FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN METODE SAMPLING AUDIT OLEH AKUNTAN PUBLIK (Studi pada KAP di Jakarta)
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: ZAKIATUL ISNAENI NIM: 1112082000049
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016 M
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN METODE SAMPLING AUDIT OLEH AKUNTAN PUBLIK (Studi pada KAP di Jakarta) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: Zakiatul Isnaeni NIM: 1112082000049
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Amilin, M.Si., Ak., CA., QIA., BKP
Wilda Farah, M.Si., Ak., CA., CPA
NIP: 19730615 200501 1 009
NIP: 19830326 200912 2 005
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016 M
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF Hari ini Selasa, 05 April 2016 telah dilakukan ujian komprehensif atas mahasiswa: 1.
Nama
: Zakiatul Isnaeni
2.
NIM
: 1112082000049
3.
Jurusan
: Akuntansi
4.
Judul Skripsi
: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Metode Sampling Audit oleh Akuntan Publik (Studi pada KAP di Jakarta)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut diatas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
iii
iv
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI 1. Nama Lengkap
: Zakiatul Isnaeni
2. Tempat, Tanggal Lahir
: Cilacap, 11 April 1994
3. Alamat
: Jl. Pangandaran RT. 03/17, Kel. Hegarsari, Kec. Pataruman, Kota Banjar, Jawa Barat.
4. Telepon
: 081909672982
5. Email
:
[email protected]
II. PENDIDIKAN 1. SD Negeri 8 Hegarsari
Tahun 2001-2006
2. SMP Negeri 3 Banjar
Tahun 2006-2009
3. SMA Negeri 1 Banjar
Tahun 2009-2012
4. S1 Ekonomi Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah
Tahun 2012-2016
III. PENGALAMAN ORGANISASI 1. Sekretaris 2 IRM SMA N 1 Banjar
Periode 2011-2012
2. Anggota Divisi Penelitian dan Pengembangan
Periode 2015-2016
DEMA FEB UIN Jakarta
IV. PENGALAMAN MAGANG 1. KAP Tasnim Ali Widjanarko & Rekan
vi
V. SEMINAR DAN WORKSHOP 1. Seminar Pengenalan BPK 2. Bedah Buku dan Seminar Islami 3. Dialog Jurusan dan Seminar Konsentrasi HMJ Akuntansi 2012 4. Sekolah Pasar Modal di Bursa Efek Indonesia
VI. KEPANITIAAN 1. Galaksi (Gebyar Lomba Akuntansi) 2014 2. Diskusi Umum Divisi Litbang FEB UIN Jakarta 2015
VII.
LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah
: Muhajirin
2. Tempat, Tanggal Lahir
: Cirebon, 15 Februari 1962
3. Ibu
: Mas’udah
4. Tempat, Tanggal Lahir
: Cilacap, 16 April 1965
5. Alamat
: Jl. Pangandaran RT. 03/17, Kel. Hegarsari, Kec. Pataruman, Kota Banjar, Jawa Barat.
6. Anak Ke-, dari
: 1 dari 2 bersaudara
vii
Factors Affecting the Utilize of Audit Sampling Methods by Public Accountants (Study at Accountant Firms in Jakarta) By: Zakiatul Isnaeni ABSTRACT This study aimed to get empirical evidence about the factors that influence the utilize of audit sampling methods by public accountants, with the variables tested were the perceptions of statistical sampling, the perception of audit risk, time pressure, experience and complexity of audit documents. This study using purposive sampling to determine the selection of the sample. A total of 30 accountant firms to be sampled in this study with the respondent data that can be processed as many as 85. Self-efficacy is the basic theory used to describe the relationship between variables. The statistical method used to test the hypothesis is Logistic Regression analysis. The results of this study found that the perception of the statistical sampling and complexity of audit document affect the utilize of audit sampling methods, while the perception of the audit risk, time pressure and the experience did not affect the utilize of audit sampling methods by public accountants.
Keywords: audit sampling methods, perception of statistical sampling, perception of audit risk, time pressure, experience, complexity of audit document.
viii
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Metode Sampling Audit oleh Akuntan Publik (Studi pada KAP di Jakarta) Oleh: Zakiatul Isnaeni ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai faktorfaktor yang mempengaruhi penggunaan metode sampling audit oleh akuntan publik, dengan variabel-variabel yang diuji adalah persepsi mengenai sampling statistik, persepsi mengenai risiko audit, tekanan waktu, pengalaman dan kompleksitas dokumen audit. Penelitian ini menggunakan purposive sampling dalam menentukan pemilihan sampel. Sebanyak 30 Kantor Akuntan Publik menjadi sampel dalam penelitian ini dengan data responden yang dapat diolah sebanyak 85. Self efficacy merupakan teori dasar yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antar variabel. Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis Regresi Logistik. Hasil penelitian ini menemukan bahwa persepsi mengenai sampling statistik dan kompleksitas dokumen audit berpengaruh terhadap penggunaan metode sampling audit, sedangakan persepsi mengenai risiko audit, tekanan waktu dan pengalaman tidak berpengaruh terhadap penggunaan metode sampling audit oleh akuntan publik.
Kata kunci : metode sampling audit, persepsi mengenai sampling statistik, persepsi mengenai risiko audit, tekanan waktu, pengalaman, kompleksitas dokumen audit.
ix
KATA PENGANTAR Bismillahirrohmanirrohim Assalamualaikum Wr. Wb. Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan syukur yang tak terhingga penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga kemudahan dan kelancaran selalu penulis rasakan, serta sholawat yang senantiasa penulis junjung kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga skripsi yang berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Metode Sampling Audit oleh Akuntan Publik (Studi pada KAP di Jakarta)” ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana (S1) Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Selama pelaksanaan penelitian dan penyusunan skripsi ini, banyak hambatan yang dialami penulis sehingga penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah memberikan dukungan, semangat, bimbingan, bantuan, serta do’a tulus yang tiada henti-hentinya. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Mama tercinta, single parent terhebat diseluruh dunia, terima kasih untuk kasih sayang, do’a, dorongan semangat yang tiada terputus, dan semua hal yang sudah Mama beriakan, sehingga penulis selalu termotivasi untuk terus menyelesaikan skripsi ini. 2. Almarhum Bapak tercinta, terima kasih untuk do’a yang tidak pernah penulis dengar, namun selalu dapat penulis rasakan sehingga selalu menjadi motivasi kedua bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 3. Adikku tersayang yang selalu ikut mendo’akan dan menanyakan “Mba, ia pengen main ke kosan lagi, Mba kapan wisuda?” yang selalu berhasil membangkitkan semangat bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
x
4. Keluarga besar di Cirebon dan Cilacap, yang tidak pernah bosan memberikan dukungan dan do’a kepada penulis. 5. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, LC.,MA selaku dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 6. Ibu Yessi Fitri, SE., Ak., M.Si selaku ketua Jurusan Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 7. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 8. Bapak Dr. Amilin, M.Si., Ak., CA., QIA., BKP selaku Dosen Pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk berdiskusi, memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas ilmu yang telah Bapak berikan selama ini 9. Ibu Wilda Farah, S.E., M.Si., Ak., CA., CPA selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Terima kasih banyak Ibu atas segala bantuan, dukungan, perhatian, bimbingan, saran, dan waktu yang selalu Ibu luangkan selama proses penulisan skripsi sampai terlaksananya sidang skripsi. 10. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmunya dan karyawan dan staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan bantuan kepada penulis. 11. Keluarga AKUNTANSI B 2012 Galih, Fai, Ajay, Dara, Dina, Dita, Dwi, Fadil, Farid, Fitri, Hery, Ilman, Ida, Jian, Latul, Mayeda, Nisa, Randi, Revan, Rita, Seren, Vivi, Yudhi, terima kasih atas dukungan dan bantuannya kepada penulis, terutama untuk yang masuk grup “KITA” terima kasih untuk dukungan semangat yang tidak pernah berhenti dari kalian. 12. Teman-teman AKUNTANSI 2012 yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
xi
13. Teman-teman kostan Akkajaman lantai 2, Arum, Dewi, Enti, dll terima kasih banyak untuk kebersamaan dan kesediaan untuk mendengarkan keluhan-keluhan yang penulis alami selama proses penyusunan skripsi ini. 14. Teman-teman KKN BEBAS 2015, Faizal, Arief, Alim, Berry, Ibam, Meidi, Ridwan, Ojan, Suci, Sella, Rifka, Thia, Fauziyah, Kiki, dan Ka Denting, terimakasih untuk cerita yang luar biasa bersama kalian. 15. Keluarga besar KAP Tasnim Ali Widjanarko, terima kasih atas limpahan ilmu dan pengalaman berharga yang telah diberikan kepada penulis. 16. Seluruh Kantor Akuntan Publik yang bersedia menjadi responden dalam penelitian ini, terimakasih untuk waktu yang telah disediakan untuk mengisi kuesioner penelitian penulis. 17. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu, tanpa mengurangi rasa hormat, dan terima kasih penulis atas masukan dan bantuannya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengatahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak untuk perbaikan penelitian selanjutnya. Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Jakarta, Juni 2016
Zakiatul Isnaeni
xii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ........................................ iii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ....................................................... iv LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ................................. iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................................................................. vi ABSTRACT ......................................................................................................... viii ABSTRAK ........................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ........................................................................................... x DAFTAR ISI ...................................................................................................... xiii DAFTAR TABEL............................................................................................... xvi DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xviii BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 16 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................................... 17 1. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 17 2. Manfaat Penelitian .................................................................................... 17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 19 A. Tinjauan Literatur......................................................................................... 19 1. Grand Theory ........................................................................................... 19
xiii
2. Definisi Auditing....................................................................................... 20 3. Sampling Audit ......................................................................................... 22 4. Sampling Statistik ..................................................................................... 26 5. Sampling Non-Statistik ............................................................................. 31 6. Risiko Audit ............................................................................................. 36 7. Tekanan Waktu ......................................................................................... 44 8. Pengalaman .............................................................................................. 46 9. Kompleksitas Dokumen Audit .................................................................. 48 B. Dasar Perumusan Hipotesis .......................................................................... 52 1. Persepsi Mengenai Sampling Statistik dan Metode Sampling Audit........... 52 2. Persepsi Mengenai Risiko Audit dan Metode Sampling Statistik. .............. 53 3. Tekanan Waktu dan Metode Sampling Audit. ........................................... 54 4. Pengalaman Audit dan Metode Sampling Audit. ....................................... 55 5. Kompleksitas Dokumen Audit dan Metode Sampling Audit ...................... 56 C. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu .................................................................. 57 D. Kerangka Pemikiran ..................................................................................... 63 BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................................. 65 A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................ 65 B. Metode Penentuan Sampel ........................................................................... 65 C. Metode Pengumpulan Data........................................................................... 66 D. Metode Analisis Data ................................................................................... 67 1. Statistik Deskriptif .................................................................................... 68 2. Uji Kualitas Data ...................................................................................... 68
xiv
3. Uji Regrasi Logistik .................................................................................. 70 E. Definisi dan Cara Mengukur Variabel Penelitian .......................................... 73 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................................ 80 A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian .................................................. 80 1. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 80 2. Karakteristik Profil Responden ................................................................. 83 B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ...................................................................... 88 1. Hasil Pengujian Statistik Deskriptif........................................................... 88 2. Hasil Uji Kualitas Data ............................................................................. 89 3. Hasil Pengujian Regresi Logistik .............................................................. 93 C. Pembahasan ................................................................................................. 97 1. Persepsi Mengenai Sampling Statistik dan Metode Sampling Audit........... 97 2. Persepsi Mengenai Risiko Audit dan Metode Sampling Audit. .................. 99 3. Tekanan Waktu dan Metode Sampling Audit. ......................................... 100 4. Pengalaman dan Metode Sampling Audit. ............................................... 101 5. Kompleksitas Dokumen Audit dan Metode Sampling Audit .................... 103 BAB V PENUTUP ............................................................................................ 105 A. Kesimpulan ................................................................................................ 105 B. Keterbatasan dan Saran .............................................................................. 107 C. Implikasi .................................................................................................... 108 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 110
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ............................................................ 58
Tabel 3. 1 Operasionalisasi Variabel Penelitian ....................................................... 77
Tabel 4. 1 Data Sampel Penelitian ........................................................................... 81 Tabel 4. 2 Data Distribusi Sampel Penelitian........................................................... 81 Tabel 4. 3 Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............................ 83 Tabel 4. 4 Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Usia ........................................... 84 Tabel 4. 5 Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ................... 85 Tabel 4. 6 Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja ...................... 86 Tabel 4. 7 Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Jabatan di KAP .......................... 87 Tabel 4. 8 Hasil Uji Statistik Deskriptif ................................................................... 88 Tabel 4. 9 Hasil Uji Reliabilitas .............................................................................. 90 Tabel 4. 10 Hasil Uji Validitas Variabel Persepsi Mengenai Sampling Statistik ....... 91 Tabel 4. 11 Hasil Uji Validitas Variabel Persepsi Mengenai Risiko Audit ............... 91 Tabel 4. 12 Hasil Uji Validitas Variabel Tekanan Waktu ........................................ 92 Tabel 4. 13 Hasil Uji Validitas Variabel Kompleksitas Dokumen Audit .................. 92 Tabel 4. 14 Hasil Uji -2 Log Likelihood .................................................................. 93 Tabel 4. 15 Hasil Uji Hosmer dan Lemeshow ......................................................... 94 Tabel 4. 16 Hasil Uji Koefisien Determinasi ........................................................... 95 Tabel 4. 17 Hasil Uji Tabel Klasifikasi.................................................................... 96 Tabel 4. 18 Hasil Uji Hipotesis ............................................................................... 97
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Skema Kerangka Pemikiran ................................................................ 64
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 114 LAMPIRAN 1 Surat Penelitian Skripsi .............................................................. 115 LAMPIRAN 2 Surat Pengantar dari Dosen ........................................................ 123 LAMPIRAN 3 Surat Keterangan dari KAP ........................................................ 126 LAMPIRAN 4 Kuesioner Penelitian dan Jawaban Responden ........................... 135 A. Kuesioner Penelitian .................................................................................. 136 B. Identitas Responden ................................................................................... 140 C. Jawaban Responden ................................................................................... 142 1. Variabel Metode Sampling Audit (Y) ...................................................... 142 2. Variabel Persepsi Mengenai Sampling Statistik (X1) .............................. 143 3. Variabel Persepsi Mengenai Risiko Audit (X2) ....................................... 145 4. Variabel Tekanan Waktu (X3) ................................................................ 147 5. Variabel Pengalaman (X4) ...................................................................... 149 6. Variabel Kompleksitas Dokumen Audit (X5) .......................................... 150 LAMPIRAN 5 Output Hasil Pengujian Data ...................................................... 152 A. Uji Validitas ............................................................................................... 153 1. Variabel Persepsi mengenai Sampling Statistik (X1) ............................... 153 2. Variabel Persepsi Mengenai Risiko Audit (X2) ....................................... 154 3. Variabel Tekanan Waktu (X3) ................................................................ 155 4. Variabel Kompleksitas Dokumen Audit (X5) .......................................... 156 B. Uji Reliabilitas ........................................................................................... 157
xviii
1. Variabel Persepsi Mengenai Sampling Statistik (X1) .............................. 157 2. Variabel Persepsi Mengenai Risiko Audit (X2) ....................................... 158 3. Variabel Tekanan Waktu (X3) ................................................................ 159 4. Variabel Kompleksitas Dokumen Audit (X5) .......................................... 160 C. Uji Regresi Logistik ................................................................................... 161
xix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam setiap pelaksanaan audit baik keuangan maupun operasional, auditor selalu dihadapkan dengan banyaknya bukti-bukti transaksi yang harus diaudit dengan waktu audit yang sangat terbatas. Bukti-bukti tersebut penting untuk diperiksa karena merupakan sumber informasi yang digunakan oleh auditor dalam menarik kesimpulan sebagai basis opini auditor (IAPI, 2015). Sesuai dengan tanggung
jawab profesionalnya, auditor berkepentingan dengan
keabsahan simpulan dan pendapatnya terhadap keseluruhan isi laporan dan/atau kegiatan yang diauditnya. Mengingat tanggung jawab ini, maka auditor hanya akan dapat menerbitkan laporan yang sepenuhnya benar, jika dia memeriksa seluruh bukti transaksi. Namun demikian, hal ini tidak mungkin dilakukan. Pertama, dari segi waktu dan biaya hal ini akan memerlukan sumber daya yang sangat besar. Kedua, dari segi konsep, audit memang tidak dirancang untuk memberikan jaminan mutlak bahwa hasil audit 100% sesuai dengan kondisinya. Oleh karena itu, auditor harus merancang cara untuk mengatasi hal tersebut. Cara yang dapat dilakukan auditor adalah hanya memeriksa sebagian bukti yang ditentukan dengan cara seksama, sehingga bisa untuk mengambil kesimpulan
1
secara menyeluruh. Hal ini dapat dilakukan dengan metode sampling audit (Setya et al., 2008). Sampling merupakan prosedur yang umum digunakan oleh auditor. IAPI (2015) melalui Standar Profesional Akuntan Publik Seksi 530 mendefinisikan sampling audit sebagai: Penerapan prosedur audit terhadap kurang dari 100% unsur dalam suatu populasi audit yang relevan sedemikian rupa sehingga semua unit sampling memiliki peluang yang sama untuk dipilih untuk memberikan basis memadai bagi auditor untuk menarik kesimpulan tentang populasi secara keseluruhan. Saat ini, pendapat auditor atas laporan keuangan didasarkan pada konsep pemerolehan keyakinan yang memadai atas kewajaran dari laporan keuangan bukan absolut yang mengidentifikasi pemeriksaan secara keseluruhan. Dimana pemerolehan keyakinan mengenai kewajaran atas laporan keuangan dihasilkan dari pengumpulan dan evaluasi bukti audit secara sampling. Menurut Danescu et al., (2012) sebuah situasi yang ideal memang akan melibatkan pengujian atas semua komponen populasi dari omzet rekening, saldo rekening atau dokumen. Pada tahap perencanaan audit, tim audit mengumpulkan informasi tentang lingkungan entitas ekonomi, kompleksitas transaksi dan operasi entitas. Dalam periode keuangan satu tahun suatu entitas yang harus diaudit, dalam banyak kasus memiliki populasi data yang besar. Jika dalam audit dilakukan pengujian atas semua elemen dari populasi, hal ini berarti tim audit harus membuat usaha, waktu dan biaya yang lebih besar untuk melakukan tes pada keseluruhan populasi. Di Rumania, sebagian besar audit entitas berlangsung 2
dalam waktu beberapa minggu, minggu di mana tim audit bekerja 10-12 jam setiap hari. Tanpa teknik sampling, entitas yang diaudit harus membayar dengan jumlah yang lebih kepada auditor. Berdasarkan hal tersebut, metode sampling audit perlu untuk diterapkan karena tidak semua bukti yang ada akan diperiksa dan keyakinan yang memadai dapat diberikan atas dasar pengujian yang tidak mencakup keseluruhan dari bahan bukti. Selain itu, sampling juga menjadi hal yang diperlukan karena tepat dan sesuai untuk diterapkan dalam populasi data yang besar. Dengan cara demikian, maka audit dapat dilakukan dengan biaya dan waktu yang rasional. Keterbatasan biaya, waktu dan sumber daya juga menjadi kendala bagi auditor untuk memeriksa keseluruhan populasi (Dede, 2011). Mranani (2009) menyebutkan bahwa penelitian mengenai penggunaan metode sampling dalam auditing relatif jarang, terutama yang meneliti praktik sampling dalam dunia nyata. Ada beberapa penelitian yang bersifat eksperimental diantaranya Hall et al., (2000), Nelson (1995) serta Ponemon dan Wendell (1995). Di Indonesia sendiri, penelitian tentang penggunaan sampling sangat jarang. Padahal penerapan metode sampling dalam audit penting dilakukan oleh auditor, yang tentunya akan memerlukan penelitian lebih lanjut guna memberikan informasi terkini terkait perkembangan dalam dunia audit, termasuk dalam perkembangan prosedur sampling dalam audit. Meskipun proses audit menggunakan metode sampling, auditor harus tetap mempertimbangkan tingkat keandalan dan relevansinya. Apabila tingkat keandalan dan relevansinya tidak dipertimbangkan dengan baik, maka kemungkinan terjadinya hasil yang kurang 3
representastif menjadi lebih besar dan tingkat kewajaran dari laporan keuangan menjadi diragukan. Lebih jauh lagi, hal tersebut dapat membuat para pengguna laporan keuangan yang telah diaudit menjadi salah dalam mengambil keputusan, bahkan dapat menyebabkan skandal dimasa depan. Salah satu contoh kasus skandal laporan keuangan yang terjadi di luar negeri melibatkan perusahaan yang besar dan Kantor Akuntan Publik yang besar pula. Skandal yang terjadi di luar negeri, salah satunya adalah kasus Phar Mor Inc., dimana perusahaan tersebut termasuk perusahaan retail terbesar di Amerika Serikat yang dinyatakan bangkrupt pada bulan Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang U.S. Bangkruptcy Code. Pada masa puncak kejayaannya, Phar Mor Inc. mempunyai 300 outlet besar di hampir seluruh negara bagian dan memperkerjakan 23.000 orang karyawan. Produk yang dijual sangat bervariasi, dari obat-obatan, furniture, elektronik, pakaian olah raga hingga videotape. Dalam melakukan fraud, top manajemen Phar Mor Inc. membuat dua laporan ganda. Satu laporan persediaan, sedangkan laporan lain adalah laporan bulanan keuangan. Satu set laporan persediaan berisi laporan persediaan yang benar (true report), sedangkan satu set laporan lainnya berisi informasi tentang persediaan yang di adjust dan ditujukan untuk auditor (use only). Demikian juga dengan laporan bulanan keuangan, laporan keuangan yang benar berisi tentang kerugian yang diderita oleh perusahaan, ditujukan hanya untuk jajaran eksekutif. Laporan lainnya adalah laporan yang telah dimanipulasi sehingga seolah-olah perusahaan mendapat keuntungan yang berlimpah. Dalam mempersiapkan laporan-laporan 4
tersebut, manajemen Phar Mor Inc. sengaja merekrut staf dari Kantor Akuntan Publik (KAP) Cooper & Lybrand. Staf-staf tersebut yang kemudian dipromosikan menjadi Vice President bidang financial dan controler. Akibatnya, auditor saat melakukan proses audit hanya mengunjungi dan mengamati jumlah persediaan hanya pada 4 toko dari 300 toko Phar Mor Inc. Bahkan lebih buruk, mereka memberitahu beberapa bulan sebelumnya saat akan mengunjungi toko Phar Mor Inc. tersebut. Perusahaan memastikan bahwa toko-toko yang akan dikunjungi diisi penuh, dan persediaan fiktif itu "dialokasikan" ke 296 toko yang tersisa. Kegagalan auditor untuk menentukan sejumlah sampel yang representatif dari toko akhirnya menyebabkan penghakiman lebih dari $ 300 juta terhadap Phar Mor Inc, CFO dijatuhi hukuman 33 bulan penjara dan auditor dari KAP Cooper & Lybrand dijatuhi hukuman 5 tahun penjara (Wells, 2001). Kasus serupa juga terjadi di Indonesia, salah satunya pada kasus PT Kimia Farma. Dalam rangka restrukturisasi PT Kimia Farma Tbk. (PT KAEF), partner dari KAP HTM yang diberikan tugas untuk mengaudit laporan keuangan PT KAEF untuk masa 5 bulan yang berakhir pada 31 Mei 2002, menemukan dan melaporkan adanya kesalahan dalam penilaian persediaan barang jadi dan kesalahan pencatatan penjualan untuk tahun yang berakhir per 31 Desember 2001. Berdasarkan hasil pemeriksaan BAPEPAM, diperoleh bukti yaitu terdapat kesalahan penyajian dalam laporan keuangan PT KAEF yang dilakukan oleh direksi periode 1998–Juni 2002 dengan cara membuat dua daftar harga persedian (master prices) yang berbeda masing-masing diterbitkan pada tanggal 1 Februari 5
2002 dan 3 Februari 2002. Selain itu, pihak direksi melakukan pencatatan ganda atas penjualan pada unit PBF dan unit Bahan Baku. Pencatatan ganda tersebut dilakukan pada unit-unit yang tidak disampling oleh auditor. Berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan, terbukti bahwa auditor yang melakukan audit laporan keuangan per 31 Desember 2001 PT KAEF telah melakukan prosedur audit termasuk prosedur audit sampling yang telah diatur dalam Standar Profesional Akuntan Publik, dan tidak diketemukan adanya unsur kesengajaan membantu manajemen PT KAEF dalam penggelembungan keuntungan tersebut. Namun demikian proses audit tersebut tidak berhasil mendeteksi adanya penggelembungan laba yang dilakukan oleh PT KAEF. Sehubungan dengan temuan tersebut, maka sesuai dengan pasal 102 Undang-undang Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal, Pasal 61 Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun 1995, Pasal 64 Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal, maka PT Kimia Farma (Persero) Tbk. dikenakan sanksi administratif berupa denda yaitu sebesar Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah), dan direksi lama PT Kimia Farma (Persero) Tbk. periode 1998–Juni 2002 diwajibkan membayar sejumlah Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) untuk disetor ke kas negara, karena melakukan kegiatan praktek penggelembungan atas laporan keuangan per 31 Desember 2001. Selain itu, rekan KAP HTM yang menjadi auditor PT Kimia Farma (Persero) Tbk. diwajibkan membayar sejumlah Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) untuk disetor ke kas negara, karena atas risiko audit yang tidak berhasil mendeteksi adanya 6
penggelembungan laba yang dilakukan oleh PT Kimia Farma (Persero) Tbk. (Edward, 2015). Kasus skandal laporan keuangan tersebut membuktikan bagaimana pentingnya penerpan prosedur sampling audit dilakukan untuk dijadikan bukti bila nantinya terdapat masalah dikemudian hari serta hal ini menjadi tantangan bagi profesi akuntan publik untuk meningkatkan kualitas dari pengambilan sampel.
Mranani
(2009)
menyatakan
bahwa
bukti
harus
bisa
dipertanggungjawabkan secara formal. Auditor harus menghimpun evidential matter (hal-hal yang bersifat membuktikan). Tidak sekedar menghimpun evident (bukti konkrit) saja, terutama dalam kaitan pemberian pendapat atas laporan keuangan. Pada dasarnya, dalam melakukan pengujian audit, auditor dapat menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan sampling secara statistik atau non-statistik. Keputusan untuk menggunakan pendekatan statistik atau nonstatistik dalam sampling membutuhkan pertimbangan auditor (IAPI, 2015). Pilihan antara kedua jenis sampling tersebut terutama didasarkan pada pertimbangan biaya/manfaat. Richardson et al., (2010) dalam Danescu et al., (2012)
menyatakan
bahwa
penggunaan
metode
sampling
non-statistik
membutuhkan penilaian ketingkat yang lebih besar dibandingkan dengan penggunaan metode sampling statistik. Para penulis mengatakan bahwa banyak masyarakat AS dalam kantor akuntan publik enggan untuk menggunakan metode sampling statistik, keengganan tersebut disebabkan karena biaya dari pemilihan 7
unsur, biaya elemen menilai dan biaya pelatihan. Padahal, biaya pemilihan/seleksi sampel dan biaya evaluasi/menilai sampel telah hampir sepenuhnya dieliminasi karena sudah adanya ketersediaan perangkat lunak dalam komputer (Hitzig, 2004). Komputer membantu auditor menampilkan statistik tugas yang sesuai untuk mengkalkulasi ukuran sampel, dan evaluasi hasil agar terbebas dari error (Elliot et al., 1972) dalam (Ayam, 2011). Namun, dalam sampling statistik memang diperlukan biaya yang tidak sedikit untuk melatih auditor dalam menggunakan statistik dan merancang serta mengimplementasikan sampel yang telah direncanakan. Namun demikian, sampel statistik dapat menguntungkan auditor dalam perencanaan sampel yang efisien, mengukur kecukupan bukti yang diperoleh, mengevaluasi hasil sampel dan memungkinkan auditor dalam mengkuantifikasi dan mengendalikan risiko sampling. Dalam sampling nonstatistik, auditor menentukan ukuran sampel dan mengevaluasi hasil sampel yang diinginkan berdasarkan kriteria subjektif dan pengalaman yang dimiliki. Dengan demikian, auditor mungkin tidak mengetahui kalau dia menggunakan sampel yang terlalu besar atau terlalu kecil untuk suatu bidang. Untuk memperluas kecukupan bukti audit yang didasarkan pada sampel, auditor mungkin, pada saat tertentu, memperoleh lebih banyak atau lebih sedikit bukti dari pada kebutuhan sebenarnya untuk mempunyai dasar alasan pendapat yang dikemukakan. Namun, sampling non-statistik yang dirancang dengan baik bisa sama efektifnya dengan sampling statistik (Boynton, 2006).
8
Berdasarkan penelitian sebelumnya, terdapat beberapa faktor yang diindikasi dapat mempengaruhi penggunaan dari metode sampling audit, diantaranya yaitu persepsi mengenai sampling statistik, persepsi mengenai risiko audit, tekanan waktu, pengalaman, dan kompleksitas dokumen audit. Persepsi mempunyai peranan penting dalam mempengaruhi perilaku serta tindakan seseorang (Dede, 2011). Menurut Almeida (2015) persepsi yang didapat dari pengalaman dan kompetensi secara bersama-sama menentukan status independensi dari auditor. Penelitian yang dilakukan Zarkasyi (1992) dan Silaban (1993) dalam Raharja (2008), Zarkasyi (1992) menyatakan bahwa persepsi audior mempengaruhi rendahnya hubungan dependensi dengan rendahnya frekuensi penerapan metode sampling statistik. Sedangkan Silaban (1993) menyatakan bahwa mayoritas akuntan publik belum memahami penggunaan sampling statistik untuk pemeriksaan. Tingkat pemahaman tersebut berhubungan posistif dengan penggunaan dan frekuensi penggunaan sampling statistik oleh audior. Jika persepsi auditor buruk terhadap metode sampling statistik, maka auditor cenderung menghindari penggunaannya. Namun jika persepsi auditor baik, kemungkinan mereka menggunakan sampling statistik semakin besar. Dede (2011) telah melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode sampling audit dengan sampel penelitiannya yaitu akuntan publik di Surabaya; Raharja (2008) juga melakukan penelitian serupa dengan sampel penelitiannya yaitu auditor BPK yang tersebar di 7 (tujuh) kantor perwakilan BPK di seluruh Indonesia. Hasil kedua penelitian ini menunjukkan 9
adanya pengaruh dari persepsi mengenai sampling stastistik terhadap pemilihan penggunaan metode sampling audit. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Mranani (2009) dengan sampel penelitiannya yaitu auditor BI di Yogyakarta tidak menunjukkan adanya pengaruh dari persepsi mengenai sampling stastistik terhadap pemilihan penggunaan metode sampling audit. Penggunaan sampel menyebabkan adanya risiko ketika melakukan penarikan kesimpulan oleh auditor (Meleshenko et al., 2014). Auditor harus menggunakan pertimbangan profesionalnya untuk menilai risiko audit dan menentukan prosedur yang tepat untuk setiap transaksi dan pengujian saldo. Auditor harus mempertimbangkan risiko tersebut dan memastikan bahwa mereka memperoleh bukti yang cukup tepat. Jika tidak, mereka berisiko untuk memberikan pendapat yang tidak pantas, kegagalan untuk mengidentifikasi kesalahan yang signifikan atau penipuan, atau bahkan dapat menyebabkan hilangnya reputasi mereka (Danescu et al., 2012). Tingkat risiko sampling yang auditor bersedia untuk menerimanya berdampak terhadap ukuran sampel yang diperlukan. Semakin kecil risiko yang auditor bersedia untuk menerimanya, makin besar ukuran sampel yang diperlukan (IAPI, 2015). Menurut Zarkasyi (1992) dalam Raharja (2008) menyebutkan bahwa penggunaan metode statistik mempunyai hubungan dependensi dengan persepsi auditor terhadap risiko audit. Semakin tinggi risiko audit, auditor cenderung menggunakan metode yang menurutnya lebih objektif dan lebih bertahan. Jika auditor menganggap risiko audit tinggi kemungkinan ia menggunakan sampling statistik semakin besar 10
(Raharja, 2008). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dede (2011) menunjukkan adanya pengaruh dari persepsi mengenai risiko audit terhadap pemilihan penggunaan metode sampling audit. Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mranani (2009) dan Raharja (2008) tidak menunjukkan adanya pengaruh dari persepsi mengenai risiko audit terhadap penggunaan metode sampling audit. Seorang auditor bekerja dalam batas-batas pertimbangan ekonomi, agar secara ekonomis bermanfaat, pendapatnya harus dapat dirumuskan dalam jangka waktu yang pantas dengan biaya yang masuk akal (IAPI, 2015). Adanya tekanan waktu menyebabkan kemungkinan timbulnya masalah seperti kegagalan dalam memperoleh bukti yang cukup, tidak dilakukannya prosedur dalam audit, dll (Agoglia, 2015). Auditor harus memutuskan dengan menggunakan pertimbangan profesionalnya, apakah bukti yang tersedia dengan batas waktu dan biaya, cukup mamadai untuk memberikan pernyataan pendapat. Dalam pertimbangan waktu dan biaya membuat auditor sulit untuk menggunakan semua informasi yang diperolehnya sebagai dasar yang memadai untuk memberikan pendapat. Batasan waktu dan biaya berpotensi menimbulkan masalah yang serius bagi auditor dalam penggunaan bukti, selain itu semua bukti audit bercampur baik yang relevan maupun tidak relevan sehingga auditor akan kesulitan dalam memberikan pertimbangan. Arel (2012) menyatakan bahwa auditor yang overworking mengalami tekanan waktu yang dapat meningkatkan stress sehingga dapat menurunkan efektivitas dan kualitas audit. Kegagalan dalam audit juga dapat 11
disebabkan karena adanya tekanan waktu yang dikenakan kepada KAP oleh manajemen perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nadirsyah et al., (2011) dengan sampel penelitian yang diambil dari Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) Republik Indonesia perwakilan provinsi Aceh menunjukkan adanya pengaruh dari tekanan waktu terhadap penggunaan penggunaan metode sampling audit. Namun hal tersebut bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dede (2011), Mranani (2009) dan Raharja (2008) yang hasilnya tidak menunjukkan adanya pengaruh dari tekanan waktu terhadap penggunaan metode sampling audit. Keputusan untuk menggunakan pendekatan dalam sampling audit membutuhkan pertimbangan auditor. Karakteristik unik pertimbangan profesional yang diharapkan dari seorang auditor adalah pertimbangan yang dibuat oleh seorang auditor yang pelatihan, pengetahuan, dan pengalamannya telah membantu pengembangan kompetensi yang diperlukan untuk mencapai pertimbangan wajar yang dibuatnya (IAPI, 2015). Pengalaman audit adalah pengalaman auditor dalam melakukan penugasan audit baik dari segi lamanya waktu maupun kompleksitas tugas yang pernah ditangani. Kedua hal tersebut dapat meningkatkan kemampuan auditor untuk melakukan proses audit (Furiady et al., 2015). Dalam melaksanakan audit untuk sampai pada suatu pernyataan pendapat, auditor harus senantiasa bertindak sebagai seorang ahli dalam bidang akuntansi dan bidang auditing. Pencapaian keahlian tersebut dimulai dengan pendidikan
formalnya,
yang
diperluas
melalui
pengalaman-pengalaman 12
selanjutnya dalam praktik audit (IAPI, 2015). Menurut Ashton (1991) dalam Raharja (2008) menyatakan bahwa pengalaman auditor diukur berdasarkan lamanya bekerja atau posisi/jabatan. Menurut Ponemon dan Wendell (1995) dalam Raharja (2008) auditor yang berpengalaman menunjukkan proyeksi error yang lebih baik daripada auditor pada level junior. Akan lebih cepat dan mudah penerapannya bagi auditor, dalam menentukan dan mengevaluasi sampel menggunakan judgement daripada harus menghitung secara matematis. Apabila auditor berdasarkan pengalamannya bisa menghasilkan bukti sampling yang lebih baik tanpa harus menggunakan perhitungan statistik, maka auditor cenderung memilih metode sampling non-statistik. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dede (2011) menunjukkan adanya pengaruh dari pengalaman terhadap pemilihan penggunaan metode sampling oleh auditor. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Nadirsyah et al., (2011) dan Raharja (2008) tidak menunjukkan adanya pengaruh dari pengalaman terhadap penggunaan metode sampling audit. Auditor dalam melaksanakan auditnya selalu dihadapkan dengan tugastugas yang kompleks, banyak, berbeda-beda dan saling terkait satu dengan lainnya (Nadirsyah et al., 2011). Salah satu faktor yang mempengaruhi kompleksitas tugas adalah jumlah atau banyaknya dokumen kunci yang dapat digunakan untuk pembuatan suatu pertimbangan (Bonner, 1994). Kompleksitas dokumen audit dapat terjadi dalam berbagai akun, jumlah atau besarnya saldo akun (Nadirsyah et al., 2011). Bukti audit yang tersedia untuk diuji dalam proses 13
audit dapat berupa dokumen, catatan dan bahan bukti yang berasal dari sumbersumber diluar auditan (Murwanto et al., 2006). Bukti audit dalam bentuk dokumen, kertas, data elektronik maupun media lainnya, lebih dapat diandalkan dibandingkan dengan bukti yang diperoleh secara lisan. Selain itu, bukti audit yang diperoleh dari dokumen asli lebih dapat diandalkan dibandingkan dengan bukti audit yang diperoleh melalui fotokopi atau faksimili, atau dokumen yang telah difilmkan, diubah kedalam bentuk digital, atau diubah kedalam bentuk elektronik, yang keandalannya dapat bergantung pada pengendalian atas penyusunan dan pemeliharaannya. Bukti audit ini memiliki sifat kumulatif dan terutama diperoleh dari prosedur audit yang dilaksanakan selama proses audit (IAPI, 2015), yang artinya semua bukti akan terkumpul dan terhimpun dari awal hingga akhir periode pembukuan, maka bukti audit terutama yang berupa dokumen akan memiliki tingkat kerumitan tersendiri, karena terdiri dari jumlah transaksi yang banyak, dan adanya keterkaitan antara satu dokumen dengan dokumen lainnya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rachmawati et al., (2013) menunjukkan adanya pengaruh dari kompleksitas dokumen audit terhadap pertimbangan auditor, sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nadirsyah et al., (2011) tidak menunjukkan adanya pengaruh dari kompleksitas dokumen audit terhadap penggunaan metode sampling audit. Selain faktor-faktor diatas, dalam penelitian yang dilakukan Dede (2011) turut melakukan pengujian terhadap variabel pelatihan. Namun dalam penelitian ini, variabel tersebut tidak diuji karena selain hasil dari penelitian sebelumnya 14
yang tidak menunjukkan adanya pengaruh terhadap pemilihan penggunaan metode sampling audit, Boner et al., (1994) menyatakan bahwa peningkatan pengetahuan yang muncul dari penambahan pelatihan formal sama bagusnya dengan yang didapat dari pengalaman khusus. Karena dalam penelitian ini akan menguji variabel pengalaman, maka variabel pelatihan tidak diuji karena berdasarkan pernyataan diatas, peningkatan pengetahuan dari pelatihan sama baiknya dengan yang didapat dari pengalaman. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini, karena mengingat pentingnya penerapan audit sampling pada proses pengauditan karena tidak memungkinkan bagi auditor untuk memeriksa secara keseluruhan dari bukti transaksi yang ada. Namun pada kenyataannya, penelitian mengenai audit sampling masih tergolong minim. Selain itu, hasil dari penelitian sebelumnya masih menunjukkan hasil yang tidak konsisten pada variabelnya. Hal tersebut mungkin dapat disebabkan oleh perbedaan dari objek penelitian yang dilakukan oleh masing-masing peneliti terdahulu. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk merubah objek penelitiannya, yaitu pada Kantor Akuntan Publik di wilayah Jakarta yang terdaftar di Direktori Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) tahun 2016. Penelitian ini merupakan pengembangan atas penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dan mengadopsi variabel dari penelitian-penelitian terdahulu yang bermula dari penelitian yang dilakukan oleh Raharja (2008), Mranani (2009), Dede (2011), Nadirsyah et al., (2011) dan Rachmawati et al., (2013). Berdasarkan referensi variabel yang digunakan dalam 15
penelitian sebelumnya, peneliti tertarik untuk menggunakan variabel persepsi mengenai sampling statistik, persepsi mengenai risiko audit, tekanan waktu, pengalaman, dan kompleksitas dokumen audit. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti
melakukan
penelitian
yang
berjudul
“Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhi Penggunaan Metode Sampling Audit oleh Akuntan Publik”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah persepsi mengenai sampling statistik berpengaruh positif terhadap penggunaan metode sampling statistik oleh akuntan publik ? 2. Apakah persepsi mengenai risiko audit berpengaruh positif terhadap penggunaan metode sampling statistik oleh akuntan publik ? 3. Apakah tekanan waktu berpengaruh negatif terhadap penggunaan metode sampling statistik oleh akuntan publik ? 4. Apakah pengalaman berpengaruh negatif terhadap penggunaan metode sampling statistik oleh akuntan publik ? 5. Apakah
kompleksitas
dokumen
audit
berpengaruh
positif
terhadap
penggunaan metode sampling statistik oleh akuntan publik ?
16
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk: a. Menemukan bukti empiris tentang pengaruh persepsi mengenai sampling statistik terhadap pemilihan metode sampling audit oleh akuntan publik. b. Menemukan bukti empiris tentang pengaruh persepsi mengenai risiko audit terhadap pemilihan metode sampling audit oleh akuntan publik. c. Menemukan bukti empiris tentang pengaruh tekanan waktu terhadap pemilihan metode sampling audit oleh akuntan publik. d. Menemukan bukti empiris tentang pengaruh pengalaman terhadap pemilihan metode sampling audit oleh akuntan publik. e. Menemukan bukti empiris tentang pengaruh kompleksitas dokumen audit terhadap pemilihan metode sampling audit oleh akuntan publik.
2. Manfaat Penelitian a. Bagi auditor dan Kantor Akuntan Publik, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan metode sampling dalam audit.
17
b. Bagi perkembangan literatur akuntansi, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya literatur bidang audit khususnya studi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan metode sampling audit oleh auditor. c. Bagi mahasiswa jurusan akuntansi, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran dan diskusi terkait dengan sampling audit. d. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai rujukan (refrensi) bagi para peneliti yang berminat dalam bidang sejenis atau dalam bidang lain yang terkait. e. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang sampling audit
dan dapat
mengantarkan penulis untuk
menyelesaikan program pendidikan S-1.
18
19
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Literatur 1. Grand Theory Teori yang mendasari penelitian ini adalah teori tentang keyakinan akan kemampuan diri (self efficacy). Self efficacy menurut Bandura (1995) didefinisikan sebagai suatu keyakinan seseorang akan kemampuan dirinya untuk mengatur dan melakukan serangkaian tindakan yang diperlukan untuk mencapai tipe-tipe kerja yang dimaksud, yaitu dapat menampilkan perilaku yang dibutuhkan dalam mencapai tampilan atau hasil yang diinginkan dari tuntutan tugas yang diberikan. Self efficacy mengacu pada keyakinan (belief) tentang kemampuan seseorang untuk mengorganisasikan dan melaksanakan tindakan untuk pencapaian hasil. Dengan kata lain, self efficacy adalah keyakinan penilaian berkenaan dengan kompetensi seseorang untuk sukses dalam tugas-tugasnya. Sampling audit dapat diterapkan dengan menggunakan pendekatan statistik dan non-statistik. Keputusan untuk menggunakan pendekatan statistik maupun non-statistik dalam sampling menggunakan pertimbangan auditor (IAPI, 2015). Berdasarkan teori efficacy, yang menjelaskan sejauh mana
19
kekuatan atau keyakinan seseorang dalam menyelesaikan tugas dan mencapai tujuan, auditor membuat suatu pertimbangan tentang metode sampling mana yang akan digunakan berdasarkan pertimbangan biaya dan manfaat. Dalam pemilihan metode sampling ini, auditor telah memiliki keyakinan bahwa metode sampling yang digunakannya adalah tepat dan dapat digunakan untuk menyelesaikan proses auditnya. 2. Definisi Auditing Auditing menurut Arens et al,. (2012), didefinisikan sebagai berikut : “Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established kriteria. Auditing should be done by a competent, independent person”. Artinya auditing adalah pengumpulan dan penilaian bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi tersebut dan kriteria yang ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen. Sedangkan menurut Boynton et al., (2006), definisi audit yang berasal dari The Report of the Committee on Basic Auditing Concepts of the American Accounting Association (Accounting Review, Vol 47) adalah sebagai berikut: “A Systematic process of objectively obtaining and evaluating regarding assertions about economic actions and events to ascertain the degree of correspondence between those assertions and established kriteria and communicating the results to interested users”.
20
Artinya Auditing adalah suatu proses sistematis untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti secara objektif mengenai asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan menyampaikan hasilnya kepada para pemakaian yang berkepentingan. Auditing menurut Soekrisno Agoes (2012), diartikan sebagai : “Audit adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, besertacatatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut”. Berdasarkan penjabaran di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa auditing adalah suatu pemeriksaan secara kritis dan sistematis yang dilakukan oleh pihak independen dan kompeten terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti secara objektif mengenai asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dalam bentuk pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan dan menyampaikan hasilnya kepada para pemakaian yang berkepentingan.
21
3. Sampling Audit Sampling audit adalah penerapan prosedur audit terhadap kurang dari 100% unsur dalam suatu populasi audit yang relevan sedemikian rupa sehingga semua unit sampling memiliki peluang yang sama untuk dipilih untuk memberikan basis memadai bagi auditor untuk menarik kesimpulan tentang populasi secara keseluruhan (IAPI, 2015). Danescu et al., (2012) menyatakan bahwa penggunaan sampling dapat menghemat waktu dan usaha untuk tim auditor. Selain itu, proses audit dapat menggunakan biaya yang rendah, baik untuk auditor maupun perusahaan yang diaudit karena prosedur yang diterapkan hanya untuk unit yang dipilih. Arens et al., (2012) menyatakan bahwa ketika melakukan pemilihan sampel atas populasi, auditor berusaha untuk memperoleh sampel yang representatif, dimana sampel yang representatif adalah sampel yang memiliki karakteristik hampir sama dengan populasinya. Hal ini berarti sampel yang dipilih auditor dapat mewakili item sampel yang tidak terpilih. Namun perihal sampel yang representatif sulit untuk diketahui kondisinya apakah ia tergolong mewakili karakteristik populasi atau tidak. Terkecuali auditor melakukan pemeriksaan atas keseluruhan populasi (Dede, 2011). Setya et al., (2008) menjelaskan bahwa dalam melaksanakan sampling seorang auditor harus melakukan pertimbangan yang seksama agar hasil
22
sampling mendekati kondisi populasinya. Untuk itu, setiap auditor dalam melaksanakan sampling audit harus melakukan hal-hal sebagai berikut: a. Perencanaan (Planning) Jika sampling audit digunakan, auditor harus mempertimbangkan hubungan antara tujuan pengendalian manajemen/intern dan juga mempertimbangkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ukuran sampel (besarnya sampel). b. Pemilihan (Selection) Pemilihan sampel harus dilakukan terhadap item-item yang bisa mewakili (representatif) terhadap item-item yang ada dalam populasi. c. Evaluasi (Evaluation) Auditor harus menilai hasil sampel dari item-item sampel yang telah dipilih dan harus mempertimbangkan risiko sampling. Selain itu auditor juga mempertimbangkan aspek kualitatif dari hasil sampling. Ketika
merancang
suatu
sampel
audit,
auditor
harus
mempertimbangkan tujuan prosedur audit dan karakteristik populasi yang menjadi sumber suatu sampel yang akan diambil. Auditor harus menentukan suatu ukuran sampel yang cukup untuk mengurangi risiko sampling sampai ke tingkat rendah yang dapat diterima. Auditor harus memilih unsur-unsur yang akan menjadi sampel sedemikian rupa sehingga setiap unit sampling dalam populasi memiliki suatu peluang yang sama untuk dipilih (IAPI, 2015).
23
Sampling audit diterapkan baik untuk pengujian pengendalian dan pengujian substantif. Namun demikian, hal tersebut bukan berarti dapat diterapkan untuk seluruh prosedur audit yang dapat digunakan dalam pengujian-pengujian tersebut. Contoh, sampling audit secara luas digunakan dalam pemeriksaan (vouching), konfirmasi (confirming), dan penelusuran (tracing), tetapi hal tersebut tidak biasa digunakan dalam pengajuan pertanyaan, observasi, dan prosedur analitis (Boynton et al., 2006). Sampling audit memungkinkan auditor untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti audit tentang beberapa karakteristik unsur-unsur yang dipilih untuk membentuk atau membantu dalam menarik kesimpulan tentang populasi yang menjadi asal sampel tersebut. Sampling audit dapat diterapkan dengan menggunakan pendekatan sampling secara statistik atau non-statistik. Keputusan untuk menggunakan pendekatan statistik atau non-statistik dalam sampling membutuhkan pertimbangan auditor (IAPI, 2015). Menurut Setya et al., (2008), kedua pendekatan ini dapat digunakan dalam audit, karena tidak ada satu pihakpun yang dapat menjamin bahwa salah satu di antara keduanya lebih baik dari yang lain. Hal ini didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sibelman (2014) yang menyatakan bahwa baik metode sampling statistik maupun non-statistik, tidak ada yang lebih baik satu sama lain.
Masing-masing
metode
memiliki
kriteria
yang
berbeda
dan
penggunaannya disesuaikan dengan situasi yang ada. Pada kenyataannya, auditor di Swedia menggunakan metode sampling statistik dan non-statistik 24
untuk meminimalkan risiko dan menjamin kualitas audit, terutama saat mengaudit perusahaan-perusahaan besar (Ayam et al., 2011). Namun, dibandingkan dengan sampling non-statistik, sampling statistik lebih mudah dipertanggungjawabkan, karena formulanya sudah baku dan diterima oleh kalangan akademisi secara umum. Menurut Hitzig (2004), sudah saatnya profesi untuk mengakui bahwa pengambilan sampel audit adalah alat keputusan yang menyerukan penerapan tujuan, teknik dipertahankan, dan tidak menebak. Sehingga diharapkan bahwa metode sampling statistik menjadi prosedur pengujian audit utama. Sesuai dengan sifat datanya, sampling terdiri atas dua jenis: sampling atribut dan sampling variabel. Sampling atribut adalah metode sampling yang meneliti sifat non angka (kualitatif) dari data, sedangkan sampling variabel adalah metode sampling yang meneliti sifat angka (kuantitatif) dari data. Dalam audit, sampling atribut biasanya digunakan pada pengujian pengendalian, sedangkan sampling variabel biasanya digunakan pada pengujian substantif. Metode yang digunakan pada sampling atribut biasanya mencakup metode sampling atribut (attribute sampling), metode sampling penemuan
(discovery/explanatory
sampling),
dan
metode
sampling
penerimaan (acceptance sampling). Sedangkan metode yang biasanya digunakan pada sampling variabel mencakup metode sampling variabel sederhana (classical variable sampling atau mean per unit estimation) dan
25
metode sampling satuan mata uang (monetary unit sampling atauprobability proportional to size sampling). Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan diatas, dapat disimpulkan bahwa sampling audit dapat diartikan sebagai penerapan prosedur audit terhadap kurang dari 100% unsur dalam suatu populasi audit yang relevan sedemikian rupa sehingga semua unit sampling memiliki peluang yang sama untuk dipilih untuk memberikan basis memadai bagi auditor untuk menarik kesimpulan
tentang
populasi
secara
keseluruhan.
Auditor
dalam
melaksanakan sampling audit harus melakukan beberapa hal, yaitu: perencanaan (planning), pemilihan (selection), dan evaluasi (evaluation). Terdapat dua pendekatan umum dalam sampling audit, yaitu non-statistik dan statistik. Sedangkan berdasarkan sifat datanya, sampling terdiri atas sampling atribut dan sampling variabel. 4. Sampling Statistik Sampling statistik diartikan sebagai suatu pendekatan sampling yang memiliki karakteristik pemilihan unsur-unsur sampel dilaksanakan secara acak dan penggunaan teori probabilitas untuk menilai hasil sampel, termasuk untuk mengukur risiko sampling (IAPI, 2015). Sedangkan menurut Setya et al., (2008), sampling statistik adalah metode sampling yang analisisnya menggunakan rumus/formula statistik, sehingga judgment yang akan digunakan harus dikuantifikasi lebih dahulu sesuai kebutuhan formula.
26
Menurut Arens et al., (2012), sampling statistik berbeda dengan sampling non-statistik dalam hal pemakaian aturan matematika, auditor dapat mengukur risiko sampling dalam perencanaan sampel (tahap 1) dan mengevaluasi hasilnya (tahap 3). Fitur yang menonjol dari sampling statistik adalah kemampuannya untuk mengukur risiko. Instrument pengukuran adalah interval kepercayaan, yang memberikan perhitungan nilai untuk perkiraan jumlah salah saji dalam suatu populasi. Kemampuannya untuk mengukur, muncul dari metode seleksi yang digunakan yaitu probability sampling. Pengacara, hakim dan ahli statistik secara eksplisit juga telah mengakui fitur dari sampling statistik (Hitzig, 2004). Dalam kebanyakan kasus, auditor telah enggan untuk menggunakan sampling statistik dan keengganan ini telah dikaitkan dengan tiga alasan utama yang merupakan biaya seleksi sampel, biaya evaluasi sampel, dan biaya pelatihan (Ayam, 2011). Padahal, biaya pemilihan/seleksi sampel dan biaya evaluasi sampel telah hampir sepenuhnya dieliminasi karena sudah adanya ketersediaan perangkat lunak dalam komputer (Hitzig, 2004). Komputer membantu
auditor
menampilkan statistik
tugas
yang
sesuai
untuk
mengkalkulasi ukuran sampel, dan evaluasi hasil agar terbebas dari error (Elliot et al., 1972) dalam (Ayam, 2011). Namun dalam sampel statistik, memang diperlukan adanya tambahan biaya untuk pelatihan sehingga auditor memilih antara kedua metode metode sampling berdasarkan biaya (Dede, 27
2011). Pelatihan terhadap penggunaan sampling statistik perlu dilakukan karena auditor merasa bahwa sampling statistik sebagai suatu proses audit yang kompleks dan memerlukan tingkat matematis dan keterampilan perhitungan yang tinggi (Ayam, 2011). Secara umum hanya entitas besar yang memiliki populasi yang cukup besar secara merata yang sesuai untuk mengaplikasikan secara penuh dari metode sampling statistik. Karena adanya kekurangan tersebut, auditor sering menerapkan metode sampling statistik yang dimodifikasi (Murwanto et al., 2006). Saat metode sampling statistik digunakan, maka sampel tersebut harus memiliki probabilistik (semua elemen populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk terambil) dan metode penilaian yang layak harus digunakan dengan hasil sampel untuk membuat perhitungan risiko sampel. Berikut ini merupakan beberapa metode yang termasuk dalam pemilihan sampel probabilistik, yaitu : a. Sampel Acak Sederhana (Simple Random Sampel Selection) Pemilihan sampel acak sederhana adalah pemilihan sampel dari suatu populasi yang memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih dan dimasukkan dalam sampel. Auditor menggunakan sampel acak sederhana untuk populasi sampel apabila tidak ada kebutuhan untuk menekankan satu atau lebih item populasi (Arens et al., 2012). Setya et al., (2008) menjelaskan bahwa pemilihan sampel secara acak adalah metode
28
pemilihan sampel tanpa dipengaruhi oleh pertimbangan subjektif auditornya.
Pemilihan
acak
tersebut
dilakukan
untuk
menjamin
objektifitas hasil sampling. Pemilihan sampel secara acak diyakini lebih objektif dibandingkan dengan pemilihan sampel non acak. Pada metode ini, sampel dipilih langsung dari populasi tanpa memanipulasinya lebih dahulu. Untuk mendapatkan sampel, biasanya digunakan alat bantu berupa table angka acak. Tabel ini memiliki digit acak dalam bentuk tabel dengan baris dan kolom yang telah diberi nomor. Dalam metode ini dapat pula menggunakan angka acak yang dihasilkan oleh komputer semisal menggunakan program Microsoft Excel. b. Pemilihan Sampel Sistematis (Systematic Sampel Selection) Arens et al., (2012) mendefinisikan pemilihan sampel sistematis sebagai metode probabilitas dimana auditor menghitung suatu interval (ukuran populasi dibagi dengan jumlah sampel yang diinginkan) dan kemudian memilih sampel berdasarkan ukuran interval dan secara acak memilih titik awal antara nol dan jarak interval. Raharja (2008) menggambarkan pemilihan sampel sistematis menggunakan random strart point kemudian memilih tiap populasi ke n. Kelebihan utama dari metode ini adalah lebih mudah digunakan. Dalam sebagian besar populasi, sampel sistematis dapat diambil dengan cepat dan pendekatannya secara otomatis akan menempatkan nomor dalam urutan yang membuatnya lebih mudah untuk mengembangkan dokumentasi yang 29
sesuai. Namun masalah utama dari pemilihan sampel ini adalah kemungkinan masih timbulnya sampel yang bias. c. Pemilihan Sampel Probabilitas yang Proporsional dengan Ukuran (Probability Proportional to Size Sampel Selection) Arens et al., (2012) mendefinisikan pemilihan sampel probabilitas yang proporsional dengan ukuran adalah pemilihan sampel dari setiap dolar populasi dengan menggunakan pemilihan sampel secara acak atau sistematis. Raharja (2008) menyatakan bahwa metode ini memilih sampel secara random sehingga probabilitas pilihan langsung terkait dengan nilai (size). Dengan metode ini unit yang nilai tercatatnya besar secara proporsional akan memiliki lebih banyak kesempatan untuk terpilih daripada unit yang nilai tercatatnya kecil. d. Pemilihan Sampel Bertahap (Stratified Random Sampling) Arens et al., (2012) mendefinisikan pemilihan sampel bertahap sebagai suatu metode sampling dimana semua unsur dalam total populasi dibagi menjadi dua atau lebih subpopulasi yang diuji secara independen dan diukur secara statistik. Raharja (2008) menyatakan pemilihan sampel bertahap dilakukan dengan membagi populasi dalam kelompok-kelompok (grup/stratum) dan kemudian melakukan pemilihan menggunakan secara random untuk tiap kelompok. Kelebihan metode ini, pertama, pemilihan sampel bisa dihubungkan dengan item kunci serta bisa menggunakan teknik audit berbeda untuk tiap stratum. Kedua, stratifikasi meningkatkan 30
reliabilitas sampel dan mengurangi besarnya sampel (sampel size) yang dibutuhkan. Jika sampel yang homogen dikelompokkan maka keefektifan dan keefisienan sampel bisa ditingkatkan. Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa metode sampling statistik adalah suatu pendekatan sampling yang memiliki karakteristik pemilihan unsur-unsur sampel dilaksanakan secara acak dan menggunakan rumus/formula statistik sehingga auditor dapat mengukur risiko sampling dalam perencanaan sampel (tahap 1) dan mengevaluasi hasilnya (tahap 3). Dalam sampel statistik, diperlukan biaya yang tidak sedikit untuk melatih auditor dalam menggunakan statistik dan merancang serta mengimplementasikan sampel yang telah direncanakan. Namun sampling statistik memberikan keuntungan bagi auditor dalam perencanaan sampel yang efisien, mengukur kecukupan bukti yang diperoleh dan mengevaluasi bukti sampel. Terdapat beberapa metode dalam sampling statistik, yaitu: pemilihan sampel acak sederhana, pemilihan sampel sistematis, pemilihan sampel probabilitas yang proporsional dengan ukuran, dan pemilihan sampel bertahap. 5. Sampling Non-Statistik Sampling non-statistik diartikan sebagai suatu pendekatan sampling yang memiliki karakteristik pemilihan unsur-unsur sampel tidak dilaksanakan
31
secara acak dan tidak penggunaan teori probabilitas untuk menilai hasil sampel, termasuk untuk mengukur risiko sampling (IAPI, 2015). Arens et al., (2012) menyatakan bahwa dalam sampling non-statistik auditor tidak mengkuantifikasi risiko sampling namun auditor memilih item sampel yang diyakini akan memberikan informasi yang paling bermanfaat, dalam situasi dan keadaan tertentu, dan mencapai kesimpulan mengenai populasi atas dasar pertimbangan (judgmental). Menurut Setya et al., (2008) sampling nonstatistik tidak menggunakan rumus atau formula statistik, sehingga judgment yang akan digunakan tidak perlu dikuantifikasi. Metode sampling ini memiliki keuntungan yang lebih dibandingkan metode sampling statistik yaitu lebih cepat dan lebih murah dalam aplikasinya. Dan juga metode ini memungkinkan auditor untuk memasukkan kedalam prosedur sampling penyisihan/cadangan untuk faktor-faktor dari hasil tahapan audit sebelumnya, contohnya hasil dari pemahaman atas pengendalian intern auditan (Murwanto et al., 2006). Dalam sampling nonstatistik, pertimbangan auditor digunakan untuk memilih unsur yang dijadikan sampel (IAPI, 2015). Namun, kenyataan bahwa auditor mempercayakan pertimbangan profesionalnya saat menggunakan sampling non-statistik dianggap oleh sebagai suatu kekurangan karena berbeda secara signifikan dari teori tentang sampling sehingga berakibat pada tidak efektif dan efisiennya pengujian dalam audit (Ayam, 2011). Metode ini tidak menyediakan perhitungan
risiko
sampling,
penilaian
auditor
harus
dapat 32
dipertanggungjawabkan, dan kesimpulan yang diambil berkaitan dengan sampel dapat
sulit
dipertahankan.
Selanjutnya
ketika
menggunakan
judgmental sampling adalah hal yang sulit untuk tidak menghasilkan bias berkaitan dengan ukuran sampel, item yang dipilih dan kesimpulan yang diambil atas populasi (Murwanto et al., 2006). Salah satu contoh penggunaan sampling non-statistik adalah pemilihan nomor secara sewenang-wenang terhadap unit pengujian (Sibelman, 2014). Namun melalui survey Hitzig (1995), Hall et al., (2002), Raharja (2005), Mangiot dan Quon (2009) diketahui sebagian besar auditor baik dari kalangan auditor internal, eksternal dan auditor pemerintah menggunakan metode sampling non-statistik sebagai alat bantu dalam menentukan sampel (Dede, 2011). Terdapat beberapa metode pemilihan sampel dalam sampling nonstatistik, yaitu : a. Pemilihan Sampel Terarah (Directed Sampel Selection) Arens et al., (2012) menyatakan dalam pemilihan sampel terarah, auditor
dengan
pertimbangannya
sengaja
memilih
(judgmental)
sampel
diterapkan
berdasarkan dengan
kriteria
menggunakan
pendekatan atau kriteria, pertama auditor menyakini memilih sampel pada sebuah item atau pos yang tampaknya paling mungkin mengandung kesalahan, penyimpangan atau salah saji. Kedua, pemilihan sampel diyakini mengandung karakteristik populasi. Ketiga, pemilihan sampel
33
memiliki cakupan nominal dolar/size yang besar. Raharja (2008) menjelaskan bahwa pemilihan sampel terarah menggunakan seleksi berdasarkan judgement elemen bernilai (high value) atau elemen yang diyakini mengandung error. Auditor tidak mendasarkan pada pemilihan yang mempunyai kesempatan sama. b. Pemilihan Sampel Blok (Block Sampel Selection) Arens et al., (2012) menjelaskan pada pemilihan sampel blok auditor memilih pos pertama dalam suatu blok, dan sisanya dipilih secara berurutan. Biasanya penggunaan sampel blok hanya dapat diterima jika jumlah blok yang digunakan masuk akal. Sampling blok juga dapat digunakan untuk melengkapi sampel lainnya apabila ada kemungkinan salah saji yang tinggi selama periode tertentu. Guy dan Carmichael (2001) dalam Raharja (2008) menyatakan bahwa block sampling merupakan pemilihan sampel menggunakan seleksi satu atau lebih kelompok elemen populasi secara berurut. Satu item dalam blok terpilih maka secara berurut item-item berikutnya dalam blok terpilih dengan otomatis. Metode ini secara teoritis merupakan metode pemilihan sampel yang representatif namun jarang digunakan karena tidak efisien. Waktu dan biaya untuk memilih sampel yang memadai agar representatif terhadap populasi sangat mahal.
34
c. Pemilihan Sampel Sembarang (Haphazard Sampel Selection) Arens et al., (2012) menyatakan bahwa pemilihan sampel sembarang adalah penelitian item atau pos tanpa bias yang disengaja oleh auditor. Dalam kasus semacam itu, auditor memilih populasi tanpa memandang
ukurannya,
suber
atau
karakteristik
lainnya
yang
membedakan. Raharja (2008) menjelaskan bahwa haphazard sampling adalah metode dimana auditor memilih sampel yang diharapkan representatif terhadap populasi lebih berdasar judgement individu tanpa menggunakan perandom probabilistik (misalnya semacam tabel bilangan random). Namun, kelamahan utama metode ini adalah kesulitan untuk benar-benar menghilangkan bias pemilihan. d. Pemilihan Sampel Secara Sistematis (Systematic Sampel Selection) Berbeda dengan systematic sampel selection pada metode statistik yang menggunakan random start point, menurut Raharja (2008) pada metode non-statistik penggunaan
start point
yang ditentukan secara
judgement kemudian memilih tiap elemen populasi ke n. Sampel dipilih berdasarkan interval yang ditentukan dari pembagian jumlah unit dalam populasi dengan jumlah sampel. Berdasarkan penjelasan yang diuraikan diatas, dapat disimpulkan bahwa sampling non-statistik merupakan metode sampling yang tidak menggunakan teori probabilitas, sehingga risiko samlingnya tidak dapat
35
dikuantifikasi. Metode pemilihan sampel yang dapat digunakan dalam sampling non-statistik, yaitu: pemilihan sampel terarah, pemilihan sampel blok, pemilihan sampel sembarang, dan pemilihan sampel secara sistematis. 6. Risiko Audit Risiko audit adalah risiko bahwa auditor menyatakan suatu opini audit yang tidak tepat ketika laporan keuangan mengandung kesalahan penyajian material (IAPI, 2015). Sedangkan Rahayu et al., (2010) mendefiniskan risiko dalam auditing berarti bahwa auditor menerima suatu tingkat ketidakpastian tertentu dalam pelaksanaan audit, seperti adanya ketidakpastian mengenai kompensasi bahan bukti, efektivitas struktur pengendalian intern klien, dan ketidakpastian apakah laporan keuangan memang telah disajikan secara wajar setelah audit selesai. Auditor dalam menangani risiko di tahap perencanaan penggunakan model risiko audit. Penelaahan seksama untuk model ini diperlukan untuk mengerjakan audit secara efektif dan untuk pembahasan selanjutnya. Model risiko audit digunakan dalam tahap perencanaan untuk menetapkan besarnya bahan bukti yang harus dikumpulkan dalam setiap siklus. Model tersebut dinyatakan dalam: AAR = IR x CR x PDR
PDR = AAR/ (IR x CR)
36
Di mana: PDR
= risiko deteksi yang direncanakan
AAR = risiko audit yang diterima IR
= risiko bawaan
CR
= risiko pengendalian
a. Risiko Deteksi yang Direncanakan Risiko deteksi adalah risiko bahwa prosedur yang dilakukan oleh auditor untuk menurunkan risiko audit ke tingkat rendah yang dapat diterima tidak akan mendeteksi suatu kesalahan penyajian yang ada dan yang mungkin material, baik secara individual maupun secara kolektif ketika digabungkan dengan kesalahan penyajian lainnya (IAPI, 2015). Menurut Arens et al., (2012) menyatakan bahwa risiko deteksi yang direncanakan adalah risiko dimana bukti audit dari suatu segmen tidak dapat mendeteksi salah saji yang ada dimana salah saji tersebut melebihi batas salah saji yang dapat ditoleransi. Sedangkan menurut Setya et al., (2008) risiko deteksi diartikan sebagai kegagalan auditor menemukan salah saji material pada waktu melakukan pengujian. Auditor berkepentingan terhadap risiko deteksi dalam rangka mencapai audit yang efektif, yaitu yang berhasil mengungkapkan kesalahan yang terkandung dalam laporan auditee. Hal itu dapat dicapai apabila risiko deteksi dapat diperkecil sampai pada tingkat yang dapat
37
diterima. Risiko deteksi yang dapat diterima itu disebut rencana risiko deteksi (Planned Detection Risk). Jika nilai risiko deteksi yang direncanakan diperkecil maka auditor harus mengumpulkan bahan bukti yang lebih banyak dalam audit (Rahayu et al., 2010). b. Risiko Pengendalian Risiko pengendalian merupakan risiko bahwa suatu kesalahan penyajian yang mungkin terjadi tentang suatu golongan transaksi, saldo akun, atau pengungkapan yang mungkin material, baik secara individual maupun secara kolektif ketika digabungkan dengan kesalahan penyajian lainnya, tidak akan dapat dicegah, atau dideteksi dan dikoreksi, secara tepat waktu oleh pengendalian internal entitas (IAPI, 2015). Menurut Arens et al., (2012) menyatakan bahwa risiko pengendalian adalah lengkah penilaian auditor mengenai apakah salah saji yang melebihi batas toleransi dalam suatu segmen akan dicegah atau terdeteksi secara tepat waktu oleh pengendalian internal yang dibuat oleh klien. Sedangkan menurut Setya et al., (2008), risiko pengendalian diartikan sebagai kelemahan (ketidakmampuan) pengendalian intern yang diciptakan manajemen dalam menjaring keberadaan kesalahan dalam data yang menjadi dasar penyusunan laporan keuangan. Karena tidak terjaring, data tersebut masuk dalam sistem akuntansi dan menjadi bagian dari laporan keuangan. Akibatnya, informasi yang dimuat dalam laporan keuangan terkait mengandung salah saji material. 38
Menurut Rahayu et al., (2010), risiko pengendalian mengandung beberapa unsur, yaitu : 1) Penetapan apakah struktur pengendalian intern klien cukup efektif untuk mendeteksi atau mencegah kekeliruan. 2) Keinginan auditor untuk membuat penetapan tersebuut di bawah nilai maksimum dalam rencana audit. Semakin efektif struktur pengendalian intern perusahaan semakin rendah risiko yang dapat diterapkan untuk risiko pengendalian. Risiko pengendalian akan selalu ada karena faktor keterbatasan pengendalian intern, misalkan kelalaian atau kejenuhan manusia. c. Risiko Bawaan Risiko bawaan merupakan suatu kerentanan tentang suatu golongan transaksi, saldo akun, atau pengungkapan terhadap suatu kesalahan penyajian yang mungkin material, baik secara individual maupun secara kolektif ketika digabungkan dengan kesalahan penyajian yang lainnya, sebelum mempertimbangkan pengendalian internal yang terkait (IAPI, 2015). Menurut Arens et al., (2012) risiko bawaan adalah langkah penilaian dari auditor atas kemungkinan adanya salah saji yang material baik berupa kekeliruan maupun kecurangan dalam suatu segmen sebelum melihat efektivitas dari pengendalian internal itu sendiri. Sedangkan menurut Setya et al., (2008) risiko bawaan diartikan sebagai
39
suatu kerentanan dari pos/akun yang disajikan dalam laporan keuangan terhadap suatu kesalahan dalam penyajian. Kerentanan tersebut terkait dengan sifat bawaan dari pos/akun yang bersangkutan, terlepas dari ada atau tidaknya pengendalian intern. Rahayu et al., (2010) menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi risiko bawaan, antara lain: 1) Perkembangan teknologi mungkin menyebabkan produk tertentu menjadi usang, mengakibatkan persediaan cenderung dilaporkan lebih besar. 2) Sifat bisnis dan jenis produk klien. 3) Integritas dan reputasi manajemen. 4) Turnover manajemen. 5) Sensitivitas hasil operasi terhadap faktor-faktor ekonomi. 6) Penugasan pertama atau ulangan. 7) Pengaruh perkembangan teknologi dan kompetisi. 8) Profitabilitas perusahaan dibandingkan dengan industri. 9) Masalah going concern seperti kesulitan modal kerja. d. Risiko Audit yang Dapat Diterima Arens et al., (2012) menyatakan bahwa risiko audit yang dapat diterima sebagai langkah dari kesediaan auditor untuk menerima bahwa laporan keuangan mungkin mengandung salah saji yang material setelah audit selesai dan opini wajar tanpa pengecualian telah dikeluarkan. Risiko 40
audit yang ditentukan dalam perencanaan mencerminkan risiko salah saji material dalam laporan keuangan yang dapat diterima oleh auditor (Rahayu et al., 2010). Risiko ini ditetapkan secara subjektif bahwa auditor bersedia menerima laporan keuangan tidak disajikan secara wajar setelah audit selesai dan pendapat wajar tanpa pengecualian telah diberikan. Bagi auditor, risiko pengendalian (CR) dan risiko melekat (IR) merupakan suatu yang harus diterima (given). Laporan keuangan atau kegiatan yang merupakan objek audit adalah merupakan hasil dari kerentanan sifat pos/akun/kegiatan itu sendiri dikombinasikan dengan pengendalian intern yang diterapkan oleh manajemen. Auditor tidak dapat memengaruhi kedua risiko tersebut. Auditor hanya dapat memengaruhi dan mengendalikan risiko deteksi (DR). Oleh karena itu, untuk menghindari terjadinya risiko audit, audit harus mengendalikan auditnya sedemikian rupa untuk menghindari terjadinya risiko deteksi (Setya et al., 2008). Setya et al., (2008) menyatakan bahwa adanya salah saji material dalam laporan keuangan yang telah diaudit (audited) terutama disebabkan oleh tidak ditemukannya salah saji material itu oleh auditor pada saat dia melakukan pengujian-pengujian, atau dengan kata lain auditor mengalami risiko deteksi. Risiko deteksi dapat disebabkan oleh 2 (dua) faktor, yaitu: 1. Penerapan Metode Sampling, disebut Risiko Sampling (sampling risk = SR) 41
Risiko sampling berkaitan dengan pengambilan simpulan atas populasi (keseluruhan data) yang hanya didasarkan atas pengujian terhadap sampel. Risiko sampling terjadi jika sampel tidak representatif terhadap populasinya. Untuk mengatasi hal ini, auditor harus merencanakan sampling auditnya sedemikian rupa agar sampel menjadi representatif. Metode sampling statistik merupakan upaya yang dapat dilakukan auditor mengatasi risiko sampling tersebut. 2. Bukan karena Penerapan Metode Sampling, disebut Risiko Non Sampling (non sampling risk = NSR). Risiko non sampling/non-sampling risk (NSR) pada dasarnya disebabkan oleh 2 (dua) hal sebagai berikut: a. Kompetensi Auditor Jika auditor yang ditugaskan tidak kompeten, maka audit akan gagal menemukan penyimpangan karena auditornya tidak mengetahui apa yang harus ditemukannya. Hal tersebut tidak berhubungan dengan pelaksanaan sampling dalam pengambilan simpulan. Sebagai contoh, misalkan prosedur organisasi menetapkan bahwa setiap pengeluaran kas harus disetujui oleh Kepala Bagian Kas, karena auditornya tidak kompeten, pada waktu melakukan pengujian atas pengeluaran kas, auditor hanya
memperhatikan apakah bukti pengeluaran kas
bertanggal atau tidak. Dalam contoh ini, maka walaupun sampel termasuk bukti pengeluaran kas yang tidak ada persetujuan Kepala 42
Bagian Kas, namun jika seluruh bukti telah bertanggal, auditor akan menyatakan tidak ada penyimpangan atas sampel yang diujinya. b. Prosedur audit Prosedur audit yang salah dapat menyebabkan salah pengambilan simpulan. Sebagai contoh, prosedur organisasi menetapkan bahwa setiap pengeluaran barang harus didasarkan pada permintaan barang dari calon pengguna. Jika prosedur audit memerintahkan auditor untuk memeriksa
apakah
setiap
permintaan
barang
dibuatkan
bon
pengeluaran barang, maka auditor akan mengalami risiko deteksi, dalam arti auditor gagal menemukan kesalahan, karena sangat tidak mungkin bagian gudang menolak pengeluaran barang atas permintaan bagian yang akan menggunakan. Namun, jika prosedur audit dinyatakan sebagai berikut: periksa apakah setiap bon pengeluaran barang terdapat bon permintaannya, maka auditor mungkin akan menemukan penyimpangan atas pengeluaran barang yang tidak didasarkan atas permintaan bagian yang akan menggunakan. Berdasarkan atas paparan hal-hal diatas, dapat disimpulkan bahwa Risiko audit adalah risiko bahwa auditor menerima suatu tingkat ketidakpastian tertentu dalam pelaksanaan audit atau menyatakan suatu opini audit yang tidak tepat ketika laporan keuangan mengandung kesalahan penyajian material. Risiko audit terdiri dari risiko deteksi yang direncanakan,
43
risiko audit yang diterima, risiko bawaan, dan risiko pengendalian. Seorang auditor hanya dapat mengendalikan risiko deteksi, sedangkan risiko pengendalian dan risiko bawaan merupakan sesuatu yang harus diterima dan tidak dapat dipengaruhi. Oleh karena itu, untuk menghindari terjadinya risiko audit, auditor harus mengendalikan auditnya sedemikian rupa untuk menghindari terjadinya risiko deteksi. Risiko deteksi ini dapat timbul dan disebabkan diantaranya oleh dua faktor yaitu dari penerapan metode sampling sehingga menimbulkan adanya risiko sampling, dan bukan dari penerapan metode sampling sehingga timbul adanya risiko non sampling. 7. Tekanan Waktu Dalam melaksanakan proses audit, terdapat keterbatasan bawaan suatu audit yang salah satunya dapat timbul dari kebutuhan agar audit dilaksanakan dalam jangka waktu dan biaya yang wajar (IAPI, 2015). Pertimbangan atas kebutuhan tersebut menimbulkan time pressure/tekanan waktu (Indarto, 2011). Tekanan waktu atau time pressure yaitu kondisi dimana auditor mendapatkan tekanan dari Kantor Akuntan Publik (KAP) tempatnya bekerja untuk menyelesaikan audit pada waktu dan anggaran biaya yang telah ditentukan sebelumnya (Wahyudi et al., 2011). Time pressure pada dasarnya bertujuan untuk mengurangi biaya audit. Ketika waktu audit yang lebih singkat, maka biaya pelaksanaan audit menjadi lebih kecil. Keberadaan time
44
pressure memaksa auditor menyelesaikan tugasnya secepat mungkin sesuai dengan anggaran waktu yang diberikan KAP (Akhsan et al., 2014). Tekanan anggaran waktu audit merupakan situasi normal yang ada dalam lingkungan pekerjaan audit (Pangestika et al., 2014). Hal ini sangat diperlukan auditor untuk dapat memenuhi permintaan klien secara tepat waktu dan menjadi salah satu kunci keberhasilan karir auditor di masa depan (Kumalasari et al., 2013). Tekanan anggaran waktu yang dihadapi oleh profesional dalam bidang pengauditan dapat menimbulkan tingkat stres yang tinggi dan mempengaruhi sikap, niat, dan perilaku auditor (Nadirsyah et al., 2011). Di bawah tekanan waktu, perhatian akan lebih terfokus pada tugas yang dominan, seperti tugas pengumpulan bukti berkaitan dengan frekuensi dan jumlah salah saji serta mengorbankan perhatian yang diberikan pada tugas tambahan seperti tugas yang memperhatikan aspek kualitatif atas terjadinya salah saji yang menunjukkan potensi kecurangan dalam laporan keuangan (Wahyudi et al., 2011). Menurut Suprianto (2009) dalam Yosua (2012) menyatakan bahwa time pressure memiliki dua dimensi yaitu: a. Time Budget Pressure, yaitu keadaan dimana auditor dituntut untuk melakukan efisiensi terhadap anggaran waktu yang telah disusun, atau terdapat pembatasan waktu dalam anggaran yang sangat ketat. b. Time Deadline Pressure,
disebabkan oleh adanya kebutuhan untuk
melengkapi tugas audit berdasarkan pedoman waktu tertentu 45
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tekanan waktu atau time pressure yaitu kondisi dimana auditor mendapatkan tekanan dari Kantor Akuntan Publik (KAP) tempatnya bekerja untuk menyelesaikan audit pada waktu dan anggaran biaya yang telah ditentukan sebelumnya. Tekanan anggaran waktu yang dihadapi oleh profesional dalam bidang pengauditan dapat menimbulkan tingkat stress yang tinggi dan mempengaruhi sikap, niat, dan perilaku auditor. Time pressure memiliki dua dimensi yaitu: Time Budget Pressure dan Time Deadline Pressure. 8. Pengalaman Dalam melaksanakan proses auditnya, auditor harus menggunakan pertimbangan profesional dalam merencanakan dan melaksanakan audit atas laporan keuangan. Pertimbangan profesional yang diharapkan adalah pertimbangan yang dibuat oleh seorang auditor yang pelatihan, pengetahuan dan pengalamannya telah membantu pengembangan kompetensi yang diperlukan untuk mencapai pertimbangan-pertimbangan wajar yang dibuatnya (IAPI, 2015). Nadirsyah et al., (2011) menyatakan pengalaman audit adalah pengalaman yang dimiliki seorang auditor dalam melakukan pemeriksaan dari banyaknya penugasan berbeda yang pernah dilakukan dan juga lamanya auditor menjalankan profesinya serta dapat menambah pengetahuannya mengenai pendeteksian kekeliruan. Penggunaan pengalaman didasarkan pada asumsi bahwa tugas yang dilakukan secara berulang-ulang memberikan
46
peluang untuk belajar melakukannya dengan yang terbaik. Dede (2012) mengungkapkan bahwa semakin banyak pengalaman auditor semakin dapat menghasilkan berbagai macam dugaan dalam menjelaskan temuan audit. Dengan pengalaman yang ada, auditor dapat mengevaluasi berbagai bukti audit
yang
akan digunakan dalam
pembentukan opini.
Pemeriksa
menggunakan pengetahuan, keahlian dan pengalaman yang dituntut oleh profesinya untuk melaksanakan pengumpulan bukti dan evaluasi objektif mengenai kecukupan, kompetensi dan relevansi bukti. Pencapaian keahlian tersebut dimulai dengan pendidikan formal dan pengalaman dalam melakukan praktek audit (Nadirsyah et al., 2011). Menurut Ponemon dan Wendell (1995) dalam Raharja (2008) auditor yang berpengalaman menunjukkan proyeksi error yang lebih baik daripada auditor pada level junior. Akuntan pemeriksa yang berpengalaman mampu mengidentifikasi secara lebih baik mengenai kesalahan-kesalahan dalam telaah analitik. Akuntan yang berpengalaman juga memperlihatkan tingkat perhatian selektif yang lebih tinggi terhadap informasi yang relevan serta dengan mengandalkan pengalaman yang ada auditor mampu menilai bukti yang diperoleh (Dede, 2011). Secara psikis, pengalaman akan membentuk pribadi seseorang, yaitu akan membuat seseorang lebih bijaksana baik dalam berpikir maupun bertindak, karena pengalaman seseorang akan merasakan posisinya saat dia dalam keadaan baik dan saat dia dalam keadaan buruk. Seseorang akan 47
semakin berhati-hati dalam bertindak ketika ia merasakan fatalnya melakukan kesalahan. Dia akan merasa senang ketika berhasil menemukan pemecahan masalah dan akan melakukan hal serupa ketika terjadi permasalahan yang sama. Dia akan puas ketika memenangkan argumentasi dan akan merasa bangga ketika memperoleh imbalan hasil pekerjaannya. Jadi pengalaman merupakan hal yang sangat penting bagi sebuah profesi yang membutuhkan profesionalisme yang sangat tinggi seperti akuntan publik, karena pengalaman akan mempengaruhi kualitas pekerjaan seorang auditor (Singgih et al., 2010). Dengan demikian, pengalaman auditor adalah pengalaman dalam melakukan audit laporan keuangan baik dari segi lamanya waktu, banyaknya penugasan maupun jenis-jenis perusahaan yang pernah ditangani. Auditor yang berpengalaman menunjukkan proyeksi error yang lebih baik daripada auditor pada level junior. Secara psikis, pengalaman akan membentuk pribadi seseorang, sehingga pengalaman akan mempengaruhi kualitas pekerjaan seorang auditor. 9. Kompleksitas Dokumen Audit Nadirsyah et al., (2011) menyatakan bahwa dalam pelaksanaan pemeriksaan auditor hampir tidak mungkin melakukan audit terhadap seluruh bukti
transaksi
karena
terbatasnya
waktu
dan
biaya
audit
serta
kompleksitasnya dokumen audit. Sebagian besar pekerjaan auditor dalam merumuskan opini audit terdiri dari pemerolehan dan pengevaluasian bukti
48
audit. Baik kuantitas maupun kualitas dari bukti audit yang harus dievaluasi berdampak pada proses pengambilan keputusan oleh auditor (Zuca, 2015). Banyaknya jumlah bukti audit yang dijadikan sampel pemeriksaan akan mempengaruhi pertimbangan yang akan dibuat oleh auditor, oleh karena itu auditor harus berhati-hati dalam menentukan jumlah sampel dan memberikan perhatian lebih pada bukti audit yang relevan (Rachmawati et al., 2013). Bukti audit ini memiliki sifat kumulatif dan terutama diperoleh dari prosedur audit yang dilaksanakan selama proses audit. Namun, bukti audit dapat juga mencakup informasi yang diperoleh melalui sumber lain, seperti dari audit periode lalu (dengan syarat auditor telah menentukan apakah telah terjadi perubahan sejak periode audit lalu yang mungkin relevan terhadap periode audit kini) atau prosedur pengendalian mutu KAP untuk penerimaan dan keberlanjutan klien. Selain itu, catatan akuntansi entitas merupakan suatu sumber bukti audit yang penting. Catatan akuntansi merupakan catatan entri akuntansi awal dan catatan pendukungnya, seperti cek dan catatan transfer data elektronik; faktur; kontrak; buku besar dan buku pembantu, entri jurnal dan penyesuaian lainnya atas laporan keuangan yang tidak tercermin dalam entri jurnal; dan catatan seperti lembar kerja (worksheet) dan spreadsheet yang mendukung alokasi biaya, perhitungan, rekonsiliasi, dan pengungkapan. Bukti audit dalam bentuk dokumen, kertas, data elektronik maupun media lainnya, lebih dapat diandalkan dibandingkan dengan bukti yang diperoleh
49
secara lisan. Selain itu, bukti audit yang diperoleh dari dokumen asli lebih dapat diandalkan dibandingkan dengan bukti audit yang diperoleh melalui fotokopi atau faksimili, atau dokumen yang telah difilmkan, diubah kedalam bentuk digital, atau diubah kedalam bentuk elektronik, yang keandalannya dapat bergantung pada pengendalian atas penyusunan dan pemeliharaannya (IAPI, 2015). Oleh karena bukti audit bersifat kumulatif, yang artinya semua bukti akan terkumpul dan terhimpun dari awal hingga akhir periode pembukuan, maka bukti audit terutama yang berupa dokumen akan memiliki tingkat kerumitan tersendiri, karena terdiri dari jumlah transaksi yang banyak, dan adanya keterkaitan antara satu dokumen dengan dokumen lainnya. Nadirsyah et al., (2011) menyatakan bahwa kompleksitas dokumen audit dapat terjadi dalam berbagai akun, jumlah atau besarnya saldo akun. Wood (1988) dalam Nadirsyah et al., (2011) menyatakan bahwa kompleksitas audit dapat dilihat dalam dua aspek, yaitu: a. Mengacu kepada jumlah informasi yang harus diproses dan tahapan pekerjaan yang harus dilakukan untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan. Sebuah pekerjaan dianggap semakin rumit jika informasi yang harus diproses dan tahap-tahap yang harus dilakukan semakin banyak. b. Mengacu kepada jumlah koordinasi (hubungan antara satu bagian dengan bagian lain) yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan. Sebuah pekerjaan dianggap semakin rumit ketika pekerjaan tersebut
50
memiliki keterkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan yang lainnya atau pekerjaan yang akan dilaksanakan tersebut terkait dengan pekerjaan sebelum dan sesudahnya. Bonner
(1994)
menyatakan
bahwa
salah
satu
faktor
yang
mempengaruhi kompleksitas tugas adalah jumlah atau banyaknya dokumen kunci yang dapat digunakan untuk pembuatan suatu pertimbangan. Keputusan yang bersumber dari berbagai informasi dan dapat digunakan oleh auditor untuk membuat judgment dalam suatu penugasan pemeriksaan. Auditor dapat mengidentifikasi salah saji dalam laporan keuangan, dengan mempelajari dan menganalisis informasi kunci tentang resiko yang ada (inherent risk), resiko pengendalian (control risk) hasil prosedur analitis, pengujian pengendalian, dan hasil pengujian substantif (uji petik). Hasil penelitiannya menyatakan bahwa ketika sebuah tugas itu sederhana, maka kompleksitas tugas berinteraksi dengan faktor motivasional dan kemudian mengembangkan kinerja. Dengan kata lain, auditor yang memiliki motivasi yang tinggi hanya menunjukan kinerja audit judgment yang baik ketika tugas audit adalah sederhana. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kompleksitas dokumen audit dapat terjadi dalam berbagai akun, jumlah atau besarnya saldo akun. Kompleksitas audit dapat dilihat dari jumlah informasi yang harus diproses dan tahapan pekerjaan yang harus dilakukan, serta jumlah koordinasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan. Salah satu faktor yang 51
mempengaruhi kompleksitas tugas adalah jumlah atau banyaknya dokumen kunci yang dapat digunakan untuk pembuatan suatu pertimbangan. B. Dasar Perumusan Hipotesis 1. Persepsi Mengenai Sampling Statistik dan Metode Sampling Audit. Persepsi adalah proses individu menyeleksi, mengorganisir, dan menginterpretasi rangsangan (simulti) kedalam suatu gambaran yang berarti dan koheren dengan dunia (Raharja, 2008). Persepsi mempunyai peranan penting dalam mempengaruhi perilaku serta tindakan seseorang (Dede, 2011). Menurut Almeida (2015) persepsi yang didapat dari pengalaman dan kompetensi secara bersama-sama menentukan status independensi dari auditor. Jika persepsi auditor buruk terhadap metode sampling statistik, maka auditor cenderung menghindari penggunaannya. Namun jika persepsi auditor baik, kemungkinan mereka menggunakan sampling statistik semakin besar (Raharja, 2008). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dede (2011) dan Surya Raharja (2008) menunjukkan adanya pengaruh dari persepsi mengenai sampling stastistik terhadap penggunaan metode sampling statistik oleh auditor. Artinya semakin baik persepsi auditor mengenai metode sampling statistik, maka auditor akan cenderung menggunakan metode tersebut. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah :
52
H1: Persepsi auditor mengenai sampling stastistik berpengaruh positif terhadap penggunaan metode sampling statistik. 2. Persepsi Mengenai Risiko Audit dan Metode Sampling Audit. Penggunaan sampel menyebabkan adanya risiko ketika melakukan penarikan kesimpulan oleh auditor (Meleshenko et al, 2014). Auditor harus menggunakan pertimbangan profesionalnya untuk menilai risiko audit dan menentukan prosedur yang tepat untuk setiap transaksi dan pengujian saldo. Auditor harus mempertimbangkan risiko tersebut dan memastikan bahwa mereka memperoleh bukti yang cukup tepat. Jika tidak, mereka berisiko untuk memberikan pendapat yang tidak pantas, kegagalan untuk mengidentifikasi kesalahan yang signifikan atau penipuan, atau bahkan dapat menyebabkan hilangnya reputasi mereka (Danescu et al., 2012). Menurut Zarkasyi (1992) dalam Raharja (2008) menyebutkan bahwa penggunaan metode statistik mempunyai hubungan dependensi dengan persepsi auditor terhadap risiko audit. Semakin tinggi risiko audit, auditor cenderung menggunakan metode yang menurutnya lebih objektif dan lebih bertahan. Jika auditor menganggap risiko audit tinggi kemungkinan ia menggunakan sampling statistik semakin besar (Raharja 2008). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dede (2011) menunjukkan adanya pengaruh positif dari persepsi mengenai risiko audit terhadap penggunaan metode sampling statistik. Artinya saat auditor
53
beranggapan bahwa risiko auditnya tinggi, maka kemungkinan auditor memilih metode sampling statistik semakin besar. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah : H2: Persepsi auditor mengenai risiko audit berpengaruh positif terhadap penggunaan metode sampling statistik. 3. Tekanan Waktu dan Metode Sampling Audit. Tekanan waktu atau time pressure yaitu kondisi dimana auditor mendapatkan tekanan dari Kantor Akuntan Publik (KAP) tempatnya bekerja untuk menyelesaikan audit pada waktu dan anggaran biaya yang telah ditentukan sebelumnya (Wahyudi et al., 2011). Arel (2012) menyatakan bahwa auditor yang overworking mengalami tekanan waktu yang dapat meningkatkan stress sehingga dapat menurunkan efektivitas dan kualitas audit. Time pressure pada dasarnya bertujuan untuk mengurangi biaya audit. Ketika waktu audit yang lebih singkat, maka biaya pelaksanaan audit menjadi lebih kecil. Keberadaan time pressure memaksa auditor menyelesaikan tugasnya secepat mungkin sesuai dengan anggaran waktu yang diberikan KAP (Akhsan et al., 2014). Apabila audior didesak waktu untuk segera menyelesaikan penugasan, auditor cenderung memilih metode sampling yang relatif cepat dan mudah. Secara umum metode non-statisitik dianggap lebih cepat dan lebih mudah 54
dilakukan daripada metode sampling statistik (Raharja, 2008). Sehingga tekanan waktu memperbesar kemungkinan auditor tidak menggunakan metode sampling statistik. Artinya tekanan waktu dalam pelaksanaan audit mendorong auditor untuk cendrung menggunakan sampling non-statistik dalam menguji akun atau transaksi untuk efisiensi waktu. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nadirsyah et al., (2011) menunjukkan adanya pengaruh dari tekanan waktu terhadap pertimbangan audit sampling. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah : H3: Tekanan waktu berpengaruh negatif terhadap penggunaan metode sampling statistik. 4. Pengalaman dan Metode Sampling Audit. Pengalaman audit adalah pengalaman auditor dalam melakukan penugasan audit baik dari segi lamanya waktu maupun kompleksitas tugas yang pernah ditangani. Kedua hal tersebut dapat meningkatkan kemampuan auditor untuk melakukan proses audit (Furiady et al., 2015). Menurut Ponemon dan Wendell (1995) dalam Raharja (2008) auditor yang berpengalaman menunjukkan proyeksi error yang lebih baik daripada auditor pada level junior. Akan lebih cepat dan mudah penerapannya bagi auditor, dalam menentukan dan mengevaluasi sampel menggunakan judgement daripada harus menghitung secara matematis. Apabila auditor berdasarkan 55
pengalamannya bisa menghasilkan bukti sampling yang lebih baik tanpa harus menggunakan perhitungan statistik, maka auditor cenderung memilih metode sampling non-statistik. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dede (2011) menunjukkan bahwa pengalaman berpengaruh negatif terhadap pemilihan metode sampling statistik oleh auditor. Artinya semakin baik pengalaman auditor, maka auditor cenderung menggunakan metode sampling non-statistik. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah : H4: Pengalaman berpengaruh negatif terhadap penggunaan metode sampling statistik. 5. Kompleksitas Dokumen Audit dan Metode Sampling Audit. Salah satu faktor yang mempengaruhi kompleksitas tugas adalah jumlah atau banyaknya dokumen kunci yang dapat digunakan untuk pembuatan suatu pertimbangan (Bonner, 1994). Oleh karena sebagian besar pekerjaan auditor dalam merumuskan opini audit terdiri dari pemerolehan dan pengevaluasian bukti audit, dimana bukti audit ini memiliki sifat kumulatif dan terutama diperoleh dari prosedur audit yang dilaksanakan selama proses audit (IAPI, 2015). Bukti audit umumnya berbentuk dokumen, kertas, data elektronik, maupun bentuk lainnya. Oleh karena bukti audit bersifat kumulatif, yang artinya semua bukti akan terkumpul dan terhimpun dari awal hingga akhir periode pembukuan, maka bukti audit terutama yang berupa 56
dokumen akan memiliki tingkat kerumitan tersendiri, karena terdiri dari jumlah transaksi yang banyak, dan adanya keterkaitan antara satu dokumen dengan dokumen lainnya. Bonner (1994) menyatakan bahwa auditor yang memiliki motivasi yang tinggi hanya menunjukan kinerja audit judgment yang baik ketika tugas audit adalah sederhana, artinya semakin kompleks suatu tugas yang dihadapi auditor akan menyebabkan semakin rendahnya penggunaan audit judgment (sampling non-statistik). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rachmawati et al., (2013) menunjukkan adanya pengaruh dari kompleksitas dokumen terhadap pertimbangan auditor. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah : H5: Kompleksitas dokumen audit berpengaruh positif terhadap penggunaan metode sampling statistik. C. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 2.1.
57
Tabel 2. 1 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu No 1.
2.
3.
Peneliti (Tahun) Meleshenko S.S and Usanova D.S. (2014)
Sibelman Howard (2014)
Judul Penelitian Methodological Approaches to the Assessing of the Quality of Audit Sampling
Myths and Inconvenient Truths about Audit Sampling
Yuni Pengaruh Risiko Rachmawati, Audit, Pengalaman Darwanis, dan Audit dan Usman Bakar Kompleksitas Bersambung pada halaman berikutnya
Metode Penelitian Persamaan Perbedaan Meneliti tentang Meneliti hubungan evaluasi dan pengujian dari risiko audit pengendalian internal. terhadap penggunaan metode sampel audit. Meneliti kualitas dari sampling audit Membahas tentang metode unit sampling Meneliti tentang perangkat sampling mana yang dapat digunakan dalam berbagai situasi, dan mengapa auditor berpikir masingmasing dari perangkat itu sesuai untuk situasi yang disebutkan. Menguji variabel risiko audit, pengalaman dan kompleksitas
Menerapkan metode penelitian kualitatif.
Pengujian dilakukan dengan analisis regresi linier Variabel dependen:
Hasil Penelitian Karena penggunaan sampel dapat menimbulkan risiko, maka untuk mengatasinya telah diciptakan model teoritis seperti: hubungan antara risiko audit dan metode seleksi unit; hubungan antara efisiensi audit, evaluasi pengendalian internal dan lingkup audit; penggunaan sampling dalam audit untuk pengujian pengendalian internal dan prosedur substantif. Baik metode sampling statistik maupun non statistik, tidak ada yang lebih baik satu sama lain. Setiap metode memiliki kriteria yang berbeda-beda dan penggunaannya disesuaikan dengan situasi yang ada.
Hasil penelitian menunjukkan baik secara bersama maupun terpisah bahwa risiko audit, pengalaman audit dan 58
Tabel 2.1 (Lanjutan) Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu No
Peneliti (Tahun) (2013)
Judul Penelitian Dokumen Audit terhadap Pertimbangan Auditor (Studi Pada Auditor Kantor BPK-RI Perwakilan Aceh)
4.
Tatiana Danescu and Chis Aca-Oana (2012)
Opportunity and Necessity in Audit Sampling Nonstatistikal Sampling Method
5.
Pascavera Christiana Dede (2011)
Pengujian FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Metode Sampling Audit Oleh Akuntan Publik
Metode Penelitian Persamaan Perbedaan dokumen audit. metode sampling audit Variabel independen: persepsi mengenai sampling statistik dan tekanan waktu. Objek penelitian: auditor pada KAP di Jakarta Meneliti tentang Menerapkan metode penggunaan metode penelitian studi kasus. sampling nonstatistik dan risiko audit.
Variabel independen: persepsi mengenai sampling statistik, persepsi mengenai risiko audit, tekanan waktu, dan pengalaman. Alat uji yang
Variabel independen: kompleksitas dokumen audit Objek penelitian: auditor pada KAP di wilayah Jakarta
Hasil Penelitian kompleksitas dokumen audit berpengaruh terhadap pertimbangan auditor pada kantor BPK-RI Perwakilan Aceh.
Teknik sampling dalam audit harus diterapkan berdasarkan pertimbangan professional. Auditor harus mempertimbangkan risiko terlebih dahulu untuk memastikan bahwa mereka mendapatkan bukti yang cukup dan tepat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor persepsi mengenai sampling statistik, persepsi mengenai risiko audit dan pengalaman memiliki pengaruh terhadap pemilihan metode sampling audit oleh akuntan publik. Untuk faktor tekanan waktu, dan pelatihan
Bersambung pada halaman berikutnya 59
Tabel 2.1 (Lanjutan) Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu No
Peneliti (Tahun)
6.
Rufus Tekoh Ayam (2011)
7.
Nadirsya, Mirna Indriani, dan Iskandar Usman (2011)
Judul Penelitian
Audit sampling: a qualitative study on the role of statistikal and nonstatistikal sampling approaches on audit practices in Sweden.
Pengaruh Anggaran Waktu Audit, Kompleksitas Dokumen Audit dan Pengalaman Auditor Terhadap Pertimbangan Audit Sampling pada Badan Pemeriksaan Bersambung pada halaman berikutnya
Metode Penelitian Persamaan Perbedaan digunakan: regresi logistik Pengukuran variabel: skala interval dan skala ordinal Meneliti tentang Menerapkan metode penggunaan metode penelitian kualitatif sampling audit oleh Objek penelitiannya auditor adalah auditor di Swedia
Variabel Variabel independen: independen: persepsi mengenai anggaran waktu, sampling statistik kompleksitas dan persepsi dukumen audit, dan mengenai risiko pengalaman. audit. Pengukuran Objek penelitian: variabel: skala auditor pada KAP di interval dan skala wilayah Jakarta
Hasil Penelitian belum dapat dibuktikan memiliki pengaruh pemilihan metode sampling audit oleh akuntan publik.
Auditor di Swedia menggunakan metode sampling statistik dan nonstatistik untuk meminimalkan risiko dan menjamin kualitas audit. Mereka cenderung menggunakan metode pemilihan acak untuk pengambilan sampel statistik dan pertimbangan professional untuk pengambilan sampel non statistik. Anggaran waktu audit, kompleksitas dokumen audit dan pengalaman auditor secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap pertimbangan audit sampling oleh auditor. Namun secara parsial, hanya anggaran waktu audit yang bepengaruh
60
Tabel 2.1 (Lanjutan) Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu No
Peneliti (Tahun)
8.
Muji Mranani (2009)
9.
Surya Raharja (2008)
Judul Penelitian Keuangan (BPK) Republik Indonesia Perwakilan provinsi Aceh. Penerapan Metode Sampling Audit dan Faktor-Faktor yang mempengaruhi Penggunaan Metode Sampling Audit oleh Auditor BI di Yogyakarta
Studi Empiris mengenai penerapan Metode Sampling Audit dan FaktorFaktor yang mempengaruhi Penggunaan Metode Sampling Audit oleh Auditor BPK Bersambung pada halaman berikutnya
Metode Penelitian Persamaan Perbedaan ordinal
Variabel independen: persepsi mengenai sampling statistik, persepsi mengenai risiko audit, dan tekanan waktu Alat uji yang digunakan: regresi logistik Pengukuran variabel: skala interval dan skala ordinal Variabel independen: persepsi mengenai sampling statistik, persepsi mengenai risiko audit, tekanan waktu, dan pengalaman. Alat uji yang
Hasil Penelitian signifikan terhadap pertimbangan audit sampling
Variabel independen: pengalaman, dan kompleksitas dokumen audit. Objek penelitian: auditor pada KAP di wilayah Jakarta
Hasil dari pengujian regresi logit mengindikasikan bahwa keempat variabel yang dihipotesiskan, yaitu persepsi terhadap metode sampling statistik, persepsi terhadap risiko audit, time pressure, dan sistem pengendalian internal tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penggunaan metode sampel audit.
Variabel independen: kompleksitas dokumen audit. Jenis penelitian: eksploratif Objek penelitian: auditor pada KAP di wilayah Jakarta.
Hasil dari pengujian regresi logit mengindikasikan bahwa diantara empat faktor yang dihipotesiskan, hanya faktor persepsi auditor mengenai metode sampling statistik yang secara signifikan berpengaruh terhadap penggunaan terhadap metode sampling audit.
61
Tabel 2.1 (Lanjutan) Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu No
10.
Peneliti (Tahun)
Neal B. Hitzig (2004)
Judul Penelitian
Statistikal Sampling Revisited
Metode Penelitian Persamaan Perbedaan digunakan: regresi logistik. Meneliti tentang Menerapkan metode penggunaan metode penelitian kualitatif sampling statistik oleh auditor
Hasil Penelitian
Sudah saatnya profesi untuk mengakui bahwa pengambilan sampel audit adalah alat keputusan yang menyerukan penerapan tujuan, teknik dipertahankan, dan tidak menebak. Sehingga diharapkan bahwa metode sampling statistik menjadi prosedur pengujian audit utama.
Sumber: Diolah dari berbagai referensi.
62
D. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran dalam penelitian ini digambarkan dalam gambar 2.1. Tujuan dilakukannya audit adalah untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan telah disajikan secara wajar
Adanya risiko audit yang diakibatkan oleh kesalahan dalam penggunaan metode sampling audit
Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan metode sampling audit oleh akuntan publik
Variabel Independen
Variabel Dependen
Persepsi mengenai Sampling Statistik (X1) Persepsi mengenai Risiko Audit (X2) Tekanan Waktu (X3)
Metode Sampling Audit (Y)
Pengalaman (X4) Kompleksitas Dokumen Audit (X5)
Metode analisis : Regresi Logistik Bersambung pada halaman berikutnya 63
Gambar 2.1 (Lanjutan) Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan, Keterbatasan dan Saran, Implikasi Gambar 2. 1 Skema Kerangka Pemikiran
64
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh variabel independen, yaitu persepsi mengenai sampling statistik, persepsi mengenai risiko audit, tekanan waktu, pengalaman, dan kompleksitas dokumen audit terhadap variabel dependen, yaitu metode sampling audit. Populasi adalah kumpulan yang lengkap dari seluruh elemen yang sejenis, akan tetapi dapat dibedakan karena karakteristiknya (Supranto, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di wilayah Jakarta yang tercantum dalam Direktori IAPI 2016. B. Metode Penentuan Sampel Sampel adalah sebagian dari populasi (Supranto, 2010). Metode yang digunakan peneliti dalam pemilihan sampel penelitian adalah pemilihan sampel bertujuan (purposive sampling), yaitu pemilihan sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, Adapun kriteria yang ditentukan dalam pengambilan sampel adalah sebagai berikut :
65
1. Sampel merupakan auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik di Jakarta yang terdaftar dalam Direktori IAPI 2016. 2. Auditor yang bekerja di KAP di Jakarta, yang menempati posisi minimal sebagai senior auditor. Dipilih auditor yang menempati posisi minimal sebagai senior karena auditor pada level tersebut sudah memiliki pemahaman yang lebih memadai terkait praktik sampling dalam audit dan risiko audit yang dihadapi. C. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah suatu proses pengumpulan data primer dan sekunder dalam suatu penelitian. Pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting, karena data yang dikumpulkan akan digunakan untuk pemecahan masalah yang sedang diteliti atau untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan (Siregar, 2013). Dalam memperoleh data-data pada penelitian ini, peneliti menggunakan dua cara yaitu penelitian pustaka dan penelitian lapangan. 1. Penelitian Pustaka (Library Research) Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti melalui buku, jurnal, skripsi, tesis, internet, dan perangkat lain yang berkaitan dengan judul penelitian. 2. Penelitian Lapangan (Field Research) Data utama penelitian ini diperoleh melalui penelitian lapangan. Data tersebut dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat 66
objek penelitian dilakukan. Pada penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik. Peneliti memperoleh data dengan mengirimkan kuesioner kepada Kantor Akuntan Publik secara langsung. Kuesioner menurut Siregar (2013) adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan analis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku dan karakteristik beberapa orang utama di dalam organisasi, yang bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan atau sistem yang sudah ada. Jenis kuesioner yang digunakan dalam proses pengumpulan data pada penelitian ini adalah kuesioner tertutup, yang berupa pertanyaanpertanyaan yang diberikan kepada responden dalam bentuk pilihan ganda dengan menerapkan skala likert, sehingga responden tidak diberi kesempatan untuk mengeluarkan pendapat. Sumber data dalam penelitian ini adalah skor masing-masing indikator variabel yang diperoleh dari pengisian kuesioner yang telah dibagikan kepada auditor yang berkerja di KAP sebagai responden. D. Metode Analisis Data Analisis data dapat
diartikan sebagai proses menguraikan atau
memecahkan suatu keseluruhan menjadi bagian-bagian atau komponenkomponen yang lebih kecil, agar dapat mengetahui komponen yang menonjol, membandingkan antara komponen yang satu dengan komponen yang lainnya, atau membandingkan salah satu atau beberapa komponen dengan keseluruhan
67
(Misbahuddin et al., 2013). Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif adalah statistik yang berkenaan dengan bagaimana cara mendeskripsikan, menggambarkan, menjabarkan, atau menguraikan data agar mudah dipahami (Siregar, 2013). Statistik deskriptif juga memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2013). 2. Uji Kualitas Data a. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Reliabilitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula (Siregar, 2013). Ghozali (2013) menyebutkan bahwa pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
68
1) Pengukuran ulang adalah cara pengukuran dimana seseorang akan disodori pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda, dan kemudian dilihat apakah ia tetap konsisten dengan jawabannya. 2) Pengukuran
sekali
saja
adalah
cara
pengukuran
dimana
pengukurannya hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Kriteria pengujian dilakukan dengan menggunakan pengujian Cronbach Alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Nunnaly, 1960 dalam Ghozali, 2009). b. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan. Apabila Pearson Correlation yang didapat memiliki nilai di bawah 0,05 berarti data yang diperoleh adalah valid (Ghozali, 2013).
69
3. Uji Regrasi Logistik Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik. Regresi logistik pada dasarnya sama dengan regresi linier berganda, yaitu jumlah variabel independen yang digunakan lebih dari satu untuk memengaruhi satu variabel dependen (Siregar, 2013). Namun pada regresi logistik variabel dependennya berupa variabel dummy. Dimana variabel dummy biasanya hanya terdiri dari dua nilai dan diberi kode nol (0) atau satu (1). Model regresi logistik mempunyai beberapa kelebihan antara lain regresi logistik tidak memiliki asumsi normalitas atas variabel bebas yang digunakan dalam model dan juga variabel bebas dalam regresi logistik bisa campuran dari variabel kontinyu, diskrit, dan dikotomi (Raharja, 2008). Regresi logistik bermanfaat digunakan bila distribusi respon atas variabel terikat diharapkan non linear dengan satu atau lebih variabel bebas. a. Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit) Menurut Ghozali (2013) langkah pertama dalam melakukan analisis Regresi Logistik adalah menilai Overall Model Fit terhadap data. Hipotesis yang diberikan untuk menilai model fit adalah: H0
: Model yang dihipotesakan fit dengan data
H1
: Model yang dihipotesakan tidak fit dengan data.
Dari hipotesis ini jelas bahwa kita tidak akan menolak hipotesa nol agar model fit dengan data. Statistik yang digunakan berdasarkan pada 70
fungsi likelihood. Likelihood dari model adalah probabilitas bahwa model yang dihipotesakan menggambarkan data input. Untuk menguji hipotesis nol dan alternatif, L ditransformasikan menjadi -2LogL. Penurunan Likelihood (-2LL) menunjukkan model regresi yang lebih baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data (Ghozali, 2013). b. Menguji Kelayakan Model Regresi Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Godness of Fit Test. Hosmer and Lemeshow’s Godness of Fit Test menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak ada perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit). Jika nilai Hosmer and Lemeshow’s Godness of Fit Test sama dengan atau kurang dari 0,05, maka hipotesis nol ditolak yang berarti adanya perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya sehingga Godness Fit Model tidak baik karena model tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s Godness of Fit Test lebih besar dari 0,05, maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya (Ghozali, 2013).
71
c. Uji Koefisien Determinasi (Nagelkerke’s R Square) Cox and Snell’s R Square merupakan ukuran yang mencoba meniru ukuran R2 pada multiple regression yang didasarkan pada teknik estimasi likelihood dengan nilai maksimum kurang dari 1 (satu) sehingga sulit diinterpretasikan. Nagelkerke’s R Square merupakan modifikasi dari koefisien Cox and Snell untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 (nol) sampai 1 (satu). Hal ini dilakukan dengan cara membagi nilai Cox and Snell’s R2 dengan nilai maksimumnya. Nagelkerke’s R Square dapat diinterpretasikan seperti nilai R2 pada multiple regression. Nilai yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen (Ghozali, 2013). d. Model Regresi Logistik yang Terbentuk Analisis Regresi Logistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh persepsi mengenai sampling statistik, persepsi mengenai risiko audit, tekanan waktu, pengalaman dan kompleksitas dokumen audit terhadap penggunaan metode sampling oleh akuntan publik. Persamaan model regresi logistik yang digunakan dapat dinyatakan sebagai berikut: Logit (Ƥ) = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4+ β5X5 Keterangan: 72
Ƥ
= Kemungkinan bahwa Y (variabel dependen) adalah yang diukur dengan menggunakan variabel dummy, yaitu:
0 untuk probabilita responden yang menggunakan sampling non-statistik.
1 untuk probabilita responden yang menggunakan sampling statistik.
β0 – β5 = Koefisien regresi X1 = Persepsi mengenai sampling statistik X2 = Persepsi mengenai risiko audit X3 = Tekanan waktu X4 = Pengalaman X5 = Kompleksitas dokumen audit E. Definisi dan Cara Mengukur Variabel Penelitian Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya. 1. Variabel Independen
73
Variabel independen/bebas adalah variabel yang memengaruhi atau menjadi penyebab bagi variabel lain (Misbahuddin et al., 2013). Variabel independen dalam penelitian ini adalah: a. Persepsi mengenai sampling statistik Persepsi adalah proses individu menyeleksi, mengorganisir, dan menginterpretasi rangsangan (stimuli) ke dalam suatu gambaran yang berarti dan koheren dengan dunia (Raharja, 2008). Variabel persepsi mengenai metode sampling statistik menunjukkan kemampuan akuntan publik untuk memahami metode sampling statistik (Dede, 2011). Instrumen yang digunakan untuk mengukur pengaruh dari variabel persepsi mengenai sampling statistik terhadap penerapan metode sampling audit merujuk pada instrumen yang digunakan dalam penelitian Dede (2011). Secara keseluruhan variabel ini diukur dengan menggunakan tujuh item pertanyaan, dimana masing-masing item pertanyaan dinilai dengan menggunakan skala likert 5 (lima) point dengan masing-masing skor yaitu: (1) Sangat Tidak Setuju (STS), (2) Tidak Setuju (TS), (3) Cukup Setuju (CS), (4) Setuju (S), (5) Sangat Setuju (SS). b. Persepsi mengenai risiko audit Variabel persepsi auditor mengenai risiko audit merujuk pada kemampuan auditor untuk memahami kemungkinan risiko yang akan dihadapi atas suatu penugasan audit (Dede, 2011).
74
Instrumen yang digunakan untuk mengukur pengaruh dari variabel persepsi mengenai risiko audit terhadap penerapan metode sampling audit merujuk pada instrumen yang digunakan dalam penelitian Rachmawati et al., (2013), Dede (2011), dan Herningsih (2002). Variabel ini secara keseluruhan diukur dengan mengajukan delapan item pertanyaan, dimana masing-masing item pertanyaan dinilai dengan menggunakan skala likert 5 (lima) point dengan masing-masing skor yaitu: (1) Sangat Tidak Setuju (STS), (2) Tidak Setuju (TS), (3) Cukup Setuju (CS), (4) Setuju (S), (5) Sangat Setuju (SS). c. Tekanan waktu Tekanan waktu atau time pressure yaitu kondisi dimana auditor mendapatkan tekanan dari Kantor Akuntan Publik (KAP) tempatnya bekerja untuk menyelesaikan audit pada waktu dan anggaran biaya yang telah ditentukan sebelumnya (Wahyudi et al., 2011). Instrumen yang digunakan untuk mengukur pengaruh dari variabel tekanan waktu terhadap penerapan metode sampling audit merujuk pada instrumen yang digunakan dalam penelitian Dede (2011). Variabel ini secara keseluruhan diukur dengan mengajukan lima item pertanyaan, dimana masing-masing item pertanyaan dinilai dengan menggunakan skala likert 5 (lima) point dengan masing-masing skor yaitu: (1) Sangat Tidak Setuju (STS), (2) Tidak Setuju (TS), (3) Cukup Setuju (CS), (4) Setuju (S), (5) Sangat Setuju (SS). 75
d. Pengalaman Nadirsyah (2011) menyatakan pengalaman audit adalah pengalaman yang dimiliki seorang auditor dalam melakukan pemeriksaan dari banyaknya penugasan berbeda yang pernah dilakukan dan juga lamanya auditor menjalankan profesinya serta dapat menambah pengetahuannya mengenai pendeteksian kekeliruan. Menurut Ashton (1991) dalam Raharja (2008) menyatakan bahwa pengalaman auditor diukur berdasarkan lamanya bekerja atau posisi/jabatan. Variabel ini diukur dengan tingkatan posisi auditor di kantor akuntan publik dengan skala 1 sampai 5, yaitu Auditor Junior (1), Auditor Senior (2), Supervisor (3), Manajer (4), dan Partner (5) e. Kompleksitas dokumen audit Nadirsyah (2011) menyatakan bahwa kompleksitas dokumen audit dapat terjadi dalam berbagai akun, jumlah atau besarnya saldo akun. Kompleksitas audit dapat dilihat dalam dua aspek, yaitu: jumlah informasi yang harus diproses dan tahapan pekerjaan yang harus dilakukan untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan, dan jumlah koordinasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan. Instrumen yang digunakan untuk mengukur pengaruh dari variabel kompleksitas dokumen audit terhadap penerapan metode sampling audit merujuk pada instrumen yang digunakan dalam penelitian Rachmawati et al., (2013). Variabel ini secara keseluruhan diukur dengan mengajukan tujuh item pertanyaan, dimana masing-masing item pertanyaan dinilai 76
dengan menggunakan skala likert 5 (lima) point dengan masing-masing skor yaitu: (1) Sangat Tidak Setuju (STS), (2) Tidak Setuju (TS), (3) Cukup Setuju (CS), (4) Setuju (S), (5) Sangat Setuju (SS). 2. Variabel Dependen Variabel dependen/terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau disebabkan oleh variabel lain (Misbahuddin et al., 2013). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah metode sampling audit yang dibagi menjadi dua, yaitu metode sampling statistik dan metode sampling non-statistik. Variabel pemilihan metode sampling merupakan variabel dummy, sehingga variabel ini diukur dengan menggunakan pengkategorian 0 dan 1. Kategori 0
akan
diberikan untuk akuntan publik yang menggunakan metode sampling nonstatistik dan kategori 1 untuk akuntan publik yang menggunakan metode sampling statistik. Tabel 3. 1 Operasionalisasi Variabel Penelitian Variabel
Indikator
Persepsi 1. Metode sampling statistik dapat mengenai mengkuantifikasi risiko. sampling 2. Metode sampling statistik tidak statistik menentukan risiko berdasarkan intuisi.. (X1) 3. Kesukaran praktik metode sampling (Dede, 2011) statistic Bersambung pada halaman berikutnya
No. Butir Pertanyaan 1 2
Skala Pengukuran
Interval
3
77
Tabel 3.1 (Lanjutan) Operasionalisasi Variabel Penelitian Variabel Persepsi mengenai sampling statistik (X1) (Dede, 2011) Persepsi mengenai risiko audit (X2) Rachmawati et al., (2013), (Dede, 2011), dan Herningsih (2002). Tekanan waktu (X3) (Dede, 2011) Pengalaman (X4) (Dede, 2011)
Indikator
No. Butir Pertanyaan metode 4
4. Ketidakpraktisan penggunaan sampling statistik. 5. Metode sampling statistik bersifat teoritis. 6. Penggunaan metode sampling statistik memakan banyak waktu. 7. Penggunaan metode sampling statistik berbiaya tinggi. 1. Kepatuhan terhadap prinsip akuntansi 2. Akuntabilitas 3. Perhitungan fisik 4. Pengurangan jumlah sampel 5. Konfirmasi denga pihak ketiga 6. Pertimbangan auditor 7. Teliti dan hati-hati 8. Fokus pada akun/transaksi tertentu 1. 2. 3. 4. 5.
Lelah secara fisik Rileks saat telah mencapai target Tidak memiliki waktu untuk beristirahat Merasa terbebani dengan batas waktu Penyelesaian tugas yang banyak dengan lebih cepat. Diukur berdasarkan posisi/jabatan auditor di KAP
1. Mengabaikan beberapa dokumen penting 2. Menggunakan pertimbangan auditor 3. Jumlah dan ukuran sampel yang diuji 4. Fokus pada akun/transaksi tertentu 5. Penambahan langkah/prosedur audit 6. Fokus pada bukti audit yang relevan 7. Korelasi antara bukti audit Bersambung pada halaman berikutnya Kompleksitas dokumen audit (X5) Rachmawati et al., (2013)
5 6
Skala Pengukuran
Interval
7 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5
Interval
Interval
Interval 1 2 3 4 5 6 7
Interval
78
Tabel 3.1 (Lanjutan) Operasionalisasi Variabel Penelitian Variabel Metode Sampling Audit (Y) Dede (2011)
Indikator
Kategori
1.
Metode sampling non-statistik
0
2.
Metode sampling statistik
1
79
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap akuntan publik (auditor) yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di wilayah Jakarta yang terdaftar dalam Direktori Kantor Akuntan Publik yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) tahun 2016. Auditor yang berpartisipasi dalam penelitian ini meliputi partner, manajer, supervisor, dan auditor senior yang melaksanakan pekerjaan di bidang audit. Responden dalam penelitian ini mengambi auditor yang menempati posisi minimal sebagai auditor senior di KAP karena auditor pada level tersebut sudah memiliki pemahaman yang lebih memadai terkait praktik sampling dalam audit dan risiko audit yang dihadapi. Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner penelitian secara langsung dengan cara mendatangi responden. Penyebaran serta pengembalian kuesioner dilaksanakan mulai tanggal 22 Maret-20 Mei 2016.
80
Peneliti mengambil sampel sebanyak 30 KAP dari keseluruhan KAP yang berada di wilayah Jakarta. Kuesioner yang disebarkan berjumlah 152 buah dan jumlah kuesioner yang kembali adalah sebanyak 125 kuesioner atau 82%. Kuesioner yang tidak kembali sebanyak 27 buah atau 18%. Kuesioner yang dapat diolah berjumlah 85 buah atau 68 %, sedangkan kuesioner yang tidak dapat diolah karena tidak memenuhi kriteria sebagai sampel dan tidak diisi secara lengkap oleh responden sebanyak 40 buah atau 32 %. Gambaran mengenai data sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4. 1 Data Sampel Penelitian No.
Keterangan
Jumlah
Persentase
152 125 27 40 85
100% 82% 18% 32% 68%
1. Jumlah kuesioner yang disebar 2. Jumlah kuesioner yang kembali 3. Jumlah kuesioner yang tidak kembali 4. Jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah 5. Jumlah kuesioner yang dapat diolah Sumber: Data primer
Data distribusi penyebaran kuesioner penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.2. Tabel 4. 2 Data Distribusi Sampel Penelitian No. Nama KAP 1. KAP Djoko, Sidik & Indra 2. KAP Drs. Chaeroni & Rekan Bersambung pada halaman berikutnya
Kuesioner yang Diolah 5 1
81
Tabel 4. 2 Data Distribusi Sampel Penelitian (Lanjutan) No. 3. 4. 5. 6. 7.
Nama KAP KAP Drs. Abror KAP Santo & Yonathan KAP Joachim Poltak Lian & Rekan KAP Darmawan & Hendang KAP Doli, Bambang, Sulistiyanto, Dadang &Ali (Cabang) 8. KAP Muljawati, Rini & Rekan 9. KAP Dani Sudarsono & Rekan 10. KAP Riza, Adi, Syahril & Rekan 11. KAP Idris & Sudiharto 12. KAP Krisnawan, Busroni, Achsin, Alamsyah 13. KAP Safril & Pangki 14. KAP Angelina Yansen 15. KAP Abubakar Usman & Rekan 16. KAP Aria Kanaka & Rekan 17. KAP Nugroho & Rekan 18. KAP Gideon Adi & Rekan 19. KAP Jansen & Ramdan 20. KAP Gatot Permadi, Azwir, Abimail (Cabang) 21. KAP Drs. Tasnim Ali Widjanarko & Rekan 22. KAP Yuni Nur Ikasari 23. KAP Rama Wendra 24. KAP Abdulrahman Hasan Salipu 25. KAP Armen, Budiman & Rekan 26. KAP Liasta, Nirwan, Syarifuddin & Rekan 27. KAP Ghazali, Sahat & Rekan 28. KAP Eddy Kaslim 29. KAP Heliantono & Rekan 30. KAP Sriyadi Elly Sugeng & Rekan Jumlah Sumber : Data primer
Kuesioner yang Diolah 5 2 10 5 5 1 1 4 1 1 1 1 5 2 5 3 5 5 2 0 5 5 1 1 3 0 0 0 85
82
2. Karakteristik Profil Responden Responden dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada KAP di Jakarta yang terdaftar di Direktori Kantor Akuntan Publik yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), yang memiliki jabatan di KAP minimal sebagai senior auditor. Berikut ini adalah deskripsi mengenai identitas responden penelitian yang terdiri dari jenis kelamin, posisi terakhir, pendidikan terakhir, usia, dan pengalaman kerja responden. a. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.3 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin. Tabel 4. 3 Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Laki-laki
55
64,7
64,7
64,7
Perempuan
30
35,3
35,3
100,0
Total
85
100,0
100,0
Sumber : Data primer yang diolah Tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa 55 orang atau 64,7% responden berjenis kelamin laki-laki, dan sisanya sebesar 30 orang atau 35,3% responden berjenis kelamin perempuan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini berjenis kelamin lakilaki, yaitu sebesar 64,7%.
83
b. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia Tabel 4.4 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan usia. Tabel 4. 4 Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
< 25 Tahun
37
43,5
43,5
43,5
26-30 Tahun
17
20,0
20,0
63,5
31-35 Tahun
9
10,6
10,6
74,1
36-40 Tahun
5
5,9
5,9
80,0
41-45 Tahun
2
2,4
2,4
82,4
46-50 Tahun
12
14,1
14,1
96,5
> 50 Tahun
3
3,5
3,5
100,0
85
100,0
100,0
Total
Sumber : Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.4 berikut, diperoleh informasi bahwa sebanyak 37 responden atau sebesar 43,5% berusia dibawah 25 tahun. Untuk responden yang berusia 26-30 tahun berjumlah 17 orang atau sebesar 20,0%. Responden yang berusia 31-35 tahun berjumlah 9 orang atau sebesar 10,6%. Responden yang berusia 36-40 tahun berjumlah 5 orang atau 5,9%. Responden yang berusia 41-45 tahun berjumlah 2 orang atau sebesar 2,4%. Responden yang berusia 46-50 tahun berjumlah 12 orang atau sebesar 14,1%. Sedangkan untuk responden yang berusia diatas 50 84
tahun berjumlah 3 orang atau 3,5%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini berusia < 25 tahun, yaitu sebesar 43,5%. c. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Tabel 4.5 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir. Tabel 4. 5 Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
D3
1
1,2
1,2
1,2
S1
78
91,8
91,8
92,9
S2
6
7,1
7,1
100,0
85
100,0
100,0
Total
Sumber : Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.5 berikut, diperoleh informasi bahwa sebanyak 1 orang responden atau sebesar 1,2% memiliki latar belakang pendidikan terakhir D3. Sebanyak 78 responden atau sebesar 91,8% memiliki pendidikan terakhir Strata 1. Sedangkan sisanya sebanyak 6 responden atau sebesar 7,1% memiliki pendidikan terakhir Strata 2. Sehingga dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini memiliki latar belakang pendidikan S1, yaitu sebesar 91,8%.
85
d. Deskripsi responden Berdasarkan Pengalaman Kerja Tabel 4.6 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan pengalaman kerja. Tabel 4. 6 Uji Deskripsi responden Berdasarkan Pengalaman Kerja
Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
1-3 Tahun
55
64,7
64,7
64,7
4-6 Tahun
23
27,1
27,1
91,8
7-9 Tahun
5
5,9
5,9
97,6
> 9 Tahun
2
2,4
2,4
100,0
85
100,0
100,0
Total
Sumber : Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.6 diperoleh informasi bahwa sebanyak 55 responden atau sebesar 64,7% memiliki pengalaman kerja antara 1-3 tahun. Sebanyak 23 responden atau sebesar 27,1% memiliki pengalaman kerja antara 4-6 tahun. Sebanyak 5 responden atau sebesar 5,9% memiliki pengalaman kerja antara 7-9 tahun. Sedangkan sisanya yaitu 2 responden atau sebesar 2,4% memiliki pengalaman kerja lebih dari 9 tahun. Sehingga dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini memiliki pengalaman kerja antara 1-3 tahun atau sebesar 64,7%.
86
e. Deskripsi Responden Berdasarkan Jabatan di KAP Tabel 4.6 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan jabatan di KAP. Tabel 4. 7 Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jabatan di KAP
Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Auditor Senior
72
84,7
84,7
84,7
Supervisor
10
11,8
11,8
96,5
Manajer
1
1,2
1,2
97,6
Partner
2
2,4
2,4
100,0
85
100,0
100,0
Total
Sumber : Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.7 diperoleh informasi bahwa sebanyak 72 responden atau sebesar 84,7% responden menempati jabatan sebagai auditor senior di KAP. Sebanyak 10 responden atau sebesar 11,8% menempati jabatan sebagai supervisor. Sebanyak 1 responden atau sebesar 1,2% menempati jabatan sebagai manajer. Dan sisanya sebanyak 2 responden atau sekitar 2,4% menempati jabatan sebagai partner. Sehingga dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini menempati jabatan sebagai senior auditor yaitu sebesar 84,7%.
87
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian 1. Hasil Pengujian Statistik Deskriptif Variabel independen yang diuji dalam penelitian ini adalah persepsi mengenai sampling statistik, persepsi mengenai risiko audit, tekanan waktu, pengalaman dan kompleksitas dokumen audit. Sedangkan untuk variabel dependennya adalah metode sampling audit yang merupakan variabel dummy, sehingga hal ini dipisahkan karena tidak bisa diukur rata-ratanya. Berikut hasil dari pengujian statistik deskriptif yang dilakukan pada variabel independen: Tabel 4. 8 Hasil Uji Statistik Deskriptif N Total PMSS TotalPMRA Total TW Total PNG Total KDA Valid N (listwise)
Minimum Maximum 85 85 85 85 85 85
7,00 23,00 12,00 2,00 16,00
35,00 40,00 25,00 5,00 35,00
Mean 23,5059 30,5882 18,2000 2,2118 24,6471
Std. Deviation 5,76654 4,17274 3,13506 ,57929 3,61447
Sumber : Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.8 diperoleh informasi bahwa untuk variabel persepsi mengenai sampling statistik, jawaban responden memiliki nilai minimum 7, nilai maksimum 35, nilai rata-rata 23,5059 dan std. deviation sebesar 5,76654. Untuk variabel persepsi mengenai risiko audit, jawaban responden memiliki nilai minimum 23, nilai maksimum 40, nilai rata-rata
88
30,5882 dan std. deviation sebesar 4,17274. Untuk variabel tekanan waktu, jawaban responden memiliki nilai minimum 12, nilai maksimum 25, nilai rata-rata 18,2000 dan std. deviation sebesar
3,13506. Untuk variabel
pengalaman, pengalaman responden memiliki nilai minimum 2, nilai maksimum 5, nilai rata-rata 2,2118 dan std. deviation sebesar 0,57929. Untuk variabel kompleksitas dokumen audit, jawaban responden memiliki nilai minimum 16, nilai maksimum 35, nilai rata-rata 24,6471 dan std. deviation sebesar 3,61447. 2. Hasil Uji Kualitas Data a. Uji Reliabilitas
Reliabilitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula (Siregar, 2013). Kriteria pengujian dilakukan dengan menggunakan pengujian Cronbach Alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,6 (Nunnaly, 1960 dalam Ghozali, 2009). Tabel 4.9 berikut ini menyajikan hasil uji reliabilitas untuk variabel yang diukur menggunakan kuesioner.
89
Tabel 4. 9 Hasil Uji Reliabilitas No.
Variabel
1. Persepsi Mengenai Sampling Statistik 2. Persepsi Mengenai Risiko Audit 3. Tekanan Waktu 4. Kompleksitas Dokuman Audit Sumber : Data primer yang diolah
Cronbach’s Keterangan Alpha 0,884 Reliabel 0,765 Reliabel 0,704 Reliabel 0,646 Reliabel
Berdasarkan tabel 4.9 diperoleh informasi bahwa nilai cronbach’s alpha untuk variabel persepsi mengenai sampling statistik sebesar 0,884, variabel persepsi mengenai risiko audit sebesar 0,765, variabel tekanan waktu sebesar 0,704 dan variabel kompleksitas dokumen audit sebesar 0,646. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0,6. Hal ini menunjukkan bahwa setiap item pernyataan yang digunakan akan mampu memperoleh data yang konsisten yang berarti bila pernyataan itu diajukan kembali akan diperoleh jawaban yang relatif sama dengan jawaban sebelumnya. b. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan Pearson Correlation. Apabila Pearson Correlation yang didapat memiliki nilai di bawah 0,05 berarti data yang diperoleh adalah valid (Ghozali, 2013).
90
Tabel-tabel di bawah ini menunjukkan hasil uji validitas dari variabel yang diukur menggunakan kuesioner. Tabel 4. 10 Hasil Uji Validitas Variabel Persepsi Mengenai Sampling Statistik Nomor Butir Sig (2-Tailed) Pertanyaan 1 (PMSS_1) 0,000 2 (PMSS_2) 0,000 3 (PMSS_3) 0,000 4 (PMSS_4) 0,000 5 (PMSS_5) 0,000 6 (PMSS_6) 0,000 7 (PMSS_7) 0,000 Sumber: Data primer yang diolah
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Berdasarkan tabel 4.10 diperoleh informasi bahwa variabel persepsi mengenai sampling statistik mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Tabel 4. 11 Hasil Uji Validitas Variabel Persepsi Mengenai Risiko Audit Nomor Butir Sig (2-Tailed) Pertanyaan 1 (PMRA_1) 0,000 2 (PMRA_2) 0,000 3 (PMRA_3) 0,000 4 (PMRA_4) 0,000 5 (PMRA_5) 0,000 6 (PMRA_6) 0,000 7 (PMRA_7) 0,000 8 (PMRA_8) 0,000 Sumber: Data primer yang diolah
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
91
Berdasarkan tabel 4.11 diperoleh informasi bahwa variabel persepsi mengenai risiko audit mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Tabel 4. 12 Hasil Uji Validitas Variabel Tekanan Waktu Nomor Butir Sig (2-Tailed) Pertanyaan 1 (TW_1) 0,000 2 (TW_2) 0,000 3 (TW_3) 0,000 4 (TW_4) 0,000 5 (TW_5) 0,000 Sumber: Data primer yang diolah
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid
Berdasarkan tabel 4.12 diperoleh informasi bahwa variabel tekanan waktu mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Tabel 4. 13 Hasil Uji Validitas Variabel Kompleksitas Dokumen Audit Nomor Butir Sig (2-Tailed) Pertanyaan 1 (KDA_1) 0,000 2 (KDA_2) 0,001 3 (KDA_3) 0,000 4 (KDA_4) 0,000 5 (KDA_5) 0,000 6 (KDA_6) 0,000 7 (KDA_7) 0,000 Sumber: data primer yang diolah
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
92
Berdasarkan
tabel
4.13
diperoleh
informasi
bahwa
variabel
kompleksitas dokumen audit mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. 3. Hasil Pengujian Regresi Logistik a. Hasil Uji Kesesuaian Keseluruhan Model (Overall Model Fit). Menurut Ghozali (2013) Keseluruhan Model (Overall Model Fit) dapat dinilai dengan melihat nilai -2LogL pada beginning block (block = 0 dan Block 1: Method = Enter. Jika terjadi penurunan, maka hipotesis nol tidak ditolak. Hasil uji keseluruhan model ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 4. 14 Hasil Uji -2 Log Likelihood Block 0: Beginning Block Coefficient s -2 Log Iteration likelihood Constant Step 0 1 95,213 -1,012 2 3 4
95,044 95,044 95,044
-1,112 -1,114 -1,114
93
Block 1: Method = Enter Iteration
Coefficients -2 Log likelihood Constant TOTPMSS TOTPMRA TOTTW
TOT_PNG TOTKDA
Step 1 1
50,349
,780
-,267
,022
,009
-,078
,155
2
39,452
2,243
-,404
,009
-,064
-,040
,269
3
36,048
4,068
-,502
-,027
-,190
,055
,393
4
35,398
5,241
-,563
-,057
-,272
,163
,477
5
35,366
5,552
-,582
-,066
-,291
,204
,499
6
35,366
5,570
-,583
-,067
-,292
,207
,501
7
35,366
5,570
-,583
-,067
-,292
,207
,501
Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.14 block 0: beginning block, terlihat bahwa nilai -2LogL adalah sebesar 95,044, sedangkan pada block 1: method = enter nilai -2LogL sebesar 35,366 yang mana terjadi penurunan sebesar 59,678. Penurunan ini, dimana Likelihood pada regresi binary mirip dengan pengertian sum of squared error pada model regresi, menunjukkan model regresi yang lebih baik (Santoso, 2015). b. Hasil Pengujian Kelayakan Model Regresi Kelayakan model regresi menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Godness of Fit Test. Hasil pengujian tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 15 Hasil Uji Hosmer and Lemeshow Step 1
Chi-square 13,661
df 7
Sig. ,058
Sumber: Data primer yang diolah
94
Berdasarkan tabel 4.15, menunjukkan nilai Chi-Square sebesar 13,661 dengan nilai signifikannya 0,058 atau > 0,05. Hal tersebut berarti hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya. Maka model regresi ini bisa digunakan untuk analisis selanjutnya atau dengan kata lain mampu memprediksi nilai observasinya. c. Uji Koefisien Determinasi (Nagelkerke’s R Square) Pengujian Koefisien Determinasi menggunakan Cox and Snell dan Nagelkerke’s R Square. Hasil pengujian ini ditunjukkan dalam tabel berikut ini: Tabel 4. 16 Hasil Uji Koefisien Determinasi
Step 1
-2 Log likelihood
Cox & Snell R Nagelkerke R Square Square
35,366a
,504
,749
Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.16, menunjukkan nilai Nagelkerke’s R2 sebesar 0,749 yang berarti bahwa variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen sebesar 0,749 atau 74,9%, sedangkan sisanya yaitu
95
sebesar 0,251 atau 25,1% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diuji dalam penelitian ini.
d. Uji Tabel Klasifikasi Tabel klasifikasi menunjukkan keakuratan prediksidari model regresi atas variabel dependen.
Tabel 4. 17 Hasil Uji Tabel Klasifikasi
Observed Step 1 Metode Sampling
,00 1,00 Overall Percentage
Predicted Metode Sampling Percentage ,00 1,00 Correct 60 4 93,8 5 16 76,2 89,4
Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.17, menunjukkan bahwa dalam model regresi logistik yang digunakan telah cukup baik, karena mampu menebak dengan benar atau menunjukkan ketepatan prediksi model secara keseluruhan sebesar 89,4% dari kondisi yang terjadi. e. Hasil Uji Hipotesis Berikut hasil analisis data dari variabel-variabel yang di uji dalam penelitian ini:
96
Tabel 4. 18 Hasil Uji Hipotesis
Step 1a PMSS PMRA TW PNG KDA Constant
B -,583
S.E. ,141
Wald 17,063
-,067 -,292 ,207 ,501 5,570
,139 ,213 ,969 ,225 5,148
,232 1,875 ,046 4,954 1,171
Df 1
Sig. Exp(B) ,000 ,558
1 1 1 1 1
,630 ,935 ,171 ,747 ,831 1,230 ,026 1,650 ,279 262,509
Sumber: Data primer yang diolah Hasil pengujian terhadap koefisien regresi logistik menghasilkan model berikut ini: Y = 5,570 – 0,583 PMSS – 0,067 PMRA – 0,292 TW + 0,207 PNG + 0,501 KDA C. Pembahasan 1. Persepsi Mengenai Sampling Statistik dan Metode Sampling Audit. Variabel persepsi mengenai sampling statistik memiliki koefisien regresi negatif yaitu sebesar -,583 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 (< 0,05). Karena tingkat signifikansi < 0,05, maka variabel persepsi mengenai sampling statistik berpengaruh terhadap penggunaan metode sampling audit. Namun, karena terdapat tanda negatif pada koefisien regresinya, sehingga H1 ditolak.
97
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Raharja (2008) dan Dede (2011) yang menyatakan bahwa persepsi
auditor
mengenai
sampling
statistik
berpengaruh
terhadap
penggunaan metode sampling audit. Namun, hasil dari penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Mranani (2009). Disisi lain, terdapat tanda negatif pada koefisien regresi untuk variabel persepsi mengenai sampling statistik, yang memberikan bukti yang sama dengan penelitian yang dilakukan Dede (2011) dimana semakin baik pemahaman seorang auditor terhadap metode sampling statistik, maka kecenderungan akuntan publik untuk menggunakan metode sampling statistik semakin menurun. Pemahaman mengenai sampling statistik yang baik belum tentu menjadikannya sebagai metode pemilihan sampel yang digunakan. Auditor telah enggan untuk menggunakan sampling statistik dan keengganan ini telah dikaitkan dengan tiga alasan utama yang merupakan biaya seleksi sampel, biaya evaluasi sampel, dan biaya pelatihan (Ayam, 2011). Padahal, biaya pemilihan/seleksi sampel dan biaya evaluasi sampel telah hampir sepenuhnya dieliminasi karena sudah adanya ketersediaan perangkat lunak dalam komputer (Hitzig, 2004). Komputer membantu auditor menampilkan statistik tugas yang sesuai untuk mengkalkulasi ukuran sampel, dan evaluasi hasil agar terbebas dari error (Elliot et al., 1972) dalam (Ayam, 2011). Namun dalam sampling statistik, memang diperlukan adanya tambahan biaya untuk pelatihan sehingga auditor memilih antara kedua metode metode 98
sampling berdasarkan biaya (Dede, 2011). Pelatihan terhadap penggunaan sampling statistik perlu dilakukan karena auditor merasa bahwa sampling statistik sebagai suatu proses audit yang kompleks dan memerlukan tingkat matematis dan keterampilan perhitungan yang tinggi (Ayam, 2011). Di sisi lain, metode sampling non-statistik memiliki keuntungan yang lebih dibandingkan metode sampling statistik yaitu lebih cepat dan lebih murah dalam aplikasinya (Murwanto et al., 2006). Sehingga, saat auditor cenderung beranggapan bahwa metode sampling statistik bersifat kompleks, maka kecenderungan untuk menggunakan metode tersebut semakin menurun. 2. Persepsi Mengenai Risiko Audit dan Metode Sampling Audit. Variabel persepsi mengenai risiko audit memiliki koefisien regresi negatif yaitu sebesar -,067 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,630 (> 0,05). Karena tingkat signifikansi > 0,05, maka variabel persepsi mengenai risiko audit tidak berpengaruh terhadap penggunaan metode sampling audit, yang berarti bahwa H2 ditolak. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Raharja (2008) dan Mranani (2009) yang menyatakan bahwa persepsi auditor mengenai risiko audit tidak berpengaruh terhadap penggunaan metode sampling audit. Namun, hasil dari penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Dede (2011).
99
Menurut (Raharja, 2008) hasil yang tidak signifikan tersebut menunjukkan bahwa auditor tidak terpengaruh dengan risiko audit dalam menentukan pilihan metode sampling. Hall et al., (2002) dalam Raharja (2008) menyatakan bahwa hal tersebut bisa dikarenakan auditor belum menyadari kelebihan metode sampling statistik untuk memenuhi kebutuhan penggunaan bukti. Padahal, sampling statistik dapat menguntungkan auditor dalam perencanaan sampel yang efisien, mengukur kecukupan bukti yang diperoleh, mengevaluasi hasil sampel dan memungkinkan auditor dalam mengkuantifikasi dan mengendalikan risiko sampling (Boynton et al., 2006). Selain itu, tuntutan akuntabilitas baik dari legislatif maupun masyarakat belum membuat auditor memilih metode sampling yang lebih bertahan. Hall et al., (2002) dalam Raharja (2008). 3. Tekanan Waktu dan Metode Sampling Audit. Variabel tekanan waktu memiliki koefisien regresi negatif yaitu sebesar -,292 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,171 (> 0,05). Karena tingkat signifikansi > 0,05, maka variabel tekanan waktu tidak berpengaruh terhadap penggunaan metode sampling audit, yang berarti bahwa H3 ditolak. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Raharja (2008) dan Mranani (2009) dan Dede (2011) yang menyatakan bahwa tekanan waktu tidak berpengaruh terhadap penggunaan
100
metode sampling audit. Namun, hasil dari penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Nadirsyah (2011). Time pressure pada dasarnya bertujuan untuk mengurangi biaya audit. Ketika waktu audit lebih singkat, maka biaya pelaksanaan audit menjadi lebih kecil. Keberadaan time pressure memaksa auditor menyelesaikan tugasnya secepat mungkin sesuai dengan anggaran waktu yang diberikan KAP (Akhsan et al., 2014). Batasan waktu dan biaya berpotensi menimbulkan masalah yang serius bagi auditor dalam penggunaan bukti, selain itu semua bukti audit bercampur baik yang relevan maupun tidak relevan sehingga auditor akan kesulitan dalam memberikan pertimbangan. Disisi lain, salah satu keuntungan metode sampling non-statistik adalah lebih cepat dan lebih murah dalam aplikasinya (Murwanto et al., 2006). Selain itu, berdasarkan dugaan dari penelitian yang dilakukan oleh Raharja (2008), time pressure lebih mempengaruhi premature sign off. Oleh karena tekanan waktu auditor memilih mengurangi sampelnya atau tidak menyelesaikan prosedur audit lainnya. Kemungkinan sebagian besar auditor sudah memilih metode sampling non statistik yang relatif cepat dan mudah meskipun tanpa ada tekanan waktu. 4. Pengalaman dan Metode Sampling Audit. Variabel pengalaman memiliki koefisien regresi positif yaitu sebesar 0,207 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,831 (> 0,05). Karena tingkat
101
signifikansi > 0,05, maka variabel pengalaman tidak berpengaruh terhadap penggunaan metode sampling audit, yang berarti bahwa H4 ditolak. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Raharja (2008) dan Nadirsyah (2011) yang menyatakan bahwa pengalaman tidak berpengaruh terhadap penggunaan metode sampling audit. Namun, hasil dari penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Dede (2011). Menurut Ponemon dan Wendell (1995) dalam Raharja (2008), auditor berpengalaman akan lebih baik dalam memproyeksi error dibandingkan auditor yang belum berpengalaman tetapi tidak berarti pengalaman mempengaruhi pemilihan metode sampling. Auditor baru atau lama cenderung memilih metode non-statistik. Dede (2012) mengungkapkan bahwa semakin banyak pengalaman auditor semakin dapat menghasilkan berbagai macam dugaan dalam menjelaskan temuan audit. Apabila auditor berdasarkan pengalamannya bisa menghasilkan bukti sampling yang lebih baik tanpa harus menggunakan perhitungan statistik, maka auditor cenderung memilih metode sampling non-statistik. Selain itu, berdasarkan survey yang dilakukan Hitzig (1995), Hall et al., (2002), Raharja (2005), Mangiot dan Quon (2009) diketahui sebagian besar auditor baik dari kalangan auditor internal, eksternal dan auditor pemerintah menggunakan metode sampling non-statistik sebagai alat bantu dalam menentukan sampel (Dede, 2011).
102
5. Kompleksitas Dokumen Audit dan Metode Sampling Audit Variabel kompleksitas dokumen audit memiliki koefisien regresi positif yaitu sebesar 0,501 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,026 (< 0,05). Karena tingkat signifikansi < 0,05, maka variabel kompleksitas dokumen audit berpengaruh positif terhadap penggunaan metode sampling audit, yang berarti bahwa H5 dierima. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Rachmawati et al., (2013). Namun, hasil dari penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Nadirsyah (2011). Disisi lain, terdapat tanda positif pada koefisien regresi untuk variabel kompleksitas dokumen audit, yang berarti semakin kompleks dokumen audit, maka kecenderungan akuntan publik untuk menggunakan metode sampling statistik semakin meningkat. Banyaknya jumlah bukti audit yang dijadikan sampel pemeriksaan akan mempengaruhi pertimbangan yang akan dibuat oleh auditor, oleh karena itu auditor harus berhati-hati dalam menentukan jumlah sampel dan memberikan perhatian lebih pada bukti audit yang relevan (Rachmawati et al., 2013). Bukti audit memiliki sifat kumulatif dan terutama diperoleh dari prosedur audit yang dilaksanakan selama proses audit (IAPI, 2015), yang artinya semua bukti akan terkumpul dan terhimpun dari awal hingga akhir periode pembukuan, maka bukti audit terutama yang berupa dokumen akan memiliki tingkat kerumitan tersendiri, karena terdiri dari
103
jumlah transaksi yang banyak dan adanya keterkaitan antara satu dokumen dengan dokumen lainnya. Menurut Danescu et al., (2012) dalam periode keuangan atau satu tahun suatu entitas yang harus diaudit, dalam banyak kasus memiliki populasi data yang besar. Secara umum hanya entitas besar yang memiliki populasi yang cukup besar secara merata yang sesuai untuk mengaplikasikan secara penuh dari metode sampling statistik (Murwanto et al., 2006). Sehingga semakin kompleks suatu dokumen audit, maka auditor cenderung menggunakan metode sampling statistik.
104
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Penelitian ini menguji tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan metode sampling audit oleh akuntan publik, dimana variabel independen yang digunakan adalah persepsi mengenai sampling statistik, persepsi mengenai risiko audit, tekanan waktu, pengalaman dan kompleksitas dokumen audit. Sedangkan variabel dependennya adalah metode sampling audit. Responden penelitian ini berjumlah 85 auditor yang bekerja di 30 Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di Jakarta berdasarkan Direktori KAP yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) tahun 2016. Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap permasalahan dengan menggunakan model regresi logistik, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Persepsi
mengenai
sampling
statistik
berpengaruh
negatif
terhadap
penggunaan metode sampling audit, dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 (< 0,05) dan nilai koefisien regresi sebesar -0,583. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Raharja
105
(2008) dan Dede (2011). Namun, tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Mranani (2009). 2. Persepsi mengenai risiko audit tidak berpengaruh terhadap penggunaan metode sampling audit, dengan nilai signifikansi sebesar 0,630 (> 0,05). Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Raharja (2008) dan Mranani (2009). Namun, tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Dede (2011). 3. Tekanan waktu tidak berpengaruh terhadap penggunaan metode sampling audit, dengan nilai signifikansi sebesar sebesar 0,171 (> 0,05). Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Raharja (2008), Mranani (2009) dan Dede (2011). Namun, tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Nadirsyah (2011). 4. Pengalaman tidak berpengaruh terhadap penggunaan metode sampling audit, dengan nilai signifikansi sebesar 0,831 (> 0,05). Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Raharja (2008) dan Nadirsyah (2011). Namun, tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Dede (2011). 5. Kompleksitas dokumen audit berpengaruh positif terhadap penggunaan metode sampling audit, dengan nilai signifikansi sebesar 0,026 (< 0,05) dan nilai koefisien regresi sebesar 0,501. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Rachmawati et al., (2013).
106
Namun, tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Nadirsyah (2011). B. Keterbatasan dan Saran Penelitian ini masih memiliki beberapa keterbatasan, sehingga diharapkan penelitian selanjutnya dapat dilakukan perbaikan agar dapat menyajikan hasil penelitian yang lebih baik dengan adanya masukan mengenai beberapa hal diantaranya: 1. Variabel independen dalam penelitian ini mampu menjelaskan variabel dependen sebesar 74,9%, sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diuji dalam penelitian ini. Oleh karena itu, dalam penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah variabel independen yang dapat berpengaruh terhadap penggunaan metode sampling audit, seperti ukuran KAP, pengendalian internal atau pelatihan. 2. Data yang digunakan dalam penelitian ini hanya data yang diperoleh dari jawaban kuesioner responden, sehingga cakupannya cenderung terfokus pada butir pertanyaan dan dikhawatirkan tidak dapat menjelaskan secara menyeluruh sesuai dengan keadaan di lapangan. Oleh karena itu, peneliti selanjutnya disarankan untuk mendapatkan data berupa wawancara dari beberapa auditor yang menjadi responden penelitian agar bisa mendapatkan data yang lebih nyata dan bisa keluar dari pertanyaan-pertanyaan kuesioner
107
yang mungkin terlalu sempit atau kurang menggambarkan keadaan yang sesungguhnya. 3. Wilayah yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah Jakarta, sedangkan KAP juga terdapat di wilayah-wilayah lainnya. Oleh karena itu, penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperluas daerah survey, sehingga hasil penelitian lebih mungkinuntuk disimpulkan secara umum. C. Implikasi Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dari kelima variabel yang diuji, hanya variabel persepsi mengenai sampling statistik dan kompleksitas dokumen audit yang berpengaruh terhadap penggunaan metode sampling audit. Dalam penelitian ini, pemahaman mengenai sampling statistik oleh auditor ternyata belum cukup untuk membuat metode sampling statistik sebagai metode yang digunakan. Hasil uji statistik menunjukkan koefisien variabel persepsi mengenai sampling statistik berarah negatif, yang mengindikasikan semakin baik persepsi audtor terhadap sampling statistik, mengakibatkan adanya penurunan terhadap penggunaan metode sampling statistik dan bahkan cenderung menggunakan metode non-statistik atau judgmental. Di sisi lain, dokumen audit yang terdiri dari jumlah yang bayak dan saling terkait membuat auditor harus berhati-hati dalam menentukan jumlah sampel. Hasil uji statistik menunjukkan koefisien variabel kompleksitas dokumen audit berarah positif, yang mengindikasikan adanya kenaikan terhadap penggunaan 108
metode sampling statistik saat dokumen tersebut semakin kompleks. Hal tersebut terjadi karena metode sampling statistik dianggap lebih menguntungkan dalam perencanaan sampel yang efisien, mengukur kecukupan bukti yang diperoleh, mengevaluasi hasil sampel dan memungkinkan auditor dalam mengkuantifikasi dan mengendalikan risiko sampling. Dari hasil jawaban responden menunjukkan sebesar 75,3% diantaranya memilih sampling non-statistik sebagai metode yang paling sering digunakan untuk menentukan sampel. Penggunaan metode sampling non-statistik memang sah dilakukan, hal ini tertera dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), dan tidak ada satu pihak pun yang dapat menjamin salah satu diantara kedua metode tersebut lebih baik dari pada yang lain. Namun, format statistik yang sudah baku membuat metode ini lebih dapat dipertanggungjawabkan apabila terdapat masalah dikemudian hari. Tindakan preventif yang dapat dilakukan terhadap penggunaan metode non-statistik yaitu pemerolehan keyakinan yang memadai bahwa sampel yang diambil dapat mewakili karakteristik populasi serta meminimalisir adanya risiko dari berbagai hal atas ketidakpastian dalam sampling audit.
109
DAFTAR PUSTAKA Agoes, Sukrisno. “Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan Oleh Akuntan Publik” buku 1, edisi 4, Salemba Empat, Jakarta, 2012. Agoglia, P. Christopher., Richard C. Hatfield, Tamara A. Lambert. “Audit Team Time Reporting: An Agency Theory Perspective”, Accounting, Organizations and Society 44, pg 1–14, US, 2015. Akhsan, Mohammad Faid., Nanik Sri Utaminingsih. “Pengaruh Mediasi Komitmen Organisasi Dan Turnover Intentions Terhadap Determinan Perilaku Premature Sign Off”, Accounting Analysis Journal, 2014. Almeida, B.J. Machado. “Empirical Observation of the Criteria for Independence in Auditing: Perception of Auditors and Teacher”, Tekhne-Review of Applied Management Studies 13, pg 12-24, Portugal, 2015. Arel, Barbara. “The Influence of Judges' Attitudes on Liability Assessments Related to Failed Audits Exhibiting Significant Audit Team Over-Time or Significant Use of Off-Shore Auditors”, Advances in Accounting, Incorporating Advances in International Accounting 28, pg 201–208, USA, 2012. Arens, Alvin A., Randal J. Elder, Mark S. Beasley. “Auditing and Assurance Services An Integrated Approach”,14th edition, Pearson Education Inc, Upper Saddle River, New Jersey, 2012. Ayam, Rufus Tekoh. “Audit Sampling: A Qualitative Study on the Role of Statistikal and Nonstatistikal Sampling Approaches on Audit Practices in Sweden”, Thesis, Umeå University-Sweden, Swedia, 2011. Bandura, A. ”Self Efficacy in Changing Societies”, Cambridge University Press, New York, 1995. Bonner, S.E.. “A Model of the Effects of Audit Task Complexity”, Accounting Organizations and Society, Vol. 19 No. 3, pg 213-234, University of Southern California, Los Angeles, 1994 Boynton, William C. and Raymond N. Johnson. “Modern Auditing: Assurance Services and The Integrity of Financial Reporting”, 8th edition, John Wiley&Sons Inc., United States of America, 2006.
110
Danescu, Tatiana., Chis Anca-Oana. “Opportunity and Necessity in Audit Sampling Non-statistikal Sampling Method”, Procedia Economics and Finance 3, pg 1128-1133, Romania, 2012. Dede, Pascavera Christiana. “Pengujian Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode Sampling Audit oleh Akuntan Publik”, Tesis, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 2011. Edward. “Kesalahan Dalam Penyajian Laporan Keuangan Pada Kasus PT Kimia Farma”, diakses melalui http://kimiramaki.blogspot.com/2012/04/kesalahandalam-penyajian-laporan.html, pada tanggal 23 Mei 2015. Furiady, Olivia., Ratnawati Kurnia. “The Effect of Work Experiences, Competency, Motivation, Accountability and Objectivity towards Audit Quality”. ProcediaSocial and Behavioral Sciences 211, pg 328-335, Indonesia, 2015. Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 21”, Edisi 7, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2013. Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS ”, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2009. Herningsih, Sucahyo. “Penghentian prematur atas prosedur audit : Studi empiris pada Kantor Akuntan Publik”, Jurnal Wahana Vol. 5, No. 2. 2002. Hitzig, Neal B. “Statistikal Sampling Revisited”, The CPA Journal, 2004. IAPI. “Standar Audit”, diakses melalui www.iapi.or.id/peraturan-standar/94-standaraudit/ pada tanggal 22 Desember 2015. Indarto, Stefani Lili. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit”. Jurnal Dinamika Sosial Ekonomi, Vol. 7 No. 2: hal 197-210, November 2011. Kumalasari, Nova., Dwi Handayani, Haris Wibisono. “Pemengaruh Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit Pada Auditor Di KAP Surabaya” JRMA: Jurnal Riset Manajemen dan Akuntansi Vol. 1 No. 1,Februari 2013 Meleshenko., Usanova. “Methodological Approaches to the Assessing of the Quality of Audit Sampling”, Mediterranean Journal of Social Sciences, Vol 5 No 24, Russia, November 2014. Misbahuddin., Iqbal Hasan. “Analisis Data Penelitian Dengan Statistik”, Edisi ke-2, Bumi Aksara, 2013, Jakarta.
111
Mranani, Muji. “Penerapan Metode Sampling Audit Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Metode Sampling Audit Oleh Auditor Bi Di Yogyakarta”, Universitas Muhammadiyah Malang, 2009. Murwanto, Rahmadi., Adi Budiarso, Fajar Hasri Ramdhana. “Audit Sektor Publik – Suatu Pendekatan Bagi Pembangunan Akuntabilitas Instansi Pemerintah”, Departemen Keuangan RI, 2006. Nadirsyah, Mirna Indriani, Iskandar Usman. “Pengaruh Anggaran Waktu Audit, Kompleksitas Dokumen Audit Dan Pengalaman Auditor Terhadap Pertimbangan Audit Sampling Pada Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Aceh”, Jurnal Telaah & Riset Akuntansi Vol. 4. No. 2. Juli 2011 hal. 176 – 186. Pangestika, Widya., Taufeni Taufik, Alfiati Silfi. “Pengaruh Keahlian Profesional, Independensi, dan Tekanan Anggaran Waktu terhadap Pendeteksian Kecurangan”, JOM FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 Rachmawati, Yuni., Darwanis, Usman Bakar. “Pengaruh Risiko Audit, Pengalaman Audit dan Kompleksitas Dokumen Audit terhadap Pertimbangan Auditor (Studi pada Auditor Kantor BPK-RI perwakilan Aceh)”, Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Vol 2, No. 2, pg 91-102, Mei 2013. Raharja, Surya. “Studi Empiris mengenai penerapan Metode Sampling Audit dan Faktor-Faktor yang mempengaruhi Penggunaan Metode Sampling Audit oleh Auditor BPK”, Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE), Maret 2008, Hal. 54 - 66 Vol. 15, No.1 ISSN: 1412-3126. Rahayu, Siti Kurnia., Ely Suhayati. “Auditing: Konsep Dasar dan Pedoman Pemeriksaan Akuntan Publik”, 2010, Graha Ilmu, Yogyakarta. Santoso, Singgih. 2015. Menguasai Statistik Multivariat: Konsep Dasar dan Aplikasi dengan SPSS. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo Setya, P.Tedi dan M.Hadlari. “Sampling Audit”, Edisi Keempat, pusat pendidikan dan pelatihan pengawasan BPKP, 2008. Sibelman, Howard. “Myths and Inconvenient Truths about Audit Sampling”, The CPA Journal 84.4, United States, April, 2014 Singgih, Elisha Muliani,. Icuk Rangga Bawono. “Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due Professional Care dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit”, SNA XIII, Purwokerto, 2010. 112
Siregar, Syofian. “Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif”, Bumi Aksara, 2013, Jakarta. Supranto, J., “Analisis Multivariat: Arti dan Interpretasi”, Rineka Cipta, 2010, Jakarta. Wahyudi, Imam., Jurica Lucyanda, Loekman H. Suhud.”Praktik Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit”, Media Riset Akuntansi,Vol. 1 No. 2 Agustus 2011. Wells, Joseph T. “Ghost Goods: How to Spot Phantom Inventory”, Journal of Accountancy, June 1, 2001 Yosua, Rikarbo Rekkat. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penghentian Prematur Prosedur Audit”, Universitas Riau. 2012. Zuca, Stefan. “Audit Evidence – Necessity to Qualify A Pertinent Opinion”, Procedia Economics and Finance 20, Romania, 2015.
113
LAMPIRAN-LAMPIRAN
114
LAMPIRAN 1 Surat Penelitian Skripsi
115
116
117
118
119
120
121
122
LAMPIRAN 2 Surat Pengantar dari Dosen
123
Hal: Permohonan Pengisian Kuesioner
Jakarta,
/
2016
Kepada Yth. Bapak/Ibu/Sdr/i Responden Di Tempat
Dengan hormat, Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswi Program Strata Satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Saya: Nama
: Zakiatul Isnaeni
NIM
: 1112082000049
Fak/Jur/Smtr : Ekonomi dan Bisnis/Akuntansi/VIII bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan judul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Metode Sampling Audit oleh Akuntan Publik” (Studi pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta). Untuk itu, saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i untuk menjadi responden dengan mengisi lembar kuesioner ini secara lengkap dan sebelumnya saya mohon maaf telah menggangu waktu bekerja Bapak/Ibu/Sdr/i. Data yang diperoleh hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian dan tidak digunakan sebagai penilaian kinerja di tempat Bapak/Ibu/Sdr/I bekerja, sehingga kerahasiaannya akan saya jaga sesuai dengan etika penelitian. Informasi yang diperoleh atas partisipasi Bapak/Ibu/Sdr/i merupakan faktor kunci untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi penggunaan metode sampling audit oleh auditor. Dimohon untuk membaca setiap pertanyaan secara hati-hati dan menjawab dengan lengkap semua pertanyaan, karena apabila terdapat salah satu nomor yang tidak diisi maka kuesioner dianggap tidak berlaku.
124
Tidak ada jawaban yang salah atau benar dalam pilihan anda, yang penting memilih jawaban yang sesuai dengan pendapat anda.
Apabila diantara Bapak/Ibu/Sdr/i ada yang membutuhkan hasil penelitian ini, maka Bapak/Ibu/Sdr/i dapat menghubungi saya melalui nomor telepon (081909672982) atau melalui email (
[email protected]). Atas kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i meluangkan waktu untuk mengisi dan menjawab semua pertanyaan dalam penelitian ini, saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya
Dosen Pembimbing
Peneliti
(Dr. Amilin, M.Si., Ak., CA., QIA., BKP)
(Zakiatul Isnaeni)
125
LAMPIRAN 3 Surat Keterangan dari KAP
126
127
128
129
130
131
132
133
134
LAMPIRAN 4 Kuesioner Penelitian dan Jawaban Responden
135
A. Kuesioner Penelitian Nomor : ………. (diisi oleh peneliti) IDENTITAS RESPONDEN
Nama
: ………………………… (boleh tidak diisi)
Nama KAP
: …………………………
Jenis Kelamin
:
Umur
:………..tahun
Posisi terakhir
:
Pendidikan Terakhir :
Laki-laki
Perempuan
Partner
Supervisor
Manajer
Auditor Senior
D3
S1
S2
Auditor Junior
S3
Lama Bekerja Di KAP: ………tahun………bulan
1. Variable Metode Sampling Audit Pilihlah dengan memberikan tanda silang (X) pada salah satu metode sampling audit yang paling sering anda gunakan untuk menentukan sampel dalam satu tahun terakhir. Sampling Statistik Sampling statistik merupakan perencanaan sampling berdasarkan pada hukum probabilitas yang dapat digunakan untuk membuat pernyataan mengenai suatu populasi. Sampling Non Statistik Sampling non statistik merupakan metode sampling yang tidak menggunakan dasar hukum probabilitas dalam menentukan sampel. Dalam sampling non statistik, auditor menentukan ukuran sampel dan mengevaluasi hasil sampel sepenuhnya berdasarkan kriteria subjektifitas serta pengalaman.
136
2. Variabel Persepsi Auditor Mengenai Metode Sampling Statistik Mohon Bapak/Ibu/Saudara menjawab pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda (X) atau (√) pada salah satu jawaban yang paling sesuai dengan diri Bapak/Ibu/Saudara, dimana : 1 = Sangat Tidak Setuju (STS) 3 = Cukup Setuju (CS) 5 = Sangat Setuju (SS) 2 = Tidak Setuju (TS) 4 = Setuju (S) No 1.
2.
3. 4. 5. 6.
7.
Pernyataan Saya lebih menyukai sampling non statistik (judgment) daripada sampling statistik, sebab sampling non statistik merupakan metode yang tidak mensyaratkan kuantifikasi risiko yang kompleks. Saya lebih menyukai sampling non statistik daripada sampling statistik karena secara intuitif dapat menentukan risiko samplingnya. Menurut saya metode sampling statistik lebih sukar daripada metode sampling non statistik. Menurut saya metode sampling statistik tidak praktis. Menurut saya metode sampling statistik bersifat teoritis. Dibandingkan sampling non statistik, menurut saya sampling statistik menggunakan waktu yang kurang efisien. Dibandingkan sampling non statistik, menurut saya sampling statistik memerlukan lebih banyak biaya.
3. Variabel Persepsi Auditor Mengenai Risiko Audit No Pernyataan 1. Klien yang saya audit cenderung mematuhi prinsip akuntansi secara konsisten. 2. Menurut saya, risiko audit tidak terpengaruh dengan semakin menguatnya akuntabilitas. 3. Tidak melakukan perhitungan fisik terhadap kas, investasi, persediaan/aktiva tetap dalam audit laporan keuangan merupakan tindakan berisiko tinggi 4. Melakukan pengurangan jumlah sampel dalam melakukan audit merupakan tindakan berisiko tinggi. 5. Tidak melakukan konfirmasi dengan pihak ketiga 137
STS
TS
CS
S
SS
STS
TS
CS
S
SS
6.
7.
8.
merupakan tindakan berisiko tinggi Untuk mengurangi risiko audit, saya cenderung menggunakan pertimbangan auditor dalam pengujian atas akun dan transaksi. Untuk mengurangi risiko audit, saya harus lebih teliti dan hati-hati dalam memeriksa dokumen audit. Risiko audit mendorong saya untuk lebih fokus pada akun atau transaksi yang besar dan berisiko tinggi serta mengabaikan beberapa akun atau transaksi yang lainnya.
3. Variabel Tekanan Waktu No Pernyataan 1. Saat bertugas untuk mencapai anggaran waktu dan batas waktu yang ada, saya merasa sangat lelah secara fisik. 2. Saya merasa sangat rileks ketika telah memenuhi target dan waktu yang telah ditentukan. 3. Saat bertugas untuk mencapai anggaran waktu dan batas waktu yang ada, saya hampir tidak memiliki waktu untuk beristirahat. 4. Saya merasa menanggung beban saat bertugas mencapai anggaran waktu yang ada. 5. Saat bertugas dengan klien yang banyak, saya merasa perlu untuk mengerjakan tugas lebih cepat. 4. Variabel Kompleksitas Dokumen Audit No Pernyataan 1. Banyaknya dokumen audit mendorong saya untuk mengabaikan beberapa dokumen penting yang harus diuji. 2. Banyaknya dokumen audit mendorong saya untuk menggunakan pertimbangan auditor dalam menguji akun atau transaksi untuk memperoleh keyakinan tentang kualitas informasi yang disajikan. 3. Banyaknya dokumen audit menyebabkan bertambahnya jumlah dan ukuran sampel yang harus diuji untuk memperoleh pertimbangan auditor yang cukup dan memadai. 4. Banyaknya dokumen audit mendorong saya untuk fokus pada akun atau transaksi yang besar dan berisiko tinggi serta mengabaikan beberapa akun atau transaksi lainnya yang berisiko rendah. 138
STS
TS
CS
S
SS
STS
TS
CS
S
SS
5.
6.
7.
Bukti audit yang tidak terstruktur dan membingungkan serta lemahnya pengendalian intern mendorong saya untuk menambah langkah atau prosedur audit untuk memperoleh bukti yang cukup dan memadai. Kompleksitas dokumen audit mendorong saya untuk memberikan perhatian lebih pada bukti audit yang relevan dengan temuan audit serta mengabaikan bukti audit yang tidak relevan. Bukti audit yang berbeda-beda dan saling terkait satu dengan yang lainnya membuat saya sulit mengkorelasikan antara bukti relevan dengan bukti tidak relevan dengan tujuan audit.
Mohon periksa kembali semua jawaban Anda. Jangan sampai ada pertanyaan yang terlewatkan. Terima kasih atas bantuan anda yang telah meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner ini.
139
B. Identitas Responden No Jenis Kelamin Usia (Tahun) Pendidikan 1 Laki-laki 24 S1 2 Laki-laki 23 S1 3 Laki-laki 22 S1 4 Laki-laki 25 S1 5 Laki-laki 24 S1 6 Laki-laki 29 S1 7 Laki-laki 50 S1 8 Laki-laki 40 S1 9 Laki-laki 25 S1 10 Perempuan 26 S1 11 Laki-laki 32 S1 12 Laki-laki 34 S1 13 Perempuan 41 S2 14 Laki-laki 52 S1 15 Perempuan 23 S1 16 Laki-laki 50 S1 17 Perempuan 27 S1 18 Laki-laki 50 S1 19 Perempuan 25 S1 20 Laki-laki 51 S1 21 Perempuan 21 S1 22 Laki-laki 50 S1 23 Laki-laki 23 S1 24 Laki-laki 28 S2 25 Laki-laki 23 S1 26 Laki-laki 50 S1 27 Laki-laki 24 S1 28 Laki-laki 28 S1 29 Laki-laki 25 S1 30 Laki-laki 29 S2 31 Perempuan 27 S2 32 Laki-laki 29 S1 33 Laki-laki 32 S1 34 Perempuan 22 S1 35 Perempuan 21 S1 36 Perempuan 22 S1 37 Laki-laki 25 S1 38 Perempuan 23 S1 39 Perempuan 26 S1 40 Perempuan 25 S1 41 Perempuan 25 S1 Bersambung pada halaman berikutnya 140
Pengalaman (Tahun) 2 2 2 2 2 4 5 9 2 2 4 8 2 5 2 5 5 5 3 5 2 5 2 6 2 5 2 3 2 3 3 3 7 2 2 2 2 2 3 2 2
Jabatan Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Supervisor Auditor Senior Supervisor Supervisor Auditor Senior Auditor Senior Supervisor Partner Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Supervisor Auditor Senior Supervisor Auditor Senior Supervisor Auditor Senior Auditor Senior Supervisor Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Supervisor Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior
No 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85
Jenis Kelamin Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan
Usia 25 28 27 25 22 22 21 50 33 21 23 21 23 25 26 49 48 48 49 47 50 23 23 24 27 50 23 40 40 28 36 43 34 25 25 24 26 28 37 33 26 33 33 32
Pendidikan S1 S1 S1 S1 S2 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 D3 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S2 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 141
Pengalaman (Tahun) 3 2 2 2 2 2 2 5 2 2 2 2 2 2 2 10 6 5 5 10 5 2 2 2 3 5 3 5 7 3 6 7 5 2 3 2 4 2 5 5 2 3 2 3
Jabatan Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Supervisor Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Manajer Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Partner Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior
C. Jawaban Responden 1. Variabel Metode Sampling Audit (Y) Keterangan : 0 = Metode sampling non-statistik 1 = Metode sampling statistik
No
Metode Sampling
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0
No Metode Sampling
No
Metode Sampling
31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85
0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
142
2. Variabel Persepsi Mengenai Sampling Statistik (X1) No
PMSS 1
PMSS 2
PMSS 3
1 4 4 4 2 4 4 4 3 4 3 2 4 4 4 5 5 2 1 4 6 5 4 3 7 2 2 3 8 4 4 3 9 5 5 5 10 4 4 2 11 5 4 3 12 5 4 3 13 5 5 5 14 2 2 3 15 3 3 4 16 2 2 3 17 5 5 5 18 2 2 3 19 4 3 4 20 2 2 3 21 4 4 3 22 2 2 3 23 4 4 3 24 5 5 5 25 4 4 3 26 2 2 3 27 4 3 3 28 2 2 2 29 4 3 2 30 4 2 2 31 4 4 2 32 4 4 2 33 5 4 5 34 4 5 5 35 4 3 4 36 4 4 4 37 5 5 3 38 4 4 5 39 4 4 4 40 1 1 1 41 1 1 1 Bersambung pada halaman berikutnya
PMSS 4
PMSS 5
PMSS 6
PMSS 7
TOT PMSS
4 4 5 4 4 2 2 2 5 2 2 2 5 2 4 2 5 2 4 2 2 2 3 5 3 2 3 2 2 2 5 4 1 4 4 4 3 4 4 1 1
4 4 1 4 1 4 2 4 5 4 5 4 5 2 5 2 5 2 4 2 4 2 3 5 3 2 4 2 3 2 5 4 3 5 3 5 4 5 4 1 1
4 4 2 4 3 4 2 4 5 4 4 4 5 2 4 2 5 2 4 2 3 2 5 5 5 2 4 2 2 2 5 4 4 4 3 4 4 5 4 1 1
5 5 1 4 1 3 2 2 5 3 3 3 5 2 4 2 5 2 4 2 2 2 2 5 2 2 3 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 1 1
29 29 18 29 16 25 15 23 35 23 26 25 35 15 27 15 35 15 27 15 22 15 24 35 24 15 24 16 20 18 30 26 26 31 24 29 28 31 28 7 7
143
No
PMSS 1
PMSS 2
PMSS 3
PMSS 4
PMSS 5
PMSS 6
PMSS 7
TOT PMSS
42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85
5 5 5 5 5 4 3 2 5 4 5 5 4 3 4 3 4 4 4 4 2 2 1 4 3 2 3 4 5 5 4 5 4 3 3 2 4 2 3 3 4 4 4 4
4 4 4 5 5 4 2 2 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 2 2 2 2 3 2 4 5 5 4 4 4 3 2 4 3 4 2 3 2 4 3 5 4
2 2 2 2 2 3 3 3 2 4 2 2 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 2 2 4 4 3 4
4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 2 2 5 3 3 2 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 4 2 3 2 4 5 5 4
4 4 4 4 4 3 1 2 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 2 4 5 3 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4
4 5 5 5 4 4 2 2 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 2 3 5 3 3 2 4 2 2 2 2 2 3 3 4 4 4 2 3 2 2 4 3 4
3 3 3 5 5 4 5 2 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 2 2 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 2 2 4 3 4
26 27 27 30 29 25 19 15 24 27 24 24 27 24 28 21 25 25 27 25 15 18 25 23 20 15 25 25 26 25 24 24 26 21 23 21 27 17 20 16 24 28 26 28
144
3. Variabel Persepsi Mengenai Risiko Audit (X2) No
PMRA 1
PMRA 2
PMRA 3
1 2 2 4 2 2 2 4 3 3 4 5 4 2 2 5 5 1 1 4 6 5 5 5 7 3 2 4 8 4 4 5 9 5 5 5 10 5 4 4 11 5 4 5 12 5 5 5 13 5 5 5 14 3 2 4 15 5 4 4 16 3 2 4 17 5 5 5 18 3 2 4 19 4 2 3 20 3 2 4 21 4 4 5 22 3 2 4 23 4 3 5 24 5 5 5 25 4 3 5 26 3 2 4 27 4 2 4 28 4 4 4 29 3 2 4 30 3 2 5 31 4 2 5 32 4 2 4 33 3 2 4 34 2 3 5 35 5 2 5 36 3 3 5 37 5 4 5 38 3 3 5 39 4 4 4 40 5 5 5 41 5 5 5 Bersambung pada halaman berikutnya
PMRA 4
PMRA 5
PMRA 6
PMRA 7
PMRA 8
TOT PMRA
4 4 3 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 3 4 3 5 3 4 2 3 3 3 5 3 2 3 3 4 2 2 4 5 5
4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 3 4 5 5 5 4 2 3 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5
4 4 3 4 1 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 2 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4
4 4 5 4 4 4 3 5 5 4 4 4 5 3 4 3 5 3 4 3 5 3 5 5 5 3 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5
5 4 4 4 4 4 3 4 5 4 5 4 5 3 4 3 5 3 4 3 4 3 5 5 5 3 2 4 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 2
29 28 32 29 23 38 27 35 40 33 37 38 40 27 33 27 40 27 29 27 30 27 35 40 35 27 24 30 29 30 36 30 28 32 33 33 35 32 32 39 36
145
No
PMRA 1
PMRA 2
PMRA 3
PMRA 4
PMRA 5
PMRA 6
PMRA 7
PMRA 8
TOT PMRA
42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85
5 5 4 4 4 3 5 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 2 5 4 4 3 4 5 4 5 4 5 4 3 3 4 4 2 4 3 4 4 3 4
2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 3 2 3 4 4 3 4 4 4 3 2 3 3 4 2 2 4 2 1 1 2 1 3 4 3 4 3 2 4 3 2 3 4 4
5 5 5 5 5 4 5 4 3 4 2 3 4 5 4 3 4 3 3 4 4 3 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 3 3 4 5 4 4 5 4 5 4
2 2 2 4 4 4 3 4 1 2 1 1 2 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 5 4 3 5 4 3 4
4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 3 3 3 5 4 3 5 4 4 4
5 5 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 5 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4
5 5 5 5 5 5 4 3 3 4 4 3 4 5 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 5 5 5 5 5 3 4 3 5 3 5 5 4 5 4 5 4
2 2 2 5 5 2 5 3 2 4 3 2 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 2 3 4 5 5 5 5 4 4 3 3 3 4 5 4 3 4 5 2 4
30 30 28 34 34 28 31 27 23 29 24 23 29 32 32 24 27 27 29 27 27 25 33 30 26 27 32 35 31 33 31 31 29 27 26 29 29 33 33 26 34 31 30 32
146
4. Variabel Tekanan Waktu (X3) No TW 1 TW 2 TW 3 1 5 5 5 2 5 5 5 3 2 5 4 4 4 4 4 5 4 1 1 6 5 4 3 7 3 4 3 8 4 4 2 9 5 5 5 10 4 4 1 11 5 4 2 12 5 4 3 13 5 5 5 14 3 4 3 15 4 5 4 16 3 4 3 17 5 5 5 18 3 4 3 19 4 4 2 20 3 4 3 21 4 4 3 22 3 4 3 23 3 5 3 24 5 5 5 25 3 5 3 26 3 4 3 27 3 4 3 28 4 4 3 29 3 4 2 30 1 4 2 31 4 4 3 32 3 4 3 33 4 3 3 34 5 5 5 35 3 5 3 36 4 5 5 37 4 4 4 38 5 5 5 39 4 4 4 40 2 4 2 41 2 5 2 Bersambung pada halaman berikutnya 147
TW 4 5 5 3 4 2 2 4 2 5 1 1 2 5 4 3 4 5 4 2 4 2 4 4 5 4 4 4 2 3 3 3 3 4 3 3 2 4 2 4 2 3
TW 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 3 4 5 4 4 4 3 4 5 5 5 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 5
TOTAL TW 25 25 18 20 12 18 18 16 25 14 16 18 25 18 19 18 25 18 16 18 16 18 20 25 20 18 18 17 15 13 18 17 18 22 18 20 18 21 20 13 17
No 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85
TW 1 4 5 5 4 5 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 3 1 3 2 3 4 3 2 4 3 4 4 4 3 3 4 2 2 3 2 3 5 4
TW 2 4 5 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 3 3 4 3 3 4 4 5 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4
TW 3 4 5 5 4 5 2 4 3 4 3 2 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 5 1 3 2 3 3 3 3 2 2 2 4 3 3 4 4 2 2 2 5 4 4 2 148
TW 4 4 5 5 4 5 3 5 4 4 2 5 4 2 4 4 3 3 4 3 3 4 4 1 4 2 4 4 2 2 2 2 2 4 4 4 3 4 2 2 3 2 5 4 2
TW 5 4 5 5 4 5 4 4 4 3 4 4 3 4 5 4 3 3 4 3 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 5 4 3 5 4 4 4
TOTAL TW 20 25 25 20 25 16 21 18 19 17 18 19 17 19 20 15 15 18 15 16 18 19 13 17 13 18 19 16 15 16 15 16 19 17 18 16 20 15 14 15 18 20 22 16
5. Variabel Pengalaman (X4) Keterangan : 1 = Auditor Junior 2 = Auditor Senior
3 = Supervisor 4 = Manajer
5 = Partner
No
Pengalaman
No
Pengalaman
No
Pengalaman
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 5 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2
31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85
2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 5 2 2 2
149
6. Variabel Kompleksitas Dokumen Audit (X5) No KDA 1 KDA 2 KDA 3 KDA 4 1 4 4 4 4 2 4 4 4 2 3 4 3 4 3 4 2 4 4 2 5 4 4 1 1 6 1 5 4 1 7 3 4 4 3 8 2 4 4 1 9 5 5 5 5 10 2 4 4 2 11 3 4 5 1 12 1 5 4 1 13 5 5 5 5 14 3 4 4 3 15 4 3 3 3 16 3 4 4 3 17 5 5 5 5 18 3 4 4 3 19 4 3 4 3 20 3 4 4 3 21 2 3 4 4 22 3 4 4 3 23 3 5 4 4 24 5 5 5 5 25 3 5 4 4 26 3 4 4 3 27 2 4 4 3 28 2 4 4 2 29 1 2 4 4 30 1 3 4 4 31 2 3 4 3 32 2 4 4 3 33 4 3 5 4 34 2 3 4 4 35 2 4 4 3 36 2 4 3 4 37 2 5 3 4 38 2 4 3 4 39 4 4 4 4 40 1 2 3 1 41 1 5 5 2 Bersambung pada halaman berikutnya 150
KDA 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 3 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 3 1
KDA 6 4 4 5 2 4 1 4 2 5 2 2 1 5 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 3 4 5 5 4 3 4 2 4 2 4 4 2
KDA 7 4 4 3 4 1 2 4 2 5 2 2 2 5 4 4 4 5 4 4 4 3 4 3 5 3 4 2 4 4 3 2 3 2 4 4 4 4 4 4 2 1
TOT KDA 28 26 26 22 19 18 26 19 35 21 20 18 35 26 25 26 35 26 26 26 23 26 28 35 28 26 23 24 22 23 24 26 26 25 25 24 27 24 28 16 17
No 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85
KDA 1 2 2 2 1 1 3 3 3 4 2 4 4 2 2 4 3 3 4 3 3 3 2 5 4 2 3 2 1 1 1 2 1 4 4 3 3 4 2 2 2 2 4 3 2
KDA 2 5 5 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4
KDA 3 3 4 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 5 4 3 4 3 4 2 4 3 4 5 5 4
KDA 4 2 2 2 5 5 2 4 3 2 4 2 2 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 2 3 2 4 5 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 2 4 2 4 151
KDA 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 5 4 3 4 4 5 4
KDA 6 4 4 4 4 4 2 2 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 5 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 2
KDA 7 2 2 2 2 2 3 4 4 3 4 3 3 4 2 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 2 4 4 2 2 2 3 2 4 3 4 4 4 2 2 3 4 5 5 2
TOTAL KDA 22 23 24 25 26 22 27 26 24 25 24 24 25 23 28 23 21 24 24 22 26 22 30 27 20 26 22 23 23 25 24 25 28 24 24 24 28 21 24 20 24 30 28 22
LAMPIRAN 5 Output Hasil Pengujian Data
152
A. Uji Validitas 1. Variabel Persepsi mengenai Sampling Statistik (X1) Correlations Total
PMSS 1
Pearson Correlation
PMSS 1
PMSS 2
PMSS 3
1
,836**
,223*
,449**
,593**
,515**
,549**
,784**
,000
,041
,000
,000
,000
,000
,000
85
85
85
85
85
85
85
1
**
**
**
**
**
,856**
Sig. (2-tailed) N PMSS 2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
PMSS 3
,000
,518
,706
,607
,594
,004
,000
,000
,000
,000
,000
85
85
85
85
85
Pearson Correlation
,223*
,308**
1
,398**
,437**
,387**
,404**
,568**
Sig. (2-tailed)
,041
,004
,000
,000
,000
,000
,000
85
85
85
85
85
85
85
85
**
**
**
1
**
**
**
,740**
Pearson Correlation
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
PMSS 7
,308
85
N
PMSS 6
,836
PMSS
85
Sig. (2-tailed)
PMSS 5
**
PMSS 6 PMSS 7
85
N PMSS 4
85
PMSS 4 PMSS 5
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Total
Pearson Correlation
PMSS
Sig. (2-tailed) N
,449
,518
,398
,000
,000
,000
85
85
85
85
**
**
**
**
,593
,706
,437
,508
,508
,000
,000
,000
85
85
85
85
1
**
**
,850**
,000
,000
,000
85
85
85
1
**
,000
,000
,000
85
85
85
85
85
**
**
**
**
**
,607
,387
,590
,697
,000
,000
,000
,000
,000
85
85
85
85
85
**
**
**
**
**
,549
,594
,404
,520
,625
,697
85
85
1
,776**
,487
,000
,000
85
85
85
85
85
85
**
,568
**
,740
,850
**
**
,799
,000 85
85
**
1
,776
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
85
85
85
85
85
85
85
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
153
**
**
,000
**
,799
85
,000
,856
,487
,000
,000
**
,625
,000
,000
,784
,520
,000
,000
,515
,590
85
2. Variabel Persepsi Mengenai Risiko Audit (X2) Correlations Total PMRA 1 PMRA 1 Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed) N PMRA 2 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N PMRA 3 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N PMRA 4 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N PMRA 5 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N PMRA 6 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N PMRA 7 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N PMRA 8 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Total
Pearson Correlation
PMRA
Sig. (2-tailed) N
85 **
,344
PMRA 2 PMRA 3 PMRA 4 PMRA 5 PMRA 6 PMRA 7 PMRA 8 ,344**
,344**
,034
,302**
,445**
,346**
,133
,604**
,001
,001
,758
,005
,000
,001
,225
,000
85
85
85
85
85
85
85
85
,092
*
,269
,104
,210
,177
,104
,403
,013
,343
,054
,104
,342
,000
85
85
85
85
85
85
85
1
**
**
**
**
**
,709**
1
,001 85
85
**
,092
,001
,403
85
85
85
,034
*
,269
**
,758
,013
,009
85
,344
,281
,281
,348
,637
,392
**
,000
,001
,000
,000
,000
85
85
85
85
85
85
1
**
,162
,040
**
,528**
,008
,138
,713
,001
,000
85
85
85
85
85
1
**
**
**
85
85
85
,104
**
**
,005
,343
,000
,008
85
85
85
85
,445**
,210
,348**
,000
,054
85
,601
,601
,535
,009
**
,302
PMRA
,288
,288
,404
,428
,356
,466
,691
**
,000
,000
,000
,000
85
85
85
85
85
,162
,404**
1
,235*
,163
,569**
,001
,138
,000
,030
,136
,000
85
85
85
85
85
85
85
85
,346**
,177
,637**
,040
,428**
,235*
1
,396**
,636**
,001
,104
,000
,713
,000
,030
,000
,000
85
85
85
85
85
85
85
85
85
,133
,104
,392**
,356**
,466**
,163
,396**
1
,623**
,225
,342
,000
,001
,000
,136
,000
85
85
85
85
85
85
85
85
85
**
**
**
**
**
**
**
**
1
,604
,535
,709
,528
,691
,569
,636
,000
,623
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
85
85
85
85
85
85
85
85
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
154
85
3. Variabel Tekanan Waktu (X3) Correlations TW 1 TW 1
Pearson Correlation
TW 2 1
Sig. (2-tailed) N TW 2
Pearson Correlation
,148
Sig. (2-tailed)
,177
N TW 3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
TW 4
Total TW
,255
,190
,644
**
,177
,000
,019
,081
,000
85
85
85
85
85
1
**
*
**
85
85
**
**
,488
,488
TW 5 *
,463
,463
,234
,418
,602
**
,000
,031
,000
,000
85
85
85
85
1
**
,209
,857**
,000
,055
,000
85
85
85
1
*
,218
,739**
,045
,000
,000
,000
85
85
85
*
*
**
,234
Sig. (2-tailed)
,019
,031
,000
85
85
85
85
85
85
Pearson Correlation
,190
**
,209
*
,218
1
,507**
Sig. (2-tailed)
,081
,000
,055
,045
85
85
85
85
85
85
**
**
**
**
**
1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
,644
,418
,602
,598
,598
,255
N Total TW
,148
TW 4 **
Pearson Correlation
N TW 5
85
TW 3
,857
,739
,000
,507
,000
,000
,000
,000
,000
85
85
85
85
85
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
155
85
4. Variabel Kompleksitas Dokumen Audit (X5)
Correlations KDA 1 KDA 1 Pearson Correlation
1
KDA 2 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N KDA 3 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N KDA 4 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N KDA 5 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N KDA 6 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N KDA 7 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Total
Pearson Correlation
KDA
Sig. (2-tailed) N
KDA 3
KDA 4
KDA 5
KDA 6
KDA 7 **
,660**
,121
,174
,131
,243
,269
,112
,231
,008
,000
,000
85
85
85
85
85
85
85
85
,128
1
,207
,032
,264
*
,015
,050
,057
,770
,015
,894
,651
,001
,243
,285
Total KDA **
,128
Sig. (2-tailed) N
KDA 2
,541
,351
**
85
85
85
85
85
85
85
85
,121
,207
1
,209
,114
,141
,146
,443**
,269
,057
,055
,299
,199
,183
,000
85
85
85
85
85
85
85
1
**
**
**
,659**
85
,174
,032
,209
,112
,770
,055
85
85
85
85
,131
*
,264
,114
**
,231
,015
,299
,007
85
85
85
85
85
**
*
,291
,291
,443
,344
,007
,000
,001
,000
85
85
85
85
1
*
,226
*
,240
,506**
,038
,027
,000
85
85
85
1
*
,247
,614**
,023
,000
**
,015
,141
,008
,894
,199
,000
,038
85
85
85
85
85
85
85
85
,541**
,050
,146
,344**
,240*
,247*
1
,695**
,000
,651
,183
,001
,027
,023
85
85
85
85
85
85
85
85
**
**
**
**
**
**
**
1
,285
,660
,351
,443
,443
,659
,226
,506
,614
,000
,695
,000
,001
,000
,000
,000
,000
,000
85
85
85
85
85
85
85
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
156
85
B. Uji Reliabilitas 1. Variabel Persepsi Mengenai Sampling Statistik (X1) Reliability Statistiks Cronbach's Alpha Based Cronbach's Alpha
on Standardized Items
,886
N of Items
,884
7
Item Statistiks Mean
Std. Deviation
N
PMSS 1
3,6588
1,12919
85
PMSS 2
3,4118
1,08336
85
PMSS 3
3,1647
,93665
85
PMSS 4
3,2353
1,07623
85
PMSS 5
3,4118
1,08336
85
PMSS 6
3,3294
1,09532
85
PMSS 7
3,2941
1,06708
85
Item-Total Statistiks Squared
Cronbach's
Scale Mean if
Scale Variance
Corrected Item-
Multiple
Alpha if Item
Item Deleted
if Item Deleted
Total Correlation
Correlation
Deleted
PMSS 1
19,8471
24,322
,687
,707
,868
PMSS 2
20,0941
23,729
,791
,777
,855
PMSS 3
20,3412
27,989
,443
,263
,895
PMSS 4
20,2706
25,224
,636
,444
,875
PMSS 5
20,0941
23,801
,783
,661
,856
PMSS 6
20,1765
24,361
,711
,573
,865
PMSS 7
20,2118
24,836
,684
,494
,869
Scale Statistiks Mean 23,5059
Variance
Std. Deviation
33,253
5,76654
157
N of Items 7
2. Variabel Persepsi Mengenai Risiko Audit (X2) Reliability Statistiks Cronbach's Alpha Based Cronbach's Alpha
on Standardized Items ,740
N of Items
,765
8
Item Statistiks Mean
Std. Deviation
N
PMRA 1
3,7647
,93410
85
PMRA 2
2,9176
1,12559
85
PMRA 3
4,3059
,70750
85
PMRA 4
3,5294
,97086
85
PMRA 5
4,1412
,70968
85
PMRA 6
3,9529
,68844
85
PMRA 7
4,1647
,78448
85
PMRA 8
3,8118
,98191
85
Item-Total Statistiks Squared
Cronbach's
Scale Mean if
Scale Variance
Corrected Item-
Multiple
Alpha if Item
Item Deleted
if Item Deleted
Total Correlation
Correlation
Deleted
PMRA 1
26,8235
13,576
,431
,337
,714
PMRA 2
27,6706
13,652
,300
,224
,750
PMRA 3
26,2824
13,729
,607
,582
,687
PMRA 4
27,0588
14,080
,328
,297
,736
PMRA 5
26,4471
13,822
,585
,468
,691
PMRA 6
26,6353
14,615
,441
,292
,714
PMRA 7
26,4235
13,866
,502
,502
,702
PMRA 8
26,7765
13,271
,444
,335
,712
Scale Statistiks Mean 30,5882
Variance
Std. Deviation
17,412
4,17274
158
N of Items 8
3. Variabel Tekanan Waktu (X3) Reliability Statistiks Cronbach's Alpha Based on Cronbach's Alpha
Standardized Items ,704
N of Items ,704
5
Item Statistiks Mean
Std. Deviation
N
TW 1
3,4824
,98333
85
TW 2
4,1529
,71557
85
TW 3
3,2353
1,07623
85
TW 4
3,3294
1,11684
85
TW 5
4,0000
,63621
85
Item-Total Statistiks Squared
Cronbach's
Scale Mean if
Scale Variance
Corrected Item-
Multiple
Alpha if Item
Item Deleted
if Item Deleted
Total Correlation
Correlation
Deleted
TW 1
14,7176
6,824
,397
,268
,684
TW 2
14,0471
7,641
,424
,348
,674
TW 3
14,9647
5,201
,707
,577
,531
TW 4
14,8706
5,900
,494
,380
,646
TW 5
14,2000
8,210
,333
,216
,702
Scale Statistiks Mean 18,2000
Variance
Std. Deviation
9,829
3,13506
159
N of Items 5
4. Variabel Kompleksitas Dokumen Audit (X5) Reliability Statistiks Cronbach's Alpha Based on Cronbach's Alpha
Standardized Items ,655
N of Items ,646
7
Item Statistiks Mean
Std. Deviation
N
KDA 1
2,7176
1,12981
85
KDA 2
3,8118
,69854
85
KDA 3
3,9412
,74567
85
KDA 4
3,1882
1,06340
85
KDA 5
4,1294
,65079
85
KDA 6
3,6118
,91410
85
KDA 7
3,2471
1,01073
85
Item-Total Statistiks Squared
Cronbach's
Scale Mean if
Scale Variance
Corrected Item-
Multiple
Alpha if Item
Item Deleted
if Item Deleted
Total Correlation
Correlation
Deleted
KDA 1
21,9294
8,947
,420
,336
,602
KDA 2
20,8353
11,782
,166
,124
,666
KDA 3
20,7059
11,234
,255
,092
,647
KDA 4
21,4588
9,132
,436
,299
,595
KDA 5
20,5176
11,110
,353
,180
,627
KDA 6
21,0353
9,844
,416
,252
,603
KDA 7
21,4000
9,005
,501
,373
,572
Scale Statistiks Mean 24,6471
Variance
Std. Deviation
13,064
3,61447
160
N of Items 7
C. Uji Regresi Logistik Case Processing Summary Unweighted Cases
a
Selected Cases
N Included in Analysis
Percent 85
100,0
0
,0
85
100,0
0
,0
85
100,0
Missing Cases Total Unselected Cases Total
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases. Dependent Variable Encoding Original Value
Internal Value
,00
0
1,00
1
Block 0: Beginning Block Iteration Historya,b,c Coefficients Iteration Step 0
-2 Log likelihood
Constant
1
95,213
-1,012
2
95,044
-1,112
3
95,044
-1,114
4
95,044
-1,114
a. Constant is included in the model. b. Initial -2 Log Likelihood: 95,044 c. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than ,001.
161
Classification Tablea,b Predicted Observed
Metode Sampling ,00
Step 0
Metode Sampling
Percentage
1,00
Correct
,00
64
0
100,0
1,00
21
0
,0
Overall Percentage
75,3
a. Constant is included in the model. b. The cut value is ,500
Variables in the Equation B Step 0
Constant
S.E.
-1,114
Wald
,251
df
19,635
Sig. 1
Exp(B)
,000
,328
Variables not in the Equation Score Step 0
Variables
df
Sig.
TOTPMSS
43,085
1
,000
TOTPMRA
4,089
1
,043
TOTTW
5,939
1
,015
TOT_PNG
2,266
1
,132
,549
1
,459
50,435
5
,000
TOTKDA Overall Statistiks
Block 1: Method = Enter Iteration Historya,b,c,d Coefficients Iteration
-2 Log likelihood
Constant
TOTPMSS
TOTPMRA
TOTTW
TOT_PNG
TOTKDA
Step 1 1
50,349
,780
-,267
,022
,009
-,078
,155
2
39,452
2,243
-,404
,009
-,064
-,040
,269
3
36,048
4,068
-,502
-,027
-,190
,055
,393
4
35,398
5,241
-,563
-,057
-,272
,163
,477
5
35,366
5,552
-,582
-,066
-,291
,204
,499
6
35,366
5,570
-,583
-,067
-,292
,207
,501
7
35,366
5,570
-,583
-,067
-,292
,207
,501
a. Method: Enter
162
b. Constant is included in the model. c. Initial -2 Log Likelihood: 95,044 d. Estimation terminated at iteration number 7 because parameter estimates changed by less than ,001.
Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square Step 1
df
Sig.
Step
59,677
5
,000
Block
59,677
5
,000
Model
59,677
5
,000
Model Summary
Step
Cox & Snell R
Nagelkerke R
Square
Square
-2 Log likelihood a
1
35,366
,504
,749
a. Estimation terminated at iteration number 7 because parameter estimates changed by less than ,001.
Hosmer and Lemeshow Test Step
Chi-square
1
df
13,661
Sig. 7
,058
Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test Metode Sampling = ,00 Observed Step 1
Expected
Metode Sampling = 1,00 Observed
Expected
Total
1
9
8,995
0
,005
9
2
9
8,988
0
,012
9
3
8
8,923
1
,077
9
4
9
8,848
0
,152
9
5
10
9,624
0
,376
10
6
9
8,353
0
,647
9
7
6
6,700
3
2,300
9
8
4
3,097
5
5,903
9
9
0
,473
12
11,527
12
163
Classification Tablea Predicted Observed
Metode Sampling ,00
Step 1
Metode Sampling
Percentage
1,00
Correct
,00
60
4
93,8
1,00
5
16
76,2
Overall Percentage
89,4
a. The cut value is ,500
Variables in the Equation B Step 1a
S.E.
Wald
df
Sig.
Exp(B)
TOTPMSS
-,583
,141
17,063
1
,000
,558
TOTPMRA
-,067
,139
,232
1
,630
,935
TOTTW
-,292
,213
1,875
1
,171
,747
TOT_PNG
,207
,969
,046
1
,831
1,230
TOTKDA
,501
,225
4,954
1
,026
1,650
Constant
5,570
5,148
1,171
1
,279
262,509
a. Variable(s) entered on step 1: TOTPMSS, TOTPMRA, TOTTW, TOT_PNG, TOTKDA.
Correlation Matrix Constant Step 1
TOTPMSS
TOTPMRA
TOTTW
TOT_PNG
TOTKDA
Constant
1,000
-,048
-,511
-,284
-,324
-,226
TOTPMSS
-,048
1,000
,074
,183
-,267
-,556
TOTPMRA
-,511
,074
1,000
,140
-,092
-,359
TOTTW
-,284
,183
,140
1,000
-,203
-,500
TOT_PNG
-,324
-,267
-,092
-,203
1,000
,265
TOTKDA
-,226
-,556
-,359
-,500
,265
1,000
164
Step number: 1 Observed Groups and Predicted Probabilities 32 + + I I I I F I I R 24 +0 + E I0 I Q I0 I U I0 I E 16 +0 + N I0 I C I00 I Y I00 1 I 8 +00 0 1 + I00 0 1 I I00000 1 I I0000000 0000 0 0 00 1 0 1 10 0 1 1 010 1 111 I Predicted ---------+---------+---------+---------+---------+---------+---------+---------+---------+---------Prob: 0 ,1 ,2 ,3 ,4 ,5 ,6 ,7 ,8 ,9 1 Group: 0000000000000000000000000000000000000000000000000011111111111111111111111111111111111111111111111111 Predicted Probability is of Membership for 1,00 The Cut Value is ,50 Symbols: 0 - ,00 1 - 1,00 Each Symbol Represents 2 Cases.
165