Modul ke:
ETIK UMB MENGENAL POTENSI DIRI, KARIR DAN PASSION – MENGENALI POTENSI DIRI
Fakultas
Desain dan Seni Kreatif Program Studi
Desain Produk www.mercubuana.ac.id
Rizky Dwi Pradana, M.Si
A. Pendahuluan • Setiap individu memiliki permasalahan dalam hidupnya. Permasalahan terbesar dalam hidup adalah bagaimana kita dapat menaklukan diri kita sendiri. • Sebab dengan mengenali potensi diri akan mampu memenangkan kita dalam kehidupan. • Untuk itu, sering dikatakan mengenal potensi yang ada dalam diri adalah hal mendasar seorang manusia dalam membentuk dan membangun masa depannya.
•
Pernahkah anda mengalami krisis kepercayaan diri atau dalam bahasa sehari-hari "tidak pede" dalam menghadapi suatu situasi atau persoalan?
•
Setiap manusia pasti pernah mengalami krisis kepercayaan diri dalam kehidupannya sejak masa anak-anak, dewasa hingga usia lanjut.
•
Krisis kepercayaan diri dapat lahir karena kurangnya pemahaman dalam mengenali potensi diri sehingga diperlukan sikap dan motivasi yang kuat, lingkungan kerja yang mampu menghidupkan potensi diri.
• potensi diri itu harus dibiasakan dan diasah secara terus menerus. Pepatah mengatakan ‘ala bisa karena biasa’. • Meski itu pepatah lama, namun kontennya masih relevan dengan situasi kekinian. • Untuk membiasakan sesuatu tentu dimulai dari langkah pertama. Jika itu mampu dilakukan, maka kebiasaan yang ada akan terpola dan mampu dijalankan secara terus menerus.
• Kebiasaan adalah segala sesuatu yang kita lakukan secara otomatis, bahkan kita melakukannya tanpa berpikir. Habits adalah suatu aktivitas yang dilakukan terus menerus sehingga menjadi bagian dari seorang manusia. Dia adalah kebiasaan kita. (Felix Siauw: 2013)
B. Potensi Diri •
Individu memiliki potensi diri yang berbeda. Itu semua merupakan karunia dari Allah SWT yang dapat dikembangkan setiap individu untuk menjalani hidupnya.
•
Untuk mengetahui potensi diri, maka seorang individu harus mampu mendapatkan pengetahuan mendasar tentang apa itu potensi diri.
•
Potensi berasal dari kata “to potent” yang artinya kekuataan atau power. Menurut Dr. Buchari Zainun, MPA, potensi adalah “daya” yang bersifat positif dalam bentuk kekuataan dan negatif dalam bentuk kelemahan.
Merdeka.com 2016
•
Potensi diri juga dapat diartikan sebagai kemampuan dan kekuatan yang dimiliki oleh seseorang baik fisik maupun mental yang dimiliki seseorang dan mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan bila dilatih dan ditunjang dengan sarana yang baik, sedangkan diri adalah seperangkat proses atau ciri-ciri proses fisik,perilaku dan psikologis yang dimiliki.
• Potensi diri dibedakan menjadi dua bentuk yaitu potensi fisik dan potensi mental atau psikis. Potensi fisik yang dimaksud adalah menyangkut dengan keadaan dan kesehatan tubuh, wajah, dan ketahanan tubuh, sedangkan potensi psikis berhubungan dengan IQ (Intelegensi Quotient), EQ (Emotional Quotient), AQ (Adversity Quotient), dan SQ (Spiritual Quotient ).
• Ada beberapa aspek diri yang dimiliki seseorang yang patut untuk dikembangkan antara lain : • • •
•
Diri fisik :meliputi tubuh dan anggotanya besrta prosesnya. Proses diri: merupakanalur atau arus pikiran,emosi dan tingkah alku yang konstan. Diri sosial : adalah bentuk fikiran dan perilaku yang diadopsi saat merespon orang lain dan masyarakat sebagai satu kesatuan yang utuh. Konsep diri: adalah gambaran mental atau keseluruhan pandangan seseorang tentang dirinya (Habsari 2004).
C. Potensi Fisik • Potensi diri fisik adalah kemampuan yang dimiliki seseorang yang dapat dikembangkan dan ditingkatkan apabila dilatih dengan baik. Kemampuan yang terlatih ini akan menjadi suatu kecakapan, keahlian, dan ketrampilan dalam bidang tertentu. Potensi diri fisik akan semakin berkembang bila secata intens dilatih dan dipelihara.
D. Potensi Mental atau Psikis •
Potensi diri psikis adalah bentuk kekuatan diri secara kejiwaan yang dimiliki seseorang dan memungkinkan untuk ditingkatkan dan dikembangkan apabila dipelajari dan dilatih dengan baik.
•
Bentuk potensi diri psikis yang dimiliki setiap orang adalah:
A. Intelegent Quotient (IQ) B. Emosional Quotient (EQ) atau kecerdasan emosi. C. Adversity quotient (AQ) Atau kecerdasan dalam menghadapi kesulitan. D. Spiritual Quotient (SQ) atau kecerdasan spiritual.
E. SDM Berkualitas •
Membangun SDM yang berkualitas tidak cukup dengan mengandalkan kecerdasan intelektual (IQ) semata, perlu didukung pula kecerdasan emosional (EQ) yang didasari kesadaran akan kebenaran sejati.
•
Kesadaran akan kebenaran sejati adalah penyadaran diri sepenuhnya terhadap nilai-nilai luhur yaitu nilai-nilai Ketuhanan.
•
Ajaran agama dan kepribadian sangatlah penting dalam membentuk SDM berkualitas, sedangkan nilai-nilai budaya dan norma sosial menjadi penyeimbang dalam menemukan kebenaran sejati.
F. SDM Berkualitas dan Unggul •
Paul Stoltz (2000) menjelaskan ada kecerdasan baru yang dibutuhkan seseorang dalam menjalani kehidupan dan meraih kesuksesan, yaitu kecerdasan ketangguhan (Adversity Quotient/AQ).
•
Selanjutnya SDM pada era global harus memiliki kompetensi dan excellent (keunggulan).
•
Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan bidang pekerjaannya.
•
Kompetensi pada era global sangat dipentingkan, karena pada era ini akan melahirkan suatu dunia baru yaitu suatu dunia yang terbuka dengan berbagai aspek positif dan negatifnya.
G. Cara Mengenali Potensi Diri •
Ada beberapa cara dalam mengetahui potensi diri. Pertama, mengenali bidang apa yang kita senangi; Kedua, bertanya kepada orang terdekat apakah itu orang tua, sahabat, keluarga maupun kakak-adik. Ketiga, mencoba hal baru dengan membiasakan banyak bergaul dalam kehidupan sehari-hari. Keempat, banyak membaca, melihat, mendengar dan merasakan sehingga kita akan mendapatkan banyak pengetahuan dan informasi.
H. Karir dan Passion •
Apa perbedaan “Pekerjaan dan Karir” ?
• • •
Pekerjaan adalah : Alat/instrument bagi perusahaan untuk mencapai tujuan organisasi; Sarana bagi individu untuk memenuhi kebutuhan hidup dan berkarya; Jalan untuk berkembang secara pribadi dan professional, dan Kendaraan untuk memperoleh pencapaian pribadi (personal achievement) dan berkontribusi bagi lingkungan (to give back to the communit
• •
•
Karir adalah sepenuhnya mengenai diri sendiri, menyangkut jawaban atas pertanyaan-pertanyaan di atas :
•
Bagaimana mengenal keunikan diri dan mengetahui hal-hal yang amat sangat diminati (your passions); Bagaimana menjalankan kehidupan bermakna (your purpose of life); Bagaimana kita ingin diingat saat tiada nanti (your Value); Bagaimana untuk senatiasa punya pandangan positif sepanjang hidup (your Motivation); Semangat untuk terus melakukan perbedaan dalam hidup SEKARANG (your Action); Bagaimana mencapai kebahagiaan dan kepuasan/ketercapaian dalam hidup.
• • • • •
•
Karir adalah totalitas kehidupan professional sejak bangun di pagi hari hingga kembali terlelap tidur. Tidak semata-mata terkait dengan cara-cara memperoleh penghidupan. Tujuan karir tidak lain adalah kebahagiaan dan ketercapaian. Karir kita dikendalikan oleh passion kita. Karir kita adalah milik kita, karir kita adalah kita. Kita adalah bos dari karir kita, tidak seorangpun dapat memecat kita dari karir kita.
•
Passion adalah segala hal yang kita sukai atau minati sedemikian rupa sehingga tidak terpikir untuk tidak melakukannya. Passion adalah segala macam wujud keunikan, keistimewaan yang kita miliki dan rasakan. (Suhardono, 2012).
•
Suhardono menjelaskan bahwa Passion tidak ada kaitannya dengan kebiasaan ataupun keahlian kita, namun justru berhubungan dengan segala hal yang menggugah minat pribadi. Apa pun itu. Passion bukan sesuatu yang merupaka keahlian kita, tetapi sesuatu yang paling kita nikmati dan minati. Passion adalah sesuatu yang sangat sangat kita ingin lakukan dengan sepenuh hati. Passion adalah kekuatan kita.
•
Erwin Gutawa telah dikenal sebagai musisi besar yang dimiliki negeri ini. Erwin menemukan passionnya di bidang musik sejak masih duduk di bangku SD. Meskipun menyelesaikan sekolahnya hingga jenjang S1 dibidang Arsitektur, tetapi sepanjang hidupnya Erwin tidak pernah melepaskan kecintaannya terhadap musik.
•
Semasa kuliah setiap minggu Erwin mengisi acara Orkestra Telerama di TVRI pada tahun 1980an secara rutin, bahkan dipercaya membuat aransemen Orkestra oleh almarhum Isbandi sebagai pimpinan Orkestra pada waktu itu,di sela-sela kesibukkannya menjalan Tugas Akhir, Erwin masih sempat mencuri waktu untuk rekaman musik.
•
Setelah lulus kuliah, Erwin memantapkan diri untuk menjalani hidup mengikuti passionnya, berkarir di bidang musik. Saat ini Erwin menjadi pemimpin Orkestra miliknya sendiri, menghasilkan karyakarya besar di bidang musik, termasuk menggelar konser Chrisye bertajuk Kindung Abadi, menghadirkan sosok Chrisye yang menyanyikan lagu baru meskipun Chrisye telah tiada. Sebuah pencapaian luar biasa.
Terima Kasih Rizky Dwi Pradana, M.Si