Atika, Bentuk-Bentuk Pekerjaan…
FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALAHGUNAAN NARKOTIK PADA REMAJA Studi Deskriptif di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Medan Mastauli Siregar Abstract There are several factors which influence narcotic misusing by adolescent, and they are interrelated. But all o factors can group in to the two parts. They are individual factor and environmental factor. In the day, narcotic misusing danger got the red and apprehensive stage. If we do not ward it off seriously, it will inflict not only the user, but also for family, community, environment, and state. We must get the solution for this problem, because narcotic misusing by adolescent can make the serious problem for nation and state leader in the future. Keywords: narcotic, misusing, adolescent Pendahuluan Penyalahgunaan narkotika dan obatobatan berbahaya dalam dekade terakhir ini sangat mengkhawatirkan pada berbagai lapisan masyarakat. Kekhawatiran mana sudah sampai pada tahap pemikiran yang dapat menghilangkan generasi (lost of generation) pada suatu ketika nantinya. Untuk mencegah supaya hal tersebut jangan terjadi, pemerintah dan masyarakat telah dan sedang berupaya sedapat mungkin dengan berbagai cara yaitu secara preventif dan represif. Secara preventif dilakukan dengan penyuluhan tentang bahaya narkotika baik untuk kalangan muda, orang tua maupun masyarakat pada umumnya dengan cara seperti seminar, ceramah, diskusi, sarasehan, lokakarya, kampanye. Sedangkan cara represif yaitu menangkap dan menghukum seberat-beratnya bahkan hukuman mati untuk pelaku penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang. Penanganan masalah narkotika ini harus ditangani secara cepat dan sungguh-sungguh di mana penyalahgunaan atau ketergantungan akan narkoba dari tahun ke tahun semakin meningkat. Data resmi yang dikeluarkan pemerintah menyebutkan bahwa 0.065 % dari jumlah penduduk Indonesia atau kurang lebih 150.000 orang terlibat dalam penyalahgunaan narkotika. Hal ini merupakan satu jumlah yang sangat besar yang dapat mengganggu kelangsungan
hidup suatu negara apabila penggunaan narkotika itu dikonseptualisasikan sebagai gangguan jiwa yaitu gangguan mental dan perilaku oleh pemakai narkotika.1) Penyalahgunaan narkotika sangat berpengaruh besar untuk merusak yang akibatnya menimbulkan kesengsaraan yang berkepanjangan berupa tumbuhnya penyakit, cacat bahkan kematian serta dampak buruknya secara psikologis sosial budaya dan ekonomis. Kata narkotika berasal dari bahasa Yunani, yaitu :”Narke” yang berarti beku, lumpuh dan dungu. Orang Amerika menyebutnya narkotics dan kemudian diikuti orang Indonesia dengan kata narkotika. Narkotika ini diartikan juga sebagai obat bius yang membuat orang tertidur.2) Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.3) Dengan berkembang pesatnya industri obat-obatan dewasa ini, maka kategori narkotika semakin meluas pula seperti yang diatur dalam UU No. 22 tahun 1997, apabila dibandingkan dengan sebelumnya, yakni UU No. 9 tahun 1976.
Mastauli Siregar adalah Dosen Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP USU 99
Jurnal Pemberdayaan Komunitas, Mei 2004, Volume 3, Nomor 2, Halaman 100 - 105
6) Untuk mengisi kekosangan dan kesepian; 7) Untuk menghilangkan kegelisahan, frustasi dan ketapan hidup; 8) Untuk mengikuti kemauan kawan dalam membina solidaritas; 9) Didorong oleh rasa ingin tahu.6)
Narkotika sama artinya dengan “drug”, yaitu sejenis zat yang bila dipergunakan akan membawa efek dan pengaruh-pengaruh tertentu pada tubuh pemakai, yaitu: a) mempengaruhi kesadaran; b) memberikan dorongan dapat berpengaruh terhadap perilaku manusia. Adapun pengaruh-pengaruh tersebut dapat berupa: a) penenang; b) perangsang (bukan perangsang sex); c) menimbulkan halusinasi. Penyalahgunaan narkotika adalah suatu tindakan yang dilakukan secara sadar untuk menggunakan obat-obatan termasuk narkotika secara tidak tepat. Penyalahgunaan obat adalah penggunaan obat secara tetap yang bukan untuk tujuan pengobatan atau yang digunakan tanpa mengikuti takaran yang seharusnya.4) Sedangkan menurut WHO yang dimaksud dengan penyalahgunaan zat adalah pemakaian zat yang berlebihan secara terus-menerus atau berkala di luar maksud medik atau pengobatan.
Dari sebab-sebab penyalahunaan narkotika oleh remaja tersebut di atas dapat dikelompokkan ke dalam tiga keinginan yaitu:
Obat-obat yang sering disalahgunakan meliputi lima golongan yakni: 1) Stimulan susunan saraf pusat seperti amphetamin dan drivatnya, kokaina; 2) Depresan susunan saraf pusat seperti obat penenang dan obat tidur; 3) Obat narkotika seperti heroin, morfin/pethidin, cannabis, herba (ganjamariyuana); 4) Halusinogenik yaitu golongan obat yang dapat menimbulkan halusinasi termasuk LSD (Lyseric Acid Dietylamide), MDMA (Metylen Deoxy Metoxy Amfetamin) yang sebenarnya tergolong stimulan susunan saraf pusat; 5) Inhalan yaitu golongan obat yang dihisap lewat hidung termasuk bahanbahan non farmasi yang merangsang.5)
Metode Penelitian
Penyalahgunaan narkotika di kalangan remaja disebabkan oleh beberapa hal antara lain: 1) Untuk membuktikan keberanian melakukan tindakan berbahaya seperti balap, berkelahi, bergaul dengan wanita, dan lain-lain; 2) Sebagai tindakan menentang orang tua, guru dan norma sosial; 3) Untuk mempermudah penyaluran dan pembuatan seks; 4) Untuk melepaskan diri dari kesepian dan memperoleh pengalamanpengalaman emosional; 5) Mencari dan menemukan arti hidup;
100
1) Mereka yang ingin mengalaminya (the experience seekers) yaitu mereka yang ingin memperoleh pengalaman baru dan sensasi dari akibat pemakaian narkotika; 2) Mereka yang ingin mengelakkan realita hidup (the oblivion seekers) yaitu merreka yang menganggap keadaan terbius sebaggai tempat terindah dan ternyaman; 3) Mereka yang ingin merubah kepribadiannya (the personality change) yaitu mereka yang beranggapan menggunakan narkotika dapat mengubah kepribadian, menghi-langkan rasa malu, menjadi titik kaku dalam pergaulan, dan lain-lain.7)
Penelitian ini dilaksanakan di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf (PSPPI) sebagai Pusat Rehabilitasi Sosial Korban Narkotika (PRSKN) yang terletak di Jl. Pancing No. 33 Medan. Yaitu salah satu lembaga yang berfungsi untuk mengatasi kenakalan remaja khususnya bagi remaja yang menyalahgunakan narkoba. Penelitian ini bersifat eksplanasi, yang berupaya membuktikan hipotesis dengan ukuran-ukuran tertentu. Populasi penelitian adalah seluruh klien atau sering juga disebut Warga Binaan Sasana (WBS) yang keseluruhannya berjumlah 100 orang dan semuanya laki-laki. Dan dalam penelitian ini seluruh populasi dijadikan sebagai sampel. Data yang dibutuhkan diperoleh dengan menggunakan kuesioner, yang kemudian dikonfirmasi dan dilengkapi dengan wawancara. Data penelitian dianalisis secara kualitatif. Penelitian ini mengkaji faktor-faktor apa saja yang menjadi pemicu bagi remaja sehingga menyalahgunakan narkotika. Faktor-faktor ini
Siregar, Faktor-Faktor yang…
dibagi atas faktor internal (individu) dan eksternal (lingkungan). Faktor internal dioperasionalisasi atas usia dan pendidikan. Sedangkan faktor eksternal dioperasionalisasi atas: kondisi keluarga, pengaruh teman/kelompok, waktu luang. Faktor-Faktor yang Penyalahgunaan Narkotika
Mempengaruhi
Usia Mayoritas pemakai adalah kaum muda dan remaja yang kemungkinan besar disebabkan oleh kondisi sosial psikologi mereka yang butuh pengakuan identitas dan kelabilan emosi. Tabel 1. Gambaran Usia Responden No 1 2 3
Usia (thn) 14 – 16 17 – 19 20 – 22 Total
F 18 54 24 100
% 18,00 54,00 24,00 100,00
Sumber: Data Primer
1 2 3 4 5
Tidak tamat SD Tamat SD Tamat SMP Tamat SLTA Tamat PT Total
0 26 58 16 0 100
0 26,00 58,00 16,00 0 100,00
Sumber: Data Primer
Data di atas menunjukkan bahwa mayoritas atau 84% pendidikan responden tergolong rendah (SD dan SMP). Kondisi ini menunjukkan bahwa mereka umumnya kurang perduli terhadap masa depannya sendiri. Status Orang Tua Perilaku anak sangat dipengaruhi keadaan orang tua. Bila kedua orang tua benar-benar dapat membimbing dan mengarahkan anak maka diharapkan si anak remaja akan berperilaku sesuai dengan yang diinginkan oleh orang tua. Tabel 3. Status Orang Tua
Dari data yang disajikan di atas dapat
digambarkan bahwa rentang usia responden adalah antara 14-22 tahun. Usia tersebut menunjukkan bahwa responden berada pada masa transisi dimana anak remaja umumnya masih belum mendapatkan atau menemukan identitas diri. Oleh sebab itu pada masa ini mereka sering merasa dirinya sudah cukup dewasa dan mampu unutk mandiri, tetapi dilain pihak tindakan mereka kurang dapat dipertanggung jawabkan. Melihat kondisi tersebut maka sangat dibutuhkan perhatian dan bimbingan orang tua yang mampu memantau pertumbuhan dan perkembangan si anak agar tidak terlibat atau terjerumus ke dalam kenakalan remaja termasuk penyalahgunaan narkotika.
No 1 2 3 4
Pendidikan Ayah dan Ibu meninggal Ayah meninggal Ibu meninggal Ayah dan Ibu masih hidup Total
F 2 12 12
% 2,00 12,00 12,00
74
74,00
100
100,00
Sumber: Data Primer
Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden masih mempunyai orang tua lengkap (ayah dan ibu) namun ada beberapa diantaranya yang sudah bercerai. Sebagian lagi responden hanya memiliki ayah atau ibu bahkan ada yang tidak memiliki ayah dan ibu sama sekali. Sifat Orang Tua
Pendidikan Secara logis seseorang yang mempu-nyai tingkat pendidikan tinggi akan mampu berpikir teoritis, membedakan yang menguntungkan dan yang dapat merugikan serta lebih mampu berpikir jauh ke depan. Orang-orang seperti ini tentu tidak akan membiarkan dirinya terjatuh menjadi pemakai yang dapat mengancam masa depannya.
Tabel 4. Sifat Orang Tua No 1 2 3 4 5
Sifat Orang Tua Suka suara keras Emosional Suka mengalah Acuh tak acuh Sabar/pengertian Total
F 28 22 0 10 40 100
% 28,00 22,00 0 10,00 40,00 100,00
Sumber: Data Primer
Tabel 2. Tingkat Pendidikan Responden No
Pendidikan
F
%
101
Jurnal Pemberdayaan Komunitas, Mei 2004, Volume 3, Nomor 2, Halaman 100 - 105
Data di atas menunjukkan bahwa masih banyak orang tua yang kurang mampu mendidik anaknya dengan baik. Hal ini terlihat dari beberapa sifat orang tua responden yang masih suka bersuara keras, suka emosi, kurang sabar, dingin dan acuh tak acuh. Di samping itu ada beberapa oarang tua yang bersikap hangat, penyabar dan penuh pengertian terhadap anaknya yaitu ayah (40%) dan ibu (42%). Pada saat usia remaja, anak sangat membutuhkan bimbingan dan perhatian dari kedua orang tuanya. Apabila orang tua tidak dapat memberikan sikap yang sesuai dengan kondisi pertumbuhan remaja, maka besar kemungkinan anak akan memberontak dan mencari kesenangan di luar rumah dan bergabung dengan teman-temannya. Dalam keadaan yang demikian perkembangan jiwa anak akan banyak terpengaruh atau ditentukan oleh kawan bermainnya. Jadi apabila dia bergabung dengan anakanak yang sering melakukan kejahatan maka ia akan terpengaruh dan terlibat di dalamnya. Kondisi yang demikian akan menyebabkan anak mudah terpengaruh dengan tindakan kejahatan atau kenakalan seperti yang dianut kawannya. Alasan Menggunakan Narkoba Pada prinsipnya ada dua faktor yang menyebabkan remaja menyalah gunakan narkotika. Kedua faktor tersebut adalah Tabel 5. Alasan Menggunakan Narkotika No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Alasan Atasi persoalan Kenikmatan Hilangkan sakit Peroleh ilham Diterima teman Hilangkan rendah diri Ikut-ikutan Kecewa Lainnya Total
F 12 10 12 2 7 8
% 12,00 10,00 12,00 2,00 7,00 8,00
32 1 1 100
32,00 1,00 1,00 100,00
itu yakni 37% hanya ingin tahu dan ikut-ikutan tanpa memikirkan akibatnya di kemudian hari. Penggunaan Waktu Luang Salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi tindakan dan perilaku remaja adalah penggunaan waktu luang. Banyaknya waktu yang terluang akan menyebabkan anak untuk berkhayal dan memikirkan hal-hal negatif. Jadi untuk mengatasi hal-hal tersebut maka sangat tepat untuk melakukan kegiatan yang positif seperti olahraga dan kegiatan lain sebagai pengisi waktu luang yang ada. Tabel 6. Banyaknya Waktu Luang No 1 2 3 4
102
F 33 51 13 3 100
% 33,00 51,00 13,00 3,00 100,00
Sumber: Data Primer
Sebaran data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar yakni 84% dari mereka mempunyai waktu luang yang sangat banyak bahkan sampai sepanjang hari karena tidak sekolah dan tidak memiliki pekerjaan. Banyaknya waktu yang terluang inilah yang menyebabkan mereka memiliki kesempatan untuk mengkonsumsi narkotika. Melihat keadaan ini hendaknya orang tua dapat lebih mengontrol dan mengarahkan kegiatan anaknya agar waktu luang yang dimiliki si anak tidak diisi dengan kegiatankegiatan yang bersifat negatif. Keterikatan Terhadap Teman Kelompok Pengaruh teman kelompok merupakan salah satu faktor pencetus terjadinya penyalahgunaan narkotika. Tabel
Sumber: Data Primer
faktor individu dan faktor lingkungan. Dari kedua faktor ini dapat lagi dijabarkan atas beberapa bagian seperti terlihat pada tabel berikut ini. Dari data tersebut terlihat bahwa ternyata golongan terbesar di antara pemakai narkotika
Waktu Luang Sepanjang hari Beberapa jam Hampir tidak ada Tidak ada Total
No 1 2
7.
Keterikatan Kelompok
Keterikatan pada Teman Ya, terikat Tidak terikat (bebas) Total
Sumber: Data Primer
Terhadap
Teman
F
%
38 62
38,00 62,00
100
100,00
Siregar, Faktor-Faktor yang…
Data di atas menunjukkan bahwa 62% responden tidak merasa terikat dengan teman kelompoknya sesama pemakai narkotika. Hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan antara mereka sesama pemakai narkotika bertemu dan berkumpul karena merasa saling membutuhkan dan mempunyai rasa kebersamaan. Sehingga walau merasa tidak terikat dengan teman kelompok, mereka umumnya tidak mencoba melepaskan diri dari teman kelompoknya. Teman yang Menggunakan Narkotika Tabel 8. Teman Yang Menggunakan Narkotika No 1 2 3 4
Teman Pengguna Narkotik Semua Hampir semua Setengah Kurang dari 1/2 Total
Daftar Pustaka
F
%
24 20 43 13 100
24,00 20,00 43,00 13,00 100,00
Sumber: Data Primer
Tabel 8 menunjukkan bahwa semua responden mempunyai teman yang menggunakan narkotika. Bahkan dapat dikatakan bahwa sebagian besar yakni 87% pergaulan mereka hanya diseputar sesama pengguna narkotika. Ini dapat dilihat dari sangat tingginya frekwensi pertemuan sesama mereka, seperti di tunjukkan pada Tabel 8 berikut. Tabel No 1 2 3 4
9: Frekwensi Bertemu Pengguna Narkotika Frekuensi Setiap hari 2-5 kali seminggu Sekali seminggu Tidak menentu Total
F 14 42 32 12 100
dengan
ini disebabkan pada masa transisi yang labil ini remaja selalu ingin mencoba sesuatu walaupun mereka belum mengetahui manfaat dan akibat yang ditimbulkannya. Penyalahgunaan narkotika oleh remaja, disatu pihak adalah akibat kelalaian orang tua, dan dilain pihak adalah kurangnya pengertian dari kalangan remaja itu sendiri. Masalah kenakalan remaja khususnya penyalahgunaan narkotika/obat telah sangat memprihatinkan. Hal ini perlu ditangani sedini mungkin mengingat remaja sebagai generasi penerus bangsa yang akan memikul tanggung jawab besar di masa yang akan datang.
1)
Badan Narkotika Nasional, 2003, Pelatihan Relawan (Volunteer) BNP di Bidang Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba, Jakarta.
2)
Blum, Richard, 1979, Hand Book on Drug Abuse, National Institute on Drug Abuse, New York.
3)
UU Republik Indonesia Nomor 22 tahun 1997 tentang Narkotika, Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1997 Nomor 67, Jakarta.
4)
Yatim, D.I dan Irwanto, 1986, Kepribadian, Keluarga dan Narkotika, Tinjauan Sosial Psikologis, Arcan, Jakarta.
5)
Roam, Wicaksono, W.M, dkk, 1994, Dosa Tak Bernafas Narkotika, Inti Sari, Nomor 386, Jakarta.
6)
Soedjono, 1985, Narkotika dan Remaja, Alumni, Bandung.
7)
Soedjono, ibid.
Teman
% 14,00 42,00 32,00 12,00 100,00
Sumber: Data Primer
Kesimpulan Faktor-faktor penyalahgunaan narkotika oleh remaja berasal dari dua faktor yaitu faktor individu dan faktor lingkungan. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Pada masa ini, pengaruh teman kelompok sangat dominan terhadap penyalahgunaan narkotika oleh remaja. Remaja yang berteman dengan pemakai narkotika umumnya mudah terpengaruh dan terlibat dalam penyalahgunaan narkotika. Hal
103