“ العاطفة من مركز الدراسات االسالميةPassion of the Islamic Studies Center” JPI_Rabbani
KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KOMPETENSI GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI RENGASDENGKLOK KABUPATEN KARAWANG PROVINSI JAWA BARAT Fadhil Santosa Mahasiswa Program Doktoral (S3) UIN SGD Bandung Email:
[email protected]
ABSTRAK Faktor yang menyebabkan prestasi belajar siswa itu rendah, antara lain dapat diasumsikan dan dipengaruhi oleh : Kepemimpinan Kepala Sekolah belum mampu mendorong peningkatan prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan secara optimal; Kompetensi guru baru 40% yang memiliki standar kompetensi yang ditetapkan pemerintah; Budaya kerja yang belum mengarah kepada peningkatan prestasi belajar siswa; Lingkungan kerja yang belum kondusif untuk terciptanya proses belajar mengajar yang mengarah kepada peningkatan prestasi belajar siswa; Disiplin kerja guru belum terbangun sesuai dengan tugas dan fungsinya sebagai guru yang profesional. Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, maka rumusan masalahnya adalah : Seberapa besar pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap prestasi belajar siswa ? Seberapa besar pengaruh Kompetensi Guru terhadap prestasi belajar siswa; seberapa besar Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kompetensi Guru secara bersama-sama terhadap prestasi belajar siswa ?Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, teknik pengumpulan data menggunakan quesioner dengan skala likert skor pilihan jawaban 1-5. Sampel dalam penelitian sebanyak 68 responden dengan teknik proporsional stratified random sampling. Teknik analisa data, menggunakan analisis statistik regresi ganda dan korelasi product moment.Variable penelitian dalam tesis ini yaitu dua variabel bebas; kepemimpinan kepala sekolah, Kompetensi guru dan satu variabel terikat yaitu prestasi belajar siswa. Hasil penelitian menunjukan bahwa kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh secara signifikan terhadap variable prestasi belajar siswa sebesar 35,8%. Pengaruh kompetensi guru terhadap prestasi belajar siswa sebesar 15,8%. Sedangkan pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan kompetensi guru secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar siswa sebesar 18,3%.Saran, sudah saatnya pendidikan di lingkungan madrasah dikelola secara profesional, agar prestasi belajar siswa sebagai bagian dari produktifitas kepemimpinan kepala sekolah dan kompetensi guru mengarah kepada peningkatan kualitas pendidikan yang diharapkan semua pihak dapat tercapai. Kata Kunci : kepala sekolah, kompetensi guru, prestasi belajar siswa
“ العاطفة من مركز الدراسات االسالميةPassion of the Islamic Studies Center” JPI_Rabbani
ABSTRACT Factors that lead to student achievement was low, among others, can be assumed and is influenced by: the principal's leadership has not been able to drive increased student achievement as expected optimally; Competency 40% of new teachers who have competency standards set by the government; work culture that has not leads to increased student achievement; work environment that is not conducive to the creation of a learning process that leads to improved student achievement; Discipline undeveloped teachers working in accordance with the duties and functions as a professional teacher. Based on the above problems, the formulation of the problem is: How much influence does the principal's leadership on student achievement? Teacher Competency how much influence on student achievement; how large the influence of the Principal Leadership and Teacher Competency together on student achievement?The method used in this research is quantitative methods, data collection techniques using quesioner with Likert score 1-5 answer choices. The sample in the study were 68 respondents to the proportional stratified random sampling technique. Data analysis techniques, using multiple regression analysis and correlation of product moment.Variable research in this thesis are two independent variables; leadership of school principals, teacher competence and one dependent variable is student achievement. The result showed that the leadership of the principal variables significantly influence student achievement by 35.8%. The influence of teacher competence on student achievement of 15.8%. While the influence of principal leadership and teacher competence simultaneously significantly affect student achievement of 18.3%. Advice, it's time madrasah education in the professionally managed, so that student achievement as part of the productivity of principal leadership and teacher competence leads to an increase in the quality of education is expected that all parties can be achieved. Keywords : principal, teacher competence, student achievement
PENDAHULUAN Upaya yang sungguh-sungguh dalam meningkatkan sumberdaya manusia merupakan agenda nasional, karena fungsi pendidikan itu tertuang dalam undangundang no 20 tahun 2003 tentang tujuan pendidikan yang menyatakan bahwa pendidikan nasional bertujuan mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Sehubungan dengan itu, untuk wewujudkan sumber daya manusia sebagaima yang dinyatakan dalam tujuan pendidikan diatas, maka dalam tataran mikro sudah saatnya pendidikan di sekolah dikelola secara profesional. Artinya bahwa proses pendidikan dan pengajaran di sekolah dapat diarahkan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa sesuai dengan bakat, minat, kecerdasan, dan potensi lain yang dimiliki
“ العاطفة من مركز الدراسات االسالميةPassion of the Islamic Studies Center” JPI_Rabbani
siswa, sehingga dapat mencapai perkembangan yang optimal. Seorang siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar seyogyanya memiliki prestasi belajar yang baik, karena prestasi belajar siswa itu merupakan gambaran nyata setelah mengalami proses belajar mengajar dalam kurun waktu tertentu. Adapun proses belajar mengajar di sekolah dikatakan berhasil, manakala prestasi belajar siswa dapat dijadikan sebagai indikator untuk mengukur keberhasilan proses belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang guru sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. Akan tetapi harus diakui bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terkait dengan penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Rendahnya prestasi belajar itu terkait pula dengan prestasi kerja guru, karena harus diakui bahwa guru merupakan komponen yang strategis dalam upaya mewujudkan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Oleh karena itu banyak pihak menaruh perhatian yang cukup besar terhadap guru dalam upayanya meningkatkan prestasi belajar siswa. Oleh Karena itu, guru memiliki tugas dan tanggung jawab yang berat tetapi mulia yaitu sebagai pendidik, pengajar dan pelatih. Sebagai pendidik berati dituntut untuk mampu mengembangkan nilai-nilai dan norma-norma yang hidup dalam masyarakat. Sedangkan sebagai pengajar berarti mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan terhadap siswa di sekolah yang menjadi asuhannya. Seorang guru harus menyadari betul bahwa dalam melaksanakan tugas dan kewajiban dituntut untuk terampil dalam mengembangkan kompetensinya yang berkualitas, karena akan berhadapan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus menerus berkembang. Sehubungan dengan itu, proses pelaksanaan belajar mengajar di sekolah menurut peraturan pemerintah no 19 tahun 2005 dinyatakan bahwa proses pembelajaran diselenggarakan sedemikian rupa sehingga terasa hidup, memotivasi, interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian peserta didik sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologisnya. Dengan demikian, maka kompetensi guru dalam implementasinya secara fungsional berkaitan dengan prestasi akademis yaitu menguasai bahan ajar, memahami paedagogik atau ilmu mengajar, psikologis, memahami kondisi siswa yang beragam dan metodologis yaitu menggunakan berbagai ragam cara pendekatan dalam memformulasikan bahan ajar agar mudah dan cepat dapat dipahami siswa, sehingga pada gilirannya akan terwujud prestasi belajar siswa yang diharapkan. Prestasi belajar siswa berkaitan pula dengan kepemimpinan kepala sekolah secara fungsional dituntut untuk mampu menciptakan kondisi sekolah yang kondusif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dilingkungan sekolah yang dipimpinnya. Yaitu senantiasa berorientasi kepada kualitas prestasi belajar siswa, kebijakan-kebijakan praktis dalam penerapannya yang luwes dan dinamis, komitmen yang tinggi, integritas, demokratis dan membuat kelompok kerja (team work) yang konsern terhadap kemajuan kualitas prestasi belajar siswa. Dari data dan pengamatan peniliti, diketahui bahwa prestasi belajar siswa Madrasah Aliyah Negeri Rengasdengklok Kabupaten Karawang sejak tahun ajaran
“ العاطفة من مركز الدراسات االسالميةPassion of the Islamic Studies Center” JPI_Rabbani
2013/2014 sampai dengan 2015/2016 cenderung stagnan dan tidak menunjukkan prestasi belajar sesuai yang diharapkan. Sebagaimana terlihat pada tabel berikut: Tabel 1. Prestasi belajar siswa (mutu lulusan) kelas XII Madrasah Aliyah Negeri Rengasdengklok Kabupaten Karawang tahun ajaran 2013/2014 sampai 2015/2016 Progran dan Angka kelulusan No jumlah siswa Nilai Nilai Nilai rata-rata Standar terendah tertinggi deviasi 1 IPA = 36 7,00 8,60 8,01 0,40 IPS = 26 7,00 8,40 7,85 0,48 2 IPA = 31 8,00 9,60 8.76 0,38 IPS = 33 7,40 9,20 8,39 0,43 3 IPA = 80 5,80 8,60 7,44 0,68 IPS = 90 4,00 8,80 7,07 0,90 Sumber : data hasil UN MAN Rengasdengklok Adapun faktor-faktor yang menyebabkan prestasi belajar siswa itu rendah antara lain dapat di asumsikan dan dipengaruhi oleh: 1. Kepala sekolah belum mampu mendorong peningkatan prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan secara optimal. 2. Kompetensi guru baru 40% yang memiliki standar kompetensi yang ditetapkan oleh pemerintah. 3. Budaya kerja yang belum mampu mengarah kepada peningkatan prestasi belajar siswa 4. Lingkungan kerja yang belum kondusif untuk terciptanya proses belajar mengajar yang mengarah kepada peningkatan prestasi belajar siswa 5. Disiplin kerja guru belum terbangun sesuai dengan tugas dan fungsinya sebagai guru yang professional
KAJIAN PUSTAKA 1. Kepemimpinan Kepala Sekolah 1) Pengertian Kepemimpinan Menurut Latunreng (2008 :153), Kepemimpinan didefinisikan sebagai suatu usaha menggunakan gaya mempengaruhi tanpa paksaan untu memotivasi individu dalam mencapai tujuan. Kepemimpinan dapat terjadi bila seseorang mempengaruhi pengikutnya untuk menerima permintaannya tanpa adanya penggunaan paksaan. Melalui kemampuan mempengaruhi, seorang pemimpin membentuk daan menggunakan kekuatan serta otoritas yang diterima dari pengikutnya. 2) Kepemimpinan Kepala Sekolah Kepemimpinan kepala sekolah yaitu kepemimpinan yang berorientasikan kepada fungsi adminstrasi dan pengajaran. Tugas di bidang pengajaran merupakan tugas utama kepala sekolah. Kepala sekolah lebih tercurah untuk memikirkan tentang fungsi pengajaran dan kelancaran administrasi. 3) Efektivitas Kepemimpinan Kepala Sekolah
“ العاطفة من مركز الدراسات االسالميةPassion of the Islamic Studies Center” JPI_Rabbani
Berkaitan dengan perilaku kepemimpinan Wahjosumidjo (1987 : 61-62) mengemukakan bahwa perilaku pemimpin cenderung ke arah kepentingan bawahan. Oleh karena itu ciri-ciri perilaku pemimpin sehubungan dengan bawahan adalah : 1) Ramah tamah 2) Mendukung dan membela bawahan 3) Mau mendengar bawahan 4) Menerima usul bawahan 5) Memikirkan kesejahteraan bawahan 6) Memperlakukaan bawahan setingkat dirinya 4) Dimensi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dimensi kepemimpinan kepala sekolah seperti yang dikembangkan oleh Spenbauer adalah: 1) Kepala sekolah sebagai Edukator (pendidik). Kepala sekolah yang menunjukkan komitmen tinggi dan fokus terhadap pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar di sekolahnya tentu akan sangat memperhatikan tingkat kompetensi yang dimiliki gurunya, sekaligus juga akan senantiasa berusaha memfasilitasi dan mendorong agar para guru dapat secara terus menerus meningkatkan kompetensinya, sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan efektif dan efisien. 2) Kepala sekolah sebagai Manajer. Dalam mengelola tenaga kependidikan, salah satu tugas yang harus dilakukan kepala sekolah adalah melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan pengembangan profesi para guru. Dalam hal ini kepala sekolah seyogyanya dapat memfasilitasi dan memberikan kesempatan yang luas kepada para guru untuk dapat melaksanakan kegiatan pengembangan profesi melalui berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan, baik yang dilaksanakan di sekolah, seperti Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Tingkat Sekolah, In house Training, Diskusi Profesional dan sebagainya, atau melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan di luar sekolah, seperti kesempatan melanjutkan pendidikan atau mengikuti berbagai kegiatan pelatihan yang diselenggarakan pihak lain. 3) Kepala sekolah sebagai Administrator. Khususnya berkenaan dengan pengelolaan keuangan, bahwa untuk tercapainya peningkatan kompetensi guru yang tidak lepas dari faktor biaya. Seberapa besar sekolah mengalokasikan anggaran untuk peningkatan kompetensi guru tentunya akan mempengaruhi tingkat kompetensi para gurunya; oleh karena itu kepala sekolah seyogyanya dapat mengalokasikan anggaran yang memadai bagi upaya peningkatan kompetensi guru. 4) Kepala sekolah sebagai Supervisor. Untuk mengetahui sejauhmana guru mampu melaksanakan pembelajaran, secara berkala, kepala sekolah perlu melaksanakan kegiatan supervisi, yang dapat dilakukan melalui kunjungan kelas, untuk mengamati proses pembelajaran secara langsung terutama dalam pemilihan dan penggunaan metode, media yang digunakan dan keterlibatan siswa dalam proses
“ العاطفة من مركز الدراسات االسالميةPassion of the Islamic Studies Center” JPI_Rabbani
pembelajaran. Kepala sekolah harus betul-betul menguasai tentang kurikulum sekolah karena mustahil seorang kepala sekolah dapat memberikan saran dan bimbingan kepada guru, sementara dia sendiri tidak menguasainya dengan baik. 5) Kepala sekolah sebagai leader. Dalam rangka meningkatkan kompetensi guru, seorang kepala sekolah dapat menerapkan dua gaya kepemimpinan (yang berorientasi kepada tugas dan kepemimpinan yang berorientasi pada manusia) secara tepat dan fleksibel, disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan yang ada. Kepemimpinan seseorang sangat berkaitan dengan kepribadian dan kepribadian kepala sekolah sebagai pemimpin akan tercermin dalam sifat-sifatnya antara lain : jujur, percaya diri, tanaggung jawab, berani mengambil resiko dan keputusan, berjiwa besar, emosi yang stabil dan teladan. 6) Kepala sekolah sebagai motivator. Budaya dan iklim kerja yang kondusif akan memungkinkan setiap guru lebih termotivasi untuk menunjukkan kinerjanya secara unggul, yang disertai usaha untuk meningkatkan kompetensinya. Oleh karena itu, dalam upaya menciptakan budaya dan iklim kerja yang kondusif. 7) Kepala sekolah sebagai innovator Kepala sekolah berfungsi sebagai pembaharu atau innovator bagi persoalanpersoalan yang menyangkut perkembangan sekolah dan pembaharuan proses pendidikan suapaya pelaksanaan pendidikan bisa efektif dan berjalan sesuai yang diharapkan. 2.
Kompetensi Guru 1) Pengertian kompetensi. Terdapat beberapa pengertian tentang kompetensi. Louise Moqvist dalam http://www, depdiknas.go.id/ inlink (accessed 9 feb 2003), mengemukakan bahwa “competency has been defined in the light of actual circumstances relating to the individual and work”. Sementara itu dari Trainning Agency sebagaimana disampaikan Len Holmes (1992), menyebutkan bahwa :” A competence is a description of something which a person who works in a given accupational area should be able to do. it is a description of an action, behaviour or outcome which a person should be able to demonstrate”. Maksud dari pernyatan di atas adalah bahwa kompetensi pada dasarnya merupakan gambaran tentang apa yang sebaiknya dapat dilakukan (to be able to do) seseorang dalam suaatu pekerjaan, berupa kegiatan, perilaku dan hasil yang seharusnya dapat ditampilkan atau ditunjukkan. Untuk dapat melakukan (be able to do) sesuatu dalam pekerjaannya, tentu saja seseorang harus memiliki kemampuan (ability) dalam bentuk pengetahuan (knoledge), sikap (attitude) dan keterampilan (skill) yang sesuai dengan bidang pekerjaannya. 2) Pengertian Kompetensi guru Kompetensi guru merupakan gambaran tentang apa yang seyogyanya dapat dilakukan seorang guru dalam melaksanakan pekerjaannya, baik berupa kegiatan, berperilaku, maupun hasil yang dapat ditunjukkan. Kompetensi guru terdiri dari
“ العاطفة من مركز الدراسات االسالميةPassion of the Islamic Studies Center” JPI_Rabbani
kompetensi pedagogik, kompetensi personal, kompetensi sosial dan Kompetensi profesional. Kompetensi guru dapat diartikan sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diwujudkan dalam bentuk perangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab yang dimiliki seorang guru untuk memangku jabatan guru sebagai profesi. 3) Teori-Teori Kompetensi Guru Kompetensi guru dapat dimaknai sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang berwujud tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran. Kompetensi Guru merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai dan diwujudkan oleh guru dalam melaksanakan tugas profesinya. Dalam undang-undang dan dosen pasal 10 ayat 1 tahun 2005 “kompetensi guru meliputi kompetensi petagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi social dan kompetensi profesional yang diperoleh dalam pendidikan profesi”. 4) Faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi guru Dalam mewujudkan tuntutan kemampuan yang harus dimiliki seorang guru, seringkali dihadapkan pada berbagai masalah yang dapat menghambat tercapainya peningkatan kemampuan tersebut. Secara garis besar Muhammad ali (1998 :27) yang dikutip oleh hasbullah (1999:185), menjelaskan tentang hambatan tersebut sebagai berikut : 1) Kurang daya inovasi 2) Lemahnya motivasi untuk meningkatkan kemampuan 3) Ketidak pedulian terhadap berbagai perkembangan 4) Kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung 5) Dimensi kompetensi guru Menurut Marwan Effendi (2008) dalam Kosasih (2010; 23-29) kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. 1) Kompetensi pedagogik yaitu merupakan kemampuan dalam pengelolaan peserta didik 2) Kompetensi kepribadian yaitu merupakan kemampuan kepribadian yang : (1) Mantap, (2) Stabil (3)dewasa (4)arif dan bijaksana (5)berwibawa (6)berakhlak mulia (7)menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat (8)mengevaluasi kinerja sendiri dan (9)mengembangkan diri secara berkelanjutan. 3) Kompetensi sosial yaitu merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat 4) Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam
“ العاطفة من مركز الدراسات االسالميةPassion of the Islamic Studies Center” JPI_Rabbani
3. Prestasi Belajar Siswa 1) Pengertian Prestasi Belajar Siswa Prestasi merupakan hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu.” Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru” (Tulus Tu`u, 2004:75). Prestasi belajar adalah hasil kemampuan seseorang pada bidang tertentu dalam mencapai tingkat kedewasaan yang langsung dapat diukur dengan tes. Penilaian dapat berupa angka atau huruf. 2) Teori Prestasi belajar siswa Kata prestasi belajar terbentuk dari dua suku kata dasar yaitu prestasi dan belajar. Menurut WJS Poerwadarminto (2004 : 768) dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah “Hasil yang telah dicapai”. Sedangkan menurut Muhibbin Syah (2000 : 150) bahwa prestasi adalah “Hasil belajar yang meliputi seluruh ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa”. 3) Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa Menurut Merson U. Sangalang yang dikutip oleh Tulus Tu’u (2004:78) ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam mencapai hasil belajar yang baik, antara lain: (1) Faktor kecerdasan (2) Faktor bakat (3) Faktor minat dan perhatian (4) Faktor motif (5) Faktor cara belajar (6) Faktor lingkungan keluarga (7) Faktor sekolah 4) Dimensi prestasi belajar siswa Prestasi belajar siswa sebagaimana di gagas Benjamin Bloom yang juga dikembangkan oleh Muhibbin Syah, 2000 yaitu meliputi: 1) Dimensi Kognitif 2) Psikomotorik 3) Afektif
METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan pendekatan kuantitatif melalui analisis korelasi dan regresi. Analisis ini akan digunakan dalam menguji besarnya pengaruh Kepemimpinan Kepala sekolah dan Kompetensi Guru terhadap Prestasi Belajar Siswa Di Madrasah Aliyah Negeri Rengasdengklok Karawang.
“ العاطفة من مركز الدراسات االسالميةPassion of the Islamic Studies Center” JPI_Rabbani
1.
Populasi Adapun yang menjadi populasi sebanyak 217 dalam penelitian ini yaitu Pengawas, Kepala sekolah, seluruh guru, dan personalia MAN Rengasdengklok serta siswa kelas XII IPA dan IPS yang ditentukan dengan menggunakan metode Proporsionale stratified ramdom sampling atau sample proporsional acak berstrata. 2. Sampel Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 68 orang yang ditentukan dengan metode stratified random sampling
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil uji regresi ganda (multiple regression) terhadap variable X1 dan X2 terhadap variable Y menunjukkan hasil sebagai berikut: Tabel. 2 Descriptive Statistics Variabel
Prestasi Belajar LDKepsek KOMGuru
Mean 39.1471 66.3676 56.5294
Std. Deviation 6.77190 8.47807 7.96348
N 68 68 68
Tabel 4.19 menjelaskan bahwa variabel penelitian terdiri dari tiga variabel yaitu Prestasi Belajar Siswa sebagai variabel terikat, dengan nilai mean (rata-rata) 39.1471 dan standar deviasi 6.77190 dan jumlah set data (sampel penelitian) 68. Kedua variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah (LDKepsek) dengan nilai mean 66.3676 dengan nilai standar deviasi 8.47807. dan terakhir variabel Kompetensi Guru dengan nilai Mean 56.5294 dan standar deviasi 7.96348. Standar deviasi digunakan untuk dibandingkan dengan standar error, jika standar deviasi < standar error maka nilai prediktif variabel bebas tidak baik untuk memprediksi variabel terikat. Nilai mean jika dibandingkan nilai mean ideal skor total variabel menghasilkan informasi tinggi rendahnya hasil penelitian tentang nilai masingmasing variabel di tempat penelitian (MAN Rengasdengklok). Nilai standar deviasi masing-masing variabel memperlihatkan bahwa ketepatan variabel bebas memprediksi variabel terikat cukup baik karena standar deviasi yang dihasilkan lebih besar dari standar error sebesar 6.21478. sedangkan berdasarkan nilai ideal skor total masing-masing variabel yaitu 95 untuk Kepemimpinan Kepala Sekolah dan 90 untuk Kompetensi Guru serta 75 untuk Prestasi Belajar siswa, maka nilai mean data hasil penelitian menunjukan bahwa skor rata-rata Kepemimpinan Kepala Sekolah, Kompetensi Guru dan Prestasi Belajar siswa berada pada level sedang.
“ العاطفة من مركز الدراسات االسالميةPassion of the Islamic Studies Center” JPI_Rabbani
Tabel. 3 Korelasi Antar Variabel Prestasi Belajar LD Kepsek Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
1.000
.403
.261
LDKepsek
.403
1.000
KOMGuru
.261
.308
.308 1.000
PrestasiBelajar
N
KOM Guru
PrestasiBelajar
.000
.016
LDKepsek
.000
.
KOMGuru
.016 68
.005
.005 .
68
68
LDKepsek
68
68
68
KOMGuru
68
68
68
PrestasiBelajar
Tabel 4.20 menghasilkan nilai korelasi antar variabel penelitian. Korelasi Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Prestasi Belajar Siswa sebesar 0,403 (40,3%), dengan Kompetensi Guru sebesar 0,308 (30,8%). Sedangkan korelasi antara Kompetensi Guru dengan Prestasi Belajar Siswa sebesar 0,261 (26,1%). Semua korelasi tersebut bersifat signifikan karena nilai sig. < 0,05, yaitu 0,000, 0,005 dan 0,016. Tabel. 4 Model Summary Regresi Ganda Model
R R Square
Adjusted R Std. Error of the Square Estimate
Change Statistics R Square Change F Change
1
.428(a)
.183
.158
6.21478
.183
7.275
df1 df2 2
65
Sig. F Change .001
Tabel 4.21 adalah model summary (ringkasan) hasil regresi ganda variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat. Nilai R adalah derajat ketepatan variabel bebas memprediksi variabel terikat. Dalam kala 0 s/d 1, nilai R yang dihasilkan dalam penelitian 0,428 termasuk kedalam kategori sedang. R Squared adalah nilai determinasi (kontribusi) variabel bebas secara simultan dalam mempengaruhi variabel terikat yaitu sebesar 0,183 (18,3%). Artinya sebesar 18,3% Prestasi Belajar Siswa dipengaruhi secara bersama oleh variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kompetensi Guru, sisanya 81,7% dipengaruhi variabel lain.
“ العاطفة من مركز الدراسات االسالميةPassion of the Islamic Studies Center” JPI_Rabbani
Tabel. 5 ANOVA Regresi Ganda Model 1
Sum of Squares 562.001
df 2
Mean Square 281.001
Residual
2510.528
65
38.624
Total
3072.529
67
Regression
F
Sig. 7.275 .001(a)
a Predictors: (Constant), KOMGuru, LDKepsek b Dependent Variable: PrestasiBelajar
Tabel Analisis of Variant Regresi Ganda menghasilkan nilai F 7.275 dengan derajat kebebasan (degree of freedom) sebesar 65 untuk menguji apakah kedua variabel bebas secara simultan berpengaruh terhadap variabel bebas atau tidak. Untuk melihat keberpengaruhan bisa dengan nilai F hitung dibandingkan dengan F tabel atau dengan membandingkan nilai sig. dengan parameter penelitian. F 7.275 > 3.138 menunjukan adanya pengaruh variabel bebas secara bersama terhadap variabel terikat karena F hitung lebih besar dari F tabel. Nilai sig. 0,001 < 0,05 memperlihatkan bahwa probabilitas keterpengaruhannya bersifat signifikan.
Tabel. 6 Coefficients Regresi Ganda Unstandardized Coefficients
Model
Standardized Coefficients
Correlations t
B 1
Std. Error
Sig.
Beta
Zero-order
Partial
Part
.004
.403
.351
.338
.202
.261
.158
.145
(Constant)
12.986
7.063
1.838
.071
LDKepsek
.284
.094
.356
3.019
KOMGuru
.129
.100
.152
1.289
a Dependent Variable: PrestasiBelajar
Tabel 4. 23 menunjukan hasil koefisien korelasi variabel bebas secara terpisah terhadap variabel terikat. Dilihat dari nilai t hitung maupun nilai sig. yang dihasilkan bisa disimpulkan bahwa t hitung untuk variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah sebesar 3.019 > 1.997138 (t Tabel) maka variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa dengan derajat probabilitas signifikan karena nilai sig. 0,004 < 0,05. Sedangkan t hitung variabel Kompetensi Guru tidak cukup baik dijadikan
“ العاطفة من مركز الدراسات االسالميةPassion of the Islamic Studies Center” JPI_Rabbani
predictor bagi variabel Prestasi Belajar Siswa karena nilai t hitung 1.289 < 1.997 dan probabilitasnya tidak signifikan karena nilai sig. 0,202 > 0,05. Bisa disimpulkan juga bahwa variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah pengaruhnya paling dominan karena nilai B, Beta dan t yang dihasilkannya lebih besar. Kesimpulannya secara keseluruhan Pada hasil uji model regresi univariat dihasilkan angka-angka seperti yang terpampang dalam table di atas yaitu: Pertama pada model Korelasi Spearman, variable Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) menunjukkan derajat keterhubungan (korelasi) yang sangat signifikan dengan variable (X2) Kompetensi Guru maupun Variable (Y) Prestasi Belajar siswa. Korelasi X1 dengan X2 sebesar 0,308 (30,8%) dengan kategori signifikan karena nilai sig 0,005 < 0,05. Variable X1 berkorelasi terhadap variable Y sebesar 0,403 (40,3%) dengan kategori signifikan karena nilai sig. 000 < 0,05. Variable, X2 berkorelasi dengan Y sebesar 0,261 (26,1%) dengan derajat signifikan pula karena nilai sig.0,016 < 0,05. Kedua, model regresi ganda antara variable X1 dan X2 menunjukkan angka koefesien korelasi secara bersama terhadap variable Y sebesar 0,183 (18,3%) dengan nilai F 7.275 dan nilai sig. 0,001 jauh lebih kecil dari parameter signifikansi yang ditetapkan yaitu 0,05. Ketiga, secara partial, variable X1 mempengaruhi Y nilai beta sebesar 0,356 sedangkan variable X2 sebesar 0,152. 1.
Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kompetensi Guru secara bersama-sama Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Secara bersama-sama, variable independent yang di jadikan fokus penelitian dalam tesis ini yaitu X1 variable Kepemimpinan Kepala Sekolah dan X2 Kompetensi Guru menunjukkan derajat koefesien korelasi sebesar 0,183 (18,3%) terhadap variable Y Prestasi belajar siswa. Dan koefesien korelasi tersebut sangat signifikan karena nilai F yang dihasilkan sebesar 7.275 dan nilai sig. 0,001<0,05. Angka itu menunjukkan bahwa Prestasi belajar siswa di sekolah dipengaruhi oleh Leadership Kepala Sekolahnya dan Kompetensi Gurunya secara bersama-sama sebesar 18,3%. Sisanya, 81,7% dipengaruhi oleh variable-variable lain yang tidak dijadikan fokus dalam penelitian ini. Hasil riset ini juga menegaskan hasil-hasil riset sebelumnya dan menandakan bahwa hipotesis yang di susun oleh penulis diterima, yaitu adanya pengaruh positif variable independent secara bersama-sama terhadap variable dependent. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil-hasil penelitian sebelumnya yaitu hasil penelitian Ramadhani (2007), Zahera (dalam Sumarno 2011) dan Nuchiah (2005) yang menyatakan bahwa kepemimpinan kepala sekolah dan kompetensi guru berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Artinya penelitian ini telah menegaskan hasil penelitianpenelitian sebelumnya bahwa jika kepala sekolah kepemimpinannya tidak baik (rendah) dan kompetensi guru tidak baik (rendah) maka prestasi belajar siswanya pun cenderung rendah. Dan begitu pula sebaliknya, jika kepemimpinan kepsek baik dan kompetensi guru baik, prestasi belajar siswanya pun cenderung baik.
“ العاطفة من مركز الدراسات االسالميةPassion of the Islamic Studies Center” JPI_Rabbani
2. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dan Kompetensi Guru (X2) secara terpisah terhadap Prestasi Belajar Siswa (Y). Pada table hasil analisis korelasi Pearson dihasilkan derajat korelasi antara variable X1 dan X2 secara parsial dengan Variable Y dengan komposisi sebagai berikut: X1 dengan Y = 0,403 (40,3%). Sedangkan X2 dengan Y = 0,261 (26,1%). Dan kedua garis korelasi tersebut bersifat signifikan karena nilai signifikansi yang dihasilkan kedua jenis korelasi tersebut lebih kecil dari 0,05. Yaitu 000 dan 0,016 < 0,05. Sedangkan pada model simple regresi atau regresi sederhana secara parsial, variable X1 mempengaruhi variable Y dengan koefisien korelasi sebesar 0,351 (35,1%). Dan variable X2 mempengaruhi variable Y sebesar 0,158 (15,8%). Artinya secara terpisah, kepemimpinan kepala sekolah mempengaruhi prestasi belajar siswa sebesar 35%, sisanya dipengaruhi faktor lain baik yang bersifat internal dalam diri siswa maupun eksternal sistem sekolah. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Tony Bush dan David Jackson (2002) yang menyatakan bahwa di sekolah-sekolah yang diteliti di beberapa kota di Inggris, efektifitas kepemimpinan kepala sekolah menjadi faktor yang cukup berpengaruh terhadap efektifitas pencapaian tujuan pendidikan dan kompetensi belajar siswa. Penelitian ini juga mengkonfirmasi hasil penelitian Ramadhani (2007) di sekolah SMK Ardjuna Malang yang menyatakan bahwa pengaruh gaya kepemimpinan secara parsial berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran diklat penanganan surat keluar dan surat masuk. Penelitian ini juga mengkonfirmasi penelitian Jamal (2002) dan Zahera (2011) yang menyimpulkan bahwa kompetensi guru secara parsial memegang peranan penting (berpengaruh) terhadap prestasi belajar siswa. Artinya penelitian ini menegaskan bahwa Jika kepemimpinan kepala sekolah baik maka prestasi belajar siswa cenderung akan baik. Disisi lain, kompetensi guru mempengaruhi prestasi belajar siswa sebesar 15,8% dan sisanya dipengaruhi oleh variable yang lain. Artinya jika kompetensi gurunya baik, prestasi belajar siswa pun cenderung akan baik. 3.
Korelasi Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kompetensi Guru Kepemimpinan kepala sekolah berkorelasi berkorelasi terhadap kompetensi guru sebesar 0,308 (30,8%) artinya sebesar 30,8% jika kepemimpinan kepala sekolah baik maka akan berimplikasi pada kompetensi guru. Begitu juga sebaliknya kepemimpinan kepala sekolah yang buruk (rendah) akan berpengaruh terhadap kompetensi guru yang rendah pula. Korelasi ini bersifat signifikan derajatnya. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil riset Tony Bush dan David Jackson (2002) pada NCSL, 2001 UK bahwa di sekolah-sekolah menengah di Inggris salah satu aspek efektifnya peran kepemimpinan kepala sekolah karena berkorelasinya efektifitas tersebut dengan pengembangan kompetensi guru dalam melaksanakan tugasnya. Penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Nuchiyah (2005) di SDN se Kecamatan Pabuaran Subang yang menyimpulkan bahwa faktor yang menentukan kompetensi guru salah satunya adalah efektifitas gaya kepemimpinan kepala sekolah karena efektifitas gaya kepemimpinan kepala sekolah berhubungan dengan kompetensi guru.
“ العاطفة من مركز الدراسات االسالميةPassion of the Islamic Studies Center” JPI_Rabbani
KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan analisis satatistik terhadap data penelitian yang terkait dengan pertanyaan penelitian dan hipotesis dapat disimpulkan bahwa: a) Variable X1 (Kepemimpinan Kepala Sekolah) berpengaruh secara positif dan dan bersifat signifikan terhadap Variable Y (Prestasi Belajar Siswa). b) Variable X2 (Kompetensi Guru) berpengaruh positif dan bersifat signifikan terhadap Variable Y (Prestasi Belajar Siswa). c) Variable X1 (Kepemimpinan Kepala Sekolah) dan variable X2 (Kompetensi Guru) secara bersama-sama berpengaruh positif dan bersifat signifikan terhadap Variable Y (Prestasi Belajar Siswa). 2.
Saran Berdasarkan hasil kesimpulan tersebut di atas, maka penulis memberikan saran sebagai berikut: a) Bagi Kantor Kementrian Agama Kabupaten Karawang Dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa di lingkungan madrasah hendaknya: 1) Memberikan pembinaan yang intensif kepada kepala madrasah untuk meningkatkan kemampuannya dalam membina kualitas guru. 2) Memberikan pembinaan yang intensif kepada guru untuk meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas pembelajaran antara lain: menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kualitas kompetensi guru, menyediakan sumber belajarb atau pedoman bagi guru sehingga dapat meningkatkan kemampuannya secara mandiri dalam melaksanakan tugas pembelajaran. 3) Kepada pengawas fungsional sekolah disarankan lebih optimal dalam melaksanakan fungsi pengawasan dan pembinaan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajran. 4) Kepada madrasah-madrasah yang ada di kabupaten karawang sudah waktunya mengelola madrasah secara profesional agar prestasi belajar siswa sesuai dengan harapan masyarakat dan tuntutan akan perubahan. 5) Kepada orang tua murid, stekhalder dan praktisi pendidikan hendaklah memiliki komitmen yang tinggi dalam upaya mendorong terwujudnya prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan semua pihak akan terwujud
DAFTAR PUSTAKA Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta, Asokadikta dan Durat Bahagia. Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, Bandung.
“ العاطفة من مركز الدراسات االسالميةPassion of the Islamic Studies Center” JPI_Rabbani
Latunreng, Wahyuddin; 2008, Perilaku Organisasi, Jakarta, IPPSDM-WIN. Wahyosumidjo, 2002, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Tinjauan Teoritik dan Permasalahan, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada. http://www.depdiknas.go.id/inlink(accessed 9 feb 2003) Hasbullah, 1999, Menjadi Guru Profesional, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya. Kosasih, 2010, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, Surabaya, Usaha Nasional. Syah, Muhibin; 2000, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung, Remaja Rosdakarya. Riduwan; 2012, Metode dan Teknik Penyusunnan Profosal Penelitian, Bandung, Alfabeta.