Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 1
EVALUASI KUALITAS LINGKUNGAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN CIMAHI TENGAH KOTA CIMAHI R. Bahari, W. Kastolani*), B. Waluya*)
[email protected] ,
[email protected] ,
[email protected] Departemen Pendidikan Geografi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia
ABSTRAK Pertumbuhan penduduk yang terus meningkat di Kota Cimahi mengakibatkan tingginya kebutuhan ruang, keterbatasan lahan yang ada menimbulkan berbagai masalah, salah satunya kualitas lingkungan permukiman. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi kondisi kualitas lingkungan permukiman berdasarkan parameter – parameter kualitas lingkungan permukiman dan menganalisis pola persebaran kualitas lingkungan permukiman. Metode penelitian menggunakan metode survey. Teknik analisis data menggunakan analisis tetangga terdekat, harkat dan bobot. Hasil penelitian menunjukan kualitas lingkungan permukiman di Kecamatan Cimahi Tengah pada aspek kepadatan bangunan tergolong buruk; ukuran bangunan tergolong baik; pola bangunan tergolong buruk; Aksesibilitas tergolong beragam dari baik hingga buruk, lokasi permukiman dan sanitasi tergolong baik; kepadatan penduduk tergolong sedang; fasilitas umum (pendidikan, kesehatan, dan niaga) tergolong baik, ketersediaan air bersih dan persampahan tergolong baik. Pola persebaran kualitas lingkungan permukiman di Kecamatan Cimahi Tengah membentuk pola clustered atau mengelompok. Rekomendasi dari penelitian ini yaitu pemerintah harus meninjau kembali rencana tata ruang wilayah Kota Cimahi agar kelengkapan sarana dan prasana lingkungan permukiman dapat terpenuhi dan menciptakan kualitas lingkungan permukiman yang baik. Kata Kunci : Permukiman, Kualitas Lingkungan, Pola Permukiman Population growth continues to increase in Cimahi City which can lead to high demand for space, the limited land causes various problems, one of which the environmental quality of settlements. This study objectives are to identify the conditions of the environmental quality of settlements based on the parameters of the environmental quality of settlements and to analyze the distribution pattern of settlements. The research uses survey method. Data are analyzed using the nearest neighbor analysis, scoring, and weighting. The results show environmental quality of settlements in District Central Cimahi on aspects of the density of buildings classified as bad; the size of the building is good; building patterns is classified as bad; Accessibility relatively varied from good to bad, the location of settlements and sanitation is good; population density is classified as moderate; public facilities (education, public health, and commerce) are good, the availability of clean water and waste system is good. The quality of distribution pattern of settlements in District Central Cimahi form a clustered pattern. The recommendations of this research, the Government should reconsider the spatial plan of the Cimahi City so that the extensiveness of the infrastructure and facilities can be provided to create a proper environment for settlements. Keywords: Settlement, Environmental Quality, Settlement Pattern
http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035
2 | R. Bahari, dkk Evaluasi Kualitas Lingkungan Permukiman di Kecamtan Cimahi Tengah Kota Cimahi Ada tiga permasalahan merosotnya PENDAHULUAN Pertumbuhan penduduk di setiap
kualitas lingkungan permukiman didaerah
wilayah seiring berjalannya waktu sulit
perkotaan
dikendalikan,
pertumbuhan
lingkungan permukiman yang kondisinya
penduduk di kota – kota besar. Sulitnya
amat jelek dan dihuni oleh masyarakat
mecari lapangan pekerjaan di desa dan
berpenghasilan
rendahnya
serta
perkampungan yang tidak ditata dengan
tingginya kebutuhan untuk meningatkan
teratur, dengan kondisi fisik sosial ekonomi
kualitas hidup yang lebih baik merupakan
dan kesehatan yang tidak memadai; (3)
salah satu alasan masyarakat melakukan
terdapatnya kampung – kampung dengan
urbanisasi. Pertumbuhan penduduk yang
prasarana lingkungan yang sangat minim.
berkembang dengan cepat berimplikasi
Sumunar (2002, hlm 1).
khususnya
tingkat
pendapatan
Kota
pada makin besarnya kebutuhan ruang untuk tempat tinggal dan fasilitas lainnya,
sebagai
Sutanto (1995, hlm.2).
Bandung,
Bintarto (1987) mengatakan bahwa
antara
lain:
rendah;
Cimahi
kota
(1)
(2)
terdapat
memiliki
penyangga
terutama
adanya
bagi
menjadi
peran Kota tempat
bermukimnya para pekerja yang mencari
di
nafkah di kota Bandung. Hal tersebut
daerah perkotaan yang sering menjadi
mengakibatkan pertumbuhan penduduk di
bahan perbincangan adalah pemukiman.
Kota Cimahi dari tahun ke tahun semakin
Kebutuhan
fasilitas
meningkat, ditambahnya dengan migrasi
tempat tinggal tidak semudah pemenuhan
masyarakat dari desa ke kota (urbanisasi).
kebutuhan pokok manusia yang lain seperti
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik
sandang, pangan, dan papan sangat terkait
pada tahun 2010 terdapat jumlah penduduk
dengan ketersediaan ruang dan lahan yang
541.177 jiwa, kemudian bertambah 37.838
semakin terbatas. Pertumbuhan penduduk
jiwa hingga tahun 2014. Sehingga dapat
di
akan
dihitung laju pertumbuhan penduduk Kota
pemukiman
Cimahi setiap tahunnya sebesar 2,12 %.
terutama masalah hunian liar atau daerah
Ketimpangan antara terjadinya perluasan
pemukiman kumuh yang berkembang di
kawasan permukiman dengan kurangnya
berbagai
penyediaan
masalah
kependudukan
akan
daerah
penyediaan
perkotaan
menimbulkan
kota
menurunnya permukiman.
khususnya
masalah
da kualitas
alami
mengakibatkan lingkungan
sarana
dan
prasarana
permukiman mengakibatkan munculnya kawasan-kawasan permukiman kumuh. Kecamatan
http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035
Cimahi
Tengah
memiliki
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 3 lingkungan
permukiman
kumuh
dan
pola
persebaran
kualitas
lingkungan
permukiman liar yang cukup tinggi.
permukiman di Kecamtan Cimahi Tengah
Berdasarkan data Dinas Pekerjaan Umum,
Kota Cimahi.
kondisi permukiman kumuh di Kecamatan Cimahi Tengah tercatat sebanyak 11.098
METODE
rumah di 6 kelurahan dengan luas 100,44 Ha.
Penelitian ini berada di Kecamatan
56 unit rumah berada dibawah
Cimahi Tengah Kota Cimahi. Penelitian ini
tegangan arus tinggi, dan 393 unit rumah
menggunakan metode Survey. Menurut
berada di bantaran sungai.
Tika (2005, hlm.6) “ Metode Survey, yaitu
Selain
itu
permasalahan
suatu metode penelitian yang bertujuan
permukiman lainnya adalah jumlah kepala
untuk mengumpulkan sejumlah besar data
keluarga
dengan jumlah rumah sangat
berupa variabel, unit atau individu dalam
timpang,
jumlah
di
waktu yang bersamaan.Data dikumpulkan
Kecamatan Cimahi Tengah adalah 52.002
melalui individu atau sampel fisik tertentu
KK sedangkan jumlah rumah yang ada di
dengan
Kecamatan Cimahi Tengah adalah 26.858
menggeneralisasikan terhadap apa yang
sehingga dapat disimpulkan bahwa 25.164
diteliti”.
kepala
keluarga
kepala keluarga belum memiliki rumah atau tempat tinggal.
tujuan
agar
dapat
Data yang diperoleh dari penelitian ini
merupakan
data
sekunder
yang
Perluasan kawasan permukiman di
didapatkan dari berbagai instansi, juga data
Kota Cimahi merupakan fenomena yang
lapangan melalui wawancara dan ground
mengakibatkan
timbulnya
check.
permasalahan
kualitas
beberapa lingkungan
permukiman. Ditambah dengan data spasial
Data
yang didapat
kemudian
dianalisis dan diinterpretasi sesuai acuan UUD dan Dinas Pekerjaan Umum.
yang tidak memadai dan kurang akuratnya
Sampel penelitian ini terdiri dari
data oleh karena itu penulis tertarik untuk
sampel wilayah yaitu seluruh permukiman
mengukur
kualitas
dengan menggunakan proporsional random
Permukiman di Kecamatan
sampling. Alat yang digunakan dalam
Cimahi Tengah, Kota Cimahi. Hal ini
peneelitian ini berupa lembar instrument
dimaksud
wawancara. Lembar ini digunakan untuk
dan
lingkungan
kualitas
untuk
mengevaluasi
mengetahui
lingkungan
kondisi
permukiman
di
mengukuran parameter lokasi permukiman,
Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi
sanitasi,
ketersediaan
berdasarkan parameter – parameter kualitas
persampahan,
lingkungan permukiman dan Mengetahui
sedangkan
dan
untuk
air
bersih,
fasilitas
umum.
parameter
lainnya
http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035
4 | R. Bahari, dkk Evaluasi Kualitas Lingkungan Permukiman di Kecamtan Cimahi Tengah Kota Cimahi menggunakan data sekunder yaitu hasil sehat, aman, dan nyaman. Jadi kualitas interpretasi citra landsat. Teknik analisis
lingkungan
data yang digunakan dalam penelitian ini
sebuah keadaan lingkungan yang dapat
yaitu harkat dan bobot, yang terdiri dari tiga
memberikan daya dukung yang optimal
kelas diantaranya, kualitas baik, kualitas
bagi kelangsungan hidup manusia di suatu
sedang, dan kualitas buruk. Kemudian
wilayah.
untuk menentukan pola persebaran kualitas
permukiman di Kecamatan Cimahi Tengah
lingkungan
dapat dilihat pada tabel 1.
permukiman,
analisis tetangga terdekat
meggunakan
permukiman
Berikut
Kualitas
merupakan
lingkungan
atau neighbor
statistics (T).
Kepadatan Bangunan Berdasarkan menunjukan
HASIL DAN PEMBAHASAN Secara
bahwa
diatas
Kelurahan
Baros
Kecamatan
memiliki kepadatan bangunan Jarang / Baik
diantara
yaitu <20% (17 rumah/Ha) dengan nilai 9,
107º31’30” BT - 107º33’30” BT dan
kemudian Kelurahan Cigugur Tengah
6º54’00” - 6º52’00” LS, dan luas wilayah
memiliki kepadatan bangunan Padat/Buruk
Kecamatan Cimahi Tengah yang sebesar
yaitu >40% (<50 rumah /Ha) dengan nilai
1.010.23 Ha.
3. dikarenakan Kelurahan Cigugur Tengah
Cimahi
geografis
tabel
Tengah
terletak
merupakan Kelurahan yang paling dekat pusat industri sehingga tidak salah
Kualitas Lingkungan Permukiman Kualitas lingkungan permukiman
jika
kepadatan bangunan di Kelurahan Cigugur
kota yang baik akan memperhatikan
Tengah
kelengkapan
prasarana
Kelurahan Cimahi, Kelurahan Padasuka
pendukung seperti yang tercantum dalam
dan Kelurahan Setiamanah sama halnya
UU Nomer 1 Tahun 2011 bahwa sarana
dengan
dan fasilitas dalam lingkungan kehidupan
memiliki kepadatan bangunan padat, yaitu
yang
mendudkung
>40% atau (<50 rumah/Ha) dengan nilai 3
pengembangan
Karena letak kelurahan –kelurahan tersebut
sarana
berfungsi
penyelenggaraan
dan
untuk dan
sangat
padat,
Kelurahan
Tengah
dekat
sedangkan prasana adalah kelengkapan
Kelurahan
dasar
yang
kepadatan bangunan sedang atau 30-40%
untuk
(25 rumah/Ha) dengan nilai 6, meskipun
kebutuhan bertempat tinggal yang layak,
Kelurahan Karangmekar didominasi oleh
memenuhi
lingkungan standar
hunian
tertentu
http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035
pusat
Cigugur
kehidupan social, budaya dan ekonomi.
fisik
dengan
selanjutnya
kota. Kemudian
Karangmekar
memiliki
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 5 kawasan terbangun dari mulai pertokoan
atau rumah, Sehingga tidak salah jika
sampai
Kelurahsn
pusat
pendidikan.
Namun
kepadatan bangunan yang disoroti disini
Karangmekar
memiliki
kepadatan bangunan yang sedang.
adalah kepadatan bangunan permukiman
Tabel 1. Kualitas Lingkungan Permukiman Berdasarkan Kepadatan Bangunan Kecamatan Cimahi Tengah Kelas Kelurahan
Baros Cigugur Tengah Cimahi Karangmekar Padasuka Setiamanah
Harkat
Bobot
Nilai
Kualitas Lingkungan
3
3
9
Baik
V
1
3
3
Buruk
V
1 2 1 1
3 3 3 3
3 6 3 3
Buruk Sedang Buruk Buruk
Jarang
Sedang
Padat
<20% (17rumah/Ha) V
30-40% (25rumah/Ha)
>40 % (<50rumah/Ha)
V V V
Ukuran Bangunan Tabel 2. Kualitas Lingkungan Permukiman Berdasarkan Ukuran Bangunan Kelas Kelurahan
Baros Cigugur Tengah Cimahi Karangmekar Padasuka Setiamanah
Besar
Sedang
Kecil
>60% dalam blok 60m2 V
30-50 % dalam blok 30 – 60 m2
50 % dalam blok <30% m2
V V V V V
Kualitas lingkungan permukiman di Kecamatan Cimahi Tengah dilihat dari parameter ukuran bangunan memiliki kualitas yang berbeda yaitu kelurahan Cigugur Tengah tergolong dalam kualitas sedang karena memiliki 30-50% ukuran bangunan dengan luas 30-60 m2 sedangkan Kelurahan Baros, Kelurahan Cimahi,
Harkat
Bobot
Nilai
Kualitas Lingkungan
3 2 3 3 3 3
1 1 1 1 1 1
3 2 3 3 3 3
Baik Sedang Baik Baik Baik Baik
Kelurahan Karangmekar, Kelurahan Padasuka,dan Kelurahan Setiamanah tergolong dalam kualitas baik karena memiliki >60% permukiman dengan luas 60 m2. Sehingga dapat dirata-ratakan bahwa Kecamatan Cimahi Tengah memiliki kualitas lingkungan yang baik
http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035
6 | R. Bahari, dkk Evaluasi Kualitas Lingkungan Permukiman di Kecamtan Cimahi Tengah Kota Cimahi Tata letak/ Pola Bangunan Tabel 3. Kualitas Lingkungan Permukiman Tata Letak/Pola Bangunan di Kecamatan Cimahi Tengah Kelas Kelurahan
Baros Cigugur Tengah Cimahi Karangmekar Padasuka
Harkat
Bobot
Nilai
Kualitas Lingkungan
3
2
6
Baik
V
1
2
2
Buruk
V
1 2 3
2 2 2
2 4 6
Buruk Sedang Buruk
Teratur
Sedang
Tidak Teratur
>50 % bangunan teratur V
40-50 % bangunan teratur
<40% bangunan teratur
V V
Kualitas lingkungan Permukiman
Cimahi, Padasuka, dan Setiamanah .hal
dilihat dari aspek pola bangunan setiap
tersebut sangat wajar karena keempat
kelurahannya rata – rata tergolong. dalam
kelurahan tersebut memiliki lokasi dekat
kualitas buruk dengan <40% bangunan
dengan pusat kota
teratur yaitu Kelurahan Cigugut Tengah,
Aksesibilitas Tabel 4. Kualitas Lingkungan Permukiman Berdasarkan Aksesibilitas Kecamatan Cimahi Tengah Kelas Kelurahan
Baros Cigugur Tengah Cimahi Karangmekar Padasuka Setiamanah
Baik
Sedang
Jelek
>50% ratarata lebar jalan 6 m V
25 – 35% lebar jalan antara 3 – 6
Jalan tidak tampak di citra V
V V V V
Kualitas lingkungan permukiman di Kecamatan
Cimahi Tengah dilihat dari
Harkat
Bobot
Nilai
Kualitas Lingkungan
3 1 2 3 2 1
2 2 2 2 2 2
6 2 4 6 4 2
Baik Buruk Sedang Baik Sedang Buruk
6 m, kemudian untuk Kelurahan Cigugur Tengah
dan
Kelurahan
Setiamanah
parameter aksesibilitas memiliki kualitas
tergolong dalam kualitas Buruk karena
yang berbeda disetiap kelurahannya yaitu
jalan rata-rata tidak dapat terlihat pada Citra
Kelurahan
Kelurahan
Landsat. Selanjutnya Kelurahan Cimahi
Karangmekar tergolong dalam kualitas baik
dan Kelurahan Padasuka tergolong dalam
karena memiliki >50% lebar jalan rata-rata
kualitas sedang karena memiliki 35-35%
Baros
dan
http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 7 lebar jalan rata-rata 3-6 m. berdasarkan
diungkapkan Bintarto (1988, hlm 118 )
analisis
kualitas
bahwa aksesibilitas adalah kemudahan
lingkungan permukiman di Kecamatan
bergerak dari suatu tempat ke tempat lain
Cimahi Tengah dari segi aksesibilitas
dalam suatu wilayah. kondisi ini terjadi
tergolong beragam dari baik, sedang, dan
pula dikota-kota besar lainnya khusnya
buruk.
karena
Indonesia karena kebutuhan lahan yang
tidak
luas berbanding terbalik dengan jumlah
memperhatikan persyaratan mendirikan
penduduk yang ada, sehingga tidak dapat
bangunan khususnya untuk aksesibilitas
terpasilitasi dengan baik
perkelurahannya
Hal
banyaknya
menuju
ini
diakibatkan
bangunan
permukiman.
yang
Seperti
yang
Lokasi Permukiman Tabel 5. Kualitas Lingkungan Permukiman Berdasarkan Lokasi Permukiman Kecamatan Cimahi Tengah Kelas Kelurahan
Baik
Sedang
Jelek
Jauh dari sumber polusi & bencana
Ada kemungkinan terpengaruh
Dekat dengan sumber Polusi & bencana
8
6
7
7
Baros Cigugur Tengah Cimahi Karangmekar Padasuka Setiamanah
8 8 23 9
15
4 6
Kualitas lingkungan permukiman di
Harkat
Bobot
Nilai
Kualitas Lingkungan
3
2
6
Baik
1
2
2
Buruk
3 3 3 3
2 2 2 2
6 6 6 6
Baik Baik Baik Baik
dari banjir tersebut bisa mencapai lutut
Kecamatan Cimahi Tengah dilihat dari
manusia,
parameter lokasi permukiman memiliki
Baros,
kualitas
disetiap
Karangmekar, Kelurahan Padasuka dan
kelurahannya yaitu, Kelurahan Cigugur
Kelurahan Setiamanah tergolong dalam
Tengah tergolong dalam kualitas buruk
kualitas baik karena jauh dari sumber polusi
karena memiliki kedekatan dengan sumber
dan bencana. Berdasarkan analisis lokasi
polusi udara dari pabrik yang berada
permukiman dari setiap kelurahan di rata-
didekat lingkungan permukiman serta
rata
bencana
permukiman baik
yang
banjir
berbeda
yang
selalu
menjadi
sedangkan Kelurahan
memiliki
untuk
Kelurahan
Cimahi,
Kelurahan
kualitas
lingkungan
masalah pada musim hujan karena debit air http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035
8 | R. Bahari, dkk Evaluasi Kualitas Lingkungan Permukiman di Kecamtan Cimahi Tengah Kota Cimahi Tabel 6 Kualitas Lingkungan Permukiman Berdasarkan Sanitasi Kecamatan Cimahi Tengah Kelurahan
Baros Cigugur Tengah Cimahi Karangmekar Padasuka Setiamanah
Baik >65% terlayani sistem DK/PDK, & tidak ada pembuangan sampah secara liar V
Kelas Sedang 25-45 % terlayani sistem DK/PDK, & terdapat pembuangan sampah secara liar
Buruk
Harkat
Bobot
Nilai
<25% terlayani sistem DK/PDK, & terdapat pembuangan sampah liar
Kualitas Lingkungan
3
2
6
Baik
V
3
2
6
Baik
V V
3 3 2 3
2 2 2 2
6 6 4 6
Baik Baik Sedang Baik
V V
Kepadatan Penduduk Tabel 7. Kualitas Lingkungan Permukiman Berdasarkan Kepadatan Penduduk di Kecamatan Cimahi Tengah Kelas
Kecamatan Cimahi Tengah
Tidak Padat
Cukup Padat
0-50
51- 250
jiwa/km2
jiwa/km2
Padat
Sangat Padat
251 – 400 jiwa/km2
< 400 jiwa/km2
Harkat
Bobot
Nilai
Kualitas Lingkungan
1
2
2
Sedang
V
Sumber: BPS Kota Cimahi Tahun 2015 Kepadatan
penduduk
adalah
jumlah
memiliki
jumlah
penduduk
51-250
penduduk disuatu daerah persatuan luas.
jiwa/km2. Hal ini diakibatkan karena
Sedangkan
lingkungan
Kecamatan Cimahi Tengah memiliki lokasi
permukiman di Kecamatan Cimahi Tengah
yang strategis berada ditengah Kota Cimahi
dilihat dari parameter kepadaan penduduk
yang memiliki pusat kegiaatan ekonomi
tergolong
khususnya industry - insustri besar yang
kualitas
sedang
karena
memiliki
kepadatan penduduk 102 jiwa/km2 atau
menyedikan lapangan pekerjaan.
dapat digolongkan cukup padat karena
Sanitasi
Kualitas
lingkungan
permukiman
di
Kecamatan Cimahi Tengah di lihat dari http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 9 parameter sanitasi memiliki kualitas yang
memiliki drainase buruk. Sedangkan untuk
berbeda
yaitu
Kelurahan
tergolong
Kelurahan
Karangmekar,
dalam kualitas buruk karena >60% setiap
Setiamanah
dan
permukiman memiliki mck, namun sedikit
tergolong dlam kualitasbaik karena >85%
memiliki
setiap satuan permukimannya memiliki
disetiap
Kelurahan
kelurahannya
Cigugur
Tengah
Septicthank dan
lingkungan
Baros,
Kelurahan
Kelurahan
Cimahi, Kelurahan Padasuka
permukiman di Kelurahan Cigugur Tengah
mck, septicktank, dan drainase baik.
Fasilitas Umum
tergolong dalam kualitas baik karena sarana
Kualitas
lingkungan
permukiman
di
Kecamatan Cimahi Tengah dilihat dari parameter Fasilitas Umum (Pendidikan, Kesehatan, dan Niaga) memiliki kualitas yang berbeda sepert sarana pendidikan di Keluran Baros dan Kelurahan Cimahi terbilang baik, sedangkan untuk Kelurahan Cimah,
Kelurahan
Kelurahan
Padasuka
Karangmekar, dan
Kelurahan
Setiamanah memiliki kualitas sedang. Namun pada dasarnya sarana pendidikan di Kecamatan
Cimahi
Tengah
Sudah
Ketersediaan air bersih merupakan salah satu yang paling penting dan menjadi untuk
memilih
lokasi
permukiman, Berdasarkan hasil penelitian dari 6 kelurahan yang ada di Kecamatan Cimahi
Tengah
4
kelurahan
dapat
dikatakan memeiliki ketersediaan air bersih yang baik dengan bobot 6 yaitu Kelurahan Baros,
Kelurahan
Cimahi,
transportasi, hanya saja fasilitas umum dalam penelitian ini dilihat ketersediaan fasilitas
pendidikan
Kelurahan
Padasuka, dan Kelurahan Setiamanah.
di
lingkungan
permukimannya. Kemudian untuk fasilitas umum (Kesehatan dan Niaga) Kecamatan Cimahi Tengah sudah tergolong dalam kualitas baik karena Kecamatan Cimahi Tengah memiliki lokasi yang dekat dengan rumah sakit besar, pasar atau pusat perbelanjaan kebutuhan
yang
dapat
primer
maupun
menunjang sekunder
masyarakatnya. Sehingga
Ketersediaan Air Bersih
pertimbangan
pendidikan masih mudah diakses dengan
untuk
permukiman
kualitas dengan
lingkungan parameter
ketersediaan air bersih di 4 Kelurahan tersebut dapat dikatakan baik. Kemudian untuk 2 kelurahan lainnya yaitu Kelurahan Cigugur Tengah dengan
Kelurahan
Karangmekar memiliki ketersediaan air bersih sedang atau memiliki nilai 4, Karena Kelurahan Cigugur Tengah merupakan daerah
yang paling
padat
dibanding
kelurahan lainnya sehingga tidak salah
http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035
10 | R. Bahari, dkk Evaluasi Kualitas Lingkungan Permukiman di Kecamtan Cimahi Tengah Kota Cimahi jumlah ketersediaan air tanah di Kelurahan
mengakibatkan ketersediaan air bersih
Cigugur Tengah dapat dikatan sedang yang
sedang berbeda dengan desa lainnya. Maka
mengakiatkan sebagian keluarga harus rela
dari itu kualitas lingkungan permukiman
membeli air bersih untuk memenuhi
dari segi parameter ketersediaan air bersih
kebutuhan rumah tangganya pada musim
di kedua desa tersebut termasuk kriteria
kemarau, sama halnya dengan Kelurahan
sedang.
Karangmekar
terletak
di
pusat
kota
Tabel 8 Kualitas Lingkungan Permukiman Berdasarkan Ketersediaan Air Bersih di Kecamatan Cimahi Tengah Kelas Kelurahan
Baros Cigugur Tengah Cimahi Karangmekar Padasuka Setiamanah
Baik
Sedang
Buruk
>75% terlayani PDAM, Artesis, Sumur Masyarakat, & Born Capteri V
55-65% terlayani PDAM, Artesisi, Sumur Masyarakat, & Born Capteri
35-45% terlayani PDAM, Artesisi, Sumur Masyarakat, & Born Capteri
V V V V V
Harkat
Bobot
Nilai
Kualitas Lingkungan
3
2
6
Baik
2
2
4
Sedang
3 2 3 3
2 2 2 2
6 4 6 6
Baik Sedang Baik Baik
Persampahan Tabel 9 Kualitas Lingkungan Permukiman Berdasarkan Persampahan di Kecamatan Cimahi Tengah Kelurahan
Baros Cigugur Tengah Cimahi Karangmekar Padasuka Setiamanah
Kelas Baik >65% terlayani sistem DK/PDK, & tidak ada pembuangan sampah secara liar V
Harkat Sedang 25-45 % terlayani sistem DK/PDK, & terdapat pembuangan sampah secara liar
Bobot
Nilai
Buruk <25% terlayani sistem DK/PDK, & terdapat pembuangan sampah liar
Kualitas Lingkungan 3
2
6
Baik
V
3
2
6
Baik
V V
3 3 2 3
2 2 2 2
6 6 4 6
Baik Baik Sedang Baik
V V
Kualitas lingkungan permukiman di
parameter persampahan dapat digolongkan
Kecamatan Cimahi Tengah dilihat dari
termasuk dalam kategori baik karena >65%
http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 11 setiap satuan permukimannya terlayani
umum tersebut. Sedangkan hasil lapangan
sistem dk/pdk dan tidak ada pembuangan
menunjukan pola clustered terbentuk dari
sampah secara liar.
kelas kualitas lingkungan permukiman
Pola Persebaran Kualitas Lingkungan Permukiman di Kecamatan Cimahi Tengah
sedang dan buruk, Hal tersebut menujukan bahwa masih kurangnya pemerataan sarana dan
prasarana
kualitas
lingkungan
permukiman yang baik. Sedangkan untuk
Pola persebaran kualitas lingkungan
pola random biasanya sarana dan prasarana
permukiman di Kecamatan Cimahi Tengah
permukiman tersebar tidak merata, akan
terbagi menjadi enam pola analisis dengan
tetapi berdasarkan hasil lapangan pola
tiga kelas yaitu baik, sedang dan buruk.
random terbentuk dari kelas kualitas
Setelah melalui proses perhitungan lima
lingkungan permukiman baik. Berdasarkan
pola termasuk dalam pola clustered atau
hasil tersebut dapat diketahui bahwa
pola mengelompok dan satu pola termasuk
persebaran sarana dan prasarana
dalam pola random atau pola acak. Hudson
persebaran penduduk yang tidak merata hal
(1997) membedakan secara garis besar
ini akan menimulkan terjadinya berbagai
anatara pola mengelompok dengan acak,
masalah yang bervariasi pula diantara
pola persebaran mengelompok tersusun
wilayah satu dengan lainnya baik bagi
atas
dusun-dusun
atau
bangunan
–
kehidupan
penduduk
bangunan rumah lebih kompak dengan
lingkungannya saat ini,
jarak tertentu sedangkan pola acakterdiri
pemahaman
dari rumah dan bangunan – bangunan yang
mendasar
tersebar dengan jarak tidak tertentu.
persebaran
Berdasarkan teori biasanya pola clustered ditunjukan
dengan
kelengkapan
dan
pemerataan fasiltas umum perkotaan yang baik, sehingga permukiman membentuk pola clustered atau mengelompok karena kebutuhan masyarakat terhadap fasilitas
lewat
dari
beserta
oleh karena itu penelitian
mengenai
yang
bagimana
kualitas
pola
lingkungan
permukiman yang ada saat ini
beserta
faktor – faktor yang berpengaruh terhadap permukiman merupakan suatu usaha yang penting dan dapat mendukung landasan pola
berfikir
pemecahan
masalah
permukiman masa yang akan datang. Lihat gambar 1.
http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035
12 | R. Bahari, dkk Evaluasi Kualitas Lingkungan Permukiman di Kecamtan Cimahi Tengah Kota Cimahi
Gambar 1 Analisis Tetangga Terdekat Pola Persebaran Kualitas Lingkungan Permukiman Pada aspek lokasi permukiman tergolong
KESIMPULAN Sesuai
dengan
peraturan
pemerintah tentang rencana tata ruang wilayah (RTRW) Kota Cimahi, bahwa Kecamatan Cimahi Tengah diperuntukan untuk kawasan permukiman atau tempat tinggal. Kualitas lingkungan Permukiman pada
aspek
kepadan
bangunan
di
Kecamatan Cimahi Tegah tergolong padat (buruk); Pada aspek ukuran bangunan tergolong cukup luas (baik) yaitu <60% berukuran 60 m2; Pada aspek pola bangunan tergolong tidak teratur (buruk) karena kepadatan bangunan yang ada di Kecamatan
Cimahi
Tengah
tergolong
padat; Pada aspek aksesibilitas tergolong sedang karena memiliki lebar jalan 3-6 m;
dalam kategori baik karena jauh dari sumber polusi dan bencana; Pada aspek sanitasi tergolong baik karena >85% setiap rumah memiliki MCK, septic tank, dan mempunyai drainase baik; Pada aspek ketersediaan air bersih tergolong baik karena <75% terlayani PDAM, artesis, sumur masyarakat, dan born capteri; Pada aspek kepadatan penduduk tergolong cukup padat (sedang) karena memiliki penduduk 102 jiwa/km2; Pada aspek fasilitas umum (pendidikan) tergolong sedang; Pada aspek fasilitas umum (kesehatan) tergolong baik; Pada
aspek
tergolong
fasilitas baik
dan
umum
(niaga)
pada
aspek
persampahan tergolong baik karena <65%
http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 13 setiap rumah terlayani sistem DK/PDK dan
DAFTAR PUSTAKA
tidak ada pembuangan sampah secara liar.
Bintarto,
Pola
persebaran
kualitas
lingkungan
permukiman di Kecamatan Cimahi Tengah
1987.
Urbanisasi
dan
Permasalahnnya, Jakarta: Ghalia Indonesia.
terbagi menjadi tiga kelas yaitu baik,
Bintarto, R. 1988. Ruang Lingkup dan
sedang dan buruk. Dari ketiga kelas
Konsep Geografi sebagai Suatu
tersebut,
Disiplin
pola
lingkungan
persebaran
permukiman
kualitas
yang
Keilmuan.
Makalah
paling
Lokakarya Pengembangan Konsep
dominan yaitu membentuk pola clustered
Geografi dalam Ajaran Sekolah.
atau mengelompok. Berdasarkan hasil
Yogjakarta: IKIP
penelitian, pola clustered terbentuk karena permukiman yang ada di Kecamatan Cimahi Tengah cenderung mengelompok mengikuti
letak
keberadaan
industri.
Sehingga dapat diketahui bahwa masih kurangnya
pemerataan
sarana
dan
prasarana lingkungan permukiman yang baik, dan perlunya perbaikan rencana tata ruang
wilayah
terhadap
penyebaran
fasilitas kota terhadap permukiman. Pola
Bintarto, R.1988. Ruang Lingkup dan Konsep Geografi Sebagai Suatu Disiplin
Keilmuan.
Makalah
Lokakarya Pengembangan Konsep dalam Ajaran Sekolah. Yogjakarta: IKIP BPS. (2015) Kecamatan Cimahi Tengah dalam Angka Tahun 2015. Cimahi : BPS
clustered akan berdampak buruk terhadap kondisi kesehatan masyarakat, terutama yang
memiliki
permukiman
kualitas
buruk
lingkungan
karena
tidak
dilengkapinya dengan sarana dan prasarana
Hudson Ltd, Thames. 1997. Fumiho Maki : Building and Projek. Thames & Hudson Lth. London Keman,
Soedjajadi.
2005.
Kesehatan
permukiman yang memadai. maka dari itu
Perumahan
Dan
perhatian pemerintah sangat diperlukan
Pemukiman.
Jurnal
agar terciptanya kualitas lingkungan yang
Lingkungan Vol. 2 No. 1 FKM
baik.
Universitas Airlangga.
Lingkungan Kesehatan
Shryock, H.S. & J.S. Siegel. 1976. The Methods
and
Materials
of
http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035
14 | R. Bahari, dkk Evaluasi Kualitas Lingkungan Permukiman di Kecamtan Cimahi Tengah Kota Cimahi Demography. New York : Academic Press Sumunar
(2002)
Kajian
Lingkungan
Kualitas
Permukiman
Kota
Yogyakarta Bagian Selatan Dengan Foto Udara Pankromatik Hitam Putih
dan
Geografis.
Sistem Skripsi.
Informasi Universitas
Negeri Yogyakarta : Yogyakarta Tika,
M.Pabundu.
(2005)
Metode
Penelitian Geografi. Jakarta : Bumi Aks Undang – Undang Republik Indonesia Nomer 1 Tahun 2011 tentang Perumahan
dan
Kawasan
Permukiman
http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035