FAKTOR – FAKTOR EKONOMI YANG MEMPENGARUHI INFLASI DI JAWA TIMUR
NUR IRMA SARI Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang,Surabaya
ABSTRACT This study aims to determine how much impact the money supply, interest rates of Bank Indonesia Certificates, the unemployment rate and foreign exchange rates partially and simultaneously against inflation in East Java in 1999 - 2011 as well as the variables that most influence on inflation in East Java in 1999 - of 2011. This study is a kind of associative study with the quantitative approach. Sampling in this study using purposive sampling with research data the amount of money in circulation, the SBI rate, unemployment rate, foreign exchange rates in 1999 – 2011. Based on test results obtained F value Prob (F-statistic) <0.05 is equal to 0.006077. So of the four variables in the money supply, interest rates of Bank Indonesia Certificates, the unemployment rate and foreign exchange rates jointly influence on inflation in East Java.
Kata kunci : inflasi, jumlah uang beredar, suku bunga SBI, tingkat pengangguran, kurs valuta asing.
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh jumlah uang beredar, suku bunga Sertifikat Bank Indonesia, tingkat pengangguran dan kurs valuta asing secara parsial dan simultan terhadap inflasi di Jawa Timur tahun 1999 – 2011 serta variabel yang paling berpengaruh terhadap inflasi di Jawa Timur tahun 1999 – 2011. Penelitian ini merupakan jenis penelitian asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Berdasarkan hasil uji F diperoleh nilai Prob (F- statistik) < 0.05 yaitu sebesar 0.006077. Maka dari keempat variabel jumlah uang beredar, suku bunga Sertifikat Bank Indonesia, tingkat pengangguran dan kurs valuta asing secara bersama- sama berpengaruh signifikan terhadap inflasi di Jawa Timur tahun 1999 - 2011. Kata kunci : inflasi, jumlah uang beredar, suku bunga SBI, tingkat pengangguran, kurs valuta asing.
Inflasi
merupakan
satu
produksi akan menyebabkan pengeluaran
indikator moneter yang berpengaruh
melebihi tingkat produksi barang/jasa.
terhadap kestabilan perekonomian suatu
Hal ini akan berdampak pada kenaikan
negara.
harga atau inflasi.
Penyebab
salah
terjadinya
inflasi
adalah kenaikan permintaan total dan
Inflasi tidak hanya terjadi di suatu
biaya produksi.(Nopirin, 2000:28-90).
negara saja, tetapi inflasi juga dapat
Kenaikan permintaan total dan biaya
terjadi di ruang lingkup propinsi, seperti 1
obyek penelitian yang digunakan dalam
yang ditetapkan yaitu 4% - 5% dengan
penelitian
makro
deviasi ± 1%. Tingkat inflasi yang
ekonomi regional yaitu propinsi Jawa
melebihi target pada tahun 1999 – 2011
Timur.
yaitu tahun 2003 mencapai 4,23%, tahun
ini
yang
bersifat
Berdasarkan sumber dari Bank Indonesia pada bulan Juli 2005, Bank
2009 mencapai 3,62% dan pada tahun 2011 mencapai 4,09%.
Indonesia telah mengimplementasikan penguatan moneter
kerangka konsisten
Penurunan inflasi pada tahun 2003
kerja
kebijakan
disebabkan adanya penundaan kenaikan
dengan
Inflation
Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Tarif
Targeting Framework (ITF). Didalam
Dasar
ITF mencakup empat elemen dasar: (1)
penurunan inflasi tahun 2009 merupakan
penggunaan suku bunga BI Rate sebagai
pemulihan
policy
disebabkan
reference
(TDL).
Sementara
perekonomian
proses
moneter
yang
keuangan global yang berawal dari
antisipatif, (3) strategi komunikasi yang
Amerika Serikat pada tahun 2007. Krisis
lebih transparan, dan (4) penguatan
ini semakin dirasakan pada tahun 2008.
koordinasi kebijakan dengan Pemerintah.
Penurunan inflasi Pada tahun 2011
Hal
kebijakan
tersebut
ditujukan
setelah
yang
(2)
perumusan
rate,
Listrik
adanya
krisis
untuk
dipengaruhi oleh terjaganya pasokan
meningkatkan efektivitas dan tata kelola
bahan pangan dan menurunnya harga
(governance) kebijakan moneter.
komoditas
Hal ini ditujukan untuk mencapai sasaran akhir kestabilan harga untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan
dan
peningkatan
Bank Indonesia dan Pemerintah berkoordinasi untuk menetapkan dan mengumumkan sasaran inflasi setiap tahunnya sebesar 4% - 5% dengan ±
1%.
Inflation
Dibawah
ini
merupakan perkembangan inflasi di Jawa timur dari tahun 1999 – 2011. Tabel 1.1 Perkembangan Inflasi di Jawa Timur tahun 1999 – 2011 (dalam persen)
kesejahteraan masyarakat.
deviasi
global.
Targeting
Framework (ITF) menempatkan sasaran inflasi sebagai tujuan utama kebijakan moneter. Sementara jika dilihat dari perkembangan inflasi di Jawa Timur tahun 1999 – 2011, inflasi cenderung dibawah target (inflasi lebih tinggi) dari
Tahun 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Inflasi 5,67 10,34 14,13 9,15 4,23 5,92 15,19 6,76 6,48 9,66 3,62 6,96 4,09
Sumber : Badan Pusat Statistik dan Bank Indonesia, data diolah
2
Berdasarkan tabel 1.1, dapat dilihat
penulis mengambil judul ” Faktor –
perkembangan inflasi di Jawa Timur
Faktor Ekonomi yang Mempengaruhi
mulai tahun 1999 – 2011. Inflasi di Jawa
Inflasi di Jawa Timur ”.
Timur
mengalami
fluktuasi
setiap
Berdasarkan
latar
belakang
tahunnya. Tingkat inflasi tertinggi di
masalah yang telah di uraikan diatas,
Jawa timur pada tahun 1999 - 2011 yaitu
masalah yang akan di bahas dalam
pada tahun 2001 mencapai 14,13% dan
penelitian ini adalah : (1) Secara parsial
pada tahun 2005 mencapai 15,19 %.
pengaruh jumlah uang beredar, suku
Tingginya inflasi pada tahun 2001 merupakan
efek
bunga Sertifikat Bank Indonesia, tingkat
dari
kebijakan
pengangguran, dan kurs valuta asing
berkenaan
dengan
terhadap inflasi di Jawa Timur tahun
pengurangan subsidi BBM (Bahan Bakar
1999 – 2011, (2) Secara simultan
Minyak) dan kenaikan TDL (Tarif Dasar
pengaruh jumlah uang beredar, suku
Listrik).(Bank Indonesia,2001).
bunga Sertifikat Bank Indonesia, tingkat
pemerintah
Fenomena tersebut berpengaruh
pengangguran, dan kurs valuta asing
terhadap kenaikan inflasi karena dengan
terhadap inflasi di Jawa Timur tahun
kenaikan
akan
1999 – 2011, dan (3) variabel-variabel
menyebabkan kenaikan tarif angkutan,
yang paling berpengaruh terhadap inflasi
kenaikan gaji PNS, TNI, dan POLRI
di Jawa Timur tahun 1999 – 2011.
BBM
dan
TDL
serta UMR.
Penelitian ini bertujuan (1) untuk
Sementara
pada
tahun
2005
mengetahui secara parsial seberapa besar
disebabkan
oleh
pengaruh jumlah uang beredar, suku
Minyak
bunga Sertifikat Bank Indonesia, tingkat
(BBM).(Bank Indonesia,2005). Kenaikan
pengangguran, dan kurs valuta asing
harga BBM yang dua kali dilakukan oleh
terhadap inflasi di Jawa Timur tahun
pemerintah
1999 – 2011. (2) untuk mengetahui
kenaikan
inflasi
kenaikan
Bahan
Bakar
mengakibatkan
kenaikan
inflasi.
secara simultan seberapa besar pengaruh
Tingginya laju inflasi tersebut
jumlah
uang
beredar,
Sertifikat
terhadap investasi. Ketidakstabilan harga
pengangguran, dan kurs valuta asing
dalam
para
terhadap inflasi di Jawa Timur tahun
investor takut menanamkan modalnya ke
1999 – 2011. (3) untuk mengetahui
Indenesia dan para investor dalam negeri
diantara
variabel-variabel
melarikan
manakah
yang
mengakibatkan
modalnya
keluar
negeri
Indonesia,
bunga
berakibat pada iklim yang tidak kondusif
negeri
Bank
suku
paling
tingkat
tersebut
berpengaruh
sehingga harga didalam negeri menjadi
terhadap inflasi di Jawa Timur tahun
naik. Berdasarkan latar belakang diatas
1999 – 2011. 3
yang yang berada didalam perekonomian
Inflasi Inflasi merupakan permasalahan
yaitu jumlah dari mata uang dalam
ekonomi yang tidak hanya terjadi di
peredaran ditambah uang giral dalam
suatu negara, tetapi juga di setiap
bank- bank umum.
propinsi termasuk Jawa Timur. Kenaikan
Menurut
Suparmono
(2004)
harga barang yang bersifat sesaat tidak
konsep uang beredar dapat dibedakan
dapat disebut inflasi. Menurut Lipsey
menjadi dua bentuk, yaitu : uang beredar
(2004:245), “inflasi adalah kenaikan
dalam arti sempit (narrow money) yang
tingkat harga yang berlangsung secara
meliputi uang kartal dan uang giral dan
berkepanjangan
uang beredar dalam arti luas (broad
dan
terjadi
secara
sekaligus“ .
money) meliputi uang kartal, uang giral
Kenaikan harga pada suatu negara
dan uang kuasi. Uang beredar dalam arti
atau propinsi cenderung menyebabkan
sempit yaitu jumlah uang yang beredar
ketidakpastian
perekonomian.
yang terdiri dari uang kartal dan uang
Definisi lain menurut Sukirno (2001:15),
giral yang digunakan oleh masyarkat
“Inflasi adalah suatu proses kenaikan
dalam kegiatan ekonomi. Dalam istilah
harga- harga yang berlaku dalam suatu
ekonomi moneter, konsep ini dikenal
perekonomian“.Kenaikan harga barang
dengan istilah narrow money, yang
yang bersifat khusus atatu kenaikan yang
secara matematis dapat dituliskan :
dalam
terjadi hanya pada harga satu barang saja M1= C + D
tidak dapat dikatakan sebagai inflasi. Menurut
Buediono
(2001:161)
berpendapat, “inflasi adalah kenaikan harga barang yang bersifat umum dan terus-menerus“. Dari berbagai pengertian diatas
(Suparmono,2004) Keterangan : M1 = jumlah uang beredar dalam arti
dapat disimpulkan bahwa inflasi adalah
sempit
kenaikan perubahan tingkat harga umum
C
= jumlah uang kartal (currency)
dalam artian kenaikannya tidak hanya
D
= jumlah uang giral (demand
terjadi dalam satu jenis barang saja dan
deposit)
kenaikan
tejadi
tidak
sesaat
saja
Uang kartal adalah jenis uang yang
melainkan dalam jangka waktu yang
dikeluarkan oleh otoritas moneter (Bank
lama.
Indonesia) yang digunakan masyarakat
Jumlah uang beredar Menurut Sukirno (2006:81) jumlah uang beredar adalah“ semua jenis uang
secara umum. Uang kartal ini terdiri dari uang kertas dan uang logam. Uang kertas dan uang logam yang masih berada di 4
Bank Indonesia dan belum beredar di
tunai. Hal ini menyebabkan pemilik akan
masyarakat, tidak digolongkan sebagai
mengalami
uang kartal. Hal ini dikarenakan tidak
mencairkannya dari Bank dan pemilik
digunakan oleh masyarakat umum.Uang
akan
giral atau giro adalah jenis uang dalam
mendapatkan bunga.
saldo rekening giro atau rekening koran
Irving
kesulitan
karena
kehilangan
harus
kesempatan
Fisher
dalam
teori
yang berada di Bank Umum dan
kuantitas, menggunakan
digunakan masyarakat.
aljabar yang dinamakan persamaan
Uang beredar dalam arti luas
pertukaran
.
persamaan
Persamaan
pertukaran
adalah jumlah uang beredar yang terdiri
tersebut pada umumnya dinyatakan
dari uang kartal, uang giral dan uang
sebagai berikut :
kuasi (kuasi money). Dengan kata lain , MV = PT
uang beredar dalam arti luas adalah uang beredar dalam arti sempit ditambah
(Mankiew,2006:82)
dengan uang kuasi. Uang beredar dalam arti luas dapat dituliskan :
Sisi kuantitas
kanan
dari
menyatakan
persamaan transaksi.
T
menunjukkan total jumlah transaksi M2 = C + D + T atau M2 = M1+T
selama periode tertentu, misalnya satu
(Suparmono,2004) Keterangan :
tahun. Dengan kata lain, T adalah berapa kali dalam satu tahun barang dan
M2 = jumlah uang beredar dalam
jasa dipertukarkan dengan uang. P
arti luas (broad money)
adalah
C
= jumlah uang kartal (currency)
tertentu.
D
= jumlah uang giral (demand
T
harga
dari
suatu
transaksi
Sementara sisi kiri dari persamaan
deposit)
kuantitas
= jumlah deposito berjangka
digunakan untuk melakukan transaksi. M
(time deposite)
adalah
M1 = jumlah uang beredar dalam arti sempit (narrow money) Uang
kuasi
merupakan
menyatakan
kuantitas
uang.
uang
V
yang
adalah
perputaran uang transaksi (transactions velocity of money), artinya perputaran
suatu
yang menyatakan berapa kali uang
bentuk asset yang fungsi dan cirinya ”
berpindah tangan dalam periode waktu
mendekati” fungsi uang tunai. Disebut
tertentu.
mendekati karena uang kuasi dapat
Peningkatan uang yang beredar
digunakan untuk melakukan transaksi
yang
berlebihan
dapat
mendorong
dalam kegiatan ekonomi , tetapi tidak
peningkatan harga. Banyaknya uang
memiliki tingkat liquiditas seperti uang
yang beredar di masyarakat akan dapat 5
memicu sifat konsumtif masyarakat. Jika
Tingkat suku bunga dibedakan
hal tersebut tidak diimbangi dengan
menjadi dua yaitu tingkat bunga nominal
kenaikan jumlah barang-barang produksi
(nominal interest rate) dan tingkat bunga
maka
riil
akan
dapat
menimbulkan
kelangkaan pada barang tersebut . Kelangkaan
interest
rate).(Mankiew,
2006:89). Para ekonom menyebutkan akan
tingkat bunga yang dibayar Bank sebagai
menyebabkan kenaikan harga (inflasi
tingkat bunga nominal dan kenaikan daya
naik). Jadi jumlah uang yang beredar
beli masyarakat dinamakan tingkat bunga
berpengaruh positif terhadap inflasi,
riil. Jadi, tingkat bunga nominal adalah
dalam hal ini inflasi terjadi diakibatkan
jumlah tingkat bunga riil dan inflasi.
oleh banyaknya permintaan (demand pull
Sementara tingkat bunga riil adalah
inflation).
tingkat suku bunga nominal dikurangi
Hal
ini
tersebut
(real
terjadi
pada
masa
inflasi.
perekonomian berkembang dengan pesat,
Salah
satu
rujukan
dalam
ketika kesempatan kerja yang tinggi.
penentuan suku bunga bagi bank – bank
Kesempatan kerja yang tinggi akan
umum adalah suku bunga Sertifikat bank
menciptakan tingkat pendapatan. Hal
Indonesia. Sertifikat Bank Indonesia
tersebut
menimbulkan
(SBI) adalah surat berharga dalam mata
pengeluaran yang melebihi produksi
uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank
barang dan jasa. Pengeluaran berlebihan
Indonesia
ini menimbulkan inflasi. (Sukirno,2006
berjangka waktu pendek. Jadi suku
:333).
bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
selanjutnya
sebagai
pengakuan
utang
adalah tingkat suku bunga Sertifikat Suku bunga Sertifikat bank Indonesia
Bank Indonesia (SBI) per bulan, sebagai
Suku bunga merupakan harga yang
penerimaan (dalam rupiah) dari setiap
harus dibayar untuk meminjam uang
rupiah yang dipinjamkan per tahun
selama periode tertentu dan dinyatakan
sebagai
dalam
dipinjamkan.
persentase
uang
yang
dipinjamkan. (Lipsey,1995). Kenaikan suku
bunga
dapat
mempengaruhi
imbalan
Tingkat Bank
suku
Indonesia
atas
uang
bunga
yang
Sertifikat
merupakan
faktor
besarnya pengembalian jumlah uang
penting dalam penentuan suku bunga di
yang dipinjamkan. Suku bunga adalah
Indonesia. Peningkatan suku bunga SBI
jumlah uang yang dibayarkan perunit
akan direspon oleh suku bunga PUAB
sebagai balas jasa atas meminjam uang.
(Pasar Uang Antar Bank), sedangkan
(Samuelson,2004:197).
respon suku bunga tabungan baru muncul kemudian (Richard,2002:100). 6
Banyaknya uang yang beredar di masyarakat, mengakibatkan naik nya
barang dan akan menyebabkan inflasi. (Sukirno, 2006 :334).
tingkat suku bunga. Jika jumlah uang yang
beredar
meningkat
dalam
maka
masyarakat
Bank
Tingkat pengangguran
Indonesia
menaikkan tingkat suku bunga SBI.
Secara
umum
,
pengganguran
didefinisikan sebagai ketidakmampuan
Kenaikan tingkat suku bunga SBI
angkatan
kerja
untuk
memperoleh
akan mempengaruhi tingkat suku bunga
pekerjaan sesuai yang mereka butuhkan
tabungan dan kredit pada bank umum
dan
(suku bunga kredit meningkat diatas
(Suparmono,2004:164).
tingkat suku bunga SBI. Sementara
mereka
Tenaga
inginkan.
kerja
yang
mencari
investasi pada sektor riil akan mengalami
pekerjaan digolongkan dalam angkatan
penurunan yang akan berdampak pada
kerja
penurunan
pengangguran.
output
(dengan
asumsi
permintaan konstan).
dan
bukan
merupakan
Pengangguran
adalah
angkatan kerja yang sedang mencari
Hal tersebut akan menyebabkan
pekerjaan sesuai dengan tingkat upah
tingkat harga semakin tinggi (inflasi
yang berlaku.(Irawan dan Suparmoko,
tinggi), sehingga tingkat suku bunga
2002:68).
mempunyai
pengangguran bukan berarti orang yang
hubungan
yang
positif
dengan tingkat inflasi.
secara
Inflasi yang disebabkan karena naiknya suku bunga merupakan inflasi
berlaku
pada
perekonomian
pasif
pengertian
tidak
tersebut
bekerja,
tetapi
merupakan orang yang aktif mencari pekerjaan.
desakan biaya (cost push inflation) yaitu inflasi
Dari
Sementara dapat
pengangguran
didefinisikan
juga
sebagai
suatu
berkembang dengan pesat dan pada saat
keadaan seseorang yang tergolong dalam
tingkat pengangguran rendah. Apabila
angkatan
perusahaan
–
perusahaan
masih
kerja
pekerjaan
ingin
mendapatkan
tetapi
belum
menghadapi permintaan yang bertambah,
memperolehnya.(Sukirno,2005:13).
maka mereka akan menaikkan produksi.
Dengan begitu seseorang yang tidak
Kenaikan
jumlah
produksi
bekerja dan tidak secara aktif mencari
dilakukan dengan cara memberikan gaji
pekerjaan maka tidak tergolong sebagai
dan upah yang tinggi dan mencari
pengangguran.
pekerja baru dengan tawaran pembayaran
Dari berbagai pendapat diatas dapat
lebih tinggi. Langkah ini mengakibatkan
disimpulkan
biaya produksi meningkat yang akhinya
angkatan kerja yang secara aktif mencari
menyebabkan kenaikan harga berbagai
pekerjaan
pengangguran
yang
sesuai
adalah
dengan 7
keterampilan dimiliki ,
dan pendidikan yang
namun karena keterbatasan
lapangan pekerjaan
dengan
Tingkat
Pengangguran;
Pengujian Kurva Phillips dengan Data
mereka belum
Indonesia 1976-2006. Hasil penelitian ini
mendapatkan pekerjaan yang mereka
menunjukkan bahwa teori kurva Phillips
inginkan.
yang menyebutkan adanya trade off atau hubungan negatif antara inflasi dengan tingkat
Kurs valuta asing Kurs valuta asing adalah harga satu
pengangguran
terbukti
dengan
ternyata
tidak
menggunakan
data
satuan mata uang dalam satuan mata
Indonesia tahun 1976-2006. Hubungan
uang lain. Nilai tukar valuta asing
antara
ditentukan dalam pasar valuta asing ,
pengangguran di Indonesia justru positif
yaitu tempat barbagai mata uang yang
dan satu arah, Hasil koefisien regresi dari
berbeda
penelitian ini menunjukkan bahwa untuk
diperdagangkan.
(Nourdhaus
dan Samuelson,2004:305).
intlasi
dengan
tingkat
setiap satu persen kenaikan angka jnflasi
Kurs valuta asing juga merupakan
pada tahun t-1 akan mengakibatkan
nilai dari mata uang untuk memperoleh
kenaikan tingkat pengangguran pada
mata uang lainnya. Definisi lain Kurs
tahun t sebesar 2,72 persen
valuta asing (foreign exchange rate)
Endri
(2005)
dalam
Jurnal
sebagai jumlah uang domestik yang
Ekonomi Pembangunan, ABFI institute
dibutuhkan untuk memperoleh satu unit
PERBANAS
mata uang asing.(Murni,2006:224).
Analisis
Jakarta Faktor-
dengan Faktor
judul yang
Sementara kurs valuta asing juga
Mempengaruhi Inflasi di Indonesia. Hasil
dapat didefinisikan sebagai nilai satu unit
penelitian menunjukkan bahwa dengan
valuta
apabila
menggunakan model analisis kointegrasi
ditukarkan dengan mata uang dalam
dan model koreksi kesalahan (Error
negeri.(Sukirno,2000:197).
Correction Model, ECM) yaitu selama
(mata
uang
asing)
Dari berbagai definisi tersebut
periode nilai tukar mengambang, dalam
dapat disimpulkan bahwa kurs valuta
jangka panjang instrument kebijakan
asing adalah harga dari sebuah mata uang
moneter (SBI rate), output gap dan nilai
suatu
tukar
negara
yang
di
nilai
atau
dinyatakan dalam mata uang lainnya.
PENELITIAN TERDAHULU Ahmad,Irdam (2006) dalam Jurnal EKUBANK volume 1 edisi maret 2007 denga judul Hubungan Antara Inflasi
mempunyai
pengaruh
yang
signifikan terhadap inflasi di Indonesia. Triyono dalam Jurnal Ekonomi Pembangunan,
Universitas
Muhammadiyah Surakarta) dengan judul Analisis
Perubahan
Kurs
Rupiah
terhadap Dollar Amerika dengan hasil 8
analisis dengan uji t diketahui bahwa
judul Analisa Faktor – Faktor yang
regresi jangka pendek variabel inflasi,
Mempengaruhi
SBI dan impor tidak signifikan terhadap
periode 1997:3 – 2005:2. Berdasarkan
kurs pada α = 5%, sementara variabel
pengujian
JUB
mempengaruhi
berpengaruh
secara
signifikan
Inflasi
faktor
di
–
Indonesia
faktor
inflasi
yang
menggunakan
terhadap kurs pada α = 5%. Dalam
metode OLS dan PAM didapatkan hasil
regresi jangka panjang variabel inflasi,
bahwa pengaruh tingkat suku bunga
JUB, SBI, dan impor berpengaruh secara
terhadap inflasi di Indonesia selama
signifikan terhadap kurs pada α = 5%.
periode 1997:3 – 2005:2 dibandingkan
Koefisien determinasi (R2) menunjukkan
dengan nilai tukar.
bahwa variabel inflasi, JUB, SBI dan Maria Ulfa dan Aliasuddin dalam
impor memberikan kontribusinya sebesar 49,0864 persen terhadap kurs, sedangkan sisanya 50,9136 persen dipengaruhi oleh variabel bebas lain di luar model yang digunakan.Variabel
ECT
(Error
Correction Term) signifikan pada tingkat α = 5% dengan nilai koefisien regresi
Jurnal Ekonomi dan Bisnis, PT.Oto Finance dan Universitas Syiah Kuala dengan judul hubungan kausalitas Suku Bunga
Bank
.Berdasarkan
Indonesia hasil
dan
penelitian
Inflasi nilai
statistik suku bunga SBI pada tes uji Wald sebesar 74,81 dan nilai statistik
sebesar 0,483191.
inflasi pada uji Wald sebesar 12704,7 Aris
Budi
Setyawan
dalam
yang kedua nilai ini jauh lebih besar dari
Proceeding Seminar Nasional PESAT
nilai Chi-Square tabel baik pada 95
2005, Universitas Gunadarma dengan
persen maupun 90 persen. Berdasarkan
judul Kausalitas Jumlah Uang Beredar
pada perhitungan ini maka hipotesis nol
dan Inflasi (Sebuah Kajian Ulang). Hasil
ditolak. Selain itu besar sigfikansi nilai t
penelitian menunjukkan bahwa selama
lebih kecil dari nilai Chi-Square 5 yang
periode penelitian tidak terjadi kausalitas
berarti
timbal balik antara jumlah uang beredar
mempengaruhi inflasi secara signifikan
dan tingkat inflasi, yang terjadi adalah
dan
kausalitas satu arah yaitu perubahan
mempengaruhi suku bunga SBI secara
jumlah uang beredar akan mempengaruhi
signifikan artinya terdapat hubungan
tingkat inflasi di Indonesia dan bukan
kausalitas.
suku
begitu
bunga
juga
SBI
inflasi
dapat
dapat
sebaliknya. Feri Andrianus dan Amelia Niko dalam Jurnal Ekonomi Pembangunan, Universitas
Andalas
Padang
dengan
METODE PENELITIAN Menurut
tingkat
penjelasannya,
jenis penelitian ini merupakan jenis 9
penelitian asosiatif karena penelitian ini
tentang
bertujuan untuk mengetahui pengaruh
beredar, suku bunga Sertifikat Bank
antara dua variabel atau lebih yaitu
Indonesia,
jumlah
bunga
kurs valuta asing di Jawa Timur tahun
Sertifikat Bank Indonesia, pengangguran,
1999 – 2011. Data sekunder dalam
kurs valuta asing terhadap Inflasi di Jawa
penelitian
Timur tahun 1999- 2011.
Indonesia Surabaya dan Badan Pusat
uang
beredar,
suku
Sedangkan dalam penelitian ini menggunakan
pendekatan
inflasi,
jumlah
tingkat
ini
uang
yang
pengganguran,dan
diperoleh
dari
Bank
Statistik Propinsi Jawa Timur.
kuantitatif
Pengumpulan
data
dalam
melalui pengukuran dengan angka dan
penelitian ini dilakukan dengan metode
melakukan analisis regresi berganda.
dokumentasi berupa data makro sosial
Dalam penelitian ini terdapat dua jenis
dan ekonomi Jawa Timur, laporan hasil
variabel yaitu variabel terikat (dependent
penyusunan inflasi, berita resmi statistik,
variable)
dan
dan
variable
bebas
(independent variable) .
statistik
ekonomi
keuangan
indonesia yaitu mengumpulkan data
Variabel terikat dalam penelitian
inflasi, jumlah uang yang beredar, suku
ini adalah inflasi. Sementara variabel
bunga Sertifikat Bank Indonesia, tingkat
bebasnya adalah jumlah uang beredar.
pengganguran, dan kurs valuta asing di
tingkat suku bunga Sertifikat Bank
Jawa timur tahun 1999 – 2011.
Indonesia, pengganguran, dan kurs valuta asing.
Sementara dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan
Sampel dalam penelitian ini adalah
adalah analisis statistik deskriptif yaitu
data inflasi, jumlah uang yang beredar,
untuk
suku bunga Sertifikat Bank Indonesia,
perkembangan
pengganguran, kurs valuta asing di Jawa
penelitian dengan menggunakan data
tahun 1999 – 2011. Teknik
inflasi, jumlah uang beredar, suku bunga
Timur sampling
yang
digunakan
adalah
menggambarkan/
Sertifikat
Bank
variabel
menganalisis –
variabel
Indonesia,
tingkat
purposive sampling (sampel bertujuan).
pengangguran dan kurs valuta asing di
Sampel bertujuan dilakukan dengan cara
Jawa Timur tahun 1999- 2011.
mengambil sampel bukan didasarkan atas strata,
random,
atau
daerah
Analisis
statistik
Inferensial
tetapi
digunakan untuk mencari seberapa besar
didasarkan atas adanya tujuan tertentu
pengaruh jumlah uang beredar, suku
yaitu keterbatasan waktu, tenaga, dan
bunga Sertifikat bank Indonesia, tingkat
dana.
penganggguran dan kurs valuta asing Penelitian ini secara keseluruhan
terhadap inflasi di Jawa timur tahun 1999
menggunakan data sekunder yaitu data 10
– 2011 dengan menggunakan analisis
,artinya semua variabel bebas secara
regresi berganda.
bersama-sama berpengaruh signifikan
Untuk diterima sebagai model
terhadap variabel terikat.
regresi linier maka harus memenuhi asumsi
klasik.
Uji
klasik
untuk mengetahui tingkat signifikansi
mengatasi
seberapa besar pengaruh variabel bebas
permasalahan yang muncul pada model
(independent variable) terhadap variabel
regresi
terikat
dimaksudkan
asumsi
Sementara pada uji t digunakan
untuk
berganda
multikolinearitas,
yaitu
normalitas,
heteroskedastisitas,
Secara
hipotesis
dilakukan
variable)
secara
parsial.
autokorelasi dan linieritas. Pengujian
(dependent
bebas
parsial semua
variabel
didalam penelitian ini
dapat
dengan menggunkan uji F dan uji t Uji F.
dikatakan signifikan pada α = 5% apabila
Uji F ini dilakukan untuk mengetahui
nilai probabilitas (F – statistik) lebih
tingkat signifikansi pengaruh variabel –
kecil dari 0,05. Pengujian hipotesis dapat
variabel independen secara bersama –
dinyatakan sebagai berikut :
variabel
Ho : βi = 0 berarti variabel
dependen. Jika nilai probabilitas (F –
independen (X1, X2, X3, X4) tidak
statistik ) lebih kecil dari
berpengaruh signifikan terhadap variabel
sama
(simultan)
terhadap
0,05 maka
dapat dikatakan semua variabel bebas
dependen (Y). Ho : β ≠ 0 berarti variabel
yang ada pada model secara simultan mempengaruhi
variabel
terikat
dan
signifikan pada α = 5%. Pengujian
hipotesis
signifikan terhadap ini
dapat
dinyatakan sebagai berikut : –
variabel
variabel dependen
(Y). Kriteria pengambilan keputusan :
H1 = secara simultan (bersama – sama) variabel
independen (X1, X2, X3, X4) berpengaruh
independen
Jika t hitung < harga kritik t, berarti Ho diterima dan Ha ditolak
berpengaruh secara signifikan terhada
(tidak signifikan
variabel dependen.
variabel bebas (X1, X2, X3, X4) secara
Kriteria pengambilan keputusan :
parsial tidak berpengaruh signifikan
Jika F hitung < harga kritik F,
), artinya
semua
terhadap variable terikat.
berarti Ho diterima dan Ha ditolak (tidak
Jika t hitung ≥ harga kritik t
signifikan ), artinya semua variabel bebas
berarti Ho ditolak dan Ha diterima(
secara bersama-sama tidak berpengaruh
signifikan)
signifikan terhadap variabel terikat.
bebas (X1, X2, X3, X4) secara parsial
F hitung ≥ harga kritik F, berarti Ho ditolak dan Ha diterima (signifikan)
,artinya
berpengaruh
semua
signifikan
variabel
terhadap
variabel terikat. 11
β1
Dalam regresi linier berganda dilakukan analisis koefisien regresi 2
2
(R ). R
=
0.239403473443
variabel
jumlah
artinya
jika
uang beredar
(X1)
atau koefisien determinan
bertambah 1% dan tanpa pengaruh
digunakan untuk mengukur presentase
variabel lainnya, maka inflasi (Y) akan
pengaruh
mengalami
semua
variabel
bebas
terhadap variabel terikat. Ukurannya
penurunan
0.239403473443
2
%.
sebesar
Tanda
adalah semakin tinggi nilai R maka
menunjukkan
garis regresi sampel semakin baik..
berbanding terbalik/ berlawanan antara
Apabila R2 mendekati satu maka dapat
dikatakan
kemampuan model
kuat
bebas
dalam
inflasi akan turun.
dalam
β2
tersebut
hubungan
jumlah uang beredar dengan inflasi yaitu
semakin
variabel
regresi
adanya
positif
jika jumlah uang beredar naik maka
=
0.906765979281
artinya
jika
mempengaruhi variabel terikat, dan
variabel suku bunga SBI (X2) bertambah
sebaliknya. Apabila R2 mendekati nol
1%dan tanpa pengaruh variabel lainnya,
maka semakin lemah variabel bebas
maka
dalam mempengaruhi variabel terikat.
penurunan sebesar 0.906765979281 %. Tanda
HASIL
DAN
PEMBAHASAN
inflasi
(Y)
positif
hubungan
akan
mengalami
menunjukkan berbanding
adanya terbalik/
PENELITIAN
berlawanan antara suku bunga SBI
Analisis Regresi Berganda
dengan inflasi yaitu jika suku bunga SBI
Y = -5.53612111198 + 0.239403473443*JUB +
naik maka inflasi akan turun.
0.906765979281*SBI +
β3
0.284634144546*PENGANGGURAN
variabel
- 0.0705392916245*VALAS
bertambah 1% dan tanpa pengaruh
=
0.284634144546 tingkat
artinya
jika
pengangguran
(X3)
variabel lainnya, maka inflasi (Y) akan
(Sumber : Eviews)
mengalami
Dari persamaan diatas, hasil yang
penurunan
0.284634144546.
Tanda
positif
dapat dijelaskan adalah sebagai berikut :
menunjukkan
Y = -5.53612111198 artinya tanpa
berbanding terbalik/ berlawanan antara
pengaruh variabel bebas yang terdiri dari
tingkat pengangguran dengan inflasi
jumlah uang beredar (X1), suku bunga
yaitu jika tingkat pengangguran naik
SBI (X2), tingkat pengangguran (X3), dan
maka inflasi akan turun.
kurs valuta asing (X4) terhadap inflasi
β4 = 0.0705392916245 artinya jika
(Y),
variabel valuta asing (X4)bertambah 1%,
maka
5.53612111198.
inflasi
sebesar
-
adanya
sebesar
hubungan
dan tanpa pengaruh variabel lainnya, maka
inflasi
(Y)
akan
mengalami 12
kenaikan / sebesar 0.0705392916245 %
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
tanda negatif
dijelaskan dalam penelitian ini.
hubungan
menunjukkan adanya
berbanding
searah
antara
Hasil penelitian dan pengolahan
valuta asing dengan inflasi yaitu jika
data
menggunakan
eviews
6
valuta asing naik maka inflasi akan naik.
menunjukkan bahwa variabel jumlah
Dari hasil pengujian data diatas
uang beredar memiliki pengaruh yang
diperoleh nilai Prob (F- statistik) < 0.05
positif dan signifikan terhadap inflasi di
yaitu sebesar
dari
Jawa timur sebesar 0.239403473443
keempat variabel jumlah uang beredar,
yaitu jika jumlah uang beredar bertambah
suku bunga Sertifikat Bank Indonesia,
1 % maka inflasi akan mengalami
tingkat pengangguran dan kurs valuta
peningkatan sebesar 0,24%. Hal ini
asing secara bersama- sama berpengaruh
menunjukkan
terhadap Inflasi di Jawa Timur. Dengan
searah antara jumlah uang beredar
demikian, hipotesis dalam penelitian ini
dengan inflasi di Jawa Timur.
0.006077, maka
yang menyatakan bahwa ada pengaruh
hubungan
berbanding
Peningkatan uang yang beredar
antara jumlah uang beredar, suku bunga
yang
Sertifikat
tingkat
peningkatan harga. Banyaknya uang
pengangguran dan kurs valuta asing
yang beredar di masyarakat akan dapat
secara
memicu sifat konsumtif masyarakat. Jika
Bank
Indonesia,
bersama-
sama
berpengaruh
terhadap Inflasi di Jawa Timur diterima.
berlebihan
dapat
mendorong
hal tersebut tidak diimbangi dengan
Sementara hasil uji t menunjukkan
kenaikan jumlah barang-barang produksi
pada signifikansinya < 0,05, variabel
maka
jumlah
kelangkaan pada barang tersebut .
uang
beredar,
suku
bunga
Sertifikat Bank Indonesia berpengaruh
akan
Kelangkaan
dapat
menimbulkan
tersebut
akan
secara parsial terhadap Inflasi di Jawa
menyebabkan kenaikan harga (inflasi
Timur
0.0010,
naik). Jadi jumlah uang yang beredar
sedangkan tingkat pengangguran dan
berpengaruh positif terhadap inflasi,
valuta
tidak
dalam hal ini inflasi terjadi diakibatkan
berpengaruh signifikan terhadap inflasi
oleh banyaknya permintaan (demand pull
di Jawa Timur.
inflation).
sebesar
asing
0.1067
secara
dan
parsial
Pada penelitian ini diperoleh R
2
Hal
ini
terjadi
pada
masa
sebesar 80,5204 % adalah nilai inflasi
perekonomian berkembang dengan pesat,
yang di pengaruhi oleh jumlah uang
ketika kesempatan kerja yang tinggi.
beredar,
suku
pengangguran sementara
bunga dan
sisanya
SBI,
tingkat
Kesempatan kerja yang tinggi akan
valuta
asing,
menciptakan tingkat pendapatan. Hal
19,4796
%
tersebut
selanjutnya
menimbulkan 13
pengeluaran yang melebihi produksi
karena
barang dan jasa. Pengeluaran berlebihan
menanggung kerugian dengan adanya
ini menimbulkan inflasi. (Sukirno,2006
kenaikan dimasa akan datang,sehingga
:333).
permintaan agregat akan mengalami Negara – negara yang memiliki
pertumbuhan uang yang tinggi cenderung –
negara
bersedia
harga. Hal ini juga didukung dengan
memiliki
penelitian tentang efektifitas kebijakan
rendah
suku bunga dalam rangka stabilisasi
yang
rupiah dimasa krisis. Hasil penelitian
rendah.(Mankiew, 2006:81). Hal tersebut
menunjukkan bahwa efektifitas kebijakan
sesuai dengan teori kuantitas bahwa
suku bunga dalam rangka stabilisasi
kenaikan dalam tingkat pertumbuhan
rupiah
uang satu persen menyebabkan kenaikan
bahwa JUB memiliki pengaruh yang
satu persen tingkat inflasi.
cukup kuat terhadap inflasi. Artinya
pertumbuhan cenderung
uang
yang
tidak
kenaikan dan menyebabkan kenaikan
memiliki inflasi yang tinggi sedangkan negara
masyarakat
yang
memiliki
Monetaris
inflasi
berpendapat
dimana
krisis
menunjukkan
bahwa
jumlah uang beredar bergerak searah
inflasi merupakan fenomena moneter.
dengan inflasi yaitu jika jumlah uang
Artinya, inflasi selalu timbul sebagai
beredar naik maka inflasi akan naik.
akibat
(Arifin dan Syamsul,1998).
bertambahnya
jumlah
uang
beredar. Kenaikan jumlah uang beredar akan
mengakibatkan
permintaan
agregat
kenaikan yang
akan
Hasil yang sama pada penelitian tentang kausalitas jumlah uang beredar dan
inflasi
menunjukkan
bahwa
berdampak pada kenaikan harga (inflasi
kausalitas yang terjadi hanya satu arah.
naik).(Nopirin, 2000 : 90).
Artinya perubahan jumlah uang beredar
Sementara psikologi atau harapan masyarakat mengenai kenaikan harga –
akan mempengaruhi tingkat inflasi dan bukan sebaliknya.(Setyawan,2005)
harga dimasa akan datang juga akan menyebabkan (Budiono,
terjadinya
2001:169).
data
menggunakan
eviews
6
muncul
menunjukkan bahwa variabel suku bunga
harapan masyarakat bahwa kenaikan
SBI memiliki pengaruh yang positif dan
harga akan berlanjut dimasa akan datang
signifikan terhadap inflasi di Jawa timur
maka masyarakat akan mulai tidak
sebesar 0.9067765979281, artinya pada
mempercayai nilai uang. Hal tersebut
saat suku bunga SBI naik sebesar 1%
menyebabkan keingininan masyarakat
maka
untuk
peningkatan sebesar 0.91%. Hal ini
segera
Jika
inflasi
Hasil penelitian dan pengolahan
menukarkan
uangnya
dengan barang. Hal tersebut dilakukan
inflasi
menunjukkan
akan
hubungan
mengalami
berbanding 14
searah antara suku bunga SBI dengan
biaya produksi meningkat yang akhinya
inflasi di Jawa Timur.
menyebabkan kenaikan harga berbagai
Banyaknya uang yang beredar di
barang dan akan menyebabkan inflasi.
masyarakat, mengakibatkan naik nya
(Sukirno, 2006 :334).
tingkat suku bunga. Jika jumlah uang
Sementara
yang
beredar
meningkat
dalam
maka
masyarakat
Bank
bunga
akan
penurunan mendorong
tingkat kenaikan
Indonesia
investas. Hal ini akan menyebabkan
menaikkan tingkat suku bunga SBI.
pengeluaran total naik yang selanjutnya
Kenaikan tingkat suku bunga SBI akan
akan berdampak pada meningkatnya
mempengaruhi
pendapatan.
tingkat
suku
bunga
Peningkatan
pendapatan
tabungan dan kredit pada bank umum
akan mendorong kenaikan permintaan
(suku bunga kredit meningkat diatas
akan uang. Akibatnya tingkat bunga naik
tingkat suku bunga SBI. Sementara
(kenaikan
investasi pada sektor riil akan mengalami
penurunan yang terjadi akibat kelebihan
penurunan yang akan berdampak pada
likuiditas). Kenaikan tingkat bunga inilah
penurunan
yang akan menaikkan tingkat harga.
output
(dengan
asumsi
permintaan konstan).
tingkat
bunga
menekan
(Nopirin,2000: 93-94).
Hal tersebut akan menyebabkan
Hasil
lain
juga
menunjukkan
tingkat harga semakin tinggi (inflasi
adanya hubunga positif antara suku
tinggi), sehingga tingkat suku bunga
bunga dan inflasi artinya kenaikan suku
mempunyai
bunga deposito menyebabakan kenaikan
hubungan
yang
positif
dengan tingkat inflasi.
laju inflasi.(Warjiyo dan Zulverdi,1998).
Inflasi yang disebabkan karena
Kenaikan
suku
bunga
akan
naiknya suku bunga merupakan inflasi
menyebabkan investasi turun sehingga
desakan biaya (cost push inflation) yaitu
permintaan terhadap output akan lebih
inflasi
rendah dari penawaranya.
berlaku
pada
perekonomian
Akibanya
berkembang dengan pesat dan pada saat
harga – harga menjadi naik yang akan
tingkat pengangguran rendah. Apabila
mengakibatkan
perusahaan
–
perusahaan
masih
menghadapi permintaan yang bertambah, maka mereka akan menaikkan produksi. Kenaikan
jumlah
produksi
inflasi
naik.(Mankiew,2006:64). Dari hasil pengujian data diatas diperoleh nilai Prob (F- statistik) < 0.05 yaitu sebesar
0.006077, maka
dari
dilakukan dengan cara memberikan gaji
keempat variabel jumlah uang beredar,
dan upah yang tinggi dan mencari
suku bunga Sertifikat Bank Indonesia,
pekerja baru dengan tawaran pembayaran
tingkat pengangguran dan kurs valuta
lebih tinggi. Langkah ini mengakibatkan
asing secara bersama- sama berpengaruh 15
terhadap Inflasi di Jawa Timur. Dengan
bahwa pengaruh tingkat suku bunga
demikian, hipotesis dalam penelitian ini
ternyata lebih dominan mempengaruhi
yang menyatakan bahwa ada pengaruh
inflasi di Indonesia baik dalam jangka
antara jumlah uang beredar, suku bunga
pendek maupun dalam jangka panjang.
Sertifikat
Bank
Indonesia,
tingkat
Hasil yang sama pada penelitian
pengangguran dan kurs valuta asing
Warjiyo dan Zulverdi (1998) yang
secara
menjelaskan
bersama-
sama
berpengaruh
terhadap Inflasi di Jawa Timur diterima.
bahwa
kenaikan
suku
bunga deposito menyebabakan kenaikan
Hasil penelitian ini di dukung
laju inflasi. Hal ini ditunjukkan dengan
dengan penelitian Endri (2008) tentang
menggunakan model kausalitas Granger,
analisis
–
faktor
yang
kemudian dicoba lagi menggunakan
Indonesia
model johansen dengan hasil penelitian
dengan
yang sama yaitu baik dalam jangka
menggunakan model analisis kointegrasi
pendek ataupun jangka panjang inflasi di
dan model koreksi kesalahan (Error
pengaruhi oleh suku bunga.
mempengaruhi
faktor
inflasi
menunjukkan
di
bahwa
Correction Model, ECM) yaitu selama periode nilai tukar mengambang, dalam
SIMPULAN DAN SARAN
jangka panjang instrument kebijakan
Simpulan
moneter (SBI rate), output gap dan nilai tukar
mempunyai
pengaruh
yang
signifikan terhadap inflasi di Indonesia. Dari pembahasan hasil regresi
Berdasarkan
hasil
uji
t
menunjukkan bahwa variabel jumlah uang beredar, suku bunga Sertifikat Bank Indonesia
berpengaruh
linier berganda dapat dinyatakan bahwa
terhadap
variabel suku bunga SBI yang paling
sedangkan
berpengaruh terhadap Inflasi di Jawa
pengangguran, dan kurs valuta asing
Timur karena pengaruhnya terhadap
berpengaruh tidak signifikan terhadap
inflasi di Jawa Timur nilainya paling
inflasi di Jawa Timur.
besar
dibandingkan
dengan
variabel
lainnya dalam penelitian ini. Hasil
penelitian
ini
inflasi
di
signifikan
Jawa
variabel
Berdasarkan
Timur, tingkat
hasil
uji
F
menunjukkan bahwa keempat variabel didukung
jumlah
uang
beredar,
Sertifikat
tentang analisa faktor – faktor yang
pengangguran dan kurs valuta asing
mempengaruhi
secara
di
Indonesia
periode 1997: 3 – 2005:2 menunjukkan
bersama-
Indonesia,
bunga
dengan penelitian Andrianus dan Niko
inflasi
Bank
suku
sama
tingkat
berpengaruh
terhadap Inflasi di Jawa Timur.
bahwa berdasarkan pengujian model
Berdasarkan hipotesis yang telah
OLS dan model PAM dapat disimpulkan
disebutkan sebelumnya dapat ditarik 16
kesimpulan bahwa variabel yang paling
mengurangi pajak bahan mentah atau
berpengaruh terhadap inflasi di Jawa
menetapkan harga bahan mentah
Timur adalah suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dengan indikator nilai
DAFTAR RUJUKAN
probabilitas suku bunga Sertifikat Bank Indonesia
lebih
besar
dibandingkan
dengan variabel lainnya dalam penelitian.
Badan Pusat Statistik. 2003. Data Makro sosial dan Ekonomi Jawa Timur. Surabaya : Badan Pusat Statistik.
Saran
Badan Pusat Statistik. 2004. Data Makro Sebagai
moneter,
otoritas
Bank
melakukan
kebijakan
Indonesia
koordinasi
harus
Surabaya : Badan Pusat Statistik.
dengan
pemerintah propinsi Jawa Timur dalam mencermati
sosial dan Ekonomi Jawa Timur.
perkembangan
perekonomian global, domestik bahkan regional untuk mengamankan stabilitas ekonomi.
Badan Pusat Statistik. 2006. Data Makro sosial dan Ekonomi Jawa Timur Tahun 2002 - 2006. Surabaya : Badan Pusat Statistik. Badan Pusat Statistik. 2010. Data Makro
Agar inflasi di Jawa Timur bisa
sosial dan Ekonomi Jawa Timur
melebihi target yang ditetapkan, maka
Tahun 2006 - 2010. Surabaya :
Pemerintah Propinsi Jawa Timur dan
Badan Pusat Statistik.
Bank Indonesia harus menjaga kestabilan Badan Pusat Statistik. 2011. Laporan
jumlah uang beredar. Inflasi di Jawa Timur cenderung disebabkan
karena
permintaan
atau
demand pull inflation maka tindakan
Eksekutif Kaedaan Angkatan Kerja Jawa Timur 2010 - 2011. Surabaya : Badan Pusat Statistik.
yang perlu dijalankan oleh Bank sentral
Badan Pusat Statistik. 2005. Laporan
adalah mengurangi penawaran uang dan
Hasil Penyusunan Inflasi Jawa
menaikkan
Timur. Surabaya : Badan Pusat
suku
bunga.
Kebijakan
moneter ini akan mengurangi investasi
Statistik.
dan pengeluaran rumah tangga. Untuk menghindari karena impor maka pemerintah Propinsi Jawa Timur hendaknya menjalankan kebijakan dari segi
penawaran
dengan
cara
menurunkan biaya produksi perusahaan – perusahaan,
misalnya
dengan
Badan Pusat Statistik. 2007. Laporan Hasil Penyusunan Inflasi Jawa Timur. Surabaya : Badan Pusat Statistik. Badan Pusat Statistik. 2009. Laporan Kegiatan Penyusunan Inflasi Jawa 17
Timur. Surabaya : Badan Pusat Statistik.
Bank Indonesia. 2003. Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia.Surabaya : Bank Indonesia.
Badan Pusat Statistik. 2010. Inflasi Jawa Timur Tahun 2010. Surabaya : Badan Pusat Statistik.
Bank Indonesia. 2004. Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia.Surabaya : Bank Indonesia.
Badan Pusat Statistik. 2011. Berita Resmi
Statistik
Propinsi Jawa
Bank Indonesia. 2005. Statistik Ekonomi
Timur: Surabaya : badan Pusat
Keuangan Indonesia.Surabaya :
Statistik.
Bank Indonesia.
Badan Pusat Statistik. 2011. Propinsi Jawa
Timur
Dalam
Angka.
Surabaya : Badan Pusat Statistik.
Keuangan Indonesia.Surabaya : Bank Indonesia.
Bank Indonesia. 1997. Statistik Ekonomi KeuanganIndonesia.Surabaya
Bank Indonesia. 2006. Statistik Ekonomi
:
Bank Indonesia.
Bank Indonesia. 2007. Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia.Surabaya : Bank Indonesia.
Bank Indonesia. 1998. Statistik Ekonomi
Bank Indonesia. 2008. Statistik Ekonomi
Keuangan Indonesia.Surabaya :
Keuangan Indonesia.Surabaya :
Bank Indonesia.
Bank Indonesia.
Bank Indonesia. 1999. Statistik Ekonomi
Bank Indonesia. 2009. Statistik Ekonomi
Keuangan Indonesia.Surabaya :
Keuangan Indonesia.Surabaya :
Bank Indonesia.
Bank Indonesia.
Bank Indonesia. 2000. Statistik Ekonomi
Bank Indonesia. 2010. Statistik Ekonomi
Keuangan Indonesia.Surabaya :
Keuangan Indonesia.Surabaya :
Bank Indonesia.
Bank Indonesia.
Bank Indonesia. 2001. Statistik Ekonomi
Bank Indonesia. 2011. Statistik Ekonomi
Keuangan Indonesia.Surabaya :
Keuangan Indonesia.Surabaya :
Bank Indonesia.
Bank Indonesia.
Bank Indonesia. 2002. Statistik Ekonomi
Algifari.2000.Analisis
Keuangan Indonesia.Surabaya :
Teori,Kasus
Bank Indonesia.
solusi.Yogyakarta:BPFE.
Regresi dan
18
Arikunto,Suharsimi.2006.Prosedur
konomi_002.pdf.)
Penelitian .Jakarta:Rineka Cipta. Ahmad,Irdam. 2006. Hubungan Antara Inflasi
dengan
Tingkat
diakses
12
April 2012, 10:38. Boediono.1990./Ekonomi Moneter.Yogyakarta:BPFE.
Pengangguran; Pengujian Kurva Phillips dengan Data Indonesia 1976-2006,
jurnal
volume
edisi
1
EKUBANK, maret
2007,
(http://eprints.upnjatim.ac.id/1165/ 1/file_1.pdf) diakses 30 November
Endri. 2005. Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Inflasi di Indonesia.,
jurnal
pembangunan,
ekonomi
ABFI
institute
PERBANAS Jakarta, ( http :// journal.uii.ac.id/index.php/JEP/art
2010, 10:15.
icle/view/47/144 ) diakses 12 Andrianus,Feri
dan
Niko,
Amelia.
April 2012, 10:59.
2005.Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Inflasi di Indonesia periode 1997 – 2005, Jurnal , Universitas
Andalas
Padang.(http://journal.uii.ac.id/inde x.php/JEP/article/viewFile/47/144
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate
dengan
SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Irawan dan Suparmoko.2002.Ekonomika
), diakses 01 November 2010,
Pembangunan
20:13.
Yogyakarta:BPFE.
Arifin dan Syamsul.1998. Efektifitas Kebijakan Suku Bunga dalam
Program
Edisi
ke
lima.
Lipsey.1986.Pengantar Ilmu Ekonomi III. Jakarta:Rineka Cipta.
Rangka Stabilisasi Rupiah dimasa Krisis. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan Edisi Desember.
Maria Ulfa dan Aliasuddin. 2010. Suku Bunga Bank Indonesia dan Inflasi : Hubungan Kausalitas , jurnal
Jakarta: Bank Indonesia.
ekonomi Aris Budi Setyawan. 2005. Kausalitas
dan
bisnis,
PT.Oto
Finance dan Universitas Syiah
Jumlah Uang Beredar dan Inflasi
Kuala.
(Sebuah
Kajian
Ulang),
unsyiah.org/category/jurnal-
Proceeding
Seminar
Nasional
ekonomi-dan-bisnis/page/2/)
PESAT
2005,
Universitas
(http://jurnal.fe
diakses 12 April, 10:34.
Gunadarma,(http://repository.gun adarma.ac.id/bitstream/12345678 9/3137/1/PESAT%202005%20_e
Murni, Asfia. 2006. Ekonomika Makro. Bandung : Refika Aditama. 19
Nafiah,Nisfatun
.2005.Hubungan
Pemikiran dari Klasik Hingga
Kausalitas Jumlah Uang Yang
Keynesian Baru. Jakarta : Raja
Beredar dan Inflasi di Indonesia,
Grafindo Persada.
Skripsi, (http://etd.eprints.ums.ac.id/820/1/ B300030109.pdf),
diakses
Sukirno,Sadono.2003. Pengantar Teori Makro Ekonomi.Jakarta:PT.Raja
01
Grafindo Persada
November 2010 20:17. Triyono. 2008. Analisis Perubahan Kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika, jurnal
ekonomi
Universitas
pembangunan, Muhammadiyah
Surakarta.
Sukirno, Sadono. 2004. Makro Ekonomi :
Teori
Pengantar
Edisi
Ketiga.Jakarta : Raja Grafindo Persada. Sukirno, Sadono. 2006. Teori Pengantar
(http://eprints.ums.ac.id/1149/1/3._
Makro Ekonomi. Jakarta : Raja
Triyono_%28Analisis_Perubahan_
Grafindo Persada.
Kurs_Rupiah%29.pdf ) diakses 12 Suparmono.2004.Pengantar Ekonomika
April 2012, 10:44.
Makro.Yogyakarta:Unit Penerbit. Nopirin.2007.Ekonomi Moneter.Yogyakarta:BPFE.
Warjiyo,P
dan
Zulverdy,D.1998.
Penggunaan Suku Bunga Sebagai Nopirin.2000.Ekonomi
Moneterbuku
II.Yogyakarta:BPFE.
Moneter
Samuelson dan Nordhaus. 2004. Ilmu Makro Ekonomi Edisi 17. Jakarta : Media Global Edukasi. Sugiyono.2005.Metode
Sasaran Operasional Kebijakan di
Indonesia.Buletin
Ekonomi Moneter dan Perbankan, Edisi
Juli,
Jakarta
:
Bank
Indonesia.
Penelitian
administrasi.Bandung:Alfabeta. Sukirno, Sadono. 2000. Makro Ekonomi Modern
:
Perkembangan
20
2