.perilaku seseorang dan munculnya berbagai kebutuhan disebabkan oleh berbagai dorongan dan minat. Seberapa banyak dorongan-dorongan dan minat-minat seseorang itu terpenuhi merupakan dasar dari pengalaman emosionalnya. Perjalanan kehidupan tiap-tiap orang tidak selalu sama. Kehidupan mereka masing-masing berjalan menurut polanya sendirisendiri. Seseorang yang pola kehidupannya berlangsung mulus, di mana dorongan-dorongan dan keinginan-keinginan atau minatnya dapat terpenuhi atau
Hestivirandi Hunowu. 2015 Program Studi SI PG PAUD Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing 1 Dra. Rapi Us. Djuko M.Pd, dan Pembimbing II Nunung Suryana Jamin SE, M.Si
dapat berhasil dicapai, ia (mereka) cenderung memiliki perkembangan emosi yang stabil dan dengan demikian dapat menikmati hidupnya. Menurut Goleman (2001), mengungkapkan ciri-ciri anak yang memiliki kecerdasan emosi sebagai berikut: a). Mampu memotivasi diri sendiri, b). Mampu bertahan menghadapi frustasi, c). Lebih cakap untuk menjalankan jaringan informal/nonverbal (memiliki tiga variasi yaitu jaringan komunikasi, jaringan keahlian, dan jaringan kepercayaan), d). Mampu mengendalikan dorongan lain, e). Cukup luwes untuk menenmukan cara/alternatif agar sasaran tetap tercapai atau untuk mengubah sasaran jika sasaran semula sulit dijangkau, f). Tetap memiliki kepercayaan yang tinggi bahwa segala sesuatu akan beres ketika menghadapi tahap sulit, g). Memiliki empati yang tinggi, h). Mempunyai keberanian untuk memecahkan tugas yang berat menjadi tugas kecil yang mudah ditangani, i). Merasa cukup banyak akal untuk menemukan cara dalam meraih tujuan. Karakteristik Perkembangan Emosi Anak Karakteristik perkembangan emosi pada masa awal anak adalah fase dimana saat ketidakseimbangan dimana anak mudah terbawa ledakan-ledakan emosional sehingga sulit untuk diarahkan. Menurut Hurlock perkembangan emosi ini mencolok pada anak usia 2,5 th – 3,5 thn dan 5,5 thn – 6,5 thn. 1) Reaksi emosi anak sangat kuat. Dalam hal kekuatan, makin bertambahnya usia anak, dan semakin bertambahnya matangnya emosi anak maka anak akan semakin terampil dalam memilih kadar keterlibatan emosionalnya. 2) Reaksi emosi anak mudah berubah dari satu kondisi ke kondisi lain. Emosi bersifat sementara,Peralihan yang cepat pada anak-anak kecil dari tertawa kemudian menangis, atau dari marah ke tersenyum, atau dari cemburu ke rasa sayang. 3) Emosi dapat diketahui melalui gejala perilaku. Anak-anak mungkin tidak memperlihatkan reaksi emosional mereka secara langsung, tetapi mereka memperlihatkannya secara tidak langsung melalui kegelisahan, melamun, menangis, kesukaran berbicara, dan tingkah yang gugup, seperti menggigit kuku dan mengisap jempol. Hestivirandi Hunowu. 2015 Program Studi SI PG PAUD Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing 1 Dra. Rapi Us. Djuko M.Pd, dan Pembimbing II Nunung Suryana Jamin SE, M.Si
4) Emosi seringkali tampak. Anak-anak seringkali memperlihatkan emosi yang meningkat dan mereka menjumpai bahwa ledakan emosional seringkali mengakibatkan hukman, sehingga mereka belajar untuk menyesuaikan diri dengan situasi yang membangkitkan emosi. Kemudian mereka akan berusaha mengekang ledakan emosi mereka atau bereaksi dengan cara yang lebih dapat diterima. Jenis-Jenis Perkembangan Emosi Anak Emosi yang menyertai katakutan adalah rasa malu, kecanggungan, kekhawatiran, dan kecemasan. Selain kedua pola emosi ini pada kanak-kanak juga mengalami kecemburuan, duka cita, keingintahuan, kegembiraan dan kasih sayang. Kebahagiaan pada anak dipengaruhi oleh tiga hal yaitu penerimaa, kasih sayang, dan prestasi. Penerimaan bukan saja berarti penerimaan oleh orang lain, tetapi juga penerimaan terhadap diri sendiri. Anak yang diterima oleh orang lain umumnya terasa lebih mudah menyukai dan menerima diri sendiri, sehingga mereka menjadi orang menyesuaikan diri dengan baik serta disenangi teman sebayanya dan orang dewasa. Anak yang diterima dapat mengharapkan adanya kasih sayang. Adapun yang menjadi jenis-jenis perkembnagan emosi pada anak adalah sebagai berikut: 1. Emosi Negatif Emosi negatif seperti marah, sedih, atau takut yang dialami seseorang akan menghambat proses berpikir, sehingga mengalami gangguan dalam melakukan pengambilan keputusan dan cenderungmembuat keputusan yang tidak rasional serta tidak tepat. Emosi negatif juga dapat mempengaruhi iklim psikologis lingkungan. Tingkah laku emosi anak yang ditampilkan dapat menentukan iklim psikologis lingkungan. Artinya jika ada seorang anak yang pemarah dalam suatu kelompok, maka dapat memengaruhi kondisi psikologis lingkungan saat itu, misalnya permainan menjadi tidak menyenangkan, timbul pertengkaran, atau malah bubar. Adapun emosi negatif akan menghambat penyampaian informasi ke ke neokorteks (bagian otak yang berpikir), kondisi tersebut memungkinkan Hestivirandi Hunowu. 2015 Program Studi SI PG PAUD Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing 1 Dra. Rapi Us. Djuko M.Pd, dan Pembimbing II Nunung Suryana Jamin SE, M.Si
seorang pendidik untuk lebih melibatkan sistem limbik dalam proses pembelajaran. 2. Emosi Positif Emosi Positif pun akan berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang yang mengalami emosi positifcenderung memiliki kemudahan dalam mengingat, dan membuat akses dalam proses berpikir secara lebih mudah. Dengan demikian, dapat disimpulakan bahwa dalam proses berpikir, perasaan positif terlibatsecara besar dalam organisasi dan proses kognitif (Lewis & HavilandJones, 2000). Emosi positif akan meningkatkan aliran neurotransmiter yang memungkinkan terjadinya sambungan antarsel otak, sehingga otak berfungsi lebih efisien. Pada anak usia dini, di mana kemampuan anak dalam mengendalikan impuls atau dorongan-dorongan dari dalam diri masih lemah, maka keterlibatan emosi sangat berperan dalam kegiatan belajar. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi Anak Keadaan emosi yang menyenangkan dan reaksi berfungsi sebagai alat pembantu untuk mencerna, sedangkan perasaan tidak enak menghambat pencernaan.Gangguan emosi dapat menjadi penyebab kesulitan berbicara. Hambatan-hambatan dalam berbicara tertentu telah ditemukan bahwa tidak disebabkan oleh kelainan dalam organ berbicara.Ketegangan emosional yang cukup lama mungkin menyebabkan seseorang menjadi gagap.Sikap takut, malumalu merupakan akibat dari ketegangan emosi dan dapat muncul dengan hadirnya individu tertentu. Interaksi anak dengan lingkungan terdekat mengakibatkan besarnya pengaruh lingkungan ini terhadap perkembangan emosi anak. Mengacu pada teori Albert Bandura (dalam Santrock, 2002) mengenai Social Learning Theory, anak mengembangkan perilakunya melalui proses modeling atau imitasi. Bandura menyatakan bahwa modeling terbentuk karena adanya proses kognitif yang terdiri dari empat hal, yaitu adanya attention, retention, motor reproduction, dan motivation. Proses attention merupakan suatu kondisi di mana anak harus
Hestivirandi Hunowu. 2015 Program Studi SI PG PAUD Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing 1 Dra. Rapi Us. Djuko M.Pd, dan Pembimbing II Nunung Suryana Jamin SE, M.Si
menemukan model yang cukup menarik untuk mengikat perhatian anak (Salkind, 2002), dan khususnya aspek perilaku yang signifikan dengan perilaku yang ditiru. Adapun yang menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi pada anak antara lain adalah : keluarga, kematangan pribadi. a. Keluarga Lingkuan keluarga, yaitu lingkungan yang dialami anak dalam berinteraksi dengan anggota keluarga baik interaksi secara langsung maupun tidak langsung. Lingkungan keluarga khususnya dialami anak usia 0-3 tahun. Usia ini menjadi landasan bagi anak untuk melalui proses selanjutnya. Keluarga merupakan kelompok yang pertama dalam kehidupan manusia, terutama anak. tempat ia belajar dan menyatakan diri sebagai manusia dalam hubungan interaksi dengan kelompoknya. Keluarga merupakan kelompok primer, yaitu kelompok yang mempunyai interaksi yang cukup intensif, cukup akrab, hubungan antara anggota satu dengan anggota yang lain cukup baik. Kelompok ini juga sering disebut face to face group, anggota kelompok satu sering bertemu dengan anggota kelompok yang lain, sehingga para anggota kelompok saling mengenal dengan baik. Kelompok ini juga berpengaruh dalam perkembangan dan kehidupan individu. Dalam masa perkembangan selanjutnya beberapa hal yang terjadi dalam hidupnya antara lain: 1. Proses imitasi dalam kehidupan seorang anak 2. Memiliki kemampuan mempengaruhi orang lain 3. Memiliki rasa empati b. Kematangan Pribadi Gejolak perasaan anak-anak usia tiga, empat, dan lima tahun sebagian besar ada di permukaan. Pada suatu saat di ruang kelas, Matthew tertawa tak terkendali melihat wajah lucu yang dipertunjukkan temannya Nathan. Dalam sepersekian detik, Matthew terisak-isak karena Nathan menjulurkan lidah kearahnya. “Saya hanya bikin muka lucu,’’ kata Nathan. Anak-anak usia tiga, empat, dan lima tahun mulai mengerti berbagai perasaan berbeda yang mereka alami, namun mereka sulit mengatur perasaan dan menggunakan ungkapan yang Hestivirandi Hunowu. 2015 Program Studi SI PG PAUD Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing 1 Dra. Rapi Us. Djuko M.Pd, dan Pembimbing II Nunung Suryana Jamin SE, M.Si
sesuai untuk melukiskan perasaan itu. Gejolak perasaan mereka sangat berhubungan dengan peristiwa-peristiwa dan perasaan yang terjadi pada saat itu (Hyson, 1994). Pada usia prasekolah anak-anak belajar menguasai dan mengekspresikan emosi (Saarni, Mumme, dan Campos, 1998 dalam De Hart, 1992:348). Pada usia 6 tahun anak-anak memahami konsep emosi yang lebih kompleks, seperti kecemburuan, kebanggaan, kesedihan dan kehilangan (De Hart, 1992:348), tetapi anak-anak masih memiliki kesulitan di dalam menafsirkan emosi orang lain (Friend and Davis, 1993). Pada tahapan ini anak memerlukan pengalaman pengaturan emosi, yang mencakup :a) Kapasitas untuk mengontrol dan mengarahkan ekspresi emocional, b) Menjaga perilaku yang terorganisir ketika munculnya emosi-emosi yang kuat dan untuk dibimbing oleh pengalaman emosional, c) kapasitas ini berkembang secara signifikan selama masa prasekolah dan beberapa diantaranya tampak dari meningkatnya kemampuan anak dalam mentoleransi frustasi. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang di gunakan adalah penelitian kualitatif. Penggunaan jenis ini dimaksud untuk mendeskripsikan data temuan penelitian dalam perkembangan emosi anak dalam bentuk pernyataan-pernyataan dalam responden sesuai realitas yang ada di lapangan. Data dan sumber data dalam penelitian ini yaitu: data dalam penelitian ini adalah perkembangan emosi anak. Sumber data yaitu guru dan orang tua di TK Mawar Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo. Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu observasi, wawancara dan studi dokumen. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Penelitian Perkembangan Anak merupakan sesuatu hal yang selayaknya menjadi perhatian khusus bagi para orang tua karena tahap perkembangan pada masa kanak-kanak merupakan perkembangan emas bagi anak, sehingga kita selaku orang tua kurang memberikan perhatian maka tentu akan mengganggu Hestivirandi Hunowu. 2015 Program Studi SI PG PAUD Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing 1 Dra. Rapi Us. Djuko M.Pd, dan Pembimbing II Nunung Suryana Jamin SE, M.Si
perkembangan anak itu sendiri, untuk mengatasi hal tersebut tentu kita harus mengenal gangguan-gangguan yang terjadi pada anak khususnya gangguan emosional. Perkembangan emosi merupakan bentuk komunikasi sehingga anak dapat menyatakan segala kebutuhan dan perasaannya pada orang lain. Berdasarakan uraian di atas, maka tidak mudah untuk menentukan bahwa seorang anak mempunyai hambatan atau tidak. Untuk menentukannya perlu kriteria tertentu. Secara umum dapat dikatakan bahwa anak bahwa anak yang bermasalah adalah anak yang memiliki performanceyang tidak sesuai dengan harapan orang tua, guru, masyarakat, atau standar norma berdasarkan kriteria yang dipakai oleh seorang ahli ketidaksesuaian ini dapat berupa pola-pola perilaku malasuai yang bersumber dari aspek emosi atau aspek perkembangan lainnya. 1) Keluarga Keluarga merupakan kelompok primer, yaitu kelompok yang mempunyai interaksi social yang cukup intensif, cukup akrab, hubungan antara anggota satu dengan anggota yang lain cukup baik. Kelompok ini juga sering disebut face to face group, anggota kelompok satu sering bertemu dengan anggota kelompok yang lain, sehingga para anggota kelompok saling mengenal dengan baik. Kelompok ini juga berpengaruh dalam perkembangan dan kehidupan individu. 2) Kematangan Pribadi Gejolak perasaan anak-anak usia tiga, empat, dan lima tahun sebagian besar ada di permukaan. Pada suatu saat di ruang kelas, Matthew tertawa tak terkendali melihat wajah lucu yang dipertunjukkan temannya Nathan. Dalam sepersekian detik, Matthew terisak-isak karena Nathan menjulurkan lidah kearahnya. “Saya hanya bikin muka lucu,’’ kata Nathan. Anak-anak usia tiga, empat, dan lima tahun mulai mengerti berbagai perasaan berbeda yang mereka alami, namun mereka sulit mengatur perasaan dan menggunakan ungkapan yang sesuai untuk melukiskan perasaan itu. Gejolak perasaan mereka sangat berhubungan dengan peristiwa-peristiwa dan perasaan yang terjadi pada saat itu (Hyson, 1994).
Hestivirandi Hunowu. 2015 Program Studi SI PG PAUD Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing 1 Dra. Rapi Us. Djuko M.Pd, dan Pembimbing II Nunung Suryana Jamin SE, M.Si
Pada usia prasekolah anak-anak belajar menguasai dan mengekspresikan emosi (Saarni, Mumme, dan Campos, 1998 dalam De Hart, 1992:348). Pada usia 6 tahun anak-anak memahami konsep emosi yang lebih kompleks, seperti kecemburuan, kebanggaan, kesedihan dan kehilangan (De Hart, 1992:348), tetapi anak-anak masih memiliki kesulitan di dalam menafsirkan emosi orang lain (Friend and Davis, 1993). Salah satu aspek yang penting dalam pengaturan emosional adalah kemampuan untuk mentoleransi frustasi ini, yang merupakan upaya anak untuk menghindari amarah dalam situasi frustasi yang membuat emosi tidak terkontrol dan perilaku menjadi tidak terorganisir. PENUTUP Kesimpulan Sehubungan dengan hasil penelitian dan pembahasan pada skripsi ini, maka dapat di tarik kesimpulan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi anak di TK Mawar Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo adalah mengenai kematangan pribadi, keluarga, dan masyarakat. Beberapa hal yang perlu di lakukan oleh para guru, orang tua disekitar anak adalah dengan memberikan perhatian yang baik, memberikan contoh, memberi bimbingan, jangan menekan atau memaksa anak, beri kebebasan serta arahan agar bisa membangun semangat dan motivasi belajar anak. Saran Berdasarkan hasil dari penelitian ini, dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut: 1. Disarankan dari hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan positif bagi pendidikan di taman kanak-kanak terutama dalam upaya perkembangan emosi anak agar tercipta anak-anak yang terpenuhi tugas-tugas perkembangannya khususnya perkembangan emosi. 2. Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat menjadi suatu pengalaman paling berharga bagi peneliti agar selanjutnya lebih meningkatkan potensi diri dalam penulisan karya ilmiah selanjutnya.
Hestivirandi Hunowu. 2015 Program Studi SI PG PAUD Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing 1 Dra. Rapi Us. Djuko M.Pd, dan Pembimbing II Nunung Suryana Jamin SE, M.Si
3. Disarankan pula penelitian ini menjadi suatu titik tolak dalam rangka meningkatkan kerja sama antara orang tua dan guru untuk mencari jalan keluar yang paling tepat serta suatu tindakan sedini mungkin dalam menangani masalah emosi pada anak, karena jika perkembangan emosi anak terpenuhi maka akan tercipta anak yang lebih memahami perasaan orang lain, serta mengetahui cara dalam menampilkan emosi disegala situasi yang ada dilingkungannya baik pada masa sekarang dan masa yang akan datang. 4. Lebih lanjut disarankan penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi peneliti
selanjutnya
dalam
penelitian
yang
berkaitan
dengan
perkembangan anak, yang salah satunya yaitu perkembangan emosi.
DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2003. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Republik Indonesia Argyle, M. 2001. The Psychology of happiness, 2nd Edition. New York: Routledge Taylor & farancis Group. Frederickson (dalam lucas, dkk., 2003; Mayne dan Bonnano, 2001; Argyle, 2001) emosi positif mudah diidentifikasikan dalam kecenderungan aksi (action). F.J. Brown dalam Syamsu (2000 ; 36) mengemukakan bahwa ditinjau dari sudut pandang sosiologi, keluarga dapat diartikan dua macam, yaitu dalam arti luas , keluarga meliuti semua pihak, dan dalam arti sempit keluarga meliputi orang tua dan anak. Goleman, D. 1995. Emotional intelligence (terjemahan). Jakarta: PT Gramedia. Havighurst, Rj. disadur oleh Moh. Kasiram. Human development and education. Surabaya: Sinar Wijaya, 1985. Hurlock, Elizabeth B. (2002). Psikologi Perkembangan;Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga. Plutchik, R. 2003. Emotion and life, perspectives from psychology, biology, and evolution. Washington, DC: American Psychological Association. Hestivirandi Hunowu. 2015 Program Studi SI PG PAUD Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing 1 Dra. Rapi Us. Djuko M.Pd, dan Pembimbing II Nunung Suryana Jamin SE, M.Si