JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
EVALUASI INSTALASI SISTEM HIDRAN PADA GEDUNG KANTOR PT. PERTAMINA LUBRICANTS JAKARTA UTARA Lanti Annistyaningrum, Ekawati, Bina Kurniawan Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Email:
[email protected]
Abstract : Nowadays multistorey building are widely spread in almost every city in Indonesia, especially in metropolitan city such as Jakarta. The overuse of electricity in multistorey building has unconsciously remained hazardous potential to trigger fire. One of the prevention act to the fire spreading is by installing the proper hydrant system around the building. In this writings, evaluation regarding to the hydrant building installation refers to a government regulation. PT. Pertamina Lubricants office building is used for office activities and laboratorial test, where the overuse of electricity could trigger another hazardous potential which is chemical hazards that could cause fire. PT. Pertamina Lubricants building has already had hydrant installation with the quantity of 5 hydrant box. The placement and the number of the hydrant box in every stairs hasn’t reached the standard. The evaluation result on the hydrant system of the building and the component completeness has attained the standard with the precentage of 68.2% allowed. Any broken hydrant tools or components are not found in this building, every hydrant parts is in a good condition. Key Words
: Active Fire Protection, Hydrant System Installation
PENDAHULUAN
Menurut Kepmen PU No.10/KPTS/2000
Latar Belakang
bangunan gedung adalah bangunan yang didirikan
Gedung merupakan hasil cipta
atau
lingkungan
diletakan
sebagian
dalam
atau
suatu
seluruhnya
karya manusia yang fungsi utamanya
pada di atas, atau di dalam tanah
adalah
dan/atau perairan secara tetap yang
sebagai
beraktivitas
tempat
sekaligus
manusia
pembatas
atau
berfungsi
pelindung dari pengaruh lingkungan luar. 495
sebagai
tempat
manusia
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
(e-Journal) 2356-3346)
melakukan kegiatannya(1). Perkembangan
oksigen yang terdapat di udara, dan
penyelengaraan
gedung
panas yang dapat berakibat menimbulkan
dewasa ini semakin kompleks baik dari
kerugian harta benda atau cidera bahkan
segi
kematian manusia. (4,5)
bangunan
intensitas,
kebutuhan
teknologi
sarana
dan
maupun
prasarananya.
Menurut Data Kebakaran Jakarta
Selain untuk menciptakan kenyamanan,
Tahun 2014, terdapat sejumlah 24 kali
suatu bangunan gedung juga seyogyanya
kebakaran yakni 8 kebakaran di Jakarta
memperatikan aspek-aspek keselamatan
Utara, 2 kebakaran di Jakarta Pusat, 7
bagi penghuni yang berada di dalam
kebakaran di Jakarta Timur, 3 kebakaran
gedung, bagi masyarakat dan lingkungan
di Jakarta Selatan, dan 3 kebakaran di
sekitar. Hal ini senada dengan UU No.28
Jakarta Barat yang hingga menghabiskan
Tahun 2002, Pasal 3 yang menyatakan
kerugian senilai jutaan rupiah. Sebagian
bahwa
besar
bangunan
gedung
yang
difungsikan
untuk
aktivitas
penghuni
seharusnya
jaminan
keselamatan,
memberikan
berbagai
penyebab
kebakaran
tersebut
disebabkan adanya konsleting listrik.(6)
macam
Pada tahun 2006 silam, gedung
bagi
kantor pusat PT. Pertamina (Persero)
penghuninya. Termasuk salah satunya
serta kantor Pertamina UPMS III pada
adalah jaminan keselamatan terhadap
tahun 2011 pernah terjadi kebakaran, hal
bahaya kebakaran(2). Sesuai dengan UU
ini diduga diakibatkan adanya hubungan
No.1 Tahun 1970 tentang keselamatan
pendek
kerja, pasal 3 disebutkan bahwa syarat-
menghanguskan 4 lantai atas gedung dan
syarat
diperkirakan sejumlah arsip seperti proyek
kesehatan
dan
kenyamanan
keselamatan
mencegah,
kerja
mengurangi,
termasuk
arus
listrik,
sehingga
tanker dan kilang ikut terbakar.(7,8)
memadamkan
Gedung
kebakaran, mencegah dan mengurangi peran
diri pada waktu kebakaran dan kejadian
dokumentasi serta informasi berupa file-
lain yang berbahaya.(3) Ini mengisyaratkan
file
bahwa potensi bahaya kebakaran di
menggunakan perangkat lunak komputer.
tempat kerja harus dikelola secara tepat.
Di gedung tersebut banyak peralatan alat
Menurut
diartikan
elektronik berupa computer serta jaringan
sebagai suatu peristiwa oksidasi dimana
kabel listrik yang terpasang baik di bawah
dalam suatu waktu bertemu tiga buah
tanah, di permukaan tanah maupun di
unsur, yakni bahan yang mudah terbakar,
dalam
kebakaran
496
dalam
mempunyai
bahaya peledakan serta menyelamatkan
NFPA
vital
Pertamina
perusahaan
plafond
mengelola
yang
bangunan.
data
tersimpan
Hal
ini
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
merupakan sumber potensi kebakaran
menjadi
elektrik yang apabila tidak diproteksi
difungsikan.(9)
dengan sistem yang memadai maka dapat menimbulkan kerusakan korban
kerugian
properti
jiwa.
(loss)
hingga
Antisipasi
dan
tidak
dapat
yang
terjadi
tersebut
sangat
Kejadian-kejadian
berupa
seperti
timbulnya
yang
berkarat
pada
kasus
(e-Journal) 2356-3346)
membahayakan manakala terjadi sebuah
perlu
insiden
kebakaran
sehingga
dilakukan terhadap bahaya kebakaran ini
penangananya
dalam bentuk kesiapan proteksi aktif
berisiko terhadap kasus kebakaran itu
maupun pasif, yang paling utama adalah
sendiri yang pada akhirnya tidak dapat
kesiapsiagaan
ditangani
kesadaran
(preparedness)
dan
(awareness)
serta
menjadi
dengan
tertunda
segera
dan
kemudian
menimbulkan kebakaran menjadi semakin
keterampilan personil dalam menanggapi
meluas.
keadaan darurat tersebut.(7)
Berdasarkan hal-hal yang telah
Sistem hidran merupakan salah
dipaparkan di atas, bahwa sarana proteksi
satu bentuk proteksi aktif dalam sistem
kebakaran
pada
bangunan
gedung
jaringan
memiliki
peran
penting
dalam
instalasi
beberapa
kebakaran,
pada
banyak
timbul
meminimalisir
risiko
sebuah
sistem
mencegah
terulangnya
kasus
permasalahan kebakaran
saat
diaktifkan,
dalam
hal
ini
kebakaran
seperti
kebakaran
pada
dan
accident kejadian
di
keluhan sering muncul adanya kebocoran
gedung PT. Pertamina tahun 2006 silam.
pada
Untuk mengetahui lebih dalam mengenai
perlengkapan
terpasang.
yang
sudah
(9)
penerapan
Keluhan kebocoran pada sistem hidran
sering
terjadi
pada
sarana
pencegahan
dan
penanggulangan kebakaran yang tersedia
jeleknya
di gedung PT. Pertamina Lubricants,
kualitas seal pada hydrant pillar sehingga
maka
peneliti
bermaksud
melakukan
masalah ini sangat mengganggu kinerja
penelitian mengenai Evaluasi Instalasi
dari sistem hydrant tidak dapat berfungsi
Sistem Hidran Pada Gedung Kantor PT.
secara optimal, keluhan lain terjadinya
Pertamina Lubricants Jakarta Utara.
kebocoran pada fire hose bahkan sering METODE PENELITIAN
terjadi kendala yang dialami pada fire hose pecah, hal lain yang memungkinkan
Metode yang digunakan dalam
terjadi kebocoran adalah pada bagian
penulisan
hydrant
deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
valve
dan
terkadang
valve 497
skripsi
ini
adalah
metode
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
Unit
yang
diteliti
komponen-komponen
meliputi
pengoperasian
alat
kerja,
hidran
pendingin ruangan, penerangan. Serta
(kotak hidran, slang, alat penyambung,
adanya penggunaan bahan-bahan mudah
nozzle, pipa tegak, petunjuk penggunaan,
terbakar pada Laboratorium.
label
pemeriksaan
sistem
berbagai
(e-Journal) 2356-3346)
dan
sambungan
Ruang laboratorium pada gedung
pemadam kebakaran), sumber persediaan
Pertamina Lubricants digunakan untuk
air ,dan pompa kebakaran.
menguji kualitas dari produk (BBM, LPG,
Pengolahan
dilakukan
minyak pelumas) dan juga Lithos. Pada
dengan menggunakan data primer yang
berbagai prosesnya, banyak digunakan
dikumpulkan melalui observasi lapangan
bahan-bahan kimia atau cairan berbahaya
dengan menggunakan instrumen berupa
yang dapat merusak lingkungan, korosif,
lembar observasi (check list). Sedangkan
dan juga dapat menyebabkan terjadinya
data sekunder dikumpulkan dari dokumen
kebakaran. Pada zat cair mudah terbakar
perusahaan
memiliki sifat mudah menguap. Kecepatan
mengenai
atau
data
arsip
sarana
yang
terkait
pencegaham
dan
penguapan pun bervariasi
dari satu sebanding
penanggulangan
kebakaran.
Data-data
cairan
yang
terkumpul
kemudian
dengan naiknya suhu. Uap dari cairan
telah
dikelompokan
dan
dianalisa
secara
ke
mudah
cairan
terbakar
lainnya
tidak
dapat
dilihat
kuantitatif untuk dibandingkan dengan
sehingga sulit untuk mendeteksinya dan
standar nasional Indonesia (Kepmen PU
sebagian besar uap lebih berat daripada
No.02/KPTS/1985 dan Kepmen PU No.10
udara
KPTS/2000) serta NFPA 14.
permukaan lantai.
sehingga
cenderung
ada
di
Data dalam penelitian ini, baik data
Disisi lain pada setiap ruangan di
primer maupun sekunder dari hasil analisa
gedung kantor PT. Pertamina lubricants
disajikan dalam bentuk teks, tabel, dan
juga
berupa gambar hasil dokumentasi di
perkakas
lapangan
panas seperti kayu, kertas, kardus, dll.
terdapat yang
banyak dapat
barang
atau
menghantarkan
Dengan adanya perkakas tersebut, akan HASIL DAN PEMBAHASAN
mempercepat atau memperbesar kobaran
Identifikasi Bahaya Kebakaran
api jika terjadi kebakaran.
Gedung Lubricants
kantor
memiliki
PT. potensi
Pertamina
Dengan melihat kondisi tersebut,
bahaya
gedung
kebakaran dimana terdapat kebutuhan
dapat
yang tinggi terhadap energi listrik untuk
kantor
Pertamina
diklasifikasikan
Lubricants
dalam
potensi
kebakaran bahaya tinggi, dimana menurut 498
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
NFPA
10,
bahaya
tinggi
(e-Journal) 2356-3346)
setiap 800 m2 pada ruang tertutup dan
ditetapkan
terpisah.
apabila benda padat dan bahan cair yang mudah terbakar sedang digunakan, yang
Pada lantai 2 sama seperti lantai
masih tersimpan, dan atau sisa produk
1, mempunyai 1 sekat yang membagi 2
melebihi kapasitas.
ruangan
besar,
yang
berguna
untuk
membatasi antara ruang kantor dengan
Berdasarkan jenis material yang PT.
laboratorium. Pada lantai ini terdapat 2
kemungkinan
buah kotak hidran yang terletak pada
kebakaran yang terjadi adalah termasuk
laboratorium dan ruang staff. Hal ini
risiko kebakaran kelas A (kebakaran
serupa dengan kondisi pada lantai 1,
bahan padat kecuali logam), kelas B
jumlah
(kebakaran bahan cairan dan gas) dan
ketentuan yang berlaku.
tersedia
pada
Pertamina
gedung
Lubricants,
kantor
hidran
Pada
kelas C (kebakaran peralatan listrik).
tidak
lantai
sesuai
3
dengan
terdapat
hall
serbaguna yang digunakan untuk acara Penempatan Jumlah Hidran
kantor
ataupun
untuk
berolahraga.
Terdapat 5 buah kotak hidran pada
Ruangan hall ini cukup besar dan hampir
gedung kantor PT. Pertamina Lubricants
mendominasi seluruh lantai 3 dengan
dimana pada setiap lantai memiliki luas
beberapa ruangan kecil yang hanya untuk
2
dan terdapat
tempat penyimpanan atau gudang. Pada
jumlah dan penempatan yang berbeda-
lantai ini terdapat 1 buah kotak hidran
beda.
yang terletak pada pojok ruang hall
yang sama yaitu 880m
serbaguna.
Pada lantai 1 mempunyai 1 sekat
Jumlah kotak hidran pada
yang membagi 2 ruangan besar, gunanya
lantai ini belum sesuai dengan Kepmen
untuk membatasi antara ruang kantor
PU
dengan laboratorium. Pada lantai ini
kotak hidran pada klasifikasi bangunan
terdapat 2 buah kotak hidran yang terletak
kelas A harus sebanyak 1 buah pada
pada
laboratorium dan ruang staff.
setiap 800 m2 pada ruang tertutup. Dan
Jumlah hidran pada lantai ini tidak sesuai
penempatannya pun ada pada pada ujung
dikarenakan jumlah kotak hidran masih
ruangan sehingga selang hidran tidak
belum
dapat mencapai sudut ruangan lainnya.
mencukupi
dimana
menurut
no.02/KPTS/1985
dimana
jumlah
Kepmen PU No.02/KPTS/1985 jumlah kotak hidran pada klasifikasi bangunan
Evaluasi
kelas A harus sebanyak 2 buah pada
Kelengkapan Komponen Hidran 499
Hidran
Gedung
dan
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
Pada evaluasi sistem hidran gedung, peneliti
menggunakan
form
14. Pompa kebakaran memiliki aliran
checklist
listrik tersendiri dari sumber daya
berdasarkan acuan dari Kepmen PU No.02/KPTS/1985,
Kepmen
(e-Journal) 2356-3346)
listrik darurat
PU
15. Ukuran pipa tegak harus
No.10/KPTS/2000 dan NFPA 14.
berukuran sekurang-kurangnya
Pada hasil observasi ditemukan 68.2%
102mm (4inch).
atau 15 dari 22 item ketentuan yang
Sedangkan item yang tidak sesuai yaitu:
diberlakukan sudah sesuai. Diantaranya
1. Sambungan slang terletak tidak
adalah:
kurang dari 0,9 m (3ft) atau lebih
1. Tersedia hidran gedung
dari 1,5 m (5ft) diatas permukaan
2. Kotak hidran mudah dibuka
lantai.
3. Kotak hidran mudah dilihat
dikarenakan
4. Kotak hidran mudah dijangkau
slang kurang dari 0.9 meter.
5. Kotak hidran tidak terhalang oleh
Hal
ini
tidak
letak
sesuai
sambungan
2. Kotak hidran terletak tidak kurang
benda lain
dari 0,9 m (3ft) atau lebih dari 1,5
6. Terdapat slang pada kotak hidran
m (5ft) diatas permukaan lantai.
7. Terdapat kopling pada kotak
Hal ini tidak sesuai dikarenakan
hidran
kotak hidran terletak kurang dari
8. Terdapat nozzle pada kotak hidran
0.9 m dan menempel pada lantai.
9. Terdapat keran pembuka pada
3. Terdapat
kotak hidran
petunjuk
penggunaan
yang dipasang ditempat mudah
10. Semua peralatan hidran di cat
dilihat.
Hal
ini
tidak
sesuai
merah serta kotak hidran berwarna
dikarenakan petunjuk penggunaan
merah bertuliskan “HIDRAN” yang
tidak disediakan
di cat putih
4. Disediakan kopling penyambung
11. Nozzle sudah terpasang pada
yang sama dengan kopling dari
slang kebakaran
unit pemadam kebakaran. Hal ini
12. Slang berdiameter 1,5 inch dengan
tidak
panjang 30 m
sesuai
karena
tidak
disediakan kopling penyambung
13. Sumber persediaan air untuk
yang sama dengan unit pemadam
hidran harus diperhitungkan
kebakaran, sehingga jika terjadi
minimum untuk pemakaian selama
kebakaran
30 menit
kebakaran akan kesulitan dalam
unit
memadamkan api. 500
pemadam
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
5. Kapasitas hidran gedung minimal
komponen
didalamnya.
(e-Journal) 2356-3346)
Hal
ini
memiliki debit air 380 Lt/min. Hal
dikarenakan semua alat masih baru dan
ini tidak sesuai karena hidran
belum
gedung tidak bisa di operasikan
komponen tersebut adalah:
dan debit air tidak dapat diteliti.
pernah
digunakan.
1. Hidran Valve
6. Dilakukan uji operasional setiap 1
2. Putaran Hidran Valve
tahun sekali. Hal ini tidak sesuai
3. Kopling Hidran Valve
karena
4. Selang
belum
operasional
dalam
adanya
Beberapa
uji
penggunaan
5. Kopling Selang
hidran gedung.
6. Pintu
7. Pemeriksaan
kelengkapan
7. Nozzle
komponen hidran setiap 1 tahun
8. Kopling Nozzle
sekali. Hal ini belum sesuai karena
Hanya
belum
diadakan
terpenuhi yaitu label pemeriksaan. Hal ini
terhadap
dikarenakan pada kotak hidran di gedung
bahkan
kantor PT. Pertamina Lubricants belum
tidak
pernah diadakan pemeriksaan dan label
pernah
pemeriksaan kelengkapan label
kompen,
pemeriksaan
pun
disediakan.
belum
satu
komponen
belum
pemeriksaan juga belum disediakan.
Sebanyak 31.80% atau 7 dari 22 item ketentuan
saja,
terpenuhi.
Hal
Selain itu, tekanan air hidran pada gedung
ini
kantor
PT.Pertamina
Lubricants
tidak
dikarenakan kondisi yang terjadi pada
dapat diteliti karena hidran gedung tidak
gedung kantor PT. Pertamina Lubricants
dapat dioperasikan.
adalah belum adanya serah terima dari pihak
konstruksi
Pertamina
terkait
Lubricants.
kepada
KESIMPULAN
PT.
1.
Sehingga
Seperti gedung pada umumnya,
kelengkapan komponen hidran gedung
gedung
masih
Lubricants memiliki sumber bahaya
belum
dilengkapi
dan
hidran
kantor
PT.
Pertamina
dari energi listrik, hal ini dikarenakan
gedung belum dapat dioperasikan.
kebutuhan dan pemakaian listrik cukup tinggi.
Penilaian Kondisi Sistem Hidran 2.
Pada seluruh kotak hidran yang
Secara keseluruhan hidran yang
PT.
berada pada lantai 1, 2, dan 3
Pertamina Lubricants sudah dalam kondisi
penempatan dan jumlahnya tidak
berada
pada
gedung
kantor
yang baik beserta dengan komponen501
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
sesuai
dengan
standar
yang
Penanggulangan Kebakaran. Jakarta.
ditetapkan. 3.
Penilaian
2005. kesesuaian
dan
6. Dinas Penanggulangan Kebakaran &
kelengkapan komponen hidran pada gedung
kantor
PT.
Penyelamatan Provinsi DKI Jakarta
Pertamina
(www.jakartafire.net).
Lubricants mencapai 68.2% dari 22 item yang diteliti. 4.
(e-Journal) 2356-3346)
7. (http://www.kemendagri.go.id/news/2
Kondisi sistem hidran pada gedung
006/10/16/menteri-esdm-tinjau-
kantor PT. Pertamina Lubricants
kebakaran-gedung-pertamina,
sudah cukup baik hanya saja label
diakses pada tanggal 13 Februari
pemeriksaan belum disediakan
2015) (online). 8. (http://metro.tempo.co/read/news/201
DAFTAR PUSTAKA
1/12/30/214374379/Lantai-II-Gedung-
1. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum
Pertamina-Terbakar, diakses pada
RI No.10/KPTS/2000, Ketentuan
tanggal 8 Juni 2015) (online).
Teknis Manajemen Penanggulangan Kebakaran Pada Gedung dan
9. (http://www.bromindo.com/fire-
Lingkungan, Jakarta.
hydrant-equipment/. Diakses pada tanggal 1 Maret 2015) (online).
2. Undang-Undang Republik Indonesia No.28 Tahun 2002, Tentang Bangunan Gedung, Jakarta. 3. Undang-Undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja. Jakarta. 4. National Fire Protection Association (NFPA). Fire Protection Handbook Nineteenth Edition I Volume 1 & 2. Quincy, Massachusetts, 2003. 5. Building & Plant Institute dan Ditjen Binawas Depnaker RI. Training
502